Bangau Sakti 94
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 94
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung "Hm!" Dengus Na Siao Tiap sambil membalikkan badannya melangkah pergi. "Kakak Siao Tiap!" Guguplah Lie Ceng Loan "Eng-kau marah padaku? Aku memang bodoh, juga tidak bisa bicara sehingga sering menimbulkan kemarahan orang." Saat ini, setelah bertemu dengan Bee Kun Bu, hati Na Siao Tiap semakin kacau tidak karuan, maka membuat hatinya menjadi risau bukan main. Akan tetapi, sesudah Lie Ceng Loan mengatakan begitu, hatinya mulai tenang kembali dan sekaligus membatin "Kenapa aku? Tadi aku baru mengabulkan permintaan Kakak Pek, apakah aku sudah melupakannya?" Karena teringat akan hal itu, maka ia cepat-cepat membalikkan badannya, lalu menggenggam tangan Lie Ceng Loan erat-erat seraya berkata lembut "Adik Loan, engkau jangan menduga yang tidak-tidak! Bagaimana mungkin aku marah padamu?" "Oh?" Lie Ceng Loan tertawa gembira, tapi air matanya masih meleleh "Syukurlah kalau begitu!" Sementara Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui berdiri berhadapan Mereka berdua pun saling memandang dengan penuh cinta kasih. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Pek! Ketika kalian ke mari, apakah melihat ayah angkatku?" Tanya Bee Kun Bu mendadak. "Kalian bertemu dia?" Pek Yun Hui balik bertanya. "Ya." Sie Bun Yun mengangguk "Justru Na Lo-cianpwee yang melempar kami ke dalam sumur." "Aaakh...!" Pek Yun Hui menarik nafas. "Orangyang kalian lihat itu, bentuk badannya memang mirip guru, Ya, kan?" "Benar." Sahut Bee Kun Bu sambil manggut-manggut "Bahkan kepandaiannya sangat tinggi." "Kami pun telah bertemu dengan orang itu." Pek Yun Hui memberitahukan "Kakak Pek!" Tanya Lie Ceng Loan. "Kenapa engkau mengatakan begitu? Bukankah pertanda engkau belum bertemu Paman Na?" "Kalau Hian Giok tidak menyambar kain penutup mukanya, kita semua sama sekali tidak tahu kalau orang itu bukan guruku," Sahut Pek Yun Hui. Sie Bun Yun, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut kemudian Bee Kun Bu bertanya. "Kakak Pek, dia bukan ayah angkatku?" "Memang bukan," Sahut Pek Yun Hui. "Wajahnya tidak mirip wajah guruku." "Kalau begitu, Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng telah salah sangka mulai dari Kwat Cong San." Ujar Bee Kun Bu. "Maksudmu?" Pek Yun Hui tidak tahu apa yang telah terjadi di Kwat Cong San itu. Bee Kun Bu segera menutur tentang kejadian tersebut Pek Yun Hui mengerutkan kening. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begitu, orang yang dilihat Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng di luar gua itu orang tersebut sedangkan guruku masih tetap berada di dalam gua." Ujar Pek Yun Hui seusai Bee Kun Bu menutup "Masuk akal." Bee Kun Bu mengangguk "Lalu ke mana orang itu sekarang?" "Orang itu...." Pek Yun Hui menutur tentang pertarungan itu, berikut mengenai orang itu kabur terjun ke sungai. "Mungkin kini kita belum terlambat." Ujar Bee Kun Bu. "Kita harus segera kembali ke Kwat Cong San melihat apa gerangan yang telah terjadi di sana." "Benar." Pek Yun Hui manggut-manggut Mereka berlima meninggalkan Ciauw San. Namun kemudian mendadak Pek Yun Hui berkata pada Na Siao Tiap. "Siao Tiap! Engkau seorang diri berangkat duluan ke Kwat Cong San dengan menunggang Hian Giok, Kalau guru masih berada di dalam gua itu, upayakan agar guru memakan rumput ini! Kami pun segera menyusul ke sana." Na SiaoTiap memandang Bee Kun Bu. Kelihatannya ia amat berat berpisah dengannya, namun kemudian mengangguk "Baiklah." Na Siao Tiap bersiul panjang, Tak lama Hian Giok terbang ke tempat itu. Na Siao Tiap meloncat ke punggung Hian Giole Gadis itu masih sempat memandang Bee Kun Bu. Setelah itu, Hian Giok langsung terbang membawa Na Siao Tiap pergi Makin lama tampak makin kecil burung bangau itu, lalu lenyap dari pandangan Kini mereka berempat telah sampai di tepi sungai Kebetulan di sana ada sebuah perahu, Mereka berempat naik perahu itu.... ***** KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bab ke 14 - Pertemuan di That Ouw Setelah mendarat, Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Ue Ceng Loan terus melakukan perjalanan sambil membicarakan orang yang menyamar Nai Hai Peng itu, Kalau benar orang itu mempunyai hubungan dengan Kai Thian Kauw Cu dan Co Hiong, dan kemudian mereka bergabung, tentunya memiliki kekuatan yang amat dahsyat Olen karena itu, mereka pasti menimbulkan badai dalam rimba persilatan Tak seberapa lama, mereka berempat sudah sampai di tempat mayat Gin Tie Suseng, Mayat itu mereka bawa ke kuburan tua di pinggir kota Ceng Kang, lalu dikuburkan bersama Giok Siauw Sian Cu. "Kita telah melaksanakan pesan Gin Tie Suseng. Mereka berdua pasti gembira sekali di alam baka." Ujar Pek Yun Hui sambil menarik nafas panjang. "Kalau begitu, mari kita melanjutkan perjalanan menuju ke Kwat Cong San!" Ujar Bee Kun Bu. Mereka berempat melakukan perjalanan lagi menuju gunung Kwat Cong San. sepanjang jalan, mereka tidak menemui kejadian apa pun. Ketika hari mulai gelap, mereka sudah mendekati Thai Ouw, Mereka tidak beristirahat sama sekali, terus melakukan perjalanan karena ingin lekas-lekas sampai di Kwat Cong San. Setelah larut malam, mendadak terdengar suara ledakan di tengah-tengah Thai Ouw. Bum! seketika tampak meluncur ke atas semacam kembang api. Mereka berempat tertegun menyaksikan itu, Sie Bun Yun mengerutkan kening seraya berkata. "Itu semacam tanda dari kaum Bu Lim, untuk memanggil orang-orang segolongannya, Kita tidak perlu mempedulikannya." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Cepat bersembunyi bisik Pek Yun Hui mendadak Mereka berempat langsung bersembunyi Baru saja mereka bersembunyi tampak dua sosok bayangan melesat datang, Tak lama, kedua sosok bayangan itu sudah tiba di pinggir telaga. Pek Yun Hui melihat jelas ke dua orang itu, Mereka ternyata anak buah Kai Thian Kauw Cu, yakni orangtua berambut putih dan si bancl "Kauw Cu meluncurkan tanda itu, entah apa yang teijadi?" Ujar orangtua berambut putih. "Entahlah!" Sahut si banci. Ke dua orang itu meloncat ke perahu, kemudian perahu itu pun melaju pergi Setelah itu barulah Pek Yun Hui membuka mulut "Ternyata tanda itu dilepaskan Kai Thian Kauw Cu." Ujarnya sambil memandang Sie Bun Yun yang wajahnya berubah aneh. "Eh? Kenapa engkau?" "Urusan ini kok begitu kebetuian?" Sahut Sie Bun Yua "Engkau kenal ke dua orang itu?" Tanya Pek Yun Hui. (Tidak salah," Sie Bun Yun manggut-manggut "Aku memang pernah bertemu dengan merekah "Kalau begitu, tentunya engkau tahu siapa dua orang itu. Pek Yun Hui menatapnya. "Ya." Sie Bun Yun mengangguk "Orangtua berambut putih itu bernama Ek Ceng, julukannya adalah Pek Thau Mo (lblis Kepala Putih), Dia pesilat tinggi di rimba persilatan luar perbatasan dan di seberang laut sedangkan si banci itu lebih tersohor." "Oh?" Pek Yun Hui terbelalak "Siapa dia?" "Aku dengar dari guru, bahwa guru orang itu adalah orang Persia." Sie Bun Yun memberitahukan "Kepan-daiannya tinggi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sekali, berhati jahat, licik dan banyak akal busuknya, Karena itu, dia dijuluki Im Si Siu Cai (Pelajar Alam Baka), bernama Im Hang Cok." Gin Tie Suseng justru mati di tangan ke dua orang itu. Namun Gin Tie Suseng tidak sempat memberitahukan, maka mereka sama sekali tidak tahu kalau ke dua orang itu yang membunuhnya. "Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut "Pantas dia bisa duduk sejajar dengan Ku Hut Leng Khong." "Ke dua itu orang bergabung dengan Kai Thian Kauw, mungkin beberapa pesilat tinggi juga telah ber-gabung." Ujar Sie Bun Yun dengan kening berkerut Bee Kun Bu tahu, bahwa urusan tersebut semakin serius, kemudian ujarnya setelah berpikir sejenak "Cepat atau lambat, Kai Thian Kauw pasti menimbulkan bencana di rimba persilatan Kenapa kita tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menyelidiki mereka? Mungkin berguna bagi kita." "Kalau begitu, bagaimana urusan Paman Na?" Tanya Lie Ceng Loan "Na Siao Tiap sudah berangkat ke Kwat Cong San, maka tentang itu kita boleh berlega hati." "Benar." Lie Ceng Loan manggut-manggut "Kalau begitu, mari kita pergi sekarang!" "Memang ada baiknya kita menyelidiki Kai Thian Kauw itu." Ujar Sie Bun Yun menambahkan Tapi kita pun harus berhatihati, Kita tetap bersembunyi dulu di sini sebentar, setelah itu barulah kita pergi." "Lho?" Lie Ceng Loan heran "Kenapa harus begitu?" "Kai Thian Kauw Cu melepaskan tanda itu, tentunya tidak cuma memanggil ke dua orang itu, tapi pasti masih ada orang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ lain." Sahut Sie Bun Yun menjelaskan "Apabila kita pergi sekarang, bukankah sama juga kita memperlihatkan diri?" "Benar." Pek Yun Hui manggut-manggut Oleh karena itu, mereka berempat tetap bersembunyi di situ, Berselang beberapa saat kemudian, tampak empat orang melesat ke pinggir sungai, lalu naik perahu pergi. Sie Bun Yun, Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan masih tetap bersembunyi, Kira-kira setengah jam kemudian, barulah mereka ke luar dari tempat persembunyian menuju ke pinggir sungai, Ketika itu masih tampak ada beberapa buah perahu di sana, Mereka segera meloncat ke perahu itu, Namun ketika mereka baru mau mengayuh, tibatiba terdengar suara di semak-semak di pinggir sungai itu. "Di kolong langit.,." Setelah terdengar suara demikian, tampak seseorang melesat ke perahu. Mereka berempat terheran-heran dan tertegun, karena ucapan itu merupakan suatu kata sandi, Tentunya mereka berempat tidak bisa menyahut "Di kolong langit.-" Ucap orang itu sambil memandang mereka berempat "Sobat!" Sahut Sie Bun Yun sambil tersenyum. "Kami bukan anggota Kai Thian Kauw, jadi tidak tahu kata-kata sandi kalian." "Kalau kalian bukan anggota Kai Thian Kauw, kenapa berada di sini?" Tanya orang itu membentak "Sobat!" Ujar Bee Kun Bu dingin. "Sungguh keterlaluan perkataan Anda! Thai Ouw ini bukan milik Kai Thian Kauw, kenapa kami tidak boleh berada di sini?" "Hm!" Dengus orang itu dingin, lalu mendadak menyerang dada Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Belum juga Bee Kun Bu bergerak, Lie Ceng Loan sudah turun tangan dan berhasil mencengkeram lengan orang itu, sekaligus mengerahkan Lweekangnya. Kreek! Lengan orang itu patah seketika. Orang itu tidak menjerit, sebaliknya malah mengeluarkan suatu benda dari dalam bajunya. Bum! Benda itu meledak dan meluncur ke atas bagaikan kembang api. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Pek Yun Hui terkejut ia segera melancarkan pukulan jarak jauh, seketika kembang api terpukul jatuh ke sungai sedangkan Sie Bun Yun pun segera mencengkeram bahu orang itu, membuatnya mendengus dingin. "Hm! Empat lawan satu, apakah kalian tidak merasa malu?" " "Engkau yang turun tangan duluan, siapa ingin mengeroyokmu?" Sahut Sie Bun Yun. "Oh ya! Harus menjawab apa kalau orang berseru "Di kolong langit...? Sementara perahu itu sudah melaju sendiri mengikuti arus sungai Orang itu diam, tak menyahut "Ayoh!" Bentak Sie Bun Yun. "Cepat katakan!" "Engkau jangan bermimpi! Aku tidak akan memberitahukan!" Sahut orang itu. "Oh, ya?" Sie Bun Yun tertawa dingin, kemudian menekan bahu orang itu sambil mengerahkan Lwee-kangnya, seketika juga orang itu menjerit kesakitan, keringatnya pun mengucur deras di keningnya. "Aduuuh! Ba... baiklah, Aku,., aku beritahukan." "Cepat kaiakan, kalau tidak, engkau akan lebih tersiksa lagi!" Ancam Sie Bun Yun. "Harus.,, harus menyahut adalah Saudara!" Orang itu memberi tahukan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Bagus." Sie Bun Yun tersenyum. "Engkau siapa!" "Aku pemimpin ekspedisi Hun Yang Cing Yen," Jawab orang itu. "Engkau adalah pemimpin suatu ekspedisi, bagaimana bisa bergabung dengan Kai Thian Kauw?" Tanya Sie Bun Yun. "Paman guruku berada di Kai Thian Kuuw. Beliau yang menulis surat menyuruh kami bergabung," Jawab orang itu. "Engkau pemimpin ekspedisi, mungkin belum melakukan kejahatan, maka aku tidak akan membunuhmu Namun engkau harus dapat menahan diri." Ujar Sie Bun Yun dan sekaligus menotok jalan darahnya, kemudian ditaruh di kolong tempat duduk perahu itu. "Hi hi!" Lie Ceng Loan tertawa geli "Kini kita sudah tahu kata-kata sandi mereka. Jadi kita pun bisa bergerak leluasa." Ujar Sie Bun Yun sambit tersenyum. "Apakah mereka tidak mengenali orang?" Tanya Pek Yun Hui. "ltu sudah pasti." Sie Bun Yun manggut-manggut Tapi aku yakin, para anggota Kai Thian Kauw masih belum saling mengenal, maka kita dapat membaurkan diri dengan merekah "Benar." Bee Kun Bu mengangguk Mereka berempat lalu mulai mengayuh, dan perahu itu pun mulai melaju, Berselang beberapa saat kemudian, mereka sudah melihat ada beberapa buah pulau di te-ngah-tengah telaga itu. Kai Thian Kauw Cu berada di salah satu pulau itu dan sedang mengumpulkan para anggota nya. Oleh karena jtu, mereka berempat mengayuh menuju ke salah satu pu!au, sebab tampak banyak perahu menuju ke sana. Tak seberapa lama, perahu itu sudah berlabuh di pulau tersebut Tampak dua orang datang menyambut mereka dengan obor di tangan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Di kolong langiU." "Adalah saudara," Sahut mereka berempat serentak Kedua orang itu mengangkat obor, lalu memandang mereka berempat seraya berkata. "Silakan!" Sie Bun Yun membiarkan Bee Kun Bu dan lainnya berjalan duluan, ia berjalan paling belakang, Ketika melewati ke dua orang itu, mendadak Sie Bun Yun menotok jalan darah mereka, dan sekaligus menyeret mereka ke dalam semaksemak. "Mereka tidak mencurigai kita, kenapa engkau berbuat begitu?" Tanya Pek Yun Hui heran. "Tadi ketika mereka mengangkat obor memandang muka kita, mendadak air muka mereka berubah begitu melihat engkau dan Ceng Loan." Jawab Sie Bun Yun memberitahukan. "Mereka telah bereuriga. Namun karena kita berempat, sedangkan mereka hanya berdua maka tidak berani bertindak Akan tetapi kalau kita sudah pergi, mereka pasti akan memberi tanda kepada yang Iain. Bukankah kita akan menjadi repot?" "Huh!" Pek Yun Hui mengeluarkan suara htdung. "Engkau jangan sok cerdik! Jadi tanpa dirimu kami pasti celaka?" Sie Bun Yun cuma tertawa, tidak menyahut sama sekali . Mereka berempat mulai berjalan dengan hati-hati. Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah berada di tengahtengah pulau tersebut Tampak sebidang tanah kosong di sana, Kebetulan ada sebuah pohon, Mereka berempat saling memandangi lalu melesat ke atas pohon itu. Setelah itu, barulah mereka memandang ke depan. Tampak sebuah batu besar di depan sana, Tampak pula seorang tua berjubah merah duduk di atas batu itu, Dia adalah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kai Thian Kauw Cu. Di sisinya berdiri beberapa orarig, yaitu Ku Hut Leng Khong, Pek Thau Mo-Ek Ceng, Im Si Siu Cai-Im Hang Cok dan Lan Si Tianglo dari partai Siauw Lim. Seiain mereka berempat, tampak lebih dari seratus orang mengelilingi tempat itu, Mereka terdiri dari lelaki, wanita, orangtua dan kaum muda. Bee Kun Bu dan lainnya memperhatikan mereka. Orang yang berdiri lebih dekat dengan Kai Thian Kauw Cu, pertanda berkepandaian tinggi Berselang beberapa saat kemudian, Kai Thian Kauw Cu berdehem sambil bangkit berdiri Begitu Kai Thian Kauw Cu berdiri, seketika he-ninglah suasana, ia mengedarkan pandangannya, setelah itu barulah bersuara. "Dalam jarak tiga puluh mil, boleh dikatakan para anggota yang melihat tanda dari sini telah hadir semua, Meskipun partai Kai Thian Kauw telah lama berdiri, namun masih banyak kaum Bu Lim yang belum mengetahui Kini sudah saatnya Kai Thian beraksi secara besar-besaran, Setelah hari mulai terang, kalian harus bergerak ke arah utara untuk membasmi partai Hwa San, agar Bu Lim mengetahui keberadaan Kai Thian Kauw!" Usai Kauw Cu berkata demikian, terdengarlah tepuk sorak yang riuh gemuruh. Bee Kun Bu dan lainnya juga tersentak Kai Thian Kauw memiliki orang-orang yang berkepandaian tinggi. para anggota pun begitu banyak. partai Hwa San adalah salah satu partai besar dari sembilan partai di rimba persilatan, kelihatannya akan mengalami kekalahan total, Setelah membasmi partai Hwa San, tentunya Kai Thian Kauw Cu pun akan membasmi partai besar lainnya, Kai Thian Kauw Cu mengangkat tangannya, itu agar semua orang diam. Kemudian sepasang matanya menyorot tajam seraya berkata lantang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Partai Thian Liong pernah berambisi menguasai rimba persilatan, tapi akhirnya gagah itu bukan berarti partai Thian Liong tidak memiliki kekuatan, melainkan dikarenakan sembilan partai bergabung, sehingga menggagalkan ambisi partai Thian Liong." Kai Thian Kauw Cu berhenti, namun sepasang matanya menyorot tajam memandang para anak buahnya. "Sungguh luas pengetahuan Kai Thian Kauw Cu itu!" Ujar Sie Bun Yun dengan suara rendah. "Ng!"Pek Yun Hui mengangguk Setelah memandang para anak buahnya, Kai Thian Kauw Cu pun mulai melanjutkan ucapannya. "KJta berangkat bersama, tapi dalam perjalanan harus berpura-pura tidak saling mengenal, dan juga tidak boleh menimbulkan urusan Iain, itu agar tidak diketahui partai lain, sehingga partai lain pun tiada kesempatan untuk membantu partai Hwa San." "Sungguh hebat rencana itu!" Bisik Bee Kun Bu. "Untung kita mengetahui rencananya itu." "Kakak Bu, apakah engkau bermaksud pergi membantu partai Hwa San?" Tanya Lie Ceng Loan dengan suara rendah. "Walau Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng menyebalkan tapi partai Hwa San dan Kun Lun tergolong sembilan partai besar di rimba persilatan, Bagaimana mungkin kita diam saja?" Ketika berkata sampai di situ, mendadak Bee Kun Bu teringat pada Kun Lun Sam Cu yang tidak ketahuan jejak mereka, sehingga membuatnya menarik nafas panjang "Saudara Bee!" Ujar Sie Bun Yun dingin. "Menurut aku, lebih baik kita jangan turut campur urusan ini," Bee Kun Bu heran, kenapa Sie Bun Yun mengatakan begitu? Padahat Bee Kun Bu tahu, Sie Bun Yun adalah pendekar sejati. "Kenapa Saudara Sie Bun mengatakan begitu?" Tanya Bee Kun Bu tidak mengerti KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ketua Hwa San, Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng berhati busuk, maka harus menerima pembalasan itu." Sahut Sie Bun Yun. Bee Kun Bu tertegun, Kemudian ia teringat akan apa yang diceritakan Pek Yun Hui, ketika baru berkenalan dengan Sie Bun Yun, berikut kejadian di- Cui Cuk San Cung, Karena ulah Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, maka Cui Cuk San musnah terbakar Oleh karena itu, tidak heran kalau Sie Bun Yun masih mendendam pada Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng. Bee Kun Bu tidak mau berdebat dengan Sie Bun Yun, hanya mengarah pada Pek Yun Hui. Tentang ini akan kita bicarakan nanti saja," Ujar Pek Yun Hui, Di saat itu pula Kai Thian Kauw Cu melanjutkan bicaranya. "Setelah membasmi partai Hwa San, kita menuju arah barat membasmi partai Kun Lun dan Swat San, Kemudian baru membasmi partai Cing Shia dan partai lainnya, Kalau sembilan partai besar itu sudah dibasmi, Kai Thian Kauw yang berkuasa di rimba persilatan" "Kakak Pek!" Ujar Lie Ceng Loan sambil tertawa kecil. "Kenapa dua wanita Kwat Cong San tidak masuk daftar?" Ketika Pek Yun Hui baru mau menyahut, mendadak terdengar suara tawa yang panjang sekali tak jauh dari tempat itu. Suara tawa itu sangat mengejutkan Pek Yun Hui dan lainnya, bahkan juga mengejutkan para anggota Kai Thian Kauw. "Sobat dari mana? Kenapa tidak memperlihatkan diri?" Bentak Kai Thian Kauw Cu lantang. sementara suara tawa panjang itu makin dekat Tak lama tampak tiga sosok bayangan berkelebat ke tempat itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Yang paling depan berbadan tinggi besar, mengenakan jubah biru. Orang itu yang menyamar sebagai Na Hai Peng, sedangkan dua orang di belakangnya agak muda, mengenakan pakaian hitam Begitu ke tiga orang itu sampai di tempat tersebut, tampak puluhan orang langsung mengepungnya. "Jangan turun tangan!" Bentak Kai Thian Kauw Cu pada puluhan orang itu. Sementara ke tiga orang itu melangkah menuju batu besar tempat Kai Thian Kauw Cu berdiri, orang tinggi besar berjubah biru tertawa dingin. "Sungguh besar omongan Kauw Cu!" Ujarnya. "Jelaskan!" Sahut Kai Thian Kauw Cu sambil memperhatikan ke tiga orang tersebut. "Kauw Cu amat berambisi aku kagum sekali!" Ujar orang tinggi besar berjubah biru. "Kenapa tadi engkau mengatakan aku omong besar?" Tanya Kai Thian Kauw Cu sambil menatapnya tajam. "Memang banyak orang berkepandaian tinggi dalam Kai Thian Kauw, maka tidak sulit membasmi partai Hwa San!" Sahut orang tinggi besar berjubah biru. Terimakasih" Ucap Kai Thian Kauw Cu dengan suara dalam. "Membasmi partai Kun Lun, juga bisa berhasil! "Ngmm!" "Membasmi partai Swat San dan Cing Shia, juga boleh dilaksanakan!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Oh, ya?" "Ha ha ha!" Orang tinggi besar berjubah biru tertawa gelak. "Kalaupun sembilan partai dapat dibasmi, tapi Kai Thian Kauw tetap tidak bisa berkuasa di rimba per-silatan!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begitu,.," Ujar Kai Thian Kauw Cu dingin, Tentunya harus mohon petunjuk darimu!" "Apakah Kauw Cu lupa? Kegagalan partai Thian Liong justru dikarenakan dua wanita Kwat Cong San? Dua wanita Kwat Cong San itu, meskipun tiada partai, namun nama mereka sudah tersohor Lagi pula kepandaian mereka berdua jauh di atas ketua sembilan partai, Apakah Kauw Cu mampu mengalahkan mereka?" Air muka Kai Thian Kauw Cu berubah, begitu pula para anggotanya, Kai Thian Kauw Cu diam, wajahnya telah menghijau. "Seandainya dua wanita Kwat Cong San tidak masuk dalam hitungan, diriku pun sulit dihadapi ujar orang tinggi besar berjubah biru sambil tertawa terkekeh-kekeh. "Engkau siapa, harap beritahukan!" Ujar Kai Thian Kauw Cu dengan wajah berubah. "Apakah Kauw Cu pernah dengar, ada sebuah pulau yang tertutup kabut hitam disebut Hek Uh To (PuIau Kabut Hitam)?" Tanya orang tinggi besar berjubah biru. Mendengar pertanyaan itu, para anggota Kai Thian Kauw tampak terheran-heran, namun wajah Kai Thian Kauw Cu justru berubah. "Oh!" Seru Pek Yun Hui tak tertahan "Kakak Pek tahu asal-usuI orang itu?" Tanya Bee Kun Bu. "Aku tahu sedikit, tapi panjang kalau dituturkan," Sahut Pek Yun Hui. "Kini bukan saatnya menuturkan itu." Bee Kun Bu, Sie Bun Yun dan Lie Ceng Loan tahu, bahwa saat ini hati Pek Yun Hui sedang tereekam. Mereka bertiga pun tahu, betapa tingginya kepandaian orang itu. Pek Yun Hui tidak mau menutur sekarang, tentunya ada sebabnya, maka mereka bertiga pun tidak mendesaknya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ternyata engkau datang dari Pulau Kabut Hitam!" Ujar Kai Thian Kauw Cu sambil manggut-manggut "Aku adalah majikan Pulau Kabut Hitam, generasi ke tujuh belas." Orang tinggi besar berjubah biru memberitahukan "Bolehkah aku tahu nama besar Tocu (Majikan Pulau)?" Tanya Kai Thian Kauw Cu. "Bukankah Tocu marga Lim?" "Ha ha!" Orang tinggi besar berjubah biru tertawa terbahak-bahak. "Kauw Cu sungguh berpengetahuan luas, tahu pula aku marga Lim!" "Kaum Bu Lim memang jarang mendengar tentang Pulau Kabut Hitam, tapi aku justru pernah mendengarnya!" Sahut Kai Thian Kauw Cu. "Namaku Thian Tuk!" Ujar orang tinggi besar berjubah biru dan menambahkan "Artinya hanya aku yang berkuasa di kolong Iangit!" "Hm!" Dengus Kai Thian Kauw Cu dingin "Sungguh besarmu!utmu!" "Tidak berani!" Sahut Lim Thian Tuk. "Lim Tocu ke mari berniat baik atau jahat? Harap dijelaskan!" Ujar Kai Thian Kauw Cu. "Bagaimana kalau aku berniat jahat? Bagaimana pula kalau aku berniat baik?" Tanya Lim Thian Tuk. "Kalau berniat baik, harap bergabung dengan Kai Thian Kauw!" Sahut Kai Thian Kauw Cu. "Kalau berniat jahat, itu tidak perlu kujelaskan lagi!" "Ha ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa ge!ak- "Bagus! Bagus!" Seusai berkata "Bagus" Dua kali, sepasang mata Lim Thian Tuk pun memancarkan sinar tajam, kemudian bersiul panjang dan berseru. "Para anggota Kai Thian Kauw memang berkepandaian tinggi, tentunya bisa mengerjakan sesuatu yang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menggemparkan! Tapi aku tidak tahu, apa kedudukanku kalau aku bergabung?" "Dalam Kai Thian Kauw, ada empat pemimpin sek-tor! Apabila Lim Tocu bergabung, sudah pasti berkedudukan di atas empat pemimpin sektor itu!" Jawab Kai Thian Kauw Cu memberitahukan Ketika Kai Thian Kauw Cu mengatakan begitu, wajah Ek Ceng, Im Hang Cok dan Ku Hut Leng Khong ludah tampak berubah "Kelihatannya..." Lim Thian Tuk tertawa dingin. "Pemimpinpemimpin sektor sudah tampak tidak senang lho!" "Memang tidak senang, kenapa?" Sahut Ku Hut Leng Khong membentak "Ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa. "Sebelum Kauw Cu mengatur kedudukanku, ada baiknya kita bertanding dulu!" "Baik!" Sahut Ku Hut Leng Khong. Begitu mengucapkan baik, Ku Hut Leng Khong pun bergerak dengan jurus Tok Tuk Thu Si (Laba-Iaba Menyemburkan Racun), yaitu salah satu jurus Tu Si Ciang (llmu Pukulan Laba-Laba) yang sangat lihay dan dahsyat Tampak sepasang telapak tangannya berkelebatan mengarah Lim Thian Tuk. "Ku Hut Leng Khong cari malu sendiri!" Ujar Pek Yun Hui ketika melihat Hweeshio itu menyerang Lim Thian Tuk. Kepandaian Ku Hut Leng Khong masih di bawah Pek Yun Hui, sedangkan kepandaian Lim Thian Tuk justru di atas Pek Yun Hui, maka Pek Yun Hui berani mengatakan begitu. sementara Lim Thian Tuk tetap berdiri di tempat sambil tersenyum, padahal pukulan Ku Hut Leng Khong telah mendekati badannya. "Kenapa engkau diam saja?" Bentak Ku Hut Leng Khong. "Tidak mau balas menyerang sama sekali?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa terbahak-bahak "Bagaimana aku perlu balas menyerang?" Betapa gusarnya Ku Hut Leng Khong, ia langsung menyerang dada Lim Thian Tuk, Perlu diketahui pukulan yang dilancarkan Ku Hut Leng Khong adalah pukulan beracun, Kalau badan Lim Thian Tuk terpukul, nyawanya pasti melayang. Ku Hut Leng Khong memang berpikir demikian, maka ia meneruskan serangannya ke arah dada Lim Thian Tuk. Akan tetapi, ketika sepasang telapak tangan tinggal sejengkal menyentuh dada Lim Thian Tuk, mendadak sepasang telapak tangan Ku Hut Leng Khong berhenti, sepertinya tertahan oleh sesuatu. sadarlah Ku Hut Leng Khong, bahwa Lim Thian Tuk memiliki semacam tenaga sakti pelindung badan, Maka pukulannya tidak mampu melukainya, sebaliknya kalau Lim Thian Tuk mengerahkan tenaga saktinya, dirinya yang akan terluka. Betapa terkejutnya Ku Hut Leng Khong, Cepat-cepat ia meloncat mundur Akan tetapi, Lim Thian Tuk telah menjulurkan tangannya, sekaligus menepuk bahunya seraya tertawa. "Taysu tidak perlu kaget!" Ujarnya. Begitu bahunya tertepuk, wajah Kuh Hut Leng Khong berubah. ia mengira Lim Thian Tuk telah turun tangan jahat terhadapnya. seketika juga ia meloncat mundur dan menghimpun hawa murninya, Namun ia tidak merasa apaapa, Ku Hut Leng Khong tahu Lim Thian Tuk telah menaruh kasihan padanya, itu membuatnya berterimakasih dan terharu. "Kepandaian Anda memang tinggi sekali, Aku kagum dan mengaku kalah!" Ucapnya setulus hati. "Sama-sama." Sahut Lim Thian Tuk sambil tertawa. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Heran?" Gumam Pek Yun Hui, ia tidak melihat jelas kejadian itu, Pukulan Ku Hut Leng Khong hampir mengenai dada Lim Thian Tuk, namun mendadak malah meloncat mundur, itu membuat Pek Yun Hui tidak mengerti Tidak usah heran, adik Pek!" Ujar Sie Bun Yun sambit tersenyum "Lim Thian Tuk tidak mau melukai Ku Hut Leng Khong, Engkau tidak melihat itu?" "Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut "Kakak Yun, maksudmu Lim Thian Tuk berniat merebut kedudukan Kai Thian Kauw Cu, maka dia mengambil hati Ku Hut Leng Khong?" "Adik Pek!" Sie Bun Yun tersenyum lagi. "Kita tonton saja." Sementara Ek Ceng, Im Hang Cok dan Lan Si Tianglo terkejut bukan main begitu mendengar ucapan Ku Hut Leng Khong, Kemudian Im Hang Cok menghampiri Lim Thian Tuk sambil menjura. "Lim Tocu, aku yang tidak tahu ini mohon petunjuk!" Ucapnya. "Silakan melancarkan pukulan!" Sahut Lim Thian Tuk. Im Hang Cok tidak segera menyerangnya, melainkan berputar-putar mengelilingi Lim Thian Tuk. sedangkan Lim Thian Tuk cuma berdiri diam di tempat Setelah berputar cukup lama, mendadak Im Hang Cok melancarkan pukulan Akan tetapi, sungguh mengherankan pukulan itu diarahkan ke luar, namun kemudian mengarah ke Lim Thian Tuk. Bukan main anehnya ilmu pukulan tersebut, bahkan Lim Thian Tuk pun berseru memuji. "llmu pukulan yang hebat" Lim Thian Tuk juga mengangkat tangannya, Begitu tangannya terangkat, Im Hang Cok sudah merasa adanya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ suatu keanehan Memang sungguh di luar dugaan, karena lengannya telah dicengkeram oleh Lim Thian Tuk. Betapa terkejutnya Im Hang Cok, sebab kalau Lim Thian Tuk mengerahkan tenaga dalamnya, tentunya nyawa Im Hang Cok me!ayang. Tapi Lim Thian Tuk malah tertawa, kemudian melepaskan tangannya, Im Hang Cok langsung menyurut mundur, dan keringat dinginnya pun mengucur di punggungnya "Sungguh hebat ilmu pukulanmu! Kini terbukalah mataku!" Ujar Lim Thian Tuk sambil tersenyum "Kepandaianku tidak ada seujung kukumu, aku betul-betul tidak tahu diri." Ucap Im Hang Cok dan tertawa getir "Jangan berkata begitu!" Lim Thian Tuk tertawa gelak. Ku Hut Leng Khong dan Im Hang Cok dikalahkan oleh Lim Thian Tuk dalam satu jurus, Tentunya hal itu sangat mengejutkan semua orang. Ek Ceng dan Lan Si Tianglo saling memandang Mereka berdua sudah tidak berani maju lagi. "Tadi Kauw Cu sudah bilang, kalau aku bergabung dengan Kai Thian Kauw, maka kedudukanku di atas empat pemimpin sekton Entah kedudukan apa itu?" Tanya Lim Thian Tuk sambil tertawa. "Kalau benar engkau mau bergabung, kedudukan wakil Kauw Cu untukmu," Sahut Hut Kai Thian Kauw Cu sungguhsungguh, ia memang girang sekali, sebab Lim Thian Tuk menyatakan bersedia bergabung dengan Kai Thian Kauw. "Apabila Lim Tocu bersedia menerima kedudukan itu, sudah pasti merupakan keberuntungan bagi Kai Thian Kauw," Ucapan Kai Thian Kauw Cu membuat para anggota Kai Thian Kauw bersorak penuh kegembiraan Akan tetapi, Lim Thian Tuk cuma tertawa. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kenapa Lim Tocu tertawa ?" Tanya Kai Thian Kauw Cu yang mulai bereuriga. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau kedudukanku sebagai wakil Kauw Cu, maka masih di bawahmu, bukan?" Sahut Lim Thian Tuk. "Oh?" Kai Thian Kauw Cu mengerutkan kening. "Apakah engkau ingin bertanding denganku?" Tidak salah!" Sahut Lim Thian Tuk sambil tertawa. "Kita berdua memang harus saling mengukur kepandaian masingmasing!" "Ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak. "Bagus! Bagus! Setelah tahu kepandaian siapa yang lebih tinggi, lalu harus bagaimana?" "Yang menang sebagai Kauw Cu, yang kalah sebagai wakil!" Jawab Lim Thian Tuk menegaskan "Bagaimana?" "Ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa terbahak-bahak "Baik, aku setuju usulmu!" ***** Bab ke 15 - Pertarungan Memperebutkan Kedudukan Ketika Lim Thian Tuk menyatakan ingin bertarung dengan Kai Thian Kauw Cu, wajah para anggota yang berdiri di lapangan itu langsung berubah. "Kalian mundurlah sedikit!" Seru Kai Thian Kauw Cu. Mereka segera mundur sedangkan Bee Kun Bu dan lainnya yang bersembunyi di pohon juga merasa tegang. "Kakak Bu!" Tanya Lie Ceng Loan. "Menurutmu, kedua penjahat itu siapa yang berkepandaian paling tinggi?" "Sulit diduga," Sahut Bee Kun Bu sambil memandang Pek Yun Hui. "Kakak Pek, bagaimana menurutmu?" Pek Yun Hui pernah bertarung dengan kedua orang itu, namun kepandaiannya masih di bawah mereka. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kepandaian mereka berdua di atasku, Siapa yang berkepandaian paling tinggi di antaranya, aku tidak tahu," Jawab Pek Yun Hui. Ketika mendengar itu, Bee Kun Bu terkejut, sebab kepandaian mereka berdua di atas Pek Yun Hui. "Sungguh banyak orang aneh berkepandaian tinggi dalam rimba persilatan!" Ujar Bee Kun Bu sambil menarik nafas. "Jangan bersuara!" Bisik Pek Yun Hui. "Mereka sudah mau bertarung." Mereka berempat segera mencurahkan perhatian ke sana, Tampak Kai Thian Kauw Cu sudah melayang turun dari batu besar itu. Begitu lamban baru menginjak tanah. Ternyata Kai Thian Kauw Cu memperlihatkan ilmu ginkang tingkat tinggi. Wajah Lim Thian Tuk tampak berubah, ketika menyaksikan ilmu ginkang Kai Thian Kauw Cu. "Lim Tocu! Silakan muIai!" Ujar Kai Thian Kauw Cu. Padahal semu!a, Lim Thian Tuk menganggap tidak begitu sulit untuk merebut kedudukan Kauw Cu, sebab ia berkepandaian amat tinggi. Akan tetapi, kini setelah menyaksikan ilmu ginkang Kai Thian Kauw Cu, ia pun yakin, bahwa Kai Thian Kauw Cu berkepandaian tinggi juga, jadi ingin memenangkannya, tidaklah begitu gampang. "Ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa setelah berpikir sejenak. "Apakah kita masih perlu bertarung secara mati-matian?" Mendengar ucapan itu Kai Thian Kauw Cu tertegun Namun kemudian ia pun mengerti maksud Lim Thian Tuk, bahwa kalau ingin memperlihatkan kepandaian tidak perlu saling menyerang "Bagaimana caranya?" Tanya Kai Thian Kauw Cu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lim Thian Tuk menengok ke sana ke mari, lalu memandang ke arah batu besar tempat Kai Thian Kauw Cu berdiri tadi. "Mari kita bertanding di atas batu besar itu!" Ujar Lim Thian Tuk. "Baikt" Kai Thian Kauw Cu mengangguk Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan kecewa sekali, sebab Lim Thian Tuk dan Kai Thian Kauw Cu tidak bertarung secara mati-matian. "Ke dua orang itu tak bernyali sama sekali," Ujar Lie Ceng Loan dengan suara rendah. "Nona Lie!" Sie Bun Yun tersenyum "Kemungkinan besar mereka akan bertarung mati-matian, tapi setelah ini." "Mudah-mudahan begitu!" Sahut Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui serentak. sementara Lim Thian Tuk menyurut mundur beberapa langkah, sehingga dirinya dengan batu besar itu berjarak lima depaan. "Lim Tocu, batu besar itu boleh dikatakan berakar di dalam tanah." Ujar Kai Thian Kauw Cu memberitahukan "Bukan aku sengaja menaruh nya di situ." "Oh!" Lim Thian Tuk manggut-manggut "Kalau kita bertanding di atas batu itu, tentunya batu itu akan rusak. Bukankah sayang sekali?" "Benar." Kai Thian Kauw Cu mengangguk "Ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa gelak. Setelah itu, sepasang lengannya bergerak mengarah pada batu besar itu, lalu sepasang telapak tangannya didorongkan ke sana. Kai Thian Kauw Cu berdiri tak jauh, ia sama sekali tidak merasa ada angin pukulan ketika Lim Thian Tuk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mendorongkan sepasang telapak tangannya, Akan tetapi berselang sesaat, terdengarlah suara seperti ledakan Bum! Kai Thian Kauw Cu merasa ada tenaga yang amat dahsyat ia cepat-cepat menghimpun Lweekangnya untuk melawan tenaga itu. Kai Thian Kauw Cu tahu, bahwa tenaga yang amat dahsyat itu tidak mengarah pada dirinya, melainkan cuma menyambar sedikit saja, Betapa kagumnya terhadap Lim Thian Tuk. ia pun yakin bahwa masih banyak orang berkepandaian tinggi di Hek Uh To itu. Apabila Lim Thian Tuk bergabung dengan Kai Thian Kauw, otomatis Kai Thian Kauw akan bertambah kuat Kalau dibandingkan dengan Pek Yun Hui, memang lebih baik Lim Thian Tuk yang jadi wakil Kauw Cu, karena kepandaian Lim Thian Tuk lebih tinggi dari Pek Yun Hui. Oleh karena itu, Kai Thian Kauw Cu pun mengambil suatu keputusan sementara Lim Thian Tuk masih terus menjulurkan sepasang tangannya ke arah batu besar itu. Tidak tampak ada kejadian apa pun. Tentunya para anggota Kai Thian Kauw mengerutkan kening, Berselang beberapa saat kemudian, terdengar suara seruan dari beberapa anggota Kai Thian Kauw. "Haaah! Lihatlah itu!" Ternyata permukaan tanah di hadapan Lim Thian Tuk, tampak menyembul ke atas perlahan-lahan. Menyaksikan kejadian itu, Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan yang bersembunyi di atas pohon, terkejut bukan main. "Betapa tingginya Lweekang orang itu, Memang sungguh diluar dugaan!" Ujar Pek Yun Hui sambil menarik nafas. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Pek! Apakah kepandaian orang itu lebih lihay dari Kakak Siao Tiap?" Tanya Lie Ceng Loan. "ltu belum tentu," Sahut Pek Yun Hui. "Tapi batu besar itu sangat berat, lagi pula sudah berakar di dalam tanah, Orang itu ingin merobohkan batu besar tersebut, Lweekangnya pasti sudah mencapai tingkat tertinggi "Benar." Sie Bun Yun manggut-mangguL "Orang itu menggunakan tenaga keras dan lunak, memang luar biasa sekali." Pada waktu bersamaan, tampak Lim Thian Tuk menyurut mundur dua langkah, kemudian membentak keras sambil mendorongkan telapak tangannya. Bum! Batu yang begitu besar itu terangkat dan sekaligus terdorong roboh. Tanah di situ pun bersebaran ke manamana, dan seketika tampak sebuah lubang besar di sana. "Ha ha!" Lim Thian Tuk tertawa. "lni baru ilmu cakar ayam, tidak begitu pantas dipertontonkan!" "Di tempat ini cuma terdapat sebuah batu besar, dan kini sudah terdorong roboh, Lalu bagaimana aku harus mempertontonkan keburukanku?" Tanya Kai Thian Kauw Cu dingin. "ltu gampang," Sahut Lim Thian Tuk, Tocu Pulau Kabut Hitam. Lim Thian Tuk mendekati batu besar itu. ia menarik nafas dalam-dalam dan mendadak mengangkat sepasang tangannya, sekaligus didorongkan ke arah batu besar itu. Bukan main! Batu besar itu terdorong ke dalam lubang itu lagi, bahkan juga berikut tanah-tanah yang berserakan itu. Setelah itu, ia pun terus mendorongkan sepasang telapak tangannya ke sisi-sisi batu besar tersebut Tak lama, posisi batu besar itu sudah kembali seperti semula. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau boleh berbuat seperti aku!" Ujar Lim Thian Tuk. Mendengar ucapan itu, Kai Thian Kauw Cu mencarinya dalam hati, sebab Lim Thian Tuk itu sangat licik, Ketika sepasang telapak tangannya terus mendorong, secara tidak langsung ia telah mengeraskan tanah di sekitar batu. Tentang itu, semua orang tidak mengetahuinya, Jadi kalau Kai Thian Kauw Cu ingin berbuat seperti Tocu, tentunya harus memiliki Lweekang yang jauh lebih tinggi dari padanya. Bagi yang tidak mengetahui, akan mengira bahwa Lim Thian Tuk telah mengalah pada Kai Thian Kauw Cu. Siapa pun akan menganggap lebih gampang mengangkat batu besar itu sekarang dari pada tadi. "He he!" Kai Thian Kauw Cu tertawa dingin. "Lim Tocu telah merobohkan batu itu duluan, kini aku berbuat seperti itu, bukankah sangat menguntungkan diriku?" Itu belum tentu!" Sahut Lim Thian Tuk sambil tertawa panjang. Kai Thian Kauw Cu tidak banyak bicara lagi, ia mendekati batu besar itu lalu berdiri tegak di situ. Mendadak jubah merahnya mengembung seperti balon, kemudian badannya dibungkukkan sedikit, dan sekaligus mendorong ke depan. Dorongannya itu kelihatan tak bertenaga sama sekali Lim Thian Tuk juga merasa begitu dan merasa heran. Akan tetapi, berselang sesaat, tanah di sekeliling batu besar itu tampak mengembung ke atas. Setelah menyaksikan itu, barulah Lim Thian Tuk tahu, bahwa dorongan tadi tidak disertai Lweekang. Ternyata Kai Thian Kauw Cu menyalurkan Lweekangnya ke sepasang kakinya, untuk menggemburkan tanah di sekeliling batu besar tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak sambil mundur dua langkah, lalu membentak keras dan sekaligus mengibaskan lengan jubahnya. Bum! Batu besar itu bergoyang-goyang, kemudian terangkat dan roboh. Kai Thian Kauw Cu mundur selangkah lagi, lalu mendadak sepasang telapak tangannya mendorong ke depan. Buml Batu besar itu terdorong ke depan. Air muka Lim Thian Tuk langsung berubah, tapi tetap tersenyum seraya berkata. "Sungguh hebat Lweekangmu!" "Selanjutnya kita masih mau bertanding ipa?" Tanya Kai Thian Kauw Cu dengan dingin sekali "Batu besar itu hancur sedikit, berarti kita serie," Sahut Lim Thian Tuk sambil tersenyum. sebenarnya yang menghancurkan pinggiran batu besar itu justru adalah Lim Thian Tuk. Akan tetapi, pada waktu itu, pinggiran batu besar tersebut masih tampak seperti biasa, Setelah Kai Thian Kauw Cu mendorong batu besar itu sampai terpental, barulah ketahuan kalau pinggiran batu itu hancur Sungguh gusar Kai Thian Kauw Cu, sebab ia telah terjebak oleh kelicikan Lim Thian Tuk, Maka pertandingan babak pertama itu pun jadi serie. "Maksud Lim Tocu babak pertama ini serie?" Tanya Kai Thian Kauw Cu dingin. Tidak salah!" Lim Thian Tuk mengangguk "Baik! Bagaimana pertandingan babak ke dua?" Tanya Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa dingin. Tadi aku lihat ginkangmu amat tinggi Bagaimana kalau kita bertanding ginkang saja babak ke dua?" Lim Thian Tuk balik bertanya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Baik!" Kai Thian Kauw Cu mengangguk Tapi bagaimana caranya?" "Banyak caranya!" Sahut Lim Thian Tuk. "Yang kita tandingkan adalah ilmu ginkang tingkat tertinggi, yakni hanya menghimpun hawa murni agar badan kita melambung ke atas, kemudian melayang turun harus dalam posisi yang sama!" "Baik!" Kai Thian Kauw Cu manggut-manggut. HSiapa di antara kalian yang membawa tali?" Tanya Lim Thian Tuk kepada para anggota Kai Thian Kauw. "Kami bawa!" Sahut beberapa orang. "Bawa kemari!" Seru Lim Thian Tuk. Beberapa orang itu segera menyerahkan tali pada Lim Thian Tuk, Setelah menerima tali-tali itu, Lim Thian Tuk pun menyambungnya sehingga menjadi panjang hampir delapan depa. Tali yang sudah panjang itu ditaruh ke bawah, ia lalu memandang Kai Thian Kauw Cu seraya berkat a. "Kita mempergunakan tali itu!" "Ng!" Kai Thian Kauw Cu mengangguk "Silakan Lim Tocu duluan!" "Baik!" Kai Thian Kauw Cu menjura. ia membungkukkan badannya, Ujung tali itu diikatkan pada kaki kirinya, lalu mulai menghimpun hawa murninya. Tak seberapa lama kemudian, sepasang kakinya masuk sedikit ke dalam tanah, sedangkan sekujur badannya berbunyi pletak-pletuk, Berselang sesaat, ia mengembangkan sepasang lengannya bagaikan sayap burung, seketika juga badannya melambung ke atas, dan tali itu pun terangkat Badan Lim Thian Tuk melambung setinggi tigadepa, lalu berhenti sejenak Setelah itu badannya mulai melayang turun. Salah seorang pengikutnya, segera menginjak tali yang di permukaan tanah, sementara badan Lim Thian Tuk terus KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ melayang turun, kemudian sepasang kakinya tetap menginjak bekas kakinya yang di tanah dalam posisi tak berubah. Orang yang menginjak tali itu tetap berdiri di situ, sedangkan Lim Thian Tuk membuka ujung tali yang diikatkan pada kaki nya. "Sekarang giliranmu!" Ujarnya kepada Kai Thian Kauw Cu sambil tersenyum. Kini semua orang baru tahu, apa kegunaan tali tersebut, ternyata digunakan untuk mengukur tinggi. "Sungguh hebat ginkang Lim Tocu!" Sahut Kai Thian Kauw Cu. Terimakasih atas pujianmu!" Lim Thian Tuk tersenyum Jagi. "Berdasarkan kepandaian Lim Tocu, memang pantas menjadi wakil Kauw Cu." Ujar Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa. "Oh, ya?" Lim Thian Tuk juga tertawa. "Kalau engkau tidak berbuat seperti aku barusan, bagaimana mungkin aku akan merasa tunduk?" "Emmh!" Kai Thian Kauw Cu manggut-manggut, lalu melangkah maju dan mengikatkan ujung tali itu pada kakinya. Orang yang menginjak tali itu langsung menyingkir tapi sudah memberi tanda pada tali yang diinjaknya tadi. Setelah mengikatkan ujung tali itu pada kakinya, Kai Thian Kauw Cu mulai menghimpun hawa murninya. Mendadak ia bersiul panjang, dan seketika juga badannya melambung ke atas, setelah badannya melambung setinggi dua depa, tiba-tiba ia merasa sakit di kakinya, sepertinya tertusuk jarum, bahkan mulai merasa ngilu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Walau Kai Thian Kauw Cu berkepandaian amat tinggi, namun badannya sudah melambung ke atas, dan juga rasa ngilu itu membuatnya tidak bisa menghimpun hawa murninya Di saat itu, barulah Kai Thian Kauw Cu tahu, bahwa Lim Thian Tuk telah melakukan sesuatu pada ujung tali itu, Ternyata memoleskan semacam racun. Betapa gusarnya Kai Thian Kauw Cu. sedangkan tubuhnya telah merosot ke bawah, Begitu sepasang kakinya menginjak bekas kakinya, Lim Thian Tuk tertawa gelak seraya berkata. "Kini sudah terbukti, bahwa kepandaian siapa yang lebih tinggi." "Lim Tocu!" Kai Thian Kauw Cu tertawa aneh. "Kukira majikan Pulau Kabut Hitam adalah lelaki sejati, tidak tahunya begitu tak tahu malu!" "Eh?" Wajah Lim Thian Tuk berubah "Di hadapan semua orang, engkau masih berani mencaci? Padahal engkau sudah kaiahl Oleh karena itu, mulai saat ini aku sebagai Kauw Cu, engkau wakilku! seandainya engkau merasa tidak senang, boleh segera angkat kaki dari sini! Kenapa malah mencaci orang?" Betapa gusarnya Kai Thian Kauw Cu, sehingga sepasang matanya membara menatap Lim Thian Tuk. "Um Tocu, aku sungguh menghargaimu, maka bersedia mengangkatmu sebagai wakil Tapi engkau begitu tak tahu malu, jadi pelayan di Kai Thian Kuaw pun tidak pantas!" Ujar Kai Thian Kauw Cu dingin. "Kalian empat pemimpin sektor!" Seru Lim Thian Tuk. "Siapa yang benar dan salah, tentunya kalian telah menyaksikannya, bukan?" Ke empat pemimpin sektor diam saja, sementara Kai Thian Kauw Cu sudah tidak bisa bersabar lagi Badannya bergerak dan sekaligus menyerang Lim Thian Tuk. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Saat ini, ke empat pemimpin sektor dan para anggota, mulai berkasak-kusuk membicarakan masalah itu, Ada yang bilang, sudah kalah memang harus jadi wakil Ada pula yang mengatakan, bahwa Lim Thian Tuk bukan pendiri Kai Thian Kauw, maka dia tidak bisa menjadi Kauw Cu. Dalam kasak-kusuk itu, justru tiada seorang pun yang membicarakan masalah kecurangan Lim Thian Tuk, sebab tiada seorang pun yang mengetahui hal itu. Kai Thian Kauw Cu mendengar kasak-kusuk mereka, maka kegusarannya pun semakin memuncak ia langsung menyerang Lim Thian Tuk dengan jurus Liat Su Thui San (Orang Gagah Mendorong Gunung). Lim Thian Tuk berkelit, kemudian balas menyerang Terjadilah pertarungan yang amat seru dan sengit Kai Thian Kauw Cu membentak keras, lalu menyerang dengan tiga jurus beruntun, yakni Lang Hoa Cuk TTiian (Bunga Ombak Bergemerlapan Ke Langit), Yun Khai Kian Goat (Awan Buyar Bulan Tampak) dan Jit Kong Ban Cang (Sinar Matahari Laksaan Depa), Tiga jurus beruntun ini adalah ilmu andalan Kai Thian Kauw Cu. Saat ini, ia dalam keadaan gusar, lagipula menggunakan delapan bagian Lweekangnya, Maka dapat dibayangkan betapa dahsyatnya serangan-serangannya. Lim Thian Tuk bersiul panjang, ia tidak mundur maupun berkelit, melainkan menangkis serangan-serangan itu. Terdengarlah suara benturan yang sangat dahsyat, sehingga para anggota yang sedang menonton itu, langsung menyingkir jauh-jauh. Setelah terjadi benturan itu, Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk pun mundur dua Iangkah. Kai Thian Kauw Cu tidak menunggu ia cepat-cepat menyerang lagi dengan dua buah pukulan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lim Thian Tuk menangkis sekaligus balas menye-rang, Betapa serunya pertarungan itu, sehingga membuat para anggota Kai Thian Kauw menonton dengan mata terbelalak Tak terasa, pertarungan mereka telah melewati tiga puluh jurus, Tampak bayangan mereka berkelebatan, sebentar dekat dan sebentar jauh, bahkan diiringi dengan suara benturan-benturan dahsyat yang memekakkan telinga. "Kakak Pek! Bagaimana kalau kita memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat kekacauan?" Tanya Bee Kun Bu. "Jangan dulu." " Pek Yun Hui menggelengkan kepala. "Kalau kita sekarang memunculkan diri, mereka berdua pasti berhenti bertarung." "Benar." Sie Bun Yun manggut-manggut "KJni mereka berdua sedang bertarung mati-matian, sudah pasti duaduanya akan terluka parah, Setelah mereka berdua terluka, barulah kita muncul." Di saat, mereka bereakap-cakap, pertarungan Kai Thian Kauw Cu dengan Lim Thian Tuk pun mulai Iamban. Ternyata mereka berdua mulai saling menyerang dengan Lweekang, sehingga terdengar suara menderu-deru yang menusuk telinga. "Bagaimana kalau kalian berdua berhenti bertarung?" Seru Ek Ceng. "Kalian berdua berkepandaian tinggi, kenapa harus bertarung mati-matian?" Im Hang Cok juga ikut berseru. Mereka tahu, bahwa apabila pertarungan itu masih berlanjut, tentunya ke dua orang itu akan terluka parah. Akan tetapi, saat ini mereka berdua telah mengerahkan seluruh Lweekang masing-masing, maka sulit untuk ditarik kembali, Siapa yang duluan menarik Lweekang-nya, pasti terluka parah. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Maka ketika Ek Ceng dan Im Hang Cok berseru, ke dua orang itu tetap melanjutkan pertarungan Betapa cemasnya Ek Ceng, Im Hang Cok, Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tianglo menyaksikan pertarungan itu. Ke dua pengikut Lim Thian Tuk juga tampak gelisah. Ke dua orang itu pun terus memperhatikan pertarungan tersebut dengan mata tak berkedip. Lewat beberapa jurus kemudian, Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk saling mengadu pukulan lagi. Bum! Buml Mereka berdua mundur dua langkah, kemudian maju lagi dan saling menyerang mati-matian. Mendadak dua pengikuti Lim Thian Tuk berteriak aneh, lalu menerjang ke depan, Akan tetapi, Ek Ceng segera melesat ke hadapan mereka, maka terjadilah pertarungan di silu. sementara Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk terus mengerahkan Lweekang masing-masing. Kadang-kadang tampak Lim Thian Tuk terdesak, namun maju lagi dengan serangan dahsyat, Kai Thian Kauw Cu mundur selangkah, lalu maju sambil menyerang. Dua pengikut yang bertarung dengan Ek Ceng, tiba-tiba memekik sambil meloncat mundur Namun Ek Ceng tidak mengejar mereka, maka pertarungan berhenti sampai di situ. Tak seberapa lama kemudian, di ubun-ubun Kai Thian Kauw Cu dan Um Thian Tuk mengepul uap panas bagaikan kabut Makin lama makin menebal kabut itu menutupi badan masing-masing. "Sudah saatnya kita muncul," Ujar Sie Bun Yun. ia bersiul panjang, dan sekaligus melesat ke tempat itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu juga bersiul panjang, lalu melesat ke sana seraya berseru sekeras-kerasnya. "Murid partai Kun Lun berada di sini! Kalian tidak perlu ke gunung Kun Lun!" Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan tidak tinggal diam di atas pohon. Mereka pun menghunus pedang sambil melesat ke tempat itu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kemunculan mereka berempat, sungguh di luar dugaan semua orang. Ketika melihat Sie Bun Yun, mereka cuma mengerutkan kening. Tapi begitu melihat Pek Yun Hui, seketika wajah mereka berubah, Ke empat pemimpin sektor terpaksa menyambut mereka. Sie Bun Yun yang paling depan, disambut oleh iblis Kepala Putih Ek Ceng. Tanpa banyak bicara lagi, Sie Bun Yun langsung menyerangnya dengan jurus Hong Cueh Ciok Tung (Angin Berhembus Bambu Bergerak), serangan itu mengarah pada tiga jalan darah di dada Ek Ceng. iblis Kepala Putih Ek Ceng berkelit, sekaligus mengeluarkan senjatanya, yang berupa sebatang potlot baja, itu pertanda ia sangat mahir ilmu menotok jalan darah. Setelah mengeluarkan senjata itu, Ek Ceng mulai balas menyerang menotok jalan darah Sie Bun Yun. Bee Kun Bu disambut Im Hang Cok. ia menyerang lawannya itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam. Tampak pedangnya berkelebatan mengarah Im Hang Cok. Akan tetapi, Im Hang Cok sangat gesit Semua serangan Bee Kun Bu dapat dihindarinya dengan baik. Kemudian ia mengeluarkan cambuknya, dan pertarungan sengit pun berlangsung sedangkan Pek Yun Hui disambut Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tianglo, Ketika melihat ke dua Hwce-shio itu, Pek Yun Hui langsung membentak "Kalian berdua ingin bertarung denganku?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bentakan Pek Yun Hui membuat ke dua Hweeshio itu menyurut mundur beberapa langkah dengan air muka berubah. "Kalian berdua cepat minggir!" Bentak Pek Yun Hui lagi sambil menuding mereka dengan pedang. Ke dua Hweeshio itu mundur lagi dua langkah, Kelihatannya mereka berdua sangat takut pada Pek Yun Hui. "Kalian berdua adalah Hweeshio murid Sang Bud-dha, namun justru tidak mentaati ajaran Buddha! Hm!" Dengus Pek Yun Hui dingin. "Kali ini aku masih mengampuni kalian! Kalau lain kali bertemu lagi, aku pasti tidak akan melepaskan kalian!" Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tianglo saling memandang. Mereka tahu, bahwa apabila mereka mundur sekarang, tentunya akan kehilangan kedudukan mereka sebagai pemimpin sektor, lagipula akan kehilangan muka di hadapan para anggota Kai Thian Kauw. Oteh karena itu, mereka berdua saling memandang lagi, Ku Hut Leng Khong mengeluarkan Hudtim (Kebutan yang biasa dipakai kaum Buddhisme), sedangkan Lan Si Tianglo mengeluarkan tasbehnya. "Kalian mau bertarung denganku?" Tanya Pek Yun Hui dengan kening berkerut "Maaf, Pek Lie Hiap!" Sahut Ku Hut Leng Khong. "Kami sungguh terpaksa," "Baik!" Pek Yun Hui mengangguk Pek Yun Hui menggerakkan pedangnya, ia menggunakan jurus Siauw Cih Thian Lam (Menunjuk Thian Lan Sambil Tertawa) menyerang ke dua Hweeshio itu. Ketika Pek Yun Hui mulai menyerang, Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tianglo berkelit, kemudian mendadak melesat serentak menyerang Lie Ceng Loan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Gadis itu terkejut sekali. ia langsung mengeluarkan jurus Hun Hoa Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Ber-taburan) untuk melindungi diri. "Hm!" Dengus Pek Yun Hui dingin. "Sungguh besar nyali kalian berdua!" Pek Yun Hui segera melesat ke arah Lie Ceng Loan, lalu bersama gadis itu menyerang Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tianglo. Kacaulah tempat itu. para anggota Kai Thian Kauw Cu berteriak-teriak seakan memberi semangat pada ke empat pemimpin sektor, Di antaranya ada pula yang ikut membantu, Namun dia langsung terpental, karena itu, tiada yang berani membantu lagi. Ketika Sie Bun Yun sedang bertarung dengan Ek Ceng, mendadak ke dua pengikut Lim Thian Tuk membaurkan diri dengan Ek Ceng menyerang Sie Bun Yun. Ke dua orang itu juga berkepandaian tinggi, maka Sie Bun Yun jadi kewalahan menghadapi mereka bertiga. sementara Pek Yun Hui bertarung sambil memandang ke arah Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk Saat ini, sepasang telapak tangan mereka telah saling menempel Uap yang di ubun-ubun mereka sudah tidak tampak lagi, tapi sekujur badan mereka telah dibasahi keringat Itu pertanda bahwa mereka berdua telah menghadapi saat-saat mati dan hidup, Menyaksikan keadaan itu, Pek Yun Hui bergirang dalam hati, Namun wajahnya langsung berubah ketika mengarah pada Sie Bun Yun. Sebab Sie Bun Yun berada di bawah angin menghadapi ke tiga orang tersebut Tiba-tiba Pek Yun Hui bersiul panjang, kemudian pedangnya berkelebatan Ternyata ia mulai mengeluarkan ilmu pedang tingkat tinggi, yakni ilmu pedang Sin Hap Kiam. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tampak sinar pedangnya menyambar, dan seketika terdengar dua kali suara jeritan, Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tianglo terpental dengan sekujur badan berlumuran darah. Alap Alap Laut Kidul Karya Kho Ping Hoo Tiga Dara Pendekar Siauwlim Karya Kho Ping Hoo Pendekar Pemabuk Karya Kho Ping Hoo