Ceritasilat Novel Online

Pendekar Patung Emas 46


Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong Bagian 46


Pendekar Patung Emas Karya dari Qing Hong   Tegurnya. Dengan cepat Ti Then membuka matanya kembali.   "Ada urusan apa?"   "Aku man membicarakan soal Kiam Kong Su Yuan Siauw Ko dengan dirimu".   "Kenapa ?"   Tanya Ti Then tawar.   "Aku ingin mengetahui hubunganmu dengan si tangan baja Yuan Siauw Ko itu?"   "Tidak perduli aku mempunyai sangkut paut apa dengan dirinya hal ini tiada hubungannya dengan dirimu".   "Sekarang kau masih merupakan patung emasku "   Bentak majikan patung emas dengan gusar.   "Sekalipun aku suruh kau mengorek keluar hatimu kaupun harus melaksanakannya."   "Baik, aku akan mengorek hatiku baru kau lihat2". Sehabis berkata dari dalam sakunya dia mencabut keluar sebilah pisau belati. Agaknya majikan patung emas merasa amat terkejut sekali melihat kejadian itu.   "Tidak, aku tidak akan taruhan dengan dirimu"   Serunya dengan terburu-buru.   "Aku tidak menyuruh kau untuk mengorek keluar hatimu".   "Hmmm! aku sih mengharapkan sekali kau benar2 memerintahkan aku untuk mengorek keluar hatiku, dengan demikian semua kesulitanku bisa musnah"   Seru Ti Then sambil tertawa pahit. Nada suara dari majikan patung emas seketika itu juga berubah jauh lebih lunak lagi.   "Aku cuma ingin mengetahui hubungan diantara kalian, apakah soal inipun tidak boleh dikatakan?""Sewaktu ada di gua Hu Lu Tong di gunung Ccen san kau pernah berjanji tak akan mendesak aku untuk membuka rahasia". Majikan patung emas termenung sebentar, akhirnya dia menyahut.   "Baiklah, kau tidak usah mengatakan pun tidak mengapa, padahal aku cuma ingin membantu kau.."   "Bagaimana kau bisa tahu kalau aku mempunyai kesulitan yang membutuhkan bantuan dari orang lain ?"   Desak Ti Then dengan sedikit tergerak.   "Aku bisa melihatnya."   "Kemunculanmu malam ini apakah sengaja hendak menyampaikan maksud baikmu itu?"   "Di samping itu aku mau mengatakan satu hal kepadamu aku merasa bahkan hubunganmu dengam Yuan Siauw Ko agaknya amat rapat sekali, tetapi bagaimanapan hubungan diantara kalian berdua aku melarang kau untuk menceritakan urusan di antara kita ini kepadanya.   "Bilamana aku memberitahukan rahasia ini kepadanya kau punya maksud untuk berbuat apa?"   "Aku bermaksud untuk berbuat apa tentunya kau bisa menebaknya sendiri bukan?"   Seru majikan patung emas dengan dingin.   "Bilamana secara diam2 aku memberitahu kepadanya ?"   Tanya Ti Then dengan nada mencoba.   "Soal itu tidak akan mengelabuhi diriku "   Jawab majikan patung emas sambil tertawa dingin.   "Benar "   Kata Ti Then sambil mengangguk.   "Ada seseorang yang bersembunyi di dalam benteng dan setiap waktu setiap saat mengawasi setiap gerak gerikku secara diam2 ..."   "Hmm! kalau kau sudah tahu itulah sangat bagus sekali""Kau ingin menakut nakuti diriku ?"   "Bukannya menakuti dirimu "   Sahut majikan patung emas sepatah demi sepatah.   "Aku benar2 bisa berbuat demikian, setiap kali aku melihat kau hendak membocorkan rahasiaku maka aku bisa perintah dia untuk membunuh mati orang itu".   "Kau berlegalah hati. bilamana aku bermaksud hendak memberitahukan urusan ini kepadanya maka sewaktu tadi aku membawa dia kedalam kamar aku bisa memberitahukan hal ini kepadanya, aku tidak akan menanti sampai sekarang".   "Aku sangat tidak ingin membunuh mati sahabatmu yang paling intim maka itu aku memberi peringatan kepadamu, lebih baik kau sedikit berhati-hati".   "Terima kasih atas peringatanmu, aku bisa meng-ingat? urusan dihati". Nada suara dari majikan patung emas kembali berubah jadi amat halus.   "Apakah kau sudah mengambil keputusan untuk tidak memberitahukan kepadaku apakah hubungannya antara dirimu dengan dia orang?".   "Hubunganku dengan dirinya Wie Ci To ayah beranak pun sudah tahu, maka aku bermaksud hendak menceritakan rahasia ini kepadamu". Segera dia menceritakan kisahnya pada dua tahun yang lalu sewaktu dia menjadi Piauw-su diperusahaan Yong An Piauw-kiok lalu bagaimana sewaktu melindungi suatu barang sudah kena dicegat oleh si "Hong Liuw Kiam Khek"   Ih Ping Siauw lalu bagaimana ia dikalahkan dan seterusnya. Selesai mendengar kisahnya itu majikan patung emas lantas tertawa.   "Tidak aneh kalau kau ingin mencari si kakek pemalas Kay Kong Beng untuk mengangkatnya sebagai guru, haaa . , haaa ..kiranyakau ingin belajar ilmu silat kemudian mencari Ih Ping Siauw untuk membalas dendam".   "Sekarang kau sudah tahu rahasia hatiku, tolong tanya bagaimana kau ingin membantu aku untuk menyelesaikan urusan ini?"   Majikan patung emas termenung sebentar, akhirnya dia menjawab.   "Walaupun didalam urusan ini aku bermaksud untuk membantu dirimu tetapi tidak akan aku lakukan secepat mungkin, unsan itu bisa aku kerjakan setelah tujuanku tercapai sukses"   "Menanti setelah tujuanmu tercapai aku bisa pergi mencarinya sendiri, buat apa membutuhkan bantuanmu lagi?"   "Kau seorang diri mau pergi mencari kemana ? bila ada aku yang memberi bantuan ..."   "Semoga saja kau tidak tertarik oleh karena intan permata tersebut "   Potong Ti Then dengan cepat.   "Itulah pikiran dari seorang manusia rendah "   Seru majikan patung emas dengan nada tidak senang.   "Walaupun intan permata itu nilainya ada diatas ratusan laksa tahii tetapi aku tidak akan memandangnya barang sebelah matapun"   Ti Then termenung tidak menjawab. Majikan patung emas segrra menarik kembali patung emasnya keatas.   "Ingat !"   Ujarnya lagi.   "Bilamana kau tidak ingin melihat Yuan Siauw Ko mati dengan sangat mengerikan maka urusanku janganlah kau bocorkan kepadanya."   XXX Hanya didalam sekejap saja enam hari sudah berlalu.   Jarak dengan hari perkawinanpun tinggal sepuluh hari saja ! Hari itu mcndekati lohor sipendekar pedang penembas ulu hati Shia Pek Tha sudah kembali kedalam Benteng.Setelah menemui Poocu Wie Ci To, sewaktu didengarnya Ti Then lagi main catur dengan Kiem Cong Loojien di kebun dia lantas berjalan menuju kesana.   XxxdwxxX TI THEN yang lagi bermain catur di dalam gardu kebun, sewaktu dilihatnya Shia Pek Tha berjalan mendekat, semangatnya mendadak berkobar.   "Shia heng kau sudah kembali?"   Tanyanya.   "Benar, baru saja pulang "   Ti Then yang melihat adanya Kiem Cong Loojien disana merasa tidak leluasa untuk menanyakan jejak dari Phoa Loo Tek di hadapannya, segera sambil manuding kearah bangku batu dia berseru.   "Shia-heng, silahkan duduk disini."   Shia Pek Tha segera memberi normat kepada Kiem Cong Loojien setelah itu baru duduk disampingnya.   "Bagaimana kesudahan dari permainan semula?"   Tanyanya sembari memperhatikan permainan catur itu.   "Seri ... sudah main dua kali, satu menang satu kalah, sekarang adalah permainan yang ketiga".   "Agaknya didalam permainan kali ini ciangbunjien sudah ada diatas angin". Kiem Cong Loojien segera terlawa ter-bahak2.   "Has .... haa kentutnya yang ada di atas angin! pada permainan yang semula pun loolap selalu memimpin didepan tetapi setelah sampai pada akhirnya selalu saja menemui kegagalan, permainan catur dari Ti Kiauw-tauw ini sangat aneh sekali !". Mendadak Ti Then menggerakkan biji caturnya.   "Biji catur ini harus dihidupkan"   Serunya keras.Dengan rasa tegang Kiem Cong Loojien segera memperhatikan biji catur dari Ti Then tersebut setelah itu berpikir sebentar akhirnya dengan wajah yang amat girang tanyanya.   "Kau sudah pasti ?".   "Pasti!"   Jawab Ti Then mengangguk.   "Kau tidak boleh mengulangi kembali biji caturmu lho!"   "Ciangbunjin kapan melihat aku ber main curang?"   "Bagus sekali, permainan caturmu kali ini sudah mati !"   Sahutnya. Sambii berkata dia menjalankan sebuah biji caturnya. Melihat akan hal itu Ti Then segera menjerit keras.   "Aduh ... celaka ! celaka! kiranya mataku sudah buta."   "Haa ,..sekarang kau sudah kalah aku lihat .."   Ti Then segera membubarkan biji2 catur tersebut.   "Boanpwee mengaku kalah!"   Serunya sambil tertawa pahit. Agaknya Kiem Cong Loojien merasa amat bangga sekali.   "Bagaimana?"   Ujarnya sambii tertawa "Permainan catur dari Loolap tidak jelek bukan?"   "Benar, tidak disangka permainan catur dari ciangbunjien sangat lihay sekali sungguh mengagumkan!"   Berbicara sampai disini dia lantas bangkit berdiri.   "Tetapi boanpwee masih tidak mau mengaku kalah, besok pagi kita teruskan lagi dengan dua kali permainan !".   "Selalu menanti petunjuk darimu"   Jawab Kiem Cong Loojien sambil tertawa.   Dia lantas membereskan catur itu lalu bertiga berjalan keluar dari kebun.Ti Then serta Shia Pek Tha mengawani Kiem Cong Loojien kembali kedalam kamarnya terlebih dulu setelah itu baru kembaii lagi kedalam kebun, Ti Then yang melihat ditempat itu tidak kelihatan ada orang lain segera tanyanya dengan suara perlahan.   "Bagaimaaa ?"   "Dugaan dari Ti Kiauw-tauw sedikitpun tidak salah, Phoa Loo Tek benar-benar sangat mencurigakan sekali"   Sahut Shia Pek Tha dengan air muka yang berubah amat keren. Mendengar perkataan tersebut Ti Then hanya merasakan hatinya berdebar amat keras, tanyanya dengan cemas.   "Apa yang dikatakan oleh orang tuanya?"   "Dia sama sekali tidak pulang kerumah, orang tuanya bilang Loo Tek sudah ada setahun lamanya tidak pernah puiang!".   "Jika demikian adanya, didalam hal ini tentu ada suatu persoalan yang mencurigakan".   "Dia keluar benteng dengan alasan hendak pulang menemui orang tuanya tetapi dia tidak kembali hal ini jelas sekali menunjukkan kalau ditempat luaran dia sudah melakukan suatu pekerjaan yang tidak genah, urusan ini harus cepat2 dilaporkan kepada Poocu"   Ujar Shia Pek Tha dengan wajah ssrius.   "Tidak bisa jadi!"   Bantah Ti Then sambil gelengkan kepalanya.   "Kenapa?"   "Apa yang sudah dilakukan oleh Phoa-heng selama ditempat luaran kita sama sekali tidak tahu, apalagi hari perkawinan dari siauw-te pun sudah dekat, lebih baik didalam waktu seperti ini jangan mengganggu diri Poocu", Agaknya Shia Pek Tha merasa kalau perkataannya ini sedikitpun tidak salah, dia lantas mengangguk."Kalau begitu, Ti Kiauw-tauw rasa kita harus berbuat bagaimana baiknya?"   "Besok pagi Siauw-te akan meminjam kesempatan ini untuk keluar dari Benteng; setelah itu Shia-heng pura2 teringat kalau masih ada dua orang kawan yang belum kebagian undangan, maka kirimlah dia serta Yuan Cia untuk membawa undangan itu, sudah tentu kedua buah undangan itu harus mempunyai tujuan yang berbeda, hingga dengan demikian Siauw-te bisa mencegatnya ditengah jalan dan menanyainya dengan se-jelas2nya."   "Ehm ... ini memang suatu cara yang amat bagus sekali ..."   "Coba Shia-heng pikirkan apakah masih ada sahabat yang belum kebagian undangan?"   Shia Pek Tha termenung berpikir sebentar setelah itu baru jawabnya .   "Diatas gunung Cing Shia masih ada seorang To Pit Toojien yang ada perkenalan satu kali jumpa, karena sifatnya yang suka menyendiri dan tidak akur untuk berkumpul dengan orang maka undangan itu tidak dikirim buatnya, tetapi bilamana membagikan undangan ini kepadanya pun boleh juga ..."   "Kalau begitu kirimlah dia pergi!"   "Di kota Tiong Lam didaerah Siok Tiong ada seorang hartawan Cau yang boleh juga dibcri undangkn tetapi kenapa kau ingin menggunakan cara ini"   "Bilamana di dalam waktu yang bersamaan Shia-heng mengirim mereka berdua untuk kirim undangan maka dia orang baru tidak menaruh rasa curiga."   "Baiklah Besok pagi Cayhe akan kirim dia menuju ke gunuug Cing Shia, sedang mengirim Yuan Cia ke kota Ticng Lam.. Bilamana Ti Kiauw tauw ingin menanyakan dirinya maka kau boleh mencegatnya ditengah jalan, biiamana alasan yang dikatakan amat masuk diakal maka lepaskan dia pergi tetapi jikalau alasannya terlalu dibuat-buatmaka segeralah membawa dia pulang untuk dihadapkan kepada Poo-cu!"   Setelah mengadakan perundingan beberapa saat lamanya mereka berdua baru berjalan keluar dari kebun itu dan kembali ke dalam kamarnya masing2.   Sekembalinya didalam kamar Ti Tthen segera naik keatas pembaringannya untuk beristirahat, dengan amat tenang dia mulai memikirkan satu peristiwa yang sulit dan berada diluar dugannya.   Hal itu adalah: Sewaktu besok pagi dia mencegat diri Phoa Loo Tek ditengah perjalanan dan akhirnya membuktikan kalau dia benar2 anak buah dari majikan patung emas, setelah itu dia harus mengambil tindakan apa untuk memberi hukuman kepadanya ? Sudab tentu dirinya harus memaksa dia untuk mengakui siapakah nama serta asal usul dari majikan patung emas, setelah itu memaksa dirinya pula untuk mengaku siasat apa yang sudah disusun olehnya, tetapi tidak perduli dia mengatakan apa pun akhirnya dia harus mengambil suatu tindakan terhadap dirinya.   Bunuh matia dia orang? Tentu Tidak! Bilamana membisakan dirinya dia bisa mengelabuhi diri majikan patung emas, tetapi bagaimana dia harus bertanggung-jawab terhadap Wie Cito serta Shia Pek Tha? Lepaskan dia pergi? Hal ini semakin tidak mungkin lagi.   Bilamana majikan patung emas mengetahui kalau dia berhasil menawan "Anak buahnya"nya, mana mungkin dia mau berpeluk tangan.   Persoalan ini terus menerus berkelebat di hatinya, akhirnya saking tidak kuatnya Ti Then mengambil keputusan untuk menentukan sikapnya setelah situasi berada dihadapan mata.xxxx Hari kedua, dia minta ijin kepada Wie Ci To dengan alasan hendak mencari angin di luar benteng, dengan menunggang kudanya dia lantas meninggalkan benteng Pek Kiam Poo.   Didalam perjalanannya menuju ke kota Go-bie, dia sama sekali tidak berhenti, setelah melewati kota sebelah utara dia melanjutkan kembali perjalanannya sejauh beberapa li dan sampailah di suatu tempat pegunungan yang amat sunyi dengan disampingnya tumbuh lebat pepohonan yang besar.   Setelah turun dari kudanya dan mengikat tunggangannya baik2, dengan amat tenangnya Ti Then duduk disamping hutan untuk menunggu.   Jalan raya ini adalah satu jalan yang harus dilalui bilamana hendak menuju ke gunung Ching Shia, di dalam hati dia memastikan kaiau Phoa Loo Tek pasti akan melewati tempat ini.   Kurang lebih setelah menunggu satu jam lamanya, akhirnya terdengarlah olehnya suara derapan kuda yang amat ramai bergema mendatang.   Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Dengan gesitnya Ti Then meloncat bangun dan berdiri di samping hutan, ketika menengok kearah sebelah depan terlihatlah dari arah kota Go-bie berlarilah mendatang seekor kuda dengan amat cepatnya.   Dalam hati dia lantas menduga kalau orang itu pastilah Phoa Loo Tek adanya, karena itu sengaja dia duduk disamping jalan pura2 lagi beristirahat Hanya didalam sekejap saja kuda itu sudah berada dekat dengan dirinya.   Tetapi ketika dia dapat melihat si penunggang kuda itu, seketika itu juga dia orang dibuat tertegun.Kiranya orang yang ada di atas kuda itu bukan Phoa Loo Tek, melainkan seorang pendekar pedang merah yang lain dari benteng Pek Kiam Poo.   Pendekar pedang merah itu bernama Tong Ceng Boe dan merupakan salah seorang pendekar pedang merah yang pernah menerima petunjuk ilmu silat dari diri Ti Then.   Bukankah terang2an orang yang di kirim untuk membagi undangan itu adalah Phoa Loo Tek, bagaimana secara tiba2 orang bisa berganti dengan Tong Ceng Boe? Untuk beberapa saat lamanya Ti Then dibuat kebingungan.   Tong Ceng Boe yang melihat Ti Then ada di samping jalan, air mukanya pun kelihatan sedikit berubah, dengan gugup dia lantas menahan tali les kudanya dan meloncat turun ke atas tanah.   -oo0dw0oo-   Jilid 37 : Pengakuan Ti Then kepada Yuan Siauw Ko "Ti Kiauwtauw, kau ada urusan apa datang kemari ?"   Tanyanya sambil merangkap tangannya memberi hormat.   "Aku keluar lagi cari angin"   Sahut Ti Then sambil bangkit berdiri.   "Baru saja beristirahat ditempat ini, Tong-heng hendak pergi kemana ?".   "Cayhe mendapat perintah dari Shia Toako untuk kirim satu undangan ke gunung Cing Shia" 'Bukankah undangan sudah habis dibagi?" 'Benar ! cuma secara tiba2 Shia Toa-ko sudah teringat dua orang yang belum mendapat undangan, karenanya lantas perintah cayhe serta Yuan Cia untuk mengirimnya."   "Mau diberikan buat siapa undangan itu?"   Tanya Ti Then lagi."To Pit Toojien !"   "Lalu bagaimana bisa kirim kau orang?"   "Sebetulnya Shia Toa-ko memerintahkan Phoa Loo Tek yang kirim surat undangan ini, siapa tahu mendadak Phoa Loo Tek sakit perut sehingga terpaksa harus diganti cayhe !"   Saat itulah Ti Then baru paham kembali sebab2nya, tidak terasa lagi diam2 lantas berpikir.   "Hmm! bajingan itu sungguh licik sekali, apakah dia sudah mengetahui siasatku ini sehingga sengaja ber-pura2 sakit perut?"   Setelah berpikir sampai disitu tidak terasa lagi dia lantas bertanya.   "Bagaimana mendadak perutnya bisa sakit?"   "Siapa yang tahu"   Ujar Tong Ceng Boe sambil tertawa.   "Ada kemuagkinan sudah salah makan "   Dengan perlahan Ti Then mengangguk.   "Baiklah kau boleh pergi !"   Ujarnya kemudian.   Tong Ceng Boe lantas merangkap tangannya memberi hormat, naik keatas kuda tunggangannya dan berlalu dari situ.   Ti Then sendiripun sambil menuntun keluar kuda Ang Shan Khek- nya bsrangkat kembali kedalam Benteng.   Perubahan yang terjadi secara tiba2 ini benar2 berada diluar dugaannya, tetapi dia memahami mengapa Shia Pek Tha ganti mengirim Tong Ceng Boe untuk kirim surat undangan itu, bilamana dia sendiri yang menghadapi peristiwa ini diapun akan berbuat demikian, yang penting jangan sampai karena sakitnya perut Phoa Loo Tek surat undangan itu tidak jadi dikirim sehingga menimbulkan kecurigaan dari Phoa Loo Tek.   Pcrsoalannya sekarang, kenapa Phoa Loo Tek pura2 sakit perut? apa dia sudah menduga kalau dirinya bisa menunggu dia ditengah jalan dan hendak membongkar rahasianya sehingga tidak beranikwluar? atau mungkin sebabnya dia sakit perut karena hanya ingin menghindari tugas yang diberikan? Bilamana soal ini termasuk hal yang di belakang hal itu masih tidak mengapa, tetapi bilamana termasuk yang ada didepan maka urusan ini rada tidak beres.   Bilamana dia tidak membongkar urusan ini sampai terang, dia pasti akan laporkan urusan ini kepada majikan patung emas, dengan demikian , ..Berpikir sampai disini Ti Then segera merasakan hatinya gelisah dia mempercepat larinya kuda untuk cepat2 tiba di-dalam Benteng Pek Kiam Poo.   Satu jam kemudian dia sudah tiba kembali di Benteng Pek Kiam Poo.   Sewaktu dilihatnya didepan Benteng masih kelihatan adanya pendekar pedang hitam yang lagi ber-jaga2, hatinya merasa rada lega, dia tahu didalam Benteng tidak terjadi urusan, Dengan psrlahan dia orang mengambil keluar sapu tangaanya dan mulai menyeka kering keringat yang mengucur keluar setelah itu baru menjalankan kudanya masuk ke dalam Benteng, dia tidak ingin semua orang melihat kalau dia kedalam Benteng dalam keadaan terburu-buru.   Kuda Ang Shan Khek-nya dimasukkan dulu kedalam istal setelah itu dia baru pargi menjenguk Wie Ci To dalam kamarnya.   Waktu itulah dia melihat Shia Pek Tha berjalan menuju kearahnya, dia lantas berdiri tidak bergerak.   "Shia-heng !"   Ujarnya sambil tertawa.   "Sudah lama kuda Ang Shan Khek itu melakukan perjalan jauh, ini hari Siauw-te membawanya jalan2 larinya sungguh bersemangat sekali!"   Shia Pek Tha tertawa dan maju lebih dekat lagi dengan Ti Then, setelah dirasanya disekeliling tempat itu tidak ada orang dia baru berbisik :"Ti Kiauw-tauw kau sudah bertemu muka dengan Tong Ceng Boe ?". Dengan perlahan Ti Then mengangguk.   "Hmmm! Bangsat cilik itu sungguh licik sekali"   Dengus Shia Pek Tha dengan sengit.   "Sewaktu aku kirim dia ber-sama2 Yuan Cia untuk kirim undangan dia menyahut dengan senang hati, tetapi sewaktu kembali ke dalam kamar untuk mangadakan persiapan mendadak dia berjongkok diatas tanah dan teriak2 katanya sakit perut, oleh karena pada waktu itu banyak saudara-saudara yang ada disana aku tidak punya akal lain kecuali memerintahkan Tong Ceng Boe untuk menggantikannya. Hmm ! Aku lihat sakitnya perut tentu pura-pura belaka".   "Tidak salah, memang pura2 belaka!"   "Tetapi dia sama sekali tidak tahu Ti Kiauw-taw lagi menanti dirinya ditengah jalan, kenapa dia harus pura2 sakit perut ?".   "Soal ini Siauw-te sendiripun tidak paham"   Seru Ti Then sambil gelengkan kepalanya.   "Apa mungkin dia mempunyai berbagai macam alasan yang mengharuskan dia untuk tetap tinggal didalam Benteng ?". Sekali lagi Ti Then gelengkan kepalanya.   "Dia sekarang ada diraana ?"   Tanyanya kemudian.   "Sekarang dia lagi berbaring didalam kamarnya."   "Apakah Shia-heng melaporkan urusan ini kepada Poocu ?".   "Benar!"   Sahut Shia Pek Tha mengangguk.   "Cuma aku tidak melaporkan kecurigaan dari Ti Kiauw-tauw ini, aku cuma bilang secara mendadak sudah teringat kalau To Pit Toojien serta hartawan Cau belum mendapat undangan maka sengaja kirim Phoa serta Yuan dua orang untuk menyampaikannya, siapa tahu tiba2 Phoa Loo Tek sakit perut lalu ganti mengirim Tong Ceng Boe untuk melaksanakan tugas ini!".Diam2 Ti Then menghembuskan napas lega.   "Bagus ..bagus sekali !"   Serunya dengan girang.   "Untuk sementara waktu kita jangan laporkan dulu urusan ini kepada Poocu".   "Tetapi kita harus memikirkan yang buruk2 bilamana secara diam2 bangsat cilik itu mengadakan hubungannya dengan orang luar dan bersiap-siap hendak berbuat suatu urusan yang tidak menguntungkan benteng kami bukankah urusan akan jadi semakin berat? Karena menurut cayhe lebih baik kita laporkan saja kepada Wie Poocu."   "Tidak!"   Potong Ti Then dengan cepat.   "Urusan ini jangan sekali- kali dilaporkan dulu kepada Poocu!"   "Kenapa?"   Tanya Shia Pek Tha tidak paham.   "Seperti perkataan yang terdahulu, hari perkawinan siauw-te sudah hampir tiba sehingga kita menimbulkan banyak urusan sehingga membuat poocu jadi tidak senang hati apalagi bilamana kejelekan rumah tangga sendiri sampai tersiar di tempat luarpun tidak ada baiknya kini Ciangbunjin dari Kun-lun pay serta Tiang-pek pay juga Yuan Loocianpwee masih ada di dalam Benteng, bilamana sampai terjadi sesuatu bukankah hanya mendatangkan tertawaan dari orang2 Bu-lim saja? Maka itu menurut pendapat siauw-te lebih baik untuk sementara waktu kita jangan bergerak dulu tapi secara diam2 memperhatikan terus seluruh gerak-geriknya, menanti setelah perkawinan siauw-te lewat dan semua tetamu pada bubaran kita baru periksa dirinya lagi."   Shia Pek Tha berpikir sebentar dan akhirnya mengangguk.   "Demikianpun baik juga ...,"   Sahutnya.   "Sekarang siauw-te mau pergi menemui Poocu serta Yuan locianpwee sekalian, kita berbicara kembali dikemudian hari."   Dia lantas berjalan masuk kekamar baca Wie Ci To.Waktu itu Wie Ci To serta Kiem Cong Loojien lagi main catur, sedang si tangan sakti Yuan Siauw Ko lagi duduk disamping menonton jalannya pertempuran tersebut, dia lantas maju kedepan dan memberi hormat kepada mereka semua.   Kiem Cong Loojien memandang sekejap kearahnya, lalu tanyanya sambil tertawa.   "Ti Kiauw-tauw, pagi ini kau sudah pergi kemana ?"   "Achh ... naik kuda putar2 sebentar digunung, boanpwee mempunyai seekor kuda jempolan yang suka bergerak sedang pada waktu mendekat ini jarang sekali menungganginya, sewaktu boanpwee melihat kuda itu me-ringkik2 tiada hentinya maka sengaja membawa dia untuk lari berputar2 sebentar."   "Ooooh..."   Seru Kiem Cong Loojien setelah itu dia menundukkan kepalanya berpikir kembali.   Biji catur yang dipegang olehnya adalah hitam dan saat ini ada dua buah yang digencet mati oleh Wie Ci To tetapi dia tidak mau mengaku kalah juga, dia masih dengan susah payah meronta.   "Apakah Wie Poocu juga mengalah buat dirimu"   "Mengalah tiga biji, sejak permulaan Loolap sudah menang diatas angin, siapa tahu sedikit kurang hati2 sudah kena digencet mati dua bijicoba kau lihat payah tidak?"   "Omong terus terang saja, dengan kekuatan permainan dari ciangbunjien seharusnya aku orang she Wie mengalah empat biji catur"   Ujar Wie Ci To tertawa.   "Lalu kau mengalah berapa biji kalau main dengan menantumu?"   "Tiga biji!"   "Bagaimana kesudahannya?"   Tanya Kiem Cong Loojien lagi.   "Lumayan."' "Kalau bagitu bagus sekali, kemarin sewaktu loolap main catur tiga kali dengan dia loolap berhasil menangkan dua kali kalah sekali,dengan mengikuti patokan ini maka bilamana Wie Poocu kalah empat biji catur buat loolap ada kemungkinan biji-biji caturmu baka1 habis aku makan."   "Haa ...haa, tetapi dalam permainan kali ini ciangbunjien sudah kalah amat banyak sekali!"   Ujar Wie Ci To sambil tertawa ter-bahak2.   "Soal itu kan disebabkan Loolap terlalu berlaku gegabah, kalau kau tidak percaya mari kita main satu kali lagi!"   Sehabis berkata dia lantas mengacaukan biji2 catur dan siap untuk sekali lagi main catur dari depan. Wie Ci To lantas tersenyum.   "Sudah hampir makan, mari kita bersantap dulu baru main lagi."   Ajaknya. Selesai bersantap siang Kiem Cong Loojien kembali mengajak Wie Ci To untuk main catur lagi, Wie Ci To merasa tidak enak untuk menolak lalu kepada Yuan Siauw Ko ujarnya sambil tertawa.   "Yuan-heng, bilamana merasa menganggur bagaimana kalau main satu dua babak dengan Ti Then?"   "Tidak! Loohu sudah lama mendengar keindahan alam dari gunung Go bie, sore ini aku punya rencana untuk bsrpesiar kesana!"   "Kalau begitu suruh Ti Then mengawani!"   Seru Wie Ci To. Setelah itu dia menoleh kearah Ti Then dan ujarnya lagi "Ti Kiauw-tauw, kau temanilah Looianpwee untuk berpesiar!"   "Baik!"   Sahut Ti Then dengan hormat.   Sekembalinya kedalam kamar dia lantas berganti pakaian.   Loo Cia itu pelayan tua yang membawa air teh tampak berjalan masuk kedalam kamar sewaktu dilihatnya pemuda itu ada dikamar dia lantas bsrkata."Ti Kiauw-tauw, pagi ini nona memerintahkan Cun Lan untuk mengundang kau pergi kesana, lalu budak tuamu jawab kau tidak ada ..."   "Ada urusan apa ?"   Potong Ti Then dengan cepat.   "Budakmu tidak tahu, ada kemungkinan dia merasa rindu mungkin !"   "Omong kosong !"   "Ti Kiauw-tauw, kau pergi kemana toch tadi pagi ?"   Tanya Loo-cia lagi sambil meletakkan air teh keatas meja.   "Mencari angin diatas gunung". Si Loo-cia lantas garuk2 kepalanya.   "Aku belum pernah mendengar orang bilang kalau seorang calon pengantin mendadak mencari angin keatas gunung, apa mungkin Kiauw-tauw ada urusan dihatimu ?"   "Justru karena hendak jadi pengantin pikiranku jadi kacau!".   "Lhoo sungguh lucu, mau jadi penganten hatinya kok jadi kacau?"   "Kau sudah pernah jadi penganten?"   "Belum!"   Jawab Loo-cia sambil gelengkan kepalanya.   "Kalau begitu lain kali bilamana kau punya kesempatan untuk jadi penganten hatimu akan paham bagaimana kacaunya pikiran pada waktu itu".   "Ach . , . Ti Kiauw-tauw lagi guyon nih!"   Ujar Loo-cia sambil tertawa malu-malu.   "Dengan usia budakmu yang lanjut mana mungkin bisa memperoleh kesempatan untuk jadi penganten".   "Siapa yang bilang tidak boleh? sekali pun sudah berusia delapan puluh tahun pun masih boleh jadi penganten, apalagi tahun ini kau baru berusia tujuh puluh tahunan."Berbicara sampai disini pakaian yang dipakai sudah beres sehingga dia lantas berjalan menuju keluar kamar.   "Ti Kiauw-tauw kau hendak pergi kemana lagi?"   Tanya Loo-cia dengan cepat.   "Yuan Loocianpwee ingin berpesiar ke gunung Go-bie, lalu Poocu perintah aku untuk mengawaninya".   "Nona sana, apakah Ti Kiauw-tauw tidak pergi ?"   "Nanti saja sekembalinya dari gunung". Sewaktu dia tiba di kamar Yuan Siauw Ko saat itu si orang tua sudah menanti disana. Demikianlah mereka berdua lantas bersama- sama berjalan keluar dari Benteng dan menuju ke gunung Go-bie. Baru saja berjalan beberapa ratus langkah mendadak Ti Then berhenti bergerak, sambil menoleh memandang jalan yang semula dia bertanya.   "Yuan Loocianpwee, kau bermaksud untuk berpesiar kemana dulu ?"   Maksudnya berhenti dia menoleh ke belakang sudah tentu sedang memeriksa apakah ada crang yang menguntit atau tidak.   "Sembarang saja!"   Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Jawab Yuan Siauw Ko sambil tersenyum.   "Tempat mana yang indah kita pergi saja kesana untuk melihat-lihat ".   "Pemandangan indah digunung Ga-bie amat banyak sekali, kalau cuma saharian saja tidak mungkin bisa melihat hingga selesai.."   "Kalau begitu kita berpesiar saja ke tempat-tempat yang dekat, ada kesempatan di kemudian hari kita jalan2 lagi ke tempat lain.."   "Pemandangan indah yang ada di dekat tempat ini ada Wang Siang Thay serta Kiu Loo Tong."   Mendadak Yuan Siauw Ko menemukan pemuda itu sedang memperhatikan jalan raya semula. Tidak terasa hatinya rada menaruh curiga."Kau lagi melihat apa?"   Tanyanya.   "Ach..tidak mengapa!"   Jawab Ti Then sambil menoleh dan melanjutkan kembali perjalanannya ke depan.   Tetapi baru saja berjalan beberapa langkah mendadak dia menghentikan langkahnya kembali.   Karena didalam sekejap mata itulah secara mendadak dia sudah teringat akan satu persoalan, terpikir olehnya bilamana dia menggunakan kesempatan ini untuk memberitahukan rahasia tentang dirinya yang diperintahkan majikan patung emas kepada Yuan Siauw Ko, sekali pun misalnya majikan patung emas mengetahuinya agaknya dia orang tidak bakal berani turun tangan membunuh Yuan Siauw Ko.   Alasannya : bilamana dia turun tangan membunuh Yuan Siauw Ko maka Wie Ci To akan mengadakan penyelidikan dengan jelas, dengan demikian ada kemungkinan bisa mengakibatkan perkawinan dirinya dengan Wie Lian In mendapat gangguan, hal ini pasti bukan satu persoalan yang diingini oleh majikan patung emas.   Atau dengan perkataan lain, hari perkawinan antara dirinya dengan Wie Lian In sudah dekat sedang siasat yang disusun olehnya pun sudah hampir jadi kenyataan, di saat seperti ini dia tidak akan berani membunuh orang untuk mencari kerepotan buat dirinya sendiri.   Ti Then yang teringat akan hal ini hatinya mulai terasa tergetar amat keras, sehingga tanpa terasa lagi dia sudah menghentikan tindakannya.   Yuan Siauw Ko yang melihat sikapnya amat aneh tidak terasa dalam hati merasa semangkin tercengang.   "Eeei kau kenapa ?"   Tanyanya.   Ti Then menoleh kembali sekejap ke belakang, setelah dirasanya tidak ada orang yang menguntit dia baru kirim suara dengan menggunakan ilmu untuk menyampaikan suara;"Tadi Yuan Loocianpwee menanyai boanpwee lagi melihat apa, sekarang akan boanpwae jawab yang sebenarnya ...   boanpwee lagi memeriksa apakah ada orang yang menguntit atau tidak."   Mendengar perkataan tersebut Yuan Siauw Ko jadi melengak.   Tetapi dia yang selama hidupnya bekerja sebagai seorang Piauwsu otaknya amat tajam sekali, dia tahu Ti Then yang menjawab pertanyaannya dengan menggunakan ilmu untuk menyampaikan suara sudah tentu sedang menjaga jangan sampai terjadi satu peristiwa yang tidak terduga.   Karena itu setelah melengak beberapa saat lamanya dia melanjutkan kembali perjalanannya kedepan, sembari pura2* menikmati keindahan alam dia menggerakkan bibirnya juga untuk mengirim suara.   "Sebenarnya sudah terjadi urusan apa ?"   Ti Then yang mengikuti dari samping badannya sambil bergendong tangan lantas menjawab.   "Dengan meminjam kesempatan ini hari boanpwee akan membuka satu rahasia yang amat mengerikan sekali, setelah Loocianpwee mendengar kisah ini lebih baik jangan sekali-kali memperlihatkan rasa kaget atau tercengang, sikapnya harus seperti biasa saja. Bersama pula sewaktu bercakap-cakap dengan boanpwee diluarnya pun harus bercerita yang lain2 sehingga tidak sampai menaruh rasa curiga dari orang yang mengawasi aku secara diam-diam"   "Baiklah, kau boleh mulai bercerita."   Selesai menggunakan ilmu untuk menyampaikan suara dia lantas berkata lagi dengan suara yang nyaring.   "Heeei ... pemandangan di gunung Go-bie sungguh indah sekali, setiap gunung setiap batu setiap tempat dan setiap kayu mempunyai keindahan yang tersendiri.""Benar"   Sahut Ti Then sambil mengangguk.   "Pemandangan yang indah digunung ini boanpwee sudah berkali-kali melihatnya, tetapi dalam hati aku merasa tiada bosan-bosannya, setiap kali melihat pemandangan itu hatiku serasa jadi amat tentram."   Berbicara sampai disini dia segera berganti dengan menggunakan ilmu untuk menyampaikan suara .   "Urusan akan boanpwee ceritakan sejak boanpwee meninggalkan perusahaan Yong An Piauw-kiok, tentunya loocianpwee masih ingat bukan apa yang boanpwee ucapkan sebelum meninggalkan Piauw- kiok ?"   Sembari memandang keindahan alam Yuan Siauw Ko lantas menyahut.   "Ingat, kau pernah bersumpah hendak mencari kembali barang2 yang dirampas itu dengan sekuat tenaga, sebelum berhasii tidak akan kembali"   "Benar, sehingga boanpwee secara tiba2 saja teringat akan sesuatu urusan, teringat akan kepandaian ilmu pedang dari Hong Liuw Kiam Khek yang jauh lebih tinggi dari boanpwee mengharuskan aku untuk lebih giat berlatih ilmu silat sehingga setelah bertemu kembali dengan Ih Peng Siauw dapat mengalahkan juga dirinya dan rebut kembali barang pusaka yang sudah dirampas itu."   Yuan Siauw Ko tidak segera menyahut mendadak dia menuding kearah sebuah kuil yang ada di punggung gunung.   "Eeei itu kuil apa ?"   Tanyanya.   "Oooh ,, . kuil Ci Im Tan Yuan, didalamnya tiada yang bisa dilihat, lebih baik kita menuju ke Wang Siang Thay saja,"   Ujar Ti Then.   Sehabis berkata dia melanjutkan kembali parjalanannya kedepan, disamping itu dia mengirim suara terus dengan menggunakan ilmu untuk menyampaikan suara."Demikianlah akhirnya boanpwee pergi mencari seorang guru kenamaaan untuk belajar silat, pertama-tama boanpwee pergi ke gunung Kiem Teng san untuk mencari si kakek pemalas Kay Kong Beng, dia adalah satu-satuna jagoan terlihay di kolong langit pada saat ini, bilamana aku bisa diterima sebagai muridnya maka untuk mengalahkan Ih Peng Siauw bukanlah satu persoalan yang sukar lagi.."   Dengan amat jelasnya dia lantas menceritakan bagaimana dia ditolak oleh si kakek pemalas Kay Kong Beng dan lain-lainnya, akhirnya dia menambah lagi.   "Boanpwee yang melibat dia duduk tidak bergerak sama sekali terpaksa terpaksa turun gunung, pada saat itulah mendadak dibawah gunung diatas sebuah batu besar sudah menemui sepucuk surat, sewaktu boanpwee mendekatinya terlihatlah diatas sampul itu ditulikan kata2: Baca didaiamnya, agaknya surat itu sengaja diberikan kepada Boanpwee, karenanya boanpwee lantas mengambil dan membaca isi suratnya tetapi pada saat itu pula dibalik batu yang menutupi sampul surat tadi tampak ssbuah tanda telapak tangan yang membekas ssngat dalam sekali di atas batu yang amat keras itu, dalamnya kurang lebih ada tiga coen."   "Hmmm.. sungguh dahsyat tenaga pukulannya"   Puji Yuan Siauw Ko dengan menggunakan ilmu untuk menyampaikan suara.   "Apa dia sengaja meninggalkan bekas pukulan itu untuk kau lihat ?"   "Benar, dia 1agi mempamerkan ilmu saktinya yang mengejutkan, waktu itu boannpeee benar2 dibuat tercengang dan kaget oleh kedahsyatannya itu karena boanpwae selamanya belum pernah mendengar ada orang yang berhasil mempelajari ilmunya sehingga mencapai taraf yang begitu tingginya."   "Lalu yang ditulis didalam surat itu ?"   "Cuma ada dua puluh kata saja: Bilamana ingin belajar ilmu silat yang mengejutkan pergilah ke puncak gunung Gouw Ong Hoogdigunung Pek Gouw San kurang lebih tiga ratus li sebelah Barat dari tempat ini"   "Ada tanda tangannya?"   "Tidak ada."   "Bagus, teruskan."   Mendadak Ti Then menuding kearah depan.   "Coba lihat,"   Serunya.   "Itulah yang dinamakan Wang Siang Thay!"   Yuan Siauw Ko ter-buru2 angkat kepalanya.   "Ehhmm ....tempat itu kenapa yaa disebut sebagai Waan Siang Thay..?"   "Boaapwee tidak tahu, tetapi menurut orang2 yang sering berpesiar disini setiap kali mereka sampai di Wang Siang Thay lantas teringat kembali oleh mereka akan desanya"   "Benar"   Ti Then melanjutkan kembali kata-katanya dengan menggunakan ilmu untuk menyampaikan suara.   "Walaupun boanpwee tidak tahu maksud hati dari orang yang mengirim surat itu tetapi dalam hati lantas mengambil keputusan untuk melihatnya sehingga jelas, pada hari ketiga siang boanpwee sampai juga di atas puncak Gouw Ong Hong di gunung Pek Gouw san, tetapi disana tidak kelihatan ada seorang manusia pun, setelah mencari setengah harian lamanya akhirnya diatas batu gunung kembali menemui secarik kertas putih yang diatasnya tertulis kata- kata.   "Berjalanlah kearah Barat daya dua ratus li dibawah pohon siong tua diatas gunung Mao Gouw san"   Beberapa kata , ."   "Ehmm ...sebenarnya orang itu lagi main apa toh ?"   "Sedang mengetes apakah boanpwee punya guru atau tidak."   "Oooh , , , kiranya begitu."Demikianlah dengan mengikuti petunjuknya boanpwee berangkat menuju ke gunung Mao Gouw san dan mendapatkan pohon siong tersebut, tetapi disanapun tidak kelihatan ada seorang manusiapun kecuali secarik kertas yang bertuliskan, Berjalan dua ratus li ke sebelab Selatan, didalam gua Sak Touw Tong digunung Sak Touw San, beberapa kata."   "Kelihatannya dia benar-benar sedang mencoba keteguhan hati serta semangatmu untuk berguru"   "Benar, tetapi tidak sampai disitu saja, sesampainya didalam gua Sak Tauw Tong digunung Sak Tauw san boanpwee mendapatkan secarik kertas kembali agar boanpwee suka pergi ke puncak Cian Hong digunung Koan Mau san dua ratus li dari tempat itu, setelah tiba di puncak Cian Hong dia kembali memerintahkan boanpwee untuk pergi kegua Ho Lu Tong di gunung Loo Coen san dua ratus li jauhnya dari temoat puncak Cian Hong itu, akhirnya seluruh perjalanan sewaktu boanpwee jumlah ada seribu li lebih."   "Apakah dia orang ada didalam gua cupu-cupu digunung Loo Coen san itu?"   "Loocianpwe, coba kau lihat bagaimana pemandangan dari Wang Siang Thay ini?"   "Sungguh luar biasa dari tempat kejauhan cuma kelihatan tebing- tebing gunung yang terjal, kelihatannya sungguh luar biasa sekali, agaknya tadi kita naik dari sana bukan ?"   "Benar, itulah tebing Sian Ciang dan bawahnya adalah benteng Pek Kiam Poo."   "Ehmm"   "Benar, orang itu ada didalam cupu2 di gunung Loo Coen san, tetapi boanpwee sama sekali tidak pernah menemui orangnya kecua1i suaranya saja hal ini dikarenakan dia bersembunyi di balik sebuah batu diatas dinding gua dan tidak ingin bertemu muka dengan boanpwee"   "Sebabnya ?""Dia tidak ingin terima boanpwee sebagai muridnya, dia cuma ingin memberi pelajaran ilmu silat kepadaku dan syaratnya adalah menjadi patung emasnya selama satu tahun untuk mengerjakan seluruh pekerjaan yang diperintahkan olehnya.."   "Aahh.."   "Setelah lewat tempat ini maka kita akan tiba dikuil Thian Hong Tan Yan. Kuil Sian Hong si yang bernama pula Kiu Lo Tong, didalam kuil itu amat indah sekali, mari kita pergi kesana"   "Baik"   Tua muda dua orang lantas berangkat menuju ke Wan siang Thay dengan melalui sebuah jalan usus kambing yang kecil.   Yuan Siauw Ko yang sedang mendengar kisah dari Ti Then dengan menggunakan ilmu untuk menyampaikan suara sikapnya selalu tenang-tenang saja, tetapi setelah mendengar kalau pihak lawan meminta Ti hen untuk menjadi patung emasnya selama setahun pada air mukanya tidak kuasa lagi sudah menunjukkan rasa kagetnya yang tak terhingga.   "Orang itu laki atau perempuan ?"   Tanyanya.   "Jika didengar dari suaranya jelas dia adalah seorang lelaki, usianya ada diatas enam puluh tahunan"   "Apa tujuaannya memaksa kau untuk menjadi patung emasnya ?"   "Dia tidak menjawab, dia cuma minta boanpwee belajar ilmu silat yang sakti lalu menyerahkan satu tugas buat boanpwee"   "Kau menyanggupinya?"   "Semula boanpwee menolak karena menurut maksud hatinya lain kali bilamana dia perintahkan boanpwee untuk berbuat apa maka aku harus melaksanakannya" , .."Benar, bilamana dia suruh kau bunuh orang maka kau harus membunuhnya, urusan ini tidak boleh jadi.""Tetapi akhirnya boanpwee mengabulkan juga"   "Aaach . .   "   "Loocianpwee coba kau lihat itulah puncak Ban Hud Cing, jaraknya dari sini kelihatannya jelas padahal bila berjalan kaki harus membutuhkan satu jam perjalanan."   Agakanya saat ini Yuan Siauw Ko sudah tidak bermaksud untuk melihat pemandangan lagi,setelab menyahut dia lantas kirim suara lagi dengan menggunakan ilmua untuk menyampaikan suara.   "Kau sungguh amat tolol, bilamana dia perintahkan kau untuk membunuh orang apa kaupun harus pergi membunuh orang ?"   Dengan pandangan yang sayu Ti Then memandang ke tempat kejauhan.   "Aku berani menjamin aku tidak akan pergi membunuh orang, sekalipun misalnya dia paksa boanpwee juga tidak akan melakukannya."   "Sekalipun tidak bunuh orang, diapun sama saja bisa memerintahkan dirimu untuk melakukan pekerjaan yang merugikan banyak orang."   "Benar, tetapi dia pernah bilang misalnya boanpwee merasa pekerjaan itu tidak benar maka aku boleh menggunakan cara yang benar untuk menyelesaikan pekejaan itu misalnya saja bilamana dia ingin seekor ayam maka boanpwee harus memberi seekor ayam kepadanya, sedang mengenai ayam itu didapatkan dari mencuri atau membeli dia tidak akan ikut campur."   "Sungguh aneh sekali, akhirnya bagaimana?"   Tua muda dua orang itu sembari menggunakan ilmu menyampaikan suara untuk bercakap-cakap merekapun bercerita tentang keindahan alam sehingga sewaktu tiba digua Kiu Loo Tong, Ti Then baru selesai menceritakan seluruh kisahnya.   Air muka Yuan Siauw Ko berubah jadi amat terharu, makinya berulang kali."Sungguh bodoh! Sungguh bodoh! Wie Poocu adalah seorang jagoan yang punya hati jujur dan adil, bagaimana kau boleh melakukan pekerjaan yang sama sekali menyalahi mereka ayah beranak?"   Ti Then bungkam tidak menjawab, dia berjalan masuk terlebih dulu ke dalam gua Kiu Loo Tong itu.   Gua Kiu Loo Tong ini dibagi menjadi gua sebelah dalam dan gua sebelah luar sedang luar gua itu amat lebar laksana pintu kota.   Gua sebelah luar sudah ditumbuhi rotan dengan amat rapatnya, disebelah kiri kanannya terdapat dua buah pintu yang masing- masing jaraknya ada beberapa kaki jauhnya, jika dipandang dari luar gua kelihatannya amat dalam sekali sehingga tak kelihatan dasarnya, di belakang dinding gua sebelah luar terdapat kembali sebuah gua kecil, keadaan di sana pun gelap gulita, berpuluh-puluh ekor burung walet terbang kian kemari dengan tiada hentinya.   Setelah menuruni tangga batu sampailah di sebuah ruang yang tanahnya datar dan dipenuhi dengan batu-batu cadas, di paling belakang terdapat sebuah ruangan yang diatas meja sembahyang masih kelihatan sinar lilin berkedip-kedip, tempat itu biasanya digunakan untuk sembahyang oleh pengunjung-pengunjung yang datang berpesiar kesana.   Saat ini didalam gua itu tidak tampak adanya kaum pelancong yang datang.   Ti Then dengan bungkam diri berlutut di dalam meja sembahyangan itu, sambil melelehkan air mata diam-diam dia bersembahyang.   Setiap manusia sesudah berada di dalam keadaan kepepet saat itu teringat olehnya untuk minta bantuan dengan Dewa, demikian juga dengan diri Ti Then.   Lama sekali Yuan Siauw Ko berdiam diri tidak berkata, kemudian"Sekarang kau bermaksud untuk berbuat apa?"   Tanyanya kemudian.   "Boanpwee sendiri juga tidak tahu bagaimana harus berbuat sesuatu"   "Bilamana kau suka percaya atas perkataan loohu maka segera pergilah temui Wie Poocu dan ceritakan seluruh kejadian ini kepadanya."   "Tidak bisa jadi!"   Seru Ti Then sambil gelengkan kepalanya.   "Dia sudah peringatkan kepada boanpwee untuk jangan membocorkan rahasia ini kepada orang lain, kalau tidak maka dia akan turun tangan membunuh mati Wie Ci To ayah beranak"   "Loohu tidak percaya kalau dia bisa membunuh mati Wie Poocu"   "Tidak, dia pasti bisa melakukannya, boanpwee yang cuma belajar ilmu silat selama setengah tahun saja sudah berhasil memperoleh kepandaian melebihi kepandaian Wie Ci To, bilamana dia ingin turun tangan membinasakan diri Wie Ci To hal itu adalah satu pekerjaan yang amat gampang sekali baginya."   "Dia sudah bersembunyi selama tujuh delapan bulan lamany di dalam Benteng Pek Kiam Poo, adakah kau secara diam-diam tidak berhasil mencari tahu dirinya?" 000O000 63 "BENAR, boanpwce secara diam-diam sudah memeriksa seluruh orang yang ada didalam Benteng, tetapi selama ini tidak berhasil juga untuk menemukan dirinya"   "Setiap kali dia bercakap cakap dengan dirimu apakah selalu saja menurunkan patung emasnya dari atas genting ?"   "Tidak salah."   "Lalu di samping kiri kananmu adakah orang yang mendiaminya.""Cuma seorang pelayan tua si Loo Cia, Cia Tiang San seorang."   "Apa mungkin Cia Tiang San itulah si majikan patung emas?"   "Seharusnya tidak mungkin, Loocia sudah ikuti Wie Ci To selama empat puluh tahun lamanya bahkan secara diam-diam boanpwee sudah ada dua kali menjajal dirinya dan aku temukan walaupun badannya amat sehat tapi tidak mengerti ilmu silat."   "Kalau begitu cuma ada satu cara saja yang bisa digunakan untuk mencarinya."   "Cara apa?"   "Malam ini kau kirim tanda untuk ajak bertamu, loohu akan secara diam-diam-diam menanti di dekat kamarmu, dengan begitu bilamana dia muncul diatas kamarmu loohu akan segera mengenali siapakah dia sebenarnya"   "Tapi cara ini kurang baik"   Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Apa maksudmu?"   "Saat ini dia gelap aku terang, kitapun tidak tahu siapakah dia orang, karena itu bilamana loocianpwee naik keatas atap ada kemungkinan bisa ditemui olehnya, waktu itu keadaan buat loocianpwee bisa sangat berbahaya , . ."   "Loohu bisa berjaga2 dengan sangat ber-hati2, bilamana menemukan hal-hal yang tidak beres ssgera akan menyingkir, aku percaya dia tidak akan bisa mengapa-apakan diri loohu".   "Dia pernah berulang kali memberi tahu padaku, bilamana dia merasa ada orang yang ikut mengetahui rahasianya itu maka dia akan turun tangan membunuh orang itu dengan gerakan cepat, maka itu cuma mengetahui siapakah dia orang percuma saja, kita harus sekalian tangkap dirinya."   "Kalau begitu diam2 biar aku laporkan urusan ini kepada Wie Poocu agar dia suka mengadakan persiapan, sampai waktunya kita bisa bersama-sama turun tangan mengerubut, waktu itu sekalipundia memiliki tiga kepala enam tangan jangan harap bisa meloloskan diri"   "Locianpwee karena tidak mengenal ilmu silat yang dimiliki sebenarnya ada ada seberapa tinggi sehingga bisa berpikir demikian, padahal dia sudah berada ditingkat yang paling sempurna, dia dapat menghancurkan kerubutan dari seluruh anggota benteng, menurut boanpwee bilamana kita ingin menawan dirinya hal ini tidak mungkin bisa terjadi".   "Demikian tidak baik, begitupun tidak baik, apa kau benar2 ingin mendengarkan perintahnya untuk kawin dengan nona Wie?"   "Inilah satu2nya jalan yang bisa melindungi Wie Ci To ayah beranak dari gangguannya".   "Tidak, bilamana kau kawin dengan Nona Wie maka sama saja dengan mau mencelakai mereka ayah beranak".   "Majikan patung emas pernah berkata, bilamana boanpwee sudah kawin dengan nona Wie maka dia akan memberi perintah yang kedua, maka itu boanpwee kira ... setelah habis kawin aku mau tahu dulu apakah perintah dari majikan patung emas yang kedua itu, bilamana perintahnya itu sama sekali kurang ajar maka boanpwee bermaksud hendak adu jiwa dengan dirinya".   "Walaupun kau berbuat demikian tetapi setelah kawin dengan dirinya bukankah nama sucinya akan ternoda ?".   "Tetapi sekarang sama saja sudah terlambat karena undangan sudah disebarkan".   "Seharusnya sebelum undangan itu dibagi kau harus pergi mengaku kepada Wie Poocu"   "Boanpwee pun punya maksud untuK berbuat demikian tetapi baru saja tiba di depan kamar baca dari Wie Ci To maksud hatiku sudah diketahui oleh majikan patung emas, dia mengirim suara mengancam boanpwee bilamana berani membocorkan rahasia ini maka dia akan segera turun tangan membinasakan Wie Ci To ayahberanak, mendengar nada suaranya yang amat tegas aku rasa dia bukan lagi main gertak"   "Apa kau sungguh2 senang dengan nona Wie?"   "Benar"   "Kalau memangnya begitu, seharusnya kau tidak menipu dirinya".   "Persoalannya sekarang justru kalau aku tidak mengerjakan perintah dari majikan patung emas maka mereka ayah beranak akan mati di tangan majikan patung emas".   "Bilamana loohu adalah Wie Cji To maka loohu rela mati di tangan majikan patung emas daripada melihat putrinya sendiri kena kau tipu ". Mendengar perkataan tersebut Ti Then segera merasakan hatinya tergetar amat keras, karena dia merasa psrkataan yang diucapkan oleh Yuan Siauw Ko ini sedikit pun tidak salah, dia tahu Wie Ci To adalah termasuk orang yang bersifat demikian dia adalah seorang yang membenci kejahatan seperti musuh buyutan, selamanya tidak pernah kompromi dengan orang2 jahat karena ini bilamana dia meceritakan rahasia ini kepada Wie Ci To maka ada kemungkinan dia rela mati ditangan majikan patung emas daripada putrinya ditipu, dan sudah tentu waktu itu dia tidak akan menyalahkan dirinya. Sebaliknya bilamana dia terus bungkam sehingga pada suatu hari dia menemukan kalau dirinya sedang menipu mereka maka waktu itu dia akan membenci dirinya hingga akhir jaman. Maka itu dia merasa perkataan yang diucapkan oleh Yuan Siauw Ko ini sedikitpun tidak salah, seharusnya dia menceritakan rahasia ini kepada Wie Ci To. Dengan perlhan dia lantas mengangguk."Baiklah, boanpwee pasti akan mengikuti petunjuk dari Yuan loocianpwee dan menceritakan seluruh kejadian ini kepada Wie Ci To,"   Katanya dengan teguh. Mendengar perkataan itu Yuan Siauw Ko jadi teramat girang sekali.   "Tetapi sebelum memberitahukan urusan ini kepadanya lebih baik kau mengetahui lebih dulu siapakah majikan patung emas itu."   "Jadi maksud Loocianpwe ..."   "Sebelum mengetahui siapa majikan patung emas itu, kau hendak secara bagaimana melaporkan hal ini kepada Wie Poocu? Bilamana dia tidak sabaran dan segera perintahkan seluruh isi benteng untuk menangkap majikan patung emas, ada kemungkinan saat ini majikan patung emas segera melarikan diri. Tetapi bilamana kau sudah tahu siapakah majikan patung emas maka semua orang bisa melakukan tugasnya secara diam-diam setelah itu memberi satu penyerangan serentak yang membuat majikan patung emas jadi kelabakan, dengan begitu kita bisa berhasil tangkap dia dengan amat mudah."   "Loocianpwee tetap menginginkan agar boanpwee suka kirim tanda untuk ajak dia berbicara lalu loocianpwee intip dari samping?"   "Benar!"   Sahut Yuan Siauw Ko mengangguk.   "Tetapi.bilamana jejak dari loocianpwee diketahui, waktu itu."   "Kau tidak usah merasa kuatir buat loolap."   Potong Yuan Siauw Ko dengan cepat.   "Bilamana dia membinasakan loolap maka Wie Ci To tentu akan menguntungkan gerakannya, Loolap percaya dia tidak akan berani bertindak sembarangan"   Dia berhenti sebentar untuk kemudian sambungnya lagi.   "Apalagi dia tidak tentu bisa menemukan jejak dari loolap, kamar loolap cuma berada pada jarak dua belas, tiga belas kaki saja bilamana dari atas atap aku mengintip keluar dia tidak bakal bisa mengetahui kalau loolap lagi mengawasi gerak-geriknya."Ti Then termenung berpikir sebentar, akhirnya dia mengangguk.   "Baiklah, tetapi lebih baik besok malam saja kita baru melakukan pekerjaan, karena ini hariboanpwee datang berpesiar dia pasti akan menaruh rasa curiga, bilamana boanpwee ajak dia untuk bertemu malam ini tentu dia sudah tertipu."   "Baiklah! kalau begitu kita putuskan besok malam baru mulai bekerja"   "Didalam hal ini Loocianpwee janganlah sekali-kali memperlihatkan tanda-tanda yang mencurigakan! Sikapnya harus seperti biasa dan pura-pura tidak pernah terjadi sesuatu urusan, kalau tidak"   "Kau legakanlah hatimu, di dalam hati loolap sudah punya pegangan!"   Ujar Yuan Siauw Ko tertawa. Ti Then segera merasa mereka telah lama sekali berhenti di gua Kiu Loo Tong, karenanya dia lantas berkata;   "Di dekat tempat ini ada beberapa kuil yang bagus, mari kita pergi keluar". Tua muda dua orang segera berjalan keluar dari gua Kiu Loo Tong itu dan Melihat-lihat di kuil yang ada di sekeliling tempat itu, sesudah Sang surya condong kearah barat mereka baru balik ke dalam Benteng. Sekembalinya didalan Benteng malam haripun telah tiba. Sehabis bersantap malam Ti Then duduk-duduk sebentar di kamarnya Wie Lian In setelah itu baru kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Semalam tidak terjadi satu peristiwa apa pun. Keesokan harinya selesai cuci muka Ti Then seperti biasanya pergi ke kamar Yuan Siauw Ko untuk memberi hormat, sesampainya di depan pintu kamarnya waktu itu keadaan masih sunyi.Ti Then lantas mulai mengetuk.   "Yuan loocianpwee, kau orang tua sudah bangun belum?"   Teriaknya.   Dari dalam kamar suasana tetap sunji senyap.   Sedang pintu kamar itu setelah diketuk beberapa kali pun lantas membuka sedikit, kiranya pintu itu sama sekali tidak terkunci.   Ti Then segera mendorong pintu dan berjalan masuk, tampaklah seprei dan selimut sudah diatur amat rajin sedangkan Yuan Siauw Ko sendiri tidak tampak di kamar.   "Ach ... tentunya dia lagi berjalan-jalan di tempat luaran!"   Pikirnya di hati.   Karena itu dia lantas mengundurkan diri dan menuju ke kamar dari Kiem Cong Loojien yang ada disebelahnya untuk memberi hormat, dan terakhir dia baru menuju kekamar baca dari Wie Ci To.   Setiap pagi dia tentu pergi ke kamar baca Wie Ci To untuk memberi hormat.   Sesampainya dipintu sebelah luar dari kamar baca itu kebetulan Wie Ci To pun lagi mau keluar, dia lantas tanya.   "Gak-hu, apakah kau sudah bertemu dengan Yuan Loocianpwee?"   "Tidak! Apa dia tidak ada di kamar?"   "Benar, aku rasa dia tentu lagi berjalan-jalan di dalam Benteng, biarlah siauw-say pergi mencarinya."   Dia lantas berputar ke halaman sebelah dalam, tetapi walaupun sudah dicari kalang kabut tidak ditemukan juga bayangan itu Yuan Siauw Ko, ketika dia menanyai para pendekar pedang hitam yang berjaga-jaga di pintu benteng sebelah depan, mereka pun tidak melihat Yuan Siauw Ko keluar dari sana.   Hatinya mulai merasa berdebar amat keras sekali."Celaka! Apa mungkin dia sudah dicelakai oleh majikan patung emas?"   Tidak! Ada kemungkinan dia sudah pergi ke kebun. Dengan tergesa-gesa dia lari menuju ke kebun di belakang benteng, sembari mencari teriaknya berulang kali.   "Yuan loocianpwee!!! Yuan Loocianpwee."   Akhirnya walau pun sudah dicari di seluruh kebun tetapi bayangan dari Yuan Siauw Ko tidak kelihatan juga.   Kali ini hatinya benar-benar amat kalut.   Setelah dia menceritakan seluruh rahasianya kepada Yuan Siauw Ko kemarin hari sewaktu ada di gunung selama ini isi hatinya merasa terus menerus kuatir bilamana urusan ini bisa diketahui oleh majikan patung emas, dia merasa kuatir Yuan Siauw Ko dicelakai oleh majikan patung emas sedang kini.peristiwa yang sangat tidak diinginkan ini sudah terjadi di depan mata.   Dengan termangu-mangu dia berdiri di dalam kebun, hatinya benar-benar terasa amat kacau.   "Heeiii..semoga saja bukan begitu"    Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo Suling Pusaka Kumala Karya Kho Ping Hoo Darah Daging Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini