Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long Bagian 2
ai Tian Yu melayang lagi ke suatu tempat misterius dan indah. Dia seperti bahagia dan juga seperti sedih tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ada sebuah legenda misterius, katanya jika bulan terbit pasti akan ada tuyul yang keluar. Ada tuyul pohon, tuyul batu giok, hingga setan yang berada di bawah bumi atau siluman-siluman, mereka semua akan keluar. Mereka keluar untuk menyerap energi bulan," jelas Bai Tian Yu pelan-pelan.
"Kadang-kadang mereka akan berubah menjadi manusia dengan wajah yang berbeda-beda mereka melakukan hal-hal yang tidakdisangka oleh manusia."
"Hal-hal ini kadang-kadang membuat orang merasa aneh, kadang-kadang membuat orang menjadi terharu. Kadang membuat orang takut juga merasa senang. Kadang-kadang dia bisa menolong orang dari jurang yang dalam juga bisa mendorong orang jatuh ke jurang yang dalam."
"Mereka bisa membuatmu mendapat harta dan kemuliaan di dunia ini tapi juga bisa membuat semuanya hilang."
"Walaupun tidak pernah ada orang yang melihat wajah mereka tapi tidak ada seorang pun yang menyangkal bahwa mereka tidak berada lagi di dunia ini." Bai Tian Yu melihat Zang Hua kemudian dia berkata lagi, "mereka adalah Bai Xiao Lou dan Chou Chun Yu."
Zang Hua mendengar cerita yang begitu indah, misterius, dan sedih. Perasaan indah membuat orang menjadi mabuk, "Golok Bai Xiao Lou berbentuk melengkung. Golok melengkung seperti alis Chun Yu."
"Pedang Chun Yu bermata lurus. Pedang itu lurus seperti pohon cemara tua yang berada di pegunungan."
"Golok adalah senjata pembunuh orang. Golok melengkung Xiao Lou pun memiliki kegunaan yang sama. bila cahaya melengkung golok itu lewat, maka bencana akan datang. Siapa pun tidak bisa menghindari bencana itu, karena tidak ada orang yang bisa menghindari cahaya melengkung ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Goloknya tidak bergerak dengan cepat seperti pada saat kau melihat sinar bulan, setelah kau melihatnya, tanpa terasa cahaya itu sudah mendarat di tubuhmu."
"Di langit hanya ada sebuah bulan, di bumi pun hanya ada sebuah golok melengkung."
"Golok melengkung muncul di dunia, belum imtu yang dia bawa adalah bencana, tapi terkadang membawa kesedihan atau nasib baik."
"Cahaya pedang berkilau, menggores lingkaran ?lengan sangat aneh dan misterius, seperti bulan yang iri balik yang terlihat dari permukaan air dan air beriak iri tiup oleh angin sepoi."
"Tidak ada orang yang bisa melukiskan bayangan bulan yang terlihat misterius ini, karena setiap kali angin berhembus maka bayangan tercermin di dalam air pun akan berubah."
"Tiap kali berubah orang tidak bisa mengira-ngira bentuk aslinya."
"Pedang Chun Yu berwarna hijau, hijau seperti hutan yang berada di kejauhan, hijau seperti air danau yang terpancar dari mata kekasih. Di atas punggung pedang masih ada sebaris huruf sangat kecil yaitu Xiao Lou Yi Ye Ting Chun Yu."
"Golok melengkung seperti bulan Xiao Lou pun ada sebaris huruf kecil yaitu Xiao Lou Yi Ye Ting Chun Yu." Bai Tian Yu berkata pada dirinya sendiri.
"Bulan bulat golok melengkung," Zang Hua terkejut, "apakah itu adalah ketua perkumpulan setan terdahulu" Bukankah golok itu adalah golok setan?"
"Benar," jawab Bai Tian Yu, "Bai Xiao Lou adalah ketua perkumpulan setan."
"Chou Chun Yu adalah istri Bai Xiao Lou?"
"Kalau itu betul maka tidak akan terjadi hal menyedihkan, yang membuat orang-orang merasa menyesal," kata Bai Tian Yu, "karena Chou Chun Yu, perkumpulan setan ini yang sedang berjaya, jatuh dan tidak bisa bangun kembali."
"Apa yang terjadi di antara mereka?" tanya Zang Hua.
"Apakah kau tidak pernah mendengar cerita tentang mereka?"
"Pernah," jawab Zang Hua, "katanya Chou Chun Yu meninggalkan Bai Xiao Lou, kemudian perkumpulan ini dimusnahkan oleh 7 perkumpulan. Ketua perkumpulan setan Bai Xiao Lou pun menghilang. Semenjak itu cerita tentang perkumpulan setan itu tidak terdengar lagi."
"Benar."
Suara Bai Tian Yu terdengar sedih tapi ekspresi wajahnya seperti tertawa.
"Untuk ketujuh perkumpulan, hal ini membuat mereka menjadi sangat gembira karena mereka berhasil memusnahkan perkumpulan dan ini adalah hal yang sangat membanggakan."
"Aku rasa tidak mudah melakukan semua itu," kata Zang Hua, "dengan ilmu silat yang dimiliki Bai Xiao Lou, jangankan tujuh perkumpulan yang bergabung, semua pesilat tangguh yang ada di dunia persilatan bergabung pun belum tentu bisa membunuhnya."
Kata Zang Hua, "Jika bukan Chou Chun Yu meninggalkannya, Bai Xiao Lou tidak akan menghilang, perkumpulan setan itu pun tidak akan musnah." Dia berkata lagi, "Mengapa Chou Chun Yu harus meninggalkan Bai Xiao Lou" Aku percaya ini adalah kunci dari semuanya."
Tiba-tiba Bai Tian Yu terdiam. Sepasang matanya melihat ke gelas arak, sepertinya dia ingin menyelesaikan pembicaraan tentang Bai Xiao Lou dan Chou Chun Yu. Tapi Zang Hua bertanya lagi, "Pedang yang kau pegang pun terdapat 7 kata, apakah pedang itu milik Chou Chun Yu?"
"Benar."
"Mengapa pedang itu bisa berada di tanganmu?" Zang Hua ingin tahu, "kau bermarga Bai, apakah kau mempunyai hubungan dengan Bai Xiao Lou?"
Bai Tian Yu melihat Zang Hua, dia berkata, "Kelak kau pasti akan tahu cerita sebenarnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia menuang arak dan tertawa, "Hari ini cuaca tidak panas juga tidak dingin, udara seperti ini paling cocok untuk minum arak. Jangan biarkan suasana tidak enak mengganggu saat kita minum!"
0-0dw0-0 Malam musim semi, udara masih terasa dingin.
Apalagi di kuil tua di suatu pegunungan, angin Mialnm berhembus melalui lubang-lubang kecil Urmudian masuk ke dalam kuil dan udara terasa dingin dan juga membawa suara gembira dari orang-orang yang berada di tempat jauh.
Ren Piao Ling menarik baju depannya. Ranting-ranting kayu membuat kobaran api semakin bertambah besar kemudian dia mengambil botol arak lalu meminumnya.
Sinar bulan dari atap masuk ke dalam kuil dan jatuh dengan lembut di tanah. Mata Ren Piao Ling tumpuk tidak bersemangat dan warna abunya pun seperti sinar bulan yang bersinar dengan lembut, dia memejamkan matanya. Tapi begitu matanya terpejam, tiba-tiba dia mengerutkan dahinya.
Karena dia mendengar ada suara langkah kaki orang yang datang ke kuil itu dan mencium wangi bunga melati yang tertiup oleh angin malam.
Kemudian dia membuka matanya dengan perlahan. Begitu mata terbuka dia melihat 4 orang Bo Se (orang luar negeri). Mereka sedang menggotong sebuah kursi tidur yang panjang. Mereka masuk ke dalam kuil.
Seorang perempuan yang terlihat sangat cantik sedang duduk miring di tempat itu. Rambut panjangnya tergerai lembut seperti kabut, sepasang matanya bercahaya seperti bintang, bajunya terbuat dari berbahan sutra bukan katun. Warna bajunya sangat meriah tapi sebelah bahunya terlihat.
Bahu yang keluar itu tampak kulitnya yang putih bersih, licin seperti salju di musim semi.
Tangannya berkilat karena tangannya memegang gelas kristal yang berasal dari Bo Se dan diisi penuh dengan arak yang enak.
Dia mencicipi seteguk anggur, kemudian dengan tawa seperti madu melihat ke arah Ren Piao Ling.
"Kapan dan di mana kau selalu begitu royal, kecuali putri Mu Rong, tidak ada yang lain lagi."
Ren Piao Ling tertawa kecut juga menarik nafas. Dia berkata, "Untuk apa kau datang kemari"
Tempat ini tidak cocok untuk seorang tuan putri."
"Mu Rong Gong Zhu bukan seorang putri raja, dia bermarga Mu Rong dan bernama Gong Zhu."
"Kau boleh datang kemari, maka aku pun boleh," Mu Rong Gong Zhu tampak marah, "jika kau ingin datang kemari, tidak ada yang bisa menghalanginya."
"Ini benar, karena di dunia persilatan belum ada orang yang ingin mengurusi hal-hal yang dia lakukan. Keluarga Mu Rong terdiri dari 9 adik dan kakak perempuan, semuanya mahir ilmu silat.
Mu Rong Gong Zhu adalah anak ke 9. Kedelapan kakaknya sudah menikah dan mereka menikah dengan pendekar-pendekar terkenal."
Siapa yang berani mengurusi apa yang dilakukan oleh orang seperti itu"
Jika Mu Rong Gong Zhu marah, bibirnya lebih manis dibanding tawanya.
Tapi Ren Piao Ling tidak mau melihatnya.
"Benar, kau boleh datang ke sini, maka aku pun boleh pergi dari sini," kata Ren Piao Ling dengan acuh, "jika aku ingin pergi tidak ada seorang pun yang bisa melarangnya."
Dia berdiri dan bersiap-siap akan pergi. Putri seperti dewi itu tiba-tiba seperti setan berteriak,
"Tidak boleh! Kau tidak boleh pergi!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa?"
"Karena aku sengaja datang untuk mencarimu."
"Untuk apa?"
"Aku ada perlu maka aku mencarimu."
"Perlu untuk apa?"
"Menagih hutang," Mu Rong Gong Zhu tertawa Ingi, "aku datang untuk menagih hutang."
Ren Piao Ling menarik nafas lagi.
Dia mengaku bahwa di dunia ini hal yang lebih penting daripada menagih hutang memang tidak banyak.
"Memang aku telah berhutang padamu, tapi sekarang makan pun aku sudah tidak mempunyai uang, bagaimana bisa membayar hutang kepadamu?" Dia tertawa, "Sepertinya kedatanganmu hari ini hanya sia-sia belaka."
Tawa Mu Rong Gong Zhu tampak lebih manis lagi.
"Sebagian hutang tidak perlu dibayar dengan uang."
"Oh ya?" Ren Piao Ling bertanya, "jika tidak dengan dibayar dengan uang, lalu dengan apa"
Katakan kepadaku, supaya aku bisa cepat melunasi semua hutangku kepadamu."
Mu Rong Gong Zhu tertawa dengan manis dan seperti masih terbawa....
"Bagimu apa barang yang paling berharga?"
"Aku?" Ren Piao Ling melihat dirinya sendiri, "barang yang paling berharga bagiku, mungkin adalah kepalaku."
"Kecuali kepala?"
"Mungkin pedang usang ini."
"Kalau Lei Hen adalah pedang usang, di dunia ini mungkin sudah tidak ada pedang lainnya lagi," Mu Rong Gong Zhu bisa tahu bahwa pedang yang dipegang oleh Ren Piao Ling adalah Lei Hen.
"Kau boleh membayar hutangmu dengan Lei Hen."
"Apakah kau menyuruhku membayar hutang dengan pedang ini?"
"Aku tidak mempunyai tangan begitu terampil seperti tanganmu, untuk apa aku memiliki Lei Hen?" Dia tertawa, "aku ingin kau menggunakan Lei Hen untuk membunuh seseorang."
"Siapa yang harus kubunuh?"
"Zai Si."
"Zai Si?" Ren Piao Ling sedikit kaget, "dia telah bersalah apa kepadamu?"
"Tidak ada."
"Apakah dia mempunyai dendam kepadamu?"
"Tidak ada."
"Kau membencinya?"
"Tidak."
"Kalau begitu, mengapa kau ingin aku membunuhnya?"
"Karena aku suka bila kau melakukannya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau menyukainya?" Ren Piao Ling tampak lebih kaget lagi, "karena kau suka maka kau menyuruhku membunuh orang?"
"Benar!"
"Sayangnya, kau suka, tapi aku tidak suka."
"Kau tidak mau?"
Ren Piao Ling mengangguk lalu duduk lagi.
"Jangan lupa, kau berhutang kepadaku."
"Hutang dibayar dengan uang."
Mu Rong Gong Zhu melihatnya kemudian berkata, "Katanya kau membunuh orang selalu demi seseorang dan harga yang kau kenakan sangat tinggi?"
"Sampai sekarang pun memang seperti itu."
Mu Rong Gong Zhu tertawa. Tangannya tampak licin seperti giok, melambai kepada seseorang, segera ada seorang Bo Se membawa bungkusan putih yang dibungkus oleh kain. Mu Rong Gong Zhu menerima bungkusan itu, dengan lembut dia meletakannya di hadapan Ren Piao Ling.
"Apa ini?" tanya Ren Piao Ling.
"Emas seharga 5.000 tail."
"Apakah kau mengira hutangku kepadamu belum cukup banyak?"
"Jika sudah membunuh Zai Si, hutangmu dianggap lunas. Dan 5.000 tail emas ini akan menjadi milikmu."
"Apakah uangmu terlalu banyak?" Ren Piao Ling melihatnya, "apakah kau sudah gila?"
"Aku tidak mempunyai apa pun, hanya mempunyai sedikit uang."
"Kalau aku tidak mau menerimanya?"
"Membunuh dia tidak akan ada ruginya," bujuk Mu Rong Gong Zhu, "mengapa kau tidak ingin memiliki 5.000 tail emas ini?"
Ren Piao Ling menarik nafas dan mulai mengeluh.
Gadis itu baru berusia sekitar 18-19 tahun, melihat nyawa orang atau uang seperti tidak ada harganya sama sekali. Jika bertemu dengan orang seperti itu, kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Kecuali minum arak, apa lagi yang bisa dilakukan"
0-0dw0-0 Sayur,dan.arak sudah tersusun di atas meja
Ada satu orang lagi yang duduk di atas, tapi Orang-orang Bo Se itu sama sekali tidak merasa letih, tetap berjalan malah hampir seperti berlari.
Ren Piao Ling sudah minum gelas araknya yang terakhir, Dia menarik nafas dengan puas.
"Lain kali jika ada yang bertanya kepadaku, bagaimana cara minum arak yang paling memuaskan dan nikmat, aku pasti memberitahu kepada mereka yaitu dengan cara duduk di atas kursi seperti ranjang kemudian minum arak, itu adalah suatu kenikmatan yang paling besar."
Mu Rong Gong Zhu tetap tertawa dengan manis.
Cahaya bulan begitu lembut, cahaya bintang tidak begitu jelas terasa, arak begitu enak. Di sisinya ada seorang nona yang begitu cantik, apa yang akan dicari lagi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mata Mu Rong Gong Zhu seperti cahaya bintang tampak tidak jelas, membuat hati Ren Piao Ling sudah mabuk kepayang. Apakah Ren Piao Ling benar-benar sudah mabuk"
Empat orang Bo Se menggotong kursi yang berbentuk seperti ranjang, berjalan melewati hutan. Angin malam berhembus lembut karena ada si cantik di kursi itu.
Rambut panjang Mu Rong Gong Zhu menjadi berantakan karena tertiup angin, tapi itu tidak membuat kecantikannya berkurang. Matanya memiliki daya tarik yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Daya tarik yang membuat para laki-laki ingin memilikinya, tapi Ren Piao Ling tidak mempunyai pikiran seperti itu. Dia hanya tersenyum melihat Mu Rong Gong Zhu. Dari kepala hingga kakinya, kemudian dari kakinya dia melihat hingga ke kepala gadis itu, membuat wajah Nona Mu Rong Gong Zhu memerah. Dengan malu dia menundukkan kepalanya.
Ren Piao Ling minum secangkir arak lagi kemudian dia berkata, "Jika aku memberitahu kepada orang-orang bahwa Mu Rong Gong Zhu menggoda laki-laki dengan cara seperti itu, aku bisa bertaruh untuk 100 orang, dan 110 orang tidak akan mempercayainya."
Mu Rong Gong Zhu bisa juga merasa malu dan juga penuh dengan perasaan. Wajahnya sangat merah, apakah karena tadi dia minum arak atau hatinya mulai tergoda"
Ren Piao Ling sebenarnya ingin melihat lagi, melihat cara apa yang akan digunakan oleh Mu Rong Gong Zhu" Tapi dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Masih ada hal yang lebih penting yang harus dilakukan karena itu dia membuka mulut dan berkata, "Kesempatan ini dalam seribu tahun pun sulit didapatkan, jika dilewatkan begitu saja, ini benar-benar sangat disesalkan.
Sebenarnya aku ingin melihat lebih banyak lagi," kata Ren Piao Ling, "tapi sayang, aku harus pergi sekarang juga."
Dia berkata lagi, "Aku tidak tahu mengapa dan salah apa Zai Si kepadamu" Sehingga membuatmu harus berkorban begitu besar."
Dia menarik nafas kemudian dengan cepat minum segelas arak dan berkata, "Aku tidak bisa membantumu membunuh Zai Si. Jika kau ingin membunuhnya, aku akan memberikan sebuah saran. Dirimu sendiri adalah senjata yang paling kuat untuk membunuh orang." Kata-katanya belum selesai tapi dia mulah meloncat dan dengan cepat masuk ke dalam hutan lalu menghilang di dalam kegelapan.
Wajah Mu Rong Gong Zhu memerah seperti warna hati babi. Karena marah, tubuhnya pun bergetar. Bergetar seperti pohon Yang Liu yang tertiup angin semi.
Empat orang Bo Se tetap berlari seperti melayang, tapi wajah mereka terlihat penuh ketakutan, rasa kaget, karena mereka tidak pernah melihat nonanya seperti itu. Ini adalah pertama kalinya nona mereka tampak seperti itu. mereka berharap tidak akan ada kedua kalinya. Mereka berpikir,
"Gadis secantik nona tidak mungkin ada yang sanggup menolak, tapi ada juga laki-laki yang bisa menolak permintaan nona dan ada laki-laki bisa menolak pengaruh kecantikannya."
Angin malam berhembus semakin dingin. Kursi itu tetap digotong dan dibawa dengan berlari dan cepat. Mu Rong Gong Zhu memejamkan matanya. Tubuhnya tidak bergetar lagi, wajahpun sudah kembali tenang seperti semula. Tapi jika kau melihat dengan lebih teliti, akan terlihat bahwa di sudut matanya terdapat tetesan air mata.
Di setiap tempat, di setiap kota pasti ada orang yang membuka rumah makan atau toko bakmi.
Tidak terkecuali dengan kota Ji Nan.
Toko bakmi yang terkenal di Ji Nan adalah Shou Zi Mian (Mie si kurus).
Toko mie Shou Zi Mian, mie nya sangat enak dan murah. Satu mangkuk hanya seharga satu sen, ada bakmi dan juga ada kuahnya, masih ada 2 kerat daging besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sewaktu Shou Zi Mian berdagang pun sudah terkenal, pagi hari dia tidak berdagang. Dia berdagang setelah lewat jam 12 malam. Begitu mie habis, dia akan menutup toko. Jika kau ingin makan lagi, dia tidak akan mau menjualnya, sekalipun kau membayar harga satu mangkuk mie dengan harga 10 mangkuk, dia pasti akan menertawaimu dan berkata, "Besok datanglah lebih awal."
Bos toko Shou Zi Mian adalah si kurus. Itu sudah pasti karena jika melihat nama tokonya saja sudah dapat dibayangkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat kurus, kurus hingga terlihat aneh. Biasanya bila kita memanggil orang kurus adalah si Bambu, si Bakut, atau si Monyet.
Kurus seperti ranting pohon, kurus seperti setan. Panggilan ini sudah biasa dilontarkan kepada orang kurus, tapi bos Shou Zi Mian bila orang-orang pernah bertemu dengannya pasti akan berkata, "Mengapa dia bisa berbentuk seperti sebatang mie?"
Mengapa orang bisa berperawakan seperti mie" Sebatang mie begitu kecil dan panjang.
Walaupun ada mie lebar tapi itu pun hanya selebar jari.
Apakah orang kurus akan kurus seperti mie"
Walaupun mie kecil atau mie kasar tapi tetap seperti mie yang datar dan lurus. Bos Shou Zi Mian adalah orang seperti itu.
Kepala, pundak, dada, perut, pantat, kaki, mempunyai lebar yang sama.
Walaupun perawakan seseorang kurus atau gemuk pasti memiliki 3 lingkaran. Dan bentuk 3
lingkaran ini tidak sama, ada yang lebar ke atas, ada yang lebar ke bawah, yang gemuk pasti bagian tengahnya lebih lebar.
Seorang perempuan, mempunyai 3 lingkaran yang dirahasiakan. Ketiga lingkaran milik bos Shou Zi Mian tidak perlu dirahasiakan malah diumumkan, yaitu 18, 18, 18.
Kepalanya pun berukuran 18, tapi umurnya ndalah 48 tahun.
Belum menikah tapi masih terlihat sangat menarik.
Walaupun dia kurus, tapi rasanya seperti mie miliknya, enak dan juga menggoda.
Orang sibuk seperti dia, setiap hari harus berteman dengan minyak dan asap. Biasanya orang seperti itu akan terlihat lebih tua 5-6 tahun dari umur sebenarnya.
Apalagi seorang perempuan. Seorang perempuan biasanya lebih cepat tua daripada laki-laki.
Apalagi setelah melewati usia 35 tahun, kecepatan menua mereka seperti air hujan di musim semi, cepat dan membuat orang banyak mengeluh.
48 seperti 33. Orang biasa jika kurus seperti dia, kecantikannya pun terbatas, tapi dia merupakan pengecualian. Walaupun dia kurus tapi dia tetap cantik seperti ranting pohon Yang Liu yang tertiup angin musim semi
Namanya pun sangat indah.
Dia bernama Shou Shou. (kurus).
0-0dw0-0 BAB 6 Mie Shou Shou Sebuah gang yang sangat panjang, terdapat sebuah lampu, sebuah toko kecil, dua meja kecil dan seorang perempuan penjual mie.
Tamu yang makan di sana sangat banyak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sewaktu Ren Piao Ling datang ke sana, tampak dua meja sudah penuh. Di pinggir-pinggir meja itu tampak 7-8 tamu yang bediri sambil makan, akhirnya dia pun memutuskan makan sambil berdiri.
Dengan cepat Shou Shou membawa Shou Zi Mian untuk Ren Piao Ling. Begitu dia menerima mie itu tiba-tiba dia berkata kepada Shou Shou, "Tidak disangka, kau lebih cantik dalam perawakan kurus daripada gemuk."
"Aku selalu ingin gemuk," kata Shou Shou sambil tertawa, "tapi sayang sejak lahir aku belum pernah gemuk."
"Betulkah?"
Ren Piao Ling tersenyum dan dia mengambil sumpit mulai makan.
Angin malam berhembus begitu dingin.
Di malam hari seperti ini, bisa makan mie kuah yang panas, benar-benar nikmat sekali.
Setelah menghabiskan semangkuk mie, Ren Piao Ling memesan semangkuk lagi. Tamu
semakin berkurang, tempat duduk pun semakin kosong. Sekarang dia memilih tempat untuk duduk. Mie sudah disuguhkan lagi di depannya.
"Semangkuk mie ini adalah mie terakhir untuk hari ini," kata Shou Shou sambil tertawa.
"Mie terakhir?" Ren Piao Ling berkata, "mungkin nanti tidak bisa makan mie yang begitu enak seperti ini lagi."
"Apakah kau akan pergi jauh?" tanya Shou Shou.
"Bukan aku," Ren Piao Ling tertawa, "begitu pergi, mungkin 20 tahun lagi dia baru bisa kembali."
"Temanmu berbisnis apa" Mengapa begitu pergi 20 tahun kemudian baru bisa kembali?"
"Dia penjual mie."
"Penjual mie?" tanya Shou Shou aneh, "bisnis yang sama denganku."
"Sekarang dia menjual mie, dulu dia adalah orang yang sangat terkenal," ucap Ren Piao Ling.
"Oh ya?"
"Dulu dia adalah ketua bagian di suatu perkumpulan setan," Ren Piao Ling melihat Shou Shou dan berkata lagi, "dulu namanya adalah Pang Jie (kakak perempuan gemuk)."
Sepasang mata Ren Piao Ling yang berwarna abu dun tampak sayu itu tiba-tiba bercahaya seperti kilauan giok. Dia bertanya, lagi "Apakah kau kenal dengannya?"
"Aku" Orang seperti diriku ini mana mungkin bisa mengenal orang yang begitu terkenal?" Shou Shou tertawa dan berkata, "Tuan, kau jangan bercanda."
Begitu selesai dia langsung membalikkan tubuhnya, menghampiri meja yang lain untuk membereskan mangkuk-mangkuk kosong.
Tapi pandangan Ren Piao Ling tidak beralih darinya. Tampak sudut mulutnya terangkat ke atas.
Dia seperti seekor cheetah hitam yang sedang tertawa karena berhasil menemukan mangsanya.
Setelah selesai mencuci mangkuk, Shou Shou melihat di tempat duduk masih ada satu orang yang masih berdiam.
"Tuan, mie sudah terjual habis, aku akan menutup toko ini." kata Shou Shou sambil tertawa,
"apakah kau berjanji dengan seseorang untuk bertemu disini?"
"Aku tidak ada janji dengan orang lain," jawab Ren Piao Ling dengan dingin kemudian berkata lagi, "tapi sedang menunggu seseorang."
"Menunggu?" tanya Shou Shou, "menunggu siapa "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menunggumu kembali seperti dulu," jawab Ren Piao Ling, "menunggu kau mengeluarkan keahlianmu seperti yang dilakukan oleh Pang Jie dulu."
Shou Shou tetap tertawa tapi sudah bukan tawa biasa, tapi tawanya adalah tawa seram.
Matanya pun bersorot tajam. Dia melihat Ren Piao Ling dan berkata, "Ren Piao Ling, jika membunuh orang sangat lihai, begitu pun cara dia mencari seseorang," suara Shou Shou mulai berubah, "bagaimana kau tahu aku berada di sini" Bagaimana kau tahu kalau aku adalah Pang Jie?"
Gadis yang begitu kurus masa dia adalah Pang Jie" (Kakak gemuk)
Pang Jie membunuh orang seperti memotong rumput, mengapa dia bisa memasak mie yang begitu enak"
0-0dw0-0 Malam sudah larut.
Sinar kesadisan Shou Shou mulai terlihat di wajahnya. Melihat ekspresi yang begitu seram, Ren Piao Ling masih bisa tertawa. Dia tertawa kepada Shou Shou, "Walaupun seseorang bisa berubah tapi ada satu ciri yang tidak bisa diubahnya."
"Ciri apa?"
"Jarak antara kedua mata," jawab Ren Piao Ling, "kau berubah dari gemuk menjadi kurus. Kau boleh menggunakan ketrampilanmu mengubah bentuk wajah, tapi jarak antara kedua matamu tidak bisa kau ubah."
"Hanya dengan bukti ini kau bisa mencariku?" tanya Shou Shou, "apakah kau memang sudah tahu bagaimana jarak kedua mataku?"
Dia bertanya lagi, "Aku ingat di antara kita tidak ada persoalan, mengapa kau bisa memperhatikan jarak kedua mataku?"
"Orang yang pernah kutemui, aku pasti selalu mengingat jarak kedua matanya," Ren Piao Ling tertawa lagi, "tujuh tahun yang lalu jika aku tidak datang ke sini untuk makan mie, aku tidak akan menyangka kalau Pang Jie bisa memasak mie yang begitu enak."
Ren Piao Ling menatap Shou Shou, "Kalau kau mau berubah menjadi penjual mie biasa, jangan memasak mie yang begitu enak."
"Tujuh tahun yang lalu kau tahu bahwa aku sudah berada di sini, mengapa kau tidak langsung mengatakannya saat itu?"
"Karena waktu itu tidak ada orang yang mau mengeluarkan uang," jelas Ren Piao Ling dengan santai, "kau tahu aku membunuh orang selalu dengan harga tinggi."
"Aku membunuh orang tidak selalu karena uang," kata Shou Shou, "biasanya aku membunuh orang karena aku memang menyukainya."
Selesai bicara kedua tangan Shou Shou mengeluarkan dua buah cahaya. Cahaya yang tajam itu mengarah ke tenggorokan Ren Piao Ling.
Cahaya pedang tampak berkilau. Hawa yang dikeluarkan pedang yang dingin terus mendekati alis dan mata.
Ren Piao Ling pun memegang pedang sikapnya masih tetap terlihat tenang.
Tangan Shou Shou memegang erat senjatanya, senjata yang dipakainya adalah 2 buah pecut.
Setiap pecut panjangnya sekitar 2 meter lebih, dan terdapat 7 sambungan. Masing-masing tangan memegang satu batang pecut. Sekali pecut itu digerakkan seperti golok Yuan Yang bergerak begitu lincah dan cepat, setiap kali dia memecut jarak yang tersisa hanya beberapa sentimeter dari tenggorokan Ren Piao Ling.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pecut yang terdapat 7 sambungan itu sangat ringan, lincah, bergerak dengan aneh, semua dilakukan oleh Shou Shou dengan sangat lancar dan gerakannya selalu berubah-ubah.
Cahaya terang tampak berkelebat. Bayangan tampak mendekat kemudian menjauh.
Suara hentakan seperti guntur. Cahaya pedang seperti kilat. Kilat pun sepertinya tidak akan bergerak secepat dan seterang itu.
Begitu cahaya pedang berkilau, Shou Shou seperti awan yang melayang ke atas tapi begitu dia turun seperti daun tampak begitu ringan dan begitu pelan.
Begitu mendarat gerakannya tidak seperti gerakan pertama yang selalu berubah-ubah. Tapi setiap jurusnya mengandung hawa kekejaman.
Pecutnya terus melayang, gerakannya sudah tidak ringan, lincah tapi tetap berubah-ubah menjadi gerakan yang ganas dan sadis.
Jika tadi kedua pecutnya bergerak seperti ular, sekarang gerakannya seperti cakar harimau yang tajam, dan seperti gigi cheetah hitam yang kelaparan.
Begitu Shou Shou mengubah jurusnya, Ren Piao Ling pun dengan cepat mengubah jurusnya.
Tangan kirinya dengan lincah memainkan pedang, kemudian dia memutar pedang itu ke belakang.
Tubuhnya belum kembali ke posisi semula, sebuah pedang utuh sudah dilepaskan oleh Ren Piao Ling menjadi 3-4 lempengan besi yang kelihatannya tidak berguna.
Hanya dalam waktu sekejap, 3-4 lempengan besi seperti tidak berguna ini, begitu berada di dalam genggaman tangannya berubah dengan cepat dan aneh, kemudian membentuk menjadi sebuah pecut yang terdapat 9 sambungan.
Sebuah pecut yang terdapat 9 sambungan, tidak berbentuk seperti pecut tapi kegunaannya seperti pecut.
Jika tidak melihat dengan mata kepala sendiri, siapa pun tidak akan percaya dengan semua itu.
Sebuah pedang hanya dalam waktu singkat berubah menjadi pecut yang mempunyai 9
sambungan. Walaupun Shou Shou telah melihatnya sendiri tapi dia masih tidak percaya dengan semua itu.
Karena tidak percaya gerakannya menjadi sedikit lamban, akibatnya dengan satu gerakan kilat, pecut yang beruas 9 itu telah mengenai bagian yang fatal. Sewaktu Shou Shou mati, ekspresi wajahnya masih terlihat kaget dan tidak percaya.
Matanya terbuka lebar, begitu juga dengan mulutnya, tapi sekarang dia sudah terbaring di bawah.
Luka yang membuatnya mati adalah di bagian tenggorokan. Sampai sekarang darahnya masih terus keluar. Dia sudah mati tapi matanya terus menatap pedang Ren Piao Ling tapi juga seperti sedang melihat langit yang jauh,
Ren Piao Ling sedang melihatnya. "Banyak orang yang tidak percaya kepada kehebatan Lei Hen, karena itu banyak orang yang mati karena kehebatan Lei Hen."
Pedang yang sedang dipegangnya itu entah kapan sudah kembali ke bentuk semula. Pelan-pelan dia menyimpan pedang itu seperti sinar terang tersimpan kembali ke dalam kegelapan.
Angin berhembus dari jauh, meniup dedaunan yung berada di pinggir toko. Sehelai daun terbang tertiup angin dan jatuh tepat di atas tenggorokan Shou Shou seakan ingin menutupi luka Shou Shou.
Sewaktu daun itu jatuh dan menutup tenggorokan Shou Shou, ada sesosok bayangan yang berdiri terpaku.
Bayangan seseorang yang memakai baju panjang putih. Dia dengan diam-diam menyaksikan apa yang telah terjadi di toko itu. Dia pun melihat Ren Piao Ling mengubah Lei Hen menjadi pecut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang beruas 9 'ituiibungan dan juga melihat Ren Piao Ling membunuh Pak Jie, kemudian dia melihat Ren Piao Ling meninggalkan tempat ini.
Apa yang telah terjadi di sana, dia sudah melihat degan teliti setiap perubahan yang terjadi dan dia tidak pernah melepaskan pandangannya.
Begitu Ren Piao Ling meninggalkan tempat itu, dia baru berani menghela nafas panjang.
Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bai Tian Yu, Bai Tian Yu, sepertinya kalau ingin mengalahkan Lei Hen bukan persoalan mudah untukmu."
-ooo0dw0ooo- BAB 7 Selamat tinggal kiri dan kanan
Udara terasa dingin, mulai turun hujan gerimis.
Di ruang tamu lampu masih terlihat terang benderang, Huang Fu Qing Tian masih memakai baju hitam dan putih yang dipakainya kemarin. Dia tampak begitu gagah, tinggi, dan besar.
Dia duduk di ruang tamu itu. Di sisinya berdiri Zai Si yang terlihat seperti sangat kecil.
Mata Zai Si tidak melihat ke arah Huang Fu Qing Tian. Matanya melihat sosok Hua Yu Ren yang sedang berlutut.
Mata Huang Fu Qing Tian seperti melihat Hua Yu Ren, tapi juga seperti sedang tidak melihat.
Tawa Huang Fu Qing Tian tetap ceria dan ramah, tapi bila melihatnya lagi dengan lebih teliti maka kau bisa melihat bahwa di balik semua kebaikan hatinya terlihat ada kesedihan yang mendalam.
Kemarin Kasim pembawa surat dari raja mati terbunuh, karena itu upacara penobatan ratu bunga baru bisa dilaksanakan hari ini.
Upacara penobatan sedang berlangsung saat ini. Setiap orang yang berada di ruangan itu dengan sorot mata aneh dan iri melihat ke arah Hua Yu Ren yang tampak begitu cantik. Suara penobatan memenuhi sudut-sudut ruangan ini.
Dengan lembut dan menurut, Hua Yu Ren berdiri dan naik tangga untuk segera menerima penobatannya.
Lampu segera diterangkan. Zai Si memberikan kalungan bunga yang berwarna warni kepada Huang Fu Qing Tian.
Huang Fu Qing Tian menerima kemudian kalungan bunga itu disematkan di kepala Hua Yu Ren. "Terima kasih, Tuan Wang."
Segera suara kegembiraan seperti guruh dan suara tepuk tangan membahana di mana-mana.
Diiringi suasana kegembiraan itu, Hua Yu Ren kembali ke tempat semula.
Sekarang Huang Fu Qing Tian baru bisa melihat Hua Yu Ren dengan benar.
"Siapa namamu?"
"Hua Yu Ren."
"Oh! Berapa usiamu?"
"Aku sudah berumur 20 tahun."
Huang Fu Qing Tian tampak berpikir sebentar kemudian dia berkata kepada Zai Si, "Kau mengatakan bahwa gadis ini ada hubungannya dengan dia...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar," jawab Zai Si, "ibu angkatnya pun bercerita kepadaku tentang kelakuan dia yang aneh."
"Oh ya!"
Huang Fu Qing Tian melihat Hua Yu Ren sekali lagi. Kali ini dia melihat dengan sangat teliti dan berhati-hati sepertinya dia ingin mendapatkan sesuatu dari Hua Y n Ren, Huang Fu Qing Tian mencari sosok 'dia' 20 tahun lalu.
Zai Si pun ikut melihat Hua Yu Ren. Sepasang mata Zai Si seperti seekor ular beracun yang terus menatapnya.
"Menurutmu, apakah Hua Yu Ren adalah putrinya?"
"Dia' yang dimaksud di sini adalah calon istri Huang Fu Qing Tian 20 tahun yang lalu.
"Kalau ibu angkatnya tidak berbohong, maka 99% sudah bisa dipastikan memang dia."
Di luar perpustakaan masih terlihat hujan gerimis. Jendela masih terbuka. Air hujan masuk ke dalam karena tertiup angin. Zai Si melihat wajah Hua Yu Ren. Terlihat seperti ada bekas air mata.
"Aku ingat Tuan pernah mengatakan bahwa 20 tahun yang lalu di tangan kiri putrimu Anda menato sebuah bunga Mei," kata Zai Si, "apakah dia memang putrimu, begitu melihat tangan kirinya, bukankah akan segera selesai?"
"Aku bisa menato tangannya dengan gambar bunga Mei, orang lain pun pasti bisa melakukannya," kata Huang Fu, "bila hanya bukti ini saja, masih belum cukup"
"Kalau begitu aku akan mencari tahu tentang hal ini dari orang lain."
Tiba-tiba Huang Fu Qing Tian degan sorot mata aneh melihat Zai Si dan berkata, "Mengapa kau begitu bersemangat terhadap masalah ini?"
"Setiap hal bila ada hubungan dengan Tuan, aku selalu memperhatikan dengan seksama."
"Benarkah?"
Huang Fu Qing Tian membalikkan kepalanya untuk melihat ke luar jendela. Angin berhembus lebih kencang lagi, air hujan semakin banyak yang masuk. Di wajahnya semakin banyak terdapat titik-titik air, tapi matanya sudah memancarkan tawa menghina.
"Aku sudah mengatur Nona Hua Yu Ren untuk tinggal di sebelah timur di bagian Hua Pan,"
jelas Zai Si. "Tidak masalah."
Di balik kata-kata itu sepertinya mengandung nada penghinaan.
Sikap Zai Si masih terlihat sangat tenang. Dengan sorot mata tenang dan lembut dia melihat Huang
Fu Qing Tian. "Pang Jie sudah mati," jelas Zai Si, "mulai sekarang kita tidak bisa makan Shou Zi Mian lagi."
"Sekarang aku tahu mengapa kau menyuruh Xie Qing membunuh Ren Piao Ling," kata Huang Fu Qing Tian, "Karena kau yang menyuruh Ren Piao Ling membunuh Pang Jie. Kau melakukan semua ini karena kau ingin orang lain tahu bagaimana lihainya dirimu. Kau selalu berbuat seperti itu hingga membuat orang membencimu dan sekaligus takut kepadamu."
"Benari Aku membuat semua orang takut, juga membuat mereka salah dalam melangkah," kata Zai Si, "tapi aku tidak membuat mereka takut kepadaku, melainkan takut kepadamu."
Suara Zai Si sangat lembut, "Kecuali aku tidak ada orang yang tahu perintah ini datang dari siapa."
Tiba-tiba Huang Fu Qing Tian berdiri. Urat-urat hijau di dahinya bermunculan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi aku tahu," dia menjawab dengan suara keras, "melakukan persoalan begitu penting seperti ini, mengapa tidak kau tanyakan dulu kepadaku" Mengapa setelah selesai kau baru memberitahu semuanya kepadaku"
"Karena apa keinginanku adalah kau tidak perlu mengurusi hal-hal sepele seperti ini, tapi melakukan persoalan penting lainnya. Aku ingin kau menjadi pahlawan di dunia persilatan dan menguasai dunia persilatan."
Huang Fu Oing Tian mengepalkan kedua tangannya dan melihat Zai Si dengan lama. Tiba-tiba dia menghela nafas panjang. Dia melepaskan kepalan tangannya kemudian dia berdiri dan berjalan dengan pelan keluar ruangan.
Tiba-tiba Zai Si berkata lagi, "Kali ini Zhong Hui Mie sedang membereskan perkumpulan para durjana. Dia akan membangun kembali perkumpulan para durjana. Tempatnya adalah di San Zhi Feng. Dia sudah memilih 3 orang Tian Wang (Tian=langit, Wang=raja)," Zai Si berkata lagi,
"katanya ketiga Tian Wang ini sudah berada Ji Nan."
Huang Fu Qing Tian tidak mengangkat kepalanya.
"Kau pasti sudah merencanakan semua ini. Siapa pun 3 orang Tian Wang itu dan apakah mereka sudah ada Ji Nan atau belum, itu sama saja. Mereka tidak akan memiliki kesempatan,"
suara Huang Fu Qing Tian tiba-tiba berubah menjadi dingin dan berkata lagi, '"Karena kau tidak akan memberikan kesempatan kepada mereka."
"Hal seperti ini tidak perlu kau beritahu kepadaku."
0-0dw0-0 Jika dikatakan kalau semua orang Ji Nan mengenal Huang Fu Qing Tian, tapi tidak setengah Ji Nan takut kepada Shui Zhan En.
Dia adalah kakak Shou Rou Yi dan juga kakak ipar Huang Fu Qing Tian.
Kakak ipar Nan Jun Wang Huang Fu memang sangat mulia dan juga ternama, Shui Zhao En tinggal di tempat luas dan elit.
Dia sangat menyukai Shou Yue Lou yang berada di halaman rumahnya. Shou Yue Lou adalah kolam air. Dari kolam itu bisa melihat bulan bulat dan cahaya lampu yang berada di sekeliling tempat itu. Kolam ini seperti sebuah cermin besar. Hari ini Shui Zhao En akan menjamu para tamunya di Shui Yue Lou dan dia hanya akan memasang sebuah meja dan tamu yang diundang hanya ada 9 orang tapi pelayan yang akan melayani mereka berjumlah 10 orang lebih.
Tamu yang diundang pastilah orang-orang terkenal atau orang-orang ternama didunia persilatan. Yang menjadi tuan rumahnya pasti Shui Zhao En. Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 40. Pagi-pagi Shui Rou En sudah mendapat kiriman hadiah dari Huang Fu Qing Tian, dengan berbagai macam alasan dia mewakilkan Huang Fu Qing Tian menyampaikan bahwa mereka tidak bisa datang ke pesta ulang tahun Shui Zhao En.
Jadi tamu yang datang hanya ada 9 orang.
Orang yang duduk di sisi kiri Shui Zhao En adalah seorang yang tinggi besar. Jika bicara, suaranya terdengar seperti lonceng. Wajahnya yang merah, berrambut putih, dan jika minum arak seperti seekor paus yang menyedot air dalam jumlah besar. Jika makan daging, sepotong daging besar hanya satu kali makan semua sudah masuk ke dalam mulutnya. Tidak ada yang menyangka kalau tahun ini dia sudah hampir berusia 90 tahun.
Dia duduk di sisi tuan rumah bukan karena umurnya yang sudah tua melainkan karena dia adalah Da Dao Fu Wang (raja bergolok dan berkampak besar). Wang Yi Kai, sejak muda dia memang sudah dihormati oleh orang-orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua puluh tahun yang lalu dia mengundurkan diri dari dunia persilatan dan pensiun total. Dia sudah jarang berkelana di dunia persilatan. Kali ini dia bisa datang karena diundang oleh Shui Zhao En. Pergaulan tuan rumah memang sangat luas.
Yang duduk di sisi kanan Shui Zhao En adalah Nan Gong Hua.
Nan Gong Hua tetap seperti dulu, cerita, luwes, selalu berbaju modern tapi terlihat sangat serasi. Sekalipun kau bertemu dengannya, tangannya pasti selalu memegang cangkir arak.
Seakan-akan hanya dengan cangkir arak itulah dia baru bisa membangun kembali kejayaan Nan Gong Hua yang sudah lewat.
Di sisi Nan Gong Hua adalah Zhan Fei. Dia lebih pendiam, dan terlihat angkuh, perawakannya jauh lebih kurus. Yang duduk di depannya adalah Ling Xu, seperti baru tahu mengapa dia bisa lebih kurus lagi, karena mereka sama-sama menahan diri yaitu bertapa, vegetarian, dan menahan nafsu birahi. Ling Xu tahu jika berhasil melakukan 3 pantangan ini harus seimbang seperti menahan rasa sakit.
Apalagi menahan nafsu birahi. Semenjak dahulu, pantangan birahi adalah hal yang sangat sulit dilakukan di dunia ini, apalagi bila dilakukan oleh seorang laki-laki.
Tahun ini Ling Xu baru berumur 53 tahun tapi kelihatannya dia lebih tua dari umur sebenarnya.
Dia sudah bertapa selama beberapa tahun dan selalu makan vegetarian serta menahan nafsu birahinya. Hal ini yang membuatnya cepat tua.
Tapi badannya seperti tubuh anak muda yang berumur 20 tahun, sangat lincah dan sehat.
Pundaknya sangat lebar, pinggangnya kecil, perut dan pantat sama sekali tidak terdapat daging lebih atau lemak.
Jika dia bertelanjang bulat di depan perempuan hall ini pasti akan membuat para perempuan merasa aneh sekaligus kaget.
Untung hal ini belum pernah terjadi. Dia tidak pernah dekat dengan perempuan, apalagi sudah beberapa tahun ini dia melupakan hidup seperti itu.
Makanan yang dia makan adalah nasi kasar dan sayur apa adanya. Baju yang dikenakan pun apa adanya, barang yang paling berharga di tubuhnya hanya pedang.
Sebuah pedang kuno yang diukir dengan gambar pohon cemara, hiasan pedang berwarna kuning. Pedang ini mewakili identitasnya dan juga mewakili kedudukan yang dihormati oleh orang-orang.
Sekarang dia membawa pedangnya, dan sedang duduk di Shui Yue Lou yang indah.
Di luar rumah ada sebuah kolam air.
Di permukaan air tampak bayangan sebuah bulan yang berbentuk bulat. Sesosok bayangan orang tiba-tiba muncul dan tiba-tiba sudah berada di depan jendela Shui Zhao En.
Dia bergerak dengan cepat, gerakannya begitu cekatan, orangnya pun begitu tampan.
Badannya gagah, alis matanya begitu jelas, tapi wajahnya yang berada di bawah sinar bulan tampak begitu pucat.
Pergaulan Shui Zhao En begitu luas, dia pasti kenal dengan semua pesilat tanguh di dunia persilatan.
Orang yang tiba-tiba muncul itu pun pasti dikenalnya.
Orang itu adalah orang yang baru saja mereka sebut-sebut yaitu Tuan Tian Chi.
Begitu bayangannya muncul, Shui Chao En tertawa dan berkata, "Tuan Tian Chi, Tuan terlambat, Tuan?"
0-0dw0-0 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bulan bulat berada di atas langit. Sinar bulan menyinari wajah Tian Chi.
Di bawah rambutnya, di tengah-tengah dahi tiba-tiba muncul titik darah. Darah ini baru keluar, kemudian berubah menjadi satu garis darah. Darah keluar dari garis itu. Di antara alis, hidung, dan tengah mulut, bibir, dagu terus ke bawah mengalir lalu masuk ke dalam baju.
Tadinya garis begitu kecil tiba-tiba menjadi sebuah garis besar, semakin besar dan semakin melebar....
Kepala Tian Chi yang tadinya muncul dari satu l itik darah mulai membelah kemudian tubuhnya pelan-pelan terbelah menjadi 2 bagian.
Bagian tubuh kiri jatuh ke kiri, dan bagian tubuh Uunan jatuh ke arah kanan. Darah tiba-tiba muncrat duri tengah-tengah.
Tadi masih dia hidup, tiba-tiba sudah terbelah menjadi 2 bagian.
Tidak ada yang begerak dan juga tidak ada yang membuka mulut.
Nafas merekapun seperti langsung berhenti saat iln juga, keringat dingin mulai membasahi baju mereka.
Yang duduk di sana walaupun mereka adalah pesilat tangguh di dunia persilatan dan orang terkenal tapi mereka belum pernah menyaksikan peristiwa seperti
Pelayan-pelayan dan pembatu yang melayani mereka kebanyakan sudah pingsan karena tidak tahan menyaksikan peristiwa yang menyeramkan seperti itu. Sebagian celananya sudah basah karena mengompol.
Tadinya Shui Yue Lou dipenuhi dengan aroma ?u uk dan sayur, sekarang tiba-tiba tercium bau amis tapi kelihatan tidak ada orang yang mencium aroma seperti Itu
Setelah lama Wang Yi Kai baru mengambil poci muk dan meminum arak yang berada di dalam poci itu, kemudian dia menarik nafas panjang, "Golok yang bergerak begitu cepat!"
"Golok?" tanya Ling Xu, "mana goloknya?"
Wang Yi Kai sama sekali tidak mendengar apa yang dia katakan. Dia menarik nafas panjang lagi, "Sudah 40 tahun aku tidak melihat ada golok yang bergerak begitu cepat."
"Golok yang bergerak begitu cepat, aku hanya pernah mendengar dari ayahku yang sudah almarhum," kata Nan Gong Hua dengan tiba-tiba, "Aku sendiri belum pernah melihat."
"Aku sudah hidup selama 87 tahun, aku hanya pernah melihatnya satu kali."
Wajah Wang Yi Kai yang tadinya marah, sekarang menjadi pucat. Kerutan wajahnya tiba-tiba muncul, kerutannya semangkin bertambah dalam. Matanya bersorot menakutkan. Dia teringat dengan peristiwa 40 tahun lalu dan dia sendiri menyaksikan hal ini.
Raja Kapak, Wang Yi Kai, walaupun dia adalah laki-laki yang tidak takut dengan dewa langit atau dewa bumi, tapi jika teringat lagi kepada peristiwa itu, dia tetap merasa bergetar dan bulu kuduknya berdiri.
"Waktu itu aku belum begitu tua, masih sering berkelana di dunia persilatan, suatu hari aku sedang melewati jembatan Chang An....
Waktu itu udara sama seperti sekarang terasa sangat dingin. Orang yang lewat di sana sangat sedikit. Tiba-tiba dia melihat ada seseorang berlari dengan cepat seperti orang gila. dibelakangnya ada sesosok manusia yang mengejarnya dari belakang.
Aku kenal dengan orang itu," kata Wang Yi Kai, "orang itu adalah pesilat tangguh. Ilmu silatnya sangat tinggi dan dia dijuluki Tong Dao (empedu tembaga).
Aku tidak mengerti, mengapa dia bisa ketakutan seperti itu" Aku tidak tahu siapa orang yang mengejarnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat aku ingin bertanya, orang di belakang sudah berhasil mengejarnya. Terlihat goloknya berkilauan, dia sudah membelah temanku dari atas kepala hingga bawah.
Tapi temanku tidak roboh. Dia tetap lari.
Jembatan itu panjangnya ratusan meter.
Temanku itu berlari hingga ke ujung jembatan. Tiba di sana dia baru terbelah menjadi 2
bagian." Setelah mendengar cerita itu, orang-orang di sana menjadi kaget, keringat dingin mulai muncul lagi di punggung mereka.
Ling Xu terus minum arak, setelah itu dia baru membuka mulut, "Apakah benar di dunia ini ada golok yang begitu cepat?"
"Aku melihat hal ini dengan mata kepalaku sendiri. Walaupun kejadian itu sudah lewat 40
tahun, tapi hingga saat ini jika aku memejamkan mata, temanku itu seperti masih hidup kemudian muncul di depanku dan dalam keadaan hidup-hidup terbelah menjadi dua."
"Siapa orang yang membunuh temanmu itu?" tanya Nan Gong Hua.
"Aku tidak melihatnya," jawab Wang Yi Kai, "aku hanya melihat ada golok berkelebat, tapi orang itu sudah menghilang."
"Siapa nama temanmu itu?" tanya Ling Xu.
"Aku hanya kenal begitu saja tapi tidak tahu numanya."
Wang Yi Kai adalah laki-laki jujur. Dia jarang berbohong, dia juga orang yang lurus. Jika dia berbohong maka akan segera diketahui oleh semua orang.
Sekarang semua tahu dia sudah tidak bicara Jujur. Siapa yang membunuh temannya itu" Dia pasti tahu, siapa nama temannya pun dia pasti tahu, hanya saja dia tidak berani untuk mengatakannya.
Kejadian yang sudah lewat 40 tahun lalu, mengapa dia tidak berani mengatakannya"
Mengapa dia seperti temannya begitu ketakutan"
Tidak ada yang bertanya lagi tentang hal itu tetapi ada orang yang bertanya dengan cara lain,
"Menurutmu, apakah temanmu itu mati seperti Tian Chi" Apakah mereka mati oleh orang yang sama?"
Wang Yi Kai tidak menjawab, mulutnya tertutup rapat. Sepertinya dia tidak ingin membuka mulut lagi.
"Bagaimanapun juga itu kejadian itu sudah 40 tahun yang lalu. Bisa hidup hingga sekarang masih tersisa berapa orang lagi?"
"Tapi Tuan Wang masih hidup," Shui Zhao En sekarang baru berani membuka mulut.
Jika Wang Yi Kai masih hidup, orang yang membunuh temannya pasti juga masih hidup.
Siapakah orang itu"
Semua orang berharap Wang Yi Kai akan membuka mulut. Setiap orang terus melihat ke arahnya.
Tapi mereka malah mendengar orang lain yang menjawab.
Suaranya terdengar manis dan jernih, seperti suara seorang gadis kecil, "Wang Yi Kai, maukah kau menuangkan arak untukku"''
Tahun ini Wang Yi Kai berusia 87 tahun, sejak umur 17 tahun dia sudah berkelana di dunia persilatan. Kapak besar seberat 64 kilogram menjadi senjata andalannya. Dia jarang bertemu dengan musuh. Kapaknya terlalu berat, perubahan jurusnya pasti kurang lincah. Di dunia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persilatan orang yang menggunakan kapak pasti tidak terlalu banyak. Bila seseorang bisa disebut-sebut sebagai raja kapak itu pasti tidak mudah untuk mendapatkan gelar itu.
Selama puluhan tahun ini orang lainlah yang menuangkan arak untuknya. Orang yang masih hidup yang bisa menyuruhnya menuangkan arak untuknya sudah tidak begitu banyak.
Tapi sekarang yang menyuruhnya agar dia menuangkan arak untuk orang lain hanya seorang gadis belia.
Nan Gong Hua berdiri di depan Wang Yi Kai. Dia paling jelas melihat ekpresi Wang Yi Kai.
Dia sudah melihat perubahan wajah Wang Yi Kai yang tadinya merah tiba-tiba berubah menjadi seperti air kolam di Shui Yue Lou. Sama sekali tidak berwarna. Sepasang matanya pun tampak ketakutan.
Gadis kecil ini menyuruhnya menuangkan secangkir arak untuknya. Dia tidak marah, malah sebaliknya tampak takut.
Nan Gong Hua membalikkan tubuhnya mengikuti sorot mata Wang Yi Kai untuk melihat siapa yang berbicara. Ternyata hanya ada seorang nenek tua.
Di Shui Yue Lou tidak ada gadis hanya ada seorang nenek'tua yang tampak hitam, kurus, dan kecil. Di sisinya ada seorang kakek yang juga tampak hitam, kurus, dan kecil.
Mereka berdua memakai baju hijau yang terbuat dari kain kasar. Mereka berdua berdiri. Tinggi mereka sama dengan orang normal yang sedang duduk.
Kelihatannya mereka seperti suami istri yang datang dari desa, sama sekali tidak ada yang istimewa.
Satu-satunya hal yang membuat orang-orang merasa aneh adalah di Shui Yue Lou begitu banyak orang dan orang-orang ini adalah pesilat-pesilat tangguh lapi tidak ada seorang pun yang tahu mereka datang duri arah mana.
Begitu nenek tua itu membuka mulut, mereka lebih kaget lagi. Kelihatannya nenek itu lebih tua dari Wang Yi Kai, tapi suaranya terdengar seperti suara seorang gadis.
Suara yang menyuruh Wang Yi Kai menuangkan arak adalah suara nenek tua itu. Sekarang dia mengulangi lagi kata-katanya. Kali ini sebelum kata-katanya selesai, Wang Yi Kai sudah menuangkan secangkir arak.
Pertama-tama dia membersihkan gelas itu Kemudian menuangkan secangkir arak setelah itu dangan sikap sangat hormat, dan dengan kedua tangannya membawa arak ini ke hadapan nenek tua itu.
Nenek tua itu melihatnya, kemudian menarik gelas dan berkata, "Sudah lama kita tidak bertemu, kau sudah sudah tua"
"Benar."
"Katanya jika orang sudah tua, maka dia akan menjadi cerewet,"-kata nenek tua itu.
Tangan Wang Yi Kai mulai bergetar. Tangannya yang bergetar membuat arak itu tumpah dari cangkirnya.
"Katanya seseorang jika sudah cerewet, jaraknya dengan kematian sudah tidak terlalu jauh."
"Aku tidak mengatakan apa-apa," kata Wang Yi Kai "aku benar tidak mengatakan apa pun."
"Meskipun kau tidak mengatakan apa pun, tapi orang-orang yang berada di sini sudah bisa menebak bahwa Kami adalah orang yang kau temui 40 tahun yang lalu di jembatan Chang An."
Dia menarik nafas dan berkata, "Di sini tidak ada orang bodoh. Jika mereka bisa menebak, pasti mereka bisa langsung tahu bahwa pemuda yang bermarga Tian itu pun mati karena golok kami."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apa yang dikatakannya sama sekali tidak salah. Di sini memang tidak ada orang bodoh dan mereka pun bisa menebaknya.
Tapi mereka sulit untuk percaya. Dua orang yang begitu tua dan begitu kurus, kering, dan kecil bisa menggunakan golok yang begitu cepat.
Tapi ekspresi Wang Yi Kai membuat mereka harus mempercayai semua itu.
Wang Yi Kai terlalu takut, sepertinya dia sudah menjadi lumpuh. Arak yang berada di cangkir sudah kosong karena semua arak tumpah ke tubuhnya.
"Apakah umurmu sudah 80 tahun lebih?" tanya nenek tua itu tiba-tiba.
Gigi Wang Yi Kai gemeretuk karena ketakutan.
Akhirnya dia hanya bisa menjawab, "Betul."
"Kau bisa hidup sampai 80 tahun lebih, mati pun kau tidak terlalu jelek, mengapa kau harus membuat semua orang di sini mati?"
"Aku...aku tidak."
"Kau sudah tahu jika di sini ada satu orang saja yang tahu identitas kami maka tidak akan ada orang yang bisa hidup."
Nenek tua itu berkata dengan ringan. Dia menganggap semua orang yang berada di sini adalah orang yang tidak berguna. Jika dia menginginkan nyawa mereka, caranya membunuh seperti memencet mati seekor semut.
Zhan Fei tiba-tiba tertawa dan berkata, "Orang gila."
Dia jarang berbicara, jika dia sudah bicara hanya akan menggunakan dua patah kata. Dia tidak akan bicara 3 patah kata.
"Apakah kau mengatakan di sini ada orang gila?" tanya nenek itu.
"Betul."
"Siapakah orang gila itu?"
"Kau!" jawab Zhan Fei.
Ling Xu pun ikut tertawa dan berkata, "Kata-katamu benar. Jika nenek tua ini tidak gila, mengapa bisa berkata seperti itu?"
"Betul," Nan Gong Hua menepuk meja dengan kuat.
"Dia ingin kita semua mati di sini, dia kira siapa dia?" kata yang lain sambil tertawa.
"Dia mengira dia siapa?"
"Kalian jangan berkata seperti itu," kata Shui Zhan En.
"Mengapa?"
"Dengan identitas dan kedudukan kalian, untuk apa harus mengalah kepada nenek tua ini?"
Mereka malah menjadi ribut. Sama sekali tidak memandang suami istri yang sudah tua itu.
Anehnya nenek tua ini tidak marah. Wajah Wang YI Kui pun tidak setegang tadi.
"hanya saja orang yang tidak mengenal suami isteri itu baru baru berani mengejek mereka.
"jika semua orang tidak mengenal nenek tua ini, maka mereka mungkin akan tetap hidup.
Akhirnya nenek tua ini menarik nafas dan berkata, "Si kakek sering berkata, jika seseorang semakin sedikit tahu, maka dia bisa semakin lama hidup," kata nenek tua itu, "sepertinya kata-katanya masuk akal juga."
Si kakek sama sekali tidak bicara, wajahnya sama sekali tidak ada ekspresi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"mungkin apa yang ingin dikatakannya sudah dikatakan semua oleh istrinya.
"Jika kalian tidak mengenal kami, aku pun malas berbicara dengan kalian."
"kalian berdua sudah berada di sini, bagaimana jika kalian duduk dulu dan minum arak?" tawar Nan Gong Hua dengan tersenyum, " karena tuan rumah disini sangat senang menjamu tamu."
"Di tempat seperti ini, apakah aku pantas duduk untuk minum arak?" dengan dingin nenek tua itu bertanya.
"Jika tempat ini tidak pantas untuk kalian minum arak, mengapa kau datang kemari?" tanya Ling Xu.
"Kami datang untuk mencari seseorang."
"Mencari seseorang?" tanya Wang Yi Kai, "kalian mencari siapa?"
"Mencari seseorang bermarga Li. Namanya adalah Li Wei," kata nenek itu, "lalu masih ada seorang gadis yang bermarga Xie."
Begitu mengatakan nama kedua orang ini, wajah nenek itu tampak marah.
"Asalkan kalian bisa menyuruh kedua orang ini keluar, walaupun kalian berlutut dan meminta agar aku tinggal di sini, aku tidak akan mau."
"Kalian berdua mencari mereka untuk apa?" tanya Ling Xu.
"Tidak menginginkan apa pun, aku hanya ingin mereka hidup lebih panjang lagi selama beberapa tahun," matanya bersorot penuh kebencian dan berkata, "aku ingin mereka mati pun tidak bisa."
"Di sini banyak pembantu yang bermarga Xie, aku pun kenal Li Wei," kata Shui Zhao En.
"Mana orangnya?"
"Aku tidak tahu," jawab Shui Zhao En.
"Aku tahu!" kata kakek yang sejak tadi diam.
"Kapan kau tahu?" tanya nenek itu.
"Baru saja."
"Dia berada di mana?"
"Dia ada di sini."
Wang Yi Kai bertanya, "Kau mengatakan bahwa Li Wei ada di sini?"
Si kakek mengangguk. Wajahnya tetap tidak ada ekspresi.
"Mengapa kami tidak melihatnya?" tanya Wang Yi Kai.
Mulut si kakek tertutup lagi. Dia tidak mau bicara apa-apa lagi.
"Jika kakek mengatakan kalau dia ada di sini, dia pasti ada di sini," lanjut si nenek, "kakek tidak pernah berbohong dan tidak pernah salah."
"Apakah kali ini dia pun tidak salah?" tanya Nan Gong Hua.
"Tidak akan salah," jawab nenek tua.
Zhan Fei menarik nafas dan berkata, "Jika kalian bisa mendapatkan Li Wei di sini, aku akan...."
"Kau akan apa?"
"Aku akan...."
Kata-katanya belum habis, Ling Xue sudah meloncat dan menutup mulutnya.
"Li Wei, keluarlah!" panggil nenek tua itu sambil tertawa dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar ada seorang yang tertawa dingin dan b?rkata, "Kalau dia datang, kita pasti bisa melihatnya."
Yang pasti jika Li Wei datang, dia diundang untuk makan bersama di sini.
Dia memang tidak datang. Anehnya, suara tadi adalah suara Li Wei.
Semua sudah mendengar suaranya tapi tidak melihat ada orangnya.
Shui Yue Lou bukan tempat kecil tapi juga tidak terlalu besar. Sebenarnya Li Wei berada di mana"
Sejak tadi dia berada Shui Yue Lou. Ada di depan mereka. Mereka bukan orang buta, mengapa mereka tidak bisa melihatnya" Karena tidak ada yang menyangka bahwa orang terkenal di dunia persilatan dan mempunyai kedudukan terhormat, Ketua Wisma Tujuh Bintang akan berpenampilan seperti itu.
Tamu-tamu yang ada di Shui Yue Lou hanya berjumlah 9, ditambah dengan pembantu dan pelayan semuanya berjumlah 12 orang.
Enam laki-laki, dan enam perempuan. Laki-laki berbaju hijau, yang perempuan berbaju pendek dan bergaun panjang. Mereka seperti boneka yang terbuat dari tanah liat. Diam, sopan, dan bersih.
Mereka adalah pelayan pilihan dan juga telah melalui latihan ketat. Ingin menjadi pembantu dan pelayan di rumah orang kaya bukan yang mudah. Tapi orang yang pernah dilatih secara ketat jika tiba-tiba melihat seseorang yang hidup kemudian terbelah menjadi dua, pasti juga akan merasa kaget dan ketakutan.
Di antara 12 orang itu paling sedikit separuh orang di sana akan merasa kakinya menjadi lemas karena merasa takut. Mereka tidak bisa berdiri dengan tegak.
Tidak ada orang yang marah kepada mereka dan juga tidak ada yang memperhatikan sikap mereka. Mungkin tidak ada orang yang melihat mereka.
Di Shui Yue Lou, tamu-tamu di sana tidak akan memperhatikan karena perhatian para tamu itu terfokus pada sepiring ikan tim.
Karena itu tidak ada yang bisa melihat Li Wei.
Li Wei adalah orang yang sangat memperhatikan ketrampilan dan selalu hidup dengan gaya yang paling mewah. Tidak ada yang menyangka kalau dia akan menurunkan derajatnya dan bergabung dengan pembantu-pembantu dan berpura-pura pingsan terbaring di bawah.
Tapi sekarang dia tidak bisa berpura-pura lagi. Dia harus berdiri. Dia memakai baju hijau dan kaos kaki berwarna putih, yang dalam hidupnya tidak pernah memakai kaos kaki. Wajahnya seperti warna bajunya.
Sekarang semua orang bisa melihat wajahnya yang memakai topeng yang terbuat dari kulit orang.
Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Begitu melihat Li Wei berdiri, Zhan Fei sengaja menarik nafas, "Benar, aku benar tidak tahu dan tidak melihat itu kalau dia adalah Ketua Li. Kalau tidak mana berani menyuruh Ketua Li menuangkan arak untukku."
Li Wei memakai topeng. Topeng ini buatan dari Qi Qiao Tong Zi. (tujuh keterampilan Tong Zi).
Kata Ling Xue, "Kita memiliki mata normal yang dimiliki oleh orang biasa, pasti kita tidak bisa membedakannya.''
"Katanya topeng ini sudah sangat langka sejak jaman dulu. Yang beredar di dunia persilatan sampai .sekarang mungkin hanya ada 3-4 buah," kata Nan Gong E tua.
"Tidak disangka Ketua Li yang biasanya bersikap terang-terangan, sekarang diam-diam menyamar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apakah Shui Zhao En tidak mendengar sindiran ini"
"Apakah kau tidak tahu kalau topeng kulit ini terbuat dari apa?" tanya Wang Yi Kai.
"Aku pernah "mendengar," jawab Shui Zhao En, "seperti terbuat dari kulit pantat orang yang sudah meninggal."
"Salah! Salah!" kata Nan Gong Hua, "Ketua Li yang begitu agung mana mau memakai topeng yang terbuat dari kulit pantat orang yang sudah meninggal" Kami pasti sudah salah dengar."
Mereka saling bertanya tapi juga menjawab irndiri seperti menyindir dan menghina.
Akhirnya Li Wei membuka mulut, dia berkata, "Apakah kalian selesai berbicara?"
"Belum," jawab Ling Xue, "masih ada satu hal yang belum kumengerti."
"Apa?" tanya Li Wei.
"Di kota Ji Nan tempat yang paling ramai adalah Zui Liu Ge, mengapa kau tidak ke sana" Malah memilih kesini?"
"Karena aku mengira kalau kalian adalah teman ku," Li Wei tertawa dingin, "walaupun identitasku sudah terbongkar, bagiku kalian adalah pendekar dan pahlawan yang berpandangan lurus, tidak akan membiarkan kami mati di tangan perkumpulan para durjana yang sesat itu."
Tiba-tiba Wang Yi Kai meloncat dan berkata, "Perkumpulan para durjana yang sesat" Apa itu perkumpulan para durjana yang sesat?"
"Apakah kailan benar-benar tidak tahu kalau mereka berdua adalah...."
Li Wei tidak bisa meneruskan kata-katanya karena sudah ada 23 titik terang menyerangnya dan semuanya mengarah ke titik yang paling berbahaya.
Yang pertama menyerangnya adalah Nan Gong Hua. Yang lain pun tidak kalah cepat
dengannya. Orang-orang ini adalah orang terkenal di dunia persilatan jarang ada yang tahu bila mereka juga menguasai senjata rahasia, karena mereka selalu mengatakan bila menggunakan senjata rahasia itu adalah perbuatan yang tidak benar, dan mereka selalu memandang remeh kepada orang terkenal yang memiliki senjata rahasia.
Tapi sekarang mereka malah menggunakan senjata rahasia mereka dengan cepat dan ganas.
Tidak kalah dengan orang yang biasa mereka anggap remeh.
Mereka bertekad tidak akan membiarkan Li Wei mengeluarkan kata-kata itu, dan mereka secara bersama-sama mengeluarkan senjata rahasia.
Li Wei tidak tahu kalau mereka akan bertindak seperti itu. Dia tidak dapat menghindar. Dia sudah yakin kalau dia akan mati oleh senjata rahasia mereka. Dia tidak menyangka akan ada orang yang menolongnya.
Senjata rahasia dikeluarkan secara tiba-tiba terlihat ada cahaya golok yang berkelebat, cahaya golok yang melewati langit, seperti ada bintang jatuh yang melewati langit malam.
Dua puluh enam jenis senjata rahasia tampak berjatuhan, ada yang kecil ada pula yang besar, ada yang bulat ada juga yang persegi, tapi setiap senjata itu tampak terputus di tengah-tengah.
Golok itu bergerak begitu cepat dan tepat.
Cahaya golok yang begitu berkilau sudah menghilang.
Wajah si kakek tetap tidak berekspresi apa pun, tapi mata si nenek tampak bercahaya, cahaya itu seperti kilauan golok tadi
Tapi tangan mereka tidak memegang golok, bagaimana cara mereka mengeluarkan golok mereka" Mengapa golok itu bisa menghilang dengan tiba-tiba"
Tidak ada yang bisa melihat dengan jelas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi wajah setiap orang tampak berubah.
Li Wei menarik nafas panjang, kemudian dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dua puluh tahun lebih kita berteman, kali ini begitu mengeluarkan jurus kalian ingin aku mati, siapa yang menyangkanya?"
Dia melanjutkan lagi, "Seharusnya sudah terpikir olehku, yang aku lihat lebih banyak dari kalian."
"Apa yang telah kau lihat lebih banyak dari kami?" tanya nenek itu.
"Karena sejak tadi aku sudah tergeletak pura-pura pingsan di bawah, apa yang telah terjadi di bawah meja sudah terlihat dengan jelas olehku."
"Apa yang sudah kau lihat?"
"Sewaktu mereka sedang marah-marah dan mengatakan kalau kau adalah orang gila, sepasang tangan mereka saling menarik baju mereka di bawah meja untuk saling memberikan isyarat," kata Li Wei, "sebagian tangan mereka tampak bergetar."
"Oh ya?" tanya nenek tua itu.
"Karena mereka sudah tahu siapa dirimu," kata Li Wei sambil tertawa dingin, " tapi mereka tidak akan membiarkanmu tahu mengenai hal ini."
"Karena satu orang saja yang mengenal identitasku, maka tidak akan ada yang bisa hidup,"
kata nenek tua itu.
"Karena itu mereka harus bersandiwara di depanmu"
Kata Li Wei lagi, "mereka ingin kau tidak tahu siapa sebenarnya dirimu kalau tidak mengapa mereka sudah berlaku tidak sopan?"
"Di sini memang tidak ada orang bodoh," tawa nenek itu terdengar seperti suara gadis kecil.
"Mereka tidak menyangka kalau aku berada di sini dan sekaligus sebagai teman mereka," kata Li Wei.
"Mereka tahu siapa aku, pastinya tidak akan menganggapmu sebagai teman lagi," kata nenek tua itu.
"Karena itu mereka terus menertawakan dan menghinaku, berarti mereka menganggap remeh kepadaku," kata Li Wei, "kalau ada seseorang yang ingin membunuhku mereka pasti tidak akan menolong."
"Tapi sayang, aku tidak ingin buru-buru mengambil nyawamu."
"Aku belum mati dan aku masih bisa bicara, aku akan mengatakan identitas kalian."
"Tapi bila kau mengatakan itu maka mereka pun akan mati mengikuti jejakmu."
"Mereka tidak menganggapku sebagai teman, aku tidak akan membiarkan mereka hidup enak,"
kata Li Wei. "Mereka pasti sudah tahu," nenek itu tertawa, "karena mereka tidak bodoh."
"Tapi mereka tahu bakal ada seseorang yang akan menolongku," Li Wei pun ikut tertawa.
"Mereka tidak menyangka kalau aku yang akan menolongmu," kata nenek tua itu.
"Kau bisa memukul senjata mereka dalam waktu singkat, di dunia ini tidak ada yang bisa melakukan hal seperti itu."
"Ling Xu tadi menutup Zhan Fei bukan karena dia sudah tahu aku berada di sini."
"Dia bisa menebak, siapa sebenarnya kakek itu."
"Benar," kata Li Wei, "dia pun tahu kalau Tetua Tie dalam hidupnya tidak akan sembarangan bicara, juga tidak akan melakukan sesuatu yang tidak dia yakini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Banyak yang tahu bagaimana sifat kakek sebenarnya," kata nenek itu.
"Karena itu mereka tidak akan membiarkan aku mengatakan kalau kakek itu adalah salah satu dari empat tetua Mo Jiao (perkumpulan setan)," kata Li Wei, "empat puluh tahun yang lalu, dia adalah jago golok nomor satu di dunia ini."
Kata-kata Li Wei belum selesai tapi Ling Xu sudah meloncat seperti sebuah anak panah.
Rumus ilmu meringankan tubuh satu-satunya adalah harus ringan, baru bisa bergerak dengan cepat.
Tubuh Ling Xu kurus seperti sebuah bambu, selain itu dia pun pendek dan kecil, dia pun salah satu dari pesilat yang mempunyai ilmu meringankan tubuh yang terbaik, ada yang mengatakan bahwa ilmu meringankan tubuhnya berada di atas Tian Chi.
Bila dia sudah beraksi tidak ada yang bisa menghalanginya lagi
Hanya tampak cahaya golok berkelebat. Begitu golok berkelebat dia tetap berlari, hanya dalam waktu singkat dia sudah berhasil melewati kolam
Bulan bundar masih menggantung di atas langit.
Langit ada bulan, di kolam pun ada bulan.
Bulan di langit dan bulan yang berada di permukaan kolam menyinari semua orang yang bisa melihat bayangan orang yang berperawakan kurus kecil yang bergerak dengan ringan melewati kolam.
Tidak ada yang bergerak.
Ling Xu adalah orang yang pertama lari dari sana, sewaktu dia berlari semua orang sedang mengumpulkan tenaga dan ingin melarikan diri dari sana. Tenaga yang mereka kumpulkan berubah menjadi keringat dingin. Cahaya golok tidak terlihat.
Kali ini semua orang bisa melihat ada cahaya golok yang melayang keluar dari lengan baju si kakek yang pendiam itu.
Lengan bajunya sangat lebar, besar, dan panjang, cahaya golok berwarna putih keluar dari lengan baju itu. Sekarang sepertinya sudah berada di mata nenek itu.
"Kau salah," kata nenek itu.
"Dia memang salah," kata Li Wei, "dia seharusnya tahu tidak ada yang bisa lari dari Yan Zi Dao (golok walet)."
"Kau juga salah," kata nenek itu.
"Oh ya?"
"Kau harus mendengarkan kalimat ini."
"Kalimat apa?"
"Burung walet selalu terbang berpasangan, yaitu walet jantan dan betina, sekali menggerakkan golok akan membelah di tengah, kiri, dan kanan, setelah itu selamat tinggal. Artinya adalah setelah kami mengayunkan golok berarti di tengah, kiri, dan kananmu sudah terbelah. selamat tinggali"
o-odwo-o BAB 8 Putri Tuan Muda ketiga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yan Zi Shuang Fei, Ci Xiong Tie Yan, Yi Dao Zhong Fen, Zuo Yu Zai Jian (burung walet terbang berpasangan, walet baja yang betina dan yang jantan, satu golok membagi dua bagian, mengucapkan selamat tinggal kekiri dan kanan).
"Kalimat ini tidak bagus, tapi aku pernah mendengarnya," kata Li Wei.
"Bila kau pernah mendengarnya, kau harus tahu tentang 4 tetua di perkumpulan para durjana, hanya Tie Yon (walet baja) yang terdiri dari dua orang," kata nenek tua itu sambil tertawa.
"Walaupun golok kakek sangat cepat, tapi harus aku yang bergerak dulu, maka baru bisa mengeluarkan tenaga yang dahsyat."
"Aku pernah mendengarnya," kata Li Wei.
"Tapi walaupun kami berdua secara bersama-sama mengeluarkan jurus Yan Zi Shuang Fei tetap bukan merupakan golok tercepat," jelas nenek tua itu.
"Apa, masih bukan yang tercepat?"
"Benar," jawab si nenek.
"Tapi golok kalian sudah termasuk golok dengan gerakan sangat cepat," kata Li Wei sambil menahan nafas.
"Kau menganggap golok kami sudah sangat cepat, karena kau belum pernah melihat golok tercepat di dunia ini."
Wajah si nenek berekspresi aneh, "golok melengkung, adalah...."
"Kau sudah tua...."
Kakek tua yang sejak tadi hanya diam tiba-tiba memotong kata-katanya.
Jarang ada perempuan yang mengakui bahwa dirinya sudah tua, tapi nenek itu mengakuinya kali ini.
"Aku sudah tua, aku benar-benar sudah tua, kalau tidak mengapa aku bisa cerewet seperti ini?"
Tapi wajahnya tetap terlihat aneh, apakah ini adalah sikap hormatnya atau perasaan benci" Iri"
Atau marah" Ekspresi seperti ini seharusnya tidak muncul di wajahnya.
Tapi melihat golok melengkung itu, dia mempunyai beberapa perasaan.
"Golok melengkung apakah di atasnya terukir
Xiao Lou Yi Ye Ting Chun Yu"
Pertanyaan ini tidak ada seorang pun yang tahu, karena nenek itu sudah mengganti topik pembicaraan, tiba-tiba dia bertanya kepada Li Wei, "Apakah aku bisa membunuhmu?"
"Tentu saja bisa."
Li Wei bukan orang lemah, tapi sekarang dia mengakuinya secara langsung.
"Kau bukan orang lucu, kau sering berpura-pura, kau mengira kau sudah mempertahankan dirimu, dan membuat orang lain pun merasakan seperti itu."
Semua ini diakui oleh Li Wei.
"Tujuh jurus bintangmu, tidak berguna untuk orang sepertimu, hidup di dunia ini pun sudah tidak ada gunanya lagi."
Li Wei tidak membantah perkataan nenek tua itu.
"Tapi kau masih memiliki kebaikan hati," kata nenek itu, "paling sedikit kau lebih baik dari mereka yang selalu berpura-pura, kau selalu bicara dengan jujur."
Li Wei benar-benar tidak membantah perkataan nenek tua itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Karena itu pula aku tidak ingin membunuhmu," ucap nenek itu, "asalkan kau mau menyerahkan gadis itu maka aku akan melepaskanmu."
Li Wei terdiam, dia diam dengan lama, tiba-tiba dia membuka mulut, "Apakah aku bisa bicara sebentar dengan mereka?"
"Siapa mereka yang kau maksud?" tanya nenek itu.
"Mereka adalah orang yang selalu kuanggap sebagai teman," jawab Li Wei.
"Sekarang kau sudah tahu mereka teman macam apa, apakah kau masih ingin bicara dengan mereka?"
"Aku hanya akan mengucapkan satu kalimat saja."
Nenek tua itu belum mengijinkan, kakek itu sudah menjawab, "Biarkan dia bicara dengan orang-orang itu."
"Orang yang jarang bicara tapi sekali dia bicara maka kata-kata yang dikeluarkan begitu berbobot.
"Kakek mengatakan, kami akan membiarkanmu bicara, tidak ada yang melarangmu."
Nenek itu menghela nafas, "Bila sekarang kau tidak bicara nanti kau tidak akan mempunyai kesempatan lagi."
Kemudian Li Wei bicara dengan suara kecil di telinga Wang Yi Kai.
Tidak ada yang bisa mendengar apa yang sedang dia bicarakan dengan Wang Yi Kai, tapi setelah mendengar kata-katanya, wajah mereka langsung berubah menjadi wajah yang ketakutan.
Malam bertambah larut, angin pun bertambah dingin, nenek tua itu masih terus mengawasi mereka, dia pun tidak bisa menebak apa yang sedang dikatakan oleh Li Wei kepada mereka.
Nyonya Tie Yan hingga usianya 35 tahun masih disebut sebagai si cantik dari dunia persilatan, apalagi -sepasang matanya, bisa membuat seseorang bertekuk lutut.
Mungkin bila 40 tahun yang lalu begitu dia melihat laki-laki, apa pun yang dia perintahkan kepada laki laki itu maka laki-laki itu akan segera menurut kepadanya.
Sayangnya itu adalah kejadian 40 tahun yang lalu.
Setelah selesai mendengarkan bisikan Li Wei, langsung mengatupkan mulut mereka, sepertinya mereka bertekad akan melakukan sesuatu, tidak ada seorang pun yang mengatakan apa yang sudah dibisikkan oleh Li Wei tadi.
Li Wei menolehkan kepalanya melihat nenek tua itu dan berkata, "Walet Terbang Berpasangan, walaupun kalian membunuh orang seperti memotong rumput, tapi kata-kata yang telah kalian ucapkan bisa dipercaya."
"Itu sudah pasti."
"Tadi sepertinya aku telah mendengar, bila aku bisa menyerahkan None Xie maka kau akan melepaskanku?"
"Benar, aku memang berkata seperti itu."
"Kalau begitu, aku bisa pergi."
Li Wei membersihkan bajunya yang penuh dengan debu, sepertinya apa yang dia katakan kepada nenek tua itu merupakan penyelesaian yang sempurna.
"Karena aku sudah menyerahkan dia kepada mereka," jelas Li Wei.
"Menyerahkannya kepada siapa?"
"Kepada mereka."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia menunjuk Wang Yi Kai dan teman-temannya, kemudian dia berkata lagi, "tadi aku memang sudah membawa dia ke sini, dan aku menyembunyikannya di suatu tempat rahasia, aku sudah mengatakan kepada mereka di mana tempat rahasia itu, salah satu dari mereka pasti bisa mendapatkan kembali gadis itu."
"Bagaimana kami bisa tahu, apa yang kau katakan semua adalah kenyataan," kata Nan Gong Hua dengan marah.
"Bila salah satu dari kalian pergi mencarinya ke sana, maka kalian akan percaya apa yang sudah aku katakan tadi adalah kenyataan atau hanya tipuan saja." Wajah mereka pucat, keringat dingin sebesar kacang hijau jatuh bergulir dari dahi mereka.
Tapi Li Wei hanya tertawa, dia tertawa dengan senang, tidak ada yang tahu apa alasan dia bisa tertawa begitu senang.
"Mereka pasti akan berebut mencari gadis itu."
Kata nenek itu, "Oh ya."
"Sekarang mereka sadar siapa aku sebenarnya, artinya mereka akan mati."
"Oh ya?"
"Tapi mereka tidak ingin mati."
"Sudah terlalu lama mereka hidup dengan enak, mereka pasti tidak ingin mati," kata Li Wei.
"Siapa yang tidak ingin mati maka dia harus mencari dan mendapatkan gadis itu," ucap si nenek itu.
"Mengapa?"
"Karena siapa pun yang bisa mendapatkan gadis itu, maka aku akan melepaskan orang itu,"
kedua mata nenek itu terus melihat ke arah Wang Yi Kai dan teman-temannya.
"Aku percaya kepada semua kata-kata yang telah kau ucapkan," kata Li Wei.
"Kalau begitu apakah mereka akan segera berebut pergi ke sana?" tanya nenek itu.
"Tidak," jawab Li Wei.
"Mengapa tidak?" nenek itu tertawa dingin, "apakah kau mengira mereka adalah orang yang tidak takut dengan kematian?"
"Karena mereka takut mati maka mereka tidak akan pergi ke sana."
"Mengapa?"
"Karena bila mereka tidak pergi, mungkin mereka masih bisa hidup beberapa tahun lagi, bila mereka pergi sekarang, maka mereka akan mati," jelas Li Wei, "mereka sangat mengerti akan hal ini."
Li Wei bertanya kepada mereka, "Apakah ucapanku ini benar?"
Tidak ada seorang pun yang membantah.
Nenek itu merasa marah sekaligus aneh. "Apakah mereka mengira aku tidak berani membunuh mereka?"
"Kau berani membunuh mereka, tapi bila mereka tidak pergi maka kau pun tidak akan membunuh mereka, mereka sudah mengerti sekali akan hal ini."
Li Wei berkata lagi, "Sayangnya, Nona Xie masih memiliki ayah, bila mereka menangkap Nona Xie untuk diserahkan kepadamu, maka ayah Nona Xie pun tidak akan melepaskan mereka."
"Jadi mereka lebih memilih menyinggung perasaanku dari pada perasaan orang itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mereka semua adalah pesilat tangguh, bila mereka bergabung mungkin masih ada harapan untuk mereka," kata Li Wei, "kalau harus menghadapi orang itu, maka tidak ada kesempatan sama sekali."
"Siapakah dia?"
"Dia adalah Xie Xiao Feng," jawab Li Wei, "dari Gunung Zui Yun yang air danaunya berwarna hijau, dia adalah Tuan Muda Ketiga, Xie Xiao Feng dari Wisma Shen Jian (dewa pedang)."
Dia menghela nafas dan berkata lagi, "Nona Xie yang kau cari adalah putri dari Xie Xiao Feng."
Wajah si kakek dan nenek langsung berubah, mata mereka terlihat bersorot kaget sekaligus marah.
"Yan Zi Shuang Fei, golok Yan Zi memang dasyat tapi ilmu silat Shen Jian dari keluarga Xie sama dasyatnya," kata Li Wei.
"Apakah semua perkataanmu benar?" tanya nenek itu, "mengapa Xie Xiao Feng bisa mempunyai anak?"
"Kalian pun mempunyai anak, mengapa Xie Xiao Feng tidak boleh?"
"Sekarang kami tidak mempunyai anak lagi," wajah nenek itu bertambah seram, "karena itu Xie Xiao Feng pun tidak boleh mempunyai anak."
Suara nenek itu tidak seperti suara gadis kecil lagi, matanya tiba-tiba menyipit dan bercahaya seperti kilauan golok, dia melihat ke arah Zhan Fei.
"Gadis yang bermarga Xie itu, ada di mana" Katakan kepadaku!" wajah Zhan Fei langsung pucat, tapi dia tetap tidak mau menjawab.
"Dia tidak akan mengatakannya," jelas Li Wei, "Shao Lin Pai selalu dihormati orang, bila dia menjual putri Xie Xiao Feng kepada perkumpulan para durjana, maka saudara seperguruannya tidak akan memaafkannya."
Dia tersenyum dan berkata, "Sama-sama harus mati. Kalau kau mati lebih bagus dan indah."
"Di antara kita tidak ada dendam mengapa kau ingin mencelakakan kami?" Zhan Fei berteriak.
"Karena aku adalah orang yang tidak tahu malu," jawab Li Wei, "kulit yang ada di pantat orang mati pun bisa kupasang di wajahku, apa lagi urusan yang tidak bisa kulakukan?"
"Bila teman-teman tahu kalau ketua tujuh bintang adalah orang semacam ini, entah apa yang ada dalam pikiran mereka?" Nan Gong Hua menarik nafas.
"Aku tahu itu," kata Li Wei, "perasaan mereka pasti seperti perasaanku kepada kalian."
"Dia tidak mau mengatakannya, maka aku yang i ikan mengatakannya," kata Wang Yi Kai.
"Aku tahu pada akhirnya pasti akan ada yang mengatakan di mana gadis itu," nenek itu tertawa dingin.
Pelan-pelan Wang Yi Kai berjalan ke arah Li Wei.
Li Wei selalu siap siaga, dia tidak menyangka orang terkenal seperti Wang Yi Kai akan menggigit orang dari belakang.
Dia selalu memperhatikan tangan Wang Yi Kai yang selalu diletakkan di belakang, dia mendekati Li Wei dan dengan pelan berbisik, "Ada satu hal yang tidak pernah terpikirkan olehmu, seperti aku yang tidak pernah terpikir bahwa kau akan meminjam pisau orang ini untuk membunuh karena itu kau harus mendengarkan kata-kataku."
Li Wei ingin mundur tapi sudah tidak sempat, tiba tiba Wang Yi Kai menggigit telinganya hingga darahnya bercipratan ke mana-mana, Li Wei menahan sakit, kemudian dia lari, Zhan Fei langsung memukul wajahnya. Tidak ada yang bisa menahan pukulannya. Li Wei terjatuh di tengah udara,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tulang-tulangnya paling sedikit ada 27-28 yang patah. Wang Yi Kai memuntahkan telinga yang tadi digigitnya hingga lepas ke atas tubuh Li Wei.
"Aku kira kau pun tidak akan menyangka bahwa aku adalah orang semacam ini bukan?"
Nenek itu berkata, "Bukan dia tidak menyangka, aku sendiri pun tidak menduganya sama sekali."
Wajah nenek itu tiba-tiba terlihat aneh dan berkata, "Bila semua orang-orang persilatan seperti kalian maka keadaannya akan lebih baik."
"Membunuh satu orang untuk menghukum seratus orang," kata kakek itu dengan tiba-tiba,
"bunuh satu orang dulu."
"Aku pun tahu harus membunuh satu orang dulu." Bila ada hal penting maka dia harus bertanya dulu kepada suaminya, "bunuh siapa dulu?"
Dengan perlahan si kakek mengeluarkan jari-jarinya yang kurus dan kering itu dari balik lengan bajunya.
Semua tahu bila dia telah menunjukkan jarinya kepada seseorang maka orang itu pasti akan mati, kecuali Shui Cao En, semua tampak mundur karena ketakutan, yang paling cepat mundur adalah Nan Gong Hua.
Dia ingin bersembunyi di balik tubuh Wang Yi Kai, tapi jari yang kurus kering itu telah menunjuk kepadanya.
"Baiklah, kita bunuh dia dulu!"
Setelah selesai bicara, nenek itu sudah mengeluarkan sebilah golok yang panjangnya 2.5
meter, bentuk golok itu tipis seperti sayap tonggeret, tampak dingin seperti suasana musim gugur, golok itu terlihat transparan.
Itulah golok setan Yan Zi Shuang Fei.
Dulu perkumpulan Para Durjana ( Mo Kau ) menguasai dunia persilatan, mereka menganggap pendekar-pendekar yang ada seperti babi, anjing, dan ikan. Perkumpulan Para Durjana mempunyai senjata yang sangat menakutkan, yaitu sebuah pedang, pecut, sebuah gada, dan sepasang golok.
Tidak ada orang yang pernah melihat golok itu. Golok itu terbuat dari baja pilihan, bisa keras atau lembut, bila tidak digunakan bisa digulung dan disimpan di balik lengan baju.
Bila golok itu sudah muncul maka cahaya akan berubah menjadi darah dan bencana.
Pada saat golok itu sudah berada di depan mata, nenek itu memegang bagian tajam golok tersebut, nenek itu seperti berubah menjadi seorang gadis remaja.
"Sudah lama aku tidak menggunakan senjata ini," dengan tenang dia berkata, "aku tidak seperti kakek, hatiku lebih lembut."
Dia menyipitkan matanya melihat ke arah Nan Gong Hua dan berkata, "Nasibmu memang bagus."
Nan Gong Hua adalah seorang laki-laki yang sangat memperhatikan penampilan, wajahnya biasa terlihat selalu segar tapi sekarang terlihat pucat, dia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh si nenek dengan mengatakan bahwa semua ini adalah nasib baiknya.
"Aku ingat, terakhir kali aku membunuh Peng Tian Shou."
"Peng Tian Shou adalah pesilat nomor satu di Wu Hu Duan Men Dao (lima, harimau dengan golok membelah pintu)."
Wu Hu Duan Men Dao adalah ilmu keluarga Peng yang beraliran keras, gagah, dan tidak mengenal ampun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekali golok diayunkan maka nyawa pasti melayang, dengan ilmu Wu Hu Duan Men Dao, keluarga Peng berjaya di dunia persilatan selama 50 tahun, mereka jarang menemui musuh yang seimbang."
Dengan ilmu goloknya Peng Tian Shou sudah membunuh banyak orang, tapi 40 tahun yang lalu tiba-tiba dia menghilang dari kalangan persilatan, tidak ada yang tahu kalau dia sudah mati di bawah Yan Zi Dao.
Peng Tian Shou adalah teman Wang Yi Kai.
Setelah mendengar nama ini, wajah Wang Yi Kai tampak berubah, apakah dia teringat kembali kejadian 40 tahun yang lalu" Apa yang pernah terjadi di jembatan Chang An tidak pernah terlupakan olehnya.
"Dengan golok yang pernah membunuh Peng Tian Shou ini, aku akan membunuhmu juga, dan arwah kalian akan bersemayam di golok ini," kata nenek itu, "bukankah berarti nasib kalian sangat baik?"
Walaupun Nan Gong Hua selalu memperhatikan penampilan tubuhnya tapi sudah lama dia merasa sekali dia bekerja maka jantungnya akan berdetak lebih cepat dan dadanya terasa sakit.
Dia sadar kalau dia sudah tua, dia pun tahu dia hidupnya tidak akan lama lagi.
Seharusnya dia tidak takut mati, tapi sekarang tiba-tiba dia berteriak, "Aku akan menjawab apa yang kau tanyakan!"
Nyawa seseorang yang sudah tua tidak akan panjang hidupnya, apa yang bisa dinikmati sudah didapatkan olehnya, sekarang yang bisa dia nikmati tidak banyak lagi.
Anehnya orang semakin tua maka dia pun semakin takut akan kematian.
"Apakah kau akan menjawab dan menceritakan semuanya?" tanya si nenek, "apakau kau tidak takut kepada Xie Xiao Feng?"
Sudah pasti Nan Gong Hua takut kepada Xie Xiao Feng, tapi sekarang orang yang dia takuti tidak berada di sini, dia masih berada di tempat lain, sedangkan golok nenek itu sudah tampak di depan matanya, tentu saja dia lebih memilih menyelamatkan nyawanya dulu.
"Bagi orang yang takut dengan kematian, bisa mendapatkan kesempatan hidup lagi walaupun itu hanya sebentar, itu sudah sangat lumayan.
"Tadi Li Wei mengatakan bahwa dia menyembunyikan Nona Xie di...."
Kata-katanya belum selesai tiba-tiba terlihat kelebatan pedang.
Seperti cahaya pedang tapi begitu lewat seperti cahaya golok, kemudian tenggorokan Nan Gong Hua pun tampak sudah terputus.
"Orang yang semakin takut akan kematian, dia akan mati lebih cepat, ini merupakan hal aneh.
Tangan nenek itu memegang golok, tampaknya golok itu yang digunakan untuk menggorok leher Nan Gong Hua, memang tampak seperti cahaya pedang tapi juga seperti cahaya golok.
Tadinya seperti pedang mengapa bisa berubah menjadi golok"
Si nenek melihat pedang itu, dia tetap tidak bisa menghalangi, Nan Gong Hua pun sempat melihat pedang itu dan dia pun tidak bisa menghindari gerakan pedang itu.
Pedang itu berada di tangan Bai Tian Yu.
Semua orang sempat melihat kelebatan pedang itu, tapi mereka belum melihat sosok orang yang menyabet tenggorokan Nan Gong Hua, setelah sosoknya terlihat, leher Nan Gong Hua sudah mengerluarkan darah.
Pedang masih tampak meneteskan darah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pedang itu terlihat seperti bukan pedang yang injam, seperti pedang yang bisa memotong bulu halus yang lewat tapi juga tidak seperti senjata yang bisa membunuh orang yang sering digunakan oleh para prajurit dewa.
Pedang itu terlihat biasa, hanya saja di punggung pedang itu terdapat ukiran 7 huruf. Si nenek tertawa.
Walaupun dia seorang nenek-nenek, tapi pada saat dia tertawa matanya yang menyipit masih tampak menarik, masih terlihat sisa kecantikannya di masa lalu.
Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Orang yang masih hidup jarang ada yang bisa melihat sisa kecantikan 40 tahun yang lalu.
Orang yang pernah menikmati kecantikannya sudah mati karena senyuman si nenek pada 40
tahun yang lalu.
"Apakah sebenarnya orang-orang itu mati karena goloknya" Atau mati karena senyuman mautnya"
Mungkin mereka pun tidak tahu pastinya.
Hanya ada satu hal yang tidak perlu diragukan, goloknya bergerak dengan cepat, dan tawanya memang sangat menarik.
Sekarang pun goloknya masih bergerak dengan cepat bahkan lebih cepat dari 40 tahun yang lalu, tapi tawanya sudah tidak semenarik 40 tahun yang lalu. Dia juga tahu mengenai ini tapi karena sudah menjadi kebiasaan tidak bisa diubah lagi.
Sewaktu dia bersiap-siap akan membunuh orang, dia pasti akan tertawa dan pada waktu dia tertawa dengan mulut yang paling menarik, maka saat itu juga dia akan segera mengeluarkan serangan.
Sekarang dia sedang tertawa menarik tapi dia belum mengeluarkan serangan.
Karena dia merasa pemuda yang harus dia bunuh itu sangat aneh.
Pemuda ini memakai pedang, tapi sewaktu pedang ditusukkan ke sasarannya bentuknya seperti golok yang lewat.
Sebenarnya itu adalah sebilah pedang mengapa bisa berubah menjadi sebatang golok"
Apakah yang dia pegang adalah pedang, sedangkan jurus yang dipakainya adalah jurus golok"
Jika dia tidak sedang memegang pedang yang masih meneteskan darah, siapa pun tidak akan menyangka bahwa dia sudah membunuh orang, bahkan tidak ada yang percaya bahwa pedangnya bergerak begitu cepat.
Kelihatannya dia seperti pemuda yang baru keluar dari desa. Pembawaannya seperti seorang pemuda yang berpendidikan dan sopan santun, seorang pemuda yang ramah. Dia orang desa yang masih berbau dusun.
Dia sedang tertawa dengan tawa yang menarik dan segera disukai oleh orang-orang. Nenek itu menjadi curiga apakah tadi yang memotong leher Nan Gong Hua adalah pemuda ini"
Tawa Bai Tian Yu terlihat sangat ramah. Dia pun sangat sopan, karena itu orang lupa kalau saat itu dia sedang memegang senjata yang bisa membunuh orang.
"Margaku Bai. Namaku Tian Yu."
."Bai Tian Yu?" nenek itu melihat dia, "apakah kau tahu siapa kami berdua?"
Bai Tian Yu tertawa.
"Dulu di dunia persilatan ada nama terkenal dan memiliki kekuatan paling besar. Dia bukan Shao Lin, juga bukan Gai Bang tapi mereka adalah suatu perkumpulan misterius di bagian timur,"
kata Bai Tian Yu, "kekuatan mereka dalam waktu 10 tahun bisa menyapu semua dunia persilatan dan menjadi perkumpulan nomor satu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Tidak dalam jangka waktu 10 tahun, hanya dalam waktu 6-7 tahun," ucap nenek itu.
"Dalam waktu 6-7 tahun itu, orang yang meninggal karena mereka paling sedikit berkisar 600
liingga 700 orang," jelas Bai Tian Yu.
"Waktu itu orang-orang dunia persilatan sangat takut sekaligus benci kepada mereka karena itu, orang-orang dunia persilatan menamakan mereka sebagai Perkumpulan Para Durjana (Mo Kau)."
"Nama ini sebenarnya tidak terlalu jelek."
"Orang di dunia persilatan selalu mengatakan bahwa ketua perkumpulan itu adalah orang yang lumayan," kata Bai Tian Yu, "dia pintar, cerdas, ilmu silatnya pun melebih kemampuan manusia biasa."
"Aku yakin dalam kurun waktu 500 tahun ini, tidak ada orang yang bisa menandingi dia."
"Tapi dia jarang muncul di depan orang-orang, karena itu di dunia persilatan jarang orang yang pernah melihatnya, atau ada yang pernah melihat ilmu silatnya," kata Bai Tian Yu.
"Mungkin tidak ada satu orang pun," kata nenek
"Kecuali dia, dalam perkumpulan itu masih ada 4 orang tetua," kata Bai Tian Yu, "Perkumpulan Para Durjana bisa menguasai dunia persilatan dapat dikatakan ini adalah hasil kerja dari 4 tetua itu."
"Tidak salah lagi."
"Kami suami istri adalah salah satu dari 4 tetua itu Walet Terbang Berpasangan dan tidak bisa dikalahkan. Dua orang sama dengan satu orang," Bai Tian Yu menarik nafas dan berkata lagi,
"jaman sekarang sangat jarang ada suami istri yang berumur seperti kalian"
"Betul, memang jarang sekali."
"Apa yang dikatakan olehku tadi, aku kira semua orangpun sudah mengetahuinya."
"Apakah kau masih ingin mengetahui hal yang tidak diketahui oleh orang lain?"
Nenek itu menyipitkan matanya lagi. "Masih ada yang ingin kuketahui."
"Katakan saja."
"54 tahun yang lalu kalian menikah," kata Bai Tian Yu, "keluarga Nyonya memang bermarga Yan, dan bernama Ling Yun. Sebenarnya kau adalah kekasih dari ketua perkumpulan itu."
Nenek itu terus tertawa.
Apa yang diketahui oleh Bai Tian Yu, tidak membuatnya merasa aneh, yang membuatnya aneh adalah mengapa pemuda ini bisa tahu namanya sewaktu gadis"
"Kalian berdua sejak dulu selalu berkelana di dunia persilatan bersama-sama. Begitu Perkumpulan Para Durjana menghilang dari dunia persilatan, kalian baru mempunyai seorang putra," kata Bai Tian Yu, "tidak kusangka 7 hari yang lalu, putramu mati di tangan Nona Xie."
Si kakek yang sejak tadi diam dan tidak berekspresi, sekarang wajahnya tampak berubah.
Dengan dingin dia berkata, "Teruskan kata-katamu!"
"Waktu itu Nona Xie tidak tahu siapa orang yang dibunuhnya. Li Wei dan Tian Chi pun tidak tahu karena itu mereka pun melukainya."
"Kalau tidak tahu identitas orang itu, apakah boleh dengan sembarangan membunuh?" tanya nenek itu.
"Karena putramu pun tidak tahu identitas Nona Xie," jawab Bai Tian Yu sambil tertawa, "apalagi Nona Xie adalah nona cantik yang jarang ditemui di dunia."
Bai Tian Yu berkata dengan jelas supaya semua orang tahu apa yang dimaksud olehnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekarang semua orang tahu mengapa suami istri ini ingin sekali membunuh putri Xie Xiao Feng.
Karena putri Xie Xiao Feng telah membunuh putra tunggal mereka.
Namanya adalah Xie Xiao Yu.
Orang yang kenal dengannya selalu mengatakan kalau dia adalah anak yang lembut, pendiam, dan penurut.
Tapi kali ini dia telah berbuat yang tidak baik.
Kali ini dia diam-diam keluar dari rumahnya. Dia sendiri yang menganggapnya demikian.
Tahun ini dia baru berusia 17 tahun.
17 tahun adalah umur di mana setiap gadis wenang bermimpi.
Setiap gadis yang berumur 17 tahun selalu banyak khayalan yang indah, apalagi katanya ratu bunga tahun ini sangat cantik.
Pada saat tahu waktu penobatan, hatinya bergerak"penobatan yang akan dilaksanakan dengan ramai. Banyak pahlawan dan pendekar yang datang dari segala penjuru. Pendekar-pendekar muda.
Untuk gadis yang berumur 17 tahun, daya tariknya sangat besar tapi dia pun tahu ayahnya tidak akan membiarkan dia keluar maka dia pun diam-diam kabur dari rumahnya.
Dia mengira dia bisa membohongi ayahnya, tapi dia tidak tahu bahwa di dunia jarang ada yang bisa membohongi Xie Xiao Feng.
Sewaktu Xie Xiao Feng masih muda, dia pun sering melakukan hal yang dianggap oleh orang-orang sebagai "pemberontak'.
Dia tahu bila dia terlalu menekan dan melarang putrinya maka putrinya itu akan menjadi pemberontak seperti dirinya dulu.
Tapi putrinya yang baru berusia 17 tahun, yang ingin berkelana di dunia persilatan, bagi dirinya yang menjadi seorang ayah tetap saja merasa khawatir dan merasa tidak tenang. Untung ketua 7
bintang berada di daerah Ji Nan, karena itu Xie Xiao Feng menitipkan putrinya kepada Li Wei.
Apalagi masih ada Tian Chi.
Tian Chi tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk mendekati Xie Xiao Yu, dan juga tidak akan membiarkan dia mengalami kecelakaan
Karena itu Xie Xiao Feng pun merasa tenang.
Tidak pernah disangka olehnya, masih ada sisa anggota Perkumpulan Para Durjana yang masih berkelana di dunia persilatan dan tidak pernah terpikirkan olehnya kalau putra dari suami istri Tie Yan begitu menyukai perempuan. Dia mengintip perempuan yang sedang mandi ini.
Hari itu adalah bulan satu tanggal 11. Udara terasa dingin.
Xie Xiao Yu menyuruh pelayan penginapan untuk memasakkan air panas supaya dia bisa mandi. Sejak kecil dia terbiasa mandi setiap hari.
Pintu dan jendela sudah tertutup rapat dan dikunci dari dalam. Dengan nyaman dia berendam di dalam bak yang berisi air panas yang terbuat dari kayu. Hampir setengah jam dia berendam, sewaktu dia bersiap-siap akan memakai baju, tiba-tiba dia sadar ada seseorang yang mengintipnya dari luar.
Setelah selesai mengenakan baju dia segera keluar, Tian Chi dan Li Wei sudah mengepung si pengintip itu.
Orang ini memiliki mata miring, kakinya pincang, dia jelek dan aneh. Ternyata dia adalah orang cacat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang semacam ini jika bertemu dengan gadis-gadis mereka tidak berani melihat gadis-gadis itu tetapi jika ada kesempatan, dia tidak akan melewatkannya begitu saja.
Anehnya orang cacat ini mempunyai ilmu silat sangat tinggi. Li Wei dan Tian Chi yang bergabung pun masih tidak bisa menangkapnya.
Kemudian Xie Xiao Yu menusuknya dengan pedang.
Tangannya memegang pedang. Dia adalah putri Xie Xiao Feng. Pastinya Li Wei tidak pernah terpikir kalau orang cacat yang senang dengan perempuan itu adalah putra tunggal dari salah satu tetua perkumpulan para durjana.
Seorang gadis yang masih belia dan masih begitu suci, mana tahan dihina seperti itu.
Dia membunuh pun mempunyai alasan yang sangat kuat.
"Seharusnya aku datang lebih awal," kata Bai Tian Yu, "tapi aku harus memeriksa semuanya hingga jelas."
"Mengapa?" tanya nenek itu.
"Karena aku dipesan oleh orang lain supaya membereskan hal ini dengan adil," jawab Bai Tian Yu.
"Oleh siapa?"
Bai Tian Yu tidak menjawab pertanyaan ini. Dia berkata lagi, "Jika ingin tahu tanyakan saja kepada Nona Xie."
"Apakah kau tahu dia berada di mana?"
"Aku pun tidak tahu di mana Li Wei menyembunyikannya" Di sini tempat persembunyian sangat banyak, aku pun sudah lama mencarinya," kata Bai Tian Yu, "Li Wei datang ke sini begitu terburu-buru dan dia tidak mengenal situasi di sini maka dia tahu tempat persembunyian di sini tidak terlalu banyak, akhirnya aku bisa mencarinya."
Di perumahan yang begitu besar, mencari satu orang benar-benar tidak mudah, apalagi dia belum pernah datang ke Shui Yue Lou. Tapi dia berbicara seakan-akan semuanya berjalan begitu mudah.
Nenek itu kembali melihat pemuda ini. Dia tahu pemuda desa itu bukan orang biasa.
Sebenarnya dia lebih lihai dari penampilan luarnya.
"Aku tahu Li Wei tidak akan menyerahkan Nona Xie," kata Bai Tian Yu, "karena putri Xie Xiao Feng malah dititipkan kepadanya, mati pun dia tidak akan melakukan itu."
"Kau pun pasti seperti dia," nenek itu dengan dingin melihatnya, "mati pun tidak akan mengatakan di mana keberadaannya."
"Tidak perlu kukatakan," kata Bai Tian Yu, "karena aku sudah membawanya ke sini."
Begitu dia bicara seperti itu, semua orang di sana menjadi kaget. Suami istri Yan pun ikut merasa terkejut.
Dengan sekali sabet dia bisa memotong leher Nan Gong Hua. Pasti dia tidak akan memberitahu keberadaan Xie Xiao Yu.
Tapi sekarang dia malah membawa Xie Xiao Yu ke sini.
Di Shui Yue Lou ada sebuah pintu.
Begitu dia membuka pintu itu, tampak seorang gadis cantik sedang menundukkan kepalanya berjalan masuk.
Wajahnya penuh dengan air mata.
Air mata itu membuatnya terlihat lebih lembut, lesu, dan lebih cantik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali melihat, semua orang akan langsung tahu kalau dia adalah seorang gadis penurut.
Gadis penurut seperti itu bisa membunuh, orang itu sangat keterlaluan dan pantas untuk dibunuh.
"Apakah kau adalah Nona Xie Xiao Yu?"
"Benar."
"Beberapa hari lalu apakah kau membunuh seseorang?"
"Benar."
Tiba-tiba Xie Xiao Yu melihat suami istri Tie Yan.
"Aku tahu kalian adalah orang tuanya, aku pun tahu kalian merasa sedih," kata Xie Xiao Yu,
"jika dia tidak mati pun, aku tetap akan membunuhnya."
Tidak ada yang menyangka kalau perempuan lembut sepertinya bisa mengatakan hal begitu keras.
Di tubuhnya mengalir darah keluarga Xie. Keluarga Xie tidak akan tunduk dalam keadaan apa pun.
Begitu dia muncul bersama dengan Bai Tian Yu, nenek itu malah terlihat tenang"seorang pesilat tangguh berpengalaman seperti pemimpin pasukan yang menghadapi musuh kuat, dia akan merasa lebih tenang.
"Nenek itu sejak tadi hanya diam dan mendengar. Begitu mereka selesai bercerita, dengan dingin dia berkata, "mengapa kau harus membunuh anakku" Apakah dia telah berbuat salah dan pantas mati?"
"Benar."
"Orang bersalah memang harus membunuh, apakah dia memang pantas mati?"
"Benar."
"Apakah kau tidak salah membunuh?"
"Aku pun pantas mati," jawab Xie Xiao Yu.
Tiba-tiba nenek itu tertawa. Tawanya begitu sedih dan juga menakutkan. Tiba-tiba dia berteriak, "Kau pantas mati, mengapa kau belum mati?"
Dalam suara teriakan sedih itu, golok sudah diangkat. Golok sudah membelah dari atas kepala Xie Xiao Yu.
Jika golok ini dijatuhkan, maka gadis yang cantik dan lembut itu dalam keadaan hidup akan terbelah menjadi 2 bagian.
Tidak ada yang tega melihatnya. Ada yang memutar kepalanya, ada yang memejamkan mata.
Tidak disangka, begitu golok diayunkan, sama sekali tidak ada suara juga tidak ada ekspresi.
Semua orang membalikkan kepalanya lagi untuk melihat.
Xie Xiao Yu dengan utuh masih berdiri di sana. Rambutnya sehelaipun tidak ada yang terputus.
Golok nenek yang tipis seperti sayap tonggeret ditahan oleh seseorang.
Ternyata ditahan oleh Bai Tian Yu.
Dua senjata saling beradu, tidak ada suara yang keluar. Golok dan pedang seperti menempel menjadi satu.
Urat tangan si nenek bermunculan, terlihat uratnya timbul satu per satu, urat di dahinya seperti ular beracun yang sedang melata.
Bai Tian Yu tetap tertawa dengan ramah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku sudah campur tangan untuk menyelesaikan masalah ini, selama aku masih di sini, siapa pun tidak boleh saling membunuh."
"Orang yang harus mati pun tidak boleh dibunuh?" tanya nenek itu.
"Siapa yang harus mati?"
"Dia harus mati karena dia telah membunuh orang," jawab nenek itu, "putraku tidak akan mengintip dia yang sedang mandi. Sekalipun Nona Xie berlutut menyuruh putraku melihat, putraku tidak akan mau melihatnya."
Nenek itu bersuara dengan nada sedih dan berteriak, "Karena dia tidak bisa melihat."
"Tidak bisa melihat?" Bai Tian Yu sedikit kaget, "mengapa dia tidak bisa melihat?"
"Karena dia buta."
Nenek itu masih tertawa. Suara tawanya penuh dengan kesedihan, marah, dan terdengar kejam seperti racun.
Dia tertawa seperti seekor binatang yang akan mati.
"Orang buta mana bisa mengintip orang mandi?"
Xie Xiao Yu sudah tidak bisa berdiri lagi. Tubuhnya langsung lemas dan jatuh di pelukan Bai Tian Yu.
"Apakah dia buta?" Bai Tian Yu bertanya kepada Xie Xiao Yu.
"Aku tidak tahu," Xie Xiao Yu menggelengkan kepala, "aku benar-benar tidak tahu."
"Jika dia tidak tahu, apakah ada orang yang lebih tahu?" suara nenek itu terdengar lebih sedih lagi, "mereka sudah membunuh dan merusak wajahnya."
Wajah Xie Xiao Yu menjadi pucat dan berkata, "Aku tidak tahu, aku benar-benar tidak tahu."
Sejak tadi kakek hanya diam seperti patung, tiba-tiba dia mengangkat Li Wei yang masih tergeletak di bawah.
Dia berdiri tapi tidak bergerak. Tempat Li Wei tergeletak jaraknya sangat jauh darinya, tapi begitu dia menjulurkan tangannya, Li Wei seperti sebuah karung usang diangkat dengan ringan.
Li Wei seperti sudah mati, sekarang dia mengeluarkan suara kesakitan. Li Wei belum mati. Dia memang ingin dipukul supaya dia bisa berpura-pura mati. Karena dia sadar, dia bisa menahan pukulan Zhan Fei tapi dia tidak bisa menahan Yan Zi Dao.
"Aku melihat kau belum mati," kata kakek itu. "Asalkan diberi kesempatan hidup, apa pun pasti akan kau lakukan bukan?"
Li Wei mengakuinya. Dia ingin hidup, dia sudah melakukan banyak hal yang tidak sangka sama sekali oleh mereka.
"Supaya bisa hidup, banyak orang yang melakukan perbuatan melebihi perbuatannya.
"Kau harus tahu, di dalam perkumpulan kami ada semacam obat yang dinamakan Tian Mo Sheng Xue Gao (obat darah suci langit dan setan)."
Li Wei mengangguk.
"Kau tahu bagaimana rasa Tian Mo Sou Hun Da Fa?" (periksa roh besar langit setan) Begitu mendengar nama ini, badan Li Wei lungsung gemetar.
"Aku bisa membuatmu hidup, juga bisa membuatmu mati," kata kakek.
"Aku akan berkata jujur," Li Wei mengerti apa yung dimaksud oleh si kakek, "aku akan berkata sejujurnya."
"Siapa yang mengintip Nona Xie mandi?" tanya kakek.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tian Chi."
Dengan meneteskan air mata, Li Wei menceritakan semuanya.
"Hari itu udaranya sangat dingin. Saat itu aku ingin pelayan mengantarkan arak ke kamar, pada saat aku keluar dari pintu aku melihat Tian Chi sedang telungkup di bawah pintu kamar Nona Xie.
Waktu itu kebetulan Nona Xie tahu ada yang mengintipnya, dan dia berteriak. Aku ingin menangkap Tian Chi, tapi dia sudah berlutut meminta kepadaku supaya jangan menghancurkan hidupnya.
Dia masih mengatakan kalau dia suka kepada Nona Xie karena itu dia tidak bisa menguasai dirinya, dan melakukan perbuatan seperti itu.
Aku berteman baik dengan bibinya. Aku percaya dia tidak sengaja melakukan hal ini, karena itu hatiku menjadi tidak tega. Tidak disangka percakapan kami ternyata didengar oleh seseorang.
Orang itu cacat, kami tidak tahu dia datang dari mana. Begitu melihatnya, Tian Chi ingin membunuhnya untuk tutup mulut.
Tidak disangka ilmu silatnya begitu tinggi. Tian Chi bukan lawannya, aku tidak membiarkan Tian Chi dibunuh olehnya maka aku pun membantu Tian Chi.
Tapi aku bersumpah, aku tidak berniat untuk membunuhnya juga tidak membunuhnya.
Waktu itu Nona Xie sudah memakai baju dan keluar dari kamarnya. Tian Chi takut orang cacat itu akan membocorkan rahasianya. Dia sengaja berteriak, karena suara teriakan Tian Chi inilah maka orang itu tidak mendengar desingan suara pedang yang diayunkan oleh Nona Xie.
Waktu itu aku tidak tahu kalau dia buta, lebih-lebih tidak tahu kalau dia adalah putra Yuan Yan.
Aku bersumpah aku tidak tahu. Cerita ini sangat menyebalkan. Li Wei pun ingin muntah mendengar ceritanya.
Supaya Li Wei bisa meneruskan cerita itu maka si kakek memberikan sebutir obat yang tidak ada keduanya ini kepadanya. Hal ini dia lakukan untuk menyambung nyawa Li Wei. Tapi Li Wei malah mengeluarkannya.
Tidak ada orang yang melihatnya.
Namanya sangat terkenal dan kaya raya seperti adik-adik raja, sekarang di mata orang dia sudah tidak berharga lagi.
"Jika kalian berada dalam keadaan seperti diriku, apakah kalian akan melakukan seperti apa yang kulakukan?"
Tidak ada orang yang menjawab, tapi semua diam-diam bertanya kepada dirinya sendiri.
"Apakah karena teman sendiri maka aku mengorbankan satu orang cacat yang tidak dikenal"
"Apakah untuk menyelamatkan nyawa sendiri, maka cerita rahasia ini pun dikatakannya"
Tidak ada yang menjamin bahwa dalam keadaan begitu kita tidak melakukan hal seperti Li Wei.
Tidak ada yang menghiraukan dia karena mereka takut melihat diri mereka seperti it
Pendekar Satu Jurus 9 Balada Pendekar Kelana Karya Tabib Gila Istana Pulau Es 17
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama