Ceritasilat Novel Online

Duri Bunga Ju 11

Duri Bunga Ju Karya Gu Long Bagian 11


gin memperlakukan dia" Menghadapi
Tangan Cepat Xiao Dai yang sudah setengah mati" Song
Hua, jangan kira orang lain tidak ada yang tahu apa yang
dipikir dihatimu, aku sudah mengatakan Tangan Cepat
Xiao Dai adalah milikku, aku menukarnya dengan sebelah
kaki, jika kau ingin ternama, caranyajuga bukan begini."
Buat diri Du Sha, dia sudah tidak senang terhadap Song
Hua, hingga nada bicaranya sudah nampak tidak
memandang sebelah mata.
"Kau.... kau mengapa bicara begitu?" kata Song Hua, dia
mengira isi hatinya telah diketahui orang, wajahnya
mencoba menahan malu dan marah.
"He he.... bagaimana, apa jika berbicara denganmu harus
bersujud?"
"Baik, baik, kalau begitu terpaksa aku harus menghadapi
mu dulu...."
Habis bicara, Song-hua Dao-zhang sudah menghunus
pedang dari punggungnya.
"Kau berani...." Istri Du Sha menghalang di depan,
"Song Hua, jangan lupa perjalananmu dan aku kali ini
adalah melaksanakan perintah Bai Yu Diao Long, rasanya
ketua perguruan anda sudah berikan pesan padamu, kami
suami istri adalah pemimpin tugas ini, dan kau dengan
Kong Ming, Kong Ling dan lainnya sebagai wakil."
Wajah Song-hua Dao-zhang yang bersih kurus terkilas
satu perasaan hampa.
Dia tidak mengerti munculnya Bai Yu Diao Long bisa
menimbulkan keadaan yang begini.
Seperti yang dikatakan, Kong Ming mendapat perintah
dari ketua perguruan terpaksa harus taat, di bawah perintah
Bai Yu Diao Long, siapa lagi yang bisa tidak menurut
perintah" Dengan tertawa dingin beberapa kali, istri Du Sha
berkata, "Bagus, kau tidak kecewa menjadi anggota Qing
Cheng, bagaimana pun tahu mundur dan majunya,
sekarang.... masih ada siapa yang tidak sependapat?"
Walau setiap orang ingin membunuh Tangan Cepat Xiao
Dai dengan tangan sendiri.
Namun di bawah perintah Bai Yu Diao Long, siapa yang
berani menentang perintah"
Sehingga tidak ada orang yang bicara lagi.
Tapi tidak, ada seseorang yang bisa bicara.
Juga malah ada dua orang berbicara bersamaan, yang
dikatakan malah juga kata yang sama: "Lepaskan dia". Dua
kata ini tentu saja membuat semua sorot mata menuju
kearahnya. 0ooo(dw)ooo0 BAB 29 Jalan hidup mati
Ini adalah sebuah jalanan, orang yang berjalan di jalanan
ini tentu saja tidak sedikit.
Walau orang yang berlalu lalang tidak berani mendekati
tempat yang kacau ini, tapi untuk berhenti dan menonton
dari jauh adalah perasaan normal semua orang.
Dari kerumunan orang melangkah keluar seorang laki
laki dan seorang wanita.
Yang laki-laki topi bambunya menutupi setengah
wajahnya, tubuhnya sedikit gemuk, berbaju sutra.
Yang wanita cantik, tapi wajahnya sedih.
Dua orang ini dengan berani keluar dari kerumunan
orang, seorang idiot pun pasti bisa berpikir, perkataan tadi
pasti keluar bersamaan dari mulut dua orang ini.
Yang laki laki tidak bisa dilihat wajahnya, yang wanita
tidak ada orang yang kenal.
Ketika semua orang sedang menduga-duga siapa kedua
orang ini, mereka melihat yang wanita telah meneteskan air
mata, dan menatap terus pada Tangan Cepat Xiao Dai yang
terbaring tidak sadarkan diri di tanah.
"Berhenti...." Du Sha berteriak.
"Siapa kalian?" Istri Du Sha juga dengan waspada dan
suara melengking bertanya.
"Dia.... dia apakah sudah mati?" Qi Hong tidak tahan
bercucuran air mata dengan tanpa sadar bertanya.
"Siapa kau" Dan siapa yang kau tanya?" Istri Du Sha
tidak menjawab malah balik bertanya.
"Aku.... aku Qi Hong, yang aku tanya.... tanya adalah
orang yang.... yang disisi kaki kalian...."
Wanita ini berkata terus terang dan polos.
Sebelah kaki istri Du Sha yang besar itu sudah menginjak
di atas ulu hati Tangan Cepat Xiao Dai.
"Te.... teman." Qi Hong tidak berani maju lagi.
0ooo(dw)ooo0 Li Yuan-wai dari celah-celah topi bambunya melihat
Xiao Dai yang tergeletak menghadap keatas.
Melihat nafas Xiao Dai yang lemah, hatinya ikut
berdarah. Belum lama ini dia masih ingin sekali membunuh orang
itu dengan tangannya sendiri, namun ketika dia melihat
rupa dia seperti sekarang, malah dia sendiri ingin sekali
menggantikan orangku.
Bagaimana pun dia dengan Xiao Dai mempunyai
hubungan persahabatan yang melebihi apapun.
Dia merasa bermacam-macam masalah yang
menghalang di antara mereka, adalah benar-benar salah
paham. Li Yuan-wai memahami Xiao Dai sama seperti dia
memahami dirinya mempunyai berapa jari kaki. Sehingga
dia tahu asal ada sedikit saja kemungkinan, ada sedikit saja
tenaga, Xiao Dai tidak mungkin akan membiarkan
sepasang kaki besar yang tampak bertahun-tahun tidak
dicuci itu menginjak di atas dadanya.
Dia hanya dapat membiarkan hatinya berdarah, juga
hanya dapat bengong melihat dia seperti anjing diinjak
orang. 0ooo(dw)ooo0 Walau tidak melihat wajah di belakang topi bambu, tapi
Suami Istri Du Sha bisa merasakan ada sepasang mata
melotot memandang dengan penuh amarah, sakit, dan sorot
mata yang menakutkan orang tersembunyi di dalamnya.
Hatinya tidak bisa menahan rasa ketakutannya, istri Du
Sha tampaknya berani tapi nyatanya merasa takut dengan
suara melengking berkata lagi, "Kau.... kau siapa?"
"Kau tanya siapa" Apakah bertanya padaku?" Suaranya
Li Yuan-wai seperti datang dari akhirat.
"Si.... sialan, tidak bertanya padamu, memangnya
bertanya pada siapa lagi" Kau yang sengaja bertindak
misterius, apakah.... apakah kau bisa tidak bertemu dengan
orang, tanpa menutupi wajah?" kata Du Sha sambil
menahan kesakitan dan marah.
Memang tidak bisa menyalahkan dia untuk marah,
bagaimana pun Suami Istri Du Sha di dunia persilatan bisa
disebut penjahat besar di aliran hitam, mana bisa menerima,
dipandang rendah oleh orang ini"
Sesungguhnya mereka benar menebaknya, Li Yuan-wai
disaat ini sungguh tidak ingin dilihat orang.
"Benar, dia memang tidak ingin dilihat orang"
Mendengar suara ini kepala Li Yuan-wai, mulai menjadi
sakit, seluruh maagnya keluar rasa asam.
Tidak perlu disangkal lagi, dia tahu Ouwyang Wushuang
sudah datang, mendadak dia membalikkan kepala,
yang nampak di depan matanya benar saja wajahnya yang
membuat dia pusing, berikut dengan beberapa wanita buta
yang cantik-cantik yang menakutkan orang.
"Sudah, tidak perlu menutupi lagi, walau kau digiling
jadi puder, berubah jadi abu, aku tetap mengenalmu,
hartawan besar kami, mengapa kau tidak lepaskan saja topi
itu?" kata Ouwyang Wu-shuang dengan nada mengejek.
Perkataan ini sama saja seperti sebuah bom,
menggetarkan hati setiap orang di lapangan.
Tiba-tiba Li Yuan-wai menyadari mata setiap orang yang
ada di sana, semua sedang menatap dirinya, seperti sedang
melihat satu setan, juga seperti melihat setumpukan besar
perak. "Li.... Li Yuan-wai, sungguh itu dirimu, sungguh itu
adalah kau?" kata Xu Jia-rong dengan gembira.
"Jika bukan aku siapa lagi...."
Li Yuan-wai melepaskan topinya, menampilkan senyum
yang lebih buruk dari pada menangis, berkata, "Nona Xu,
apa kau.... kau baik?"
Mata yang bersinar, wajah yang sedikit bulat, Xu Jiarong
memperhatikan dia dengan teliti berkata, "Aku.... aku
baik, hanya kau sepertinya lebih kurus sedikit."
"Hai, disaat katel makannya dihancurkan orang,
ditambah setiap saat harus menjaga orang mau melepas
celanaku, aku pikir ingin gemuk juga tidak akan bisa...."
Xu Jia-rong tentu saja mengerti apa yang dia maksud,
maka dia tertawa, tertawanya hampir saja menggigit robek
bibirnya. Lalu dia segera menghentikan tawanya, karena dia
melihat sebelah tangan Qi Hong sedang dengan erat
memegang lengan baju dia.
Wanita selalu paling sensitif, ada sedikit cemburu timbul,
dia dengan pelan bertanya, "Bisakah kenalkan orang yang
berada disisimu?"
"Li Yuan-wai...." Ouwyang Wu-shuang dingin
memanggil, "Kau selamanya tidak bisa merubah kebiasaan
'makan kotoran', kakak ini, aku nasehatkan kau paling baik
jauhi orang ini."
Sejak dari mulai, sorot matanya Qi Hong tidak pernah
meninggalkan Xiao Dai yang di tanah.
Menurut dia siapa pun orang-orang disekelilingnya, hal
apa pun, keadaan apa pun, semuanya tidak bisa membagi
perhatiannya, dia hanya memperhatikan sebelah kaki nenek
tua itu sedang menginjak di atas ulu hatinya Xiao Dai.
Makanya perkataan Ouwyang Wu-shuang, tentu saja dia
tidak mendengar.
Di matanya terkilas tawa keji, Ouwyang Wu-shuang
menghibur dirinya berkata, "Jika seseorang sudah berada
diambang kematian tapi masih tidak tahu, itu barulah satu
kesedihan."
Li Yuan-wai mengerti Ouwyang Wu-shuang adalah
wanita macam apa, dia jadi tegang berkata, "Xiao
Shuang...."
"Jangan panggil aku begitu." Ouwyang Wu-shuang
berteriak berkata, "Kau sudah kehilangan hak memanggil
namaku." "Bukan aku.... sungguh, Xiao Shuang, aku berani
sumpah pasti bukan aku...." Li Yuan-wai dengan sakit hati
menjelaskan. "Li Yuan-wai, kau bukan saja tidak tahu malu dan juga
lucu, setan baru percaya kata-katamu, walau kau
mengatakan sampai mulut menjadi rusak, juga jangan
harap bisa menghilangkan ketetapan hatiku untuk
membunuhmu."
Buat Li Yuan-wai, Ouwyang Wu-shuang adalah seekor
kucing, dirinya adalah seekor tikus yang kasihan.
Tikus ketemu kucing kecuali bermain 'lari dan kejar'
tidak ada permainan yang lain lagi.
Li Yuan-wai sudah putus harapan, karena dia tiba-tiba
menyadari, entah kapan dirinya dan Qi Hong, Xu Jia-rong
tiga orang sudah terjebak dalam kurungan orang lain.
Dan Kong Ming, Kong Ling, Song-hua Dao-zhang, dan
sikerdil Sha Qian-dao sudah menutup semua jalan lolos,
semua wajah mereka tertawa seperti seekor kucing, seekor
kucing yang menemukan tikus.
Apa yang terjadi"
Dia tentu saja tidak mengerti orang-orang ini memang
sedang menunggu dirinya.
Jika Kong Ming dan kawan-kawan digambarkan sebagai
kucing, maka Li Yuan-wai sebagai tikus pun tidak bisa,
hanya bisa mengumpamakan dia sebagai ikan, seekor ikan
mati. Karena tikus masih bisa berlari kesana kemari, seekor
ikan mati sampai sedikit berontak pun tidak ada.
Den gan kemampuan Li Yuan-wai, jika ingin lolos dari
kepungan yang seperti gentong besi ini, kecuali matahari
terbit dari barat.
Dengan suara serak Li Yuan-wai mengeluh berkata,
"Ka.... kalian biksu, Dao Shi teman Sha Qian-dao,
apakah.... apakah kalian juga sakit, juga ingin melepaskan
celanaku?"
Di saat demikian masih bisa bicara lucu, mungkin hanya
Li Yuan-wai yang bisa.
Tentu saja karena kata lucunya, ada orang yang tertawa,
kecuali Qi Hong hanya Xu Jia-rong, hatinya Qi Hong tidak
di sini, dia juga tidak bisa tertawa, makanya hanya terlihat
Xu Jia-rong tertawa seperti bunga dimusim semi bergetar
tidak karuan. "Amitaba, Tuan sungguh adalah pengkhianat Gai-bang
Li Yuan-wai?" Wajah Kong Ming dengan sangat tidak enak
dilihat dan satu tangan menyapa bertanya.
"Biksu besar, aku adalah Li Yuan-wai." Sambil tertawa
berkata, "Tapi aku bukan pengkhianat Gai-bang."
"Ooo, kalau begitu Tuan juga pasti menyangkal
menghina guru, berkhianat pada Gai-bang, melukai saudara
seperguruan betul tidak?"
"Tentu."
"Kalau begitu merusak kehormatan orang, meracun
orang tidak berdosa bagaimana menjelaskannya?"
"Apa yang dimaksud biksu besar?"
"Nona Ouwyang ini adalah korban yang dirusak
kehormatannya, didusun San Jia diluar seratus li, empat
nyawa cucu dan kakek dihabisi semua, apakah kau juga
tidak mengaku?" Kong Ming nadanya sudah semakin keras.
Empat nyawa cucu dan kakek"
Li Yuan-wai membelalakkan matanya, tentu saja dia
tahu sekarang dia dituduh berbuat satu dosa lagi.
"Guru besar, biksu dilarang keras berbohong, dengan
bukti apa menuduh Li Yuan-wai meracuni orang tidak
berdosa?" kata Xu Jia-rong menyela.


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Nona siapa?" tanya Kong Ming membalikkan kepala.
"Xu Jia-rong, Te.... temannya dia."
"Nona Xu bagaimana bisa tahu, itu bukan perbuatan
dia?" "Saat kejadiannya aku juga ada di tempat."
"Betulkah" Jika nona temannya, siapa yang bisa
menjamin kau tidak menyembunyikan perbuatannya?"
"Kau sembarangan bicara!" Wajah Xu Jia-rong berubah
berkata, "Kau.... kau juga, darimana bisa tahu empat orang
cucu dan kakek itu dia yang membunuhnya?"
Tertawa Kong Ming tanya, "Apakah nona tahu Li Yuanwai
di dunia persilatan paling mahir apa?"
"Paling mahir apa?" Xu Jia-rong berkata pada diri
sendiri, "Dia.... dia orang ini kecuali bisa masak daging
anjing sepertinya tidak ada kemahiran apa...."
"Terhadap tempat kejadian ada sisa satu katel daging
anjing, dan setelah dibuktikan oleh orang yang bisa
memasak daging anjing begitu enak, sepertinya hanya dia
seorang." Setelah Li Yuan-wai mendengar perkataan Kong Ming,
seperti dipukul tongkat dengan keras oleh orang, bersamaan
diam-diam bersumpah selanjutnya walau mati kelaparan,
dia tidak akan makan daging anjing lagi.
"Apa kau tidak mengaku"!" Kong Ming tanya lagi.
"Aku meng.... mengaku, oww, tidak, tidak, aku hanya
mengaku satu katel daging anjing itu...."
Li Yuan-wai sudah melihat, tawa liciknya Ouwyang Wushuang,
dia mengerti walau sekarang dilidahnya bisa
tumbuh sekuntum bunga teratai, mungkin juga tidak bisa
menyangkal dosa-dosa yang ditimpakan pada dirinya.
"Guru besar, kalian mau berbuat bagaimana?" Xu Jiarong
sudah merasakan keseriusan masalahnya.
"Tidak bagaimana, hanya ingin membunuh dan
mencingcang saja." Sha Qian-dao yang sejak tadi tidak buka
mulut mendapatkan satu kesempatan membalas hinaan.
0ooo(dw)ooo0 Selama hidupnya manusia kadang bisa menemukan saat
walau posisinya benar tapi tidak bisa berdebat.
Hanya saja Li Yuan-wai sedikit lebih sial, dia bukan
kadang-kadang begitu, malah sering berada dalam posisi
begitu. Disaat begini, dia tentu saja tahu hanya ada satu
akibatnya, yaitu siapa yang tinjunya besar, siapa yang
tinjunya keras, siapa yang dipihak benar.
"Kalian tentu saja tidak akan menyerang bersamaan
bukan?" tanya Li Yuan-wai mengeluh. "Tentu saja," kata
Kong Ming tegas. "Kalau begitu siapa yang duluan?"
"Tentu saja aku." Sha Qian-dao melirik pada dia.
"Tidak, dia punya aku." Istri Du Sha disisi tiba-tiba
dengan buru-buru.
"Apa kau sanggup?" Sha Qian-dao ingin sekali mencoba
berkata. "Kau ini kerdil Sha Qian-dao, mengapa aku tidak
sanggup?" "Nenek tua...." Sha Qian-dao dingin berkata, "Kau akan
menyesal karena telah mengatakan kata ini...."
"Simpanlah! adatmu, jika aku tidak berani mengatakan,
melayani tiga atau lima orang yang sepertimu, pasti tidak
ada masalah." Istri Du Sha sekali melanjutkan, "Jangan kira
apa yang dipikir olehmu tidak ada orang yang tahu, alasan
yang hebat, sebenarnya...."
"Sebenarnya apa"!" kata Sha Qian-dao hampir saja
meloncat. "Mengapa" Kau menakut-nakuti siapa" Sebenarnya
tujuan kau hanya pada hadiah seratus ribu liang perak itu."
Ternyata adalah masalah ini.
Li Yuan-wai terpaksa kagum atas kehebatan yang
namanya uang. "Kau.... kau sembarangan bicara, aku hanya menuruti
perintah Bai Yu Diao Long...."
Sha Qian-dao wajahnya yang aneh sudah menjadi
merah. "Puihh, siapa yang tidak tahu kau di Luo Yang punya
utang seabrek-abrek, seharian sembunyi di dalam rumah
tidak berani keluar dari pintu."
"Aku.... aku, sialan kau ini...." Sha Qian-dao sungguh
sudah lupa akan kedudukan dirinya.
Tidak bisa disalahkan, dia yang selalu merasa dirinya
adalah kesatria, sekali dibongkar kejelekannya mana
mungkin dia tidak marah" Apa lagi dia bertubuh tidak
normal, harga dirinya juga tidak boleh tersinggung.
Sebilah pisau kecil munggil berwarna perak putih,
mengikuti tubuh Sha Qian-dao yang maju ke depan,
cepatnya seperti meteor di malam hari sudah sampai
ditenggorokan Istri Du Sha.
Serangan pisau ini telah membuat semua orang di
lapangan khawatir.
Karena serangan ini diikuti hawa kemarahan yang tidak
bisa dibendung.
Sekarang semua orang menyadari pisau Sha Qian-dao
memang sangat menakutkan.
Dan untuk menghindar serangan pisau ini hanya ada
satu akal, yaitu menggerakkan tubuh kesisi.
Istri Du Sha berteriak aneh, belum bisa berpikir banyak,
dengan reflek melangkah tiga langkah kesisi tepat dapat
menghindar serangan mendadak itu.
"Kau.... kau bajingan ini...."
Sha Qian-dao jelas marah sekali pada wanita ini, setelah
serangan pertamanya tidak berhasil, dia sekaligus
menyerang dengan tiga gerakan pisau lagi, setiap
gerakannya semakin sadis, baru saja istri Du Sha memaki
satu patah kata sudah terdesak hingga tidak bisa
mengeluarkan suara lagi.
Di dunia persilatan memang tidak ada teman yang abadi,
apalagi disaat situasi untung dan rugi.
Li Yuan-wai tidak menduga keadaannya akan berubah
menjadi demikian.
Kong Ming dan kawan kawan juga tidak menyangka.
Dan hal yang juga tidak disangka terjadi lagi....
0ooo(dw)ooo0 Qi Hong seperti seekor macan tutul yang siap menerkam,
disaat kakinya istri Du Sha sekali meninggalkan dadanya
Xiao Dai, dia sudah maju menerkam.
Dia terpaksa melakukan ini karena tidak ada pilihan.
Karena tongkatnya Du Sha sudah turun.
Juga tangannya Ouwyang Wu-shuang sudah diayunkan
dan jarum sudah keluar.
0ooo(dw)ooo0 Tongkat turun, turun ketulang punggungnya Qi Hong.
Jarum sudah sampai, menembus leher belakang Qi
Hong. Dan darah.... Darah segar yang merah, indah, panas, begitu saja
bergumpal-gumpal menyembur mengenai wajah Xiao Dai
yang kurus dan pucat.
Tubuhnya tengkurap di atas tubuhnya Xiao Dai, begitu
lekatnya, begitu serasinya dan kokoh tidak dapat
dipisahkan. Dalam siraman darah panas, akhirnya dia bisa melihat
Xiao Dai pelan-pelan membuka matanya.
"Oh.... kau?" kata Xiao Dai dengan lemah.
"Be.... benar aku, kau.... apa diluar dugaanmu?"
Qi Hong tersenyum dengan sedih. "Kau.... kau
berdarah...."
"Be.... benar, berdarah demi dirimu...."
Ini adalah pertempuran yang kalut.
Juga adalah pertempuran sengit.
Sepasang pedang satu pendek satu panjangnya Xu Jiarong
berhadapan dengan sepasang pedang pendeknya
Ouwyang Wu-shuang.
Kipas tulang giok sulam emasnya Li Yuan-wai
menghadapi tongkatnya Du Sha.
Istri Du Sha sudah meninggalkan sabuk beranyam emas,
sepuluh jarinya yang tajam-tajam bertarung menghadapi
pisau perak di tangannya Sha Qian-dao.
Mengenai enam wanita buta juga telah didesak kepojok
oleh Song-hua Dao-zhang, situasinya berimbang.
Kong Ming dan Kong Ling biksu tinggi dari Shao-lin
yang satu-satunya tidak mendapat lawan berdiri disisi, tidak
membiarkan siapa pun dan senjata apa pun mendekati
sepasang kekasih yang berpelukan dengan eratnya itu.
Apa penyebab Song-hua Dao-zhang berubah"
Dan apa penyebab yang membuat Kong Ming, Kong
Ling dengan sedihnya mengawal disisi"
0ooo(dw)ooo0 "Aku.... apakah kau sakit karena aku menindihmu" Qi
Hong bertanya lagi.
"Ti.... tidak." Xiao Dai sedikit pun tidak berkedip
menatap dia. Dengan pelan mengusap bekas darah diwajah Xiao Dai,
Qi Hong dengan sedih berkata, "Jadwal perahu sudah....
sudah sampai tapi tidak ada perahu.... perahu datang,
nona.... merpati pos nona mengantar berita.... berita
malah.... malah kehilangan jejak.... jejakmu, aku.... aku
sangat gelisah, tidak dapat makan juga.... juga tidak dapat
tidur...."
"Ma.... maka kau jadi me.... meninggalkan gunung...."
"Apa.... apa kau menyalahkan aku?"
Air matanya Xiao Dai sudah membasahi kedua pipinya,
dia dengan serak berkata, "Tidak, aku se.... senang kau
datang...."
"Kalau be.... begitu baguslah...." Tawa sedih Qi Hong
berkata lagi, "Kau.... kau menangis" Kau menangis ru....
rupanya sungguh.... sungguh jelek sekali.... aku.... aku
hanya suka melihat kau.... kau tertawa, bisa.... bisakah
tertawa lagi.... tertawa sekali lagi" Aku sudah.... sudah lama
sekali tidak.... tidak lihat tawamu.... kau...."
Xiao Dai tertawa, tawanya membuat orang sedih.
"Aku bertemu.... bertemu dengan Li.... Li Yuan-wai,
benar, dia benar.... benar seperti yang kau.... kau katakan....
adalah seorang yang.... yang lucu, aku.... juga telah
menjernihkan.... banyak ke.... kesalah paham.... pahaman
di antara kalian...."
"Qi Hong.... kau is.... istirahat sebentar.... ya, nan....
nanti baru bicara lagi...." Hati Xiao Dai seperti hancur.
"Tidak, kau.... kau tahu.... aku tidak dapat istirahat....
aku ingin sekali.... ingin sekali mendengar kata kata.... mu,
namun...." Qi Hong memuntahkan darah lagi.
Xiao Dai dengan susah payah bangkit duduk, tapi
dengan hati-hati sekali memeluk dia.
"Terim.... terima kasih, begini enak.... enak sekali, aku
berharap.... berharap sekali kau.... kau bisa selalu.... selalu
begini memeluk aku, aku.... aku akan.... akan pergi.... pergi
sekarang. "Tidak, kau.... kau semangat sedikit, kau tidak boleh
pergi...." kata Xiao Dai ketakutan sekali.
"Adik.... adik bodoh, aku juga tidak.... tidak ingin
pergilah, tapi.... tapi ini.... ini siapa pun tidak.... tidak bisa
berbuat apa apa.... ing.... ingat ka.... kata kata kakak,
setelah.... setelah aku pergi kau.... kau sama sekali tidak
boleh.... boleh sedih demi aku, dan.... dan.... jika bertemu
nona.... tolong balas, terima, kasih.... untuk, .aku.... juga....
juga.... mohon.... mohon.... maaf.... aku.... aku.... keluar....
gunung.... tanpa izin.... izin...."
Xiao Dai dengan pikiran kosong terus menganggukkan
kepala, mulutnya terus berkata, "Kau.... kau tidak boleh
pergi.... tidak boleh pergi, aku.... aku tidak mengizinkan
kau pergi...."
Qi Hong tertawa tapi terasa sedih sekali suaranya
semakin pelan berkata, "Aku be.... beri tahu kau satu.... satu
berita.... berita.... kau.... kau sebenarnya enam.... enam....
bulan.... lagi.... bisa jadi.... jadi.... jadi.... a.... ayah.... ta....
tapi.... sekarang.... aku.... aku.... se.... sedih sekali.... ma....
maafkan aku...."
Den gan lemah dia menutup matanya, disudut matanya
meneteskan sebutir air matanya yang jernih.
Diwajahnya telah membeku senyum kepuasan yang
walau matipun tidak menyesal.
Mulutnya yang pucat sedikit terbuka, apa yang masih
ingin dia katakan"
Air mata yang panas Xiao Dai bercampur dengan darah
diwajah dia, setetes demi setetes menetes di atas wajahnya,
mekar bunga darah bercampur air mata.
Menggigit kuat bibir bawahnya, darah juga menetes
keluar dari celah giginya, Xiao Dai tahu dia tidak lagi akan
bicara. 0ooo(dw)ooo0 Senja hari selalu adalah waktu berpisah.
Dan senja dimusim gugur juga ada perasaan yang sedih.
Xiao Dai tubuhnya sudah lelah, hati sudah hancur,
seluruh tubuh penuh luka.
Tapi dia ditopang dengan amarah yang memenuhi dada,
dia bangkit berdiri.
Dia melihat pada setiap wajah kelompok yang sedang
bertempur, akhirnya dia bertatapan dengan sorot mata Li
Yuan-wai yang gelisah, perhatian dan pengertian.
Di dalam sekilas pandang itu, karena sudah terlalu
banyak mereka saling berhubungan, suara hati mereka
sudah mengerti maksud hati masing-masing.
Lalu dia membopong Qi Hong selangkah demi
selangkah dengan susah payah pergi meninggalkan daerah
pertarungan. Disaat melewati Kong Ming, Kong Ling, dia hanya
meninggalkan satu pesan.
"Aku bukan orang Perkumpulan Bunga Ju, aku
bersumpah akan balas dendam."
Kong Ling ingin menghadang, tapi Kong Ming perlahan
menggelengkan kepala.
Karena Kong Ming sudah percaya perkataan Xiao Dai,


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

maka tidak ada alasan apa lagi untuk menghadang dia
pergi" Walau mereka tahu sekali Xiao Dai pergi, kerepotan di
kemudian hari pasti tidak akan ada berhentinya, namun
bagaimana pun, itu adalah masalah di kemudian hari.
0ooo(dw)ooo0 Matahari senja merah, merah seperti darah.
Xiao Dai yang hatinya hancur, melangkah bercampur
setetes air mata darah, melangkah di matahari senja,
langsung menuju ke kerumunan penonton yang berada
dikejauhan. Tidak ada satu orang pun yang bisa mengenal wajah
aslinya lagi, karena seluruh wajahnya sudah dipenuhi oleh
darah merah. Tapi setiap orang tahu, dia adalah Tangan Cepat Xiao
Dai, seorang yang hidup kembali dari ancaman kematian,
Tangan Cepat Xiao Dai yang mengalami beberapa kali
pertempuran tapi tetap berdiri tidak roboh.
Tentu saja mereka juga tahu wanita macam apa yang
berada dalam pelukannya.
Sehingga ketika dia dengan susah payah mengeluarkan
cek uang ingin menyewa sebuah kereta, setiap kusir berebut
mengatakan bahwa keretanya paling cepat dan paling stabil.
0ooo(dw)ooo0 Xiao Dai naik kereta kuda pergi.
Mengapa dia bisa pergi meninggalkan teman yang paling
baiknya" Apakah dia tidak tahu Li Yuan-wai dan Xu Jia-rong
masih sedang sengit bertarung"
Tentu saja dia tahu.
Sekarang dia sudah hilang kemampuan untuk bertarung.
Dia sudah berpikir, dengan teliti memikirkan.
Dari pada semuanya habis, mengapa tidak menyisakan
sedikit tenaga.
Dia bukan seorang penakut, juga bukan kabur saat
bertarung, yang paling penting adalah dia tidak boleh mati,
jika mati dia tidak bisa membalas dendam.
Orang selalu harus mempunyai persiapan yang paling
buruk, di dalam hati Xiao Dai, terus berdoa untuk Li Yuanwai
dan Xu Jia-rong, berdoa berharap ada satu hari bisa
bertemu lagi. Jika tidak bisa, itu mungkin menjadi kesedihan bukan dia
sendiri saja, tapi jadi kesedihan setiap orang yang terlibat
dalam pertempuran ini.
Apa itu perasaan" Dan apa itu cinta"
Apa itu benar-benar perasaan" Dan apa itu benar-benar
cinta" Xiao Dai tidak tahu Qi Hong mati di tangan siapa, tapi
dari mulutnya kusir dia mendapat tahu apa yang terjadi
setelah dirinya pingsan, hatinya seperti jatuh ke dalam
jurang yang dalam sekali.
Gelisah dan amarah menyerang hatinya, dia
memuntahkan darah.
.... Ouwyang Wu-shuang, semula aku berniat
mengampunimu, apa boleh buat kau sendiri mencari jalan
untuk mati. Benar, tadinya Xiao Dai tidak ingin membunuhnya,
mengingat semua kejadian dahulu, tidak perduli itu adalah
cinta atau dosa, dia sudah siap melupakannya.
Karena bagaimana pun dia pernah benar-benar
mencintai dia, dia tidak berani mengakui itu adalah cinta
kanak-kanak, seperti yang dikatakan Qi Hong.
Dia berpikir jika pernah ada cinta, maka tidak
seharusnya ada benci, makanya dia dengan giat melupakan
dia, malah melupakan ketika sebelum jatuh kesungai dia
melihat sorot mata Ouwyang Wu-shuang yang membuat
hatinya sakit. Tapi sekarang dia ingin melupakannya juga sudah tidak
bisa, bagaimana pun semua ini bukan persoalan sederhana
yang terjadi antara dia dengan Ouwyang Wu-shuang, tapi
melibatkan kematiannya Qi Hong, berikut satu nyawa baru
yang tidak berdosa.
Keadaan jalan sangat jelek, kereta kuda selalu
terombang-ambing.
Lukanya jadi sakit menyayat hati, semua membuat Xiao
Dai berkeringat dingin.
Di dalam ruang kereta yang tertutup rapat, dia
bersikukuh tetap memeluk tubuh Qi Hong yang masih
sedikit hangat, begitu erat, begitu menggunakan tenaga,
seperti takut sekali tidak hati-hati dia benar-benar akan
jatuh. Dengan erat dia menempelkan wajahnya pada wajah dia,
air mata panas telah membasahi rambutnya, lehernya,
bajunya. Dia melepaskan seluruh kesedihannya, mengucurkan air
mata tanpa suara.
Siapa bilang pahlawan tidak ada air mata"
Pahlawan tentu saja ada air mata, hanya saja pahlawan
tidak meneteskan air mata dihadapan orang.
Dia terus memanggil-manggil Qi Hong di dalam hati,
terus berdoa pada langit, berharap munculmiracle,
namun.... Terpikir kejadian dulu sampai sekarang, karena rasa
sedihnya Xiao Dai seperti ingin sekali mati saja.
Dia menyadari, terhadap Qi Hong dia merasa ada begitu
banyak keasingan, yang dapat menjadi kenangannya malah
begitu miskinnya.
Jalan habis, kereta sudah jauh.
Orang yang mati demi cinta selamanya tidak menyesal.
Bakal bagaimana orang yang hidup demi cinta"
0ooo(dw)ooo0 BAB 30 Diao Long muncul
Di dunia persilatan sudah jarang terdengar pertempuran
seru seperti sekarang.
Juga tidak tahu sudah berapa lama tidak ada
pertempuran yang sebesar ini.
Xu Jia-rong dan Ouwyang Wu-shuang dua wanita ini,
rambutnya sudah berantakan, bajunya robek-robek, ditubuh
dua orang itu sudah terdapat luka, darah mengalir, keringat
juga bercucuran, mereka semua mengerti ini adalah
pertempuran antara hidup dan mati, juga satu pertempuran
yang seimbang. Sebenarnya Li Yuan-wai bukan tandingannya Du Sha,
namun karena kaki Du Sha telah patah satu, gerakannya
jadi tidak leluasa, di dalam pertarungan dia mendapat
kemudahan besar, dalam waktu singkat mungkin tidak
dapat membedakan siapa yang menang atau kalah.
Sha Qian-dao tubuhnya ringan fisiknya kuat, lawan dia
istri Du Sha walau sepuluh cakar setannya sangat dahsyat,
tapi sampai ujung bajunya juga tidak tersentuh, tentu saja
pisau perak putihnya Sha Qian-dao juga tidak berhasil
mengenai sasaran, dia melakukan serangan yang hebat,
bersiap membuat lawan mati kelelahan.
Dilapangan yang paling enteng ialah Song-hua Daozhang,
ilmu pedang enam wanita buta walau tidak lemah,
tapi dibandingkan dengan dia seperti sinar kica-kica dengan
bulan purnama. Namun karena pertama, tidak ada dendam,
kedua, tidak ada permusuhan, Song-hua Dao-zhang dengan
santainya sembarangan melayani, dia hanya mencegah
supaya lawan tidak bisa bergabung dengan Ouwyang Wushuang.
Kong Ming, Kong Ling dua biksu tinggi Shao-lin diamdiam
mengawasi perubahan dilapangan, mereka tidak tahu
akan membantu siapa, kedatangan mereka juga karena
terpaksa, walau Li Yuan-wai adalah tujuannya, tapi itu juga
hanya bisa dalam keadaan satu lawan satu. Bagaimana pun
dengan jumlah banyak melawan jumlah sedikit, yang besar
menghina yang kecil bukan keinginan mereka, walaupun Li
Yuan-wai ada seratus alasan harus mati.
Keadaan pertempuran berlangsung sengit.
Orang yang sedang asyik bertempur siapa pun tidak
memperhatikan dilapang pertempuran tiba-tiba muncul
seperti setan, seorang bercadar berbaju hijau.
Orang ini seluruh tubuhnya tertutup kain, kecuali
sepasang mata yang bersinar terang, menyorot dengan
dinginnya, hanya dua tangannya berada diudara, sepertinya
dia tidak mau terkena sinar matahari.
Suara dinginnya terdengar, "Kong Ming, Kong Ling?"
Satu rasa dingin menembus ketulang, Kong Ming
merapatkan sepasang tangan berkata, "Betul Kong Ming,
Kong Ling dari Shao-lin."
"Bagus sekali." Orang berbaju hijau berkata, "Apa tujuan
kalian datang kali ini?"
Nadanya bukan saja tidak bersahabat malah seperti
menginterogasi.
Mungkin tertekan oleh sikapnya lawan, Kong Ming
malah tidak sadar membuka mulut berkata, "Menerima
perintah dari ketua menghabisi pengkhianat dunia
persilatan Li Yuan-wai."
"Kalau begitu kalian masih menunggu apa lagi?"
nadanya lebih dingin lagi.
Kong Ling mendadak sadar, dia wataknya memang
keras, dengan tidak tahan berkata, "Siapa Tuan ini" Berani
bersikap demikian bicara dengan kami bersaudara
seperguruan, apa tidak merasa keterlaluan?"
Memang dengan kedudukan, nama besarnya Kong
Ming, Kong Ling di dunia persilatan, di dalam dunia
persilatan mungkin tidak ada beberapa orang yang pantas
bicara dengan nada demikian pada mereka.
Hem.... sekali dengan dingin, orang bercadar berbaju
hijau berkata, "Apa betul?"
Lalu dia membalikkan pergelangan berkata lagi, "Apa
kalian kenal dengan benda ini?"
"Bai Yu Diao Long"! An.... anda ini siapa.?"
Kong Ming, Kong Ling dua orang kepalanya
mengucurkan keringat dingin.
"Jangan perdulikan aku siapa, hanya aku mau tanya
pada kalian, menurut tidak diatur?"
"Ini.... menurut berita Bai Yu Diao Long ada dua
halaman...." kata Kong Ming gagap.
"Kau kira ini palsu?" Orang berbaju hijau menyentikan
jempol, Diao Long terbuat dari bahan giok bulat membelah
dari tengah tiba-tiba muncul dua halaman.
"Bagaimana" Kalian berani menolak perintah?" kata
Orang baju hijau dengan keras dan dingin.
"Aku tidak berani...." kong Ming, Kong Ling
membungkuk tubuh mundur selangkah.
"Bagus." Orang baju hijau tubuhnya tiba-tiba
mengangkat, seperti terbang pergi sambil meninggalkan satu
pesan, "Orang yang datang nanti sekalian dihabisi."
Kong Ming, Kong Ling dua orang masih belum sadar,
bayangannya orang berbaju hijau sudah menghilang.
Sudah datang" Siapa yang akan datang"
Dengan gerakan dia yang hebat itu jangan kata satu Li
Yuan-wai, walau lima Li Yuan-wai juga dia bisa dengan
mudah membunuhnya, mengapa harus menggunakan
tangan orang lain"
Ini pertanyaan yang sulit dimengerti.
Kong Ming, Kong Ling tidak terpikirkan semua ini,
mereka hanya tahu di bawah perintah Bai Yu Diao Long,
semua murid dari tujuh perguruan besar masa kini terpaksa
harus menurut. Bagusnya ketua sudah memerintahkan, dan Li Yuan-wai
juga benar adalah pengkhianat dunia persilatan, karena
memperdulikan kedudukan sendiri, mereka tidak ingin
membunuh orang yang tidak seharusnya dibunuh, bukan
saja itu bisa merusak pandangan dirinya, juga merusak
nama baik Shao-lin.
0ooo(dw)ooo0 Keringat Li Yuan-wai seperti hujan turun, wajahnya
yang bulat sudah berubah rupa.
Karena ketika dia melancarkan serangan dahsyatnya
tidak sengaja dia melihat orang berbaju hijau dengan Kong
Ming, Kong Ling yang bersikap menurut.
Dia sekarang sudah melihat mereka sedang jalan menuju
kearah dirinya, dengan melakukan satu tipuan, dia
meloncat keluar dari bayangan tongkat Du Sha, dia diam
berdiri menunggu.
Du Sha yang satu kakinya sudah patah, mendadak
kehilangan arah, tentu saja dengan senang menggunakan
kesempatan ini untuk istirahat, bersamaan juga dengan
tidak mengerti melihat Kong Ming, Kong Ling yang datang
mendekat. "Li Yuan-wai," kong Ming dengan satu tangan menyapa
berkata, "Aku datang untuk menghadapimu."
Li Yuan-wai tertawa sedikit sedih berkata, "Kalian sudah
memastikan dosaku."
"Aku terpaksa demikian, buktinya sudah ada."
"Bagus sekali, kalau begitu mengapa kalian tadi bukan
sekalian bersama-sama mengeroyokku?"
Wajah Kong Ming yang damai tampak berubah menjadi
hijau merah berkata, "Aku.... aku mana mungkin...."
"Tidak perlu menjelaskan." Li Yuan-wai berkata, "Dunia
persilatan tidak menentu, aku sudah tahu orang-orang
seperti kalian yang mengaku seorang pendekar dari
perguruan ternama, sialan, aku Li Yuan-wai sungguh sudah
jadi pusaka yang langka, sampai biksu dari Shao-lin juga
datang ingin merebut hadiah, uang seratus ribu perak putih
sungguh memikat orang!"
"Tu.... tuan mengapa begitu berkata melukai orang?"
Kong Ming tidak terpikirkan dia bisa berkata begitu kotor.
"Mengapa" Kalian ingin mendengar perkataan yang enak
didengar?" kata Li Yuan-wai tidak dapat menahan
amarahnya, "Ku beritahu kau keledai busuk, kau jangan
mengangap diri sendiri suci, secara bergiliran bertarung
dengan keroyokan, dibandingkan dengan perampok juga
tidak lebih baik, sialan, ayo, aku tidak akan jatuh
kelelahan."
Kong Ming sejak masuk ke Shao-lin dan ternama,
seumur hidupnya mungkin tidak pernah bertemu dengan


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang yang berani berkata kasar dengannya, dia tergagap,
marah sampai gemetar.
Sebenarnya siapa yang tahu Li Yuan-wai sengaja
mengaku beberapa dosa yang sebenarnya tidak pernah
dilakukan, ditambah menyaksikan Qi Hong yang
meninggal, dia jadi kepalang tanggung, walau dihadapan
yang mulia raja, dia juga pasti tetap memaki.
"Si...." kong Ming tetap saja tidak mau kehilangan
kedudukannya, menelan kembali kata kata 'alan' di
belakangnya, dengan melotot berkata, "Aku tunggu kau,
tunggu kau sampai selesai istirahat."
"Biksu besar Kong Ming." Du Sha yang disampingnya
tiba-tiba menyela berkata, "Li Yuan-wai sangat licik, jangan
beri dia kesempatan."
Du Sha melihat Kong Ming, Kong Ling dengan
sendirinya datang menggantikan dirinya, mengira lawan
telah merubah pandangannya, segera dia meninggalkan
rasa tidak senangnya dengan baik hati dia mengingatkan.
"Kau kira aku ini siapa?" Kong Ming tidak
menerimanya. Perkataan ini mengandung dua arti, satu adalah tidak
memandang martabat orang. Dua adalah mengejek orang
yang tidak punya kemampuan.
Dengan sepatah kata, paku lembeknya dikembalikan, Du
Sha marah sampai kepalanya mengepul asap, dimulutnya
tidak berkata-kata, tapi di dalam hatinya sudah memaki
Kong Ming habis-habisan.
Li Yuan-wai dengan tidak senang berkata, "Apa
maksudnya?"
"Aku tidak mau dikatakan orang, juga tidak mau
mengambil kesempatan saat orang dalam bahaya, tunggu
sampai kau sudah cukup istirahat, aku baru
menghadapimu." Jawab Kong Ming juga dengan rasa tidak
senang. "Puihh, mau apa, kau jangan pura-pura baik hati,
mengatakannya kata-kata yang enak didengar, sebenarnya
di dalam hatimu, cuma ingin membunuh aku, tidak perlu
menunggu lagi, aku sekarang sudah sangat baik, bertempur
giliran tetap saja bertempur giliran, sialan, mengapa begitu
banyak alasannya?"
Li Yuan-wai memang Li Yuan-wai, dia semakin berkata
semakin sombong, juga semakin berkata semakin membuat
Kong Ming marah sampai 'satu Budha lahir, satu Budha
naik langit'. Manusia tetap manusia, walau Budha juga ada tiga
bagiannya jiwa manusia, apa lagi Kong Ming cuma seorang
biksu, mana bisa menerima kata-kata 'sekali sialan sekali
lagi sialan'"
"Bagus, bagus, kau ini ba.... bajingan, jika demikian,
silahkan," kong Ming akhirnya tidak tahan lagi, mantel
baju biksunya bergerak tanpa ada angin meniup.
"Silahkan apa" Ini kan bukan pergi kejalan melihat
sandiwara, sialan dari tadi aku sudah menunggu...."
Perkataannya belum habis Li Yuan-wai sudah
melemparkan segumpal jarum, tujuan yang diserangnya
malah Du Sha yang berada disisi, Du Sha yang tidak siap
mimpi juga tidak terpikir bisa ada serangan seperti ini.
Sekarang jarumnya Li Yuan-wai baru digunakan, bukan
satu, tapi semuanya.
Dia sudah menunggu kesempatan ini, menunggu lama,
alasan dia tidak mengeluarkan jarum pertama adalah
senjata gelap harus ada jarak, kedua dia tidak yakin bisa
berhasil. Bagaimana pun Du Sha sudah lama ternama, dalam
keadaan saling berhadapan, senjata gelap mana bisa disebut
senjata gelap. Dia sangat benci sekali pada Du Sha yang licik, akhirnya
setelah mendapatkan satu kesempatan bagus yang sama
sekali tidak akan meleset.
Empat puluh tiga jarum sialam yang ukurannya sama,
benar saja satu pun tidak ada yang meleset semuanya
mengenai tubuh, tenggorokan dan wajahnya Du Sha.
Sepertinya telah menemui setan, (mungkin benar telah
menemui setan), Du Sha dengan wajah yang aneh melotot
pada Li Yuan-wai sampai satu jeritan mengerikan, satu kata
pun tidak bisa diucapkan, dengan tanpa bersuara lagi
menghembuskan nafas terakhir.
Li Yuan-wai sama sekali tidak memperdulikan Kong
Ming, Kong Ling dua orang.
Kenyataannya mereka juga tidak akan melakukan
gerakan, karena mereka bukan orang yang mengambil
kesempatan saat orang tidak siap, mereka telah dibuat
terkejut oleh kejadian mendadak.
Dengan wajah yang sulit digambarkan, Li Yuan-wai
berkata pada Du Sha yang masih berdiri tegak, "Aku tidak
akan mengatakan maaf, karena aku sedikitpun tidak
menyesal, kau harus tahu 'dengan cara dia sendiri,
dikembalikan pada dirinya', aku tahu, kau berniat
menyerang seorang yang sama sekali tidak ada kemampuan
menahan, dan juga kau telah membunuh seorang wanita
yang punya harapan indah dimasa depan, seorang wanita
yang membuat orang salut, yang tidak pernah terjun
kemasyarakat...."
Tidak perduli menggunakan cara apa saja, bisa
membunuh penjahat besar didunia hitam seperti Du Sha,
bukan saja dapat menjadi ternama, malah sampai berjalan
pun bisa berjalan dengan mengangkat dada.
Karena di dunia persilatan cara paling cepat untuk
ternama salah satunya adalah bisa membunuh seorang
seperti Du Sha.
Dan orang yang seperti Du Sha, di dunia persilatan
sudah tidak banyak.
Sama seperti bisa membunuh Tangan Cepat Xiao Dai
pasti akan jadi ternama.
Li Yuan-wai tidak terlihat gembira sedikit pun.
Bukan saja begitu, malah saat dia berkata, matanya telah
menjadi merah, merahnya seperti segera akan meneteskan
air mata. Karena dia tahu walau dapat membunuh seratus orang
orang ternama seperti Du Sha, tetap tidak dapat
mengembalikan seorang Qi Hong, seorang Qi Hong yang
biasa-biasa sekali.
Li Yuan-wai seumur hidupnya tidak pernah menyerang
diam-diam, walau dia sering mendadak menyerang, tapi itu
dalam keadaan saling berhadapan berebut mendahului
menyerang. Sekarang dia bisa melakukan begini hanyalah karena
sangat benci pada perbuatan Du Sha.
Walaupun dia bergaul bersama Qi Hong hanya dalam
waktu yang singkat, dia mengenalnya seperti sudah sangat
mendalam, bukan hanya karena dia pernah menyelamatkan
nyawanya, tapi karena dia seorang wanita yang sangat
polos, sekali orang melihat bisa langsung mengenalnya.
Hatinya polos, terhadap masyarakat tidak membenci, dia
hanya mempunyai cinta, dia tidak menyembunyikan
perasaannya sendiri, dia wanita yang polos suci, didunia ini
bisa ada berapa orang yang begitu"
Tadinya dia sudah membayangkan, jika suatu hari saat
segala sesuatunya telah lewat, dia harus mengolok-olok
percintaannya Xiao Dai dengannya yang begitu indah,
begitu mengagumkan, begitu lucu.
Malah dia sudah siap mengarang sebuah lagu yang
populer dikalangan pengemis 'Lian Hua Luo' (bunga teratai
gugur) 'Shu Lai Bao' (menghitung rezeki datang) untuk
mengolok Xiao Dai dengannya.
Namun ketika tongkatnya Du Sha memukul, semuanya
menjadi musnah, sampai kesempatan untuk membalas budi
pun menjadi hilang akibat pukulan tongkat itu, bagaimana
dia tidak sakit hati" Tidak benci sekali"
Apa lagi saat Xiao Dai akan pergi, dia membawa satu
lirikannya, dia mengerti Xiao Dai begitu tidak berdaya dan
sakit hati"
Dia tahu Xiao Dai akan kembali, akan menagih
semuanya, tapi bagaimana pun itu masalah di kemudian
hari, disaat ini Kong Ming dan Kong Ling telah
menyatakan 'minta pelajaran', dia juga tahu jika ingin
meninggalkan tempat ini dengan selamat, sudah tidak
mungkin. Karena menurut yang dia tahu dua orang biksu tinggi
dari Shao-lin ini pernah mengalahkan banyak orang dunia
persilatan yang namanya dan ilmu silatnya lebih tinggi dari
dirinya. Sehingga dia sudah yakin dirinya tidak akan selamat.
Sehingga dia baru berani memaki dengan kata-kata
sialan. Sehingga dia mengambil kesempatan yang tepat, sekali
gerak membunuh Du Sha.
Membunuh satu sudah balik modal, menyembelih
sepasang untung satu, bagaimana pun ini adalah situasi hati
setiap orang yang akan mati.
Sekarang diperjalanan keakhirat sudah ada teman tentu
saja dia tidak akan merasa kesepian.
0ooo(dw)ooo0 Li Yuan-wai membalikkan tubuh dengan tenang
melangkah maju ke depan Kong Ming. Dia berdiri,
tersenyum. Dia membuka kipasnya, sungguh seperti hartawan
betulan, perlahan mengipas-ngipas, dengan tenang berkata,
"Maaf membuat kau lama menunggu."
Kong Ming walau sudah tidak memperdulikan urusan
keduniawian, tapi tetap tidak bisa mengerti orang ini.
"Tidak." Dia hanya bisa mengatakan ini.
"Kalau begitu, apakah kita bisa mulai apa yang kau
katakan 'minta pelajaran' itu?"
"Terserah," kong Ming juga hanya bisa mengatakan ini.
Li Yuan-wai menutup kipasnya, berkata, "Aku pikir kau
pasti tidak akan memulai duluan benar tidak?"
"Tentu saja," kong Ming tetap hanya mengatakan ini.
"Aku tahu, karena kau harus menjaga kedudukanmu...."
Li Yuan-wai berkata, "Tapi ada kalanya, merasa lebih tinggi
malah hilang keunggulan...."
Li Yuan-wai saat sampai mengatakan ketinggalan sudah
bergerak, kata terakhir habis dikatakan, kipasnya dia sudah
sampai ditenggorokannya Kong Ming.
Ini adalah kebiasaannya, juga cara lama.
Namun cara ini terhadap orang biasa masih bisa berhasil
mendapat keunggulan.
Sedang yang dia sekarang hadapi sama sekali bukan
orang biasa. Makanya kipas dia baru saja sampai tengah jalan sudah
berhenti, malah dengan cepat ditarik kembali memotong
melintang. Karena tasbih di tangan Kong Ming sudah lebih dulu
sampai di depan dadanya.
Tadinya keunggulan, malah jadi sebaliknya, bertahan.
Ilmu silat sungguh yang terpenting adalah
kesuksesannya, Li Yuan-wai terkejut sampai keluar keringat
dingin, dengan pas-pasan dia menangkis tasbih yang hampir
mengenai dadanya.
Dalam setengah jurus ini langsung terlihat siapa yang
lebih unggul, kenyataannya sangat jelas, bertarung dengan
Kong Ming, Li Yuan-wai sudah mengerti telah menghadapi
seorang pesilat yang paling tangguh seumur hidupnya.
Dengan tidak berubah dari posisi semula, Kong Ming
menggenggam tasbih, menyapa dengan satu tangan, tidak
terus menyerang berkata, "Bisakah tuan mendengar sebuah
perkataanku?"
Li Yuan-wai dengan wajah pahit suara serak berkata,
"Sil.... silahkan katakan."
"Dengan dosa anda yang sampai seluruh dunia
mengejarnya, sungguh tidak bisa diampuni, jika kau bisa
memotong sebelah tanganmu dan membiarkan aku
merusak hawa Dan Tianmu, lalu bergabung dengan Budha,
maka aku akan menjamin sisa hidupmu."
Kong Ming sungguh seorang biksu tinggi, hati
manusianya bisa terlihat dari sini.
Beberapa saat memikirkan, Li Yuan-wai berkata, "Aku
tidak tahu apakah di Shao-lin menyembah Budha hidup Ji
Gong?" Kong Ming dengan tidak mengerti berkata, "Mengapa
Tuan bertanya demikian?"
Dengan terawa pahit Li Yuan-wai berkata, "Jika ingin
seorang pengemis dijadikan biksu, yang dia sembah tentu
saja budha hidup Ji Gong."
Kong Ming diam, dia sedang berpikir maksud perkataan
lawannya. Li Yuan-wai pelan batuk sekali berkata lagi, "Aku.... aku,
bisakah menjadi seorang biksu tukang makan daging
anjing?" Wajah Kong Ming sudah berubah, bagaimana pun dia
tidak terpikir Li Yuan-wai sampai saat yang penting ini
masih berani mengejek dirinya.
"Tuan sungguh tidak bisa dinasehati," katanya sedikit
marah. "Kau.... kau, lebih baik bunuhlah aku!" kata Li Yuan-wai
mengeluh dan tertawa pahit.
"Kelihatannya Budha pemaaf juga tidak bisa
menyadarkanmu, orang yang tidak ada jodoh ini, silahkan
kau serang lagi," kong Ming juga mengeluh sekali.
Menyuruh orang yang makan daging anjing menjadi
biksu, seperti ingin menghentikan berjudi dari seorang
penjudi sulitnya.
Apa yang dikatakan Li Yuan-wai adalah kenyataan,
apalagi masih harus memotong sebelah tangannya dan
menghapus ilmu silatnya, tidak mungkin dia bisa
menerimanya, juga tidak bisa disalahkan, dia mengatakan
lebih baik lawan membunuh dirinya.
Tidak ada variasi, juga tidak berebut duluan menyerang,
Li Yuan-wai dengan sungguh- sungguh menyerang tiga
serangan jari, dan dengan kipas sebagai tongkat menyapu


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melintang. Dia tahu tipu muslihat, variasi apa pun yang digunakan
pada Kong Ming semuanya tidak akan berguna, sehingga
dia hanya bisa dengan sekuat kemampuan menggunakan
posisi saat dulu latihan silat, menyerang lawannya.
Namun yang dia hadapi adalah biksu tinggi Shao-lin
yang ternama dengan jurusnya, dia mana bisa melawannya"
Sehinggajurus kipasnya tidak berhasil.
Namun tiga jarinya tepat mengenai.
Karena Kong Ming hanya menyerang dengan tigajari
tangan, tepat menerima tiga jarinya.
Seperti menerima tiga palu besi, juga seperti menerima
tiga halilintar.
Tubuhnya Li Yuan-wai seperti layang-layang putus tali
terbang keluar, sebuah aliran darah sudah dimuntahkan
dari mulutnya. 'Telapak penakluk iblis', sebuah jurus yang hebat dari
Shao-lin. Menurut kabar 'Telapak penakluk iblis' asal berhasil
sampai tingkat tujuh, sudah cukup bisa menghancurkan
patung batu singa yang berada di depan gerbang pintu
orang kaya. Apa kesuksesan Kong Ming tidak hanya sampai tingkat
tujuh" Jika tubuh Li Yuan-wai terbuat dari batu juga! Dia mana
bisa menahan tiga jari dari Kong Ming"
Apa lagi dia bukan terbuat dari batu, sehingga dari
mulutnya memuntahkan darah segar, langsung terbang
jauh. 0ooo(dw)ooo0 Xu Jia-rong dalam posisi unggul.
Karena luka pedang ditubuhnya hanya satu, yaitu
didekat lututnya.
Dan tubuhnya Ouwyang Wu-shuang ada tiga luka yang
panjang pendeknya tidak sama, terus mengeluarkan darah,
masing-masing dibahu, paha dan pundak.
Jika wanita bertarung mati-matian biasanya membuat
laki-laki mengeluarkan lidah.
Apa lagi dua wanita yang ilmu silatnya tinggi, jurus
pedangnya melebihi orang biasa ketika kedua wanita
sedang bertarung pedang, membuat orang merasa keuletan,
ketahanan, malah keganasannya, rasanya laki laki juga
tidak bisa menandinginya.
Pedang pendek terbang menari, pedang panjang
melayang-layang.
Xu Jia-rong yang seluruh tubuhnya sudah melebur ke
dalam jurus pedang, hati dan semangatnya, pedang dan
hawa semua sudah bersatu pada akhir penyerangan, dia
yakin tidak lebih dari sepuluh jurus pasti bisa mengalahkan
lawannya. Namun dia tidak tahu apa yang telah terjadi.
Tiba-tiba melihat tubuh Li Yuan-wai yang agak gemuk
jatuh mengeluarkan suara, 'buk', suara jatuhnya sejauh lima
che disisinya. Xu Jia-rong tidak perdulikan lagi niatnya membunuh
musuh, juga tidak perdulikan pedang pendeknya Ouwyang
Wu-shuang miring menyabet kearah dadanya, dia memutar
tubuh meloncat kesisi.
Darahnya mengalir, dalam keadaan bingung dan terkejut
iga kirinya bertambah lagi satu luka pedang kira-kira
sepanjang satu cun.
Dia datang kesisi Li Yuan-wai, melupakan sakit, juga
lupa Ouwyang Wu-shuang datang mengejar, dia buru-buru
berjongkok memeriksa.
Satu wanita lagi yang demi cinta lupa akan bahaya
mengancam dirinya.
Kesedihan segera akan terjadi....
Karena pedang pendek di tangan kanan Ouwyang Wushuang
sudah seperti taring setan, lurus menusuk kearah
punggung dia. Mendadak.... Seperti pelangi yang datang dari luar angkasa.
Sebuah pedang sempit dengan tepat dan tepat waktu
menangkis keatas.
'Ting' terdengar satu suara, dua pedang beradu
menimbulkan kembang api, hanya tinggal lima hun lagi Xu
Jia-rong akan mati di tempat.
"Siapa kau" Untuk apa kau lakukan ini" Kau tahu tidak,
yang kau lakukan ini kau akan membayarnya segera?"
Ouwyang Wu-shuang dengan galaknya bertanya pada
orang berbaju pelajar yang sedang memegang pedang, jelas
dia marah sekali pada orang ini, karena dia tidak berhasil
menusuk mati musuh dengan pedangnya.
Orang berbaju pelajar sama sekali tidak memperdulikan
teriakannya, dengan cepat dia membalikkan kepala,
melayangkan jarinya dengan cepat sekali menotok delapan
titik jalan darah besar didada Li Yuan-wai yang tergeletak
di tanah. Lalu dengan pelan dan penuh sayang berkata pada Xu
Jia-rong, "Jangan sekali-kali menggerakkan dia."
Xu Jia-rong sekarang baru mengangkat kepalanya,
dengan berlinang air mata, dia sadar tadi dirinya hampir
saja mati karena kebodohannya.
Dengan pelan mengatakan 'terima kasih' dia tidak tahan
lagi melihat Li Yuan-wai yang tidak sadarkan diri, dan
wajah bulat Li Yuan-wai hampir berubah jadi wajah kuda,
bukan saja pucat, malah sedikit kram, tampak jelas lukanya
parah sekali, sampai dalam keadaan pingsan juga merasa
kesakitan. Orang mengatakan, yang menonton bisa melihat dengan
sadar, yang terlibat tidak sadar.
Kong Ming, Kong Ling ketika melihat Ouwyang Wushuang
menusuk dengan pedang pada punggung dihati Xu
Jia-rong, mereka juga akan menghadang tapi tidak keburu.
Dan kemunculannya orang berbaju pelajar seperti
muncul dari dalam tanah, bukan saja mereka tidak bisa
melihat dengan jelas bagaimana dia menggerakkan pedang
menangkis, malah sampai bagaimana datangnya juga tidak
tahu, gerakan semacam ini, jurus pedang semacam ini, jika
tidak melihat dengan mata kepala sendiri, mereka juga sulit
mempercayainya, bagaimanapun mereka adalah pesilat
tinggi yang langka di dunia persilatan.
Kong Ming, Kong Ling adalah penonton.
Tentu saja Ouwyang Wu-shuang orang yang terlibat.
Dia sama sekali tidak memikirkan orang berbaju pelajar
bagaimana munculnya, dia hanya tahu orang ini bukan saja
menggunakan pedangnya telah menolong Xu Jia-rong,
menolong Li Yuan-wai, malah dengan sombongnya malas
menjawab pertanyaannya.
Sehingga, dia tidak bisa menahan amarah yang
mendadak timbul di dalam hati.
Sepasang matanya tampak mengeluarkan sinar
pembunuhan. Pedangnya melayang, jarum keluar lagi.
Saat ini, orang berbaju pelajar sedang membelakangi
Ouwyang Wu-shuang.
Saat ini, kepala Xu Jia-rong sedang menunduk.
0ooo(dw)ooo0 Julukan Ouwyang Wu-shuang adalah Lan Hua-shou.
Lan Hua-shou artinya tangannya dapat menggunakan
jarum sulam dengan hebat, bukan saja dapat menggerakkan
jarum menyulam dengan cepat, juga dapat menggunakan
jarum mengambil nyawa orang.
Jarum semacam ini tidak diragukan lagi adalah senjata
gelap yang paling dahsyat, paling tidak bersuara, paling
membuat orang sulit menghindarnya.
Terhadap jarum sulamnya dia sangat yakin sekali, dia
tahu tidak pernah ada orang yang dapat menghindarkan
jurus Man Tian Hua Yu (Langit penuh hujan kembang)
dalam keadaan tidak ada persiapan.
Tawa keji sudah muncul diwajahnya, dia seperti telah
melihat tiga orang akan mati, tiga orang ini tentu saja
termasuk Li Yuan-wai yang berada di atas tanah.
Karena jarum sudah keluar, jurus jarum sulam Man Tian
Hua Yu sudah dilancarkan.
0ooo(dw)ooo0 Didunia ini tidak ada hal yang mutlak.
Tidak ada orang baik yang mutlak, juga tidak ada musuh
yang mutlak. Disaat kau merasa paling yakin, sering terjadi hasil yang
'mutlak' tidak terpikirkan olehmu.
Seberapa besar daerah yang tercakup oleh enam puluh
dua buah jarum sulam"
Jangan kata tiga orang, walau tiga ekor sapi, jika titik
berbahayanya terkena jarum sebanyak ini, pasti mati tidak
diragukan lagi.
Orang berbaju pelajar itu telah terkena jarum, semua
jarum tepat mengenai punggung nya.
Namun dia yang pasti mati malah tidak mati, karena
walau semua jarum mengenai dia, hanya mengenai bajunya
saja, baju mendadak menggelembung.
Ouwyang Wu-shuang seperti melihat setan mundur
kebelakang sejauh tujuh, delapan langkah.
Dia masih tetap tertawa, hanya saja tertawanya itu sudah
tidak ada rasanya.
Karena di dalam matanya penuh dengan rasa ketakutan,
diwajahnya yang tertulis adalah ketakutan, dan sudut
bibirnya yang tertawa tidak keburu berubah jadi wajah lain.
Tenggorokannya seperti dipenuhi oleh pasir, suara yang
tadinya merdu berubah jadi serak sangat tidak enak
didengar, "Huo.... Huo Long Qi (hawa naga api), itu.... itu
kau"!"
Orang berbaju pelajar berbalik menghadap nya,
menggetar jatuh jarum sulam di atas tubuhnya.
Wajah yang cakap tidak bisa menahan amarahnya,
dengan dingin berkata, "Benar, Huo Long Qi,
pengetahuanmu cukup luas."
Didunia persilatan orang yang mengusai Huo Long Qi
hanya satu orang, yaitu yang semua orang dengan hormat
menyebutnya Yuan Ershao Yuan Ling.
"Kau.... kau, apa Yuan Ershao"!" kata Ouwyang Wushuang
sedikit tenang.
"Siapa aku tidak penting, yang paling penting adalah
kau, orang yang berhati lebih beracun dari pada ular dan
kalajengking, sampai orang pingsan akan mati juga tidak
mau mengampuni," kata Orang berbaju pelajar dengan
sorot mata dingin.
"Bagus, bagus, benar saja kau tidak mati, kau masih
berani berpura-pura mati dengan tujuan membohongi
orang, demi merebut harta warisan, kau membunuh kakak,
memperkosa kakak ipar, membunuh keponakan dan
mengira tidak ada orang lagi yang berani menghukummu?"
Orang berbaju pelajar seperti terkena geledek, mulutnya
tidak bisa bicara.
Ouwyang Wu-shuang tertawa keji pada Kong Ming,
Kong Ling berdua yang datang mendekat berkata, "Guru
besar berdua, Shao-lin sejak dulu sangat anti pada orang
yang berdosa besar, penjahat pemerkosa berada didunia
persilatan, sekarang orang yang berdiri di sana adalah
terdakwa yang divonis mati dari kabupaten Ping Yang,
yang perkaranya bisa diselidiki, Ouwyang Wu-shuang
seorang wanita lemah, mohon pada dua orang guru besar
tegakan kebenaran, lakukan hukum, basmi orang ini."
Matinya Yuan Ling sudah tersebar didunia persilatan,
tentu saja dosanya tidak ada orang yang mau membela,
setiap orang tahu.
Ketika Kong Ming, Kong Ling berdua mendengar katakata
Ouwyang Wu-shuang, tidak terasa saling
berpandangan dan maju beberapa langkah.
Kenyataannya sangat jelas, jika orang ini benar adalah
Yuan Ershao, Kong Ming, Kong Ling berdua pasti tidak
akan membiarkan dia membunuh Ouwyang Wu-shuang,
apalagi mereka telah teringat pada orang bercadar yang
memegang Bai Yu Diao Long, kata-katanya saat mau pergi.
"Ouwyang Wu-shuang, kau pintar sekali", kemudian
orang berbaju pelajar memalingkan kepala, berkata pada
Kong Ming, Kong Ling, "Dua orang guru besar, apa kalian
sudah mengambil keputusan, benar tidak?"
"Amitaba" Kong Ming menyebut nama Budha berkata,
"Apa anda benar Yuan Ershao?"
Yuan Ershao tertawa pahit berkata, "Benar aku Yuan
Ling." Walau sudah terpikir orang ini adalah Yuan Ling, tapi
mendengar dia mengaku, Kong Ming dan Kong Ling juga
merasa terkejut.
Bagaimana pun, tahun itu Yuan Ershao di belakang
gunung Shao-lin berdiskusi pedang, setelahnya ketua Shaolin
pernah mengeluarkan perintah, setiap murid dan
anggota Shao-lin di kemudian hari jika bertemu Yuan Ling
harus memberi hormat sebagai murid, Kong Ming dari
Kong Ling tidak bisa lupa, namun sekarang keadaannya
menjadi demikian rumit dan kaku, sesaat dua orang itu
tidak tahu harus berbuat apa.
Dengan tergagap Kong Ming, Kong Ling dengan hormat
satu tangan berkata, "Bertemu Yuan Ershao."
Mereka berdua adalah adik seperguruan ketua,
melakukan hal itu tentu saja sebagai tanda menghormat
satu generasi. "Tidak berani, harap dua guru besar maklum
penyamaran ini," kata Yuan Ling balas hormat.
Setelah saling memberi hormat, selanjutnya tentu saja
harus membicarakan hal serius, namun sungguh sulit
membuka mulut, baik Yuan Ling atau Kong Ming, Kong
Ling. Pertarungan Song-hua Dao-zhang dengan enam wanita
buta tampak seperti main-main.
Hingga perubahan yang terjadi dilapangan, diajuga bisa
melihatnya dengan jelas.
Sekarang dia sudah menghentikan pertarungan dan
datang menuju Kong Ming, Kong Ling.


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiba-tiba enam wanita buta itu juga dipanggil ke samping
Ouwyang Wu-shuang.
Song-hua Dao-zhang setelah memperhatikan sebentar
orang berbaju pelajar, dengan nada sombong sekali berkata,
"Benarkah anda Yuan Ling yang karena takut dosanya
hingga berpura-pura mati?"
Siapapun bisa mendengar, nada memandang rendah di
dalam perkataannya.
(Karena Yuan Ling pernah mengalahkan Qing Cheng Si
Zi, dan Song-hua Dao-zhang adalah paman seperguruan
Qing Cheng Si Zi, ketika terjadi peristiwa itu dia sedang
berkelana diluar, sehingga persoalan ini terus ditaruhnya di
dalam hati.) Yuan Ling sudah mendengar hatinya Song-hua Daozhang
yang sempit, begitu mendengar perkataannya, dia
sudah tahu kerepotan sudah datang, tapi dia terpaksa
bersoja berkata, "Kiranya Song-hua Dao-zhang yang berada
dihadapanku, benar aku adalah Yuan Ling."
"Bagus sekali, hayo cabut pedangmu."
"Mengapa?"
"Membunuh kakak, memperkosa kakak ipar, membunuh
keponakan, apa sudah cukupkah?"
Sejak semula, Yuan Ershao sudah tahu orang lain tidak
boleh tahu masalah pura-pura mati dirinya, sekarang karena
menolong Li Yuan-wai, orang lain jadi tahu jati dirinya,
sungguh hanya karena terpaksa, tapi tidak terpikir
kerepotan datangnya begitu cepat.
Saat ini bukan saatnya untuk menjelaskan.
Saat ini satu-satunya yang dapat dilakukan juga hanya
mencabut pedang.
Namun apa pedangnya Yuan Ershao bisa dicabut"
Sekali dia mengeluarkan pedang sama saja menyatakan
dirinya bersalah, ini pasti akan lebih membuat semua orang
bertambah marah.
Pedang Yuan Ershao ada di dalam baju panjangnya.
Setiap orang tahu dia menggunakan pedang, tapi sedikit
sekali orang tahu mengapa pedangnya digantung di dalam
baju. Song-hua Dao-zhang tenang menunggu, menunggu
Yuan Ershao mengeluarkan pedang.
Dia tahu dia pasti mengeluarkan pedangnya, karena dia
adalah Yuan Ershao, Yuan Ershao pasti tidak akan diam
setelah ada orang menantangnya.
Kong Ming, Kong Ling juga menunggu, mereka berdua
sama sekali tidak terpikir ditengah jalan bisa keluar Songhua
Dao-zhang mengambil alih posisi panas ini.
Ouwyang Wu-shuang juga menunggu, dengan sorot
mata licik menunggu, karena hanya dia yang tahu banyak
rahasia yang orang tidak tahu.
Dengan tidak dapat berbuat apa-apa mengeluh sekali,
Yuan Ershao mengatakan satu kata yang paling tidak ingin
dikatakan, "Aku tidak bisa."
Tidak hanya Song-hua Dao-zhang, Kong Ming dan
kawan-kawannya juga terkejut, sampai Xu Jia-rong yang
masih menjaga disisi Li Yuan-wai juga dengan tidak
mengerti memandang Yuan Ling.
Karena yang dia tahu persoalan Yuan Ershao walau
mendapat tuduhan yang bersalah lebih besar lagi, juga tidak
akan sampai tidak berani menerima tantangan,
bagaimanapun nama adalah nyawa utama seorang pesilat,
berkelana di dunia persilatan tidak perduli aliran hitam atau
putih, keatas sampai pesilat tinggi, ke bawah sampai
bajingan tingkat kesembilan, disaat orang menantang
mengatakan tiga kata ini tidak bedanya dengan kehilangan
segalanya. "Kau adalah orang penakut?" Song-hua Dao-zhang
dengan hina. "Kau tahu aku bukan?" Kata Yuan Ershao dengan pasti.
"Kalau begitu, mengapa kau tidak berani mencabut
pedang?" "Apa itu perlu aku mengatakan, orang yang di dalam
hatinya salah, mana berani menghadapi pedang
kebenaran?" kata Ouwyang Wu-shuang tertawa sinis.
"Ouwyang Wu-shuang, jangan kira siasat licikmu bisa
berhasil, terhadap kau aku sudah mengumpulkan banyak
bukti, kau tunggu saja, tidak perlu lama lagi, dihadapan
orang di seluruh dunia aku akan membongkar siasatmu,"
kata Yuan Ershao, terhadap wanita ini dia sudah terlalu
benci. "Betulkah" Yuan Ershao ku, dimana aku mempunyai
masalah yang memalukan orang"
Aku tidak ada kakak, tidak ada kakak ipar, juga tidak
ada keponakan?"
Ouwyang Wu-shuang dengan amannya berdiri di
belakang Song-hua Dao-zhang dan Kong Ming, Kong Ling
dengan licik tertawa.
"Aku pikir kau seharusnya yang dipanggil Bunga Ju,
baru betul," kata Yuan Ershao dengan sorot mata dingin.
"A.... apa maksudnya?"
"Karena kau pemimpin Perkumpulan Bunga Ju."
Setiap orang juga tahu Perkumpulan Bunga Ju akhirakhir
ini di dunia persilatan menimbulkan gejolak berdarah.
Kelakuan dia yang suka membunuh, menyeramkan
hingga sampai anak kecil yang menangis di malam hari juga
akan berhenti jika mendengar nama Perkumpulan Bunga
Ju. Makanya Perkumpulan Bunga Ju dua kata telah
membuat Song-hua Dao-zhang dan kawan-kawannya
terkejut sekali.
0ooo(dw)ooo0 Tidak menyangkal, juga tidak mengaku, Ouwyang Wushuang
berkata, "Sudahlah, Yuan Ershao, kau tidak merasa,
apa yang kau katakan sangat kekanak-kanakan?"
Yuan Ershao dengan tidak bisa berbuat apa-apa tidak
memperdulikan dia lagi, menatap pada Song-hua Daozhang
dan Kong Ming, Kong Ling berkata, "Kalian bertiga,
Yuan Ling seumur hidup perbuatannya terbuka, sebulan
kemudian pasti akan menunggu digunung Yu Qian Ping
Yang, mengenai kesalahan yang dituduhkan pada Yuan
Ling, disaat itu juga sekalian akan menjelaskannya pada
orang sedunia."
"Baru saja mengatakan kau kekanak-kanakan, kali ini
kau malah mengatakan hal yang tidak ada gunanya,
mungkin hanya idiot yang percaya siasat mundurmu."
Ouwyang Wu-shuang selamanya refleknya paling cepat,
mulutnya paling beracun.
"Amitaba, Yuan Ershao, aku selalu percaya perkataan
dan kelakuanmu, apa boleh buat hari ini Bai Yu Diao Long
sudah muncul, mungkin sulit melanggar perintah...." kata
Kong Ming maju selangkah.
Bai Yu Diao Long"
Yuan Ling di dalam hati bergetar.
Ouwyang Wu-shuang terkejut.
"Benar, orang yang memegang Bai Yu Diao Long baru
saja muncul, bersamaan memerintahkan aku harus.... harus
membuat Yuan Ershao...."
Wajah Yuan Ling sudah berubah, tertawa tidak ada
suara berkata, "Betulkah mau membunuh aku dulu?"
"Namun dia ada anak atau murid, apa lagi.... apa lagi
tahun itu almarhum guru pernah berpesan hanya mengenal
plat perintah tidak mengenal orangnya."
Yuan Ershao terdiam.
Dia tidak tahu Bai Yu Diao Long mengapa bisa muncul
lagi di dunia persilatan.
Dia juga tidak pernah mendengar Zhan Long pernah
mengatakannya. Tapi dia tahu di bawah perintah Bai Yu Diao Long ada
satu aturan, yaitu dia hanya membunuh orang yang
dosanya tidak bisa diampuni.
Sekarang bukankah dirinya orang yang dosanya tidak
bisa diampuni"
Istri Du Shan sepuluh jari tangannya yang mempunyai
kuku panjang dan tajam itu dibandingkan dengan pisau di
tangan Sha Qian-dao masih jauh lebih tajam.
Mereka sudah lupa segalanya, mereka sudah bertarung
sembilan ratus lima puluh enam jurus.
Namun kali ini yang kelelahan malah Sha Qian-dao
sendiri. Tidak ada lain alasan untuk kalah saja.
Disaat jurus ke sembilan ratus tujuh puluh tiga, istri Du
Sha sengaja memberi satu kekosongan, pahanya tersabet
satu pisau. Dan harga satu goresan pisau ini malah membuat Sha
Qian-dao menyesal selamanya.
Karena istri Du Sha mengambil kesempatan menyentik
racun Ying Feng Dao (jatuh mengikuti angin) yang
tersembunyi di dalam kukunya masuk ke dalam hidung dia.
Disaat menutup matanya, Sha Qian-dao merasa mata dia
mungkin seumur hidup sulit dibuka kembali.
0ooo(dw)ooo0 Setelah menendang hancur hidung Sha Qian-dao, istri
Du Sha dengan bencinya meludah.
"Sialan"! Hanya mengandalkan paku sepanjang tiga
cun"! Sialan kau ini sungguh sungguh Sha Qian-dao, puihh,
orang yang meminjamkan uang pada kau sungguh buta,
kelihatannya nama busukmu Sha Qian-dao akan terus
dibawa kehadapan raja neraka...."
Makiannya belum habis sudah berhenti.
Karena tiba-tiba dia menyadari dilapangan sudah tidak
ada orang yang bertempur lagi.
Mendadak dia membalikkan kepala, dari kejauhan dia
menemukan lagi dilapangan keadaannya sudah berubah
menjadijanggal.
Apalagi dia menemukan suaminya berdiri di sana sedikit
pun tidak bergerak.
Di dalam hatinya timbul gejala yang tidak enak, dia
selangkah demi selangkah mendekati Yuan Ershao dan
mereka, tentu saja matanya menatap tajam pada Du Sha.
Semakin dekat hatinya semakin tidak tahan berdebar.
Sama sekali tidak terpikir olehnya Du Sha telah mati,
karena orang mati tidak akan berdiri.
Namun orang hidup harus bernafas, mengapa dadanya
sedikit pun tidak bergerak"
Ketika masih remaja menjadi suami istri setelah tuajadi
teman. Tidak perduli suami istri macam apa, setelah melalui
waktu yang panjang, yang paling mereka takuti paling tidak
tahan adalah disaat begini.
Orang dilapangan tidak ada yang tahu dia telah
mendekat. Mungkin ada orang yang tahu, tapi tidak ada orang yang
terpikir dia akan melakukan apa.
Karena dia hanya bengong, dengan wajah tanpa ekspresi
berdiri di depan Du Sha, dia melihat pada jarum sulam
yang memenuhi wajah dan tubuhnya.
Perkumpulan Bunga Ju" Siapa yang sedang mengatakan
Perkumpulan Bunga Ju"
Perkumpulan Bunga Ju pernah membunuh banyak
orang, dan orang yang mati di tangan Perkumpulan Bunga
Ju banyak sekali yang mati seperti ini dipaku oleh jarum
seperti ini. Suami Istri Du Sha kali ini menghadang untuk
membunuh Li Yuan-wai memang atas perintah dari Bai Yu
Diao Long. Namun mereka juga mengincar hadiah uang seratus ribu
liang perak itu.
Uang hadiah itu dikeluarkan oleh Perkumpulan Bunga
Ju, mengapa jarumnya Perkumpulan Bunga Ju bisa
mengambil nyawanya Du Sha"
Pikiran istri Du Sha sudah kacau, apapun tidak dipikir,
dia hanya tahu orang berbaju pelajar itu menyebut
Ouwyang Wu-shuang adalah Bunga Ju, adalah orang yang
memerintah Perkumpulan BungaJu.
Sehingga semua orang sedang membicarakan apa sudah
tidak penting, yang penting adalah dia ingin balas dendam,
balas dendam untuk Du Sha yang dipaku jarum.
Kejadiannya sangat mendadak.
Istri Du Sha seperti panah meluncur kepada Ouwyang
Wu-shuang, sepuluh jari tangannya yang tajam bergerak
melingkar besar dan kecil diudara.
Tidak ada orang yang tahu apa yang terjadi, juga tidak
ada orang yang tahu mengapa dia seperti menjadi gila,
menginginkan nyawanya Ouwyang Wu-shuang.
Sehingga keadaan dilapangan jadi kacau balau.
Apa lagi enam wanita buat yang berada di belakang
Ouwyang Wu-shuang juga tidak tahu apa yang terjadi,
mereka hanya dapat merasa ada orang yang menyerang,
mengenai siapa yang menyerang mereka tentu saja tidak
mungkin tahu. Sehingga enam bilah pedang buta juga melayang layang.
Melayang di dalam kerumunan orang, melayang pada
setiap orang yang berada dekat dengan mereka.
Song-hua Dao-zhang tanpa tahu sebabnya melayani dua
orang. Kong Ming, Kong Ling menghindar dari empat orang
lainnya. Dan Ouwyang Wu-shuang dengan terpincang-pincang,
dengan meloncat-loncat pedang pendeknya melindungi diri,
keringat dingin bercucuran, kacaunya sampai waktu untuk
memaki orang juga tidak sempat, dia didesak berputar-putar
tidak karuan oleh istri Du Sha.
Pedang tombak tidak bermata, orang berkelahi tidak ada
tangan bagus. Pertempuran kacau ini yang paling pertama selesai
adalah grupnya Song-hua Dao-zhang, lawannya sudah
jatuh tergeletak di tanah, matanya kosong sampai mati pun
juga sulit menutup. Darah telah tampak ditengah alis,
pedang menetes darah, menetes jatuh kepasir kuning.
Song-hua Dao-zhang seperti kehilangan apa, karena tadi
sebuah pedang itu walau tidak ada suara, tapi sangat


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lambat, hanya.... hanya sibuta baru tidak melihat, juga
hanya sibuta baru sampai bodohnya menabrak ujung
pedang menggunakan kepala.
Dia tidak berniat membunuh mati, tapi apa boleh buat
dia benar-benar buta, yang tidak beruntung adalah dia
sudah lupa dia itu buta.
Kelompok kedua yang sudah selesai tentu saja kelompok
Kong Ming. Empat wanita buta masing-masing terkena 'Fu Mo
Zhang' (Telapak penakluk iblis) 'Jin Gang Qian' (Tinju
emas) dan 'Du Xin Zhi' (jari tangan menembus hati),
mereka sudah kehilangan kemampuan bertempur lagi, jatuh
terduduk terengah-engah.
"Kau.... kau sudah gila, ne.... nenek tua kau.... kau
bicaralah, dengan diam tidak bicara mencari orang
bertarung.... ini termasuk aturan apa"!" Ouwyang Wushuang
menggunakan kesempatan sesaat merubah jurus
dengan suara serak berteriak keras.
"Wanita hina, kau sekalian saja bunuh aku!" Istri Du Sha
melingkar tiga puluh enam lingkaran yang mematikan
menyerang lagi, dengan keras berteriak, memaki.
"Se.... stop, Du Sha bukan aku yang bunuh." Ouwyang
Wu-shuang sudah mengerti, sekuat tenaga menyerang dua
belas pedang dengan keras berteriak.
"Setan baru percaya perkataan kau." Tetap setiap jarinya
menusuk ketitik bahaya Ouwyang Wu-shuang.
"Nenek tua.... kau.... kau sudah gila.... Du Sha di....
dibunuh Li Yuan-wai...." menghindar beberapa serangan
bertubi tubi, Ouwyang Wu-shuang menjadi marah.
Li Yuan-wai"
Istri Du Sha mendadak berhenti.
"Benar, benar Li Yuan-wai yang membunuhnya, kalau
tidak percaya kau boleh tanya mereka."
Biksu tidak berbohong, apa lagi biksu setinggi Kong
Ming juga tidak akan bohong.
Istri Du Sha membalikkan tubuh dengan sedih sekali,
tapi dia hanya menemukan bekas darah yang memenuhi
lapangan. Karena Li Yuan-wai sudah tidak ada dilapangan, seperti
lenyap diudara, sampai selembar rambut pun tidak
tertinggal. 0ooo(dw)ooo0 Li Yuan-wai tentu saja tidak akan lenyap begitu saja.
Disaat pertempuran kacau dimulai, Yuan Ershao sudah
membungkuk membopong dia, pada Xu Jia-rong memberi
tanda dengan mata dengan cepat meninggalkan tempat ini.
Yuan Ershao terpaksa pergi, dia lebih suka mendapat
julukan pengecut, daripada tinggal.
Karena jika dia tidak pergi, maka Li Yuan-wai akan
mati. Karena Li Yuan-wai hanya tampak menghembuskan
nafas, tidak, tampak menghirup nafas, tinggal di sini lebih
lama akan lebih sedikit harapan menolongnya.
0ooo(dw)ooo0 Yuan Ershao seorang pendekar angkuh, seorang aneh
sepanjang generasi.
Sejak umur enam belas tahun dengan sebatang pedang
berkelana di dunia persilatan, mengalami pertempuran
besar kecil empat puluh dua pertempuran, dari yang kecil
menghadapi penjahat besar dialiran hitam, sampai yang
besar berdebat pedang di Shao-lin, berhadapan dengan
semua pesilat didunia persilatan, tangan dia tidak pernah
gemetar. Karena jika tangan yang menggenggam pedang gemetar,
dia pasti telah mati empat puluh dua kali.
Tapi sekarang tangannya gemetar tidak bisa
dikendalikan, malah sampai tenaga untuk mengetuk
Perkumpulan Bunga Juga sepertinya tidak ada.
"Yuan.... Yuan Ershao, kau tidak merasa tidak enak
tubuh! Mengapa wajahmu begitu tidak enak dipandang?"
tanya Xu Jia-rong disisi dengan perhatian.
Melihat sekali Li Yuan-wai yang ada di atas tangannya,
Yuan Ling dengan mengangkat keberaniannya yang paling
besar, pelan mengetuk pintu.
Pintu rumah siapa ini"
Mengapa tangan yang mengetuk pintu itu gemetarnya
begitu lihay"
0ooo(dw)ooo0 Yang membuka pintu adalah seorang pelayan cantik.
"Kalian cari siapa?"
"Maaf, tolong laporkan pada nona Zhan, seorang
kenalan lama yang bermarga Yuan datang bertamu," kata
Yuan Ershao menganggukkan kepala.
"Marga Yuan"!"
"Benar, marga Yuan."
"Silahkan masuk dulu ikuti aku."
"Terima kasih."
Pelayan wanita sambil membawa jalan, sambil terus
terus membalikkan kepala.
Menenbus pekarangan depan yang penuh dengan bunga
Ju, sampai disatu bangunan yang munggil, sipelayan
berkata, "Silahkan tunggu sebentar" lalu pergi keluar.
Xu Jia-rong dengah wajah tidak menentu perlahan
bertanya, "Yuan Ershao, apa Li.... Li Yuan-wai masih bisa
ditolong?"
Yuan Ling dengan teliti memandang pada wanita yang
cintanya buta tapi dingin ini, dengan tertawa pahit berkata,
"Asal.... asal kenalan lamaku ini mau mengobati, dia akan
tertolong."
"Kalau demikian ilmu pengobatan temanmu sangat
tinggi?" kata Xu Jia-rong dengan gembira.
"Benar, sangat tinggi, asal orang masih bernafas, dia ada
akal.... hanya.... hanya tidak tahu dia mau tidak...." Yuan
Ling mengeluh. "Mengapa"! Bukankah dia temanmu?"
"Hai, semakin banyak teman semakin sulit buka
mulut...."
"Mendengar kata-katamu tadi, apakah temanmu seorang
wanita?" "Benar, tadinya aku bisa mencari kakaknya, mereka
kakak beradik ilmu pengobatannya sama tinggi."
Sedikit mengerti, Xu Jia-rong berkata, "Kalau begitu
mengapa kau tidak mencari kakaknya?"
Yuan Ling menatap lautan bunga Ju diluar bangunan
berkata, "Kakaknyaa dan satu temanku sampai sekarang
tidak diketahui nasibnya."
Yuan Ershao terkenang memikirkan Zhan Long yang
tampan, dan Polisi Setan Tie Cheng Gong yang tua penuh
pengalaman. Di dalam bangunan masuk seorang pelayan yang
umurnya lebih besar sedikit.
Kabar yang dia bawa malah membuat orang gelisahnya
sampai bercucuran keringat.
Menurut kata-katanya Zhan Feng pergi kebelakang
gunung memetik bunga Ju sejak pagi pagi sekali keluar
sampai sekarang masih belum kembali.
"Maaf, biasanya berapa lama nonamu pergi kegunung
belakang memetik bunga Ju?" tanya Xu Jia-rong gelisah.
"Tidak tentu, suka sehari, ada kala dua tiga hari, aku
juga tidak bisa memastikannya."
Yuan Ling melihat pada Li Yuan-wai yang wajahnya
pucat, dengan nekad berkata, "Tolong kau tunjukan jalan
digunung belakang."
"Mau apa?" pelayan wanita itu tidak mengerti.
"Aku ingin mencari dan minta tolong nonamu, karena....
karena temanku mungkin tidak bisa bertahan terlalu lama."
"Yuan Ershao...." kata Xu Jia-rong gelisah.
"Aku mengerti, kau tidak perlu banyak bicara."
"Jika demikian, silahkan ikut dengan aku." Pelayan
wanita itu membalikkan tubuh segera pergi.
0ooo(dw)ooo0 Gunungnya berbahaya, jalannya terjal.
Semua ini tidak menyulitkan Yuan Ershao.
Disepanjang jalan dia seperti berlari terbang, di dalam
hati hanya ada satu pikiran, yaitu secepatnya ketemu Zhan
Feng. Dia sudah melupakan segalanya, melupakan antara dia
dengan dirinya ada banyak hal yang tidak diketahui orang.
Ketika dia pertama bertemu dengan Zhan Feng, itu juga
disaat senja, satu senja yang seperti sekarang indah penuh
dengan awan warna warni.
Tahun itu dia masih remaja, dengan darah yang bergolak
dengan sebatang pedang berkelana di dunia persilatan, juga
dengan semangat tinggi menghadapi semua pahlawan
didunia. Pemuda seperti dia tentu saja juga ada semacam
kesombongan, kesombongan menganggap rendah dunia,
sedikit kekanak-kanakan, karena disaat itu dia telah
mengalahkan. Qing Chcng Si Zi hingga namanya
menggemparkan dunia persilatan.
Pertama bertemu, tidak dapat disangkal dia telah sangat
tertarik oleh kecantikannya Zhan Feng.
Namun keangkuhan yang sulit dijelaskan itu, dan
keangkuhan yang tanpa alasan itu membuat dia sampai
benar-benar memandang pun tidak pernah.
Zhan Long ada seorang teman yang baik.
Tidak hanya sekali setelah minum arak dia pernah
dengan berkelakar berkata pada Yuan Ling, "Aku berani
dengan sombong berkata, didunia ini tidak ada seorang pria
pun bisa tidak terpikat oleh adikku."
Ini sepertiga semacam tantangan.
Semacam tantangan yang membuat Yuan Ling tidak bisa
menundukkan kepala.
"Saudara Zhan, kau telah memandang rendah semua
pria didunia, paling tidak aku marga Yuan percaya aku
bukan orang macam itu."
"Xiao Yuan, kau bukan hanya bisa menuntun hidung
kerbau (Menunjuk pada Qing Cheng Si Zi), juga bisa
membual." "Kau tenanglah, saudara Zhan, aku menganggap diriku
adalah seorang pria besi tulen, pasti tidak akan terikat oleh
perasaan, apa lagi terpikat oleh adikmu, walau aku seumur
hidup tidak beristri dan menjadi biksu, he he.... juga tidak
ada satu hari memohon padamu."
Ini adalah kata-kata kelakar, juga kata-kata arak, juga
adalah kata-kata iseng yang tidak tahu ujung pangkalnya.
Dua orang laki-laki, berteman baik pula, disaat minum
arak sering saling mengolok.
Apa boleh buat kata-kata arak yang iseng ini telah
didengar orang.
Dan orang yang mendengar kata-kata ini justru Zhan
Feng yang hatinya tinggi melebihi langit, cantiknya tidak
seperti manusia biasa.
Sehingga dia tidak ada alasan harus menerima olokan,
penghinaan ini.
Sehingga dia membagi dua Perumahan Zhan Bao.
Sebab yang paling utama adalah dia tidak bisa mengerti
hati aneh laki-laki mengapa lebih mengutamakan teman
tapi tidak mau famili.
Apa yang bisa Yuan Ling katakan"
Dia hanya bisa menyesal meninggalkan perumahan
Zhan Bao. Namun masalahnya belum selesai.
Seorang wanita seperti Zhan Feng, tentu saja ada harga
diri yang amat tinggi, ketika harga dirinya diinjak-injak
orang, masalah yang dia lakukan tentu saja membuat orang
tidak bisa memikirkannya.
Dia mulai dengan rencana gila-gilaan.
Dia mengumpulkan semua keterangan mengenai Yuan
Ling, termasuk silsilah, famili, kebiasaan, hobi.
Dia menemukan satu rahasia yang dapat digunakan,
seorang yang demi dirinya bisa mengorbankan nyawanya....
Yuan Di. Sebenarnya ini juga hanya mendorong perahu mengikuti
arus, karena Yuan Di setelah menemukan Yuan Ling
bukanlah adik kandungnya, karena iri timbul hati
membenci. Sehingga Yuan Ling terjerumus ke dalam jaring
perangkap yang penuh dengan iri, dendam, balas dendam,
menanggung dosa membunuh kakak, memperkosa kakak
ipar, membunuh keponakan.
Karena mereka telah menghitung dengan tepat setiap
langkah yang bisa Yuan Ling langkah, mulai dari Yuan Di
meninggalkan rumah, lalu mati, Yuan Ling demi mengejar
pembunuh dimana-mana terjerumus ke dalam jebakan,
mereka mengerti seluruh keadaan hati dia.
Buat Yuan Ling dia mengira menyuap bupati, saksi,
menciptakan dakwaan memperkosa kakak ipar, membunuh
keponakan, tadinya mengira bisa mengumpan keluar
pembunuh yang sembunyi, siapa tahu semua ini malah juga
membuat Zhan Feng dan kawan-kawan memperoleh
tambahan bukti, menggunakan banyak uang menyuap
pejabat pusat mengganti bupati, sampai empat orang saksi
yang paling penting yang bisa membuktikan juga telah
ditutup mulutnya dengan dibunuhnya oleh Yuan Di.
Sehingga satu perkara palsu jadi perkara betulan.
Satu siasat mengumpan musuh berubah menjadi seratus
mulut juga tidak bisa dibantah, satu siasat yang malah
membelengu sendiri.
Ketika cinta terjadi, kekuatannya yang dahsyat itu sama
sekali bukan dengan kebencian bisa menahannya.
Saat Zhan Feng mengira Yuan Ershao takut dihukum,
hingga bunuh diri dengan menabrakan kepalanya pada
tembok, kebencian yang memenuhi dada, amarah malu
sudah lenyap, dilanjutkan dengan dia tiba-tiba menyadari
dia tidak tahu sejak kapan mulainya sudah mencintai orang
itu, dan juga cintanya begitu dalam.
Dia tidak berani menyesal, juga tidak bisa menyesal.
Karena dia telah terjerumus ke dalam kubangannya
Ouwyang Wu-shuang dan Yuan Di.


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia menemukan mereka sama seperti permen karet,
sekali menempel ditubuh mau membuangnyajuga tidak
bisa. Dia tidak bisa berbuat apa-apa, tidak ada bantuan, juga
kenyang dengan ancaman mereka akan menyebarkan
masalah ini kedunia.
Hati nuraninya sangat tersiksa, karena dia menemukan
dia telah kehilangan bencinya.
Dia tidak berani sekali salah terus-terusan salah, juga
selangkah demi selangkah dia melangkah mundur kembali.
Apa lagi ketika dia mengetahui Yuan Ershao hanya
berpura-pura mati, hatinya bergejolak menjadi-jadi.
0ooo(dw)ooo0 Zhan Feng dengan menarik tubuhnya yang lelah, sedang
selangkah demi selangkah jalan kembali.
Di tangannya ada satu keranjang bunga Ju liar yang
dipetik dari gunung.
Saat ini dia sedang melangkah di jalan kecil gunung
disenja hari, perasaan orang terhadap ini hanyalah satu
macam.... persis seperti dewi khayangan sedang turun
meniti tangga langit.
Namun dewi gembira ini, mengapa wajah dia kelihatan
begitu sedih" Sepasang alisnya juga mengapa tidak terbuka"
Bagaimana dia bisa gembira" Dan dia mana bisa tidak
sedih" Demi kakaknya yang lama tidak kembali dia jadi gelisah,
lalu dia dibujuk berikut ditipu oleh Ouwyang Wu-shuang
yang merampas Bai Yu Diao Long nya.
Juga demi hilangnya Xiao Dai dia jadi pusing, disaat dia
mengira hanya dia yang bisa menghadapi Ouwyang Wushuang
dan Yuan Di. Juga karena bayangan Yuan Ershao, otaknya menjadi
sedih dan pusing, karena bayangan orang itu dihari terakhir
ini menyiksa hingga dia hampir menjadi gila.
Ada begitu banyak kepusingan, ditambah disiksa oleh
cinta, walau Li Yuan-wai sekali pun mungkin juga tidak
bisa ketawa. Baru saja membelok ditikungan, mau turun satu langkah
lagi. Zhan Feng sudah menemukan seorang berbaju pelajar
dengan tegap berdiri ditengah jalan, sedikit pun tidak
berkedip dengan kepala penuh dengan keringat sedang
memperhatikan dirinya.
Sedikit tidak tenang, tapi terpaksa dia melanjutkan
jalannya maju ke depan.
Jalan, jalan terus, dia sudah sampai di depan orang itu,
yang aneh adalah orang itu tidak ada sedikit maksud
memberi jalan. Tidak tahan bergolak amarah di dalam hati Zhan Feng
dengan keras melotot berkata, "Maaf, harap beri jalan."
"Apa kabar, nona Zhan," kata Orang itu dengan serak.
Suara yang menggitu hafal dan juga asing"
Keranjang bunga Ju di tangannya tidak bisa dipegang
erat lagi. Berkuntum-kuntum bunga Ju bertaburan di atas tanah,
dan, keranjang bunga itu berguling ke bawah terus.
"Ini.... ini kau"!"
"Betul, betul aku."
Air mata Zhan Feng seperti butir mutiara jernih.
Dan orang itu sepertinya juga ada semacam emosi yang
sulit dibendung.
0ooo(dw)ooo0 Mendadak dia tersadar....
Zhan Feng memalingkan kepala mengangkat lengan baju
mengusap air mata dengan dingin berkata, "Harap beri
jalan...."
"Kau.... kau tega"!" kata orang itu mengeluh sekali, "Aku
mohon kau dapat mengulurkan tangan menolong
temanku...."
"Itu adalah temanmu, apa urusannya dengan aku?" kata
Zhan Feng tetap dengan tidak ada perasaan.
"Apakah.... apakah kau masih marah oleh kata-kata
kelakar sehabis minum arak tahun itu?" Zhan Feng diam.
"Apakah.... apakah kau sampai sekarang masih belum
reda marahnya?" kata Orang itu lagi.
Hati Zhan Feng bergetar.
Mengeluh lagi, orang itu hampir dengan memohon
berkata, "Jika aku benar mempunyai hal yang
merugikanmu, nona Zhan aku pikir.... aku pikir hukumlah
aku sampai...."
"Kau.... kau tahu...." kata Zhan Feng tidak sadar.
Dengan menganggukkan kepala orang itu berkata, "Aku
tidak salahkan kau, sungguh, aku tidak ada sedikit niat
menyalahkanmu, segalanya hanya salahku berbicara tidak
aturan, lagi pula jika tidak ada kau masalahnya tetap akan
terjadi." Zhan Feng tentu saja tahu orang seperti dia amat
sombong, bisa berkata dengan memohon, adalah hal yang
tidak mudah. Dia bukan orang lain, dia adalah orang yang di dunia
persilatan dihormati, Yuan Ershao Yuan Ling!
Salju dimusim dingin sudah melebur, walau musim semi
ini datangnya sedikit terlambat.
Tidak perlu lagi mempertahankan harga diri, kerena dia
sudah tahu cinta dengan benci bedanya hanya segaris
benang. Apalagi, apalagi orang itu setelah tahu apa yang telah dia
lakukan, malah bisa memaafkan, yang seorang biasa belum
tentu bisa melakukannya.
"Kau.... kau mengapa...." kata Zhan Feng tergagap
gagap. Yuan Ershao menatap dia, di dalam matanya ada
pengertian, ada cinta, juga ada sinar yang bisa meleburkan
orang. Zhan Feng yang disorot oleh pandangan seperti ini jadi
menundukkan kepala, wajahnya menjadi merah.
"Aku sudah bukan seorang remaja, kau juga mengerti
aturan melukai orang sama juga melukai diri sendiri." Yuan
Ershao mengerahkan keberanian terbesarnya, menjilat bibir
yang kering berkata, "Yang.... yang penting aku
menemukan.... aku menemukan...."
Di dalam hati Zhan Feng seperti ada rusa kecil yang
meloncat-loncat, dia sudah mengangkat kepalanya,
sepasang mata yang jernih sekali sedikit pun tidak berkedip
melihat dia. Dia sedang menunggu, menunggu kata kata yang sampai
mimpi pun ingin mendengarnya.
Dia sedang berharap, harapan kata-kata yang dikira
selamanya tidak mungkin bisa didengar.
Yuan Ershao akhirnya mengatakannya juga.
"Aku.... aku menemukan, aku telah jatuh cinta padamu."
Air matanya Zhan Feng sudah bercucuran, kali ini dia
tidak mengusapnya lagi, begitu saja membiarkan
bercucuran. Yuan Ershao hatinya sudah tidak tenang, pikirannya
sudah kacau. Tiba-tiba dia menyadari dia salah berkata lagi.
"Kau.... kau bisakah melepas benda diwajah kau" Kau....
kau bisakah mengatakannya sekali lagi?"
Ketika Yuan Ershao mendengar kata-kata ini, dia telah
memeluknya. Bersamaan dia juga merasakan air mata orang dalam
pelukannya begitu panas bergolak.
Segala siksaan dan kesulitan sepertinj'a telah berlalu.
Disaat perasaan cinta telah matang bukankah seperti
kata-kata Airnya datang sungai pun jadi'
Masalahnya bisa tidak memhilangkan halangan di dalam
hati, masalahnya ada di, bisa tidak menghilangkan
kesombongan diri, harga diri yang sama sekali tidak ada
hubungannya. Bila tidak sungai ini bukan saja tidak jadi, jika tidak baik
mengaturnya malah bisa jadi air bah.
Kau seorang remaja" Kau sedang dalam jatuh cinta"
Mengapa bukan segera katakan padanya"
0ooo(dw)ooo0 BAB 31 Pertemuan gembira
Masih tetap bangunan megah berderet.
Masih tetap bunga Ju memenuhi kebun.
Xiao Dai melawan arus naik keatas, kembali
kepegunungan Emei sudah tujuh hari penuh.
Selama tujuh hari dia duduk sendirian dipinggir kali,
menjaga satu gundukan tanah kuning, pagi menyambut
matahari pagi, malam mengantar matahari senja.
Jika haus, mengambil air kali, jika lapar, memetik
sayuran liar. Selain itu, dia seperti patung batu diam
bermeditasi. Dia tahu dia melakukan ini tidak ada banyak artinya,
makanya dia membuat satu batasan.... tujuh hari.
Dia ingin menggunakan waktu tujuh hari sedetik pun
tidak meninggalkan tempat, menemani Qi Hong.
Menemani dia melihat gunung, melihat air, melihat
matahari terbit, mendengar suara serangga.
Karena di dalam legenda seseorang setelah mati dalam
waktu tujuh hari, arwah dia masih bisa bersatu, juga dapat
merasakan, dia tidak ingin Qi Hong kesepian, sedih
melewati tujuh hari ini, makanya dia menemaninya.
0ooo(dw)ooo0 Darah telah membeku, luka telah menutup.
Dia harus berterima kasih pada Zhan Feng yang
meninggalkan obat pada waktu itu, jika tidak luka Xiao Dai
pasti akan infeksi, akhirnya tidak bisa sembuh secepat ini.
Juga untung kondisi tubuhnya sangat bagus, mengalami
beberapa kali bahaya, luka parahnya tidak terhitung tapi
masih bisa bertahan sampai sekarang, jika diganti oleh siapa
saja mungkin sudah mati tiga kali lebih.
Angin sedang menangis, hujan telah turun.
Angin musim gugur hujan musim gugur adalah paling
menyedihkan. Xiao Dai bangkit berdiri, karena sudah penuh tujuh hari,
sekarang sudah saatnya untuk pergi.
Dia terpaksa harus pergi, hanya karena Li Yuan-wai
masih menunggu dia, menunggu dia masih hidup" Atau
dalam keadaan mati menunggu dia" Dia tidak tahu.
Tidak perduli Li Yuan-wai masih hidup atau sudah mati,
dia pasti menunggunya.
Karena saat Xiao Dai meninggalkan, dia sudah
memberitahu, dirinya pasti akan kembali.
Walau tidak mengatakan sendiri, tapi disaat sepasang
mata dia dengan dia bertatapan, dia yakin Li Yuan-wai
sudah mengerti.
Inilah janji tanpa kata.
Semacam janji tanpa kata yang dipupuk dengan waktu
yang lama sekali.
0ooo(dw)ooo0 Tiang perahu telah tampak, masih tetap perahu yang
membawa dia kesini.
Xiao Dai diam menunggu perahu pelan-pelan mendekat
dipelabuhan kecil yang dibuat oleh batu.
Dia sepertinya sudah dapat mendengar para awak
perahu berkelakar, namun wajahnya yang tadinya kaku
malah pelan pelan berubah membawa hawa pembunuhan.
Karena pengalamannya memberitahu, diperahu ini pasti
ada orang yang tidak biasa.
Perasaan ini sulit dikatakan, mungkin ini adalah reflek.
Dia sudah lama berkecimpung di dunia persilatan,
banyak orang juga bisa mencium bau bahaya.
Perahu semakin dekat, di dalam hati Xiao Dai
perasaannya akan memdapat masalah semakin kuat, malah
dia sudah merasa gemetar ringan yang tidak berasa.
Ada siapa di dalam perahu" Dan ada siapa yang bisa
tahu dirinya ada di sini"
Apakah orang yang datang adalah teman" Atau....
musuh" Disaat ini walau Tangan Cepat Xiao Dai adalah Lo Han
yang terbuat dari besi" Dia juga sama sekali tidak dapat
menghadapi pertarungan yang amat sengit.
Bagaimana pun setelah mengalami pertarungan berturutturut,
ilmu silatnya sudah berkurang sampai tiga puluh
persen akibat luka lama dan luka baru.
Jika orang yang datang adalah musuh bukan teman,
mana bisa dia menahan pertarungan sekali lagi"
Keringat dingin Xiao Dai sudah tampak, dia juga terpikir
masalah yang menakutkan ini.
Musuh yang lebih keji, lebih kuat dia juga tidak takut,
namun sekarang dia hanya bisa bersembunyi, bersembunyi
dicabang-cabang pohon besar.
Karena dia harus melihat dulu siapa yang datang ini"
Karena dia harus menjaga dirinya yang bertujuan untuk
melakukan pembalasan.
0ooo(dw)ooo0 Perahu berhenti, orangnya turun.
Xiao Dai membuktikan perasaannya, dari celah-celah
cabang pohon, dia telah melihat Hao Shao-feng yang
menduduki posisi kedua di Gai-bang, berikut Delapan Besar
Dewa Langit sembilan orang dengan hati-hati melangkah,
mengendap-endap berpencar.
Mengapa mereka bisa mencari sampai kemari"
Punggung Xiao Dai jadi dingin, akhirnya dia percaya
Gai-bang sungguh tidak bisa dianggap remeh, siapa yang
berdosa pada Gai-bang, dia bakal tidak beruntung, mereka
seperti ditempel oleh setan dendam, kecuali membunuh
habis mereka, mungkin cara apapun juga tidak ada.
Mereka memeriksa di dalam rumah dan diluar rumah
semua tidak bisa menemukan orang yang dicari.
Karena ketika mereka memeriksa ke dalam rumah Xiao
Dai sudah meluncur naik keatas pohon.
Api menerobos keatas, asap tebal menutup langit.
Hao Shao-feng merasa kehilangan jejak, dengan sangat
marahnya dia memerintahkan membakar rumah, masalah


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini Xiao Dai sedikit pun tidak menyangka.
Rumah kecil yang bagus, bonsai yang cantik, dan gudang
buku yang telah menghabiskan waktu seumur hidupnya Qi
Hong, di bawah ganasnya api, semua telah menjadi abu.
Api membakar, menyorot sepasang mata Xiao Dai
menjadi merah. Dia tahu api ini pasti akan berlanjut, dia akan membakar
setiap cabang Gai-bang.
Namun dia sekarang hanya bisa bengong melihat
musuhnya membakar, membakar habis satu-satunya tempat
yang menjadi kenangan.
Air mata telah mengalir, bibir telah pecah.
Di dalam hati Xiao Dai diam-diam bersumpah dia pasti
akan membangun rumah kembali di sini, tapi dia juga tahu
dia sudah tidak bisa mengembalikan segalanya seperti
semula. Bagaimana pun rumah yang dulu, baru ada kehangatan
dan kenangan terhadap Qi Hong.
0ooo(dw)ooo0 Air sungai terasa dingin, tapi hati Xiao Dai malah
membara. Jika air sungai tidak dingin, Xiao Dai bisa terbakar habis
oleh api amarah yang memenuhi dadanya.
Seluruh tubuhnya berendam di dalam air, ditubuhnya
diikat dengan tali rami sebesar jempol, dan ujung tali
lainnya terikat diperahu itu.
Dia terpaksa melakukan ini.
Dia tidak ada kemampuan untuk bertempur lagi, juga
tidak ada tenaga untuk mendaki gunung melewati jurang.
Dia hanya punya satu cara ini untuk bisa lolos dan tidak
perlu banyak menggunakan otot.
Sejak turun ke sungai sampai sekarang sudah memakan
waktu empat jam.
Dan di dalam empat jam ini, yang dia andalkan hanya
tekad membalas dendam.
Jika tidak dimusim gugur, dia tidak tahu dirinya bisa
terus berendam diair sungai yang dingin ini.
Bintang berkedip, malam telah larut.
Bintang-bintang yang berkedip mirip sekali dengan mata
kekasih. Dalam keadaan begitu Xiao Dai terbayang lagi wajah
yang walau tidak bisa dikatakan cantik, tapi telah memberi
orang ketenangan hidup seperti angin musim semi.
Mengapa disaat kehilangan kawan bicara, kenangan baru
seperti gelombang terus muncul.
Mengapa disaat segalanya akan dimulai, harapan itu
langsung lenyap"
Xiao Dai selamanya tidak mengerti masalah yang
kelihatannya ruwet tapi ternyata sederhana sekali, masalah
yang sederhana sekali tapi ruwetnya sulit dimengerti.
Betulkah ini untuk kehidupan manusia yang tidak
berdaya. Xiao Dai sedih dan tidak ingin memikirkannya, namun
jika tidak memikirkannya bagaimana bisa melewatkan
malam yang panjang ini"
Dia tidak bisa menutup matanya, juga tidak bisa
membiarkan dirinya tidur.
Air sungai itu sangat deras, setiap saat bisa membuat
tenggelam orang yang kurang pintar.
Dia hanya bisa berpikir, berpikir kapan perahu ini
menepi, berpikir setelah perahu menepi bagaimana mencari
kabar hidup matinya yang lain.
0ooo(dw)ooo0 Seumur hidup Li Yuan-wai tidak pernah mengalami luka
yang begini parah.
Juga seumur hidupnya, belum pernah dia tidur di atas
ranjang yang begitu elegan, mewah, nyaman.
Ketika sepasang matanya dibuka, perasaan pertama yang
dirasa adalah sakit, seluruh tubuhnya sakit, sepertinya
seluruh tulang ditubuhnya telah hancur.
Setelah sakit, perasaan dia menjadi nyaman, setiap poriporinya
terasa hangat sekali! hidungnya mencium bau
tubuh seseorang yang harumnya seperti bunga anggrek, bau
tubuh seperti ini hanya ada pada seorang gadis.
Dan dipundaknya yang terbuka ada kepala yang licin,
lembut, juga sangat cantik dan dingin sedang tertidur di
atasnya. Perasaan dia sekarang adalah sakit, nyaman, ditambah
sedikit gatal. Tiba-tiba nafasnya memburu, karena rambut wanita itu
telah masuk kelubang hidungnya, akhirnya dia tidak tahan
dan bersin sekali, hingga membangunkan Xu Jia-rong yang
tertidur lelap.
Di dalam hatinya diam-diam dia memaki dirinya, Li
Yuan-wai dengan gugup berkata, "Hai.... maaf, maaf, kau
tidur lagi saja, tidur lagi, kali ini aku akan menahan, aku
tidak akan bersin lagi...."
Xu Jia-rong mengangkat kepalanya, dia terkejut,
gembira, bengong sebentar berkata, "Kau sudah bangun"!"
Seperti tertawa pencuri Li Yuan-wai berkata, "Jika
tahu.... he he.... aku lebih baik tidak bangun...."
Xu Jia-rong melihat dengan mata putihnya, dia ingin
marah dan ingin tertawa berkata, "Kau.... kau, orang sudah
sampai begini, sekarang masih ada semangat melucu" Kau
tahu tidak seberapa parah lukamu" Sudah pingsan berapa
lama?" Li Yuan-wai mengingat-ingat sambil menggelengkan
kepala. Sepasang tangan Xu Jia-rong membereskan rambutnya,
membenarkan selimut, dia berkata, "Seluruh jeroan kau
telah berpindah tempat, sikut kananmu keseleo, pingsan
selama tiga hari tiga malam, bagusnya Yuan Ershao datang
tepat waktu, ditambah kemahiran ilmu pengobatan nona
Zhan, jika tidak.... hemm, nyawa kecilmu ini sudah dari
dulu melapor pada raja akhirat...."
"Yuan Ershao"! Nona Zhan"! Apa.... apa yang terjadi?"
Lalu Xu Jia-rong menceritakan dengan jelas, peristiwa
setelah meninggalkan Li Yuan-wai, sampai yang
mendengarnya bercucuran keringat dingin.
Setelah Li Yuan-wai mengerti segalanya, mendadak
terpikir satu hal yang merisaukan, sehingga wajahnya
hampir menjadi buah paria.
Xu Jia-rong terus melihat perubahan wajah Li Yuan-wai,
juga terus menyelidik apa yang dia pikirkan, lalu dia
tertawa, tertawanya ada sedikit mempermainkan.
"Kau.... kau tertawa apa?" tanya Li Yuan-wai seperti
menjadi pencuri kecil, ditangkap orang merasa ketakutan.
"Tidak apa-apa, aku hanya mentertawakan kau, orang
yang sering melakukan segi tiga...."
"A.... apa segi tiga?" Li Yuan-wai hampir saja pingsan.
"Cinta segi tiga!" kata Xu Jia-rong memiringkan kepala
menahan tawa. "A.... apa maksudnya?"
"Sudahlah, kau juga tidak perlu pura-pura lagi hartawan
besar, nona Zhan Feng sudah menceritakan pada kami
mengenai 'Feng palsu dan Huang bohong' hubungan antara
dia denganmu, kau juga tidak perlu malu, sebenarnya
waktu itu dia juga terpaksa...."
"Aku.... Ershao dia...." Li Yuan-wai hampir saja
menggigit lidahnya.
"Apa yang ingin kau katakan?" Xu Jia-rong jadi tertawa.
"Aku.... aku bisa berkata apa" Aku hanya ingin tidur."
Habis bicara dia benar-benar menutup matanya, dan juga
menutup kepalanya dengan selimut.
0ooo(dw)ooo0 Sering dengar orang berkata 'mantu buruk akhirnya juga
harus bertemu dengan mertua'.
Li Yuan-wai walau bukan seorang wanita, tapi dia sudah
bisa menyimak 'mertua' ini sungguh sulit ditemui.
Sejak kemarin malam bangun, dia terus tidak menutup
matanya kembali.
Xu Jia-rong menjaga disisinya semalaman, dengan terus
terang menceritakan perasaan dirinya, menceritakan kisah
Yuan Ershao dan Zhan Feng dan lika likunya, malah juga
memberi tahu, dia mengerti Li Yuan-wai pasti bukan
pemerkosa seperti dimulutnya Ouwyang Wu-shuang.
Tidak diragukan lagi dia adalah seorang wanita yang
berani mengatakan cinta, berani mengatakan benci.
Bertemu dengan seorang wanita yang begitu cantik, dan
begitu terus terang, kecuali Li Yuan-wai menyerah, dia
masih bisa berbuat apa lagi"
Bagaimana pun demi dirinya hampir saja dia diperkosa
orang, demi dirinya hampir saja mati di bawah pedangnya
Ouwyang Wu-shuang, bagaimana pun orang telah menjaga
disisinya selama tiga hari tiga malam selangkah pun tidak
meninggalkan. Sekarang dia sedang menunggu, menunggu Yuan Ershao
dan Zhan Feng 'mertua'.
Dengan tertawa pedih Li Yuan-wai melihat Xu Jia-rong
berkata, "Kakak Rong."
(Hai, sungguh cepat, sampai panggilan kakak Rong juga
sudah digunakannya.)
"Kakak Rong, nanti.... nanti kalau mereka datang, aku....
aku harus katakan apa?"
"Katakan apa" Aku mana tahu kau ingin mengatakan
apa" Bagaimana pun kau tidak akan mengatakan kau masih
mencintai nona Zhan lah?"
Kelihatannya Li Yuan-wai sudah bertemu dengan orang
lihai, kemampuan Xu Jia-rong mengolok orang tidak lebih
rendah dari pada dia.
"Hai, kau.... kau ampunilah aku boleh tidak" Sialan,
ini.... ini dari mana memulainya...."
"Apa katamu"!" Xu Jia-rong melotot.
"Kata.... aku mengatakan apa!" Li Yuan-wai buru-buru
menyangkal. "Aku jelas-jelas mendengar kau memaki orang."
Memaki orang"
Li Yuan-wai jadi bodoh.
Dia ingat Xu Jia-rong pernah mengatakan dia suka akan
gurauan dan lucunya.
Mengapa sekarang satu kata kasar yang keluar begitu
saja, dia sudah melototkan matanya"
"Non.... nona besar, aku itu.... itu hanya kata kebiasaan,
aku mana berani memakimu, dan dimana tega
memakimu...."
Li Yuan-wai dengan wajah pahit diam-diam berkata,
"Sialan, kelihatannya selanjutnya aku jadi orang hukuman,
lebih baik buru-buru mengikat tali gantung diri...."
0ooo(dw)ooo0 Empat orang, satu ranjang.
Tentu saja yang terbaring di atas ranjang hanya Li Yuanwai
seorang. Walau masalahnya sudah dibicarakan, salah paham
telah jernih, tapi ketika Li Yuan-wai berhadapan dengan
Yuan Ershao dan Zhan Feng tetap saja ada kekakuan yang
sulit dikatakan.
Yuan Ershao yang sudah membuka penyamarannya,
demi meredakan situasi sengaja mengeluh berkata,
"Mengapa, hartawan besar, apakah kau masih memikirkan
kelinci itu?"
"Sialan, lain kali.... lain kali walau aku mati kelaparan
juga tidak akan menangkap kelinci lagi, kelinci tidak
tertangkap hampir saja jadi musuh cinta Ershao, kasihan
aku, bertarung bukan lawanmu, muka juga tidak
setampanmu, makanya, makanya terpaksa dengan
mengepal sepasang tangan memberikan wanita cantik
seperti dewi ini padamu...."
Perkataan Li Yuan-wai masih belum habis, tiba-tiba dia
merasakan pahanya dicubit orang dengan keras, dia
berteriak seperti babi disembelih.
"Ingin mati...." kata Xu Jia-rong melotot dengan tertawa
manis. "Aku.... aku entah dapat rezeki apa, kelihatannya di
kemudian hari sampai kebebasan bicara juga tidak...." Li
Yuan-wai dengan wajah pahit mengusap-usap pahanya.
Zhan Feng tertawa terkekeh-kekeh, berkata, "Hartawan
besar, kau sekarang sedang mendapat rejeki bunga, nona
Rong kau harus baik-baik mengawasi dia ya, sepasang
matanya, aku dengar telah memikat banyak nona lho."
Mata Li Yuan-wai dipejamkan, karena dia melihat
tangannya Xu Jia-rong mengulur datang.
Dulu selalu Li Yuan-wai yang 'makan tahu' wanita, tidak
terpikir olehnya, kalau wanita 'makan tahu' laki laki, jauh
lebih menakutkan.
"Bagus, Ershao, kau.... kau, sesudah ada orang baru
segera meninggalkan aku teman sehidup semati, sialan! Li
Yuan-wai sungguh tidak hati-hati berteman.... tidak hatihati
berteman waww!" Tidak bisa melawan wanita, Li
Yuan-wai terpaksa menfokuskan laki-laki.
"Teman lamaku, ini sungguh-sungguh, aku selalu dengan
tulus berterima kasih padamu demi aku telah mengalami
banyak kesulitan!" Yuan Ershao cepat-cepat menjelaskan.
Hemm.... Li Yuan-wai dengan tidak senang berkata,
"Mmm, kata-kata ini masih enak didengar, jika tidak lukaku
ini jadi tidak tahu pada siapa mengadunya, sebenarnya
dibandingkan dengan Xiao Dai...."
Teringat Xiao Dai, Li Yuan-wai sudah kehilangan
semangat berguraunya, seluruh wajahnya segera menjadi
lemas. Waktu dipertarungan gedung Wang Jiang, Xiao Dai
sekarat masuk kesungai, saat itu untung ditolong oleh Zhan
Feng, namun kali ini....
Setiap orang tahu hubungan antara Li Yuan-wai dengan
Xiao Dai. Setiap orang juga tentu bisa merasakan keadaan hati dia
sekarang ini. Sehingga kegembiraan menjadi tidak ada lagi.
Udara seperti membeku, dan, wajah setiap orang juga
timbul kesedihan.
Setelah lama, Zhan Feng terkilas satu sinar.
"Aku pikir.... aku pikir aku tahu dia mungkin pergi


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemana...." setelah melihat kesekeliling pada semua orang
berkata lagi, "Jika Qi Hong mati demi dirinya, maka dia
akan membopongnya kembali ke Gunung E Mei, karena
dia tahu Qi Hong hidup di san
Harpa Iblis Jari Sakti 5 Kisah Pendekar Bongkok Karya Kho Ping Hoo Pendekar Panji Sakti 19

Cari Blog Ini