Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 17
Menggunakan ilmu-ilmu pamungkas seperti Kiang Hai
Liong Sin Ciang (Ilmu Silat Tangan Sakti Menaklukan Naga Laut) akan beresiko besar.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bahkan baru pada jurus pembukaan saja sudah
menimbulkan prahara bagai ombak menerjang karang,
bagaimana jika dia memainkan ilmu rahasia itu"
Bukankah akan sangat berbahaya" Karena
pemahamannya itulah maka mereka berempat masih
bisa bernafas lega dan pertarungan itu tidak memuncak dengan penggunaan tenaga-tenaga serangan
sepenuhnya. Padahal, serangan keduanya sebetulnya
sudah dengan kekuatan yang maha hebat bagi para
pesilat kelas satu di Tionggoan saat itu.
Pertempuran masih terus berlangsung dengan
Nenggala membatasi diri menggunakan ilmu-ilmu
andalannya, terutama menggunakan Ajian Lebur Sakheti dan Ajian Brajamusti yang bersifat pamungkas. Padahal, hanya dengan kedua ilmu itulah dia seharusnya sanggup membalas secara dahsyat serangan Majikan Kerudung
Hitam. Untungnya dia memiliki Ajian Kidang Kuning yang pesat dan telah mampu menguasai dengan baik tenaga
dalamnya serta bahkan mampu memainkan varian jurusjurus meniru binatang, terutama jurus harimau, dari varian Ajian Senggoro Macan.
Tetapi, semua itu mengandalkan kekuatan yang hebat
dan berat, sampai akhirnya diapun menjajal Ajian
Megananda. Ajian yang lebih lemas dan bahkan
mengandung hawa sihir yang mampu memabokkan
orang atau membuat orang yang bertenaga biasa saja
tertidur. Tetapi, tentu saja dia tidak mampu membuat Majikan Kerudung Hitam tertidur, tetapi mampu
membuatnya bertahan dengan mementalkan, menolak
dan bahkan menggiring kekuatan lawan untuk
memunahkan daya rusaknya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dengan pertukaran ilmu-ilmunya Nenggala akhirnya
sanggup membuatnya bertahan tanpa mengalami
kesulitan berarti, itupun setelah dia menguras banyak sekali perbendaharaan ilmu-ilmu leluhurnya.
Pertarungan itu akhirnya menjadi berlarut-larut. Bukan apa-apa. Keduanya ingin secepatnya mengakhiri
pertarungan, apa daya, ketakutan akan runtuhnya
dinding terowongan menghantui dan membuat mereka
membatasi penggunaan kekuatan tenaga dalam masingmasing. Itulah yang membuat keduanya menjadi lebih
berhati-hati. Dan, dari pertarungan itu, keduanya, bukan hanya Nenggala, tetapi juga Majikan Kerudung Hitam
memperoleh manfaat yang tidak sedikit dalam
penggunaan kekuatan ilmu.
Nenggala jadi memahami bagaimana mengatur
kekuatan tenaga dalam dan memunahkan daya rusak
kekuatan lawan, sementara Majikan Kerudung Hitam
sendiri, mulai paham mengatur dan membatasi daya
serang. Dengan mencoba merusak tubuh lawan melalui
tenaga lemas, maka tenaga kasar lebih banyak
dimanfaatkan sebagai kedok, padahal daya serang
sesungguhnya tersembunyi dibalik desir angin pukulan yang terdengar dahsyat ditelinga.
Pernah misalnya Majikan Kerudung Hitam mencoba
dengan angin pukulan dahsyat dan sangat rahasia dari keluarganya Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan bumi sakti rahasia alam), angin pukulan menderu-deru dan mengagetkan Nenggala. Tetapi, ketika menyadari angin pukulan itu hanya tipuan, Nenggala dengan cepat sadar telah termakan tipuan kecil lawan, tetapi diapun
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bukanlah anak kemaren sore. Dengan memanfaatkan
kekuatan dan kecepatan bergerak, dia memunahkan
daya rusak pukulan lawan meski sedikit menderita
kerugian. Tetapi tidak melukainya secara parah dan juga masih belum mengganggu daya tempurnya.
Pada saat Nenggala sedikit terdorong kebelakang
menerima desakan pukulan rahasia dengan sedikit tipuan lawan, tiba-tiba dari belakang tanpa terdengar suara sedikitpun melayang sesosok tubuh. Sangat ringan dan terdengar seruan seorang wanita:
"Lihat serangan" ..... sebuah serangan yang sangat
cepat, teramat cepat malah, telah mengarah ke tubuh Majikan Kerudung Hitam. Majikan Kerudung Hitam yang sedang berniat menyusulkan serangan sejenis sangat
kaget ketika tiba-tiba bayangan yang sangat cepat dan ringan itu telah mengancamnya.
Dan dia tidak memiliki banyak waktu berpikir kekuatan atau jurus apa yang akan digunakan untuk menangkis
saking cepatnya serangan bayangan itu. Secara otomatis dia menggunakan hawa kekuatan Thian-ki-te-ling Sin
Ciang (Pukulan bumi sakti rahasia alam) yang masih
dikerahkannya. Dan tak ayal lagi sebuah benturan
dahsyat segera terdengar:
Blaaaaaaaaaaaaaar ....... bersamaan dengan benturan itu terdengar desisan di mulut Ceng Liong:
"Lan moi" ...... tetapi Ceng Liong tidak bertindak, sebaliknya dia menjadi sangat tegang ditempatnya.
Bukannya dia tidak peduli dengan keadaan Mei Lan,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tidak, dia malah sangat yakin akan kemampuan Mei Lan yang dia sadar benar akan mampu menghadapi Majikan
Kerudung Hitam.
Yang dikhawatirkannya adalah efek dari benturan
pukulan keduanya. Untungnya, Mei Lan tidak
menggunakan hawa kekuatan keras sekelas Ban Hud
Ciang yang diterimanya dari Guru Besar Siauw Lim Sie.
Nampaknya Mei Lan menggunakan kekuatan lemas Bu
Tong Pay dari varian ilmu-ilmu Thai Kek Kun dan
karenanya benturan keduanya tidak lebih hebat dari
benturan Nenggala dan Majikan Kerudung Hitam. Selain itu, yang membuat Ceng Liong khawatir adalah akibat benturan itu dan disadarinya ada sesuatu yang sangat hebat yang sedang mendekat dan akan terjadi.
Sementara itu Majikan Kerudung Hitam tercekat ketika mengetahui seorang lawan muda, lebih muda darinya
ternyata mampu memapak serangan dengan kekuatan
rahasia dari ilmu keluarganya. Bahkan, kecepatan
bergerak bayangan yang ternyata seorang gadis muda
itu sungguh sangat mencengangkan dan sulit dipercaya.
Bayangan itu terbentur kekuatannya yang luar biasa, tetapi dengan cepat telah melayang mundur dan
kemudian berdiri disamping Ceng Liong, dan dengan
manja berkata: "Liong ko, engkau tidak apa-apa?"
"Baik-baik saja Lan Moi, tapi kita harus bersiaga. Ada orang-orang lihay yang berdatangan ketempat ini", bisik Ceng Liong halus.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Nona, engkau baik-baik sajakah?" Terdengar suara
Nenggala "Baik, aku tidak apa-apa"
Nenggala dengan cepat melihat isyarat dan gerakan
saling memperhatikan antara Ceng Liong dan Mei Lan.
Nona yang kecepatan bergeraknya membuatnya
bergidik, "seperti terbang saja", pikirnya. Tetapi, yang menarik perhatiannya sebagai pria dewasa adalah,
bahwa keduanya, Ceng Liong dan Mei Lan memiliki
perasaan yang sama dengan dirinya dan Li Hwa. Hal
yang membuatnya mengerti mengapa Mei Lan dengan
cepat bisa menyusulnya ketempat ini. Tetapi, dia tidak sempat berlama-lama memikirkan hal itu, karena melihat bahasa isyarat dari Ceng Liong agar bersiaga.
Benar saja, waktunya sungguh tidak banyak. Hanya
bisa dihitung dengan berapa lintasan detik belaka. Dari sejak Mei Lan menyerang Majikan Kerudung Hitam, dia mendekati Ceng Liong dan Nenggala yang menegurnya,
mungkin hanya dalam hitungan 3-4 detik saja. Setelah melihat isyarat dari Ceng Liong, Nenggala kemudian
memusatkan perhatiannya, tetapi masih belum penuh
tiba-tiba di tempat itu, di belakang Janaswamy dan
Majikan Kerudung Hitam telah nampak 3 tubuh yang
sangat misterius.
Bergeraknya sungguh sangat cepat, bagaikan
melayang saja. Dan segera hawa pekat menyelimuti
tempat itu, sementara wajah dan potongan ketiga
pendatang sama sekali tidak bisa kelihatan, seperti tersamar oleh satu kekuatan tertentu. Entah siapa yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berbicara, karena dari ketiga pendatang itu tidak ada yang menggerakkan mulutnya, tahu-tahu terdengar
suara: "Anak-anak ini menjemukan, mengganggu rencana
kita" dan tahu-tahu gelombang serangan telah mengarah ke ketiga anak muda itu. Masih terdengar suara yang lain seperti memerintah:
"Cepat, keluar melalui lorong rahasia dan pimpin anak buah kita menyambut sebruan musuh" dan tidak berapa lama Janaswamy dan Majikan Kerudung hitam
menghilang dari tempat itu.
Sementara itu, Ceng Liong yang sejak awal sudah
awas akan kedatangan orang-orang lihay, segera
mengambil inisiatif untuk menggunakan kekuatan yang sempat dilatihnya sebelumnya. Sambil berbisik kepada Mei Lan dan Nenggala, "jangan melawan dengan
kekerasan", karena sadar bahwa kondisi terowongan
sudah sangat berbahaya. Ketika kemudian dia
membentur tabir serangan itu, dengan cepat dia sadar dia kalah tenaga, kalah jauh karena berhadapan dengan serbuan tiga kekuatan yang menyerangnya.
Untungnya, dalam kondisi demikian, serangan
Nenggala dan Mei Lan juga membentur serangan ketiga lawan tersebut. Ceng Liong yang sadar akan bahaya
segera menguasai dirinya, dia sedikit tergetar dan luka dalam tubuhnya, tapi dia masih sanggup melayang
mundur sambil mengajak kedua temannya:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Kita mundur dahulu" yang segera diikuti oleh
Nenggala dan Mei Lan. Bukan karena takut Ceng Liong mengajak mundur, tetapi karena serangan ketiga tokoh aneh tadi bukan hanya tidak terlawan oleh dirinya, tetapi karena khawatir akan keadaan dinding terowongan yang tergerus kekuatan yang diadu sejak beberapa jam
sebelumnya. Untungnya, Nenggala yang memiliki misi
menyelamatkan Li Hwa juga sadar akan bahaya tersebut dan dengan cepat ikut mundur. Apalagi Mei Lan, begitu mendengar perintah mundur dari Ceng Liong sudah
dengan cepat ikut berkelabat menemani Ceng Liong yang terpukul mundur. Untungnya, ketiga bayangan tadi tidak mengejar mereka, tetapi hanya sempat terdengar suara seorang wanita, wanita tua sempat menjerit lirih:
"ihhhh" dan seterusnya, mereka tidak nampak lagi
ditempat mereka melakukan penyerangan kearah ketiga anak muda itu. Siapakah mereka" Entahlah. Yang pasti Ceng Liong mencatat, kemampuan mereka sungguh luar
biasa, nampaknya tidak lumrah manusia lagi.
Begitu ketiganya berdiri, dan cepat Mei Lan bertanya:
"Liong Ko, engkau tidak apa-apa?"
Ceng Liong hanya mengangguk sambil berkata:
"Tidak apa-apa Lan Moi, mari kita bergerak. Aku
khawatir dengan kondisi dinding terowongan ini"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Nampak memang dindingnya berdebu tebal dan
bahkan sepertinya semakin rawan. Hanya, masih belum jelas apakah akan runtuh atau tidak. Tapi untuk tidak mengambil resiko, Ceng Liong segera berbisik:
"Kita lebih baik keluar terlebih dahulu, jalan masuk ke markas utama sudah kita kenali. Ayo"
Meskipun sedikit enggan, Nenggala juga ikut bergerak keluar. Dia sadar, bahwa didalam markas Thian Liong Pang pastinya dipenuhi tokoh-tokoh maha hebat,
sehebat gurunya. Meskipun yakin akan kemampuannya,
tapi dia sadar ketiga pendatang yang mampu melukai
Ceng Liong tadi bukanlah tokoh sembarangan.
Nampaknya tokoh yang seangkatan dan sehebat
kemampuan gurunya, terbukti dari gabungan tenaga
ketiganya yang mampu membentur dan melukai Ceng
Liong dan sisa angin serangan yang dipapaknya masih sanggup mendorongnya kebelakang. Akhirnya ketiganya bergerak ke mulut terowongan, tempat dari mana
mereka masuk sebelumnya. Dari masuk hingga keluarnya Ceng Liong ke terowongan itu, sudah sangat banyak
peristiwa yang terjadi.
Bahkan dia masih belum sadar kalau di markas yang
dilewatinya semalam pertempuran sporadis masih terjadi, karena Tek Hoat, Giok Lian dan Su Kiat bertempur secara gerilya. Hanya saja, sejak meloloskan Mei Lan memasuki terowongan, ketiganya akhirnya bertempur di depan
gedung utama, gedung terbesar dimana mulut atau pintu terowongan itu berada.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Posisi saat Su Kiat akhirnya memberi tahu Mei Lan
yang terus mendesaknya dimana pintu terowongan untuk mengetahui keadaan Ceng Liong, sebetulnya masih
sangat baik. Belum tersandak musuh. Tetapi, ketika
mereka menerobos memasuki pintu terowongan dan
kemudian meloloskan Mei Lan, terpaksa mereka harus
bertempur dengan kekuatan-kekuatan utama Thian Liong Pang.
Masih untung karena masih pagi dan mulai menjelang
siang, sehingga pentolan utama Thian Liong Pang masih berada di "seberang" masih belum turun tangan. Tetapi, barisan-barisan yang dimiliki Thian Liong Pang tidaklah dapat dipandang sebelah mata. Akhirnya, Su Kiat
terkurung oleh 7 penjaga utama pintu terowongan,
sementara masing-masing Giok Lian dan Tek Hoat
dikurung atau terkurung oleh Barisan Warna Warni.
Awalnya pertarungan terjadi didalam gedung, tetapi
karena kurang leluasa akhirnya pertarungan berpindah ke halaman yang lebih luas. Di halaman pertarungan
terpecah dalam 2 arena, satu arena adalah pertarungan antara Barisan Warna Warni melawan Liang Tek Hoat
yang menjabat Pangcu Kaypang, dan di arena lain satu barisan melawan Siangkoan Giok Lian. Kecuali
pertarungan antara Su Kiat melawan ke 7 penjaga pintu utama yang terus terjadi didalam ruangan dan
berlangsung cukup sengit.
Kondisi sudah sangat genting, karena menjelang
keluarnya Ceng Liong, Nenggala dan Liang Mei Lan dari pintu terowongan adalah saat ketika para pentolan Thian Liong Pang memasuki halaman dimana pertarungan itu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
terjadi. Tek Hoat dan Giok Lian menyadari bahaya yang mereka hadapi dan menyandarkan harapan mereka
kepada kedatangan rombongan pendekar yang diundang
Duta Agung Lembah Pualam Hijau sebelum Kiang Ceng
Liong. Akankah mereka tiba tepat waktu" Ini yang membuat
mereka berpengharapan. Hanya, sebagai pesilat yang
meski masih muda tetapi telah banyak menempuh
bahaya, Tek Hoat dan Giok Lian dengan cepat menindas kekhawatiran di hati mereka. Selanjutnya, seperti tidak terjadi apa-apa mereka melanjutkan pertempuran
melawan Barisan Warna-Warni yang lihay itu. Setelah beberapa lama, mereka berkeputusan untuk
memperlama pertempuran, karena mereka mulai
menemukan titik yang tepat dan strategi yang baik untuk melawan barisan yang dari luar memang sangat
menggiriskan itu.
Serangan mereka membadai dan saling bergantian,
sementara pukulan mereka yang disatukan juga cukup
merepotkan. Setelah lama terkurung dan mengamati
barisan itu, Tek Hoat segera tahu dimana letak
keunggulan lawan. Dan Giok Lian juga tak lama
setelahnya menyadari hal yang ditemukan Tek Hoat,
bagaikan sehati, mereka terus membiarkan diri dalam cocoran serangan lawan.
Sementara itu, ketika keluar dari terowongan, Ceng
Liong, Mei Lan dan Nenggala langsung membantu Su
Kiat. Meski dia tidak terdesak, tetapi nampak cukup repot juga menghadapi barisan 7 orang yang mengurungnya.
Karena berada di daerah musuh, Ceng Liong dan kawan-TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kawan tidak berayal. Mereka menyerang dan
membuyarkan gabungan kekuatan barisan itu dan dalam waktu singkat salah seorang dari 7 penjaga sudah
tergeletak terluka berat dan tidak sanggup melanjutkan pertempuran.
Dan sedetik berikutnya, Mei Lan dan Nenggala juga
sudah merobohkan lawannya masing-masing sehingga
barisan itupun kemudian buyar. Su Kiat yang
mendapatkan bantuan dengan cepat menyerang sisa 4
orang lainnya, dan karena bertempur secara individu mereka kurang kuat, dalam waktu singkat 2 orang sudah roboh bermandi darah akibat pukulan Su Kiat. Dan
sejenak kemudian salah seorang menyusul ditangan
Nenggala dan akhirnya Mei Lan menamatkan perlawanan orang ke-7 dari barisan pengeroyok Su Kiat.
"Menemui Duta Agung" Su Kiat telah menghadap Ceng
Liong dengan cepat.
"Bagaimana keadaan di luar?"
"Kaypang Pangcu dan kawannya sedang menghadapi
keroyokan" jawab Su Kiat
"Hm, baiklah. Kita keluar membantu mereka" tegas
Ceng Liong "Duta Agung, Suhu akan segera muncul, mohon
keringanan untuk Duta Hukum tidak tampil berterang"
Nampak Ceng Liong berpikir sejenak. Betapapun,
ketua Thian Liong Pang adalah guru Su Kiat, meski dia TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sudah tahu jatidiri Su Kiat, tetapi memang tidak pantas membenturkan mereka di arena.
"Hm, baiklah. Tetapi, usahakan engkau selalu berada disekitarku, agar sewaktu-waktu bisa saling membantu"
"Baik, terima kasih Duta Agung" dan selanjutnya Su
Kiat ditengah kekacauan dalam gedung kemudian
menyusup dan menghilang dari gedung itu.
Sementara itu, Ceng Liong bertiga dengan Mei Lan
dan Nenggala tetap dalam kepungan orang-orang Thian Liong Pang. Ketiganya bisa mendengarkan suara
pertempuran yang berasal dari arena di luar gedung, maka ketiganya kemudian melangkahkan kaki untuk
beranjak menuju luar gedung utama tersebut. Kepungan atas mereka bertiga otomatis ikut bergerak juga, tetapi tidak ada seorangpun yang coba-coba untuk menyerang ketiga anak muda yang berada dalam kepungan mereka.
Setelah 7 penjaga utama yang berkepandaian sangat
tinggi saja keok ditangan anak-muda didalam kepungan mereka, apalagi mereka yang berkepandaian lebih cetek"
Karena itu, maka Ceng Liong bertiga akhirnya bisa
mencapai pintu keluar. Dan meskipun tetap dalam
kepungan banyak orang, tetapi mereka bertiga tidak
nampak agak khawatir ataupun ketakutan, sebaliknya
mereka berusaha untuk mengarahkan pandangan keluar.
Terutama ke arena pertempuran yang melibatkan 2
kawan mereka, Liang Tek Hoat dan Siangkoan Giok Lian.
Adalah Mei Lan dan Nenggala yang dengan cepat
tersentak melihat serunya pertempuran itu, terutama TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Nenggala yang memiliki pengalaman menghadapi barisan lihay tersebut. Tetapi, sekali pandang dia segera maklum kalau baik Giok Lian maupun Tek Hoat sama sekali tidak sedang dalam posisi terdesak. Keduanya dalam posisi yang "membiarkan" diri mereka dilibat barisan itu, "pasti karena ada maksudnya" pikir Nenggala.
Sementara itu, Ceng Liong yang juga maklum atas
perlawanan Tek Hoat dan sadar mereka tidak akan
celaka, telah memalingkan pandangannya kearah yang
lain. Pandangannya terhenti atas sekelompok orang yang mengadakan gerakan tertentu atas perintah dari
Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
beberapa orang yang berdiri disatu sudut dari gedung kedua, tepat disebelah kiri gedung utama. Siapakah
gerangan mereka yang memberi perintah tersebut"
Tidak butuh waktu cukup lama bagi Ceng Liong untuk
mengenali siapa-siapa yang berdiri disana. Hanya satu orang yang masih belum dikenal oleh Ceng Liong, yakni seorang tinggi besar dan menggunakan jubah kebesaran yang menyolok dengan lambang dan simbol
perkumpulan Thian Liong Pang.
Jubah itu berwarna mayoritas putih dan hitam,
sementara wajahnya ditutupi dengan kerudung yang
menambah kesan misterius dan keseramannya. Tetapi,
entah bagaimana Ceng Liong tidak merasa seram atas
tampilan orang tersebut. Entah mengapa. Orang itu
bahkan tidak mengeluarkan perintah ataupun kalimat
apapun, segala sesuatu diatur dan diperintahkan oleh orang lain yang tidak asing lagi bagi Ceng Liong, Hu Pangcu Pertama yang telah beberapa kali bertemu.
Beberapa saat kemudian, disamping kanan orang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berjubah asing itu, berdiri Majikan Kerudung Hitam, nampaknya baru tiba.
Dan, melihat Majikan Kerudung Hitam berdiri
disamping kanan orang aneh tersebut, Ceng Liong
segera maklum kalau orang tersebut tidak lain adalah Pangcu dari Thian Liong Pang. Hanya, dan ini dimaklumi Ceng Liong, disisi kiri Pangcu Thian Liong Pang, disisi jubah berwarna putihnya, tidak hadir Majikan Kerudung Putih. "Ada apa gerangan" Apakah memang telah
diketahui penyamaran dan penghianatan Li Hwa?" Pikir Ceng Liong cemas.
Tetapi rasa cemasnya itu sudah tentu tidak bisa
diajukan pada kesempatan itu, selain hanya
memendamnya dalam hati. Sementara itu, Nenggala
yang juga menyadari ketiadaan Majikan Kerudung Putih menjadi semakin cemas. Tetapi, memandang Ceng Liong yang juga berusaha memendam kecemasannya
membuat Nenggala tidak sanggup mengatakan apa-apa,
meski secara psikologis dia sangat terguncang.
Sekali lagi Ceng Liong memandang kearah rombongan
itu, dan nampaknya beberapa perintah telah dikeluarkan.
Dan beberapa saat kemudian tokoh-tokoh dan pentolan Thian Liong Pang segera bepencar dan berjalan kearah arena pertempuran. Di sekitar Thian Liong Pangcu
tinggal berdiri Majikan Kerudung Hitam dan 9 orang yag mengenakan pakaian dalam 4 warna, dimana salah
satunya adalah seorang dengan pakaian hitam pekat.
Sekali lihat Ceng Liong paham kalau itu mereka
merupakan pengawal utama Pangcu dan sangat mungkin
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
adalah miniatur dari Barisan Warna Warni yang tetap lengkap. Karena 4 orang Duta Warna mengenakan Jubah Warna Kuning, Hijau, Merah dan Hijau pekat, khas
pemimpin Barisan Warna. Sementara 4 orang lain
mengenakan warna yang sama tetapi dengan warna
lebih muda. Barisan itu lengkap dnegan kepalanya, tetapi
pemimpin dan anggotanya hanya berjumlah masingmasing warna satu orang, atau satu pemimpin dan satu anggota, sehingga jumlahnya adalah 9 orang. Dan Ceng Liong kali ini memang benar. Barisan ini adalah Barisan Warna Warni yang bahkan jauh lebih lihay daripada yang dimiliki Lam Hay Bun, dan merupakan Barisan paling
lihay dari Thian Liong Pang. Rata-rata anggota dan
pemimpinnya sudah memiliki kepandaian yang cukup
tinggi, apalagi saat mereka menyatu dalam satu Barisan lengkap dengan kepala barisan, Duta Hitam, yang
biasanya paling lihay dari mereka.
Adalah Majikan Kerudung Hitam dan Barisan Warna
Warni inilah yang mengawal dan menjaga keselamatan
Pangcu Thian Liong Pang yang nampaknya berdiri tanpa emosi. Tetapi benarkah dia tanpa emosi" Tak ada
seorangpun yang tahu, karena tokoh ini terlampau
misterius dan baru kali inilah dia menampakkan diri di pihaknya berhadapan dengan lawan.
Selain itu, ada sepasang Kakek dan nenek yang berdiri di belakang tokoh misterius tersebut. Sehebat apakah dia" Ceng Liong berpikir. Tetapi, dia tidak bisa menaksir kemampuan Pangcu itu karena beberapa tokoh utama
Thian Liong Pang kini berjalan kearah arena. Nampaknya TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mereka tergesa-gesa dan ingin menyelesaikan urusan
dengan cepat. Ceng Liong tidak mengerti soal itu,
meskipun sebetulnya dia tak perlu heran, karena
kekisruhan yang mereka timbulkan bukannya tidak
terbaca oleh pihak Thian Liong Pang.
Pihak Thian Liong Pang sebetulnya telah
mengantisipasi banyak hal, hanya saja, mereka masih tetap kecolongan. Karena itu, mereka mesti
mempercepat tindakan guna meminimalisasi kerugian
dipihak mereka. Karena mereka telah membaca bahwa
sebentar lagi serbuan besar akan melanda markas
mereka, jika sebelum serbuan itu datang urusan di
Markas menghadapi para penyusup telah selesai, niscaya resiko mereka akan bertambah ringan. Tetapi, akan
akuratkah pertimbangan mereka" Apalagi, karena ada
hal-hal yang biasanya tidak terduga pada saat-saat yang menentukan.
Sebetulnya, Ceng Liong sendiri sudah mulai bertanyatanya, mengapa pemimpin Thian Liong Pang baru
munculkan diri pada waktu pagi hari" Dan kini, bahkan mereka bertindak cepat untuk menghadapi mereka. Ada apakah gerangan" Tetapi bertanya-tanya seperti itu
segera raib dari pikirannya. Karena saat itu, di arena telah menyibak para pengepung, sementara tokoh-tokoh utama Thian Liong Pang memasuki arena tersebut.
Menyadari kondisi yang berbahaya, Ceng Liong melirik dan memberi isyarat kepada Nenggala dan Mei Lan, dan sebentar saja, mereka bertiga telah ikut memasuki arena.
Tepatnya berada di tengah-tengah kepungan anak buah Thian Liong Pang yang telah menyibak dan membiarkan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mereka di tengah. Lebih ke tengah adalah arena
perkelahian Tek Hoat yang dikepung oleh Barisan Warna Warni dan juga arena yang sama dengan Giok Lian yang dalam kepungan. Khawatir akan kepungan dan
keroyokan lawan, Ceng Liong, Mei Lan dan Nenggala
kemudian bersiaga penuh dan mengikuti pertarungan
tersebut secara seksama.
Sementara itu, Tek Hoat menyadari bahwa dia tidak
boleh lagi berayal. Lawan lawan berat sudah memasuki arena, meski keselamatannya terjamin dari bokongan
lawan karena kehadiran Ceng Liong bertiga, tetapi dia tetap harus menyelesaikan barisan lawan tersebut.
Sudah cukup main-main. Karena itu, Tek Hoat mulai
menyerang dengan jurus-jurus pilihan yang telah
dilatihnya secara matang.
Sebagai tokoh Kaypang, bahkan pejabat Pangcu
Kaypang, Tek Hoat sudah tentu harus menampilkan
dirinya sebagai tokoh dengan ilmu-ilmu pamungkas dari Partai Pengemis itu. Karena itu, dengan cepat dia mulai memainkan ilmu-ilmu keras dari Hang Liong Sip Pat
Ciang. Dia tidak lagi berlari-lari dan menghindari seperti semula. Bukan hanya Ceng Liong, tetapi para pentolan Thian Liong Pang juga sadar kalau Tek Hoat dan Giok Lian bukanlah terdesak, tetapi sedang mengulur waktu.
Itulah sebabnya mereka menyadari bahwa bahaya
semakin mendekati markas tersebut, dan membuat
mereka memutuskan untuk turun arena.
Tepat pada saat itu, baik Giok Lian maupun Tek Hoat memutuskan untuk meladeni dan segera membuyarkan
serangan-serangan maut yang dilancarkan Barisan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
istimewa itu. Tek Hoat mulai "bermain" keras, meladeni serangan lawan dengan pukulan-pukulan istimewa yang telah terisi oleh sinkang istimewa milikinya. Peningkatan kemampuan Tek Hoat akhir-akhir ini telah membuatnya semakin mampu mengatur tenaganya dan membuatnya
semakin dahsyat memainkan ilmu-ilmunya.
Sebelumnya Tek Hoat hanya lebih banyak menghindar
dengan menggunakan ilmunya Thian Liong Kia Ka (Naga Langit Mengegrakkan Kaki) dan membuat semua
serangan luput. Tetapi sesekali dia juga membalas
dengan menggunakan serangan Sin Liong Cap Pik Ciang (Delapan Belas Pululan Naga Sakti). Setelah pentolan lawan mulai turun arena, diapun cepat mulai menyerang titik-titik lemah barisan lawan dengan Hang Liong Sip Pat Ciang, Ilmu Pusaka Kaypang.
Tidak akan ada seorangpun yang mampu memainkan
ilmu itu sebaik Kiong Siang Han, karena memang ilmu itu sempurna dimainkan oleh kekuatan murni laki-laki yang tidak pernah bersetubuh. Tetapi, Tek Hoat yang telah menyimpan tenaga yangkang yang tidak sedikit, sanggup memainkannya mendekati kemampuan gurunya.
Kekuatan mujijat telah mengitari tubuhnya, meskipun kekuatan yang dikerahkannya baru sebesar 6-7 bagian semata.
Tetapi, serangan-serangan perorangan dari Barisan
Warna Warni justru mengalami pembalikan tenaga
serangan yang membuat untuik seketika barisna itu
mandeg. Tetapi Tek Hoat tidak membuat kemadegan
sejenak itu sebagai titik masuk serangannya. Sebaliknya, dia ingin mengangkat kewibawaan Kaypang dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menunjukkan siapa dirinya kepada pihak lawan. Karena itu, dengan cepat dia justru berbalik menyerang Barisan lawan pada titik-titik kelemahan yang telah dipelajarinya.
Sementara Nenggala yang menyaksikannya bertarung
memuji dalam dirinya, karena dia sadar, Tek Hoat tidak dibawah kemampuannya, dan serangan Tek Hoat benar-benar tepat sesuai yang dialaminya beberapa waktu
sebelumnya. Sebetulnya, dibandingkan Sin Liong Cap Pik Ciang,
Hang Liong Sip Pat Ciang jauh lebih baik melawan
sebuah barisan. Tetapi, ada beberapa pukulan ampuh
Hang Liong Sip Pat Ciang yang memang tepat untuk
membongkar sebuah kepungan. Tentu jika perhitungan
sudah tepat. Setelah beberapa gerakan, tiba-tiba Tek Hoat menyerang susul menyusul dengan jurus Ti Liong Yu Hui (Naga Menunduk Merasa Menyesal) dan jurus
Liong Can Kan Ya (Naga Menyerang Dengan Liar).
Jurus pertama sebetulnya adalah sebuah pancingan
kearah barisan merah yang sedang bergerak dengan
arah sebaliknya dengan barisan biru. Ketika Tek Hoat melambatkan serangannya, atau tepatnya seperti ragu melanjutkan serangan, Barisan Merah dengan cepat
terpancing menyerangnya dengan sebat. Sayangnya,
pada saat itu perlindungan mereka terhadap Barisan Biru menjadi berkurang, dan sambil melanjutkan serangannya Ti Liong Yu Hui dan membentur Barisan Merah, tetapi dengan cepat serangan utamanya dengan Liong Can Kan Ya kearah Barisan Biru yang tidak terlindung.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Apakah barisan biru yang benar diarahnya" Belum
tentu. Karena masih ada kepala barisan, yakni Duta
Hitam yang mampu memberi perlindungan, dan dia
berada di sebelah kanan Tek Hoat. Dan sebagaimana
diduga, Duta Hitam bergerak menyerangnya untuk
memberi perlindungan kepada Barisan Biru. Setelah
Barisan Biru, maka ada waktu yang sepersekian detik dari Barisan Hijau yang bergerak cepat untuk mampu
menggapai Barisan Biru, memberi bantuan tambahan
kepada Duta Hitam. Tetapi, semua gerakan itu telah
diperhitungkan Tek Hoat, terlebih karena memang target utamanya adalah gelombang serangan Duta Hitam dan
Barisan Hijau itu.
Serangan dengan jurus Liong Can Kan Ya membuat
Barisan Biru kocar-kacir, untuk hanya sejenak karena telah dibantu Duta Hitam. Justru saat Duta Hitam
menyerang, Tek Hoat telah menyiapkan jurus berbahaya Sin Liong Pa Bwee (Naga Sakti Menggoyangkan Ekor)
menyambut Duta Hitam. Serangan utamanya ada di
jurus ini, dan memang dilakukannya untuk melumpuhkan atau melukai Duta Hitam.
Benar saja, papakannya yang tak terduga ini
mengakibatkan Duta Hitam tergetar mundur sampai 5
langkah, tetapi sapuan dan serangan utama Tek Hoat
yang kedua segera mengarah ke Barisan Hijau yang
menerjang datang. Dengan sebat dia memainkan jurus
Sie-seng Liok-liong (mengendarai enam naga), seketika tubuhnya bagaikan berubah menjadi 6 orang dan
memukul 4 orang dari Barisan Hijau.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dari sana, kembali dia memukul dengan sebat
menggunakan Liong Can Kan Ya ke arah Barian Biru
yang baru mulai terkonsolidasi. Terjangannya membuat Barisan itu kocar kacir, dan selanjutnya, ketika Duta Hitam terpukul mundur dan terluka, maka Barisan itu sudah tidak dalam formasi utuhnya lagi.
Barisan Hijau telah terpukul 4 orang, dan terluka
parah, Duta Hitam juga terpukul terluka sementara
Barisan Biru setengahnya sulit bertarung lagi. Dalam waktu yang tidak begitu lama, Tek Hoat telah
menghancurkan Barisan Warna Warni, dan disebelahnya, ketika dia melirik, Giok Lian juga tersenyum kepadanya, karena hanya terlambat seputar 3-4 detik diapun
memporak-porandakan Barisan lawannya.
Berbeda dengan Tek Hoat, Giok Lian membekal ilmu
langkah ajaib Jiauw-sin-pouw-poan-soan (Langkah Sakti Ajaib Berputar-putar) yang mampu membuatnya
berlenggak-lenggok mengisi tempat yang tak terduga
diantara Barisan Warna penunjang Barisan Warna Warni.
Setelah beberapa tahun mengembara, ketika kembali ke Bengkauw, Giok Lian menyempurnakan kepandaiannya
dengan kitab peninggalan neneknya dan juga didikan
langsung kakeknya yang ampuh itu.
Karena itu, tidak heran jika kemudian penampilan
kembali Giok Lian justru dalam penampilan dan
kemampuan yang jauh lebih lihay dibandingkan
sebelumnya. Seperti diketahui, dia membekal ilmu-ilmu ampuh, bahkan termasuk ilmu yang amat sadis
peninggalan nenek buyutnya yang diciptakan dalam
kesendirian, bernama Hun-kin-swee-kut-ciang (Pukulan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Memutuskan Otot Menghancurkan Tulang) dan Toat
Beng Ci (Jari Pencabut Nyawa). Ilmu ini memang agak sadis bahkan terkesan ilmu hitam.
Tetapi, ketika dia dilatih terkahir kali guna menyedot hawa sakti bulan dan matahari, ciri khas sinkang
Bengkauw, dia telah mampu mengendalikan hawa hitam
dan berganti hawa sihir. Sebenarnya tidak jauh berbeda fungsinya, hanya jika sebelumnya Ilmu-ilmu tersebot berhawa sesat atau bahkan menyesatkan, tetapi dengan kemampuan sihir dan kemampuan batinnya, dia mampu
menyerap hawa serang ilmu-ilmu tersebut.
Kemampuan Toat Beng Ci atau Jari pencabut nyawa
membuatnya bahkan sanggup menusuk besi bagaikan
menusuk tahu atau tempe belaka. Jika demikian, apakah artinya tulang manusia" Dan ilmu mengerikan seperti itulah yang kini dikuasai dan dimiliki secara sempurna oleh gadis cantik asal Bengkauw ini.
Sebagaimana Tek Hoat, menyaksikan turunnya para
pentolan lawan, membuat Giok Lian juga kemudian
merubah cara bertempurnya. Dari gaya berlari-lari dan menyusup-nyusup diantara barisan lawan, Giok Lian
kemudian memanfaatkan langkah-langkah ajaibnya
untuk melabrak barisan lawan. Ketika saatnya tiba, Giok Lian kembali bergerak-gerak dengan cepat dan bagaikan orang gelagapan meletik, bergerak kebelakang, kedepan atau bahkan terhuyung-huyung tak keruan, tetapi
dengan tepat mengisi tempat luang dan kosong diantara barisan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Hanya, jika sebelumnya dia mengandalkan lari-lari
berputar-putar, kini dia menyiapkan susulan pukulan gabungan Koai Liong Sin Ciang dan In Liong Kiam Sut yang berisi tenaga Toat Beng Ci. Bisa dibayangkan, 4
buah Ilmu langka diajukan dan dilaksakana sekaligus oleh seorang gadis cantik menghadapi barisan lihay itu.
Langkah-langkah berputarnya membuatnya mampu
menduduki posisi menguntungkan, ketika Barisan itu ikut berputar, dia kembali melangkah cepat dan memutus
upaya posisional Barisna lawan, dan pada saat Barisan itu kembali akan mengiringinya berputar, Giok Lian sudah dalam posisi yang baik menyerang Barisan Merah. Dan sentilannya dengan menggunakan jurus "Awan
Menerjang Langit" dari In Liong Kiam Sut dengan hawa Toat beng Ci telah menotok dan membuat pimpinan
Barisan Merah terluka berat.
Tangannya tak bisa berfungsi lagi. Tetapi, bukan itu cara mengalahkan Barisan Warna Warni. Harus melukai Duta Hitam baru bisa membuat Barisan itu berhenti
bergerak. Dengan Barisan Merah yang pincang, maka
Giok Lian mampu dengan sebat memanfaatkan situasi.
Kepincangan itu membuka ruang lebar baginya
menggapai Duta Hitam.
Sayangnya, Duta Hitam juga bukan orang bodoh. Di
tahu, Giok Lian akan menyasarnya untuk memporakporandakan Barisan itu. Begitu melihat Giok Lian
menggunakan ilmu totok yang menggiriskan, dia telah menyiapkan diri untuk menyusup di Barisan Warna
lainnya. Inilah yang membuat Giok Lian sedikit lebih TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
lambat menyelesaikan perlawanan Barisan Warna Warni ketimbang Tek Hoat.
Jika dia tidak cepat memperlihatkan Toat Beng Ci
dalam menyerang Barisan Merah, mungkin Duta Hitam
tidak akan segesit itu cara menyusupnya. Sayang,
dengan melihat kemampuan jari Hiok Lian membuatnya
terkejut dan keder. Tetapi, dengan langkah aneh dan ajaibnya Giok Lian tetap mampu menyusup diantara
Barisan Hijau dan Biru untuk dengan cepat memapak
kembali Duta Hitam. Duta Hitam yang juga biasanya
tidaklah lemah, cepat menyadari bahaya.
Tetapi, langkah-langkah Giok Lian yang cepat berputar teramat sangat membingungkannya. Apalagi ruang
geraknya terbatas oleh gerakan berputar Barisan Warna Warni. Karena itu, mau tidak mau dia harus memapak
serangan Giok Lian yang kini telah berhadap-hadapan dengannya secara langsung. Tetapi, baru saja dia
menangkis serangan Giok Lian, tiba-tiba dia merasa
kehilangan lawan yang kembali dengan cepat menyerang dari samping kanan.
Dengan cepat dia kembali menangkis, tetapi begitu
tertangkis tiba-tiba dia merasa kembali kehilangan lawan.
Cepat dia menyadari sisi mana lawannya berada, tetapi sayang Giok Lian telah memutuskan menyerangnya
dengan sebuah pukulan dari Koai Liong Sin Ciang.
Kontan dia terlempar jauh dari Barisan, dan bersamaan dengan itu dia menyusup dan menyerang Barisan Kuning hingga kocar-kacir. Hingga disitu saja perlawanan
Barisan itu, dan tepat hampir bersamaan dengan usainya perlawanan Barisan Warna Warni melawan Tek Hoat.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Keduanya saling melempar senyum hangat ........ masih sempat-sempatnya dalam situasi gawat seperti itu?"?"?""
Sementara itu, Hu Pangcu Pertama, Hu Pangcu Kedua,
Kim-i-Mo Ong, Bouw Lek Couwsu, Koai Tung Sin Kay, Ciu Lam Hok, Gan Bi Kim, dan beberapa tokoh utama Thian Liong Pang sudah di arena. Adalah Bouw Lek Couwsu
yang paling bernafsu, terutama karena mengingat kedua sutenya, Bouw Lim Couwsu pergi meninggalkan dirinya.
Tawar hati setelah dikalahkan Ceng Liong dan Tibet
Sin Mo Ong tewas oleh barisan pendekar. Hal ini telah membuatnya mati-matian memperkuat diri untuk
menebus kekecewaan dan kegagalan-kegagalan yang
ditemuinya selama ini. Siapapun lawan dari kaum
pendekar, nampaknya akan dilawannya. Semua untuk
melampiaskan kegemasan dan dendam yang
ditanggungnya selama petualangannya di Tionggoan ini.
Tetapi, begitupun dia masih ingat bahwa kendali atas semua masih tetap di tangan Hu Pangcu Pertama yang
jelas-jelas menerima perintah Pangcu Thian Liong Pang untuk meringkus atau menahan para penyerang guna
menjadi sandra. Padahal bagi Bouw Lek Couwsu,
sekiranya bisa, lebih baik dibunuh saja, jauh lebih baik lagi jika dia yang mampu dan sanggup untuk
melakukannya, siapa saja dari para tokoh muda itu yang membuatnya sangat gemas dan mendendam.
Detik-detik menegangkanpun tiba. Hu Pangcu dan
rombongannya kini berdiri bertatap-tatapan dengan Ceng Liong dan kawan-kawannya. Meskipun hanya berlima,
tetapi tidak nampak seri ketakutan di wajah Ceng Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bahkan, matanya terlampau tenang diwajah kawankawannya dan juga dimata Hu Pangcu Pertama dan
rombongan Thian Liong Pang lainnya yang sedang
mengepung. Hu Pangcu Pertama maklum belaka dengan
kehebatan 5 lawan muda yang kini berdiri dihadapannya:
"Hm, tidak disangka kalian begitu berani menyatroni Markas Thian Liong Pang" ujarnya dingin dan dengan
nada suara murka ditahan-tahan.
Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dimanapun adanya Markas Thian Liong Pang, kami
tetap akan mencari dan menyerbunya" tukas Ceng Liong
"Anak muda, sesombong itukah dirimu?"
"Kami akan meladeni semua keinginan dan kemauan
Thian Liong Pang, karena pihak kalian yang memulainya"
Mei Lan menyela tiba-tiba.
"Hm, baiklah jika itu kehendak kalian" HU Pangcu
Pertama akhirnya memutuskan. Tetapi, belum lagi
perintah diturunkannya, tiba-tiba di barisan pentolan Thian Liong Pang bertambah lagi dengan Majikan
Kerudung Hitam, Janaswamy dan Kakek dan nenek yang
tadinya berdiri di belakang Pangcu Thian Liong Pang.
Siapakah kedua orang tua itu" Mereka bukan lain
kakak beradik Mahendra dan Gayatri, kedua tokoh tua asal Thian Tok yang ikut dalam perebutan Kitab Pusaka bahkan sejak di Swarnadwipa. Di usia mereka sekarang, kehebatan mereka sudah menanjak begitu jauh, apalagi ketika mereka bertemu tokoh sakti di markas Thian Liong Pang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ceng Liong agak kaget dengan kedatangan kedua
orang itu. Terutama karena mengerti bahwa keduanya
adalah tokoh tua yang telah memiliki kepandaian yang sangat hebat dan berpengalaman. Sekali pandang saja Ceng Liong sudha memakluminya, meskipun dia sadar
Mei Lan dan Nenggala masih akan sanggup menghadapi
mereka. Sementara Majikan Kerudung Hitam dan Janaswamy
masih bisa dilawan Tek Hoat dan Giok Lian, tetapi
bagaimana dengan lawan-lawan hebat lainnya" Apalagi ketika dia menemukan kenyataan bahwa Hu Pangcu
Pertama dan Kedua nampaknya juga mengalami
kemajuan pesat. Belum lagi tokoh-tokoh lain seperti Bouw Lek Couwsu yang dilihatnya begitu bernafsu, Kim-i-Mo Ong. Koai Tung Sin Kay, Ciu Lam Hok dan tokohtokoh lainnya. Padahal, disana masih ada Barisan Warna Warni,
masih ada Pangcu Thian Liong Pang dan tentu masih
banyak tokoh hebat Thian Liong Pang lainnya. Menyadari hal itu, Ceng Liong berharap mampu mengundurkan atau mempermainkan tempo, menunggu kedatangan para
pendekar. Tetapi, Hu Pangcu Pertama memahami sikap
Ceng Liong. Karena itu, dengan segera dia berkata dan mengeluarkan perintah:
"Serang mereka sebelum rombongan penyerang tiba"
bersamaan dengan itu, dia segera membuka serangan.
Kali ini, karena didesak waktu dan kekisruhan lainnya, aturan pertarungan tidak lagi diindahkan. Hu Pangcu memang paling tepat memainkan peran ini karena dia
memang sangat licik dan cerdik.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Melihat pertarungan telah terbuka, Ceng Liong tibatiba mengirimkan suara kepada teman-temannya:
"Saudara Nenggala bersama Mei Lan, tandingi Kakek
dan Nenek itu. Saudara Tek Hoat sebaiknya melawan
Majikan Kerudung Hitam dan Giok Lian menyerang
Pemuda India itu". Dan setelah mengeluarkan suara yang hanya didengar kawan-kawannya, Ceng Liong tiba-tiba mengeluarkan pekikan yang terdengar hingga jauh
kesana. Apa mgerangan maksudnya" Ceng Liong ingin
memagari pertarungan kawan-kawannya dengan
kemampuan Barisan 6 Pedang yang ditinggalkannya di
liang rahasia. "Saat ini adalah tepat melibatkan Barisan istimewa itu" pikir Ceng Liong yang dengan segera
dilakukannya. Sementara itu pertempuran telah pecah. Tetapi, bukan satu lawan satu, melainkan keroyokan dalam medan
pertempuran yang dikelilingi oleh kepungan anak buah Thian Liong Pang. Sekali pandang saja, Ceng Liong
melihat keadaan yang menguntungkan adalah Nenggala
melawan Mahendra dan Gayatri melawan Mei Lan.
Karena kepandaian kedua orang tua itu, tidak ada yang berani dan lancang untuk membantu keduanya.
Berbeda dengan Giok Lian dan Tek Hoat yang
akhirnya diserang dan dikeroyok oleh banyak tokoh: Hu Pangcu Pertama dan Kedua, Bouw Lek Couwsu,
Janaswamy dan Majikan Kerudung Hitam yang paling
bersemangat dan paling berkepentingan, hingga Kim-i-TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Mo Ong dan Koai Tung Sin Kay yang tidak punya ambisi dan motivasi lain selain memenuhi janji karena takluk.
Tek Hoat menghadapi gabungan serangan Majikan
Kerudung Hitam dengan Hu Pangcu Pertama, sementara
Giok Lian menghadapi keroyokan Janaswamy bersama
Bouw Lek Couwsu. Selain itu, arena itu juga masih
dibayangi oleh Hu Pangcu Kedua yang bisa sewaktuwaktu menyerang dengan kekuatan mereka yang luar
biasa. Melihat kondisi yang sangat berbahaya bagi
kawan-kawannya, tertama bagi Tek Hoat dan Giok Lian, Ceng Liong tidak melihat ada cara lain selain turun tangan langsung.
Untungnya, sebelum dia turun tangan, Barisan 6
Pedang telah membentur ujung pengepungan dan
bekerja sama dengan apik untuk menggoyahkan
kepungan Thian Liong Pang. Ceng Liong sangat percaya dengan kemampuan Barisan 6 Pedang dari Lembah
Pualam Hijau, karena itu dia tidak terlampau
mencemaskan keadaan mereka.
Ceng Liong segera melayang dan memasuki arena
pertempuran yang melibas Giok Lian dan Tek Hoat.
Berhadap-hadapan satu lawan satu dengan Janaswamy,
Giok Lian masih kuat, sebagaimana Tek Hoat melawan
Majikan Kerudung Hitam. Tetapi, berhadapan dengan
keroyokan beberapa orang di arena itu, membuat Giok Lian dan Tek Hoat merasa was-was juga. Untung saja
mereka telah memiliki ketenangan dan keyakinan atas kemampuan mereka masing-masing.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan itu yang membuat mereka mampu bertahan
dalam kondisi yang teramat sulit karena keroyokan tidak tahu malu dari tokoh-tokoh utama Thian Liong Pang.
Hanya, keadaan menjadi cukup baik ketika kemudian
Ceng Liong terjun kearena mereka dan merusak
konsentrasi keroyokan lawan. Meskipun kemudian Kim-i-Mo Ong dan Koai Tung Sin Kay, Ciu Lam Hok dan tokoh lainnya ikut menyerang, tetapi turunnya Ceng Liong
membuat pertarungan menjadi alot dan imbang.
Bertiga mereka saling menjaga dan saling membantu
menghalau serangan-serangan lawan, apalagi ketika
Barisan 6 Pedang juga merangsek semakin mendekati
arena tempat Duta Agungnya dikepung dan bertarung.
Kondisi ini membuat para pengeroyok menjadi
penasaran, dan menjadi lebih penasaran lagi ketika
Barisan Warna Warni tidak sanggup mengatasi Barisan 6
Pedang. Dan bahkan kini Barisan itu telah membentuk formasinya tepat disamping Ceng Liong dan membuat
arena pertempuran menjadi lebih terbatas lagi.
Melihat keadaan yang nampaknya akan membuat
pertarungan menjadi berlarut-larut, Hu Pangcu Pertama nampak berpaling kearah Pangcu Thian Liong Pang.
Entah komunikasi apa yang mereka lakukan, tetapi suatu hal yang pasti Hu Pangcu Pertama nampaknya sedang
mempertimbangkan kondisi akhir dan meminta sang
Pangcu untuk turun langsung ke arena.
Pertimbangan yang sangat tepat, karena betapapun
kehadiran Pangcu Thian Liong Pang yang berkepandaian dahsyat serta Barisan Warna Warni yang selalu
mengelilinginya adalah kekuatan inti yang wajib turun TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dalam kondisi saat itu. Nampaknya keduanya, Hu Pangcu Pertama dan Pangcu Thian Liong Pang seperti
berkomunikasi sejenak.
Sejenak saja dan tidak lama. Karena kemudian,
nampak Pangcu Thian Liong Pang mulai bergerak, melirik sejenak ke arah Barisan Warna Warni dan kemudian
perlahan-lahan mendekati arena pertempuran. Secara
otomatis Barisan Warna-Warni yang hanya berjumlah 9
orang itu menyertainya dan bersikap seperti pengawal yang bertugas menjaga keamanan dan keselamatan
Pangcu Thian Liong Pang tersebut. Adapun, kepungan
menyibak dengan sendirinya ketika sang Pangcu
perlahan-lahan mendekati arena.
Dan detak-detik dia tiba ke arena sungguh
mendebarkan, terutama bagi para anggota Thian Liong Pang yang memang belum pernah menyaksikan langsung
pimpinan mereka bentrok dengan orang lain. Hari ini, sekarang ini, apakah saat yang mereka nantikan akan kesampaian" Sungguh pertanyaan yang sulit untuk
dijawab. Tetapi, yang pasti detak langkahnya yang
semakin mendekati arena semakin menumbuhkan
perasaan penasaran di kalangan anggota Thian Liong
Pang Episode 24: Lembah Pualam
Hijau Vs Thian Liong Pang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Langkah Pangcu Thian Liong Pang tiba-tiba berubah
menjadi semakin berat, semakin berisi bahkan tiba-tiba detak langkahnya berbunyi demikian keras. Tokoh-tokoh yang berada didekat Pangcu tersebut bahkan tidak
mampu menghilangkan keterkejutan dan efek dari bunyi dan dentaman langkah kakinya yang bagaikan
menghentak bumi.
Tidak salah lagi, itulah pameran luar biasa yang
diperagakan sang Pangcu, karena memang iringan
langkahnya sarat berisi kekuatan gaib. Akibatnya,
sebagian besar, kecuali beberapa gelintir tokoh utama, terpengaruh oleh pameran kekuatan sang Pangcu, dan
semua menjadi terdiam menunggu apa gerangan yang
akan dilakukan Pangcu yang sangat misterius dan baru sekali ini muncul di tengah keramaian.
Masih ada 5 kali lagi dentuman keras dan
menghasilkan bunyi yang menggelegar hingga kemudian sang Pangcu menghentikan langkah, tepat beberapa
meter dari arena yang melibas Ceng Liong, Tek Hoat dan Giok Lian. Pada langkah-langkahnya yang terakhir, Sang Pangcu telah mengakibatkan bumi bergoyang dan
akibatnya keroyokan membuyar untuk membuka ruang
bagi Sang Pangcu berhadapan dengan Ceng Liong dan
kawan-kawannya.
Berbeda dengan kebanyakan orang, Ceng Liong sama
sekali tidak terganggu oleh suara menggelegar yang
dihasilkan dentaman langkah menghujam bumi itu.
Bahkan Ceng Liong juga sadar, kalau langkah-langkah dengan dentaman bunyi menggelegar serta bumi
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bergoyang bagaikan terkena gempa adalah permainan
ilmu gaib yang sengaja diperagakan oleh sang Pangcu.
Beberapa saat kemudian kedua pihak akhirnya
berhadap-hadapan, saling pandang dan saling mengukur kekuatan. Adalah sang Pangcu yang langsung
berhadapan dan memandang langsung ke mata Ceng
Liong yang kini berdiri dihadapannya, di depan Tek Hoat dan Giok Lian.
Dan beberapa saat kemudian arena lain juga terhenti perkelahiannya dan dalam sekejap Mei Lan telah melesat kesamping Ceng Liong, juga Nenggala telah berdiri
berjejer dengan Tek Hoat dan Giok Lian. Dan di belakang mereka berdiri dalam posisi melengkung Barisan 6
Pedang Lembah Pualam Hijau yang memang bertugas
melindungi Duta Agungnya.
Sekejap Pangcu Thian Liong Pang berpaling kearah
Nenggala, tidak kentara maksud dan perasaan yang
tersorot dari matanya. Nenggala tidak merasa sedikitpun seram, anehnya seperti merasa akrab dengan sinar dan cara pandang dari sang Pangcu. Tetapi, dia tidak
sedikitpun mengerti apa maknanya. Begitu juga Ceng
Liong, tidak sedikitpun dia merasa seram dengan
tajamnya pandang mata sang Pangcu, tetapi itu hanya pada permulaan.
Sebab, setelah mengalihkan pandangan kebeberapa
tokoh, sang Pangcu tiba-tiba mengalihkan pandangannya kembali menatap Ceng Liong. Kali ini, pandang mata
tersebut nampak sangat berwibawa dan seperti ingin
menguasainya. Dan Ceng Liong yang awas sudah dengan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
cepat memahami, bahwa sang Pangcu sedang
menyerangnya dengan kekuatan yang tidak kelihatan
oleh mata biasa.
Dengan cepat Ceng Liong juga memusatkan
pikirannya dan dengan segera kekuatan mujijat mengalir lewat matanya. Dan rupanya, hal ini membuat sang
Pangcu terhentak, terutama karena tidak menyangka
kekuatan mujijat Ceng Liong melalui mata bisa sekuat itu. Dan nampaknya hal tersebut membuatnya heran dan kaget, apalagi karena menyadari bahwa dia tidak akan mampu mengalahkan Ceng Liong dalam pertarungan
seperti itu. Bahkan sebaliknya, dia tergempur sendiri oleh
kekuatan yang dibalikkan Ceng Liong melalui pandangan matanya. Untungnya, Ceng Liong sendiri tidak bertindak kelewatan, tetapi hanya menolak dan mengembalikan
serangan mujijat sang Pangcu. Dan untungnya lagi,
hanya sangat sedikit tokoh yang tahu apa yang baru saja terjadi, dan lebih untung lagi nyaris tidak ada yang tahu bahwa Ceng Liong telah mampu menggempur sang
Pangcu lewat adu kekuatan mujijat tadi.
Betapapun, sang Pangcu adalah tokoh nomor satu di
Thian Liong Pang. Dan karena itu, meski mengerti bahwa Ceng Liong adalah tokoh muda yang sangat ampuh,
tetapi tetaplah harus dilawan. Apalagi, dia sadar betul, bahwa dibelakangnya berdiri begitu banyak orang yang mendukungnya dan mengharapkan dia untuk memukul
mundur lawan. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Selain dia sendiri memang memiliki alasan yang lebih dari cukup untuk maju menantang dan melawan jago
muda yang menjadi musuh besar Thian Liong Pang.
Maka, tidak ada alasan baginya untuk mundur atau untuk tidak bertarung. Tidak, dia harus bertarung. Dan untuk bertarung dia harus maju, maju dengan segenap
kekuatan yang ada padanya.
Meskipun barusan, dia sendiri kaget dan tidak
menyangka kalau Ceng Liong memiliki, atau tepatnya
semuda itu telah memiliki kekuatan gaib yang begitu mujijat dan mampu membalikkan serangan yang
dilakukannya untuk mencobai kemampuan pemuda itu.
Maka kini, pertempuran itu nampaknya tidak mungkin
lagi dielakkan. Setidaknya bagi sang Pangcu, tidak ada jalan lain kecuali bertarung. Hal yang sama bagi Ceng Liong, kondisi sekarang menghadapkan mereka pada
pertarungan yang menentukan. Hal yang lebih disenangi Ceng Liong, karena betapapun di tengah kepungan itu, adalah hal terbaik baginya untuk bertempur langsung dengan orang tertinggi di Thian Liong Pang.
Tapi, benarkah pilihannya itu" Entahlah. Yang pasti di hadapannya telah berdiri lawannya, Pangcu Thian Liong Pang. Dan lawannya itu nampaknya telah siap. Meskipun mampu mengundurkan dan membalikkan serangan gaib
lawannya, tetapi Ceng Liong sangat paham, bahwa
lawannya ini bukanlah lawan enteng baginya. Meskipun demikian, dia memiliki keyakinan atas kemampuan
dirinya sendiri.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Terutama setelah beberapa waktu belakangan dia
merasakan peningkatan kemampuan silatnya, termasuk
kemampuan tenaga dalam dan tenaga batinnya. Dia
sangat yakin akan kemampuannya sekarang ini, dan dia percaya bahwa dia akan mampu menghadapi tokoh
utama Thian Liong Pang sekarang ini. Dan kini mereka telah berhadap-hadapan, siap memulai pertempuran.
"Bersiaplah anak-muda, betapapun kalian pantas
dikagumi karena mampu bertahan sejauh ini berhadapan dengan Thian Liong Pang. Tapi, aku tidak bisa
membiarkan kalian hidup lebih jauh dari hari ini"
terdengar suara Pangcu yang sangat dingin. Tetapi, Ceng Liong dkk sudah tentu tidak keder dan jatuh angin
menghadapi ancaman sang Pangcu. Bahkan terdengar
suara Mei Lan mendahului kawan-kawannya yang lain:
"Huh, Kami akan terus melawan dan bahkan terus
berjuang sampai Thian Liong Pang kalian terhapuskan dari rimba persilatan Tionggoan"
"Hm, sombong dan lancang" terdengar Hu Pangcu
Pertama, nampaknya satu-satunya orang yang
berkeberanian untuk menyela ketika Pangcu Thian Liong Pang sedang beraksi.
"Sombong" Bukankah sudah kami buktikan sejauh ini"
tandas Mei Lan yang membuat Hu Pangcu Pertama
terdiam. "Tetapi hari ini adalah perjuangan kalian yang
terakhir" terdengar Majikan Kerudung Hitam ikut
nimbrung. Sementara itu, Pangcu Thian Liong Pang terus TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berdiam diri, tetapi sudah pasti dalam posisi siap untuk bertempur. Meski dmeikian, masih belum nampak ada
tanda-tanda dia untuk bertempur atau menyerang
lawannya. Tetapi, sedetik kemudian, nampak Pangcu
Thian Liong Pang seperti sedang mendapatkan bisikan, entah bisikan apa, dan meski nampak agak kurang sreg terlihat dari bahasa tubuhnya, tapi tidak berapa lama diapun berkata:
"Anak muda bersiaplah" tetapi, Ceng Liong bukan
hanya mendengarkan suara tersebut, karena ada suara lain yang mengisiki telinganya mengingatkan dia untuk bersiap.
Ceng Liong segera sadar, jika dia terlibat pertarungan yang ketat bersama dengan Barisan 6 Pedang, maka
kawan-kawannya akan sangat terbuka dikerubuti begitu banyak jago Thian Liong Pang yang kini berkumpul
semua mengepung mereka. Tetapi, Ceng Liong tidak
sanggup lagi memikirkan jalan lain. Dia hanya sempat mengirimkan bisikan ke Nenggala untuk bersiaga
menghadapi segala kemungkinan.
Itupun tidak lama, karena bersamaan dengan majunya
Pangcu Thian Liong Pang, maju juga Barisan Warna
Warni mengiringinya. Otomatis, Barisan 6 Pedang juga segera sebat beringsut kedepan dan berdiri persis di belakang Duta Agung Lembah Pualam Hijau, Kiang Ceng Liong. Langkah Pangcu Thian Liong Pang terhenti
beberapa ketika, nampak seperti tertegun, tetapi tidak lama, karena dengan seruan keras dia segera membuka serangan kearah Ceng Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bersamaan dengan serangannya itu, Barisan WarnaWarnipun segera bergerak mengiringinya, dan pada
ketika yang sangat singkat dua barisan sakti bergerak secara otomatis seiring dengan bergeraknya kedua tokoh utamanya, Pangcu Thian Liong Pang dan Kiang Ceng
Liong. Pertarungan antara kedua Barisan itu boleh
dibilang kurang menarik meskipun cukup seru. Mengapa"
Karena kedua Barisan itu bergerak secara otomatis,
sementara titik serang di kedua Barisan relatif cukup besar.
Karena itu, pertempuran mereka nampak seru dan
ramai dari luar, tetapi sebetulnya kekuatan utama kedua barisan tidak sanggup dikembangkan secara maksimal.
Lain kata misalnya jika mereka melawan banyak orang yang tidak bertempur dalam barisan, atau melawan
seorang sakti saja, maka kekuatan barisan-barisan
tersebut akan sangat menonjol dengan daya tekan
bersambung yang takkan ada putusnya.
Tidak berbeda dengan pertempuran yang paling
membetot perhatian banyak orang, yakni antara Ceng
Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Liong melawan Pangcu Thian Liong Pang. Begitu
menyerang, Pangcu itu segera menggunakan Tan Ci
Kong Im (Jari Sakti Hawa Dingin). Sebuah ilmu langka yang hebatnya ternyata mampu dikuasai dan
dipergunakan secara sangat tepat oleh Pangcu Thian
Liong Pang. Sejalur hawa dingin menusuk segera terarah ke sejumlah jalan darah ditubuh Ceng Liong yang segera terkesiap menyadari betapa ampuhnya lawan kali ini.
Seluruh jalan darah penting ditubuhnya dikejar oleh jalur tenaga sakti berhawa dingin untuk ditotok, entah TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dengan cara bagaimana Pangcu Thian Liong Pang
melakukannya. Padahal, yang terlihat hanya hembusan lengannya yang dilakukan secara santai, tetapi efek serangannya sungguh sangat menggiriskan. Ceng Liong yang telah bertarung dengan hampir semua jago Thian Liong Pang segera menyadari bahwa Pangcu ini memang lain dari yang lain.
Dalam serangan awal saja, Ceng Liong telah menduga
bahwa lawannya memang benar-benar sangat ampuh
dan sakti mandraguna. Ilmu totok dengan hawa dingin seperti yang dihadapinya, baru sekarang dihadapinya dan dipergunakan oleh pihak Thian Liong Pang, dan Ceng
Liong masih ingat pesan gurunya, bahwa Tan Ci Kong Im (Jari Sakti Hawa Dingin) adalah salah satu ilmu mujijat yang ampuh dan sudah lenyap dari peredaran dunia
persilatan. Padahal, Ceng Liong sendiri memang sedang
merenung-renungkan dan merangkai ilmu sejenis yang
bernama Tan Cit Pa Siat (Telunjuk sakti menotok jalan darah). Pemahamannya atas jurus atau ilmu ini sendiri lebih banyak lahir dari pengembangan kekuatan tatapan matanya yang mampu melakukan totokan-totokan
mematikan di jalan darah lawan. Karena inspirasi
kekuatan matanya, serta melihat serta menyadari
kekuatan ilmu jari sakti semisal Tan Ci Sim Thong
maupun Kim Kong Ci dari Siauw Lim Sie, maka Ceng
Liong pada waktu-waktu senggangnya mencoba
merangkai ilmu totoknya sendiri.
Apalagi, ketika dengan kreatifitasnya dia ikut
menyalurkan hawa yangkang yang diwariskan Kiong
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Siang Han kepadanya. Tidak disangka pada kesempatan melawan Pangcu Thian Liong Pang, dia diserang dengan ilmu sejenis dan dengan daya totok berhawa dingin yang sangat tajam. Muncul inspirasi dikepalanya untuk
mencoba rangkaian ilmu telunjuk tersebut dengan
terlebih dahulu melindungi dirinya dengan khikhang khas Lembah Pualam Hijau.
Beberapa kali jari telunjuknya bergerak-gerak dan
meluncurlah selarik sinar yang meluncur bagaikan petir menyambar tetapi yang tidak mengeluarkan suara
sedikitpun. Bukan hanya penonton yang terbelalak,
bahkan Pangcu Thian Liong Pang, Tek Hoat dan tokohtokoh muda lainnya yang berkepandaian tinggi terkejut melihat pameran kekuatan ilmu jari dari Pangcu Thian Liong Pang dan Kiang Ceng Liong.
Benturan hawa jari sakti berhawa dingin dengan
telunjuk sakti berhawa keras dan panas mengeluarkan suara mendesis bagaikan es bertemu dengan panasnya
air. Dan diantara Ceng Liong dan Pangcu Thian Liong Pang nampak kabut-kabut akibat benturan tenaga dingin dan panas dan masih beberapa kali terdnegar benturan dan suara desisan diantara keduanya.
"Inilah hebat, anak ini benar-benar ajaib. Bahkan
Lembah Pualam Hijau tidak mengenal ilmu jariku dan
juga tidak memiliki kekuatan jari panas matahari seperti miliknya. Darimana dia mempelajarinya?" Pangcu Thian Liong Pang sendiri terperanjat dengan pameran kekuatan yang ditunjukkan oleh Ceng Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Padahal, Ceng Liong sendiri baru merangkai ilmu itu dan mencobanya saat itu pada kesempatan melihat
Pangcu Thian Liong Pang menyerangnya dengan jalur
dan deretan serangan jari sakti yang maha lihay dan langka itu.
"Hebat, sungguh hebat anak muda. Bahkan Tan Ci
Kong Im yang sudah lenyap dan sangat menggetarkan
itu masih mampu engkau imbangi .... mari, mari kita lanjutkan" desis Pangcu Thian Liong Pang dengan
kekaguman dan kepenasaran yang tidak tersembunyikan.
Sementara itu, para tokoh Thian Liong Pang sendiri
kaget, termasuk Hu Pangcu begitu mengetahui kalau
Pangcunya sendiri telah melatih ilmu jari yang dikabarkan telah lenyap tersebut. Hu Pangcu tahu belaka, bahwa Pangcunya memang sangat berbakat dan terhitung
sangat pintar dalam merangkai dan melatih ilmu-ilmu lihay. Termasuk beberapa ilmu andalannya, juga
disempurnakan dan terus dikembangkan Pangcunya
tersebut. Tetapi, diapun kaget karena ternyata lawan muda
Pangcunya, juga memiliki kecerdasan yang nampaknya
sebanding. Dia benar-benar tidak mengerti, kenapa anak muda itu berkembang demikian pesat dan setiap
berjumpa pasti menampilkan penampilan yang lebih
hebat dan lebih laur biasa daripada sebelumnya.
"Sungguh sulit diterima akal" pikirnya kagum dan
sekaligus dengki.
Sementara itu Pangcu Thian Liong Pang telah kembali menyerang Ceng Liong, kali ini dia kembali mengeluarkan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kejutan bagi banyak orang ketika menyerang dengan
Ilmu aneh. Ilmu tersebut dinamakan Kui In Sin Ciang (Pukulan sakti bayangan setan) dan orang akan sangat sulit menentukan mana pukulan yang sejati. Apalagi, karena ilmu itu sendiri sering digabungkan dengan
kekuatan batin dan mata orang yang berkepandaian
sudah tinggipun masih suka tertipu oleh pukulan ini. Ilmu Pukulan ini sendiri sudah dikabarkan lenyap.
Karena itu, Ceng Liong sendiri terkagum-kagum dan
kaget meladeni atau diserang oleh ilmu langka yang
entah bagaimana pada bermunculan di tangan Pangcu
Thian Liong Pang. Untungnya, selain telah
menyempurnakan ilmu ginkangnya Jouw-sang-hui-teng
(Terbang Di Atas Rumput), Ceng Liong juga telah
mendalami ilmu-ilmu dalam lembaran khusus Kolomoto
Ti Lou. Kemampuannya dalam bergerak boleh dikatakan telah mendekati atau nyaris menyatu dengan pikirannya.
Apalagi ketika tahu bahwa terdapat unsur gaib dalam serangan Pangcu itu, maka Ceng Liong sendiri tidak
berayal. Itulah sebabnya, meski diserang oleh pukulan-pukulan ampuh dengan bayangan-bayangan pukulan yang cepat
dan menyesatkan, tetapi Ceng Liong masih sanggup
mengelak kesana kemari, meskipun tetap nampak
kerepotan meladeni lawannya yang luar biasa itu. Para penontonpun sampai terbengong-bengong menyaksikan
pameran kekuata dan keanehan Ilmu Pukulan Pagcu
Thian Liong Pang. Mereka sukar memikirkan, bagaimana Pangcu itu melatih ilmu-ilmu rahasia dan langka yang bahkan telah dikabarkan punah itu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, entah disengaja atau tidak, Pangcu Thian
Liong Pang yang menyerang dengan ilmu-ilmu aneh dan langka telah menyedot perhatian banyak orang. Bahkan Hu Pangcu yang awalnya akan memanfaatkan waktu
dimana Ceng Liong dan Barisan 6 Pedang sedang sibuk untuk mengeroyok 4 pendekar muda lainnya menjadi
lupa. Dia, sebagaimana tokoh-tokoh lihay lainnya,
terlampau kesengsem dengan variasi ilmu pukulan
ataupun ilmu-ilmu ampuh dan baru disaksikan. Penyakit ahli silat.
Dan Hu Pangcu yang menyebar siasat dan jala untuk
menangkap lawan, jadi lupa dengan siasat sendiri.
Sebaliknya, bersama dengan tokoh-tokoh Thian Liong
Pang lainnya, bahkanpun Tek Hoat, Nenggala, Mei Lan dan Giok Lian, juga ikut tenggelam dengan asyiknya
menganalisis jalannya pertarungan yang luar biasa
hebatnya dihadapan mereka. Apalagi, karena baik
Pangcu Thian Liong Pang maupun Ceng Liong memang
banyak mengeluarkan ilmu-ilmu baru yang ampuh dan
baru kali ini untuk pertama kalinya kembali dipergunakan di dunia persilatan Tionggoan.
Akibatnya, pertarungan Pangcu itu dengan Ceng Liong benar-benar menyedot perhatian semua orang, meski
kewaspadaan di pihak Tek Hoat dan kawan-kawan tetap cukup tinggi. Yang pasti, Hu Pangcu dari Thian Liong Pang nampaknya juga terpikat, karena dia sendiri kaget Pangcu ternyata menyimpan banyak ilmu rahasia dan
ampuh lainnya. Maka pertempuran itupun berlangsung terus. Ketika
Ceng Liong mencoba untuk melawan Pukulan Sakti
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bayangan Setan itu dengan Giok Ceng Cap Sha Sin
Ciang, dengan mudah perlawanannya dipatahkan.
Lawannya seperti sangat mengenal gerak dan langkah
ilmunya tersebut, dan hanya karena gerakan-gerakannya yang ajaib sajalah Ceng Liong mampu terus bertahan.
Bahkan ketika menggunakan Toa Hong Kiam Sut dan
Soan Hong Sin Ciangpun, Ceng Liong hanya mampu
menghalau serangan lawan sejenak. Tetapi, nampaknya intisari gerakannyapun tidak jauh dari pemahaman lawan yang nampaknya sangat mengenal ilmu-ilmu
keluarganya. Begitupun, karena Ceng Liong sendiri telah melakukan sejumlah penggabungan dan juga
menyempurnakan tata geraknya, maka dia mampu
mengejutkan Pangcu Thian Liong Pang. Tetapi, tidak
begitu lama Pangcu yang lihay itupun segera
menemukan sari perubahan itu, dan kemudian dengan
cepat kembali menindih gerakan-gerakan dan serangan Ceng Liong.
Serang menyerang dengan menggunakan ilmu-ilmu
sakti antara keduanya tanpa terasa telah memasuki
seratusan jurus, dan sejauh ini Ceng Liong tetap berada dalam posisi yang lebih banyak diserang, meskipun
secara keseluruhan masih sulit untuk mengatakan bahwa dia dalam posisi yang terdesak. Tapi satu hal yang pasti, Ceng Liong memang kesulitan untuk melawan dengan
ilmu-ilmu keluarganya, karena semua tipu dan gerakan ilmu keluarganya bisa dengan cepat diantisipasi lawan.
Jikapun dia mengeluarkan tipu khas yang dibentuk dan diciptakannya, tidak butuh waktu lama bagi sang Pangcu untuk mengenali inti sarinya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Untungnya Ceng Liong telah mematangkan ilmunya
bersama Kolomoto Ti Lou dan bahkan tidak pernah lelah menggodok dirinya disaat-saat menjelang istirahat dan masa senggang lainnya. Jika tidak, maka Ceng Liong
paham, dia masih bukan tandingan Pangcu Thian Liong Pang yang sangat lihay ini.
Setelah menghentak Ceng Liong dengan 2 ilmu langka
dan bahkan telah dikabarkan hilang, dan membuat Ceng Liong sempat kerepotan menghadapinya, pertempuran
selanjutnya jadi mengandalkan ilmu-ilmu pegangan
keduanya. Tetapi, Ceng Liong sendiri jadi lebih banyak mengandalkan variasi-variasi ciptaannya terbaru karena ilmu-ilmu keluarganya nampak telah diantisipasi lawan.
Ketika kemudian Pangcu Thian Liong Pang bersilat
dengan Hai Liong Kiang Sin Ciang (Ilmu Silat Tangan Sakti Menaklukan Naga Laut), Ceng Liongpun tidak ragu lagi untuk mulai mengimbangi.
Segera terasa, dari segi tenaga dalam serta
kematangan, Pangcu ini memang masih jauh mengatasi
Hu Pangcu. Apalagi, karena kekuatan gaib yang
digunakan sang Pangcu membuatnya berkali-kali lebih hebat dibandingkan wakil ketuanya. Dan untuk itu, Ceng Liong segera menandingi dengan penuh rasa percaya diri atas kemampuan dan kesanggupan dirinya. Sementara
itu, Hu Pangcu yang sebelumnya sempat terkaget-kaget melihat Pangcunya memainkan 2 ilmu rahasia yang dia sendiri belum tahu, kini mulai menemukan kembali
konsentrasinya. Tiba-tiba dia sadar, sudah snagat banyak waktu terbuang dari rencananya semula untuk menyuruh Pangcunya menggempur Ceng Liong dan Barisan 6
Pedang. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Diedarkannya pandangan matanya, dan dia
menemukan ke 4 pendekar muda masih tetap serius
mengikuti pertarungan Ceng Liong dengan Pangcu Thian Liong Pang serta Barisan 6 Pedang melawan Barisan
Warna-Warni. Dia segera memberi isyarat kepada
beberapa kawannya yang segera sadar dan mengerti
dengan isyarat yang merupakan tanda untuk memulai
operasi yang mereka rencanakan.
Tetapi, Hu Pangcu keliru jika beranggapan para
pendekar muda itu tidak waspada. Terutama Nenggala, sang tokoh muda yang telah matang dan kenyang
dengan pengalaman mengembara. Gerakan sedikit saja
dari Hu Pangcu tidak terlepas dari pengamatannya, dan ketika beberapa orang nampak seperti mengirim isyarat lewat suara dan ilmu menyampaikan suara, Nenggala
telah meningkatkan kesiagaannya.
Meski benar, tatapannya tidak berkisar dari arena
pertarungan Ceng Liong, tetapi kewaspadaan dan
nalurinya terus menerus bekerja dan menangkap adanya missi lain yang sedang coba dilaksanakan Hu Pangcu.
"Benar-benar pertempuran besar akan segera pecah
ditempat ini". Beberapa saat kemudian, Nenggala segera membisiki kawan-kawannya untuk segera bersiaga. Dan, dengan cepat keempat pendekar muda itu telah bersiaga penuh meskipun masih tetap pura-pura berkonsentrasi memandangi arena pertempuran yang semakin
menegangkan dan semakin seru antara Lembah Pualam
Hijau melawan Thian Liong Pang.
Sejauh ini, masih tetap belum nampak tanda-tanda
salah seorang dari para petarung akan tersisih atau TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
terkalahkan. Pertempuran masih berlangsung
menegangkan dengan dengan ilmu-ilmu yang semakin
menggiriskan dan menandakan kalau keduanya sudah
sangat mahir dengan ilmu masing-masing.
Tepat pada saat Hu Pangcu mau mulai bergerak tibatiba terdengar sebuah ledakan maha dahsyat
.............."blaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrr"
Di arena pertempuran Kiang Ceng Liong nampak mulai
bersilat dengan Pek Lek Sin Jiu. Ketika Pangcu Thian Liong Pang mendesaknya dengan jurus ribuan tangan
mengejar mangsa dari ilmu Siang Ciang Hoan Thian "
Sepasang Tangan Membalik Langit, dan nampaknya
dilambari dengan ilmu Kui In Sin Ciang (Pukulan sakti bayangan setan) yang membuat tangan-tangan
penyerang Pangcu Thian Liong Pang susah diidentifikasi, Ceng Liong memutuskan memapaknya dengan jurus
pertama "Halilintar Membelah Angkasa".
Dan memang jurus itu ampuh untuk memukul laksaan
bayangan tangan menipu dari Pangcu Thian Liong Pang dan terpaksa harus mengadu pukulan antara keduanya.
Dan akibatnya, baik Ceng Liong maupun Pangcu Thian
Liong Pang nampak tergetar mundur masing-masing
sejauh satu langkah. Tetapi, efek ledakan pada jurus pertama tadi telah mengguncangkan perasaan banyak
orang, apalagi karena Ceng Liongpun telah
menggunakan tenaga batinnya dalam mendorong
kekuatan daya ledak pukulan tersebut. Tetapi hebatnya, kedahsyatan jurus serangan Ceng Liong masih sanggup ditahan secara berimbang oleh Pangcu Thian Liong Pang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ledakan dahsyat yang diakibatkan pukulan Ceng
Liong, telah pula menarik kembali perhatian orang-orang Hu Pangcu, hingga untuk beberapa detik mereka
tertahan ditempatnya. Bukan hanya karena kagum oleh dahsyatnya pukulan Ceng Liong, tetapi juga karena efek ledakan dengan kekuatan mujijat, membuat semangat
mereka seakan-akan terbetot keluar. Otomatis mereka kembali menyaksikan jalannya pertempuran tersebut,
bahkan juga termasuk Hu Pangcu Pertama yang juga
kaget melihat dahsyatnya pukulan Ceng Liong.
Dan beberapa saat kemudian, adalah Ceng Liong yang
mengambil alih inisiatif dan dengan kecepatan geraknya dia memerangkap lawan untuk kembali bertukar pukulan, kali ini Ceng Liong menggunakan jurus ke 4 Halilintar Bartalu-talu di Udara, karena dari ketinggian dia tiba-tiba mendorongkan kedua lengannya berganti-gantian.
Otomatis sejumlah ledakan dahsyat kembali tercipta, sementara Pangcu Thian Liong Pang dengan cepat telah menyambut pukulan tersebut dengan menggunakan
jurus paling ampuh dan rahasia dari Sian Ciang Hoan Thian yang disebut jurus " Boan thian hoa yu (seluruh langit penuh dengan air hujan).
Jurus ini membuatnya mampu menguasai dan
membekap serangan apapun yang berasal dari
ketinggian dan bahkan setetes air hujanpun jangan
harap sanggup menerobos kekuatan pukulannya
tersebut. Tetapi, sebagai akibat dari bendungan yang dilakukan Pangcu Thian Liong Pang, kembali terdengar ledakan-ledakan yang malah lebih dahsyat lagi, karena selain ledakan petir dari Pek Lek Sin Jiu, kemudian juga TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
terdengar ledakan lain akibat benturan kekuatan pukulan kedua tokoh sakti tersebut.
Akibatnya sungguh luar biasa, tubuh Ceng Liong
tertahan dan kembali terpental keudara. Tetapi secepat itu juga dia memainkan jurus-jurus menyerang dari Toa Hong Kiam Sut dengan menggunakan hawa pedang yang
tajam menusuk. Sementara Pangcu Thian Liong Pang
menjadi sangat kagum oleh rangkaian serangan Ceng
Liong yang menggunakan ilmu-ilmu hebat secara
bergantian dalam menyerangnya.
Menghadapi ancaman dari Ceng Liong, kembali
Pangcu Thian Liong Pang menunjukkan kesebatannya
dan menyambut serangan-serangan Ceng Liong dengan
jurus jari sakti berhawa dinginnya.
Sementara itu, Hu Pangcu yang niatnya kembali
tertahan tanpa disadarinya segera mengatupkan giginya.
Dia sadar, pertarungan kedua raksasa dunia persilatan yang tersaji dihadapannya mengandung kekuatan
kekuatan mujijat yang mampu mempengaruhi pikiran
dan bahkan keberanian orang. Karena itu, dengan
mengeraskan hati, dia kemudian memberi isyarat untuk mengeroyok dan menyerang ke-4 pendekar muda
lainnya. Kali ini, dia memutuskan tidak lagi mengeroyok secara menggelap, tetapi langsung melakukan pengeroyokan
agar masalah di Markas Besarnya bisa segera diatasi.
Dan untuk itu, semua kekuatan yang masih tesisa,
terutama-tokoh-tokoh utama Thian Liong Pang
dikerahkannya untuk dengan cepat menangkap jika bisa TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
hidup-hidup, jika tidak matipun tidak apa-apa. Diiringi dengan teriakannya, tiba-tiba melesatlah semua tokoh-tokoh Thian Liong Pang yang masih tersisa untuk
mengerubuti ke-4 anak muda lainnya.
Dengan terutama mengandalkan Mahendra dan
Gayatri, Hu Pangcu Pertama dan Kedua serta Majikan
Kerudung Hitam, dan masih ada lagi Janaswamy, Kim-i-Mo Ong, Koay Tung Sin Kay, Bouw Lek Couwsu, Ciu Lam Hok dan tokoh-tokoh lainnya, maka serbuan mereka ini sungguh sangat berbahaya. Betapapun hebatnya ke-4
anak muda itu, tetapi rasanya sulit menahan serbuah berbahaya itu.
Nenggala dan Mei Lan mungkin masih bisa menahan
serangan Mahendra dan Gayatri, tetapi bagaimana
dengan Majikan Kerudung Hitam dan Janawasmy
melawan Tek Hoat dan Giok Lian" Bertarung satu lawan satu mereka masih bisa sedikit unggul, tetapi bagaimana jika mereka dibantu tokoh-tokoh lainnya" Padahal selain mereka berdua masih ada beberapa tokoh sakti lainnya yang juga tidak kurang lihaynya.
Menyadari hal tersebut, Ceng Liong menjadi
berkhawatir. Tetapi repotnya, saat itulah dia dicecar habis oleh pukulan dan serangan-serangan Pangcu Thian Liong Pang. Sadar akan kekeliruannya, Ceng Liong
memutuskan untuk bertarung dengan meningkatkan
kemampuannya guna keluar dari tekanan dan kemudian
mengembangkan jurus-jurus ampuh dari Pek Lek Sin Jiu.
Hal itu dia lakukan karena sempat dia melirik
pertempuran antara para tokoh Thian Liong Pang dan
kawan-kawannya juga sudah dimulai. Khawatir dengan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
keselamatan teman-temannya Ceng Liong memutuskan
untuk segera mengeluarkan ilmu-ilmu sakti andalannya.
Dalam rasa khawatir akan teman-temannya, Ceng
Liong tanpa sadar telah menggunakan kekuatan
mujijatnya yang tersalur dalam penggunaan Pek Lek Sin Jiu. Akibatnya, arena pertarungannya berubah menjadi arena ledakan dan letupan petir dan membuat para
pengepung melonggarkan arena pertempuran dan lebih
menjauh. Bahkan pertempuran antara Barisan 6 Pedang yang nampak sedikit unggul atas Barisan Warna Warni juga mengalami guncangan cukup berarti karena
bertempur di dalam arena pengaruh pertempuran Ceng
Liong melawan Pangcu Thian Liong Pang.
Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Luar biasa, anak ini benar-benar mujijat" desis
Pangcu Thian Liong Pang dalam hatinya. Tetapi,
meskipun kagum, Pangcu inipun sudah tentu bukanlah
orang sembarangan. Ilmu-ilmunya sekilas kelihatan tidak berbeda dengan Hu Pangcu Pertama, tetapi
penguasaannya, variasinya dan dorongan tenaga dalam serta tenaga batinnya bukan main hebatnya.
Bahkan, dengan penguasaannya atas ilmu-ilmu aneh
dan langka yang dikabarkan sudah lenyap, membuatnya menjadi sangat perkasa dan digdaya. Baru pada puncak kehebatan Ceng Liong sendiri, dengan menguras habis-habisan perbendaharaan ilmu-ilmu saktinya baru dia bisa melepaskan diri dari tekanan sang Pangcu dan kemudian mengimbangi dan terkadang sedikit mendesak. Tetapi
hanya sampai sedemikian jauh.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tiba-tiba di telinga Pagcu Thian Liong Pang terdengar seruan: "Halilintar Membelah Awan Menghajar Mentari", nama jurus ke-5 dari Pek Lek Sin Jiu yang luar biasa itu.
Tetapi, hanya sang Pangcu yang mendengarkan seruan
Ceng Liong tersebut, sementara orang2 sekitarnya sama sekali tidak mendengarkannya. Seiring dengan itu, arena pertarungan bagaikan neraka panasnya, sementara
ledakan dan desisan petir menyambar kemana-mana.
Para tokoh Thian Liong Pang yang mengepung sampai
menggeleng-gelengkan kepala melihat bagaimana Ceng
Liong bersilat dan juga kagum dengannya meskipun
Ceng Liong justru musuh mereka. Tetapi, kekaguman
mereka kepada Pangcu mereka juga tak bisa
disembunyikan. Dikarenakan sejauh itu, di tengah
cecaran ilmu ajaib dan mujijat dari Ceng Liong, sang Pangcu masih tetap bertahan. Perlawanannya dan
serangannya tetap kokoh dan membahayakan. Bahkan
tubuhnya kadang seperti mengepulkan asap, kadang
memercikkan percikan bunga es yang membuat arena
tersebut menjadi lebih seram dan mengerikan.
Yang pasti, ketika Ceng Liong meningkatkan
penggunaan jurus-jurus pamungkas dan maut dari Pek
Lek Sin Jiu, Pangcu sendiri telah memutuskan
mengimbanginya dengan ilmu sakti andalannya Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan bumi sakti rahasia alam).
Sebetulnya Hu Pangcu Pertama juga mampu
menggunakan ilmu ini, tetapi penguasaan dan
penggunaan ilmu ini oleh sang Pangcu menjadi puluhan kali lebih tajam, lebih berbahaya dan jauh lebih
menyeramkan. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pukulan dan sentilan jarinya nampaknya
menggabungkan ilmu-ilmu langka Kui In Sin Ciang
(Pukulan sakti bayangan setan) dan Tan Cit Pa Siat
(Telunjuk sakti menotok jalan darah) kedalam ilmu
Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan bumi sakti rahasia alam). Hu Pangcu tidak memiliki kedua ilmu tersebut.
Karena itu, semua sentilan dan pukulan Pangcu Thian Liong Pang bagaikan setan dan nampak seperti ribuan telapak tangan yang memenuhi udara arena
pertempuran. Sementara amukan badai seperti prahara yang
menyambut Pukulan Pek Lek Sin Jiu Kiang Ceng Liong
diselingi oleh letupan-letupan dan kilatan jari sakti berhawa dingin yang juga balas mengancam ke sekujur jalan darah Ceng Liong. Akibatnya, benturan-benturan hebat tidak dapat dielakkan lagi. Beberapa kali terdengar benturan hebat pukulan antara keduanya, beberapa kali hanya terdengar sejenis suara desisan ketika sentilan-sentilan jari sakti berhawa dingin bertemu dengan
tembok pukulan Pek Lek Sin Jiu yang berhawa panas
membakar. Entah darimana kadang pijaran cahaya diikuti oleh
butiran-butiran bunga es yang menghambur dari arena pertempuran keduanya. Dapat dibayangkan betapa
dahsyatnya kedua tokoh ini dalam melangsungkan
pertempuran yang sangat menegangkan tersebut.
Pertempuran keduanya telah mengkombinasikan
penggunaan ilmu-ilmu dan jurus-jurus ampuh dengan
penggunaan tenaga sinkang dan tenaga batin tingkat
tinggi. Ketika Ceng Liong melihat hingga jurus ke-5, Sang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pangcu masih tetap mengimbanginya, dia memantapkan
hati dan membuka jurus ke-6 "Badai Petir Membelah
Langit". Dan kali ini, petir yang membadai mengejar kemanapun pergi dan menghindarnya Pangcu Thian
Liong Pang. Kedua tangan Ceng Liong berganti-ganti dalam
kecepatan tinggi melontarkan pukulan-pukulan berat
dengan kilatan petir menyambar setiap kali tangannya mengibas dan menghempas kearah lawan. Jarak
keduanyapun menjadi semakin merenggang, dan dari
jarak merenggang itu, orang paham bahwa keduanya
kini memasuki fase menentukan dan mematikan karena
semua pukulan, kibasan dan dorongan tangan bisa
dipastikan dipenuhi oleh hawa sakti yang luar biasa kuatnya.
Dan, Pangcu Thian Liong Pang sendiri juga memapak
ratusan kilatan petir yang menyerangnya dari angkasa tetap dengan kombinasi 2 ilmu sakti yang dipadukannya dengan ilmu sakti andalannya Pukulan Bumi Sakti
Rahasia Alam. Secara otomatis, diapun banyak
menggerakkan lengannya untuk mengibas dan
melontarkan pukulan-pukulan dan sentilan untuk
menahan arus serangan yang dilontarkan Ceng Liong
kaearahnya. Dan seperti sebelum-sebelumnya, kembali arena
pertempuran dipenuhi oleh letupan dan dentuman akibat benturan dua kekuatan sakti. Dan seperti sebelumnya, Ceng Liong tidak sanggup menerobos kekuatan
pertahanan lawan, meskipun sedikit keteteran, tetapi Pangcu Thian Liong Pang masih bertahan sangat
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tangguh dan nampak belum kewalahan menahan
serangan Ceng Liong.
Sementara itu, pada saat Ceng Liong mulai mendesak
dan menyerang sang Pangcu dengan Pek Lek Sin Jiu,
disekitar 4 Pendekar Muda lainnya telah berdiri dalam sikap mengurung para tokoh Thian Liong Pang. Bahkan Hu Pangcu dengan terang-terangan mengutarakan
niatnya: "Setelah Duta Agung dan Barisan 6 Pedang dilibas
Pangcu, nampaknya tiba saatnya kalian kami bereskan"
Tetapi, Tek Hoat masih tetap tidak kehilangan selera humornya:
"Hm, kenapa tidak sekalian semua maju dengan para
anggota Thian Liong Pang agar pekerjaan kami tidak
terlampau bertele-tele Hu Pangcu?"
"Hm, sombong, cukup dengan kami saja. Rasanya
sudah lebih dari memadai untuk menjatuhkan dan
menawan kalian" sela Majika Kerudung Hitam gusar.
"Wah, rupanya kehebatan Thian Liong Pang di
pengeroyokan koko" Giok Lian menambahi dan
memperkuat olok-olok Tek Hoat.
"Sudahlah, tidak usah meladeni silat lidah. Maju, kita tawan mereka terlebih dahulu" terdengar Hu Pangcu
Pertama memberi perintah, sambil kemudian melirik
kearah Mahendra dan Gayatri untuk maju terlebih
dahulu. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Melihat lirikan itu, Mahendra dan Gayatri segera
tersenyum dan kemudian maju memilih lawan mereka
masing-masing. Gayatri memilih maju dan menyerang
Nenggala sedangkan Mahendra memilih mendekati Mei
Lan untuk maju menyerang guna menawannya. Dalam
waktu singkat, pengepungan kembali menyibak untuk
memberi arena yang cukup bagi 2 pertempuran baru di halaman markas utama Thian Liong Pang.
Tetapi, itupun tidak lama karena kemudian Janawasmy segera menyusul membuat arena baru dengan
menyerang Siangkoan Giok Lian dan disusul dengan
Majikan Kerudung Hitam menyerang Liang Tek Hoat.
Maka menjadi ramai kembali halaman Markas Utama
Thian Liong Pang dengan adanya 6 arena pertempuran, masing-masing Barisan 6 Pedang melawan Barisan
Warna Warni, Kiang Ceng Liong melawan Pangcu Thian
Liong Pang, Gayatri melawan Nenggala, Mahendra
melawan Liang Mei Lan, Liang Tek Hoat melawan
Majikan Kerudung Hitam dan Siangkoan Giok Lian
melawan Janawasmy.
Semua arena menggambarkan pertempuran yang
sangat jarang disaksikan di bumi persilatan Tionggoan karena memang para petarung adalah tokoh-tokoh
mumpuni yang telah mencapai puncak pemahaman
mereka atas ilmu silat. Karena itu, wajar jika semua penonton membelalakkan mata menyaksikan
pertarungan langka tersebut.
Tetapi, Hu Pangcu sang arsitek dari Thian Liong Pang sudah tentu tidaklah ingin menyaksikan pertarungan itu berlangsung lama. Dia sadar betul, markas utamanya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sudah terendus lawan dan bisa sewaktu-waktu banyak
orang meluruk ke markas mereka. Karena itu, harus
secepatnya menawan salah seorang tokoh di pihak lawan baru kemudian posisinya mereka menjadi jauh lebih
nyaman dan terasa lebih lapang. Sekilas diperhatikannya arena pertarungan, dan dari sana dia bisa melakukan penilaian.
Pertarungan antar Barisan sudah jelas posisinya masih susah untuk disimpulkan meskipun Barisan 6 Pedang
nampak lebh leluasa. Lagipula, mengalahkan Barisan 6
Pedang, selain sulit, tetapi juga tidak memiliki
keuntungan strategis bagi Thian Liong Pang. Pertarungan kedua, dia menyaksikan Ceng Liong nampak semakin
perkasa dari waktu ke waktu, meskipun Pangcu Thian
Liong Pang tidak nampak kesulitan mengimbanginya.
Tetapi, mengusik pertarungan mereka nampak
menggetarkan baginya, terutama karena keduanya telah bertarung pada puncak kemampuan dengan dorongan
tenaga sinkang dan tenaga batin pada puncak masingmasing. Mencampurinya hanya akan mendatangkan
celaka bagi tokoh sekelas dia, kecuali para sesepuh,
"pikir Hu Pangcu Pertama". Sementara arena lainnya, arena Nenggala melawan Gayatri, ditemukannya betapa Gayatri nampak kesulitan untuk memenangkan
pertempuran, meskipun masih belum terdesak.
Tetapi, jelas jika dilangsungkan dalam waktu lama, si nenek sakti bakal keteteran oleh daya tahan tubuh yang lebih ringkih dibandingkan lawannya. Apalagi, Nenggala karena menimbang situasi, tiba-tiba mulai melontarkan Ilmu Pedang tingkat tinggi yang diwarisinya dari Kakek TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dewa Pedang, tokoh sepuh Thian San Pay pada ratusan tahun sebelumnya.
Padahal, Nenggala adalah satu2nya tokoh yang
mampu memainkan ilmu mujijat dengan hawa pedang itu dewasa ini, dan baru mulai mengajarkannya kepada
keturunan terakhir dari Thian San Pay. Dengan bersilat pedang tanpa pedang, dan dengan mengandalkan hawa
pedang yang telah dilatihnya dengan sempurna,
Nenggala mulai menempukan keseimbangan dan bahkan
kemudian mulai bisa menguasai keadaan.
Sementara Mahendra melawan Mei Lan, nampak bagi
Hu Pangcu sepertinya Mahendra tidak akan sanggup
mengejar sang gadis yang seperti mampu terbang
dengan gerakan-gerakan ginkang yang nampak tidak
masuk diakal. Mei Lan seperti sedang mengerjai
Mahendra yang mengejar-ngejar bayangannya tanpa
sanggup mendekatinya. Bahkan, ketika Mahendra
berusaha mempengaruhi Mei Lan dengan ilmu sihirnya, juga tidaklah menghasilkan apa-apa, karena Mei Lan juga telah memiliki kekuatan batin yang sangat kuat.
Bahkan dengan menggunakan Ban Hud Ciang dan
menggunakan jurus Laksaan Bayangan Budha
Menyerang, membuat Mahendra keteteran dan Ilmu
Sihirnya seperti membal tidak bermanfaat sama sekali.
Tidak, Mahendra nampaknya juga akan kesulitan untuk menang. Membantu salah satu dari 2 tokoh utama ini
sangat riskan, satu belum tentu menang dan menangkap salah satu dari 2 tokoh itu. Kedua, bahaya dimarahi kedua tokoh tua itu juga membayang jika dia masuk
campur dalam pertarungan itu. Karenanya Hu Pangcu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memutuskan untuk tidak mencampuri pertempuran
tersebut. Beralih ke pertarungan antara Janawasmy melawan
Giok Lian, diapun melihat Giok Lian masih menang di atas angin meskipun perbedaannya tipis sekali. Jika pertarungan keduanya dilanjutkan, untuk memenangkan pertempuran bakal dibutuhkan waktu yang sangat lama.
Tetapi, Hu Pangcu justru kagum melihat bagaimana Toat Beng Ci dengan sangat tajam dan lihay dimainkan Giok Lian dan memaksa Janawasmy untuk meliuk-liuk seperti ular mementahkan dan memunahkan serangan
berbahaya sang gadis lawannya.
Pertempuran mereka masih akan memakan waktu
yang sangat lama, karena betapapun dia juga
mengetahui sampai dimana tingkat kepandaian
Janawasmy yang dilatih banyak datuk hebat asal Negeri Thian Tok tersebut. Diapun melihat bagaimana serangan-serangan maut digelar oleh Giok Lian, terkadang bahkan berhawa sesat, tetapi lebih sering menggunakan
kekuatan-kekuatan sinkang khas Bengkauw yang cukup
dikenalnya. Pertarungan yang tidak kurang serunya.
Sementara pertarungan antara Tek Hoat melawan
Majikan Kerudung Hitam nyaris sama dengan Giok Lian melawan Janawasmy, nampak seimbang dan bakal butuh
waktu yang sangat lama untuk menentukan pemenang
pertempuran keduanya.
Tek Hoat yang bertarung gagah berani dan
memainkan ilmu-ilmu simpanan tokoh Kaypang, Kiong
Siang Han ditandingi secara hebat oleh Majikan
Kerudung Hitam. Disini, nampak jelas bagaimana ilmu-TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ilmu nadalan Kaypang dan Lam Hay dimainkan kembali
oleh tokoh-tokoh yang menguasasinya dengan sangat
sempurna dan sangat baik. Hebatnya lagi, keduanya
masih snagat muda, tetapi telah mencapai tingkat
penguasaan yang begitu baik dan sempurna.
Mengingatkan tokoh-tokoh lama dari kedua Partay yang malang melintang di dunia persilatan dengan bekal
kepandaian yang luar biasa.
Inilah sebuah partai pertarungan klasik di dunia
persilatan Tionggoan. Tenaga dan kelincahan mereka
nampak berimbang dan hanya berselisih sangat sedikit saja, dan karena itu pertempuran keduanya pasti
memakan waktu yang cukup lama. Jikapun Tek Hoat
menang, lebih karena menang tangguh dan murni saja, karena Majikan Kerudung Hitam nampaknya sudah
mencampur ilmunya dengan unsur-unsur lain yang
terkesan asing.
Tentu saja, Hu Pangcu lebih memikirkan untuk
membekuk Tek Hoat dan Giok Lian terlebih dahulu. Dia enggan dan segan untuk mencampuri pertempuran
Gayatri dan Mahendra yang tinggi hati dan dari angkatan tua, angkatan mereka masih di atas angkatan dirinya sendiri. Sementara Janawasmy dan Majikan Kerudung
Hitam masih angkatan muda yang tentunya masih bisa
dicampurinya. Selain itu jika Tek Hoat dan Giok Lian yang bertarung seimbang dengan lawannnya, bisa lebih mudah ditekan dan dikalahkan jika tokoh Thian Liong Pang membantu Majikan Kerudung Hitam dan Janawasmy. Dan,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pertimbangan serta kematangan Hu Pangcu dalam
memperhitungkan banyak hal memang sangatlah tepat.
Dia memilih mencampuri pertempuran Tek Hoat dan
Giok Lian karena memang arena mereka lebih mudah
dikuasai dengan menambah kekuatan sedikit saja.
Sementara untuk mengalahkan Ceng Liong jelas bukan
perkara mudah, nyaris sulit menemukan tokoh yang
memiliki kemampuan memasuki arena pertempuran
mereka saat ini. Sementara mencampuri Gayatri dan
Mahendra juga beresiko tinggi. Dari semua sudut
pilihannya memang tepat. Tetapi, sayang ada dua hal yang dilupakan oleh Hu Pangcu, dan dua hal itu yang pada akhirnya membuat dia kecele.
Prediksi dan perhitungannya sudah tepat. Yakni
memanfaatkan keunggulan jumlah untuk menekan
lawan. Sayang, dia lupa bahwa dia sudah termakan
siasat lawan yang mengulur waktu, dan diapun alpa
karena sempat terpikat untuk mengikuti pertempuran
dahsyat antara Pangcunya melawan Ceng Liong.
Pertempuran yang memang sayang untuk dilewatkan
begitu saja saking seru dan saking hebatnya ilmu-ilmu kesaktian yang dipamerkan keduanya.
Tetapi, waktu yang cukup lama ini terhitung sangat
menguntungkan Ceng Liong dan kawan-kawannya.
Selain itu, Hu Pangcu juga tidak mampu
memperhitungkan faktor lain, faktor kebetulan ataupun faktor X yang mungkin saja terjadi di luar perhitungan manusia, sehebat apapun manusia itu. Dan itulah yang membuat perhitungan masak Hu Pangcu akhirnya
berantakan. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tepat ketika Hu Pangcu menurunkan perintah untuk
menyerang, beberapa kejadian hebat terjadi dalam
waktu yang tidak berjauhan. Pertama ketika Kiang Ceng Liong kembali menggetarkan jurus ke-7 Pek Lek Sin Jiu bernama "Sejuta Halilitar Merontokkan Mega".
Sebelumnya, jurus ini adalah jurus pamungkas bagi
Kiong Siang Han. Pek Lek Sin Jiu adalah sejenis Ilmu Keras, sangat keras malah, karena merupakan salah satu puncak ilmu yangkang, yang seperti juga Hang Liong Sip Pat Ciang, harus dimainkan sebagai sebuah rangkaian ilmu.
Kedua ilmu khas Kiong Siang Han itu, dimainkan
berangkai dengan kemungkinan perubahan setiap jurus yang sangat minimal. Karena memang variasinya minimal dan mudah ditebak. Tetapi, kehebatan ilmu itu ada
dalam sifat yang sangat kuat dan keras, dan kehebatan ini hanya bisa diterbitkan secara luar biasa oleh seorang yang sejak masa mudanya masih tetap "perjaka". Itu
sebabnya perbawa luar biasa ilmu ini, memang
berpuncak pada Kiong Siang Han seorang.
Sementara Ceng Liong, sebagaimana diketahui telah
kehilangan keperjakaannya secara tidak sengaja, dan bahkan tanpa disadarinya. Tetapi, untuk mengisi
kekurangannya itu, Ceng Liong telah menggabungkan
banyak sekali variasi baru dari kekuatan sinkang
keluarganya, pendalamannya atas rangkaian ilmu mujijat Kolomoto Ti Lou, serta menggunakan kekuatan inti yang disalurkan kakeknya kepadanya dan bahkan kemudian
"dimasaknya" menurut catatan pendalaman sinkang dari lembaran pusaka yang diperebutkan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Selain itu, Ceng Liong juga telah mampu meramu efek kehebatan lainnya sebagaimana Kiong Siang Han
melakukannya pada 20 tahun terakhir masa hidupnya,
yakni unsur kekuatan batin yang kuat.
Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Maka bisa dibayangkan, kehebatan Ceng Liong sendiri bukan lagi olah-olah, meskipun berbeda perbawanya
dengan yang biasa dilakukan Kiong Siang Han. Bahkan, Ceng Liong sendiri masih giris dan ngeri untuk
mempergunakan jurus pamungkas yang pada masa
hidup Kiong Siang Han tidak diijinkan untuk dikuasainya.
Baru pada generasi Ceng Liong dan Tek Hoat baru jurus ke-8 itu bisa diyakinkan sesuai sumpah Kiong Siang Han ketika menemukan catatan ilmu pusaka Pek Lek Sin Jiu.
Dan ledakan yang ditimbulkan oleh Ceng Liong itu
benar benar mengguntur dan bergemuruh, bahkan bumi
seperti bergoyang goyang atau bagaikan sedang gempa.
Sampai-sampai seorang semacam Hu Pangcu yang
lihaypun sampai berdiri oleng oleh ledakan yang
ditimbulkan Ceng Liong, dan ngerinya hal tersebut terjadi berkali-kali karena Ceng Liong menggunakan ilmu
tersebut untuk mengejar Pangcu Thian Liong Pang yang masih mengandalkan ilmu andalannya yakni Thian-ki-teling Sin Ciang (Pukulan bumi sakti rahasia alam).
Dan dia memang berhasil, hanya dengan puncak
penggunaan lmu itulah Pangcu Thian Liong Pang
sanggup melayani Ceng Liong, itupun dengan beberapa bagian bajunya yang nampak seperti hangus terbakar, sementara Ceng Liong tubuhnya dihiasi oleh bunga-bunga ataupun butiran es. Keduanya tidak atau belum terluka, karena tubuh keduanya memang terlindungi oleh TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kuatnya khikhang pelindung tubuh mereka yang memang sangat ampuh.
Ketika benturan terakhir terjadi dan pada saat
keduanya kembali mempersiapkan diri memasuki
tahapan yang lebih mengerikan lagi, keduanya sedikit tertahan. Ceng Liong menahan diri karena dia harus
mengerahkan dan mempersiapkan jurus pamungkas,
jurus ke delapan "Halilintar Meledak Bumi Melepuh". Dan sempat ada sesuatu yang membuat Ceng Liong
mengernyit yakni karena lambaran sinkang lawan seperti tidak asing lagi bagi dirinya. Tetapi, dia menekan dan tidak berusaha memikirkannya lebih jauh lagi.
Dia akhirnya coba konsentrasi pada jurus terakhir
yang dia sendiri ngeri mempergunakannya, jurus yang baru pertama kali dipraktekkannya. Itupun dengan harus ditahan oleh dua manusia ajaib Tionggoan, Kiong Siang Han yang mengajarinya ilmu itu dengan gurunya atau
kakek buyutnya Kiang Sin Liong. Lebih ngeri lagi, karena setelah memahamkan banyak pengertian baru dari
Kolomoto Ti Lou, dia telah membuka beberapa rahasia inti penguasaan ilmu gaib atau tenaga batin dan
menguatkan sinkangnya.
Bagaimana jika sekarang dia menggunakan jurus
pamungkas itu" Bagaimana kira-kira efeknya" Ini yang mengkhawatirkan Kiang Ceng Liong. Tetapi, nampaknya dia tidak punya pilihan lain selain harus
mengerahkannya, karena setelah itupun dia nampaknya akan terpaksa membuka ilmu pamungkas lainnya,
warisan kakeknya atau gurunya Kiang Sin Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara di pihak lain, karena jarak keduanya telah semakin menjauh, Pangcu Thian Liong Pang sendiri telah mempersiapkan ilmu pamungkasnya Pek Pou Sin Kun
(Pukulan Sakti Ratusan Langkah). Dan dalam saat-saat terakhir, dia memang terpaksa membuka dan
mengerahkan sinkang khas yang dipelajarinya sejak
masa kecilnya. Dia terpaksa atau dipaksa untuk
mengeluarkannya karena memang kondisi dan keadaan
telah memaksa dia berdiri pada sudut yang terlampau sempit tanpa ada pilihan lain lagi.
Dan itu telah dilakukannya. Tetapi, sekali lagi dan seterusnya nampaknya harus dia lakukan untuk
mempertahankan dirinya ataupun untuk membuatnya
tidak kalah dari lawan yang masih muda itu. Ilmunya yang terakhir disadarinya sangat mujijat, tetapi tetap harus dikeluarkannya. Ilmu yang telah diyakinkannya dengan memadukan sinkang khasnya dengan ilmu-ilmu
rahasia dan membuat pukulannya dari jarak jauh atau semakin jauh akan semakin ampuh dan semakin
mematikan. Apalagi, karena diapun telah tiba pada
puncak pemahaman ilmu pamungkasnya berdasarkan
penggunaan kekuatan sinkang dan kekuatan batin
sekaligus. Dia ragu, apakah anak muda itu akan sanggup
menerimanya. Anehnya dia tidak tahu bahwa hal dan
pikiran yang sama juga timbul di benak Ceng Liong.
Betapapun, meski tidak saling tahu, dan berdiri
berseberangan, tetapi keduanya saling mengagumi
kehebatan lawan masing-masing. Ceng Liong merasa
inilah lawan terhebat yang pernah dilawannya dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memaksanya untuk mengeluarkan semua
perbendaharaan ilmunya selama ini.
Dan, jika tidak dimatangkan kakeknya dan terakhir
Kolomoto Ti Lou, dia ragu apakah sanggup dan mampu
mengahadapi Pangcu Thian Liong Pang ini. Sementara
sang Pangcu, juga memiliki pikiran yang sama. Inilah lawan muda pertama yang membuatnya menguras
semua ilmu ilmu mujijat dan rahasia yang dikuasainya.
Selama ini, nyaris tidak ada orang di Thian Liong Pang yang tahu sampai dimana kehebatan Pangcu ini, bahkan juga beberapa tokoh rahasia lainnya yang mengendap di Thian Liong Pang hanya menduga-duga semata.
Hal inilah yang membuat Hu Pangcu pertama
terbelalak begitu mengetahui betapa jauh beda tingkat kepandaiannya sendiri dengan pangcunya. Dia tidak
menyangka jika Pangcunya masih menyimpan demikian
banyak ilmu kesaktian yang sangat ampuh dan belum
sekalipun diajarkan kepadanya.
Dan, ketika pada akhirnya keduanya siap untuk
mengeluarkan ilmu ilmu pamungkas, juga pada saat Hu Pangcu bersiap terjun melakukan pengeroyokan,
kejadian kedua yang diluar sangkaan dan
perhitungannya terjadi. Tiba-tiba melayang 2 sosok
tubuh yang begitu ringan dan bagaikan bayangan saja daya geraknya, terutama sosok yang lebih langsing.
Keduanya berdiri atau tepatnya hinggap tepat diantara Ceng Liong dan Pangcu Thian Liong Pang.
Dan kemudian terdengar suara berwibawa dari
seorang tua, karena kedua tokoh yang datang memang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sudah tua, dan nampaknya yang seorang lagi adalah
seorang nikoh atau pendeta perempuan. Adalah yang
laki-laki yang kemudian berkata dengan suara berat dan berwibawa:
"Liong Jie, tahan"
Dan ketika melihat siapa yang berdiri di antara dirinya dengan Pangcu Thian Liong Pang, Ceng Liong tersentak kaget. Tidak salah lagi, yang berdiri disana adalah 2
orang yang sangat dihormatinya dan sangat
mengasihinya. Orang-orang yang selama ini
mengasihinya dan yang selama ini membebankan banyak sekali tugas kepundaknya dan selalu membantunya:
Kakeknya sendiri, Kiang Cun Le dan Neneknya Kiang In Hong atau yang kini dikenal sebagai Lion-i-Sin Ni yang juga menjadi salah satu guru Liang Mei Lan.
"Kakek, Nenek" Ceng Liong maju dan memberi hormat
kepada kedua orang tua sakti itu. Tetapi, dia heran karena melihat seri wajah mereka yang sangat
berprihatin dan nampaknya mereka sedang dalam
percakapan khusus dengan Pangcu Thian Liong Pang,
tetapi sayangnya dia tidak sempat dan tidak bisa
mengikuti percakapan itu. Adalah Kiang In Hong atau Liong-i-Sin Ni yang kemudian menyapanya dan berkata:
"Liong Jie bangunlah, Engkau harus tahu untuk apa
engkau melakukan tugasmu disini. Engkau harus paham alasan selengkapnya, dan juga mesti mengetahui kepada siapa engkau melakukannya, dan apa manfaatnya bagi
Lembah kita"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Liong Jie menunggu perintah nenek dan kakek"
"Hm, sebentar kita membicarakannya cucuku. Kita
harus melihat keadaan yang lain" Ujar Liong-i-Sin Ni sambil memandang ke arena lain. Arena yang menjadi
lebih ramai ketika Hu Pangcu Pertama dan beberapa
tokoh puncak Thian Liong Pang ikut menceburkan diri dalam pertempuran mengeroyok para pendekar muda
lainnya. Begitu melihat kemunculan Kiang Cun Le dan Kiang In Hong, Hu Pangcu menjadi tersentak dan sadar, siasatnya bakal mentah. Karena itu, dia dengan cepat memberi
isyarat untuk segera menangkap sandera. Sayangnya,
kembali ada kejadian yang menyusul yang membuat
perkiraan dan siasatnya menjadi mentah. Karena pada saat mereka menceburkan diri kedalam arena itu, tiba-tiba terdengar bentakan lain:
"Curang, Thian Liong Pang memang pantas dibasmi"
Dan bersamaan dengan suara itu, dua sosok tubuh
melayang melampaui para pengepung yang rata-rata
anak buah Thian Liong Pang dan ikut bertempur di pihak Tek Hoat dan Giok Lian. Siapakah mereka" Melihat
bentuk tubuh dan wajah yang sama, serta gerakan khas yang juga mirip, mudah ditebak mereka adalah Siauw
Lim Siang Eng Taihiap atau Sepasang Pendekar kembar dari Siauw Lim Sie: Souw Kwi Beng dan Souw Kwi Song.
Seperti biasa, adalah Souw Kwi Song yang
mengeluarkan suara tadi sebelum kemudian terjun
bertempur melawan Hu Pangcu Pertama dan Hu Pangcu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ketiga serta tokoh Thian Liong Pang lainnya. Dan Souw Kwi Beng, seperti biasanya tidak banyak bicara, tetapi kaki tangannya telah bicara banyak menghalau
gempuran lawan-lawan yang melakukan pengeroyokan.
Pada akhirnya, Ceng Liong dan Liong-i-Sin Ni yang
hendak membantu Tek Hoat dan Giok Lian kehilangan
musuh. Sekilas mereka menyaksikan, bahwa ber-empat, Giok Lian, Tek Hoat, Kwi Song dan Kwi Beng akan
sanggup menahan keroyokan tokoh-tokoh Thian Liong
Pang. Apalagi ketika beberapa saat kemudian muncul
pula tokoh-tokoh utama para pendekar lainnya:
Pengemis Tawa Gila dan Sian Eng Cu Tayhiap Tong Li
Koan. Dan itu berarti, Markas Utama Thian Liong Pang
lengkap sudah diterobos oleh kaum pendekar. Mudah
ditebak, dengan masuk tanpa halangan, tampaknya para tokoh ini menerobos melalui petunjuk Thio Su Kiat, Duta Hukum Lembah Pualam Hijau. Dan bertutur-turut,
muncul pula Topeng Setan dari Lembah Pualam Hijau
dan datang bertiga dengan Kiang Hong dan Tan Bi Hiong suami istri, disusul kemudian oleh tokoh-tokoh lainnya dari Bu Tong Pay, Siauw Lim Siel, Thian San Pay, dan masih banyak lagi.
Sementara para jago lainnya nampaknya belum
muncul dan kemungkinan besar melalui jalan normal
yang dipagari oleh kekuatan batin. Tetapi, setelah
diterobos hingga kedalam, apalagi dengan kemunculan Cun Le dan In Hong, kemungkinan besar pagar kawat
tenaga batin itupun sudah bobol.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan bobolnya itu menandai rusaknya penjagaan khas
markas utama dan sebentar lagi ratusan pendekar
lainnya yang memiliki missi membinasakan Thian Liong Pang akan meluruk tiba. Nampaknya siasat Hu Pangcu
Pertama sudah gagal total dan peretempuran terakhir sudah berada di depan mata.
Adapun Ceng Liong begitu melihat meluruk datangnya
para tokoh pendekar itu akhirnya menarik nafas panjang.
Betapapun, usahanya untuk menahan dan mengulur
waktu termasuk bertarung dengan Pangcu Thian Liong
Pang pada akhirnya membuahkan hasil juga. Kini markas utama Thian Liong Pang sudah bukan arena yang
mengkhawatirkannya lagi. Tugasnya yang selanjutnya
tinggal menuntaskan tugas yang sudah begitu lama
diembannya. Tetapi, setelah melihat semua tokoh itu pada
berdatangan, termasuk melihat kedatangan ayah dan
ibunya, semangatnya bangun kembali. Tetapi, belum lagi dia beranjak menemui ayak dan ibunya serta para tokoh lainnya, lengannya sudah digenggam Kiang In Hong
neneknya: "Liong Jie, engkau perlu memulihkan kekuatanmu.
Karena bagian terakhir dari kekisruhan ini membutuhkan tindakan tegas seorang Duta Agung Lembah Pualam
Hijau. Lakukanlah, biarlah untuk sementara ini nenekmu yang melindungimu dan kakekmu itu yang akan
menemani Pangcu Thian Liong Pang"
Ceng Liong menatap neneknya dan tiba-tiba dia sadar, sudah sejak berjam-jam sebelumnya dia menguras
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tenaga dan belum sekalipun beristirahat. Dan, baru
terasa, bahwa benturan-benturan dengan Pangcu Thian Liong Pang mendatangkan keletihan yang sangat dalam dirinya. Karena itu, dalam penjagaan neneknya akhirnya dia mengangguk:
"Baiklah Nek"
"Tenangkan hatimu, pusatkan kekuatan Giok Ceng Sin
Kang, dengan tingkatmu yang sekarang, sebentar saja engkau akan pulih. Nenekmu akan berjaga disini" bisik Kiang In Hong
Tidak lama waktu yang dibutuhkan Ceng Liong untuk
memulihkan dirinya. Pertama, karena kekuatan
iweekangnya saat ini sudah berada pada tataran pu
ncak kesempurnaannya, hingga proses pemulihan tidak makan waktu lama. Kedua, karena tenaga dalam khas
Lembah Pualam Hijau yang menjadi dasar dan landasan kokoh tenaga dalam Ceng Liong mengandung daya
penyembuh sendiri. Ketiga, Ceng Liong mampu
memusatkan perhatian dan konsentrasinya secara
tenang karena paham benar siapa neneknya yang
menjaganya waktu itu, Liong-i-sin nie.
Karena alasan-alasan tersebut, maka tidak lama waktu pemulihan yang dibutuhkan Ceng Liong untuk bugar
kembali. Ketika dia menyelesaikan proses penyembuhan dan proses pemulihan kekuatannya, tak lama Ceng Liong kemudian membuka matanya dan menemukan
neneknya, Liong-i-Sin nie hanya memandang matanya
sekilas dan seperti mengajaknya untuk mengikuti
"drama" yang sedang berlangsung didepan matanya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ketegangan melingkupi Pangcu Thian Liong Pang yang
berhadapan dengan Kiang Cun Le, sementara pada posisi segi tiga ada Kiang Ceng Liong yang jaraknya ke Pangcu Thian Liong Pang terhalang oleh Liong-i-Sin nie. Dan nampaknya, sebagaimana Ceng Liong, Pangcu Thian
Liong Pang juga tidak lagi nampak keletihan.
Meskipun hiruk pikuk pertempuran terdengar dimanamana didalam markas Thian Liong Pang tersebut, tetapi ke-4 orang sakti itu, masing-masing Kiang Ceng Liong, Kiang Cun Le, Liong-i-Sin nie dan Pangcu Thian Liong Pang nampak semua seperti membungkam. Diam yang
sama sekali tidak menggambarkan ketenangan dan
kedamaian, karena mereka masing-masing seperti
tenggelam dalam sebuah persoalan yang serius.
Tegasnya, diam yang sebenarnya berisikan
ketegangan yang mencekam. Ceng Liong sendiri
kebingungan, apalagi ketika melihat wajah kakeknya
yang sangat serius, sementara dibalik kerudungnya,
Pangcu Thian Liong Pang juga nampak tidak kalah
seriusnya. Adalah Liong-i-Sin nie yang seperti tidak terpengaruh kesenyapan yang aneh di tengah riuh
rendah pertempuran hidup mati para pahlawan dengan
gerombolan Thian Liong Pang.
Namun satu hal yang pasti, pertempuran seru itu
Pendekar Panji Sakti 13 Dendam Iblis Seribu Wajah Karya Khu Lung Burung Hoo Menggetarkan Kun Lun 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama