Duri Bunga Ju Karya Gu Long Bagian 9
ai datang ke depannya
Qin Shi Ren, Xiao Dao yang sudah putus asa, tiba-tiba
melihat orang ini telah menjadi orang mati, mengenai
apakah dia mati ketakutan, atau mati karena dipukul itu
tidak diketahui.
0ooo(dw)ooo0 Li Yuan-wai tidak tahu kenapa Xu Jia-rong pergi
meninggalkan dirinya" Dia juga tidak tahu mengapa air
matanya bercucuran"
Karena tidak ada cukup waktu buat dia berpikir,
sesungguhnya jika seseorang ingin pergi, apa lagi yang bisa
menghentikan dia"
Lingkaran pengurungan semakin kecil, hingga Li Yuanwai
sudah merasakan hawa pedang berikut hawa
pembunuhan sudah menyerang dirinya.
Telapak tangannya sudah mengeluarkan keringat,
sekarang dia sedang menggenggam erat jarum di tangan,
dia tahu dia tidak boleh merasa ragu-ragu, jika tidak dia
akan mati, dan matinya tidak enak dipandang, matinya
sepeserpun tidak berharga.
Semua orang di sini sepertinya dipimpin oleh Ouwyang
Wu-shuang, mereka semua diam menunggu komando dari
dia. "Kau sudah ketakutan" Kau sudah ketakutan bukan?"
kata Ouwyang Wu-shuang tidak mencak-mencak lagi,
malah tertawa. Li Yuan-wai dengan wajah pahit memandang wajah
yang pernah dicintainya sangat dalam, dengan serak dia
berkata, "Benar, aku takut, dan juga takut kau tidak bisa
mengambil nyawaku!"
Tentu saja dia tidak takut mati.
Dia hanya takut wajah dingin yang mengerikan ini,
mengenang kembali perkataan dan tawa manis yang dulu
yang dia kenal.
0ooo(dw)ooo0 Matahari senja, matahari senja yang merah seperti api.
Ouwyang Wu-shuang sudah melihat tangan Li Yuan-wai
menggenggam erat segenggam jarum sulam, dia teringat Li
Yuan-wai juga mahir menggunakan jarum sulam.
"Li Yuan-wai, belajar dari mana jurus 'Tujuh Tangan
Mahir' mu?"
Li Yuan-wai bengong, dia tidak tahu apa yang dimaksud
oleh Ouwyang Wu-shuang.
"Jangan berpura-pura bodoh, yang aku tanyakan adalah
jarum di tanganmu itu?"
"Betul tidak seorang wanita yang mengajarkan padamu?"
Ouwyang Wu-shuang berteriak keras.
Li Yuan-wai diam tidak bicara, karena dia sudah terpikir
Ouwyang Wu-shuang juga mahir menggunakan senjata
gelap jarum. "Wanita hina ini, dia kira...." Ouwyang Wu-shuang
mendadak tutup mulut.
"Siapa yang kau katakan?"
Habis bicara, satu bayangan yang cantik, melangkah
keluar dari belakang sebuah pohon dipinggir rumah petani.
Berhubung menghadap pada matahari senja, Li Yuanwai
tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang yang baru
datang itu, tapi suara itu ingin melupakannya juga dia tidak
bisa, bagaimana pun dia pernah mengira dirinya pernah
mencintai orang yang bicara itu.
Tidak salah, dialah Zhan Feng.
Sekarang kecantikannya sedikit pun tidak ada asap
duniawi, dengan anggunnya berdiri di sana, dan matanya
dia seperti berkata pada setiap orang.
Perasaan Li Yuan-wai, seperti botol lima rasa yang
tumpah, tidak bisa membedakan apakah manis" Apakah
asam" Apakah pahit" Apakah pedas"
Dia tidak berani melihatnya, tapi tidak tahan ingin
melihatnya, dan hanya satu lirikan ringan, dia sudah
membaca di dalam matanya dia merasa semacam
kesedihan. Laki-laki yang lainnya, adalah Delapan Besar Raja
Langit dan Hao Shao-feng, 'delapan belas mata bola' sudah
dibuat oleh kecantikannya Zhan Feng, bergesar sedikit pun
tidak bisa, dan di dalam hati setiap orang semuanya
memuji, terpesona dan timbul satu, dua pikiran kotor.
Ouwyang Wu-shuang juga hanya sekejap timbul emosi,
tapi dengan cepat, dia sudah merubah wajahnya jadi dingin,
sepertinya dia tidak mengenalnya, atau sama sekali tidak
pernah melihat dia.
Di antara semua orang ini mungkin hanya enam wanita
buta yang tidak terpengaruh olehnya, mata buta tidak bisa
melihat segalanya, tentu saja tidak bisa tahu orang yang
datang ini kecantikannya sampai dimana.
Hmm, sampai sepasang petani tua dan cucu mereka yang
berada di bawah meja, juga sudah lupa akan bahaya,
mereka mengulurkan lehernya.
Zhan Feng suka akan bunga Ju, setiap orang yang kenal
dengan dia pasti mengetahuinya.
Li Yuan-wai tidak bisa menebak mengapa tangannya
menggoyang-goyangkan bunga Ju campuran dengan
perlahan. Bunga Ju hanya bisa dipandang, bagaimana bisa
dimainkan"
Seorang yang suka Ju mengapa bisa melakukan
membakar kecapi, memasak bangau, pekerjaan yang
merusak pemandangan ini"
Dia tidak berkata lagi, tapi yang lebih mengejutkan Li
Yuan-wai adalah, Zhan Feng malah menggunakan
tangannya mencabut helaian Ju, sehelai demi sehelai....
Seorang wanita secantik dewi, helaian bunga Ju yang
beterbangan mengikuti angin, matahari senja juga
membentuk warna yang sangat indah, menyinari rambut
panjangnya, menyinari baju putih bersih panjangnya.
Setiap orang terpikat oleh pemandangan yang seperti
mimpi seperti bayangan, seperti sajak seperti lukisan ini....
Namun suara dingin Ouwyang Wu-shuang kembali
terdengar, merusak situasi yang tenang ini.
"Kau"!"
"Apa kau lupa perjanjian kita" Apa kau tidak perdulikan
hidup matinya dia?"
"Aku tidak lupa...."
"Kalau begitu kemunculanmu saat ini untuk apa?"
"Aku mencarimu."
"Mencari aku"!"
"Benar, mencarimu."
"Baik, jika ada masalah kita bicarakan nanti, tunggu
setelah aku membereskan dulu orang yang ada di depan ini,
nanti aku akan bicara baik baik denganmu."
"Tidak bisa, aku ingin bicara sekarang."
"Sekarang"! Kau tahu tidak, dengan susah payah aku
baru dapat mencari dia, kau tahu tidak saat ini kecuali
membunuh dia, aku tidak tahu, ada masalah apa lagi yang
lebih penting dari keadaan ini?" Ouwyang Wu-shuang
menunjuk Li Yuan-wai dengan sedikit emosi yang sulit
ditahan. "Aku tahu."
"Kau tahu"! Jika kau sudah tahu mengapa.... ooo, aku
mengerti sudah, betul tidak kau tidak tega melihat dia
mati?" "Benar, dia tidak boleh mati, paling sedikit sekarang
masih tidak boleh mati."
"Jika aku tetap ingin dia mati sekarang?"
"Aku.... aku akan menyelamatkannya."
"Menyelamatkannya"! Ha.... ha.... ha.... menyelamatkan
dia"! Apa kau tidak salah"! Setelah kau menyelamatkan dia,
yang akan mati adalah orang lain," kata Ouwyang Wushuang
tertawa dingin.
Alisnya Zhan Feng sedikit mengerut, orang yang melihat
dia semuanya seperti ikut hancur karena sedihnya.
Didunia ini, tidak ada orang yang tega melihat wanita
cantik seperti ini mengerutkan alis, orang yang dapat
membuat dia mengerutkan alis, tidak diragukan adalah
orang nomor satu paling kejam.
Bibirnya terbuka tertutup beberapa kali, baru mengeluh
perlahan berkata, "Ouwyang, kau.... kau bu at apa
begini...."
"Jangan mengurusi aku, uruslah dirimu," kata Ouwyang
Wu-shuang, sepasang matanya menyorot pembunuhan,
nada bicaranya sangat dingin.
Zhan Feng dengan sedih melihat pada Li Yuan-wai,
pandangan ini membuat hati Li Yuan-wai meloncat sekali,
juga membuat dia mengerti satu hal, yaitu jika dia tidak
menghindar sorot matanya lagi, dirinya akan bertepuk
sebelah tangan lagi, dengan demikian mungkin akan
terjerumus ke dalam mala petaka yang tidak dapat ditolong
lagi. Dengan susah payah, Li Yuan-wai mengalihkan
pandangan matanya, dia mendadak berteriak, "Shuang
Shuang, aku Li Yuan-wai meskipun lemah, aku tidak ingin
seorang wanita memintakan kasihan untukku, silahkan kau
sendiri yang tentukan, lihat apa aku Li Yuan-wai ini apa
seperti seekor kura-kura yang menyembunyikan kepalanya."
Ouwyang Wu-shuang membalikkan kepalanya, dengan
tertawa aneh berkata, "Bagus, bagus, bagus, Li Yuan-wai
akhirnya kau bisa menegakan dada, kau akhirnya bisa
menegakan dada.... Hao.... Shao.... Feng.... jika hari ini kau
tidak bisa menangkap Li Yuan-wai hidup-hidup, maka kau
akan mendapat tempat yang orang tidak bisa melihat....
bereskan.... diri.... mu.... sendiri."
Perkataannya dingin, dinginnya sampai Hao Shao-feng
yang berdiri disisi menjadi gemetar kedinginan.
Tapi dia cepat maju, bersamaan itu tangannya sudah
diangkat siap menyerang.
Zhan Feng juga ingin maju.
Sepasang mata Ouwyang Wu-shuang yang tadinya bisa
tertawa, mengeluarkan sinar kejam, dia berteriak, "Berhenti,
jika kau berani maju selangkah lagi, aku segera akan
membalikkan kepala pergi, nanti akibatnya kau sendiri yang
tanggung...."
Zhan Feng tidak dapat berbuat apa-apa, dia
menghentikan langkahnya....
Tangan Hao Shao-feng sudah turun.
Delapan tongkat yang terbuat dari besi, sudah membuat
matahari senja berubah warna, membentuk satu bayangan
hitam menutup pada Li Yuan-wai.
Tangannya Li Yuan-wai dengan cepat bergerak enam
belas kali, enam belas buah jarum sulam tanpa suara
terbang keluar, sasaran yang dituju adalah Delapan Besar
Raja Langit itu.
Senjata gelap apa pun, jika sudah menjadi senjata yang
jelas, kekuatan -dan keampuhannya, pasti akan berkurang
banyak. Dalam pembicaraan tadi Delapan Besar Dewa Langit
sudah tahu jarum di tangannya Li Yuan-wai adalah senjata
pelindungnya, mana mungkin mereka tidak waspada
terhadapnya"
Sehingga terdengar 'ting' 'ting' suara acak, enam belas
jarum sulam hilang tidak membekas, tidak satu pun
mengenai sasarannya.
Dapat menggunakan delapan batang tongkat yang sangat
berat, dengan tepat sekali juga tidak meleset memukul
terbang jarum sulam yang sulit dilihat oleh mata telanjang,
kepandaiannya dan mata yang tajam, sungguh mengejutkan
orang, dari sini bisa dilihat Delapan Besar Dewa Langit dari
Gai-bang sungguh pesilat tinggi.
Tadinya Li Yuan-wai mengira enam belas jarumnya
paling sedikit ada delapan jarum bisa mengenai lengan
lawannya, namun perkiraan dia ternyata meleset, sekarang
dia baru tahu di Gai-bang memang banyak sekali pesilat
tinggi, mungkin bukan hanya dirinya saja yang namanya
saja menonjol. Jarum sudah jatuh, serangan gelombang kedua terjadi
lagi, tongkat hanya berhenti sejenak, mengeluarkan suara
angin yang dahsyat, mengeluarkan serangan lagi.
Li Yuan-wai diam-diam menggigit gigi, dia mengerti
dengan kekuatannya, dia hanya bisa melawan paling-paling
tiga orang saja dari Delapan Besar Dewa Langit, sekarang
Delapan Besar Dewa Langit mengeroyok semua, Li Yuanwai
hanya tinggal menerima nasibnya saja.
Sekarang satu-satunya yang dapat diperbuat olehnya
adalah melepaskan jarum di tangannya, dua puluh empat
buah jarum sulam, satu persatu, diterangi sinar matahari
senja mengeluarkan sinar dingin, persis seperti tawon
beracun yang keluar dari sarang tawonnya semua
menyerang pada lengan lawan yang memegang tongkat.
Li Yuan-wai masih tidak sampai hati, sampai sekarang
dia tetap tidak mau menyerang tempat yang berbahaya,
bagaimana pun dia tetap masih ada perasaan terhadap
anggota perkumpulannya.
Namun, dia boleh berpikir demikian, orang lain tidak
berpikir seperti dia.
Berkelana di dunia persilatan, melenggang di dunia
persilatan, orang yang mempunyai hati seperti perempuan
sulit bisa hidup, apalagi di dunia persilatan ada istilah,yang
lemah dimakan yang kuat, di dalam dunia persilatan hanya
ada kau menipu aku berbohong.
Maka.... Di antara Delapan Dewa Besar Langit ada dua orang
tidak memperdulikan lengannya terkena jarum, dua orang
ini tetap tidak merubah serangannya, tongkat besi tetap
dipukulkan. Mungkin mereka merasa hanya tiga buah jarum, tempat
yang diserang juga bukan tempat bahaya, walau terkena
juga tidak akan apa-apa.
Mungkin mereka sudah mengetahui kelemahan Li Yuanwai,
yang tidak tega mencelakai saudara seperguruan.
Sehingga.... Terdengar dua suara teriakan tertahan, dua tongkat besi
seperti angin menggulung sisa awan sampai di depan
Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tubuhnya Li Yuan-wai.
Li Yuan-wai berpikir juga tidak, dua orang ini nekad
terkena jarum, tidak mau menghindar, setelah bengong
sekejap dia melihat dua tongkat hitam besar dengan cepat
jatuh ke kepalanya.
Untungnya hanya dua orang, hanya dua tongkat besi, Li
Yuan-wai masih bisa menghadapinya, dia menggerakkan
tangan mengeluarkan Kipas Tulang Giok Sulam Emas.
Walau disebut tulang giok, sebenarnya adalah tulang besi.
Kakinya melangkah mengeluarkan jurus Delapan Belas
Langkah Gila, sambil menangkis tongkat besi.
Disaat yang sangat singkat ini, Li Yuan-wai sudah
menyadari dirinya telah melakukan beberapa kesalahan,
juga merasakan akibat dari wanita yang pahit itu.
Karena Li Yuan-wai sudah kehilangan jarak tembak, dia
juga terkurung ketat oleh delapan tongkat besi, sampai
kesempatan melepaskan jarum juga tidak ada.
Delapan Besar Dewa Langit tidak ada satu orang pun
yang bodoh, mereka tentu saja sudah menggunakan
kesempatan ini, bertarung dalam jarak dekat.
0ooo(dw)ooo0 Keringat Li Yuan-wai sudah membasahi dua lapis
bajunya.... Mata Zhan Feng sudah tampak gelisah.... Wajah
Ouwyang Wu-shuang dan Hao Shao-feng tampak gembira.
Keadaannya sudah jelas, Li Yuan-wai tidak akan bisa
bertahan beberapa jurus lagi. Sampai sepasang petani tua
dan cucu cucunya yang berada di bawah meja juga sudah
dapat melihatnya.
"Ren Wei Shan.... ka.... kalian delapan babi ini, delapan
babi bodoh ka.... kalian diperalat orang ta.... tahu tidak....?"
teriak Li Yuan-wai dalam keadaan terdesak.
"Murid pengkhianat, kami sudah melihat dengan jelas,
kau tidak perlu banyak bicara lagi, ketua sudah ada
perintah, aku lihat lebih baik kau menyerah saja...." teriak
Ren Wei Shan satu di antara Delapan Besar Raja Langit
yang menyerang dengan cepat.
"Babi, babi! Orang.... orang yang berkhianat adalah....
adalah Hao Shao-feng.... dia.... dia mengapa mendengar
perintah wa.... wanita itu, apakah.... kalian semua sudah
buta...." teriak Li Yuan-wai dengan nyaris menghindar
sapuan melintang, contekan keatas dua tongkat.
Delapan orang yang menyerang tidak ada satu orangpun
yang memperdulikan teriakannya, mereka seperti sudah
'makan batu timbangan', telah menetapkan hati diam seribu
basa menyerang terus.
Orang dulu bilang sepasang tangan sulit melawan empat
tangan, seorang pesilat tidak bisa menahan orang banyak.
Sekarang Li Yuan-wai telah merasakan bagaimana
dikeroyok orang.
Dia sudah kehabisan tenaga, dia sudah hampir lumpuh,
dia juga telah terkena sebuah pukulan tongkat, bagusnya
pukulan itu ketika mengenai tubuhnya, kekuatannya tidak
begitu keras, kalau tidak mungkin tulang selangkangannya
sudah remuk. Li Yuan-wai sempoyongan beberapa langkah, dia jatuh
duduk ke bawah, delapan tongkat sudah menyusul datang
memukul dengan cepat dari atas datang ke bawah yang bisa
memukul hancur orang....
Tubuh Zhan Feng baru saja mau bergerak, Ouwyang
Wu-shuang buru-buru menghadang.
Petani tua dengan cucunya sama-sama berteriak.
Mata Hao Shao-feng terkilas sinar keji dan puas.
Semua orang juga tahu Li Yuan-wai segera akan mati di
bawah pukulan tongkat, kenyataannya juga Li Yuan-wai
pasti sulit menghindar dari pukulan seperti guntur ini.
Tapi kejadian aneh terjadi, mendadak semua tongkat
Delapan Besar Dewa Langit jatuh ke bawah, satu pun tidak
ada yang luput, sepasang tangan dari delapan orang itu
menutup matanya, mereka bersamaan berteriak kesakitan.
Darah keluar dari celah jari-jari mereka, dan dicelah jari
setiap orang terdapat satu jarum, sebuah jarum yang sudah
tertanam dalam pada bola mata mereka.
Setelah menggulingkan tubuh Li Yuan-wai, menghindar
dari delapan tongkat yang jatuh ke tanah, Ouwyang Wushuang
dan Hao Shao-feng yang baru tahu di dalam
kipasnya Li Yuan-wai ternyata ada senjata gelap yang bisa
dilepaskankan, saat akan membantu mereka sudah tidak
keburu. Ini baru benar-benar senjata gelap, senjata gelap yang
tidak terpikir oleh siapapun.
Semua orang hanya mengawasi jarum di tangannya Li
Yuan-wai, tapi tidak terpikir di dalam kipasnya juga bisa
mengeluarkan jarum, sehingga Delapan Besar Dewa Langit
satu pun tidak ada yang luput, sehingga matanya jadi buta.
0ooo(dw)ooo0 Bagaimanapun hati Li Yuan-wai masih tidak tega, jarum
di dalam kipasnya bisa saja ditujukan pada tenggorokan,
kepala, jantung, namun dia hanya mengarahkan pada mata
mereka. Mata walau tidak akan menghilangkan nyawa, tapi bisa
membuat orang kehilangan tenaga untuk bertarung, dia
ingin lolos dari kurungan, dan juga tidak ingin mengambil
nyawa orang, sungguh sudah menghabiskan pemikirannya.
Memandang Li Yuan-wai yang telah pergi menjauh,
Ouwyang Wu-shuang dan Hao Shao-feng mengerakan
tubuhnya ingin mengejar, tapi Zhan Feng mengulurkan
tangan menghalangi.
"Minggir."Ouwyang Wu-shuang marah.
"Aku.... aku ingin bicara...." kata Zhan Feng.
"Aku tidak membantu dia, dia sendiri yang meloloskan
diri, ini tidak bisa menyalahkan aku," kata Zhan Feng
dengan serius. Bayangan Li Yuan-wai sudah menghilang diujung
matahari senja, Ouwyang Wu-shuang tentu sajamengerti
mengejar lagi juga akan sia-sia.
"Kau.... kau sungguh licik...." kata Ouwyang Wu-shuang
dengan kesal. Zhan Feng tertawa berkata, "Kau salah paham."
Sambil menahan amarahnya, Ouwyang Wu-shuang
berkata, "Zhan Feng, kau sebaiknya mengerti, aku tidak
berharap ada lain kali...."
Tubuh Zhan Feng bergetar, sedikit kaku berkata, "Wushuang,
kebencianmu.... sungguh.... sungguh sangat
mengerikan, walau.... walau Li Yuan-wai telah bersalah
kepadamu, kau juga tidak seharusnya membawa orangorang
Perkumpulan Bunga Ju membunuh semua orang
yang mempermainkan cinta...."
"Kau bukan aku, kau tentu saja tidak bisa merasakan
kebencianku, Zhan Feng tidak ada gunanya banyak bicara,
lebih baik urus saja dirimu sendiri," kata Ouwyang Wushuang
dengan kesal, lalu melayangkan tangan memimpin
Hao Shao-feng dan kawan-kawannya mengikuti arah
perginya Li Yuan-wai.
Malam telah tiba.
Di malam itu, baju putih Zhan Feng bergerak-gerak
meski tidak ada angin.
Lama baru dia berhenti, dia bergumam sendiri, "Oh
langit! Kau beritahu aku, beritahu aku, aku harus
bagaimana" Harus bagaimana...."
Dia mengangkat kepalanya, air matanya sudah
membasahi bajunya.
BAB 24 Tiga pedang serangkai
Seorang wanita, apalagi gadis yang suci, jika telah
menemukan prang yang dicintainya adalah seorang
pemerkosa, seorang Cai Hua Zei, lelaki yang tidak punya
hati yang tukang 'pukul lalu lari', kesedihannya, sakit
hatinya, sulit bisa dibayangkan orang.
Xu Jia-rong bersembunyi dipenginapan ini, dia menutup
pintu dan menangis selama empat jam.
Dia cantik, dia dingin, memberi kesan bukan seperti
orang yang mudah memberikan perasaannya pada orang.
Namun mengapa dia bisa jatuh cinta pada Li Yuan-wai"
Benarkah wanita lebih dingin, tapi hatinya biasa lebih
panas" Benarkah wanita semacam ini, sekali mencintai
seseorang, tidak bisa mengendalikan diri"
0ooo(dw)ooo0 Dia telah mengelap air matanya.
Dia sedang menulis huruf di atas dinding dengan pisau .
"Li Yuan-wai, aku benci kau."
Kebenciannya begitu dalam, sampai dia mengukir hurufhuruf
ini didinding. Kebenciannya yang begitu dalam, tentu juga bisa
dibayangkan betapa dalam cintanya.
Cinta dan benci memang saling bertentangan, bukankah
begitu" Dengan diam, dia fokus menulis sedikit demi sedikit
dindingnya. Fokusnya seperti ingin menghapus bayangannya Li
Yuan-wai sedikit demi sedikit di dalam hatinya.
Tapi, mungkinkah"
Mencintai seseorang terkadang tidak perlu ada alasan,
malah sekali pandang bisa langsung jatuh cinta.
Tapi ingin melupakan seorang yang dicintai, tidak bisa
mudah melakukannya"
Dia juga merasa ini tidak mungkin, tapi dia mana bisa
meninggalkan huruf-huruf itu tertinggal dinding"
Bagaimanapun tempat ini bukan di rumahnya sendiri, juga
bukan dinding kamarnya sendiri.
0ooo(dw)ooo0 Dia telah menangis dari siang sampai sore.
Jika kau pernah menangis, kau pasti tahu seseorang
setelah nangis sepuas puasnya, tubuh akan terasa lelah
sekali. Sehingga karena lelahnya sampai tidak bisa bergerak.
Malam, malam ini tidak ada bulan.
Malam yang tidak ada bulan selalu adalah waktu paling
baik untuk berbuat jahat.
Betul saja sudah datang, orang yang berbuat jahat sudah
datang. Xu Jia-rong sudah tertidur lelap, tidurnya mungkin
sampai ada gunturpun tidak akan bisa membangunkan.
Sebilah pisau tipis yang bersinar, dengan tidak bersuara
telah membuka palang jendelanya. Orang ini tanpa suara
sudah masuk ke dalam.
Dia mendorong jendela dengan perlahan, dan hanya
cukup menutup saja, pencuri yang kelas tinggi selalu
menyiapkan jalan untuk mundur dulu, orang ini sungguh
ahli dalam hal ini.
Dengan pelan-pelan, dia telah mendekat keranjang,
membuka kelambu, dua bola matanya hampir saja keluar,
menatap pada orang yang berada di atas ranjang.
Di atas ranjang, rambut panjang Xu Jia-rong terurai,
wajah cantiknya yang tipis, pelupuk matanya tertutup rapat,
disudut matanya masih tertinggal sebutir air mata.
Mungkin di dalam mimpinya terpikir apa yang teringat
kejadian siang harinya.
Dia tidur tidak melepas bajunya, satu sudut selimut
menutup dirinya, sepasang lengan yang putih bagaikan salju
terjulur keluar, posisi tidur yang seperti bunga teratai tidak
saja membuat hati orang berdebar-debar, juga membuat
orang kasihan. Bibirnya yang mulus itu digigit dengan perlahan oleh
giginya yang putih laksana kerang laut, apakah
kebenciannya pada Li Yuan-wai sudah sampai sedalam itu"
Bencinya sampai dia menggigit gigi"
0ooo(dw)ooo0 Seorang pencuri telah masuk ke rumah, dia tidak
membuka peti tidak membalikkan lemari, seharusnya tidak
dianggap sebagai pencuri.
Memang, pencuri pun dibagi dalam beberapa macam,
ada bangsat gunung, pencuri kuda, ada perampok.
Seperti orang ini tentu saja adalah Cai Hua Zei.
Wajahnya yang agak bulat itu, sudah jadi merah sekali,
terangsang oleh pemandangan wanita cantik di atas
ranjang. Di dalam matanya penuh dengan nafsu birahi, nafasnya
sudah menjadi cepat, dan juga tubuhnya sudah ada
perubahan, sama kencangnya membuat dia sulit menahan.
Dari dalam dadanya mengeluarkan sapu tangan
pembius, dia ingin menutup wajahnya Xu Jia-rong dengan
sapu tangan itu, setelah beberapa kali ragu, akhirnya dia
kembali menyimpan kembali, tapi tiba-tiba dia menotok
beberapa jalan darahnya.
Xu Jia-rong bereaksi dan segera bangun, disaat hampir
tertotok jalan darahnya. Namun, sudah terlambat.
Dia membuka mata dan ketakutan, dalam kegelapan
malam hanya terlihat orang ini tubuhnya agak gemuk, dia
ingin berteriak, dia ingin bicara, dia ingin membunuh orang
dihadapannya, namun dia bergerak pun tidak bisa, dia
hanya dapat membuka mulut, tapi sedikit suara pun tidak
bisa keluar. Sebuah gerakan reflek, Xu Jia-rong sudah mengerti apa
yang terjadi, dia bertemu dengan siapa.
Xu Jia-rong menutup mata, bersamaan hatinya sudah
hancur seribu keping, sepuluh ribu keping.
Di dalam kegelapan malam walau dia tidak dapat
melihat dengan jelas wajah orang ini, tapi dia telah terpikir
siapa dia ini. "Li Yuan-wai, Li Yuan-wai, aku pasti membunuhmu,
aku pasti akan membunuhmu" dia terus-terusan berteriak di
dalam hati. Dia menutup matanya rapat rapat, sampai membuka
mata juga tidak mau.
Dia takut membuka matanya, karena dia sungguh tidak
ingin melihat sekali lagi wajah binatang ini.
Dia tidak berani membuka mata, karena dalam
kegelapan dia sudah merasakan orang ini sudah membuka
Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semua bajunya. Jika dia membuka mata, dia bisa berbuat apa"
Apa dia ingin melihat wajah Li Yuan-wai yang
menjijikan" Atau bisa merubah segalanya"
0ooo(dw)ooo0 Bajunya satu persatu sudah dibuka orang, tubuhnya satu
persatu cun terlihat jelas, walau dalam kegelapan malam,
tetap saja orang dapat merasakan itu adalah kulit yang putih
bersih, licin laksana minyak membeku.
Xu Jia-rong gemetar seperti kedinginan dia ingin sekali
mempunyai akal agar bisa segera memotong tangan kotor
yang meraba-raba tubuhnya itu.
Namun, kecuali air matanya membasahi bantal, hati
menangis darah, siapa lagi yang bisa menolong dia"
Sebuah nafas terengah-engah berhenti di atas wajahnya,
bau mulutnya hampir saja membuat dia muntah-muntah,
semua ini dia masih bisa tahan, yang tidak bisa tahan
adalah tubuh yang semakin menekan dirinya.
.... Siapa yang dapat menolong aku" Siapa yang dapat
menolong aku"
.... Ohh langit! Aku Xu Jia-rong sia-sia mempunyai
kepandaian tinggi, kenapa sampai kesuciannya juga tidak
bisa melindunginya"
Dalam hati dia berteriak-teriak, dia juga putus asanya
siap menggigit lidah membunuh diri.
Terdengar satu suara nyaring, Xu Jia-rong tidak keburu
menggigit lidah untuk bunuh diri, dia sudah mendapat
sebuah tamparan, bersamaan itu dagu dia ditahan orang.
Penghinaan yang tidak ada habisnya, malu yang tidak
ada habisnya, juga kemarahan dan kesedihan yang tidak
ada habisnya. Dia membuka matanya, dia dingin melihat wajah Li
Yuan-wai. Ditengah malam Xu Jia-rong ditelanjangi orang,
memang membuat dia ketakutan.
Namun ketakutannya dia sekarang makin menjadi-jadi,
sehingga sudah sampai keadaan yang sulit digambarkan.
Karena dia telah melihat dengan jelas orang ini ternyata
bukan Li Yuan-wai.
Walau orang ini sama berwajah bulat, walau orang ini
sama bertubuh yang agak gemuk.
Sekarang dia baru mengerti didunia ini bukan hanya Li
Yuan-wai yang mempunyai wajah bulat, dia juga baru
mengerti orang yang mempunyai tubuh agak gemuk belum
tentu pasti Li Yuan-wai.
Tentu saja setelah melihat wajah orang ini dengan jelas,
dia malah berharap dia adalah Li Yuan-wai.
Bagaimana pun Li Yuan-wai pernah dia cintai,
bagaimana pun dia masih lebih bisa menerima Li Yuanwai.
Orang yang mempunyai wajah bulat yang sama dengan
Li Yuan-wai dengan kejam telah membuka mulut, "Ingin
mati!" Sialan, tidak segampang itu!" Aku sudah banyak
melihat wanita seperti ini, kau baik-baik saja, jangan purapura
sebagai wanita yang suci."
Seorang wanita lebih cantik lagi, lebih enak dipandang
lagi, jika dagunya ditekan orang, mana bisa menjadi cantik
lagi" Mana bisa enak dipandang lagi"
Bukan saja tidak enak dipandang, dan juga pasti sangat
jelek sekali, masalah ini tidak perlu dibayangkan lagi, sama
seperti satu tambah satu adalah dua.
Disaat begini, laki-laki siapa pun tidak ingin melihat
wajah yang begini, karena wajah begini bukan saja bisa
menakutkan orang jadi "lemas', lebih-lebih bisa melemaskan
'benda' apa pun.
Orang ini jelas sudah mempunyai sesuatu yang aneh, dia
melotot menatap Xu Jia-rong berkata, "Aku sekarang
lepaskan dagumu, jika kau tidak baik-baik diam, jangan
salahkan aku kejam."
Dia masih bisa mengatakan tidak kejam" Dia sekarang
berada di atas tubuh orang!
Ketakutannya Xu Jia-rong telah hilang, dilanjutkan dia
telah menjadi tenang.
Bukan saja tenang, malah tenangnya menakutkan orang.
Dia dengan dingin menganggukkan kepala. "Bagus,
bagus, ini baru wanita yang tahu situasi, kau harus tahu,
aku tidak perduli kau mau atau tidak aku tetap akan
melakukannya, dengan begitu mengapa kau tidak pasrah
saja!" sambil melepaskan dagunya Xu Jia-rong, sambil
tertawa kotor dia berkata, "He he.... apa lagi, apa lagi hal
yang beginian hanya seorang diri yang senang sungguh
tidak berarti, bagaimana" Bagaimana kalau aku lepaskan
jalan darahmu" Asal baik-baik melayani, aku jamin kau
nanti ada kegembiraan yang tidak terduga, hmmm?"
Xu Jia-rong sudah tertawa, seperti intan bersinar indah di
dalam kegelapan malam hari, dia kembali menganggukkan
kepala. Kapan orang ini pernah melihat tawa secantik ini"
Bagaimana bisa dia terpikirkan, tawa semacam ini bisa
muncul diwajah wanita yang hampir saja bunuh diri"
Ada keterkejutan dan gembira, orang ini seperti
mendapat benda pusaka sambil melepas totokannya Xu Jiarong,
sambil berkata, "Bagus, bagus, terlalu bagus, sejak
mulai kau masuk kepenginapan, aku sudah mengagumi
kau, tidak diduga, tidak diduga kau begitu baik, sialan, jika
tahu dari tadi, he he.... aku juga tidak perlu repot repot
begini.... he he...."
Jalan darahnya memang sudah terbuka, namun orang ini
meninggalkan beberapa jalan darah yang masih tertotok,
yang dilepas hanya jalan darah bisu dan sepasang kaki Xu
Jia-rong. Rupanya dia masih sedikit berjaga-jaga" Dia telah
melihat Xu Jia-rong membawa pedang!
"Wanita yang membawa pedang seperti bunga yang
berduri, he he.... gadis besar, kau maafkanlah, bagusnya hal
begini tidak banyak memerlukan tangan, kau tenang saja,
setelah selesai nanti, aku pasti, aku pasti akan melepasnya,
he.... he.... he" kata dia dengan wajah yang mengeluarkan
liur. Setelah Xu Jia-rong mendengarnya, dengan tenang
berkata, "Terserah kau saja!"
Dia menunggu, bersamaan dia juga menahan mulut
baunya dia tidak berhenti-hentinya mencium-cium di atas
wajah Xi Jia-rong.
Akhirnya dia sudah terangsang betul, sudah siap kembali
menekannya. Orang ini tahu ini adalah saat yang tegang dan
merangsang, tapi dia mana tahu ini adalah saat yang bisa
mencabut nyawa seseorang"
0ooo(dw)ooo0 Sepasang kaki wanita memang bisa membuat orang
nikmat, tapi juga bisa membuat orang memuntahkan darah.
Orang ini sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, dia
hanya tahu dia baru saja ingin tengkurap, kedua belah sisi
pinggangnya merasa sangat sakit sekali, dadanya merasa
manis, dia telah ditendang jatuh ke bawah ranjang, darah
telah keluar dari mulutnya.
Sepasang kakinya Xu Jia-rong, benar juga adalah
sepasang kaki yang bisa mencabut nyawa orang.
Dia telah bangkit duduk, terhalang dengan kelambu
ranjang, dia ragu-ragu apakah mau turun ranjang atau
tidak. Karena di atas meja ada lampu, sekali dia turun ranjang
bukankah tubuhnya akan tampak nyata"
Orang ini tidak menunggu Xu Jia-rong berpikir lebih
lama, dengan telanjang seperti seekor binatang yang terluka,
sambil menggulingkan tubuh dia merangkak kemudian
meloncat keluar dari jendela.
Bagaimanapun dia tahu menunggu sepasang kaki itu
menginjak ke tanah, dirinya mungkin akan mati oleh
sepasang kaki wanita ini.
Xu Jia-rong menatap bayangan orang yang menghilang
diluar jendela seperti terkena guna-guna.
Dia sungguh tidak percaya pandangan matanya, karena
dia telah melihat satu hal yang sulit dipikirkan dengan
pikiran normal.
"Kenapa bisa" Kenapa bisa ada hal demikian...." dia
bergumam sendiri.
Coba terka apa yang telah dilihatnya"
ketika orang itu membalikkan tubuh melarikan diri,
justru dia telah melihat di atas pantat orang itu ada bekas
luka yang menonjol sebesar telapak tangan, seperti bekas
luka tapi bukan.
Tidak aneh dia jadi tertegun, juga tidak aneh dia bisa
bergumam. Tiba-tiba dia mengerti, mengerti sudah apa sebenarnya
yang terjadi antara Li Yuan-wai dan Ouwyang Wu-shuang.
Wajah bulat yang sama, tubuh yang sama gemuk, walau
dia tidak melihat ciri yang ada dipantat Li Yuan-wai, benar
tidak sama dengan yang dipunyai orang itu, tapi dia tahu
Ouwyang Wu-shuang pasti telah salah mengenal orang,
sama seperti dirinya sendiri.
Ini sungguh satu hal yang kacau, sangat lucu, sangat
tidak masuk akal.
Jika Xu Jia-rong tidak melihat dengan mata kepala
sendiri, sampai mati pun dia juga akan mengira Li Yuanwai
adalah seorang jahanam.
Sambil mengerakan Qi nya, dia berhasil melepaskan
totokan jalan darahnya, dia memikirkan banyak hal.
.... dia bersyukur dirinya bisa mempertahankan
kesuciannya. .... dia juga bersyukur telah memecahkan salah-paham
yang besar ini.
.... bersamaan itu, dia sudah mulai merindukan senyum
Li Yuan-wai, perkataannya yang lucu, semua tentang Li
Yuan-wai.... semuanya.... yang hebat adalah dia malah
sedikit merasa berterima kasih pada binatang itu, walau dia
tahu, jika dia bertemu untuk kedua kalinya dengan orang
itu, dia pasti akan membunuhnya.
0ooo(dw)ooo0 Sinar lampu yang kekuning-kuningan, menyinari dinding
yang kekuning-kuningan.
Xiao Dai baru saja akan tidur.
Dari pohon Wu Dong diluar jendela berbunyi ditiup
angin, satu suara baju ditiup angin berhenti diluar
kamarnya Xiao Dai.
Xiao Dai tidak lagi mengantuk, dengan segera dia
berreaksi, menyentik jari memadamkan lampu minyak,
matanya Xiao Dai bersinar dikegelapan, dengan diam diam
dia mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi
musuh. "Tangan Cepat Xiao Dai, kau tidak perlu bersembunyi
lagi, keluarlah, kami menunggumu diluar...."
Xiao Dai melangkah kesisi jendela, dari celah jendela dia
melihat keluar, di dalam kegelapan malam ada banyak
bayangan orang memenuhi seluruh pekarangan penginapan
yang kecil ini.
Ada sedikit perasaan terpaksa, juga ada perasaan tidak
senang diganggu waktu tidurnya, Xiao Dai telah membuka
pintu. Menutup rapat sepasang bibirnya, Xiao Dai melotot
pada mereka, sedikit pun tidak menunjukan perasaan.
Diwaktu begini, dalam situasi begini, Xiao Dai tentu saja
tahu orang yang datang ini bukan untuk bertamu.
Dia tidak ingin banyak berpikir, bagaimana pun dia tahu
didunia ini jika ada hal yang seharusnya datang, itu pasti
akan datang, memikirkan yang bukan keinginannya tentu
akan sia-sia. Makanya dia menunggu, menunggu sekelompok orang
ini menjelaskan maksud kedatangan mereka.
"Betulkah kau adalah Tangan Cepat Xiao Dai, kau
belum mati" Bagus sekali."
Bagus sekali" Itu baru aneh!
Karena siapa pun bisa mendengar orang yang berbicara
ini, jelas menginginkan sekali Xiao Dai cepat mati.
Sorot mata Xiao Dai yang dingin, seperti dua bilah
pedang tajam menatap pada orang yang bicara, tapi dia
tetap tidak bicara.
Dia tidak tahu dirinya mati atau tidak, ada hubungan
apa dengan dia, dia juga tidak tahu mau apa orang-orang
bisa berkumpul bersama.
Orang yang bicara adalah seorang pria setengah baya,
berdandan seorang pesilat, jelas dia tidak enak dipelototi
oleh Xiao Dai, tidak terasa dia mundur setengah langkah,
setelah terpikir sesuatu, dia menjadi berani lagi, dia
melangkah maju lagi satu langkah.
"Kau.... kau jangan menakut-nakuti orang, kami di sini
tidak ada orang yang takut padamu...."
Xiao Dai melihat pada orang-orang dipekarangan, lalu
melihat bayangan orang diatap rumah, sedikitpun dia tidak
gentar, nada bicaranya dingin menakutkan orang, katanya,
"Aku tahu kalian tidak takut padaku, bicaralah! tengah
malam kalian tidak pergi tidur malah berlari kesini tentu
bukan hanya untuk bicara yang tidak ada gunanya bukan?"
Perkataannya bukan saja dingin, malah ada nada
mengejek. Pria setengah baya berteriak, "Tangan Cepat Xiao Dai,
kau jangan seenaknya saja bicara, kau lebih baik lihat
denganjelas...."
Tidak menunggu lawan habis bicara, Xiao Dai tertawa
dingin berkata, "Tentu saja aku melihat denganjelas,
melihat tampang kalian tentu bukan datang untuk melamar
menjodohkan adik perempuanmu betul tidak?"
Orang ini marah sampai gemetar, marah sampai tidak
bisa bicara, mulutnya buka tutup beberapa kali hanya bisa
bicara, "Kau.... kau...."
Ternyata dia tidak menyelidik dulu dengan jelas,
langsung berkata begitu saja dengan Tangan Cepat Xiao
Dai, padahal seharusnya sebelumnya mempersiapkan diri
dulu, jika tidak perutnya bisa pecah karena marah, sekarang
dia hanya bisa menyalahkan dirinya yang sial.
Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Xiao Dai melirik pada lawannya, tampangnya santai
saja. "Sianjing, sialan, kau ini apa, Tangan Cepat Xiao Dai
kau kira dirimu siapa" Sialan, aku Rase Terbang saat
berkelana di dunia persilatan, entah kau masih bersembunyi
di goa kura-kura mana, kau.... kau blasteran yang masih
bau kencur ini...."
Orang ini sudah gila.
Jika tidak mengapa dia berani memaki seperti ini"!
Yang aneh adalah Xiao Dai malah dapat menahan
makian lawannya, tetap dengan sudut matanya dia
memandang lawannya, wajahnya sangat dingin, siapa pun
tidak bisa melihat dia sedang berpikir apa"
Setelah beberapa saat, Rase Terbang terdiam dengan
wajah yang merah sampai ketelinga.
Barulah Xiao Dai menggelengkan kepala, "Rase
Terbang, apa kau ini blasteran yang keluar dari sarang
anjing, sedikit sopanpun tidak ada" Pengalamanmu apakah
didapat dari anjing membuka gordin" Mengapa kata-kata
yang keluar dari mulutmu penuh dengan kotoran" Apa
tidak takut merendahkan kedudukanmu sebagai ketua
pelatih seluruh tujuh provinsi di Jiang Nan?"
Rase Terbang baru saja akan membalas, di dalam
kegelapan malam dari gerombolan orang telah keluar tiga
orang Dao Zhang, satu di antaranya yang berwajah kurus
bersih berkata, "Sahabat Huang, buat apa kau meladeni
orang seperti dia?"
Rase Terbang melihat tiga orang yang tampil keluar, jadi
merasa disalahkan berkata, "Dao zhang, kau sudah
melihatnya, orang.... ini...."
Dengan mengangkat tangan menghentikan perkataan
yang ingin dikatakan Rase Terbang, Dao Zhang yang
berbrewok panjang berkata, "Aku mengerti." Lalu menatap
Tangan Cepat Xiao Dai berkata, "sahabat kecil sungguh
mempunyai mulut yang tajam."
Sekali melihat tiga orang berbaju Dao ini, di dalam hati
Xiao Dai sudah ada firasat yang tidak baik, tapi dia tidak
mengalah berkata, "Tidak juga, aku memang biasa begini,
apalagi disaat dalam posisi berhadapan, Dao Zhang apakah
Wu Dang...."
"Tidak salah, aku adalah Wu Dang Yu Chen, dua orang
ini adalah adik seperguruanku...."
"Aku tahu, bukankah Yu Xiao, Yu Yun?" kata Xiao Dai
dengan tawar, di dalam hatinya terasa pahit sekali.
Tiga Pedang Serangkai dari Wu Dang semuanya sudah
tiba, bagaimana Xiao Dai bisa tidak terkejut"
"Tidak berani, sahabat kecil sungguh bermata tajam,"
kata Yu Xiao, Yu Yun berdua.
'Mata tajam" Kentut, kalian tiga orang hidung kerbau,
Dao tua datang dengan wajah tegang, sama sekali tidak
memandang orang, orang idiot juga tahu siapa kalian ini.'
Xiao Dai berkata di dalam hati, tapi dimulut tidak berkata.
"Apa sahabat kecil adalah Tangan Cepat Xiao Dai?" Yu
Chen Bertanya. Ingin menghujat 'omong kosong', tapi bagaimanapun
orang sudah lama ternama didunia persilatan, Xiao Dai
menganggukkan kepala berkata, "Tidak salah."
"Apa kau tidak merasa telah bertindak keterlaluan, selalu
tidak memberi ampun?" kata Yu Chen sudah emosi.
"Aku tidak merasa." Tangan Xiao Dai sudah
ditopangkan didada, ini adalah posisi dia sebelum
menyerang. "Bagus, bagus, bagus, sahabat kecil memang orangnya
terus terang, kelihatannya kematiannya Tangan Cepat Xiao
Dai walau adalah satu hal yang disesalkan oleh dunia
persilatan, tapi hidup Tangan Cepat Xiao Dai malah adalah
mala petaka bagi dunia persilatan, hari ini kami sengaja
datang meminta tanggung jawab atas nyawanya Pedang
Qing Yun Xiao Qing, kau mulailah...." Yu Cheng berkata
tiga kali bagus, pedangnya sudah dihunus.
Xiao Dai merasa curiga, baru saja akan bertanya lagi,
waktunya sudah tidak keburu.
Satu golok Kepala Setan dengan membawa angin, telah
datang menyerang, orang yang menyerang adalah Rase
Terbang Huang Shi Gong.
0ooo(dw)ooo0 Ini adalah sebuah pertarungan yang tidak dimengerti.
Sepertinya semua hal yang tidak dimengerti didunia,
Xiao Dai harus terlibat di dalamnya, ada yang tidak
mengerti bisa bertemu dengannya, ada yang tidak mengerti
dia menemukan. Xiao Dai sudah terbiasa, dia juga tidak terburu-buru
menjelaskannya, terhadap golok Kepala Setan yang
mendadak menyerang, yang paling baik dia lakukan ialah
membalas dengan telapak.
Siapa pun tidak terpikir tangannya Xiao Dai bisa secepat
itu, tidak ada orang yang terpikir untuk menolong Rase
Terbang Huang Shi Gong, juga tidak ada orang yang dapat
menolong dia. Sekejap disaat bentrok, Xiao Dai memiringkan tubuh
telah menghindar dari golok yang memotong dari atas ke
bawah, dan Rase Terbang benar benar seperti rase yang
terbang, mendadak terlempar cukup tinggi, dan darah telah
menyembur dari tubuhnya....
"Telapak Pisau Sekali Keluar, Nyawa Tidak Kembali",
orang-orang dilapangan telah terpikir telapak pisaunya
Tangan Cepat Xiao Dai, mereka hanya berdoa berharap itu
hanyalah kabar saja.
Yang disayangkan adalah, kabar itu kadang-kadang
adalah kenyataan, begitu tubuhnya Rase Terbang turun,
setiap orang yang hidup bisa melihatnya dia telah menjadi
orang mati. Wajah setiap orang tampak ketakutan.
Mereka ketakutan mengapa tangannya Xiao Dai dalam
waktu yang sangat singkat bisa membuat orang yang hidup
berubah jadi orang mati"
Alasannya mereka marah dan sedih ialah karena orang
yang mati itu adalah temannya mereka....
"Sahabt kecil, sungguh kejam hatimu...." kata ujung
pedangnya Yu Chen menunjuk pada Xiao Dai dengan
marah dan sedih.
Mungkin dia menjaga harga dirinya, mungkin juga ini
adalah gayanya aliran ternama, pedangnya tidak didorong
ke depan. Xiao Dai malah mengambil kesempatan yang 'kasihan'
ini, dia sudah menerjang masuk kepekarangan, sambil
berkata, "Jangan sebut aku sahabat, karena kalian semua
adalah segerombolan bangsat, lebih-lebih Dao Shi yang
ingin mengantar aku keakhirat."
Serangannya Xiao Dai menggila dan tidak memberi
ampun, dia seperti harimau masuk kegerombolan kambing,
melihat orang langsung memotongnya.
Karena dia tahu, secepat mungkin harus melemahkan
kekuatan lawan.
Karena dia tahu walau dirinya bersujud minta ampun,
orang tetap menginginkan nyawanya.
Di dalam gerombolan orang seperti ada bom meletus,
teriakan, jeritan, ditambah serpihan daging dan potongan
kaki beterbangan kesegala penjuru, membuat pekarangan
penginapan yang kecil ini, seperti tempat pemotongan
hewan.... Membunuh telah membuat matanya jadi merah, Xiao
Dai menerjang kekiri menyerang kekanan, bertemu orang
mengeluarkan serangan, melihat orang langsung
memotong, ini adalah keunggulannya, tidak seperti
lawannya selain harus menangkis serangan musuh, juga
harus menghindar, takut melukai sesama teman.
Jadi dia tetap tidak terluka, menyerang terus tanpa
adayang perlawanan.
0ooo(dw)ooo0 Dilapangan Xiao Dai seperti seekor harimau gila.
Diluar lapangan Yu Chen bertiga seperti sapi jantan yang
mencak-mencak marah.
Sebelumnya bagaimana pun tidak terpikir keadaannya
bisa begini kacau.
Lebih lebih tidak terpikir Tangan Cepat Xiao Dai sekali
bilang menyerang langsung menyerang, sehingga sampai
ketaraf tidak kenal sanak famili.
Semuanya orang memang begitu, hanya bisa mencari
alasan untuk dirinya sendiri selamanya tidak memikirkan
orang lain, orang-orang ini datang, semuanya menghendaki
nyawanya Tangan Cepat Xiao Dai, ini bagaimana bisa
menginginkan Xiao Dai mengenal famili"
Juga bagaimana bisa menginginkan dia mengulurkan
lehernya menerima dibunuh"
"Kalian, kalian berpencar, berpencar...."
Ada orang yang berteriak.
Mengapa sekarang baru terpikir" hmm, masih belum
terlambat, hanya di tanah telah ada lebih tujuh, delapan
mayat, di jalanan pekarangan, dikebun bunga ada lima,
enam orang sedang kesakitan.
Tubuh Xiao Dai bermandikan darah, rambutnya terurai,
dia seperti sebuah tombak berdiri dipekarangan.
Dia sedikit pun tidak berkedip menatap Tiga Pedang
Serangkai Wu Dang, selangkah demi selangkah mendesak
maju. Dia tahu sekarang pertarungan yang sebenarnya akan
dimulai, satu pertarungan yang belum tahu siapa yang akan
mati. Memandang Xiao Dai yang dingin, dahsyat, dan sedikit
keji, di matanya Wu Dang Tiga Pedang Serangkai terkilas
semacam rasa sedih, sakit, tidak dapat berbuat apa-apa, dan
sedikit kegembiraan.
Mereka sedang berpikir orang dihadapan ini jika tidak
dibunuh, di kemudian hari tidak tahu akan menimbulkan
seberapa besar lagi banjir darah.
Mereka sedang berpikir harus dengan cara apa yang bisa
mengalahkan musuhnya, ternama, tapi tidak dikatakan
orang menangnya tidak jantan.
Dilapangan suasana jadi begitu hening Heningnya
seperti berada di dalam kuburan.
Segera tidak ada orang yang menjerit lagi Apakah
mereka telah lupa akan kesakitannya"
Udara yang membeku, menyesakan memenuhi sekeliling
tempat, disaat ini kecuali suara debarnya jantung,
sepertinya nafas orang orang pun telah berhenti.
Hening seperti mati, seperti mati heningnya.
Setiap orang juga tahu keheningan saat ini adalah tanda
awal kematian. 0ooo(dw)ooo0 Setiap orang yang berlatih silat semuanya berharap bisa
menemukan seorang lawan yang benar-benar seimbang.
Apa lagi pesilat tinggi yang namanya lebih besar,
namanya lebih akbar.
Tangan Cepat Xiao Dai adalah pesilat tinggi, Tiga
Pedang Serangkai Wu Dang namanya juga sudah ternama
lama sekali, sekarang mereka telah menemukan lawan yang
seimbang, semacam lawan yang tidak sayang pada
nyawanya. Ini adalah perasaan langsung, dan juga perasaan keenam
yang aneh, hanya setelah mendapatkannya baru bisa
merasakannya. Bagaimana pun pesilat yang menemukan lawan yang
hebat, sama seperti orang biasa menemukan kawan yang
bertujuan sama, sehingga dalam keadaan tidak tahu siapa
yang akan mati, juga sedikit banyak ada perasaan gembira
dan semangat yang sulit dijelaskan.
Pedang telah dihunus, hawa pembunuhan telah bergerak.
Tiga lawan satu, tidak seimbang, bisa menang juga
bukan satu kebanggaan Xiao Dai seperti dipaku ke dalam
tanah, dia tidak melihat Tiga Pedang Serangkai Wu Dang
yang bergerak tidak beraturan.
Benar-benar tidak melihatnya, karena dia telah
memejamkan matanya.
Benarkah dia tidak melihatnya"
Tidak, dia sedang melihat dengan 'hatinya', memakai
setiap syaraf di seluruh tubuh melihatnya, dia tahu dia tidak
bisa dibingungkan oleh bayangan tubuh dan bayangan
pedang musuh, dia juga tahu disaat ini hanya menggunakan
'hati', menggunakan setiap inci kulit ditubuh melihatnya,
merasakannya, baru yang paling cocok, yang paling tepat.
Tiga pedang ada yang bergerak duluan, atau yang
bergerak belakang datang duluan, ini semua pasti tidak bisa
diikuti oleh mata, hanya dengan kulit baru bisa
merasakannya, dengan hati baru merasakannya.
Bayangan yang bergerak cepatnya sudah tidak bisa
membedakan lawan atau kawan.
Xiao Dai hanya diam, dengan diam, seperti patung
Budha yang menjelma, sudah menyatu dengan langit bumi
dan segala benda yang ada, menunggu satu tanda tanya
yang akan datang, yang belum diketahui....
0ooo(dw)ooo0 Ada orang mengatakan ada semacam taraf dalam ilmu
silat, yaitu setiap inci adalah kelemahan, juga setiap inci
bukan kelemahan.
Tiga Pedang Serangkai Wu Dang sudah merasakannya,
juga sudah menyadarinya.
Sekarang Xiao Dai memberi kesan pada mereka, melihat
keadaan Xiao Dai seluruh tubuhnya adalah kelemahan,
namun setelah diteliti, mereka tidak tahu harus menyerang
dari mana, setiap yang dianggap kelemahannya sepertinya
berubah menjadi tempat yang terjaga ketat paling sulit
diserang. Waktu di antara mengalir dan terhenti diam-diam
berlalu, kesabaran orang juga sudah sampai titik yang tidak
bisa ditahan lagi.... dari pihak mana pun.
'Anak panah di atas busur, mau tidak mau harus dilepas.'
Sudah sampai saatnya melepas anak panah, sekarang....
Tiga pedang seperti hatinya sudah bersatu, bersamasama
dilayangkan, hanya saja siapa pun tidak terpikir
Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kenapa bisa begitu lambat, lambatnya sampai seperti
berlatih jurus, lambatnya sampai seperti satu cun demi satu
cun didorongnya.
Penonton tidak mengerti.
Perasaannya Xiao Dai malah lain, seperti ada satu hawa
dingin timbul dari punggungnya.
Gerak lambat dilawan lambat, diam dilawan diam.
Tapi gerakan lambatnya penuh dengan hawa
pembunuhan, sedang diam malah penuh bahaya.
Sungguh hebat Tiga Pedang Serangkai Wu Dang,
mereka menyadari meski gerakan pedangnya lebih cepat
lagi, tetap tidak akan bisa melebihi kecepatan telapak
pisaunya Xiao Dai.
Sehingga mereka memilih melakukan serangan pedang
dengan gerak lamban.
Sekarang mata Xiao Dai sudah dibuka, dengan tajam dia
menatap tiga pedang yang ditusukan dengan gerakan
perlahan pada dirinya.
Dia tahu tiga pedang ini walau bergerak perlahan, tapi,
jika dirinya sedikit teledor, dan tidak bisa menahan diri, tiga
pedang yang perlahan ini bisa menjadi pedang yang sangat
cepat, dan juga kecepatannya tidak bisa dibayangkan.
Keringat dingin Xiao Dai telah bercucuran, matanya
sudah menyipit sampai paling kecil.
Saat ini, tiga pedang ini seperti tiga ular yang paling
beracun, dengan perlahan mendekat pada dirinya, dia
sudah bisa merasakan lidah ular itu sudah menjilat
tubuhnya. Dia bisa menghindarkan pedang pertama, kemudian
tangannya menangkis sebuah pedang lainnya, tapi, dia
tidak yakin bisa menghindar pedang ketiga itu.
Bukan saja dia tidak bisa menghindar pedang ketiga itu,
sepanjang pengetahuannya didunia ini mungkin sudah tidak
ada orang lagi yang mampu menghindar dari pedang ketiga
ini, bagaimana pun lawannya adalah Tiga Pedang
Serangkai Wu Dang, juga yang fatal adalah Tiga Pedang
Serangkai saking dekatnya sampai ingin merubah posisi,
merubah diri menghindar juga dirinya sudah tidak bisa.
Tiga Pedang Serangkai Wu Dang sudah menganggap
Xiao Dai pasti terluka atau mati....
Orang yang menonton juga mengira Xiao Dai segera
akan mati di bawah pedang....
Sehingga Xiao Dai sendiri pun tidak tahu apakah dirinya
masih bisa hidup atau tidak....
Begitu pedang sampai tinggal satu Che lagi menyentuh
Xiao Dai barulah ada perubahan.
Mereka tidak lagi bergerak perlahan, tapi berubah
cepatnya mengejutkan orang.
Seperti tiga sinar pelangi, seperti juga tiga tali perengut
nyawa, pedang dengan cepatnya sudah ditusukan....
Mata Xiao Dai segera bersinar terang, telapak pisaunya
cepat seperti kilat dilangit barat telah menangkis pedang
panjangnya Yu Chen dari sisi kanan, membalikkan tubuh
juga menghindarkan tusukan panjang Yu Xiao dari arah sisi
kiri.... Seperti yang dia pikirkan, dia tidak dapat menghindar
serangan Yu Yun dari belakang.
Mata pedang telah masuk ke dalam daging, ada perasaan
yang aneh dan dingin, tapi begitu mata pedang baru saja
masuk sedalam tiga hun, otot punggung Xiao Dai telah
mengencang, mengunci dengan kuat ujung pedang itu,
menguncinya sampai Yu Yun ingin mencabutnya juga tidak
dapat. Yu Chen, Yu Xiao belum keburu menyerang kedua
kalinya, keadaannya sudah berubah.
Tubuhnya Yu Yun seperti kereta angin berputar tidak
hentinya, dengan menjerit tubuhnya berputar terbang
keluar, darah panas telah menyembur, telapak pisau nya
Xiao Dai sudah tiga kali melewati pundak, pinggang dan
bahunya dia. Kemudian dia membalikkan tubuh, menahan kedua kali
serangan dua pedang lainnya, dia menarik dada
melengkungkan perut, sepasang tangannya menjepit,
pedang panjang Yu Xiao sudah dijepit kencang, walau dada
Xiao Dai masih terpotong oleh mata pedangnya Yu Chen,
tapi terpotong dangkal.
Darah telah keluar, disaat dada Xiao Dai mengeluarkan
darah, tulang kaki kanannya Yu Xiao sudah ditedang
patah, dia melepaskan diri mundur kebelakang....
Dia ketakutan melihat pada Xiao Dai, bagaimanapun dia
seperti tidak percaya.
Dari wajah Xiao Dai yang pucat, tampak tawa pahit
yang sulit digambarkan.
Betul, seluruh perubahan ini hanyalah sekejap mata,
'mengatakannya lambat, padahal waktunya cepat'.
0ooo(dw)ooo0 Dua jurus setengah, hanya dua jurus setengah.
Karena jurus ketiga Yu Chen hanya setengah jurus.
"Yu Yun.... bagaimana lukanya adik seperguruan Yu
Yun....?" Yu Chen dengan suara serak bertanya pada Xiao
Dai. "Ti.... tidak akan mati...." jawab Xiao Dai.
Seperti terlepas beban berat, pedang di tangan Yu Chen
sudah diturunkan.
"Apa.... apa masih mau bertarung?" tanya Xiao Dai
dengan serak. Yu Chen mengeluh panjang sekali, katanya, "Sahabat
kecil, kau tidak salah dijuluki Tangan Cepat, Tiga Pedang
Serangkai Wu Dang yang dua sudah terluka, jika
pertarungan diteruskan sepertinya.... sepertinya sudah tidak
perlu, setelah hari ini, aliran Wu Dang akan mencari kau
lagi untuk meminta pertanggung-jawaban nyawanya
Pedang Qing Yun Xiao Qing...."
Xiao Dai batuk dua kali, dengan mengusap luka
didadanya dia berkata, "Bagus, bagus, Wu Dang memang
aliran yang besar, asal Tangan Cepat Xiao Dai tidak mati,
di kemudian hari Xiao Dai siap melayaninya setiap saat,
setelah mengalami pertarungan ini kiranya Dao Zhang tahu
aku bukanlah seorang yang takut mati, orang yang berani
melakukan tapi tidak berani bertanggung jawab, jika
mengatakan untuk membalas hari ini, aku pasti
melayaninya, mengenai apa.... apa masalah Pedang Qing
Yun Xiao Qing, Dao Zhang bisa mencari jalan lain
menyelidiknya, urusan ini tidak ada sangkut pautnya
denganku."
"Bagaimana penjelasannya?" tanya Yu Chen dengan
mata bersinar. "Aku sudah mengatakannya cukup jelas...."
"Kau bukan anggota Perkumpulan Bunga Ju!?"
Perkumpulan Bunga Ju" Perkumpulan Bunga Ju lagi"
Xiao Dai mengeluh di dalam hati.
"Terus terang saja, benda apa sebenarnya Perkumpulan
Bunga Ju, aku sendiri masih belum jelas...."
Setelah menatap Xiao Dai beberapa saat, Yu Cheng
mempercayainya, dia sudah benar-benar percaya pada Xiao
Dai. Memang ada orang yang pintar berbohong,
bersandiwara, tapi tampangnya Xiao Dai sekarang sungguh
tidak seperti sedang berbohong, apa lagi dia tidak ada
kepentingan untuk menutupinya.
Tubuhnya Yu Chen sedikit gemetar, dalam hatinya
berdetak tidak tenang, karena jika Xiao Dai bukan anggota
Perkumpulan Bunga Ju, maka pertarungan hari ini,
bukankah pertarungan yang beralasan, kacau delapan belas
tingkat" Terhadap pesilat tinggi Wu Dang, orang ternama
didunia persilatan Xiao Dai sudah mempunyai sedikit
perasaan baik, bagaimana pun seorang pesilat bisa terus
terang mengaku kekalahannya adalah satu hal yang sangat
tidak mudah. Xiao Dai sedikit mengerti dia tertawa berkata, "Dao
Zhang, ada kata-kata 'tidak berkelahi tidak akan kenal',
walaupun ini satu salah paham, tapi buatku banyak
mendapat manfaat, bagusnya kedua belah pihak bisa
selesaikan...." melihat mayat bergelimpangan, Xiao Dai
melanjutkan berkata, "Orang-orang ini mencari perkara
sendiri, dikatakan 'saling memaki tidak ada mulut yang
baik, saling memukul tidak ada tangan yang baik', aku tetap
pada perkataan yang barusan, siap menunggu setiap saat."
Yu Chen dengan malu berkata, "Tidak, sahabat kecil,
kau salah paham, aku sama sekali tidak datang bersama
mereka, adalah.... adalah kebetulan bertemu, dan juga
sama-sama mencari orangnya Perkumpulan Bunga Ju,
sehingga.... sehingga...."
Xiao Dai sedikit mengerti berkata, "Kalau begitu
bagus.... bagus...."
Bagus apanya" Dia tidak mengatakannya, siapa pun
tidak bisa menebak apa maksud perkataannya.
0ooo(dw)ooo0 Tiga Pedang Serangkai Wu Dang sudah pergi, walau
mereka saling menuntun, dengan langkah sempoyongan
pergi, tapi telah meninggalkan kekaguman Xiao Dai.
Karena Xiao Dai tahu, Yu Chen Dao Zhang sudah tahu,
dirinya sudah sulit bisa menahan serangannya.
Tapi dia tidak membuka rahasianya, jadi Xiao Dai masih
bisa berdiri tegak di tempat asalnya.
Sekarang, dia kembali lagi menjadi dingin, matanya juga
bersinar dingin menakutkan orang, dia melihat pada orangorang
yang belum pergi.
Tampangnya tidak lebih bagus dari setan yang jahat,
rambut yang terurai menutupi kepalanya, didadanya ada
luka sepanjang satu che dengan dagingnya terbalik, darah
sudah membeku, tapi malah lebih menakutkan orang,
dipunggungnya juga ada sebilah pedang masih menancap di
sana, mengikuti batuk pelannya bergetar perlahan di sana,
baju sutranya sudah kotor dengan darah.
Xiao Dai tertawa sinis dengan dingin berkata, "Kalian,
kejadian tadi rasanya kalian sudah melihat denganjelas,
juga telah merasakan sendiri, si.... sialan.... keh.... keh....
ada siapa lagi.... jika masih belum puas, si.... silahkan maju
ke depan, aku.... aku pasti melayaninya.... keh.... keh"
Bagaimanapun tubuhnya terbuat dari darah dan daging,
Xiao Dai bicara sampai belakangan batuk lagi sampai
hampir saja tubuhnya membungkuk.
Orang-orang itu semuanya adalah pesilat kelas tiga.
Pesilat kelas tiga kepandaiannya tentu saja bertarung
dikelas tiga, menghadapi preman kelas tiga.
Tangan Cepat Xiao Dai pasti bukanlah pesilat kelas tiga,
apa lagi dia telah mengalahkan pesilat tinggi kelas satu di
dunia persilatan.... PedangTiga Serangkai Wu Dang.
Walau dikatakan 'serangga seratus kaki, mati tapi tidak
kaku', masalahnya adalah Xiao Dai tidak kaku, malah
seperti harimau keluar dari kurungan, maka orang orang ini
ada siapa yang berani tampil" Dan ada siapa lagi yang
belum puas"
Setiap orang juga bisa melihat, mereka sudah ketakutan,
mundur sampai cukup jauh.
Waktu seperti berhenti, setelah Xiao Dai mengawasi
setiap wajah yang ketakutan, dia tertawa, "Kalian takut"
Kalian semua sudah ketakutan betul tidak" Ayo majulah!
Jangan takut, aku.... keh.... keh.... aku sekarang sudah
lemah, aku sekarang sudah mendapat luka, ka.... kalian
kenapa tidak berani maju" Ini adalah ke.... kesempatan
bagus, aku.... aku jamin siapa yang bisa membunuhku....
pasti.... pasti dalam semalam jadi ternama...."
Tidak ada orang yang berani mengeluarkan suara, walau
setiap orang ada emosi ingin mencobanya.
Xiao Dai gila, Xiao Dai sombong, Xiao Dai juga telah
menangkap hatinya orang-orang ini.
Xiao Dai menutup matanya, dia berusaha menahan sakit
di dalam dada yang bergejolak dan seperti dibakar api,
setelah beberapa saat dia kembali membuka mulut, "Jika....
jika kalian sudah kehilangan.... kehilangan semangat
mencariku.... dan keberanian, si.... sialan, kalian paling
baik.... paling baik segera.... segera pergi.... sekarang,
sekarang pergi...."
Gerombolan orang ini seperti gelombang yang susut,
mereka berpencar dan pergi, disaat ini siapa lagi yang
berani berlama-lama tinggal"
Dalam sekejap sudah tidak ada satupun tidak tersisa,
sampai mayat yang ada di tanah juga dibawanya, Xiao Dai
pelan-pelan duduk, duduk di atas batu besar seperti gununggunungan
palsu. Seperti terkena penyakit parah, wajah Xiao Dai sudah
menjadi merah karena batuk terus, dia membuka tangan
yang menutup mulut, segumpal darah terjatuh di atas
telapaknya. 'Sungguh ini pertarungan yang sangat sengit', Xiao Dai
berpikir dalam hati.
Dia membalikkan tangan mencabut pedang
dipunggungnya, segera merobek bajunya, dengan susah
payah menggulungkan dari belakang ke depan,
sembarangan mengikatnya, orang lain mungkin tidak tahu,
tapi Xiao Dai tahu ujung pedang itu sudah melukai paruparunya,
makanya dirinya bisa batuk tidak henti-hentinya.
Disaat sinar pagi membelah gelapnya malam, Xiao Dai
bangkit berdiri, melihat sekali dengan menyesal, Xiao Dai
berkata, "Maaf.... maaf telah mengganggu kalian....
semalaman, sandiwaranya.... sandiwaranya telah bubar,
hari.... hari juga sudah terang, kalian seharusnya....
seharusnya cepat tidur, jika.... jika tidak bagaimana ada
semangat.... bekerja...."
Tamu penginapan yang ada dibeberapa kamar, segera
menghilang dari mengintip lewat celah jendelanya, mereka
sedang berpikir, orang ini cukup berharga.
Tentu saja berharga, karena perkataan Xiao Dai tidak
seluruhnya ditujukan pada tamu penginapan, di atas atap
rumah dikejauhan juga sama ada dua pasang mata yang
sedang mengintip, setelah mendengar perkataan Xiao Dai,
baru diam-diam menghilang.
Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mmm, dugaan Xiao Dai sedikit pun tidak salah, didunia
ini pasti ada orang yang penasaran, asal mereka sedikit saja
curiga, tentu tidak akan dilepaskannya.
Mereka tidak pergi, betulkah mereka ingin membuktikan
bahwa Xiao Dai mampu tidak bertarung lagi"
Mereka tidak pergi, betulkah ingin mencari kesempatan
untuk membalas kekalahan, penghinaan tadi"
Xiao Dai sepanjang jalan batuk terus, sepanjang jalan
dirinya ditopang dengan pedang.
Dia harus mengganti penginapan, mengganti tempat
yang tidak ada bahayanya, mencari seorang tabib yang
pintar. Ping An Tang. Mengangkat kepala melihat papan merk ini. Akhirnya
sampai juga, perjalanan ini sungguh panjang, sialan! Jika
tahu jaraknya sejauh ini dari penginapan, langsung saja
menyuruh pelayan memanggilnya kepenginapan, Xiao Dai
menggerutu di dalam hati.
Sebenarnya perjalanan ini sama sekali tidak panjang, tapi
terhadap orang yang mengalami luka parah,
perjalanannyajadi kelihatan jauh.
Xiao Dai menggedor pintu hanya berharap orang yang
ada di dalam cepat keluar, karena cuma waktu sesingkat ini,
dia sudah merasa kehabisan tenaga, nafasnya terengahengah,
keringat dingin bercucuran.
"Iya.... siapa ya" Agak perlahan boleh" Kau ini bukan
mengetuk pintu, malah mendobrak pintu...."
Xiao Dai minta maaf, melihat orang setengah baya
berbaju sastrawan yang berdiri di pintu, dengan serak
berkata, "Aku.... keh.... kemari.... mencari, tabib,.... aku....
datang.... datang untuk berobat...."
Sambil menggosok mata yang masih ngantuk, orang tua
ini walau ada sedikit tidak senang, tapi begitu melihat
keadaan Xiao Dai, dia jadi seperti melihat setan terkejut
berkata, "Aku.... aku oh ibu! Kau cepat.... cepat masuk,
akulah tabib."
0ooo(dw)ooo0 BAB 25 Demi harta Li Yuan-wai lari sepanjang jalan, seperti seekor kuda
yang sudah gila.
Dia tidak berhenti, juga tidak beristirahat, juga tidak ada
tujuan, hanya lari, lari....
Ketika lari otaknya juga tidak berhenti, dia tidak berhenti
berpikir. Jika dulu sungguh ini hal yang tidak mungkin, namun
sekarang ada banyak persoalan, telah memaksa dia harus
memakai otak memikirkannya.
Dia sedang berpikir, sekarang didunia ini telah terjadi
apa, kenapa bisa berubah menjadi demikian kacau, kenapa
bisa berubah jadi tidak bisa membedakan kawan atau
lawan" Dia terpikir bahaya yang terpendam di dalam Gai-bang,
juga terpikir Ouwyang Wu-shuang seperti bayangan terusmenerus
mengejar ingin membunuhnya.
Dia sangat benci Tangan Cepat Xiao Dai, juga tidak
tidak tahu siapa yang benar-benar adalah temannya.
Karena semua teman yang ditemui sudah menjadi
musuh, dan yang dikiranya musuh, Zhan Feng, malah
dalam saat berbahaya berubah menjadi teman.
Sekarang, orang yang bisa dia percaya hatinya hanya
Yuan Ershao, Yuan Ling, namun dia tidak dapat mencari
dia, juga tidak tahu mencarinya kemana, dia punya urusan
sendiri, bagaimanapun dia tidak bisa melindunginya
seumur hidup. Berpikir sampai di sini, Li Yuan-wai mendadak
menghentikan langkah, karena dia telah terpikir dirinya
seharusnya pergi kegunung Jun di danau Tong Ding, mana
bisa seperti kuda gila lari kemana-mana"
0ooo(dw)ooo0 Orang seumur hidup banyak sekali mengalami hal yang
pertama. Juga ada banyak sekali hal pertama yang sulit
dilupakan. Li Yuan-wai menambah satu kali lagi hal pertama.
Pertama kali naik kuda.
Pikirannya sudah terbuka, orang memang ada kalanya
harus mempertahankan prinsip, ada kalanya tidak boleh
kepala batu, sedikit pun tidak boleh berubah.
Maka dia mengeluarkan lima puluh liang perak membeli
seekor kuda, dia ingin menungganginya supaya lebih cepat
sehari sampai di gunung Jun.
Melihat orang menunggang kuda, kelihatannya sangat
mudah sekali. Tapi, ketika Li Yuan-wai menerima tali kuda dari tangan
penjual kuda, dia menyadari jangan kata naik
kepunggungnya, mungkin menuntun jalanpun, dia tidak
mau mengikutinya.
"Tuan, apa tidak pernah naik kuda?" kata penjual kuda
dengan logat asli Chuan, setelah memperhatikan tingkah Li
Yuan-wai yang memalukan itu.
"Kata-katamu benar."
Li Yuan-wai tidak mau rugi menjawabnya.
Penjual kuda itu tertawa berkata, "Anak kura-kura, kau
tidak perlu takut, ini adalah kuda Chuan kakinya pendek,
jenis pendek, orang jatuh juga tidak akan mati, mari, aku
bantu kau naik, kau naik dulu, nanti aku bantu menuntun
berkeliling satu putaran...."
Li Yuan-wai mengerti maksud baiknya dia berpikir 'anak
kura-kura tinggal anak kura-kura! Siapa suruh dia sendiri
tidak bisa naik kuda'"
Li Yuan-wai dengan hati-hati naik keatas kuda, penjual
kuda itu menuntun kuda berjalan di depan, sambil jalan
sambil berkata lagi.
"Aku katakan, kuda ini sama seperti seorang gadis, Ge
Lao Zi De asal sudah jadi jinak, setelah menundukkan dia,
maka dia akan sejinak kambing, kalau tidak dia akan
berubah jadi seekor harimau yang bisa menelanmu...."
"Anak.... anak kura-kura, bisa.... bisa begitu
menakutkan?" kata Li Yuan-wai dengan kuat memegang
pegangan pelana kuda.
"Tentu saja, apa lagi kuda liar yang belum dijinakan,
lebih sulit dikendalikan, sampai orang seperti kami ini juga
tidak sembarangan berani menyentuhnya.... buat apa aku
membohongimu?"
Li Yuan-wai tidak bicara lagi, karena dia pikir jika
menyahutnya lagi, dirinya sebagai anak kura-kura pastilah
jadi kenyataan.
0ooo(dw)ooo0 Langit mendungnya seperti akan turun hujan lebat.
Menunggang kuda menelusuri jalan raya, wajahnya Li
Yuan-wai juga mendung seperti awan dilangit.
Karena disepanjang jalan dia telah mendengar satu berita
yang bisa mengejutkan orang, sampai bisajatuh dari
punggung kuda. Setelah Tangan Cepat Xiao Dai bertarung digedung
Wang Jiang ternyata dia tidak mati, dan dia telah kembali
ke dunia persilatan, akan melakukan balas dendam besarbesaran.
Yang lebih mengejutkan Li Yuan-wai adalah Xiao Dai
ternyata anggotanya Perkumpulan Bunga Ju, bukan saja
telah menghancurkan Perkumpulan Perairan Zhang Jiang,
juga telah melukai Tiga Pedang Serangkai Wu Dang,
sampai ketua pelatih silat seluruh Jiang Nan, Rase Terbang
juga telah mati di tangannya.
Perkumpulan Bunga Ju, Perkumpulan Bunga Ju lagi!
Sekali Li Yuan-wai terpikir Perkumpulan Bunga Ju,
sekali terpikir Tangan Cepat Xiao Dai, dia juga tidak terasa
ingin membunuh orang.
Dia tidak tahu mengapa Xiao Dai bisa masuk jadi
anggota Perkumpulan Bunga Ju, tapi setelah mengalami
banyak hal, yang tidak mungkin tentu bisa menjadi
mungkin, dia sudah malas memikirkan apa alasannya.
Seperti dirinya, dia juga sulit berpikir, kenapa ada satu
hari dia bisa menunggang kuda.
Jika dia bisa berubah prinsip, Tangan Cepat Xiao Dai
tentu ada kemungkinan bisa menjadi anggota Perkumpulan
Bunga Ju. Apa lagi jika Ouwyang Wu-shuang adalah anggotanya
Perkumpulan Bunga Ju, jika Tangan Cepat Xiao Dai bukan
anggotanya Perkumpulan Bunga Ju, itu baru hal yang aneh.
Hanya ada satu yang tidak bisa dia mengerti, kenapa
Xiao Dai bisa menyamar dirinya dan mendapatkan
keuntungan dari Ouwyang Wu-shuang, dan Ouwyang Wushuang
sampai idiotnya bersikukuh menganggap dirinya
yang melakukan.
Memegang sekantong besar jarum sulam disakunya, Li
Yuan-wai diam-diam berkata, "Xiao Dai, Xiao Dai paling
bagus kau jangan sampai bertemu denganku, kalau tidak
biar aku mati, aku akan merubah kau jadi tikus berduri.
Hujan mulai menetes.
Li Yuan-wai yang di atas pelana kuda menarik sedikit ke
bawah topi bambu yang menutupi sebagian besar wajahnya,
hmmm, orang ini akhirnya jadi pintar juga, bisa memakai
topi ini, sehingga orang lain tidak mudah menemukan dia
adalah Li Yuan-wai yang berharga sepuluh ribu liang perak.
Dengan hati-hati dia melarikan kudanya, Li Yuan-wai
hanya berharap sebelum hujan bisa datang, dapat sampai
dulu diwarung liar yang ada setengah li di depan.
Dia tidak ingin kehujanan, apa lagi saat dia berpakaian
baju baru. Sebuah warung liar.
Dua ruangan pendek yang dibangun dengan jerami, tiga,
empat setelan meja, di depan warung ada satu batang
bambu yang digantung dengan kain putih panjang yang
telah menguning, mungkin jika sudah sampai di depannya
juga sulit dapat membaca huruf besar yang tertulis Arak'.
Li Yuan-wai sudah beberapa kali datang ke warung arak
ini, dia juga samar-samar ingat orang yang membuka
warung ini ada seorang tua, sepasang mata yang selamanya
sepertinya mengantuk terus, pakaiannya kumal mungkin di
dalam Gai-bang juga tidak bisa menemukan orang yang
lebih kumal dari pada dia.
Tapi, di jalan raya ini, dari ujung keujung seratus li,
meninggalkan warung ini tidak akan ada kampung lain,
bisnis tunggal, hanya tinggal tamu yang harus
menyesuaikan diri pada warung arak ini.
Tepat sudah sampai di depan warung arak ini, hujan
sudah turun dengan lebatnya, hatinya ingin buru-buru turun
dari kuda, Li Yuan-wai justru tidak bisa menghentikan kuda
yang berputar putar.
"Si.... sialan, jika kau tidak berhenti lagi, sehingga aku
marah aku akan pukul jadi rata...." Li Yuan-wai semakin
terburu-buru, kuda itu semakin tidak menurut.
Sibuk setengah harian, Li Yuan-wai akhirnya bisa juga
turun dari kuda, tapi tubuhnya sudah basah kuyup. Dengan
kesal dia masuk ke dalam toko, memilih satu tempat duduk.
Baru saja duduk dia sudah melihat dua wajah yang tidak
tahan ingin tertawa.
Satu wajahnya pemilik warung, satu wajah lagi adalah
wajah wanita yang tidak terlihat berusia berapa namun bisa
disebut cantik.
Setelah melepas topi bambunya, Li Yuan-wai dengan
kesal berkata, "Tidak pernah melihat orang.... orang naik
kuda, benar tidak" Bos, kau cepat kemari?"
Bos warung sudah sampai di depannya, begitu melihat
ternyata orang yang sudah dikenal, sehingga dia tertawa,
berkata, "Haya! Anaknya kura-kura ternyata kau! Bagus,
bagus, terlalu bagus...."
Anak kura-kura lagi, Li Yuan-wai sekali mendengar
tidak tahan mengerutkan alis berkata, "Jika bukan aku, lalu
siapa lagi" Toko sekecil burung kau ini tidak mungkin
baginda raja akan mampir kesini?"
"Ge Lao Zi De, dandananmu kali ini tidak sama, jika
dari tadi aku tahu dirimu, aku sudah lari keluar membantu
kau!" Melihat baju yang basah kuyup, Li Yuan-wai jadi ingin
marah tapi juga ingin ketawa berkata, "Apanya yang beda"
Sialan, apa kau sangka aku tidak bisa pakai baju baru dan
menunggang kuda" Sungguh mata anjingmu hanya melihat
orang rendah saja."
Orang tua ini mungkin setahunan tidak pernah bertemu
dengan tamu yang kenal, dia sekarang malah duduk
sembarangan dengan tampang akan ngobrol dengan teman
lama saja. "Tuan kecil, aku dari dulu sudah melihatmu, suatu hari
akan jadi kaya, Ge Lao Zi De, kau ini anak kura-kura
sungguh bisa kaya dengan cepat sekali!"
"Tolong, bos, tolong bawa dulu makanan kesini, kau
ingin ngobrol, aku akan temani, tapi tidak bisa membiarkan
aku dengan perut kosong ngabako dengan kau!"
Orang tua itu dengan sedikit kecewa bangkit berdiri, Li
Yuan-wai berpesan lagi satu perkataan, "Ada tempat
pembakaran tidak" Baju basah ini sudah dingin, lengket lagi
sungguh tidak enak dipakai."
'Hmm' suara situa yang tubuhnya bungkuk menghilang
di belakang, sekarang Li Yuan-wai baru menyadari, di sini
selain dirinya masih ada seorang wanita lain yang duduk
disisi jendela.
Terpikir tadi kelakuan memalukan dirinya yang tidak
bisa turun dari kuda, tentu semuanya disaksikan oleh
wanita ini, Li Yuan-wai sedikit tidak bisa duduk tenang.
Li Yuan-wai menumpahkan secangkir teh, dia
merasakan wanita itu sedang mengawasi dirinya.
Lambat laun, seluruh tubuhnya seperti ditusuk jarum,
merasa tidak enak, sekalian saja memiringkan tubuh, Li
Yuan-wai berkata, "Kau.... apakah kau tidak pernah
melihat lelaki?"
Wanita itu tertawa, tertawanya seperti gadis berusia
tujuh, delapan belas tahun, dia berkata, "Ada, hanya saja
aku tidak pernah melihat laki-laki naik kuda, apa lagi kuda
itu sangat kurus lemah, mana kuat ditunggangi olehmu?"
Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ini adalah kata-kata yang jujur, karena wanita ini adalah
Qi Hong. Tahun itu dia tidak pernah melihat orang naik kuda, dan
tidak pernah melihat laki-laki adalah hal yang tidak bisa
dibayangkan. Li Yuan-wai sama sekali tidak tahu itu adalah perkataan
yang jujur, dia jadi tertawa, tertawanya sungguh memikat.
Dia juga tidak terpikir wanita ini sungguh bukan saja jam
tiga belas', malah ada sedikit lucu.
"Ooo, kau kan bukan kuda itu, mana bisa tahu kuda itu
tidak kuat aku tunggangi?"
Penyakit lama Li Yuan-wai mulai kambuh lagi, di dalam
katanya sudah ada bau-bau tidak senonoh.
Yang disayangkan adalah mana bisa Qi Hong mengerti
arti dibalik perkataan Li Yuan-wai" Dia mana bisa tahu
didunia ini ada laki-laki yang sekali membuka mulut sudah
ingin 'makan tahu' wanita"
"Hai, kau ini orangnya sangat lucu, walau aku tidak
pernah naik kuda, juga tidak pernah melihat orang naik
kuda, tapi aku tahu kudamu pasti bukan kuda untuk
ditunggangi." Qi Hong ketawanya begitu polos.
Li Yuan-wai sedikit kecewa, karena dia tidak
mendapatkan apa yang dia harapkan.
Orang semuanya sama, ketika kau mengira telah
mengatakan satu kata yang sangat lucu, tapi melihat ada
satu orang pun yang tertawa, selain kecewa sedikit banyak
juga ada rasa canggung.
Li Yuan-wai sudah jadi canggung, dia tidak tahu
mengapa wanita ini berkata demikian, makanya dia
bertanya, "Kenapa kudaku bukan untuk ditunggangi
orang?" "Karena kudamu sudah terlalu tua yang hanya kuat
untuk menarik kereta saja, dan kau masih menungganginya,
di mata orang lain melihat kau menunggangi kuda itu,
maka sama juga dengan kau mempersunting seorang 'nenek
berusia sembilan puluh tahun' untuk dijadikan istri,
membuat orang terkejut, dan membuat orang sulit bisa
menerimanya," kata Qi Hong sedikit terlihat berkelakar.
Tapi Li Yuan-wai mengira dia sedang berkelakar,
bagaimana pun setiap laki-laki juga tidak bisa menerima
perumpamaan yang keterlaluan seperti ini, apa lagi
perumpamaan ini keluar dari mulut seorang wanita.
Dia memperhatikan wanita ini sekali lagi, setiap sekali
melihat, Li Yuan-wai merasa dia bertambah cantik, seperti
buah Xui Mi Tau yang segar matangnya pas.
"Perumpamaanmu, aku.... aku sangat tidak suka, kau....
bagaimana kau bisa tahu kudaku adalah kuda tua" Apa kau
mengerti akan kuda" Atau bisa melamar kuda?"
Qi Hong tertawa, tidak bicara lagi, dia sudah merasakan
pemuda ini sudah merasa sedikit tidak senang.
Li Yuan-wai tentu saja tidak senang, membeli kuda
seharga lima puluh liang perak, walau mungkin bukan kuda
pacu, juga seharusnya seekor kuda yang sehat kuat,
sekarang ada orang yang mencela dirinya, mana mungkin
dia bisa merasa senang"
Dan lagi dia takut orang menilai dirinya adalah
sibrengsek penyiksa kuda.
Dia dengan tajam menatapnya, dengan wajah yang
harus mendapatkan jawaban.
Qi Hong menghela napas berkata, "Ketika kau
menunggang kuda itu, apakah orang tidak melihat kau
dengan sorot mata yang berbeda?"
"Sorot mata yang berbeda?"
Li Yuan-wai perlahan berkata pada dirinya sendiri,
dengan teliti mengingat kembali beberapa saat berkata,
"Tidak salah, memang ada orang memandang dengan sorot
mata yang berbeda, tapi mereka melihat karena aku
berdandan sangat tertutup."
Dia melihat pada topi bambu yang besar penutup wajah.
Dengan menggelengkan kepala, Qi Hong berkata,
"Salah, pasti bukan karena topi itu."
Seluruh tubuh Li Yuan-wai merinding. Jujur saja, dia
menunggangi kuda tua yang tidak kuat ditunggangi orang,
sungguh sama dengan mempersunting seorang nenek
berusia sembilan puluh tahun, peristiwa ini bisa
mengundang pembicaraan orang.
"Kau.... kau sembarangan bicara, ini sama sekali tidak
mungkin, kuda itu aku beli dengan uang lima puluh liang
perak, mana.... mana mungkin bisa mendapat se.... seekor
kuda tua?" Li Yuan-wai sudah percaya, tapi mulutnya tetap
menyangkal. "Kenapa kau tidak pergi periksa dengan teliti dikedua sisi
kuda itu apakah ada bekas tanda menarik kereta" Kenapa
kau tidak periksa apa giginya terlalu banyak dan goyang?"
Satu kata, sudah membuat Li Yuan-wai lemas seperti
ayam jago yang kalah bertempur, walau tidak pernah
melihat gigi di dalam mulutnya, tapi dia tahu dikedua sisi
perutnya kulitnya memang ada dua tanda bekas gosokan
yang terlalu parah.
Yang patut ditertawakan adalah dia malah telah percaya
pada perkataan penjual kuda itu, itu adalah bekas gosokan
dari pelana kuda, dan bukan bekas gosokan palang kereta
kuda. 0ooo(dw)ooo0 Ingin 'makan tahu'nya orang, malah 'makan ampasnya
tahu'. Ingin melihat lucunya orang, malah dirinya sendiri yang
jadi tontonan orang.
Li Yuan-wai sampai tidak berani melihat dia sekali lagi,
karena dia sudah bisa membayangkan sorot matanya, pasti
sama dengan sorot mata orang melihat dirinya
mempersunting seorang nenek berusia sembilan puluh
tahun. "Penjual kuda itu yang menjerumuskan dia, tidak aneh
penjual itu selalu berkata anak kura-kura, Ge Lao Zi De.
Sialan, suatu hari nanti aku akan merontokan semua
giginya, beraninya mempermainkan aku." Li Yuan-wai
tidak henti-hentinya memaki di dalam hati.
Bos warung datang dengan membawa tempat
pembakaran, dia terkejut.
"Bbb.... bos, tolong kebiasaan berkata 'anak kura-kura'
jangan diucapkan, aku sekarang paling benci perkataan ini."
Segera Li Yuan-wai berkata melihat bos warung itu masuk.
"Kur...." bos warung memaksa menelan kembali katakata
yang akan di keluarkan, hampir saja dia tersedak,
"Tuan kecil, kau ini...." mengapa wajahmu seperti cuaca
diluar sana" Apa Ge Lao Zi De telah salah makan obat?"
Li Yuan-wai mengeluh panjang, dia pikir, 'Dunia mudah
dirubah, sifat asli sulit dirubah, jika ingin orang Si Chuan
tidak mengatakan anak kura-kura, Ge Lao Zi De dua kata
ini, mungkin sama sulitnya mencegah mereka tidak makan
nasi. "Sudah, sudah, kau taruh saja tempat pembakaran itu,
cepat siapkan makanannya, jangan banyak omong kosong
boleh tidak?" kata Li Yuan-wai dengan kesal.
Bos warung menaruh tempat pembakaran, dia kembali
ke dalam mempersiapkan makanan, sambil berjalan sambil
bergumam, "Ada apa memangnya" Dulu setiap kali datang
dia selalu tertawa, orang.... sungguh tidak boleh menjadi
kaya, sekali kaya terus berubah, anak kura-kura apanya
yang hebat, hanya telah mengganti baju baru, menunggang
kuda tua yang sudah ompong sudah berlagak."
Li Yuan-wai dan Qi Hong tentu saja mendengarnya
dengan jelas. Hampir saja paru-paru Li Yuan-wai meletus saking
marahnya, Qi Hong tertawa seperti sekuntum bunga
bergetar. Masakannya adalah Ayam Angin, Bebek Angin, Tahu
asinan, Kacang asinan.
Araknya tawar hanya tercium bau arak saja, arak yang
dicampur air yang tidak bisa memuaskan selera peminum.
Untungnya Li Yuan-wai bukan seorang pemarah, jika
tidak dia bisa mencekek lehernya bos warung dan memakimakinya,
karena yang dia tidak bisa tahan adalah ditipu
orang. Setelah menghabiskan semangkuk besar mie, dia marah
pada dirinya, memakai sumpit menjepit satu persatu kacang
dan mengunyahnya.
Hujan masih turun, sedikit pun tidak ada gejala akan
berhenti. Dihari mendung memukul anak, nganggur tinggal
ngangur, setelah Li Yuan-wai lama tidak bicara, akhirnya
mengangkat kepala melihat pada Qi Hong, lalu
memandang bos warung yang duduk disisi, dia tidak tahu
mau bicara pada siapa.
"Hujan ini sungguh mengesalkan orang, tidak tahu akan
kapan berhentinya."
Bos rumah mendapat kesempatan, jelas dia sudah
menahan diri cukup lama, segera dia memotong, "Iya yah!
Ge Lao Zi De, di jalan ini tadinya juga sudah sedikit orang,
untung hari ini sejak buka sampai sekarang hanya datang
dua orang kalian berdua, anak kura-kura jika hujan tidak
berhenti lagi, lebih baik tutup saja, pergi tidur!"
Tertawanya ada sedikit nada mengejek, bos warung
berkata, "Tuan kecil, kau sungguh sudah menjadi kaya"!
Aku sudah tahu ada satu hari aku akan jadi kaya, tidak,
tidak kau akan jadi kaya, terima kasih, sekali melihatmu
aku sudah menerka dewa kekayaan sudah datang, rezeki
turun dari langit, rezeki turun dari langit.... he he...."
Orang tua ini banyak bicara, dari tadi Li Yuan-wai sudah
tahu, tapi tidak terpikir dia bisa menjunjung dirinya begitu
tidak aturan. Li Yuan-wai menggelengkan kapala dalam hati berpikir,
'Sialan, orang tua kecil, melihatmu berkata begitu gembira,
ujungnya tentu menginginkan perak di dalam kantongku,
barusan saja berkata aku tidak ada hebatnya, sekarang
mendengar aku mau membayar makanan dua kali lipat,
sialan, tingkahnya segera berubah, sungguh tidak malu!
Bos tua berkata lagi, "Tuan kecil, kau sekarang ini
berusaha apa! Sialan, selain bajunya mewah, malah masih
memakai topi, apa tidak takut ada orang yang mau
merampok!"
Perkataan apa ini"
Li Yuan-wai sungguh merasa menyesal tidak bisa
menahan kesunyian, berbicara dengan dia, jika tahu dari
tadi dia bisa bicara kentut ini, lebih baik dia menutup
mulut, mendengar suara hujan lebih tenang.
"Aku.... aku sedang melarikan diri," kata Li Yuan-wai
marah. Bos warung tidak terkejut berkata, "Aku pikir juga
begitu, kalau tidak mana mungkin ada orang yang mau
mengeluarkan hadiah sepuluh ribu liang perak...."
Kali ini Li Yuan-wai benar-benar tersedak, dia
mengambil teh di atas meja 'glek' meneguk beberapa teguk,
lalu dengan serak berkata, "Kau.... kau ini siapa ini" Kau....
kau mengapa bisa tahu....?"
Bos warung tertawa, awanya seperti seekor musang tua.
Hari ini Li Yuan-wai baru menemukan seseorang bisa
tertawa begitu bangganya, begitu membahayakan.
Bos warung tidak bungkuk lagi, matanya tidak
mengantuk lagi, malah sekarang dia memberi kesan pada
orang, dia begitu tinggi besar, dan matanya seperti singa.
"Aku" Aku bosnya di sini! Bukankah kau sudah beberapa
kali datang kesini" Mengapa bisa tidak kenal aku?"
Li Yuan-wai berusaha berdiri, juga mencoba merogoh ke
dalam dada untuk mengambil jarum sulam, Li Yuan-wai
terkejut hampir mati, kerena dia merasa kecuali mata dan
mulutnya masih bisa bergerak, seluruhnya tubuhnya sudah
lemas dan lumpuh.
Dia melihat pada Qi Hong yang wajahnya tampak
curiga, bos warung membalikkan kepala berkata, "Hai! Aku
sudah menunggu selama satu bulan lebih sepuluh hari,
akhirnya kau datang juga, di sini walau toko kecil, tapi
setiap hari banyak orang yang datang kesini makan, berita
yang begitu besar aku tidak tuli mana mungkin tidak tahu"
Maaf sekali, uang sepuluh ribu liang, sepuluh liang perak
yang putih-putih, coba kau pikir jika aku sudah punya
sepuluh liang perak, aku bisa mengerjakan banyak hal,
sialan, pertama, aku ingin naik burung bangau pergi ke
Yang Zhou, kedua, aku ingin membeli sebuah rumah yang
besar-besar sekali, ketiga...."
Li Yuan-wai menghabiskan segala tenaganya, mendadak
berteriak, "Kau paling baik mati di atas mati di atas perut
wanita...."
Boa warung melangkah mendekat dengan perlahan
memukul mukul pipinya Li Yuan-wai, dia menghentikan
wajah tawanya, dengan kejam berkata, "Buat apa marah
begitu" Dewa kekayaan yang hidup lebih berharga dari
pada dewa kekayaan mati, kau ini anak kura-kura pasti
tidak mau aku sekarang menyembelihmu bukan?"
Dewa kekayaan" Sekarang Li Yuan-wai baru mengerti
dirinya bukan saja hartawan, dan juga adalah benar-benar
sebuah dewa kekayaan.
Demi kekayaan manusia mati, demi makanan burung
mati, dia mengeluh, dia menjadi kesal mengapa tidak
terpikir masalah sial ini, bagaimana pun bos ini pernah
beberapa kali bertemu dengan dirinya, mana mungkin bisa
melepaskan dirinya"
"Kau.... kau bagaimana bisa tahu aku akan kembali?"
kata Li Yuan-wai dengan lesu.
"Ya dengan menunggu, jangan kata menunggu sebulan
lebih sepuluh hari, Ge Lao Zi De walau menunggu satu
tahun lebih sepuluh bulan, aku juga tetap akan menunggu!"
kata bos dengan santai.
"Kau.... kau ini sungguh orang yang sangat sabar...."
kata Li Yuan-wai pasrah.
"Tentu saja, orang yang sudah berusia tua hanya bisa
begini." "Kau.... kau akan.... akan mengantar aku ke....
kemana...." Lidah Li Yuan-wai sudah semakin kaku.
Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku juga tidak tahu, aku dengar asal sembarangan
disebuah gerbang kota menyalakan tiga buah lentera merah
pasti akan ada orang yang menghubungi, aku harap itu
benar, aku kira kau juga pasti tahu masalah ini, bisa tidak
kasih tahu aku?"
"Aku.... aku beri.... beri tahu mu" Kau.... sungguh a....
anak kura-kura...." Li Yuan-wai setelah mengatakan kata
ini, seluruh tubuhnya hanya tinggal mata bisa melihat
benda, tubuhnya sudah jadi kaku seperti orang mati.
0ooo(dw)ooo0 Dunia persilatan memang penuh bahaya.
Perjalanan di dunia persilatan lebih berbahaya.
Hanya karena hati manusia menjadikan dunia persilatan
berbahaya. Sampai seorang bos v/arung tua yang setahunan
menjaga satu toko kecil, juga bisa sampai menjadi
berbahaya, maka perjalanan di dunia persilatan, bagaimana
mungkin tidak lebih berbahaya"
"Siapa suruh kau ini adalah Li Yuan-wai" juga siapa
suruh kau justru datang ketempatku?" Bos warung
menggosok-gosok tangan, dengan gembira berkata, "Kau
tidak bisa salahkan aku, mau salahkan juga hanya bisa
salahkan orang yang mau mengeluarkan hadiah uang untuk
menangkapmu, he he...."
Dia tidak memandang wanita yang ada disisi, di dalam
pikirannya seorang wanita bisa berbuat apa"
0ooo(dw)ooo0 "Li Yuan-wai?" Qi Hong hatinya jadi terkejut, disaat
mendengar nama ini, juga menjadi berdebar.
Dia tentu saja mengerti bos ini bukan orang yang baik,
dia juga mengerti sekarang ini paling baik adalah berpurapura
tidak melihat semua ini.
Tapi ketika dia sudah tahu orang yang dibius ini adalah
Li Yuan-wai, dia tidak bisa tinggal diam, juga tidak bisa
tidak melakukan sesuatu.
Karena dia ingat setiap nama, setiap perkataan, malah
setiap huruf, telah dibicarakan Tangan Cepat Xiao Dai
dengan dia. Dia ingat Li Yuan-wai bukan saja teman bermain sejak
kecil dengan orang itu, juga teman baik sehati dan satu
tujuan, walau di antara kedua teman ini ada banyak simpul
yang sulit diuraikan, dan banyak kesalah pahaman yang
saling berhubungan, tapi dia mengerti Tangan Cepat Xiao
Dai pasti tidak ingin melihat Li Yuan-wai dikhianati oleh
tua bangka ini.
"Bos, aku harap kau bisa menyadarkan orang itu," kata
Qi Hong memberanikan diri.
Sedikit tidak percaya, seperti mendengar seorang gila
bicara, bos warung mendadak membalikkan tubuh, sambil
mengedipkan mata berkata, "Hei perempuan, kau bicara
apa tadi?"
"Kau.... kau seharusnya sudah mendengar dengan jelas,
aku bicara sungguh-sungguh," jawab Qi Hong yang ikut
dibuat terkejut oleh perbuatannya, tapi sikapnya tetap
dengan tenang. He he tertawa beberapa kali, bos warung dengan teliti
memperhatikan lagi perempuan yang tidak mencolok ini
sekali lagi. Pakaian yang sederhana, wajah putih yang sederhana,
sulit melihat usianya, tapi tidak diragukan dia adalah
seorang wanita cantik. Bukan wanita persilatan, juga tidak
ada senjata yang disembunyikan, tubuh yang sederhana
dengan garis lengkungan yang serasi, lambat laun, disudut
mulutnya bos warung tampak tersenyum lagi, hanya tawa
itu mengandung hawa binatang, kotor.
Orang tidak dapat berbuat jahat, apalagi tidak mau saat
berbuat jahat diketahui orang.
Karena biasanya akan timbul kejahatan baru, pada saat
berbuat jahat diketahui orang.
Qi Hong lama tinggal di dalam gunung, jauh dari
keramaian, lebih sulit mengetahui hati jahat seseorang.
Tapi sekarang dia sudah mengetahui, orang tua bangka
yang baru saja mencelakakan Li Yuan-wai, matanya
mengandung pikiran jahat, hawa binatang. Dan wajahnya
juga menampakkan keji, menakutkan orang.
"Kau.... kau jangan kemari, aku.... aku bisa silat...." kata
Qi Hong dengan keras tapi takut.
Bos rumah malah dengan berani tertawa berkata, "Aneh,
Ge Lao Zi De tadi kenapa tidak menyadari kau wanita
wajahnya tidak jelek" He he.... kau malah bisa menakutnakuti
orang, kau bisa silat apa" Aku lihat kepandaianmu di
atas ranjang...."
Wajah Qi Hong telah jadi merah, dia kapan pernah
mendengar perkataan yang kotor ini"
Bagaimana bisa perkataan ini keluar dari mulut seorang
tua" Walau dia membaca buku satu gudang lagi, mungkin
tidak ada satu buku pun bisa memberi tahu dia, orang jika
menjadi jahat akan menjadi begitu kotornya.
Inikah manusia" Inikah dunianya manusia"
Dia melihat orang yang maju, selangkah demi selangkah
datang mendesak, hatinya mengeluh.
Jika ini adalah dunianya manusia, jika orang diluar sana
semua hatinya jahat, dia lebih suka seumur hidup tidak
keluar gunung. Tapi dia sungguh tidak bisa merupakan Xiao Dai, juga
tidak bisa meredakan rindunya yang sangat dalam.
Ketika dia memikirkannya, air mata membasahi kedua
pipinya. Ketika dia memikirkannya, di dalam hatinya sangat sakit
sekali. Ketika dia memikirkannya, baru tahu kesepian di dalam
gunung sudah tidak bisa dia tahan lagi.
Apa lagi setelah setengah bulan ditinggal oleh Tangan
Cepat Xiao Dai, tanggal kedatangan perahu sudah sampai,
tapi perahunya tidak datang, hatinya sudah gelisah setiap
malam dia sulit tidur.
Burung merpati pos sudah datang, yang diterima malah
pertanyaan sepenuh kertas surat itu, sehingga dia sudah
tidak bisa menahan kegelisahannya, dengan tidak
memperdulikan segalanya, dia menyusur sungai pergi
keluar gunung, mencari hubungan perasaan yang telah
terputus itu. Diluar dunianya yang aneh itu, tidak dapat menahan
keinginannya untuk bertemu dengan dia.
Dia telah menjual perhiasannya, dengan segala upaya
menyesuaikan diri dengan masyarakat, menuruti apa yang
dipelajari dari buku, tapi tidak terpikirkan apa yang
diceritakan dibuku, dengan sifat manusia, ada perbedaan
yang begitu besar.
0ooo(dw)ooo0 Sepasang tangan Qi Hong dikepal dengan erat, buku
jarinya sudah memutih karena terlalu memakai tenaga.
Dia tidak tahu apakah ilmu silatnya bisa tidak
menghadapi orang tua yang kelihatannya begitu sadis ini.
Tapi dia tahu jika sudah menimbulkan kesulitan, maka
tidak bisa mundur, apalagi yang sekarang dia lakukan,
semuanya demi Tangan Cepat Xiao Dai, seorang yang
selama hidupnya tidak mungkin bisa dilupakan.
Dia tidak menyesal apa yang telah dia katakan,
kenyataannya juga tidak bisa dia sesali, walau sampai mati,
dia juga merasa puas, bagaimana pun dia pernah hidup, dan
semuanya telah memberikan padanya, bisa mati demi
menolong temannya, mengapa harus menyesal"
Bos warung menghentikan langkahnya delapan che di
depan dia, karena dia juga melihat wanita aneh ini,
wajahnya berubah dengan cepatnya.
"Ge Lao Zi De, aku bilang kau wanita, kenapa kau
bukan baik-baik saja menurut padaku, tunggu sampai aku
menerima sepuluh liang perak, aku jamin kau minum puas
makan enak, selama hidupnya hidup mewah."
"Kau jangan kesini, aku.... aku, walau mati tidak akan
menuruti keinginanmu," kata Qi Hong dengan tegas.
Timbul niat jahat bos warung, dengan keji berkata, "Ma
Ge Ba Zi, arak kehormatan tidak diminum malah mau
minum arak hukuman" Kau wanita ini paling-paling bisa
sedikit silat kembangan, apa lenganmu bisa mematahkan
kaki" Ge Lao Zi De jika aku tidak bisa menundukkanmu,
maka aku akan mati menabrakan kepala...."
Di dalam suara hujan bercampur dengan suara robohnya
kursi dan meja.
Setelah suara berturut-turut itu, bos warung telah terbang
melewati dua meja, melanggar lima kursi, paling akhir
kepala menabrak sisi pintu, setelah terbelalak matanya
beberapa saat, baru pelan-pelan sadar kembali.
Sungguh dia hampir saja mati menabrakan kepalanya,
hai! Orang yang sudah berusia lanjut, masih belum tahu
aturan 'Masakan Man enak dimakan, bicara Man (=penuh)
tidak mudah diucapkan'.
Mau menyalahkan juga salahkan diri sendiri, terlalu
lama tinggal di tempat terasing, sudah terbiasa terhadap
semua persoalan, dirinya yang paling benar, ditambah mata
lamur karena usia lanjut, hmmm, pelajaran ini dia cukup
pantas menerimanya.
Darah setetes-setetes mengucur dari keningnya, dengan
susah payah dia bangkit berdiri, dengan suara serak dan
pahit berkata, "Wan.... wanita sial, Ge.... Ge Lao Zi De....
siapa kau ini" Dihari terang begini.... memukul seorang
lansia.... ini.... ini apakah masih ada hukum?"
Sungguh pintar bicara, ternyata sesudah terpukul dia jadi
linglung, telah lupa mengapa dirinya dipukul orang, masih
dengan mulut besar mengeluarkan aturan hukum negara.
Qi Hong juga terkejut, dia melihat pada sepasang
tangannya, lalu melihat bos tua itu, dia sungguh tidak
mengerti kenapa kejadiannya jadi begini.
Memangnya juga! orang yang selama hidupnya tinggal di
dalam gunung yang tidak ada satu pun manusia, walau dia
bisa bersilat, dia belum pernah mempraktekannya, tentu
saja tidak akan tahu kepandaian silatnya sudah sampai taraf
seberapa. Seperti menyalahkan diri, seperti menyesal, juga merasa
ketakutan, Qi Hong gelisah sampai hampir mengucurkan
air mata berkata, "Bo.... bos tua, aku.... aku tidak sengaja,
sungguh, aku tidak ingin melukaimu, aku juga tidak tahu
gerakan aku begitu kuat, kau.... kau tidak apa-apa?"
Wanita macam apa ini" Apa dia tidak salah"
Mengapa dia bisa bicara yang tidak ada gunanya dan
tidak berpendidikan"
Walau Li Yuan-wai tidak bisa bergerak, tapi otaknya
bisa berpikir, apa yang terjadi tadi dia melihatnya, mulamula
dia hanya berharap wanita itu bisa cepat-cepat
melarikan diri supaya tidak mendapat kesulitan, tapi setelah
melihat telapaknya bisa memukul bos warung itu begitu
jauh, dia mencuri tawa, dirinya sangat beruntung, setiap
kali disaat bahaya, selalu bertemu dengan wanita yang
cantik menolongnya.
Sekarang, sekarang begitu dia mendengar perkataan
wanita itu, yang bisa membuat orang muntah itu, sungguh
dia ingin sekali maju ke depan menampar dengan keras
wanita itu. Dia berharap jangan-jangan dia ini gila.
Tapi jika dia tidak gila, mengapa dia bisa bicara
perkataan yang selain idiot masih ditambah dua ratus lima
puluh" Anak kecil dan lansia biasanya juga sering melakukan
hal yang sulit dimengerti.
Seorang yang selama hidupnya hidup di dalam gunung,
ketika disaat dia berhubungan dengan orang, keadaan
hatinya juga begitu.
Li Yuan-wai tidak bisa mengerti, bos warung itu juga
tidak mengerti.
Hmm.... setelah kepalanya merasa sakit dan pusing, bos
warung sudah mengerti mengapa dirinya dipukul orang, dia
mendengar perkataan Qi Hong, juga melihat wajah Qi
Hong yang sekarang sedang ketakutan.
Dia jadi berpikir dirinya kadang suka berbuat bodoh,
mengapa wanita ini juga bisa berbuat lebih bodoh"
Qi Hong maju beberapa langkah, dengan terbata-bata
berkata, "Bos.... bos tua, kau telah banyak meng....
mengucurkan darah, maukah aku.... aku bantumu
membalutnya...."
Bicara apa ini" Li Yuan-wai di dalam hati telah memaki
Qi Hong habis-habisan.
Matanya bos warung menyorotkan sinar licik, dia
dengan bengong melihat wanita ini, sampai dia memastikan
lawannya berkata jujur, baru dia menganggukkan kepala
berkata, "Baik, baik, nona, tolong.... tolong bantu aku."
Li Yuan-wai melihat Qi Hong selangkah demi selangkah
mendekati bos, jantungnya sudah sampai tenggorokan, di
dalam hatinya berteriak, nonaku, kau cepat hentikan
kelakuan kekanak-kanakan itu! tua bangka itu sekarang
memanggilmu nona, nanti akan memanggil kau ini adik
besar! Kau idiot ini, babilah! Didunia ini dimana ada
wanita sebodohmu ini....
0ooo(dw)ooo0 'Hati mencelakai orang tidak boleh ada, hati menjaga diri
tidak boleh tidak ada.'
Qi Hong adalah wanita pintar, walau dia punya hati
yang jujur, tidak tahu hati orang yang membahayakan, tapi
ketika jarak tinggal satu meja pada bos tua itu, dia
mendadak ingat catatan di dalam buku.
Dia juga adalah manusia yang semua perasaan
ditampilkan diwajahnya, dia yang ragu-ragu sudah
menimbulkan perhatian bos warung.
"Non.... nona, kau cepatlah! Ma Ge Ba Zi, aku sudah
kesakitan...."
Qi Hong merobek kain di bawah roknya,
melemparkannya berkata, "Bos, kau.... kau bisa membalut
sendiri, aku.... aku lebih baik tidak kesanasaja...."
"Me.... Mengapa?"
Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mengapa" tua bangka, kau masih berani bertanya, jarak
Li Yuan-wai lebih dekat, dia dapat melihat tangan bos
warung sudah memegang satu kaki mejayang patah.
"Kau.... kau terluka tidak parah, atau.... atau kau obati
dia dulu.... aku baru membalutkanmu."
Li Yuan-wai benar-benar ingin bersorak untuk wanita
ini, dia sungguh gembira dia bisa melihat bahaya ini.
Bos warung seperti balon yang bocor, dia sungguh tidak
terpikir wanita ini mendadak bisa berubah pikiran.
"Aku.... aku jamin pasti mengobati racun dia, nona,
kau.... kau mengapa tidak kesini membalut dulu aku?"
Menggelengkan kepala Qi Hong dengan teguh berkata,
"Tidak, kau beritahu aku dulu dimana obat penawarnya."
Bos warung sudah melihat wajah Qi Hong yang teguh,
dia dengan sempoyongan maju dua langkah, menunjuk di
belakang Qi Hong berkata, "Di.... di belakang kau di dalam
toples...."
Bersamaan dengan Qi Hong membalikkan kepala
melihat kebelakang, Li Yuan-wai menutup matanya, dia
sedang berpikir, "Kau bisa dengan gampangnya ditipu
dengan 'suara di timur memukul di barat', sungguh bodoh
sekali! Kursi dan meja sekali lagi mengeluarkan suara ribut, Li
Yuan-wai sudah membayangkan wanita itu dipukul dengan
kaku meja oleh bos warung dari belakang, kepalanya
sampai bercucuran darah.
Habislah, habislah, dia menutup rapat matanya, berkata
di dalam hati. Benar sudah habis, hanya saja Li Yuan-wai setelah
menunggu setengah harian tidak ada suara dan merasa
aneh, dia membuka mata, yang terlihat ternyata adalah bos
warung yang habis.
Disaat Qi Hong memalingkan kepala, satu perasaan
yang timbul dari belakang terasa angin, dia dengan cepat
bergeser kesamping, orang yang menyerang dari belakang
karena terlalu memakai tenaga, tidak dapat menahan
kakinya, merobohkan beberapa kursi dan meja, lalu jatuh di
lantai. Sekarang, dia melihat bos yang tergeletak di lantai sedikit
pun tidak bergerak, matanya tampak terkejut bergumam,
"Bos, bos, kau.... kau apa sudah mati....?"
Kematian adalah satu pengalaman yang sulit dilupakan.
Dia sangat takut akan kematian, karena setelah ayah dan
ibunya berturut-turut meninggal dunia, yang ditinggalkan
untuknya hanyalah seumur hidup kesepian dan kesedihan.
Makanya ketika dia melihat tubuh sibos sedikit pun tidak
bergerak, yang pertama dia pikirkan adalah kematian.
Tidak perduli orang ini adalah orang baik atau orang
jahat, mati telah menimbulkan kenangan yang pahit.
Dia mundur, mundur lagi, tubuhnya gemetar tidak
tertahan.... Ketika dia membalikkan tubuh untuk melarikan diri,
malah telah menabrak dan jatuh menimpa Li Yuan-wai.
Sehingga orangnya terguling dan kursi jatuh, seluruh
tubuhnya menindih di atas tubuhnya Li Yuan-wai, wajah
berhadapan dengan wajah.
Dua wajah begitu dekatnya, Qi Hong dapat dengan jelas
melihat dari mata Li Yuan-wai yang hitam dan terang itu,
melihat wajahnya sendiri, tentu saja dia juga telah melihat
kesakitan dan tidak dapat berbuat apa.
Ada semacam terkejut gembira, Qi Hong berkata,
"Kau.... kau masih punya perasaan?"
Li Yuan-wai mengedipkan mata.
"Kau.... kau tidak apa-apa bukan?"
Li Yuan-wai mengedipkan mata lagi, dihatinya
mengeluh berkata, "Jika kau tidak bangkit berdiri, aku tidak
akan baik lagi."
Menyiramkan satu cangkir teh dingin, setelah melalui
beberapa kesibukan.
Qi Hong sudah mendapatkan obat penawar racun dari
bos warung, setelah melalui pemaksaan, dengan cepat,
gejala Li Yuan-wai terkena racunnya menghilang, seluruh
tubuhnya yang kaku berangsur-angsur menghilang juga.
Seperti tidak bisa berdiri dengan benar, Li Yuan-wai
membopong bos warung duduk dikursi, lalu berhadapan
dengannya, dengan suara serak berkata, "Ma.... Ma Ge Ba
Zi, sepuluh tahun di timur sungai sepuluh tahun di barat
sungai, sekarang fengshuinya sudah berputar! Ge.... Ge Lao
Zi De kau lihat aku akan.... akan bagaimana
mengurusmu...."
Bos warung adalah masyarakat biasa, bukan saja sudah
tua, dan juga buruk.
Dia sudah dua kali pingsan hampir saja mati, dan
wajahnya juga berlumuran darah, menjadikan wajahnya
tidak seperti wajah manusia, dengan gemetar berkata,
"Tu.... tuan kecil.... kau.... kau ampunilah.... ampunilah
aku!" "Mengampunimu"!" Li Yuan-wai seperti meloncat
berteriak, "Sialan, tadi kau tidak mengampuni aku! Aku....
aku bunuh kau, yang hatinya tertutup oleh harta, melihat
uang mata menjadi hijau tua bangka mau mati...."
Berturut-turut Li Yuan-wai memberikan beberapa
tamparan, bos warung jadi pingsan lagi.
0ooo(dw)ooo0 Kapan hujannya sudah berhenti" Kapan matahari
muncul lagi"
Li Yuan-wai menuntun kuda yang digambarkan orang
sebagai nenek tua berusia sembilan puluh tahun, berjalan di
bawah sinar matahari setelah hujan, di dalam hatinya lama
tidak bisa mereda.
Karena dia adalah orang persilatan, dia mengerti seluruh
trik trik licik orang-orang dunia persilatan.
Hasilnya hampir saja terjungkal di tangan tua bangka
yang biasa ini, tentu saja dia tidak bisa reda.
Qi Hong berjalan disampingnya, menahan lama baru
berkata, "Betulkah kau tidak senang karena aku
mengampuni dia?"
Li Yuan-wai menggelengkan kepala berkata, "Bukan,
aku hanya memikirkan orang yang menciptakan uang,
apakah dia ini setan" Atau malaikat?"
Qi Hong tertawa berkata, "Kau ini benar saja 'pusaka
hidup' yang suka mengatakan yang aneh-aneh, suka
melakukan hal yang aneh-aneh, dan juga membuat
kerepotan yang tidak ada hentinya."
"Betulkah" mengapa kau bisa begitu mengerti akan aku"
Mengapa kau bisa menyebut aku adalah 'Pusaka hidup'?" Li
Yuan-wai sambil berjalan sambil berkata.
Mendadak.... Dia menghentikan langkahnya, mata
membelalak begitu besar begitu bulat.
"Pusaka hidup" Di.... didunia ini hanya ada satu orang
yang bisa menyebut aku begitu, kau.... kau ini siapa" Kau
mengapa juga bisa menyebut aku begitu!?"
Qi Hong diam menatap, begitu polos, dia perlahan
menganggukkan kepala berkata, "Aku tahu satu cerita, satu
cerita mengenai kau dan seorang lagi, aku harap kau bisa
sabar mendengar aku menceritakannya sampai habis."
"Aku.... aku tidak ingin mendengar cerita, apalagi cerita
mengenai diriku sendiri, asal kau beritahu aku sibrengsek
itu ada dimana, aku harus kemana baru bisa mendapatkan
dia sudah cukup." Wajah Li Yuan-wai mendadak jadi
buram. Qi Hong mengeluh berkata, "Mengapa kau sedikitpun
tidak berhati lapang?"
"Telurnya ibu! Apa itu lapang dada" Kau bukan aku, jika
kau adalah aku, maka kau akan tahu sakitnya, satu tempat
yang luas tidak ada satu pun bisa menampung dirinya untuk
tinggal, semua ini adalah pemberian sibrengsek itu, kau
katakan aku bisa tidak berlapang dada" Kau tahu dimana
dia" Kau tahu tidak?" Li Yuan-wai dengan emosi berteriak.
"Kau.... kau, mana boleh memaki orang" Aku.... aku kan
tidak punya salah padamu...." kata Qi Hong, sungguh tidak
terpikir Li Yuan-wai bisa begitu gusar dan sulit dipercaya.
Setelah menenangkan hati yang emosi, lalu memikir
orang telah menyelamatkan nyawanya, Li Yuan-wai
dengan perlahan berkata, "Ma.... maaf, aku sungguh tidak
bisa mengendalikan diri, aku.... aku juga bukan
memakimu...."
Dengan sedih, Qi Hong berkata, "Aku tahu kau bukan
memaki aku, tapi.... tapi kau memaki dia, itu sama juga
dengan memaki aku."
Li Yuan-wai merenung arti perkataan ini, setelah
beberapa saat dia dengan pandangan yang aneh, dia
berkata, "Baiklah! Sekarang aku ingin mendengar cerita itu,
aku harap orang jahat di dalam ceritamu itu, paling baik
bisa mati."
BAB 26 Bunga Ju bukan bunga Ju
Satu cerita, satu cerita yang sangat sederhana.
Bersamaan juga satu cerita yang belum selesai.
Sepasang kakak beradik dari keturunan yang ternama,
keluarga besar dunia persilatan, yang pria tampan, yang
wanita cantik. Kakak beradik menjaga warisan yang sangat besar, hidup
dalam kebebasan dan tidak pusing akan masalah makan
dan pakaian. Ini sebenarnya yang didambakan orang, pria tampan
wanita cantik yang setiap orang dengan segala cara
mengejarnya, mereka juga seharusnya adalah saudara,
harus saling melindungi baru betul.
Namun, pada suatu hari yang menjadi kakak membawa
seorang te Bara Naga 13 Istana Pulau Es Karya Kho Ping Hoo Peristiwa Burung Kenari 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama