Bangau Sakti 95
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 95
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung "Hm!" Dengus Pek Yun Hui kemudian berkata pada Lie Ceng Loan. "Adik Loan, engkau pergi bantu Kun Bul" "Ya." Lie Ceng Loan segera menghampiri Bee Kun Bu. "Kakak Bu, aku datang." Mendengar suara seruan itu, Bee Kun Bu langsung bersemangat dan sekaligus menyerang Im Hang Cok dengan jurus Ciok Phoh Thian Keng (Batu Pecah Langit Kaget). jurus tersebut membuat Im Hang Cok terdesak mundur dua langkah, Bee Kun Bu cepat-cepat menggeserkan badannya mendekati Lie Ceng Loan. Ketika anak buah Im Hang Cok melihatnya di-keroyok dua, mereka maju serentak membantunya, dan pertarungan sengit pun terjadi! Setelah berhasil melukai Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tianglo, Pek Yun Hui membalikkan badannya. "lblis Kepala Putih!" Bentaknya. "Engkau sudah melihat keadaan Ku Hut Leng Khong dan Lan Si Tianglo? Kalau aku tidak menaruh belas kasihan pada mereka, saat ini mereka sudah jadi mayat di bawah pedangku!" Iblis Kepala putih Ek Ceng terkejut Namun saat ini kalau dia mundur, bukankah akan kehilangan muka? "Pek Lie Hiapt Engkau ingin menentang Kai Thian Kauw?" Tanyannya dingin. "Jangan omong kosong!" Bentak Pek Yun Hui. Pedang Pek Yun Hui bergerak menyerang Ek Ceng. Tangannya pun ikut bergerak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Seketika terdengar suara "Ser! Ser!", ternyata Pek Yun Hui juga menyerang ke dua orang yang membantu Ek Ceng dengan senjata rahasia berupa mutiara. "Aaakh! Aaaakh.,.!" Terdengar dua kali jeritan, Ter-nyata ke dua orang itu roboh seketika. Ciutlah nyali Ek Ceng menyaksikan kejadian itu sehingga menjadi lengah, jurus Ciok Yap Phiauw Ling (Daun Bambu Terbang Melayang) yang dikeluarkan Sie Bun Yun berhasil menotok Heng KJat Hiatnya, Tidak ampun lagi, Ek Ceng langsung roboh. Sie Bun Yun tertawa panjang, lalu mengayunkan kakinya menendang Ek Ceng, iblis Kepala Putih itu terpental beberapa depa. Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui memandang ke arah Bee Kun Bu yang dibantu Lie Ceng Loan. Mereka berdua sudah tampak di atas angin, sesungguhnya kalau para anggota Kai Thian Kauw maju semua, mereka berempat akan sulit menghadapi para anggota yang berjumlah seratus lebih itu. Akan tetapi, para anggota Kai Thian Kauw itu pun tidak mau mati konyol, maka mereka cuma berdiri diam di tempat. sementara Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk yang sedang bertarung dengan Lweekang, sudah tahu akan keadaan itu, seandainya ke dua orang itu menarik kembali Lweekang masing-masing, tentunya Sie Bun Yun, Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan akan celaka di tangan mereka. Tapi ke dua orang itu, justru tidak berani menarik Lweekang masing-masing di saat itu, sebab khawatir pihak lawan akan menyerang dengan Lweekang, Oleh karena itu, mereka berdua tetap bertahan. "Adik Pek!" Ujar Sie Bun Yun. "Saat ini gampang sekali membereskan mereka itu." "Benar." Pek Yun Hui mengangguk "Tapi itu tidak perlu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau ke dua orang itu dibiarkan hidup, pasti akan menimbulkan bencana dalam rimba persilatan." Sie Bun Yun menatapnya. "Kenapa tidak menggunakan kesempatan ini untuk menghabiskan mereka?" "Aku punya akal." Pek Yun Hui tersenyum, Tidak perlu membunuh mereka, namun akan membuat mereka tidak bisa melakukan kejahatan lagi," "Adik Pek!" Sie Bun Yun agak terbelalak "Engkau ingin menasihati mereka?" "Aku tidak ingin membunuh, tapi mereka pun tidak bisa dinasihati," Sahut Pek Yun HuL "Lalu...." Sie Bun Yun bingung. "Engkau akan bertindak bagaimana terhadap mereka?" "Nih!" Pek Yun Hui memperlihatkan senjata rahasianya . "Oooh!" Sie Bun Yun manggut-manggut mengerti. sementara Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk masih terus mengerahkan Lweekang masing-masing. Di saat ini, ada satu jalan darah yang terbuka di tubuh mereka berdua, Apabila jalan darah itu ditotok, maka ke dua orang itu akan kehilangan tenaga murni masing-masing, artinya kepandaian mereka akan musnah. Kalau ingin pulih, mereka harus merawat diri hingga dua puluh tahun lebih, bahkan juga harus dibantu dengan obat mujarab, itu pun tipis sekali harapannya. "Kalau begitu, cepatlah engkau serang mereka dengan senjata rahasia itu!" Desak Sie Bun Yun. Pek Yun Hui mengangguk dan sekaligus menyentilkan jari tangannya, Senjata rahasia di tangannya langsung meluncur ke arah Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk. Betapa terkejutnya Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk, ketika mendengar desiran angin halus ke arah mereka. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mereka baru ingin menarik Lweekang masing-ma-sing, akan tetapi sudah terlambat Ke dua butir mutiara itu telah menghantam Khi Hai Hiat mereka, Pek Yun Hui menggunakan delapan bagian Lweekangnya ketika menyerang, maka ke dua butir mutiara itu menembus ke dalam jalan darah mereka. Kai Thian KauwCu dan Lim Thian Tuk menggeram, Mereka ingin bangkit berdiri, namun tidak mampu, Tubuh mereka pun berbunyi Krek! Krek! Krek! Wajah mereka berubah pucat pias, kemudian terkulai Namun mereka masih sempat membentak "Sungguh jahat engkau wanita jalang!" Pek Yun Hui menghampiri ke dua orang itu, lalu menuding Lim Thian Tuk dengan pedangnya. Um Thian Tuk mengira bahwa Pek Yun Hui ingin membunuhnya, maka wajahnya semakin pucat pias. "Hm!" Dengus Pek Yun Hui dingin. "Lim Tocu, entah engkau dengar dari mana, bahwa guruku kena racun jadi gila, maka engkau menyamar sebagai gurukut Aku tidak akan membunuhmu, apakah aku termasuk wanita jahat?" Lim Thian Tuk membungkam, sedangkan Pek Yun Hui mengarah pada Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa dingin. "Sembilan partai tiada permusuhan denganmu, tapi kenapa engkau malah berniat membasmi mereka? Kini engkau sudah jadi orang cacat, maka lebih baik mulai sekarang kalian berdua melewati hari-hari yang tenang saja!" Usai berkata demikian, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun berjalan pergi Ketika menyaksikan Lim Thian Tuk dan Kai Thian Kauw Cu roboh, para anggota Kai Thian Kauw berdiri mematung di tempat sedangkan Im Hang Cok juga sudah mundur, karena tahu pereuma melawan mereka, Di saat ia mundur justru ujung KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pedang Bee Kun Bu menusuk pahanya, seketika juga Im Hang Cok roboh dengan kaki berlumuran darah. Bee Kun Bu menggerakkan pedangnya untuk menghabiskan nyawa Im Hang Cok, tapi Lie Ceng Loan segera mencegahnya. "Kakak Bu, jangan membunuhnya! MuIai sekarang dia pasti tidak akan berani melakukan kejahatan lagi." Bee Kun Bu manggut-manggut, lalu menuding Im Hang Cok dengan pedangnya seraya berkata. Tahukah engkau, Nona Lie telah menyelamatkan nyawamu ?" Terimakasih Nona Lie!" Ucap Im Hang Cok, ia bangkit berdiri lalu dengan tertatih-tatih pergi meninggalkan tempat itu. Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun sudah mendekati mereka berdua, Pek Yun Hui memandang dengan tajam semua orang yang ada di silu. "Siapa yang masih ingin bertempur?" Tanyanya lantang. Mereka diam, tiada seorang pun yang berani bersuara. "Mumpung kalian masih belum banyak melakukan kejahatan, maka alangkah baiknya mulai sekarang kalian kembali ke jalan yang benar!" Ujar Pek Yun Hui. "Jangan terus tersesat lagi!" Hening suasana di tempat itu. Para anggota Kai Thian Kauw saling memandang. Bee Kun Bu menarik nafas panjang, lalu berkata. "Kakak Pek!" Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala. "Mereka tidak akan sadar, pereuma kakak Pek menasihati mereka." "Benar." Pek Yun Hui mengangguk "Mari kita pergi saja!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mereka berempat meninggalkan tempat itu, Berselang beberapa saat kemudian, mereka sudah naik ke perahu. "Kalau kita langsung memunculkan diri, tentunya Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk akan menghadapi kita. seandainya begitu, entah apa jadinya sekarang?" Ujar Pek Yun Hui sambil mengayuh "Kita pasti celaka," Sahut Sie Bun Yun. "Oh ya! Pada waktu itu...." Bee Kun Bu tersenyum. "Entah siapa yang menarik lweekangnya lebih dulu?" "Mungkin bersama-sama," Sahut Pek Yun Hui. "Un-tung aku cepat menyerang mereka dengan senjata ra-hasia, kalau tidak, kemungkinan besar mereka berdua akan bersahabat untuk membasmi sembilan partai besar." "Kini Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk sudah tidak bisa berkutik, namun masih ada satu masalah pen-ting," Ujar Bee Kun Bu. "Masalah apa?" Tanya Pek Yun Hui. "Co Hiong," Sahut Bee Kun Bu singkat "Benar." Pek Yun Hui manggut-manggut. "Kakak Pek, Kakak Siao Tiap berangkat duluan ke Kwat Cong San, apakah mungkin bertemu Co Hiong?" Tanya Lie Ceng Loan mendadak "Mudah-mudahan tidak!" Pek Yun Hui tersenyum getir "Setelah kita tiba di Kwat Cong San dan mengetahui keadaan guru, kita pun harus segera berangkat ke Yang Sim Am di Toan Hun Ya." "Benar." Sie Bun Yun mengangguk "Lebih baik kita melenyapkan nya sekarang, mumpung dia belum berhasil mempelajari Kui Goan Pit Cek.M "Ng!" Pek Yun Hui mengangguk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Dia jahat sekali, pokoknya aku tidak akan bersimpati padanya," Ujar Lie Ceng Loan. "Kalau benar dia yang memperoleh Kui Goan Pit Cek, mungkin saat ini kepandaiannya sudah bertambah tinggi," Ujar Pek Yun Hui dan teringat akan sesuatu. "Entah apa yang dilihat Nona Souw dan Adik Loan itu?" "Tentunya semacam senjata pusaka," Sahut Sie Bun Yun. "Kalau tidak, bagaimana mungkin memancarkan cahaya?" "Benar." Pek Yun Hui manggut-manggut. Tak seberapa lama kemudian, perahu itu sudah berlabuh Mereka berempat segera naik ke darat dan melanjutkan perjalanan menuju Kwat Cong San. ***** Bab ke 16 - Na Hai Peng Telah Pulih Kun Lun Sam Cu Tiada jejak Bee Kun Bu, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan terus melakukan perjalanan menuju Kwat Cong San, Pada hari ke tiga, mereka berempat sudah tiba di kaki gunung itu. Tak lama kemudian, terdengarlah suara pekikan Hian Giok yang amat nyaring, Mereka berempat segera mendongakkan kepala, tampak Hian Giok sedang terbang di angkasa. Cepat-cepat Pek Yun Hui bersiul panjang memanggil burung bangau itu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Begitu mendengar suara siulan Pek Yun Hui, Hian Giok memeluk nyaring lagi sambil meluncur ke arah mereka. "Hian Giok!" Seru Lie Ceng Loan ketika melihat burung bangau itu hinggap di tanah. "Di mana kakak Siao Tiap? Apakah dia sudah bertemu Paman Na?" Hian Giok manggut-manggut "Syukurlah!" Ucap Lie Ceng Loan dengan wajah berseri Kemudian ia merangkul leher burung bangau itu erat-erat. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mendadak Hian Giok mengembangkan sepasang sayapnya, lalu terbang ke atas, Lie Ceng Loan tidak bermaksud menunggang burung bangau itu, maka betapa terkejutnya ketika Hian Giok terbang ke atas, ia cepat-cepat naik ke punggungnya. Menyaksikan itu, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tertawa gelak. "Adik Loan, siapa suruh engkau memanjakan Hian Giok?!" Seru Pek Yun Hui. "Aku tidak mem anj akan nya!" Sahut Lie Ceng Loan. "Hian Giok sangat baik padaku, maka cuma mau bawa aku seorang diri!" Sementara Hian Giok terbang berputar sejenak di situ, lalu meluncur ke puncak Kwat Cong San. "Guruku pasti berada di Kwat Cong San," Ujar Pek Yun Hui sambil menarik nafas panjang. "Sungguh kasihan Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng, Mereka berdua mengira guruku kabur, akhirnya mereka dan Pang Siu Wie jadi korban." "Aaakh...." Bee Kun Bu menarik nafas, sedangkan Sie Bun Yun menggeleng-gelengkan kepala. "Tapi bagusnya kita telah mengubur mereka ber-sama, jadi mereka tidak akan berpisah." Ujar Sie Bun Yun dengan suara rendah. "Mereka mati bersama dan dikubur bersama pula, pertanda mereka saling mencinta dengan suci murni!" Pek Yun Hui meliriknya, lalu berjalan memasuki Kwat Cong San. Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu mengikutinya dari belakang Setelah itu, mereka bertiga mengerahkan ilmu ginkang. Berselang beberapa saat kemudian, mereka bertiga sudah sampai di depan gua Thian Kie. Tampak Lie Ceng Loan berdiri di sisi Na Siao Tiap, sedangkan Na Hai Peng berdiri di sisi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hian Giok. Kelihatannya Na Hai Peng sudah pulih, sehingga sangat menggembirakan mereka bertiga. Ketika melihat Pek Yun Hui, Na Siao Tiap segera menghampirinya. ia menyerahkan rumput berdaun tujuh kepada Pek Yun Hui seraya berkata. "Aku cuma memberikan kepada ayah selembar daun itu, tak lama ayah pun pulih kesadarannya." "Aaakh!" Na Hai Peng menarik nafas, HAku mengira setelah berhasil mempelajari Kui Goan Pit Cek, maka sudah tiada tanding di kolong langit! Siapa nyana justru terjungkal di Mo Kui Ceh Yi. Tempat itu harus di-musnahkan!" "Guru, Apakah Siao Tiap tidak memberitahukan kepada guru?" Tanya Pek Yun Hui heran. "Memberitahukan apa?" Tanya Na Hai Peng. "Mengenai Mo Kui Ceh Yi." Pek Yun Hui menatapnya. "Siao Tiap tidak memberitahukan sama sekali ?" "Anak itu,.,." Na Hai Peng menggeleng-gelengkan kepala. "Entah ada urusan apa terganjel dalam hatinya, Begitu kesadaranku pulih, dia pun terus-menerus menangis di hadapanku, namun tidak memberitahukan apa pun padaku," Apa yang dikatakan Na Hai Peng, membuat semua orang mengarah pada Na Siao Tiap. Wajah Na Siao Tiap memang masih tampak pucat sepasang matanya agak bengkak, membuktikan beberapa hari ini dia terus menangis. Begitu melihat semua orang mengarah padanya, Na Siao Tiap segera membalikkan badannya, dan sekaligus berjalan pergi. Kenapa Na Siao Tiap begitu? Hanya Pek Yun Hui yang mengetahui perasaan hatinya. "Kakak Siao Tiap! Kakak Siao Tiap!" Seru Lie Ceng Loan. Namun Na Siao Tiap sama sekali tidak menghiraukan seruannya, dan terus berjalan pergi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan segera berlari ke arahnya, Kian lama ke dua gadis itu pun kian menjauh. Barulah Pek Yun Hui menutur tentang kejadian di Mo Kui Ceh Yi dan lain sebagai nya. Akhirnya mereka baru tahu, bahwa Kun Lun Sam Cu entah hilang ke mana, Mendengar itu, mata Bee Kun Bu langsung basah. "Kakak Pek!" Ujar Bee Kun Bu. "Cukup engkau dan Siao Tiap yang pergi ke Yang Sim Am, aku dan adik Loan akan pergi mencari guru." "Aku sependapat denganmu," Sahut Pek Yun Hui. Memang ada baiknya Na Siao Tiap berpisah dengan Bee Kun Bu untuk sementara waktu, agar tidak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan "Dalam perjalanan ke Yang Sim Am, kami pun akan mencari Kun Lun Sam Cu." Setelah berkata begitu, Pek Yun Hui menyerahkan rumput itu kepada Bee Kun Bu. Dengan hati-hati sekali Bee Kun Bu menyimpannya ke dalam baju. "Kalau begitu...." Ujar Na Hai Peng, Tunggu beberapa hari saja!" "Ayah angkat!" Ujar Bee Kun Bu. "Kun Bu sungguh cemas sekali." "Lebih baik berangkat esok saja!" Usul Pek Yun Hui. "Kenapa harus begitu cepat?" Tanya Na Hai Peng. Pek Yun Hui langsung membalikkan badannya menghadap Na Hai Peng, kemudian memberi isyarat Setelah melihat isyarat itu, Na Hai Peng tidak banyak bicara lagi, namun mengarah pada Sie Bun Yun. "Aku pernah bertemu beberapa kali dengan gurumu, Ku Ciok Sianjin, Bagaimana kabarnya sekarang? Apakan baikbaik saja?" Tanya Na Hai Peng. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sudah lama aku tidak bertemu guru," Sahut Sie Bun Yun sambil menarik nafas. "Maka aku ingin pulang menengoknya." "Kakak Yun.,.," Pek Yun Hui tersentak "Engkau mau pergi?" "Adik Pek, sudah sekian tahun aku tidak bertemu guru, maka aku.,, aku harus menengoknya," Jawab Sie Bun Yun. "Kalau begitu.,.," Mata Pek Yun Hui mulai merah. "Bukankah kita akan berpisah?" Sebetulnya Na Hai Peng sama sekali tidak tahu bagaimana hubungan Pek Yun Hui dengan Sie Bun Yun. Namun saat ini, setelah mendengar apa yang diucapkan Pek Yun Hui, tersadarlah Na Hai Peng akan hubungan mereka berdua. "Adik Pek,.,." Sie Bun Yun menarik nafas. "Kakak Yun, sesungguhnya aku pun harus mengunjungi gurumu," Ujar Pek Yun Hui sambil menundukkan kepala. Tapi urusan di Toan Hun Ya...?H "Menurutku, cukup Nona Na seorang diri yang pergi ke sana, Dia pasti dapat memberesi urusan itu." "Aku... aku akan mencoba berunding dengan Siao Tiap." "Adik Pek!" Sie Bun Yun tersenyum. "Aku yakin Nona Na pasti setujui "Benar," Sela Bee Kun Bu sambil tertawa. "Mudahmudahan kepergian kalian akan menambah dan memperdalam cinta kasih kalian!" "Eh?" Wajah Pek Yun Hui memerah "Adik Kun Bu, engkau sungguh jahatt" Pek Yun Hui segera berlari ke dalam gua Thian Kie, sedangkan Na Hai Peng tertawa gelak sambil menepuk bahu Sie Bun Yun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Pek Yun Hui bersifat angkuh," Ujar Na Hai Peng. "Aku justru khawatir dia seumur hidup tidak ketemu jodohnya, tidak tahunya sudah ketemu dan jantung hatinya yaitu engkau." "Cianpwee mentertawakan ku ?" Wajah Sie Bun Yun juga memerah. "Aku berkata sesungguhnya, tidak mentertawakannya ujar Na Hai Peng sambil tertawa gelak lagi "Cianpwee...." Sie Bun Yun juga berlari ke dalam gua itu. Na Hai Peng dan Bee Kun Bu tertawa terbahak-bahak Mereka sama sekali tidak menaruh perhatian pada Lie Ceng Loan yang mengejar Na Siao Tiap. Setelah melewati sebuah tikungan, barulah Na Siao Tiap memperlambat langkahnya. "Kakak Siao Tiap! Kakak Siao Tiap...." Lie Ceng Loan berlari menghampirinya. Na Siao Tiap berhenti, lalu membalikkan badannya sambil memandang Lie Ceng Loan yang sedang meng-hampirinya. Lie Ceng Loan terkejut, karena sepasang mata Na Siao Tiap tampak basah, ia menggenggam tangan Na Siao Tiap erat-erat. "Kakak Siao Tiap, kenapa engkau tampak tidak gembira7 Maukah engkau memberitahukan padaku?" Tanyanya. "Pereuma aku memberi lah ukan," Sahut Na Siao Tiap sambil menarik nafas. "Benar," Lie Ceng Loan yang polos itu manggut-manggut "Kadang-kadang kalau hatiku merasa berduka, aku pun tidak bisa bicara, Tapi kini aku tidak akan berpisah dengan kakak Bu, maka hatiku tidak pernah berduka lagi." Ucapan Lie Ceng Loan membuat air mata Na Siao Tiap meleleh, kemudian berlari pergi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Siao Tiap! Kakak Siao Tiap!" Seru Lie Ceng Loan sambil mengejarnya. "Aku telah salah omong ya? Engkau mempersalahkanku?" Setelah berlari belasan depa, Na Siao Tiap berhenti, kemudian menyahut dengan suara rendah. "Bagaimana mungkin aku menyalahkanmu? sebaliknya aku malah sangat kagum padamu." "Kagum padaku?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Lie Ceng Loan terbelalak "Kakak Siao Tiap, aku gadis bodoh yang tak tahu apa-apa. Tiada yang perlu dikagumi." "Adik Loan!" Na Siao Tiap menatapnya. "Engkau,., engkau selalu bersama Kun Bu." "Eh?" Lie Ceng Loan tertegun "Bukankah Kakak Siao Tiap juga selalu bersama Kakak Kun Bu?" "Aaakh.,.!" Na Siao Tiap menarik nafas. "Sudahlah! jangan membicarakan itu!" Lie Ceng Loan terbelalak ia tidak mengerti kenapa Na Siao Tiap mendadak jadi begitu. "Kakak Siao Tiap, janganlah berduka!" Ujar Lie Ceng Loan, Sepasang matanya pun sudah mulai basah. "Adik Loan, engkau sudah tahu, kan? Aku pun mencintai Kun Bu," Ujar Na Siao Tiap perlahan. "Aku tahu." Lie Ceng Loan manggut-manggut "Kakak Bu orang baik, maka banyak orang mencintainya." "Adik Loan, dalam hatimu membenciku?" Tanya Na Siao Tiap mendadak "Membencimu?" Lie Ceng Loan tertegun dan tampak tereengang "Kenapa aku harus membencimu?" "Adik Loan,.,." Na Siao Tiap menarik nafas. "Engkau sungguh baik." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Siao Tiap!" Lie Ceng Loan tersenyum. "Kenapa engkau hari ini? Aku... aku jadi bingung." "Adik Loan, hatiku kacau sekali." "Kacau kenapa?" Lie Ceng Loan menatapnya. "Kakak Siao Tiap, aku pun pernah begitu, tapi aku pasti mencurahkan pada seseorang, Kenapa engkau tidak mau mencurahkan padaku?" Saat ini, hati Na Siao Tiap memang sedang kacau balau, mendadak ia mengibaskan tangannya, lalu melesat pergi. "Kakak Siao Tiap! Kakak Siao Tiap!" Seru Lie Ceng Loan memanggil nya. "Adik Loan! Engkau jangan mengejarku!" Seru Na Siao Tiap. "Aku ingin seorang diri, agar bisa berpikir dengan tenang, Lebih baik engkau pulang ke gua Thian Kie!" Lie Ceng Loan tidak menyahut Gadis itu tetap berdiri tak bergerak, bahkan tidak mengerti perasaan Na Siao Tiap yang amat tersiksa itu. Setelah Na Siao Tiap, lenyap dari pandangan, barulah Lie Ceng Loan kembali ke gua Thian Kie. Kebetulan di tengah jalan ia berpapasan dengan Bee Kun Bu. "Kakak Bu, Kakak Siao Tiap bilang hatinya sedang kacau sekali, Dia ingin seorang diri berpikir secara tenang, Aku tidak mau mengganggunya, maka segera ke mari." "Oh?" Kening Bee Kun Bu berkerut "Kenapa hatinya kacau?" "Dia memberitahukan padaku, bahwa dia sangat mencintaimu Maka hatinya jadi kacau balau, Entah bagaimana baiknya? Kakak Bu, pergilah kau menengoknya sebentar!" "Oh?" Bee Kun Bu tertegun, lama sekali barulah membuka mulut "Biarlah dia berpikir dengan tenang, pereuma aku pergi menengoknya." "Kakak Bu, dia mencintaimu tentunya juga akan mendengar perkataanmu," Ujar Lie Ceng Loan dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menambahkan "Kalau Kakak Bu pergi menengoknya, tentunya dia akan gembira sekali, Kakak Bu, cepatlah pergi menengoknya!" "Adik Loan.,.," Bee Kun Bu mengerutkan kening, akhirnya berkata. "Kita harus segera pergi mencari guru, jangan banyak urusan," "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menggeleng-gelengkan kepala. "Kakak Siao Tiap tidak pernah bersalah padamu, maka kalau engkau mau pergi, haruslah berpamit pada-nya, agar hatinya tidak berduka." "Adik Loan!" Bee Kun Bu menarik nafas. "Lebih baik jangan pergi menengoknya...." "Eh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Kakak Bu, Kakak Siao Tiap pasti sedang menunggumu." "Adik Loan...." "Ayolah!" "Baiklah." Akhirnya Bee Kun Bu mengangguk "Mari kita ke sana!" ***** Bab ke 17 - Badai Asmara Membuat Bee Kun Bu Nyaris Dibunuh Lie Ceng Loan mengajak Bee Kun Bu ke tempat Na Siao Tiap. Sebelum sampai di tempat itu, mendadak terdengar suara seruan Na Siao Tiap. "Bee Kun Bu!" Bee Kun Bu tersentak dan segera menoleh, Dilihat-nya Na Siao Tiap berdiri di atas sebuah batu besar "Siao Tiap!" Ujar Bee Kun Bu memberitahukan. "Aku dan Adik Loan mau pergi cari guru!" "Aku tahu," Sahut Na Siao Tiap. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku amat mencemaskan guru, maka... harus berangkat sekarang!H Bee Kun Bu memberitahukan lagi "Kun Bu!" Na Siao Tiap menatapnya. "Kemarilah sebentar, aku ingin menyampaikan beberapa patah kata padamu!" Sebetulnya Bee Kun Bu tidak mau menghampirinya, namun Na Siao Tiap sudah mengatakan begitu, maka ia merasa tidak enak kalau menolaknya. Bee Kun Bu melesat ke atas batu besar itu, bahkan sekaligus menyuruh Lie Ceng Loan pergi "Ada urusan apa, Siao Tiap?" Tanya Bee Kun Bu. "Kun Bu...." Na Siao Tiap menarik nafas. "Jangan berdiri begitu jauh, mendekatlah!" Bee Kun Bu melangkah maju ke hadapan Na Siao Tiap, Tampak wajah Na Siao Tiap muram sekali Sungguh tidak tega Bee Kun Bu menyaksikan wajah gadis itu. "Siao Tiap, bagaimana perasaanmu, aku... aku sudah tahu!" Ujarnya dengan suara rendah. "Oh, ya?" Na Siao Tiap menatapnya. Bee Kun Bu mengangguk "Kalau begitu, bagaimana perasaanmu?" Tanya Na Siao Tiap. "Siao Tiap...." Ujar Bee Kun Bu setelah berpikir lama sekali "Aku sungguh merasa tidak enak terhadapmu Entah sudah berapa kali engkau menyelamatkan diriku, bahkan engkau pun telah mengajarku Iweekang tingkat tinggi, namun aku dan adik Loan...." "Aku sudah tahu," Sahut Na Siao Tiap dan ber-linanglah air matanya. "Siao Tiap, jangan berduka...." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku sama sekali tidak berduka." Na Siao Tiap menggelengkan kepala. "Hanya saja aku berduka untuk adik Ceng Loan, Dia seorang gadis yang baik dan berhati po!os, tapi aku justru akan membuatnya menderita." "Siao Tiap!" Bee Kun Bu terbelalak "Apa maksud-mu?" Na Siao Tiap tidak menyahut, cuma menatapnya dengan penuh diliputi berbagai perasaan "Kun Bu! Ketika ibuku masih hidup, pernah memberitahukan padaku, bahwa tiada seorang lelaki pun yang baik di kolong langit ini." "Oh?" "Oleh karena itu, ibuku memberitahukan lagi, bahwa aku tidak boleh mencintai lelaki mana pun." "Siao Tiap....M "Dengarkanlah!" Potong Na Siao Tiap. "Tapi aku justru tidak mendengar perkataan almarhumah, Aaakh... ibu! Aku malah jatuh cinta pada Bee Kun Bu! Ibu, aku pasti menuruti pesanmu, mencintai lelaki itu harus pula membunuhnya!" "Siao Tiap,.,." Bee Kun Bu terkejut "Bibi Cui mengatakan begitu dalam keadaan marah, engkau anggap sungguhsungguh?" "Apa yang dikatakan almarhumah, sudah pasti ber-alasan," Ujar Na Siao Tiap. "Kun Bu, engkau tidak akan menyalahkan aku kan?" "Siao Tiap!" Bee Kun Bu tersenyum getir. "Kalau engkau memang sudak mengambil keputusan, silakan turun tangan!" Na Siao Tiap berpaling memandang ke arah Lie Ceng Loan yang berdiri agak jauh itu. Kebetulah gadis itu pun memandang mereka berdua. "Sesungguhnya aku tidak merasa berduka, hanya merasa bersalah pada adik Ceng Loan saja!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak. "Kalau engkau merasa tidak baik melanggar pesan almarhumah, cepatlah turun tangan rnembunuhku." "Kun Bu!" Na Siao Tiap menatapnya dengan air mata berderai. "Engkau sungguh baik!" Seusat berkata begitu, ia mengangkat piepanya sambil memejamkan mata, Setelah itu, jari tangannya mulai bergerak memainkan tali senar alat musik itu, dan sekaligus mengerahkan lweekangnya. Ternyata Na Siao Tiap mulai memainkan irama Mi Hun Li Cin untuk membunuh Bee Kun Bu. Na Hai Peng bisa terluka parah oleh irama tersebut, apalagi Bee Kun Bu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tak seberapa lama kemudian, badan Bee Kun Bu sudah mulai bergoyang-goyang, tak kuat menahan sakit sedangkan Lie Ceng Loan yang berdiri agak jauh itu, tampak terheran-heran ketika melihat itu, Gadis tersebut sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi, cuma melihat badan Bee Kun Bu terus bergoyang. Tak seberapa lama kemudian, Bee Kun Bu roboh, tapi masih berusaha duduk. "Kakak Bu! Kakak Bu,.,." Teriak Lie Ceng Loan sambil berlari mendekati batu besar itu. Dalam waktu sekejap, gadis itu sudah sampai di batu besar tersebuL ia mendongakkan kepala, melihat dari mulut Bee Kun Bu mengalir darah segar seketika air mata gadis itu meleleh. "Kakak Siao Tiap!" Serunya sambil menangis. "Cepat hentikan, kakak Bu sudah terlukal" Suara seruan Lie Ceng Loan seakan tidak masuk ke telinga Na Siao Tiap, ia masih terus memainkan irama itu, Namun air matanya sudah meleleh, walau sepasang matanya masih terpejamkan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Siao Tiap!" Lie Ceng Loan berseru lagi dengan air mata berderai-derai. "Kalau tidak kau hentikan, Kakak Bu pasti mati!" Akan tetapi, Na Siao Tiap diam saja. "Kakak Siao Tiap...." Suara Lie Ceng Loan sudah berubah serak. "Adik Loan!" Perlahan-lahan Na Siao Tiap membuka matanya. "Aku sungguh bersalah terhadapmu." Seketika Lie Ceng Loan teringat akan apa yang diucapkan Na Siao Tiap di istana Pit Sia Kiong. Pada waktu itu mereka mengira Bee Kun Bu telah mati. Na Siao Tiap mengatakan untung Bee Kun Bu sudah mati, kalau tidak, ia pun tidak tahu harus bagaimana melaksanakan amanat almarhumah ibunya. Saat ini, Na Siao Tiap sungguh melaksana kan nya. itu membuat Lie Ceng Loan cemas seka!i. Gadis itu segera melesat ke atas batu besar itu, lalu berlutut di hadapan Na Siao Tiap dengan air mata berlinanglinang. "Kakak Siao Tiap, aku bermohon padamu, aku bermohon padamu, Kalau Kakak Bu mati, aku... aku pun tidak bisa hidup lagi." "Kalau dia sudah mati, aku pun tidak mau hidup," Sahut Na Siao Tiap terisak-isak. "Kalau begitu, kenapa engkau tidak mau berhenti?" Lie Ceng Loan menatapnya dengan wajah pucat pias. "Kakak Siao Tiap, aku bermohon padamu, cepatlah hentikan itu!" Sebetulnya Na Siao Tiap juga tidak tega menyaksikan Lie Ceng Loan yang berlutut di hadapannya. Akan tetapi, apa yang ibunya pesankan itu terus-menerus mengiang di dalam te!inganya. Karena itu, ia pun mengeraskan hati untuk terus memainkan irama itu. "Kakak Bu...." Lie Ceng Loan merangkak ke hadapannya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Saat ini, Bee Kun Bu sudah terluka. sesungguhnya Bee Kun Bu mendengar suara Lie Ceng Loan, tapi saat ini ia sama sekali tidak mampu bersuara. "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan merangkulnya "Kita mati bersama! Aku sudah berjanji tidak akan berpisah denganmu, Tungguhlah, aku pasti menyusul! Lie Ceng Loan menangis sambil menghunus pedang-nya. Kemudian ia memejamkan matanya, dan mendadak mengayunkan pedangnya ke arah lehernya sendiri Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara bentakan nyaring di tempat tak jauh dari situ. "Adik Loan, jangan!" Serr! Tampak sebutir mutiara meluncur laksana kilat ke arah pedang itu. Trang! Pedang itu terpukul miring. Ternyata ketika Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun bereanda ria di dalam gua Thian Kie, tidak tampak Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan dan Na Siao Tiap masuk, itu membuat Pek Yun Hui tereengang. "Eeeh?" Na Hai Peng mendengar suara piepa. "Apa-kah ada musuh tangguh datang?" Sernula Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun juga mengira begitu, Akan tetapi kemudian mereka juga mendengar suara Lie Ceng Loan yang begitu memilukan Begitu mendengar suara itu, Pek Yun Hui sudah tahu bahwa ada sesuatu yang tak beres, maka secepat kilat ia melesat pergi Sungguh kebetulan, ketika sampai di tempat itu, Pek Yun Hui melihat Lie Ceng Loan menghunus pedangnya Maka ia langsung memukul pedang itu dengan senjata rahasia. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan yang sudah mengayunkan pedangnya, mendadak merasa tangannya ngilu dan pedangnya pun terlepas dari tangannya. Pada saat bersamaan, Pek Yun Hui melesat ke atas batu besar itu, Na Hai Peng dan Sie Bun Yun juga sudah sampai di situ. Begitu menyaksikan kejadian itu, Na Hai Peng sudah tahu apa yang terjadi "Siao Tiap, apa yang engkau lakukan?" Bentaknya. "Ayah...." "Uaaaakh...." Bee Kun Bu menyemburkan darah segar dari mulutnya. sementara Lie Ceng Loan tampak seperti telah kehilangan sukma. Setelah Bee Kun Bu menyemburkan darah segar dari mulutnya, barulah gadis itu memeluknya erat-erat "Kakak Bu...." Panggilnya, ia pun merasa matanya gelap, kemudian pingsan. "Siao Tiap!" Ujar Pek Yun Hui. "Engkau boleh mendengar kata-kata Bibi Cui, tetapi tidak boleh membuat adik Loan menderita!" "Aku harus bagaimana? Harus bagaimana?" Gumam Na Siao Tiap dengan air mata berderal "Siao Tiap! Cepat hentikan!" Bentak Na Hai Peng mengguntur. Na Siao Tiap menarik nafas panjang, lalu menghentikan irama piepanya. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Na Hai Peng langsung menarik nafas lega. Pek Yun Hui mendekati Lie Ceng Loan, sekaligus menggendongnya, sedangkan Sie Bun Yun cepat-cepat menotok jalan darah Bee Kun Bu, agar darah tidak terusmenerus ke luar dari mulutnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sementara Na Hai Peng dan Na Siao Tiap berdiri berhadapan. seketika juga Na Hai Peng teringat pada Cui Tiap, tak terasa air matanya pun meleleh. "Siao Tiap...!" Panggilnya. Na Siao Tiap tidak menyahut, malah membalikkan badannya lalu melesat pergi "Siao Tiap! Siao Tiap...." Na Hai Peng berseru memanggilnya, Ketika ia ingin mengejarnya, justru Pek Yun Hui segera mencegah. "Guru! jangan mengejarnya!" Na Hai Peng menarik nafas, Di saat itu pula Na Siao Tiap telah hilang dari pandangan mereka. Pek Yun Hui cepat-cepat mengurut nadi Lie Ceng Loan. Tak lama gadis itu pun siuman. "Kakak Pek!" Lie Ceng Loan mulai menangis. "Apa-kah Kakak Bu telah mati?" "Adik Loan, Kun Bu cuma terluka," Sahut Pek Yun Hui. "Jangan menduga yang bukan-bukan!" Lie Ceng Loan menengok ke sana ke mari, barulah ia tahu kalau Na Hai Peng dan Sie Bun Yun sudah berada di situ. Setelah itu, Lie Ceng Loan memandang pada Bee Kun Bu. Wajah Bee Kun Bu pucat pias, sepasang mata masih dipejamkan dan nafasnya masih lemah sekali Ketika melihat Na Siao Tiap tidak berada di tempat, ia segera bertanya. "Kakak Pek, di mana Kakak Siao Tiap? Kenapa... kenapa dia berbuat begitu?" "Kalau pun kujelaskan engkau tidak akan mengerti," Jawab Pek Yun Hui. "Kakak Pek, aku... aku takut...." "Takut apa?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kali ini Kakak Siao Tiap pergi, Bagaimana lain kali kalau kalian tidak ada?" Pertanyaan tersebut membungkam Pek Yun Hui, termasuk Na Hai Peng dan Si Bun Yun. Mereka benar-benar tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Mereka tertegun lama sekali, akhirnya Sie Bun Yun menggendong Bee Kun Bu seraya berkata. "Mari kita kembali ke gua Thian Kie dulu!" Na Hai Peng mengangguk Pek Yun Hui memapah Lie Ceng Loan, dan mereka berlima kembali ke gua tersebut Sesampai di gua itu, Bee Kun Bu masih belum sadar Na Hai Peng menyuruh Sie Bun Yun menaruhnya di tempat tidur batu, ia lalu mengerahkan hawa murninya ke tubuh Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan berdiri diam di sisi tempat tidur batu itu. Kira-kira setengah jam kemudian, barulah Bee Kun Bu membuka matanya perlahan-lahan. "Kakak Bu!" Panggil Lie Ceng Loan cepat "Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum getir. "Apakah kita sudah berada di alam baka?" "Anak Bu!" Ujar Na Hai Peng. "Engkau terluka parah dan belum pulih, maka jangan banyak bicara! Beristira-hatlah!" "Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Kakak Bu!" Tanya Lie Ceng Loan. "Kenapa Kakak Siao Tiap ingin membunuhmu dengan irama itu?" "Adik Loan!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang. "ltu karena dia mencintaiku," "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tampak terperangah. "Aku begitu mencintaimu, tapi sama sekali tidak berniat membunuhmu Kenapa kakak Siao Tiap justru ingin membunuhmu? Padahal ia juga sangat mencintaimu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Adik Loan!" Bee Kun Bu menggeteng-gelengkan kepala. "Engkau salah, sesungguhnya Siao Tiap sama sekali tidak berniat membunuhku, ia cuma melaksanakan amanat almarhumah saja." "Aku... aku sungguh tidak mengerti," Ujar Lie Ceng Loan. "Adik Loan!" Pek Yun Hui menepuk bahunya. "Kun Bu harus beristirahat mari kita ke luar du!u!" "Kakak Pek, aku tidak mau meninggalkan kakak Bu. Pokoknya aku tidak akan bicara dengannya, agar dia bisa beristirahat sahut Lie Ceng Loan. Pek Yun Hui menarik nafas dalam-dalam, lalu berjalan ke luar diikuti Sie Bun Yun dan Na Hai Peng. Lie Ceng Loan duduk di sisi tempat tidur batu, ia menggenggam tangan Bee Kun Bu, tak lama kemudian, Bee Kun Bu tertidur pulas. Setelah Bee Kun Bu pu!as, Lie Ceng Loan menengkurapkan kepalanya di pinggir tempat tidur batu itu. Tak lama gadis itu pun tertidur pulas. Keesokan harinya, Bee Kun Bu sudah tampak bersemangat kelihatannya sudah agak pulih. Malam itu Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Na Hai Peng justru pergi mencari Na Siao Tiap, Akan tetapi, tidak menemukan jejaknya sama sekali. Setelah Lie Ceng Loan mendusin, Pek Yun Hui segera memanggilnya dengan wajah serius. "Adik Loan, engkau dan Bee Kun Bu cepat-cepat meninggalkan tempat ini," Ujarnya berbisik "Kenapa?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tanya Lie Ceng Loan heran. "Entah kapan Na Siao Tiap akan kembali ke mari, Hatinya sangat keras dan kalau tidak bisa menasihatinya, tentunya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ akan menimbulkan urusan lagi," Jawab Pek Yun Hui menjelaskan "Tapi....N Lie Ceng Loan mengerutkan kening. "Luka Kakak Bu masih belum sembuh." "ltu tidak apa-apa," Ujar Pek Yun Hui. "Kalau engkau merawatnya dengan teliti, dalam tiga hari dia pasti akan sembuh," Lie Ceng Loan manggut-manggut Bee Kun Bu sudah bangun lalu menghampiri mereka seraya berkata. "Apa yang dikatakan kakak Pek memang benar Padahal aku memang ingin cepat-cepat pergi mencari guru." "Kalau begitu, kalian berdua harus segera berangkat," Tegas Pek Yun Hui. "Ya." Bee Kun Bu mengangguk Siang harinya, Na Hai Peng mengobati Bee Kun Bu lagi dengan lweekangnya, Setelah petang hari, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan meninggalkan Kwat Cong San tanpa arah, Mereka berdua tidak tahu harus ke mana mencari Kun Lun Sam Cu yang tiada jejak itu. Bagian ke delapan belas Kena Racun Aneh Luka yang diderita Bee Kun Bu memang sudah sembuh enam bagian, itu sungguh menggembirakan Lie Ceng Loan, Ketika mereka sampai di jalan besar gadis itu berkata dengan sungguh-sungguh. "Kakak Bu, sebetulnya Kakak Siao Tiap tidak jahat Dia mencintaimu, tentunya tidak akan lagi membuatmu mati." "Adik Loan!" Tandas Bee Kun Bu. "Lebih baik jangan membicarakan ini." "Kenapa?" "Kalau dibicarakan pasti tiada akhirnya, maka untuk apa dibicarakan lagi?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menarik nafas panjang. "Aku harap dalam perjalanan ini akan bertemu Kakak Siao Tiap." "Apa?" Bee Kun Bu tertegun "Engkau bilang apa? Berharap bertemu Siao Tiap lagi?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Adik Loan!" Bee Kun Bu tertawa getir "Kenapa engkau berharap bertemu dia tagi?" "Kakak Bu, aku pikir Kakak Siao Tiap saat ini, pasti seorang diri dan sangat merana sekali," Sahut Lie Ceng Loan. "Dia pasti kesepian dan berduka, Kalau kita bersama dia, tentunya dia akan gembira sekali." "Adik Loan...." Bee Kun Bu berhenti, kemudian membelai rambutnya. "Engkau memang seorang gadis yang amat baik sekali." "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan segera mendekap di dadanya. "AyoIah!" Ujar Bee Kun Bu. "Mari kita melanjutkan perjalanan!" "Ng!" Lie Ceng Loan mengangguk Mereka berdua melanjutkan perjalanan Ketika hari mulai gelap, mereka sudah tiba di sebuah kota kecil, lalu mencari rumah penginapan Walau mereka dalam satu kamar, tapi dengan ranjang terpisah Setelah melakukan perjalanan hampir seharian Bee Kun Bu merasa capek, Begitu badan menyentuh ranjang, tak lama ia sudah pulas. Lie Ceng Loan malah tidak bisa tidur, ia bolak-balik di ranjang, akhirnya membalik mengarah pada Bee Kun Bu. Yang dikhawatirkan gadis itu, yakni Bee Kun Bu akan hilang mendadak tentunya tidak mungkin, namun telah beberapa kali Lie Ceng Loan berpisah dengan Bee Kun Bu, sehingga timbul pula rasa khawatirnya, itu karena Lie Ceng Loan sangat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mencintainya. Bee Kun Bu boleh dikatakan melebihi segaiagalanya. Setelah tengah malam, rumah penginapan itu berubah sepi sekali tidak terdengar suara apa pun, kecuali sayupsayup suara kentungan. Ketika melihat Bee Kun Bu sudah begitu pulas, barulah Lie Ceng Loan berlega hati, wajahnya pun tampak berseri Di saat gadis itu baru mau tidur, mendadak terdengar suara derap kaki kuda di jalan Lie Ceng Loan segera membuka matanya, Bee Kun Bu pun terjaga dari tidurnya lantaran keberisikan suara derap kaki kuda itu. "Kakak Bu, perlukah kita ke luar melihat-lihat?" Tanya Lie Ceng Loan Tidak perlu," Bee Kun Bu menggelengkan kepala. "ltu pasti kaum rimba persilatan Kita tidak usah cari urusan!" Lie Ceng Loan bangun duduk, sedangkan suara derap kuda itu semakin dekat, lalu berhenti di depan rumah penginapan itu. Tok! Tok! Tok!" Suara pintu diketuk Tak lama terdengar suara pelayan rumah penginapan "Ya! Ya! Sabar!" Blam! Pintu itu telah ditendang hingga terbuka. Bee Kun Bu tersentak dan langsung meloncat bangun lalu membuka sedikit pintu kamarnya. Lie Ceng Loan pun sudah turun dari ranjang, lalu bersama Bee Kun Bu mengintip ke luar. Mereka melihat seorang berdiri di pintu, sedangkan pelayan rumah penginapan berdiri melongo di dalam pintu. "Kenapa tidak membukakan pintu?" Bentak orang itu. "Maaf, agak terlambat!" Sahut pelayan rumah penginapan "Pintu ini telah tertendang rusak, ini bagai-mana?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hm!" Dengus orang itu. "Berapa harga pintu ini?" Pelayan rumah penginapan diam Orang itu mengeluarkan sebuah uang perak, lalu ditaruh di atas meja. Krak! Uang perak itu masuk ke dalam meja. Pelayan rumah penginapan terbelalak Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan juga terkejut "Sungguh dalam lweekang orang itu!" Bisik Lie Ceng Loan. "Jangan bersuara!" Tegur Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan mengangguk Mereka berdua memperhatikan orang itu, berusia lima puluhan, berdandan seperti pelajar, agak kurus dan berhidung betet dengan sepasang mata bersinar tajam. Namun Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu tidak tahu siapa orang itu. "Si... silakan masuk!" Ucap pelayan sambil melirik uang perak itu. Menyaksikan pelayan rumah penginapan yang mata duitan itu, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tersenyum geli. Pelayan rumah penginapan membawa orang itu masuk dengan badan agak membungkuk Orang itu mengikutinya dari belakang, justru menuju tempat Bee Kun Bu. Bee Kun Bu terkejut, dan cepat-cepat menutup pintu kamarnya. Setelah melewati kamar Bee Kun Bu, mereka menghentikan langkahnya, Kemudian terdengar suara pintu kamar terbuka. "Oh!" Suara orang itu. "Siapa yang tinggal di kamar sebelah kanan?" "Pedagang dari luar kota," Sahut pelayan. "Kamar sebelah kiri?" Tanya orang itu lagi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sepasang suami isteri yang masih muda." Pelayan memberitahukan. Mendengar itu, wajah Lie Ceng Loan langsung memerah sedangkan Bee Kun Bu tersenyum-senyum sambil meliriknya. Gadis itu segera mendekap di dada Bee Kun Bu, Di saat bersamaan, orang itu bertanya lagi. "Masih berapa jauh dari sini ke gunung Kwat Cong San?" Apa yang ditanyakan orang itu kepada pelayan, membuat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan saling me-mandang. "Kira-kira masih tujuh puluh mil," Sahut pelayan. "Ng! Engkau boleh pergi sekarang, dan jangan ke mari menggangguku!" Ujar orang itu. "Ya." Pelayan itu berjalan pergi. Bee Kun Bu memadamkan lampu minyak Lie Ceng Loan tereengang. "Eh? Kakak Bu.,,." "Ssst!" Bee Kun Bu memberi isyarat agar gadis itu tidak bersuara. "Adik Loan, orang itu ingin pergi ke Kwat Cong San, entah ada urusan apa? Kita harus berhati-hati," "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk " Berselang beberapa saat kemudian, di dalam kamar orang itu terdengar suara yang amat lirih. Plak! Plak! Setelah itu menyusul lagi suara lain, Serr! Serrr! Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan segera pasang kuping mendengarkan dengan penuh perhatian Akan tetapi, mereka berdua sama sekali tidak tahu suara apa itu. sedangkan suara-suara itu masih terus berbunyi, tentunya sangat mengherankan Bee Kun Bu. Kemudian ia membuka jendela. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Bu! Apakah kita ke sana menyelidikinya ?" Tanya Lie Ceng Loan dengan suara rendah. "Ya!" Bee Kun Bu mengangguk "Tapi aku seorang diri yang menyelidikinya, engkau menungguku di sini." "Kakak Bu, lukamu itu masih belum pulih benar," Ujar Lie Ceng Loan. "Kakak Pek bilang, aku harus merawatmu, tidak boleh membiarkanmu menempuh bahaya seorang diri." "Baik." Bee Kun Bu tersenyum. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Mari kita ke sana melihatIihat sebentar!" Bee Kun Bu meloncat ke luar dari jendela, Kemudian ia tertegun. Ternyata daun jendela kamar orang itu terbuka, dan tampak cahaya yang berwarna-warm" Di dalam kamar itu. Lie Ceng Loan sudah meloncat ke luar Ketika menyaksikan cahaya itu, ia pun terkejut dan tertegun. Pada waktu bersamaan, orang yang berdandan seperti pelajar tertawa dingin dua kali, menyusul suara gumamannya, namun tidak dapat didengar dengan jelas. Bee Kun Bu menggandeng tangan Lie Ceng Loan, Mereka berdua berendap-endap menuju jendela kamar itu. Setelah agak dekat dengan jendela itu, barulah mereka dapat mendengar dengan jelas apa yang digumamkan orang itu. Ternyata ia menyebut nama beberapa orang, termasuk dua wanita Kwat Cong San dan Kun Lun Sam Cu. Hati Bee Kun Bu tersentak ia maju selangkah sekaligus memandang ke dalam melalui jendela itu. Tampak orang itu duduk di kursi Di atas meja terdapat beberapa buah kantong sutera. Lie Ceng Loan juga memandang ke dalam Kebe-tu!an orang itu sedang mengikat ujung kantong sutera tersebut Tampak ada sesuatu yang bergerak-gerak di dalam kantong itu, tetapi, entah binatang apa. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah mengikat ujung kantong sutera orang itu lalu tersenyum licik, Siapa pun yang menyaksikan senyumannya itu, pasti tahu kalau orang itu ada suatu rencana busuk dalam hatinya. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menahan nafas sambil memandang ke dalam, Orang itu bangkit berdiri, lalu mendadak membalikkan badannya menghadap ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu terkejut dan bertanya dalam hati, apakah orang itu telah mengetahui keberadaan mereka di situ? Ketika ia baru mau menarik Lie Ceng Loan pergi, orang itu sudah tertawa panjang seraya membentak "Sobat dari mana? Kenapa mengintip di jendela?" Bee Kun Bu bertambah terkejut, sebab dirinya dan Lie Ceng Loan sama sekali tidak mengeluarkan suara, Tetapi orang itu justru mengetahui keberadaan mereka di situ, Sungguh sangat tajam pendengaran orang itu! Kata Bee Kun Bu dalam hati. Bee Kun Bu segera menarik Lie Cdng Loan pergi, Namun mereka berdua baru menggeserkan badan, terdengarlah suara desiran. Serrr! Serrr! Kalau Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terlambat menggeserkan badan, saat ini mereka sudah kena senjata rahasia itu. Lie Ceng Loan meleletkan !idahnya, sedangkan Bee Kun Bu langsung menarik gadis itu melesat ke dalam kamar, sekaligus menutup daun jendela. "Siapa di luar?" Terdengar suara bentakan, Orang itu pun melesat ke luar melalui jendela kamarnya. Terdengar suara langkah yang amat cepat berputar-putar di luar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Adik Loan, di dalam kantong sutera itu pasti tersimpan sesuatu yang sangat penting, bahkan kelihatan berkaitan pula dengan diri kita, Aku akan memancingnya pergi, engkau harus berupaya mencuri kantong sutera itu!" "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menatapnya. "Kita... kitt akan berpisah lagi?" "ltu cuma sebentar" Bee Kun Bu tersenyum. Lie Ceng Loan mengangguk terpaksa. "Setelah engkau berhasil mencuri kantong sutera itu, harus segera kembali ke kamar ini menungguku!" Pesan Bee Kun Bu. "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menggenggam tangan-nya. "Aku... aku takut" "Aku cuma pergi sebentar, lagi pula menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu, tidak akan bertarung dengan orang itu," Ujar Bee Kun Bu. "Aku pasti segera kembali, engkau tidak perlu takut." "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk Bee Kun Bu membuka pintu kamar, lalu melesat pergi, Tak lama kemudian, terdengarlah suara tawanya. Lie Ceng Loan segera mengintip dari jendela, Tam-pak sosok bayangan berkelebat mengejar Bee Kun Bu. Dalam waktu sekejap, mereka sudah hilang di tempat gelap. Barulah Lie Ceng Loan melesat ke luar menuju jendela kamar orang itu. Kantong sutera tersebut masih ada di atas meja, ia menjulurkan tangannya untuk mengambil kantong sutera itu, tapi yang di dalam kantong sutera itu mengeluarkan suara "Plak! Plak! Serrr! Serrr!" Lie Ceng Loan tertegun sambil memandang kantong sutera itu, Apakah di dalam kantong sutera itu berisi makhluk hidup? pikirnya dan merasa heran. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lantaran merasa heran, ia pun ingin membuka ikatan kantong sutera tersebut, tapi teringat waktunya tidak begitu banyak, maka ia langsung menyambar kantong sutera itu, lalu melesat ke kamarnya melalui jendela. Ia terus menunggu, namun Bee Kun Bu masih belum kembali, sedangkan yang ada di dalam kantong sutera itu terus mengeluarkan suara. Lie Ceng Loan sungguh merasa heran, Akhirnya ia menyalakan lampu minyak, kemudian memandang kantong sutera itu, Lama sekali barulah ia menjulurkan tangannya membuka sedikit ikatan kantong sutera tersebut. Seketika dari dalam kantong sutera itu terpancar cahaya yang warna-warni. Terkejutlah Lie Ceng Loan, Cepat-cepat ia mengencangkan ikatan kantong sutera itu, dan cahaya warnawarni pun sirna. Lie Ceng Loan duduk sambil memandang kantong sutera, ia sama sekali tidak tahu apa isi kantong sutera tersebut, Kini ia tidak berani membuka ikatan kantong sutera itu, ia terus menunggu Bee Kun Bu kembali. Akan tetapi, sudah sekian lama ia menunggu, Bee Kun Bu tetap belum kembali, Lie Ceng Loan bangkit berdiri dan menghunus pedangnya, Kemudian dengan ujung pedangnya ia membuka ikatan kantong sutera itu. Begitu kantong sutera itu terbuka, tampak cahaya menyorot ke luar Namun belum juga ia melihat jelas apa yang di dalam kantong sutera tersebut, mendadak terdengar suara "Ser! Ser!" Dari dalam kantong sutera itu, Bahkan meluncur ke luar sesuatu dan menerjang ke arah Lie Ceng Loan. Betapa terkejutnya gadis itu, ia langsung mengeluarkan jurus Hun Hoa Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Bertaburan) untuk menangkis. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Akan tetapi, sungguh cepat luncuran itu, sehingga hanya tampak cahaya hijau, Tahu-tahu Lie Ceng Loan telah mencium bau yang sangat aneh. Gadis itu ingin berteriak, tapi merasa tenggorokannya tersumbat, sama sekali tidak bisa mengeluarkan suara. Trangl pedangnya sudah terlepas dari tangannya, dan ia mulai pingsan. Ketika Bee Kun Bu mengeluarkan suara tawa, orag itu langsung melesat keluar dari kamar dan mengejarnya, Setelah melihat orang itu melesat keluar, Bee Kun Bu mengerahkan ginkangnya melesat pergi, Orang itu terus mengejarya dan juga mengerahkan ginkang, Tak lama mereka sudah berada sejauh beberapa mil. Bee Kun Bu masih belum pulih benar dari luka yang dideritanya, maka gerakannya agak lamban, sedangkan orang itu melesat secepat kilat, dan tak seberapa lama, sudah menyusul Bee Kun Bu. "Siapa engkau, bocah?" Bentak orang itu. Bee Kun Bu tidak menyahut Orang itu mengangkat sebelah tangannya, kemudian terdengar suara "Bum!" Ternyata orang itu telah menyerang Bee Kun Bu dengan sebuah pukulan, dan badannya pun melesat ke depan. Sungguh dahsyat sekali pukulan itu. Bee Kun Bu tidak mau menyambut, hanya berkelit menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu (llmu Langkah Ajaib). seketika juga Bee Kun Bu lenyap dari hadapan orang itu. Orang itu tertegun, dan secepat kilat membalikkan badannya. Ketika orang itu membalikkan badannya, Bee Kun Bu segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu lagi melesat pergi. Orang itu langsung melancarkan beberapa buah pukulan ke arah empat penjuru agar Bee Kun Bu tidak bisa melesat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pergi, Akan tetapi, ilmu Ngo Heg Mie Cong Pu adalah ilmu dari Kui Goan Pit Cek, yang sangat lihay dan aneh. Maka walau orang itu telah melancarkan beberapa buah pukulan ke arah empat penjuru, tapi Bee Kun Bu tetap bisa lolos dari pukulan-pukulan itu. Tak terasa orang itu menyerang Bee Kun Bu hampir empat puluh jurus, namun menyentuh baju Bee Kun Bu pun tidak bisa, sedangkan Bee Kun Bu sudah melesat pergi. "Hei! Sobat!" Bentak orang itu. "Siapa kau sebenarnya? kenapa main kucing-kucingan?" "Siapa pula dirimu?" Bee Kun Bu tertawa dingin. "Ha ha!" Orang itu tertawa gelak. "Aku siapa, tiada urusan denganmu!" "Sama-sama!" Sahut Bee Kun Bu yang bersembunyi di balik sebuah batu besar Orang itu melangkah maju, Ternyata ia sudah tahu Bee Kun Bu bersembunyi di situ. "Kita tidak saling mengenal, kenapa engkau mengintip ke dalam kamarku?" Tanya orang itu. Ketika Bee Kun Bu baru mau menyahut, mendadak orang itu telah melancarkan serangan ke arah batu besar itu. Sungguh hebat dan dahsyat orang itu! Bee Kun Bu sudah siap untuk cepat-cepat melesat pergi, Namun pada waktu bersamaan, terdengarlah suara yang memekakkan telinga. Buml Batu besar itu hancur berserakan ke mana-mana. Begitu menyaksikan pukulan itu, Bee Kun Bu terkejut bukan main, Di saat itu pula ia teringat pada Lie Ceng Loan, pasti sudah berhasil mencuri kantong sutera itu. Oleh karena itu, ia segera melesat pergi, kemudian bersembunyi di balik sebuah pohon. Orang itu tampak ingin KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mengejarnya, tapi keningnya berkerut seakan teringat sesuatu yang sangat penting. ia bersiul aneh, lalu melesat pergi, Setelah orang itu melesat pergi, barulah Bee Kun Bu mengikutinya, Ketika sampai di depan rumah penginapan itu, Bee Kun Bu berhenti dan cepat-cepat bersembunyi Teryata orang itu melesat ke luar lagi sambil bersiul aneh. Bee Kun Bu tertawa dalam hati sambil melesat kedalam rumah penginapan itu. Bee Kun Bu menuju jendela di kamarnya. ia melihat lampu minyak menyala, Sungguh berani Lie Ceng Loan menyalakan lampu minyak itu! Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala, lalu membuka daun jendela sambil memandang ke dalam. Begitu memandang ke dalam kamar, seketika juga ia mematung di tempat Ternyata ia melihat Lie Ceng Loan duduk di kursi dengan kepala tertunduk, dan wajahnya tampak kehijau-hijauan. Kantong sutera itu berada di atas meja, ikatannya terbuka tak terlihat apa pun di dalamnya. "Adik Loan!" Serunya sambil melesat kedalam kamar melalui jendela. Bee Kun Bu mengangkat kepala Lie Ceng Loan. Nafas gadis itu sangat lemah, dan sekujur badannya sedingin es. seketika Bee Kun Bu tidak tahu harus berbuat apa, sebab ia sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi "Adik Loan! Adik Loan...." Panggilnya dengan air mata berderai-derai Mata Lie Ceng Loan tetap terpejam, dan wajahnyapun masih kehijau-hijauan. Walau Bee Kun Bu terus memanggilnya, namun gadis itu sama sekali tidak menyahut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu menggendong Lie Ceng Loan ke tempat tidur Setelah membaringkannya, ia terus berpikir apa yang telah terjadi Kebetulah matanya bentrok dengan kantong sutera, Namun kantong itu telah kosong. sedangkan saat ini, wajah Lie Ceng Loan semakin menghijau, Menyesallah Bee Kun Bu, kenapa tadi ia meninggalkannya. Lie Ceng Loan jadi begini, itu gara-gara mencuri kantong sutera tersebut Kalau gadis itu terjadi apa-apa, kelihatannya Bee Kun Bu pun tidak bisa hidup. Tiba-tiba Bee Kun Bu teringat pada orang itu, Mung-kin orang itu dapat menolong Lie Ceng Loan. Tanpa banyak pikir lagi, Bee Kun Bu langsung berjalan ke kamar orang itu, ia mengetuk pintu kamar tersebut beberapa kali "Siapa?" Suara bentakan dari dalam. "Aku!" Sahut Bee Kun Bu. Orang itu mengenali suara Bee Kun Bu. sepasang telapak tangannya langsung mendorong ke arah pintu, seketika juga pintu itu terbuka. Bee Kun Bu tertegun, karena melihat orang itu duduk di kursi dan tertawa dingin. "Bocah busuk! Sungguh berani engkau memancingku meninggalkan kamar ini, lalu menyuruh orang lain mencuri kantong suteraku! sekarang engkau masih berani kemari menemuiku?" Bee Kun Bu maju beberapa langkah, Matanya menatap orang itu seraya bertanya. "Sebetulnya apa yang berada di dalam kantong sutera itu?" "Kenapa engkau bertanya?" Orang itu bangkit berdiri KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sumoyku mengambil kantong suteramu itu, Setelah aku kembali, dia sudah pingsan dengan wajah menghijau," Sahut Bee Kun Bu memberitahukan "Kalau begitu ...." Orang itu tampak terkejut "Di mana kantong sutera itu?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "lkatan kantong sutera itu telah terbuka, tidak terdapat apa pun di dalam," Perintah Maut Karya Buyung Hok Perintah Maut Karya Buyung Hok Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo