Ceritasilat Novel Online

Raja Naga 7 Bintang 3

Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung Bagian 3


13 buah senjata gelap yang
digunakan Tian Yong Hua dulu yang sangat terkenal yang disebut Fei
Hua Qi" Tian Ji Zi menghela nafasnya, tertawa pahit dan bertanya,
"Apakah ada hal di dunia ini yang tidak kau ketahui?"
"Ada satu."
"Yang mana?"
"Kau datang kemari untuk mencariku, aku adalah orang yang kau
cari, di sisi pinggangmu ada pisau dan kau bisa segera
mengeluarkannya," kata Wu Tao dengan dingin.
"Tapi mengapa kau masih belum turun tangan?"
"Karena aku tidak pantas."
Ada sebagian orang yang sampai mati pun tidak akan
mengeluarkan perkataan seperti itu, Tian Ji Zi malah
mengatakannya sambil tertawa, bahkan berkata,
"Bahkan tuan besar kami pun berkata bahwa aku tidak pantas
untuk menjadi lawanmu, mana berani aku turun tangan."
"Lalu mengapa kau datang kemari?"
"Aku hanya datang untuk melihat kau itu orang yang seperti
apa." Tian Ji Zi berkata,
"sayangnya yang benar-benar menjadi lawanmu sudah terlebih
dulu pergi ke tempat lain, jika tidak dia juga pasti datang ke tempat
ini." "siapa dia?"
"Xiao Jun." Tian jiZi berkata,
"Hatinya bagaikan besi, pukulannya bagaikan petir, kepala
bagian penerapan hukuman baru di perkumpulan pengemis, Xiao
Jun." Wu Tao tertawa dingin. "Kau kira dia pantas menjadi lawanku ?"
"Dia sendiri berkata bahwa mungkin dia juga tidak pantas," Tian
Ji Zi menghela nafasnya.
"Tapi dia tidak bisa tidak untuk mencobanya."
"Mengapa dia tidak datang mencariku?"
"Dia sudah mencarimu seharian."
"Mencariku kemana?"
"Dia memperhitungkan bahwa kau pasti pergi ke rumah judi
mencari orang yang menyuap Qiu Bu Dao." Tian Ji Zi berkata,
"saat ini dia mungkin sudah ada di dalam rumah judi itu
menunggumu."
"Mengapa kau tidak pergi ke sana?"
Tian Ji Zi lagi-lagi menghela nafasnya.
"Karena aku jauh lebih bodoh, aku selalu salah perhitungan akan
hal seperti ini, maka dari itu hanya bisa duduk menunggu di dalam
rumah. Tapi tak disangka orang bodoh malah mendapat rejeki buta,
dia tidak menemukanmu justru malah ditemukan olehku."
Wu Tao waktu itu mengeluarkan suara tertawa yang keras,
kesedihannya berkurang, mungkin hanya sedikit orang yang tidak
bisa mendengarnya. Yuan Bao tiba-tiba bertanya kepadanya,
"Kita pergi tidak?"
"Pergi kemana?"
"Pergi ke rumah judi itu," kata Yuan Bao.
"Aku belum pernah melihat yang benar-benar rumah judi itu
tempat yang seperti apa."
Mata Wu Tao lagi-lagi bersinar, dia berkata dengan datar,
"Kau akan segera melihatnya."
suasana hati Yuan Bao langsung berubah menjadi senang,
sepertinya sama sekali tidak tahu ada berapa banyak musuh dan
berapa banyak pembunuh yang bersembunyi di dalam rumah judi
itu sepertinya dia juga sudah lupa betapa menakutkannya orang
seperti Xiao Jun itu. hanya ingin secepatnya sampai disana, dia
hanya berpikir menjudikan barang milik ibunya dengan sebaikbaiknya.
Tian Ji Zi juga ikut gembira.
"Bagus, aku akan menunjukkan jalan bagi kalian," katanya.
"Kalau kau tidak punya modal, aku akan memberi pinjaman
padamu." "Kau punya uang?"
"Tentu saja ada," seru Tian Ji Zi. "Ada berkantong-kantong uang."
Dia benar-benar mengeluarkan sekantong uang, tapi sayangnya
semuanya hanya terdiri dari beberapa uang tembaga dan pecahan
uang perak. "Apakah uang yang kau miliki hanya sedikit begini?" Yuan Bao
sangat kecewa. "Ini adalah seluruh harta yang kumiliki, kau jangan mengeluh."
Yuan Bao tertawa pahit sambil menggelengkan kepalanya.
"Kelihatannya kalian orang berada dengan aku si pengemis kecil
sama sekali tidak berbeda jauh."
Tian Ji Zi mendadak membalikkan wajahnya, berkata dengan
sungguh-sungguh,
"seseorang tidak boleh memilki harta yang banyak.
memasukkannya dengan tangan kiri dan menghabiskannya dengan
tangan kanan dan menghabiskannya sampai puas. sesudah habis
tidak perlu banyak pikiran, jauh lebih puas."
"Betul." Yuan Bao setuju sekali.
"Jika harta seseorang terlalu banyak. digunakan pun tidak akan
ada habisnya, dibuang malah sakit hati,juga takut dicuri dan
dirampok, takut ditipu, takut dipinjam orang. setelah mati tidak
dapat membawa sepeserpun. Kalau begitu malah jadi tidak puas."
"Betul juga."
"Asalkan bisa menghabiskannya dengan gembira, baru bisa
disebut orang kaya, kata" Tian Ji Zi.
"Maka dari itu aku disebut orang kaya."
"Tentu saja."
"Jadi ini adalah seluruh hartaku sebagai orang kaya, hanya ada
sebanyak ini, tidak takut dicuri atau dirampok, juga tidak takut
dipinjami orang." Tian Ji Zi berkata
"Jadi asalkan kau membuka mulut, aku akan meminjamkannya
padamu." Ada orang yang mau meminjamkan uangnya padamu tentu saja
suatu hal yang mengembirakan, tapi tak disangka Yuan Bao justru
berubah menjadi lebih hati-hati dan waspada, lalu bertanya kepada
Tian Ji Zi, "Apakah kau perlu jaminan?"
"Tidak perlu."
"Apakah perlu bunga?"
"Juga tidak perlu."
Zaman sekarang ini persyaratan seperti itu sudah jarang ada,
Yuan Bao ternyata masih mau bertanya satu kali lagi,
"Boleh tidak jika aku tidak mengembalikannya kepadamu?"
Tian Ji Zi tertawa. Pertanyaannya kepada Yuan Bao lebih serius
dibandingkan pertanyaan Yuan Bao kepadanya.
"Boleh tidak jika aku tidak mau kau mengembalikannya?"
"Boleh."
Yuan Bao menjawabnya dengan sangat puas dan dalam sekejab
langsung mengambil seluruh harta kekayaan Tian Ji Zi.
Meminjamkan uang dengan cara seperti itu memang sudah
jarang sekali ditemukan, bahkan memberikannya begitu saja malah
lebih jarang lagi. Tapi kedua orang itu sangat gembira
"Jika aku adalah bos besar sun, kita tidak akan bisa gembira
seperti ini," kata Tian Ji Zi.
"Karena jika aku memiliki uang yang banyak seperti dia, aku tidak
akan mungkin memberikan semua hartaku kepadamu begitu saja,
kau juga tidak akan berani meminjam dariku."
Yuan Bao tertawa keras.
"untung sekali kau bukan bos besar sun, hanya seorang penjahat
yang tidak berarti."
"sedikit pun tidak salah." Tapi Yuan Bao tetap saja salah.
sebenarnya dia tidak perlu sampai meminjam modal, karena
sesudah mereka sampai di tempatjudi itu, yang dipertaruhkan tidak
mungkin uang. Yang mau mereka pertaruhkan adalah nyawa
mereka. ooo)o(ooo BAB IX BERTARUH ORANG TIDAK BERTARUH NYAWA.
Tanggal l7 bulan 4, malam hari......
Lentera sudah dinyalakan, baru saja dinyalakan sebanyak 196
buah lentera berbentuk lampion yang cantik seperti yang dipasang
di istana. Pemilik rumah judi Ru Yi Du Fang, bos besar Tang adalah orang
yang sangat memperhatikan kemewahan, dan dia selalu merasa
bahwa sebagian besar orang senang pergi ke tempat yang sinar
lenteranya paling terang. Walaupun hanya untuk mengantarkan
sedikit uang, sudah pasti lebih baik di tempat yang sinar lenteranya
paling terang. oleh karena itu, walaupun pak tua yang bertanggung jawab atas
perbaikkan dan penataan rumah judi tersebut berpendapat bahwa
paling banyak menyalakan lentera sebanyak 80-90 buah saja sudah
cukup, tetapi bos besar Tang tetap menyalakan sebanyak 196 buah.
Dia tidak salah.
Keuntungan yang diperoleh Ru Yi Du Fang jauh lebih banyak jika
dibandingkan dengan 18 rumah judi lainnya yang berada di dalam
kota ini. Bos besar Tang adalah orang yang jarang melakukan kesalahan.
sekarang dia sudah tidak perlu melakukan apa pun.
Yang perlu dilakukannya belakangan ini adalah duduk di dalam
rumah menunggu uang datang, jika tidak ada uang perak. uang
emas juga boleh.
sinar yang keluar dari 196 buah lampion cukup terang. Di bawah
sinar lentera, bahkan masih bisa melihat dengan jelas keriput di
mata wanita yang telah berumur 35 tahun yang sudah didandan
seharian. Xiao Jun sepertinya tidak melihat apa pun.
Ada berbagai macam orang yang ada di dalam rumah judi, ada
yang menarik untuk dilihat dan ada yang tidak.
Ada bermacam-macam kejadian yang sering terjadi di dalam
rumah judi, ada kejadian yang menarik dan ada yang tidak.
Xiao Jun sama sekali tidak memperhatikannya.
Di dalam rumah judi tentu saja ada berbagai macam permainan
judi Berbagai macam orang datang ke rumah judi justru untuk
bermain satu dua jenis permainan judi. Walaupun mereka tahu
setiap saat bisa kehilangan istri mereka karena kalah taruhan,
mereka masih mau mencoba bertaruh. Xiao Jun tidak berjudi.
Tidak ada seorang pun yang tahu apa tujuannya datang ke
tempat ini, dan tidak ada seorang pun yang berani menanyakannya.
Raut wajahnya terlalu menakutkan, dibawah sinar lentera dari
196 buah lampion, raut wajahnya semakin terlihat menakutkan.
Di bawah sinar lentera seperti itu, wajahnya seperti yang tembus
pandang saja. saat lentera baru dinyalakan, Tian Ji Zi datang membawa Wu Tao
dan Yuan Bao. semua orang di dalam rumah judi tersebut tentu saja
mengenal Tian Ji Zi.
Dia bukanlah jenis orang yang selalu berkelakuan baik yang tidak
pernah makan, minum, main perempuan, dan berjudi, Dia
merupakan teman baik dari bos besar Tang.
Jika orang yang bergerak di bisnis ini ingin bisa berdiri di atas kaki
mereka di kota Ji Nan ini, mereka pastilah harus menjadi teman dari
partai Panji Bunga, jika tidak ruangan yang luas yang diterangi oleh
196 buah lentera ini pasti paling sedikitnya sudah dihancurkan
orang sebanyak 196 kali.
oleh karena itu sewaktu Tian Ji Zi masuk ke dalam rumah judi, dia
terlihat sangat sombong. Tidak peduli kenal atau tidak. semua orang
pasti ingin menyapa dia.
Bisa bercakap-cakap dengan Tian Ji Zi adalah suatu kejadian yang
membuat seseorang menjadi terpandang, apalagi kalau bisa
memanggilnya dengan panggilan kakak Tian maka bisa lebih
terpandang lagi.
orang yang mencari muka seperti mereka sepertinya tidak
sedikit, sekelompok besar orang datang untuk menyapanya,
"Kakak Tian, anda mau bermain apa hari ini?"
"Hari ini aku tidak ingin main." Tian Ji Zi malah berkata,
"Hari ini aku sengaja datang mambawa kedua orang temanku ini
kemari untuk bermain. Mereka berdua adalah tamu
kehormatanku."
orang yang bisa menjadi tamu kehormatan kakak Tian pastilah
orang yang sangat terpandang.
Walaupun Wu Tao dan Yuan Bao sama sekali tidak seperti orang
terpandang, tapi tidak ada orang yang berani memandang rendah
kepada mereka. Xiao Jun tidak melihatnya.
Dia tidak melihat mereka, mereka juga sepertinya tidak melihat
dia. Dia selamanya seperti hidup di dunia lain, yang bisa dilihatnya
hanya kejadian yang ada di dunia itu. Yang mereka lihat hanyalah
balok-balok Pai Jiu (sejenis domino dari kayu).
Bermain Pai Jiu sangatlah menyenangkan, asalkan tidak kalah
maka akan sangat menyenangkan. semua permainan judi sangat
menarik. asalkan tidak kalah maka semuanya menarik.sayangnya,
dari sepuluh kali judi, sembilan kali kalah. Malah mungkin lebih dari
sembilan. "Anda berdua senang bermain apa?"
"Pai Jiu"
Kedua tamu kehormatan Tian Ji Zi segera dibawa ke sebuah meja
judi Pai Jiu yang paling besar.
"Anda berdua mau bertaruh di pintu mana?"
"Pintu langit"
orang yang biasanya bertaruh dipintu langit segera menyingkir.
Bandarnya bukan orang dari dalam rumah judi. orang yang
membuka rumah judi sama sekali tidak berjudi, jika tidak rumah judi
ini bisa-bisa kalah bertaruh. Rumah judi hanya mengambil
persentase dari hasil kemenangan judi.
Yang menjadi bandarnya adalah orang yang berperut besar.
Perutnya besar sekali, dompetnya juga besar sekali, dan kepalanya
juga tidak kecil. Jika bukan seteru, bagaimana mungkin jadi bandar
di rumah judi"
Yuan Bao segera mempertaruhkan semua uang yang didapatnya
dari Tian Ji Zi di atas meja judi, lalu mengangkat mukanya
memandangi bandar.
Dia berharap bandar juga melihat dia, sedikitnya menunjukkan
rasa memuji padanya, memuji semangat dan keroyalannya.
Yang ingin ditunjukkan oleh bandar itu hanyalah melemparkan
pengemis kecil ini keluar dengan sekali cukul dan memanggil
kembali orang yang bertaruh dipintu langit tadi. Tapi sayang dia
tidak berani melakukannya.
Tidak ada orang yang berani berbuat tidak sopan kepada teman
Tian Ji Zi. Bandar segera melemparkan dadu dan yang muncul adalah
angka tiga, pintu langit jalan duluan, bandar mengambil balok kartu
ke tiga. Kartu ketiga ternyata adalah kartu Dui Huei Hua Bao Zhi, jika
bukan karena pengemis kecil ini mengacaukan keadaan, bandar bisa
meraup kemenangan dari pintu langit lebih dari 1000 liang emas
karena kartu pintu langit adalah kartu Lan wu Er. Yuan Bao kalah
habis-habisan, tidak ada uang sedikit pun yang tersisa.
Di atas meja judi hanya tinggal pintu langit yang belum
memasang taruhan, semua orang sedang menunggu, bandar juga


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sedang menunggu dengan ekskresi, yang hendak menangis tapi
tidak bisa menangis ingin tertawa tetapi tidak bisa tertawa,
menunggu mereka meletakkan taruhan mereka.
Yang bisa dia pertaruhkan hanyalah dirinya sendiri.
Tian Ji Zi tiba-tiba bertanya padanya,
"Mengapa kau tidak menjadikan dirimu sebagai taruhan di meja
judi" Apakah kau lupa bahwa kau adalah sebuah barang berharga?"
Bandar terkesiap.
Tian Ji Zi malah berkata begitu Jika pengemis kecil itu benarbenar
naik ke atas meja sebagai taruhan dan menganggap dirinya
benar-benar sebuah barang berharga, bagaimana"
Tak disangka kali ini Yuan Bao justru menggelengkan kepalanya
dan berkata, "Aku tidak dapat berbuat seperti itu."
"Mengapa?"
"Karena aku adalah barang berharga yang tidak ternilai
harganya, takut kalian tidak pantas untuk menerimanya."
Bandar mengendurkan emosinya, semua orang mengendurkan
emosi mereka. Tian Ji Zi malah masih saja bertanya padanya,
"Kali ini apa yang akan kau pertaruhkan?"
"Aku ingin mempertaruhkan sedikit uang emas."
"Uang emas?" Dari seluruh tubuh pengemis kecil ini bahkan
sedikit serpihan dari uang emas pun tidak ada, bahkan Tian Ji Zi juga
tidak dapat menahan diri untuk bertanya,
"Di mana uang emas itu?"
"Di sekitar sini, di mana-mana juga ada." Yuan Bao berkata
dengan sangat yakini
"Asalkan aku pergi mengambilnya, setiap saat bisa
mendapatkannya."
"Kapan kau berencana untuk mengambilnya?"
"sekarang juga." Yuan Bao segera melangkahkan kaki menuju
keluar dari rumah judi itu.
"Kalian tunggu saja di sini, aku akan segera kembali."
siapa yang berani menunggu dia" siapa yang berani percaya
kalau dia benar-benar pergi untuk mengambil uang emas" siapa
yang berani pecaya dia akan kembali dengan membawa uang emas"
Muka bandar itu diliputi dengan tawa. sekarang bagaimana pun
juga pintu langit sedang kosong,
"tuan manakah yang mau bertaruh di sini?"
Wu Tao tiba-tiba berdiri "Aku," dia berkata.
"Aku mau, kau menyingkirlah."
Bandar tidak bisa tertawa. "Mengapa aku harus menyingkir?"
WuTao berkata dengan datar,
"Karena apa yang ingin aku pertaruhkan, kau tidak pantas untuk
mempertaruhkannya bahkan kalah pun tidak pantas."
Bandar terpaku. Tiba-tiba terdengar suara seseorang berkata
dari belakangnya,
"Menyingkirlah, biar aku saja."
Begitu membalikkan kepalanya, dia langsung melihat orang yang
bermuka putih pucat seperti mayat, sama seperti orang mati yang
sudah berada di dalam gua es selama tiga bulan.
siapa yang berani menyinggung orang seperti itu"
Bandar itu menyingkir, orang-orang yang bertaruh di kedua pintu
lainnya juga menyingkir, tapi ada juga yang merasa enggan untuk
meninggalkan meja judi itu terlalu jauh.
semua orang bisa melihat bahwa kedua orang ini bakal berjudi
dengan memukau.
Tian Ji Zi tentu saja tidak akan pergi karena hanya dia yang tahu
kalau kedua orang ini tidak hanya akan berjudi dengan memukau,
tapi juga akan amat sangat memukau. Hanya satu yang disayangkan
yaitu dia masih belum tahu siapa yang menginginkan nyawa siapa.
196 buah lentera lampion yang menerangi ruangan yang suram
itu semuanya sepertinya hanya menerangi wajah kedua orang itu.
Wajah kedua orang itu terlihat mirip seperti orang mati. Wu Tao
bertaruh di pintu langit, Xiao Jun menjadi bandar.
"Kau datang, aku juga datang," kata Xiao Jun.
"Kau ingin berjudi, aku akan menemanimu berjudi."
"Bagus sekali."
"Aku pantas atau tidak?"
"Kau pantas," kata Wu Tao.
"Hanya kau yang pantas menemaniku berjudi."
"Kau mau bertaruh apa?"
"Bertaruh nyawa?"
"Bertaruh nyawa" Memangnya berapa banyak nyawa yang kau
miliki?" "satu," kata Xiao Jun.
"satu saja juga cukup,"
"Tidak cukup,"
"Mengapa tidak cukup?"
"Tidak peduli berapa banyak nyawa yang pernah kau miliki dulu,
tapi sekarang ini pastinya hanyalah tersisa satu."
"Justru karena kita masing-masing hanya memiliki satu buah
nyawa saja, makanya tidak cukup," kata Wu Tao.
"Maka dari itu kita tidak bisa bertaruh nyawa."
"Mengapa?"
"Karena kalau sekali kalah, maka tidak ada kesempatan lagi,"
kata Wu Tao. "Kalau begitu judi jadi tidak menarik. juga tidak memuaskan."
"Jadi judi yang bagaimana yang kau inginkan?"
"Aku selalu bertaruh orang, tidak bertaruh nyawa."
"Bertaruh orang?" Xiao Jun tidak mengerti.
"Apa bedanya bertaruh orang dengan bertaruh nyawa?"
"Tentu saja sama sekali berbeda," kata Wu Tao.
"Kita hanya memiliki satu buah nyawa yang bisa dipertaruhkan,
tetapi orang yang bisa kita pertaruhkan sangatlah banyak."
"orang yang ingin kau pertaruhkan bukan dirimu sendiri?"
"Tentu saja bukan."
"siapa yang ingin kau pertaruhkan?"
"Dia."
Wu Tao mengeluarkan satu buah jarinya dan menunjuk kepada
orang yang berambut hitam, bermuka hijau, dan mengenakan baju
abu-abu. "Kali ini kita akan mempertaruhkan dia terlebih dulu, siapa yang
menang maka dia akan jadi milik siapa."
Wajah orang yang mengenakan baju abu-abu itu memang sudah
kehijau-hijauan, sekarang bahkan lebih hijau lagi seperti rumput.
Tapi dia tetap berdiri di tempat, tidak bergerak sama sekali.
Tian Ji Zi tiba-tiba tertawa keras.
"Cara berjudi seperti itu sangat bagus, benar-benar bagus. Mau
berjudi bagaimana pun, sama sekali tidak merugikan diri sendiri
orang yang dikeluarkan karena kalah pun orang lain. Bahkan mau
dikalahkan sampai habis-habisan pun tidak masalah."
"Ada sangkut pautnya." Wu Tao bertanya dengan dingin
"Jika kau menang, apakah kau bisa menjamin bisa menangkap
orang itu untuk diserahkan kepadaku?"
"Tidak bisa," Tian Ji Zi mengakui.
"Aku sama sekali tidak bisa menjamin."
"Kalau begitu, jika kau kalah?" Tian Ji Zi tidak berkata lagi. Wu
Tao bertanya lagi kepada Xiao Jun,
"Kalau kau?"
Xiao Jun juga tidak bersuara, dia melemparkan dadu dan
memisahkan kartu, kartu pertama ada empat titik, kartu selanjutnya
adalah kartu Bie shi.
Bisa mendapatkan kartu Bie shi bukanlah hal yang mudah. Tapi
kali ini Xiao Jun justru bisa mendapatkannya dalam sekejap.
Tian Ji Zi tiba-tiba melompat menghampiri orang berbaju abuabu
itu dan berkata,
"Lari, cepat lari, orang itu sudah kalah dan kau sudah menjadi
milik orang lain, kau masih tidak mau lari?"
orang berbaju abu-abu itu tidak lari, bukan hanya tidak lari tapi
malah pergi menghampiri WuTao dan berdiri di depannya. Wajah
yang diliputi warna hijau itu penuh dengan tawa, tapi tawa yang
bisa membuat bulu kuduk berdiri
"Apakah aku sudah dikalahkan olehmu?" Dia malah bertanya
kepada Wu Tao dengan sungguh-sungguh .
"Betul."
"Jadi sekarang aku adalah milikmu, kalau begitu terimalah aku."
orang lain tanpa sebab dan dengan sembarangan membuat
dirinya sebagai bahan taruhan, tapi dia malah masih menganggap
bahwa hal ini adalah hal yang biasa, bahkan tidak ada tampang
terhina atau tidak terima sedikit pun. Bahkan anehnya masih ada
orang yang mau menerimanya. Tian Ji Zi tercengang. seumur
hidupnya belum pernah dia bertemu orang seperti itu, yang lain pun
belum pernah. Lebih aneh lagi, selain dia masih ada dua belas orang lagi yang
berpakaian abu-abu yang dandanannya mirip seperti dia yang maju
ke depan, semuanya mendekati Wu Tao dan berdiri di hadapannya
dan berkata dengan nada suara yang aneh,
"Kalau begitu terimalah kami juga."
"Aku hanya memenangkan satu orang, bagaimana mungkin aku
menerima kalian semua?"
"Kami semua adalah satu orang." Ke 13 orang itu berkata secara
bersamaan. "Hanya saja kami ini sedikit berbeda dengan orang biasa."
"Berbeda apanya?"
"orang lain hanya memiliki satu nyawa, bahkan kau sendiri juga
hanya memiliki satu nyawa."
"Lalu kalian?" tanya Wu Tao.
"Berapa nyawa yang kalian miliki" Tiga belas" Kami punya 999
nyawa." "999 nyawa itu semuanya milik satu orang?"
"Betul."
Wu Tao mengeluh.
"siapa pun yang memiliki nyawa sebanyak itu pasti tidak akan
takut mati."
Ketiga belas orang berpakaian abu-abu itu serentak
mengganggukkan kepalanya, lalu dengan tiba-tiba mereka
menyerang secara serentak.
Mereka semua menggunakan tangan kiri, tapi mereka semua
tidak memiliki tangan kiri. Tangan kiri ketiga belas orang itu sudah
dipotong orang, yang dipasangkan di tangan kiri mereka adalah
sebuah jepit baja berbentuk aneh yang kemilauan. Kelihatannya
unik, jelek- keji, juga gerakannya sangat lincah.
Tidak ada seorang pun yang pernah melihat mereka
mengeluarkan tangan kiri mereka juga tidak ada orang yang melihat
mereka mengeluarkan jepit baja mereka. sekarang mereka secara
serentak menyerang dengan licik dan menakutkan.
Jurus yang digunakan ketiga belas orang itu untuk menyerang
sebenarnya sangat sederhana, sepertinya mereka hanya
menggunakan satu jurus yang sama. Tetapi kedudukan menyerang
setiap orangnya sangat aneh dan koordinasi mereka sangat baik,
Ketiga belas jepit baja itu sepertinya dibuat dari satu gagang baja
yang sama. Ketiga belas orang itu bagaikan mesin yang rumit dan
sempurna. Jepit baja di tangan ketiga belas orang itu sudah menyerang ke
bagian tubuh Wu Tao pada pergelangan kaki kiri dan kanan, lutut
kiri dan kanan, pergelangan tangan kiri dan kanan, siku lengan kiri
dan kanan, tulang belikat di kri dan kanan, bagian atas kepala, leher
bagian belakang, dan tenggorokan.
Di saat itu, semua persendian yang vital di tubuh Wu Tao dari
atas sampai bawah sudah berada dalam genggaman mereka, semua
jalan untuk melarikan diri sudah tertutup.
Jika dia adalah manusia kayu, akan segera dipatahkan, jika dia
adalah manusia batu, maka akan sebera dihancurkan.
Walaupun dia adalah manusia besi sekalipun, pasti tidak akan
bisa lolos oleh jepitan jepit baja itu.
semua orang mengira riwayatnya pasti tamat. Tetapi tidak ada
seorang pun yang tahu apakah dia sudah mati atau belum.
Karena sesaat sebelumnya, ke-196 lentera lampion yang ada
disana tiba-tiba padam.
Ruangan besar yang dipenuhi oleh cahaya lentera itu mendadak
diselimuti oleh kegelapan yang pekat sampai tidak bisa melihat lima
jari yang ada di tangan, bahkan jepit baja yang berkilauan milik
ketiga belas orang itu pun tidak terlihat. Ada sebagian orang yang
suka kegelapan.
Ada sebagian orang yang hanya di dalam kegelapan baru bisa
melakukan sesuatu yang biasanya tidak ingin dilakukannya atau
tidak boleh dilakukan atau tidak bisa diakukannya. Ada sebagian
orang yang hanya dalam kegelapan saja baru bisa terwujud.
Ada sebagian manusia dalam sejarah yang menggunakan akalakal
dan cara-cara yang misterius dan aneh yang baru bisa
dikeluarkan atau dilakukan di tengah kegelapan. Tapi kegelapan
tetap saja menakutkan.
sikap manusia terhadap kegelapan selamanya akan ada
semacam rasa takut yang sukar untuk dijelaskan.
Di tengah kegelapan itu, orang-orang yang berada di dalam
rumah judi Ru Yi Du Fang saling menjerit, berteriak dan bergerak ke
sana kemari, tapi keadaan segera menjadi tenang.
Karena ke-196 lentera lampion yang ada di tengah ruangan judi
itu segera menyala kembali sebanyak 36 buah.
Ketika lentera sudah dinyalakan, semua orang segera menyadari
bahwa ketiga belas orang berbaju abu-abu itu sudah menghilang.
wu Tao pun ikut menghilang.
sesudah 36 buah lentera yang lain dinyalakan, semua orang
mendengar suara pengurus rumah judi yang sedang berteriak
dengan keras, "Tuan besar Tang sudah menyiapkan 100 guci arak yang bagus
dan 100 meja yang penuh hidangan untuk menjamu anda sekalian.
semua tamu yang datang pada hari ini adalah tamu kehormatan bos
besar Tang jadi tidak dipungut biaya sedikit pun."
Ketika 196 buah lentera semuanya telah menyala, semua orang
sudah melihat ada orang yang membawa masuk arak. sayuran, serta
lauk pauk ke dalam ruangan. Di saat yang sama, mereka juga
melihat pengemis kecil yang tadi pergi keluar itu menjinjing kantung
yang sangat besar dan berat masuk ke dalam.
Tidak ada orang yang bisa memadamkan lentera sebanyak 196
buah dalam waktu sekejap.
Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana caranya semua
lentera itu bisa padam. Tidak ada seorang pun yang tahu mengapa
Wu Tao dan ketiga belas orang yang berbaju abu-abu itu tiba-tiba
menghilang" Tidak ada seorang pun yang tahu kemana mereka
pergi. Tetapi semua orang melihat Yuan Bao menjinjing kantung itu
masuk ke dalam dan menaruhnya di atas meja sampai
mengeluarkan bunyi buk. Dengan mendengar suara buk. siapa
punjuga bisa menduga bahwa kantung itu berisikan sesuatu yang
berat dan beratnya seperti uang emas.
Pengemis kecil ini ternyata benar-benar kembali dengan
membawa uang emas untuk berjudi. Dari mana dia mendapatkan
uang emas yang begitu banyak"


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Xiao Jun masih duduk di sana, duduk di tempat yang sama
seperti sebelum semua lentera padam. Wajahnya pun sama sekali
tidak ada ekspresi sama seperti sebelum semua lentera padam,
seperti yang tidak terjadi apa pun.
Berguci-seguci arak ang bagus dan berpiring-sepiring sayuran
sudah mulai dihidangkan. Tian Ji Zi menggelengkan kepalanya
sambil mengeluh, berkata sambil berguman,
"orang ini pasti gila menjamu dan punya penyakit takut kaya."
Yuan Bao menaruh kantungnya dan mendengar perkataan yang
tidak ada seorang pun yang mengerti ini, tidak dapat menahan
dirinya untuk bertanya,
"Gila, menjamu itu apa maksudnya?"
"Itu artinya orang yang suka menjamu orang sampai seperti
orang gila."
"Lalu penyakit takut kaya itu apa artinya?"
"Artinya orang ini takut dirinya terlalu kaya terlalu banyak uang,
makanya sampai mati-matian menjamu orang."
Tian Ji Zi menghela nafasnya.
"Padamnya lentera sama sekali tidak ada hubungannya
dengannya, tapi dia masih juga mau menjamu orang. siapa orang
ini?" "selain bos besar Tang pemilik tempat ini, siapa lagi?"
"Bagus," kata Yuan Bao sambil mengacungkan ibu jarinya.
"Bos besar di sini benar-benar memiliki tampang seorang bos,
aku menyukainya."
Tian Ji Zi lagi-lagi menghela nafasnya.
"Lebih baik kau tidak menyukainya, itu lebih bagus."
Yuan Bao tentu saja bertanya, "mengapa?"
"Karena dia sudah pasti tidak akan menyukaimu."
"Dari mana kau tahu bahwa dia sudah pasti tidak akan
menyukaiku?"
sepertinya Tian Ji Zi ingin berbicara hal yang lain, tapi tiba-tiba
berubah pikiran dan berkata,
"Temanmu sudah menghilang tapi kau sepatah kata pun tidak
menanyakannya, orang yang tidak setia kawan seperti dirimu itu
siapa yang bakal suka?"
"Walaupun sekarang dia menghilang, tapi pasti akan kembali,
untuk apa kutanyakan sekarang?" Yuan Bao berkata dengan yakin.
"Tunggu dia pulang baru kutanyakan juga tidak terlambat."
"Kau salah," Tian Ji Zi juga berkata dengan nada yakin.
"Temanmu itu tidak akan kembali."
"Mengapa?"
"seseorang jika sudah mati, bagaimana mungkin bisa kembali?"
Yuan Bao tertawa terbahak-bahak sampai perutnya sakit.
"Mengapa kau sampai berpikir bahwa dia akan mati" Kalau
orang seperti ia bisa mati, maka setengah orang di dunia ini pasti
sudah mati dari dulu."
Tian Ji Zi menunggu tawanya mereda baru bertanya padanya,
"Menurutmu dia tidak akan mati" Dia pasti akan kembali?"
"Pasti."
"Apa yang ada di dalam kantungmu ini?"
"Tentu saja uang emas."
"Apakah kau mau bertaruh denganku?" Tian Ji Zi bertanya
kepada Yuan Bao.
"Mempertaruhkan semua uang emas di dalam kantungmu ini?"
"semua hartamu sudah habis kau berikan kepada orang lain,
kalau kau kalah, apa yang akan kaujadikan sebagai taruhannya?"
"Aku akan menjadikan orang sebagai taruhannya."
"Baik," kata Yuan Bao.
"Aku akan bertaruh denganmu, kalau dia tidak kembali dalam
waktu satu jam, aku boleh dikatakan kalah."
Tian Ji Zi tertawa keras.
"Kalau begitu kau sudah pasti kalah."
ooo)o(ooo BAB X BINTANG YANG PERTAMA
Tanggal 17 bulan 4, malam.........
Malam semakin pekat, sinar lentera semakin terang, ruangan
utama di rumahjudi Ru Yi Du Rang penuh dengan aroma arak,
aroma daging, aroma ikan, juga aroma riasan bedak para wanitanya.
Berbagai macam bau yang membaur menjadi satu itu malah
sepertinya berubah menjadi bau yang tidak enak. Ada banyak hal di
dunia ini yang seperti itu.
Yuan Bao menepuk-nepuk kantung yang dibawanya tadi dengan
perlahan. "Kau dengar tidak, tuanJi ini berkata bahwa aku sudah pasti
kalah. Aku sudah bersusah payah membawamu kemarijadi kau
jangan sekali-kali membuat aku kalah sehingga memberikanmu
kepada orang lain dengan begitu saja."
Kantung itu tidak bisa mendengar apa yang dikatakannya, tetapi
justru Tian Ji Zi yang mendengarkannya.
"Aku bukan tuan Ji tapi tuan Tian."
"Mau tuan Ji atau tuan Tian, kan hampir sama."
"Hampir sama?" Tian Ji Zi bertanya,
"Hampir sama bagaimana?"
"Kan ji (ayam) itu diberikan kepada orang untuk dimakan, Tian Ji
(katak) juga sama untuk dimakan."
Yuan Bao tertawa terkikik sambil berkata,
"sekarang ini aku ingin makan ayam. Ayam yang tidak dipungut
bayaran tidak setiap hari bisa didapat."
"Tunggu dulu."
"Aku sudah tidak sabar lagi, mengapa harus menunggu?"
"Karena aku masih punya dua hal yang harus kuberitahukan
kepadamu," kata Tian Ji Zi.
"Kau harus mengingatnya dalam hati."
"Baiklah. Bicaralah, aku akan mendengarkan."
"Tian Ji dan Ji tidak sama," Tian Ji Zi memberitahu Yuan Bao.
"Paling tidak ada tiga hal yang membedakan."
"Apa tiga hal itu?"
"Tian Ji memiliki empat buah kaki, sedangkan Ji hanya memiliki
dua kaki. Tian Ji bisa melompat dan lompatannya tinggi dan jauh,
sedangkan Ji tidak bisa melompat." Tian Ji Zi berkata, Tapi Ji bisa
menghasilkan telur, sedangkan Tian Ji tidak bisa."
"Benar juga," kata Yuan Bao sambil bertepuk tangan.
"Tak disangka ternyata kau adalah orang yang berpendidikan
juga, aku sangat kagum padamu."
"oleh karena itu kau harus sering datang memohon untuk
diajarkan olehku sehingga kau semakin lama akan semakin menjadi
orang yang berpendidikan."
"Tuan Tian, numpang tanya. Hal kedua yang ingin kau katakan
kepadaku itu, hal apa?"
"Jangan sekali-kali mempercayai orang dengan sembarangan,"
kata Tian Ji Zi
"Jika ada orang yang kembali dengan menjinjing kantung dan
bahkan dengan seenaknya mengatakan bahwa kantung itu berisikan
uang emas, jangan sekali-kali kau mempercayainya."
Yuan Bao melompat berdiri demikian juga dengan Tian Ji Zi, lalu
berteriak dengan suara tercekik seperti ayam jantan yang diinjak
lehernya. "Kau tidak percaya padaku" Tidak percaya bahwa kantung yang
aku bawa di dalamnya berisikan uang emas" Apakah tampangku
seperti tampang seorang pembohong?"
"Kau persis seperti orang yang sedang berbohong," Tian Ji Zi
berkata sambil tersenyum. "Persis sekali."
Yuan Bao melotot padanya, dengan marah melotot padanya,
tetapi tiba-tiba dia tertawa sendiri
"Memang sedikit mirip seperti orang yang menipu. Terkadang
aku mengaca sendiri di depan cermin dan merasa bahwa memang
agak mirip, kata Yuan Bao
"Jika ada orang yang merasa bahwa aku tidak mungkin menipu
orang, orang itu pasti orang dungu."
"Aku bukan orang dungu, makanya aku ingin melihat isi
kantungmu itu."
"Boleh saja, lihatlah."
Tak disangka Yuan Bao segera menyetujuinya, bahkan
menyorongkannya sendiri ke hadapan Tian Ji Zi.
Di dalam kantung itu tidak ada uang emas, bahkan tidak ada
serpihan emas sedikit pun. Di dalam kantung itu hanya ada
bongkahan besar berupa besi rongsokkan. Tian ji Zi tertawa.
"semua ini adalah uang emas?"
Yuan Bao sama sekali tidak tertawa, malah berkata dengan
sungguh-sungguh,
"Tentu saja, semuanya adalah uang emas, 100% emas asli."
Tian Ji Zi memandangi Yuan Bao. Tampangnya seperti pengantin
laki-laki yang dengan gembira memasuki kamar pengantinnya lalu
tiba-tiba menginjak kotoran anjing.
"Apa kau gila?"!!" Dia bertanya kepada Yuan Bao,
"Apakah kau punya penyakit aneh?"
"Aku tidak gila, aku juga tidak punya penyakit aneh, aku hanya
memiliki sebuah bintang." Yuan Bao masih berkata dengan serius,
"Maka dari itu, isi kantung ini pada mulanya mungkin hanyalah
besi rongsokkan saja, tetapi begitu berada di tanganku langsung
berubah menjadi uang emas, 100% emas.
"Kau memiliki sebuah bintang?" Ekspresi wajah Tian Ji Zi semakin
putus asa. "Bintang yang seperti apa?"
"sebuah bintang keberuntungan."
"Bintang keberuntungan?" Tian Ji Zi sepertinya sudah tidak lagi
mengganggapnya sebagai orang gila, bahkan masih bertanya
padanya, "Bintang keberuntungan dari mana?"
"Bintang yang jatuh dari langit," kata Yuan Bao.
"Langit menurunkan bintang keberuntungan, mengubah besi
menjadi emas."
Raut wajah Tian Ji Zi tiba-tiba berubah dan nada suaranya pun
berubah menjadi serius ketika bertanya pada Yuan Bao,
"Bisakah kau perlihatkan bintang itu padaku?"
"Tentu saja bisa."
Yuan Bao meraba badannya mencari benda itu kemudian
mengeluarkannya. Ternyata yang dikeluarkannya itu benar-benar
sebuah bintang, sayangnya bintang itu hanya bintang segi lima yang
dibuat dari kayu pada sebuah papan kayu dan terdapat huruf di
kedua permukaannya .
Tidak ada yang bisa melihat dengan jelas huruf apa yang tertera
di sana, mereka hanya melihat Tian Ji Zi menggunakan kedua
tangannya sewaktu menerima benda itu untuk dilihat, lalu
memberikannya kepada Xiao Jun untuk dilihat. Ekspresi wajah Xiao
Jun langsung berubah, bahkan dia menggunakan kedua tangannya
sewaktu menyerahkan kembali papan kayu itu kepada Yuan Bao.
Yuan Bao dengan tenang bertanya kepada Tian Ji Zi,
"Kau sudah melihat benda apa ini?"
"sebuah bintang," Tian ji Zi berkata dengan sungguh-sungguh.
"Bintang keberuntungan."
Yuan Bao menggunakan bintang itu menusuk-nusuk kantung
yang berisi besi rongsokkan itu dan bertanya kepada Tian Ji Zi,
"Apa isi yang ada di dalam kantung ini?"
"Uang emas," kata Tian Ji Zi.
"100% emas asli."
Yuan Bao tertawa. "Kalau begitu apakah sekarang aku sudah
boleh makan ayam?"
Kantung yang berisi besi rongsokkan itu bagaimana bisa tiba-tiba
berubah menjadi uang emas" Mengapa Tian Ji Zi bisa mengakui
benda itu sebagai uang emas"
Apa sebenarnya bintang itu" Mengapa bisa memiliki kekuatan
untuk mengubah besi menjadi emas" Tidak ada seorang pun yang
tahu. sebagian besar permainan di meja judi yang ada di rumah judi
sudah dimulai, yang kalah sepertinya hendak membalik tangan,
yang menang sepertinya ingin terus menang.
sewaktu perjudian sedang berlangsung, apapun yang terjadi di
luar pintu rumah judi itu tidak akan bisa mempengaruhi mereka.
Di dunia ini pun sangat sedikit yang bisa mempengaruhi nafsu
makan Yuan Bao.
Dia sudah mulai makan dan minum yang banyak, mumpung tidak
usah membayar. Yuan Bao tidak pernah ketinggalan bila
menyangkut makanan yang tidak dipungut biaya. Walaupun semua
orang mengatakan bahwa dia pasti kalah, bahkan taruhannya
adalah uang emas, dia juga tetap makan tanpa peduli.
Tian Ji Zi sudah mulai kagum padanya. Bocah tengik ini benarbenar
orang yang bisa dipercaya dan tidak peduli pada apa pun,
walaupun kalah sampai mati pun dia tidak akan peduli.
Xiao Jun yang jiwanya seperti berada di tempat yang sangat jauh,
tiba-tiba berkata dengan dingin,
"Dia tidak kalah, kau yang kalah." Yang kalah benar-benar Tian Ji
Zi. Begitu dia membalikkan kepalanya, dia melihat Wu Tao yang tadi
disangkanya pasti sudah mati berjalan dari luar masuk ke dalam
rumah judi. Kain yang melekat di badannya dari atas sampai bawah
tidak ada yang robek sedikit pun, bahkan rambut di kepalanya tidak
ada yang rontok satu helaipun.
Rambut di kepala Tian Ji Zi malah rontok beberapa puluh helai.
Jika bertemu dengan masalah yang tidak bisa dimengertinya, dia
akan menggaruk kepalanya tanpa henti. Dia sambil menggarukgaruk
kepalanya sambil bertanya kepada Wu Tao,
"Bagaimana caranya kau bisa kembali?"
"sepertinya dengan berjalan kaki," kata Wu Tao.
"Menggunakan kedua kakiku berjalan pulang."
"Mana yang lainnya?"
"Yang lainnya, siapa?"
"orang-orang yang tadi hendak memotong semua tulang dan
persendian yang ada ditubuhmu dari atas sampai bawah dengan
jepit baja mereka."
"Mereka juga sudah kembali."
"Lalu mereka sekarang ada di mana?" Tian Ji Zi tidak mengerti.
"Mengapa aku tidak melihat mereka?"
Wu Tao berkata dengan dingin,
"Karena mereka tidak kembali dengan seutuhnya, hanya
sebagian kecil saja yang kembali."
Bagaimana mungkin seseorang bisa kembali hanya sebagian kecil
saja" Tian Ji Zi semakin tidak mengerti, tapi dia segera mengerti.
Yang ada di dalam kantung tadi adalah 13 buah jepit baja yang
sebelumnya masih terpasang di tangan kiri ke 13 orang tadi.
Itu adalah senjata mereka untuk membunuh orang juga senjata
untuk membela diri mereka, tentu saja mereka tidak akan
melepaskan dan memberikannya pada orang lain begitu saja, sama
seperti siapa pun tidak akan ada yang rela memotong tangannya
sendiri untuk diberikan kepada orang lain.
Lalu di mana bagian tubuh mereka yang lainnya" Tidak ada yang
menanyakannya danjuga tidak perlu ditanya.


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yuan Bao tertawa keras, dia menyerobot dan menaruh sepasang
tangannya, yang berminyak yang tadi bekas menggenggam kaki
ayam, di utas bahu Wu Tao dan balik bertanya kepada Tian Ji Zi,
"Menurutmu apakah dia sudah mati atau belum?"
"sepertinya belum," Tian Ji Zi tertawa pahit.
"orang yang sudah mati sepertinya tidak akan bisa berjalan."
"sekarang bukankan dia sudah kembali?"
"sepertinya begitu."
"Bukankah tadi kau yang ingin bertaruh denganku?"
"Ya."
"Kau yang kalah atau aku yang kalah" "
"Aku."
"Kalau sudah kalah, lalu bagaimana?"
Tian Ji Zi tertawa, tiba-tiba balas bertanya pada Yuan Bao,
"Bukankah tadi sudah kukatakan kalau aku kalah aku akan
memberikan orang taruhanku padamu?"
"Ya."
"Kalau begitu aku akan memikirkan cara untuk membuat
seseorang menjadi taruhanmu, lagi pula aku sama sekali tidak bilang
akan mempertaruhkan orang yang seperti apa untukmu." Tian Ji Zi
berkata sambil tertawa terbahak-bahak
"Jika aku mencarikan seorang gadis kecil yang buta, lumpuh,
dekil, bau, bibir sumbing, dan penderita kusta serta disentri, yang
akan menemanimu baik siang maupun malam, kau harus
menerimanya, tidak maupun tidak bisa." Yuan Bao terkejut.
Ternyata dia juga bisa terjebak, suatu hal yang tidak pernah
diduga orang, malah mungkin dia sendiri tidak pernah menduganya.
Tian Ji Zi tertawanya semakin jahat.
"Kebetulan sekali aku mengenal seorang gadis yang seperti itu di
sekitar sini, dan kebetulan sekali dia sedang mencari pemuda yang
seperti dirimu."
Dia seperti yang sudah siap keluar untuk mencari dan membawa
gadis yang bisa membuat orang mati ketakutan ini, tapi Wu Tao
malah tiba-tiba menyuruhnya untuk menunggu.
"Ada satu hal yang ingin kumintai pendapat dari anda."
Tian Ji Zi tiba-tiba berdiri diam.
"Manfaatku yang paling besar adalah siap membantu orang yang
kesusahan. "
Dia masih tertawa dengan gembira.
"orang yang mempunyai masalah datang kepadaku untuk
meminta pendapatku, bagaimana pun juga aku pasti akan
memberikan saran padanya."
Bersambung-06 Jilid-06 "Bagus sekali kalau begitu."
"Masalah apa yang ingin kau mintai pendapatku?"
"Lentera lampion yang ada didalam ruangan ini semuanya
sepertinya ada 196 buah."
"Kau sama sekali tidak salah hitung, tidak kurang satu buah pun."
"Bagaimana mungkin 196 buah lentera lampion bisa padam
dalam sekejap mata pada waktu yang bersamaan?"
Tian Ji Zi memiringkan kepalanya sambil berpikir.
"Ini tentu saja merupakan hal yang aneh, tapi bukan berarti tidak
mungkin terjadi." Dia berkata
" jika ada 196 orang yang ahli dalam menggunakan senjata gelap
dan setiap orang melemparkan 196 buah senjata gelap dalam waktu
yang bersamaan, lentera pasti padam."
Apa yang dikatakannya memang masuk diakal.
"Tempat ini memang tempat harimau tidur dan naga
bersembunyi, walaupun ada lebih dari 196 orang ahli senjata gelap
di sini, aku juga tidak akan merasa aneh."
Wu Tao juga tidak bisa mengatakan bahwa kata-katanya tidak
masuk di akal, tapi dengan tiba-tiba dia terbang ke atas, tangan kiri
memegang balok penyangga atap dan tangan kanan mengambil
sebuah lentera. orang-orang yang sedang minum teh baru saja
mengeluarkan suaranya, dia sudah mendarat di tanah dan
memberikan lentera tadi ke hadapan Tian Ji Zi.
" jika padamnya lentera disebabkan oleh senjata gelap, kain kasa
lentera pasti rusak." Wu Tao bertanya kepada Tian Ji Zi,
"Kau lihatlah apakah kain kasa lentera ini rusak?"
"Tidak."
Lentera tetap bersinar terang, kain kasa pada setiap lentera
lampion yang berbentuk segi enam itu diikat dengan sangat
kencang, jika ada lubang sedikit saja maka ikatannya pasti akan
segera regas, semua orang bisa mengetahuinya.
Wu Tao bertanya lagi," jika lentera tidak rusak, apakah mungkin
padam oleh senjata rahasia?"
Tian Ji Zi tertawa pahit sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"sekarang kau tidak perlu lagi meminta pendapatku, karena aku
sendiri tidak tahu bagaimana lentera itu bisa padam." Wu Tao
berkata dengan dingin,
"Kalau begitu kau yang harus meminta pendapatku."
Tiba-tiba dia mengeluarkan satu buah jarinya, dia menjentik
dengan perlahan dari atas lentera lampion itu, lentera langsung
padam. semua orang yang melihatnya terkejut, bahkan Yuan Bao sendiri
tidak mengerti.
"Apa yang sebenarnya telah terjadi?"
"semua lentera lampion ini adalah buatan pengrajin ternama di
ibukota Qian Er Dai." Wu Tao berkata,
"walaupun namanya adalah Er Dai, tapi dia sama sekali tidak dai
(dungu), bahkan dia memiliki sepasang tangan yang terampil. Pada
bagian atas semua lampion buatannya dipasang sebuah pegas,
sekali pegas itu digerakan, tutup kecil dari besi yang berada di
dalam tudung lampu itu akan jatuh menutupi sumbu lilin maka
lentera akan padam."
Wu Tao berkata lagi, "Lentera lampion yang digantungkan diatas
semuanya dipasang sebuah pegas dan menggunakan sebuah kawat
tembaga yang diikat di antara pegas itu secara parallel yang
ujungnya digenggam oleh telapak tangan. Ke-196 buah lentera
hanya perlu menggunakan 10 tangan sudah cukup, Apabila ada 10
orang yang menggerakkannya secara bersamaan, maka seluruh
lentera itu akan padam."
Dia meneruskan perkataannya dengan dingin,
"Asalkan orang yang mempunyai tangan pasti bisa
menggerakkannya."
Mencari orang seperti itu jauh lebih mudah dibandingkan
dengan mencari 196 macam orang yang ahli senjata gelap yang
berbeda-beda. Yuan Bao mendengarkannya lalu berkata,
"Lain waktu aku akan menemui Qian Er Dai untuk membuatkan
lampion seperti itu untuk kumainkan."
"Tetapi untuk bisa membuat semua lentera yang ada di sini
padam pada saat yang bersamaan juga bukan suatu hal yang
mudah." Wu Tao berkata,
"Aku rasa hanya satu orang yang bisa melakukannya."
"siapa?"
"Pemilik tempat ini, bos besar Tang."
"Tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin," kata Tian Ji Zi
sambil menggelengkan kepalanya.
"Mengapa dia mau melakukan hal seperti itu?"
"Yang bisa menyuruhnya untuk melakukan hal seperti itu juga
cuma ada satu orang."
"siapa?"
"Kau." Wu Tao menatap Tian Ji Zi dengan dingin.
"Di dalam kota Ji Nan ini siapa yang tidak tahu kalau bos besar
Tang adalah teman baik tuan muda Tian."
"Aku...," Tian Ji Zi seperti tidak mengerti.
"Mengapa aku harus melakukan hal seperti itu" Aku juga tidak
gila, apa untungnya bagiku jika aku menyuruhnya untuk
memadamkan semua lentera yang ada di sini?"
"Ada untungnya," kata Wu Tao
"jika aku ini mati, bagi siapa pun sedikit banyak pasti ada
untungnya."
"Apa hubungannya antara lentera padam atau tidak padam
dengan kau mati atau tidak?" tanya Tian Ji Zi.
"Mengapa harus menunggu lentera padam baru kau bisa mati?"
"Karena asalkan menunggu sampai lentera padam, tetua Xiao
baru bisa menyerang." Wu Tao berkata,
"Dia sangat hebat dalam pukulan,jurus golok. tenaga dalam, dan
senjata gelap. Pada saat lentera padam tadi, jika dia sudah
mempersiapkan senjata gelap dan mempunyai niat jahat untuk
menyerangku, bukankah aku sudah pasti bakal mati?"
Dia berkata dengan dingin,
"Paling tidak kau sudah menyangka bahwa aku pasti mati."
Pada waktu itu Xiao Jun berdiri di hadapannya dan jalan
keluarnya sudah dihadang oleh ke 13 orang yang menggunakan jepit
baja itu. jika pada waktu itu Xiao Jun punya niat jahat untuk menyerang
kepala dan dadanya dari depan, dia pasti sukar untuk mengelaknya.
seorang pesilat tangguh seperti Xiao Jun, dengan menutup mata
pun dia bisa melukai orang, apalagi tujuannya ada di depan mata,
dia pasti sudah sejak awal sudah menentukan bagian tubuhnya dari
atas sampai bawah yang hendak diserangnya. padamnya lentera
tentu saja merupakan kesempatan bagus baginya.
Wu Tao berkata,
"Karena itu kau memberikan kesempatan yang begitu bagus
padanya. Dia tidak mengambil kesempatan itu untuk menyerang?"
"Tidak-" kata Wu Tao.
"Mungkin karena umurnya masih terlalu muda, hatinya masih
tidak begitu licik, sehingga dia tidak bisa melakukan hal itu."
"Kalau dia tadi melakukannya, bukankah sekarang kau sudah
mati?" Wu Tao tiba-tiba mendongkakkan kepadanya dan tertawa.
"Aku sudah melalang buana di dunia persilatan selama 20 tahun,
sudah tidak tahu berapa banyak orang yang ingin mengambil
nyawaku, di antaranya paling tidak ada -orang yang merupakan
pesilat tangguh seperti tetua Xiao,"
"semuanya pernah mendapatkan kesempatan yang bagus
seperti tadi. Mereka semua tidak ada yang menggunakan
kesempatan untuk menyerang?" tanya Tian Ji Zi.
"Hati mereka sudah cukup licik, apapun yang mereka lakukan
pasti penuh dengan tipu muslihat, tidak perlu lagi menunggu
kesempatan datang jika ada kesempatan bagus yang datang, mana
mungkin mereka tidak memanfaatkannya."
"sekarang mereka ada di mana?"
"semua sudah mati, kesembilan belas orang itu sudah
kubereskan sampai bersih." Wu Tao berkata dengan dingin,
"Tapi sewaktu mereka hendak menemui ajalnya, mereka baru
mengerti satu hal."
"Hal apa?"
"Kesempatan emasmu untuk membunuh orang umumnya juga
merupakan kesempatan emas bagi orang lain untuk
membunuhmu." Wu Tao berkata,
"Kau bisa membunuh orang lain, mengapa orang lain tidak bisa
membunuhmu?"
"Masuk di akal." Tian Ji Zi mengeluh
"jika semua orang di dunia persilatan mengerti akan prinsip ini,
orang yang mati mungkin akan jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan sekarang."
ooo)o(ooo BAB XI PETUALANGAN YUAN BAO
Tanggal l7 bulan 4, malam semakin larut.......
Hampir sebagian besar penjudi tahu, meja permainan judi yang
paling besar di Ru Yi Du Fang adalah Tian Zhi Yi Hao, bukan karena
ukuran mejanya yang paling besar tapi taruhannya yang paling
besar. orang yang bisa berjudi di meja ini pastilah orang yang besar
kepala. Jadi walaupun meja permainan judi ini jauh lebih kecil daripada
meja judi yang lain, tapi dalam pandangan orang, meja ini adalah
meja yang paling besar.
Ada banyak hal yang seperti itu di dunia ini. Yang diletakan di
atas meja ini, umumnya adalah emas, perak- perhiasan, barang
berharga, dan cek. Tian Ji Zi malah melepaskan dan melemparkan
tas pinggangnya dan sebuah kantong kulit ke atas meja.
Di dalam tas pinggang itu ada sebilah pisau dan di dalam kantong
kulit itu ada 13 Fei Hua Qi. Tian Ji Zi berkata,
"siapa saja mau yang mana silakan ambil."
Tidak ada yang mengerti apa yang dimaksudnya. Tian Ji Zi
berkata, "Ini semua adalah senjata untuk membunuh orang, tapi seumur
hidupku aku tidak pernah menggunakan mereka untuk membunuh
orang, aku sebenarnya tidak menghendaki benda yang
menyusahkan ini."
Wu Tao berkata dengan dingin,
"Ada orang yang bisa membunuh orang tanpa harus
menggunakan senjata, apakah dengan menggunakan senjata maka
jika membunuh orang akan jauh lebih mudah?"
Tian Ji Zi tertawa.
"Aku juga berharap kau bisa mengerti akan satu hal, paling bagus
mengerti sebelum kau menemui ajalmu."
"Hal apa?"
"Di sini memang ada orang yang menginginkan nyawamu,
bahkan sedikitnya ada 7-8 orang yang menginginkan nyawamu."
"Kalau kau?"
"Hanya aku yang tidak mau." Tian Ji Zi berkata
"jika di tempat ini hanya ada satu orang yang tidak menghendaki
nyawamu, orang itu adalah aku."
Dia tiba-tiba berkata dengan suara keras,
"Benar tidak apa yang kukatakan,jin Lao Zong?"
seseorang yang selalu duduk di kejauhan dan memunggungi
semua orang yang ada di tempat itu, tiba-tiba menghela nafasnya
dan membalikkan badan sambil tertawa pahit dan berkata,
"Tuan muda Tian, aku sudah tahu cepat atau lambat kau pasti
menarik aku keluar."
orang ini bertubuh kecil dan kurus, mengenakan pakaian yang
sederhana dan mengenakan topi yang biasa dipakai para
pengembala kambing di gunung. Tidak peduli di manapun, pasti
tidak akan mudah menarik perhatian orang.
"Apa ada di antara kalian semua yang mengenal dia?"
Tian Ji Zi sendiri yang mengajukan pertanyaan dan dia sendiri
yang menjawab, "Kalian semua mungkin tidak mengenali siapa dirinya, tapi pasti
pernah mendengar, di propinsi Bei Liu ada seorang yang ahli
menangkap penjahat, dalam 10 tahun ini dia sudah membereskan
835 perkara dan sepanjang sejarah yang sudah dicatat sampai
sekarang belum ada orang yang sehebat dia."
Dia tertawa terhadap pria bertopi itu.
"Yang aku bicarakan barusan adalah dia." Tian Ji Zi berkata,


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dia adalah ketua di daerah Lu selatan, Lu utara, 9 kantor
pemerintahan, 5 benua, dan 18 aliran, Di shui Bu Lou Jin Lao Zong."
Dia bertanya lagi,
"Dengan menggunakan kedudukan Jin Lao Zong, jika dia ingin
semua lentera yang ada di dalam rumah judi ini padam, apakah
sangat sulit?"
Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan itu Jin Lao Zong
malah tersenyum sambil berkata,
"Tidak sulit, tentu saja tidak sulit."
Tian Ji Zi mendadak berkata lagi dengan suara keras,
"Pendekar Tu, bukankah sekarang sudah tiba juga waktunya
bagimu untuk menunjukkan diri?"
orang ini masih belum muncul, tapi semua orang sudah tahu
siapa orang yang dimaksud oleh Tian Ji Zi.
Istilah pendekar bukanlah istilah yang bisa disebut sembarangan.
Pendekar yang ada di dunia persilatan tidaklah banyak. Pendekar Tu
di dunia persilatan hanya ada satu orang.
Ji E Ru Chou Tu Qu E.
sesudah lentera kembali menyala, walaupun permainan judi
sudah dimulai kembali, tetapi sekali Tian Ji Zi berteriak2
"orang yang berjudi jadi lebih banyak dibandingkan orang yang
melihat keramaian di luar, tapi meja judi yang dipenuhi orang hanya
satu." Tapi semua orang sekarang tiba-tiba menyingkir,
memperlihatkan seorang pendekar yang sedang duduk. Dia adalah
Tu Qu E. orang-orang ini saling berdesakan di meja judi bukan sedang
berjudi, tetapi hanya untuk menutupi dirinya saja.
Tian Ji Zi tertawa begitu melihatnya, sambil tertawa dia berkata,
"Pendekar Tu kapan datang?"
"Pada saat lentera padam."
"seorang pendekar tidak boleh berkata bohong." Tanpa
menunggu Tian Ji Zi bertanya lebih lanjut, dia sudah berkata sendiri,
"Aku juga bisa membuat semua lentera padam, aku juga bisa
mengambil nyawa seseorang." Tu Qu E berkata,
"Aku hanya ingin semua penyamun dan orang jahat di atas dunia
ini habis tak tersisa."
"Bagus," kata Tian Ji Zi sambil bertepuk tangan.
"Pendekar Tu benar-benar seorang pendekar, aku kagum
padamu." Lalu dengan tiba-tiba dia menggunakan suara yang keras lagi
berkata, "Di mana Dai zong biao tou" (= kepala biaoju)."
Begitu kalimat ini selesai, langsung ada seseorang yang terbang
keluar dari belakang tedeng. orangnya tidak pendek.
Tetapi bahunya sangat lebar, orangnya terlalu kekar, jadi terlihat
seperti persegi. Walaupun tidak benar-benar seperti kotak persegi
empat, tetapi tidak berbeda jauh.
orang-orang di dunia persilatan tidak ada yang tidak mengenal
ketua dari Tian chou biaoju, Tie DaJin Gong Dai Tian chou dengan
semua miliknya seperti Jin Zhong Zhao (senjata seperti lonceng
berantai), Tie Bu shan (baju dalam besi), dan ilmu silat shi san Tai
Bao Heng Lian. "Aku tidak sebanding dengan pendekar Tu, juga tidak
mempunyai kekuatan untuk menghabisi semua penyamun di
dunia," kata Dai Tian chou.
"Aku hanya menginginkan nyawa satu orang."
suaranya serak, dia melatih tenggorokannya sampai serak,
"Karena antara aku dengan orang ini ada dendam kesumat dan
alasan aku hidup justru untuk mencabut nyawanya."
orang yang sudah lama malang melintang di dunia persilatan
pasti tahu alasannya mengapa dia berkata seperti itu
20 tahun yang lalu, Dai Yong An yang teliti, pemberani, memiliki
kepandaian yang tinggi, dan termasyur itu mendirikan Yong An
biaoju. Dalam kurun waktu 3 tahun sudah mencapai reputasi yang
dalam waktu 30 tahun pun belum tentu ada orang yang bisa
mencapainya, asalkan ada panji biaoju dengan huruf An, maka tidak
ada seorang pun yang bisa menyentuh barang yang dijaganya.
Tapi ada satu kali mereka menerima order barang yang besar,
hanya saja belum juga keluar dari pintu gerbang, barang itu sudah
lenyap. Itu adalah barang merah dalam jumlah besar yang sangat mahal
harganya. Dalam dunia biaoju, Barang merah artinya adalah barang
berharga. Pemilik barang itu adalah orang yang sangat hati-hati juga
tidak ingin menarik perhatian orang, maka dari itu pada suatu
malam dia mengantarkan dua buah peti besi yang penuh dengan
barang berharga ke biaoju.
Dai zong biao tou sendiri yang menerimanya langsung dan di
hadapan pemiliknya langsung membawa dua buah peti besi itu ke
sebuah ruangan segi empat yang tertutup rapat tanpa celah di
halaman belakang. sesudah memerintahkan beberapa pengawal
untuk menjaga tempat itu, barulah dia melayani pemilik barang itu
dan memberi jaminan padanya, Barang itu pasti aman.
Pada saat dia selesai mengucapkan kalimat itu, terdengar suara
tertawa tiga kali yang sangat keras dari halaman belakang.
Di saat Dai Yong An sampai di tempat kejadian, ruangan rahasia
di halaman belakang itu sudah dibongkar orang, enam orang
penjaga dan dua orang pengawal senior yang berjaga di luar
ruangan itu sudah ditotok orang, dua buah peti besi yang ada di
dalam sudah hilang.
Akhir dari masalah ini adalah.......
Biaoju gulung tikar, Dai Yong An marah sampai mati, istrinya mati
bunuh diri dengan menggantung diri dan sebelum meninggal
mereka mengganti nama anak tunggal mereka menjadi Tian chou,
agar dia selalu ingat dan tidak pernah lupa akan dendam ini. Dai
Tian chou tidak pernah melupakannya.
Jin Lao Zong, Tu Qu E, dan Dai Tian chou. Walaupun latar
belakang ketiga orang ini berbeda satu sama lainnya, tapi memiliki
kekuatan yang sama yang jarang bisa dilihat orang.
Walaupun mereka datang dengan alasan yang berbeda-beda,
tapi orang yang mereka cari justru satu orang yang sama.
Tian Ji Zi menatap Wu Tao sambil menghela nafasnya.
"Kau lihat, aku tidak membohong imu kan" Bukankah musuhmu
yang sudah datang tidak sedikit?"
"Barusan kau berkata bahwa yang sudah datang paling sedikit
ada 7-8 orang," kata Wu Tao.
"Mana yang lainnya?"
"Yang lainnya tidak bisa kukatakan."
"Mengapa?"
"Karena identitas mereka tidak sama dengan mereka bertiga,"
kata Tian ji Zi.
"Mereka bertiga, yang satu pendekar, yang satu adalah ketua
Biaoju. Mereka adalah orang baik-baik yang memiliki kedudukan
dalam masyarakat. Walaupun aku memaksa mereka keluar dari
persembunyian mereka dan walau memakiku dalam hati mereka
bajingan tidak tahu diri, mereka juga tidak akan berbuat macammacam
terhadapku."
Tian Ji Zi lagi-lagi menghela nafasnya.
"Tapi yang lain tidak sama, jika aku mengundang mereka keluar
di saat mereka belum mau untuk menampakkan diri mereka, ada
kemungkinan mereka akan mengambil nyawa kecilku ini. Aku hanya
punya satu buah kepala, aku tidak mau kepalaku dijadikan pispot di
tengah malam seperti ini."
Mata besar Yuan Bao melihat sekeliling tanpa berhenti, lalu tibatiba
bertanya pada Tian Ji Zi,
"orang yang mereka cari itu sebenarnya orang yang seperti apa?"
"seorang Jiang Jun (jenderal)," kata Tian Ji Zi.
"san Xiao Jing Hun Li Jiang Jun."
"Untuk apa mereka mencari seorang jenderal?" Yuan Bao
mengejap-ngejapkan matanya dan sengaja berkata dengan suara
rendah, "Apakah karena mereka ingin menjadi tentara?"
"sepertinya tidak," kata Tian Ji Zi sambil tertawa dan sengaja
berkata dengan suara rendah
"Jenderal yang ini sepertinya bukan benar-benar seorang
jenderal."
"Kalau bukan jenderal lalu apa?"
"seorang pencuri besar yang sudah 10 tahun belakangan ini
menyembunyikan identitas dirinya."
"selama 10 tahun belakangan ini, tidak ada seorang pun yang
pernah menemukannya" "
"Tidak ada."
"sudah puluhan tahun tidak ada yang pernah menemukannya,
lalu mendadak dalam sekejap semua orang menemukannya,
sebenarnya apa yang telah terjadi?" Yuan Bao bertanya kepada Tian
JiZi, "Apa kau tidak salah?"
"Dia tidak salah," Tu Qu E tiba-tiba berkata kepada Yuan Bao.
"sobat kecil, kemarilah. Ada sesuatu yang ingin kuperlihatkan
padamu." Dengan jati diri seperti pendekar Tu, mengapa harus berbasabasi
dengan seorang pengemis kecil" Apakah karena bintang yang
dimilikinya itu"
Yuan Bao segera mendekatinya dan masih berani bertanya,
"Barang yang ingin kau perlihatkan itu bagus atau tidak?"
Tu Qu E sangat tenang bahkan tertawa terhadap Yuan Bao.
"orang tua seperti aku bagaimana mungkin menyimpan barang
yang bagus" Ini hanyalah sebuah surat saja."
Dia benar-benar mengeluarkan sepucuk surat, mulut amplop
yang terbuat dari kulit sapi itu tadinya disegel dengan menggunakan
lilin yang meleleh. Di atas amplop itu hanya tertulis: 'surat Rahasia
untuk Pendekar Tu Qu'.
Surat ini tadinya pastinya sangat penting dan juga rahasia,
sebenarnya tidak seharusnya membiarkan orang lain melihatnya. Tu
Qu E bukanlah orang yang gegabah. Tapi dia benar-benar
memberikan surat itu kepada seorang pengemis kecil, bahkan
berkata, "sesudah kau melihat surat ini, tolong kau bacakan agar semua
orang bisa mendengarnya ."
Yuan Bao mengangkat bahunya.
"Kau seharusnya tidak menyuruhku membacakannya karena aku
belum tentu mengenal semua huruf yang ada di atas surat ini."
untungnya di atas surat itu hanya tertera 14 huruf saja, bahkan
seorang pengemis kecil pun tidak mungkin tidak mengenalnya.
Yuan Bao tertawa. Dia segera membacakannya dengan suara
keras "jika hendak mencari sanXiao Li Jiang Jun, datanglah ke kota Ji
Nan tanggal 15 bulan 4."
selesai membacanya, Yuan Bao mengangkat bahunya lagi sambil
menggelengkan kepala.
"Huruf yang ditulis orang ini jelek sekali, bahkan tulisanku saja
jauh lebih bagus."
"Dia sengaja menulis seperti itu," kata Tu ou E
"Dia tidak menghendaki ada orang yang mengenali tulisan
tangannya."
"Kau tahu siapa dia?"
"Tidak tahu."
"Apakah ada orang yang tahu?"
"sepertinya tidak akan ada orang yang tahu," kata Tu Qu E.
"Tapi aku percaya yang menerima surat seperti ini bukan hanya
aku seorang."
Yuan Bao menggelengkan kepalanya lagi.
"siapa orang ini sebenarnya saja kalian tidak tahu, mengapa mau
mempercayai kata-katanya?"
Dai Tian chou tiba-tiba berkata dengan suara keras,
"Karena orang asing bermarga Li yang ingin aku cari itu sudah
kucari selama 20 tahun, asalkan ada informasi sedikit apa pun, aku
tidak akan membiarkannya begitu saja."
Keluarnya perkataan seperti tadi sama saja dengan mengakui
bahwa dia juga menerima surat seperti itu
Dia menatap Wu Tao dengan tajam.
"Aku sama sekali tidak ingin tahu siapa yang telah menulis surat
ini, karena sekarang aku sudah menemukanmu."
"Kau ingin bertarung di dalam sini atau di luar?" Wu Tao tiba-tiba
tertawa. "Zaman sekarang sudah jarang ada orang yang berlatih ilmu silat
seperti shi san Tai Bao Heng Lian, ilmu itu bukanlah ilmu untuk
dipelajari manusia."
"Tapi aku ingin mempelajarinya," kata Dai Tian chou dengan
suara serak. "Walaupun aku tidak bisa mengalahkanmu, paling tidak juga
tidak akan mudah diserang olehmu. Biarpun terkena 10 pukulanmu
juga tidak mengapa."
"Bagaimana dengan dirimu?"
"Apakah kau bisa melancarkan satu pukulan kepadaku?"
"Mengapa aku harus melancarkan satu pukulan kepadamu?"
kata Wu Tao sambil menghela nafas.
"Bagaimana pun juga, aku sangat kasihanpada orang yang sudah
bersusah payah berlatih silat seperti kau, aku seharusnya paling
tidak membiarkanmu untuk mencobanya."
Dai Tian chou tidak mengatakan apa-apa lagi, dia segera
melompat. Tapi dia sama sekali tidak melompat.
Karena tubuhnya baru saja hendak melompat, tiba-tiba ada dua
buah balok kartu yang terbang melesat ke arahnya. Dia
menggunakan tinjunya untuk menepisnya. Tapi tubuhnya jadi tidak
melompat. Balok kartu itu ternyata berasal dari bandar meja judi Tian Zhi Yi
Hao. Wajah putih pucat Xiao Jun tetap tidak menampakkan ekspresi
apa pun, hanya memberitahu Dai Tian chou dengan dingin,
"sebaiknya kau tidak bertarung dengannya."
"Mengapa?"
"Karena aku tidak ingin mengambil resiko."
"Kau tidak ingin mengambil resiko?" Dai Tian chou meraung
keras. "Aku yang mempertaruhkan nyawa, bukannya kau Resiko apa
yang kau ambil" "
"Justru karena kau ingin menghantar nyawamu, karena itu aku
mengambil resiko."
Dai Tian chou sama sekali tidak mengerti maksud dari kata-kata
tadi, tidak ada yang mengerti maksud dari kata-kata tadi.
"Aku tidak bisa mengambil resiko membiarkanmu
membunuhnya," Xiao Jun berkata dengan dingin.
"Walaupun aku tahu bahwa kau sama sekali bukan
tandingannya, tetapi jika kau beruntung bisa melukainya,
bagaimana?"
"Tetua Xiao," raut wajah Dai Tian chou berubah menjadi ungu.
"Apa sebenarnya maumu" Aku sama sekali tidak mengerti"
"Maksudku adalah kau tidak boleh menyentuh orang ini." Xiao
Jun berkata,

Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"selama aku masih hidup, tidak ada orang yang boleh
menyentuhnya."
jika perkataan ini dikeluarkan oleh orang lain, Dai Tian chou
pasti langsung menerjangnya. Tapi ini dikeluarkan dari mulut
seorang tetua dari perkumpulan yang paling besar di dunia
persilatan, tidak ada orang yang berani menyentuh, hanya berani
bertanya, "Mengapa?"
"Karena orang ini adalah milikku." Xiao Jun berkata,
"jika aku tidak bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri aku
tidak akan bisa mati dengan tenang."
"jika aku tidak bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri, aku
juga tidak bakal bisa mati dengan tenang," kata Dai Tian chou
dengan suara serak.
"Tetua Xiao, bisakah kau mengalah padaku?" Yuan Bao lagi-lagi
menyela. "Aku rasa kalian sebaiknya diundi saja." Dia berkata sambil
tertawa terbahak-bahak,
"Jin Lao Zong, pendekar Tu, Daizong biao tou, tetua Xiao, kalian
berempat diundi saja. jika masih ada orang lain yang ingin ikut serta
juga boleh, siapa yang terpilih siapa yang maju duluan."
"Bagaimana pun juga kalian semua bukan tandingannya, siapa
pun yang maju duluan tidak menjadi masalah."
Tian Ji Zi segera bertepuk tangan menyetujuinya.
"Usul yang bagus."
"sebenarnya aku masih punya cara yang lebih baik lagi."
"oh?"
"Kau panggil bos besar Tang yang punya penyakit takut kaya itu
untuk memadamkan lagi semua lentera, biarkan mereka menyerang
sekaligus dalam kegelapan, lagi pula orang lain tidak bisa melihatnya
jadi muka mereka juga tidak akan menjadi merah."
Tian Ji Zi lagi-lagi bertepuk tangan sambil tertawa.
"Cara ini benar-benar cara yang paling baik,"
Lentera ternyata benar-benar padam. sama seperti sebelumnya,
196 buah lentera lampion mendadak padam secara bersamaan
dalam sekejap mata.
Terdengar suara angin dari empat penjuru di dalam kegelapan
suara angin akibat kibasan dari pakaian yang dipakai, suara angin
akibat lemparan senjata gelap, suara angin akibat kibasan golok.
Yuan Bao hanya bisa mendengar perkataan Wu Tao padanya.
"Kau cepat pergi."
Yuan Bao tidak pergi karena dia sudah tidak bisa pergi.
Pada saat lentera padam secara bersamaan, dia sudah
merasakan bahwa ada tiga orang yang serentak bergerak
menyerang dirinya.
Dia tidak bisa melihat siapa ketiga orang itu, tapi dia tahu bahwa
ketiga orang ini juga sama-sama pesilat tangguh.
Dia berhasil menghindar dari kepungan dua diantaranya, malah
masih bisa memberi hormat kepada mereka satu orang satu kali,
tapi pergelangan tangannya malah ditahan oleh orang yang satunya
lagi. Tangan orang ini dingin seperti es. Tenaga orang ini benarbenar
besar. Yuan Bao hanya merasa setengah tubuhnya tiba-tiba kaku,
setengah tubuhnya yang lain juga tidak bisa menggunakan tenaga
sedikit pun. lalu tubuhnya dilemparkan terbang keluar seperti bola
oleh orang ini dan di luar lagi-lagi ditangkap oleh seseorang.
orang yang menangkapnya ternyata sama dengan orang yang
tadi melemparkannya keluar, karena tubuh orang itu ada semacam
aroma yang aneh. Aroma orang ini seperti bau busuk, seperti bau
orang yang sudah lama mati yang dimasukkan ke dalam peti mati.
Aroma seperti itu bukanlah yang bisa tercium setiap hari. Nasib
Yuan Bao benar-benar mujur, dalam waktu singkat sudah dua kali
dia mencium aroma itu. setelah itu dia jatuh pingsan.
Pada waktu Yuan Bao siuman, aroma yang tercium olehnya sama
sekali aroma yang berbeda, aroma yang bisa membuat jantung
orang mati yang menciumnya berdebar.
Dia belum pernah mencium aroma yang begitu misterius.
Kemudian dia tersadar bahwa dia sudah tidak ada di ruangan besar
di rumah judi yang penuh dengan desingan suara angin dari empat
penjuru. Dia sudah tertidur di atas sebuah tempat tidur, tempat
tidur yang besar dan luas, dan aroma itu ternyata berasal dari
tempat tidur itu.
Pakaian pengemis yang dipakainya sangat bau, bau sekali, tapi di
sini sama sekali tidak tercium bau sedikit pun. Karena pakaiannya
sudah hilang, pakaiannya dari atas sampai bawah semuanya hilang.
Dia tiba-tiba menyadari dirinya sudah tidur dengan nyaman di
atas sebuah tempat tidur dan sekujur tubuhnya sudah dimandikan
orang sampai bersih, seperti layaknya bayi yang baru saja dilahirkan.
Yuan Bao sangat terkejut, benar-benar terkejut. Bagaimana dia
bisa berada di tempat seperti ini" siapa yang membawanya kemari"
Tempat apa ini"
Siapa sebenarnya orang yang memiliki sepasang tangan yang
dingin, sedingin tangan orang mati, yang baunya seperti bau orang
mati" Yuan Bao sama sekali tidak tahu. Walaupun dia benar-benar
dibuat kaget setengah mati, tapi dia tidak bisa bergerak, tubuhnya
masih terasa lemas, bahkan tidak ada tenaga sedikit pun.
Di saat dia ingin menangis tapi tidak bisa menangis itu, tiba-tiba
dia mendengar suara seseorang sedang tertawa.
seseorang yang umurnya tidak beda jauh darinya, seorang gadis
kecil yang mungkin umurnya lebih muda sedikit darinya, tiba-tiba
muncul dari kepada tempat tidurnya dan melihatnya sambil tertawa
kecil, ketika tertawa juga memiliki dua lesung pipi yang sama
dengannya. selain dirinya sendiri, mungkin orang lain juga akan merasa
bahwa senyum gadis kecil ini lebih manis dibandingkan dengan
dirinya. Yuan Bao segera menarik selimut yang menutupi tubuhnya, gadis
kecil ini semakin tertawa senang.
"Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu, kau takut
apa?" katanya
"jika kau takut aku lihat, tadi aku sudah melihatnya."
"Kau sudah melihatnya?" Yuan Bao terkejut lagi.
"Melihat apa?"
"Melihat semuanya." Gadis kecil ini berkata,
"Tadi aku sudah membantu memandikanmu."
Yuan Bao terpaku.
Dalam mimpi pun dia tidak menyangka bakal bertemu dengan
gadis kecil seperti dia, bahkan membantu memandikannya.
Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi"
ooo)o(ooo BAB XII TUJUH BUAH BINTANG MILIK YUAN BAO
Tanggal l8 bulan 4, senja........
Yuan Bao sama sekali tidak tahu sekarang sudah jam berapa,
juga tidak tahu tempat apa ini, lebih tidak tahu lagi bagaimana
situasi di Ru Yi Du Fang setelah lentera padam. Dia ingin
menanyakan semuanya tapi dia sama sekali tidak membuka suara,
gadis kecil yang sudah membantunya mandi ini sudah bertanya
lebih dulu. "Aku sudah tahu semua orang memanggilmu Yuan Bao, tapi
sebenarnya margamu apa" siapa namamu" Di mana rumahmu"
siapa lagi yang ada di rumahmu" Apakah sudah mempunyai istri?"
Dia sekali bertanya langsung 4-5 pertanyaan sekaligus, seperti
yang hendak menjodohkan Yuan Bao saja.
"Namaku benar-benar Yuan Bao, aku hanyalah seorang
pengemis kecil," kata Yuan Bao.
"orang miskin seperti aku mana bisa punya rumah" Bagaimana
mungkin bisa punya istri?"
"Kau bohong" kata gadis kecil itu.
"Kau sama sekali bukan pengemis kecil, aku bisa langsung
melihatnya sewaktu membantu memandikanmu tadi."
"Bagaimana kau bisa melihatnya?"
"seluruh badanmu diselimuti daging, sepasang kaki panjangmu
jauh lebih mulus dibandingkan kaki perempuan, bagaimana
mungkin menjadi seorang pengemis demi sesuap nasi?"
gadis kecil itu terkikik geli
"jika kau merasa tidak ada perempuan yang bersedia menjadi
istrimu, kau salah besar. Aku setiap saat siap menjadi istrimu. Tadi
sewaktu kau mandi sambil tidur, aku sudah tahu kalau aku sudah
suka padamu."
Perkataan seperti itu bagaimana mungkin bisa keluar dari mulut
seorang gadis kecil" Yuan Bao tertawa pahit.
"Apakah aku tidak salah dengar" Kau sama sekali tidak
mengucapkan kata-kata tadi, hanya telingaku saja yang punya
masalah." "Telingamu sama sekali tidak ada masalah, aku bisa menjamin
sekujur tubuhmu dari atas sampai bawah sama sekali tidak ada
masalah, bahkan sangat kuat seperti seekor sapi". gadis kecil ini
masih saja tertawa.
"Aku juga bisa melihat bahwa kau sudah bukan anak kecil lagi,
sudah bisa meminang istri, bahkan 3-5 istri pun tidak akan jadi
masalah. "
Mukanya sama sekali tidak memerah, juga tidak ada tampang
malu sama sekali.
Dia bahkan duduk di pinggir tempat tidur, bahkan sepertinya
sudah siap untuk berbaring kapan saja.
Yuan Bao juga bukanlah pemuda yang mudah merasa malu,
berani, dan bermuka tebal. Tapi sekarang dia justru mundur ke sisi
tempat tidur bagian dalam, ingin menghindari pertanyaan dari gadis
kecil yang mukanya jauh lebih tebal dibandingkan dirinya.
Apakah sekarang hari akan segera terang" Dari luar jendela
memang terlihat ada seberkas cahaya, seperti di waktu subuh saja.
"Hari memang akan sebera terang," kata gadis kecil itu.
"Paling banyak 12-14 jam lagi matahari akan terbit."
"12-14 jam lagi?" Yuan Bao terkejut.
"Apakah sekarang hari baru mulai gelap" Apakah aku sudah tidur
seharian?"
"Apakah sedikit pun kau tidak menyadarinya?" gadis kecil itu
mulai tertawa. "Aku memandikanmu sedikitnya dua jam baru bisa membuatmu
bersih." Dia lagi-lagi menyinggung tentang hal ini, Yuan Bao cepat-cepat
mengalihkan pembicaraan.
"Bagaimana aku bisa berada di sini?" tanya Yuan Bao.
"siapa yang membawaku kemari?"
"seseorang yang sangat...sangat... menakutkan, bahkan aku
sendiri juga takut padanya."
Dia benar-benar takut sekali menyinggung tentang orang ini,
gadis kecil ini sama sekali tidak bisa tertawa.
"siapa nama orang itu?"
"Aku tidak bisa memberitahumu, biar dipukul sampai mati pun
tidak bisa kukatakan."
"Mengapa?"
"Karena dia menyuruhku untuk tidak memberitahukannya, kalau
aku membocorkannya, dia bisa setiap saat memotong hidungku
untuk dijadikan makanan kucing."
Yuan Bao bisa melihat bahwa apa yang dikatakannya sama sekali
bukan bohong, karena sekarang seluruh wajahnya berubah menjadi
pucat. Yang menakutkan dalam diri orang itu, Yuan Bao juga pernah
mengalaminya. Bila sekarang dia teringat akan sepasang tangan yang dingin
seperti es serta bau badan yang seperti baU orang mati itu, dia
masih bisa merasakan tubuhnya gemetaran.
"Dia menangkapku dengan sekali gerakan dan melemparkan
tubuhku keluar, tapi dia juga yang menangkap tubuhku yang
terlempar, siapa yang tidak takut pada orang seperti itu"
Yuan Bao menghembuskan nafasnya.
"Aku hanya tidak bisa mengerti mengapa dia membawaku ke
tempat ini, mengapa tidak melemparkan aku ke dalam selokan
saja?" "Karena dia juga menyukaimu." Gadis kecil itu tertawa lagi.
"Di sini paling tidak lebih wangi sedikit dibandingkan di dalam
selokan." "Ini tempat apa" Jauh tidak jaraknya dari rumah judi Ru Yi Du
Fang?" Yuan Bao bertanya lagi.
"Tidak jauh."
"Tidak jauh itu seberapa jauh?"
"Mengapa kau ingin tahu sejelas itu?"
"sekarang ini menggerakkan kaki untuk berjalan keluar saja tidak
bisa," kata Yuan Bao.
"Aku ingin meminta bantuanmu untuk pergi ke tempat itu untuk
mencari tahu sesuatu."
"Mencari tahu apa?"
"Apa yang terjadi di tempat itu kemarin malam setelah semua
lentera padam?"
"Aku hanya tahu ada orang yang membunuh orang di tempat itu,
juga ada orang yang dibunuh orang, hal lain selain itu aku tidak
tahu. " Gadis kecil ini berkata,
"Aku juga tidak ingin mengetahuinya."
Dia lalu dengan tiba-tiba tertawa dengan gembira.
"Tapi jarak dari tempat ini ke rumah judi Ru Yi Du Fang benarbenar
tidak bisa diukur, karena tempat ini adalah Ru Yi Du Fang."
Yuan Bao terpaku.
"Tempat ini berada di halaman belakang tepat di belakang
ruangan besar yang kau masuki kemarin, merupakan tempat di
mana bos besar Tang tinggal. Aku adalah anak angkat bos besar
Tang, margaku Cai, orang-orang biasanya memanggilku Xiao Cai (Cai
kecil)." Yuan Bao tertawa lagi.
"Xiao Cai itu masakan kecil (Xiao cai) yang seperti apa" masakan
daging atau masakan sayuran?"
Dia tertawa. "Begitu mendengar namamu perutku langsung lapar, masakan
seperti apa pun bisa kumakan, bahkan seekor kuda pun bisa
kumakan habis."
Kali ini Xiao Cai sama sekali tidak tertawa, lama menatap tajam
pada Yuan Bao, tiba-tiba wajah mulus yang putih bagaikan saiju itu
mendekat ke hadapan Yuan Bao.
"Baiklah, kau makanlah. Aku memberikannya padamu untuk
dimakan." Yuan Bao tidak bisa mengeluarkan tawanya. Kali ini dia tidak bisa
tertawa, bukan dikarenakan dia takut pada gadis kecil ini yang apa
pun juga bisa diperbuatnya. Kali ini dia tidak tertawa karena dia
tiba-tiba teringat akan suatu hal, Suatu hal yang sangat penting .
"Tadi kau yang membantuku mandi, bukan?" tanya Yuan Bao
pada Xiao Cai. "Kau juga yang menanggalkan pakaianku?"
"Tentu saja." Xiao Cai sengaja mengeluarkan mimik wajah yang
membuat orang lain tidak tahan.


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bagaimana mungkin aku membiarkan orang lain menanggalkan
pakaianmu?"
"Di mana pakaianku?"
"Sudah dibakar," kata Xiao Cai.
"Bahkan mainan anak-anak yang ada di dalam baju itu juga ikut
dibakar." "Apa katamu?" teriak Yuan Bao.
"Bagaimana boleh kau membakar barang milikku?"
"Mengapa aku tidak boleh membakarnya" Besi rongsokan saja
bisa membunuh orang satu rumah, mengapa aku harus tinggal
menjadi orang bodoh?"
Yuan Bao tidak bisa berkata-kata, ekspresi wajahnya seperti
orang yang sudah dilempari telur bebek sebanyak 89 buah,
mulutnya berkata sambil berguman,
"Kau membuatku celaka, kau benar-benar mencelakai aku."
Xiao Cai menghela nafasnya dengan perlahan.
"Tapi aku belum sepenuhnya mencelakaimu." Lalu tiba-tiba dia
berubah sikap, mengambil sebuah kantong bersulam bunga dari
tubuhnya dan bertanya,
"Lihatlah, ini apa?"
Yuan Bao segera seperti hidup kembali, segera merenggut
kantong itu Xiao Cai merapatkan mulutnya tertawa dingini
"Kelihatannya kau itu orang yang pintar, mengapa kau
memperlakukan sebuah kantong kecil seperti benda kesayangan
saja layaknya" Apakah kau tahu apa yang ada di dalam kantong ini?"
"Bagaimana mungkin aku tahu" Aku kan sama sekali tidak
melihatnya." Xiao Cai berkata,
"Aku tidak punya kebiasaan untuk mencuri lihat barang milik
orang lain."
"Kau adalah gadis yang baik," Yuan Bao kembali bersenang hati.
"Kebiasaan jelek seperti itu tentu saja tidak mungkin ada."
"Tapi kalau kau memperbolehkan aku melihatnya, aku juga tidak
akan menolaknya. ,"
"Aku belum tentu akan memperlihatkannya padamu." Yuan Bao
segera berkata,
"Aku juga tahu kau belum tentu ingin melihatnya. Apa yang enak
dilihat dari benda yang dimiliki oleh seorang pengemis kecil?"
"jika aku memaksamu untuk memperbolehkan aku untuk
melihatnya?"
"Aku tahu kau tidak akan berbuat demikian," kata Yuan Bao.
"Kau bukan orang seperti itu."
"Aku sekarang baru tahu kalau aku adalah orang yang seperti
itu," kata Xiao Cai.
"Aku benar-benar seorang yang sangat bodoh."
Xiao Cai sengaja menghela nafasnya.
"Biarpun aku tidak sampai hati membakar kantong itu, tapi aku
kan bisa saja menyembunyikannya, mengapa harus
mengembalikannya padamu?"
"Kalau aku bukan orang bodoh lalu apa?"
Yuan Bao berpikir dan berpikir, lalu tiba-tiba berkata,
"Kata-katamu benar, aku akan memperlihatkannya padamu."
"sebenarnya yang ada di dalam kantung itu juga bukan benda
berharga, hanya tujuh buah bintang saja. Tidak akan ada orang yang
mengganggap ketujuh buah bintang itu sebagai benda berharga,
bahkan anak yang berumur tiga tahun pun tidak akan.
Ketujuh buah bintang ini sama sekali tidak menarik, terserah
bagaimana caramu melihatnya, pasti tidak akan terlihat apapun
pada benda itu yang menjadikannya layak dijadikan benda berharga
jika ada orang yang hendak memberikannya padamu, kau pasti
tidak akan mau jika tidak sengaja menemukannya, juga pasti akan
melemparkannya secara sembarangan ke dalam selokan.
Karena ketujuh buah bintang ini bukan terbuat dari bahan yang
bagus, diantaranya biarpun ada yang mirip seperti dari giok tapi
yang enam lainnya sama sekali bukan. Mereka hanya terbuat dari
kayu, bahkan ada satu yang terbuat dari kertas tebal.
Tapi di permukaan setiap bintang itu terdapat tulisan,"
sebelum Xiao Cai bisa melihat dengan jelas tulisan apa itu, Yuan
Bao sudah bertanya padanya,
"sekarang kau sudah melihatnya kan?"
"Menurutmu bagus atau tidak?"
"Tidak bagus."
"Karena tidak bagus," Yuan Bao segera menyimpan kembali
benda-benda itu, tertawa sambil mengeluarkan lesung pipinya dan
berkata, "Aku sudah memberitahukanmu sebelumnya, barang milik
seorang pengemis kecil tidak mungkin ada yang menarik."
,Xiao Cai juga mengeluarkan lesung pipi yang dalam.
"Kalau begitu kau berikan saja satu buah dari bintang milikmu itu
untukku." senyumnya sangat manis sekali.
"Cukup berikan saja bintang yang terbuat dari kayu itu untukku."
"Langit menurunkan bintang keberuntungan, mengubah besi
menjadi emas. Dia tahu tentang bintang ini, apakah dia juga tahu
apa yang terjadi setelah semua lentera padam kemarin malam?"
Yuan Bao ingin bertanya tetapi tidak bertanya.
Mulutnya tiba-tiba seperti yang telah dijahit rapat oleh
seseorang, bahkan satu perkataan pun tidak ada yang keluar, karena
dia tiba-tiba menyadari ada orang yang berdiri di kepala tempat
tidurnya memperhatikan dirinya.
Kapan orang ini datang" Datang dari mana" Dia sama sekali tidak
mengetahuinya. Dia hanya tahu barusan di dalam kamar itu sama sekali tidak ada
orang lain, tapi dalam sekejap mata orang ini telah berdiri di kepala
tempat tidurnya.
orang ini seorang wanita, tapi tidak ada orang yang bisa
menggambarkan dengan jelas dia itu wanita yang seperti apa. Di
dunia ini, wanita seperti dia tidaklah banyak.
Dahinya agak terlalu lebar sedikit, tulang pipinya agak ketinggian
sedikit, mulutnya juga agak terlalu besar, membuat orang yang
melihatnya merasa hormat, tidak bisa mendekatinya. Tapi bibirnya
sangat lembut dan indah, sudut bibirnya agak ke atas dan selalu
dipenuhi oleh senyuman yang hangat dan manis, ang membuat
orang ingin mendekatinya .
Matanya tidak besar tapi amat sangat terang dan penuh dengan
kearifan yang membuat orang merasa ada permasalahan apa pun
bisa dibicarakan dihadapannya, karena dia pasti bisa mengerti.
Usianya sudah tidak bisa dibilang muda dan tampangnya pun tidak
bisa dibilang cantik,
Tapi Yuan Bao langsung terpaku begitu melihatnya, bahkan
kapan Xiao Cai bangkit dari tempat tidurnya pun dia tidak tahu.
Lagipula dadanya sedang berdebar dengan kencang, berdebar jauh
lebih cepat daripada biasanya.
Tidak peduli di masa yang lalu atau di masa yang akan datang, di
dunia ini tidak akan ada wanita kedua yang bisa membuat dada
Yuan Bao berdebar dengan kencang.
Yuan Bao biasanya tidak pernah peduli dengan urusan orang lain,
apa pun yang telah terjadi dia tidak pernah peduli. Dia lebih tidak
peduli lagi akan pandangan orang lain terhadap pandangannya,
pikirannya, dan perbuatannya .
Tapi terhadap wanita yang baru sekali ditemuinya ini, dia
sepertinya peduli. Dia justru tidak bisa membiarkan wanita ini
memandangnya sebagai pengemis kecil yang dungu dan bodoh,
karena itu dia sengaja menghela nafasnya.
"Mengapa datang lagi satu perempuan" Apakah semua laki-laki
yang ada di tempat ini semuanya bersembunyi dan tidak berani
menemuiku?"
"siapa yang kau inginkan untuk menemuimu?" suara wanita ini
sangat lembut dan merdu, seperti seorang guru musik yang sedang
mengingat akan kenangan tentang kekasihnya dan menuangkannya
melalui alunan musik pada kecapi.
"Bos besar Tang," kata Yuan Bao sambil terbatuk dua kali.
"Aku ingin sekali bertemu dengan majikan di sini, bos besar
Tang." Wanita ini tertawa dan pada saat tertawa sudut mulutnya
tertarik ke atas, di tengah senyumannya yang hangat dan manis
tetap saja membawa perasaan yang dingin dan tidak berbelas
kasihan. "Kau sudah bertemu dengan bos besar Tang," kata wanita ini.
"Akulah bos besar Tang."
Dia bertanya kepada Yuan Bao sambil tersenyum,
"Apakah kau kira kedudukan bos besar di seluruh dunia ini hanya
diperuntukan bagi laki-laki?"
Bersambung-07. baru memberitahu aku siapa orang yang telah membawa aku ke
tempat ini. Xiao Cai tidak bisa menerimanya, berkata dengan memburu,
"Mengapa kami harus meniamumu makan dan minum arak"
Atas dasar apa kami harus menemanimu makan?"
"Tidak ada dasar apa-apa." Yuan Bao berkata,
"Tetapi jika kau tidak meniamuku makan, kau harus
mengembalikan hutangmu padaku."
"Kapan aku pernah berhutang padamu?"
"Kau berhutang satu kali mandi padaku."
"Berhutang satu kali mandi?" Xiao Cai tidak mengerti Apa
maksudnya itu"
Bersambung-07 .
Jilid-07 "Maksudnya adalah kau sudah memandikan aku sekali, jika kau
tidak menjamuku makan maka aku harus memandikanmu sekali."
Yuan membalikkan mukanya dan berkata dengan sungguhsungguh
"Aku bukan sebuah sayuran atau anggur, jika kau ingin
memandikanku, aku akan membiarkanmu memandikan aku. Aku
bukanlah manusia yang bisa dimandikan seenaknya oleh orang
lain," "jika kau boleh memandikanku maka aku juga boleh
memandikanmu."
Xiao Cai yang mendengarnya menjadi terpaku, menatap tajam
pada Yuan Bao, menatapnya dengan marah.
"Yang kau ucapkan itu apakah ucapan manusia" Apakah kau itu
sedang kentut?"
Dia menghadap bos besar Tang.
"ibu, kau lihat muka si bocah tengik ini tebal atau tidak"
Perkataan yang tidak sopan seperti itu pun bisa diucapkannya."
Bos besar Tang malah tertawa.
"Dia sepertinya memang sedikit tidak sopan, tapi sepertinya kau
tidak berbeda jauh dengan dirinya."
Xiao Cai merapatkan mulutnya dan menyapitkan matanya
seperti yang hendak menangis.
Dia tidak menangis karena tiba-tiba dia teringat akan satu alasan.
"Aku kan perempuan, perempuan sejak lahir boleh berlaku tidak
sopan. Kalau dia atas dasar apa boleh berlaku tidak sopan?"
Yuan Bao menarik nafas, menggeleng kepala sambil tertawa
pahit. "Aku mengaku kalah padamu, yang bisa mengeluarkan hal yang
masuk akal seperti itu, bagaimana mungkin aku tidak puas?" Dia
berkata, "Aku sudah tidak perlu kau jamu lagi."
Bos besar Tang tertawa. "Kau tidak menjamu dirimu, aku yang
menjamu." Yuan Bao bergembira lagi.
"Kau memang berpandangan luas, biasanya mau menjamu tamu
seperti aku pun tidak mudah."
Masakan yang enak-enak dan indah serta arak telah memenuhi
meja, setiap macamnya sangat sesuai dengan selera Yuan Bao. Dia
sudah sangat lapar sampai meja pun bisa dia makan, tapi anehnya
bahkan sumpit pun tidak disentuhnya.
Dia juga tidak menggunakan tangannya untuk mengambil
makanan. Dia hanya duduk terpaku di sana memandangi sambil
mengeluarkan air liurnya.
Gadis pelayan kecil yang berdiri di belakang punggungnya tidak
bisa menahan dirinya untuk bertanya,
"sayur sudah mulai dingin, mengapa kau tidak makan?"
Yuan Bao berkata dengan suara keras, "Hari ini aku adalah tamu,
juga bukan datang untuk mengemis makanan, jika pemiliknya tidak
menemaniku makan, bagaimana aku bisa memakannya?"
Dengan keras kepala dia berkata, "Aku tidak mau makan, biar
sampai mati kelaparanpun aku tidak akan makan."
Walaupun sekujur tubuhnya tidak bertenaga sedikit pun, tapi
dalam hal membuat keributan sama sekali tidak berkurang,
suaranya pada saat berbicara tidak ada orang yang tidak bisa
mendengarnya. oleh karenanya dia segera melihat bos besar Tang memasuki
ruangan, mukanya bersemu merah segar, tampang seperti orang
yang baru saja selesai mandi dengan air panas. Rambutnya yang
hitam pekat tergelung membentuk sanggul dan memakai pakaian
dari sutera yang ada belahannya, sehingga kakinya bisa keluar
masuk. Tungkai kakinya sangat indah dan mulus, seperti pahatan pada
sebuah giok putih yang seputih lemak kambing.
Yuan Bao tiba-tiba merasa dadanya berdebar lagi dengan
kencang. "Aku datang untuk menemanimu," kata bos besar Tang.
"Tapi aku tidak akan makan, hanya akan menemanimu minum
sedikit arak saja."
"sedikit arak itu seberapa banyak?"
Bos besar Tang memandangi pemuda remaja ini dan tidak bisa
menahan dirinya untuk tertawa, yang membuatnya kelihatan jauh
lebih muda. "Kau benar-benar bisa minum arak?"
"Mengapa tidak mencobanya?"
"Baik." Bos besar Tang duduk.
"Kau bisa minum berapa banyak?"
"aku akan minum berapa banyak"
"Benarkah?"
"Mengapa aku harus menipumu?"
Bos besar Tang berkata dengan manis,
"orang dewasa tidak akan membohongi anak kecil, orang dewasa
yang bisa menipu anak kecil pasti bukan orang baik-baik, apakah
menurutmu aku kelihatan seperti orang jahat?"
Yuan Bao menggelengkan kepalanya dan berkata dengan serius,
"Kau bukan orang jahat dan aku juga sudah bukan anak kecil
lagi." Lalu mendadak dia mengubah topik pembicaraan.
"siapa orang jahat itu?"
"orang jahat yang mana?"
"orang jahat yang telah membuatku pingsan dan membawaku
kemari serta membuat sekujur tubuhku tidak bertenaga sedikit
pun." Dia mengibaskan tangannya menyuruh gadis pelayan kecil
keluar, lalu menuangkan secangkir arak untuk dirinya dan Yuan Bao.
Gerak tubuhnya pada saat meminum arak sangat gemulai dan


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

indah, sama seperti orangnya.
"Lebih dari 20 tahun yang lalu, di tengah dunia persilatan ada
sebuah organisasi rahasia yang bernama Tian Jue Di Mie karena
yang mendirikan organisasi rahasia ini ada dua orang, yang satu
bernama Gao Tian Jue, yang satu lagi bernama Guo Di Mie." Bos
besar Tang berkata,
"Mereka mendirikan organisasi ini dengan satu tujuan."
"Tujuan apa?"
"Mengejar dan menangkap pencuri dan penjahat, jika belum
tertangkap maka tidak akan menyerah."
"organisasi ini tidak jahat," kata Yuan Bao.
"Mengapa aku tidak pernah mendengar organisasi ini
sebelumnya?"
"Karena kau lahir terlalu lambat." Bos besar Tang berkata,
"Kira-kira delapan belas sampai sembilan belas tahun yang lalu,
Guo Di Mie tiba-tiba menghilang dan kabarnya telah tewas di
tangan Da Xiao Jiang jun, sedangkan Gao Tian Jue juga lengan
sebelah kirinya tertebas sampai putus. sejak saat itu organisasi ini
tidak pernah terdengar kabarnya lagi."
Dia menghela nafasnya.
"Tidak disangka belakangan ini mereka muncul kembali diJi Nan,
bahkan kekuatannya lebih besar dibandingkan dulu."
Yuan Bao tentu saja tidak bisa menahan diri untuk bertanya,
"Apakah mereka datang demi Li Jiang Jun?"
"Tentu saja," kata bos besar Tang.
"13 orang yang tangan kiri buntungnya menggunakan jepit baja
adalah anak buah organisasi itu."
"Apakah Gao Tian Jue juga datang?"
Bos besar Tang mengangguk-anggukkan kepalanya .
"Justru dia yang membawamu ke sini, karena dia tidak ingin kau
terlibat dalam pembunuhan dan dendam ini. Di tempatku ini, kau
tidak hanya aman jUga tidak akan diketemUkan orang."
Yuan Bao berkata dengan suara keras,
"Gao Tian Jue benar-benar orang yang aneh, mengapa dia harus
mengurusi apakah aku aman atau tidak aman, aku mati pun bukan
urusannya."
Bos besar Tang setuju dengan Yuan Bao.
"Dia memang orang aneh" kata bos besar Tang.
"orangnya aneh, prilakunya aneh, ilmu silatnya makin aneh.
Walaupun Guo Ti Mie hidup lagi juga sudah bukan tandingannya."
"Jadi dia membawaku kemari, kau pun hanya bisa menerima."
Yuan Bao sengaja tertawa dingin.
"Aku yakin kau tidak akan berani membiarkanku pergi dari sini."
"Aku memang tidak berani." Bos besar Tang sama sekali tidak
ada niat untuk membantahnya.
"Aku masih belum mau mati."
Yuan Bao menghela nafasnya.
"Sebenarnya aku juga belum mau mati"
Jika seorang pengemis kecil saja tidak ingin mati, apalagi bos
besar" Dia minum lagi secangkir arak dengan sekali teguk, lalu bertanya
lagi padanya tentang sesuatu yang sangat ingin diketahuinya.
"Yang terjadi kemarin malam di dalam rumah judimu,
sebenarnya siapa saja yang membunuh siapa saja?"
ooo)o(ooo BAB XIII PEMAKAMAN YANG SEPI
Tanggal 16 bulan 4, tengah malam....
Yuan Bao sedang menikmati makanan dan arak yang enak di
buah ruangan milik bos besar Tang. Xiao Jun juga sedang makan di
sebuah kedai kecil di pinggir jalan yang hanya diterangi oleh satu
buah lentera saja. Dia sedang makan nasi yang digoreng dengan
minyak babi dan dua telur ayam.
setiap orang harus makan, tidak peduli dia suka atau tidak suka,
karena kalau tidak makan bisa mati.
Ada banyak hal di dunia ini yang seperti itu, kau harus
mengerjakannya tidak peduli suka atau tidak suka.
Xiao Jun pada umumnya tidak terlalu mementingkan makanan,
asalkan bisa dimakan dia pasti makan, sebagian besar dia sama
sekali tidak tahu bagaimana rasa makanan yang dimakannya,
bahkan ada kalanya apa yang dimakannya pun dia tidak tahu.
Karena dia tidak sama dengan sebagian besar orang yang ada di
dunia ini, biasanya jika mulut sedang bergerak, maka otak hanya
sedikit bergerak. Tapi Xiao Jun tidak sama.
Pada waktu dia makan, biasanya dia akan memikirkan banyak hal
dan banyak masalah, apalagi sekarang dia sedang memikirkan suatu
masalah yang sangat aneh. Dia terus berpikir, mengapa aku belum
mati" Dia terus memikirkan masalah ini sejak kemarin malam, karena
dia sudah memastikan bahwa dirinya pasti mati.
Pada saat semua lentera di Ru Yi Du Fang serentak padam untuk
kedua kalinya itu, dia sudah memegang sebuah gagang yang
panjangnya 1 chi 3 cun, yang dibuat oleh pengrajin ternama dengan
menggunakan besi murni yang dibuat meniru pedang pendek untuk
memukul tempat persembunyian ikan.
Pada saat itu dia sudah melesat ke depan sepanjang 1 zhang 3
chi, mata pedang pun sudah terhunus keluar. Tenggorokkan Wu Tao
seharusnya berada tepat di depan mata pedangnya karena tadi dia
sudah menghitung posisi dan jarak di antara mereka. Dia yakin
perhitungannya tidak mungkin salah.
Kecepatan gerakannya serta hunusan pedangnya pasti tidak akan
lebih lambat dibandingkan yang lainnya. Tapi tusukan pedangnya
tidak hanya seperti itu, sekali pedang terhunus,jarak 2zhang di
sekitarnya sudah masuk area jangkauan pedang itu.
Dia sudah mengeluarkan seluruh tenaga dalamnya, ajaran, kerja
keras, dan pengalamannya dalam serangan itu. Tapi dia masih saja
gagal. semuanya tiba-tiba menjadi kosong, hampa, semua menjadi
tidak ada. Tidak ada kejayaan, tidak ada kemampuan, tidak ada
reaksi, tidak ada hasil, semuanya tidak ada.
saat itu, perasaan Xiao Jun seperti orang yang jatuh dari
bangunan yang tingginya ada ratusan Zhang dan masuk ke dalam
jurang keputusasaan yang tidak berakhir, bahkan untuk
mengeluarkan tenaga sedikit cun tidak bisa. Hal ini adalah hal yang
paling menakutkan.
Kekuatan penuhnya tiba-tiba menjadi kosong. Pada saat itu, dia
tiba-tiba dibuat tidak berdaya oleh sebuah kekuatan luar biasa yang
misterius dan tak terbayangkan.
Di saat seperti itu, seorang anak kecil pun bisa memukul jatuh
dia. Dia belum pernah merasakan perasaan seperti itu. Dia tahu
bahwa dia sudah berhadapan dengan lawan yang sangat
menakutkan, bahkan jauh lebih menakutkan dibandingkan dengan
mimpi buruk yang bisa dimimpikan oleh seseorang.
Yang lebih menakutkan lagi, dia sudah bisa merasakan ada orang
yang sudah siap melancarkan pukulan yang mematikan kepada
dirinya. Dia sama sekali tidak bisa menahan juga mengelaknya.
Ajaran dan kerja kerasnya selama bertahun-tahun dan
pengalaman yang didapatnya dari pertempuran antara hidup dan
mati selama ini, semuanya mendadak menjadi hampa, benar-benar
hilang. Dalam keadaan seperti itu, yang bisa dilakukannya hanyalah
mati, menunggu kematian. Tapi Xiao Jun tidak mati.
Di saat nyawanya berada di ujung tanduk itu, pada saat hawa
membunuh orang itu sudah membaur dengan nafasnya, di saat dia
merasa sudah pasti mati tanpa ada jalan keluar, tiba-tiba ada
seseorang yang menolongnya.
Dengan menggunakan sepasang tangan menolongnya.
sepasang tangan itu seperti angin saja, tidak ada seorang pun
yang tahu dari mana datangnya angin itu dan tidak ada yang tahu
tangan itu datang dari mana. sepasang tangan ini datang dari
seorang jagoan misterius yang tiba-tiba mencengkram bahunya dan
memberikan kekuatan yang aneh padanya.
Tiba-tiba tubuhnya sudah melayang di udara, menghindari
serangan mematikan yang itujukan kepadanya.
Pada saat dia sudah mendarat, dia tetap tidak tahu di mana
orang itu berada, hanya terdengar sebuah suara di tengah
hembusan angin di kegelapan malam.
Pakaian dengan cepat membawa suara angin, senjata gelap
memecahkan suara angin, mata golok dan mata pedang membelah
di tengah suara angin, juga membawa suara lengkingan marah yang
seraki sayu, nyaring, menyedihkan, kejam dan ganas.
Tidak ada orang yang melukiskan suara yang barusan
didengarnya itu sebenarnya suara yang seperti apa"
Jika tidak mendengarnya sendiri, sama sekali tidak bisa
membayangkannya Jika kau tidak beruntung bisa mendengarnya
dengan telinga sendiri, maka seumur hidup kau tidak akan pernah
melupakannya. Xiao Jun sudah tidak dapat menahan diri untuk
muntah. Dia tidak jadi muntah karena semua suara tadi tiba-tiba lenyap
dalam sekejap. Lenyap setelah terdengar suara tawa tiga kali.
Bumi tiba-tiba berubah menjadi sunyi senyap. ruangan besar
yang megah, mewah, dan penuh cahaya tiba-tiba berubah menjadi
sebuah kuburan. Untung sekali jantung Xiao Jun masih berdebar.
Dia hanya bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri
Dong...dong...dong... Berdetak perlahan dengan lama, tiba-tiba did
ala kegelapan ada seberkas cahaya sebuah cahaya api yang berasal
dari sebuah pemantik.
Pemantik itu berada di tangan Tian Ji Zi. Tian Ji Zi masih duduk di
tempat yang sama seperti tadi, seperti yang tidak bergerak sedikit
pun, tapi juga seperti yang ingin bergerak tapi tidak bisa bergerak.
Di sampingnya ada tambahan satu orang.
Tidak tahu sejak kapan, tuan besar Tian sudah duduk di kursi di
sebelahnya, menggunakan sepasang tangannya untuk memetik San
Xian yang tidak ada suaranya. San Xian itu tidak berbunyi karena
senarnya sudah putus.
Kecapi yang tidak berbunyi, orang tua yang sudah uzur,
walaupun san Xian tidak berbunyi, tetapi lebih sayu dibandingkan
bunyi apapun. Karena lagu yang dimainkan oleh orang tua adalah
lagu sepi. Lagu sepi tentu tidak berbunyi karena memang tidak untuk
didengar orang. Tian Ji Zi menyalakan sebuah lentera yang tadi
diambil Wu Tao dari atas.
sesudah lentera bersinar terang, dia baru memandang kepada
Xiao Jun . Xiao Jun sama sekali tidak memandangnya, yang
dipandanginya adalah orang yang sudah tergeletak di atas tanah.
Dai Tian chou, Tu Qu E, danJin Lao Zong, semuanya sudah
tergeletak di atas tanah.
Pernafasan mereka sudah terputus, mayatnya pun sudah dingin.
Ilmu silat shi san Tai Bao Heng Lian yang sudah bertahun-tahun
dipelajari dengan susah payah oleh Dai Tian chou, sudah dikalahkan.
senjata Jin Zhong Zhao dan baju besi Tie Busan ternyata bukan tidak
bisa dihancurkan.
Darahnya masih mengalir tidak berhenti dari belakang telinga
kirinya. Bagian ini adalah titik lemahnya, bagian yang paling lemah
dari seluruh tubuhnya, juga merupakan rahasia terbesarnya.
orang yang berilmu silat seperti dia tidak akan pernah
memberitahukan kelemahan sendiri kepada orang lain. orang yang
membunuhnya ini bagaimana bisa tahu akan rahasianya"
sebenarnya dengan menyalakan 196 buah lentera baru bisa
me Hikmah Pedang Hijau 14 Istana Pulau Es Karya Kho Ping Hoo Petualang Asmara 23

Cari Blog Ini