Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 97


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 97


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   "Ha ha ha!"   Sie Bun Yun juga tertawa.   "Kalau kami penakut, bagaimana mungkin sampai di sini?"   "Engkau tahu ular kilat hijau, itu berarti pengetahuanmu cukup luas!"   Orang itu tertawa lagi.   "Oleh karena itu, aku akan mengampuni nyawa kalian! Cepatlah kalian enyah dari sini!"   "He he!"   Sie Bun Yun tertawa.   "Kalau sudah memperoleh bagiannya, tentunya kami akan enyah dari sini!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Oh?"   Air muka orang itu berubah.   "Kalau begitu, engkau memang ingin cari penyakit!"   "Ha ha!"   Sie Bun Yun tertawa gelak, lalu mendadak menggerakkan bambunya menyerang dada orang itu.   itu merupakan jurus yang amat lihay dan aneh, yaitu jurus andalan Ku Ciok Sianjin, Orang itu memang berkepandaian tinggi.   Namun ia sama sekali tidak menduga kalau Sie Bun Yun mendadak menyerangnya, Karena itu, ia terpaksa meloncat mundur beberapa langkah.   Sie Bun Yun sendiri tahu bahwa jurus tersebut tidak dapat melukai orang itu, namun setidaknya dapat mendesak mundur orang itu, jadi kaki orang itu tak lagi menginjak kantong sutera.   "Adik Pek, cepat turun tangan!"   Serunya.   Pek Yun Hui langsung menyerang orang itu dengan tiga jurus berturut-turut, yaitu Pek Hong Cauw Yang (Burung Phoenix Menyambut Mentari Pagi), Ciau Ceh Lam Hai (Ombak Laut Selatan Menderu) dan Cian Cih Pek Ciu (Ribuan Jari Ratusan Tangan).   Tampak sinar pedang berkelebatan mengurung orang itu, bahkan diiringi pula dengan suara yang menderu-deru.   SemuIa orang itu memang meremehkan mereka ber-tiga, sebab usia mereka bertiga masih begitu muda, Tapi setelah diserang oleh Sie Bun Yun, tersentaklah hatinya, apalagi ditambah serangan-serangan Pek Yun Hui, hatinya semakin terperanjat Orang itu bersiul panjang, lalu sepasang lengannya bergerak, dan seketika juga tubuhnya melambung ke atas beberapa depa.   Sungguh tinggi ilmu ginkang orang itu sehingga dapat mengelak serangan-serangan Pek Yun Hui.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   seandainya Pek Yun Hui menggunakan ilmu pedang Sin Hap Kiam menyerang orang itu ketika melambung, niseaya orang itu pasti mati.   Namun Pek Yun Hui tidak bertindak begitu, karena walau orang itu memusuhi mereka, namun hanya karena kematian Souw Peng Hai.   Lagipula tujuan mereka hanya ingin mencuri ular kilat hijau, Maka seandainya membunuh orang itu, bukankah kejam sekali? sementara oiang itu sudah melayang turun, Pek Yun --------------------------Hal 106/107 Hilang --------------------------hijau!"   Tukas orang itu dingin dengan wajah memerah karena gusar "Kalau kalian tidak mengembalikan ular kilat hijau itu...."   "Engkau mau bertarung dengan kami?"   Potong Sie Bun Yun dingin.   "Benar!"   Orang itu menggenggam sulingnya erat-erat, kemudian mendadak menyerang Sie Bun Yun.   Serrr! Sie Bun Yun juga menggerakkan bambunya untuk menangkis serangan orang itu dengan jurus Ku Ciok Sen Hui (Bambu Tua Memancarkan Cahaya).   jurus yang dikeluarkan orang itu tertangkis, sehingga membuatnya bertambah gusar Kemudian ia memutarmutarkan sulingnya secepat kilat, setelah itu menyerang ke arah Sie Bun Yun.   serangan itu sangat aneh, Pek Yun Hui khawatir Sie Bun Yun akan terluka oleh serangan aneh itu, maka ia segera menggerakkan pedangnya ke arah suling tersebut Tampak sinar pedang berkelebat dan tak lama terdengarlah suara benturan dua senjata yang amat nyaring.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Trang! Trang! Trang! Orang itu terdorong ke belakang beberapa langkah, sedangkan Pek Yun Hui tetap berdiri tegak di tempat "Walau engkau berada di Arabia, namun tentu tahu akan kitab pusaka Kui Goan Pit Cek, bukan?"   Ujar Pek Yun Hui dingin.   "Hm!"   Dengus orang itu.   "Barusan aku cuma menggunakan enam bagian Lweekangku, itu sudah membuatmu terhuyung-huyung beberapa langkah! seandainya aku menggunakan ilmu pedang yang tereantum di dalam kitab pusaka Kui Goan Pit Cek, apakah engkau mampu menangisnya?"   Ujar Pek Yun Hui sambil tersenyum dingin. Kini orang itu sudah tahu jelas, bahwa dua wanita Kwat Cong San betul-betul berkepandaian tinggi, Oleh karena itu, ia terpaksa harus menekan hawa kegusaran-nya.   "Kalian jangan bergirang karena telah berhasil memperoleh ular kilat hijau!"   Ujar orang itu sambil tertawa dingin.   "Kalau kalian kurang berhati-hati, sebaliknya malah akan mati terpagut ular itu! Nah, bukankah secara tidak langsung, aku sudah membalas dendam terhadap kalian?"   Terimakasih atas perhatianmu!"   Ucap Sie Bun Yun sambil tertawa menyengir "Engkau mau enyah tidak?"   Bentak Pek Yun Hui mendadak Orang itu berteriak-teriak aneh, lalu melesat pergi dengan membawa kegusaran yang tak terlampiaskan dan dalam sekejap sudah hilang dari pandangan "Mari kita mengejar Saudara Bee!"   Ajak Sie Bun Yun.   "Rendahkan suaramu!"   Tegur Pek Yun Hui.   "Kalau orang itu belum pergi jauh, bukankah akan mendengarnya ?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Dia sudah kabur terbirit-birit, bagaimana mungkin kembali lagi?"   Sahut Sie Bun Yun sambil tertawa.   "Dia sangat takut pada ilmu pedang Sin Hap Kiammu itu."   "Eh?"   Wajah Pek Yun Hui kemerah-merahan.   "Su-dah mulai pandai merayu ya?"   "Aku tidak merayu."   Sie Bun Yun tersenyum.   Mereka berdua lalu melesat mengejar Bee Kun Bu.   sebelumnya mereka sudah mengatur suatu rencana, apabila Bee Kun Bu berhasil mencuri ular kilat hijau, haruslah segera pulang ke Kwat Cong San, agar tidak mem-buang-buang waktu.   Oleh karena itu, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui pun menempuh jalan yang menuju ke Kwat Cong San.   Walau mereka sudah menempuh dua puluhan mil, tapi masih tidak tampak Bee Kun Bu.   Oleh karena itu timbullah rasa heran dalam hati mereka.   "Adik Pek! Apakah Saudara Bee telah menemui sesuatu?"   Tanya Sie Bun Yun dengan wajah cemas.   "ltu.,,."   Pek Yun Hui tersentak "Mungkin dia mati-matian mengerahkan ginkangnya, agar lekas-lekas sampai di Kwat Cong San, maka kita tertinggal jauh, Sampai di gua Thian Kie, kita pasti bertemu dia."   "Ngmmm!"   Sie Bun Yun manggut-manggut, Mereka berdua segera mengerahkan ilmu ginkang menuju Kwat Cong San.   Kenapa Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui tidak bertemu Bee Kun Bu? Apa yang telah terjadi setelah Bee Kun Bu berhasil mencuri ular kilat hijau? Setelah Bee Kun Bu berhasil mencuri kantong sutera yang berisi ular kilat hijau, dapat dibayangkan betapa girangnya hati Bee Kun Bu, karena nyawa Lie Ceng Loan akan tertolong dengan empedu ular tersebut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Oleh karena itu, sesuai rencananya, ia langsung kembali ke Kwat Cong San, Setelah menempuh belasan mil, ia menoleh ke belakang untuk melihat apakah Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui sudah menyusulnya atau belum.   Namun karena Bee Kun Bu dengan mereka berdua berjarak kira-kira lima mil, tentunya Bee Kun Bu tidak melihat mereka, seandainya ia menunggu sejenak, kemungkinan besar akan bertemu dengan mereka.   Akan tetapi, Bee Kun Bu terlampau mencemaskan Lie Ceng Loan, maka tidak menunggu ia terus melakukan perjalanan menuju ke Kwat Cong San.   Mendadak terdengar suara tawa yang sangat merdu, yang disusul pula oleh suara yang dikenalnya "Ha hal Saudara Bee, sudah sekian lama kita berpisah bagaimana keadaanmu? Apakah baik-baik saja?"   Bee Kun Bu terpaksa berhenti, lalu mendongakkan kepala memandang ke atas sebuah pohon, Tampak seseorang duduk di atas pohon itu sambil tersenyum-senyum, Siapa orang itu? Ternyata Co Hiong.   Begitu melihat Co Hi'ong, tersentaklah hati Bee Kun Bu, namun mulutnya tetap menyahut "Aku baik-baik saja.   Maaf, aku harus melanjutkan perjalanan!"   Co Hiong melayang turun dari pohon itu, Sungguh indah sekali gerakannya, sehingga tak tertahan Bee Kun Bu memujinya.   "Sungguh indah dan tinggi ilmu ginkangmu seka-rang!"   Terimakasih atas pujianmu!"   Ucap Co Hiong sambil tertawa gelak. Tiba-tiba Bee Kun Bu teringat sesuatu, dan langsung menatap Co Hiong seraya bertanya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Saudara Co! Apakah Kui Goan Pit Cek berada padamu?"   Pertanyaan Bee Kun Bu itu membuat Co Hiong tertegun, Namun ia teringat akan dirinya yang telah memperoleh kitab ilmu Silat Sam Im Sin Ni, mungkin kaum Bu Lim mengiranya telah memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek.   "Saudara Bee, kenapa harus membicarakan tentang itu?"   Co Hiong tersenyum.   "Kita berdua berkenalan sudah setahun lebih, kemudian terjadi sedikit kesalah-pahaman di antara kita. Namun aku tetap menganggap Saudara Bee sebagai teman dekat Sudah sekian lama kita tidak bertemu, maka bagaimana kalau kita menutur pengalaman masing-masing?"   "Maaf! Aku ada urusan penting!"   Sahut Bee Kun Bu.   "Ada urusan penting?"   Co Hiong memandang kantong sutera yang di tangan Bee Kun Bu.   "Eh? Saudara Bee, engkau membawa apa?"   "Seekor ular yang sangat beracun,"   Jawab Bee Kun Bu memberitahukan.   ia adalah pemuda jujur, sama sekali tidak bisa berbohong, maka ia memberitahukan secara jujur Co Hiong memang pernah bertemu dengan pemilik ular kilat hijau, Orang itu pun memberitahukan tentang ular tersebut Oleh karena itu, Co Hiong memfitnah Na Siao Tiap yang membunuh Souw Peng Hai, bahkan dibantu Pek Yun Hui dan lainnya, Akan tetapi, Co Hiong tidak pernah melihat ular tersebut, cuma pernah melihat kantong sutera itu.   Begitu Bee Kun Bu memberitahukan bahwa yang dibawanya adalah seekor ular yang sangat beracun.   Co Hiong lalu berpikir ke sana.   "Oh? Ular itu pasti ular kilat hijau, bukan?"   Tanya Co Hiong dengan air muka berubah.   "Benar."   Bee Kun Bu mengangguk "Saudara Bee...."   Co Hiorfg menarik nafas panjang.   "Engkau masih mujur bertemu aku."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Maksudmu?"   Tanya Bee Kun Bu heran.   "Harap saudara Bee ikut aku sebentar!"   Ajak Co Hiong,.   "Kenapa aku harus mengikutimu?"   Bee Kun Bu mengerutkan kening.   "Adik Loan sedang menunggu pertolonganku."   Hati Co Hiong langsung berdebar, tapi wajahnya justru tampak serius.   "Kalau begitu, engkau memang harus ikut aku. Kalau tidak, Nona Lie tidak akan tertolong,"   Ujarnya, ia memang licik dan banyak akal busuknya.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Bee Kun Bu berpikir dan tertegun, orang itu adalah saudara seperguruan Souw Peng Hai, sedangkan Co Hiong adalah murid Souw Peng Hai, otomatis Co Hiong adalah murid keponakan orang itu, Mungkin Co Hiong tahu jejas tentang ular kilat hijau.   "Engkau mau mengajakku ke mana?"   Tanya Bee Kun Bu kemudian. Tidak lewat dari satu mil,"   Sahut Co Hiong ter-senyum.   "Baik."   Bee Kun Bu mengangguk "Kalau lewat satu mil, aku akan pergi."   "Tentu."   Co Hiong tertawa gelak.   Co Hiong memang berotak cerdas, namun disalah gunakannya.   ia tadi melihat Bee Kun Bu menoleh ke belakang seakan menunggu orang, karena itu ia ingin memancing Bee Kun Bu ke tempat lain dengan sikap bersungguh-sungguh, sehingga Bee Kun Bu yang jujur itu mempereayainya.   Co Hiong melesat ke arah kiri, dan Bee Kun Bu mengikutinya, Tak sampai setengah mil, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun sudah tiba di tempat itu.   Kalau Bee Kun Bu tidak bertemu Co Hiong, sudah pasti akan bertemu mereka berdua.   Bee Kun Bu terus mengikuti Co Hiong, Namun ia merasa heran sekali, sebab ia telah mengerahkan gin-kangnya, tapi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tidak bisa menyusul Co Hiong, Tak seberapa lama kemudian, Co Hiong berhenti "Engkau mau bicara apa padaku, bicaralahl"   Ujar Bee Kun Bu yang telah berhenti beberapa depa di belakangnya.   "Ha ha!"   Co Hiong tertawa.   "Saudara Bee, entah berapa waktu yang lalu aku bukan tandinganmu Kini aku yakin kepandaianku telah maju pesat, maka ingin mohon petunjuk padamu."   "Co Hiong!"   Bentak Bee Kun Bu gusar.   "Engkau mengajakku ke mari cuma karena urusan ini?"   "Tentu tidale"   Co Hiong tersenyum.   "Sebab masih ada urusan lain yang berkaitan dengan ular kilat hijau, Namun aku harus mencoba kepandaianku denganmu, setelah itu barulah kuberitahukan tentang ular itu!"   "Maaf!"   Sahut Bee Kun Bu dingin.   "Aku justru tidak mau bertarung denganmu."   "Kita tidak bertarung, hanya bergebrak beberapa jurus saja,"   Ujar Co Hiong sambil tertawa.   "Lebih baik lain hari saja,"   Sahut Bee Kun Bu sambil melesat pergi.   "Tunggu!"   Bentak Co Hiong sambil bergerak, dan tahu-tahu sudah berada di sisi Bee Kun Bu.   "Sebetulnya engkau menghendaki apa?"   Tanya Bee Kun Bu gusar "Aku tidak menghendaki apa-apa, hanya ingin bergebrak beberapa jurus denganmu saja,"   Sahut Co Hiong sambil tersenyum lembut "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu.   "Apakah engkau kira bisa menjadi seorang jago setelah mempelajari Kui Goan Pit Cek itu?"   "Saudara Bee!"   Co Hiong tersenyum lagi.   "Aku tidak berpikir begitu."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kalau begitu, aku ingin segera pergi,"   Ujar Bee Kun Bu.   "Saudara Bee!"   Co Hiong menatapnya.   "Engkau boleh menaruh kantong sutera yang berisi ular kilat hijau itu ke bawah. Aku tidak akan mengambilnya sebab aku mau mulai menyerang, agar ular itu tidak kabur."   "Engkau sungguh pandai berpikir."   Bee Kun Bu menatapnya.   "Tentu."   Co Hiong tertawa gelak "Karena engkau adalah teman dekatku, maka aku harus berpikir demi dirimu."   "Sudahlah, jangan banyak omong kosong!"   Bee Kun Bu menaruh kantong sutera itu di atas sebuah batu, kemudian ujarnya pada Co Hiong.   "Kita bertanding dengan tangan kosong atau dengan senjata?"   "Harap Saudara Bee menghunus peda,ng!"   Sahut Co Hiong.   "Baiklah,"   Bee Kun Bu mengangguk sambil menghunus pedangnya.   "Engkau pun harus menggunakan senjata!"   "Tentu."   Sahut Co Hiong. ia tertawa panjang, Tangannya bergerak, tahu-tahu sudah menggenggam sebuah senjata yang berbentuk aneh mirip sebatang jarum.   "Eh?"   Bee Kun Bu terperangah.   "Senjata apa itu?"   "Ha ha ha!"   Co Hiong tertawa terbahak-bahak "lni adalah senjata peninggalan Sam Im Sin Ni, yakni Teng Thian Sin Cin (Jarum Sakti Pengokoh Langit)."   "ltu adalah senjata pusaka, engkau harus berhati-hati menyimpannya."   Ujar Bee Kun Bu.   "Terimakasih atas perhatian Saudara Bee."   Ucap Co Hiong dan tertawa lagi.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Engkau pun harus ingat, di luar langit masih ada langit, di atas gunung masih ada gunung,"   Ujar Bee Kun Bu mengingatkannya.   "Jangan takabur!"   "Saudara Bee harus tahu, aku sudah punya peraturan sendiri,"   Co Hiong memberitahukan "SIapa yang berani mengincar senjataku lni, nanti mati di ujung senjataku ini pula."   "Sungguh bermulut beaar engkau I"   Bee Kun Bu tertawa olngin.   "TIdak berani,"   Lahut Co Hiong, lalu mendadak menggerakkan senjatanya seketika juga Bee Kun Bu merasa matanya jadi sllau, sepertinya sedang menghadapi sinar matahari terik, sehingga membuatnya nyaris memejamkan matanya, setelah itu, ia pun menyurut mundur beberapa langkah.   "Ha hal"   Co Hiong tertawa gelak, lalu menggerakkan senjatanya lagi mengarah pada tenggorokan Bee Kun Bu.   Sungguh aneh dan cepat gerakan itu, Bee Kun Bu cepatcepat menangkis dengan jurus Chun Yun Cak Can (Awan Musim Semi Mulal Mengembang).   Trang! Terdengar suara benturan senjata yang memekakkan te!inga.   Bukan main terkejutnya Bee Kun Bu, sebab merasa telapak tangannya yang menggenggam pedang itu sakit sekali Karena itu, ia segera mengeluarkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu.   seketika ia hilang dari pandangan Co Hiong, dan tahu-tahu sudah berada di belakangnya.   Co Hiong tahu, bahwa Bee Kun Bu telah mengeluarkan ilmu langkah ajaib itu, namun ilmu tersebut tidak tereantum dalam kitab ilmu Silat Sam Im Sin Ni.   Oleh karena itu, Co Hiong tidak mampu memecahkan ilmu tersebut.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Hm!"   Dengus Co Hiong dingin.   "Kenapa Saudara Bee jadi pengecut, tidak berani menghadapiku?"   Bee Kun Bu bergerak secepat kilat, dan tahu-tahu sudah berada di hadapan Co Hiong, Di saat bersamaan, Co Hiong menggerakkan senjatanya menyei ang Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu mengeluarkan jurus Hun Hoa Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Bertaburan) untuk menangk!s.   Akan tetapi, mendadak Co Hiong merubah jurusnya, bahkan terusmenerus menyerang Bee Kun Bu dengan jurus-jurus yang sangat lihay dan aneh.   Bee Kun Bu melayani jurus-jurus itu dengan ilmu pedang Hun Kong KJam Hoat, dan disertai dengan ilmu langkah ajalb, Tak terasa pertandingan mereka sudah melewati lima puluh Jurui, Walau Co Hiong tampak di atas angln, namun Bee Kun Bu masih tetap tenang.   Menyaksikan itu, timbullah kegusaran Co Hiong, Semula ia berpikir pasti dapat merobohkan Bee Kun Bu dalam waktu singkat, karena ia memiliki senjata pusaka, juga telah mempelajari semua ilmu silat Sam Im Sin Ni.   Akan tetapi, kini pertandingan telah melewati lima puluh jurus, ia hanya menang di atas angin, masih belum dapat merobohkannya, Bagaimana kalau bertemu Na Siao Tiap atau Pek Yun Hui? Tentunya ia akan celaka, pikirnya dan timbul pula niat jahatnya untuk membunuh Bee Kun Bu.   sedangkan Bee Kun Bu menggunakan jurus Kim Liong Cut Hai (Naga Emas Muncul Dari Laut) untuk menyerang tenggorokan Co Hiong.   "Ha ha!"   Co Hiong tertawa gelak sambil menggerakkan senjatanya dengan jurus Toa Hai Mouw Cin (Mencari Jarum di Laut), yaitu jurus andalan Sam Im Sin Ni di masa silam.   Sekujur badan Co Hiong seakan memancarkan sinar, karena saking cepatnya ia menggerakkan senjatanya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sinar itu menyilaukan sehingga mata Bee Kun Bu nyaris tidak bisa dibuka, sedangkan badan Co Hiong seakan hilang, Yang tampak hanya cahaya senjatanya Bee Kun Bu terkejut bukan main, lalu cepat-cepat mengeluarkan Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar Akan tetapi, Co Hiong segera mengeluarkan jurus andalan ke dua, yakni Bit Li Coang Cin (Dalam Madu Tersimpan Jarum), Cahaya senjatanya berkelebatan menyilaukan mata, bahkan mengurung Bee Kun Bu, sehingga Bee Kun Bu tiada kesempatan mengeluarkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu lagi untuk menghindar Karena itu, Bee Kun Bu terpaksa menghimpun Lweekangnya, kemudian memutarkan pedangnya dengan jurus Ban Can Hud Teng (Laksana Lampu Buddha Menyala) untuk menangkis serangan yang dilancarkan Co Hiong.   sebetulnya jurus itu dapat menghalau senjata Co Hiong, tapi ketika ia baru mau mengeluarkan jurus tersebut, mendadak cahaya yang di hadapannya telah hilang, Ternyata Co Hiong telah menarik serangannya, otomatis Bee Kun Bu menyerang tempat kosong, padahal ia telah menggunakan sembilan bagian Lweekangnya.   Pada waktu bersamaan, Co Hiong mengeluarkan jurus ke tiga, Ternyata Sam Im Sin Ni memiliki tiga jurus andalan, Kini Co Hiong mengeluarkan jurus ke tiga itu, Cin Cin Kian Hiat (Setiap jarum Tampak Darah), yaitu jurus yang paling lihay dan aneh, sebab jurus itu terdiri dari beberapa sabetan dan tusukan.   Bee Kun Bu menundukkan kepala, karena senjata itu mengarah pada kepalanya dan tadinya tusukan berubah menjadi sabetan, Bee Kun Bu sudah tidak sempat mengeluarkan Ngo Heng Mie Cong Pu lagi, sehingga terpaksa mengayunkan pedangnya menangkis senjata itu.   Trang! Terdengar suara benturan yang keras sekali.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Taaak! pedang Bee Kun Bu patah, seketika Bee Kun Bu pun tahu bahwa Lweckang Co Hiong lebih tinggi dari padanya.   Maka ia mengambil keputusan untuk kabur, sebab masih menyangkut nyawa Lie Ceng Loan.   Setelah mengambil keputusan tersebut, ia pun ingin melesat ke arah batu tempat ia menaruh kantong sutera nya.   Tapi Co Hiong terus-menerus menyerangnya, itulah sebabnya ia harus melayaninya dengan berhati-hati sekali, dan ternyata dengan pedang kutung itu ia masih bisa bertahan sampai belasan jurus.   Akan tetapi, justru membuatnya tiada kesempatan untuk kabur Tiba-tiba Bee Kun Bu melihat senjata di tangan Co Hiong berkelebatan memancarkan cahaya, lalu mengarah padanya.   Bee Kun Bu berupaya menangkis senjata itu, tapi mendadak terdengar suara tawa di belakangnya.   "Ha ha!"   Di saat bersamaan, Bee Kun Bu juga merasa Kit Cua Hiat, Thian Cong Hiat, Hun Hun Hiat dan beberapa jalan darah penting di punggungnya telah tertotok ujung senjata Co Hiong.   Bee Kun Bu terhuyung-huyung lalu terkulai, kebetulan agak dekat dengan batu tempat ia menaruh kantong sutera, Karena itu, ia berupaya meraih kantong itu.   Di saat itu, terdengar suara "Plak!".   Ternyata senjata Co Hiong menghantam lengannya.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Saking sakitnya Bee Kun Bu nyaris pingsan seketika, sehingga tangannya tidak mampu meraih kantong sutera.   Sambil tertawa gelak Co Hiong menyambar kantong itu, kemudian menatap Bee Kun Bu seraya berkata.   "Apakah Saudara Bee masih tidak mau mengaku kalah?"   Bee Kun Bu tidak menyahut, melainkan bangkit berdiri.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika melihat Bee Kun Bu masih mampu bangkit berdiri, air muka Co Hiong pun tampak berubah.   Karena ia tadi telah berhasil menotok tujuh jalan darah penting di punggungnya, seharusnya Bee Kun Bu luka parah tak mampu bergerak saat ini.   Namun nyatanya Bee Kun Bu masih mampu bangkit berdiri Oleh karena itu, tanpa sadar Co Hiong menyurut mundur dua langkah, pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu merasa matanya berkunang-kunang dan badan ber-goyang-goyang, akhirnya jatuh duduk di tanah.   Setelah melihat Bee Kun Bu jatuh duduk, Co Hiong tersenyum sambil menarik nafas Iega.   "Saudara Bee!"   Ujar Co Hiong dengan suara dalam, Tahukah engkau, sudah berapa lama aku menunggu saatsaat ini?"   "Kalau engkau ingin membunuhku, silakan turun tangan!"   Bentak Bee Kun Bu. Co Hiong tertawa menyengir sambil menggoyanggoyangkan kantong sutera itu di hadapan Bee Kun Bu, kemudian duduk di hadapannya.   "Saudara Bee, kenapa engkau begitu tegang?"   Co Hiong menatapnya sambil tersenyum.   Betapa gusarnya Bee Kun Bu, akhirnya ia memejamkan matanya tidak meladeni Co Hiong.   Mendadak ia teringat bahwa ular kilat hijau yang di dalam kantong sutera itu, Kini sudah berada di tangan Co Hiong, sedangkan dirinya telah terluka, dan tanpa empedu ular kilat hijau, nyawa Lie Ceng Loan takkan tertolong.   Teringat akan itu, Bee Kun Bu menghela nafas panjang.   Hatinya terasa sakit sekali sehingga tanpa sadar air matanya meleleh.   "Ha ha!"   Co Hiong tertawa gelak.   "Orang bilang engkau adalah pendekar yang gagah, Namun buktinya engkau seperti    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   banci, belum mati sudah begitu ketakutan sampai mengeluarkan air mata."   "Omong kosong!"   Bentak Bee Kun Bu sambil melotot "Aku punya urusan lain yang sangat mencemaskan hatiku, bukan dikarenakan takut mati!"   "Oh? Ha ha ha!"   Co Hiong tertawa terbahak-bahak "Benar! Benar! Sebab engkau merasa berat meninggalkan beberapa gadis yang cantik jelita! Na Siao Tiap, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan! Ha ha! Engkau sungguh romantis, sudah mendekat ajal masih memikirkan gadis-gadis itu!"   "Engkau...."   Wajah Bee Kun Bu pucat pias saking gusarnya.   "Kenapa aku? Bukankah aku cukup baik menemanimu di sini? Ha ha ha!"   Co Hiong tertawa gelak lagi.   "Engkau pun harus mati dengan rasa bahagia, karena beberapa gadis itu akan berkabung untukmu!" ***** Bab ke 22 - Muncul Seorang Wanita Muda Berpakaian Putih Ketika Co Hiong sedang tertawa, Bee Kun Bu terusmenerus memandangnya, membuat Co Hiong tereengang "Eh? Kenapa engkau memandangku dengan cara begitu?"   Tanyanya sambil mengerutkan kening.   "Co Hiong, aku punya satu permintaan,"   Sahut Bee Kun Bu.   "Oh?"   Co Hiong tertegun "Katakanlah apa permintaanmu?"   "Sumoyku kena racun ular kilat hijau, hanya dapat dipunahkan dengan empedu ular kilat hijau puIa!"   Bee Kun Bu memberitahukan "Kini dia masih dalam keadaan pingsan Engkau mau membunuhku tidak jadi masalah bagiku, tapi aku    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   harap engkau bersedia mengantar ular kilat hijau itu ke gua Thian Kie untuk menolong Lie Ceng Loan!"   "Saudara Bee!"   Co Hiong tertawa.   "Bukankah itu merupakan permintaan yang berlebihan ?"   "Maksudmu?"   "Kini engkau sudah sekarat, apabila Lie Ceng Loan juga mati, bukankah kalian akan bertemu di alam baka? Nah, otomatis aku telah mempertemukan kalian!"   Ujar Co Hiong sambil tertawa terbahak-bahak "Engkau...."   Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka kalau Co Hiong begitu tak berperasaan dan kejam Di saat ia hampir mati, Co Hiong masih terus-menerus menyakiti hatinya.   "Saudara Bee!"   Co Hiong memandangnya dengan wajah berseri "Apabila kalian bertemu di alam baka, entah kalian masih saling mencinta tidak?"   Bee Kun Bu tidak menyahut ia hanya memejamkan matanya. Co Hiong tertawa panjang, Ketika ia ingin membuka mulut mengatakan sesuatu, mendadak dari tempat yang tak begitu jauh, mengayun suara wanita yang dingin sekali.   "Asal saling mencinta dengan bersungguh-sungguh dan segenap hati bertemu di mana pun pasti saling mencinta!"   Ketika mendengar suara itu, Bee Kun Bu dan Co Hiong tampak tertegun dan Bee Kun Bu pun langsung membuka matanya.   Co Hiong segera bangkit berdiri Tampak sosok bayangan putih melayang-layang mendekati mereka.   Setelah agak mendekat, barulah Co Hiong dan Bee Kun Bu melihat jelas, Ternyata dia seorang wanita muda, berpakaian putih seperti biarawatL Sungguh cantik wanita    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   muda itu, tapi wajahnya sedingin es. Siapa yang melihatnya pasti merasa dingin pula. Bee Kun Bu dan Co Hiong mengenali wanita muda itu. Siapa dia? Tidak lain adalah Liong Giok Pin yang telah diusir dari pintu perguruan partai Kun Lun.   "Suci (Kakak Seperguruan), cepat pergi!"   Seru Bee Kun Bu. Liong Giok Pin memandang Bee Kun Bu.   "Kenapa aku harus pergi?"   Tanyanya.   Bee Kun Bu tahu jelas, kepandaian Liong Giok Pin masih di bawah kepandaiannya, Kini gadis itu muncul begitu mendadak, tentunya Co Hiong tidak akan melepaskannya, maka ia menyuruhnya cepat pergi Ketika Liong Giok Pin bertanya begitu, Bee Kun Bu jadi melongo, sedangkan gadis itu tidak menghiraukan-nya, malah memandang Co Hiong.   Tatapan yang dingin dan penuh diliputi dendam itu, membuat Co Hiong berdebar-debar, Namun mengingat kepandaiannya sudah begitu tinggi, maka ia jadi tenang kembali "Co Hiong!"   Tanya Liong Giok Pin setelah menatapnya lama sekali "Apakah engkau masih mengenalku?"   "Wuaah!"   Co Hiong tertawa.   "Satu malam jadi suami isteri, selamanya takkan terlupakan!"   Ucapan itu membuat sekujur badan Liong Giok Pin gemetar dan wajahnya yang dingin itu menjadi pucat pias saking gusarnya.   "Nona Liong!"   Co Hiong tersenyum "Sudah lama kita tak bertemu, selama ini engkau ke mana?"   "Selama ini....M Wajah gadis itu tampak berseri "Aku selalu teringat akan kebaikanmu Karena itu aku mencari suatu benda    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   langka untukmu, Kebetulan kita bertemu di sini, jadi aku tidak usah mencarimu sampai ke ujung langit lagL"   Co Hiong tahu, bahwa Liong Giok sangat membencinya sampai ke tulang sumsum, maka ucapannya pun berbalik dari sesungguhnya, Namun Co Hiong yang licik itu, justru malah tertawa-tawa.   "Nona Liong, benda pusaka apa pun masih tidak bisa dibandingkan dengan dirimu. Alangkah baik engkau menghadiahkan dirimu untukku saja."   "Diriku sudah lama kuserahkan padamu, namun engkau justru telah menyia-nyiakannya,"   Sahut Liong Giok Pin, kemudian tertawa terkekeh.   "Oh, ya?"   Co Hiong tersenyum.   "Maka kini dirimu tetap milikku."   "Tidak salah."   Liong Giok Pin tertawa terkekeh lagi, lalu mengeluarkan sebuah kantong kecil dari dalam baju-nya, entah apa isinya.   Bee Kun Bu memanfaatkan kesempatan sementara Co Hiong bereakap-cakap dengan Liong Giok Pin untuk menghimpun hawa murninya, otomatis membuat tenaga murninya pulih sedikit "Eh?"   Co Hiong memandang kantong kecil yang di tangan Liong Giok Pin.   "Apa itu?"   "Bersusah payah aku mencari ini,"   Sahut Liong Giok Pin sambil tersenyum.   "Benda ini, entah engkau mau tidak?"   "Bagaimana mungkin aku menolak hadiah darimu?"   Co Hiong tertawa gelak.   "Kalau begitu...."   Liong Giok Pin tertawa terkekeh sambil melempar kantong kecil itu ke arah Co Hiong.   "... kuberikan padamu!"   Mendadak kantong kecil itu terbuka di saat melayang ke arah Co Hiong. seketika berkelebat cahaya kuning, dan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sekaligus mengeluarkan suara "Ngung!", Tampak seekor makhluk terbang, meluncur laksana kilat mengarah pada Co Hiong.   Co Hiong segera meloncat mundur, menggerakkan senjatanya Teng Thian Sin Cin untuk melindungi diri.   Ngung! Ngung! Makhluk terbang itu terus menerjang ke arah Co Hiong, Pada saat itu barulah Bee Kun Bu melihat dengan jelas makhluk terbang itu, ternyata seekor tawon sebesar kepalan tangan.   Tawon itu sangat beracun, dan baru sekali ini Bee Kun Bu menyaksikan tawon sebesar itu.   Co Hiong masih tetap menggerakkan senjatanya, namun wajahnya tampak terkejut sekali.   ia terus menggerakkan senjatanya, maksudnya ingin membunuh tawon beracun itu.   Akan tetapi, tawon beracun itu sungguh gesit Wa)au Co Hiong terus menerus menggerakkan senjatanya, tapi sama sekali tidak berhasil memukulnya, bahkan sebaliknya tawon beracun itu nyaris berhasil mendekatinya Menyaksikan kejadian itu, Bee Kun Bu tahu bahwa tawon beracun itu sulit menyengat Co Hiong, namun Co Hiong pun sulit melepaskan diri dalam waktu singkat Kini Bee Kun Bu sudah agak pulih, dan ini adalah kesempatan baginya untuk meloloskan diri, Akan tetapi, ular kilat hijau masih berada di tangan Co Hiong, bagaimana mungkin Bee Kun Bu meloloskan diri tanpa mengambil kantong sutera itu? Karena itu, Bee Kun Bu tidak jadi kabur sementara wajah Co Hiong tampak cemas sekali Tiba-tiba ia membentak keras sambil melesat pergi, tapi tawon beracun itu langsung mengejarnya sambil mengeluarkan suara "Ngungl Ngung! Ngungt"   Ketika melihat Co Hiong melesat pergi, Bee Kun Bu langsung membentak keras.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Mau lari ke mana?"   Bee Kun Bun juga melesat ke arah Co Hiong, maksudnya ingin mengejarnya Akan tetapi, beberapa depa kemudian, merasa matanya berkunang-kunang sehingga jatuh duduk, itu dikarenakan luka dalamnya masih belum sembuh.   "He he he!"   Liong Giok Pin tertawa aneh.   "Engkau ingin menghindari tawon beracun itu? Tidak begitu gampang seperti engkau menghindarikul He he he...."   "Liong Suci, jangan tertawa! Cepat kejar dia!"   Seru Bee Kun Bu gugup ketika melihat Co Hiong melarikan diri.   "Aku sudah diusir dari pintu perguruan, kenapa engkau masih memanggilku kakak seperguruan ?"   Tanya gadis itu dengan air muka berubah.   "Cepat,., cepat kejar dia!"   Sahut Bee Kun Bu. Tiada waktu baginya untuk menghibur Liong Giok Pin yang telah diusir dari pintu perguruan.   "Kenapa aku harus mengejarnya?"   Tanya Liong Giok Pin heran.   "Aaakh.,.!"   Bee Kun Bu menarik nafas panjang.   "Nyawa adik Loan berada di tangannya!"   Sejak diusir dari pintu perguruan, kemudian dttinggal oleh Co Hiong secara mentah-mentah, hatinya terus merasa sakit sekali, itu membuat sifatnya berubah aneh, Sejak itu ia tinggal di dalam hutan, sama sekali tidak mau bertemu siapa pun, bahkan amat membenci semua orang.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Kecuali seseorang yang sama sekali tidak dibencinya, malah sangat menyayanginya, Orang itu adalah Lie Ceng Loan yang berhati polos dan suci bersih.   Maka ketika mendengar Bee Kun Bu mengatakan begitu, Liong Giok Pin tampak tertegun "Apakah Adik Ceng Loan telah dicelakai bajingan itu?"   Tanyanya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ti.. tidak! Adik Loan kena racun ular, Co Hiong,., membawa pergi kantong sutera yang berisi seekor ular kilat hijau, sedangkan hanya... hanya empedu ular itu yang dapat memunahkan racun di tubuh adik Loan, Kalau tidak nyawa adik Loan pasti melayang!"   Bee Kun Bu berbicara begitu banyak, sehingga hawa murninya mulai buyar membuat nafasnya mulai memburu.   "Engkau tunggu di sini, aku akan mengejarnya!"   "Suci, kepandaian Co Hiong bertambah tinggi, dan senjata yang di tangannya sangat lihay, maka Suci harus hati-hati!"   Pesan Bee Kun Bu.   Liong Giok Pin tidak menyahut, cuma tertawa aneh lalu melesat pergi laksana kilat Bee Kun Bu berupaya bangun, maksudnya ingin ikut mengejar Co Hiong.   Akan tetapi, sebelum ia berdiri tegak sudah jatuh kembalu Akhirnya setengah merangkak ia mendekati sebuah pohon, kemudian berdiri di situ dengan punggung menyandar pada pohon itu.   ia berpikir, seandainya Liong Giok Pin berhasil menyusul Co Hiong, namun belum tentu akan berhasil merebut kembali kantong sutera yang berisi ular kilat hijau itu, boleh dikatakan tipis sekali harapannya.   Di saat ia sedang berpikir, dadanya terasa sakit sekali, sepertinya ada orang memukutnya dengan martiL "Aaaakh...!N keluh Bee Kun Bu dengan wajah meringis.   "Adik I-oan! Adik Loan! Apakah benar ajalmu telah tiba?"   Seketika air matanya meleleh, kemudian merasa dadanya bertambah sakit dan....   "Uaaakh"   Mulut Bee Kun Bu menyemburkan darah segar, dan matanya merasa gelap sekali. Buuuk! ia jatuh di tanah dan pingsan seketika.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Entah berapa lama kemudian, Bee Kun Bu mulai sedikit sadar, dan merasa dirinya seakan berada di hadapan mayat Lie Ceng Loan, juga merasa melihat Co Hiong sedang tertawa gelak.   Apa yang ada di dalam pandangannya masih tampak begitu kacau.   Berselang beberapa saat, semua itu sirna, hanya tampak gelap gulita di sekelilingnya.   Perlahan-lahan ia membuka matanya, Namun walau matanya sudah terbuka, tetap gelap gulita di sekeliling-nya.   Kemudian ia mencoba menghimpun hawa murninya, sehingga luka dalamnya terasa agak membaik Bee Kun Bu segera bangun duduk, Barulah ia merasa dirinya berada di tempat yang lembut dan empuk, sepertinya berada di atas setumpukan rumput kering.   Kini Bee Kun Bu teringat kembali, pada waktu itu ia berdiri bersandar di sebuah pohon, tak lama ia memuntahkan darah dari mulutnya, lalu jatuh pingsan di situ.   Akan tetapi, saat ini ia berada di atas setumpukan rumput kering, lagipula tempat itu tidak mirip di dalam hutan, melainkan mirip sebuah gua, atau di dalam sebuah ruang batu.   Tentunya ia tahu, bahwa setelah pingsan tidak mungkin dirinya bisa berjalan ke tempat tersebut, pasti ada orang menolongnya.   "Kawan dari mana, harap memunculkan diri!"   Seru Bee Kun Bu.   "Aku harus mengucapkan terimakasih!"   Walau Bee Kun Bu berseru berulang kati, tetap tiada sahutan, cuma terdengar suaranya yang berkumandang, Dari suaranya itu, ia tahu bahwa dirinya berada di dalam sebuah gua yang sangat besar Bee Kun Bu bangkit berdiri, kemudian mengeluarkan dua buah batu kecil lalu digosok-gosoknya, Tak lama batu itu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   memancarkan api.   Tidak salah, ia memang berada di dalam sebuah gua besar Gua itu bersih sekali, Setelah menengok ke sana ke mari, Bee Kun Bu berseru lagi "Orang berkepandaian tinggi dari mana yang menolongku? Harap memberitahukan agar aku dapat mengucapkan terimakasih!"   Setelah berseru, barulah Bee Kun Bu sadar bahwa di dalam gua itu tidak ada orang lain, sebab barusan ia sudah melihat jelas gua itu, jadi pereuma ia berseru.   Akan tetapi, sungguh di luar dugaan, Mendadak di hadapannya muncul sedikit sinar, dan tampak pula sosok bayangan.   Sosok itu tidak mengeluarkan suara sedikit pun bagaikan arwah gentayangan Semu!a Bee Kun Bu memang terkejut sekali, tapi kemudian teringat akan kaum Bu Lim yang bersifat aneh, lagipula dirinya telah ditolong, kenapa harus merasa takut? "Bukan aku yang menolongmu."   Terdengar suara yang amat dingin.   "Anda muncul di sini, tentunya punya hubungan dengan orang yang menolongku, bukan?"   Tanya Bee Kun Bu sambil menjura memberi hormat pada orang itu.   "Benar, Aku sekarang mau mengajakmu pergi menemuinya."   Orang itu memberitahukan.   "Terimakasih!"   Ucap Bee Kun Bu.   Orang itu berjalan pergi, dan Bee Kun Bu mengikutinya dari belakang, Bee Kun Bu tahu, bahwa orang itu tidak ke luar, melainkan ke dalam.   Saat ini, Bee Kun Bu masih memikirkan keadaan Lie Ceng Loan, sehingga timbul pula rasa cemas dalam hatinya, sedangkan orang itu masih terus berjalan ke dalam, Setelah melewati beberapa tikungan, Bee Kun Bu bertanya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kawan! ini tempat apa dan apakah masih jauh ke tempat orang yang menolongku itu?"   Orang itu tidak menyahut ia terus berjalan tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.   Karena orang itu tidak menyahut, Bee Kun Bu merasa tidak enak bertanya lagi.   Orang itu tidak memaksanya pergi, melainkan ia yang mau pergi menemui orang yang telah menolongnya.   Berselang beberapa saat kemudian, mendadak tampak cahaya terang di depan, Tampak pula sebutir mutiara sebesar telor ayam menempel di dinding gua.   Mutiara itulah yang memancarkan sinar, Kemudian ketika Bee Kun Bu melihat sebuah pintu tertutup rapat di ujung lorong, orang tersebut berkata.   "Orang yang menolongmu berada di dalam ruang itu, silakan masuk sendiri!"   Bee Kun Bu tereengang, lalu melangkah ke depan pintu, Setelah berpikir sejenak barulah ia mendorong pintu itu.   Pintu itu terbuka, tampak remang-remang didalamnya.   itu pun sinar yang dipancarkan dari sebutir mutiara.   Bee Kun Bu melangkah ke dalam, Dilihatnya ada dua orang sedang duduk bersemedi.   Ketika ia baru mau memberi hormat, justru mendadak ia menjadi tertegun dua orang sedang duduk bersamedi, Ketika ia baru mau memberi hormat, justru mendadak ia menjadi tertegun Ternyata di saat itu Bee Kun Bu sudah melihat jelas ke dua orang tersebut Mereka adalah Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk, yaitu Tocu Pulau Kabut Hitam.   Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka kalau akan bertemu ke dua orang itu di dalam gua tersebut.   ia pun tahu bahwa yang menolongnya adalah ke dua orang itu.   sementara Kai Thian Kauw Cu sudah membuka matanya, lalu memandang Bee Kun Bu seraya tertawa.   "Bee siauhiap, orang hidup selalu bertemu."   Padahal Bee Kun Bu sudah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menyaksikan ke dua orang itu terluka parah oleh senjata Pek Yun Hui. Namun saat ini suara Kai Thian Kauw Cu begitu lantang dan nyaring, pertanda lukanya itu telah sembuh. Terimakasih atas pertolongan Kauw Cu!"   Ucap Bee Kun Bu sambil senyum paksa.   "Maaf, aku mau mohon diri!"   "Ha ha!"   Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak.   "Bee siauhiap, tempat ini adalah gua aneh yang berada di dalam perut gunung. Kalau tiada orang yang menunjukkan jalan, siapa pun tidak bisa meloloskan diri dari sini."   "Kalau begitu Kauw Cu berniat mengurungku di sini, itu bertujuan apa?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Kalau kami ingin mencelakaimu..."   Sela Lim Thian Tuk.   "Mungkin engkau sudah jadi mayat."   "Benar!"   Bee Kun Bu mengangguk "Karena itu, aku mengucapkan terimakasih pada kalian berdua, Tapi karena aku masih punya urusan penting, maka tidak bisa lama-Iama di sini."   "Bee siauhiap!"   Kai Thian Kauw Cu tertawa terbahakbahak.   "Gara-gara kalian beberapa orang, sehingga membuat Kai Thian Kauw belum dapat mengerjakan sesuatu yang menggemparkan Bahkan sebaliknya malah diri kami berdua yang celaka, Tentunya engkau tahu, kenapa kami menolongmu itu bukan dikarenakan kami tidak menghendaki engkau tidak mati lho!"   "Kalau begitu...."   Air muka Bee Kun Bu berubah.   "Kalian menghendaki apa?"   "Wa!au Kai Thian Kauw telah terhalang, namun tetap harus menjagoi rimba persilatan,"   Sahut Kai Thian Kauw Cu.   "Lusa malam, semua anggota Kai Thian Kauw akan berkumpul di luar, dan mereka semua akan bersumpah setia dengan darah, Karena itu, kami sangat membutuhkan dirimu."   "ltu urusan Kai Thian Kauw, kenapa dikaitkan dengan diriku?"   Tanya Bee Kun Bu heran.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Bee siauhiap!"   Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak lagi.   "Walau engkau masih muda, tapi sudah tersohor Lagipula engkau berasal dari Tionggoan, maka namamu tidak begitu dikenal di perbatasan maupun di seberang laut!"   "Lalu kenapa?"   "Kalau dirimu dijadikan tumbal dalam sumpah setia itu, tentunya akan membuat Kai Thian Kauw jadi jaya sekali,"   Sahut Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa ter-bahak-bahak.   Mendengar ucapan itu, sekujur badan Bee Kun Bu jadi dingin.   Kini barulah ia tahu kenapa ke dua orang itu menolongnya, tidak lain ingin menggunakan dirinya sebagai tumbal Luka dalamnya belum sembuh benar, lagipula ke dua orang itu berkepandaian amat tinggi, maka boleh dikatakan tiada harapan baginya untuk meloloskan diri, itu membuatnya terus membungkam "Dengan cara itu, jelas namamu akan semakin tersohor,"   Ujar Kai Thian Kauw Cu dan tertawa gelak lagi.   "Tadi aku mengira, kalian menolongku dengan setulus hati, tidak tahunya kalian berniat yang begitu kejam terhadap diriku!"   Ujar Bee Kun Bu dingin.   "Kami justru ingin membuat namamu semakin terkenal. Engkau harus berterimakasih pada kami lho,"   Sahut Lim Thian Tuk sambil tersenyum sadis. Kai Thian Kauw Cu juga ikut tertawa. Kemudian mengangkat sebelah tangannya, seketika muncul empat orang dengan membawa tali.   "lkat dia!"   Kai Thian Kauw Cu menunjuk Bee Kun Bu.   "Kurung dia di dalam ruang batu!"   "Ya!"   Sahut ke empat orang itu serentak, lalu mendekati Bee Kun Bu. MendadakBee Kun Bu melancarkan dua buah pukulan Walau luka dalamnya belum sembuh benar, namun ke dua pukulan itu cukup dahsyat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tampak terpental dua orang, itu membuat Lim Thian Tuk gusar sekali dan membentak "Engkau masih berani bertingkah? Apakah harus dihajar dulu?"   Bee Kun Bu tidak menyahut, malah melesat pergi secepat kilat Akan tetapi, di saat bersamaan, merasa ada tenaga yang sangat dahsyat menghisap dirinya dari be-lakang, sehingga membuat badannya terhisap mundur Bee Kun Bu berusaha menghimpun tenaga murninya untuk melawan, namun tenaga hisapan itu bertambah kuat, sehingga badannya terus terhisap ke belakang.   "Ha ha ha!"   Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak. Bee Kun Bu terkejut bukan main, sebab Leng Tay Hiatnya telah tereengkeram oleh tangan Kai Thian Kauw Cu. itu membuat sekujur badannya terasa sakit sekali dan lemas tak bertenaga "Hm!"   Dengus Kai Thian Kauw Cu.   "Bee siauhiap, lebih baik engkau terima nasib saja!"   Bee Kun Bu menoleh, ia tidak melihat Kai Thian Kauw Cu, hanya melihat Lim Thian Tuk yang sedang menatapnya dengan bengis sekali. Akhirnya Bee Kun Bu menarik nafas panjang, Selain menerima nasib, apa yang dapat diperbuatnya? "lkat dia!"   Kai Thian Kauw Cu memberi perintah pada ke empat orang itu.   Kali ini Bee Kun Bu tidak melawan, membiarkan badannya diikat Setelah itu, ia digotong pergi, Terdengarlah suara tawa gelak Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk.   Bee Kun Bu digotong ke dalam sebuah lorong yang gelap, dan setelah belok sini belok sana, barulah Bee Kun Bu ditaruh ke bawah.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Tempat apa ini?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Sebetulnya mau kalian apakan diriku?"   "Tadi Kauw Cu bilang apa padamu?"   Salah seorang dari mereka balik bertanya.   "Bee siauhiap, engkau memang harus menerima na-sib,"   Sambung yang lain.   "Di sini adalah gua aneh, apabila engkau ingin melarikan diri, engkau pasti akan mati kelaparan atau mati terpagut ular beracun yang di dalam gua ini!"   Salah seorang yang lain lagi memberitahukan "Aaaakh...!"   Keluh Bee Kun Bu.   Setelah ke empat orang itu pergi, Bee Kun Bu mulai menghimpun hawa murninya, Setelah itu, barulah ia menengok ke sana ke mari, dan akhirnya menarik nafas panjang lagi.   Tiba-tiba ia teringat apa yang dikatakan Kai Thian Kauw Cu, yakni lusa malam dirinya baru akan dijadikan tumbal, berarti masih punya kesempatan bagi dirinya.   Kalau begitu, harus mencoba mengobati lukanya dengan cara menghimpun hawa murninya.   Apabila ia bisa pulih enam tujuh bagian, bukankah pada waktu itu ia masih bisa mengadu nyawa dengan Kai Thian Kauw Cu dan Lim Thian Tuk? Setelah berpikir demikian Bec Kun Bu terus-me-nerus menghimpun hawa murninya....   ***** Bab ke 23 - Terpedaya Oleh Rayuan Gombal sementara Liong Giok Pin yang mengejar Co Hiong sudah menempuh perjalanan hampir tujuh mi1.   Akan tetapi ia sama sekali tidak menemukan jejaknya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ia tahu, tawon beracun yang dilepaskan nya itu, kalau mengejar sesuatu yang hidup, harus sampai dapat menyengat nya.   Oleh karena itu, Liong Giok Pin yakin bahwa Co Hiong tidak akan begitu gampang meloloskan diri dan masih dikejarnya.   Setelah menempuh beberapa mil lagi, mendadak ia mendengar suara "Ngung! Ngung!", Betapa girangnya Liong Giok Pin.   ia langsung saja melesat ke tempat itu.   ia melihat cahaya putih berkelebatan Tampak pula tawon beracun itu melayang-layang di situ sambil mengeluarkan suara ngung-ngungan Liong Giok Pin berhenti tak jauh dari tempat itu, dan Co Hiong sudah melihat kehadirannya.   Sejak dikejar-kejar tawon beracun itu, Co Hiong sama sekali tidak pernah berhenti memutar-mutarkan senjata nya.   Namun demikian beberapa kali ia nyaris tersengat Memang sungguh gesit sekali tawon beracun itu.   ia mampu menghindari sambaran-sambaran senjata pusaka Co Hiong, Padahal Co Hiong banyak akalnya, tapi kali ini merasa kewalahan menghadapi tawon beracun itu.   Ketika melihat Liong Giok Pin, kegusarannya langsung memuncak Namun wajahnya tampak berseri-seri.   "Kakak Liong! Apakah engkau ingin menangkap kembali tawonmu ini?"   Serunya.   "Bagaimana mungkin aku akan menangkapnya kem-bali?"   Sahut Liong Giok Pin dingin "ltu memang khusus untuk mencabut nyawamu!"   "Oh?"   Co Hiong tersenyum manis.   "Kalau begitu, untuk apa engkau ke mari?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Co Hiong! Engkau adalah orang yang telah berlumuran dosa!"   Bentak Liong Giok Pin.   "Namun sebelum engkau mati, engkau masih boleh berbuat suatu kebaikan!"   "Ha ha!"   Co Hiong tertawa.   "Kakak Liong telah salah paham padaku."   "Engkau tidak perlu banyak omong!"   Bentak Liong Giok Pin lagi.   "Kakak Liong!"   Senyuman Co Hiong semakin manis.   "Engkau menghendaki aku berbuat kebaikan apa?"   "Cepat lemparkan kantong sutera itu padaku!"   Sahut Liong Giok Pin cepat Co Hiong manggut-manggut, Kini ia sudah tahu apa sebabnya Liong Giok Pin mengejarnya, ternyata demi kantong sutera yang berisi ular kilat hijau itu.   "Kakak Liong, engkau harus tahu,"   Ujar Co Hiong memberitahukan "   Kantong sutera ini berisi ular yang sangat beracun Untuk apa engkau minta kantong ini?"   Tidak ada urusan denganmu!"   Sahut Liong Giok Pin sengit "Kalau engkau menghendaki agar aku melempar kantong sutera ini padamu, itu,., gampang sekali."   Co Hiong tertawa, Tapi engkau harus menangkap kembali tawon beracun itu."   Air muka Liong Giok Pin langsung berubah, ia justru ingin membunuh Co Hiong dengan tawon beracun, tetapi sekarang Co Hiong menyuruhnya agar menangkap tawon itu kembali "Kalaupun engkau tidak mau menangkapnya kembali aku pun tidak akan tersengat TapL.,"   "Kenapa?"   "Nyawa Lie Ceng Loan yang akan melayang."   Liong Giok Pin terkejut mendengar ucapan Co Hiong itu.   Tadi Bee Kun Bu hanya memberitahukan bahwa Lie Ceng Loan kena racun ular, dan racun itu hanya dapat dipunahkan dengan empedu ular kilat hijau, Namun ia tidak memberitahukan bahwa Na Hai Peng telah menutup jalan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   darah Lie Ceng Loan, sehingga Lie Ceng Loan masih bisa bertahan sebu!an, Karena itu, Liong Giok Pin sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan Lie Ceng Loan.   Ketika mendengar Cd Hiong berkata begitu, cemaslah hati Liong Giok Pin, dan mengkhawatirkan Co Hiong akan mencelakai Lie Ceng Loan.   Co Hiong memang sedang memutar-mutarkan senjatanya, tapi masih sempat melihat perubahan wajah Liong Giok Pin.   "Kakak Liong!"   Co Hiong tertawa.   "Terus terang, walau tawon beracun itu sangat lihay, tapi tidak sulit bagiku melenyapkannya."   "Kalau begitu, kenapa engkau tidak turun tangan melenyapkannya?"   Tanya Liong Giok Pin dingin.   "Aku lihat dia masih bermanfaat bagiku, maka aku ingin menangkapnya hidup-hidup."   Jawab Co Hiong. Liong Giok Pin tersentak mendengar ucapan itu, sebab ia sudah melihat jelas, kepandaian Co Hiong memang sudah tinggi sekali, terutama senjata yang di tangannya itu, pasti sebuah senjata pusaka.   "Kalau aku menangkap kembali tawon beracun itu, apakah engkau akan menyerahkan kantong sutera itu padaku?"   Tanya Liong Giok Pin.   "Tentu."   Sahut Co Hiong cepat sebetulnya Liong Giok Pin tidak begitu mempereayai Co Hiong, Namun demi nyawa Lie Ceng Loan, ia terpaksa harus mempereayainya.   "Hm!"   Dengus Liong Giok Pin dingin "Apabila engkau mengingkar janji, aku masih tetap bisa menghadapimu!"   Tentu! Tentu!"   Co Hiong tertawa. Liong Giok pin menatapnya sejenak, kemudian mengeluarkan sebuah kantong kecil dari dalam bajunya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Perlahan-lahan dibukanya kantong kecil itu, lalu dikibaskan dan seketika itu juga tampak semacam bubuk hijau berhambur ke luar dari dalamnya.   Begitu mencium bau bubuk itu, tawon beracun tersebut mendekat dan langsung masuk ke kantong kecil Kemudian Liong Giok Pin mengikat mulut kantong kecil itu seraya membentak "Cepat serahkan kantong sutera itu!"   "Kakak Liong!"   Sahut Co Hiong yang telah me rencana sesuatu.   "Kantong ini pasti kuberikan, namun ada satu hal yang harus kujelaskan lebih dulu kepadamu."   "Engkau jangan macam-macam!"   Bentak Liong Giok Pin lagi.   "Jangan khawatir, aku tidak akan macam-macam,"   Ujar Co Hiong sambil tersenyum.   "Kalau begitu, cepat lemparkan! Tidak perlu banyak bicara!"   Tandas Liong Giok Pin dingin.   "Kakak Liong!"   Co Hiong menarik nafas dengan wajah muram.   "Aku bersungguh-sungguh demi dirimu, kenapa sebaliknya engkau malah bersikap begitu terhadapku Ucapan Co Hiong yang begitu lembut itu membuat Liong Giok Pin teringat kembali pada saat-saat yang indah bersamanya.   "Kakak Liong!"   Co Hiong maju dua langkah sambil tersenyum lembut "Engkau bertambah cantik, tapi kenapa harus mengenakan pakaian biarawati?"   Liong Giok Pin diam saja. Kelihatannya ia mulai terpengaruh oleh kata-kata manis Co Hiong, dan hal itu membuat Co Hiong bergirang dalam hati.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Liong!"   Co Hiong maju lagi dua langkah.   "Aku berkata sesungguhnya engkau boleh pereaya boleh tidak, Namun cukup engkau mengetahuinya."   Liong Giok Pin memejamkan matanya, Sekujur badannya tampak gemetar, dan ia sama sekali tidak tahu harus berbuat apa.   "Kakak Liong!"   Suara Co Hiong yang lembut menggetarkan kalbu itu mengalun lagi "Kalau engkau tidak pereaya, silakan cari informasi tentang diriku, pernahkah aku jatuh cinta pada gadis lain? Sesungguhnya, di dalam hatiku cuma ada engkau seorang."   "Benarkah kata-katamu itu?"   Tanya Liong Giok Pin dengan air mata berderai-derai. sementara Co Hiong telah menyimpan kantong sutera itu ke dalam bajunya, dan betapa girangnya ketika ia mendengar pertanyaan gadis tersebut "Tentu sungguh..."   Jawabnya, lalu mendadak bergerak cepat Tahu-tahu kantong kecil yang ada di tangan Liong Giok Pin telah berpindah ke tangan Co Hiong.   Liong Giok Pin yang telah kena rayuan gombal itu, sama sekali tidak bersiap, Maka ketika ia tersentak sadar, kantong kecil yang ada di tangannya telah lenyap.   "Co Hiong!"   Bentaknya sengit "Ha ha!"   Co Hiong tertawa gelak.   "Ada urusan apa?"   Sekujur badan Liong Giok Pin menggigil, dan wajah pucat pias, sehingga mulutnya tak mampu bersuara.   Saat ini ia amat membenci pada dirinya sendiri, kenapa begitu gampang terpengaruh oleh rayuan Co Hiong yang biadab itu.   sepasang matanya membara, dan sekonyongkonyong ia memekik keras sambil menyerang Co Hiong.   Setelah berhasil merebut kantong kecil yang berisi tawon beracun itu, Co Hiong tidak takut lagi terhadap Liong Giok Pin.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika melihat Liong Giok Pin menyerangnya, ia berkelit ke samping sambil tertawa, lalu batas menyerang dengan jurus Toa Hai Mouw Cin (Mencari jarum Di Laut).   Kebencian Liong Giok Pin terhadap Co Hiong telah memuncak Maka serangannya tadi menggunakan segenap tenaganya.   Karena Co Hiong berkelit, maka serangan gadis itu jatuh di tempat kosong, membuatnya tiada kesempatan untuk menghindari serangan balasan dari Co Hiong.   Namun lantaran ia menggunakan segenap tenaganya, maka ketika serangannya itu jatuh di tempat kosong, badannya pun terus meluncur ke depan, sehingga terluput dari serangan balasan Co Hiong.   Begitu serangannya meleset Co Hiong segera menggerakkan senjatanya lagi menyerangnya dengan jurus ke dua.   Liong Giok Pin memekik aneh sambil membalikkan badannya, tetapi serangan Co Hiong itu telah tiba, maka tanpa banyak pikir lagi, ia langsung menjulurkan tangannya untuk mencengkeram senjata Co Hiong.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Kepandaian gadis itu memang di bawah Co Hiong, maka bagaimana mungkin ia bisa berhasil mencengkeram senjata Co Hiong? Bahkan karena Co Hiong mendadak menggeserkan senjatanya, maka ujung senjata itu malah mengarah pada urat nadi di pergelangan tangan Liong Giok Pin.   seketika itu juga Liong Giok Pin merasa lengannya ngiiu, Baru saja ia mau meloncat mundur, tiba-tiba Co Hiong sudah melesat ke arahnya.   Crasss! Ujung senjata itu telah menusuk bahunya hingga hampir tembus ke belakang, setelah berhasil menusuk bahu Liong Giok Pin, Co Hiong mengayunkan kakinya menendang.   Duuuk! Perut Liong Giok Pin tertendang.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bahu dan perut Liong Giok Pin telah terluka, maka bagaimana mungkin ia kuat lagi mengadakan perlawan-an? Liong Giok Pin menjerit perlahan ketika perutnya tertendang, Mendadak Co Hiong menyerang lagi, dengan tendangan yang jauh lebih dahsyat dari pada tendangan tadi.   Duuuk! Badan Liong Giok Pin terpental bagaikan layanglayang putus, kemudian jatuh duduk di tanah dan mulutnya menyemburkan darah segar.   "Ha ha ha!"   Co Hiong tertawa gelak.   "Kakak Liong, apakah engkau masih berani menentangku?"   HAku... aku akan mencincang dagingmu dan meng-hirup darahmu!"   Sahut Liong Giok Pin sambil berkertak "Ha ha!"   Co Hiong tertawa lagi.   "Apa yang engkau katakan itu tidak mungkin terwujud!"   Co Hiong mulai mendekati Liong Giok Pin selangkah demi selangkah, dan senjatanya diarahkan pada dada Liong Giok Pin.   "Engkau ingin turun tangan membunuhku?"   Tanya Liong Giok Pin.   "Benar!"   Mendadak wajah Co Hiong berubah bengis sekali.   "ltu agar kelak engkau tidak bisa mencincang dagingku dan menghirup darahku!"   Liong Giok Pin memejamkan matanya.   ia yakin Co Hiong pasti turun tangan membunuhnya.   Di saat ujung senjata Co Hiong hampir menusuk dadanya, tiba-tiba terdengar suara langkah yang diiringi suara tawa terkekeh-kekeh.   Co Hiong tertegun, Kemudian ia menarik kembali senjatanya, kemudian melesat ke belakang sebuah pohon.   Tak lama muncullah tiga orang, dua lelaki dan satu wanita, Mereka berdandan seperti pendeta Taosme dan biarawati, Akan tetapi, pakaian mereka sudah kotor dan kumal, bahkan wajah mereka pun kotor tidak karuan.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/    Goda Remaja Karya Kho Ping Hoo Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong

Cari Blog Ini