Ceritasilat Novel Online

Tamu Aneh Bingkisan Unik 3


Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong Bagian 3


Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya dari Qing Hong   Pengemis tua itu memberikan sebutir obat penawar racun.   "Pedangnya tidak mungkin tidak beracun, lebih baik kau minum obat ini untuk berjaga-jaga."   Xin Suan meminum obat itu.   "Masalah yang datang semakin banyak,"   Kata pengemis tua itu. Xin Suan terpaku.   "Masalah apa?"   Pengemis tua itu menunjuk ke belakang dengan tongkat bambunya.   "Kuda kita terkena senjata rahasia dan racunnya mulai menyebar." Xin Suan melihat mulut kuda itu mengeluarkan buih putih sangat banyak, tampaknya kuda itu tidak mampu untuk berdiri lagi. Xin Suan mengerutkan dahi.   "Sekarang, bagaimana?"   "Obat penawarku tidak berguna untuk seekor kuda."   "Jadi kuda itu tidak akan bertahan hidup?"   "Benar, hidupnya tidak akan lama."   Kata-katanya belum selesai kuda itu sudah berlutut dan roboh begitu saja.   "Kita tidak bisa melanjutkan perjalanan kalau tidak ada kuda...."   Kata Xin Suan. Pengemis tua itu membawa mayat Qian Shou Du Shu Sheng dan berkata.   "Aku akan coba mencari...."   "Di mana ada kuda?"   "Orang ini tadi menunggang mengikatnya di dekat sini."   Kuda putih, mungkin dia "Benar, ayo kita cari!"   Pengemis aneh itu membawa mayat Qian Shou Du Shu Sheng masuk ke dalam hutan....   Xin Suan membersihkan darah yang berceceran kemudian dia menarik kuda yang sudah mati masuk ke sisi hutan itu.   Pada saat dia kembali ke keretanya, terlihat pengemis tua itu membawa seekor kuda putih keluar dari dalam hutankuda itu milik Qian Shou Du Shu Sheng.   Dan merekapun bisa melanjutkan perjalanan.   Pengemis aneh itu menarik nafas dan berkata.   "Tampaknya untuk mendapatkan 100 ribu tail ini benar-benar sangat sulit...."   "Karena sulit didapatkan, maka pekerjaannya juga pasti pantas."   "Ini baru hari kedua, dan yang mati sudah ada 3 orang, masih ada sisa 7 hari perjalanan." "Kita pasti akan sampai di tempat tujuan."   "Aku mempunyai firasat, orang yang muncul berikutnya, pasti ilmu s ilatnya lebih hebat lagi."   "Mungkin saja."   "Mungkin pengemis ini tidak akan sampai di Jin Ling dan tidak akan sempat melihat uang yang berkilauan...."   "Jangan patah semangat."   "Bila pengemis ini tidak sampai di tujuan tidak apa-apa, tapi untukmu jangan sampai gagal."   "Aku juga mempunyai firasat kalau kita akan berhasil!"   "Apa alasanmu?"   "Di daerah Lu Bei, karena telah terjadi kemarau panjang banyak orang yang mati kelaparan, roh-roh mereka yang sudah mati tentu tahu kalau kita akan menolong teman-temannya yang masih hidup, bahkan sampai rela menjual nyawa kita sendiri, mungkin roh-roh ini akan membantu kita melewati berlapis-lapis cobaan dan bahaya."   Pengemis itu tertawa dan mengangguk.   "Semoga seperti itu!"   Dari dalam kantong kainnya dia mengeluarkan arak dan meneguknya, kemudian dia berkata.   "Coba kita tebak...."   "Menebak apa?"   Si tangan terampil pengemis aneh itu berkata.   "Apa kira-kira isi peti besi ini? Mengapa Wang Ye sampai mau mengeluarkan uang 100 ribu tail perak untuk menyewa jasa seseorang mengantarkan barang ini? Mengapa banyak orang persilatan yang menginginkan benda ini dan mencoba merebutnya?"   "Jangan coba-coba untuk menebaknya."   "Oh ya?"   "Ini masalah kerajaan, kita tidak mungkin bisa menebaknya."   "Apa? Kerajaan?"   Tanya si tangan terampil pengemis tua itu. Xin Suan mengangguk. Dengan kaget pengemis itu bertanya.   "Kau menganggap peti besi itu...."   "Kalau kau menyuruhku menebak, aku hanya menebak peti besi itu berisi dokumen penting dan dokumen itu bisa menghancurkan seseorang. Dan orang itu adalah orang penting di kerajaan!" 0-0-dwkz-0-0 Pada malam hari kereta sudah tiba di kota Wu Xing. Baru saja memasuki kota itu, kereta mereka dihadang oleh seorang pak tua, dia bertanya.   "Apakah Anda adalah Xin Suan?"   Xin Suan mengangguk.   "Benar."   Pak tua itu dengan suara kecil berkata.   "Wang Ye ada perintah untuk Anda dan menyuruhmu supaya membawa kereta ini menginap di Shue Jia Fei Y uan."   Xin Suan "Mengapa?"   Masih menjalankan keretanya dan bertanya, Pak tua itu berjalan mengikuti kereta itu dan menjawab.   "Beliau hanya memberi perintah itu saja."   "Apakah Wang Ye menungguku di Shue Jia Fei Y uan?"   "Malam ini pukul tiga, Wang Ye akan tiba di sini,"   Jawab pak tua itu.   "Siapa kau?"   "Kau tidak perlu tahu."   "Di mana letak Shue Jia Fei Y uan?"   "Di sebelah barat kota ini, kalau kau bertanya pada orang, pasti banyak yang tahu."   "Baiklah!" Pak tua itu mengeluarkan sepotong batu memperlihatkannya kepada Xin Suan.   "Lihatlah!"   Giok dan Xin Suan melihatnya dengan membolak-balikkan batu itu kemudian dia mengembalikannya kepada pak tua itu dan berkata.   "Aku mengerti, sekarang aku akan membawa kereta ini ke Shue Jia Fei Y uan."   Pak. tua itu mengambil kembali gioknya dan pergi dari sana. Tanya pengemis itu kepada Xin Suan.   "Apakah kau percaya kepadanya?"   Xin Suan mengangguk.   "Mungkinkah ini hanya akal licik lawan, saja!"   "Batu giok itu membuktikan bahwa ini bukan suatu akal-akalan."   "Apa alasanmu berkata seperti ini?"   "Sewaktu meninggalkan Hang Zhou, Wang Ye sempat memperlihatkan giok itu, kalau di tengah perjalanan ada yang memberikan petunjuk harus disertai dengan bukti batu giok itu, batu giok itu membuktikan semua perkataannya adalah benar, sebaliknya bila tidak ada batu giok berarti keterangannya palsu."   "Oh! Kira-kira apa yang akan ditunjukkannya padamu?"   Tanya pengemis itu.   "Aku juga tidak tahu.. Tidak lama kemudian kereta itu sudah tiba di kota sebelah barat, sepanjang jalan Xin Suan bertanya pada orang-orang.   "Permisi, ke mana jalan menuju Shue Jia Fei Y uan?"   Dengan roman aneh pejalan kaki itu melihatnya, setelah itu dia baru menunjukkan sebuah jalan kecil dan berkata.   "Dari jalan itu kau masuk ke sana kemudian masuk gang kedua."   Dengan sikap curiga dia bertanya.   "Apakah kalian akan pergi ke Shue Jia Fei Y uan?" "Benar!"   Jawab Xin Suan. Orang itu menggelengkan kepalanya dan berlalu dari sana. Dengan aneh pengemis itu bertanya.   "Mengapa... apa.."   "Kita harus ke sana sekarang."   Setelah itu Xin Suan menjalankan keretanya masuk ke jalan kecil itu.   Setelah memasuki gang kedua, benar saja terlihat ada sebuah pintu utama Fei Y uan (Taman rusak).   Pintunya terlihat sudah usang dan lapuk, tapi tertutup rapat.   Sepertinya sudah lama tidak dibuka.   Shue Jia Fei Yuan adalah sebuah taman milik orang kaya, di taman itu terdapat gunung buatan, kolam teratai, pepohonan, dan juga padepokan.   Pemandangan di sana seharusnya indah tapi sekarang tampak padepokannya sudah ambruk, gunung buatan sudah dipenuhi dengan rumput liar, kolam teratai sudah mengering.   Di bawah terlihat daun-daun yang berserakan dan sudah mengering.   Sebuah taman yang terlihat seram, seperti sarang setan! Pengemis tua itu gemetar karena merasa dingin, sekarang dia tahu sebabnya mengapa orang-orang tadi menatap mereka dengan roman aneh.   "Apakah disini tempat tinggal setan?"   "Benar."   "Apakah kau pernah melihat setan?"   "Belum pernah."   Xin Suan tersenyum dan berkata.   "Akupun belum pernah melihatnya, malam ini tampaknya kita bisa melihatnya." Dia melambaikan tangan menyuruh pengemis itu membawa keretanya masuk dan pintupun ditutupnya kembali. Kemudian dia berjalan ke arah taman. Mungkin taman itu sudah lama tidak diurus, rumput liar tumbuh di mana-mana, daun kering bertumpuk setinggi satu kaki. Di sini tidak terlihat taman yang bersih! Begitu kereta berhenti di depan sebuah rumah, Xin Suan memberikan isyarat dan pengemis itupun menghentikan kereta, dan berkata.   "Rumah ini masih lumayan bagus, lebih baik kita menginap di s ini malam ini."   Pengemis itu turun dari kereta melihat keadaan sekelilingnya, dengan nada sedih dia berkata.   "Taman ini sangat luas berarti pemilik rumah dan kebun ini pasti orang yang sangat kaya."   "Tapi sekarang keadaannya sudah seperti ini, pepatah mengatakan : bunga tidak bisa mekar selalu, orangpun tidak akan selalu kaya, pepatah itu ternyata benar,"   Kata Xin Suan. Kata pengemis itu sambil tertawa.   "Di dunia ini ada orang yang tidak takut jatuh miskin, apakah kau tahu siapa orang itu?"   "Orang miskin."   Pengemis itu mengangguk.   "Benar, apalagi bagi seorang pengemis, dia tidak takut keluarganya akan menjadi miskin."   "Mungkin itu adalah alasannya mengapa kau lebih memilih untuk menjadi pengemis?"   "Tidak, keluargaku selama 3 generasi sudah menjadi pengemis, aku hanya meneruskan usaha ayahku."   Xin Suan tertawa.   "Tapi kau adalah seorang tetua Gai Bang dan mempunyai posisi sangat tinggi di Gai Bang, mungkin suatu hari kau juga akan jatuh!"   Pengemis itu tertawa terbahak-bahak dan berkata.   "Tidak, siapapun yang menginginkan kedudukanku, aku akan langsung memberikannya." Xin Suan menatap langit dan berkata.   "Hari mulai gelap, sebaiknya kau keluar untuk membeli makanan, sudah lama kita tidak m inum!"   Pengemis itu mengangguk.   "Baiklah, tapi kalau pengemis tidak ada di sini, kau harus berhati-hati, jangan sampai ditangkap oleh setan!"   Sambil tertawa dia berjalan keluar dari taman.   Dari dalam kereta Xin Suan mengeluarkan pedangnya dan masuk ke dalam rumah itu.   Rumah itu sudah tua dan kondisinya sudah bobrok, tidak ada perabot rumah yang masih utuh, dan di mana-mana terlihat kotoran tikus, tempat itu benar-benar sangat kotor.   Xin Suan mengelilingi ruang lantai satu, kemudian ke tingkat dua, tangga lotengnya juga terlihat sudah lapuk, setiap kali menginjak anak tangga pasti akan keluar bunyi berderit, seperti menginjak tikus saja.   Setelah melihat keadaan ruangan di lantai dua, tampaknya tempat itu dulu adalah kamar Nona Shue, karena masih bisa terlihat sisa keindahan kamar itu, dan di kamar itu masih ada balkon, dari sana bisa menikmati pemandangan di luar.   Setelah melihat keadaan kamar itu, Xin Suan berjalan ke arah balkon, di sana dia tidak menemukan ada sesuatu yang aneh.   Dari atas loteng dia terus melihat keretanya.   Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Malam semakin larut.   Di Shue Jia Fei Y uan dia menantikan tibanya malam, dan suasana di sana bertambah' seram.   Sebenarnya letak rumah itu ada di dalam kota, di kiri dan kanan tempat itupun ada tetangga.   Tapi di dalam sini seperti berada di dunia lain, dunia setan.   Di taman tidak terdengar suara apapun.   Siapapun yang berada di tempat seperti itu pikiran pertamanya adalah tempat setan.   Sekarang Xin Suan seperti berada di dunia itu, tapi dia tidak merasa takut karena dia merasa selama hidupnya dia tidak pernah berbuat salah atau merugikan orang lain.   Orang yang tidak pernah berbuat salah, jalannya akan lurus-lurus saja, dan setan juga tidak akan menyerang orang yang lurus.   Dia berdiri dengan diam selama setengah jam, tiba-tiba dia mendapat perasaan tidak enak dan berkata pada dirinya sendiri.   "Apakah telah terjadi sesuatu pada pengemis itu?"   Benar saja, dia baru sadar bahwa pengemis itu sudah pergi setengah jam yang lalu dan sampai sekarang belum kembali.   Dan tidak ada kabar beritanya, dia pergi ke toko untuk membeli makanan tidak membutuhkan waktu begitu lama! Apa yang telah terjadi? Apakah dia jatuh ke tangan musuh? Terpikir sampai di sana, Xin Suan tampak mengerutkan alisnya, dia takut telah terjadi sesuatu, persoalan seperti ini tidak bisa diselesaikan dengan ilmu silat, kalau sampai lawan menculik pengemis itu dan dijadikan sandera, dia akan merasa kesulitan! Sewaktu dia sedang berpikir begitu, tiba-tiba dari arah kebun terdengar seseorang menarik nafas, suara itu ternyata suara seorang perempuan.   Di tempat dan suasana seram seperti itu, tiba-tiba terdengar suara tarikan nafas, benar-benar membuat bulu kuduk siapapun akan merinding.   Bulu kuduk Xin Suan sekarang mulai merinding, dia membentak.   "Siapa?!"   Setelah tarikan nafas itu terdengar, suasana kembali menjadi hening. Xin Suan sangat terkejut, tapi dia kembali menenangkan dirinya, dia mencari sumber suara tadi, tapi tidak terlihat ada yang aneh di sana. Tiba-tiba dia terpikir.   "Apakah pengemis tua itu mencoba bergurau denganku?"   Dia berteriak.   "Tangan trampil pengemis aneh, apakah itu dirimu?" Tidak ada yang menjawab. Xin Suan mengangkat bahu dan tertawa, ma akan pergi dari sana, tapi pada saat dia membalikkan kepalanya, hatinya berdebardebar, semua bulu kuduknya merinding. Karena saat itu dia melihat sosok bayangan seorang perempuan. Seorang perempuan yang mengenakan baju berwarna putih dan berambut panjang. Dia terb'hat sangat cantik, usianya sekitar 30 tahun, dia berdiri dengan diam di dekat gunung buatan! Dia sedang tersenyum! Sepertinya dia sudah lama berdiri di sana dan secara diam-diam melihat Xin Suan dengan lama! Xin Suan membentak.   "Siapa kau!"   Tubuhnya terbang, melewati pagar lalu mendarat, kemudian dia lari ke tempat perempuan itu.   Setelah berada di depan perempuan itu, tiba-tiba perempuan itu lari dan bersembunyi di balik gunung buatan itu.   Xin Suan segera menghentikan larinya, dia mengeluarkan pedang dari sarungnya.   Dia berada dalam keadaan waspada, selangkah demi selangkah mendekati gunung buatan itu Setelah melihat ke balik gunung buatan itu, dia terpaku.   Ternyata perempuan berambut panjang Jtu sudah tidak ada di sana.   Di mana dia bersembunyi? Di belakang gunung buatan itu hanya ada beberapa pohon Yang Liu, dan di sebelah gunung itu ada kolam teratai dan sebuah jembatan kecil tapi perempuan berambut panjang itu tidak ada! Dalam keadaan bingung Xin Suan naik ke atas gunung buatan dia melihat ke sekeliling tempat itu, taman tetap terlihat sepi seperti tadi.   Tidak ada bayangan seorangpun di sana.   Dia menghembuskan nafas panjang dan berpikir.   "Apakah di sini benar-benar ada setan?"   Dia selalu curiga kepada setan, dia lebih banyak tidak percaya dari pada harus percaya bahwa setan itu ada.   Dan dia memang tidak takut kepada setan.   Dia selalu merasa bila orang itu berdiri dengan tegak, setan manapun tidak akan berani mendekati orang itu.   T api sekarang ini rasa percaya dirinya mulai goyah.   Kalau perempuan berambut panjang itu manusia, dia pasti mempunyai ilmu meringankan tubuh yang tinggi, tapi dia tidak percaya bahwa seorang perempuan bisa mempunyai ilmu meringankan tubuh begitu tinggi dan hampir menyerupai seorang dewi.   Karena itu alasan yang masuk akal adalah perempuan tadi adalah setan perempuan yang bermukim di taman ini! Dia mengerutkan dahinya, hatinya mulai terasa berdebar-debar, karena dia sadar bahwa setan adalah makhluk tidak berwujud dan tidak akan bisa dikalahkan dengan ilmu s ilatnya.   "Mengapa pengemis tua itu belum kembali?"   Dia berharap pengemis itu segera kembali bukan karena dia butuh teman tapi dikarenakan pengalaman hidup pengemis itu sangat banyak, dia pasti mempunyai cara untuk menghadapi setan perempuan itu. Waktu itu dia sedang berpikir.   "Heehhh!"   Terdengar lagi suara tarikan nafas dari sebelah kiri, Xin Suan langsung menoleh untuk melihat, dia melihat di balkon tempatnya berdiri tadi ada sosok perempuan berambut panjang dan berbaju putih, dia sedang berdiri di sana dan dia adalah perempuan tadi! Tapi wajahnya sudah tidak terlihat cantik lagi.   Wajahnya penuh dengan darah, seperti wajah setan yang menakutkan.   Karena Xin Suan sudah bersiap terlebih dahulu, pada saat melihat wajah menakutkan itu dia tidak takut.   Dia sudah bertekad untuk mencari tahu siapa sebenarnya perempuan seperti setan itu, apakah benar dia adalah setan atau manusia, lalu dia segera terbang dari gunung buatan ke arah balkon ke tempat perempuan itu berdiri.   Jarak dari gunung buatan ke balkon itu sekitar 12 meter, dalam jarak yang begitu jauh dia terbang dengan cepat ke arah balkon, tapi setan perempuan berambut panjang itu pada saat melihat Xin Suan terbang ke arahnya dia langsung masuk ke dalam kamarl Xin Suan segera terbang ke atas balkon dan tanpa ragu dia masuk ke dalam kamar Matanya segera mencari, tapi kamar itu kosong, perempuan berambut panjang itu sudah menghilang lagi! setan Xin Suan melihat dari depan jendela usang, jendela tertiup angin dan bergoyang-goyang.   Dia segera mendekat ke jendela itu dan ingin melihat keluar, dia melihat setan perempuan itu sedang berdiri di sebuah pohon Yang Liu yang berada di bawah loteng.   Berdiri di sebuah cabang pohon dan mengikuti goyangan pohon yang tertiup angin.   Melihat keadaan seperti itu dia merasa kaget, dia telah melihat ilmu meringankan tubuh perempuan itu.   Kalau dia bukan setan berarti dia adalah seorang pesilat tangguh yang sulit dihadapi.   Xin Suan menarik nafas panjang, dia berkata.   "Nona, kalau Anda mempunyai maksud tertentu datang ke sini katakan saja, jangan berpura-pura menjadi setan dan mengejutkanku."   Setan perempuan itu tidak menjawab juga tidak bergerak.   Dia hanya melotot menatap Xin Suan, darah yang keluar dari matanya di bawah cahaya bulan tampak menakutkan.   Dia melihat Xin Suan tapi tidak menjawab, segera xin Suan meloncat melalui jendela dan menghampiri setan itu.   Kejadiannya terulang seperti tadi sebelum Xin Suan mencapai tempat perempuan itu, tubuh setan perempuan itu seperti tenggelam dan menghilang.   Setibanya Xin Suan di pohon Yang Liu itu, sambil terus mencari dia hanya menemukan pohon Yang Liu yang bergoyang-goyang tertiup angin, tidak terlihat bayangan setan itu.   Xin Suan berpikir.   "Dia benar-benar mempunyai ilmu yang tinggi, aku berharap dia adalah setan sungguhan...."   Alasan Xin Suan berharap kalau oerempuan itu adalah setan sungguhan karena bila dia setan sungguhan Xin Suan tidak akan mati. Tapi kalau perempuan itu adalah pesilat tangguh, nyawanya akan terancam.   "Heehh!"   Tiba-tiba dari arah taman terdengar desahan nafas lagi, dengan cepat Xin Suan maju sepuluh langkah untuk melihat.   Terlihat setan perempuan itu berada di sebuah pohon pisang, wajahnya tampak sudah berubah, sekarang tampak wajahnya yang cantik lagi.   Dia tersenyum kepada Xin Suan, senyumnya sangat manis.   Xin Suan tertawa dingin dan berkata.   "Kau tidak bisa menakutnakutiku, mengapa tidak segera memperkenalkan dirimu saja?"   Perempuan itu tidak bergerak dan tidak menjawab, tawanya terlihat manis. Xin Suan tidak ingin mengejarnya lagi, dia memungut sebuah batu sambil tertawa dia berkata.   "Kalau kau adalah setan sungguhan, kau tidak akan takut kepada sambitan batu ini!"   Setelah itu Xin Suan melemparkan batu itu.   Batu itu dengan cepat melesat, hanya dalam waktu singkat sudah berada di depan setan perempuan itu.   Sepertinya setan itu takut kepada batu yang dilempar oleh Xin Suan.   Dia menggeser tubuhnya dan dia langsung bersembunyi di belakang pohon pisang.   Xin Suan tertawa terbahak-bahak, dia membalikkan badannya dan pergi dari sana.   Xin Suan sudah tahu kalau perempuan rtu bukan setan melainkan manusia.   Xin Suan juga tahu kalau perempuan itu mencoba memancingnya menjauhi dari keretanya.   Karena itu dia segera tersadar dan cepat-cepat kembali ke keretanya.   Dia melihat keretanya masih ada, dengan cepat dia membuka tirai kereta, peti besi itu masih ada.   Dia segera naik ke atas kereta dan duduk bersila.   Dia sudah mengambil keputusan, dia akan me lawan setan itu dengan diam, apapun yang bergerak tidak akan dilayani.   Apalagi terhadap pancingan perempuan itu.   Yang terpenting adalah dia akan menjaga peti besi itu supaya tidak direbut oleh siapapun.   Benar saja, cara ini berhasil, kurang lebih 15 menit kemudian tanpa diundang setan itu datang sendiri.   Dia muncul di balkon tingkat kedua rumah itu.   Xin Suan melihatnya dan tertawa.   "Apakah kau sudah kehabisan akal?"   Setan perempuan itu menjawab.   "Kau benar-benar sangat berani, setiap kali aku berpura-pura menjadi setan aku berhasil membuat orang ketakutan setengah mati."   Xin Suan berkata.   "Aku adalah orang yang sangat miskin, kau harus tahu tentang itu. Orang miskin tidak akan takut kepada setan."   Setan perempuan berambut panjang itu berkata.   "Kau tidak miskin, sebentar lagi kau akan mempunyai uang 100 ribu tail perak."   Xin Suan tertawa terbahak-bahak.   "Kalau begitu kau adalah salah satu dari mereka yang mengincar peti itu juga bukan?" "Benar!"   "Apakah kau masih menginginkannya?"   "Kalau aku membuka harga bagaimana?"   "Sudah ada yang berani mengeluarkan harga 120 ribu tail perak, kau berani mengeluarkan berapa?"   Perempuan berambut panjang itu berkata.   "Jadi erang tidak boleh serakah, Qian Shou Du Shu Sheng mengatakan akan memberimu 120 ribu tail perak, itu belum tentu. Wang Ye yang katanya akan memberikan 100 ribu tail pun belum tentu."   "Apakah kau bisa dipercaya?"   Perempuan berambut panjang itu mengangguk dan menjawab.   "Benar, aku akan segera membayarmu 50 ribu tail perak sekarang juga." 0-0-dwkz-0-0 BAB 3 Kuda langit berjalan di atas langit Pedang seperti pelangi Xin Suan tertawa.   "Mengapa harganya menjadi turun ya?"   "Bukan harganya yang turun, tapi kalau T uan mau mendapatkan uang 100 ribu tail perak dari Wang Ye, kau akan menemui jalan penuh dengan darah, apakah kau yakin bisa membawa perjalanan ini dengan selamat dan mengantarkan peti besi ini sampai di Jin Ling?"   Tanya perempuan itu.   "Aku ingin mencobanya."   "Kau jangan terlalu percaya diri, bagaimanapun kami harus mendapatkan peti besi itu!"   "Aku juga tidak ingin kehilangan uang 100 ribu tail perak itu." "Aku katakan kepadamu, bila kau mengantarkan peti besi itu sampai di Jin Ling, maka akan banyak orang yang terkena musibah, mengapa kau tidak mau mengumpulkan sedikit pahala saja?"   "Mengapa bisa membuat banyak orang terkena musibah?"   "Aku hanya bisa memberitahukan menjelaskannya secara mendetil."   Sedikit, tidak bisa "Aku juga ingin memberitahu padamu, bila aku berhasil mendapatkan uang 100 ribu tail, aku bisa menolong banyak orang."   "Menolong orang dari bencana alam, bukankan cukup dengan uang 50 ribu tail perak."   "Dengan uang lima juta tail perakpun tidak akan pernah cukup!"   "Kalau begitu, kau hanya membawa uang 100 ribu tail perak bertujuan menolong orang yang terkena bencana, bukankah itu seperti meneteskan setetes air di sebuah padang pasir yang luas?"   "Aku akan berusaha semampuku."   "Masalahnya kau tidak akan mendapatkan uang 100 ribu tail perak pada saat kau masih hidup!"   "Aku akan mempertahankan hidupku."   "Apakah kau ingin menjadi pejabat?"   "Apa maksudmu?"   "Bila kau melepaskan peti besi itu kepadaku, aku akan menjamin selain mendapatkan uang 50 ribu tail itu, kau masih akan mendapatkan sebuah jabatan di pemerintahan."   "Terima kasih. Aku tidak mempunyai bakat menjadi pejabat!"   Perempuan itu terus menatapnya, kemudian menarik nafas dan berkata.   "Kau memang keras kepala, sebelum melihat peti mati kau tidak akan meneteskan air mata."   "Benar!" Kemudian dari balik baju bagian dadanya perempuan itu mengeluarkan sebuah benda seperti bola yang terbuat dari kain, dia berkata.   "Aku akan memberikan benda ini kepadamu!"   Kemudian dia melemparkan bola itu ke bawah balkon.   Xin Suan menyambutnya, begitu hampir tiba di tangannya, dia terpikir akan sesuatu, segera dia meninggalkan kereta dan meloncat menjauh.   Benda bulat seperti bola itu terjatuh di atap kereta dan terdengar suara PENG, suaranya terdengar seperti petasan yang meledak, muncul asap kuning dan menyebar ke mana-mana.   Xin Suan tahu bahwa asap kuning itu bisa menyebabkan orang mati, segera dia meloncat lagi sejauh sepuluhan meter.   Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Tapi asap kuning itu terus bergulung-gulung di depannya, dia meloncat lagi beberapa puluh meter.   Begitu asap kuning itu menyebar sekitar 20 meter, asap berputar dan naik ke atas.   Di bawah sinar bulan terlihat seperti api, dengan perlahan naik ke atas langit.   Waktu itu Xin Suan melihat ada 2 bayangan dengan cepat mendekati kereta, tampaknya mereka akan mengambil peti besi yang ada di dalam kereta.   Segera Xin Suan mengeluarkan dua buah pisau kecil dari pinggangnya lalu diapun melemparnya.   Mungkin karena tegang kedua orang yang wajahnya ditutup itu tidak merasakan ada pisau yang menyerang ke arah mereka, begitu pisau sudah berada di depan mereka, tidak bisa berkelit lagi "Ahhh!!"   "Waaahhh!"   Dua suara itu bersamaan keluar, dan kedua orang itupun secara bersama-sama ambruk ke tanah.   Xin Suan tidak menyangka kalau kedua orang itu begitu mudah dibereskan, dia merasa sangat senang, tapi tiba-tiba dia merasa di atas kepalanya ada angin yang berhembus, kemudian terlihat cahaya putih seperti kilat menyerangnya.   Xin Suan merasa sangat terkejut, segera dia berguling-guling untuk menghindar.   "Terima jurus pedangku!"   Dari dalam kegelapan, hanya terdengar suara seorang perempuan yang berkata seperti itu, berikutnya disusul dengan cahaya pedang yang terus datang dan menyerangnya.   Xin Suan tidak bisa bangun untuk melawan, dia hanya bisa mengangkat pedangnya dari bawah untuk bertahan, tangan kanannya seperti seekor ular yang melingkar, sehingga pedangnya ikut berputar--"Heeee!"   Karena gagal perempuan itu mengeluarkan suara Heee', kemudian tubuhnyapun melayang terbang, kakinya menginjak ranting dan diapun meluncur seperti sebuah anak panah, berputar di udara lalu menghilang begitu saja.   Dari atas pohon tiba-tiba jatuh sejumput rambut, mungkin pada saat dia bertarung dengan Xin Suan, rambutnya berhasil tertebas oleh pedang Xin Suan.   Karena sudah melihat jurus pedang Xin Suan dengan mata kepalanya sendiri, dia tahu diri dia bukan tandingan Xin Suan dan dia segera mundur dari sana.   Xin Suan merasa ilmu meringankan tubuh perempuan itu sangat tinggi, membuat dia teringat pada seseorang, segera Xin Suan melayang ke atas dahan pohon dan berteriak.   "Xian Niang Nian Cai Xia! Apakah kau adalah Dong Hai Xian Niang, Nian Cai Xia?" (Dewi laut timur). Xian Niang Cai Xia (Dewi Cai Xia) adalah seorang perempuan aneh dari kalangan persilatan, katanya dia sering naik sampan kecil dan bermain di laut yang luas, dan dia mempunyai ilmu silat di mana tidak ada seorangpun yang bisa menandinginya. Kalau perempuan tadi memang benar adalah Dong Hai Xian Niang Nian Cai Xia, Xin Suan merasa bersalah, karena menurut orang-orang, Cai Xia adalah seorang perempuan yang sangat baik, dia sering menolong orang-orang yang berada di seberang samudra. Dan dia juga adalah seorang pendekar perempuan yang pantas untuk dihormati. Tapi sekarang perempuan itu sudah pergi entah ke mana! Xin Suan berdiri di dahan pohon untuk me lihat lebih jelas, tapi perempuan itu tidak tampak lagi, terpaksa Xin Suan pun turun dari pohon dan berkata pada dirinya sendiri.   "Kalau perempuan tadi memang benar adalah Dong Hai Xian Niang Nian Cai Xia, mengapa dia melakukan hal ini? Apakah benar keadaan yang sedang terjadi seperti yang dikatakannya tadi? Begitu peti besi itu tiba di Jin Ling maka akan mencelakakan banyak orang, sehingga dia ingin merampas peti besi ini? Apakah semua itu sekedar untuk menolong banyak orang?"   Xin Suan berpikir dengan lama, kemudian tampak dia menggelengkan kepalanya, dan berkata lagi.   "Siapa yang benar dan siapa yang salah suUt diketahui, lebih baik aku menjalankan tugasku saja!"   Asap kuning sudah tidak terlihat, keadaan di sana sudah bersih, dan dia kembali lagi ke keretanya, naik ke atas kereta dan duduk bersila di sana. Secara otomatis dia teringat kembali kepada pengemis tua itu, lalu dia menarik nafas.   "Kemungkinan 80% dia jatuh ke tangan musuh, anehnya mengapa mereka tidak menggunakan dia untuk mengancamku?"   Baru saja berpikir seperti itu, dari belakang terdengar suara langkah kaki, dari suara itu dapat diketahui bahwa yang datang sekitar 7-8 orang. Jantung Xin Suan berdetak.   "Ada yang datang lagi!"   Sebuah lampion terlihat bersinar dari dalam rumah, dari cahaya itu dapat diketahui orang yang datang berjumlah 8 orang, 7 orang pengawal dan seorang adik raja.   Orang itu tidak lain adalah Wang Ye yang datang dari Nan Ping Shan.   Dia mengenakan baju berwarna merah, walaupun dia berdandan seperti rakyat biasa tapi wibawanya sebagai keluarga kerajaan tetap terasa.   Ketujuh pengawal itu walaupun berpakaian mewah tapi dari wajah mereka terlihat kalau mereka adalah para pesilat tangguh.   Setelah kedelapan orang itu tiba di balkon, Wang Ye tidak melihat Xin Suan yang ada di dalam kereta, dia berteriak ke arah balkon.   "Xin Suan, apakah kau ada di dalam?"   Xin Suan menjawab dari arah kereta.   "Hamba berada di sini."   Xin Suan berada di atap kereta, Wang Ye terlihat terkejut dan berkata.   "Ternyata kau berada di sana, hayo cepat turun!"   Xin Suan tidak segera turun, dia malah berkata.   "Wang Ye datang terlalu awal!"   Wang Ye tampak terpaku dan hanya bisa berkata.   "Oh?"   "Menurut berita yang kudengar, Wang Y e akan datang malam ini pukul 3, sedangkan sekarang baru pukul 1 malam."   Wang Ye tertawa.   "Benar, rencanaku memang datang pukul 3 malam, malah datang terlalu awalturunlah sekarang!"   Xin Suan berdiri, lalu dengan ringan dia terbang dan mendarat, dia memberi hormat.   "Wang Ye datang dengan terburu-buru ke sini, pasti ada hal yang sangat penting dan mendesak!"   "Benar, ada perubahan...."   Dari balik baju bagian dadanya dia mengeluarkan sehelai cek dan memberikannya kepada Xin Suan.   "Ambillah!"   Xin Suan tidak menerimanya dia malah bertanya.   "Apakah ini?"   "Honormu, 100 ribu tail perak,"   Jawab Wang Ye.   "Wang Ye sendiri yang mengatakan setelah tiba di Jin Ling, uang itu baru akan diberikan, mengapa sekarang sudah memberikannya kepadaku?" "Kau tidak perlu mengantarkan peti itu sampai di Jin Ling lagi!"   Kata Wang Ye.   "Mengapa?"   Tanya Xin Suan.   "Kau tidak perlu tahu alasannya, setelah, mendapatkan uang ini, pergilah!"   R, Xin Suan tersenyum dan berkata.   "Wang Ye ingin membawa peti besi itu ke Jin Ling, sepertinya hal ini sudah lama direncanakan. Mengapa sekarang rencana itu tiba-tiba bisa berubah? Apakah ada kesulitan?"   Wang Ye marah dan berkata.   "Kau tidak perlu tahu apa alasannya."   Xin Suan tersenyum dengan berlama-lama melihat Wang Ye, setelah itu dia mengambil cek tersebut dan dia melihat angka yang tertera di atas cek, dia tertawa.   "Mengapa cek ini tidak diberi stempel?"   "Tidak usah, bawa saja cek ini ke bank, kau pasti akan segera mendapatkan uang 100 ribu tail perak."   Xin Suan masih tetap tersenyum.   "Belum tentu...."   Sambil bicara Xin Suan merobek cek itu menjadi serpihan kecil dan dilempar ke bawah. Wang Ye tampak marah.   "Apa-apaan kau?"   Xin Suan tersenyum, mengambilnya?" "Cek ini palsu, untuk apa aku "Kata siapa cek ini palsu?"   Xin Suan tertawa terbahak-bahak.   "Cek ini adalah cek kosong, Anda juga bukan Wang Ye yang sebenarnya!"   Wang Ye tampak terpaku kemudian diapun tertawa terbahakbahak.   "Bocah, kau sangat pintar." Kemudian tubuhnya tampak bergoyang-goyang dan diapun meloncat beberapa meter tingginya lalu membentak.   "SaudaraSaudara, laksanakan sekarang!"   Ketujuh pengawal itu dengan cepat mengepung Xin Suan.   Kemudian mereka mengeluarkan senjata masing-masing, ada golok, pedang, pecut, bajak, pentungan, pena, dan lainnya.   Begitu melihat dengan teliti bagaimana wajah mereka, terlihat wajah mereka yang bengis dan perilaku mereka tidak sopan, tampaknya mereka adalah para perampok yang sudah berpengalaman.   Xin Suan berdiri dengan tenang dan terus menatap mereka dia tertawa.   "Apakah kalian ingin bertarung?"   Orang yang membawa pedang berkata.   "Kami adalah Ping Ming Qi Lang."   "Apakah yang kalian maksud adalah Yun Meng Ping Ming Qi Lang?"   "Benar!"   "Aku sudah lama mendengar nama besar kalian."   "Katanya namamu adalah Xin Suan."   "Benar!"   "Kau baru terjun ke dunia persilatan?"   "Benar."   Pengawal berbaju merah itu berkata.   "Kau baru berkecimpung di dunia persilatan, tapi sudah berani mati."   "Orang yang berani mati yang baru bisa terkenal di dunia persilatan,"   Jawab Xin Suan sambil tersenyum.   "Tapi sayang, malam ini kau harus mati dan cita-citamu tidak akan tercapai." "Apakah kau adalah Lao Da Ping Ming Qi Lang, Qiu Qiu An?"   Tanya Xin Suan.   "Benar!"   "Kalian datang ke s ini karena disewa untuk bertarung atau kalian disewa untuk beromong-omong?"   Qiu Qiu An tertawa, dia mengangkat ujung pedangnya dan mendekatkannya ke jantung Xin Suan, dengan lama ujung pedang itu mengarahkan ke jantung Xin Suan, tiba-tiba dia seperti terbawa angin dan mulai menyerang Xin Suan.   Bertarung dalam jarak 5-6 kaki orang harus menunggu dan waspada dalam menyerang, karena musuh akan bisa berbalik menyerang.   Tapi Lao Da Ping Ming Qi Lang berbeda dengan orang lain.   Setelah jarak yang tersisa sekitar 5-6 kaki lagi, dia masih saja tenis menyerang dan tidak berhenti melangkah.   Seakan-akan Xin Suan adalah musuh bebuyutannya dan dia siapsiap mati bersama dengan Xin Suan.   Ini adalah keistimewaan dari Ping Ming Qi Lang, setiap kali bertarung dengan musuh, mereka tidak peduli dengan hidup dan mati mereka, karena itulah mereka mendapat julukan Ping Ming Qi Lang (Tujuh laki-laki berani mati).   Hal yang paling menakutkan adalah sewaktu Lao Da menyerang dengan pedang sedangkan Lao Er, Lao San, dan yang lainnya ikut menyerang.   Tujuh macam senjata sekaligus dikeluarkan, mereka seperti ingin mencincang Xin Suan menjadi daging halus.   Ketujuh orang mengepung satu orang dan saat itu Xin Suan menjadi bulan-bulanan mereka, mereka mengepung dan semakin merapat.   Pada saat ketujuh macam senjata Ping Ming Qi Lang hampir mengenai tubuh Xin Suan, tiba-tiba Xin Suan bersiul, kemudian terlihat lingkaran pedang yang berkilau Terdengar suara senjata yang berdentang dan beradu, Ping M ing Qi Lang seperti air yang berceceran, dan terbang ke segala penjuru, tapi Xin Suan hanya diam seperti gadis pemalu, lalu bergerak secepat kilat, dia seperti bayangan yang menempel di tubuh Lao Da Qiu Qiu An, sewaktu tubuh Qiu Qiu An masih berada di udara, dengan pedangnya Xin Suan bergerak ke atas.   "Wah!"   Qiu Qiu An berteriak kesakitan, tubuhnya sudah terbelah menjadi dua dari atas kepala hingga ke kaki, setelah terbelah menjadi dua, terlihat organ dalam Qiu Qiu An yang masih tampak berdenyut! Ping Ming Oi Lang adalah orang-orang berani mati selama puluhan tahun merajalela di dunia persilatan, sekarang kelompok mereka sudah kehilangan satu nyawa anggotanya, sekarang mereka baru tahu apa yang disebut dengan kematian, ternyata sangat menakutkan, melihat Lao Da Qiu Qiu An dari keadaan hidup-hidup terbelah menjadi dua, lalu mereka melihat darah yang keluar seperti air mancur, mereka berenam menjadi terpaku.   Xin Suan tertawa dingin dan bertanya.   "Siapa lagi yang berani mati menghadapiku, ayo maju!"   Lao Er Nan Kun dengan sedih melihat mayat Lao Da yang wajahnya terlihat kram dan penuh dengan kemarahan.   Dia mengeluarkan suara raungan yang sangat besar dan mulai menyerang Xin Suan lagi.   Kali ini dia sudah tidak ingat lagi pada hidupnya sendiri, dia sudah bertekad harus mati bersama-sama dengan Xin Suan.   Keganasan dan kebengisan Lao Er cukup membuat hati Pin M ing Qi Lang bergetar, tapi walaupun Xin Suan masih berusia sekitar 20 tahun lebih, karena lahir dari keluarga yang miskin, dia sudah merasakan pahitnya hidup di dunia, ditambah telah berlatih ilmu silat selama 10 tahun lebih di gunung, tubuhnya sangat kuat, dan sifatnyapun terlihat tenang, tidak mudah terpancing emosi.   Maka walaupun terjadi sesuatu padanya atau ada kejutan di hadapannya, dia tetap menghadapinya dengan tenang.   Melihat Lao Er Nan Kun dengan marah terus menyerangnya, dia tidak ikut emosi, sebaliknya dia bisa melihat lowongan serangan Lao Er Nan Kun, begitu golok Nan Kun hampir mengenai wajahnya, dia memiringkan tubuhnya dan pedang yang masih tergenggam erat di tangannya dikeluarkan secepat kilat lalu ditusukkannya di pinggang Nan Kun.   Sewaktu Nan Kun menebas ternyata tidak mengenai sasaran, dia langsung merasakan pedang Xin Suan yang panjang berada di Pinggangnya.   Dia merasa sangat terkejut, segera dia menurunkan goloknya bermaksud menghalangi pedang Xin Suan, tapi semua itu sudah terlambat, terdengar suara PUSH, pedang Xin Suan sudah menusuk ke pinggangnya, diapun berteriak, kepalanya menunduk, kemudian tubuhnya terasa lemas, kedua lututnya langsung menekuk.   Wajahnya pucat seperti kertas, keringatnya keluar dengan deras seperti air hujan.   Xin Suan menarik pedang dari pinggang Nan Kun dan berkata kepada lima orang yang tersisa.   "Cepat tolong dia, mungkin nyawanya masih bisa diselamatkan."   Kelima orang yang tersisa melihat Xin Suan begitu gagah dan berilmu s ilat tinggi, sekali pedang digerakkan nyawa seseorang akan melayang.   Sifat ganas dan bengis mereka sudah hilang entah ke mana, mereka berlima hanya bisa saling memandang, Lao San Gao Peng berteriak.   "Xin Suan, katakan siapa namamu sebenarnya!"   Dengan dingin Xin Suan menjawab.   "Sekarang aku menggunakan nama Xin Suan, berarti Xin Suan adalah namaku, kalau kalian ingin mengetahui identitasku, lihatlah ini!"   Tiba-tiba dia melemparkan pedang panjangnya ke udara, pedang itupun berputar di udara, lalu segera turun dengan lurus, Xin Suan membuka mulutnya dengan lebar, dia membiarkan pedang panjangnya masuk ke dalam mulut dan terus masuk ke dalam perut.   Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Dia benar-benar menelan pedangnya.   Gao Peng dan keempat saudaranya melihat semua kejadian itu, terlihat wajah mereka berubah dan berteriak.   "Tian Shan Tuan Jian Xian (Dewa Tian San menelan pedang)!"   Kemudian reaksi mereka seperti melihat setan yang menakutkan, segera mereka membopong mayat Lao Da Qiu Qiu An dan memapah Lao Er Nan Kun lalu segera melarikan diri dari sana.   Hanya Wang Ye palsu saja yang tidak lari dari sana, dengan tenang dia berdiri di balkon.   Xin Suan diam-diam memutar tubuhnya menghadap orang itu, dia berteriak.   "Apakah Wang Ye masih akan memberikan petunjuk?"   Sambil tertawa licik Wang Ye palsu itu berkata.   "Benar!"   "Hamba ini s iap mendengarkan,"   Kata Xin Suan.   "Apakah kau sudah bertekad tetap akan mengantarkan peti besi ini ke Jin Ling?"   "Benar,"   Jawab Xin Suan.   "Apakah tidak ada yang bisa mencegahmu?"   "Benar!"   "Sampai temanmu sendiripun tidak bisa mencegahmu?"   "Temanku juga tidak akan bisa mencegah sepak terjangku."   "Demi kebersihan kukumu dan membahayakan nyawa temanmu, apa begitu menurutmu?"   Begitu mendengar perkataan itu, Xin Suan tahu bahwa pengemis itu ternyata jatuh ke tangan musuh, hatinya langsung terasa berat, dia bertanya.   "Apakah temanku yang Tuan maksud itu adalah si pengemis tua itu?"   "Betul!"   "Dimana sekarang dia berada?"   "Perlu kau ketahui, dia masih hidup, dan itu sudah cukup." Xin Suan tampak berpikir sebentar, tiba-tiba dia tertawa dan berkata.   "Maksud T uan, ingin menukar peti besi itu dengan nyawa pengemis itu?"   "Betul!"   "Baiklah, silahkan T uan bisa membawanya kemari."   Wang Ye tidak menyangka kalau tawarannya akan dengan cepat disetujui, dia malah merasa aneh.   "Apakah kau setuju untuk mengadakan petukaran?"   Xin Suan mengangguk.   "Lebih baik aku perjelas lagi, aku akan memberikan pengemis tua itu dan kau akan menukarnya dengan peti besi itu, betul seperti itu?"   "Benar."   "Seorang laki-laki bila sudah mengeluarkan kata-kata, tidak boleh menariknya kembali!"   "Itu sudah pasti!"   Wang Ye palsu itu terlihat sangat senang dan berkata.   "Baiklah, kau tunggu sebentar di sini, aku akan segera membawa pengemis itu ke s ini."   Baru saja dia selesai bicara, dia sudah meloncat pergi.   Kira-kira setengah jam kemudian, tampak dia membopong pengemis tua itu ke tempat Xin Suan.   Dia datang bersama dengan dua laki-laki tegap dan tampak bengis.   Dia meletakkan si pengemis itu ke bawah dan berkata.   "Aku sudah menyerahkan pengemis ini dan kuletakkan dia di sini."   Xin Suan melihat pengemis itu tidak bisa bergerak, dia bertanya.   "Bagaimana dirinya?"   "Tidak apa-apa, kami hanya menotoknya, bila sudah dibuka totokannya tidak akan terjadi apa-apa,"   Jelas Wang Ye palsu. Sambil tersenyum dia berkata.   "Apakah sekarang kami bisa membawa kereta itu pergi?"   "Kalian hanya boleh membawa peti besi itu saja."   "Apakah kau ingin mempermainkan kami?"   "Kau tidak mengatakan menginginkan peti besi itu berikut dengan keretanya."   Sambil tertawa dingin Wang Ye itu berkata.   "Baiklah, kami hanya akan membawa peti besi itu."   Kemudian dia membalikkan badan dan memberi kode kepada kedua laki-laki tegap dan bengis itu.   Mereka berdua segera menaiki kereta lalu menurunkan peti besi itu.   Peti itu ternyata sangat berat dan sewaktu diturunkan, kedua laki-laki itu langsung merasa kelelahan.   Xin Suan tersenyum.   "Karena peti besi itu aku telah membunuh banyak orang, tapi kalian dengan cepat dan mudah bisa mendapatkannya."   "Berarti kau adalah orang yang setia kawan dan demi teman kau rela mengorbankan semuanya,"   Kata Wang Ye sambil tertawa senang.   "Sekarang berikan pengemis tua itu kepadaku!"   "Tidak usah terburu-buru, setelah peti besi itu berhasil digotong keluar dari kereta, aku baru akan melepaskan pengemis tua itu!"   Kemudian dia melambaikan tangannya memberi kode kepada kedua laki-laki itu supaya bergerak lebih cepat dan membawa peti besi itu dari sana.   Dengan cepat mereka keluar dari taman itu.   Wang Ye palsu ternyata takut kalau Xin Suan akan menghadang kedua laki-laki itu, dia berdiri dengan lama di depan Xin Suan, setelah kedua laki-laki itu berjalan menjauh, dia baru tertawa sambil terbang.   "Aku memberikan pengemis tua itu kepadamu, sekarang aku permisi dulu!"   Hanya dalam waktu singkat dia sudah menghilang di dalam kegelapan taman. Xin Suan tidak mengejar mereka, dia membuka totokan nadi pengemis tua itu. Pengemis tua itu berkata sambil menarik nafas.   "Kali ini aku telah menyusahkanmu!"   "Tidak apa-apa, kau tunggu saja di sini, aku akan merebutnya kembali,"   Jelas Xin Suan.   Satu kali meloncat dia segera berlalu dari taman itu.   0-0-dwkz-0-0 Pukul dua dini hari, sebuah kereta usang membawa rumput keluar dari kota bagian selatan.   Kusir kereta itu mengenakan baju seperti seorang petani.   Walaupun kereta itu membawa satu kereta penuh dengan rumput, tapi hal ini terasa sangat aneh, tapi untung jalanan sangat sepi, tidak ada pejalan kaki di sana maka tidak ada yang memperhatikan keretanya.   Setelah keluar dari kota, kereta dipacu dengan cepat.   Tiba-tiba kuda yang menarik kereta itu seperti dihalangi oleh sesuatu sehingga kaki kuda itu terangkat tinggi-tinggi dan terus meringkik.   Kusir itu terkejut dan membentak.   "Siapa?"   "Aku!"   Suara itu sangat dingin. Orang itu ternyata adalah Xin Suan, tangannya memegang kereta membuat kereta itu tidak bisa berjalan! Begitu si kusir melihat dengan jelas bahwa orang itu adalah Xin Suan, segera dia berkata.   "Xin Suan, apakah kau akan mengingkari janjimu?"   "Tidak!"   Xin Suan tertawa dingin. Kusir itu dengan marah berkata.   "Kalau kau tidak melanggar janji, mengapa kau menghalangi jalanku?"   "Aku menginginkan peti besi itu,"   Jawab Xin Suan.   Dari dalam tumpukan rumput muncul dua orang, yang satu adalah laki-laki tadi sedangkan yang satu lagi adalah Wang Ye palsu! Wang Ye palsu meloncat keluar dari tumpukan rumput, dia mengeluarkan sebuah Pedang kecil, dengan marah dia berkata.   "Bocah, apakah kau bicara seperti kentut?"   Laki-laki itu sudah menyiapkan senjata, siap untuk bertarung.   "Apakah kau menganggap bahwa aku telah melanggar janjiku sendiri?"   "Bukankah seperti itu?"   "Ada dua hal yang tidak sama di sini!"   "Apakah itu?"   "Setuju untuk menukar sandera itu adalah salah satunya, merebut kembali peti besi adalah hal yang lain!"   "Apa alasanmu?"   "Peti besi itu bukan milik kalian, tapi kalian merebutnya dariku, sekarang aku akan mengambilnya kembali."   "Benar-benar kurang ajar!"   Seru Wang Ye palsu.   "Dan satu lagi, sewaktu menukar sandera di Shue Yuan, aku belum berjanji tidak akan merebut kembali peti besi itu."   "Apakah kau akan merebutnya dengan paksa?" "Bukan merebut dengan paksa, tindakanku lebih sopan dari kalian."   Wajah Wang Ye palsu itu terlihat merah dan berkata.   "Kau masih muda dan juga mempunyai ilmu silat tinggi. Kau harus menyayangi nyawamu sendiri!"   "Anda tidak perlu mengkhawatirkan keadaanku,"   Kata Xin Suan. Tiba-tiba Wang Ye palsu dengan ramah berkata.   "Apakah kau adalah murid Tian Shan Tuan Jian Xian?"   "Benar."   "Aku pernah bertemu dengan gurumu satu kali."   "Sembar angan mengatakan mengenal guruku, tidak akan ada gunanya."   Wang Ye palsu itu tertawa dan berkata.   "Apakah kau tahu siapa aku ini?"   "Aku tidak ingin tahu."   "Kau tidak ingin tahu, tapi aku harus memberitahukannya kepadamu, nanti gurumu akan menyalahkanku karena tidak memiliki perasaan."   "Anda tidak meninggal."   Perlu mengkhawatirkan guruku yang sudah "Apakah gurumu sudah meninggal?"   Wang Ye palsu itu terpaku.   "Sudah tiga tahun yang lalu."   "Aku kira kau pasti sering mendengar gurumu menyebut Pan Long Da Xia, Huo Ru Feng?"   Tanya Wang Ye palsu.   "Apakah Tuan adalah Pan Long Da Xia, Huo Ru Feng?"   Xin Suan merasa sedikit terkejut. Wang Ye palsu itu mengangguk.   "Aku dengar selama hidupnya Pendekar Besar Huo sangat jujur dan adil, mengapa sekarang melakukan hal seperti ini?" "Kapan aku telah melakukan hal yang memalukan?"   Wang Ye palsu itu terlihat sedikit marah.   "Menculik pengemis tua, memaksaku menyerahkan peti besi itu, bukankah itu adalah perbuatan yang memalukan?"   "Aku melakukan membunuhmu."   Semua ini karena aku tidak ingin "Dari Hang Zhou sampai di sini, yang Menginginkan kematianku sangat banyak, mengapa Pendekar Besar Huo begitu peduli kepadaku?"   Wang Y e palsu itu mengerutkan dahi, dia mulai tidak sabar dan berkata.   "Kelihatannya kau tetap bersikukuh, bukankah semalam Dong Hai Xian Niang Cai Xia sudah mengatakan alasannya kepadamu? Apakah kau masih belum mengerti juga? Kalau peti besi ini diantar sampai di Jin Ling, akan banyak orang yang terbunuh!"   Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Kalau aku tidak mengantarkan peti besi ini, akan lebih banyak orang yang mendapatkan bencana!"   "Bagaimana penjelasanmu?"   Wang Ye palsu itu terlihat sedikit terkejut.   "Ini adalah firasatku, sekarang sepertinya situasi aman bila ada orang yang ingin memberontak, itu bukan hal yang baik. Jelaskan kepadaku, mengapa jika peti besi ini tidak sampai di Jin Ling, bisa menghindari bencana, bukankah itu lebih baik?"   "Apa yang kau katakan?!"   Wang Ye palsu itu mulai marah.   "Aku bicara berdasarkan bukti."   Wajah Wang Ye palsu itu terlihat mulai dingin, tapi sorot matanya terlihat tajam, seperti tidak ada toleransi lagi bagi Xin Suan.   Tampaknya dia harus membereskan semuanya hanya dengan jalan bertarung.   Xin Suan memegang pedangnya, posisinya sudah siap siaga, Semenjak dia tahu bahwa lawannya adalah Pan Long Da Xia, Huo Ru Feng, dia sadar bahwa malam ini akan terjadi pertarungan sengit, maka diapun sudah siap sejak awal.   Sebelum dia lulus belajar ilmu s ilat, gurunya T ian Shan Tuan Jian Xian pernah berkata.   "Di dunia persilatan banyak pesilat, satusatunya orang yang tidak boleh kau ganggu adalah Pan Long Da Xia, Huo Ru Feng!"   Sekarang dia telah bertemu dan bertarung dengan orang yang dimaksud gurunya. Tapi Xin Suan tidak merasa takut, dia percaya dia tidak akan kalah dari Pan Long Da Xia, Huo Ru Feng. Dengan dingin Pan Long Da Xia, Huo Ru Feng melihatnya, lalu bertanya.   "Apakah kau sudah siap?"   "Silakan T uan menyerang dulu."   "Apakah kau menyuruhku mengeluarkan serangan dulu?"   "Kalau Anda tidak mau, tidak apa-apa, aku yang akan memulainya dulu!"   Pedang diletakkan di depan dadanya kemudian diapun berputar, dia menusuk ke depan! Pan Long Da Xia mana mungkin akan memberikan kesempatan bagi pedang Xin Suan mendekatinya, begitu pedang Xin Suan mendekat, dia sudah melambaikan pedangnya yang lemas dan menggulung pedang Xin Suan, lalu ditekannya ke bawah.   Xin Suan merasa ada sebuah gunung besar yang menekan ke tubuhnya, dia kaget lalu segera memutar tubuhnya, dia menarik Pedangnya kemudian mundur.   Baru saja dia menarik pedangnya, matanya melihat ada kilauan pedang, kilauan Pedang itu siap membelah bahunya! Kali Xin Suan merasa dia benar-benar bertemu dengan lawan tangguh, walaupun perasaannya sedikit tegang tapi sekaligus juga membangkitkan perasaan ingin menangnya.   Dia segera membentak dan tubuhnya berputar, dia bisa menghindari pedang lawan, mengikuti gerakan tubuhnya, diapun menyerang tubuh bagian bawah lawan.   Gerakan tubuhnya sangat cepat dan lincah, pedang lemas milik Pendekar Besar Pan Long baru saja melewati sisi pundaknya, pedang panjang Xin Suan sudah berada di kaki Pendekar Pan Long! Pendekar Pan Long tertawa terbahak-bahak, kedua kakinya dibuka, pedang lemasnya dibalikkan, dia sudah menyerang ke wajah Xin Suan! Pedang lemas itu sangat tipis tapi setiap kali bergerak selalu bersuara, gerakan pedangnya lincah seperti Liong dan selalu berubah-ubah, perubahan gerakan senjata itu sulit ditebak.   Xin Suan pun tidak mau kalah, tubuh bagian atasnya berusaha menghindar, kakinya menendang ke perut bawah lawan, caranya menghindar dan menyerang pada saat bahaya adalah untuk mencari kemenangan cepat, bila menggunakan serangan pada saat yang tidak tepat, malah akan membahayakan dirinya sendiri.   Pendekar Pan Long tidak menyangka pada saat mulai bertarung dia menggunakan jurus yang begitu berbahaya, semuanya berlangsung dengan tiba-tiba membuatnya tidak mempunyai cara lain untuk menghadapi lawannya, terpaksa kedua kakinya diluruskan lalu meloncat setinggi 5 kaki, kemudian di tengah udara, pedang lemasnya dimainkan kembali.   Pedang itu mengarah kepada kepala Xin Suan- Serangan ini benar-benar sangat ...   berbahaya! Mereka berdua bertarung di tengah jalan, masing-masing mengeluarkan jurus yang aneh dan hebat.   Pedang dima inkan seperti pelangi, benar-benar membuat orang menjadi pusing dan berkunang-kunang.   Pertarungan ini berlangsung selama setengah jam, kedua orang itu seperti tidak bisa dipisahkan, selalu rapat dalam bertahan dan menyerang! Kedua laki-laki tegap tadi karena belum pernah melihat pertarungan yang begitu sengit mereka hanya bisa berdiri terpaku dan bingung.   Begitu bertarung 40 jurus lagi tiba-tiba Xin Suan meloncat sejauh beberapa meter, sambil tertawa dia berkata.   "Pendekar Huo, dalam keadaan seperti ini, apakah kau bisa membawa peti besi itu pergi dari s ini?"   Maksudnya adalah keadaan ilmu silat mereka yang seimbang, untuk apa diteruskan lagi pertarungan ini? Sebenarnya dia ingin berhenti hanya karena merasa lelah dia mengambil kesempatan untuk beristirahat sebentar.   Pendekar Besar Pan Long tertawa dan menjawab.    Rondo Kuning Membalas Dendam Karya Kho Ping Hoo Banjir Darah Di Borobudur Karya Kho Ping Hoo Banjir Darah Di Borobudur Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini