Ceritasilat Novel Online

Raja Silat 11


Raja Silat Karya Chin Hung Bagian 11


Raja Silat Karya dari Chin Hung   Sudah tentu Liem Tou tidak akan membiarkan dia berhasil melepaskan cekalan tersebut, diam2 tenaga murninya diperlambat kelima jarinya semakin mengencang ketika itu Pouw.   Siauw Ling merasakan sakit yang luar biasa sehingga sukar ditahan, bersamaan pula dia mengerahkan tenaga dalamnya tertahan, tanyanya sedikit gusar.   "Entah Heng thay punya petunjuk apa?"   Liem Tou tetap membungkam, hanya saja tenaga murni yang disalurkan ke tangannya semakin diperhebat, perasaan sakit yang menerjang diri Pouw Siauw Ling semakin hebat lagi, dia tidak berani berteriak, untuk minta tolong pun maiu terpaksa dengan menggigit kencang bibirnya diam diam menahan perasaan sakit yang luar biasa itu.   Saat ini Liem Tou sudah mengerahkan empat Iima bagian tenaga dalamnya sedang Pouw Siauw Ling pun dengan paksakan diri masih sanggup untuk bertahan untuk beberapa saat lamanya.   Walaupun ucapannya bernada musuhan tapi perasan sakit pada pergelangan tangannya tidak sanggup untuk ditahan lebih lama lagi, badannya mendadak merendah kebawah dan menjadi berjongkok diatas tanah.   Liem Tou ketika melihat tenaga dalam yang dilatihnya selama ini tak sia2 dalam hati baru merasa amat girang, dengan demikian dia-pun sudah melepaskan cekalannya.   Dengan meminjam kesempatan ini Pouw-Siauw meloncat bangun, perasaan malu yang diterimanya kali ini cukup memalukan dirinyanya, karena itu didalam hati dia merasa sangat tak puas, baru saja dia mau umbar hawa amarahnya, mendadak gadis cantik pengangon kambing sudah bangkit berdiri, ujarnya sambil tertawa.   "Koko muka hijau hanya mau jajal tenaga dalammu saja tanpa ada maksud yang lain, harap kau jangan salah paham"   Di dalam hati Pouw Siauw Ling tahu kalau tenaga dalamnya sudah jauh tertinggal jika dibandingkan dengan tenaga dalam pihak lawannya, sekalipun kini dia umbar hawa amarahnya didalam sepuiuh bagian ada sembilan bagian yang merugikan dirinya, terpaksa dengan menahan perasaan mangkel, jengkel dan marah dia mendelik sekejap kearah Liem Tou kemudian berlari dari tempat itu.   Setelah itu barulah gadis cantik pengangon kambing mempersilahkan Lie Siauw Ie serta Pouw Jien Coei duduk, ujarnya.   "Kedua orang cici ini silahkan duduk."   Pouw Jien Coei yang melihat gadis cantik pengangon kambing ini merupakan seorang gadis muda yang sangat cantik sekali didaiam benaknya mendadak berkelebat suatu ingatan, pikirnya.   "Ini hari Tia buka perjamuan diatas gunung untuk meresmikan dibukanya perusahaan ekspedisi Ang In Piauw kiok, tamu tamu yang diundang sebagian besar merupakan para jago berkerandaian tinggi yang punya nama besar didalam Bu lim, dilhat usianya baru lima belas tahun apa mungkin merupakan salah seorang jago yang sudah punya nama besar didaiam kalangan Bu lim ?? Sambil berpikir ujarnya sambil tersenyum.   "Nona masih demikian muda ternyata sudahi menjadi seorang jago Bu lim kenamaan sungguh merupakan burung Hong didaiam manusia,, entah nama besar dari nona apa bisa diberitahu? "Siauw moay bernama Lie Wan Giok merupakan seorang gadis desa yang tolol, bukan seorang jago bernama besar didaiam Bu lim seperti yang cici katakan tadi, harap dikemudian hari cici mau banyak beri petunjuk."   Dengan cepat Pouw Jien Coei mengecapkan beberapa kata rendah kemudian menyebutkan juga namanya serta nama dari Lie Siauw Ie, semakin lama pembicaraannya dengan gadis cantik pengangon kambing itu semakin menjadi rapat lagi.   Sebaliknya Lie Siauw Ie saat ini dengan mata yang melotot lebar sedang memandang air muka Liem Tou yang berwarna hijau menyeramkan itu dengan termangu mangu jelas sekali air mukanya menggambarkan perasaan ragu ragu, curiga serta sedihnya.   Air mukanya ini yang patut dikasihani ini di dalam pandangan Liem Tou sangat memalukan hatinya, kekasih hatinya kini sudah berada di hadapan matanya tapi justru tidak bisa berkasih kasihan, dalam hatinya diapun merasa sangat kasihan terhadap Lie Siauw Ie ini.   Tapi apa boleh buat musuh2 tangguh yang sedang mencari dirinya kini berkumpul didalam ruangan, asalkan sedikit dia membuat gerakan yang mencurigakan maka nyawa akan menjadi sangat bahaya sekali.   Karenanya terpaksa Liem Tou menahan pergolakan didalam hatinya, dalam hati dia tahu walaupun kini tidak bisa bertemu tapi dikemudian hari kesempatan untuk bertemu dengan Ie cicinya ini masih sangat banyak.   Terlihatlah si Ang In sin pian Pouw sak san dengan muka penuh senyuman berjalan ke tengah ruangan kemudian memberi hormat pada hadirin yang berada ditempat penjuru tempat, ujarnya dengan suara lantang.   "Cayhe Pouw Sak San dengan mendapatkan persetujuan seluruh rakyat perkampungan Ie-Hee Cung dengan menggunakan atas nama cayhe hendak mendirikan usaha ekspedisi Ang ln I Piauw kiok, ini hari bisa mendapatkan kunjungan dari para enghiong hoohan sekalian cayhe betul betul merasa sangat bangga dan berterima kasih, sedikit arak serta hidangan yang ada harap saudara sekalian mau menerima ala sekedarnya."   Para hadirin yang berjumlah dua tiga puluhan segera pada berdiri begitu mendengar perkataan itu, kemudian bersama sama mengucapkan terima kasih .   Diantara mereka hadir hanya terlihatlah pemimpin dari usaha ekspedisi Cing Liong Piauw kiok serta Piauwsu muda itu saja yang tetap duduk ditempat semula tanpa bergerak, melihat hal ini air muka Si Ang in sin pian Pouw Sak- San segera berubah sangat hebat dalam hati dia I merasa sangat tidak senang tapi perasaan gusarnya itu tidak sampai diperlihatkan pada wajahnya, dengan tetap tersenyum ujarnya lagi.   "Oooh ... Cayhe masih ada beberapa perkataan yang hendak dijelaskan kepada saudara-saudara sekalian, dikota Yong Jan sebetulnya sudah ada usaha ekspedisi Cing Liong Piauw-kiok bahkan ini hari pimpinan Piauw kiok si-golok naga hijau Sie Piauw tauw sudah hadir didalam perkampungan cayhe ini, dalam hati cayhe betul betul merasa sangat berterima kasih sekali. Tapi Ang In Piauw kiok kita juga hendak didirikan dikota Yong Jan yang bersamaan maka itulah sebelumnya cayhe jelaskan dulu, didalam usaha ini kita berjalan sendiri sendiri harap Sie heng mau memaafkan akan hal ini."   Begitu dia berbicara segera ada seorang lelaki berusia pertengahan dengan bentuk tubuh tinggi kurus bangkit berdiri, ujarnya.   "Didalam sebuah kota Yong Jan yang sangat besar apalagi daerah Chuan Si yang sangat ramai perhubungan darat maupun airnya, jika hanya terdapat sebuah usaha ekspedisi Cing Liong Piauw kiok saja yang melayani sebetulnya tidak cukup harap Pouw Cung cu jangan begitu merendahkan diri."   Begitu lelaki kurus berbicara segera terlihatlah sepuluh dua puluh orang bersama sama memberi tanggapannya.   "Perkataan dari Ming sao Touw cu ChinKhie sedikitpun tidak salah, lebih baik Pouw Cung cu tidak usah berlaku banyak adat lagi, kami kira Shie Piauw tauw pun takkan menyalahkan hal ini kalau tidak ini hari dia juga tidak akan datang."   Mendadak sigolok naga hijau Shie Piauw tauw mendengus dengan amat dingin bentaknya dengan keras.   "Perkataan dari kawan-kawan sekalian sedikitpun tak salah kota Yong Jan itu memangnya bukan milikku seorang bagaimana bisa menyalahkan orang lain ?? tapi demi kepentingan diri sendiri demi kemajuan dan kemakmuran perusahaan ekspedisi yang akan didirikan dengan tidak perduli kerugian orang lain, coba kalian jawab itu menurut aturan dunia?"   Suasana dalam ruangan seketika Itu juga bcr ubah menjadi sunyi senyap, berpuluh puluh pasang ma'a dengan tanpa terasa dialihkan pada diri Sie Piauw tauw untuk menantikan ucapan selanjutnya.   Sebaliknya Liem Tou saat ini secara diam2 sudah memperhatikan perubahan air muka dari Si Ang in sin pian Pouw Sak San, terlihatlah semula dia melengak kemudian dengan sinar pandangan penuh napsu membunuh dialihkan pada Piauw su muda itu.   Dalam hati Liem Tou menjadi tergerak, terdengar si Ang in sin pian sudah angkat bicara lagi.   "Sie heng bagaimana bisa bicara begitu ?? apa mungkin cayhe pernah menyerang Cing Liong Piauw kok kalian ??"   Sambil berkata selangkah demi elangkah ia bergeser kearah Piauw su muda itu. Air muka sigolok naga hijau Sie Ie segera berubah sangat keren, sambil menuding wajah Ang in sin pian Pouw Sak San bentaknya dengan amat gusar.   "Sungguh bagus perbuatanmu, kau tua bangka yang licik masih mau pura2 apa lagi? Barang kawalan Cing Liong Piauw kok kami dibegal orang di tengah sungai siapa yang tidak tahu? Ini hari aku baru tahu kiranya kau manusia kura kura yang melakukan ..."   Mendadak golok naga hijaunya dicabut keluar teriaknya dengan keras.   "Hey orang she Pouw, kembalikan barang kawalanku."   Waktu Pauw Sak San sudah berdiri kurang lebih lima depa dari Piauw su muda itu selesai mendengar perkataan dari sigolok naga hijau Sie Piauw tauw yang penuh hawa amarah itu ia tetap tenang tenang saja bagaimana juga dia tetap merupakan seorang yang licik, banyak akal dan punya pengalaman yang sangat luas mendengar perkataan itu bukannya menjadi marah sebaliknya bertambah hormat lagi, sambil tersenyum ramah ujarnya.   "Sie heng harap jangan marah dulu coba dengar perkataan cayhe terlebih dulu dibegalnya barang kawalan Cing Liong Piauw kiok di tengah sungai Yang tze Kiang siapapun sudah tahu dan percaya peristiwa ini memang sungguh sungguh terjadi, tapi jika didengar perkataan dari Sie heng tadi terus menerus menuduhku orang yang kerjakan sekarang tolong tanya bukti apa Sie heng bicara begitu ? Kau jadi orang jangan terlalu menekan orang lain. Kalau memangnya dalam hati Sie heng senang kalau cayhe membuka usaha ekspedisi dalam kota Yong Jan lebih baik terus terang dikatakan, jangan lah menggunakan cara yang paling kejam ini memfitnah orang lain sehingga meiukai hubungan diantara sesama kawan, baiklah biar sekarang juga dengan kesaksian para enghiong hoohan kita bicara dengan baik2."   Perkataan dari si Ang in sin pian Pouw Sak San ini sangat lihay sekali, bukan saja perkataannya ini sangat beralasan dan pakai aturan bahkan menuduh Sie Piauw tauw lah sedang menggunakan cara ini hendak memfitnah dirinya.   Semua hadirin yang mendengar perkataan itu tanpa terasa pada mengangguk tanpa setuju, sedang suasana yang semula sunyi senyap kini menjadi sedikit gaduh dengan bisikan2 para hadirin yang sama sama membicarakan soal ini, jika dilihat situasinya sedikitpun tidak menguntungkan pihak Sigolok naga hijau Sie Ie.   Hal ini membuat kegusaran Sie Piauw tauw memuncak, baru saja membuka mulut bicara terdengar Pouw Siauw Ling sudah menggunakat kesempatan ini membentak.   "Ini hari sebenarnanya merupakan perjamuan kita kepada para jago tidak tahunya kau sebagai pimpinan Cing Liong Piauw kiok menuduh kami dengan hal yang bukan2, jika hal ini kau teruskan lagi jangan salahkan kami ayah beranak akan perintah orang mengusir kau dari atas gunung."   Dengan perkataan ini semakin membuat kegusaran Sie Piauw tauw sukar ditahan lagi, sambil mengobat abitkan golok naga hijaunya dia membentak dengan sangat keras.   "Orang she Pouw, kau jangan mengandalkan jumlah yang banyak hendak menekan aku orang, kau boleh cari berita didalam Bu lim kami dari Cing Liong Piauw kiok kapan pernah memfitnah orang lain?"   Sambil berkata dia menuding kearah Piauw su muda itu, sambungnya lagi.   "Waktu itu diatas perahu sebetulnya ada empat orang Piauw su yang mengawal barang. Hu Piauw tauw sipemetik bintang Kwan Piauw juga termasuk salah satu diantaranya. Tidak disangka dengan mereka bertiga berhasil kalian bunuh hanya tinggal dia seorang saja yang berhasil melarikan diri dengan badan terluka parah, ini hari dia dapat mengenal kembali kalau nada suara bangsat yang membegal barang kawalan pada malam itu adalah kau orang, hey orang she Pouw kau ada perkataan apa lagi ?"   Semua hadirin setelah mendengar perkataan itu menjadi gaduh kembali, masing masing pada berbicara dan bertukar pikiran akan hal itu. Ang in sin pian Pouw Sak San bukannya menjadi marah sebaliknya tertawa terbahak bahak.   "Liem Tou yang memusatkan seluruh perhatiannya mengawasi gerak-gerik Ang in sin pian Pouw Sak San segera melihat pada saat dia sedang tertawa terbahak bahak itulah sepasang matanya beberapa kali melirik kearah Piauw su-muda itu, segera dalam hati dia tahu kalau dia hendak melakukan suatu gerakan, tidak terasa lagi darah panas bergolak didalam dadanya tanpa hiraukan dirinya lagi mendadak dia meloncat bangun sambil membentak keras.   "Awas ! "   Tapi peringatannya terlambat satu langkah tubuh Ang in sin pian Pouw Sak San lantas ditengah suara tertawanya yang amat keras bagaikan kilat cepatnya sudah mencengkeram urat nadi Piauw su muda itu.   Sebaliknya Lie Siauw Ie yang selama ini terus menerus memandangi wajah Liem Tou begitu mendengar dia berteriak segera mengenal akan suaranya, tanpa tertahan lagi dia berseru.   "Ooh . - - adik Tou."   Air matanya tidak bisa ditahan lagi mengucur keluar dengan sangat derasnya.   Saat ini walaupun Liem Tou mau rahasiakan asal usulnya tidak mungkin bisa lagi, baru saja mau memberi alasan kepada Lie Siauw Ie di sebelah sana terdengar si Ang Ie Sin Pian Pouw Sak San sudah tertawa nyaring lagi.   "Saudara2 sekalian apa kalian kenal siapakah saudara ini?"   Seorang hadirin segera berdiri, sahutnya dengan lantang.   "Dia adalah murid terkecil dari golok naga hijau Sie Piauw tauw yang bernama Oei Poh."   Baru saja orang jiu selesai bicara ada berpuluh puluh hadirin didaiam ruangan itu segera meledak suara tertawa yang amat keras sekali dengan meminjam kesempatan ini sindir Pouw Siauw Ling.   "Muridnya bertindak sebagai saksi suhunya, hal itu memang suatu hal yang paling cocok."   Ang In Sin pian segera melapaskan cenkeramannya kepada Piauwsu muda itu, air mukanya yang dihiasi senyuman mendadak berubah amat dingin kaku, sambil menuding kearah golok naga hijau Sie Ie makinya.   "Sie le, kamu orang jangan salahkan aku Ang In Sin pian tidak pakai aturan, cepat bawa muridmu meninggalkan gunung ini, cepat."   Kemudian teriaknya dengan keras.   "Pouw Beng. Pouw Liang hantar tamu."   Air muka golok naga hijau Sie Ie waktu ini sudah berubah menjadi pucat kehijau-hijauan, badannya gemetar amat keras menahan hawa amarahnya yang sukar ditahan lagi, hampir hampir golok naga hijau di tangannya tidak sanggup dipegang lagi, sudah tentu untuk memberikan jawaban tidak mungkin lagi.   Para hadiran ketika melihat kegusarannya yang amat memuncak itu suasana yng semula penuh dengan suara tertawa pun kini berubah menjadi sunyi kembali, ada dua orang diantara mereka yang pada biasanya mempunyai hubungan persahabatan yang agak erat dengan golok naga hijau Sie Ie segera bangkit berdiri mendekatinya berusaha untuk menasehati beberapa patah kata.   Siapa tahu baru saja mereka berdua berjalan hingga kesampingnya belum sempat mengucapkan kata-kata mendadak Sie Piauw tauw bagaikan seorang gila membolang balingkan goloknya sambil membentak dengan gusar.   "Minggir."   Golok Cing Liong Tocu sedikit diangkat pundaknya direndahkan kebawah, dengan disertai sambaran angin yang sangat keras tubuhnya me layang kedepan badan si Ang in sin pian Pouw Sak San.   Serangan yang datangnya diluar dugaan ini seketika itu juga mengacaukan suasana didalam perjamuan itu masing- masin hadirin pada meninggalkan tempat duduknya dan bangkit berdiri.   Dalam keadaan yang sangat kalut itulah mendadak dari pojokan ruangan berkumandang suara bentakan yang amat keras.   "Sie Piauw tauw tunggu sebentar."   Bentakan ini sangat nyaring sehingga menggetarkan seluruh ruangan itu, si golok naga hijau, Ang in sin pian serta hadirin menjadi meIengak ketika mendengar suara bentakan nyaring itu, ketika menoleh kearah berasalnya suara terlihatlah seorang lelaki dengan air muka yang sangat menyeramkan sudah berdiri ditengah ruangan itu, dengan air muka yang berwarna hijau menyeramkan terlihatlah sepasang biji mata yang bulat lagi bening sedang memandang keempat penjuru ruangan itu.   Para jago yang hadir disana rata-rata tidak tahu siapakah orang itu dan berasal dari golongan mana, seketika itu juga ruangan menjadi sunyi senyap, seluruh sinar mata para jago ditujukan ke arahnya menantikan gerakan selanjutnya.   Sebaliknya Ang in sin pian dalam hati tahu kalau orang itu adalah kawan dari gadis cntik pengangon kambing itu kepandaian silat dari gadis cantik pengangon kambing itu dia sudah menjajal sedang orang inipun berjalan jalan bersama dia sudah tentu kepandaian silatnya tidak berada di bawahnya.   Tapi manusia berwajah hijau kini tampilkan dirinya secara di luar dugaan, apa yang mau di katakan lagi.   Sebaliknya didalam perasaan serta pandangan Pouw Siauw Ling sama sekali berbeda dengan dugaan Ang in sin pian itu, ketika suara bentakan tadi bergema didaiam ruangan segera dia merasa kalau suara itu sangat dikenal olehnya hanya saja didaiam waktu singkat ini dia tidak bisa mengingatnya kembali, karenanya dia dibuat tertegun olehnya, dengan melototkan sepasang matanya dia memandang tajam kearah manusia berwajah hijau itu, Waktu ini manusia berwajah hijau itu sudah berdiri ditengah, matanya diputar kesekeliling tempat itu sedang terhadap ada Ang in sin pian disana sama sekali tidak digubris.   Mendadak tangannya menunjuk kearah seorang yang berdiri disisi kiri, bentaknya.   Orang yang ditunjuk itu tidak lain adalah Liong Ciang Lie Kian Po, begitu mendengar omongan tersebut hatinya merasa sangat terperanjat.   Baru saja mau membantah manusia berwajah hijau itu sudah putar tubuhnya sambil menuding keerah Pouw Siauw Ling ujarnya lagi.   'Yang membunuh mati Hu Piauw-tauw si pemetik bintang Kwan piauw adalah kamu orang, bagaimana ? mau membantah juga ? ?"   Sehabis bicara tanpa menanti jawaban dari Povw Siauw Ling dia sudah menyambung lagi dengan suara amat keras.   "Pembegalan barang barang kawalan Cin-Liong piauw kiok semuanya dilakukan oleh bajingan bajingan tak tahu malu itu, malam itu tepat aku sedang menginap didalam perahu tersebut, kalau bukannya dengan cepat aku bergelinding ke dalam sungai mungkin akupun ikut terbunuh ditangan mereka, piauw su muda ini bisa melarikan diri semuanya juga karena aku menolong dia hingga tak sampai ikut kehilangan nyawa Ang in sin pian Pouw Sak San ayah beranak semuanya berhati kejam dan ganas membuat aku merasa tak puas sehingga kini munculkan diri membuka rahasia ini, dengan tak perduli akibat apa yang akan terjadi aku dengan pertaruhan nyawaku bertindak sebagai bukti dan saksi harap para saudara saudara sekalian suka melakukan keadilan bagi Sie piauw-tauw ini."   Seketika itu juga suasana menjadi sangat gaduh, masing2 orang pada membicarakan soal soal ini sedang sinar matanya tanpa terasa sudah beralih kearah si Ang-in-sin pian Pouw Sak San, walaupun mereka tak mengucapkan sepatah katapan tapi dari air mukanya jelas mereka sudah mulai curiga terhadap dirinya.   Sewaktu suasana sangat kacau itulah mendadak Pouw Siauw Ling meloncat mendekati ayahnya Pouw Sak San sambil berseru dengan keras.   "Tia, dia adalah Liem Tou. Dia adalah Liem Tou. Dia adalah Liem Tou."   "Apa Liem Tou ?? Dia adalah Liem Tou? "   Seru pouw Sak San dengan sangat terkejut disertai dengan suara jeritan kaget dari hadirin lainnva.   Segera terlihatlah Hek Loojie, Tian Pian Ngo Koei serta beberapa orang jago yang pernah ikut mengepung Liem Tou dilembah cupu cupu pada bangkit berdiri dan mulai mendesak kearahnya.   Ang in sin pian Pouw Sak San serta Pouw Siauw Ling pun mencabut senjata tajamnya bersama sama mendekati kearah Liem Tou dengan air muka penuh kegusaran.   Liem Tou berani munculkan dirinya sudah tentu dalam hati sudah menduga terlebih dulu bahaya yang akan diterimanya sehingga didalam hati tak begitu tegang lagi, selain diam2 mengerahkan tenaga dalamnya mempersiapkan diri, tangannya dengan cepat mengusap melepaskan kembali topengnya.   "Bukan salah,"   Teriaknya dengan keras.   "Aku adalah Liem Tou, mereka mau celakai dirimu, kamu harus berhati hati."   Sepasang mata Liem Tou dengan sangat tajam sekali memperhatikan setiap lawannya yang sedang mendelik kearahnya dengan penuh nafsu, sudah tentu dia tak berani memecahkan perhatian untuk memberikan jawaban.   Terdengar Ang in sin pian dengan sangat dingin berkata.   "Liem Tou, aku tidak sangka manusia berwajah hijau itu adalah samaranmu, bangsat cilik yang licik jika bukannya kau sesdiri yaug membuka rahasiamu sediri, hampir hampir akupun berhasil kau kelabuhi.Waktu untuk naik gunung belum tiba saatnya kau berani melanggar peraturan kita. Hmm hmm ... ini hari aku mau buat kamu orang menyesal untuk selamanya."   Mendadak hatinya bergerak secara tiba t iba teringat akan sesuatu hal, nada ucapannyapun segera berubah.   "Bagus sekali! Hey Liem Tou kiranya kitab pusaka "To Kong PitLiok"   Yang diberitakan di dalam dunia kangouw sudah kau dapatkan, tidak aneh kalau nyalimu begitu besar."   Seluruh perhatian Liem Tou dipusatkan pada gerakan para hadirin lainnya, walaupun dia mendengar seluruh perkataan dari si Ang-in-sin pian Pouw Sak San dia tetap tak berani buka mulut memberi jawaban.   Ang in sin pian sekali lagi maju satu langkah kedepan, baru saja bahu kanannya sedikit bergerak hendak melancarkan serangan kearah Liem Tou mendadak terdengar suara bentakan yang amat keras dari si golok naga hijau Sie Piauw tauw.   "Bangsat tua yang tidak tahu malu, kemalikan uang kawalanku .... kembalikan nyawa Hu Piauw tauw kami"   Sinar hijau berkelebat, segulung sinar golok yang amat menyilaukan mata mengurung seluruh tubuh Ang in sin pian Pouw Sak San, melihat hal itu si Ang in sin pian segera menggerakkan tubuhnya menggunakan cambuk mautnya menggulung kearah sinar terssbut, dengan demikian terjadilah satu pertempuran yang sangat seru antara Pouw Sak San dengan si golok naga hijau itu.   Tian Pian Ngo Koei yaag melihat waktu yang sangat mendesak segera terdengarlah Toa Koei berteriak keras.   "Saudara saudara sekalian, serang."   Lima setan itu segera pada mengerahkan tenaga dalamnya, dengan menggunakan ilmu serangan yang memekikkan telinga bersama sama menerjang kedepan.   Gerakan mereka amat cepat tapi ada orang yang jauh lebih cepat dari dia.   Mendadak terlihatlah sesosok bayangan putih berkelebat menerjang ketengah antara Ngo-Koei serta Liem Tou itu, secara tiba tiba pandangannya menjadi kabur segulung angin sangat dahsyat sudah menerjang datang disusul dengan bentakan yang sangat nyaring dari seorang gadis.   "Siapa yang berani mengganggu seujung rambut Liem Koko ku, hmmmm . , .aku gadis cantik pengangon kambing segera akan mencabut nyawamu kembali."   Ke lima setan itu hanya merasakan segulung angin pukulan yang amat kuat menekan ke tubuh mereka, memaksa mereka tidak sanggup untuk bergerak lagi.   Datangnya cepat perginyapun semakin cepat, tubuh ke lima setan itu terkumpul terpental sejauh satu kaki lebih oleh pukulan gadis cantik pengangon kambing itu, saking terkejutnya kelima setan itu hanya bisa saling tukar pandangan sambil merangkak bangun dengan perlahan.   Pouw Siauw Ling yang melihat ayahnya Ang in sin pian Pauw Sak San beserta Thian-pianNgo Koci hampir bersamaan waktunya melancarkan serentan tapi bersama sama pula serangannya berhasil ditahan oieh si golok hijau serta si gadis cantik pengangon kambing, dalam hati diam diam merasa sangat terkejut, sedang diapun melihat selama ini Liem Tou tidak pernah bergerak dengan siapapun, diam diam dalam pikirannya.   "Hmmm ..- sampai sekarang dia tak turun tangan juga, tentunya dia sama sekali tak punya kepandaian siat, walaupun ada juga tak mungkin akan sangat lihay ..."   Berpikir sampai disini diam diam tubuhnya mulai bergerak kedepan dengan mengerahkan tenaga dalam sepenuhnya dia mulai mendekati belakang tubuh Liem Tou.   Semua kejadian ini dapat dilihat Lie Siauw Ie dengan amat jelas, begitu melihat dia hendak melancarkan serangan bokongan segera teriaknya dengan keras.   "Adik Tou, awas belakang tubuhmu."   Begitu Liem Tou mendengar peringatan dari Lie Siauw Ie segera merasakan adanya sambaran angin serangan yang membokong beIakang tubuhnya, dalam hati diam diam dia agak terperanjat, tapi Liem Tou sekarang jauh oerbeda dengan Liem Tou sewaktu masih berada didalam Lembah cupu cupu, seluruh jalan darahnya sudah lancar atas bantuan gadis cantik pengangon kambing itu ditambah dengan tenaga latihan selama beberepa hari ini, sehingga boleh dikata kepandaian silatnya lumayan juga.   Dengan cepat tubuhnya tanpa melihat siapa yang berada dibelakangnya tenaga murninya segera dikerahkan pada telapak tangan kemudian dengan keras mematahkan serangan tersebut.   "Aduh ..."   Jeritan kesakitan dari Pouw Siauw Ling segera bergema didalam ruangan, tubuhnya seketika itu juga terpental sejauh satu kaki lebih kemudian menggeletak diatas tanah tanpa bisa bergerak lagi.   Ditiga tempat bersamaan waktu yang terjadi tiga pertempuran yang amat seru sedang pada waktu yang bersamaan juga hasilnya sudah kelihatan.   Tian Pian Ngo Koei berhasil dikalahkan gadis cantik pengangon kambing, Pouw Siauw Ling berhasil dipukul rubuh oleh Liem Tou, hanya didalam satu gerakan saja, sedang Ang in sin pian Pouw Sak San pun bertempur dengan amat serunya melawan si golok naga hijau.   Raja Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Serangan Liem Tou yang berhasil memukul rubuh Pouw Siauw Ling ini seketika itu dengan menggusarkan keempat jago berkepandaian tinggi dari perkampungan Ie Hee Cung.   bersama sama mereka meloncat kedepan Liem Tou sambil membentak sangat keras.   "Liem Tou kau sudah melanggar peraturan perkampungan ini melukai Pouw Siauw Ling juga, aku mau lihat kau bisa turun gunung dengan selamat tidak ?"   "Hmm ..hmm " ..kalau begitu kita coba coba saja"   Seru Liem Tou dengan amat dingin.   "Kalian mau bertempur seorang demi seorang secara berbareng?? Hmm ... aku lihat kalian berempat maju ber sama-sama saja."   Dtantara mereka berempat sifat Hauw Jiauw Pouw Toa Tong paling berangasan begitu mendengar perkataan yang sangat menghina itu dia menjadi amat gusar.   "Liem Tou, aku masih mengira sewaktu itu kau sudah binasa tenggelam dalam sungai , . tak disangka ini hari kau munculkan dirinya kembali..agaknya nyawamu memang amat untung sekali... tapi ini hari walaupun kau punya tujuh nyawa cadangan akan kuhabiskan juga, lihat serangan."   Lima jarinya mendadak dikencangkan sehingga seperti cakar kuku garuda, kemudian dengan dahsyatnya mencengkeram keatas kepala batok Liem Tou.   Liem Tou tak berani berayal, dengan cepat dia mengeluarkan gerakan langkah tiga puluh enam langkah badai mutar ke belakang tubuhnya.   Melihat ilmu itu Pouw Toa Tong sedikit merasa terkejut, tanpa perduli Liem Tou berada disebelah mana mendadak tubuhnya memutar sepasang cakaran mencengkeram kebelakaag tubuhnya.   Siapa tahu baru saja Pouw Toa Tong putar tubuh melancarkan serangan kebelakang sekali lagi serangan itu mencapai pada sasaran yang kosong, waktu inilah dia baru sadar Liem Tou bukanlah Liem Tou yang dahulu,hanya didalam beberapa tahun saja dia berkelana didaiam dunia kangouw sudah berhasil melatih kepandaian yang demikian hebatnya dalam hati diam2 me rasa terkejut juga.   Baru saja pikiran ini berkelebat didalam benak Poa Toa Tong mendadak terdengar suara dari Liem Tou sudah berkumandang dari belakang tubuhnya.   "Toa Tongsiok. bagaimana ? Jangan ragu ragu ayoh. Aku melihat Toa Tong siok jarang melakukan kejahatan kini aku kalahi tiga jurus kepadamu ..sekarang baru dua jurus."   Kegusaran Pouw Toa Tong memuncak sambil meloncat ketengah udara katanya.   "Liem Tou saat kematianmu sudah tiba.."   Mendadak tubuhnya yang berada ditengah udara berputar setengah lingkaran kemudian bersalto beberapa kali dan menubruk kebawab bagaikan seekor harimau kelaparan.   Sekarang dia bisa melihat dengan jelas kalau Liem Toa berada kurang lebih tujuh delapan tindak dari dirinya, dan kini dengan mata yang melotot sedang memandang dirinya sambil tersenyum.   Kegusarannya tak bisa ditahan lagi tubuhnya bagaikan kilat cepatnya menubruk keatas tubuhnya sedang sepasang cakarnya dengan sangat dahsyat mengancam batok kepalanya.   Jurus harimau lapar ini merupakan salah satu jurus andalan dari Pouw Toa Tong, melihat datangnya serangan yang amat dahsyat ini Liem Tou segera tahu kelihayannya dengan cepat tubuhnya menyingkir ke samping beberapa kaki dari tempat semula, Lie Siauw Ie yang berada disamping begitu melihat datangnya serangan dahsyat saking terkejutnya air mukanya sudah berubah menjadi pucat pasi, teriaknya kaget.   "Adik Tou hati hati, Toa Tong siok sedang menggunakan jurus yang mematikan, cepat menghindar kesamping."   Pouw Toa Tong tak mau melepaskan mangsanya begitu saja, melihat Liem Tou menyingkir kesamping sekali lagi dia melancarkan serangan mautnya dan menubruk kembali keatas tubuh Liem Tou.   Kali ini Liem Tou tidak sempat lagi untuk menghindarkan diri, baru menggunakan langkah tiga puluh enam langkah badai memutarnyapun tidak mungkin lagi, didalam keadaan yang amat kritis itulah mendadak dia menarik hawa murninya dari atas pusar.   Sepasang cakar dari Pouw Toa Tong kini sudah berada dihadapan mukanya, tubuh Liem Tou dengan cepat merendah kebawah sepasang tangannya bersama sama didorong kedepan, telapak kirinya dengan menggunakan jurus"Pah-Ong Khie Tian"   Atau raja bengis mengangkat hioloo sedang telapak kanannya membabat dengan menggunakan jurus Pit Gwat Lui Cuang atau menutup bulan mendorong jendela, dalam satu serangan menggunakan dua gerakan yang berlainan, terdengarlah sambaran angin yang amat dahsyat menyambut datangnya serangan pihak musuh .   Serangan menolong diri dari bahaya yang digunakan Liem Tou ini sudah tentu menggunakan tenaga dalam yang ada didalam tubuhnya.   Sekalipun Pouw Toa Tong memiliki kepandaian lebih tinggipun tidak terasa merasa sangat terkejut juga, karena jika dia meneruskan serangannya maka kedua belah pihak akan sama-sama terluka parah.   Bagaimanapun juga pengalaman dari Pouw-Toa Tong sangat luas sekali, didalam keadaan yang amat kritis itulah mendadak dia membuyarkan serangannya kemudian dengan menerobos angin serangan melayang turun keatas permukaan tanah, sepasang matanya melotot bulat-bulat memandang tajam kearah Liem Tou, untuk beberapa waktu lamanya tidak sanggup mengucapkan sepatah katapun .   Liem Tou yang berhasil meloloskan diri dari serangan maut kini pun sedikit termangu mangu, tapi sebentar kemudian sudah angkat bicara .   "Toa Tong siok, tiga jurus sudah lewat, kini aku tidak akan berlaku sungkan sungkan lagi."   Perkataan dari Liem Tou ini benar benar keluar dari hati nalurinya, tapi didengar dalam pendengaran Pouw Toa Tong sangat tidak enak sekali.   Kemarahannya sekali lagi memuncak tanpa mengucapkan kata kata lagi mendadak tubuhnya menubruk kearah Liem Tou .   Liem Toupun sudah dibuat gusar oleh tindakan Pouw Toa Tong ini, sepasang alisnya di kerutkan rapat rapat teriaknya .   "Toa Tong siok kau jangan menyesal."   Mendadak tubuhnya menyingkir kesamping, menghindarkan diri dari datangnya serangan musuh, telapak tangan sebelah kirinya dengan menggunakan jurus Pek Lok Heng po atau Bangau putih menimbulkan ombak dari jurus maut partai Kun lun pay menyerang kedepan sedang badannya mendadak meloncat tiga langkah kedepan dengan menggunakan langkah tiga puluh enam langkah badai memutar.   Baru saja Pouw Toa Tong berhasil menghindarkan diri dari serangan pertama mendadak telapak tangan kanan dari Liem Tou melancarkan serangan dahsyat lagi dengan menggunakan jurus serangan mematikan dari partai Khong tong pay.   "Heng In Toan Hong "aiau mega datar memotong puncak. Semakin bertempur kegembiraan LieonTou semangkin memenuhi benaknya . Telapak tangannya dengan cepat bergerak menggunakan jurus-jurus serangan yang berbeda-beda terlihatlah pergelangan tangannya sedikit bergeser serangannya segera berubah lagi dengan menggunakan jurus serangan dari partai Go bie,"Tong In Mie puh"   Atau mega merah terbesar rapat tubuhnya berputar dengan kencang telapak kirinya bagaikan kilat cepatnya melancarkan serangan dengan menggunakan jurus "Ie Hun put San "   Ajaran Hek Loo toa, dengan menimbulkan angin yang amat dahsyat membabat ke depan.   Baru saja Pouw Toa Tong menbruk kedepan siapa sangka didaiam sekejap mata Liem Tou melancarkan tiga buah serangan dahsyat dari tiga perguruan yang berlainan tidak terasa dia menghembuskan napas dingin .   Seketika itu juga dia menjadi kalang kabut hampir hampir terkena serangan hebat itu, hanya untung saja Liem Tou sekalipun bisa menggunakan jurus jurus serangan itu tapi belum memahami betul betul kalau tidak jangan dikata tiga jurus serangan sekali pun hanya satu serangan saja Pouw Toa Tong jangan harap bisa tahan.   Tetapi jurus terakhir yaitu "In Hun put san"   Sudah berulang kali digunakan oleh Liem Tou sehingga hampir boleh dikatakan sangat hafal sekali. Mendadak ....   "Aduh. ..   "dada Pouw Toa Tong terhajar sangat keras oleh serangan dahsyat Liem Tou ini, tak tertahan lagi tubuhnya terjengkang kebelakang kemudian menggeletak diatas tanah tak dapat bergerak lagi. ooOOoo Pada saat tubuh Pouw Toa Tong roboh keatas tanah itulah mendadak suasana ditengah ruangan menjadi sangat gaduh sekali. Mendadak hasil Liem Tou menjadi bergerak pikirnya.   "Haaa . aneh sekali. Ketika Hauw jiauw Pouw Toa Tong terpukul roboh kenapa bisa ada suara mengaduh yang berbeda?"   Dengan cemas dia menoleh kebelakang kiranya Ang in sin pian Pouw Sak San dengan si golok naga hijau Sie sudah mencapai pada titik penentuan, golok naga hijau yang berada ditangan Sie piauw tauw tadi entah kini sudah terbang kemana oleh lilitan cambuk maut Pouw Sak San, saat ini terpaksa dengan mengandalkan sepasang telapak tangannya berkelebat dan berusaha meloloskan diri dari kepungan bayangan cambuk maut Pouw Sak San.   Ketika dipandang lebih teliti lagi tanpa bisa ditahan lagi Liem Tou menjerit kaget, kiranya saat iui Sie piauw tauw sudah kehabisan tenaga dan hanya bisa bertahan saja, keringat yang mengucur keluar membasahi keningnya semakin deras lagi, kelihatannya sebentar lagi akan terIuka dibawah serangan cambuk Ang in sin pian.   Liem Tou tak bisa berpikir panjang lagi segera teriaknya.   "Celaka."   Ujung kakinya menutul permukaan tanah siap menyusup kedepan menolong si golok naga hijau Sie Piauw tauw lolos dari bahaya itu.   Baru saja pikiran ini berkelebat didalam benaknya, belum sempat badannya meloncat ke depan mendadak sesosok bayangan manusia sudah berkelebat menghadang didepan badannya, bayangan itu tanpa mengucapkan sepatah kitapun, segera melancarkan serangannya meng hajar dadanya.   Di dalam keadaan yang sangat terkejut Liem Tou dengan tergesa gesa meloncat kesamping menghindarkan diri dari serangan tersebut.   "Bluuuk..."   Angin serangan bayangan itu mencapai sasaran yang kosong dan manghajar permukaan tanah sehingga timbullah sebuah liang yang cukup lebar, jika dipandang dari kekuatan serangan ini mungkin orang itu sudah menggunakan sepuluh bagian tenaga murninya.   Dengan cepat Liem Tou menoleh kearah bayangan itu, ternyata orang itu tidak lain adalah Hek Loojie adik dari Hek Lootoa.   Sambil tertawa dingin tak henti hentinya Hek Loojie berjalan maju mendesak kearahnya, matanya melotot lebar lebar mulutnya meringis rnenyeramkan, ujarnya dengan dingin.   "Hey Liem Tou, tidak disangka hanya satu bulan kepandaian silatmu mendapatkan kemajuan yang amat pesat, ini hari jika sampai membiarkan kau lolos kembali ...Hmmm lain kali siapapun jangan harap bisa kuasahi dirimu lagi."   Dalam hati Liem Tou hanya bertujuan membebaskan si golok naga hijau dari mara bahaya, baru saja Hek Loo jie selesai berbicara mendadak Liem Tou menerjang kembali kedepan siap menerobos dirinya menolong Sie piauw Tauw.   HekLoo jie tahu maksud dan tujuannya dari Liem Tou ini, dia hanya tertawa riang saja.   "Bruuk - - - "   Satu serangan mendatar dengan dahsyat menghalangi perjalanan Liem Tou ujar nya sambil tertawa.   "Bencana ada sebabnya hutang ada pemiliknya mereka bertempur biarlah mereka yang selesaikan apa hubungannya dengan kau?? Hey Liem-Tou. hutang kitapun harus kita selesaikan"   Dengan perbuatan Hek Loo jie ini membuat Liem Tou saking jengkelnya mendepak depakkan kakinya keatas tanah, apa lagi waktu itu cambuk maut dari Ang in sin pian sudah menekan kepala Sie Piauw tauw sedang nyawa pun hanya tinggal beberapa saat saja.   Terlihatlah murid Sie Piauw tauw yang masih muda itu dengan menggunakan pedangnya berusaha menyerang dari sisi tubuh Angin sin pian menolong suhunya dari bahaya, tapi gerakannya ini sama sekali tidak berguna.   Pouw cungcu hanya cukup memberikan satu serangan yang ringan dia sudah tidak sanggup untuk menerima.   Disaat yang amat kritis itulah mendadak seso sok bayangan putih berkelebat menubruk ketengah lingkungan bayangan merah cambuk maut Pouw Sak San, kemudian disusul dengan bentakan yang nyaring tapi sangat merdu.   "Tahan."   Terdengar Ang in sin pian Touw Sak San men jerit sangat keras, cambuk mautnya dengan cepat ditarik kembali sadang tubuhnya dengan sempoyongan mundur lima enam langkah kebelakang.   Ditengah kalangan pertempuran terlihatlah gadis cantik pengangon kambing itu dengan mencekal seruling pualamnya berdiri disana, sedang tangannya yang sebelah lagi sedang membimbing tubuh si golok naga hijau Sie Piauw tauw yang usianya sudah mendekati enam puluh tahunan itu.   Begitu Liem Tou melihat gadis cantik pengangon kambing sudah berhasil menolong Sie Piauw tauw lolos dari mara bahaya hatinya menjadi lega kembali, dengan perlahan lahan dia putar tubuhnya menghadap kearah Hek Loo jie ujarnya sambil tertawa dingin.   "Kau manusia berhati srigala. sudah mencelakai kakaknya sendiri kini masih punya muka berkelana didalam dunia kangouw . - - Hmmm .., Hek Loo toa Ioocianpwe sejak semula sudah serahkan nyawamu ketanganku, kalau tadi kau tidak bilang mau melunasi hutang masih tidak mengapa, kini kau akan sudah berani bilang - -ini hari aku akan membalaskan dendam bagi Hek Loo Toa Loo cianpwe."   Sehabis berkata seluruh tenaga daiamnya segera dikerahkan pada telapak tangannya jeritnya.   "Hak Loo jie terima seranganku."   Satu serangan telapak yang amat dahsyat mengarah dada Hek Loo Jie dipukul kedepan.   Hek Loo Jie yang merupakan seorang jago yang sudah memiliki nama besar didalam dunia kangouw sudah tentu tidak mau anggap Liem didalam pandangannya begitu melihat datangnya serangan Liem Tou ini dengan tidak gugup sedikitpun mengangkat telapak tangannya mematahkan serangan itu.   Dua gulung angin yang sangat dahsyat bertemu.   "Bruuk - - - Liem Tou maupun Hek Loo jie hanya merasakan lengannya menjadi kaku sedang tubuhnya tak tertahan lagi pada mundur bebera pa langkah kebelakang. Semula Hek Loo jie bilang kepandaian Liem Tou medapatkan kemajuan yang pesat sebetulnya mengandung nada mengejek siapapun tahu begitu bentrokan angin pukulan barusan ini seketika itu juga membuat hatinya merasa sangat terkejut sekali, pikirnya.   "Sewaktu bangsat cilik ini bertempur melawan hweesio- hwesio bau di dalam lembah cupu-cupu waktu itu, sekalipun jurus serangannya sangat banyak dan bermacam-macam tapi jalas tenaga dalamnya belum berhasil dilatih. Bagaimana hanya didalami waktu satu bulan saja dia bisa berhasil melatih tenaga dalamnya setinggi begini ? Apa mungkin kitab pusaka To Kong Pit Liok sudah ber hasil dia dapatkan kemudian melatihnya di dalam beberapa waktu ini ?"   Liem Tou yang d dalam beberapa waktu saja berhasil mengajar rubuh Pouw Siauw Ling serta Pouw Toa Tong kemudian menggetarkan Hek Lo jie, kepercayaan pada dirinya semakin menebal teriaknya lagi.   "Hek Loo jie, terima serangan ini lagi."   Sepasang telapak tangannya diputar, tenaga murninya disalurkan ketelapaknya kemudian dengan sekuat tenaga didorong sejajar dengan dadanya. Baru saja Hek Loo jie hendak menerima serangan itu mendadak satu bayangan berkelebat didalam benaknya.   "Para jago yang hadir dalam ruangan ini siapa pun tahu kalau di tubuh Liem Tou membawa kitab pusaka yang sangat berharga sekali, tapi mereka tetap tidak mau turun tangan dan menonton saja tentunya punya maksud maksud tertentu, mereka mau menunggu aku dengan Liem Tou bergebrak hingga sama sama lelah kemudian merekalah yang dapat hasilnya."   Berpikir sampai disini dengan cepat dia menarik kembali telapak tangannya dan menghindarkan diri kesamping, Liem Tou dapat melihat semua gerakannya dengan amat jelas, tanpa terasa lagi tenaga pukulannya yang dikerahkanpun berkurang tiga bagian lagi, walaupun begitu angin pukulannya tetap mendengung memekikkan telinga.   Ketika dia sedikit berayal itulah mendadak Liem Tou hanya merasakan segulung angin pukulan yang sangat hebat membokong dirinya dari samping tempat menghajar sisi tubuhnya.   Di dalam keadaan yang amat bingung Liem Tou menjadi sangat gugup, sambil membentak keras dengan tergesa gesa dia meloncat beberapa langkah kebelakang.   Walaupun dia berhasil meloncat kebelakang tapi tenaga pukulan yang amat kuat itu tetap mengikuti dirinya ...   "Bluum .. tidak ampun lagi tubuhnya terpental hingga sejauh dua kaki lebih tepat terjatuh disamping tubuh gadis can tik pengangon kambing itu, hanya saja dia se gera merasakan lengan kirinya kaku, linu dan sakit sekali. Masih untung saja dia melayang sesuai dengan arah datangnya angin pukulan itu, kalau kebalikannya ... entahlah. Dengan tergesa gesa Liem Tou merangkak bangun kemudian memandang kearah berasalnya angin pukulan itu, tapi ...dia menjerit kaget dengan amat kerasnya. Didaiam sekejap saja ditengah ruangan itu sudah bertambah dengan seorang perempuan berusia pertengahan dengan air muka yang dingin kaku menyeramkan, rambutnya terurai memanjang sedada, sedang pada tangannya menggendong sesosok mayat gadis berbaju hijau yang sangat tipis sekali. Ketika Liem Tou memandang lebih teliti lagi segera dikenal olehnya orang itu tidak lain adalah Au Hay Ong Bo yang ditemuinya sewaktu berada diatas puncak Ngo Liong Hong, sedang mayat gadis berbaju hijau yang berada dipangkuannya itu adalah Ciang Beng Hu yang berkali kali menganiaya dirinya tapi kemudian terkena satu pukulannya yang sangat dahsyat. Melibat hal itu diam diam pikirnya.   "Apa pukulanku itu bisa membinasakan dirinya?"   Jika dipikirkan Liem Tou sedikit tidak percaya, tetapi kenyataan sudah berada didepan matanya sekalipun tidak percaya kini juga harus percaya.   Melihat dandanan dari Au Hay Ong Bo yang menyeramkan itu, dalam hati Liem Tou merasa berdesir tapi dengan membesarkan nyali tanyanya juga.   "Yang datang apakah Au Hay Ong Bo?"   Sewaktu tadi Au Hay Ong Bo munculkan diri, para jago yang berada didaiam ruangan sudah merasa terkejut, hanya saja mereka sama sekali tidak tahu siapakah wanita berusia pertengahan yang berwajah dingin kaku dan menyeramkan itu, kini sesudah Liem Tou menyebut namanya seketika itu juga memancing kegaduhan didalam ruangan.   Air muka setiap jago yang hadir disana pada menampakkan perasaan terkejut, bingung serta ragu ragu, karena sekalipun mereka tahu Au-Hay Ong Bo merupakan seorang manusia yang lihay dan berbahaya tapi selamanya belum pernah munculkan dirinya didalam Bu lim.   Tidak disangka pada saat seperti ini bisa munculkan dirinya secara mendadak, dari hal ini bisa ditinjau kalau urusan yang sudah terjadi merupakan urusan yang di luar dugaan.   Sepasang mata Au Hay Ong Bo dengan sinar berapi api memandang sekejap kearah Liem Tou mendadak dengan memperlihatkan sebaris giginya yang putih menyeramkaa dia menjerit ngeri, sesudah meletakkan mayat Ciang Beng Hu keatas tanah dengan perlahan mulai berjalan mendekati Liem Tou.   Seluruh tubuh Liem Tou gemetar sangat keras, mendadak bentaknya .   "Au Hay Ong Bo, aku Liem Tou sudah kau kurung mendekati satu bulan lamanya setiap hari mendapat siksaan serta cemoohan apa kau masih merasa kurang ?Sebetulnya aku dengan kalian manusia manusia dari partai Kiem Thian Pay punya dendam sakit hati apa sehingga kalian terus menerus mengejar aku ??"   "Ada dendam sakit hati apa ... ada dendam sakit hati apa ...."   Mendadak dia tertawa panjang dengan sangat keras sekali, sambil menunding mayat dari Ciang Beng Hu ujarnya .   "Hu jie ada dendam sakit hati apa dengan kau? Kenapa kau turun tangan jahat terhadap dirinya sehingga binasa?? Liem Tou .- . anjing-kecii ... aku mau telan kau hidup hidup,"   Sehabis berkata dengan rambut yang pada berdiri seperti duri, sepasang matanya dengan penuh kemarahan mendelik bulat bulat, keagungan serta kewibawaannya ketika masih berada diatas puncak Ngo Lian Hong sama sekali tidak kelihatan lagi, bahkan boleh dikata mirip dengan peri yang sangat jelak dan sangat kejam .   Musuh tangguh kini berada didepan mata, Liem Tou tidak berani berbuit gegabah lagi dengan cepat dia mengarahkan tenaga dalamnya melakukan persiapan .   Gadis cantik pengangon kambing yang berada disisinya ketika melihat ketegangannya memuncak, mendadak bertanya .   'Liem Koko, apa orang itu betul betul Au-Hay Ong Bo? Tia pernah bilang dia berhasil melatih ilmu pukulan Kioe In Thiat Siu Kang yang amat lihay sekali, bagaimana kau bisa bunuh putrinya ?"   Seluruh perhatian Liem Tou sedang dipusatkan pada gerak gerik Au Hay Ong Bo, mendengar perkataan itu terpaksa dia hanya menganggukkan kepalanya saja sedang mulutnya tetap membungkam .   Saat ini suasana didaiam ruangan itu sunyi senyap, masing masing hadirin pada nenahan pernapasannya masing masing menanti dengan tenang gerakan selanjutnya dari Au Hay Ong- bo yang sedang berdiri berhadap hadapan dengan Liem Tou itu .   Mendadak .   ..   Liem Tou hanya melihat sepasang mata Au Hay Ong Bo sedikit berputar tubuhnya dengan cepat sudah berputar setengah lingkaran ditengah udara, ujung bajunya dikebutkan kedepan bersamaan pula membentak sangat keras.   "Siapa berani membokong Loo nio?"   Pada saat Liem Tou melengak mendengar perkataan itu terdengarlah Lie Siauw Ie yang berada d ihadapannya sudah menjerit amat keras, seketika itu juga bagaikan sebuah logam mentah yang amat keras menimpa dada Liem Tou, tanpa memperdulikan nyawanya lagi dengan cepat dia menubruk kedepan.   "Jangan...!"   Teriak gadis cantik pengangon kambing dengan kaget.   Belum habis dia berteriak Au Hay Ong Bo sudah memutar tubuhnya kembali, dan dengan tepat menyambut datangnya tubrukan Liem Tou.   Tubuhnya sedikit merendah, telapak kirinya dengan cepat dikebutkan kedepan.   segulung angin pukulan yaug amat dingin segera menghantam keluar.   Sebetulnya Liem Tou tadi menubruk kedepan sudah tidak memikirkan nyawanya lagi, kerena-nya untuk menarik diri tidak mungkin lagi.   Didalam keadaan yang sangat kritis itu walaupun dia tahu dirinya bukan tandingannya terpaksa dengan diam diam menggigit kencang bibirnya, sepasang telapak tangannya dengan meminjam kekuatan menubruk kedepan itu mendadak melancarkan satu serangan dahsyat dengan menggunakan seluruh tenaga murninya.   Jilid 12 : Terkepung di Ie Hee Cung Angin serangan dari Au Hay Ong Bo itu datangnya memang sangat aneh sekali, baru saja sepasang tangan Liem Tou separuh di dorong kedepan segera sudah terbentur dengan angin pukulan pihak lawannya, terasa suatu hawa yang amat dingin tinggi menusuk kedalam tulang menyerang dirinya hamper-hampir dia sukar untuk menahan hawa yang amat dingin itu.   Walaupun telapak tangannya didorong dengan cara bagaimanapun tetap tangannya tidak bisa maju satu coen pun, saat itulah Liem Tou baru merasa terkejut pikirnya cemas.   "Aduh - - - habis sudah kali ini."   Sekonyong konyong - ..tenaga tekanan pihak lawannya semakin memberat, segera Liem Tou hanya merasakan kepalanya pening, matanya berkunang kunang dan dadanya terasa sangat mual.   Dalam hati dia tahu saat inilah saat yang paling kritis,bagi jiwanya, bagaimanapun juga dia harus mempertahankan dirinya.   Berpikir sampai disini semangatnya bangkit kembali, dengan sekuat tenaga dia menarik hawa murninya kemudian dengan paksakan diri menerjang kedepan.   Raja Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Mendadak terdengar gadis cantik pengangon kambing itu membentak nyaring.   "Siluman tua, kau berani."   Liem Tou hanya merasakan sepasang telapak tangannya sedikit tergetar, tenaga tekanan pihak lawannya sedikit kendor membuat tubuh Liem Tou tidak tertahan lagi mundur dua tiga langkah kebelakang dengan semponyongan, untung saja tidak sampai jatuh terduduk diatas tanah.   Ketika dia menoleh memandang terlihatlah gadis cantik pengangon kambing itu sudah bertempur dengan amat serunya melawan Au Hay Ong Bo.   Terlihat ujung baju gadis cantik pengangon kambing yang berwarna putih itu berkibar tertiup angin, seruling pualam ditangannya bagaikan kilat cepatnya melancarkan serangan.   Didalam sekecap mata dia sudah melancarkan tujuh kali serangn dahsyat bahkan setiap serangan yang digunakan terdapat perubahan gerakan yang sangat ruwet sekali, ketika dipandang dari depan hanya terlihat segulung bayangan seruling yang berputar dengan sangat rapatnya melindungi seluruh tubuh.   Sebaliknya Au Hay Ong Bo pun sudah mengeluarkan jurus- jurus serangan andalannya sebentar dia berkelebat kekiri sabentar lagi menahan serangan apa saja hanya terlihat ujung bajunya berkelebat dan menari dengan kencangnya.   Walaupun gadis cantik pengangon kambing itu sudah melancarkan berpuluh puluh serangan dengan menggunakan jurus seragnan yang berbeda, jangan dikata memukul hanya menyenggol saja sukar untuk tercapai.   Waktu itu Liem Tou punya niat untuk melihat jalannya pertempuran yang amat seru itu, dengam cepat dia berlari kesampingnya.   Terlihatlah air muka Lie Siauw Ie sudab be rubah pucat pasi bagaikan mayat, bibirnys yang kecil mungil gemetar terus menerus.   Waktu itu Pouw Jien Coei sedang membimbing tubuhnya berdiri sedang dari kelopak matanya air mata mulai mengucur keluar dengan derasnya.   Dengan setengah berlutut Liem Tou berjongkok didepan tubuh Lie Siauw Ie tanyanya dengan cemas.   "Ie cici, kau terluka parah??"   "Adik Tou"   Seru Lie Siauw Ie begitu melihat Liam Tou berjalan mendekati tubuhnya.   "Kau tidak usah ikut, tempat ini tidak bisa ditahan lebih lama lagi cepat kau lari."   "Tapi luka cici sangat parah, bagaimana aku bisa pergi?"   Mendengar perkataan itu Lie Siauw le segera bangkit berdiri dari bimbingan Pouw Jien Coei makinya.   "Adik Tou, aku hanya terkena jarum Kioe Cu tok cianku sendiri, asalkan makan obat penawar segera akan sembuh kembali, jika kau tidak mau dengar omonganku lain kali jangan datang cari aku lagi."   Sehabis berkata dia paling kearah lain kemudian dengan terhuyung huyung lari keluar dari ruangan itu.   Dengan cepat Pouw Jien Coei lari membimbing lengannya dan bersama-sama meninggalkan ruangan tersebut, sesampainya diluar ruangan, sekali lagi dia menoleh mendelik kearah Liem Tou, agaknya ada perkataan yang hendak disampaikan, hanya saja karena Ang in sin pian sekarang masih berada disana akhirnya dia tidak jadi bicara dan lari keluar dengan cepat.   Sesudah Lie Siauw Ie meninggalkan ruangan itu dalam hati Liem Tou hanya merasakan hatinva yang hampa dengan termangu-mangu tanpa mengucapkan sepatah katapun berdiri disana.   Kiranya Lie Siauw Ie memang betul terluka oleh senjata rahasia Kioe Cu gin Ciam-nya sendiri, ketika dia melihat Au Hay Ong Bo mendesak kearah Liem Tou terus menerus karena takut Liem Tou cedera oleh serangannya maka sengaja dia melancarkan serangan dengan menggunakan senjata rahasianya.   Siapa tahu Au Hay Ong Bo yang merupakan seorang jago yang berkepandaian tinggi serta tenaga dalamnya sudah mencapai kesempurnaan panca indranya yang terlatih amat tajam sekali.   Begitu didengarnya ada sambaran senjata rahasia mengancam tubuhnya dengan cepat dia berkelebat balikkan tubuhnya sambil mengebut dengan menggunakan ujung bajunya, begitulah jarum jarum perak itu terpukul balik segera menghajar badan Lie Siauw Ie tanpa ampun lagi.   Untung saja waktu itu Liem Tou sempat menubruk kedepan sehingga bisa terhindar dari mara bahaya, jika waktu itu Au Hay Ong Bo menambah dengan satu serangan lagi begitu badan Lie Siauw Ie terkena pukulan Kioe Im thiat Siu-nya - - entah bagaimana jadinya.   Sedang Liem Tou berdiri termangu mangu mendadak terdengar Au Hay Ong Bo sudah membentak dengan amat keras.   "Siapa kau ??"   Liem Tou menjadi amat terkejut sekali, baru saja dia mau putar tubuhnya mendadak segulung angin pukulan yang amat tajam menyambar dari belakang tubuhnya tanpa menoleh lagi ujung kakinya dengan cepat menutul permukaan tanah dengan tergesa-gesa3 meloncat beberapa langkah kedepan kemudian baru menoleh ke belakang.   Kiranya orang yang baru melancarkan serangan bokongan itu tidak lain adalah Hek Loo jie itu manusia yang paling pengecut didunia saat itu Liem Tou menjadi amat gusar, kuda kudanya sedikit diperkuat, badannya sedikit merendah siap melancarkan balasannya.   Baru saja dia mengerahkan tenaga dalamnya mendadak terasa olehnya seluruh tubuhnya gemetar amat keras, hawa murni yang dikerahkan keseluruh badan tiba tiba buyar ditengah jalan, sampai saat itulah dia baru tahu dirinya sedang dalam terluka sedang saat itu Hek Loo jie semakin lama semakin mendekati badannya.   Ketika matanya melirik kesamping terlihat para jago yang berada didalam ruangan itu sudah meninggalkan tempatnya masing masing dan bergeser mendekati dirinya.   Siang hui hok Pouw Beng serta Pouw Liang dengan melototkan matanya memandang dirinya mereka berdiri tegak menjaga pintu keluar ruangan tersebut.   Liem Tou yang dikurung ditengah kepungan musuh yang berada di empat penjuru sedang dirinyapun terluka, teringat kembali Lie Siauw Ie yang ikut terluka karena dirinya tidak tertahan lagi batinnya sangat sedih sekali, jika dibadannya membawa senjata tajam kemungkinan waktu itu dia sudah cabut pisaunya untuk bunuhdiri.    Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo Tiga Dara Pendekar Siauwlim Karya Kho Ping Hoo Sepasang Garuda Putih Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini