Ceritasilat Novel Online

Raja Naga 7 Bintang 5

Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung Bagian 5


apa." "Aku memang pada dasarnya tidak memiliki kelainan apa-apa."
"Justru karena kau tidak ada kelainan apa-apa aku baru
memberimu selamat." Nona besar Lei berkata,
"Karena kami ingin melihat apakah kau punya kelainan atau
tidak, makanya kau kami bawa ke tempat ini."
"Entah ada berapa banyak orang yang ada di atas bumi ini, lalu
mengapa kalian tidak memeriksa apakah mereka memiliki kelainan"
Mengapa justru memilihku?"
"Karena kau bukan orang lain."Jawaban nona besar Lei semakin
hebat."Justru karena kau bukan orang lain, makanya kami
memilihmu."
"Aku punya kelainan atau tidak, apa urusannya dengan kalian?"
"Tentu saja ada."
"Di mananya?"
"Karena tuan muda ke-9 kami menyukaimu dan hendak
melamarmu menjadi istrinya," kata nona besar Lei.
"oleh karena itu tentu saja kami harus melihatmu dengan
seksama, orang yang memiliki kelainan mana mungkin bisa masuk
ke dalam keluarga Long kami?"
Tang Lan Fang akhirnya mengerti, tapi tetap saja tidak bisa
menahan diri untuk tidak bertanya,
"Tuan muda ke-9 kalian itu apakah barang berharga yang hidup
(Huo Bao) itu?"
"Bukan Huo Bao, tetapi Yuan Bao," kata nona besar Lei sambil
tertawa. "Yuan Bao yang dikasihi oleh banyak orang." Wajah bos besar
Tang menjadi merah dan panas.
"Dari mana kalian tahu kalau dia hendak melamarku" " Dia
mengeluarkan keberaniannya untuk bertanya, "Bagaimana kalian
bisa tahu?"
"Bagaimana mungkin kami tidak tahu?" Tawa nona besar Lei
semakin senang. "Apa yang kalian lakukan di dalam kamar kemarin
malam, kami sudah mengetahuinya." Wajah Tang Lan Fang semakin
merah dan panas.
Bagaimana mungkin membiarkan orang lain sampai tahu tentang
apa yang kemarin malam mereka katakan dan lakukan di dalam
kamar itu"
"Kami bukannya suka mencampuri urusan orang lain, kami sudah
puluhan tahun tidak turut campur urusan orang lain." Nona besar
Lei berkata "tetapi urusan tuan muda ke-9 kami harus turut campur, bahkan
tidak bisa tidak turut campur."
"Mengapa?"
"Karena kami berhutang budi pada ayahnya."
Bos besar Tang mulai marah lagi. "Di luaran dia ugal-ugalan dan
membuai gara-gara, tapi mengapa kalian membiarkannya?"
"Untuk soal yang seperti itu, kami memang tidak pernah turut
campur." Nona besar Lei berkata,
"Untuk yang satu itu bahkan ayahnya sendiri pun tidak bisa
berbuat apa-apa, walaupun kami ingin turut campur pun sama saja
tidak bisa berbuat apa-apa."
Nada bicaranya sansat tegas sekali "Asalkan tidak ada yang
berbuat sewenang-wenang terhadapnya, apapun yang
dilakukannya, kami tidak akan peduli."
"Jika dia berbuat sewenang-wenang kepada orang lain
bagaimana?"
"Dia adalah seorang anak yang baik, orangnya baik, hatinyapun
baik, bagaimana mungkin dia berbuat sewenang-wenang terhadap
orang lain?"
Dalam nada suara nona besar Lei penuh dengan rasa kasih
sayang. "jika benar dia berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain
juga tidak akan jadi masalah."
Dia berbicara semakin tegas, "Jika dia bisa berbuat sewenangwenang
kepada orang lain, kami akan pura-pura tidak tahu dan
membiarkan dia berbuat semaunya Jika dia tidak bisa berbuat
seperti itu, maka kami akan membantunya." Bos besar Tang terkejut
mendengarnya. Dia benar-benar tidak habis pikir, bagaimana seseorang bisa
mengeluarkan perkataan yang tidak masuk di akal seperti itu.
"sekarang aku sudah tahu bahwa kau sama sekali tidak ada
kelainan apa pun, sudah cukup layak untuk menikah dengannya,
tentu saja aku akan menyelamatimu"
Nona besar Tei bertanya, "Apakah sekarang kau sudah
mengerti?"
"Tidak mengerti."
"Kau masih tidak mengerti?" Nona besar Lei sangat heran.
"Apakah kau itu seorang idiot?"
"Aku bukan idiot," kata Tang Lan Fang.
"Hanya saja aku ini sudah menjadi seorang nenek-nenek."
"Kau sedikit pun tidak terlihat tua."
"Aku sedikitnya lebih tua darinya belasan tahun."
"Apa hubungannya?" tanya nona besar Lei dengan polos dan
sungguh-sungguh. "suami istri dan teman sama saja, dua orang
bersama-sama asalkan keduanya merasa bahagia, perbedaan usia
sedikit apalah artinya?" Tang Lan Fang terpaku.
Kalimat yang diucapkan tadi, dia juga sama sekali tidak pernah
mendengar ada orang yang pernah mengatakannya. Hatinya tibatiba
mulai berdegup kencang.
Dia juga mendengar suara kakek tua itu bertanya dari luar.
"Apakah aku sudah diperbolehkan masuk?"
"Coba kalau berani" kata nona besar Lei dengan keras "Jika kau
berani masuk ke dalam, aku akan mencukil keluar biji matamu."
Kakek tua itu sepertinya mengeluh di luar, sedangkan nona besar
Lei berguman sambil memaki, "Dasar playboy tua, dasar setan tua."
sambil memaki, sambil memakaikan pakaian pada Tang Lan Fang,
lalu berseru dengan suara keras. "Kau masuklah."
Baru sekarang Tang Lan Fang bisa melihat dengan jelas kedua
orang suami istri itu. sang suami sangat aneh, misterius, kurus dan
pendek. sang istri lebih aneh, lebih misterius, kurus seperti batang
bambu, tapi lebih tinggi satu kali lipat dibandingkan suaminya.
Usianya pun sudah bukan lagi usia seorang nona besar, usianya
sudah bisa membuatnya menjadi ibu bagi nona besar mana pun.
Tapi pakaian yang dipakainya memang pakaian yang biasa
dipakai oleh para nona besar, bahkan jauh lebih modern
dibandingkan yang biasa dipakai oleh para nona besar.
Mukanya yang keriput masih memakai make up dan rambutnya
yang telah memutih diselipkan sebuah bunga merah.
Tang Lan Fang belum pernah bertemu dengan orang yang begitu
lucu, tetapi dia tidak sampai mengeluarkan tawanya. Dia tidak bisa
tertawa. Kakek iua itu malah tertawa terkikik sambil
memandanginya. "Kau tahu tidak mengapa tadi istriku mengeluarkan perkataan
seperti itu padamu?" tanyanya pada Tang Lan Fang. "Mengapa
suami istri berbeda usianya sedikit tidak masalah?"
Dia langsung menjawab sendiri pertanyaan tadi, seperti yang
takut istrinya tidak memperbolehkannya membicarakan hal ini.
"Karena umur istriku juga lebih tua belasan tahun dariku."
Tang Lan Fang terheran- heran. Dia heran bukan karena
perkataan tadi, tapi karena dia tidak ditampar karena perkataan
tadi. Nona besar Lei tidak hanya tidak mengeluarkan tangannya,
malahan memandang pada suaminya itu dengan pandangan yang
hangat. shio-nya kambing dan selama ini mengira bahwa shio-kujuga
kambing, mengira aku hanya lebih tua darinya 12 tahun. Dia
berkata, "sebenarnya shio-ku macan, sehingga aku jauh lebih tua
darinya 17 tahun."
"Kau kira aku tidak tahu?" Kakek tua itu tertawa.
"Kau kira kau bisa menipuku?"
"Kau tahu?"
"Tentu saja aku tahu." Kakek tua itu berbangga hati.
"Aku sudah mengetahuinya sebelum kau menikah denganku."
"Lalu mengapa kau masih memohon padaku untuk menikah
denganmu?"
"Karena aku suka padamu." Kakek tua itu memandang pada
istrinya dengan pandangan matanya yang juga penuh dengan
kehangatan. "Meskipun kau jauh lebih tua dariku 70 tahun sekalipun, aku
tetap memintamu menikah denganku."
"Benarkah?"
"Kapan aku pernah membohongimu?" Kakek tua itu mengejapngejapkan
matanya. "Ada kalanya jika aku membohongimu, itu hanya karena aku
tidak ingin membuatmu marah."
Nona besar Lei tertawa senang, tertawanya benar-benar seperti
tawa seorang nona besar.
"Kau tidak boleh membohongiku kali ini." Lalu dia membalikkan
kepalanya dan bertanya,
"Apakah kau pernah merasa menyesal setelah menikah
denganku?"
"Mengapa aku harus menyesal?"
"Karena tidak hanya umurku jauh lebih tua darimu, tapi juga
galak, judes, dan cemburuan."
"Kau galak juga demi kebaikanku, kau cemburu juga karena kau
suka padaku, takut aku mencari wanita yang usianya jauh lebih
muda darimu," kata kakek tua itu "Jika kau tidak suka padaku,
meskipun aku mendapatkan 800 orang wanita dalam sekejap.
meskipun aku berlutut di depanmu memohon supaya kau cemburu,
kau juga tidak akan cemburu."
Dia tiba-tiba menggenggam tangan istrinya, sama seperti anak
muda yang menggenggam tangan orang yang dicintainya. "Aku
tanya padamu, bertahun-tahun ini, hari-hari yang kita lalui apakah
sangat bahagia?"
Nona besar Lei menganggukkan kepalanya. "sejak menikah
denganmu, hari-hari yang kulalui setiap hari benar-benar
membahagiakan, jika tuhan mengijinkan aku hidup sekali lagi, aku
tetap akan menikah denganmu."
Dia tiba-tiba membalikkan kepalanya bertanya pada Tang Lan
Tang, "Apakah kau merasa kami ini sangat menjijikkan?"
Tang Lan Fang tidak menjawab dan tidak perlu menjawab, dia
percaya mereka juga tahu perasaannya terhadap mereka.
Jika sekarang ada orang yang mengatakan bahwa mereka berdua
menjijikkan, tidak peduli siapa orangnya, dia akan langsung
memberikan tamparan pada mereka.
sebenarnya mula-mula dia juga merasa sepasang suami istri ini
sangat menggelikan, tapi sekarang dia justru ingin meneteskan air
mata. Air matanya benar- benar jatuh.
seperti orang yang sudah lama tinggal di dalam kegelapan, lalu
tiba-tiba melihat langit yang cerah, gunung yang biru, pohon yang
hijau, bunga yang merah dan sinar mentari yang menyinari bumi, air
matanya mulai berjatuhan satu demi satu.
"Kau menangis?"
"Aku tidak menangis."
"Kau jelas-jelas sedang meneteskan air mata."
"Meneteskan air mata belum tentu menangis," kata Tang Lan
Fang. "Pada saat menangis juga belum tentu harus meneteskan air
mata." "Kalau begitu mengapa kau meneteskan air matamu?" Nona
besar Lei berkata,
"Nenek- nenek seperti aku ini, masih berdandan seperti layaknya
seorang gadis muda, kau pasti merasa sangat lucu, tapi mengapa
kau malah meneteskan air mata?"
"Aku tidak tahu," kata Tang Lan Fang. "Aku benar-benar tidak
tahu." sebenarnya dia mengetahuinya hanya tidak bisa
mengemukakannya. Kakek tua itu mewakilkan dirinya untuk
mengatakannya. "Jika kau merasa dirimu masih muda, siapa yang berani
mangatakan dirimu sudah tua?" kakek tua itu memberitahu istrinya
"Jika dirimu tidak merasa sudah tua, tidak peduli kau berdandan
seperti apa pun, tidak akan ada orang yang merasa kau
menggelikan."
Dia melanjutkan, "seseorang itu tua atau tidak bukan dilihat dari
umurnya, melainkan dari hatinya. oleh karena itu ada sebagian
orang pada usia 18 tahun sudah menjadi tua, ada sebagian orang
yang hidup sampai usia 80 tahun tapi tetap muda."
Nona besar Lei tertawa, mengusap secara perlahan wajah Tang
Lan Fang "jika aku saja tidak bisa dikatakan sudah tua, bagaimana
kau berani mengatakan dirimu sudah tua" Mari, cepat ikut aku
pulang." "Pulang?" Tang Lan Fang bertanya, "Pulang ke mana?"
"Tentu saja pulang ke samping barang berharga-mu yang hidup
itu." Dia sudah menarik Tang Lan Fang bersiap untuk pergi dan wajah
Tang Lan Fang sudah menjadi merah.
"Tunggu dulu."
"Tunggu apa lagi?"
"Masih ada hal yang belum kalian tanyakan padaku."
"Hal apa?"
"Meskipun dia benar-benar bersedia menikahiku, tapi apakah
aku bersedia atau tidak menikah dengannya?" Tang Lan Fang
berkata dengan wajah yang memerah, "Bagaimanapun juga, kalian
seharusnya menanyakannya dulu padaku."
Dia mengeluarkan keberaniannya baru bisa mengeluarkan
perkataan seperti itu, tapi bagi nona besar Lei hal ini bukanlah
masalah. "Tentu saja kau bersedia menikah dengannya," kata nona besar
Lei. "orang seperti dia, gadis yang mau menikah dengannya sudah
tidak terhitung banyaknya .Jika menyuruh mereka berbaris, dari sini
bisa-bisa sampai ke kota Gai Feng."
"Benarkah sebanyak itu gadis yang ingin menikah dengannya?"
"Tentu saja benar."
"Kalau begitu kau suruh saja mereka menikah dengannya."
"Mengapa aku harus menyuruh orang lain menikah dengannya?"
"Karena aku bukan orang lain," kata Tang Lan Fang sambil
memalingkan wajahnya.
"orang lain bersedia, aku tidak"
Nona besar Lei tertawa lagi. "Aku tahu... aku tahu... semua
wanita pasti begitu. Meskipun di mulut berkata tidak mau, tetapi di
hati sudah 1000-10000 kali mau"
Dia sepertinya sudah menetapkan hal ini dan tidak bisa diubah,
terserah Tang Lan Fang mau berkata apa, dia tidak akan
mendengarkannya.
Tang Lan Fang hanya bisa mengikutinya pergi. Bertemu dengan
orang seperti ini, apakah kau masih ada cara yang lain"
sinar di musim semi menyinari bumi, bunga-bunga bermekaran.
Ada sebagian bunga yang mekar terlebih dahulu, ada sebagian lagi


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang terlambat mekar, ada sebagian lagi yang selalu mekar.
Bunga yang mekar terlambat ada kalanya lebih indah dari bunga
yang mekar terlebih dahulu.
Hidup sebagian orang juga sama, sama seperti bunga yang mekar
terlambat, pada saat dirinya merasa seumur hidupnya dia tidak
akan memiliki kesempatan untuk mekar, penguasa di atas justru
sengaja memberi kejutan, membuat dirinya menjadi mekar dan
mekarnya sangat indah.
Jadi orang asalkan masih hidup pasti masih ada harapan.
Hati Tang Lan Fang sedang berdegup kencang, jarak sampai ke
rumahnya semakin dekat, degupnya semakin kencang.
Apa yang akan terjadi setelah bertemu dengan Yuan Bao" Apa
yang akan dilakukan Yuan Bao padanya" Dia harus bagaimana
menghadapi Yuan Bao" Dia masih tidak berani memikirkannya.
setan kecil itu hanya karena mabuk baru dengan sembarangan
mengeluarkan perkataan seperti itu, mungkin dirinya sendiri tidak
menyadari sudah berapa kali dia berkata hal yang sama kepada
gadis yang lain. Mungkin dirinya sendiri sudah lupa kalau dirinya
pernah mengeluarkan perkataan seperti itu.
Tapi sepasang suami istri ini justru menganggapnya serius,
seperti yang menganggap Yuan Bao benar-benar akan melamarnya,
seperti yang ingin segera mengiring mereka memasuki kamar
pengantin. Begitu memikirkan hal ini, hatinya berdegup semakin kencang.
Dia sangat menyukai Yuan Bao, benar-benar menyukainya, tapi
rasa sukanya masih belum sampai mencapai tahap bersedia segera
menikah dengannya.
ooo)o(ooo BAB XIX SEPASANG TANGAN DAN SEPASANG KAKI
Dia belum pernah terpikirkan untuk menikah dengan seseorang.
Tetapi jika Yuan Bao memalingkan wajahnya dan tidak mengakui
pernah mengatakan kata-kata seperti itu, dia pasti bakal marah
setengah mati. Bagaimana bisa seorang wanita yang berumur 34 tahun secara
tiba-tiba berubah menjadi seperti seorang gadis kecil" Dia
menampar sendiri kedua belah pipinya.
Di mana Yuan Bao" Apakah saat ini sudah bangun" Begitu
terbangun dan tidak melihat dirinya berada di ruangan itu,
bagaimanakah reaksinya"
Kakek tua itu memandanginya sambil tertawa perlahan, seperti
yang sudah menebak apa yang ada dalam hatinya, lalu tiba-tiba
berkata. "Tenang saja, dia tidak mungkin pergi. Walaupun ada orang yang
mengusirnya dengan sapu sekalipun, dia tidak akan pergi, karena
aku tahu dia benar-benar menyukaimu, jadi dia pasti menunggumu
pulang." Tang Lan Fang tidak memperdulikannya, tapi kakek tua itu justru
sengaja mengganggunya dengan sengaja bertanya,
"Apakah kau tahu siapa dia yang kumaksud itu?"
Tang Lan Fang sengaja menjawab,
"Aku tidak tahu."
"Benarkah tidak tahu?"
"Ng."
"Kalau begitu aku sebaiknya memberitahukannya padamu."
Kakek tua itu berkata sambil memutar bola matanya,
"Dia adalah barang berharga hidupmu itu, yang juga calon
suamimu." Wajah Tang Lan Fang memerah lagi. Kakek tua itu tertawa sambil
bertepuk tangan, bahkan giginya yang tinggal satu itu sepertinya
bisa tanggal akibat tawanya.
Nona besar Lei sangat gembira, bahkan bunga merah yang
disematkan di rambut putihnya pun seperti sedang tertawa senang
jika Tang Lan Fang hendak marah pun tidak akan bisa marah.
Hidup begitu indahnya, mereka mana ada alasan untuk
bersedih" Mana ada alasan untuk marah"
oleh karena itu mereka semua sangat gembira karena mereka
tidak tahu apa yang sedang dihadapi Yuan Bao saat ini.
Meskipun mereka tahu, kemungkinan besar juga tidak akan
mempercayainya. Masalah yang sedang dihadapi Yuan Bao saat ini,
bahkan Yuan Bao sendiri juga tidak percaya.
Tanggal 19 bulan 4, lewat tengah hari.......
Lewat tengah hari pada suatu hari di musim semi, sinar matahari
sore masuk melalui jendela dan menyoroti pot bunga teh gunung
yang berada di sudut kamar. sisa masakan daging dan ikan sisa
kemarin masih ada, di atas bantal masih tertinggal helai rambut dan
wangi tubuh Tang Lan Fang.
Keadaan di dalam ruangan ini sama seperti sebelum
ditinggalkannya, sama sekali tidak ada perubahan, yang tidak sama
adalah saat ini sudah tidak ada seorang pun di dalam ruangan ini.
Mana Yuan Bao"
Dia pasti sudah menyesali semua perkataan yang dikatakannya
kemarin malam, maka dari itu dia pergi secara diam-diam.
Tang Lan Fang sekuat tenaga menahan dirinya agar wajahnya
tidak menampakkan sedikit pun rasa sakit hati dan kecewa, hanya
berkata dengan dingin, Dia sudah pergi, bagus juga kalau sudah
pergi. Dia berkata, orang yang seharusnya pergi, memang pada
dasarnya tidak akan ada orang yang bisa menahannya.
Dia sama sekali tidak melihat ekspresi yang tertera pada wajah
nona besar Lei dan suaminya. Dia berjalan mendekati ranjang itu
dan memungut helai rambut yang ada di atas bantal di ranjang itu.
Ini adalah rambutnya" Ataukah rambut Yuan Bao"
Dia berdiri di samping ranjang dan memperhatikan helai rambut
itu seperti orang bodoh, dan tidak tahu sudah lewat berapa lama
tiba-tiba serasa sesuatu yang dingin di dekat kakinya dan rasa dingin
itu naik ke atas sampai ke tulangnya, lalu mendadak bahkan berdiri
pun sepertinya tidak kuat lagi.
Tiba-tiba dia melihat satu buah sepatu, sepatu milik Yuan Bao.
sepatu bukanlah sebuah benda yang menakutkan, tapi begitu dia
melihat sepatu ini, wajahnya langsung memancarkan kengerian dan
ketakutan yang sukar untuk dikatakan. Begitu dia mengangkat
tubuhnya berdiri, barulah tersadar bahwa ekspresi pada wajah
suami istri itu sama dengan dirinya.
"Dia belum pergi," kata Tang Lan Fang.
"Dia pasti bukan pergi karena kehendak sendiri oh?"
siapa pun tidak akan pergi dengan hanya mengenakan sebuah
sepatu. Tang Lan Fang mencengkram bantal itu dengan erat,
menahan dirinya supaya tidak pingsan. Lagipula dia sama sekali
tidak bertenaga, sama sekali tidak bisa keluar dari taman ini.
"oh?"
"Tidak ada perintah dariku, tidak ada seorang pun yang berani
masuk ke dalam taman ini. Tetapi di luar taman ini selalu dijaga oleh
pengawal baik siang mau pun malam, tidak akan mungkin
membiarkan dia kabur."
"Tapi tadi kaupercaya sepenuhnya kalau dia pergi karena
kehendak sendiri" Nona besar Lei berkata,
"Mengapa tadi tidak terpikirkan olehmu akan hal ini?"
"Aku tidak tahu." Tang Lan Fang akhirnya duduk. "Aku benarbenar
tidak tahu."
"sebenarnya dia tahu, hanya tidak bisa mengucapkannya saja,"
kakek tua itu lagi-lagi mewakilkannya untuk menjawab.
"Karena kau sudah menyukainya, justru tidak merasa pasti
apakah dia benar-benar menyukaimu atau tidak. Kau sudah
menyimpulkan sendiri begitu melihat Yuan Bao tidak ada di dalam.
hatimu sudah kacau sehingga bagaimana mungkin memikirkan hal
yang lain?"
"Lalu kau?" Nona besar Lei bertanya, "Apakah hatimu tidak
kacau?" "sejujurnya, hatiku pun kacau setengah mati." Kakek tua itu
berkata sambil tertawa dingin,
"Jika terjadi sesuatu pada dirinya, kau lebih baik bunuh diri
dengan terjun ke laut."
"Apa yang akan terjadi pada dirinya?" Nona besar Lei berlagak
yakin. "Aku tidak percaya ada orang yang berani menyentuhnya."
Dia maju mendekat dan mengelus rambut Tang Lan Fang. "Kau
tenang saja, aku berani menjamin di bawah langit ini tidak akan ada
seorang pun yang berani menyentuhnya seujung rambut pun,
bahkan Gao Tian Jue sekali pun tidak akan memiliki keberanian
untuk melakukannya ."
Kakek tua itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil
mengeluh, "Tadinya aku juga berpikir demikian Lalu sekarang...
sekarang aku baru ingat kalau Gao Tian Jue itu adalah seorang
wanita." "Kalau wanita lalu kenapa?"
Bersambung l0. Jilid-10 "Ya, tidak kenapa- kenapa." Kakek tua itu menghela nafasnya
sambil berkata,
"Sayangnya jika seorang wanita bertemu dengan bocah manis
seperti Yuan Bao, ada kalanya apa pun bisa saja terjadi, tidak peduli
berapa usianya dan siapa dirinya, semuanya sama saja."
Nona besar Lei berteriak,"Apakah kau pikir seorang nenek-nenek
seperti Gao Tian Jue juga bisa tertarik pada Yuan Bao?"
"Jika seorang kakek-kakek bisa tertarik pada seorang gadis kecil,
mengapa seorang nenek-nenek tidak bisa tertarik pada bocah
kecil?" Kakek tua itu berkata, "Lagipula Gao Tian Jue juga tidak bisa
dibilang sangat tua, bahkan...."
Dia tidak menyelesaikan perkataannya karena tiba-tiba dia
melihat sebuah benda yang aneh. Benda yang jauh lebih aneh
daripada sepatu Yuan Bao.
Pada saat itu, di tempat itu, siapa pun yang melihat benda
seperti itu pasti akan sangat terkejut. Sekarang nona besar Lei dan
Tang Lan Fang juga melihat benda itu. Yang mereka lihat adalah
sebuah kaki. setiap orang pasti memiliki kaki, sebuah kaki sama sekali
bukanlah hal yang aneh dan menakutkan.
Lagipula kaki ini bukanlah kaki yang dipotong orang, tidak ada
darah yang menetes dari dalam sebuah karung goni.
Kaki ini keluar dari bawah tempat tidur, memang pada dasarnya
biasanya pasti ada kaki yang terjulur keluar tempat di bawah tempat
tidur. Tapi baik Tang Lan Fang maupun suami istri nona besar Lei samasama
terkejut saat melihat kaki ini. Karena kaki ini sama sekali
bukan kaki Yuan Bao.
Kaki ini adalah kaki seorang wanita, sebuah kaki wanita yang
sangat enak dipandang, benar-benar indah dan mulus seperti yang
dipahat oleh seorang pengrajin pada giok yang cantik dengan
sepenuh hati. Di bawah tempat tidur yang ada di dalam kamar ini, bagaimana
mungkin bisa ada sebuah kaki seorang wanita"
Mata kakek tua itu sudah melebar. Pria yang sangat mengagumi
wanita, dia pasti akan semakin mengagumi kaki wanita. Pria setua
dirinya pasti umumnya sudah pernah mengagumi wanita, tapi
paling hanya bisa mengaguminya saja, tidak lebih.
sayangnya, untuk mengagumi saja pun dia tidak bisa karena di
sampingnya ada istri yang sangat pencemburu melebihi siapa pun.
Nona besar Lei lagi-lagi memberinya sebuah pukulan.
"Mengapa kau tidak segera menutup kedua matamu itu" Apakah
kau mau kucungkil keluar keduanya?"
"Tentu saja tidak mau."
Kakek tua itu segera beranjak dan berdiri di depan pintu, tetapi
tetap saja tidak dapat menahan dirinya untuk menghembuskan
nafas panjang. "Jika seorang pria bahkan kaki seorang wanita pun tidak
diperbolehkan untuk melihatnya, apa masih ada artinya hidup di
dunia ini?"
Kali ini nona besar Lei pura-pura tidak mendengarnya, malah
bertanya kepada Tang Lan Fang,
"Bukankah kau baru saja berkata bahwa tanpa ada perintah
darimu, tidak akan ada seorang pun yang berani masuk ke mari?"
Tang Lan Fang mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu
menggelengkan kepalanya dan berkata, "selain aku, masih ada satu
orang lagi yang boleh masuk." "siapa?"
"Xiao cai"
"Xiao Cai itu siapa?"
"seorang anak gadis." Tang Lan Fang berpikir lama baru berkata,
"Dia adalah anak pungutku."
"Apakah mungkin kaki ini adalah miliknya?"
"Tidak mungkin."
"Mengapa?"
"Karena kakinya sama seperti kakiku, jari keduanya lebih panjang
daripada ibu jarinya."
Nona besar Lei menatapnya dengan pandangan yang anehi juga
melihat kaki yang ada di atas lantai.
"Lalu siapa orang ini?"
Kakek tua itu tidak bisa lagi menahan dirinya.
"Jika kau ingin tahu siapa dirinya, mengapa tidak kau tarik dia
dari bawah tempat tidur untuk dilihat dengan jelas?" kata kakek tua
itu "Jika kau tidak berani menyentuhnya, biar aku yang
melakukannya."
Nona besar Lei melotot padanya
"Jika kau berani menyentuhnya, jika berani menyentuhnya
sedikit saja, maka akan kupotong kaki ini dan akan kupanggang
dengan arak kemudian akan kusuruh kau makan panas-panas."
Kakek tua itu berteriak "Bagaimana mungkin kau tega
menyuruhku memakan kaki orang lain" Kau sendiri kan tahu, selain
kakimu, aku tidak mau makan kaki yang lain."
Nona besar Lei tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa, tapi
begitu memandang kaki itu, tertawanya tiba-tiba berhenti.
Kaki ini dingin seperti es, sama sekali tidak ada hangat sedikit
pun, persis seperti kaki orang mati saja.
Tangan nona besar Lei baru saja terjulur keluar, segera ditariknya
kembali dan memutar kepalanya berkata kepada suaminya,
"sebaiknya kau saja yang melakukannya."
"Mengapa tiba-tiba kau berubah tidak cemburu lagi?"
"Aku lebih baik memakan cemburu dari orang yang masih hidup,
bahkan tidak bisa tidak." Nona besar Lei menghela nafasnya dan
berkata, "Tetapi jika cemburu dari orang yang sudah mati pun dimakan,
apakah tidak keterlaluan."
siapakah sebenarnya orang yang berada di bawah tempat tidur
itu Waktu melihat kakek tua itu menarik tubuh orang ini dari bawah
tempat tidur itu, jantung Tang Lan Fang seakan-akan sudah berhenti
berdetak. orang yang di bawah tempat tidur itu sudah diangkat ke atas
tempat tidur. Ternyata dia benar-benar seorang wanita, seorang wanita yang
sangat jarang bisa ditemukan di muka bumi ini, bahkan banyaknya


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di dunia ini bisa dihitung dengan jari.
Karena dia benar-benar teramat cantik, luar biasa cantik, cantik
yang membuat orang tidak berani membayangkannya.
Tangannya, kakinya, kulitnya, tubuhnya, bahkan sampai pakaian
dalam yang dikenakannya pun sangat indah, indahnya sampai
membuat orang tidak berani untuk menyentuhnya .
Kecantikan yang seperti ini sudah membuat orang merasa takut.
Tapi yang paling menakutkan bukanlah kecantikannya, melainkan
kejelekannya. Dia memang luar biasa cantik tapi juga luar biasa jelek,
kecantikannya benar-benar diluar bayangan orang-orang tapi
kejelekannya juga sama diluar bayangan orang-orang.
Bagiannya yang cantik memang sampai membuat orang merasa
takut tetapi bagiannya yang jelek juga sama menakutkan.
Tangannya sangat indah dan mulus, bahunya sangat licin seperti
gioki bahkan seorang pemahat pun tidak akan dapat menemukan
giok yang lebih indah dari itu
Tetapi dia hanya mempunyai sebelah tangan dan bahu.
Rambutnya hitam lebat dan bercahaya, wajahnya bahkan jauh lebih
cantik, setiap guratan dan lekukan wajahnya juga sangat cantik,
Tapi di wajahnya tertoreh huruf shi (sepuluh) yang berwarna
merah darah. Huruf shi (sepuluh) yang ditorehkan dengan menggunakan pisau
yang dipenuhi oleh perasaan benci dan dendam. Begitu pisau
ditorehkan, tidak hanya menguak darah dan daging, bahkan
tulangnya pun ikut hancur.
Walaupun bekas luka pisau itu sudah menutup tetapi bekas iuka
pisau itu telah membekas dan berwarna merah darah.
Nona besar Lei tiba-tiba merasa perutnya mual, pori-pori pun
terasa mengerut Jika bekas luka pisau itu berada di wajah orang lain
paling-paling dia hanya akan merasa sedih, tetapi bekas luka itu
justru ada pada wajah yang demikian cantik tentu saja perasaannya
akan berbeda. Dia hanya merasa gemetaran dan perasaan seram yang sukar
untuk digambarkan, hanya berharap dirinya tidak pernah melihat
orang ini seumur hidupnya. Gao Tian Jue berkata,
"Tak heran mengapa dia selalu mengenakan topeng perak di
wajahnya, jika aku adalah dia, aku juga tidak sudi membiarkan orang
lain melihat wajahku."
"Dia juga tidak sudi melihat wajah orang lain." Tang Lan Fang
tiba-tiba berkata.
"Paling tidak ada sebagian orang yang tidak sudi dilihatnya."
"oh" "Aku pernah melihat topengnya," kata Tang Lan Fang. "Pada
topeng itu sama sekali tidak terdapat sepasang lubang mata untuk
melihat." Nona besar Lei menarik nafas panjang. "Aku dapat mengerti
perasaannya, jika aku adalah dia, aku juga akan berubah seperti
itu." Sekarang wajah Gao Tian Jue sudah tidak tertutup topeng lagi,
tetapi di pandangan matanya masih tetap kosong seperti yang tidak
bisa melihat apa pun. Apa yang dikatakan orang lain pun sepertinya
tidak terdengar olehnya.
"Ada beberapa hal yang tidak kumengerti," kata nona besar Lei.
"Puluhan tahun yang lalu, suami istri Gao Tian Jue dan Guo Di
Mie sudah bisa dikatakan sebagai pendekar hebat muda di dunia
persilatan, bahkan ada yang mengatakan jika kedua suami istri itu
menggabungkan kekuatan mereka sudah bisa dikatakan sebagai
jagoan tak terkalahkan."
"Aku sendiri juga akan berkata seperti itu," kata kakek tua itu
"Jika kedua suami istri itu menggabungkan kekuatan mereka
maka sudah pastijagoan yang tak terkalahkan. Kita suami istri juga
tidak bisa mengalahkan mereka?"
"Tidak bisa."
Kakek tua itu berkata dengan tegas dan mantap sehingga
membuat istrinya tidak terima. "Dari mana kau tahu kalau kita
berdua tidak akan bisa mengalahkan mereka" Kapan suami istri
Jarum Petir dan Paku Halilintar pernah kalah terkenal dibandingkan
mereka?" Ternyata kedua suami istri ini adalah pasangan petir dan
halilintar yang dulunya sangat terkenal di dunia persilatan, bahkan
Tang Lan Fang pun ikut terkejut.
Tetapi pasangan yang dulunya terkenal di dunia persilatan ini
yang tidak pernah bersuara sebelumnya ini malah berkata,
"Nama kita tidak lebih jelek daripada mereka karena kita belum
pernah bertarung dengan mereka."
Kali itu nona besar Lei tidak membantah perkataan suaminya,
malah menghela nafas.
"Mungkin apa yang kau katakan benar adanya, oleh karena itu
aku tidak bisa mengerti."
"Apa yang tidak kau mengerti?"
"Jika kemampuan mereka suami istri demikian besar, mengapa
sekarang menjadi seperti ini?"
"sekarang Guo Di Mie sudah meninggal, Gao Tian Jue berubah
menjadi cacat. Jika mereka benar-benar tidak terkalahkan, lalu siapa
yang bisa melukai mereka?"
"Tentang hal ini aku juga tidak mengerti." Kakek tua itu juga
menghela nafasnya.
"Masalah ini termasuk dua masalah yang misterius di dunia
persilatan."
"Masalah yang satu lagi adalah perihal jejak Da Xiao Jiang jun
dan barang berharga hasil curiannya yang tak terhitung banyaknya
itu. Lebih dari 10 tahun belakangan ini, tidak diketahui berapa
banyak orang dari dunia persilatan yang terus melacaknya dan tidak
akan berhenti sebelum menemukannya."
Biji mata kakek tua itu bergerak-gerak, lalu tiba-tiba berkata
"Jika kau benar-benar ingin aku menebak siapa yang telah
melukai mereka, setelah berpikir dan berpikir, hanya ada dua orang.
siapa dua orang itu?"
"Mereka sendiri"
"Mereka sendiri?" teriak nona besar Lei.
"Apakah maksudmu Guo Di Mie mati ditangannya sendiri"
Tangan dan wajah ao Tian Jue juga dirusak sendiri olehnya?"
"Betul"
"Apakah kau gila?"
"Tidak."
"Kau pasti sudah gila," kata nona besar Lei. "Hanya orang gila
yang berpikiran seperti itu."
Gao Tian Jue yang semenjak tadi tidak bersuara dan tidak
melihat, tiba-tiba berkata dengan dingin, "Dia tidak gila."
semua orang terkejut mendengar perkataan ini, dalam situasi
seperti itu tidak akan ada orang yang menyangka Gao Tian Jue akan
membuka suara untuk berbicara.
"Dia tidak gila," nona besar Lei berteriak lagi. "Kau juga berkata
dia tidak gila?"
"Pada dasarnya dia memang tidak gila." Nada suara Gao Tian Jue
masih tetap tenang. "Karena apa yang dikatakannya sama sekali
tidak bersalah."
"Kalian berubah seperti sekarang ini, apakah benar karena kalian
melukai diri kalian sendiri?"
"Benar," kata Gao Tian Jue dengan dingin.
"Tian Jue Di Mie, tak terkalahkan. selain kami sendiri, siapa lagi
yang bisa menyentuh seujung rambut kami?"
Nona besar Lei terdiam. Tang Lan Fang juga terdiam.
Tidak ada yang menyangka seseorang bisa melukai dirinya
sendiri sampai cacat, tapi siapa pun juga pasti bisa menduganya
bahwa di balik semua itu pasti ada suatu rahasia yang besar.
Rahasia ini adalah rahasia yang tidak bisa ditanyakan oleh siapa
pun, tidak boleh ditanyakan, bahkan pasti tidak akan ditanyakan.
Nona besar Lei justru terpikirkan masalah yang lainnya.
"Lalu kali ini?" tanyanya pada Gao Tian Jue. "Apakah kali ini kau
sendiri juga yang menotok jalan darahmu sendiri" Kau sendiri yang
bersembunyi di bawah tempat tidur ini?"
Gao Tian Jue justru menolak menjawab pertanyaan ini. Nona
besar Lei berkata lagi, "Lalu Yuan Bao" Ke mana Yuan Bao pergi?"
"Yuan Bao?" suara tenang Gao Tian Jue tiba-tiba berubah
menjadi pahit dan dingin.
"Tidak peduli dia pergi ke mana, kalian sudah tidak mungkin bisa
melihatnya lagi, selamanya tidak akan bisa melihatnya lagi."
Gao Tian Jue adalah orang yang seperti itu, tidak peduli dalam
situasi apa pun, tidak ada orang yang berani mencoba mengadu
kekuatan dengannya.
Jika dia berkata suami istri petir dan halilintar dan Tang Lan Fang
selamanya tidak akan menjumpai Yuan Bao lagi, kemungkinan
mereka harus menunggu sampai ajal mereka tiba baru bisa
berjumpa lagi dengannya.
"Kau adalah seorang wanita dan aku juga, perkataan seorang
wanita biasanya tidak bisa terlalu dipercaya." Nona besar Lei
melotot pada Gao Tian Jue.
"Tapi aku percaya padamu."
"oh?"
"Karena kau berani berkata seperti itu, maka aku percaya bahwa
kau tidak hanya sudah membunuh Yuan Bao bahkan sudah bersiapsiap
untuk menghadapi kami." Nona besar Lei berkata,
"Karena kami sudah melihat wajahmu yang seperti itu, kau pasti
tidak akan membiarkan kami hidup." Dia menghela nafasnya .
"Jika aku adalah kau, pasti juga akan berbuat seperti itu."
Gao Tian Jue tiba-tiba balas bertanya, "Mengapa kau tidak
bertanya padaku apakah punya jaminan bisa menghadapi kalian
bertiga sekaligus?"
"Aku tidak perlu bertanya."
"Mengapa?"
"Karena kau sudah membunuh Yuan Bao, kami pun tidak akan
membiarkan kau hidup begitu saja."
Nada suara nona besar Lei juga mendadak berubah menjadi
tenang. "Pada akhirnya nyawa kami ini akan kami pertaruhkan, untuk
apa banyak bertanya?"
"Betul," jawab Gao Tian Jue. "Kau tidak perlu bertanya lebih
lanjut." "Tadi kami melihat bahwa jalan darahmu ditotok oleh orang,
tetapi sekarang aku juga bisa melihat bahwa kau sudah bisa
membebaskan sendiri jalan darahmu."
"Untuk hal ini aku dan auami saja tidak bisa melakukannya," kata
nona besar Lei.
"Ilmu silatmu memang jauh di atas kami." Dia menghela nafas
lagi. "Beberapa tahun belakangan ini, walaupun kami sudah tidak
turut campur lagi urusan yang ada di dunia persilatan, tetapi urusan
yang kami buat sudah terlalu banyak, kami pasangan tua ini dari
awal tahun sampai akhir tahun, dari pagi sampai malam selalu
membuat urusan yang tidak ingin dilakukan, juga tidak pernah
berbuat urusan yang penting."
"oh."
"Aku dan dia sibuk sepanjang hari menanam bunga dan
mencabuti rumput, bermain catur dan bercengkrama, cemburu dan
bersilat lidah, piknik di gunung dan bermain air, memancing dan
menangkap ikan. Kami mana ada waktu untuk melakukan hal yang
penting." Nona besar Lei menarik nafas dalam-dalam dan berkata,
"Hal ini meskipunjauh lebih menyenangkan daripada melakukan
hal yang penting, tetapi beberapa tahun ini kami sama sekali tidak
mendapatkan penghargaan akan apa yang telah kami lakukan, tentu
saja tidak bisa dibandingkan denganmu." Walaupun dia mengeluh
tetapi raut wajahnya terlihat senang, sama sekali tidak terlihat rasa
menyesal sedikit pun.
Walaupun Gao Tian Jue tidak mengeluh, tetapi dalam matanya
dipenuhi rasa penyesalan dan penderitaan.
"Walaupun kita sekarang satu lawan tiga, tetapi gadis bermarga
Tang itu tidak bisa dihitung sebagai satu orang," kata nona besar Lei.
"saat kami bergerak, dia sama sekali tidak berguna. oleh karena
itu kau cukup menghadapi kami berdua saja."
Kakek tua itu tiba-tiba membuka mulutnya,
"sebenarnya kita berdua juga tidak bisa dihitung sebagai dua
orang." "Mengapa?"
"Karena kita berdua adalah satu orang," jawab kakek tua itu.
"saat kita bertarung dengannya, kau pasti akan mati-matian
melindungiku, aku juga akan mati-matian melindungimu Jika aku
terluka sedikit saja, hatimu pasti kacau Jika kau yang terluka, hatiku
juga pasti kacau Jika demikian maka dia jadi punya kesempatan."
Kakek tua itu menghela nafas.
"Makanya tadi aku katakan kita berdua selamanya tidak
sebanding denga mereka suami istri."
Pada saat dia menghela nafas tadi, ekspresinya justru malah
senang, juga sama tidak ada rasa menyesal sama sekali.
"Apakah maksudmu pada pertarungan ini kita sudah pasti
kalah?" tanya nona besar Lei.
"Kurang lebih begitu."
"Kalau begitu jangan-jangan kita sudah pasti mati"
"setiap orang pasti akan mati, apa yang perlu dirisaukan" lagi
pula kita sudah pernah merasakan hidup yang lebih bahagia
daripada siapa pun," kata kakek tua itu.
"Tapi ada satu hal yang harus aku katakan pada mu sebelum aku
menemui ajalku."
"Apa itu?"
"Ada suatu tahun di mana kita tinggal di Gunung Zhong Nan
untuk membuat pil mujarab, adik seperguruanmu datang
mengunjungi kita dan tinggal bersama kita selama beberapa bulan."
Kakek tua itu bertanya pada istrinya,
"Apakah kau masih ingat?"
"Aku ingat."
"Pada suatu kali kau pergi ke belakang gunung selama beberapa
hari untuk memetik obat, pada saat itu aku dan adik
seperguruanmu telah melakukan suatu hal tidak pantas. Kami telah
bersalah terhadapmu." Kakek tua itu berkata,
"walaupun kami menyesalinya, tetapi setelah segala sesuatunya
terjadi, menyesal pun sudah terlambat."
Nona besar Lei menatapnya tajam, lalu kemudian raut wajahnya
terlihat tersenyum,
senyum yang sangat manis seperti bunga Lili.
"Apa kau kira aku tidak mengetahuinya?" Dia berkata,
"Apa kau kira kau bisa membohong iku?"
"Kau sudah tahu?" Kakek tua itu sangat terkejut.
"Kau sudah tahu semuanya?"
"sudah sejak semula aku tahu."
"Lalu mengapa kau tidak mengatakannya" Mengapa tidak
marah" Mengapa tidak memusuhiku?"
"Karena kita adalah suami istri," kata nona besar Lei dengan
lembut. "Suami istri selamanya suami istri, tidak sama dengan kakak adik,


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

teman, atau kerabat Jika aku merasa kau sudah berbuat suatu
kesalahan padaku lalu aku bermusuhan denganmu, maka yang salah
itu bukan kau melainkan aku."
Gao Tian Jue sedang mendengarkan dengan tenang sejak tadi,
sampai saat ini dia baru membuka suara,
"Aku juga mempunyai suami, dia bermarga Guo namanya Guo Di
Mie. Dia orang yang sangat pintar, lelaki yang benar-benar rupawan.
pria yang pernah kujumpai selama ini tidak ada yang bisa
menandinginnya satu jaripun." Dia berkata,
"sewaktu kami muda, kami juga merupakan pasangan suami istri
yang saling mengasihi. Kami semua juga tahu akan hal ini.sekarang
dia sudah mati." Gao Tian Jue tiba-tiba bertanya, "Apakah kalian
tahu bagaimana dia bisa mati?"
"Tidak tahu." Nona besar Lei berkata lebih lanjut,
"Tetapi kami sudah lama ingin mengetahuinya."
"Kalau begitu sekarang aku beritahu padamu, dia mati di
tanganku." Gao Tian Jue melanjutkan perkataannya,
"Aku membunuhnya dengan cara yang paling kejam."
Nada suaranya masih tetap tenang, tenang yang sangat
menakutkan, tenang yang sampai membuat orang tidak tahan.
"Apakah kalian tahu mengapa aku sampai membunuhnya?" Gao
Tian Jue berkata,
"Kalian tentu saja lebih tidak tahu."
"Lalu mengapa kau membunuhnya?"
"Karena seorang anak kecil."
"Anak kecil?" nona besar Lei tidak bisa menahan dirinya untuk
bertanya. "Karena seorang anak kecil kau sampai tega membunuh
suamimu sendiri?"
"Benar"
"Dia anak siapa?"
"Anak suamiku dengan kakak perempuanku," kata Gao Tian Jue.
"Kakak kandungku"
Tiba-tiba tidak terdengar suara lagi dalam kamar itu, bahkan
suara nafas pun berhenti.
setiap orang menyadarinya bahwa dia berubah menjadi wanita
seperti itu pasti karena kebencian yang sangat mendalam di hatinya,
tetapi tidak akan ada orang yang menyangka kalau yang dibencinya
adalah kakak kandung dan suaminya sendiri
Gao Tian Jue tiba-tiba bertanya kepada nona besar Lei
"Jika kau adalah aku, kau akan bagaimana?"
Nona besar Lei terpaku, setelah beberapa lama baru menjawab
dengan perlahan,
"Aku tidak tahu, aku sendiri juga tidak tahu."
Gao Tian Jue malah menghela nafasnya.
"Bagaimana pun juga kita berdua sangat berbeda, kalian berdua
adalah pasangan suami istri yang saling mengasihi sampai tua
karena kau bisa sabar. sedangkan aku adalah wanita yang kejam dan
sadis, sehingga bisa berubah menjadi seperti ini."
dia tiba-tiba tertawa "Jadi apa pun yang kalian katakan tadi,
semuanya tidak ada gunanya."
"Perkataan mana yang tidak berguna?"
"Kalian sengaja berkata seperti itu untuk kudengar, sengaja
menyiksaku supaya aku sedih, sehingga kalian baru ada kesempatan
untuk membunuhku. Ini salah satu taktik, tidak menyerang orang
tapi menyerang hati terlebih dahulu, taktik tingkat tinggi, jika salah
satu pihak hatinya sudah kacau maka sebelum perang dimulai sudah
dinyatakan menang.sayangnya taktik yang kalian gunakan tidak
akan mempan terhadapku."
Gao Tian Jue berkata dengan dingin, "Karena bukan hanya hatiku
sudah mati, tetapi memang pada dasarnya aku sudah siap untuk
mati, hari kematiannya adalah hari ini."
Nona besar Lei lagi-lagi terheran- heran. "Kau pada dasarnya
sudah siap untuk mati?"
"Tidak hanya bersiap untuk mati, bahkan sepenuh hati ingin
mati. oleh karena itu tidak peduli apa yang katakan padaku,
semuanya tidak ada gunanya bagiku." Gao Tian Jue berkata, "Tetapi
kalian justru tidak ingin mati, jadi kalian malah pasti mati."
Dia lagi-lagi menghela nafas. "Ada banyak hal di dunia ini yang
seperti itu, orang yang tidak ingin mati justru mati lebih cepat
dibandingkan dengan orang yang ingin mati." Tang Lan Fang tibatiba
mengeluh. "orang yang paling tidak ingin mati adalah aku." Dia berkata,
"Tetapi aku juga tahu, orang yang mati pertama pasti aku."
"Benar." Gao Tian Jue berkata dengan dingin,
"orang yang mati paling pertama adalah kau."
ooo)o(ooo BAB XX BINTANG YANG KEDUA
Tanggal 19 bulan 4, sebelum matahari terbenam......
Sinar mentari yang tadinya menyinari bunga teh gunung (San cha
Hua) itu dalam sekejap tiba-tiba sudah berubah menjadi seberkas
bayangan cahaya. Bunga teh gunung yang tadinya terlihat segar
tiba-tiba dalam sekejap terlihat seakan-akan layu dan tidak segar.
Karena mereka pada dasarnya tidak memiliki cahaya sendiri,
cahaya yang sesaat tadi hanyalah sinar mentari yang kebetulan
masuk melalui jendela yang tepat mengenai pot bunga itu. Ada
orang yang juga sama seperti itu.
Dalam hidup sebagian orang, meskipun ada kalanya melewati
usia yang gemilang, tapi tak disangka dalam waktu sekejap akan
tiba-tiba menjadi tua dan lemah, meskipun hidup tapi hanyalah
menunggu waktu saja.
Untungnya di dunia ini masih ada sebagian orang yang tidak
seperti itu Karena dalam diri mereka memiliki cahaya dan kekuatan
sehingga tidak pernah bergantung pada orang lain sebelumnya,
asalkan mereka masih hidup maka tidak akan ada orang yang berani
menyinggung mereka, menunggu mereka mati pun sama saja.
Pakaian yang serba hitam, mantel jubah yang berwarna hitam,
serta topeng perak yang bersinar dibawah sinar matahari sore.
Air di danau besar Ming juga bersinar diterpa sinar matahari.
Gao Tian Jue berdiri di pinggiran danau, kelihatannya
pembawaannya agak sedikit berubah, seperti yang sedikit lelah dan
banyak pikiran.
Perubahannya apakah disebabkan karena si bocah tengik Yuan
Bao yang patut mati itu"
Yuan Bao tidak ada di sampingnya, dia kembali sendirian.
Di mana Yuan Bao" Yuan Bao pergi ke mana" Apakah sudah mati
ditangannya"
sangat disayangkan jika anak muda yang manis seperti dia mati
begitu saja, bagaimana mungkin dia bisa tega melakukannya"
Perahu yang ringan seperti daun di atas danau itu datang
mendekat dan sampai di bawah naungan pohon pillow. Ada seorang
yang berbaju abu-abu berdiri menghormat dengan takzim di atas
perahu itu, sama sekali tidak berani memandang wajah Gao Tian
Jue. setelah waktu berlalu lama, barulah Gao Tian Jue perlahan-lahan
memasuki perahu, langkah kakinya lebih berat sedikit daripada
sebelumnya. Luka di hatinya pastinya sangatlah berat.
Membunuh orang bukanlah suatu pekerjaan yang
menggembirakan, terutama setelah membunuh seseorang yang
sangat tidak ingin dibunuhnya, perasaan siapa pun pasti jauh lebih
berat daripada sebelumnya.
sinar matahari mulai kabur, bahkan bayangan gunung
dipermukaan air danaupun mulai kabur.
Gao Tian Jue perlahan-lahan memasuki perahu ringan itu, orang
yang berbaju abu-abu yang umurnya agak lebih tua membungkuk
memberi hormat dan memberikan laporan padanya,
"Kami sudah mengutus enam kelompok orang untuk turun ke
dalam air, tetapi tetap belum menemukan mayatnya.Tetapi
orangnya pasti masih berada di dalam air," kata orang itu dengan
yakin. sejak kemarin malam, di empat penjuru di tepi danau telah
dijaga ketat secara bergiliran, jika benar dia belum mati, mau
sampai ke tepianpun dia tidak akan bisa. Gao Tian Jue tertawa
dingin. orang berbaju abu-abu itu berkata lagi, "Tetua Xiao itu sudah ada
di bawah semenjak tadi, tidak mau makan apa pun dan tidak mau
bicara sedikit pun, seperti yang tidak bergigi saja. Dari tadi hanya
duduk di sana tidak bergerak sedikit pun."
Xiao Jun memang tidak bergerak sedikit pun. Nafasnya belum
putus, jantungnya masih berdetak, tapi dia justru benar-benar
seperti orang mati, bersamaan dengan saat matinya Li Jiang Jun.
sewaktu pedang pendek itu menembus jantung Li Jiang Jun,
seakan-akan juga sama menusuk jantungnya pada waktu yang
bersamaan. Gao Tian Jue malah masuk ke dalam dengan diam-diam, dengan
diam-diam berdiri di hadapannya, tetapi dia tetap saja tidak
bergeming. Matanya sepertinya juga dibuat buta oleh tusukan
pedang itu Walaupun membunuh orang bukanlah sesuatu hal yang
bisa membuat orang merasa senang, tapi juga tidak seharusnya
membuat seseorang menjadi menderita sedemikian rupa.
Dia memang sejak awal ingin membunuh orang ini, dia hidup
justru karena ingin orang itu mati di bawah tusukan pedangnya.
sekarang harapannya sudah terkabul, lalu mengapa justru jauh
lebih menderita dan sedih daripada sebelumnya" Gao Tian Jue lagilagi
tertawa dingin.
"Kau sudah mati," katanya. "Walaupun kau masih bisa hidup
sampai umur 80 tahun, juga tidak akan ada bedanya dengan sebuah
mayat hidup,"
Xiao Jun tidak bergeming.
"Kau sendiri yang menghendaki kematian," kata Gao Tian Jue.
"Padahal sebenarnya bisa terus melanjutkan hidup dengan sebaikbaiknya,
tapi kau sendiri yang justru ingin mati." Xiao Jun tidak
bergeming. "Jika ada yang tahu bahwa kau sendiri yang membuat dirimu
mati, pasti akan banyak orang yang merasa senang." Gao Tian Jue
berkata, "Aku seharusnya membawa mereka semua kemari agar
mereka bisa melihat seperti apa jadinya tetua dari perkumpulan
pengemis saat ini."
Xiao Jun masih saja tidak bergeming.
"Kau tahu tidak apa yang hendak kuperbuat saat ini?" Gao Tian
Jue sepertinya sedang marah.
"Aku benar-banar ingin memberimu sebuah tamparan."
Xiao Jun kali ini tiba-tiba bergeming karena dia tiba-tiba melihat
sebuah benda yang sangat aneh. Biji matanya mendadak mengerut,
seperti yang melihat sesosok hantu dan seekor naga beracun. Tapi
dia sama sekali tidak melihat hantu ataupun naga beracun. Yang
dilihatnya hanyalah sebuah tangan.
setiap orang pasti memiliki tangan, sebuah tangan tidak bisa
dihitung sebagai benda yang aneh dan menakutkan. Lagi pula
tangan ini sama sekali bukan bekas dipotong oleh orang lain.
Tapi begitu dia melihat tangan ini, dia jauh lebih kaget
dibandingkan dengan melihat sesosok hantu atau seekor naga
beracun. Ada apa sebenarnya"
Melihat sebuah tangan sama sekali bukan hal yang aneh, setiap
orang setiap harinya tidak tahu sudah melihat berapa banyak
tangan. Yang aneh adalah tangan ini seharusnya tidak mungkin terjulur
keluar dari tempat ini, walaupun Xiao Jun melihat sebuah tangan
tiba-tiba terjulur keluar dari bawah perahu ini sekalipun tidak
mungkin seaneh sekarang.
Karena ini adalah sebuah tangan kiri yang terjulur keluar dari
mantel hitam yang dikenakan di tubuh Gao Tian Jue.
Gao Tian Jue sama sekali tidak memiliki tangan kiri. Gao Tian Jue
yang ini justru memiliki tangan kiri, tentu saja bukan Gao Tian Jue
yang asli. Xiao Jun ingin segera membuka topeng orang ini dan bertanya
dengan suara berat,
"siapa kau" "
Yuan Bao membuka tudung hitam yang menutupi kepalanya dan
melepaskan topeng perak di wajahnya lalu memandang Xiao Jun
sambil menyengir. "Tetua Xiao, lama tidak jumpa, apa kabar?"
"Kau." Nada suara Xiao Jun berubah.
"Bagaimana mungkin kau?"
"Mengapa tidak mungkin aku?" Yuan Bao berkata sambil
tertawa, "sejak hari pertama aku dilahirkan, aku adalah aku, bukan
menjadi Zhang atau Li, juga bukan wang atau Man."
Dia tertawa sangat senang. "Hanya saja jika ada orang yang
menganggap aku sebagai Gao Tian Jue, aku juga tidak bisa apa-apa."
Xiao Jun memandangi dandanannya sambil terkejut. "Bendabenda
ini milik siapa?"
"Tentu saja milik Gao Tian Jue." Yuan Bao menaruh topeng perak
itu di atas kepalanya.
"selain dia, siapa lagi yang memiliki topeng aneh seperti ini?"
"Mengapa dia memberikan semua benda ini padamu?"
"siapa yang berkata kalau dia memberikan semua benda ini
padaku?" tanya Yuan Bao.
"semua ini adalah benda berharganya, walaupun kau
membunuhnya, dia juga tidak akan pernah memberikannya pada
orang lain."
"Tetapi sekarang benda-benda ini sudah ada di tanganmu."
"Aku kan hanya sekedar meminjamnya sebentar saja."
"Dia bersedia meminjamkannya padamu?"
"Dia tidak bersedia."
"Jika dia tidak bersedia, lalu bagaimana kau bisa meminjamnya?"
Yuan Bao menghela nafas. "sebenarnya, aku sama sekali tidak
meminjamnya."
Xiao Jun sebenarnya tidak suka mengejar kebenaran seseorang
dengan bertanya tanpa berhenti, tetapi kali ini dia tidak bisa
menahan diri untuk tidak bertanya.
"Ini juga bukan hasil pinjamanmu?"
"Bukan."
"Kalau begitu benda-benda ini datang dari mana?"
"Aku sendiri yang mengambilnya," kata Yuan Bao
"Justru karena dia tidak mau meminjamkannya padaku, terpaksa
aku mengambilnya sendiri."
"Bagaimana cara kau mengambilnya?"
"Aku hanya memiliki sepasang tangan, tentu saja mengambilnya
dengan cara demikian," kata Yuan Bao.
"Ambil tudung dan topengnya terlebih dahulu baru jubah dan
pakaiannya."
"Dari mana kau mengambilnya?"
Yuan Bao memandanginya dengan raut wajah yang terheranheran.
"Pertanyaan yang mudah seperti itu pun harus kau tanyakan
padaku?" "Aku sudah terlanjur bertanya."
Yuan Bao menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas.
"Kalau begitu aku juga terpaksa memberitahumu, tudung aneh
ini aku ambil dari atas kepalanya, topeng ini aku lepaskan dari
wajahnya, jubah dan pakaian ini aku lucuti dari tubuhnya."


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia sengaja menelan ludah dan dengan lambat laun melanjutkan
perkataannya. "Kalau sepatu ini jauh lebih sulit karena terlalu sempit sehingga
lama sekali aku baru bisa melepaskannya dari kakinya."
Xiao Jun terpaku lama.
"semua benda ini kau ambil dari tubuhnya?"
"semuanya aku ambil dari tubuhnya."
"Lalu orangnya?" tanya Xiao Jun.
"Ada di mana dia sekarang?"
Yuan Bao terlonjak lagi. "Apakah kata-kata itu keluar dari
mulutmu" Pertanyaan yang seperti kotoran anjing itu pun bisa kau
tanyakan?"
Yuan Bao berkata, "orangnya tentu saja ada di sana, kepalanya
ada di dalam tudungnya, wajahnya ada di balik topengnya,
tubuhnya ada di balik pakaian dan jubahnya, kakinya ada di dalam
kedua sepatu ini, hal yang mudah seperti itu pun tidak bisa
kaupikirkan?"
"Apakah orangnya sudah mati di sana?"
"Belum," kata Yuan Bao.
"orang seperti dia mana mungkin bisa mati."
"Dia masih hidup di sana tetapi kau menginginkan semua benda
miliknya, dia membiarkan kau mengambilnya begitu saja?"
"Dia tidak membiarkan aku mengambilnya juga tidak bisa."
"Mengapa?"
"Karena aku adalah Yuan Bao" jarinya menunjuk pada
hidungnya. "Barang berharga yang besar, bulat, manis, dan cantik,"
Xiao Jun tidak berkata, dia sudah tidak punya kata-kata yang bisa
diucapkan. Dia tidak percaya akan hal ini, dari awal sampai akhir tidak
percaya, jika bocah ini tidak gila maka kulit wajahnya sudah jauh
lebih tebal sepuluh kali lipat daripada sebelumnya, sehingga baru
bisa mengeluarkan kata-kata yang aneh seperti itu.
Cara yang paling baik dalam menghadapi orang seperti itu adalah
tidak mempedulikan dia sama sekali.
Tetapi di dunia ini justru ada orang yang kulit wajahnya tebal
seperti itu, kau ingin mengabaikannya juga tidak bisa.
"Kau sudah bertanya padaku dari tadi, sekarang giliranku yang
bertanya beberapa hal padamu." Yuan Bao bertanya,
"wajah mu pucat seperti itu apa karena kau sudah membunuh
seseorang?"
Xiao Jun mengabaikannya.
"Membunuh sama sekali bukan hal yang baik, jika aku
membunuh orang, aku juga akan menyesal dan menderita." Yuan
Bao berkata, "Tetapi kau berbeda, orang yang kau bunuh itu adalah orang
yang sejak dulu ingin kau bunuh, mengapa kau menderita?"
Xiao Jun tidak bisa mengabaikannya.
"Dari mana kau tahu aku sudah membunuh seseorang"
"tanyanya pada Yuan Bao.
"Kau tahu siapa yang kubunuh?"
"Tentu saja aku tahu."
Wajah pucat Xiao Jun tiba-tiba mengeluarkan aura membunuh
yang hanya keluar pada saat hendak membunuh orang.
Yuan Bao sepertinya sama sekali tidak merasakannya, malahan
berkata dengan gembira,
"Yang kau bunuh adalah san Xiao Jing Hun Li Jiang Jun." Yuan Bao
berkata, "Pada dasarnya dia adalah orang yang dikehendaki orang-orang
untuk dibunuhi siapa pun yang membunuh"
"dalam semalam kabarnya langsung tersebar ke seluruh negeri.
Beberapa hari belakangan ini orang yang hendak membunuhnya
jauh lebih banyak dibandingkan dengan tikus yang ada di gudang
beras, tetapi hanya kau sendiri yang berhasil. Kau seharusnya
senang, tetapi dari wajah mu justru kelihatannya kau menderita
setengah mati. Apa sebenarnya yang terjadi?"
Xiao Jun menatapnya tajam, lama baru bertanya padanya
dengan terpatah-patah.
"Kau benar-benar tidak mengerti?"
"Tadinya aku benar-benar tidak mengerti," kata Yuan Bao.
"Walaupun kau pukul kepalaku sampai pecah, aku juga tetap
tidak mengerti."
"Lalu sekarang?"
"sekarang?" Biji mata Yuan Bao mendelik.
"sekarang langit sepertinya akan segera gelap. sudah sampai
waktunya untuk makan malam, jika ada sepanci masakan kaki babi
dengan ayam betina, ditambah dengan semangkuk nasi dari beras
wangi, aku berani jamin aku bisa menghabiskannya sendiri tanpa
bantuanmu."
Wajah Xiao Jun berubah menjadi hijau.
"Lalu sekarang?" dia sengaja menanyakan lagi pertanyaan yang
sama dan nada suaranya pun berubah.
"Apakah sekarang kau sudah mengetahuinya?"
"Betul." Yuan Bao akhirnya mengakui, menarik nafas panjang
dan berkata, "sekarang aku ingin tidak ingin tahu pun sudah tidak bisa."
Xiao Jun segera menegakkan tubuhnya, mengerahkan tenaganya
dan kelima jari tangan kanannya membentuk cakar, seperti yang
siap hendak menangkap ular berbisa saja layaknya.
Ini adalah jurus cakar andalan murid perkumpulan pengemis,
tidak hanya ular berbisa yang tidak bisa lolos dari cakar ini, manusia
juga sulit menghindar dari cakar ini.
Jika cakar ini digunakan untuk menangkap ular berbisa, jurus ini
adalah jurus yang mematikan, jika digunakan untuk menangkap
orang, jurus ini juga bisa melukai sampai tidak bisa tertolong lagi.
Di dalam perahu itu tidak ada ular berbisa, hanya ada manusia.
Yuan Bao yang demikian hidup dan manis itu, di matanya
sepertinya telah berubah menjadi seekor ular berbisa yang kejam
dan menakutkan. Yuan Bao tidak mengedipkan matanya sedikit pun.
"Mengapa kau tidak bertanya padaku apa saja yang aku ketahui"
Dan bagaimana bisa tahu?"
Perkataan ini keluar tepat pada waktunya, cakar Xiao Jun yang
tadinya sudah siap menyerang jadi tidak jadi. Karena jawaban dari
pertanyaan itu justru adalah jawaban yang sangat ingin
diketahuinya. Yuan Bao tertawa,
"Begitu baru benar, walaupun kau ingin membunuh orang untuk
menutup mulutnya, paling tidak juga harus menanyakannya dengan
jelas terlebih dahulu baru bertindak."
Xiao Jun benar-benar tidak bisa tidak bertanya.
"sebenarnya apa saja yang kau ketahui?"
"sejujurnya, yang kuketahui itu tidaklah sedikit," Yuan Bao malah
menjawab seperti itu.
"Hal yang tidak kau inginkan ada orang lain yang tahu, aku malah
tahu semuanya. Katakan Gao Tian Jue sebenarnya ingin kau
membunuh seseorang untuknya dan setelah kau membunuhnya dia
baru akan mengatakannya padamu bahwa orang itu sebenarnya
tidak boleh kau bunuh." Yuan Bao berkata,
"Biarpun semua orang di dunia ini bisa membunuhnya, kau tetap
tidak boleh membunuhnya karena kau adalah anaknya."
Tangan Xiao Jun mengepal, bukan untuk melukai orang, juga
bukan untuk menangkap ular berbisa.
tangannya itu sebenarnya menahan dirinya sendiri, menahan
jiwanya dan raganya.
"selain Gao Tian Jue, tidak akan ada yang menyangka bahwa kau
adalah anak dari san Xiao Jing Hun Li Jiang Jun, kau sendiri lebih
tidak menyangka lagi."
Yuan Bao berkata, "Karena kau selama ini menyangka kalau
ibumu mati ditangannya."
Yuan Bao meneruskan, "Gao Tian Jue berkata padamu, walaupun
ibumu mati ditangannya, kau juga tidak bisa tidak mengakui kalau
kau itu bukan anaknya. Gao Tian Jue sangat membencinya, karena
itu sengaja mempersiapkan taktik ini agar kau pergi membunuhnya,
agar dia tidak bisa mati dengan tenang, agar kau menyesal seumur
hidupmu." Xiao Jun tidak bereaksi sedikit pun, karena sekujur tubuhnya
serasa sudah hancur.
"Yang tidak pernah kusangka adalah ternyata di dunia ini ada
orang yang menggunakan cara yang demikian kejamnya untuk
membunuh orang." Yuan Bao berkata "Jika bukan Gao Tian Jue
sendiri yang mengatakannya padaku, aku sama sekali tidak akan
percaya." "Dia sendiri yang mengatakannya padamu?" Xiao Jun seperti
orang yang baru saja keluar dari mimpinya karena ditusuk seseorang
dengan jarum. "Mengapa dia mau mengatakan hal seperti ini padamu?"
"Mungkin karena dia merasa sangat bangga akan dirinya
sehingga tidak tahan untuk memberitahukan orang lain, mungkin
karena dia ingin meminjam mulutku untuk memberitahukannya
pada orang lain bahwa dia sudah menggunakan cara seperti itu
untuk membalas dendam agar semua orang di dunia persilatan
selalu mengingatnya."
Dua dugaan tadi memang ada kemungkinan benar.
Yuan Bao malah menghela nafas lagi.
"Tetapi alasan sebenarnya mengapa dia mengatakan hal ini
padaku, mungkin hanya Tuhan yang tahu."
Xiao Jun memandanginya, walaupun tubuhnya terkesan biasa,
tetapi pandangan matanya seperti yang ingin membunuh.
"Kau seharusnya tidak perlu tahu tentang hai ini." Dia juga
menarik nafas dalam-dalam.
"Aku benar-benar berharap kau tidak pernah tahu."
"Aku mengerti maksudmu."
"Kau mengerti?"
"orang yang manis seperu aku ini, bahkan kaupun tidak bisa tidak
menyukaiku." Yuan Bao berkata, "Tetapi setelah aku mengetahui hal
..ni, kau tidak bisa tidak membunuhku untuk menutup mulutku."
Dia berkata lagi, "walaupun kau sendiri sudah tidak ingin hidup
lagi, tetap saja harus membunuhku terlebih dahulu supaya aku tidak
bisa membocorkan rahasia kalian. Hal ini memang tidak boleh
sampai diketahui oleh orang lain."
Xiao Jun sama sekali tidak menyangkalnya. Dia sudah menahan
tenaga dalamnya semenjak tadi. Tapi Yuan Bao seperti tidak
menyadarinya. Banyak orang yang bahkan bayangannya sendiri tidak
menyadarinya, dia sudah menyadarinya sejak awal. Tetapi ada
banyak orang yang orang lain sudah merasakannya, dia malah tidak
tidak merasakannya.
sekarang semua orang bisa melihatnya kalau Xiao Jun sudah
bersiap-siap untuk membunuhnya seperti membunuh seekor ular
berbisa saja, tetapi Yuan Bao malah dengan tampang yang gembira
dan tertawa terbahak-bahak sambil berkata kepada Xiao Jun.
"Hal ini adalah hal yang seharusnya tidak boleh kuketahui, tetapi
sekarang aku ingin tidak tahu pun tidak bisa." Yuan Bao berkata, "
"Untungnya aku juga tahu akan hal yang lain."
"Hal apa?"
"Hal yang seharusnya aku tahu." Yuan Bao berkata,
"Hal yang tidak hanya bisa membuat diri sendiri senang tapi juga
bisa membuat orang lain senang, siapa pun yang mengetahui hal ini
pasti akan berumur panjang dan hidup damai seumur hidup," Dia
tertawa seperti yang senang sekali.
"Hal ini tentu saja hanya orang yang pintar seperti aku saja yang
baru bisa mengetahuinya."
Ada beberapa orang yang setiap saat tidak akan lupa untuk
membanggakan diri sendiri, membual, menorehkan emas pada
wajah sendiri, agar orang lain memandangnya dan mengakui
keberadaannya. Xiao Jun sudah tahu kalau Yuan Bao bukan orang
yang seperti itu. Dia hanya senang berbicara dengan cara seperti itu,
karena dia berharap dirinya bisa membuat orang lain senang,
berharap orang lain juga bisa seperti dia, melihat dan berpikir
dengan lebih terbuka terhadap masalah apa pun.
Patah semangat, gelisah, sedih, marahi terburu nafsu, tidak
hanya tidak menyelesaikan masalah, malah bisa membuat orang
melakukan kesalahan dan dosa yang tidak termaafkan.
seseorang harus bisa mempertahankan perasaan yang gembira
dan terbuka baru bisa membuat suatu keputusan dan analisa yang
tepat. oleh karena itu Xiao Jun sudah tidak lagi menganggap Yuan Bao
sebagai anak kecil bermuka tebal yang hanya bisa membual, karena
itu dia bertanya lagi padanya.
"Hal apa itu?"
"Misalnya, ada beberapa orang yang sudah yakin dirinya telah
membunuh orang, bahkan yang dibunuhnya adalah orang yang
sama sekali tidak boleh dibunuhnya, karena itu hatinya amat sangat
menderita karena dia tidak tahu kalau orang itu sebenarnya belum
mati." Yuan Bao berkata,
"Tetapi aku tahu."
"Kau tahu" Xiao Jun memperlihatkan keterharuan di wajahnya.
"siapa yang kau maksud belum mati itu?"
"Tentu saja Li Jiang Jun."
"Apa kau benar-benar tahu kalau dia belum mati?"
Yuan Bao menghela nafas dan tertawa pahit sambil
menggelengkan kepala.
"Memangnya kau pikir siapa dirimu" Pendekar Harum Chu" si
Pencari Bunga (--^ Wanita), Xiao Li?"
"Bukan."
"Tentu saja kau bukan."
Yuan Bao berkata, "Kau sama sekali tidak sebanding dengan
mereka." Xiao Jun mengakuinya.
Walaupun selama ini dia adalah orang yang sangat sombong,
tetapi terhadap nama besar kedua senior itu, dia selalu merasa
hormat dan kagum sama seperti yang lainnya.
"Jika kau sendiri mengakui bahwa kau memang tidak bisa
sebanding dengan mereka, lalu mengapa kau tidak terpikirkan
olehmu, bagaimana mungkin san Xiao Li Jiang Jun yang sudah
terkenal di seluruh dunia itu bisa terbunuh ditangan orang seperti
dirimu?" Xiao Jun bungkam.
Dia sendiri tahu bahwa dirinya bukanlah lawan Li Jiang Jun dan
berharap kejadian ini sama sekali tidak terjadi. Tetapi di bawah sinar
bulan yang dingin itu, dia melihat sendiri pedang pendeknya
menusuk tepat di jantungnya.
Perasaan saat pedang itu menusuk daging dan darah dan
ekspresi wajah Li Jiang Jun saat itu, selamanya tidak akan bisa dia
lupakan. "Mengapa kau jadi diam?" Yuan Bao lagi-lagi bertanya, "Apakah
kau masih yakin kalau kau sudah membunuhnya?"
Xiao Jun lagi-lagi terbungkam lama, baru setelah itu berkata
dengan perlahan- lahan.
"Aku masih berada di sini justru karena berharap dia masih


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hidup, berharap dia muncul sekali lagi. Kalaupun dia mati, aku juga
berharap bisa melihat mayatnya."
"Tetapi mayatnya sama sekali tidak ditemukan," kata Yuan Bao.
"Mereka sudah mengganti orang beberapa kali untuk mencari di
bawah air, tetap saja bahkan bayangannya pun tidak ditemukan."
"Benar."
"Apaklah kau tahu mengapa mereka tidak bisa menemukan
mayat Li Jiang Jun?" Yuan Bao berkata,
"Kau seharusnya tahu."
"Tetapi sayangnya aku tidak tahu."
"Kau benar-benar tidak tahu?" Yuan Bao sepertinya terkejut.
"Hal yang mudah seperti itu pun kau tidak tahu" "
Bersambung-11. Jilid-11 Dia lagi-lagi menggelengkan kepala sambil menghela nafas.
"Mereka tidak bisa menemukan mayatnya karena dia sama sekali
belum mati."
Yuan Bao seperti yang sedang mengabari seorang anak kecil saja.
"Seseorang jika belum mati tentu saja tidak akan ada mayatnya, jika
hal yang mudah seperti itu saja kau masih tidak mengerti, maka kau
benar-benar seorang idiot."
"Walaupun benar dia tadi belum mati, tapi sekarang dia pasti
sudah mati."
"Mengapa?"
"Karena di tepian danau di empat penjuru sudah ada orang yang
berjaga dan mereka adalah orang-orang yang sangat terlatih," kata
Xiao Jun. Gao Tian Jue sedikitnya membutuhkan waktu 10 tahun untuk
melatih orang-orang ini.
"Aku percaya itu."
"Walaupun ilmu silat orang-orang ini tidak bisa dibandingkan
dengan para jagoan tingkat atas, tetapi kekuatan mata, telinga,
tenaga dalam, kemampuan melihat dan menganalisa sesuatu, sudah
pasti nomor satu."
"Aku percaya itu."
"Karena itu jika kau berpendapat bahwa Li Jiang Jun sudah naik
ke tepian, sudah pasti tidak mungkin."
Xiao Jun berkata, "Karena meskipun mereka tidak bisa
menahannya, paling tidak bisa melihatnya."
"Siapa bilang Li Jiang Jun sudah naik ke tepian?" seru Yuan Bao
"Jika dia naik ke tepian tentu saja tidak akan lolos dari mata dan
telinga mereka."
"Jika begitu dia pasti sudah mati tenggelam di dasar danau," kata
Xiao Jun. "sejak dia jatuh ke dalam air sampai sekarang sudah satu hari
satu malam. Tidak ada seorang pun yang bisa bertahan di dalam air
demikian lama, lagi pula saat itu meskipun dia tidak mati, lukanya
pun tidak ringan."
Yuan Bao menatapnya tajam untuk waktu yang lama, baru
kemudian bertanya dengan dingin,
"Apakah kau sudah merasa pasti kalau dia sudah mati?"
Xiao Jun tidak menjawab pertanyaan ini karena dia sendiri tidak
tahu bagaimana perasaannya yang sebenarnya.
Dia pada dasarnya bukanlah orang yang banyak bicara, meskipun
di saat harus berbicara sekalipun, bicaranya juga tidak banyak.
saat ini seharusnya hatinya sedang menderita sampai tidak bisa
berkata-kata, tetapi dia malah berbicara jauh lebih banyak. Karena
di dalam hatinya masih ada sedikit harapan.
Walaupun di bibir berkata demikian, dia berharap Yuan Bao bisa
menjamin bahwa semua ucapannya tadi adalah kenyataan.
"Jika kau melihat seseorang melakukan sesuatu yang kebalikan
dari biasanya, bisa memaafkannya, barulah hatinya bisa disebut
lapang, baru bisa disebut sebagai laki-laki sejati."
Yuan Bao menatapnya lama dengan tajam, lalu tiba-tiba berkata,
"Aku tahu kau tidak berani bertaruh denganku." Dia berkata,
"Aku tahu kau pasti tidak akan berani."
"Kau ingin bertaruh apa?"
"Aku bertaruh dia masih belum mati." Yuan Bao berkata, "Kau
berani tidak bertaruh denganku?"
Biji mata Yuan Bao menatap Xiao Jun dan tampangnya seperti
yang sengaja memanas-manasi. "Aku sarankan kau sebaiknya tidak
bertaruh karena kali ini aku pasti tidak akan kalah."
Wajah putih pucat Xiao Jun tiba-tiba terlihat ada semburat
merah, warnanya sama seperti darah segar yang tiba-tiba lumer.
Dia tahu Yuan Bao bukan benar-benar ingin bertaruh dengannya,
terlebih bukan karena ingin menang darinya.
Karena dia juga berharap yang kalah itu adalah dirinya.
Mungkin Yuan Bao ingin menggunakan cara seperti itu untuk
menenangkan dirinya, membangkitkan semangatnya, sebab jika
tidak dia bakal patah semangat, jika tidak dia ingin mati begitu saja.
Tidak peduli perbuatan Yuan Bao itu benar atau tidak, di dalam
hatinya tetap saja merasa terharu.
"Aku akan bertaruh denganmu," kata Xiao Jun. "Tidak peduli kau
ingin bertaruh apa, aku akan bertaruh denganmu."
Yuan Bao tertawa. "Kau tidak menyesal?"
"Tidak menyesal."
"Jika aku bisa menemukan Li Jiang Jun, bahkan akan
membuatmu melihatnya dengan mata kepala sendiri kalau dia
masih segar bugar." Yuan Bao bertanya kepada Xiao Jun, "Pada saat
itu apa yang akan kau lakukan?"
"Terserah apa maumu."
Perkataan ini sebenarnya adalah perkataan tidak mungkin keluar
dari mulut Xiao Jun, dengan kedudukan dan derajatnya, dalam
situasi apa pun dia tidak boleh mengeluarkan perkataan seperti itu.
Tetapi sekarang dia malah mengatakannya. Karena jika dia kalah
oleh Yuan Bao, dia benar-benar akan berbuat demikian, apapun
yang dikehendaki Yuan Bao, dia bersedia. Bahkan berharap yang
kalah itu benar-benar adalah dirinya. sarangnya, bagaimana pun
juga dia tidak bisa membayangkan bagaimana Yuan Bao bisa
menang, lebih tidak terbayang lagi bagaimana dia bisa menemukan
Li Jiang Jun. Li Jiang Jun sebenarnya memang sudah mati walaupun dia punya
1000 nyawa sekalipun, walaupun dia masih hidup sekalipun, Yuan
Bao juga tidak mungkin tahu di mana dia berada. Tidak ada alasan
sedikit pun bagi Yuan Bao untuk tahu.
Warna merah di wajah Xiao Jun sudah menghilang karena
walaupun dia ingin agar yang kalah itu adalah dirinya, tetap saja dia
merasa bahwa Yuan Bao sudah pasti kalah.
Yuan Bao bisa menebak apa yang ada dalam benaknya.
"Mengapa kau tidak bertanya padaku, jika aku kalah
bagaimana?"
"Aku membiarkanmu mengatakannya sendiri"
Yuan Bao sengaja mendongkakkan kepalanya sambil berpikir,
lalu tiba-tiba bertanya kepada Xiao Jun,
"Kau tahu tidak mengapa Gao Tian Jue tiba-tiba berubah menjadi
begitu penurut" Mengapa membiarkan aku begitu saja mengambil
semua barang berharga ini dari tubuhnya?"
Hal ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan taruhan
mereka, tetapi memang hal yang tidak dimengerti Xiao Jun, hal
yang selalu ingin diketahui olehnya, oleh karena itu dia tidak bisa
menahan diri untuk bertanya.
"Mengapa?"
"Karena saat itu dia sudah ditangkap olehku," kata Yuan Bao.
"Aku langsung menotok 6-7 buah aliran darahnya."
"oh?"
"Kau tidak percaya, aku sudah tahu kau tidak akan percaya."
Yuan Bao tertawa dengan gembira dan bahagia.
"Bagaimana mungkin orang yang berilmu tinggi seperti Gao Tian
Jue bisa ditotok jalan darahnya olehku?" Yuan Bao tertawa
terbahak-bahak sambil berkata, "Kau pasti berpikir, anak kecil ini
jika tidak sakit maka kulit mukanya pasti tebal tak terkira. Karena itu
bisa membual dan mengeluarkan cerita bohong seperti itu."
Xiao Jun tidak bisa menyangkal karena di dalam hatinya dia
memang pernah berpikir demikian.
"Tetapi mengapa kau tidak coba berpikir, jika aku tidak menotok
jalan darahnya, bagaimana mungkin benda-benda ini bisa berada di
tanganku?"
Tidak ada orang yang bisa menyangkalnya, karena itu Xiao Jun
tidak bisa tidak bertanya kepada Yuan Bao.
"Bagaimana caranya kau bisa menotok jalan darahnya?"
"sebenarnya tidak sulit juga, aku hanya memperlihatkan sebuah
benda padanya."
"Kau hanya memperlihatkan sebuah benda padanya, kau
langsung menotok jalan darahnya dan kemudian dia tidak bisa
melawan lagi?" Xiao Jun lagi-lagi terheran-heran dan juga
penasaran. "Benda apa yang kau perlihatkan padanya?"
"Tentu saja bukanlah sebuah benda yang sembarang," kata Yuan
Bao. "sangat unik,"
20 tahun yang lalu, Gao Tian Jue pernah merajai dunia persilatan
dan merupakan jagoan nomor satu. Dalam kurun waktu 20 tahun
ini, dia juga tidak tahu dirinya sudah berapa kali berbuat sesuatu
yang membuat orang kagum dan membuatnya menjadi terkenal,
tetapi di tengah malamnya dia malah meneteskan air mata.
setelah melewati kegagalan dan tempaan melama 20 tahun, dia
tidak hanya berubah menjadi dingin dan kejam, tapi ilmu silatnya
juga menjadi lebih hebat.
Jika benar di dunia ini ada sebuah benda yang mampu
membuatnya panik dan kelabakan, jalan darahnya bisa ditotok oleh
seorang bocah berusia belasan tahun, benda ini tentu saja bukanlah
benda yang biasa saja. semua orang juga bisa menduganya.
orang-orang di dunia persilatan pasti bersedia mempertaruhkan
seluruh jiwa raganya demi mendapatkannya.
Yuan Bao malah berkata dengan dingin
"Jika aku kalah, maka aku akan memberikan benda ini padamu."
Tidak tahu kapan, benda itu sudah ada di dalam genggamannya.
Hanya sayangnya, walaupun dia orangnya tidak bisa dibilang besar,
tangannya justru tidak kecil dan tidak ada orang yang bisa melihat
dengan jelas benda apa yang digenggamnya itu.
Xiao Jun sebenarnya tidak ingin memenangkan benda itu, tetapi
semua orang memiliki rasa penasaran di dalam hatinya.
Jadi dia juga tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Benda itu
sebenarnya apa?"
"sebenarnya bukan apa-apa." Yuan Bao sengaja berkata dengan
enteng. "Hanya sebuah bintang saja."
"sebuah bintang?" Xiao Jun bertanya, "Bintang yang seperti
apa?" "sebuah bintang kecil." Yuan Bao sepertinya merasa bersalah
dan tidak enak, sehingga menghela nafasnya.
"sebuah bintang yang sangat.. .sangat... kecil." sesudah itu Yuan
Bao mengeluarkan bintangnya yang kedua.
ooo)o(ooo BAB XXI BINTANG KECIL BERSINAR TERANG
Bintang kecil bersinar terang, jika di langit banyak bintang maka
bulan tidak terang, jika di bumi banyak orang maka hati tidak
tenang. Malam di musim gugur, bintang bermunculan. seorang anak lakilaki,
dua orang anak perempuan, tiga orang anak hanya memiliki
satu buah hati juga satu buah bintang. sebuah bintang yang
sangat... sangat... kecil.
Kemudian anak-anak tumbuh besar, satu buah hati berubah
menjadi tiga buah hati, tetapi mereka tetap hanya memiliki satu
buah bintang saja. Hanya memiliki sebuah bintang yang sangat...
sangat... kecil.
Anak yang tumbuh besar tadi kemudian menjadi tua, malah
mungkin ada yang sudah mati, ada beberapa orang yang meskipun
belum mati, hatinya justru sudah mati.
Bintang mereka yang tadi begitu kecil...begitu kecil..., tetap saja
sedikit pun tidak berubah.
Karena bintang ini sama sekali tidak memiliki perasaan, tidak
memiliki nyawa, tidak mengerti bagaimana harus mencintai, dan
juga tidak mengerti bagaimana harus membenci, karena itu tidak
akan berubah dan juga tidak akan menjadi tua. Karena bintang ini
hanya terbuat dari kulit kerang yang berasal dan daerah Hai Nan.
Tetapi menjadi orang yang sudah berubah menjadi tua, orang
yang belum mati tapi hatinya sudah mati, pada waktu melihat
bintang kecil yang selamanya tidak akan pernah berubah ini, akan
terdapat perasaan seperti apakah di dalam hatinya. selain mereka
sendiri, siapa lagi yang bisa mengetahuinya"
Tanggal 19 bulan 4, menjelang senja........
sinar bintang yang ada di langit masih belum menghilang, tangan
Yuan Bao sudah mengeluarkan sebuah bintang.
sebuah bintang yang terbuat dari kulit kerang yang sangat indah
dan mahal, pada punggung bintang itu terukir sebuah bunga yang
indah dan dua buah huruf ukiran tangan yang aneh.
Di dalam laut ada sejenis kerang yang sangat berharga sama
seperti layaknya sebuah mutiara, cahaya gemerlapan dan warnanya
selamanya tidak akan hilang.
Tapi kulit kerang itu dengan kulit kerang yang ada ukirannya ini
sama sekali tidak ada bedanya, tetap saja hanya sebuah kulit kerang
saja, tidak ada bagian yang berbeda.
Karena itu Xiao Jun lagi-lagi tidak bisa menahan diri untuk
bertanya, "Benda yang kau perlihatkan kepada Gao Tian Jue itu adalah
bintang ini?"
"Betul."
"sewaktu melihat bintang ini, pada saat kau menohoknya, dia
langsung tertotok?"
"Ya."
"Apakah begitu dia melihat bintang ini, dia lalu kehilangan
tenaga untuk melawan?"
"Ya..., tidak begitu juga," kata Yuan Bao.
"Hanya saja begitu melihat bintang ini, jarinya langsung gemetar,
seluruh badannya langsung gemetar, sayangnya aku tidak bisa
melihat wajahnya, jadi tidak tahu bagaimana ekspresi wajahnya saat
itu." "Apakah saat itu wajahnya masih mengenakan topeng ini?"
"Ya."
"Kalau begitu bagaimana dia bisa melihatnya?"
Yuan Bao tertawa. "Kau benar-benar orang yang sangat hati-hati,
paling tidak kau merasa dirimu sangat hati-hati, bahkan hal sekecil
apa pun tidak terlewatkan."
Yuan Bao lagi-lagi menghela nafas. "sayangnya, pada dasarnya
kau bukanlah orang yang seperti itu."
"oh?"
"Apakah kau benar-benar mengira bahwa karena Gao Tian Jue
mengenakan topeng ini maka dia tidak bisa melihat apapun?" Yuan
Bao berkata, "Kalau begitu bagaimana caranya aku bisa membawa
topeng itu kemari, bahkan masih bisa melihat sosokmu?"


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia memberitahu Xiao Jun,"jika kau benar-benar orang yang
sangat hati-hati seperti yang selama ini kau bayangkan, maka kau
akan menyadari walaupun topeng ini tidak ada lubang matanya,
tetapi ada dua buah lubang yang besarnya lebih besar dari biji mata
yang ditutupi oleh dua buah kristal yang sudah digosok halus, jadi
hanya bisa dilihat dari dalam topeng saja. sepertinya hanya anak
yang pintar dan jenius seperti aku saja yang bisa mengetahuinya."
Xiao Jun hanya bisa menutup mulutnya.
"orang yang tidak membiarkan orang lain melihat dirinya adalah
seorang yang jenius, jika tidak memperbolehkan diri sendiri melihat
orang lain, maka dia adalah orang yang sangat bodoh," kata Yuan
Bao. Yuan Bao menh embuskan nafas.
"Coba kau pikir, bagaimana mungkin Gao Tian Jue bodoh seperti
itu?" Perkumpulan pengemis (GaiBang) adalah perkumpulan nomor
satu di dunia persilatan, tidak hanya muridnya yang paling banyak,
wataknya pun beraneka ragam.
sekarang mereka menerapkan hukuman baru, bertekad
membenah diri, tetua bagian penerapan hukuman setiap hari tidak
hanya sibuk menangani seribu satu urusan, tetapi juga memeriksa
sedetail- detailnya dengan bijaksana, keputusan yang benar-benar
lurus. Tetapi di depan bocah kecil yang pandai membual dan suka
tertawa bodoh serta pura-pura manis ini, tetua Xiao ini bisa tidak
berkutik sampai tidak bisa berkata-kata. Tetapi Yuan Bao malah
sengaja bertanya padanya.
"Apakah kau bisa melihat hal yang tidak biasa pada bintang ini"
Mengapa bisa membuat Gao Tian Jue menjadi seperti itu?"
"Aku tidak bisa."
"Aku juga tidak," kata Yuan Bao.
"Karena kau bukan Gao Tian Jue, aku juga bukan." Dia berkata
dengan serius, "Bintang ini di mata kita hanyalah mainan anak-anak yang
terbuat dari kulit kerang saja. Tetapi bagi sebagian orang, sepertinya
memiliki kekuatan yang luar biasa."
"sebagian orang?" tanya Xiao Jun. "sebagian orang yang mana?"
"saat ini aku belum bisa mengatakannya padamu."
"Mengapa?"
"Karena saat ini aku sendiri pun masih belum tahu," jawab Yuan
Bao. "saat ini aku hanya tahu bintang ini sangat berguna untuk
menghadapi Gao Tian Jue, jauh lebih berguna dibandingkan dengan
senjata yang paling mematikan sekalipun. Ini sudah cukup, bintang
ini sekarang boleh dikatakan sebagai benda pusaka.Bagi sebagian
orang, bintang ini lebih berharga dibandingkan dengan bintang
merubah besi menjadi emas."
"sekarang aku bertanya padamu, kau mau menerima tidak
taruhanku ini?" tanya Yuan Bao.
"Aku terima."
Yuan Bao mengantungi bintang itu, mengenakan topeng, dan
mengenakan kerudung hitamnya lalu berkata,
"Kalau begitu sekarang ikutlah denganku."
"Ke mana?"
"Tentu saja pergi mencari Li Jiang Jun."
"Kau bisa menemukannya?"
"Tentu saja bisa, malah harus bisa menemukannya," kata Yuan
Bao "Jika tidak bintangku ini akan jatuh ke tanganmu."
"Di mana dia?"
"Tentu saja ada di atas perahu ini." Xiao Jun lagi-lagi tidak bisa
berkata-kata. Meskipun dia sudah percaya sepenuhnya akan perkataan Yuan
Bao, percaya bahwa Li Jiang Jun masih belum mati, percaya bahwa
begitu Gao Tian Jue melihat bintang ini langsung bisa ditotok jalan
darahnya. Meskipun dia percaya semuanya, dia masih tidak percaya
Li Jiang Jun masih ada di atas perahu ini.
Atas perahu itu sudah disinari oleh sinar lentera, di bawah
perahu juga ada lentera, tetapi tidak ada satu bayangan pun yang
terlihat. Karena pada waktu Gao Tian Jue yang bukan Gao Tian Jue ini
sampai ke bawah kapal, pernah memberikan perintah sebelumnya.
semuanya naik ke atas, tidak ada seorang pun yang boleh turun
ke bawah. Walaupun perkataan ini Yuan Bao yang mengatakannya, tapi
sama pengaruhnya dengan perkataan Gao Tian Jue.
Karena kerudung hitam di kepalanya, topeng di wajahnya,
mantel di tubuhnya, sepatu di kakinya, masing-masing
memancarkan kekuatan yang luar biasa, tidak bisa ditahan.
Tidak pernah ada orang yang meragukan kekuatan ini. Tidak ada
orang yang pernah mengambil benda-benda ini dari tubuh Gao Tian
Jue. Luas ruang bawah perahu itu jauh lebih besar dari yang
dibayangkan orang, tingkat yang paling bawah ada sebuah kabin
kosong. Dalam kabin kosong itu sama sekali tidak ada apa-apa, tetapi jika
tidak ada kabin kosong ini, maka perahu ini tidak akan bisa
mengapung. Jika kabin ini dipenuhi oleh barang-barang, perahu ini
kemungkinan juga akan tenggelam Justru karena didalam sana tidak
ada apa pun, maka perahu ini bisa goyang, kabin jauh lebih penting
dibandingkan dengan kabin mana pun. Banyak hal di di dunia ini
yang seperti itu.
Ruangan di bawah itu ternyata terdiri dari sepuluh buah kamar,
ada kamar majikan, juga ada gudang bahan makanan.
Yuan Bao membawa Xiao Jun mencari di setiap kamar-kamar itu,
meskipun tidak terlihat bayangan orang sedikit pun tetapi tetap
percaya diri "Aku tahu kau pasti tidak percaya kalau Li Jiang Jun berada di
atas perahu ini," kata Yuan Bao.
Xiao Jun mengakuinya, Yuan Bao menanyakan pertanyaan yang
penting padanya.
"Mengapa kau tidak percaya?"
setelah berpikir baru Xiao Jun menjawabnya, "Karena ini adalah
hal yang tidak mungkin terjadi, siapa pun tidak akan percaya."
"Apakah maksudmu dia tidak mungkin bersembunyi di dalam
perahu ini?"
"Benar."
"Aku mengerti maksudmu." Yuan Bao tertawa. "Cara berpikirmu
sekarang sama seperti dua hari yang lalu kalian tidak menyangka
kami akan bersembunyi di dalam penjara di kota Ji Nan."
Xiao Jun juga mengerti maksudnya Jika orang seperti Li Jiang Jun
ingin bersembunyi, haruslah mencari tempat yang tidak disangka
orang. "Aku juga mengerti maksudmu," kata Xiao Jun.
"Tetapi apakah tidak pernah terpikir olehmu, bagaimana caranya
dia bisa naik perahu ini?" Yuan Bao sengaja membalikkan wajahnya
sambil berkata dengan serius.
"Ini memang sesuatu hal yang tidak mungkin," kata Yuan Bao.
"Perahu ini penuh dengan orang dan mata setiap orang demikian
tajamnya, bahkan yang setengah buta pun tidak ada. Li Jiang Jun
tidak bisa sihir, juga tidak memiliki jurus 72 jurus merubah wujud
seperti sun wu Kong sehingga bisa mengubah dirinya menjadi
seekor kumbang dan terbang."
Dia lagi-lagi sengaja menghela nafas. "Kelihatannya
pandanganmulah yang benar, dia tidak akan bisa naik ke atas
perahu ini.Karena itu dia tidak mungkin berada di atas perahu ini."
Yuan Bao menghembuskan nafasnya dan berkata dengan
perlahan, "Untungnya kau bukan, untungnya kau bukan."
"Untungnya aku bukan apa?"
"Untungnya kau bukan Li Jiang Jun, Li Jiang Jun juga bukan kau."
Yuan Bao berkata,
"Jika tidak sekarang ini dia pasti sudah mati dan aku juga sudah
pasti kalah."
"Apakah kau masih berpendapat bahwa dia ada di atas perahu
ini?" Yuan Bao tidak menjawab, dia menarik gerendel dari besi pada
pintu papan yang ada di bawahnya dan menariknya serta berkata,
"Lebih baik kau turun ke bawah dan lihatlah."
Di bawah adalah sebuah kabin kosong, tidak ada orang, tidak ada
barang, tidak ada cahaya lentera, kabin kosong yang tidak ada apaapa.
Xiao Jun akhirnya turun juga ke bawah hanya untuk sekedar
mencari. Akhirnya dia terkesiap.
Di dalam kabin kosong itu ternyata benar-benar ada seseorang.
orang ini adalah saudagar yang paling kaya dan berkuasa di kota
Ji Nan yang sudah meninggal, sun Ji Cheng, dan juga yang kabur lalu
kembali lagi ke kota Ji Nan sebagai Wu Tao, sesudah itu baru
muncul sebagai san Xiao Jing Hun Li Jiang Jun
Li Jiang Jun gemetar di bawah sana, tubuhnya setengah duduk
setengah berdiri, punggungnya bersandar ke dinding, sepertinya
sudah tidak mempunyai tenaga untuk duduk. Walaupun pedang itu
tidak menusuk tepat di jantungnya, tetapi lukanya sepertinya juga
tidak ringan. Tetapi kedua matanya masih tetap bercahaya, waktu
melihat Xiao Jun wajahnya malah masih memancarkan tawa, tawa
yang penuh ketenangan juga penderitaan. Dia tiba-tiba bertanya
kepada Xiao Jun,
"Mana Yuan Bao?"
Yuan Bao juga turun, tangannya meraba-raba di dalam gelap. Dia
meniru gaya berjalan Gao Tian Jue dan perlahan-lahan sampai di
hadapan Li Jiang Jun.
Dia benar- benar jenius, mempelajari gaya orang lain sampai
serupa dengan yang aslinya.
"Yuan Bao bocah brengsek itu sudah kubunuh dan kuantar ke
raja neraka," dia sengaja berkata demikian.
"Kau tidak akan pernah melihatnya lagi"
Li Jiang Jun sudah tertawa dari tadi. Bagaimana bisa seseorang
mengatakan dirinya seorang brengsek" Dia berkata, "Kita adalah
teman, jika kau adalah bocah brengsek, lalu aku apa?"
Yuan Bao juga tertawa.
"Bagaimana kau tahu ini aku?" tanyanya pada Li Jiang Jun.
"Dari mana kau tahu aku akan datang?"
"Karena sewaktu aku bersembunyi di sini aku berpikir, jika ada
orang yang bisa menemukan aku, orang itu pastilah si kecil Yuan
Bao." Yuan Bao segera menganggukkan kepalanya pertanda setuju.
"selain aku tentu saja tidak akan ada orang lain yang bisa
menemukanmu, orang jenius seperti aku ini memang tidak ada yang
kedua." Yuan Bao menarik nafas. "Adakalanya aku sendiri kagum akan
diriku sendiri"
Tiba-tiba dia menepuk pundak Xiao Jun dengan keras. "Apakah
kau tidak bisa mengagumi aku juga?"
Untungnya Xiao Jun seperti sedang bermimpi, menatap Li Jiang
Jun dengan diam.
Ini adalah orang yang belum pernah dijumpainya seumur
hidupnya, jika benar dia adalah ayahnya, mengapa meninggalkan
dirinya serta ibunya 7 Membuat ibunya mati karena benci dan
membiarkan dirinya hidup dalam penderitaan"
Bagaimana pun juga, orang ini sekarang masih hidup, walaupun
dia sudah berbuat dosa tetapi bukanlah dosa besar yang tidak dapat
ditebus. Xiao Jun menatap tajam orang yang asing tetapi juga dekat
dengannya ini, tidak tahu hatinya ini benci, cinta, menderita, atau
gembira. Yuan Bao justru senang sekali.
"Tidak ada seorang pun yang menyangka kau bisa naik ke atas
perahu ini." Yuan Bao berkata,
"selain diriku, tidak ada yang tahu cara apa yang kau gunakan."
"Bagaimana kau tahu?" tanya Li Jiang Jun.
"sewaktu melihat pakaian khusus yang dikenakan orang-orang
yang terjun ke danau untuk mencarimu itu, aku langsung
tahu.Pakaian yang dikenakan oleh orang-orang itu adalah pakaian
khusus yang terbuat dari kulit ikan yang tahan air, seluruh badannya
ditutupi oleh pakaian itu sampai bagian kepala pun sama. "
sekarang pakaian yang dikenakan Li Jiang Jun adalah pakaian
khusus itu. "Walaupun kekuatan menyelam orang-orang itu lumayan,
walaupun kau sedang terluka, tetapi jika ingin menghadapi salah
satu dari mereka sama sekali tidak sulit."
Li Jiang Jun tertawa. "Itu adalah hal yang mudah sekali."
"Kau melepaskan pakaian yang dikenakannya dan
mengenakannya pada dirimu, lalu kau sembunyikan mayatnya di
dalam rumput yang ada di dalam danau, dan kau menampakkan
dirimu di depan yang lainnya lalu kemudian naik ke atas perahu.
setelah itu memanfaatkan waktu pergantian penjaga yang singkat,
kau diam-diam menyelinap kemari," kata Yuan Bao.
"Waktu itu langit belum terang, air di permukaan dan di dasar
danau masih gelap sehingga tidak kelihatan apa-apa, jadi jika ingin
melakukan hal itu bukanlah hal yang sulit."
Li Jiang Jun tersenyum sambil menghela nafas dalam-dalam.
"Aku sendiri juga sekarang agak sedikit kagum padamu."
"Hanya sedikit kagum?" Yuan Bao seperti yang terkejut sekali.
"Aku tadinya merasa kau sedikitnya harus 70-80 baru benar. "
Dia malah menekankan, "Aku tadinya merasa kau harusnya
seperti itu kagum padaku, sudah seharusnya demikian."
Berkata seperti itu sangatlah keterlaluan, tapi dia malah berkata
seperti itu dan itu tentu saja ada alasannya.
oleh karena itu Li Jiang Jun pun tidak bisa menahan diri untuk
bertanya, "sudah seharusnya demikian" Mengapa sudah seharusnya
demikian?" Yuan Bao malah menjawabnya dengan mantap. "Karena
matamu tidak buta."
"Aku memangnya tidak buta."Jawaban Li Jiang Jun terhadapnya
agak sedikit ketus dan tidak mengerti.
"Apa hubungannya mataku buta atau tidak buta dengan aku
kagum atau tidak kagum padamu?"
"Tentu saja ada," kata Yuan Bao.
"Jika matamu tidak buta, seharusnya kau bisa menebak
dandananku sekarang ini sebenarnya milik siapa?"
Dia berkata dengan tampang bangga, Hendak mengambil bendabenda
ini dari tubuh Gao Tian Jue bukanlah suatu hal yang mudah.
"Kau mengambil semua benda ini dari tubuhnya?"
"Ya, setiap bagiannya."
"Aku hanya cukup memperlihatkan sebuah benda padanya," kata
Yuan Bao. "Begitu dia melihatnya, langsung kutotok jalan darahnya
sehingga aku bisa mengambil semua benda ini darinya."
Li Jiang Jun menatapnya lama, ekspresi wajahnya sama dengan
ketika Xiao Jun mendengar tentang hal ini sebelumnya.
Hal ini sebenarnya tidak akan ada orang yang percaya, karena itu
Li Jiang Jun lagi-lagi tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya,


Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Benda apa yang kauperlihatkan padanya?"
"sebuah bintang," kata Yuan Bao. "sebuah bintang yang sangat
kecil." Yuan Bao selalu membawa segala macam barang di tubuhnya,
semua orang mengira pastinya barang-barang rongsokan yang tidak
ada artinya. Yuan Bao sendiri juga tidak memperbolehkan orang
lain melihatnya.
Kali ini dia juga tadinya tidak ingin memperlihatkan bintang itu
pada Li Jiang Jun, tapi dia tidak menunggu Li Jiang Jun membuka
suara, dia langsung mengeluarkannya bahkan menyodorkannya ke
hadapan Li Jiang Jun, seperti yang takut dia tidak dapat melihatnya
dengan jelas. "Bintang yang ini," kata Yuan Bao.
"Ini bukanlah bintang yang jatuh dari langit, tapi sepertinya
berasal dari pantai." Raut wajah Li Jiang Jun langsung berubah.
Perkataan Yuan Bao belum selesai diucapkan, raut wajahnya
sudah berubah sama seperti Gao Tian Jue, hanya dengan sekali lihat
raut wajahnya langsung berubah, seperti orang yang ditusuk oleh
sebuah jarum yang panjang, runcing, dan tajam tepat dijantungnya.
Bintang ini hanyalah sebuah benda mainan anak kecil, meskipun
terjatuh di tengah jalan sekalipun, pastinya sedikit sekali orang yang
mau mencurinya, jika kau memberikannya kepada orang lain
sebagai hadiahi pastinya tanpa segan-segan melemparkannya ke
dalam selokan. Tapi di mata Da Xiao Jiang Jun yang sudah malang melintang di
dunia persilatan dan tanpa tanding ini, bintang ini seperti
kegembiraan dan kutuk yang sudah melewati langit kesembilan,
neraka tingkat kesepuluh, empat penjuru, delapan benua, yang
sudah berubah menjadi mutiara yang paling berharga di antara yang
lain. Dia mengulurkan tangannya hendak mengambil bintang itu
Tangannya sudah gemetaran, sama seperti Gao Tian Jue, terus
gemetaran tidak berhenti. Kali ini tentu saja Yuan Bao tidak akan
mengunci jalan darahnya, malah justru menghindar.
"Ini adalah milikku." Yuan Bao berkata sambil tertawa, "orang
dewasa tidak boleh merebut barang milik anak kecil."
"Ini bukan milikmu." Nada suara Li Jiang Jun sudah berubah
menjadi parau dan penuh derita, "Aku tahu bukan milikmu."
"Walaupun dulunya bukan, tetapi sekarang sudah menjadi
milikku," kata Yuan Bao.
"Tidak ada seorang pun yang boleh mengambilnya dariku."
"Dari mana kau dapatkan benda itu?"
"Itu adalah urusanku," kata Yuan Bao sambil mengedipkan mata.
"Bolehkan aku mewakilkan diriku sendiri untuk menyimpan
sedikit rahasia?"
Li Jiang Jun menatapnya lama baru kemudian menghela nafas
panjang-panjang.
"Kau memang anggota dari keluarga Long (naga)." Lalu dia
bertanya pada Yuan Bao,
"Kau anak ke berapa" Kedelapan atau kesembilan?"
Yuan Bao tidak menjawab malah balik bertanya, "Dari mana kau
tahu aku adalah anggota keluarga Long?"
"Karena aku tahu bintang ini tidak mungkin jatuh ke tangan
orang lain," kata Li Jiang Jun dengan pasti.
Yuan Bao tidak menyangkal lagi, hanya bertanya pada nya "Jika
aku bukan anggota keluarga Long, apakah kau sekarang sudah
merebut bintang ini dariku?"
Li Jiang Jun lagi-lagi menatapnya lama
"Jika kau bukan anggota keluarga Long, saat ini kau pasti sudah
menjadi mayat."
"Mengapa?"
"Karena aku tidak akan membiarkan bintang ini jatuh ke tangan
orang lain."
Li Jiang Jun tiba-tiba bertanya kepada Yuan Bao, "Bersediakah
kau memberikan bintang itu padaku?"
"Ditukar dengan apa?"
"Terserah kau ingin ditukar dengan apa," kata Li Jiang Jun.
"Emas, perak, mutiara, perhiasan, terserah mau kau tukar dengan
apa pun boleh."
Yuan Bao tertawa "Jelas-jelas kau tahu aku tidak akan berani
menukarkannya, benda ini memang tidak bisa dikenakan juga tidak
bisa dimakan, diberikan pada ku juga aku tidak mau."
Li Jiang Jun berkata seperti itu juga karena terpaksa, di dunia ini
entah sudah berapa banyak orang yang bertumpahan darah demi
mendapatkan benda ini, tetapi di mata Yuan Bao benda ini justru
sepertinya tidak berharga sepeserpun.
Li Jiang Jun lagi-lagi menghela nafas. "Memang benar, aku
sebenarnya sudah tahu kau tidak akan berani menukarnya, murid
keluarga Long bagaimana mungkin tertarik pada harta dan
kekayaan."
"Karena itu sewaktu aku melihat bahwa kau benar-benar belum
mati, hatiku senangnya bukan main," kata Yuan Bao sambil tertawa.
"Karena jika kau mati, bintang ini pasti sudah menjadi milik orang
lain." "Mengapa?"
"Karena tadi aku bertaruh dengan tetua Xiao ini," kata Yuan Bao.
"Yang kupertaruhkan justru bintang ini."
"Kalian bertaruh apa?"
"Aku berkata padanya bahwa kau pasti belum mati." Tawa Yuan
Bao semakin senang
"Jagoan No satu di dunia, san Xiaojin Hun Li Jiang Jun, bagaimana
mungkin seenaknya mati begitu saja?"
Raut wajah Li Jiang Jun lagi-lagi berubah, menyiratkan derita dan
luka yang sukar untuk dikatakan. Tetapi dalam matanya tiba-tiba
memancarkan cahaya, cahaya bintang di musim gugur yang dingin.
Yuan Bao lagi-lagi sedang menepuk bahu Xiao Jun.
"sekarang kau sudah kalah, karena itu bintang ini masih menjadi
milikku." Yuan Bao bertanya kepada Xiao Jun sambil tertawa
terbahak-bahak "kau belum lupa kan apa yang akan kau berikan pada ku setelah
kau kalah?"
Xiao Jun terpaku, Li Jiang Jun tiba-tiba berkata dengan aneh.
"Dia belum lupa," kata Li Jiang Jun dengan terpatah-patah. "Tapi
dia tidak kalah."
"Dia tidak kalah?" Yuan Bao merasa heran, juga geli.
"Memangnya yang kalah adalah aku?"
"Benar," kata Li Jiang Jun.
"Yang kalah adalah kau."
Yuan Bao tertawa sampai sakit perut.
"Aku tertawa sampai mau mati rasanya," kata Yuan Bao.
"seumur hidupku belum pernah aku mendengar perkataan yang
menggelikan seperti itu."
"oh" "
"Jika aku mengatakannya pada orang lain, san Xiao Jin Hun Li
Jiang Jun juga membantu anaknya sendiri melindungi mukanya,
tidak tahu berapa banyak orang di dunia persilatan yang akan
menertawakannya sampai mati," kata Yuan Bao.
"Jika hendak mengundang orang-orang yang dibuat tertawa
sampai mati itu kemari, dengan menggunakan 500 buah kereta yang
beroda delapan juga harus memakan waktu tiga hari tiga malam."
Dia sepertinya sudah tertawa sampai tidak bisa bernafas, seperti
yang benar-benar mau mati karena tertawa.
Li Jiang Jun sama sekali tidak bertampang sedang bergurau,
penampilannya justru jauh lebih lemah dibandingkan dengan orang
sehat dihadapannya.
Menunggu sampai Yuan Bao sudah tidak merasa lucu lagi, Li
Jiang Jun baru berkata dengan perlahan-lahan.
"Jika ada orang di dunia persilatan yang tahu akan hal ini, tentu
saja akan ada yang mati.Jika ada satu yang tahu maka akan mati
satu orang, jika ada 10.000 orang yang tahu maka akan ada 10.000
orang yang mati. Tetapi aku berani jamin mereka bukan mati karena
tertawa." Nada suaranya tiba-tiba berubah menjadi dingin. "Karena
hal ini sama sekali tidak lucu."
Yuan Bao tidak bisa tertawa lagi.
"sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya pada Li
Jiang Jun. "Mengapa kau mengatakan bahwa aku pasti kalah?"
"Karena yang kalah memang dirimu."
Yuan Bao memandang kepada Xiao Jun, lalu kembali
memandang Li Jiang Jun.
"Kalau begitu, dia bukanlah anakmu?"
"Dia adalah anakku," jawab Li Jiang Jun. "Dia adalah darah
dagingku."
"Kalau begitu, sebenarnya kau ini sudah mati?" Yuan Bao
bertanya lagi, tentu saja ini adalah pertanyaan yang disengaja.
"Aku masih belum mati."
"Kalau begitu aneh dong," kata Yuan Bao.
"Kau jelas-jelas belum mati, bagaimana mungkin aku yang
kalah?" "Karena meskipun aku belum mati, Li Jiang Jun memang sudah
mati, sudah mati beberapa tahun yang lalu." Yuan Bao terkejut
setengah mati. "Li Jiang Jun sudah mati" Lalu kau sebenarnya bukan Li Jiang
Jun?" "Bukan."
Yuan Bao terpaku. Dia memandangi dengan seksama orang yang
dikejar-kejar dan diburu hendak dibunuh oleh semua orang di dunia
persilatan, orang yang disangka oleh semua orang sebagai Li Jiang
Jun, lalu memandang lagi kepada Xiao Jun.
"Gao Tian Jue sendiri yang memberitahukannya padaku bahwa
dia adalah anaknya Li Jiang Jun," kata Yuan Bao.
"Aku percaya Gao Tian Jue tidak mungkin berbohong."
"Dia memang tidak mungkin berbohong."
"Kalau begitu dia memang benar-benar anak Li Jiang jun?"
"Ya."
"Kau juga yang tadi mengatakan padaku bahwa dia adalah
anakmu, darah dagingmu?"
"Ya."
"Kau juga sepertinya bukan orang yang suka berkata bohong,
tapi kau Bentrok Para Pendekar 9 Pendekar Kelana Karya Kho Ping Hoo Rahasia 180 Patung Mas 3

Cari Blog Ini