Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra Bagian 5
Safinah mengajak Carolina ke rumahnya dulu kalau ia merasa kesepian karena pembantunya belum pulang, apalagi baru kedatangan lawan yang katanya kakek Erwin. Dan perempuan itu mengatakan yang sebenarnya. Yang datang itu memang tiada lain daripada Raja Tigor yang mengetahui bahwa perempuan yang kelihatan muda dan amat cantik itu merupakan lawan berat dan tidak berdiri sendiri. Ia tidak punya niat jahat terhadap wanita kawakan itu, hanya ingin memberi dorongan untuk mengurungkan niatnya melawan Erwin yang ingin menyembuhkan Mei Lan.
ERWIN dan ayahnya bersama Datuk nan Kuniang segera tiba di belantara tempat kediaman Marini yang sudah mengular atas kehendak hatinya sendiri.
"Apa maumu mayat dari Mandailing?" tanya Marini kepada Dja Lubuk yang tiba di sana dalam bentuk manusia biasa. Dengan wajahnya yang tampan walaupun sudah keriput dan misainya yang membuat dia lebih gagah lagi.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
173 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Kau sombong Marini. Memang, manusia yang sudah jadi ular hanya bisa menutupi duka nestapanya dengan kesombongan," balas Dja Lubuk, memhuat ular raksasa itu terdiam. Apa yang dikatakan ayah Erwin memang benar. Itulah makanya ia merasa begitu terpukul.
Marini melihat dengan penuh kejijikan pada Datuk nan Kuniang. Wajar, karena ia datang dengan kain kafan penuh lumpur, walaupun mukanya masih utuh seperti bukan dia yang sudah dikubur puluhan tahun lamanya.
"Namaku Datuk nan Kuniang. Dan namamu Marini, yang mengelana ke mari karena ditipu oleh suamimu. Bukankah begitu perempuan malang?" kata mayat dari Kebayoran Lama itu. Mendengar itu Marini sedih. Matanya berkaca-kaca.
"Telah banyak manusia tiada berdosa jadi korbanmu. Diantar oleh muridmu setelah menjadi suaminya selama tiga minggu. Semua kau telan sebagai balas dendammu terhadap lelaki. Padahal yang salah hanya suamimu seorang. Dia pun telah kau makan. Mestinya kau telah puas. Tetapi ternyata tidak begitu. Seolah-olah kebencianmu terhadap lelaki tak mengenal akhir," kata Datuk nan Kuniang melanjutkan
Kini ular itu menangis tersedu-sedu, tak mampu menyanggah segala nista yang dilontarkan terhadap, dirinya.
Tanpa suara resekan, ular putih yang membuat Marini menjadi ular telah tiba di sana.
"Aku yang harusnya dicaci-maki Datuk," kata ular itu. "Marini hanya melakukan apa yang kugerakkan. Aku yang menyuruhnya membalas dendam terhadap lelaki, karena sebagian terbesar lelaki adalah ibarat hewan belaka. Bahkan dalam banyak hal hewan masih lebih baik dari setan yang berujud manusia. Datuk mengetahuinya, bukan" Ataukah Datuk tidak cukup jantan untuk mengakui keburukan banyak kaum pria itu?"
Sambil menantikan tanggapan Datuk, Marini menegur Dja Lubuk, menyatakan senang atas kunjungan manusia harimau yang sudah mati tetapi tetap hidup untuk anaknya. "Anda auladan bagi tiap ayah." Dan kepada Erwin dia berkata, "Kau anak beruntung mempunyai ayah yang begitu kasih kepadamu." Lalu dia berpaling lagi kepada Datuk nan Kuniang, "Ini, anak muda yang putra tersayang Dja Lubuk, cucu Raja Tigor ini contoh dari seorang lelaki yang selalu mengecewakan wanita. Sudah terlalu sering ia menjauhkan diri dari wanita yang benar-benar amat mencintaiya. Tetapi aku juga tahu, bahwa ia berbuat begitu, karena sangat mengetahui keadaan dirinya dianggapya tidak memenuhi syarat untuk mencintai."
SERIAL MANUSIA HARIMAU
174 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Syukurlah kalau kakak mengetahui," kata Erwin kepada ular yang sudah berubah jadi manusia. Karena dari manusia juga asalnya.
Erwin mulai menerangkan maksud kunjungannya, tetapi baru mengucapkan beberapa patah kata, perempuan ular putih itu sudah memotong bahwa ia rnengetahui maksud kedatangan mereka.
"Jangan sampai anakku bertanding dengan murid Marini yang kawakan itu. Tiada sebab bagi kita untuk bermusuhan. Kalau kau menghendaki, akulah yang memohon supaya kita jangan bermusuhan," kata Dja Lubuk tanpa malu-malu. Dia sama sekali tidak merasa hina minta perdamaian, karena apa yang dikerjakan anaknya semata-mata demi kemanusiaan.
Mendengar Dja Lubuk merendahkan diri, hati guru dan murid yang berasal dari manusia itu sangat tersentuh. Meskipun belum pernah bertemu, tetapi nama Dja Lubuk dan ayahnya Raja Tigor cukup, bahkan sangat dikenal dan disegani oleh mereka yang ahli mistik dan ilmu sihir. Erwin yang manusia harimau muda pun sudah dikenal mereka.
"Kapan kau akan menikah lagi Erwin?" tanya Marini tiba-tiba. "Sebenarnya yang seperti kaulah pria idaman kebanyakan wanita, sayang sekali lelaki sepertimu hanya sangat sedikit di dunia ini." Marini memandangi Erwin dengan aneka perasaan. Kalau sekiranya dia dulu punya suami seperti Erwin, walau pun dia kadang-kadang mengharimau, tentu dia tidak mengasingkan diri ke rimba dan tidak pula pernah mempunyai murid bernama Carolina. Ciptaannya. Dengan ilmu menipu pandangan.
Jarang terjadi sekian banyak makhluk pintar bertemu. Walaupun di antara mereka ada persaingan kepentingan, namun tidak ada yang memperlihatkannya. Bagi Erwin sendiri, inilah pengalaman pertama berhadapan dengan satu kelompok penyihir dan penganut ilmu hitam yang selalu digunakan untu menjahili manusia atau berperang tanding antar mereka sendiri.
Atas anjuran guru Marini dan Marini sendiri Carolina mengulurkan tangan kepada Erwin.
"Ini tidak berarti aku mengaku kalah Erwin," kata Carolina yang punya keyakinan bahwa ia mampu mengalahkan manusia harimau itu. Tidak mau dianggap enteng. Lebih-lebih oleh Dja Lubuk dan Datuk nan Kuniang. Walaupun dia sudah merasakan tamparan dan tekanan Raja Tigor. Kemenangan Raja Tigor dianggapnya sebagai suatu hasil kecil dari serangan mendadak secara pengecut dan di luar dugaannya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
175 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Persetujuan itu tidak hanya sampai sekian. Untuk memperlihat keunggulan, setidak-tidaknya perasaan lebih unggul Marini minta diberi tumbal seorang lagi. Carolina alias Munah menyanggupi dengan syarat wajahnya akan tetap cantik sampai mayat meninggalkan jasad.
Kelompok Dja Lubuk menyetujui, karena kesediaan Marini untuk setelah itu menghentikan praktek pertumbuhan sudah merupakan suatu bantuan bagi kemanusiaan dan terhindarnya sekian korban lagi yang akan masuk ke dalam perut Marini.
Mereka berpisah dengan perasaan menang di dalam hati masing-masing. Oleh ilmu Datuk nan Kuniang menempuh jarak hampir secepat kilat, tak beberapa lama antaranya mereka sampai di pinggiran kota Palembang. Ketiga orang dan makhluk itu berpandangan karena merasa berat untuk berpisah, tetapi harus berpisah, karena Erwin masih manusia hidup sebagaimana manusia lainnya. Walaupun ia bukan sekedar manusia biasa oleh takdir yang harus diterimanya untuk sewaktu-waktu berubah ujud
"Jaga dirimu baik-baik hasayangan," kata Dja Lubuk. Datuk nan Kuniang sangat terharu sementara Erwin tidak kuasa menahan air mata. Ia yang sedewasa itu masih saja disebut "kesayangan" oleh ayah yang selalu memanjakan dirinya. Erwin mencium tangan ayahnya dan Datuk. Kedua orang tua itu pergi lalu hilang di hadapan mata Erwin. Ia merasa sendirian lagi. Tetapi sudah beres berkat bantuan kedua orang yang tetap ada walaupun menurut pengetahuan mereka yang melihat apalagi yang turut mengebumikan, telah tiada.
Erwin tiba dalam keadaan segar dan sudah tahu bahwa kedua sahabatnya akan melihat kedua tangannya dengan banyak tanda tanya.
"Maaf, aku pagi tadi pergi tanpa pamit karena kalian masih tidur. Kini semuanya telah selesai. Maksudku urusanku dengan keluarga," kata Erwin. Teuku dan adiknya tidak mengajukan pertanyaan tapi memperlihatkan tanda senang atas kekembaliannya dalam keadaan selamat. Mereka juga tidak bertanya tentang lumpur misterius di dalam kamar Erwin. Mereka nilai itu sebagai suatu rahasia "jabatan" Erwin.
Yang lain dari biasa pada diri Erwin adalah pernyataannya, bahwa ia lapar. Belum pernah ia berkata begitu. Ia sudah sangat mereka kenal. Pemalu. Dan ketika makan dihidangkan Safinah ia kelihatan gembira lalu makan dengan lahap. Belum pernah pula selahap itu. Ia tentu benar-benar lapar. Tetapi besar sekali kemungkinan ada faktor lain yang membuatnya sangat berselera makan. Memang begitulah adanya. Dia tidak usah lagi SERIAL MANUSIA HARIMAU
176 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id bertarung kepandaian dengan seorang wanita. Seperti melanggar etik, walaupun belum ada dibuat kode dan etika di dalam pelaksanaan tugas ilmu mistik atau ilmu gaib lain Ia lebih girang lagi, karena tambah yakin akan kesembuhan Mei Lan. Sama sekali bukan karena ia punya perhatian khusus terhadapnya. Semata-mata ingin menyembuhkannya dan membuat orang tua yang tadinya putus asa, merasa girang serta bersyuka kepada Tuhan. Dalam pada itu ia juga merasa bahwa seorang wanita lagi akan dikecewakannya.
Seperti kata Marini dan Carolina. Ia sudah melihat dan merasakan, bahwa Mei Lan senang padanya. Yang tidak diharapnya, tetapi tak dapat dicegahnya. Karma. Untuk itu ia harus membayar. Gadis yang dicintainya, Safinah sampai waktu itu belum punya cinta padanya.
Yang ada baru rasa kagum dan sahabat. Tiada lebih dari itu. Sekurang-kurangnya belum lebih daripada itu. Ataukah tidak akan pernah lebih daripada itu"
*** PETANG itu juga Erwin mengajak Teuku rumah Carolina. Di sana pun Erwin memperlihatkan sikap lain. Ia berterus terang mengatakan ingin minum teh di situ, syukur kalau ada kue-kuenya. Sikap yang mengherankan Teuku, sama sekali tidak aneh bagi Carolina. Ia pun senang dengan kedatangan Erwin. Suatu sikap terpuji dari seorang lelaki yang kini sudah jadi sahabat.
Erwin tertawa senang melihat Carolina. Yang diketahuinya buruk tetapi kelihatan cantik sekali. Carolina juga tertawa penuh arti pada Erwin. Karena ia tahu bahwa lelaki yang banyak digemari wanita itu justru jatuh hati pada seorang perempuan yang tidak punya rasa cinta terhadap dirinya. Dari tetawa itu juga tersimpul semacam janji, bahwa keduanya akan sama-sama memegang teguh rahasia.
Setelah selesai minum sambil berbeka-beka, Erwin minta diri. Langsung ke rumah Mei Lan.
Menurut orang tuanya pada malam lalu ia memperihatkan kelakuan mencemaskan.
Ngomong sendiri.
Dari mulutnya mulai keluar busa lagi. Juga dari telinganya. Tetapi mulai siangnya ia tenang kembali. Banyak menyebut-nyebut nama Erwin. Dari merasa kecewa, kemudian senang akhirnya Erwin menjadi bingung lagi. Karena gadis yang rupanya membaik sesudah SERIAL MANUSIA HARIMAU
177 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id ada kompromi antara Erwin yang didampingi ayahnya dan Datuk nan Kuniang dengan kelompok Carolina mulai mengingat-ingat Erwin. Seperti suatu penyakit untuk Erwin sendiri, karena harus memecahkannya.
Kedatangan Erwin sangat menggembirakan keluarga Ong Chu Fat. Lebih-lebih Mei Lan sendiri tidak menyembunyikan perasaannya. Sehingga jelas tampak oleh Teuku. Dan bertanya ia di dalam hati, apakah yang dipakai oleh Erwin, sehingga anak orang kaya yang semuda dan sejelita Mei Lan bisa begitu mudah jatuh cinta padanya.
Teuku juga bertanya pada dirinya mengapa dia justru jatuh cinta pada Carolina. Dan dia juga masih saja mcngharapkan diri wanita itu tanpa ada hambatan.
Lain pula dengan Carolina yang masih harus memberikan satu tumbal lagi kepada gurunya si manusia ular penelan manusia. Siapa orang ini.
Itulah yang dipikir lalu direncanakannya.
*** SEMALAMAN Carolina sukar mendapat tidur lelap yang amat. Ia lebih suka bertenang-tenang dan ingin mimpi yang indah-indah untuk masa depan yang diharapnya masih akan panjang.
Tetapi yang terjadi justru yang sebaliknya. Masalah tumbal terakhir untuk Marini yang gurunya itu. Janji tidak boleh dimungkiri, walaupun ia ingin mengelakkan. Sudah terbukti dengan Sumantri yang akhirnya dicintainya dan tidak diantarnya ke Marini. Dua hari kemudian lelaki itu diam-diam pergi, seperti orang menyerahkan diri untuk disantap oleh ular raksasa itu. Bila pikiran warasnya sedang dominan ia merasa lega, bahwa apa yang akan diantarnya adalah tumbal terakhir. Setelah itu ia akan bebas, tetapi tetap kelihatan cantik jelita bagaikan perawan mulus yang memenuhi segala persyaratan. Siapakah orang terakhir yang harus dipersembahkannya ini" Sudah tentu bukan Teuku Samalanga, yang diketahuinya sudah tergila-gila kepadanya. Walaupun ia dihambat oleh Dja Lubuk dan Erwin, orang yang sudah tergila-gila bukan tidak mungkin bertindak nekat. Tidak boleh, tidak boleh Teuku. Dia dan adiknya dan Erwin telah menjadi sahabat. Keterlaluanlah mencederai sahabat, apalagi mengantarkannya kepada ular.
Masalah lain yang agak mengganggu pikiran ialah penyampaian kegagalannya kepada Li Mau San alisa Ali Musa yang menjanjikan bayaran tinggi kepadanya kalau dapat SERIAL MANUSIA HARIMAU
178 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id menundukkan Ong Mei Lan sehingga mau kawin atau hidup bersama dengan dia. Tetapi ia harus menyampaikannya. Terlalu pengecut untuk diam-diam tanpa memberi berita. Padahal orang itu pasti mendengar bahwa Mei Lan mendekati kesembuhan dan dukunnya hanya seorang lelaki muda yang belum layak jadi dukun. Paling tidak, mustahil dapat mengalahkan Carolina yang mempunyai guru ular.
Karena rumahnya dilengkapi telepon, seperti ada sesuatu yang menggerakkan, Carolina bang lalu membuat sambungan dengan Li Mau San. Perempuan itu mengatakan ingin bertemu. Mau San yang sudah sangat kesal oleh berita mengenai Mei tanpa sanggup menguasai diri, minta bertemu malam itu juga. Dia sendiri yang akan datang ke rumah Cirolina. Dan wanita itu menyetujui. Sementara menanti kedatangan lelaki kaya yang selalu haus seks itu, ia mengatur kata-kata bagaimana cara penyampaian yang terbaik. Jangan sampai terlalu menjatuhkan wibawa dirinya.
Ketika lelaki itu tiba, Carolina merasa gugup. Waupun dia sudah memikirkan apa yang akan dikatauii. Semata-mata karena ia belum pernah gagal. Dan kegagalan sekali ini pun sebenarnya bukan kekalahan murni. Hanya oleh suatu kompromi di antara orang-orang yang gurunya. Dan yang pencipta guru itu dengan manusia kawakan yang seakan-akan tidak mengenal akhir hidup di dunia walaupun jelas telah dikuburkan.
"Kenapa dia bisa mulai sembuh kembali. Aku kecewa, sangat kecewa," kata Li Mau San. Perempuan muda itu tidak segera menjawab.
"Apakah kau sengaja mengalah kepada orang yang mengobatinya dan dengan begitu membiarkan aku merana!" lanjut lelaki banyak duit itu.
"Kau tidak perlu merana karenanya," kata Carolina, walaupun tadinya dia tidak bisa memperengkau hartawan itu. Orang itu pun kini menyebut dengan "kau" karena ia tidak membuat Mei Lan terus sakit atau jadi jatuh cinta kepadanya, ia merasa sangat tersinggung.
Dia tidak merasa perlu orang itu dengan "tuan." Bersamaan dengan kata-kata yang dianggapnya kasar itu timbul suatu keinginan di dalam hatinya bagaimana caranya membuat orang ini menjadi makanan gurunya.
Suatu takdir juga barangkali yang membuat lelaki itu berkata lembut, "Aku tidak akan merana kalau diberi penggantinya!"
Carolina diam saja. Kemudian dipandangnya lelaki itu. Tepat ke matanya. Dan dia tahu apa yang dipikir oleh Li Mau San. Dirubahnya wajah kesal jadi cerah kembali. Katanya, SERIAL MANUSIA HARIMAU
179 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Katakan saja, orang kaya."
Kini orang itu pula yang tidak segera berkata. Seperti orang bimbang atau tidak punya cukup keberanian.
"Tak usah segan-segan," kata Carolina. "Terus terang, orang yang mengobati Mei Lan lebih kuat dari aku. Dan aku tahu, bahwa kau kecewa. Aku mau menebus kegagalanku, kalau saja aku bisa. Katakanlah!"
"Kau tidak akan marah?" tanya Li, masih ragu-ragu.
"Mengapa marah. Aku merasa senang bisa berkenalan dengan orang sehebat kau." Dan kata-kata Carolina benar-benar menumbuhkan keberanian di dalam diri Li Mau San.
"Dirimu sendiri! Hanya kau yang secantik dia. Bahkan melebihi dia. Sedari dulu, ketika baru kali pertama bertemu, aku sudah mau mengatakannya, tetapi terbentur," kata lelaki itu.
"Terbentur apa?" tanya Carolina. Pura-pura heran, tetapi dalam hati dia gembira banget.
"Aku takut kau tolak Carolina. Rasanya diriku tidak pantas dengan wanita sepintar dan secantik kau!"
"Bukan terbalik?" sindir Carolina. "Kau rasa aku tidak pantas untukmu. Tidak secantik Mei Lan. Sesudah aku gagal mengambilkan hati Mei Lan untukmu, kau gombali aku!"
"Tidak, bukan gombal. Aku mau membuang semua isteriku yang lain, kalau kau mau jadi kawan hidupku. Aku tahu, kau wanita yang dapat memberi segala kepuasan pada lelaki.
Aku dapat melihatnya," kata Li Mau San menambah berat rayuan buayanya.
"Kau sungguh-sungguh?" tanya Carolina. Padahal dia sudah tahu bahwa orang itu memang menghendaki dirinya. Entah karena apa. Yang pasti karena dia memang mata keranjang.
Beberapa saat lamanya keadaan hening. Tidak ada seorang pun yang berkata. Wanita berilmu itu sengaja menunggu sampai memohon lagi. Dia ingin menjadi orang yang dibutuhkan, walaupun ia sendiri sangat membutuhkan si gila seks itu.
"Kau setuju Carol?" tanya Li Mau San.
"Kalau kau benar-benar, oke. Aku tidak mau kau perlakukan seperti wanita-wanitamu yang lain itu. Ceraikan mereka. Jangan kau buang, sebab mereka bukan sampah. Ataukah kau menganggap kami wanita hanya senilai sampah saja?"
Lelaki itu bersumpah akan menceraikan semua isteri dan gundik-gundiknya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
180 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Tak kuasa mengekang selera atau lebih baik dikatakan nafsu, Li Mau San merangkul Carolina. Dan wanita itu membiarkan, walaupun ia menolak usaha cium orang itu.
Kemudian, kawinlah mereka. Carolina dan Li Mau San.
Baru sekali ini Carolina terpaksa membiarkan dirinya dinikmati lelaki itu. Walaupun tidak setiap kali Li menghendaki. Lebih banyak lagi penolakannya, membuat Li tambah tergila-gila. Carolina sengaja membuatnya terheran-heran, karena selain memberi dia dengan kelihatan penuh nafsu, perempuan itu juga kadang-kadang sangat ketus dengan mengatakan dia terlalu rakus, seperti kelinci yang tidak pernah merasa kenyang. Tetapi setelah berkata begitu, Carolina memeluknya erat, menciuminyar seperti orang kemasukan, membuat Li kadang-kadang selesai sebelum benar-benar memulai.
Li Mau San sudah tidak mengingat Mei Lan lagi, yang telah sembuh sama sekali.
Badannya yang kurus mulai berisi lagi, membuat Ong suami isteri me rasa amat bahagia dan berhutang budi yang rasanya takkan terbayar oleh mereka. Bagaimana pula membayarnya, kalau mereka merasa mendapat kembali anak tunggalnya yang tadinya dianggap sudah pasti hilang. Hanya menanti saat kematian. Tetapi kegembiraan mereka itu disertai pula dengan gangguan pikiran karena anaknya itu selalu saja mengatakan rindu pada Erwin. Akhirnya berterus terang minta untuk dikawinkan dengannya. Kalau saja Mei Lan minta diberi benda yang dapat dibeli dengan uang, ia akan memberinya. Tetapi Erwin, sang dukun aneh yang tidak bisa dimengerti apa sebenarnya yang menyebabkan orang pandai berusia muda itu sampai menolak uang dua juta yang diberikan Ong kepadanya! Dia tidak menampiknya sama sekali. Tetapi dia hanya mengambil tiga ratus ribu dari padanya. Untuk membeli pakaian bagi dirinya sendiri dan sahabat seperjalanannya yang masih tinggal di Lahat. Di rumah dukun Abduh yang punya dua anak perempuan. Seorang janda dan seorang dara yang punya paras boleh diketengahkan. Ia juga akan memberi sebagian dari uang itu kepada orang itu karena sahabatnya telah beberapa lama makan dan minum serta memondok di situ.
Sikap aneh Erwin menimbulkan keheranan yang kemudian berubah jadi tambah hormat kepada orang muda itu. Desakannya supaya Erwin menerima seluruh uang yang diberinya dengan penuh keikhlasan dan sangat gembira itu telah ditolak orang Mandailing itu dengan halus. Kepada Teuku ia berkata bahwa sekali ini mengambil agak banyak dari pemberian orang kepadanya untuk menutupi beberapa kebutuhan yang sudah amat SERIAL MANUSIA HARIMAU
181 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id mendesak. Diceritakanya tentang Ashar, anak muda yang mengikutinya dari Jakarta. Yang ingin berkelana, ingin mencari ilmu seperti yang dimiliki Erwin. Manusia harimau itu juga bertanya, apakah Teuku mempunyai ilmu pembenci, yaitu suatu ilmu gaib yang membuat orang atau banyak orang membenci seseorang. Tetapi dengan merasa amat kecewa Erwin mendapat jawaban bahwa sahabatnya itu tidak mempunyai kepandaian semacam itu. Tiada guna, kata Teuku Samalanga. Padahal Erwin justru sangat membutuhkannya. Dengan berat hati, karena hati itu sudah terpaut pada Safinah, tetapi tidak mampu melahirkannya, Erwin mohon diri dengan janji akan kembali sebelum ia meneruskan perjalanan ke kampung halamannya.
*** MASA tiga pekan terasa amat lama bagi Carolina. Pada hari-hari terakhir menjelang waktu itu ia mcmperlihatkan cintanya kepada Li Mau san, sehingga orang itu merasa bahwa akhirnya ia memperoleh kemenangan. Telah mampu merebut hati wanita yang sudah sekian kali dirasanya memberi puncak kesenangan kepadanya.
"Kau kini sudah benar-benar menyayangiku Carolina?" tanya Li pada suatu malam, ketika mereka akan tidur.
"Tidakkah kau merasakannya" Baru sekali iniIah aku benar-benar mencintai seorang lelaki. Karena kau pria yang bukan sekedar lelaki, tetapi memiliki kejantanan. Yang begitu didambakan oleh semua wanita, tetapi hanya sedikit lelaki yang beruntung memilikinya."
Li mengerti apa maksud perempuan itu dan dia merasa bangga pada dirinya, karena dikatakan katakan dia benar-benar jantan. Belum ada wanita yang berkata begitu kepadanya, walaupun ia telah mengenal sekian banyak, sehingga tidak semua lagi teringat olehnya.
Pada malam kedua puluh satu sejak perkawinan mereka, Carolina kian membuktikan kasih sayangnya dan kemampuannya memberikan segala yang dihajati oleh lelaki yang punya selera tinggi. Terus terang Li Mau San alias Ali Musa seolah-olah baginya hanya lelaki itulah yang benar-benar berarti. Bahwa dunia ini tiada makna baginya tanpa Li Mau San.
Ada sedikit rasa kasihan di dalam hati Carolina, tetapi selebihnya hati itu menari penuh kesenangan, karena masa tugasnya akan segera berakhir sementara hari-hari depan yang panjang masih terbuka lebar baginya.
Pada hari kedua puluh satu itulah Carolina mengajak Ali Musa berjalan-jalan ke Jambi.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
182 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Keinginan yang dipenuhinya dengan segala suka hati sebagaimana ia belum pernah menolak apa pun yang dipinta oleh Carolina. Baginya, inilah baru benar-benar perempuan yang memenuhi segala persyaratan untuk dibanggakan. Dia begitu yakin, bahwa takkan ada lelaki lain yang mendapat kebahagiaan seperti yang diperolehnya dari Carolina.
Oleh kekuatan ilmu gaib Carolina, Ali Musa tidak merasa bahwa mereka telah memasuki hutan. Bagi lelaki itu keadaan di sekitarnya seperti sebuah kota yang cukup ramai dengan segala toko dan berbagai macam manusia, laki-laki yang ganteng dan wanita-wanita yang berparas sedang atau cantik. Tetapi tidak ada yang sejelita Carolina.
Ia baru merasa heran ketika bertemu dengan seorang perempuan yang lebih cantik dari pujaan hatinya itu. Carolina dengan ramah memperkenalkannya kepada Ali Musa. Dan wanita itu menyebut namanya dengan suara empuk, "Marini."
"Nama yang bagus sekali. Sebagus orangnya," kata lelaki rakus dan mata keranjang itu tanpa malu-malu dan tanpa menghiraukan hati Carolina yang tadi begitu disanjung bahkan disembahnya. Tetapi perempuan itu sama sekali tidak berkecil hati. Sebaliknya ia kelihatan tambah senang.
"Aku tertarik pada sahabatmu ini Carolina," kata Marini mengimbangi Ali Musa yang tidak kenal malu itu. "Kalian bersahabat, bukan bertunangan kalau aku tidak salah lihat,"
kata Marini meneruskan. Dan Carolina mengiyakan, membuat Ali Musa sangat girang.
Perempuan itu seperti tahu apa yang diingininya. Bahwa mereka hanya bersahabat, tidak lebih daripada itu. Supaya tiada rintangan bagi Marini, tiada ganjalan yang menahan lidahnya untuk berkata.
"Aku mau meneruskan perjalanan Li," kata Carolina. "Kau mau turut atau tinggal di sini?"
Merasa bahwa mereka berada dalam sebuah rumah cukup mewah, lengkap dengan segala perabotannya, tanpa ragu-ragu Li berkata bahwa ia lebih suka tinggal di situ. Dia tidak keberatan kalau kawannya seperjalanan tadi meneruskan langkah untuk mencapai tujuannya.
Carolina mengulurkan tangan, Li menerimanya. Mereka berpandangan seketika. Li dengan mata bersinar senang, Carolina seperti orang lesu, tiada selera hidup. Bagi Li suatu perpisahan yang menyenangkan karena ada yang lebih cantik baginya. Bagi Carolina seakan-akan kehilangan lelaki yang amat dicintainya. Dalam hati ia menjerit girang, tiada rasa SERIAL MANUSIA HARIMAU
183 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id kasihan sedikit pun. Untuk apa mengasihani manusia seperti itu. Yang selalu bermulut manis tetapi sekaligus juga tanpa perasaan. Biarlah dia mampus, pikir Carolina di dalam hati.
Baginya, ia sedang menunaikan tugas. Menyerahkan suami untuk terakhir kali pada gurunya yang ular besar itu. Carolina berhadapan dengan ular, tetapi Li Mau San merasa bertemu dengan wanita bernama Marini yang punya paras melebihi kecantikan Carolina.
Apa yang pernah dialami Sumantri, suami Carolina yang dipanggil sendiri oleh Marini karena tidak diantar setelah dua puluh satu hari menikah, dirasakan pula oleh Li Mau San.
Ia seperti merasakan kenikmatan yang melebihi apa yang beberapa kali diberi Carolina, tetapi kemudian ia terkejut melihat kenyataan yang sebenarnya, bahwa mata dan dirinya serta seluruh perasaan sejak kedatangannya tadi hanya tertipu belaka. Ia sedari tadi memeluk ciumi ular yang pasti pemakan manusia. Yang tentu lebih enak daripada babi hutan atau rusa yang bertaring atau bertanduk panjang. Masih sempat Li Mau San menyadari bahwa dirinya akan ditelan ular itu seperti ular lidi menelan katak saja. Bahwa dia tidak akan mungkin tertolong lagi, terkecuali kalau datang suatu keajaiban yang membuat ular itu mengurungkan maksudnya. Tetapi miracle itu tidak datang dan ia merasa bahwa dirinya kian lemah dan ular itu mengetatkan belitannya. Ia masih mendengar tulang belulang rusuknya berderak-derak patah dan remuk. Ia belum tewas ketika ular siluman atau ular manusia itu membuka mulutnya selebar mungkin, lalu dengan bantuan air liurnya yang berfungsi sebagai pelumas kepala Li Mau San mulai dijepit oleh rahang-rahangnya yang kuat. Dia juga masih merasakan tangan dan kakinya sedikit menggelepar, tetapi dia juga merasa bahwa kepalanya semakin masuk ke dalam mulut makhluk yang setengah manusia setengah hewan itu. Secara sangat perlahan, kadang-kadang terhenti. Tidak seperti orang menelan nasi atau harimau melahap korbannya.
Barangkali ular itu dengan sengaja memperlambat penelanan mangsanya untuk dapat menikmatinya secara optimal. Barangkali ini manusia terakhir yang akan meredakan rasa laparnya. Ia masih berharap agar ada seorang wanita seburuk Munah yang datang minta kecantikan kepadanya.
*** MENJELANG tiba di rumahnya Carolina masih membayangkan, bagaimana Ali Musa alias Li SERIAL MANUSIA HARIMAU
184 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Mau San yang pernah berkali-kali tidur bersamanya itu ditelan oleh gurunya. Tapi hanya seketika. Kemudian hilang. Bukan untuk pertama kali ia menyerahkan tumbal kepada gurunya. Lagi pula ia tidak melihat sendiri bagaimana manusia itu lenyap ke dalam perut si ular. Yang terbayang di hadapan matanya kini Teuku Samalanga, yang diketahuinya amat cinta pada dirinya. Ia tahu, bahwa orang pandai dari Aceh itu tentu sudah mendengar tentang dirinya, siapa dia sebenarnya dan apa yang harus dilakukannya. Tetapi masa itu sudah berlalu dengan menghilangnya Li Mau San ke dalam perut Marini. Kalau Dja Lubuk dan Erwin sportif, mereka harus menceritakan perubahan keadaan ini kepada Teuku Samalanga. Mengatakan kepadanya, bahwa kini tidak perlu kuatir lagi mencintai dan menikahi Carolina. Soal ia sebenarnya berwajah buruk tidak penting. Pokoknya bagi Teuku ia kelihatan sangat jelita. Ia senang, ia terangsang. Ia cukup untuk membuat orang saling mencinta dan melaksanakan kewajiban suami isteri saling memberi nafkah bathin.
Di Lahat kedatangan Erwin disambut gembira oleh Abduh dan kedua anak perempuannya. Apalagi Ashar yang semula sudah kebingungan karena ia terus makan tidur di tempat itu tanpa punya uang untuk membayar. Walaupun tuan rumah tidak meminta, bahkan senang dapat melayaninya karena ia dibawa oleh Erwin.
Mereka semua agak heran, tetapi tidak bertanya. Erwin yang tadinya pergi dengan pakaian kumal untuk coba melaksanakan tugas yang diterimanya dari Abduh, kini kembali dengan keadaan yang jauh lebih rapi. Dengan pakaian bersih dan jelas kelihatan baru.
Sepatunya juga baru.
Setelah istirahat, barulah tuan rumah secara hati-hati bertanya tentang orang yang menjahili menantunya Husni. Tanpa berbelit-belit Erwin menerangkan bahwa ia telah bertemu dengan dukun yang ada kaitannya dengan kematian Husni. Tetapi orang itu sama sekali bukan pembunuhnya, kata Erwin. Menantu Abduh memang benar dimakan harimau di luar kota Bangko. Bukan oleh satu tetapi oleh dua ekor. Satu jantan dan yang lainnya betina. Keduanya milik dukun. Namanya pun tidak disembunyikan. Teuku Samalanga dari Aceh, masih muda, belum punya isteri. Hanya lebih tua sedikit dari Erwin.
Dengan sangat hati-hati Erwin menceritakan bahwa sebenarnya yang telah dilakukan Husni yang biasanya terkenal baik budi. Bahwa ada celahnya dimana Syaitan dapat memasuki diri manusia terbaik sekali pun. Dalam hal seperti itu sebenarnya iblislah yang menguasai manusia dan dialah yang mendorong seseorang melakukan sesuatu yang menurut SERIAL MANUSIA HARIMAU
185 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id wajarnya tak mungkin dilakukannya. Abduh mendengarkan dengan hati berdebar seperti tidak percaya bahwa menantunya bisa dimasuki iblis yang lalu menguasai diri dan memerintahnya berbuat apa saja yang bertentangan dengan kebajikan.
"Kedua harimau yang membinasakan Husni dengan kedua orang kaki tangannya, diantaranya seorang wanita, telah melakukan pembunuhan, itu menurut pertimbangan mereka sendiri. Sama sekali bukan atas perintah Teuku Samalanga!"
Erwin menceritakan apa yang telah dilakukan oleh suami Fatimah. Ia tidak dapat menahan tangis dan merasa amat malu, walaupun kematian suaminya itu tetap amat melukai hatinya!
"Karenanya aku tidak merasa pantas melawan orang Aceh itu," kata Erwin. Tidak diceritakannya tentu saja tidak bahwa ia jatuh hati pada Safinah yang adik Teuku. Karena tidak maunya dia berperang dengan Teuku tidak punya kaitan dengan rasa kasihnya kepada Safinah.
Mendengar kisah itu, yang diyakini Abduh bukan cerita karangan semata-mata, ia tidak kuasa berkomentar.
Erwin juga menceritakan, bahwa laki-laki yang pemilik harimau itu pernah datang menemui Fatimah menanyakan Husni yang hendak dibunuhnya dengan parang panjang pusakanya. Dia amat sedih melihat Fatimah dan amat menghormatinya karena ia begitu baik hati. Dengan amat ramah mempersilakannya masuk, tanpa mengetahui apa sebenarnya maksud kedatangan lelaki yang tidak dikenalnya itu.
"Maafkan saya," kata Erwin, "karena tidak sanggup melaksanakan keinginan bapak yang begitu baik kepada saya dan sahabat saya Ashar. Kami akan meneruskan perjalanan."
Hasanah, anak Abduh yang sudah jatuh cinta pula pada si manusia harimau Erwin, tidak dapat menahan tangisnya. Bukan karena kematian abang iparnya. Dia menganggap kedua harimau Teuku pantas membunuh orang dan orang-orang yang terlibat dalam kematian adik Teuku yang tidak berdosa. Dia telah menggagahi seorang perawan. Apa pun yang jadi, oleh dorongan nafsu dan iblis atau sebab lain, lelaki begitu pantas mendapat hukuman yang setimpal dengan kejahatannya.
Erwin memberikan lima puluh ribu kepada Abduh, tetapi dukun yang pernah ditolongnya itu menolak. Kehadiran Ashar di rumah itu tidak perlu diiimbali dengan uang.
Dialah yang merasa masih berhutang budi pada Erwin. Mukanya telah diselamatkan oleh SERIAL MANUSIA HARIMAU
186 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id pendatang dari Jakarta asal Tapanuli itu.
Kemudian Erwin menerangkan sekali lagi, bahwa ia akan ke Mandailing. Abduh kecewa, karena ia ingin menarik tambahan ilmu dari anak muda yang punya kepandaian lebih tinggi dari dirinya yang telah setengah umur. Tetapi lebih dari kekecewaan hatinya adalah kesedihan yang menimpa hati Hasanah, adik Fatimah. Ia tak dapat menyembunyikan kemasygulan itu, walaupun dia seharusnya berbuat begitu. Ia tidak mau Erwin pergi, dia ingin orang yang telah mengambil hatinya tanpa sengaja, tetap tinggal bersama mereka.
Tidak lagi sebagai tamu, tetapi sebagai anggota keluarga.
Hasanah begitu merindukannya ketika dia bepergian selama lebih dari sepuluh hari dari rumah itu. Selalu mengharapkan kekembaliannya. Kiranya ketika dia akhirnya kembali, hanya membuat dia sesaat menjerit kegirangan di dalam hati untuk kemudian lemas dilanda kekecewaan yang mengembang jadi kesedihan. Karena ia datang untuk segera pergi lagi.
Tadinya ia tahu bahwa lelaki yang dalam tempo begitu cepat telah memberi harapan ceria di dalam hati hanya pergi untuk melaksanakan permintaan ayahnya. Menyelidiki sebab musabab kematian Husni yang kakak iparnya lalu melakukan pembalasan atas orang yang telah menjahilinya. Setelah itu dia akan kembali. Pasti kembali karena Ashar dititipkannya di rumah itu. Kini dia akan pergi bersama Ashar, tiada kepastian kapan dia kembali.
Ataukah itu berarti suatu kepastian bahwa dia tidak akan kembali lagi"
Abduh, Fatimah yang sudah janda melihat dengan nyata bahwa Hasanah telah jatuh hati kepada tamu mereka yang baik. Hanya mau berbuat kebajikan dengan ilmu yang dimilikinya, tetapi tidak sudi melakukan kejahatan terhadap Teuku Samalanga yang dianggapnya tidak berdosa. Yang membalas adalah harimau miliknya. Bukan tangannya sendiri. Andaikata pun Teuku menebas leher Husni dengan parang panjang yang telah dibawanya ketika ia mengunjungi Fatimah, ia tidak juga akan mau bermusuhan dengannya.
Memang perbuatannya yang demikian melanggar hukum, padahal negara ini negara hukum.
Tetapi ia, walaupun hanya seorang dukun yang tidak punya wewenang apa-apa dalam negara ini sangat mengetahui, bahwa dalam banyak kasus dirasakan hukum tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Dalam banyak hal keadilan belum ditegakkan sebagaimana ia seharusnya ditegakkan. Dia membaca bahwa dalam beberapa kasus si tersangka atau tertuduh hanya dihukum sangat ringan, menurut orang awam tidak sesuai dengan kejahatannya. Bahkan ada beberapa tertuduh yang dibebaskan, sedangkan orang-orang tak SERIAL MANUSIA HARIMAU
187 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id berkuasa menduga bahwa ia kan mendapat hukuman yang setimpal, benar-benar setimpal.
Tidak ringan, tetapi juga tidak lebih besar dari kesalahan yang dilakukannya. Menurutnya dan banyak anggota masyarakat, begitulah yang dinamakan keadilan. Dia tidak menyetujui main hakim sendiri, tetapi proses begitu lamban dalam menegakkan keadilan dan kebenaran itulah yang selalu membuat orang yang menjadi korban atau keluarga korban yang ditinggalkan tidak kuasa lagi menahan diri. Lalu dilakukanlah pembalasan dendam yang dinamakan perbuatan menghakimi sendiri di luar wewenang dan dia akan menjadi tertuduh pula dalam upaya menegakkan hukum yang seperti terlalu banyak ganjalan dan rintangannya.
Malu oleh tangis yang tak dapat ditahannya, Hasanah berlari ke dalam, masuk kamar melepaskan semua air mata. Karena hanya itu cara yang diketahuinya untuk meringankan beban hatinya. Hanya meringankan barangkali atau suatu awal dari hidup merana berkepanjangan. Hidup sedih berkelanjutan ini dialami oleh banyak manusia, perempuan, bahkan laki-laki yang kehilangan harapan dalam bercinta. Entah dikala masih berpacaran, entah selagi dalam masa pertunangan. Sering pula terjadi setelah hidup sebagai suami isteri yang begitu saling menyayang mengasihi, sehingga kepergian salah seorang memenuhi panggilan Tuhannya menyebabkan yang tinggal hidup dalam kesedihan berkepanjangan sampai dia pun tak kuasa lagi berada di dunia ini. Dan dia pergi dengan tenang, karena hatinya punya kepastian bahwa dia pergi untuk menyusul kesayangan yang telah mendahuluinya. Inilah sebabnya banyak janda dan duda tidak lagi menghendaki teman hidup kalau sudah ditinggalkan oleh kawan sebiduk yang amat dicinta. Tidak mau berpisah, padahal ia mengetahui, bahwa hidup di dunia tidak abadi. Cukup banyak lemah tidak mampu menerima suatu ketentuan yang pasti tidak terjadi. Kematian bagi tiap insan hanya soal waktu. Sebabnya saja yang berbeda-beda, tetapi kepastian itu berlaku bagi tiap yang bernyawa. Bagi kalian semua, baginya dan bagiku!
*** "BICARALAH dengan Hasanah bang Erwin," pinta Fatimah. Ayahnya lebih berterus terang,
"Dia mencintaimu. Aku merasakannya, kau pun tentu mengetahuinya," kata Abduh. Erwin diam-diam tahu, tetapi hatinya bukan melonjak kegirangan dicintai oleh seorang gadis yang SERIAL MANUSIA HARIMAU
188 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id lahiriah memenuhi segala persyaratan untuk diperisteri. Tangis yang tak terkekang menunjukkan bahwa ia benar-benar menghendaki Erwin. Sedikit-dikitnya untuk waktu itu.
Dan itu cukup untuk diimbangi dengan perasaan yang sama. Walaupun untuk waktu itu pula. Sebah masa depan, bagaimana kelak di kemudian hari, hanya Tuhan yang menentukan. Ataukah prilaku yang keimanan manusia yang menentukan"
Akhirnya berkata juga Erwin, "Aku akan ngomong-ngomong dengan Hasanah, apabila dia sudah reda."
"Kau mau tinggal di sini?" tanya Abduh berpengharapan lagi.
"Tinggallah di sini. Abang tahu, kami hanya tinggal bertiga. Adikku anak baik. Aku tahu dia mencintaimu. Selama kau pergi tak ada hari berlalu tanpa pertanyaannya, kapan abang akan kembali," kata Fatimah mengatakan apa adanya.
Akhirnya tangis Hasanah tidak terdengar lagi.
Sebab bagaimanapun lukanya perasaan, orang tak akan dapat menangis terus menerus.
Tiada lagi air mata, ia tertidur oleh bantuan Tuhan untuk memberi hamba yang dikasihaninya istirahat di dalam derita. Untuk kemudian diteruskan dengan perasaan hampa, tanpa tawa, tiada cerita untuk entah berapa lama. Yang teramat parah dan tak sanggup lagi memikul beban teramat berat itu, menanti sampai ia dibebaskan dari derita itu.
Untuk selamanya.
Tatkala Hasanah terbangun, hari telah senja. Ia mandi. Badan agak segar, tetapi hati tetap pudar. Tak dapat menyegarkan hati melalui mandi.
"Kau tertidur Hasanah," kata Erwin lembut. "Lama aku menantikanmu. Kita tidak pernah bercakap-cakap santai. Aku tiada melihat peluang untuk itu." Hati hampa Hasanah bagaikan tak percaya akan apa yang didengar telinganya. Dia terlalu yakin, bahwa tiada lagi harapan barunya. Walaupun Erwin belum pernah mengatakan tiada cinta kepadanya. Dan dia sendiri pun belum pernah menyatakannya kepada Erwin. Baru dengan isyarat. Bukan sedikit orang ragu-ragu dengan isyarat. Kalau salah menafsirkannya, kan memalukan!
Kini, sesudah dia kehilangan semua harapan, laki-laki yang termasuk sedikit misterius itu ingin bicara santai dengan dia. Belum tahu apa yang akan dikatakannya. Tetapi sekurang-kurangnya Hasanah melihat suatu kemungkinan. Ia dapat menyembunyikan harapan yang sebenarnya hanya secercah itu.
Tanpa mengangkat kepala Hasanah bertanya hampir tak terdengar, "Apa yang abang SERIAL MANUSIA HARIMAU
189 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id ingin katakan dengan santai itu" Tidak benar, kalau abang katakan tiada peluang. Abang pasti mengetahuinya dan abang pun tahu bahwa aku ingin abang berkata. Bagaimanapun akan pahitnya bagiku!"
Setelah mereka duduk berdua dengan jarak yang amat dekat, belum pernah sedekat itu selama ini, Erwin memulai dengan sangat hati-hati, dengan dada bergemuruh. Bukan karena debaran cinta, tetapi karena tak ingin melukai hati wanita yang sudah sangat diketahuinya amat cinta padanya. Sebagaimana Susanty di Jakarta, dari siapa ia terpaksa melarikan diri. Bukan karena telah berbuat salah, tetapi karena takut akan bercinta mengingat begitu banyak hambatan di dalam dirinya sendiri. Walaupun hambatan yang sama membuat dia toh tergila-gila pada Safinah. Hanya tak berani mengatakannya, karena justru gadis itu tidak, sekurang-kurangnya belum mencintainya sebagaimana yang diharapkannya. Entahlah di hari nanti. Itu masih hari nanti. Suatu rahasia yang hanya Tuhan mengetahui. Karena Dia yang menentukan.
"Kau tahu Hasanah, aku menyenangimu. Sangat menyenangimu. Kuingat bagaimana kau membela diriku ketika aku hampir mati."
"Tatkala abang menyangka diriku Susanty, karena hanya dia yang abang cintai, bukankah begitu?" sahut Hasanah.
"Tidak Has, kau keliru. Aku meninggalkan Jakarta justru karena aku hendak menyelamatkan dirinya dari jatuh hati pada orang yang sama sekali tidak tepat bagi dirinya."
"Dan aku tidak tepat bagi diri abang?"
"Aku tidak mengatakan itu. Tetapi kupikir memang begitu. Bukan macam aku orang yang layak mendapat cintamu Hasanah!"
"Apakah abang yang menentukan berhak atau tidaknya. Apakah itu penolakan secara halus bang Erwin" Kau tahu hatiku, karena kau dapat membacanya!"
"Aku tidak menentukan Has, tetapi aku mengetahui, bahwa diriku ini tidak berhak mendapat perhatian dan penghargaan yang begitu tinggi darimu. Yang kuketahui begitu suci. Orang seperti kau harus mendapat kebahagiaan hidup. Itulah yang tidak akan kau dapat, karena aku tidak dapat memberikannya. Bukan tak mau Hasanah, tak mampu. Itulah yang sebenarnya. Menyambut kasih sayangmu sama artinya membiarkanmu kelak kecewa, bahkan takut. Di saat itu nanti kau merasa aku menipu dirimu sedangkan aku akan malu dan merasa sangat berdosa!"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
190 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Hasanah jadi heran dan tak mengerti. Kalau ini suatu penolakan, sungguh suatu penolakan yang amat licik. Berbelit-belit, sekedar suatu usaha untuk membuat dia menjauhkan diri. Omong kosong, semua ini omong kosong. Lelaki memang suka mencari akal melepaskan diri. Dengan segala cara, termasuk dengan segala dusta. Mustahil dia yang mengetahui, akan bahagia atau tidaknya Hasanah, sedangkan dialah yang mengetahui dirinya.
"Aku bukan berbelit-belit dan aku tidak punya akal licik seperti yang kau sangka Hasanah."
Mendengar ini Hasanah terdiam. Sekali lagi, jalan pikirannya dibaca oleh Erwin.
"Aku ini bukan manusia seperti yang kau lihat. Karena aku bukan manusia yang berbahagia seperti manusia-manusia yang benar-benar manusia!" Kini Hasanah tertarik.
Apa yang akan dikatakan oleh lelaki ini. Dia pandai membaca pikiran, apakah dia juga mampu meramal apa yang akan terjadi di masa mendatang"
"Bukan ramalan Hasanah. Aku ini akan membuat kau kecewa dan malu, karena nanti kau pasti akan mengetahui, bahkan melihat bahwa aku ini mewarisi suatu kenyataan yang tidak dapat kuhindari!"
*** KINI Hasanah menatap muka Erwin, yang term tunduk meneruskan ceritanya. Ia lebih dulu enjelaskan, bahwa dia bukan mau mengelak, bukan mau mencari-cari dalih. Jauh sekali dari aksud mendustai Hasanah.
Lalu diceritakannya siapa neneknya yang bernama Raja Tigor itu. Bukan hanya siapa dia, tetapi juga apa dia sebenarnya. Manusia yang bukan hanya memelihara harimau liar untuk menjaga kebunnya dari serangan babi hutan, tetapi dirinya sendiri kadang-kadang berubah menjadi setengah harimau. Sukar masuk akal. Tetapi bagi orang yang mengetahui, apalagi yang pernah melihat tentulah merupakan suatu kenyataan yang menyedihkan atau menakutkan atau kedua-duanya.
Walaupun sukar masuk akal, tetapi Hasanah tidak lagi mengatakan bahwa Erwin berbelit-belit atau berdusta. Ia mendengarkan dengan penuh perhatian, kadang-kadang disela rasa kasihan. Setelah Erwin berhenti bercerita tentang kakeknya barulah Hasanah SERIAL MANUSIA HARIMAU
191 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id berkata di dalam hati, bahwa semua kejaiban yang"kalau benar"amat memilu dan menautkan itu adalah nasib suratan takdir Raja Tigor. Tidak ada kaitan dengan Erwin yang jelas manusia dan ia sama sekali tidak memandang orang yang diintainya jadi hina atau perlu merasa malu. Namun begitu Hasanah tidak berkomentar. Ia melihat bahwa laki-laki itu amat tercekam dan berduka.
Ketika Erwin melanjutkan kisahnya, "Begitulah juga nasib ayahku. Dan aku!" barulah Hasanah tersentak dari alam yang bagaikan khayalan belaka.
Agak lama kemudian Hasanah bertanya lembut, "Bang Erwin kenapa" Aku tidak mengerti apa maksud abang."
"Ayahku sama seperti kakekku. Kadang-kadang berubah jadi setengah harimau.
Perlukah aku bersumah bahwa aku mengatakan yang sebenarnya" Mesinya aku malu, tetapi begitulah kenyataannya. Dan aku juga seperti kakek dan ayahku yang kedua-duanya telah meninggal."
"Aku percaya semua tentang yang abang ceritakan. Tetapi tidak yang tentang diri abang sendiri!" kata Hasanah.
"Kalau begitu aku bersumpah!"
"Jangan. Jangan bersumpah."
"Itulah makanya aku akan pergi. Aku tidak layak menerima kasihmu Hasanah. Tidak layak. Kau mengerti arti tidak layak!" '
"Tetapi aku mencintaimu, biar siapa dan apa pun dirimu," kata Hasanah sudah tidak kuat menahan perasaan hatinya. Cinta memang sesuatu yang seringkali mudah diuraikan dengan mengemukakan berbagai sebab dan alasan. Tetapi cinta juga kadang-kadang tidak dapat dijelaskan sebab musababnya. Lagi satu kenyataan yang sukar masuk akal, tetapi pasti dirasakan oleh banyak manusia, mungkin Anda termasuk di dalamnya. Mungkin juga aku sendiri. Jangan munafik. Dia dapat disebabkan oleh berbagai alasan. Tetapi dia juga kadangkala tidak dapat mengerti. Dia tercetus dari suatu rasa. Rasa cinta pada seseorang.
Cukup! "Aku kadang-kadang berubah jadi harimau. Seluruh tubuhku. Hanya kepala yang tidak!" kata Erwin menjelaskan. "Kau pasti akan takut."
"Itu katamu. Aku tidak akan takut, karena kau tetap Erwin. Ataukah kau bukan dirimu lagi kalau benar-benar kau berubah!" tanya Hasanah mengandung tantangan.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
192 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Memang tetap diriku. Tetapi ujudku akan membuat orang takut. Lebih takut daripada melihat harimau yang sebenarnya!"
"Jadi hanya itu sebabnya kau takut?"
"Kurasa itu saja sudah cukup menakutkan dan aku takut kau kaget dan mungkin juga pingsan melihat diriku!"
"Aku sayang padamu, aku sudah tidak malu mengatakan, karena kau dapat membacanya. Dan aku tidak akan takut walaupun kadang-kadang kau berubah. Jadi apa pun tidak akan membuat aku akan terkejut!" kata gadis itu. Dan ia"walaupun lazimnya wanita dapat menguasai diri oleh perasaan malu"lalu memeluk Erwin. Dan Erwin membiarkan dirinya dibelai diciumi. Ia dapat merasakan bahwa tindak wanita itu adalah luapan rindu yang lama dipendam.
Erwin merasa kasihan. Apa yang mau dilakukan selain menyerah, memberinya kelegaan. Tanpa dipinta tetapi dipikir akan ada gunanya, perasaan dingin menjalari seluruh tubuh lelaki dalam pelukan itu. Kalau biasanya dalam keadaan begitu ia lalu melarikan dan menyembunyikan diri, maka sekali ini Erwin menanti kejadian yang biasanya tidak dapat dielakkan. Bukan tidak dipikirkannya apa yang mungkin menimpa diri Hasanah yang begitu
"bandel" dengan rasa cintanya. Terkejut, pingsan atau bahkan mati kaku. Ataukah ia tidak akan perduli, sesuai dengan kata-katanya beberapa saat yang lalu.
Perubahan atas diri Erwin berlangsung seperti biasa. Tubuhnya mengharimau. Semula Hasanah yang sedang dimabok kasih itu tidak merasakan, karena pada wajah Erwin tidak terjadi perubahan apa pun. Tetapi kemudian jantungnya seperti berhenti berdenyut. Kedua tangannya yang memeluk tubuh Erwin merasa meraba bulu. Semula ia tidak percaya.
Menganggapnya sebagai khayalan oleh cerita Erwin tentang diri kakek, ayah dan dirinya sendiri. Tetapi dia merasakan bulu itu. Benar-benar bulu. Dan benar-benar dirasakannya.
Ketika matanya secara refleks beralih ke tangan Erwin, tampak apa yang tidak dipercaya tetapi telah diceritakan lelaki itu tadi. Harimau, Erwin telah berubah menjadi harimau.
Tanpa memandang muka Erwin, gadis yang baru saja memeluk mesra itu terkejut dan menjerit sambil melepaskan Erwin yang sudah mengharimau. Mendengar jerit ini ayah dan kakaknya datang berlari dan mereka terhenti melihat kenyataan yang tidak pernah mereka khayalkan itu.
Tetapi karena manusia harimau itu tidak bergerak dan sama sekali tidak memperlihat-SERIAL MANUSIA HARIMAU
193 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id kan gerak kaget atau mencurigakan, Abduh mendekati Hasanah yang terduduk menutupi mukanya.
"Tenanglah," kata Abduh kepada anaknya yang ketakutan. Fatimah yang juga terkejut, tidak beranjak pergi karena cepat memaklumi, bahwa perubahan ujud itu tentu hanya seketika. Karena banyak dukun punya sifat atau kelainan sendiri-sendiri. Dan apa yang disangka dan diharapnya memang benar jadi kenyataan. Tak lama kemudian Erwin telah menjadi manusia utuh kembali. Erwin yang tadi duduk berdampingan dengan Hasanah.
"Lihatlah," bujuk Abduh. "Itu abang Erwinmu!"
Dan gadis itu memandang karena merasa aman di dekat ayahnya. Dan pandangannya kini membuat ia merasa malu sendiri.
"Maafkan aku bang Erwin!" ujar Hasanah sambil mendekati lelaki itu kembali. Ia yakin, bahwa yang dilihatnya tadi hanya tipuan matanya belaka. Karena Erwin terus bercerita tentang kakek, ayah dan dirinya yang senasib. Yang kadang-kadang jadi harimau. Pengaruh cerita itulah rupanya yang telah membuat dia berkhayal. Betapa malu Hasanah.
"Tak ada yang harus dimaafkan. Semua telah berlangsung wajar. Kau telah melihat aku yang sebenarnya, bukan" Seperti yang kuceritakan tadi. Dari kakek, bahkan dari moyangku sampai ke ayah dan kini ke diriku!" balas Erwin pelan.
Hasanah diam, ia tetap yakin, bahwa apa yang dilihatnya tadi hanya khayalan belaka.
Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bukan khayalanmu Hasanah. Tanyakanlah kepada ayah dan kakakmu. Mereka juga melihat. Dan mereka tahu, bahwa mereka bukan berkhayal. Kau menjerit terkejut tadi, ketika ujudku berubah!" kata Erwin meluruskan jalan pikiran Hasanah. Hasanah memandang ayah dan kakaknya. Mereka hanya tunduk, tidak mengangguk atau menggeleng. Sehingga Hasanah kian percaya, bahwa apa yang dilihatnya hanya khayalan.
Buktinya, kakak dan ayahnya tidak mengiyakan. Padahal mereka tidak mau mengangguk, karena tidak tega mengakui apa yang benar-benar telah mereka saksikan sendiri.
"Ayah, aku tetap mau mengikut bang Erwin kalau dia pergi dari sini! Kuharap ayah menyetujui. Sebab, kalau ayah tidak setuju, aku akan pergi juga!" kata Hasanah. Dia memperlihatkan bahwa dia telah dewasa dan berhak menentukan sendiri pendirian atau pilihannya. Kalau cinta sudah bertahta di hati seseorang, maka tiada lagi rintangan untuk mengatakan atau melakukan apa pun. Cinta seperti membenarkan segala-galanya atau sekurang-kurangnya memberi keberanian kepada manusia yang dikuasainya. Sesungguhnya, SERIAL MANUSIA HARIMAU
194 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id cinta bisa sebagai malaikat tetapi dia juga bisa memberi sifat seperti iblis, Abduh dan Fatimah sangat iba melihat Hasanah yang sudah dimabuk asmara gila itu. Terang-terang diketahuinya, bahwa Erwin bukan manusia biasa, bahkan ia tadi menjerit ketakutan.
Bagaimana makanya ia sampai sanggup mengatakan hendak mengikuti Erwin. Makhluk yang menakutkan! Terpikir kembali oleh Abduh dan Fatimah apakah gadis itu sudah terkena guna-guna Erwin.
? "Aku tidak mengguna-gunainya. Jangan menyangka buruk sejauh itu," kata Erwin.
"Aku telah berulang kali mengatakan kepadanya bahwa aku bukan manusia seperti manusia biasa lainnya. Aku juga telah mengatakan, bahwa bukan aku laki-laki yang baik baginya.
Aku mengatakan yang sebenarnya tentang diriku dan kalian telah melihatnya. Kalian bukan orang wajar, kalau tidak mempercayai apa yang kalian lihat dengan mata sendiri!" kata Erwin yang kali ini merasa syukur telah berubah ujud dan lebih bersyukur lagi karena perubahan itu hanya sesaat. Sekedar untuk bukti bahwa ia berkata benar.
"Sekarang aku harus pergi. Sudah waktunya aku berpisah dengan pak Abduh dan nyonya Fatimah yang baik. Begitu pula dengan dik Hasanah yang akan selalu kukenang!"
Erwin berdiri mendapatkan pak Abduh dan Fatimah. Ia mengulurkan tangan untuk salam perpisahan. Abduh dan Fatimah tak kuasa menolaknya. Walaupun dengan haru. Tetapi ketika Erwin hendak menyalam Hasanah, gadis itu menolak sambil berkata lantang, "Aku tidak mau ditinggal. Aku tidak perduli bang Erwin manusia harimau atau manusia setan pun. Aku ingin selama hidupku bersamanya!"
Erwin terharu dan kasihan pada Hasanah. Dibacanya mantera dengan permohonan bantuan dari Allah. Pintanya dikabulkan. Ia mendadak hilang seperti ditelan lantai tempat dia berpijak.
Fatimah dan ayahnya terkejut. Rupanya anak inuda itu punya ilmu meraibkan diri.
Mengapa dia menjadi berbuat begitu"
Hasanah setengah melolong, "Bang Erwin"!!" lalu ia terduduk lemas. Ini bukan khayalan seperti yang disangkanya mengenai perubahan diri lelaki itu tadi. Ini satu kenyataan. Yang amat memalukan dan teramat pahit bagi dirinya. Orang itu sampai menghilangkan diri. Hanya untuk menjauhkan dari dia. Rupanya Erwin memang tidak menghendaki dirinya. Tega benar, mengapa harus dengan cara begitu.
"Karena menurut pendapatnya, itulah jalan terbaik Hasanah," kata Abduh yang SERIAL MANUSIA HARIMAU
195 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id mengetahui apa yang dirasa dan dipikir anaknya yang telah ditelan cinta tanpa pertimbangan itu. Cinta sekedar mengikutkan kata hati. Karena begitulah kebanyakan cinta dalam praktek.
Hasanah membiarkan pikirannya menerawang tanpa berkata apa pun. Ia terlalu sedih.
Seperti ditinggal mati orang yang paling dicinta. Padahal orang itu tidak mati. Ia pergi untuk menghindar dengan segala alasan yang telah dikemukakannya.
"Dia pergi karena dia sayang padamu Has," kata Fatimah coba menghibur adiknya.
Tetapi juga dengan keyakinan, bahwa Erwin berbuat begitu karena ia tidak mau mengecewakan Hasanah. Menurut dugaannya dukun muda itu juga dengan sengaja merubah ujudnya untuk membuktikan kepada adiknya bahwa sebenarnyalah bukan dia orangnya yang tepat untuk wanita semuda dan secantik Hasanah.
"Kalau dia sayang mengapa dia menghilang!" tanya Hasanah yang memang terhibur oleh kata-kata kakaknya.
"Menyatakan dan membuktikan sayang ada berbagai macam caranya Has. Dia mendengar kau menjerit tadi. Karena kau terkejut dan takut tentu. Tidak bisa lain daripada itu. Dia tak tega melihat kau takut. Dan kejadian itu akan berulang dan berulang lagi," kata Fatimah.
Hasanah menangis, meletakkan kepala di pangkuan kakaknya.
"Dia sayang padamu, itulah makanya dia pergi," kata Fatimah lagi menenangkan adiknya. Tetapi Hasanah malah menyahut, "Aku akan mencarinya. Sampai bertemu kembali. Atau kakak tidak akan pernah lagi melihat aku!"
Fatimah memandang kata-kata itu hanya karena emosi belaka. Setelah reda dan dia dapat berpikir wajar, ia akan tahu apa yang harus dan apa yang sama sekali tidak baik dicobanya.
"Percayalah, dia akan memberi kabar," kata Fatimah. Kalimat yang sepotong ini rupanya jadi penawar juga. Memberinya harapan, bahwa laki-laki itu akan mengirim kabar.
Masuk akal, mustahil dia tidak akan mengirim surat setelah ia pergi dengan cara menghilang begitu. Cara pamit yang tidak semestinya. Dia orang sopan, orang baik, manusia berbudi. Dia pasti akan memberi kabar.
*** SERIAL MANUSIA HARIMAU
196 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id ASHAR, anak muda yang mengikuti Erwin dari Jakarta pada malam setelah kepergian Erwin tidak dapat tidur, karena tak tahu ke mana akan pergi. Ia terkejut dan tak percaya, ketika menjelang tengah malam mendengar bisikan, "Jangan bersuara. Ini aku. Bang Erwinmu."
Hati anak muda yang bingung dan kecut itu mendadak sontak jadi gembira.
Kegembiraan seorang yang tadinya sudah putus asa, tidak tahu apa yang akan dilakukan.
Bahkan tak tahu ke mana akan pergi. Ia pun amat malu kepada tuan rumah karena dirinya ditinggal begitu saja. Hampir saja dia menyangka, bahwa orang yang begitu dipercaya dan dikaguminya, akhirnya bertindak begitu pengecut. Tiada bertanggungjawab.
Hati Ashar melonjak dan tanpa sengaja ia menciumi tangan Erwin. Si manusia harimau dapat merasakan betapa lega sahabat mudanya itu.
"Mari kita pergi," bisik Erwin.
"Begini saja" Tidak permisi kepada pak Abduh?"
"Aku sudah menyiapkan surat untuk ditinggalkan. Surat dari kita berdua. Kau dan aku.
Pak Abduh akan memaklumi dan tidak akan berkecil hati. Kita pergi diam-diam, bukan karena tidak berterima kasih dan menghargai kebaikannya. Tetapi karena tiada jalan lain!"
Ashar yang memang sudah siap dengan bungkusan baju dan celana baru belian Erwin tidak memerlukan waktu berkemas lagi.
Erwin dan Ashar keluar rumah itu menjelang jam dua belas malam. Abduh mendengar kemudian melihat, karena ia sudah menduga, bahwa Erwin akan menjemput kawannya.
Tetapi ia diam saja. Erwin juga tahu, bahwa Abduh tentu mendengar atau mengintip kepergian mereka. Dan bahwa dukun cukup kawakan itu membiarkan. Karena dia sadar, bahwa si manusia harimau melakukan itu demi kebaikan anaknya. Sama sekali bukan karena suka berbuat begitu.
Pagi harinya Abduh pun terpaksa berpura-pura terkejut dan heran lalu risau memikirkan lenyapnya Ashar tanpa mohon diri lagi.
KEDATANGAN Erwin kembali dengan Ashar yang telah diceritakannya, sangat menggembirakan . Teuku Samalanga dan adiknya Safinah. Kegembiraan persahabatan atau kekeluargaan.
Tidak tampak kegirangan karena rindu pada wajah Safinah. Terutama pada matanya.
Karena senang semata-mata, sama sekali bukan karena cinta. Tetapi Erwin yang biasanya amat tahu diri itu tetap merindukan kasihnya. Sungguh untung, baik Teuku apalagi Safinah SERIAL MANUSIA HARIMAU
197 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id tidak dapat membaca hatinya.
"Abang senang-senang saja di Lahat" Tidak berat berpisah dengan kekasih di sana?"
tanya Safinah menggoda. Sekedar menggoda. Tidak tahu bahwa Erwin meninggalkan seorang gadis rupawan dengan hati pedih, karena kepergian seorang dukun muda yang jadi pilihan tanpa mendapat sedikit balasan yang amat didambakannya. Mendengar kelakar tanpa sidiran itu Erwin tercenung sejenak, teringat pada Hasanah yang begitu manis dan telah memeluk diriiva tetapi kemudian juga menjerit terkejut karena ternyata ia memeluk harimau berkepala manusia.
"Aku mohon pada Teuku. Mohon direlakan yang sudah kumakan dan kuminum!" kata Erwin. Suaranya mengandung kesedihan yang ditekan, karena apa yang dikatakan bukan suara hati. Yang sebenarnya dia kembali sebentar untuk melihat Safinah yang tak dapat dilekangkannya dari ingatan. Kemudian berubah jadi kerinduan berkepanjangan.
"Erwin, aku tetap akan melamar Carolina. Aku kan menikahinya, walau apa pun akan menimpa iriku. Akhirnya nasib tiap hamba berada di tangan Tuhannya!"
*** DENGAN langkah berat, Erwin pamit pada Teuku Samalanga dan adiknya. Dia rasakan, betapa beratnya berpisah dengan orang yang dicintai, walaupun secara diam-diam.
Bersamaan dengan itu ia menyadari bahwa begitulah juga perasaan Susanty, dari siapa dia melarikan diri. Begitu pula perasaan Hasanah yang ditinggalkannya dengan cara tidak wajar.
Bahkan mungkin lebih sakit daripada apa yang dideritanya. Lalu Mei Lan yang telah sembuh sepenuhnya berkat tiada lagi perlawanan dari Carolina yang cukup kawakan itu.
Dalam kesadarannya itu ia pergi ke rumah keluarga keturunan Tionghoa itu. Ia harus pamitan dengan balk kepada keluarga itu, terutama kepada Mei Lan.
Kegembiraan gadis itu menyambut kedatangannya hanya sesaat. Karena orang yang memerintahkan perbuatan jahat atas dirinya itu telah tiada, Erwin nengatakan bahwa Mei Lan dan orang tuanya tidak perlu kuatir lagi, karena Li Mau San yang mengingininya dengan segala cara telah ditelan ular. Ong Chu Fat dan isterinya bergidik mendengar kematian dengan cara amat mengerikan itu dan mereka kian percaya, bahwa Erwin bukanlah manusia biasa. Dia punya kesaktian yang jarang dipunyai orang lain, atau SERIAL MANUSIA HARIMAU
198 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id barangkali tidak dimiliki oleh siapa pun di dunia ini.
Sama halnya dengan Hasanah, gadis ini pun berterus terang kepada orang tuanya bahwa ia mau mengikut Erwin. Kedua orang tua yang yakin bahwa Erwin yang menyebabkan anak mereka masih hidup, tidak kuasa mencegah.
Tetapi Erwin berkata dengan lembut, "Kalau orang tuamu setuju, nanti aku akan kembali." Tidak dikatakannya bahwa ia bukan manusia yang kadang-kadang mengharimau.
Kenyataan itu harus merupakan rahasia bagi orang lain. Gadis ini tidak akan percaya, kalaupun dikatakannya apa dia sebenarnya, sebagaimana Hasanah juga tidak yakin akan kebenaran itu, jikalau ia tidak dengan mata sendiri menyaksikan. Itu pun akhirnya dipandangnya sebagai suatu khayalan.
"Bang Erwin akan kembali?" tanya Mei Lan ragu-ragu.
"Aku akan kembali. Kau masih perlu istirahat," katanya dengan perasaan berat, karena ia tahu bahwa is berdusta. Hanya untuk melepaskan diri dari cinta seorang gadis.
Mei Lan melepasnya dengan air mata. Erwin pergi dengan rasa dosa. Tetapi dibujuknya diri, bahwa kebohongan itu untuk kebaikan Mei Lan.
Ashar yang melihat adegan-adegan itu merasa heran dan kagum atas iman Erwin. Dia pun berharap, semoga kelak is juga punya kekuatan seperti sahabat yang amat rendah hati dan berbudi itu.
Meskipun ada tujuan besar di kampung asalnya, namun perjalanan sekali ini dilakukan dengan perasaan yang cukup sedih, kalau tidak mencapai tingkat hampa sama sekali.
Ashar memperhatikan Erwin yang tidak seperti biasanya itu. Banyak bercerita dan ceria.
Bahkan selalu berkelakar. Sesuatu yang tidak diharapkan atau diduga dari seorang dukun yang begituu tinggi ilmunya. Apalagi oleh orang yang mengetahui, bahwa dia sebenarnya seorang atau seekor manusia harimau. Yang telah banyak bertarung, telah banyak mendapat ancaman, pernah hampir mati dalam pertempuran ketika hendak menyembuhkan Raden Rahmat dan telah mengirim banyak musuhnya ke dunia lain, dari mana orang tidak akan pernah kembali. Dikecualikan orang-orang semacam Raja Tigor, Dja Lubuk, Datuk nan Kuniang dan tentu ada sejumlah lagi yang lainnya di seluruh dunia ini yang dalam hidupnya juga punya ilmu yang hamper langka atau punya sumpah yang akhirnya harus dibayar sampai setelah mereka meninggalkan dunia ini.
Ashar menduga-duga, bahwa sahabatnya yang hebat itu mungkin memikirkan Susanty, SERIAL MANUSIA HARIMAU
199 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Hasanah dan Mei Lan, yang kesemuanya jatuh cinta kepadanya dan semuanya pula ditinggalkannya. Oleh sangkaannya, Ashar mengambil kesimpulan, bahwa dalam hal yang begitu Erwin akhirnya hanya seorang manusia biasa yang punya hati dan jantung di dalam dirinya, sama halnya dengan manusia lainnya. Yang dapat bersedih, dapat mengenang dan yang paling sakit, dapat merasa rindu. Rasa rindu memang sesuatu yang selalu amat pedih terasa dan tidak mudah dilawan. Kerinduan dapat juga merasuk jiwa seseorang yang benci kepada orang yang pernah disayanginya. Aneh kedengaran, tetapi selalu terjadi di dalam kehidupan. Itulah makanya tercipta lagu "benci tapi rindu" Rinto Harahap, semata-mata tuangan dari perasaan yang tak terlawan oleh sementara manusia yang telah berpisah dengan orang yang pernah amat dicintainya. Entah sebagai pacar, tunangan yang terputus ataupun sebagai isteri atau suami dengan siapa mereka pernah sangat saling menyayang, memberi dan menerima dengan kenikmatan yang tidak terlupakan.
Ashar sama sekali tidak tahu, bahwa orang yang amat baik itu bukan dilanggar wabah rindu. Bahwa dia terlalu sedih memikirkan nasibnya yang begitu buruk. Mengapa orang yang berkenan dihatinya justru tidak mempunyai perhatian terhadap dirinya. Tidak menaruh hati padanya. Sekedar persahabatan. Mengapa orang-orang yang menggilai dirinya justru hanya diingininya sekedar sebagai sahabat. Begitu terbalik, bertentangan dengan harapannya. Ia pun mulai percaya, bahwa hukum karma dalam cinta mulai menimpa dirinya.
Ini pun barangkali baru awalnya. Mungkin kian hari penyakitnya itu kian parah. Apakah ia akan tak berselera makan dan tak bisa lelap tidur sebagai yang banyak didendangkan di dalam pantun-pantun lama" Karena cinta memang sudah berusia semenjak turunan sepasang manusia, Adam dan Hawa ke bumi ini!
"Bang Erwin, jangan ngelamun. Aku risau meli hat abang!" kata Ashar kasihan melihat Erwin yang jadi punya sifat lain itu.
"Tidak, aku tidak ngelamun. Hanya memikirkan apa yang akan kita lakukan di Mandailing. Kau belum pernah ke negeriku yang subur tanah tetapi miskin penduduknya itu, ya," jawab Erwin mngalihkan persoalan.
Walaupun Ashar merasa bahwa Erwin sengaja mengalihkan cerita, namun ia juga memahami mengapa sahabatnya berbuat begitu. Ia ingin menyimpan perasaan itu untuknya sendiri saja. Walaupun deritanya akan jadi lebih berat. Ia harus menerima beban bathin itu, sebagaimana Susanty, Hasanah dan Mei Lan juga harus menerimanya. Mereka semua SERIAL MANUSIA HARIMAU
200 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id menangis karena dia, walaupun tidak itu yang dikehendakinya. Mengapa pula dia harus bebas dari penderitaan. Tiada alasan untuk itu. Bahkan penderitaan wanita-wanita itu membuat sangat layak dia in ditimpa beban kesedihan. Supaya derita itu merata di antara mereka.
Meskipun masih punya uang sisa dari yang beberapa waktu yang lalu terpaksa diterimanya agak banyak, namun ia dan Ashar berjalan kaki meninggalkan kota Palembang yang telah menyebabkan satu sayatan yang amat perih di dalam hati. Bila tampak bahwa Ashar telah sangat letih mereka berhenti di warung pinggir jalan, melepas dahaga dan makan sedikit bilamana lapar. Ashar heran mengapa sahabatnya memilih jalan kaki padahal ia masih mempunyai uang cukup untuk naik bis ke Lubuklinggau, lalu Sijunjung di Sumatera Barat.
"Kita tidak terus berjalan sampai ke kampungkuAshar," kata Erwin yang membaca pikiran Ashar. "Nanti kita menumpang bis, lalu jalan kaki lagi. Kita sedang melatih daya tahan pisik. Ketahanan fisik akan meningkatkan kekuatan moril. Juga mempertebal keyakinan serta kepercayaan pada diri ndiri. Kalau kita berjalan karena tidak punya, maka kita letih karena terpaksa. Tetapi kalau kita sanggup meletihkan tubuh padahal kita punya biaya untuk tidak usah menyiksa diri, ia sudah merupakan latihan pula dalam pengendalian diri. Dan pengendalian diri inilah ilmu tanpa guru yang amat sulit dilakukan. Kemampuan menahan diri merupaka suatu kemampuan yang penting dan seringkali menentukan di dalam hidup. Cucurkan keringat pada waktu kau tidak perlu mencucurkannya. Bilamana tiba saatnya kita harus bermandi peluh, kita tidak akan terkejut dan mengeluh lagi. Hidup tanpa keluhan merupakan suatu syarat pula bagi hidup yang benar-benar bahagia." Dalam mengajarkan falsafah hidup dalam mempertebal iman itu, ia sadar bahwa dia sendiri belum memenuhi syarat. Karena jauh di dalam lubuk hati, manusia harimau itu menjerit mengapa harus Safinah yang dicintainya itu yang, tidak punya rasa sayang yang amat didambakannya.
Mengajari memang selalu lebih mudah daripada mengamalkan.
Ashar menanamkan pelajaran itu di dalam hati. Dan dia akan menyesuaikan hidupnya dengan ajaran itu. Bersakit-sakit untuk menjinakkan rasa sakit.
Perjalanan dilakukan seperti yang dijanjikan Erwin. Tiap lima puluh kilo kaki di ditukar dengan roda-roda milik bis. Sehingga tiba di Lubuklinggau, di mana Erwin pernah menginap ketika ia bersama Teuku dan Safinah menyelidiki kematian Menora. Sekali lagi SERIAL MANUSIA HARIMAU
201 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Erwin menginap di kota itu. Tanpa terjadi sesuatu yang perlu dicatat, pada keesokan harinya kedua petualang itu melangkah tatkala matahari belum menampakkan diri diufuk timur.
"Segar berjalan pagi," kata Erwin. Ashar sependapat.
Ketika akan mendekati Sijunjung giliran kaki mereka harus bekerja. Dua puluh kilometer menjelang Sijunjung untuk pertama kali mereka dihadang oleh seekor harimau besar, yang berdiri dalam posisi santai di tengah-tengah jalan.
"Celaka kita bang," kata Ashar.
"Tenangkan diri. Tiada kematian tanpa izin Tuhan. Tidak ada kesalahan kita padanya dan tidak pula ada niat buruk kita terhadap diri Inyiek perkasa itu," kata Erwin. "Sudah di mulut naga pun orang akan dilepaskan kembali kalau bukan penentuannya untuk mati ditelan naga!"
Ashar coba percaya akan kata-kata Erwin, tetapi karena belum punya pengalaman dan tidak pernah mengenal harimau, kakinya terasa goyah dan keringat dingin membasahi baju.
Erwin jalan terus mendekati harimau yang memasang diri siap untuk menerkam, tetapi tetap pada tempatnya. Mungkin dia heran melihat manusia-manusia ini yang punya sifat menyimpang dari yang diketahuinya. Pada umumnya manusia tidak akan mampu bergerak kalau berhadapan dengan harimau. Manusia akan seperti kena pukau dan hanya menanti nasib dengan pasrah. Yang cukup berani akan memberi perlawanan, tetapi pada umumnya perlawanan sia-sia. Si raja hutan juga yang akan unggul. Tetapi ia bukan tidak mendengar dari kawan-kawannya bahwa ada juga sesekali harimau dikalahkan oleh manusia. Tentu saja kalau manusianya bukan manusia biasa yang lekas takut dan bergerak pun tidak mampu.
Si manusia harimau memusatkan pikirannya sambil membaca beberapa mantera penunduk si Raja Rimba. Harimau besar itu tampak gagah perkasa dan indah. Warnanya yang kuning tua dengan loreng-loreng hitam tampak mengkilat oleh sinar matahari.
Jenggotnya yang cukup lebat dan panjang memperlihatkan umurnya yang sudah lebih dari dewasa tetapi sama sekali tidak menandakan kelanjutan usia. Ia gemuk menandakan ia kenyang. Harimau kenyang tidak mau menerkam manusia, kecuali kalau sang manusia sombong dan takbur. Kalau diibaratkan manusia, maka ia seorang yang sangat berkecukupan. Semacam gubernur, bupati, camat atau setidak-tidaknya lurah "gemuk" yang punya banyak bawahan dan rakyat. Sebagai harimau suruhan yang dikirim majikannya untuk menguji Erwin yang hendak menambah ilmunya ke kampungnya" Ia tidak bergerak, SERIAL MANUSIA HARIMAU
202 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id walaupun Erwin dan kawannya yang gemetaran dan bermandi keringat telah kian dekat.
Setelah tinggal berjarak lima meter, Erwin berhenti.
"Aku numpang lewat Inyiek," kata Erwin. Harimau itu menatap dia. Masih tetap di tempatnya.
Lalu kata Erwin lagi, "Aku tahu daerah ini di bawah kekuasaan Inyiek. Aku dan sahabatku ini mohon diperkenankan lewat. Aku hendak ke Mandailing menemui ayahku Dja Lubuk dan ompungku Raja Tigor!" Rupanya kata-kata ini punya pengaruh. Harimau itu masih menatap, tetapi pancaran matanya yang tadi berapi-api dan ganas, berubah menjadi lembut.
"Inyiek mengizinkan kami lewat?" tanya Erwin.
Harimau itu ternyata harimau biasa. Bukan suruhan, bukan jadi-jadian. Tetapi rupanya ia juga kenal, sekurang-kurangnya pernah mendengar tentang Dja Lubuk dan Raja Tigor.
Namun ia tidak juga menyingkir.
Raja rimba itu tampak merubah posisi tegaknya. Bukan tanda hendak menerkam.
Melainkan suatu persiapan untuk bersilat. Erwin segera mengerti apa keinginan harimau itu.
Sebab ia biasa bersilat dengan harimau. Ia suruh Ashar menyingkir. Dengan tambah ketakutan karena akan jauh dari lelaki yang iadi sahabat, pelindung dan tempatnya bergantung itu.
Dengan amat menakjubkan Erwin, anak Dja Lubuk itu merapatkan kaki, menyusun jari lalu meletakkannya di hadapan mulutnya. Tampak mulutnya bergerak-gerak tanpa mengeluarkan kata. Kemudian kedua tangan bergerak, kaki kanan diangkat. Harimau itu masih tidak bergerak. Erwin merubah kaki dan tangan. Kini harimau itu juga merubah tegak. Erwin melangkah ke kiri dan kanan sambil merubah-rubah tangan. Setelah berada pada jarak sekitar empat meter, harimau itu mendadak menerkam dengan satu lompatan jauh dan indah. Secepat kilat, tetapi lebih cepat dari itu, Erwin merendahkan diri, sehingga binatang buas itu lalu di atas kepalanya. Tiba di tanah, dibelakang Erwin ia secepat kilat pula berbalik, tetapi Erwin telah lebih dulu berbalik menghadapi dia. Sesaat kedua-duanya saling pandang dan membaca pikiran atau maksud lawannya. Setelah itu terjadilah serang menyerang dan elak mengelak dengan serba cepat. Harimau itu ingin menghabiskan tenaga si manusia, supaya ia yang punya daya tahan jauh lebih kuat, dengan mudah mengalahkannya. Ashar ketakutan. Tidak berani lari, tidak pula berani menolong kawannya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
203 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Yang tersisa baginya hanya menonton. Jantungnya berdebar keras. Kalau Erwin sampai kalah, akan tamat pulalah riwayatnya. Pada waktu itu dia menycsal, mengapa meninggalkan Jakarta dan mengikut orang hebat tetapi petualang ini.
Gerakan-gerakan Erwin dan si harimau perkasa cepat sekali, tak terikutkan oleh mata.
Kuku si harimau tidak pernah sempat merobek diri Erwin, tetapi pada suatu kesempatan lelaki itu dapat menampar kepala lawannya dengan keras. Tangan berisi itu membuat si harimau terjatuh pusing. Ia mestinya jadi lebih ganas karena amarah, tetapi bukan itu yang terjadi. Ia berdiri tenang memperhatikan Erwin. Dengan langkah teratur dia mendekati, menatap muka lalu menyingkir ke pinggir jalan. Ia bukan mau bertarung mati-matian, hanya ingin bukti bahwa Erwin berkata benar. Dan ia telah melihat buktinya. Erwin mengerti, menaruh jari di depan mulut tanda memberi hormat dan mohon diri.
Ashar yang lebih takut daripada kagum melihat pertarungan antara sahabatnya dengan harimau yang begitu besar dan kuat ganas merasa terbebas dari kematian yang diyakininya tidak dapat ditolak lagi.
Ketika setelah berjalan hampir seratus meter, Erwin menoleh ke belakang tampak olehnya harimau tadi masih mengikuti mereka dengan pandangan mata. Kagum dan puas.
Kagum karena Erwin muda punya kemampuan sehebat itu dan puas, karena orang itu benar anak Dja Lubuk dan cucu Raja Tigor. Banyak di antara harimau yang belum pernah bersua dengan kedua manusia harimau yang telah tiada itu, tetapi di antara semua harimau kedua nama itu tidak asing. Bahkan selalu diceritakan antar mereka sebagai suatu legenda. Mereka memuji dan menghormati kedua manusia gagah perkasa itu karena selama hidup mereka banyak menolong harimau-harimau tak berdosa yang terjerat atau mau dibinasakan oleh para pemburu. Baik yang karena hobby berburu maupun yang ingin mencari nafkah atau bahkan memperkaya diri di atas bangkai raja-raja hutan itu.
Setelah lebih dua minggu meninggalkan Palembang sampailah Erwin dan kawannya di perbatasan Minang dan Mandailing. Berjalan kaki lagi dari perhatasan ke Muara Sipongi.
"Di Ranjau Batu aku akan menemui unyangku dulu," kata Erwin. Atas pertanyaan Ashar, manusia harimau itu menjelaskan, bahwa unyang adalah ayah dari kakeknya.
"Masih ada?" tanya Ashar.
Erwin menerangkan, bahwa unyangnya benar masih hidup. Usianya mendekati dua ratus tahun. Namanya Raja Di Ginjang.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
204 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id RANJAU BATU adalah desa pertama yang masuk Mandailing setelah perbatasan Tapanuli dengan kabupaten Pasaman dengan ibu negerinya Lubuk Sikaping. Daerah ini terletak paling utara di kawasan Sumatera Barat. Sejak dulu sampai sekarang dan mungkin beratus-ratus di masa mendatang terkenal dengan harimaunya yang banyak. Sebanyak yang ada di daerah Solok, Sawahlunto dan Sijunjung di bagian selatan. Meskipun sama-sama banyak Inyiek Belang-nya (sebutan terhormat bagi harimau di Minangkabau), namun sifat-sifat raja rimbanya banyak berlainan. Di kawasan Selatan lebih banyak yang ganas daripada di utara.
Bagi orang awam cdengarannya tentu aneh. Masa iya, harimau saja punya sifat-sifat yang berlainan. Bagi orang yang tahu, kenyataan ini suatu hal yang biasa saja. Di bagian utara yang berbatasan dengan Tapanuli itu banyak harimau yang telah jinak karena banya berkawan dengan sebangsanya yang jadi piaraan manusia. Harimau-harimau piaraan ini selalu menasehati kawan-kawannya yang liar untuk tidak mengusik manusia kalau tidak ada sebab-sebab utama atau tidak karena dipaksa keadaan. Baik karena mereka dijahati manusia maupun karena makanannya telah ditiadakan oleh tangan-tangan jahil manusia. Misalnya dengan membabati hutan tempat rusa babi dan kera beranak pinak. Ataupun karena para pemburu banyak menghabiskan babi dan rusa, sehingga makhluk-makhluk yang digelarkan raja hutan ini sulit mendapat mangsa. Sama saja dengan manusia. Walaupun tidak dilahirkan untuk jadi pencuri professional, tetapi kalau perut mereka, terutama anak-anak dan isteri sudah lapar, maka mereka bisa juga jadi pencuri. Demi perut, lain tidak. Perbuatan tetap salah, tetapi bagi banyak manusia lebih suka memilih salah daripada mati. Manusia-manusia ini pun bisa jadi pembunuh. Bukan karena punya darah pembunuh, tetapi membunuh supaya jangan dibunuh. Membela diri atau mempertahankan nyawa yang celaka sekali hanya dimiliki satu saja oleh tiap orang. Harimau tidak enggan membunuh dan memakan manusia kalau sudah tiada makanan lain. Mereka pun tidak keberatan membunuh manusia, kalau nyawa mereka diancam oleh makhluk terpandai itu.
Ranjau Batu terkenal sebagai kampung yang juga menyimpan harimau. Ada yang piaraan, ada yang liar. Ada pula yang dikeramatkan atau dianggap sebagai penunggu kampung oleh penduduk setempat. Di sana pernah ada harimau amat besar, jantan yang pincang salah satu kaki depannya. Penduduk setempat mengatakan karena terjepit pada perangkap besi, sehingga ia meraung-raung kesakitan tanpa mampu melepaskan diri. Ia SERIAL MANUSIA HARIMAU
205 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id mengamuk sejadi-jadinya dalam keadaan putus asa. Dia menyadari bahwa tangan manusia akan menghabisi nyawanya. Dengan bedil atau diperamai-ramaikan dengan senjata tajam, Mulai dari parang sampai ke lembing dan tombak. Di waktu itulah lewat seorang petani miskin. Hanya seorang diri. Jelas bagi si harimau bahwa ia tidak akan dikeroyok. Ia kenal betul tampang petani ini. Pernah diamatinya. Mengetahui, bahwa harimau itu telah terjebak, hanya dapat meronta-ronta tetapi tak dapat lari, maka ia berhenti. Hanya menyaksian, tidak berbuat apa-apa. Ia tidak mendekat, karena bagaimanapun mendekat bisa membahayakan dirinya. Harimau yang kesakitan sangat berbahaya. Sama berbahayanya dengan harimau betina yang kehilangan anak.
Mengherankan, harimau itu bukan tambah marah, walaupun ia tahu bahwa perangkap yang menyebabkan ia tersiksa itu buatan manusia. Itulah suatu tanda pasti, bahwa harimau dapat membedakan manusia baik dan jahat. Ia menjadi tenang, walaupun dengan menahan sakit yang amat sangat. Dipandangnya manusia itu dengan mata seperti mohon iba kasihan.
Ditunjukkannya kakinya yang terjepit di antara besi-besi kokoh dan tajam. Dan manusia itu seperti tahu apa yang dipinta si harimau. Entah karena kekuatan pandangan hipnotis dari mata raja hutan, entah dari rasa kasihannya semata-mata Dan keyakinannya bahwa harimau tidak akan membalas kebaikan dengan kejahatan. Manusia yang mau berbuat begitu.
Binatang tidak! Kalau ada kekurangan atau kelebihan binatang, di situlah letaknya.
Sutan Tagor membungkuk di depan kaki harimau. Tiada rasa sangsi sedikit pun. Ia coba membebaskan si raja hutan. Tidak mudah. Gigitan bes-besi jebakan itu kuat sekali.
Tetapi akhirnya"entah dengan tenaga dari mana"Tagor berhasil juga membebaskan kaki harimau yang terjepit itu,
Harimau itu duduk. Memandangi Tagor dengan mata memperlihatkan rasa terima kasih. Kemudian baru ia menjilati luka cukup berat di kakinya. Rumput di sekitar tempat jebakan itu merah oleh darah, Timbul rasa kasihan lebih mendalam pada diri Tagor.
Dibukanya kemejanya yang kumal dan telah cabik di sana sini. Dibalutnya kaki si raja rimba agar darahnya berhenti mengalir dari lukanya. Tagor kini hanya tinggal bercelana butut dengan badan telanjang. Tetapi hatinya senang. Dipandanginya lagi harimau itu. Yang masih duduk di sana. Kini dengan mata yang jelas basah. Oleh tangis. Tidak tahu bagaimana membalas budi baik seorang anak manusia.
Tagor berdiri. Si harimau liar mencium tangannya. Lelaki itu mengusap-usap SERIAL MANUSIA HARIMAU
206 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id kepalanya.
"Pergilah. Nanti mereka datang," kata Tagor seolah-olah hewan itu dapat berkata-kata.
Dan di luar dugaannya, walaupun tidak bisa bicara, kiranya raja rimba itu mengerti bahasa Tagor. Dipandangnya manusia itu, lalu pergi terpincang-pincang. Sebelum ia menyelinap ke dalam semak belukar yang lebih lebat, ia menoleh sekali lagi seolah-olah hendak berkata,
"Terima kasih sahabatku!"
Tiga hari kemudian seorang penduduk kampung itu juga, Sutan na Sada yang disegani orang-orang di sana mati diterkam harimau, tak jauh dari tempat ia memasang jebakan.
Kata penduduk, ia dibinasakan oleh betina si raja hutan yang cedera itu. Ia sendiri tak mungkin melakukannya, karena kakinya luka parah. Yang mencarikan makannya pun sang isteri yang selalu setia.
Begitu cerita cucu dari Sutan Tagor yang mendengar kisah kakeknya dari ayahnya.
Yang amat mengesankan dalam kisah Tagor dan harimau yang ditolongnya itu terjadi ketika Sutan Tagor meninggal dunia sekitar lima puluh tahun yang lalu. Seekor harimau yang sebelah kakinya pincang mengikuti para pengantar jenazah dari agak kejauhan. Tak ada seorang pun yang terkejut atau takut. Karena mereka tahu, bahwa dia tak lain daripada
"ompung na denggan roha" (kakek yang baik hati) yang sangat sedih oleh kepergian penyelamat nyawanya. Ia turut mengantar. Ketika para pengantar jenazah pulang, ia tetap di sana lalu mendekati kuburan. Ia menciumi onggokan tanah yang masih basah. Tanda duka cita dan sayangnya. Menurut cerita orang kampung di situ sampai tujuh malam ia menjagai kuburan manusia yang disayanginya itu. Dan setelah itu ia masih selalu ziarah ke sana.
Beberapa orang pernah melihat ia mencium batu nisan kuburan itu.
Sampai beberapa tahun yang lalu ia masih menjaga kampung itu. Di bulan puasa, pada malam hari selalu duduk di dekat jembatan. Tidak pernah menjahati orang kampung yang kebetulan lalu. Bila melihat dia orang selalu mengucapkan salam sambil bil mengatakan numpang lewat. Orang sana menamakannya kakek penunggu kampung.
*** ERWIN menceritakan tentang harimau itu kepada sahabat mudanya.
"Heran ada kenyataan seperti di dalam cerita!" kata Ashar setelah mendengar cerita.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
207 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Memang ada kenyataan yang muskil pada akal, melebihi khayalan. Tetapi apa yang terjadi di kampung ini sebenarnya belum sesuatu yang tak masuk akal. Budi baik dibalas dengan kebajikan!" jawab Erwin menjelaskan.
"Tetapi keberanian Tagor yang mendekati dan membebaskan harimau itu. Hampir tak masuk akal, karena pada umumnya manusia pasti takut pada harimau!"
Erwin senang mendengar jalan pikiran Ashar. Ia mempergunakan otaknya, tidak mengabaikan hukum akal. Katanya menjelaskan, "Tidak begitu di banyak kampung di Mandailing ini. Banyak penduduk memandang "ompung na betengi" (kakek yang perkasa itu) sebagai makhluk Allah yang punya nyawa dari anugerahNya dan punya hak hidup sama dengan manusia yang juga makhluk. Hanya cara hidup yang berlainan. Dengan keyakinan itulah Tagor mendekati dan menolong makhluk yang terjebak itu."
"Tetapi aku tetap berpendapat bahwa ia terlalu berani!"
"Keberanian yang diberikan oleh keyakinannya itu!"
"Terlalu hebat!"
"Kau benar. Memang hebat, tetapi masih dalam jangkauan hukum akal!"
"Aku dapat menerima. Tetapi takkan ada satu di antara seribu orang yang punya cara berpikir dan keberanian seperti kakek Tagor. Betapa senangnya, kalau aku punya keberanian seperti beliau!"
"Bagus. Kau punya cita-cita yang baik. Aku senang padamu As," kata Erwin lalu ia bertanya apakah Ashar ingin bertemu dengan harimau tua itu. Setelah berpikir sejurus, rupanya menanyai dirinya, Ashar mengangguk-angguk. Dia ingin. Walaupun jauh di lubuk hatinya ia merasa takut. Tetapi dia juga punya jiwa petualang. Tanpa keberanian orang tak akan mungkin jadi petualang. Dalam hal apa saja. Termasuk dalam cinta. Jangan dikira bertualang dalam cinta tidak membutuhkan keberanian. Tentu saja sebaiknya dengan perhitungan. Keberanian tanpa perhitungan dan keyakinan adalah perbuatan semberono dan ngawur. Yang seringkali harus dibayar degan harga yang sangat tinggi.
Mereka bermalam di kampung itu. Di rumah suatu keluarga Lubis yang banyak tahu tentang Inyiek Balang (nenek belang) itu. Yang punya rumah mengatakan, bahwa penjaga kampung itu tetap di kawasan itu, tetapi hanya sesekali memperlihatkan diri. Sudah tambah tua, kata marga Lubis itu. Sekitar enam bulan sebelum kedatangan Erwin dan Ashar ia masih menangkap seorang maling berasal dari kampung lain. Ia menyergapnya. Menggigit SERIAL MANUSIA HARIMAU
208 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id si maling pada bahunya. Oleh amat terkejut pencuri itu menjerit jerit sehingga penghuni rumah terjaga dan penduduk sekitar pun berdatangan. Semua mereka melihat kengerian itu.
Seorang lelaki dengan bahu di mulut sang harimau penjaga. Ada yang yakin, bahwa harimau itu pasti akan membinasakannya. Yang kurang berani, memalingkan muka. Tidak tega melihat manusia itu dibunuh di hadapan mereka.
Pencuri itu hanya minta-minta tolong dengan suara yang hampir tak terdengar. Karena sudah putus asa. Seperti tahu dengan pasti, bahwa kepergian nyawa dari tubuhnya hanya tinggal menungu detik.
Yang cukup berani menyaksikan dengan hati berdebar. Yang pendendam atau agak sadis malah ingin melihat si raja rimba yang sudah jadi penjaga kampung merobek-robek dan memakan mangsanya. Hukuman setimpal bagi pencuri. Sang penjaga tentu tidak akan salah vonis. Sebab ia bukan manusia yang banyak di antaranya bisa disogok. Uang, barang-barang mewah atau perempuan jelita. Asal lokal atau barang impor.
Tanpa mereka duga, "ompung na beteng" melepaskan gigitannya. Mangsanya terkulai ke bumi dan hewan itu pergi. Terpincang-pincang seperti biasa. Orang itu tidak bergerak.
Seperti sudah mati. Barangkali juga memang sudah tidak bernyawa.
Orang mulai mendekati. Sebab ompung sudah menyerahkan kepada mereka. Itulah makanya ia pergi. Ternyata orang itu masih bernapas. Ia seperti sudah mati hanya karena sangat ketakutan. Diperiksa bekas gigitan si penjaga. Berdarah pun tidak. Rupanya ia sekedar mau menangkap, bukan menghakiminya. Ada manusia yang punya tugas untuk itu.
Bukan dia yang hanya penegak hukum. Penegak hukum bukan hakim. Merasa tidak berhak menjatuhkan vonis. Tak mau dikatakan "main hakim sendiri." Si harimau rupanya masih lebih baik dari sementara manusia.
Karena si penangkap tidak membunuh, bahkan tidak sampai mencederainya, orang kampung berpendapat bahwa ia harus dimaafkan. Pendatang dari kampung lain itu mau mencuri karena sudah tidak punya makanan untuk isteri dan anak-anaknya tidak pula ada lagi yang dapat dijual. Sudah lebih dua bulan tidak punya pencarian. Mau berutang kiri kanan tiada yang percaya.
Orang itu diberi peringatan. Dia bersumpah tidak akan berani lagi berbuat jahat.
Setidak-tidaknya di kampung itu. Kasihan mendengar ceritanya, beberapa penduduk malah memberinya beras dan ikan sale (ikan yang diasap). Ada yang memberinya seilikit uang, SERIAL MANUSIA HARIMAU
209 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id karena hampir semua penduduk pun bukan orang kaya. Tetapi tidak pernah sampai tak punya beras untuk dimasak.
*** PADA malam pertama Erwin dan Ashar tidak berhasil. Dia tidak datang. Dicari ke tempatnya biasa duduk, tidak ada. Entah ke mana. Mungkin diundang makan oleh anak atau cucu-cucunya. Atau oleh kawan serumpun yang kesemuanya memuliakan dia. Baik karena usia, maupun karena budi baiknya. Hampir semua mereka banyak belajar dari dia. Barangkali pula pada malam itu dia sedang memberi petuah kepada mereka yang muda-muda. Untuk tidak mengganggu supaya jangan ditakuti dan dimusuhi. Apa dan siapa pun yang ditakuti pasti punya banyak musuh. Mungkin tidak mengatakannya. Tetapi di dalam hati ingin supaya yang ditakuti lenyap. Agar mereka bebas dari rasa takut. Kalau manusia, paling sedikit dijauhi orang. Hanya manusia bodoh atau jahat ingin ditakuti atau menakut-nakuti.
Yang pintar ingin supaya dirinya disegani.
Tetapi pada malam kedua bukan hanya Ashar yang kaget sehingga terkencing di celana.
Juga Erwin terkejut seperempat mati. Walaupun dia manusia harimau.
Begitu mereka keluar rumah untuk pergi ke tempat si belang pincang itu biasanya duduk menjaga kampung, mendadak dari balik pohon kelapa keluarlah dia. Besar, melebihi kebanyakan harimau dewasa. Kelihatan tua dengan janggutnya yang panjang. Tetapi penuh keperkasaan. la berdiri seperti menantikan kedua orang yang barangkali diketahuinya begitu ingin bertemu dengannya. Entah untuk apa. Tentu bukan untuk berguru. Karena ia bukan guru. Dia memang gagah dan ditakuti oleh kawan-kawannya. Dulu, tatkala dia masih muda.
Dan kini setelah umurnya puluhan tahun.
Erwin mengucapkan "assalamualaikum." Diikuti oleh Ashar yang tak lepas memegangi tangan pelindungnya. Harimau itu tentu mengerti, karena perkataan itu telah ribuan kali didengarnya. Dari tiap orang situ yang bertemu dengannya. Ia duduk. Memberi kesempatan kepada kedua orang yang bersusah payah berusaha menemuinya.
"Kami datang dari jauh ompung," kata Erwin. "Sengaja bermalam di Ranjau Batu ini untuk bertemu dengan ompung. Telah banyak cerita kami dengar."
Harimau itu mendengus seolah-olah hendak mengatakan, bahwa dia mengerti.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
210 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Sahabat mudaku ini sangat kagum mendengar kisah tentang ompung. Begitu pula aku.
Dari sini kami hendak ke Penyangek. Mau menemui unyang. Aku anak Dja Lubuk, ompung. Cucu Raja Tigor!" kata Erwin. Harimau itu mendengus lagi.
Erwin duduk di hadapan penjaga kampung yang pincang sebelah kakinya itu. Diikuti pula oleh Ashar. Meskipun hewan yang biasanya buas dan ganas itu kelihatan baik dan sangat jinak, namun hati Ashar tetap berdebar. Wajar, karena inilah untuk pertama kali ia berada begitu dekat dengan harimau. Berhadapan. Seperti menghadapi manusia yang dimuliakan. Sopan dan tertib.
"Kawanku ini ingin berguru di Muara Sipongi. Kalau ia sudah punya ilmu ia ingin menolong sesama manusia yang memerlukan bantuannya," kata Erwin.
"Ya ompung," kata Ashar yang sudah tahu apa artinya ompung. "Saya sudah mendengar kisah tentang kebaikan ompung kepada penduduk kampung ini."
Erwin memegang kaki yang pincang, mengangkat, lalu menciumnya. Tanda hormat.
Ashar mengikuti pula. Masih berdebar, tetapi tidak lagi seperti tadi. Dia sudah melihat dan yakin, bahwa harimau besar ini dapat dipersahabat. Dan setelah dia mencium kaki harimau itu, Ashar merasakan dirinya jadi hebat. Lebih dari manusia lain. Karena mendadak dia merasa dirinya jadi lain. Orang-orang hebat yang pernah dikenalnya takkan pernah berhadapan dengan harimau seperti dia. Sejak waktu itu tertanam suatu keberanian di dalam diri Ashar dan semakin bulat tekadnya untuk belajar di Muara Sipongi atau di mana saja.
Juga belajar bersilat dengan harimau sebagai gurunya. Dia bukan saja girang tetapi juga berkhayal.
Setengah jam kemudian barulah Erwin bangkit setelah mohon diri kepada penjaga kampung itu.
Terbukti bagi Ashar, bahwa kenyataan memang bisa lebih mengherankan daripada khayalan. Betapa mengherankan. Betapa besarnya kekuasaan Tuhan,.
Keesokan harinya mereka berjalan kaki ke Panyangek yang tidak jauh dari Ranjau Batu.
Bertemu dengan ayah Raja Tigor yang masih hidup.
*** PANYANGEK hanya sebuah kampung sangat kecil dengan belasan rumah saja. Penghuni tak SERIAL MANUSIA HARIMAU
211 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id mencapai jumlah seratus orang. Penghidupan tidak dapat dikata mudah, walaupun tidak terdengar ada manusia yang mati oleh kelaparan. Miskin sudah pasti, tetapi ada makan.
Melihat dari kian lama kian mengecilnya jumlah penduduk mungkin lambat laun desa itu akan lenyap. Tetapi ada seorang tua di sana yang sudah berumur mendekati 140 tahun hampir sejak lahir tetap di tanah yang lumayan luas, diwarisi dari ayahnya Raja Haholongan yang baru meninggal setelah anaknya Raja di Ginjang berumur seratus tahun lebih.
Raja di Ginjang yang ayah dari Raja Tigor inilah yang hendak dikunjungi oleh Erwin dengan membawa sahabatnya itu. Orang tahu, bahwa dia manusia yang kadangkala berubah jadi harimau. Bukan seperti Dja Lubuk dan Erwin yang tetap berkepala dan berwajah manusia walaupun tubuhnya mengharimau belang. Berbeda dengan anaknya Raja Tigor dan cucunya Dja Lubuk serta cicitnya Erwin, manusia harimau ini tidak pernah merantau. Kata orang yang mendengar cerita dari orang-orang yang sudah lanjut usia dan tinggal di sekitar daerah itu, ia tidak bersembunyi walaupun sedang menjadi harimau. Ia tetap di kebunnya.
Tidak pernah sekali pun mengganggu orang dan lambat laun orang pun tidak takut lagi kepadanya. Sebab, kalau dia dalam keadaan biasa, ia selalu meminta kepada penduduk setempat supaya jangan kuatir kalau ia berubah, karena itu sudah merupakan nasib peruntungan badan. Tetapi kalau sedang berubah jadi harimau ia tidak dapat bicara.
Mengerti apa yang dikatakan isteri dan anak-anaknya tetapi tidak dapat berkata-kata dengan mereka.
Pernah seorang dukun besar asal Tapanuli yang sudah lama merantau di Perak, Malaysia mendengar kisah itu lalu kembali ke Kotanopan tempat asalnya. Ia pergi menemui Raja di Ginjang, menawarkan bantuan kepadanya kalau dia suka menerima. Tetapi ketika mendengar bahwa bantuan itu berupa membebaskannya dari nasib itu, ia menolak dengan halus. Dengan halus karena ia tahu, bahwa orang sedaerahnya datang dari jauh karena kasihan padanya. Padahal Raja di Ginjang tidak mengingini bantuan seperti itu. Ia menerima nasibnya, karena ia tahu, bila mati nanti toh ia akan diterima oleh bumi, karena ia juga hamba Allah, sama dengan manusia lainnya.
Dukun itu, yang sudah mendapat hadiah gelar Dato di Perak karena banyak jasanya dalam penyembuhan orang-orang besar, merasa heran. Tetapi Raja di Ginjang yang dapat membaca pikiran Dato Mahmood Badar Tanjang berkata agar perantau itu jangan heran.
"Ada kesenangannya sesekali berubah jadi harimau."
SERIAL MANUSIA HARIMAU
212 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Bagaimana perasaan Raja dalam keadaan begitu?" tanya Dato.
"Berubah sama sekali. Rasanya ingin memakan daging seperti harimau liar, daging hewan apa saja. Tetapi pikiran manusiaku melarang. Dan aku tunduk pada pikiran sebagai manusia itu. Dengan bantuan Tuhan aku dapat mengendalikan diri."
Ashar mendengar"dari terjemahan Erwin"dengan perasaan heran dan hampir tak percaya. Bahwa di dunia ini segalanya bisa terjadi bukti dari pertemuannya langsung dengan harimau penunggu di Ranjau Batu itu, yang akhirnya masuk juga pada akalnya. Yaitu kebaikan dibalas dengan kebaikan. Dan harimau bisa lebih baik daripada sementara manusia yang seringkali menunjukkan sifat seperti anjing terjepit. Setelah ditolong malah menggigit si penolong. Walaupun tidak banyak anjing yang begitu. Bahkan kebanyakan binatang anjing lebih setia daripada manusia terhadap orang yang memelihara dan sayang padanya.
Tetapi Raja di Ginjang yang kadang-kadang berubah menjadi harimau seutuhnya! Punya nafsu harimau tetapi mengendalikannya dengan iman manusia yang ada padanya, sungguh sesuatu yang sukar masuk di akal.
"Memang tak masuk akal anak muda," kata Raja di Ginjang membuat Ashar malu dan juga seram. Kalau kakek ini marah, bisa celaka. Yang jelas dia telah membaca pula apa yang terlintas dalam benaknya. Sama seperti Erwin yang punya kemampuan tinggi itu.
"Maaf, ompung," kata Ashar.
"Tidak mengapa. Memang seharusnya kau berpikir begitu. Tandanya otakmu tidak beku. Menerima saja apa yang diceritakan orang. Sehingga mudah tertipu. Manusia diberi akal untuk dipergunakan. Dan kau telah mempergunakannya dengan baik. Harus begitu.
Tetapi dalam hal-hal tertentu memang ada yang ajaib di permukaan bumi ini. Misalnya saja tentang diriku. Aku pun tidak mengerti mengapa bisa begitu. Tetapi setelah terus menerus mengalami kenyataan, maka aku hanya menyimpulkan, bahwa kelainan ini tidak punya sangkut paut dengan ilmu pengetahuan. Tidak ada kaitan pula dengan hukum akal. Jadi, tidak perlu meletihkan diri dengan mempergunakan "akal sia-sia," kata Raja di Ginjang tenang. Ia sama sekali tidak marah.
"Ambillah diriku yang bodoh ini sebagai murid ompung," pinta Ashar.
"Kau anak baik, aku tahu. Tetapi aku bukan guru. Mana dapat memberi pelajaran."
Ashar yang meyakini kebaikan kakek itu penasaran.
"Kau penasaran ya. Tidak percaya!"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
213 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Tidak ompung," jawab Ashar ragu-ragu dan malu, karena orang tua itu pasti membaca pikirannya. Dan memang ada hal lain yang tidak masuk akalnya. Yaitu keadaan pisik Raja di Ginjang. Erwin menceritakan bahwa datuknya itu telah berumur lebih seratus empat puluh tahun. Umur langka. Tetapi masih pernah didengarnya orang berusia di atas seratus tahun.
Tetapi orang yang katanya seratus empat puluh tahun ini sama sekali tidak sesuai dengan umurnya. Badannya kekar. Mukanya hampir tidak lisut. Otot-ototnya menonjol. Dagingnya sama sekali tidak jatuh. Dan rambutnya hitam, sehitam rambut pemuda umur tiga puluhan.
Apakah dicatnya" Mana mungkin. Untuk apa" Dan dia sendiri takkan merasa perlu!
"Aku pun tak tahu, mengapa aku nampak muda dengan badan kekar dan otot kuat, anak muda. Anugerah barangkali. Pendatang takkan percaya, bahwa aku sudah berumur mendekati satu setengah abad. Itu pun tidak usah kau pikirkan. Hanya meletihkan. Kelainan ini pun termasuk sesuatu yang tidak punya sangkut paut dengan hukum akal!"
Pukulan Naga Sakti 13 Kisah Bangsa Petualang Karya Liang Ie Shen Memanah Burung Rajawali 37
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama