Bangau Sakti 99
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 99
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Ujar Kai Thian Kauw Cu. Co Hiong manggut-manggut, lalu maju beberapa langkah sambil memandang ke arah meja batu yang menyerupai sebuah altar itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bagaimana Co Hiong bisa ke mari dan bagaimana nasib Lie Ceng Loan? Tentang itu akan diceritakan nanti, Saat ini Co Hiong tidak tahu Bee Kun Bu berada di tempat tersebut Co Hiong hanya melihat seseorang terbaring di altar itu, tapi tidak melihat jelas wajahnya, hanya menganggapnya, orang itu akan dijadikan tambah "Maaf!" Ucap Co Hiong mendadak "Apakah upacara ini boleh ditunda sebentar?" "Anda ingin menyampaikan sesuatu?" Tanya Kai Thian Kauw Cu sambil menatapnya tajam "Kini aku sudah berada di sini, selanjutnya kita pasti jadi orang sendiri," Sahut Co Hiong. "Maka Kauw Cu tidak perlu berlaku sungkan-sungkan! Terus terang, aku memang punya sedikit urusan dan harap Kauw Cu sudi memberi petunjuk!" "Katakanlah!" "Semua yang berkumpul ini tentunya para anggota Kai Thian Kauw, namun aku belum tahu siapa orang itu!" Yang dimaksudkan Co Hiong adalah Tocu Pulau Kabut Hitam. sedangkan Tocu Pulau Kabut Hitam tahu bahwa dirinya yang dimaksudkan Co Hiong, itu membuatnya gusar sekali, sebab ucapan Co Hiong bernada memandang rendah padanya, Oleh karena itu, ia tertawa dingin beberapa kali. "Orang itu adalah Tocu pulau Kabut Hitam, wakil Kai Thian Kauw Cu." Kai Thian Kauw Cu memberitahukan "Oooh!" Co Hiong manggut-manggut, kemudian melesat ke arah Tocu pulau Kabut Hitam. Bukan main cepat dan indah gerakannya, sehingga para anggota Kai Thian Kauw mengeluarkan pujian Setelah berhadapan dengan Tocu pulau Kabut Hitam, Co Hiong pun melihat jelas orang yang terbujur di atas altar itu, dan seketika juga ia tertawa. "Saudara Bee, apa kabar?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Co Hiong!" Bentak Tocu Pulau Kabut Hitam mendadak "Di sini adalah tempat Kauw Cu, orang luar tidak boleh sampai di sini! Siapa yang berani ke mari, berarti musuh Kai Thian Kauw! Jadi apa maksudmu datang ke mari?" "Oh, ya?" Sahut Co Hiong acuh tak acuh. "Hm!" Dengus Tocu Pulau Kabut Hitam. "Karena engkau sama sekali tidak tahu tentang ini, maka engkau diampuni cepatlah engkau turun ke bawah, jangan melanggar peraturan di sini!" "Sabar Tocu!" Sahut Co Hiong. "Aku berdiri di sini justru ingin menyampaikan sesuatu." "Kalau engkau masih omong kosong di sini, berarti engkau sengaja melanggar peraturan yang berlaku di sini!" Bentak Tocu Pulau Kabut Hitam. "Aku ingin bertanya." Co Hiong tersenyum "Bagai-mana engkau bisa duduk di sini sebagai wakil Kauw Cu?" Pertanyaan Co Hiong membuat wajah para anggota Kai Thian Kauw langsung berubah hebat, sebab pertanyaan itu bernada tantangan sedangkan wajah Tocu Pulau Kabut Hitam telah berubah kehijau-hijauan, sehingga membuat suasana menjadi tegang mencekam "Saudara Co Hiong!" Ujar Kai Thian Kauw Cu. ia kagum sekali akan keberaniannya, Tocu Pulau Kabut Hitam bukan orang biasa lho!" "Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak. "Kai Thian Kauw memiliki ambisi besar, kalau punya wakil Kauw Cu yang begitu macam, tentunya akan membuat ambisi itu jadi terbengkalai Saudarasaudara sekalian, apakah kalian pernah mendengar nama pulau Kabut Hitam?" Pulau Kabut Hitam berada di seberang laut, tidak heran kalau kaum Bu Lim Tionggoan tidak pernah mendengar pulau tersebut, maka tampak puluhan orang menggeleng-gelengkan kepala. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha ha!" Tocu Pulau Kabut Hitam tertawa terkekeh. "Kelihatannya engkau ingin cari gara-gara denganku!" Tidak salah!" Sahut Co Hiong lantang. "Saudara Co, kalau engkau mampu mengalahkannya, tentunya engkau pun boleh diangkat sebagai wakil Kauw Cu. Apa salahnya Kai Thian Kauw punya dua wakil Kauw Cu?" Ujar Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa. "Maafl" Co Hiong memandang Kai Thian Kauw Cu. "Kauw Cu, bolehkah aku mohon petunjuk beberapa jurus dari Tocu Pulau Kabut Hitam?" Kedatangan Co Hiong di tempat ini memang mempunyai suatu rencana besar ia harus menyingkirkan Tocu Pulau Kabut Hitam itu, dan setelah berhasi'1, ia pun akan mencari akal untuk melenyapkan Kai Thian Kauw Cu, agar dirinya bisa jadi Kauw Cu. Sikap Co Hiong memang agak meremehkan Tocu Pulau Kabut Hitam, namun sangat menghormati Kai Thian Kauw Cu, itu sungguh menyenangkan Kauw Cu tersebut Kebetulan Kai Thian Kauw Cu mempunyai sedikit ganjelan hati terhadap Tocu Pulau Kabut Hitam, sebab mereka berdua pernah bertarung dan Tocu Pulau Kabut Hitam justru main curang. "Tapi saat ini sedang diadakan upacara, maka kelihatannya kurang baik," Ujar Kai Thian Kauw Cu. seharusnya Kai Thian Kauw Cu berpihak pada Tocu Pulau Kabut Hitam, tapi malah berlaku begitu ramah pada Co Hiong, itu membuat Tocu Pulau Kabut Hitam jadi gusar bukan main. "Kauw Cu tidak perlu mencegah, kedudukan wakil Kauw Cu masih belum diresmikan! Bagaimana mungkin melangsungkan upacara itu?" "Benar," Sahut Co Hiong cepat "Apa yang dikatakan Lim Tocu memang tepat." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kai Thian Kauw Cu sudah tahu bahwa Tocu Pulau Kabut Hitam kurang senang padanya, Akan tetapi, Co Hiong masih begitu muda, apakah dia mampu melawan Tocu Pulau Kabut Hitam itu? pikir Kai Thian Kauw Cu. Namun Co Hiong berani menantangnya, tentunya memiliki kepandaian tinggi, Kalau tidak, bagaimana mungkin Co Hiong berani menantangnya? Di saat Kai Thian Kauw Cu sedang berpikir, Tocu Pulau Kabut Hitam berpikir juga, Co Hiong masih begitu muda, sudah pasti bukan lawannya, Setelah menghamkannya, ia pun akan mencari kesempatan untuk bertarung dengan Kai Thian Kauw Cu. "Kalau kalian berdua memang menghendaki begitu..." Ujar Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa, Tentunya aku pun tidak akan melarang, namun kita semua adalah orang sendiri, jadi cukup saling menyentuh saja." Usai berkata demikian, Kai Thian Kauw Cu mundur dari situ, lalu duduk di kursinya. Sementara Tocu Pulau Kabut Hitam dan Co Hiong sudah berdiri berhadapan dalam jarak beberapa depa. Hening seketika suasana, para anggota Kai Thian Kauw pun mulai menahan nafas, Namun di antaranya ada pula yang berkasakkusuk, dan tampak serius sekali. "Bagaimana? Siapa yang akan menang?" "Tentunya Tocu Pulau Kabut Hitam." "Engkau punya uang?" "Kalau punya uang kenapa?" "Mari kita bertaruh!" "Boleh." "Engkau pegang siapa?"" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tocu Pulau Kabut Hitam." "Kalau begitu, aku pasti kalah." "Begini, kita bertaruh dengan cara lima lawan satu, Kalau Co Hiong kalah, engkau membayarku satu tael perak, tetapi apabila Co Hiong yang menang, aku membayarmu lima tael perak, Bagaimana?" "Baiklah." ***** Bab ke 26 - Keampuhan Senjata Pusaka Tocu Pulau Kabut Hitam dan Co Hiong saling menatap, lama sekali barulah Tocu itu membuka mulut "Bagaimana cara kita bertanding?" Tanyanya dingin. "Bisa jadi wakil Kauw Cu, tentunya pandai menggunakan berbagai macam senjata pula," Sahut Co Hiong sambil tersenyum. "Maka kita tidak perlu menentukan harus dengan cara bagaimana." "Baik." Tocu PuIau Kabut Hitam mengangguk "SiIa-kan!" "Silakan!" Sahut Co Hiong. sementara Kai Thian Kauw Cu memberi isyarat pada salah seorang, Orang itu mengangguk dan langsung menghampiri Bee Kun Bu, lalu membungkusnya dengan semacam kain. Ternyata Kai Thian Kauw Cu masih khawatir Bee Kun Bu akan meloloskan diri, maka menyuruh orang itu membungkusnya dengan kain tersebut sedangkan hawa murni di dalam tubuh Bee Kun Bu sedang bergejolak tidak karuan, bahkan rasa panas dan dingin itu masih berlangsung. Setelah sekujur badannya dibungkus dengan kain, justru terjadi suatu keanehan, yakni hawa murninya yang tak terkendali itu mulai menyatu kembali, itu membuat Bee Kun Bu girang bukan main, sebab apabila hawa murninya bisa KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menyatu kembali, otomatis jalan darahnya yang ditotok oleh Kai Thian Kauw Cu akan terbuka. itu merupakan suatu harapan bagi Bee Kun Bu, maka ia pun mulai menghimpun hawa murninya lagi. Kai Thian Kauw Cu sama sekali tidak mengetahui hal itu, sebab perhatiannya sedang tereurah pada Tocu pulau Kabut Hitam dan Co Hiong yang sudah siap bertanding. Setelah masing-masing mengucapkan "Silakan!" Mereka pun mundur beberapa depa, lalu berdiri tegak di tempat Berselang sesaat, mereka berdua tampak maju dan mendadak Tocu Pulau Kabut Hitam membentak keras, sekaligus mendorongkan sepasang telapak tangannya ke arah dada Co Hiong. Co Hiong tahu jelas, bahwa Tocu Pulau Kabut Hitam berkepandaian tinggi. kalau tidak, bagaimana mungkin bisa diangkat sebagai wakil Kauw Cu? Ketika melihat Tocu Pulau Kabut Hitam menyerang dadanya, ia tahu maksudnya, yakni agar ia menangkis sehingga bisa beradu Lweekang. sebetulnya Lweekang Co Hiong sudah maju pesat selama ia mempelajari kitab ilmu Silat Sam Im Sin Ni. Akan tetapi, ia masih khawatir tidak mampu menandingi Lweekang Tocu Pulau Kabut Hitam. Oleh karena itu, Co Hiong tidak menangkis melainkan berkelit menghindari serangan itu, Namun mendadak ia balas menyerang dengan sebuah pukulan pula. Bum! Terdengarlah suara benturan Tocu Pulau Kabut Hitam sama sekali tidak bergeming sebaliknya Co Hiong terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah. "Ha ha!" Tocu pulau Kabut Hitam tertawa terbahak-babak. "Hebat juga kepandaianmu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ itu merupakan ucapan sindiran Co Hiong tidak tersinggung, malah tersenyum tapi mencaci dalam hati, jangan girang dulu, nanti akan tahu rasa! Ternyata tadi ia cuma menggunakan empat bagian Lweekangnya, lagi pula ia memang sengaja mundur, agar Tocu pulau Kabut Hitam meremehkannya, jadi ia mempunyai peluang yang baik untuk mengalahkannya. Karena itu, Tocu Pulau Kabut Hitam boleh dikatakan telah terjebak, sebab ia mulai meremehkan Co Hiong. Tiba-tiba Tocu Pulau Kabut Hitam melesat ke arah Co Hiong, bahkan sekaligus menyerangnya dengan pukulanpukulan beruntun Co Hiong tampak kewalahan, tak mampu balas menyerang, Semua orang sudah memastikan, tidak sampai sepuluh jurus Co Hiong pasti roboh, Tocu Pulau Kabut Hitam pun berpikir demikian Karena itu, ia terus mempergencar serangannya, itu membuat Co Hiong tampak terdesak Pada jurus ke sepuluh, terdengar suara tawa yang aneh, Badan Tocu Pulau Kabut Hitam melesat ke atas, kemudian mendadak melintang pula badannya sambil menyerang Co Hiong dari atas. serangannya itu menggunakan delapan bagian Lweekangnya, maksudnya ingin merobohkan Co Hiong di jurus ke sepuluh ini. kelihatannya Co Hiong memang tidak mampu berkelit lagi, begitu pula anggapan Tocu Pulau Kabut Hitam Co Hiong berdiri tak bergerak, sepertinya terlalu ketakutan, sehingga tampak tak mampu berkelit sama sekali. serangan itu sudah semakin mendekat Semua orang berani memastikan, bahwa Co Hiong pasti roboh, begitu pula pikir Kai Thian Kauw Cu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Akan tetapi, sekonyong-konyong justru telah terjadi hal yang sungguh diluar dugaan, Ternyata Co Hiong merendahkan badannya dan tiba-tiba tampak berkelebat cahaya yang sangat menyilaukan mata. Pada saat itu, mata semua orang pun jadi silau, tidak dapat melihat apa yang telah terjadi Dan di saat bersamaan, terdengar pula suara teriakan aneh Tocu pulau Kabut Hitam, sedangkan Co Hiong tertawa nyaring, dan badan mereka tampak terpisah jauh. Setelah ke dua orang itu terpisah, barulah semua orang dapat melihat dengan jelas, bahwa di tangan Co Hiong terdapat sebuah senjata aneh mirip sebatang jarum panjang yang gemerlapan memancarkan cahaya. sepasang tangan Tocu Pulau Kabut Hitam telah berlumuran darah, Ternyata sepasang telapak tangannya telah berlubang. Kenapa tadi Co Hiong bisa terdesak oleh seranganserangan Tocu Pulau Kabut Hitam? Tidak lain karena ia cuma menggunakan enam bagian Lweekangnya, itu untuk memancing kelengahan Tocu Pulau Kabut Hitam. Namun ketika Tocu Pulau Kabut Hitam menyerangnya dari atas, Co Hiong mulai menggunakan segenap tenaganya. Di saat sepasang telapak tangan Tocu Pulau Kabut Hitam hampir mengenai badannya, mendadak Co Hiong balas menyerang dengan senjatanya itu. Co Hiong mengeluarkan jurus Siang Liong Jip Hai (Sepasang Naga Masuk Ke Laut), dengan sembilan bagian Lweekangnya. Oleh karena itu, jangankan Tocu Pulau Kabut Hitam hanya menggunakan sepasang telapak tangan, Kalaupun menggunakan senjata, tetap juga akan tertembus oleh senjata pusaka milik Co Hiong. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tidak heran sepasang telapak tangan Tocu Pulau Kabut Hitam tertembus senjata pusaka itu. Setelah mengeluarkan teriakan aneh, Tocu Pulau Kabut Hitam meloncat ke belakang, wajahnya kehijau-hijauan dan meringis menahan rasa sakit di telapak tangannya, sama sekali tidak mampu mengucapkan apa pun. "Lim tocu!" Co Hiong tersenyum-senyum. "Kepandaianmu memang tinggi dan boleh menjagoi rimba persilatan! Namun masih tidak bisa engkau menjadi wakil Kauw Cu!" Sungguh menyakitkan ucapannya itu, sehingga membuat kegusaran Tocu Pulau Kabut Hitam semakin memuncak ia berteriak aneh dan langsung menerjang ke arah Co Hiong. Akan tetapi, mendadak berkelebat sosok bayangan merah ke hadapannya, yang ternyata Kai Thian Kauw Cu. "Lim Tocu, kalah dan menang telah diketahui, kenapa engkau masih mau bertarung?" Ujar Kai Thian Kauw Cu. "Omong kosong!" Bentak Tocu Pulau Kabut Hitam. "Siapa yang kalah?" "Lim Tocu, sepasang telapak tanganmu..." Sahut Kai Thian Kauw Cu dingin. "lni cuma luka ringan, lagi pula aku terjebak oleh binatang itu!" Ujar Tocu Pulau Kabut Hitam. "Maka itu tidak masuk hitungan!" Sebetulnya Co Hiong berharap Tocu Pulau Kabut Hitam jangan mundur, sebab sepasang telapak tangan Tocu itu telah berlubang tertembus oleh senjata pusakanya, jadi walau ia berkepandaian tinggi, juga sulit menggunakan senjata apa pun. Selain itu, Co Hiong memang berniat melenyap-kannya, agar tidak menimbulkan urusan di kemudian hari, Ketika mendengar Tocu Pulau Kabut Hitam berkata begitu, ia pun segera berkata pada Kai Thian Kauw Cu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kauw Cu! Kalau Lim Tocu masih mau bertarung, harap Kauw Cu jangan melarang, siapa tahu dia dapat menebus kekalahannya tadi!" Kai Thian Kauw Cu sudah melihat wajah Tocu Pulau Kabut Hitam penuh diliputi dendam, maka alangkah baiknya malam ini meminjam tangan Co Hiong untuk melenyapkannya, agar tiada kerepotan di kemudian hati "Kalau begitu... baiklahT ujarnya sambil manggut-manggut Seusai berkata begitu, ia langsung melesat ke tempat duduknya, sementara Tocu Pulau Kabut Hitam terus menatap senjata di tangan Co Hiong. "Lim Tocu, apakah senjataku ini sangat aneh?" Tanya Co Hiong sambil tersenyum-senyum. "Hm!" Dengus Tocu Pulau Kabut Hitam. "Senjata ini...." Co Hiong memberitahukan dengan dada terangkat sedikit ".,, adalah senjata peninggalan seorang Cianpwee ratusan tahun lalu, yang dijuluki Sam Im Sin Ni, senjata ini adalah Teng Thian Sin Cin milik-nya!" "Ha ha ha!" Mendadak Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak. "Bagus! Bagus! Kai Thian Kauw berarti kepandaian setinggi langit, sedangkan senjatamu adalah Teng Thian Sin Cin, betuI-betul cocok dengan Kai Thian Kauw!" Ucapan Kai Thian Kauw Cu, boleh dibilang secara terangterangan memihak pada Co Hiong, itu membuat Tocu Pulau Kabut Hitam tertawa dingin. "Sungguh sedap didengar nama senjata itu, tapi bagaimana kalau dibandingkan dengan Ceng Hai Siang Hoan senjataku?" Ceng Hai Siang Hoan (Sepasang Gelang Menenang Laut). Co Hiong mengerutkan kening, sebab tidak pernah mendengar senjata tersebut Mungkinkah juga merupakan senjata pusaka? Ketika Co Hiong sedang berpikir tiba-tiba Tocu Pulau Kabut Hitam menggerakkan sepasang lengannya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ting! Ting! terdengar suara yang sangat nyaring menusuk telinga, Ternyata disepasang lengannya telah muncul sepasang gelang gemerlapan kehitam-hitaman, yang tentunya senjata pusaka pula. Co Hiong terus menatap gelang itu, Semula ia memang terkejut, namun kemudian berlega hati, sebab sepasang gelang itu berukuran agak kecil Oleh karena itu, ia yakin Teng Thian Sin Cinnya mampu melawannya. "Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gelak. "Lim Tocu! Apakah sepasang gelang rongsokan itu dapat d i pergunakan ?" "He he he!" Tocu Pulau Kabut Hitam tertawa terkekeh "Aku akan membuatmu tahu akan kelihayan sepasang gelang rongsokan ini!" Setelah berkata demikian, ia pun mundur beberapa depa, lalu mendadak menggerakkan lengan kirinya, Gelang yang di lengan kirinya langsung meluncur laksana kilat, kemudian berputar-putar di atas mengeluarkan suara ngung-ngungan yang menusuk telinga. Co Hiong sama sekali tidak melihat bagaimana kelihayan gelang itu, maka ia tertawa meremehkannya. "Lim Tocu! Ternyata engkau pandai main sulap juga!" Mendadak gelang itu berhenti di udara, dan sepasang mata Tocu Pulau Kabut Hitam terus menatapnya dengan tajam Berselang sesaat, gelang itu berputar-putar lagi, lalu sekonyong-konyong meluncur ke depan, Namun sungguh mengherankan, gelang itu tidak meluncur ke arah Co Hiong. Akan tetapi, pada waktu bersamaan, Tocu Pulau Kabut Hitam menggerakkan lengan kanannya, Gelang yang di lengan kanannya langsung meluncur ke arah Co Hiong laksana kilat. Begitu melihat gelang itu meluncur ke arahnya, Co Hiong cepat-cepat mengangkat senjatanya untuk menangis KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Perlu diketahui, Co Hiong juga mahir dalam hal senjata gelang, sebab senjata rahasianya justru berupa gelang emas. Ketika Co Hiong mengangkat senjatanya, berkelebat pula cahaya putih yang dipancarkan senjata itu, Di saat senjatanya hampir menangkis gelang Tocu Pulau Kabut Hitam, mendadak gelang tersebut berputar ke depan, sehingga senjata Co Hiong menangkis tempat kosong. sedangkan Tocu Pulau Kabut Hitam sudah melesat menyambut gelangnya, Co Hiong adalah orang yang sangat cerdik. Begitu menyaksikan itu, terkejut lah hati-nya, karena ia tahu, bahwa Tocu Pulau Kabut Hitam dapat mengendalikan ke dua gelang itu untuk menye-rangnya. Ketika berpikir begitu, Co Hiong segera membungkukkan badannya karena tiba-tiba terdengar suara desiran di atas kepalanya, Untung dia bergerak cepat, sehingga hanya rambutnya yang tersambar sedangkan sepasang gelang itu masih terus berputar-putar di udara. Barulah Co Hiong tahu akan kelihayan sepasang gelang itu, dan ia segera menegakkan badannya, justru ia bertambah terkejut, karena melihat Tocu Pulau Kabut Hitam telah menyambut salah satu gelangnya. Namun tidak tampak gelang yang satunya, Entah hilang ke mana gelang itu, Tentunya membuat Co Hiong terheranheran, bahkan juga terperanjat ia yakin gelang yang satunya itu akan muncul mendadak menyerangnya. Oleh karena itu, ia segera mengayunkan senjatanya dengan jurus Toa Hai Mouw Cin (Mencari jarum di Laut) untuk melindungi diri, sehingga seluruh badannya tampak seakan memancarkan cahaya. Ting! Ting! Terdengarlah suara benturan senjata. Ternyata ketika ia mengeluarkan jurus itu untuk melindungi diri, sepasang gelang itu meluncur menyerangnya, Tapi tertangkis oleh senjatanya, sehingga ke dua gelang itu terpental KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong menarik nafas lega. ia juga tidak mau menyianyiakan kesempatan tersebut, dan langsung balas menyerang. justru di saat bersamaan, sepasang gelang itu meluncur kembali ke arahnya sambil berputar-putar tak henti-hentinya. Co Hiong tidak tahu harus dengan cara apa memecahkan serangan itu, Akhirnya ia mengeluarkan jurus Toa Hai Cih Thau (Ombak Menderu di Laut) untuk menangkis. Ting! Ting! Terdengar suara benturan senjata lagi. Pada jurus ke lima, Co Hiong sudah tampak kewalahan menghadapi sepasang gelang itu, sebab sepasang gelang itu bisa muncul dan lenyap begitu mendadak Oleh karena itu, ia terpaksa mengeluarkan jurus Toa Hai Cih Thau (Ombak Menderu di Laut) dan jurus Toa Hai Mouw Cin (Mencari jarum di Laut) untuk melindungi diri. Pada jurus berikutnya, mendadak hati Co Hiong tergerak ketika melihat sebuah gelang meluncur ke arahnya, sedangkan gelang yang lain masih berputar putar di udara, Kenapa tidak menggaet gelang yang satu itu, agar jatuh ke tangannya? Co Hiong berpikir dan sekaligus menggerakkan senjatanya ke arah gelang yang meluncur datang itu. Tampak berkelebat cahaya putih, dan seketika senjatanya berhasil memasuki lubang gelang itu, Akan tetapi, gelang itu mendadak kembali berputar Barulah Co Hiong tahu, bahwa dirinya telah terjebak oleh pemikirannya sendiri, sementara gelang yang disenjata Co Hiong itu berputar semakin kencang mengarah pada pergelangan tangannya. Co Hiong tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali melepaskan senjatanya itu. Namun itu adalah senjata pusaka, maka bagaimana mungkin ia melepaskan begitu saja? Ngung! Ngung! Ngung! Gelang itu sudah mulai memasuki tangannya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah sampai di bahu, barulah gelang itu berhenti berputar Seketika juga Co Hiong berteriak-teriak aneh, dan keringatnya pun sudah mengucur deras dari ke-ningnya. Ternyata daging yang di bahunya telah hancur, dan darahnya mengucur deras, walaupun begitu, Co Hiong tetap menggenggam senjatanya erat-erat sambil menyurut mundur Begitu melihat serangannya berhasil, Tocu Pulau Kabut Hitam tertawa gelak, ia maju beberapa langkah dan sekaligus mengibaskan tangannya ke arah gelang yang masih berputarputar di udara. seketika juga gelang itu meluncur ke arah Co Hiong. Saat ini, bahu kanan Co Hiong telah terluka, bahkan terasa sakit sekali, sedangkan gelang yang satu itu telah meluncur ke arahnya. Para anggota Kai Thian Kauw menganggap, kali ini Co Hiong pasti tidak bisa meloloskan diri dari serangan itu. Akan tetapi, Co Hiong berkertak gigi sambil mengayunkan senjatanya ke arah gelang itu. Trang! senjatanya masuk ke gelang itu. itu sungguh di luar dugaan semua orang, sedangkan wajah Co Hiong meringis menahan sakit Namun mendadak ia menerjang ke arah Tocu Pulau Kabut Hitam bersama senjatanya itu. serangannya yang mendadak dan di luar dugaan itu membuat Tocu Pulau Kabut Hitam tertegun, Namun begitu melihat cahaya putih menerjang ke arahnya, ia cepat-cepat meloncat ke belakang. Ketika ia meloncat ke belakang, cahaya putih yang di hadapannya lenyap, Betapa terkejutnya Tocu Pulau Kabut Hitam, ia secepat kilat membalikkan badannya, tetapi terlambat sedikit Cesss! Senjata Co Hiong menembus dadanya. "Aaaakh...!" Jerit Tocu Pulau Kabut Hitam, ia langsung roboh dan nyawanya pun melayang seketika. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ternyata ketika Co Hiong menerjang ke arah Tocu Pulau Kabut Hitam, ia yakin, Tocu itu akan meloncat mundur, maka ia berputar ke belakang Tocu Pulau Kabut Hitam laksana kilat, sekaligus menusuknya. Ketika Tocu Pulau Kabut Hitam membalikkan badannya, ujung senjata Co Hiong sudah sampai di dadanya. Oleh karena itu ia sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk berkelit, sehingga dadanya tertembus oleh senjata Co Hiong. Setelah berhasil membunuh Tocu Pulau Kabut Hi-tam, giranglah Co Hiong tapi wajahnya pucat pias, lantaran bahunya telah banyak mengucurkan darah. Tak lama kemudian terdengarlah suara riuh gemuruh dan tepuk sorak dari para anggota Kai Thian Kauw. Kai Thian Kauw Cu bangkit berdiri, dan mengeluarkan sebuah botol kecil berisi obat bubuk, Sambil tersenyum ia mendekati Co Hiong, kemudian menaburkan obat bubuk itu di bahu Co Hiong yang terluka itu. Memang mujarab sekali obat bubuk itu. seketika rasa sakit di bahu Co Hiong pun hilang. "Terimakasih, Kauw Cu!" Ucap Co Hiong sambil menjura. "Ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa terbahak-bahak "Engkau memang pendekar muda yang gagah berani, sungguh membuat orang kagumi Engkau ber-derajat jadi wakil Kauw Cu, hanya saja... lukamu itu akan meninggalkan bekas." "Kauw Cu!" Ujar Co Hiong. "ltu tidak jadi masalah." "Bagus!" Kai Thian KauwCu tertawa terbahak-bahak lagi. "Engkau memang gagah berani!" "Terimakasih atas pujian Kauw Cu!" Ucap Co Hiong. Kai Thian Kauw Cu menyobek ujung jubah merah-nya, lalu membalut luka di bahu Co Hiong, dengan kain sobekan itu. Oleh karena itu para anggota Kai Thian Kauw tahu, bahwa KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ secara tidak langsung Co Hiong telah diangkat sebagai wakil Kauw Cu. Seketika juga terdengar lagi suara tepuk sorak yang gegap gempita. "Ayoh, cepat gotong mayat Tocu itu pergi!" Seru Co Hiong lantang. "Setelah itu kita akan melanjutkan upacara yang tertunda tadi!" Co Hiong baru diangkat jadi wakil Kauw Cu, namun sudah berani memberi perintah pada para anggota Kai Thian Kauw, sepertinya tidak memandang sebelah mata pada Kai Thian Kauw Cu. Akan tetapi, Kai Thian Kauw Cu tidak merasa ter-singgung, sebaliknya menganggap Co Hiong mampu mengambil suatu intsiatif, maka ia bergirang dalam hati telah mendapat pembantu yang begitu pandai. Tampak beberapa orang langsung menggotong mayat Tocu Pulau Kabut Hitam, Sungguh kasihan nasib Tocu itu. Mati-matian ia melatih ilmu silat puluhan tahun, dan dirinya pun bagaikan seorang raja di Pulau Kabut Hitam, Namun ia telah salah perhitungan yakni memasuki Tionggoan dengan tujuan ingin menguasai rimba persilatan di Tionggoan, justru tak disangka, nyawanya malah melayang di tangan Co Hiong. Kai Thian Kauw Cu mengajak Co Hiong duduk di kursi, Setelah duduk Co Hiong tertawa gelak. "Kauw Cu, Bee Kun Bu sering menentangku, Kejadi-an di Toan Hun Ya, dia pun ambil bagian, Bagaimana kalau aku yang mengatur upacara ini?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ujar Co Hiong sambil memandang Kai Thian Kauw Cu. "lni..." Kai Thian Kauw Cu tampak ragu. "Kalau Kauw Cu merasa keberatan, itu tidak apa-apa." Ujar Co Hiong cepat. "Seharusnya aku yang harus melaksanakan upacara ini, tapi kalau engkau ingin turun tangan, silakan!" Ujar Kai Thian Kauw Cu sambil tertawa. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bukan main girangnya hati Co Hiong, Namun para anggota Kai Thian Kauw malah jadi tertegun, Tadi Kai Thian Kauw Cu menyobek ujung jubahnya untuk membalut bahu Co Hiong, dan kini menyerahkan tugas upacara itu padanya, pertanda Kai Thian Kauw Cu mempereayai Co Hiong. Di antaranya terdapat juga anggota yang berusia cukup tua. Mereka merasa tidak senang, namun mereka tetap membungkam. Tampak dua orang membuka kain yang membungkus Bee Kun Bu. Melihat itu Co Hiong bangkit berdiri lalu mengambil belati dari atas altar, ia mendekati panji itu, lalu mendadak menjulurkan tangannya mencengkeram Bee Kun Bu. Co Hiong tahu, Bee Kun Bu sudah terluka parah, tentunya tak bisa melawan lagi. Akan tetapi, setelah Bee Kun Bu dibungkus dengan kain, hawa murninya terkumpul kembali Maka di saat Co Hiong sedang bertarung dengan Tocu Pulau Kabut Hitam, Bee Kun Bu mencoba menghimpun hawa murninya lagi, itu agar dapat membebaskan jalan darahnya yang tertotok itu, namun tidak berhasil Di saat itu, Bee Kun Bu mendengar suara tawa Co Hiong, ia pun tahu Co Hiong telah berhasil membunuh Tocu pulau Kabut Hitam, itu membuat Bee Kun Bu terkejut sekali, sebab ia tahu jelas bagaimana kepandaian Tocu pulau Kabut Hitam. Setelah Co Hiong berhasil membunuhnya, Bee Kun Bu yakin Kui Goan Pit Cek pasti sudah jatuh ke tangan Co Hiong. Ketika melihat Co Hiong mendekatinya dengan membawa sebilah belati, Bee Kun Bu tahu bahwa Co Hiong mau turun tangan terhadapnya. Bee Kun Bu tak bisa berbuat apa-apa, kecuali pasrah saja, Akan tetapi, ketika Co Hiong menjulurkan tangannya ingin mencengkeram Bee Kun Bu, mendadak dijalan darah Bee Kun Bu yang tertotok itu terbuka dengan sendi rinya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu tertegun dan bergirang dalam hati Namun di saat bersamaan Co Hiong telah mencengkeram bajunya. Bee Kun Bu menatapnya, dan tiba-tiba sepasang matanya memancarkan cahaya tajam, padahal sesung-guhnya, setelah mencengkeram baju Bee Kun Bu, Co Hiong pun ingin menusuk dadanya dengan belati itu. Akan tetapi, ketika melihat sepasang mata Bee Kun Bu memancarkan cahaya yang begitu tajam, tertegunlah Co Hiong. Ketika Co Hiong tertegun, Bee Kun Bu melancarkan sebuah pukulan kedadanya, Kalau orang lain, pasti akan terpukul Namun lain halnya dengan Co Hiong, ketika melihat sepasang mata Bee Kun Bu memancarkan cahaya tajam, ia sudah tahu ada sesuatu yang tak beres, Maka ketika Bee Kun Bu menggerakkan tangannya, Co Hiong pun segera menggerakkan tangannya yang mencengkeram baju Bee Kun Bu, sehingga membuat pukulan Bee Kun Bu terluput sebaliknya badan Bee Kun Bu malah terlempar ke udara, Namun dengan ginkang yang tinggi, Bee Kun Bu berhasil melayang turun di tengah-tengah gua besar itu. Kejadian yang mendadak itu, sungguh membuat semua orang terheran-heran, begitu pula Kai Thian Kauw Cu. Sebab mereka sama sekali tidak melihat jelas apa yang telah terjadi, melainkan mengira Co Hiong sengaja melempar Bee Kun Bu ke tengah-tengah gua besar itu. "Co Hiong!" Seru Kai Thian Kauw Cu tak tertanam "Engkau berbuat apa?" Tiada kesempatan bagi Co Hiong untuk menjelaskan ia bersiul panjang sambil melesat ke arah Bee Kun Bu, Teng Thian Sin Cin pun dikeluarkannya. Bee Kun Bu melihat cahaya putih menerjang ke arahnya, ia lalu teringat akan kematian Tocu Pulau Kabut Hitam, pasti mati di ujung senjata aneh tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tanpa banyak berpikir lagi, Bee Kun Bu langsung menyambar sebilah pedang dari salah seorang anggota Kai Thian Kauw yang berdiri tertegun di dekatnya. Trang! Bee Kun Bu menghunus pedang itu. Akan tetapi, Bee Kun Bu tidak menangkis serangan Co Hiong, melainkan melesat pergi, maksudnya ingin kabur Kejadian yang di luar dugaan itu, justru membuat Kai Thian Kauw Cu mengira bahwa Co Hiong sengaja menolong Bee Kun Bu. Tadi Co Hiong mencengkeram bajunya, di saat itulah Co Hiong membebaskan totokan di tubuh Bee Kun Bu. Pikir Kai Thian Kauw Cu. Oleh karena itu dapat dibayangkan betapa gusarnya Kai Thian Kauw Cu. "Cepat hadang dia!" Seru Kai Thian Kauw Cu memberi perintah seketika puluhan orang yang berdiri di luar langsung menghadang Bee Kun Bu. Tak ayal lagi Bee Kun Bu langsung mengayunkan pedangnya dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat. Tampak beberapa orang yang menghadang itu roboh, sehingga secara tidak langsung malah menghambat larinya. sedangkan Co Hiong telah berhasil menyusutnya, dan ujung senjatanya mengarah pada punggungnya. Bee Kun Bu mendengar ada desiran angin di belakangnya, maka segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Ketika ujung senjata Co Hiong sampai di punggungnya, mendadak Bee Kun Bu menghilang dari tempat itu. Terkejutlah Co Hiong dan langsung membalikkan badannya sambil menggerakkan senjatanya, ia melihat badan Bee Kun Bu berkelebat ke sana ke mari menuju pintu gua. Bee Kun Bu tidak berani menyerang Co Hiong, sebab ia tahu Lweekang Co Hiong lebih tinggi dari Lweekangnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Oleh karena itu, setelah berhasil berkelit, ia langsung menuju pintu gua dengan menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Begitu hampir mencapai pintu gua, mendadak ia mendengar suara siulan panjang, menyusul tampak sosok bayangan merah melesat ke arahnya, Sosok bayangan itu ternyata Kai Thian Kauw Cu. Bee Kun Bu langsung menyerang bayangan merah itu, Namun di saat bersamaan, ia merasa ada tenaga yang sangat kuat menerjang ke arahnya. Bee Kun Bu tidak berani menangkis, ia hanya menggerakkan pedangnya untuk melindungi diri, dan sekaligus mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Dengan ilmu langkah ajaib itu ia berhasil berkelit, bahkan terus melesat ke arah pintu gua. Akan tetapi, Kai Thian Kauw Cu pun bergerak cepat menghadang di depan pintu tersebut, Guguplah Bee Kun Bu, dan pada waktu bersamaan terdengar pula suara seruan Co Hiong. "Semuanya cepat mundur!" Mendengar seruan itu, Bee Kun Bu sudah tahu maksud Co Hiong, Karena tidak bisa maju, maka ia terpaksa mundur dengan menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu yang amat aneh dan lihay itu, sehingga tidak gampang bagi Kai Thian Kauw Cu dan Co Hiong menyerangnya. Sementara para anggota Kai Thian Kauw yang mengurung Bee Kun Bu pun sudah bubar, kini Bee Kun Bu dan Co Hiong sudah berdiri berhadapan "Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gelak. "Lumayan juga kepandaianmu Saudara Bee!" "Hm!" Dengus Bee Kun Bu. "Co Hiong! partai Thian Liong sangat berambisi untuk menguasai rimba persilatan tapi bagaimana akibatnya? seharusnya engkau bertobat, tapi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ternyata tidak, malah semakin menggila! itu akan membuat dirimu celaka!" Tidak salah omonganmu, namun itu urusan kelak kan? Nah, urusan sekarang, justru engkau yang akan celaka du!uan!" Sahut Co Hiong sambil tersenyum-se-nyum. "Belum tentu!" "Kalau begitu, mari kita bergebrak beberapa jurus!" Tantang Co Hiong. "Co Hiong! Luka di bahumu belum sembuh, engkau belum boleh bertarung!" Ujar Kai Thian Kauw Cu. "Kauw Cu boleh berlega hati!" Sahut Co Hiong sambil tertawa. "Dia lolos dari tanganku, maka aku pun harus menangkapnya kembali Kalau aku tidak kuat me!awan-nya, barulah Kauw Cu turun tangan." "Hati-hati!" Pesan Kai Thian Kauw Cu. Walau Kai Thian Kauw Cu memperbolehkan Co Hiong bertarung dengan Bee Kun Bu, tapi ia sendiri masih tetap berdiri di depan pintu gua. Cemaslah hati Bee Kun Bu, sebab Kai Thian Kauw Cu berdiri di situ, bagaimana mungkin ia mampu meloloskan diri melalui pintu itu? sedangkan saat ini, ia harus melawan Co Hiong. "Saudara Bee!" Co Hiong tertawa sinis. "Engkau ingin kabur? itu tidak gampang! Kalau pun engkau dapat meloloskan diri, juga tiada artinya bagi hidupmu!" "Apa maksudmu?" Tanya Bee Kun Bu. "Seharusnya engkau tahu!" Sahut Co Hiong serius. "Apakah...." Hati Bee Kun Bun tersentak ".... Lie Ceng Loan...." Tidak salah!" Co Hiong manggut-manggut. "Dia sudah mati!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ini yang dikhawatirkan Bee Kun Bu, justru telah terjadi, otomatis membuatnya berdiri mematung di tem-pat, seperti kehilangan sukma. Co Hiong tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Perlahanlahan ia mengangkat senjatanya, lalu menusuk tenggorokan Bee Kun Bu. Setelah mengetahui Lie Ceng Loan sudah mati, Bee Kun Bu pun tampak linglung, jangankan senjata itu menusuk tenggorokannya, kalau pun langit runtuh, juga tidak akan dirasakannya. Bukan main girangnya Co Hiong, sebab ia yakin tenggorokan Bee Kun Bu pasti tertembus senjatanya. Mendadak terdengar suara bentakan nyaring, dan tampak pula tiga titik cahaya meluncur secepat kilat ke arah senjata Co Hiong. Trang! Trang! Trang! Senjata itu terpukul miring, sehingga tenggorokan Bee Kun Bu terluput dari tusukan itu. Barulah Bee Kun Bu tersentak sadar, namun masih tampak tertegun Kemudian ia mundur beberapa langkah sambil menoleh, Dilihatnya Co Hiong dan Kai Thian Kauw Cu sedang bertempur sengit dengan seseorang. Karena masih memikirkan Lie Ceng Loan, maka Bee Kun Bun tidak melihat jelas siapa yang bertempur dengan Co Hiong dan Kai Thian Kauw Cu, lagi pula air matanya telah bereucuran "Adik Loan! Adik Loan...." Bee Kun Bu terus bergumam pertarungan yang sangat sengit dan seru itu, sama sekali tidak menarik perhatiannya.... ***** Bab ke 27 - Muncul Na Siao Tiap Menolong Lie Ceng Loan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bagaimana Co Hiong bisa sampai di tempat Kai Thian Kauw? Apakah ia telah berhasil menodai Lie Ceng Loan yang ditotoknya itu? Ternyata setelah menotok gadis itu, Co Hiong tertawa-tawa, karena Lie Ceng Loan telah pingsan akibat totokannya. Mendadak Co Hiong berhenti tertawa, sebab teringat dirinya masih berada di dalam gunung Kwat Cong San. ia khawatir suara tawanya itu akan menarik perhatian orang. Kemudian ia memandang Lie Ceng Loan yang tergeletak pingsan, Walau dalam keadaan pingsan, namun gadis itu masih tampak cantik sekali. Setelah memandang, Co Hiong berpikir seandainya ia sudah ada hubungan suami isteri dengan gadis itu, tentunya gadis itu harus bersamanya seumur hidup, Ke-tika berpikir sampai di situ, wajah Co Hiong berseri-seri. ia membungkukkan badannya, lalu menjulurkan kepalanya, maksudnya ingin mencium Lie Ceng Loan. Namun ketika bibirnya hampir menyentuh bibir Lie Ceng Loan, mendadak terdengar suara bentakan seorang gadis. "Co Hiong!" Co Hiong tersentak dan segera meno!eh, Begitu menoleh pucatlah wajahnya. Ternyata ia melihat seekor burung bangau yang sangat besar berdiri tegar tak jauh dari tempatnya, Tam-pak pula seorang gadis yang cantik jelita berdiri di sisi burung bangau itu. Gadis itu adalah Na Siao Tiap yang sangat ditakuti-nya. Tangan gadis itu menggendong sebuah piepa, dan menatapnya dengan mata berapi-api. Padahal saat ini, Co Hiong sudah memiliki senjata pusaka peninggalan Sam In Sin Ni, bahkan telah mempelajari seluruh ilmu silat Sam Im Sin Ni. Kalau yang muncul itu Pek Yun Hui, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mungkin ia tidak begitu terkejut dan takut Tetapi setelah dilihatnya yang muncul itu Na Siao Tiap, ia merasa takut sekali dan langsung menyurut mundur beberapa langkah. sedangkan Na Siao Tiap tetap berdiri di tempat, dan memandang Lie Ceng Loan yang tergeletak itu. "Engkau berbuat apa terhadap Ceng Loan?" Tanyanya dingin. "Aku...." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Co Hiong tersenyum paksa. "Aku tidak berbuat apa-apa, Dia kena racun ular, aku yang menolongnya." "Hm!" Dengus Na Siao Tiap. "Aku tidak begitu gampang mempereayaimu!" "Nona Na! Kalau engkau tidak pereaya, boleh bertanya pada Nona Lie," Sahut Co Hiong. Badan Na Siao Tiap bergerak, gadis itu sudah berada di sisi Lie Ceng Loan, namun sepasang mata Na Siao Tiap tetap menatap Co Hiong dengan tajam. Kebetulan Co Hiong ingin kabur, Tetapi badannya baru mau bergerak, Na Siao Tiap sudah membentak "Jangan bergerak!" Seketika juga Co Hiong diam di tempat, Hatinya cemas sekali, sebab kalau pun ia bisa kabur, Na Siao Tiap tetap bisa mencarinya lantaran mempunyai burung Ba-ngau Sakti itu. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak berani bergerak. Na Siao Tiap membungkukkan badannya, lalu memeriksa Lie Ceng Loan, sebetulnya Co Hiong ingin menggunakan kesempatan itu untuk menusuk Na Siao Tiap dengan senjatanya, tetapi ia berpikir, apabila dirinya tidak berhasil dengan sekali tusuk, nyawanya pula yang akan melayang, karena itu ia tetap bersabar "Adik Loan!" Panggil Na Siao Tiap setelah membebaskan totokan di badan gadis itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan membuka matanya dan tereengang ketika melihat Na Siao Tiap. ia pun melihat Co Hiong berdiri di situ tak bergerak sama sekali. "Kakak Siao Tiap, dia... dia,.,." Lie Ceng Loan menunjuk Co Hiong. "Aku tahu, dia ingin berbuat yang bukan-bukan terhadap dirimu. Untung aku keburu ke mari, kalau tidak, engkau pasti sudah celaka." Ujar Na Siao Tiap. "Kakak Siao Tiap.,.," Lie Ceng Loan menarik nafas panjang. "Engkau dan Kakak Bu hidup bahagia di seberang laut, kenapa balik lagi?" "Adik Loan." Na Siao Tiap kebingungan "Engkau bilang apa?" Ternyata pada hari itu, Na Siao Tiap menunggang Hian Giok hanya berkeliling di sekitar gunung Kwat Cong San, lalu berhenti di dekat sebuah sungai ia duduk di situ ditemani Hian Giok, Karena mendengar suara tawa Co Hiong, maka ia ke tempat ini sehingga Lie Ceng Loan terlepas dari bahaya. Ketika Na Siao Tiap balik bertanya begitu, Lie Ceng Loan tertegun seraya berkata. "Kakak Siao Tiap, apakah engkau tidak pergi bersama Kakak Bu ke seberang laut?" Na Siao Tiap langsung melotot ke arah Co Hiong, kemudian bertanya pada Lie Ceng Loan. "Dia yang bilang begitu?" "Ya." "Adik Loan, sejak hari itu aku masih belum bertemu Kun Bu." "Kalau begitu...." Lie Ceng Loan tampak tertegun "Kenapa dia tidak datang di gua Thian Kie meno!ongku?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Eh?" Na Siao Tiap tereengang. "Engkau bilang apa?" "Kakak Siao Tiap.,,." Lie Ceng Loan menutur tentang dirinya pingsan kena racun ular "Kalau begitu, benarkah engkau di tolong oleh bajingan itu?" Tanya Na Siao Tiap seusai mendengar penuturan Lie Ceng Loan. "Aku pikir... benar." "ltu memang benar," Sela Co Hiong cepat "Siapa yang menyuruhmu turut bicara?" Bentak Na Siao Tiap. Co Hiong langsung diam, sebetulnya yang ditakuti-nya adalah piepa yang di tangan Na Siao Tiap, Kalau ia dapat menghancurkan piepa itu, mungkin masih berani bertarung dengan Na Siao Tiap. "Adik Loan, kondisi badanmu masih lemah, beristirahat dulu!" Ujar Na Siao Tiap. Usai berkata begitu, Na Siao Tiap lalu mendekati Co Hiong selangkah demi selangkah, kemudian membentak sambil menjulurkan tangannya. "Cepat kembalikan Kui Goan Pit Cek itu!" "Nona Na!" Sahut Co Hiong cepat "Engkau telah salah paham, Kalau benar Kui Goan Pit Cek berada padaku, aku pasti langsung mengembalikannya pada-mu." "Hm!" Dengus Na Siao Tiap sambil menggerakkan jari tangannya. Ting! Piepa itu berbunyi, dan seketika juga wajah Co Hiong pucat pias. "Walau engkau memiliki Kui Goan Pit Cek, namun apakah tidak takut pada irama maut piepaku ini?" Tanya Na Siao Tiap dingin. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Nona Na!" Co Hiong tersenyum getir. "Kui Goan Pit Cek itu benar-benar tak berada padaku." "Walau engkau telah menolong Adik Loan, namun aku tidak akan melepaskanmu, kalau engkau tidak kembalikan Kui Goan Pit Cek itu padaku!" Ujar Na Siao Tiap sambil menatapnya dingin. Keringat dingin Co Hiong mulai mengucur Seandainya saat ini ia membawa kitab pusaka itu, pasti akan mengembalikannya pada Na Siao Tiap agar dirinya bisa selamat Akan tetapi, ia memang tidak membawanya. "Nona Na, itu cuma isyu rimba persilatan, bahwa aku telah memperoleh Kui Goan Pit Cek, padahal tidak benar! Entah aku harus bagaimana memelaskannya." "Hm!" Dengus Na Siao Tiap dingin. "Kalau kitab pusaka itu tidak ada padamu, lalu apa yang engkau latih di Toan Hun Ya?" Hati Co Hiong terkesiap mendengar pertanyaan itu. seketika juga ia tersadar kenapa dirinya difitnah memperoleh Kui Goan Pit Cek itu? pasti ketika ia sedang berlatih, Souw Hui Hong me nya ks ikan nya. Ketika gadis itu meninggalkan Yang Sim Am, tentunya memberitahukan pada Bee Kun Bu dan lainnya. "ltu bukan Kui Goan Pit Cek," Ujarnya memberitahukan. "Kalau bukan Kui Goan Pit Cek, lalu kitab apa?" Tanya Na Siao Tiap dengan kening berkerut "ltu kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni yang kuperoleh di gunung Altai Taysan." "Kecuali engkau memperlihatkan kitab itu padaku, kalau tidak, aku tetap tidak pereaya! "Baik." Co Hiong mengeluarkan kitab itu dari dalam bajunya, lalu diperlihatkan pada Na Siao Tiap. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Na Siao Tiap memperhatikannya. Kitab itu memang berisi ilmu silat yang aneh dan lihay, tapi tingkatannya masih di bawah Kui Goan Pit Cek. "Nona Na, aku... aku sudah boleh pergi?" Tanya Co Hiong setelah memasukkan kitab pusaka itu ke dalam bajunya. "Tunggu!" Sahut Na Siao Tiap karena teringat sesuatu. "Masih ada petunjuk apa, Nona Na?" Tanya Co Hiong sambil menarik nafas panjang. "Aku ingin bertanya, Hari itu engkau dan Souw Peng Hai memasuki gua di dasar telaga kering, Lama sekali aku menjaga kalian di luar, tapi akhirnya engkau dapat meloloskan diri, sedangkan Souw Peng Hai kutemukan dalam keadaan sudah mati, Bagaimana kematiannya?" Co Hiong sama sekali tidak menyangka kalau Na Siao Tiap akan menanyakan masalah itu, maka seketika juga ia terkejut bukan main. "Aku... aku juga tidak tahu," Sahutnya agak tergagap. "Co Hiong!" Na Siao Tiap menatapnya tajam. "Apa-kah engkau yang membunuh Souw Peng Hai?" "Nona Na!" Co Hiong berlaku setenang mungkin. "Jangan omong sembarangan sebab itu bukan urusan keeil!" "Hm!" Dengus Na Siao Tiap dingin. "Souw Peng Hai pun bukan orang baik, maka dia mati di tanganmu atau tidak, itu tiada urusan denganku! Tapi ada orang yang akan membuat perhitungan itu, maka hati-hatilah!" Co Hiong tidak menyahut hanya tertawa. "Engkau masih tidak mau enyah?" Bentak Na Siao Tiap. "Karena engkau telah menolong Adik Loan, maka untuk kali ini aku metepaskanmu! Tapi engkau jangan bertemu aku lagi!" Co Hiong menarik nafas lega, lalu melesat pergi bagaikan dikejar setan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Adik Loan!" Na Siao Tiap memandangnya. "Engkau boleh pulang ke gua Thian Kie seorang diri." "Bagaimana dengan Kakak Siao Tiap?" Tanya Lie Ceng Loan. Na Siao Tiap tertawa getir, dan matanya tampak basah. "Aku pergi ke mana pun engkau tidak perlu menghiraukanku," "Kakak Siao Tiap, kami semua sangat memikirkan-mu, maka lebih baik kita pulang bersama saja!" Ajak Lie Ceng Loan. "Adik Loan!" Na Siao Tiap menarik nafas. "Aku tidak akan pulang. Biar aku berduka, asal engkau bisa berbahagia bersama Kun Bu." "Kakak Siao Tiap,.,." Lie Ceng Loan mulai menangis. "Tadi aku dengar dari Co Hiong, engkau dan Kakak Bu sudah berangkat ke seberang laut dan kalian... kalian hidup bahagia di sana, Semula aku sedih sekali, tapi kemudian aku justru ikut bahagia pula." Na Siao Tiap tertegun setelah mendengar apa yang diucapkan Lie Ceng Loan, ia tahu bahwa gadis itu berhati suci murni, Kemudian ia menggapaikan tangannya memanggil Hian Giok, dan burung bangau itu segera men-dekatinya, Na Siao Tiap langsung meloncat ke atas punggung Hian Giok, dan tak lama kemudian burung bangau itu pun sudah terbang pergi, Guguplah Lie Ceng Loan dan berteriak-teriak. "Kakak Siao Tiap! Kakak Siao Tiap...." Hanya terdengar suara pekikan Hian Giok di udara, dan tak lama kemudian, burung bangau itu pun lenyap dari pandangan Lie Ceng Loan. kemudian Lie Ceng Loan meninggalkan tempat itu menuju gua Thian Kie. Berselang beberapa saat kemudian, gadis itu sudah sampai di depan gua tersebut Begitu melihat Lie Ceng Loan pulang dalam keadaan sehat, betapa girangnya Na Hai Peng. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Anak Loan.,,." Na Hai Peng langsung memeluk dan membelainya. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Paman Na!" Mata Lie Ceng Loan sudah basah. "Engkau... engkau sudah sembuh?" Tanya Na Hai Peng. "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk, kemudian me-nutur tentang semua kejadian yang dialaminya dengan jelas. "Aaaakh.,.!" Keluh Na Hai Peng ketika mendengar tentang Na Siao Tiap, Matanya pun mulai basah. "Anak Siao Tiap,.,." Gumamnya. Co Hiong meninggalkan gunung Kwat Cong San bagaikan dikejar setan, ia masih khawatir Na Siao Tiap akan mengejarnya, Setelah menempuh ratusan mil, barulah ia menarik nafas lega sambil memperlambat langkahnya Di saat itu, hari pun mulai gelap. Akan tetapi, hati Co Hiong penasaran sekali, sebab entah sudah berapa kali di saat ia hampir dapat menodai Lie Ceng Loan, justru mendadak muncul orang meno-longnya, Apakah gadis itu ditakdirkan harus selamat dari tangannya, ataukah ia memang tak berjodoh dengan gadis itu? pikir Co Hiong kesal. Karena masih merasa penasaran, maka ia pun masih berhasrat memiliki Lie Ceng Loan, ia terus berpikir sambil berjalan, entah harus dengan cara bagaimana agar gadis itu mencintainya? Sebab itu, muncullah seraut wajah yang cantik jelita di pelupuk matanya, yakni wajah Lie Ceng Loan. "Sialan!" Caci Co Hiong. "Kenapa wajah gadis itu terus muncul di depan mataku? Padahal masih banyak gadis lain yang cantik, tapi aku...." Co Hiong terus berjalan dengan kepala tertunduk, namun otaknya terus berputar Mendadak ia teringat pada kakak seperguruan Souw Peng Hai. Maka ia mengambil keputusan mencari paman gurunya itu, tujuannya ingin mengikutinya ke Arabia. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kenapa Co Hiong mengambil keputusan itu? Tidak lain ia ingin belajar ilmu silat di sana, setelah itu, akan memfitnah bahwa Na Siao Tiap, Pek Yun Hui dan lainnya yang membunuh Souw Peng Hai, lalu membangun kembali partai Thian Liong. Setelah berpikir demikian, ia menuju Toan Hun Ya, sebab ia yakin bahwa paman gurunya berada di sana. Ketika hari mulai terang, tampak tiga ekor kuda berlari kencang, Walau masih begitu jauh, Co Hiong sudah melihat ke tiga penunggang kuda itu adalah pesilat-pesilat Bu Lim. Akan tetapi, ia tidak memusingkan merekat sebab ia sedang berniat mencari paman gurunya, maka harus menghindari timbul urusan lain, Oleh karena itu, ketika ke tiga ekor kuda itu melewatinya, ia sama sekali tidak menengok Mendadak ia mendengar suara derap kaki kuda itu berhenti ia tersentak dan segera menoleh ke belakang. Ke tiga penunggang kuda itu pun memandang ke arahnya, seketika Co Hiong terheran-heran, karena merasa kenal pada ke tiga orang itu. Ke tiga orang itu meloncat turun, lalu menghampiri Co Hiong yang sedang termangu-mangu. "Saudara Co!" Ujar ke tiga orang itu. "Apakah saudara Co tidak mengenal kami bertiga lagi?" "Maaf!" Sahut Co Hiong. "Aku memang sudah lupa, sebetulnya siapa kalian bertiga?" "Saudara Co, kami bertiga adalah mantan anak buah Ouw Lam Peng, Sudah sekian tahun kita tidak bertemu, maka tidak heran kalau Saudara Co telah melupakan kami," Ujar salah seorang dari mereka. "Ooooh" Co Hiong manggut-manggut sambil tersenyum getir Ternyata kaitan adalah para anggota ekspedisi Thian KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Liong, Sejak partai Thian Liong roboh di Toan Hun Ya, kita semua pun bubar." "Oh yat Bagaimana keadaan Saudara Co baru-baru ini?" "Aku baik-baik saja." "Saudara Co!" Ujar salah seorang dengan serius sekali "Kini sudah baik." Co Hiong tereengang, karena tidak mengerti kenapa orang itu mengatakan begitu? Apakah ucapannya mengandung suatu maksud tertentu? "Saudara!" Tanya Co Hiong. "Apa yang baik?" "Lho?" Orang itu heran. "Jadi Saudara Co masih belum tahu?" "Aku memang tidak tahu apa-apa, cepatlah kalian beritahukan!" Desak Co Hiong ingin mengetahuinya. "Urusan itu harus kututurkan dari Mo Kui Ceh Yi...." "Mo Kui Ceh Yi?" Ternyata Co Hiong pernah mendengar tentang itu. "Apakah tiga iblis itu telah memasuki Tionggoan?" Tidak," Orang itu memberitahukan. "Ke tiga iblis itu telah mati di tangan Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan teman-teman mereka." "Kalau begitu, kenapa kalian katakan baik?" Tanya Co Hiong. Ternyata ke tiga iblis itu masih punya ayah. Namun puluhan tahun lalu ayah mereka meninggalkan Mo Kui Ceh Yi, lalu tinggal di suatu pulau untuk memperdalam ilmunya, dan kini ilmunya sudah tinggi sekali." "Orang tua itu telah menyatakan akan memusuhi sembilan partai besar dan Kwat Cong San, maka ia mendirikan Kai Thian Kauw, Tujuan dan ambisi Kai Thian Kauw sama seperti Thian Liong Pay, maka para anggota partai Thian Liong yang telah bubar itu telah bergabung dengan Kai Thian Kauw, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Malam ini ada upacara di markas Kai Thian Kauw, kenapa Saudara Co tidak ke sana?" Betapa girangnya Co Hiong mendengar kabar itu, karena kini telah muncul seseorang yang berani menentang sembilan partai besar secara terang-terangan, bahkan berani pula memusuhi Kwat Cong San. Ber-hubung satuJiafuan, tentunya ia merasa girang sekali. Lagi pu&jCo Hiong sangat berambisi, otomatis tidak mau di bawah perintah orang, Akan tetapi, akhirnya ia mengambil keputusan untuk pergi ke markas Kai Thian Kauw untuk melihat suasana di sana. "Kalau begitu, kalian ajaklah aku ke sana!" Ujar Co Hiong sungguh-sungguh. "Sebab aku pun ingin bergabung dengan Kai Thian Kauw." "Saudara Co!" Ke tiga orang itu tertawa. "Kami tidak berderajat mengajak Saudara Co ke sana. Namun berdasarkan kepandaian Saudara Co, Kai Thian Kauw Cu pasti senang menerima kehadiranmu! Yang penting Saudara Co harus merebut kursi wakil Kauw Cu, dan kalau Saudara Co berhasil, janganlah melupakan kami!" Tentu." Co Hiong tertawa. "Kalian adalah mantan anggota ekspedisi Thian Liong, tentunya aku harus mengangkat kalian apabila aku berhasil menjadi wakil Kauw Cu." Terimakasih, Saudara Co!" Ucap mereka bertiga dengan wajah berseri. "Oh ya!" Salah seorang memberitahukan. "Sebetulnya Kauw Cu berminat menarik Pek Yun Hui sebagai wakil Kauw Cu.,.," "Oh?" Co Hiong terkejut "Apakah kepandaian Kai Thian Kauw Cu lebih tinggi dari Pek Yun Hui?" "Benar. Karena Pek Yun Hui tidak mau, maka kini wakil Kauw Cu berada di tangan Tocu Pulau Kabut Hitam, yang bernama Lim Thian Tuk." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Oooh!" Co Hiong manggut-manggut, ia sudah punya suatu rencana, Souw Peng Hai yang sangat licik juga masih bisa mati di tangannya, apalagi Kai Thian Kauw Cu. Maka setelah berhasil merebut kursi wakil Kauw Cu, ia pun akan mencari akal untuk menghabiskan Kai Thian Kauw Cu, agar dirinya bisa menjadi Kauw Cu. "Kalau begitu, cepatlah kita berangkat ke sana,T : mana markas Kai Thian Kauw?" "Kami dengar, Kauw Cu telah berhasil menangkap salah seorang dari sembilan partai besar, dan orang tersebut akan dijadikan tumbal dalam upacara itu." Salah orang memberitahukan "Markas Kai Thian Kauw berada di dalam sebuah gua di perut gunung, Mari Saudara Co ikut kami ke sana!" Sambung yang lain. Di saat Co Hiong tiba di dalam gua besar di dalam perut gunung itu, kebetulan upacara baru mau dimulai Akhirnya Co Hiong berhasil membunuh Tocu Pulau Kabut Hitam. Nah! Kini di dalam gua besar itu telah terjadi pertarungan yang sangat hebat, dan ternyata yang muncul menolong Bee Kun Bu adalah Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun. ***** Bab ke 28 - Pertarungan di Markas Kai Thian Kauw Bagaimana Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun bisa sampai di tempat tersebut? Ternyata ketika mereka sedang mencari Bee Kun Bu, kebetulan muncul beberapa orang dari golongan hitam, maka Pek Yun Hui menangkap mereka. Memang sungguh kebetulan sekali, beberapa orang itu ternyata anggota KaiThian Kauw yang sedang menuju markas untuk menghadiri upacara itu. Bahkan orang-orang itu pun memberitahukan, bahwa KauwCu mereka telah menangkap salah seorang dari sembilan partai besar untuk dijadikan tumbal dalam upacara tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ itu membuat Pek Yun Hui tersentak, karena menduga orang yang ditangkap itu, kemungkinan besar Bee Kun Bu, Pek Yun Hui memaksa mereka memberitahukan tempat markas Kai Thian Kauw, dan setelah mengetahui tempat tersebut, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun langsung berangkat ke sana. Setelah memasuki gua besar itu, kebetulan Pek Yun Hui melihat Bee Kun Bu sedang dalam keadaan bahaya, Karena itu ia cepat-cepat menyambitkan senjata rahasianya, bahkan sekaligus melesat ke arah Co Hiong menggunakan ilmu pedang Sin Hap Kiam. Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Perangkap Karya Kho Ping Hoo Pembakaran Kuil Thian Loksi Karya Kho Ping Hoo