Legenda Kematian Karya Gu Long Bagian 2
Ming, Tuan pasti sudah bertemu dengan
mereka berdua!" Sikap mereka sangat menghormat
tapi kelihatannya mereka mulai sedikit curiga.
Guan Ning terus berpikir, tiba-tiba dia teringat
ada jenasah yang sedang memegang pedang
panjang. Walaupun orang itu sudah mati tapi
kedua pedang itu dalam posisi bersilang. Dia
segera menepuk dahinya, "Paman guru kalian pasti
2 orang yang berbaju mewah. Tubuhnya agak
gemuk dan dia seperti pesilat pedang setengah
baya itu."
Kedua laki-laki itu saling memandang, kecurigaan mereka terus bertambah, ternyata Cai
Yi Shuang Jian adalah orang yang sangat terkenal
di dunia persilatan. Semua orang tahu di dalam
perkumpulan Luo Fu Pai ada dua orang pesilat
pedang yang sangat hebat. Cara Guan Ning
bertanya tadi, dapat diketahui kalau Guan Ning
tidak pernah mendengar nama besar kedua paman
guru mereka. Jika dia adalah murid Wisma Si
Ming, mana mungkin dia sampai tidak kenal
dengan nama Luo Fu Cai Yi"
Mereka melihat kelakuan Guan Ning, seperti
tidak menghormati paman guru mereka, mereka
mulai curiga dengan identitas Guan Ning. Apakah
Dewi KZ http://kangzusi.com/
dia murid seseorang pesilat tangguh" Mereka tidak
tahu kalau Guan Ning sama sekali bukan orang
dunia persilatan, sekalipun nama Luo Fu Cai Yi
bertambah hebat, Guan Ning tetap tidak pernah
mendengarnya. "Apakah paman guru kalian adalah dua orang
itu?" Laki-laki yang bernama Yi Juan menjawab,
"Betul!"
"Apakah Tuan adalah orang Wisma Si Ming"
siapakah nama Tuan" Kalau bisa, tolong sampaikan kepada paman guru kami...."
Guan Ning memotong kata-katanya, "Aku bukan
orang Wisma Si Ming, tapi aku sangat jelas
mengetahui keadaan kedua paman guru kalian...."
Guan Ning tiba-tiba merasa kata-katanya tidak
menyambung, dia melihat kedua laki-laki yang
dengan cermat mendengar kata-katanya.
Dia berhenti sebentar, lalu Guan Ning menarik
nafas. "Paman guru kalian.... aku harap setelah
mendengar kabar duka ini, kalian jangan merasa
sedih...."
Kedua laki-laki itu kaget dan bertanya, "Apa
yang telah terjadi pada kedua paman guru kami?"
Dewi KZ http://kangzusi.com/
"Paman guru kalian telah dibunuh di Wisma Si
Ming, sekarang....! Kalian tidak akan bisa bertemu
mereka lagi."
Kedua laki-laki ini seperti tersambar geledek,
wajah mereka pucat, dan secara bersamaan
berkata, "Apakah betul semua itu?"
Guan Ning mengangguk.
"Aku sendiri yang melihatnya dan.... jenasah
kedua paman guru kalian, aku sendiri yang
menguburnya."
Sorot mata kedua laki-laki ini mengeluarkan
cahaya seram, mereka melihat Guan Ning, lalu
secara bersamaan mereka mencabut pedang.
Cahaya pedang berwarna biru dan dingin saling
beradu, dapat diketahui bahwa ilmu silat kedua
laki-laki ini cukup tinggi, walaupun bukan jago
nomor satu tapi setidaknya mereka adalah pesilat
tangguh. Guan Ning mengerutkan dahi dan berteriak.
"Kalian mau apa!"
Yi Juan membentak, "Kenapa paman guru kami
bisa mati" Mereka mati di tangan siapa" Apakah
orang-orang Wisma Si Ming mati semua" Kalau
paman guruku benar-benar mati, mengapa kau
sendiri yang menguburnya" Siapakah Tuan" kalau
kau tidak mengatakan semuanya dengan jujur,
jangan salahkan aku kalau aku bertindak!"
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Guan Ning benar-benar marah, dia merasa dia
selalu membantu orang lain tapi yang dia dapatkan
malah balasan dari orang semacam mereka,
walaupun dia membantu tanpa imbalan tapi
sekarang dia malah mendapatkan balasan yang
tidak enak, dia merasa ingin marah.
Melihat cahaya pedang yang berkilauan, dia
sama sekali tidak merasa takut, dia malah
membusungkan dadanya dan berkata, "Aku dan
kalian tidak saling kenal, lebih-lebih tidak ada
permusuhan sebelumnya, untuk apa aku membohongi kalian" Kalau kalian tidak percaya,
kalian boleh lihat dengan mata kepala sendiri. Aku
beritahu kalian, paman guru kalian sudah mati di
Wisma Si Ming, tidak ada seorangpun yang masih
hidup di sana, walaupun aku bukan orang sibuk
tapi aku tidak sanggup menguburkan semua
mayat yang ada di sana."
Kesedihannya berganti dengan kemarahan, karena itu kata-kata yang keluar sangat tajam,
tidak seperti tadi, bernada sedih dan mengeluh.
Dengan kaget kedua laki-laki itu menurunkan
pedang mereka dan bertanya, "Apa yang kau
maksudkan tadi?"
Ada suara yang datang dari belakangnya
setengah berteriak, "Apa yang kau katakan?"
Mendengar suara itu, kedua laki-laki ini merasa
kaget, di depan matanya tampak 4 orang pendeta
berumur setengah baya dan berbaju biru, mereka
Dewi KZ http://kangzusi.com/
mengurung Guan Ning. Kedelapan sorot mata
seperti kilat itu terus menatap Guan Ning dan
bertanya, "Apa yang Tuan katakan tadi?"
Kedua laki-laki itu kembali bersikap dingin. Yi
Juan tertawa, "Ternyata yang datang adalah muridmurid Wu Dang. Baiklah, baiklah, sekarang
keempat Tuan pendeta sudah mendengar kalau
tamu-tamu yang datang ke Wisma Si Ming sudah
mati semua. Haha...."
"E Mei Pai, Si Ming berbaju merah, Zhong Nan
berbaju hitam, Wu Dang ada dua orang yang cacat,
Tai Xing bersepatu ungu, biksu Shao Lin, Luo Fu
berbaju kembang, di tempat dan waktu yang sama
mati secara bersamaan. Empat pendekar, apakah
kalian mengira ini hanya lelucon besar?"
Dia bicara sambil tertawa, suaranya seperti
terpaksa, akhirnya terdengar bergetar. Walaupun
dia mengatakan kalau dia tidak percaya tapi dalam
hati dia merasa ragu. Salah satu pendeta berbadan
tinggi berkata, "Ternyata kalian adalah pendekar Yi
Juan dan pendekar Fei Shen. Apakah gurumu juga
datang kemari untuk mengikuti rapat di Wisma Si
Ming?" Yi Juan menurunkan pedangnya sampai ke
batas siku tangan.
"Untuk rapat kali ini, guruku tidak bisa datang
kemari, tapi kedua paman guruku sudah datang
kemari dan datang paling awal."
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Fei Shen menyambung, "Sewaktu kami mengantarkan paman guru naik ke gunung, aku
melihat kedua biksu Shao Lin, yaitu Tai Hang
bersepatu ungu dan Tai Hang Gong Sun Er, yang
pincang kaki kanannya. Aku yakin pendeta Wu
Dangpun juga berada di sana. Kalau begitu...."
Dia tertawa, dengan sudut matanya dia melihat
Guan Ning. "Menurut tuan ini, Wisma Si Ming sudah tidak
ada seorang yang hidup, sepertinya tidak akan ada
seorangpun yang percaya."
Guan Ning benar-benar marah, "Aku tidak
memaksa kalian untuk percaya kepada katakataku!" Guan Ning mendengar dengan teliti semua
perkataan Fei Shen, dia mencocokan semua namanama dengan mayat yang dilihatnya di Wisma Shi
Ming, akhirnya dia mengerti dan diam-diam
berpikir. "Yang pertama kutemukan adalah laki-laki
berbadan tegap dan laki-laki bercambang, mungkin
itu adalah Tai Hang bersepatu ungu. Sedangkan
ketiga pendeta berbaju biru adalah orang-orang Wu
Dang. Yang mati dengan posisi dua pedang
bersilang adalah Luo Fu Cai Yi. Kedua biksu yang
kulihat berasal dari Shao Lin.
Suami istri berbaju merah adalah pemimpin
Wisma Si Ming. Pak tua kurus kering itu adalah
Zhong Nan Wu San. Pengemis itu adalah Tuan
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Gong Sun yang pincang kaki kanan. Sedangkan
tadi aku bertemu dengan pengemis yang berbeda,
untung dia datang terlambat sehingga bisa
terhindar dari bencana ini."
Dia berpikir lagi, "Lalu siapa yang datang dari Si
Zhuan E Mei" Apakah dia adalah pelajar berbaju
putih itu?"
Guan Ning sangat pintar, sambil mendengar
kata-kata Fei Shen dia terus memikirkan semua.
Begitu Fei Shen selesai bercerita, ada pertanyaan
terakhir yang belum dimengerti olehnya.
Kata-kata Fei Shen yang terakhir membuat
Guan Ning marah.
Fei Shen berkata lagi, "Jika tidak percaya,
sudahlah...."
Tapi pendeta tinggi itu berkata, "Kata-kata kalian
sangat masuk akal, semua orang penting di dunia
persilatan dalam satu malam bersamaan mati,
benar-benar membuat orang tidak percaya dan
benar-benar menakutkan."
Yi Juan segera tertawa dan berkata, "Sekalipun
Da Mo dan San Feng Chen Ren hidup lagi, belum
tentu mereka bisa membuat orang- orang itu mati
bersama-sama. Sekarang walaupun ada orang yang
ilmu silatnya lebih tinggi dari mereka, contohnya Xi
Men...." Kata Xi Men baru saja keluar dari mulutnya, dia
segera berhenti berkata dan urat di wajahnya
Dewi KZ http://kangzusi.com/
tampak bergerak-gerak, seperti ada cecak besar
yang masuk ke dalam kerahnya lalu merayap ke
punggungnya, membuat pedang yang tersimpan di
sikunya terus bergetar. Kemudian dia berkata,
"Walaupun ilmu silatnya tinggi, tapi dia juga tidak
mungkin sekaligus membunuh begitu banyak
orang." Dia tertawa untuk menutupi ketakutan yang ada
di dalam hatinya tapi dia tetap tidak meneruskan
nama Xi Men....
Guan Ning berpikir, "Mayat-mayat
yang bergelimpangan di Wisma Si Ming adalah pesilatpesilat hebat, tapi Xi Men siapa yang dimaksud"
Mengapa dia begitu takut kepada Xi Men?"
Terdengar pendeta tinggi itu pelan-pelan berkata, "Menurut Pendekar Fei, orang-orang di
dunia persilatan tahu...."
Matanya menatap Guan Ning.
"Menurut kata-kata tuan ini, sepertinya dia tidak
akan berbohong karena Wisma Si Ming tidak jauh
dari sini, jika dia berbohong, bukankah akan
segera diketahui, bila Fei Shen dan Yi Juan sudah
marah, aku tidak akan mengijinkannya...."
"Orang ini tahu seribu langkah dari Wisma Si
Legenda Kematian Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ming adalah tempat terlarang, jika tidak mempunyai ijin masuk, maka siapapun dilarang
masuk ke sana, orang yang tidak mendapatkan
ijin, telah masuk dan bisa keluar lagi, hampir tidak
ada seorangpun yang bisa melakukannya. Apakah
Dewi KZ http://kangzusi.com/
kami akan percaya kata-katanya begitu saja lalu
mengambil keputusan dan membuat pemimpin
Wisma Si Ming marah?" tanya Yi Juan.
Pendeta tinggi itu tertawa, "Kalau semua katakatanya bohong, apa tujuannya?"
"Lebih baik tuan ini menjelaskan semuanya
dengan jelas kepada kita, setelah itu Pendekar Fei
dan Pendekar Yi bisa membedakan mana yang
benar dan mana yang salah. Ketiga kakak
seperguruanku dan paman gurumu, jika mereka
benar-benar mati, bukan hanya kau dan aku saja
yang akan terkejut, aku kira seluruh dunia
persilatan bisa kacau karena alasan ini. Jika
semua ini hanya isu semata, nanti akan ada
perhitungannya!"
Pendeta itu berkata dengan tenang dan perlahan, juga sangat jelas. Wajahnya selalu
tersenyum, semua tampak seperti tidak ada
sangkut paut dengannya.
Semua murid-murid Lao Fu Men merasa tidak
tenang dan marah, tapi pendeta berbaju biru itu
merupakan salah satu tetua di Wu Dang. Dia
adalah orang yang sangat terkenal dan wibawanya
sangat tinggi di dunia persilatan, maka walaupun
hati mereka masih panas dan marah, semua orang
tetap diam dan mendengarkan semua perkataannya, tidak mengeluarkan sikap yang
tidak mendukung.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Sekarang Guan Ning tahu, semalam dia sudah
bertemu dengan banyak persoalan yang memusingkannya, yang lebih parah lagi dia sudah
masuk ke dalam pusaran yang akan membuat
geger dunia persilatan.
Semalam dia masih berjalan-jalan di bawah
sinar bulan dan membuat puisi-puisi indah, tidak
disangka hanya dalam waktu satu malam dia telah
mengalami perubahan yang begitu besar, layaknya
seperti menunggang harimau dan sulit untuk
turun. Maka dia hanya bisa menarik nafas, menceritakan apa yang dilihatnya di Wisma Si
Ming dan tidak lupa juga menceritakan tentang
laki-laki berbaju putih. Orang-orang yang mendengar merasa terkejut. Pendeta berbaju biru
yang selalu tersenyum juga merasa terkejut, saat
itu senyumannya sudah tidak terlihat lagi.
Guan Ning menceritakan tentang 2 orang yang
tiba-tiba datang dan tiba-tiba pergi. Yi Juan
bertanya, "Apakah mereka membawa tas yang
terbuat dari kulit cheetah?"
Guan Ning menggelengkan kepala, dia juga
menceritakan tentang gadis berbaju hijau yang
sifatnya aneh. "Apakah dia adalah si lengan baju hijau dari
Huang Shan?" tanya Fei Shen Guan Ning
menggelengkan kepala lagi tapi dia tidak menceritakan tentang laki-laki berbaju putih yang
Dewi KZ http://kangzusi.com/
hilang ingatan, semua ini karena Guan- Ning
merasa kasihan kepada pelajar berbaju putih dan
tidak ingin mengatakan musibah yang dialaminya
kepada orang lain.
Walaupun dia bercerita dengan singkat dan
padat, tapi tetap saja menghabiskan waktu lama,
dan sekarang mulutnya terasa kering.
Para pendeta dan laki-laki berbaju mewah terus
mendengarkan semua ceritanya dan merasa terkejut, hati mereka diliputi pertanyaan dan
perasaan mereka bergejolak, tapi tidak ada
seorangpun yang berani memotong kata-katanya.
Terlihat orang-orang yang mendengarnya saling
memandang dan tidak berkata sepatah katapun.
Lama dan lama. Yi Juan menghembuskan nafas panjang, wajahnya melihat pendeta berbaju biru dan
berkata, "Jika semua yang diceritakan benar, itu
membuat orang merasa takut. Sekarang aku tidak
mempunyai ide lain. Tuan Pendeta lebih berpengalaman dari kami, Tuan pasti sudah
mempunyai rencana, dan
kami pasti akan
menuruti pendapat Tuan."
Pendeta itu tampak berpikir sejenak, dengan
perlahan dia berkata lagi, "Hal ini sangat aneh juga
misterius, bukan aku tidak bisa menebak tapi
pikiranku masih bingung."
Dewi KZ http://kangzusi.com/
"Kalian berdua biasanya sangat teliti dan kalian
adalah orang yang paling dekat dengan ketua Luo
Fu Pao, apa maksud Ketua Si Ming mengundang
kakakku dan paman gurumu ke sana, kau pasti
tahu lebih jelas."
Guan Ning mendengar semuanya dengan teliti.
Guan Ning belum tahu apa sebenarnya yang terjadi
di Wisma Si Ming, dia hanya tahu kalau dia sudah
masuk ke dalam suatu kemelut. Diapun tahu
perkumpulan-perkumpulan itu pasti tidak akan
melepaskan dirinya begitu saja. Jika belum
menceritakan semuanya dengan jelas, sepertinya
masih banyak kesialan yang akan terjadi nantinya.
Dia ingin mendapat informasi lebih lengkap
berdasarkan dari percakapan mereka, dan dia
sangat ingin tahu siapa pelajar berbaju putih itu
sebenarnya"
Jika semuanya sudah jelas dan tahu siapa
pembunuh sebenarnya, dia akan melunasi janjinnya.... membalas dendam kematian Nang Er.
Karena itu dia mulai menebak-nebak, kedua orang
jahat yang kurus kering seperti bambu itu adalah
E Mei Bao Nang (Macan buas dari E Mei) Qi Du
Shuang Sha (Sepasang pembunuh tujuh racun).
Awan menutupi matahari yang baru terbit,
karena itu jalan di pegunungan itu terasa lebih
sepi. Dewi KZ http://kangzusi.com/
Hutan, kicauan burung, suara air mengalir, dan
suara angin meniup pepohonan tidak seindah
biasanya. "Ketua Wisma Si Ming mengundang guruku
datang, aku tidak tahu terlalu banyak, aku hanya
mendengar tentang sebuah pusaka yang ada di
dunia persilatan, dan akan ditentukan siapa yang
berhak mendapatkan dan masih ada satu masalah
besar lagi yang harus dibicarakan, mengenai hal
apa, guruku tidak mengatakannya, dan akupun
tidak berani bertanya?" kata Yi Juan.
Pendeta berbaju biru itu mengangguk. Dia
berkata, "Aku merasakan semua ini sangat aneh,
karena antara kedua masalah ini tidak pantas
dibicarakan dalam rapat umum, tidak ada bukti.
Begitu guruku mendapatkan undangan ini, beliau
sudah menebak pasti ada rencana busuk menunggu mereka, ternyata tebakan guruku tidak
meleset." Ada 3 murid Wu Dang, tapi mereka hanya
berdiam diri karena apa yang ingin mereka
sampaikan sudah diwakili oleh pendeta berbaju
biru. Mereka berada di bawah pimpinan Pendekar
Fei dan Pendekar Yi, mereka tidak berhak berkata
banyak. "Yang membuatku aneh adalah mengapa dalam
rapat Wisma Si Ming tidak terlihat adanya murid
Huang Shan Cui Xiu, Kun Lun, dan Dian Zhang.
Penjahat-penjahat yang tidak sejalan dengan dunia
Dewi KZ http://kangzusi.com/
persilatan juga datang ke sana tapi hanya dia
sendiri yang tidak mati," kata Yi Juan.
Hati Guan Ning tergerak, "Apakah yang mereka
maksudkan adalah pelajar berbaju putih?"
Kata pendeta berbaju biru, "Aku kira E Mei Bao
Nang patut dicurigai."
Dia melihat Guan Ning lagi dan bertanya, "Aku
mengira yang menyerangnya dengan senjata
rahasia di jembatan menuju Wisma Si Ming adalah
E Mei Bao Nang, karena dalam tas mereka
tersimpan 7 macam senjata beracun. Hanya
mereka berdua yang tidak mati dan di pondokan
mereka membunuh anak yang mengikuti tuan ini.
Kemudian menyerang lagi dengan senjata rahasia
mereka. Semua bertujuan untuk membunuh orang
dan menutup mulutnya."
"Demi apa mereka melakukan semua ini"
Apakah demi.... apakah mereka tidak berpikir lebih
jauh" Apakah mereka masih bisa berdiri di dunia
persilatan kalau sudah melakukan perbuatan
seperti itu?"
Fei Shen menghembuskan nafas, "Tapi dengan
ilmu silat yang mereka miliki, mana mungkin bisa
membuat Si Ming si baju merah, Gong Sun kaki
kanan, dan Wu Dang tiga bangau, mati di tangan
mereka?" Pendeta berbaju biru menjulurkan tangannya
lalu menepuk dahinya dan dengan suara kecil
berkata, "Apakah benar semua ini karena dia?"
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Tiba-tiba dia mengangkat kepalanya melihat
Guan Ning lalu berkata, "Tuan dengan sekuat
tenaga menguburkan semua mayat itu, aku
merasa terharu karenanya. Orang-orang dunia
persilatan pasti akan memuji tindakanmu. Tuhan
pasti akan memberkatimu."
Guan Ning menjadi bingung mengapa pendeta
ini berkata demikian" Apa maksudnya"
Guan Ning berkata, "Betul, memang aku yang
menguburkan mereka dan barang-barang yang ada
di dalam tas sudah kubawa semua. Aku tidak
bermaksud mengambilnya, hanya ingin
Legenda Kematian Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyampaikan barang-barang tersebut kepada
keluarga mereka, aku bersumpah, jika kalian...."
Pendeta baju biru mengayunkan tangannya, dia
segera menghentikan kata-kata Guan Ning.
Tiba-tiba mata pendeta berbaju biru
itu mengeluarkan cahaya aneh, katanya, "Tuan jangan
salah paham, aku bertanya seperti itu tidak
bermaksud apapun. Tuan adalah seorang yang
jujur, aku percaya kepadamu, hanya saja...."
Dia tertawa secara aneh dan berkata lagi,
"Apakah Tuan bisa memberitahuku, barangbarang apa saja yang Tuan dapatkan. Hai....
terpaksa aku harus melakukan ini, harap Tuan
bisa memahami dan memaklumi perbuatanku!"
Guan Ning berpikir sejenak dan menjawab, "Jika
hal ini menang sangat penting, aku akan
mengatakan...."
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Yi Juan dan Fei Shen saling memandang. Mata
mereka memancarkan cahaya aneh tapi Guan Ning
tidak melihatnya. Dia berkata, "Sebenarnya tidak
ada benda yang istimewa. Seuntai
mutiara kudapatkan dari tas Tai Hang. Dua piring
kudapatkan dari baju biksu Shao Lin, buku suci
dari pendeta Wu Dang, dan sepucuk surat dari
balik baju pak tua yang memakai baju berwarna
biru, hanya itu saja, tidak ada yang lainnya."
Yi Juan, Fei Shen, dan pendeta berbaju biru itu
kelihatan sangat kecewa.
Guan Ning berpikir sebentar, tiba-tiba dia
berkata, "Di dalam tas Gong Sun ada seuntai mata
uang. Uang ini bukan uang yang dipakai sekarang,
tapi...." Kata-katanya belum selesai. Wajah Fei Shen, Yi
Juan, dan pendeta itu tampak terkejut. Hampir
bersamaan mereka bertanya, "Dimana sekarang
uang itu?" Mereka saling memandang kemudian
secara bersamaan bertanya lagi, "Apakah uang itu
diikat dengan tali berwarna kuning, bentuk uang
itu lebih besar dari uang sekarang?"
Guan Ning sedikit terpana, dia tidak menyangka
kalau uang berbentuk sederhana itu bisa membuat
pendekar-pendekar
itu tampak bergejolak perasaannya, yang membuatnya lebih merasa aneh
adalah uang biasanya diikat dengan tali berwarna
hitam, tapi uang itu diikat dengan tali berwarna
kuning. Pendeta berbaju biru itu belum pernah
melihat, mengapa dia bisa tahu"
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Guan Ning berpikir lagi, "Apakah dalam untaian
mata uang itu tersimpan sebuah rahasia besar"
Apakah rahasia ini ada hubungannya dengan
peristiwa kemarin malam" Tapi aku tidak percaya
kalau untaian uang itu menyimpan rahasia,"
karena itu dia mengangguk dan menjawab, "Betul,
uang itu diikat oleh tali berwarna kuning, tapi
hanya ada sepuluh ribu keping saja."
Terlihat orang yang berdiri di sana seperti
merasa sangat senang, sepertinya uang-uang itu
lebih mahal dibandingkan dengan batu berlian dan
mutiara. Tangan pendeta berbaju biru pelan-pelan turun
menuju pinggang dan mengarah pada pegangan
pedangnya. Dia terus melihat Guan Ning dan
berkata, "Untaian mata uang itu sangat penting,
bila disimpan oleh Tuan begitu saja, ini tidak baik,
lebih baik serahkan saja kepadaku."
Yi Juan dan Fei Shen serempak berteriak, "Nanti
dulu." Mata pendeta berbaju biru itu seakan bertanya,
"Kenapa?" Tangannya tampak memegang pedang
lebih kuat lagi.
Pendeta itu juga terlihat tegang.
Yi Juan tertawa, "Tuan Pendeta, menurutku
lebih baik uang itu serahkan saja kepada kami."
Tiba-tiba pendeta berbaju biru itu tertawa
terbahak-bahak. "Menurut orang-orang, Yi Juan
Dewi KZ http://kangzusi.com/
dan Fei Shen selalu berhati-hati tapi menurutku
tidak demikian."
Wajah Yi Juan dan Fei Shen langsung berubah,
tangan yang tadinya tersimpan di belakang segera
memberi tanda kepada laki-laki yang ada di
belakangnya, para laki-laki itu segera bersiap-siap,
seperti siap untuk menghadapi pertarungan besar.
Wajah pendeta berbaju biru itu tidak tersenyum
lagi. "Sekarang ini di tempat ini, kalau kau ingin
mendapatkan untaian Ri Yi Qing Qian (Mata uang
hijau keberuntungan) tampaknya masih terlalu
dini. Menurutku lebih baik kalian berdiri jauhjauh," katanya.
Tadinya wajah itu selalu tersenyum dan katakata selalu diucapkan dengan pelan dan penuh
dengan sopan santun, sekarang tawanya sangat
seram. Begitu melihat, ternyata wajah itu tidak
seperti wajah seorang pendeta lagi. Logat dan nada
bicaranya menusuk perasaan orang lain.
Guan Ning melihat orangnya tidak mirip dengan
seorang pendeta lagi malah mirip seorang perampok. Guan Ning merasa aneh. Terdengar Yi Juan
berkata, "Belum tentu!" Pedang panjang yang ada
di belakangnya segera dikeluarkan.
Bersamaan waktu itu juga, di sana sini
terdengar suara pedang dikeluarkan. Empat
Dewi KZ http://kangzusi.com/
pendeta berbaju biru juga segera mengeluarkan
pedang mereka. Enam pedang mengurung Guan Ning. Guan Ning
berteriak, "Untuk apa kalian memperebutkan
seuntai mata uang itu. Uang itu bukan milik kalian
dan aku tidak akan memberikannya kepada
siapapun!"
Pemuda jujur ini melihat pendeta-pendeta dan
Pendekar Fei Shen dan Pendekar Yi Juan sudah
saling bermusuhan, permusuhan mereka begitu
besar, tapi dia tidak terpikir bahwa ilmu silat yang
dimilikinya sama sekali bukan tandingan mereka.
Jika barang itu direbut dengan paksa juga, dia
akan tidak bisa melawan.
Suara Guan Ning sangat keras, tapi orang- orang
itu tampaknya tidak mendengar teriakannya,
sekalipun mendengar, mereka tidak akan mau
peduli. Terdengar pendeta berbaju biru itu tertawa
dingin lagi, sorot matanya seperti kilat terus
melihat ke arah Yi Juan dan Fei Shen juga melihat
kepada kelima laki-laki yang di belakang mereka.
Dia berkata, "Aku akan menghitung dari 1 sampai
5, kalau kalian tidak mundur, kalian boleh rasakan
akibatnya!"
(Oo-dwkz-lav-oO)
Dewi KZ http://kangzusi.com/
BAB 3 : Ru Yi Qing Qian
Pendeta berbaju biru itu mulai berhitung,
"Satu.... dua...."
Matanya melihat ujung pedang, seperti tidak
melihat orang-orang di sana. Belum selesai dia
berhitung, Yi Juan sudah berteriak, pedang yang
berkilau biru mulai menebas ke arah pergelangan
tangan pendeta yang sedang memegang pedang,
gerakannya sangat cepat.
Waktu itu juga, Fei Shen mendekati Guan Ning.
Kelima laki-laki yang ada di belakangnya secara
bersamaan mencabut pedang mereka, lima pedang
tampak berkilauan, berwarna biru dan menebas ke
arah ketiga pendeta itu.
Tujuh orang pesilat pedang datang dari Luo Fu.
Mereka bergerak sangat cepat dengan menggunakan waktu sangat tepat. Luo Fu Cai Yi
bisa terkenal di dunia persilatan bukan asal nama
saja. Walaupun gerakan mereka sangat cepat, tapi
keempat pendeta tertinggi yang datang dari Wu
Dang mereka bergerak lebih cepat lagi dibandingkan dengan mereka.
Empat cahaya pedang berkilau secara bersamaan, seperti ada sebuah dinding bercahaya.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Guan Ning merasa bingung melihat kilauan
pedang dan dinginnya hawa pedang yang terayun,
kemudian terdengar suara pedang beradu lalu
berhenti. Empat pedang milik pendeta Wu Dang, hanya
dalam waktu singkat tertutup oleh 7 pedang milik
Luo Fu Cai Yi. Guan Ning mundur dari arena pertarungan, dia
melihat empat bayangan pendeta Wu Dang yang
membelakanginya. Pedang itu terus digerakkan.
Pedang mengeluarkan cahaya dingin, cahaya
pedang seperti sebuah jala terang, cahaya pedang
dan dinginnya hawa pedang membuat Guan Ning
hanya bisa melihat dengan terpana, sorot matanya
tidak bergeser ke tempat lain.
Dalam waktu satu hari ini, dia sebagai seorang
laki-laki dengan kemampuan ilmu silat biasa saja,
dia tahu di dunia persilatan banyak pesilat
tangguh, sekarang ini, pertama kalinya dia melihat
ilmu silat begitu hebat.
Dia memang suka ilmu silat, dia tidak akan
belajar ilmu pedang jika lingkungannya tidak
memaksanya, melihat ilmu silat yang begitu hebat
dimainkan di depan matanya, dia seperti seorang
anak yang mendapatkan makanan yang sudah
lama diidamkannya.
Keempat petinggi Wu Dang itu berdiri dengan
formasi sangat rapi, boleh dikatakan setetes airpun
sulit menembus formasi ini. Yi Juan dan Fei Shen
Dewi KZ http://kangzusi.com/
merasakan ada 4 kilauan pedang seperti dinding
terang yang tidak bisa diserang dari manapun.
Hanya dalam waktu singkat mereka sudah
menyerang 10 jurus. Tiba-tiba pendeta berbaju
biru bersiul kemudian menusuk....
Sedangkan ketiga pendeta lainnya segera membalikkan pergelangan tangan mereka, cahaya
pedang secara bersamaan keluar. Selama 10 tahun
mereka terus berlatih dan gerakan
mereka sekarang sangat kompak. Mereka menyerang dan
bertahan, dari posisi bertahan berubah menyerang,
hal itu terus dilakukan. Jurus-jurus itu adalah
jurus ilmu Wu Dang yang telah menggegerkan
dunia persilatan yang bernama Jin Gong Lian
Huan. Yi Juan, Fei Shen, dan kelima murid Luo Fu
yang tiba-tiba diserang, mereka mundur beberapa
langkah. Mereka sama sekali tidak menyangka
kalau ilmu Luo Fu yang terdiri dari 71 jurus, di
depan keempat petinggi Wu Dang itu tidak bisa
dikeluarkan. Jika satu lawan satu, belum tentu akan terjadi
keadaan seperti itu, karena mereka menyerang
dengan berkelompok maka keadaan menjadi tidak
sama, keempat petinggi Wu Dang memang terkenal
dengan formasi pedangnya yang sempurna.
Sepuluh jurus lebih sudah dikeluarkan, tiba-tiba
Yi Juan dan Fei Shen membentak, "Huang Feng
Che (jurus lebah)!" Mendengar suara bentakan itu,
Dewi KZ http://kangzusi.com/
mereka mundur beberapa langkah, tiba-tiba badan
mereka berputaran. Punggungnya menghadap
Legenda Kematian Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepada keempat orang Wu Dang, tapi pergelangan
membalik menyerang dengan 3 serangan.
Serangan 3 jurus pedang ini bertentangan
dengan ilmu silat yang ada dari semua perkumpulan, karena menghadapkan punggung
kepada musuh. Tidak ada orang yang mau memunggungi musuh
sambil mengeluarkan serangan. Wu Dang Si Yan'
(Empat walet dari Wu Dang) sangat senang. Mereka
mengira karena lelah kedua orang itu tidak bisa
mengendalikan diri lagi, tapi begitu 3 jurus itu
menyerang mereka, setiap jurus sangat tajam dan
aneh. Walaupun melihat ada kesempatan menyerang punggung mereka, tapi dengan terpaksa mereka harus menghindari 3 jurus itu.
Tadinya Wu Dang Si Yan merasa mereka pasti
akan menang, tapi serangan 3 jurus itu, memaksa
mereka mundur, sebelum bisa mengambil napas,
Fei Shen dan Yi Juan sudah berteriak lagi, "Huang
Feng Sa (jurus ular)!"
Mereka memutar pergelangan tangan lagi.
Pedang yang dipegang dilepaskan dan merekapun
terbang melayang, seperti guntur yang membawa
petir dan angin kencang, mereka lalu menyerang
Wu Dang Si Yan, tubuh mereka mengikuti
kekuatan pergelangan bergerak ke depan.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Mulut seperti ular hijau, jarum lebah adalah
racun yang paling ganas. Ular mematuk, racun
menyebar ke seluruh tubuh. Lebah menyengat,
jarum di tubuh lebah akan terputus. Jarum
terputus, lebah akan mati karenanya. Racun hanya
bisa disebarkan satu kali. Sebetulnya sengatan
lebah lebih ganas racunnya dibandingkan dengan
patukan ular. 71 jurus pedang Luo Fu terkenal, setiap jurus
sangat ganas dan sadis, ini adalah jurus Huang
Feng Sa. Walaupun ganas dan sadis tapi juga
seperti lebah, hanya bisa menyengat satu kali.
Begitu jurus dikeluarkan, pedangnya dibuang.
Jika jurus ini tidak berhasil membuat musuh mati,
orangnya juga tidak akan bisa selamat, jurus ini
begitu dikeluarkan dan orangnya harus bersiapsiap melarikan diri. Sekalipun dia adalah pesilat
tangguh, tapi sesudah menggunakan jurus ini, dia
harus bisa menjaga dirinya, tidak mungkin dia bisa
menyerang musuhnya lagi.
Yi Juan dan Fei Shen tahu mereka tidak akan
mampu mengalahkan Wu Dang Si Yan. Jika terus
bertahan, mereka pasti akan dihina oleh mereka.
Nama Luo Fu sekarang sedang naik daun,
mereka tidak akan mau karena mereka membuat
orang lain dengan seenaknya menghina Luo Fu Cai
Yi, maka mereka sepakat melarikan diri setelah
menggunakan jurus itu.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Tadinya Wu Dang Si Yan kaget melihat pedang
terlepas dan meluncur ke arah mereka, tapi
mereka lebih terkejut lagi, jarak pedang dengan
tubuh mereka sangat dekat. Pedang datang secepat
kilat. Lan Yan (Walet biru) dan Bai Yan (Walet putih)
yang berada di depan tidak sempat menahan
lajunya pedang yang sedang melayang ke arah
mereka.... Tapi.... Dari balik semak-semak terdengar ada seseorang
yang membaca kitab suci, kemudian terasa ada
angin kencang keluar dari balik semak-semak.
Kemudian terdengar suara keras, dua bilah
pedang yang meluncur itu sekarang mengikuti
arah angin yang berhembus kencang lalu terjatuh,
terdengar lagi suara orang yang membaca kitab
suci. Bayangan seseorang berbaju abu-abu mengikuti
suara 'A Mi Ta Ba' tanpa suara keluar dari balik
semak-semak. Jika semua ini dicatat dengan pena pada sebuah
buku pasti ada awal dan akhir, tapi sebenarnya
semua terjadi dan berakhir secara bersamaan.
Wu Dang Si Yan melihat dijalan gunung yang
sepi, dua bayangan orang berbaju kembang sudah
menghilang. Kemudian kelima bayangan lainnyapun ikut menghilang, ketujuh belas murid
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Luo Fu Cai Yi sudah menghilang dalam sekejap di
balik pegunungan. Yang berdiri di depan sekarang
ini adalah Wu Dang Si Yan, biksu tua yang kurus
kering seperti bambu.
Guan Ning yang berdiri di belakang Wu Dang Si
Yan belum melihat dengan jelas apa yang telah
terjadi. Dia hanya merasa mendengar suara bentakan
kemudian ada seseorang yang membaca kitab suci
lalu disusul dengan 2 suara keras. Terlihat orangorang menjadi kacau kemudian suasanapun
menjadi diam, akhirnya Wu Dang Si Yan berdiri
dengan bengong.
Seorang biksu tua yang kurus kering, dengan
hidung seperti burung betet, dan tulang pipi yang
tinggi berdiri sambil tersenyum melihat Wu Dang
Si Yan. Dan di bawah terdapat 2 pedang panjang dan 2
untai tasbih. Hanya sebentar Wu Dang Si Yan kembali tenang,
mereka terus melihat biksu tua ini kemudian
saling bertukar pandang seakan bertanya, segera
pendeta berbaju biru itu berkata, "Terima kasih,
Guru sudah menggunakan tasbih menolong kami,
budi pertolongan Guru pasti akan kami balas."
Kemudian Wu Dang Si Yan membungkukkan
badan memberi hormat.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Biksu tua itu tertawa. Dia memungut tasbih itu
sambil berkata, "Menurut kitab suci agama Budha,
kita adalah manusia, untuk hal seperti ini tidak
perlu mengucapkan berterima kasih, aku hanya
ingin membantu yang memang harus kulakukan!"
Biksu tua ini suaranya terdengar seperti air yang
mengalir di gunung juga seperti lonceng yang
berbunyi, suaranya dengan jelas masuk ke dalam
telinga, tenaga dalamnya ternyata sangat kuat.
Pendeta berbaju biru itu tampak berterima kasih
lagi. Kemudian dia bertanya, "Kami hanya orang
bodoh, apakah kami boleh bertanya, "Tenaga
dalam Guru begitu tinggi, apakah Anda adalah
guru Shao Lin, yaitu Guru Mu Zhu?"
Biksu itu sambil tertawa menjawab.
"Orang lain sering memuji banyak murid- murid
Wu Dang yang berbakat, sekarang setelah bertemu
dengan murid Wu Dang sepertinya memang benar
seperti itu. Begitu melihat, kalian langsung
mengenaliku, pantas Wu Dang Pai bisa menjadi
perkumpulan besar dan makmur."
Guan Ning melihat Guru Mu Zhu. Dia sangat
kaget, jika bukan melihat dengan mata kepalanya
sendiri, dia tidak akan percaya. Ternyata biksu
yang kurus kering dan sudah tua ini dengan
tenaga dalam bisa memukul jatuh kedua pedang
yang sedang melesat dengan cepat.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Dia tidak tahu bahwa biksu tua ini bukan hanya
tetua Shao Lin tapi beliau juga adalah pesilat
tangguh yang terkenal.
Pantas orang-orang dunia persilatan sering
mengatakan, '7 binatang di Wu Dang, kupu-kupu
ungu seperti elang. Shao Lin mempunyai 3
mutiara. Mutiara kayu yang keras seperti baja.'
Kalimat terakhir menceritakan tentang Guru Mu
Zhu. Sebenarnya dunia persilatan sekarang tampak
seakan-akan aman dan tentram, tapi sebenarnya
banyak pesilat tangguh yang saling menjatuhkan.
Dan pesilat tangguh yang hanya terdiri dari
puluhan orang ini dijuluki dengan Zhong Nan Wu
Shan, Huang Shan Cui Xiu, Si Ming Hong Pao, Luo
Fu Cai Yi, Tian Di Yi Bai.... Semua julukan ini
seperti sebuah lagu juga seperti sebuah puisi. Tapi
semua kalimat itu mewakili pesilat-pesilat tangguh
yang ada di dunia persilatan ini.
Ilmu silat Guru Mu Zhu memang sangat tinggi,
walaupun dia bukan termasuk pesilat 15 besar,
tapi sebetulnya dia lebih kuat dari yang dibayangkan oleh orang selama ini, karena Guan
Ning jarang mendengar namanya, maka dia merasa
aneh! "Nama Guru sudah terkenal di dunia persilatan,
hampir 40 tahun ini, walaupun ada yang belum
pernah bertemu dengan Guru, tapi begitu melihat
ada dua untai tasbih, mereka akan tahu dan
Dewi KZ http://kangzusi.com/
menghindar untuk bertarung dengan Guru," kata
pendeta berbaju biru itu dengan tersenyum.
Dia tahu Guru Mu Zhu jarang berkelana di
dunia persilatan. Dulu dia dijuluki Toiksu setan'
yang ditakuti oleh orang-orang dunia persilatan,
untung sejak .kecil beliau sudah makan sayursayuran dan beliau sangat disayang oleh generasi
atas Shao Lin dan secara kebetulan dia menolong
gurunya dari bencana. Jika tidak sudah lama dia
diusir dari Shao Lin. Karena itu pendeta berbaju
biru berkata dengan nada sungkan dan berhatihati, dia takut kalau biksu setan itu akan berbuat
tidak baik kepadanya.
Tiba-tiba Biksu Mu Zhu tertawa dan berkata,
"Walaupun tasbih ini sangat kuat untuk mengalahkan orang tapi tetap tidak sebaik Qing
Qian Ru Yi. Kali ini aku berkelana lagi ke dunia
persilatan apakah kalian tahu apa sebab- sebabnya?"
Wu Dang Si Yan merasa terkejut. Guan Ning
mengerutkan dahinya dan tampak berpikir, "Ternyata biksu ini datang karena seuntai Qing
Qian yang ada di dalam tasku."
Pendeta berbaju biru itu dengan terpaksa
tertawa dan berkata, "Guru adalah seorang pesilat
tangguh, aku kira Anda datang ke sini pasti bukan
hanya untuk hal-hal sepele yang memusingkan
kepala!" Dewi KZ http://kangzusi.com/
Dia sengaja berkata seperti itu dan seperti tidak
tahu maksud kedatangan Guru Mu Zhu ke tempat
itu, tapi hatinya sekarang ini sudah mulai merasa
tidak tenang. Biksu Mu Zhu tertawa, "Kata-kata Pendeta salah
di dunia ini banyak pemandangan indah, jika aku
hanya untuk menikmati pemandangan saja, untuk
apa aku jauh-jauh dari Shao Lin datang kemari?"
Wajah pendeta berbaju biru tampak berubah
tapi dia tetap berpura-pura tidak mengerti, dengan
tertawa dia bertanya, "Kalau begitu, Guru ada
perlu apa kemari?"
Legenda Kematian Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Senyum Guru Mu Zhu seakan ditarik, sorot
matanya berubah menjadi dingin. Dia berkata,
"Pendeta adalah orang pintar, aku tidak perlu
banyak bicara. Ru Yi Qing Qian adalah benda
langka dan sakti. Semua orang sangat menginginkannya, kalaupun Pendeta sekarang
sudah mendapatkannya, aku kira Anda tidak
sanggup menyimpannya lama-lama. menurutku,
lebih baik aku yang menyimpannya, apalagi...."
"Apalagi murid-murid Luo Fu Cai Yi sudah pergi,
tapi mereka menyimpan dendam kepadamu, mana
mungkin mereka akan membiarkan Ru Ying Qing
Qian jatuh ke tangan kalian" Apabila Pendeta
berhasil mendapatkan benda langka ini, bukan
rejeki yang didapat tapi nanti malah akan
mendapatkan bencana!"
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Guan Ning yang berada di sisi menarik nafas.
Dia mengira Biksu Mu Zhu adalah seorang biksu
yang ilmuanya tinggi tapi begitu mengeluarkan
kata-kata, tidak seperti perkataan seorang biksu.
Guan Ning melihat wajah Wu Dang Si Yan yang
sudah berubah warna menjadi hijau dan mereka
hanya diam. Pendeta berbaju hijau tertawa dan
berkata, "Dari segi manapun ilmu Guru lebih tinggi
dari kami, jika benar karena benda itu Guru
datang kemari, karena tadi kami sudah menerima
budi Guru, maka kami tidak berani berebut benda
ini dengan Guru?"
Dia membalikkan badannya dan berkata kepada
ketiga adik seperguruannya, "Guru sudah berpesan
seperti itu, kita tidak perlu lama-lama lagi di sini.
Mari kita pergi!"
Guan Ning merasa aneh. Dia terpikir Wu Dang Si
Yan yang begitu galak dan sombong sekarang
begitu mudah mundur dari pertarungan ini. Dia
melihat Guru Mu Zhu, wajahnya tetap dingin dan
tidak berekspresi apapun. Sepertinya Wu Dang Si
Yan memang harus melakukan hal seperti itu jadi
tidak perlu merasa kaget atau senang.
Dia tahu dengan kedudukannya sekarang ini,
Wu Dang Si Yan tidak akan berani melawannya.
Tapi Guan Ning tidak tahu kemampuan Biksu Mu
Zhu, tadi dia hanya melihat kemampuan ilmu Wu
Dang Si Yan begitu bagus dan tinggi, bagaimanapun 4 lawan satu, seharusnya mereka
Dewi KZ http://kangzusi.com/
tidak perlu takut kepada biksu yang kurus dan
kering ini. Wu Dang Si Yan tampak membungkukkan
badan memberi hormat kepada Biksu Mu Zhu.
Biksu Mu Zhu tersenyum tapi matanya terus
melihat Guan Ning. Dia sama sekali tidak melihat
Wu Dang Si Yan yang sangat terkenal itu.
Wu Dang Si Yan secara bersamaan maju. Guan
Ning berpikir, "Hal-hal yang terjadi di dunia ini
benar-benar membuat orang sulit untuk menebaknya. Wu Dang Si Yan?" Tapi"
Belum habis berpikir, Wu Dang Si Yan sudah
membalikkan badan dan mengangkat tangan
secara bersama-sama, 4 bilah pedang bersamaan
menenas ke tubuh Biksu Mu Zhu.
Perubahan yang terjadi begitu tiba-tiba membuat
Guan Ning berteriak, tapi tubuh Biksu Mu Zhu
sama sekcili tidak bergerak. Terlihat pedang Wu
Dang Si Yan menebas ke tubuhya. Biksu Mu Zhu
mengerutkan alis putihnya yang panjang. Lengan
bajunya yang kiri sedikit dikibarkan. Badannya
yang kurus dan kering berputar. Tasbih yang
dipegang di tangan kanannya seperti naga sakti
terus naik ke atas kemudian dia memutar
pergelangannya. Terlihat bayangan ungu menutupi
pandangan mata Wu Dang Si Yan. Kilauan terus
berputar seperti menahan pedang panjang juga
seperti menusuk ke dadanya. Tasbih pendek ini
seperti berubah menjadi pecut panjang, membuat
pedang Wu Dang Si Yan menebas ke dadanya.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Wu Dang Si Yan merasa kaget. Mereka segera
mundur beberapa langkdah dan jurus pedangpun
dihentikan. Tapi kilauan pedang baru turun, hanya
sebentar naik kembali, putih, pendeta berbaju biru
dengan badan berputar menyerang lagi. Di Wu
Dang Si Yan, pendeta berbaju biru dan Pendeta
berbaju putih adalah yang paling tinggi ilmu
silatnya. Sekarang kedua pedang itu mengeluarkan
tenaga yang dasyat.
Tapi baju abu Biksu Mu Zhu tampak berkibar.
Badannya yang kurus mulai berputar. Dengan
mudah dia menghindar 4 kilauan pedang itu.
Walaupun ilmu silat Guan Ning tidak begitu
tinggi, tapi karena dia pernah belajar ilmu silat,
begitu melihat gerakan biksu kurus itu, dia tahu
kalau ilmu silat biksu itu sangat tinggi.
Diam-diam dia berpikir, "Guru sering berkata
kepadaku, di atas gunung ada awan, di atas awan
ada langit. Tadinya aku tidak percaya kata- kata
ini, sekarang aku baru mengerti. Tadinya melihat
ilmu pedang Wu Dang Si Yan, aku menganggap
ilmu pedang mereka adalah nomor satu di dunia
ini, tapi begitu bertemu dengan biksu yang tua
yang kurus dan kering ini, ilmu pedang mereka
jadi tidak terpakai sama sekali."
Dengan lengan baju yang sedikit dikibas, Biksu
Mu Zhu dengan mudah menghindar beberapa
jurus para pendeta itu. Dia membentak, "Keparat,
cepat pergi dari sini! Kalau tidak kalian akan
menyesal nanti!"
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Tangannya tampak melambai, tasbih terlihat
naik ke atas lagi. Terlihat bayangan abu Biksu Mu
Zhu seperti asap melayang dengan ringan. Dia
mengelilingi Wu Dang Si Yan. Wu Dang Si Yan
sadar dengan hanya mengandalkan keempat
pedang dan ingin mengalahkan Guru Mu Zhu
sepertinya tidak mungkin.
Mereka menyerang pada saat Guru Mu Zhu
sedang dalam keadaan tidak siap. Tadinya mereka
mengira kalau mereka akan menang, tapi ternyata
keadaan yang terjadi di luar dugaan mereka. Guru
Mu Zhu berilmu silat tinggi, generasi kedua Wu
Dang yang sanggup mengalahkannya.
Wu Dang Si Yan merasa mereka dikelilingi oleh
baju Biksu Mu Zhu berwarna abu. Empat pedang
panjang dirantai oleh seuntai tasbih milik biksu
itu. Pendeta Lan Yan merasa lebih kaget. Dia bersiul.
Empat orang berputar keempat arah. Akhirnya
berdiri dengan tegak. Mereka tidak menyerang lagi,
hanya berjaga, tapi kaki mereka mulai bergeser
keluar. Mereka berharap bisa keluar dari kungkungan baju Guru Mu Zhu.
Ilmu pedang Wu Dang terkenal di dunia
persilatan, apalagi bila 4 orang bergabung. Cahaya
pedang benar-benar terlihat padat. Lalatpun
sepertinya akan sulit masuk ke dalam formasi ini.
Tapi Guru Mu Zhu tiba-tiba berteriak, kemudian
tasbih yang dipegangnya terlempar keluar Dewi KZ http://kangzusi.com/
mengikuti langkah kakinya. Terdengar suara
TANG. Pedang pendeta putih bergetar. Walaupun
pedang itu tidak melayang, tapi formasi mereka
terpecah. Pendeta putih merasa terkejut. Dia ingin
mengubah langkahnya tapi sewaktu dia sedang
berpikir, siku tangannya tiba-tiba mati rasa dan
pedang terjatuh begitu saja.
Ternyata Guru Mu Zhu dengan menggunakan
cara Sha Men Shi Ba Da menotoknya. Pendeta biru
dan yang lainnya segera berputar dan menyerang
Guru Mu Zhu sudah memenangkan satu jurus.
Walaupun 2 buah pedang bergerak sangat cepat
tapi tetap tidak bisa mengenai baju Guru Mu Zhu.
Dia hanya mengubah langkah, dia menghindar 3
langkah kaki. Guan Ning benar-benar merasa tegang. Tadi
sewaktu Wu Dang Si Yan bertarung dengan Luo Fu
Cai Yi, dia sudah kebingungan. Sekarang matanya
menatap lurus, dia tidak mengenal kedua pihak
yang sedang bertarung karena itu siapa yang
menang atau kalah dia tidak peduli. Begitu Guru
Mu Zhu memukul jatuh pedang pendeta putih, dia
sadar kalau biksu Shao Lin ini benar-benar
berilmu sangat tinggi.
Tapi" Tiba-tiba di jalan yang ada di sisi gunung, di
balik semak-semak ada yang tertawa terbahakDewi KZ http://kangzusi.com/
bahak. Dia berkata, "Kasihan, kasihan! Lucu,
lucu!" Kata-katanya sangat jelas. Setiap kata seperti
denting lonceng. Wajah Guru Mu Zhu berubah dan
dia membentak, "Siapa!" Bajunya yang lebar
tampak melambai, seperti bangau berwarna abu
terbang ke langit.
Wu Dang Si Yan secara bersamaan menghentikan langkah mereka dan menurunkan
pedang, aura pedang segera menghilang. Begitu
Guru Mu Zhu naik ke langit, di bawah pohon yang
ada di sisi jalan tampak sesosok bayangan yang
sedang berlari ke arah mereka.
Dua bayangan itu saling bertemu. Mu Zhu
sudah membentak. Tasbih yang dipegang di tangan
kanannya menembak dengan miring ke arah
bayangan itu. Jurusnya terlihat sangat indah. Guan Ning
merasa aneh juga memuji jurus itu. Diam- diam
Wu Dang Si Yan pun memuji. Tapi bayangan orang
yang ada di bawah pohon itu seperti memasang
sayap. Dia terbang setinggi 5 kaki lalu turun. Ini
adalah ilmu meringankan tubuh tingkat teratas
yaitu ilmu Tke langit menaiki tangga'.
Wu Dang Si Yan berteriak. Tampak bayangan
seseorang yang turun kemudian berteriak, "Jun
Shan Shuang Can!" (Jun Shan=nama gunung,
Shuang= sepasang, Can=cacat).
See Yari Tjin Djin 97
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Jurus pertama milik Guru Mu Zhu gagal, dia
merasa kaget. Puluhan tahun dia telah sering
bertarung dengan orang lain, belum pernah
sekalipun dia gagal. Dia tahu ilmu silat orang itu
tidak bisa dipandang remeh, paling sedikit
kemampuan ilmu silatnya berada di atas Guru Mu
Zhu. Karena itu dia segera turun. Begitu
mendengar teriakan Wu Dang Si Yan, wajah tibatiba berubah. Terlihat bayangan itu keluar dari bawah pohon.
Bajunya tampak compang-camping, rambutnya
berantakan, tangan mengepit tongkat besi. Ternyata dia adalah pengemis pincang yang Guan
Ning temui tadi.
Angin gunung terus berhembus. Terlihat wajah
pengemis itu dingin seperti es, matanya merah,
ekspresi wajahnya sangat menakutkan tapi dia
Legenda Kematian Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masih bicara, "Kasihan! Kasihan! Lucu ya lucu!"
Wajah dingin bercampur dengan tawa seperti
orang gila. Dilihat dan didengar oleh Guan Ning
benar-benar membuatnya gemetar. Udara dingin
bertambah dingin lagi.
Walaupun rambutnya berantakan, wajah penuh
dengan amarah juga kesedihan, tapi dia malah
tertawa terbahak-bahak. Begitu pengemis pincang
itu muncul, Guan Ning merasa kaget. Wu Dang Si
Yan pun merasa kaget dan aneh. Biksu Mu Zhu
yang biasanya selalu tenang, wajahnya yang dingin
terlihat berubah beberapa kali.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Wu Dang Si Yan saling pandang, kemudian
mereka memanggil, "Jun Shan Shuang Can!"
Lengan baju mereka yang lebar tampak dikibaskan. Tasbih yang dipegang dimasukkan ke
dalam lengan baju Guru Mu Zhu.
Guan Ning terus melihat pengemis pincang yang
masih tertawa sampai saat ini kemudian melihat
wajah Biksu Mu Zhu dan Wu Dang Si Yan. Wajah
mereka terlihat kalau mereka sangat takut kepada
pengemis pincang ini. Guan Ning merasa curiga
kepada pengemis pincang dan berbaju compang
camping ini, mengapa dia bisa membuat Guru Mu
Zhu dari Shao Lin dan Wu Dang Si Yan tampak
begitu ketakutan"
Segera Guru Mu Zhu membaca ayat kitab suci
kemudian berkata, "Ternyata yang datang adalah
Tuan Gong Sun Zuo Zu (Gong Sun kaki kiri)! Kami
memberi hormat kepada Anda!"
Guru Mu Zhu sengaja berkata dengan nada
panjang supaya setiap perkataannya terdengar
jelas. Guan Ning berpikir, "Apakah dia adalah Ketua
Gai Bang (perkumpulan pengemis)?" Walaupun dia
tidak mengetahui tentang hal-hal dunia persilatan,
tapi dia tahu selama ratusan tahun Jun Shan Gai
Bang sangat terkenal di dunia persilatan. Bahkan
anak-anak dan kaum perempuan semua tahu,
apalagi orang-orang dunia persilatan.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Terlihat Ketua Gai Bang, Gong Sun Zuo Zu yang
berambut acak-acakan berjalan seiring dengan
debaran jantung tapi tongkat yang dipegangnya
diam seperti batu gilingan.
"Jun Shan Shuang Can.... Gong Sun Zuo Zu...."
dengan cepat dia berpikir, "Apakah pengemis
pincang yang kukuburkan kemarin adalah Jun
Shan Shuang Can yang satunya lagi"
Apelkah dia bernama Gong Sun Zuo Zu" Apakah
aku sudah menguburkan seorang ketua Gai
Bang?" Guan Ning adalah orang yang lincah, kalau
tidak, mungkin di kehidupan ramai seperti ibu
kota, dia bisa mendapatkan julukan sebagai 'orang
berbakat'. Dia merasa aneh tapi juga sedih. Selama
setengah hari ini orang-orang yang telah dikuburkan olehnya ternyata identitas mereka
sangat istimewa dan mereka semua adalah pesilat
tangguh, tapi mengapa mereka bisa mati secara
bersamaan"
Kedua telapak tangan Guru Mu Zhu terkatup.
Dia diam. Tawa Gong Sun Zuo Zu semakin pelan
tapi belum berhenti, mulutnya tetap berkata, "Malu
malu! Kasihan kasihan!"
Dia sangat menghormati juga segan kepada
ketua Gai Bang, Shao Lin San Zhu juga bukan
orang biasa. Dengan suara berat Guru Mu Zhu berkata,
"Sudah 10 tahun kita tidak bertemu, Tuan Gong
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Sun masih tetap seperti dulu, aku merasa sangat
senang. Yang ingin kutanyakan sekarang adalah,
apa yang sedang kau tertawakan" Dan apa yang
perlu dikasihani?" Pertanyaannya terhenti, karena
suara tawa itupun ikut berhenti. Langit dan bumi
menjadi sunyi hanya tertinggal suara angin yang
terus bertiup. Gong Sun Zuo Zu pelan-pelan membalikkan
badannya, mata merahnya dipejamkan lalu dibuka
lagi. Dia melihat Wu Dang Si Yan kemudian
berhenti pada Guru Mu Zhu, tiba-tiba dia tertawa
lagi dan berkata, "Biksu Tua, sudah 10 tahun kau
tidak keluar ke dunia persilatan, mengapa masih
bertingkah seperti seorang bocah yang tidak
berpengalaman, itu yang membuatku merasa aneh
dan aneh."
Dia sengaja menarik nadanya menjadi panjang,
seperti Guru Mu Zhu tadi.
Diam-diam Guan Ning tertawa. Dia berpikir,
"Kata orang di dunia persilatan banyak pesilat
tangguh dan mereka senang bermain- main, dalam
keadaan seperti ini Gong Sun Zuo Zu ternyata
masih bisa bergurau, dari sini dapat diketahui
kalau sehari-hari orang inipun pasti sangat luwes
dan santai."
Terlihat wajah Guru Mu Zhu lebih seram lagi
tapi Gong Sun Zuo Zu pura-pura tidak tahu. dia
melanjutkan, "Wu Dang Pai adalah perkumpulan
yang sangat terkenal dan aturannya sangat ketat,
Dewi KZ http://kangzusi.com/
mengapa hari ini bisa bertengkar dengan seorang
petinggi biksu Shao Lin. Ini.... ini juga aneh."
Dia berhenti sebentar dan membentak, "Apakah
kalian tahu barang yang kalian perebutkan itu
milik siapa!"
Dengan cepat dan nada dingin Biksu Mu Zhu
menjawab, "Semua benda yang ada di dunia ini,
tadinya tidak ada yang punya, kau mendapatkannya dari orang lain, orang lain
mendapatkannya dari tanganmu. Mengapa tidak
boleh?" Gong Sun Zuo Zu tertawa terbahak-bahak
sambil berkata, "Baik, baiklah. Biksu tua memang
senang bermain-main dengan pengemis, semua
benda di luar badan kita, sewaktu lahir tidak
membawa apapun, matipun
tidak membawa apapun, mana berani aku mengaku kalau barang
itu milikku?"
Ketua Gai Bang kadang-kadang tertawa, kadangkadang bicara yang sangat masuk akal. Semua ini
membuat Guan Ning bingung. Gong Sun Zuo Zu
kembali lagi melihat Guan Ning, dia berkata, "Aku
kira yang menguburkan Gong Sun Lao Er beserta
tasnya pasti bocah ini."
Begitu ditunjuk, Wu Dang Si Yan dan Guru Mu
Zhu sama-sama terkejut.
"Gong Sun You Zu sudah mati."
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Guan Ning dengan sedih mengangguk. Gong Sun
Zuo Zu masih tertawa, tapi wajahnya terlihat sedih.
Guan Ning tahu jika seorang manusia ingin
menutupi perasaannya merupakan suatu persoalan sulit, karena itu dia merasa sangat
kasihan kepada pengemis pincang yang ada di
hadapannya sekarang. Dia menghembuskan nafas
panjang dan berkata, "Aku hanya membantu
menguburkan dia, semua benda peninggalan Tuan
Gong Sun Er sudah kukeluarkan dari dalam
tasnya, aku mohon Tetua sudi memaafkan aku!"
Gong Sun Zuo Zu terus melihatnya dan
mengangguk lalu berkata, "Baik, baik."
Kemudian tangannya mengeluarkan, "Berikan
uang itu kepadaku."
Guan Ning selalu mendengarkan orang lain
bicara, biasanya orang berilmu silat tinggi selalu
mempunyai sifat aneh, dia berharap tangan yang
terulur ke depannya bersih dan putih. Tapi tangan
orang yang terkenal itu, tampak hitam, kurus, dan
kering, tidak ada bedanya dengan pengemis biasa.
Guan Ning merasa kecewa, dia menertawakan
dirinya yang berpikiran tidak dewasa, kemudian
dengan hati- hati dia mengeluarkan uang itu dari
dalam tasnya. Wajah Wu Dang Si Yan dan Guru Mu Zhu
tampak berubah lagi. Beberapa pasang mata terus
melihat ke arah tasnya, Guan Ning memasukkan
tangannya ke dalam tas, lalu pelan-pelan dia
Dewi KZ http://kangzusi.com/
mengeluarkan seuntai mata uang berwarna hijau
dari dalam tasnya.
Wu Dang Si Yan berteriak, "Ru Yi Qing Qian!"
Guan Ning melihat seuntai mata uang itu, tapi
dia tidak melihat ada yang istimewa.
Dia menyerahkan uang itu kepada Gong Sun
Zuo Zu dan berkata, "Apakah yang Tetua maksud
adalah seuntai uang ini" Harap Tetua memeriksanya dulu?"
Guru Mu Zhu terus melihat untaian uang itu,
seperti seekor kucing yang melihat ikan, selangkah
demi selangkah dia mendekati Gong Sun Zuo Zu,
sikapnya tidak tampak seperti seorang biksu yang
kedudukannya tinggi lagi.
Mata Gong Sun Zuo Zu terus melihat untaian
uang itu, dia seperti marah, dan ada pandangan
menghina di matanya, apa yang sedang dipikirkannya saat ini" Pelan-pelan dia menerima
uang berwarna hijau itu, lalu berdiri terpaku, Guru
Mu Zhu semakin mendekat, tapi Gong Sun Zuo Zu
seperti tidak merasakannya.
Tiba-tiba Wu Dang Si Yan semakin kencang
memegang pedangnya.
Keempat pendeta itu sekarang terlihat tampak
bersemangat, seperti siap mengeluarkan api pada
saat melihat untaian mata uang itu. Mereka ikut
mendekat, walaupun mereka sadar kalau ilmu silat
mereka bukan tandingan Gong Sun Zuo Zu, tapi
Dewi KZ http://kangzusi.com/
demi Ru Yi Qing Qian yang diinginkan oleh
kalangan persilatan, meskipun merasa takut tapi
rasa takut mereka sudah tertutup dengan keserakahan mereka.
Guan Ning melihat Guru Mu Zhu semakin
mendekati Gong Sun Zuo Zu, ujung pedang Wu
Dang Si Yan pun semakin mendekat.
Guan Ning sadar dalam waktu dekat ini pasti
akan terjadi pertarungan hebat, dia merasa
semakin tegang.
Tapi" Gong Sun Zuo Zu tiba-tiba memutar badannya,
kemudian dia tertawa terbahak-bahak, tawanya
seperti menertawakan kelakuan Wu Dang Si Yan
dan Guru Mu Zhu.
Guru Mu Zhu dan Wu Dang Si Yan telah
berkumpul di sana, lalu mereka berhenti melangkah. Tawa Gong Sun Zuo Zu semakin besar,
tiba-tiba dia seperti akan memberikan untaian Ru
Yi Qing Qian itu kepada Guru Mu Zhu dan tertawa
sekeras-kerasnya,
"Benda
Legenda Kematian Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ini boleh kalian perebutkan, baiklah, baiklah, kalian boleh mengambilnya!"
Pergelangannya berputar, lalu dia melempar Ru
Yi Qing Qiang itu ke arah Guru Mu Zhu.
Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba membuat Guru Mu Zhu dan Wu Dang Si Yan
Dewi KZ http://kangzusi.com/
merasa terkejut, sehingga mereka tidak bisa
menjawab. Guru Mu Zhu melihat untaian uang berwarna
hijau itu semakin mendekatinya tapi dia tidak
berusaha untuk menghindar malah dia seperti
tidak peduli untaian uang itu akan mengenai
wajahnya, dia berniat setelah uang itu mulai
mendekatnya, baru dia akan mengambilnya. Tapi
kebingungan di wajahnya belum hilang, orangorang yang berada di sana tidak menyangka kalau
Gong Sun Zuo Zu hanya menganggap untaian uang
itu sebagai barang yang tidak berharga. Dan
dengan seenaknya dia melempar begitu saja.
Mereka mengira dia sudah gila.
Melihat keadaan seperti ini Guan Ning tidak
mengerti apa yang terjadi sebenarnya, dia menyaksikan sendiri semua orang itu demi seuntai
uang itu, hampir saja Luo Fu Cai Yi mati di tangan
Wu Dang Si Yan. Diapun melihat karena uang itu
Wu Dang Si Yan dipukul mundur oleh Guru Mu
Zhu, bahkan mereka sempat tidak bisa bernafas,
tapi sekarang ini Gong Sun Zuo Zu malah
memberikan yang itu kepada orang lain. Dia
merasa hari ini orang- orangnya maupun peristiwaperistiwa yang ditemuinya sangat aneh dan
membuatnya tidak mengerti.
Dia tidak bisa menebak apa yang melatari
semuanya, walaupun semua tidak ada hubungan
dengannya sama sekali. Tapi jika dia ingin
Dewi KZ http://kangzusi.com/
melepaskan diri dari masalah ini, tampaknya sulit
sekali. Terdengar Gong Sun Zuo Zu tertawa, "Kasihan,
kasihan sekali Wu Dang Si Yan dan Shao Lin Yi
Zhu, kalian berkelana di dunia persilatan sudah
puluhan tahun, apakah tidak pernah mendengar
kalimat 'Ru Yi Qing Qiang, 9 palsu dan 1 yang
asli?" Dia tertawa lagi, "Lucu sangat lucu, mengapa
hanya demi seuntai besi rongsokan dan tidak
berharga ini kalian sampai seperti itu memperebutkannya"Ha ha ha! Kalau barang ini
asli mengapa Gong Sun Lao Er sesudah mati tapi
untaian Ru Yi Qing Qian masih ada di tubuhnya"
Dan mengapa bisa berada di tangan anak ini" Aku
dengar Shao Lin Yi Zhu berilmu silat tinggi dan
sangat panjang akal, tidak disangka ternyata dia
hanya seorang bodoh dan tolol!"
Sambil bicara dia sambil tertawa, kata- katanya
terdengar pedas dan tawanya mengandung penghinaan. Wajah Guru Mu Zhu berubah warna dari putih,
hijau, akhirnya merah. Segera dia memutar
pergelangan tangannya dan dengan dua jari dia
menjentik untaian uang itu. Dan kepingan uang itu
terbagi menjadi dua lalu jatuh berhamburan ke
tanah, sehelai kain hijau terlihat dari balik
kepingan uang logam itu.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Wu Dang Si Yan langsung maju dan berniat
mengambil kain itu.
Tiba-tiba Guru Mu Zhu membentak lengan
bajunya yang lebar tampak berkibar, angin
kencang menyapu Wu Dang Si Yan, tangan kirinya
menyambut kain itu.
Semua perubahan terjadi secepat kilat, hanya
terjadi dalam satu kedipan mata, keadaan sudah
berbeda dengan tadi. Begitu lengan baju Guru Mu
Zhu tampak berkibar, dia mundur 5 langkah,
empat pasang mata milik Wu Dang Si Yan
tertumbuk pada saputangan yang berada di tangan
Guru Mu Zhu. Gong Sun Zuo Zu tertawa sinis dan dengan
tenang melihat semua kejadian itu, sepertinya
semua itu terjadi sesuai dengan perkiraannya.
Karena itu dia tidak merasa khawatir.
Terlihat tangan kanan Guru Mu Zhu menggenggam sisa untaian uang itu, sedangkan
tangan kirinya memegang saputangan tadi, kemudian dia menarik nafas panjang, dia melonggarkan pegangannya dan untaian uang
berwarna hijau dan saputangan itu terjatuh begitu
saja. Gong Sun Zuo Zu tertawa lagi, Yan putih
(pendeta berbaju putih) dan Yan biru (pendeta
berbaju biru) saling pandang, kemudian bersamasama meloncat dan mengambil untaian uang dan
saputangan dengan ujung pedang mereka.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Guru Mu Zhu diiringi tawa Gong Sun Zuo Zu
berlalu begitu saja dari sana tanpa menolehkan
kepalanya lagi.
Gong Sun Zuo Zu berterpuk tangan dan berkata,
"Aku mengira Biksu Mu Zhu adalah orang yang
terbodoh di dunia ini, ternyata kalian berempat
lebih bodoh lagi, kalau untaian uang ini adalah
yang asli, mana mungkin biksu itu akan pergi
begitu saja, tapi sekarang kalian malah kembali
memungutnya, bukankah dengan begitu berarti
kalian adalah orang paling bodoh dan tolol?"
Sambil tertawa Gong Sun Zuo Zu juga marah,
tapi Wu Dang Si Yan yang tadinya ingin tahu
benda apa yang ada di dalam saputangan itu"
Semangat mereka yang menggebu-gebu sekarang
menjadi mulai mendingin, benda pusaka yang
diperebutkan oleh kalangan persilatan yaitu Ru Yi
Qing Qian berada di dalam saputangan berwarna
putih dan tertulis huruf.
Wu Dang Si Yan dengan kecewa dan marah
melempar untaian uang itu dan pergi begitu saja.
Sambil tertawa Gong Sun Zuo Zu melihat
kepergian mereka, lalu tawanyapun lenyap. Tapi
pemuda yang berada di pinggirnya masih dengan
keadaan bengong melihatnya.
Pandangan mereka bertemu, Guan Ning merasakan sorot mata Gong Sun Zuo Zu terlihat
begitu sedih, kata-kata penghinaan yang terlontar
dari mulutnya dan kata-katanya yang Dewi KZ http://kangzusi.com/
mempermainkan orang sekarang tidak terdengar
lagi. Guan Ning ingin mengiburnya, ternyata orang
terkuat dari Gai Bang ini tampak bingung, Guan
Ning tidak tahu apa yang harus dia katakan.
Dengan terpincang-pincang dia berjalan ke sisi
jalan gunung itu, di sebuah batu gunung yang
agak besar dia duduk di sana karena merasa lelah
dan juga sedih. Dia tiba-tiba terlihat menjadi tua,
ternyata sejak tadi dia berusaha
menutupi perasaannya, sekarang tidak tertahan lagi. Dengan
pelan dia bertanya, "Siapakah namamu?"
Guan Ning menjawab, dan Gong Sun Zuo Zu
mengangguk lalu berkata lagi, "Kemarilah, Guan
Ning, ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu."
Walaupun bajunya compang camping tapi
sikapnya tampak mulia dan sopan, sikap mulia
dan sopan ini tidak bisa dibuat-buat juga tidak
bisa tertutupi dengan bajunya yang compang
camping. Guan Ning menurut, sebenarnya dia juga
mempunyai banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan, dia ingin mengetahui rahasia Ru Yi
Qing Qian, juga ingin tahu rahasia pelajar berbaju
putih yang hilang ingatan, dia ingin mengetahui
setiap masalah yang mengandung rahasia.
Tiba-tiba Gong Sun Zuo Zu bertanya, "Sejak
kapan kau naik ke gunung ini" Dan kapan kau
Dewi KZ http://kangzusi.com/
tiba di Wisma Si Ming" Apa saja yang kau lihat di
sana" Dengan siapa kau telah bertemu?"
Dengan lancar Guan Ning menceritakan semuanya, bukan pertama kalinya dia bercerita
tentang peristiwa yang terjadi di Wisma Si Ming,
maka tidak ada hambatan yang membuatnya sulit
untuk bercerita.
Kadang terdengar dia menarik nafas kadang
terlihat dia memegang dahinya. Sebenarnya apa
yang telah terjadi, dia sendiripun tidak tahu dan
tidak bisa menebaknya.
Sejarah Gai Bang sudah berlangsung sejak lama,
Gai Bang berpusat di Jun Shan, itu belum
berlangsung lama. Kali ini Wisma Si Ming
mengundangnya, tapi karena Gong Sun Zuo Zu
ada keperluan lain maka dia terlambat datang ke
Wisma Si Ming, tidak disangka ternyata akan
terjadi musibah itu, diapun tidak menyangka kalau
saudara kembarnya yang datang lebih awal mati di
Wisma Si Ming. Sewaktu dia baru saja naik gunung dan
berpapasan dengan Guan Ning dia masih belum
tahu sudah terjadi peristiwa berdarah di Wisma Si
Ming, dia hanya merasa heran mengapa ada
seorang pelajar yang terlihat lemah dan berilmu
silat rendah keluar begitu saja dari Wisma Si Ming.
Setelah Gong Sun Zuo Zu sampai di Wisma Si
Ming dan dia melihat keadaan Wisma Si Ming yang
begitu besar tidak ada seorangpun di sana.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Kemudian dia melihat ada mayat dalam keadaan
bertumpuk lalu ada kuburan yang masih baru.
Tongkat besi yang belum pernah lepas dari saudara
kembarnya tampak terlempat begitu saja. Dia
Legenda Kematian Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
langsung tahu telah terjadi sesuatu di Wisma Si
Ming dan banyak pesilat tangguh yang mati di
sana. Hal ini benar-benar membuat orang tidak
percaya. Karena itu dengan cepat dia kembali lagi ke jalan
tadi, setelah mendengar percakapan antara Guan
Ning, Guru Mu Zhu, dan Wu Dang Si Yan, lalu
melihat mereka bertarung, dia baru muncul dan
menertawakan mereka. Sebenarnya dia merasa
sangat sedih, marah, dan juga terkejut, untuk
pertama kali dalam hidupnya dia merasa seperti
itu. Dengan diam dia mendengar cerita Guan Ning,
langit mulai gelap, untaian uang masih tergeletak
di bawah dan memantulkan kilauan hijau, dengan
sedih dia memukul-mukul tanah dengan tongkatnya, kerikil dan batu tampak beterbangan,
tapi pukulan itu tetap tidak bisa menghilangkan
kemarahan yang ada di dalam hatinya.
Guan Ning melihatnya dan berkata, "Tadi
kudengar para pendekar datang dan berkumpul
hanya karena seuntai uang berwarna hijau,
apakah Tetua bisa memberitahuku, mengapa uang
hijau itu diperebutkan oleh kalangan persilatan,
ada rahasia apa di balik semua itu?"
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Gong Sun Zuo Zu melihat untaian uang itu dia
berdiri dan berjalan mengambil uang itu, dia
memukul dengan tongkatnya dan berkata, "Untuk
apa.... Untuk apa?"
Tongkat besinya diturunkan, dia kembali lagi
duduk di batu itu dan berkata, "Uang hijau! Uang
hijau! Apakah kau tahu sudah berapa orang yang
mati dalam ratusan tahun ini?"
Guan Ning bertambah bingung, terdengar pesilat
tangguh itu dengan sedih berkata lagi, "Ratusan
tahun lalu, di dunia persilatan muncul seseorang
yang berbakat, waktu itu kau dan aku belum lahir,
aku hanya tahu kalau orang itu dalam waktu
sepuluh tahun berhasil mengalahkan semua
pesilat tangguh. Dia keluar masuk Shao Lin, Wu
Dang, Tian Zhang, juga membunuh tujuh penjahat
dalam waktu 10 tahun itu, dia telah melakukan
banyak hal yang menggemparkan dunia persilatan,
dia memandang remeh pesilat tangguh yang ada di
dunia persilatan, semua tempat terlarang diterobosnya. Walaupun dia sudah lama mati tapi
hal-hal tentang dirinya masih terus dibicarakan
oleh orang-orang dunia persilatan sampai sekarang."
Gong Sun Zuo Zu melihat ke tempat jauh
dengan pandangan kosong, membuat hati Guan
Ning menjadi bergejolak, dia ingin sekali bertemu
dengan orang itu. Sekalipun harus mengorbankan
semuanya, terdengar Gong Sun Zuo Zu berkata
lagi, "Persoalan yang paling menakutkan di dunia
Dewi KZ http://kangzusi.com/
ini adalah rasa sepi, walaupun dia adalah orang
yang tidak terkalahkan, dan setiap orang menganggap kalau dia bahagia tapi sebenarnya di
dalam hatinya dia sangat kesepian, tidak mempunyai teman, bahkan lawan untuk bertarungpun tidak ada."
Gong Sun Zuo Zu berhenti bicara, dalam hati
diapun merasa sedih, Jun Shan Shuang Can
bersaudara kembar, sejak kecil mereka tidak
pernah berpisah, sekarang dia seperti seekor
burung yang sayapnya patah, dia kehilangan orang
yang dicintai, selamanya tidak akan bisa bertemu
lagi, dapat dibayangkan seperti apa kesedihan
hatinya. Guan Ning melihat Gong Sun Zuo Zu yang terus
menatap ke tempat jauh, diapun tertular dengan
kesedihan Gong Sun Zuo Zu. Guan Ning tidak tahu
bagaimana caranya menghibur Gong Sun Zuo Zu.
Terdengar Gong Sun Zuo Zu berkata lagi,
"Walaupun dia tidak terkalahkan, tapi dia tetap
seorang manusia, bisa tua, juga bisa mati, dia tahu
sebelum kematian menjemputnya, dia harus
mencari seorang murid untuk mewariskan semua
ilmu silatnya, tapi persyaratan yang diajukannya
sangat berat, tidak ada seorangpun yang sanggup
memenuhi syarat ini, karena itu dia memutuskan
untuk menuliskan rahasia ilmu silatnya. Dia
menuliskannya pada 18 lembar kertas lalu
menyelipkannya di 18 keping uang logam yang
dibuat sekecil-kecilnya, Katanya dalam 18 lembar
Dewi KZ http://kangzusi.com/
kertas ini tertulis jurus : pedang, pisau, tombak,
jari, kepalan tangan, senjata rahasia, ilmu
meringankan tubuh, dan ilmu tenaga dalam,
semuanya berjumlah 18, Inipun hanya perkataan
orang-orang, tapi tidak ada seorangpun yang
pernah melihatnya walau selembarpun."
Guan Ning tampak berpikir, "Orang itu benarbenar berbakat, dalam beberapa tahun dia bisa
melatih ilmu silat tertinggi, pantas hanya karena
untaian uang itu orang-orang persilatan saling
berebut." "Semenjak orang itu mengumumkan di mana dia
menyimpan ilmu silat rahasianya kepada dunia
persilatan menjadikan semua orang karena uang
itu selalu bertarung untuk memperebutkannya.
Tujuh puluh tahun yang lalu, di Yi Shan di sebuah
gua, untuk pertama kali ditemukan uang Ru Yi
Qing Qian. Karena mata uang ini 17 orang pesilat
tangguh berkumpul di Gunung Yi Shan. Setelah
pemimpin Kun Lun membuka untaian mata uang
itu di depan ke-16 orang lainnya, di dalam uang itu
terselip 18 lembar saputangan. Baru diketahui
ternyata jumlah Ru Yi Qing Qian itu sebenarnya
ada 10 dan yang asli hanya ada satu."
Guan Ning berpikir, "Pesilat tangguh bila
melakukan suatu hal benar-benar sulit ditebak, dia
takut ilmu silatnya bisa musnah tapi untuk apa
mempermainkan orang?" Lalu Guan Ning bertanya,
"Mengapa mereka tahu kalau Ru Yi Qing Qian
berjumlah 10 dan hanya ada satu yang asli?"
Dewi KZ http://kangzusi.com/
"Waktu itu pemimpin Kun Lun sangat marah dia
kembali lagi ke gua di Yi Shan ternyata di atas
meja yang terdapat di dalam gua itu tertulis 'Ru Yi
Qing Qian 9 palsu 1 asli, mana yang asli mana
yang palsu, orang pintar bisa memilihnya sendiri."
Gong Sun Zuo Zu berkata lagi, "Kata-kata itu
terdengar seperti puisi, hanya dalam waktu
setengah bulan sudah menyebar ke seluruh
penjuru dunia, begitu Ru Yi Qing Qian kedua
ditemukan di E Mei Shan, dan yang menemukannya adalah E Mei, Ling Xu Shuang
Jian (Sepasang pedang Ling Xu), tadinya Ling Xu
Shuang Jian seperti saudara kandung, setelah
menemukan Ru Yi Qing Qian tidak peduli asli atau
palsu mereka langsung bertarung dan saling
membunuh, akhirnya kedua-duanya terluka berat,
setelah terluka baru mereka membuka uang hijau
itu." Guan Ning bertanya, "Apakah uang itu palsu?"
"Benar!" jawab Gong Sun Zuo Zu, "Tapi sudah
terlambat, hanya karena barang rongsokan mereka
mati di E Mei Shan."
Gong Sun Zuo Zu menceritakan sebuah rahasia
dunia persilatan, hati Guan Ning semakin berat
mendengarnya, dadanya seperti tertindih oleh batu
yang sangat besar.
"Sewaktu Ling Xu Shuang Jian akan meninggal,
mereka menulis dengan darah mereka di baju
mereka sendiri, mereka berharap sikap mereka
Dewi KZ http://kangzusi.com/
seperti itu tidak dituruti oleh orang dunia
persilatan, tapi"hai!"
Gong Sun Zuo Zu berkata lagi, "Puluhan tahun
kemudian muncul lagi 3 untai Ru Yi Qing Qian.
Sewaktu uang ini muncul, banyak pesilat tangguh
yang mati lagi, karena mereka takut orang lain
akan menemukan aslinya, karena itu tidak ada
seorangpun yang mau lepas tangan, walaupun
pengalaman membuktikan semuanya tapi tampaknya semua orang tetap seperti tidak mau
mendengar."
Angin meniup pepohonan. Guan Ning merasa
tubuhnya menjadi dingin, dia berpikir, "Demi harta
orang harus mati, demi makanan burung akan
mati. Kematian para pesilat karena dosa ini siapa
yang harus bertanggung jawab?"
Gong Sun Zuo Zu mengerutkan dahi dan berkata
lagi, "Anehnya setiap ada yang menemukan uang
Ru Yi Qing Qian, pasti tidak hanya ada satu orang
di sana, sehingga setiap kali pasti akan terjadi
pertumpahan darah, sampai?"
Suaranya berhenti sebentar kemudian melanjutkan lagi, "Tetap mati, tetap ada yang mati
satu...." Dia mengepalkan tangan semakin kencang
sampai-sampai tangannya yang kurus dan kering
itu terus berderak, melihat tingkah laku Gong Sun
Zuo Zu seperti itu, Guan Ning berteriak, "Ada apa
Tetua?" Dewi KZ http://kangzusi.com/
Gong Sun Zuo Zu seperti baru tersadar dari
mimpi buruknya, pelan-pelan dia berkata lagi,
"Setengah tahun yang lalu, aku dan Gong Sun Er
pergi ke perbatasan karena ada suatu keperluan,
sewaktu dalam perjalanan pulang, kami melewati
Chang Bai Shan, tapi kami tersesat di dalam
hutan, setengah harian kami terus berputar-putar
di gunung itu dan kami merasa sangat tidak
beruntung, tidak sengaja kami menemukan sarang
harimau dan menemukan seuntai uang sejumlah
18 keping berwarna hijau, tapi kami tidak
bertarung hanya kerena seuntai uang itu, bersama-sama kami membukanya satu per satu,
ternyata uang itupun bukan yang asli, mula-mula
kami merasa kecewa tapi juga merasa beruntung
karena yang mendapatkan uang itu adalah kami.
Jika orang lain yang mendapatkannya, paling
sedikit salah satu dari mereka akan mati! Masih...."
Suaranya semakin merendah, nadanya seperti
terdengar semakin sedih. Dia berkata lagi, Tidak
disangka meskipun Ru Yi Qing Qian ini asli atau
bahkan yang palsu, kedua- duanya adalah benda
pembawa sial. Lao Er, jika bukan karena seuntai
uang ini, kau pasti akan menungguku. Kau tidak
akan pergi dengan tergesa-gesa ke Wisma Si Ming
dan kaupun tanpa sebab mati di Wisma Si Ming!"
Dia menundukkan kepalanya. Orang yang
sangat terkenal di dunia persilatan dan berjiwa
Legenda Kematian Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
besar, sekarang tetap merasa sedih dan bisa
meneteskan air mata.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Angin berhembus, seorang pendekar meneteskan
air mata, walaupun sekarang bukan musim dingin
tapi Guan Ning merasa bumi dan langit diliputi
rasa dingin seperti musim dingin. Dia teringat
bahwa tangannya sudah menguburkan banyak
mayat di Wisma Si Ming, kesedihan Gong Sun Zuo
Zu hanya salah satunya. Keluarga mereka yang
ditinggalkan jika sudah mengetahui keadaan
mayat-mayat itu, apakah merekapun akan bereaksi
sama seperti Gong Sun Zuo Zu"
Kemudian dia teringat lagi pada suami istri Si
Ming Hong Pao (Si Ming baju merah). Mereka mati
dengan keadaan saling berpelukan, benar-benar
seperti Yuan Yang (Nama burung yang hidup harus
berpasangan)"! Guan Ning memikirkan nasibnya,
apakah pada saat dia mati nanti, akan ada orang
yang merasa sedih" Dia berpikir lagi mengenai
setiap keadaan mayat di Wisma Si Ming. Tibatiba" Dia menepuk dahinya dan berteriak, sepertinya
dia teringat sesuatu.
Terlihat kedua matanya tampak berubah,
mulutnya berkata, "E Mei tas kulit cheetah.... Lup
Fu Cai Yi.... E Mei tas kulit cheetah." Guan Ning
merasa sedih. Dia membalikkan badannya dan bertanya,
"Tetua, apakah Anda tahu siapa E Mei tas kulit
cheetah?" Dewi KZ http://kangzusi.com/
Dengan pelan Gong Sun Zuo Zu menjawab, "E
Mei Bao Nang berasal dari keluarga Tang yang
terkenal dengan senjata rahasia beracun. Ilmu
mereka diturunkan secara turun-temurun. Tas
yang mereka bawa terbuat dari kulit cheetah.
Mereka sering memakai baju berwarna cerah.
Disebut E Mei Bao Nang tapi mereka sebenarnya
bukan murid E Mei Pai."
Gong Sun Zuo Zu merasa pertanyaan pemuda
itu sedikit aneh. Tapi dia tetap memberitahukannya.
Setelah selesai memberitahu semuanya, terlihat
Guan Ning sangat senang dan bertepuk tangan.
"Ternyata semua benar."
Gong Sun Zuo Zu bingung. Pemuda ini sedang
apa" Terlihat Guan Ning mendekatinya dan duduk
bersama-sama di batu gunung itu lalu dia berkata,
"Tadi aku mendengar murid Luo Fu Cai Yi pernah
melihat E Mei Bao Nang bersaudara pergi ke
Wisma Si Ming dan mereka belum turun dari
gunung sampai sekarang, tapi di antara mayatmayat itu tidak ada mayat dengan ciri-ciri seperti
itu. Semua orang yang diundang ke Wisma Si Ming
sudah mati, hanya 2 orang itu saja yang tidak.
Berarti kedua orang ini pasti pembunuhnya atau
setidaknya mereka adalah orang yang membantu
membunuh. Dewi KZ http://kangzusi.com/
"Waktu aku berada di jembatan di Wisma Si
Ming, ada senjata rahasia yang menyerangku,
seperti ingin membunuhku supaya rahasia ini
tidak bocor. Senjata itu kecil dan ringan, berwarna
hitam tapi tidak bercahaya tapi tenaga yang
dikeluarkan sangat kuat. Kelihatannya...."
Gong Sun Zuo Zu berteriak, tiba-tiba dia berdiri,
matanya merah, rambut dan kumis seperti berdiri
semua. Dia berteriak, "Apakah mereka adalah
pembunuhnya...."
Dia melihat Guan Ning lagi dan bertanya,
"Apakah sewaktu berada di pondokan itu yang
membunuh anak yang kau bawa adalah orang
dengan ciri tinggi tapi bentuknya aneh...."
"Tapi kedua orang itu tidak membawa tas kulit
cheetah." "Mungkin waktu itu kau sudah ketakutan dan
tidak melihat dengan jelas, apalagi.... tas mereka
bisa ditaruh dulu."
Walaupun Gong Sun Zuo Zu sangat berpengalaman, tenang, dan banyak akal tapi
sekarang dia dalam keadaan tidak begitu sadar,
begitu merasa ada sedikit kecurigaan dia terus
bertanya. "Aku masih mempunyai satu pertanyaan yang
ingin kutanyakan kepada Tetua. Menurut muridmurid Luo Fu Cai Yi, perwakilan Luo Fu Pai hanya
ada 2 orang ke Wisma Si Ming. Mereka adalah Cai
Yi Shuang Jiang. Di antara mayat- mayat yang
Dewi KZ http://kangzusi.com/
kulihat di Wisma Si Ming, kecuali 2 orang berbaju
mewah dengan ciri-ciri seperti yang mereka
ceritakan. Masih ada seorang laki- laki berbaju
kembang dan bercambang. Apakah Tetua tahu,
apakah orang itu juga adalah murid- murid Luo Fu
Pai?" Gong Sun Zuo Zu berpikir dengan lama.
Kemudian dia menjambak rambutnya sendiri yang
memang sudah berantakan sejak awal, kemudian
dia duduk kembali.
Gong Sun Zuo Zu sama seperti keadaan
rambutnya, acak-acakan dan tidak bisa dibereskan, semakin pemuda itu bercerita, pikirannya semakin kacau.
"Ilmu silat E Mei Bao Nang memang tinggi,
apakah dia bisa dan sanggup membunuh mereka
semua" Kecuali.... kecuali diam-diam mereka
menaruh racun di dalam makanan, tapi.... E Mei
Bao Nang dan Si Ming Hong Pao memang tidak
akur dan tidak akrab. Mereka tidak akan mungkin
bisa masuk ke Wisma Si Ming begitu saja, lebihlebih tidak mungkin secara terang- terangan
menaruh racun di dalam makanan. Jika begitu....
bagaimana cara mereka meracuni pendekarpendekar itu?"
Pertanyaan ini membuat Gong Sun Zuo Zu
sendiripun tidak bisa menjawabnya.
Tapi pertanyaan yang Guan Ning pikirkan
berbeda lagi! Dewi KZ http://kangzusi.com/
"Siapa pelajar berbaju putih itu...." Pertanyaan
ini terus menerus berkecamuk di dalam pikirannya, dia tidak mempunyai kesempatan
untuk berkata karena orang yang diajaknya bicara,
seperti memperhatikan hal yang lain, maka
sewaktu dia menceritakan tentang pelajar berbaju
putih, orang lain pasti tidak akan memperhatikannya, dia terus bertanya tentang halhal yang berhubungan dengan orang diperhatikannya karena mereka tidak tahu siapa
sebenarnya pelajar berbaju putih yang dimaksudkan Guan Ning.
Sekarang Guan Ning ingin bertanya lagi, tapi dia
melihat Gong Sun Zuo Zu terus menundukan
kepala, dia mengurungkan niatnya.
Mereka berdua diam dengan keadaan berhadapan, pikiran mereka masing-masing tidak
sama tapi sama-sama memikirkan Wisma Si Ming.
Tempat ini berada di sebuah gunung, jalan gunung
itu adalah jalan terlarang bagi siapapun dan
peraturan ini sudah ditentukan oleh Wisma Si
Ming. Orang dunia persilatan tidak berani lewat ke
sana kecuali wisatawan seperti Guan Ning, tidak
ada tujuan dan hanya kebetulan lewat saja, jika
sengaja datang ke sana tentu diberi peringatan
terlebih dahulu karena itu tidak ada seorangpun
yang berani memasuki tempat terlarang ini.
Walaupun pemandangan di sana sangat indah tapi
tetap tidak bisa dinikmati oleh siapapun.
Suasana sunyi dan senyap.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Di dalam kesunyian ini terdengar ada seseorang
yang berteriak dari kejauhan, walaupun tidak
begitu jelas tapi masih bisa terdengar.
"Siapakah aku ini, siapakah aku ini...."
Guan Ning sedang mendengarkan. Suara itu
semakin mendekat, hanya dalam waktu singkat
sudah berada di depan.
Kecepatan tubuhnya benar-benar membuat
orang tidak percaya.
Suara itu semakin mendekat dan semakin
kencang, di sekeliling gunung terdengar gema
suaranya, membuat telinga Guan Ning sakit.
Wajah Gong Sun Zuo Zu tampak berubah, kedua
matanya berusaha mencari sumber suara itu.
"Siapakah aku ini" Siapakah aku ini...."
Siapa yang datang, Guan Ning sudah tahu. dia
segera maju, dia ingin menjelaskan pemilik suara
itu. Tapi.... Suara itu sudah berada di depan.
Tiba-tiba terdengar suara PING dan pohon
bergoyang-goyang. Seseorang sudah turun dari
sana, Gong Sun Zuo Zu seperti kaget dan terus
melihat. Orang ini berbaju putih, bersepatu putih,
wajahnyapun putih, walaupun baju dan wajahnya
tidak rapih tapi ketampananan
tetap tidak tertutup. Dewi KZ http://kangzusi.com/
Gong Sun Zuo Zu terkejut dan berkata,
"Ternyata kau!"
Begitu pelajar berbaju putih itu turun, suaranyapun berhenti. Dia berlari ke depan Gong
Sun Zuo Zu. Dengan senang dia berkata, "Aku
mencarimu sangat lama, ternyata kau ada di sini."
Gong Sun Zuo Zu terpaksa tersenyum. Pelajar
berbaju putih itu menarik pundak Guan Ning dan
berkata, "Mari kita pergi dari sini dan katakan
kepadaku siapa aku sebenarnya" Kau sudah
berjanji jadi tidak boleh melarikan diri."
Dengan aneh Gong Sun Zuo Zu melihat semua
kejadian ini, segera dia menangkap apa yang
sebenarnya telah terjadi. Pikiran inilah yang kelak
akan membuat banyak masalah di dunia persilatan.
Legenda Kematian Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Guan Ning merasakan pundaknya sakit, terpaksa dia mengikuti pelajar baju putih itu
berjalan 2 langkah.
Tapi" Gong Sun Zuo Zu sudah membentak dan
menerkamnya, tongkat besi yang dikepit di
ketiaknya sudah menyapu, setiap jurus terlihat
sangat cepat dan kuat seperti kilat. Semua terarah
kepada pelajar berbaju putih itu. Guan Ning
terkejut, serangan ini hampir mengenai tubuh
pelajar berbaju putih.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Tapi tampaknya dia tidak menghiraukan pukulan dari tongkat dan serangan dari telapak
tangan. Dengan tangan kanan dia memegang Guan
Ning kemudian sedikit menghindar, tongkat dan
jurus telapak hanya melewati celah di antara
mereka berdua, bajunyapun tidak kena.
Tangan Guan Ning basah dan tubuhnya penuh
dengan keringat dingin.
Melihat kelincahan pelajar berbaju putih, membuat Gong Sun Zuo Zu merasa kaget, dia
sudah lama mendengar nama besar pelajar berbaju
putih tapi mereka belum pernah bertarung.
Sekarang Gong Sun Zuo Zu tahu bahwa pelajar
berbaju putih ini memiliki ilmu silat di atasnya,
karena itu serangan kedua mulai digencarkan lagi.
Lengan bajunya sedikit bergerak. Pelajar berbaju
putih sudah membawa Guan Ning menghindar
sejauh 3 kaki. Ilmu silatnya tidak hilang tapi
ingatannya hilang semua, dengan bingung dia
melihat Gong Sun Zuo Zu dan bertanya, "Siapakah
kau" Kau mau apa?"
Gong Sun Zuo Zu tertawa dingin, dia pernah
beberapa kali bertemu dengan pelajar berbaju
putih tapi sekarang dia seperti tidak mengenalnya,
ini membuatnya marah, karena dia menggap
semua ini hanya pura-pura.
"Kau jahat sekali, tega membunuh banyak
orang, karena apa semua ini?"
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Pelajar berbaju putih itu tampak kebingungan,
kata-kata pengemis ini sama sekali tidak dimengerti olehnya, dia berputar l?gi untuk
menghindari serangan tongkat besi yang dilancarkan seperti hujan dan guntur, dia juga
membentak. "Kau bicara apa tadi?"
Hati Guan Ning bergetar, dia tahu Gong Sun Zuo
Zu sudah salah paham. Dia ingin menjelaskannya
tapi Gong Sun Zuo Zu sudah marah dan
membentak, "Dulu aku hanya menganggapmu
kejam dan sadis dan tidak peduli mana yang salah
dan mana yang benar, padahal sebelumnya kau
adalah seorang laki-laki sejati yang bertanggung
jawab karena itu aku selalu menghormatimu. Tapi
sekarang kau hanya seorang berhati kerdil yang
tidak tahu malu. Kau sudah membuat Wisma Si
Ming bersimbah darah, sekarang pura-pura seperti
tidak tahu apa-apa. Hari ini, aku Gong Sun Zuo Zu
walaupun tidak bisa mengalahkanmu, tapi aku
berusaha tetap bertarung denganmu."
(Oo-dwkz-lav-oO)
Dewi KZ http://kangzusi.com/
BAB 4 : Asli dan palsu
Dia marah tapi masih tertawa dingin. Tongkat
besi Gong Sun Zuo Zu terus menyerang ke arah
pelajar berbaju putih. Jurusnya berlangsung
dengan cepat, kencang, dan tidak tanggungtanggung. Dia menyerang terus tanpa menghiraukan keselamatan dirinya lagi. Gong Sun
Zuo Zu sudah tidak bisa menguasai diri, hidup dan
matinya sudah tidak dihiraukannya lagi.
Pohon-pohon, ranting-ranting,
dan daun- daunan berjatuhan seperti hujan karena terkena
angin telapak tangannya.
Pelajar berbaju putih tampak kebingungan, dia
berusaha mengingat-ingat tapi dia tetap tidak ingat
siapa dia sebenarnya. Dia juga tidak tahu apakah
kata-kata Gong Sun Zuo Zu itu betul atau tidak,
"Darah.... darah...."
Dia terus berpikir, "Apakah aku yang membunuh mayat-mayat yang bergelimpangan
itu?" Badannya dengan ringan membawa Guan Ning,
menghindari serangan Gong Sun Zuo Zu, dia tidak
membalas. Dengan cepat Gong Sun Zuo Zu sudah
melancarkan 3 jurus serangan. Jurus- jurus ini
seperti bisa membelah gunung di depan mereka.
Walaupun Jun Shan Shuang Can terkenal
dengan ilmu meringankan tubuhnya, tapi jurusDewi KZ http://kangzusi.com/
jurus yang dipakainya sekarang ini adalah jurusjurus ganas dan kejam. Dia melihat pelajar berbaju
putih tidak berusaha membalasnya, dia merasa
lebih yakin lagi kalau pelajar berbaju putih itu
telah berbuat kejahatan, karena dia tidak berani
membalas serangannya.
Guan Ning tidak bisa menguasai diri, dia hanya
pasrah dibawa pelajar berbaju putih dan berputarputar, dia merasakan angin kencang melewati
tubuhnya, kalau dia menggeser badannya sedikit
saja, maka tubuhnya akan hancur lebur.
Walaupun dia bukan seorang penakut, tapi
sekarang dia sudah berkeringat dingin karena
takut. Dalam hati dia berpikir, "Apakah Gong Sun
Zuo Zu menganggap pelajar berbaju putih ini
adalah pembunuh di Wisma Si Ming?"
Mata Gong Sun Zuo Zu seperti mau meledak,
badannya kuat seperti harimau gila. Hati Guan
Ning bergetar. Dia berteriak, "Tetua Gong Sun, aku
mohon berhenti dulu. Dengarkan penj elasanku...."
Gong Sun Zuo Zu tertawa dingin, dia malah
menyerang ke arah kepala Guan Ning. Dia
membentak, "Aku mengira kau adalah seorang
pemuda yang jujur, tidak disangka kau ternyata
tukang bohong."
Kata-katanya sangat tajam, sama sekali tidak
memberi kesempatan kepada Guan Ning untuk
membela diri. Dewi KZ http://kangzusi.com/
Guan Ning hanya mendengar suara angin seperti
guntur menyerang mereka. Tongkat besi yang
membawa tenaga besar siap mengenai kepalanya,
tapi dia merasa kakinya turun dan pundak
mengencang, dia berusaha menghindari tongkat
yang akan memukulnya.
Sampai sekarang dia masih tidak mengerti
mengapa Gong Sun Zuo Zu jadi berniat membunuhnya. Dia membentak, "Tetua Gong Sun,
ini pasti terjadi kesalah-pahaman. Tunggu, aku...."
Karena Gong Sun Zuo Zu merasa sedih, dia
sama sekali tidak memberi kesempatan kepada
orang untuk bicara, dia juga membentak, "Seumur
hidup Gong Sun Zuo Zu, belum pernah ditipu oleh
orang lain, tidak disangka hari ini aku bisa tertipu
olehmu." Dia adalah ketua Gai Bang, sebenarnya tidak
perlu mengatakan hal-hal semacam itu, tapi dia
menganggap kalau pelajar berbaju putih dan kaki
tangannya adalah pembunuh di Wisma Si Ming.
Kata-kata Guan Ning tadi hanya berniat untuk
menipunya supaya dia tidak bisa mencari tahu
siapa pembunuh sebenarnya, karena itu sekarang
dia sangat membenci Guan Ning.
Hatinya yang sakit membuatnya menjadi marah,
amarahnya membeludak seperti menggoreng jagung, dia tetap menyerang dengan cepat. Pelajar
berbaju putih dengan lincah terus berusaha
menghindar. Dewi KZ http://kangzusi.com/
Tapi dia tetap bingung melihat pengemis pincang
yang bertingkah laku seperti orang gila. Dia
mengerutkan keningnya dan bertanya, "Kau mau
apa sebenarnya?"
Ketua Gai Bang yang terkenal dengan ilmu
meringankan tubuhnya, sekarang mengeluarkan
semua jurus-jurus andalannya, dengan segenap
tenaga dia terus menyerang, lama kelamaan dia
mulai merasa lelah.
Guan Ning sedang berpikir dengan cara apa dia
bisa menghentikan serangan itu, tapi Gong Sun
Zuo Zu malah berteriak dan mundur 5 langkah,
kemudian semua serangan segera dihentikan.
Pelajar berbaju putih itupun berhenti bergerak,
dia berdiri diam seperti gunung, tampak sejak tadi
dia memang tidak pernah bergerak. Semua
merupakan ilmu tertinggi. Walaupun Guan Ning
tidak begitu mengerti tentang ilmu silat tapi dalam
hati dia tetap berseru dengan iri. Guan Ning pun
ikut terdiam, hutan kembali sunyi.
Tiba-tiba tongkat besi Gong Sun Zuo Zu
memukul tanah lagi, membuat hutan yang tadinya
sunyi terdengar suara lagi, dengan bingung pelajar
berbaju putih itu bertanya, "Sebenarnya kau ada
kepentingan apa denganku?"
Mata Gong Sun Zuo Zu yang tadinya terpejam
sekarang tiba-tiba terbuka. Sejak tadi dia sudah
melancarkan serangan lebih dari 10 jurus, dia
mulai merasa lelah. Tapi dia tetap tidak dapat
Dewi KZ http://kangzusi.com/
mengalahkan orang ini, sebenarnya dia ingin mati
tapi jika dia mati, rahasia ini tidak akan pernah
terbongkar. Dia menundukkan kepala, pertama-tama tujuannya adalah untuk meredakan kemarahannya. Kedua, untuk mengatur nafas,
begitu matanya dibuka, dia malah bertanya,
"Sebenarnya kau mau apa?"
Gong Sun Zuo Zu berkata lagi, "Aku sudah
mengetahui semua rahasiamu, mengapa kau
masih berani berdiri di sini" Kalau aku menjadi
dirimu, aku akan langsung membunuh."
Pelajar berbaju putih itu tetap kelihatan bingung
tapi Guan Ning mengerti apa yang dimaksud
olehnya. Guan Ning berkata, "Tetua Gong Sung,
pembunuhan di Wisma Si Ming bukan dia tapi
orang lain. Harap Tetua jangan terlalu cepat
mengambil kesimpulan, jika tidak malah akan
membuat pembunuh aslinya tertawa melihat
kelakuan kalian."
Gong Sun Zuo Zu tertawa terbahak-bahak,
Legenda Kematian Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tawanya mengandung sedih dan marah. Dia
menunjuk pelajar berbaju putih itu. Dengan
jarinya yang kurus kering, lalu berkata, "Di dunia
ini kecuali kau, siapa yang sanggup membunuh
Jun Shan Shuang Can, Luo Fu Cai Yi serta yang
lainnya, dan membunuh dalam waktu bersamaan"
Dan siapa yang bisa membuatmu terluka...."
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Dia berkata lagi, "Kali ini Si Ming Hong Pao
mengundang aku dan adikku datang bersama
dengan Wu San Du Xing, Pak tua yang ada di Luo
Fu Cai Yi pun ikut turun gunung, katanya mereka
berhasil menemukan Ru Yi Qing Qian dan masih
ada persoalan penting yang ingin dibicarakan. Aku
merasa aneh mengapa di antara tamu itu tidak ada
Nyonya Cui Xiu dan Pak Tua Huang Guan, karena
yang kutahu mereka berdua adalah teman baik Si
Ming Hong Pao, kalau ada persoalan penting
seperti ini mengapa mereka tidak diundang?"
"Sekarang aku baru ingat, 5 tahun yang lalu Si
Ming Hong Pao di Tai Shan pernah berselisih
dengan kami, tidak disangka dia sudah bersekongkol denganmu, membuat perangkap, lalu
memancing kami semua datang ke sini kemudian
dengan sekaligus membunuh kami semua"ha,ha,
ha, mana ada Ru Yi Qing Qian, mana ada
persoalan penting yang harus dirundingkan"
Semua bohong! Menurut orang- orang persilatan,
Si Ming Hong Pao adalah perkumpulan paling licik,
dulu aku melihat suami istri pemimpin Si Ming
sangat tampan dan cantik, aku tidak percaya.
Sekarang"ha, ha, ha, walaupun mereka berdua
sangat licik tapi tidak bisa menandingi kekejamanmu. Mereka sama sekali tidak menyangka kalau merekapun akan mati karena
dibunuh oleh tanganmu."
"Apakah benar demikian?"
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Terlihat pelajar berbaju putih itu menundukkan
kepalanya. Dia berkata lagi, "Apakah aku yang
melakukan semuanya" Siapakah aku ini"....
apakah aku yang melakukan semuanya...."
Gong Sun Zuo Zu berteriak dan menatap langit,
"Gong Sun Er, Gong Sun Er, aku sudah
mengatakannya kepadamu, jangan terlalu percaya
kepada orang lain tapi kau tidak pernah
mempercayaiku." Dia menunjuk uang hijau yang
tergeletak di bawah, "Kau sengaja membawa uang
itu ke sini. Baiklah, sekarang kau harus tahu jika
Si Ming Hong Pao sudah tahu tentang keberadaan
Ru Yi Qing Qian, mana mungkin dia akan
memberitahukannya kepadamu?"
Dia melihat pelajar berbaju putih dan tertawa.
"Walaupun ilmu silatmu tinggi dan mempunyai
akal jahat, tapi kau lupa kalau di dunia ini masih
ada sesuatu yang lebih hebat dan tidak bosa
dipungkiri yaitu hukum karma. Hari ini aku sudah
membuka kedokmu, aku tidak peduli lagi dengan
hidup atau matiku. Jika kau pintar kau harus
cepat membunuhku, jika tidak aku akan menyebarkan semua kejahatanmu pada dunia
persilatan. Kau membuat kejahatan dan memperalat pemuda ini lalu mengatas-namakan
semuanya pada E Mei Bao Nang."
Dia berkata lagi kepada Guan Ning, "Jangan kira
karena kau telah membantunya melakukan kejahatan, maka dia akan berterima kasih
Dewi KZ http://kangzusi.com/
kepadamu, kau salah, suatu hari kau pasti akan
mati di tangannya juga."
Guan Ning berdiri dengan terpana, kata- kata
Gong Sun Zuo Zu benar-benar masuk akal. Tadi
dia melihat sendiri bagaimana Wu Dang Si Yan,
Luo Fu Cai Yi, dan Shao Lin Mu Zhu, serta Gong
Sun Zuo Zu, ilmu silat mereka sangat hebat dan
mereka adalah pesilat yang bisa dihitung dengan
jari kehebatannya, tapi begitu mereka berada di
depan pelajar berbaju putih ini, ilmu silat mereka
menjadi seperti sinar kunang- kunang yang
bersaing dengan sinar bulan.
Karena itu diapun mulai merasa curiga, banyak
pertanyaan yang muncul di dalam hatinya.
"Walaupun pelajar berbaju putih ini seperti
kehilangan ingatan tapi ilmu silatnya benar-benar
tinggi, tampaknya hanya dia yang
mampu membunuh orang-orang di Wisma Si Ming, luka di
kepalanya mungkin adalah luka sewaktu dia
bertarung. Luka itu telah membuatnya kehilangan
ingatan, dia sendiri tidak tahu apakah dialah yang
telah membunuh orang-orang itu?"
"Apakah.... dia adalah pembunuhnya" Tapi...."
Dia berpikir lagi, "Orang aneh yang berada di
pondokan itu dan senjata rahasia yang datang
secara tiba-tiba bagaimana dengan semua itu"
Gong Sun Zuo Zu mengira akulah yang membuatbuat semua kejadian itu, tapi aku tahu, itu
memang benar-benar terjadi."
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Terlihat Gong Sun Zuo Zu dan pelajar berbaju
putih saling memandang. Wajah Gong Sun Zuo Zu
tetap terlihat bergejolak dan tidak tenang. Matanya
seperti mengeluarkan api, wajah pelajar berbaju
putih itupun terlihat tidak tenang, dia seperti terus
mencari tahu kebenaran dari semua kata-kata
Gong Sun Zuo Zu.
"Apakah kata-katanya benar" Apakah aku yang
melakukan itu" Menurut pengemis ini, dia akan
menyebarkan berita dan mengumpulkan semua
orang untuk menghadapiku. Jika begitu, apakah
aku harus membunuhnya sekarang" Tapi....
sebenarnya siapakah aku ini?"
Guan Ning terpana. Tiba-tiba dia berlari ke atas
gunung, dia ingin memungut senjata rahasia dan
memperlihatkannya kepada Gong Sun Zuo Zu,
siapa pemilik senjata rahasia ini sebenarnya"
Jika senjata rahasia ini memang benar milik E
Mei Bao Nang, maka hal ini akan lebih mudah lagi.
Gong Sun Zuo Zu dan pelajar berbaju putih
seperti tidak melihat Guan Ning pergi dari sana.
Dengan cepat Guan Ning berlalu dari sana. Dia
berharap sebelum kedua orang itu bertarung, dia
sudah kembali, dia tahu bahwa kedua orang itu
tidak akan bisa berdamai, maka dia tidak perlu
menjelaskan mengapa tiba-tiba saja dia pergi,
walaupun ilmu meringankan tubuhnya tidak
bagus, tapi karena dia pernah berlatih ilmu silat,
Dewi KZ http://kangzusi.com/
meskipun merasa sangat lelah dia masih sanggup
berlari dengan cepat.
Jalan gunung tampak berlika liku, dia mulai
terengah-engah, jembatan kecil yang berada di
depan Wisma Si Ming mulai terlihat, dia menambah kecepatannya lagi.
Setelah sampai di tempat teratas, dia berhenti
untuk menenangkan diri sekaligus beristirahat.
Kemudian dengan hati-hati dia mulai menyeberangi jembatan kecil itu. Hutan, rumah
batu, keadaan di sana masih tetap seperti tadi.
Pasir yang berada di jalan masih terlihat jejak kaki
yang tidak teratur.
Tapi.... Kecuali batu dan pasir, di tanah tidak terlihat
bekas senjata rahasia yang dilepaskan tadi, dengan
kecewa dia menarik nafas panjang, harapan
terakhir nya sudah sirna.
Awan hitam menutupi sinar matahari.
Kembali lagi ke jembatan kecil, setetes air
menetes ke wajahnya, dia membersihkannya.
Hatinya terasa begitu kacau, dia lupa setelah
setetes air ini, akan turun lebih banyak lagi tetesan
air. Begitu dia menyebrang jembatan kecil itu, hujan
seperti ditumpahkan dari atas.
Dewi KZ http://kangzusi.com/
Hujan begitu besar tapi Guan Ning tidak ingin
lari untuk berteduh, dia ingin hujan besar ini
membuatnya lebih sadar.
Tapi dia kecewa, air hujan itu walaupun terasa
dingin tapi tetap tidak bisa menghilangk
Pendekar Panji Sakti 6 Asmara Berdarah karya Kho Ping Hoo Rahasia Ciok Kwan Im 7
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama