Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long Bagian 3
u. Suara teriakan Li Wei sudah berhenti. Orang yang tidak ingin mati tetap mati, orang yang semakin tidak ingin mati malah mati lebih cepat.
Di luar Shui Yue Lou angin berhembus dengan dingin seperti golok. Setiap tangan dan kaki terasa dingin, pasti juga hati mereka juga ikut terasa dingin.
Wajah si kakek sama sekali tidak ada ekspresi. Dia melihat Bai Tian Yu dan .berkata, "Aku adalah anggota perkumpulan para durjana, begitu juga dengan anakku."
"Aku tahu."
"Apakah anakku memang harus mati?"
"Tidak."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau dititip oleh seseorang untuk membereskan masalah ini. Kau adalah pesilat tangguh dalam kurun waktu 50 tahun ini yang termuda yang pernah kutemui," kata kakek itu, "masih ada satu orang yang belum mati."
Tiba-tiba Xie Xiao Yu berteriak, "Aku tahu siapa dial"
Bekas air mata terlihat di wajahnya yang pucat, dia begitu lemah dan lesu. Seakan-akan sudah tidak bisa berdiri tapi dia tetap tidak mundur dan berkata, "Sekarang aku sudah tahu, aku telah salah membunuh orang. orang yang salah membunuh tentu juga harus mati"
"Kau ingin melakukan apa sekarang ini?" tanya si kakek.
Xie Xiao Yu tidak menjawab, sepatah kata pun tidak menjawab. Tiba-tiba dari lengan bajunya dia mengeluarkan pedang pendek yang tampak bercahaya, dia langsung menusukkan pedang itu ke jantungnya.
Xie Xiao Yu baru berusia 17 tahun, dia seperti sekuntum bunga yang mekar dan begitu cantik.
Gadis 17 tahun yang mana yang ingin mati" Dia adalah putri Tuan Muda Ketiga Xie.
---ooo0dw0ooo--BAB 9 Cahaya golok melengkung
Karena dia adalah putri Xie Xiao Feng.
Di tubuhnya mengalir darah Xie Xiao Feng. Pedang yang dipegangnya adalah pedang dari keluarga Xie.
Pedang untuk membunuh orang.
Meskipun pedang itu untuk membunuh atau untuk bunuh diri, gerakan dia sama cepatnya. Tapi kali ini dia tidak berhasil menusukkan pedang itu ke jantungnya
Karena gerakan Bai Tian Yu lebih cepat dari dia.
Begitu pedang berkelebat, pedang yang dipegang Xie Xiao Yu pun terlepas dan melayang dan menancap ke pilar atas Shui Yue Lou. Seperti sebuah paku yang menancap di permukaan tahu.
Sebuah pedang yang panjangnya 40 centimeter menancap di atas pilar yang sengaja didatangkan dari Gui Zhou.
"Aku yang ingin mati, mengapa kau tidak membiarkan aku mati saja?" tanya Xie Xiao Yu dengan sedih.
"Kau tidak boleh mati," jawab Bai Tian Yu, "kau tidak pantas mati."
Xie Xiao Yu melihat gadis itu. Matanya yang indah memancarkan perasaan yang sangat sulit dijelaskan. Apakah ini adalah pandangan kagum" Atau berterima kasih"
Dengan pedangnya Bai Tian Yu menggetarkan pedang Xie Xiao Yu hingga terlepas, sekaligus menaklukkan hatinya.
Siapa yang tidak akan kagum kepada seorang pendekar, apalagi untuk seorang gadis yang berumur 17 tahun"
Nenek itu melihat Xie Xiao Yu, lalu melihat ke arah Bai Tian Yu. Tiba-tiba dia tertawa dingin dan berkata, "Aku mengerti."
"Apa yang kau mengerti?" tanya Bai Tian Yu.
"Jika ingin membunuh Xie Xiao Yu, maka harus membunuhmu dulu."
"Benar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jawaban Bai Tian Yu sangat singkat tapi tegas. Nenek itu menyipitkan mata melihat pedang yang sedang dipegangnya.
"Membunuhmu sepertinya tidak mudah."
"Mungkin seperti itu."
"Senjatamu seperti sebuah pedang?" tanya nenek itu.
"Betul, ini memang pedang."
"Tapi jurusmu seperti jurus golok."
Bai Tian Yu tidak menjawab, dia hanya tersenyum.
"Selama 30 tahun ini jarang ada orang dunia persilatan yang melihat jurus Yan Zi Shuang Fei.
Dua golok bergabung menjadi satu."
"Apakah hari ini aku bisa melihatnya?"
"Bisa."
"Orang yang bisa melihat Yan Zi Shuang Fei yang merupakan penggabungan dua golok menjadi satu, sepertinya tidak banyak orang yang pernah melihatnya."
"Bahkan satu pun tidak ada."
"Mungkin hari ini aku akan menjadi pengecualian," Bai Tian Yu tertawa.
"Aku pun berharap kau bisa membuat pengecualian ini," nenek itu ikut tertawa.
Pada saat tawanya muncul, dia sudah memutar tubuhnya. Tiba-tiba dia sudah berada di depan suaminya. Pinggangnya masih tampak lentur seperti seorang gadis.
Kakek tetap tidak ada ekspresi tapi goloknya sudah siap di tangannya. Goloknya pun berbentuk seperti sayap tonggeret. Begitu tipis juga bening.
Golok si kakek lebih panjang.
Semua orang mundur perlahan-lahan, mereka sudah cukup jauh tapi masih hawa membunuh dari golok itu masih terasa.
Si nenek berkata kepada kakek, "Tangannya memegang pedang."
"Dulu kita pernah membunuh orang yang menggunakan pedang" jawab kakek itu dengan dingin.
"Tapi jurusnya seperti jurus golok,"
"Oh ya?"
"Sepertinya dulu kita pernah bertemu dengan orang yang seperti itu."
"Benar," tegas si kakek, "tapi bukan dia."
"Untung orang itu bukan dia."
Kata-kata kedua orang tua tidak ada artinya sama sekali bagi mereka.
Bagaimana dengan Bai Tian Yu"
Apakah dia mengerti pembicaraan antara si kakek dan nenek itu"
Mereka sebenarnya 2 orang dengan 2 golok. Tapi tiba-tiba 2 orang itu seperti menyatu. Dua buah golok tiba-tiba bergabung menjadi satu.
Jika si nenek bermarga Yan itu dengan tenaga penuh mengayun golok yang beratnya 250
kilogram, maka si kakek mengayun pun mengayunkan golok yang sama beratnya. Begitu 2 golok menyatu dan mulai menyerang, tenaga yang dikumpulkan sudah mencapai 500 kilogram.
Ini hanya perhitungan biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi di dunia ini ada orang dengan cara aneh membuat perhitungan ini dan mengalami perubahan.
Begitu dua golok menyatu, tenaga bertambah satu kali dari semula, tenaga yang tadinya berkekuatan 500 kilogram berubah menjadi 1.000 kilogram.
Tenaga bertambah satu kali lipat, kecepatannya pun bertambah satu kali lipat. Ini bukan merupakan bagian terkuat dari Yan Zi Fei Dao.
Dua golok menjadi satu tapi golok mereka seperti menyerang dari 2 arah.
Mereka menyerang ke sebelah kanan, tapi jika kau menghindar ke sebelah kiri maka kau pun tetap tidak bisa menghindar.
Jika menghindar ke kanan, kau akan lebih cepat terkena senjata. Berarti jika Yan Zi Shuang Fei, Shuang Dao He Yi dikeluarkan maka orang itu tidak akan bisa menghindar lagi.
Shuang Dao He Yi, adalah serangan dengan kekuatan sangat besar, seperti 4 orang pesilat tangguh yang bersatu kemudian menyerangmu. Kau tidak akan bisa bertahan lagi.
Shuang Dao He Yi seperti bersatu sama sekali tidak ada kelemahan. Mereka bertindak sangat rapi.
Pasti serangannya tidak bisa dipecahkan.
Karena itu jurus mereka tidak pernah meleset. Kali ini pun mereka tidak akan membuat pengecualian.
Begitu golok berkelebat, pedang Bai Tian Yu pun bergerak.
Pedangnya lurus. Tangan yang memegang pedang menusuk dengan lurus. Bai Tian Yu pun tidak terkecuali. Pedangnya didorong kedepan dengan lurus.
Tapi pedang itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya golok yang melengkung.
Yan Zi Shuang Dao adalah golok yang terbuat dari baja yang sangat istimewa. Rambut yang terkena golok itu pun akan segera terputus. Cahaya golok seperti bintang jatuh.
Pedang Bai Tian Yu hanya pedang yang sangat biasa.
Tapi begitu pedang mengeluarkan cahaya lengkungan, Yan Zi Shuang Dao yang bercahaya seperti bintang itu tiba-tiba kehilangan bentuk.
Shuang Dao He Yi, tadinya sudah menyatu, sama sekali tidak ada sedikit celah pun.
Tapi cahaya golok lengkung dari pedang itu ternyata bisa menepis di tangah-tengah kedua golok yang menyerang. Menepis di tengah-tengah cahaya golok.
Tidak ada yang melihat bagaimana itu bisa masuk, hanya terdengar suara TING.
Hanya suara TING ringan. Cahaya golok yang terang seperti bintang jatuh tiba-tiba saja menghilang.
Tapi cahaya golok lengkung yang terdapat pada pedang, tampak berputar lagi kemudian cahaya itu langsung menghilang.
Suasana menjadi sepi, semua gerakan berhenti.
Semua benda hidup seperti menghilang, bumi dan langit seperti mati.
Bai Tian Yu masih seperti dalam keadaa tadi, diam berdiri di sana. Sepertinya dia tidak pernah bergerak dari tempatnya
Tapi pedang yang berada di tangannya mulai meneteskan tetesan pertama, kemudian disusul yang kedua, ketiga....
Suami istri Tie Yan pun berdiri dengan tidak bergerak. Golok masih dipegang di tangan mereka, juga tidak berubah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi wajah dan tangan mereka terlihat ada bekas luka.
Satu garis bekas goresan golok. Goresan golok melengkung, melengkung seperti bulan.
Darah pelan-pelan menetes dari luka mereka, awalnya hanya sedikit.
Wajah mereka tidak berubah, hanya saja terlihat aneh seperti tiba-tiba melihat hal yang tidak bisa dimengerti olehnya.
Kemudian tiba-tiba terjadi perubahan yang membuat orang-orang di sana terkejut.
Bekas luka suami istri Tie Yan yang berbentuk seperti bulan tiba-tiba menganga. Daging dan darah yang terdapat di wajah mereka seperti sebutir jagung yang berada di dalam kuali yang panas tiba-tiba meledak dan menganga, dan terlihat tulang mereka yang berwarna putih.
Yan Zi Dao yang dipegang oleh mereka tiba-tiba terjatuh, lalu secara bersamaan tangan yang memegang golok pun ikut terjatuh.
Tapi wajah mereka tidak terlihat sakit, karena rasa ketakutan sudah membuat mereka lupa akan rasa sakit.
"Bukankah rasa takut datangnya dari rasa sakit yang berlebihan"
Tidak ada orang yang bisa menjelaskan keadaan mereka sekarang memang seperti itu.
Ketakutan mereka sudah melampaui batas ketakutan biasa.
Yang mereka takutkan bukan orang yang bisa membunuh mereka.
Yang mereka takutkan adalah cahaya golok melengkung yang keluar dari pedang yang
dipegang oleh orang itu.
Melengkung seperti bulan.
Golok itu tidak menakutkan.
Biasanya jika orang takut kepada golok, takut kepada orang yang menggunakan golok itu, takut kepada ilmu golok orang itu, takut kepada orang itu akan membunuh dia dengan golok itu.
Tapi yang mereka takutkan sekarang ini adalah cahaya melengkung yang keluar dari pedang.
Cahaya golok melengkung seperti ini bisa membawa ketakutan yang berasal dari dalam hati mereka.
Walaupun wajah mereka hancur, tangan putus sebelah, tapi mereka tidak roboh.
Mereka seperti tidak tahu kalau mereka sudah terluka dan tidak tahu bahwa tangan mereka sudah putus.
"Rasa ketakutan yang berlebihan, apakah mereka tidak tidak tahu"
Ketakutan seperti tangan yang tidak terlihat, siap mencekik leher setiap orang.
Tidak ada yang bersuara, mungkin tidak ada yang bisa bernafas.
Yang pertama membuka mulut adalah kakek yang jarang bicara itu. Dia terus melihat pedang yang berada di tangan Bai Tian Yu. Tiba-tiba dia bertanya, "Apakah kau menggunakan pedang itu?"
"Sepertinya memang benar.''
"Bukan seperti, tapi benar-benar pedang."
"Oh ya?"
"Di atas langit, di bawah bumi, dari dulu hingga sekarang hanya ada satu orang yang bisa menggunakan pedang itu," suara kakek terdengar penuh ketakutan.
"Oh ya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau bukan orang itu."
"Aku memang bukan dia," jawab Bai Tian Yu,
"aku adalah aku."
"Pedang yang kau pakai itu, apakah pedang miliknya?"
"Pedang ini milikku."
"Apakah pedang ini terukir kata-kata?"
"Betul, terukir beberapa kata."
"Harus ada 7 huruf."
"7 huruf apa?"
"Xiao Lou Yi Ye Ting Chun Yu." (Xiao=kecil, Lou=rumah, Yi=satu, Ye=malam, Ting=dengar, Chun=musim semi, Yu=hujan).
(Xiao Lou nama seorang laki-laki)
(Chun Yu nama seorang perempuan)
Di atas pedang Bai Tian Yu memang terukir 7 huruf ini.
7 kata ini sebenarnya hanya sebuah puisi. Sebaris puisi yang tersusun sangat indah. Di dalam puisi ini mengandung kekhawatiran juga keindahan yang membuat perasaan orang menjadi kacau hatinya.
Tapi si kakek begitu mengatakan 7 kata ini, suaranya terdengar takut.
Ketakutan tapi juga seperti rasa hormat.
"Hanya ada semacam orang yang hormat kepada dewa.
Sebenarnya tidak perlu merasa takut karena puisi ini begitu indah dan bagus.
Kakek bertanya lagi kepada Bai Tian Yu, "Apakah dulu kau pernah mendengar 7 kata ini?"
"Aku pernah mendengarnya," jawab Bai Tian Yu, "itu adalah puisi yang sudah lama terkenal."
"Apakah kau tahu maksud dari 7 kata ini?"
"Ya, aku tahu."
"Apakah kau benar-benar tahu artinya?" mata kakek itu bercahaya.
"Artinya adalah suatu malam di suatu musim semi ada seseorang yang sangat kesepian. Dia diam di sebuah rumah kecil sambil mendengarkan suara hujan musim semi semalaman."
"Tidak benar, tidak benar." kepala kakek bergoyang terus.
"Salah semua."
"Apakah puisi ini mengandung makna lain?"
"Ketujuh kata ini menceritakan kisah 2 anak manusia."
"Seseorang yang paling hebat di dunia ini," wajah kakek mengeluarkan ekspresi ketakutan tapi juga rasa hormat, "seorang perempuan cantik yang tiada duanya di dunia ini."
Kakek itu menggelengkan kepalanya lagi dan berkata, "Tidak benar, tidak benar, kau tidak akan mengenali kedua orang itu."
"Karena mereka sudah lama meninggal," kata kakek itu tapi hanya dia sendiri yang bisa mendengar kata-katanya sendiri, "kau belum tahu, mereka sudah tidak ada di dunia ini."
Mata kakek bersorot tajam, "Tapi jurusmu tadi, merupakan jurus pedang dari jurus goloknya."
"Oh ya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Di atas langit, di bawah bumi, dari dulu hingga sekarang hanya dia yang bisa melakukan jurus golok ini," kata kakek lagi, "hanya Chun Yu yang bisa melakukan jurus itu."
Kakek melihat pedang yang berada di tangan Bai liiin Yu lagi, "Apakah di tanganmu itu adalah
'Chun Yu?"
Bai Tian Yu tertawa, tapi dia tidak menjawab.
Kakek melihat dia dengan lama. Dia menarik nafas dan berkata, "Sebenarnya siapa kau ini"
Mengapa kau memiliki Chun Yu" Mengapa kau bisa jurus itu?"
"Kenapa aku harus memberitahukan semuanya kepadamu?"
"Kau harus memberitahukannya kepadaku," kata kakek itu, "kau harus memberitahukannya kepadaku, mati pun aku akan rela."
"Aku tidak akan mengatakannya, tapi aku tetap bisa membunuhmu."
"Kau tidak boleh membunuhku."
"Mengapa tidak boleh?"
"Kau tidak boleh membunuhku. Di dunia ini tidak ada yang bisa membunuhkul"
Dia masih memiliki satu tangan. Dari balik bajunya dia mengeluarkan sebuah plakat berwarna hitam yang terbuat dari tembaga. Dia mengangkat plakat itu tinggi-tinggi dan berkata kepada Wang Yi Kai, "Kau lihat benda apa ini?"
Itu hanya sebuah plakat tembaga. Bai Tian Yu tidak melihat ada keistimewaaan lainnya.
Tapi wajah Wang Yi Kai langsung berubah, matanya penuh dengan rasa terkejut dan juga takut tapi ada sikap hormat.
Seperti orang yang sedang bersembahyang dan membakar dupa. Tiba-tiba melihat ada dewa muncul di depannya.
"Kau pasti tahu ini benda apa," kata kakek itu kepada Wang Yi Kai.
"Aku tahu, aku pasti tahu," jawab Wang Yi Kai.
"Plakat ini dulu digunakan oleh kumpulan dari pahlawan-pahlawan dan pendekar. Mereka menganggap pemegang plakat itu tidak boleh dihukum,." kata Wang Yi Kai, "plakat itu diakui oleh Wisma Shen Jian. 3 perkumpulan, 7 pesilat pedang, 4 keluarga dunia persilatan yang terkenal.
Mereka meminta jika pemegang plakat ini walaupun dia telah melakukan perbuatan apa pun, tidak boleh membunuhnya."
"Itu hanya barang palsu," Zhan Fei berteriak, "pasti itu yang palsu!"
"Bukan plakat palsu," kata Wang Yi Kai, "tidak mungkin itu palsu."
"Wisma Shen Jian dan 7 perkumpulan adalah musuh dari perkumpulan para durjana," kata Zhan Fei, "mengapa plakat itu bisa berada di tangan tetua perkumpulan para durjana itu?"
"Pasti ada alasannya."
"Apa alasannya?"
"Aku tidak bisa mengatakannya, tapi aku yakin plakat itu bukan plakat palsu," wajah Wang Yi Kai tampak pucat. Dia berkata lagi, "Jika hari ini ada yang membunuhnya, maka dia akan menjadi musuh Wisma Shen Jian, 3 perkumpulan, 7 pesilat pedang, 4 keluarga terkenal di dunia persilatan.
Dan dalam waktu 7 hari dia akan mati."
Setelah selesai mengatakan itu, tiba-tiba dia meloncat tinggi dan kabur melalui jendela kemudian menghilang dalam kegelapan.
Suami istri Tie Yan dan Bai Tian Yu tidak menghalangi kepergiannya karena tidak ada yang bisa menghalanginya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia pergi karena dia takut kalau orang-orang di sana akan memaksanya menceritakan rahasia itu. Rahasia yang tidak boleh diceritakan olehnya.
"Dalam hidupku, aku sudah banyak membunuh orang. Sekarang aku hanya mempunyai satu tangan. Jika hari ini aku tidak mati, satu per satu orang-orang di sini akan mati di bawah golokku,"
kata kakek itu, "setiap hari kalian tidak akan hidup tenang. Siap-siap saja jika aku datang untuk membunuh kalian. Mungkin pada saat kalian bangun tidur sudah menjadi mayat yang tidak berkepala."
Kata-katanya terdengar sangat pelan sepertinya setiap kata mengandung mantera yang sangat jahat.
Kata-katanya terdengar oleh semua orang, bulu kuduk mereka langsung berdiri.
Semua orang tahu, apa yang telah dikatakan olehnya, maka dia pasti sanggup untuk
melakukannya. "Karena itu kalian jangan membiarkan aku hidup terus dan pergi meninggalkan tempat ini,"
kata kakek, "tapi kalian tidak boleh membunuhku."
Tidak ada yang membantah. Siapa, pun tidak berani bermusuhan dengan Wisma Shen Jian dan 7 pesilat pedang.
"Tapi aku bisa membunuh diriku sendiri," dia melihat Bai Tian Yu, "asal kau memberitahuku mengapa kau bisa menggunakan jurus 'Chun Yu'. Aku akan langsung mati di sini."
Dia ingin menukar rahasia ini dengan nyawanya.
Dari mana Bai Tian Yu mendapatkan pedang itu" Dari mana dia mendapatkan jurus itu" Apa hubungan semua ini dengan kakek itu" Kenapa dia selalu ingin tahu"
Dan dia berani menukar kematiannya dengan rahasia ini.
Semua orang berharap Bai Tian Yu bisa mengatakannya.
Karena mereka pun sangat ingin tahu.
Apalagi mereka berharap suami istri ini segera mati.
"Apakah kau akan menceritakan?" kakek itu masih terus melotot ke arah Bai Tian Yu.
Jawaban Bai Tian Yu mudah dan singkat, seperti sebatang paku.
"Aku tidak akan mengatakannya."
"Apakah betul kau tidak akan mau mengatakannya?"
"Kau tidak bisa membunuhku, tapi kapan pun aku bisa membunuhmu," kata Bai Tian Yu, "hari ini aku akan membiarkanmu terus hidup. Jika kau membunuh satu orang saja, maka aku akan mengambil nyawamu."
Dia melihat plakat yang dipegang oleh kakek itu dan berkata, "Plakat itu hanya bisa menolongmu satu kali. Aku jamin lain kali tidak akan ada orang yang bisa menolongmu. Sekalipun dia adalah Ketua Xie dari Wisma Shen Jian, aku tetap akan membunuhmu dulu."
Dia berkata dengan pelan-pelan. Setiap kata mengandung kekuatan yang membuat orang langsung percaya dan juga kekuatan yang membuat orang tidak bisa menolaknya.
Hanya dalam waktu singkat, anak desa yang ramah ini tiba-tiba berubah menjadi seperti seorang raksasa.
Xie Xiao Yu melihatnya. Matanya mengeluarkan ekspresi yang tidak mengerti oleh orang-orang.
Tapi mata kakek tidak sama seperti dia. Mata kakek seperti ada api yang ada racun dan pisau beracun juga seperti seekor ular beracun.
"Kau bermarga Bai?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar."
"Apakah Bai di sini artinya putih?"
"Benar."
"Apakah marga Bai yang dipakai oleh Bai Xiao Lou?"
"Benar."
Mata kakek itu bersorot seperti ketakutan. Kakek itu berkata lagi, "Karma, karma," ucap kakek itu, "hukum karma, jika dulu tidak?"
"Aku menyuruhmu cepat pergi!"
Bai Tian Yu tidak memberi kesempatan kakek itu bicara lagi. Dia sudah memotong kata-kata si kakek.
Mengapa Bai Tian Yu tidak memberi kesempatan si kakek untuk bicara"
"Aku pasti pergi," kata kakek, "tapi ada satu hal yang harus kuberitahu kepadamu."
"Katakan saja!"
"Siapa pun kau, entah dari mana kau dapatkan pedang itu, entah dari mana kau belajar jurus itu, semua ini akan mendatangkan bencana besar untukmu."
Matanya terlihat lebih kejam dari kata-katanya.
"Walaupun kau bisa menguasai dunia persilatan dengan pedangmu, tapi selamanya musibah akan selalu mengikutimu," jelas si kakek, "setiap hari, setiap malam, setiap jam, setiap menit bencana akan selalu mengikutimu. Walaupun dengan pedang itu kau bisa menukarnya dengan nama pendekar terkenal, tapi seumur hidupmu kau akan hidup di dalam kesedihan. Kemudian mati karena kesedihan."
Tiba-tiba kakek mengangkat kepalas dan berteriak, "Semua dewa-dewa dan setan-setan di bumi dan langit, kalian menjadi saksi. Ini adalah nasibmu seumur hidupmu!"
Ini adalah doa-doa setan.
Angin musim semi yang dingin melewati kolam. Di dalam kegelapan banyak setan yang sedang mendengarkan doa-doa seram dan jahat ini.
Kemudian suami istri ini pun masuk kedalam kegelapan. Masuk ke kumpulan setan.
Bai Tian Yu terus mendengarkan. Dia tetap tenang dan sabar.
Tiba-tiba Xie Xiao Yu datang dan menarik tangannya.
"Jangan dengarkan kata-kata mereka," tangan Xie Xiao Yu sangat dingin tapi suaranya lembut seperti air musim semi, "jangan percaya kepada kata-kata mereka. Mereka seperti setan."
Bai Tian Yu terdiam. Dia diam dengan lama baru berkata, "Kadang-kadang kata-kata setan itu sangat tepat."
Tangan Xie Xiao Yu terasa lebih dingin lagi. Rasa dingin membuatnya bergetar, "Aku tidak percaya kepada kata-kata mereka."
Bai Tian Yu melihat dia, "Karena mereka tidak berkata dengan bahasa setan. Mereka adalah manusia bukan setan."
Xie Xiao Yu tertawa. "Walaupun mereka setan, aku percaya kau tidak akan takut kepada mereka," suaranya terdengar lebih lembut lagi, kemudian dia berkata, "aku percaya, di langit dan di bumi ini tidak ada yang bisa membuatmu merasa takut."
Di dunia ini apakah ada yang membuat seorang laki-laki terpengaruh jika bukan berasal dari pujian seorang gadis. Dan laki-laki itu dianggap sebagai pahlawan oleh gadis itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di dunia ini hal yang membuat seorang laki-laki merasa bangga jika bukan datang dari kepercayaan penuh seorang gadis, apalagi di hadapannya adalah seorang gadis polos. Dan gadis ini adalah gadis cantik yang jarang ditemui.
Tapi Bai Tian Yu tidak seperti itu, dia tidak mabuk pujian, meskipun dia seorang laki-laki, tapi dia bukan laki-laki yang biasa.
Apalagi di dalam hatinya tersimpan sebuah rahasia. Sebuah rahasia yang menyedihkan.
Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apakah kau adalah putri Xie Xiao Feng?"
Xie Xiao Yu dengan terkejut melihatnya Dia tidak tahu mengapa tiba-tiba saja Bai Tian Yu menanyakan hal ini.
"Benar."
"Tapi aku dengar Xie Xiao Feng tidak mempunyai seorang putri."
"Keadaan ayahku jarang diketahui oleh banyak orang," jawab Xie Xiao Yu sambil tertawa,
"apalagi Wisma Shen Jian jarang didatangi orang, pasti tidak banyak yang tahu."
Mata Xie Xiao Yu bercahaya lagi. Dia berkata, "Kau sudah menolongku dan mengalahkan suami istri Yun Yan. Jika ayahku tahu, dia pasti akan bangga kepadamu," Xie Xiao Yu berkata lagi, "pasti ayah pun sangat berterima kasih kepadamu."
"Jika dia berterima kasih kepadaku, dia hanya berhutang ucapan terima kasih," tiba-tiba Bai Tian Yu berubah, berubah menjadi seorang yang dingin dan sombong, "Jika dia menganggapku lumayan, dia hanya berhutang satu kali pertarungan."
"Kau ingin bertarung dengan ayahku?" tanya Xie Xiao Yu.
"Semenjak Tuan Muda Xie berkelana di dunia persilatan, dia sudah mencari banyak pesilat tangguh vimg menggunakan pedang dan dia sudah mengalahkan mereka semua. Membuat Wisma Shen Jian menjadi terkenal."
"Terkenalnya Wisma Shen Jian bukan karena tangan ayahku."
"Tapi nenek moyangmu tidak terkenal seperti ayahmu," kata Bai Tian Yu, "dia mengalahkan banyak orang dan membuat dia terkenal itu karena dia menolak ajakan orang lain untuk bertarung."
"Ayahku pun pasti tidak ingin bertarung ?lenganmu."
"Mengapa?"
"Semenjak pertarungan terakhir kalinya dengan Yan Shi San (Yan ke 13), dia berhenti bertarung."
-ooodwooo- BAB 10 Dalam waktu semalam menjadi terkenal
Xie Xiao Feng bertarung terakhir kalinya dengan Yan ke 13. walaupun hanya disaksikan oleh seorang Tuan yang bermarga Xie tapi Tuan yang bermarga Xie itu bukan tipe orang yang banyak bicara. Dia tidak pernah mengatakan hal ini kepada siapa pun tentang kalah atau menangnya hasil pertarungan.
Tapi semua orang tahu bahwa dalam pertarungan itu Xie Xiao Feng yang berada di pihak kalah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi itu tidak mempengaruhi nama baik Tuan Muda Ketiga dan juga tidak mengganggu nama besar Wisma Shen Jian.
Seorang pesilat tangguh pasti pernah mengalami kegagalan setidaknya 1 atau 2 kali.
Kegagalan bukan suatu hal yang menakutkan, apalagi dalam pertarungan itu, Yan ke 13 lah yang menang tapi dia malah bunuh diri.
Alasan bunuh dirinya adalah untuk menghancurkan jurus-jurus pedangnya yang ke-15, jurus yang bisa mengalahkan Xie Xiao Feng. Karena itu adalah jurus itu sudah menghilang di dunia.
Yan ke 13 telah meninggal, dia pun membawa kurus pedangnya yang ke-15, jadi Tuan Muda Ketiga tetap dinobatkan sebagai pesilat pedang tertinggi.
"Katakan kepada ayahmu, 13 hari lagi aku akan membawa pedangku untuk bertarung dengannya."
Xie Xiao Feng adalah dewa pedang. Dia adalah dewa bagi setiap orang, tapi bagaimana dengan Bai Tian Yu"
Sebelum malam ini tidak ada seorang pun yang mengenal namanya. Tapi setelah malam ini namanya begitu menggegerkan dunia persilatan.
Malam ini semua orang yang di sana telah melihat keahliannya. Dengan satu jurus dia berhasil membuat suami istri Yin Yan Zi yang datang dari perkumpulan para durjana terluka. Walaupun tidak adu orang yang melihat, bagaimana Bai Tian Yu mengeluarkan pedangnya. Tapi itu adalah jurus pedang Bai Tian Yu.
Walaupun orang-orang tidak pernah melihat hagaimana Xie Xiao Feng mengeluarkan jurus pedangnya lapi mereka pun tidak berani mengatakan bahwa jurus Tuan Muda Ketiga seperti apa hebatnya.
"Tuan Muda Bai, mengenai hal ini, aku...." Xie Xiao Yu menelan ludahnya. Entah apa yang harus dia katakan.
"Asalkan kau memberitahukan hal ini kepada nyalimu, itu saja sudah cukup," suara Bai Tian Yu kembali ramah, "Aku percaya sekarang tidak ada lagi orang yang berani melukaimu. Kau boleh pergi dengan aman."
Sesudah itu dia membalikkan badannya dan pergi meninggalkan orang-orang yang masih terkaget-kuget karena merasa aneh. Juga meninggalkan Xie Xiao Yu di sana.
Pesta di Shui Yue Lou baru saja berjalan setengah. Sayur baru disuguhkan beberapa macam tapi pesta ulang tahun Shui Zhao En sudah berakhir.
-ooodwooo- Pasir berada di pantai. Laut begitu luas.
Bulan tampak sendirian, orang tua itu pun demikian. Api membakar poci tembaga yang usang dan alat musik yang terdiri dari 3 senar.
Suara musik yang sedih mengiringi angin laut, seperti sedang menangis sambil mengelilingi pantai itu.
Angin laut tidak memiliki perasaan. Dan waktu terluang tidak mempunyai perasaan.
Angin laut meniup api itu hingga mati, bisa juga meniup debu yang berada di dunia dan menyapu bersih benda-benda yang berada di dunia ini. Tapi tidak bisa meniup sisa waktu dari wajah orang tua itu.
Cahaya api menyinari wajah orang tua itu. Dengan teliti dia menggesek alat musik 3 senar itu.
Matanya seperti melihat laut juga seperti sedang melihat waktu yang terus berlalu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tubuhnya kurus, kering, dan kecil. Dari kejauhan dia tampak seperti anak yang berumur 8-9
tahun, kepalanya seperti cangkang buah yang sudah kering. Wajahnya penuh dengan goresan dan sisa-sisa pengalamannya yang menyedihkan.
Waktu yang tidak memiliki perasaan membuat tubuhnya menjadi menciut tapi sepasang matanya sering mengeluarkan sorot pintar orang tua dan kenakalan anak-anak.
Di pantai yang menyedihkan, di tengah angin laut yang membawa harumnya teh Mei. Orang tua itu berhenti bermain musik. Dia menuang secangkir teh untuk dirinya sendiri. Dia mendekatkan gelas itu ke bawah hidungnya dan dia menarik nafas dalam-dalam. Matanya dipejamkan dan dia menikmati harumnya teh itu.
Kemudian dengan perlahan dia menghembuskan nafasnya. Dengan perlahan dia menikmati pahitnya teh itu.
Bulan yang tergantung sendirian di atas langit. Orang tua itu duduk sendirian di pantai.
Alat musik 3 senar mulai mengeluarkan suara kuno dan sedih. Orang tua itu dengan pelan-pelan bernyanyi. Suaranya penuh dengan kesedihan seperti bukan keinginannya.
Kehidupan mencapai ratusan tahun.
Seperti awan putih juga seperti cemara.
Kehidupan berjalan dengan tidak menentu. Di dunia ini banyak hal yang terjadi tapi bukan merupakan keinginanku. Walaupun mempunyai banyak uang tapi tidak bisa membeli waktu yang telah berlalu...
Alat musik 3 senar berbunyi begitu sedih, lagu yang dinyanyikan terdengar lebih sedih lagi. Di malam hari seperti ini membuat hati orang menjadi hancur.
Begitu suara nyanyian orang tua itu berhenti, tiba-tiba terdengar suara seseorang menarik nafas.
Kemudian hembusan angin membawa harum bunga melati.
Orang tua itu tidak membalikkan badannya. Dia tetap memainkan alat musiknya. Tak lama kemudian ada bayangan seseorang yang kurus keluar lalu berjalan ke belakangnya.
"20 tahun, sudah 20 tahun berlalu," suara orang Itu pun terdengar sedih, "selama 20 tahun ini belum pernah aku mendengar kau bernyanyi."
Cahaya api tidak bisa menyinari wajahnya. Sinar bulan bersinar dari belakang. Karena dia masih berada di tempat gelap maka wajahnya tidak terlihat jelas. Hanya terlihat kakinya yang sangat panjang.
Suara musik belum berhenti. Orang tua itu bertanya, "Apakah Xie Xiao Yu belum mati?"
"Apakah Bai Tian Yu bisa tepat waktunya tiba di Shin Yue Lou?"
"Bisa."
Orang tua itu tidak bertanya lagi dan suara alat musik pun berhenti. Dia minum seteguk teh.
Sorot mulanya melihat ke arah laut dan di sana terlihat ada sekuntum bunga yang terbawa angin.
"Apakah Tie Yan sudah kalah?"
"Benar!"
"Baiklah," orang tua itu mengangguk, "si marga Hu, memang benar-benar bermarga Bai."
Suara musik terdengar lagi.
Suara musik tadi terdengar penuh dengan kesedihan, sekarang suara alat musik seperti suara rtrorang perempuan yang sedang menangis.
Begitu alat musik berbunyi, orang yang berkaki panjang itu pun mulai menyanyi.
Buru-buru dia menyisir rambutnya, dia berdandan ringan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Asap berwarna hijau kabut berwarna ungu tampak beterbangan. Melayang tidak tentu arah.
Bertemu lebih baik dari pada tidak bertemu, ada perasaan seperti tidak memiliki perasaan.
Nyanyian sudah selesai dan dia berdiri untuk minum teh.
Di rumah besar, bulan tetap bergantung di atas langit tapi di sana sudah tidak ada orang.
Nyanyian yang terdengar sedih, suara musik yang sedih, pantai sepi, orang tua penyendiri, perempuan seperti mimpi.
Lukisan apakah itu"
Apakah ini mimpi" Apakah ini hanya khayalan" Apakah semua ini benar" Ataukah palsu"
Seperti apa pun lukisan itu, yang terpenting apa yang telah terjadi malam ini.
Malam akan segera menghilang, terang akan segera datang.
Apa pun yang terjadi, dia akan lewat seperti matahari yang selalu terbit di sebelah timur.
-ooodwooo- Hari baru terang. Zang Hua membuka mata.
Tapi dia tidak ingin terbangun.
Bukan karena malam kemarin dia minum arak hingga belum sadar, juga bukan karena malam kemarin dia tidak bisa tidur, lebih-lebih bukan karena perasaannya sedang tidak enak, melainkan karena setiap pagi dia harus pergi bekerja.
Walaupun semalam tidak turun hujan tapi pagi ini turun hujan gerimis.
Hujan dan terang muncul secara bersamaan. Cahaya matahari masuk ke dalam rumah. Suara hujan masuk ke telinga Zang Hua.
Dia menyibakkan selimutnya dan membereskan baju. Hal yang pertama dia lakukan adalah membuka jendela. Sorot matanya segera jatuh ke tempat kejauhan.
Di tempat jauh sepertinya juga sedang hujan, sepertinya hujan di sana lebih besar dari pada di sini.
Walaupun dia tidak senang mengerjakan pekerjaan itu tapi dia tetap harus melakukannya, apakah dia bisa mengelak"
Taman bunga ditanami oleh bermacam-macam bunga. Asalkan kau bisa menyebut nama bunga itu, pasti ada. nama bunga yang belum pernah kau dengar namanya.
Zui Liu Ge sering memasang bunga di dalam vas vas. Semua bunga yang dirangkai di dalam vas berusai dari taman itu.
Pekerjaannya di taman bunga adalah pekerjaan tetap bagi Zang Hua.
Kadang-kadang kewajiban atau dilakukan dengan sukarela, sangat berbeda rasanya.
"Manusia adalah mahluk aneh. Meskipun kau sangat menyukai benda itu dan begitu
menyayanginya tapi jika setiap hari menghadapi yang itu-itu saja, maka kau akan bosan dan bosan. Rasa senang dan sayang akan memudar.
Walaupun merasa bosan dan kesal tapi Zang Hua tetap harus pergi ke taman bunga setiap pagi.
Mengurus bunga seperti mengurus seorang bayi, harus dilakukan dengan sepenuh hati dan penuh dengan kesabaran, serta harus teliti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ranting-ranting tidak boleh terlalu banyak, itu akan mengambil nutrisi bunga karena itu jika Zang Hua berada di taman bunga hal pertama yang dilakukannya adalah menggunting ranting-ranting yang tidak terpakai.
Kelihatan tidak sulit menggunting ranting-ranting ini tapi ternyata semua bukan pekerjaan yang mudah.
Berbeda jenis bunga maka berbeda pula cara pengurusannya. Semua ini harus dilakukan dengan sangat berpengalaman.
Ada yang harus digunting hari ini, tidak bisa ditunda hingga besoknya. Ada yang harus digunting separuh, ada yang harus digunting semua.
Di taman bunga itu, pohon bunga di sana ada I 000 pohon. Harus berapa lamakah Zang Hua menggunting ranting-rantingnya"
Setelah menggunting ranting yang tidak terpakai, dia masih harus menyirami bunga.
Menyiram bunga pun bukan hal yang mudah. Itu pun hal yang sangat memusingkan.
Ada bunga yang harus disiram pagi. Ada yang tidak boleh disiram pada pagi hari.
Ada bunga yang disiram dengan air yang cukup banyak tidak masalah, tapi ada juga yang hanya boleh disiram sedikit.
Seperti pohon yang berada di tengah-tengah taman bunga, di sana ada 7 pohon anggrek. Dia hanya boleh menyiram satu kali dalam 7 hari dan tidak boleh terjemur oleh matahari. Suhu udara pun tidak boleh terlalu tinggi.
Walaupun 7 hari sekali baru boleh disiram tapi tanahnya tidak boleh terlalu basah dan tidak boleh terlalu keras.
Tapi anggrek bukan bunga yang paling rewel.
Yang membuat Zang Hua pusing adalah bunga yang berada di sisi pohon anggrek. Ada 3 pohon yang memiliki daun yang panjang. Setiap hari bunga itu hanya mekar satu bunga yang berwarna kuning dan kecil.
Katanya bunga ini datang dari negara yang jauh di sebelah barat. Di negara mereka bunga ini disebut dengan Yu Yin Xiang
Pada saat Yu Yin Xiang mekar, biasanya bunga itu mengeluarkan wangi ringan dalam waktu cukup lama.
Orang yang pernah mencium harumnya bunga ini selalu berkata, "Harum bunga ini bisa membuat orang menjadi mabuk kepayang dibanding dengan wangi seorang perawan."
Suhu udara yang dibutuhkan oleh bunga Yu Yin Xiang di bawah pohon anggrek. Dapat
dikatakan malah mendekati titik es'.
Tapi tanah pohon itu harus keras dan tidak boleh basah, harus terkena sinar matahari. Tapi tidak boleh terlalu lama. Waktunya adalah seperti pada saat kita minum satu cangkir teh.
Setiap hari harus membersihkan daunnya dengan telur putih. Maka daun bunga ini baru tampak berkilau.
Kebiasaan perlakuan setiap bunga membuat Zang Hua pusing karena dia harus mengurus 300
pohon. Setelah dia selesai membereskan mengurus bunga-bunga itu, waktu telah berubah menjadi siang. Kadang-kadang malah melebihi waktu makan siang.
Zang Hua lebih memilih mengurus bunga daripada melakukan hal lain.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di atas dan bawah Zui Liu Ge, di depan dan belakang, jumlah kamar yang ada di sana adalah 36 kamar, ruangan tamu yang besar ada 5, kamar-kamar dan ruangan lain pun harus dipajang dengan vas bunga dan diisi dengan bunga-bunga segar.
Setiap 7 hari bunga-bunga yang berada di dalam vas harus diganti.
Pastinya Zang Hua yang harus melakukan hal ini. Hari ini adalah hari di mana Zang Hua harus mengganti bunga.
Pagi-pagi Zang Hua sudah menggunting bunga yang bisa digunting dan diletakkan di sebuah kereta dorong. Setelah pekerjaannya di taman bunga selesai, maka dia akan mendorong keretanya dan pelan-pelan berjalan ke Zui Lie Ge.
Belum sampai di Zui Liu Ge, Zang Hua mendengar ada suara orang yang ribut. Dia menoleh ke urah Zui Liu Ge.
"Hari belum malam, mengapa Zui Liu Ge sudah begitu ramai?" dia bertanya kepada dirinya sendiri, "apakah sekarang orang-orang lebih senang datang sebelum hari gelap?"
Setelah sampai di Zui Liu Ge, Zang Hua baru merasa terkejut.
Karena di jalan besar menuju Zui Liu Ge dipenuhi oleh orang-orang. Mereka memanjangkan leher mereka supaya bisa melihat ke dalam Zui Liu Ge. Ada juga yang memanjat ke atas pohon.
Ada juga yang naik ke atap seberang untuk melihat.
"Apakah hari ini gadis-gadis Zui Liu Ge tiba-tiba telanjang bulat dan mandi di ruang tamu?"
Zang Hua tertawa.
Dengan bersusah payah dia baru bisa masuk ke dalam Zui Liu Ge. Setelah melihat keadaan di dalam, Zang Hua hampir pingsan karenanya.
Ini hari apa"
Di luar penuh dengan orang, di dalam ruangan penuh dengan orang-orang terkenal dari kota Ji Nan. Juga ada pesilat-pesilat ternama. Mereka duduk memenuhi ruang tamu.
Orang-orang ini biasanya begitu bertemu pasti akan saling menyapa dan mengobrol ke sini ke sana tapi hari ini wajah mereka terlihat sangat aneh.
Mereka seperti orang-orang yang berada di luar Zui Liu Ge, menarik panjang leher mereka untuk melihat ke dalam. Seakan-akan di dalam Zui Liu Ge ada seorang nona cantik yang telanjang.
"Sepertinya jika ratu tahun ini membuka baju di sini pun tidak akan ramai seperti ini."
Zang Hua tertawa kecut dan membawa bunga itu masuk ke dalam ruangan. Sewaktu dia
bertemu dengan Qing Qing, Qing Qing bisa menjawab pertanyaannya.
Qing Qing adalah gadis yang berwajah bundar. Di Zui Liu Ge dia termasuk gadis yang lumayan laris.
Begitu melihat dia, Zang Hua langsung bertanya, "Apakah hari ini Zui Liu Ge memberikan fasilitas gratis?"
"Apakah itu mungkin?" Qing Qing tertawa.
"Apakah Hua Yu Ren menjadi pelacur?"
"Walaupun dia mau, Nyonya Hua tidak akan mungkin memberi ijin."
"Mungkin ada pelacur yang baru datang?"
"Biarpun datang berapa orang baru, tidak akan membuat suasana menjadi begitu ramai. Tidak akan ada orang yang datang dengan terang-terangan seperti sekarang."
"Kalau begitu apa yang telah terjadi?" tanya Zang Hua.
"Kau benar-benar tidak tahu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau aku tahu, untuk apa aku bertanya kepadamu?" ucap Zang Hua.
Qing Qing tertawa. Dia tertawa dengan manis, lebih manis dari madu. Suaranya terdengar seperti lonceng, dia berkata, "Karena ada orang terkenal yang tinggal di sini."
"Orang terkenal?" tanya Zang Hua, "siapa" Siapa orang terkenal itu" Sejak kapan dia tinggal di sini" Mengapa aku tidak tahu?"
"Sudah beberapa hari!" jawab Qing Qing, "kau mengenalnya, karena dia pernah makan bersamamu."
"Pernah makan bersamaku?" Zang Hua merasa lebih aneh lagi, "siapakah dia" Kalau kau tidak mau mengatakannya kepadaku, aku tidak akan kenal lagi denganmu."
Qing Qing tertawa.
"Dia adalah Bai Tian Yu. Tuan muda Bai."
"Bai Tian Yu?" Zang Hua terkejut, "dia adalah orang terkenal" Kecuali mempunyai uang banyak, hal lainnya dia sama sepertiku tidak ada bedanya."
"Apakah kau tidak tahu apa yang telah terjadi kemarin?"
"Apa yang telah terjadi kemarin malam?" tanya Zang Hua, "apakah dia diangkat menjadi raja?"
"Masuk!"
Tiba-tiba Hua Man Xue muncul. Dia dengan cemberut berkata kepada Zang Hua, "Cepat masuk ke dalam untuk mengganti bunga!"
"Baiklah."
Dengan rasa tidak suka Zang Hua terpaksa masuk melewati Hua Man Xue. Dia masih
mengeluarkan reaksi tidak senang.
Qing Qing melihatnya tapi dia tidak berani tertawa. Dia juga menundukkan kepala dan pergi dari sana
Begitu Hua Man Xue muncul, orang-orang yang mempunyai nama dan mempunyai kekuasan menarik nalas panjang.
Kecantikan adalah sesuatu yang sejak jaman dulu sudah senang dinikmati oleh manusia.
Walaupun Hua Man Xue usianya sudah lewat 40 lanun tapi badannya, daya tariknya, sikapnya, gerak geriknya, kecantikannya, gadis yang berusia 20 tahunan pun tak bisa menyainginya.
Hua Man Xue paling ahli menghadapi situasi seperti ini.
Begitu dia masuk ke dalam ruang besar, dia berhenti melangkah sejenak, membiarkan sorot mata semua orang tertuju kepadanya. Kemudian dengan mata yang bersinar seperti bintang dia melihat semua orang di sana.
Hati orang-orang itu bergetar. Dia menarik nafas. Agak lama dia baru membuka mulut.
Begitu dia membuka mulut kata-katanya membuat orang-orang disana itu menjadi kaget.
Walaupun kaget tapi mereka tetap bisa menguasai hati mereka.
Kata-katanya yang pertama adalah"
"Laki-laki seperti kalian memang kurang ajar, benar-benar bukan orang baik-baik!''
Dia membiarkan kata-kata laki-laki kurang ajar ini, berputar-putar di telinga mereka. Kemudian dia berkata lagi, "Biasanya dengan dorongan tanduk sekali pun menyuruh kalian datang ke sini, tidak ada yang mau, hari ini hanya karena seorang laki-laki busuk, sejak pagi kalian sudah berlari dan berkumpul di sini!"
Kurang ajar, benar-benar kurang ajar!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan lemah lembut selalu membuat laki-laki mabuk kepayang, perempuan-perempuan seperti Hua Man Xue juga memang pintar membuat para laki-laki bertekuk lutut kepadanya.
Begitu kata "kurang ajar' hilang dari telinga mereka, orang pertama yang sadar adalah Bos Zhu, dia bernama Shi Wang. Dia adalah pedagang besar. Tokonya hampir memenuhi satu kota Ji Nan di bagian utara.
Dengan sekuat tenaga dia berteriak, "Kurang ajar! Ini adalah perempuan yang menarik, hebat caranya membuat hati laki-laki merasa senang. Dalam hidupku ini baru kali ini aku bertemu dengan perempuan seperti ini!"
Yang mengatakan itu adalah ketua kantor Biao Zheng Hang, Wu Zheng Qing, "Ketua Hua benar-benar pintar, pantas begitu banyak orang senang datang ke Zui Liu Ge."
Kata seseorang yang bernama Mu Rong Jun, "Di Zui Liu Ge gadis cantik seperti awan. Arak tampak seperti gunung tapi mana ada yang bisa menyaingi Ketua Hua?"
"Semua laki-laki senang perempuan cantik tapi aku lebih suka arak," kata Hal Kuo Tong, "tapi untuk hari ini aku tidak mau minum arak"
Hai Kuo Tong menganggap arak bagaikan nyawanya sendiri, semua orang pun sudah tahu hal ini. dia boleh tidak makan, tidak tidur, tidak judi, tidak bertemu teman, atau apa pun yang dia inginkan bisa ditahan tapi arak tidak pernah bisa ditinggalkan begitu saja.
Di pinggangnya selalu tergantung tempat arak yang besar. Tempat arak ini bisa mengisi hampir 10 kilogram arak.
Sekarang dia menurunkan tempat araknya kemudian meletakannya di atas meja. Dia berkata,
"Demi Ketua Hua Man Xue, hari ini aku tidak akan minum arak."
"Hail"
Tuan Huang Dan yang tidak bisa minum arak sama sekali menarik nafas dan berkata, "Jika bisa membuat Ketua Hua tertawa, aku rela tidur di dalam gentong arak selama 3 hari!"
Sesudah orang-orang terkenal itu menyelesaikan ribut-ributnya dan bercerita panjang lebar, akhirnya Hua Man Xue baru mempunyai waktu untuk bicara lagi, "Pahlawan selalu muncul dari kalangan anak muda. kalimat ini sudah lama kita dengar. Tapi jahe yang tua lelalu lebih pedas,"
suara tawa Hua Man Xue seperti riebuah lonceng, "tapi hari ini aku pun kagum kepada Tuan Muda Bai "
Begitu suara tawa agak mereda, dia berkata lagi, "Dalam waktu satu malam Tuan Muda Bai bisa menjadi orang terkenal, itu adalah mimpi setiap orang tapi berapa orangkah yang bisa seperti itu" Tapi Tuan Muda Bai bisa melakukannya dan dia bisa membuat orang-orang menjadi terkenal dan terhormat, pagi-pagi seperti ini sudah berebut ingin mengundangnya makan dan minum arak."
o-odwo-o BAB 11 Perempuan yang menarik.
Dalam waktu semalam dia menjadi terkenal.
Hujan musim semi mengganggu tidur orang. Sejak kemarin malam Bai Tian Yu tidur hingga sekarang, dan dia baru bangun.
Semenjak pulang dari Shui Yue Lou, dia naik ke tempat tidur lalu tertidur pulas. Begitu matanya terbuka yang dia lihat pertama kali adalah Zang Hua.
Dengan mata melotot Zang Hua berdiri di sisi ranjang sambil terus melihatnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kau selalu begitu bila melihat seorang laki-laki?"
Bai Tian Yu tertawa dan duduk.
"Biasanya jika aku melihat laki-laki selalu menyipitkan mata."
"Tapi mengapa tadi kau melotot melihatku?" tanya Bai Tiah Yu, "apakah wajahku tiba-tiba tumbuh sekuntum bunga?"
"Wajahmu tidak tumbuh bunga," jawab Zang Hlua, "tapi ada 3 kata di wajahmu."
"Tiga kata?" Bai Tian Yu kaget, "tiga kata yang mana?"
"Orang paling terkenal."
"Apa" Kau mengatakan apa?"
"Aku mengatakan kalau kau adalah orang yang terkenal sekarang," kata Zang Hua, "dari atas sampai bawah tubuhmu dipenuhi dengan 3 kata ini."
"Kalau begitu aku sudah menjadi siluman?"
"Kalau kau melihat keadaan di luar, kau akan tahu bahwa siluman ini begitu terkenal," Zang Hua membuka matanya dengan besar kemudian melihat Bai Tian Yu lagi, "semalam apa yang telah kau lakukan" Mengapa begitu pagi sudah banyak orang yang datang dan ingin melihatmu?"
"Aku tidak melakukan apa pun, hanya mengalahkan 2 orang dan menolong seorang gadis."
"Hanya itu" Begitu sederhana?" tanya Zang Hua.
"Benar."
"Bila hanya begitu mengapa Bos Zhu yang matanya selalu berada di atas kepala, pagi-pagi begini sudah datang untuk mengundangmu makan," Zang Hua berkata lagi, "masih ada satu lagi Ketua Bai yang entah siapa namanya, juga ingin buru-buru bertemu denganmu."
"Gadis yang kutolong dan orang yang kukalahkan hanya orang yang agak istimewa."
"Apa keistimewaannya?"
"Aku mengusir 2 orang itu, dan mereka adalah tetua perkumpulan, suami istri Tie Yan. Yang aku tolong adalah putri Xie Xiao Feng, dia bernama Xie Tian Yu," dengan santai Bai Tian Yu bercerita, tapi mulut Zang Hua menganga.
"Xie Xiao Feng?" tanya Zang Hua, "apakah dia adalah Tuan Muda Ketiga?"
"Sepertinya begitu."
"Gadis yang kau tolong adalah putri dari Tuan Muda Ketiga?" dia bertanya lagi, "apakah Tuan Muda Ketiga mempunyai seorang putri?"
"Kau berani masuk ke kamar laki-laki, mengapa Xie Xiao Feng tidak bisa mempunyai putri?"
kata Bai Tian Yu sambil tertawa.
Zang Hua melihatnya.
"Sekarang aku tahu mengapa mereka ingin mengundangmu makan?"
"Mengapa?"
"Karena mereka ingin menjilatmu," Zang Hua tertawa sambil berkata, "sambil menjilat Tuan Muda Ketiga."
"Benarkah?" Bai Tian Yu sama sekali tidak menganggap itu adalah hal yang hebat, "mungkin mereka benar-benar ingin mengundangmu makan, mungkin juga mereka memang ingin menjilat"
Bai Tian Yu melihat Zang Hua, kemudian dia berkata lagi, "Menjilatku?"
"Jangan senang dulu," kata Zang Hua, "apa maksud kedatangan mereka, mungkin orang lain tidak tahu, tapi aku paling tahu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia mengambil sebuah kursi lalu duduk di sana. Kakinya diangkat sebelah kemudian digoyang-goyangkan, "jika bukan karena bisa mendapatkan keuntungan 10 kali lipat besarnya, mereka tidak akan mau menghabiskan sepeser uang pun untuk mengundangmu makan," kata Zang Hua,
"mereka bukan orang kecil, tapi seorang tuan yang selalu pandai berpura-pura."
"Betul sekali," kata Bai Tian Yu, "karena kau mengerti hal ini, maka aku pun akan mengundangmu makan."
"Mengundangku makan?" Zang Hua terkejut, "bukankah kau mau makan bersama dengan mereka?"
"Membiarkan tuan yang berpura-pura mengundangku makan, lebih baik kita bayar untuk pesanan kita sendiri dan makan di kaki lima."
"Baiklah," kata Zang Hua, "dengan cara apa kita bisa menghindari orang-orang yang berada di bawah?"
"Apakah kau bisa memanjat jendela?"
Asalkan gerakan yang tidak menguras tenaga Zang Hua pasti bisa melakukannya.
Dan dia lebih bisa melakukannya daripada seorang laki-laki.
Memanjat jendela seperti memanjat pohon, dia belum pernah kalah. Berenang di sungai pun dia menjadi juara.
Orang seperti ini bagaimana tidak bisa memanjat jendela"
Kalau tidak bisa malah terasa aneh.
Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
-ooodwooo- BAGIAN 2 Mempunyai seorang anak harus bisa terkenal
Mempunyai arak harus bisa membuat orang mabuk
Pengelana selalu bernyanyi
Bernyanyi dengan penuh kejantanan
Pengelana tidak mempunyai akar keturunan, dia seorang
laki-laki jantan dan tidak pernah meneteskan air mata
Pengelana tidak menyanyikan lagu sedih
Di dunia ini sudah banyak hal yang menyedihkan
Dia berkelana karena Tuan, dia bernyanyi dan
menasihati Tuan, supaya jangan menangis
Di dunia ini bila ada hal yang tidak adil, minumlah arak
dan ayunkan golokmu untuk memenggal orang
BAB 1 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pertarungan dengan tangan kosong
Hu Bu Bai duduk di tempat kasir, dia sedang melamun, kedua matanya melihat sekeliling rumah makannya yang tampak kosong.
Biasanya pada saat seperti ini rumah makannya penuh dengan para tamu, tapi sampai saat ini, tidak ada seorang pun yang makan di sana.
Pelayan hanya duduk di pinggir dan tampak terkantuk-kantuk, tukang masak yang berada di dapur, sejak tadi berkumpul dan minum arak bersama-sama.
Rumah makannya yang biasanya selalu dipenuhi pengunjung, sekarang tampak sepi, ini membuat para pelayan dan tukang masak merasa senang, tapi yang paling sedih tentunya adalah majikan mereka.
Wajah Hu Bu Bai pahit seperti buah paria, dahinya berkerut, kedua matanya menatap ke bawah, mulutnya terkatup rapat.
Bila ada yang bertanya mengapa dia seperti itu" Jawabannya adalah karena saat itu ada seseorang yang datang ke sana tapi selalu tidak pernah bayar, dia adalah Zang Hua, dia sedang berjalan ke sana.
Mengapa Tuhan berlaku tidak adil kepadanya"
Begitu Zang Hua mendekatinya, Hu Bu Bai sadar kalau Tuhan memang sudah tidak adil kepadanya.
Begitu dia melihat Zang Hua, dia benar-benar ingin menangis, tapi setelah melihat Bai Tian Yu yang berada di belakangnya, Hu Bu Bai lengsung merasa senang hingga meloncat.
Kelihatannya kali ini Zang Hua akan makan di rumah makannya, akan ada orang yang
membayarkannya, Hu Bu Bai tidak perlu merasa khawatir bila Zang Hua tidak bisa membayar.
Bai Tian Yu tidak perlu memilih menu karena Hu Du Bai sudah berpesan kepada tukang masaknya untuk memasakkan masakan yang paling enak untuk mereka berdua.
Arak yang disajikan tentunya arak tua.
Hari ini rumah makannya memang sedang sepi, lapi dia mendapatkan seorang langganan yang berkantung tebal, langganan ini harus diperas bila tidak dia adalah orang bodoh.
"Mungkin juga pikiran seperti ini adalah pikiran semua pedagang.
o-odwo-o "Apakah Nona Xie itu cantik?"
Zang Hua meletakkan gelas araknya dan bertanya kepada Bai Tian Yu. Bai Tian Yu meneguk araknya, sambil tertawa dia melihatnya dan bertanya, "Bagaimana menurutmu?"
"Aku rasa dia pasti cantik," jawab Zang Hua, "menurut orang-orang dulu Tuan Muda Ketiga adalah pesilat pedang yang banyak menebarkan cinta ke mana-mana."
Zang Hua meminum araknya lagi kemudian melanjutkan, "Pedang dan senyumnya tidak ada yang bisa mengalahkan," lalu dia berkata lagi, "putri yang dilahirkan dari orang seperti itu, aku kira tidak akan berbeda jauh."
Bai Tian Yu tersenyum dan berkata, "Cantik atau jelek, setiap orang mempunyai penilaiannya sendiri."
Dia melihat Zang Hua kemudian tertawa, "Seperti dirimu, aku merasa kau adalah gadis yang cantik."
"Aku sedang serius, mengapa kau selalu bercanda?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku juga sedang serius."
Kali ini Bai Tian Yu dengan, suara kecil berkata, apakah Zang Hua bisa mendengarkannya, tidak ada yang tahu.
Zang Hua bertanya lagi, "Katakan kepadaku, Nona Xie itu seperti apa?"
Bai Tian Yu tampak berpikir sebentar lalu menjawab, "Rambutnya panjang, berwajah lonjong, matanya besar, walau dia tidak tertawa tapi kedua lesung pipitnya terlihat."
"Aku juga mempunyai lesung pipit, tapi hanya ada satu," Zang Hua membuka mulutnya dan dengan jari dia menunjuk mulutnya, "ada di sini."
"Itu memang lesung pipit," Bai Tian Yu tertawa. Mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Hujan mulai reda, tapi belum berhenti. Zang Hua pun tidak berhenti minum, dia minum dengan cepat, dia meneguk arak dalam sekali teguk.
Mengenai minum arak dia tidak kalah dari laki-laki, kecepatan minumnya sering membuat para lelaki menggelengkan kepalanya.
Orang lain juga minum arak tapi tidak seperti itu, melainkan seperti menumpahkan arak ke dalam mulutnya. Caranya minum arak adalah dia akan mengangkat gelasnya, membuka mulut, kemudian gelas itu dimiringkan, dan arak sudah masuk ke dalam perutnya, seperti tidak pernah melewati tenggorokannya.
Bai Tian Yu melihat cara Zang Hua minum arak, dia merasa hal itu sangat lucu.
"Melihatmu minum arak, seperti melihat suatu kenikmatan," Bai Tian Yu berkata lagi, "apakah kau tidak pernah tersedak?"
"Kau boleh mencobanya sendiri, maka kau akan tahu."
"Aku ingin mencobanya, tapi aku tidak bisa melakukannya," jawab Bai Tian Yu.
"Kalau belum mencobanya, apakah kau tahu bahwa kau tidak bisa melakukannya?"
"Aku tahu bagaimana keadaan dan kemampuanku," jelas Bai Tian Yu, "kalau tidak bisa dan tidak mampu, mencobanya dengan berbagai macam cara pun tetap tidak akan bisa."
"Sesuatu yang kau anggap tidak mampu melakukannya, apakah kau tetap tidak mau mencoba?"
"Benar."
Tiba-tiba Zang Hua melihatnya, kemudian dia berkata, "Kalau begitu kau pasti memiliki keyakinan untuk mengalahkan Ren Piao Ling."
Bai Tian Yu yang tadinya ingin minum, begitu mendengar kalimat ini, gerakannya terhenti, kedua matanya terus melihat gelas yang terhenti di udara.
"Mengapa tiba-tiba kau menanyakan hal ini?"
"Karena aku memperhatikanmu," jawab Zang Hua.
"Aku pun memperhatikan Ren Piao Ling, aku tidak ingin salah satu dari kalian akan terluka."
"Tidak akan ada yang terluka"
Bai Tian Yu mengangkat kembali gelasnya kemudian menghabiskan arak yang berada di dalam gelas, tapi sorot mataya tetap melihat ke arah gelas yang sekarang sudah kosong, dia berkata,
"Bila aku kalah maka aku akan mati," kata Bai Tian Yu, "karena itu aku jamin, tidak akan ada yang terluka."
"Apakah pertarungan ini tidak bisa dihindari "
"Tidak bisa!"
"Apakah kalian harus bertarung?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, kami harus melakukannya!"
"Apakah setelah kau membunuh orang maka perasaanmu baru terpuaskan?"
Bai Tian Yu tidak menjawab, dia tampak berpikir sebentar, kemudian mengangkat kepalanya, dia melihat Zang Hua.
"Kadang-kadang apa yang kita lakukan bukan untuk kesenangan," kata Bai Tian Yu lagi, "orang hidup di dunia ini selalu akan mengalami kejadian seperti ini yang memang terpaksa harus dilakukan, mau atau tidak mau."
Dia melanjutkan lagi, "Seperti dirimu, kau pun terpaksa melakukan hal yang tidak kau inginkan bukan?" Bai Tian Yu berkata lagi, "Apakah kau harus terus tinggal di Zui Liu Ge" Apakah bila kau meninggalkan tempat itu maka kau akan mati" Dan di luar sana kau tidak bisa bertahan hidup?"
Kali ini Zang Hua tidak menjawab, dia mulai berpikir.
Dengan perlahan dia mulai mengangkat gelasnya, kemudian meminumnya, dan meletakkannya dengan perlahan di atas meja. Sewaktu dia melakukan semua itu, sorot matanya menatap ke luar jendela ke tempat jauh.
Mata Zang Hua tiba-tiba terlihat sakit, tapi Bai Tian Yu tidak melihat sorot mata ini, karena punggung Zang Hua menghadap Bai Tian Yu,
Mungkin karena Bai Tian Yu tidak bisa melihatnya maka dia baru bisa melepaskan
kesedihannya. Apakah Zang Hua memiliki kesedihan dan rahasia"
"Mungkin kau benar," kata Zang Hua sambil membalikkan badannya kemudian melihat Bai Tian Yu," Dalam hidup seseorang, suatu saat dia akan terpaksa melakukan satu atau dua hal."
Tiba-tiba dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mari bersulang!"
Gelas beradu, terdengar suara ringan.
-ooodwooo- Sewaktu jaman Dinasti Tang, Raja Tang Gao Zhong membuat sebuah pagoda untuk ibunya.
Pagoda itu dinamakan Pagoda Da Yan (burung walet besar).
Seoran biksu terkenal yang bernama Xuan Zang (Biksu Tong) di pagoda itu pernah
menerjemahkan buku-buku suci, awalnya pagoda itu hanya terdiri dari 5 tingkat, kemudian dibangun lagi menjadi 7 tingkat,
Sekarang Ren Piao Ling berdiri di bawah pagoda ini. Di bawah pagoda tidak ada bayangan.
Karena hari ini tidak ada matahari. Hujan yang lurun setengah hari ini sudah berhenti, matahari tetap sembunyi di balik awan hitam.
Kalau tidak ada matahari berarti tidak akan ada bayangan.
Tetesan air hujan masih terlihat di sisi atap i umah. Air hujan ini memantulkan cahaya yang berkilau. Di tempat jauh terdengar katak yang sedang bernyanyi.
Ini adalah sore hari yang tenang, walaupun angin terus berhembus tapi bagi Ren Piao Ling yang sudah minum arak, dia tidak merasa dingin.
Dia tidak tahu berapa lama dia sudah berdiri di situ juga tidak tahu kapan lawannya baru bisa datang ke sini.
Tapi ini tidak menjadi masalah baginya, karena sejak kecil dia selalu hidup untuk menunggu.
Dia menahan diri menghadapi semua ini dan dia pun tumbuh menjadi sosok yang dewasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia masih ingat sewaktu kecil dulu untuk menunggu seekor kelinci keluar dari lubangnya, walaupun tempat itu penuh dengan es dan salju dia tetap menunggu hingga dua hari lamanya.
Dia tetap harus menunggu di sana bila tidak ditunggu, dia akan mati kelaparan.
Tidak ada orang yang merasakan bagaimana menahan kesedihan dan rasa lapar selain dirinya.
Karena itu bila ada makanan dia pasti akan makan sepuasnya, dia tidak akan menyisakan atau membuang makanan itu begitu saja. Dalam hidupnya dia paling tidak senang dengan orang yang senang menghambur-hamburkan makanan, dia menganggap orang seperti itu harus dibuang ke tempat yang penuh dengan salju dan es, kemudian tidak diberi makan selama 5-6 hari, maka orang itu akan tahu seperti apa kalau tidak ada makanan dan merasa kelaparan.
Bai Tian Yu tetap mengenakan baju berwarna putih, dia berjalan di sebuah jalan kecil yang berlumpur, dari kejauhan dia tampak seperti sebuah bunga teratai putih.
Dia sudah melihat Ren Piao Ling dari kejauhan, yang berada di bawah pagoda Da Yan, dari jauh Ren Piao Ling tampak seperti sebuah patung manusia yang berusia ribuan tahun yang dipasang di sana.
Setelah melihat Ren Piao Ling yang berada di bawah pagoda dengan jelas, mata Bai Tian Yu tampak semakin jernih.
Ren Piao Ling sudah melihat Bai Tian Yu dari kejauhan, sudah melihat mata Bai Tian Yu yang bercahaya, bola matanya tampak lebih hitam.
Begitu Bai Tian Yu muncul, mata Ren Piao Ling yang tadinya tidak bersemangat tampak bertambah lesu lagi.
Akhirnya Bai Tian Yu tiba di bawah pagoda itu, dengan tidak berkata-kata dia melihat Ren Piao Ling.
Ren Piao Ling pun melihat Bai Tian Yu, pandangan mereka beradu, masing-masing melihat wajah dan bentuk raut muka.
Setelah lama Ren Piao Ling baru berkata,
"Akhirnya kau datang juga."
"Ya, aku sudah datang."
"Kau datang terlambat."
"Lebih awal atau lebih lambat datang hasilnya akan sama saja," jawab Bai Tian Yu,"hasil akhirnya akan sama."
"Tidak sama! Akan terjadi suatu perubahan," kata Ren Piao Ling, "kau datang terlambat karena ingin membuatku merasa kesal kemudian marah."
Bai Tian Yu mengakuinya.
"Tapi kau lupa akan satu hal," kata Ren Piao Ling, "sewaktu aku menunggu di sini, kau pun menungguku."
"Benar, sekarang aku sudah tahu, sewaktu aku menyuruh seseorang menunggu, aku sendiri pun sedang menunggu."
Kata Bai Tian Yu, "Aku ingin orang menungguku sampai kesal dan marah, maka aku pun menunggu hingga kesal dan marah."
"Sayangnya banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini, karena itu mereka lebih cepat mati."
Dia tampak tenang tidak seperti orang yang datang untuk bertarung," Seharusnya kau tahu bahwa kau sudah kalah."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia melanjutkan lagi, "Pesilat tangguh bertarung yung terpenting adalah bagaimana keadaan dirinya saat itu."
"Kemarin malam kau berhasil mengalahkan suami istri Tie Yan, secara otomatis kau sudah menghabiskan separuh dari keadaanmu. Sore ini kau menyuruhku menunggu, maka setengah dari keadaanmu itu pun sudah habis," kata Ren Piao Ling, "sekarang kau kosong seperti karung yang berisi beras kemudian isinya ditumpahkan keluar."
"Orang yang kosong dan karung kosong, sama-sana tidak bisa berdiri dengan tegak.
Bila orang yang kosong seperti karung kosong itu, mana mungkin dia akan menang.
Aturan ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, sampai kapan pun akan tetap sama.
Bai Tian Yu dengan diam mendengarkan perkataan Ren Piao Ling, setelah selesai, dia baru membuka mulut.
"Kau salah!"
"Oh ya?"
"Walaupun aku kesal menunggu dan juga sempat merasa marah, tapi keadaanku yang kesal itu pun sudah habis," kata Bai Tian Yu dengan tenang, "tapi sekarang keadaanku tidak sama dengan keadaan tadi."
Tanya Ren Piao Ling, "Apa yang tidak sama?"
"Keadaanku sekarang ini seperti udara."
"Udara?" Ren Piao Ling menjadi bengong, "udara apa yang kau maksud?"
"Udara yang kosong yang tidak terlihat."
"Udara kosong?"
"Benar," jawab Bai Tian Yu, "karena aku kosong maka aku bisa merasakan kosongnya udara dan aku bisa membekukan udara yang bagus."
Ada seperti tidak ada, tidak ada seperti ada.
ada seperti tidak ada, kehidupan ini adalah tiada.
Karena tiada maka orang pun muncul, karena ada lah maka orang menjadi terkenal.
Tiada adalah awal dari kehidupan, berubah adalah akhir dari kehidupan.
Tiada yang seperti apa"
Kalau tidak ada bagaimana"
"Hampa udara?" tanya Ren Piao Ling, "tidak kusangka di dunia ini ada udara seperti itu, juga tidak menyangka ada orang yang begitu mengerti dengan keadaan seperti itu."
"Benar," kata Bai Tian Yu, "karena itu kau sudah kalah."
"Kalau kau kalah, maka kau akan mati." Kata-kata ini belum lama diucapkan oleh Ren Piao Ling kepada Bai Tian Yu, tidak disangka sekarang dia mendengar kalimat itu lagi.
Dunia ini terus berubah, apakah orang pun bisa menebak perubahan ini"
"Kau sudah kalah," kata Bai Tian Yu dengan dingin sambil melihat Ren Piao Ling, "di bawah pedangku yang kalah harus mati."
Tapi Ren Piao Ling tidak melihat Bai Tian Yu, dia melihat gunung tinggi yang berada di kejauhan dan entah apa nama gunung itu.
Wajahnya tidak berekspresi, hanya saja matanya yang lesu tampak sedikit kebingungan.
Dengan suara yang tidak berperasaan dia mengatakan kepada Bai Tian Yu, "Aku kalah!'' kata Ren Pino Ling, "maka kau pun akan kalah juga."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bai Tian Yu tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Ren Piao Ling, untung Ren Piao Ling segera menjelaskan.
"Hari ini aku kalah," dia berkata, "tapi kau akan kalah 10 hari kemudian."
"Mengapa aku kalah 10 hari lagi?"
"Hari ini kau ingin mengalahkanku, itu bukan hal yang mudah dan kau harus berusaha keras,"
kata Ren Piao Ling, "walaupun kau sudah membekukan hampa udara tapi itu akan habis dalam pertarungan ini."
Sorot matanya berhenti di tempat jauh, "Hari ini kini bisa mengalahkanku, tapi 10 hari lagi kau akan mati di Wisma Shen Jian."
"10 hari kemudian aku akan pergi seorang diri membawa pedang ke Wisma Shen Jian."
Kalimat itu diucapkan oleh Bai Tian Yu kemarin malam, di Shui Yue Lou di hadapan banyak orang dan dia mengatakannya kepada Xie Xiao Yu.
Kata yang sudah keluar dari mulut seorang pesilat seperti menandatangani sebuah kontrak yang tidak boleh dilanggar.
Dia sudah mengucapkan kata-kata itu maka dia harus melaksanakannya, bila saat itu dia melarikan diri maka dia akan lebih merasa malah dibandingkan dengan 'Niat kalah bertarung.
Bai Tian Yu dengan diam melihat Ren Piao Ling, Ren Piao Ling pun masih diam mendengarkan perkataan Bai Tian Yu.
Kata-kata Ren Piao Ling memang tidak salah, hari ini dia bisa menang dari Ren Piao Ling tapi 10 hari kemudian dia akan mati di bawah pedang Tuan Muda Ketiga.
Walaupun dia tahu kalau akhinya akan seperti itu, tapi dia tetap harus bertarung. Bagaimana kalau dia kalah" Bila dia mati dia akan seperti apa" Sewaktu dia belum dilahirkan ke dunia ini, apakah nasib sudah ditentukan kalau dia memang harus bertarung"
Orang yang pandai berenang, tenggelam ke dalam air, pesilat pedang yang tangguh akan mati di bawah pedang lawan.
Walaupun hari ini dia beruntung dan tidak mati, tapi dia bisa mati di bawah pedang Xie Xiao Feng.
Hitung-hitung ini adalah tempat terakhir yang terbaik untuk seorang pesilat pedang.
Langit di sebelah barat mengeluarkan awan merah.
Bai Tian Yu sudah mencabut pedangnya.
Sorot mata Ren Piao Ling masih melihat ke tempat jauh. Gunung yang tidak bernama, wajahnya pun tetap tidak berekspresi.
Sewaktu Bai Tian Yu mencabut pedangnya, tiba-tiba dia membuka mulut, "Setelah hari ini adalah besok, besok adalah setelah hari ini, perjanjian hari ini 10 hari kemudian baru kita bertemu kembali."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Ren Piao Ling segera pergi.
Kali ini Bai Tian Yu tidak melarang kepergian Ren Piao Ling. Dia merasa sangat berterima kasih dan tidak mengerti memandang bayangan punggung Ren Piao Ling.
Bai Tian Yu pun meninggalkan tempat itu, Di Pagoda Da Yan di tingkat ke-4, di tempat gelap, tiba-tiba muncul seseorang yang mengenakan baju biru, dia adalah Zai Si.
Sepasang matanya seperti seekor cheetah dia menatap dua bayangan yang meninggalkan tempat itu, matanya bersorot licik dan kejam.
"Hari ini kalian tidak bertarung dan pergi begitu saja, kelak akan terjadi sesuatu yang lebih sadis dan lebih menyedihkan lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
-ooodwooo- BAB 2 Warung usang di lapangan
Xie Xiao Yu tidak kembali ke Wisma Shen Jian.
Semenjak kejadian kemarin di Shui Yue Lou sebenarnya dia harus pulang tapi dia tidak pulang.
Dia tidak pulang bukan karena di kota Ji Nan masih banyak tempat yang belum disinggahi.
Dia tinggal di sini hanya karena ada satu alasan.
Satu alasan yang biasa bisa membuat seorang gadis bisa tinggal.
Pulang dari Pagoda Da Yan, Bai Tian Yu pun tidak kembali ke Zui Liu Ge.
Karena di sana masih ada orang-orang yang tidak ingin ditemuinya. Dia tidak ingin bertemu dengan orang-orang itu. Dia hanya ingin mencari seseorang yang bisa diajak bicara dan minum arak, lalu dengan tenang melewati malam ini.
Orang yang cocok itu pasti Zang Hua.
Tapi sekarang Bai Tian Yu tidak ingin bertemu dengannya. Mungkin sekarang Zang Hua sudah kembali kc Zui Liu Ge tapi Bai Tian Yu tidak ingin ke sana.
Secara tidak sengaja Xie Xiao Yu bertemu dengan Bai Tian Yu.
"Kesempatan seperti ini pasti Xie Xiao Yu sengaja membuatnya.
Bai Tian Yu tahu, tapi dia tidak menanggapinya.
Tapi jika ada yang mau menemani, lebih baik daripada melamun sendirian, apalagi Xie Xiao Yu bukan gadis yang dibencinya.
"Yang terpenting adalah ini.
Walaupun di kota sangat ramai, tapi di kota pasti mempunyai sebuah lapangan luas. Karena bermacam-macam alasan maka tanah lapang itu dikosongkan.
Tadinya tempat itu disiapkan untuk membangun rumah dan sebagai tempat untuk berdagang.
Tidak ada yang tahu mengapa rumah tidak jadi dibangun, tempat berdagang pun tidak ada yang mau berdagang di sana.
Terakhir tanah itu menjadi milik siapa" Tidak ada seorang pun yang tahu.
Semua hanya tahu kalau tempat itu tidak ada yang mengurus. Siapa pun boleh
mengembalakan sapi, memelihara babi, tempat untuk berkelahi, atau untuk membunuh orang bahkan untuk kencing.
Hanya orang yang otaknya bisa berputar dengan cepat baru bisa mendapatkan jalan bahwa tanah kosong ini bisa dijadikan tempat untuk menghasilkan uang.
Tempat milik orang lain tapi bisa mencari uang untuk mengisi kantong sendiri, itu pasti lebih menyenangkan, tapi juga bukan hal yang mudah untuk melakukan pekerjaan seperti itu.
Kemampuan mu harus berpikir lebih cepat dari orang lain. Kepalan tanganmu pun harus lebih keras dari orang lain.
Sebuah warung berada di tempat kosong yang luas.
Sewaktu Xie Xiao Yu dan Bai Tian Yu bertemu, Xie Xiao Yu bertanya kepada Bai Tian Yu, "Kau mau membawaku makan di mana"''
"Ke tujuh setengah."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa artinya tujuh setengah?"
"Tujuh setengah adalah tujuh sen setengah atau tujuh tail setengah."
"Apakah tempat itu memang bernama tujuh setengah" majikan di sana aku dengar dia pun dipanggil tujuh setengah."
"Mengapa orang ini bernama begitu aneh?"
"Karena orang yang mencukur rambutnya seharusnya dibayar seharga 15 sen. Dia hanya membayar tujuh sen setengah."
"Apa alasannya?"
"Karena dia botak."
Xie Xiao Yu tertawa.
"Orang ini sebenarnya tidak terkenal, tapi setelah dia membuka warung dan menjual mie daging sapi, mie kaki babi, kemudian menjual apapun, semua dengan harga tujuh sen setengah untuk satu mangkuk, sejak itu dagangannya pun banyak yang tahu. Dia lebih terkenal lagi. Orang-orang di sini hampir semua mengenal tujuh setengah."
"Apakah dagangannya sangat ramai?"
'Benar." Memang warung itu sangat ramai
Xie Xiao Yu belum pernah melihat banyak orang di sebuah warung pada saat tengah malam.
Dia juga jarang melihat banyak orang dengan bermacam-macam karakter berkumpul di satu tempat.
Puluhan meja, duduk pula puluhan macam orang.
Ada yang datang dengan menunggang kuda, ada yang datang naik kereta, sehingga di sisi jalan banyak kereta yang berhenti.
Bermacam-macam kereta, di atas kereta ada kusir yang berbaju rapi dan bersih, mereka semua sedang menunggu majikannya. Xie Xiao Yu tidak mengerti mengapa orang-orang ini yang naik kereta yang begitu bagus, bisa datang ke warung yang begitu usang untuk makan mie daging sapi seharga 7.50 sen"
Di depan tanah kosong hanya tergantung lampu yang cahayanya tidak begitu terang.
Lampu lampion sudah tertutup oleh kabut dan map, sama sekali tidak terang. Tapi tempat di sana mitigut luas, tempat yang tidak disinari oleh lampu tetap tia|a gelap. Wajah siapa pun tidak akan gampang terlihat.
Tempat yang tidak terkena sinar lampu lebih imiiyak daripada tempat yang terkena sinar lampu.
Xie Xiao Yu dan Bai Tian Yu yang berada di pinggir harus menunggu dengan lama. Akhirnya di tempat yang gelap itu mereka mendapat sebuah meja kosong.
Kemudian mereka menunggu lagi, pelayan baru datang dan meletakkan gelas dan sumpit.
"Apakah kau ingin memesan arak?"
"Ya."
"Berapa banyak?"
"2.5 kilogram."
Sesudah itu pelayan langsung pergi melihat mereka pun tidak.
Xie Xiao Yu menjadi bengong dan berkata,
"Pelayan itu angkuh sekali!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita datang untuk makan," kata Bai Tian Yu sambil tertawa, "bukan untuk melihat orang."
"Tapi dia tidak bertanya kepada kita ingin makan apa?"
"Tidak perlu ditanya."
"Mengapa?"
"Karena di sini hanya ada 4 macam makanan. Orang yang datang ke sini kebanyakan memesan semuanya."
"Empat macam?"
"Mie daging sapi, asinan daging sapi, mie kaki babi, dan kaki babi kecap."
"Hanya 4 macam saja?" Xie Xiao Yu bengong lagi.
"Bukankah 4 macam saja sudah cukup?" Bai Tian Yu tertawa, "yang tidak makan daging sapi, dia boleh makan kaki babi. Yang tidak makan kaki babi, dia boleh makan daging sapi."
Xie Xiao Yu menarik nafas. Dia tertawa kecut dan berkata, "Bisa terpikir cara seperti ini, benar-benar orang berbakat."
"Mungkin karena di sini hanya ada 4 macam masakan karena itu orang-orang merasa aneh.
"Aku tahu dia tidak berbakat."
"Oh ya?" tanya Xie Xiao Yu.
Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dia tidak berbakat, tapi dia beruntung." Xie Xiao Yu tertawa.
Xie Xiao Yu harus mengakui kalau kata-kata ini masuk akal.
Tapi apa akalnya, dia tidak mengerti.
"Di dunia ini ada beberapa aturan aneh, tidak ada orang yang bisa mengerti.
Tempat yang tidak dipasang meja tampak lebih gelap lagi.
Tiba-tiba Xie Xiao Yu melihat ditempat agak jauh. Ada beberapa bayangan orang, mereka seperti setan gentayangan, dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa mereka, lebih-lebih tidak bisa mengenali wajah mereka.
Hanya melihat ada berpasang-pasang mata bercahaya seperti mata anjing berburu yang sedang menunggu kelinci keluar dari lubangnya.
Sorot mata itu benar-benar bermaksud jahat.
"Siapa mereka itu?" tanya Xie Xiao Yu.
"Para pedagang," Bai Tian Yu melihat sebentar.
"Datang ke sini untuk berdagang," Xie Xiao Yu bertanya, "mereka berdagang apa?"
Xie Xiao Yu terus berpikir, kemudian dia mengangguk. Apakah dia memang mengerti" Atau pura-pura mengerti"
Di dalam kegelapan ada laki-laki ada juga perempuan. Perempuan-perempuan ini sedang berdagang apa"mengenai ini sedikit banyak dia sudah mengerti.
Sesudah melihat ke tempat gelap, dia melihat ke tempat yang lebih terang. Dia melihat ada berbagai macam orang di sana. Ada yang miskin, ada yang kaya, ada yang bersih- ada juga yang kotor. Semua orang datang untuk minum di tempat itu.
Satu-satunya kebersamaan mereka kecuali minum, yang lain sepertinya mereka berasal dari dunia yang berbeda.
Kemudian Xie Xiao Yu melihat pelayan tadi yang sedang membawa satu baki besar yang berisi makanan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mie dan daging semua tampak panas mengebul. Asalkan panas maka makanan itu tidak akan sulit untuk dimakan.
Tapi baru berapa suap makan mie, Xie Xiao Yu sudah meletakkan sumpitnya. Dia melihat kepada Bai Tian Yu dan berkata, "Kau mengatakan makanan di sini sangat terkenal?"
"Benar."
"Terkenal karena menjual 2 macam mie ini?"
"Betul," Bai Tian Yu sedang memakan mienya, dia tidak bisa menjawab dengan panjang lebar.
Xie Xiao Yu melihat ke sekelilingnya, tiba-tiba dia menarik nafas dan berkata, "Aku yakin orang-orang di sini pasti akan sakit."
"Siapa?"
"Yang sengaja datang untuk makan ke sini."
Dengan susah payah Bai Tian Yu akhirnya menghabiskan mienya. Dia menghembuskan nafas panjang dan berkata, "Mereka tidak akan sakit."
"Bagaimana dengan orang ini?" mata Xie Xiao Yu melihat seseorang. Orang itu duduk di tempat yang agak terang. Dia memakai baju berwarna hijau muda dan panjang. Kain pakaiannya tampak lembut, nyaman, dan sangat bagus. Penjahitnya pasti penjahit terkenal karena itu baju yang dipakainya dengan serasi melekat di tubuhnya.
Umurnya belum begitu tua tetapi pembawaannya sangat berwibawa. Walaupun duduk di meja dan kursi jelek tapi orang lain di sana pun tidak akan berani menghinanya.
"Orang di sana sepertinya dia mempunyai kedudukan," kata Xie Xiao Yu.
"Sepertinya kedudukannya pun sangat tinggi."
"Orang semacam dia, di rumah pasti memiliki banyak pelayan dan pembantu."
"Pasti ada dan jumlahnya sangat banyak."
"Jika dia ingin makan apa pun, pasti ada yang bisa memasakkan untuknya," kata Xie Xiao Yu.
"Kapanpun bisa."
"Kalau dia tidak sakit, mengapa malam-malam seperti ini datang ke tempat ini untuk makan?"
Bai Tian Yu tidak segera menjawab. Dengan pelan dia meneguk araknya. Sorot matanya menatap ke tempat jauh yang tampak gelap. Setelah lama dia baru berkata, "Apakah kau tahu bagaimana rasa kesepian itu?"
"Aku tahu," Xie Xiao Yu menjawab, "dulu aku tinggal di Wisma Shen Jian, aku sering kesepian."
"Waktu itu apa yang kau pikirkan?"
"Aku juga berpikir bermacam-macam ingin keluar jalan-jalan, ingin mencari seseorang untuk diajak mengobrol."
Tiba-tiba Bai Tian Yu tertawa dan berkata, "Kau mengira itu adalah rasa kesepian?"
"Kalau bukan kesepian lalu apa?"
"Itu namanya tidak ada kerjaan. Jika benar benar kesepian bukan seperti itu," Bai Tian Yu tertawa. Tertawa dengan sedih, "Kau benar-benar tidak tahu apa yang disebut dengan rasa kesepian bukan" Tidak ada orang yang bisa mengatakan dan menjelaskanya karena waktu itu kau tidak tahu kau sedang berpikir apa?"
Xie Xiao Yu tetap mendengarkan.
"Jika kau sudah melewati banyak pengalaman dan tiba-tiba merasa semua pengalaman adalah masa lalu, walaupun kau sudah mendapatkan banyak benda tapi kau akan merasa semua itu hanyalah kosong. Begitu malam semakin larut, hanya tertinggal kau seorang diri..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara Bai Tian Yu semakin ringan, semakin pelan, kemudian dia berkata lagi, "Waktu itu kau baru merasakan apa yang disebut rasa kesepian."
"Apakah kau mengerti?"
Bai Tian Yu terus berkata, "Waktu itu mungkin kuu tidak memikirkan apa pun, hanya seorang diri bengong di sana. Kau akan merasa hatimu kosong, tidak uda apa pun. Kau ingin berteriak, seakan-akan kau bisa menjadi gila."
"Pada waktu itu kau harus memikirkan hal-hal yang menyenangkan."
"Kesedihan manusia tidak bisa menguasai pikiran mereka sendiri," kata Bai Tian Yu, "kau ingin mengenang hal-hal yang menyenangkan tapi yang terpikirkan adalah kesedihan dan rasa sakit.
Pada waktu itu kau akan merasa seperti ada jarum yang sedang menusukmu."
"Seperti ada jarum yang menusuk?" Xie Xiao Yu tertawa, "itu adalah bahasa sastrawan."
"Dulu aku pun tidak percaya, mengapa hati orang bisa terasa sakit" Aku pun mengira itu hanya bahasa sastrawan saja."
Bai Tian Yu minum arak lagi, "Tapi akhir-akhir ini aku tahu walaupun dia adalah sastrawan atau apa pun, tapi kata-kata dan bahasa mereka tidak bisa melukiskan apa yang sedang kau rasakan waktu itu."
Tawa Bai Tian Yu terlihat lebih sedih lagi, "Jika kau sudah pernah merasakan hal seperti itu, kau akari mengerti mengapa orang-orang itu malam-malam seperti ini datang ke warung tua dan usang hanya untuk minum arak."
Xie Xiao Yu terdiam lama kemudian dia berkata, "Meskipun dia merasa kesepian, tidak perlu datang sendiri ke sini?"
"Tidak perlu?"
"Mengapa dia tidak mencari teman saja?"
"Memang benar. Sewaktu kau merasa sedih, kau boleh mencari teman untuk menemanimu, mereka hanya bisa menemanimu selama 10 hari atau 15 hari saja," kata Bai Tian Yu lagi, "apakah kau akan menyuruh temanmu itu menemanimu seumur hidupmu?"
"Kenapa tidak?"
"Karena temanmu pun mempunyai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dia juga mempunyai keluarga yang harus ditemani. Dia tidak mungkin selamanya menemanimu," Bai Tian Yu tertawa dan berkata lagi, "apalagi kau pun tidak mau temanmu selamanya berbagi kesedihanmu."
"Paling sedikit kau bisa menggunakan uang untuk mencari seseorang yang bisa menemanimu."
"Orang seperti itu bukan teman. Jika kau benar-benar merasa kesepian bukan orang seperti itu yang bisa membantumu," kata Bai Tian Yu, "kalau tidak mengapa yang disebut teman ada perbedaan?"
"Aku tahu ada semacam orang lagi," mata Xie Xiao Yu yang besar tampak berputar-putar.
"Orang seperti apa?"
"Seperti gadis-gadis di Zui Liu Ge, di sana lebih nyaman daripada di sini."
Xie Xiao Yu pun tahu tentang Zui Liu Ge.
"Orang seperti dia, pasti mempunyai banyak uang untuk bermain ke sana."
"Betul, dia bisa ke sana," kata Bai Tian Yu, "tempat seperti itu jika sering pergi ke sana maka kau pun lama kelamaan akan merasa bosan dan bosan terus."
"Karena itu dia lebih memilih datang ke sini untuk minum arak sendiri."
"Di sini dia tidak sendiri."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Di sini banyak orang, tapi tidak ada teman, juga tidak ada yang tahu seperti apa kesedihannya. Itu berarti dia seperti datang sendiri."
"Itu tidak sama."
"Apa yang tidak sama?"
"Karena di sini dia bisa merasa masih ada manusia yang hidup juga merasa dia masih hidup,"
Bai Tian Yu berkata, "dia bisa melihat ada orang yang lebih sedih dari dirinya."
"Jika seseorang melihat ada orang yang hidupnya lebih menyedihkan dari dirinya, apakah rasa sedihnya akan berkurang?" tanya Xie Xiao Yu.
"Kadang-kadang bisa seperti itu."
"Mengapa?" Xie Xiao Yu bertanya lagi, "mengapa manusia bisa begitu egois?"
"Karena manusia memang makhluk yang egois."
"Aku tidak seperti itu. Aku berharap semua mang di dunia ini akan hidup dengan senang," kata Xie Xiao Yu.
Bai Tian Yu menarik nafas dan melihatnya, "Begitu kau tumbuh dewasa, maka kau akan mengerti kalau pola pikir seperti ini tidak akan bisa berjalan."
"Manusia mengapa tidak boleh merasa senang?"
"Karena jika kau ingin merasa senang, kau harus membayar dengan harga tinggi," jawab Bai Tian Yu, "bila kau sudah mendapatkan sesuatu, pada saat yang sama, kaupun akan kehilangan sesuatu."
-ooodwooo- BAB 3 Mayat di dalam peti mati.
Mie tidak begitu enak tapi daging sapi yang dimasak dengan kecap rasanya agak lumayan.
"Mengapa manusia tidak boleh merasa senang?" tanya Xie Xiao Yu.
"Karena bila kau ingin merasa senang, kau harus membayarnya dengan harga sedih." Sorot mata Bai Tian Yu sedikit kebingungan, "Jika kau mendapatkan sesuatu sering bersamaan pada saat itu juga kau akan kehilangan sesuatu."
"Mengapa harus berpikir demikian" Mengapa tidak menggantinya dengan pikiran lain?" mata Xie Xiao Yu bercahaya, "sewaktu kau merasa sedih, kau harus berpikir kalau kau ingin mendapatkan kesenangan maka sewaktu kau kehilangan sesuatu maka kau harus berpikir bahwa saat itu juga kau akan mendapatkan sesuatu. Bukankah hal itu akan membuat kita merasa selalu senang?"
Bai Tian Yu melihatnya, tiba-tiba dia tertawa kemudian mengangkat cangkirnya menghabiskan semua arak yang ada di dalam cangkir.
"Karena di dunia masih ada orang seperti dirimu, maka dunia ini tetap terasa hangat."
"Orang yang datang kemari belum tentu semua merasa kesepian," kata Bai Tian Yu, "kadang-kadang ada orang yang di pagi hari tidak mau dilihat oleh orang maka dia datang ke sini untuk berjalan-jalan, ada orang yang merasa tempat ini lumayan bagus karena itu mereka memutuskan untuk datang ke sini."
"Ada yang merasa tempat ini lumayan bagus?" Xie Xiao Yu seperti tidak percaya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tempat ini apa baiknya menurutmu?"
"Tempat ini tidak baik. Daging sapi dan kaki babi pun terasa tidak enak tapi ada keistimewaannya. Rasa ini sulit kujelaskan."
"Rasanya seperti apa?" Xie Xiao Yu tertawa, "ada bau yang istimewa."
"Jika kau sering datang ke rumah makiin terkenal, kau akan bosan. Jika kadang-kadang datang ke sini, kau akan menyukai perbedaannya dan merasa lumayan bila datang ke sini sekali-kali,"
kata Bai Tian Yu.
"Seperti dirimu, lama tinggal di Zui Liu Ge kau sudah merasa bosan, apakah betul?"
Bai Tian Yu tidak menjawab dia hanya tertawa. "Apakah karena tempat ini cocok untuk orang yang sedang tidak enak hati?" Xie Xiao Yu bertanya lagi.
"Tidak juga, begini...." Bai Tian Yu melihat dia, tiba-tiba tertawa misterius, "seperti orang yang setiap hari selalu berada di sisimu, kadang-kadang orang itu akan mencari perempuan lain.
Meskipun perempuan itu lebih jelek darimu, tapi kau tetap akan merasa segar dan merasa keadaanmu tidak sama seperti hari biasanya."
Xie Xiao Yu pura-pura marah dan berkata, "Mengapa di depan seorang perempuan kau mengatakan hal seperti ini?"
"Karena aku tahu kau tidak akan menikah denganku," kata Bai Tian Yu sambil tertawa, "jika seorang laki-laki menganggap perempuan adalah temannya, maka dia akan lupa kalau temannya itu adalah perempuan."
Xie Xiao Yu ingin menjawab, "Mengapa kau tahu aku tidak mungkin menikah denganmu?" Tapi entah mengapa dia tidak jadi mengatakan. Dia hanya tertawa. Tawanya terlihat manis tapi juga gembira.
Tapi dalam hatinya dia merasa bimbang dan kosong, seperti tidak ada tujuan. Sorot matanya melihat kearah kegelapan yang berada di tempat agak jauh.
Bai Tian Yu melihatnya lalu bertanya, "Kau sedang memikirkan apa?"
"Tidak...tidak ada yang kupikirkan."
Xie Xiao Yu mengangkat cangkirnya. Dia pun sekaligus meminum araknya. Dengan tawa terpaksa dia berkata, "Umurku masih muda, apa yang harus kupikirkan?" Dia berkata lagi, "Aku hanya berpikir apakah ada cara lain supaya kau tidak bertarung dengan ayahku?"
"Tidak mungkin."
Jawaban Bai Tian Yu cepat dan keras. Suara Bai Tian Yu mengagetkan Xie Xiao Yu.
Xie Xiao Yu menepuk-nepuk dadanya. Dengan sorot mata menyalahkan dia berkata, "Aku hanya memberi usul, mengapa kau berteriak seperti itu?"
"Maafkan aku!"
Bai Tian Yu merasa dia tidak bisa menguasai dirinya. Wajahnya terlihat agak menyesal. Dia mengangkat cangkir, apakah dia akan meminum araknya atau tidak"
Melihat keadaan seperti itu, Xie Xiao Yu malah tertawa. Pada saat dia akan membuka mulut tiba-tiba dia mendengar ada suara meja yang terguling.
Meja yang terguling.
Mangkuk, sumpit, kuah, mie, daging sapi, kaki babi, cangkir, arak semua terjatuh ke bawah meja.
Xie Xiao Yu membalikkan badannya untuk melihat. Terlihat di tempat gelap sana ada sebuah meja yang sudah terguling. Di sisi meja itu ada 2 orang yang mencoba untuk berdiri tapi tidak sanggup karena mereka sudah mabuk. Mereka saling mendorong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Xie Xiao Yu mendengar salah satu dari mereka yang mabuk berkata, "Ratusan tahun ini pedang yang ada di dunia persilatan tidak ada yang mampu menandingi Tuan Muda Ketiga."
"Itu dulu, sejak kemarin malam, pedang tercepat di dunia persilatan telah tergantikan oleh Mo Jian milik Bai Tian Yu (setan pedang)."
"Kentut! Mana bisa Mo Jian dibanding-bandingkan dengan Shen Jian?"
"Mengapa tidak bisa dibandingkan" Mari kita bertaruh, 10 hari lagi Mo Jian akan bertarung dengan Shen Jian."
"Baik:"
"Kita sepakat!"
Bila kau sering datang ke tempat seperti ini, maka keadaan seperti tadi akan sering kau lihat.
Orang yang berdagang pada malam hari tidak merasa aneh melihat situasi seperti itu. Dengan cepat mereka mengantar 2 orang pemabuk itu pergi ke tempat lain dan dengan cepat mereka membereskan meja dan kursi yang terjatuh.
Hanya dalam waktu singkat, meja yang tadi terguling sudah diisi oleh tamu lain.
Melihat peristiwa yang berlangsung begitu cepat dan begitu cepat diselesaikan, Xie Xiao Yu menggeleng-gelengkan kepalanya, membalikkan kepalanya melihat Bai Tian Yu.
"Tidak disangka kau disebut sebagai Mo Jian."
"Mo Jian diadu dengan Shen Jian," Bai Tian Yu tertawa lagi, "baik, ini sangat baik. Kata-kata yang baik."
Kemudian secangkir arak masuk lagi ke dalam perutnya. Pada waktu itu Xie Xiao Yu mendengar ada suara ribut-ribut lagi. Dia ingin melihat ke sana tapi Bai Tian Yu sudah membuka suara, "Tidak perlu dilihat, kita lahu dari suara ribut itu yang datang orang macam upa?"
Bai Tian Yu minum arak lagi. Dia berkata, "Kecuali orang yang menganggap dirinya mempunyai kedudukan, mempunyai nama, dan mempunyai identitas khusus, siapa yang berani berbuat sembarangan?"
Yang datang memang seperti orang yang dikatakan oleh Bai Tian Yu, "Pendekar muda Bai, Tuan Muda Bai, kau ada di mana, Wu Zheng Xing sengaja datang mencarimu," suara orang ini sangat keras.
"Yang mana Pendekar muda Bai" Aku adalah Hai Kuo Tang, aku berasal dari perkumpulan Shao Lin. Pendekar Muda Bai ada di sini, jika tidak menerima undanganmu ini benar-benar keterlaluan."
Kata-katanya cepat dan terburu-buru seperti meriam yang berdentum. Begitu dia mengatakan kalau dia adalah murid Shao Lin, wajah hitam itu penuh dengan kebanggaan.
Terhadap orang-orang yang seperti ini, dia sama sekali tidak ada cara untuk menghadapinya.
Dia ingin cepat-cepat kabur dari sana dengan Xie Xiao Yu. Tiba-tiba dari kerumunan orang itu ada yang berteriak, "Ada di sini, Pendekar Muda Bai ada di sebelah sini."
Kemudian kerumunan orang itu seperti angin nbut mendekati Bai Tian Yu. Ada yang menyapa, ada juga yang memberi hormat. Di sana menjadi ribut, penuh suara orang-orang. Mereka sedang membicarakan. ...
"Sudah lama mendengar nama Pendekar Bai, hari ini aku baru bisa bertemu dengan Anda, benar-benar sangat beruntung dan aku sangat senang."
Kemudian ada seorang laki-laki setengah baya mendekatinya. Dia berkata, "Aku adalah Wu Zheng Xing, aku adalah ketua kantor Biao. Aku akan memperkenalkan beberapa orang teman untuk Pendekar Bai. Ini adalah Hai Kuo Tong, dia sangat suka arak, dia menyayangi arak sama seperti menyayangi nyawanya. Ini adalah Chen Shi Jin dari...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia menyebut nama 10 orang lebih sekaligus, semua adalah Shen Dao (dewa golok), Shen Quan (dewa kepalan), dan lain-lain....
Xie Xiao Yu melihat wajah-wajah mereka juga mendengar julukan-julukan mereka yang begitu terkenal. Dia ingin tertawa, bisa-bisa giginya pun copot. Dia menahan tawanya dan berkata,
"Kalian datang kemari ada perlu apa?"
"Pendekar Muda Bai, kemarin malam kau sedikit mengayunkan pedang telah berhasil memotong tangan suami istri Yin Yan, benar-benar hebat," kata Wu Zheng Xing, "aku pikir, ilmu silat Pendekar Bai yang begitu tinggi, minum arak pun pasti tidak akan kalah. Kali ini ada kesempatan untuk minum biarlah kami bersulang untuk Pendekar Bai."
Kepala Bai Tian Yu terasa pusing mendengar suara-suara ribut semacam ini. Dia tidak bisa mendengar mereka bicara apa, dia hanya bisa diam dan tertawa dengan kecut.
Tiba-tiba ada sebuah benda hitam melayang dari tempat gelap menuju ke arahnya. Benda itu membawa angin yang begitu kencang, membuat baju orang-orang yang di sana tampak berkibar.
Semua orang berusaha untuk menghindar. Ternyata benda itu terjatuh di atas meja, membuat gelas dan piring di atas meja itu pecah karena tergetar. Benda itu tak lain adalah pohon yang tumbuh di sisi lapangan kosong itu.
Pohon ini beratnya mencapai 200-250 kilogram. Berhasil dicabut oleh seseorang, kemudian dilempar ke atas meja. Tenaga orang ini benar-benar membuat orang-orang di sana menjadi kaget. Mereka segera melihat ke tempat gelap itu.
Sinar bulan seperti air. Di dalam kegelapan yang tadinya terdapat pohon yang ditanam, sekarang terlihat ada 2 orang berdiri di sana.
Kedua orang itu entah datang dari mana" Dan sejak kapan mereka sudah datang" Tidak ada seorang pun yang tahu. Mereka berdua berbaju panjang dan hitam. Wajah mereka ditutup oleh topeng.
Topeng yang digunakan mereka adalah topeng berbentuk wajah pendekar yang sedang
membuka mulut tertawa, tapi orang yang tinggi itu topengnya malah menutup mulutnya dengan tangan seakan-akan hendak menangis.
Topeng itu yang satu tertawa dan yang lainnya seperti akan menangis. Jika dikenakan di pagi hari pasti akan terasa lucu tapi sekarang hari sudah begitu larut. Di malam yang begitu sunyi semua ini terasa benar-benar misterius.
Angin malam berhembus agak kencang. Meniup baju kedua orang ini. Baju yang tertiup oleh angin, membawa udara dingin, Wu Zheng Xing gemetar karena kedinginan. Dia berkata,
"Ini...ini...adalah dua orang teman, apakah Anda berdua pun kenal dengan Pendekar Bai?"
"Tidak."
"Kalau begitu siapakah kalian?"
"Mengapa kau tidak bertanya kepada mereka?" Xie Xiao Yu berkata, "kau adalah murid Shao Lin dan juga orang dari daerah sini. Tempatmu didatangi oleh 2 orang yang tidak dikenal, mengapa kau bisa tidak tahu?"
Wu Zheng Xing menegakkan dadanya. Dia ingin bieara dengan nada wibawa, murid Shao Lin menanyakan sesuatu kepada mereka, tapi begitu kepalanya diangkat dia melihat 4 mata dengan sinar dingin melihatnya. Dingin seperti mata pisau.
Orang yang memakai topeng berwajah tertawa, tertawa dengan pelan-pelan lalu dia berkata,
"Tidak disangka di sini masih ada murid Shao Lin. Maaf! Maaf!" suara tawanya terdengar sangat misterius.
Yang memakai topeng berwajah menangis dengan seram berkata, "Sudah lama aku mendengar tentang si Kepalan Sakti Shao Lin yang selalu tidak terkalahkan, apakah teman mau memberikan sedikit petunjuk?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara orang itu sangat aneh karena dia memakai topeng berwajah menangis. Dia terdengar seperti sedang menangis, sambil bicara dia memungut sebuah batu yang berada di bawah tanah.
Kemudian batu itu dijepit di antara kedua telapak tangannya, pada saat dia berkata "memberikan sedikit petunjuk', batu yang dijepit itu sudah hancur-berantakan seperti pasir dan jatuh ke tanah.
Ilmu telapak tangan yang hebat. Jangankan orang-orang biasa, orang seperti Wu Zheng Xing pun merasa ketakutan dan dia menjadi pucat, Bai Tian Yu dan Xie Xiao Yu pun merasa terkejut.
Wu Zheng Xing bernafas dengan sesak dan berkata, "Aku...aku...."
Kata-katanya belum selesai, dia sudah roboh menimpa Zhang Jian Ming, karena kakinya lemas dan tidak bisa berdiri lagi.
Zhang Jian Ming melihat Bai Tian Yu, tiba-tiba dengan berani dia berteriak, "Teman kau berasal dari golongan mana" Apakah Anda berdua tidak tahu siapa yang sedang duduk di sini?"
"Siapa dia?" tanya si topeng yang berwajah menangis.
"Kelihatannya hanya orang yang selalu berbohong, termasuk tikus-tikus kecil itu," si topeng tertawa sedang tertawa terbahak-bahak.
Wajah Zhang Jian Ming memerah dan berkata, "Harap jaga mulut Anda! Mereka adalah orang terkenal, Bai Tian Yu dan putri dari Tuan Muda Ketiga, Xie Xiao Feng."
"Hari ini kami ke sini untuk mencari Xie Xiao Yu dan Bai Tian Yu," kata si topeng berwajah menangis itu, "bila kalian berteman dengan mereka, semua adalah orang yang sedang kita cari, jika yang tidak ada hubungannya dengan mereka, lebih baik berdiri di sebelah sini."
Tiba-tiba orang-orang yang berada di sana langsung menjauh dari Bai Tian Yu. Yang tersisa hanya Bai Tian Yu dan Xie Xiao Yu yang masih diam di tengah-tengah.
"Kami sama sekali tidak ada hubungan dengan Bai Tian Yu. Kami tidak mengenal dia," jelas Zhang Jian Ming dengan tertawa. Yang lain pun ikut tertawa dan berkata, "Siapa itu Bai Tian Yu, kami sama sekali tidak mengenalnya."
"Kalian semua memang tikus!" seru si topeng berwajah menangis.
Bai Tian Yu tiba-tiba mendekati Zhang Jian Ming dan tertawa, "Tuan Zhang, kita sudah berteman begitu lama, apakah kau tidak mau membantuku?"
"Kau...kau siapa?" bibir Zhang Jian Ming menjadi pucat, "aku tidak kenal denganmu. Mengapa kau sembarangan bicara?"
"Kalau kau tidak mengenalku, arak yang tadi kau suguhkan, akan kukembalikan padamu!"
Bai Tian Yu mengangkat cangkir araknya, lalu dia menumpahkaran arak itu kepada Zhang Jian Ming. Zhang Jian Ming hanya bisa terpaku seperti patung, dia tidak berani menghindar. Bai Tian Yu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Kau harus mengganti namamu menjadi si mata keranjang tukang main perempuan." Dalam tawanya, Bai Tian Yu sudah lari hampir seperti terbang.
Orang bertopeng itu pun ikut pergi. Sekali melayang dia sudah melayang ke tempat jauh. Dua kali terbang dia langsung menghilang ke dalam kegelapan. Ilmu meringankan tubuh Bai Tian Yu benar-benar membuat orang menjadi kaget.
Xie Xiao Yu adalah putri dari Tuan Muda Ketiga, ilmu meringankan tubuhnya pun tidak kalah dengan Bai Tian Yu.
Mereka berdua mengikuti bayangan kedua orang itu. Bai Tian Yu tidak ingin terlalu dekat dengan kedua orang itu. Bai Tian Yu melihat Xie Xiao Yu dan berkata, "Musuhmu memang banyak."
"Bukankah kedua orang itu adalah musuhmu?" Xie Xiao Yu balik bertanya.
"Aku?" Bai Tian Yu terpaku, "kedua orang itu belum pernah kulihat sebelumnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku pun belum pernah bertemu dengan mereka."
Walaupun mulut mereka berbicara, tapi tubuh mereka sama sekali tidak berhenti. Kedua orang yang berada di depan mereka tidak mengurangi kecepatan mereka.
Melihat dari sisi pemandangan. Dari tempat yang sepi semakin mendekati kota. Sepertinya mereka akan kembali ke kota.
Angin malam dengan dingin menghembusi tubuh mereka. Angin membawa harum bunga
beraneka ragam.
Bayangan mereka masuk ke sebuah taman yang penuh dengan bunga.
Kedua orang bertopeng itu berhenti di tengah-tengah taman bunga. Dengan dingin mereka melihat Bai Tian Yu dan Xie Xiao Yu. Xie Xiao Yu dan Bai Tian Yu pun mengurangi kecepatan.
Selangkah demi selangkah mereka ikut masuk ke taman itu.
Di taman yang terdapat berbagai macam bunga ada 2 buah peti mati kecil tersimpan di sana.
Bai Tian Yu melihat peti mati ini. Dia tertawa kecut dan berkata, "Jika peti mati itu disediakan untukku sepertinya terlalu kecil."
"Jika badanmu terbagi 2, bukankah peti itu sangat pas untukmu?" si topeng berwajah tertawa itu tertawa terbahak-bahak. Xie Xiao Yu berkata, "Tubuhmu dan tubuhku hampir sama, aku rasa peti mati itu cocok untukmu juga."
Si topeng menangis itu menunjuk ke arah peti mati dan berkata, "Silakan!"
"Silakan?" Xie Xiao Yu dengan kaget bertanya, "silakan apa?"
"Silakan makan."
"Makan?" Xie Xiao Yu lebih kaget lagi, "makan dari peti mati?"
Si topeng menangis itu melambaikan tangannya, peti mati itu terbuka. Terlihat di dalam peti mati ada 2 orang yang sangat kecil terbaring di sana.
"Apakah kalian berdua menyuruh kami mentraktir orang mati?" tanya Xie Xiao Yu.
"Apakah kau berharap kami akan menraktirmu dengan makan yang enak-enak?" si topeng berwajah menangis itu tertawa. Tawanya terdengar seperti setan yang sedang menangis.
Suara tawanya belum berhenti, si topeng berwajah tertawa itu sudah memasukkan tangannya ke dalam peti mati. Terdengar suara Kreek, seperti ada barang yang diputuskan.
Begitu tangannya keluar dari peti mati, dia memegang sebuah tangan manusia yang masih tampak mengeluarkan darah. Dengan enak dia menggigit tangan manusia yang masih ada darahnya itu.
"Qing Qing, kemarilah, orang ini belum lama mati, dagingnya masih segar!"
Sambil tertawa dia mulai menggigit tangan itu. Darah mengalir dari sudut mulutnya. Keadaan itu membuat Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng merasa seram dan ingin muntah.
Xie Xiao Yu terkejut juga marah, "Kalian benar-benar...."
Kata-katanya belum selesai, Bai Tian Yu ikut mengulurkan tangannya dan masuk ke dalam peti mati.
Kreek, dia memutuskan sebuah tangan manusia dan dia pun ikut makan tangan manusia yang masih ada darah itu. Darah mengalir di kedua tangannya.
Keadaan ini membuat bulu kuduk Xie Xiao Yu merinding, "Bai Tian Yu, sejak kapan kau belajar makan orang mati?"
"Orang ini benar-benar masih segar," Bai Tian Yu tertawa dan berkata lagi, "rasanya pun sangat enak. Mari, kau pun harus ikut mencoba memakannya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Xie Xiao Yu marah dan kaget. Dia tampak kebingungan. Kedua orang bertopeng itu tertawa terbahak-bahak.
Si topeng berwajah tertawa, tawanya terdengar seperti suara lonceng. Dia berkata, "Aku tahu dengan cara seperti ini tidak akan ada yang bisa menipu Bai Tian Yu."
Diiringi suara tawa, tiba-tiba di sekeliling mereka muncul puluhan lampion, membuat taman bunga itu terang seperu di siang hari.
Sekarang Xie Xiao Yu baru melihat kalau tangan yang masih berdarah itu ternyata adalah akar bunga teratai. Dan darah segar itu ternyata air gula merah. Mulut Xie Xiao Yu menganga, "Ini...ini apa yang telah terjadi?"
Kedua orang bertopeng itu sambil tertawa melepaskan topengnya. Ternyata mereka adalah Zang Hua dan Ren Piao Ling.
Xie Xiao Yu melihat mereka, dia ikut tertawa dan berkata, "Lucu, memang lucu. Seumur hidupku belum pernah aku bertemu dengan hal yang begitu lucu. Kalian benar-benar banyak akal."
"Ini bukan ideku," kata Ren Piao Ling sambil tertawa, "itu idenya."
"Aku tahu jika dikelilingi oleh orang seperti itu, bukan hal yang menyenangkan," kata Zang Hua,
"karena itu aku berpikir, hanya dengan cara seperti ini baru bisa membuat kalian meninggalkan orang-orang itu sekalian untuk bersenang-senang."
"Cara yang sangat bagus," Xie Xiao Yu bertepuk tangan, "kecuali Kakak Hua, sepertinya tidak ada yang mempunyai ide seperti ini."
"Tapi dengan cara apa pun, tetap tidak bisa membuat Kakak Bai tertipu," kata Ren Piao Ling.
-ooodwooo- BAB 4 Bunga Chrysan di lengan kiri.
Di sini ada makanan dari daging binatang yang berasal dari gunung ada juga ada makanan dari laut. Apalagi araknya, ternyata araknya adalah arak nomor satu.
Tapi sumpit Zai Si tidak bergerak, dia hanya minum beberapa teguk arak saja.
Hua .Man Xue dengan tersenyum melihatnya. Suaranya membawa senyum, "Sudah lama aku mendengar kalau Tuan Zai Si adalah jago minum dan bisa menilai makanan dengan sangat teliti."
Dia berkata lagi, "Hari ini aku tidak tahu kalau Tuan Zai Si akan datang kemari, karena itu aku hanya bisa menyiapkan sedikit makanan, harap Tuan Zai Si memakluminya."
"Di Zui liu Ge ada 3 hal yang menjadi andalan. Yang pertama adalah perempuan cantik, Ketua Hua adalah andalan nomor satu di sini. Kedua adalah sayurnya dan arak Zui Liu Ge," kata Zai Si.
"Tuan terlalu memuji."
"Hari ini aku datang kemari karena sedang menjalankan perintah Tuan Huang Fu. Jika tidak sedang bertugas aku pasti sudah mencoba semua barang andalan yang ada di sini," kata Zai Si.
"Menjalankan perintah Tuan Huang Fu?" tanya Hua Man Xue, "malam ini Tuan Zai Si datang karena hal apa?"
"Hua Yu Ren."
"Hua Yu Ren?" tanya Hua Man Xue, "apakah dia lelah membuat Tuan Huang Fu tidak menyukainya?"
"Tidak," jawab Zai Si, "aku hanya ingin mendengarkan cerita mengenai Hua Yu Ren sekali lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah Tuan Zai Si masih tidak percaya pada kata-kataku yang dulu?"
"Tidak, bukan begitu!" jawab Zai Si sambil tertawa, "aku hanya ingin sekali lagi mendengar kata-kata dari Ketua Hua. Jika Tuan Huang Fu bertanya lagi, maka aku bisa lebih lancar menjawabnya."
Hua Man Xue mengobrol dengan Zai Si di kamar tidurnya.
Kamar untuk orang seperti Hua Man Xue, seharusnya kamarnya dihias dengan bagus dan mewah, tapi Zai Si baru tahu kalau kamarnya sangat sederhana. Semua barang tersimpan di tempat yang semestinya.
Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Di tembok terpasang sebuah lukisan bunga teratai yang terapung di atas air. Lukisan itu dilukis dengan tinta. Di dekat tempat tidur ada sebuah baskom bunga teratai yang sangat wangi. Di atas meja rias terdapat alat-alat kosmetik yang didatangkan dari ibukota.
Di jendela tergantung kain tipis berwarna putih. Di dalam hembusan angin malam, kain ini seperti baju dewi.
Cahaya bulan melewati kain tipis itu, dengan lembut berhenti di wajah Hua Man Xue. Sorot mata yang lembut berhenti di wajah Zai Si.
"Dua puluh tahun yang lalu ketika aku sedang dalam perjalanan pulang melewati Wen Xin Ya, tiba-tiba aku mendengar ada suara tangisan bayi," Hua Man Xue dengan pelan bercerita "akhirnya di antara tumpukan bunga aku menemukan seorang bayi yang terbungkus oleh kain yang penuh dengan darah."
"Waktu aku menggendong bayi itu, aku melihat ada selapis kain kecil yang disemat di dalam dada bayi itu. Di atas secarik kain itu terdapat tulisan darah yang berisi beberapa kata."
"Kata-kata apa?"
"Harap menjaga bayi ini baik-baik. Kelak anak itu pasti...." kata Hua Man Xue, "hanya ada kata-kata itu."
Zai S Istana Pulau Es 12 Asmara Berdarah karya Kho Ping Hoo Bara Naga 13
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama