Pendekar Patung Emas 42
Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong Bagian 42
Pendekar Patung Emas Karya dari Qing Hong "Semoga saja demikian..." Sambung Nyio Sam Pak sambil menghela napas panjang. "Bilamana tidak dapat melihat juga tidak mengapa, nyawa dari boanpwepun ini didapat dari pungutan, ada apanya yang dapat disesali ?" Di dalam keadaan buta ternyata Ti Kiauw tauw masih bisa melukai dan membinasakan Leng Hu Ih, hal ini sungguh2 sukar untuk dipercaya!" "Soal ini mungkin dikarenakan dia orang terlalu memandang rendah diriku. Bilamana bukannya dia ingin membacok putus sepasang tangan serta kaki dari boanpwe kemungkinan sekali dia sudah berhasil membinasakan diri boanpwe."Mereka bertiga sembari berjalan sembari ber-cakap2, tidak selang seperempat jam kemudian mereka sudah tiba didalam perkampungan Thiat Sam Kiam san Cung. Nyio Si Ih sekalian yang melihat Ti Then menderita luka jadi merasa terkejut, dengan cepat mereka pada maju mengerubung dan menanyakan parsoalannya.. Tetapi Nyio Sam pak sudah mengulapkan tangannya mencegah, tegurnya. "Nanti saja kita bicarakan lagi, sekarang cepat ambil beberapa pikul air bersih," Huan Ceng Koei serta Cia Pu Leng yang ada dikalangan dengan tergesa2 segera berlalu. Kepada putranya Nyio Si Ih dengan cepatnya Nyio Sam Pak memberi perintah lagi. "Si Ih, cepat kau siapkan obat2an dan menolong Ti Kiauw-tauw balutkan lukanya." "Baik!" Sahut Nyio Si Ih kemudian dengan tergesa-gesa berlalu dari sana. Beberapa saat kemudian Huan, Cio dua orang sudah mengambil empat pikulan air bersih, Wi Ci To segera membimbing Ti Then untuk berjongkok dihadapan air bersih itu dan serunya. "Mari masukkan kepalamu kedalam air!" Ti Then segera menurut dan memasukkan kepalanya kedalam air, kapur yang di wajahnya setelah terkena sir segera pada buyar dari kawahnya, Wi Ci To yang melihat air yang bersih atu sudah tercampur sehingga kotor segera ganti dengan air yang baru. "Sekarang coba kau membuka matamu dengan perlahan-lahan" Katanya, Sekali lagi Ti Then memasukkan kepalanya kedalam air kemudian dengan ptrlahan-lahan membuka matanya,Ternyata sedikitpun tidak salah, rasa sakit sudah semakin berkurang, kaput yan masih tertinggal didalam matapun sebagian besar sudah larut kedalam air. Ketika dia angkat kepalanya secara samar2 dia dapat melihat beberapa sosok bayangan yang kabur, dalam hati dia merasa sangat girang sekali. "Aaah .., sudah lebih baikan!". "Sudah dapat melihat??" Tanya Wi Ci To dengan cepat. "Masih sedikit kabur, tetapi sudah dapat melihat bentuk badan orang!". "Coba ganti sepikul air lagi!" Setelah mencuci lagi dengan sebaskom air bayangan orang yang semula kelihatan kabur kini jauh lebih jelas lagi, cuma saja jaraknya masih kelihatan jauh. Wi Ci To yang melihat Nyio Si Ih sudah membawa obat2an datang kesana lantas ujarnya kemudian. "Sekarang balut dulu lukamu, setelah itu lohu akan bantu mencucikan kembali matamu dengan perlahan". Demikianlah dengan dibimbing oleh Wi Ci To, Ti Then dibaringkan keatas sebuah pembaringan. Wi Ci To serta Nyio Sam Pak segera turun tangan sendiri mencucikan mulut luka itu kemudian baru diberi obat dan di bungkus dengan kain. "Kau sudah banyak mengalirkan darah, sekarang merasa bagaimana?" Tanya Wi Ci To tiba2. "Sekarang aku merasa rada lapar! " Sahut Ti Then sambil tersenyum. "Aaaah ..." Seru Nyio Sam Pak tertahan, kepada putranya Nyio Si Ih cepat ujarnya:"Si Ih, perjamuan telah dipersiapkan?". "Sejak semula telah dipersiapkan " Sahut Nyio Si Ih dengan sangat hormat. "Sekarang Ti Kiauw-tauw tidak dapat makan dimeja perjamuan, . kau cepatlah bawa kemari makanan tersebut". Nyio Si ih lantas menyahut dan berlalu dari sana. "Nyio-heng!" Tiba? terdengar Wi Ci To berkata. "Disini apakah ada kapas yang bersih?" "Buat apa Wi Poocu memerlukan kapas?" Tanya Nyio Sam Pak melengak. "Bersihkan matanya!" Sahut Wi Ci To sambil menuding kearah Ti Then. "Matanya harus dibersihkan dengan menggunakan-kapas baru dapat bersih dari kapur". Nyio Sam Pak lalu memerintahkan anak buahnya untuk pergi mengambil kapas, kemudian dengan rasa girang ujarnya. "Jika dilihat keadaan ini penglihatan dari Ti Kiauw-tauw akan dapat pulih kembali seperti sedia kala" "Benar! " Sahut Wi Ci To mengangguk. "kapur memang barang yang paling mudah melukai mata, tetapi kalau dapat cepat2 dibersihkan dengan air maka hal itu tidak lagi terlalu bahaya". Leng Hu Ih selamanya menyebut dirinya sebagai iblis nomor satu didalam Bu-lim dan selamanya bersikap amat sombong sekali, tidak disangka didalam sakunya dia pun memiliki benda yang amat rendah seperti ini! ". "Mungkin benda ini sudah dipersiapkan untuk menghadapi kita berdua dia sebeenarnya adalah orang dari kalangan Hek-to sudah tentu berbuat apa pun dia tidak takut". Sewaktu berbicara sampai disana tampaklah Nyio Si Ih dengan membawa nampan makanan yang lezat sudah berjalan masuk ke dalam.Baru saja makanan itu diletakkan di meja orang yang diperintahkan untuk membawa kapas pun sudah tiba. "Mau cuci mata dulu atau makan dulu?" Tanya Nyio Sam Pak kemudian. "Cuci mata dulu" Sahut Wi Ci To, Dia mengambil sebuah bangku dan membiarkan kepala dari Ti Then menjulur keluar dari dalam pembaringan dan bersandar diatas bangku tersebut. setelah itu dia mengambil kapas dibasahi dulu dengan air dingin kemudian baru mulai membuka mata dari Ti Then dan membersihkan kapur yang masih tertinggal didalam kelopak matanya itu. Sesudah dicuci beberapa kali akhirnya rasa sakit yang diderita Ti Then pun jauh berkurang, sedangkan penglihatannya sudah pulih delapan bagian. "Sekarang bagaimana rasanya ?" Tanya Wi Ci To. "Sudah hampir pulih seluruhnya cuma saja masih merasa sedikit sakit." "Soal ini tidak bisa terhindar lagi tetapi setelah lewat satu dua hari tentu akan sembuh kembali seperti sediakala, sekarang kau duduklah dan bersantap." "Tidak!" Cegah Nyio Sam Pak dengan cepat. "Tangan kanan dari Ti Kiauw-tauw masih belum sembuh. biarlah dia tetap berbaring Lolap akan suruh putraku membantu dia!" Dengan cepat dia menekan badan Ti Then untuk berbaring kembali, setelah itu kepada putranya Nyio Si Ih perintahnya. "Si Ih, coba kau bantulah Ti Kiauw-tauw untuk menyiapkan makanan itu kepadanya!" "Tidak perlu begitu. boanpwe bisa makan dengan menggunakan tangan kiri." Seru Ti Then menampik.Tetapi walaupun dia sudah berbicara secara bagaimanapun dia orang tua tidak memperkenankan juga dia makan sendiri. Ti Then tidak dapat berbuat apa-apa lagi terpaksa sahutnya kemudian. "Kalau begitu silahkan Nyio Locian-pwe pergi bersantap, cuma dikarenakan sedikit luka dari boanpwe membuat Lo-cianpwe pun harus bingung- benar2 membuat boanpwe merasa tidak tenang." "Baiklah!" Ujar Nyio-Sam Pak kemudian dan menoleh kearah Wi Ci To. "Mari kita pergi makan dulu, nanti kita datang lagi!" Setelab dua orang tua itu pergi Nyio Si Ih mulai membantu Ti Then menyuapinya, dia orang sampai waktu ini masih tidak tahu bagaimana Ti Then terkena sambitan kapur oleh pihak lawan serta bagaimana kesudahan pertempuran melawan Leng Hu Ih, tidak tertahan lantas tanyanya; "Ti-heng siapa yang sudah melukai matamu itu ?" "Leng Hu Ih" "Oooh... kau sudah bergebrak dengan si iblis bungkuk Leng Hu Ih ?" Tanya Nyio Si Ih terkejut. "Benar." "Lalu bagaimana kesudahannya ?" Sembari menyuapi makan Ti Then segera menceritakan bagaimana dia sudah mengalahkan diri iblis bungkuk itu. Ketika Nyio Si Ih mendengar dia orang sudah berhasil membinasakan diri iblis bungkuk Leng Hu Ih tidak terasa lagi sepasang matanya sudah terpentang lebar2, dengan wajah kurang percaya tanyanya dengan terkejut. "Sungguh ? kau ... kau bisa menangkan si iblis bungkuk Leng Hu Sian?" Ti Then cuma tersenyum saja tidak menjawab. xxxxMalam ini dengan alasan hendak menjaga Ti Then Wi Ci To tidur satu kamar dengan diri Ti Then. Nyio Sam Pak menemani mereka berdua sampai tengah malam baru pamit untuk pulang ke kamarnya. Setelah melihat bayangan punggungnya lenyap dari balik pintu, Ti Then baru menoleh ke arah Wi Ci To dan tersenyum pahit. "Siasat kita aku rasa sukar untuk dijalankan lagi" Ujarnya dengan suara yang rendah. "Gak-hu punya rencana berbuat bagaimana?" "Lohu sendiri juga tidak mengetahui cara untuk menghadapi perubahan ini.." Sahut Wi Ci To kemudian dengan wajah serius setelah termenung berpikir beberapa saat lamanya. "Ini hari kita harus membantu Nyio-locianpwe melenyapkan si iblis bungkuk Leng Hu Ih, walau pun urusan terjadi di luar dugaan tetapi boleh dikata perjalanan kita tidak sia-sia, bilamana kita tidak pergi ke perkampungan Thiat Kiam San Cung terlebih dulu bagaimana bisa tahu kalau Nyio locianpwe juga mengundang Cuo It Sian untuk member bantuan?" "Benar!" Sahut Wi Ci To sambil mengangguk "Untung sekali Nyio Cung-cu berkata kalau paling cepat Cuo It Sian baru sampai disini dua puluh hari kemudian, maka itu kita masih punya kesempatan untuk mengubah siasat" "Gak-hu menduga apakah Cuo It Sian bisa menerima undangan dari Nyio Locian-pwe untuk datang ke perkampungan Thiat Kian San Cung?" "Delapan bagian dia bisa dating!" "Tetapi ada kemungkinan juga dia tidak berani datang, karena dia sudah membinasakan anak murid dari Nyio locianpwe, Si elang sakti Cau Ci Beng, sewaktu putra dari Nyio Locianpwe sampai di rumahnya dan menjelaskan maksud hatinya untuk memohon bantuannya membasmi Si iblis bungkuk Leng Hu Ih, mungkin dia sudah menaruh curiga kalau rahasia dimana dia sudah membunuh mati si elang sakti Cau Ci Beng telah diketahui oleh dia orang tuasehingga dengan demikian dia sudah menaruh salah anggapan bahwa undangannya untuk mengunjungi perkampungan Thiat Kiam San Cung hanyalah satu siasat balaka !" "Sudah tentu dia bisa berpikir sampai kesana, tetapi lohu percaya dia bisa datang karena diapun menduga kalau pembunuhan yang dilakukan ditengah malam buta itu tidak bakal bisa diketahui oleh siapapun juga, maka itu Nyio Cung-cu tidak mungkin bisa mengatahui kalau Cau Ci Beng mati ditangannya, bahkan bilamana dia tidak datang maka hal ini semakin bisa diperlihatkan kecurigaan yang lebih besar !" Dia berhenti sebentar untuk kemudian katanya lagi . "Sudah tentu jikalau dia tidak datang kita bisa melakukan pekerjaan sesuai dengan rencana," "Bilamana dia sudah datang apakah Gak-hu merasa dia dapat membawa pedang Biat Hun Kiam-nya ?" Tanya Ti Then "Sukar untuk dibiarakan, dia ada kemungkinan membawa serta pedang tersebut ada kemuugkinan juga tidak membawa pedang itu ..." "Apa maksud perkataanmu itu ?" "Untuk menutupi rahasia patahnya pedang pendek itu ada kemungkinan dia bisa membawa serta pedang pendek Biat Hun Kiam itu untuk sengaja diperlihatkan kepada Nyio Cung cu sehingga dengan demikian bisa ada orang yang membuktiksn kalau pedang pendek Biat Hun Kiam itu belum pernah terputus , . ." "Oooh " , ..sekarang boanpwe paham sudah," Tiba-tiba potong Ti Then sambil tertawa. "Kau sudah memahami apa?" Tanya Wi Ci To melengak. "Dahulu dia pernah menggunakan pedang pendek Biat Hun Kiam itu untuk melakukan satu perbuatan yang merugikan masyarakat, akhirnya pedang pendek itu patah jadi dua dan secara tidak sengajasudah didapatkan oleh Gak-hu sehingga menangkap pangkal peristiwa inu, bukan begitu?" Ujar Ti Then sambil tertawa. "Benar" Sahut Wi Ci To kemudian sambil mengangguk sesudah berpikir sebentar. "Sekarang kau adalah menantuku, maka aku sudah menaruh kepercayaan kepadamu, peristiwa yang terjadi memang seperti apa yang kau duga, dia memang pernah menggunakan pedang ini untuk melakukan satu perbuatan yang merugikan orang lain." "Peristiwa apa?" Dengan perlahan-lahan Wi Ci To menghela napas panjang. "Orang itu sebetulnya tidak jelek" Ujarnya. "Pada masa yang lalu setelah lulus ujian dia lantas diangkat sebagai pembesar negeri dan memangku jabatan disatu kota tetapi dia orang bersifat jujur dan suka menegakkan keadilan bahkan paling tidak suka melihat cara bekerja dari pembesar lainnya, akhirnya karena tidak betah dia meletakkan jabatan dan kembali kedesa, beberapa tahun kemudian dia mulai berkelana didalam Bu-lim. dikarenakan semasa kecilnya dia pernah memperoleh pelajaran ilmu silat dari seorang manusia aneh di dalam Bu-lim maka tidak sampai satu tahun dia mengembara namanya sudah terkenal sekali diseluruh sungai telaga bahkan di dalam beberapa tahun itupun dia sering melakukan pekerjaan baik maka orang2 sudah menganggap dia sebagai seorang pendekar yang patut dihormati. Heei.. , , siapa tahu setelah tiba di masa tuanya ternyata perbuatannya malah tidak keruan dan sudah melakukan satu perbuatan yang sangat tercela sekali" Dia berhenti sebentar untuk tukar napas kemudian sambil tertawa dingin sambungnya. "Urusan sudah begini, pada suatu tengah malam empat tahun yang lalu, dikarenakan lohu ada urusan hendak pergi menyambangi Yuan Koan Thaysu itu ciangbunjin dari Siauw lim pay ditengah perjalanan melewati sebuah dusun didekat kota Tiong Cing Hu yaitu dusun Sak Peng, mendadak dari sebuah rumah petaniberkumandang datang suara jeritan ngeri dari seorang perempuian, lohu dengan cepat mengejar kesana begitu masuk kedalam pintu satu pemandangan yang amat memalukan dan mengerikan terpampang dihadapan mata, Didalam rumah itu menggeletaklah sepasang suami istri, yang lelaki sudah tertotok jalan darah kematiannya sehingga binasa diatas lantai, yaug perempuan telanjang bulat menggeletak diatas pembaringan, jelas sekali bagian bawah badannya sudah mengalami perkosaan yang ganas, pada dadanya masih mengalir keluar darah segar dengan amat derasnya sedang disamping badannya menggeletaklah potongan pedang pendek tersebut. Jika ditinjau dari keadaan itu jelas perempuan tersebut sudah diperkosa dulu kemudian baru dibunuh dan alat untuk melakukan pembunuhan itu bukan lain adalah pedang pendek tersebut entah secara bagaimana pedang pendek yang digunakan untuk menusuk dada perempuan itu bisa putus sedangkan pembunuhnya mungkin karena keadaannya amat gugup ternyata potongan pedang itu pun sudah lupa untuk memungutnya kembali." Ketika mendengar kisah tersebut sampai disana Ti Then segera mengerti, bangsat tukang perkosa itu bukan lain adalah si pembesar kota Cuo It Sian, tidak terasa lagi hawa amarah sudah membara didalam dadanya. "Hmm, sungguh ganas perbuatannya!" Makinya dengan gusar. Sekali lagi Wi Ci To menghela napas panjang, sambungnya lagi . "Ketika Lohu melangkah masuk kedalam kamarnya perempuan tersebut masih belum putus nyawa, begitu bertemu dengan lohu dengan kata kata terputus dia cuma mengucapkan Cuo It Sian tiga kata saja setelah itu napasnya putus dan menemui ajalnya." "Dia mempunyai banyak uang, untuk main perempuan masih mempunyai cara yang amat banyak sekali, tidak kusangka ternyata dia masih menggunakan juga cara yang demikian kejamnya. Hmm, patut dibunuh"Wi Ci To tersenyum. "Manusia adakalanya memang sangat menggelikan" Ujarnya lagi dengan perlahan. "Terang-terangan didalam hati mempunyai sifat suka main perempuan tetapi dihadapan orang lain sengaja memperlihatkan sikap yang keren dan berwibawa di wajahnya memperlihatkan sikapnya yang sok suci ... karena itu untuk melampiaskan napsu binatangnya terpaksa dia melakukan pekerjaan mencuri, demikian pula dengan keadaan dari Cuo It Sian, terang terangan dia kepingin sekali main perempuan tetapi tidak berani memperlihatkan keinginannya itu secara terbuka didalam keadaan yang kebelet pikiran serta kesadarannya jadi terganggu, kesadarannya jadi kalut sehingga tanpa memikirkan akibatnya dia sudah melakukan pekerjaan yang amat rendah dan memalukan itu." "Tetapi jikalau ditinjau kekayaan yang berlimpah limpah untuk mencari perempuan atau gundik bukanlah satu soal yang amat sulit, didalam rumahnya dia menyembunyikan perempuan ada siapa yang bakal tahu ?" Ujar Ti Then sambil tertawa. "Dengan usianya yang sudah lanjut boleh dikata sudah patut menjadi kakeknya orang lain, bagaimana pun dia harus memperlihatkan juga kewibawaannya apalagi ada beberapa patah kata entah kau pernah dengar orang berkata atau tidak ?" "Perkataan apa ?" Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tanya Ti Then cepat. "Daripada istri lebih baik gundik, daripada gundik lebih baik budak perempuan, daripada budak perempuan lebih baik memperkosa." "Hmmm, sungguh mirip tulang kere!" Seru Thi Then sambil tertawa pahit. Mendadak Wi Ci To mendehem perlahan, senyuman yang menghiasi bibirnya pun telah lenyap. "Pokoknya" Ujarnya lagi dengan serius. "Perbuatan dari Cuo It Sian memperkosa perempuan itu bukan dikarenakan godaan hatinyasaja. sebab yang penting adalah dikarenakan perempuan itu mempunyai wajah yang amat cantik serta bentuk badan yang montok dan menggiurkan." "Aaaah.., perempuan ini sangat cantik?" Tanya Ti Then tertegun. "Benar." Sahut Wi Ci To mengangguk. "Boleh dikata saking cantiknya sukar untuk dibandingkan, apalagi sepasang matanya yang hitam dan besar itu membuat setiap orang yang melihatnya pasti akan terpikat. Sudah tentu Cuo It Sian terpikat hatinya oleh kecantikan wajah perempuan itu sewaktu menarik hasil panennya sehingga saking tidak tahannya dia sudah melakukan perbuatan tersebut." "Lalu apakah suami dari perempuan itu adalah anak buah dari Cuo It Sian?" Tanya Ti Then keheranan- "Tidak salah, kalau tidak bagaimana perempuan itu bisa mengetahui kalau orang yang memperkosa kemudian membunuhnya adalah hasil perbuatan dari Cuo It Sian?" Dia berhenti sebentar untuk tukar napas kemudian sambungnya lagi. "Berbicara selanjutnya, sewaktu loho melihat perempuan itu telah mati untuk menghindarkan diri dari kesalah pahaman dari orang- orang kampung, maka lohu segera pungut kembali potongan pedang itu dan meninggalkan dusun itu kembali ke kota Tiong Cing Hu" Sewaktu Lohu sampai dirumahnya waktu itu dia masih belum tidur, ketika lohu munculkan dirinya dan bertemu dengan dia kemudian memperlihatkan pula potongan pedang itu dia segera jadi ketakutan bahkan secara tiba-tiba sudah berlutut dihadapan lohu untuk minta diampuni dosanya, dengan memandang jasa yang pernah diperbuat sewaktu berkelana didalam Bu-lim dia berjanji empat tahun kcmudian dia akan bunuh diri dihadapan lohu untuk menebus dosanya" "Kenapa dia mengajukan permintaan itu?""Dia bilang dia masih ada perintah dari suhunya yang masih belum diselesaikan, menurut perkataannya sesaat suhunya menemui ajalnya dia minta dia orang bantu mencarikan keturunan dari seorang tuan penolongnya kemudian mewariskan seluruh kepandaian silat itu kepada putra atau cucu dari orang itu, dan selama ini dia masih belum menjalankan tugasnya itu karenanya dia berharap sebelum meninggalkan dunia ini dia ingin menyelesaikan dulu perintah dari Suhunya ini.." "Perkataannya ini apa sungguh-sungguh?" "Waktu itu wajahnya dipenuhi dengan air mata bahkan sudah mengangkat sumpah. Lohu segera mempercayainya dan mengijinkan dia hidup empat tahun lagi. Saat itu perduli dia sudah berhasil menemukan keturunan dari tuan penolongnya itu atau tidak dia diharuskan bunuh diri untuk menebus dosa tersebut." "Lalu apakah Gak-hu tidak pernah memikirkan bilamana sampai waktunya dia mungkiri sumpahnya dan tidak mau membunuh diri untuk menebus dosanya itu?". "Lohu pernah memberitahu kepadany dengan jelas bilamana sampai waktunya dia tidak mau bunuh diri untuk menebus dosa tersebut maka pada pertemuan puncak di gunung Hoa san tahun besok dihadapan orang banyak Lohu akan membongkar rahasianya ini" "Dan potongan pedang itu sebagai barang buktinya ? sambung Ti Then lebih lanjut. "Benar" Sahut Wi Ci To membenarkan. "Selama tiga tahun ini secara diam-diam beberapa kali Lohu memeriksa gerak-geriknya; aku menemukan dia agaknya memang benar sedang mencari- keturunan tuan penolongnya sesuai dengan pesan terakhir suhunya, tetapi waktu hari itu Lohu mendengar pengakuan dari Hu-Poocu yang berlutut sambil menjelaskan maksudnya mengadakan jual beli dengan Cuo It Sian, Lohu baru merasa aku orang sudah tertipu*, kiranya dia sengaja ulur waktusebenarnya sedang berusaha untuk mencuri kembali potongan pedang itu untuk melenyapkan bukti" "Setelah Hu poocu bunuh diri seharusnya Gak-hu lantas mengumumkan kejahatannya" "Waktu itu dikarenakan sedang mempersispkan perjanjian dengan si anjing langit rase bumi lohu tidak ada waktu untuk mengumumkan kejahatannya dihadapan umum tetapi menanti setelah aku berhasil menghancurkan istana Thian Teh Kong dia sudah berhasil menawan Ih Koen, Cha Cay Hiong serta Pau Kia Yen tiga orang" "Sewaktu dia orang sesudah memperkosa lalu membunuh perempuan itu, potongan pedang yang lain masih tertinggal didalam badan perempuan itu, akhirnya bagamana dia bisa mengambil kembali potongan pedang yang masih tertinggal itu ?" Tanya Ti Then lagi. "Hari itu setelah lohu perintah kau pergi kegunung Cun san untuk mencuri kembali potongan pedang tersebut, lohu segera berangkat menuju ke dusun Sam Peng untuk mengadakan penyelidikan, saat itulah lohu baru tahu pada malam setelah perempuan itu diperkosa kemudian dibunuh dan tepatnya setelah lohu meninggalkan diri Cuo It Sian dia segera kembali lagi ke perkampungan Sam Peng untuk mengambil keluar potongan pedang yang masih tertinggal dibadan perempuan itu kemudian minjam kesempatan sebelum terang tanah dia sudah bakar habis rumah petani itu, karenanya sewaktu Lohu mengadakan penyelidikan didusun Sam Peng orang2 dusun disekeliling tempat itu semuanya bilang sepasang suami istri itu menemui ajalnya karena rumah yang mereka diami sudah terbakar, mereka sama sekali tidak tahu kalau mereka sudah mati terlebih dahulu ditangan Cuo It Sian. Ditinjau dari hal ini saja jelas sekali sejak semula dia sudah punya rencana untuk merebut kembali potongan pedang itu dari tangan Lohu dan hendak mencuci bersih dosanya." -oooOdwOooo-"PERISTIWA ini sekalipun Gak-hu tidak dapat segera mengumumkan dihadapan Bu-lim seharusnya boleh juga diberitahukan kepada para jago yang ada didalam Benteng "ujar Ti Then kemudian. "Kenapa Gak-hu selalu tidak mau berkata?" "Sesudah potongan pedang itu berhasil dia orang dapatkan kembali lohu sendiri pun tidak mempunyai bukti lagi untuk membuktikan dosanya secara terbuka berarti juga sudah membuka kedoknya yang sebenarnya dia mempunyai pengaruh dan harta yang cukup banyak dan dapat menggunakan uangnya untuk membeli kekuatan dari luar untuk melawan Benteng kita, maka itu Lohu harus berpikir sebelum membeberkan dosa dihadapan umum." "Tetapi pedang pendek itu sudah disambung seperti sedia kala, sekalipun kita rebut kembali apakah bisa digunakan sebagai bukti atas kejahatannya?" "Dapat" "Bagaimana bisa jadi ?" Tanya Ti Then tidak paham. "Pedang pendek itu adalah hadiah dari Nyio Sam Pak kepadanya di kemudian hari setelah ada ditangan kita sekalipun dia mau memberi penjelasan juga tidak bakal jadi terang apalagi ada kau sebagai yang dengan mata kepala sendiri melihat dia membinasakan Cu Kiam Lojien serta Si elang sakti Cau Ci Beng- lain kali di hadapan para jago dalam Bu lim kau bisa menunjukan pula tempat dimana Cu Kiam Lo-jien serta Si elang sakti Cau Ci Beng dikubur." Ti Then segsra mengangguk membenarkan. "Tadi Gak-hu bilang kalau memangnya dia menerima undangan tersebut datang ke Perkampungan Thiat Kiam San cung ada kemungkinan pedang pendek Biat Hun Kiam itu dibawa serta kemudian sengaja diperlihatkan pada Nyio locianpwe sehingga dengan demikian ada orang yang membuktikan kalau pedang pendek itu belum pernah patah."Tidak menanti dia meneruskan perkataannya Wi Ci To sudah menyambung. "Sebaliknya alasannya tidak dibawa serta kemungkinan sekali dia takut hilang." "Kalau begitu sekarang kita pura-pura mengatakan dia datang dengan membawa pedang pendek itu. kita harus carikan satu akal untuk mendapatkan pedang tersebut" "Kau punya pendapat apa ?" "Sebenarnya maksud kita datang kemari adalah hendak melihat wajah serta perawakan dari Nyio Locianpwe kemudian oleh Gak-hu atau boanpwe yang menyamar sebagai Nyio Locianpwe pergi ke kota Tiong Cing Hu untuk memeriksa pedang itu kemudian menukar pedang yang asli dengan yang palsu- Kini kalau memangnya Cuo It Sian akan datang di perkampungan Thiat Kiam San Cung bagaimana kalau kita jelaskan seluruh persoalan itu kepada dia orang tua kemudian minta dia menanyakan pedang Biat Hun Kiam itu sesudah dia tiba didalam perkampungan, bilamana Cuo It Sian membawa serta pedang pendek Biat Hun Kiam itu maka dia akan mengambil keluar untuk diperlihatkan kepada Nyio Locianpwe, saat itulah kita dengan menurut rencana yang semula turun tangan dan biarlah Nyio Locianpwe yang menukar pedang yang asli itu dengan yang palsu". "Bilamana siasat ini diketahui olehnya?" Tanya Wi Ci To setelah termenung berpikir sebentar. Ti Then segera tersenyum manis. ---ooo0dw0ooo--- Jilid 34.1 : Cuo It Sian akhirnya datang juga "Kalau begitu kita harus menawannya secepat mungkin, dia sudah memperkosa dan membunuh orang jikalau dibicarakan daridosanya ini kita boleh membasminya terlebih dahulu tanpa menanti pertemuan puncak para jago diatas gunung Hoa San tahun depan" Wie Ci To termenung berpikir sejenak akhirnya dengan tegasnya dia mengangguk. "Baiklah, kau tidurlah terlebih dulu," Ujarnya kemudian. "Loohu sekarang juga akan pergi menemui Nyio Cung-cu dan menceritakan seluruh peristiwa ini kepadanya" Selesai berkata dia segera mengambil mantelnya dan turun dari atas pembaringan untuk pergi dari dalam kamar. Dengan perlahan Ti Then menghembuskan napas lega, teka teki yang menyelimuti hatinya selama beberapa bulan ini boleh dikata ini hari sudah terpecahkan, tidak terasa diam2 dia sudah memperingati diri sendiri. Seorang manusia yang benar2 sejati tidaklah seharusnya berbuat kejahatan seperti Cuo It Sian ini sebetulnya dia adalah seorang yang suci dan berbudi, tetapi dikarenakan menuruti hawa napsu didalam hatinya sehingga melakukan pekerjaan yang begitu memalukan bahkan setelah peristiwa itu dia tidak mempunyai keberanian untuk menebus dosanya, akhirnya semakin terjerumus kedalam lembah kehinaan yang lebih mendalam sehingga tidak dapat terhindar lagi dia harus menebus dosa itu hal ini sungguh menakutkan sekali .... Selanjutnya dia memikirkan dirinya sendiri, teringat dirinya yang diperintahkan oleh Majikan Patung Emas untuk memperisteri Wie Lian In maka keadaannya pada saat itu mirip sekali dengan keadaan dari Cuo It Sian yang sudah memperkosa perempuan itu, untuk berpaling pun sudah terlambat ! Bolehkah dirinya kawin dengan Wie Lian In? Tidak boleh!!! Tetapi majikan patung emas sudah menerangkan dengan begitu jelasnya, bilamana dirinya tidak mau mendengarkan kembali perintahnya untuk memperistri Wie-Lian In dan bantu dia mencapai pada tujuannya maka terpaksa dia akan melakukan satu tindakan "Kekerasan".Tindakan " Kekerasannya " Itu sudah tentu hendak turun tangan membinasakan Wie Ci To serta Wie Lian In, dengan kepandaian silatnya yang begitu dahsyat dan sempurna untuk membinasakan Wie Ci To boleh dikata satu pekerjaan yang amat mudah sekali. Kalau begitu, jikalau dia mau mengikuti perintahnya dan memperistri Wie Lian In bukankah hal ini sama saja dengan telah menolong Wie Ci To dari kematian, tetapi persoaiannya terletak setelah dia kawin dengan Wie Lian In ....Semakin berpikir semakin bingung dan semakin mangkel, selama satu malaman dia tidak dapat memejamkan matanya barang sekejappun. XXXXX Hari sudah terang ..Dengan wajah yang sangat terharu Nyio Sam Pak bersama dengan Wie Ci To berjalan masuk kedalam kamar Ti Then, Setelah duduk di dalam kamar dia baru menghela napas panjang dan ujarnya. "Ti Kiauw tauw, tempat terkuburnya jenasah muridku apakah kau masih bisa menemukannya ?" "Sudah tentu bisa" Sahut Ti Then mengangguk- "Sekalipun boanpwee tidak tahu nama dari tempat pegunungan yang amat sunyi tersebut tetapi dengan amat mudahnya boanpwee bisa menemukannya kembali." Titik2 air mata mulai mengucur keluar membasahi wajahnya, kemudian sambil gelengkan kepalanya dia menghela napas panjang. "Tidak kusangka Cuo It Sian sebetulnya adalah seorang manusia yang berhati begitu kejam. tidak aneh kalau muridku sampai kini belum kembali juga, kiranya dia sudah menemui bencana." "Karena dia sudah membinasakan Cu Kiam Loojien didadalam hatinya dia baru ambil keputusan untuk membereskan sekalian muridmu karena muridmu bilang mau pergi kegunung Cun Sanmencari Cu Kiam Loojien untuk mengambil pedang, sedangkan tempat itunya amat dekat sekali dengan gunung Cun San apalagi ditengah malam bisa pula dia takut setelah muridmu menemukan mayat dari Cu Kiam Loojin lantas menaruh curiga dialah pembunuhnya, karena itu tanpa berhenti lagi dia menusuk mati sekalian muridmu," Kata Ti Then. "Sungguh kejam, terlalu kejam!" Maki Nyio Sam Pak dengan amat gusarnya. "Kali ini orang yang pergi mengundang dia datang kemari adalah putra sulung dari Nyio cungcu atau putra yang kedua ?" Tanya Wie Ci To tiba2. Air muka Nyio Sam Pak seketika itu juga berubah sangat hebat. "Putra sulung loolap Si Ce." Sahutnya sambil mendongakkan kepalanya. "Maksud Wie Poocu ... kemungkinan dia bisa turun tangan membinasakan putraku ?" "Loohu rasa tidak mungkin" Sahut Wie Ci To sambil gelengkan kepalanya. "Sekalipun dia menaruh curiga kalau undangan Nyio heng kepadanya untuk mengunjungi perkampungan Thiat Kiam San Cung adalah bertujuan untuk membalas dendam atas kematian dari muridmu dia pun tidak akan berani turun tangan untuk sekalian membunuh mati putra dari Nyio heng karena sekalipun dia bunuh putramu juga tidak ada gunanya." Mendengar perkataan tersebut Nyio Sam Pak baru merasa rada lega. "Putraku sudah ada tiga, empat hari lamanya meninggalkan perkampungan, sekali pun mengirim orang untuk suruh dia pulang juga tidak bakal kecandak" Ujarnya perlahan. "Kalau begitu kitapun terpaksa harus menggunakan siasat melawan siasat seperti apa yang aku orang She Wie katakan kemarin malam ... menanti saja kedatangannya!" Sahut Wie Ci To kemudian."Bilamana dia datang juga untuk memenuhi undangan mungkin setengah bulan kemudian baru bisa tiba ditempat ini" Ujar Nyio Sam Pak lagi sambil menggigit kencang bibirnya. "Loolap cuma takut dia orang tidak berani datang untuk memenuhi undangan". "Kalau begitu kita tunggu dua puluh hari dulu disini bilamana dia tidak datang juga maka kita ber-sama2 pergi ke kota Tiong Cing Hu untuk mengunjungi diri nya". Nyio Sam Pak segera mengangguk. "Sewaktu dia tiba di perkampungas Thiat Kiam San Cung waktu itu janganlah sekali-kali membiarkan diapun tahu kalau kita ada didalam perkampungan "Tukas Ti Then pula. "Maka itu Nyio Loocianpwee harus baik2 memberi pesan wanti2 sama orang2 perkampungan agar semuanya baik2 menjaga rahasia ini" "Soal ini loolap paham" Sahut Nyio Sam Pak mengangguk. Demikianlah mulai hari itu Wie Ci To serta Ti Then pun tinggal didalam perkampungan Thiat Kiam San Cung. Didalam sekejap saja sepuluh hari lewat dengan cepatnya . .. sepasang mata serta kedua tempat luka pedang ditangan Ti Then pun sudah sembuh seperti sedia kala, dikarenakan Nyio Sam Pak menaruh rasa terima kasih atas bantuan mereka membasmi Si iblis bungkuk Leng Hu Ih serta anak buah-nya. setiap hari tentu dengan masakan yang paling lezat dia menjamu Wie Ci To berdua, karena itulah sekalipun sewaktu luka Ti Then sudah kehilangan banyak darah tetapi saat ini boleh dikata sudah sembuh kembali seperti sedia kala. Hari itu putra kedua dari Nyio Sam Pak, Nyio Si Jien sudah kembali kedalam perkampungan dengan membawa dua orang jagoan kelas satu dari Bu lim merekapun merupakan kawan akrab dari Nyio Sam Pak, yang satu adalah Im Si Tiauw Ong atau si kakek tukang pancing Shia Si Yuen sedangkan yang lain adalah toosu dari Bu-tong pay Lam Yang Cu.Setelah mereka meadengar penjelasan dari Nyio Sam Pak dan mengetahui berkat bantuan dari Pek Kiam-Pocu Wie Ci To kawanan iblis bungkuk Leng Hu Ih berhasil dibasmi maka mereka berdua cuma tinggal satu hari saja didalam perkampungan kemudian pada hari kedua pamit diri untuk kembali ketempat asalnya. Didalam sekejap mata empat hari kembali berlalu dengan cepatnya. Nyio Sam Pak pun menduga ada kemungkinan Cuo It Sian hampir datang karenanya dia segera rnempersiapkan satu kamar rahasia buat Wie Ci To serta Ti Then untuk bersembunyi setelah itu dia mengumpulkan seluruh anggota perkampungannya untuk diberi wanti2 jangan sampai membocorkan rahasia dimana Wie Ci To serta Ti Then berhasil menghancurkan si iblis bungkuk Leng Hu Ih kemudian mertamu selama beberapa lama didalam perkampungan. Keesokan harinya Nyio Si Ce yang diperintahkan Nyio Sam Pak untuk mengundang Cuo It Sian mendadak muncul kembali didalam perkampungan Thiat Kiam San Cung seorang diri. Nyio Sam Pak yang melihat putranya kembali dalam keadaan selamat, hatinya jadi amat lega sekali. "Si Ce kau sudah kembali?" Serunya kegirangan. "Benar Tia !" Sahut Nyio Si Ce cepat. "Selama dua puluh hari ini apakah Si iblis bungkuk Leng Hu Ih tidak mencari gara2 lagi dengan kita ?" "Tidak, kau sudah bertemu dengan Cuo It Sian ?". "Benar, dia telah menyanggupi untuk datang membantu kita mengusir Si iblis bungkuk tersebut ". "Lalu kenapa dia tidak datang ber-sama2 kau? " Tanya Nyio Sam Pak kemudian. "Dia bilang masih ada urusan yang harus diselesaikan, dan memerintahkan aku untuk pulang dulu. dia bilang dua hari kemudian akan menjusul sendiri kemari "."Bagus, kau ikutlah Loolap!" Ujar Nyio Sam Pak kemudian sambil mengangguk. Dengan memimpin putranya Nyio Si Ce dia berjalan masuk kedalam kamar rahasia itu, ujarnya kemudian sambil menuding kearah Wie Ci To serta Ti Then yang sedang bermain catur didalam kamar rahasia tersebut. "Mereka adalah Wie Toa Poocu dari Benteng Pek Kiam Poo serta Ti Then, Ti Kiauw-tauw dari Benteng Pek Kiam Poo, cepat kau maju menyambut mereka !", Nyio Si Ce yang mendengar perkenalan dari ayahnya itu semula rada tertegun tetapi sebentar kemudian dengan wajah kegirangan segera maju memberi hormat, Menanti setelah mereka mengucapkan kata2 merendah barulah ujarnya kembali. "Si Ce, sekarang kau ceritakanlah keadaanmu sewaktu bertemu dengan Cuo It Sian kepada kita semua" Nyio Si Ce yang mendengar perkataan tersebut ada sesuatu yang tidak beres segera jadi tertegun. "Cuo Loocianpwee dia ... dia kenapa ?" Tanyanya keheranan. "Nanti saja aku beritahu padamu. sekarang kau ceritakanlah dahulu kisahmu" "Aku melakukan perjalanan siang malam dengan cepatnya pada hari kesembilan sudah tiba di kota Tiong Cing Hu. setibanya didepan rumah Cuo Loocianpwee kebetulan dia sedang keluar rumah dan agaknya mau pergi keluar, ketika melihat putramu datang agaknya dia merasa sangat terkejut sekali dan katanya . Iih ...bukankah kau adalah putra sulung dari Nyio Sam Pak dari perkampungan Thiat Kiam San Cung, Nyio Si Ce? putramu lantas cepat turun dari kuda memberi hormat. Dia tanya kepadaku ada urusan apa datang kekota Tiong Cing Hu, aku menjawab mendapatkan perifctah dari Tia untuk menyambangi dirinya dan ada urusan yang hendak dirundingkan, setelah mendengar perkataan tersebut air mukanyakelihatan rada aneh, lama sekali dia mamperhatikan aku tanpa mempersilahkan aku masuk kedalam rumah. Setelah berada didalam rumah dia baru tanya ada urusan apa putramu suruh datang kemari, aku lantas menceritakan kisah dimana si iblis bungkuk Leng Hu Ih datang ke atas gunung Lak Ban san untuk mendirikan sarang dan mencari gara-gara dengan kita dari perkampungan Thiat Kiam San Cung kemudian mengutarakan sekalian msksudnya minta dia suka membantu. Dia lalu menanyai keadaan dari si iblis bungkuk Leng Hu Ih dengan amat teliti, setelah itu termenung berpikir beberapa saat lamanya kemudian baru menyetujui, tetapi dia bilang masih ada urusan yang harus dikerjakan terlebih dulu maka itu dia memerintahkan aku untuk kembali dulu dan dua hari kemudian dia baru menyusul kemari." Dengan perlahan Nyio Sams Pak mengangguk, kepada Wie Ci Tc lantas tanyanya. "Menurut Wie Poocu bagaimana ?". "Bilamana dia telah menyanggupi untuk datang memberi bantuan seharusnya ikut datang pula dengan putramu ..." Sahut Wie Ci To setelah termenung berpikir sebentar. "Benar. tetapi jika ditinjau dari keadaan ini ada kemungkinan dia tidak berani datang". "Tidak tentu, jikalau dia tidak datang bagaimana dia orang akan memberi alasannya kepada Nyio Loocianpwee ?? " Sela Ti Then kemudian. "Menurut pendapat boan-pwee tentu dia akan secara diam2 datang kegunung Lak Ban san dulu untuk memeriksa apakah Si iblis bungkuk Leng Hu Ih pernah mendirikan sarangnya diatas gunung ini setelah itu baru datang ke perkampungan kita" "Bilamana demikian adanya, jikaiau dia melihat sarang itu sudah terbakar belum tentu mau datang!""Dia pasti datang, asalkan dia orang sudah memeriksa dan mengetahui kalau memang pernah terjadi urusan ini maka dia pati akan datang kemari". Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Bilamana dia datang kemari, lalu loo-lap harus menjelaskan kepadanya dengan cara apa?" Tanya Nyio Sam Pak lagi. "Katakan saja secara tiba2 datang seorang jagoan Bu-lim yang tidak diketahui namanya, dengan seorang diri dia pergi mencari siiblis bungkuk Leng Hu Ih lalu membunuh dirinya dan membakar sarangnya. "Bilamana kita harus memberi penjelasan secara begini maka kita harus mengirim orang untuk menjaga dibekas sarang itu, kalau tidak bilamana ada kaum penjahat yang tersisa dan ditanyai oleh Cuo It Sian bukankah urusan-akan berabe??" Timbrung Wie Ci To. "Benar! " Sahut Nyio Sam Pak mengangguk "Nanti Loolap akan kirim orang untuk pergi kesana"-. Nyio Si Ce yang mendengar dari pembicaraan orang2 itu agaknya mengandung "Siasat" Tidak terasa dalam hati merasa terkejut bercampur ragu2. "Tia! Sebetulnya sudah terjadi urusan apa?" Tanyanya keberanan. "Kau duduklah" Seru Nyio Sam Pak kemudian dengan wajah serius. "Aku akan menceritakan kepadamu dengan perlahan ." Xxx Hari ketiga siang sejak Nyio Si Ce pulang kedalam perkampungan mendadak dengan tergesa-gesa Nyio Sam Pak berjalan masuk kedalam kamar rahasia, kepada Wie Ci To ujarnya. "Dugaan dari Wie Poocu sedikitpun tak salah. Cuo It Sian sudah hampir datang." Semangat Wie Ci To segera berkobar kembali. "Apakah dia pergi memeriksa dulu keadaan dari sarang tersebut?" Tanyanya cepat."Benar," Sahut Nyio Sam Pak sambil mengangguk. "Seorang anak buah Loolap yang diperintahkan untuk menjaga disekitar sarang itu baru saja melepaskan burung merpati yang kirim kabar katanya Cuo It Sian sudah munculkan dirinya di belakang sarang tersebut, bahkan katanya sebentar lagi segera tiba." "Apakah dia orang pernah berbicara dengan anak buah dari Nyio heng itu?" Tanya Wie Ci To kegirangan. "Tidak! Loolap perintah dia untuk menyamar sebagai anak buah dari si iblis bungkuk Leng Hu Ih dan bersembunyi di sekeliling hutan itu, begitu ditemui oleh Cuo It Sian maka dia harus mengaku sebagai sisa dari anak buahnya si iblis bungkuk. Akhirnya Cuo It Sian tidak menganiaya dirinya, di atas suratnya dia melaporkan bahwa Cuo It Sian cuma memeriksa sebentar abu dari sarang tersebut setelah itu lantas berangkat menuju kemari." Wie Ci To segera mengambil keluar pedang pendek palsu yang persis seperti pedang pendek Biat Hun Kiam itu kepadanya. "Kalau begitu bagus sekali" Serunya sekarang kita harus bekerja sesuai dengan rencana" Pedang pendek yang mirip dengan pedang Biat Hun Kiam itu adalah pedang yang dicuri si pencuri tiga tangan dari badan Cuo It Sian. Cuo It Sian pernah menggunakan pedang itu untuk menipu Ti Then sekarang Wie Ci To pun ikut menggunakan cara yang sama untuk menipu diri Cuo It Sian- Setelah menerima pedang itu Nyio Sam Pak segera memasukkanya ke dalam saku. "Mungkin dia sudah hampir tiba" Katanya dengan cepat. "Loolap segera pergi menyambutnya" Selesai berkata dia segera putar badan berlalu. Baru saja tiba diluar kamar rahasia itu tampaklah putra sulungnya Nyio Si Ce dengan tergesa-gesa sudah datang."Tia! Dia sudah tiba didepan pintu perkampungan! " Lapornya dengan suara yang perlahan. Dengan langkah yang cepat Nyio Sam Pak segera berjalan keluar dari pintu perkampungan. "Cepat buka pintu menyambut! " Teriaknya. Dengan membawa ketiga orang putranya Nyio Sam Pak segera berjalan keluar dari pintu perkampungan- Tampaklah sesosok bayangan manusia dengan amat cepatnya muncul diatas jalanan luar perkampungnn tersebut, Gerak gerik dari bayangan tersebut amat cepat sekali, hanya didalam sekejap saja sudah berada kurang lebih sepuluh kaki dari depan pintu perkampungan. Dia ... bukan lain adalah si pembesar kota Cuo It Sian!! Dengan wajah penuh senyuman Nyio-Sam Pak segera merangkap tangannya menjura. "Cuo-heng, Loo-lap sedikit terlambat menyambut, maaf ... maaf".. Cuo It Sian segera tertawa terbahak2, sahutnya sambil menepuk2 pundak dari Nyio Sam Pak; "Jangan terlalu sungkan2 , ... Nyio-heng kita adalah kawan lama yang sudah ada puluhan tahun lamanya buat apa masih membicarakan segala macam adat?" "Haah ... haaa ... haaa .., , ada beberapa tahun tidak bertemu ternyata Cuo heng masih tidak kelihatan tua, sebetulnya Cuo-heng lah yang lebih pandai merawat badan" Ujar Nyio Sam Pak sambil tertawa ter-bahak2. "Mana ... mana ... bilamana siauw-te sudah menginjak usia seperti Nyio-heng kiranya tidak bakal bisa sehat seperti diri Nyio heng sekarang ini !""Mari kita bicara didalam saja" Ujar Nyio Sam Pak kemudian sambil menggandeng tangannya. Mereka segera berjalan masuk kedalam ruangan tengah, setelah duduk Nyio Si Ce lantas menyuguhi air teh. Kemudian Nyio Sam Pak memerintahkan putranya yang kedua, ketiga dan beberapa orang anak muridnya untuk ber-sama2 maju memberi hormat. Sesudah semuanya selesai Nyio Sam Pak baru berkata dengan suara yang serius. "Kali ini Loolap mcngundang Cuo-heng jauh2 datang kemari sungguh merasa tidak enak." "Aaaah ..buat apa Nyio heng berbicara demikian" Seru Cuo It Sian dengan cepat. "Bilamana kawan ada kesusahan sudah seharusnya aku turun tangan membantu apa lagi si iblis bungkuk Leng Hu Ih adalah seorang penjahat Bu lim yang patut dibasmi bilamana Siauwte dapat ikut serta di dalam pembasmian penjahat ini boleh dikata merupakan satu urusan yang patut digembirakan" "Cuma sayang urusan sudah bisa dibikin bares." "Iiih ..bagaimana bisa beres?" Tanya Cuo It Sian sengaja memperlihatkan rasa kagetnya. "Urusan sudah terjadi diluar dugaan, hari itu setelah Loolap memberitahukan Si Cie, Si Jien dua orang bersaudara untuk turun gunung -mengundang Cuo heng serta Im Si Tiauw Ong dan Lam Yang Ci dari Bu tong Pay, mendadak pada hari ketiga putraku yang bungsu Si Ih datang melapor, katanya didepan sarangnya Leng Hu Ih sudah kedatangan seorang jagoan berkepandaian tinggi yang sedang bertempur dengan amat serunya melawan Leng Hu Ih" "Entah siapakah jagoan Bu lim itu?" Timbrung Cuo It Sian- "Cuo-heng dengarkan dulu Loolap menceritakan urusan ini dengan perlahan lahan, ketika loolap mendengar ada orang yang sedang bertempur seru dengan Leng Hu Ih maka segera loolapmengumpulkan seluruh anak muridku untuk menerjang kesana, siapa tahu setibanya didepan sarang itu tampaklah Leng Hu Ih sudah menggeletak mati sedangkan sarangnya pun sudah berada didalam lautan api." "Aaah .., sudah tentu perbuatan dari si kakek pemalas Kay Kong Beng " Seru Cuo It Sian dengan wajah terperanjat. "Bukan," Sahut Nyio Sam Pak tersenyum dan gelengkan kepalanya. Air muka Cuo It Sian segera berubah hebat. "Kalau tidak tentu perbuatan dari Pek Kiam Poocu Wie Ci To," Serunya lagi dengan sinar mata yanng berkedip2. "Juga bukan!" Dengan pandangan tajam Cuo It Sian memandang diri Nyio Sam Pak tidak berkedip. "Kalau tidak tentunya Kiauw-tauw dari Benteng Pek Kjam Poo ..si pendekar Ti Then" Sahutnya sepatah demi sepatah. "Bukan . bukan " Rasa tegang dari Cuo It Sian pun segera lenyap tak berbekas, diganti dengan senyuman yang amat ramah menghiasi bibirnya. "Lalu siapa ?" Nyio Sam Pak mendehem dulu beberapa kali kemudian baru sambungnya. "Loolap sekalian yang melihat Si iblis-bungkuk Leng Hu Ih sudah mati tetapi anak buahnya masih ada maka segera menghajar mereka sehingga dibuat kocar kacir tidak karuan, waktu itu Loohu berhasil membunuh Si kupu kupu bunga Hong it Peng, Si manusia banci Ong Cuo Ting. Thian San Ji Lang-' Kiem Hoo dan Kiem Hay, Si ketemu tidak mujur Cang Hiong serta si Siluman bocah dari lembah setan Yu Si beberapa orang" "Lalu siapa yang telah membinasakan Leng Hu Ih itu ?","Setelah Loolap berhasil mernperoleh kemenangan segera menangkap seorang penjahat untuk ditanyai. Katanya orang yang berhasil membinasakan Leng Hu Ih adalah seorang kakek tua berbaju hijau yang usianya sudah ada tujuh puluh tahunan, wajahnya amat segar dan berwibawa, ketika dia bertemu muka dengan Leng Hu Ih didepan sarangnya dia orang cuma mengucapkan sepatah kata saja, katanya. "Hey bungkuk kau masih ingat hutangmu pada tiga belas tahun yang lalu ?" Setelah itu mereka segera bertempur" "Tadi sewaktu Nyio-heng sampai di sana dia orang sudah pergi ?" Tanya Cuo It Sian- "Benar !" Sahut Nyio Sam Pak mengangguk. "Setelah dia berhasil membunuh Leng Hu Ih dan membakar sarangnya lantas tanpa mengucapkan kata2 lagi sudah berlalu dari sana". "Tahukah kau dia meaggunakan senjata apa ?" "Menurut jawaban dari penjahat itu dia menggunakan pedang" "Sunggug aneh sekali" Seru Cuo It Sian sambil mengerutkan alisnya rapat2. "Leng Hu Ih mempunyai julukan sebagai raja iblis dari seluruh Bu-lim. jago2 Bu-lim pada saat ini kecuali si kakek pemalas Kay Kong Beng, Pek Kiam Poocu Wie Ci To serta si pendekar baju hitam Ti Then, siapa lagi yang bisa membinasakan diri Leng Hu Ih ??". "Loohu sendiripun tidak dapat mengetahui dia adalah Nabi dari mana, cuma saja didalam Bu-lim yang demikian luasnya memang pasti ada beberapa orang jagoan yang berkepandaian amat tinggi sekali tanpa diketahui oleh orang lain". Lama sekali Cuo It Sian termenung berpikir keras, lalu gumamnya seorang diri. "Ehmm ... apa muagkin dia . " "Cuo-heng sudah teringat akan siapa ?" "Seorang yang bernama Boe Beng Loojien""Boe Beng Loojien?" Tanya nyio Sam pak pura-pura terkejut. "Benar," Sahut Cuo It Sian mengangguk. Wajahnya berubah amat serius sekali. "Dia adalah suhu dari si pendekar baju hitam Ti Then itu-Kiauw tauw dari benteng Pek Kiam Poo . , tahukah Nyio heng akan si pendekar baju hitam Ti Then- pemuda-ini ?" "Loolap pernah mendengar cuma tidak begitu jelas, dia adalah pemuda macam apa ?" "Usianya ada dua puluh tahunan, tetapi kepandaian silat yang dimilikinya amat tinggi sekaii sukar diukur dia pernah mengalahkan pendekar pedang tangan kiri Cian Pit Yuan," Mendengar perkataan tersebut Nyio Sam Pak segera menghela napas panjang. "Heeei . kepandaian silat dari si pendekar pedang tangan kiri Cian Pit Yuan tidak ada dibawah kepandaian dari Wie Ci To, kalau memangnya si pendekar baju hiram Ti Then bisa mengalahkan dirinya maka kepandaian silatnya jelas jauh diatas kepandaian dari Wie Ci To," "Ehmin ... !" Sahut Cuo It Sian mengangguk. "Sekalipun tidak dapat melampaui Wie Ci To, sedikit2nya juga tidak ada dibawah Wie Ci To sendiri!" "Sebenarnya dia dengan Wie Ci To ada sangkut paut apa?" Tanya Nyio Sam Pak kemudian dengan wajah serius. "Katanya pula si pendekar baju hitam itu Ti Then melakukan perjalanan lewat diluar kola Go-bie dan menemukan murid dari Wie Ci To yaitu Hong Mong Ling menggeletak dijalan dalam keadaan tidak sadar, dia lantas menolongnya kembali ke Benteng Pek Kiam Poo, akhirnya Wie Ci To menemukan kalau Ti Then memiliki kepandaian silat yang amat tinggi sekali, karenanya dia diangkat sebagai kiauwtauw didalam Benteng Pek Kiam Poo," "Seorang bocah cilik yang baru berusia dua puluh tahunan ternyata berhasil memiliki kepandaian silat yang tinggi sungguh bukanlah satu pekerjaan yang gampang""Siauw-te pernah dua kali bertemu muka dengan dirinya, dia mengaku suhunya bernama Boe Beng Loojien, mengenai siapakah namanya yang sebetulnya dia sendiripun tidak tahu, tidak perduli perkataannya ini benar atau tidak dengan kepandaian silatnya yang begitu tinggi, kepandaiannya tidak mungkin bisa dimilikinya sejak lahir- dia pasti ada seorang suhu bahkan kepandaian silat dari suhunya itu pasti jauh berada diatas kepandaian silat dari si kakek pemalas Kay Kong Beng." Jilid 34.2 : Ada saksi pengakuan Cuo It Sian Dengan cepat Nyio Sam Pak menganggukkan kepalanya. "Benar" Sahutnya. "Kalau memangnya kepandaian silat yang dimiliki Ti Then tidak berada dibawah kepandaian silat dari Wie Ci To maka kepandaian silat dari suhunya pasti berada diatas si kakek pemalas Kay Kong Beng." "Maka itu siauwte menduga orang yang membinasakan Leng Hu Ih itu ada kemungkinan besar adalah suhunya Ti Then, Si Boe Beng Lojin" "Hey . cuma sayang kedatangan loolap ada sedikit terlambat, kalau tidak loolap tentu akan berkenalan dengan jagoan yang memiliki kepandaian silat amat tinggi ini" Dia berhenti sebentar untuk tukar napas lalu sambungnya lagi sambil tertawa. "Heei tapi dengan kejadian itu kedatangan dari Cuo heng dari tempat jauh ini akan sia-sia belaka tetapi tidak mengapa asalkan Cuo-heng ada kesenangan pasti ada yang hendak dibunuh" "Aaaah .... masih ada musuh?" Tanya Cuo It Sian melengak. "Ada!" "Siapa ?" "Loolap" Sahut Nyio Sam Pak sambil menuding hidungnya sendiri."Haa haaa kiranya sengaja Nyio-heng mengundang siauw-te kemari sebetulnya hendak memuaskan keinginanmu untuk main catur," Seru Cuo It Sian tertawa keras. "Kali ini bilamana Cuo-heng tidak mau melayani Loolap untuk bermain sebanyak sepuluh atau delapan kali, Loolap tidak akan melepaskan kau pergi" "Baik, siauw-te akan melayani sampai akhir" Saat itulah Cia Pu Leng sudah berjalan masuk ke dalam ruangan. "Suhu, perjamuan sudah dipersiapkan" Lapornya kepada Nyio Sam Pak, Nyio Sam Pak segera bangkit berdiri meninggalkan tempat duduknya, Mereka segera berjalan menuju ke ruangan makan, tampak ditengah ruangan sudah tersedia satu meja perjamuan yang mewah. Nyio Sam Pak segera mempersilahkan Cuo It Sian untuk menduduki tempat yang teratas sedang dirinya duduk disampingnya kemudian memerintahkan pula Si Ce, Si Jien serta Si Ih untuk menemaninya. Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tua muda lima orang segera angkat cawan dan meneguknya dengan gembira. "Nyio-heng bilang sudah mengundang pula sikakek tukang pancing serta Lam Yang Ci dari Bu-tong Pay, kenapa mereka tidak ikut datang untuk sama2 bersantap?" "Mereka sudah datang, tetapi ketika mendengar Leng Hu Ih sudah mati keesokan harinya lalu pada berlalu dari perkampungan" "Lama sekali tidak bertemu dengan si kakek tukang pancing, dia orang apakah masih suka mancing seperti dulu?" "Benar, Shia Si Yuen loo-heng ini memang sangat menyenangkan sekali .""Katanya dia suka mancing ikan dikarenakan untuk menghindari istrinya yang cerewet, lama kelamaan dia maiah terkena demam mancing." Nyio Sam Pak segera angkat cawannya dan menghormati kembali satu cawan kepadanya, setelah itu baru tanyanya. "Beberapa tahun ini Cuo-heng sendiri mengisi kekosongan waktu dengan bekerja apa ?" "Beberapa tahun akhir ini Siauw-te jarang melakukau perjalanan jauh, setiap hari duduk dirumah teh untuk ngomong2." "Kenapa tidak mencari seorang murid?" "Siauw-te memang bermaksud demikian, cuma saja untuk mencari seorang pemuda yang mempunyai hati serta sifat yang baik dan jujur bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, bahkan sifat dari Siauw-te pun sangat pemalas. tidak sabaran untuk memberi petunjuk kepada murid maka itu sampai sekarang Siauw-te tidak pernah menerima seorang murid pun" Nyio Sam Pak lantas tersenyum. "Sebaliknya Loo-lap mempunyai murid yang tidak sedikit jumlahnya. bilamana Cuo-heng tidak menampik atas kebodohan mereka aku akan hadiahkan seorang muridku agar jadi ahli warismu" "Haaa ... haaa , ..Nyio-heng jangan berguyon" Ujar Cuo It Sian sambil tertawa terbahak2. "Bagaimana mungkin muridmu boleh diberikan kepada orang lain?" "Sungguh," Jawab Nyio Sam Pak dengan serius. "Kepandaian dari Loolap ada batasnya, bilamana mereka mengikuti loolap terus sebetulnya tidak bakal bisa memperoleh kemajuan, bilamana Cuo- heng benar benar ada maksud loolap pasti akan memberikan seorang kepadamu, usianya tidak begitu besar cuma dua puluh tiga tahun bahkan sifatnya pun amat bagus sekali,"Cuo It Sian melihat dia orang berkata dengan nada yang serius, tidak terasa sudah tanyanya sambii memperhatikan wajahnya tajam. "Siapa?" "Itu orang yang sudah melayani Cuo-heng sewaktu Cuo-heng mertamu di perkampungan Loolap tempo hari," "Siapa?" Tanya Cuo It Sian agak melengak. "Sekarang dia tidak ada di dalam perkampungan, Loolap sedang mengirim dia pergi ke gunuog Cun San untuk mengambil kembali sebilah pedang dari Cu Kiam Loojien, tetapi ada kemungkinan sebentar lagi dia bakal kembali... Cuo-heng apa sudah tidak ingat lagi dengan dirinya ?" Dengan perlahan Cuo It Sian angkat cawannya untuk meneguk habis isinya, lantas dia tertawa terbahak-bahak. "Kelihatannya siauw-te harus berpikir keras lagi ..eeee "aduh siapa toh namanya? loolap sudah agak lupa." "Dia bernama Cau Ci Beng" "Oooh benar benar" Sahut Cuo It Sian dengan wajah yang biasa saja. "Agaknya dia mempunyai julukan sebagai si . si .." "Si elang sakti !" "Ehm . " Tidak salah.. tidak salah, memang benar si elang sakti" Sahut Cuo It Sian keras. "Bagaimana Nyio heng secara tiba-tiba punya maksud hendak memberikan dia orang sebagai muridnya siauw-te?" "Dia mempunyai bakat yang amat bagus sekali tidak sampai seberapa lama seluruh kepandaian silat dari Loolap sudah berhasil dipelajari seluruhnya, diam2 Loolap pergi mengadakan pameriksaan Loolap rasa bilamana dia dapat memperoleh seorang guru yang ternama maka di kemudian hari dia tentu akan jadi seorang jagoan Bu-lim. Setelah pikir pulang pergi Loolap rasa cuma Cuo-heng seorang saja semua yang mempunyai hubungan persahabatan yangerat dengan loolap bahkan Cuo-heng memiliki kepandaian silat yang tinggi pula maka itu Loolap rasa hanya Cuo-heng seorang saja yang patut menjadi gurunya itulah sebabnya kenapa Loolap mempunyai maksud untuk memberikannya kepada Cuo-heng" Bukit Pemakan Manusia Karya Khu Lung Suling Pusaka Kumala Karya Kho Ping Hoo Sakit Hati Seorang Wanita Karya Kho Ping Hoo