Bangau Sakti 98
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 98
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Co Hiong tereengang, sebab selama ini ia tidak pernah dengar ada tokoh seperti itu dalam rimba persilatan Ketika Co Hiong sedang berpikir, ke tiga orang itu sudah sampai, Setelah melihat jelas, Co Hiong terbelalak, sebab ke tiga orang itu ternyata Kun Lun Sam Cu, yakni Tong Leng Tojin, Hian Ceng Totiang dan Giok Cin Cu. Kun Lun Sam Cu sangat terkenal dalam rimba persilatan kedudukan mereka bertiga dalam rimba persilatan pun amat tinggi, Akan tetapi, kenapa kini mereka berubah jadi begini rupa? Ternyata Co Hiong sama sekali tidak tahu akan kejadian yang menimpa Kun Lun Sam Cu, maka ia jadi terperangah ketika menyaksikan mereka bertiga. Namun Co Hiong tidak berani sembarangan bertindak, karena Kun Lun Sam Cu berkepandaian tinggi. Liong Giok Pin pun sudah melihat dengan jelas ke tiga orang itu. ia merasa malu dan menyesal, sehingga air matanya langsung me!eleh. "Guru!" Panggilnya. padahal saat itu, Kun Lun Sam Cu sudah melewatinya. Ketika mendengar suara panggilan itu, mereka bertiga berhenti dan langsung membalikkan badan, memandang Liong Giok Pin sambil tertawa ha ha hi hi. Liong Giok Pin tertegun perlu diketahui, sejak berpisah dengan Lie Ceng Loan, ia berangkat ke dalam hutan daerah suku Miauw, tujuannya hanya ingin menangkap tawon beracun itu. Tentang Mo Kui Ceh Yi, ia sama sekali tidak mengetahuinya Saat ini, Kun Lun Sam Cu tidak mengenali Liong Giok Pin, maka hati mereka pun tidak merasakan apa-apa. Hanya saja mereka mendengar suara Liong Giok Pin, maka berhenti dan memandangnya sambil tertawa-tawa. "Guru!" Ucap Liong Giok Pin. "Giok Pin sudah tidak punya muka bertemu guru...." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kun Lun Sam Cu tetap tertawa aneh, sehingga membuat Liong Giok Pin dan Co Hiong yang bersembunyi itu, merasa ada keanehan pada diri Kun Lun Sam Cu. Akan tetapi, tidak terpikirkan oleh Co Hiong, bahwa kini Kun Lun Sam Cu dalam keadaan gila, Kalau ini terpikirkan olehnya, mungkin Kun Lun Sam Cu pun akan mati di tangannya. Sebaliknya Co Hiong malah menganggap Kun Lun Sam Cu telah mengetahui akan keberadaannya di tempat itu, sehingga berpura-pura bersikap aneh. Oleh karena itu, Co Hiong bertambah berhati-hati. "Guru, bolehkah Giok Pin ikut kalian?" Tanya Liong Giok Pin. Kun Lun Sam Cu tidak memperlihatkan reaksi apa pun. itu membuat Liong Giok Pin bergirang dalam hati, karena mengira Kun Lun Sam Cu menerimanya, seketika juga Liong Giok Pin langsung berlari menghampiri Giok Cin Cu, lalu mendekap di dadanya. "Guru!" Panggilnya dengan air mata bereucuran Giok Cin Cu menangkap lengan Liong Giok Pin, kemudian tertawa terkekeh dan mendadak melesat pergi dengan menarik Liong Giok Pin. Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera mengikutinya dari belakang. Menyaksikan kejadian itu, tertegunlah Co Hiong, ia ingin mengejar mereka, namun dibatalkannya, sebab ia ingat Kun Lun Sam Cu muncul mendadak, mungkin masih ada orang lain menyusul Oleh karena itu ia membatalkan niatnya untuk mengejar mereka. Lagi pula setelah Co Hiong meninggalkan Toan Hun Ya, sepanjang jalan ia mendengar tentang Kai Thian Kauw, hatinyapun tertarik, sesungguhnya ia masih ingin membangun kembali partai Thian Liong, Namun ketika mendengar Kai Thian Kauw begitu kuat, maka ia mengambil keputusan bergabung dengan Kai Thian Kauw tersebut untuk membasmi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sembilan partai besar, setelah itu baru menyusun rencana lagi. Setelah Kun Lun Sam Cu dan Liong Giok Pin sudah tidak tampak, barulah Co Hiong ke luar dari tempat persembunyiannya, Di saat itu pula ia teringat pada Bee Kun Bu yang belum sempat dibunuhnya, itu gara-gara dirinya dikejar-kejar oleh tawon beracun. Co Hiong cepat-cepat pergi ke tempat Bee Kun Bu tergeletak sesampainya di tempat iiu, ia terbelalak karena tidak melihatnya, Co Hiong mencari ke sana ke mari, tetapi sama sekali tidak menemukan jejaknya. Akhirnya ia meninggalkan tempat itu, tujuannya pergi ke Kwat Cong San, Ternyata ia sudah mempunyai suatu rencana tertentu. Karena tidak bertemu Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun langsung menuju Kwat Cong San dengan hati tereekam. Begitu mereka sampai di depan gua Thian Kie, pintu gua itu tertutup rapat, Pek Yun Hui segera berseru. "Guru! Kun Bu sudah sampai belum?" Pintu gua itu terbuka, Tampak Na Hai Peng berjalan ke luar dengan wajah muram. ia memandang Pek Yun Hui seraya balik bertanya. "Engkau bilang apa?" Pertanyaan ini membuat Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun terkejut bukan main, Sekujur badan mereka pun dingin seketika. "Kenapa baru beberapa hari kalian sudah pulang?" Tanya Na Hai Peng cemas. "Apa yang telah terjadi atas diri Kun Bu?" "Dia.,, dia membawa ular kilat hijau ke mari, Apakah dia... dia belum sampai di sini?" Sahut Sie Bun Yun dengan wajah memucat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Dia belum kembali." Na Hai Peng memberitahukan Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui saling memandang Mulut mereka terus membungkam, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. "SebetuInya kalian telah menghadapi masalah apa? Kenapa kalian pergi bertiga, tetapi pulang hanya berdua? Mungkin anak Loan tidak bisa bertahan sampai satu bulan." Ketika mendengar apa yang dikatakan Na Hai Peng, hati Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui semakin cemas. "Kun Bu telah berhasil mencuri ular kilat hijau itu, tapi dia entah kemana?" Jawab Pek Yun Hui. "Apakah...." Air muka Na Hai Peng berubah, H... dia malah terpagut oleh ular kilat itu?" "ltu tidak mungkin." Pek Yun Hui menggelengkan kepala. "Cepatlah kalian tuturkan apa yang telah terjadi!" Desak Na Hai Peng tambah tidak tenang. Tak lama setelah meninggalkan Kwat Cong San, kami memperoleh jejak ular kilat hijau itu, Orang yang pernah bertarung denganku, ternyata kakak seperguruan Souw Peng Hai...." Tutur Pek Yun Hui sejelas-jelasnya. "Kalau begitu.,." Ujar Na Hai Peng seusai mendengar penuturan itu. "... Kun Bu pasti telah menemui sesuatu di tengah jalan." "ltu justru sangat mengherankan," Ujar Sie Bun Yun. "Padahal tempat itu tidak begitu jauh dari Kwat Cong San, lagi pula Saudara Bee yang berangkat lebih dulu, baru kami menyusul Apabila bertemu musuh, tidak mungkin Saudara Bee tidak melawan!" "Jangan-jangan...." Pek Yun Hui mengerutkan kening. "Jangan-jangan apa?" Tanya Sie Bun Yun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Dia bertemu Siao Tiap," Sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum getir Sie Bun Yun dan Na Hai Peng tertegun mendengar ucapan itu, dan lama sekali barulah Na Hai Peng berkata. "Menurut aku, dia tidak bertemu Siao Tiap." "Kenapa Locianpwee mengatakan begitu?" Tanya Sie Bun Yun. "Aku tahu jelas sifat Siao Tiap," Jawab Na Hai Peng sambil menghela nafas panjang. "Dia jatuh cinta pada Kun Bu, itu merupakan urusan yang sangat merepotkan, yang jelas dia tidak akan mencelakai Ceng Loan." "Mungkinkah..." Ujar Sie Bun Yun berpikir sejenak. "Sebelum Saudara Bee memberitahukan tentang keadaan Nona Lie, dia sudah mati di tangan Siao Tiap?" "Sifat dan hati Siao Tiap memang keras sekali, namun dia tidak berhati begitu kejam," Ujar Na Hai Peng sambil menggeleng-gelengkan kepala. Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui terus berpikir, akhirnya mereka berdua pun sependapat dengan Na Hai Peng. Akan tetapi, kalau Bee Kun Bu tidak bertemu Na Siao Tiap, lalu bertemu siapa? Karena itu, mereka bertiga terus memperbincangkannya, akhirnya Na Hai Peng berkata. "Kalian berdua, lebih baik pergi cari dia lagi!" "Ya." Sahut Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui serentak, lalu melesat pergi dengan menggunakan ginkang. Ketika mereka berdua sampai di kaki gunung Kwat Cong San, tampak sosok bayangan melesat ke arah mereka, Sungguh cepat gerakannya, sehingga dalam waktu sekejap KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sudah sampai di tempat Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui berada. Semula mereka berdua girang sekali, karena mengira bayangan itu adalah Bee Kun Bu. Namun setelah bayangan itu mendekat, terbelalaklah mereka, bahkan tampak tertegun pula. Bayangan itu ternyata Co Hiong, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui saling memandang, Mereka berdua yakin bahwa kemunculan Co Hiong kali ini pasti berhubungan dengan Bee Kun Bu. "Ha ha!" Co Hiong tertawa cerah. "Pek Lie Hiap, selamat bertemu!" "Hm!" Dengus Pek Yun Hui. "Engkau mau pergi ke mana?" HHa ha!" Co Hiong tertawa lagi. "Memang tidak salah Pek Lie Hiap yang sangat terkenal, aku mau pergi ke mana, apakah harus melapor atau minta izin pada Pek Lie Hiap?" "Apakah engkau bertemu Bee Kun Bu?" Tanya Pek Yun Hui. Co Hiong tersentak, tapi wajahnya tetap tampak biasa. "Tidak! Sudah lama aku tidak bertemu Saudara Bee." Ia tersenyum. "Dia berada di mana sekarang?" Tanyanya. "Adik Pek!" Bisik Sie Bun Yun. "Dia tidak bertemu Saudara Bee, untuk apa kita banyak bicara dengan nya ?" "Engkau pereaya apa yang dikatakannya?" Sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum dingin. "Adik Pek! Benarkah dia telah bertemu Saudara Bee?" Sie Bun Yun berbisik lagi. "Aku yakin itu,M jawab Pek Yun Hui sambil menatap Co Hiong, ini memang kebetulan sekali." "Apa yang kebetulan ?" Tanya Co Hiong acuh tak acuh. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kami justru sedang mencarimu," Sahut Pek Yun Hui. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Oh?" Co Hiong tertawa. "Ada urusan apa, katakan satu persatu! Aku memang lagi senggang, tetapi yang tidak sabaran malah kalian berdua." "Maksudmu?" Tanya Pek Yun Hui, karena ucapan Co Hiong mengandung suatu maksud tertentu. "Kalian berdua berotak cerdas, tentunya tidak perlu kujelaskan," Sahut Co Hiong. Trang! Pek Yun Hui menghunus pedangnya. "Eng-kau ke mari pasti ingin ke gua Thian Kie! Ada rencana busuk apa engkau pergi ke sana?" "Pek Lie Hiap sungguh pintar, Aku memang ingin pergi ke sana," Sahut Co Hiong sambil tersenyum. tetapi sama sekali tidak punya rencana busuk, melainkan ingin menyelamatkan nyawa orang." Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun terkejut, sehingga mereka berdua saling memandang. "Maksudmu nyawa siapa?" Tanya Pek Yun Hui. MHa ha!" Co Hiong tertawa gelak. "Kalian berdua pasti tahu, kenapa masih berlariya?" Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui saling memandang lagi, kemudian dengan serentak melangkah maju mengurung Co Hiong. "Kalau engkau tidak mau menjelaskan jangan harap bisa hidup!" Bentak Pek Yun Hui. "Kalau aku mati di sini, nyawa Lie Ceng Loan pun pasti melayang!" Ujar Co Hiong dingin. "Tadi engkau bilang tidak bertemu Saudara Bee, kenapa sekarang tahu Nona Lie kena racun? Jadi ular kilat hijau itu berada padamu?" Tanya Sie Bun Yun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau tidak perlu banyak bertanya, aku pun tidak akan banyak bicara!" Sahut Co Hiong sambil tertawa. "Tentunya aku punya akal untuk membuat Nona Lie tidak sampai mati." "Apakah ular kilat hijau berada di tanganmu?" Bentak Pek Yun Hui sambil menggerakkan pedangnya, sehingga pedang itu berkelebatan "Pek Lie Hiap!" Co Hiong tertawa dingin. "Pereuma engkau bertanya, sebab aku tidak akan menjawab! Kalau kalian tidak menghendaki Nona Lie hidup, kita boleh bertarung di sini! Aku pun tidak akan takut pada kalian berdua! Namun kalau kalian ingin menolong Nona Lie, haruslah berbuat sesuai dengan apa yang akan kukatakan "Engkau ingin menekan kami?" Tanya Sie Bun Yun gusar "BoIeh juga dikatakan begitu!" Co Hiong tertawa gelak. "Sebab mau tidak mau kalian harus menuruti perkataankuI" "Bagaimana kami tahu kalau engkau dapat menolong Ceng Loan?" Tanya Pek Yun Hui mendadak "Kalian boleh tidak mempereayaiku!" Sahut Co Hiong sambil tersenyum "Adik Pek!" Bisik Sie Bun Yun. "Biar kita menemaninya ke gua Thian Kie, tentu dia tidak berani macam-macam." "Kalau begitu, Saudara Bee...." MHa hal" Co Hiong tertawa lagi. "Kuberitahukan, Saudara Bee tidak bisa ke mari menolong Nona Lie!" "Kenapa?" Tanya Pek Yun Hui dengan air muka berubah. Co Hiong hanya tersenyum, tanpa menyahut Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun betul-betui kewalahan menghadapi Co Hiong yang licik itu. Karena itu, Pek Yun Hui terpaksa berkata. "Mari ikut kami!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong tertawa lebar, lalu mengikuti mereka menuju gua Thian Kie dengan wajah cerah ceria. ***** Bab ke 24 - Lie Ceng Loan jatuh Ke tangan Penjahat Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di depan gua Thian Kie. Kebetulan Na Hai Peng berdiri di situ, Begitu melihat Co Hiong datang bersama Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun, keningnya langsung berkerut "Guru!" Pek Yun Hui memberitahukan "Co Hiong bilang dia mampu menolong Adik Loan," "Di mana Kun Bu?" Tanya Na Hai Peng dengan suara dalam. "Kami tidak tahu," Jawab Pek Yun Hui dan menambahkan Tapi Co Hiong tahu," Sepasang mata Na Hai Peng langsung menatap Co Hiong dengan tajam, lalu selangkah demi selangkah mendekatinya dengan wajah gusar Co Hiong berusaha setenang mungkin Namun hatinya tetap berdebar-debar tegang, sebab yang dihadapinya adalah orang berkepandaian amat tinggi. "Berada di mana Kun Bu sekarang?" Bentak Na Hai Peng. "Na Locianpwee, aku datang ke mari khususnya untuk menolong Nona Lie. Kalau Locianpwee tidak sudi menerima kehadiran ku, aku pun mau mohon pamit," Ujar Co Hiong. "Engkau tidak akan bisa lolos dari sini!" Bentak Na Hai Peng gusar "Kalau aku tidak bisa lolos, Nona Lie pun tidak bisa hidup!" Sahut Co Hiong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui memberi isyarat pada Sie Bun Yun, Mereka berdua lalu mengambil posisi mengurung Co Hiong. "Co Hiong!" Bentak Sie Bun Yun. "Ular kilat hijau pasti berada di tanganmu, bukan?" Tentu!" Co Hiong mengangguk "Kalau tidak, bagaimana mungkin aku bisa menolong Nona Lie?" "Meskipun engkau telah memperoleh Kui Goan Pit Cek, apakah engkau yakin kami bertiga tidak mampu mengambil ular itu dari tanganmu?" Sie Bun Yun tertawa dingin Mendengar ucapan Sie Bun Yun itu, Co Hiong cuma tertawa gelak. "Kenapa engkau tertawa?" Bentak Pek Yun Hui. "Kalau ular kilat hijau berada di tanganku, tentunya kalian gampang sekali merebutnya! Akan tetapi, ular itu bergerak laksana kilat! Apabila kuIepaskan, kalian pasti tidak dapat mengejarnya!" Apa yang dikatakan Co Hiong itu, membuat Na Hai Peng, Pek Yun Hui dan Sic Bun Yun tertegun Mereka bertiga tahu, Co Hiong memang berkata sesungguhnya. "Bagaimana?" Tanya Co Hiong sambil tertawa. "Baik!" Sahut Na Hai Peng. "Asal engkau dapat menolong Ceng Loan, masalah apa pun tidak akan di-ungkit sekarang!" "Terimakasih!" Ucap Co Hiong. "Tapi,.,." "Kenapa?" Bentak Na Hai Peng. HAku mempunyai syarat!" Sahut Co Hiong singkat HApa syaratmu?" Tanya Pek Yun Hui gusar. "Lho?" Co Hiong tertawa dingin. "Kenapa Pek Lie Hiap harus gusar? Saat ini ular kilat hijau ada di tanganku, jelas engkau pun harus menuruti perkataanku!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui nyaris menyerang Co Hiong, Namun karena teringat akan Lie Ceng Loan, maka ia membatalkan niatnya, dan terpaksa harus bersabar "Engkau mempunyai syarat apa? Cepat katakan!" Desak Pek Yun Hui. "Tahun itu di Toan Hun Ya, kalau bukan dikarenakan Lie Ceng Loan berhasil menyobok pakaian guru dengan pedangnya, lembilan partai besar dirimba per-illatan pasti sudah roboh di Toan Hun Ya. Lie Ceng Loan yang membuat partai Thian Liong hancur dan bubar, tidak seharusnya aku meno!ongnya, namun hubungan kami cukup baik....N "Jangan omong kosong di sinil" Bentak Pek Yun Hui. "Olen karena itu.,." Lanjut Co Hiong tanpa menghiraukan bentakan Pek Yun Hui. "Syaratku adalah kalian harus menyerahkannya padaku, biar aku yang membawanya meninggalkan Kwat Cong San." Betapa gusarnya Na Hai Peng, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui, ketika mendengar syarat yang diajukan Co Hiong, sehingga membuat mereka bertiga langsung maju selangkah Ternyata Co Hiong sudah menduga akan hal itu. Maka seusai berkata begitu, ia langsung mengeluarkan kantong sutera seraya membentak "Siapa berani maju lagi, aku pasti melepaskan ular kilat hijau ini!" Ancaman itu membuat Na Hai Peng, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui tidak bisa berbuat apa-apa. "Bagaimana dengan syaratku itu?" Tanya Co Hiong dengan dingin. "Tidak bisa!" Sahut Na Hai Peng. "Katau tidak bisa, aku pun tidak bisa menolongnyaf" Ujar Co Hiong serius. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau ingin membawa pergi Nona Lie, sebetulnya mengandung maksud apa?" Tanya Sie Bun Yun. "Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak "Kalian boleh berlega hati! Aku akan berbuat jahat terhadap siapa pun, tapi tidak akan turun tangan jahat terhadap Nona Lie! Kalau aku berniat jahat terhadapnya, tentunya sudah kuturun tangan di saat kami berangkat ke Pit Sia Kiong!" "Kalau begitu, kenapa engkau harus membawanya pergi?" Tanya Pek Yun Hui. "Bukankah engkau bisa menolongnya di sini?" Terus terang, aku cuma ingin bicara dengan dia setelah dia siuman!" Sahut Co Hiong sambil menarik nafas panjang. "Cuma itu tujuanku!" "Aku tahu, engkau menghendaki Nona Lie tahu, bahwa engkau yang menolongnya bukan?" Sie Bun Yun menatapnya tajam. "Benar!" Co Hiong manggut-manggut. Na Hai Peng, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui mundur beberapa langkah, ternyata mereka bertiga mengadakan perundingan kilat. "Bagaimana Guru?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tanya Pek Yun Hui. "Bolehkah kita mengabulkannya?" Na Hai Pengdiam, namun terus berpikir, lama sekali barulah membuka mulut dengan wajah serius. "Tidak bisa!" Sahutnya sambil menggelengkan kepala. "Bagaimana mungkin kita membiarkan Co Hiong yang jahat itu membawa pergi Ceng Loan?" "Menurutku tidak apa-apa," Sela Sie Bun Yun. "Maksudmu?" Tanya Na Hai Peng bernada gusar "Apakah engkau tidak tahu betapa kejam dan liciknya hati Co Hiong?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Cianpwee jangan gusar!" Ujar Sie Bun Yun menjelaskan "Biar Nona Lie dibawanya pergi, aku dan Adik Pek akan menguntitnya dari belakang Kalau dia berani macam-macam terhadap Nona Lie, kami pasti muncu!." "Mungkin dia pun telah berpikir ke situ," Ujar Na Hai Peng sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Guru!" Sela Pek Yun Hui. "Memang ada benarnya apa yang dikatakan Kakak Yun, kecuali jalan ini, sudah tiada jalan lagi." Na Hai Peng berpikir dengan kening berkerut-kerut, kemudian menarik nafas panjang seraya berkata. "Mudah-mudahan Ceng Loan bernasib mujur!" "Cianpwee boleh berlega hati, Menurutku, Nona Lie tidak bernasib naas dan akan mati penasaran Hanya saja kemungkinan besar Co Hiong punya pikiran yang bukanbukan terhadap Nona Lie. Akan tetapi dia tidak akan turun tangan jahat terhadap nya. Dia hanya ingin mengambil hati, dan sekaligus agar Nona Lie berhutang budi p ada nya, sehingga Nona Lie pun akan terkesan baik padanya," Ujar Sie Bun Yun mengemukakan pendapat-nya. "Hm!" Dengus Pek Yun Hui. "Dia sedang bermimpi di siang hari bolong!" Ketika mereka bertiga sedang berunding, Co Hiong melangkah mundur beberapa depa. Walau tidak mendengar apa yang mereka rundingkan, namun ia dapat menduga apa yang mereka rundingkan itu. Apabila mereka setuju menyerahkan Lie Ceng Loan padanya, tentunya ada orang yang akan menguntitnya. Setelah berpikir begitu, Co Hiong tersenyum licik. Ternyata ia telah menyusun suatu rencana untuk menghadapi siapa yang menguntitnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begitu...W ujar Na Hai Peng telah mengambil keputusan "Kita kabulkan saja syaratnya itu." Pek Yun Hui memandang Co Hiong, lalu ujarnya mengancam dengan suara dingin sekali "Apabila engkau berani macam-macam terhadap Adik Loan, aku pasti tidak akan melepaskanmu!" "Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak. "Aku tahu itu!" "Baik!" Pek Yun Hui menatapnya, kemudian masuk ke gua Thian Kie. Berselang sesaat, Pek Yun Hui sudah kembali lagi dengan menggendong Lie Ceng Loan yang masih dalam keadaan pingsan. Wajah Lie Ceng Loan kehijau-hijauan, nafas lemah sekali, sekilas tampak seakan sudah hampir mati. Co Hiong memang jahat, licik dan berhati kejam. Namun terhadap Lie Ceng Loan, ia bersungguh-sungguh dan dengan segenap hati pula, Ketika menyaksikan keadaan Lie Ceng Loan yang sangat memprihatinkan, ia betul-betul terkejut dan langsung menghampirinya. "Nona Lie! Nona Lie..." Panggilnya lembut "Pereuma engkau memanggilnya, dia tidak bisa dengar!" Ujar Sie Bun Yun dingin. "Baik!" Co Hiong manggut-manggut. "Kalian boleh menaruh Nona Lie di punggungku, aku pasti menyelamatkan nyawanya." Pek Yun Hui segera menaruh Lie Ceng Loan di punggung Co Hiong. sedangkan Co Hiong diam saja. Setelah Lie Ceng Loan berada di punggungnya, ia langsung melesat pergi meninggalkan tempat itu. Setelah Co Hiong menikung, barulah Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui melesat pergi menguntitnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sementara Co Hiong terus berlari tanpa menoleh ke belakang, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui terus menguntitnya. Setelah menempuh perjalanan beberapa mil, mendadak Co Hiong tertawa gelak sambil mengibaskan tangannya ke belakang. Di saat ia mengibaskan tangannya, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui melihat ada sebuah kantong kecil di tangannya, Tapi mereka berdua tidak melihat apa yang ada di dalamnya, hanya saja mereka mendengar suara "Ngung!" Lalu tampak setitik sinar kuning terbang menerjang ke arah mereka. Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui terkejut sekali Mereka cepat-cepat meloncat ke samping, Ketika itu mereka melihat jelas bahwa yang terbang itu, ternyata seekor tawon yang sangat besar. Setelah mereka berdua meloncat ke samping, tawon beracun itu justru memburu Sie Bun Yun laksana kilat Sie Bun Yun langsung mengayunkan bambu yang dipegangnya untuk melindungi diri, Menyaksikan kejadian itu, Pek Yun Hui segera menghunus pedangnya sambil mendekati Sie Bun Yun. "Adik Pek, engkau jangan menghiraukan aku!" Seru Sie Bun Yun cemas. "Co Hiong mau kabur!" Pek Yun Hui tersentak lalu cepat-cepat memandang ke arah Co Hiong, namun Co Hiong sudah tidak tampak. "Kakak Yun, biar kubasmi tawon beracun itu dulu! Engkau cepat mundur!" Ujar Pek Yun Hui. " Ya!" Sie Bun Yun langsung menpergencar serangannya terhadap tawon beracun itu, kemudian meloncat mundur beberapa depa. Terdengarlah suara bentakan nyaring, lalu tampak berkelebat sinar putih meluncur ke arah tawon beracun itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ternyata Pek Yun Hui menyerang tawon beracun itu dengan ilmu pedang Sin Hap Kiam. Cesss! Tawon beracun itu sudah terpotong menjadi dua, sekaligus melayang turun. "Mari cepat kita kejar!" Ujar Pek Yun Hui. "Ya." Sie Bun Yun mengangguk sambil melirik ke arah bangkai tawon beracun itu. "Sungguh lihay tawon beracun itu! Kalau aku tidak cepat-cepat mengeluarkan tiga jurus untuk melindungi diri, mungkin aku sudah tersengat." "Sudahlah!" Tandas Pek Yun Hui. Tidak perlu membicarakan itu, mari cepat kita kejar!" Mereka berdua segera melesat pergi, Akan tetapi meskipun sudah mencari ke sana ke mari, namun sama sekali tidak melihat Co Hiong. Betapa cemasnya hati mereka. Kini mereka baru sadar bahwa Co Hiong memang sudah siap menghadapi rencana mereka itu. Lie Ceng Loan yang dalam keadaan pingsan itu, boleh dikatakan telah jatuh ke tangan Co Hiong, sedangkan Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui tidak bisa berbuat apa-apa. "Kakak Yun! Bagaimana baiknya?" Tanya Pek Yui) Hui dengan kening berkerut "Kita terpaksa berpencar." Sahut Sie Bun Yun. "Baik," Pek Yun Hui mengangguk Mereka berpencar di tempat itu. Pek Yun Hui menuju arah timur, Sie Bun Yun menuju arah barat Namun mereka berdua tidak menduga, kalau Co Hiong berputar kembali memasuki gunung Kwat Cong San. Tak lama Co Hiong sudah sampai di sebuah lembah, lalu bersembunyi sambil mengintip, Tidak tampak ada orang mengejarnya, ia menarik nafas lega sambil tersenyum gembira. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah itu, ia menaruh Lie Ceng Loan ke bawah. Gadis itu masih dalam keadaan pingsan, tentunya tidak tahu apa yang telah terjadi. Perlahan-lahan Co Hiong mengeluarkan kantong sutera dari dalam bajunya, ia menaruh kantong itu ke tanah lalu menghimpun Lweekangnya sampai sepuluh bagian, dan mendadak melancarkan sebuah pukulan ke arah kantong sutera itu. Plaak! Setelah itu, Co Hiong pasang kuping mendengarkan dengan penuh perhatian Namun tidak terdengar suara apa pun di dalam kantong sutera itu, Walau begitu, hatinya tetap tereekam rasa tegang, Lagi pula ia tidak tahu apakah ular kilat hijau telah pingsan sebelum terpukul pukulannya itu. seandainya utar kilat hijau belum pingsan terpukul, begitu kantong sutera itu dibuka, pasti akan kabur. Memang tidak salah, Co Hiong bersungguh-sungguh ingin menyelamatkan nyawa Lie Ceng Loan, ia tidak menghendaki gadis itu mati begitu saja. Lama sekali ia mendengarkan dengan penuh perhatian, tetapi tetap tidak terdengar suara apa pun di dalam kantong sutera itu, Namun ia tetap tidak berani membuka kantong sutera itu, Setelah melancarkan sebuah pukulan lagi ke arah kantong sutera tersebut, barulah membukanya dengan hatihati sekali. Tampak ular itu sudah tak bergerak lagi. Wajah Co Hiong tampak berseri. Tanpa membuang waktu ia langsung mengeluarkan sebuah belati, kemudian menusuk kepala ular kilat hijau dengan Teng Thian Sin Cin. Ujung senjata itu menancap di kepala ular kilat hijau, bahkan tembus sampai ke tanah. Ternyata ular kilat hijau itu belum mati meskipun telah terpukul dua kali, Ketika kepalanya tertancap senjata itu, ia KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ langsung menyemburkan racunnya. Racun itu membuat rumput yang ada di sekitarnya menjadi layu semua, Setelah itu, kepalanya pun tembus ke dalam tanah, tapi ekornya masih mengibas ke sana ke mari. Betapa terperanjatnya Co Hiong, ia cepat-cepat meloncat mundur Tak lama, ular itu pun diam, Akan tetapi, Co Hiong masih tidak berani mendekatinya. Berselang beberapa saat, barulah ia berani mendekatinya sekaligus membedah perutnya, dan dengan hati-hati sekali mengeluarkan empedu nya. Kemudian dengan perlahan-lahan dimasukkannya empedu itu ke dalam mulut Lie Ceng Loan. Setelah itu, ia membersihkan senjatanya dan mengambil bangkai ular kilat itu lalu dimasukkan ke dalam kantong sutera. Co Hiong duduk di sisi Lie Ceng Loan, Walau sudah sekian lama ia duduk menunggu di situ, tapi gadis tersebut masih belum siuman. itu membuat Co Hiong jadi cemas, sebab ia sudah memasukkan empedu ular kilat hijau itu ke dalam mulut Lie Ceng Loan, namun kenapa gadis itu masih belum siuman? Sementara hari sudah mulai gelap, Tak seberapa lama bulan pun mulai memunculkan diri, dan sinarnya yang remang-remang menyorot ke arah wajah Lie Ceng Loan. Co Hiong memandang wajah gadis itu, dan seketika juga terbelalak Ternyata wajah Lie Ceng Loan yang menghijau itu mulai mengalami perubahan Betapa girangnya Co Hiong, dan segeralah ia memanggil "Nona Lie! Nona Lie...!" Akan tetapi, Lie Ceng Loan tetap tidak bergerak Co Hiong menunggu dengan sabar, sedangkan wajah gadis itu mulai berubah putih, Kira-kira satu jam ke-mudian, mulut Lie Ceng Loan mulai mengeluarkan ke-luhan. "Nona Lie!" Panggil Co Hiong lagi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Perlahan-lahan Lie Ceng Loan membuka sepasang matanya, tapi ia masih tidak dapat melihat jelas apa pun yang ada di sekitarnya, namun mulutnya bergumam. "Kakak Bu, engkau di sini?" "Nona Lie!" Co Hiong menggenggam tangannya. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku Co Hiong," Suara Co Hiong cukup keras, tapi Lie Ceng Loan yang mendengar merasa jauh sekali, dan nama tersebut membuatnya tersentak ia ingin bangkit, tapi masih tidak bertenaga. "Nona Lie, engkau kena racun ular," Ujar Co Hiong memberitahukan "Aku lah yang menolongmu Engkau jangan bergerak dulu!" "Engkau,., engkau menolongku?" "Ya." "Di mana Kakak Bu?" "Panjang sekali kalau dituturkan Oh ya, apakah engkau masih ingat bagaimana engkau pingsan?" "lngat. Kakak Bu menyuruhku pergi mencuri kantong sutera, Aku berhasil dan.,." Tutur Lie Ceng Loan."... aku lalu membukanya, Begitu tampak cahaya hijau, seketika aku tak sadarkan diri, Apakah baru terjadi tadi?" Tadi?" Co Hiong menggeleng-gelengkan kepala. "Hingga saat ini sudah delapan hari." "Apa?" Lie Ceng Loan terkejut. "Sudah delapan hari? Selama itu aku dalam keadaan pingsan?" "BetuI," Sahut Co Hiong lembut "Selama delapan hari ini, aku selalu berada di sisimu, Syukurlah engkau sudah siuman sekarang!" "Aku,., telah menyusahkanmu," Ucap Lie Ceng Loan dan terharu sekali. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tidak apa-apa," Sahut Co Hiong sambil tertawa gembira. "Saudara Co!" Ujar Lie Ceng Loan setelah berpikir sejenak. "Engkau memang orang aneh." "Aku orang aneh?" Co Hiong terbelalak. "Memangnya kenapa?" "Kadang-kadang engkau jahat sekali, tapi kadang-kadang baik sekali." Sahut Lie Ceng Loan. "Oh?" Co Hiong tersenyum getir "Biar bagaimana pun, aku bersungguh hati terhadapmu." "Pereuma engkau bersungguh hati terhadapku," Ujar Lie Ceng Loan sambil memandang ke langit "Sebab hatiku telah kuserahkan pada Kakak Bu. Dia... dia berada di mana? Kenapa dia tidak berada di sisiku, sebaliknya malah engkau?" "Nona Lie, ceritakan dulu apa yang telah terjadi!" Co Hiong menatapnya dengan mata tak berkedip. Kenapa Co Hiong menyuruh Lie Ceng Loan menceritakan kejadian itu? Tidak lain berdasarkan apa yang diceritakan gadis itu, ia akan mengarang sebuah cerita bohong. Lie Ceng Loan sama sekali tidak berpikir sampai ke situ, Maka ia segera menceritakan tentang kejadian itu secara jelas, dan seusai bereerita, gadis itu pun bertanya. "Bagaimana Kakak Bu?" "Dia,., dia,.,." Co Hiong bersikap misterius. "Kenapa dia?" Wajah Lie Ceng Loan langsung berubah pucat pias. "Apakah dia sudah mati?" "Mati sih tidak," "Oooh!" Lie Ceng Loan menarik nafas lega. "Aku kaget setengah mati." "Tapi justru lebih menakutkan dari pada mati," Ujar Co Hiong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Lebih menakutkan dari pada mati?" Wajah Lie Ceng Loan berubah pucat lagi. "Maksudmu?" "Engkau dengar penuturanku!" Sahut Co Hiong,. "Ternyata engkau kena racun ular kilat hijau." "ltu apa hubungannya dengan Kakak Bu?" Tandas Lie Ceng Loan. "Dia menganggap engkau sudah tidak bisa ditolong lagi, oleh karena itu...." Co Hiong sengaja tidak melanjutkan, itu agar Lie Ceng Loan gugup. "Saudara Co, bagaimana Kakak Bu, cepat katakan!" Desak Lie Ceng Loan dan tampak gugup sekali. "Dia,., dia,.,." Otak Co Hiong terus berputar untuk mengarang sebuah cerita bohong yang tepat untuk didengar gadis itu. "Nona Lie, kalau aku beritahukan, mungkin engkau tidak akan pereayai "Sebetulnya ada apa?" Lie Ceng Loan mengerutkan kening. "Aaakh...!" Co Hiong menarik nafas panjang. "Engkau sungguh kenal orang tidak kenal isi hatinya, Kalau aku tidak menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, aku pun tidak akan pereayai "Apakah... apakah hati Kakak Bu telah berubah?" Tanya Lie Ceng Loan, tapi kemudian bergumam. "Tidak! itu tidak mungkin! Aku tidak boleh berpikir begitu!" "Nona Lie, engkau memang berhati polos." Co Hiong menggeleng-gelengkan kepala. "Sudahlah! Engkau jangan terus omong kosong!" Tegur Lie Ceng Loan. "Baik!" Co Hiong manggut-manggut "Biar aku katakan Setelah Bee Kun Bu menganggapmu tidak dapat diobati lagi, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ semula dia memang tampak berduka sekali, Dia pun ingin bunuh diri, tetapi ternyata cuma sandiwara belaka." "Jangan omong sembarangan!" Bentak Lie Ceng Loan gusar. "Ha ha!" Co Hiong tertawa. "Engkau tidak mau dengar ya sudahlah!" "Aku mau dengar, lanjutkanlah desak Lie Ceng Loan. "Nona Lie!" Co Hiong tersenyum. "Aku tambahkan sepatah kata, engkau memang cantik sekali!" "Eh?" Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "Kenapa sih engkau?" "Baik, aku lanjutkan." Wajah Co Hiong mulai serius. "Ketika itu, semua orang mengira bahwa dia benar-benar mau membunuh diri Namun tak disangka, pada hari ke tiga dia sudah mulai tertawa-tawa dengan wajah cerah ceria...." "ltu tak mungkin!" Potong Lie Ceng Loan tidak pereaya. "Nona Lie, dengarkan terus!" Ujar Co Hiong dan melanjutkan Ternyata dia mulai bermesra-mesraan dengan Na Siao Tiap." Tidak mungkin! itu tidak mungkin...." Mata Lie Ceng Loan sudah basah. "Karena itu, Na Locianpwee dan Pek Lie Hiap pun gusar bukan main, Entah sudah berapa kali mereka menegur Bee Kun Bu dan Na Siao Tiap, bahkan mereka pun bilang, kalau Bee Kun Bu dan Na Siao Tiap mau saling mencinta, setelah engkau putus nafas pun tidak akan terlambat "Kalau... nafasku sudah putus, dia pun tidak harus...." Lie Ceng Loan menatap kosong ke depan. "Akan tetapi, Bee Kun Bu dan Na Siao Tiap sama sekali tidak mau dengar, dan mereka berdua malah menunggang burung bangau itu meninggalkan Kwat Cong San, dan menyatakan tidak akan kembali ke Tiong-goan lagi, sebab KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mereka ingin hidup sebagai suami isteri di seberang laut," Co Hiong memberitahukan sambil menarik nafas panjang. "Mereka berdua... akan hidup sebagai suami isteri di seberang laut?" Sekujur badan Lie Ceng Loan tampak gemetar "Benar." Co Hiong mengangguk "Bee Kun Bu memang licik. Selama itu dia cuma berpura-pura menjadi orang baik, Nah, bukankah itu lebih menakutkan dari pada dia mati?" "Itu... itu ada baiknya juga," Ujar Lie Ceng Loan dengan suara rendah. "Engkau bilang apa?" Co Hiong tertegun "Kakak Siao Tiap memang mencintai Kakak Bu, dan kini mereka berdua sudah hidup sebagai suami isteri Bukankah itu baik sekali? Aku... aku mengucapkan selamat pada mereka berdua, dan semoga... semoga mereka terus hidup bahagia selama-lamanya!" Ucap Lie Ceng Loan sambil tersenyum paksa. Setelah itu, Lie Ceng Loan bangkit berdiri, lalu berjalan pergi perlahan-Iahan, Co Hiong mengikutinya dari belakang. beberapa mil kemudian, Lie Ceng Loan berhenti, dan menoleh memandang Co Hiong seraya berkata. "Saudara Co, aku... aku tidak begitu mempereayai omonganmu." "Aaakh.,.!" Co Hiong menarik nafas panjang sambil tersenyum getir "Nona Lie, hanya Thian (Tuhan) yang mengetahui diriku." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tapi dulu engkau sering membohongi orang, maka aku tidak begitu mempereayaimu," Ujar Lie Ceng Loan. Tapi kali ini aku tidak berbohong, dan ada buktinya," Tandas Co Hiong. "Apa buktinya?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Cobalah engkau pikir, apabila Bee Kun Bu tidak berubah hatinya, kenapa dia tidak berusaha menolongmu "Dia...." Lie Ceng Loan tertegun. "Seandainya dia tidak mau menolongku, masih ada Paman Na dan Kakak Pek akan menolongku." "Terus terang! Akuyang minta izin pada Na Locianpwee dan Pek Lie Hiap untuk membawamu pergi, agar aku bisa menolongmu Kalau Bee Kun Bu masih berada di sana, bagaimana mungkin mereka mengizinkan aku membawamu pergi?" "Kalau begitu, bagaimana cara engkau menolongku?" Tanya Lie Ceng Loan setelah tertegun beberapa saat "Yaah!" Co Hiong menarik nafas. "Lebih baik engkau tidak bertanya tentang itu, lupakan saja!" "Aku ingin mengetahuinya." "Baiklah." Co Hiong menarik nafas lagi. "Aku akan memberitahukan. Demi menolongmu, aku masuk ke dalam sebuah telaga beracun untuk menangkap ular kilat hijau, sampai aku... aku nyaris mati di dalam telaga beracun itu, setelah berhasil menangkap ular kilat hijau, aku mengambil empedunya dan kucampur dengan darahku untuk engkau minum, Karena itu, kini badanku masih lemah sekali." "Saudara Co!" Lie Ceng Loan menatapnya dalam-dalam. "Kenapa engkau begitu baik terhadapku?" "Nona Lie!" Co Hiong bergirang dalam hati sebab Lie Ceng Loan bertanya begitu. "Engkau adalah gadis baik, kecuali orang yang berhati binatang, siapa pun pasti berupaya menolongmu." "Janganlah engkau mencaci Kakak Bu lagi!" Tegur Lie Ceng Loan sambil mengerutkan kening. "Eh?" Co Hiong menatapnya. "Nona Lie, apakah engkau masih tidak tahu bagaimana isi hati dan perasaanku terhadapmu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan tidak menyahut, melainkan mengayunkan kakinya berjalan pergi dengan kepala tertunduk Co Hiong mengikutinya dari belakang, Mulut membungkam sambil berpikir Biar bagaimana ia membusuk-busukkan Bee Kun Bu, hati Lie Ceng Loan tetap mencintainya. Oleh karena itu, timbullah rasa bencinya pada Lie Ceng Loan, Entah berapa kali ia ingin menusuk gadis itu dari belakang dengan senjatanya, namun ia masih ingin bersama nya, sehingga membuat Co Hiong membatalkan niat jahatnya itu. Sementara Lie Ceng Loan terus berjalan ke depan, Co Hiong pun terus mengikutinya dari belakang Berselang beberapa saat kemudian, Lie Ceng Loan membalikkan badannya memandang Co Hiong seraya bertanya. "Kenapa engkau terus-menerus mengikutiku?" "Aku khawatir engkau akan berduka setelah mengetahui hal yang sebenarnya, maka aku tidak mau meninggalkannya sahut Co Hiong. "Aku sudah berpikir, dalam hatiku sama sekali tidak merasa berduka," Ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum getir "Benar." Co Hiong manggut-manggut girang. "Bee Kun Bu yang begitu busuk memang tidak perlu dikenang, Karena dulu engkau salah mencintainya, jadi kini engkau pun tidak merasa berduka," "Bukan begitu." Lie Ceng Loan menggelengkan ke-pa!a. "Kalau begitu kenapa?" Co Hiong mengerutkan kening. "Aku tahu dia sangat mencintaiku Karena dia menganggapku pasti mati, sehingga dia pergi bersama Kakak Siao Tiap, Asal dia hidup bahagia bersama Kakak Siao Tiap, aku pun ikut bahagia, Karena itu, aku pun jadi tidak merasa berduka," Sahut Lie Ceng Loan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Nona Lie...." Mulut Co Hiong ternganga lebar "Engkau... engkau masih tetap mencintai Bee Kun Bu?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Orang semacam itu masih engkau cintai?" Tanya Co Hiong lagi dan tampak penasaran sekali "Tidak salah," Lie Ceng Loan manggut-manggut Selain penasaran, timbul pula rasa benci yang teramat dalam ia telah berusaha mati-matian agar Lie Ceng Loan membenci Bee Kun Bu, tapi sia-sia semua itu, karena hati gadis itu sama sekali tidak terpengaruh Akan tetapi, Co Hiong adalah orang yang sangat licik dan banyak akal busuknya, Karena itu, ia tersenyum lembut sambil memandang Lie Ceng Loan, kemudian ujarnya. "Nona Lie, kalau begitu bukankah engkau akan hidup seorang diri selamanya?" "Benar." Lie Ceng Loan mengangguk "Asal aku selalu ingat pada Kakak Bu, aku pun sudah merasa puas." "Oh?" Co Hiong maju ke hadapannya, lalu mendadak memeluknya erat-erat. Lie Ceng Loan terkejut bukan main, Gadis itu tidak bisa meronta, sebab badannya masih lemah. "Saudara Co, engkau... engkau mau berbuat apa?" Co Hiong tidak menjawab, sebaliknya malah menarik Lie Ceng Loan ke atas sebuah batu besar "Saudara Co!" Bentak Lie Ceng Loan gusar. "Cepat lepaskan aku!" "Nona Lie, engkau harus mendengar beberapa patah kataku!" Sahut Co Hiong. "Aku tidak mau dengar, cepat lepaskan aku!" Teriak Lie Ceng Loan. "Tenang!" Co Hiong tersenyum. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Lepaskan aku!" Lie Ceng Loan mencoba meronta, tapi justru membuatnya merasa lelah. "Ha ha!" Co Hiong tertawa. "Nona Lie, tahukah engkau? Sejak pertama kali aku melihat mu, hatiku sudah jatuh cinta padamu, itu yang membuatku selalu teringat padamu, dan sama sekali tidak pernah lupa." "Aku pernah dengar dari Kakak Giok Pin. Engkau pun pernah berkata demikian padanya," Sahut Lie Ceng Loan. "Hm!" Dengus Co Hiong. "Bagaimana dia bisa dibandingkan denganmu?" "Saudara Co!" Lie Ceng Loan mulai gugup. "Se-betu!nya engkau ingin bagaimana sih?" "Nona Lie, engkau harus ingat! Aku menempuh bahaya demi menolong dirimu," Sahut Co Hiong. "Aku... aku sungguh berterima kasih padamu." "Nona Lie, aku sedemikian mencintaimu, apakah hatimu sama sekali tidak tergerak?" "Aku...." Wajah Lie Ceng Loan memerah, dan mendadak ia meronta, lalu bangkit berdiri Akan tetapi, mendadak ia merasa matanya ber-kunangkunang, sehingga jatuh duduk kembali "Kenapa engkau menyusahkan diri sendiri? Kini Bee Kun Bu dan Na Siao Tiap sedang bermesra-mesraan di seberang laut, maka tidak ada salahnya kalau kita juga menjadi suami isteri di dalam lembah ini." "Apa?" Lie Ceng Loan gusar sekali "Engkau bilang apa?" "Aku bilang...." Co Hiong tersenyum. ".-.lebih baik kita menjadi suami isteri di lembah ini." Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan langsung kabur, tapi beberapa depa kemudian, ia terkulai KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong sudah melesat di hadapannya, ia tidak memapah Lie Ceng Loan bangun hanya terus menatapnya. "Nona Lie! Apa yang kukatakan itu, engkau setuju?" Tanyanya dengan suara dalam. "Tidak!" Sahut Lie Ceng Loan membentak "Kalau begitu...." Co Hiong tertawa panjang, Tahu-kah engkau, saat ini engkau harus setuju?" "Engkau... engkau.,.," Lie Ceng Loan menudingnya, Gadis itu sudah tahu kalau Co Hiong berniat jahat terhadapnya. "Kenapa aku?" Tanya Co Hiong lembut Plak! Mendadak Lie Ceng Loan menamparnya. "Nona Lie!" Co Hiong tersenyum manis ketika ditam-par. "Aku cukup sepadan dan serasi denganmu." "Kalau engkau,., engkau berani menghinaku, aku... aku pasti bunuh diri!" Ancam Lie Ceng Loan. "Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak. "Kita sudah mau menjadi suami isteri, bagaimana mungkin aku membiarkan engkau membunuh diri?" "Engkau...." Ucapan Lie Ceng Loan terputus, karena mendadak Co Hiong menotok jalan darahnya, dan seketika Lie Ceng Loan tidak dapat bergerak sama sekali. Co Hiong tertawa gembira, kemudian membaringkan gadis itu dan terus-menerus memandangnya sambil tersenyumsenyum. ***** Bab ke 25 - Merebut Kedudukan Wakil Kauw Cu Bee Kun Bu yang dikurung di dalam ruang batu itu, sama sekali tidak tahu siang atau malam, Ruangan itu diterangi oleh sebuah mutiara yang memancarkan cahaya, ia tahu jelas, kali ini sulit bagi dirinya untuk meloloskan diri, bahkan boleh dikatakan tiada harapan, Karena iiapa yang akan tahu kala? KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu dikurung di dalam gua di dalam perut gunung itu? Tiada seorang pun yang tahu, lagi pula gua itu sangat rahasia dan terpencil Akan tetapi, Bee Kun Bu tidak putus asa, ia terus-menerus menghimpun hawa murninya, agar jalan darahnya yang tertotok itu dapat dibebaskan sebetulnya itu tidak gampang, sebab yang menotok jalan darahnya adalah Kai Thian Kauw Cu, yang berkepandaian sangat tinggi, Lagi pula Kai Thian Kauw Cu menggunakan ilmu menotok yang sangat aneh. Walau begitu, Bee Kun Bu tetap berusaha dan terusmenerus menghimpun hawa murninya. Berselang beberapa saat kemudian, ia merasa hawa murninya mulai mengalir ke seluruh jalan darah di tu-buhnya, Tapi hawa murninya berhenti pada jalan darah yang tertotok, Oleh karena itu, ia harus mengulang menghimpun hawa murninya lagi. Entah sudah berapa kali mengalami hal tersebut, namun hal itu tidak membuatnya putus asa. Setelah berulang sampai belasan kali, mendadak ia merasa mulai hangat pada tubuhnya bagian kiri, kemudian berubah menjadi panas, sepertinya ada api di bagian itu. Terkejutlah Bee Kun Bu. ia cepat-cepat membuka matanya, dan menoleh ke kiri. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Namun tidak tampak apa pun di situ, Hanya tampak dua orang berdiri di depan sana. Mungkin mereka penjaga ruang batu itu. Bee Kun Bu tereengang dan tidak habis berpikir Pada waktu bersamaan mendadak ia merasa dingin pada bagian tubuhnya sebelah kanan. Belum pernah Bee Kun Bu mengalami kejadian seperti ini, yakni sebelah tubuhnya panas, dan sebelahnya lagi dingin, Hal itu membuatnya tertegun, dan kemudian terkejut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kemudian keringatnya mulai mengucur dari sekujur badannya, ia tahu tadi terus-menerus menghimpun hawa murni, Mungkin karena itu tubuhnya menjadi begini, artinya dia akan cacat atau lumpuh selama-lamanya, Bagi orang yang belajar ilmu silat, itu disebut Cauw Hwee Jip Mo (Kehabisan Hawa Murni Kemasukan Angin Jahat). Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka, ia menghimpun hawa murninya untuk membuka jalan darahnya yang tertotok itu, tidak tahunya malah terjadi begini. Oleh karena itu, ia mencoba menyatukan hawa murninya, Akan tetapi, di bagian tubuhnya tadi malah terasa semakin panas dan dingin, sedangkan hawa murninya telah lepas kontrol, tidak bisa disatukan lagi. Bagian tubuhnya sebelah kiri mulai mengepulkan uap putih, ia tetap berusaha mengendalikannya, namun tetap siasia. Di saat bersamaan, ia pun mendengar suara tambur yang sangat keras, yang disusul oleh suara orang banyak yang agak berisik. Bee Kun Bu tidak tahu apa yang telah terjadi di dalam gua itu. Berselang beberapa saat kemudian, ia mendengar suara orang bereakap-cakap di hadapannya, barulah ia membuka matanya. Tampak dua orang berdiri di depan pintu ruang batu itu, yang ke duanya kelihatan terkejut melihat Bee Kun Bu. Sebab saat ini, tubuh Bee Kun Bu memang tampak aneh, Sebelah tubuhnya mengeluarkan uap dingin, sebelahnya lagi mengeluarkan uap panas. Ke dua orang itu saling memandang sejenak, kemudian yang berbadan gemuk berkata dengan nada dingin. "Bee Kun Bu, tidak lama lagi engkau akan mati, kenapa masih melakukan hal-hal aneh itu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha!" Temannya yang berbadan kurus tertawa. "Entah sudah berapa kali engkau menghadapi bahaya, tapi setiap kali pasti bisa menyelamatkan diri! Kali ini, engkau harus terima nasib!" "Untuk apa banyak bicara dengannya? Bukankah Kauw Cu sedang menunggunya?" Orang yang berbadan gemuk mengingatkan temannya. "Ya." Ke dua orang itu mendekati Bee Kun Bu, lalu memasungnya, Setelah itu, baru membawanya ke luar. Bee Kun Bu hanya menarik nafas panjang, Matanya dipejamkan kelihatannya ia memang sudah pasrah. Kedua orang itu membawa Bee Kun Bu pergi, Berselang sesaat, muncullah empat orang dan sekaligus menegur ke dua orang itu. "Kenapa kalian berdua begitu larrta? Kauw Cu khawatir terjadi sesuatu, maka menyuruh kami berempat menjemput kalian." "Sudah begini, bagaimana mungkin akan terjadi sesuatu lagi?" Sahut ke dua orang itu sambil tertawa. "Sebelum belati itu menembus dada orang ini, se-waktuwaktu masih bisa terjadi sesuatu di luar dugaan," Ujar salah seorang yang baru muncul itu. "Kauw Cu yang berkepandaian begitu tinggi pun, masih tidak berani berlaku ceroboh, Apalagi kalian berdua, maka harus berhati-hati!" Ke dua orang itu tampak kurang senang, tapi tidak berani mencetuskan apa-apa, Mereka lalu berjalan lagi dan setelah menempuh beberapa mil, terdengar lagi suara tambur Tung! Tung! Tung! Tung! Bee Kun Bu membuka matanya. Ternyata ia sudah berada di sebuah gua yang sangat besar, Gua itu diterangi dengan obor yang ditancap pada dinding-dindingnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tampak lebih dari seratus orang duduk di situ, tua muda, wanita dan lelaki, bahkan terlihat pula Hweeshio, biarawati dan pendeta Taosme. Di situ tampak pula sebuah meja batu yang di belakangnya duduk dua orang, yakni Kai Thian Kauw Cu dan Tocu Pulau Kabut Hitam. Di tengah-tengah meja batu itu terdapat sebuah panji kecil berbentuk segitiga, dan sebuah Hiolow (Tempat menancap hio) dengan ratusan batang hio yang masih menyala, seorang lelaki berwajah sadis berdiri di pinggir nya dengan tangan menggenggam sebilah golok besar yang berkilau-kilau. Ke dua orang yang membawa Bee Kun Bu, langsung menuju meja batu itu, lalu menaruh Bee Kun Bu di situ, sementara tubuh Bee Kun Bu masih panas sebelah dan dingin sebelah, sehingga membuat dirinya tersiksa sekali. Tung! Tung! Tung! Terdengar lagi suara tambur seketika suasana di dalam gua besar itu menjadi hening, Hati Bee Kun Bu berdebar-debar tegang, karena ia tahu dirinya akan dijadikan tumbuk Di saat itu pula Kai Thian Kauw Cu bangkit berdiri, dan sepasang matanya menyapu semua orang yang berkumpul di situ. "Saudara-saudara!" Ujarnya dengan suara tantang. "Mulai saat ini, aku mengumumkan secara resmi, bahwa Kai Thian Kauw Cu secara langsung memusuhi sembilan partai besar!" Terdengarlah suara yang riuh gemuruh. Kai Thian Kauw Cu mengangkat sebelah tangannya, agar semua orang diam Setelah itu, ia pun menunjuk panji yang ada di hadapan Bee Kun Bu. "ltu adalah panji Kai Thian Kauw! Siapa yang telah bergabung, tidak membedakan kedudukan semuanya harus mentaati panji itu!" Kai Thian Kauw Cu memberitahukan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ya!" Sahut para anggota serentak. Tahukah kalian siapa orang itu?" Kai Thian Kauw Cu menunjuk Bee Kun Bu. "Kenal!" Sahut beberapa orang. "Dia bernama Bee Kun Bu, murid partai Kun Lun, namun punya hubungan baik dengan dua wanita Kwat Cong San!" "Dia adalah musuh kita!" Seru beberapa orang. "Dia harus dibunuh!" Terdengar lagi seruan dari yang lain. "Tenang!" Seru Kai Thian Kauw Cu lantang, seketika " Suasana menjadi hening kembali, dan Kai Thian Kauw Cu melanjutkan ucapannya. "Memang tidak salah, dia adalah Bee Kun Bu dari partai Kun Lun!" Berkata sampai di situ, Kai Thian Kauw Cu berhenti, namun wajahnya tampak penuh diliputi kegusaran "Sebetulnya partai Kun Lun tiada permusuhan apa-apa dengan Kai Thian Kauw, Terutama kini Kun Lun Sam Cu sudah jadi gila, dan tidak ketahuan jejak mereka, maka secara tidak langsung partai Kun Lun telah musnah" Ujar Kai Thian Kauw Cu memberitahukan Bee Kun Bu sudah tahu bahwa Kun Lun Sam Cu gila, bahkan ia sedang mencari mereka, Akan tetapi, belum juga berhasil mencari Kun Lun Sam Cu, kini ia malah jatuh ke tangan Kai Thian Kauw Cu, dan saat ini Kai Thian Kauw Cu mengatakan, bahwa secara tidak langsung partai Kun Lun telah musnah, Dapat dibayangkan betapa sedih hatinya. Tapi." Lanjut Kai Thian Kauw Cu. "....Bee Kun Bu, dua wanita Kwat Cong San dan Na Hai Peng, mempunyai hubungan yang baik seka!i. sedangkan Na Hai Peng mengandal pada Kui Goan Pit Cek menjagoi rimba persilatan menindas yang Iain. Maka mereka semua adalah musuh kita." "Benar!" Sahut para anggota Kai Thian Kauw serentak Mereka semua berasal dari golongan hitam, tentunya tidak membedakan yang benar maupun yang salah. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Dua wanita Kwat Cong San memang lihay, namun bukan berarti tiada tanding." Ujar Kai Thian Kauw Cu dingin. "Aku pernah bergebrak beberapa jurus dengan Pek Yun Hui, dia masih bukan tandinganku "Hidup Kai Thian Kauw Cu!" Seru para anggota Kai Thian Kauw dengan penuh semangat "Hidup Kai Thian Kauw Cu..." "Kalian jangan melihat orang itu telah dipasung tak bergerak sama sekali, Namun kepandaiannya tinggi se-kali, maka selain aku dan wakil Kauw Cu Tocu pulau Kabut Hitam, mungkin tiada seorang pun di dalam Kai Thian Kauw mampu melawannya," Ujar Kai Thian Kauw Cu memberitahukan dan menambahkan dengan wajah bengis. "Malam ini, aku akan menggunakan darahnya untuk tumbal panji Kai Thian Kauw kita!" Seketika terdengar suara tepuk sorak yang gegap gempita, para anggota Kai Thian Kauw tampak gembira sekali. Tung! Tung! Tung! Tambur berbunyi tiga kali. "Bawa belati itu!" Seru Kai Thian Kauw Cu. "Ya!" Sahut seseorang dan langsung membawa sebuah nampan berisi sebilah belati yang berkilau-kilau, sesampainya di hadapan meja batu, ia berlutut sambil mengangkat nampan itu ke atas. "Belati sudah dibawa!" "Bawa ke mari!" Perintah Kai Thian Kauw Cu. Orang itu segera bangun, dan membawa nampan berisi belati itu ke hadapan Kai Thian Kauw Cu. Kai Thian Kauw Cu menjulurkan tangannya mengambil belati itu, kemudian mendadak melesat ke depan. Blam! Kai Thian Kauw Cu memukul pasungan itu hingga hancur Bee Kun Bu diam saja, ia memang tidak bisa bergerak lagi pula masih merasa panas dan dingin ke dua bagian tubuhnya, ia tahu, bahwa apabila tubuhnya sudah dingin semua atau KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ panas semua, tanpa Kai Thian Kauw Cu turun tangan pun kemungkinan besar ia akan mati dengan sendirinya. Setelah pasungan itu hancur, dan Bee Kun Bu terjatuh ke bawah, tampak Tocu Pulau Kabut Hitam bangkit berdiri, lalu mendekati meja batu, dan sekaligus me-maparkan panji itu di permukaannya. Kai Thian Kauw Cu mengangkat tubuh Bee Kun Bu ke atas panji tersebut Kelihatannya dia ingin mencuci panji itu dengan darah Bee Kun Bu, sedangkan Bee Kun Bu cuma pasrah, terserah mereka mau diapakan dirinya. Tung! Tung! Tung! Tung! Terdengar suara tambur. Suara tambur itu membuat para anggota Kai Thian Kauw tampak berubah agak tegang, Wajah Kai Thian Kauw Cu serius, dan dia langsung berseru. "Saudara-saudara sekalian! Ada senang sama dirasa, ada susah sama dipikuI!" Para anggota Kai Thian Kauw pun ikut berseru berulang kali. Suara seruan mereka menggema di dalam gua besar itu. Setelah itu, Kai Thian Kauw Cu mengangkat belati yang dipegangnya mengarah ke dada Bee Kun Bu. Kelihatannya Kauw Cu itu sudah siap menusuk dada Bee Kun Bu. pemuda itu memejamkan matanya, namun kemudian dibuka lagi sambil menatap Kai Thian Kauw Cu. justru di saat bersamaan, terdengarlah suara siulan yang sangat panjang dan nyaring menusuk telinga, pertanda orang yang mengeluarkan siulan itu berkepandaian sangat tinggi Kai Thian Kauw Cu dan wakilnya tertegun, begitu pula para anggotanya. "Mendengar Kai Thian Kauw berambisi seperti partai Thian Liong ingin menumpas sembilan partai besar di Tionggoan berikut Kwat Cong San, maka aku datang ke mari!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Suara orang itu nyaring bukan main, sehingga Kai Thian Kauw Cu dan Tocu Pulau Kabut Hitam saling memandang. Wajah mereka pun tampak berubah, karena mereka tahu pendatang itu berkepandaian tinggi, namun masih muda. "Sobat dari mana, silakan masuk!" Sahut Kai Thian Kauw Cu. "Ha ha!" Terdengar suara tawa yang gelak. "Aku adalah mantan wakil partai Thian Liong bernama Co Hiong, dan julukanku adalah Kini Hoan Ji Long! Kalau Kauw Cu merasa tidak senang atas kedatanganku aku akan mohon pamit!" Kai Thian Kauw Cu tertegun mendengar nama dan julukan itu, sebab ia tidak pernah mendengarnya. Ketika mendengar orang itu adalah Co Hiong, hati Bee Kun Bu pun tersentak kaget. ia dan Pek Yun Hui serta lainnya justru khawatir Kai Thian Kauw Cu, pulau Kabut Hitam dan Co Hiong akan bekerja sama, Kalau mereka bergabung, pasti akan menimbulkan bencana dalam rimba persilatan Kini mereka bertiga justru telah bertemu di gua besar itu, Walau Bee Kun Bu dalam bahaya, namun ia masih memikirkan keselamatan rimba persilatan "Ha ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak, Ternyata Anda wakil Co! Kami senang sekali atas kedatanganmu silakan masuk menghadiri upacara ini!" "Terimakasih!" Tampak sosok bayangan melesat ke dalam, lalu berdiri di tengah-tengah gua besar itu, Tidak salah, orang itu adalah Co Hiong yang kelihatan begitu gagah dan tampan "Berhubung harus melanjutkan upacara, maka harap Anda bersedia menunggu sebentar!" Saputangan Berdarah Karya Kho Ping Hoo Perangkap Karya Kho Ping Hoo Perintah Maut Karya Buyung Hok