Ceritasilat Novel Online

Nurseta Satria Karang Tirta 10

Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Bagian 10


dapat mengalahkan aku. Maka aku teringat kepadamu dan
aku menduga-duga apakah sekarang ilmu kepandaianmu
sudah meningkat hebat" Aku ingin sekali menguji
kesaktianmu, Gayatri. Itulah keperluanku datang berkunjung
ini!" 753 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba terdengar seruan dari bawah puncak, suaranya nyaring terdengar dan tempat itu. "Bibi Nini Bumigarbo, maaf kan kelancangan saya yang datang berkunjung tanpa diundang!"
Tiga orang itu memandang ke ara suara di bawah puncak dan mereka rnelihat seorang pemuda mendaki puncak dengan cepat dan mudah, seperti yang dilakukan Wiku Ktut Bumi Setra tadi. ini menandakan bahwa pemuda yang sedang mendaki puncak itu bukan orang sembarangan. Nini Bumigarbo memandar dengan alis berkerut, tanda bahwa hati nya tidak senang menerima kunjungi orang yang tidak diundangnya. Akan tetapi Wiku Ktut Bumi Setra memandang dengan wajah berseri.
"Wah, pemuda itu pantas untuk kuajak menguji kesaktian!"
Tak lama kemudian Nurseta telah berdiri, berhadapan dengan tiga orang yang masih duduk di atas batu itu. Dia sudah pernah melihat Nini Bumigarbo ketika nenek itu bertanding melawan Bhagawan Ekadenta. Akan tetapi dia tidak mengenal kakek yang tinggi kurus bermuka burik (bopeng) berpakaian serba putih, kedua pergelangan tangan dilingkari akar bahar hitam besar dan tangannya memegang sebatang tongkat ular itu. Wajah kakek itu menyeramkan karena matanya mencorong aneh. Ketika dia melihat gadis jelita yang duduk di atas batu memandang kepadanya,
754 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nurseta juga tidak mengenalnya, akan tetapi dia menduga
mungkin gadis ini adik Puspa Dewi yang bernama Niken
Harni. "Apakah Andika Nimas Niken Harni, adik Puspa Dewi?"
tanyanya dengan lembut sambil memandang gadis itu.
Karena tidak mengenal Nurseta, Niken Harni tidak segera
menjawab, melainkan memandang dengan sinar mata tajam
penuh selidik. Nini Bumigarbo berkata dengan ketus. "Bocah
lancang, kalau ia benar Niken Harni, lalu engkau mau apa"
Berani engkau datang ke tempatku ini tanpa diundang" Apa
engkau sudah bosan hidup?"
Nurseta merangkap kedua tangan di depan dada, memberi
sembah dengar hormat ke arah Nini Bumigarbo yang dia tahu
merupakan wanita yang disayang oleh Bhagawan Ekadenta,
maka patut dihormatinya.
"Bibi yang mulia, saya ulangi lagi permohonan maaf saya
bahwa saya telah berani bertindak lancang datang berkunjung
tanpa dipanggil. Kedatangan saya menghadap Bibi adalah
untuk mohon agar Bibi sudi membebaskan Niken Harni."
"Huh berani engkau mencampuri urusanku" Sudah terlalu
tinggi kesaktianmu maka engkau berani menentangku?"
"Maaf, Bibi. Saya sama sekali tidak berani menentang Bibi,
saya sebagai orang yang pernah mendapat kebahagiaan
755 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menerima pendidikan Bapa Guru Bhagawan Ekadenta, tidak
berani kurang ajar terhadap Bibi."
"Hemm, murid Ekadenta?" Nini Bumigarbo meragu. Tentu
saja ia merasa tidak enak kalau harus membunuh murid
Ekadenta, apalagi membunuh, melukai berat saja ia merasa
sungkan, "Heh, Wiku Ktut, engkau tadi menantang aku. Nah,
lawanlah murid Bhagawan Ekadenta ini, kalau engkau dapat
menang, baru engkau ada harganya melawan aku!"
Dengan cara ini, Nini Bumigarbo hendak menghukum
Nurseta akan tetapi ia lepas tangan. Kalau Nurseta terbunuh
atau terluka, Ktut Bumi Setra yang disalahkan, bukan ia!
Mendengar ini, Wiku Ktut Bumi Setra bangkit berdiri, turun
dari batu yang didudukinya, lalu menghampiri Nurseta dan
berdiri di depan pemuda itu. Dia mengamati wajah pemuda itu
dan menyeringai dengan sikap mengejek.
"Orang muda, engkau murid Bhagawan Ekadenta?"
"Saya tidak berani mengaku murid penuh, namun saya
pernah menerima petunjuk beliau, Paman."
"Siapa namamu, orang muda?" tanya Wiku Ktut Bumi
Setra, agak senang hatinya karena pemuda itu bersikap sopan
dan halus. "Nama saya Nurseta."
756 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar ini, Niken Harni memandang penuh perhatian.
Ia belum pernah bertemu Nurseta, akan tetapi tentu saja ia
pernah mendengar namanya. Nama Nurseta ini menjadi buah
percakapan para pamong praja di kota raja, bahkan ayah dan
kakeknya memuji-muji nama ini. Sekarang pemuda yang
terkenal setia dan berjasa terhadap Kahuripan itu datang
menempuh bahaya untuk membebaskannya!
"Nurseta. agaknya kita memang berjodoh untuk saling
menguji kesaktian. Aku Wiku Ktut Bumi Setra dari Bali-dwip
berkunjung ke sini untuk menantang Nin Bumigarbo saling
menguji ilmu kepandaian. Dan engkau datang juga menantang
Nini Bumigarbo untuk membebaskan Niken Harni. Sekarang
Nini Bumigarbo mewakilkan padaku untuk melawanmu. Nah,
mari Nurseta, kita main-main sebentar. Ingin aku menguji
kesaktian murid Bhagawan Ekadenta!"
Nurseta maklum bahwa dia berhadapan dengan seorang
tua yang sakti mandraguna. Seorang yang sudah berani
menantang Nini Bumigarbo sudah pasti memiliki ilmu
kepandaian tinggi. Dia bersikap hormat, menyembah dan
berkata tanpa bermaksud menghindar karena takut.
"Paman Wjku Ktut Bumi Setra, saya datang ke sini bukan
untuk menentang atau menantang Bibi Nini Bumigarbo, juga
tidak hendak menantang Andika. Saya tidak ingin bermusuhan
dengan Andika, Paman."
757 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha-ha-ho-ho-ho! Tidak suka bermusuhan dan
merendahkan hati, ciri khas Bhagawan Ekadenta! Akan tetapi,
Nurseta, kalau engkau tidak menantangku, sebaliknya akulah
yang menantangmu. Hayo!" tantang Wiku Ktut Bumi Setra.
"Saya tidak ingin berkelahi dengan Andika, Paman Wiku."
"Ini bukan berkelahi, melainkan saling menguji ilmu
kepandaian" bantah kakek dari Bali itu.
"Huhuh Mengapa Bhagawan Ekadenta mempunyai murid
seperti ini" Pengecut dan penakut! Dia tentu akan merasa
malu sekali kalau melihat sendiri betapa muridnya ketakutan
dan tidak berani menerima tantangan Wiku Ktut Bumi Setra!"
kata Nini Bumigarbo dengan suara! mengejek.
Tiba-tiba Niken Harni bicara dengan suara nyaring dan
mengandung penasaran. "Wih! Namanya dikenal dan dipuji
seluruh orang Kahuripan, akan tetapi nyatanya, ditantang
seorang kakek kurus saja tidak berani. Sungguh memalukan!"
Mendengar celaan-celaan itu, wajah Nurseta menjadi
kemerahan. "Nurseta, mau atau tidak mau engkau harus melawan aku
mengadu kesaktian. Nah, sambutlah seranganku ini!" Setelah!
berkata demikian, Wiku Ktut Bumi Setra sudah bergerak
memutar tongkat ularnya lalu dengan Aji Garuda Anglayang,
tubuhnya seolah melayang dan meluncur ke arah Nurseta dan
758 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tongkat ularnya itu seolah menjadi ular hidup dan ujungnya
menusuk ke arah leher Nurseta! Gerakannya itu selain cepat,
juga mengandung tenaga dalam yang amat kuat sehingga
terdengar bunyi angin bersiutan.
Akan tetapi dengan pengerahan Aji Bayu Sakti, gerakan
Nurseta tidak kalah cepatnya dan dia sudah mengelak
sehingga tusukan tongkat ular hitam itu meluncur lewat di
samping tubuhnya. Namun Nurseta masih belum mau
membalas. Bagaimanapun juga, melawan seorang datuk yang
sudah mengenal baik Nini Bumigarbo dan Bhagawan
Ekadenta ini, dia merasa agak sungkan.
Akan tetapi agaknya Wiku Ktut Bumi Setra tidak ragu-ragu
atau sungkan lagi. Begitu tusukannya luput, kini tangan kirinya
menyambar ke arah kepala Nurseta dengan tamparan yang
amat dahsyat. Gerakan tangan kiri yang dihias gelang akar
bahar hitam itu sedemikian cepatnya sehingga berubah
menjadi bayangan hitam menyambar kepala seperti geledek
mengancam kepala Nurseta.
Sekali ini Nurseta menggerakkan tangan kanan menangkis
tamparan tangan kiri Sang Wiku sambil mengerahkan tenaga
sakti karena dia maklum betapa dahsyat tamparan itu,
walaupun tampaknya perlahan saja.
759 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Syuuut t.. plakk!" Dua tangan bertemu dan keduanya
terpental. Kakek itu terkejut dan dia baru maklum bahwa
pemuda ini tidak percuma pernah mendapat pendidikan
Bhagawan Ekadenta karena ternyata memiliki tenaga sakti
yang mampu menandinginya! Tongkatnya kini sudah
menyambar lagi setelah dia mundur dua langkah. Ujung
tongkatnya menusuk ke arah ulu hati pemuda itu. Kembali
tangan Nurseta bergerak, yang kiri menangkis dari dalam,
membuat tongkat itu terpental dan tusukan ke arah ulu hati itu
gagal. Nurseta kini merasa sudah tiba saatnya untuk
membalas karena kalau mengalah terus dan membiarkan
dirinya dihujani serangan, hal itu akan merugikan diri sendiri.
Dari samping, kakinya mencuat dan menendang ke arah lutut
lawan. Dia masih rikuh (sungkan) untuk menendang perut
atau dada, maka yang ditendangnya lutut kanan lawan. Akan
tetapi kalau tendangan itu mengenai sasaran, mungkin
sambungan tulang pada lutut akan terlepas! Akan tetapi
dengan sigapnya Wiku Ktut Bumi Setra melompat ke belakang
menghindarkan lututnya dari ancaman tendangan. Kemudian
dia menerjang lagi dan mengerahkan tongkat lebih cepat
sehingga tongkat itu berubah menjadi gulungan sinar hitam.
Nurseta adalah seorang pemuda yang mendapat
gemblengan dari gurunya, mendiang Empu Dewamurti,
kemudian selama tiga bulan dia menerima petunjuk-petunjuk
760 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari Bhagawan Ekadenta. Selama ini, Nurseta tidak pernah
mempergunakan senjata, melainkan hanya mengandalkan
kecepatan gerak tubuhnya dan keampuhan dua pasang kaki
tangannya. Maka, keris pusaka Kyai Kolomisani pemberian Ki
Patih Narotarna hanya terselip di pinggangnya dan hampir
tidak pernah dia menggunakannya. Sekarangpun, biar
menghadapi serangan bertubi dari Sang Wiku yang
bersenjatakan sebatang tongkat ular hitam, dia pun hanya
mengandal kan kaki tangannya untuk mengelak, menangkis,
dan membalas serangan lawan. Akan tetapi karena lawannya
itu memang seorang datuk dari Bali-dwipa yang amat tangguh,
maka Nurseta harus mengerahkan seluruh tenaga dan tak
pernah melepaskan gerakan dari Aji Bayu Sakti yang
membuat tubuhnya dapat bergerak seperti angin, dan
menggerakkan kaki tangannya dengan ilmu silat Baka Denta
(Bangau Putih). Kedua lengannya seperti sayap bangau
menangkis atau menampar, kedua kakinya seperti kaki
bangau yang menendang-nendang, dan terkadang jari
tangannya seperti paruh bangau yang menotok dan menusuk.
Pertandingan berjalan seru. Mereka saling bertukar
serangan, saling tendang dan tangkis. Tubuh mereka seolah
menjadi dua bayangan yang bergerak cepat diselimuti
gulungan sinar hitam dar tongkat yang dimainkan Wiku Ktut
Bum Setra. 761 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua lengannya seperti sayap bangau menangkis atau menampar, kedua kakinya seperti kaki bangau yang menendang-nendang dan terkadang jari tangannya seperti paruh bangau yang menotok dan menusuk.
Kini Niken Harni memandang dengan sepasang mata yang tak pernah berkedip dan kagum. Ia menyaksikan pertandingan adu kesaktian tingkat tinggi yang menegangkan. Ia sendiri agak sukar mengikuti gerakan dua orang itu dan ia melihat Nini Bumigarbo juga menonton pertandingan dan beberapa kali gurunya itu mengangguk-angguk seperti orang memuji.
Semakin kuat dorongan hasrat hati Niken Harni untuk mempelajari dan menguasai ilmu-ilmu tinggi dari Nini Bumigarbo. Ia tidak dapat menilai siapa yang lebih unggul dan tidak tahu siapa yang akan keluar sebagai pemenang.
Setelah kurang lebih setengah jam mereka bertanding, saling serang dan mengeluarkan semua jurus yang mereka kuasai, namun belum juga dapat mengalahkan lawan, Wiku Ktut Bumi Setra menjadi penasaran juga. Segala gerak tipu ilmu silat telah dia pergunakan, semua tenaga sakti telah dia kerahkan, namun dia tidak mampu mengalahkan lawannya.
Jangankan mengalahkan, mendesak pun tidak dapat. Biarpun sudah tiga kali sebuah tamparan tangan kirinya dan dua kali hantaman tongkat ularnya menyerempet tubuh pemuda itu, namun hal itu seolah tidak dirasakan oleh Nurseta yang 762
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melindungi dirinya dengan kekebalan. Dia sendiri juga
menerima dua kali tamparan Nurseta yang mengenai pundak
dan pangkal lengannya, namun juga tidak membuatnya goyah
karena dia melindungi bagian yang terpukul dengan
kekebalan. "Tahan dulu. .!" Seru Wiku Ktut Bumi Setra. Ketika Nurseta
menghentikan gerakannya, Sang Wiku melompat ke belakang.
Dia menahan diri agar tidak tampak betapa napasnya mulai
terengah-engah. Biarpun dia tidak terdesak atau kalah, usia
tuanya membuat daya tahan tubuhnya kurang kuat.
"Terima kasih, Paman Wiku. Memang sebaiknya kalau kita
sudahi saja pertandingan yang tidak ada gunanya ini." kata
Nurseta agak lega. Dia tidak ingin melukai Sang Wiku, akan
tetapi tentu saja dia pun tidak ingin dirinya dilukai.
"Nurseta, dalam pertandingan tadi, ternyata engkau tidak
mengecewakan menjadi murid Bhagawan Ekadenta. ."
"Paman Wiku, guru saya adalah mendiang Empu
Dewamurti, adapun Paman Bhagawan Ekadenta hanya
memberi petunjuk selama beberapa waktu saja."
"Bagus, Empu Dewamurti juga seorang pertapa yang sakti
mandraguna. Aku pernah mendengar nama besarnya.
Bukankah dia dahulu bertapa di Gunung Arjuna" Akan tetapi,
763 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nurseta, dalam pertandingan tadi aku belum kalah. Sekarang,
cobalah engkau sambut serangan ilmu sihirku!"
764 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XVII NURSETA tidak dapat membujuknya lagi dan pemuda ini pun tahu bahwa dia harus waspada karena lawannya bukanlah orang sembarangan. Biarpun dia percaya bahwa
Wiku Ktut Bumi Setra tidak berniat untuk mencelakainya
melainkan hanya hendak menguji ilmu, namun serangannya
dapat mencelakakan kalau dia tidak waspada dan benarbenar mencurahkan perhatian dan kekuatannya untuk
membela diri. Kini Wiku Ktut Bumi Setra berdiri tegak, kepalanya
ditundukkan, mulutnya berkemak-kemik membaca mantra,
kemudian tubuhnya menggetar dan dia mengangkat mukanya
memandang kepada Nurseta, matanya mencorong berkilat,
tangan kanan yang memegang tongkat diangkat ke atas. Lalu
terdengar suaranya, lirih namun mengandung gema yang
menggetarkan jantung
"Nurseta, lawanlah Si Naga Langking ini!" Tiba-tiba saja
muncul kabut atau semacam asap tebal berwarna kelabui.
bergerak perlahan dari datuk Bali itu kearah Nurseta,
dibarengi datangnya angin seperti badai dan muncul pula kilat
ge ledek bergemuruh menyambar-nyambar ke arah Nurseta!
Kemudian, tongkat di tangan Sang Wiku seolah hidup dan
terbang dari tangan yang memegangnya, kini menjadi besar,
merupakan seekor ular atau naga sebesar paha manusia
765 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dewasa, mulutnya menyemburkan api, mendengus-dengus
dengan dahsyatnya, terbang meluncur ke arah Nurseta!


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nurseta melipat kedua lengan depan dada, dan perlahanlahan tubuhnya semakin kabur seolah perlahan-lahan lenyap
dan hanya tampak bayangannya saja, itu pun samar-samar
"Hemm, bocah itu telah menguasai Aji Sirna Sarira!" seru
Nini Bumigarbo lirih namun suaranya mengandung
kekaguman. Sepengetahuannya, hanya ada beberapa orang
saja yang menguasai aji kesaktian ini dan di antara mereka,
termasuk ia dan Bhagawan Ekadenta!
"Ho-ha! Ajimu itu tidak dapat menghindar dari serangan
maut Naga Langking!" teriak Wiku Ktut ia mengerahkan
seluruh tenaga batinnya intuk memperkuat ciptaan sihirnya itu.
Naga hitam itu menyambar dan api yang dihembuskan dari
mulutnya itu berkobar menyerang bayangan Nurseta! Nurseta
terkejut juga melihat betapa naga hitam jadi-jadian itu
demikian kuatnya sehingga masih mampir menyerangnya
walaupun dia telah bersembunyi dengan Aji Sirna Sarira.
Maka, dia pun menyambut serangan naga hitam yang
menyemburkan api itu dengan mengerahkan tenaga sakti dan
mendorongkan kedua tangan ke depan. "Wuuutt .. . blarrrr.. !"
Hawa pukulan yang amat dahsyat keluar dari sepasang
tangan Nurseta, bertemu dengan naga hitam itu. Naga hitam
terpental dan bunga api yang amat besar berpijar-pijar, akan
766 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tetapi naga hitam itu segera membalik dan menyerang lagi
lebih dahsyat. Terjadilah pertandingan yang amat dahsyat. Berkali-kali
naga hitam itu bertemu dengan pukulan jarak jauh sehingga
terdengar ledakan-ledakan, namun hantaman pukulan sakti
Nurseta belum juga dapat mengalahkan naga hitam Itu.
Ternyata dalam adu tenug sakti kekuatan mereka juga
selmbang. Mungkin Wiku Ktut Bumi Setra lebih kuat sedikit,
akan tetapi kembali unsur usia memegang peran penting
dalam kekuatan tubuh manusia, terutama dalam daya tahan.
Setelah berkali-kali mengadu tenaga sakti, mulailah Wiku Ktut
767 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bumi Setra terengah-engah dan wajahnya agak pucat, dari
ubun-ubun kepalanya mengepul uap putih! Sementara itu,
biarpun Nurseta juga sudah bermandi keringat, namun dia
masih tegar dan napasnya masih biasa.
Akhirnya Sang Wiku menyadari bahwa dia harus tunduk
terhadap ketuaannya sendiri dan dia maklum bahwa kalau adu
tenaga sakti itu dilanjutkan, akhirnya dia akan celaka.
Mengadu tenaga sakti jarak jauh seperti ini jauh lebih
menguras tenaga daripada adu tenaga melalui kaki tangan.
Padahal Nurseta hanya menangkis saja, tidak pernah balas
menyerang. Hal ini sudah menunjukkan bahwa pemuda Itu
tidak mempunyai niat untuk bermusuhan. Akan tetapi
walaupun hanya menangkis, tetap saja mereka berdua
menggunakan tenaga yang sama besarnya dan sama
melelahkan. Tiba-tiba Wiku Ktut Bumi Setra menghentikan
Ilmu sihirnya dan naga hitam itu melayang ke tangannya dan
berubah menjadi tongkat ular hitam lagi. Kabut hitam dan
angin pun berhenti dan cuaca terang kembali.
Wiku Ktut Bumi Setra menggunakan kain jubahnya untuk
menghapus keringat dari muka dan lehernya, mengatur
pernapasannya, lalu berkata. "Nurseta, engkau memang
hebat. Akan tetapi aku belum kalah dan kalau sekali ini
engkau mampu menandingi aji pamungkasku, barulah aku
mengaku kalah!"
768 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nurseta diam saja karena dia maklum bahwa mencegah
atau membujuk kakek yang keras hati dan suka bertanding ini
akan percuma saja. Dia hanya siap untuk melayani lawan
yang amat tangguh ini, menunggu dan waspada
memperhatikan apa yang hendak dilakukan lawan yang belum
mau mengaku kalah itu.
Dengan tenang, Wiku Ktut Bumi Setra mengeluarkan tiga
batang dupa lidi, lalu dia mengambil sehelai daun kering dan
memukulkan ujung tongkatnya pada batu. Bunga api berpijar
menyambar daun kering yang dia dekatkan sehingga daun itu
terbakar dan dia pun membakar ujung tiga batang dupa lidi itu
sehingga membara. Tiga batang dupa lidi membara itu lalu dia
selipkan di atas kain putih pengikat kepalanya. Setelah itu,
Wiku Ktut Bumi Setra lalu bersedakap (melipat kedua lengan
depan, dada), memejamkan mata dan mulutnya membaca
mantra berkepanjangan.
"Huh, dia akan mengeluarkan aji pamungkasnya yang
mengerikan, yaitu Aji Malih Leyak." kata Nini Bumigarbo
kepada Niken Harni. Gadis ini pernah mendengar bahwa di
Bali-dwipa terkenal dengan aji yang ada hubungannya dengan
pemujaan Sang Batari Durga, atau pemujaan Setan ini, yang
kabarnya amat dahsyat dan jahat. Maka ia memandang
dengan penuh perhatian dan merasa ngeri melihat betapa
kepala Wiku Ktut Bumi Setra mulai bergerak-gerak sehingga
769 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiga batang dupa lilin itu bergoyang-goyang dan asapnya
membuat bentuk yang aneh. Juga bau asap dupa lidi itu makin
lama semakin memuakkan. Kalau tadinya berbau wangi yang
aneh, kini makin lama berubah menjadi bau busuk, seperti bau
bangkai. Tiba-tiba seluruh tubuh Wiku Ktut Bumi Setra menggigil dan
dari tubuhnya mengepul uap kehitaman tipis yang
mengeluarkan bau apak dan busuk. Tubuh yang menggigil itu
menjadi semakin besar, hampir dua kali lipat besarnya dan
tampaklah wujud yang mengerikan sekali. Mahluk yang tinggi
besarnya dua kali manusia dewasa itu bukan manusia lagi,
melainkan iblis yang menyeramkan. Rambutnya gimbal dan
mencuat ke sana-sini, matanya lebar dan melotot seperti akan
melompat keluar biji matanya yang besar-besar, alisnya tebal
dan kaku seperti juga rambutnya, mirip kawat. Lengannya
berbulu dan panjang, dan tangannya berkuku panjang.
Hidungnya besar merekah dan mulutnya yang paling
menakutkan. Mulut itu ternganga, dengan gigi besar-besar
dan ada taring di kanan kiri, lidahnya terjulur keluar, panjang
dan merah dan dari dalam mulutnya tampak api keluar masuk,
seolah dia bernapaskan api! Mahluk itulah yang dikenal
sebagai Leyak atau Iblis yang dipuja mereka yang
meninggalkan jalan kebenaran. Leyak itu terselimuti uap
kehitaman yang tipis dan terdengarlah suara gemuruh seperti
770 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara ratusan mulut setan berteriak-teriak di belakang Leyak
ini. Wujud yang mengerikan itu kini melangkah maju
menghampiri Nurseta sambil mengeluarkan suara gerengan
dahsyat. Niken Harni yang amat pemberani itu pun kini mengkirik
(menggeliang-geliut) saking ngerinya melihat mahluk yang
menyeramkan itu. Apalagi tercium bau yang hampir tak
tertahankan saking busuknya. Mahluk itu sudah merupakan
wujud lain dari Wiku Ktut Bumi Setra. Sukar untuk percaya
melihat Sang Wiku dapat berubah seperti mahluk itu, akan
tetapi bukti bahwa di atas pengikat rambut mahluk itu terdapat
tiga batang dupa lidi yang masih membara dan mengeluarkan
asap putih, dan kedua pergelangan tangan mahluk itu juga
memakai gelang akar bahar hitam seperti yang dipakai Wiku
Ktut Bumi Setra, maka orang baru akan percaya bahwa Leyak
itu memang malihan (pergantian rupa) Sang Wiku.
771 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nurseta juga terkejut dan sesaat jantungnya berdebar
tegang menghadapi mahluk yang selain menyeramkan, juga
mengeluarkan wibawa yang teramat kuat. Dia pernah
mendengar tentang Aji Malih Leyak ini, akan tetapi baru
sekarang dia berhadapan dengan mahluk itu. Akan tetapi dia
segera dapat memulihkan ketenangannya dan karena dia tahu
betapa kuatnya mahluk ini, dia lalu mencabut Keris Pusaka
Kolomisani pemberian Ki Patih Narotama. Dengan keris
pusaka di tangan kanan, dia menanti dengan tenang namun
waspada. 772 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan mengeluarkan gerengan yang dahsyat, Leyak itu mulai menyerang ke depan, kedua tangannya yang berkuku panjang itu menyambar yang kanan ke arah kepala Nurseta, yang kiri ke arah lehernya. Tangan-tangan besar berkuku panjang itu pasti akan meremukkan kepala dan mematahkan batang leher. Namun Nurseta yang sudah siap siaga itu dengan cepat sekali sudah mengelak ke belakang, lalu dengan loncatan memutar kaki kirinya mencuat dan menendang ke arah dada mahluk itu.
"Dess. .!" Kaki itu tepat menendang perut, dan Leyak itu hanya mundur dua langkah. Nurseta menyusul dengan tusukan kerisnya, juga ke arah perut yang besar itu.
"Tukk!" Tusukan itu tepat mengenai perut Leyak yang gerakannya kaku dan lamban itu, akan tetapi tusukan itu yang mengenai perut seolah menusuk air saja, sama sekali tidak dirasakan Leyak itu! Bahkan tangan kiri Leyak itu menyambar dari samping. Nurseta tidak sempat mengelak hanya miringkan tubuh sehingga bukan dadanya yang terpukul melainkan pundaknya. Dia terhuyung, merasa seperti dipukul palu godam yang amat kuat!
Terjadilah perkelahian yang seru. Leyak itu lamban dan kaku, namun tubuhnya kebal. Terkadang keris dan tamparan tangan kiri Nurseta seperti mengenai air dan tembus tanpa
melukai, akan tetapi terkadang seperti bertemu baja yang
773 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keras sehingga tangan atau kerisnya terpental! Nurseta
memang jauh lebih cepat gerakannya, akan tetapi karena
semua serangannya gagal, dan sebaliknya, kalau sampai
pukulan tangan Leyak itu mengenainya, dapat
mencelakakannya, maka dia berhati-hati sekali. Leyak itu
memiliki tenaga yang luar biasa sekali. Juga api yang
menyambar-nyambar dari mulutnya itu bukan api biasa, dan
lebih panas daripada api biasa.
Nurseta mulai terdesak dan Leyak itu yang juga selalu
gagal dengan serangannya karena gerakan Nurseta terlalu
cepat baginya, kini berusaha untuk menangkap tubuh lawan
yang hanya setengah besar dan tinggi tubuhnya itu. Nurseta
mulai maklum bahwa kalau dia terus melawan dengan
mengandalkan kecepatannya, tanpa mampu membalas
karena semua serangannya tidak terasa oleh Leyak itu, dia
akan terancam bahaya. Sekali saja tubuhnya dapat diringkus
tangan-tangan berkuku panjang dan kokoh kuat itu, berarti dia
kalah, bahkan mungkin saja dia akan mengalami cedera berat,
atau bahkan tewas. Setelah mempertahankan diri beberapa
lamanya, akhirnya Nurseta mengambil keputusan untuk
mempergunakan aji pamungkas yang sebetulnya tidak boleh
sembarangan dia pergunakan. Sekali ini karena terpaksa,
maka dia mengambil keputusan untuk mempergunakannya.
Dia melompat cepat ke belakang, bersedakap, mencurahkan
774 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segala perhatian dan kekuatan batinnya, membanting kaki tiga
kali ke atas tanah dan tiba-tiba mengepul uap putih dan
tubuhnya berubah menjadi besar sekali, sebesar Pohon
Beringin, jauh lebih besar beberapa kali lipat dibandingkan
besar tubuh Leyakl
"Hemm, bocah ini bahkan menguasai Aji Triwikrama! Bukan
main!" kata Nini Bumigarbo kagum.
Perwujudan raksasa itu berdiri tegak, kedua kakinya
terpentang lebar, kedua tangan bertolak pinggang, dari
mulutnya terdengar gerengan yang menggetar seluruh
permukaan gunung, bahkan terasa oleh para penduduk di
dusun-dusun yang berada di lereng bawah. Leyak itu kalah
wibawa. Dia gemetar dan terhuyung ke belakang sampai
belasan langkah. Tubuhnya menyusut, semakin kecil dan
akhirnya berubah kembali menjadi Wiku Ktut Bumi Setra. Hal
ini tidaklah mengherankan. Aji Malih Leyak ini merupakan aji
yang berasal dari Bathari Durga yang menjadi Ratu Iblis,
adapun Aji Triwikrama berasal dari Sang Hyang Wisnu!
Begitu Leyak kembali menjadi Wiku Ktut Bumi Setra,
"raksasa" itu pun menyusut dan berubah kembali menjadi
Nurseta. Wiku Ktut Bumi Setra berdiri dengan wajah agak
pucat, lalu tiba-tiba wajahnya berubah kemerahan.
775 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gayatri, aku pamit!" Dan tubuhnya sudah berkelebat pergi
dari situ. "Paman Wiku, maafkan saya!" Nurseta berkata, menyesal
bahwa dia telah mengalahkan datuk itu sehingga membuat
hatinya tersinggung.
"Nurseta, sampaikan salamiku kepada Bhagawan
Ekadenta!" terdengar jawaban dari bayangan Wiku Ktut Bumi
Setra yang sudah menuruni puncak dengan cepatnya.
Setelah sisa ketegangan pertandingan tadi menghilang dan
suasana menjadi tenang dan sunyi kembali, Nurseta
menghampiri Nini Bumigarbo dan memberi hormat dengan
sembah. "Mohon maaf apabila pertandingan tadi mengganggu
ketenteraman tempat tinggal Bibi di sini, akan tetapi saya
dipaksa membela diri oleh Paman Wiku Ktut Bumi Setra tadi."
"Hemm, Nurseta. Kalau tidak ingat bahwa engkau pernah
menjadi murid Bhagawan Ekadanta, aku akan senang sekali
mengadu kesaktian denganmu! Sekarang katakan, apa
kehendakmu?"
"Maaf, Bibi. Saya mohon sukalah kiranya Andika
membebaskan Niken Harni yang Andika tahan di sini agar
saya dapat mengantarkannya pulang ke rumah orang tuanya."
776 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Huh, ucapanmu lancang, Nurseta! Siapa yang menahan
Niken Harni di sini" Tanyakan saja sendiri padanya!" Setelah
berkata demikian, Nini Bumigarbo bersila menegakkan tubuh
dan memejamkan kedua matanya.
Nurseta menghampiri Niken Harni yang masih duduk di
atas batu. Gadis itu masih terkagum-kagum menonton
pertandingan yang hebat tadi. Ia kagum kepada Nurseta yang
mampu mengalahkan Wiku Ktut Bumi Setra yang demikian
sakti mandraguna. Kini keinginannya untuk menimba ilmu dari
Nini Bumigarbo semakin kuat. Ketika Nurseta
menghampirinya, ia menatap dengan sinar mata tajam.
"Nimas Ken Harni, Andika ditunggu-tunggu orang tua dan
seluruh keluarga Andika yang merasa cemas memikirkan
keselamatan Andika. Marilah Andika kuantar pulang, Nimas."
"Apakah Andika diutus orang tuaku untuk mengajak aku
pulang?" tanya Niken Harni.
"Tidak, Nimas. Aku hanya membantu Puspa Dewi untuk
mencarimu di Wengker dan di sana aku mendengar bahwa
Andika dibawa pergi Bibi Nini Bumigarbo, maka aku menyusul
ke sini dan mengajak Andika pulang."
"Hemm, kalau begitu, Andika tidak perlu mencampuri
urusanku. Aku memang ingin ikut Bibi Nini Bumigarbo dan
menjadi muridnya. Andika atau siapa saja tidak boleh
777

Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghalangi kehendakku ini. Pergilah dan jangan ganggu
kami di sini! Kalau bertemu keluargaku, katakan bahwa kalau
sudah selesai belajar, aku akan pulang dan tidak perlu
mencari aku!"
Nurseta tertegun. Sama sekali. tidak disangkanya bahwa
gadis ini memang ikut Nini Bumigarbo dengan suka rela
karena ingin menjadi murid nenek berpakaian serba hitam itu!
Dia merasa kecelik. Kalau mengetahui bahwa Niken Harni
memang ingin mengikuti nenek itu, tentu dia tidak akan
bersusah payah mencarinya. Dan dia pun tahu bahwa gadis
ini benar-benar ingin menjadi murid nenek itu. Sekiranya gadis
itu dipegaruhi sihir atau ada daya yang tidak wajar, pasti dia
dapat merasakannya sekarang. Dia merasa malu sendiri.
"Kalau begitu, terserah Andika." kata Nurseta yang segera
menghampiri Nini Bumigarbo, memberi hormat dan berkata,
"Bibi Nini Bumigarbo, saya mohon maaf atas persangkaan
saya tadi bahwa Bibi yang membawa pergi dan menawan
Niken Harni. Sekarang saya mohon pamit meninggalkan
tempat ini."
Akan tetapi Nini Bumigarbo tidak menjawab, tetap duduk
bersila dalam keadaan samadhi. Setelah menanti beberapa
lamanya nenek berpakaian serba hitam itu tetap tidak
bergerak dan tidak menjawab, Nurseta lalu bangkit berdiri dan
778 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pergi meninggalkan puncak itu dengan cepat. Bayangannya
di kuti pandang mata Niken Harni.
*** Pagi itu Kerajaan Wura-wuri gempar. Pasukan besar
Kahuripan ketika memasuki tapal batas daerah Wura-wuri,
tidak menemui hambatan. Rakyat Wura-wuri ketakutan
karena biasanya, apabila terjadi perang, para perajurit musuh
selalu menimbulkan kekacauan dengan perbuatan-perbuatan
yang kejam dan biadab. Merampok, membunuh, memperkosa.
Semua nafsu setan mereka diumbar, sebagian memang
karena didorong nafsu hendak memuaskan diri, sebagian lagi
dilakukan sebagai siasat mengacaukan pertahanan musuh.
Akan tetapi sekali ini, pasukan Kahuripan sama sekali tidak
mengganggu rakyat daerah Wura-wuri. Tidak ada
penganiayaan, tidak ada pembunuhan, pembakaran rumah,
pencurian maupun gangguan wanita. Pasukan besar itu lewat
saja melalui dusun-dusun tanpa mengganggu sehingga berita
ini segera tersiar dan akibatnya, di sepanjang perjalanan,
pasukan K.iluu'ipan bahkan disambut rakyat dengan suguhan
dawegan (kelapa muda), pisang, dan buah-buahan lain.
Ibu kota Wura-wuri gempar ketika para pamong praja
mendengar bahwa pasukan besar Kahuripan sudah mulai
memasuki daerah mereka dan sedang menuju ke kota raja,
779 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipelopori seribu orang perajurit yang dipimpin oleh Puspa
Dewi. Pada waktu itu, dua orang kakak seperguruan Nyi Dewi
Durgakumala yang diundang oleh permaisuri itu telah tiba di
kota raja Wura-wuri. Mereka adalah dua orang saudara
kembar berusia sekitar lima puluh lima tahun. Orang akan
merasa heran dan bingung kalau berhadapan dengan mereka
berdua. Menak Gambir Anom dan Menak Gambir Sawit yang
kembar ini serupa benar, baik wajah mereka yang kurus tubuh
mereka yang tinggi kurus sampai bentuk rambut dan pakaian
mereka. Sebagai kakak-kakak seperguruan Nyi Dewi
Durgakumala, dapat dibayangkan betapa saktinya dua orang
saudara kembar ini. Mereka merupakan dua di antara para
datuk yang terkenal di daerah Blambangan. Senjata ruyung
(penggada) merupakan senjata andalan mereka, dinamakan
Kyai Rujak Polo! Di samping ilmu silat mereka yang tangguh,
kedua orang saudara kembar ini pun memiliki ilmu sihir yang
ampuh. Mendengar berita bahwa pasukan Kahuripan sudah datang
menuju kota Kadipaten Wura-wuri, Adipati Bhismaprabhawa
bersama permaisurinya, Nyi Dewi Durgakumala, lalu membuat
persiapan mengatur barisan untuk menyambut pasukan
musuh. Kedua orang saudara kembar, Menak Gambir Anom
dan Menak Gambir Sawit, diangkat menjadi senopati yang
780 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan menghadapi para pimpinan pasukan Kahuripan yang
sakti, dan mereka berdua itu dibantu oleh Ki Gandarwo dan
Cekel Aksomolo yang juga sudah berada di Wura-wuri,
diundang oleh adik seperguruannya, Ki Gandarwo, untuk
membantu Wura-wuri. Sisa pasukan Wura-wuri yang dapat
lolos ketika mereka menyerbu Kahuripan, dikerahkan. Namun
diam-diam semangat para perajurit Ini sudah menguncup, jerih
menghadapi pasukan Kahuripan yang tangguh dari dipimpin
orang-orang sakti mandraguna. Ketika menyerbu ke
Kahuripan, mereka bergabung dengan tiga kerajaan lain,
namun masih kalah. Apalagi sekarang mereka harus
menghadapi pasukan Kahuripan sendirian saja! Para
perwiranya" saja sudah patah semangat. Akan tetapi, Adipati
Bhismaprabhawa dan Nyi Dewi Durgakumala mengadakan
peraturan keras. Kalau ada perajurit melarikan diri dan tidak
menyambut serbuan musuh, mereka akan dibunuh sendiri
oleh pasukan khusus yang berada di belakang!
Karena pasukan Wura-wuri sudah kehilangan banyak
perajurit ketika menyerbu Kahuripan, maka Adipati
Bhismaprabhawa tidak berani melakukan penghadangan jauh
dari kota raja, melainkan mengerahkan seluruh pasukan untuk
mempertahankan kota raja Kadipaten Wura-wuri.
Beberapa hari kemudian, pada suatu pagi setelah matahari
naik cukup tinggi, tibalah saat yang dinanti-nantikan dengan
781 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penuh ketegangan itu. Pasukan Kahuripan tiba di luar tembok
benteng kota raja Wura-wuri, dipelopori seribu orang perajurit.
Pasukan pelopor itu dipimpin oleh Puspa Dewi yang
menunggang seekor kuda pancal panggung (keempat ujung
kakinya berwarna putih), dan tampak gagah sekali. Kedua
pihak telah siap dan masing-masing pasukan sudah saling
berhadapan, menanti perintah untuk mulai menyerbu.
Pasukan Wura-wuri berbaris di luar pintu gerbang.
Tiba-tiba dari barisan Wura-wuri muncul Nyi Dewi
Durgakumala. Wanita setengah tua masih cantik ini
mengenakan pakaian gemerlapan. Permaisuri itu kini
mengenakan pakaian perang sebagai seorang senopati
wanita yang cantik dan gagah. Ia mengangkat tangan tanda
bahwa ia ingin bicara. Kemudian terdengar suaranya yang
lantang. "Hai, orang-orang Kahuripan, dengarlah! Aku, Permaisuri
Dewi Durgakumala, sebagai senopati perang mewakili Sang
Adipati Bhismaprabhawa, minta agar Ki Patih Narotama maju
ke sini karena kami ingin bicara!"
Ki Patih Narotama yang berada di belakang Pasukan
Pelopor pimpinan Puspa Dewi, menggeprak kudanya dan
maju sehingga berada di depan pasukan itu.
782 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dewi Durgakumala, apalagi yang hendak dibicarakan"
Kami minta agar Wura-wuri menyerah agar kami tidak perlu
memukul dengan kekerasan yang mengakibatkan tewasnya
banyak perajurit Wura-wuri!" kata Narotama, suaranya
menggelegar terdengar oleh seluruh pasukan Wura-wuri.
"Heh, Ki Patih Narotama, kalian tidak dapat menggertak
kami! Ketahuilah bahwa puteramu Joko Pekik Satyabudhi
telah berada di tangan kami! Kalau Andika tetap hendak
menyerbu kami, sebelum ada seorang pun perajurit kami
tewas, lebih dulu puteramu akan kami bunuh! Maka, kalau
Andika sayang kepada puteramu, tariklah mundur pasukan
kalian dan jangan memaksa kami untuk membunuh anak kecil
itu!" Mendengar ini, Puspa Dewi mengerutkan alisnya. "Orang
Wura-wuri pengecut! Curang dan licik menculik anak kecil
yang tidak tahu apa-apa dijadikan sandera!" Ia membentak
marah. Akan tetapi Ki Patih Narotama memajukan kudanya. "Nyi
Dewi Durgakumala! Perlihatkan dulu puteraku Joko Pekik
Satyabudhi, baru kami percaya omonganmu dan akan
mempertimbangkan permintaanmu!"
"Tidak perlu kami perlihatkan! Pendeknya, Joko Pekik
Satyabudhi berada di tangan kami dan kalau pasukanmu
783 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maju, kami akan lebih dulu membunuh anak itu!" teriak Nyi
Dewi Durgakumala. Ki Patih Narotama masih ragu. Dia
melihat bahwa putranya itu berada di tangan Lasmini di
Parang Siluman. Bagaimana mungkin berada di Wura-wuri"
Selagi dia meragu, tiba-tiba terdengar teriakan lantang.
"Gusti Patih, jangan percaya omongannyal Ia bohong,
putera Paduka tidak berada di Istana Wura-wuri!"
Tiba-tiba dari atas tembok benteng Wura-wuri tampak
bayangan orang berkelebat dan Nurseta telah melayang turun
dan kini berada di dekat Ki Patih Narotama.
"Nurseta. .!!" Seruan ini keluar dari mulut Ki Patih Narotama dan Puspa Dewi.
"Hamba sudah melakukan penyelidikan ke dalam istana
dan memaksa para dayang istana dan memang putera
Paduka tidak berada di sana. Nyi Dewi Durgakumala
berbohong!"
Ki Patih Narotama melompat turun dari atas punggung
kudanya. "Nyi Dewi Durgakumala, atas nama Sang Prabu Erlangga,
Raja Kahuripan, kami perintahkan kalian para pemimpin
Wura-wuri untuk menyerah agar kami tidak perlu
menggunakan kekerasan mengorbankan nyawa banyak
perajurit!".
784 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba terdengar suara tawa bergelak dan muncul ah dua orang yang serupa segala-galanya, wajahnya, bentuk tubuhnya, pakaiannya! Mereka adalah datuk kembar dari Blambangan itu.
"Ha-ha-ha, inikah yang bernama Ki Patih Narotama yang kabarnya sombong sekali, dari orang gunung nang-nung, orang desa klutuk di Bali-dwipa, sekarang mendapat kedudukan patih menjadi besar kepala?" kata Menak Gambir Anom.
"Heh-eh! Ingin tahu aku sampai di mana kemampuannya.
Apakah kesaktiannya sebesar nama dan kesombongannya"
Hei, Narotama, sebelum pasukan kita saling bertempur, beranikah kau melawan kami, Menak Gambir Anom dan Menak Gambir Sawit, datuk kembar dari Blambangan?" kata Menak Gambir Sawit.
Ki Patih Narotama pernah mendengar nama besar Datuk Kembar Blambangan ini dan maklum bahwa dia berhadapan dengan dua orang yang sakti mandraguna. Akan tetapi tentu saja dia tidak gentar sedikit pun. Apalagi ketika itu, dia menjadi pemimpin b.irisan Kahuripan. Pantang untuk takut atau mundur.
785 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"MajulahI Pantang bagi Narotama menghindari tantangan musuh dalam perang!" katanya dengan tegas namun tetap tenang dan waspada.
Dua datuk kembar itu lalu menggerak-gerakkan kedua lengan bersilang dan kedua lengannya itu menggetar dan perlahan-lahan kedua lengan mereka berubah menghitam!
Mereka mulai mengerahkan Aji Hasta Langking (Tangan Hitam) dan setelah kedua lengan tangan itu menghitam, maka pukulan atau tamparan tangan itu mengandung bisa yang amat ampuh dan jahat. Kalau pukulan tangan itu mengenai badan lawan, maka bagian badan yang terpukul itu dapat menjadi hitam dan membusuk! Setelah kedua lengan mereka menjadi hitam legam, keduanya lalu menyerang sambil berteriak nyaring.
"Hooooohhh!"
"Haaaaahhh!"
Tangan-tangan hitam itu menyambar-nyambar secara bertubi-tubi ke arah tubuh Narotama. Akan tetapi Narotama menggunakan kecepatan gerakan tubuhnya, menghindarkan diri dengan elakan-elakan. Terkadang dia menangkis dengan lengannya yang kebal terhadap segala hawa beracun, dan membalas serangan kedua orang pengeroyoknya. Terjadilah
pertempuran yang amat seru. Kalau dua orang itu maju satu
786 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demi satu, mereka bukanlah lawan K i Patih Narotama. Akan
tetapi kini mereka maju berdua dan tentu saja mereka menjadi
kuat sekali sehingga dapat mengimbangi kesaktian Ki Patih
Narotama. Melihat dua orang datuk kembar itu sudah bertanding
melawan Ki Patih Narotama, dan patih itu dikeroyokdua,
Nurseta tidak merasa senang. Sungguh curang orangorang Wura-wuri, bertanding dengan cara mengeroyok.
Seperti telah diketahui, Nurseta meninggalkan Puncak
Gunung Kelud setelah mendengar pengakuan Niken Harni
bahwa gadis itu memang ingin menjadi murid Nini Bumigarbo
dan bukannya menjadi tawanan nenek itu. Di tengah
perjalanan dia mendengar akan perang yang terjadi ketika
Empat Kerajaan menyerbu Kahuripan dan dipukul mundur
oleh Pasukan Kahuripan. Dia mendengar pula bahwa sebuah
pusaka Keraton Kahuripan dicuri musuh, bahkan putera Ki
Patih Narotama juga diculik pihak musuh. Mendengar ini
Nurseta menjadi marah sekali. Alangkah curangnya mereka
yang memusuhi Kahuripan. Karena di antara Empat Kerajaan
musuh itu yang terdekat adalah Wura-wuri, maka dia langsung
pergi ke Wura-wuri. Di sini dia melakukan penyelidikan sampai
berhasil menyusup ke dalam istana untuk mencari putera Ki
Patih Narotama. Akan tetapi dia tidak dapat menemukan anak
itu dan menurut keterangan para dayang keraton anak itu
787 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang tidak berada di istana Wura-wuri. Kebetulan sekali
pada saat itu, pasukan Kahuripan datang. Nurseta
menyaksikan kesibukan dan kegemparan dalam kota raja, dan
ketika dia menyelinap dan membaur dengan para perajurit, dia
mendengar percakapan antara Ki Patih Narotama dengan Nyi
Dewi Durgakumala, maka dia langsung melompat keluar dan
menggabungkan diri dengan Pasukan Kahuripan.
Kini melihat Ki Patih Narotama dikeroyok dua orang yang
memiliki kepandaian tinggi, Nurseta sudah maju dengan niat
membantu Ki Patih. Akan tetapi tiba-tiba dari pihak musuh
muncul dua orang menghadangnya. Mereka ini bukan lain
adalah Ki Gandarwo dan kakak seperguruannya, Cekel
Aksomolo yang bentuk tubuh dan mukanya seperti Bhagawan
Durna! "Rrrik-tik-tik-tikkk. . !" Cekel Aksomolo menggerakkan
tasbehnya sehingga terdengar bunyi nyaring berkeritikan yang
dapat menggetarkan jantung lawan. Ki Gandarwo juga sudah
mencabut senjata andalannya, yaitu sebatang pedang.
Mereka berdua, tanpa banyak cakap sudah menerjang dan
menyerang Nurseta. Seperti biasa, pemuda ini hanya
mengandalkan kaki tangannya saja untuk membela diri.
Dengan gerak silat Baka Denta, didasari Aji Bayu Sakti, dia
dapat dengan mudah menghindarkan hujan serangan dua
orang itu dengan elakan atau terkadang dia menangkis
788 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan tangannya yang kebal dan berani menangkis senjata
baja yang tajam sekalipun. Dia pun membalas dengan
tamparan dan tendangan yang tidak kalah dahsyatnya
dibandingkan serangan kedua orang pengeroyoknya.
Sejak tadi Puspa Dewi hanya menonton saja. Ia tidak


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merasa khawatir melihat Ki Patih Narotama dan Nurseta
masing-masing dikeroyok dua orang lawan yang tangguh. Ia
yakin akan kemampuan dua orang itu. Kini ia melihat Nyi Dewi
Durgakumala, wanita yang pernah menjadi gurunya
merangkap ibu angkatnya itu. Juga permaisuri Wura-wuri itu
memandang kepadanya dan bibir wanita yang masih cantik itu
tersenyum mengejek.
Puspa Dewi sudah mengenal bekas gurunya ini. Senyum
seperti itu menandakan bahwa wanita itu marah sekali. Ia
pernah melihat Nyi Durgakumala membunuh orang sambil
mengembangkan senyum seperti itu! Ia melihat Nyi Dewi
Durgakumala memberi isyarat kepada Adipati
Bhismaprabhawa. Adipati yang bertubuh tinggi kurus itu
mengangguk dan mencabut klewang (golok) bergagang emas,
lalu bersama Nyi Dewi Durgakumala menghampiri Puspa
Dewi. "Anak durhaka, murid tak mengenal budi!" Nyi Dewi
Durgakumala memaki. "Tidak malu engkau membawa
789 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedangku" Kembalikan pedang Candrasa Langking itu
kepadaku!"
Wajah Puspa Dewi menjadi merah mendengar ucapan
bekas gurunya itu. Dia cepat mengambil pedang hitam 'berikut
sarungnya dan menyerahkannya kepada Nyi Dewi
Durgakumala. "Dulu aku tidak minta, engkau sendiri yang memberikannya
kepadaku. Sekarang engkau memintanya kembali. Mari,
terimalah!"
Dengan gerakan cepat Nyi Dewi Durgakumala merenggut
pedang itu dari tangan Puspa Dewi, lalu sambil mencabut
pedang itu ia berseru dengan suara mengandung kemarahan.
"Puspa Dewi, bersiaplah untuk mampus, engkau bocah tak
mengenal budi!" Pedang di tangannya berubah menjadi sinar
hitam yang menyambar bagaikan kilat ke arah leher Puspa
Dewi ketika Permaisuri Wura-wuri itu menyerang dengan
ganas. Puspa Dewi yang sudah siap cepat menghindar. Pada
saat itu, Adipati Bhisniaprabhawa juga menerjang dan
membacokkan klewangnya ke arah pinggang dara itu.
Kembali Puspa Dewi menggunakan kelincahan tubuhnya
untuk mengelak. Bagaimanapun juga, Puspa Dewi tidak lupa
bahwa dua orang ini pernah memperlakukannya dengan baik
sekali, terutama Nyi Dewi Durgakumala. Mereka bahkan
790 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pernah mengangkatnya menjadi Sekar kedaton, diakui
sebagai puteri mereka yang dihormati dan dimuliakan rakyat
Kadipaten Wura-wuri. Maka sampai belasan jurus ia hanya
menghindar saja. kemudian ia teringat bahwa ia merupakan
seorang yang dipercaya oleh Ki Patih Narotama memimpin
Pasukan Pelopor, maka ia pun paham bahwa kalau ia kini
bertanding melawan Adipati Bhismaprabhawa dan Nyi Dewi
Durgakumala, pertandingan itu bukan untuk urusan pribadi,
melainkan masing-masing membela kerajaannya. Mulailah ia
membalas, menggunakan Sang Cundrik Arum, yaitu sebatang
keris mungil pemberian Sang Prabu Erlangga. Biarpun hanya
kecil, namun Cundrik Arum merupakan sebuah pusaka
Kahuripan yang ampuh.
"Tranggg.. !" Klewang besar yang menyambar itu ditangkis
Puspa Dewi dengan cundriknya. Bunga api berpijar dan
Adipati Bhismaprabhawa terkejut melihat betapa ujung
klewang yang beradu dengan cundrik kecil tadi telah somplak!
Saking kagetnya, Sang Adipati melangkah mundur dengan
mata terbelalak. Melihat ini, Nyi Dewi Durgakumala kembali
menyerang dengan hebatnya. Sinar pedang hitam menyambar
ke arah kepala Puspa Dewi.
"Cringggg.. !" Pedang terpental ketika bertemu dengan
cundrik yang menangkis dengan tenaga yang amat kuat.
Setelah rnenerima gemblengan Sang Maha Resi
791 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Satyadharma selama satu tahun, kini kekuatan dan
kepandaian Puspa Dewi sudah jauh melampaui kesaktian
bekas gurunya itu.
Suami isteri penguasa Kerajaan Wura-wuri itu mengeroyok
Puspa Dewi. Mereka berdua amat membenci Puspa Dewi
karena mereka yang telah mengangkat gadis itu menjadi
Sekar Kedaton kini malah bertanding sebagai musuh dengan
gadis itu. Terutama sekali Nyi Dewi Durgakumala. Ia amat
benci kepada Puspa Dewi yang dulu sungguh disayangnya
seperti anaknya sendiri. Wanita ini tidak pernah mempunyai
anak dan ketika ia mengambil Puspa Dewi sebagai murid, ia
merasa sayang sekali kepada murid yang wataknya keras
seperti dirinya sendiri itu. Saking sayangnya, ia bukan saja
menurunkan semua aji kesaktiannya kepada Puspa Dewi,
bahkan mengangkatnya sebagai anak sendiri. Lebih dari itu, ia
seringkali mengurungkan keinginannya yang ditentang oleh
Puspa Dewi. Seperti ketika ia memberi syarat kepada Adipati
Bhismaprabhawa untuk membunuh Dewi Gendari, isteri
Adipati Bhismaprabhawa, sebelum ia menerima lamaran Sang
Adipati itu. Akan tetapi Puspa Dewi melarangnya sehingga
akhirnya Dewi Gendari tidak dibunuh, melainkan dipulangkan
ke kampung halamannya dengan diberi bekal harta yang
cukup banyak. Juga ketika beberapa kali Nyi Dewi
Durgakumala menculik pemuda untuk dijadikan kekasihnya
792 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan kemudian dibunuh, Puspa Dewi melarangnya dan ia pun
kemudian membebaskan pemuda-pemuda itu, sungguhpun
diam-diam ia melukai mereka dengan Aji Wisakenaka
sehingga mereka akan tewas pula.
Biarpun merasa agak ragu harus bertanding melawan dua
orang yang pernah bersikap baik kepadanya itu, namun
mengingat bahwa ia kini bertanding sebagai seorang
komandan pasukan Kahuripan melawan musuh Kerajaan itu,
pula melihat betapa dua orang itu menyerangnya dengan
sungguh-sungguh penuh kebencian dan semua serangan
mereka merupakan serangan maut, akhirnya Puspa Dewi
mulai membalas serangan mereka. Terjadilah pertandingan
yang tidak kalah serunya dibandingkan petandingan yang
dilakukan Nurseta dan Ki Patih Narotama.
Pasukan kedua pihak hanya menjadi penonton. Pasukan
Wura-wuri yang memang sudah gentar, tidak berani bergerak
karena semua pemimpin mereka sedang bertanding matimatian. Sementara itu, para perwira Kahuripan yang tidak ikut
bertanding juga tidak berani sembarangan menggerakkan
pasukan mereka tanpa aba-aba dari para pemimpin, terutama
Ki Patih Narotama. Jadi, pasukan kedua pihak hanya
menonton pertandingan yang amat dahsyat itu.
793 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kesaktian Ki Patih Narotama untuk kesekian kalinya teruji
ketika dia menghadapi pengeroyokan dua saudara kembar
dari Blambangan itu. Dua orang saudara kembar ini masingmasing menguasai ilmu-ilmu tingkat tinggi dan mungkin
karena mereka kembar, ketika mereka berdua mengeroyok Ki
Patih Narotama, terdapat kerja sama yang amat baik. Mereka
itu seolah-olah dua tubuh yang dikendalikan satu hati dan satu
pikiran. Masing-masing seolah dapat merasakan dan dapat
mengetahui perkembangan gerakan yang dilakukan saudara
kembarnya sehingga pengeroyokan terhadap Ki Patih
Narotama dapat dilakukan secara kompak sekali. Mereka
berdua seolah saling melindungi secara otomatis. Kalau
794 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangan balasan Ki Patih Narotama membahayakan Menak
Gambir Anom, maka Menak Gambir Sawit sudah siap
menolong saudaranya dan demikian sebaliknya. Dengan
adanya kerja sama yang amat kompak ini, kekuatan mereka
seolah dipersatukan sehingga selain pertahanan mereka
kokoh, juga penyerangan mereka yang saling dorong itu amat
berbahaya, Ki Patih Narotama harus waspada sekali
menghadapi lawan-lawan seperti ini.
Untuk mengimbangi kecepatan dan kekompakan gerakan
dua orang Datuk Kembar Blambangan itu, Ki Patih Narotama
bersilat dengan Ilmu Silat Kukilo Sakti. Akan tetapi dengan
ilmu silat ini, dia masih terdesak sehingga dia lalu mengubah
gerakannya. Kini tubuhnya berkelebatan seperti beterbangan
di antara dua orang pengeroyoknya, menjadi bayangan putih
yang cepat sekali. Inilah Ilmu Silat Bramoro Seto (Lebah Putih)
dan dengan ilmu silat ini, baru dia dapat mengimbangi
pengeroyokan Datuk Kembar Blambangan itu. Pertandingan di
antara mereka terjadi dengan dahsyatnya, masing-masing
mengeluarkan jurus-jurus simpanan terampuh.
Sepasang Datuk Kembar itu merasa penasaran bukan
main. Baru maju sendiri saja sudah jarang ada orang yang
mampu menandingi masing-masing. Kini mereka maju
bersama berarti kekuatan mereka menjadi berlipat ganda.
Namun sebegitu lamanya mereka masih belum mampu
795 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melukai tubuh Ki Patih Narotama, apalagi merobohkannya!
Bahkan beberapa kali mereka terkejut dan nyaris celaka
terkena sambaran pukulan Ki Patih Narotama yang
menggunakan Aji Bojrodahono (Api Halilintar) sehingga
mereka merasa panas sekali dan terkejut sekali. Setelah
pertandingan berlangsung cukup lama dan Sepasang Datuk
Kembar itu merasa bahwa dengan mengandalkan ilmu silat
dan pertandingan kekuatan tubuh, tebalnya kulit dan kerasnya
tulang, mereka tidak akan menang. Maka setelah saling
memberi isyarat, mereka berdua berloncatan ke belakang, lalu
menyimpan ruyung masing-masing digantungkan di pinggang.
Tangan kanan Menak Gambir Sawit memegang tangan kiri
Menak Gambir Anom, lalu Menak Gambir Anom
menghantamkan telapak tangan kanannya ke arah Narotama.
Dengan cara itu, mereka berdua menggabungkan tenaga-sakti
mereka lewat tangan yang saling berpegangan kemudian
tenaga sakti yang tergabung itu dikeluarkan melalui tangarj
kanan Menak Gambir Anom untuk menyerang Narotama.
"Wuuuuutt . .!" Telapak tangan kanarj Menak Gambir Anom
itu mengeluarkarj uap putih yang dingin sekali. Bahkan
keadaan sekelilingnya terasa ada angin, yang amat dingin
menyambar. Itulah Aji Ampak-ampak Petak, pukulan jarak
jauh yang mengandung hawa dingin seperti salju. Sambaran
angin berhawa dingin itu menyambar ke arah Ki Patih
796 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Narotama yang segera dapat mengetahui bahwa dia diserang
secara hebat oleh tenaga sakti gabungan Dua Datuk Kembar
dari Blambangan itu. Serangan ini merupakan serangan maut
yang amat berbahaya, terlalu besar resikonya kalau dihadapi
dengan elakan atau tangkisan karena serangan itu
mengandung daya kekuatan yang luas. Satu-satunya jalan
adalah menyambutnya dengan kekerasan dan mengadu
tenaga sakti. Maka Ki Patih Narotama berkemak-kemik
membaca doa, mohon ampun dan bimbingan Sang Hyang
Widhi, lalu dia mengerahkan tenaga Bojrodahono yang panas
untuk melawan serangan hawa dingin itu. Lalu dia menekuk
lutut depan, menjulurkan kaki belakang dan mendorong
dengan tangan kirinya menyambut pukulan tangan kanan
Menak Gambir Anom yang mengandung tenaga gabungan
Sepasang Datuk Kembar itu.
"Syuuuuut t.. . blaarrrr.. !" Hebat bukan main pertemuan
dua tenaga sakti yang berlawanan, satu amat dingin dan yang
lain amat panas itu. Tanah di sekitarnya terasa guncang oleh
pertemuan dua tenaga raksasa itu. Tubuh Ki Patih Narotama
terhuyung beberapa langkah ke belakang, akan tetapi tubuh
dua orang datuk itu terlempar dan roboh. Dari mulut, hidung,
dan telinga Menak Gambir Sawit keluar darah dan dia tewas
seketika, sedangkan Menak Gambir Anom hanya merasa
dadanya sesak. Ternyata akibat benturan tenaga itu, yang
797 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
paling parah menanggung akibatnya adalah Menak Gambir
Sawit yang berada di belakang atau di ujung penggabungan
tenaga sakti itu, sedangkan Menak Gambir Anom hanya
menjadi penyambung dan dilewati getaran hebat dari tenaga
sakti yang membalik. Tenaga sakti itu langsung dan
sepenuhnya menghantam balik tubuh Menak Gambir Sawit
sehingga dia tewas seketika. Melihat saudara kembarnya
tewas, Menak Gambir Anom terkejut dan tanpa mempedulikan
dadanya yang sesak dia memondong jenazah saudaranya lalu
membawanya lari memasuki barisannya dan terdengar dia
meraung dalam tangisnya!
Ki Patih Narotama berdiri dan menghirup napas dalamdalam untuk menenangkan isi dadanya yang sempat
terguncang. Lalu dia menghela napas beberapa kali, timbul
penyesalannya bahwa orang sesakti Menak Gambir Sawit
harus berkorban nyawa membela Wura-wuri yang dipimpin
orang-orang yang berwatak angkara murka. Dia lalu menoleh
dan memandang ke arah Nurseta dan Puspa Dewi yang
masing-masing masih menghadapi pengeroyokan dua orang
lawan. Ki Patih Narotama tidak membantu mereka karena dia
dapat melihat bahwa dua orang muda itu tidak membutuhkan
bantuan dan tidak akan kalah.
Perhitungan Ki Patih Narotama memang benar. Biarpun
sampai saat itu Nurseta belum dapat merobohkan Ki
798 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gandarwo dan Cekel Aksomolo yang mengeroyoknya, namun
dia mulai mendesak kedua orang kakak beradik seperguruan
itu, Yang membuat Nurseta agak repot dan belum dapat
mengalahkan mereka adalah serangan-serangan yang amat
hebat dan berbahaya dari Cekel Aksomo-lo. Orang yang tinggi
kurus bongkok dan tampaknya lemah Ini ternyata amat
berbahaya dengan senjatanya yang Istimewa, yaitu seuntai
tasbeh hitam. Biji-biji tasbeh hitam itu mengeluarkan bau aneh
yang memuakkan dan mengandung racun jahat. Juga ketika
digerakkan sebagai senjata, tasbeh itu mengeluarkan suara
berkero-tokan memekakkan telinga dan mengguncang jantung


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menimbulkan rasa nyeri dalam dada. Nurseta merasa seolaholah dikeroyok banyak lebah dan merasa terganggu sekali
sehingga tidak dapat memusatkan perhatian yang selalu
tergoda dan terkecoh oleh suara berkerotoknya biji-biji tasbeh.
Maka, biarpun dia dapat menghindarkan semua serangan
tasbeh yang dibantu serangan pedang Ki Gandarwo yang
ganas, serangan baliknya kurang terpusat dan tidak begitu
kuat .sehingga dia belum juga mampu mengalahkan dua
orang pengeroyoknya itu.
Kakak beradik seperguruan itu pun merasa penasaran
bukan main. Terutama sekali Cekel Aksomolo yang wataknya
tinggi hati dan memandang rendah lawan, mengagulkan diri
sendiri. Ketika Nurseta membalas dengan tusukan keris
799 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pusaka Kolomisani, Cekel Aksomolo miringkan tubuhnya dan
secepat kilat tasbehnya menyambar dan tasbeh itu berhasil
dikalungkan pada keris di tangan Nurseta dan membelit keris
itu! Nurseta berusaha menarik lepas kerisnya, namun Cekel
Aksomolo mempertahankan. Selagi kedua orang ini
bersitegang, Ki Gandarwo membacokkan pedangnya ke arah
kepala Nurseta!
Melihat dirinya terancam bahaya maut, Nurseta
mengeluarkan teriakan mengguntur dan tangan kirinya
menyambut pedang itu dengan pukulan telapak tangannya.
"Wuut t. . plakk! " Pedang itu mental dan membalik,
membacok kepala Ki Gandarwo sendiri. Senopati muda Wurawuri yang menjadi kekasih gelap Nyi Dewi Durgakumala ini
hanya sempat menjerit satu kali lalu roboh dan tewas karena
kepalanya terbacok pedangnya sendiri sampai dalam!
"Rrrrt t.. !" Nurseta merenggut kerisnya dan tasbeh itu
putus, biji tasbehnya sebagian masih digenggam Cekel Aksomolo, sebagian lagi tercecer di atas tanah. Cekel Aksomolo
terkejut sekali, terutama melihat tewasnya Ki Gandarwo. Dia
menjerit seperti seorang wanita, melompat ke dalam
barisannya dan tiba-tiba dia menggerakkan tangan dan
beberapa buah ganatri (biji tasbeh) meluncur ke arah Nurseta,
mengeluarkan bunyi berdengung seperti tawon. Nurseta
mengelak dan menampar jatuh beberapa buah ganatri, akan
800 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tetapi dua buah yang luput dan lewat di dekat tubuhnya, tibatiba membalik seperti mahluk hidup dan menyambar lagi ke
arah kepalanya! Nurseta memukul runtuh dua buah ganatri ini
dan ketika dia memandang ke depan, Cekel Aksomolo telah
menghilang dalam barisan Wura-wuri.
Pada saat yang hampir bersamaan, Puspa Dewi juga
berhasil menendang roboh Adipati Bhismaprabhawa. Pada
kesempatan selagi Puspa Dewi melakukan tendangan, Nyi
Dewi Durgakumala mengelebatkan pedang hitamnya ke arah
leher Puspa Dewi. Gadis itu cepat menggunakan Cundrik
Arum untuk menangkis.
"Cringgg.. !" Pedang terpental dan hampir saja terlepas dari tangan Nyi Dewi Durgakumala yang menjadi marah melihat
suaminya tertendang roboh. Ia mengeluarkan pekik
melengking dan tangan kirinya menyerang dengan Aji
Wisakenaka dari jarak dekat. Kuku jari-jari tangan permaisuri
Wura-wuri itu mencengkeram dan kalau sampai kulit Puspa
Dewi tercakar dan terluka, maka racun dari kuku-kuku itu akan
dapat mencelakakannya. Akan tetapi tentu saja Puspa Dewi
sudah hafal akan aji ini yang juga sudah dikuasainya dengan
baik, maka ia menangkis dari samping sambil mengerahkan
tenaga saktinya yang sudah diperkuat oleh Sang Maha Resi
Satyadharma. 801 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Plakk.. !" Tangkisan itu membuat tubuh Nyi Dewi
Durgakumala terpelanting roboh. Puspa Dewi mengejar dan
menangkap pundak bekas gurunya yang roboh miring, tangan
kanan mengangkat cundrik (keris kecil atau belati) untuk
ditusukkan. Nyi Dewi Durgakumala tak mampu menghindar
lagi karena ketika roboh, tangannya yang memegang pedang
tertindih tubuhnya. Ia hanya menanti kematian dengan mata
terbelalak. Pada saat itu, Adipati Bhismaprabhawa yang tadi
tertendang jatuh, kini bangkit dan dengan pedangnya dia
melompat dan menyerang Puspa Dewi dari belakang!
"Singgg.. cappp!!" Adipati Bhismaprabhawa mengaduh dan
jatuh terpelanting, sebatang tombak menembus punggungnya.
Dia tewas seketika, tanpa mengetahui bahwa yang
menewaskannya adalah sebatang tombak yang dilontarkan Ki
Patih Narotama yang melihat kecurangan Sang Adipati Wurawuri itu. Dia cepat mengambil sebatang tombak di atas tanah
dan meluncurlah tombak itu ke arah punggung Sang Adipati
Bhismaprabhawa untuk menyelamatkan Puspa Dewi dari
serangan gelap itu.
Sementara itu, melihat Adipati Bhismaprabhawa telah
tewas dan semua pemimpin Wura-wuri kalah, Nyi Dewi
Durgakumala yang masih ditodong Puspa Dewi berkata,
"Murid tak kenal budi, cepat bunuh aku agar kemurtadanmu
lengkap!" 802 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi Puspa Dewi melangkah mundur. "Nyi Dewi Durgakumala, biarlah sekali ini aku membalas budimu dan kalau ada yang hendak membunuhmu, aku yang akan mencegahnya dan melindungimu. Pergilah!"
Nyi Dewi Durgakumala bangkit berdiri dan tersenyum mengejek.
"He-heh, ternyata engkau masih belum dapat menandingiku. Engkau masih lemah hati. Engkau melepaskan aku, tidak membunuhku, merupakan penghinaan yang tidak akan kulupakan. Lain waktu kita akan bertemu kembali dan aku akan menebus semua ini!" Setelah berkata demikian, Nyi Dewi Durgakumala melompat dan menghilang di balik barisannya.
Setelah semua pimpinan mereka kalah, ada yang tewas dan ada yang melarikan diri, hati para perajurit Wura-wuri menjadi semakin gentar. Akan tetapi Ki Patih Narotama menaati pesan Sang Prabu Erlangga. Dia mengangkat tangan memberi isyarat agar pasukan Kahuripan diam di tempat dan tidak bergerak. Kemudian dia menancapkan dua batang tombak panjang yang banyak berserakan di tanah, dan bagaikan seekor burung dia melompat lalu berdiri di atas kedua batang tombak itu. Dia berdiri tegak seperti di atas tanah saja dan hal ini menunjukkan betapa ilmu meringankan tubuh Ki Patih Narotama sudah mencapai tingkat tinggi.
803 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berdiri tegak di atas dua batang tombak itu sehingga
dia berada di tempat agak tinggi dan dapat dilihat para
perajurit musuh, Ki Patih Narotama berseru dengan lantang.
Suaranya mengandung getaran amat kuat sehingga terdengar
sampai ke ujung kota raja.
"Hai i! Para perwira, perajurit, dan rakyat Wura-wuri,
dengarlah baik-baik! Kami, Ki Patih Narotama dan segenap
Senopati Kahuripan diutus yang mulia Gusti Sinuwuh Sang
Prabu Erlangga untuk memberitahu kepada Andika sekalian
bahwa kami datang untuk memberi hukuman kepada para
penguasa Wura-wuri yang beberapa kali telah merongrong
kewibawaan Kerajaan Kahuripan, membuat kekacauan dan
melakukan penyerangan sehingga mengakibatkan tewasnya
ribuan orang perajurit semua pihak yang berperang. Kami
tidak ingin mengganggu rakyat jelata, dan kami datang tidak
akan membunuh para perajurit Wura-wuri, bahkan memberi
kebebasan kepada Andika sekalian. Hanya mereka yang
membuat onar dan kekacauan yang akan kami tindak dan
kami hukum! Pasukan kami akan memasuki Kadipaten Wurawuri dengan damai!"
Setelah berkata demikian, Ki Patih Narotama lalu memberi
isyarat kepada para pembantunya untuk menggerakkan
pasukan memasuki kota raja atau kadipaten dengan tertib.
804 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pasukan Wura-wuri yang tadinya mengatur barisan di
depan pintu gerbang benteng, begitu mendengar ucapan Ki
Patih Narotama, sebagian besar lalu mundur, memasuki
kadipaten dan tidak membuat perlawanan. Pasukan
memasuki kota raja Wura-wuri dengan aman dan hanya
terjadi sedikit perlawanan di sana sini dari mereka yang setia
kepada Wura-wuri. Akan tetapi perlawanan mereka itu segera
dapat ditindas dan diamankan.
Ki Patih Narotama, di kuti Puspa Dewi dan para perwira
pembantu, memasuki istana Kadipaten Wura-wuri. Para
dayang dan pelayan yang tidak melarikan diri berlutut dengan
hormat namun tidak ketakutan karena mereka sudah
mendengar dari para perajurit bahwa pasukan Kahuripan yang
dipimpin Ki Patih Narotama telah menduduki Wura-wuri
namun tidak akan mengganggu siapa saja di Wura-wuri
asalkan mereka tidak membuat kekacauan dan tidak
melawan. Ketika memasuki ruangan istana, Ki Patih Narotama baru
menyadari bahwa Nurseta tidak ikut rombongannya masuk,
bahkan .ketika dia menoleh dan mencari, dia tidak melihat
pemuda itu bersama mereka.
"Eh, Puspa Dewi, aku tidak melihat Nurseta. Di mana dia?"
805 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia berada di luar, Gusti Patih. Baru saja saya
menceritakan tentang Eyang Senopati Sindukerta yang
gugur." Ki Patih Narotama mengerutkan alisnya dan menghela
napas panjang. "Ya, perang memang kejam, merupakan titik
terendah dari kejatuhan manusia ke dalam jurang dosa.
Perang membuat orang menjadi buas, nyawa manusia tidak
lebih dihargai daripada nyawa seekor lalat. Perang membuat
manusia mampu menari-nari di atas mayat musuh-musuhnya.
Perang menimbulkan kekejaman, kepuasan nafsu binatang,
dendam kebencian, sorak-sorai mereka yang mabok
kemenangan di antara ratap tangis mereka yang kemati-an
keluarganya."
Ki Patih Narotama melanjutkan langkahnya memasuki
istana Wura-wuri, di kuti para pembantunya. Mengadakan
pemeriksaan ke seluruh istana. Ternyata Nyi Dewi
Durgakumala sudah pergi meninggalkan istana, menurut
keterangan para dayang, membawa harta bendanya berupa
perhiasan. Juga Cekel Aksomolo yang terhindar dari kematian
sudah pecgl meninggalkan Wura-wuri. Ki Patih Narotama
bersikap lembut terhadap semua pekerja di istana Wura-wuri.
Dia lalu menunjuk beberapa orang perwira Kahuripan untuk
menjadi pejabat-pejabat sementara agar roda pemerintahan
Kadipaten Wura-wuri dapat berjalan seperti biasa. Tentu saja
806 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
banyak kebijaksanaan pemerintah lama yang diubah dan
diganti sehingga peraturan-peraturan tidak ada lagi yang
menekan rakyat, disesuaikan dengan peraturan pemerintahan
Kerajaan Kahuripan. Bahkan para perajurit yang tidak
melarikan diri dan dengan suka rela mengakui kedaulatan
Kahuripan, masih diterima menjadi anggauta pasukan baru
yang dibentuk dan dipimpin oleh seorang senopati Kahuripan
yang diangkat sebagai komandan sementara oleh Ki Patih
Narotama. Tadinya, Ki Patih Narotama minta kepada Puspa
Dewi yang pernah menjadi Sekar Kedaton Wura-wuri dan
sudah banyak dikenal oleh para perwira dan perajurit Wurawuri untuk menjabat komandan pasukan sementara, akan
tetapi dengan hormat Puspa Dewi menolak.
"Gusti Patih, bukan semata-mata saya menentang dan
menolak kehendak Paduka, akan tetapi saya tidak dapat
menerima tugas itu karena pertama : Akan timbul anggapan
para perajurit Wura-wuri bahwa saya ikut memusuhi pimpinan
Wura-wuri karena ingin menjadi penguasa di sini. Kedua
kalinya, memang sejak dulu saya tidak ingin terikat dengan
sebuah jabatan. Saya lebih suka bebas dari ikatan, Gusti
Patih, walaupun saya selalu siap apabila sewaktu-waktu
tenaga saya dibutuhkan untuk membela Kahuripan, sebagai
kawula Kahuripan."
807 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar alasan yang kuat itu, K i Patih Narotama tidak
memaksanya dan menunjuk seorang senopati Kahuripan
untuk jabatan itu. Semua orang yang dia angkat sebagai
pejabat sementara diperingatkan agar bertugas dengan baik,
menaati perintah atasan dan jujur. Juga mereka diberitahu
bahwa jabatan mereka hanya sementara, sambil menanti
keputusan dari Sang Prabu Erlangga sendiri yang akan
menunjuk para pejabat baru untuk mengatur roda
pemerintahan Kahuripan. Juga untuk menunjuk seorang
adipati baru, harus menaati keputusan dari Sang Prabu
Erlangga sendiri.
Karena sikap bijaksana Ki Patih Narotama ini, maka
penalukan Wura-wuri berlangsung cepat dan tenang, tanpa
mengakibatkan banyak korban. Juga suasana segera menjadi
tenteram kembali karena peristiwa penalukan itu tidak
mendatangkan perubahan besar kepada kehidupan rakyat
jelata, bahkan kalaupun diadakan beberapa perubahan
peraturan, perubahan itu membela kepentingan dan
menguntungkan rakyat.
Setelah menalukkan Wura-wuri tanpa mengorbankan
banyak perajuritnya, K i Patih Narotama mempersiapkan
pasukannya untuk melanjutkan tugasnya melakukan
pembersihan atau hukuman terhadap kerajaan-kerajaan kecil
lainnya yang selalu memusuhi Kahuripan dan seringkali
808 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melakukan pengacauan. Tiga kerajaan yang harus
ditundukkan agar mereka tidak lagi mengganggu Kahuripan itu
adalah, Kerajaan Wengker, Parang Siluman, dan Kerajaan
Siluman Laut Kidul. Tanpa diketahui orang lain, bahkan dia
tidak melaporkan hal itu kepada Sang Prabu Erlangga, Ki
Patih Narotama sudah terikat janji dengan Kerajaan Parang
Siluman bahwa dia tidak akan menyerbu Parang Siluman
karena putera-nya, Joko Pekik Satyabudhi yang baru berusia
satu setengah tahun, ditawan dan dijadikan sandera di Parang
Siluman. Oleh karena itu, sasaran berikutnya yang akan dia
tundukkan adalah Kerajaan Siluman Laut Kidul. Dibandingkan
yang lain, kerajaan atau kadipaten ini yang paling kecil,
pasukannya juga tidak banyak jumlahnya walaupun harus
diakui bahwa Siluman Laut Kidul dipimpin oleh ratunya yang
sakti mandraguna, yaitu Ratu Mayang Gupita yang rupanya
saja sudah menyeramkan sebagai seorang raseksi. Juga ia
dibantu oleh paman gurunya sendiri yang sakti dan ahli sihir,
yaitu Bhagawan Kalamisani.
Akan tetapi Ki Patih Narotama merasa yakin bahwa dia dan
Puspa Dewi berdua akan mampu menandingi dan
mengalahkan dua orang sakti itu, dan pasukannya juga jauh
lebih besar daripada pasukan Kadipaten Siluman Laut Kidul.
Dia lalu memanggil Nurseta dan diajaknya pemuda itu untuk
bicara berdua lsaja dengannya.
809 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nurseta, aku ikut merasa prihatin atas gugurnya Kakekmu,


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yaitu Paman Senopati Sindukerta. Mudah-mudahaan engkau
tidak terlalu berduka mendengar berita itu."
Nurseta menghela napas panjang dan menyembah dengan
hormat. "Gusti Patih, bagaimana mungkin seorang manusia biasa
seperti saya tidak akan merasa kehilangan dan bersedih
mendengar kematian Eyang Sindukerta" Akan tetapi saya
dapat menghibur hati dengan adanya kenyataan bahwa Eyang
Sindukerta meninggal dunia sebagai seorang pahlawan
pembela negara. Saya sudah dapat menguasai hati dan tidak
lagi tertekan kedukaan, Gusti Patih."
"Sukurlah kalau begitu, Nurseta. Sekarang aku ingin minta
tolong padamu, Nurseta. Aku sedang terhimpit suatu masalah
dan kiranya hanya engkau yang akan dapat menolongku."
Nurseta terkejut. Bagaimana mungkin Ki Patih Narotama
yang demikian sakti mandraguna dan arif bijaksana itu
membutuhkan pertolongannya"
810 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XVIII "GUSTI PATIH, saya selalu siap untuk melaksanakan perintah Paduka yang mewakili Gusti Sinuwun. Apa yang harus saya lakukan?"
Ki Patih menghela napas panjang. "Inilah soalnya, Nurseta.
Kalau mengenai urusan perjuangan membela Kahuripan, engkau tidak akan kuajak bicara berdua saja, melainkan di depan semua pembantuku. Akan tetapi urusan ini adalah urusan pribadiku, Nurseta. Urusan pribadi yang kurahasiakan terhadap siapa pun, bahkan tidak kulaporkan kepada Gusti Sinuwun. AKan tetapi akan kuceritakan padamu karena aku ingin minta pertolonganmu. Urusan ini mengenai puteraku, Joko Pekik Satyabudhi yang diculik musuh."
"Akan tetapi hal itu bukan rahasia lagi, Gusti Patih. Semua orang sudah mengetahui dan saya sendiri sudah mendengar semua yang terjadi di Kahuripan dari Puspa Dewi."
"Benar, Nurseta, akan tetapi tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi selanjutnya. Ketahuilah bahwa setelah perang usai dan puteraku dilarikan musuh, aku lalu melakukan pencarian dan aku yakin bahwa puteraku tentu diculik oleh bekas selirku, Lasmini, puteri Parang Siluman itu. Setelah aku tiba di Parang Siluman, benar saja. Puteraku berada di sana dan aku terpaksa mengadakan perjanjian dengan Lasmini 811
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa aku tidak akan membawa pasukan menyerang Parang
Siluman. Kalau aku melanggar, maka mereka akan lebih dulu
membunuh Joko Pekik!"
"Hemm, licik sekali! Jadi, putera Paduka yang masih kecil
itu dijadikan sandera untuk memaksa Paduka agar tidak
memusuhi atau menyerang Parang Siluman?"
"Begitulah, dan aku merahasiakan hal ini. Aku merasa malu
kalau diketahui Sang Prabu Erlangga. Karena itu, sekarang
aku lebih dulu menyerang dan menaklukkan kadipaten yang
lain. Setelah menaklukkan Wura-wuri, aku akan memimpin
pasukan menaklukkan Kadipaten Siluman Laut Kidul,
kemudian Kadipaten Wengker. Aku tidak dapat menyerang
Kadipaten Parang Siluman sebelum puteraku dapat terlepas
dari tahanan mereka."
"Lalu apakah yang dapat saya lakukan?"
"Nurseta, bantulah aku, bebaskan anakku dari Parang
Siluman. Hanya engkau yang dapat menolongnya."
Nurseta mengangguk. "Baiklah, Gusti Patih. Saya akan
berusaha semampu saya untuk memasuki Parang Siluman
dan membebaskan putera Paduka. Akan tetapi saya tidak
berani menjamin keberhasilan saya karena tentu Paduka juga
mengetahui bahwa di sana terdapat banyak orang yang sakti
mandraguna dan tentu putera Paduka dijaga amat ketat."
812 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku mengerti, Nurseta. Kewajiban manusia hanyalah
berusaha sekuat tenaga mengenai keberhasilannya hanya
berada dalam kekuasaan Sang Hyang Widhi. Ada satu hal lagi
yang kuminta darlmu."
"Apakah itu, Gusti Patih" Saya siap melaksanakan perintah
Paduka." "Nurseta, berikan kembali kepadaku Kyai Kolomisani, keris
yang dulu kuhadiahkan kepadamu itu. Saat ini aku amat
membutuhkannya. Ketahuilah, Nurseta, di Kadipaten Siluman
Laut Kidul yang dipimpin ratunya, Ratu Mayang Gupita,
terdapat Paman guru ratu itu, yang amat sakti. Orang itu
memakai nama Bhagawan Kalamisani dan sudah menjadi
sumpahnya sendiri bahwa dia hanya dapat tewas oleh Keris
Pusaka Kolomisani yang dulu kuberikan kepadamu itu.
Ceritanya begini. Dulu, puluhan tahun yaitu lalu ketika masih
muda, Bhagawan Kalamisani pernah tinggal di Bali-dwlpa
dengan nama Kartika Jenar. Dia banyak mempelajari banyak
aji kanuragan dari para pendeta dan pertapa. Di antara para
pendeta yang menggemblengnya terdapat pula guruku, yaitu
Sang Maha Resi Satyadharma. Pada suatu hari, Kartika Jenar
baru belajar selama beberapa bulan saja, Maha Resi
Satyadharma kehilangan sebuah pusakanya, yaitu Kyai
Kolomisani itu. Maha Resi Satyadharma mengetahui bahwa
Kartika Jenar mencuri pusaka itu, akan tetapi ketika ditanya,
813 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kartika Jenar menyangkal, bahkan dia bersumpah bahwa
kalau dia yang mencuri Kyai Kolomisani, biar dia kelak mati
oleh keris pusaka itu! Kemudian, belasan tahun lewat dan
ketika aku dan Gusti Sinuwun Sang Prabu Erlangga menjadi
murid Maha Resi Satyadharma, kami berdua yang ketika itu
baru berusia sekitar delapan belas tahun, diberi tugas oleh
guru kami untuk merampas kembali keris pusaka Kyai
Kolomisani dari tangan Kartika Jenar yang ketika itu sudah
menjadi seorang pertapa dengan nama Bhagawan
Kalamisani. Agaknya dia sengaja menggunakan nama keris
pusaka Itu sebagai nama tua atau nama pendetanya. Nah,
kami berdua berhasil merampas kembali keris itu dan guru
kami menghadiahkan keris pusaka Kyai Kolomisani kepadaku
dan Sang Prabu Erlangga mendapat hadlah keris pusaka Kyai
Brojol Luwuk. Nah, demikianlah, Nurseta. Sekarang aku
hendak memimpin pasukan menundukkan Kadipaten Siluman
Laut Kidul dan Bhagawan Kalamisani memperkuat kadipaten
itu. Maka aku teringat akan pusaka Kyai Kolomisani yang
kuberikan kepadamu, maka sekarang aku minta agar engkau
kembalikan pusaka itu untuk kupergunakan menghadapi
Bhagawan Kalamisani."
Nurseta mengangguk. "Baiklah, Gusti Patih. Silakan
menerima kembali Kyai Kolomisani!" kata Nurseta sambil
menyerahkan keris pusaka itu.
814 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Patih Narotama tersenyum dan memandang kagum.
"Bagus! Engkau adalah seorang satriya sejati, Nurseta. Nah,
terimalah pusaka ini sebagai gantinya. Ini adalah Tongkat
Pusaka Tunggul Manik. Tongkat ini bukan hanya dapat
menjadi sebuah senjata yang ampuh dan dapat menandingi
senjata pusaka mana pun, akan tetapi juga ampuh sekali
untuk mengobati segala luka keracunan. Racun yang betapa
jahat pun akan menjadi tawar kalau bertemu Kyai Tunggul
Manik ini. Rendaman airnya diminumkan, dan bagian yang
keracunan digosok tongkat ini, maka semua racun akan sirna."
Nurseta menerima tongkat hitam yang tidak berapa besar
itu. Hanya sepanjang lengan dan besarnya tidak lebih dari ibu
jari kaki orang dewasa. Akan tetapi tongkat sederhana
berwarna hitam itu mengeluarkan cahaya berkilau dan
menyiarkan keharuman yang aneh.
Demikianlah, pada hari itu juga, Nurseta meninggalkan
pasukan Kahuripan yang sudah membuat persiapan di dalam
Kadipaten Wura-wuri dan kepada Puspa Dewi yang bertanya,
dia hanya mengatakan bahwa dia mendapat tugas dari Ki
Patih Narotama untuk melakukan penyelidikan ke Kadipaten
Parang Siluman yang dinilai kuat. Pasukan Kahuripan pada
hari Itu juga bergerak meninggalkan Wura-wuri menuju ke
Kadipaten Siluman Laut Kidul.
*** 815 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seperti juga para pimpinan kadipaten lain, di Kadipaten
Siluman Laut Kidul, para pemimpinnya juga merasa gelisah.
Kadipaten yang tidak berapa besar dan kuat ini, dalam
penyerbuan gabungan ke Kahuripan, kehilangan hampir
setengah jumlah perajuritnya. Bahkan dua orang senopatinya,
Nagarodra dan Nagajaya yang merupakan adik-adik
seperguruan Ratu Mayang Gupita, telah tewas dalam perang
itu. Ratu Mayang Gupita merasa sedih dan juga marah.
Kebenciannnya terhadap Kerajaan Kahuripan semakin
mendalam. Akan tetapi di balik kemarahan dan kesedihannya,
terdapat pula perasaan gentar. Kini yang menjadi andalannya
hanyalah paman gurunya, Bhagawan Kalamisani. Memang
ada belasan orang perwira, namun kesaktian mereka belum
dapat diandalkan. Mereka ini hanya bertugas memimpin sisa
pasukan yang terhindar dari kematian dalam perang besar di
Kahuripan itu. Pada suatu malam, Ratu Mayang Gupita,
raseksi berusia lima puluh tahun yang sakti mandraguna dan
menyeramkan itu, mengundang Bhagawan Kalamisani dan
belasan orang perwira pembantunya untuk berunding dalam
istananya. "Paman Bhagawan, kami merasa khawatir kalau-kalau
pasukan Kahuripan akan menyerang ke sini. Kami sudah
mendengar kabar bahwa Wura-wuri sudab diserang dan
816 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diduduki. Kita hanya mempunyai dua pilihan, Paman.
Melarikan diri meninggalkan kadipaten, atau melawan matimatian. Bagaimana pendapat Andika Paman Bhagawan?"
Bhagawan Kalamisani yang bertubuh bongkok itu
menjawab sambil mengangguk-angguk. "Kanjeng Ratu,
sebelum saya mengatakan pendapat saya, saya ingin lebih
dulu bertanya kepada para perwira ini! Heh, kalian para
senopati yang setia kepada Kerajaan Siluman Laut Kidul,
bagaimana pendapat kalian dan para perajurit yang kalian
pimpin" Beranikah kalian melawan kalau pasukan Kahuripan
menyerang kita?"
Para senopati itu diwakili seorang senopati tua menjawab
dengan tegas. "Kami dan para perajurit siap melaksanakan semua
perintah Gusti Ratu!"
"Kanjeng Ratu, setelah mendengar kesanggupan para
senopati, menurut pendapat saya, kita tidak perlu takut
kepada pasukan Kahuripan. Saya akan memimpin pasukan
melawan mereka!"
"Harap Paman berhati-hati, karena saya mendengar bahwa
yang memimpin pasukan Kahuripan adalah Ki Patih Narotama
yang amat sakti sehingga Wura-wuri juga sudah dikalahkan
dan ditaklukkan."
817 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Heh-heh-heh, ada apanya sih Si Narotama itu" Bocah
kemarin sore yang masih bau pupuk brambang! Saya tidak
takut, Kanjeng Ratu. Asal jangan Sang Prabu Erlangga saja
yang maju memimpin pasukan, karena memang berat untuk
menandingi Sang Prabu Erlangga. Akan tetapi Narotama"
Huh, saya tidak takut!"
Seluruh pasukan di Kerajaan Siluman Laut Kidul
dikerahkan untuk menyambut pasukan Kahuripan yang
menurut para penyelidik sudah mulai bergerak menuju
Siluman Laut Kidul.
Ki Patih Narotama menaati pesan Sang Prabu Erlangga,
yaitu sedapat mungkin agar menalukkan penguasa-penguasa
daerah itu tanpa harus mengorbankan banyak nyawa di kedua
pihak. Oleh karena itu, ketertiban dan kepatuhan para perajurit
ditekankan sehingga di sepanjang perjalanan menuju
Siluman Laut Kidul, pasukan itu sama sekali tidak pernah
mengganggu rakyat di pedusunan yang dilalui mereka
karena siapa berani melanggar larangan itu diancam hukuman
berat. Namun yang membuat para perajurit dapat bersikap
tertib dan taat adalah karena sejak mereka menjadi perajurit,
Ki Patih Narotama melalui para senopati dan perwira telah
menanamkan jiwa satria dalam batin mereka. Akhirnya, saat
yang ditunggu-tunggu oleh Kerajaan Siluman Laut Kidul
818 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan hati tegang, tiba. Pasukan Kahuripan telah berada di
depan benteng Kota Raja Siluman Laut Kidul.
Pasukan Kahuripan tiga kali lebih besar jumlahnya dari
jumlah pasukan Siluman Laut Kidul, maka melihat jumlah yang
demikian besar saja, para perajurit pasukan Siluman Laut
Kidul sudah menjadi gentar. Akan tetapi para perwiranya,
dipimpin oleh Ratu Mayang Gupita sendiri dan didampingi
Bhagawan Kalamisani, tidak merasa gentar dan mereka
memimpin pasukan untuk menyambut di luar pintu gerbang.
Dua pasukan sudah berhadapan, namun Ki Patih Narotama
mengangkat tangan ke atas memberi isyarat kepada para
perwira pembantunya agar jangan menggerakkan pasukan. Ki
Patih Narotama kini berhadapan dengan Ratu Mayang Gupita
dan Bhagawan Kalamisani yang di kuti beberapa belas orang
perwira mereka. Yang mendampingi Ki Patih Narotama adalah
Puspa Dewi dan beberapa orang senopati dan perwira
pembantu. Untuk menaklukkan Kerajaan Siluman Laut Kidul,
Ki Patih Narotama memang tidak mengerahkan banyak
senopati. Bahkan Senopati Wiradana yang merupakan
senopati tua ditinggalkan di Wura-wuri untuk mengatur daerah
yang baru saja ditalukkan itu.
Kini Ratu Mayang Gupita dan Bhagawan Kalamisani
berhadapan dengan Ki Patih Narotama dan Puspa Dewi.
819 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan suara yang lembut dan tenang namun mengandung
wibawa kuat, Ki Patih Narotama berkata.
"Kanjeng Ratu Mayang Gupita, atas nama Sang Prabu
Erlangga Raja Kahuripan, kami minta Andika menyerah saja
dan menaluk mengakui kekuasaan Sang Prabu Erlangga agar
kami tidak perlu menggunakan kekerasan menimbulkan
banyak korban."
"Babo-babo, Si Keparat Narotama! Kamu bocah kemarin
sore berani bersikap sombong di depan kami! Apa kau kira
kami takut menahdingimu dan pasukan Kahuripan" Kalau
engkau hendak mena-lukkan dan memasuki Gapura Siluman
Laut Kidul, langkahi dulu mayatku!"
Ki Patih Narotama tersenyum. Dia maklum bahwa
Bhagawan Kalamisani yang terkenal sombong ini tidak mudah
dibujuk. Dulupun ketika dia mengikuti Pangeran Erlangga
untuk minta kembali keris pusaka yang dicuri orang ini dari
Maha Resi Satyadharma, orang ini yang dulu bernama Kartika
Jenar memandang rendah mereka. Akhirnya Pangeran
Erlangga dapat mengalahkan dia dan merampas kembali
Keris Pusaka Kolomisani dari tangan Kartika Jenar yang


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memakai nama Sang Bhagawan Kalamisani. Dia sendiri ketika
itu tidak sempat bertanding melawan Si Bongkok yang sakti
mandraguna ini. Ki Patih Narotama maklum bahwa tanpa
820 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menundukkan orang ini, mustahil Kerajaan Siluman Laut Kidul
mau taluk. "Bhagawan Kalamisani, tantanganmu kuterima. Memang
lebih baik begini saja. Kita para pimpinan yang mengadu
kesaktian di sini, tidak perlu mengerahkan pasukan agar tidak
banyak menimbulkan korban di kedua pihak. Engkau majukan
para jagoan Siluman Laut Kidul, akan kami tandingi."
Bhagawan Kalamisani memberi isyarat kepada Ratu
Mayang Gupita dan lima belas orang senopatinya. Mereka
semua, tujuh belas orang, maju dan siap dengan! senjata di
tangan. Ki Patih Narotama dan Puspa Dewi maju, di kuti
sepuluh orang perwira pembantu.
"Kami sudah siap. Kanjeng Ratu Mayang Guplta!" kata Ki
Patih Narotama.
Bhagawan Kalamisani mengeluarkan bentakan dahsyat
dan dia sudah menyerang Ki Patih Narotama. Kedua
tangannya dikembangkan, lalu menubruk dan bagaikan
seekor biruang dia mencengkeram dengan kedua tangan yang
menyambar dari kanan kiri. Ki Patih Narotama dengan tenang
mengelak dan balas menyerang. Dua orang sakti mandraguna
itu sudah saling menyerang dengan hebat.
Melihat paman gurunya sudah bertanding melawan Ki Patih
Narotama, Ratu Mayang Gupita juga mengeluarkan pekik
821 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melengking dan rasaksa wanita yang bertubuh gendut tinggi
besar itu menerjang ke arah Puspa Dewi yang ia tahu
merupakan gadis yang sakti. Puspa Dewi menyambut
serangannya dan dua orang wanita ini pun sudah bertanding
dengan dahsyat.
Lima belas orang senopati Kerajaan Siluman Laut Kidul
bergerak maju disambut sepuluh orang perwira Kahuripan.
Terjadilah pertempuran antara tujuh belas orang Siluman Laut
Kidul dan dua belas orang Kahuripan itu. Para perajurlt kedua
pihak tidak ada yang berani maju memulai pertempuran.
Pasukan Kahuripan tidak berani bergerak karena tadi Ki Patih
Narotama sudah memberi isyarat agar mereka tidak menyerbu
sebelum ada anda darinya. Sedangkan Pasukan Silum-n Laut
Kidul selain belum mendapat perintah menyerang, juga
mereka gentar untuk mulai penyerangan, melihat betapa
pasukan musuh jauh lebih besar jumlahnya daripada mereka.
Mereka hanya menanti hasil pertempuran antara para
pemimpin pasukan kedua pihak.
822 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pertempuran itu berlangsung seru. Biarpun Bhagawan
Kalamisani dan Ratu Mayang Gupita merupakan dua orang
yang memiliki ilmu hitam sesat, namun keduanya maklum
bahwa penggunaan sihir tidak ada gunanya terhadap Ki Patih
Narotama dan Puspa Dewi. Maka mereka mengandalkan
tenaga sakti dan gerakan serangan mereka yang dahsyat,
yang didukung tenaga ilmu hitam mereka.
Yang paling hebat adalah pertandingan antara Ki Patih
Narotama melawan Bhagawan Kalamisani. Pendeta itu
memang memiliki kesaktian yang sudah amat tinggi, hasil dari
mempelajari banyak aji kesaktian dari orang-orang pandai.
Bahkan dia pernah pula menerima gemblengan dari Sang
823 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maha Resi Satyadharma sendiri karena ketika mudanya,
Bhagawan Kalamisani yang bernama Kartika Jenar adalah
seorang yang berwatak satria. Akan tetapi setelah menerima
banyak ilmu, di antaranya dari datuk-datuk sesat, dia mulai
berubah. Daya-daya rendah yang sesat dalam ilmu-ilmu itu
mulai menguasai dirinya sehingga dia mulai melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran. Bahkan dia
berani mencuri pusaka milik Sang Maha Resi Satyadharma.
Kini, menghadapi Ki Patih Narotama, Bhagawan
Kalamisani mengeluarkan semua ilmunya dan mengerahkan
seluruh tenaga saktinya. Mula-mula mereka bertanding
dengan tangan kosong, namun semua pukulan mereka
mengandung tenaga sakti luar biasa sehingga sekitar tempat
mereka bertanding dapat merasakan getaran pukulan mereka.
Ki Patih Narotama juga tidak mudah mendesak lawannya
yang memang memiliki banyak macam ilmu dan juga tentu
saja memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak daripada
dia. Hanya dia dapat bertahan karena selain tenaga saktinya
dapat mengimbangi lawan, juga dia memiliki daya tahan yang
lebih kuat, berkat kehidupannya yang bersih, tidak seperti
Bhagawan Kalamisani yang terlalu dikuasai nafsu-nafsunya
dan hidup seperti itu tentu saja melemahkan dan merusak
daya tahan tubuhnya sendiri.
824 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berbeda dengan Ki Patih Narotama yang agak sukar
mengalahkan lawan, Puspa Dewi dapat mendesak Ratu
Mayang Gupita setelah mereka saling serang mati-matian
selama tiga puluh jurus lebih. Mulailah Puspa Dewi
mendesaknya. Biarpun Puspa Dewi sudah mewarisi semua aji
kesaktian yang diajarkan guru pertamanya, Nyi Dewi
Durgakumala, ia tidak akan mampu menandingi kedigdayaan
Ratu Mayang Gupita kalau saja ia tidak menerima bimbingan
Sang Maha Resi Satyadharma selang tiga bulan. Bimbingan
Itu seJain mengubah wataknya yang keras dan mengubah
sifat-sifat yang sesat dari ilmu-ilmunya, juga memperdalam
ilmu itu dan terutama sekali menguatkan tenaga saktinya.
Gadis ini memang berwatak satria. Ia memiliki sebuah cundrik
atau patrem (keris kecil), yaitu Sang Cundrik Arum, pusaka
pemberian Sang Prabu Erlangga. Sebuah pusaka yang
ampuh. Akan tetapi Puspa Dewi tidak mau menggunakannya
karena lawannya juga tidak menggunakan senjata. Bertanding
dengan tangan kosong saja, Ratu Mayang Gupita yang mulamula mampu mengimbangi, perlahan-lahan terdesak. Karena
semakin lama merasa semakin terdesak dan repot melawan
gadis cantik Itu dan akan membahayakan nyawanya, Ratu
Mayang Gupita menjadi penasaran dan marah. Tiba-tiba ia
melompat ke belakang, mengeluarkan teriakan melengking
yang memekakkan telinga dan menggetarkan jantung,
825 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendorongkan kedua tangannya. Tampak bola api
menyambar ke arah Puspa Dewi didahului suara ledakan.
"Darrr. . ! " Bola api itu menyambar ke arah kepala Puspa
Dewi. Akan tetapi gadis itu telah siap siaga. Ia mengeluarkan
pekik yang dahsyat, yaitu Aji Guruh Bairawa dan kedua
tangannya juga mendorong dan menyambut bola api itu. Ada
cahaya berapi meluncur dari kedua telapak tangannya,
menyambut bola api dari lawannya.
"Pyarrr"!" Kedua tenaga sakti yang berhawa panas sekali
Itu bertemu di udara, bertumbukan dan tampak bunga api
muncrat merupakan kembang api yang menyilaukan mata dan
terdengar Ratu Mayang Gupita menjerit, tubuhnya roboh
terjengkang dan dari mulut dan hidungnya mengalir darah.
Ratu Kerajaan Siluman Laut Kidul itu tewas seketika terpukul
tenaga saktinya sendiri yang membalik setelah bertabrakan
dengan tenaga sakti Puspa Dev/i yang ternyata lebih kuat.
Setelah lawannya roboh Puspa Dewi lalu membantu para
perwira Kahuripan menghadapi para senopati Siluman Laut
Kidul. Tentu saja begitu Puspa Dewi masuk ke dalam
pertempuran itu, pihak para senopati lawan terdesak hebat
dan beberapa orang senopati roboh oleh tamparan Puspa
Dewi. 826 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja Bhagawan Kalamisani terkejut bukan main melihat Sang Ratu, murid keponakannya itu, roboh dan tewas.
Dia lalu mengerahkan tenaga saktinya, diperkuat dengan ilmu sihir, dan begitu dia mencabut kerisnya, keris itu dilontarkan dan terbang ke arah Ki Patih Narotama! Orang ke dua dari Kerajaan Kahuripan ini terkejut juga. Dia cepat mengelak dari sambaran keris yang ujungnya bernyala itu. Akan tetapi, keris berapi itu begitu luput dan lewat, langsung membalik dan menyambarnya dari belakang, seolah keris itu hidup dan memiliki mata! Setelah tiga kali mengelak, Narotama lalu mencabut Keris Pusaka Megantoro yang berluk tujuh dari ikat pinggangnya. Keris pusaka Megantoro ini merupakan pusaka yang setingkat dengan Keris Pusaka Megatantra milik Sang Prabu Erlangga, ampuh bukan main. Begitu keris terbang itu menyambar lagi, Ki Patih Narotama tidak mengelak melainkan menangkis dengan keris Megantoro.
"Cringg.. !" Keris terbang yang berapi itu terpental, akan tetapi menyerang lagi dengan lebih ganas karena keris itu seolah "dikendalikan" oleh Bhagawan Kalamisani! Ki Patih Narotama menangkis berkali-kali sehingga terdengar bunyi nyaring berkencringan dan bunga api berpljar-pijar. Melihat ini, Bhagawan Kalamisani melompat dan menubruk ke arah Ki Patih Narotama yang sedang sibuk menangkis! serangan keris
terbang itu. 827 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Patih melihat kesempatan baik dan tidak mau menyia-nyiakan. Tangan kirinya menghunus Keris Pusaka Kolomisanl yang dipinjamnya dari Nurseta dan menyambut terkaman Bhagawan Kalamisani itu dengan keris pusaka itu.
"Wut t. . cappp. .!" Bhagawan Kalamisani terbelalak, dan berseru kaget. ". .Keris Pusaka Kolomisani. .!" Tubuhnya terjengkang dengan keris itu masih menancap di ulu hatinya dan dia pun tewas seketika. Keris terbang yang tadi menyerang Ki Patih Narotama seperti seekor burung, kini pun kehilangan daya penggeraknya dan keris itu jatuh ke atas tanah. Ki Patih Narotama memejamkan mata sebentar sambil merangkap kedua tangan depan dada. Kemudian dia membuka mata kembali lalu menghampiri mayat Bhagawan Kalamisani dan mencabut keris pusaka yang menancap di dada pendeta itu, membersihkannya dan menyimpannya kembali. Ketika dia menengok ke arah pertempuran antara para perwira pembantunya, dia melihat kini belasan orang senopati Siluman Laut Kidul telah roboh semua dan di pihak para perwira Kahuripan hanya jatuh kurban lima orang.
Kemenangan ini tentu saja mudah dicapai karena Puspa Dewi membantu para perwira Kahuripan itu.
Ki Patih Narotama lalu berseru dengan suara yang nyaring melengking sehingga terdengar oleh semua perajurit musuh.
828 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hai para perajurit Siluman Laut Kidul! Para pemimpin
kalian telah tewas. Buanglah senjata dan menyerahlah. Siapa
yang menyerah tidak akan dibunuh, akan tetapi yang melawan
akan dibinasakan!"
Dia lalu memberi isyarat kepada para perwira untuk
menggerakkan pasukan Kahuripan yang maju ke arah gapura
Kota Raja Siluman Laut Kidul.
Sebagian besar perajurit Siluman Laut Kidul membuang
senjata, berlutut dan menyerah. Mereka yang melakukan
perlawanan, karena jumlahnya tidak banyak, dengan mudah
digilas dan pasukan Kahuripan memasuki kota raja tanpa
banyak perlawanan. Ki Patih Narotama memasuki istana dan
semua penghuni istana menjadi tawanan. Karena Kerajaan
Siluman Laut Kidul merupakan kerajaan kecil saja, maka
sesuai dengan pesan Sang Prabu Erlangga, Ki Patih
Narotama lalu menempatkan beberapa orang perwira dan
meninggalkan sejumlah pasukan untuk mengatur daerah itu
sebagai daerah kekuasaan Kahuripan. Sejak itu, Kerajaan
Si uman Laut Kidul sudah tidak ada lagi. Bekas para
perajuritnya banyak yang diterima masuk menjadi perajurit
Kahuripan. Setelah membiarkan pasukannya beristirahat selama
beberapa minggu, Ki Patih Narotama lalu bersiap-siap untuk
melanjutkan gerakan pembersihan dilakukan pasukan
829 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kahuripan. Wura-wuri sudah ditundukkan, demikian pula
Siluman Laut Kidul. Maka kini tinggal dua buah kadipaten lagi,
yang merupakan musuh utama, yaitu Kadipaten Wengker dan
Kadipaten Parang Siluman. Karena dia tak mungkin
menyerang Parang Siluman, melanggar janji dan
membahayakan keselamatan nyawa puteranya, maka dia
mengambil keputusan untuk menyerang Kadipaten Wengker
lebih dulu. Pada pagi hari itu, semua anggauta pasukan telah
mengadakan persiapan karena besok pagi-pagi pasukan akan
diberangkatkan ke Kadipaten Wengker. Ki Patih Narotama
duduk di beranda istana Siluman Laut Kidul untuk
membicarakan rencana serangan ke Wengker itu bersama
Puspa Dewi dan tujuh orang perwira pembantu yang
ditentukan harus Ikut memimpin pasukan.
Tiba-tiba datang serombongan perwira tinggi dengan
pasukan pengawal. Mereka adalah Senopati Tanujoyo
bersama sepuluh orang perwira dan seregu pasukan
pengawal terdiri dari sepuluh losin perajurit pilihan dari
Kahuripan. Karena Senopati Tanujoyo, seorang di antara para senopati
muda yang terkenal tangguh dari Kahuripan datang sebagai
utusan Sang Prabu Erlangga, maka Ki Patih Narotama
menyambut rombongan ini dengan gembira dan hormat.
830 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah para pendatang dipersilakan duduk, Ki Patih
Narotama memandang wajah Senopati Tanujoyo yang berusia
sekitar empat puluh tahun itu, wajah yang gagah perkasa
seperti Gatutkaca dengan brengos (kumis) melintang sekepal
sebelah,, dan berkata.
"Kakang Senopati Tanujoyo, tugas apakah yang diberikan
Gusti Sinuwun kepadamu" Adakah perintah baru dari Gusti
Sinuwun untukku?"
"Gusti Patih Narotama." kata Senopati Tanujoyo dengan
sikap hormat. "Kami ditugaskan untuk membawa para perwira
ini untuk membantu Paduka. Gusti Sinuwun memerintahkan
agar saya membantu Paduka sebagai wakil panglima dan kita
diperintahkan agar segera mengadakan serangan dan
menundukkan Kadipaten Parang Siluman. Perintah ini agar
dilaksanakan hari ini juga, Gusti Patih."
Berdebar rasa jantung Narotama mendengar perintah ini.
Menyerang Parang Siluman" Tidak mungkin! Tidak mungkin
dia melakukan itu! Akan tetapi,tidak mungkin pula dia
menolak, membantah atau membangkang terhadap perintah
Sang Prabu Erlangga!
"Baiklah, Kakang Senopati. Akan tetapi tidak sekarang kita
memberangkatkan pasukan, melainkan besok pagi-pagi
831 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena sudah terlanjur kami perintahkan kepada semua
perwira pembantu dap pasukan."
Biarpun dalam hatinya. Senopati Tanujoyo merasa tidak
puas bahwa perintah Sang Prabu Erlangga agar
memberangkatkan hari ini diundur besok pagi oleh Ki Patih
Narotama, namun dia tidak berani ribut atau membantah
persoalan kecil itu. Diam-diam Senopati Tanujoyo mempunyai
perasaan tidak senang kepada Ki Patih Narotama. Tidak
senang karena iri bahwa oleh Ki Patih Narotama dia tidak
di kut-sertakan memimpin pasukan yang melakukan
pembersihan terhadap Empat Kadipaten itu. Dia ingin
membuat jasa dan merasa seolah dihalangi Ki Patih Narotama
yang diangkat sebagai panglima tertinggi tidak mengikutsertakan dia. Padahal, KI Patih Narotama tidak mengikutsertakan dia karena tidak mau mengosongkan kota raja yang
harus pula dijaga keamanannya. Maka ditinggalkannya
beberapa orang senopati yang dia anggap memiliki
kemampuan untuk menjaga keamanan kota raja.
Malam itu Ki Patih Narotama tidak dapat tidur. Dia gelisah
di dalam kamarnya, bingung sekali. Kemudian dia teringat
kepada Puspa Dewi. Urusan pribadinya dengan Lasmini telah
dia ceritakan kepada Nurseta, bahkan dia sudah minta
bantuan Nurseta untuk merampas kembali puteranya yang


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ditawan dan dijadikan sandera oleh Lasmini. Sekarang dia
832 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus minta bantuan Puspa Dewi. Hanya gadis itulah yang
akan dapat membantunya dan dapat dipercaya untuk
mengetahui rahasianya. Maka, malam itu dia mendatangi
kamar Puspa Dewi dan mengetuk daun pintu kamar itu.
Suasana malam itu sudah sunyi, karena malam sudah larut
dan semua orang sudah tidur. Namun, di luar dugaan Ki Patih
Narotama, ada sepasang mata yang mengintai, melihat Ki
Patih Narotama mengetuk daun pintu kamar Puspa Dewi!
"Tok-tok-tok!"
"Siapa di luar?" Suara Puspa Dewi bertanya.
"Puspa Dewi, ini aku. Ada yang perlu kubicarakan
denganmu."
"Ah, Gusti Patih!" Puspa Dewi membuka pintu kamarnya.
"Puspa Dewi, boleh aku masuk" Ada urusan penting
sekali." Puspa Dewi memandang heran. Akan tetapi ia percaya
sepenuhnya kepada Ki Patih Narotama.
"Tentu saja, Gusti Patih. Silakan!"
Ki Patih Narotama masuk kamar dan menutupkan daun
pintunya. "Mengapa mesti ditutup, Gusti Patih?" Puspa Dewi mulai
merasa heran dan mengerutkan alisnya, karena biarpun patih,
833 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Narotama adalah seorang laki-laki, tidak pantas berdiam di
kamar seorang gadis dan menutupkan pintunya!
"Sst . . ini penting sekali, tak boieh diketahui orang iain." Ki Patih Narotama lalu berkata dengan suara berbisik.
"Ketahuilah, puteraku Joko Pekik Satyabudhi berada di tangan
Lasmini, dan ia mengancam akan membunuhnya kalau aku
memimpin pasukan menyerang Parang Siluman. Maka, tentu
saja aku tidak mungkin dapat memenuhi perintah Gusti
Sinuwun untuk menyerang ke sana, hal itu akan
mengorbankan nyawa puteraku."
"Akan tetapi mengapa Gusti Sinuwun memerintahkan
menyerang Parang Siluman kalau mengetahui bahwa putera
Paduka menjadi sandera di sana?"
"Dustru itulah, Puspa Dewi. Aku malu untuk melaporkan
tentang janjiku kepada Lasmini untuk tidak menyerang Parang
Siluman. Aku malu. . maka beliau tidak tahu. Aku sudah diamdiam minta tolong kepada Nurseta untuk merampas kembali
puteraku. Akan tetapi sekarang tiba-tiba Gusti Sinuwun
memerintahkan menyerang Parang Siluman. Tentu saja aku
tidak dapat melakukan hal itu dan membiarkan puteraku
terbunuh di depan mataku. Akan tetapi bagaimana pula aku
dapat membangkang terhadap perintah Gusti Sinuwun"
Karena itu, engkau bantulah aku, Puspa Dewi. Aku tidak
sanggup memimpin pasukan melanjutkan penyerangan
834 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pembersihan ini. Engkau wakililah aku, dan kau pimpin
pasukan ini menyerbu ke Kadipaten Wengker. Aku sendiri
akan pergi menyusul Nurseta untuk berusaha merampas
kembali anakku yang ditawan di Kadipaten Parang Siluman."
Mendengar cerita Ki Patih Narotama, Puspa Dewi merasa
iba sekali. Lasmlni sungguh licik dan curang, menculik Joko
Pekik Sataybudhi untuk mengancam dan memaksa Ki Patih
Narotama agar tidak menyerang Parang Siluman. Memimpin
pasukan menyerang Wengker merupakan pekerjaan yang
teramat berat karena Wengker merupakan kadipaten yang
kuat. Di sana terdapat orang-orang yang sakti mandraguna.
Akan tetapi tentu saja ia siap membantu Ki Patih Narotama
yang sedang menghadapi keadaan sulit itu.
"Baiklah, Gusti Patih. Saya siap melaksanakan perintah!"
Ki Patih Narotama lalu keluar dari kamar Puspa Dewi,
kembali ke kamarnya sendiri, tidak menyadari bahwa
sepasang mata Senopati Tanujoyo sejak tadi mengintai,
melihat dia memasuki kamar Puspa Dewi lalu keluar lagi.
Pada keesokan harinya, pagi-pagi semua pasukan sudah
siap untuk menerima perintah berangkat. Akan tetapi
ditunggu-tunggu, Ki Patih Narotama belum juga keluar dari
kamarnya. Setelah menunggu beberapa lamanya, akhirnya
Senopati Tanujoyo sebagai wakil panglima, bersama Puspa
835 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dewi yang menjadi pembantu utama Ki Patih Narotama
beserta beberapa orang perwira tinggi, memberan -nikan diri
mengetuk daun pintu kamar tidur Ki Patih Narotama. "Tok-toktok!" "Siapa?" terdengar suara Ki Patin Narotama bertanya.
"Saya, Gusti Patih. Senopati Tanujoyo dan para perwira
lainnya." "Masuk sajalah, pintunya tidak terpalang." kata Ki Patih
Narotama. Senopati Tanujoyo, Puspa Dewi, dan beberapa orang
perwira memasuki kamar itu. Ki Patih Narotama masih rebah
telentang di atas pembaringannya.
Puspa Dewi sudah dapat menduga bahwa tentu Ki Patih
Narotama akan berpura-pura sakit agar dapat melepaskan
tugas memimpin pasukan menyerang musuh. Maka gadis ini
pun bersikap tenang saja. Senopati Tanujoyo menghampiri
pembaringan. "Gusti Patih, Paduka kenapakah"! Apakah Paduka sakit?"
Perjodohan Busur Kumala 5 Perkampungan Misterius Seri Pendekar Cinta 4 Karya Tabib Gila Pendekar Sakti 5

Cari Blog Ini