Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong Bagian 2
itu, ibu pun sudah bersiap sedia untuk minta maaf
kepadanya".
"Mama karena kejadian itu Sin Wan Peng, pasti sudah
ribut dan bentrok dengan Sinaga pengasingan- kemudian
apakah ia telah meninggalkan perempuan itu?"".
"Tidak. ia tidak pergi meninggalkannya. cuma tidak lama
kemudian Sin Wan Peng telah lenyap tak berbekas".
"Lalu siapa kah manusia berkerudung yang telah
bertarung melawan Sian Wan Peng itu".
"Pada waktu itu aku tak dapat melihat raut wajahnya
dengan jelas, sudah tentu aku pun tidak tahu siapa kah dia,
tetapi yang pasti ilmu silat yang dimiliki manusia
berkerudung itu sangat lihay dan tidak berada dibawah Sian
wan Peng, aku hanya melihat ia memakai jubah panjang
terbuat dari kain kasar dan berdandan seperti orang
dewasa." Satu ingatan dengan cepat berkelebat didalam benak
Lam-kong Pak. ia teringat kembali akan sikakek dusun yang
pernah memberi petunjuk kepadanya sewaktu berada
diloteng rumah makan. Berpikir demikian, diapun segera
menyampaikan apa yang dipikirkannya itu kepada ibunya.
soen Han Siang berpikir sebentar, kemudian menjawab:
"Jago lihay kelas satu yang seringkali suka memakai baju
kasar dan berdandan seperti orang desa pada masa itu
hanyalah Wu-Im-Tui-Gwat atau Siawan hitam mengejar
rembulan oei ci-Hoe seorang, tetapi dia adalah sahabat
karib dari coe Hong Hong suami istri. tentu saja tak
mungkin kalau sampai bentrok dan tarung melawan Sian
Wan Peng ".
"Kalau memang bukan dia yang telah mencelakai coe
Hong Hong suami isteri, kenapa hingga kini ia tak pernah
munculkan diri?" mungkinkah simanusia tembaga yang
membawa senjata payung sengkala itu adalah dia dirinya?""
Lam kong Pak mengmukakan kecurigaannya.
"Aaaah, tidak mungkin teringat bahwa Goan Ing ceng
Khi yang dilatih olehnya telah berhasil kau tiup masuk
kedalam tubuh, tentu saja kepandaian yang dilatih
selanjutnya belum akan mencapai kesempurnaan, lagi pula
kedahsyatan serta kelihayan dari ilmu silat yang dimiliki
manusia tembaga yang membawa senjata payung sengkala
itu mungkin tidak berada dibawah kelihayan dari sikakek
ombak menggulung. lbu rasa mungkin dia adalah siawan
hitam pengejar rembulan oei ci Hoe".
"Dua orang manusia lembaga yang lain mungkinkah
ayahku serta guruku?"".
"lbu sendiri juga dibikin bingung dan tak habis mengerti
oleh persoolan ini, menurut keadaan yang seharusnya
kedua orang manusia tembaga itu sepantasnya kalau ayah
serta gurumu, tetapi setiap mereka berusaha untuk
menghindari pertemuan dengan kita, entah apa sebabnya?".
"Andaikata kedua orang manusia tembaga itu adalah
ayah serta suhu, maka kita bisa membuktikan bahwa tenaga
lweekang yang mereka miliki telah mendapat kemajuan
yang amat pes at, lagipula mereka selalu berada bersamasama
simanusia tembaga yang membawa senjata payung
sengkala itu, jangan2 kepandaian mereka adalah didapatkan
dari manusia tembaga tersebut?""
"Akupun berpikir demikian, tetapi entah siapakah
simanusia tembaga itu?"" kata soen Han siang.
"Payung Sengkala sebenarnya adalah milik Coe Hong
Hong, kenapa bisa terjatuh ketangannya". . . ."
"Kalau didengar dari nada suara Coe Hong Hong,
agaknya ia tahu siapakah sang ketua dari perkumpulan Liok
Mao Pang".
Soen Han Siang termenung dan berpikir sejenak.
kemudian katanya: "Menurut pendapat ibu mungkin dia
adalah Sian Wan Peng yang telah lenyap puluhan tahun
berselang".
"Apa?" mungkinkah dia?" kenapa rambutnya jadi
hijau?"".
"Inilah persoalan yang tidak dapat dipecahkan olehku,
tetapi kalau dilihat dari peraturan perkumpulan Liok Maopang
yang dapat merubah rambut para anggotanya jadi
berwarna hijau. rasanya kalau Sian Wan Peng bisa memiliki
rambut hijau bukanlah suatu kejadian yang aneh, hanya
saja kenapa ia berbuat jadi begini rupa. Itulah yang
membikin orang tidak habis mengerti".
"lbu. kali ini siapakah yang telah menolong kalian
berempat?" tiba2 Lam-kong Pak bertanya.
"oooh, itulah hasil perbuatan dari si manusia tembaga,
tetapi sepanjang waktu ia tak pernah mengucapkan sepatah
kata pun,.,, oleh sebab itu ibupun tidak tahu siapakah
dia?"".
"Ditinjau dari lempengan tembaga yang berserakan
didalam liang, aku lihat didalam bentrokan kekerasan
barusan simanusia tembaga itu telah menderita kerugian?".
"Mungkin kedua belah pihak sama tidak berhasil
memperoleh peruntungan apa2, sebab itu yang kalah adalah
si manusia tembaga si kakek ombak menggulung tidak nanti
akan melarikan diri".
Demikianlah .... dikota yang terdekat ibu dan anak
berdua tidak berhasil menemukan Pek-li Gong bertiga,
karena itu mereka segera berangkat menuju kekota Lokyang.
Ketika tiba di kota kacil Pek-See disebelah Selatan LieChiu, tiba-tiba Sun Han Siang berkata:
"Pak-jie. mari kau bermalam disini bagaimana pun juga
beberapa orang gadis itu ditemani oleh Siang Hong Tie
serta Peksli Gong^ rasanya tak mungkin mereka jumpai
mara bahaya.".
= = ooooooooooo = =
SETIBANYA didalam kota, mereka berdua mencari
sebuah rumah makan dan memesan sayur dan arak serta
bersantap terdengar, Lam-kong Pak berkata:
"Mama, dikolong langit dewasa ini adakah jago lihay
lain yang lebih dahsyat dari pada si kakek ombak
menggulung serta manusia tembaga yang membawa payung
sengkala itu ?"?"
"Kalau angkatan yang lebih tua aku kurang lebih tahu."
sahutSoen Han Siang. "Tetapi kalau siawan hitam pengejar
rembulan oei Ci-IHoe masih hidup dikolopg langit,
mungkin saja. . . ."
Berbicara sampai disini, mendadak Soen Han Siang
merandek sejenak. Dengan ilmu menyampaikan suara
ujarnya kepada si anak muda itu "Pak-jie. coba kau lihat
pelayan ini mirip siapa?"?".
Lam-kong Pak berpaling dan segera memperhatikan sang
pelayan itu, segera dirasakannya raut wajah orang itu
seperti dikenal olehnya, jantungnya segera berdebar keras,
ia merasa bahwa sipelayan tersebut sangat mirip dengan
"Thiat-Pak-Teng "si-bangku besi oh Boei Kay.
"Cobakau menoleh kesamping dan perhatikan wajah
Ciang-kwee sianseng tersebut, lihatlah dia mirip siapa?"?"
kembali Soen Han Siang berbisik lirih.
Lam-kong Pak menoleh kearah meja ciangkwee, hatinya
segera bergetar keras, bukankah orang itu adalah "Hek Teng
TUi Toen" silampu hitam pengejar nyawa Leng Cing
cioe?"" Sinar mata mereka dengan cepat menyapu sekejap
kesekeliling tempat itu.. . .
"Amboi terlihat "Tiat-Sauw Coe" si sapu baja Kin Kloe,
"Boe-Siang To "si Golok tanpa tandingan Hong Gwan"Pat-Pit-Loei Kong" malaikat guntur Sie Poet Sioe serta
"Shian Bin Loo couw "sikakek moyang berwajah kepiting
Pit Hoo sekalian dengan menyaru sebagai pelayan, koki dan
pembantu dapur telah hadir semua disana.
"Pak-jie" kembali Soen Hao Siang berbisik. "Gembong2
iblis itu tak mungkin membuka restoran ditempat ini, jelas
kehadiran mereka ditempat ini mempunyai rencana
tertentu".
"Jangan2 didalam sayur dan arak telah mereka campuri
dengan racun?"..." Lam-kong Pak mengemukakan
kecurigannnya, "Aku telah memasukkan obat penawar racun didalam
sayur serta arak ini, sekalipun sudah mereka kasih racun
juga tidak mengapa, entah permainan setan apa yang
sedang mereka persiapkan?",
"Aku rasa didalam sayur tentu sudah dicampuri racun,
mari kita ber-pura2 keracunan hebat dan roboh diatas meja,
coba lihat apa yang hendak mereka lakukan".
Setelah berkata demikian, kedua orang itu segera pura2
keracunan dan roboh diatas meja, sementara sepasang
matanya diam-diam mengawasi gerak-gerik gembonggembong
iblis itu. Sedikitpun tidak salah, ketika menjumpai mereka berdua
roboh tak sadarkan diri, kalangan gembong iblis itu segera
meninggalkan tugasnya masing2, melepaskan penyaruan
dan seorang demi seorang lenyap dari tempat itu.
Lama sekali Lam-kong Pak berdua menanti, namun
tiada reaksi atau gerak-gerik apa pun yang terjadi, hal ini
mencengangkan hati mereka. segera pikirnya: "Janganjangan
mereka telah melepaskan kami ibu dan anak dua
orang?""...".
Belum habis ingatan tersebut berkelebat lewat didalam
benaknya, tiba2 dari luar pintu berjalan masuk dua orang.
seorang tersebut perawakan tinggi kurus bagaikan bambU,
berjalan sempoyongan seolah-olah ia bakal roboh kalau
terhembus angin- sebuah kantong uang tergantung diatas
pUnggUngnya. Sedang orang kedua berperawakan tinggi besar dengan
kepala besar bagaikan bligo, berpinggang kasar, mereka
bukan lain adalah Hay Thian Siang-Sat. sepasang malaikat
dari IHay-Thlan.
"Jie-ya " terdengar Seng-sie Boh Sicatatan mati hidup
Pek Boh berseru. "Ini hari adalah tanggal ganjil atau tanggal
genap?"".
"Toa-ya" sahut Hek Sim Wangwee cepat. " Tanggal
genap atau tanggal ganjil adalah sama saja, pokoknya
menurut peraturanmu pada tanggal ganjil tak akan
mengundang orang makan, sedang tanggal genap orang lain
yang mengundang kita"
"Jie-ya. lalu bagaimana dengan peraturanmu. ..."
"Bagiku setiap tanggal Cia Gwee cap Go tak pernah
mengundang orang makan, sedang hari-hari yang lain
hanya makan bila dijamU orang lain-. ".
"Waaah. kalau begitu kita setali tiga uang.. ...lalu siapa
yang mengundang kita hari ini?".
"Kali ini seharusnya tiba giliran dari Toa-ya untuk
mengundang makan bukan?"?"" sahut Wangwee berhati
hitam cepat. "Begitu pun baiklah tempo dulu aku Toa-ya memang ada
maksud menjamu dirimu, tetapi jie-ya telah keburu
membayarnya. maka kalau diingalt-ingat aku si Toa-ya jadi
tak enak hati. terhadap orang lain kita memang memakai
segala macam peraturan busuk. masa terhadap orang
sendiripun juga begitu. . . .malu bukan?"".
"Toa-ya. kau memang berpandangan lebih terbuka,
silahkan pesan sayur" seru Hek Sim Wangwee.
Si Catatan mati hidup ambil keluar pit serta selembar
kertas, kemudian menulis beberapa patah kata diatas kertas
tadi, selesai menulis lantas ujarnya.
"Jie-ya. aku masih teringat selama beberapa hari
belakangan ini kau sakit perut dan berak mencret terus".
"Tidak salah tempo dulu terlalu banyak makan makanan
yang berminyak. maka perutku rada sakit terus".
Mendengar perkataan itu wajah Si- Catatan mati hidup
kontan berubah menjadi berseri ",
"Jie-ya "katanya. "Kita toh mempunyai hubungan yang
sangat erat sekali melebihi hubungan kita terhadap
siapapun, bukan begitu?" Nah unjuk menunjukan perasaan
kuatir serta perhatian dari aku si Toa-ya terhadap diri Jieya,
maka kalau memang selama beberapa hari ini karena
terlalu banyak makan makanan yang berminyak sehingga
membuat Jie-ya sakit perut dan mencret- mencret, lebih
baik kali ini kita ganti macam sayur lain saja. sengaja
kupilihkan yang berjenis ringan begitu....setuju
bukan?"?"...".
Hek Sim wangwee tahu kalau ia tertipu, kertas catatan
tadi segera direbut dan dibaca isinya:
"Babi panggang memang lezat tapi terlalu banyak lemak.
kepiting dan udang goreng wangi sedap dirasa tapi
berminyak. tahu tempe dan sayur asem memang segar tapi
kurang cocok dilidah, maka lebih baik dikirim semangkok
kuah saja "
Air muka Hekssim Wangwee yang putih seketika
berubah hebat, serunya:
"Toa-ya, kau. . . ."
"Dengarkanlah maksud hati Toa-ya mu, aku bermaksud
baik kepadamu. sebab makanan itu jauh lebih baik dari
pada toa-ya suruh kau makan Yan oh atau Hie-Sit .... nanti
kau bisa mencret lagi. .".
Bicara sampai disini ia berteriak namun tak seorangpun
yang menyahut, akhirnya habislah sudah kesabaran "Seng
si Boh " si catatan mati hidup, omelnya: "Sebenarnya apa
yang sudah terjadi ?" coba kutengok kebawah"
Sebentar si catatan Mati Hidup turun ke bawah. kembali
ia naik keloteng sambil membawa selembar kertas, katanya:
"Jie-ya, semua orang yang berada didalam rumah makan
ini telah roboh tak berkutik karena jalan darahnya
tertotok"^
"Siapa yang telah melakukan hal ini?" seru Hek Sim
Wangwee dengan hati bergetar keras.
"Coba kau lih at"seru si- catatan Mati Hidup sambil
angsurkan kertas yang dibawa tadi ketangannya.
Hek Sim Wangwee menerima kertas tadi dan dibaca
isinya, kemudian ia berkata:
"Semua orang yang berada didalam rumah makan ini
telah ditotok jalan darahnya oleh dua orang anggota
perkumpulan Liok Mao pang, semua uang yang ada
dirampok habis2an lalu mereka minum sampai mabok,
kalau begitu orang yang dimaksudkan pastilah pria wanita
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang mendengkur diatas meja itu",
Si hartawan berhati hitam ini segera tertawa seram,
ujarnya lebih jauh:
"Toa-ya, mari kita jagal dulu kedua orang sampah
masyarakat ini kemadian baru kita bicarakan kembali"
telapak tangannya laksana golok segera dibabat keatas
batok kepala Lam-kong Pak berdua.
"Tunggu sebentar" diiringi suara bentakan keras, kedua
orang itu segera meloncat bangun dari tempat duduknya.
Hay Thian Siang Sat sepasang malaikat dari Hay Thian
tertegun mendengar bentakan itu, tatkala mengetabui
siapakah kedua orang itu segera serunya hampir berbareng:
"oooh kiranya majikan berdua"
Soen Han Siang mengambil kertas tadi untuk dibaca
isinya, kemudian ia berkata: "Kemungkinan besar
gembong2 iblis itu telah melarikan diri semua. hampir saja
kalian berdua digunakan tenaganya orang lain- Begitu
masih tidak mengerti keadaan- Huuuuuh ayoh cepat kejar"
Hay Thian Siang Sat segera membebaskan jalan darah
dari semua orang yang tertotok didalam rumah makan itu,
ksemudian mengundurkan diri.
Terdengarlah jauh beberapa li dari tempat itu
berkumandang datang suara derapan kaki kuda yang amat
santar. Lam-kong Pak serta Soen Han Siang segera
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang paling top
untuk melakukan pengejaran, tidak lama kemudian
beberapa ekor kuda itu berhasil disusul oleh mereka.
Terlihatlah beberapa orang gembong iblis itu sambil
melarikan kudanya kencang2, dalam gepitan masing2 orang
mencekal seorang korban yang berada dalam keadaan tak
sadarkan diri. Lam-kong Pak segera enjotkan badannya meluncur
kedepan dengan gerakan yang lebih cepat. sambil
menghadang jalan pergi beberapa orang itu hardiknya
keras- keras^ "Berhenti "
Keenam ekor kuda jempolan itu meringkik panjang
berulang kali, dengan cepat, mereka menghentikan larinya.
Sementara itu tatkala keempat orang gembong iblis yang
berada diatas punggung kuda, setelah melihat orang yang
menghadang ialan pergi mereka bukan lain adalah Lamkong
Pak serta Soen Han Siang, diam2 hati mereka terasa
tercekat. Kiranya orang-orang yang berada didalam kempitan
mereka bukan lain adalah Peksli Gong, Siang Hong Tie,
Loo Liang Jen- Siang Goo berdarah Yoe Tien, Coe Lie Yap
serta Pek-li Siang.
Menurut keadaan yang semestinya, dengan kepandaian
silat yang dimiliki keenam orang itu tak mungkin kalau
mereka sampai tertawan ditangan gembong2 iblis itu, lalu
apa yang sebenarnya telah terjadi"
Kiranya ketika mereka berenam sedang masuk kelalam
sebuah rumah makan untuk menangsal perut, enam orang
gembong iblis yang telah menguntil diri mereka sejak tadi
segeri menyerbu kedalam rumah makan itu dan
merobohkan seluruh pelayan dan penghuni yang ada
disana, kemudian mereka menyaru sebagai pelayan dan
mencampuri makanan yang dihidangkan dengan obat
pemabok. Ketika Lam-koag Pak serta ibunya mampir dirumah
makan tadi, keenam orang jago itu telah terbokong dan
keenam orang gembong iblis tadi sudah siap meninggalkan
tempat itu, menyusul Hay Thian Siang Sat pun datang
kesitu, maka muncullah siasat keji meminjam goloK
membunuh orang. untuk melenyapkan Lam-kong Pak
berdua. Dalam pada itu, meskipun keenam orang gembong iblis
tersebut telah sadar bahwa mereka bukan tandingan sianak
muda itu, tetapi disebabkan dalam kempitan mereka
terdapat sandera yang cukup ampuh, maka tak seorang
diantara mereka yang merasa jeri. Terdengar Soen Han
Siang dengan suara keras membentak.
"Leng cing cioe cepat melepaskan orang itu, loo-soen
dengan mengingat hubungan kita dimasa lampau. untuk
kali ini suka melepaskan sebuah jalan hidup kepadamu."
Hek Teng Tui Hoen silampu hitam pengejar nyawa Leng
cing cioe tidak menjawab, ia melirik sekejap kearah
rekannya "Shia Bin-Loocouw" sikakek moyang berwajah
kepiting Pit Hoo,
Terdengar gembong iblis itu tertawa seram, ujarnya
dengan nada mengejek.
"Tidak sulit kalau inginkan orang2 ini, silahkan datang
berkunjung kemarkas besar perkumpulan Liok Mao Pang
kami". "Apakah kalian semua tidak pingin hidup?" bentak Lamkong
Pak dengan gusar.
"Heeeh..heeeh...selembar nyawa ditukar dengan
selembar nyawa, siapapun tidak merasa dirugikan"
Ancaman ini ternyata cukup ampuh, Lam-kong Pak serta
Soen Han Siang benar2 tak berani bertindak secara
sembarangan lagi.
sementara itu Pek li Gong telah mendusin dari
pingsannya, ia segera berteriak keras:
"Kalian jangan sudi mendengarkan gertak sambal
mereka, silahkan kalian turun tangan selekasnya, aku
tanggung ia tak akan berani mengganggu seujung rambut
kamipun" "Hmm kau tak usah bermimpi dihari siang belong."
jengek Hek Teng Tui Hun sambil menotok jalan darahnya.
"Kalau kalian berani turun tangan, maka tak seorangpun
diantara mereka yang bakal hidup,^.
"ENG CING CIOE " bentak Lam-kong Pak keras-keras.
"Sekalipun kalian membinasakan mereka tidak lebih jiwa
mereka bakal melayang. Tetapi kalian- . .Hmmmm aku
hendak menggunakan cara penyiksaan yang paling kejam
untuk menyiksa dirimu... agar kalian mati secara perlahanlahan
dan merasakan penderitaan yang paling hebat "
Kawanan iblis itu segera tertawa dingin tiada hentinya,
tak seorang pun yang menggubris ancaman tersebut.
"Hmmm pernahkah kalian dengar akan siksaan air
garam dicampur dengan merica?"" seru Lam kong Pak
kembali. "Belum pernah kudengar akan cara penyiksaan semacam
ini" Shia Bin Loocouw sikakek moyang berwajah kepiting
dengan cepat. berseru.:
"Tunggu sebentar"
Lam-kong Pak segera menyilangkan telapak tangannya
didepan dada, serunya dengan suara berat:
"Apakah kalian siap sedia untuk beradu jiwa dengan
kami?""
"Kecuali kalau kau sudah tidak maui jiwa keenam orang
ini lagi" Mendadak terdengar suara tertawa cekikikan
berkumandang memenuhi angkasa, sipencuri sakti Pek-li
Gong tahu-tahu sudah membebaskan diri dari pengaruh
totokan dan ngeloyor turun dari kempitan Shia Bin
Loocouw sikakek moyang berwajah kepiting.
"Makhluk jelek tua." serunya." Kali ini adalah enam
lawan lima, kami telah untung satu lagi...."
Wajah sikakek moyang berwajah kepiting yang pada
dasarnya sudah merah, kini berubah semakin tak sedap
dipandang lagi.
sementara itu Pek-li Gong telah membisikkan sesuatu
disisi teliaga Lam-kong Pak, setelah mendengar bisikan tadi
air muka si anak muda itu segera berubah jadi berseri-seri.
Sedangkan Pek-li Gong bagaikan tiada suatu persoalan
apapun segera berjalan kearah samping.
Lam-kong Pak pun segera berkata:
"Aku hendak memberitahukan satu persoalan yang maha
besar kepada kalian, harap kalian bisa
mempertimbangkannya sendiri."
"Sudah. kau tak usah banyak bacot lagi, enam ditukar
dengan lima, itupun tidak terlalu rugi bagi kami"
"Jangan terburu napsu dulu, coba dengarkan dulu
perkataanku"
Bicara sampai disini ia melirik sekejap kearah Pek-li
Gong^ tampaklah sipengemis tua itu sambil bergendong
tangan berjalan pulang pergi disekitar situ, sorot matanya
memandang keatas seakan-akan sedang menikmati
indahnya rembulan.
"Tahukah kalian siapakah sebetulnya pangcu dari
perkumpulan Bulu Hijau kalian?"?" tanya Lam-kong Pak.
Pertanyaan ini memang mengandung daya tarik yang
sangat kuat, sebab bagi anggota perkumpulan Bulu Hijau
jangan dikata siapakah pangcunya mereka tak tahu,
sekalipun Hoe Pangcu wakil ketua pun tak ada yang tahu.
Shia Bin Loa couw sikakek moyang berwajah kepiting
segera berseru: "ApaKah kau tahu?""
"Pun-jien sudah tentu tahu. andaikata ku-ucapkan keluar
nanti kalian pasti akan merasa amat terperanjat sekali."
Mendengar perkataan semua gembong iblis tersebut
segera pusatKan seluruh perhatiannya untuk
mendengarkan. "Sudahlah.. percuma kukatakan keluar." seru Lam Kongpak.
"Bagi kalian tahu atau tidak adalah sama saja
sedikitpun tak ada artinya..."
Shia Bin Loocouw sikakek moyang berwajah kepiting Pit
Hoo yang dipermainkan oleh sianak muda itu segera
tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeh. .heeh-heeh... kau tak usah ngaco belo yang tidak
karuan- siapa yang tidak tahu bahwa kaupun tidak mengerti
siapakah pangcu kami."
"Harap kalian dangarkan baik-baik. dia adalah salah
seorang jago Bu-lim yang paling lihay dikolong langit
tempo dulu."
Kawanan iblis itu cepat- cepat pasang telinga dan
mendengarkan dengan penuh seksama.
Dalam pada itu Lam-kong Pak dapat menyaksikan
adanya sesosok bayangan manusia sedang berkelebat turun
dari balik lambung kuda lawan, diam2 ia merasa amat
kagum. Maka untuk lebih menarik perhatian para gembong iblis
itu, terlaknya keras2: "Sebetulnva kalian mau
mendengarkan atau tidak?"" "
"Hmmm" jengek Leng Cing cioe sambil mendengus
dingin. "Kalau kau tahu siapakah pangcu kami, mengapa
tidak kau utarakan sedari tadi?""
Tatkala Lam-kong Pak menyaksikan Pek-li Gong sambil
bergendong tangan telah balik kesisinya, tahulah ia bahwa
permainan setannya sudah selesai dilakukan. segesa
terlaknya: "Kalian harus mendengarkan dengan jelas dan penuh
perhatian, sebab aku tidak akan mengulangi untuk kedua
kalinya..."
Baru saja perkataan terakhir diucapkan mendadak
terdengar suara benturan keras berkumandang tiada
hentinya. "BluuukBluuukBluuuk" kawanan iblis itu sama2 roboh
terjengkang dari atas pelana kudanya, sedangkan Siang
Hong Tie, si malaikat raksasa Loo Liang Jen serta ketiga
orang gadis lainnya setelah menghadiahkan sebuah pukulan
dahsyat keatas tubuh beberapa orang iblis itu segera
berkelebat sejauh satu tombak dari tempat semula.
Sedangkan para iblis itu setelah termakan pukulan
dahsyat, pelananya patah dan mereka terpelanting jatuh
keatas tanah. Kiranya dikala bergendong tengah menikmati rembulan
tadi secara diam2 si-Pencuri sakti Pek-li Gong telah
mengeluarkan kesaktiannya untuk membebaskan jalan
darah mereka. Sesudah menderita kerugian, kawanan iblis itu tak berani
berayal lagi. sambil meloncat bangun dari atas tanah segera
melarikan diri ter-birit2 dari situ. Menyaksikan kesemuanya
itu sambil tertawa Sun Han Siang lantas berkata.
"Pek-li Gong sungguh tak nyana kepandaian yang maha
sakti itu telah berhasil kau latih hingga mencapai
kesempurnaan, andaikata hari ini tiada kau yang
menggunakan gerak aneh untuk rebut kemenangan, entah
bagaimanakah kita musti membereskan persoalan ini."
Setelah merandek sejenak, sambungnya, "Eeei, pencuri
tua jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun masih ada
separuh, sedangkan disini cuma ada tiga orang gadis
bagaimana baiknya sekarang?""
"Tidak menjadi halangan biarlah mereka kerjakan sekali
lagi, untung bocah2 itu masih perawan semua, walaupun
tenaga dan kekuatannya sudah agak berkurang tapi tak jadi
soaL" Soen Han siang pun lantas menceritakan pula kehadiran
ketiga orang manusia tembaga itu, selesai bercerita katanya
lebih jauh: "Selama Koen Toen Sioe sikakek ombak Menggulung
tidak dibasmi, selamanya pula kita tak berhasil mengungkap
wajah yang sebenarnya dari pangcu perkumpulan Bulu
Hijau, aku lihat selama perkumpulan Liok Mao Pang belum
terbasmi ketiga orang manusia tembaga itu pun tak akan
menjumpai kita dengan wajah yang sebenarnya. Kalau
ditinjau dari lempengan tembaga yang berserakan dalam
liang kemungkinan besar manusia tembaga itu telah terluka,
kita harus mencari jejak mereka disekeliling tempat ini. aku
pikir ketiga orang manusia tembaga itu tentu
menyembunyikan diri pula disekitar markas besar
perkumpulan Liok Mao Pang"
"Tentang persoalan itu rasanya tak usah terlalu kita
ributkan," kata Pek-li Gong.
"Menggunakan kesempatan yang sangat baik ini kita
musti menciptakan suatu kepandaian yang maha sakti bagi
sibocah cilik itu hanya berada dalam keadaan yang ampuh
saja kita baru punya jaminan menang bila berjumpa
kembali dengan beberapa orang gembong iblis itu. soen
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Han Siang bukannya aku sipencuri tua sengaja mengganggu
kegembiraanmu, sekarang diantara kita beberapa orang
semestinya bocah cilik itulah yang pantas memimpin kita."
"Hanya mengandalkan ilmu silat belaka kadangkala
masih bisa menderita kerugian besar, contohnya saja
kejadian yang kalian alami barusan, bukankah karena
kurang cerdik maka kalian jatuh kecudang ditangan orang
lain?""...,"
"Sudahlah, kau tak usah memaki orang lagi. kita toh
sudah cukup dibikin menderita karena persoalan itu. Ayoh
berangkat lebih baik kita sempurnakan dahulu putra
mustikamu itu"
Berangkatlah beberapa orang itu memasuki Kota Ik
Chiu. setelah mencari rumah pengicapan ketiga orang gadis
itu segera dikirim masuk kedalam kamar Lam-kong Pak.
Tetapi pada saat itulah dua sosok bayangan manusia lain
telah mendahului mereka masuk kedalam kamar Lam-kong
pak dan menyembunyikan diri sebaik2nya.
"Soen Han siang" terdengar Pek-li Gong
memperingatkan- "Kali ini kau harus bertindak lebih hati2,
jangan sampai ketangkap lagi oleh sikakek ombak
Menggulung sehingga musti menanggung akibat yang
fatal...."
"Eeeei pencuri tua, kau tidak takut lidahmu jadi busuk
karena mengucapkan kata-kata semacam itu?"" maki Soen
Han Siang sambil tertawa.
Dalam pada itu suasana dalam kamar Lam-kong Pak
gelap gulita, karena mereka merasa malu maka tak seorang
pun yang berani memasang lampu. Tetapi justru disebabkan
karena persoalan inilah telah mengakibatkan suatu kejadian
yang tragis. Semeatara itu Lam-kong Pak telah naik ke atas
pembaringan, lalu bertanya^ "Siapa duluan?"?"
"Aku duluan" mendadak terdengar bisikan lirih
berkumandang dari dalam kamar.
Lam-kong Pak segera memeluknya kencang-kencang dan
menempelkan bibirnya keatas bibir lawan, air liur yang
wangipun segera mengalir masuk kedalam mulut sianak
muda itu dan mengirimnya turun kearah dalam pusar.
Setengah perminum teh kemudian pekerjaan telah
selesai, gadis itu pun turun dari atas pembaringan"Kedua...."seru Lam-kong Pak.
Belum habis ia berseru kembali seorang gadis telah naik
keatas pembaringan, Lam-kong Pak pun tidak tahu
siapakah dia. tetapi ketika badannya dipeluk segera
terasalah tubuh lawannya padat berisi terutama
payudaranya yang montok dan memantul empuk^
"Aaaah. dia pastilah Yoe Tien" pikir si anak muda itu.
Iapun tempelkan bibirnya keatas bibir lawan, mendadak
sianak muda itu rasakan gadis itu menghantarkan ujung
lidanhya masuk kedalam bibir diikuti suatu cairan yang
wangi dan berbau aneh mengalir masuk kedalam
tenggorokannya.
Seketika itu juga ia rasakan tubuh gadis dalam
pelukannya berubah jadi panas membara, bahkan nampak
agak gemetar. Lam-kong Pak yang menghadapi kejadian seperri ini jadi
tertegun, pikirnya: "Kenapa keadaan enci Yoe pada hari ini
agak sedikit tidak beres?" apakah ia tak sanggup
memusatkan perhatiannya dan menahan emosi sehingga
terpergaruh oleh napsu birahi ?"?"
Baru saja ingatan tersebut berkelebat lewat dari
benaknya, tiba2 Lam-kong Pak merasa kan munculnya
segulung hawa panas yang sangat aneh dari dalam Tan
Thian mengalir keseluruh penjuru badan- napsu birahi
segera berkobar memenuhi benaknya dan terasa amat sulit
untuk dikendalikan lagi.
Ia jadi terperanjat. cepat- cepat seluruh perhatiannya
dipusatkan jadi satu dan berusaha keras untuk
memadamkan napsu birahi yang semakin berkobar itu.
Siapa tahu hawa panas yang membakar tubuhnya itu
bukannya berkurang sebaliknya malah semakin bertambah
lipat ganda, seluruh tubuhnya terasa mulai tegang terutama
sekali alat kelaminnya yang terasa aneh sekali. . . .bulu
kuduknya pada bangun berdiri. . . .
Lama kelamaan ia tak kuasa menahan diri, dipeluknya
tubuh lawan yang padat berisi itu se-kencang2nya....napsu
birahi yang berkobar sudah sulit dikendalikan lagi,
pertahanan tubuhnya semakin mengendor dan lemah
sedang kesadaran dan ingatannya makin kabur.
Diam2 mereka sama2 mendengus didalam hati. mereka
tahu kalau seorang diantara mereka sedang bercumbu rayu
dengan Lam-kong Pak diatas ranjang, meskipun dalam hati
merasa tak amat senang hati... tetapi tak seorang pun
diantara mereka yang sudi buka suara lebih dahulu, sebab
mereka takut gengsinya merosot.
Waktu berjalan dengan lambat sekali se-olah2 jalannya
siput yang mendaki gunung, kurang lebih setengah jam
kemudian diatas pembaringan sudah tak kedengaran suara
lagi. yang tersisa diruangan itu hanya dengusan napas berat
dari Lam-kong Pak yang kehabisan tenaga, dia merasa lelah
sekali. Akhirnya ketiga orang gadis itu tak bisa menahan sabar
lagi. mereka saling satu sama lainnya, diikuti Cu Li Yap
berseru setelah meraba Pek-li Hiang. "Eeei. kau adalah...."
"Aku addah Hiang-moay, dan kau?"
"Aku adalah Cu Li Yap"
Cu-li Yap segera meraba tubuh Yu Tien, lalu serunya.
"Kalau begitu engkau tentulah enci Yu bukan?""
"Sedikitpun tidak salah, lalu siapakah orang pertama
yang turun tangan lebih dahulu?"
"Kami belum mendapat giliran "jawab Pek-li Hiang
maupUn Cu Li Yap hampir berbareng.
"Belum mendapat giliran?" Yu Tien diam2 tertawa
dingin, pikirnya. "Heeeh heeeh heeeh....rupanya kalian
berdua akan membohongi diriku secara mentah, Huuuh
kalau belum mendapat giliran lalu siapakah yang telah
kekerja lebih dahulu tadi" bukan kamu berdua yang bekerja
lalu siapa lagi?"
Dalam pada itu Cu Li Yap telah bertanya: "Enci Yu.
engkau pasti sudah mendapat giliran bukan?""
"Tidak aku sama sekali belum mendapat giliran" sahut
Yu Tien setengah berteriak. "barusan aku masih mengira
kalian berdua telah menyelesaikan tugas dengan puas"
Dalam hati kedua orang gadis itu pun tertawa dingin
tiada hentinya, pikir mereka didalam hati:
"Huuh... bagaimanapun lagi orang yang usianya lebih
besar sering sekali berlagak sok dan akalnya banyak sekali,
kalau sudah mendapat giliran apa salahnya untuk berterus
terang" buat apa berbohong kepada kami.... sekalipun sudah
bercumbu dan main cinta dengan dirinya juga tak jadi soal
toh, yang penting harus mengaku" Begitulah ketiga orang
itu segera saling menebak dan mencurigai satu sama
lainnya. Sementara itu Lam-kong Pak yang berbaring diatas
pembaringan telah mendusin tatkala ditemuinya ia berada
dalam keadaan telanjang bulat hatinya jadi terperanjat,
pikirnya: "Barusan agaknya aku mendapat suatu impian cabul
yang mengerikan sekali.... dalam mimpiku tadi se-akan2
aku sedang bermain cinta dengan seorang gadis,"
Ia segera meraba tubuh bagian bawahnya ketika meraba
suatu lendir yang membasahi seluruh bagian bawahnya, ia
jadi tertegun bukti itu menunjukan kalau ia telah
melakukan hubungan senggama dengan salah seorang
diantara ketiga orang gadis muda itu, tapi ia telah
berhubungan dengan gadis yang mana?"
Ia tak ingin berpikir lebih jauh karena kejadian ini bila
tersiar diluaran maka akan mendatangkan ketidak
beruntungan-bagi kedua belah pihak. setelah mengenakan
pakaian teriaknya:
"Enci Yu, adik Yap. adik Hiang"
Ketiga orang gadis itu segera memburu ketepi
pembaringan, tanya mereka dengn cepat: "Siapa sih orang
pertama yang mendapat giliran tadi?""
"Aku tidak tahu"
"Lalu siapakah orang kedua" "tanya Yu Tien.
"Aku tak tahu"
Lam-kong Pak makin kebingungan tapi ia yakin bahwa
barusan dirinya telah melakukan hubungan senggama
dengan salah seorang diantara ketiga orang gadis itu hanya
saja mereka tak ada yang berani mengaku.
Dengan adanya penstiwa itu maka keempat orang itu
sama2 jadi tak senang hati, mereka saling menduga pihak
lain- "Sekarang mari kita mulai lagi." seru Yu Tien kemudian,
"adik Yap kau maju lebih dulu "
Cu Li Yap sangat tidak ingin, karena dia mengira dua
orang rekannya telah mendahului dirinya, atau dengan
perkataan lain mereka mendapat giliran lebih banyak dari
dirinya, ternyata yang lainpun mempunyai pikiran yang
sama. Selesai kesemuanya itu, lampu dipasang dan Lam-kong
Pak menatap wajah ketiga orang gadis itu dengan
pandangantajam, pemuda itu berharap dari perubahan
wajah ketiga orang dara tersebut ia berhasil menebak
siapakah diantara mereka yang telah mengadakan
hubungan kelamin dengan dirinya.
Lama sekali dia mengawasi wajah ketiga orang dara ayu
itu, namun tiada suatu tanda pun yang berhasil ditemukan
olehnya, lama kelamaan Lam-kong Pak jadi kewalahan
juga , sambil geleng kepala pikirnya:
"Pandai amat mereka berpura-pura dan berlagak pilon
dihadapanku....sekalipun hubungan telah dilakukan
bersama aku akan tetapi sikap mereka masih tetap tenangtenang
saja seakan-akan sama sekali tak terjadi sesuatu
apapun....bahkan air muka pun sama sekali tidak berubah
jadi merah..."
Walaupun dalam hati pemuda itu menaruh curiga yang
amat sangat, tetapi tiada bukti yang berhasil didapatnya hal
ini membuat Lam-kong Pak pun tak bisa menentukan
siapakah diantara ketiga orang gadis itu yang sudah
melakukan hubungan dengan dirinya. Yu Tien kah?"
atauPek li Hiang?" ataukah mungkin cu Li Yap yang sudah
punya hubungan dengan diriku?""
Ia jadi ragu....mungkinkah ia hanya bermimpi saja?" tapi
Cairan seperti lendir yang melekat ditubuh bagian
bawahnya membuktikan kalau ia telah melakukan
hubungan seks dengan seorang gadis...dan bukti itu tak bisa
dibantah lagi. Setelah putar otak berpikir keras namun tiada hasil
apapun yang berhasil didapat, akhirnya pemuda itu
mendengus dingin dan membatin didalam hati:
"Sungguh tak tahu malu. . . .bukan saja sudah
mengadakan hubungan dengan diriku, bahkan untuk
mengakupun tak mau"
Tentu saja perkataan semaCam itu tak dapat diutarakan
keluar, untuk sementara waktu masalah tadi hanya bisa
disimpan didalam hatinya saja. . . .
- - ooo- - Tanpa terasa tiga bulan sudah lewat dengan cepat,
selama tiga bulan ini meskipun Lam-kong Pak dan ibunya
sudah beberapa kali mengunjungi markas besar
perkumpulan Liok-mao-pang, tapi mereka tak berani
melakukan bentrokan secara kekerasan karena kepandaian
silat yang dimiliki kakek ombak menggulung masih belum
ada orang yang mampu menandinginya .
Lam-kong Pak masih samar-samar pikirannya terhadap
peristiwa yang telah terjadi tiga bulan berselang, karena
ketiga orang itu sama sekali tidak menunjukan perubahan
apapun. Suatu hari rombonganpun dibagi menjadi dua bagian
dengan tujuan melakukan pengintaian disekitar gunung Hugousan, mereka harus menemukan ketiga orang manusia
tembaga itu untuk kemudian bersama sama menyapU rata
perkumpulan bulu hijau.
= =ooooooooo= =
LAM KONG PAK dengan membawa Toa Lek Sin "Si
malaikat bertangan raksasa" Loo Liang Jan serta Hay Thian
Siang cho. sepasang manusia jelek dari Hay Thian
membentuk satu kelompok.
Sedang Soen Han Siang dengan membawa Pe-li Gong.
Siang Hong Tie serta ketiga orang gadis lainnya membentuk
satu kelompok. Setelah berpisah, Lam-kong Pak dengan membawa anak
buahnya melakukan pengintaian disekitar gunung Hoa
Gouw-san selama dua hari. suatu malam tibalah mereka
didalam sebUah selat yang terpencil, dan dalam selat itu
mereka temUkan adanya asap yang mengepul keangkasa.
"Sudah kalian lihat asap itu?"" seru Lam-kong Pak
segera. "Didalam selat ini pasti ada orang yang tinggal
disini." "siauw-ya bagaimana kalau kita periksa kesitu" perutku
sudah terasa amat lapar" seru Simalaikat bertenaga perkasa
cepat, Keempat orang itu segera meneruskan perjalanannya
memasuki selat itu dengan melewati sebuah jalan kecil yang
membentang diantara jepitan dinding tebing yang curam
dan terjal sampailah mereka didasar selat, tampaklah
gumpalan asap itu bertembus keluar dari dalam sebuah gua.
Dengan gesit dan sebat keempat orang itu segera
menyebarkan diri bersembunyi dibelakang sebuah batu
besar didepan mulut gua lalu melongok kedalam. terlihatlah
tiga orang manusia tembaga sedang duduk berkerumun
didepan seunggokan kayu yang sedang memanggang
kelinci. Melihat akan hal itu Lam-kong Pak jadi kegirangan
setengah mati, pikirnya: "Huuuh... ini hari akan kulihat
kalian mau lari kemana?""
Suasana hening untuk beberapa saat lamanya. mendadak
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
salah seorang manusia tembaga munculkan diri dari balik
gua untuk mengumpulkan kayu bakar.
Tiba-tiba... dari balik tumpukan batu cadas disamping
gua mancul kembali seorang manusia tembaga, begitu
kedua orang manusia tembaga itu saling berhadapan muka,
simanusia tembaga yang berusaha munculkan diri dari
dalam gua itu nampak berdiri tertegun.
Terlihatlah manusia tembaga dibalik batu cadas itu
menggapai kearahnya, namun tak sepatah katapun yang
diucapkan keluar,
Melihat gapaian tangan manusia tembaga itu segera
berjalan menghampiri terdepak dan lenyap dibalik batu
cadas. "Blaaam..." Terdengar suara benturannya ring
berkumandang datang dari balik batu, rupanya salah
seorang manusia tembaga itu telah roboh keatas tanah.
Lam-kong Pakjadi terpanjat, pikirnya:
"Didalam gua itu hanya ada tiga orang manusia
tembaga, setelah satu keluar dari gua kenapa disana muncul
lagi seorang manusia tembaga?" rupanya barusan ada salah
satu manusia tembaga yang roboh, apa yang sebetulnya
telah terjadi?"".
Setelah terjadi suara benturan keras tadi suasana pulih
kembali didalam kesunyian. ketiga orang manusia tembaga
itu sama2 lenyap tak berbekas.
Lam-kong Pak jadi curiga. baru saja ia hendak
melakukan pemeriksaan kebalik batu tersebut, tiba2 dari
dalam gua muncul kembali seorang manusia tembaga.
Terlihatlah manusia tembaga itu memandang sekejap
sekeliling tempat itu lalu berjalan menuju kearah tumpukan
batu cadas. Mendadak dari tumpukan batu muncul kembali seorang
manusia tembaga yang segera mengapai kearahnya.
Manusia tembaga itu tanpa ragu atausangsi barang
sedikit pun juga segera berjalan menghampiri rekannya itu,
baru saja badannya lenyap dibalik batu cadas itu kembali
terjadi suara benturan keras berkumandang dari situ. . .
.Blaaam se-akan2 ada seseorang yang roboh terjengkang
diatas tanah. "Aduuh celaka" seru Lam-kong Pak didalam hati, cepat2
ia enjotkan badan dan meluncur kebalik batu cadas tersebut.
Terlihatlah olehnya dua orang manusia tembaga
menggeletak tak berkutik diatas tanah, sedang salah satu
manusia tembaga yang laim berdiri disisi mereka sambil
tertawa dingin tiada hentinya:
"Heeeeh...heeeeh...heeeeeh..,. kalian berani memusuhi
perkumpulan kami...lHmm terpaksa aku harus suruh kalian
tidur satu musiman lagi"
Lam-kong Pak tahu bahwa gelagat tidak
menguntungkan- ia segera membentak keras dan menubruk,
kedepan, dengan kerahkan segenap kekuatan yang
dimilikinya ia melancarkan sebuah serangan dengan jurus
ketujuh dari ilmu sakti Payung sengkala.
Menghadapi datangnya ancaman yang demikian
dahsyatnya itu, simanusia tembaga itu sama sekali tidak
menghindar ataupun berkelit, dengan melancarkan pula
sebuah serangan ia sambut datangnya ancaman itu dengan
keras lawan keras.
"Blaaaaaaaam...." ditengah benturan keras yang
membelah bumi, pasir debu beterbangan memenuhi
angkasa. tubuh kedua orang itu sama-sama tergetar mundur
sejauh tiga langkah kebelakang.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah,
mendadak manusia tembaga itu menyambar tubuh kedua
sosok tubuh manusia tembaga yang lain dan kabur dari situ.
Lam-kong Pak tentu saja tidak akan membiarkan
lawannya merat dengan menggondol dua orang manusia
tembaga itu, ia membentak keras dan melakukan tubrukan
kembali kearah depan.
Sementara itu si malaikat bertenaga raksasa Loo Liang
Jen sekalian sudah mendengar suara terjadinya
pertempuran, mereka segera memburu kesitu dan
menghalangi jalan perginya manusia tembaga itu.
Menjumpai datangnya bala bantuan, si manusia tembaga
itu tertawa dingin, ia tangkap kaki kedua orang manusia
tembaga itu kemudian diayunkan kemuka dengan
menimbulkan desiran angin tajam, tubuh Loo Liang Jen
seketika terancam bahaya.
"Loo tua, cepat mundur " hardik Lam-kong Pak.
Ia menubruk kedepan dengan menggunakan gerakan
tubuh yang lincah hasil pelajaran dari Pek li Gong laksana
kilat badannya menyusup kedepan dan melancarkan tiga
buah serangan berantai.
Tetapi si manusia tembaga itu bukanlah manusia
sembarangan, bukan saja tenaga dalam yang dimilikinya
amat dahsyat bahkan jurus-jurus serangan yang
dipergunakanpun aneh dan maha sakti, ditambah pula
Lam-kong Pak tidak berani menggunakan telapaknya untuk
memukul miring tubuh kedua orang manusia tembaga itu,
maka dalam hal serangan ia sudah menderita kerugian yang
amat besar, Setelah bergebrak puluhan jurus, Lam-kong Pak telah
didesak mundur sejauh satu tombak lebih.
Rupanya simalaikat bertenaga raksasa Loo Liang Jen
merasa tidak puas dengan kehebatan lawannya, kembali ia
menubruk kedepan dalam hati ia telah mengambil
keputusan, sekalipun badan bakal kena digebuk ia harus
berhasil mencengkeram si-manusia tembaga itu.
"Blaam,.." pantatnya kontan kena dihantam keras2
hingga terasa amat sakit sekali, kepalanya jadi pusing tujuh
keliling dan matanya jadi ber-kunang2, tapi ia cukup
tangguh sekalipun sudah terhajar namun ia tak gentar, bukannya
mundur dia malah maju kedepan dan mencengkeram
lengan kanan si- manusia tembaga itu.
Kedua orang itu sama2 memiliki tenaga raksasa yang
maha dahsyat, setelah saling membetot keadaan kedua
orang itu tetap berada dalam keadaan seimbang.
Si-Malaikat bertenaga raksasa segera membentak keras,
kedua tangannya mencengkeram tubuh lawan kencang2
kemudian ditarik dengan sekuat tenaga.
"Jangan ditarik" bentak Lam-kong Pak.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah
simanusia tembaga itu merampas kembali manusia tembaga
yang jadi rebutan. kemudian putar badan dan kabur lagi.
"Berhenti"
Baru saja simanusia tembaga itu meluncur sejauh tigalima
tombak dari tempat semula. dihadapan mukanya telah
muncul kembali seorang manusia tembaga.
"Lepaskan kedua orang manusia tembaga itu." terdengar
manusia tembaga yang baru saja muncul itu membentak
keras. "maka aku akan memberi sebuah jalan hidup bagimu.
aku tahu siapakah kau?".
"Kau tahu siapakah aku?"?".
"Hmm pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang."
Lam-kong Pak segera ulapkan tangannya, Loo Liang Jen
serta Hay Thian Siang cho segera mengiakan dan
mengurung kedua orang manusia tembaga itu ditengah
kalangan. "Sedikitpun tidak salah" terdengar Liok Mao Pangcu
dengan suara keras. "Tetapi... Hmm sekalipun kau berhasil
merampas kembali kedua orang manusia tembaga ini juga
tiada gunanya. mereka sudah terkena ilmu sihir Tong Bin
Toa hoat dari pun-pangcu, dikolong langit dewasa ini
kecuali pun-jien seorang tak ada orang lain yang sanggup
membebaskan mereka"
"Aku tidak akan memperdulikan apakah mereka bisa
dibebaskan atau tidak dari pengaruh ilmu sihirmu itu, yang
penting lepaskan mereka saat ini juga mari kita bertempur
dengan batas sepuluh gebrakan, siapa menang dia boleh
bawa pergi kedua orang manusia tembaga itu."
Liok Mao Pang cu segera melepaskan pakaiannya dan
menaruh tubuh kedua orang manusia tembaga itu keatas
lantai. "Begitupun baik juga." serunya. "Mari kita tentukan
menang kalah kita dalam sepuluh jurus, lihat serangan-..."
Serangan ilmu telapaknya sepintas lalu mirip sekali
dengan ilmu sakti Payung Sengkala tapi kenyataannya
bukan ilmu ampuh tersebut, menghadapi serangan yang
demikian dahsyatnya itu bukan saja manusia tembaga itu
tidak menghindar bahkan malah menyongsoDg maju
kedepan, ia sambut datangnya serangan itu dengan keras
lawan keras. "Blaaam..." batu dan pasir beterbangan bagaikan hujan
gerimis. kedua orang itu saling berpisah dan masing2
mundur tiga langkah kebelakang....
Sekali lagi simanusia tembaga itu melancarkan seranganternyata
jurus serangan yang dipergunakan adalah ilmu
sakti Payung Sengkala.
Walaupun menggunakan jurus serangan yang sama tapi
didalam penggunaan orang ini ternyata jauh berbeda sekali,
daerah seluas puluhan tombak disekeliling kalangan
pertempuran segera tertutup oleh desiran angin puyuh yang
men-deru2, pasir dan debu kembali berterbangan diangkasa.
Kali ini tubuh Liok Mao pangcu tergetar mundur satu
langkah lebih banyak dari semula.
Mendadak terdengar suara bentakan keras
berkumandang gegap gempita, kawanan iblis yang
tergabung dalam perkumpulan Bulu Hijau sama2
munculkan diri ditempat itu.
Hoe pangcu atau wakil ketua "Ngo Hoa Bak "si daging
lima warna segera memapak diri Lam-kong Pak.
"Hoo Boe Siang" sisetan gantung hitam GouwJit
menandingi Loo Liang Jen sedang Suma Ing serta Lam-hay
coe Khek segera menghadapi Hay Thian Siang cho.
Blaaam.. Blaaam... benturan2 nyaring berkumandang
tiada hentinya memekikkan telinga, walaupun tenaga
lwekang yang dimiliki Liok Maopangcu masih kalah
setengah tingkat dari manusia tembaga itu. tetapi untuk
beberapa saat lamanya ia tidak sampai menderita kalah,
Sedangkan sidaging lima warna setelah saling beradu
tenaga sebanyak tiga kali dengan Lam-kong Pak. meskipun
tubuhnya bergetar mundur sampai sejauh lima enam
langkah. tapi secara mati2an ia bertahan terus dari
posisinya saat ini.
Sedang sisanya yang lain untuk sementara waktupUn
berada dalam keadaan seimbang, mereka sama2 berusaha
bertahan dan mendesak lawannya,
Luas lapangan dikalangan batu cadas itu tidak terlalu
luas, setelah pertempuran berkobar maka kian lama orang2
yang sedang bertempur itu kian menjauhi tempat dimana
kedua orang manusia tembaga itu menggeletak.
Lam-kong Pak merasa hatinya selalu cemas dan gelisah
memikirkan keselamatan kedua orang manusia tembaga itu.
melihat pihak musuhnya terus menerus mendesak dirinya ia
jadi naik pitam. mendadak sambil membentak keras ia
melancarkan kembali sebuah pukulan dahsyat kearah
lawannya dengan jurus ilmu payung sengkala yang disertai
tenaga lweekang sebesar sepuluh bagian.
Blaam... terjadi ledakan keras ditengah udara, dengan
sempoyongan "Ngo-Hoa-bak". atau si Daging lima warna
mundur sejauh lima tombak dari posisinya semula, darah
segar muntah keluar tiada hentinya dari mulutnya,jelas
wakil ketua dari perkumpulan Bulu Hijau ini telah
menderita luka dalam yang amat parah.
Lam-kong Pak tidak menggubris keadaan musuhnya
lagi, dia segera enjotkan badannya meluncur kearah balik
batu dimana kedua orang manusia tembaga tadi
menggeletak. Tapi dengan cepat sianak muda itu berdiri tertegun
dengan hati kaget, kiranya dua orang manusia tembaga
yang semula masih menggeletak ditempat itu kini sudah
lenyap tak berbekas.
Dalam pada itu si- manusia tembaga sedang bertempur
melawan ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang juga
mulai tidak sabaran lagi, ia membentak keras.,. dari
sakunya mendadak dicabutnya senjata tajam payung
sengkala yang di-idam2kan oleh setiap umat Bu-lim itu.
"Blaaam...." payung tersingkap lebar, cahaya merah yang
amat tajam menyilaukan mata diiringi be-ribu2 bayangan
hitam segera mengurung sekeliling tubuh Liok Mao Pang.
Dengusan berat segera terdengar meluncur keluar dari
mulut Liok Mao Pangcu, dengan sempoyongan ia mundur
tiga langkah kebelakang. jelaS jago lihay ini sudah
menderita luka dalam dadanya.
Setelah berhasil melukai musuhnya, simanusia tembaga
itu pun tidak menggubris lawannya lagi. Ia segera kembali
kebelakang batu dimana kedua orang manusia tembaga
yang lain menggeletak. tapi iapun segera dibikin tertegun
oleh kenyataan yang dihadapinya, sambil bersuit nyaring
tubuhnya segera berkelebat meninggalkan tempat ini.
Mengetabui bahwa mangsanya telah hilang, ketua dari
perkumpulan bulu hijau itupun patah semangat, ia segera
kumpulkan seluruh anak buahnya dan mengundurkan diri
dari situ. Dalam pada itu Lam-kong Pak telah melakukan
pencarian disekitar tempat kejadian itu, tapi bayangan
tubuh kedua orang manusia tembaga itu masih juga tak
ditemukan. Ia jadi sedih dan murung.
Disamping itu iapun merasa amat benci terhadap diri
ketua dari perkumpulan Bulu Hijau, seandainya pada
malam itu ia tidak munculkan diri ditempat itu sambil
menyaru manusia Tembaga itu untuk diajak bekerja sama
menumpas perkumpulan Liok Mao Pang.
Terdengar "Sin-si-Boh" atau si-catatan mati dan hidup
sedang menggerutu:
"Huuuh... aku lihat pada saat ini semua orang sedang
mengincar senjata Payung sengkala yang maha sakti dan
maha berharga itu, jelas siapa yang berhasil memiliki
payung tersebut dialah yang bakal merajai kolong langit
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tanpa tandingan".
"Aaaaaah, belum tentu benar" bantah Hek Sim
Wangwee atau si- Hartawan berhati hitam Cepat.
"Seandainya kita berdua yang mendapatkan senjata
mustika itu, belum tentu kita berdua berhasil menjagoi
dunia kangouw tanpa tandingan"
"Sudahlah, kau tak usah menyangkutkan kita berdua
dalam persoalan ini." teriak catatan mati hidup,
Lam-kong Pak yang berada disamping mereka segera
melerai sambil ujarnya:
"Kalian jangan ribut melulu karena persoalan yang sama
sekali tak berguna. ayoh kita pisahkan diri jadi dua
kelompok untuk melakukan pencarian disekeliling tempat
ini, aku pikir kedua orang manusia tembaga itu pasti bukan
terjatuh ketengah kawanan perkumpulan Liok Mao Pang,
seandainya terjatuh ketengah orang lain pun kemungkinan
besar belum pergi terlalu jauh".
"Mungkinkah kedua orang manusia tembaga itu
melarikan diri sendiri?"..." tanya Loo Liang Jen
mengemukakan pendapatnya .
"Tidak mungkin bukankah Liok Mao Pang tadi sudah
berkata bahwa ia telah menggunakan ilmu sihir Tong Bin
Toa Hoatnya^ untuk merobohkan mereka?" itu tak bakal
salah lagi, asal orang terkena ilmu sihir Tong Bin Toa Hoat
berarti keadaannya tidak jauh berbeda dengan orang mati,
kecuali ia yang turun tangan membebaskan sendiri dikolong
langit tiada seorang pun yang sanggup menolong mereka "
"Tempo dulu bukankah Liok Mao Pangea pernah
menyerahkan secarik kertas kepada si perempuan naga
pengasingan?" " seru Loo Liang Jen- "Aku lihat diatas
kertas itu bertuliskan ilmu pemunah pengaruh sihir Tong
Sin Toa- hoat"
"Hmmm masaada urusan yang begitu gampang dan
menguntungkan ?" apa yang ditulis diatas kertas itu adalah
ilmu pemunah pengaruh sihir Tong Bin Toa Hoat yang
palsu. kau anggap ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang
gampang tertipu?" lagi pula pada waktu itu si perempuan
naga pengasingan pun telah menggunakan orang mati
sungguhan untuk menipu dirinya"
Berbicara sampai disitu, Lam-kong Pakpun segera
membawa Loo Liang Jen berangkat menuju kearah Timur.
sadangkan Hay Thian Siang cho berangkatk earah Barat
untuk melakukan pencarian.
Setelah bekerja keras SeDjang sepanjang malaman
suntuk akhirnya sampailah kedua orang itu ditengah sebuah
Celah bukit, tampak sebuah bangunan rumah gubuk keCil
berdiri disitu, Cahaya lampu yang redup memancar keluar
dari balik jendela menyiarkan bayangan manusia yang
berlalu-lalang.
"Loo tua." Lam-kong Pak segera berbisik, "aku masih
ingat, belum lama berselang bukankah kitapun pernah lewat
ditempat ini" aku masih ingat bahwa rumah gubuk itu tiada
penghuninya?".
= =oooooooo= = "SIAUW-ya, aku sudah tidak ingat lagi," sahut Loo
Liang Jen- "Asal perutku mulai terasa iapar. maka segala
persoalan apapun akujadi lupa sama sekali"
Lam-kong Pak segera tertawa dingin. "Loo tua, seorang
manusia bukan hidup dikolong langit karena makan,
kecuali makan masih ada tujuan yang lebih besar".
"Tapi kalau perutku iapar tenagaku jadi lemas, apalagi
sekarang... addduh....coba kau dengar" kluk... kluk... kluk...
bunyi terus tiada hentinya, tenggorokan seperti muncul
sebuah tangan keCil yang menggapai-gapai".
Mendadak pintu depan rumah gubuk itu terbentang lebar
dan muncul seorang gadis muda. Lam-kong Pak yang
berhasil menyakslkan raut wajah orang itu, hatinya jadi
berdetak keras, kiranya dara itu bukan lain adilah Siauw
Hong dayang kepercayaan dari Liuw Hoei Yan"
Sungguh aneh," sianak muda itu segera berpikir didalam
hatinya^ "Dua bersaudara she Liuw termasuk dalam urutan
kedua diantara empat keluarga Kaya, rumah mereka megah
dan harta melimpah. mengapa sekarang malah pindah
kerumah gubuk yang reyot dan jelek ditengah pegunungan
yang sunyi ini...?"".
"Loo tua, ayoh kita pergi saja" akhirnya Lam-kong Pak
berseru. Mendadak. pintu rumah gubuk itu kembali terbuka dan
muncul seorang gadis lain, kali ini sianak muda itu merasa
semakin terperanjat, sebab ia kenal gadis ini sebagai Liuw
Hoei Yan sendiri,
Yang membuat ia terkejut bukan hadirnya gadis itu
disitu, sebaliknya adalah terlihat karena perut Liuw Hoei
Yan menggelembung besar se-olah2 seorang gadis yang
sedang bunting lima bulan.
pada waktu itu meskipun Lam-kong Pak berdiri pada
posisi yang bermusuhan dengan gadis itu, tetapi
berhubungan ia pernah menyelamatkan jiwanya satu kali
didalam perkampungan Toa Loo san-cung lagi pula
hubungan mereka cukup akrab. maka pemuda kita segera
tertawa dingin sambil bertanya didalam hati.
"Perut sudah bunting segede itu, entah anak jadah dari
siapa yang dikandungnya itu?"
Sementara itu Liuw Hoei Yan, siauw Hong telah
menyapu sekejap keadaan disekeliling sana kemudian
masuk kedalam ruangan dan tidak lama berjalan keluar
lagi. Dibawah ketiak masing2 orang mengepit seorang
manusia tembaga, dengan gerakan yang cepat mereka
segera berlalu dari situ.
"Aaah. kiranya kedua orang inilah yang telah mencuri
kedua orang manusia tembaga itu dlkala kami sedang
bertempur." pikir Lam-kong Pak segera dengan hati
terperanjat, "Entah apa maksud tujuan mereka mencuri
manusia2 tembaga itu?"?"
"Ayoh kejar" ia segera berseru,
Kedua orang itu segera melakukan pengejaran menguntit
dibelakang dua orang gadis tadi, baru saja keluar dari celah
bukit mendadak dari hadapan mereka muncul seseorang
yang segera menghadang jalan perginya, Terdengar orang
itu sambil tertawa terkekeh-kekeh berseru:
"Heeeh...heeeh...heeeh... susah payah kucari kesana
kemari tanpa berhasil. eeei... tahunya sekarang bertemu
dengan begini gampang, ayoh serahkan mereka kepadaku".
Menyaksikan jalan pergi mereka terhadang kedua orang
gadis itu merasa amat terperanjat, kiranya orang yang
sedang menghadang jalan pergi mereka bukan lain adalah
"Toa Pei-liong-In" atau si-Perempuan naga pengasingan coe
Hong Hong. "cianpwee apa maksudmu menghalangi jalan pergi
kami?" "Liuw Hoei Yan segera menegur.
"Serahkan manusia tembaga itu kepadaku" jawab coe
Hong Hong ketus dan singkat.
"Oooh jadi cianpwee hendak mengandalkan ilmu silatmu
yang tinggi untuk menganiaya dan mempermainkan
boanpwee?" Hmm belum tentu segampang apa yang kau
bayangkan".
"Budak sialan" Coe Hong Hong segera memaki sambil
tertawa dingin, "Loo Nio sudah bersikap teramat sungkan
terhadap kalian berdua lagi pula apa gunanya manusia
tembaga itu bagi kalian?""
Liuw Hoei Yan tak mau kalah, diapun tertawa dingin.
"Lalu cianpwee sendiri. apa gunanya menghendaki
manusia2 tembaga ini?""
coe Hong Hong nampak melengak untuk beberapa saat
lamanya. kemudian dengan suara gusar bentaknya:
"Budak ingusan apakah benar2 kau hendak memaksa
aku untuk turun tangan sendiri?"?"
"Bilamana cianpwee sudah ambil keputusan untuk
merampas manusia tembaga ini dengan andalkan ilmu silat,
boanpwee pun tiada Cara lain keCuali melakukan
perlawanan bagaimanapun juga kau harus memberikan
alasan yang tepat kepada kami"
"Bagus tahukah kalian siapakah yang berada dibalik
pakaian tembaganya itu?""
"Menurut dugaan siauw-li mereka pastilah Hong-LoeiKhek sijagoan angin guntur Lam-kong Liuw serta siauwYau-sianseng, si sastrawan yang suka berpelancongan Loe
It Beng dua orang Locianpwe".
"begini saja kalian bukalah pakaian tembaga yang
dikenakan oleh kedua orang manusia tembaga ini.
seandainya mereka bukanlah kedua orang itu maka loosoenpun
tak sudi merebutnya dari tanganmu".
"Seandainya mereka adalah kedua orang cianpwee itu,
cianpwee hendak merebutnya dengan kekerasan?" sindir
Siauw Hong. coe Hong Hongjadi naik pitam, segera hardiknya:
"Ditempat ini tiada hak bagimu untuk ikut berbicara tahu,
budak sialan yang tak tahu diri."
Siauw Hong menyengir sinis.
"Menurut apa yang boanpwee ketahui." ujarnya lagi.
"Sijago angin guntur Lam-kong Liuw serta sisastrawan yang
suka berpelancong Loe ItBeng dua orang cianpwee tiada
hubungan apapun dengan dirimu, entah kau.. . ."
"Budak rendah tutup mulut anjingmu yang kotor itu."
tukas coe Hong Hong semakin gusar. "Loo-soen hanya
ingin menanyakan sepatah dua patah kata saja terhadap diri
Lam-kong Liuw, bila kau budak sialan berani mengolok2
Loo-soen lagi, Nanti kubabat dirimu hingga modar....".
"Sekalipun dibalik kain tembaga ini adalah kedua orang
cianpwee yang kau maksudkan. merekapun tak akan
sanggup menjawab pertanyaanmu, lalu apa gunanya ?""
ujar Liuw Hoei Yan pula.
"Aku punya cara untuk membuat mereka bicara, cepat
serahkan kepada Loo-soen agar kuperiksa "
Terpaksa Liuw Hoei Yan meletakkan manusia tembaga
itu keatas tanah dan membiarkan coe Hong Hong untuk
melakukan pemeriksaanDalam pada itu si perempuan naga pengasingan maupun
Lam-kong Pak yang bersembunyi ditempat kegelapan
sama2 merasa tegang dan hatinya bergolak keras, dalam
waktu singkat mereka akan segera mengetahui siapakah
sebetulnya manusia tembaga itu.
Perlahan-lahan Liuw Hoei Yan serta Siauw Hong
melepaskan pakaian tembaga yang dikenakan oleh kedua
orang itu, tapi dengan cepat mereka berseru kaget dan
mundur satu langkah kebelakang sambil menutupi mulut
sendiri. coe Hong Hong segera mendekati manusia tembaga itu
untuk diperiksa sendiri dengan seksama, tetapi dengan
Cepatnya ia temukan dua sosok mayat yang tak dikenal
terbungkus dibalik pakaian tembaga itu.
Hatinya jadi gusar dianggapnya kedua orang gadis itu
sengaja sedang mempermainkan dirinya.
"Perempuan rendah kau berani membohongi Loo-nlo
?"?" teriaknya setengah melengking.
"Siapa yang membohongi dirimu?"" balas Liuw Hoei
Yan dengan nada gusar pula, "Kami berdua sudah setengah
harian lamanya repot sendiri, siapa tabu akhirnya tertipu
oleh perangkap orang."
"Dari tempat mana kalian berhasil merampas Kedua
orang manusia tembaga ini ?""
"Kami bukan merampas tapi berhasil menemukan
disekitar tempat ini, sebenarnya kami hendak mencari
tempat yang tersembunyi untuk membuka pakaian tembaga
mereka siapa tahu kau sudah keburu datang kemari ".
coe Hong Hong mendengus dingin, tanpa mengucapkan
sepatah katapun ia segera putar badan dan berlalu dari situ.
Dengan termangu-mangu Liuw Hoei Yan serta Siauw
Hong memandang bayangan punggung si perempuan naga
pengasingan lenyap dari pandangan, lama sekali dayang itu
baru berkata: "Sungguh tak nyana setelah kita bekerja repot setengah
barian lamanya, hasil yang diperolehnya hanya nihil, entah
jenasah siapakah kedua orang ini?""
"Sudah kau lihat belum. Tuh rambut mereka berwarna
hijau, itu tandanya kalau mereka orang perkumpulan Bulu
Hijau, bahkan kematian merekapun belum lama berselang"
Berbicara sampai disitu gadis she- Liuw itu merandek
sejenak dan menghela napas panjang, "Aaaai-.. sebenarnya
aku mengira manusia tembaga itu adalah Lam-kong Liuw
cianpwee tapi sekarang.....apa pun sudah runyam, lagi pula
keadaanku pun sudah berubah jadi begini entah adik Pak
suka mengakui atau tidak?""
"Bocah itu adalah hasil dari bibitnya sekalipun tak mau
mengakui juga tak bisa" sahut Siauw Hong,
Lam-kong Pak yang mendengarkan pembicaraan itu jadi
terperanjat. hatinya jadi sakit seperti terpagut ular berbisa.
segera pikirnya: "oooh. kiranya dialah yang telah. . . .".
"Tetapi bagaimana caranya aku terangkan persoalan ini
kepadanya?"" terdengar Liuw Hoei Yan mengeluh.
"Kalau kau tidak berani menceritakan kepadanya biar
akulah yang menemui Lam-kong Pak. bagaimanapun juga
kalian sudah menjadi suami istri. Dan dia berbuat begitu
pun Karena ingin menyempurnakan dirinya"
"Aaai kesempatannya ini adalah gara-garamu yang bikin
urusan. Siapa Suruh kau mencari akal yang begini
memalukan... .aaai akupun tahu bagaimana tabiatnya, ia
pasti akan memandang rendah diriku."
Sekarang Lam-kong Pak telah mengetahui duduknya
perkara, tanpa sadar saking gemasnya sepasang gigi jadi
gemerutukan nyaring, ia tahu kembali Siauw Hong yang
telah mengeluarkan siasat busuk itu. Mungkin mereka
berhasil mendengarkan pembicaraan antara soea Han Siang
dengan Pek-li Gong^ maka sebelum urusan dimulai mereka
telah bersembunyi dulu dibawah ranjang dan dengan
menyaru sebagai coe Li Yap sekalian mengadakan
hubungan Cinta dengan dia.
Sekarang diapun membenci pula diri Liuw Hoei Yan,
dalam anggapannya walaupun tempo dulu kejadian
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semacam itu hampir saja terjadi tetapi gadis itu masih dapat
dimaafkan karena Siauw Honglah yang telah memasukkan
obat perangsang tanpa sepengetahuan dirinya. Tetapi kali
ini Liuw Hoei Yan telah ikut berkomplot maka dari itu
dosanya tak bisa dimaapkan lagi.
Sebetulnya dia ingin unjukkan diri untuk memaki kedua
orang gadis itu habis2an-bahkan hendak menghajar pula
Siauw Hong yang berbati licik dan banyak akal cabul.
Tetapi setelah dipikir kembali akhirnya ia batalkan niatnya
itu. sebab ia tahu bila sampai bertemu maka dirinya bakal
jadi repot karena itu lebih baik tidak bertemu, sambil
melihat apa yang bakal mereka katakan kepadanya bila
berjumpa lagi nanti.
Beberapa saat kemudian Liuw Hoei Yan serta Siauw
Hong telah berlalu dari situ, Lam-kong Pak serta Loo Liang
Jen pun munculkan diri dari tempat persembunyian, ketika
mereka periksa kedua sosok mayat itu segera ditemuinya
bahwa mayat itu memang mayat dari anggota perkumpulan
Liok Mao Pang. Kejadian ini semakin mengherankan hati pemuda kita,
segera pikirnya: "Kedua orang manusia tembaga itu
sebetulnya adalah manusia hidup, bahkan mereka sudah
terkena ilmu sihir Tong Bin Toa- hoat dari Liok Mao
Pangcu kenapa sekarang bisa berubah jadi anggota
perkumpulan Bulu hijau ?".... aaah sudah pasti ada orang
yang menukarnya.".
Tapi siapa yang menukar mereka?" anggota
perkumpulan Liok Mao Pang?" tidak mungkin sebab kalau
ditinjau dari keadaan mayat itu sepantasnya kalau
perbuatan ini dilakukan oleh musuh dari perkumpulan bulu
hijau itu. Kapankah penggantian itu dilakukan?" Liuw Hoei Yan
mengatakan bahwa ia temukan kedua orang manusia
tembaga itu disekitar sana, hal ini membuktikan bahwa
kedua orang manusia tembaga yang asli telah diculik orang
ketika si manusia tembaga yang ketiga sedang bertempur
melawan ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang, dimana
kemudian orang itu telah membinasakan dua orang anggota
perkumpulan bulu hijau dan menggantikannya.
Lam-kong Pak merasa otaknya jadi tumpul dan kacau
balau, terutama sekali setiap kali teringat akan pembicaraan
antara Liuw Hoei Yan dengan Siauw Hong, hatinya terasa
amat tidak gembira.
Dasarnya ia adalah seorang Koen-cu, walaupun
peristiwa ini terjadi atas dasar Siauw Hong yang bertindak
sebagai sutradara tetapi Lam-kong Pak tak bisa tidak
tersangkut pula dalam hal itu sebab dia adalah pelaku
utamanya. Dalam kekesalannya ia segera mendengus.
Mendadak terdengar perut Loo Liang Jen berbunyi
gemerutukan yang sangat nyaring, suara itu bagaikan
gulungan air bah yang membobol tanggul.
Rupanya Loo Liang Jen sudah salah paham, ia mengira
sianak muda itu mendengus karena perutnya berbunyi
keras. buru-buru ujarnya:
"Sauw ya, kau jangan marah sebetulnya perutku tidak
akan secepat ini menjadi lapar kembali, tetapi barhubung
kemarin hari aku hanya makan sembilan puluh biji bak-pau,
tujuh mangkok mie kuah dimana makanan2 itu banyak
yang tidak pakai minyak babi. maka perutku jadi lapar jauh
lebih cepat dari keadaan sebenarnya...".
Lam-kong Pak ulapkan tangannya memberi tanda agar ia
jangan ribut, terlihatlah dua sosok bayangan manusia
meluncur datang dengan cepatnya dariarah depan.
Tanpa terasa sianak muda itu mendengus dingin. kiranya
mereka berdua adalah Suma ing serta cioe cien cien dua
orang, tampaknya hubungan mereka akrab dan mesra sekali
sebab sepanjang perjalanan mereka selalu bergandengan
tangan- "Kalau memang ia sudah terjerumus sejauh ini, kenapa
aku musti banyak mencampuri urusan orang?"" guman
sianak muda itu. "Loo-toa mari kita berangkat"
"Siauw-ya nona cioe toh mempunyai hubungan cinta
dengan dirimu?"" apakah kau tega melihat gadis itu tertipu
oleh manusia laknat?"" seru Loo Liang Jen dengan cepat.
"Lagi pula.... lagi pula".
"Lagi pula kenapa?""
"Lagi pula kemungkinan besar disaku mereka membawa
rangsum kering...kan kita bisa nunut".
"Huuh dasar kau memang gentong nasi..." gerutu Lamkong
Pak. Tetapi tak urung hatinya tergerak juga oleh perkataan
dari Loo Liang Jen- sebab cioe cien cien adalah gadis
pertama yang menaruh cinta kepadanya, kesan itu sudah
terlalu mendalam tergurat dalam hatinya ia tidak rela
membiarkan gadis itu dirusak dan direnggut kegadisannya
oleh Suma ing. Dengan cepat kedua orang itu mengintil dari belakang
mereka, terdengarlah Suma ing berkata:
"Adik cien, kalau memang kau sudah bersedia untuk
kawin dengan aku, mengapa kau selalu tolak kehendakku
untuk..:" "Kenapa musti ter-buru2?" pokoknyakan cepat atau
lambat tubuhku bakal kupersembahkan kepadamu." sahut
cioe cien cieo cepat.
"Hiih-hiih. . .hiih... .betul, cepat atau lambat toh sama
saja apalagi... ." Sambil berkata ia segera mengeluarkan
ilmu cengkeraman Liok-san-eng Jiauwnya untuk mencomot
sepasang payudara dari gadis she cioe itu.
Melihat tingkah lakunya itu cioe cien cien jadi naik
pitam, segera makinya: "Kau ...kau masih mempunyai
martabat sebagai seorang manusia atau tidak....".
Suma ing tertawa seram. "Heeeh-heeeh-heeeh.....aku
tahu dalam hati kecilmu hanya Lam-kong Pak seorang yang
mempunyai martabat tinggi, tapi sayang sekali orang lain
sudah tidak maui dirimu lagi"
Sekilas perasaan dendam dan benci berkelebat diatas
wajah cioe cien caen, segera sambungnya. "Karena itulah
aku baru sudi menikah dengan dirimu"
Lam-kong Pak yang mendengar pembiCaraan tersebut,
dalam hati segera menghela napas panjang, pikirnya. "Siapa
yang berdekatan dengan gincu dia akan jadi merah, siapa
yang berdekatan dengan tinta bak dia akanjadi hitam,
sungguh tak kusangka cioe cien cien dia.....".
Belum habis ingatan tersebut berkelebat didalam
benaknya, terdengar Suma ing berseru tertahan dan roboh
terjengkang keatas tanah.
Sambil meloncat bangun cioe cien cien segera tertawa
dingin dan memaki kalang kabut.
"Kau anggap aku bisa mencintai dirimu" Hmm aku ingin
hanya menggunakan dirimu saja untuk menjengkelkan hati
Lam-kong Pak..,.heeh. . .heeeh....heeeh... sungguh tak
nyana kau sibajingan tengik sama sekali tidak
berperikemanusiaan?"
Walaupun jalan darahnya tertotok. namun Suma ing
masih sanggup untuk berbicara, sepasang biji matanya
segera berputar dan ujarnya. "Adik cien, kau tidak dapat
memahami perasaan hati siauw- heng."
"Sekalipun kulit tubuhmu sudah dibeset. aku masih tetap
akan mengenai tulang tenggorokanmU." maki cioe cien
cien. "kau adalah bajinaan tengik yang paling cabul
dikolong langit dewasa ini.".
"Adik cien, aku hendak memberitahukan satu kabar
kepadamu, setelah mendengar berita itu kau akan perCaya.
Bahkan didalam kenyataan aku hanya merasa kasihan
terhadap dirimu".
"Hmm kau tak usah ngaco-belo lagi, aku tak akan
memperCayai segala perkataanmu lagi." seru gadis itu
sambil tertawa dingin.
"Aku tahu bahwa kau masih ingat dan rindu selalu
terhadap diri Lam-kong Pak, tetapi sedari dulu ia telah
melupakan dirimu sama sekali. kau sudah tak dianggapnya
sama sekali olehnya".
"omong kosong, akulah yang sudah tak mau dirinya lagi,
beberapa hari berselang dia masih...".
"Adik cien, tahukah kau bahwa Liau Hoei Yan sudah
bunting beberapa bulan?".
"Dia bunting apa sangkut pautnya dengan diriku?""
"Tentu saja ada sangkut pautnya, kuberitahukan
kepadamu. jabang bayi yang ia kandung adalah anak Lamkong
Pak" sekujur tubuh cioe cien cien bergetar keras setelah
mendengar perkataan itu, walau pun ia benci kepada Lamkong
Pak karena pemuda itu membinasakan orang tuanya,
tetapi ia percaya bahwa pembunuhan yang menimpa diri
ibunya adalah suatu kecelakaan yang tak disengaja, maka
dari itu walau pun diluaran ia bersikap keras dan ketus
terhadap Lam-kong Pak. tetapi dalam hatinya sudah lemas
dan lunak sebab cintanya terhadap diri sianak muda itu
sudah terlalu dalam.
Sekarang sesudah ia mendengar berita buruk itu. hatinya
segera terasa amat sakit bagaikan diiris-iris, teriaknya:
"omong kosong antara dia dengan Liuw Hoei Yan tak
pernah terikat tali perkawinan, mana mungkin jabang bayi
yang dikandungi adalah anaknya" darimana kau bisa bual
akan persoalan ini?""
"Aku dengar dari mulut dayangnya Siauw Hong oooh...
adik cien, aku takut merasa sedih bagi kemalangan yang
menimpa dirimu. cinta mu terhadapnya begitu dalam
bagaikan lautan sebaliknya dia...heeeh... heeeh....".
Saking gusar dan mendongkolnya sekujur badan coei
cien cien gemetar keras, Lam-kong Pak yang menyaksikan
kejadian itu jadi ikut bersedih hati, sekarang ia baru tahu
bahwa coei cien cien benar2 sangat mencintai dirinya.
Terdengar Suma ing menghela napas dan berkata kembali:
"Dalam kenyataan setelah raut wajah siauw-heng rusak
maCam begini, siauw-heng sudah tak punya muka lagi
untuk menjumpai orang, apa lagi mendampingi adik cien
yang begini Cantik jelita bagaikan bidadari hanya saja
siauw-heng sukar untuk memadamkan rasa cinta ku
terhadapmU. sekalipun kau sudah tak mencintai diriku lagi,
selamanya... sepanjang aku masih bernapas, cinta ku
kepadamu tak akan padam.".
Rupanya hati coei cien cien yang kukuh lama kelamaan
lumar juga setelah mendengar rayuan maut serta
pertanyaan isi hati dari pemuda she Suma ini terdengar ia
tertawa: "Aaaai..,. andaikata dikolong langit ini tiada seorang
pemuda yang bernama Lam-kong Pak. mungkin aku bisa
mempertimbangkan kembali keputusanku untuk menerima
kau dalam hatiku"
"Adik cien, kalau memang begitu bukankah itu berarti
bahwa harapan siauw-heng sudah punah sama sekali?" lalu
apa senangya melanjutkan hidup dikolong langit dengan
hati merana?" oooh.... adik cien-ku sayang kumohon
kepadamu hadiahkanlah sebuah pukulan keatas tubuhku.
agar aku lebih cepat meninggalkan dunia yang penuh
penderitaan ini"
"Apa gunanya kau mengambil keputusan pendek?" toh
dikolong langit bukan aku seorang yang jadi perempuan" .
"Mengarungi samudra yang terlihat hanya air, mendaki
gunung Wu-san yang terlihat hanya awan, sepanjang
hidupku tak akan kuambil pikiran untuk mencari gadis
kedua"."
cioe cien cien jadi sangat terharu dibuatnya. tanpa sadar
ia tepuk bebas jalan darah Suma Ing yang tertotok.
Merasakan jalan darahnya telah bebas, Suma Ing segera
bangun duduk. katanya: "cien cien, aku akan pergi sebab
selama aku berada disisimu maka aku merasa malu dan
rendah hati, aku ., . aku . . ."
Belum habis ia berkata, laksana sambaran kilat yang
membelah bumi mendadak ia lancarkan serangan dahsyat
yang seketika berhasil menotok beberapa buah jalan darah
ditubuh cioe cien cien.
Gadis itu mengeluh dan segera roboh terjengkang keatas
tanah, dari balik sorot matanya yang jeli terlintas perasaan
kaget dan ketakutan yang tak terkirakan.
Terdengar Suma Ing tertawa seram, lalu mengejek:
"Hmmmm satu-satunya jalan bagi aku orang she Suma
untuk membalas dendam atas sakit hati yang dilimpahkan
Lam-kong Pak kepadaku hanyalah menggunakan cara ini".
Sambil berkata tangannya bekerja cepat melepaskan
pakaian yang dikenakan gadis she- cioe itu.
Melihat tingkah pola Suma Ing yang brutal dan Cabul
timbul napsu membunuh dalam benak Lam-kong Pak, ia
sudah mengambil keputusan untuk tidak berlaku sungkansungkan
lagi, sekali bergebrak jiwa orang itu akan dicabut.
Tapi sebelum niatnya dijalankan, mendadak nampaklah
sesosok bayangan manusia melayang turun ditengah
kalangan. orang itu bukan lain adalah "Lak Giok soat" si Salju
bulan enam Tong Hoei, sejak ibunya diculik oleh Koen
Toen-Sioe sikakek ombak menggulung untuk diperkosa,
walau pun akhirnya berhasil diselamatkan oleh manusia
tembaga. namun ia sangat membenci setiap anggota dari
perkumpulan Liok Mao Pang.
Dalampada itu tatkala Suma Ing menyaksikan orang
yang datang adalah Tong Hoei, ia jadi tenang dan tidak
terlalu memikirkannya didalam hati. malahan sambil
tertawa dingin ejeknya:
"Tong Hoei, cepat- cepatlah pergi mencari ibumu, kalau
terlambat aku takut kalau kau bakal mendapatkan seorang
adik baru".
"Suma Ing?" seru si "Lak Giok Soat" Salju bulan enam
Tong Hoei dengan ketus^ "Meskipun ilmu silat yang aku
miliki cetek dan tidak sanggup menandingi kepandaian
orang. tapi selama napasku masih jalan maka aku tak akan
melepaskan setiap anggota perkumpulan Liok Mao Pang
yang kujumpai, termasuk juga dirimu".
"oohoo... jadi kau sudah kepingin modar?" jengek Suma
Ing sambil tertawa dingin. "Bagus kalau begitu janganlah
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kau salahkan diriku kalau bertindak kelewatan kejam, lihat
serangan-..".
Rupanya Tong Hoei sadar bahwa dalam hal ilmu silat
dia masih belum tandingan lawannya, dengan sebat sang
badan mundur lima enam langkah kebelakang, kemudian
sambil membentak keras dari ayunan tangannya,
anggukkan Kepalanya, tekukan pinggangnya serta
tendangan kakinya meluncur keluar lima enam macam
senjata rahasia yang secara cepat bagaikan sambaran kilat
meluncur kemuka
"Huuh kepandaian kucing kaki tiga yang begini jelekpun
akan kau pameran dihadapanku." jengek Suma Ing tertawa
dingin. "Kalau digunakan untuk menghadapi orang lain
mungkin masih mendingan. kalau bagi aku Suma Ing sih
tidak jeri...."
Telapak tangannya segera menyapu keluar secara
menyilang, senjata rahasia yang berhamburan ditengah
udara itu seketika terpental kocar-kacir kemana-mana. tidak
berhenti sampai disitu saja badannya malah merangsek
maju lebih kedepanSiapa tahu Toog Hoei sudah bersiap sedia, tiba2 la
pentangkan mulutnya dan menyembur kedepan, lima biji
bola merah yang besarnya bagaikan buah Tho bagaikan
sambaran kilat segera meluncur kedepanSuma Ing sama sekali tidak pikirkan datangnva ancaman
itu didalam hati, telapak kirinya segera diayun kedepan
melancarkan serangan sebuah pukulan. sementara tangan
kanannya mencengkeram kearah bahu orang she Tong itu.
Tong Hoei yang cerdik. ia sama sekali tidak berkelit atau
pun menghindar, ujung bajunya dikebaskan kemuka dan
serentetan semburan cairan berwarna hitam dengan cepat
menyemprot ketubuh pemuda itu.
Mimpipun Suma Ing tak pernah menyangka kalau pihak
musuhnya masih menyembunyikan permainan semacam
ini, untuk berkelit sudah tak sempat lagi... "cruuui" sekujur
badandan kepalanya segera tersemprot telak,
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera
berkumandang memeCahkan kesuayian, dari atas wajah
Suma Ing segera mengepul keluar segulung asap berwarna
kuning. bau busuk daging yang meleleh serta nanah yang
amis dengan cepat tersiar diangkasa membuat siapapun
yang mencium jadi muak rasanya.
Sambil menutupi wajahnya Suma Ing kabur dari situ,
jeritan2 kesakitan yang mendirikan bulu roma
berkumandang terus membikin hati orang jadi seram dan
ngeri. Melihat bayangan punggung lawannya yang menjauh,
Tong Hoei tertawa dingin, iapungut kembali senjata rahasia
dan berkata: "Semburan air keras Sam Moay-cin-swie^ adalah
merupakan senjata rahasia terganas dari perguruan Tong
kami. Bajingan Cabul itu sudah terlalu banyak melakukan
kejahatan. sudah sepantasnya kalau ia memperoleh
ganjaran yang setimpal."
Selesai berkata. ia bebaskan jalan darah cioe cien cien
yang tertotok dan berkata kembali.
"Antara aku orang she Tong dengan ayahmu masih
mempunyai sedikit ganjalan hati namun setelah ayahmu
meninggal raSanya akupun tak usah mempersoalkan
kejadian itu lagi. Nah sekarang kau telah loloS dari mara
bahaya, bila mau berlalu Silahkan".
"Siauw- li banyak mengucapkan terima kasih atas budi
pertolongan Tong-tayhiap yang telah menyelamatkan
selembar jiwaku"
"Nona tak usah banyak adat, asal lain kali kau bisa
bertindak lebih hati2 lagi jika bertemu dengan bajingan
cabul itu, rasanya itu sudah cukup,..."
Habis berkata tanpa menanti jawaban lagi ia sudah
segera berlalu.
Menyaksikan urusan semua sudah beres, Lam-kong Pak
serta Loo Liang Jen pun slap hendak berlalu dari situ,
mendadak.... terdengarlah suara gemeratuk yang amat
nyaring. berkumandang keluar dari balik perut Loo- Liang
Jen yang sedang lapar.
cioe cien cien segera menoleh kearah sana tegurnya
dengan suara setengah membentak: "Siapa yang
bersembunyi dibalik batu?""
"Aku "sahut Lam-kong Pak sambil meloncat keluar dari
tempat persembunyiannya.
BEGITU mengetahui siapa yang muncul, hati cioe cien
cien jadi bergetar keras. ia tak bisa merasakan
bagaimanakah perasaannya pada waktu itu. hanya tegurnya
kembali dengan suara berat:
"sudah berapa lama kau datang kemari?""
"Kurang lebih setengah jam berselang."
"Jadi apa yang telah terjadi barusan telah kau lihat
semua?""
"Sedikitpun tidak salah".
cioe cien clan kontan mendengus dingin. hatinya yang
sudah bersemi oleh Cinta kini mendingin kembali. ia
mengira Lam-kong Pak telah berpeluk tangan belaka
membiarkan Suma Ing barsikap kurang ajar terhadap
dirinya. Dari keCewa ia jadi gusar. segera bentaknya^
"Lam-kong Pak. tadi Suma Ing mengatakan bahwa kau
telah mempunyai hubungan dengan Liuw Hoei Yan
sehingga mengakibatkan gadis itu hamil, benarkah sudah
terjadi peristiwa ini?"?".
Mendapat pertanyaan seperti itu. Lam kong Pak jadi
tertegun. dalam keadaan tidak sabar seCara lapat2 ia
memang pernah teringat bahwa ia sudah melakukan
hubungan seks dengan seorang gadis, tetapi ia tak tahu
siapakah gadis tersebut.
Setelah mendengar pembicaraan antara Siauw Hong
dengan Liuw Hoei Yan tadi. ia baru tahu bahwa
kesemuanya ini adalah hasil rencana dari Siauw Hong
Menurut perkiraannya pada malam itu orang pertama
yang berhubungan dengan dia adalah siauw Hong dan
kedua adalah Liau Hoei Yan, tidak aneh kalau coa Lie Yan
bertiga saling mencurigai rekannya.
Menjumpai air muka sianak muda itu beberapa kali
berubah. cioe cian cien merasakan hatinya amat sakit
bagaikan di-sayat2 dengan pisau, segera bentaknya
kembali:"Sungguhkah telah terjadi peristiwa itu?".
"Kemungkinan besar benar."jawab Lam-kong Pak
sejujurnya, sebab ia merasa tak pernah berbohong. "Hanya
saja....."
Dengan penuh kebenCian cioe cien cien meludah keatas
tanah kemudian putar badan dan kabur dari situ.
Memandang bayangan punggungnya yang menjauh dari
pandangan, Lam-kong Pak menghela napas panjang.
"Aaai.. Sulit amat hidup sebagai seorang manusia, aku jadi
tak tahu apa yang musti kulakukan-"
Tidak lama kemudian Hay Thian siang cho tiba disitu
diikuii Soen Han Siang, Pek-li Gong, Siang Hong Tieserta
beberapa orang gadis itu telah datang semua.
Maka merekapun segera berunding untuk menentukan
langkah2 selanjutnya. setelah berunding beberapa waktu
akhirnya diputuskan untuk melakukan penyelidikan
kembali kemarkas perkumpulan Liok Mao Pang, sebab
kemungkinan besar pihak perkumpulan itulah yang telah
mencuri lari kedua orang manusia tembaga itu dan
menggantikan dengan anggota perkumpulannya .
Keesokan harinya berangkatlah para jago itu menuju
kemarkas besar perkumpulan Liok Mao pang, Lam-kong
Pak. Soen Han Siang serta Loo Liang Jen tiga orang
mendapat tugas menyusup kedalam sedang sisany
amenunggu ditempat luaran.
Dengan ilmu meringankan tubuhnya yang sempurna
ketiga orang itu meloncat naik keatas atap. dengan
meminjam rapatnya wuwungan sebagai tempat
persembunyian mereka tiba didalam sebuah ruangan yang
besar. Penjagaan ditempat itu rupanya amat kendor, baru saja
ketiga orang itu melayang turun kebawah, Soen Han Siang
dengan gerakan yang amat cepat tahu-tahu sudah menotok
jalan darah dari "Pat Pit Loei Kong" si malaikat guntur
berlengan delapan.
Sedangkan Lam-kong Pak pun telah berhasil
merobohkan Thiat Sauw chiu sisapu besi Kim Kioe.
Ketiga orang itu segera menyembunyikan diri baik2 dan
melongok kebawah. tampaklah suasana dalam ruangan itu
terang benderang bermandikan Cahaya lampu, Liok Mao
PangCu duduk disisi Koen Toen Sioe. Sedangkan para jago
lainnya sama sama berdiri dikedua belah sisi. sikap mereka
serius dan tenang.
Terdengar pangCu dari perkumpulan Liok Mao Pang itu
berseru dengan suara lantang: "Persembahkan payung "
begitu ucapan tersebut diutarakan keluar wakil ketua
"Ngo-Hok-Bak" si-daging lima warna serta pelindung
hukum Hoo-Hek coan-cu siraCun tebal mengiakan dan
berjalan keluar dari barisan.
Tidak lama kemudian- dari belakang horden munculah
kedua orang itu sambil menggotong Seorang manusia
tembaga. mereka segera berjalan kehadapan kursi kebesaran
berlapiskan emas yang diduduki "Koen Toen Sioe" dan
meletakkannya disana.
Lam-kong Pak serta Soen Han siang yang menyaksikan
akan hal itu segera merasakan hatinya bergetar keras.
mereka tak tahu siapakah si manusia tembaga itu?"
mungkinkah Hong Loei Khek sijagoan angin guntur Lamkong
Lauw?""
Sekarang mereka berdua malahan tidak mengharapkan
kalau simanusia tembaga itu adalah Hong Loei Khek
sijagoan angin guntur.
Terlihatlah ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang
segera berjalan meninggalkan kursi kebesarannya dan
mendekati manusia tembaga itu, pakaiannya ditarik dari
dalam saku dicabutnya keluar sebilah senjata Payung
Sengkala yang panjangnya mencapai empat depa serta
memancarkan Cahaya ke-merah2an.
Sekali lagi Lam-kong Pak berdua merasakan jantungnya
berdebar keras. hampir saja mereka berseru kaget, pikirnya
hampir berbareng:
"Apakah si manusia tembaga yang memiliki senjata
Payung Sengkala itu sudah terjatuh pula ketangan kawanan
perkumpulan Liok Moa Pang ?""...."
Dengan sepasang tangannya pangCu dan perkumpulan
Liok Moa Pang itu mengangsurkan senjata mustika tadi
kehadapan kakek ombak menggulung, sikapnya sangat
menghormat dan munduk-munduk.
Koen Toen Sioe mengambil senjata tersebut lalu dibelai
dengan penuh kasih sayang. lagaknya bagaikan seorang ibu
yang sedang membelai anaknya,
Kawanan iblis lainnya pun sama-sama alihkan sinar
matanya kearah benda mustika Bu-lim yang diidamidamkan
oleh setiap orang itu mata mereka hampir boleh
dikata menatap tanpa berkedip.
Lam-kong Pak segera berbisik kepada soen Han siang
dengan ilmu menyampaikan suaranya:
"ibu kalau dilihat dari senjata mustika itu sudah terjatuh
ketangan pihak Liok Moa Pang, jelas si manusia tembaga
itu pun sudah tertangkap oleh orang-orang perkumpulan
bulu hijau. kita harus berusaha untuk merebutnya kembali."
"Jangan terburu napsu... kita pertimbangkan dulu
persoalan ini secara baik-baik, kau harus sadar bahwa
seorang "Koen Toen Sioe" saja sudah tiada tandingannya
dikolong langit, apalagi setelah payung sengkala terjatuh
ketangannya, bukankah keadaan orang itu bagaikan
harimau yang tumbuh sayap ?" asalkan kita tunjukkan diri
maka untuk mundur kembali dari situ merupakan suatu
pekerjaan yang amat sulit "
"Seandainya si manusia tembaga yang memiliki senjata
payung sengkala itu sudah tertawan oleh mereka, sudah
pasti dua orang manusia tembaga lainnya pun berada
didalam perkumpulan ini, apakah tanpa bertempur kita
harus mengundurkan diri dari sini ?"?".
"Aku tetap beranggapan bahwa urusan ini agak
mencurigakan hati"
"Mungkinkah senjata Payung Sengkala itu adalah sebuah
benda yang palsu"..."
"Kemuagkinan besar memang palsu."
Dalampada itu "Koen Toen Sioe" sikakek ombak
menggulung sambil mencekal payung sengkala itu telah
bangkit berdiri, dibelainya senjata mustika itu dengan
penuh kasih sayang lalu ujarnya:
"Oooh... sungguh suatu payung yang indah suatu payung
yang bagus sekali"
"Ilmu silat yang dimiliki suhu sudah tiada tandingannya
dikolong langit..." sambung Liok Mao Pang cu, "Setelah
memiliki payung sengkala tersebut kepandaianmu sudah
tanpa tandingan lagi dikolong jagad dewasa ini haaahhahahaaah....."
Kedua orang itu saling berkata dan saling menimbrung.
se-olah2 dunia persilatan telah berada dibawah telapak kaki
mereka, lagaknya sungguh jumawa dan tekabur.
Mendadak terdengar sikakek ombak Menggulung
membentak dengan suara berat: "Hey bocah keparat,
apakah kau belum puas melihat senjata ini?""
Alangkah terperanjatnya hati Lam-kong Pak berdua
setelah mendengar teguran itu. sadarlah mereka bahwa
jejaknya sudah diketahui oleh gembong iblis tersebut. dalam
keadaan begini tidak unjukkan diri tak mungkin, maka
terpaksa mereka melayang turun ketengah halamanWakil ketua Ngo Hoa Bak atau si-daging lima warna
dengan cepat maju menyongsong sambil siap turun tangan,
tapi Liok Mao Pang sudah keburu mencegah:
"Kau tak akan mampu menghadapi mereka biarlah punPangcu sendiri yang akan turun tangan sendiri."
Habis berkata perlahan-lahan ia turuni anaktangga dan
mendekati halaman tersebut, ujarnya, "Seandainya kau
sanggup menerima sepuluh buah serangan dan Pun Pangcu
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tanpa menunjukkan gejala kalah. maka Pun Pangcu akan
berbesar hati untuk melepaskan jalan hidup bagi kalian"
Lam-kong Pak jadi tergerak hatinya mendengar
perkataan itu. ia jadi teringat kembali akan perkataan Liok
Mao Pangcu yang menanyakan dirinya apakah suka dengan
coe Lie Yap. apa sebabnya ia mencampuri urusan yang
tiada sangkut paut dengan dirinya itu?"" Sedang tenaga
lweekang yang di miliki dirinya pun tidak jauh berbeda
dengan tenaga dalam yang ia miliki, kenapa ia memberi
batas hanya sepuluh jurus saja?" apakah ia sengaja ada
maksud melepaskan diriku untuk pergi?"
"Tunggu sebentar" mendadak terdengar sikakek ombak
Menggulung berseru. "Mereka ibu dan anak merupakan
bibit bencana terbesar bagi perkumpulan kita, kali ini tak
bisa kita biarkan mereka untuk meloloskan diri lagi, perduli
menang atau kalah mereka barus kita ringkus"
"Baik"
Liok Mao Pangcu mengiakan, ia segera keluarkan
tongkat penakluk iblisnya yang berwarna keemas-emasan
itu, sedangkan Lam-kong Pak pun meloloskan senjata
tanduk naganya siap menghadapi segala kemungkinanDiam2 Lam-kong Pak mengepos tenaganya, ia merasa
setelah makan jinsom kumis naga berusia sepuluh ribu
tahun itu tenaga dalam yang dimilikinya jadi berlipat
ganda, hanya sayang tenaga itu tak bisa melebur jadi satu
dengan tenaga yang sudah berada dalam dirinya, andaikata
bisa bersatu niscaya ia akan ampuh sekali.
Yang dimaksudkan sebagai segulung tenaga lain yang
ada ditubuhnya adalah tenaga hasil dari buah merah serta
tenaga Goan Eng cin Khie, oleh sebab tak dapat bergabung
jadi satu itulah membuat kedua gulung tenaga tadi saling
berseliweran tanpa ujung jantungnya.
Dan kini setelah Lam-kong Pak mengepos tenaganya,
mendadak ia merasa bahwa kedua kelompok tenaga itu
seolah-olah makin lama semakin mendekat untuk melebur
jadi satu, maka dengan Cepat pula ia kerahkan tenaganya
lebih jauh. Tapi dengan cepat ia mendusin kembali, sadarlah
pemuda itu bahwa menyalurkan tenaga dalam keadaan
begini sangatlah berbahaya, terutama sekali berhadapan
muka dengan musuh tangguh. Terpaksa ia urungkan
maksudnya itu dan berseru dengan suara berat: "Hati
hatilah...."
begitu turun tangan jurus-jurus Serangan yang digunakan
adalah ilmu Sakti dari Payung Sengkala, antara lain terdiri
dari jurus ciong Koei Kay San atau ciong Koei buka
payung, Hwee san Toa Thio atau payung api Mengembang
besar "Ban San Tiauw Thian "atau selaksa payung
menghadap kelangit serta "Loei san Phu ciauw " atau
payung guntur bersinar kilat, sekalipun empat jurus ampuh
meluncur keluar, seketika itu juga seluruh halaman
terkurung ditengah gulungan angin pUyuh yang menderuderu.
. . . Ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang ini tahu bahwa
tenaga lwekang yang dimiliki Lam-kong Pak di-hari2
belakang ini memperoleh kemajuan yang sangat pesat. ia
segera mengerahkan delapan bagian tenaga murninya untuk
menyambut datangnya ke-empat buah serangan tersebut.
"Blaaam Blaaam" benturan nyaring yang memekikkan
telinga berkumandang tiada hentinya memenuhi seluruh
angkasa. Senjata tajam yang dipergunakan kedua orang itu sama2
merupakan beoda mustika dari dunia persilatan,getaran
nyaring dan dengusan keras pun menggema tiada hentinya.
Diam2 Lam-kong Pak salurkan hawa murninya dua
bagian lebih besar, jurus-jurus serangan seperti "San-KayPat-Hong" atau Payung sakti membelenggu delapan
penjuru, "It San Keng Thian" atau payung tunggal
mengejutkan angkasa serta San Hoen Im Yang atau payung
sakti memisahkan Im dan Yang pun dengan cepat meluncur
keluar.... Getaran demi getaran bentrokan demi bentrokan
berkumandang terus menerus diseluruh angkasa, membuat
bangunan rumah disekeliling tempat itu bergetar dahsyat,
atap beterbangan debu pasir melayang-layang. . . .
"Sreeeet" tiba2 terdengar suara desiran tajam menyambar
lewat, kedua orang itu sama2 meloncat mundur sejauh lima
langkah kebelakang.
Tampaklah pakaian yang dikenakan Liok Mao Pangcu
tahu2 sudah tersambar robek sepanjang satu depa lebih,
kutungan kain tersebut berkibar tertiup angin= =000000= = TENAGA lwekang yang dimiliki Lam-kong Pak
akhirnya berhasil melampaui kelihayan dari Liok Mao
Pangcu, kesempurnaan hawa murninya menang setengah
tingkat dari musuh besarnya itu, Soen Han Siang yang
mengetahui akan hal ini segera mengucurkan air matanya
saking gembira dan terharunya.
Sambil membawa payung sengkala tersebut, perlahan2 si
Kakek ombak Menggulung masuk ketengah kalanganujarnya
kepada sang ketua dari perkumpulan Liok Mao
Pang itu "Kau boleh segera mengundurkan diri dari sini"
Dengan mulut membungkam Liok Mlo Pangcu
mengundurkan diri dari tengah kalangan-Terdengarlah
kakek ombak Menggulung berseru dengan sesumbar^
"Didalam tiga jurus serangan yang akan loobu lancarkan
sebentar lagi nanti. andaikata senjatamu bisa tak kau
gunakan, maka loohu akan menuruti ucapan dari pangcu
tadi dan melepaskan kalian keluar dari sini dalam keadaan
hidup". Lam-kong Pak tidak menggubris ucapan lawannya,
dengan pandangan tak berkedip ia awasi payung sengkala
tersebut, dahulu ia pernah menggunakannya satu kali,
hanya saja waktu itu tidak terlalu ia perhatikanIa mengerti bahwa harapannya pada malam ini untuk
meninggalkan tempat itu dalam keadaan selamat tidaklah
terlalu besar karena itu ia tak mau menggubris ucapan
orang. Seseorang apa bila sudah berada dalam keadaan seperti
ini, maka dengan hati yang jelas ia dapat menghadapi
kenyataan yang berada didepan mata, ia merasa bahwa
tenaga lweekang yang dimilikinya amat dahsyat sekali
bahkan dirasakannya dalam serangan terakhir yang
dipergunakan untuk menghadapi ketua dari perkumpulan
bulu hijau tadi, agaknya ia tidak menggunakan seluruh
kekuatan yang dimilikinya.
"Kalau memang begitu. maaf kalau aku harus mulai
dulu" terdengar sianak muda itu berseru.
Dengan senjata tanduk menggantikan payung, ia segera
kerahkan hawa murninya kedalam senjata tersebut.
Terlihatlah cahaya kemerah-merahan memancar keluar
dari ujung senjata tanduk naga itu, begitu dahsyat
keadaannya sehingga nampaknya jauh lebih mengejutkan
dari pada pancaran cahaya merah yang dipantulkan oleh
senjata payung sengkala ditangan sikakek ombak
menggulung. Agaknya siarak muda ini sudah bersiap sedia
melancarkan serangan dengan jurus kelima dari ilmu
Payung sengkala.
Dari ujung senjata tanduk naga meluncur keluar seberkas
desiran tajam yang menggidikkan hati, angin puyuh
menderu-deru bahkan disertai suara suitan yang membetot
hati. Yang aneh ternyata sikakek ombak menggulung tidak
menyambut datangnya serangan itu dengan senjata payung
sengkalanya, malahan dengan telapak satu serangan
dipunahkan dengan satu serangan,
Tenaga lwekang yang dimiliki Lam-kong Pak benar2
telah mencapai pada puncaknya laksana gulungan ombak
disungai Tiang-kang desiran tajam meluncur kedepan tiada
hentinya. Lama kelamaan sikakek ombak menggulung merasakan
juga akan kelihayan lawannya, hawa murni segera
disalurkan kedalam senjata payung sengkala itu dan segera
dibabatkan kearah bawah.
Lam-kong Pak membentak keras, ilmu "coan Eng cengKie" atau hawa murni bayi sakti yang dimilikinya segera
mengunjukkan kedahsyatannya, dari atas ubun2 meluncur
keluar sekilas cahaya putih dan langsung menyumbut
datangnya serangan payung itu,
Bersamaan waktunya pula senjata tanduk naga diiringi
dengan angin tajam menyapu kearah pergelangan tangan
lawannya. Dengan sebat sikakek ombak menggulung berkelit satu
langkah kesamping, ia tidak menyambut datangnya kilatan
cahaya putih itu dengan senjatanya, malahan dengan
pandas terkejut bercampur kaget ia tatap wajah lawannya
tanpa berkedip.
Jelas ia merasa jeri dan takut terhadap munculnya
kilatan cahaya putih dari atas ubun2 Lam-kong Pak itu
hingga tak berani menyambutnya dengan kekerasanSoen Han Siang yang berada disisi kalangan jadi
sedemikian tegangnya sampai telapak tangannya jadi basah
oleh air keringat, perasaan itu dengan jelas tertera diatas
wajahnya, Hati Lam-kong Pak jadi tergetar, seandainya payung
sengkala yang berada ditangan lawan benar2 adalah sebuah
senjata mustika Bu-lim, kenapa ia tak berani menyambut
datangnya serangan tanduk naga dengan payung
tersebut?"?"
Kepercayaannya pada diri sendiri ketika itu semakin
berlipat ganda, kembali dia melancarkan serangan dengan
jurus ketujuh dari ilmu payung sengkala, disamping itu
hawa murni yang di milikinya pun disalurkan kedalam
senjata tanduk naga,
Dalam waktu singkat suasana disekeliling tempat itu jadi
gelap gulita, seluruh halaman tercekam dalam deruan angin
puyuh yang maha dahsyat.
Rupanya dalam hatinya Lam-kong Pak sudah
mempunyai perhitungan yang masak. ia mengincar
datangnya senjata payung lawan dan dengan cepat senjata
tanduk naganya diayun kemuka menyongsong
kedatangannya. "Kraaak..." Lempengan baja berhamburan diudara,
tahu2 senjata payung sengkala yang berada dalam
genggaman si-Kakek ombak Menggulung itu telah patah
jadi dua bagianBersamaan itu pula tubuh mereka berdua sama2 tergetar
mundur tiga langkah kebelakang.
Kejadian tersebut sama sekali berada diluar dugaan
siapapun, mimpipun mereka tak pernah menyangka kalau
senjata mustika Payung Sengkala bisa tergetar pecah jadi
dua bagian. Tentu saja hanya tiga orang yang mengetahui jelas apa
sebetulnya yang telah terjadi, mereka yaitu Soen Han Siang,
si Kakek ombak mensgglung serta Liok Mao Pangcu, sebab
soen Han Sianglah pertama-tama yang menaruh curiga
bahkan kemungkinan besar payung itu adalah sebuah
payung palsu. Semua orang yang berada disekitar halaman berdiri kaku
bagaikan patung, mereka dibikin tertegun semua oleh
kejadian yang sedang berlangsung didepan mata hingga tak
seorangpun yang tahu apa yang musti mereka lakukan.,.
"Payung itu adalah payung palsu, Pak-jie mari kita pergi
saja ...." seru Soe Han siang kemudian dengan suara berat.
Baru saja perkataan itu diucapkan keluar, sikakek ombak
menggulung sambil tertawa seram telah menjengek:
"Heeeeh... heeeeeh.^.heeeeh kalian mau pergi kemana?"
sambutlah kembali sebuah pukulanku..."
sepasang tangan disilangkan dan segera didorong
kemuka sejajar dengan dada.
"Braaaak...." angin puyuh menyambar-nyambar, atap
dan genting berterbangan diangkasa membuat suasanaamat
kacau dan riuh.
Lam-kong Pak himpun tenaga dalamnya dan
melancarkan serangan dengan jurus ketujuh dari ilmu sakti
Payung Sengkala.
"Blaaaaaam..." ditengah benturan dahsyat Lam-kong Pak
muntah darah segar dan tubuhnya mencelat sejauh satu
rombak lebih tujuh delapan depa.
Sebaliknya sikakek ombak menggulung cuma mundur
tiga langkah lebar kebelakang,
Soan Han Siang tanpa mengucapkan sepatah katapun
hampir pada saat yang betsamaan melontarkan pula satu
serangan dahsyat kearah sikakek ombak menggulung.
Loo Liang-jan segera mengempit tubuh Lam-kong Pak
siap loncat keatas wuwungan rumah untuk kabur dari situ,
tapi sikakek ombak menggulung yang senjata payung
sengkalanya dihajar patah sudah bangkit napsu
membunuhnya, melihat orang mau berlalu ia segera
enjotkan badannya menghadang jalan pergi musuhnya.
"Keparat citik" ia berseru. "Kalau kau sanggup menerima
sebuah pukulanku lagi, aku segera akan memberi hidup
bagimu". Sun Han Siang tertawa dingin.
"Hmmm iblis tua, kau sungguh tak tahu malu..,. ucapan
yang telah kau utarakan tadi masih terhitung atau tidak ?""
"Huuuh... kau anggap aku siorang tua adalah siapa ?"
ucapan yang telah kuutarakan tentu saja berlaku ".
"Bukankah tadi kau sudah berkata, bila Lam-kong Pak
sanggup melawan tiga jurus pukulanmu tanpa menderita
kalah, maka kami sekalian diperkenankan keluar dari
tempat ini?" Hmmm dalam tiga jurus gebrakan tersebut,
bukan saja Lam-kong Pak tidak kalah, malah sibaliknya kau
yang sudah kalah... kenapa kau malah halangi jalan pergi
kami?""
"omong kosong. kepandaian sakti yang kumiliki tiada
tandingannya dikolong langit masa aku bisa dikalahkan
oleh seorang bocah cilik yang masih ingusan?" Payung ini
adalah barang palsu, sudah tentu tak bisa menandingi
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ketajaman tanduk naga itu."
"Heeeh-heeeh heee... sekalipun begitu, sebagai seorang
jago lihai yang sedang bertempur seharusnya kau lindungi
senjatamu dengan tenaga dalam." teriak Sun Han Siang
sambil tertawa dingin.
"Senjata aku patah jadi beberapa bagian- sekalipun benda
itu palsu tapi menurut keadaan yang umum kau sudah
menderita kalah."
Sikakek ombak menggulung jadi teramat gusar, segenap
tenaga dihimpun dalam telapak kemudian menghajar tubuh
perempuan itu. Tiba2... ^Ploook^ dari atas atap rumah berkumandang
datang suara bentakan keras: "Tua bangka ombak
menggulung. terimalah sebuah serangan payungku., . ."
Kakek ombak Menggulung terperanjat, ditengah jalan ia
tarik kembali lima bagian hawa murninya lalu berpaling
kebelakang. Tampaklah seorang manusia tembaga berkelebat lewat
dihadapannya. Dalampada itu Sun Han siang setelah menyambut
serangan dahsyat itu ia segera menggapai kearah Loo
Liang-jan dan laksana kilat kabur dari situ.
Yang aneh ternyata sikakek ombak menggulung tidak
melakukan pengejaran ia biarkan manusia tembaga itu
kabur dari situ, yang lebih aneh lagi walaupun manusia
tembaga itu mengancam akan menyerang dengan senjata
payung, tetapi ia sama sekali tidak mengeluarkan Payung
Sengkala tersebut.
Sekeluarnya dari markas besar perkumpulan Liok Mao
Pang, mereka bertiga tidak menjumpai jejak Pek-li Gong
sekalian berada disitu, sementara luka dalam yang diderita
Lam-kong Pak amat parah, ia harus segera mendapat
pengobatan. Dengan cepat ketiga orang itu melakukan perjalanan
sejauh puluhan li, akhirnya mereka temukan sebuah gua
yang tersembunyi letaknya, Sun Han Siang memberi sebutir
pil buah kepada putranya lalu kerahkan pula hawa
murninya untuk membantu sianak muda itu
menyembuhkan luka dalamnya, sedang Loo Liang-jan tetap
berada dimulut gua melakukan perlindungan.
Kurang lebih setengah jam kemudian penyembuhan itu
telah selesai maka Sun Han Siang pun lantas berkata:
"Pak-jie, cobaaturlah dulu pernapasanmu beberapa saat,
aku hendak pergi mencari Pek-li Gong sekalian- aku rasa
seandainya mereka bukan menjumpai musuh yang amat
tangguh tidak nanti meninggalkan tempat itu tanpa pamit".
"ibu aku sudah sembuh." jawab Lam-kong Pak. "Mari
kita pergi bersama-sama"
"Luka dalam yang engkau derita tak akan sembuh
didalam setengah jam yang amat singkat, sekarang luka itu
hanya tertutup saja untuk sementara waktu, kau harus
bersemedi dahulu untuk menyembuhkan betul2 luka tadi.
Pak-jie dengarkanlah perkataan ibumu.jaga badanmu baik2
Nah aku pergi dulu..." setiba dimulut gua, kepada Loo
Liang-jen pesannya:
"Loo Liang-jen. Pak-jie sedang bersemedi mengatur
pernapasan, kau harus baik2 melindungi dirinya"
"Majikan tak usah pesan lagi, aku pun sudah tahu
tentang hal ini. kau tak usah kuatir...." Sahut Loo LiangJen. Sepeninggalnya Sun Han Siang, sianak muda itu pun
pusatkan pikiran untuk bersemedhi, sedang Loo Liang-jan
yang berada dimulut gua mengomel panjang lebar:
"Huuuh... aku sungguh amat bodoh, kenapa sewaktu
berada dimarkas besar perkumpulan Liok-Mao Pang tadi
cuma mencuri seratus dua puluh lembar kue serabi... mana
cukup kue sesedikit itu untuk menggajal perutku yang
gede,..." Dia ambil keluar kueh serabi itu. lima belas lembar
ditumpuk jadi satu lalu ditekuk jadi bentuk bulan sabit dan
dimasukkan semua kedalam mulutnya.
Tidak sampai tiga lima suap. seratus dua puluh lembar
kueh serabi tadi sudah berpindah tempat semua disikat
habis oleh Loo Liang-jan dalam pada itu Lam-kong Pak
pun telah menyelesaikan semedhinya. Sianak muda itu
segera meloncat bangun dan berseru:
"Loo tua, aku ingin melakukan pencarian disekitar
tempat ini, kautetaplah berada disini menunggu ibuku,
katakanlah kepada beliau bahwa didalam satu jam aku pasti
kembali kesini"
"Aku mengerti sauw-ya seandainya disekitar situ ada
makanan yang enak tolong bawalah pulang untukku".
"Hmm apakah seratus dua puluh biji kueh serabi tadi
masih belum cukup untuk mengganjal perutmU" "
"ooohh. . .sauw-ya ku yang baik." rengek Loo Liang-jan
dengan wajah yang patut dikasihani. "Kau musti tahu kueh
serabi tadi kecil dan tipis sekali, sekalipun ada tiga ratus biji
disinipun belum tentu bisa mengenyangkan
perutku....oooh... selama beberapa hari ini perutku selalu
merana menantikan datangnya bantuan...."
Lam-kong Pak mendengus dingin, ia tidak gubris ocehan
orang itu lagi dan segera keluar dari dalam gua, pikirnya:
"ibu berangkat kearah timur, biarlah aku pergi kearah
barat sekalian mencari jejak ketiga orang manusia tembaga
itu. mungkin saja diluar dugaan aku bisa bertemu dengan
mereka". Setelah melakukan perjalanan sejauh tiga lima puluh li
dan melewati dua buah bukit masuklah dia disebuah celah
bukit. Tampak dibalik semak belukar yang lebat dua sosok
bayangan manusia sedang bergebrak dan saling menyerang
dengan gencarnya.
Ketika ia lebih mendekati tempat kejadian itu segera
dikenalinya dua orang yang sedang bertempur itu bukan
lain adalah "Lak Giok Soat" si Salju bulan keenam Tong
Hoei serta Suma Ing.
Sejak wajahnya tersembur air keras "Sam Hoei cin Swie"
milik Tong Hoei tempo dulu, wajah Suma Ing yang
sebetulnya sudah jelek dan menyeramkan itu kini kelih atan
semakin mengerikan sekali, tonjolan daging busuk sebesar
buah delima penuh bergelantungan diatas kepala dan
wajahnya, bibir mulut yang tipis sekarang jadi tebal dan
membalik keatas hingga sebaris giginya naik menonjol
keluar. Dalampada itu posisi Tong Hoei berada dibawah angin
ia keteter hebat dan tak sanggup mempertahankan diri, tapi
Suma Ing sendiripun tak berani mendesak terlalu dekat
sebab ia masih jeri terhadap kelihayan senjata rahasianya.
"Tong Hoei " terdengar Suma Ing berteriak keras.
"Bukannya aku orang she Suma mengibul atau omong
sombong kau sudah bukan tandinganku lagi, seandainya
kau mau menyanggupi sebuah syaratku maka untuk
Pendekar Sadis 8 Memanah Burung Rajawali Karya Jin Yong Riwayat Lie Bouw Pek 12
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama