Ceritasilat Novel Online

Pedang Asmara 2

Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Bagian 2


Temucin menghaturkan terima kasih, lalu meninggalkan pondok kakek itu, membalapkan kudanya dengan pedang yang baru itu terselip di pinggangnya, tertutup baju. Dalam perjalanan pulang ini, dia mengambil jalan memutar untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
singgah di perkemahan setiap kelompok yang ada, dan dia mendapatkan kenyataan aneh. Kalau ketika berangkat, persinggahannya kepada kepala-kepala kelompok tidak selalu berhasil baik, antara mereka ada yang menerima dengan manis dan menerima uluran tangannya untuk bekerja sama, akan tetapi ada pula yang menolak dan mengambil sikap "bermusuhan", kini, setiap kelompok yang didatangi menerima dengan manis budi dan menyatakan kesungguhan hati mereka untuk bersekutu dan mendukung pemuda putera Yesukai Khan yang gagah perkasa itu!
Tentu saja Temucin merasa girang sekali dan semakin merasa yakin bahwa kelak cita-citanya tentu akan terwujud, yaitu mempersatukan bangsa Mongol menjadi bangsa yang besar dan jaya karena persatuan yang kokoh kuat dengan dia menjadi pemimpin tunggalnya! Dia pun girang bahwa agaknya Pedang Asmara telah meperlihatkan
keampuhannya, melunakkan hati membaja dari para kepala kelompok yang biasanya pantang menyerah itu.
Ketika tiba di perkemahan Galasing dia mendengar berita bahwa pemilihan kepala suku di utara akan dimulai dan ia sebagai wakil dari daerah itu diharapkan berangkat, diantar oleh pengawal pengawal dari sepuluh kepala kelompok yang telah memilih dia menjadi calon, Temucin menitipkan pedangnya kepada ibunya.
"Ibu, harap hati-hati menyimpan pedang pusakaku ini dan jangan perlihatkan kepada siapapun." demikian pesannya kepada ibunya. Berangkatlah Temucin ke utara, dikawal oleh pasukan sebanyak lima puluh orang, dari setiap kelompok lima orang jagoan. Mereka semua menunggang kuda menuju ke utara, di lembah Sungai Onon, di mana diadakan pertemuan besar antara para kepala klan atau kelompok besar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika pemilihan dimulai dan para calon diuji kekuatan, kecepatan dan kepandaian mereka, Temucin termasuk di antara mereka yang lulus dan kini tinggal dipungut suara terbanyak untuk memilih seorang pemimpin suku. Dan ternyata bahwa semua kepala kelompok yang pernah dihubungi Temucin, kini mengacungkan tangan memilih Temucin!
Lebih dari separuh jumlah para kepala kelompok atau wakilnya yang hadir menyatakan dengan suara bulat memilih Temucin, putera mendiang Yesukai Khan sebagai ketua atau pemimpin suku Yakka yang baru, menggantikan ayahnya!
Temucin pulang sambil membawa kemenangan
gemilang. Dia dihormati dimana-mana sebagai seorang kepala suku yang baru dan hampir semua kelompok yang termasuk suku Yakka menyatakan tunduk dan
menggabungkan diri di bawah pimpinan ketua yang masih amat muda ini!
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Akan tetapi, Temucin tidak mengira bahwa
keberuntungannya itu diimbangi dengan peristiwa lain yang tidak menyenangkan hatinya. Hal itu terjadi di dalam perkemahan Galasing sendiri. Seperti telah disinggung di bagian depan, diam-diam Galasing mempunyai suatu pamrih ketika dia membujuk Temucin agar membawa keluarganya untuk tinggal di kelompoknya. Pamrih itu ialah untuk mempersunting janda Holun yang masih nampak muda dan cantik jelita untuk menjadi seorang isteri mudanya karena kalau hal ini terjadi, berarti Temucin menjadi anak tirinya yang tentu akan taat kepada dia sebagai ayah tiri. Bukan karena pamrih itu saja Galasing
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendekati janda itu, melainkan karena memang dia terjatuh hatinya oleh kecantikan Holun. Kalau selama ini Holun mempertahankan kejandaannya adalah karena memang ia setia kepada mendiang suaminya dan berjanji dalam hati tidak akan menikah lagi. Kalau selama empat tahun ini tidak ada pria yang berani mengganggunya adalah karena ia keras hati, galak dan berani. Akan tetapi, Galasing kini memperoleh kesempatan. Ketika Temucin pergi untuk maju sebagai calon pemimpin suku Yakka di utara, Galasing mulai merayu Holun. "Holun yang manis, mengapa engkau menyiksa dirimu sendiri dan bertahan menjadi seorang janda yang kesepian Tidak baiklah kalau menjadi janda terus, akan menjadi bahan pergunjingan dan buah tertawaan orang, dan akan banyak datang penggoda.
Kita masih ada hubungan kekeluargaan dan kini kalian telah tinggal pula di sini di bawah perlindunganku. Apa salahnya kalau kini engkau menjadi isteriku" Hal ini akan diterima sebagai sesuatu yang wajar oleh semua orang.
Engkau masih muda, cantik dan aku suka padamu, Holun."
Demikian berkali-kali Galasing membujuk dan merayu.
Akan tetapj Holun selalu mengelak.
"Aku adalah seorang janda dengan kewajiban yang cukup besar, Galasing. Aku harus membesarkan anak-anak harus memelihara madu-maduku dan anak anak mereka.
Aku ingin melihat Temucin menjadi pengganti ayahnya dan kalau sudah begitu, barulah lega rasa hatiku. Harap kau jangan menggangguku." Setelah berkata demikian, Holun lalu meninggalkan Galasing dan lari memasuki kemahnya sendiri.
Akan tetapi Galasing bukan orang yang mudah putus asa. Dia semakin tertarik, beraninya dikobarkan oleh penolakan halus itu. Dalam pandang matanya, Holun nampak semakin cantik saja. Burung liar yang sukar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ditangkap memang selalu nampak jauh lebih menarik daripada burung yang berada dalam sangkar. Dia tak pernah bosan membujuk setiap kali berkesempatan dan sebulan kemudian, setelah bosan membujuk karena selalu ditolak oleh Holun yang kini mulai berani menolak dengan kata-kata kasar, Galasing pada suatu tengah malam yang sunyi, berani memasuki kemah Holun! Pada waktu itu, Temucin belum pulang, Kassar sedang pergi berburu dan belum pulang, juga Belgutai tidak tidur di kemah ibunya.
Yang tidur di situ hanyalah Holun, dua orang madunya, dan beberapa orang anak perempuan. Semua orang dalam kemah itu telah tidur, kecuali Holun yang masih belum tidur karena ia memikirkan puteranya, Temucin yang belum juga pulang, padahal sudah hampir sebulan dia pergi ke utara. Karena khawatir dan rindu kepada puteranya, Holun mengeluarkan Pedang Asmara dan memeriksanya.
Akan tetapi, pedang itu segera diselipkan ke bawah bantalnya ketika didengarnya ada suara kaki orang di luar kemah.
Kemah itu tersingkap dari luar dan masuklah Galasing!
Holun terkejut sekali dan bangkit berdiri, memandang dengan mata terbelalak. Akan tetapi sungguh luar biasa sekali. Ia tidak marah! Hanya terkejut dan heran melihat Galasing berani memasuki kemahnya pada waku lewat tengah malam seperti itu, hampir pagi malah!
"Kau..... mau..... mau apakah?" tanyanya dan suaranya mengandung getaran aneh. Hal ini sungguh tidak diduga oleh Galasing yang tadinya mengira bahwa tentu wanita itu akan marah-marah dan memakinya. Akan tetapi dia memperhitungkan bahwa Holun tentu tidak berani membuat ribut karena kalau hal itu diketahui orang, tentu akan mendatangkan aib baginya! Memang dia sengaja mempergunakan kesempatan ini untuk agak memaksakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kehendaknya! Kalau sekali dia sudah berhasil membuat wanita itu menyerah, berhasil menggaulinya, maka tentu Holun akan bertekuk lutut dan tidak ada pilihan lain bagi dirinya yang sudah ternoda itu kecuali mau menjadi isterinya!
"Aku datang karena semalam tidak dapat tidur, Holun yang cantik. Aku hanya membayangkan wajah dan tubuhmu, aku amat rindu kepadamu....." Berkata demikian, Galasing melangkah maju menghampiri dan Holun hanya berdiri dengan tubuh lemas seolah-olah semua tenaganya hilang pada saat itu. Semua semangat perlawanannya lumpuh dan ia seperti dibawa hanyut gelombang yang amat manis dan nyaman! Bahkan ketika Galasing merangkulnya mendekapnya kemudian menciumi mukanya, ia mandah saja, menengadah bahkan menyerah seperti setangkai bunga kekeringan menerima datangnya curahan hujan pertama!
Tentu saja Galasing menjadi girang bukan main. Sama sekali tidak disangkanya dia akan menerima sambutan seperti ini, mesra dan penuh penyerahan. Melihat wanita cantik itu memejamkan mata dengan pasrah, berkobar berahi dalam diri Galasing dan dia lalu memondong tubuh Holun, hendak direbahkan kembali ke tempat tidurnya.
Akan tetapi, Holun membuka mata melihat anak-anak yang tidur di situ, juga dua orang madunya dan ia berbisik.
"Jangan..... jangan di sini....." dan ia menolak tubuh Galasing dengan kedua tangannya. Galasing menyeringai, maklum bahwa memang tidak enak sekali menggauli Holun di kemah yang penuh orang itu. Dipondongnya tubuh Holun dan dibawanya keluar kemah. Holun hanya pasrah dan memejamkan matanya.
Begitu Galasing yang memondong tubuh Holun tiba di luar kemah, terjadilah perubahan hebat pada diri Holun.
Tubuh yang tadinya hangat dan penuh kepasrahan, lunak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan lembut, tiba tiba saja menjadi kaku. Mata yang tadi terpejam pasrah itu kini terbelalak dan Holun meronta-ronta, lalu tangannya menampar.
"Plakkk!" Pipi Galasing kena ditampar hingga pria ini terkejut dan melepaskan pondongannya, Holun berdiri di depannya seperti seekor singa betina yang diremas anaknya.
Matanya mencorong seperti mengeluarkan kilat ketika ia membentak, "Bedebah busuk! Apa yang kaulakukan ini?"
"Holun, kenapa engkau bersikap begini" Bukankah tadi..... di dalam kemah tadi, engkau ..... engkau menerima cumbu rayuku dengan penuh kepasrahan dan kurasakan kehangatan perasaan cintamu pudaku" Marilah, sayang, jangan berlagak lagi, mari kita memasuki kemahku"
"Tidak..... ohhh, tidak.....!" Holun menutupi mukanya dengan kedua tangan, ia tidak menangis, akan tetapi tubuhnya menggigil dan kedua kakinya gemetar. "Ahhh, apa yang telah kulakukan ....." Tadi aku..... aku seperti dalam mimpi, dicumbu-rayu suamiku, dipondong.....
kiranya engkau bedebah, engkau jahanam yang menggunakan kesempatan selagi aku bermimpi."
"Holun, engkau tidak bermimpi, engkau tadi menyambutku dengan penuh kemesraan. Marilah!"
"Tidak! Enyah kau dari sini, keparat!"
Galasing menjadi marah. Dia merasa seperti
dipermainkan wanita itu. Tadinya menyerah dan terasa benar ketika memondong Holun, terasa benar kehangatan tubuh itu, kehausan wanita itu akan cumbu rayu dan kasih sayang, terasa benar bahwa wanita itu amat
membutuhkannya dan mengharapkannya, juga menyambut belaian dan ciumannya. Akan tetapi sekarang, wanita itu tiba-tiba marah-marah, menampar dan memaki-makinya.
Apakah ini hanya lagak saja untuk menjual mahal" Ah,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seorang wanita yang belum pernah dia temui keduanya.
Begitu panas, begitu berani, begitu keras, namun memiliki kelembutan menghanyutkan sekali sudah menyerah diri!
"Holun, aku sudah cukup sabar. Engkau bahkan telah menamparku. Kalau bukan engkau, kalau aku tidak begini tergila-gila kepadamu, kalau engkau wanita lain, untuk tamparanmu itu tentu engkau sudah kubunuh. Sekarang, mau atau tidak engkau harus menjadi milikku!" Tiba-tiba saja dia menubruk dan memondong Holun. Wanita ini berteriak teriak dan memukul, mencakar dan meronta-ronta, akan tetapi tentu saja dia tidak dapat berbuat banyak dalam dekapan seorang kepala kelompok yang bertenaga besar seperti Galasing. Pria yang sudah marah dan sudah memuncak gairahnya itu lalu membawanya memasuki sebuah kemah kosong! Sementara itu, seorang madu Holun yang tadi kaget mendengar suara ribut-ribut, sudah keluar dari kemah dan ia melihat betapa Holun dipondong secara paksa dan dibawa masuk ke dalam kemah oleh Galasing. Ia terkejut dan tubuhnya gemetaran, akan tetapi apa yang dapat ia lakukan"
Pada saat itu, terdengar derap kaki kuda dan terdengar seruan-seruan di luar perkemahan bahwa Temucin dan para pengiringnya pulang. Mendengar ini, madu itu cepat berlari menyambut.
Ketika Temucin melihat ibu tirinya berlari lari menghampirinya, dia cepat meloncat turun. Sebelum dia sempat bertanya, ibu tirinya sudah memegang lengannya dan berkata, "Celaka..... Temucin....., ibumu....."
Temucin terkejut dan memandang tajam penuh selidik.
"Ibuku" Ada apa dengan ibuku?"
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jilid III "Ia ditangkap Galasing dan dibawa masuk ke dalam sebuah kemah. Cepat, kau tolong ibumu.....!"
Temucin menarik lengan ibu tirinya dan disuruh menunjukkan ke mana ibunya dibawa. Ketika tiba di depan kemah dan diberitahu oleh ibu tinnya bahwa ibunya dibawa masuk ke dalam kemah itu, dia pun meloncat dan membuka kemah dengan kasar, merenggut dan menyingkap kain kemah lalu masuk ke dalam. Apa yang dilihatnya dalam kemah itu membuat matanya yang lebar terbelalak dan seperti mengeluarkan api berkilat. Dia melihat mereka bergumul di atas pembaringan itu. Ibunya yang meronta-ronta dan melawan dengan mencakar, memukul
danmenggigit bagaikan seekor singa betina marah, pakaiannya sudah hampir telanjang, dan Galasing yang menggeluti ibunya, berusaha hendak memperkosanya.
"Galasing jahanam, anjing busuk kau!" bentak Temucin dengan muka merah dan dada turun naik seperti ada gelombang pasang di dalam dadanya. Mendengar bentakan ini, Galasing terkejut dan cepat dia meloncat turun, membalikkan tubuhnya seperti seekor biruang marah.
Muknya merah, matanya melotot dan mulutnya berbuih.
Dalam keadaan dicengkeram berahi yang berkobar, tadi dia tidak mendengar akan kembalinya rombongan itu dan kini dia tidak dapat mengelak lagi. Temucin melihat dia menggumuli Holun. Wanita itu cepat membereskan pakaiannya dan menarik diri di sudut pembaringan, memandang dengan hati berdebar tegang. Ia tahu betapa berbahayanya Galasing, seorang kepala kelompok yang terkenal memiliki tenaga besar dan pandai ilmu gulat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hemmm, Temucin! Kebetulan sekali aku memang hendak membunuhmu!" bentaknya sambil menyambar sebatang tombak yang berada di dalam kemah itu lalu menerjang ke depan,menusukkan lembingnya ke arah perut Temucin. Akan tetapi ketika memasuki kemah, Temucin juga sudah memegang sebatang lembing, sebatang lembing yang bagus dan kuat, hadiah dari seorang kepala suku yang kagum kepadanya, dan seperti sudah menjadi kebiasaan ayahnya pula, di bawah lembing itu diberi hiasan ekor yak berwarna putih. Melihat Galasing yang kini dibencinya itu menusukkan tombaknya, Temucin juga menggerakkan tombaknya menangkis sambil mengerahkan tenaga.
"Tranggg.....!" Dua lembing bertemu dan akibatnya, lembing di tangan Temucin terpental. Maklumlah pemuda ini bahwa dalam hal tenaga, dia masih kalah kuat dibanding pamannya itu. Maklum, dia adalah seorang pemuda remaja yang usianya belum genap lima belas tahun, sedangkan lawannya seorang dewasa yang bertubuh kokoh kuat, terlatih dan memiliki tenaga besar. Melihat betapa lembing di tangan pemuda itu terpental, Galasing menyeringai dan mengeluarkan gerengan seperti seekor binatang buas, lalu memutar lembingnya dan kembali menyerang dahsyat.
Sekali ini, Temucin tidak mengadu tenaga melalui tombak. Dia tahu bahwa hal itu merugikan dirinya, maka dengan menggunakan kesigapannya, dia mengelak dengan loncatan ringan, lalu dari samping tombaknya membalas dengan tusukan ke arah lambung lawan. Galasing memutar tombaknya menangkis sambil mengerahkan tenaganya, akan tetapi Temucin kembali menarik tombaknya, tidak membiarkan senjata mereka bertemu. Sambil menarik tombak, dia memutar senjata dan kini mata tombaknya meluncur ke arah tenggorokan Galasing. Orang ini terkejut, cepat melempar diri ke kiri sambil memutar tombak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melindungi diri. Untung dia melakukan ini karena kembali ujung tombak Temucin telah menyerangnya dari sudut lain.
Demikian cepatnya gerakan Temucin sehingga Galasing mulai merasa jerih. Memang pemuda ini pernah mempelajari ilmu tombak dari beberapa orang ahli, dan dia pun tidak pernah bosan untuk berlatih sehingga gerakannya amat cekatan.
Setelah menghadapi serangan Temucin secara beruntun dengan putaran tombaknya, tiba-tiba pada saat tombak Galasing membalas serangan tusukan, tubuh Temucin yang mengelak itumelangkah maju mendekat dan kini kaki Temucin terayun menendang ke arah lutut lawan.
"Dukkk!" Lutut Galasing tertendang dan dia mengeluarkan teriakan marah ketika terguling ke atas lantai kemah. Galasing yang bergulingan itu masih memutar tombaknya danmenyerang dari bawah, akan tetapi Temucin yang sudah siap, mengerahkan tenaga memukul tombak lawan dari samping sambil mengerahkan tenaga. Kini tenaga mereka tidak bertemu langsung karena tenaga Galasing kerahkan untuk menusuk sedangkan Temucin mengerahkan tenaga untuk memukul dari samping.
"Krekkk!" Tombak Galasing terpukul patah! Memang tombak yang dipegang Galasingitu tidak dapat dibandingkan tombak Temucin, hadiah dari seorang kepala kelompok, sebuah tombak pilihan.
Galasing menjadi pucat ketika dia melompat berdiri dengan tombak sepotong di tangannya. Dia marah sekali akan tetapi juga semakin gentar. Dilemparkannya tombak sepotong itu ke arah Temucin. Tombak pendek itu meluncur bagaikan anak panah ke arah dada Temucin, namun pemuda ini dengan tenangnya memutar tombaknya dan memukul senjata yang melayang itu sehingga runtuh.
Kini Galasing menghadapi Temucin dengan tangan kosong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan muka pucat Temucin tersenyum mengejek, lalu dia menancapkan tombaknya ke sisi. Tombak itu menancap di sudut ruangan dalam kemah itu, gagangnya tergetar saking kuatnya Temucin melemparkan senjata itu. Dia kini menghadapi Galasing denga tangan kosong!
"Jahanam busuk! Kalau wanita ini bukan ibu kandungku, aku tidak akan mencampuri urusanmu menggauli wanita. Akan tetapi ia ibu kandungku dan perbuatanmu berarti menghinaku, karenanya engkau harus mati di tanganku." Kata Temucin, matanya mencorong penuh kemarahan. "Kalau engkau memang laki laki sejati, mari kita membuat perhitungan di luar kemah!"
Mendengar ini, Galasing girang sekali. Kalau mereka berkelahi di luar kemah, tentu banyak anak buahnya yang melihat dan anak buahnya tentu, akan membela dan membantunya.
"Baik, mari kita keluar dan membikin perhitungan disana!" katanya garang untuk menutupi kekalahannya tadi.
Setibanya di luar, ternyata banyak orang telah berkumpul di luar dan Nampak banyak obor dinyalakan sehingga keadaan menjadi terang. Perkelahian antara Galasing dan Temucin telah didengar orang dan banyak di antara para anggauta kelompok itu berdatangan untuk menonton, apalagi setelah mereka mendengar dari para pengawal Temucin bahwa pemuda itu telah menang dalam pilihan dan dia terpilih sebagai kepala suku Yakka, menjadi pengganti mendiang ayahnya, Yesukai!
Melihat banyak anggauta kelompok berada di situ, Galasing segera berseru dengan suara nyaring, "Saudara-saudara lihat, Temucin hendak memberontak! Dia perlu dihukum! Mari, bantulah aku menangkap pemberontak ini!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Akan tetapi Temucin berteriak dengan suara lantang!
"Bohong! Hayo, siapa yang berani menangkap aku, pemimpin kalian pemimpin baru suku Yakka, pengganti mendiang ayahku Yesukai Khan! Akulah khan baru yang terpilih, dan semua kepala kelompok menjadi pembantu-pembantuku. Galasing telah berkhianat kepadaku, oleh karena itu aku akan menghukumnya, Kalian lihat saja pemimpin kalian menghukum orang yang berkhianat! Dia hendak memaksa dan memperkosa ibu kandungku, berarti dia telah menghina aku yang menjadi putera ibuku! Aku pemimpin kalian yang baru, telah dihinanya, maka dia harus menerima hukuman dari tanganku sendiri!"
Melihat betapa semua orang terpengaruh kata-kata Temucin dan tidak ada seorang pun yang mentaati perintahnya tadi, Galasing mengeluarkan suara menggeram dan dia pun menerjang ke depan dengan kedua lengan terbuka menerkam seperti seekor biruang marah. Temucin maklum bahwa Galasing memiliki tenaga besar dan juga seorang ahli gulat yang pandai dan berbahaya. Maka dia pun tidak membiarkan dirinya ditangkap. Dengan gesit sekali dia menyelinap melalui bawah lengan kiri untuk mengelak, lalu tubuhnya membalik dan kakinya sudah meluncur dari bawah mengirim tendangan keras.
"Bukkk!" perut Galasing tertendang dari samping dan tubuhnya yang tinggi besar itu terhuyung ke belakang, hampir terjengkang. Kemaranannya memuncak, ia membalik dan menyerang lagi, kini dengan gerakan cepat kedua tangannya menyambar dari kanan kiri untuk menangkap pemuda remaja yang berani melawannya itu.
Melihat serangan yang ganas ini, Temucin menangkis dengan kedua tangannya pula, dan tangkisannya dari dalam itu membuka kedua lengan lawan, maka secepat kilat dia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membalas dengan pukulan tangan kanan ke arah dada yang bidang itu.
"Desss.....!" Galasing terjengkang dan terbanting ke atas tanah! Tak disangkanya bahwa pemuda remaja itu sedemikian kuat dan gesitnya sehingga dia mulai merasa gentar. Akan tetapi, karena dia tahu bahwa pemuda itu tidak akan mengampuninya, dia pun bangkit lagi, diam-diam tangannya mencengkeram pasir. Begitu bangkit, dia menerjang, tangan kanannya bergerak ke depan dan pasir yang digenggamnya itu sudah menyambar ke arah muka Temucin. pemuda ini terkejut, kedua matanya kemasukan pasir dan dalam keadaan gelagapan tidak dapat membuka mata itu, Galasing sudah membuat gerakan memutar, lalu menerkam Temucin dari belakang, kedua lengannya yang kokoh berotot melingkar-lingkar itu telah menelikung tubuh Temucin, melingkari pundak dan leher, dan jari-jari tangannya yang kuat mencengkeram dan mencekik leher Temucin!
Semua orang yang melihat perkelahian ini, menahan napas saking tegangnya. Mereka yang tahu akan ilmu gulat, maklum bahwa keadaan Temucin berbahaya sekali karena kunci yang dipergunan Galasing itu sukar sekali dilawan.
Orang yang sudah ditelikung dari belakang seperti itu, tak mungkin dapat melepaskan diri, apalagi kunci itu dilakukan seorang ahli gulat yang bertenaga besar seperti Galasing.
Tak lama lagi Temucin akan mati kehabisan napas oleh cekikan maut itu! Biarpun mereka semua merasa khawatir akan keselamatan Temucin, tak seorang pun berani melerai.
Mereka adalah orang-orang yang sudah biasa menghadapi perkelahian dan dalam hal ini orang-orang suku Yakka Mongol memegang teguh kepada kejantanan dan kegagahan. Mereka tidak akan melakukan pengeroyokan dan tidak akan mencampuri kalau ada dua orang sedang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berkelahi memperebutkan kebenaran masing-masing.
Biarpun kini mereka melihat Temucin terancam bahaya maut, mereka hanya memandangdengan hati tegang saja tanpa niat sedikitpun untuk mencampuri atau melerai.
Akan tetapi Temucin bukanlah pemuda biasa saja, bukan pula jagoan biasa. Dia sudah banyak mempelajari ilmu bela diri yang aneh-aneh dari para pertapa di Pegunungan Go-bi.
Biarpun kini dia terjepit, lehernya tercekik oleh dua tangan yang lengannya membelit dan menelikungnya dari belakang, biarpun dia maklum bahwa nyawanya terancam maut, dia tidak kehilangan akal dan tidak menjadi gugup.
Dengan penuh perhitungan, dia membuat gerakan membungkuk dengan tiba-tiba sambil mengerahkan tenaganya. Pemuda ini kuat sekali, namun belitan kedua tangan yang mengunci dari belakang itu tidak mungkin dapat dibuka, apalagi Galasing cepat memasang kuda-kuda dengan merenggangkan kedua kaki dan mengerahkan tenaga untuk menjaga kaki dan mengerahkan tenaga untuk menjaga agar rontaan Temucin tidak sampai membuat dia roboh terguling. Dan inilah yang dikehendaki Temucin. Dia meronta tadi bukan untuk mencoba melepaskan jepitan, melainkan agar lawannya merenggangkan kedua kaki. Kini, secepat kilat, kaki kanannya menyepak ke belakang dengan pengerahan tenaganya. .
"Ngekkkk!" Tumit kaki kanannya itu tepat mengenai alat kelamin di selangkangan kedua kaki Galasing. Betapa-kuatnya seseorang, bagian anggauta rahasia itu merupakan bagian tubuh yang paling lemah. Kini, tumit itu menghantam dengan kerasnya maka seketika Galasing mengeluarkan hawa dari mulutnya yang terbuka lebar, matanya terbelalak seketika pandang matanya berkunang, rasa nyeri yang menusuk-nusuk dari selangkangan naik ke perut, dada dan kepala, membuat tenaganya lenyap,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangannya seperti lumpuh dan napasnja terengah-engah.
Saat itu, Temucin sudah mengerahkan tenaganya, meraih jari-jari tangan yang mencekik leher, menggunakan kekuatannya untuk melepaskan cekikan itu lalu dia merendahkan tubuh, membuat gerakan membungkuk tiba-tiba tubuh Galasing sudah diangkatnya dengan pinggulnya lalu dibanting ke depan melalui belakang tubuh. Tubuh Galasing melayang ke atas dan terbanting ke atas tanah dengan kedua lengan tertekuk-tekuk.
"Bresss.....!" Karena bantingan itu kuat sekali dan kepala Galasing tertumbuk pada tanah keras, maka dia menjadi pening. Dia mencoba untuk merangkak bangun sambil mengeluh panjang. Akan tetapi Temucin sudah menghampiri dan sekali menggerakkan kaki kanannya, Temucin menendang dengan mengarahkan kakinya pada sasaran yang tepat sekali, di dekat tengkuk Galasing.
"Krokkk!" Tulang leher Galasing disambar tendangan yang amat kuat itu seketika patah. Dia terkulai dan tewas!
Temucin mendengar seruan-seruan para penonton yang tegang, juga kagum kepadanya. Karena khawatir kalau ada yang merasa tidak senang atas kematian Galasing, dia lalu mengangkat dada dan berkata dengan suara lantang dan pandang mata mencorong.
"Aku, Temucin, sebagal kepala suku yang memimpin para kepala kelompok, terpaksa menghukum Galasing yang berkhianat. Lihat, orang yang berkhianat ini tidak diberkahi para dewa, sehingga dia roboh dan tewas di tanganku.
Siapa yang merasa penasaran dan hendak membelanya, berarti menjadi pengkhianat pula dan boleh maju untuk menerima hukumanku!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tak seorang pun berani maju dan dengan murah hati Temucin mengumumkan bahwa dia tidak memusuhi para isteri dan anak dari Galasing yang tidak salah.
Nama Temucin makin menanjak dikagumi banyak kepala kelompok yang jauh lebih tua dan berpengalaman.
Mereka dapat melihat bahwa di dalam pemuda ini terdapat jiwa kepemimpinan yang amat kuat, dan mulailah mereka mengharapkan agar bangsa Mongol akan bangkit dan menjadi jaya di bawah pimpinan kepala suku muda itu.
Temucin yang berusia tujuh belas tahun, lalu minta perkenan ibunya untuk memboyong tunangannya, Bortay puteri kepala kelompok Munlik atau Karugai untuk menjadi isterinya. Ibunya memberi doa restu dan berangkatlah Temucin bersama pengiringnya ke perkampungan kelompok yang dipimpin oleh Munlik.
Munlik atau Karugai menerima Temucin dengan ramah, apalagi dia sudah mendengar bahwa calon mantunya itu terpilih sebagai kepala suku, maka dia menyerahkan Bortay yang kini sudah berusia enam belas tahun dan menjadi seorang gadis muda dan cantik manis itu dengan hati rela.
Demikianlah, Temucin membawa pulang Bortay sebagai isterinya yang pertama dan ternyata Bortay merupakan seorang isteri yang amat manis dan amat mencinta suaminya. Di dalam kamar dalam tenda bersama isterinya Temucin menemui suatu kehidupan yang penuh dengan kasih sayang, penuh kemesraan dan seakan-akan lenyaplah semua kekerasannya kalau dia sudah berada di dalam kamar itu bersama isterinya. Seringkali ia merasa heran mengapa hatinya seketika berubah kalau dia sudah masuk kamar disambut senyum Bortay. Dia tidak tahu bahwa dia dan isterinya dikuasai pengaruh Pedang Asmara yang selalu tergantung di kamarnya!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Nama besar Temucin semakin dikenal para kepala kelompok sebagai seorang pemimpinmuda yang gagah perkasa, berani, adil dan bertanggung jawab. Maka banyaklah kini kepala-kepala kelompok yang percaya kepadanya dan datang bergabung, menyatakan kagum mereka dan mengakui kebesarannya dengan mengirim upeti dan barang-barang hadiah sebagai tanda persahabatan. Dia menerima semua kepala kelompok yang bergabung dengan tangan dan hati terbuka, melupakan semua persoalan masa lalu, dan dalam hal keadilan terhadap para kelompok yang bersahabat, dia lebih terkenal dan lebih disuka daripada mendiang ayahnya, Yesukai Khan sendiri! Temucin sebagai pemimpin tidak tamak murka, tidak pernah memaksa orang untuk menyerahkan hasil buruan secara kejam, dan hanya menerima pemberian mereka yang diserahkan secara suka rela. Tidak pernah dia merampas isteri orang seperti sering dilakukan para kepala kelompok dan pimpin lain.
Temucin juga berbeda dengan ayahnya. Dia tahu bahwa kekuasaan perlu ditunjang dengan kekuatan. Tanpa adanya kekuatan, tidak mungkin kekuasaan dapat dipertahankan, dan tanpa adanya kekuatan yang menunjang kekuasaan, tidak mungkin dia dapat mempersatukan dan memimpin bangsanya, cita-cita yang ada dalam batinnya sejak dia masih kecil. Maka, dia pun mulai memilih anggauta kelompok-kelompok itu, orang-orang muda yang bertubuh kuat, dan mulai membentuk pasukan yang dilatih oleh para pembantunya yang berpengalaman. Dalam waktu dua tahun saja, dia telah berhasil membangun sebuah pasukan yang terdiri dari tiga belas ribu orang perajurit! Karena untuk memberi makan pasukan sebesar itu membutuhkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
makanan yang banyak, maka ketika musim dingin tiba, terpaksa Temucin membawa seluruh pasukan dan anggauta kelompoknya untuk pindah dari lapangan rumput musim panas ke tanah perumputan musim dingin. Ada dua jenis rumput, yaitu yang dapat hidup di musim panas dan ada pula yang hidup di musim dingin. Kehidupan manusia di daerah itu tergantung kepada ternak, maka pemeliharaan ternak merupakan keharusan yang mutlak demi kehidupan kelompok. Kalau ternak mereka gemuk dan sehat, menghasilkan banyak susu dan daging, mereka pun akan hidup gemuk dan sehat, dan demikian sebaliknya.
Dengan rombongan besar sekali Temucin memimpin orang-orangnya menuju ke selatan. Ternak mereka berjalan didepan, dikawal dan digembala oleh pasukan mereka, dan kibitka (gerobak-gerobak tenda) mengikuti dari belakang. Di dalam gerobak-gerobak ini duduk orang-orang tua yang lemah, wanita dan anak-anak. Akan tetapi wanita-wanita muda yang kuat ikut berjalan pula di belakang gerobak.
Beberapa hari kemudian, Temucin mendengar laporan pasukannya yang mencari jalan terdepan bahwa pasukan musuh yang besar sekali jumlahnya bergerak dengan cepat ke arah mereka. Musuh datang dari depan dan sudah nampak di kaki langit. Temucin terkejut, apalagi mendengar laporan bahwa yang datang itu adalah pasukan yang dipimpin oleh Targoutai, orang yang amat membencinya dan yang selalu mengejar untuk
membunuhnya. Dan sekali ini, Targoutai memimpin pasukan, yang terdiri dari orang-orang suku Taijut, sebanyak kurang lebih tiga belas ribu orang, lebih dari dua kali jumlah pasukannya sendiri! Temucin mengerutkan alisnya, berpikir dengan sungguh-sungguh dan cepat dalam keadaan yang berbahaya itu. Melarikan diri berarti meninggalkan dan mengorbankan seluruh ternak, harta
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
milik, para wanita, kepada musuh. Tidak, dia tidak akan mengorbankan semua itu! Mengumpulkan pasukannya dan menyambut pihak musuh juga tidak bijaksana. Tentu musuh yang jauh lebih besar jumlahnya itu akan mengepungnya dan pasukannya akan dihancurkan!
Temucin maklum bahwa hidup dan matinya pasukan dan kelompok yang dipimpinnya tergantung sepenuhnya kepadanya. Dia harus bertindak cepat tanpa ragu-ragu.
Temucin lalu mengumpulkan para pimpinan
pasukannya. Dengan lantang namun penuh semangat, dia lalu memberi perintah dan petunjuk. Semua perintahnya dilaksanakan tanpa ada bantahan dari para pembantunya yang sudah menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada pemimpin muda ini.
Kibitka-kibitka, yaitu gerobak-gerobak tenda, dikumpulkan dan dibentuk menjadi lingkaran besar. Semua ternak digiring ke dalam lingkaran gerobak-gerobak itu dan para orang tua, wanita dan kanak-kanak bersembunyi di dalam tenda, siap dengan anak panah mereka untuk membantu pasukan. Kini, pasukan itu diatur sedemikian rupa, menjadi pasukan-pasukan terdiri dari seribu orang yang berdiri gagah di belakang panji masing-masing yang terdiri dari sembilan gumpal ekor yak. Di belakang mereka ada hutan yang menjadi pelindung sehingga mereka dapat berjaga menjadi setengah lingkaran, menjaga musuh yang akan datang dari depan kanan dan kiri.
Saat yang dinanti-nantikan dengan hati tegang, jantung berdebar-debar itupun tibalah. Pasukan musuh makin lama kelihatan semakin jelas, debu mengepul tinggi dan derap kaki kuda mereka terdengar bagaikan ancaman maut.
Namun, Temucin dengan gagahnya duduk di atas kudanya dan melihat sikap pemimpin muda ini, para perajuritnya juga menjadi besar hati dan bersemangat. Pemimpin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka sungguh gagah perkasa dan sedikitpun tidak kelihatan gentar.
Pada saat itu, dari dalam hutan muncul tiga ekor penunggang kuda. Dari muka dan pakaian mereka, tiga orang ini jelas bukan orang Mongol, melainkan orang-orang dari selatan yang oleh orang Mongol disebut bangsa Khitai.
Sebutan Khitai oleh bangsa Mongol adalah sebutan untuk bangsa yang berada di sebelah selatan Tembok Besar. Tiga orang muda tu berbangsa Han atau Cina. Melihat wajah mereka, tiga orang muda ini masih muda, berusia sekitar delapan belas sampai dua puluh lima tahun. Tentu saja, mereka yang datang menunggang kuda ini dikepung oleh para perajurit Temucin, dan ditangkap lalu dihadapkan kepada Temucin karena mereka disangka mata mata musuh.
Akan tetapi Temucin dapat melihat bahwa dia berhadapan dengan tiga orang muda berbangsa Khitai, bukan bangsa Taijut yang dipimpin oleh Targoutai.
"Kalian bukan mata-mata dari pasukan musuh yang menyerbu dari depan?" tanya Temucin. Pertanyaan ini merupakan suatu ujian dan jawaban mereka akan menentukan nasib tiga orang itu.
Pemuda yang paling tua, seorang berusia dua puluh lima tahun yang bertubuh tinggi besar dan wajahnya tampan gagah, mewakili dua orang temannya memberi hormat dan menjawab dengan lantang.
"Sama sekali bukan! Kami adalah pelancong yang tersesat sampai ke sini dan tidak mempunyai niat jahat terhadap siapa pun."
Sejenak sepasang mata Temucin yang tajam mengamati mereka. Tiga orang muda itu nampak gagah dan tampan apalagi yang seorang, yang termuda. Temucin biarpun
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
masih muda sekali namun pandang matanya tajam dan dia mengerti bahwa pemuda yang amat tampan itu tentulah seorang wanita yang menyamar sebagai pria. Dari suara orang yang menjawab pertanyaan, dia tidak ragu lagi bahwa memang mereka ini adalah orang-orang Khitai.
"Kami sedang diancam musuh. Apa buktinya bahwa kalian bukan mata-mata musuh?"
Orang tertua dari tiga pemuda itu menjawab lantang,
"Kami adalah pelancong dan juga selalu menjunjung tinggi keadilan. Kami melihat bahwa pasukan ini diancam oleh pasukan yang jauh lebih besar jumlahnya. Untuk membuktikan bahwa kami bukan mata-mata, kami sanggup untuk membantu Paduka! "
Temucin tersenyum. "Bagus! Perkenalkan nama kalian!"
''Namaku Yeliu Cu Tay," kata orang pertama.
"Namaku Phoa Giok Hin," sambung yang ke dua.
"Dan aku bernama Ciu Li Lan," kata orang ke tiga yang paling kecil.
"Kalian boleh membantu kami dan menjadi pengawalku!" kata Temucin, kemudian dia membisiki kepala pengawal pribadinya untuk diam-diam mengawasi gerak-gerik mereka bertiga itu dan kalau kemudian mencurigakan atau memperlihatkan tanda-tanda akan berkhianat supaya dikeroyok dan dibunuh.
Sementara itu, pihak musuh sudah datang menyerbu dan semua perajurit pasukan Temucin sudah siap siaga.
Pasukan musuh itu tersusun dalam kelompok terdiri dari lima ratus orang, lebih dari enam puluh kelompok tersusun rapi. Setiap kelompok dibagi pula menjadi lima dan panji mereka adalah rumbai-rumbai rambut ekor kuda. Bagaikan gelombang mereka menyerang, mula-mula gelombang kecil
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari barisan depan yang melemparkan lembing-lembing mereka ke arah pasukan Temucin. Lalu disusul serbuan pasukan di belakangnya yang bersenjatakan tameng dan lembing.
Namun, pasukan Temucin menyambut gelombang
serangan itu dengan penuh semangat, dengan anak panah, lemparan lembing, kemudian menyambut serbuan musuh dengan golok. dan pedang di tangan. Terjadilah pertempuran hebat.
Namun, pasukan Targoutai tidak berhasil membobolkan bendungan pasukan Temucin karena pasukan Temucin maju dalam barisan yang seribu orang sehingga setiap kali ada pasukan Targoutai maju, yang hanya berjumlah seratus orang, maka mereka dapat dinancurkan oleh pasukan Temucin. Ketika Targoutai melihat kesalanan pihaknya ini dan hendak menggabungkan pasukan-pasukan kecilnya menjadi pasukan besar, Yeliu Cutay berbisik kepada Temucin.
"Selagi musuh dalam keadaan kacau, serbu di semua bagian agar mereka tidak dapat menggabungkan kekuatan mereka!"
Temucin juga berpendapat sama, maka dia lalu memberi aba-aba dan kini semua pasukannya yang tadinya menanti giliran di depan, membuat gerakan melingkar seperti sayap garuda dan menyerang dari kanan kiri, menghantam kedudukan musuh dari depan, kanan dan kiri sehingga Targoutai tidak sempat lagi memperbaiki posisinya. Sejak tadi, Temucin ikut pula mengamuk, dan dia merasa gembira bukan main melihat betapa tiga orang asing itu ikut mengamuk pula disampingnya dan ternyata mereka bertiga memiliki ilmu pedang yang mentakjubkan. Setiap kali pedang mereka berkelebat tentu ada seorang lawan yang roboh tewas!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba terdengar gerengan seperti seekor biruang marah dan muncul seorang raksasa dari pihak musuh.
Orang ini memang pantas disebut raksasa. Tingginya satu setengah kali orang biasa, dan di tangannya yang besar itu terdapat sebatang ruyung yang besar pula. Agaknya raksasa suku Taljut ini membawa tugas tertentu, yaitu membunuh Temucin karena begitu dia muncul, dia langsung menyerang Temucin dengan ruyungnya. Dia tidak berkuda dan diamelompat tinggi, menghantamkan ruyungnya dengan amat kuat ke tubuh Temucin. Pemimpin suku Yakka ini terkejut dan cepat menangkis dengan tombaknya.
Tombak itu hampir terpental lepas dan dia cepat meloncat turun dari kuda untuk mengelak.
"Bresss!" Punggung kuda itu kena hantam ruyung dan binatang itu roboh seketika dan tewas karena dengan gerengan marah menyerang Temucin yang sudah meloncat berdiri. Kembali Temucin menangkis, kini memegang tombak dengan kedua tangan, dilintangkan di atas kepalanya.
"Krakkk!" Tombak itu patah menjadi dua dan hampir saja kepalanya kena hantam ruyung. Untung dia masih sempat melempar tubuh ke bawah dan bergulingan sambil mencabut pedangnya. Dengan pedang ini, Temucin yang menjadi marah sekali menerjang dengan tusukan raksasa ke arah raksasa itu. Dia mengerahkan seluruh tenaganya dalam serangan ini. Akan tetapi, biarpun dia besar dan kokoh kuat, raksasa itu dapat bergerak cepat dan ruyungnya sudah menangkis pedang dari samping.
"Tranggggg.....!" pedang itu terpental lepas dari tangan Temucin dan ketika tertangkis ruyung, mengeluarkan bung api yang terang. Kebetulan Yeliu Cutay berada di situ dan melihat pedang yang mengeluarkan sinar terang itu terlepas dari tangan Temucin dan terlempar ke arahnya, dia lalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menangkapnya dengan tangan kiri. Sekilas pandang tahulah bahwa pedang itu adalah sebatang pedang pusaka yang indah sekali. Akan tetapi dia tidak lagi memperhatikan pedang milik Temucin itu karena dia melihat betapa Temucin terancam bahaya maut. Raksasa itu dengan gerengan-gerengan dahsyat sudah mengejar dan menyerang Temucin dengan ruyungnya. Temucin berloncatan menghindar, terhuyung dan terdesak hebat. Pada saat itu, Yeliu Cutay sudah meloncat ke dekat raksasa itu dan secepat kilat pedang ditangan kanannya meluncur.
"Crappp.....!" Pedang itu menembus leher raksasa dari samping dan tubuh yang tinggi besar itu pun roboh. Darah mengalir dengan pancaran deras dari lehernya dan kaki tangannya berkelojotan dan lehernya terdengar suara mengorok dan dia pun tewaslah!
Tanpa kata, Yeliu Cutay menyerahkan pedang Temucin kepada pemiliknya. Temucin menerimanya dan tersenyum, mengangguk tanpa mengucapkan terima kasih namun dari pandang matanya jelas nampak rasa senang dan syukur.
Mereka kembali mengamuk. Akan tetapi, Temucin menyimpan kembali pedangnya dan dia telah merampas sebatang tombak musuh dan mengamuk dengan tombak itu. Yeliu Cutay menemaninya, mengamuk tanpa menunggang kuda.
Pertempuran itu berlangsung dengan seru, mati-matian, penuh dengan pekik pekik dahsyat diseling teriakan teriakan kesakitan dan rintihan maut. Mereka bertempur dalam hujan anak panah kedua pihak. Pedang menyambar-nyambar dahsyat, tombak meluncur-luncur mencari mangsa, mengait lawan dengan kait tombak dari atas kuda, saling bacok saling hantam, saling cekik dan saling tendang.
Pertempuran dahsyat yang mengakibatkan tempat itu menjadi tempat pembantaian antara manusia, di mana
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
darah muncrat-muncrat dan membanjir, nyawa-nyawa melayang dan mayat-mayat berserakan, berlangsung sampai matahari tenggelam. Dan akhirnya, tidak kuat menghadapi perlawanan gigih dari pasukan Temucin, Targoutai menarik sisa pasukannya dan melarikan diri! Dia bagaikan seekor biruang tua ompong melarikan diri setelan kalah bertarung melawan seekor biruang muda yang tadinya dipandang rendah! Dia melarikan diri meninggalkan hampir enam ribu orang perajuritnya yang tewas dan ratusan orang perajurit tertawan! Temucin dengan pasukannya yang hanya tiga belas ribu orang itu mampu mengalahkan Targoutai dengan tiga puluh ribu orang lebih dengan gemilang.
Di antara ratusan orang tawanan terdapat tujuh puluh orang kepala kelompok yang menjadi anak buah dan pembantu Targoutai. Dan Temucin menjatuhkan hukuman mati kepada tujun puluh orang ini. Mereka dibakar di tempat itu juga! Sungguh merupakan hukuman yang amat kejam, akan tetapi ini merupakan siasat dari Temucin.
Dengan tindakan yang tidak mengenal ampun kepada musuh ini membuat namanya menjadi tersohor dan orangorang yang tadinya memusuhinya menjadi gentar dan memaksa mereka itu untuk merasa lebih baik bersahabat dari pada bermusuhan dengan pemimpin muda yang perkasa dan keras itu.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Kemenangan itu, seperti biasa pada bangsa Mongol, disambut dengan pesta pora biarpun di pihak Temucin jatuh pula banyak korban, tidak kurang dari dua ribu orang tewas, namun tetap saja Temucin dan pasukannya mengadakan pesta besar untuk menyambut
kemenangannya. Mereka berpesta malam itu juga menyembelih ternak dan sebentar saja di situ mereka ramai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memanggang mengolah daging dan bau anggur memenuhi tempat itu, menyaingi bau amis darah manusia.
Tenda-tenda didirikan dan di dalam sebuah tenda besar, Temucin duduk menghadapi hidangan dan anggur. Di depannya duduk pula Yeliu Cutay, Phoa Giok Hin dan Ciu Li Lan. Dalam kesempatan ini, Temucin yang amat menghormati tiga orang tamunya, menanyakan riwayat mereka dan mereka pun bercakap-cakap dengan gembira.
"Aku berani bertaruh bahwa saudara Ciu Li Lan ini tentu seorang gadis yang menyamar pria." kata Temucin sambil menudingkan telunjuknya kepada Li Lan. Gadis perkasa ini menjadi merah pipinya dan kedua orang temannya tertawa.
"Benar sekali, Panglima." kata Yeliu Cutay, menyebut
"panglima" kepada Temucin, sebutan yang menggembirakan hati pemimpin muda itu. "Kami adalan saudara seperguruan. Aku yang tertua, lalu sute Phoa Giok Hin dan sumoi Ciu Li Lan ini."
"Lalu bagaimana kalian bertiga, orang-orang muda dari selatan Tembok Besar, dapat berada di tempat ini?" tanya Temucin dengan ramah, bukan bernada menyelidik.
"Kami bertiga telah tamat belajar ilmu silat, dan suhu kami meninggal dunia, meninggalkan pesan agar kami pergi mengembara ke utara untuk mencari pengalaman dan mencari dua hal yaitu guru yang pandai dan pusaka yang ampuh. Kata guru, di utara kini sedang muncul bintang yang sinarnya menyorot terang sekali, tanda bahwa di utara muncul seorang calon pemimpin besar yang pandai dan mendapat anugerah dari langit."
Temucin tertarik sekali. "Apakah gurumu itu pandai meramal?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yeliu Cutay tersenyum. "Mendiang guru kami memiliki banyak sekali ilmu yang tinggi. Di samping ilmu silat, juga beliau pandai ilmu perbintangan dan pandai meramal.
Kami bertiga mempelajari ilmu silatnya dengan tekun."
"Panglima, Yeliu-suheng terlalu merendah. Kami bertiga memang belajar ilmu silat, dan yang paling lihai di antara kami adalah Yeliu-suheng, bahkan selain ilmu silat, juga dia mewarisi ilmu perbintangan dari suhu dan Yeliu-suheng pandai pula meramal."
"Ahhh.....!" Temucin berseru kagum dan matanya bersinar-sinar. "Benarkah itu" Yeliu-taihiap, kalau begitu tolong kauramalkan bagaimana dengan nasib diriku!"
Ucapan ini merupakan permintaan, akan tetapi juga perintah. Hal ini diketahui benar oleh Yeliu Cutay karena dia dapat melihat pandang mata pemimpin muda bangsa Mongol itu.
"Baiklah, Panglima. Akan kucoba sedapatku. Akan tetapi untuk keperluan itu, harap Paduka suka memberi catatan tentang hari dan bulan kelahiran Paduka, juga aku harus memeriksa garis-garis telapak tangan Paduka."
Dengan senang hati Temucin memberi catatan
kelahirannya itu, kemudian menyerahkan pula kedua telapak tangannya diperiksa dengan seksama oleh Yeliu Cutay. Pemuda ini memang pernah mempelajari ilmu perbintangan dan ilmu meramal nasib kepada mendiang gurunya, dan dengan penuh ketekunan dan kesungguhan dia mempergunakan semua pengetahuannya untuk
"membaca" nasib Temucin.
"Aku tahu, Taihiap, bahwa nasib orang bagaikan gelombang lautan, bagaikan awan di angkasa, kadang-kadang pasang kadang-kadang surut. Maka, jangan sungkan dan jangan sembunyikan apa-apa dariku, Taihiap.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ceritakan saja semua hal, yang baik maupun yang buruk.
Aku siap menghadapi segalanya."
Diam-diam Yeliu Cutay kagum. Panglima ini memang bukan orang sembarangan, memiliki semangat bernyala-nyala, jiwa yang besar, akan tetapi juga miliki kekerasan hati yang membaja hingga dia tidak segan membunuhi musuh secara kejam sekali seperti yang dilihatnya tadi ketika Temucin menghukum para tawanan dengan membakar mereka hidup-hidup sampai mati! Setelah mempelajari garis telapak tangan dan menghitung tanda hari dan bulan kelahirannya, Yeliu Cutay lalu berkata, suaranya wibawa dan halus, membuat semua pendengarnya terdiam. dan mendengar dengan penuh perhatian dan hormat.
"Panglima Temucin, tanda-tanda yang kubaca sungguh jelas sekali. Benar yang dikatakan oleh mendiang guruku, di utara sini muncul seorang pemimpin besar bangsa Mongol yang kelak akan menjadi seorang raja besar penuh kekuasaan dan yang menguasai sebagian besar dunia, sampai jauh ke utara, ke barat dan ke selatan! Bintang itu bersinar terang seolah hendak menyaingi sinar matahari!
Akan tetapi..... aku melihat darah.....darah dan darah di mana-mana. Sebelum pemimpin besar itu berhasil menjadi seorang raja besar, dia akan melakukan pembunuhan besar-besaran, darah akan mengalir, perang saudara akan terus menerus terjadi, banyak musuh dari segala pihak. Namun, banyak orang pandai dan bijaksana akan menjadi pembantunya dan akhirnya dia akan berhasil!" Yeliu Cutay berhenti, mukanya agak pucat karena dia merasa ngeri sendiri membaca tanda-tanda itu.
"Hemmm, siapakah calon raja besar itu?" Temucin bertanya, menahan napas.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bukan lain adalah Paduka, Panglima. Bahkan..... ah, apa ini....." Ada kaitan di antara kita, Panglima, kaitan yang erat sekali! Mungkinkah ini berarti bahwa kelak aku termasuk seorang di antara para pembantu Paduka?"
"Bagus sekali! Yeliu taihiap, tidak usah kelak, sekarang pun aku menerimamu sebagai pembantu utamaku!"
"Maaf, Panglima. Belum tiba saatnya aku menghambakan diri kepada Paduka. Akan datang waktunya kelak. Bukan sudah digariskan bahwa kita saling jodoh" Aku masih harus melanjutkan perjalananku yang jauh, Panglima."
Temucin mengangguk-angguk. Tiga orang ini bukan anak buahnya melainkan tamunya, bahkan penolongnya, maka tidak dapat memaksa mereka. Setelah makan minum, tiga orang tamu itu lalu diberi tempat menginap yang paling terhormat, yaitu di dalam tenda yang diperuntukkan Temucin! Pemimpin itu dengan cerdiknya untuk menyenangkan hati orang yang kelak diharapkan dapat membantunya, menyerahkan tendanya sendiri yang paling mewah di antara semua tenda, untuk tempat menginap tiga orang tamunya.
Mereka bertiga memasuki tenda yang mewah itu.
Bahkan pedang pusaka milik Temucin, yang tadi amat mengagumkan hati Yeliu Cutay, kini sudah tergantung di sudut ruangan tenda.
"Suheng, dan Sumoi, aku hendak keluar dulu. Ini kesempatan baik bagiku untuk memperlengkapi tugasku.
Dari para kepala kelompok yang berbeda-beda asalnya itu aku tentu akan dapat menerima keterangan yang amat banyak dan berharga. Mereka tentu akan menerimaku sebagai sahabat, karena kita menjadi tamu kehormatan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Panglima Temucin." Kata Pnoa Giok Hin kepada suheng dan sumoinya.
"Engkau benar, sute, jawab Yeliu Cutay, " dan lakukanlah tugasmu. Selamat bekerja."
Phou Giok Hin adalan seorang pemuda yang memiliki kesenangan dan keahlian yang berbeda dari suhengnya.
Kalau Yeliu Cutay pernah mempelajari ilmu perbintangan dari mendiang gurunya dan dia senang sekali dengan ilmu ini. Phoa Giok Hin lebih senang mempelajari sejarah para suku di utara. Dia ingin menulis buku tentang sejarah dan keadaan mereka dan dengan tulisannya itu, dia akan dapat mengajukan hasil karyanya ke kota raja dan tulisan itu akan dapat menjamin sebuah kedudukan yang layak baginya.
Seperti juga Yeliu Cutay memperdalam ilmu perbintangan untuk dapat memperoleh kedudukan yang layak kelak.
Keduanya memang sudah mempelajari kesusastraan yang cukup mendalam untuk landasanpenyelidikan dan memperdalam ilmu dalam bidang masing-masing.
"Suheng, aku ikut." kata Ciu Li kepada Giok Hin.
Pemuda ini memandang sumoinya dengan senyum dan sinar amat penuh kasih sayang. Memang ada hubungan cinta kasih antara kedua orang ini ini, dan mendiang guru mereka bahkan sudah merestui perjodohan di antara mereka. Keduanya hanya tinggal menghadap kepada orang tua masing-masing untuk memperoleh restu mereka, kalau mereka sudah selesai dengan perjalanan mereka ke utara dan kembali ke kampung halaman masing-masing. Di antara mereka terdapat pertalian cinta kasih yang mendalam selama lebih dari dua tahun.
"Sumoi, maafkan aku. Kurasa sebaiknya kalau engkau tidak ikut dan menanti di sini saja bersama Yeliu-suheng.
Ingat betapa Panglima Temucin sudah dapat menduga bahwa engkau adalah seorang wanita, dan kalau sampai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
para kepala kelompok mendengar akan hal ini, mereka akan merasa tidak senang menerima seorang wanita sebagai tamu kehormatan yang duduk bercakap-cakap dengan tingkat yang sama dengan mereka. Mereka itu merasa terhina kalau derajat mereka disamakan dengan wanita.
Aku khawatir, kalau engkau ikut, bukan saja pekerjaanku akari gagal, juga akan menimbulkan sikap tidak senang dan permusuhan dari mereka."
"Apa yang dikatakan sute itu benar, Sumoi. Sebaiknya kalau kita menanti saja di sini. Pula, bukankah engkau juga lelah sekali setelah ikut dalam pertempuran tadi"
Mengasolah." kata Yeliu Cutay.
Li Lan tidak membantah, akan tetapi ia memandang kepada kekasihnya dengan sinar mata khawatir. Ia bukan seorang gadis manja dan ia dapat mengerti alasan kekasihnya itu, akan tetapi entah mengapa, hatinya merasa tidak tenteram dan tidak enak.
"Baiklah, Suheng. Akan tetapi, jangan engkau pergi terlalu lama....."
Diam-diam Giok Hin merasa heran melihat sikap kekasihnya yang kekanak kanakan ini, tidak seperti biasanya. Biasanya, kekasihnya ini bersikap gagah dan tidak cengeng. Akan tetapi dia pun hanya tersenyum dan mengangguk, ia menyentuh pundak kekasihnya dan menekan dengan sepenuh perasaan mesra dalam hatinya.
Sentuhan tangan yang bagaimana ringan pun dari seorang kekasih bukan membuat yang disentuh merasakan kemesraan yang menembus ke dalam jantungnya.
Demikian hebat memang kekuasaan asmara bagi dua hati yang saling mencinta. Sentuhan halus senyum lembut, pandang mata dan dalam segala gerak gerik dua orang yang saling mencinta, akan mendatangkan getaran yang amat kuat, yang langsung terasa oleh hati masing-masing. Tanpa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kata pun, melalui senyum, pandang mata atau sentuhan, dua orang yang saling mencinta kan mampu menjenguk isi hati masing-masing. Setelah mereka saling pandang dengan sinar mata saling bertaut mesra, Giok Hin meninggalkan kekasihnya bersama suhengnya dari dalam tenda itu.


Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Malam telah menjelang tengah malam dengan hawa dingin menerobos masuk ke dalam tenda. "Sumoi, engkau mengasolah," kata Yeliu Cutay sambil menunjuk ke arah pembaringan yang berada di tengah ruangan tenda. "Biar aku yang berjaga di sini sampai sute kembali."
"Baik, Twa-suheng (Kakak seperguruan tertua)," kata Li Lan dan gadis ini lalu merebahkan tubuhnya ke atas pembaringan, terlentang. Li Lan adalah seorang gadis berusia delapan belas tahun yang berwajah manis. Bentuk tubuh yang terlatih baik itu bagaikan setangkai bunga yang mulai mekar, dengan lekuk lengkung yang sempurna.
Tubuh gadis kuning mulus, akan tetapi jangan salah sangka, di bawah permukaan kulit yang halus mulus itu tersembunyi kekuatan sinkang yang hebat, yang membuat seorang laki-laki bertenaga gajah sekalipun belum tentu akan mampu menandinginya!
Melihat sumoinya sudah berbaring atas pembaringan itu, Yeliu Cutay tiba tiba merasa terkejut dan heran mengapa sejak tadi dia mengamati gerak gerik sumoinya dengan hati yang amat tertarik! Dia sadar dan cepat dia memalingkan mukanya yang berubah kemerahan. Kenapa dia ini" Tidak pernah dia memandang sumoinya seperti itu! Selama ini, dia memandang sumoinya seperti seorang kakak memandang adiknya, pandangan yang sama sekali tidak mengandung rangsangan berahi. Akan tetapi kini tiba-tiba saja matanya melihat betapa cantik manisnya Li Lan, betapa indahnya lekuk lengkung tubuhnya, betapa menggairahkan ketika gadis itu merebahkan dirinya. Ingin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dia menampar muka sendiri. Gagasan yang kotor!
Jantungnya berdebar keras dan untuk mengalihkan perhatiannya, dia lalu melangkah ke dekat tiang kemah di sudut, di mana tergantung sebatang pedang yang sarungnya indah sekali. Inilah pedang yang pernah menggagumkan hatinya tadi. Pedang milik Temucin yang sekelebatan saja dikenalnya sebagai sebatang pedang yang luar biasa. Dia merasa heran bagaimana seorang suku Mongol, biarpun seorang pemimpin, dapat memiliki sebatang pedang yang demikian indah dan ampuhnya" Karena ingin tahu, dia pun mengambil pedang itu dan menghunusnya dari sarung pedang. Sinar yang terang berkilauan seperti kilat menerangi lampu gantung. Bahkan Li Lan yang belum pulas melihat sinar terang ini, membuat ia terkejut dan memutar tubuh menghadapi Yeliu Cutay.
"Suheng, pedang apakah itu?" tanyanya ketika ia melihat suhengnya berdiri sambil mengamati sebatang pedang yang mengeluarkan cahaya terang.
"Pedang milik Panglima Temucin, sebatang pedang pusaka yang luar biasa indah dan ampuhnya." jawab Yeliu Cutay tanpa menoleh kepada sumoinya karena kini dia merasakan betapa getaran berahinya semakin menghebat sehingga dia tidak berani memandang kepada sumoi-nya!
Sampai menggigil kedua kakinya, gemetar seluruh tubuh dan kedua tangan yang memegang pedang.
Akap tetapi, sikapnya ini, terutama melihat betapa kedua tangan yang memegang pedang itu gemetar keras, justeru menarik perhatian Li Lan. Gadis itu merasa heran mengapa suhengnya yang biasanya selalu bersikap tenang itu kini gemetar kedua tangannya memegang pedang itu. Juga ia ingin sekali meliht pedang yang demikian dipuji-puji toa-suhengnya. Ia pun meloncat turun dari pembaringan dan menghampiri Yeliu Cutay.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sumoi.....jangan.....! Jangan engkau mendekat.....!"
Yeliu Cutay yang mendengar gerakan kaki sumoinya, cepat berseru tanpa menoleh, tubuhnya semakir gemetar hebat.
Tentu saja Li Lan menjadi terheran-heran, la merasa penasaran sekali melihat ulah toa-suheng itu. Yeliu Cutay sudah dianggap seperti kakak srndiri, atau pengganti orang tuanya yang jauh, pengganti suhunya yang telah tiada, la percaya sepenuhnya kepada toa-suheng yang amat baik ini.
Mengapa kini toa-suheng itu bersikap seaneh ini" Ia tidak melihat adanya bahaya, mengapa pula ia tidak boleh mendekat" Li Lan adalah seorang gadis yang tabah, berani dan keras hati, juga bukan seorang bodoh. Ia tidak melihat sesuatu kelainan pada toa-suhengnya, tidak terluka atau keracunan, maka tiada salahnya kalau ia mendekat. Bahkan ia harus mendekati suhengnya itu untuk melihat apa yang sesungguhnya terjadi pada suhengnya sehingga kalau perlu ia akan mampu menolongnya.
"Suheng, apakah yang telah terjadi" Engkau kenapakah?"
la cepat menghampiri dan menyentuh lengan suhengnya.
Sentuhan ini saja cukup untuk mengobarkan api yang sudah mulai menyala itu. Yeliu Cutay membalikkan tubuhnya, tangan kanan masih memegang pedang terhunus, Pedang Asmara milik Panglima Temucin, dan sarung pedang yang tadinya terpegang di tangan kiri itu jatuh keatas lantai. Dia mengeluarkan suara keluhan dan kini mereka berdiri dekat, berhadapan dan saling pandang.
"Sumoi.....!" Panggilan ini seperti suara merintih dan tahu-tahu Yeliu Cutay sudah merangkul sumoinya. Dan terjadilah keanehan. Li Lan yang tadinya penasaran dan terheran, ketika merasa dirinya dirangkul, terkejut dan hendak meronta. Akan tetapi sungguh aneh, begitu mulut Yeliu Cutay menutupi mulutnya dengan sebuah ciuman yang hangat, ciuman yang dilakukan dengan berahi yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berkobar, tepat pada saat Li Lan melihat pedang telanjang yang bersinar terang di tangan suhengnya, seluruh daya tahan dan perlawanan gadis itu lenyap seperti awan ditiup angin. Terdengar suara rintihan di kerongkongannya dan ia sama sekali tidak melawan atau menolak, bahkan seperti di luar kesadarannya, kedua lengannya perlahan-lahan membalas rangkulan toa-suhengnya dan bibirnya membalas ciuman itu dengan mesra!
Segala terjadi seperti dalam sebuah mimpi yang tak dapat dilawan saja. Yeliu Cutay, dengan pedang telanjang masih di tangan kanan, memondong tubuh sumoinya dan membawanya ke atas pembaringan. Kemudian,
segalanyapun terjadilah secara demikian wajar. Keduanya seperti tidak sadar, hanya didorong oleh perasaan cinta asmara yang penuh nafsu berahi berkobar-kobar. Sampai hubungan itu berlangsung dan selesai, keduanya masih seperti mabuk, kini rebah saling peluk, masih tenggelam dalam lautan asmara yang memabukkan. Mereka yang terlatih dan tergembleng itu bahkan tidak mendengar masuknya Phoa Giok Hin ke dalam tenda itu. Phoa Giok Hin masuk dengan wajah gembira karena dia berhasil menemui para kepala kelompok dan mendengarkan banyak keterangan penting mengenai kehidupan para suku di utara yang amat menarik hatinya. Maka dengan hati gembira dia memasuki tenda di mana sumoinya dan sunengnya berada.
Akan tetapi, tiba-tiba matanya terbelalak, buku catatan yang dipegang terlepas dan dia pun mengeluarkan seruan keras tertahan.
"Suheng.....! Sumoi.....!"
Dua orang yang masih saling berpelukan dalam keadaan pakaian tidak lengkap itu terkejut dan mereka berdua meloncat bangun. Melihat kekasihnya agaknya kesadaran menyelinap dalam benak Li Lan dan ia pun menjerit lirih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyambar pakaiannya dan menutup tubuhnya, terhenyak di atas pembaringan sambil membelalakkan mata memandang kepada kekasihnya yang berdiri dengan muka sebentar pucat sebentar merah.
Yeliu Cutay juga seperti baru sadar dari mimpi. Dia bangkit duduk di atas pembaringan, memandang kepada sutenya dan dengan mengerahkan daya kekuatan batinnya dia berhasil menguak dari selimut berahi yang membutakan kesadarannya tadi.
"Sute..... dengarkan keteranganku.... "
"Yeliu Cutay!" Phoa Giok Hin membentak. "Dasar engkau orang Liau-tung yang berjiwa khianat! Engkau tahu bahwl Li Lan adalah kekasihku, calon isteriku akan tetapi engkau tega untuk mengkhianatiku, merusak
kebahagiaanku.....!"
"Sute, tunggu....." kata Yeliu Cutay melihat sutenya mencabut pedang.
"Tunggu apa lagi! Engkau atau aku yang harus mati!
Penghinaan ini hanya dapat dicuci dengan darah dan nyawa!" Berkata demikian, Giok Hin sudah menerjang dan membacokkan pedangnya ke arah kepala suhengnya. Yeliu Cutay maklum akan dahsyatnya serangan sutenya.
Bagaimanapun juga, dia harus membela diri karena dia sama sekali tiduk merasa bersalah. Sambil menyambar Pedang Asmara yang tadi menggeletak di atas pembaringan, dia pun menggulingkan tubuhnya ke bawah pembaringan.
"Brettt.....!" Pembaringan itu patah menjadi dua potong oleh sabetan pedang di tangan Giok Hin, akan tetapi karena pembaringan itu lebar, maka tidak sampai ambruk dan Li Lan yang duduk terhenyak di pojok pembaringan, hanya memandang dengan muka pucat sekali dan mata terbelalak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia hendak menjerit, hendak berteriak, namun tidak mampu mengeluarkan suara. Ia masih merasa heran, terkejut, dan bingung. Baru sekarang ia teringat bahwa ia telah nyerahkan. tubuhnya kepada toa-suhengnya,
menyerahkannya dengan suka dan pasrah. Padahal ia mencinta Phoa Giok Hin! Ia merasa heran mengapa itu sampai terjadi, akan tetapi ia tidak merasa menyesal, hanya bingung. Kini melihat kekasihnya menyerang toa-suhengnya mati-matian, ia menjadi semak bingung dan khawatir.
Kini Giok Hin sudah menghujani serangan ke arah toa-suhengnya, serangan yang dilakukan penuh rasa dendam, benci dan. sakit hati. Pedangnya berkelebat menyambar-nyambar. Yeliu Cutay yang masih setengah telanjang itu mengelak dengan loncatan-loncatan, akan tetapi akhirnya ia tersudut dan tidak mampu mengelak lagi. Dia harus membela diri maka begitu melihat sinar pedang meluncur ke arah dadanya, dia pun menggerakkan Pedang Asmara di tangannya untuk menangkis sambil menggetarkan pedang untuk balas menyerang agar sutenya tidak terlalu mendesak. Akan tetapi dia sama sekali tidak memperhitungkan kehebatan Pedang Asmara itu, pedang pusaka yang belum dia kenal kehebatannya.
"Cringgggg....!" Pedang di tangan Giok Hin patah ketika bertemu dengan Pedang Asmara, dan saking tajam dan kuatnya pedang pusaka ini, ketika pedang Giok Hin patah, pedang pusaka itu masih meluncur dengan kecepatan kilat dan tahu-tahu pedang itu telah menusuk leher Phoa Giok Hin.
"Aughhhhh.....!" Phoa Giok Hin berseru dan tubuhnya roboh terjengkang, lehernya tadi tertusuk Pedang Asmara dan dia pun kini rebah, memandang kepada Yeliu Cutay
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan sinar mata lemah dan mulut tersenyum! Lalu terdengar suaranya, serak dan lirih.
"Suheng.. .. bahagiakanlah Lan-moi....." dan dia pun memejamkan matanya, lehernya terkulai.
"Sute... ah, apa yang kulakukan ini.....?" Yeliu Cutay menjadi pucat sekali dan pedangnya terlepas dari tangannya, seolah-olah dia memegang seekor ular dan merasa jijik. Pedang itu jatuh ke atas lantai, dekat tubuh Giok Hin yang sudah menjadi mayat.
"Suheng.....!" Li Lan menjerit dan meloncat turun dari pembaringannya. Dalam keadaan masih setengah telanjang ia menubruk tubuh Giok Hin yang sudah menjadi mayat akan tetapi masih hangat. "Suheng..... jangan tinggalkan aku.... Suheng, bukankah kita sudah bersumpah sehidup semati?" ia meratap dan menangis, sedangkan Yeliu Cutay hanya berdiri seperti telah berubah menjadi sebuah patung mati.
"Suheng, kau tunggu aku.....!" Li Lan menyambar Pedang Asmara yang masih menggeletak dengan ujung berlepotan darah Giok Hin tadi, dan sebelum Yeliu Cutay mendapatkan kembali kesadarannya, gadis itu telah menusukkan pedang itu ke arah dadanya.
"Cappppp.. !" Pedang itu menancap ke dada, menembus jantung dan Li Lan roboh menelungkup di atas mayat kekasihnya. Darahnya membanjir dan membasahi mayat Giok Hin.
"Sumoi.....! Ya Tuhan. apa yang telah kulakukan ini.....?" Yeliu Cutay menjerit dan dia pun roboh tersungkur, pingsan di dekat mayat kedua orang adik seperguruannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika dia siuman dari pingsannya, Yeliu Cutay mendapatkan dirinya menggeletak di atas pembaringan, dalam sebuah tenda lain. Temucin dan tiga orang Kakek berada di tepi pembaringan. Melihat pemuda itu siuman, Temucin berkata dengan suara halus.
"Taihiap, tenanglah..... engkau perlu mengaso dan engkau berada di bawah perawatan para tabib kepercayaanku....."
Yeliu Cutay teringat akan semua hal yang terjadi. Dia terbelalak, teringat dia akan perbuatannya bersama Li Lan, betapa mereka seperti mabuk, menjadi hamba nafsu berahi sehingga mereka lupa akan Giok Hin! Mereka berdua telah melakukan perjinaan yang paling hina dari apa yang dapat dia bayangkan. Li Lan adalah sumoinya, dan tunangan sutenya! Dan dia malah membunuh sutenya, walaupun tidak sengaja, dalam pembelaan dirinya sehingga sumoinya juga membunuh diri.
"Ahhhhh, tidak mungkin....., tidak mungkin.. !" Dia tidak percaya bahwa dia dapat melakukan perbuatan seperti itu!
"Taihiap, engkau mendapatkan guncangan batin yang hebat, perlu beristirahat. Minumlah ini dan engkau akan tidur....." kata seorang di antara tiga, kakek yang duduk di situ, menyodorkan sebuah cawan terisi cairan putih.
Akan tetapi Yeliu Cutay bangkit duduk, kepalanya pening sekali sehingga memejamkan mata, akan tetapi dia memaksa diri membuka lagi kedua matanya dan bertanya kepada Temucin.
"Panglima, di mana..... di mana sute dan sumoi....." Di mana jenazah mereka?".
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Temucin tersenyum. "Taihiap, seorang gagah harus mampu menghadapi segala keadaan, betapa pahit sekalipun. Sute dan sumoimu telah kami rawat, kami kuburkan, tiga hari yang lalu. Engkau selama tiga hari dalam keadaan pingsan. Karena itu, sebaiknya engkau minum obat yang diberikan oleh tabib kami agar sembuh benar, baru kita bicara. "
Yeliu Cutay terkejut. Tiga hari dia pingsan! Akan tetapi, jenazah sute dan sumoinya sudah diurus dengan baik. Dia mengangguk, menerima sodoran cawan dan meminum isinya. Tak lama kemudian dia pun pulas. Temucin mengangguk-angguk senang, lalu meninggalkan tenda itu untuk kembali ke dalam tendanya sendiri.
Temucin melewati tenda ibunya dan dia pun memasuki tenda itu. Ibunya sedang duduk seorang diri. Para wanita muda pergi bekerja di luar perkemahan. Holun, ibu Temucin, masih nampak sehat dan cantik walapun usianya sudah mendekati empat puluh tahun. Sebagai ibu kandung kepala suku, tentu saja Holun terhormat dan mempunyai kedudukan penting, tidak diharuskan bekerja berat, bahkan dilayani. Akan tetapi, Holun bukan seorang yang gila hormat dan malas. Biarpun puteranya telah menjadi kepala suku, ia tetap bersikap sederhana, tidak mau bermalas-malasan. Ketika Temucin masuk ke tenda itu, dia mendapatkan ibunya duduk sambil menjahit pakaian.
Melihat puteranya, Holun mempersilakannya duduk dan mereka duduk berhadapan. Holun menghormati puteranya yang satu ini, maka ia pun menaruh jahitannya, menghentikan pekerjaannya dan memandang wajah puteranya dengan perasaan bangga. Puteranya ini mirip benar dengan suaminya, bahkan agaknya dalam segala hal, puteranya ini tidak mau kalah oleh mendiang bapaknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Temucin lalu bercerita kepada ibunya tentang tiga orang tamunya. "Cinta membuat mabuk, Ibu. Aku melihat bahwa Yeliu Cutay adalah seorang yang gagah perkasa, bijaksana dan pandai. Akan tetapi, di bawah pengaruh cinta, dia sampai hati untuk mengkhianati sutenya berjina dengan kekasih sutenya, yaitu sumoinya sendiri. Bahkan ketika sutenya mempergoki perbuatan mereka, dan kakak beradik seperguruan itu berkelahi. Yeliu Cutay sampai hati pula untuk membunuh sutenya. Melihat kekasihnya tewas, nona Li Lan membunuh diri. Sungguh mengherankan sekali, Yeliu Cutay kelihatan amat berduka dan menyesal, dan nona itu membunuh diri tanda bahwa dia mencinta Giok Hin, akan tetapi mengapa ia mau berjina dengan toa-suheng-nya" Apakah aku harus menghukum Yeliu Cutay, ibu" Dia orang jahat ataukah orang baik" Kalau dia orang jahat, bagaimana mungkin kelak dia menjadi pembantuku"
Tentu akan membahayakan sekali."
Holun mendengarkan dengan penuh perhatian.
Puteranya menceritakan dengan jelas peristiwa yang terjadi menimpa tiga orang tamunya itu.
"Kau bilang tadi bahwa mereka bermalam di dalam tendamu sendiri?" tanya wanita itu.
"Benar, Ibu. Untuk menghormati mereka yang telah membantuku, aku menyerahkan tendaku untuk tempat tinggal mereka sebagai tamu kehormatan."
"Dan pedangmu itu, Pedang Asmara itu, berada di dalam tendamu ketika semua itu terjadi?"
"Benar, Ibu. Bahkan, aneh sekali kematian Phoa Giok Hin dan Ciu Li Lan juga di ujung Pedang Asmara. Yeliu Cutay mempergunakan Pedang Asmara ketika melawan sutenya sehingga sutenja tewas, dan nona itu membunuh diri dengan Pedang Asmara pula."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jilid IV Wanita itu mengerutkan alisnya dan mengangguk-angguk. Terbayang olehnya peristiwa yang menimpa dirinya, ketika mendiang Galasing memasuki tendanya dan pria itu merayunya. Ketika itu, pedang berada di dalam tendanya dan sungguh mengherankan, Juga mengerikan betapa ketika Galasing merayunya, la menerima rayuan itu bahkan membalasnya dengan gairah berahi yang berkobar!
Ia ingat benar akan hal itu. Ketika ia minta agar Galasing membawanya keluar tenda karena di situ tidur pula para madunya dan anak-anak, dan Galasing membawanya ke luar, barulah setibanya di luar tenda, ia sadar dan tidak lagi dimabuk berahi, dan ia memberontak dan melawan! Dan kini, peristiwa yang sama terjadi pula di dalam tendaputeranya,menimpa paratamu terhormat itu. Seorang kakak seperguruan berjina dengan adik seperguruannya, padahal kakak itu seorang bijaksana dan tahu bahwa adiknya itu telah bertunangan dengan adik seperguruan yang lain. Dan ketika peristiwa itu terjadi, Pedang Asmara juga berada di dalam tenda itu! Kemudian ia melihat pula betapa puteranya menjadi lunak seperti seekor domba setelah memasuki tendanya, hidup berkasih-kasihan dengan isterinya, seolah-olah melupakan tugas-tugas terpenting kalau sudah tidur bersama isterinya. Semua itu tentu juga karena pengaruh Pedang Asmara!
"Aihhhhh..... semua karena pedang itu.....!"
"Apa maksud Ibu ?" Tanya Temucin mendengar ibunya seperti bicara kepada diri sendiri.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pedang itu! Pedang Asmara! Pengaruh pedang itulah yang membuat kakak seperguruan dan adiknya itu melukukan perjinahan. Hawa pedang itu membuat mereka mabuk dan tidak sadar akan apa yang mereka lakukan, dan kini kembali pedang itu minum darah dua orang muda yang saling mencinta. Bukankah dahulu pedang itu sudah pula minum darah mendiang Bailun dan Harkai?"
Temucin tertawa dan bangkit dari tempat duduknya. Dia adalah seorang yang tidak muu menerima segala macam tahyul, bahkan tidak percaya dan tidak takut terhadap segala macam setan dan iblis seperti yang didongengkan orang-orang.
"Ha-ha-ha-ha-ha! Ibu, jangan bicarakan segala macam tahyul itu! Pedang itu memang sebuah pedang pusaka yang baik, akan tetapi mempengaruhi orang-orang bermain cinta"
Ha ha-ha, tak masuk akal!" Dan dia pun meninggalkan ibunya yang duduk termenung sambil berulang kali menarik napas panjang.
"Jelas.. .. pedang itulah..... kalau bukan karena pedang itu, tidak mungkin aku hampir saja melayani Galasing....."
bisiknya perlahan kepada diri sendiri.
Temucin memasuki tendanya yang lebar. Sunyi di dalam tenda, lsterinya juga tidak berada didalam, mungkin sibuk membantu para wanita lain mempersiapkan masakan. Dia lalu menuju ke sudut tenda, mengambil Pedang Asmara yang tergantung. Dicabutnya pedang itu. Betapa indahnya.
Sinarnya gemilang. Akan tetapi masih ada noda merah di ujungnya. Darah itu telah mengering dan untuk membersihkannya harus dipergunakan kain dan minyak.
Dia menoleh ke arah pintu untuk berteriak memanggil pelayan yang mungkin berada di luar agar diambilkan kain dan minyak. Akan tetapi mulutnya yang sudah terbuka itu tidak mengeluarkan suara dan tetap terbuka bersama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
matanya yang terbelalak! ketika dia melihat seorang wanita di pintu tenda. Agaknya wanita itu baru saja datang dan menyingkap pintu tenda. Melihat Temucin seorang diri, wanita yang usianya kurung lebih dua puluh lima tahun itu tersipu malu, apalagi tidak terdapat seorung pun wanita di situ.
"Aih, maafkan hamba....., hamba mencari isteri Paduka....." kata wanita itu tersipu dan mukanya berubah kemerahan. Temucin terpesona. Wajah itu Nampak demikian cantiknya sehingga dia mengamatinya tak pernah berkedip.
"Masuklah. Engkau siapa dan mengapa mencari isteriku?" tanyanya sambil mempersilakan wanita itu masuk. Wanita itu tidak berani membantah. Biarpun malu malu, ia masuk dan atas isyarat tuan rumah, ia duduk pula di atas bangku, sikapnya malu-malu, dan sungkan.
"Saya..... Ogui..... isleri Barcan....., saya datang mencari isleri Paduka yang menjadi sahabat baik saya. Sebelum menikah dengan Paduka, Bortay telah menjadi sahabat saya....."
Temucin tersenyum, sambil menimang nimang pedang pusakanya di luar kesadarannya, dia pun menghampiri wanita itu. "Ah, kiranya engkau isteri dari kepala kelompok Barcan yang belum lama ini menggabungkan diri" Pantas aku tidak pernah melihatmu, engkau.....namamu Ogui...."
Engkau cantik sekali, Ogui....."
"Aihhh, Paduka main-main....." Ogui tersenyum malu-malu, menundukkan mukanya, akan tetapi sepasang matanya melirik dari bawah. Melihat ini, ada sesuatu tenaga yang mendorong Temucin untuk makin mendekat, lalu tiba tiba saja dia merangkul dan menarik wanita itu bangkit berdiri. Dia mendekap daa menciuminya. Sungguh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
luar biasa. Wanita itu, biarpun dengan sikap malu-malu membalas belaian, pelukan dan ciumannya dengan penuh gairah! Temucin lupa diri, lupa akan pedang pusaka di tangannya, lupa akan percakapannya dengan ibunya tadi.
Dia menarik Ogui ke pembaringan, melempar Pedang Asmara diatas pembaringan pula dan wanita itupun menjadi penurut sekali, penuh kemesraan, tidak kalah mesranya seperti kalau dia menggauli Bortay sendiri!
Temucin adalah seorang yang mempunyai jiwa
kepemimpinan besar sekali mempunyai cita-cita yang besar.
Maka biarpun dia seperti terbuai dalam mimpi indah dan mabuk nafsu berahi, setelah semua itu terlewat, dia segera teringat akan kerugian yang dapat menimpa dirinya akibat dari hubungannya dengan isteri seorang kepala kelompok ini. teringat akan cerita ibunya tadi, maka biarpun hatinya terasa berat, dia setengah memaksa Ogui mengenakan pakaiannya kembali dan setengah menyeret wanita itu keluar dari dalam tenda. Setelah tiba di luar tenda, barulah dia menyadari sepenuhnya kebenaran cerita ibunya. Setelah mereka tiba di luar tenda, dia sadar sepenuhnya dan merasa malu dan menyesal sekali atas peristiwa perjinaan tadi.
Bukan dia saja. bahkan Ogui juga nampak terkejut lalu wanita itu menangis sejadi-jadinya!
Temucin adalah seorang yang amat cerdik. Dia tahu bahwa tangis wanita ini akan menarik banyak perhatian dan kalau semua orang mendengar bahwa dia telah mengkhianati kepala kelompok yang telah bergabung kepadanya, akibatnya akan hebat dan berbahaya sekali bagi wibawanya. Maka, tanpa banyak pikir lagi, dia mengambil keputusan tetap dan tangannya lalu bergerak menghantam ke arah tengkuk wanita itu.
"Desss.....!" Tanpa dapat mengeluarkan suara lagi, Ogui roboh dan tewas seketika! Setelah itu, barulah Temucin
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertepuk tangan memanggil pengawal! Beberapa orang perajurit pengawal berlarian datang dan mereka terkejut dan heran melihat mayat Ogui di depan kaki junjungan mereka.
Namun dengan tenang Temucin memberi keterangan bahwa Ogui telah berlaku tidak sopan dan mencobt merayunya sehingga dia menjadi marah dan membunuh wanita yang tidak setia kepada suaminya itu untuk memberi peringatan kepada semua wanita. Dia memerintah mereka untuk memanggil Barcan pada saat itu juga. Dua orang perajurit pergi melaksanakan perintah ini dan tak lama kemudian Barcan datang menghadap Temucin di dalam tendanya. Begitu melihat Barcan datang, Temucin bangkit dan memegang kedua pundaknya
"Barcan, apakah wanita yang bernama Ogui itu isterimu?"
Barcan memandang heran dan mengangguk. "Benar sekali, Panglima."
"Hemmm, untung bahwa yang digodanya adalah aku, kalau pria lain, tentu namamu akan tercemar selama hidup.
Isterimu mencoba untuk menggodaku ketika ia datang berkunjung ke sini. Mengingat bahwa perbuatannya itu merupakan suatu aib yang akan membuat namamu tercemar, aku menjadi marah sekali dan aku
menghukumnya, membunuhnya seketika. Kalau engkau membutuhkan isteri lain, katakan, wanita mana yang kausuka dan aku akan meminangkannya untukmu, Barcan."
Wajah Barcan berubah pucat, lalu merah tiba-tiba dia pun menjatuhkan diri berlutut di depan Temucin. "Terima kasih, Panglima! Sungguh tidak kunyana bahwa ia akan berbuat serendah itu dan hampir saja menodai nama baik hamba. Benarlah kata orang tua bahwa di balik kecantikan wanita tersembunyi ular beracun! Baiknya Paduka telah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghukumnya, kalau tidak, hamba sendiri yang akan membunuhnya seperti seekor anjing!"
Temucin menarik napas lega. Untung bahwa
kecerdikannya membuat dia bertindak cepat tadi.
"Sudahlah, Barcan. Kurasa hal ini tidak perlu dibicarakan lagi. Kalau terdengar orang lain, setidaknya engkau masih akan menderita malu. Sebaiknya, rawat jenazah isterimu baik-baik."
Barcan pergi membawa jenazah islerinya, dan Temucin memanggil beberapa orang pengawalnya tadi, melarang mereka untuk menceritakan ketidaksetiaan Ogui kepada orang lain.
Setelah semua orang pergi, Temucin duduk termenung di dalam tendanya, Pedang Asmara di kedua tangannya. Dia mengamati pedang itu dengan alis berkerut. Pada saat itu, Bortay, isterinya, melangkah masuk. Melihat suaminya duduk memegang Pedang Asmara, dengan sikap manja Bortay lalu mendekat, duduk di atas pangkuan suaminya, merangkul dan mencium dengan mesra. Temucin merasa betapa semangatnya bangkit, gairahnya timbul dengan hebat. Akan tetapi, tidak seperti biasa, dia menahan dirinya, bahkan dengan lembut mendorong Bortay turun, kemudian menyarungkan Pedang Asmara dengan sikap tenang sekali, bahkan agak dingin sehingga Bortay menjadi heran dan khawatir. Suaminya ini biasanya amat mesra dan penuh gairah.
"Ada apakah suamiku" Mengapa engkau nampak.....
gelisah dan duka?" Ia merayu dan memandang dengan penuri kasih sayang.
Temucin menarik napas panjang. Tanpa pengaruh pedang apa pun, isterinya memang sudah menggairahkan sekali apalagi dengan pengaruh Pedang Asmara. Kini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
teringatlah dia betapa setiap kali berada di dalam tenda bersama Bortay dia mencurahkan seluruh waktu, perhatian dan tenaganya untuk bermain cinta dengan isterinya itu.
Bahkan seringkali dia tidak mengacuhkan urusan penting bahkan selalu menolak kunjungan kepala kelompok yang hendak menyampaikan sesuatu yang amat penting. Tidak, ini harus berhenti! Dia tidak boleh menjadi seperti boneka yang lemah begini, pikirnya.
"Tidak ada apa-apa, Bortay. Coba panggilkan pelayan, suruh siapkan air mandi yang hangat dan panggil pengawal ke sini. Ada urusan penting sekali."
Dengan pandang mata heran dan juga kecewa, Bortay mengangguk dan keluar dari dalam tenda. Kemudian Bortay mendengar akan peristiwa terbunuhnya Ogui dari seorang pelayan yang tadi kebetulan, melihat peristiwa ketika Ogui dipukul mati oleh Temucin di luar tenda, dan Bortay tidak banyak bertanya lagi. Tahulah ia bahwa sikap Temucin yang berubah itu karena terjadinya peristiwa itu.
Ia meresa heran sekali mengapa Ogui, sahabat baiknya, dibunuh Temucin.
Setelah pengawal datang, Temucin memerintahkan untuk memanggil Yeliu Cutay menghadap, kalau tamu itu sudah pulih kesehatannya. Kemudian dia mandi sampai bersih, seolah-olah dia hendak mencuci semua pengaruh Pedang Asmara dari tubuh dan hatinya.
Peda keesokan harinya, Yeliu Cutay sudah merasa sehat kembali. Obat-obat yang diberikan oleh para tabib itu memang manjur, Juga tekanan-tekanan dengan ibu jari pada jalan-jalan darah tertentu di tubuhnya, suatu ilmu pijat yang kuno dari Mongol, telah menyegarkan tubuhnya dan memulihkan semangatnya. Panggilan Temucin
disampaikan kepadanya dan dia pun bergegas pergi menghadap pemimpin muda itu di tendanya. Semua orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lain, juga Bortay, disuruh keluar oleh Temucin yang ingin bicara empat mata saja dengan tamu yang dihormatinya itu.
"Yeliu Talhiap, ingin aku bertanya, Tahukah engkau apa yang menyebabku terjadinya malapetaka yang menimpi dirimu dan dua orang saudara seperguruanmu?"
Sejenak Yeliu Cutay menantap wajah Temucin, alisnya berkerut karena dia mengira bahwa pemimpin suku Mongol itu hendak menghinanya, akaa. tetapi melihat kejujuran keluar dari sinar mata itu, dia pun menundukan mukanya yang menjadi merah sekali dan dia meresa menyesal dan berduka.
"Paduka bertanya lagi sebabnya" Tiada lain karena aku telah melakukan perbuatan khianat yang amat keji, Panglima. Mungkin pada saat itu aku telah kemasukan roh jahat sehingga aku menjadi lupa dan melakukan perbuatan rendah itu. Paduka tentu sudah tahu, mengapa masih bertanya lagi?"
Temucin menggeleng kepalanya, "Tidak, Talhiap. Sama sekali bukan karena engkau jahat dan berkhianat.
Periksalah dirimu sendiri. Apakah engkau seorang laki-laki hamba nafsu berahi yang demikian buta sehingga dapat melakukan perbuatan rendah seperti Itu" Tidak, bukan"
Nah, memang sesungguhnyalah bahwa pada saat itu, engkau telah dimasuki roh jahat, roh jahat yang keluar dari pedang ini."
Yeliu Cutay terkejut dan memandang pedang yang berada di tangan Temucin. Temucin perlahan-lahan mencabut pedang itu dari sarungnya dan nampaklah cahaya terang. Tiba-tiba Yeliu Cutay merasa betapa semua kedukaan dan penyesalan lenyap, terganti oleh gairah yang aneh.
"Pe..... pedang itu....." Apa..... maksud Paduka" "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pedang pusaka ini adalah sebuah pusaka yang ampuh sekali, terbuat dari Batu Dewa Hijau atau juga terkenal sebagai Batu Asmara. Oleh karena itu, pedang ini kuberi nama Pedang Asmara. Khasiat pedang ini amat ampuh, bukan saja ampuh sebagal senjata, juga ampuh sebagal obat penolak segala macam racun. Akan tetapi, pedang ini juga menyebarkan pengaruh yang amat kuat untuk menjatuhkan hati setiap orang manusia terhadap lawan jenisnya."
"Ahhh.....! Sekarang aku teringat, Panglima. Ketika itu, aku..... aku memang sedang mengagumi pedang itu, kucabut dari sarungnya, dan su..... mendiang sumoi. ia datang menghampiri untuk ikut melihatnya. Aku sudah merasakan suatu ketidakwajaran dan berusaha untuk melarang ia mendekat, akari tetapi ia tetap mendekat dan menyentuh lenganku dan..... semua itu pun terjadilah! Ah, sekarang aku mengerti mengapa sumoi mau melakukan hal itu! Kiranya sumoi adalah seorang wanita yang suci, tetap ia suci dan bukan seorang penyeleweng ! Sungguh hal ini menggembirakan sekali, Panglima. Hatiku gembira karena mendapat kenyataan bahwa sumoi adalah seorang gadis yang setia kepada cintanya. Kalau ia melakukan hal terkutuk itu bersamaku, hal itu adalah karena pengaruh Pedang Asmara. Sungguh, kenyataan ini melegakan hatiku, dan tentu arwah sute Phoa Giok Hin akan dapat pula melihatnya sehingga dia akan dapat memaafkan perbuatanku dan sumoi."
Temucin mengangguk-angguk. "Engkau gembira karena kenyataan bahwa engkau melakukan hal itu karena pengaruh Pedang Asmara, bukan karena engkau telah berubah menjadi seorang lemah dan hamba nafsu, bukankah begitu, Taihiap" "
Yeliu Cutay terkejut dan cepat memberi hormat,
"Paduka memang bijaksana dan waspada. Memang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
demikianlah, Panglima, di samping kegembiraan hatiku melihat sumoi bukan seorang penyeleweng."
"Kalau aku tidak menyadari hal itu, apakah kiranya engkau akan dapat lolos dari sini tanpa hukuman" Yeliu Taihiap, sekarang aku hendak menghadiahkan Pedang Asmara ini kepadamu!"
Yeliu Cutay terkejut bukan main, memandang kepada pemimpin itu dengan mata terbelalak. "Akan tetapi, pusaka itu milik Paduka....."
Temucin tersenyum dan menggeleng kepala. "Pusaka ini sama sekali tidak cocok untukku, Yeliu Taihiap. Seorang pemimpin haruslah memiliki hati yang keras membaja, semangat yang berkobar kobar. Pedang ini dapat membuat aku menjadi seorang pria yang lemah, menjadi hamba nafsu berahi saja. Tidak, Pedang ini tidak cocok dengan watakku yang penuh semangat dan keras membaja, watak seorang panglima sejati. Engkaulah yang harus berusaha menundukkannya, Taihiap. Usahakanlah agar pengaruh jahat yang disebarkan pedang ini dapat ditundukkan, setidaknya agar jangan sampai mendatangkan malapetaka kepada orang-orang yang saling mencintai seperti yang terjadi pada sute dan sumoimu, juga kepada pasangan-pasangan lain yang pernah menjadi korban pengaruh pedang ini. Nah, terimalah. Kuberikan kepadamu karena aku mengagumimu, menghormatimu dan mengharapkan engkau kelak menjadi seorang pembantuku yang setia."
Tentu saja Yeliu Cutay menjadi gembira bukan main.
Dia mengenal pedang pusaka ampuh. Biarpun pedang itu mempunyai pengaruh yang luar biasa terhadap pria dan wanita, namun harus diakuinya bahwa pedang pusaka itu ampuh dan jarang bandingnya di dunia ini. Dan pedang pusaka seampuh itu diberikan begitu saja sebagai hadiah oleh panglima Mongol itu kepadanya. Dia diampuni, tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dihukum atas perbuatannya yang mengakibatkan matinya sute dan sumoinya, terjadi di dalam tenda Temucin, bahkan diberi hadiah pedang pusaka. Tentu saja Yeliu Cutay merasa gembira dan berterima kasih sekali. Dia berlutut di depan Temucin dan menerima pedang pusaka itu.
"Saya menghaturkan terima kasih atas budi kemuliaan Paduka dan saya berjanji, kalau memang berjodoh seperti yang diramalkan perbintangan, kelak saya akan menghambakan diri kepada Paduka dan berjanji akan menjadi seorang pembantu yang setia!"
Temucin tersenyum gembira sekali. Memang itulah yang dikehendakinya. Pedang itu, biarpun merupakan pusaka ampuh, tidak akan mampu membantunya mencapai cita-citanya yang besar, bahkan akan merugikan sekali karena akan menyeret dia menjadi seorang hamba nafsu berahi saja. Pedang itu mempunyai hawa pengaruh membuat dia menjadi lemah, walaupun pedang itu juga mengandung khasiat melumpuhkan kekerasan hati orang lain seperti pernah dialaminya! ketika dia mengunjungi para kepala kelompok. Dengan pedang itu di tubuhnya, para kepala kelompok seperti kehilangan sikap bermusuhan mereka, sebaliknya menjadi ramah dan mau bersahabat. Akan tetapi, dia mengharapkan bantuan Yeliu Cutay kelak, dan kini dia menanamkan kesan mendalam berupa budi kebaikan yang tentu tidak akan dilupakan seorang! yang gagah seperti Yeliu Cutay!
Setelah menerima perjamuan perpisahan, Yeliu Cutay lalu berpamit dan meninggalkan perkampungan Temucin untuk kembali ke selatan. Pedang Asmara itu tergantung di pinggangnya, tertutup jubah luarnya, dan bekal pakaiannya digendongnya di atas punggung. Dia kini menunggang seekor kuda yang besar dan kuat, Jauh berbeda dari kuda yang menjadi tunggangannya ketika dia tiba di tempat itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bersama kedua saudara seperguruan. Kuda pemberian Temucin Ini merupakan kuda pilihan yang baik sekali.
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Yeliu Cutay adalah seorang bersuku bangsa Liau-tung, suku bangsa yang tinggal di perbatasan utara di dekat Tembok Besar. Suku bangsa Liau-tung ini merupakan suku bangsa yang terkenal pandai bercocok tanam, juga menjadi pemburu-pemburu yang pandai. Akan tetapi, sejak lama, bangsa atau suku Liau-tung ini telah tunduk di bawah kekuasaan bangsa atau suku Khitan. Kerajaan Khitan menguasai sebagian besar daerah Mancurla Selatan, Hopeh dan daerah Timur Laut dan merupakan Kerajaan yang cukup kuat dan berpengaruh sekali. Berkali-kali pasukan Kerajaan Sung yang ketika itu menguasai Tiongkok bentrok dengan pasukan Khitan dan pasukan Sung mengalami kekalahan. Bahkan kekuasaan Khitan sedemikian hebatnya sampai pernah terjadi Kaisar Kerajaan Sung mengirim upeti kepada Kerajaan Khitan!
Akan tetapi, pada permulaan abad ke dua belas, terjadilah perubahan besar. Di antara suku-suku bangsa yang ditundukkan .oleh bangsa Khitan terdapat suku bangsa Yu-cen yang berasal dari sebelah tara Propinsi Shansi. Selelah mencapai kekuasaan besar, bangsa Khitan mabuk kemenangan dan setiap hari hanya bersenang senang saja, menghabiskan upeti yang dikirim oleh Kaisar Kerajaan Sung. Kesempatan ini dipergunakan oleh suku bangsa Yu-cen yang sakit hati, dan bersekutu dengan Kerajaan Sung, untuk melakukan serangan besar-besaran terhadap bangsa Khitan yang hidupnya hanya bersenang-senang itu. Padahal ketika sedang memperbesar dan memperkuat kedudukannya, bangsa Khitan terkenal sebagal
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bangsa yang besar, golongan Nomad yang gagah perkasa dan pandai berkelahi.
Suku Yu-cen menyerang dari utara, dan Kerajaan Sung mengerahkan pasukannya menyerang dari selatan. Pasukan Khitan terhimpit dari utara dan selatan. Hancurlah pasukan Khitan yang mengakhiri kekuasaan bangsa Khitan! Kini yang bangkit adalah suku bangsa Yu-cen yang kemudian mendirikan wangsa baru, yaitu Wangsa Cin!
Demikianlah, kini Wangsa Cin memegang kekuasaan di sebelah utara sampai di Tembok Besar. Setelah suku bangsa Yu-cen mendirikan Kerajaan Cin, bagi Kerajaan Sung bahkan amat merugikan. Ternyata suku bangsa Yu-cen adalah suku yang amat keras dan bengis. Kerajaan Cin bukan saja menuntut upeti dari Kerajaan Sung untuk menjamin persahabatan agar pasukan Cin tidak menyerang ke selatan, juga Kerajaan Cin memandang rendah bangsa Han di selatan. Mereka ini jauh lebih serakah dibandingkan bangan Khitan yang sudah hancur. Bangsa Khitan masih bersahabat dengan orang-orang selatan yang menyebut diri mereka sebagai suku bangsa Han, asalkan pemerintah Khitan menerima upeti tanda persahabatan. Akan tetapi, Kerajaan Cin terus memperbesar dan memperluas wilayah mereka dengan serbuan-serbuan ke selatan, terang-terangan merampas banyak wilayah yang tadinya menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Sung.
Ketika Yeliu Cutay dan dua orang adik seperguruannya mencari pengalaman ke utara, di luar.Tembok Besar, Kerajaan Cin sedang jaya-jayanya. Kerajaan ini maju pesat setelah pada tahun 1127, suku Yu-cen ini melakukan penyerbuan besar-besaran ke selatan. Tentara yang besar jumlahnya, dan rata-rata memiliki keberanian dan kepandaian yang hebat itu menyerbu dan menghancurkan setiap perlawanan pasukan Sung. Penyerbuan itu berhasil
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
masuk ke kota raja. Kaisar Sung dan keluarganya ditangkap dan dibuang, kota raja diduduki dan Kerajaan Cin di pindahkan ke istana-istana di kota raja yang ketika itu bernama Yen-cing (sekarang Peking).
Sisa keluarga Kaisar Sung yang dapat melarikan diri, lari ke selatan. Pasukan Cin terus mengejar sampai ke sebelan utara Sungai Yang-ce dan wilayah dari utara sampai ke tepi Sungai Yang-ce- ini terjatuh ke dalam kekuasaan Kerajaan Cin!
Seorang saudara kaisar kemudian mengangkat diri menjadi Kaisar Sung Kao Cung dan berdirilah Kerajaan Sung Selatan (Lam Sung), sedangkan Kerajaan Sung yang sudah jatuh itu dinamakan Sung Utara.
Demikianlah, puluhan tahun telah lewat dan Kerajaan Cin menjadi besar. Yeliu Cutay adalah keturunan orangorang penting dari suku Liau-tung. Semenjak kakek buyutnya, keluarga Yeliu ini mengabdi kepada Kerajaan Cin yang telah merampas tahta Kerajaan dari tangan suku Khitan di mana suku Liau-tung termasuk, Nenek moyang Yeliu Cutay memegang jabatan penting dalam
pemerintahan Kerajaan Cin karena mereka memang merupakan orang-orang pandai.
Bahkan ayah Yeliu Cutay sendiri adalah seorang pembesar tinggi yang mengurus bagian perpustakaan Kerajaan.
Yeliu Cutay adalah anak tunggal dari Yeliu Koan, pejabat tinggi bagian perpustakaan itu. Sejak kecil, Yeliu Cutay sudah menerima pelajaran kesusastraan dari ayahnya. Sejak kecil dia suka sekali membaca kitab-kitab lama sehingga dia mengenal sejarah. Hatinya tergerak ketika dia membaca sejarah suka bangsanya yang dulu terkenal sebagai pemburu-pemburu yang gagah berani dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pandai. Oleh karena itu, dia pun minta kepada ayahnya agar supaya di samping Ilmu kesusastraan, dia pun diperbolehkan belajar ilmu silat. Ayahnya tidak melarang dan sejak kecil, Yeliu Cutay lalu mulai belajar ilmu silat.
Dia berangkat remaja sebagai seorang ahli sastra dan silat.
Setelah dia berusia dua puluh tahun dia masih belum puas dengan segala ilmu yang telah dipelajari. Dia pamit dari ayahnya untuk merantau dan mencari ilmu yang dapat dipakai sebagai bekal menghambakan diri kepada kerajaan sebagai seorang yang berguna. Akhirnya dia bertemu dengan seorang tosu tua yang sakti. Tosu ini adalah seorang pertapa di Pegunungan Thaisan, berjuluk Pek Bi Tojin (Pendeta Alis Putih). Tosu itu baru saja menerima dua orang anak-anak menjadi muridnya, seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang baru berusia belasan tahun. Anak laki-laki itu adalah Phoa Giok Hin dan anak perempuan itu Ciu Li Lan. Mereka lalu menjadi sute dan sumoi dari Yeliu Cutay ketika mereka bertiga menjadi murid Pek Bi Tojin. Karena Yeliu Cutay telah memiliki kepandaian yang lumayan tingginya, maka dia dianggap sebagai yang tertua dan pandai.
Selain ilmu silat, Pek Bi Tojin juga seorang sastrawan yang pandai dan dia memiliki ilmu perbintangan. Yeliu Cutay segera tertarik akan ilmu perbintangan ini karena dia melihat bahwa ilmu ini dapat menjadi bekal baik sekali untuk memperoleh kedudukan tinggi, karena ilmu ini amat berguna bagi kerajaan. Dia lalu mempelajari ilmu ini di samping ilmu silat. Phoa Giok Hin lebih tertarik akan sejarah yang dibacanya dari buku buku Pek Bi Tojin.
Setelan Pek Bi Tojin yang usianya sudah amat tua itu meninggal dunia, mereka bertiga lalu bersepakat untuk mengadakan perjalanan ke utara, ke luar Tembok Besar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk meluaskan pengalaman mereka dan secara kebetulan mereka berjumpa dengan Temucin.
Peristiwa yang terjadi ketika menjadi tamu Temucin, yang mengakibatkan kematian sute dan sumoinya, sungguh membuat hati Yeliu Cutay berduka sekali. Dia meresa bertanggung jawab atas kematian mereka walaupun semua itu terjadi di luar kesadarannya. Dia tidak memperkosa Li Lan. Hubungan mereka itu, biarpun tidak wajar, terjadi karena keinginan kedua pihak yang terbuai oleh nafsu berahi yang dikobarkan karena pengaruh Pedang Asmara.
Dan dia tidak sengaja membunuh Giok Hin. Dia hanya, membela diri, tak disangkanya bahwa Pedang Asmara demikian ampuhnya sehingga sutenya itu tewas tanpa dia mampu mencegahnya lagi. Dan Li Lan membunuh diri juga bukan atas kehendaknya. Semua sudah digariskan oleh Tangan Tuhan. Penyesalan tidak ada gunanya, demikian dia menghibur diri sendiri ketika dia membalapkan kudanya meninggalkan daerah liar di utara itu untuk kembali ke selatan. Bagaimanapun juga, kini hatinya merasa gembira sekali mengingat betapa Temucin telah menghadiahkan sebuah pedang pusaka yang ampuh dan luar biasa kepadanya. Pedang Asmara! Akan tetapi jantungnya berdebar penuh ketegangan ketika dia teringat akan khasiat lain dari pedang itu, pengaruh yang amat berbahaya karena pedang itu dapat melumpuhkan, daya tahan seseorang akan rangsangan nafsu berahi! Dia harus dapat melawan pengaruh itu! Dia harus mampu mengalahkan dan menundukkan pedang pusaka itu yang mempunyai daya sedemikian anehnya terhadap orang yang berada di dekatnya, baik wanita maupun pria. Dia merasa yakin benar akan kekuatan pedang itu, karena dia sendiri sudah merasakannya. Dia bukan seorang pria mata keranjang, bukan seorang pria pengejar kesenangan melalui sex. Dan dia tahu pula bahwa dalam bati Li Lan sama sekali tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pernah ada perasaan cinta seorang wanita terhadap pria kepada dirinya melainkan kasih sayang seorang saudara seperguruan yang menganggap dia sudah seperti pengganti guru dan orang tua. Namun, pengaruh pedang itu telah memabukkan mereka berdua sehingga terjadilah hubungan yang amat mesra itu.
Pada waktu itu, Yeliu Cutay telah berusia dua puluh lima tahun dan selama hidupnya, belum pernah dia jatuh cinta. Pengalamannya dengan wanita hanya satu kali saja, yaitu dengan Li Lan! Sebelum itu, belum pernah dia berdekatan dengan wanita, belum pernah pula jatuh cinta.
Padahal, Yeliu Cutay adalah seorang pemuda yang cukup tampan, dengan tubuh yang tinggi dan sikap halus lembut seperti umumnya seorang yang terpelajar. Baginya, tidak ada waktu untuk bermain cinta, bahkan tidak ada selera untuk mendekati dan bergaul dengan wanita.
Akan tetapi kini, berulang kali kemesraan yang pernah dicicipinya bersama Li Lan terbayang di depan matanya dan sungguhpun dia sudah berusaha keras mengusirnya, tetap saja kenangan itu muncul kembali. Betapa hangat dan mesranya, betapa indah dan nikmatnya. Yeliu Cutay adalah seorang yang cerdik dan dia menduga bahwa semua kenangan mesra ini demikian sering muncul tentu karena pengaruh Pedang Asmara.
Yeliu Cutay melakukan perjalanan yang cepat. Kudanya memang merupakan kuda pilihan yang sudah biasa melakukan perjalanan jauh sehingga dalam sehari saja dia mampu melakukan perjalanan sampai puluhan li jauhnya tanpa berhenti. Yeliu Cutay baru berhenti kalau matahari sudah condong ke barat dan dia mencari tempat bermalam seadanya saja. Kadang-kadang dia tidur di dalam goa batu, ada kalanya dia terpaksa tidur di dalam pohon besar karena di tempat itu banyak terdapat binatang liar yang dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyerangnya selagi dia tidur di bawah pohon. Bahkan beberapa kali di waktu malam terpaksa dia bangun dan melindungi kudanya dari gangguan binatan buas.
Akhirnya, setelah melakukan perjalanan beberapa pekan lamanya, tanpa banyak halangan tibalah dia di sebuah dusun di sebelah dalam Tembok Besar. Sebuah dusun pertama dari luar daerah gurun yang dikuasai para suku liar. Daerah pertama dari tempat yang ditinggal orangorang "beradab", daerah kekuasaa Kerajaan Cin.
Dusun itu cukup besar dan ramai karena di situ menjadi pusat perdagangan jual beli atau tukar menukar antara orang-orang yang datang dari sebelah dalam Tembok Besar dengan mereka yang datang dari luar. Kulit-kulit dan bulu binatang, tanduk-tanduk dan daging kering, ditukar dengan rempah-rempah dan kain sutera atau bermacam alat-alat dari dunia "beradab" yang dibutuhkan oleh suku yang disebut masih liar Karena perdagangan ini, dusun itu menjadi maju dan ramai, dan di situ terdapat banyak sekali orang dan pendatang dari luar dusun, dengan bermacam-macam suku bangsa.
Tempat yang menjadi ramai dengan perdagangan tentu didatangi banyak orang dan di mana terdapat orang-orang berduit, tentu di situ terdapat pula tempat-tempat hiburan di mana orang dapat bersenang-senang dan menghamburkan uangnya. Dan kalau sudah begitu, berdatanganlah orangorang jahat yang suka mencari uang mudah, dengan membuka tempat hiburan, penipuan bahkan tekanan dan paksaan kepada para tamu. Bermunculanlah rumah-rumah makan yang dilayani oleh wanita-wanita cantik, rumah-rumah penginapan yang merangkap menjadi tempat pelacuran, rumah-rumah judi dan banyak tempat pelesir lainnya. Dusun Pak-hong-cun menjadi besar dan ramai, seperti kota saja keadaannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika Yeliu Cutay tiba di dusun ini, dia menjadi heran dan kagum. Dia pernah ke tempat ini lima enam tahun yang lalu, dan .ketika itu, keadaan dusun ini masih belum seramai ini. Ketika dia bersama sute dan sumoinya melakukan perjalanan ke utara, mereka tidak melalui dusun ini, karena mereka langsung dari puncak Thai-san pergi ke utara menyeberang Tembok Besar.
Yeliu Cutay menjalankan kudanya perlahan-lahan dan dia mencari sebuah rumah penginapan. Hari sudah sore dan dia kini ingin bermalam di dusun yang ramai ini. Ketika berangkat, di atas sela yang berada di punggung kuda pemberian Temucin, dia menemukan sebuah kantung kecil yang terisi penuh potongan emas. Dia tahu bahwa memang sengaja Temucin menaruh emas sekantung itu di sana dan tidak memberikan langsung kepadanya karena kalau langsung diberikan, dia tentu akan menolak. Dia berterima kasih sekali atas kebaikan Temucin, tidak tahu bahwa itu memang merupakan siasat cerdik dari Temucin yang membuktikaij jiwa kepimpinannya karena dia dapat menalukkan hati orang-orang pandai yang akan berguna baginya. Seperti juga pemberian pedang pusaka itu, maka pemberian emas itu pun untuk "mengikat" Yeliu Cutay, menanamkan "budi" sehingga Temucin boleh mengharapkan kelak Yeliu Cutay akan membalas budinya itu dengan menghambakan diri kepadanya.
Dengan adanya emas di dalam kantung itu, Yeliu Cutay berani mencari kamar di sebuah penginapan terbesar di dusun itu. Setelah menemukan sebuah rumah penginapan yang cukup besar, dia turun dari kudanya dan menambatkan kudanya di depan rumah penginapan. Ketika dia turun, dia melihat seorang laki-laki muka hitam memandang ke arah kudanya dengan penuh kagum. Mata orang itu terbelalak dan diam-diam Yeliu Cutay merasa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak enak. Pandang mata orang itu demikian mencurigakan, maka dia pun lalu menurunkan buntalan pakaiannya dan menggendongnya sehingga di atas sela kuda tidak ada lagi barang yang dapat dicuri orang.
Kemudian dia memasuki ruangan depan rumah penginapan itu untuk memesan sebuah kamar.
Setelah memperoleh sebuah kamar, dia berkata kepada pengurus dan pelayan, "Harap suka merawat kudaku di luar itu, membawanya ke kandang. Biaya perawatannya boleh disatukan dengan uang sewa kamar besok."
Akan tetapi pada saat itu tiba-tiba terdengar bunyi suara kuda meringkik disusul teriakan beberapa orang. "Maling kuda.....! Maling kuda.....!"
Dengan beberapa langkah lebar, Yeliu Cutay telah berada di luar dan dia melihat bahwa kudanya yang hendak dicuri! Pencurinya adalah si muka hitam yang dilihatnya tadi. Dua orang menghampiri dan agaknya hendak menangkap si mukai hitam, akan tetapi beberapa kali tendangan dan tamparan membuat dua orang itu terjengkang dan si pencuri kuda sudah hendak meloncat ke atas punggung kuda yang dicurinya.
"Heiii! Hendak kaubawa ke mana kudaku itu?" bentak Yeliu Cutay dan dia sudah meloncat ke dekat si pencuri kuda yang tidak jadi naik ke punggung kuda melihat pemilik kuda sudah berada di situ. Dicabutnya sebatang golok dari punggungnya dan dia mengancam Yeliu Cutay dengan golok itu.
"Mundur kau! Relakan kudamu, aku butuh kuda ini!"
Setelah berkata demikian, dengan golok masih di tangan kanan dan kendali kuda di tangan kiri, orang itu meloncat ke atas punggung kuda. Gerakannya gesit dan loncatannya ringan sekali. Akan tetapi, Yeliu Cutay sudah meloncat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dekat dan tangannya menyambar ke arah pinggang orang itu.
"Hei, Sobat! Tunggu dulu! Aku pun membutuhkan kudaku itu!" Tanpa dapat dicegah lagi tubuh orang itu terpelanting dan jatuh dari atas kuda. Yeliu Cutay tidak ingin melukai orang itu. Dari sikap orang itu yang tadi mengancamnya, tidak langsung menyerang, dia pun tahu bahwa orang itu tidaklah sejahat yang disangkanya.
Mungkin seorang biasa yang benar membutuhkan kuda, dan agaknya bukan seorang penjahat ulung. Golok itu hanya untuk mengancam saja tadi.
Akan tetapi, karena orang itu terpelanting dan terbanting keras, dia menjad marah. Ketika tubuhnya terbanting, dia dapat bergulingan dan kini dia sudah meloncat berdiri lagi dengan golok di tangan. Mukanya yang hitam itu nampak lebih hitam lagi dan sepasang matanya mencorong ketika memandang kepada Yeliu Cutay.
"Engkau sudah bosan hidup" bentaknya dan kini dia menyerang dengan goloknya. Akan tetapi Yeliu Cutay sudah siap siaga. Biarpun orang itu dapat bergerak cepat dan sigap, dan agaknya mengerti ilmu silat, namun masih jauh kalau dibandingkan dengan Yeliu Cutay. Dengan tenang saja Yeliu Cutay mengelak ke kiri dan ketika golbk orang itu menyambar dari atas ke bawah lewat di samping tubuhnya, cepat sekali tangannya menyambar dan sekali ketuk saja dengan tangan miring mengenai pergelangan tangan orang itu, goloknya terlepas dan orang itu meringis kesakitan. Akan. tetapi, dengan nekat pencuri kuda itu menyerang lagi dengan kedua tangan mencengkeram ke arah Yeliu Cutay yang menangkis lalu tangan kirinya menampar ke arah pipi orang itu.
Istana Pulau Es 6 Pedang Pembunuh Naga Penggali Makam Karya Tan Tjeng Hun Bara Naga 7

Cari Blog Ini