Anak Berandalan Karya Khu Lung Bagian 9
tertawa riang, mengangkat cawan araknya, ia berkata:
"Betul-betul paha yang bagus! Mari kita minum."
Ditangan Siauw Cap-it-long sedang memegang cawan arak, betul-betul ia mengeringkan arak itu.
Lui Bie menepuk-nepuk gadis yang berada dirangkulan tangan kanan, ia berkata:
"Bwee Cu, giliranmu!"
Bwee Cu mengedip-ngedipkan sepasang matanya yang jeli, dengan tertawa bertanya:
"Menurut pendapatmu, bagian mana yang harus kubanggakan?"
Lui Bie berkata:
"Semua yang melekat didalam tubuhmu boleh dibanggakan. Terutama adalah pinggangmu
yang ramping. Mengapa tidak kau perlihatkan kepada tamu kita?"
Bwee Cu tertawa, tangannya yang mulus mulai membuka kancing baju, maka terbukalah
tubuh itu, ia memperlihatkan keindahan pinggangnya yang ramping, betul-betul pinggang yang menarik.
Raja boneka menoleh kearah Lui Bie dan berkata:
"Saudara Lui Bie, penilaianmu agak kurang tepat."
"Kurang tepat?" Lui Bie membelalakkan mata. Memandang kearah raja boneka.
Raja boneka berkata:
"Bagian yang menarik bukanlah ditempat itu, kukira dua buah susunya."
"Betul! Betul!" berkata Lui Bie. "Penilaianku agak kurang tepat."
Memandang kearah Bwee Cu dan berkata:
"Coba kau buktikan bagian yang hebat itu!"
Betul-betul Bwee Cu menyingkap bajunya lebih tinggi, disana juga tidak mengenakan
pakaian rangkap, tampak dua buah benda yang putih mulus, menonjol bagus.
"Nah!" berkata Lui Bie memandang Siauw Cap-it-long. "Aku tidak mengecap, bukan?"
Wajah Siauw Cap-it-long tidak menujukkan perubahan, ia berkata:
"Ya. Kau tentunya bukan seorang tukang jual kecap."
Lui Bie berkata:
"Bukan aku seorang saja. Semua penghuni dari istana boneka sudah biasa, mereka lebih rela,
mereka senang meminjamkan isterinya, dan lebih senang lagi kalau mendapat pinjaman."
"Oh?" Siauw Cap-it-long melompongkan mulutnya.
Raja boneka menghela napas, ia menguatkan keterangan Lui Bie, katanya:
"Apa yang saudara Lui Bie katakan adalah betul-betul kenyataan. Seseorang yang sudah
berubah menjadi boneka, lenyaplah semua rasa sangka-sangka. Ia bukan manusia lagi, dia
seorang boneka hidup. Boneka tidak mengenal malu, karena itu apapun bisa saja dilakukan."
Ditatapnya Siauw Cap-it-long dan Sim Pek Kun, beberapa saat kemudian ia berkata lagi:
"Jiwie berdua baru saja datang. Tentu belum mendapat kecocokan, tapi beberapa waktu
setelah berkumpul dengan orang-orang ini, pasti biasa lagi."
Siauw Cap-it-long dan Sim Pek Kun dianggap sebagai sepasang suami-isteri, mereka
mendapat sebuah kamar, berada didalam istana boneka, mereka tidak berani berpsiah. Mau
atau tidak mau, mereka tidak menyangkal akan hubungan suami-isteri itu.
Ruangan itu sangat mewah, nyaman dan sejuk. Setiap perabot terpasang dengan rapi, tidak ada
kekurangan. Hanya tidak ada kebebasan hidup!
Setiap orang yang mendapat kamar seperti itu pasti merasa puas.
Tapi Sim Pek Kun membeku dan mematung, bergerakpun tidak, ia tidak berani menyentuh
benda-benda ditempat itu.
Ia seperti mendapatkan dirinya didalam sesuatu ruangan perdukunan, segala sesuatu serba
ajaib, segala sesuatu serba ilmu hitam, penuh tenung-tenung dan ilmu sihir.
Kalau saja ia menyentuh setiap yang berbahaya, maka bisa terjadi keajaiban yang lebih aneh
lagi, mungkin ia bisa menjadi seekor kelinci, atau seekor ayam. Mungkin pula melepas asap
lampu Aladin, bisa berkembang seorang raksasa yang tinggi besar, sangat menakutkan!
Lama sekali, Siauw Cap-it-long membalikkan badan dan berkata kepada Sim Pek Kun.
"Tidurlah! Biar aku yang menjaga." Sim Pek Kun menggigit bibir, menggoyang kepala.
Siauw Cap-it-long berkata dengan suara yang serendah mungkin:
"Badanmu terlalu lemah, membutuhkan waktu istirahat, kita harus bertahan, bertahan dari
ujian berat."
"Aku " aku belum mengantuk."
Siauw Cap-it-long tertawa, ia berkata:
"Kau belum tidur, bagaimana tidak mengantuk?"
Perlahan-lahan, sinar mata Sim Pek Kun diarahkan ketempat tidur.
Tempat tidur itu dialasi oleh seprei putih, direnda dengan indah, itulah tempat tidur nomor
satu. Cukup untuk tidur berdua.
Tubuh Sim Pek Kun mengkerut kebelakang, bibirnya bergerak-gerak, hendak mengucapkan
sesuatu, tapi tidak berhasil.
Diperhatikannya wanita itu beberapa lama, Siauw Cap-it-long bertanya:
"Kau takut?"
Sim Pek Kun menganggukkan kepala. Segera ia mengganti isyarat itu, cepat-cepat
menggelengkan kepala, tidak ada alasan takut.
Siauw Cap-it-long menghela napas, ia berkata:
"Takut kepadaku" " Kau takut kalau aku juga mempunyai sifat-sifat seperti mereka" "
Takut perbuatanku?"
Sepasang mata Sim Pek Kun menjadi redup, dua butir benda bening jatuh dari sana,
menundukkan kepala dan berkata:
"Betul-betul aku sangat takut. Semua orang yang berada disini, menakutkan. Semua benda
sangat menakutkan. Tapi ?"
Kini ratu rimba persilatn itu mendongakkan kepala kembali, memandang Siauw Cap-it-long
dan berkata: "Tapi aku tidak takut kepadamu, aku tahu, biar bagaimana hatimu tidak akan berubah."
"Kalau begitu, dengarlah kata-kataku," berkata Siauw Cap-it-long perlahan.
"Tapi " tapi ?" Sim Pek Kun menangis gemetar.
"Apa lagi?" bertanya Siauw Cap-it-long.
Tiba-tiba saja Sim Pek Kun menubruk kedepan, merangkul Siauw Cap-it-long, memegangnya
sangat keras, menangis sesambatan.
"Bagaimana kita bisa hidup seperti ini" Oh " Bagaimana kita harus hidup seperti ini "
hidup bersama-sama dengan boneka-boneka hidup yang tidak mempunyai hati itu?" Sayat dan
ratap seorang ratu agung dari dunia manusia rimba persilatan.
Wajah Siauw Cap-it-long juga sudah menjadi pucat, ia berusaha memberi hiburan, katanya:
"Kita harus bersabar. Kita harus berusaha. Suatu hari, pasti kita berhasil."
"Tapi kau tidak mempunyai pegangan kuat," berkata Sim Pek Kun.
Sepasang mata Siauw Cap-it-long diluruskan jauh kedepan, lama sekali ia menghela napas, baru berkata:
"Betul-betul aku tidak mempunyai pegangan."
"Oh ?"
"Tetapi kita masih mempunyai harapan," berkata Siauw Cap-it-long.
"Harapan apa," bertanya Sim Pek Kun.
"Dari adanya kedua sayembara itu," berkata Siauw Cap-it-long. "Biar bagaimana kita harus
merusak jampi-jampi Thian-kongcu."
"Berapa lama kita harus tunggu" Sepuluh tahun" Dua puluh tahun" ?"
Siauw Cap-it-long tidak menjawab.
"Oh ?" Sim Pek Kun mengeluh. "Tolonglah " ijinkanlah " biar aku yang melakukannya untukmu."
"Katakan!"
Sim Pek Kun berkata:
"Lepaskan aku, biar aku yang naik keatas batu persembahan, biar aku yang mati membebaskan dirimu
hidup boneka, kembali menjadi manusia biasa. Satu hari aku disini, bisa aku menjadi gila."
Siauw Cap-it-long menggelengkan kepala.
"Oh ?" Sim Pek Kun mengeluh.
"Maksudmu ?" Siauw Cap-it-long meredupi wanita yang berada didadanya.
Sim Pek Kun berkata lagi:
"Walau aku bukan isterimu, tapi " demi kebebasanmu " demi hari depanmu " aku rela
mati untukmu. Kalau kau bisa hidup baik-baik, apapun yang terjadi, tidak ada artinya bagiku."
Suara ini seharusnya dibekukan. Sim Pek Kun tidak mau mengutarakan isi hatinya, tapi
didalam keadaan yang seperti itu, demi kehidupan Siauw Cap-it-long, demi kehidupan yang
selayaknya, ia bersedia mengorbankan diri.
Darah Siauw Cap-it-long bergolak, tanpa disadari ia merangkul tubuh wanita itu.
Mereka saling rangkul.
Disini letak perbedaan, mati atau hidup"
Mati dari kehidupan boneka"
Lama sekali Sim Pek Kun menunggu jawaban Siauw Cap-it-long, jawaban itu tidak kunjung
datang, kini ia bertanya lagi:
"Kau " kau melulusi permintaanku?"
"Tidak," berkata Siauw Cap-it-long.
Sim Pek Kun mendongakkan kepala.
"Tidak bersedia memberi pengorbanan," dia bertanya.
"Pengorbanan harus ada. Tapi bukan kau," berkata Siauw Cap-it-long. "Seharusnya aku yang
yang naik keatas batu persembahan."
"Oh ?"
Siauw Cap-it-long berkata:
"Kau masih mempunyai keluarga, kau masih mempunyai seorang suami, kau masih
mempunyai famili. Hari depanmu dibutuhkan oleh mereka. Kau harus hidup. Kau tidak boleh
mati. Aku" Aku hanya seorang pengembara, seorang anak berandalan. Kematianku tidak
banyak mengganggu. Siapapun tidak bisa terganggu."
Air mata Sim Pek Kun yang baru terhenti mengalir kembali, menetes dan membasahi tangan
Siauw Cap-it-long.
Tangan Siauw Cap-it-long digeser perlahan, menyusut air mata Sim Pek Kun.
Dengan sedih Sim Pek Kun berkata:
"Ternyata kau belum bisa menyelami isi hatiku, betul-betul kau tidak tahu. Mengapa kau
mengatakan tidak ada seseorang yang memberi kasih, kalau kau mati bagaimana aku bisa ?"
"Aku tahu," berkata Siauw Cap-it-long, ia mengelus-elus nyonya itu.
"Mengapa kau harus memberi pengorbanan?" bertanya Sim Pek Kun.
"Mengapa kau harus memberi pengorbanan?" balik Tanya Siauw Cap-it-long.
"Demi kebahagiaanmu dikemudian hari."
"Kita akan berdaya upaya," berkata Siauw Cap-it-long. "Aku tidak membiarkan kau naik
keatas panggung pengorbanan."
"Siapa yang naik" Kau" Kau hendak berkorban" " Tidak " aku tidak membiarkan hal itu
terjadi," menjerit Sim Pek Kun.
"Aku juga tidak mengijinkan kau naik keatas batu persembahan," berkata Siauw Cap-it-long.
"Mungkinkah " mungkinkah kau rela hidup seperti ini?"
"Sementara, kita harus berani memikul keadaan."
Kepala Sim Pek Kun ditundukkan kebawah, perlahan-lahan ia berkata:
"Berada disamping dirimu, hidup diacheratpun aku sanggup. Tetapi " tempat ini lebih kejam
dari dunia acherat. Lebih menyeramkan dari acherat."
"Kita akan mencari jalan lain. Bukan cara pengorbanan yang seperti itu."
"Cara pengorbanan bagaimana?"
"Jangan kau mencoba untuk mengorbankan diri," berkata Siauw Cap-it-long. "Itu waktu, kita
lebih sengsara lagi."
Sim Pek Kun berkata:
"Maksudmu, Thian-kongcu bisa menelan janji?"
"Kukira, ini hanya berupa sebuah perangkap. Dia menghendaki kematian, tapi kematian yang
disertai dengan siksaan-siksaan berat. Ia hendak mempermainkan orang. Mempermainkan
seperti kucing mempermainkan anak tikus."
"Dia seorang manusia gila."
Siauw Cap-it-long berkata:
"Dia memang manusia gila! Dia sedang memasang perangkap, kalau kita terlalu sayang pada
jiwa, rela mengorbankan orang yang dikasihi, meminta memohon pengampunannya, bukan
saja tidak memberi kebebasan, bahkan lebih daripada itu, kita menjadi cemoohan orang."
"Tapi ini hanya berupa pikiranmu, bukan?"
Sim Pek Kun masih mengharapkan sesuatu harapan.
Siauw Cap-it-long berkata:
"Aku yakin bahwa Thian-kongcu itu seorang sinting. Dan aku juga meragukan keterangan si
raja boneka. Boleh kita bayangkan, seseorang yang mau hidup sendiri rela mengorbankan
isterinya, bukankah orang ini seorang yang egoistis" Kalau dia
egoistis, seharusnya ia rela menerima pengorbanan itu. Kalau dia seorang yang sangat
mengasihi isterinya, tentu tidak membiarkan isteri itu menjalani pengorbanan.
Sim Pek Kun berdiam beberapa saat, lagi-lagi ia mengeraskan pegangan Siauw Cap-it-long, ia berkata:
"Kalau sampai terjadi putus harapan, lebih baik kita mati bersama."
Kematian bukanlah sesuatu yang diharapkan. Tapi disaat menjelang jalan-jalan buntu, kecuali
jalan kematian itu, tidak ada jalan yang lebih baik.
Kepala Sim Pek Kun disandarkan kepundak Siauw Cap-it-long, ia berkata sayu:
"Entah bagaimana pikiranmu, yang lebih baik, kita mati bersama."
"Belum waktunya mati," berkata Siauw Cap-it-long.
"Harus menunggu kapan lagi?"
"Kita harus berusaha, sesuatu betul-betul tidak mempunyai harapan, apa boleh buat."
Sim Pek Kun berkata:
"Didalam penilaian Thian-kongcu, kita ini adalah sebangsa semut atau belalang kecil. Hanya
menggunakan satu jari telunjuk, kita tidak mempunyai kesempatan hidup."
"Mau melarikan diri" Tentu saja tidak mungkin."
"Kita harus berusaha. Untuk melarikan diri, aku harus membikin persiapan-persiapan,
persiapan yang pertama, aku harus menyembuhkan luka-luka dalamku. Dan hal ini sebagian
besar sudah disembuhkan oleh Thian-kongcu, entah apa yang digunakan olehnya, mungkin
ilmu sihir, mungkin juga obat gaib. Hanya beberapa hari, kukira aku bisa sembuh betul."
"Selanjutnya?"
"Kita harus membikin persiapan-persiapan, dimana letak rahasia pemecahan ilmu gaibnya?"
"Kau percaya bahwa ilmu gaib itu ada?"
"Menurut cerita si raja boneka, Thian-kongcu menyerahkan pemecahan rahasia ilmu gaib
didalam istana boneka."
"Kau percaya keterangan tersebut."
"Aku percaya. Setiap orang yang mengaggap dirinya itu pandai, bisa saja mempunyai
kelemahan-kelemahan, disinilah kita harus mencari kelemahan Thian-kongcu."
"Ilmu gaib apa yang digunakan olehnya?"
"Belum tahu. Harus kita selidiki perlahan-lahan."
"Sesudah itu?"
"Aku yakin. Ada sesuatu kelemahan yang tidak mudah ditemukan. Kelemahan inilah yang
harus kita pecahkan."
"Kau percaya kepada obrolan si raja boneka?"
Siauw Cap-it-long menganggukkan kepala dan berkata:
"Setiap orang itu mempunyai cara-caranya tersendiri. Seorang ahli judi bisa membanggakan
kepandaiannya, ia mengharapkan seseorang yang lebih hebat untuk menandingi dirinya,
problem yang dianggap paling rumit. Maka aku hendak mengdu untung."
"Ilmu silat macam apa yang digunakan Thian-kongcu kepada kita?"
"Inilah yang membingungkan!" berkata Siauw Cap-it-long. "Ilmu gaib apa yang digunakan kepada kita?"
"Sungguhkah ada ilmu gaib yang bisa menyusutkan seseorang menjadi sekecil boneka"
Menghidupkan boneka?"
"Lihat," berkata Siauw Cap-it-long. "Pernah melihat adanya kedua orang itu?""
Siauw Cap-it-long menunjuk kearah kedua orang tua yang sedang bermain catur.
Dahulu, mereka adaah boneka-boneka yang sangat kecil.
Sekarang, bentuk ukuran tubuh mereka sama besar dengan dedak perawakan Siauw Cap-itlong
dan Sim Pek Kun.
Perubahan yang sangat tidak masuk akal. Tapi sudah terjadi didepan mata. Keajaiban yang luar biasa.
Sim Pek Kun menolehkan pandangan matanya, kedua kakek itu sudah selesai menamatkan
permainan mereka. Sedang makan dan minum-minum, kini mereka bercakap-cakap. Orang
tua yang berbaju merah menarik si kakek berbaju hijau. Menuding-nudingkan kepapan catur,
seolah-olah minta bertanding lagi/
Sim Pek Kun mengangguk-anggukan kepala, berkata:
"Ada keanehan kepada mereka?"
"Aku merasakan sesuatu yang luar biasa," jawab Siauw Cap-it-long.
"Luar biasa" Apakah keluar biasaan mereka?"
Siauw Cap-it-long berkata:
"Kalau dugaanku tidak salah, kedua kakek itu adalah jago-jago silat kenamaan, kedudukan mereka jauh
berada diatas Pendekar Tikar Terbang Lui Bie dan Pendekar Kuda Sembrani Liong Kui."
"Sudah mendapatkan bukti-bukti tentang dugaanmu itu?"
"Ya," jawab Siauw Cap-it-long. "Kuharap saja mereka bukan orang-orang yang kuduga.
Kalau dugaanku itu tepat, lebih sulit bagi kita meninggalkan tempat ini."
MENUNGGU SIM PEK KUN sudah dilatih untuk menunggu, sedari kecil, ia mendapat didikan bersabar,
bersabar dan bagaimana cara-cara untuk melewatkan waktu.
Seseorang wanita harus memiliki sifat-sifat yang sabar, wanita yang sabar, baru bisa
merasakan dirinya dialam perbaikan masa.
Sim Pek Kun juga menganggap kepribadian bersabar itu sebagai peninggalan kaum wanita.
Kadangkala, ia juga merasakan sulitnya menunggu orang.
Mendapatkan dirinya didalam istana boneka, Sim Pek Kun tidak sanggup bertahan hingga
satu detikpun, tidak sanggup bertahan, hampir tidak bisa bertahan.
Bagaimana dia bisa berada ditempat itu"
Tapi anggapannya itu meleset, ia sudah melewatkan penghidupan didalam istana boneka
sehingga empat hari, dia telah bertahan akal hidup selama empat hari.
Sim Pek Kun tidak mati karena ketakutan, dia belum menjadi gila karena menghadapi situasi
yang aneh. Baru sekarang Sim Pek Kun sadar, apa artinya kesabaran dan cara-cara menunggu itu.
Untuk menunggu kehadirannya orang yang dicintai, apapun bisa dipertahankan. Teristimewa
untuk kaum wanita.
Sebagian besar dari kehidupan kaum wanita bukan untuk diri pribadi, khusus untuk
menyenangkan kaum laki-laki, khusus untuk menyenangkan orang yang harus dicinta,
Anak Berandalan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seorang suami misalnya, atau putera-puteri mereka.
Empat hari Sim Pek Kun telah duduk didalam istana boneka, dan empat hari itu dilewatkan
cepat pula. Sim Pek Kun mendapat pengalaman baru, bagaimana dia harus menghadapi situasi yang
seperti itu. TANAH yang digunakan oleh istana boneka berbentuk empat persegi, bangunan-bangunan
istana itu agak mirip dengan isatana Su-hap-wah dikota Pak-kia.
Begitu melangkahkan kaki, memasuki pintu besar, melewati lorong panjang, disana terdapat
Aula. Dibelakang Aula terdapat pekarangan, pekarangan itu boleh disebut juga sebagai taman.
Dikedua pekarangan terdapat dua baris bangunan-bangunan kamar.
Bangunan yang dibagian belakang, khusus digunakan untuk keluarga raja boneka beserta
selir-selirnya yang dicinta.
Raja Boneka adalah tuan rumah dari Istana Boneka!
Disemua itu terdapat ruangan-ruangan, khusus untuk para budak dan tukang masak.
Lui Bie menetap dibarisan ruangan timur bersama-sama dengan kedua nyonyanya dan empat
budak pelayan mereka, rombongan si Pendekar Tikar Terbang yang sudah diboneka hidupkan
menggunakan empat ruangan kamar.
Dua ruangan kamar disebelahnya tersedia untuk Pendekar Kuda Sembrani Liong Kui.
Sifat-sifatnya Liong Kui agak aneh, tidak berminat kepada wanita cantik, juga tidak
mempunyai kesenangan menenggak arak. Hobynya hanya makan, makan besar!
Disaat Liong Kui melahap makanannya, ia tidak melihat cara-cara memakan, ayam atau
bebek, dimakan juga, enak atau tidak, masuk kedalam mulutnya. Makan! Motto semboyan
hidup Liong Kui adalah mengisi perut!
Cara-caranya itu yang suka doyan makanan itu bukan berarti menambah daging, semakin
banyak ia menjejal dirinya, semakin kurus pula badan si muka kuda.
Demikian ciri-ciri Liong Kui.
Berbeda dengan Liong Kui, Lui Bie mempunyai kesenangan pipi licin.
Dia mempunyai dua orang isteri, walau isteri itu bisa dipinjamkan kepada laki-laki lain,
namanya tetap nyonya Lui Bie.
Kecuali mempunyai dua orang isteri, Lui Bie juga memelihara empat gadis pelayan, namanya
gadis pelayan, kadang kala kena giliran juga.
Salah satu dari keistimewaan rumah istana boneka adalah kebebasan sex yang berlebihlebihan.
Karena itu, Lui Bie bebas memilih wanita yang disukai olehnya.
Walau telah mendapat berkah dua orang isteri dan empat dayang, nafsu Lui Bie belum
terpuaskan kadang kala ia menggilir kekamar lain, tidak adanya peraturan-peraturan keluarga,
banyak memberi kelonggaran kepada si pendekar boneka.
Demikian cirri-ciri Lui Bie.
Kecuali Lui Bie dan Liong Kui, didalam istana boneka itu masih terdapat banyak manusiamanusia
kecil yang hidup, diantaranya terdapat juga dua kakek tua misterius itu. Dua kakek
tua yang kerjanya hanya bermain catur!
Berbeda dengan kesenangan Lui Bie dan Liong Kui, kedua kakek aneh itu selalu duduk
didepan papan catur, sedari pagi sehingga sore, dari sore sehingga malam, kadang-kadang
main sehingga pagi pula.
Berapa babak permainan yang sudah diselesaikan oleh kedua kakek itu" Tidak ada orang yang tahu.
Menurut cerita, kedua kakek itu menempati dua ruangan diantara lima ruangan yang ada.
Siauw Cap-it-long sudah mulai memperhatikan sesuatu, termasuk Lui Bie, Liong Kui, dan
kedua kakek aneh tersebut.
Kalau Siauw Cap-it-long bisa menyaksikan Lui Bie memasuki kamarnya, bisa melihat Liong
Kui memasuki kamarnya, Siauw Cap-it-long belum pernah melihat kedua kakek main catur
memasuki tempat tidurnya, Siauw Cap-it-long tidak tahu, kamar-kamar mana yang digunakan
oleh kedua kakek aneh itu.
Siauw Cap-it-long dan Sim Pek Kun mendapat satu kamar, ruangan ini terletak dibagian barat.
Siauw Cap-it-long sedang dipaksakan menjadi seorang suami.
Sedang Sim Pek Kun dipaksakan menjadi isterinya.
Kalau tidak ada peraturan gila-gilaan yang memberi kebebasan sex didalam Istana Boneka,
Sim Pek Kun bisa menuntut kamar yang lain.
Tapi Raja Boneka pernah menuturkan pergaulan sex bebas ditempat tinggalnya.
Karena itu, Sim Pek Kun lebih suka memilih Siauw Cap-it-long!
Setiap waktu mau makan, pasti ada pelayan yang mengirim antaran. Sayur-mayur didalam
Istana Boneka cukup hebat, cukup besar!"
Tidak percuma mendapat julukan istana. Segala kepuasan makanan tidak pernah berkurang.
Bukan makanan-makanan saja yang tersedia, pasti disertai dengan arak. Cukup banyak, arakarak
itu bisa memabukkan tujuh orang.
Didalam keadaan mabuk, orang bisa melupakan segala sesuatu.
Siauw Cap-it-long dan Sim Pek Kun disuruh bermabuk-mabukan.
Didalam bangunan aneh istana boneka, sulit menemukan orang yang berada didalam pikiran sadar.
Selama empat hari itu, Siauw Cap-it-long memperhatikan gerak-gerik para boneka, boneka
yang bisa hidup dan berjalan didalam lingkungan tertentu.
Tapi belum pernah melihat raksasa Thian-kongcu atau raksaksi Siok Siok! Kedua orang yang
sudah menyihir mereka!
Siauw Cap-it-long tidak percaya kepada tahayul, tapi kenyataan telah berada diambang mata,
dia menjadi susut seperti jari.
Apa yang dikatakan oleh raja boneka cukup beralasan. Kalau saja para boneka itu tidak
melanggar daerah2 terlarang, kebebasannya tidak pernah diganggu, kemana mereka suka, apa
yang hendak dikerjakan, belum pernah mendapat gangguan.
Sedari itu waktu, dari pertemuannya dengan raja boneka, Siauw Cap-it-long tidak pernah
mendapat kesempatan bertemu dengannya kembali.
Menurut cerita2 penghuni lama, raja boneka jarang menampilkan diri, jarang bergaul dengan mereka.
Kecuali pertemuan pertama kali!
Tentu saja, raja boneka mendapat selir2 boneka yang cukup banyak, kalau saja satu malam
satu, cara2 bergilir itupun sudah cukup merepotkannya!
Setiap hari kerjanya Siauw Cap-it-long hanya berjalan-jalan.
Sesudah makan pagi ia berjalan dan memperhatikan ruangan-ruangan dan kamar-kamar itu.
Membiarkan Sim Pek Kun didalam kamar.
Siauw Cap-it-long seperti tertarik dengan segala sesuatu yang ada didalam istana boneka,
termasuk semua boneka-boneka hidup.
Kepada boneka-boneka hidup itu, Siauw Cap-it-long menganggukkan kepala, sebagai
perkenalan dan penghormatan.
Cepat sekali, Siauw Cap-it-long kenal banyak orang.
Didalam istana boneka, ada sesuatu yang agak menyimpang, itulah jumlah laki-laki yang
sedikit dan jumlah wanita yang terlalu banyak.
Kecuali raja boneka, Liong Kui, Lui Bie dan kedua kakek yang bermain catur, Siauw Cap-itlong
tidak pernah menemukan laki-laki lainnya.
Hanya didalam waktu empat hari itu, Siauw Cap-it-long sudah kenal mereka.
Yang lebih banyak adalah gadis-gadis cantik yang muda dan belia.
Para gadis2 yang keluar masuk saling mengirim kerlingan mata yang menarik, sepasang mata
yang bercahaya!
Itulah pemikatan!
Disaat Siauw Cap-it-long menganggukkan kepala dan tertawa kepada mereka, cahaya mata
para gadis itu lebih berkilauan.
Banyak sekali yang Siauw Cap-it-long ketahui dari pelajaran-pelajaran kehidupan para
manusia boneka!
Didalam tanggapan raja boneka, Siauw Cap-it-long dan Sim Pek Kun itu adalah sepasang
suami-isteri, mereka diamprokan menjadi satu.
Sengaja atau tidak sengaja"
Hal ini akan kita tuturkan dibagian cerita belakang.
Seperti apa yang Lui Bie katakana, didalam istana boneka, mereka bisa mendapat hubungan
sex yang bebas, karena itulah yang membuat pikiran Sim Pek Kun tertekan:
Siauw Cap-it-long tidak pernah berbuat kurang ajar.
Hati Sim Pek Kun agak tenteram.
Kalau Siauw Cap-it-long keluar dari kamarnya, segera Sim Pek Kun menutup rapat-rapat pintu itu.
Sim Pek Kun tidak takut kesepian, dia takut kepada wajah2 yang seram, khususnya wajah Lui
Bie Jiwa Sim Pek Kun terlalu tertekan, tertekan karena dia hidup berada didalam alam boneka
hidup. Hari berikutnya "
Hari kelima dari terjadinya mereka sebagai boneka hidup.
Menurut cerita, istana boneka telah bertambah satu penghuni baru, penghuni itu adalah tukang
masak yang hampir mati, tukang masak dari daerah utara.
Disaat makanan malam diantar, terdapat rebung bakar, telor mata sapi, kepiting sawit, dan
lapceng merah. Masakan2 ini adalah masakan terkenal dari daerah utara.
Hati Sim Pek Kun agak lega, dia senang dan bergembira mendapat masakan itu, inilah
masakan-masakan yang disenangi oleh Siauw Cap-it-long, juga disenangi olehnya. Dia
mengenal sifat kepribadian Siauw Cap-it-long, Siauw Cap-it-long lebih suka makanan dari
daerah utara. Sim Pek Kun menyediakan gelas sloki, buat cangkir arak.
Biasanya, Siauw Cap-it-long keluar dari kamar, membikin penyelidikan-penyelidikan untuk
memecahkan ilmu sihir si manusia gila boneka Thian-kongcu.
Hari itu terkecuali, Siauw Cap-it-long tidak bisa mendampingi Sim Pek Kun.
Disaat pelayan membawakan makanan, Sim Pek Kun telah bersiap-siap untuk bersantap.
Selama empat hari yang sudah dilewatkan, begitu banyak makanan tiba, hidung Siauw Cap-itlong
terus muncul ditempat itu, mereka bersantap bersama-sama. Disaat mereka
menyelesaikan santapan itu, Siauw Cap-it-long banyak bicara.
Apa saja yang dikatakan oleh Siauw Cap-it-long, pasti disenangi oleh Sim Pek Kun.
Hanya didalam waktu makan inilah, penderitaan bathin yang menekan jiwa Sim Pek Kun
agak mereda, dia bisa melupakannya untuk sementara.
Berduaan bersama Siauw Cap-it-long, Sim Pek Kun bisa melupakan bahwa dirinya berada
disebuah istana boneka yang kecil. Berada dibawah kekuasaan manusia gila boneka ThianKoleksi
Kang Zusi kongcu. Yang aneh, sesudah menyihir mereka menjadi boneka kecil, Thian-kongcu belum pernah
menampilkan diri.
Kalau saja hal itu bisa berjadi, betul-betul sangat menyeramkan, diatas kepala mereka tampil
satu wajah raksasa! Raksasa yang hebat dan besar!
Pikiran Sim Pek Kun segera melayang kearah Siauw Cap-it-long, hari ini terkecuali, Siauw
Cap-it-long belum muncul didepannya.
Gadis pelayan sudah meninggalkan kamar, meninggalkan makanan2 yang tersedia.
Sim Pek Kun sudah mengatur sesuatu, menunggu kembalinya Siauw Cap-it-long.
Tapi Siauw Cap-it-long yang ditunggu tak kunjung datang.
Sim Pek Kun berjalan bolak-balik, hilang sabar, dia duduk dimeja makan.
Sim Pek Kun sudah biasa menunggu, kini ia harus menunggu kembalinya Siauw Cap-it-long.
Siauw Cap-it-long belum kembali.
Sayur dimeja mulai menjadi dingin.
Siauw Cap-it-long yang ditunggu belum tampil juga.
Keadaan yang seperti ini bukan dirasakan satu kali, Sim Pek Kun sudah biasa. Biasa didalam
arti semasa menjadi manusianya.
Terbayang kembali kenangan sesudah pernikahan, dua bulan sesudah Sim Pek Kun kawin
dengan Lian Seng Pek, sering Sim Pek Kun ditinggal seorang diri. Kadang kala, dia harus
menungkuli sayur-sayur yang panas dan akhirnya menjadi dingin.
Dipanaskan lagi, dan dingin kembali.
Lian Seng Pek belum juga kembali, akhirnya Sim Pek Kun makan tanpa didampingi oleh sang suami.
Dia makan seorang diri!
Itulah kenangan lama, kenangan Sim Pek Kun bersama Lian Seng Pek.
Didalam satu bulan, hampir lebih dari dua puluh lima hari, Sim Pek Kun harus bersantap
seorang diri. Ia sudah jadi biasa dengan kepribadian itu.
Hari ini, Sim Pek Kun menunggu kembalinya Siauw Cap-it-long.
Seharusnya dia mengisi perut saja.
Tapi hatinya sangat gelisah, tidak bisa disamakan keadaannya dengan menunggu Lian Seng Pek.
Beberapa kali Sim Pek Kun mengambil sumpit, siap-siap bersantap seorang diri. Hal itu bisa
saja dilakukan, kalau Lian Seng Pek tidak kembali, Sim Pek Kun tidak sanggup menahan
lapar. Tapi menunggu Siauw Cap-it-long, Sim Pek Kun tidak bisa disamakan dengan
menunggu Lian Seng Pek, dia meletakkan kembali sumpit yang diambil tadi, gagal makan.
Menengok kearah pintu, bayangan Siauw Cap-it-long belum tampil ditempat itu.
Belum pernah ia menunggu Siauw Cap-it-long, mengapa hali ini bisa terjadi"
Hari apakah hari ini"
Mungkinkah terjadi sesuatu yang menyeramkan" Bulu tengkuk Sim Pek Kun bergemerinding,
bangun berdiri.
Didalam istana boneka, didalam sihirannya si manusia gila boneka Thian-kongcu, segala
sesuatu itu bisa saja terjadi.
Sim Pek Kun sedang membayangkan wajah Siauw Cap-it-long, bagaimana laki-laki
menempur dengan bayangan iblis yang menakutkan, hampir ia berteriak.
Baru kini dirasakan oleh Sim Pek Kun, betapa berat kasihnya kepada Siauw Cap-it-long,
sedikitpun tidak bisa berpisah dengan laki-laki bermata besar itu.
Makanan-makanan dimeja sudah menjadi dingin.
Siauw Cap-it-long belum juga datang.
MENGADU TENAGA SIM PEK KUN mengertek gigi, bangkit dari tempat duduknya, meninggalkan meja makan dan berjalan
keluar. Selama empat hari Sim Pek Kun berada didalam istana boneka, belum pernah ia meninggalkan ruangan
itu. Karena tidak hadirnya Siauw Cap-it-long, untuk pertama kalinya Sim Pek Kun melangkah
keluar dari kamar yang tersedia.
Sim Pek Kun berjalan dilorong panjang.
Setiap tujuh atau delapan langkah, pasti terdapat sebuah lampu teng.
Sim Pek Kun menyaksikan keindahan malam di Istana Boneka.
Tiba-tiba mata Sim Pek Kun terbelalak, didepannya berdiri sesosok tubuh, orang itu sedang
bersandar pada pinggiran langkan, tersenyum-senyum kearahnya.
Itulah Pendekar Tikar Terbang yang bermuka bopengan Lui Bie!"
Sim Pek Kun hendak lari kedalam kamarnya, tapi sudah terlambat.
Lui Bie cepat-cepat menghampirinya, dengan tertawa, menyapa sang ratu rimba persilatan.
Didalam keadaan yang serba canggung, lari pulang kedalam kamar adalah satu perbuatan
yang tidak mempunyai penghormatan.
Dibawah sinar cahaya lampu teng, pipi-pipi Lui Bie yang bopengan itu semakin banyak
lubang-lubangnya semakin dalam.
Hampir saja Sim Pek Kun muntah ditempat itu, menyaksikan cara-caranya kedatangan Lui
Bie, setiap lubang bopengnya itu seperti memperlihatkan wajah yang tertawa.
Lui Bie mengirim satu anggukan kepala.
Sim Pek Kun membalas anggukan kepala Lui Bie, cepat-cepat menyusup dibawah ketiak Lui Bie, hendak
meneruskan perjalanannya, meneruskan usahanya untuk mencari jejak Siauw Cap-it-long.
Hari itu Sim Pek Kun kehilangan Siauw Cap-it-long.
Bagaikan kecepatan kilat, si Pendekar Tikar Terbang Lui Bie menghadang didepan Sim Pek
Kun, dia bertanya:
"Sudah makan?"
"Sudah," jawab Sim Pek Kun singkat.
Entah makan malam yang sudah" Entah makan siang yang dijawab, Sim Pek Kun tidak
memberi penjelasan yang lebih terperinci.
Lui Bie masih mencumbu rayu, gelarnya sebagai Pendekar Tikar Terbang itu, agak kurang
cocok, seharusnya diganti dengan jago pipi licin.
"Tukang masak hari ini adalah tukang masak baru," berkata Lui Bie. "Menurut ceritanya,
didalam rumah makan Liok-sun-beng dia adalah ahli masak nomor satu. Tentu enak, bukan?"
"Enak," berkata Sim Pek Kun sembarangan.
Lui Bie berkata lagi:
"Istana ini tidak terlalu besar, tapi cukup rumit, kalau tidak ada penunjuk jalan, mudah
terperosok dan sesat."
"Aku tahu," jawab Sim Pek Kun singkat.
"Lebih baik nona berhati-hati, agar tidak salah jalan," berkata lagi Lui Bie.
Sim Pek Kun menekuk wajahnya dan membentak:
"Siapa yang kau panggil nona?"
"Maaf," berkata Lui Bie. "Nyonya."
"Huh!" Sim Pek Kun mengeluarkan suara dari hidung.
Dengan tertawa cengar-cengir, Lui Bie berkata:
"Nyonya, tahukah kau dimana suamimu kini berada?"
Bukan Lian Seng Pek yang dimaksudkan, tapi Siauw Cap-it-long.
Hati Sim Pek Kun hampir lompat keluar dari tempatnya, memandang si bopengan, ia bertanya:
"Kau tahu?"
"Tentu saja tahu," jawab Lui Bie semakin mendekat.
Sim Pek Kun mundur dua tapak, wajahnya semakin masam, ia bertanya:
"Dimana" Aku sedang berusaha mencarinya."
"Lebih baik jangan dicari!" berkata Lui Bie tenang. "Kalau saja ketemu, pasti terjadi sedikit kesulitan."
"Kesulitan?" bertanya Sim Pek Kun.
Lui Bie semakin cengar-cengir, ia berkata:
"Haruskah menceritakan jalan gerakan-gerakan itu secara mendetail?"
"Maksudmu?" berkata Sim Pek Kun.
"Suamimu itu sedang menggumuli wanita lain."
"Bohong," Sim Pek Kun berteriak.
Lui Bie berkata:
"Seperti apa yang kau tahu, didalam istana boneka terdapat nona-nona cantik, umurnya masih muda
Anak Berandalan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
belia, dan biasanya tidak suka kesepian, suamimu itu juga mempunyai wajah yang tidak jelek, tentunya
?" Sim Pek Kun mendelikkan mata, hatinya semakin panas.
"Hua, ha ha ?" Lui Bie tertawa. "Nyonya memang memiliki kecantikan yang tiada tara, tapi
laki-laki yang setiap hari dijejal dengan sayur asam, sudah pasti menjadi bosan, ingin
merasakan sesuatu yang ?"
Sim Pek Kun juga sudah tidak bisa menahan kesabarannya, dengan suara keras ia membentak:
"Stop! Jangan kau ngaco belo."
"Tidak percaya?" berkata Lui Bie. "Mau kuajak melihat" Gadis itu tidak secantikmu, tapi dia lebih muda.
Modal wanita adalah muda, setiap wanita muda pasti bisa mencocoki selera laki-laki."
Sim Pek Kun semakin marah, badannya gemetaran.
Lui Bie berkata lagi:
"Dengarlah anjuranku, tidak perlu terlalu pusing. Didalam istana boneka, kita banyak mendapat
kebebasan. Untuk cara-cara yang seperti ini, sudah biasa dan lazim, sama saja seperti bagaimana kita
makan nasi, berganti sayur, suamimu bisa mencari wanita lain, mengapa kau tidak mau makan laki-laki
baru" Kita sama-sama mencari kesenangan, bukan" Sama-sama bersenang, maka hati kitapun bebas
leluasa." Kedua mata Lui Bie sudah disipitkan, seperti menjadi satu garis, ia menjulurkan tangan,
hendak menarik Sim Pek Kun.
Sim Pek Kun mundur kebelakang.
"Hayo," berkata Lui Bie. "Jangan malu-malu. Hal itu pasti terjadi, lambat atau cepat, kau bisa
merasakan keenakannya, dari pada tidur dengan orang lain, lebih baik ?"
Sim Pek Kun tidak bisa mendengar lebih lama lagi, tangannya terayun, pang " satu
tempilingan telah menampar pipi Lui Bie yang bopengan.
Lui Bie mendapat gelar Pendekar Tikar Terbang, satu bukti bahwa kecepatan kakinya
melebihi orang, gesit, dan cekatan. Tapi gerakan Sim Pek Kun lebih cepat lagi, hal ini berada
diluar dugaan, disaat ia hendak mengelak, tamparan itu sudah mengenai pipinya.
Memegang dagingnya yang merasa panas itu, Lui Bie mundur dua langkah, matanya
mendelik, dan dia membentak:
"Bah! Tidak tahu diuntung, sesudah berada ditempat ini, kau masih berani berpura-pura, huh!
Jangan harap bisa lari dari tanganku."
Setapak demi setapak Lui Bie mendekati Sim Pek Kun
Sim Pek Kun membentak:
"Berhenti! Setapak lagi kau maju kedepan, jarum mas pencabut nyawaku tidak mengenal ampun."
Lui Bie tertegun, jarum mas pencabut nyawa itu adalah senjata rahasia yang istimewa, dia
pernah merasakan kehebatannya, karena itu menghentikan langkah dan bertanya:
"Jarum mas pencabut nyawa?"
Sim Pek Kun berkata:
"Kalau kau pernah berkelana didalam rimba persilatan, tentunya pernah mendengar nama jarum mas
pencabut nyawa dari keluarga Sim, jarum ini terdapat dua macam, yang beracun dan yang tidak beracun,
kalau berani kau maju setapak, kulepas yang beracun, apa akibatnya?"
Betul-betul Lui Bie tidak berani berkutik, dia bertanya:
"Bagaimana hubunganmu dengan Sim Thay Kun?"
Sim Pek Kun menjawab:
"Aku adalah cucu perempuannya ?"
"Aaaa ?"
Sesudah mengucapkan kata-kata tadi, secepat itu pula Sim Pek Kun lari kebelakang, kembali
kedalam kamarnya. Bang! Dia menutup dan menggabrukkan pintu.
Tersengal-sengal Sim Pek Kun berdiri dibalik pintu kamarnya. Dia takut kalau Lui Bie itu
menerjang masuk.
Si Pendekar Tikar Terbang Lui Bie sudah dibuat mati kutu, nama jarum mas pencabut nyawa
sangat menyeramkan, dia tidak berani menerjang.
Sim Pek Kun menyandarkan dirinya dibalik pintu.
Berdengung kata-kata Lui Bie yang sangat menusuk hati:
"Gadis disini, masih muda belia " gadis muda adalah modal " gadis muda bisa lebih
mencocoki pria " suamimu mencari wanita lain ?"
Kata-kata itu sangat menusuk hati Sim Pek Kun.
Siauw Cap-it-long bukanlah suaminya, tapi entah bagaimana, rasa tadi tidak bisa diterima.
Kalau betul Siauw Cap-it-long menggumuli gadis ditempat itu "
Hati Sim Pek Kun seperti dipilin-pilin, sangat sakit dan sedih.
Mengapa hal ini bisa terjadi" Dimisalkan dia tahu kalau Lian Seng Pek menggumuli wanita
lain, rasanya juga tidak seperti ini.
Sedangkan Lian Seng Pek itu adalah suaminya!
Tiba-tiba Sim Pek Kun berteriak:
"Bohong! " Aku tidak percaya " Bohong " aku tidak percaya " tidak mungkin Siauw
Cap-it-long ?"
Tapi kemana kepergian Siauw Cap-it-long" Mengapa dia tidak kembali"
Bayangan-bayangan seram inilah yang mengekang dan menekan bathin Sim Pek Kun.
Dimanakah Siauw Cap-it-long" Pecah kepala Sim Pek Kun memikirkan problem itu.
Didalam Istana Boneka, terdapat tiga puluh gadis remaja, mereka cantik-cantik dan menarik,
semua orang gemar tertawa.
Dari ketiga puluh gadis-gadis muda didalam Istana Boneka, sebagian besar sangat senang
kepada Siauw Cap-it-long, mereka sering tertawa kepada Siauw Cap-it-long.
Dari sekian banyak gadis-gadis yang berada didalam istana boneka, hanya seorang yang tidak
pernah tertawa kepada Siauw Cap-it-long, belum pernah ia menatap kepada Siauw Cap-itlong.
Nama gadis itu adalah Souw Yan.
Disaat Sim Pek Kun ubek-ubekan mencari jejak Siauw Cap-it-long, tentu saja tidak berhasil,
karena Siauw Cap-it-long sedang berada dikamar Souw Yan.
Siauw Cap-it-long sedang terbaring ditempat tidur Souw Yan.
Siauw Cap-it-long sedang terbaring, memperhatikan langit-langit kamar itu.
Kepala Souw Yan ditengkurapkan kedada yang bidang dan lebar.
Mata Siauw Cap-it-long direntangkan besar-besar.
Mata Souw Yan dikatupkan, bulu-bulu matanya yang panjang, merengguti kulit Siauw Cap-itlong.
Dengan bulu mata yang dimiliki oleh Souw Yan, kalau saja ia membuka matanya pasti lebih
menarik, wanita mempunyai tanda-tanda yang tertentu pada sepasang mata, hanya satu
kerlingan, satu lirikan, ia bisa memikat dan menarik kaum laki-laki.
Bukan mata Souw Yan saja yang menarik, sepasang betisnyapun memikat.
Dadanya lebih memikat lagi.
Souw Yan mempunyai ukuran yang normal, tubuhnya padat, seperti disertai dengan gairah yang kuat,
lekukan-lekukan menurut pesanan ideal, tidak terlalu montok, juga tidak terlalu kurus.
Didalam kamar itu sangat sepi, mereka sedang berdekap-dekapan.
Di saat ini terdengar suara Souw Yan yang mengikik.
Suara tertawa wanita bukan satu macam, tertawa geli, tertawa riang, tertawa genit, tertawa merayu.
Sekarang Souw Yan sedang perdengarkan tertawanya yang bersifat merayu.
Kebanyakan wanita bisa tersenyum, bisa tertawa, maka dia cepat memikat hati laki-laki.
Ada juga yang menggunakan kerlingan matanya tertawa, lebih memikat hati lagi.
Ada yang menggunakan akal tertawa, ada yang menggunakan hidung tertawa, dan inilah cara-cara
tertawa istimewa.
Ada lagi kaum wanita yang lebih aneh, seluruh kulit tubuhnya itu bisa mengeluarkan suara tertawa.
Dengan aneka macam tertawa, lebih memikat dan lebih menarik, mereka menggunakan
dadanya bergoyang-goyang, mereka menggunakan pinggulnya yang disenggol-senggol dan
mengangkat kakinya mengangkang, menggapaikan tangan impian.
Kalau bertemu dengan wanita - wanita type seperti ini, mana mungkin laki-laki tidak jatuh
menyembah di bawahnya"
Souw Yan termasuk type wanita yang seperti ini.
Dadanya tersembal-sembul, pinggangnya bergoyang, kakinya menggesek-gesek Siauw Cap-it-long.
Sangat merangsang!
Siauw Cap-it-long juga terbuat dari darah daging, birahinya mulai bergelora, ia tidak sanggup
bertahan lagi: "Hi,hi,hi,...." Souw Yan tertawa lagi.
Berkumandang di seluruh isi kamar.
Siauw Cap-it-long menatap gadis itu dan bertanya:
"Apa yang kau tertawakan?"
"Kau sangat licik." berkata Souw Yan.
"Mengapa?" bertanya Siauw Cap-it-long.
"Kau!" menuding jari-jari hingga mengenai hidung Siauw Cap-it-long, Souw Yan tertawa.
"Kau memiliki istri yang begitu cantik, tapi masih keluyuran di waktu malam."
"Keluyuran ke dalam kamarmu." berkata Siauw Cap-it-long.
"Kau tidak bisa berbuat pendiam?"
"Aku adalah laki-laki yang jujur."
Lagi-lagi Souw Yan tertawa ngikik, berkata:
"Ada ungkapan yang membuat contoh laki-laki adalah teko, wanita adalah cangkirnya, satu
teko bisa mengisi beberapa cangkir."
"Luar biasa" memuji Siauw Cap-it-long. "Perumpamaan yang luar biasa. Siapa yang bercerita tentang ini?"
"Tentu saja cerita orang laki-laki," berkata Souw Yan.
"Banyak laki-laki yang kau kenal?"
Tidak sebanyak wanita yang kau kenal," berkata Souw Yan. "Aku heran, begitu banyak
wanita ditempat ini, mengapa hanya memilih aku seorang?"
Dengan tertawa Siauw Cap-it-long berkata:
"Setiap orang yang rakus, tentu memilih buah yang paling enak untuk dimakan."
"Ha, ha " aku bukan buah."
"Tapi kau bisa dimakan," berkata Siauw Cap-it-long.
"Hai, hai ?"
"Ha, ha ?"
"Aku heran, belum pernah aku mengirim kerlingan mata kepadamu. Belum pernah menggoda
dirimu, bagaimana kau tahu, kalau aku juga bisa digaet?"
Siauw Cap-it-long berkata:
"Wanita yang menyembunyikan perasaannya lebih mudah diajak naik ketempat tidur,
semakin mudah diajak berjalan, cara-cara ini lebih mudah dimengerti oleh laki-laki."
Apa lagi, wanita yang berada didalam Istana Boneka!
Tidak menunggu ucapan Siauw Cap-it-long selesai, Souw Yan menggabruk-gabrukan
tangannya, memukul Siauw Cap-it-long dan berkata:
"Kau jahat. Jahat."
"Siapa yang jahat."
"Kau! Kau kira aku mudah dipikat laki-laki biasa. Huh! Beberapa kali Lui Bie hendak
menyeret diriku, selalu kutolak mentah-mentah, hampir dia gila penasaran, karena tidak
mendapatkanku. Begitu kulihat mukanya yang bopengan, darahku sudah naik keotak."
"Ha, ha ?" Siauw Cap-it-long tertawa. "Bopengan juga ada bagusnya, diantara sepuluh
wanita, sembilan diantaranya lebih suka laki-laki bopengan, apa lagi sesudah lampu dimatikan
?" Pok " Souw Yan menampar perlahan, dengan tertawa ia berkata:
"Hei, kau juga laki-laki bergajul, kukira hanya Lui Bie seorang yang jahat, tidak tahunya ada
yang lebih genit darinya."
Siauw Cap-it-long berkata: "Kecuali pendekar kuda sembrani Liong Kui, kukira tidak ada
laki-laki yang tidak genit."
"Ya," Souw Yan membenarkan kata-kata Siauw Cap-it-long. "Tidak ada laki-laki yang tidak genit."
"Bagaimana dengan keadaannya dua kakek tukang main catur itu?" bertanya Siauw Cap-itlong.
"Kecuali bermain catur, kukira dia tidak memiliki hobby kepada wanita."
Souw Yan memonyongkan mulutnya dan berkata:
"Salah. Dua kakek bangkotan itu lebih suka dari pada laki-laki lain, mereka masih mempunyai rangsangan
yang kuat. Kecuali gadis yang disekap oleh chungcu, tidak ada gadis yang tidak pernah dijamah oleh
mereka." Chungcu adalah penggilan untuk Raja Boneka.
"Termasuk kedua isteri si pendekar tikar terbang Lui Bie?" bertanya Siauw Cap-it-long.
"Kedua cabo itu lebih genit lagi, mereka yang mengantarkan diri. Memang maunya."
"Apa Lui Bie tidak mengajukan protes?"
"Hal itu dianggap sebagai makanan biasa. Apa Lui Bie tidak pernah memberi tahu
keadaannya, ia senang memberikan isteri-isterinya kepada orang, mungkinkah kau tidak
pernah ditawari" Aku tidak percaya."
"Oh ?"
"Sepintas lalu, Lui Bie tampaknya sangat galak. Tapi menghadapi kedua kakek bangkotan itu,
ia betul-betul mati kutu, tidak beraani mendongakkan kepala sedikitpun."
Siauw Cap-it-long berkata:
"Siapa yang tidak kenal kepada pendekar tikar terbang Lui Bie, mengapa dia juga takut orang?"
Mendapat pertanyaan ini, Souw Yan bungkam. Tidak bicara.
Siauw Cap-it-long bertanya lagi:
"Mungkinkah ilmu kepandaian kedua kakek itu sangat hebat" Sehingga Lui Bie tidak bisa
memenangkan mereka?"
Souw Yan masih belum mau membuka mulut, tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Siauw Cap-it-long bertanya lagi:
"Siapa nama-nama kedua kakek tukang catur itu?"
"Aku tidak tahu," jawab Souw Yan singkat.
Siauw Cap-it-long tertawa, dia berteriak:
"Kapan kedatangan mereka ditempat ini" Kukira kau bisa tahu?"
"Aku juga tidak tahu," berkata Souw Yan. "Dikala aku tersulap kedalam Istana Boneka,
mereka sudah berada disini."
"Kapan kau disihir oleh Thian-kongcu menjadi boneka mainannya?"
"Pada beberapa tahun yang lalu."
"Bagaimana kau bisa berada ditempat ini?"
Souw Yan memaksakan diri tertawa, dan berkata:
"Seperti kalian juga, aku bingung atas kejadian-kejadian ini, aku tidak mengerti, tahu-tahu
tubuhku sudah menjadi kecil, sekecil boneka dan hidup diantara boneka-boneka lain."
"Umurmu masih muda," berkata Siauw Cap-it-long. "Mungkinkah rela hidup menjadi
manusia boneka?"
"Tidak relapun tidak bisa," berkata Souw Yan. "Dibawah jampi-jampi si manusia gila boneka
Thian-kongcu, apa yang bisa kita lakukan?" Sesudah itu, Souw Yan menubruk Siauw Cap-itlong
lagi, menggumulinya dan mengguling-gulingkannya, dia berkata:
"Hei, kita sedang mencari kesenangan, mengapa harus mengurusi tektek-bengek yang seperti itu?"
Siauw Cap-it-long juga meremas-remasi dua benda Souw Yan, tiba-tiba ia meringis, kakinya
kelojotan, tampak seolah-olah sangat sakit.
Souw Yan terkejut, ia mengajukan pertanyaan:
"Eh" Kenapa?"
Napas Siauw Cap-it-long disengal-sengalkan, dia berkata:
"Oh " oh " lukaku kambuh lagi " lukaku belum sembuh betul."
Wajah Souw Yan menjadi merah, ia mengertek gigi, menudingkan jarinya dan berkata marah.
"Sialan! Pilih sono, pilih sini, akhirnya terpilih manusia yang tiada guna. Dasar nasib!"
Indehoy tidak bisa dilanjutkan.
SIM PEK KUN masih menunggu-nunggu kedatangan Siauw Cap-it-long, dia duduk dibangku, menghadapi
makanan-makanan yang sudah menjadi dingin, kini mulai mengucurkan air mata.
Kemana kepergian Siauw Cap-it-long"
Dia tidak tahu, disaat itu Siauw Cap-it-long sedang bersama dengan Souw Yan.
Sayur mayur dimeja telah menjadi dingin, tidak pernah disentuh olehnya.
Ini waktu, terdengar suara pintu diketok.
Cepat-cepat Sim Pek Kun menyusut air matanya, memelihara wajah itu agar tetap segar.
Beberapa kali Siauw Cap-it-long mengetuk pintu, baru Sim Pek Kun bangkit berdiri, dan
membuka pintu tersebut.
Didepan pintu berdiri itu laki-laki yang mempunyai sepasang mata bersinar.
Biasanya, Sim Pek Kun menyambut kedatangan Siauw Cap-it-long dengan wajah yang riang.
Tapi kali ini tidak, ia menundukkan kepala, memandang lantai bawah.
"Kau sudah makan diluar?" Sim Pek Kun bertanya perlahan.
"Belum," jawab Siauw Cap-it-long. "Eh, kau juga belum makan" Mengapa tidak makan
dahulu." "Aku " aku belum lapar," jawab Sim Pek Kun.
Inilah jawaban bohong!"
Siauw Cap-it-long bisa melihat adanya sedikit perubahan, kalau dia pulang disambut dengan
senyuman sang ratu rimba persilatan, seperti bunga baru mekar, tentu saja ia bergirang hati.
Hari ini tidak, selalu Sim Pek Kun menundukkan kepalanya kebawah.
Tanpa memandang Siauw Cap-it-long, Sim Pek Kun mengambilkan nasi, perlahan-lahan
diletakkannya didepan Siauw Cap-it-long, dia berkata:
"Sayur-sayur ini sudah dingin, makanlah seadanya, sayur-sayur dari daerah utara, paling
disenangi olehmu."
Siauw Cap-it-long bisa merasakan adanya kehangatan rumah-tangga, ia hidup dalam keadaan
yang ajaib, didalam istana boneka. Tapi turut sertanya Sim Pek Kun ditempat ini membuat ia
tidak begitu kesepian
Sim Pek Kun juga mengambil nasi, sangat sedikit, duduk disebelahnya Siauw Cap-it-long,
dan makan perlahan-lahan.
Perut Siauw Cap-it-long juga sudah terasa lapar, ia melahap makanan.
Tiba-tiba timbul perasaan bersalah, Siauw Cap-it-long mendapat firasat kurang baik, adanya
perubahan atas Sim Pek Kun tentu telah terjadi sesuatu.
Keadaan Siauw Cap-it-long tidak beda jauh dengan keadaan sang suami yang menyeleweng
diluar, disaat ia kembali dirumah, dan mendapat pelayanan yang baik dari isteri itu, tanpa
tegoran, tanpa omelan, tentu saja dia sangat bersalah dan merasa menyesal.
Akhirnya Siauw Cap-it-long membuka mulut, ia berkata:
"Selama beberapa hari ini, aku telah memeriksa seluruh ruangan-ruangan yang berada
didalam istana boneka."
"Oh ?" Sim Pek Kun memberikan jawaban singkat.
Siauw Cap-it-long berkata lagi:
"Kukira ruangan yang ada lebih daripada dua puluh delapan ruangan, paling sedikit ada tiga
puluh ruangan, tapi ubek-ubekan kucari kesana kemari, belum berhasil menemukan dua
ruangan yang tersembunyi."
Anak Berandalan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sim Pek Kun masih terdiam, perlahan-lahan meletakkan sumpitnya dan berkata:
"Disini banyak anak gadis muda, gadis-gadis itu lebih pandai bicara, mulutnya gampang
nyerocos, mengapa kau tidak bertanya kepada mereka?"
Nah! Siauw Cap-it-long mengerti, apa yang menyebabkan kemarahan Sim Pek Kun. Ternyata
terlalu banyaknya gadis-gadis muda yang berada didalam istana boneka.
Ternyata Sim Pek Kun cemburu. Cemburu karena ia tidak pulang makan malam.
Seorang laki-laki bisa menjadi bangga, karena memiliki isteri yang bisa mengutarakan rasa
cemburunya. Demikian juga Siauw Cap-it-long, dia bangga atas prestasi yang dicapai olehnya, ternyata
Sim Pek Kun menaruh sedikit cemburu.
Inilah perasaan yang belum pernah dirasakan selama seumur hidupnya.
Memandang kearah Sim Pek Kun, Siauw Cap-it-long berkata:
"Seharusnya kau makan saja seorang diri."
"Dan kau makan bersama-sama dengan gadis-gadis remaja," berkata Sim Pek Kun.
Siauw Cap-it-long menyengir, tugasnya untuk memunahkan sihir-sihir si manusia gila boneka
Thian-kongcu, ia berkata:
"Memang maksudku hendak mengajukan pertanyaan kepada mereka, sayang tidak mendapat
jawaban yang sempurna."
Sim Pek Kun menoleh kearah laki-laki itu, seolah-olah hendak menemukan rahasa Siauw
Cap-it-long. Si jago berandalan meneruskan keterangannya, ia berkata:
"Semakin rapat mereka menutup mulut semakin besar rasa kecurigaanku. Disini terdapat
suatu bukti, ada sesuatu yang disembunyikan. Ada sesuatu rahasia yang tidak boleh diketahui
oleh orang luar, rahasia apa itu" Kalau saja aku bisa menduga, kita bisa bebas dari istana
boneka." Sim Pek Kun bertanya perlahan:
"Kau masih hendak mengajukan pertanyaan kepada mereka?"
Siauw Cap-it-long menatap wajah ratu cantik itu dan berkata:
"Kukira sudah cukup."
Kepala Sim Pek Kun ditundukkan kebawah, semakin rendah, tapi mulutnya asam cemberut,
kini mulai tampak menjadi cerah.
Sedapat mungkin Sim Pek Kun menahan rasa girang itu, tapi tidak bisa dibendung akhirnya
iapun tertawa. Melihat senyum dan tawa Sim Pek Kun, perut Siauw Cap-it-long bertambah lapar, dilahapnya
santapan tersebut, ia makan sampai banyak.
"Gadis muda remaja sudah kutanyakan," ia berkata. "Esok hari, giliran bertanya kepada si
kakek tua."
Sim Pek Kun tertawa cerah dan berkata:
"Kukira " kukira kau bisa pulang lebih pagi ?"
Terasa selembar muka Sim Pek Kun menjadi merah jengah, ia malu atas perhatian yang
berlebih-lebihan itu.
Kalau rasa cemburu seorang wanita terlalu dibesar-besarkan, sang laki bisa menjadi pusing
kepala. Demikian keadaan Siau Cap-it-long, ditambah lagi cemburu Sim Pek Kun, dia bisa merasakan
kesulitan itu. Tanpa cemburu sama sekali, laki-laki itu bisa kehilangan sendi pegangan hidupnya.
HARI berikutnya "
Udara cerah, matahari terang-benderang.
Siau Cap-it-long berjalan-jalan, ia mendekati taman, kini diperhatikannya daerah ini. Pertamatama
yang menarik perhatian Siau Cap-it-long adalah bangunan tembok yang tinggi, tembok
itu tidak bisa dijangkau oleh susunan tumpuk enam orang.
Pintu tembok yang terbuka, hari ini sudah dikunci dan diselot.
Siapa yang mengunci pintu itu" Mengapa"
Didalam mata si manusia gila boneka Thian-kongcu, boneka-boneka hidup ini terlalu kecil,
dimisalkan berani lari dengan dua kali langkah dengan hanya menekan jempolnya saja, dia
bisa memencet mampus. Mengapa harus membuat penjagaan yang begitu ketat"
Mengapa harus membangun tembok yang begitu tinggi" Mengapa harus mengunci pintu
istana dengan rapat"
Tampak sekilas senyuman Siau Cap-it-long, dia sudah bisa memcahkan sebagian dari rahasia
itu. Kini ia harus menemukan fakta2 yang lebih baik.
Entah mulai saat kapan, kedua kakek catur sudah berada ditempat gardu permainan. Mereka
meminum arak dan bermain catur lagi.
Perlahan-lahan, dengan menggendong kedua tangan dibelakang, Siau Cap-it-long mendekati
kedua kakek pemain catur itu.
Orang tua berbaju coklat dan orang tua berbaju hijau sedang menekunkan permainan mereka,
seperti tidak tahu, kalau ada sesuatu yang dating.
Angin berhembus perlahan, air mengalir dengan tenang.
Sikapnya kedua orang tersebut juga sangat tenang.
Disaat Siau Cap-it-long sudah dekat dengan orang2 itu, seolah-olah ada sesuatu yang
mengandung hawa pembunuhan, seperti mendekati dua bilah pisau yang keluar dari
kerangkanya. Tajam! Setiap senjata bagus memiliki cahaya tajam, dan disertai juga dengan hawa pembunuhan.
Tokoh-tokoh silat yang berilmu kepandaian tinggi, sudah biasa membunuh orang. Karena itu
menyelujuri dirinya juga terdapat hawa pembunuhan.
Siau Cap-it-long bisa merasakan, kedua kakek tua itu bukan jago biasa, hawa pembunuhan
telah menyelujuri tubuh-tubuh mereka.
Itulah hawa maut.
Orang tua berbaju coklat sedang mengangkat biji pion, tapi tidak segera diletakkan, seolahKoleksi
Kang Zusi olah ia sedang berpikir, maju satu tapak, atau dua kotak"
Orang tua berbaju hijau bertopang dagu, tangan kanannya mengangkat cawan, perlahan-lahan
mengecup minuman itu.
Sepintas lalu, orang tua berbaju hijau memiliki tehnik catur yang lebih tinggi dari pada lawannya.
Sebentar kemudian, orang tua berbaju hijau, mengeringkan isi cawan arak itu.
Orang tua berbaju coklat masih belum meletakkan biji pionnya, ia memikir lama, maju satu
langkah atau dua tapak"
Orang tua berbaju hijau menoleh kearah Siauw Cap-it-long, menyodorkan cawan arak yang
sudah menjadi kosong.
Itulah satu permainan, agar si jago berandalan bisa mengisikan cawan yang kosong.
Siauw Cap-it-long dibudak jongoskan.
Pada meja tidak jauh dari mereka terdapat satu poci arak, tapi arak itu masih terisi penuh.
Siauw Cap-it-long memandang kearah poci arak dan memandang kearah sodoran tangan si
kakek berbaju hijau.
Hanya berpikir:
"Aku bukan budak kalian! Mengapa harus menerima perintah?"
Kalau orang lain yang menghadapi situasi yang seperti itu, mungkin ia memaki kalangkabutan,
atau menggibrik-gibrikan badan, berjalan dan ngeloyor pergi.
Siauw Cap-it-long memiliki kesabaran yang luar biasa, tanpa kemarahan, ia mengambil poci
arak, menjujukan mulut poci kearah cawan, dengan maksud menuangkan arak kepada si
kakek berbaju hijau.
Kalau saja ia memiringkan sedikit poci itu, pasti arak mengucur keluar dari tempatnya,
memenuhi cawan si orang tua berbaju hijau.
Tapi disaat itu, tubuh Siauw Cap-it-long tidak bergerak. Seolah-olah dia tersihir, menjadi
patung batu. Tangan orang tua berbaju hijau juga tetap tersodor, menunggu datangnya tuangan arak itu.
Siauw Cap-it-long masih tidak bergerak, dengan poci ditangannya, juga tidak bisa
menuangkan keluar arak.
Orang tua berbaju coklat yang memegang biji catur juga membeku, belum meletakkan biji
catur itu diatas papan.
Ketiga orang tadi seperti kena disihir, mereka masing-masing membeku, seolah-olah sudah
ditakdirkan menjadi boneka mati.
Dari boneka hidup, mereka seperti hendak menjadi boneka asli. Boneka yang tidak bisa
bergerak. Matahari menggelusur ketengah, dan berada tepat diatas kepala mereka.
Kedua kakek tua pemain catur dan Siauw Cap-it-long masih tidak bergerak, mereka
membawakan sikap yang seperti tadi.
Bayangan mereka yang panjang akhirnya memendek, karena matahari sudah berada diatas
kepala. Masih belum ada seorang yang mulai bergerak.
Matahari condong kearah barat, maka tiga bayangan itupun sudah bergeser memanjang
kearah timur. Sangat aneh bin ajaib, hanya sedikit tuangan saja, hanya sedikit dorongan tangan, seharusnya
Siauw Cap-it-long bisa menuangkan isi arak.
Dan tangan itu begitu berat, tidak berhasil digerakkan olehnya.
Tiga jam lagi telah berlalu.
Tangan Siauw Cap-it-long seperti menjadi batu, tidak bisa digerakan.
Sikapnya orang tua berbaju hijau sangat tenang, bibirnya yang tersungging senyuman ewa itu
memperhatikan perubahan, kini ia menjadi heran atas ketekunan dan kekuatan Siauw Cap-itlong.
Agaknya orang tua berbaju hijau sudah mulai kehilangan sabar.
Orang tua berbaju hijau tidak bisa menyelami isi hati Siauw Cap-it-long, rasa kagetnya Siauw
Cap-it-long lebih hebat sepuluh kali lipat dari rasa kagetnya orang tua pemain catur itu.
Poci arak ditangan Siauw Cap-it-long semakin lama semakin memberat, seolah-olah menjadi
sebuah bongkah batu yang besar.
Tangan Siauw Cap-it-long mulai kesemutan, rasa kesemutan itu mulai menjalar terus
sehingga naik keatas pundak.
Keringa mengucur membasahi tubuh Siauw Cap-it-long, itulah pertandingan mengadu
kekuatan tenaga dalam.
Siauw Cap-it-long masih menggigit bibir, ia mempertahankan kekuatannya, hendak menguji
kekuatan dari orang tua-tua yang selalu main catur itu.
Biar bagaimana Siauw Cap-it-long harus mempertahankan kedudukannya yang pertama, ia
tidak boleh bergerak, bergerak adalah kematian.
Jiwa Siauw Cap-it-long sudah berada diujung maut.
Mereka tidak menggunakan pedang, tanpa teriakan dan pekikan, masing-masing membeku,
seolah-olah betul-betul boneka mati, tidak bergerak, tapi ujian-ujian lebih hebat dari
pertandingan yang bagaimana besarpun juga.
Kalau saja arak dipoci Siauw Cap-it-long bisa meletus, keluar dari tempatnya, walau hanya
sedikit, pasti darah Siauw Cap-it-long tersembur dari sumber-sumber urat nadinya.
Inilah pertandingan tenaga dalam, pertandingan kekuatan iman, pertandingan kondisi badan,
dan pertandingan kesabaran.
Pertandingan besar yang tidak terlihat kebesarannya!
Pertandingan hebat yang tidak tampak kehebatannya!
Pertandingan itu sudah berlangsung satu hari, hari menjadi magrib, kini kegelapan
mengarungi suasana.
Pertandingan masih berlangsung terus.
Didalam istana boneka, semua orang hanya mementingkan kepentingan sendiri. Egoistis!
Tidak ada yang mengambil sikap peduli, bagaimana akhir pertandingan, dalam keadaan yang seperti itu.
MALAM TERPANJANG
KEADAAN betul-betul menjadi gelap, gelap mengarungi jagat.
Diruangan-ruangan dari seluruh isi istana boneka telah dipasang penerangan, lampu-lampu bercahaya.
Memang cahaya penerangan itu tidak bisa disamakan dengan cahaya matahari, agak redup
dan kurang menarik.
Tapi cukup memikat!
Dilorong-lorong, samar-samar tampak juga lampu-lampu teng yang baru disundut.
Tertojos oleh cahaya-cahaya dari penerangan-penerangan itu, wajah orang tua berbaju hijau
berkeriput. Dagingnya yang pucat-pasi semakin menyeramkan, seolah-olah bangkai hidup.
Apa jadinya" Kalau seorang boneka hidup mati"
Mencair" Membeku" Atau membesar kembali menjadi manusia yang normal"
Siauw Cap-it-long belum bisa menjangkau pikiran sejauh itu, karena dia yakin, ia sedang
didalam suatu rencana tipu-muslihat yang luar biasa!
Tangan Siauw Cap-it-long juga gemetaran, dia menyesal atas terjadinya pertandingan tenaga
dalam itu. Sebelumnya, ia tidak bisa mengira-ngira, bagaimana kekuatan tenaga kedua kakek yang
duduk diatas papan catur itu.
Sebab ia kurang yakin, maka dijajalnya juga.
Kini betul-betul terbukti, dugaannya tidak salah lagi. Kedua kekek yang kerjanya main catur
siang malam itulah tokoh-tokoh ternama dijaman silam.
Jago-jago silat yang bisa bertahan sehingga sampai tiga jaman!
Mana mungkin ia memenangkan pertandingan itu?"
Wajah si kakek berbaju hijau yang pucat-pasi masih membeku, tiada tampak ada darah
ditempat itu. Siauw Cap-it-long sudah hampir tidak sanggup bertahan, ada niatan untuk melepaskan
tangannya, tapi dengan cara-cara yang seperti itu, berarti mencari kematian, jiwanya akan
putus segera. Orang tua yang berbaju coklat yang memegang biji catur turut membeku, dari pagi sehingga
malam itu, dia tidak pernah meletakkan biji caturnya. Kini dia menoleh, bergerak dan
tersenyum sebentar, dia bukan boneka, dia hidup biji caturnya yang hendak ditaruh dipapan
catur dibatalkan, diarahkan kearah poci dan menyambit.
Bruk " bjaaar "
Biji catur itu memecahkan poci arak. Maka menyelesaikan pertandingan Siauw Cap-it-long
dengan orang tua berbaju hijau.
Siauw Cap-it-long mundur kebelakang, napasnya sengal-sengal.
Karena pecahnya poci arak, maka cairan benda keras itu kini meleleh, memenuhi cawan si
orang tua berbaju hijau.
Orang tua berbaju hijau juga bergerak, menarik tangan yang sudah disodorkan lama, tanpa
menoleh kearah Siauw Cap-it-long, kini dia menenggak arak itu.
Seolah-olah tidak terjadi sesuatu yang menegangkan.
Orang tua berbaju coklat menggapaikan tangan, menyedot kembali biji caturnya. Kini biji
catur itu diletakkan diatas papan.
Ini juga termasuk demonstrasi mengadu kekuatan tenaga dalam yang hebat!
"Awas!" dia memberi peringatan kepada lawan.
Orang tua berbaju hijau mengganti pusat perhatiannya, dicurahkan kearah papan catur, dan
menyambung permainan catur yang terhenti.
Kedua kakek aneh bertemu dengan Siauw Cap-it-long yang aneh.
Sesudah mereka mengukur kekuatan tenaga dalam, ternyata kekuatan itu seimbang.
Perlahan-lahan Siauw Cap-it-long ngeloyor pergi.
Langkah yang aneh!
Kedua kakek menyambung permainan catur mereka.
Juga cara aneh!
SIAUW CAP-IT-LONG ngeloyor balik. Ia meninggalkan kedua kakek yang masih asyik
bermain catur. Dia heran, dengan alasan apa, kedua jago silat itu ganti haluan" Dengan alasan apa, bermain
catur pagi, siang dan malam"
Ia menginjakkan kakinya dilorong Istana Boneka.
Siauw Cap-it-long nyaris dari jurang kematian.
Ia berjalan dengan langkah ringan, melewati lampu-lampu gantung yang dipasang diloronglorong
istana. Ternyata hidup itu mempunyai daya magnit yang hebat.
Sanubarinya hidup mendapat berkah Tuhan!
Sebelum melakukan pertandingan duel maut, Siauw Cap-it-long tidak menyangka kalau
kekuatan hidup seseorang itu sangat penting sekali.
Ilmu silatnya tinggi, otaknya cerdas, penilaiannya tepat, karena itu, belum pernah Siauw Capitlong mengalami krisis-krisis maut. Yang terakhir, ia masuk kedalam istana boneka.
Mengadu tenaga dalam dengan orang tua berbaju hijau tadi.
Baru kini ia sadar, bahwa ilmu kepandaiannya itu juga terbatas, masih ada jago yang berada
diatas dirinya.
Didalam hal ini, ia hanya menduduki jago silat super kuat, belum berarti jago silat super sakti
tanpa tandingan!
Ia nyaris dari kematian, dan hidup kembali.
Tapi rasa girangnya Siauw Cap-it-long tidak kepalang, dia bisa membuktikan bahwa
dugaannya itu tidak salah.
Mengelus-elus tangannya, Siauw Cap-it-long menuju kearah kamar yang sudah ditunjuk,
kamar didalam Istana Boneka!
Sayur sudah dingin " terngiang suara Sim Pek Kun.
Pasti ia mendapat omelan lagi!
Siauw Cap-it-long mempercepat langkahnya, menuju kearah pintu.
Hari ini adalah hari yang terhebat untuk dirinya, biar bagaimana, dia berhasil melewatkan hari
krisis. Akhirnya ia berhasil menemukan sesuatu yang hebat.
Seluruh tulang-tulangnya masih terasa sakit dan ngilu karena adanya adu pertandingan tenaga
dalam tadi. Hati Siauw Cap-it-long sangat girang, ia harus cepat-cepat pulang, menangsal perut,
menenggak arak, melewati hari, tidur sehingga besok.
Besok "! Ya! Besok "
Besok akan terjadi sesuatu yang lebih hebat.
Siauw Cap-it-long membongkar perdukunan si manusia gila boneka Thian-kongcu.
Siauw Cap-it-long sudah berada didepan pintu.
Pintu masih tertutup.
Anak Berandalan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tentu Sim Pek Kun menunggunya dengan hati tidak sabar.
Siauw Cap-it-long berpikir:
"Kuharap saja ia tidak menyangka yang bukan-bukan."
Karena adanya drama dikemarin hari, karena adanya urusan Souw Yan, tentu Siauw Cap-itlong
merasa bersalah. Ia takut kalau Sim Pek Kun itu bercembetut pula, menyalahkan dirinya
yang menemui gadis-gadis muda.
Perlahan-lahan Siauw Cap-it-long mendorong pintu, dengan harapan bisa mendapat
penyambutan Sim Pek Kun yang meriah, disambut oleh wajah Sim Pek Kun yang mekar
bagaikan bunga.
Siauw Cap-it-long belum tahu, apa yang sudah terjadi dibalik pintu.
Apakah yang sudah terjadi"
Kalau saja Siauw Cap-it-long tahu, tidak mungkin dia berani mendorong pintu ruangan itu.
DIMEJA kamar, Capcay, buyunghay, paklay dan makanan-makanan lain-lainnya telah
tersedia, tidak ketinggalan juga arak dimeja.
Tukang masak yang memasak makanan ini adalah tukang masak daerah Tiong-tjiu yang
ternama. Sayur sudah dingin.
Didepan makanan tersebut, duduk disebuah kursi, sesuatu bayangan yang sedang menunggu.
Tapi orang itu seperti patung, itulah penghuni Istana Boneka yang ternama, dia menyebut
dirinya sebagai raja boneka.
Lampu didalam kamar itu tidak dinyalakan.
Penerangan-penerangan dari luar kamar mencorot masuk, membuat satu pemandangan yang redup.
Raja Boneka duduk didepan meja makan, begitu misterius, sulit diduga, ia tidak bergerak,
seolah-olah hantu, atau setan gentayangan, atau juga ia sudah menjadi boneka mati.
Pada dinding tembok, tergantung gambar-gambar.
Sepasang mata Raja Boneka menatap gambar-gambar itu.
Disaat Siauw Cap-it-long melangkahkan kakinya memasuki ruangan, hati si Raja Boneka
seperti tenggelam.
Begitu juga hati Siauw Cap-it-long hampir terlompat keluar dari kerangka mulutnya.
Ia sudah menemukan sesuatu bayanan yang tidak baik, mendapat firasat yang sangat buruk.
Seolah-olah seekor srigala yang mengendus bau manusia, mengendus adanya bahaya,
keadaan menegang.
Siauw Cap-it-long menahan gerak kakinya.
Siauw Cap-it-long menatap kearah raja boneka itu.
Raja boneka sedang membelakangi Siauw Cap-it-long, ia dapat menangkap derap langkah
kaku orang yang ditunggu, tapi ia tidak menolehkan kepalanya.
Siauw Cap-it-long menjadi ragu-ragu, tapi ia harus mengatasi persoalan ini, perlahan-lahan ia
duduk didepan orang itu.
Siauw Cap-it-long mengambil putusan yang tepat, dia tidak mau mengajukan pertanyaan,
sebelum mengetahui jelas maksud tujuan dari raja boneka.
Perubahan apa yang sudah terjadi" Mengapa Sim Pek Kun tidak berada didalam kamar itu"
Boneka2 hidup"
Raja boneka juga diam, tidak bergerak. Menutup mata dan mengunci mulutnya. Keadaan
semakin menegang.
Siauw Cap-it-long tidak biasa dengan keadaan yang seperti itu, setelah mengalami
pertempuran terus-menerus selama satu hari, ia merasa bahagia, dia menuangkan arak,
diteguknya cepat.
Raja boneka juga mengambil cawan arak, mengisi penuh dan meminum.
Kedua orang itu saling pandang memandang.
Akhirnya raja boneka mulai menggerakkan mulut. Ia tertawa sebentar dan berkata:
"Hari ini kau lelah sekali.
"Masih untung, berkata Siauw Cap-it-long.
"Menempur mereka, sama saja artinya dengan membentur maut, tidak peduli caranya
bagaimana, keadaannya sama saja, sangat meletihkan diri."
"Beruntung aku nyaris lolos dari ancaman maut," berkata Siauw Cap-it-long.
Mata raja boneka berkilat-kilat, itulah mata manusia biasa, memandang Siauw Cap-it-long,
mengajukan pertanyaan:
"Sesudah melakukan duel yang seperti tadi, kau bisa mengetahui asal-usulnya kedua orang
itu, bukan?"
Siauw Cap-it-long tertawa tawar, ia berkata:
"Kukira sedari pagipun aku sudah bisa menduga, siapa adanya kedua orang tua itu."
"Tapi kau masih berani menempur mereka"!" berkata raja boneka.
"Eh ?" Siauw Cap-it-long mengeluarkan gerengan perlahan.
"Ha, ha ?" Raja boneka tertawa. "Aku memuji keberanianmu. Mari! Minum arak."
"Mari minum!" Siauw Cap-it-long menerima toast itu.
Sesudah meminum masing-masing araknya, wajah raja boneka ditekuk masam-masam,
dengan suara yang berat ia bertanya:
"Kecuali yang kau ketahui, berapa banyak rahasia lagi yang kau tahu?"
"Tidak terlalu banyak. Tapi juga tidak sedikit," berkata Siauw Cap-it-long.
Dengan dingin raja boneka berkata:
"Kuharap kau tidak mengetahui urusan terlalu banyak. Seseorang yang mengetahui banyak
rahasia, jiwanya bisa dirundung kemalangan, maka lebih baik tidak tahu menahu."
Siauw Cap-it-long meletakkan cawan araknya, memeriksa seluruh isi ruangan, dan akhirnya
tertancap diwajah raja boneka, kini dia mengajukan pertanyaan:
"Dimana dia?"
Seolah-olah menjadi orang tolol, raja boneka itu bertanya:
"Siapa?"
"Isteriku," jawab Siauw Cap-it-long.
"Ha " ha ?" raja boneka tertawa lagi, tawanya agak aneh. Kemudian dengan perlahan-lahan
ia berkata: "Yang kau maksudkan, nona Sim itu?"
Siauw Cap-it-long merasakan dunia berputar, matanya disipitkan, kini tampak kekosongan,
lama sekali ia menganggukkan kepala. Membenarkan pertanyaan raja boneka.
Disaat mereka memasuki istana boneka, Siauw Cap-it-long dipaksakan mendjadi suami Sim
Pek Kun. Demikian juga disaat memasuki daerah misterius raja gila boneka Thian-kongcu, pelayan
Thian-kongcu yang bernama Siok Siok itu selalu mengartikan Sim Pek Kun dan Siauw Capitlong sebagai suami-isteri.
Sim Pek Kun dan Siauw Cap-it-long tidak menyangkal adanya tuduhan-tuduhan itu.
Akhirnya rahasia mereka sudah terbuka.
Tampak raja boneka menatap wajah Siauw Cap-it-long, dengan sepatah demi sepatah ia bertanya:
"Betul-betul dia sudah menjadi isterimu?"
Siauw Cap-it-long tidak menjawab pertanyaan itu.
Raja boneka bertanya lagi:
"Sudahkah kau tahu, apa kerjamu?"
"Apa yang terjadi?" bertanya Siauw Cap-it-long.
"Mengapa tubuhnya begitu lemah, mengapa Sim Pek Kun begitu lemah?" bertanya raja boneka.
"Apa yang sudah menimpa dirinya?" bertanya Siauw Cap-it-long tegang. "Apa yang
menyebabkan kelemahannya?"
Raja boneka tertawa tawar. Ia berkata:
"Menurut perhitungan waktu, beberapa bulan kemudian ia akan segera melahirkan anaknya,
tapi kejadian itu akan segera tidak terjadi. Tidak mungkin bisa terjadi."
"Aaaa ?" Siauw Cap-it-long terbelalak, ternyata Sim Pek Kun mengalami keguguran.
Raja boneka memainkan jarinya. Ting " dia menyentil pergi cawan araknya sendiri.
Trak " cawan arak itu mental ditembok, masuk sehingga dalam. Itulah kekuatan tenaga
dalam yang hebat, lebih hebat dari apa yang sudah diperlihatkan oleh si kakek tua berbaju hijau.
Mata Siauw Cap-it-long terbelalak kaget.
Memperhatikan gerak-gerik raja boneka itu sangat kaku dan dingin, bermalas-malasan,
ternyata raja boneka ini memiliki ilmu kepandaian silat yang jauh berada diatas dirinya.
Belum pernah Siauw Cap-it-long menemukan tandingan, tapi kini ia menemukan tandingan
jauh lebih hebat, ia harus berhati-hati.
Menatap dan memperhatikannya beberapa saat, Siauw Cap-it-long bertanya:
"Dimana kini ia berada?"
Raja boneka tidak menjawab pertanyaan itu, ia sedang mendemonstrasikan kekuatan tenaga
dalam yang hebat. Matanya tertuju pada cawan arak yang sudah memendam dalam tembok.
Siauw Cap-it-long bukanlah seorang manusia penakut, belum pernah ada istilah takut itu
didalam kamus pkirannya.
Sekali lagi Siauw Cap-it-long mengulang pertanyaan:
"Dimana dia berada?"
Raja boneka berpaling kembali, menatap Siauw Cap-it-long, sepatah demi sepatah ia berkata:
"Kau lupa kepada suatu hal. Aku adalah raja boneka, raja dari istana boneka. Disini setiap
wanita cantik itu hak milikku, tidak pernah ada yang berani melanggar perintah."
Raja boneka tidak menjawab pertanyaan Siauw Cap-it-long Tapi ia memberi terhadap hak
monopoli yang berada didalam istana boneka.
Siauw Cap-it-long sudah siap bangkit dari tempat duduknya, tapi ia berusaha menahan rasa
kemarahan itu, duduk kembali.
Sepasang sinar mata raja boneka tertuju kearah Siauw Cap-it-long, dan ia bertanya lagi:
"Tahukah arti dari kata-kaa tadi?"
"Kurang begitu mengerti," jawab Siauw Cap-it-long.
"Karena akulah yang berkuasa. Ilmu kepandaiankulah yang berkuasa," berkata raja boneka.
" ?" Siauw Cap-it-long masih menunggu reaksi selanjutnya.
Raja boneka berkata lagi:
"Sedari tadi pagi sudah kuberi tahu kepadamu, bahwa ditempat ini tidak ada peraturan, tidak
ada tata krama, yang ada hanyalah kebebasan, kebebasan memungut orang dan kebebasan
didalam segala-galanya. Siapa yang kuat, dialah yang berkuasa."
"Maksudmu ?" bertanya Siauw Cap-it-long.
Raja boneka berkata:
"Sesudah kau berada ditempat ini, segala sesuatu harus mengikuti tradisi-tradisi yang ada.
Kau harus menurut segala perintah dan kemauanku, Sim Pek Kun bukan isterimu, ia tidak
menjadi hak milik seseorang yang tertentu, siapa yang berkuasa ia berhak untuk mengambil.
Aku ingin mengambil dan meng-claim atas kepribadian Sim Pek Kun."
Perlahan-lahan, Raja boneka mengambil cawan arak Siauw Cap-it-long, cawan arak itu
dikremesnya ditangan, perlahan-lahan dikremes pula, digosok-gosok, akhirnya, disaat si raja
boneka membuka tangan itu, cawan arak yang terbuat dari bahan-bahan keras hancur menjadi
bubuk. Lagi-lagi, ia mendemonstrasikan kekuatan tenaga dalamnya!
"Akulah yang berkuasa," ia berkata. "Aku adalah manusia super sakti tanpa tandingan."
Siauw Cap-it-long memperhatikan tangan itu, tangan si raja boneka sangat halus, lebih halus
dari pada tangan wanita, tapi ia memiliki ilmu tenaga dalam yang hebat. Bisa mengkeremus
sebuah cawan arak.
Hati Siauw Cap-it-long meringis Ia bisa mengukur, ilmu kepandaiannya tidak memiliki
kekuatan yang seperti itu.
Raja boneka memperhatikan lawannya yang berada didepan meja itu. Beberapa kali Siauw
Cap-it-long siap bangkit dari tempat duduknya, beberapa kali pula niatan itu dibatalkan.
Raja boneka berkata dengan suara perlahan:
"Inilah letak keistimewaanmu. Kau hebat! Banyak sekali anak2 muda yang sepantaranmu,
sesudah mengetahui aku lebih kuat dari mereka, toh masih berani bermain-main, hendak
menjajal dan mencoba, tentu saja mereka mengalami kegagalan. Tapi kau sanggup menahan
gejolak hatimu, kau bisa menguasai diri sendiri. Kau mempunyai kesabaran yang luar biasa.
Maka kau bisa bertahan hidup sehingga sampai saat ini."
Siauw Cap-it-long sedang memikir-mikir, haruskah dia menempur si raja silat super sakti
yang kini berada didepannya"
Raja boneka adalah jago silat super sakti.
Siapa nama aslinya"
Menempur si raja boneka, berarti mencari kematian.
Tapi Siauw Cap-it-long tidak melepaskan kesempatan untuk bertempur, ia harus
menggunakan kepintaran otaknya, setidak-tidaknya mengimbangi kekuatan musuhnya.
Karena itu Siauw Cap-it-long mau mencari jalan.
"Untuk mencari jalan keluar dari Istana Boneka adalah usaha yang tidak terlalu sulit, kalau
saja kau berhasil menemukan kunci rahasia, kau bisa bebas. Untuk mencari lawan seperti
dirimu juga tidak mudah, kuharap saja kau bisa terus-menerus tinggal disini, kujadikan lawan
pertandingan. Kukira kau tidak bisa mati terlalu cepat, kalau saja kau memiliki kepintaran,
kalau saja kau sebagai seorang sangat pintar dan cerdik, kau bisa bertahan terus hidup lama,
hidup lama."
Siauw Cap-it-long menghela napas panjang dan berkata:
"Sayang. Ciri-ciri yang ada pada diriku, ialah kepintaran itu. Aku tidak segoblok seperti apa
yang diperkirakan orang, aku tetap berusaha, walau belum tentu berhasil. Apapun yang
terjadi, manusia itu hidup untuk berjuang."
"Belum tentu," berkata raja boneka. "Tanpa perjuangan, aku bisa hidup lama bukan" Kalau
saja kau betul-betul pintar, lebih baik jangan banyak bicara. Lebih baik kau minum arak terusmenerus,
maka untuk pembalasan itu, aku bisa memberi jasa-jasa yang tertentu."
"Jasa-jasa tertentu?" Siauw Cap-it-long memandang raja boneka tersebut.
Dengan mesem-mesem raja boneka berkata:
"Souw Yan. Gadis itu tidak secantik Sim Pek Kun, tapi beberapa kali ia menang dari pada
Sim Pek Kun. Souw Yan akan kuhadiahkan kepadamu."
"Huh!" Siauw Cap-it-long mengeluarkan suara dari hidung.
Raja boneka berkata:
"Souw Yan adalah gadis pilihanmu. Sesudah kehilangan seorang Sim Pek Kun, kau
mendapatkan Souw Yan, inilah jasa timbal-balik. Kukira kau tidak rugi. Sim Pek Kun bukan
isterimu, dia bebas pergi dari dalam pelukanmu. Souw Yan akan menjadi isterimu yang sah,
kalau saja kau mau, kau bisa hidup sampai seratus tahun, hidup selama-lamanya didalam
istana boneka."
"Kalau aku tidak mau hidup ditempat ini?" Siauw Cap-it-long melirik kearah lawan kuat itu.
Wajah raja boneka ditekuk masam, dengan geram dia berkata:
"Tidak mau" Kukira tidak ada pilihan lain. Mau of tidak mau, kau harus tetap tinggal
ditempat ini."
Siauw Cap-it-long memperlihatkan senyumnya yang sangat fanatik, dia berkata:
"Kukira sudah waktunya untuk menemukan kunci rahasia dari istana boneka."
"Ho " ho ?" berkata raja boneka. "Kau sudah bisa memecahkan tenunganku?"
"Bukan!" Dengan berkata Siauw Cap-it-long mengoreksi kata-kata itu. "Tapi pemecahan dari
ketololanmu."
RAJA BONEKA ADALAH MAJIKAN THIAN-KONGCU
KEDUA jago silat itu saling berpandang-pandangan, beberapa saat kemudian, Siauw Cap-itlong
berkata: "Kalau saja aku berhasil memecahkan rahasiamu, kau bersedia menyerahkannya untuk
dibawa pulang?"
Menuntut kebebasan Sim Pek Kun adalah tanggung jawab Siauw Cap-it-long!
"Kau masih menghendaki Sim Pek Kun?" bertanya raja boneka.
"Ya," Siauw Cap-it-long menganggukkan kepala. "Aku wajib menyerahkannya kepada yang
berhak menerimanya."
"Boleh! Sesudah kau memenangkan sayembara Istana Boneka."
"Dengan segera," berkata Siauw Cap-it-long.
"Kau sudah berhasil menemukan kunci set dari rahasiaku ini?"
"Kukira sudah."
"Ketahuilah, belum pernah ada orang yang bisa memecahkan penyihiran Thian-kongcu."
Siauw Cap-it-long tidak menggubris peringatan itu, ia berkata:
"Kukira aku bisa."
"Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk memecahkan tenungan Thian-kongcu?"
bertanya raja boneka.
"Kukira tidak lama," berkata Siauw Cap-it-long. "Segera!"
"Kalau kau tidak berhasil?"
Dengan tegas Siauw Cap-it-long berkata:
"Seumur hidupku tidak akan meninggalkan tempat ini," berkata Siauw Cap-it-long. "Maka
aku akan berhamba kepadamu, berhamba sehingga mati."
Wajah raja boneka yang sudah menegang berubah menjadi riang, suaranya menjadi merdu
kembali, dengan suara yang mantap ia berkata:
"Pertaruhan yang tidak kecil. Lebih baik kau berpikir-pikir lagi."
Siauw Cap-it-long berkata:
"Pertaruhan yang kecil, tidak ada artinya. Apalagi bertaruh kepadamu, lenyaplah pula
kegembiraan. Lebih baik tidak bertaruh dari pada bertaruhan yang berupa benda biasa. Lihat
dari keberanianmu, beranikah menerima tawaran pertaruhan yang seperti ini?"
"Hua, ha ?" Raja boneka tertawa. "Pertaruhan yang lebih besar lagipun akan kumakan. Baik.
Akan kuterima tawaranmu tadi. Kalau kau tidak berhasil menjebolkan kurungan ilmu sihir
Thian-kongcu, untuk seumur hidup kau harus berhamba ditempat ini. Termasuk juga Sim Pek
Kun. Sebaliknya, kalau kau berhasil memecahkan ilmu sihir itu, kau mendapat kebebasan."
"Janji yang bisa dipegang?" bertanya Siauw Cap-it-long.
"Tentu," berkata Raja boneka.
"Baik ?"
Seiring dengan kata-kata baik Siauw Cap-it-long, tiba-tiba saja badannya melejit, membentur
dinding ruangan, dan berbareng juga dengan saat itu, terdengar suara ledakan yang hebat,
gebrak " dinding itu jebol, batu beterbangan, dinding yang setebal sembilan dim itu berhasil
dipecahkan oleh Siauw Cap-it-long.
Gerakan Siauw Cap-it-long sangat gesit dan cekatan, begitu dinding itu pecah bolong, tubuhnya melejit,
dia berpindah kelain ruangan, berpindah ketempat ruangan yang berada disebelah.
Ruangan apakah yang berada disebelah ruangan Siauw Cap-it-long"
Ruangan ini tidak terlalu besar, inilah ruangan pertama kali yang Siauw Cap-it-long pernah lihat. Ruangan
yang berisikan main-mainan, berisikan meja, dengan main-mainannya istana boneka!
Boneka asli! Boneka kecil!
Ruangan ini terdapat meja datar berpinggir besi, terdapat bangunan-bangunan kecil yang indah, ada anak
sungai, ada dua dua orang kakek tua yang sedang bermain catur, ada si raja boneka yang sedang bangun
tidur, ada si muka kuda Liong Kui dan si bopengan Lui Bie.Liong Kui dan Lui Bie yang diperkecilkan,
Anak Berandalan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
duplikat kedua orang itu, mereka sedang menunggu diruang tamu.
Itulah istana boneka!
Ternyata, raja boneka adalah seorang yang sudah sinting, dia menciptakan boneka-boneka kecil dan
hendak mengelabui orang yang dikatakan sudah disihir dan disusutkan menjadi kecil.
Kenyataan adalah tidak.
Segala itu adalah sesuatu kebohongan yang sangat besar!
Dengan napas yang masih sengal-sengal, Siauw Cap-it-long berdiri disisi bangunan-bangunan
istana boneka, ia memandang kearah lubang dinding, tertawa besar:
"Huaaa, ha " ha ?"
Wajah Raja boneka menjadi pucat-pasi.
Gagallah semua tipu-muslihatnya.
Terdengar pula suara Siauw Cap-it-long:
"Inikah yang dinamakan ilmu sihir" Hua, ha, ha ?"
Raja boneka adalah Thian-kongcu.
Raja boneka Thian-kongcu sengaja meloloh Siauw Cap-it-long dan Sim Pek Kun, kemudian
menyadarkannya, sesudah itu memperlihatkan sebuah taman mainan istana boneka, komplit
dengan semua boneka2, boneka-boneka itu menurut orang yang ada, seperti orang tua berbaju
coklat dan berbaju hijau yang bermain catur, seperti pendekar tikar terbang Lui Bie, seperti
pendekar kuda sembrani Liong Kui, seperti dia sendiri, dan seperti pelayannya, yang ada.
Sengaja memperlihatkan mainan-mainan dan boneka-boneka itu kepada Siauw Cap-it-long,
sesudah itu menitahkan Siok Siok memberi obat tidur kepada Siauw Cap-it-long.
Sesudah Siauw Cap-it-long dan Sim Pek Kun siuman, mereka berada didalam istana boneka
yang telah diperbesar, sebuah istana boneka asli. Bukan boneka mainan.
Thian-kongcu menciptakan diri sendiri sebagai Raja Boneka!
Thian-kongcu hendak mempermainkan orang.
Apa perasaan seseorang, manakala merasakan dirinya sudah susut menjadi sesuatu boneka hidup.
Pasti tertekan! Pasti tidak mempunyai harapan hidup!
Sesudah itu, raja boneka Thian-kongcu mempermainkan orang-orang itu, apa yang dia minta
pasti tidak bisa ditolak.
Hanya Siauw Cap-it-long yang berhasil menjebolkan permainan tipu lihay ini.
Didalam ruangan main-mainan istana boneka, Siauw Cap-it-long berkata:
"Huh! Sengaja membuat anak-anakan yang seperti ini, sengaja membuat bangunan-bangunan
kecil istana boneka, dan sengaja memperlihatkannya kepada kami. Sesudah itu, kau bawa
diriku ketempat ini, seolah-olah aku menjadi kecil dan kerdil, dengan anggapan sudah
ditenung atau disihir, seolah-olah sudah menjadi boneka hidup ?"
Raja boneka Thian-kongcu tidak menjawab.
Siauw Cap-it-long meneruskan kata-katanya:
"Rencanamu ini sungguh tidak masuk diakal. Memang luar biasa lihay, tentu saja tidak
disangka, didalam dunia, ada seorang gila boneka yang seperti kau! Ada seorang yang begitu
gila mempermainkan manusia seperti kau!"
"Ha " ha ?" Raja Boneka Thian-kongcu juga tertawa. "Belum pernah ada orang yang bisa
mengetahui cara-cara ini permainanku. Dengan cara-cara ini, sudah banyak jago silat yang
kutipu, akhirnya orang-orang itu bisa menjadi gila, atau bunuh diri, atau mengobral napsu
birahinya, dan aneka macam sesuatu yang tidak mungkin bisa disaksikan orang lain."
Siauw Cap-it-long berkata:
"Maka didalam tanggapanmu, kau memiliki cara terhebat, cara permainan Istana Boneka yang
luar biasa, dan kau menganggap lucu."
"Sangat menyenangkan," jawab Raja Boneka Thian-kongcu.
"Huh!" Siauw Cap-it-long mengeluarkan suara dengusan hidung.
"Kalau saja kau melihat wajah-wajah orang yang sudah kususutkan itu, bagaimana tidak lucu, kalau
menyaksikan seseorang yang kebingungan dan ketakutan, bingung dengan cara2 terciptanya sebuah
makhluk boneka hidup. Takut karena dirinya bisa dipermainkan oleh manusia-manusia raksasa." Raja
Boneka Thian-kongcu boleh menjadi bangga dengan hasil karya ciptaan Istana bonekanya.
"Kau adalah seorang manusia gila!" berkata Siauw Cap-it-long.
Raja boneka Thian-kongcu tidak marah, ia berkata:
"Telah kusaksikan berpuluh-puluh jago silat, dimana dia putus harapan, tidak mempunyai pegangan
hidup, menenggak arak mabuk-mabukan, bermain perempuan kalang-kabutan,demikian sehingga mereka
menjadi gila, kalau saja kau bisa menyaksikan adanya kejadian-kejadian ini, kau juga akan pasti tertarik."
"Bah! Siapa yang tertarik kepada kesukaan gilamu?"
Raja boneka Thian-kongcu masih meneruskan obrolannya:
"Untuk mencari kesenangan didalam kesukaran, orang-orang itu tidak kenal lagi rasa malu,
tidak peduli kepercayaan lagi, mereka mengobral hawa napsu, mengobral segala kemauan
yang ada, sehingga mereka rela menjual isteri sendiri."
Siauw Cap-it-long berkata:
"Didalam tanggapanmu, semua orang itu bisa disama-ratakan?"
"Ya," jawab raja boneka Thian-kongcu. "Kalau saja kau sudah saksikan keadaan mereka,
maka kau bisa mengerti. Manusia itu tidak seperti apa yang kita pikirkan, kecerdikan
manusiapun terbatas, manusia bisa menjadi cerdik, karena ia mempunyai harapan-harapan
hidup yang gilang-gemilang, tapi kecerdikan dan kecerdasan otak manusia itu akan lenyap,
manakala dia mengetahui kalau dirinya itu sudah tiada guna, maka manusia itupun betul-betul
menjadi tiada guna. Lebih goblok dari pada babi, lebih tolol dari pada seekor keledai dan
lebih sinting dari orang gila."
Dengan dingin Siauw Cap-it-long berkata:
"Jangan lupa, kau juga termasuk salah seorang manusia."
Dengan keras raja boneka Thian-kongcu berkata:
"Siapa yang menganggap aku manusia! Bukan! Aku adalah manusia setengah dewa. Aku
adalah calon dewa!"
Siauw Cap-it-long menghela napas, dia berkata:
Hanya seseorang yang sudah hampir mempunyai sakit ingatannya, maka dia menganggap
dirinya menjadi calon dewa."
Raja boneka Thian-kongcu memiliki ilmu silat yang tinggi, belum pernah ia menemukan
tandingan. Dia memiliki kecerdasan otak yang luar biasa, belum pernah menemukan
tandingan, karena itu sifat-sifatnya berubah menjadi congkak dan sombong, meremehkan dan
menganggap sipil segala sesuatu.
Dia telah menderita kekalahan, rahasia dengan tipu muslihat tenung-tenungan dan sihirsihirnya
itu telah digagalkan Siauw Cap-it-long.
Tapi Thian-kongcu masih memiliki cara yang lain, dia gila perempuan, kini dia berkata:
"Jangan lupa, jiwamu masih berada didalam genggamanku, hanya sekali pukul, aku kira,
tidak sulit menjatuhkan dirimu. Jiwamu masih berada didalam tanganku."
"Jangan kau lupa kepada janji yang sudah kau lepas?" Siauw Cap-it-long memberi peringatan.
"Kukira aku sudah lupa. Mungkin juga betul-betul sudah lupa," berkata si Raja boneka Thiankongcu.
Kini dia sudah mempunyai sifat-sifat yang nakal.
Siauw Cap-it-long tertawa dan berkata: "Aku percaya, karena kau menganggap dirimu
sebagai calon dewa, karena itu tidak mungkin kau menelan janji. Kalau saja seorang calon
dewa bisa mengingkari janji, apa artinya calon dewa itu" Dia lebih rendah dari manusia, lebih
rendah dari pada orang biasa."
"Hebat! Hebat!" Raja Boneka Thian-kongcu bergumam. "Aku terlalu meremehkan ilmu
kepandaianmu, juga memberi angka yang terlalu rendah untuk kecerdasanmu. Kau betul-betul
manusia hebat, kau betul-betul cerdik."
"Bagaimana keadaannya?" bertanya Siauw Cap-it-long. "Sudah waktunya kau memberi kebebasan."
Siauw Cap-it-long harus meninggalkan Istana Boneka gila itu, dengan membawa Sim Pek
Kun, agar sang ratu bisa diserahkan kepada Lian Seng Pek.
Raja Boneka gila Thian-kongcu hendak menyimpangkan pokok pembicaraan, dia berkata:
"Betul-betul aku harus mengirim salut pujian kepadamu. Eh, aku tidak mengerti dengan cara
bagaimana kau bisa membongkar rahasia ini?"
"Ha, ha ?" Siauw Cap-it-long tertawa. "Dimisalkan aku sudah susut menjadi seorang boneka
hidup, mengapa belum pernah melihat raksasa Siok Siok" Mengapa belum pernah melihat
raksasa Thian-kongcu" Dan yang lebih penting lagi " kalau betul-betul aku sudah berada
didalam istana boneka yang kecil, didalam keadaan yang seperti ini, dari mana datangnya
matahari" Mengapa membuat tembok pertahanan tinggi" Mengapa harus dikunci"
Raja gila boneka Thian-kongcu menghela napas panjang, dia harus mengakui keunggulan
Siauw Cap-it-long, dengan nada rendah dia berkata:
"Sudah lama aku melihat adanya kelemahan-kelemahan ini, tapi setiap orang yang sudah
kusihir, pikiran mereka menjadi butek, siapapun tidak pernah terpikir, bagaimana didalam
istana boneka masih ada matahari" Mengapa pintu harus dikunci" Mengapa bertembok
tinggi" Mengapa tidak ada raksasa dan raksasi dan lain-lainya. Maka, karena itulah, aku tidak
menganggap penting lagi."
Siauw Cap-it-long berkata: "Banyak sekali tokoh-tokoh diplomatik yang menganggap dirinya
pandai, menganggap dia memiliki kecerdikan otak hebat. Yang dipandang hanya
pemandangan-pemandangan jauh, kurang memperhatikan keadaan yang dekat. Tentu saja kau
mengerti sifat-sifat kelemahan manusia ini, sengaja kau letakan diriku disini, aku tidak
sangka, kalau aku harus membongkar rahasia yang kau pasang disebelah dinding ruangan."
"Bagaimana kau tahu, kalau ruangan boneka berada disebelah ruanganmu?" bertanya raja gila
boneka Thian-kongcu.
Siauw Cap-it-long menjawab:
"Kecurigaanku tidak terletak pada bagian itu, aku seperti dapat memperhitungkan adanya dua
ruangan yang tersembunyi. Tidak diketahui, dimana adanya kedua ruangan itu, maka kejadian
tadi hanya sesuatu kebetulan saja."
Sikap raja gila boneka Thian-kongcu menjadi lesu.
Siauw Cap-it-long berkata lagi:
"Nasibku masih baik," berkata Siauw Cap-it-long.
Terhening beberapa waktu, raja gila boneka Thian-kongcu berkata:
Betapa baiknyapun nasib seseorang, pasti dia gugur dikemudian hari."
MALAM terpanjang telah dilewatkan.
Sesudah melepas Siauw Cap-it-long dan Sim Pek Kun dari istana ajaibnya, raja gila boneka
Thian-kongcu kembali kekamar tidur, tempat ini masih agak rumit, lampu belum disulut.
Didalam keadaan samar-samar, sesuatu tubuh yang kecil langsing menarik, mendekati raja
gila itu, perlahan-lahan mengurut-uruti pundaknya, dengan suara yang sangat memikat ia
berkata: "Hari ini kau sangat lelah sekali."
Suaranya merdu, seperi burung kenari. Sangat legit, seperti magnit. Penuh daya tarik.
Raja gila boneka Thian-kongcu tidak menjawab pertanyaan itu, tidak menoleh kebelakang
dan tidak menolak datangnya urutan.
Sinar matahari pagi yang pertama menyorot masuk kedalam ruangan itu, menyinari keadaan,
dan memperlihatkan wajah bayangan kecil itu.
Dia adalah Siao-kongcu.
Siao-kongcu yang memiliki wajah menarik, suara menarik dan tubuh indah. Siao-kongcu
yang lebih kejam dari seekor ular yang terkejam.
Potongan tubuhnya yang begitu menggiurkan, daging-dagingnya gumpal padat, matanya yang
memikat, segala sesuatu yang tidak tercela.
Hanya hatinya yang selalu busuk.
Di saat Siao kongcu tertawa, ia bisa merobohkan seorang laki-laki tinggi besar.
Dengan ilmu kepandaian silat yang tinggi, jarang dia mendapat tandingan.
Siao kongcu adalah salah satu selir kesayangan dari raja gila boneka Thian kongcu.
Segala instruksi yang dikeluarkan oleh si raja gila sudah dijalankan oleh Siao kongcu.
Ternyata biang keladi segala kekerokan adalah si raja gila boneka itu!
Siao kongcu mengurut-urut si raja gila boneka, ia hendak menyenangkan majikan yang berada
di dalam kesusahan.
Beberapa saat kemudian, si raja gila boneka membuka suara:
"Apa yang sudah kau katakan menjadi kenyataan. Siauw Cap-it-long itu bukan manusia biasa.
Belum waktunya aku memandang rendah kepadanya, ia betul-betul hebat."
Siao kongcu berkata:
"Mengapa kau bebaskan dirinya?"
Raja gila boneka berkata:
"Aku harus membuktikan pada orang, bahwa aku, calon dewa yang masih hidup dalam dunia,
aku menepati janji-janji yang telah ditetapkan"
Siao kongcu berkata:
"Sudahkah terpikir, apa akibatnya yang membebaskan Siao Cap-it-long?"
Raja gila boneka berkata:
"Hanya untuk sementara. Ia berangkat meninggalkan istana boneka. Di dalam sepuluh hari,
pasti balik kembali."
Siao kongcu menghentikan gerakan tangannya, dengan heran ia berkata:
"Balik kembali" Mungkinkah sudah kau kerjakan sesuatu padanya?"
"Tidak."
"Mengapa mereka bisa balik kembali?" bertanya Siao kongcu.
"Pasti balik kembali." berkata si raja gila boneka.
"Apa pikiran Siauw Cap-it-long agak terganggu?" berkata Siao kongcu.
"Bukan Siauw Cap-it-long yang balik" jawab raja gila boneka. "Tapi Sim Pek Kun"
"Baliknya Sim Pek Kun akan disusul dengan kedatangan Siauw Cap-it-long"
"Tentu"
"Relakah mereka menyerahkan diri?"
"Satu persatu akan menyerahkan diri."
"Pasti?" bertanya Siao kongcu.
"Pernahkah aku mengucapkan sesuatu yang tidak bisa menjadi kenyataan?" bertanya si raja
gila boneka. "Dengan alasan apa Sim Pek Kun bisa balik kembali?" bertanya Siao kongcu.
Raja gila boneka berkata: "Karena aku telah mengikat hatinya di tempat ini."
Siao Kongcu ketawa cekikikan, tubuhnya bergoyang-goyang, semua benda yang dengannya
bergoyang-goyang.
"Tidak percaya?" bertanya si raja gila boneka.
"Betul2 aku tidak mengerti," berkata Siao Kongcu. "Permainan apa yang sudah kau
padanya?" "Ling ling," kata si raja gila boneka Thian Kongcu, "Sebagai seorang wanita kau bisa
menyelami kepribadian khas wanita. Sebetulnya sudah terpikir olehmu, seorang laki2 yang
hendak memikat wanita, apakah yang harus digunakan?"
Siao kongcu bernama Ling ling!
"Bagaimana usaha kita untuk mendekati wanita?" tanya lagi Thian Kongcu.
"Berusaha memberi kesan yang baik," jawab Ling ling.
"Betul!" berkata si raja gila boneka Thian Kongcu. "Hanya ada dua cara untuk memantek hati
seorang wanita."
"Dua cara yang bagaimana?" berkata Siao Kongcu dingin.
Raja gila boneka Thian Kongcu berkata, "Cara pertama, harus berusaha membuat gadis itu
mencintai dirimu, cara ini adalah cara yang terbaik, tapi tidak mudah untuk dijalankan."
Dan cara yang kedua?" bertanya Siao Kongcu dingin.
Raja gila boneka Thian Kongcu berkata, "Cara yang kedua ialah harus membuat wanita itu
benci padamu, seseorang yang betul2 benci, tidak bisa ia membebaskan kekangan yang
menyelubungi buah pikirannya. Tidak bisa dilupakan, tidak bisa dibuang. Tidak bisa dilepas
dari impian pikirannya."
"Ouw?"
"Dan cara yang kedua ini lebih mudah dipraktekkan dari cara yang pertama."
Menutup cerita raja boneka Thian Kongcu. Sepasang biji mata Ling ling terputar, ia berkata:
"Seorang wanita yang tidak bisa jatuh cinta, lebih sulit untuk membenci."
"Penilaian ini salah," berkata raja gila boneka. "Cara2 untuk mendatangkan cinta itu hanya
satu macam. Tapi untuk mendatangkan kebencian, terdapat lebih dari seribu satu cara."
"Ouw?"
Raja gila boneka Thian Kongcu berkata lagi, "Kalau ada seseorang yang membunuh orang
yang kau cintai, bagaimana perasaanmu. Mungkinkah tidak benci?"
Siao Kongcu Ling ling menganggukkan kepalanya.
"Nah! Mungkinkah tidak berusaha mendekatinya" Mencari kesempatan menuntut balas?"
Sampai di sini, Siao Kongcu Ling ling baru memahami rencana Thian Kongcu. Dia bungkam,
tidak mendebatnya pula.
Raja gila boneka Thian Kongcu berkata, "Sudah kuusahakan, agar Sim Pek Kun bisa
mengetahui asal usul terjadinya kehancuran Sim kee-chung. Kampung Sim kee-chung hancur
di bawah tanganku, neneknya juga mati di bawah tanganku."
"Tapi?" Ling ling menutup pembicaraan.
"Inipun suatu kebencian," berkata si raja boneka Thian Kongcu. "Semakin besar dendamnya
kepadaku, semakin cepat Sim Pek Kun balik kepadaku. Hanya kekembalian Sim Pek Kun
yang bisa menarik datangnya Siauw Cap-it-long."
Ling ling berkata, "Ouw, sengaja kau beri tahu bahwa kampung Sim kee chung hancur di
bawah tangan kita, neneknya mati di bawah tangan kita. Karena itu Sim Pek Kun benci
kepadamu, dia akan berusaha balik kembali. Dia akan berusaha mendampingimu, hanya
mendampingi dirimu baru dia mempunyai cukup kesempatan untuk membalas dendam?"
"Ya," raja gila boneka menganggukkan kepala.
"Bila kau beri tahu rahasia itu?" bertanya Siao Kongcu.
Thian Kongcu menjawab, "Sebelum keberangkatan mereka."
Siao Kongcu Ling ling memutarkan sepasang biji matanya yang besar, ia bertanya: "Sim Pek
Kun sudah mengetahui akan adanya drama pembunuhan dan pembakaran ini, mengapa ia rela
turut Siauw Cap-it-long meninggalkan tempat ini?"
Raja gila boneka Thian Kongcu memberi keterangan, "Hal itu disebabkan karena Sim Pek
Kun tidak mau memisahkan Siauw Cap-it-long, kalau saja ia tidak mau turut serta, Siauw
Cap-it-long juga tidak berangkat. Tidak mungkin mereka meninggalkan istana boneka."
Siao Kongcu berkata, "Maka sudahkah kau ketahui kalau Sim Pek Kun itu juga mencintai
Siauw Cap-it-long?"
Raja gila boneka Thian Kongcu berkata, "Hanya seseorang yang picik, baru tidak mengetahui
cara2 cinta seseorang. Hanya seseorang yang picik, tidak mengetahui kalau wanita itu
mencintai laki2 yang dikasihi olehnya."
Siao Kongcu Ling ling menggigit bibirnya, ia bertanya, "Kau percaya kalau kau bisa
mendapatkan Sim Pek Kun?"
Raja gila boneka Thian Kongcu berkata, "Kalau saja ia berani mendampingiku, kalau saja ia
balik kembali, pasti akan kudapatkan wanita itu."
Anak Berandalan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Siao kongcu kini bertanya lagi, "Sesudah kau tahu, kalau Sim Pek Kun jatuh hati kepada
Siauw Cap-it-long, mengapa kau masih menginginkannya?"
Raja gila boneka Thian Kongcu berkata, "Kalau saja aku bisa mendapatkannya, aku akan
mempunyai cara2 untuk melepaskan kenang-kenangan lamanya."
Tangan Siao Kongcu yang meng-urut2 itu semakin lama semakin lemah, akhirnya ia terhenti.
Kepalanya ditundukkan ke bawah, dua butir air mata jatuh di tanah.
Raja gila boneka Thian kongcu membalikkan kepala, menarik tangan Ling ling, ia tertawa dan
merangkul gadis cantik itu, dengan gayanya yang istimewa, ia berkata:
"Cara-cara ini tidak mungkin diketahuiu orang lain, kecuali kau!"
Ling ling menangis sesungukkan, menangis di dalam pelukan raja gila boneka.
* * * Menceritakan perjalanan Siauw Cap-it-long.
Sesudah berhasil membongkar rahasia istana ajaibnya Thian Kongcu, Siauw Cap-it-long
meminta Sim Pek Kun, mengajak sang ratu rimba persilatan, meninggalkan tempat tersebut.
Di dalam istana boneka, Sim Pek Kun lebih bisa menyelami hati Siauw Cap-it-long.
Siauw Cap-it-long bisa merasakan betapa besar cinta kasih Sim Pek Kun.
Di dalam istana boneka, mereka telah melupakan se-gala2nya.
Siauw Cap-it-long dan Sim Pek Kun banyak melupakan kesengsaraan2 mereka.
Kini mereka sudah bebas dari kekuasaan raja gila boneka Thian Kongcu, meninggalkan istana
boneka. Mereka mendapat kebebasan kembali.
Tapi kebebasan di dalam hal lain, mereka mendapat tekanan kebebasan tertentu.
Seseorang yang hidup tidak bisa melupakan cara2 yang sudah lama mereka lewatkan.
Siauw Cap-it-long tidak lagi merendengi Sim Pek Kun, ia sengaja berjalan di belakang wanita
tersebut. Gap pemisah kesusilaan harus dijaga keras!
Sim Pek Kun pandai membawa diri, ia tidak menunggu pikiran laki2 tersebut, ia jalan tetap di
muka. Bahaya telah lalu. Mereka harus mengenal aturan, mereka harus menggunakan tata krama
kehidupan manusia yang normal.
Seharusnya hati mereka menjadi girang, karena sudah berhasil lari dari cengkeraman Thian
Kongcu. Tapi kenyataannya tidak. Dugaan mereka begitu cepat meleset!
Biar bagaimana, sudah waktunya mereka berpisahan.
Siauw Cap-it-long harus mengantarkan Sim Pek Kun ke dalam kedua pelukan suami ratu
tersebut. Di saat ini, tiba2 terdengar suara kuda yang dilarikan sangat cepat, arahnya dari belakang
mereka. Siauw Cap-it-long sedang berpikir, bagaimana harus menarik Sim Pek Kun agar mereka bisa
mengalahkan bahaya yang baru datang itu" Menghindar dari terjangan kereta"
Di saat ini, kereta sudah berhenti di samping sisi mereka.
Kereta ditarik oleh empat ekor kuda pilihan, larinya sangat cepat, berhentinya pun baik, kereta
itu berwarna hitam, dicat sangat mengkilap, suatu kereta kebesaran.
Jendela kereta tersingkap, di sana muncul dua wajah misterius. Inilah kedua kakek tukang
main catur. Orang tua yang berbaju coklat berkata, "Naiklah!"
Orang tua yang berbaju hijau juga berkata, "Kami mendapat tugas untuk mengantar kalian!"
Siauw Cap-it-long menjadi ragu2, menerima hormat itu dan berkata, "Terima kasih atas
kebaikan djiwi berdua. Tapi kami masih kuat untuk berjalan, tolong sampaikan kepada
junjungan kalian, bahwa kami tidak bisa menerima cara2 pengantaran yang terlalu dibesar2kan."
Orang tua berbaju coklat meng-geleng2kan kepala dan berkata, "Tidak mungkin, biar
bagaimana kami harus mengantarkan."
"Betul," turut sambung bicara si orang tua berbaju hijau. "Harus diantar."
"Mengapa?" bertanya Siauw Cap-it-long.
Orang tua berbaju coklat berkata, "Karena kau adalah orang pertama yang bisa keluar dari
dalam istana boneka dalam keadaan segar bugar."
Orang tua berbaju hijau berkata, "Karena kau adalah orang pertama yang bisa membebaskan
kami berdua."
Dan wajah orang tua itu memperlihatkan sikapnya yang dingin, tapi dua pasang mata
memancarkan kehangatan manusia. Kehangatan dari jago2 rimba persilatan.
Untuk pertama kalinya, Siauw Cap-it-long bisa merasakan bahwa kedua tokoh silat tiga jaman
itu betul-betul masih hidup.
Akhirnya Siauw Cap-it-long menerima tawaran, mengajak Sim Pek Kun menaiki kereta.
* * * Keadaan di dalam kereta istana boneka itu tidak kalah mewahnya dari apa yang ada pada
perabot2 istana, serba mewah, serba menarik.
Duduk di tempat yang seperti itu, tentunya sangat nyaman dan"
Tapi Sim Pek Kun tidak bisa merasakan kemewahan tersebut. Hatinya beku dan kalut,
sikapnya dingin, sangat adem.
Sim Pek Kun duduk di dalam kereta seperti patung hidup, sepasang matanya memandang jauh
keluar tanpa isi sama sekali.
Siauw Cap-it-long juga bisa merasakan perobahan2, tapi ia tidak bisa dan tidak berhak untuk
mengganggu ketenangan sang ratu rimba persilatan.
Orang tua berbaju coklat memandang Siauw Cap-it-long dan berkata, "Sesudah meninggalkan
tempat ini, jangan sekali-kali kalian balik kembali."
Orang tua berbaju hijau juga berkata, "Tidak perduli apa yang terjadi, jangan kau balik
kembali." "Mengapa?" Siauw Cap-it-long menarik rasa curiga, syak wasangka.
Orang tua berbaju coklat memperlihatkan rasa takut yang luar biasa, ia berkata serak:
"Karena dia bukan orang, bukan manusia."
Orang tua berbaju hijau berkata, "Dia adalah iblis! Dia adalah hantu! Dia adalah manusia
jejadian yang paling kejam!"
Siauw Cap-it-long bisa menyelami isi maksud tujuan dari kedua orang tua tukang main catur
itu, mereka sedang mengibaratkan si raja gila boneka Thian Kongcu.
Orang tua berbaju coklat berkata lagi, "Siapa yang bertemu dengannya, tujuh turunan nasib
sial. Lebih baik mati daripada hidup di bawah cengkeramannya."
Orang tua berbaju hijau berkata: "
Dewi Ular 5 Pendekar Gelandangan - Pedang Tuan Muda Ketiga Karya Khu Lung Kisah Sepasang Rajawali 15
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama