Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung Bagian 2
jelas-jelas kematian * alat musik kuno yang terdiri dari tiga senar.
majikan besar Sun itu mati karena cinta, pembunuhnya pun
sudah bunuh diri, tapi mengapa orang-orang ini masih menyuruh
dia untuk menanggung beban seperti ini"
Yang makin membuatnya tidak mengerti, orang asing yang
datang ke kota Ji Nan dari awal hari ini, apa hubungannya dengan
kematian majikan besar Sun"
Tidak ada seorangpun yang mengerti akan hal ini, oleh karena itu
pertanyaan orang yang berbaju hijau itu walaupun merupakan
masalah yang utama, tetap hanya sia-sia saja.
Tian Ji Zi berdiri, menepuk-nepuk kelima peti mati itu dan balik
bertanya, "Di dalam sini benar-benar ada orang mati?"
"Tentu saja ada."
"Yang mati itu temanmu?"
"Bukan."
"Lalu siapa?"
"Aku sendiri juga tidak kenal." Orang berbaju hijau itu berkata,
"Satu pun tidak ada yang kenal." Tian Ji Zi terpaku.
"Kau sendiri tidak kenal!" Dia bertanya kepada orang berbaju
hijau itu, "Lalu kau membawa mereka kemari untuk apa?"
"Untuk diberikan kepadamu."
Tian Ji Zi terkejut dan membelalakan matanya, bahkan bola
matanya seperti hendak keluar saja.
"Kau sengaja membeli lima buah peti mati dan memasukkan lima
orang mati kedalamnya hanya untuk diberikan kepadaku?"
"Ya."
Tian Ji Zi merasa dirinya hendak pingsan, buru-buru lari untuk
minum semangkuk besar arak, hampir saja arak yang diminumnya
keluar dari hidungnya.
Akhirnya dia tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa. "Kalau
aku tidak mengenal siapa dirimu, pasti sudah langsung kutendang
keluar." Biasanya dia menggunakan cara itu untuk menghadapi orang
gila. Tapi orang yang berbaju hijau itu sama sekali tidak gila dan juga
tidak mabuk. Bahkan kelihatannya dia lebih sadar daripada banyak orang yang
ada di muka bumi ini. Melihat sikapnya yang seperti itu, Tian Ji Zi
tidak dapat mengeluarkan ketawanya lagi, tidak dapat menahan diri
bertanya, "Untuk apa kau berikan mereka kepadaku?"
Orang berbaju hijau itu tingkah lakunya semakin misterius. "Aku
ingin kau melihat siapa mereka sebenarnya" Bagaimana mereka
mati?" Peti mati itu memang tidak dipaku mati.
Melihat lima orang mati di dalamnya dan luka mereka yang
mematikan, wajah Tian Ji Zi langsung berubah menjadi sangat
misterius dan takjub.
Orang berbaju hijau itu bertanya padanya, "Apa yang sudah
kautemukan?"
Tian Ji Zi terus menerus menggeleng-gelengkan kepalanya,
setelah lewat beberapa waktu baru dengan pelan-pelan berkata,
"Aku tidak menemukan apapun, aku sama sekali tidak punya
jaminan." Tiba-tiba dia menepuk tangannya lalu muncul seorang anak
muda yang sangat bersih dari atas sampai bawah dan bertanya,
"Tuan besar ada di mana?"
"Pagi ini suasana hati tuan besar tidak begitu bagus, lalu pergi
keluar seorang diri dan tidak memperbolehkan seorangpun
mengikutinya." Anak muda itu bertanya,
"Tidak ada yang tahu kemana tuan besar pergi."
Pada saat ketua partai Panji Bunga yaitu generasi tua dari dunia
persilatan yang sangat langka, tuan besar Tian Yong Hua, suasana
hatinya sedang tidak enaki pasti akan pergi ke suatu tempat yang
tidak diketahui oleh orang lain.
Tapi yang tidak diketahui orang lain, Tian Ji Zi pasti selalu tahu.
orang berbaju hijau sudah bertanya lagi padanya.
"Bisakah kau membawaku pergi ke sana?"
"sebenarnya tidak boleh, siapapun tidak boleh pergi ke sana,
tetapi kali ini....." Tian Ji Zi melihat mayat-mayat yang ada di dalam
peti mati itu lalu menghela nafasnya berkata,
"Kali ini sepertinya terpaksa melanggar aturan."
orang berbaju hijau itu bangkit dengan perlahan-lahan, tiba-tiba
membalikkan kepalanya menghadapi tatapan mata tajam si cakar
elang Lao Wang dan berkata dengan dingin,
"Tempat yang kau pilih tidak bagus."
"Tempat apa?"
orang berbaju hijau itu mengelus-elus belakang kepalanya.
"Tempat ini tidak bagus, sangat tidak bagus."
Raut muka si cakar elang berubah, matanya menyipit.
Tadi waktu dia menerobos keluar jendela dan mendapati di luar
tidak ada siapa-siapa, dia sudah marah kepada orang bermuka
pucat seperti mayat dan berbaju hijau ini. Memang tidak ada
satupun dari Tiga Raja dari Huai Nan yang temperamennya baik,
Dia bertanya kepada orang berbaju hijau itu dengan dingin,
"Mengapa tempat itu tidak bagus?"
"Karena kau barusan sudah siap-siap mengeluarkan jurus,
sepertinya siap untuk mengeluarkan salah satu jurus dari ilmu Tiga
Belas Cakar Dewa Elang dari partai Cakar Elang kalian, yaitu jurus
Menerkam Macam, untuk menghadapiku."
si cakar elang Lao Wang tertawa dingin,
"Aku memakai jurus ini untuk menghadapimu boleh dikatakan
sudah menghargaimu."
"Untungnya kau tidak benar-benar menggunakannya, kalau
tidak....."
"Kalau tidak apa" "
Bersambung 03. Jilid-03 Raut wajah orang berbaju hijau itu masih tetap saja tanpa
ekspresi, matanya menatap ke kejauhan, bahkan dengan perlahan
membalikkan badan, tiba-tiba sebuah tangan melayang keluar dari
tempat yang tidak akan ada orang yang menduganya. Baru
memukul setengah jalan, gerakan tangannya lagi-lagi berubah.
Dia sama sekali tidak menyentuh Si cakar elang Lao Wang, tapi
Lao Wang bagaikan orang yang sudah dipukul oleh pukulan yang
sangat hebat, warna muka yang kurus kering itu tiba-tiba berubah
menjadi abu-abu. Setelah waktu berlalu cukup lama, Lao Wang
bertanya lagi kepada orang berbaju hijau itu,
"Siapa kau?"
"Margaku Xiao." orang berbaju hijau itu berkata,
"Xiao yang artinya suara angin yang menderu- deru seperti
sabetan pedang."
Lao Wang secara tidak sadar mundur setengah langkah ke
belakang. "Kamu adalah kepala bagian penerapan hukuman baru di
perkumpulan pengemis, Xiao Jun."
"Benar." orang berbaju hijau itu berkata, "Akulah Xiao Jun."
Saat itu Wu Tao dan pengemis kecil yang bernama Yuan Bao
masih tidur karena mabuk di sebuah kamar kecil di belakang kedai
araki Mereka tidur seperti orang mati saja.
Di belakang kedai arak di mana mereka mabuki ada sebuah jalan
pendek.Jalan itu pendeki sempit, gelap. dan juga kotor. Begitu
musim panas, sebagian dari semua lalat dan nyamuk di kota Ji Nan
sepertinya datang ke tempat ini. Selain lalat dan nyamuk, ada juga
segelintir orang yang akan datang ke tempat seperti ini. segelintir
orang yang dianggap sama seperti lalat dan nyamuk.
Di dalam sepuluh buah kamar gubuk yang reot yang terdapat di
kedua belah sisi jalan yang pendek itu, merupakan tempat
tersedianya arak dan wanita yang paling murah di dalam kota
selama 20 empat jam tanpa henti. Begitu malam tiba, udara di
sekitar dipenuhi berbagai macam aroma dan suara yang bising.
Tetapi pada malam ini, pojok yang paling gelap dijalan ini, di
sebuah gubuk yang paling reot, yang terdengar justru suara musik
lagu lama yang sedih yang dimainkan dari sebuah san Xian. sekali
mendengar irama musik itu, semua orang dijalan itu langsung tahu
pelanggan tuanya Da AJie (kakak perempuan besar) yang aneh itu
sudah datang. Nama sebenarnya Da AJie adalah Yun Qie, tidak hanya mungil
dan cantik seperti YUn Qie (sejenis burung hias), suaranya juga
merdu seperti Yun Qle. Tapi itu semua sudah 30 tahun yang lalu.
Masa 30 tahun yang terlewatkan tanpa mengenal ampun sudah
membuat wanita yang dulunya sangat cantik berubah menjadi
wanita yang patut dikasihani.
semakin banyak keriput yang ada di wajahnya, semakin sedikit
pelanggannya. Beberapa tahun belakang ini, selain tua bangka yang
aneh ini, dia sudah tidak punya pelanggan yang lain.
Tapi dia sudah tidak punya tempat untuk dituju, karena itu dia
seperti bunga seruni yang sudah rusak dan kering, tinggal di pojok
suram dijalan ini menunggu layu dalam tiupan angin dingin.
Dia masih bisa bertahan hidup mungkin karena dia masih ada
pelanggan yang setia seperti dia, seorang tua bangka yang senang
memainkan san Xian.
Tidak ada seorang pun yang tahu jati dirinya dan tidak ada yang
bertanya, hanya di belakang mereka memberi julukan tua
bangkanya Da AJie. Tua bangka ini sedang memainkan sanXian-nya.
Terdengar suara sanXian dengan irama lagu lama yang sedih
mengiringi lagu sedih yang dinyanyikan Da AJie.
Dalam kegelapan malam, di dalam gubuk reot itu dipenuhi oleh
perasaan sedih yang tak terucapkan. Perasaan sedih yang tidak bisa
di apa-apakan ini, ustru membawakan kedamaian yang tak
terucapkan. Di dalam sebuah hutan...... Xiao Jun bercerita dengan ringkas apa
yang terjadi kepada tuan besar Tian. Dia tahu tuan besar Tian paling
tidak suka pada orang yang berbicara panjang lebar tidak ada
habisnya. Telinga tuan besar Tian mendengarkan apa yang dia bicarakan
sambil matanya tetap menatap muka orang yang di dalam peti mati
itu. setelah Xiao Jun selesai berbicara, dia baru menarik nafas
panjang-panjang, lalu berkata kepada orang yang sudah tidak akan
bisa mendengarkan perkataannya lagi.
"Niu Gua Zhu, sahabat tua Niu, 20 tahun tidak bertemu, tidak
disangka mutiara yang tergantung di lehermu sudah menjadi
mutiara besar."
Tian Ji Zi dan Xiao Jun saling memandang satu sama lainnya, lalu
bertanya secara bersamaan dengan bersemangat,
"orang ini benar-benar orang yang dulunya perampok besar
kejam yang menguasai Guan Dong , Niu san Gua?"
"Dialah orangnya." Tuan besar berkata,
"Di kepalanya digantung huruf Zhu (mutiara), di perutnya
digantung huruf Dao (pisau), dan di goloknya digantung kepala
orang. Dialah Niu Gua Zhu, Niu san Gua juga dia."
Tuan besar berkata lagi,
"20 tahun yang lalu, siapapun yang mau menangkap dia,
kepalanya harus digantung di atas goloknya."
"Apakah dia teman tuan besar?"
"Bukan," tuan besar Tian berkata.
"Tapi aku juga tidak bisa dihitung sebagai lawannya."
"Mengapa?"
"Karena kepalaku cuma ada satu dan tidak mau digantungkan di
atas goloknya."
"Ilmunya sehebat itukah?"
"Ilmunya mungkin lebih tinggi dari yang dibicarakan orang,
orangnya pun tidak seburuk yang dibicarakan orang." Tuan besar
Tian berkata, "Biarpun minum sampai 150 Kg araki dia tidak mungkin
merampok uang seorang pengemis kecil yang hanya beberapa
puluh liang saja, lebih tidak mungkin lagi menyamar menjadi
perampok rendahan. Tapi itulah yang dilakukannya. Dia pasti demi
alasan yang lain."
"Demi apa?"
"Pengemis kecil itu pasti bukan pengemis biasa." Tuan besar
berkata, "Bahkan mungkin sama sekali bukan pengemis."
"Pedagang yang dompetnya dicuri olehnya, kemungkinan jUga
bukan benar-benar pedagang?"
"Kemungkinan ya."
Xiao Jun tiba-tiba bertanya,
"Apakah anda bisa menemukan mereka?"
"Asalkan mereka ada di dalam kota, pasti dapat ditemukan."
"Kapan bisa menemukan mereka?"
"Kalau dari sekarang mencarinya, sebelum matahari terbit pasti
sudah ditemukan.
"Kalau begitu lebih baik anda segera mengutus orang untuk
mencarinya."
ooo)o(ooo BAB V JARUM PETIR PERAK DAN PAKU HALILINTAR
Tanggal 17 bulan 4, menjelang subuh......
32 orang murid yang diutus oleh Tian Ji Zi sudah mengadakan
kontak dengan tim penyelidik yang berasal dari kediaman Sun yang
tersebar di 12 daerah, bertanya apakah dalam penyelidikan mereka
malam ini mereka pernah melihat dua orang seperti Wu Tao dan
Yuan Bao. Murid partai Panji Bunga sudah menyusup ke dalam seluruh
lapisan di kota Ji Nan, dalam tim pelacak pun tentu saja ada saudara
mereka (anggota partai Panji Bunga).
Sebelum hari terang, mereka sudah berhasil menghubungi
pengurus kedua Kai Yuan Jian Hao Yang Ke Dong dan mereka segera
mendapatkan informasi mengenai kedua orang ini.
Pada saat itu, Wu Tao dan Yuan Bao masih tidur nyenyak di
sebuah kamar kecil di belakang kedai arak itu. Di dalam taman di
rumah angker itu, Tian Ji Zi sudah menggunakan jepit perak untuk
mengeluarkan senjata gelap yang merenggut nyawa tersebut dari
dalam kelima mayat itu dan ditaruh di atas sebuah baki perak.
Jepit perak dan baki perak itu tidak berubah warna, itu
membuktikan bahwa senjata gelap itu sama sekali tidak beracun.
Yang menyebabkan benda itu menjadi benda mematikan adalah
ketepatan, kekuatan dan kecepatan mereka. Ujung kelima buah
senjata gelap itu sangat kecil, tapi bisa menembus baju orang mati
itu, menembus kulit daging, menembus kerangka. Tian Ji Zi harus
bersusah payah baru bisa mengeluarkannya.
senjata gelap yang ada di dalam baki perak itu bersinar, tiga
diantaranya adalah paku besi berwarna hitam dan dua lainnya
berupa jarum perak. sinarnya bahkan lebih terang dibandingkan
baki perak itu sendiri. semua mata memandangi kelima senjata
gelap ini, ekspresi wajah mereka sangat serius. setelah beberapa
waktu, tuan besar Tian menghembuskan nafas panjang pelan-pelan.
"Tidak disangka, sungguh tidak disangka."
Dia menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak disangka dua orang yang aneh itu ternyata masih belum
mati, malah masih bisa beraksi, wajar saja kalau orang sehebat Niu
Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
san Gua pun tidak bisa menghindar."
"Ini mungkin disebabkan karena Niu san Gua sendiri tidak
menyangka bahwa mereka akan datang, lagi pula dia sedang
berkonsentrasi menghadapi si pengemis kecil itu sehingga bisa
dikalahkan oleh mereka."
"Mungkin begitu." Tuan besar Tian berkata,
"Mungkin Niu san Gua sama sekali tidak bisa menghindar."
Dia menjepit satu jarum pera k itu, lalu menghela nafas lagi.
"Aku paling sedikit sudah 18 tahun tidak melihat senjata gelap
yang seperti ini, tapi aku masih ingat 18 tahun yang lalu, sekali
mereka melemparkan senjata gelapnya, tidak ada seorangpun yang
bisa menghindar. sampai yang terakhir kali, di sebuah pertarungan
di Dong Hai."
"Ada apa dengan pertarungan itu?" Tian Ji Zi bertanya.
"Kali itu mereka pada akhirnya kalah ditangan seseorang." Tuan
besar Tian berkata,
"sejak pertarungan itu, orang di dunia persilatan tidak pernah
lagi mendengar kabar tentang kedua suami istri itu."
"Apakah yang anda maksud itu si Halilintar Tanpa suara Yun
Zhong Lei dan istrinya si Jarum Perak Xian Zi?"
Tuan besar Tian tiba-tiba marah dan melotot kepada putranya
sambil berkata dengan suara keras,
"sejak kapan kau berubah menjadi bodoh seperti itu" selain
suami istri itu, siapa lagi yang bisa menggunakan paku halilintar dan
jarum petir perak?"
Tian Ji Zi malah tertawa. sambil tertawa terbahak-bahaki dia
berkata, "Untung ada kalanya aku bisa berubah menjadi sangat pintar,
yang orang lain tidak tahu justru aku bisa mengetahui kunci dari
masalah yang rumit."
"Masalah apa" Kunci apa" Bicaralah."
"Pengemis kecil itu pasti bukan orang biasa, oleh karena itu Niu
san Gua beserta keempat rekannya yang mati itu sengaja berpurapura
menjadi perampok rendahan dan pada saat pengemis kecil itu
lengah barulah mereka dengan mudah meringkusnya."
Kemarahan tuan besar Tian masih belum surut, masih memasang
muka marahi sedangkan Xiao Jun sudah menganggukkan kepalanya.
Tian Ji Zi tertawa kepadanya sambil melanjutkan perkataannya,
"Tetapi Niu San Gua sama sekali tidak menyangka bahwa
ternyata ada dua orang yang diam-diam melindungi pengemis kecil
itu, dan lebih tidak menyangka bahwa ternyata kedua orang ini
adalah sepasang Dewa Petir dan Halilintar yang menggegerkan
dunia persilatan 18 tahun yang lalu."
Xiao Jun segera menyetujuinya.
"Ada benarnya juga."
Tuan besar Tian malah berteriak dengan keras,
"Apanya yang benarm" omong kosong" Dia berkata,
"Kedua orang itu tidak mempunyai anak laki-laki maupun anak
perempuan, juga tidak memiliki murid. Waktu mereka
mengundurkan diri, pengemis kecil itu sama sekali belum lahir. Ada
hubungan apa dengan mereka" Mengapa mereka secara diam-diam
melindungi dia?"
"Mungkin mereka melakukannya atas perintah orang lain" Tian Ji
Zi berkata, "Mungkin ada orang lain yang mengutus mereka untuk datang."
"Mengutus mereka untuk datang" Tuan besar Tian malah
semakin marah. "Di dunia ini siapa yang punya hak untuk memerintah mereka
suami istri?"
"Paling tidak ada satu orang."
"siapa?"
"orang yang mengalahkan mereka pada pertarungan di Dong Hai
18 tahun yang lalu."
Tuan besar Tian tiba-tiba sudah tidak marah lagi, juga tidak
berkata-kata. Lama kemudian, tiba-tiba dia menepuk sebelah
telinga anaknya dengan perlahan dan menghela nafas sambil
berkata, "Ada kalanya aku berharap kau lebih baik tetap sedikit bodoh."
Tian Ji Zi juga menghela nafas dan berkata,
"sayangnya, mau bodoh pun tidak akan bodoh sampai ke sana."
"Mengapa?"
"Karena aku adalah putra tuan besar Tian dari partai Panji
Bunga." Tuan besar Tian tertawa keras.
Di saat dia sedang tertawa senang, tiba-tiba ada sebuah
serangan pukulan yang datang. Pukulan ini lebih hebat dan lebih
cepat dari yang sebelumnya. Tuan besar Tian mengangkat san Xiannya.
Walaupun gerakannya lebih lambat dibandingkan dengan
orang tua yang buta di tepi danau Da Ming, tapi masih lebih cepat
tiga kali lipat bila dibandingkan dengan orang-orang di dunia
persilatan pada umumnya.
orang yang bisa menghindari pukulannya tidaklah banyaki
untungnya Tian Ji Zi adalah salah satu diantaranya.
saat tuan besar melancarkan pukulannya, Tian Ji Zi sudah
menghindar ke atas pilar di gedung bersegi delapan itu.
Xiao Jun tiba-tiba mengeluarkan satu jari tangannya. Pada pilar
yang penuh debu itu terdapat tujuh buah titik, juga goresan garis
yang berkelok-kelok. setelah itu baru dengan terpatah-patah
bertanya, "Diakah orangnya?" suara Xiao Jun merendah.
"Diakah orang yang mengalahkan sepasang Dewa Petir dan
Halilintar pada pertarungan di Dong Hai?"
Goresannya hanyalah titik dan garis yang sepertinya tidak ada
artinya. Tetapi waktu tuan besar Tian melihat ketujuh titik dan
sebuah garis itu, wajahnya langsung mengeluarkan ekspresi hormat
yang tidak pernah dilihat oleh orang lain, sama seperti orang yang
melihat orang yang dihormatinya.
Di bawah langit ini, orang yang dihormati oleh tuan besar Tian
tidak banyak. Ketujuh titik dan sebuah garis itu mewakili orang yang
seperti apa"
Walaupun dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun, tetapi
ekspresi yang terdapat di wajahnya sudah menjawab pertanyaan
tadi. "Benarkan dia orangnya?" Xiao Jun mengerutkan keningnya.
"Apa hubungan pengemis kecil itu dengan dia?"
"Pastinya ada sedikit hubungan dengannya," timpal Tian Ji Zi.
"Mengapa?"
"Jika diantara mereka sama sekali tidak ada hubungan apa-apa,
walaupun pengemis kecil itu digigit anjing liar sampai mati
sekalipun, sepasang Dewa Petir dan halilintar itu sedikitpun tidak
akan meliriknya."
"Jika benar pengemis kecil itu adalah murid mereka, mengapa
sampai mencuri dompet seorang pedagang?"
"sebetulnya jawaban dari pertanyaan ini sudah dipikirkannya.
Karena pedagang itujuga bukan orang sembarangan."
"Tapi dari mana pengemis kecil itu tahu bahwa pedagang itu
bukan pedagang biasa?" Xiao Jun bertanya lagi,
"Kalau dia bukan pedagang biasa, lalu siapa dia sebenarnya?"
Tian Ji Zi tertawa.
"Pertanyaan ini tidak seharusnya kau tanyakan padaku. Lalu aku
harus bertanya pada siapa?"
"Harus bertanya pada mereka sendiri" Tian Ji Zi berkata,
"Aku rasa seharusnya sekarang kita sudah mendapatkan kabar
tentang mereka."
Dia berkata seperti itu karena dia sudah melihat Lie Dong sudah
kembali. Lie Dong adalah salah satu murid partai Panji Bunga yang
paling pandai, dialah yang diutus untuk mencari informasi di luar.
"Dua orang yang kakak Ji inginkan supaya kami cari, sekarang
sudah ada jejaknya." Lie Dong berkata,
"Yang Ke Dong- lah yang memberikan informasi padaku, aku rasa
tidak mungkin salah."
"Mereka ada di mana?"
"Di dalam sebuah kedai arak yang bernama Zhao Da You."
"Mereka berdua sedang bersama-sama?"
"semenjak hari gelap. mereka terus bersama-sama."
"Apa yang mereka lakukan?"
"Mereka minum arak gila-gilaan selama 4-5 jam sampai mabuk
berat, sampai sekarang mereka tidur seperti orang mati di sebuah
kamar kecil di belakang kedai itu yang khusus untuk orang yang
mabuki" Tuan besar Tian tiba-tiba tertawa.
"Kelihatannya dua orang tua dan muda ini sama sekali tidak
bodohi di malam seperti ini, mabuk lebih haik daripada sadar, makin
mabuk makin baik,"
Xiao Jun tertawa dingin
"Jika mereka adalah orang seperti dugaan kita, takutnya mereka
bukan benar-benar mabuk"
"Tidak peduli betulan atau bohongan, lebih baik kita lihat
terlebih dulu baru bicara." Tian Ji Zi berkata,
"Paling bagus kalau aku sendiri yang pergi duluan menemui
mereka." Lie Dong menahan dirinya.
"Aku rasa kakak Ji tidak perlu pergi."
"Mengapa?"
"Karena tuan Lao Wang akan membawa mereka ke sini."
"Bagaimana dia bisa tahu keberadaan mereka?"
"Tadi di luar dia bertanya padaku."
"Mengapa kau mengatakannya?" teriak Tian Ji Zi.
Lie Dong tertawa pahit.
"Kakak Ji pasti sudah tahu sifat tuan Lao Wang, jika dia bertanya
padaku, mana berani aku tidak menjawabnya."
"sudah berapa lama dia pergi?" Tian Ji Zi bertanya lagi.
"Cukup lama, mungkin sekarang sudah sampai di Zhao Da You."
Tian Ji Zi tiba-tiba melompat sambil berkata dengan keras,
"CELAKA"
"Celaka apanya?"
"sifat si cakar elang Lao Wang seperti setan tua Jiang, makin tua
makin menjadi. Kalau dia bilang akan membawa orang pulang, tidak
peduli mereka sadar atau mabuki mati atau hidup, dia harus
membawa mereka pulang."
"Kalau orang itu tidak bersedia ikut dengannya, bagaimana?"
"Dia pasti menggunakan kekerasan."
"Kalau dia bukan tandingan orang itu?"
"Kalau begitu gawat."
selesai berkata, Tian Ji Zi dan Xiao Jun sudah sampai di atas atap
kedai Zhao Da You. Kedai Zhao Da You luar dalam depan belakang
semuanya gelap. sama sekali tidak ada sinar lentera sedikitpun.
Untungnya Tian Ji Zi pernah datang ke tempat ini, pernah minum
arak, pernah mabuk juga pernah tidur di kamar kecil khusus orang
mabuk itu oleh karena itu dia bisa segera menemukan kamar itu
Di dalam kamar itu sama sekali tidak ada cahaya maupun suara
sedikitpun. Tian Ji Zi menghembuskan nafasnya dan tertawa pahit.
"Kelihatannya benar-benar gawat."
Tian Ji Zi sama sekali tidak salahi situasi benar-benar gawat. Di
dalam kamar itu hanya ada satu orang, Wu Tao dan Yuan Bao yang
mabuk berat sudah tidak kelihatan bayangannya, malahan Lao
Wang yang sangat sadar justru seperti orang mabuk di dalam kamar
itu Tanggal 17 bulan 4, sebelum fajar.....
Dalam sebuah pabrik di perusahaan kayu senJi, sudah ada
seberkas sinar yang masuk dari luar sehingga tidak perlu
menyalakan lentera pun sudah bisa meniihat wajah orang dengan
jelas. salah satu dari ketiga jagoan dari perguruan cakar elang di Huai
Nan yaitu si Cakar Elang Lao Wang, sedang berbaring di atas sebuah
papan dari pohon pinus yang biasanya digunakan untuk
menggergaji kayu. sekujur tubuhnya sudah kaku, begitu pula
dengan kulit dan daging di wajahnya. Walaupun demikian masih
terlihat ekspresi ketakutan sebelum dia meninggal di wajahnya.
Dia biasanya adalah orang yang sangat pemberani, Tian Ji Zi
belum pernah melihat ada orang yang bisa membuat Lao Wang
ketakutan. Tapi sekarang siapa pun bisa melihat bahwa kali ini dia benarbenar
ketakutan. Ketakutan setengah mati.
Tian Ji Zi mendesah.
"Aku berani jamin bahwa dia bukan takut mati, aku tahu bahwa
selama ini dia tidak pernah takut mati."
"Kalau begitu apa yang dia takutkan?"
"orang itu" Tian Ji Zi berkata,
"orang yang bermarga Wu dan bernama Tao itu."
"Tidak ada seorangpun yang pernah mendengar nama Wu Tao.
Wu Tao bukanlah orang yang menakutkan. "
"Tentu saja Wu Tao bukanlah nama yang sebenarnya." Tian Ji Zi
tertawa. "Hanya hantu yang bisa tahu siapa nama dia sebenarnya."
ooo)o(ooo BAB VI TEMPAT PARA DEWA
Tanggal 17 bulan 4, pagi......
sesudah langit terang, dalam kurun waktu dua jam, semua murid
partai Panji Bunga baik dari luar maupun dari dalam kota Ji Nan dan
semua bajingan dan berandalan yang ada hubungan dengan
mereka, mereka semua melihat sebuah lukisan dan perintah.
Lukisan itu dibuat oleh sebelar orang guru yang suka melukis
wajah orang yang berdasarkan pada gambaran yang diperoleh dari
pengurus dan pelayan di Zhao Da You. Ada dua wajah orang yang
digambar pada lukisan itu.
Yang seorang adalah orang dewasa yang bernama Wu Tao,
wajah panjang, mata sipit, hidung panjang, mulut lebar, yang
berdandan seperti seorang pedagang. Dan yang lainnya adalah
seorang pengemis kecil bernama Yuan Bao, muka bundar, mata
besar yang kalau tertawa serasa bercahaya, memiliki lesung di
pipinya, tampangnya benar-benar sangat manis.
Perintah dikeluarkan oleh Panji Bunga nomor satu,
memerintahkan kepada mereka untuk berusaha sekuat tenaga
untuk melacak keneradaan kedua orang itu. sejam kemudian,
semua bawahan di kediaman pejabat turut serta dalam pencarian
ini. Karena pengawal di kediaman pejabat di kota Ji Nan semuanya
menerima kabar rahasia yang mengatakan bahwa pedagang yang
bernama Wu Tao kemungkinan besar adalah salah satu dari empat
besar pencuri ternama, bahkan mungkin dialah pencuri yang telah
tiga kali masuk ke dalam istana untuk mencuri. Dia mirip seperti
pencuri tampan chu Liu Xiang dan julukannya adalah Da Xiao Mang
Jun. Di atas sebuah meja kayu terdapat sepiring besar kacang,
sepiring besar kue panggang, semangkuk besar daging panggang,
dan sepiring besar sayuran.
Itu adalah menu makan pagi yang biasa dimakan tuan besar Tian,
dia berpikiran bahwa apabila pagi hari perut kenyang maka bisa
Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengerjakan pekerjaan dengan penuh semangat sepanjang hari.
Tapi hari ini dia tidak makan sebanyak biasanya. Hari ini di
hatinya ada banyak masalah dan juga keluhan.
"Da Xiao Jiang jun, dia bermarga Lie." Dia berkata,
"orang ini benar-benar punya keberanian dan punya bakat."
"Siapa namanya yang bermarga Lie itu?"
"Tidak tahu." Tuan besar Tian berkata,
"Tidak ada seorang pun yang tahu." Tian Ji Zi bertanya lagi,
"Mengapa orang lain memanggilnya Da Xiao Jiang jun?"
"Karena orang-orang merasa keahliannya hanya kalah sedikit bila
dibandingkan dengan Chu Liu Xiang,jadi orang-orang menjulukinya
Jiang Jun (jendral)."
"Lalu dua huruf Xiao (tertawa) itu bagaimana ceritanya?"
"Setelah dia mencuri, dia selalu tertawa tiga kali." Tuan besar
Tian mendesah dan berkata,
"Pada saat orang mendengar suara tawanya, pasti ada orang
yang ketakutan sampai terkencing- kencing ."
"Kemudian?"
"Kemudian tidak ada."
"Tidak ada?" Tian Ji Zi tidak mengerti.
"Apa artinya tidak ada?"
"Tidak ada artinya ya tidak ada." Tuan besar Tian berkata,
"Begitu mendengar suara tawanya dan mendatangi suara itu,
ternyata semuanya sudah tidak ada."
"Apanya yang tidak ada?"
"Emas, perhiasan, gioki lukisan. Apapun yang dia suka, semua
langsung diambilnya."
Tuan besar Tian lagi-lagi menghela nafasnya.
"10 tahun yang lalu, bahkan orang seperti dia sama sekali tidak
ada. Seperti semangkuk arak yang masuk ke dalam mulut, dalam
sekejap sudah tidak ada."
"Tetap masih ada." Tian Ji Zi berkata,
"Semangkuk arak yang masuk ke dalam mulutku pasti akan
masuk ke dalam perutku."
"Tetap tidak ada." Tuan besar Tian berkata,
"semangkuk arak yang masuk ke dalam perutmu akan berubah
menjadi air seni dan arak tetap saja tidak ada."
Dia tidak tertawa karena ini sama sekali bukan lelucon. Tian Ji Zi
juga tidak tertawa.
Dia mengerti apa yang dimaksud ayahnya.
"Da Xiao Jiang jun yang sudah bertahun-tahun menghilang tibatiba
berubah menjadi Wu Tao?"
Tuan besar Tian tiba-tiba berbalik dan bertanya kepada Xiao Jun,
Kepala bagian penerapan hukuman baru dari perkumpulan
pengemis, sedang mengadakan perombakan besar-besaran dan
setiap hari sibuk mengurusi beribu masalah.
"Kau tidak seharusnya datang ke sini."
"Betul." Apabila bisa mengungkapkan dengan satu patah kata,
Xiao Jun tidak akan mengungkapkannya dengan dua patah kata,
" Tapi kau tetap saja datang."
"Betul."
"Mengapa kau datang?"
Xiao Jun berpikir cukup lama baru menjawab,
"Demi Da Xiao Jiang jun."
Apa yang dikatakannya adalah benar, dia tidak pernah
berbohong.Tuan besar Tian cukup puas dengan jawaban ini.
"Kau tentu saja datang demi dia." Tuan besar Tian berkata,
"Niu san Gua dan teman-temannya pastinya juga datang karena
dia. Aku percaya pada saat ini orang-orang di dunia persilatan pasti
sudah banyak yang tahu bahwa dia berada di kota Ji Nan."
Tian Ji Zi tidak mengerti lagi.
Tetapi Wu Tao dulunya tidak berada di kota Ji Nan.
"Dia ada di kota Ji Nan atau tidak, sama sekali tidak masalah,
kata tuan besar Tian."
"Mengapa?"
"Karena yang dicari orang sebenarnya bukan dia."
"Bukan dia?" Tian Ji Zi bertanya,
"Lalu siapa?"
"sun Ji cheng."
"Tentu saja sun Ji cheng."
sejak Da Xiao Jiang jun menghilang, berubah menjadi orang yang
paling kaya dan berkuasa di kota Ji Nan yaitu Sun Ji Cheng.
Tian Ji Zi bukannya tidak pernah terpikirkan akan hal ini. Tian Ji Zi
sama sekali tidak bodoh.
Dia hanya suka bertanya, apa pun dia tanyakan, padahal
sebetulnya dia sudah tahu tapi tetap saja bertanya.
"Jika benar yang dicari orang itu sebenarnya adalah Sun Ji Cheng,
jika sudah tahu bahwa Sun Ji Cheng adalah Da Xiao Jiang jun,
mengapa sekarang mereka malah mengejar Wu Tao?" Tian Ji Zi
bertanya, "sebenarnya ada hubungan apa antara Sun Ji Cheng dan Wu
Tao?" "Mungkin ada hubungan."
"Banyak atau sedikit?"
"Banyaki sangat banyak," Tuan besar Tian berkata,
"Kemungkinan hubungannya sangat banyak."
Dia mengeluh lagi.
"sekarang mungkin sudah merenggut banyak nyawa orang."
Pandangan mata Xiao Jun lagi-lagi seperti menerawang ke
tempat yang jauh. Dia berbicara dengan terpatah-patah,
"Sun Ji Cheng sudah mati, pembunuhnya pun sudah mati,
mengapa semua bawahannya ingin memeriksa seluruh kota Ji
Nan?" Ini adalah pertanyaan yang memusingkan kepala, pertanyaan
lama yang sudah banyak dipertanyakan oleh orang banyak dan tidak
ada seorangpun yang bisa menjawab pertanyaan itu. Tapi sekarang
tidak sama. sekarang pertanyaan ini sudah ada orang yang bisa
menjawabnya dan orang yang bisa menjawabnya tentu saja hanya
tuan besar Tian.
Jawaban dari pertanyaan tadi sebenarnya sangatlah mudah. Dia
berkata, "Hanya dengan delapan kata saja sudah bisa dimengerti. "
"Delapan kata?" Tian Ji Zi bertanya,
"Apa delapan kata itu?"
"sun ji cheng sama sekali belum meninggal dunia"
Kalimat ini adalah kalimat yang dapat membuat orang terkejut,
kebanyakan orang yang mendengarnya pasti akan kaget. Tapi Tian Ji
Zi dan Xiao Jun bukan orang kebanyakan, mereka adalah sedikit
orang diantara yang sedikit. Mereka sama sekali tidak terkejut.
Tapi Tian Ji Zi tetap saja bertanya,
"Dia itu sudah mati, semua orang juga sudah melihat mayatnya,
bagaimana mungkin belum mati?"
"Yang mati itu bukan Sun Ji Cheng." Tuan besar Tian berkata,
"Mayat itu pun bukan mayat sun ji cheng."
"Lalu siapa?"
"orang yang tampangnya mirip Sun Ji Cheng, yang kemungkinan
besar telah sengaja dipilih dan dipersiapkan oleh Sun Ji Cheng untuk
menggantikan dirinya mati apabila waktunya sudah tiba."
"soal dipilih aku mengerti, tapi diciptakan....." Tian Ji Zi bertanya,
"Apa maksudnya diciptakan, diciptakan bagaimana?"
"Mula-mula dia memilih orang yang raut wajahnya memang
sudah mirip seperti dia lalu melakukan sedikit perubahan pada
wajah itu."
Tuan besar Tian menjelas lagi,
"Rumor di dunia persilatan, hubungan antara Sun Ji Cheng dan
Hua shi Niang sangat baik, Dia tentu sedikitnya belajar tentang
keterampilan khusus merubah wajah warisan keluarga Hua shi
Niang." "Lalu dia menyembunyikan orang ini di dalam kamar rahasia,
menunggu tiba saatnya untuk menggantikan dirinya mati."
"Tentu saja."
"saat membutuhkannya yaitu pada saat rahasianya sudah
diketahui oleh orang lain."
"Benar."
"Dia terlebih dulu membunuh Liu Jin Niang dengan
menggunakan pukulan Xiao Lin milik Qiu Bu Dao, lalu memaksa Qiu
Bu Dao mati dengan cara meminumkan racun, membuat orang
mengira bahwa mereka mati karena cinta."
"Benar."
"Dulu ada orang yang curiga dia adalah Da Xiao Jiang jun, tetapi
sekarang dia sudah mati, harusnya sudah tidak ada lagi yang
mempermasalahkan hal ini lagi."
"Benar." Tuan besar Tian berkata lagi,
"Salah. Tian Ji Zi tertawa pahit.
"Sebenarnya benar atau salah?"
"Perkataanmu benar, dia berbuat kesalahan." Tuan besar Tian
berkata dengan dingin,
"Dia salah memilih orang."
"Aku justru merasa dia tidak melakukan kesalahan." Tian Ji Zi
berkata, "LiuJin Nang membantu membuatkannya pakaian dan setiap
helainya sangat pas di badan seperti kulit saja. Dia sangat mengenal
seluk beluk tubuhnya, jadi hanya dia yang bisa membedakan bahwa
yang mati itu bukan Sun Ji Cheng karena bagaimanapun juga
struktur tulang dan badan setiap orang tidak sama. Kalau aku jadi
Sun Ji Cheng, aku akan memilih Liu Jin Niang."
Tuan besar Tian tiba-tiba marah dan menggebrak meja dengan
menggunakan tenaga.
"sayangnya kau bukan dia, dasar idiot Kamu mengerti apa"
Bahkan sedikitpun tidak mengerti"
Tian Ji Zi menutup mulutnya.
Dia bisa melihat, kali ini ayahnya benar-benar marah. Tapi dia
tidak mengerti mengapa tiba-tiba ayahnya marah besar seperti itu.
Jadi dia ndak berani lagi untuk membuka mulut. Xiao Jun yang dari
tadi tidak berbicara tiba-tiba membuka mulutnya.
"Pasti ada kelemahannya."
Dia hanya mengucapkan beberapa patah kata.
sebenarnya pernyataan itu harus minimal 30 - 40 kata baru bisa
dimengerti. "Walaupun perhitungan Sun Ji cheng sudah sangat cermat, tapi
pasti masih ada kelemahannya. oleh karena itu orang lain bisa
mengetahui bahwa yang mati itu bukan dia."
Dia hanya berkata beberapa patah kata tetapi dia tahu bahwa
tuan besar Tian pasti mengerti maksudnya.
"Tentu saja ada kelemahannya." Dia berkata,
"Kalau ada orang yang percaya bahwa segala sesuatu tidak ada
cacat celanya, dia pasti orang gila."
"Sun Ji Cheng sendiri pasti sedikit banyak merasakannya juga,
mukanya tidak bisa menahan dirinya untuk kembali melihat
keadaan. Makanya dia kembali."
Xiao Jun berkata,
"Makanya Wu Tao muncul lagi di kota Ji Nan."
Ini adalah kesimpulan mereka.
Tapi Tian Ji Zi masih punya pertanyaan.
"Jika Wu Tao adalah sun ji cheng, yaitu Da Xiao Jiang Jun, lalu
siapa gerangan pengemis kecil itu?"
Tuan besar Tian hanya cemberut tidak menjawab. Xiao Junjuga
tidak menjawab.
Tian Ji Zi bertanya lagi padanya
"Jika benar Yuan Bao ada hubungannya dengan orang yang kau
sebut tadi, bagaimana dia bisa bersama-sama dengan wu Tao"
Mungkinkah dia tahu bahwa Wu Tao adalah Da Xiao Jiang Jun"
Bagaimana dia bisa tahu" "
Tuan besar Tian agak sedikit marah.
"Pertanyaan yang kalian tanyakan begitu banyaki mengapa tidak
kalian tanyakan sendiri langsung ke orangnya?"
Tian Ji Zi menghela nafasnya.
"Aku juga ingin bertanya padanya, tapi siapapun yang mau
menemukannya seperti bukan hal yang mudah."
"Mengapa?"
"Kalau aku adalah Wu Tao, sesudah membunuh Lao Wang, aku
pasti akan membunuhnya juga untuk menutup mulut," kata Tian Ji
Zi. Dia dengan perlahan memandang ayahnya, lalu tiba-tiba dia
tertawa. "Untungnya aku bukan Wu Tao, aku hanyalah seorang idiot."
Tian Ji Zi bukanlah seorang idiot. otaknya sangat pintar, cekatan,
gesit, juga pikirannya sangat tajam. Tidak ada saudara-saudara di
partai Panji Bunga yang tidak mengaguminya, tebakannya selama ini
belum pernah salah.
Tebakkannya kali ini pun tidak salahi bahkan tuan besar Tian dan
Xiao Junpun tidak membantah.
Tapi ternyata kali ini tebakkannya tidak tepat.
Wu Tao sama sekali tidak membunuh Yuan Bao, bahkan
sepertinya sedikit ide hendak membunuhnya pun tidak ada.
Mereka juga tidak melarikan diri. Bahkan sekarang mereka masih
berada di dalam kota Ji Nan, hanya saja tidak ada seorangpun yang
bisa menemukan mereka.
Walaupun orang yang perhitungannya sangat cermat seperti
Tian Ji Zi pun tidak akan menyangka mereka akan pergi ke tempat
seperti itu.Tidak ada seorang pun menyangka mereka akan
bersembunyi di tempat seperti itu.
kota Ji Nan adalah sebuah kota lama, juga kota yang terkenal.
Bangunannya banyak dan hasil buminya melimpah.
Kantor pemerintahan di kota Ji Nan memiliki arsitektur yang
megah dan mewahi dan jauh lebih luas dibanding dengan
kebanyakkan gedung pemerintahan lainnya.
Bangunan penjara di kota Ji Nan sangat kokohi penjagaan sangat
ketat, sangat sulit bagi orang untuk melarikan diri dari tempat itu.
Walaupun sulit bagi orang untuk melarikan diri dari tempat itu,
apakah sama sulitnya bagi orang untuk masuk ke tempat itu" Tidak
pernah ada seorang pun yang menyelidikinya. siapa yang bersedia
tanpa alasan sengaja masuk ke dalam penjara"
Ada juga yang bersedia, paling tidak ada dua orang yang
bersedia. setiap bangunan penjara pasti ada ada sisi gelapnya,
penjara di kota Ji Nan juga tidak terkecuali.
Para tahanan yang dimasukkan ke dalam penjara ini, asalkan
mendengar tempat para dewa tiga kata itu, pasti akan ketakutan
sampai berkeringat dingin.
Tentu saja tempat itu bukan benar-benar tempat para dewa,
juga bukan tempat di mana para dewa berada.
Tempat para dewa adalah sebuah ruangan penjara yang paling
menakutkan yang ada di dalam penjara kota Ji Nan. Hanya penjahat
yang paling jahat yang dimasukkan ke dalam ruangan ini.
saat ini penjahat yang dimasukkan ke dalam ruang itu ada dua
orang, mereka adalah penjahat yang menunggu putusan hukuman
mati. Mereka adalah penjahat yang dihukum setimpal atas
perbuatannya karena mereka adalah penjahat yang bengis dan
Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kejam. Pada tanggal 17 bulan 4 itu, di saat dini hari yang paling
gelap. tiba-tiba mereka dibangunkan dari mimpi indah mereka.
Tiba-tiba di dalam ruangan penjara mereka yang gelap ada
tambahan dua orang asing lain.
Mereka tidak dapat melihat dengan jelas wajah kedua orang itu,
hanya mengetahui bahwa salah satu di antara mereka ada yang
lebih tinggi. Kedua tahanan hukuman mati itu sangat senang. Mereka
menyangka teman mereka yang di luar sana datang untuk
menolong mereka.
Di dalam kegelapan, orang yang lebih tinggi itu berkata kepada
mereka dengan pelan.
"Aku datang untuk mengantar kalian."
"Mengantar kami ke mana?" tahanan itu balik bertanya.
orang itu berbicara dengan lebih sopan.
"orang seperti kalian, selain pergi ke neraka lapisan ke delapan
belas masih bisa pergi ke mana lagi?"
Tahanan itu sangat tersinggung dan marah, mereka hendak
bangkit tapi sekujur tubuh mereka tidak bisa bergerak.
orang yang tinggi itu hanya menggunakan satu buah jarinya
untuk menahan mereka.
Mereka biasanya adalah pembunuh berdarah dingin dan tentu
saja ahli, tetapi di hadapan orang yang bertopeng itu mereka hanya
seperti seekor ulat saja. Mereka bertanya kepada orang ini sambil
mengeluarkan keringat dingin.
"Apakah kita mempunyai dendam?"
"Tidak."
"Apakah kami punya dosa terhadapmu?"
"Juga tidak."
"Jika tidak punya dosa ataupun dendam, mengapa kau mau
membahayakan dirimu sendiri datang ke tempat ini untuk
mengambil nyawa kami?"
Jawaban yang diberikan lawan sama sekali tidak disangka oleh
mereka bahkan dalam mimpi sekalipun, membuat yang
mendengarnya ingin menangis tidak bisa, ingin tertawa juga tidak
bisa, mati pun tidak bisa menutup mata.
Adapun alasan mereka untuk masuk ke dalampenjara ini
membunuh mereka hanya...
"Aku hanya ingin meminjam tempat ini untuk tidur."
Tentu saja orang yang bertopeng ini adalah Wu Tao. orang yang
berdiri di belakangnya melihat dia membunuh orang, selain Yuan
Bao, tidak akan mungkin orang lain.
Yang tidak akan disangka orang adalah keberadaan Yuan Bao
bukan karena disandera oleh Wu Tao. Yuan Bao sendiri yang ingin
mengikuti Wu Tao.
Di dalam kamar yang gelap itu, sesudah menewaskan jagoan
cakar elang dari Huai Nan dengan menggunakan teknik yang luar
biasa dalam sekejap mata, dia menarik Yuan Bao dengan
menggunakan sebelah tangannya dan melemparkannya ke luar
jendela. Tetapi sebelum Yuan Bao menyentuh tanah, tiba-tiba sudah
ditangkap lagi dengan menggunakan sebelah tangannya.
Kemudian Yuan Bao menyadari bahwa dia sudah berada di luar
bumbungan. "Astaga," seru Yuan Bao.
"Bagaimana cara kau melatih tenaga dalammu sampai seperti
itu" Kau ini sebenarnya manusia atau hantu?"
"Kadang manusia, kadang hantu," Wu Tao berkata dengan tanpa
ekspresi. "Kadang setengah manusia, setengah hantu. Kadang bukan
manusia juga bukan hantu. Kadang aku sendiri tidak tahu aku ini
manusia atau hantu."
Dari nada suaranya tersirat penderitaan serta kesedihan yang
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tapi untungnya Yuan Bao
tidak merasakannya.
sialnya, Yuan Bao lagi-lagi seperti yang merasakannya sedikit.
Yang diketahui pengemis kecil ini sepertinya lebih banyak dari yang
seharusnya diketahuinya, karenanya dia berkata,
"sekarang apakah kau ingin membunuhku untuk menutup
mulutku?" "Membunuhmu?" Wu Tao tertawa dingin.
"Kamu tahu apa" Mengapa aku harus membunuhmu?"
"Paling tidak aku tahu kau telah membunuh orang."
"Memangnya kenapa?" Dari nada suara Wu Tao tersirat
penderitaan dan kesedihan.
"Memangnya di dunia ini yang pernah membunuh orang hanya
aku seorang?"
Yuan Bao memandanginya lalu mengeluh.
"sebetulnya aku tahu kalau orang itu bukan dibunuh olehmu."
"oh?"
"Dia itu mati ketakutan," kata Yuan Bao.
"sebelah tanganmu menahan kedua belah cakar elangnya, lalu
membisikan sesuatu ke telinganya. Aku mendengar suara dia
terduduk di atas pantatnya, lalu mencium bau yang tidak sedap."
Yuan Bao berkata lagi,
"Aku dengar kalau orang yang mati ketakutan pasti seperti itu."
"Hal yang kauketahui tidak sedikit."
"Aku juga tahu bahwa orang itu memang pantas mati."
"Mengapa?" tanya Wu Tao.
"Dia sama sekali tidak mengenalmu, hanya ingin membawamu
pergi untuk ditanyai, tapi begitu masuk langsung menggunakan
tangannya sepertinya hendak menghancurkan persendianmu," kata
Yuan Bao. "orang seperti dia dalam melakukan apapun biasanya pasti
kejam, sadis, dan bengis. Mungkin memang sudah seharusnya
mati." Wu Tao menatapnya lama, walaupun di wajahnya tidak ada
ekspresi apapun, tetapi di dalam matanya terdapat ekspresi yang
jarang dilihat orang dan sukar untuk dijelaskan.
"Pergilah." Dia berkata,
"Cepat pergi "
"Aku tidak mau pergi, aku juga tidak boleh pergi."
"Mengapa?"
"Jika orang lain bisa menemukanmu, pastinya mereka juga tahu
kalau aku ikut bersama denganmu," kata Yuan Bao.
"Jika sekarang kau pergi begitu saja, aku juga tidak tahu kau
pergi ke mana. Kalau tertangkap oleh mereka pasti akan dipukul
sampai mati oleh mereka."
Dia menarik lengan baju Wu Tao.
"Makanya aku hanya bisa ikut denganmu, bahkan aku sudah
memutuskannya ."
Lagi-lagi Wu Tao menatapnya lama lalu berkata,
"Kau tahu siapa diriku?"
"Tidak tahu."
"Aku bukanlah seorang pedagang biasa."
"Aku juga bukan pengemis kecil biasa."
"Kamu tidak ingin tahu siapa aku sebenarnya?"
"Aku ingin tapi aku juga tidak ingin kau tahu siapa sebenarnya
diriku," kata Yuan Bao.
"Jadi asalkan kau tidak bertanya, aku juga tidak akan bertanya."
"Kau ikut denganku sama sekali tidak ada untungnya bagimu,"
kata Wu Tao. "Kalau aku adalah orang, pasti bukan orang baik-baik. Walaupun
aku adalah hantu, pasti hantu yang jahat."
suaranya berubah menjadi dingin,
"Aku sebenarnya hanya memanfaatkanmu untuk bisa melewati
malam ini, aku juga tahu sedikit tentang asal usulmu, jika diperlukan
mungkin bisa memanfaatkan keluargamu untuk menekan orang
lain. Aku tahu itu."
Yuan Bao malah berkata demikian,
"Aku tahu betul akan hal itu."
"Jika kau ikut denganku, tidak hanya ikut menanggung susahi
derita, kemarahan, dan kesalahan, pada waktu dibutuhkan aku
mungkin akan menjualmu."
Wu Tao berkata dengan dingin,
"Pada saat golok lawan datang, kalau aku bisa menghindar,
mungkin aku akan menggunakan dirimu sebagai tameng."
"Aku tahu."
"Kau tidak menyesal?"
"Ini adalah keinginanku sendiri, mana mungkin menyesal?"
Yuan Bao tiba-tiba tertawa.
"Mungkin siapa tahu justru aku yang memanfaatkan dirimu,
pada waktu golok lawan datang, sebenarnya siapa yang bisa
memanfaatkan siapa untuk menahannya, saat ini masih sukar untuk
dikatakan."
Wu Tao tidak tertawa. Dia sebenarnya ingin tertawa, tetapi dia
tidak tertawa. Yuan Bao bertanya lagi padanya,
"sekarang kau hendak pergi ke mana?"
"Ingin tidur nyenyak, memulihkan semangat." Wu Tao berkata,
"Mau mengerjakan apa pun tetap harus ada semangat yang
baik" Dia tertawa dingin dan berkata,
"orang akan mengira aku seperti anjing liar yang dikejar matimatian,
aku justru ingin membuat mereka tercengang-cengang."
"Tidur adalah suatu hal yang bagus," kata Yuan Bao.
"Tetapi tempat mana di dalam kota Ji Nan yang masih bisa
membuatmu bisa tidur nyenyak?"
"Ada sebuah tempat yang tidak akan ditemukan mereka, karena
tidak akan ada seorangpun yang menduga bahwa aku bakal ada di
sana," Wu Tao berkata dengan penuh kepastian.
"Yang tidak akan terpikirkan oleh orang lain?"
"Tidak akan."
"Ada." Yuan Bao mengejap-ngejapkan matanya.
"Paling tidak ada seorang yang bisa menduganya."
"siapa?"
"Aku."
Wu Tao menatapnya.
"Kau tahu tempat yang kumaksud itu tempat apa?"
Yuan Bao tertawa lagi, memperlihatkan kedua lesung pipinya.
"Aku tidak hanya tahu tempat itu tempat apa, juga tahu bahwa
masuk ke tempat itu lebih mudah dibandingkan keluar dari tempat
itu." Lalu Yuan Bao mengikuti Wu Tao masuk ke tempat para dewa.
ooo)o(ooo BAB VII MENGURAIKAN SERAT SUTRA DARI
KEPOMPONGNYA Tanggal 17 bulan 4, tengah hari......
Di dalam kota Ji Nan masih marak dengan pencarian Yuan Bao
dan Wu Tao, yang tertarik akan hal ini semakin lama semakin
banyak karena partai Panji Bunga dan pejabat pemerintahan sudah
mengumumkan hadiah sejumlah uang yang bisa mencukupi hidup
seseorang seumur hidupnya.
orang yang mereka cari justru sedang tidur ditempat para dewa,
benar-benar tidur nyenyak.
orang yang masih bisa tidur nyenyak dalam situasi seperti ini,
selain mereka berdua mungkin sulit untuk mencari yang ketiga.
Ke-79 toko dibawah kekuasaan Sun Ji Cheng sudah
menempelkan selembar kertas putih bertuliskan berduka cita, libur
lima hari. Kematian bos besar sun sudah diketahui semua orang,
tidak perlu dirahasiakan lagi.
Yang masih harus dirahasiakan adalah bahwa bos besar sun
belum mati. Restoran Da san Yuan tentu saja juga belum mulai berbisnis,
tetapi Zheng Nan Yuan datang pada tengah hari dengan tergesagesa
karena dia tahu di lantai atas telah datang tiga orang tamu,
tamu yang tidak lusa tidak dilayaninya.
Yang datang adalah ketua dari partai Panji Bunga tuan besar Tian
dan anaknya beserta Xiao Jun, penanggung jawab penerapan
hukuman di perkumpulan pengemis yang sangat dihormati oleh
dunia persilatan. Zheng Nan Yuan naik ke lantai atas.
Dia bukan orang cacat, dia duduk di kursi roda hanya karena
rematik pada sendinya yang telah dideritanya dan menyiksanya
selama bertahun-tahun.
Pada saat dia datang, meja di lantai atas sudah tersedia arak dan
masakan yang enak, para tamu juga sudah duduki Arak yang
dihidangkan ada tiga macam.
Guci arak yang baru dibuka, yang rasanya sejuki pedas, dan keras
yaitu Arak Mao Tai dari Gui Zhou. Yang rasanya lembut, indah yaitu
arak Ni Er Hong dari Jiang Zhe. Yang ada di dalam cangkir emas
adalah arak yang belum habis diminum oleh bos besar sun dua hari
yang lalu yaitu arak Bo si Pu Tao Qiu, yang sudah dipanaskan dengan
air dari sumur, bahkan asapnya masih mengepul.
Tuan besar Tian minum secangkir araki sesudah minum baru
berkata, "Kami datang bukan untuk minum arak."
Dia boleh berkata seperti itu. Jika jati diri seseorang sudah
sampai di atas, terserah dia mau bicara apa, orang lain hanya bisa
mendengarkan. Apa yang dikatakannya umumnya tidak enak didengar, ada
kalanya bisa membuat orang menangis atau tertawa, ada kalanya
bisa membuat orang terkejut, ada kalanya bisa merenggut nyawa
seseorang. "Kami datang juga bukan untuk belasungkawa." Dia berkata lagi,
"Karena baik kau maupun aku tahu bahwa bos besar sun sama
sekali belum mati."
Perkataan ini benar-benar bisa merenggut nyawa. Zheng Nan
Yuan ternyata tidak membantah, hanya menambahkan arak Pu Tao
Qiu ke dalam cangkir yang ada di depannya sampai penuhi tidak
kurang dan tidak lebih sedikitpun, bahkan tidak ada yang tumpah
keluar sedikitpun. Tangannya tetap tenang.
Tuan besar Tian menyipitkan mata menatapnya.
"Kemarin malam kalian mengadakan pemeriksaan ke seluruh
kota bukan untuk mencari bos kalian yang pura-pura mati tapi
sebenarnya belum mati itu, karena dengan cara begitu kalian tidak
akan mungkin bisa menemukan dia," kata tuan besar Tian.
"Mencari dengan cara begitu hanya akan menemukan beberapa
pemabuk, pencuri kecil, dan orang bodoh " Dia berkata,
"Kalian berbuat begitu hanya untuk membuat Sun Ji Cheng
mengerti bahwa kalian sudah mengetahui bahwa yang mati bukan
dia." Zheng Nan Yuan sedang mendengarkan layaknya seperti seorang
murid mendengarkan perkataan gurunya yang tidak dimengertinya.
Bersambung-04 Jilid-04 Tuan besar Tian yang biasanya tidak minum arak telah minum
tiga cangkir arak, anaknya pun menemani dia minum tiga cangkir
arak. "Kami datang ke sini ingin menanyakan sesuatu padamu"
Pertanyaan yang diajukan tuan besar Tian selalu langsung pada
Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pokok permasalahan.
"Bagaimana kalian tahu bahwa yang mati itu bukan Sun Ji
cheng?" Zheng Nan Yuan tertawa.
"Pertanyaan ini seharusnya aku yang tanya kepada tuan besar
Tian. Tapi sekarang aku sudah lebih dulu menanyakannya padamu.
Boleh tidak kita tidak membicarakannya?"
"Tidak boleh."
"Kalau begitu aku akan ceritakan dari awal sampai akhir."
Zheng Nan Yuan terlebih dulu menuangkan secangkir arak untuk
dirinya sendiri lalu meminumnya dengan mengeluarkan suara,
setelah itu baru berbicara.
"Pengawalan di kediaman bos besar Sun terbagi atas enam
kelompok, pembagiannya ditangani oleh Lian Gen dan Qiu Bu Dao.
Belakangan ini aku tiba-tiba menyadari bahwa Qiu Bu Dao sudah
mengganti 12 orang dari seluruh kelompok."
"Tuan besar Tian tahu bahwa dia tidak akan menceritakannya
secara detail masalah ini, maka dari itu dia tidak melewatkan celah
sedikltpun."
"Yang digantikan itu orang yang bagaimana" Yang baru itu orang
yang bagaimana?" tanya tuan besar Tian.
"Yang digantikan itu adalah angkatan lama yang pandai dan
berpengalaman, sedangkan yang baru identitasnya sangat misterius,
orang asing yang tidak pernah muncul di dunia persilatan
sebelumnya dan umurnya tidak ada yang lebih dari 30 tahun. "
"Apakah kau pernah menanyakannya langsung kepada Sun Ji
cheng tentang masalah ini?"
"Tidak pernah," kata Zheng Nan Yuan.
"Tetapi setelah dia tiba-tiba meninggal, aku langsung sadar,
mungkin kematiannya ada sangkut pautnya dengan ketiga belas
orang tadi."
"Pada waktu itu apakah mereka semua sudah pergi?"
"Belum." Zheng Nan Yuan berkata,
"oleh karena itu aku memanggil kembali ketiga belas orang yang
telah diganti oleh Qiu Bu Dao dan menambah tiga belas orang
jagoan lagi, Jadi dua orang melawan satu orang dari tiga belas orang
asing itu. Tidak peduli hidup atau mati, mereka semua harus
ditangkap."
"Tindakanmu itu betul," tuan besar Tian menyetujuinya, lalu
bertanya lagi, "Hasilnya bagaimana?"
"orang yang kuutus kembali dengan cepat." Zheng Nan Yuan
meminum sisa arak di cangkir sampai tidak tersisa.
"Ke 26 orang itu semuanya telah kembali. "
"Mereka sekarang ada di mana?"
"Mereka semua ada di ruang bawah tanah tempat penyimpanan
arak di bawah restoran ini."
"semuanya ada" semuanya tidak pergi?"
"Ke 26 orang itu semuanya tidak pergi." Zheng Nan Yuan berkata
dengan tawar, "Mereka mungkin selamanya tidak akan pernah pergi."
Di dalam ruang bawah tanah yang gelup, mayat-mayat yang
ditutupi oleh selembar kain putih berjejer jauh lebih rapi
dibandingkan dengan guci-guci arak.
Zheng Nan Yuan mengikuti tuan besar Tian dibelakangnya.
"selama ini mereka belum kukuburkan karena aku memang ada
rencana untuk mengundang tuan besar Tian untuk melihat mereka."
Dia menyingkap kain putih yang menutupi mayat itu, cahaya
remang-remang dari sinar lentera di dalam ruang bawah tanah itu
segera menyinari wajah yang ketakutan dan memutar itu, satu
persendian hancur oleh tangan pada saat memilin wajah.
Persendian tangan hancur, jakun juga hancur. semuanya mati
dengan cara yang sama. Zheng Nan Yuan berkata,
"Ke 26 orang itu mati dengan cara yang persis sama."
Raut wajah tuan besar Tian tiba-tiba berubah menjadi serius.
Zheng Nan Yuan berkata lagi,
"Yang mematahkan persendian di tenggorokkan mereka pasti
tidak hanya satu orang karena tenaga yang digunakan berbeda tapi
teknik mereka sama persis."
Dia berkata, "Teknik itu sangat kejam, unik, dan sangat efektif.
Aliran mereka tidak sama dengan semua partai dan perkumpulan
yang ada di dunia persilatan."
Tuan besar Tian tiba-tiba bertanya padanya,
"Kau belum pernah melihat teknik ini sebelumnya?"
"Belum pernah."
Tuan besar Tian berkata sepatah demi sepatah,
"Aku pernah."
Raut wajahnya makin serius, tidak membiarkan Zheng Nan Yuan
berbicara, terus melanjutkan perkataannya,
"sekarang aku baru mengerti mengapa Sun Ji cheng rela
meninggalkan semua kekayaannya, melarikan diri dengan berpurapura
mati." Zheng Nan Yuan tentu saja bertanya,
"Mengapa dia berbuat seperti itu?"
"Karena dia pasti menyadari bahwa ketiga belas orang ini sudah
menyelundup ke dalam satuan pengawalnya, dan jelas tahu
identitas ketiga belas orang itu."
Tian Ji Zi tidak bisa menahan dirinya untuk tidak membuka
mulut, lalu bertanya,
"Apakah dia takut sampai melarikan diri karena mereka?"
"Ehm. Kalau dia benar adalah Da Xiao Jiang Jun, bagaimana bisa
dibuat takut sampai melarikan diri oleh orang lain?" Tian Ji Zi
bertanya, "Kapan jendral Li pernah takut pada orang lain?"
Tuan besar Tian membelalakkan matanya sambil berkata kesal,
"Dari mana kau tahu dia tidak pernah takut pada orang lain"
Apakah kau itu ulat yang ada di dalam perutnya?"
Tian ji Zi tidak berani berkata-kata lagi.
Ternyata Zheng Nan Yuan tidak bertanya lagi tentang identitas
ketiga belas orang itu juga tentang teknik mereka yang aneh, juga
tidak bertanya mengapa tuan besar Tian bisa memastikan bahwa
Sun Ji cheng dibuat kabur ketakutan oleh mereka.
Dia hanya menyelesaikan perkataan yang seharusnya dia
katakan. "setelah tindakanku ini gagal, aku kehilangan jejak ketiga belas
orang itu." Zheng Nan Yuan berkata, Begitu Lian Gen tahu akan hal
ini, dia langsung memimpin pemeriksaan untuk memaksa mereka
keluar." Tuan besar Tian tertawa dingin.
"untungnya kalian belum bisa memaksa mereka untuk keluar,
jika tidak walaupun ruang bawah tanah ini lebih besar tiga kali lipat
juga tidak akan bisa menampung orang mati yang banyak."
"Bagaimana pun juga, maksudku hanya ingin tuan besar Tian
mengerti bahwa pemeriksaan yang kami lakukan kemarin malam
bukan karena kami sudah tahu kalau yang mati itu bukan bos besar
sun, juga bukan karena kami sudah menyadari bahwa yang mati
hanya tubuh yang menggantikan dia." Zheng Nan Yuan tetap
tenang. Pemeriksaan kemarin malam sebenarnya untuk mencari
ketiga belas orang itu.
Dia tidak sama dengan Xiao Jun, dia selalu berkata dengan
terperinci, demi ingin menjelaskan suatu perkara, dia bisa
membicarakannya sampai beberapa kali supaya tidak salah.
sekarang dia sudah mengatakannya dengan jelas, jadi sekarang
dia mau mengajukan pertanyaannya.
"Bagaimana tuan besar Tian bisa tahu kalau yang mati itu bukan
Sun Ji Cheng melainkan badan pengganti?"
Jika tuan besar Tian bukan orang yang tahu aturan, dia bisa
menolak untuk menjawab pertanyaan itu. Jika dia menolaknya,
tidak ada seorang pun yang bisa memaksanya. untungnya tuan
besar Tian ada kalanya tahu aturan, pada saat orang lain
memintanya untuk menjelaskan dengan sejelas-jelasnya, dia juga
tidak sampai hati untuk menolaknya.
Dia hanya bertanya kepada Zheng Nan Yuan,
"Apa kau juga ingin aku menceritakannya dari awal sampai
akhir" "
"sebaiknya begitu."
Kemudian tuan besar Tian menuangkan secangkir arak lalu
menceritakannya dari awal.
"Aku sudah curiga dari awal kalau Sun Ji cheng tidak mungkin
tiba-tiba mati begitu saja, tetapi aku tidak ada cara untuk
memastikan bahwa yang mati itu bukan dia, baru kemarin malam
aku baru ada kesempatan untuk membuktikannya"
"Bagaimana caranya?"
"Apakah pada tanggal l5 bulan 4, Sun Ji cheng baru meninggalkan
restoran Da san Yuan pada waktu tengah hari?"
"Benar."
"Bukankah waktu itu dia makan semangkuk sayap ayam di sini"
juga sayuran yang dibuat dengan menggunakan kacang walnut, biji
tusam, dan buah-buahan kering, minum beberapa cangkir arak yang
baru kalian datangkan yaitu arak Bo Li Pu Tao Qiu?"
"Benar."
Zheng Nan Yuan tertawa pahit.
"Tidak disangka tuan besar Tian sangat mengetahui semua gerak
gerik di sini."
Tuan besar Tian tidak memperdulikan perkataannya tadi, sendiri
melanjutkan perkataannya,
"waktu kematiannya kurang lebih pada waktu sebelum senja,
jarak dari sejak berpisah denganmu kurang lebih hanya dua jam."
"Bagaimana tuan besar bisa memastikannya?"
"Kepala bagian otopsi mayat kota Ji Nan, Ye Lao Yan, adalah
teman baikku," kata tuan besar Tian.
"Kamu seharusnya tahu bahwa dia orang yang ahli dihidang ini,
berdasarkan pengalamannya selama lebih dari 20 tahun belakangan
ini yang sudah menangani langsung mayat yang tidak terhitung
jumlahnya, pandangannya tentu saja tidak mungkin salah."
"Tetapi kami sama sekali belum meminta ahli otopsi pemerintah
di kota Ji Nan untuk mengotopsi mayat."
Zheng Nan Yuan berkata,
"Tuan Ye Lao juga belum pernah sekalipun melihat mayat bos
besar kami."
"Dia sudah melihatnya."
"Kapan dia melihatnya?"
"Kemarin setelah lewat senja, pada saat kalian mengumpulkan
semua bawahan kalian untuk bersiap mengadakan pemeriksaan.
Pada saat itu mayat bos besar masih berada di dalam kamarnya."
"Betul sekali."
"Tuan Ye Lao bagaimana mungkin bisa berada di dalam kamar
tuan besar?" selidik Zheng Nan Yuan.
"Aku yang membawanya ke sana."
Zheng Nan Yuan tidak bertanya lebih lanjut, apabila tuan besar
Tian ingin membawa siapa saja ke mana saja, itu bukanlah hal yang
sulit baginya. Lagi pula pada saat itu semua orang di kediaman sun yang
berilmu tinggi sedang ditugaskan di luar, diantara sisa pengawal
yang berjaga di kediaman sun pasti ada yang merupakan murid
partai panji Bunga.
Tuan besar Tian berkata lagi,
"setelah Ye Lao Yan memastikan waktu dari kematian sun Ji
Cheng yang mendadak, aku langsung terpikirkan satu pertanyaan."
"Pertanyaan apa?"
"sesudah seseorang memasukkan sesuatu ke dalam perutnya,
butuh berapa lama untuk menjadi kotoran?"
Ini adalah pertanyaan yang aneh, tetapi juga pertanyaan yang
berbahaya. "Berdasarkan pengalaman Ye Lao Yan, umumnya makanan yang
ada di dalam perut dua jam kemudian, tidak semuanya berubah
menjadi kotoran." Tuan besar Tian berkata,
"Kacang walnut, biji tusam dan buah-buahan kering lebih sulit
lagi dicerna. "
Lalu dengan cepat dia membicarakan hasilnya.
"Di dalam perut mayat itu ternyata tidak ada sama sekali daging
ayam, juga tidak ada kacang walnut, biji tusam, dan buah-buahan
kering, malah terdapat beberapa yang tidak pernah berani dimakan
sun Ji cheng sebelumnya yaitu dendeng ikan kering."
"Bagaimana kalian bisa mengetahui semua ini?"
Walaupun tuan besar Tian tidak memberitahukan kejadian yang
sebenarnya terjadi, tetapi orang-orang bisa membayangkannya.
Walaupun semua orang bisa membayangkannya, tetapi tidak ada
seorang pun yang serius memikirkannya .
Tetapi raut wajah Zheng Nan Yuan sudah tidak setenang tadi,
lalu dia bertanya dengan dingin,
"Apakah sejak semula tuan besar Tian sudah curiga bahwa yang
mati itu bukan dia?"
"Benar."
"Bagaimana tuan besar Tian bisa mencurigainya?"
Pandangan mata Zheng Nan Yuan menusuk bagaikan pisau.
"Antara tuan besar Tian dan bos besar kami tidak pernah ada
hubungan apa-apa sebelumnya, mengapa tuan besar Tian begitu
menaruh perhatian besar terhadap kematiannya?"
Raut wajah tuan besar Tian berubah. Tian Ji Zijuga menyadari
perubahan pada raut wajah ayahnya, sama seperti wajah penuh
amarah pada waktu dia membicarakan hal ini sampai pada masalah
Liu Jin Niang. Tetapi tuan besar Tian tetap saja menjawab
pertanyaan ini.
"Tentu saja aku menaruh perhatian dan curiga," tuan besar Tian
berkata dengan keras.
"Karena aku sudah tahu bahwa Sun Ji cheng sebenarnya adalah
Li Da Xiao. sepuluh orang Qiu Bu Dao juga tidak bisa menandingi
satu jari dari Da Xiao Jiang Jun, bagaimana mungkin dia bisa
terbunuh hanya dengan satu pukulan dari Qiu Bu Dao?"
Ini adalah jawaban yang sangat sesuai, tidak ada seorang pun
yang berani memprotesnya, walaupun tahu bahwa ini hanyalah
sebuah alasan saja, tetap saja tidak ada seorangpun yang berani
membantah. Meskipun tahu bahwa masih banyak alasan yang
belum dikemukakan oleh tuan besar Tian, tidak ada seorang pun
yang berani menanyakannya.
Tetapi Zheng Nan Yuan masih ada satu pertanyaan lagi yang
ingin ditanyakannya.
"Hari ini aku mendengar rumor dari dalam kota, pegawai
pemerintahan dan tuan besar Tian sedang mencari seorang yang
bernama Wu Tao, karena berdasarkan laporan yang bisa dipercaya,
orang ini kemungkinan besar adalah orang dulu pernah
mengguncangkan dunia, san Xiao Jing Hun (tertawa tiga kali bisa
mengagetkan arwah Li Jiang Jun 'jendral Li'). Aku rasa kau pasti
pernah mendengarnya."
"Apakah maksud tuan besar Tian adalah, Wu Tao adalah Sun Ji
cheng, Sun Ji cheng adalah Li Jiang Jun, Li Jiang Jun adalah Wu Tao?"
Zheng Nan Yuan kembali lagi ke permasalahan yang semula, dia
sudah menanyakan pertanyaan yang sama dengan cara yang
berbeda sebanyak tiga kali. Jawaban yang diberikan tuan besar Tian
Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jUstru sangat sederhana.
"Betul."
Hal ini membuat orang sukar untuk mempercayainya. Zheng Nan
Yuan mengeluh. Walaupun hidup Sun Ji cheng tidak bisa dikatakan
normal, tapi dia adalah orang yang sangat mengerti aturan. setiap
hari dia selalu bertemu orang, tidak hidup mengasingkan diri
Beberapa tahun belakangan ini tidak pernah ada orang yang
mencurigainya, aku benar-benar tidak mengerti bagaimana tuan
besar Tian bisa tahu bahwa dia adalah Da Xiao Jiang Jun"
Tuan besar Tian tertawa dingin.
"Apa kau kira yang tahu akan rahasia ini hanya aku seorang" Kau
kira demi siapa tetua Xiao datang kemari?"
Dengan perkataannya itu, dia melemparkan pertanyaan yang
tidak ingin dijawabnya kepaDa XiaoJun.
Benar saja, ternyata Zheng Nan Yuan langsung bertanya,
"Bagaimana tetua xiao bisa tahu rahasia ini?"
Xiao Jun berkata dengan datar,
"Murid perkumpulan tersebar di seluruh negeri, masalah kecil
maupun besar di dunia persilatan, walaupun perkumpulan tidak
bisa menjadi yang pertama mengetahuinya, yang pasti tidak akan
menjadi yang terakhir yang mengetahuinya."
Jawaban itu sama sekali tidak bisa disebut jawaban, tapi tidak
bisa tidak dihitung sebagai jawaban. semua orang di dunia
persilatan tahu, informasi yang diperoleh dari perkumpulan
pengemis sangatlah akurat, mengenai dari mana didapatnya
informasi itu, tidak ada seorang pun yang tahu. Tapi dia masih ada
satu pertanyaan lainnya.
"Bagaimana anda berdua bisa memastikan bahwa Wu Tao
adalah bos besar sun?"
"sun ji cheng membunuh orang yang menggantikannya dengan
satu cukulan yang membuat luka pada dada dan perutnya, dan jurus
yang digunakannya adalah benar- benar jurus Wen Ru Tai san Qiu
Bu Dao. sama seperti Qiu Bu Dao, dia juga melatih jurus itu 40
tahun." Tuan besar Tian berkata,
Hanya ada sedikit perbedaan yaitu tenaga dalam yang
dikeluarkan untuk menggunakan jurus tersebut mengandung
kekuatan tenaga Yin yang lembut. Tuan besar Tian benar-benar
pasti akan hal ini. pukulan aliran kuil Xiao Lin mengandung kekuatan
tenaga Yang yang keras. Murid-murid aliran kuil Xiao Lin tidak
mungkin ada yang bisa mengeluarkan tenaga dalam tingkat tinggi
dengan tenaga Yin yang lembut.
Tuan besar Tian pengetahuannya sangat luas, ilmu silatnya
sangatlah tinggi, tidak ada bandingannya. Dia mengetahui sedikit
akan semua jurus goloki pedang, pisau, pukulan, jenis senjata,
ataupun senjata gelap dari setiap perguruan, partai maupun
perkumpulan. Zheng Nan Yuan hanya bisa mendengar semua perkataannya.
salah satu dari tiga raja dari Huai Nan, Lao Wang, tewas di tangan
wu Tao. Tuan besar Tian berkata, yang digunakannya untuk
membunuh Lao Wang adalah ilmu cakar elang, jika dilihat jurusnya
tidak kalah dari Lao Wang, hanya saja kekuatan yang digunakanya
dalam jurus cakar elang terdapat kekuatan tenaga Yin yang lembut.
Jurus cakar elang pada dasarnya juga berkekuatan tenaga Yang
yang keras, murid-murid aliran Huai Nan tidak ada yang
menggunakan tenaga Yin. Tanpa menyebutkan hal ini pun semua
orang sudah tahu.
Tuan besar Tian berkata lagi,
"Aku sudah memeriksa sendiri kedua mayat orang ini. Walaupun
aku hanyalah seorang kakek tua, tetapi mataku masih belum lamur,
apa yang bisa kulihat, belum pernah ada orang di dunia ini yang
mengatakan aku salah lihat."
Tidak ada seorang pun yang bisa berbicara, tidak ada seorang
pun yang berani berbicara. Pada akhirnya tuan besar Tian bertanya
kepada Zheng Nan Yuan,
"Yang bisa menggunakan ilmu lawan yang sudah dilatih susah
payah berpuluh-puluh tahun untuk melawannya, juga bisa
menggunakan ilmu bertenaga Yang yang keras dengan tenaga Yin
yang lembut, ada berapa orang di dunia ini yang seperti itu?"
"Rasanya tidak banyak selain orang tua yang bermarga Li yang
berjulukan Da Xiao Jiang Jun, apakah kau bisa menyebutkan orang
yang kedua?"
Zheng Nan Yuan tidak bisa berkata-kata. Dia tidak bisa
menyebutnya, bahkan satu orang saja pun tidak bisa.
Tuan besar Tian berkata,
"Karena kau tidak bisa menyebutkannya maka aku baru berani
berkata, Wu Tao adalah Sun Ji Cheng, Sun Ji Cheng adalah Li Jiang
Jun, Li Jiang Jun adalah Wu Tao. Ini adalah kesimpulannya."
Karenanya Zheng Nan Yuang sudah tidak ada pertanyaan lagi
yang bisa ditanyakan, tapi justru Xiao Jun ada. Pertanyaan yang
diajukannya umumnya membuat orang tidak bisa menjawabnya.
sekarang Wu Tao sudah menyadari bahwa kita sudah mengetahui
rahasianya, bahkan sedang mencarinya. Xiao Jun bertanya,
"Apa langkah selanjutnya yang akan dia lakukan?"
Tian Ji Zi tiba-tiba tertawa,
"Pertanyaan ini tidak seharusnya kau tanyakan kepada kami."
Dia berkata, "Kau seharusnya langsung bertanya kepadanya.
-ooo00000ooo- Tanggal 17 bulan 4, sore hari......"
Hari cerah, sinar matahari tidak terik. Walaupun sinarnya tidak
bisa masuk ke dalam kamar penjara yang sempit, gelap, lembab,
dan baunya minta ampun ini, paling tidak ada kilasan sinar yang bisa
masuk. Yuan Bao sudah bangun dari tidur, sedang melihat sambil
membelalakkan kedua matanya yang besar.
siapa pun tidak ada yang menduga apa yang sedang dilihatnya.
seumur hidupnya dia belum pernah melihat apa yang dilihatnya
sekarang, juga tidak ingin melihatnya. Biarpun sekarang sudah
terlanjur melihatnya, tetap saja tidak mempercayainya .
Dia sedang melihat beratus-ratus ribu laba-laba, tikus, kecoa,
cecak, lipan, nyamuk, dan kutu, Bangkai laba-laba, bangkai tikus,
bangkai kecoa, bangkai cecak. bangkai lipan, bangkai nyamuk, dan
bangkai kutu. Dia tidak pernah menyangka bahwa di dalam kamar
penjara dari batu tersimpan barang-barang seperti itu. Hanya ada di
dalam ruangan ini, sebenarnya tadinya semuanya hidup dan
berterbangan serta berlarian ke sana ke mari. Tetapi begitu
menyentuh tubuh Wu Tao yang sedang tidur nyenyak. yang hidup
langsung berubah menjadi mati. Tidak peduli laba-laba, tikus, kecoa,
ataupun cecak. Baik ular berbisa, lipan, nyamuk, maupun kutu.
Asalkan menyentuk tubuh Wu Tao langsung menjadi kaku, jatuh ke
lantai, dan tidak bergerak sedikitpun. Yuan Bao tidak hanya melihat
tapi juga sedang menghitung. Mati satu, hitung satu, sekarang dia
sudah menghitung sampai 189. Hitungan ini sebenarnya sama sekali
tidak mengagetkan orang, tapi dia sekarang sudah menghitung
sampai bulu kuduknya berdiri semua. Wu Tao masih saja tidur
nyenyak seperti orang mati saja. Di dalam kamar penjara masih
belum tahu berapa banyak lagi binatang kecil dan besar yang aneh
yang bakal keluar, di luar kamar penjara itu terdengar suara rantai
besi yang ditarik. lolongan tangisan, dan suara sedang menjilat yang
keras. Apa yang didengarnya dengan apa yang dilihatnya samasama
menggetarkan hatinya. Dia hampir tidak kuat lagi.
Entah Wu Tao mau tidur sampai kapan baru mau bangun.
Yuan Bao menetapkan hati untuk membangunkannya, tidak
berani bersuara, hanya menarik dengan tangannya. Tetapi baru saja
sebelah tangannya menyentuh Wu Tao langsung terlontar kembali.
setengah badannya langsung tidak bisa bergerak.
orang ini benar-benar aneh, orangnya sendiri tidak lah
menakutkan tetapi ilmu silatnya yang menakutkan. Yuan Bao sedikit
pun tidak takut padanya, bahkan mengambil seekor bangkai tikus
dan melemparkannya keatas hidung Wu Tao.
"Plak." suara hidung seseorang yang dilempari seekor tikus mati.
Bukan hidung Wu Tao melainkan hidung Yuan Bao. Bangkai tikus itu
terlontar kembali tepat mengenai hidung Yuan Bao. Yuan Bao
marah sekali, sepertinya mau berteriak membangunkannya, untung
saja Wu Tao sudah bangun dan Yuan Bao langsung membelalakkan
matanya dan bertanya,
"Apa maksudnya ini?"
"Apa maksudnya apa?"
"Mengapa kau menggunakan bangkai tikus untuk memukul
hidungku?"
"Bukankah kamu yang menggunakan bangkai tikus untuk
memukul hidungku" Atau aku yang menggunakan bangkai tikus
untuk memukul hidungmu?"
"Aku boleh memukulmu tapi kau tidak boleh memukulku." Yuan
Bao masih berkata dengan suara yang marah.
Wu Tao duduk dan tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya,
"Mengapa kau boleh memukulku sedangkan aku tidak boleh
memukulmu?"
"Karena kau orang dewasa sedangkan aku masih anak-anak."
Kata-kata Yuan Bao semakin lama semakin masuk akal.
"Lagi pula kau tadi sedang pura-pura tidur jadi sudah seharusnya
aku membangunkanmu."
"Aku kan tidak tidur jadi untuk apa memukulku?"
Wu Tao sepertinya hendak tertawa tapi tidak tertawa.
"Mengapa kau membangunkanku, mengapa tidur tidur lebih
lama lagi?"
"Aku tidak bisa tidur."
"Mengapa tidak bisa tidur?" Wu Tao bertanya,
"Apa kurangnya tempat ini?"
"semuanya tidak baik,
"Kau ingin pergi?"
"Ingin," kata Yuan Bao.
"sangat ingin."
"Apakah kau ingin datang lagi ke sini?"
"Hanya orang berengsek yang ingin datang lagi ke tempat ini."
semakin bicara Yuan Bao semakin marah.
"Tempat ini sama sekali bukan tempat untuk orang tinggal,
bahkan orang berengsek pun tidak akan tahan."
wu Tao tiba-tiba bangkit dan berteriak.
"Baiklah Baiklah?"
Yuan Bao bertanya, "Apa artinya itu?"
Baru saja pertanyaan itu diucapkan, dia sudah tahu apa yang
dimaksud oleh Wu Tao kerena dia melihat Wu Tao sudah
mengeluarkan tinjunya dan mendengar suara seperti serangkaian
batang bamboo yang retak keluar dari dalam tubuh Wu Tao. Lalu
terdengar ledakan suara bong.
Kamar yang terbuat dari bongkahan batu yang sempit, lembab,
dan gelap ini tiba-tiba meledak. bongkahan-bongkahan batu yang
satu bongkah beratnya bisa mencapai ratusan kg tiba-tiba meledak
dan berhamburan ke luar.
Begitu batu-batu itu berhamburan keluar, Yuan Bao merasa
dirinya dibawa terbang menembus awan. Dia hanya mendengar
perkataan WuTao, Kalau orang berengsek pun tidak tahan dengan
tempat ini, buat apa dipertahankan"
ooo)o(ooo BAB VIII GOLOK PUSAKA YANG TIDAK INGIN DILEPASKAN
Tanggal l7 bulan 4, sebelum senja......
sel penjara yang memiliki dinding yang paling kokoh di penjara
yang paling terkenal di kota Ji Nan tiba-tiba meledak secara
misterius. Khusus untuk memperkokoh kamar penjara ini, sengaja
didatangkan batu yang setiap bongkahnya memiliki berat beberapa
ratus kg dari gunung bukit batu. Tetapi telah hancur oleh suatu
kekuatan yang misterius yang sampai saat ini belum bisa ditafsirkan,
bahkan ada sebongkah batu yang terlempar keluar sejauh 20 Zhang
lebih, menghantam dua ruangan tempat penyimpanan kayu bakar
dan sebuah pohon yang berumur 300 tahun di halaman belakang
kantor pengadilan.
Di saat bersamaan, dua orang tahanan hukuman mati juga
terbunuh secara misterius. Berdasarkan pengalaman dari kepala
bagian otopsi pemerintah Ye Lao Yan, waktu kematian kedua orang
itu adalah sesudah dini hari, sebelum kamar penjara itu meledak
hancur. Tidak ada seorang pun yang tahu sebab kematian mereka,
terlebih lagi tidak ada seorang pun yang tahu mengapa kamar
penjara itu bisa hancur.
Walaupun orang-orang pemerintahan ingin menutup-nutupi
kejadian ini, tetapi kabar yang menyangkut kejadian ini, tidak
sampai satu jam sudah menyebar ke seluruh kota Ji Nan.
Tuan besar Tian mungkin bukan orang pertama yang mengetahui
hal ini, tapi lebih dulu tahu dibandingkan kebanyakkan orang.
Pada waktu kabar tersebut datang, tuan besar Tian sedang tidur
siang. Begitu menerima kabar ini, dia langsung menuju kamar tamu
tempat menginap tetua perkumpulan pengemis Xiao Jun dan tuan
muda Tian Ji Zi untuk menemui mereka di ruang tamu kecil di
dalamnya. saat ini, tuan besar Tian yang semalaman tidak tidur, begitu
meminum secangkir arak sewaktu makan siang, langsung segar
kembali. "Apakah kalian juga sudah mendengar kabar ini?"
"Ya."
Dia menunjuk salah seorang muridnya yang baru saja membawa
sebongkah pecahan batu yang hancur dan menaruhnya di atas
meja. "Ini adalah batu yang digunakan untuk mendirikan kamar
penjara itu, tadinya satu bongkah batu saja beratnya kira-kira 600 kg
- l000 kg. * 75 m (1zhang =3.5 m).
Batu itu tebal dan keras, sebenarnya ketebalannya kurang lebih
ada 1 chi 5 cun, panjang dan lebarnya juga lumayan.
Tuan besar Tian mencolek serbuk batu yang ada di atas pecahan
batu itu lalu menggosokkannya dengan kedua belah jarinya.
Ini adalah batu yang sukar didapat, walaupun ketebalannya
masih kurang sedikit bila dibandingkan dengan batu granit, tapi
tingkat kekerasannya lumayan, bahkan jika ada seorang pengrajin
besi paruh baya yang menggunakan palu besi besar untuk
memukulnya, diperlukan waktu setengah hari baru bisa
memukulnya hancur.
Tian Ji Zi mulai mengeluarkan pertanyaannya,
"Ini bukan dihancurkan oleh palu besi besar?"
"Bukan," jawab tuan besar Tian.
"Menurut tahanan lama yang ada di penjara itu, kamar penjara
itu hancur dalam sekejap, semua bongkahan batu hancur dan
beterbangan."
Dia bertanya kepada Tian Ji Zi, "Apakah di dunia ini ada palu besi
sebesar itu?"
"Tidak ada."
"Di dalam dunia ini tentu saja tidak ada, tapi di atas dunia ini
mungkin ada." Tuan besar Tian berkata,
"Jika aku seorang bajingan, aku mungkin akan mengira bahwa ini
Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
adalah kekuatan dari makhluk halus."
Dia menghela nafasnya dan berkata,
"Tapi sayangnya aku bukan seorang bajingan, aku tahu selain
kekuatan makhluk halus, ada satu jenis kekuatan yang bisa
melakukan hal seperti itu."
Tian Ji Zi tentu bertanya
"Jenis kekuatan yang seperti apa?"
"Kekuatan manusia." Tuan besar Tian berkata,
"Kekuatan seseorang ada kalanya lebih besar dibandingkan
dengan yang kau kira."
"orang seperti apa yang memiliki kekuatan seperti itu?" Tian Ji Zi
selalu menyambung perkataan dari ayahnya dengan pertanyaan.
"orang seperti ini tentu saja tidak banyak, tapi sekarang ini
kemungkinan hanya ada satu orang."
"siapa orang ini sebenarnya?"
Tuan besar Tian emosi lagi, membelalakkan matanya ke anaknya
sambil berkata,
"Kamu benar-benar tidak tahu siapa orang ini sebenarnya" Kamu
benar-benar seorang idiot"
Tian Ji Zi bukanlah seorang idiot, dari permulaan dia sudah bisa
menebak siapa orang itu sebenarnya.
orang ingin menangkapnya dan memenjarakannya, dia malah
sudah terlebih dulu datang ke penjara. Tian Ji Zi tertawa pahit. Anak
ini benar-benar punya akal.
Dia bukan anak kecil, dia adalah jenderal besar, dia adalah Da
Xiao Jiang Jun Tuan besar Tian membalikkan wajahnya, Dia tidak
hanya punya satu akal, tapi paling sedikit punya 700-800 akal. Dia
menjepit hidung anaknya memaksanya untuk mendengarkan dan
berkata, "Kau harus ingat yang satu ini, kalau tidak tamatlah riwayatmu"
"Baik,"
"Kau harus ingat, siapa pun yang berani menyinggung Da Xiao
Jiang Jun pasti tidak akan berumur panjang."
"Baik," Tian Ji Zi berkata,
"Apa yang dikatakan oleh tuan besar, aku tidak pernah
melupakannya sekalipun."
Xiao Jun akhirnya membuka suara juga,
"Apakah tuan besar bisa memastikan bahwa kejadian ini benarbenar
dia yang melakukannya?"
"Pasti dia," tuan besar Tian berkata dengan tegas dan yakini
"selain dia tidak akan ada orang lain."
"Dia bisa sangat yakin karena pasti ada sebabnya. Di dunia ini,
hanya dia yang bisa menggabungkan penggunaan jurus yang
bertenaga Yang yang keras dengan menggunakan tenaga dalam Yin
yang lembut, hanya penggabungan kedua unsur Yin dan Yang yang
bisa menghasilkan kekuatan yang begitu dashyat."
"Karena takut makanya dia menyelamatkan dirinya dengan
berpura-pura mati, hanya sayangnya sudah bersembunyi di dalam
penjara yang gelap dan tidak ada sinar matahari, mengapa dengan
tiba-tiba mengeluarkan ilmu silat yang istimewa seperti itu sehingga
membuat keberadaannya terbongkar."
Pertanyaan ini tepat mengenai sasaran, Tian Ji Zi yang
menanyakannya. Setelah berpikir lama barulah tuan besar Tian menjawab,
"Karena keberadaannya sudah terbongkar, dirinya sendiri sudah
tahu bahwa orang-orang telah menyadari bahwa yang mati itu
bukan dia dan dia bersembunyi di dalam kamar penjara itu mungkin
hanya karena dia butuh tempat istirahat untuk memulihkan tenaga
dan kekuatannya."
Mendengar perkataan itu, raut wajah Xiao Jun dan Tian Ji Zi
langsung berubah, dalam matanya mengeluarkan cahaya yang
ganjil. Mereka sudah mengerti apa yang dimaksud oleh tuan besar
Tian. Da Xiao Jiang Jun berbuat seperti itu demi memelihara
kekuatan dan mengumpulkan semangat untuk melawan musuhnya
sekuat tenaga. Kedashyatan dan tragisnya pertempuran ini sudah
dapat dibayangkan.
Tuan besar Tian menghela nafasnya, lalu mengambil kendi arak
yang berisi setengahnya dari bawah meja kemudian minum seteguk.
setelah itu baru berkata dengan perlahan-lahan,
"untung musuhnya bukan aku."
"Kalau bukan tuan besar, pasti tidak mungkin aku." Tian Ji Zi
sepertinya juga mengendurkan emosinya.
"Tentu saja bukan kau." Tuan besar Tian tertawa dingin,
"Kau sama sekali tidak pantas."
"siapa yang pantas?" tanya Tian Ji Zi.
"Apakah orang yang membunuh ke 26 jagoan bawahan Zheng
Nan Yuan?"
"Pelakunya bukan satu orang melainkan sekelompok orang dari
satu organisasi." Tuan besar Tian berkata,
"Yang masuk menjadi bagian dari pengawal baru di bawah QiuBu
Dao semuanya juga anggota organisasi ini, oleh karena itu teknik
yang digunakan untuk membunuh pun sama."
"Apakah teknik itu menakutkan?"
"Apakah kau mau mencari mereka untuk mencobanya?" Tuan
besar Tian lagi-lagi tertawa dingin.
"Kalau begitu kemungkinan kau akan sebera benar-benar duduk
di atas kursi beroda itu seumur hidupmu."
Pandangan mata Xiao Jun lagi-lagi memandang ke kejauhan, lagilagi
sepertinya memikirkan hal yang selamanya tidak akan ada orang
yang bisa menebaknya. Lalu tiba-tiba berkata,
"Mungkin aku juga tidak pantas."
"Tidak pantas melakukan apa?"
"Tidak pantas menjadi lawan Da Xiao Jiang Jun" Xiao Jun berkata
dengan datar, "Tapi aku akan melakukannya."
Apakah ini karena diantara Li Jiang Jun dan Xiao Jun ada dendam
yang belum terselesaikan" Ataukah karena alasan yang lain"
Anehnya, Tian Ji Zi kali ini tidak bertanya, hal yang selama
hidupnya tidak akan dilakukannya adalah mengintai urusan pribadi
yang dirahasiakan milik orang lain. Xiao Jun tiba-tiba bertanya,
"Mengapa kau tidak bertanya padaku?"
"Bertanya apa?"
"Bertanya mengapa aku harus bertarung dengan Da Xiao Jiang
Jun?" "Aku tahu pada dasarnya kau datang kemari hanya karena dia."
"Mengapa tidak kau tanyakan padaku alasan mengapa aku
datang kemari?"
Tian Ji Zi tertawa, walaupun bukan benar-benar ingin tertawa,
juga bukan benar-benar sedang tertawa, hanya ada sedikit tampang
seperti tertawa.
"Apakah hal ini harus kutanyakan padamu?"
Pandangan mata Xiao Jun melihat ke kejauhan lagi. sesudah
lewat beberapa saat baru menjawab,
"Aku masih punya tangan dan masih punya nyawa. Bisa
bertanding melawan Da Xiao Jiang Jun boleh dikatakan tidak
menyia-nyiakan setengah dari hidupku ini. Kalau hidup mengapa"
Kalau mati lalu mengapa" Yang mana yang dinamakan layak dan
yang mana yang dinamakan tidak layak?" Dia perlahan-lahan berdiri
"sekarang aku hanya berharap dapat menemukannya terlebih
dulu sebelum orang lain menemukannya."
"Apakah kau bisa menemukannya?"
"Mungkin bisa," kata Xiao Jun.
"Karena aku sudah mengerti sedikit orang seperti apa Qiu Bu
Dao itu." "oh" "
"Kelemahan dari orang ini adalah judi." Xiao Jun berkata,
"Kalau ingin memanfaatkan dia, asalkan campur tangan di bagian
yang satu ini, seperti ke 23 orang yang masuk menjadi pengawal di
bawahnya, pasti juga kenal di tempat judi."
sebenarnya perkataan ini sama sekali tidak menjelaskan apa
yang dimaksudnya secara menyeluruh. Tuan besar Tian sudah
menghembusan nafasnya dan berkata kepada anaknya,
"Kalau punya setengahnya saja dari kepintaran tetua Xiao Jun,
aku sudah sangat senang."
Xiao Jun tidak mendengarkan perkataan tadi. Di saat itu anak
buahnya sudah tiba di luar tembok tinggi di taman kecil di luar
ruang tamu kecil itu.
Tian Ji Zi tiba-tiba bertanya,
"Apakah dia benar-benar bisa ditemukan" Bagaimana cara
menemukannya?"
"Ke 13 orang itu bisa memanfaatkan Qiu Bu Dao untuk bisa
masuk menjadi pengawal di kediaman Sun Ji cheng karena judi. Sun
Ji cheng adalah Da Xiao Jiang Jun, mereka adalah lawannya. Kalau
Da Xiao Jiang Jun ingin mencari mereka, apa yang seharusnya dia
lakukan?" tuan besar Tian balas bertanya.
"Bertolak dari judi mencarinya."
"Jika Da Xiao Jiang Jun sudah bertekad untuk bertarung, tentu
saja sedang mencari mereka."
Tuan besar Tian bertanya lagi.
"Jika Xiao Jun hendak mencarinya, kemana dia harus mencari?"
"Tentu saja juga harus mencari dari sisi judi." Tuan besar Tian
mengeluh, "Akhirnya kali ini kau bisa mengerti, ternyata tidak begitu
bodoh." Tian Ji Zi juga mengeluh. "Tapi kalau benar aku memiliki
setengah kepintaran dari tetua Xiao, tuan besar malah kemungkinan
menjadi tidak senang."
"Mengapa?"
Tian Ji Zi meminum seteguk arak dari kendi yang diminum
ayahnya tadi. "Karena aku masih ingat tuan besar pernah berkata padaku,
orang yang terlalu pintar biasanya umurnya tidaklah panjang."
Zhao Da You adalah sebuah kedai kecil tetapi sangat terkenal,
bahkan jauh lebih terkenal dibandingkan dengan restoran-restoran
besar. Pemilik kedai Zhao Da You tidak bertubuh besar juga tidak
gemuk. bahkan bukan bermarga Zhao.
Yang bertubuh besar, gemuk dan juga bermarga Zhao bukanlah
pemiliknya, melainkan pelayannya. Papan nama Zhao Da Youjuga
asal mulanya dari pelayan ini. Banyak orang mengira bahwa pelayan
kedai itulah pemiliknya sedangkan pemiliknya adalah pelayan di
kedai itu. Kedai kecil belum tentu tidak bisa menandingi restoran besar,
pelayan belum tentu lebih buruk daripada majikannya, semuanya
dilihat dari bagaimana cara seseorang bekerja Di dunia ini ada
banyak kejadian yang seperti itu.
Tanggal 17 bulan 4, sebelum dan sesudah senja.......
Zhao Da You hari ini tidak buka karena kemarin Zhou Da You
bolak-balik semalaman jadi hari ini memerlukan istirahat.Jika
pelayan ingin istirahat, majikannya tentu saja harus ikut
istirahat.Jika pelayannya sudah tidak mau bekerja lagi maka kedai
ini harus tutup.
Jadi pada waktu pelayan ingin tidur istirahat, walaupun kamar
dilalap api sekalipun, dia tetap saja tertidur pulas, tidak ada seorang
pun yang bisa membangunkannya.
Tetapi hari ini dia dalam sekejap dibangunkan orang, bahkan
pantat pun tidak berani istirahat walau sebelah.
Karena orang yang membangunkannya pada hari ini adalah dua
orang setan mabuk ya terdiri dari seorang dewasa dan seorang anak
kecil, yaitu dua orang yang sedang dicari-cari oleh partai Panji Bunga
dan orang pemerintahan.
orang seperti mereka sama sekali tidak boleh dikecewakan, jika
tidak mungkin nasibnya akan sama seperti si cakar elang Lao Wang
dari partai Panji Bunga, mati ketakutan sampai sekujur tubuhnya
basah oleh keringat.
oleh karena itu apapun keinginan mereka, langsung dipenuhi,
bahkan sedikitpun tidak berani membantah.
Mereka sudah disuguhkan 8 macam masakan, 8 macam buahbuahan,
20 buah man tou, dan ditambah satu tempayan penuh
bunga teratai putih yang baru matang, dan dalam sekejab licin
tandas tak bersisa, sepertinya setelah makan kali ini maka lain kali
mereka tidak akan ada makanan lagi.
Kedua orang ini tidak seperti yang sedang makan, tetapi seperti
orang yang sedang menantang maut.
Wu Tao makan seperti orang yang mau mati saja, Yuan Bao juga
makan seperti orang mau mati. Tetapi Yuan Bao sudah mulai
kenyang. Dia belum pernah melihat orang yang makannya setengah
dari Wu Tao. "Tidur enak baru ada semangat, makan kenyang baru ada
tenaga," kata Wu Tao.
"biarpun kau hanya ingin memikul kotoran, tetap saja harus
menghimpun semangat dan tenaga. Apa pun yang hendak kau
lakukan, tetap sama."
"sekarang kau sudah kenyang apa belum?" Yuan Bao bertanya
kepada WuTao. "sepertinya sudah"
"Apakah kau sekarang akan mengangkut kotoran?"
"Tidak," kata Wu Tao.
"seumur hidupku hanya ada tiga hal yang tidak bisa kulakukan,
walaupun sudah susah payah dipelajari."
"Apa tiga hal itu?"
"Bermain catur, merangkai bunga, dan mengangkut kotoran."
Ternyata Yuan Bao tidak tertawa, hanya menatapnya tajam
dengan kedua matanya yang besar dan bertanya lagi,
"selain makan dan minum arak, apa lagi yang kau kerjakan?"
"Menurutmu apa lagi yang bisa kukerjakan?"
Bisa membunuh orang Yuan Bao berkata,
"Aku lihat kau memulihkan semangat dan kekuatanmu hanya
untuk pergi membunuh orang."
Wu Tao tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia biasanya sangat
jarang tertawa, sekalinya tertawa langsung tertawa keras, seperti
yang hatinya sangat senang sekali. Tetapi dari tertawanya malah
terkandung penderitaan dan kesengsaraan yang tidak bisa
diungkapkan dengan kata-kata. Lagipula tiba-tiba tertawanya
berhenti mendadak.
Dia bertanya kepada Yuan Bao,
"Kamu percaya tidak ada kalanya orang yang sudah mati bisa
hidup kembali?"
"Aku tidak percaya."
"Kau akan segera mempercayainya."
"Mengapa?"
Wu Tao sudah menuangkan semangkuk bunga teratai putih,
menghabiskannya dengan sekali teguk.
"Karena sekarang ada orang mati yang akan sebera hidup
kembali." Yuan Bao lagi-lagi menatapnya tajam dengan lama, juga
menuangkan semangkuk arak dan langsung meminumnya sekali
teguk. lalu bertanya,
"Kaukah orang mati yang akan segera hidup kembali?"
Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ya." Wu Tao ternyata mengakuinya.
"Akulah orang mati itu."
"Tapi sayangnya kau sama sekali belum mati."
"Kau salah," kata Wu Tao.
"Kau seharusnya berkata Wu Tao belum mati. Kau bukan Wu
Tao?" Yuan Bao tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya.
"Ada kalanya ya, ada kalanya bukan. Waktu kau bukan Wu Tao,
lalu kamu siapa?"
"orang yang sudah mati." Mata Wu Tao tiba-tiba terlihat
bercahaya. "orang mati yang akan segera hidup kembali."
Yuan Bao tiba-tiba tertawa.
"Aku tidak mengerti," katanya.
"Ada seribu kesusahan melanda tetapi untuk mati sekali saja
sangat susah.Jika kau sudah susah payah untuk mati, mengapa mau
hidup kembali" "
"Karena ada orang yang tidak membiarkan aku mati."
" siapa orangnya yang tidak membiarkanmu mati?"
"Musuh."
WuTao mengisi lagi semangkuk penuh.
"Musuh yang tidak akan habis dibunuh."
"Jika mereka musuhmu, mengapa mereka tidak membiarkanmu
mati." "Karena aku lebih bermanfaat jika hidup daripada mati." Wu Tao
berkata "Juga karena mereka mengganggap kematianku yang lalu terlalu
cepat, makanya mereka ingin aku mati sekali lagi dengan perlahanlahan."
Dia melanjutkan perkataannya dengan datar,
"Sayangnya kali ini siapa pun yang menginginkan kematianku,
sepertinya tidak akan mudah."
Yuan Bao tiba-tiba menggebrak meja dengan menggunakan
tenaga. "Bagus Aku setuju."
"setuju apa?"
"Aku setuju kali ini kau jangan mati terlalu mudah." Yuan Bao
berkata, "Kalau ingin mati, paling tidak bunuh dulu beberapa orang
musuhmu yang tidak akan habis dibunuh itu baru bicara."
Wu Tao tertawa terbahak-bahak lagi dan menepuk keras pundak
Yuan Bao. "Bagus Aku suka."
"suka apa?"
"suka kamu." Wu Tao menuangkan arak untuk Yuan Bao
"Beberapa tahun lagi, kau pasti akan menjadi seorang jagoan.
Aku bersulang untukmu."
Yuan Bao tidak minum tapi bertanya dulu padanya,
"Apakah sekarang aku belum bisa disebut seorang jagoan?"
"Ya, kau adalah seorang jagoan." wu Tao minum lagi semangkuk.
"Kau sekarang adalah seorang jagoan."
Dia meletakkan mangkuk araknya, mengambil sepasang sumpit,
sambil menyanyikan lagu menyangkut sumpit bamboo dan arak.
"Arak yang tidak habis diminum, lagu yang tidak habis
dinyanyikan, golok pusaka yang tidak ingin dilepaskan, bangunan
tinggi yang tidak bisa dinaiki, darah pahlawan yang tidak habis
mengalir, kepala musuh yang tidak habis dibunuh."
suara yang menyanyikan lagu yang sedih itu tiba-tiba berhenti,
Wu Tao tiba-tiba minum semangkuk arak.
"Pergi"
Begitu ucapan ini keluar, sepasang sumpit yang ada di tangannya
terbang dan menembus papan pintu.
Kedai itu sama sekali tidak ada bisnis, pintu juga sama sekali
belum dibuka. sumpit yang menembus itu ternyata tembus sampai
ke luar. Dari luar segera terdengar suara nafas dua orang dan ada orang
yang berteriak,
"Itu dia, dialah orangnya."
"Jika tahu ini aku, mengapa masih tidak mau masuk?"
Tidak ada seorang pun masuk- tidak ada seorang pun yang
berani masuk. Wu Tao sebera bangkit berdiri dan menarik tangan Yuan Bao.
"Jika mereka tidak mau masuk. maka kita yang keluar."
Pintu masih tertutup.
Wu Tao sepertinya tidak melihat kalau pintu masih tertutup,
dengan langkah lebar langsung menerobos keluar dari kedai, hanya
terdengar suara bang papan pintu langsung beterbangan keluar.
Jalanan sudah sunyi senyap, orang dijalanan sudah pada menepi,
karena kedai yang kecil itu sudah dikepung.
Ada dua orang yang sedang merintih dan sedang dibawa oleh
rekan mereka yang lain, bahu mereka masing-masing tertancap
sumpit kayu. sumpit yang biasa yang ada di tangan Wu Tao ternyata bisa
menembus pintu dan menancap masuk pada tulang manusia,
manancap pada tubuh kedua orang itu dibagiannya sama, jarak dari
jantung mereka masing-masing juga sama.
Sama seperti menusukkannya dengan menggunakan tangan.
Mereka tidak mati bukan karena nasib mereka baik,
Mereka tidak mati karena dari semula Wu Tao tidak tertarik
untuk mengambil nyawa mereka. Yuan Bao bisa melihat hal ini.
Tapi dia tidak mengerti, bagaimana mungkin sepasang sumpit
bamboo bisa menembus sekat papan pintu yang tebalnya 10 cm
dan menancap pada tubuh dua orang yang berbeda di tempat yang
sama. Apakah dia bisa melihat keluar dengan pintu yang disekat
sekalipun"
Ini sesuatu yang tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin.
Apakah dia hanya mendengar dari suara nafas mereka langsung bisa
menebak bagian-bagian tubuh mereka" Inijuga tidak mungkin,
sangatlah tidak mungkin.
Asalkan ada sedikit kemungkinan, pasti ada orang yang bisa
melakukannya, mungkin hanya ada satu orang yang bisa mela
kukangnya. Hal ini biasanya tidak ada orang yang bisa melihatnya dan
terpikirkan, tetapi selain Yuan Bao ternyata masih ada satu orang
yang juga bisa melihatnya.
Diantara sekelompok orang yang mengepung kedai kecil itu,
tiba-tiba ada orang yang bertepuk tangan.
Yang tidak bisa dilihat mata, hanya dengan pendengaran bisa
menentukan posisi lawan, dengan menggunakan sehelai bunga dan
daun sudah bisa menembus tembok. orang ini berkata,
"Tidak disangka di dunia ini benar-benar ada ilmu silat yang
seperti itu, kalau bukan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
tidak akan percaya." Apa yang dikatakan oleh orang ini betul sekali.
Pertama-tama cara bicaranya sangat sopan, amat sangat sopan,
hanya orang yang menjadi kepala dari sekelompok orang baru bisa
berbicara seperti itu
Tapi belakangan nada bicaranya menjadi tidak sopan, terutama
perkataannya yang terakhir, kata-kata yang hanya keluar dari mulut
seorang berandalan. orang yang mengatakannya juga betul sekali.
Pakaian yang dikenakannya lebar dan besar, jubahnya terbuat
dari kain sutera, dari 20 buah lubang kancing yang dikancingkan
hanya 5-6 buah saja, dibawahnya ada sepasa kaki yang hanya
menggunakan sepatu yang sudah usang.
Bersambung-05 Jilid-05 Tapi yang terikat di pinggangnya adalah tas pinggang yang mahal
yang hanya digunakan oleh orang kaya. Tas itu adalah tas tempat
menyimpan uang yang diatasnya bertatahkan mutiara dan batu
berharga. Tampangnya sama sekali tidak menarik, tapi kalau dilihat
tampangnya juga tidak jelek.
Umurnya sudah tidak muda lagi, tubuhnya tinggi besar, kalau
tertawa tampangnya seperti anak kecil.
Yuan Bao merasa orang ini sangat menarik dan dia juga tiba-tiba
menyadari kalau Wu Tao juga merasa orang ini menarik.
orang yang menjengkelkan selalu membuat orang merasa tidak
senang, orang yang menarik selalu membuat orang merasa tertarik.
Pemikiran ini sangat sederhana sama seperti pemikiran akan
telur ayam bukan telur bebek, beberapa orang justru suka dengan
sengaja melakukan sesuatu yang membuat orang tidak senang.
orang ini keluar dari kumpulan orang-orang dan masih dalam
keadaaan tertawa. Dia berkata kepada Wu Tao sambil masih
tertawa, "Pesilat tangguh yang namanya menggegerkan dunia
persilatan yang sudah kutemui tidaklah sedikit, hari ini bisa melihat
ilmu silat pendekar, bisa dihitung sudah membukakan mata kita."
Dia menghela nafas dengan sengaja lalu berkata,
"Sayangnya aku masih merasa sedikit menyesal."
"oh?"
"Yang sangat disesalkan adalah sampai saat ini aku masih belum
tahu bagaimana seharusnya menyapa pendekar?" orang ini berkata,
"Apakah tuan Wu atau bos besar sun?"
Dia lagi-lagi tertawa. "Mungkin aku seharusnya menyapa anda
dengan sebutan Li Jiang Jun baru benar."
Wu Tao balas bertanya, "Bagaimana seharusnya aku
menyapamu?"
"Terserah." orang ini tertawa sambil berkata,
"walau kau panggil aku sun si brengsek (wang ba dan) juga aku
tidak masalah."
Yuan Bao tiba-tiba ikut tertawa sambil memperlihatkan kedua
lesung pipinya.
"Kalau kau adalah telur kura-kura (wang ba dan), lalu bapakmu
apa" Kura-kura?"
Di antara kelompok orang itu ada yang menelan ludah, tapi
orang ini malah menyuruh orang-orangnya mundur, lalu berkata
sambil tertawa,
"Kau menyebutku brengsek belum tentu aku benar-benar
seorang yang brengsek." orang yang tidak menyebut dirinya
brengsek mungkin justru penjahat besar, ini adalah dua hal yang
berbeda. "Ada benarnya juga." Yuan Bao bertanya padanya,
"Kalau begitu kau itu orang brengsek atau bukan?"
"Aku kelihatannya mirip tidak?"
"Tidak mirip." Yuan Bao mengedipkan matanya.
"Kamu kelihatannya paling-paling juga mirip seperti penjahat."
orang ini tertawa terbahak-bahak. tertawanya sangat gembira,
bahkan tampang marah sedikit pun tidak ada.
"Kau sendiri tidak seperti roti bundar (Yuan Bao)." Dia berkata,
"Kalaupun ada sedikit kemiripan, hanya mirip seperti yang
kubuat waktu aku kecil dulu dengan menggunakan tepung dari
lumpur dan bahkan di dalamnya dibubuhi racun."
Yuan Bao tertawa terbahak-bahak. juga tidak ada tampang
marah sedikit pun.
"Yang satu adalah roti lumpur bundar yang dibubuhi racun, yang
satu lagi adalah penjahat menengah, tidak atas juga tidak bawah,
ternyata kita berdua bukanlah barang yang bagus."
"Kau adalah barang bagus,"
"aku bukanlah barang." orang ini mengedipkan matanya dan
berkata, "aku manusia."
Wu Tao yang menatapnya dari tadi tiba-tiba bertanya,
"Apakah margamu Tian?"
"Benar."
orang ini hanya bisa mengakuinya karena dia benar-benar
bermarga Tian. "Apakah kau putra Tian Yong Hua, Tian Ji Zi?"
"Akulah orangnya."
"Mengapa dari tadi kau tidak mau mengatakannya?"
"Aku masih belum tahu siapa dirimu,"
"mengapa aku harus mengatakan siapa diriku sebenarnya?" kata
Tian Ji Zi. "Apa yang perlu kau ketahui sudah cukup banyak." Wu Tao
berkata, "Yang perlu kuketahui juga sudah cukup banyak."
"Kau tahu apa?"
"Kau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang kalian cari" kata
Wu Tao. Matanya terlihat bercahaya.
"Aku tahu dalam tasmu terdapat setangkai Chui Mao Duan Fa,
sebuah pisau lentur, dan jUga ada
Bukit Pemakan Manusia 17 Kekaisaran Rajawali Emas Pendekar 4 Alis I Karya Khu Lung Golok Yanci Pedang Pelangi 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama