Ceritasilat Novel Online

Raja Silat 22


Raja Silat Karya Chin Hung Bagian 22


Raja Silat Karya dari Chin Hung   Perempuan ini tidak ada dendam sakit hati apapun dengan dirinya, kepada dia orang harus turun tangan jahat terhadap dirinya? berpikir akan hal ini serangan yang ketiga cuma dilancarkan sampai separuh jalan saja lalu ditarik kembali.   Kehebatan dari nona aku Liem Tou sudah menjajalnya, teriaknya keras.   Jikalau kau orang masih tidak puas pada bulan lima tanggal lima kita bertemu kembali diatas puncak pertama Cing Jan.   Selesai berkata tampak berkelebatnya bayangan hijau, hanya dalam sekejap saja dia sudah lenyap tak berbekas.   Jilid 22: Siapa yang menyamar jadi Penjahat naga Merah Kini tinggal si perempuan tunggal Touw Hong seorang saja yang berdiri mematung di atas loteng, lama sekali baru kelihatan air mata mengucur keluar dengan amat derasnya, mendadak dia jatuhkan diri berlutut dan bergumam seorang diri.   Suhu...aku ternyata sudah sia siakan harapan kau orang tua selama sepuluh tahun ini, ini hari ternyata aku orang sudah dikalahkan oleh bocah cilik itu.   Dia berhenti sebentar lantas tambahnya lagi.   Sukma Cici apa tahu, aku akan membinsakan bangsat cilik itu untuk membalaskan dendam sakit hati cici.   Tetapi sebentar kemudian dia sudah bergumam kembali dengan suara yang amat lirih.   Tetapi semoga saja cici bukan dibunuh oleh orang ini, panca indranya bagus wajahnya tidak membawa sedikit hawa jahat kemungkinan sekali bukan dia orang yang sudah membunuh clciku, mungkin kesemuanya ini cuma kesala pahamanku.   Di atas loteng yang indah itu kini cuma tinggal suara gumaman, yang tak ada henti hentinya diselingi suara tangisan.   Sewaktu dia tundukkan kepalanya menangis dengan amat sedihnya itulah mendadak dia merasakan dari punggungnya menyambar datang suara desiran senjata tajam yang amat santar sekali, si perempuan tunggal Touw Hong jadi terperanjat ujung jubahnya dengan cepat dikebutkan ke belakang menangkis dalangnya serangan tersebut.   Sreeet ..dengan disertai suara yang amat nyaring ujung jubahnya itu sudah kena babat sehingga putus jadi dua bagian, sedangkan si perempuan tunggal Touw Hong pun bisa melihat orang yang baru saja melancarkan serangan bokongan itu bukan lain adalah seorang manusia berbaju hitam dengan wajah berkerudung yang membawa sebilah pedang pusaka memancarkan sinar yang berkilauan.   "Siapa kau!"   Bentak si perempuan tunggal Touw Hong dengan amat kerasnya.   Tetapi orang itu tidak memberikan jawabannya, pedang Hitamnya kembali berkelebet menusuk ke tubuh si perempuan tunggal Touw Hong.   Si perempuan tunggal Touw Hong tahu kalau pedaag pusaka yang ada ditangannya adalah sebilah pedang wasiat yang amat tajam sekali.   dia tidak berani menangkis datangnya serangan tersebut dengan menggunakan telapak tangannya, tubuhnya dengan cepat berkelebat menghindarkan diri dari tempat tersebut.   Tetapi ilmu meringankan tubuh dari orang itu juga amat sempurna sekali.   dia orang tetap tidak mau melepaskan si perempuan tunggal itu dengan begitu saja membuat Touw Hong benar benar terdesak dan berada di dalam keadaan yang sangat berbahaya sekali.   Untung saja tenaga dalam dari si perempuan tunggal Touw Hong sudah berhasil dilatih hingga mencapai pada taraf yang sempurna sekali, karenanya dengan bersusah payah dia akhirnya barhasil juga meloloskan diri dari bahaya yang mendesak dirinya terus menerus itu.   Siapa tahu orang itu tidak mau lepas tangan dengan begitu saja, pedang pusakanya dengan melancarkan serangan gencar mengancam terus jalan darah penting serta pada tempat berbahaya di tubuh si perempuan tunggal itu, sewaktu turun tangan ternyata sama sekali tidak ragu ragu.   Waktu ini sebetulnya si perempuan tunggal Touw Hong sudah kelelahan karena pertempurannya tadi melawan Liem Tou apalagi kini didesak terus oleh serangan serangan ganas dan dahsyat yang dilancarkan oleh lelaki berkerudung hitam itu, semakin lama si perempuan tunggal merasa hatinya semakin terperanjat.   Mendadak terdengar manusia berkerudung hitam itu mendengus dingin, ilmu pedangnya tiba tiba berubah.   Si perempuan tunggal seketika itu juga merasakan empat penjuru di sekelilingnya sudah di kelilingi bayangan pedang yang amat rapat sekali bahkan dari ujung pedangnya secara samar samar terasa ada segulung angin pukulan yang makin lama semakin mendesak dirinya.   Si perempuan tunggal tahu keadaannya benar benar kepepet, jikalau dia tidak berusaha untuk mendesak keluar dari kurungan tersebut dia orang tentu akan menemui bencana.   Siapa tahu justru pada saat itu hasrat ada tetapi tenaga berkurang, dia orang cuma bisi menyingkir ke kanan menghindar ke kiri saja ditengah kurungan bayangan pedang laksana sebuah gunung Thay san itu, untuk beberapa saat lamanya dia tidak berhasil meloloskan diri dari dalam kurungan.   Si manusia aneh berkerudung bitam itu ketika melibat semangatnya lama sekali tidak berhasil mengalahkan diri perempuan tunggal itu daiam hati agaknya merasa cemas juga, mendadak jurus pedangnya sekali lagi diubah...   Sreeet .   , sreeet., sreeet ..   berturut turut dia melancarkan tiga serangan gencar ke depan, si perempuan tunggal Touw Hong segera meloncat ke atas udara dan berputar putar lasana seekor burung walet yang terbang ke langit, dengan bersusab payah dia berhasil juga menghindarkan diri dari dua serangan yang pertama.   Ketika mencapai pada jurus ketiga terlihatlah manusia aneh berkerudung hitam itu menggetarkan pergelangan tangannya lalu deagan mendadak ditusukkan ke depan.   Setelah melalui getarannya tadi mendadak ujung pedangnya terpecah menjadi tiga dan menyerang tiga tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.   Perrubahan hawa khie khang yang amat lihay ini sudah tentu si perempuan tunggal tahu jelas bagaimana lihaynya.   Dengan cepat tubuhnya meloncat mundur ke belakang untuk menghindar, siapa tahu ujung pedang itu bagaikan bayangan saja terus menerus mengejar ke depan, belum sempat si perempuan tunggal itu berdiri tegak ujung dari pedang itu sudah mengancam kembali ke tubuhnya.   Si perempuan tunggal Touw Hong menjadi sangat terperanjat sekali sehingga wajahnya berubah jadi pucat pasi.   Hatinya menjadi kacau sekali.   Dia semakin tidak sanggup untuk menahan serangan serangan dari musuh lagi, dengan paksakan diri tubuhnya menggelincir ke kiri, dengan menggunakan gaya kedelai malas menggelinding di tanah yang merupakan jurus yang paliug memalukan di dalam dunia kangouw dia orang cepat menjatuhkan diri bergelinding di atas tanah .   Siupa tahu mendadak dia merasakan pandangannya menjadi gelap, pedang hitam yang amat tajam itu sudah muncul kembali beberapa depa di depan dadanya seadiri, kelihatannya dia segera akan bermandikan darah segar dan menemui ajalnya.   Pada saat yang paling kritis itulah mendadak terasa adanya segulung angin pukulan yang sangat dahsyat sekali menghajar ke arah manusia berkerudung hitam itu disusul melayang datang sesosok bayangan manusia.   Di dalam keadaan terpaksa lelaki berkerudung itu menarik kembali serangannya dan mundur ke belakang.   Orang itu mana mau memberi kesempatan buat dia untuk berganti napas.   Sreeet ...   sreeet ...   berturut turut dia melancarkan beberapa serangan kencang ke depan membuat sebuah loteng kecil itu jadi bergoyang tak henti hentinya terkena sambaran angin pukulan yang menderu deru itu.   Kepandaian silat dari manusia aneh berkerudung hitam itu ternyata libay juga di tengah kurungan angin pukulan yang begitu gencar dan dahsyatnya ternyata dia berhasil juga mundur beberapa langkah ke belakang , pedangnya sekali berkelebat dengan memancarkan sinar yang amat tajam sekali dia menubruk kembali ke.   depan berusaha merebut posisi yang lebih baik.   Saat ini dengan perasaan terkejut dan bati berdebar debar keras si perempuan tunggal sudah bangkit berdiri, dia menghembuskan napas panjang dan memandang ke tengah kalangan.   Waktu itulah dia bisa melihat orang yaag baru saja menolong dirinya itu adalah seorang kakek tua berpakaian abu abu dengan kaki telanjang.   Tidak terasa lagi pikirannya jadi sedikit bergerak.   Jika dilihat dari potongannya apa mungkin dialah si cangkul pualam Lie Sang yang merupakan nomor wahid di dalam Bu lim pada saat ini? pikirnya di dalam hati.   Jika orang itu benar Lie Sang, lalu siapakah manusia aneh yang berkerudung hitam bertempur dengan dirinya itu? Sewaktu pikirannya berputar dengan amat cepatnya itulah Lie Loo jie serta manusia aneh berkerudung hitam itu sudah saliog bergebrak sebanyak dua puluh jurus lebih, yang aneh dari kedua orang itu tak ada yang mengucapkan sepatah katapun, tetapi semakin bertempur suasana semakin ramai dan semakin seru ....   Semula agaknya Lie Loo jie menemui kerugian karena harus memberikan perlawanan dengan menggunankan tangan kosong tetapi setelah dia mencabut keluar golok tipisnya keadaan jadi seimbang.   Dalam sekali pandang saja si perempuan tunggal Touw Hong bisa melihat kalau golok yang ada di tangan Lie Loo jie itu tidak kalah tajam nya dengan pedang hitam yang ada di tangan manusia aneh berkerudung hitam itu, kelihatan sekali bahwa orang itu sudah mendapat tandingannya.   Terlihatlah dua bayangan, yang satu hitam sedang yang lain putih semakin bertempur semakin seru untuk beberapa saat lamanya tidak bisa diketahui siapa yang kalah dan siapa yang menang.   Walaupun mereka berdua semakin bertempur makin seru dan kelihatan semakin menghebat tetapi di antara mereka berdua siapspun tidak ada yang mengeluarkan sedikit suarapun, Si perempuan tunggal Touw Hong yang menoton disamping di dalam bati diam diam segera berpikir.   Lie Loji dia orang mempunyai kepandaian silat yang demikian tingginya, tidak aneh kalau di dalam dunia kangouw tidak mendapatkan tandingan.   Perkataan dari suhu ternyata sedikitpun tidak salah ilmu silat yang termuat didalam kitab pusaka Toa Loo jin Keng memang benar benar amat dahsyat sekali, sekalipun bukan termaksuk ilmu silat yang paling sakti tetapi hebat juga.   Kiranya si perempuan tunggal Touw Hong itu sebenarnya adalah putri seorang pembesar pada beberapa puluh tahun yang lalu dengan mengikuti orang tuanya dari daerah Kang Lam dia kembali ke desa dan memasuki sebuah pegunungan yang sunyi, saat itu usianya baru tujuh delapan tahun tanpa ada saudara seorangpun.   Dia cuma tahu dari ayahnya lain ibu bahwa dia masih mempunyai seorang kakak perempuan yang sudah kawin dengan Siang Auw Khiam Khek atau si jagoan pedang dari telaga Siang-Aow, Su Boen Liang dan memperoleh seorang, putra, sedangkan kakak perempuannya ini dia sama sekali bcium pernah bertemu.   Siapa tahu begitu memasuki daerah Tbian-Kang orang tuanya saling susul menyusul pulang ke alam baka, sesaat mendekati ajalnya kecuali memesan kepadanya untuk memakai medali perak itu di depan dada dan mencari kakaknya, mereka sama sekali tidak memesan kata kata lainnya lagi.   Si perempuan tunggal Touw Hong yang didalam usia yang begitu mudanya sudah kehilangan orang tuanya kini hidup seorang diri saja, terpaksa setiap hari dia kerjanya cuma menangis saja sehingga pada suatu hari jatuh sakit dengan amat payah sekali.   ..."   Untung saja waktu ayahnya menjabat sebagai Pembesar sifat nya amat jujur dan adil sekali sehingga mendapatkan rasa simpatik dari penduduk di sekitar tempat itu, mereka pada turun tangan memberi pertolongan kepada gadis ini bahkan sewaktu sakitnya semakin parah berita ini dengan amat cepatnya sudah tersebar ke seluruh penjuru desa.   Pada saat si perempuan tunggal Touw Hong ini berada di dalam keadaan yang amat kritis itu lah mendadak ditengah malam di samping pembaringannya kedatangan seorang nikouw tua.   Ketika nikow tua itu melihat keadaan si perempuin tunggal Touw Hong yang begitu parahnya tidak kuasa lagi sudah menyebut keagunangan Budha.   Omintohud....   Bagaikan seekor burung elang yang mencengkeram anak ayam Nikouw tua itu segera membawa tubuh perempuan tunggal ini meninggalkan rumah, sejak itulah si perempuan cilik yang amat kasihan itu lenyap tak berbekas meninggalkan satu teka teki yang membingungkan penduduk disekeliling tempat itu.   Nikouw tua itu adalah suhu dari s1 perempuan tunggal ini, empat puluh tahun yang lalu dia merupakan salah satu anggota dari How Hay Siang Pian yang bernama Lok Yong dan bersama sama dengan suhunya si cangkul pualam Lie Sang seperti pula suhunya dari Liem Cong si pancingan emas sakti mereka bersama sama mengangkat namanya didalam Bu lim.   Pada tempo hari dikarenakan si hweesio tujuh jari dari gunung Ai Lau San menimbulkan gelombang didalam Bu lim dengan mengadakan pembunuhan secara masal, mereka bersepakat untuk bersama sama bersatu padu membasmi dirinya, siapa tahu saat itu si hwcesio tujuh jari sudah mengandalkan jumlah yang banyak apa lagi mendapat bantuan dari Siauw kok Mo Pian atau si cambuk iblis merengut tulang serta Thiat Bok Tbaysu di dalam keadaan yang kurang waspada Hoa Siong itu suhunya si pancing emas sakti Liem Cong sudah terkena luka dibawah serangan pedang hitam dari si hweesio tujuh jari dan binasa, sedangkan Siauw Kok Thaysu serta Thiat Bok Thaysu diam diam mempunyai rencana sendiri, akhirnya di dalin hari satu pertempuran yang amat sengit si hweesio tujuh jari berhasil dipukul jatuh ke dalam jurang oleh cambuk iblis dari Siauw Kok Tnaysu.   Sejak kejadian itu di antara Auw Hay Siang Hiat sudah kehilangan satu orang, di dalam keadaan yaug amat sedih Lok Yong sudah kembali ke Tionggoan lagi tetapi di sebelah barat dari gunung Ai Lan san yaitu Boe Liang san dia cukur rambut sebagai Nikouw dengan gelar Gong Gong Ni kouw.   Boleh dikata rejeki dari si perempuan tunggal memang bagus, pada saat dia sedang sakit keras itulah Gong Gong Ni kouw sedang melakukan perjalanan melewati tempat tersebut, ketika mendengar suara tangisan yang memedihkan hati dari si perempuan tunggal ini dia orang segera turun tangan menyembuhkan sakitnya bahkan ketika dilihatnya bakat yang dimilikinya amat bagus lantas dibawanya kembali ke atas gunung.   Akhirnya setelah sepuluh tahun ada di atas gunung belajar ilmu silat, ia turun gunung untuk mencari kakak perempuanya.   Ia bertemu Auy Hay Ong dan di dalarn tiga jurus dia sudah mengalahka Auw Hay Ong suami istri dan mengangkat namanya didalam Bu lim.   Siapa sangka malam ini berturut turut di harus menderita kekalahan di tangan dua orang, jika membicarakan dari nama besarnya boleh dikata seperti diguyur dengan sebaskom air dingin.   Saat ini pertempuran antara Lie Loo jie dengan manusia aneh berkerudung hitam itu sudah mencapai ratusan jurus banyaknya tanpa terasa pertempuran di antara merekapun makin lama semakin perlahan, tampaklah Lie Loo jie mendadak melancarkan serangan dengan menggunakan jurus pek Im Siauw atau awan putih muncul di puncak dari aliran Kun lun pay.   Dengan cepat manusia aneh berkerudung hitam itu menggerakkan pedangnya dengan menggunakan jurus Cho Ih Teng Ie atau sungai gunung berdiri megah yang dengsn amat tepat sekali menghalau datangnya serangan tersebut.   Bangsat cilik sungguh ganas dan buas tindakanmu, terdengar Lie Loo ji membentak dengan amat gusar.   Kau jangan kira orang lain belum tahu tindak tandukmu, sudah ada dua hari dua malam aku membuntuti dirimu terus.   Hsy bangsat, aku mau tanya, orang orang kangouw ada dendam sakit hati apa dengan dirimu kenapa kau orang membasmi diri mereka sampai keakar akarnya ? Dengan cepat dia melancarkan serangannya kembali dengan menggunakan jurus Tong Im Jan Gwat, atau awan buyar bulan musnah serta Tiauw Im pat Hong, atau mega tebal delapan penjuru yang merupakan jurus jurus serangan dari ilmu pedang Kun Lun Pay cuma saja serangannya ini bukannya dilancarkan dengan menggunakan pedang melainkan dengan menggunakan golok.   Si manusia aneh berkerudung hitam itu segera putar pedang hitamnya setengah lingkaran lantas ditarik kembali dan berdiri sama sekali tidak bergerak, kelihatannya dia ingin menggunakan ketenangan untuk menggagalkan serangan pihak lawan.   Lie Loo jie segera tertawa dingin lagi Aku mau tanya padamu, ujarnya lagi.   Kau orang mempunyai hubungan apa dengan si penjahat naga merah itu? kenapa kau menyaru nam jahatnya yang pernah digunakan pada dua puluh tahun yang lalu? kenapa kau meninggalkan tanda tanda pembunuhan dimana mana?"   Sembari berkata dia melintangkan goloknya di depan dada dan berhenti menyerang.   Hmm, urusan ini tidak ada sangkut pautnya dengan kau.   mendadak terdengar manusia aneh berkerudung hitam itu menyahut sambil memperdengarkan suara dengusannya yang amat dingin.   Pedang hitamnva bagaikan kilat cepatnya mendadak melancarkan serangan kembali menghajar tubuh Lie Loo jie.   Dengan cepat Lie Loo jie menyingkir ke samping goloknya dengan menggunakan ilmu pedang "Hwee Ting Kiam Hoat"   Dari aliran Thian San Pay.   Dia menutup serangan pedang tersebut lantas membabat dengan dahsyatnya ke arah pundak lawan.   Jika harus menghadapi orang lain dengan menggunakan ilmu golok yang begitu dahsyatnya orang tersebut tentu sudah terluka di bawah serangannya.   Tetapi ilmu pedang dari manusia aneh berkerudung hitam itu tidak ada di bawah kepandaian Lie Loo jie.   Di dalam keadaan yang amat kepepet pedangnya di sapu kedepan kembali mencukil pergi golok dari Lie Loo jie.   Dsngan cepat Lie Loo jie menyingkirkan goloknya ke samping lantas meloncat dua laugkah ke belakang.   Dia melirik sekejap kearah si perempuan tunggal Touw Hong kemudian memandang lagi ke arah manusia aneh berkerudung hitam itu.   Setelah itu matanya dengan amat tajamnya memperhatikan pedang hitam di tangan orang tersebut, agaknya dia sedang berpikir akan sesuatu sedang bibirnya sedikit bergerak mau mengucapkan kata kata, air mukanya berubah jadi amat susah sekali untuk dilihat, agaknya di dalam hati dia hendak megutarakan sesuatu.   "Kaok ..kaok ..keok"   Tiba tiba terdengar suara teriakan yang sangat aneh bergema datang dengan amat kerasnya.   Selama hidupnya si perempuan tunggal mi) belum pernah mendengar jeritan yang demiki anehnya, saking bergidik seluruh bulu kuduknya pada berdiri, dengan cepat dia putar kepalanya memandang ke arah dimana berasalnya suara tadi.   Tampaklah di depan loteng sudah bertambah lagi dengan dua orang hweesio, yang satu tinggi yang lain kurus kering.   Melihat kedatangan kedua orang itu, Lie Loo jie agak melengak, tetapi sebentar kemudian sudah berteriak keras.   "Hey Thiat Bok Loo ji, si penjahat naga merah, kedatanganmu sangat bagus sekali' Terhadap diri si penjahat naga merah, perempuan tunggal pernah mendengar dari orang lain setelah dia turun dari gunung tetapi terhadap Thiat Bok Thaysu ini sejak dahulu dia sudah mengetahui dari mulut suhunya yang merupakan salah satu pembantu dari si hweesio tujuh jari yang kemudian mencelakai diri Auw Hay Siang Hiap. Si perempuan tunggal ini memangnya punya maksud untuk mencari orang ini. Kini setelah mendengar perkataan tersebut dia orang sama sekali tidak mempsrlihatkan perubahan apapun. Dengan amat tenangnya dia memandang diri mereka. Thiat Bok Thaysu serta si penjahat naga mrrah sewaktu mendengar perkataan dari Lie Loo jie ini mereka cuma memperdengarkan suara dengusannya yang amat dingin, empat buah mata dengan amat tajamnya memperhatikan dirinya lantas dengan perlahan mulai berjalan mendesak kearahnya. Hmm..Hmm dendam satu kali pukulan tentunya kau masih ingat bukan ? Sekarang aku mau libat ini hari kau orang mau lari kemana lagi?? Dalam hati Lie Loo jie merasakan hatinya bergetar dengan amat kerasnya, dia tahu keadaan sama sekali tidak menguntungkan dirinya. Aaah mereka sengaja datang untuk mencari gara gara dengan diriku, pikirnya di dalam hati.. Ternyata dia orang bukan bertujuan untuk mencari orang yang sudah menyaru sebagai si penjahat naga merah itu., jikalau malam ini mereka turun tangan dengan bekerja sama, he . urusan ini tentu sangat merepotkan sekali, Berpikir sampai disitu tidak terasa lagi hawa murninya segera disalurkan keluar dari pusat ke seluruh badan, dengan pusatkan seluruh perhatiannya dia mencekal kencang kencang golok tipisnya, sepasang matanya dengan tajam tak berkedip memperhatikan seluruh gerak gerik pihak musuh. Hmm.Hmmm... akhirnya kalian datang juga, heee ..heee .... dengan begitu akupun tidak usah pergi mencari kalian lagi, mendadak terdengar suara seseorang berbicara dengaa sangat dinginnya. Orang yang baru saja berbicara itu bukan lain adalah si lelaki berkerudung hitam itu, Thiat Bok Thaysu serta si penjahat naga merah segera bersama sama melirik sekejap kearahnya dengan pandangan menghina. Tetapi sewaktu Thiat Bok Thaysu dapat melihat pedang hitam yang ada di tangannya tampak tubuhnya gemetar dengan amat kerasnya, dari sepasang matanya secara tiba tiba memancar keluar serentetan sinar yang berwarna hijau yang dengan amat tajamnya memperhatikan pedang tersebut. Ketika si penjabat naga merah melihat wajah susioknya agak aneh diapun segera memandang ke arahnya dengan tajam.   "Hey Thiat Bok Hweesio"   Terdengar manusia aneh berkerudung hitam itu berkata lagi dengan suara yang amat dingin sekali, kiranya kalian sehat sehat saja sudah tentu pedang Uh Kien Kiam ini kalian kenal bukan?"   Pada air muka Thiat Bok Thaysu tampak terlintas satu perubahan yang amat aneh, dia termenung berpikir sebentar lantas baru ujarnya.   "Apa mungkin si hweesio tujuh jari masih bidup di dunia ini?"   Ketika Lie Leo jie serta si penjahat naga merah mendengar perkataan yang diajukan tersebut, bagaikan terkena aliran listrik bersama sama berteriak kaget dalam hati mereka lantas timbul kembali rasa benci yang sudah terkubur lama sekali di dalam hati mereka.   Cuma saja apa yang dipikirkan oleh Kedua orang itu sama sekali berbeda, Lie Loo jie adalah ahli waris dari Hoa Siong salah satu dari Auw Hay Siang Hiap, pada tempo han si hweesio tujuh jari sudah membinasakan diri Hoa Siong berarti pula si hweesio tujuh jari ini adalah musuh besar dari Lie Loo jie.   Selama ini Lie Loo jie sama sekali tidak pernah membalas dendam karena menurut apa yang ia ketahui musuh besarnya sudah binasa, kini mendengar perkataan tersebut sudah tentu dia orang merasa terperanjat sekali.   Sebaliknya di jalan pikiran si penjahat naga merah malah sebaliknya si hweesio tujuh jari terjatuh ke dalam jurang karena terpukul oleh cambuk iblis dari Suo Kok Thaysu, sedangkan si penjahat naga merah adalah anak murid dari Suo Kok Thaysu itu berarti juga si penjahat naga merah ini adalah anak murid dari musuh besar pembunuh si hweesio tujuh jari.   Sebaliknya si perempuan tunggal Touw Hong pun sudah berpikir dengan amat kerasnya, karena si hweesio tujuh jari ini adalah satu satunya musuh bebuyutan dari suhunya Lok-Yong.   Mereka bertiga tanpa terasa lagi sudah merasa tegang, dan kini pada menanti jawaban dari manusia aneh berkerudung hitam itu.   Terdengar manusia aneh berkerudung hitam itu sekali lagi tertawa dingin, dengan perlahan lahan dia melepas kerudung yang menutupi wajahnya sehingga seketika itu jaga tampaklah sebuah wajah yang putih bersih dengan mulut yang kecil hidungnya mancung dan merupakan seorang pemuda yang sangat tampan sekali.   Cuma sayang di atas wajahnya yang putih bersih iru secara samar samar tampak warna kehijau bijauan yang menghiasi pipinya, walaupun senyuman menghiasi bibirnya tetapi tampaklah senyuman itu amat dingin dan kaku sekali.   Si hweesio tujuh jari ada atau tidak, di dalam dunia ini adalah sama suja.   Dendam berdarah tersebut dapat dihituug oleh aku orang, ujarnya dengan perlahan.   Selesai berbicara dia melirik sekejap ke arah Lie Loo jis, lantas sambungnya lagi.   Si hweesio tujuh jari mempunyai dendam dengan dirimu, kau orang boleh cari aku orang saja .   aku tidak menolak, tetapi kau harus tunggu dulu, biar aku bereskan hutang piutang dengan orang itu terlebih dahulu kemudian baru pergi mencari kau.   Lie Loo jie sama sekali tidak menyangka kalau dia orang akan mengatakan hal itu seperti sudah merencanakan hal ini masak masak tak terasa lagi dia mengerutkan alisnya rapat rapat.   Lalu kau adalah apanya si hweesio tujuh jari itu? tanyanya.   Soal ini kau orang tidak usah ikut campur sambut pemuda itu sambil memperlihatkan satu senyuman yang amat tawar dan dingin sekali.   Aku orang berani memikul bebannya sudah tentu tidak akan ada sebabnya mencari gara gara buat diriku sendiri.   Baiklah ujar Lie Loo jie kemudian dengan ketus Aku tentu akan khusus mencari dirimu untuk membalas dendam ini.   Selesai berkata dia kebutkan ujung bajunya lantas hendak berlalu dari loteng tersebut.   Raja Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Tahan tiba tiba terdengar Thiat Bok Thaysu membentak dengan suara yang amat keras.   Sambil membentak tangannya dia diayunkan ke depan sehingga terasalah segulung angin pukulan yang amat dahsyatnya menghalangi Lie Lo jie..Lie Loo jie segera menghentikan lanngkahnya dengan gusar.   Hae .   hee .   .Thiat Bok Hweesio kau orang tidak usah jual lagak dihadapanku, mendadak terdengar pemuda berbaju hitam itu membentak dengan suara yang amat keras.   Pedang hitam dengan cepat berputar hingga membentak hawa pedang yang amat rapat sekali mendesak kearah depan tetapi baru saja sampai di tengah jalan mendadak dia sudah menarik kembali serangannya dan maju satu langkah ke depan.   Tubuhnya berputar dengan amat cepatnya ke samping sedangkan tangannya dengan mengikuti gerakan tersebut kirim satu tamparan yang amat nyaring ke atas pipi dari si penjahat naga merah yang berdiri disampingnya itu.   Tiga hari kensudian diatas puncak gunurg Hauw Ya san aku orang akan khusus menantikan datangan kalian berdua, ujarnya kemudian.   Jika kalian tidak berani datang .   .H m m, aku rasa kalian tidak akan mudah lolos dari bawah serangan pedangku.   Si penjabat naga merah yang kena ditampar sehingga pipinya terasa amat sakit dalam hatinya menjadi amat gusar, dia meraung keras.   Cambuk naga merah ditangannya dengan cepa dibabat ke depan menerjang tubuh pemuda berbajuhitam itu.   Tubuh pemuda berbaju hitam itu sama sekali tidak bergerak, dia cuma memandang dirinya sambil tertawa dingin.   Kelihatannya serangan dari si penjahat naga merah sudah hampir mengenai sasarannya, mendadak Thiat Rok Thaysu yang ada disampingnya bergeser satu langkah ke depan dan menyambar cambuk naga merah tersebut.   "Ayoh pergi !"   Bentaknya dengan keras.   Selesai berkata dengan cepat tubuhnya meloncat ke atas lalu melayang pergi dari loteng tersebut dan lenyap ditengah kegelapan.   Di kala petnuda berbaju hitam itu melihat kedua orang itu sudah pergi dia segera mendengus dengan amat dinginnya lalu putar badannya dan melirik sekejap ke arah Lie Loo jie serta si perempuan tunggal Touw Hong, mulutnya sedikit bergerak agaknya mau membicarakan sesuatu tetapi kemudian ditutup kembali dan putar kepalanya berjalan pergi dari sana.   Kini tinggal Lie Loo jie serta si perampuan tunggal Touw Hong yang saling pandang memandang tanpa ada yang mengucapkan sepatah katapun.   Akhirnya si perempuan tunggallah yang menjatuhkan diri ke depan memberi hormat kepada diri Lie Loo jie.   "Terima kasih atas budi pertolongan dari suheng"   Ujarnya dengan sangat hormat.   Lie Loo jie yang mendengar perkataan dari gadis yang ada dihadapannya ini memanggil dirinya dengan sebutan suheng dia orang menjadi melengak dan berdiri melongo, lama sekali dia tidak mengucapkan sepatah katapun tetapi matanya dengan terpesona memperhatikan diri si perempuan tunggal Touw Hong itu.   Akhirnya sinar matanya berhenti diatas medali perak yang tergantung dibagian dada perempuan tunggal tersebut, mendadak dia menjadi sadar kembali.   Nona apakah bukan si perempuan tunggal Touw Hong yang baru saja mengalahkan lociang suami istri dari Kiem Thien Pay di daerah Selatan? tanyanya kemudian.   Kepadaku kau orang memanggil si orang tua dengan sebutan suheng? Dengan sedihnya si perempuan tunggal menundukkan kepalanya.   Pada empat puluh tahun yang lalu suhu sudah menyepi di atas gunung Boe Liang san tidak mau mencampuri urusan dunia kangouw lagi sudah tentu suheng sudah tidak mengenalnya lagi, sedangkan tindakan dari sumoay untuk mengalahkan si Auw Hay Ong suani istri di dalam tiga jurus kemudian menuju kearah Selatan tidak bukan karena sumoay ingin mencari jejak dari ciciku, aku tidak bisa berbuat apa lagi dan terpaksa harus melakukan tindakan ini Mendengar perkataan itu tampak sepasang mata dari Lie Loo jie sedikit bsrkedip kedip mendadak dia menjerit kaget Ahhh...apakah Lok susiok masih ada di dalam dunia? tanyanya dengan cepat.   Si perempuan tunggal Touw Hong yang teringat kembali dengan jerih payah suhunya Gong Gong Ni Kouw selama sepuluh tahun mendidik dirinya tidak disangka belum lama turun gunung berturut turut di dalam satu malaman sudah menderita kekalahan di tangan Liem Tou serta pemuda berbaju hitam itu.   Mendengar perkataan tersebut dia jadi amat sedih sehingga tidak tertahan lagi air matanya mengucur dengan amat derasnya.   Dia orang tua masih berada dalam keadaan sehat walafiat.   sahutnya sambil mengangguk.   Lie Loe jie sama sekali tidak menyangka kalau angkatan tua yang sudah lenyap empat puluh tahun lamanya, secara tidak disengaja sudah diperoleh beritanya.   Saat ini di dalam hatinya tidak terkira girangnya dia segera tertawa terbahak bahak dengan amat kerasnya, lantas mencekal sepasang tangan dari si perempuan tunggal kencang kencang.   Sungguh tidak disangka dia orang tua masih hidup di dalam dunia, serunya sambil melelehkan air matanya Pada puluhan tabun yang lalu I heng beserta Cong te pernah menjelajahi seluruh tempat untuk mencari berita dari kedua orang loocianpwee kurang lebih kami berkelana selama tiga tahun lamanya tetapi tidak memperoleh hasil juga.   Akhirnya kami menganggap mereka berdua orang tua sudah menemui ajalnya, karena itu aku lantas berdiam di atas gunung Wo bie heeei ..siapa sangka Lok Susiok masih dalam keadaan sehat sehat saja sungguh hal ini sangat di luar dugaan.   Si perempuan tunggal Touw Hong yang mendengar perkataan ini hatinya merasa amat terharu, dengan cepat dia berusaha menahan rasa sedih yang mencekam di dalam hatinya lantas bertanya.   ' Sumoay pernah mendengar perkataan dari suhu, kecuali suheng seorang masih ada jie suheng dia orang sekarang berada dimana? Lie Loo jie yang ditanyai dengan pertanyaan tersebut akhirnya tidak kuasa lagi menahan menetesnya titik titik air mata dari kelopak matanya.   Jie suhengmu aku rasa sudah lama meninggal, sejak Jie suso meninggal dia orang sudah uring uringan terus akhirnya di atas pertemuan puncak para jago diatas gunung Hoa san dia menemui kekalahan di tangan Thian pian Siauw cu membuat hatinya semakin tidak keruan, sejak kepergiannya sampai saat ini tidak kembali juga, aku rasa suhengmu itu tentu sudah menemui ajalnya.   Tetapi...sambungnya kemudian setelah menghembuskan napas panjang.   Sekalipun Cong te sudah pergi tetapi pada waktu waktu dekat ini dia mempunyai seorang keturunan yang bisa mengangkat tinggi nama keluarganya, hal ini boleh dikata merupakan satu peristiwa yang patut digembirakan.   Mendengar perkataan tersebut si perempuan tunggal segera merasakan hatinya tergetar amat keras, tidak kuasa lagi dia nyaletuk.   Keturunan yang Lie Loo jie suheng maksud, apakah dia bernama Liem Tou?"   Mendengar disebutnya nama Liem Tou dengan pandangan yang amat tajam Lie Loo jie memperhatikan diri si perempuan tunggal membuat dia orang saketika itu juga menjadi malu sehingga air mukanya berubah memerah.   Bagaimana kau orang bisa tahu? apa kau sudah bertemu dengan dia orang? tanya Lie Loo-jie kemudian.   Si perempuan tunggal yang teringat kembali sifat dari Liem Tou yang amat jumawa itu dalam hati segera merasa mendongkol lagi.   "Bagus sekali"   Serunya keras.   Ternyata Jie-suheng mempunyai seorang putra yang begitu baiknya, aku hampir hampir saja terluka ditangannya.   Hmm, kepandaian silat yang dia orang miliki sungguh amat lihay sekali.   Aaaa...tentu kau orang sudah salah melihat bantah Lie Loo jie dengan cepat dia gelengkan kepalanya berulang kali.   Mana mungkin kepandaian silat yang dimilikinya pada saat ini sangat lihay?? tetapi bakatnya memang sangat bagus.   Si perempuan tunggal yang mendengar Lie-Loo jie berkata kalau kepandaian silat dari Liem Tou tidak tinggi dia orang segera membantah dengan ngotot.   Subeng terlalu memandang rendah dirinya, bila dia orang disuruh bertempur melawan pemuda berbaju hitam itu mungkin dia masih dapat merebut kemenangan.   Lie Loo jie memang tidak mengetahui kalau Liem Tou sebetulnya memiliki kepandaian silat yang amat tinggi, ketika teringat kalau kepandaian silat pemuda berbaju hitam itu seimbang dengan dirinya tidak terasa lagi dia tertawa terbahak bahak.   Aku bilang, sekalipun Cong te mempunyai seorang keturunan yang bagus tetapi kepandaian silatnya belum jadi, bagaimana sumoay memandang begitu tinggi terhadap dirinya.   Si perempuan tunggal yang mendengar Lie-Loo jie terus menerus tidak mau percaya, dia lantas mengganti dengan bahan pembicaraan yang lain.   "Suheng, kau mau pergi ke mana?"   Tanyanya.   Dengan perlahan Lie Loo jie menghembuskan napas panjang.   Aku telah menguntit si penjahat naga merah palsu selama sebulan dan boleh dikata ini hari baru dianggap selesai.   Setelah ini aku mau pergi memenuhi janji dengan si pemuda berbaju hitam keturunan dari hweesio tujuh jari itu lantas pergi juga ke Cing Jan untuk memenuhi janji seorang jagoan berkepandian tinggi.   Sumoay maukah kau orang berjalan bernama sama dengan I-heng? Si perempuan tunggal segera mengangguk dan tersenyum, dengan bergandengan tangan mereka berdua segera meninggalkan loteng setan tersebut Malam semakin kelam .   , , angin musim semi sepoi sepoi ...   bintang yang kecil memancarkan sinar yang terang dari tengah udara menyinari permukaan tanah secara samar samar.   Suara gonggongan anjing dengan ramainya bergema memecahkan kesunyian dan menambah keseraman pada malam hari itu.   Diatas jalan raya yang amat sunyi itu mendadak tampaklah dua sosok bayangan hitam yang lerkelebat dengan amat cepatnya, kedua sosok bayangan itu walaupun kelihatan sangat enteng tetapi gerakannya sangat cepat sekali laksana berkelebataya sinar kilat, mereka berdua adalah Lie Loo jie serta si perempuan tunggal Touw Hong.   Si perampuan tunggal tersebut sejak kecil yang sudah kehilangan orang tua sejak turun gunung belum pernah merasa gembira seperti hari ini.   dia telah menganggap Lie Loo jie sebagai orang tuanya sendiri, sambil tersenyum dia mencekal erat erat lengan dari Lie Loo jie sedang mulutnya tiada hentinya berbicara.   Suheng, bukankaa kau orang mau pergi ke Cing Jan untuk menemui jagoan berkepandaian tinggi itu, sabetulnya kepandaian dia orang telah mencapai seberapa tingginya ? Lie Loo jie yang melihat perempuan tunggal itu memandang dirinya dengan begitu mesra diapun sudah menganggap dirinya sebaga putrinya sendiri, mendengar pertanyaan tersebut dia segera tertawa.   Heeeiii ...   jika dibicarakan sungguh hatiku merasa kecewa sekali, bukan saja I heng tidak mengetahui bagaimana macamnya orang itu bahkan sampai seberapa tinggi kepandaian silat yang dimiliki olehnya aku sendiripun tidak tahu, cukup kita bicarakan tentang aku yang cuma mendengar suaranya saja hal ini sudah jelas memperlihatkan kalau ilmu meringankan tubuhnya sudah dilatih hingga mencapai pada taraf kesempurnaan, ternyata I heng telah kehilangan sebuah tameng baja tanpa aku rasa, coba kau pikir seberapa tingginya kepandaian orang ini.   Sampai waktunya aku pun ingin menemu orang ini, ujar perempuan tunggal setelah mendengar perkataan tersebut.   Aku tidak percaya dengan ketajaman mataku dia orang masih bisa lolos juga.   Lie Loo jie cuma tersenyum tidak mengucapkan kata kata lagi.   "Suheng, seru si perempuan tunggal Touw-Hong medadak, agaknya dia sudah teringat akan sesuatu Pertemuan di atas puncak pertama Cing Jan bukankah pada tanggal lima bulan lima?"   Mendengar perkataan ini Lie Loo jie jadi terperanjat.   Aku tidak memberi tahu waktunya kepadanya bagaimana dia bisa tabu? pikirnya.   Tetapi dia mengangguk juga.   Sumoay mengetahui dari mana? tanyanya.   Bukankah taggal itu adalah janji Liem Tou kepadaku, aku melihat dengan mata kepala sendiri dia orang mengerahkan tenaga saktinya mengukir di atas batu sedalam beberapa coen, jelas kepandaian silatnya amat tinggi sekali, bagaimana kau orang bisa berkata demikian kalau ilmu silat yang dimilikinya biasa saja.   Lie Loo jie yang mendengar dua tiga kali si perempuan tunggal Touw Hong mengatakan kalau kepandaian yang dimiliki Liem Tou sangat tinggi, pula keanehan dari sang kerbau waktu ada di kuil Siang Lian si kemarin malam, pikiran di dalam hatinya jadi goyang juga.   Bangsat cilik, kau berani juga mempermainkan diriku?"   Dia segera mendengus dingin dan tidak mengucapkan sepatah katapun Si perempuan tunggal yang melihat air muka Lie Loo jie memperlihatkan sikapnya yang kurang sanang dia segera menyingkirkan urusan itu jauh dari pembicaraan, sejak waktu itu dia cuma menceritakan bagaimana sewaktu dia belajar ilmu silat dari suhunya di atas gunung Bo Liang san.   Kedua orang itu kembali berlari lagi beberapa saat lamanya.   Mendadak di hadapan mereka sudah terhalang kembali dengan sebuah gunung yang amat besar sekali.   Mendadak Lie Loo jie seperti sudah teringat akan sesuatu hal, dia segera menghentikan langkahnya lalu berkata kepada si perempuan tunggal.   Sumoy, tiga hari kemudian aku mau pergi kegunung Hauw Ya san untuk melihat pertempuran antara utusan dari hweesio berjari tujub serta Thiat Bok Thaysu dan si panjahat naga merah, di sana aku mau melihat dulu kepandaian dari pemuda itu, kau rasa bagaimana?"   Jikalau suheng mau pergi sudah tentu sumoay akan mengiringinya, sahut si perempuan tunggal sambil tertawa.   Tetapi aku harus pergi meninggalkan pesan dulu dsngau Ciang Cau suami istri kalau sejak hari ini aku tidak kembali lagi ke sana.   Kau orang memang seharusnya berbuat demikian sahutnya membenarkan.   Siapa tahu baru saja dia selesai berkata mendadak dari belakang gunung terdengar suara bentrokan senjata tajam amat ramai sekali, tidak terasa lagi dia jadi merasa sangat heran sekali.   Di tengah malam buta seperti ini siapa yang sedaag bertempur di tempat itu??"   Pada saat itulah dari puncak gunung tampaklah sesosok manusia meloncat turun dengan amat cepatnya, walaupun berada i kegelapan malam yang amat buta tetapi mereka bisa melihat jelas sewaktu orang itu memainkan ujung jubahnya tampaklah jubahnya berwarna merah yang dipakainya berkibar tertiup angin, diikuti dari belakang badannya kembali ada orang yang menguntit.   Orang itu mempunyai perawakan yang kurus tinggi dan amat kaku, sekali pandang saja Lie Loo jie sudah tahu siapakah orang itu sehingga tanpa terasa lagi sudah menjadi kaget.   Aaaah..   si pembesar buta serta si hweesio mayat hidup, bagaimana mereka bisa berada disini? pikirnya keheranan.   Si perempuan tunggal yang tiba tiba melihat orang yaug sedang dikejar oleh si pembesar buta serta si hweesio mayat hidup itu tak terasa serunya dengan keras.   Suheng cepat pergi, malam ini aku orang mau suruh kau melihat sendiri bagaimana lihaynya kepandaian silat dari Liem Tou.   Di tempat kejauhan terlihatlah si pembesar buta serta si hweesio mayat hidup itu berkumpul jadi satu.   Tunggu dulu, ujar Lie Loo jie dengan cepat.   Kita coba dengarkan dulu apa yang sedang mereka katakan.   Sambil berkata dengan cepat dia membawa si perempuan tunggal untuk bersembunyi di balk sebuah batu gunung yang besar di bawah kaki gunung itu.   Tidak lama kemudian tubuh si pembesar buta serta si hweesio mayat hidup sudah semakin mendekat.   Terdengar sihweesio mayat hidup dengan amat gusar memaki.   Kurang gajar, malam ini aku sudah bertemu dengan setan.   Si pembesar butapun menghembuskan napas panjsng.   Heeei ombak belakang dari sungai Tiang-Kiang mendorong ombak didepan orang.   orang lama sudah diganti dengan orang orang baru.   Tidak kusangka cuma beberapa saat saja Liem Toa si bocah pengangon kerbau itu sudah memiliki kepandaian silat yang demikian lihaynya Hemm, jikalau orang ini tidak dibasmi secepatnya, aku lihat sekalipun Ong ya sendiri juga tidak akan sanggup menandingi dirinya seru si hweesio mayat hidup dengan gusarnya.   Jikalau dibiarkan terus, maksud kita untuk menjagoi seluruh Bu lim tentu merupakan satu urusan yang sukar untuk dilaksanakan.   Perkataanmu sedikitpun tidak salah sahut si pembesar buta sambil menghela napas panjang.   Jika dlihat dari situasi ini hari, kita orang bisa loloskan diri saja sudah boleh dikata sangat untung.   Saat itulah si perempuan tunggal yang bersembunyi di baiik batu besar sudah menyenggol diri Lie Loo jie Suheng sudah dengar sendiri bukan.? ujarnya sambil tertawa.   Aku bilang tenaga dalam dari Lim Tou sudah mencapai pada taraf kesempurnaan dan bukanlah omongan kosong bukan.? Lie Loo jie cuma merasa amat mengkel sekali terhadap diri Liem Tou tidak seharusnya dia orang menyelimuti dirinya tetapi saat ini dia cuma mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun.   Jarak dari si pembesar buta serta hweesio mayat hidup saat ini tinggal dua kaki saja dari tempat persembunyian mereka sehingga tasbeh serta tongkat besi yang mereka bawa bisa kelihatan dengan amat jelasnya.   Mendadak terlihatlah si pembesar buta menghajarkan tongkat besinya ke atas tanah.   "Saudara mayat hidup"   Ujarnya dengan amat gusar.   Jikalau mataku tidak buta, sekalipun Lien Tou si bangsat cilik itu mempunyai tiga kepala enam tanganpun aku pasti akan menantang dia untuk bertempur satu lawan satu.   Siapa tahu baru saja dia selesai berbicara mendadak tongkat besinya dihajarkan keatas batu besar yang ada disampingnya bersamaan pula bentaknya gusar.   "Bajingan kau jangan mengira aku orang buta bisa dipermainkan sesukanya. Si pembesar buta ini memang benar benar sangat lihay sekali, sekalipun sepasang matanya sudah buta tetapi ketajaman telinganya jauh lebih tajam beberapa kali lipat dari orang biasa, karena itu begitu si perempuan tunggal memperdengarkan suaranya dari tempat kejauhan dia sudah mendengarnya. Cuma saja karena sifatnya yang amat licik dan tidak pernah memperlihatkan perubahan pada wajahnya sehingga sekalipun mau turun tangan dia berbicara dulu soal urusan lain untuk menutupi maksud tersebut kemudian dengan mengambil kesempatan sewaktu orang tidak bersiap siap dia melancarkan serangan bokongannya. Jikalau caranya ini ditujukan pada orang lain mungkin bisa berhasil tetapi sayangnya kedua orang itu bukanlah manusia sembarangan. Dengan cepat Lie Loo jie menarik tangan perempuan tunggal untuk diajak muncul, siapa sangka tarikannya ini ternyata sudah mencapai sasaran yang kosong. Lie Loo jie tidak berani berdiam terlalu lama lagi, tubuhnya dengan cepat meloncat mudur ke belakang menghindarkan diri jauh jauh dari batu besar tersebut. Belum sampai dia berhasil berdiri tegak terdengar suara ledakan yang amat keras, batu yang amat besar itu segera hancur berantakan jadi empat lima bagian oleh gebukan tongkat besi dari pembesar buta ini. Lie Loo jie yang merasa khawatir terhadap keselamatan dari si perempuan tunggal Touw Hong itu, dengan cepat dia menoleh ke arah sana untuk mencari dirinya dan siapa tahu jejaknya sudah tidak tampak lagi, ketika dia angkat kepalanya ke atas, saat itulah dia baru bisa melihat sesosok bayangan hitam yang berkelebat dengan amat cepatnya menuju puncak gunung itu. Saatt itulah dia baru sadar kembali, pikirnya. Sungguh menyesal sekali, tidak kusangka ilmu silat dari sumoay bisa begitu dahsyatnya. Dia tidak mau berdiam lebih lama lagi ditempat itu, hawa murninya dengan cepat ditarik lalu dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh yang paling lihay dia mengejar dirinya ke atas. Sebaliknya si pembesar buta serta si hweesio mayat bidup hampir hampir boleh dikata tidak dapat melihat jelas keadaan dari bayangan manusia itu mereka menganggap tongkat besinya itu sudah menghajar batu sehingga mengejutkan dua ekor burung yang lantas terbang keangkasa karena kaget. Sewaktu Lie Loo jie tiba di atas puncak, Touw Hongitu sudah menantinya di atas, begitu dia sampai tiba di sana sambil menuding ke arah sebuah bukit kecil. ujar si perempuan tunggal dengan cepat. Suheng, kita tidak boleh membuang waktu lebih lama, tidak perduli bagaimana pun sebelum meninggalkan Kiem Thien Pay, Ciang Cau suami istri tidak dapat menderita luka di tangan Liem Tou. Lie Loo jie mengangguk. Memang seharusnya begitu, ayoh cepat pergi ke sana. Mereka berdua tidak berani membuang waktu, dengan cepat tubuhnya meloncat setinggi satu dua puluh kaki lantas berjumpalitan di tengah udara amat lincahnya, bagaikan dua ekor burung malam dengan cepatnya mereka menuju ke arah lembah gunung tersebut. Ketika hampir tiba di tempat itu mendadak Lie Loo jie bisa melihat si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie sedang duduk di atas sebuah batu besar dengan tenangnya, mereka pada saat itu sedang ngobrol dengan gembira, sedikitpun tidak kelihatan rasa kaget atau jeri. Tetapi pada jarak beberapa kaki dari kedua orang itu tampaklah delapan, sembilan puluh orang sedang berputar putar saling desak mendesak dengan amat kacaunya, senjata tajam yang ada di tangan setiap orang tampak berkelebat saling tusuk dengan ramainya, keadaan mirip sekali dengan pertempuran yang amat sengit, tapi sama juga seperti dengan satu permainan belaka. Lie Loo jie dengan perempuan tunggal dengan cepat melayang turun di samping badan si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie. Si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie yang melihat dari tengah udara mendadak melayang turun dua orang dalam hati mereka merasa terperanjat sekali, tetapi setelah mengetahui siapa yang baru datang itu mereka jadi amat terperanjat bercampur girang. Belum sempat mereka mengucapkan sesuatu Lie Loo jie sudah keburu berkata. Wan jie, Ie jie nyali kalian berdua sungguh besar sekali, kenapa kalian duduk tenang tenang di sini?? Tia, bagus sekali kedatanganmu, coba kau lihat Liem koko sedang bermain dengan kera, serunya sambil menunjuk ke tengah kalangan. Wan jie, kau jangan sembarangan ngomong, seru Lie Loo jie kebingungan. Siapa yang sedang main dengan kera? Coba kau lihat disana! Sahut si gadis cantik pengangon kambing sambil menunjuk kembali ke tengah kalangan itu. Orang itu dibikin kocar kacir oleh Liem koko, mereka tidak sanggup mengalahkan Liem koko tetapi untuk melarikan diripun tidak sanggup .... Aaaah- Kepandaian silat dari Liem koko sungguh lihay sekali. Lie Loo jie yang mendengar perkataan tersebut segera mendengus, ketika memandang ke tengah kalangan dia bisa melihat Auw Hay Ong suami istri, si gadie berbaju hijau Ciang Beng Hu, Hweesio, pengemis serta empat orang pemuda berbaju hitam cuma bisa berputar putar seluas beberapa kaki saja, bahkan pada kening setiap orang sudah dibasahi oleh keringat yang mengucur keluar dengan derasnya. Dibawah sinar rembulan yang samar samar dia orang hanya dapat melihat jago jago yang terkurung itu sedangkan bayangan dari Liem Tou sama sekali tidak kelihatan. Saat itu terdengar si Auw Hay Ong Ciang Cau dengan amat gusarnya berkoak koak keras.   "Liem Tou"   Teriaknya keras.   "Kau bangsat cilik liar, kalau mau bunuh cepatlah bunuh diri kami, aku orang sekalipun sudah tua tapi tidak takut mati.. Hum, jikalau pada suato hari aku tidak hancurkan badanmu sampai berkeping keping aku orang tidak akan puas dengan dendam ini. Hmra, cuma gemas aku Loo nio tidak berhasil melatih ilmuku sehingga mencapai kesempurnaan terdengar Auw Hay Bong pun sedang berteriak. Jikalau kau orang mempunyai nyali lepaskanlah kami saat ini, tiga tabun kemudian jikalau aku tidak berhasil mengorek keluar jantungmu aku sumpah tidak akan jadi manusia. Jika di dengar dari suara makian Auw Hay Ong suami istri, sekalipun ditengah kalangan tidak kelihatan bayangan dari Liem Tou tetapi si perempuan tunggal serta Lie Loo jie percaya kalau orang yang sedang bertempur ditengah kalangan itu bukan lain adalah diri Liem Tou tidak terasa lagi beratus ratus macam pikiran bersama sama kerkumpul di dalam benaknya, diam diam dia menduga tentunya Liem Tou si bocah cilik ini sudah mempelajari kitab pusaka To Kong Pit Liok. Baru saja dia berpikir sampai di sini mendadak dari tengah kalangan pertempuran terdengar suara tangisan yang amat keras si hweesio itu, sembari menangis keras dia menggerak gerakkan keki tangannya yang tidak leluasa itu dan memohon tak henti hentinya. Kongcu ya, kau lepaskan diriku, coba bayangkan aku masih punya sakit hati yang belum terbalas jikalau ini hari aku menemui ajalku karena kecapaian bukankah aku mati dengan hati tidak tenteram. Dari tengah kalangan pertempuran segera terdengarlah suara tertawa yang amat ringan sekali. Plaaak...Di atas pipi si rase salju secara tiba tiba sudah kena tamparan yang amat keras sekali sehingga membuat wajahnya ketika itu juga membekas lima jari dengan amat jelasnya. Para pembaca sekalian tentu menganggap Liem Tou sudah memiliki ilmu melenyapkan diri bukan? padahal pikiran saudara saudara sekalian salah besar, gerakan tubuhnya tidak sampai kelihatan hal ini disebabkan saking cepatnya gerakan tubuh dari dia orang sehingga pandangan mata orang yang menonton serasa kabur dibuatnya. Saat ini Lie Loo jie benar benar sudah merasa tidak tega, dia melirik sekejap ke arah si perempuan tunggal. Suheng, terdengar si perempuan tunggal memohon dengan perlahan, cepatlah suruh dia orang berhenti. Liem Tou. Teriak Lie Loo jie dengan cepat Memandang di atas wajah ayahmu si pancingan emas sakti Liem Cong yang mempunyai persahabatan sama seorang musuh besar kau lepaskanlah dirinya satu kali. Selesai berkata Lie Loo jie menganggap tentunya Liem Tou akan memberi jawaban, siapa tahu sekalipun sudah ditunggu beberapa saat lamanya tetap tidak mendengar jawabannya, pikirannya segera berputar, teriaknya kembali dengan lantang. Liem Tou aku tahu tentu dalam hatimu masih ragu ragu, jikalau kau tidak per caya cobalah pikirkan kata kata ini. Hutan Belantara (Liem) lebat bagaikan sutera gunung bersalju (Han San) dan daerah sekitarnya membawa ke pedihan hati ..bukankah syair itu ayahmu Liem Ham San paling suka membacanya? syair itu ayahmu si pancingan emas sakti setelah istrinya meninggal dia sering baca dan akhirnya dengan membawa putranya dia orang meninggalkan gunung Go bie aku pikir dia orang mengubah dirinya dengan Liem Han San dan sudah tentu hasil gubahan dari kedua patah syair tersebut coba kau pikir ... betul tidak perkataanku itu? Selesai berkata Lie Loo jie memandang kembali ke tengah kalangan untuk menantikan jawaban dari Liem Tou. Mendadak dari tengah kalangan berkumandang suara suitan panjang yang menggetarkan seluruh lembah tersebut membuat setiap orang telinganya terasa sakit sekali, seluruh dedaunan serta ranting pada berguguran sedang pepohonan pada bergetar dengan amat keras sekali. Sebentar kemudian segera terlihatlah sesosok bayangan hijau yang datang bagaikan kilat cepatnya meluncur ke tengah udara, hanya di dalam sekejap saja dia sudah melewati punca gunung dan berlalu dari sana diiringi suitan panjangnya yang amat mengerikan itu. Si perempuan tunggal yang melihat Liem Tou tidak mau bertemu babkan berlalu dari sana dengan diiringi suara suitan panjang yang secara samar samar membawa kepedihan hatinya dia segera tahu kalau dia orang sudah teringat akan ayahnya setelah mendengar penjelasan tersebut, dia merasa bahwa orang ini rada aneh sekali . Ketika teringat pula kalau dia orangpun mempunyai medali perak, hatinya semakin dibuat bingung lagi, hanya di dalam sekejap saja berpuluh puluh pikiran bersama sama saling desak mendesak dalam benaknya. Mendadak dia sadar kembali dan serunya pada Lie Loo jie yang ada disampingnya. Suheng sumoay mau pergi mengejar dirinya. Kemudian serunya kepada Auw Hay ong yang berdiri termangu mangu di tengah kalangan, ujarnya dengan keras. Budi kebaikan dari kalian suami istri berdua aku orang merasa sedih tidak bisa membalasnya, keagungan serta perkembangan dari Kiem Thien Pay selanjutnya aku serahkan pada kalian, kalian berusahalah untuk tancapkan kaki kalian di dalam Bu lim dengan mengandalkan kepandaian sendiri. Aku orang disini minta diri dulu, nanti lain waktu jika ada jodoh kita bertemu bembali. Selesai berkata tanpa menanti jawaban dari orang Kiem Thien Pay lagi dia segera tersenyum kepada Lie Siauw Ie serta si gadis cantik pengangon kambing lantas bagaikan sambaran kilat cepatnya dia berkelebat menuju dimana Liem Tou tadi pergi. Kita balik kepada diri Liem Tou setelah berhasil mengalahkan si perempuan tunggal di atas loteng. larias melihat orang orang dari Kiem Thian Pay pada lenyap, dia tahu mereka tentulah sedang pergi mengejar si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie dua orang. Karena takut mereka berdua menemui bencana, dia melepaskan diri dari si perempuan tunggal untuk mengejar keluar. Tsrayata dugaannya sedikitpnn tidak salah, orang orang dari Kiem Thien Pay dengan mengandalkan jumlah banyak telah mengerubuti si gidis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie didalam sebuah lembah gunung. Dikarenakan Auw Hay Ong mengingat hubungannya dengan Lie Loo jie. maka dia orang tidak sampai turun tangan jahat terhadap mereka. Dia cuma memerintankan anak buahnya untuk menawan mereka hidup hidup, waktu itulah keadaan dari si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie jadi amat bahaya. Pada saat yang amat kritis itulah Liem Tou tiba di tempat tersebut, untung saja dikarenakan pikiran yang baik dari Auw Hay Oog ini, Liem Tou pun tidak ingin turun tangan jahat terhadap diri mereka, sebaliknya dengan menggunakan ilmu sakti meringankan tubuh yang amat libay yang berhasil dipelajari dari kitab pusaka To Kong Pit Liok dia mengurung dan mempermainkan mereka. Sat itulah setelah Liem Tou mendengar suara dari Lie Loo jie yang meminta dia orang melepaskan diri Auw Hay Ong, dalam hati dia merasa amat keheranan. Setelah mendapat penjelasan dari Lie Loo jie yang menerangkan asal usul dari ayahnya dan dia pikir perkataan tersebut sedikitpun tidak salah, waktu itulah dia merasakan kepalanya seperti dipukul dengan martil dan terasa di dalam hatinya amat sedih sekali. Dia teringat kembali pesan ayahnya yang melarang dia orang belajar silat tetapi menjelang kematiannya dia sudah menyerahkan kitab pusaka Toa Loo Cin Keng dan dia disuruh mempelajari dengan teliti, bukankah semua urusan itu ada sebab sebabnya? Kiranya sejak kekalahan di tangan Thian Pian Siauw cu mulai saat itu dia tidak pernah mempelajari lagi ilmu silat malah sebaliknya dia terus menerus mempelajari ilmu surat ..Liem Tou dengaa amat cepatnya berlari terus, entah sudah seberapa jauh dia berlari tetapi dia orang tidak tahu juga ... Saat iti cuaca sudah terang ... pandangan di depannya cuma tampak sinar keemas emasan yang mulai menyinari empat penjuru disertai suara deburan ombak yang amat perlahan. Kiranya dia sudah tiba ditepi sungai, taapa banyak berpikir panjang lagi dia segera jatuhkan diri ditepi sungai itu dan tidur dengan nyenyaknya.    Seruling Gading Karya Kho Ping Hoo Seruling Gading Karya Kho Ping Hoo Wanita Iblis Pencabut Nyawa Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini