Ceritasilat Novel Online

Anak Harimau 20

Anak Harimau Karya Siau Siau Bagian 20


tubuh, sungguh membuat bulu kuduk orang pada bangun
sendiri .... Tak kuasa lagi Naga Sakti pembalik sungai berseru
memuji: "Pedang bagus, benar-benar sebilah pedang yang tak
ternilai harganya ...."
"Sejarah pedang ini kelewat lama" kata Hu yong siancu dengan wajah serius, "mungkin sudah ratusan tahun
lamanya tak pernah muncul di dalam dunia persilatan, bila ingin mengetahui asal usul pedang tersebut, terpaksa kita harus minta petunjuk dari To Seng cu Cia locianpwe."
Ketika Oh Li cu menyaksikan Siau hong sedang
membelalakkan sepasang matanya yang besar dan indah itu
sambil mengawasi pedang Ya soat kiam tanpa berkedip,
buru-buru dia berseru tertawa:
http://kangzusi.com/
"Bibi, pedang pendek itu ditemukan oleh adik Hong,
berarti pedang tersebut ada jodoh dengannya, hadiahkan
saja pedang itu untuknya ......
Sesungguhnya Hu Yong siancu dan naga sakti pembalik
sungai mempunyai perasaan yang sama, maka dia segera
manggut mang-gut"
"Begitu pun ada baiknya juga, biar Siau hong yang
membawanya pulang ke Hoa-san, sekalian diperlihatkan
kepada Cia locian-pwe..."
Tampaknya Siau thi gou jauh lebih gembira daripada
Siau hong, maka kepada Siau hong yang masih termangu
karena rasa terkejut dan gembiranya, buru-buru dia berseru:
"Ayo cepat kau ucapkan terima kasih kepada enci Lan!"
Dengan cepat Siau hong sadar kembali dan berterima
kasih kepada Oh Li cu, ujar nya dengan gembira
"Terima kasih banyak enci Lan, di kemudian hari siau moay tentu akan menyimpan pedang pendek ini baik-baik,
sekarang siau-moay tak punya apa-apa sebagai balas budi
kepadamu, biarlah kuhadiahkan pedang peng pok leng
hiang kiam dari daerah Biau ini buat enci Lan!" Seraya berkata dia lantas melepaskan pedangnya dari atas
punggung ..... Sementara Oh Li-cu hendak menampik, tibatiba Hu yong siancu telah berkata sambil tertawa:
"Hal ini memang jauh lebih baik lagi, Peng pok leng hiang kiam merupakan salah satu pedang antik dari wilayah Biau, pedang tersebut tajamnya luar biasa, anak Lan mesti menyimpannya dengan berhati hati,..."
Naga sakti pembalik sungai yang berada di sisinya segera menyambung pula dengan wajah serius:
"Pedang ini sudah digembol Wan san popo selama
delapan sembilan puluh tahunan, entah berapa banyak
http://kangzusi.com/
darah jago persilatan yang telah menodai pedang tersebut, dulu pedang ini pernah dikenal sebagai senjata maut bagi umat persilatan, karena itu ku harap nona Be dapat
menyimpannya dengan baik-baik ......
Sebetulnya Oh Li cu ingin menampik, tapi sesudah
mendengar perkataan tersebut terpaksa diterimanya senjata itu dari tang Siau hong ....
Pada saat itulah dari luar pintu muncul seorang dayang
yang memberi laporan.
"Hidangan malam telah disiapkan, silahkan pocu
sekalian bersantap..."
Selesai bersantap dalam suasana yang riang gembira,
mereka pun kembali ke kamar masing-masing untuk
beristirahat. Keesokan harinya, ketika
semua orang sedang berkumpul di ruang depan untuk sarapan, komandan Ciang
dari pasukan naga perkasa muncul dengan langkah tergesa
gesa. Dengan perasaan tidak mengerti Lan Se giok segera
bertanya: "Komandan Ciang, ada urusan apa?"
Komandan Ciang memberi hormat dulu kepada Hu yong
siancu, kemudian sahutnya dengan hormat:
"Lapor pocu, saudara kita. Yang berada di loteng
benteng telah menemukan enam buah perahu besar muncul
di telaga sebelah utara dan sedang bergerak kemari, kalau dilihat dari bentuk perahunya, mirip, sekali dengan perahu dari telaga Pek toh oh..."
http://kangzusi.com/
Lan See giok yang mendengar perkataan itu menjadi
amat terperanjat, bayangan tubuh Pek Gwat go yang
bertubuh ramping sekali lagi melintas di dalam benaknya.
Karena itu sebelum komandan Ciang menyelesaikan
kata katanya, ia sudah menimbrung:
"Mau apa dia datang kemari?"
Sambil tertawa terkekeh kekeh Siau cian segera
menggoda: "Apa lagi" Tentu saja membawa arak wangi untuk
memberi hadiah kepada kau si toa enghiong."
Merah padam selembar wajah Lan See giok, buru-buru
serunya kepada komandan Ciang:
"Cepat kirim perahu untuk menyambut kedatangan
mereka. katakan kalau aku sudah mengikuti suhu pulang ke Hoa san..."
Tapi sebelum ucapan tersebut selesai, Si Cay soat telah
menukas dengan nada tak puas:
"Hal ini mana boleh jadi, bibi sendiri yang mengundang kedatangannya ke Wi lim poo untuk menginap selama
beberapa hari disini, masa kau menyuruhnya pulang"
Apalagi dari mana kau tahu kalau kedatangannya hanya
khusus untuk menjengukmu?"
Paras muka Lan See giok berubah semakin merah
padam, seketika itu juga ia dibikin terbungkam dalam seribu bahasa:.
Oh Li cu tidak begitu tahu tentang duduk persoalan yang
sebenarnya, oleh sebab itu dia hanya membungkam diri
dalam seribu bahasa.
http://kangzusi.com/
Tampaknya Hu yong siancu pun tidak menyangka kalau
Pek Gwat go, benar-benar akan datang, maka setelah
termenung sejenak, sahutnya kemudian:
"Harap komandan Ciang mengirim kapal untuk
mengundang kedatangan mereka, kami akan menyambut di
depan pintu gerbang."
Komandan Ciang mengiakan dan buru-buru berlalu dari
situ. Sepeninggal komandan Ciang, Hu yong siancu segera
berpaling ke arah Lan See giok sekalian dan berkata lebih jauh:,
"Sekarang mari kita keluar, sewaktu lewat di ruang telaga emas, sekalian kita jemput Thio lo enghiong."
Maka berangkatlah mereka semua mening-galkan
gedung dan menuju ke ruang telaga emas dengan perahu
naga emas. Baru tiba di depan ruangan, Naga Sakti Pembalik sungai
telah muncul dengan langkah tergesa gesa, kalau dilihat dari wajahnya yang terkejut, bisa diketahui kalau iapun sudah tahu akan kehadiran kapal-kapal Pek toh oh.
Baru saja perahu mencapai beberapa kaki dari tepi
pantai, naga sakti pembalik sungai telah melompat ke
tengah udara. Kemudian begitu tiba di atas geladak, ia bertanya kepada Hu yong siancu:
"Apakah kita hendak menyambut kedatangan Pek Gwat
go?" Sambil tersenyum Hu yong siancu mengangguk.
"Yaa, aku sudah mengutus komandan Ciang untuk
menyambut kedatangan mereka."
http://kangzusi.com/
Dengan penuh kegelisahan Naga Sakti pembalik sungai
memandang sekejap kearah See giok, Cay soat, Siau cian
dan Oh Li cu, kemudian serunya lagi tidak tenang:
"Tapi dia masih dalam masa berkabung..."
"Dia tak bakal kemari dengan pakaian berkabungnya,"
tukas Hu yong siancu lagi Sambil tertawa.
Semua orang jadi tertegun, mereka tidak mengerti apa
sebabnya Hu yong siancu bisa tahu kalau Pek Gwat go
tidak bakal datang dengan mengenakan pakaian berkabung.
Sementara berbicara, perahu naga emas telah berada tak
jauh dari pintu benteng.
Berhubung Lan See giok menyambut sendiri, maka ke
empat komandan serta kepala regu yang lain dengan
masing-masing menumpang sampan kecil menanti pula, di
sepanjang pintu gerbang dengan rapi, biarpun jumlahnya
mencapai ratusan kapal, rapi dan teratur sekali.....
Tatkala perahu naga emas mencapai pintu benteng, dari
kejauhan sana, sudah muncul dua buah perahu besar yang
bergerak menghampiri mereka.
Lan See giok segera dapat melihat bahwa pada ujung
kapal pertama berdiri Pek Gwat go yang bertubuh ramping, di belakang perempuan itu berdiri dua orang dayang.
Merekapun dapat melihat dengan jelas bahwa Pek Gwat
go yang berparas cantik. memang tidak mengenakan
pakaian berkabung.
Perempuan itu muncul dengan pakaian yang amat indah
dengan rambut disanggul model keraton, dandanannya
perempuan tersebut kelihatan jauh lebih cantik.
http://kangzusi.com/
Hampir termangu Lan See giok menyaksikan kecantikan
perempuan itu, ia merasa kecantikannya melebihi
kecantikan perempuan tersebut sebulan berselang
Bila dibandingkan dengan Siau cian, Pek Gwat go
memang kalah sedikit, tapi masih setanding dengan Cay
soat maupun Oh Li cu. malah dibalik kecantikan wajahnya
terselip juga suatu daya pikat dan rangsangan yang amat
besar. Sementara dia masih mengamati perempuan itu dengan
termenung, perahu besar yang ditumpangi Pek Gwat go
sudah semakin rapat.
Para dayang di atas perahu naga emas segera memasang
papan penghubung ke atas perahu besar itu.
Dengan langkah lebar Pek Gwat go menyeberang ke atas
perahu naga emas, pertama tama ia memberi hormat dulu
kepada Hu yong siancu dan naga Sakti pembalik sungai,
sambil berkata: `
"Boanpwe dengar Lan pocu telah pulang dengan
gemilang, karenanya telah kusiapkan Sam seng (tiga jenis hewan) untuk menyampaikan selamat kepadanya, sekalian
memberi salam untuk cianpwe."
Buru-buru Hu yong siancu dan naga Sakti pembalik
sungai balas memberi hormat:
"Dengan senang hati kami sambut kedatangan hujin, tak perlu hujin repot-repot lagi.."
Kemudian Pek Gwat go memberi hormat pula kepada
See giok, Cay soat dan Siau cian, lalu diperkenalkan pula kepada Oh Li cu dan Gi Siau hong.
http://kangzusi.com/
Ketika perahu naga emas masuk ke gedung benteng
bagian belakang, perjamuan diadakan di ruang depan
Pada saat itulah, komandan Ciang muncul kembali
dengan langkah tergesa gesa sambil memberi laporan:
"Lapor pocu, saudara-saudara kita yang bertugas di
loteng pengintai telah menemukan kembali puluhan buah
kapal dalam bentuk yang berlainan muncul di utara telaga, tampaknya mereka semua berdatangan ke arah benteng
kita." Berkilat sepasang mata Pek Gwat go mendengar
perkataan tersebut, seperti teringat akan sesuatu, ia segera menjelaskan:
"Oooh, kalau begitu mereka adalah para jago yang diutus berbagai perkumpulan
untuk melakukan kunjungan kehormatan."
Mendengar perkataan itu, Lan See giok segera berkata
kepada komandan Ciang dengan suara dalam:
"Harap kalian empat komandan keluar dari benteng dan menolak kunjungan mereka, katakan saja kalau aku sudah
mengikuti suhu pulang ke Hoa San dan tak tahu sampai
kapan baru kembali, sekalian sampaikan rasa terima kasih kita untuk kunjungan mereka."
Komandan Ciang mengiakan dengan hor-mat kemudian
buru-buru berlalu dari situ.
Pek Gwat go jadi tertegun setelah mendengar perkataan
mana, tanpa terasa dia memandang sekejap ke arah See
giok dengan pandangan penuh arti, lalu tanyanya:
"Lan pocu, kau menampik tamu lain yang datang
memberi selamat, kenapa hanya mengijinkan aku saja yang
datang kemari?"
http://kangzusi.com/
Merah padam selembar wajah See giok, baru saja dia
hendak memberi alasan, Siau Thi gou telah menimbrung
sambil tertawa:
"Sebab kau adalah satu satunya orang yang datang untuk memuji engkoh Giok ku...."
Agaknya rahasia hati Pek Gwat go tertebak secara jitu
oleh Siau thi gou kontan saja dia menjadi merah padam
wajahnya dan tersipu sipu.
Hu yong siancu sekalian kuatir Pek Gwat go dibuat tak
tenteram karena malu, karena nya mereka pura-pura
tertawa tergelak karena gembira, hanya See giok seorang
yang melotot kearah Siau thi gou dengan menarik
mukanya.. Siau thi gou segera sadar kalau telah salah berbicara,
maka kata-kata selanjutnya segera ditelan kembali.
Kebetulan sekali dari luar pintu muncul belasan orang
centeng dan dayang yang membawa alat-alat untuk
menghias ruangan.
Siau cian, Cay soat dan Oh Li cu serentak berhenti
tertawa, seperti memahami akan sesuatu mereka segera
berkerut kening.
Pek Gwat go juga berpaling keluar ruangan dengan
wajah tidak mengerti,
Menggunakan kesempatan itu Hu yong siancu segera
berkata lagi sambil tersenyum:
"Lusa, bulan lima tanggal lima belas adalah hari baik, aku ingin secepatnya menyelenggarakan pesta perkawinan
bagi anak Giok."
Sambil berkata dia menuding kearah Siau cian, Cay soat
dan Oh Li cu. http://kangzusi.com/
Biarpun Siau cian bertiga sudah mempersiapkan diri
sebaik baiknya tak urung mereka toh menundukkan
kepalanya juga dengan wajah merah padam.
Pet Gwat go pun nampak agak terperanjat, tampaknya
dia tak menyangka akan kejadian tersebut, maka setelah
berhasil mengendalikan diri, ia segera mengangkat
cawannya untuk memberi selamat kepada Lan See giok
berempat. Lan See giok masih dapat meneguk habis isi cawannya,
lain dengan Siau cian bertiga, mereka semakin bertambah
malu. Sambil tertawa terbahak bahak naga Sakti pembalik
sungai segera berkata pula dengan mengandung arti
mendalam: "Untuk menghindari kerepotan dalam peristiwa tersebut, pada hari perkawinan kami tidak bermaksud mengundang


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tamu dari luar."
Pek Gwat go adalah seorang yang pintar, tentu saja
diapun dapat memahami arti lain dibalik ucapan si naga
sakit pembalik sungai, walaupun hatinya sakit, terpaksa dia harus mengendalikan perasaannya dan berlagak tenang.
Sebenarnya dia datang dengan mbaksud berdiam
beberapa hari sambil mengisi kekosongan hatinya, terhadap See giok dia tak menaruh rencana apa-apa, tapi dia dapat melihat
bahwa pemuda tersebut sudah menaruh kewaspadaan terhadapnya. Sejak perpisahan di sungai
tempo hari, dalam hati kecilnya selalu terbayang bayangan wajah Lan See giok yang tampan, pada hakekatnya hal ini, membuatnya tak enak makan tak nyenyak tidur.
ia sadar bahwa dirinya hanya seorang pe-rempuan yang
telah ternoda, mustahil dia dapat menandingi Siau cian dan
http://kangzusi.com/
Cay soat sekalipun ia mengerti bahwa kecantikan wajahnya tak kalah dari mereka.
Tapi ia tak sanggup mengendalikan diri agar tidak
memikirkan Lan See giok.
Bila malam sudah tiba, diapun akan terbayang kembali
bagaimana mereka berpelukan di dalam air, bagaimana
pakaiannya robek tergigit babi sungai dan bagaimana,
tubuhnya yang setengah terbuka digendong pemuda itu.
Bila membayangkan adegan-adegan hangat itu, dia selalu
diburu oleh niatnya untuk menengok pemuda tersebut,
bahkan dia bertekad akan mendapatkan sang pemuda
dengan cara apa pun. Tapi setelah menyaksikan suasana
gembira dalam ruangan, lalu ingat pula akan ucapan naga
Sakti pembalik sungai barusan, hatinya semakin kalut.
Hu yong siancu adalah orang yang berpengalaman
dalam soal ini, dia cukup memahami bagaimanakah
perasaan dan penderitaan Pek Gwat go waktu itu. Pada saat itulah seorang dayang muncul sambil memberi laporan:
"Lapor pocu, hadiah dari hujin telah diterima semua, ke enam kapal besar menanti perintah."
Baru saja See giok hendak minta petunjuk Hu yong
siancu, Pek Gwat go telah bangkit berdiri sambil
berpamitan: "Boanpwe masih ada urusan lain sehingga tak bisa
berdiam terlalu lama disini, biar kumohon diri lebih dulu, jika lain kali ada kesempatan tentu akan berkunjung
kembali." Perubahan yang sama sekali di luar dugaan ini kontan
saja membuat Lan See giok sekalian tertegun.
http://kangzusi.com/
Sebaliknya Hu yong siancu cukup memahami perasaan
Pek Gwat go, ia tidak mencoba untuk menahannya, malah
sambil bangkit berdiri sahutnya tersenyum:
"Biarpun jarak antara Pek toh oh dengan Wi lim poo
selisih berapa hari perjalanan sesungguhnya kita bertetangga dekat, memang waktu dilain masa masih
banyak waktu bagi kita untuk berkumpul masih banyak"
Pek Gwat go mengiakan pelan, dihantar semua orang
berangkatlah ia menuju ke perahu naga emas yang sudah
menunggu di luar pintu gedung,
Setelah semua orang naik ke atas kapal, diiringi suara
dentingan keleningan, pelan-pelan kapal bergerak menuju
ke luar pintu benteng.
Suasana dalam benteng Wi lim poo amat ramai, suasana
gembira menyelimuti seluruh pelosok, kesemuanya ini
menambah kesepian dan kepedihan hati Pek Gwat go.
Akhirnya perahu merapat dengan ke enam kapal besar
dari Pek toh oh, Pek Gwat go melirik sekejap kearah Lan
See giok dengan pandangan berat hati, akhirnya setelah
berpamitan dengan Hu yong siancu, dia mela-yang kembali
ke perahu sendiri.
Hu yong siancu. Siau cian, Cay soat dan Oh Li cu
menggoyangkan tangannya berulang kali sambil menyerukan ucapan selamat jalan.....
Sebaliknya Lan See giok hanya berdiri belakang Siau
cian sekalian tanpa berbicara, hanya sorot matanya yang
tajam mengawasi wajah Pek Gwat go tanpa berkedip.
Detik itu dia merasa bahwa orang yang sesungguhnya
patut dikasihani dan merasa kesepian bukanlah Oh Li cu,
melainkan Pek Gwat go.
http://kangzusi.com/
Bayangan tubuh Pek Gwat go yang ramping lambat laun
semakin mengecil dan akhirnya turut tertelan bersama
lenyapnya perahu.
Tapi bayangan wajah Pek Gwat go yang murung dan
sedih masih melekat di dalam benak pemuda itu.
Suara keleningan tiba-tiba bergema menyadarkan
kembali Lan See giok dari lamunannya, perahu naga emas
sedang pelan-pelan memasuki pintu gerbang benteng.
Ketika mendongakkan kepalanya, langit tampak cerah,
matahari bersinar terang, tiga buah lentera merah
bergoyang pelan terhembus angin....
Benteng Wi lim poo yang bersejarah puluhan tahun pun
mengikuti majikan barunya menuju ke kehidupan baru.
Sampai disini pula cerita "ANAK HARIMAU" sampai jumpa dilain cerita.
TAMAT Pendekar Riang 5 Balada Pendekar Kelana Karya Tabib Gila Pendekar Sadis 14

Cari Blog Ini