Bangau Sakti 96
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 96
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Jawab Bee Kun Bu. "Haah?" Orang itu jatuh duduk di kursi. "Sebetulnya apa yang telah terjadi?" Tanya Bee Kun Bu cemas. "He he!" Orang itu tertawa terkekeh "Bocah busuk! itu adalah akibat perbuatanmu sendiri!" "Biar bagaimanapun engkau harus menolong Su-moyku dulu!" Ujar Bee Kun Bu. "Menolong Sumoymu?" Orang itu tertawa terkekeh lagi. "Ya." Bee Kun Bu mengangguk Orang itu tidak menyahut, melainkan cuma tertawa. "Gerak-gerikmu mencurigakan, lagi pula menyebut nama kami pula!" Bee Kun Bu menatapnya. "Tentunya engkau bersedia menolong Sumoyku kan?" "Aku menyebut nama kalian? Siapa sebenarya kalian berdua?" Tanya orang itu sambil menatap Bee Kun Bu tajam. "Aku adalah Bee Kun Bu, murid partai Kun Lun." "Oh? Ternyata engkau adalah Bee Kun Bu yang sangat tersohor belum lama ini? Kalau begitu, gadis itu pasti Lie Ceng Loan, bukan?" "Benar, Harap engkau,.,." "Aku dengar.,.," Orang itu tersenyum. "Engkau saling mencintai dengan Sumoymu itu. Benar ya?" "Benar," Bee Kun Bu mengangguk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begitu, engkau harus segera menyiapkan sebuah peti mati, seandainya engkau mau mati bersama Sumoymu itu, siapkanlah dua buah peti mati," Ujar orang itu. "Engkau,.,." Bee Kun Bumurai mengucurkan keringat dingin "Engkau bilang a'pa?" "Aku bilang, dia pasti mati," Sahut orang itu. "Maka engkau harus menyiapkan sebuah peti mati untuknya, tidak usah banyak bicara di sini," "Engkau.,, engkau tidak bersedia menolongnya?" Tanya Bee Kun Bu cemas. "Kalaupun aku bersedia menolongnya, itu juga pereuma!" Orang itu tertawa dingin "Kenapa?" Tahukah engkau aku siapa? Dan tahukah engkau apa yang berada di dalam kantong sutera itu? Bahkan juga kenapa aku menyebut nama kalian berdua ?" Bee Kun Bu cuma menggeleng-gelengkan kepala, ia memang tidak tahu sama sekalL "Ha ha!" Orang itu tertawa. "Kalau begitu, lebih baik engkau tidak tahu." Bee Kun Bu tertegun, kemudian bertanya. "Sebetulnya Sumoyku kena racun apa? Beritahukan-lah!" "Yah!" Orang itu menatapnya dingin "Kini aku pun tidak perlu turun tangan menghajarmu lagi, sebab apabila Sumoymu mati, engkau pasti berduka sekali, kan? Ha ha ha!" Usai berkata begitu, orang itu pun melesat pergi melalui jendela, Bee Kun Bu segera mengejarnya, tapi orang itu sudah tidak kelihatan Tak lama, terdengar suara ringkikan kuda, Bee Kun Bu tahu, bahwa orang itu sudah pergi. Berbicara begitu lama, namun Bee Kun Bu masih tidak tahu siapa orang itu, akhirnya ia kembali ke kamar-nya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan masih dalam keadaan pingsan. Bee Kun Bu menarik nafas panjang, bahkan dadanya terasa sakit sekali. "Uaaakh!" Mulut Bee Kun Bu menyemburkan darah segar, Terkejutlah Bee Kun Bu dan berusaha agar tidak muntah darah lagi, Kalau muntah darah lagi, luka yang dideritanya pasti kambuh, sedangkan Lie Ceng Loan masih dalam keadaan pingsan. Karena itu, segeralah ia duduk bersila menghimpun hawa murninya. ***** Bab ke 19 - Kembali Ke Kwat Cong San Setelah menghimpun hawa murni, Bee Kun Bu merasa segar kembali, lalu menggendong Lie Ceng Loan pergi. Tujuanuya kembali ke Kwat Cong San. ia berharap Na Hai Peng, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun masih berada di gunung itu, mungkin mereka bisa menolong Lie Ceng Loan. Bee Kun Bu melakukan perjalanan siang malam. Namun setelah berjalan tiga puluh mil, ia sudah tidak tahan dan muntah darah lagi, Setelah muntah darah, ia merasa matanya berkunang-kunang. Bee Kun Bu berkertak gigi, lalu melanjutkan perjalanan lagi, Kira-kira sepuluh mil kemudian, nafasnya sudah mulai memburu. sedangkan Lie Ceng Loan yang ada di punggungnya masih belum sadar, bahkan sekarang wajahnya pun mulai dingin pula. Betapa terkejutnya Bee Kun Bu. ia tahu apabila terlambat tiba di Kwat Cong San, nyawa Lie Ceng Loan sulit tertolong. Maka ia harus melanjutkan perjalanan menuju Kwat Cong San, walau matanya berkunang-kunang. sementara hari mulai terang, Di saat itu ia sudah melihat puncak gunung Kwat Cong San, Kira-kira satu jam lagi ia akan sampai di gua Thian Kie. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam. ia berjalan selangkah demi selangkah Keringatnya terus mengucur membasahi pakaiannya. Kira-kira dua mil lagi tiba di gua Thian Kie, Bee Kun Bu sudah tidak dapat bertahan Tubuhnya terkulai seketika dengan nafas memburu. Di saat bersamaan, muncul seseorang di hadapannya, Orang itu tidak lain adalah orang yang menginap di sebelah kamar Bee Kun Bu, pemilik kantong sutera itu. Bee Kun Bu memejamkan mata, Orang itu tertawa dingin sambit menatapnya. "Sumoymu masih belum mati?" Tanya orang itu. "Kalau dia mati, engkau pun tidak bisa hidup!" Sahut Bee Kun Bu sambil membuka matanya. "Ha ha!" Orang itu tertawa. "Engkau ingin membalas dendamnya?" "Kalau pun aku tidak menuntut balas, masih ada orang lain yang akan membalas dendamnya!" Ujar Bee Kun Bun. "Sebelum engkau ikut mati, aku ingin bertanya padamu!" Orang itu tersenyum dingin sambil melangkah maju. "Engkau ingin bertanya apa?" "Sebetulnya Souw Peng Hai mati di tangan siapa?" Ternyata ini ditanyakan orang tersebut "Souw Peng Hai berambisi menguasai rimba persilatan bahkan juga menimbulkan bencana di rimba persilatan, maka siapa pun ingin membunuhnya! PeduIi amat engkau dia mati di tangan siapa?" Sahut Bee Kun Bu dingin "Dia mati di gunung Altai Taysan Ketika itu tampak Na Siao Tiap berada di sana. Apakah Na Siao Tiap yang membunuhnya?" "Aku tidak tahu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Oh?" Orang itu langsung menendang Bee Kun Bu. Duuuk! Dada Bee Kun Bu tertendang, sehingga membuatnya nyaris pingsan seketika. Setelah menendang, orang itu pun masih ingin menginjak kepala Bee Kun Bu. Namun pada waktu bersamaan terdengarlah suara siulan panjang. Bee Kun Bu mengenali siulan itu, yang tidak Iain adalah suara siulan Sie Bun Yun. ia langsung menarik nafas lega, tapi matanya terasa gelap dan ia pun pingsan Entah berapa lama kemudian barulah telinganya menangkap suara pembicaraan orang itu. Temyata ia telah sadar dan perlahan-lahan membuka sepasang mata-nya. ia sudah berada di gua Thian Kie, dan Sie Bun Yun berdiri di hadapannya. Bee Kun Bu mencoba bangun, namun sekujur badannya terasa sakit sekali. Aduuuh! rintihnya. "Saudara Bee, jangan bergerak dulu!" Ujar Sie Bun Yun "Saudara Sie Bun, di mana Adik Loan?" Tanya Bee Kun Bu. "Dia...." Wajah Sie Bun Yun tampak serius. "Saudara Sie Bun!" Bee Kun Bu memegang tangannya. "Dia,., dia...." "Dia masih dalam keadaan pingsan." Sie Bun Yun memberitahukan "Oooh!" Bee Kun Bu menarik nafas lega. "Dia... dia masih bernafas?" "Masih." Sie Bun Yun tersenyum getir "Dia... dia berada di mana? Aku.,, aku ingin pergi menengoknya," Ujar Bee Kun Bu sambil berusaha bangun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Saudara Bee!" Sie Bun Yun menatapnya. "Engkau jangan bergerak, kini Na Locianpwee dan adik Pek sedang menolongnya, jadi pereuma engkau ke sana, lebih baik engkau tetap beristirahat di sini saja!" "Apakah mereka sudah tahu kalau adik Loan kena racun apa?" Tanya Bee Kun Bu sambil menarik nafas panjang. "ltu sungguh mengherankan Aku, Na Locianpwee dan adik Pek sama sekali tidak tahu dia kena racun apa. Saudara Bee, sebetulnya kalian berdua telah bertemu siapa dan terjadi urusan apa pula?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku.-, kami.,.," Karena saking mencemaskan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu pingsan lagi. Ketika sadar kembali, lampu minyak di dalam gua sudah dinyatakan Na Hai Peng, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun berdiri di sisi tempat tidurnya. Telapak tangan Na Hai Peng menempel di dada Bee Kun Bu, membuat Bee Kun Bu merasa lebih nyaman "Uaakh!" Mendadak Bee Kun Bu memuntahkan darah. Setelah memuntahkan darah itu, Bee Kun Bu bisa bangun duduk, dan langsung bertanya. "Bagaimana keadaan Adik Loan?" Mereka bertiga tidak menyahut cuma saling memandang. "Apakah.,, apakah adik Loan sudah mati?" Tanya Bee Kun Bu dengan air mata bereucuran "Dia masih bernafas, kenapa engkau bilang dia sudah mati?" Sahut Pek Yun Hui, Walau berkata demikian, air mata Pek Yun Hui meleleh. "Kakak Pek bilang dia masih bernafas, tapi kenapa Kakak Pek mengucurkan air mata?" Tanya Bee Kun Bu cemas. "Na Locianpwee telah menutup tiga puluh enam jalan darahnya." Sie Bun Yun memberitahukan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Haah...!" Wajah Bee Kun Bu langsung memucat ia tahu dalam waktu satu bulan, apabila tak ditemukan obatnya, Ue Ceng Loan pasti akan mati. "Engkau jangan berduka, Tuturkan dulu apa yang telah terjadi!" Ujar Sie Bun Yun. "Aku,., aku ingin pergi menengoknya dulu," Sahut Bee Kun Bu. "Baiklah!" Pek Yun Hui mengangguk Sie Bun Yun memapah Bee Kun Bu ke dalam sebuah ruang batu, Na Hai Peng dan Pek Yun Hui mengikuti dari belakang. Begitu memasuki sebuah ruang batu, Bee Kun Bu langsung menangis, Tampak Lie Ceng Loan terbaring di tempat tidur batu, sepasang matanya terpejam, wajah menghijau menakutkan, boleh dikatakan mirip sosok mayat "Adik Loan? Adik Loan!" Jerit Bee Kun Bu. "Gara-gara aku, engkau jadi begini!" Na Hai Peng, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun juga ikut menangis, Hampir setengah jam Bee Kun Bu me-nangis, Setelah itu barulah berhenti perlahan-lahan. "Ayah angkat, apakah Adik Loan cuma menunggu mati saja?" Tanya Bee Kun Bu sedih. Tidak juga," Sahut Na Hai Peng. "Namun kita harus tahu, sebetulnya Ceng Loan kena racun apa?" "Saudara Bee, tahan rasa sedihmuI" Ujar Sie Bun Yun. Tuturkanlah apa yang telah terjadil" "Pereuma aku menuturT" Sahut Bee Kun Bu. "Kenapa?" Tanya Sie Bun Yun. Bee Kun Bu menarik nafas panjang, Pek Yun Hui memandangnya seraya berkata dengan suara rendah. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Biar Adik Loan berbaring di sini saja!" "Benar." Sie Bun Yun manggut-manggut dan siap memapah Bee Kun Bu. "Aku bisa berjalan sendiri," Ujar Bee Kun Bu. ia memandang Lie Ceng Loan sejenak, setelah itu barulah berjalan pergi. Setiba di ruang lain, barulah Bee Kun Bu membuka mulut sambil memandang Sie Bun Yun. "Apakah Saudara Sie Bun bertemu orang itu?" "Orang itu?" Sie Bun Yun mengerutkan kening. "Orang yang berdandan seperti pelajari Bee Kun Bu memberitahukan "Ketika engkau melihatku, dia pasti masih berada di situ." "Ketika aku dan Adik Pek mau meninggalkan Kwat Cong San, kami melihat engkau dan Adik Loan, engkau pun sudah pingsan. Namun tiada seorang pun berada di situ," Ujar Sie Bun Yun. "Kalau begitu orang itu sudah pergi...." "Adik Kun Bu, lebih baik engkau tuturkan saja kejadian itu!" Desak Pek Yun Hui. "Ya." Bee Kun Bu mengangguk lalu menutur tentang kejadian itu. Setelah mendengar penuturan itu, Na Hai Peng, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun tampak tertegun, sebab tiada kaitannya dengan racun yang mengidap dalam tubuh Lie Ceng Loan. Jadi Bee Kun Bu tidak tahu kapan Lie Ceng Loan pingsan dan kena racun apa. sedangkan kantong sutera itu dan pemiliknya kini sudah tiada jejaknya. "Saudara Bee, di mana kantong sutera itu?" Tanya Sie Bun Yun. "Aku tidak mengambilnya," Sahut Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Mungkin berdasarkan kantong sutera tersebut, kita bisa selidik racun apa itu!" Ujar Sie Bun Yun. "ltu pun pereuma!" Na Hai Peng menggelengkan kepala. sementara Pek Yun Hui diam saja, namun keningnya terus berkerut seakan sedang memikirkan sesuatu. "Adik Pek, apakah engkau punya pendapat lain?" Tanya Sie Bun Yun. "Aku pun tidak tahu adik Loan kena racun apa, namun aku justru memikirkan, orang itu tidak menanyakan apa pun, kecuali menanyakan Souw Peng Hai, Apakah dia punya hubungan dengan Souw Peng Hai?" Jawab Pek Yun Hui. "Menurut aku tidak mungkin." Ujar Bee Kun Bu. "Sebab sebelum mati, Souw Peng Hai sama sekali tidak punya sanak famili, jadi setelah mati, siapa yang akan menuntut balas dendamnya?" "ltu memang benar, tapi siapa guru Souw Peng Hai? Dari mana dia mempelajari kepandaian yang begitu tinggi ?" Ujar Pek Yun Hui. "Ngmm!" Sie Bun Yun manggut-manggut "Masih ada dua hal, yang membuatku masih ber-curiga.,,." Pek Yun Hui mengerutkan kening. "Hal apa?" Tanya Na Hai Peng, Bee Kun Bu dan Sie Bun Yun serentak. "Hal yang pertama yakni ilmu Kan Goan Cihnya. ilmu itu tidak tereatat dalam kitab pusaka Kui Goan Pit Cek. Entah berasal dari mana ilmu tersebut?" "Menurut guruku, ilmu Kan Goan Cih itu berasal dari Arab. Mungkin Souw Peng Hai pernah belajar ilmu silat di Arab?" "Itu memang mungkin" Pek Yun Hui manggut-manggut dan melanjutkan "Hal ke dua yakni kuda sakti yang ditunggangi Co Hiong, Kuda sakti itu pemberian Souw Peng Hai, dan juga KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bukan berasal dari Tionggoan, tentunya berasal dari Arab pula, sedangkan orang itu...." "Haaah!" Seru Sie Bun Yun mendadak Na Hai Peng, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui langsung mengarah padanya, Wajah Sie Bun Yun tampak pucat pias seperti kertas. "Kakak Yun!" Pek Yun Hui terkejut "Kenapa eng-kau?" "Aku... aku tidak apa-apa," Sahut Sie Bun Yun. "Kakak Yun! Cepat beritahukan!" Desak Pek Yun Hui. "Adik Fek!" Sie Bun Yun tertawa getir "Biar aku berpikir sejenak!" Sie Bun Yun mengerutkan kening sambil berpikir, sedangkan Na Hai Peng, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu menatapnya dengan tertegun Namun mereka bertiga tahu, bahwa sikap Sie Bun Yun yang aneh itu pasti ada sebab musababnya. "Adik Pek, maksudmu orang itu datang dari Arab?" Tanya Sie Bu'h Yun setelah berpikir lama sekali "ltu memang mungkin," Sahut Pek Yun Hui. "Kalau begitu.,." Sela Bee Kun Bu. "... dia punya hubungan apa dengan Souw Peng Hai?" "Orang itu mungkin adik seperguruannya," Jawab Pek Yun Hui menduga. "Kalau pun dia telah pulang ke Arab, aku harus mengejarnya sampai ke sana!" Ujar Bee Kun Bu sambil berkertak gigi. "Seandainya benar dia itu adik seperguruan Souw Peng Hai, dia pasti ke Toan Hun Ya," Ujar Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Pek! Mari kita ke sana!" Bee Kun Bu tampak tidak sabaran "Saudara Bee!" Sie Bun Yun menggelengkan kepala, kemudian memberitahukan "Sebetulnya orang itu ingin membunuh kita semua, tapi karena perbuatanmu itu, maka cuma adik Loan yang terkena racun." "Bagaimana engkau bisa tahu?" Tanya Pek Yun Hui heran "Kantong sutera itu berisi...." Sie Bun Yun tidak melanjutkan namun wajahnya tampak serius sekali. "Berisi apa?" Tanya mereka serentak "Aku pernah dengar dari guruku, bahwa ada beberapa jenis ulat, rumput, buah-buahan, ular dan binatang beracun lainnya," Jawab Sie Bun Yun menjelaskan "Se-mua itu berjumlah tujuh ribu seratus dua puluh sembilan jenis," "Oh?" Bee Kun Bu terbelalak "Yang paling beracun berasal dari Arabia," Ujar Sie Bun Yun dengan kening berkerut "Jenis binatang apa yang paling beracun?" Tanya Na Hai Peng, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu serentak "Sejenis ular yang berbentuk aneh, dan pipih pula seluruh badannya," Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Jawab Sie Bun Yun memberitahukan "Kalau begitu, apakah adik Loan..." Bee Kun Bu menatapnya. "Ular itu kalau gusar, seluruh badannya akan memancarkan cahaya hijau." Sie Bun Yun menjelaskan "Ular itu sering muncul di gurun pasir Siapa pun melihat cahaya hijau berkelebat di gurun pasir, pasti tidak berani melanjutkan perjalanan." "Oh?" Bee Kun Bu tersentak sebab yang berada di dalam kantong sutera itu juga memancarkan cahaya hijau, Mungkin KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan digigit ular beracun tersebut "Kalau kena racun ular itu, apakah ada obat penawar-nya?" "Saudara Bee, engkau dengar dulu penjelasanku tentang ular beracun itu!" Sahut Sie Bun Yun dan melanjutkan "Ular beracun itu bergerak cepat sekali laksana kilat Mata kita tidak dapat menyaksikan gerakannya. Maka ular beracun itu dinamai San Tian Cing (UIar Kilat Hijau), Kalau ular beracun itu muncul dan kebetulan ada ratusan orang di situ, semuanya pasti terkena racun" "Begitu lihay ular beracun itu?" Na Hai Peng terbelalak "Ya." Sie Bun Yun mengangguk "Orang itu pasti akan mengantar kantong sutera ke mari, agar kita semua mati terkena racun ular kilat hijau itu." Na Hai Peng, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu menarik nafas, sedangkan Sie Bun Yun melanjutkan Tentunya adik Loan tidak tahu itu, Lantaran merasa heran, maka ia membuka kantong sutera tersebut Ka-rena itu, ia tergigit ular kilat hijau yang di dalam kantong sutera itu." "Itu...." Mata Bee Kun Bu mulai basah,"... itu gara-gara aku." "Saudara Bee jangan mempersalahkan diri sendiri!" Ujar Sie Bun Yunt dan menambahkan "Apabila orang tersebut membawa kantong suteranya ke mari, saat ini kita semua pasti sudah terkena racun ular kilat hijau itu." "Pantas kita tidak tahu sebetulnya adik Loan terkena racun apat Ternyata racun ular yang berasal dari Arabia!" Ujar Pek Yun Hui sambil menarik nafas panjang. "Saudara Sie Bunl" Tanya Bee Kun Bu. "Apakah gurumu pernah bilang obat apa yang dapat memunahkan racun ular itu?" Sie Bun Yun tidak menyahut, melainkan cuma menarik nafas panjang, itu sungguh membuat Bee Kun Bu bertambah cemas. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Saudara Sie Bun, cepat beritahukan!" Desak Bee Kun Bu. "Asal dapat menolong adik Loan, ke ujung langit pun aku akan pergi." "Kalau obat pemunah racun itu mudah diperoleh, tentunya bukan hanya urusanmu seorang. Akan tetapi, boleh dikatakan obat itu tidak dapat diperoleh," Ujar Sie Bun Yun sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Maksudmu?" Pek Yun Hui menatapnya. "Guruku pernah bilang, siapa yang terkena racun ular kilat hijau, harus diobati pula dengan empedu ular tersebut" Sie Bun Yun memberi tahukan "Bahkan juga harus dicampur dengan arak, Obat apa pun tidak dapat memunahkan racun ular kilat hijau," "Kalau begitu, kita harus berangkat ke Arabia," Ujar Na Hai Peng, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu serentak Setelah mereka bertiga mengatakan begitu, wajah mereka pun tampak muram, karena dari Kwat Cong San menuju ke Arabia, itu paling sedikit akan memakan waktu empat bulanan sedangkan Lie Ceng Loan cuma dapat bertahan satu bulan, lalu bagaimana keburu menolongnya? "Aku sudah berpikir sampai di situ. Kalau menunggang Hian Giok, mungkin dalam waktu satu bulan sudah bisa kembali," Ujar Sie Bun Yun "Tapi tidak gampang bagi kita mencari ular kilat hijau." "Kalau begitu, kini masih ada waktu," Ujar Pek Yun Hui. "Kakak Yun, engkau menunggang Hian Giok berangkat ke Arabia, kau dapatkan atau tidak ular itu, engkau harus kembali dalam waktu satu bulan!" "Kakak Pek!" Sela Bee Kun Bu. "Biar aku saja yang berangkat!" Tidak!" Pek Yun Hui menggelengkan kepala. "Ma-sih ada urusan yang harus kita kerjakan." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Urusan apa?" Tanya Bee Kun Bu. "Kini masih ada seekor ular kilat hijau berada di Tionggoan, yakni yang kabur dari kantong sutera itu," Jawab Pek Yun Hui. "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut mengerti Tapi ular kilat hijau bergerak laksana kilat, mungkin saat ini sudah berada di tempat yang ribuan mil jauhnya...." "ltu belum tentu," Sahut Pek Yun Hui. "Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Siapa tahu ular kilat hijau masih berada di kota kecil itu, atau bahkan mungkin sudah datang di Kwat Cong San ini. Mari kita cari!" "Anak Pek!" Na Hai Peng menarik nafas. "Luka yang diderita anak Bu masih belum pulih benar.,.," Sebelum Na Hai Peng menyelesaikan ucapannya, Pek Yun Hui segera memberi isyarat Na Hai Peng mengerti, bahwa Pek Yun Hui tidak melarang Bee Kun Bu pergi mencari ular kilat hijau, itu agar dia tidak terlampau memikirkan keadaan Lie Ceng Loan. "Kalau begitu.-" Ujar Na Hai Peng. "Engkau harus menemani anak Bu!" "Ya!" Pek Yun Hui mengangguk "Biar bagaimanapun dalam waktu satu bulan kami pasti kembali," Ujamya. "Kalian boleh berlega hati, aku berada di sini menjaga anak Loan." Na Hai Peng memberitahukan. "Ayah angkat! Aku... aku.,,." Bee Kun Bu menghela nafas. "Anak Bu!" Na Hai Peng tersenyum getir. "Mati dan hidup memang sudah ditakdirkan maka engkau tidak usah terlampau berduka! "Ya!" Bee Kun Bu mengangguk dengan wajah muram KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ayolah! Mari kita berangkat sekarang!" Ajak Pek Yun Hui dan menambahkan "Lebih cepat kita berangkat lebih baiic" Mereka bertiga meninggalkan gua Thian Kie. setelah berada di luar, Pek Yun Hui segera bersiul panjang memanggil Hian Giok. Akan tetapi, Hian Giok sama sekali tidak muncul Pek Yun Hui bersiul lagi berulang kali, namun burung bangau itu tetap tidak muncul "Oooh!" Sie Bun Yun teringat sesuatu. "Mungkin Nona Na menunggang Hian Giok pergl" "Kalau begitu, engkau pun tidak jadi berangkat ke Arabia," Pek Yun Hui menarik nafas. pada waktu bersamaan, Na Hai Peng memunculkan diri, dan ketika melihat mereka bertiga berdiri termangu-mangu, ia pun segera bertanya. "Ada apa?" "Mungkin Adik Siao Tiap menunggang Hian Giok pergi Guru, kalau adik Siao Tiap pulang, tolong suruh dia ke Arabia!" Sahut Pek Yun Hui dan berpesan "Aku tahu." Na Hai Peng manggut-manggut "Kakak Yun!" Ujar Pek Yun Hui "Karena engkau tidak jadi pergi ke Arabia, maka alangkah baiknya ikut kami pergi ke kota kecil itu." "Ya." Sie Bun Yun mengangguk Mereka bertiga lalu berangkat, tapi tidak menggunakan ilmu ginkang, karena luka dalam Bee Kun Bu masih belum pulih benar. ***** Bab ke 20 - Mencari Ular Kilat Hijau KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setetah mereka meninggalkan Kwat Cong San, hari sudah mulai senja, Tak seberapa lama kemudian, mereka bertiga sudah tiba di kota kecil itu. Akan tetapi, keadaan kota kecil itu tampak aneh sekali, Biasanya suasananya ramai, tapi hari ini begitu sepi, tidak terlihat seorang pun berada di jalan. Bahkan semua pintu rumah tertutup rapat, dan sesekali terdengar suara tangisan anak kecil di dalam rumah, Yang mengherankan yakni tidak terdengar suara gonggongan anjing. Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu sudah sampai di depan sebuah rumah penginapan Pintu rumah penginapan itu pun tertutup rapat Sie Bun Yun menjulurkan tangannya untuk mengetuk pintu itu, namun tiada suara sahutan dari dalam TeYpaksalah Sie Bun Yun mengetuk lebih keras, namun tetap tiada suara sahutan Kreeek! Pintu rumah di sebelah rumah penginapan itu terbuka, Tampak seorang tua menjulurkan kepalanya melongok ke luar Seketika mereka bertiga mengarahkan pandangan ke pada nya. "Paman! Apa yang terjadi di kota ini?" Tanya Sie Bun Yun. Orang tua itu menggoyang-goyangkan tangannya sambil memandang mereka bertiga. "Apakah kalian bertiga pelancong? Cepatlah kalian pergi!" "Benar." Sie Bun Yun" Mengangguk "Kami ingin bermalam di rumah penginapan ini, tapi pintu rumah penginapan ini tidak dibuka." "Semua penghuni rumah penginapan itu telah mati." Orang tua itu memberitahukan dengan suara gemetar "Apa?" Sie Bun Yun terkejut "Kenapa begitu? Apa yang telah terjadi di dalam penginapan ini?" "Mereka semua mati kemarin malam Di kota ini telah muncul siluman." Sahut orang tua itu memberitahukan dengan wajah pucat pias. "Berkelebat cahaya hijau, orang pasti mati KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dengan wajah menghijau, Dalam dua hari ini, sudah puluhan orang mati, Kalian cepatlah pergi, jangan sampai mati di kota inil" Ketika mendengar itu, Sie Bun Yun terkejut dan girang, Terkejut karena kematian penduduk kota kecil itu, dan girang lantaran tahu bahwa ular kilat hijau masih berada di kota kecil tersebut, Namun penduduk setempat malah mengira bahwa itu adalah siluman, maka tiada seorang pun berani ke luar dan pintu pun ditutup rapat. "Paman!" Sie Bun Yun memberitahukan "Kami ke mari justru karena urusan ini." "Apa?" Orang tua itu terbelalak "Apakah kalian sudah bosan hidup?" Kalau Sie Bun Yun menjelaskan tentang ular kilat hijau, tentunya orang tua itu tidak akan mengerti Oleh karena itu ia berkata. "Paman harus tahu, kami bertiga sangat mahir menangkap segala macam siluman, maka kami ke mari khususnya untuk membasmi siluman itu." Orang tua itu tampak kurang pereaya, Namun ucapan Sie Bun Yun itu sangat keras, sehingga tetangga di situ pun mendengarnya, Mereka membuka pintu sedikit sambil melongok ke luar Tak lama kemudian, seluruh penduduk kota kecil itu pun mengetahui akan hal tersebut Berselang beberapa saat kemudian, tampak dua orang tua berpakaian rapi menghampiri mereka bertiga, lalu menjura "Sam Wie Hoatsu (Tiga Penakluk Siluman) datang dari mana?" Tanya salah seorang tua itu. "Kami bukan penakluk siluman, tapi kami bertiga mampu membasminya," Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sahut Sie Bun Yun. "Oooh!" Ke dua orang tua itu manggut-manggut gembira. "Dalam dua hari, penduduk kota ini selalu was-was." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kapan siluman itu muncul?" Tanya Pek Yun Hui mendadak "Setetah hari mulai gelap," Jawab orang tua itu memberitahukan "Begitu tampak berkelebat cahaya hijau, seketika nyawa orang pun melayang-" Saat ini, hari memang sudah mulai gelap, Pek Yun Hui memandang ke dua orang tua itu, kemudian mengerutkan kening seraya berkata. "Harap Paman berdua sudi memberitahukan pada penduduk di sini, harus menutup pintu dan jendela, dan tidak boleh ke luar sama sekali." "Ya." Ke dua orang itu berjalan pergi. Tak lama kemudian terdengarlah suara "Blam! Blam!" Semua jendela rumah penduduk setempat sudah tertutup rapat Tidak disangka sama sekali!" Ujar Bee Kun Bu sambil menarik nafas. "Begitu tiba di kota kecil ini, justru kota kecil ini telah tertimpa musibah!" Itu bukan kehendak kita, mau bilang apa." Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala. "Mudah-mudahan ular kilat hijau itu masih ada di sini, jadi malam ini kita harus menangkapnya." Tapi...." Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Bagai-mana cara kita menangkapnya?" "Bagaimana kalau kita pakai jala?" Tanya Pek Yun Hui sambil memandang Sie Bun Yun. "Boleh juga pakai cara itu." Sie Bun Yun manggut-manggut Sie Bun Yun lalu mengetuk pintu rumah salah seorang penduduk ia meminjam sebuah jala, Kebetulan orang itu punya sebuah jala yang tidak dipakai, maka diberikan padanya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah itu, Sie Bun Yun juga mencari sebatang bambu yang agak pendek Maksudnya kalau ular kilat hijau tertangkap akan disimpan di dalam lubang bambu itu. Mereka bertiga menunggu di depan sebuah kuil tua, namun Bee Kun Bu mengerutkan kening, kemudian berkata. "Kalau kita menunggu di sini, tidak akan melihat ular itu muncul di tempat jauh, Maka alangkah baiknya kalau kita menunggu di atap kuil ini. Benar." Sie Bun Yun manggut-manggut Mereka bertiga segera meloncat ke atas atap kuil, dan menunggu di situ sambil menengok ke empat penjuru sementara hari sudah semakin gelap, Hati mereka mulai tegang, mengharapkan kemunculan ular kilat hijau itu. Akan tetapi, hingga larut malam, ular kilat hijau sama sekali tidak muncul Setelah tengah malam, mereka bertiga bersiap-siap dan menghimpun Lweekang. Berselang beberapa saat kemudian, mendadak terdengar suara suling melengking aneh di kejauhan Suara suling itu berasal dari pinggir kota. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu merinding dan tertegun ketika mendengar suara suling itu. "Lihatlah itu!" Seru Sie Bun Yun mendadak sambil menunjuk ke depan. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu segera memandang ke sana, Tampak berkelebat cahaya hijau menuju tempat suara suling, kemudian berhenti di tempat itu. sementara suara suling itu terus melengking bagaikan suara pekikan setan iblis, bahkan sangat menusuk telinga. Tampak cahaya hijau berputar-putar, sungguh indah dipandang dari kejauhan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Mari kita pergi ke sana!" Ajak Sie Bun Yun. "Kenapa cahaya hijau itu terus berputar?" Tanya Bee Kun Bu. "Mungkin ada hubungannya dengan suara suling aneh itu," Sahut Sie Bun Yun. "Kalau begitu, sudah pasti orang itu yang meniup suling untuk menangkap ular kilat hijau." Ujar Pek Yun Hui. "Karena itu, kita harus berhati-hati, jangan sampai orang itu melihat kita!" Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu mengangguk, lalu melesat ke tempat itu, sedangkan cahaya hijau masih terus berputar Tak seberapa lama kemudian, mereka bertiga sudah sampai di tempat tersebut, dan berhenti dalam jarak belasan depa lalu bersembunyi di balik sebuah pohon. Mereka melihat cahaya hijau masih terus berputar, tapi kian lama putaran nya kian bertambah lamban. Baru-lah mereka dapat melihat jelas bahwa ular kilat hijau memang aneh sekali bentuknya panjang ular itu setengah meteran. Kepalanya berbentuk segi tiga lancip, badannya pipih dan cahaya hijau itu terpancar dari sisik-sisiknya. Tak jauh dari tempat itu, tampak seseorang duduk di atas sebuah batu sedang meniup suling yang aneh pula bentuknya, mirip suling India, Siapa orang itu, tidak lain adalah orang yang pernah bertarung dengan Bee Kun Bu, atau pemilik ular kilat hijau. "Cara bagaimana kita turun tangan menangkap ular itu?" Tanya Bee Kun Bu berbisik. "Bagaimana kalau kita tunggu sampai orang itu berhasil menangkapnya, barulah kita turun tangan terhadap orang itu?" Sie Bun Yun balik bertanya seakan mengusulkan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tidak mungkin dia akan memberikan ular itu pada kita." Bee Kun Bu menggelengkan kepala. "Aku dan Kakak Yun akan bereakap-cakap dengan dia, engkau boleh cari kesempatan untuk mencuri ular kilat hijau." Ujar Pek Yun Hui. Bee Kun Bu berpikir sejenak sebetulnya itu merupakan perbuatan yang rendah, namun apa boleh buat Mereka harus menolong Lie Ceng Loan, maka ia mengangguk. sementara suara suling semakin melengking tinggi, namun gerakan ular kilat hijau semakin lamban. Men-dadak orang itu berhenti meniup su!ingnya, dan membentak keras. seketika juga ular kilat hijau berhenti berputar, tapi sekujur badannya tetap memancarkan cahaya hijau. Setelah ular kilat hijau berhenti berputar, orang tersebut bangkit berdiri lalu selangkah demi selangkah mendekati ular kilat hijau dengan wajah serius. Tiba-tiba ular kilat hijau mendongakkan kepalanya. Namun begitu orang tersebut meniup sulingnya tiga kali, ia langsung menunduk kembali Orang itu menarik nafas dalam-dalam, dan tampak keringat bereucuran di kening-nya. Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun teringat suatu masalah, dan seketika juga Bee Kun Bu berbisik "Ular kilat hijau sangat lihay, Bagaimana kalau orang itu menangkapnya lalu melepaskannya lagi untuk mencelakai kita?" Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui membungkam, lama sekali barulah Pek Yun Hui membuka mulut "Mudah-mudahan dia tidak berani melepaskannya! Sebab kalau dilepaskan, sulit baginya untuk menangkap kembali." Bee Kun Bu ingin mengatakan sesuatu, namun di saat bersamaan orang itu memandang ke tempat mereka KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bersembunyi Setelah itu, barulah ia memalingkan ke-palanya, dan dengan berhati-hati sekali melangkah maju. Akan tetapi, begitu orang itu melangkah maju, ular kilat hijau mendongakkan kepala lagi, dan menjulurkan lidahnya yang kehijau-hijauan, bahkan menyemburkan racunnya. Orang itu tampak tegang sekali ia cepat-cepat meniup sulingnya beberapa kali, dan karena itu ular kilat hijau menundukkan kepala kembali Setelah berada jarak dua depaan, mendadak orang itu melesat maju sambil menontok ular kilat hijau dengan sulingnya. Pada waktu bersamaan, orang itu pun memandang ke tempat persembunyian mereka. "Celaka!" Seru Pek Yun Hui perlahan. Baru juga Pek Yun Hui berseru, orang itu mengarahkan sulingnya ke tempat mereka. seketika juga tampak cahaya hijau meluncur laksana kilat ke arah mereka, bukan main cepat nya! Pek Yun Hui memang sudah tahu adanya gelagat tidak beres, namun tidak menduga kalau ular kilat hijau begitu cepat meluncur ke arah mereka, Maka ia segera melancarkan pukulan dengan segenap tenaganya ke arah cahaya hijau. Angin pukulannya merontokkan dedaunan di tempat tersebut Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya pukulan itu. Cahaya hijau terpental ke tempat semu!a, justru kepala ular kilat hijau mengarah ke orang itu, KeIihatan-nya ular kilat hijau sudah siap menyerang orang tersebut Betapa terkejutnya orang itu, ia segera meniup sulingnya untuk menundukkan ular kilat hijau. Setelah cahaya hijau terpental, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu menarik nafas lega. seandainya Pek Yun Hui terlambat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ melancarkan pukulan, kini mereka bertiga mungkin sudah tergeletak terkena racun ular kilat hijau. sementara ular kilat hijau sudah diam di tempat, barulah orang itu bersuara. "Sobat dari mana?" Tanyanya dingin. Pek Yun Hui memberi isyarat pada Bee Kun Bu, lalu menarik Sie Bun Yun ke luar dari tempat persembunyian mendekati orang itu, namun tidak berani terlampau dekat pada ular kilat hijau. "Anda stapa? Kita tidak saling mengenal kenapa Anda ingin mencelakai kami dengan cahaya hijau itu? sebetulnya makhluk apa cahaya hijau itu?" Tanya Pek Yun Hui. Sebetulnya orang itu kenal nama Pek Yun Hui, namun tidak kenal orangnya, Maka ia tidak tahu kalau yang berdiri di hadapannya justru Pek Yun Hui. "Mumpung kalian berdua masih belum terluka, kenapa masih belum mau pergi?" Orang itu menatap mereka dengan dingin sekali "Anda ingin mencelakai kami tanpa cebab, dan kini malah memaksa kami pergi?" Sahut Sie Bun Yun dingin "Kalau tidak segera pergi, mungkin kalian akan tergeletak jadi mayat!" Ujar orang itu dingin. Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun saling memberi isyarat, dan seketika Sie Bun Yun memegang jala yang diikatkan di pinggangnya. "Omong kosong!" Bentak Pek Yun Hui sambil menghunus pedangnya, sekaligus menyerang dada orang itu. Orang itu mengeluarkan pekikan aneh, lalu meloncat mundur Ketika orang itu meloncat mundur, Pek Yun Hui melesat ke depan samlfft melancarkan tiga pukulan tangan kirinya, Pukulan itu disusul pula dengan sabetan-sabetan pedang, sehingga orang itu terkurung dalam pukulan dan sinar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pedang, Menyaksikan kejadian itu, Sie Bun Yun tidak menyianyiakan keaempataa, ia langsung saja menjala ular kilat hijau. Semua itu, hanya terjadi dalam waktu aefcejap. sementara orang itu telah berhasil beffcolit, bahkan juga balas menyerang Pek Yun Hui dengan suling anehnya. "Berhenti!" Bentak orang itu. Bersamaan dengan terdengarnya bentakan orang itu, Sie Bun Yun berhasil menjala ular kilat hijau. Bagaimana mungkin Pek Yun Hui berhenti sebaliknya ia malah menyerangnya dengan jurus Pek Hok Khai Peng (Bangau Putih Mengembangkan Sayap), pada waktu bersamaan, terdengar suara teriakan Sie Bun Yun. "Haaah..." Pek Yun Hui terkeiut, dan langsung meloncat mundur sambil memandang ke arah Sie Bun Yun dengan ekor matanya. Tampak Sie Bun Yun terus melancarkan pukulan ke depan untuk membendung cahaya hijau yang meluncur ke arahnya. Orang yang bertarung dengan Pek Yun Hui itu melangkah maju beberapa langkah. Namun baru fa mau meniup lulingnya, sekonyong-konyong cahaya hijau meluncur pergi bagaikan meteor, dan dalam sekejap cahaya itu ludah hilang dari pandangan "Kakak Yunl" Pek Yun Hui mendekatinya "Engkau tidak apa-apa?" Tanyanya. Tidak apa-apa," Sahut Sie Bun Yun. "Kok engkau tidak berhasil menjala ular itu?" Tanya Pek Yun HuT heran. "Lihatlah!" Sie Bun Yun menunjuk jala itu. Pek Yun Hui terkejut ketika melihat jala itu telah robek tidak karuan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hm!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dengus orang itu dingin. "Stsik ulat kilat hijau sangat tajam, bagaimana mungkin kalian berhasil menjala nya?" Bee Kun Bu yang bersembunyi itu pun telah menyaksikan kejadian itu, Ketika melihat ular kilat hijau telah kabur, ia ke luar dari tempat persembunyiannya. Begitu melihat Bee Kun Bu, air muka orang itu berubah, namun kemudian tertawa dingin seraya berkata. "Kata orang kalian semua adalah pendekar-pendekar muda yang gagah berani, kelihatannya memang ada benarnya juga." Terimakasih atas pujian Anda!" Sahut Sie Bun Yun dingin. "Kalian sudah tahu asal-usul ular ki!at hijau, tentunya juga tahu empedunya dapat memunahkan racunnya, bu-kan?" Ujar orang itu, lalu mendadak tertawa gelak. "Kenapa engkau tertawa ?" Tanya Bee Kun Bu gusar "Aku mentertawakan usaha kalian itu akan sia-sia," Sahut orang itu dan masih tertawa. Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu tertegun mendengamya, dan saling memandang. "Kini ular kilat hijau telah kabur, kenapa kalian tidak pergi mengejarnya?" Tanya orang itu sambil tertawa dingin "Kami pasti akan pergi mengejarnya," Sahut Bee Kun Bu. "Bagus! Bagus! Kalau begitu, silakan kalian cepat-cepat pergi mengejarnya! Saat ini, dia sudah berada puluhan mil jauhnya, cepatlah kalian kejar! Kalau tidak, nyawa Lie Ceng Loan pasti akan melayang!" Ujar orang itu sambil tertawatawa. Bee Kun Bu sudah dalam keadaan kesal dan berduka, Maka ketika orang tersebut berkata begitu, tanpa banyak bicara lagi ia langsung menyerangnya dengan jurus Hun Hoa Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Bertaburan), kemudian disusul lagi dengan jurus Chun Yun Cak Can (Awan Musim KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Semi Mulai Mengembang) dan jurus Ciau Ceh Lam Hai (Ombak Laut Selatan Menderu). Orang itu tidak berkelit, dan segera menggerakkan suling anehnya untuk menangkis serangan-serangan Bee Kun Bu. Trang! Trang! Trang! Tangkisannya membuat Bee Kun Bu terdorong ke belakang. Orang itu tidak mau menyerang, melainkan hanya menggerak-gerakkan ba-dannya. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tahu, bahwa orang itu ingin melesat pergi, maka secepat kilat mereka bertiga langsung menghadang dari tiga jurusan, sehingga orang itu terkurung di situ. "Ha ha ha!" Orang itu tertawa gelak. Tidak sampai dua bulan aku berada di Tionggoan, sudah dengar bahwa kalian mengandal pada Kui Goan Pit Cek untuk malang melintang di rimba persilatan! Kini memang terbukti begitu!" "Hm!" Dengus Pek Yun Hui. "Setelah partai Thian Liong roboh, memang banyak orang membenci kami!" "ltu tidak juga!" Orang itu tertawa dingin. "Buktinya, aku sama-sama menginap dalam satu rumah penginapan dengan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, aku tidak cari gara-gara dengan mereka berdua, tapi sebaliknya mereka berdua malah mencuri barangku! itu kenapa?" Wajah Bee Kun Bu langsung memerah dan mulutnya membungkam ketika mendengar ucapan orang itu. "Eh?" Sie Bun Yun tertawa. "Anda sungguh tak tahu malu!" "Apa?" Orang itu tampak gusar sekali. "Siapa yang tak tahu malu?" "Tentunya Anda!" Sahut Sie Bun Yun sambil menudingnya. "Engkau ingin membawa ular kilat hijau ke Kwat Cong San untuk mencelakai kami, untung saudara Bee dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Nona Lie mengetahuinya, maka mencuri kantong suteramu! Nah, bukankah Anda tak tahu malu?" "Hm!" Orang itu cuma bisa mendengus. Sie Bun Yun memandang Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu, Mereka bertiga lalu melangkah maju merapatkan diri mengurung orang itu. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu memiringkan pedang masing-masing ke bawah, KeUhatannya mereka sudah siap menyerang orang itu dengan jurus yang mematikan Orang itu berkepandaian tinggi, maka begitu melihat cara mereka berdiri, ia sudah tahu bahwa apabila dirinya bergerak, mereka pasti menyerangnya dengan jurus-jurus yang mematikan Oleh karena ltu, ia tidak berani sembarangan bergerak, cuma memandang mereka dengan dingin sekali "Kalian bertiga ingin mengeroyokku?" Tanyanya sambil mengerutkan kening. "Kami bertiga memang mengandal pada ilmu Kui Ooan Plt Cek untuk malang melintang di rimba per-silatanl Kalaupun kami bertiga mengeroyokmu, itu juga tidak ipa-apa, sahut Sie Bun Yun sambil tertawa dingin. Wajah orang itu langsung berubah, sedangkan Bee Kun Bu memandang Sie Bun Yun dengan tidak mengerti "Saudara Sie Bun...." "Saudara Bee, aku mengerti maksudmu," Potong Sie Bun Yun cepat. Sie Bun Yun adalah murid Ku Ciok Sianjin, tergolong di antara sesat dan lurus, Maka tidak heran kalau pemuda itu berkelakuan agak kesesat-sesatan. "Saudara Sie Bun.,,." Bee Kun Bu ingin mengatakan sesuatu, tapi keburu dicegah Pek Yun Hui. "Adik Kun Bu, engkau diam saja!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu mengangguk ia sadar bahwa Sie Bun Yun berbuat begitu tentunya ada suatu sebab. Lagipula ia masih ingat keadaan Lie Ceng Loan yang sedang sekarat di gua Thian Kie. Karena itu, ia cuma menarik nafas panjang tanpa bersuara lagi. "Sobat!" Sie Bun Yun tertawa dingin lagi. "Anda tidak perlu cemas!" "Cemas apa?" Orang itu tertawa paksa. "Aku tahu ilmu silat Anda berasal dari Arabia, amat lihay dan aneh...." Ketika Sie Bun Yun berkata sampai di situ, air muka orang itu langsung berubah. "Engkau,., engkau siapa? Kok tahu asal usulku?" Tanyanya heran. padahal mereka bertiga cuma menduga, Sie Bun Yun berkata begitu cuma untuk memancing, namun orang itu malah mengakuinya. Tentunya kami tahu asal usulmu!" Sie Bun Yun sengaja tersenyum misterius. "Bukankah Anda ingin menuntut balas dendam Souw Peng Hai?" "Kalau ya kenapa?" Tanya orang itu dingin. "Kalau benar, pertanda Anda adalah orang yang tak tahu kebenaran!" Sie Bun Yun menudingnya. "Apabila Anda ingin menuntut balas itu, pasti roboh di tangan sembilan partai besar!" Kelihatannya kegusaran orang itu sudah memuncak ia mendadak menggerakkan suIing anehnya ke arah dada Sie Bun Yun. Akan tetapi, di saat bersamaan, Pek Yun Hui membentak nyaring sambil menyerang punggungnya. sedangkan Sie Bun Yun sama sekali tidak bergerak, malah tersenyum-senyum sambil memandang orang itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Karena mendengar ada desiran di belakangnya, maka orang itu langsung menggerakkan suling. anehnya ke belakang, namun Pek Yun Hui telah merubah jurusiiya. Serrrt! Serrrt! Pakaian orang itu tersobek oleh ujung pedang Pek Yun Hui. Orang itu berdiri tertegun di tempat, sedangkan Pek Yun Hui menyurut mundur sambil tersenyum dingin. "Kalau engkau ingin bertempur dengan kami, malam ini engkau pasti jadi mayat di tempat init" Ujar Sie Bun Yun sambil tersenyunv "Hml" Dengus orang itu. "Tahukah engkau ilmu pedang apa yang paling Ii-hay?" Tanya Sie Bun Yun mendadak "llmu pedang Sin Hap Kiam!" Sahut orang itu. "Nona Pek ini telah mencapai tingkat itu, Mampukah engkau menangkis ilmu pedang itu?" Tanya Sie Bun Yun sambil tersenyum-senyum. "Belum tentu tidak mampu!" Sahut orang itu dengan air muka berubah. "Berarti engkau tidak berani memastikannya! Ya, kan?" Sie Bun Yun menatapnya. Orang itu diam dan tampak tertegun. "Mau apa kalian mengurung diriku?" Tanyanya kemudian dengan kening berkerut "Kami ingin menasihatimu dan sekaligus menghendaki bantuanmu!" Sahut Sie Bun Yun. "Oh? Ha ha!" Orang itu tertawa "Katakanlah!" "Souw Peng Hai bisa roboh begitu, itu karena ulahnya sendiri!" Ujar Sie Bun Yun perlahan. "Mengenai kematiannya di gunung Altai Taysan, itu masih merupakan suatu teka-teki!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau jangan omong kosong!" Bentak orang itu. "Apakah engkau menganggap kami yang membunuhnya ?" Tanya Sie Bun Yun. "Tidak salah!" "Siapa?" "Na Siao Tiap!" "Engkau dengar dari siapa?" "Aku dengar dari.-." Ucapan orang itu berhenti mendadak "Lanjutkan!" Desak Sie Bun Yun. "Orang yang memberitahukan padaku itu, melarangku menyebut namanya, maka aku tidak mau melanggar janji!" Lanjut orang itu. Mungkinkah Souw Hui Hong? Pikir Sie Bun Yun. Kalau benar dia, kenapa harus melarang orang itu menyebut namanya? itu berarti bukan Souw Hui Hong. Lalu siapa? Apakah.... Co Hiong? Mengenai kematian Souw Peng Hai, memang tiada seorang pun yang tahu, Namun karena Na Siao Tiap saat itu menjaga di depan gua Sam Im Sian Hu, otomatis dia menjadi tertuduh. sedangkan Co Hiong memberitahukan pada orang itu, bahwa Na Siao Tiap yang membunuh Souw Peng Hai, tentunya ada kaitan pula dengan Co Hiong, Kini Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Sie Bun Yun telah berpikir sampai di situ. "Sekalipun engkau tidak menyebutkan aku pun sudah tahu siapa orang itu!" Ujar Sie Bun Yun. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Oh?" Orang itu mengerutkan kening. "Bagaimana engkau bisa tahu?" "Tentunya aku tahu!" Sahut Sie Bun Yun serius. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Jangan membual! Coba katakan kalau kau tahu!" Orang itu melotot "Ha ha!" Sie Bun Yun semakin yakin bahwa orang yang memberitahukan itu pasti Co Hiong. "Aku tidak perlu beritahukan! Kita cukup tahu dalam hati saja!" "Cepat beritahukan!" Desak orang itu. "Baik!" Sie Bun Yun manggut-manggut. "Orang itu bernama Co Hiong!" Setelah Sie Bun Yun menyebut nama tersebut, wajah orang itu tampak berubah. "Bagaimana?" Sie Bun Yun tertawa. "Tidak salah kan?" "Hm!" Dengus orang itu. "Tadi engkau masih kelihatan ingin mengatakan sesuatu, katakanlah!" "Kalau engkau tidak menyelidiki secara jelas tentang kematian Souw Peng Hai, sebaliknya malah mau berniat menuntut balas, itu akan berakibat fata! bagimu." Ujar Sie Bun Yun sungguh-sungguh. "Mengenai kematian Souw Peng Hai dan ke mana pula Na Siao Tiap, hanya Lie Ceng Loan yang bisa menjelaskan padamu!" "Sungguh?" Orang itu mengerutkan kening. Tentunya sungguh!" Sahut Sie Bun Yun sambil tertawa. "Engkau tidak bisa melawan kami, untuk apa aku membohongimu?" "Oh?" Air muka orang itu terus berubah tak menentu. "Engkau masih ingin mengatakan apalagi?" "Mungkin engkau belum tahu bagaimana perlakuan Lie Ceng Loan terhadap orang, bukan?" Sie Bun Yun menatapnya. "Aku sudah mendengar, dia seorang gadis yang berhati polos dan bajik!" Sahut orang itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "ltulah sebabnya kami ingin minta bantuanmu!" Ujar Sie Bun Yun. "Selamatkan nyawa Lie Ceng Loan, kami pasti berterimakasih padamu! Bahkan engkau pun akan mengetahui tentang kematian Souw Peng Hai!" "Ular kilat hijau telah kabur, maka aku tidak bisa bantu apa-apa," Sahut orang itu sambil menggelengkan kepala. "Apakah engkau tidak membawa empedu ular itu?" Tanya Sie Bun Yun. "Engkau kira begitu gampang menangkap ular kilat hijau?" Orang itu tertawa dingin. "Kami tahu cara menangkap ular itu dari leluhur, tiga generasi menurun, cuma dapat menangkap dua ekor, jadi bagaimana mungkin aku membawa empedu ular itu?" "Asal engkau bersedia membantu, kita boleh pergi mencari ular itu!" Sela Pek Yun Hui. "Bukankah engkau tahu bagaimana cara menangkapnya?" "Omong kosong!" Orang itu tertawa dingin. "Dia mati atau hidup ada urusan apa denganku?" Tutup mulutmu!" Bentak Bee Kun Bu gusar "Maaf!" Ucap orang itu. "Aku mau mohon diri, harap kalian minggir!" "Eh?" Sie Bun Yun menatapnya. "Engkau mau pergi ke mana?" "Aku mau pergi ke mana, itu urusanku, engkau tidak perlu tahu!" Sahut orang itu dingin. "Sekalipun engkau tidak bilang aku pun sudah tahu!" Ujar Sie Bun Yun serius. "Oh?" Orang itu mengerutkan kening. "Engkau tahu aku mau pergi ke mana?" Tentunya mau pergi menangkap ular itu, bukan?" Sie Bun Yun tersenyum. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalian harus tahu, ular kilat hijau tidak bisa ditangkap lagi!" Orang itu menggeleng-gelengkan kepala. "Oh, ya?" Sie Bun Yun tersenyum. "Kalau begitu, engkau boleh pergi sekarang!" "Saudara Sie Bun...." Bee Kun Bu terbelalak "Adik Kun Bu!" Pek Yun Hui menatapnya sambil memberi isyarat "Jangan banyak omong!" Bee Kun Bu manggut-manggut Orang itu tertawa dingin beberapa kali, lalu melesat pergi. "Saudara Sie Bun!" Ujar Bee Kun Bu setelah orang itu pergi. "Dia sudah kabur, kita harus bagaimana?" "Legakanlah hatimu!" Sahut Sie Bun Yun memberitahukan. "Orang itu tidak kabur, melainkan pasti pergi menangkap ular kilat hijau." Tapi...." Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Tapi arah yang ditujunya berlawanan dengan arah ular kilat hijau." "Saudara Bee!" Sie Bun Yun menepuk bahunya. "Engkau terlampau jujur, sama sekali tidak tahu akan kelicikan orang." "Maksudmu?" Bee Kun Bu tidak mengerti "Dia melesat ke arah lain, itu hanya untuk mengelabui kita." Sie Bun Yun menjelaskan Tapi nanti dia pasti membelok ke arah ular kilat hijau, Nah, kita me-nguntitnya, Tapi kali ini kita harus lebih berhati-hati, jangan sampai dia melihat kita, Setelah dia berhasil menangkap ular kilat hijau dan sudah dimasukkan ke dalam kantong suteranya, barulah kita cari akal untuk mencurinya!" "Saudara Sie Bun...." Bee Kun Bu menarik nafas. "Engkau tidak usah menghiburku itu tipis sekali ke-mungkinannya." "Saudara Bee!" Sie Bun Yun tersenyum getir "Kita menuruti takdir saja!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu diam Kemudian mereka bertiga melesat pergi menuju arah ular kilat hijau dengan hati-hati sekali. ***** Bab ke 21 - Mencuri Ular Kilat Hijau Bertemu Co Hiong Setelah matahari terbit, mereka bertiga sudah melakukan perjalanan lima puluhan mil, lalu bersembunyi di balik sebuah pohon Berselang beberapa saat kemudian, terdengar suara derap kaki kuda, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu segera menengok ke sana, Tampak seekor kuda sedang berlari cepat, dan tak lama kuda itu sudah melewati mereka bertiga, Yang menunggang kuda itu tidak lain adalah orang yang mereka tunggu. Sesudah kuda itu berlari agak jauh, barulah mereka menguntit dari belakang, Hampir seharian mereka bertiga terus menguntit orang itu. Kadang-kadang orang itu menghentikan kudanya, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu langsung bersembunyi Kalau kuda itu berlari lagi, barulah mereka bertiga menguntit dengan hati-hati sekali. Setelah malam tiba, orang itu membelokkan kudanya ke arah lain, lalu berputar-putar di suatu tempat Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu dengan sabar menunggunya sampai hari mulai terang. Orang itu tidur di atas pohon, sedangkan Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu bergilir beristirahat di tempat persembunyian Orang itu tidur hampir seharian Ketika hari mulai gelap, barulah orang itu meloncat turun dari pohon, lalu memungut batu-batu kecil, Ternyata ia memburu kelinci hutan dengan batu-batu kecil itu. Setetah berhasil menyambit beberapa ekor, ia menyalakan api untuk menunggang kelinci-kelinci itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tak seberapa lama kemudian, sudah tereium bau yang amat sedap, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mengira, orang tersebut ingin menyantap kelinci panggang itu, namun ternyata tidak. Kelinci panggang itu dibungkusnya dan berangkatlah orang itu dengan menunggang kuda. Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu menguntitnya lagi, Ketika sampai di sebuah lembah, orang tersebut menghentikan kudanya, Sungguh mengherankan ternyata tempat orang itu berputar-putar semalam Orang itu meloncat turun dari punggung kuda lalu menambatkan kudanya di sebuah pohon, Setelah itu ia membawa kelinci panggangnya ke depan sebuah gua kecil. Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mulai tegang ketika melihat ia berhenti di depan gua kecil tersebut Orang itu menaruh kelinci panggang di depan gua kecil itu, dan tak lama kemudian, tampaklah cahaya hijau. Begitu melihat cahaya itu, giranglah mereka bertiga, yang bersembunyi di balik sebuah batu besar Kali ini, mereka bertiga tidak berani bereakap-cakap lagi. Orang itu melangkah ke belakang beberapa depa, sekaligus mengeluarkan suling anehnya, Ditiupnya suling aneh itu dan terdengarlah suaranya yang melengkinglengking. Akan tetapi, tiada gerakan apa pun di dalam gua kecil itu, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu saling memandang. Di saat bersamaan orang itu berhenti meniup suling anehnya. Segeralah mereka bertiga memandang ke arahnya, Tampak orang itu mengeluarkan sebuah kantong sutera, Dibukanya lebar-lebar mulut kantong sutera itu, lalu ditaruh di atas tanah. Kemudian ia mengeluarkan semacam bubuk lalu ditaburkan ke dalam kantong itu. Orang tersebut duduk bersila, lalu meniup suling anehnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Berselang beberapa saat, tampak cahaya hijau di dalam gua kecil, tak lama cahaya itu meluncur ke luar. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mulai tegang menyaksikan cahaya itu, sedangkan kening orang itu mulai mengucurkan keringat, namun ia sama sekali tidak mengetahui akan keberadaan mereka bertiga. Ketika melihat cahaya hijau meluncur ke luar, orang itu bangkit berdiri, dan tetap meniup sutingnya. Cahaya hijau berhenti di hadapan kelinci panggang, lalu mengibaskan ekornya. Plaak! Kelinci panggang itu hancur berserakan dan ular kilat hijau lalu merayap ke depan. sementara air muka orang itu tampak tegang sekali, sepasang matanya terus menatap ular kilat hijau tanpa berkedip sama sekali, dan suara sulingnya itu pun masih terus melengking-lengking. Gerakan ular kilat hijau sangat lamban, Kelihatannya ular itu sangat takut akan suara suling tersebut Tak seberapa lama kemudian, ular kilat hijau merayap menuju arah orang tersebut Wajah orang itu tampak tegang, ia terus meniup sulingnya. Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu melihat dengan jelas, keringat di kening orang itu mengucur lebih deras. Mendadak ular kilat hijau meluncur ke arah orang tersebut, membuat mereka nyaris menjerit Ternyata orang itu memang sudah bersiap sebelumnya, Maka begitu cahaya hijau meluncur ke arahnya, suara sulingnya melengking lebih tinggi. Terlihat cahaya hijau itu menyurut mundur dan diam di tempat, lalu melingkar dengan kepala didongakkan ke atas. Orang itu masih tampak tegang, Namun ular kilat hijau sudah dapat d i kendali kan nya. Maka Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu langsung menarik nafas lega. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mendadak suara suling itu melengking dengan nada lain, terdengar sangat lembut bagaikan suara rayuan, itu membuat ular kilat hijau seakan terbelai, kemudian merayap ke arah kantong sutera, dan masuk ke dalamnya. Orang tersebut bergerak cepat mengikat ujung kantong sutera, setelah itu ia pun menarik nafas lega. Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu saling memandangi kemudian mendadak mereka bertiga melesat ke luar mendekati orang itu. Pek Yun Hui menggunakan ilmu pedang Sin Hap Kiam. Betapa terkejutnya orang itu. Sebelah kakinya langsung bergerak menginjak kantong sutera itu, dan sekaligus membentak "Siapa?" "Sobat!" Sahut Pek Yun Hui. "Yang melihat harus dapat bagian!" "Hm!" Dengus orang itu. "Omong kosong! Apa artinya yang melihat harus dapat bagian ?" "He he!" Sie Bun Yun tertawa dingin. "Yang kau tangkap itu adalah ular kilat hijau, Kami telah me-nyaksikannya, maka harus mendapat bagiannya!" "Ha ha ha!" Orang itu tertawa gelak. "Ternyata kalian bertiga lagi! Sungguh berani kalian bertiga terus menguntitku!" Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo Karena Wanita Karya Kho Ping Hoo Wanita Iblis Pencabut Nyawa Karya Kho Ping Hoo