Iblis Ular Hijau Karya Aryani W Bagian 1
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Iblis Ular Hijau
Karya : Aryani W
Ebook oleh : Dewi KZ
Tiraikasih Website
http://kangzusi.com/ & http://dewi-kz.info/
http://cerita-silat.co.cc/ & http://kang-zusi.info/
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Iblis Ular Hijau
Iblis Hijau merasuk sukma Meminjam tubuh tuk
dirinya Merajalela menyebar bencana Dalam kehidupan
manusia ! Wesi Aji (besi bertuah) sangat berarti Jadi pusaka
penjaga diri ! Orang bijak berhati-hati Meneliti apa isi Wesi A ji!
Lereng Malabar, medio Jan"91
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Daftar Isi : Iblis Ular Hijau
Daftar Isi : Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7 Bab 8 Bab 9 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 1 "BAGAIMANA, Eyang?"
Tak usah khawatir. Asal Eyang datang, "anakmu pasti
sembuh kembali. He-he-he."
Kakek itu berkata menenangkan hari Raden Purwolumakso yang berjalan di
belakangnya. Memasuki kamar di mana anaknya tengah
terbaring sakit.
"Saya percaya, Eyang." kata Raden Purwolumakso
mengiyakan. "Heh-heh-heh, ada kuasa gelap mengotori kamar ini.
Untung kau memanggilku datang untuk mengusir setansetan di kamar ini !" Ki Dukun Sutokriyip berkata dengan
melebarkan matanya memandang ke pembaringan yang
tertutup kelambu itu, "hemm, siapkan saja api pedupaan
dan kemenyan serta jangan lupa bokor berisi air serta
tiga warna bunga yaitu melati, mawar dan kenanga, lalu
bawa cepat ke kamar ini," perintahnya kepada Raden
Purwolumakso. "Baik, Eyang." Raden Purwolumakso lalu menyuruh
isterinya untuk memenuhi permintaan dukun itu.
Isterinya mengiyakan lalu keluar dari dalam kamar, tidak
berapa lama kemudian dia telah masuk kembali sambil
membawa barang-barang yang diperlukan.
"Hehh-heh-heh, taruh saja di tengah kamar! Ya, di
situ. Kalian berdua boleh menunggui atau keluar dari
kamar ini menunggu di depan!" Sambil berjalan ke
tengah kamar di mana peralatan itu sudah diletakkan
oleh isteri Raden Purwolumakso, menengok pada kedua
suami isteri itu kembali lalu berkata lagi, "Kalau kalian
berdua tetap di sini, duduklah di sudut kamar itu dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jangan membuat gaduh. Apabila nanti ada sesuatu,
harap kalian berdua tetap tenang, jangan menimbulkan
suara yang dapat mengganggu konsentrasiku!"
Raden Purwolumakso dan isterinya mengangguk lalu
keduanya berjalan ke sudut kamar yang telah
ditunjukkan oleh Ki Dukun Sutokriyip, duduk berendeng
saling berpegang tangan.
Dukun Sutokriyip lalu duduk bersila, melolos keris dari
sarungnya, kemudian diletakkan di dekat perapian.
Mengeluarkan semua peralatan yang dibawa dari
rumahnya, yaitu batu akik, tengkorak manusia kecil yang
telah berwarna kehitaman dan masih banyak lagi
kantong-kantong yang entah berisi apa. Menaruhnya di
depan lalu ia duduk bersila menghadap ke pembaringan,
di mana seorang gadis cantik berusia enam belasan
tahun tidur telentang dengan muka yang pucat
kehijauan. Kedua mata anak gadis itu tertutup rapat dan
nafas-nya tersendat-sendat, kelihatan sukar sekali untuk
bernapas. Raden Purwolumakso yang duduk di sudut memandang anaknya yang sedang sakit dengan
sepasang mata tak berkedip, penuh dengan rasa kasihan
dan khawatir. Isterinya tidak kuasa lagi menahan air
mata yang mengalir keluar dari pelupuk matanya,
melihat keadaan anaknya yang sedang kesakitan itu.
Keduanya teringat akan peristiwa yang belum lama ini
terjadi menimpa keluarga mereka.Matahari telah naik
tinggi dan cahayanya telah terasa menyengat di
permukaan kulit. Sebagian ada yang memasuki daun
jendela di rumah-rumah dan mengusir bau pengap yang
tidak enak di pernapasan, menggugah orang dari mimpi
dan membangunkan dengan sinarnya yang menyilaukan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tidak terkecuali dengan tempat tinggal keluarga Raden
Purwolumakso, juga mendapat bagian dari kehangatan
sinar mentari pagi ini, semua penghuni rumah itu tampak
sudah bangun dan kelihatan sedang mengerjakan
pekerjaan masing-masing. Raden Purwolumakso nampak
tengah menikmati sinar matahari pagi dengan isterinya di
pendapa, menghadap ke arah matahari yang menyehatkan di pagi hari itu. Ketika itu lewatlah seorang
pembantu setengah tua sambil membawa keranjang
cucian di pelataran depan.
"Yem, Astuti apa sudah keluar dari kamarnya?"
"Belum ndoro kakung, sedari pagi, hamba belurn
melihat Den Roro Astuti," jawab Mbok Giyem, sesudah
bersimpuh di lantai depan kedua suami isteri itu. Lalu
lanjutnya, "Mungkin Den Roro Astuti sakit, Gusti?"
"Hemm, ya sudah."
Mbok Giyem pun lalu berlalu dari tempat itu dan
menuju ke belakang untuk mencuci pakaian kotor di
keranjang yang dibawanya. Sepeninggal Mbok Giyem,
Raden Purwolumakso dan isterinya saling pandang
sejenak lalu berdiri. Dengan diikuti isterinya Raden
Purwolumakso ke kamar anaknya yang letaknya dekat
dengan ruang makan di samping. Daun pintu masih
tertutup rapat. "Tok-tok-tokk! As".. Astuti".., bangun!
Buka pintunya, nak!" Ibunya mengetuk daun pintu,
membangunkan anaknya dan ketika lama belum juga
ada sambutan dari dalam kamar itu iapun lalu kembali
mengetuk lebih keras sambil memanggil-manggil dengan
suara yang lebih nyaring!
"Ya, bu. Sebentar".. ahh". aduhhh".!" Tak lama
kemudian terdengar suara sandal diseret berat berjalan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendekati daun pintu kamar dan terdengar pula ganjal
pintu itu dibuka dari dalam. Begitu Raden Purwolumakso
dan isteri membuka daun pintu, mereka berdua kaget
melihat muka anaknya yang pucat bagaikan kehabisan
darah. Ibunya langsung menubruk ketika melihat Astuti
berdirinya menjadi oleng.
"As". Astuti, ada apa nak. A panya yang terasa sakit?"
Astuti tidak menjawab pertanyaan ibunya karena telah
pingsan. Raden Purwolumakso lalu menolong isterinya
mengangkat tubuh anaknya ke pembaringan dan
menyelimutinya dengan selimut yang tebal. Memandang
isterinya sejenak, lalu berkata.
"Bune, aku akan memanggil dukun obat di sebelah
jalan perempatan desa sana!"
Tetapi usahanya telah gagal dan akhirnya dia
memanggil Dukun Sutokriyip dari Gunung Tugel. Seorang
dukun yang telah berusia agak lanjut yaitu sekitar enam
puluhan tahun. Seorang ahli dalam menolak segala
macam penyakit dan gangguan dari orang yang tidak
senang atau disantet! Malah kabarnya bisa mengusir roh
halus. Sampai di sini kenangannya terputus lalu melihat
ke arah Dukun Sutokriyip yang sedang membaca
mantera! Ki Dukun Sutokriyip berkemak-kemik berulang-ulang
menyuarakan mantra yang tidak jelas terdengar oleh
telinga. Tangan kirinya berulang kali menaburkan
kemenyan ke api pedupaan yang terletak di depannya
dan asap keputihanpun mengepul naik dengan bergulung-gulung naik memenuhi kamar tidur itu.
Menyiarkan bau harum kemenyan yang mempunyai bau
tersendiri! Tiba-tiba tubuh Ki Dukun bergetar, makin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lama makin keras getarnya dan tangannya bergerakgerak tidak menentu. Diam sejenak. Lalu mengambil
bokor yang berisi bunga serta membawanya ke sisi
pembaringan lalu memercik-mercikkan air bokor itu ke
sekeliling pembaringan dan tubuh Astuti yang sedang
terbaring, sambil tiada hentinya dia membentak-bentak!
Berjalan keliling kamar sambil menaburkan bunga-bunga,
kembali ke tempat duduknya semula dan meletakkan
bokor !aiu duduk diam bersamadhi.
Keadaan menjadi sunyi yang mencekam dengan
adanya bau kemenyan yang menyengat hidung. Tibatiba?".. "Brakkk! Wussss"..!"
Jendela terbuka mendadak, seakan ada tangan
raksasa yang tidak nampak mendorong dari luar
sehingga membuat jendela terbuka dengan mengeluarkan suara keras! Angin dingin menyerbu
masuk membuat api kecil di sudut yaitu api penerangan
kamar itu bergoyang-goyang menari ke kanan kiri,
menimbulkan bayang-bayang aneh dari kepulan asap
yang tebal di tengah ruangan!
Keadaan dalam kamar pun semakin menggiriskan! Ki
Dukun Sutokriyip melolos kerisnya dari warangkanya lalu
dibawa ke depan dada, dipegang oleh kedua tangan
dengan ujung mengarah ke atas. Mulutnya tiada
hentinya berkemak-kemik.
Sedangkan Raden Purwolumakso saling dekap dengan
isterinya, tubuh keduanya menggigil serta mengeluarkan
keringat dingin, memandang ke arah jendela yang
terbuka. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sebuah benda sebesar kelapa bersinar kehijauan
meluncur masuk melalui jendela, melayang memutari
kamar dua kali lalu meluncur turun diantara pembaringan
dan dukun itu duduk. Ketika benda itu menyentuh lantai,
"buss"..!" lenyap, berubah menjadi asap tipis bergulung
naik berwarna kehijauan membentuk tirai yang
memisahkan si sakit dengan Ki Dukun Sutokriyip.Melihat
ini Dukun Sutokriyip terkekeh,
"Heh-heh-heh?", kiranya kau yang mengganggu
cucuku!" Sambil tangan kirinya meraih kepala tengkorak
kehitaman itu dan meniup di ubun-ubun dan dilontarkan
ke atas. "Terimalah ini! Setan Gundul Cemeng akan
menghisap habis dirimu!" Kepala tengkorak itu ketika
dilontarkan ke atas, bukannya jatuh akan tetapi malah
melayang-layang memutari kamar seakan bernyawa dan
memiliki sayap.
Setelah berputaran dua kali kepala tengkorak itu
meluncur turun menerjang ke arah tirai asap kehijauan di
depan. Kedua mata yang berlubang di tengahnya seakan
ada api kecil bagaikan bernyala serta mulutnya bergerak
naik-turun siap memakan lawan! Menghisap kabut hijau
di tengah ruangan! Begitu kepala tengkorak mengenai
tirai kehijauan, asappun membuyar, lalu kembali
membungkus tengkorak kehitaman dan makin lama
asappun semakin tebal, sehingga tengkorang tidak
tampak. Tiba-tiba terdengar jeritan melengking anak kecil
memecah kesunyian dari tengah gumpalan asap, seakan
anak yang ketakutan dan tak lama kemudian". terdengar ledakan kecil. Asap kehijauan lalu mem bentuk
tirai kembali dan tengkorak kecil itupun lenyap tidak
meninggalkan bekas!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Uuhh?"
huukkk"..uhhhuukkk"..!"
Iblis Ular Hijau Karya Aryani W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ki Dukun Sutokriyip terbatuk-batuk. Dadanya seakan kena hantam
tangan raksasa ketika tengkorak Setan Gundul Cemeng
meledak! Tenaga batin yang mendorong tengkorak dapat
bergerak, telah kalah oleh tenaga lawan sehingga tenaga
nya membalik! Membuatnya terbatuk-batuk karena
dadanya terasa nyeri. Ki Dukun Sutokriyip lalu mengatur
napasnya kembali sambil tangan kirinya menaburkan
kemenyan ke api, asappun mengepul naik dengan
hebatnya. Mulutnya kembali berkemak-kemik, sepasang
matanya dilebarkan memandang ke arah api lalu kerisnya
dibolang-balingkan di tengah asap di atas api pedupaan
itu. "Ha-ha-ha?" keluarkan semua kesaktianmu, tua
bangka!" Tiba-tiba terdengar suara yang dalam dan
menggetar, anehnya yang berkata tidak nampak
orangnya. Bagaikan suara iblis saja!
"Hiyaaaahhhhh?".. heh?". heh-heh-heh, terimalah
pusakaku ini!" Ki Dukun Sutokriyip menggerakkan tangan
kanannya dan keris itu-pun meluncur ke depan.
"Tingg".. tinggg". tinggg"..!" Bagaikan paruh
burung pelatuk sedang mematuk pohon, keris itu
menusuk-nusuk di tengah udara dan berusaha untuk
menembus tirai kehijauan itu. Tubuh Ki Dukun Sutokriyip
bergetar makin kuat, lalu kedua tangannya didorongkan
ke arah kerisnya untuk menambah tenaga, agar kerisnya
dapat menembus tirai itu dan mengenai lawannya.
"Huah-hah-hah".. hi-hi-hikk".. kerahkan sepenuh
tenagamu. Mana itu kesaktianmu yang tersohor tua
bangka?" Tiba-tiba nampaklah sosok tubuh di balik tabir
asap. Tubuh tinggi besar dengan dada telanjang dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nampaklah pula seekor ular hijau sebesar lengan
melingkari lehernya dengan kepala bergerak-gerak
sambil menjulurkan lidahnya yang kecil kemerahan.
Wajahnya juga berwarna kehijauan dengan sepasang
mata sebesar jengkol bersinar tajam, di kanan kiri
bibirnya nampak sepasang caling menyembul keluar.
Raden Purwolumakso dan sejak tadi telah menggigil
saling berdekapan itu, tidak terasa lagi telah terkencingkecing karena menahan ketakutan. Pemandangan yang
dilihatnya di dalam ruangan itu sungguh membuat
hancur ketabahannya, apalagi ketika melihat seorang
raksasa berkulit kehijauan di dekat pembaringan
anaknya. Tanpa terasa keduanya telah pingsan dengan
kedua mata masih terbuka! Ki Dukun Sutokriyip tidak
menjawab ejekan Iblis Ular Hijau. Menahan napas untuk
menambah daya menyerang pusakanya. Karena sedang
menghadapi lawan tangguh ia mengerahkan seluruh
kekuatan batinnya, berusaha untuk membendung
serangan balik Iblis Ular Hijau. Urat-urat di seluruh
tubuhnya perlahan-lahan menggembung, makin iama
makin membesar.
Iblis Ular Hijau pun mendorongkan kedua tangannya
ke depan. Terjadilah adu kekuatan batin yang seru, kalau
kalah dapat dipastikan akibatnya! Mati! Memang dalam
adu kekuatan batin ini hanya ada dua pilihan yaitu
menang dapat hidup, akan tetapi kalau kalah, pasti mati!
Keris itu perlahan tapi pasti terdorong mundur ke arah
pemiliknya. Ki Dukun menggigit bibir sampai berdarah,
berusaha menahan. Akan tetapi tiba-tiba otot-otot tuanya
telah tidak kuat lagi menahan kemauannya, dan?".pecahlah otot-otot itu dengan mengeluarkan
letupan-letupan kecil. Darahpun berhamburan memenuhi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ruangan itu. Mayat Ki Dukun Sutokriyip tidak dapat
dikenali lagi bentuknya karena telah hancur kulit dan
dagingnya! Iblis Ular Hijau mengamati onggokan daging
lawannya, meludah dan menghampiri pembaringan.
Mulutnya berkemak-kemik lalu meniup tubuh Astuti.
Kedua mata Astuti terbuka perlahan-lahan, pandang
matanya bak boneka dan napasnya yang tadinya
tersendat kini memburu bagaikan orang yang sedang
berlari kencang. Tiba-tiba tangannya menyibak selimut
yang menutupi tubuhnya. Ternyata tubuh di balik selimut
itu tanpa sehelai benangpun yang menutupinya, seakan
orok yang baru keluar dari rahim ibunya! Tubuhnya
bergerak-gerak tak beraturan ketika Iblis Ular Hijau
membaca mantera makin cepat dan semakin cepat lagi,
seperti seekor cacing yang ditaruh di abu yang panas,
berkelojotan tidak menentu!
"Ha-ha-ha?"!" Si Iblis Ular Hijau yang melihat
keadaan korbannya sudah seperti itu lalu melepas kulit
nya untuk menubruk daging angsa di pembaringan itu.
Menghisap habis sari kehidupan Astuti sampai kering.
Tidak berapa lama kemudian tubuh Astuti telah tergolek
dengan tidak bernapas lagi. Mati! Tubuhnya menyusut
bagaikan balon yang kehilangan anginnya sehingga
kulitnya bersatu dengan tulang-tulang tubuhnya, atau
tinggal tengkorak yang terbungkus kulit!
Sambil mengenakan pakaiannya kembali, si Iblis Ular
Hijau melihat keadaan sekeliling ruangan lalu meludah.
Sekali kakinya menjejak lantai, tubuhnya melayang ke
arah daun jendela dan hilang di kegelapan malam. Hanya
meninggalkan suara tawa yang melengking nyaring
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bagaikan tawa iblis yang telah mendapat kepuasan
menikmati korbannya!
(OodwkzoO) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 2 PEMUDA berwajah tampan itu mengambil sepotong
kayu lalu melemparkannya kearah api yang hampir
padam itu. Bunga-bunga api pun beterbangan ke atas
bagaikan kunang-kunang di malam gelap terbawa angin
untuk kemudian padam menjadi abu, lenyap di kelam
malam. Duduk di dekat api unggun seorang diri pula di
malam dingin di tepi hutan dengan tenangnya,
menandakan bahwa pemuda ini bukanlah seorang
pemuda bias" saja, melainkan seorang pengelana yang
tidak gentar menghadapi serangan binatang buas
penghuni hutan dan para perampok yang biasanya
bertempat tinggal di hutan yang lebat dan menjadi
penguasa rimba! Siapakah pemuda yang mengenakan
pakaian serba putih dan tersenyum manis dengan wajah
tampan dihiasi sepasang mata berseri-seri itu" Benar!
Tebakan anda benar, dia bukan lain adalah seorang
pengelana dari Mataram yang bernama Suryo.
Atau lebih dikenal namanya dengan Suryo Lelono.
Seorang pendekar muda yang namanya mulai terkenal di
dunia para pendekar setelah membasmi Iblis Elang Hitam
di Wonowoso! Sambil mengorek-ngorek bara api, berhenti sebentar
untuk menambah kayu bakar agar api unggun itu tetap
menyala. Dapat untuk mengusir nyamuk yang datang
mendekat dan menghangatkan badan dari serangan
hawa dingin. Suryo termenung sambil memandang ke
arah api yang menyala naik turun, seolah di situ terdapat
bayangan yang nyata dan menarik perhatiannya.
Menghela napas panjang penuh penyesalan kalau
teringat dia membunuh lawan nya si Iblis Elang Hitam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan aji pamungkas pemberian Pengemis Alis Putih.
Aji Pamungkas yang luar biasa akibatnya!
"Ahh, ilmu itu sungguh-sungguh dahsyat! Aku harus
hati-hati mengeluarkannya. Kalau tidak terpaksa sekali,
aku tidak akan meng-gunakan ilmu itu!" bisiknya dalam
hati, seakan berjanji dengan dirinya sendiri! Sambil
bersandar di akar yang menonjol Suryo memandang ke
atas. Nampak langit yang bersih dari gumpalan awan dan
bintang-bintang yang tak terhitung banyaknya berkelap
kelip di hamparan beludru hitam. Sekalipun bulan tidak
muncul akan tetapi bintang-bintang itu sungguh indah
sekali! Keindahan yang jarang dapat dinikmati oleh
kebanyakan orang yang telah penuh dengan persoalan
yang me-nindih seluruh jalan pikirannya! Beban problem
yang berat untuk dipanggulnya setiap hari! Kebesaran
Tuhan yang memberikan segala keindahan untuk semua
ciptaannya untuk dapat menikmatinya!
Tiba-tiba Suryo tersentak! Apa yang dilihatnya" Di
iangit yang bersih itu terlihatan sebuah cahaya putih
cemerlang meluncur dengan cepatnya seakan ada
bintang yang berpindah tempat, atau lebih tepat lagi
meteor yang melayang menuju ke arah sebatang pohon
yang tinggi dan besar di bawah bukit!
"Hemm, benda apakah itu yang sinarnya begitu
terang" Mengapa jatuh di pohon itu?" bisiknya pelan,
sambil mengingat dan memberi tanda di mana benda itu
lenyap. "Biarlah besok akan kuselidiki ke sana!" Tak
berapa jauh dari tempat Suryo duduk, nampak tiga
pasang mata mengawasi gerak-geriknya dari balik
rimbunnya semak belukar, agaknya bukan mata binatang
buas penghuni hutan itu yang mengintai. A kan tetapi tiga
pasang mata manusia. Benar! Mereka adalah tiga orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
laki-laki yang bertubuh kekar serta bertampang
menyeramkan. "Kulihat dia tidak membawa senjata, kang. Pemuda itu
pasti bukan pendekar, hanya seorang pejalan kaki yang
kemalaman saja!" Salah seorang berkata dengan suara
yang tidak dapat pelan.
"Ssttt, jangan keras-keras, Nden! Kalau kau omong
mbok ya pelan saja. Tidak perlu ngotot!" tukas
temannya. "Aeeyaaahhh".. mesti kok gitu lho, kang Genjik ini!"
Ganden mengomel.
"Sssstttt?" diam!!"
Pendengaran Suryo yang tajam telah dapat menangkap bisik-bisik tiga orang laki-laki itu, walaupun
agak jauh tapi Suryo dapat mendengar dengan jelas.
Maka iapun menoleh ke samping sambil menguap dan
merentangkan kedua tangannya mengolet. Merebahkan
diri seakan tidur tapi dalam hatinya dia tersenyum geli,
menanti kelanjutan dari pembicaraan itu!
"Kita. tunggu sebentar lagi, nanti kalau dia pulas baru
kita kerjai!"
"Ahh, buat apa nunggu-nunggu segala! Kita sergap
saja bersama pasti berhasil. Masa kita, bertiga akan
kalah!" ajak Ganden.
"Betul kata Ganden, kang. Hayo maju!" Tanpa menanti
jawaban Genjik menyelinap maju mendekati si pemuda
yang akan dijadikan korbannya itu. Kedua orang
temannya mengikuti dari belakang dan setelah dekat
mereka lalu mengambil posisi masing-masing, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengepung dan mencegat agar si korban tidak dapat
meloloskan diri.
Suryo yang pura-pura tertidur, tetap diam tak
bergerak. Napasnya diatur panjang-panjang seakan telah
pulas, tapi kedua telinganya yang berpendengaran
sangat tajam itu mengikuti segala gerak yang dilakykan
oleh ketiga orang itu. Pendengarannya seakan menjadi
pengganti sepasang matanya dan mengikuti kemanapun
tiga orang itu bergerak!
Ketiga orang itu saling memberi isyarat tangan, lalu
hampir berbareng mereka menubruk ke depan untuk
meringkus korbannya!
"Dukkkk! Adduuuhhhh?".!!"
"Edan ane luput!"
"Lho kok hilang!" Ketiga perampok itu saling tubruk
sendiri dan jatuh tumpang tindih di dekat akar pohon di
mana tadi Suryo telentang. Sambil mengumpat panjang
pendek mereka bangun mencari-cari si pemuda,
memandang ke kanan kiri lalu ke atas, akan tetapi yang
dicari tidak nampak lagi bayangannya. Tanpa terasa lagi
seluruh bulu di tubuh mereka pada berdiri karena merasa
seram! Genjik yang paling dulu berkata. "Jangan-jangan
pemuda itu bukan manusia" Masa kita bertiga dapat
luput menubruknya?"
"Seee?" seee?" taaaaannnnn".. !" Ganden berteriak
sekuatnya tubuhnya gemetaran tidak karuan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Haaaa?" setaaaannnnn?"!" Dan kedua temannya
lari sipat kuping tanpa melihat arah lagi. Saling tabrak
jatuh bangun tanpa berani menengok ke belakang.
"Tooo".. looonggg?" kang Gen". to, to,to".
longgg?" kang Genjik?" tolonggg".!!"
Ganden yang gemetaran saking takutnya tidak bisa
lari, apalagi ketika tengkuknya tersiram air dingin dari
atas pohon. Ganden ndeprok lalu berusaha pergi dari
tempat itu dengan merangkak. Setelah agak jauh situ ia
menengok ke belakang dan?". nampak bayangan putih
bergerak-gerak di cabang pohon yang tinggi. Gaden pun
Iblis Ular Hijau Karya Aryani W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berdiri, berlari sambil menengok ke belakang takut kalau
bayangan putih itu mengejarnya.
"Bressss! Huaaaadduuuhhhh! Mati aku!!" Ternyata
tubuhnya telah melanggar batang pohon dengan
kerasnya akibat dari berlari sambil menengok ke
belakang tadi. Membuatnya terpelanting, merintih lalu
pingsan! Dua sosok bayangan hitam menghampiri tubuh
Ganden yang tergolek lalu memapahnya, dibawa pergi
meninggalkan tempat itu. Dalam sekejap saja lenyaplah
bayangan mereka di kegelapan malam!
"Huah-ha".. ha-ha-ha".. hi-hi-hi-hik". ha-ha-ha"..!!"
Suryo tak dapat menahan ketawanya saking gelinya
melihat peristiwa itu. Dia memang tidak mau melayani
tiga orang perampok itu. Begitu mereka menubruknya,
Suryo menggunakan kecepatan geraknya untuk me
lompat ke atas pohon. Saking cepat gerakannya, tiga
orang itu tidak dapat melihatnya ke mana dia menghilang
di balik daun-daun yang lebat tidak nampak oleh
ketiganya. Ketika melihat Ganden gemetaran tidak dapat
pergi menyusul kedua temannya yang lari, iapun ingin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menggoda Ganden lebih lanjut. Suryo melepaskan
burungnya untuk berdendang icciek iccciiieeeeekkkkk!
Suryo lalu meneruskan tidurnya di atas pohon. Ketika
mentari telah bersinar dan cahayanya yang redup
menimpa wajahnya diapun terbangun. Meloncat turun
untuk pergi ke sungai, di mana ia kemarin telah
mengambil air untuk minum. Mandi di sungai lalu
kembali dia mengenakan pakaiannya. Selesai itu semua
iapun menuju ke arah pohon yang malam tadi telah
menarik perhatiannya. Wajahnya bersinar-sinar karena
tubuhnya terasa segar sehabis mandi tadi, langkahnya
juga terasa ringan!
"Hemmm, tak salah lagi, pasti di sini!"
Sekali menjejakkan kaki tubuhnya telah melayang ke
dahan yang terendah lalu berloncatan dari dahan ke
dahan dengan cepatnya sambil mengawasi dengan teliti.
Benar pasti di sini tempatnya, kembali ia membatin
setelah melihat onggokan kayu bekas api unggunnya
semalam. Kembali sepasang matanya meneliti dengan
lebih teliti lagi diantara cabang-cabang yang malangmelintang serta rimbunnya dedaunan. Tiba-tiba dia
tertarik melihat sebatang tongkat pendek yang ujungnya
melengkung tergantung di cabang yang paling tinggi.
"Huppp!" dengan sekali meloncat saja tubuh nya telah
melayang dekat cabang di mana tongkat itu tergantung.
Suryo mengulurkan tangan kanan untuk mengambil
tongkat itu. "Wirrr"..!" Seleret sinar hijau bagaikan kilat cepatnya
mengarah tangan kanannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Suryo membalikkan tangannya menyaut sinar itu,
"tappp!" benda dingin lunak melingkar di telapak
tangannya. Ketika dia membuka telapak tangannya,
ternyata seekor ular hijau kecil dengan kepala berbentuk
segitiga telah melingkar jinak! Tanpa pikir lagi Suryo
mengambil tongkat dengan tangan kiri sekali meloncat,
tubuhnya telah melayang turun seringan bulu ke atas
tanah. Meneliti tongkat kayu cendana yang berwarna
kehitaman itu. Anehnya! Ular tadi melingkari tangan Suryo merayap
pelan menuju ke saku baju pemuda itu, masuk lalu
dengan tenangnya melingkar dalam saku pemuda baju
putih itu! Penuh keheranan Suryo menghadapi kenyataan yang
dialaminya ini. Mengapa ular hijau itu tidak mematuknya"
Mengapa malah melingkar dan memasuki kantong baju.
Berdiam di situ seperti ingin mengikuti dirinya! Tongkat
(teken) kayu cendana inipun aneh" Bagaimana dapat
menggantung di cabang yang tinggi itu serta ditunggui
oleh seekor ular hijau!
"Ahh, masa bodoh! Yang terang sekarang aku
mendapat kawan seekor ular dan mendapat teken
(penopang dari kayu untuk pejalan kaki) kayu cendana
yang dapat untuk senjata." gumamnya lirih sambil
melanjutkan perjalanan sambil memutar-mutar teken
dengan jurus-jurus Ilmu Tongkat Pengemis Gila!
(OodwkzoO) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 3 "HIIIYAAAA?"! Tarr-tarr-tarr".. hiiyaaa aaaa!!" Kusir
kereta memainkan cambuk nya, melecut udara kosong
sambil berteriak keras, tangannya yang memegang
kendali bergerak naik turun. Si kusir ini memacu kuda
nya karena ingin cepat dapat keluar dari tengah hutan.
Enam pengawal juga mencambuki kudanya agar tidak
tertinggal dan dapat selalu mengawal kereta yang
dilarikan kencang itu. Rombongan ini ingin keluar dari
hutan dengan cepat agar sampai di tempat tujuan lebih
awal. Raden Harjorumekso yang duduk berdua di dalam
kereta dengan isterinya tergoncang-goncang ke kanan
kiri. Mereka berusaha untuk dapat duduk dengan baik,
mengurangi goncangan dengan jalan memegangi daun
jendela kuat-kuat.
"Kro, pelankan sedikit! Perutku sampai sakit tergoncang!" teriaknya pada si kusir. Keretapun
diperlambat larinya, memenuhi permintaan Raden
Harjorumekso walaupun dalam hati si kusir merasa
jengkel. Sejak berangkat dari rumah tadi dia disuruh
untuk melarikan kudanya karena ingin dapat sampai di
tempat tujuan lebih pagi. Akan tetapi kenapa sekarang
ketika berada di tengah hutan malah disuruh untuk
berjalan pelan" Sukro si kusir merasa heran.
"Iiiiiyyeeeeiiiii?"" Kedua kuda meringkik keras sambil
mengangkat kedua kaki depan, membuat badan kereta
hampir saja terguling. Raden Harjorumekso kaget sekali
melihat ulah kusirnya. "Duukkkk!" Tak ampun lagi
pelipisnya terantuk tepi jendela, sedang isterinya
menjerit ketakutan tubuhnya menggigil saking takutnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Gila! Bagaimana caramu membawa kereta, Kro"
Ngantuk ya!" bentaknya marah.
"Maaf, Gusti. Di depan ada tiga orang menghadang di
tengah jalan, sehingga kuda-kuda menjadi kaget." Sukro
menjawab teguran tuannya.
"Ha-ha-ha".. ini baru rejeki!" Ganden berkata keras.
Kedua kawannya juga tertawa.
Enam orang pengawal maju ke depan setelah turun
dari kuda serta menambatkan kuda pada ranting di tepi
jalan. Salah seorang yang agaknya menjadi pemimpinnya
berkata. "Siapa kalian berani menghadang rombongan ini?"
"Uuwaaahhh, lagaknya seperti seorang bangsawan
tinggi saja! He-he-he".. siapa adanya kami bertiga"
Kamilah yang disebut orang Tiga Pendekar dari
Pandean".. ha-ha-ha!"
Enam pengawal itu kaget mendengar ini. nama Tiga
Pendekar dari Pandean bukanlah nama yang tidak
terkenal. Mereka bertiga sebetulnya adalah jago silat tiga
bersaudara yang menjadi dedengkot di desa Pandean.
Sayang sekali mereka terlalu mengandalkan kepandaiannya dan sering berbuat kurang terpuji.
"Maafkan kami kalau kami berlaku kurang hormat.
Kami tidak mengetahui kalau tuan bertiga adalah Tiga
Pendekar dari Pandean." Kepala pengawal memberi
hormat memohon maaf.
"Hee, pengawal! Siapa yang di dalam kereta"
Rombongan ini mau ke mana?" Genjik bertanya agak
halus. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pemilik kereta ini adalah Gusti Raden Harjorumekso.
Mau ke tempat saudaranya untuk melayat." si pemimpin
memberi tahu bahwa rombongannya ini mau pergi
melayat, agar tidak diganggu.
"Hemmmm, kalau begitu cukup memberi kami uang
sekadarnya untuk membuka jalan agar kalian dapat
melanjutkan perjalanan kembali!"
"Kami mohon pengertian tuan pendekar bertiga,
karena hendak melayat maka tidak membawa bekal uang
yang banyak. Setelah selesai melayat barulah kami
serombongan menghaturkan terima kasih."
"Cerewet! Lekas suruh keluar tuanmu itu! Biar dia
sendiri bertemu dengan kami bertiga!"
Raden Harjorumekso telah mendengar semua pembicaraan mereka, ia lalu memberi perintah kepada
enam pengawalnya. "Serbu saja mereka! Kalian terdiri
dari enam orang dan mereka hanya bertiga. Masa kalian
takut!" "Edan".. malah nantang! Hayo kang, kita habisi saja
dia!" Ganden yang berwatak berangasan tidak dapat
menahan diri lagi. Enam orang pengawal itu mendengar
perintah tuannya menjadi kaget. Mereka sebetulnya
hendak mengajak jalan damai untuk tidak menimbulkan
permusuhan dengan Tiga Pendekar Pandean. Karena
Raden Harjorumekso telah berteriak demikian, maka
tiada jalan lain lagi mereka harus melawan. Untuk tidak
menimbulkan rasa permusuhan yang mendalam mereka
menyerbu dengan tangan kosong. Terjadilah pertempuran berat sebelah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Cepat jalankan kereta, Kro! Selagi mereka bertempur,
cepat!" Sukro tanpa diperintah dua kali sudah melecut
kudanya agar berlari kembali. Mat Gudel orang tertua
Tiga Pendekar dari Pandean yang selalu mengawasi
kereta segera tahu maksud si kusir. Sehingga belum
sampai kuda itu berlari dia telah meloncat ke atas kereta
dan kakinya melayang ke arah dada Sukro. Tanpa ampun
lagi Sukro terpental keluar dari kereta!
Raden Harjorumekso kaget melihat Sukro terlempar
dari kereta, isterinya juga tambah ketakutan lagi. "Ini"..
ini". bagaimana ini"." ia tidak dapat melanjutkan lagi
kata-katanya karena keburu menangis. Takut kalau
dibunuh oleh ketiga orang itu.
"Tenang ibune, tenang"..!" Suaminya mencoba untuk
membesarkan hati isterinya, akan tetapi sebetulnya dia
sendiri juga merasa bingung. Apalagi ketika melihat
enam pengawalnya sudah malang melintang di atas
tanah sambil merintih kesakitan! Tanpa disadarinya
mukanya menjadi pucat. Ganden dan Genjik melangkah
maju menghampiri kereta,tangan terulur untuk membuka
pintu kereta".. "Tukk" Tukk!!"
"Aduuuhhhhh! Athoooo"..!" Ganden dan Genjik
menarik tangannya lalu dikibas-kibaskan
untuk mengurangi rasa sakit. Mat Gudel yang duduk di atas
kereta juga kaget melihat keadaan kedua temannya.
Mengapa mereka menjerit lalu mengibas-ngibas kedua
tangannya" Mat Gudel lalu celingukan mencari-cari di
sekitar kejadian itu, tiba-tiba ia melihat seorang pemuda
tampan berpakaian serba putih mendatangi dari depan
sambil memutar-mutar sebuah tongkat pendek.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Di siang bolong mengganggu orang! Ck-ck-ck
sungguh tidak baik dan tidak terpuji. Katanya tiga
pendekar, nyatanya hanya tiga perampok kecil, he-hehe?"!"
Tiga Pendekar Pandean menjadi marah men dengar
ini. Mereka adalah jagoan pilih tanding di seluruh
Pandean, mengapa bocah kemarin sore itu berani
mengatakan mereka perampok kecil. Ganden yang
berangasan membentak. "Setaaannnn! Bocah bau kencur
berani berkata tidak karuan, he".. bocah. Apa orang
tuamu tidak pernah mengajarimu sopan santun!"
"Uuwaaahhhh lagaknya".., seakan orang berbudi
saja. Heee". Kang Ganden, siapa yang tidak tahu
kesopanan" Kau atau aku, he-he-he?""
"Bangsat! Malah masih berani menjawab! Mampus
kau"..!!" Ganden meloncat maju sambil mengirimkan
kepalan ke dada anak muda itu. A ngin dingin menyambar
dada dengan kuatnya. Agaknya Ganden kalap dirinya
diejek seorang bocah. Maka dengan sekali pukul dia ingin
anak itu mencelat dan pingsan!
"Ihhh, baunya pesingggg!!" Sambil meliukkan tubuh
atasnya sedikit pemuda itu dapat menghindari pukulan,
lalu tangan kanan yang memegang tongkat bergerak.
"Bleekkkk!" Ganden jatuh dengan pantatnya lebih dulu
menimpa tanah. Sialnya pantatnya menimpa batu yang
runcing sehingga membuat pantat itu sakitnya bukan
main! Ternyata dengan sekali gerak tadi lengkung
Iblis Ular Hijau Karya Aryani W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tongkatnya telah menarik kaki depan Ganden ke atas,
membuat Ganden jatuh dengan pantat lebih dulu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hssss".. addd?" adduuhh".." Sambil kedua
tangannya menggosok-gosok pantatnya dengan keras
mengusir nyeri! Tanpa malu Ganden merintih kesakitan.
"Wuttt! Wuutt!!" Dua kepalan sebesar kelapa
mengarah kepala. Suryo mundur selangkah tangannya
bergerak. "Tukk! Tukk!" Dan sebutir telur tumbuh di dahi
keduanya. Sakitnya bukan main! Keduanya lalu
menekan-nekan telur itu sebentar, memandang ke arah
si bocah dengan mata berapi.Mat Gudel memberi isyarat
kedua temannya, lalu mencabut klewang membabat
kepala anak muda itu. Ganden dan Genjik tidak mau
ketinggalan, mereka juga membabatkan golok-nya. Golok
Genjik menabas perut sedangkan Ganden membelah
kepala! "Tranggg".!!" Ketiga golok saling beradu sendiri,
membuat tangan yang memegang golok gemetaran
saking kuatnya pertemuan senjata mereka. Entah
dengan cara bagaimana anak muda itu bergerak,
kelihatannya bocah itu tidak bergerak dari tempatnya
kenapa golok mereka dapat beradu! Mereka bertiga
memandang dengan mata terbelalak ke arah si bocah!
"Paman bertiga harap sadar bahwa perbuat an paman
ini tidak benar. Menodai ketenaran nama sendiri,
menyeret nama paman ke tempat yang rendah." Suryo
berkata dengan halus, tidak menyerang mereka lagi lalu
melanjutkan. "Sebagai pendekar seharusnya paman
melindungi yang lemah dan tertindas dari perbuat an
sewenang-wenang dari orang-orang yang memaksakan
kehendaknya. Tapi kenapa paman malah menindas
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang lemah sendiri. Apa dunia sudah terbalik" Pendekar
malah jadi perampok!"
"Bocah! Kau anak kemarin sore tahu apa?" Mat Gudel
membentak. "Sebelum kau lahir aku telah malang melintang di
dunia pendekaran. Bocah kemarin sore mau menggurui
orang tua! Gilaaa!" Genjik menyela. Ganden yang
biarpun berangasan dapat melihat kebenaran kata-kata si
bocah maka dia diam saja.Raden Harjorumekso juga
telah turun dari kereta didampingi enam orang pengawai
serta Sukro sais kereta, mereka mendengarkan semua
pembicaraan itu. Melihat ke arah si pemuda baju putih
yang tersenyum manis berdiri dengan santainya, tongkat
digantungkan di pundaknya!
"Agaknya paman lupa bahwa yang tua belum tentu
benar dan yang muda belum tentu salah. Seperti kata
pepatah "kebo nyusu gudel" itulah yang saya
maksudkan, paman." kata Suryo sambil memandang
Ketiga Pendekar Pandean silih berganti. Begitu pandang
mata bertemu dengan pandang mata Suryo, ketiganya
tidak kuat untuk memandang lebih lama, menunduk
dengan wajah berubah kemerahan karena malu.
Mereka yang telah tua dan berpengalaman diberi
pengarahan oleh anak kemarin sore.
"Kalahkan dulu kami bertiga, baru nanti kita bicara
lagi!" Mat Gudel berkata pelan. Menuntut agar si pemuda
dapat mengalahkan mereka bertiga baru mereka mau
menurut kata-kata si pemuda. Suryo tersenyum lebar
mendengar permintaan ini, ia maklum bahwa mereka
bertiga akan selalu merasa penasaran kalau dia tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dapat mengalahkan mereka tetapi berani memberi
petuah! "Silakan paman bertiga menggunakan senjata paman
untuk menyerang, saya tidak akan bergerak atau
membalas serangan paman satu kalipun!"
Ketiganya saling pandang tidak percaya, mereka
disuruh menyerang dengan menggunakan senjata dan
anak muda itu tidak membalas menyerangnya" Apa
boleh buat! Mereka ingin membuktikan kata-kata anak
muda ini! "Awaas serangan!" Bagaikan kilat saja ketiga golok itu
menerjang tubuh Suryo yang berdiri diam tak bergerak.
Berulang kali ketiganya menyerang dengan menggunakan seluruh tenaga dalam mereka. Kenyataannya tidak ada sebuahpun golok mereka yang
dapat menembus atau mengenai tubuh anak muda itu!
Saking bernafsunya mereka bertiga sampai terengahengah karena terlalu banyak mengerahkan banyak
tenaga. "Cukup, Paman!" Suryo berkata pelan. Akibatnya
sungguh mengherankan mereka yang menonton, yakni
Raden Harjorumekso serta Tiga Pendekar Pandean itu
sendiri. Mereka bertiga terlempar ke belakang seperti
dilanda topan ketika anak muda itu berbicara. Ketiganya
berusaha bangun, anehnya tidak dapat! Sepertinya
semua tenaganya telah lenyap meninggalkan tubuhnya.
"Amm".. ammpuuuunnnn raden. Kami bertiga mohon
ampun, sudilah raden menyembuhkan kami ini.
Ampuuunn". toooobaaatttt!!" Hampir berbareng mereka
bertiga bersambat, mereka takut bukan main mengalami
hal seperti ini. Raden Harjorumekso sendiri bersama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rombongannya juga berlutut memintakan ampun bagi
ketiga orang yang tadi ingin meram-poknya itu. Suryo
yang melihat ini tersenyum manis sekali, melangkah
maju menghampiri mereka lalu tangannya menyentuh
mereka satu persatu. Begitu tersentuh oleh tangan Suryo
ketiganya dapat bangun kembali, telah sehat kembali
seperti biasanya. Hanya merasa sedikit lemas karena tadi
mereka telah mengeluarkan tenaga terlalu banyak.
"Harap semua paman berdiri, tidak enak rasanya!"
"Ampunkan kami, raden. Apabila telah membuat
kesalahan kepada raden. Dan bolehkah saya mengetahui
siapa raden?"
"Paman, saya bukan raden. Saya hanyalah seorang
biasa saja yang sedang meluaskan pe-ngalaman, nama
saya Suryo, paman." Setelah berkata demikian Suryo lalu
lenyap dari hadap an mereka, membuat mereka kaget
berbareng kagum!
"Suryo?" Suryo".. benar, pasti dia". dia adalah
Suryo Lelono pendekar muda yang baru saja muncul!"
Ganden berteriak keras. Membuat orang yang mendengar menjadi kaget sekali mengetahui bahwa
pemuda tadi adalah Suryo Lelono!
Tiga Pendekar dari Pandean merasa menyesal sekali
akan perbuatan mereka tadi, dalam hati mereka berjanji
akan merubah semua perilaku mereka yang tidak baik.
"Kami bertiga mohon maaf telah membuat anda
sekalian mengalami kaget serta terhalang perjalanan
untuk melayat. Kami sedia menerima hukuman karena
telah membuat kalian menderita karena ulah kami
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertiga." Mat Gudel meminta maaf atas segala
perbuatannya tadi.
"Kami juga minta maaf kepada saudara bertiga karena
telah mengira bahwa kisanak adalah para perampok."
Raden Harjorumekso juga meminta maaf. Mereka semua
lalu saling maaf memaafkan dan saling berkenalan akrab.
Raden Harjorumekso lalu mengajak ketiga pendekar ini
untuk ikut dengan rombongannya. Ketiganya juga
menyetujui maka berangkatlah rombongan ini menuju ke
rumah duka di desa Kandangan!
Tiga Pendekar Pandean lalu menceritakan siapa itu
Suryo Lelono kepada mereka. Raden Harjorumekso
merasa nelangsa karena pendekar itu telah pergi tak
tentu rimbanya. Kalau dia tahu, pasti akan mohon
bantuannya untuk memecahkan teka teki kematian
keponakannya, Astuti di desa Kandangan!
(OodwkzoO) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 4 "ULAR HIJAU! Benarkah yang mengganas di rumah
Raden Purwolumakso mengenakan kalung ular berwarna
hijau?" tanya seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus pada
teman seperjalanannya.
"Benar kang. Menurut para pembantu rumah di sana
yang mengganas adalah ular hijau!" jawab Marto.
"Kalau demikian pastilah dia adalah Iblis Ular Hijau!
Seorang iblis yang baru saja muncul serta mengganas di
sekitar lereng Gunung Merapi, selalu mencari korban
dara yang ma-sih perawan." katanya kembali.
Dikun ini adalah seorang pedagang yang selalu
bepergian dari kampung ke kampung untuk menjajakan
dagangannya. Pedagang keliling istilah sekarang! Marto
berhenti dan memandang Dikun dengan kaget sekali
mendengar keterangan itu. Diapun ingin mengetahui
lebih banyak perihal Iblis Ular Hijau yang mengganas
serta mencari korban perawan untuk disedot sarinya
sehingga menjadi tengkorak yang terbungkus kulit.
"Kang Dikun mari mampir di kedai itu, kita minum kopi
panas sambil istirahat melepaskan lelah," ajaknya. "Hehe-he".. kau pasti ingin mendengar cerita itu. Betul kan,
tebakanku ini?"
Marto tersipu, maksudnya telah ditebak oleh Dikun
dengan tepat sekali. Maka iapun menjawab. "Kang Dikun
kayak dukun saja, tahu akan maksudku mengajak minum
kopi. Mari, kang. Jangan jual mahal ah, aku ingin sekali
mendengarnya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dikun mengangguk, lalu mengikuti Marto untuk
memasuki kedai untuk menikmati secangkir dua cangkir
kopi panas, sambil makan makanan kecil. Mencari tempat
di sudut yang kosong, duduk berdua saja berbincang
dengan asiknya!
Setelah menyeruput kopi yang masih hangat
mengembalikan ke mejanya. Dikun mulai bercerita.
Marto mendengarkan dengan penuh perhatian semua
cerita Dikun tentang Iblis Ular Hijau! Marilah kita ikut
mendengarkan cerita Dikun tentang Iblis Ular Hijau!
Suatu malam yang dingin sekali meliputi Padepokan
Teratai di lereng Gunung Merapi sebelah timur. Ketua
padepokan Nyi Resmi Suci sedang bersamadhi di sanggar
pamujan yang terletak di tengah candi beserta lima
orang muridnya. Kelima muridnya ini rata-rata baru
berusia lima belasan tahun, wajah-wajah mereka ratarata cantik dengan kulit tubuh yang putih mulus. Diam
tak bergerak seakan telah berubah menjadi patung batu
yang cantik menarik, sedap dipandang mata. Sampai
tengah malam hampir berlalu mereka masih tetap dalam
posisi seperti semula, tidak terganggu oleh hawa yang
semakin dingin!
"Hi-hi-hi".. kak-kak-kak".. ha-ha-ha".!" Tiba-tiba
terdengar suara tawa mengumandang di udara,
memecah keheningan di padepokan di sanggar pamujan
itu. Nampak di ujung menara candi berdiri seorang tinggi
besar dengan dada telanjang, seekor ular hijau sebesar
lengan melingkar di lehernya. Kelihatan jelas di bawah
sinar bulan pernama yang menerangi malam itu.
Nyi Resmi Suci dan kelima muridnya tersadar dari
samadhinya oleh suara tawa yang mengandung tenaga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dalam yang hebat, seakan menggedor jantung di dalam
dada. Begitu melihat tubuh tinggi besar di atas candi
yang berwarna kehijauan itu kelima murid perempuan
lalu mencabut pedangnya untuk bersiap diri menjaga
segala kemungkinan dengan datangnya tamu yang tidak
diundang ini! "Ha-ha-ha?" Nyi Resmi, aku datang berkunjung
untuk meminjam kelima muridmu.Huah-ha-ha-ha?""
Tanpa basa-basi lagi orang berkulit kehijauan itu berkata
tanpa tedeng aling-aling lagi. Sepasang matanya
mengawasi kelima dara yang cantik-cantik itu dengan liar
penuh nafsu jalang!
"Orang tak tahu sopan santun. Datang tanpa
diundang, berkata seenak perut sendiri. Siapakah
engkau, hei orang liar?"
"Hi-hi-hik?" jangan sewot nenek tua, aku tidak
membutuhkan kau! Yang kuinginkan lima muridmu itu!"
"Sebutkan namamu dulu, sebelum kau mampus tak
bernama!" "Ha-ha-ha-hi-hi".. tanya-tanya nama segala, apa kau
ingin memungutku menjadi mantumu! Baik, aku adalah
Iblis Ular Hijau, seorang jago yang akan merajai di dunia
kependekaran di seluruh bumi! Ha-ha-ha-hahaha?"!!"
Begitu selesai ucapannya tubuhnya telah meloncat ke
dalam sanggar pamujan.
Keenam wanita itu mundur selangkah melihat ujud
Iblis Ular Hijau. Nyi Resmi Suci memberi isarat, kelima
muridnya maju mengurung membentuk pormasi segilima
mengurung si Iblis tepat di tengah. Nyi Resmi pun
mengeluarkan pedang tipis dari balik jubahnya, diangkat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Iblis Ular Hijau Karya Aryani W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
di depan dada dengan ujung lurus menunjuk dada si Iblis
Ular Hijau. "Mari, mari, mendekatlah ke mari bocah ayu!
Kakangmas ingin segera membelaimu!"
"Wirr-wirrr-wirrr?". siutt-siuttttt!!" Lima Pedang di
tangan kelima murid Padepokan Teratai bergerak
menyerang dengan hebatnya, mendengar kata-kata yang
tidak sopan itu. Gerakan pedangnya cepat serta
bertenaga, saling melindungi dan saling bantu dalam
menyerang lawan. Sedangkan Nyi Resmi Suci melengking
nyaring sambil meloncat tinggi di udara pedangnya
bergerak membelah kepala!
"Huuahhh".. ganasnya! Ha-ha-ha-ha?".!"
Sambil berputar tangannya bergerak menangkis lima
pedang, sedangkan ular di lehernya menangkis ujung
pedang yang menyerang dari atas! Para penyerang kaget
mendapat serangan balasan dari Iblis Ular Hijau yang
sungguh hebat. Kedua tangan lawan agaknya kebal
karena berani menangkis pedang yang disaluri tenaga
dalam tinggi. Anehnya ular hijau itupun dapat menahan
pedang yang digerakkan oleh Nyi Resmi Suci yang
mempunyai kepandaian tinggi!
Dalam waktu yang tidak terlalu lama Iblis Ular Hijau
dapat menotok tubuh kelima murid Padepokan Teratai
sedangkan pedang Nyi Resmi Suci terpental oleh sabetan
ularnya yang melilit leher. Aneh memang! Ular hijau itu
mampu menahan bacokan pedang dan malah dapat
membuat pedang yang dipegang dengan tangan penuh
tenaga dalam itu terpental. Ular itu pastilah bukan ular
biasa, akan tetapi ular siluman!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hati Nyi Resmi Suci menjadi mencelos melihat
kenyataan ini, betapa tidak" Pedangnya bukanlah pedang
biasa serta dialiri oleh tenaga dalamnya yang juga sudah
mencapai tingkat tinggi, kenapa sekarang bagaikan tidak
berdaya menghadapi durjana ini" Berbagai pertanyaan
memenuhi benaknya, tapi tiba-tiba melesat sinar hijau ke
arah dadanya dan?". tanpa dapat dicegah iagi ular
hijau telah mematuk dadanya.
Begitu terkena patukan Nyi Resmi Suci roboh dengan
tubuh berubah menjadi hijau. Ular itu lalu merobek kulit
dada lalu menyelusup masuk mengambil jantung
korbannya. Sedangkan tuannya berdiri bersedakap
sambil mulutnya komat-kamit membaca mantera.
Tiba-tiba tubuh yang telah tertotok lemas itu dapat
bergerak lalu menari-nari di depan si Iblis sambil
melepaskan pakaiannya satu persatu. Sepasang mata
yang berwarna hijau itu semakin bercahaya membuat
kelima orang wanita itupun menari semakin menggila,
menari tidak menurut aturan lagi, hanya menggoyanggoyang seperti orang kepanasan yang haus kenikmatan
dunia! Tiba-tiba mereka berlima berguling di tengah
sanggar lalu telentang bergoyang ke kanan kiri dengan
hebatnya. Melihat ini si Iblis Ular Hijau maju menubruk
menyerang mereka satu persatu, menyerap sari
kehidupan dara-dara suci ini. Empat orang gadis telah
layu dibuatnya, tetapi ketika akan menyerang dara
kelima tiba-tiba terdengar suara ayam berkokok,
menandakan sebentar lagi pagi akan datang menjelang!
Iblis Ular Hijau kaget sekali, tangannya melayang ke
arah si gadis tanpa menengok lagi lalu berkelebat pergi
dari tempat itu dengan cepat untuk mencari TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
persembunyian buat dirinya. Dalam sekejab tubuhnya
telah hilang ditelan kabut pagi!
Dara itu telah pingsan dengan tubuh berubah menjadi
hijau, ternyata dia telah terkena pukulan yang
mengandung racun hijau! Tidak lama setelah si Iblis
pergi, seorang cantrik setengah tua bangun dari tidurnya
mau membersihkan sanggar pamujan seperti biasa yang
dia lakukan setiap harinya. Pekerjaan rutin setiap pagi
hari! "Jagad Dewa Bathara?" Duh Gusti, apa yang telah
terjadi di sini" Kenapa mereka terbunuh dengan demikian
kejamnya?" Ketika dia mendekati gadis yang termuda,
ternyata gadis itu masih hidup. Begitu melihat
kedatangannya, gadis itupun lalu menceritakan apa yang
telah terjadi yang menimpa dia dan teman-temannya,
serta gurunya! "Dari cantrik itulah berita tentang Iblis Ular Hijau
tersebar. Sekarang agaknya iblis itu mulai mengganas
sampai di sini." Kata Dikun kepada Marto, menutup
ceritanya tentang mengganasnya si Iblis Ular Hijau!
Dikun selesai bercerita lalu minum kopinya!
Dua ekor kuda dilarikan kencang di jalan depan kedai
itu menuju ke timur. Kuda yang di depan berwarna hitam
dengan totol-totol kelabu, seorang muda bertubuh tegap
duduk di atas pelana dengan tegak dan anggunnya.
Wajahnya menunjukkan betapa dia sedang diianda
kesusahan. Di belakangnya berlari pula dengan cepatnya
kuda coklat kemerahan dengan seorang penunggang
yang tidak kalah tampan dibandingkan pemuda yang di
depan. Wajahnya berseri penuh senyum, melihat ke
depan dengan tajam, lirikannya dapat meruntuhkan para
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gadis. Sayang sekali sinar matanya itu seperti
mengandung misteri!
Kedua orang muda itu menujukan kudanya ke arah
rumah Raden Purwolumakso yang sedang tertimpa
musibah kematian anak tunggalnya Astuti. Begitu sampai
di depan regol, orang muda yang di depan meloncat
turun bagaikan melayang saja. Tahu-tahu tubuhnya telah
berada di ruang tengah. Berlari masuk ke dalam kamar
yang masih penuh dengan orang yang sedang berusaha
untuk merawat Raden Purwolumakso dan isterinya.
Orang-orang yang melihat kedatangannya menghela
napas panjang, merasa kasihan sekali akan nasib si
pemuda. Begitu masuk kamar, pemuda ini mendelong
melihat keadaan Raden Purwolumakso serta isterinya.
Mereka berdua saling berpelukan duduk di sudut kamar
dengan muka seperti kertas pucatnya.
"Rama".. rama sadarlah".. hamba Sarpojati"..
menantu rama!" Ternyata anak muda yang datang
dengan terburu-buru itu adalah menantu Raden
Purwolumakso sendiri. "Ular hijau?". hiiiii".. ular
hijau".. hiiiii ?".
"Sadar rama?" hamba Sarpojati. Menantu rama!"
Sarpojati berkata sambil mengguncang pundak mertuanya untuk menyadarkan, akan tetapi yang keluar
dari mulut ramanya hanya "ular hijau". ular hijau" saja!
"Sabarlah, ngger Sarpojati. Tenangkan dulu dirimu,
jangan tergesa-gesa untuk menyadarkan Kangmas
Purwo. Ini aku pamanmu ada di sini!" Raden
Harjorumekso menenangkan Sarpojati yang baru datang
dengan penuh emosi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aduhhh".. paman! Kenapa ini mesti terjadi, mengapa
menimpa diriku?" kenapa, Paman" Apa salah dan
dosaku, Paman?"
"Nyebuttt".. ngger, nyebuttt!"
Sarpojati menyebut kebesaran Asma Allah lalu menarik
napas panjang tiga kali, wajahnya pelan-pelan menjadi
tenang serta dapat berpikir dengan tenang. Sarpojati lalu
melihat seke-lilingnya, dia melihat Raden Harjorumekso
suami isteri telah berada di kamar itu memandangnya
dengan penuh rasa kasihan!
"Maafkan saya, Paman. Saya telah khilaf, terlalu
menuruti dorongan hati yang penuh dengan kedukaan
karena mendengar tentang tewasnya diajeng Astuti."
"Paman maklum, ngger. Paman sendiri juga begitu
ketika kemarin datang ke sini."
"Sebetulnya apakah yang telah terjadi di sini, Paman"
Mengapa kanjeng rama berulang-ulang menyebut "ular
hijau, ular hijau" sambil terbelalak seperti itu?"
"Mari kita keluar dari kamar ini, lebih baik kita bicara
dengan tenang di depan. Kulihat tadi kakakmu
Sarpowulung juga datang. Marilah kita bicarakan ini
dengan kakakmu pula, aku ingin minta pertimbanganmu
serta kakakmu mengenai hal ini !" Raden Harjorumekso
mengajak Sarpojati keluar dari kamar itu. Sarpojati
mengikuti pamannya menuju ke ruang depan di mana
kakaknya telah duduk menanti dengan tenang. Melihat
keduanya berjalan keluar Sarpowulung bangkit berdiri.
Raden Harjorumekso lalu duduk menghadapi kedua
kakak beradik Sarpo. Dengan tenang dia lalu
menceritakan apa yang telah menimpa keluarga kakak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kandungnya. Semua ini diketahuinya dari cerita para
pembantu rumah tangga Raden Purwolumakso yang
telah me-nemui dirinya untuk minta pertimbangan!
"Iblis laknat kurang ajar! Berani mengganggu kumis
harimau!" kata Sarpowulung berdiri sambil meremasremas sandaran kursinya. "Kreesss, kreeesss!!" Kayu
sandaran kursi tempat duduk Sarpowulung hancur
menjadi tepung halus. Tidak kuat menerima luapan
amarah Sarpowulung!
Raden Harjorumekso kaget melihat hal ini, sungguh
hebat tenaga dalam yang diperlihatkan oleh anak muda
yang duduk di depannya itu. Diapun lalu meminta
keduanya untuk tinggal di rumah itu, juga berusaha
untuk memulihkan ingatan kakaknya yang terganggu
akibat musibah itu. "Baik, Paman. Saya dan kangmas
Sarpowulung akan berusaha menyembuhkan kanjeng
rama, serta akan kucari Iblis Ular Hijau itu untuk
membalaskan sakit hati diajeng Astuti." Sarpojati berkata
sambil memandang kakaknya meminta persetujuan.
"Baik dimas. Aku akan membantumu untuk mencari
pembunuh tunanganmu sampai berhasil!" Sarpowulung
memberikan janjinya. Raden Harjorumekso mengangguk
senang melihat semangat kedua teruna itu. Mereka
bertiga melanjutkan pembicaraan itu sampai lama,
ketiganya terlibat dalam pembicaraan yang serius
tentang cara menuntut baias kepada durjana yang telah
menghancurkan kehidupan Raden Harjorumekso!
Pelayanpun datang membawa nampan berisi makanan
dan minuman, menaruhnya di meja, lalu kembali mundur
ke dalam meneruskan kembali pekerjaannya sehari-hari.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Isteri Raden Harjorumekso memasuki ruang depan
dengan kedua mata merah karena ter-lalu banyak tangis,
duduk di dekat suaminya. Ikut pula bicara dengan
mereka sampai larut malam!
(OodwkzoO) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 5 BULAN bersinar dengan terangnya yang lkjlembut
berwarna kuning keemasan, cahayanya yang redup itu
membuat suasana malam itu menjadi makin romantis
untuk pasangan muda-mudi yang sedang dalam masa
pacaran. Di dalam taman bunga di belakang rumah Ki
Demang Mardawa di desa Kandangan nampak sepasang
teruna sedang memadu kasih. Malam telah semakin
larut, akan tetapi kedua nya masih terlena oleh
keindahan yang dicipta kan oleh cahaya sang rembulan
yang sudah bulat penuh itu!
"Kangmas Jaka, aku sungguh merasa bahagia sekali
malam hari ini. Entah mengapa aku tidak ingin berpisah
lagi dari sisimu, kangmas." Sambil berkata demikian
Marsini merapatkan tubuhnya.
"Akupun juga merasakan hal yang sama seperti yang
kaurasakan itu, diajeng Marsini." Jaka menjawab sambil
melingkarkan tangannya di pinggang yang nawon kemit
(ramping) Marsini. Mereka berdua lalu bisik-bisik mesra,
tidak merasakan udara yang bertambah dingin di malam
itu. Dunia ini bagaikan milik mereka berdua saja, tidak
ada lagi kesusahan yang dapat mengganggu atau
memisahkan mereka berdua pada saat itu!
"Srett-seet-srett-seeett!!"
Suara sandal di-seret memasuki jalan menuju ke taman, tidak berapa lama
kemudian Ki Demang Mardawa telah berada di belakang
kedua muda-mudi yang sedang terlena dalam buaian
sang Dewa Asmara. Keduanya sama sekali tidak
mengetahui kedatangan orang tuanya sehingga keadaan
ini membuat Ki Demang menggeleng kepala. Sungguh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hebat pengaruh Dewi Bulan terhadap sepasang remaja
yang dimabok cinta ini!
"Eehhhemmmm!" Ki Demang berdehem.
Kedua teruna itu kaget sekali mendengar suara orang
berdehem di belakang mereka! Menengok dan keduanya
wajahnya berubah menjadi ke-merahan ketika mengetahui bahwa yang berdiri di belakang mereka
adalah Ki Demang Mardawa sendiri!
Iblis Ular Hijau Karya Aryani W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ayah".. sudah lama ayah berada di sini?" Marsini,
bertanya. "Bapa Demang!" Jaka juga berdiri membungkuk
hormat. "Hemmm".., anak muda kalau sudah berdua di
malam terang bulan lupa segalanya! Yang ada hanya
kekasih hatinya. Ha-ha-ha?""
"Ahhh, ayah bisa saja!" Jaka hanya tersenyum malu,
tidak kuasa untuk membuka mulut karena merasa likat!
"Ha-ha-ha-ha?". aku tidak marah, Mar. Aku tahu
semua ini?" aku juga pernah muda lho Mar!" Ki
Demang tertawa lagi melihat keduanya berhal seperti itu.
Akan tetapi sebagai orang tua Ki Demang melihat
bahayanya kalau sedang duduk berdua di bawah terang
bulan purnama, mungkin tidak disadari oleh sepasang
teruna ini. Suasana yang romantis dapat membuat orang
lupa diri dan melakukan hal yang terlarang. "Jaka, malam
telah mulai larut. Sebaiknya kau pulang dulu, besok kau
dapat bertemu dengan anakku kembali. Aku tidak
melarang kalian bergaul dengan akrabnya, akan tetapi
harus diingat bahwa setan selalu rnenggoda manusia
tatkala mereka sedang dibuai oleh nikmatnya dunia!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ahhh, ayah. Kami berdua dapat menjaga diri. Tidak
akan melakukan hal yang telah ayah dan ibu ajarkan.
Kami saling menjaga diri, ayah!" Marsini membantah
ayahnya. Jaka pun mengangguk pelan. "Betul rama. Kami
berdua tahu mana benar mana salah!" Jaka juga
menimpali kekasihnya, memperkuat keterangan tunangannya. "Ayah tahu".. ayah tahu! Aku percaya kepada kamu
berdua. Kalau tidak percaya masa aku memperbolehkan
kalian berdua saja di taman di malam yang sunyi ini!"
"Terima kasih, ayah." Hampir berbareng Jaka dan
Marsini berkata.
"Nah, sekarang marilah masuk ke dalam! Jaka, kalau
kau ingin menikmati malam bulan purnama ini, ayo kita
bermain catur di ruang depan."
Mereka bertiga lalu bertindak pergi ke depan!
"Ha-ha-ha-ha?"! Kata-kata kosong kakek ompong
seperti gentong kosong melompong, ha-ha-ha"..!"
Ketiga orang itu menjadi kaget sekali ketika
mendengar kata-kata ini. Mereka celingukan mencari
siapa yang telah mengeluarkan tawa serta berkata tidak
karuan di taman itu!
"Di sana ayah. Itu di atas menara di ujung taman!"
Marsini berteriak memberi tahu ayahnya.
Benar! Di ujung menara rumah kecil itu berdiri
seorang laki-laki bertubuh tinggi besar, berkulit
kehijauan, nampak jelas karena orang itu tidak memakai
baju. Wajahnya juga menyeramkan dengan sepasang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mata yang berwarna hijau dan mulut bercaling itu.
Apalagi seekor ular yang bergerak-gerak di leher itu
menggantungkan kepala di dada!
"Iblis Ular Hijau!!" Hampir berbareng ketiganya
berseru. Ki Demang Mardawa, Jaka, mencabut senjata
kerisnya, siap menghadapi bahaya yang mengancam
Marsini dengan kedatangan iblis di rumah mereka ini!
"Heii, Demang tua bangka, hayo bawa ke sini anak
gadismu itu!" perintah Iblis Ular Hijau. "Aku akan segera
pergi serta tidak akan membunuh seluruh penghuni
rumah ini, kalau kau menyerahkan anakmu!"
"Bangsat! Langkahi dulu mayat kami berdua, baru kau
akan dapat membawa pergi anakku!" Bentak Ki Demang
marah. Tangan kirinya bergerak mendorong ke depan.
Nampak bola api melayang ke arah iblis itu berdiri.
"Mainan anak kecil kautunjukkan padaku. Ha-haha?"" Iblis Ular Hijau menggerakkan tangan kirinya
mengibas ke depan. Dari tangan nya keluar bola
kehijauan menerjang ke arah bola api!
"Duaaarrrrr!" Ledakan dahsyat terdengar ketika kedua
bola api itu beradu di tengah udara!
Ki Demang kaget melihat lawannya dapat menyambut
pukulan tangan apinya dengan mudah. Tangan kirinya
lalu bergerak ke depan berulang-ulang mengibas dengan
bola-bola api yang bagaikan meteor terbang menerjang
lawan. Iblis Ular Hijau juga menggerakkan tangan menyambut! Dan ledakan pun terdengar bagaikan orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyulut mercon renteng di kala pesta kembang api!
Memang indah dilihat bola api kemerahan meluncur ke
depan disambut bola kehijauan yang juga meluncur
datang. Seakan di taman itu sedang mengadakan pesta
ulang tahun dengan menyalakan kembang api berwarna
merah dan hijau !
Ledakan saling susul itu membangunkan seluruh
penghuni rumah Ki Demang Mardawa. Mendatangkan
para penjaga yang sedang bertugas. Dengan membawa
senjata mereka mendatangi taman di belakang rumah
itu. "Siut-siut-siut!!!" Bagaikan hujan anak panah dari
tangan penjaga meluncur menuju ke sasaran. Akan
tetapi Iblis Ular Hijau hanya berdiri diam, menerima
serangan anak panah penjaga dengan dada terbuka. Ular
hijau dilehernya bergerak berputaran dan".. anak panah
yang mengarah wajah tertangkis patah! Sedangkan anak
panah yang mendarat di dada terpental kembali malah
ada yang patah begitu menimpa dada!
"Tung tung tung tung tung tung!"
Salah seorang penjaga memukul kentungan untuk
memberi tanda adanya bahaya yang mengancam rumah
Ki Demang Mardawa. Bunyi kentungan pun sambung
menyambung memenuhi udara di malam yang dingin di
desa Kandangan! Mendengar ini Iblis Ular Hijau menjadi
kaget, dia tidak gentar menghadapi semua orang yang
berada di Kandangan ini, tapi kalau pertempuran terjadi
sampai pagi, dan dia tidak dapat membasmi semua dia
dapat celaka! Belum juga beranjak pergi nampak meluncur bungabunga kecil berwarna merah menghujani tubuhnya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bagaikan jala yang menjaring ikan. Semua jalan keluar
telah tertutup oleh luncuran bunga berwarna merah!
Melihat cepatnya luncuran bunga itu, iapun maklum
bahwa bunga itu mengandung tenaga dalam yang tidak
kecil. Maka untuk mempercepat waktu tangan kanannya
bergerak ke leher, menarik ular hijau dan memutarnya
melindungi tubuhnya!
"Ting-tang-ting-tang-ting-tang!!" Berulang kali ular
hijaunya menangkis bunga yang datang. Hebat sungguh
kekuatan ular hijau itu, sanggup menangkis luncuran
senjata bunga yang dikirim dengan tenaga dalam yang
hebat itu! Bola api kembali datang dari arah Ki Demang
juga dari luar sekarang meluncur pula gulungan sinar
putih bagai dua kitiran menerpa tubuhnya! Iblis Ular
Hijau melengking nyaring sambil meloncat tinggi di
udara, lalu membalik berputar-putar di udara seperti roda
hijau menggelinding di tengah udara pergi meninggalkan
tempat itu! "Ting-ting?". darrrr-daarrrr!!"
Ternyata pukulan api dari Ki Demang yang luput
mengenai tubuh Iblis Ular Hijau bertemu dengan
sepasang sinar pedang dari dara yang berpakaian merah
muda yang berputar cepat dengan dilambari tenaga
dalam tingkat tinggi!
Begitu mereka melihat ke arah roda hijau yang
berputar pergi, mereka semua tercengang! Ternyata Iblis
Ular Hijau telah tidak nampak lagi. Roda hijau itu
bagaikan asap saja terbang terbawa angin ke arah utara,
hilang dalam rimbunnya pepohonan!
"Turunlah ke sini, bocah ayu! Aku ingin meminta maaf
karena bola apiku telah menyerangmu!" Ki Demang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mardawa meminta dara berpakaian merah muda itu
turun. Pemudi yang berusia lima belasan tahun itupun
lalu melayang turun ke arah Ki Demang dengan
ringannya, seakan awan yang terdorong pergi oleh angin
kencang! Begitu dapat melihat jelas, semua orang memandang
kepada dara ini dengan kagum, pakaian merah muda itu
membuat kulit tubuhnya yang kuning langsat seakan
bercahaya. Rambutnya yang hitam panjang dikepang
dua diberi tali pita sutera berwarna merah tua. Apabila
kepalanya bergerak maka kepang itu pun seakan hidup
dan berpindah tempat. Kadang kedua kepang di depan
pundak terkadang hanya satu saja yang di depan
sedangkan lainnya di belakang. Sangat serasi sekali
dengan wajah yang cantik dihiasi oleh sepasang mata
bersinar tajam seperti mata burung merak! Cantik
menarik serta nampak gagah dengan gagang sepasang
pedang di punggung!
"Nini, maafkan paman yang tadi tidak tahu akan
kedatanganmu dan menggantikan tempat si iblis,
membuat nini terancam oleh bola apiku."
"Tidak mengapa, Paman. Saya tahu paman tidak
sengaja menyerang saya." jawabnya halus. Tersenyum
manis sehingga nampaklah lesung pipit di pipi kirinya!
"Idiiiihh, cantik jelita, pandai silat dan masih remaja
lagi. Adikku yang cantik ayu, aku bernama Marsini, puteri
Ki Demang." Marsini mendekat lalu menggandeng tangan
dara itu dan menariknya.
"Ahh, mbakyu ini bisa saja! Kayak gini dikatakan cantik
jelita" Ngeledek nih yeee!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar nini, puteriku tidak berkata bohong. Kenyataannya memang demikian!" Ki Demang Mardawa
menimbrung. "Tidak bocah ayu, sebetulnya siapakah
engkau ini" Bagaimana sampai engkau dapat membantuku mengusir iblis itu dari tempat ini?"
Mereka berempat lalu duduk di ruang tengah.
Mendengar pertanyaan Ki Demang, dara jelita berbaju
merah muda itu tersenyum manis sekali lalu menjawab.
"Begini, Paman. Aku adalah puteri tunggal Raden
Harjorumekso, ayah bundaku memanggilku Mawarsari.
Dan kebetulan saja aku dapat mengetahui bahaya yang
mengancam di kademangan ini, sebetulnya tujuanku ke
mari adalah menyusul ayah ibuku yang pergi ke tempat
uwaku Raden Purwolumakso yang baru ketimpa
musibah." "Jadi?" kau ini anaknya Kakang Harjorumekso" We
lha da lah".. lha kok sudah pangling aku" Kau anak kecil
yang suka nangis kalau tidak dituruti permintaanmu itu!
Heh-heh-heh-heh"..!"
Ki Demang terbelalak dan berdecak berkali-kali.
"Benar, Paman."
"Toooobiiilllll".. diajeng Mawarsari kiranya ini" Betulbetul aku sudah tak mengenalmu lagi." Marsini mencubit
lengan Mawarsari, gemas! Dia merasa dipermainkan oleh
dara ini, sebetulnya hubungan mereka sangatlah erat di
waktu mereka masih kanak-kanak.
"Aduuuuhhhhh! Ini Iho kangmas Jaka, mbakyu Marsini
nakal?" Merekapun tertawa hampir berbareng melihat ulah
dara ini. Memang anak ini sedari kecil sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menunjukkan watak yang jenaka dan galaknya bukan
main. Merekapun lalu melanjutkan silaturahmi, Ki
Demang lalu memanggil seorang penjaga untuk memberi
tahu bahwa Mawarsari akan menginap di rumahnya.
Penjagapun berlalu, menuju rumah Raden Purwolumakso. Memenuhi Raden Harjorumekso menyampaikan pesan atasannya, Ki Demang Mardawa!
(OodwkzoO) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab 6 RUMAH MAKAN di sebelah utara pasar itu ramai
dikunjungi orang. Kebanyakan pendekar yang memenuhi
Iblis Ular Hijau Karya Aryani W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tempat itu adalah para pendekar yang memakai pakaian
serta menyandang senjata yang aneh-aneh. Nampak tiga
orang setengah tua dengan mengenakan baju berwarna
hijau tua duduk di sudut, mereka bicara berbisik-bisik. Di
dekat jendela yang menghadap ke jalan raya duduk pula
seorang pemuda yang berwajah tampan seorang diri. Di
antara pemuda tampan dan tiga orang setengah tua
berpakaian warna hijau itu, duduk dua orang yang
bertampang keren dengan badan tinggi besar. Mereka
mengenakan rompi terbuat dari kulit harimau tutul,
membuat keduanya nampak angker sekali.
Masih banyak pula pengunjung yang lain, mereka
duduk mengelilingi meja sambil bercakap-cakap dengan
bermacam-macam dialek. Perbincangan mereka itu
kebanyakan hanya berkisar tentang munculnya Iblis Ular
Hijau yang gagal mengganas di rumah Ki Demang
Mardawa beberapa malam yang lalu!
"Memang iblis itu sungguh piawai, anak panah yang
menghujaninya hanya didiamkan saja dan serangan bola
api Ki Demang yang jarang dapat ditahan lawan itu
hanya dikibas pelan, seakan semua serangan itu
hanyalah permainan kanak-kanak saja!" kata seorang
laki-laki yang berkumis seperti Raden Gatot kaca yang
duduk di dekat si pemuda tampan berbaju putih.
"Tapi yang lebih hebat lagi adalah dara berpakaian
merah muda yang begitu datang telah membuat si Iblis
itu lari," teman bicaranya menimpali. "Kalau saja dara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
remaja itu tidak datang! Entah apa jadinya dengan
keluarga Ki Demang?"
"Menurut yang kudengar anak itu dari Padepokan
Teratai di lereng Gunung Merapi."
"Benar kang. Dia malah masih keponakan dari Raden
Purwolumakso katanya."
Pemuda baju putih mendengarkan dengan penuh
perhatian, dia sudah banyak mendengar tentang
keganasan yang dilakukan oleh Iblis Ular Hijau di sekitar
lereng Gunung Merapi. Maka begitu dia mendengar
pembicaraan mengenai iblis itu, perhatiannya ditujukan
untuk mengetahui lebih banyak lagi data-data tentang
iblis itu! Tiba-tiba dari luar masuklah lima orang
bertampang keren. Begitu masuk mereka lalu duduk di
meja kosong dekat dengan jendela.
"Brakkkk".!!" Hampir berbareng golok itu dilemparkan
ke meja, membuat semua pengunjung rumah makan
menengok! Tapi lima orang itu tidak peduli dengan para
pengunjung yang datang terlebih dahulu. Seakan tempat
itu tidak ada orangnya sama sekali!
"Pelayan".. cepat bawa ke sini lima ekor ayam bakar!"
teriaknya keras sekali. Tanpa sopan santun sama sekali.
"Jangan lupa tuaknya sekalian!" sambung temannya.
"Ha-ha-ha?" hayo cepat tuanmu sedang kelaparan!"
Sambung pula yang lain.
Pelayan rumah makan itu agaknya telah mengenal
mereka berlima. Pesanan cepat sekali terhidang dan
seorang pelayan gemuk membawa pesanannya berjalan
dari dapur rumah makan, tergesa-gesa dia melewati
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meja-meja yang penuh dengan pengunjung itu. Begitu
pelayan menghampiri dekat, ketika melewati dua orang
berompi macan tutul, kakinya terpeleset. Nampan berisi
lima ekor ayam serta guci tuak melayang ke udara, isinya
tumpah menyiram kelima orang itu. Isi tuak menyiram
orang yang duduk di kanan kiri meja dan dua ekor ayam
mengenai muka dua orang yang duduk dekat jendela!
Lima orang itu menjadi marah sekali, salah seorang
yang duduk paling dekat dengan si pelayan gendut
kakinya melayang ke belakang cepat sekali.
"Bleekkkkk!" tanpa ampun lagi perut yang besar
membusung ke depan terkena tendangan dan tubuh
gempal itu melayang ke belakang!
"Toolooongggggg?"..!"
Sebuah tangan menyambar ke udara dan tubuh
pelayan gendut dapat terhenti, tidak sampai jatuh
menimpa meja. Tangan itu memegang tubuh yang
gendut seperti mengangkat benda
ringan saja, menurunkannya di lantai. Pelayan gendut gemetaran
saking takutnya ketika tubuhnya melayang! Setelah
mengucapkan terima kasih, pelayan itupun masuk ke
dalam ruang belakang sambil berlari. Ternyata celananya
telah basah kuyub!
Dua orang yang bertampang keren itu bang kit berdiri
menghampiri kelima orang yang bersikap ugal-ugalan itu.
Salah seorang menegur dengan halus.
"Maaf, saudara. Kuminta anda berlima dapat bersikap
sopan di tempat umum. Menghargai orang lain yang
berada di sini!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kelima orang itu berdiri, tangan kanannya mengambil
golok di meja. Orang yang tadi menendang si pelayan
membentak. "Peduli apa kalian dengan urusan kami, toh
kami tidak me rugikan kamu!"
"Jangan suka mencampuri urusan orang, kalau tidak
ingin kuhajar!" sambung yang lain.
"Buuusyeeeet".. baru memakai rornpi macan sudah
merasa jagoan! Apa kalian tidak mengenal kami
berlima?" orang ke tiga mengejek.
"Kamilah Lima Harimau Magedang! Jagoan yang tak
terkalahkan!"
"Maaf, maaf".. kiranya kami berhadapan dengan Lima
Kecoa Magedang!"
Mendengar jawaban ini kelima orang itu menjadi
matah bukan main. Tanpa member! kesempatan lagi
mereka lalu maju mengeroyok dua orang berompi macan
tutul itu! Lima orang itu bersilat dengan mengeluarkan
gereng an keras, seakan mereka benar-benar harimau
yang menjadi raja rirnba. Akan tetapi mereka kecele,
ternyata kedua orang lawannya itu benar-benar
berkepandaian tinggi, malah baru saja beberapa jurus
saja mereka berlima telah mendapat hadiah pukulan dan
tendangan beberapa kali! Tanpa malu mereka rnencabut
golok lalu menyerang kedua lawannya yang masih
bertangan kosong!
Pertempuran ini membuat ruangan itu menjadi tidak
karuan, banyak meja kursi rusak tertendang atau
ditendang minggir, untuk membuat lapang arena
pertempuran! Kelebatan lima batang golok yang
mencecar lawan bagai kan hujan deras yang turun dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
langit. Anehnya kedua pendekar berompi macan tetap
tidak rnencabut senjata mereka, hanya bergerak cepat
mengelak lalu balas menyerang tak kalah berbahayanya!
Perkelahian itu menjadi bertambah seru dan matimatian! "Ulaarr hijaaauuuuu! Iblis ular hijauuuu?"dia?"
dia?" iblis itu".. kepungggg! Jangan biarkan lolosssss"..!"
Tiba-tiba terdengar teriakan dari luar rumah makan
itu. Ketika mereka semua menengok, melihat pemuda
berpakaian putih memasukkan ular hijau ke dalam saku
baju! Otomatis perkelahian itu berhenti dan mereka
semua lalu mengepung tempat di mana pemuda itu
berdiri! Ada pula yang mencegat di luar rumah makan.
Keadaan menjadi kacau dalam sekejap mata semua
orang telah mencabut senjata masing-masing. Mengingat
betapa pandainya Iblis Ular Hijau!
"Saya".. saya bukan iblis".. ini salah paham?"
kalian telah salah mengenali orang!" si pemuda kaget
dan berkata gagap.
"Buuunuuuhhhh"..! Seraanggg!! Keroyokkk!"
Entah siapa yang beteriak ini, tahu-tahu berkelebatan
banyak senjata menghujani tubuh si pemuda. Si Pemuda
pun lalu memainkan tongkat pendeknya untuk menahan
hujan senjata, tubuhnya bergerak dengan lincahnya di
antara kelebatan bermacam senjata. Begitu tangan yang
memegang tongkat balas menyerang, dalam sekali
serang saja tiga orang telah terkena totokan ujung
tongkat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Cegah dia keluar ruangan ini ! Perketat pengepungan!"
Sambil mengelak cepat, Suryo si pemuda baju putih
itu berusaha untuk menyadarkan para pengeroyoknya,
bahwa dia bukanlah Iblis Ular Hijau yang seperti mereka
tuduhkan! Tongkatnya bergerak menangkisi senjata yang
meluruk turun ke arah tubuhnya, begitu ter-tangkis
banyak senjata berpentalan terlepas dari tangan
pemiliknya! Para pengepung ber-tambah banyak,
berdatangan dari seluruh penjuru desa. Suryo pun
semakin repot menang-gulangi pengeroyokan ini, ia tidak
ingin melukai seorang pun lawannya. Ia tahu bahwa
mereka ini telah salah paham, mengira dirinya durjana
yang mengganas di sini!
"Tahannnn senjataaaa!! Munnduuuurrrrrr".!"
Di depan pintu rumah makan itu telah berdiri tiga
orang teruna yang gagah dan cantik jelita. Para
pengepung mendengar teriakan berwibawa itu berhenti
menyerang, mereka menengok ke arah pintu. Begitu
melihat siapa yang datang, mereka lalu mundur untuk
memberi tempat ketiga teruna itu.
Suryo pun berdiri tenang, sepasang matanya
mengawasi tajam, seluruh indranya siap sedia menghadapi segala bahaya! Dia memandang orang yang
baru datang, terpesona melihat kejelitaan dara yang
berdiri di tengah. Pakaian merah muda yang ketat
membungkus tubuh itu menonjolkan keelokan pemiliknya. Sedang di kiri si dara berdiri pula pemuda
tinggi tegap dengan mata yang agak kemerahan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sedangkan di kanannya berdiri pula pemuda tampan
dengan sepasang mata yang penuh misteri!
"Benarkah kau memiliki ular hijau!" tanya dara itu.
Suryo tersenyum, merasa geli melihat dara itu ber-aku
kau dengannya. Seperti sedang menghadapi sahabat
lama saja. "Benar, nona manis!"
"Setann! Kalau begitu kau tentulah iblis itu. Sungguh
berani kau datang di siang hari!"
"Bukan, bukan?" aku bukan iblis". aku".aku?""
Belum habis bicaranya Suryo menundukkan kepalanya
menghindari sambitan bunga merah yang melesat bagai
kilat cepatnya itu. Lalu melangkah ke kiri menghindari
tendangan terbang, tangan kanan menangkis babatan
tangan ke arah leher!
"Siuuutttt-wuuusssss-plaakkkkkkk!!"
Ketiga lawannya kaget melihat pemuda baju putih itu
dapat menghindari serangan mereka dengan amat
mudahnya, seakan gerakan mereka itu bagaikan gerakan
anak kecil saja! Mereka sekarang berlaku lebih hati-hati
serta menyerang lebih teratur dan terarah. Suryo pun
lalu berusaha untuk menahan dengan menggunakan ilmu
silat Mliwis Putih yang sudah mencapai tingkat tinggi
sekali. Geraknya perlahan saja dalam menghindari
serbuan serangan bertubi-tubi itu. Berputaran dan
melangkah ke kanan kiri, semua pukulan dan tendangan
yang menggebu datang dapat dielak kan dengan
mudahnya, seakan tidak mengeluar kan tenaga sama
sekali! Suryo sama sekali tidak menghendaki adanya
pertempuran itu. Ia ingin membuat mereka sadar bahwa
mereka telah salah menduga, bahwa dirinya bukanlah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Iblis Ular Hijau seperti yang mereka kira! Hanya kadangkadang saja dia membalas dengan satu dua kali pukulan
untuk mengurangi cecaran kaki tangan yang datang
melanda, bukan sembarangan tenaga yang tersalur di
dalam serangan lawannya. Apabila ada pukulan yang
telak mampir di tubuh, mungkin akan membuat dia
terjatuh dan menjadi sasaran hujan senjata! Sedang
seru-seru pertempuran itu, dua ekor kuda berhenti di
depan rumah makan, kedua penunggangnya turun
melangkah memasuki ruangan. Salah seorang ketika
melihat ke arah pertempuran kaget karena dia seperti
mengenal anak muda berpakaian serba putih itu. Diapun
lalu berbisik kepada Ki Demang Mardawa, menceritakan
siapa adanya si pemuda. Ki Demang Mardawa kaget,
sepasang matanya terbelalak memandang lalu iapun
membentak keras.
Iblis Ular Hijau Karya Aryani W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tahann!! Nini Mawarsari, mundurlah. Kedua Sarpo
tahan dirimu, mundurlah dulu!!"
Ketiganya lalu meloncat mundur setelah melihat siapa
yang menyuruh mereka untuk menahan diri, menghentikan pertempuran. Suryo pun merasa lega
melihat siapa yang datang. Dia mengenal Raden
Harjorumekso yang pernah ditolongnya di tengah hutan
itu. "Maafkan anakku yang tidak mengenalmu, nak Suryo.
Apakah yang telah terjadi di sini sehingga kalian
berkelahi?" Raden Harjorumekso bertanya sambil
melangkah maju mendekati Suryo Lelono.
"Tidak ada apa-apa, paman. Terjadi kesalah pahaman
di sini, saya dikira iblis yang membuat bencana akhirTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akhir ini!" Sambil tersenyum manis Suryo membalas
Pedang Golok Yang Menggetarkan 6 Memanah Burung Rajawali Karya Jin Yong Tusuk Kondai Pusaka 18
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama