Tamu Aneh Bingkisan Unik 7
Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong Bagian 7
Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya dari Qing Hong "Apakah kalian berdua datang mengunjungi Guan Shi Shuang Xiong?" Tanya Gu Shi. "Tidak, kami datang sengaja mencarimu," Jawab Nian Cai Xia. "Ada keperluan apa mencariku?" Tanya Gu Shi "Untuk merundingkan suatu masalah," Jawab Nian Cai X ia. "Apakah semua itu karena daftar nama yang tersimpan di dalam tubuhku?" Tanya Gu Shi. "Benar." "Dalam daftar nama itu sepertinya tidak ada nama kalian berdua...." "Daftar nama itu dibuat satu tahun yang lalu, sekarang daftar nama itu sudah bertambah lagi," Jelas Nian Cai X ia. "Mengapa kalian bisa tahu kalau aku berada di sini?" "Orang-orang kami sangat banyak, bila kami mencurigai seseorang, kami bisa mengamati semua gerakan orang itu." "Kalau begitu, mengapa kalian membiarkan aku berjalan beberapa hari ini dengan selamat?" "Karena kami tertipu oleh Wang Ye, dengan akalnya dia berhasil menipu kami, kami mengira peti besi yang dibawa oleh Xin Suan adalah benda yang kami inginkan, beberapa hari yang lalu kami baru tahu kalau kami ternyata sudah tertipu." "Apakah kalian bertekad akan mengambil kembali daftar nama itu?" "Benar." "Apakah kalian memiliki uang sejumlah 100 ribu tail?" "Apakah kau akan menjual daftar nama itu dengan harga 100 ribu tail?" "Benar!" "Kau terlalu besar mulut!" "Aku sudah menghitung nama-nama yang tercatat di dalam buku itu, semuanya berjumlah 357 orang, dengan mengeluarkan uang sejumlah 100 ribu tail dan bisa menolong 357 nyawa, bukankah harga itu sangat pantas?" Nian Cai Xia tertawa. "Bila kami menyerahkan uang 100 ribu tail, apakah kau sanggup membawanya pergi?" "Uang 100 ribu tail memang sangat banyak, dengan puluhan keretapun tidak sanggup membawa semuanya, karena itu kalian tidak perlu membayarku dengan uang, tapi dibayar dengan perhiasan mahal." "Kami tidak memiliki perhiasan." "Pangeran ke-14 sanggup membayarnya." "Gu Shi, kau terlalu banyak tahu," Nian Cai Xia mengerutkan dahinya. "Benar, apakah kalian berdua sanggup mengalahkanku?" Tanya Gu Shi sambil tertawa. "Kau adalah seorang pemuda yang berbakat dan menonjol, kami tidak ingin membunuhmu, kami berharap kau bisa berubah menjadi pendekar beraliran lurus, dan bergabunglah dengan barisan kami." "Terima kasih, aku hanya tertarik pada uang," Jawab Gu Shi. "Kalau kami membayarmu sedikit lebih banyak, bagaimana?" "Maaf, hargaku tidak bisa dikurangi lagi." Nian Cai Xia menarik nafas dan berkata. "Kelihatannya kau dan Xin Suan sama-sama bandel, sama-sama keras dan tidak mau menurut." Gu Shi tertawa terbahak-bahak. "Bocah yang bernama Xin Suan itu mana bisa disamakan dengan diriku? Kalau dia sama seperti diriku, mengapa Wang Ye meminta dia yang mengantar peti besi yang tidak berharga sama sekali?" Dengan serius Nian Cai Xia berkata. "Pikirkanlah sebentar mengenai harga yang kutawarkan, harga itu sudah lumayan tinggi, cukup untuk bekal bagimu seumur hidup!" Gu Shi menggelengkan kepalanya dan berkata. "Wang Ye memberiku honor sebanyak 1.20 ribu tail perak, kau masih menyuruhku mengganti 20 ribu tail perak?" "Hitung-hitung ini untuk berbuat amal." "Aku tidak pernah berbuat baik untuk mengumpulkan pahala." "Katanya ilmu pedangmu sangat lihai, begitu berkelana di dunia persilatan belum pernah terkalahkan tapi kau harus ingat, di luar sana masih banyak orang, di atas langit masih ada langit, apakah kau mengira tidak ada yang sanggup mengalahkanmu?" "Aku sudah bertemu dengan banyak pesilat tangguh di dunia persialatan ini, hanya dengan Pan Long Da Xia saja aku belum pernah bertarung, katanya dia adalah pesilat tertangguh sekarang. Karena itu aku siap bertemu dengan dia sekarang, tapi aku sudah memberitahu Guan Yong supaya dia menyampaikan kepada Huo Ru Feng, bulan ini pada tanggal 15 s iang, aku akan menunggunya di Ji Nan di rumah makan T ian Xiang, kalau dia bisa mengalahkanku, itu tidak apa-apa, kalau tidak dia harus menyiapkan uang 100 ribu tail perak-" Jin Dao Wang Hong Qiu tiba-tiba berkata. "Bocah, kau terlalu sombong, untuk membereskanmu aku kira tidak perlu Pendekar Huo yang turun tangan!" Dengan wajah sinis Gu Shi tertawa dingin. "Maksudmu kau Jin Dao Wang Hong Qiu saja sudah cukup untuk menghadapiku?" "Benar," Jawab Jin Dao Wang Hong Qiu. "Aku memang sedang keluarkanlah golokmu!" Menunggu kata-katamu inihayo Jin Dao Wang Hong Qiu sudah mencabut goloknya! Golok itu memang sebuah golok emas buatannya sangat bagus dan indah. Di bawah sinar matahari terpantul cahaya berwarna emas. Gu Shi memuji dan berkata. "Sebuah Jin Dao yang bagus, apakah ini senjatamu yang terkenal itu?" "Jin Dao ini sudah membunuh banyak orang jahat," Jelas Jin Dao Wang Hong Qiu. "Jika begitu bagaimana kalau kita bertaruh?" Tantang Gu Shi. "Tidak perlu bertaruh, hari ini bila bukan aku yang mati pasti kau yang akan mati!" "Kalau aku mati di bawah Jin Dao milikmu, kalian boleh mengambil daftar nama yang ada di tubuhku tapi kalau kau kalah atau mati di bawah pedangku, aku menginginkan golok emasmu." Hong Qiu mengangguk. "Boleh! Mari kita mulai!" Gu Shi mengangkat pedang itu setinggi dadanya, kemudian dari jarak jauh mengukur posisi jantung Hong Qiu, setelah itu dia meluncur ke arah Hong Qiu. Jin Dao Wang Hong Qiu sudah siap siaga. Kira-kira berjarak 5 kaki lagi dari Hong Qiu, tiba-tiba pedang yang dipegangnya digetarkan tiga kali oleh Gu Shi, kemudian dia langsung menusuk ke arah Hong Qiu dan membentak. "Sambutlah!" Jin Dao Wang Hong Qiu tidak menyambut, dia hanya mundur 2 langkah. Gu Shi tertawa dingin dia maju selangkah, pedang digetarkan 3 kali lagi. Getaran pedang terlihat seperti bunga, lalu menggulung maju dan menyerang ketiga nadi Hong Qiu dibagian dada. Sekarang Hong Qiu baru menggerakkan goloknya, kelihatannya dia hanya bergerak di tempat. Kemudian tubuhnya berputar, golok emasnya segera diangkat. "TING!" Suara emas yang berdenting terdengar, tiga bunga pedang sudah tidak terlihat, golok Hong Qiu sedang diarahkan ke leher Gu Shi. "Ilmu golok yang bagus!" Teriak Gu Shi. Tiba-tiba dia memiringkan tubuhnya, pedangnya sudah menebas ke arah perut Hong Qiu, gerakannya sangat cepat! Secara otomatis gerakan Hong Q iu pun ikut cepat, dia mundur 3 kaki dari tempat tadi, kemudian maju lagi dan menyerang Gu Shi dengan 3 serangan. Dengan pedangnya Gu Shi menahan serangan golok Hong Qiu tapi diapun dengan cepat membalas dengan 5 jurus ilmu pedang Gu Shi yang dijuluki Wu Xing Jian, ini benar-benar Masuk akal karena dari jurus kesatu hingga kelima, diselesa ikan hampir dalam waktu bersamaan, benar-benar sangat cepat sehingga orang-orangpun tidak bisa melihat dengan jelas! Setelah Hong Qiu berhasil menahan serangan 3 jurus pedang Gu Shi, dia menjadi tidak percaya diri menerima jurus-jurus berikutnya dari Gu Shi. Maka dengan terpaksa dia mundur. Gu Shi mengambil kesempatan ini untuk maju terus, dia terus menyerang, pedang yang digerakkan karena jurus yang dikeluarkan terlalu cepat sudah tidak terlihat bentuk pedangnya lagi. Hanya terlihat kilauan pedang yang berputar-putar seperti menari dan juga seperti naga yang sedang bermain di langit. Hong Qiu bukan orang biasa, ilmu goloknya sudah terkenal di dunia persilatan se lama beberapa puluh tahun. Pesilat tangguh yang dia temui sudah sangat banyak, dia tidak pernah dikalahkan. Tetapi hari ini dia sudah melihat bagaimana kemampuan ilmu pedang dari Gu Shi yang sangat misterius dan aneh. Ilmu pedangnya sangat sulit dilawan, bisa dikatakan setiap jurus yang dikeluarkan Gu Shi sangat berbeda dengan jurus pedang biasa. Setiap jurusnya membuat orang susah menduganya, dan membuat orang tidak sempat untuk bertahan. Karena Gu Shi terus menyerang, dia mulai kewalahan dan terpaksa terus mundur. Tapi dia adalah orang yang sangat terkenal, walau dipaksa untuk terus mundur sebenarnya hatinya merasa sedih. Dia mulai membalas dengan sekuat tenaga dan tidak memikirkan lagi hidup dan matinya. Tenaga dalamnya sangat kuat. Jurus golok yang dikeluarkan mulai teratur, goloknya dengan cepat kembali ke posisi yang benar. Gu Shi sangat licik, melihat Hong Qiu mulai mengeluarkan jurusjurus keras, dia malah berusaha untuk menghindar.... Cara seperti itu berlangsung selama 15 menit, mungkin karena Hong Qiu sudah tua atau mungkin karena tenaga yang dikeluarkan terlalu besar dia mulai tidak bisa bertahan, dahinya mulai mengeluarkan banyak keringat. Gu Shi melihat kesempatannya sudah datang, segera dia balas menyerang dengan cepat, pedang menusuk, menebas, dan membacok, semua jurus anehnya dikeluarkan. Tiba-tiba terdengar suara Gu Shi yang aneh. "Lepas!" "TANG!" Golok emas Hong Qiu tampak melayang ke atas langit dengan ketinggian kurang lebih 15 meter. Wajah Hong Qiu segera berubah dan dia mundur dengan cepat. Gu Shi tidak mengejar, dia menjulurkan tangannya untuk menyambut golok emas yang akan jatuh dari langit, dia tertawa dan berkata. "Terima kasih atas golok pemberianmu, berat golok ini paling sedikit 10 kilogram lebih." Hong Qiu mendengar kata-kata Gu Shi, dia sangat marah, nadinadi hijau di dahinya tampak bertonjolan, dia berteriak. "Bocah! Aku mengaku kalah, sekarang akan kuberikan nyawaku padamu!" Setelah itu dia menyerang sekuat tenaga. Tapi Gu Shi terus meloncat untuk menghindar, dia tertawa. "Tidak, kalau aku membunuhmu, golok emas ini menjadi tidak berharga!" Maksud Gu Shi adalah bila Jin Dao Wang Hong Qiu adalah orang terkenal dunia persilatan, goloknya ibarat nyawa keduanya, sekarang setelah Gu Shi berhasil mendapatkan goloknya tapi tidak menginginkan nyawanya, ini merupakan penghinaan terbesar dalam hidupnya! Benar, bagi seseorang yang sangat terkenal di dunia persilatan lebih baik kehilangan nyawa dari pada mendapat malu, karena itu dia merasa sedih, dan juga panas, dia berteriak. "Jangan lari!" Sewaktu dia akan menyerang, tiba-tiba wajahnya berubah warna, matanya tampak melotot, mulutnya menganga, kedua tangannya menekan dada, kemudian nafasnya menjadi kencang dan kasar, kemudian diapun roboh! Dong Hai Xian Niang Nian Cai Xia yang melihat keadaan Hong Qiu, dia merasa kaget, segera dia berlari menghampiri Hong Qiu, memeluk kedua bahunya dan bertanya. "Tetua Hong, bagaimana keadaanmu?" Kedua mata Hong Qiu tampak terpejam, dia pingsan. Nian Cai Xia terus menggoyang-goyang tubuh Hong Qiu dan berteriak. "Tetua Hong! Tetua Hong! Bagaimana perasaanmu sekarang?" Tapi Hong Qiu tidak menjawab. Gu Shi tertawa. "Penyakit jantungnya kambuh, mungkin dia tidak akan bisa hidup lebih lama lagi." Setelah berkata seperti itu dia s iap pergi dari sana. Nian Cai X ia berteriak. "Gu Shi, tunggu!" Gu Shi berhenti melangkah, dia tertawa. "Apakah Nona juga ingin bertarung denganku?" "Aku tidak mempunyai waktu untuk bertarung denganmu, tapi kita bisa menentukan waktu perjanjian!" "Baiklah, aku pasti akan menepati janji!" "Bulan ini tanggal 12, pada malam hari pukul 12, kita bertemu di Gunung Zhu Lai." "Untuk apa?" Tanya Gu Shi. "Mungkin saat itu aku bisa mengumpulkan uang sejumlah 100 ribu tail, tapi aku tetap ingin bertarung denganmu, kalau aku kalah aku akan memberikan uang itu kepadamu!" "Baiklah, kita sepakat," Kata Gu Shi. Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tubuhnya bergerak dan dia sudah pergi dari sana. Pada saat melihat dia meninggalkan kediaman keluarga Guan, Nian Cai Xia baru melihat Hong Cdu. Hong Qiu masih tidak sadarkan diri, dia menjadi bingung. Rumah sudah terbakar dan yang tertinggal hanya puingpuingnya, api yang masih berkobar kemungkinan bisa menjalar ke rumah lainnya, mungkin para pelayan yang melihat Gu Shi sudah pergi, maka merekapun mulai berdatangan untuk memadamkan api. Nian Cai Xia bertanya kepada salah satu pelayan. "Bagaimana keadaan Ketua Guan Yong?" Pelayan itu menjawab. "Luka Ketua sangat berat, sekarang beliau berada di ruang bawah tanah." Nian Cai Xia menunjuk Hong Qiu yang tergeletak di bawah, dan bertanya. "Tetua Hong sejak tadi tidak sadarkan diri apakah ada tempat baginya supaya bisa beristirahat?" "Ada, di belakang ada sebuah kamar, di sana sangat aman, apakah aku perlu menggendong Tetua Hong ke kamar itu?" Tanya si pelayan. "Baiklah, setelah membawa Tetua Hong, bawalah aku untuk bertemu dengan ketua kalian.... Hhhehhhl Tidak disangka Wu Xing Jian Ke Gu Shi ternyata lebih sulit dihadapi dibandingkan Xin Suan." 0-0-dwkz-0-0 Bulan 7 tanggal 11. Dong Hai Xian Niang Nian Cai Xia datang sehari lebih awal ke Zhu Lai Shan. Dia tidak mengumpulkan uang sebesar 100 ribu tail, dia telah berjanji untuk bertemu Gu Shi di gunung ini, karena itu dia berharap seseorang bisa membantunya. Orang itu tinggal di Zhu Lai Shan namanya adalah Tuan Zhu Lai. Nama T uan Zhu Lai tidak begitu terkenal. Orang persilatan yang kenal dengannyapun tidak begitu banyak, tapi orang yang mengenalnya pasti pesilat tangguh dunia persilatan. Begitu pesilat-pesilat tangguh itu membicarakan tentang Tuan Zhu Lai, mereka pasti akan merasa kagum, karena Tuan Zhu Lai memang mempunyai ilmu silat yang tinggi. Tuan Zhu Lai tidak terkenal di dunia persilatan, karena dia memang tidak mau ikut campur dengan masalah dunia persilatan, dia hidup bertani di Gunung Zhu Lai, selain bertani, kegiatan lainnya adalah minum arak, selain kedua hal tadi, meski langit runtuh juga dia tidak akan peduli. Rumahnya hanya rumah gubuk, pagar bambu mengelilingi rumah itu, di depan rumah ada sebuah taman bunga. Sedangkan di belakang rumah adalah kebun sayur dan sawah. Dong Hai Kian Niang, Nian Cai Xia telah tiba di tempat itu. Hari sudah hampir sore, dia masuk ke dalam gubuk, tapi Tuan Zhu Lai tidak ada di sana, karena itu dia keluar lagi untuk mencari T uan Zhu Lai. Dia sangat mengenal keliidupan Tuan Zhu Lai, kalau tidak berada di gubuk berarti dia berada di pondokan itu. Benar saja T uan Zhu Lai sedang bermain catur bersama dengan seoranng pendeta tua. Umur Tuan Zhu Lai belum begitu tua, kurang lebih 50 tahun. Matanya besar dan alisnya tampak kasar. Sikapnya terlihat tenang, sekali me lihatnya orang akan segera menaruh hormat kepadanya. Dia adalah seorang pesilat yang menyembunyikan diri. Sedangkan yang sedang bermain catur dengannya adalah seorang pendeta yang berusia kurang lebih 70 tahun, rambutnya putih, wajahnya bersih. Terlihat seperti seorang dewa yang turun dari langit. Mereka berdua duduk di pondokan itu dan sedang berkonsentrasi bermain catur. Begitu Dong Hai Xian Niang, Nian Cai Xia berdiri di depan mereka, mereka baru sadar ada orang yang mendekati mereka. Melihat Nian Cai Xia datang, Tuan Zhu Lai merasa senang dan terkejut, dia berdiri dan berteriak. "Cai Xia mengapa kau bisa datang kemari?" Nian Cai Xia tersenyum dan bertanya. "Apakah aku tidak boleh datang kemari?" Tuan Zhu Lai merasa sangat senang dan menjawab. "Tentu kau boleh datang! Kau boleh datangi Memang ini saat yang sedang kutunggu-tunggu!" Kemudian dia berkata pada pendeta tua itu. "Hidung sapi, kita lanjutkan permainan catur ini besok!" Kata pendeta tua itu. "Aku sudah kalah 2 kali, kali ini kelihatannya aku akan menang, tapi kau malah menghentikan permainannya, apa maksudmu?" "Apakah kau tidak me lihat ada tamu yang datang?" Kata Tuan Zhu Lai. "Ada tamu datang, persilakan dia masuk ke pondokan, apa sulitnya?" "Tamuku adalah Dong Hai Kian Niang, Nian Cai Xia yang sering kuceritakan." Pendeta menjawab. "Oh!" Dia tersennyum dan berkata. "Ternyata dia adalah saudara sepupumu yang selalu kau rindukan. Baiklah, baiklah hari ini aku memaafkanmu, kita teruskan permainan catur kita besok lagi!" Tuan Zhu Lai berkata pada Nian Cai Xia. "Cai Xia, kemarilah! Temuilah pendeta tua ini, beliau adalah Yi Cheng Zi yang terkenal itu, kakak seperguruan dari Ketua Wu Dang." Nian Cai Kia meletakkan dayungnya yang terbuat dari besi dan memberi hormat kepada Y i Cheng Zi. "Sudah lama aku mendengar nama besar Pendeta. Baru hari ini berjodoh bertemu dengan Guru, aku benar-benar merasa sangat beruntung." Tuan Zhu Lai menepuk-nepuk kursi yang terbuat dari batu sambil tertawa berkata. "Cai Xia, duduklah di sini!" Kata Nian Cai Kia. "Aku ada keperluan pribadi yang ingin kusampaikan kepadamu...." "Tentang apa?" Tanya Tuan Zhu Lai. Nian Cai Kia melihat Yi Cheng Zi dan terdiam. "Yi Cheng Zi bukan orang luar, ada apa? Katakan saja," Kata Tuan Zhu Lai. Wajah Nian Cai Xia sedikit memerah. "Aku tahu, tapi.... Aku hanya ingin mengatakannya padamu saja." Yi Cheng Zi segera bediri dan berkata. "Baiklah, kalian mengobrol saja dulu, aku akan berjalan-jalan." Dia keluar dari pondokan itu. Tuan Zhu Lai segera bertanya. "Cai Xia, ada apa?" Nian Cai Xia menarik nafas dan menjawab. "Sepertinya sudah 7-8 tahun kita tidak bertemu." "Semenjak kau marah dan mengusirku, aku tidak mempunyai harapan lagi." "Kalau sekarang aku mengatakan aku Mau menikah denganmu, apakah kau masih Mau menerimaku?" Dengan senang Tuan Zhu Lai mengangguk dan berkata. "Tentu saja aku mau, kecuali denganmu, aku tidak mau menikah dengan perempuan lain!" "Tapi aku mengajukan sebuah syarat, bantu aku untuk membereskan satu memecahkan persoalan ini." "Jangankan satu, seribu persoalan juga aku akan membantumu untuk membereskannya." "Jangan terlalu cepat setuju, karena hal ini adalah hal yang paling kau benci." "Tentang apa?" "Membunuh seseorang." Tuan Zhu Lai menarik nafas dan berkata. "Cai Xia, aku benarbenar tidak mengerti, mengapa kau selalu mengurusi hal-hal yang tidak ada hubungannya denganmu?" Nian Cai X ia marah dan berkata. "Sudahlah, kalau kau tidak mau, jangan nasehati aku." Tuan Zhu Lai berkata. "Kalau 7-8 tahun lalu kau setuju menikah denganku, sekarang kita pasti sudah mempunyai banyak anak dan hidup bahagia" Belum selesai perkataan Tuan Zhu Lai, Nian Cai Xia sudah bersiap akan pergi dari sana. Segera Tuan Zhu Lai menarik nafas dan berkata. "Jangan pergi, Cai Xia. Kau menyuruhku membunuh siapa?" "Wu Xing Jian Ke, Gu Shi," Jawab Nian Cai Xia. "Siapakah dia?" Ternyata walaupun ilmu silat Tuan Zhu Lai sangat tinggi tapi dia jarang berkelana di dunia persilatan, maka nama Gu Shi yang terkenalpun dia tidak tahu. Selama hidup T uan Zhu Lai, yang paling dia rindukan adalah rasa cintanya kepada Nian Cai Xia. Dan cintanya sangat dalam. Tapi sifatnya yang tenang dan tidak senang berkelana berbeda dengan sifat Nian Cai Xia, karena itulah dia selalu gagal menikah dengan Nian Cai X ia. Walaupun begitu dia tetap mencintai Nian Cai X ia! "Mengapa kau bisa menaruh dendam kepada Gu Shi?" "Aku tidak mempunyai dendam pribadi dengannya." "Kalau tidak ada membunuhnya?" Dendam pribadi mengapa aku harus "Tidak ada dendam pribadi, tapi dendam masa." "Apa yang telah terjadi?" Nian Cai X ia menceritakan semuanya kepada Tuan Zhu Lai. Setelah selesa i mendengar cerita Nian Cai Xia, dahinya tampak berkerut dan menarik nafas. "Aku sudah mengerti! Tapi.... Hhehh! Kau seorang perempuan, mengapa ingin----" "Kau mulai memberi nasehat lagi!" "Baiklah, aku tidak akan bicara lagi! Tapi hanya karena ingin membunuh Wu Xing Jian Ke, Gu Shi, kau baru mau menikah denganku, sepertinya...." Dengan dingin Nian Cai X ia berkata. "Benar, secara kasarnya aku sedang memperalatmu, tapi aku tidak akan memaksa. Kau boleh menolaknya." Tuan Zhu Lai bepikir cukup lama, kemudian dia menarik nafas lagi dan berkata. "Cai Xia, jujur kukatakan, tadi Pendeta Yi Cheng Zi sudah melihat nasibku melalui wajah, dia mengatakan nasibku di tahun ini tidak bagus, kalau tidak menghindar, mungkin tahun ini nyawaku bisa terancam...." "Baiklah, aku tidak akan membuatmu sampai kehilangan nyawa, tidak usah bicarakan hal ini lagi!" Tuan Zhu Lai tertawa kecut dan berkata. "Sejak jaman dahulu manusia pasti akan mati, aku bukan menyayangi nyawaku tapi demi membunuh Gu Shi, kau baru mau menikah denganku, ini benarbenar membuatku merasa tidak enak hati!" Nian Cai Xia marah dan berkata. "Aku bilang jangan bicarakan hal ini lagi, biar aku sendiri yang membereskannya!" "Apakah kau sudah berjanji dengannya dan besok bertemu di sini?" "Benar! Sebelum malam tiba kau boleh tinggalkan tempat ini, aku akan merninjam pondokan ini!" "Orang ini bisa mengalahkan Jin Dao Wang, Hong Qiu, aku rasa kau tidak akan bisa melawannya...." "Manusia pasti akan mati, hal ini sudah berlaku dari dulu sampai sekarang, hanya saja kita harus meninggalkan sedikit nama!" Tuan Zhu Lai menarik nafas lagi. "Dinasti Ming sudah hancur beberapa puluh tahun yang lalu, walaupun kalian mempunyai semangat tinggi, yaitu ingin mengembalikan kejayaan Dinasti Ming, tapi aku lihat rasanya tidak akan berhasil!" "Karena banyak orang seperti dirimu maka tanah air kita selalu dijajah oleh bangsa lain, kau adalah seorang laki-laki, apakah kau tidak merasa malu?" Tuan Zhu Lai mengerutkan dahinya. "Aku hanya orang biasa, hanya bisa menjaga diri sendiri!" Nian Cai Xia tertawa dingin. "Sudah bertahun-tahun lewat tapi kau masih tetap seperti ini, apakah kau tahu alasanku tidak mau menikah denganmu?" Tuan Zhu Lai tertawa kecut. "Lemah, tidak berguna, setiap hari hanya bisa minum arak dan bermain catur, apakah benar pendapatku?" "Benar! Kau adalah laki-laki paling tidak berguna!" Tuan Zhu Lai marah dan berkata. "Kau berani sekali lagi bicara seperti itu, aku akan...." Nian Cai X ia malah maju dan berkata. "Kau mau apa?" Tuan Zhu Lai mundur dan berkata. "Baiklah, baikah, aku akan meminjamkan pondokan ini kepadamu, aku akan pergi!" Dia keluar dari pondokan dan pergi dari sana. Baru saja beberapa langkah berjalan, dia membalikkan kepalanya dan berkata. "Kau berjanji bertemu dengannya besok di s ini, malam ini kau tidur saja di gubukku." "Terima kasih." "Walaupun aku tidak setuju, tapi kita adalah saudara, karena aku adalah kakak sepupumu sedangkan kau adalah adik sepupuku!" "Kau orang baik, aku tidak pantas menjadi adik sepupumu, hubungan antar saudara kita hanya sampai di sini saja." Tuan Zhu Lai marah dan berkata. "Mana boleh seperti itu, benarbenar tidak tahu aturan!" Nian Cai Xia juga marah dan mengusir. "Pergi! Pergi! Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Pergi kau!" Tuan Zhu Lai marah dan dia segera pergi. Setelah Tuan Zhu Lai pergi, Nian Cai Xia dengan tidak bersemangat duduk dan mulai menangis, dia marah. "Laki-laki tidak berguna! Seumur hidup jangan harap aku mau menikah denganmu!" Langitpun seperti dia tampak tidak bersemangat karena tiba-tiba suasana menjadi mendung. Dia bersandar pada tiang pondokan, tidak bergerak, sepertinya dia sudah tertidur. Tak lama kemudian hari menjadi gelap, bulan tergantung di atas langit. Diam-diam T uan Zhu Lai datang ke sana Satu tangan membawa keranjang berisi nasi dan sayur, sedangkan satu tangan lagi membawa selimut, diam-diam dia masuk ke dalam pondokan, dia melihat Nian Cai Kia tertidur, dia meletakkan keranjang berisi makanan di atas meja yang terbuat dari batu. Kemudian menyelimuti Nian Cai Xia. Sebenarnya Nian Cai Kia belum tertidur, dia membuka matanya dan berkata dengan dingin. "Ada apa?" Tuan Zhu Lai tertawa dan berkata. "Angin malam sangat dingin, kalau tidak diselimuti, nanti kau akan masuk angin." Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Nian Cai X ia menendang selimut itu jauh-jauh dia berteriak. "Biar aku kedinginan sampai mati, juga tidak ada hubungannya denganmu!" Tuan Zhu Lai merasa malu, tapi dia berusaha tertawa dan berkata. "Jangan marah lagi! Kakakmu sudah membawakan makanan untukmu, bagaimanapun kau harus makan." Nian Cai Xia memungut dayungnya yang terbuat dari besi dan dengan galak berkata. "Cepat bawa lagi makanannya! Aku tidak mau makan makanan pemberianmu, walau harus mati kelaparan akj tetap tidak sudi memakannya!" Tuan Zhu Lai menarik nafas dan berkata. "Usiamu sudah tidak muda lagi, mengapa sifatmu masih seperti itu?" Nian Cai Xia mengangkat dayungnya dan menjawab. "Cepat bawa kembali, kalau tidak aku akan menyerangmu dengan dayung ini!" Tuan Zhu Lai ikut marah dan berkata. "Kau tidak mau makan, bagaimana besok bisa bertarung dengan Gu Shi?" "Ini tidak ada hubungannya denganmu!" Seru Nian Cai Xia. Tuan Zhu Lai terdiam dan mengangkat keranjang makanan, memungut selimut yang terjatuh dan berkata. "Baiklah, besok kalau kau berhasil dikalahkan oleh Gu Shi, aku akan merasa sangat senang!" Nian Cai X ia marah dan berniat memukulnya. Tuan Zhu Lai sudah lari dari sana. Nian Cai X ia berteriak. "Lin Wo M ing! Aku peringati dirimu, kalau kau datang mengganggu lagi, aku akan membunuhmu!" Tuan Zhu Lai bertanya. "Apa maksudmu? Ada pepatah yang mengatakan : walaupun naga kuat tapi dia tidak akan mengganggu ular yang berada di tempatnya. Pondok ini aku sendiri yang membangunnya, apakah kau ingin mengambil alih?" "Benar," Jawab Nian Cai Xia. Tuan Zhu Lai marah dan berkata. "Benar-benar perempuan tidak tahu diri! Benar-benar kurang ajar!" Dia pergi dengan marah lalu menghilang di kegelapan malam, Nian Cai Xia meletakkan kembali dayungnya, dia bersandar kembali ke tiang pondok dan meneteskan air mata, lalu berkata. "Orang tidak berguna, seharusnya aku melupakan laki-laki semacam dia, bagaimana mungkin aku boleh menikah dengannya...." Malam semakin larut. Sekeliling pondok tampak gelap dan sepi, sepi seperti tenggelam di dalam laut yang dalam, suara jengkerikpun tidak terdengar. Nian Cai Xia duduk dengan diam, tidak lama kemudian dia masuk ke alam mimpi. Begitu dia terbangun hari sudah menunjukkan pukul 4 dini hari, pada saat membuka mata dia sangat terkejut. Karena di depannya telah duduk seseorang! Dia adalah Wu Xing Jian Ke, Gu Shi! Dengan tersenyum dia melihat Nian Cai X ia yang baru terbangun, dia segera tertawa dan berkata. "Benar-benar pemandangan bagus dan indah, melihat cara tidurmu!" Nian Cai Xia meloncat bangun, langsung mengambil alat dayungnya dan siap memukul. Tapi Wu King Jian Ke dengan cepat meloncat keluar dari serbuan Nian Cai Xia. Dia tertawa terbahak-bahak. "Jangan terburu-buru, hari belum terang!" Dengan marah dan dengan nada dingin Nian Cai Xia berkata. "Hei marga Gu, jujur bicara tidak ada uang 100 ribu tail, yang ada hanya nyawaku!" Wu King Jian Ke, Gu Shi tertawa. "Aku tahu karena aku telah memperhitungkan sebelumnya!" Nian Cai Kia keluar dari pondokan kemudian sambil membawa dayungnya dia berteriak. "Kalau begitu, kita mulai bertarung sekarang!" Gu Shi tertawa terbahak-bahak. "Tidak perlu terburu-buru, sabarlah! Kau tidak mencari seseorang untuk membantumu?" "Tidak!" "Tapi aku lihat di sekitar sini ada sebuah gubuk dan di dalam gubuk itu ada seorang pendeta tua serta seorang laki-laki entah dia tinggal di sana atau tidak. Mereka sedang minum arak, kalau aku tidak salah tebak ilmu silat mereka sangat tinggi." "Tenanglah! Mereka tidak akan ikut campur." "Tapi kau tahu kan kalau kau tidak mencari seseorang untuk membantu, kau tidak akan bisa melawanku!" "Belum tentu!" "Jangan keras kepala, lebih baik kita ngobrol dulu, aku bukan tipe orang yang tidak berperasaan, walaupun aku menyukai uang, tapi aku juga tertarik pada perempuan...." Alis Nian Cai Xia terangkat dan tertawa "Maksudmu, kau tertarik padaku?" Gu Shi mengangguk. "Benar, kalau kau mau menemaniku tidur, aku tidak akan membunuhmu, bagaimana?" Nian Cai Xia tidak marah malah tertawa. "Kedengarannya seperti anjing gila yang sedang menggonggong!" Gu Shi juga tidak marah dia malah tertawa terbahak-bahak. "Kau terlalu sungkan sebenarnya aku lebih menakutkan dari seekor anjing gila, aku adalah seekor serigala!" "Aku sengaja datang untuk membasmi serigala!" Sambil bicara dayungnya sudah dikeluarkan dan menyerang ke pinggang Gu Shi. Gu Shi me loncat beberapa meter, di atas dia mencabut pedangnya, ujung pedangnya mengenai dahi Nian Cai Xia, ada cahaya seperti jatuh dari langit! Nian Cai Xia berputar, dayungnya diangkat ke atas, pedang panjang Gu Shi beradu dengan dayung Nian Cai Xia. Dia me loncat setinggi 3 meter lagi---Nian Cai Xia berniat melancarkan serangan lagi, tapi terlihat ada api terang berbentuk payung, seperti lingkaran dan menutupi kepalanya, Nian Cai Xia terkejut dan segera menggeser kakinya ke sisi. Tapi baru saja dia melangkah beberapa kaki, api terang itu terus mengikutinya dan semakin mendekat! Lingkaran terang itu tidak lain adalah cahaya pedang Gu Shi, sepertinya Gu Shi sedang ingin bermain-main dengan Nian Cai Xia, pedang dimainkan ke kiri dan ke kanan, dan selangkah demi selangkah semakin mendekat, tapi Gu Shi tidak menyerang. Nian Cai Xia terus mundur beberapa puluh langkah ketika melihat cahaya pedang terus mendekatinya dan menyerang. Nian Cai Xia marah dan membentak dengan sekuat tenaga dia menggoyang dayungnya, dia sudah masuk ke dalam lingkaran cahaya itu. "TING! TING! TING!" Pada saat senjata beradu, dayung Nian Cai Xia seperti bertemu dengan kekuatan besar, dia segera terbanting ke sisi dan dayungnya terbang ke langit! Gu Shi tertawa terbahak-bahak, dia mendekat dengan ujung pedang, dia menotok Nian Cai Xia dan tertawa. "Nona Nian, berbaringlah dengan posisi yang bagus!" Pada saat tubuh Nian Cai X ia terlempar ke bawah, pedang Gu Shi tepat menotok nadi Nian Cai Xia, tapi tangan Nian Cai Xia bergerak dengan lincah, pada saat tubuhnya terpelanting ke bawah dua sudah berguling ke depan untuk menghindari serangan Gu Shi. Nian Cai Xia berguling-guling di bawah sejauh beberapa meter, tiba-tiba tangannya bergetar, dia menembakkan sebuah pisau kecil. "PUSH!" Pisau kecil itu dengan cepat me lesat hanya dalam sekejap sudah berada di depan dada Gu Shi. Gu Shi berteriak, pedang panjangnya dlayunkan "TING!" Pisau tergetar dan terbang ke atas. Pada kesempatan ini Nian Cai Xia melompat ke atas dan membentak. "Terimalah 3 jurusku lagi!" Tangannya bergetar, 3 buah pisau kecil sudah dikeluarkan dari 3 arah dengan cepat. "TING! TING! TING!" Diiringi suara itu, dua buah pisau berhasil ditahan oleh pedang Gu Shi dan terbang ke lain arah, sedangkan pisau ketiga siap mengenai mulut Gu Shi! "Aduh!" Dia berteriak dan jatuh telentang. Nian Cai Xia merasa sangat senang, dia tahu kalau pisaunya berhasil menembus tenggorokan Gu Shi, tapi ketika diperhatikan wajah Gu Shi ternyata tampak penuh dengan roman tawa, pisau kecil itu ternyata tidak menembus tenggorokannya, melainkan digigitnya. 0-0-dwkz-0-0 BAB 6 Menentukan yang terbaik di Gunung Zhu Lai Begitu melihat lawannya tidak terluka, dengan gerakan cepat Nian Cai X ia mundur "PUSH!" Pisau kecil itu ditiup dan me lesat seperti sebuah anak panah, pegangan pisau kecil itu sudah menotok nadi Nian Cai Xia.! Dalam mimpipun Nian Cai X ia sama sekali tidak menyangka kalau dia akan bertemu dengan kejadian seperti ini. Karena itu dia tidak sempat untuk menghindar lagi. Matanya terasa gelap dan diapun roboh. Gu Shi meloncat dan tertawa. "Nona Nian, aku dengar kau masih perawan, malam ini aku ingin membuktikan apakah kabar itu benar atau hanya gosip belaka." Baru saja dia maju selangkah dengan niat untuk memeluk Nian Cai Xia, di belakangnya terdengar sebuah suara dingin. "Bocah! Berlakulah sopan sedikit!" Gu Shi membalikkan badannya untuk me lihat siapa yang bicara, dengan dingin dia berkata. "Kalian berdua hanya dua pesilat yang bersembunyi di gunung, untuk apa ikut campur?" Orang yang berdiri di depan Gu Shi adalah Pendeta Yi Cheng Zi dan Tuan Zhu Lai! Wajah Tuan Zhu Lai sangat dingin. "Apakah kau adalah Wu Xing Jian Ke Gu Shi?" Gu Shi tertawa dengan sombong. "Benar! Apakah kau sudah diberitahu oleh Nian Cai Xia sebelumnya?" Tuan Zhu Lai mengangguk. "Apakah kalian mempunyai marga yang sama?" Tanya Gu Shi sambil tertawa. "Pendeta ini bernama Yi Cheng Zi, dia adalah kakak seperguruan ketua Wu Dang," Jelas Tuan Zhu Lai. Sikap Gu Shi masih seperti biasanya, dia tersenyum dan berkata. "Kalian benar-benar orang terkenal, beruntung aku bisa bertemu dengan kalian." "Aku hanya orang biasa, kebetulan tinggal di Gunung Zhu Lai, karena itulah orang-orang menyebutku sebagai Tuan Zhu Lai." "Kalau kau bukan orang terkenal, minggirlah!" Kata Gu Shi. Gu Shi menganggap kalau Yi Cheng Zi adalah orang yang dicarinya, segera dia berkata kepada Yi Cheng Zi. "Pendeta adalah kakak seperguruan ketua Wu Dang, aku yakin ilmu silat Anda pasti tinggi." Yi Cheng Zi tersenyum dan berkata. "Tidak juga, selama hidupku, aku hanya senang minum arak dan bermain catur." "Pendeta terlalu rendah hati, aku sudah lama ingin meminta petunjuk dalam bidang ilmu s ilat, hari ini aku telah bertemu dengan Pendeta, aku benar-benar sangat beruntung, apakah sekarang aku boleh meminta petunjuk?" "Apakah Tuan Muda datang dari Mi Zhong?" Tanya Yi Cheng Zi. Wajah Gu Shi tampak berubah, matanya tampak berkilau dan dia bertanya. "Bagaimana Pendeta bisa tahu?" Yi Cheng Zi meunujuk Tuan Zhu Lai dan berkata. "Tadinya aku tidak tahu, Tuan Zhu Lai telah melihat ilmu pedangmu dan memberitahuku." Mendengar hal itu Gu Shi mulai memperhatikan keberadaan Tuan Zhu Lai. Dia me lihat Tuan Zhu Lai kemudian dengan aneh dia berkata. "Kau hanya orang yang tidak ternama, mengapa kau bisa tahu ilmu pedang Mi Zhong?" Dengan ringan Tuan Zhu Lai menjawab. "Selain mengetahuinya, 10 tahun yang lalu aku pernah bertarung dengan seorang jago s ilat dari M i Zhong." Wajah Gu Shi tampak berubah lagi. "Siapakah nama pesilat Mi Zhong itu?" "A Nan Duo," Jawab Tuan Zhu Lai. Gu Shi terpaku. Tuan Zhu Lai tersenyum. "Apakah Adik mengenal A Nan Duo?" Mata Gu Shi tampak berkilau dia tidak menjawab ma lah balik bertanya. "Sewaktu kalian bertarung, apakah kau kalah?" "Benar!" Jawab Tuan Zhu Lai. Wajah Gu Shi terlihat seperti me lepas beban berat, dia tertawa. "Ilmu pedang Mi Zhong bukan ilmu pedang sembarangan, perkumpulan mana yang sanggup mengalahkannya?" Dengan ramah Tuan Zhu Lai menjawab. "Waktu A Nan Duo berkelana di Zhong Yuan, dia berhasil mengalahkan semua pesilat tangguh di Zhong Yuan, waktu itu aku masih muda dan masih mempunyai adat tidak mau kalah, maka aku mencarinya dan mengajaknya bertarung, walaupun kami telah bertarung sehari semalam, tapi aku tetap kalah satu jurus darinya." Gu Shi terpaku lagi dan berteriak. "Oh....kalian bertarung sehari semalam, akhirnya kau kalah satu jurus dari guruku?" Tuan Zhu Lai terus melihatnya dan berkata. "Ternyata kau adalah murid A Nan Duo, pantas ilmu pedangmu sangat tinggi." Dia menarik nafas dan berkata. "Waktu itu gurumu berkelana di Zhong Yuan, walaupun dia tidak terkalahkan tapi sikapnya sangat baik dan tidak sombong, juga belum pernah melakukan hal yang memalukan...." Wajah Gu Shi memerah tapi dia segera tertawa. Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Apakah Tuan sedang mencoba mengajarku?" "Aku tidak berani, Adik sudah mendapatkan ilmu asli dari Mi Zhong seharusnya kau merasa puas dan bisa dihormati banyak orang." "Kau sedang mencoba melarangku?" Gu Shi tertawa dingin. "Ini hanya sekedar nasihat, bukan larangan," Kata Tuan Zhu Lai. Gu Shi me lihatnya dan tertawa lagi. "Aku tidak percaya pada semua kata-katamu tadi." "Oh ya?" "Kalau kau bertarung dengan guruku sehari semalam, kau pasti orang terkenal dan banyak dikenal orang. Tapi Tuan Zhu Lai', baru pertama kali aku mendengar nama ini!" "Kalau Adik tidak percaya, ya sudah!" Kata T uan Zhu Lai tertawa kecil. "Aku ingin membuktikannya!" Gu Shi tertawa licik. "Boleh saja," Jawab Tuan Zhu Lai. Dia mengambil dayung besi milik Nian Cai Xia dan meletakkannya di depan dada, kemudian berkata. "Silahkan mulailah!" Kata-kata dan sikap Tuan Zhu Lai sangat terpelajar dan tenang, sama sekali tidak terlihat cemas atau terbawa emosi. Semua itu memberikan kesan kalau ilmu silatnya sangat dalam dan tidak bisa ditebak! Gu Shi merasa sedikit takut. Semenjak pertama kalinya berkelana di dunia persilatan, dia selalu menang dalam setiap kali pertarungan. Dia sudah mengalahkan banyak pesilat tangguh. Di Zhong Yuan dia sangat sombong dan menganggap kalau dia tidak terkalahkan. Karena itu di depan T uan Zhu Lai dia tidak mau terlihat lemah dan siap bertarung untuk menentukan kalah dan menang. Pelan-pelan dia memegang pedang dan memasang kuda-kuda jurus Zhu Jing T ian. Matanya bersorot tajam! Sikapnya seperti sebuah busur yang ditarik kencang, setiap saat siap mengeluarkan serangan dasyat! Tapi T uan Zhu Lai seperti tidak melihat Gu Shi. Kedua tangannya memegang dayung besi, sedikitpun tidak bergerak! Yang satu terlihat sombong dan dipenuhi dengan hawa membunuh, sedangkan yang satu lagi terlihat sangat tenang. Benarbenar pemandangan yang jarang terlihat! Mereka saling memandang. Gu Shi tidak mempunyai kesempatan untuk menyerang. Dia tampak seperti sangat marah. Tiba-tiba dia maju selangkah, kedua kakinya membentuk kuda-kuda. Kedua tangannya memegang pedang dan siap menyerang! Tapi Tuan Zhu Lai tetap tersenyum dan berkata. "Itu adalah jurus Lao Ji Fu Li, apakah benar?" Gu Shi mendengar bahwa Tuan Zhu Lai bisa menyebut nama jurus-jurusnya dengan baik, hatinya bergetar. Segera dia mengganti dengan jurus lain. Punggungnya diluruskan, kaki kirinya sedikit dilipat. Pedang panjangnya diangkat tinggi-tinggi, seperti ingin melemparkan pedangnya kepada lawan. Sorot mata dan seluruh tubuhnya dipenuhi dengan hawa membunuh! Tuan Zhu Lai tersenyum dan berkata. "Itu jurus Qian Long Tai Chong. Berikutnya adalah jurus Po Yun Jian Re, apakah benar?" Sekarang Gu Shi benar-benar bergetar dan berteriak. "Kau...mengapa kau bisa mengetahui nama jurus dalam ilmu pedang Mi Zhong?" Tuan Zhu Lai tertawa. "Dulu sewaktu gurumu masuk ke Zhong Yuan, di antara para pesilat tangguh yang ditemui gurumu, hanya aku saja yang bisa bertahan sehari semalam lamanya. Begitu sudah tahu siapa yang bakal menang dan siapa yang bakal kalah, gurumu tidak menganggapku sebagai musuhnya. Kami tetap minum bersama dan mengobrol 3 hari 3 malam lamanya. Otomatis diapun memberitahukan nama jurus-jurus ilmu pedang dari perkumpulan kalian, karena itu aku bisa mengetahui nama jurus-jurus pedang kalian." Gu Shi mengerutkan dahi. Dia merasa maju susah, mundurpun sulit. Lawan yang ada di depannya sekarang pernah bertarung dengan gurunya dan bisa bertahan selama sehari semalam, dia pasti mempunyai ilmu silat tinggi, keadaannya adalah lawannya sudah mengetahui dan mengenali ilmu silatnya sedangkan dia tidak mengetahui ilmu silat lawannya, kalau mereka benar-benar bertarung, apakah dia bisa mempunyai kesempatan untuk menang? Gu Shi tampak berpikir sejenak akhirnya dia mengambil keputusan, keadaan ini sangat sulit untuk meraih kemenangan. Maka dia segera mengubah sikapnya. Dia menyimpan pedangnya dan berkata. "Tuan mengenal guruku, aku tidak bisa bertarung dengan Tuan. Aku pamit dulu!" Dia memberi hormat dan pergi. Tuan Zhu Lai segera berkata. "Adik, jangan pergi dulu! Aku ingin bertanya sesuatu padamu!" Tapi Gu Shi seperti tidak mendengar panggilannya. Dengan cepat dia berlari, hanya dalam waktu singkat dia sudah menghilang di dalam pandangan mata. Tuan Zhu Lai seperti tidak tenang. Dia melihat Yi Cheng Zi dan bertanya. "Hidung kerbau, menurutmu apakah aku harus menyuruhnya kembali?" "Untuk apa mengejar dan menyuruhnya kembali?" Tanya Yi Cheng Zi. Tuan Zhu Lai menunjuk Nian Cai Xia yang terluka dan masih pingsan tergeletak di bawah. Dia berkata. "Dia ingin aku merebut kembali catatan nama-nama yang ada di tangan Gu Shi. Jika aku tidak membantunya, dia tidak akan...." Yi Cheng Zi tersenyum. "Dia tidak akan mau menikah denganmu, apakah benar?" "Benar!' Yi Cheng Zi tertawa sambil menarik nafas. "Apapun yang akan terjadi, kau tidak membuat semua ini menjadi masalah. Hanya saja kau sulit melawan cinta!" Tuan Zhu Lai melotot dan berkata. "Aku bukan biksu juga bukan pendeta, mengapa aku tidak boleh menikah?" Dia berkata lagi. "Apalagi menurut Nian Cai Xia, daftar nama yang ada di tangan Gu Shi berhubungan dengan beberapa ratus nyawa orang hidup. Walaupun biasanya aku jarang mengurusi halhal seperti ini, tapi sekarang aku harus mengurusi hal ini." Kata Yi Cheng Zi. "Masuk akal juga! Cepat kejar!" "Baiklah. Kau bantu aku mengurus Nian Cai Kia. Aku akan mengejar bocah itu untuk mendapatkan daftar namanya." Setelah itu dia meloncat dan pergi ke arah Gu Shi berlari tadi. Yi Cheng Zi berjalan menghampiri Nian Cai Kia. Dengan teliti dia memeriksa keadaannya. Melihat Nian Cai Kia masih tidak sadarkan diri segera dia mengeluarkan sebutir butir obat dan dimasukkan ke dalam mulut Nian Cai Kia. Obat milik Yi Cheng Zi berasal dari resep rahasia partai Wu Dang. Obat ini khusus dibuat untuk mengobati luka dalam. Begitu masuk ke dalam mulut, obat itu akan segera mencair. Khasiatnya berlangsung dengan cepat, karena itu hanya dalam waktu sebentar Dong Hai Kian Niang mulai sadarkan. Begitu dia sadar, dia segera duduk. Yi Cheng Zi melarangnya bangun dan berkata. "Nona Nian, jangan bangun dulu. Walaupun Nona sudah makan obat dariku, tapi tubuhmu tetap harus dipijat sebentar, setelah itu keadaan Nona baru aman." Karena itu Nian Cai Kia menurut dan berbaring lagi. Dia melihat ke kiri dan ke kanan, kemudian bertanya. "Dia pergi ke mana?" Tanya Yi Cheng Zi kepada Nian Cai Kia. "Apakah yang kau cari adalah Tuan Zhu Lai?" "Tidak. Aku sangat kecewa kepadanya. Yang aku tanyakan adalah Wu King Jian Ke Gu Shi," Jawab Nian Cai Kia. "Gu Shi sudah pergi," Jelas Yi Cheng Zi. "Apakah Pendeta yang telah menolongku?" Tanya Nian Cai X ia. Yi Cheng Zi menggelengkan kepalanya lalu tertawa. "T idak. Tuan Zhu Lai yang telah menolong Nona. Aku tidak mempunyai kemampuan ilmu silat begitu tinggi." Setengah percaya Nian Cai Kia bertanya. "Apakah dia berhasil mengalahkan Wu King Jian, Ke Gu Shi?" "Bisa dikatakan benar, bisa dikatakan tidak...." Jelas Yi Cheng Zi. Nian Cai Kia menjadi bingung dan bertanya. "Apa yang telah terjadi?" "Gu Shi takut kepada Tuan Zhu Lai, sebelum bertarung dia sudah mengaku kalah." Yi Cheng Zi menceritakan apa yang telah terjadi tadi kepada Nian Cai Kia. Nian Cai Xia menarik nafas dan berkata. "Aku sudah tahu kalau dia sanggup mengalahkan Gu Shi. Yang membuatku benci kepadanya adalah dia sangat takut tersangkut dengan masalah besar dan menganggap dia adalah orang baik...." "Tuan Lin tidak senang mencampuri urusan orang lain, dan tindakannya adalah benar, dia bukan takut. Harap Nona bisa mengerti keadaannya. Bila Nona bisa mengerti tentangnya, kalian akan saling mengerti." "Maksud Pendeta, aku harus menurut kepadanya?" Tanya Nian Cai Xia. "Ini...." Kata Yi Cheng Zi. "Sudah berapa lama dia mengejar Gu Shi?" "Hampir 15 menit berlalu." "Kalau dia bisa membunuh Gu Shi dan mendapatkan daftar nama itu, aku akan menikah...." Yi Cheng Zi tertawa dan berkata. "Kata-kata Nona Nian sangat tidak tepat. Laki-laki dan perempuan harus saling mencinta, tidak boleh ada prasyarat apapun." "Aku tahu, tapi apa yang kuminta kepadanya bukan urusan pribadi. Membunuh Gu Shi dan merebut kembali daftar nama itu adalah hal yang harus dilakukan setiap orang!" "Betul! Karena itu Tuan Zhu Lai langsung mengejar Gu Shi!" "Menurut Pendeta, apakah Gu Shi bisa terkejar?" "Aku tidak tahu, tapi aku mengganggap Tuan Lin bisa mengejarnya atau tidak, ini adalah urusan kedua." "Mengapa harus ada hal kedua?" "Yang penting Tuan Lin bisa memenuhi permintaan Nona, bukankah itu sudah cukup?" "Tidak. Dia harus bisa merebut kembali daftar nama itu hal itu baru bisa membuktikan...." "Permintaan Nona terlalu banyak!" "Permintaanku permintaanku." Tidak banyak. Dia sanggup melakukan "Aku harus jujur kepadamu, jika Tuan Lin bertarung dengan Gu Shi, belum tentu dia bisa menang!" Nian Cai X ia terpaku. "Belum tentu bisa menang?" "Betul. Tadi Tuan Lin mengatakan kepada Gu Shi bahwa dia pernah bertarung dengan gurunya sehari semalam, akhirnya dia kalah satu jurus dari gurunya. Kata-katanya bukan kenyataan. Dulu Tuan Liu pernah bertarung dengan A Nan Duo. Hanya dalam 100 jurus lebih dia sudah kalah." Nian Cai X ia terpaku. "Oh...." "Begitu Gu Shi mendengar Tuan Lin pernah bertarung dengan gurunya, A Nan Duo sehari semalam, karena takut maka dia tidak berani bertarung dengan Tuan Zhu Lai. Sebenarnya jika mereka benar-benar bertarung, Tuan Lin belum tentu bisa menang karena jurus pedang Mi Zhong terlalu lihai sampai sekarang belum ada yang sanggup mengalahkannya." "Oh...." Ucap Nian Cai Xia. "Hal yang diberitahukan Tuan Lin setelah dia mengetahui identitas Gu Shi, dia memberitahukan semuanya kepadaku. Dia berencana menakut-nakuti Gu Shi. Kalau tidak berhasil, baru dia akan bertarung. Dia sangat mencintai Nona Nian. Demi Nona Nian, dia rela bertarung dengan mempertaruhkan nyawanya sekalipun," Kata Yi Cheng Zi. Nian Cai Xia terharu hingga meneteskan air mata. "Kalau begitu, aku sudah salah tafsir kepadanya." "Nona Nian tidak perlau merasa bersalah karena hal ini. Jika Tuan Lin bisa merebut kembali daftar nama itu dan Nona Nian tidak menyalahkannya, itu sudah cukup!" Nian Cai Kia meneteskan air mata dan mengangguk. "Betul, jika dia sudah berusaha, aku tidak akan menyalahkannya lagi." Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Apakah Pendeta berniat menyusulnya? Kalau dia bertarung dan kalah, mungkin Pendeta bisa membantunya," Mohon Nian Cai Kia. Yi Cheng Zi berpikir sebentar, kemudian mengangguk. "Baiklah, aku akan memapah Nona Nian supaya bisa beristirahat di pondok setelah itu baru aku akan menyusulnya ke sana." Yi Cheng Zi memapah Nian Cai Kia ke pondokan dan membaringkannya di sana. Segera dia menyusul Tuan Zhu Lai. Tidak lama kemudian hari mulai terang. Nian Cai Xia yang sedang berbaring di pondokan, mencoba mengurut sendiri lukanya. Setelah beberapa lama dia mulai merasa lebih baikan. Dia mencoba untuk duduk, tapi sepasang matanya dengan cemas melihat ke arah Yi Cheng Zi pergi tadi. Dia juga menunggu dengan cemas... Dia menunggu hingga matahari sudah terbit. Tampak Yi Cheng Zi menggendong Tuan Zhu dengan cepat dan berlari ke pondokan! Nian Cai Kia melihat keadaan itu, hatinya berdebar-debar hampir pingsan. Dengan tergesa-gesa Nian Cai Kia keluar dari pondokan. Dengan suara bergetar dia berteriak. "Wo Ming! V/o Ming! Bagaimana keadaanmu?" Hanya sebentar, Yi Cheng Zi menggendong Tuan Zhu Lai dan mendekati tempat Nian Cai Kia. Wajah Nian Cai Xia sangat pucat dan bertanya. "Dia...apakah dia sudah mati?" Dengan serius Yi Cheng Zi menjawab. "Belum, tapi lukanya sangat berat...." Dengan pelan Yi Cheng Zi meletakkan Tuan Zhu Lai ke lantai. Sekarang Nian Cai Kia baru bisa melihat luka Tuan Zhu Lai. Ternyata dia terluka di bagian dada. Lukanya selebar 5 sentimeter. Lukanya menganga dan terlihat tulangnya yang berwarna putih. Noda darah memenuhi dadanya! Tapi Tuan Zhu Lai sangat sadar. Dia malah menghibur Nian Cai Kia. "Jangan takut Cai Kia, aku tidak akan mati...." Dari balik dadanya Yi Cheng Zi mengeluarkan sebuah pil dan memasukkan ke dalam mulut Tuan Zhu Lai. Dia juga bertanya kepada Nian Cai Kia. "Apakah Nona Nian membawa obat luka luar?" "Ada!" Jawab Nian Cai Kia. Dia memberikan obatnya kepada Yi Cheng Zi kemudian Y i Cheng Zi membubuhkan obat itu di atas luka Tuan Zhu Lai. Dia membuka ikat pinggangnya untuk membungkus dada Tuan Zhu Lai. Setelah pertolongan pertama selesai, Yi Cheng Zi menarik nafas panjang dan berkata. "Untung dia tidak melukai organ bagian dalam tubuhmu. Bila hanya luka luar dalam beberapa hari akan sembuh." Air mata Nian Cai Xia terus menetes. Dia berkata. "Wo Ming, maafkan aku! Maafkan aku!" Tuan Zhu Lai malah menjawab dengan ringan. "Tidak apa-apa. Maaf juga, aku tidak bisa merebut kembali daftar nama itu." "Tidak apa-apa, kau sudah berusaha, ini sudah cukup bagiku!" "Si hidung kerbau datang terlambat, kalau tidak aku pasti bisa merebut kembali daftar nama itu." "Maksudmu...?" Tanya Nian Cai Xia. "Bocah itu juga terkena pukulanku, lukanya lumayan berat!" "Apakah dia terkena pukulanmu?" "Sewaktu aku mengejarnya supaya dia menyerahkan daftar nama itu, dia tidak setuju. Karena itu kami bertarung, kira-kira berlangsung 200 jurus. Aku menggunakan cara yang berbahaya untuk memenangkan pertarungan, tidak disangka malah mendapatkan hasil sebaliknya, aku terkena tusukan pedang di bagian dada. Tapi dia juga terkena pukulanku dan muntah darah!" "Setelah itu bagaimana?" "Dia kabur!" "Apakah dia bisa kabur jauh?" "Aku tidak tahu. Walaupun aku menyerangnya sampai dia muntah darah tapi aku kira dia tidak akan mati. Ilmu tenaga dalam perkumpulan Mi Zhong sangat tinggi. Dengan mencari tempat dan beristirahat selama beberapa hari, dia akan cepat pulih kembali." "Benar-benar disayangkan...." Kata Nian Cai Xia. "Sekarang kalian berdua sudah terluka. Kita kembali dulu ke gubuk untuk beristirahat, setelah itu baru merencanakan strategi yang lain!" Kata Yi Cheng Zi. Mereka bertiga kembali ke gubuk Tuan Zhu Lai. Karena terlalu banyak mengeluarkan darah, Tuan Zhu Lai mulai tidak kuat berjalan. Begitu tiba di gubuknya, dia segera naik ke ranjang dan berbaring di sana. Setelah minum obat dari Yi Cheng Zi luka Nian Cai Xia sudah lebih baik. Dia sudah bisa berjalan-jalan di kamar dan mengurus Tuan Zhu Lai. Membantunya mengganti baju yang dipenuhi dengan darah dan membersihkan darah dari badannya. Nian Cai Xia mengurus Tuan Zhu Lai dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Mereka seperti sepasang suami istri! Yi Cheng Zi tahu, banyak yang ingin mereka ceritakan dan berbagi, maka dengan sikap penuh pengertian diapun menjauhi mereka. Sambil memberi minum Tuan Zhu Lai, Kian Cai X ia dengan penuh perhatian bertanya. "Lukamu pasti sangat sakit?" "Sedikit sakit, tapi tidak apa. Kau sendiri bagaimana?" "Aku tidak apa-apa." Tuan Zhu Lai memegang tangannya. Dengan senang dia berkata. "Cai Xia, kita terlambat beberapa tahun..." "Betul, tapi tidak apa-apa, waktu masih sangat panjang. Aku... aku ingin menikah denganmu. Begitu lukamu sembuh, kita akan menjadi sepasang suami istri, apakah kau mau?" Wajah Tuan Zhu Lai menjadi merah karena gembira. Dia berkata. "Ini adalah hal yang paling kuinginkan! Aku...Hhhehh! Aku mengira seumur hidup tidak akan mempunyai kesempatan kedua lagi!" Si Rajawali Sakti Karya Kho Ping Hoo Bintang Bintang Jadi Saksi Karya Kho Ping Hoo Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo