Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 93


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 93


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Thian Lam (Menunjuk Thian Lam Sambil Tertawa) menyerang orang itu.   sementara tiga orang lain cuma tertawa dingin berdiri diam di tempat Sie Bun Yun, Bee Kun Bu dan lainnya maju selangkah, namun mereka tidak melakukan serangan .   sedangkan ujung suling Giok Siauw Sian Cu sudah mengarah bahu orang tersebut, tetapi orang itu tampak seakan tidak menghiraukannya, ia mendadak menggerakkan tangannya, dan seketika gelang emasnya meluncur ke arah dada Giok Siauw Sian Cu.   Betapa terkejutnya Giok Siauw Sian Cu, sebab orang itu sama sekali tidak berkelit Padahal ujung su!ingnya telah berhasil menotok jalan darah dibahunya, namun orang itu cuma tertawa aneh sepertinya tidak merasa apa-apa, bahkan mendadak menggerakkan salah satu gelang emasnya ke arah Giok Siauw Sian Cu.   Dapat dibayangkan betapa terkejutnya wanita itu.   ia segera menyurut mundur sekaligus menangkis gelang emas itu.   Trang! Gelang emas itu tertangkis berbelok ke samping.   Kejadian itu sungguh mengherankan Sie Bun Yun, Bee Kun Bu dan lainnya, sebab mereka melihat ujung suling Giok Siauw Sian Cu telah berhasil menotok jalan darah di bahu orang itu, akan tetapi, orang itu tidak roboh, bahkan balas menyerang dengan gelang emas nya.   Apa-kah Lweekang orang itu sudah mencapai tingkat tertinggi sehingga mampu melindungi seluruh jalan darah di tubuhnya? Setelah menyaksikan kejadian itu, Sie Bun Yun mengerutkan kening.   ia teringat akan kata-kata gurunya, bahwa di rimba persilatan terdapat semacam ilmu yang amat aneh, yang dapat memindahkan jalan darah dengan hawa murni.   Tapi dua ratus tahun silam, orang aneh yang memiliki ilmu tersebut telah pergi ke seberang laut, dan sejak itu tiada jejaknya, Maka ilmu tersebut pun hilang dari rimba persilatan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kini, apakah orang itu memiliki ilmu tersebut? Di saat Sie Bun Yun sedang berpikir, orang itu membentak "Kau mau pergi atau tidak?"   "Siapa yang harus pergi?"   Wajah Giok Siauw Sian Cu merah padam saking gusarnya.   "Aku atau engkau?"   Giok Siauw Sian Cu mulai menyerang lagi dengan jurus HengToan Mu San (Melintang Membeiah Gunung Mu San), kemudian merubahnya dengan jurus Kiap San Siauw Hai (Melewati Gunung Melalui Laut).   Orang itu kelihatan tahu akan kelihayan jurus-jurus itu, ia segera menggerakkan sepasang tangannya, seketika tampak berkelebat sinar keemasan berputar-putar menangkis suling Giok Siauw Sian Cu.   Tak terasa pertarungan mereka sudah melewati belasan jurus, belum kelihatan siapa yang menang.   Bee Kun Bu mengerutkan kening, Kalau mereka maju serentak, tentunya dapat merobohkan ke empat orang itu.   Namun tujuannya mendatangi Ciauw San mi, justru ingin menyelidiki jejak Na Hai Peng, bukan ingin bertarung dengan orang-orang itu.   sebetulnya Sie Bun Yun ingin menyuruh Giok Siauw Sian Cu mundur, tapi mendadak terdengar suara siulan aneh dari puncak gunung itu.   Begitu mendengar suara siu!an, tertegunlah mereka semua, pada waktu bersamaan, orang yang bertarung dengan Giok Siauw Sian Cu langsung meloncat mundur, lalu berdiri di sisi teman-temannya.   Giok Siauw Sian Cu juga mendengar suara siulan itu.   Ketika orang itu meloncat mundur, ia pun segera mundur pula.   Mereka berlima saling memandang, dan tahu bahwa urusan ini amat luar biasa, sebab suara siulan itu persis seperti suara siulan Na Hai Peng di tepi sungai.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Maaf!"   Ucap Sie Bun Yun begitu melihat ke empat orang itu tidak berniat bertarung lagi.   "Siapa yang bersiul itu?"   "Ada urusan apa denganmu?"   Sahut salah seorang dengan ketus, Air mukanya pun tampak berubah.   Sie Bun Yun maju selangkah Namun sebelah tangannya dilipat ke belakang sambil memberi isyarat seketika juga Bee Kun Bu dan lainnya berpencar mengambil posisi mengurung ke empat orang itu.   "Kalian berlima sungguh ingin cari mati?"   Bentak salah seorang.   "Kami ke mari bukan ingin cari mati, melainkan ingin cari seseorang sahut Sie Bun Yun sambil tertawa.   "Siapa yang kau cari?"   "Orang yang mengeluarkan suara siulan tadi!"   Sie Bun Yun memberi tahu kan.   "Juga kalian berempat yang muncul di tepi sungai menjemput orang itu!"   "Oooh!"   Ke empat orang itu tertawa, Ternyata begitu!"   "Benar!"   Sie Bun Yun mengangguk.   "Apakah kalian berempat bersedia mengantar kami pergi menemui orang itu?"   "Dia ayah angkatku!"   Sela Bee Kun Bu.   "Tapi ayah angkatku...."   "Hm!"   Dengus salah seorang.   "Kalian berlima mengira dengan kepandaian kalian bisa menerjang ke atas?"   Ketika mendengar ucapan dan melihat sikap ke empat orang itu, Bee Kun Bu sudah tahu bahwa pertarungan tak akan terhindarkan lagi, Lalu untuk apa dirinya harus banyak bicara dengan mereka? Trang! Bee Kun Bu menghunus pedangnya, dan sekaligus menyerang orang yang berdiri di paling depan.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   serangan itu merupakan salah satu jurus dari ilmu pedang Tui Hun Cap Ji Kiam, yakni Ciok Phoh Thian Keng (Batu pecah Langit Kaget).   Betapa terkejutnya orang itu, Secepat kilat ia menekan gelang emasnya ke bawah.   Maksudnya ingin menangkis pedang Bee Kun Bu, namun Bee Kun Bu bergerak cepat maju selangkah, dan sekaligus mengubah jurusnya dengan jurus Hun Hoa Soh Liu (Dahan Ber-goyang Bunga Bertaburan), Tampak sinar pedang berkelebatan mengarah ke bahu orang itu.   Orang itu tidak menyangka sama sekali, kalau Bee Kun Bu akan menyerangnya dengan jurus ke dua yang begitu dahsyat dan cepat, sehingga membuatnya tidak mampu berkelit.   Srrrt! Bahu orang itu tertusuk pedang Bee Kun Bu.   pada waktu bersamaan, ketika melihat Bee Kun Bu sudah bergerak, Lie Ceng Loan pun segera menyerang orang ke dua.   Maka terjadilah pertarungan hebat Sie Bun Yun pun tidak ketinggalan ia langsung menyerang orang ke tiga dengan jurus Ciok Thau Keng Goat (Deru Bambu Mengagetkan BuIan).   sedangkan Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng bersatu menyerang orang ke empat seketika terjadilah pertarungan yang amat dahsyat Trang! Bee Kun Bu berhasil memukul sebuah gelang emas lawan sampai gelang emas itu terpental Lie Ceng Loan mulai berada di atas angin, sedangkan ke empat orang itu mendadak melesat ke atas setinggi lima depaan Di saat bersamaan, terdengar lagi suara siulan aneh.   Ke empat orang itu berputar di udara, kemudian melayang mundur beberapa depa.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Begitu kaki mereka menginjak tanah, tanpa menoleh lagi mereka langsung melesat pergi. Dalam waktu sekejap mereka sudah lenyap dari pandangan Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan lainnya tertegun mereka saling memandang, kemudian Bee Kun Bu ber-kata.   "Kita sudah bertarung dengan mereka, jadi harus mengejar mereka pula."   Sie Bun Yun tidak menyahut ia melesat ke tempat salah satu gelang emas itu jatuh di situ, Getang emas itu dipungutnya, lalu diperhatikan dengan seksama, Ke-mudian ia berpaling seraya berkata.   "Mereka datang dari Hek Uh To (PuIau Kabut Hitam), Siapa di antara kalian yang tahu di mana pulau itu?"   Bee Kun Bu dan lainnya cuma melongo, pertanda mereka tidak tahu tentang pulau tersebut "Kakak Sie Bun! Kok engkau tahu itu?"   Tanya Lie Ceng Loan "Kalian lihatlah!"   Sie Bun Yun memperlihatkan gelang emas itu. Bee Kun Bu dan lainnya segera memandang gelang emas tersebut ternyata pada gelang emas itu terukir beberapa huruf yaitu "Hek Uh To Lim (Rimba Pulau Kabut Hitam)".   "Ketika aku melihat orang itu tidak apa-apa tertotok jalan darahnya oleh Giok Siauw Sian Cu, maka aku menduga mereka berasal dari seberang laut karena mereka memiliki ilmu aneh itu."   Ujar Sie Bun Yun memberitahukan "Kalau begitu, ada hubungan apa Paman Na dengan mereka?"   Tanya Lie Ceng Loan heran "Kini masih belum jelas!"   Sie Bun Yun mengge!enggelengkan kepala.   "Kita perlu menyelidiki gunung itu."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng teringat bagaimana cara Na Hai Peng membunuh orang di Kwat Cong San seketika mereka berdua pun merinding.   Padahal mereka ingin membatalkan perjalanan ke Ciauw San, dan ingin mencari Pek Yun Hui dulu, Namun ketika Giok Siauw Sian Cu baru mau membuka mulut Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu sudah melesat ke arah gunung itu, Lie Ceng Loan pun menyusul Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng saling memandang, kemudian mereka juga melesat pergi.   Berselang beberapa saat kemudian mereka berlima sudah sampai di puncak gunung itu, Tampak sebidang tanah dan beberapa buah rumah serta sebuah kuil tua di sana.   Kreeek! Pintu kuil itu terbuka, agak gelap di dalanv nya, Mereka berlima mengerutkan kening, Entah apa pula yang akan terjadi? Pikir mereka.   Sie Bun Yun maju selangkah, kemudian tampak badannya seakan menerjang ke dalam.   Begitu badannya masuk, pintu kuil itu tertutup kembali Betapa terkejutnya Bee Kun Bu dan lainnya.   "Saudara Sie Bun! saudara Sie Bun!"   Teriak Bee Kun Bu. Akan tetapi, Sie Bun Yun tidak menyahut sepertinya dia hilang begitu saja di dalam kuil, Bee Kun Bu maju dua langkah, seketika juga Gin Tie Suseng berpesan "Hati-hati, Saudara Bee!"   "Ya."   Bee Kun Bu mengangguk Tangan kanannya menggenggam pedang, dan tangan kirinya dijulurkan untuk mendorong pintu kuil, Begitu pintu kuil terbuka, pedangnya ditusuk ke dalam.   Mendadak ia merasa pedangnya tidak bergerak sama sekali, seakan terjepit sesuatu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bukan main terkejutnya Bee Kun Bu.   Di saat ber-samaan, ia pun merasa ada tenaga yang amat kuat membetot dirinya, sehingga membuat badannya tertarik ke dalam.   Krek! Pintu kuil itu tertutup kembali Menyaksikan kejadian itu, Lie Ceng Loan, Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng merasa merinding.   "Kakak Bu! Kakak Bu!H teriak Lie Ceng Loan, lalu mendadak menerjang ke pintu kuil Pintu itu terbuka dan badannya menerobos ke da!am. Kemudian pintu kuil pun tertutup kembali "Kakak Giok Siauw!"   Ujar Gin Tie Suseng sambil menarik nafas.   "Lebih baik engkau pergi mencari Nona Pek!"   "Lalu bagaimana dengan engkau?"   Tanya Giok Siauw Sian Cu.   "Aku pun harus menerjang ke dalam."   Sahut Gin Tie Suseng.   "Maka engkau harus pergi mencari Nona Pek. Kalau engkau ikut menerjang ke dalam, siapa yang akan memberi kabar padanya?"   Padahal sesungguhnya, Giok Siauw Sian Cu tidak ingin berpisah dengan Gin Tie Suseng, Namun kalau ia berkeras ingin ikut menerjang ke dalam, memang tiada gunanya.   Oleh karena itu, Giok Siauw Sian Cu manggut manggut, dan tanpa sadar matanya telah bersimbah air.   Gin Tie Suseng segera menggenggam tangannya, setelah itu, barulah ia mendorong pintu kuil, Seperti apa yang dialami Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu, ia pun tertarik ke dalam.   Giok Siauw Sian Cu cepat-cepat melesat pergi.   Ber-selang beberapa saat kemudian, ia sudah sampai di tepi sungai dan masih tampak perahu itu, Langsung saja ia meloncat ke perahu tersebut, dan secepat kilat pula ia mengayuh Giok Siauw Sian Cu mengayuh sambil berpikir, apa yang telah terjadi itu sungguh mengherankan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sudah Iama ia berkecimpung dalam rimba persilatan Hal aneh apa pun sering dihadapinya, Namun apa yang telah terjadi di gunung Ciauw San itu^ sungguh membuatnya merinding Tak seberapa lama kemudianfa sudah mendarat dan langsung menuju ke kota Ceng Kang.   Ketika sampai di sebuah kuburan tua, tampak seorang padri berbadan kurus kecil muncul dari arah yang berlawanan Giok Siauw Sian Cu mengenali padri itu.   ia tidak lain adalah Ku Hut Leng Khong.   "Berhenti!"   Bentak Giok Siauw Sian Cu. Ku Hut Leng Khong segera berhenti Begitu melihat Giok Siauw Sian Cu, Ku Hut Leng Khong tertawa ramah.   "Oh, Giok Siauw Sian Cu! Apa kabar?"   "Aku mau bertanya, harap jawab sejujurnya!"   Tanyalah!"   "Tahukah engkau, siapa penghuni gunung Ciauw San?"   "Aku tidak tahu."   Ku Hut Leng Khong menggelengkan kepala, kemudian menatapnya seraya bertanya.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Oh ya! Apakah Sian Cu sudah bergabung dengan gua Thian Kie?"   "Ada urusan apa engkau menanyakan itu?"   Sahut Giok Siauw Sian Cu ketus.   Ku Hut Leng Khong cuma tersenyum, lalu pergi.   Giok Siauw Sian Cu tertegun Ketika ia baru mau mengejamya, tiba-tiba terdengar suara tawa dingin di belaka ngnya.   Begitu mendengar tawa dingin itu, Giok Siauw Sian Cu menduga pasti adalah musuh, Karena itu, ia tidak langsung menoleh, melainkan meloncat ke depan beberapa depa dulu, baru kemudian membalikkan badannya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Akan tetapi, begitu ia membalikkan badannya, di hadapannya telah berkelebat bayangan Sungguh cepat dan amat aneh gerakan bayangan itu, Tahu-tahu sebuah senjata telah mengarah dadanya.   Giok Siauw Sian Cu terkejut sekali, Secepat kilat ia mengayunkan sulingnya dan terdengarlah suara benturan Trang! Giok Siauw Sian Cu berhasil menangkis senjata itu, namun berkelebat lagi senjata lain Giok Siauw Sian Cu ingin berkelit, tapi sudah terlambat, bahunya telah ter-sabet senjata tersebut.   Betapa tingginya kepandaian musuh, Giok Siauw Sian Cu sudah dapat membayangkannya, hanya dua jurus ia sudah terluka.   Oleh karena itu, segeralah ia meloncat mundur beberapa depa, seketika ia melihat jelas musuh itu.   Ter-nyata adalah dua orang di antara empat orang yang ditemuinya di gunung Ciauw San.   Giok Siauw Sian Cu menarik nafas daIam-daIam.   Kalau satu lawan satu ada kemungkinan ia dapat melawan Namun kini ia menghadapi dua lawan, jadi jelas tipis kemungkinannya untuk menang.   Karena itu, setelah meloncat mundur, ia segera kabur Ke dua orang itu langsung mengejarnya.   Tak lama Giok Siauw Sian Cu sudah tersusul Apa boleh buat, Giok Siauw Sian Cu terpaksa berdiri di tempat bersiap melawan mereka.   "Hm!"   Dengus Giok Siauw Sian Cu dingin.   "Kalian penjahat dari pulau Kabut Hitam, tadi aku lengah sehingga terluka! Kini kalian berdua jangan harap bisa melukaiku lagi!"   Ke dua orang itu tampak terkejut, karena Giok Siauw Sian Cu mengetahui asal usul mereka, Kemudian mereka pun menatapnya dengan penuh nafsu membunuh    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Terkejutlah Giok Siauw Sian Cu.   ia tahu bahwa pertarungan mati-matian tak akan terhindar kan lagi, sedangkan ke dua orang itu saling memandang, lalu mendadak menggerakkan tangan masing-masing, Tam-pak dua buah gelang emas meluncur secepat kilat ke arah Giok Siauw Sian Cu.   Ngung! Ngung! Giok Siauw Sian Cu terperanjat ketika melihat ke dua buah senjata itu meluncur ke arahnya.   Ia cepai-cepat menggerakkan sulingnya dengan jurus Kong Ciak Khai Peng (Burung Merak Mengembangkan Sayap) untuk menangkis ke dua buah senjata tersebut Trang! Sebuah senjata itu tertangkis, Giok Siauw Sian Cu membungkukkan badan nya.   Ngunng! Sebuah senjata lagi meluncur melewati kepalanya, Narqun sungguh berbahaya sekali, ternyata rambutnya telah tersambar oleh senjata itu.   "Ha ha ha!"   Ke dua orang itu tertawa gelak, Badan mereka segera bergerak, dan sekaligus menyambut senjata masingmasing sebelum jatuh Ngung! Ngung! Mereka menyerang lagi dengan senjata itu.   Kemudian ke dua orang tersebut pun tertawa aneh, Ternyata gelang emas yang di lengan masing-masing meluncur ke arah Giok Siauw Sian Cu.   Kini Giok Siauw Sian Cu diserang dari empat jurusan, sedangkan ke empat buah gelang emas itu bagaikan hidup, bisa berputar ke sana ke mari.   Giok Siauw Sian Cu bersiul panjang, lalu melesat ke atas hingga beberapa depa tingginya, Ketika melayang turun, ia melancarkan serangan dengan jurus-jurus be-runtun, yaitu Thian Gwa Lai Yun (Awan Datang Dari Luar Langit), Kong Ciak Khai Peng (Burung Merak Mengembangkan Sayap) dan Heng Toan Mu San (Me-lintang Membelah Gunung Mu San).      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Jurus-jurus itu adalah jurus-jurus andalan Giok Siauw Sian Cu.   Tentunya jurus-jurus itu sangat dahsyat Ujung suiing mengarah jalan darah di tubuh ke dua orang itu.   Akan tetapi, walau telah tertotok jalan darahnya, namun mereka berdua hanya termundur dua langkah, sama sekali tidak roboh.   Bukan main terkejutnya Giok Siauw Sian Cu.   sedangkan ke dua orang itu telah menyambut senjata-senjata mereka.   Giok Siauw Sian Cu bergerak cepat Sebelum ke dua orang itu menyerang, ia mendahului menyerang sambil membentak keras.   Dikeluarkannya jurus Kiap San Siauw Hai (Melewati Gunung Melalui Laut), kemudian jurus itu berubah menjadi jurus Siang Hong Cak Yun (Se-pasang Puncak Menembus Awan), Suling Giok Siauw Sian Cu mengarah pada sepasang mata kedua orang itu.   Giok Siauw Sian Cu sudah tahu, bahwa ke dua orang itu memiliki ilmu aneh yang dapat memindahkan jalan darah dengan hawa murni, maka kini ia menyerang mata mereka.   Akan tetapi, keadaan Giok Siauw Sian Cu saat ini juga dalam bahaya, sebab harus satu lawan dua.   Salah seorang telah berhasil menyambut senjatanya Yang seorang lagi meloncat dengan maksud menyambut senjatanya.   Giok Siauw Sian Cu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.   ia langsung menyerang dengan jurus Kiap San Siauw Hai (Melewati Gunung Melalui Laut).   Terkejutlah orang itu, dan secepat kilat menggerakkan sepasang tangannya untuk menangkis.   Mendadak Giok Siauw Sian Cu merubah jurusnya dengan jurus Siang Hong Cak Hun (Sepasang puncak Menembus Awan).   Orang itu terkejut bukan main.   Cepat-cepat ia mengangkat sepasang tangannya untuk menangkis, akan tetapi, terlambat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Cres! Cres! "Aaaakh...!"   Jerit orang ttu.   Ternyata sepasang matanya telah tertusuk suling Giok Siauw Sian Cu, dan orang itu pun terkulai Seorang lagi ingin menolong, tapi terlambat Ketika melihat temannya terluka sepasang matanya, orang itu menggeram.   Ngung! ia langsung menyerang punggung Giok Siauw Sian Cu dengan gelang emasnya.   Giok Siauw Sian Cu mendengar ada suara desiran di be!akangnya.   ia tahu bahwa orang itu telah melancarkan serangan gelap terhadap dirinya, Maka secepat kilat ia berkelit ke samping.   Giok Siauw Sian Cu berhasil berkelit, tapi orang itu segera melancarkan serangan iagi, Giok Siauw Sian Cu berusaha menghindar namun terlambat karena senjata orang itu telah menghantam ke dua bahunya.   Giok Siauw Sian Cu menjerit ia masih sempat melancarkan serangan, tapi orang itu sudah meloncat mundur sedangkan mulut Giok Siauw Sian Cu sudah menyemburkan darah segar Badannya sempoyongan dan kemudian terkulai Plak! Suling gioknya patah, seketika juga hatinya jadi dingin, sebab pada waktu gurunya menghadiahkan suling giok ini telah berkata.   "Apabila suling giok ini patah, pertanda ajal mu telah tiba!"   Teringat akan gurunya itu, Giok Siauw Sian Cu tahu, bahwa dirinya sudah tiada harapan untuk hidup lagi.   Dalam keadaan setengah sadar, ia melihat orang itu memapah temannya, kemudian memungut senjatanya, dan sekaligus melesat pergi.   Giok Siauw Sian Cu tergeletak di belakang kuburan tua hingga larut ma!am.   Walau nafasnya belum putus, namun    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sudah tidak bisa bertahan lagi, Sekali-sekali masih mengeluarkan suara rintihan, sehingga Pek Yun Hui dan Souw Hui Hong mendengarnya.   ***** Bab ke 12 - Terperangkap di Dalam Sumur Sie Bun Yun, Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Gin Tie Suseng yang terbetot ke dalam kuil, sama sekali tidak mampu mengadakan perlawanan Ternyata jalan darah mereka telah tertotok, maka begitu terbetot ke dalam, mereka berempat pun langsung jatuh duduk.   Sungguh gelap di dalam kuil itu.   Namun samar-samar mereka masih melihat sosok bayangan tinggi besar di hadapan mereka, Setelah mereka perhatikan dengan seksama, sosok bayangan itu ternyata Na Hai Peng, Kemudian sosok bayangan itu melesat ke dalam.   pantas mereka berempat tak mampu melawan Ternyata yang membetot mereka ke dalam tadi Na Hai Peng, Bee Kun Bu ingin memanggil, namun tak mampu mengeluarkan suara, Mereka berempat cuma saling memandang saja.   Berselang beberapa saat kemudian, muncul dua orang dengan obor di tangan, Mereka berdua menghampiri Bee Kun Bu dan lainnya sambil tertawa menyeringai.   Obor di tangan mereka ditaruh pada tem-patnya, lalu membawa Bee Kun Bu dan lainnya ke belakang kuil Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Lie Ceng Loan dan Gin Tie Suseng sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, karena jalan darah mereka tertotok.   Di belakang kuil terdapat sebuah sumur Ke dua orang itu berhenti di pinggir sumur Hati mereka berempat tersentak Mungkinkah ke dua orang itu akan menceburkan mereka berempat ke dalam sumur itu? Bee Kun Bu memandang ke dalam sumur tersebut Dasar sumur itu tidak tampak karena dalam sumur itu gelap gulita,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kalau mereka diceburkan ke dalam sumur itu, apakah masih bisa hidup? Dalam keadaan gugup dan panik, kadang kala justru akan timbul suatu kekuatan yang di luar dugaan, Di antara mereka berempat, Bee Kun Bu yang paling tinggi Lwee-kangnya, Karena itu, mendadak hawa murninya ber-gejolak, Hawa murni itu menembus jalan darahnya, sehingga bebas dari totokan.   Setelah jalan darahnya terbebas dari totokan, Bee Kun Bu langsung menyerang salah seorang yang membawa mereka.   Orang itu sama sekali tidak menyangka, kalau Bee Kun Bu akan menyerangnya begitu mendadak Tentunya serangan Bee Kun Bu membuatnya tidak dapat menangkis atau berkelit Duuuk! Dada orang itu terpukul dengan telak.   "Aaaakh...!"   Orang itu menjerit dengan mata mendelik Mulutnya pun menyemburkan darah segar dan roboh seketika. Salah seorang lagi baru mau menoleh, namun sepasang tangan Bee Kun Bu telah menyerangnya Duuuuk! Dada orang itu terpukul "Aaakh...!"   Jeritnya, Mulutnya menyemburkan darah segar, lalu terkulai Bee Kun Bu tidak membuang-buang waktu lagi, ia bergerak cepat membebaskan jalan darah Lie Ceng Loan, Sie Bun Yun dan Gin Tie Suseng.   "Ayoh! Mari kita cepat pergi!"   Ujarnya.   "Baik!"   Sie Bun Yun mengangguk Akan tetapi, ketika mereka berempat baru mau melesat pergi, mendadak muncul sosok bayangan tinggi besar di hadapan mereka, Orang itu ialah Na Hai Peng.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Na Hai Peng masih memakai kain penutup muka, namun sepasang matanya tampak menyorot tajam.   "Kita harus berpencar untuk meloloskan diri."   Bisik Sie Bun Yun.   "Aku akan memancingnya meninggalkan tempat ini."   Tapi Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Gin Tie Suseng masih berdiri mematung di tempat itu membuat Sie Bun Yun gugup sekali sedangkan Bee Kun Bu sudah memanggil.   "Ayah angkat! Apakah ayah angkat sudah pulih?"   Perlahan-lahan Bee Kun Bu mendekatinya. Begitu melihat Bee Kun Bu mendekati Na Hai Peng, Lie Ceng Loan mengikutinya dari belakang Bukan main terkejutnya Sie Bun Yun. Keringat dinginnya pun mengucur deras.   "Saudara Bee, jangan cari mati!"   Teriaknya.   Sudah terlambat, karena Na Hai Peng sudah bergerak Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan merasa ada tenaga yang amat dahsyat menekan mereka, sehingga membuat mereka merasa sesak nafas, kemudian merasa bahu mereka sakit sekali.   Ternyata Na Hai Peng telah berhasil mencengkeram bahu mereka, bahkan sekaligus melempar mereka ke arah sumur.   Sie Bun Yun dan Gin Tie Suseng menyaksikan kejadian itu.   Menggigillah sekujur badan mereka, dan sukma pun seakan terbang entah ke mana.   Na Hai Peng maju selangkah ke arah mereka berdua, lalu mendadak mengibaskan lengan baju nya.   Bukan main dahsyatnya kibasan itu, Sie Bun Yun dan Gin Tie Suseng terpental ke arah mulut sumur, dan langsung jatuh ke dalamnya.   Entah berapa lama kemudian, barulah mereka berdua sampai ke dalam air.   Berselang sesaat, mereka berdua baru timbul, dan seketika juga mendengar suara Lie Ceng Loan.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kalian berdua tidak apa-apa?"   Sie Bun Yun menengok ke sekeliling tempat itu. Sungguh mengherankan ternyata dasar sumur itu sangat luas. Ketika Gin Tie Suseng berenang ke arahnya, barulah Sie Bun Yun menyahut "Kami tidak apa-apa, Bagaimana Saudara Bee?"   "Kami sudah berada di sini!"   Sahut Bee Kun Bu.   Sie Bun Yun dan Gin Tie Suseng memandang ke atas, Tampak mulut sumur itu sangat kecil Dapat dibayangkan betapa dalamnya sumur itu.   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan berada di atas batu yang menonjol dari dinding sumur Sie Bun Yun dan Gin Tie Suseng segera memanjat ke atas, sehingga mereka berempat berkumpul lagi di batu itu.   Tadi ketika jatuh ke bawah, aku,., aku mengira akan mati,"   Ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum.   "Kami pun mengira begitu,"   Sahut Sie Bun Yun sambil tertawa.   "Tapi sungguh di luar dugaan, kita masih hidup di sini."   "Eh?"   Lie Ceng Loan memandang Gin Tie Suseng.   "Di mana Kakak Giok Siauw?"   "Aku menyuruhnya meninggalkan Ciauw San,"   Jawab Gin Tie Suseng.   "Kenapa?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Lie Ceng Loan keheranan "Dia harus pergi mencari Nona Pek."   Gin Tie Suseng memberitahukan "Oh! Dia pergi seorang diri, apakah tidak berba-haya?"   Lie Ceng Loan mengerutkan kening. Tadi dalam keadaan mendesak, maka Gin Tie Suseng tidak memikirkan hal itu, Kini setelah Lie Ceng Loan mengatakan begitu, Gin Tie Suseng menjadi merasa cemas.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Jangan khawatir!"   Sie Bun Yun tertawa.   "Sudah sekian tahun Giok Siauw Sian Cu malang melintang di rimba persilatan Siapa pun akan pusing tujuh keliling menghadapinya, Lagipula dia sudah biasa bergerak seorang diri tidak pernah didampingi siapa pun."   Setelah mendengar apa yang dikatakan Sie Bun Yun, barulah Gin Tie Suseng berlega hati Akan tetapi mereka sama sekali tidak menyangka, bahwa Giok Siauw Sian Cu telah bertemu musuh tangguh di pinggir kota Ceng Kang, bahkan sudah tewas.   "Sie Bun Yun menengok ke sana ke mari Luas tempat itu beberapa depa, Di bawah adalah air, memandang ke atas tampak mulut sumur itu cuma sebesar telapak tangan. Berapa tingginya dapat dibayangkan! Mereka tidak mungkin ke luar lagi melalui mulut sumur, sebab amat tinggi dan dinding sumur itu amat licin, Lagipula Na Hai Peng pasti berada di atas, Lalu bagaimana cara ke luar dari sumur itu? Mereka berempat tampak tertegun, Memang tidak ada jalan ke luar sama sekali Apakah mereka berempat harus mati di dalam sumur itu? "Saudara Bee, apakah engkau punya ide?"   Tanya Sie Bun Yun.   "Menurut aku, jalan satu-satunya cuma naik ke atas,"   Sahut Bee Kun Bu.   "ltu bagaimana mungkin, Kakak Bu,"   Ujar Lie Ceng Loan.   "Dinding sumur ini sangat licin, lagipu!a paman Na pasti masih berada di atas."   "Biar aku coba naik ke atasdu!u,"   Sela Gin Tie Suseng.   "Kalau dia tidak ada di sana, barulah kalian naik ke atas,"   "Saudara Kim,.,."   Bee Kun Bu ingin mengatakan sesuaiu, namun mendadak terdengar suara di atas.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bum! Bukan main kerasnya suara itu. Mereka berempat segera mendongak seketika juga hati mereka jadi dingin, Ternyata mulut sumur itu telah ditutup dengan benda berat Tadi masih tampak ada cahaya, tapi kini sudah berubah gelap.   "Celakal"   Seru Sie Bun Yun.   "Kita betul-betul akan mati kelaparan di sini,"   Keluh Lie Ceng Loan.   "Benarkah di sini tiada jalan ke luar?"   Gumam Gin Tie Suseng.   "Eeeh?"   Seru Bee Kun Bu mendadak "Kenapa engkau, Kakak Bu?H tanya Lie Ceng Loan ?ran.   "Kok mendadak berseru seperti terkejut?"   "Ada sedikit cahaya menembus ke sini Berarti ada alan menembus ke luar,"   Jawab Bee Kun Bu memberitahukan.   "Mari kita cari sumber cahaya itu!"   Mereka berempat segera menengok ke sana ke mari Ternyata sumber cahaya itu dari dinding sumur dua depaan di atas mereka.   Gin Tie Suseng bangkit berdiri lalu dengan hati-hati sekali ia memanjat ke atas, Di situ memang terdapat sebuah lubang kecil Gin Tie Suseng memandang ke luar melalui lubang kecil itu.   Tampak arus sungai terus mengalir di luar.   Akan tetapi, tebal dinding sumur itu hampir dua meter, tentunya tidak bisa dirobohkan dengan tenaga orang.   "Bagaimana, Saudara Kim?"   Tanya Sie Bun Yun.   "Di luar ada sungai tapi dinding sumur ini sangat tebal,"   Sahut Gin Tie Suseng sambil menggelengkan kepala.   "Kita tidak mampu meroboh kan nya."   Sie Bun Yun, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan langsung menarik nafas panjang, sedangkan Gin Tie Suseng turun lagi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dengan hati-hati sekali, Mereka berempat duduk termangu, lama sekali barulah Gin Tie Suseng membuka mulut "Saudara Bee, Saudara Sie Bun!"   Ujarnya sambil mengerutkan kening.   "Menurut aku, kelihatannya Na Locianpwee tidak seperti orang gila."   "Ya."   Sie Bun Yun mengangguk dan tersenyum getir "Kelihatannya memang begitu."   "Aku tidak pereaya,"   Sahut Lie Ceng Loan.   "Paman Na paling baik terhadapku Kalau tidak gila, bagaimana mungkin dia melemparku ke sini?"   "Aaakh.,.!"   Bee Kun Bu menghela nafas.   "Aku yakin pasti ada sesuatu di balik semua itu. sayangnya Kakak Pek tidak bersama kita."   "Kita juga salah,"   Ujar Lie Ceng Loan.   "Kenapa pada waktu itu kita sama sekali tidak berteriak memanggilnya?"   "ltu sudah lewat, pereuma diungkit lagi."   Ujar Sie Bun Yun.   "Yang penting kita tidak boleh terus berdiam diri di sini Kita harus memikirkan jalan ke luarnya."   Lie Ceng Loan terus memandang Bee Kun Bu.   Gadis itu tampak tenang sekali Hal itu dikarenakan ia berada di sisi Bee Kun Bu.   Kalaupun harus mati, gadis itu tetap merasa bahagia.   Gin Tie Suseng bangkit berdiri, lalu berjalan mondarmandir di situ, Berselang sesaat mendadak ia berseru kaget "Eeeeh?"   "Ada apa?"   Tanya Sie Bun Yun.   "Kalian lihatlah!"   Sahut Gin Tie Suseng sambil menunjuk ke bawah. Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan langsung memandang ke bawah, Ternyata hanya tampak air di situ, sama sekali tidak melihat sesuatu yang aneh.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tidak ada apa-apa,"   Ujar Lie Ceng Loan.   "Kakak Kim melihat apa?"   "Cobalah kalian perhatikan dengan seksama!"   Sahut Gin Tie Suseng. Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan memandang air itu dengan penuh perhatian Namun mereka bertiga tetap tidak melihat apa pun di situ.   "SebetuInya ada apa?"   Tanya Lie Ceng Loan kebingungan "Air sungai sedang pasang,"   Jawab Gin Tie Suseng.   "Apakah kalian tidak menyadari hal itu?"   "Oooh!"   Sie Bun Yun manggut-manggut "Air di dalam sumur ini telah naik setengah depaan."   "Kelihatannya air di dalam sumur ini akan terus naik,"   Ujar Gin Tie Suseng memberitahukan "Kalau begitu, ada baiknya,"   Sela Bee Kun Bu dengan wajah berseri.   "Maksud Kakak Bu?"   Lie Ceng Loan tidak mengerti "Kalau air di sini semakin naik, kita pun bisa ikut naik ke atas, kan?"   Bee Kun Bu memberitahukan "Benar."   Lie Ceng Loan tertawa.   Akan tetapi, pada waktu bersamaan mendadak mulut sumur itu terbuka, lalu meluncur ke bawah benda berat Byuuur! Ternyata adalah batu besar jatuh ke dalam Air di dalam sumur pun muncrat ke atas.   Menyaksikan kejadian itu, mereka berempat jadi melongo dan tertegun, kemudian saling memandang.   Byuuur! Byuuuur! Batu-batu besar terus berjatuhan dari atas.   "Celaka!"   Seru Sie Bun Yun.   "Mereka ingin mengubur kita hidup-hidup di sini,"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan menatapnya, Tidak disangka kita akan mati bersama di sini."   "Adik Loan.,.,"   Bee Kun Bu tersenyum getir "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan tersenyum manis.   "Aku tidak takut, karena.,, kita akan mati bersama."   "Adik Loan...."   Bee Kun Bu menggeIeng-gelengkan kepala.   "Haah!"   Teriak Gin Tie Suseng mendadak sambil menepuk keningnya sendiri "Eh?"   Sie Bun Yun menatapnya.   "Kenapa engkau, Saudara Kim?"   "Kenapa aku begitu bodoh? Akh! Aku sungguh bodoh sekali!"   Sahut Gin Tie Suseng.   "Apa maksudmu, saudara Kim?"   Tanya Bee Kun Bu heran.   "Air di dalam sumur ini bisa naik, berarti ada jalan masuk air di dasar sumur ini. Bukankah bisa tembus ke luar pu!a?"   Sahut Gin Tie Suseng menjelaskan sambil tersenyum.   "Benar."   Sie Bun Yun manggut-manggut, Tetapi kalau lubang itu kecil, kita tetap tidak bisa ke luar dari sini."   "Aku mahir berenang dan menyelami ujar Gin Tie Suseng.   "Biar aku yang menyelam ke dasar sumur ini dulu, kalau ada jalan ke luar, aku pasti muncul lagi untuk mengajak kalian menyelam meninggalkan sumur ini,"   Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan saling memandang, Setelah itu mereka mengangguk serentak Gin Tie Suseng menarik nafas da!am-dalam, lalu meloncat ke dalam air, sekaligus menyelam ke bawah.   ia terus menyelam.   Tiba-tiba ia merasa ada tenaga yang amat kuat menghisap dirinya, membuat badannya meluncur ke depan, Gin Tie Suseng terkejut lalu cepat-cepat memandang ke depan.   Tampak air di situ sangat keruh.   itu    Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   membuatnya bertambah terkejut Ternyata ia sedang menghadapi pusaran air.   Gin Tie Suseng berusaha menghindar, mati-matian berenang ke tempat lain, tapi tenaga hisapan itu amat kuat, sehingga badannya terus terhisap ke pusaran air itu.   Tak seberapa lama kemudian, badannya mulai berputarputar, ia terpaksa menutup pernapasannya dan membiarkan badannya terus berputar Sebab apabila ia melawan, lamalama akan kehilangan tenaga, itu sungguh membahayakan dirinya.   Badannya terus berputar ke dalam, Berselang beberapa saat kemudian, ia sudah tidak tahu dirinya berada di mana, Namun saat ini badannya tidak berputar-putar ke dalam lagi, melainkan meluncur ke atas.   Gin Tie Suseng terheran-heran, ia membiarkan badannya terus meluncur ke atas, Sesaat kemudian, ia pun merasa badannya sudah menjadi ringan, Segeralah ia membuka ma tanya.   seketika juga ia terbelalak, ternyata badannya sudah berada di permukaan sungai Betapa girangnya Gin Tie Suseng, Cepat-cepat ia berenang ke tepi sambil memandang ke sana ke mari, samar-samar tampak gunung Ciauw San.   Sungguh di luar dugaan, badannya terhisap oleh pusaran air hingga beberapa mil jauhnya.   Kini ia sudah meloloskan diri dari sumur itu.   Namun Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan masih terkurung di sana.   Tidak mungkin mereka bertiga akan menyelam ke dasar sumur, karena tidak melihat Gin Tie Suseng muncul kembali.   Gin Tie Suseng tidak bisa kembali ke sana, Tentunya Bee Kun Bu dan lainnya mengiranya telah celaka di dasar sumur.   Jalan satu-satunya yakni ia harus kembali ke Ciauw San untuk menolong mereka bertiga.   Setelah mengambil    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   keputusan ini, Gin Tie Suseng langsung berenang ke sana, Berselang beberapa saat kemudian, ia melihat sebuah perahu sedang melaju di sungai itu. Giranglah Gin Tie Suseng dan segera berteriak Tolong! Tolong!"   Perahu itu melaju ke arahnya, Setelah perahu itu berada di sisinya, tangan Gin Tie Suseng menggapai ke pinggir perahu kemudian naik ke atas.   "Cepat! Cepat bawa aku ke gunung Ciauw San! Berapa ongkosnya, kubayar,"   Ujar Gin Tie Suseng. Gin Tie Suseng menganggap bahwa yang di atas perahu itu para nelayan, maka ia berkata begitu.   "Siapa membutuhkan ongkos itu?"   Sahut seseorang bernada dingin.   Gin Tie Suseng tertegun, sebab tadi ia sama sekali tidak memperhatikan orang-orang yang di perahu itu.   Saat ini barulah ia memandang mereka berdua, Satah seorang sudah tua berambut putih.   sedangkan seorang lagi masih muda tapi mirip banci, Begitu melihat ke dua orang itu, Gin Tie Suseng tahu bahwa mereka berdua adalah pesilat tinggi dalam rimba persilatan "Maafl"   Ucap Gin Tie Suseng.   "Ternyata kita sama-sama kaum Bu Lim. Apakah kalian berdua sudi mengantar aku ke Ciauw San?"   "Tidak bisa!"   Sahut si banci.   "Aku ada urusan penting, mohon.,.,"   "Aku sudah mengatakan tidak bisa."   Potong si banci, Tetap tidak bisa! jangan banyak omong!"   "Kalau begitu, aku akan berenang ke sana,"   Ujar Gin Tie Suseng, Walau ia amat gusar terhadap sikap si banci, namun saat ini ia harus menghindari hal-hal yang tak diinginkan "Tunggu!"   Bentak orang tua berambut putih, dan sekaligus menghadang di depan Gin Tie Suseng.   "Lho?"   Wajah Gin Tie Suseng berubah dingin"   Apakah aku juga tidak boleh berenang ke Ciauw San itu?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Engkau siapa?"   Tanya orang tua berambut putih sambil menatapnya dingin "Kalian siapa?"   Gin Tie Suseng balik bertanya.   "Kami dari Kai Thian Kauw, Kami berdua adalah pemimpin sektor."   Orang tua berambut putih memberitahukan Gin Tie Suseng tertegun, sebab selama ini ia tidak pernah mendengar tentang Kai Thian Kauw.   "Kai Thian Kauw? Aku tidak pernah mendengarnya,"   Ujarnya.   "Cepat katakan!"   Bentak ke dua orang itu.   "Siapa engkau sebenarnya?"   Gin Tie Suseng berpikir, namanya tidak begitu tersohor di rimba persilatan Tionggoan, bagaimana kalau menyebut nama Pek Yun Hui dan lainnya saja? Karena berpikir demikian, ia pun menyahut "   Apakah kalian pernah mendengar nama dua wanita Kwat Cong San?"   Begitu mendengar pertanyaan itu, air muka ke dua orang itu langsung berubah, Gin Tie Suseng malah telah salah duga akan perubahan air muka itu.   "Apa hubunganmu dengan ke dua wanita jalang itu?"   Tanya orang tua berambut putih dengan dingin Setelah mendengar nada itu, barulah Gin Tie Suseng tahu bahwa dirinya telah menimbulkan suatu urusan Tapi sudah dicetuskannya, bagaimana mungkin ditarik kem-bali? ia terpaksa mengeraskan hati untuk mengaku.   "Mereka berdua adalah teman baikku, Kenapa kalian mencaci mereka?"   "He he he!"   Si banci tertawa terkekeh-kekeh.   "Hari ini ajal mu sudah tiba!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Gin Tie Suseng terkejut sedangkan orang tua berambut putih segera berkata sambil tertawa.   "Kita tangkap saja dia! Biar Kauw Cu yang menghukumnya !"   "Benar."   Si banci manggut-manggut Gin Tie Suseng menyadari adanya gelagat yang tidak baik, maka ia meloncat.   Akan tetapi, baru saja badannya bergerak, orang tua berambut putih melancarkan serangan ke arahnya.   Gin Tie Suseng berkelit, tapi serangan si banci pun telah sampai, sehingga Gin Tie Suseng terpaksa melawan dengan suling perak nya.   Bagaimana mungkin ia melawan mereka berdua yang berkepandaian begitu tinggi? Akhirnya ia roboh dalam belasan jurus, bahkan terluka parah.   "Ha ha ha!"   Orang tua berambut putih tertawa gelak, lalu menotok jalan darah Gin Tie Suseng.   Tak seberapa lama kemudian, perahu itu berlabuh, Orang tua berambut putih membawa Gin Tie Suseng ke darat Belum seberapa orang tua berambut putih itu berjalan, tampak adanya cahaya api di depan, Tampak pula dua orang gadis berdiri di situ.   Dua orang gadis itu ternyata Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap.   Begitu melihat Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, orang tua berambut putih dan si banci itu terkejut bukan main, Orang tua berambut putih langsung menaruh Gin Tie Suseng ke bawah, lalu melesat pergi bersama si banci.   sedangkan di saat itu, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap terus memperhatikan Tu Wee Seng, maka tidak menyadari keberadaan mereka di situ.   sementara Gin Tie Suseng juga sudah melihat Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, Oleh karena itu semangatnya terbangkit, sehingga mampu mengerahkan hawa murninya untuk membebaskan jalan darahnya yang tertotok    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Karena itu, justru membuat lukanya semakin parah, Setelah berhasil membebaskan jalan darahnya, barulah Gin Tie Suseng mengeluarkan suara.   Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap mendengar suara Gin Tie Suseng, Cepat-cepat mereka melesat ke tempat itu, dan seketika melihat Gin Tie Suseng tergeletak di situ dalam keadaan luka parah.   Tidak sempat menceritakan apa yang telah terjadi dan di mana Bee Kun Bu serta lainnya berada, Gin Tie Suseng sudah mati.   Akan tetapi, terakhir ia masih mengucapkan "Arus air menderu, kalian hati-hati!"   Karena ucapan itu, maka Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap berkesimpulan bahwa Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan berada di sungai, namun di mana itu? Akhirnya mereka menunggang Hian Giok menyelidiki sungai tersebut....   Bagian ke tiga belas Mengejar Musuh Tangguh Hian Giok terus terbang di atas sungai, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap memandang ke sungai itu dengan penuh perhatian permukaan sungai itu tampak tenang sekali, tiada sesuatu yang mencurigakan "Kakak Pek! Apakah mereka berada di sungai ini?"   Tanya Na Siao Tiap sambil mengerutkan kening.   Pek Yun Hui tidak menyahut ia pun mengerutkan kening tampak bimbang, Lama sekali barulah ia membuka mu!ut, namun mendadak Hian Giok memekik keras sambil terbang cepat ke atas.   Tentunya membuat mereka terheran-heran, kemudian mereka memandang ke depan, Ternyata tampak sebuah gunung di tengah-tengah sungai itu.   Pek Yun Hui tahu bahwa gunung tersebut adalah Ciauw San.   Hati Pek Yun Hui tergerak seketika, jangan-jangan Bee Kun Bu dan lainnya berada di gunung itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tak seberapa iama kemudian, Hian Giok sudah terbang di atas Ciauw San.   Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap memandang ke bawah, tampak seseorang berdiri di puncak gunung itu.   Badan orang itu tinggi besar Ta-ngannya sedang mengangkat batu besar di lempar ke dalam sumur Na Siao Tiap segera menepuk leher Hian Giok, dan burung bangau itu langsung terbang ke bawah.   Kini mereka berdua melihat lebih jelas orang itu, dan seketika mereka pun tampak terkejut sekali.   "Kakak Pek!"   Seru Na Siao Tiap tak tertahan "Dia ayahku!"   "Ya!"   Pek Yun Hui mengangguk Namun ia sama sekali tidak menduga, bahwa Bee Kun Bu dan lainnya justru berada di dalam sumur itu.   Pek Yun Hui sangat girang, sebab gerak-gerik Na Hai Peng tidak seperti orang gila, Lagi pula kini ia telah memperoleh rumput berdaun tujuh, tentunya bisa memulihkan kesadarannya.   Oleh karena itu, begitu melihat Na Hai Peng berada di tempat itu, Pek Yun Hui segera menepuk leher Hian Giok, Burung bangau itu memekik nyaring, lalu melayang ke bawah.   Begitu Hian Giok turun, Na Hai Peng membalikkan badannya.   sedangkan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap meloncat turun dari punggung Hian Giok.   Ke dua gadis itu berdiri di situ, Mereka saling memandang sejenak, kemudian mengarah pada Na Hai Peng.   Walau mengenakan kain penutup muka, namun sepasang mata Na Hai Peng tampak menyorot tajam, itu membuat Na Siao Tiap tertegun kemudian ia berbisik pada Pek Yun Hui.   "Kakak Pek! Engkau bilang ayahku gila?"   "Benar."   Pek Yun Hui mengangguk "Sepasang matanya menyorot begitu tajam, tidak mirip orang gila,"   Ujar Na Siao Tiap.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui menatap Na Hai Peng dengan penuh perhatian ia pun tertegun karena Na Hai Peng kelihatan tidak gila, sebab sepasang matanya bersinar tajam sekali.   Menyaksikan keadaan Na Hai Peng, girangtah Pek Yun Hui dan langsung maju beberapa langkah seraya berkata.   "Guru! Apakah guru sudah...."   Pek Yun Hui ingin bertanya apakah gurunya sudah sembuh? Namun sebelum menyelesaikan ucapannya, badan Na Hai Peng sudah bergerak dan sekaligus menyerangnya dengan sepasang telapak tangannya.   Terasa tenaga yang amat dahsyat menerjang ke arah dada Pek Yun Hui, itu sungguh di luar dugaannya.   Ketika menyaksikan sepasang mata Na Hai Peng bersinar tajam, Pek Yun Hui mengiranya telah sembuh, Akan tetapi, mendadak Na Hai Peng malah menyerangnya begitu dahsyat Celakanya, Pek Yun Hui berdiri begitu dekat pula, Karena itu, ketika sepasang telapak tangan Na Hai Peng bergerak, Pek Yun Hui merasa dadanya tertekan oleh tenaga yang amat dahsyat Untung Pek Yun Hui berkepandaian tinggi Lagipula di dalam tubuhnya telah mengalir tenaga sakti Toa Pan Yok Hian Kang, maka masih dapat melindungi dirinya.   Di saat itu, Pek Yun Hui juga mengangkat sepasang tangannya, seketika terdengarlah suara benturan keras.   Bum! Badan Na Hai Peng bergoyang-goyang, sedangkan badan Pek Yun Hui terdorong ke belakang "Kakak Pek!"   Na Siao Tiap maju beberapa langkah.   "Bagaimana? Apakah engkau terluka?"   "Tidak,"   Pek Yun Hui menarik nafas dalam-dalam.   "Untung aku cepat mundur, kalau tidak...."   "Kakak Pek mundur saja!"   Ujar Na Siao Tiap.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Siao Tiap!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Tanya Pek Yun Hui.   "Bagaimana cara engkau menghadapinya?"   "Karena dia sudah gila, maka harus turun tangan membekuknya."   Sahut Na Siao Tiap sungguh-sungguh.   "Siao Tiap!"   Usul Pek Yun Hui.   "Bukankah lebih baik engkau pergunakan irama Mi Hun Li Cin, jadi tidak akan menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan?"   Na Siao Tiap mengangguk Kemudian jari tangannya ditaruh pada tali senar piepanya, Kelihatannya ia sudah siap memainkan irama tersebut Akan tetapi, tiba-tiba ia menggelengkan kepala seraya berkata.   "Tidak baik, itu akan membuat ayahku terluka parah."   "Kalau begitu, mari kita maju bersama, kita totok saja jalan darahnya!"   Ujar Pek Yun Hui.   "Kakak Pek!"   Mata Na Siao Tiap mulai bersimbah air.   "Benarkah dia tidak mengenali siapa pun?"   "Tentu."   Pek Yun Hui mengangguk "Kalau kenal, bagaimana mungkin dia menyerangku?"   Ketika mereka bereakap-cakap, Na Hai Peng mendekati mereka selangkah demi selangkah sedangkan ke dua gadis itu masih belum mengambil suatu keputusan Maka mereka terpaksa menyurut mundur.   "Ayah!"   Seru Na Siao Tiap dengan air mata meleleh.   "Benarkah ayah sudah tidak mengenalku lagi?"   "Siao Tiap! Aku membawa rumput itu, Setelah kita berhasil menotok jalan darahnya, barulah kita meng-obatinya."   Ujar Pek Yun Hui.   "Sekarang pereuma banyak bicara dengannya!"   Na Siao Tiap mengangguk Mereka berdua tidak melangkah mundur lagi, sementara Na Hai Peng maju tiga langkah mendekati mereka.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sudah siap dan sekaligus menghimpun Lweekang, Namun di saat bersamaan mendadak Hian Giok memekik nyaring sambil meluncur ke arah Na Hai Peng, dan cakarnya langsung menyambar kain penutup muka Na Hai Peng.   itu sungguh di luar dugaan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap.   Kenapa Hian Giok atau Bangau Sakti berani menyambar kain penutup muka Na Hai Peng, majikannya? Kelihatannya Na Hai Peng juga tidak menduga akan hal tersebut, sehingga tampak tertegun Setelah berhasil menyambar kain penutup muka itu, Hian Giok memekik nyaring lagi, lalu terbang ke atas.   Setelah menyaksikan itu, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap pun yakin ada sebabnya Hian Giok berbuat begitu, Karena itu, mereka berdua segera memandang wajah Na Hai Peng.   Begitu memandang, tertegunlah mereka dan mata mereka pun terbelalak lebar Bentuk tubuh orang itu memang mirip Na Hai Peng.   Karena orang itu mengenakan kain penutup muka, maka orang yang melihatnya pasti akan mengira bahwa orang itu Na Hai Peng.   Setelah kain penutup muka orang itu disambar Hian Giok, tampak jelas bahwa orang itu bukan Na Hai Peng.   Na Hai Peng berwajah ramah, pengasih dan penuh kelembutan sedangkan wajah orang itu tampak bengis, benjolbenjol, jahat dan licik pula.   Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap tertegun menyaksikan wajah orang itu.   "Siapa engkau?"   Bentak Pek Yun Hui. Orang itu tidak menyahut sementara Na Siao Tiap sudah mulai memainkan irama Mi Hun Li Cin.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Badan orang itu tergetar-getar, kemudian terhuyunghuyung ke belakang.   Na Siao Tiap terus memainkan irama tersebut Makin lama makin tinggi irama yang dimainkannya.   Orang itu terkulai, lalu berguling-guIing di tanah, Namun kemudian ia mendadak bangkit berdiri Ternyata ia masih dapat bertahan Sejenak tubuhnya sempoyongan namun kemudian dengan tiba-tiba ia melesat pergi.   Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap pun melesat pergi mengikuti orang tersebut Walau orang itu bukan Na Hai Peng, tapi lweekangnya sungguh tinggi sementara mereka sudah sampai di tepi tebing.   Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap berhenti, sebab tidak mungkin orang itu bisa kabur lagi Namun sungguh di luar dugaan, mendadak orang itu melesat ke depan beberapa depa, lalu merosot ke bawah.   Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap segera meloncat ke pinggir tebing, lalu memandang ke bawah, Ternyata orang itu terjun ke sungai, dan tidak tampak timbul lagi.   "Tidak disangka kalau orang itu begitu nekat,"   Ujar Na Siao Tiap sambil menarik nafas panjang.   "Siao Tiap!"   Ujar Pek Yun Hui.   "Engkau kira dia bunuh diri ke sungai?"   "Tebing ini begitu tinggi, dia meloncat ke bawah, bagaimana mungkin masih bisa hidup?"   Sahut Na Siao Tiap.   "Kalau di bawah terdapat batu-batu atau tanah keras, tentunya dia akan mati."   Ujar Pek Yun Hui dan menambahkan Tapi di bawah adalah sungai, dia pasti mahir berenang, maka tidak akan mati."   "Oh!"   Wajah Na Siao Tiap tampak gusar sekali "Kalau begitu, mari kita ajak Hian Giok pergi mencarinya!"   "Kita tidak tahu dia berenang ke arah mana, Lagiputa tidak gampang mencari orang di permukaan sungai,"   Sahut Pek Yun Hui.   "Sudahlah!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Jadi kita lepaskan dia begitu saja?"   "Orang itu menyamar sebagai guru, itu pasti ada sebabnya."   Ujar Pek Yun Hui dengan kening berkerut "Kita tidak tahu entah apa sebabnya."   "Bagaimana menurutmu?"   Tanya Na Siao Tiap.   "   Aku pun tidak mengerti."   Pek Yun Hui mengge!enggelengkan kepala.   "Orang itu berkepandaian di atasku, Lagi pula dia menyamar sebagai guru, Maka sudah pasti ada sebab musababnya."   "Aaakh,.,!"   Na Siao Tiap menarik nafas panjang.   "Sunggun banyak urusan di rimba persilatan!"   Pek Yun Hui tersenyum getir, karena ia tahu ke-risauan Na Siao Tiap bukan lantaran banyak urusan di rimba persilatan, melainkan ada sebab lain.   Tiba-tiba mereka berdua tampak tertegun, lalu pasang kuping seakan sedang mendengar suara yang sayup-sayup, justru suara orang memanggil mereka berdua.   "Heran! Siapa memanggil kita?"   Ujar Na Siao Tiap.   "Suara itu,., kedengarannya seperti di dalam gunung, bahkan mirip suara adik Loan,"   Sahut Pek Yun Hui.   "Kakak Pek! Kakak Siao Tiap! Aku Ceng Loan bersama Kakak Bu dan Kakak Sie Bun berada di dalam sumur!"   Terdengarlah lagi suara seruan Lie Ceng Loan.   Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap segera melesat ke arah sumur itu.   Begitu tiba di situ, mereka berdua segera memandang ke bawah, Walau gelap, mereka masih melihat ada orang bergerak-gerak di air di dalam sumur Giranglah hati Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap.   "Siao Tiap, kita harus cepat-cepat mencari seutas tali untuk menarik mereka ke atas."   Ujar Pek Yun Hui. Na Siao Tiap diam.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui segera memandangnya, seketika juga ia tertegun, Ternyata wajah Na Siao Tiap pucat pias, dan berdiri mematung di pinggir sumur itu.   Diam-diam Pek Yun Hui terkejut sekali ia tahu kenapa Na Siao Tiap jadi begitu, itu karena sebentar lagi akan bertemu Bee Kun Bu.   "Kalian bertiga tunggu, aku dan Siao Tiap akan mencari tali dulu!"   Seru Pek Yun Hui ke dalam sumur itu.   Sie Bun Yun, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, mendengar suara piepa, Maka mereka tahu Na Siao Tiap berada di atas sana, Karena itu, mereka berseru-seru menggunakan Lweekang, sehingga Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap mendengar suara seruan itu.   Pek Yun Hui menarik Na Siao Tiap yang berdiri mematung itu menuju kuil.   "Siao Tiap! Siao Tiap!"   Panggimya.   "Haaah.J"   Na Siao Tiap tersentak sadar "Ada apa?"   "Siao Tiap!"   Pek Yun Hui menatapnya.   "Kenapa engkau barusan?"   "Kakak Pek!"   Mata Na Siao Tiap bersimbah air.   "Hatiku risau sekall"   "Siao Tiap!"   Pek Yun Hui serius.   "Hatimu risau, apakah karena Bee Kun Bu?"   Na Siao Tiap mengangguk dengan air mata berderal Pek Yun Hui mengerutkan kening seraya berkata.   "Siao Tiap! Kalau begitu, engkau harus bagaimana?"   "Kakak Pek!"   Sahut Na Siao Tiap terisak-isak.   "Entah sudah berapa ribu kali, aku memperingatkan diriku sendiri jangan mencintainya, jangan mencintainya. Namun aku tidak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   bisa berbuat begitu, Dalam hatiku tetap rindu dan sekaligus mencintainya,"   "Siao Tiap! Apakah engkau akan menuruti amanat almarhumah, apabila engkau mencintai seseorang, maka engkau harus membunuhnya dengan irama Mi Hun Li Cin itu?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Ya."   Na Siao Tiap manggut-manggut dengan air mata berlinang-linang.   "Kakak Pek, apa yang almarhumah katakan, aku harus menurutinya."   Pek Yun Hui tertegun, bahkan hatinya pun mulai kacau, ia tidak tahu harus mengucapkan apa. Lagipula ia pun tahu Na Siao Tiap berhati keras, tentunya akan mengakibatkan sesuatu yang fatal.   "Siao Tiap!"   Ujar Pek Yun Hui kemudian "Aku punya satu permintaan, entah engkau sudi mengabulkan atau tidak?"   "Kakak Pek!"   Sahut Na Siao Tiap.   "Aku memang harus mendengar perkataanmu tapi lebih harus mendengar perkataan almarhumah."   "Aku tidak memintamu untuk menolak perkataan almarhumah."   Pek Yun Hui tersenyum "   Kalau begitu, apa permintaanmu?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Tanya Na Siao Tiap.   "Siao Tiap! Di rimba persilatan telah muncul Kai Thtan Kauw, Para pengtkutnya rata-rata memiliki kepandaian tinggi, Kita juga tidak tahu asal-usul musuh kita barusan Bahkan kepandaiannya hampir setingkat dengan kepandaian guru, sedangkan Co Hiong mungkin telah memperoleh Kui Goan Pit Cek, maka tak lama lagi pasti akan timbul badai dalam rimba persilatan."   Berkata sampai di sini, Pek Yun Hui berhenti sambil memandang Na Siao Tiap, ingin mengetahui bagaimana reaksi nya. Akan tetapi, Na Siao Tiap cuma diam, sama sekali tidak memperlihatkan ekspresi apa pun.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kelihatannya...."   Lanjut Pek Yun Hui.   "Tiga pihak itu bisa satu jalan Kalau benar begitu, Bu Lim pasti akan mengalami perubahan secara besar-besaran Siao Tiap, kita sebagai pesilat Bu Lim, tentunya mempunyai rasa tanggungjawab pula terhadap Bu Lim. Maka urusan dengan Bee Kun Bu, lebih baik diselesaikan setelah urusan ini beres, Bisakah engkau mengabulkan permintaanku ini?"   Na Siao Tiap tetap diam. Teganglah hati Pek Yun Hui, Berselang beberapa saat kemudian, barulah Na Siao Tiap membuka mulut "Baiklan"   Na Siao Tiap mengangguk "Aku mengabulkan permintaanmu, Kakak Pele"   Pek Yun Hui menarik nafas lega, Setelah itu ia memandang Na Siao Tiap seraya berkata.   "Kalau begitu, kita harus segera menolong mereka bertiga."   Na Siao Tiap mengangguk Mereka berdua langsung memasuki kuil itu mencari seutas tali panjang, kemudian kembali ke sumur dan sekaligus mengulur tali itu ke dalamnya.   Tak seberapa lama kemudian, Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Lie Ceng Loan telah ditarik ke atas.   "Aaakn.,."   Bee Kun Bu menghela nafas.   "Saudara Kim menyelam ke dasar sumur, hingga kini dia masih belum muncul, entah bagaimana dia?"   "Gin Tie Suseng telah tewas."   Sahut Pek Yun Hui memberitahukan "Apa?"   Bee Kun Bu terkejut "Benarkah itu?"   "Benar."   Pek Yun Hui mengangguk "Dia akan dikuburkan bersama Giok Siauw Sian Cu...."   "Apa?"   Jerit Lie Ceng Loan "Kakak Giok Siauw juga sudah tewas?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Air mata Lie Ceng Loan langsung berderai, sedangkan mata Bee Kun Bu pun bersimbah air, Begitu pula yang lain, tiada seorang pun yang tidak merasa sedih.   "Orang sudah mati pereuma bersedih lagi."   Ujar Na Siao Tiap dingin "Segalanya pun akan beres, tiada yang perlu dirisaukan.H "Aku tahu memang pereuma bersedih, namun entah kenapa air mataku terus berlinang-linang? Kakak Siao Tiap, alangkah baiknya kalau aku bisa sepertimu."    Perawan Lembah Wilis Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo Sepasang Pendekar Kembar Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini