Ceritasilat Novel Online

Menjenguk Cakrawala 6

Menjenguk Cakrawala Seri Arya Manggada 1 Karya S H Mintardja Bagian 6


" Siapa" " bertanya orang bongkok itu.
" Sanak kadang sendiri " jawab Ki Ajar " aku telah memberikan isyarat. "
Orang bongkok itu termangu-mangu. Namun kemudian
terdengar isyarat Ki Ajar. Beberapa orang memang telah muncul lewat tanggul yang sempit itu.
Ki Ajar mengajak mereka mundur beberapa langkah.
Sementara itu, Manggada dan Laksana menjadi termangu-mangu. Seorang di antara mereka tiba-tiba saja bertanya "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepada Manggada " Di mana orang tua yang kehilangan anaknya itu" "
Manggada termangu-mangu. Namun ia menjawab sambil
mencoba mengingat-ingat di mana ia pernah melihat orang itu
" Ki Wiradadi ada di rumah itu. "
" Kau ingat aku" " bertanya orang itu.
Namun tiba-tiba saja Manggada berkata " Petugas sandi dari Pajang itu. "
Orang itu tertawa. Katanya " Aku yakin bahwa kalian tidak akan sabar menunggu kami. Tetapi kami sudah membuat hubungan dengan Ki Ajar sejak sebelum kalian mengenalinya.
Ternyata bahwa kalianpun telah melakukan langkah-langkah penting sebelum kami, sehingga gadis itu sudah dapat dibebaskan. "
Namun mereka tidak mempunyai waktu lagi untuk
berbincang. Tiba-tiba saja orang bongkok itu berkata " Mereka sudah datang. "
Ki Ajar mengangguk. Kedua ekor harimau yang tidak jauh menyeberangi tanggul sempit itu, tetap ada di antara mereka.
Tetapi mereka tidak lagi hanya berempat, lima orang termasuk Ki Wiradadi. Ternyata mereka telah mendapat sejumlah kawan lagi. Lima orang petugas sandi dari Pajang yang telah mendapat isyarat dari Ki Ajar.
Sejenak kemudian, orang-orang itu menempatkan diri dibalik gerumbuL Orang bongkok itupun telah memegang busur pula, sebagaimana Manggada dan Laksana.
Sementara itu, burung-burung elang yang tersisa telah berterbangan berputaran di atas mereka. Sekali-sekali burung itu menukik sambil menjerit. Namun kemudian, dengan cepat http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terbang naik tinggi-tinggi di udara. Seakan-akan mereka menyadari bahwa di bawah mereka, ujung-ujung anak panah akan dapat membunuh mereka.
Sebenarnyalah, beberapa saat kemudian telah terdengar suara riuh. Beberapa orang tiba-tiba saja telah muncul di tanggul sempit itu tanpa menyadari apa yang mereka hadapi.
Karena itu, maka demikian orang-orang itu dengan susah payah melintasi tanggul sempit itu, sebuah anak panah telah menembus dadanya. Demikian pula orang berikutnya dan berikutnya.
Terdengar teriakan-teriakan marah. Seorang di antara mereka berteriak nyaring " Pergunakan perisai. Jangan bodoh.
" Sebenarnyalah, orang-orang yang membawa perisai telah menempatkan diri paling depan. Tiga orang berurutan telah mendahului kawan-kawannya. Mereka telah menempatkan diri berjajar untuk melindungi kawan-kawan mereka yang
merangkak melampaui tanggul sempit itu.
Meskipun demikian, anak panah Manggada, Laksana dan orang bongkok itu masih juga sempat menyambar mereka meskipun ada juga yang mampu meloloskan diri karena perlindungan perisai itu.
" Gila " geram orang bongkok itu " ada juga di antara mereka yang membawa perisai. "
Namun dalam pada itu, beberapa orang telah sempat
melangkahi mayat kawan-kawannya. Tiba-tiba saja, mereka telah meloncat sambil berteriak menyerang. Ketika anak-anak panah menyambar mereka, maka mereka telah mamput.
menangkis anak panah itu dengan pedangnya. Sementara yang lain dengan tombak pendeknya.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikianlah, ternyata semakin banyak orang yang sempat melintasi tanggul sempit itu, perlawanan anak panah Manggada dan Laksana semakin kurang berarti. Meskipun demikian, dalam beberapa hal, anak panah mereka masih juga sempat mengurangi jumlah lawan.
Dalam keadaan yang mulai gawat, beberapa orang yang masih bersembunyi di balik dedaunan telah mulai bergeser.
Sementara itu, orang bongkok itu meneriakkan isyarat bagi kedua ekor harimaunya yang tiba-tjba saja mengaum dahsyat sekali.
Orang-orang itu terkejut. Demikian perhatian mereka 1
tertuju kepada kedua ekor harimau itu, maka anak panah Manggada, Laksana dan orang bongkok itu telah menyambar beberapa orang lawan yang terjatuh di tanah.
Tetapi orang-orang yang mengalir dari balik tanggul sempit itu seakan-akan tidak ada habis-habisnya. Namun kedua ekor harimau itu memang telah merusakkan perlawanan mereka.
Kedua ekor harimau itu tiba-tiba saja telah menyergap langsung masuk ke dalam kjngkaran lawan.
Namun seperti yang diduga^oleh orang bongkok itu, bahwa harimaunya akan mengalami kesulitan, karena yang dihadapi adalah murid-murid Panembahan beraliran sesat.
Karena itu, tiba-tiba orang bongkok itu sendiri telah meloncat keluar dari balik dedaunan. Beberapa lama ia masih berjongkok dengan busur di tangan. Namun ternyata dua orang telah menyerangnya dari arah yang berbeda. Ia sempat menghentikan seorang diantara mereka, tetapi yang lain telah mengayunkan tombak pendeknya mengarah' kedadanya.
Orang bongkok itu ternyata cukup tangkas. Ia sempat melenting berdiri dan menangkis serangan itu dengan http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
busurnya. Tetapi agaknya ia tidak dapat bertempur dalam jarak pendek dengan busur dan anak panah, sehingga karena itu, orang bongkok itu telah meletakkan busurnya dan menarik pedangnya. Ternyata pedang orang bongkok itu adalah pedang yang khusus. Bukan saja ujudnya, tetapi juga buatannya. Pedang itu dibuat sebagaimana orang membuat keris. Terdapat pamor yang berkilat sepanjang tubuh pedang itu. Sedangkan pedang itu ternyata tajam di kedua sisinya, seperti sebilah keris yang besar.
Sejenak kemudian, orang bongkok itu telah bertempur dengan pedangnya. Ketika seorang yang lain menyerang dari belakang, maka serangan itu telah dihentikan oleh anak panah Manggada yang menyambar punggungnya.
Orang bongkok itu ternyata sempat juga berkata " Terima kasih. "
Demikianlah, sejenak kemudian sembilan orang yang
sedang menunggu itu telah berloncatan keluar dari balik pepohonan di belakang tanggul sempit itu. Namun dalam pada itu, ternyata di seberang tarfggul sempit itu masih terdapat sepasukan orang-orang yang berilmu sesat.
Pertempuran telah terjadi di sebelah menyebelah tanggul sempit itu. Beberapa orang berumu sesat, yang telah berhasil menyusup ke balik tanggul, telah berhadapan dengan sembilan orang yang memiliki ilmu cakup mapan. Meskipun Manggada dan Laksana masih terlalu muda untuk hadir dalam pertempuran yang rumit itar tetapi ternyata bahwa mereka memang memiliki bekal yang cukup.
Jika sekilas kedua anak muda itu sempat memperhatikan si bongkok, mereka menjadi heran. Ternyata orang bongkok itu sanggup bertempr dengan tangkas sekali. Pedangnya
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berputaran, sementara dengan terbongkok-bongkok, ia berloncatan dengan cepat dan kadang-kadang di luar dugaan.
Para petugas sandi dari Pajang, adalah orang-orang berpengalaman di dalam pertempuran. Mereka sama sekali tidak menjadi bingung meskipun lawan mereka berada di segala tempat. Namun seorang diantara mereka perhatiannya terpecah, karena dua ekor harimau yang ikut berloncatan di medan pertempuran. Ki Ajar berteriak " Ke-duanya adalah milik kami."
Petugas sandi itupun telah menjadi mantap lagi. Ia tidak lagi perlu memperhatikan harimau itu, meskipun harimau itu tentu akan sulit untuk memperhatikan, yang manakah lawan dan yang manakah kawan-kawan mereka.
Tetapi Ki Ajar kemudian berteriak pula sambil berkata " Si Bongkok telah melatih keduanya untuk tahu*apa yang harus dilakukan dalam pertempuran yang kacau sekalipun. Apalagi, mereka telah memahami benar lawan-lawanf mereka yang berilmu sesat. "
Namun seorang diantara lawan-lawan mereka itupun
berteriak pula " Kalian menjadi dengki dan iri, karena kalian tidak mampu mencapai tataran ilmu sebagaimana kami.
Dengari demikian, "kalian menganggap .bahwa kami "berilmu sesat. "
Tetapi Ki Ajar tidak menanggapinya. Ia masih saja
menghindar dan menangkis serangan-serangan yang datang dari segala arah. . ,
Semakin lama, lawanpun menjadi semakin banyak.
Sementara itu; beberapa ekor burung elang masih
beterbangan di langit. Nampaknya, burung-burung itu sempat memberikan beberapa isyarat yang diajarkan kepada mereka.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun mungkin juga. burung-burung buas itu mulai mencium bau darah.
Tetapi ketika lawan semakin berdesak, melewati tanggul, maka satu dua orang di antara mereka ada yang mulai berlari mendekati gubug Ki Ajar. Namun ternyata anak panah Ki Wiradadi telah menghentikan mereka sebelum mereka
memasuki halaman.
Namun demikian, tidak hanya dua tiga orang yang telah terbaring di tanah dengan anak panah menembus jantung ketika mencoba menggapai rumah Ki Wiradadi. Tetapi beberapa orang yang lain telah mencobanya pula.
Dengan demikian, garis pertahanan Ki Ajar dan kawan-kawannya harus bergeser surut. Sementara Si Bongkok telah memberikan perintah kepada kedua ekor harimaunya untuk membantu Ki Wiradadi menahan arus orang-orang yang ingin mencapai gubug itu.
Namun sejenak kemudian, telah terdengar perintah " Ambil gadis itu. Gadis itu tentu ada di dalam gubug kecil itu.
Perintah itu telah menggetarkan jantung Ki Wiradadi.
Bahkan juga mereka yang telah berusaha menyelamatkannya.
Namun dalam pada itu, terjadi sesuatu yang mengejutkan orang-orang yang telah memasuki lekuk di tanggul sempit itu.
Ternyata Ki Ajar tidak mempunyai pilihan lain. Ia harus mengerahkan ilmunya untuk mengurangi arus lawan yang jumlahnya tentu tidak terhitung lagi.
Karena-ttu, Ki Ajar bergeser menjauhi arena. Beberapa orang yang tidak tahu maksudnya, telah mengejarnya.
Dengan demikian, Ki Ajar meloncat naik ke sebuah gundukan tanah dan tiba-tiba saja menghentakkan tangannya.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternjadi sebuah ledakan kecil. Dua orang di antara lainnya telah terlempar dan jatuh terbanting di tanah.
Sejenak orang-orang yang bertempur itu sempat berpaling.
Mereka melihat apa yang telah terjadi, sehingga orang-orang berilmu sesat itu menjadi ngeri.
Tetapi pemimpin kelompok orang berilmu sesat itu, tiba-tiba saja bersuit nyaring. Agaknya orang itu telah memberikan isyarat kepada seseorang, memberitahukan apa yang telah terjadi.
Sebenarnyalah, medan itu menjadi gempar.' Sejenak
kemudian, terdengar ledakan yang tidak dilontarkan oleh kekuatan ilmu Ki Ajar, tetapi dilontarkan oleh seseorang yang berada di luar batas tanggul yang sempit itu.
Ledakan itu berasal dari seorang yang memiliki ilmu sangat tinggi.
Dengan kemampuannya orang itu menghantam tanggul
sehingga menganga dan runtuh berhamburan. Batu-batu padas yang pecah, berserakan.
Dengan demikian pintu sempit itu terbuka lebar. Tetapi orang-orang yang bertempur yang bertempur di halaman itu terkejut. Dibelakang tanggul, telah terjadi pertempuran. Itulah sebabnya orang orang-orang berilmu sesat tidak mengalir terlalu deras memasuki tempat yang terpencil itu.
Hampir di luar sadarnya, Manggada yang tengah bertempur bertanya " Siapa- bertempur diluar" ^ Pemimpin dari para petugas sandi itu menjawab " Kami tidak hanya datang berlima. Kami datang dengan sepasukan prajurit. "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Manggada menarik nafas dalam-dalam. Ternyata
dugaannya tentang sikap para prajurit dan petugas sandi'
Pajang selama ini keliru. Ia menganggap para petugas sandi Pajang yang sudah mengetahui persoalan anak gadis Ki Wiradadi, tidak dengan cepat menanggapinya.
Ternyata mereka telah bekerja keras. Tetapi Pajang tidak berpikir sekedar menyelamatkan anak Ki Wiradadi. Agaknya Pajang benar-benar ingin menghancurkan perguruan yang menyebarkan ilmu sesat itu sampai ke akar-akarnya.
Tetapi dalam pada itu, seorang.bertubuh tinggi tegap, berjanggut putih, meloncat memasuki lingkungan terpencil itu.
Hampir berbareng beberapa orang telah berdesis
Panembahan. Manggada dan Laksana menjadi berdebar-debar. Orang itulah yang disebut dengan Panembahan Lebdagati. Seorang Panembahan yang memiliki pengetahuan tuntas. Kawruh lahir dan batin, serta menguasai inti kekuatan alam diseki tarnya.
Tiba-tiba saja, pertempuran itu telah menyibak. Namun di samping itu, di belakang Panembahan Lebdagati yang melangkah perlahan-lahan memasuki lingkungan terpencil itu, pertempuran rasa-rasanya menjadi semakin sengit. Prajurit Pajang dengan segala ciri keprajuritannya, telah menghantam orang-orang berilmu sesat itu tanpa ampun Namun orang-orang berilmu sesat itupun memiliki bekal ilmu yang kuai, meskipun kasar dan bahkan iiar.
Dalam pada itu, tiba-tiba saja dua orang prajurit telah memanjat tebing yang lebih tinggi. Keduanya tiba-tiba saja telah meniup sangkakala yang suaranya menggetarkan udara, mengumandang di lereng gunung itu.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gema suara sangkakala itu, seakan-akan menggaung
panjang tanpa henti-hentinya. Susul menyusul membentur lereng.
Namun dalam pada itu, orang berjanggut putih yang
disebut Panembahan Lebdagati, tidak senang melihat keduanya berdiri di lereng tebing yang semakin tinggi.
Karenanya, Panembahan itu menghentakkan tangannya ke arah kedua orang prajurit itu.
Ternyata tebing tempat keduanya berdiri, bagaikan telah meledak. Kedua orang prajurit itu kemudian terlempar dari tebing dan berguling kedalam lekuk-lekuk batu padas.
" Setan orang-orang Pajang-" geram Panembahan Lebdagati.
Bersamaan dengan itu, seseorang telah berdiri di hadapan Panembahan Lebdagati.
" Selamat datang ke gubug kami Panembahan " sapa Ki Ajar.
Panembahan Lebdagati memandanginya dengan kerut di kening. Dengan geram ia bertanya " siapa kau yang telah mengenal aku" "
" Aku adalah Ajar Pangukan. Panembahan tentu belum pernah mengenal namaku " jawab Ki Ajar.
" Apa hubunganmu dengan hilangnya gadis yang sedang dalam upacara penobatan menjadi ratu kami semalam" Dan apa pula hubunganmu dengan prajurit prajurit Pajang itu" "
bertanya Panembahan Lebdagati
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Aku adalah salah seorang yang tersinggung karena Panembahan telah menempuh
satu jalan sesat mengganggu
ketenangan hidup orang
banyak. Bahkan Panembahan
telah berani mengorbankan
gadis-gadis tiap bulan purnama,
untuk melakukan pemujaan
sesat seperti yang semalam
Panembahan lakukan " jawab Ki
Ajar. " Siapa yang berani
menyebut aliran kepercayaanku
itu sesat" Aku telah menempuh
kebenaran sejati sesuai dengan
perintah Dewa tertinggi kami.
Dengan laku yang
diperintahkannya, iuaka aku akan memiliki pusaka yang akan dapat membelah Gunung dan mengeringkan lautan. Aku akan menjadi orang terkuat di dunia. Tidak ada seorangpun yang akan dapat mengalahkan aku " Panembahan itu berhenti sejenak, lalu " Dngan tingkah laku kalian, maka aku telah mundur setengah tahun lagi. Aku harus mengulanginya dan membunuh lagi enam oranggadis setiap bulan purnama, sebagai ganti gadisku yang hilang semalam, serta gagalnya upacaraku. Kematian keenam orang gadis itu, adalah tanggung jawabmu karena kau telah memaksa aku untuk melakukannya lagi. "
Tetapi Ki Ajar tersenyum sambil berkata " Itu tidak perlu Panembahan, karena hari ini Panembahan akan ditangkap. "
Panembahan Lebdagati mengerutkan keningnya. Namun
kemudian ia menengadahkan wajahnya sambil tertawa " Ajar http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pangukan. Siapakah sebenarnya kau, sehingga berani berkata seperti itu" Apa hakmu dan apakah landasan kekuatanmu menangkap aku" "
" Aku adalah Ajar Pangukan seperti yang Panembahan lihat.
Tetapi aku di sini bekerja sama dengan prajurit Pajang, yang tidak berkenan menyaksikan tingkah lakumu. Kangjeng Sultan Pajang menganggap kau bersalah. Setidak-tidaknya, menduga kau melakukan kesalahan. Karena itu, kau harus ditangkap dan dihadapkan pada Kangjeng Sultan Pajang, atau orang yang akan ditunjuk mengadili-mu. "
Panembahan itu masih saja tertawa. Katanya " Kau kira aku menjadi gentar mendengar nama Sultan Pajang" Kau kira Jaka Tingkir, gembala yang kebetulan dapat menarik perhatian putri Sultan Trenggana Demak, harus ditakuti" "
" Tidak Panembahan. Kau tidak usah berhadapan dengan Jaka Tingkir, atau yang lebih dikenal dengan nama Mas Karebet itu. Meski kau tidak segarang Kebo Danu dari Banyubiru, yang kepalanya pecah karena benturan tangan Mas Karebet, tapi di sini pasukan Pajang telah siap menghancurkan padepokanmu. Padepokan sesat yang mengabdikan
kepercayaannya pada iblis dan kekuatan hitam lainnya. "
jawab Ki Ajar. Tetapi suara tertawa Panembahan itu semakin keras.
Kemudian bahkan bagaikan menggetarkan lereng Gunung.
Gemanya memantul, memukul setiap jantung orang yang ada di medan pertempuran itu.
Ki Ajar harus mengerahkan daya tahannya untuk melawan getaran gema suara Panembahan yang menghentak-hentak berlipat ganda dari suara tertawanya sendiri.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Manggada, Laksana dan para petugas dari Pajang pun harus melakukannya pula. Namun ternyata getaran itu demikian kerasnya memukul setiap dada. Ki Wiradadi merasa betapa jantungnya bagaikan berhenti bekerja. Demikian pula para prajurit Pajang yang berada dimedan itu.
Para pengikut Panembahan itu telah mendapat petunjuk, apa yang harus mereka lakukan agar jantung mereka tidak rontok. Mereka telah mendapat. latihan bagaimana menutup lubang pendengaran dengan mengatur pernafasan.
Dengan demikian, oleh pengaruh suara tertawa yang
bergulung-gulung itu, para prajurit Pajang menjadi banyak mengalami kesulitan.
Di saat mereka harus berjuang melawan getaran suara menghentak jantung itu, mereka juga harus melawan ayunan pedang dan tombak dari para pengikut Panembahan yang berilmu sesat itu.
Dalam pada itu, Ki Ajar yang tidak banyak terpengaruh oleh getaran gema suara tawa Panembahan itu, karena daya tahannya sangat tinggi, berkata " Panembahan, kau ternyata bukan seorang laki-laki sejati. Seseorang dapat saja menjadi pengikut ilmu yang benar atau seorang yang berilmu sesat, namun bersifat laki-laki sejati. "
" Apa maksudmu" " bertanya Panembahan itu di sela-sela derai suara tawanya.
" Kita berhadapan sebagai laki-laki. Kau dan aku. Kau jangan mempengaruhi orang-orang yang tidak memiliki ilmu sejajar kita dengan cara licik itu " berkata Ki Ajar.
Panembahan itu tertawa semakin keras. Katanya " Kau yang licik. Kau ingin menyelamatkan orang-orangmu, dan para prajurit Pajang. Biarlah mereka musnah di padepokan ini.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan demikian, untuk selama-lamanya Pajang tidak akan berani melakukannya lagi. "
Panembahan itu sama sekali tidak mengendorkan serangan suara tawanya. Sementara itu, para pengikutnya bertempur semakin sengit.
Pada saat-saat korban di pihak prajurit Pajang mulai berjatuhan karena tekanan suara dan senjata lawan, tiba-tiba terdengar suara seruling yang melengking tinggi. Sebuah lagu menyayat terlontar dari seruling itu, langsung mengguncang udara. Getaran nada tinggi itu, rasa-rasanya telah membentur gema suara tawa Panembahan yang lebih dahulu
menggetarkan udara di lereng pegunungan itu.
Dua jenis getaran saling membentur. Namun dengan
demikian, kedua getaran itu saling menyerap, sehingga pengaruhnya semakin lama semakin kecil. Dengan demikian, prajurit Pajang, yang hampir kehilangan kemampuan
perlawanannya, telah bangkit kembali. Maka pertem-puranpun menjadi bergejolak kembali. Semakin lama semakin sengit.
Panembahan Lebdagati mengumpat keras. Ia tidak tertawa lagi karena ia sadar, bahwa hal itu tidak akan ada gunanya.
Ia kemudian berpaling ke arah sumber suara seruling, yang menghentak-hentak dengan nada tinggi itu.
Panembahan mengerutkan keningnya. Manggada, Laksana dan Ki Wiradadi ikut terkejut.
Bahkan Ki Ajar memandanginya dengan heran.
" Luar biasa " desis Manggada " ternyata orang bongkok itu memiliki ilmu sangat tinggi. "
Sementara, Ki Ajar berkata kepada diri sendiri " Sudah begitu lama ia bersamaku. Ternyata selama itu ia telah http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mampu meningkatkan ilmunya sampai tataran yang tertinggi, di luar pengamatanku. Agaknya di saat-saat aku berada di dalam sanggar, si Bongkok menempa dirinya. Ia memang telah membawa bekal ilmu ketika datang kepadaku. Namun yang tidak aku ketahui, tingkat perkembangannya kemudian. "
Ki Ajar memang menganggap orang bongkok itu tidak
terlalu berminat meningkatkan ilmu dasar yang telah dimilikinya. Ia pun tidak bersedia mendapat bimbingan ilmu dari Ki Ajar. Alasannya, dasar ilmu mereka memang berbeda, sehingga si Bongkok harus menempuh jalan tersendiri untuk menyesuaikan dasar-dasar ilmunya.
Terbukti, orang bongkok itu mampu menangkal getaran gema suara tawa Panembahan, yang memang dengan sengaja dipergunakan menyerang lawan-lawannya.
Panembahan itu menjadi sangat marah. Karena itu,
tangannya bergerak dengan tiba-tiba. Hampir tidak dapat diikiti dengan mata wadag. Juga karena demikian mendadak.
Sebuah serangan telah menyambar orang bongkok yang sedang duduk di atas batu padas, di lereng yang agak tinggi.
Seperti yang pernah dilakukan, maka batu padas itu seakan-akan telah meledak.
Tetapi orang bongkok itu tidak terlempar seperti kedua prajurit Pajang yang meniup sangkakala sebagai isyarat bagi para prajurit Pajang yang lain. Orang bongkok itu dengan tangkas telah meloncat dan berdiri di atas batu padas beberapa langkah dari tempatnya semula.
" Setan, kau bongkok " Panembahan itu berteriak.
" Apakah kau masih ingat kepadaku" " tiba-tiba saja si Bongkok bertanya dengan nada tinggi.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Kenapa kau belum mati" " bertanya Panembahan itu.
" Kenapa kau sekarang menyebut dirimu Panembahan"
Semula aku kurang yakin bahwa Panembahan Lebdagati yang berilmu sesat itu adalah kau. Tetapi ternyata yang aku saksikan adalah benar. Kaulah yang menyebut dirimu Panembahan, yang ingin menjadi orang terkuat di seluruh muka bumi. Setidak-tidaknya, diatas tanah ini. " berkata orang bongkok itu.
" Sekarang aku sudah berada di sini " berkata Panembahan itu " mau tidak mau, kau harus mengakui keberadaanku di sini sebagai penguasa yang tidak tergoyahkan. Jika kau juga berada di sini, maka kau telah menempuh satu perjalanan maut. Sebab, hanya akulah yang boleh tinggal hidup di antara kita. Kau dapat meloloskan diri saat itu, tetapi sekarang justru kematianmu, atas kemauanmu sendiri. "
Si Bongkok tertawa. Katanya " Kita berbekal ilmu yang sama. Kita bersama-sama menempa diri untuk waktu yang panjang. Sepuluh tahun atau lebih. Kau tempuh jalan sesat dengan membunuh gadis-gadis. Kau kira dengan demikian, kau akan mendapatkan satu pusaka yang membuatmu
menjadi orang terkuat di dunia" Semuanya akan gagal. Aku yang mencarimu selama ini, telah menempatkan diriku di bawah perlindungan Ki Ajar Pangukan. Orang yang sekarang berhadapan dengan kau. Ia memiliki ilmu yang tidak ada duanya, tanpa harus menempuh jalan sesat dan membunuh gadis-gadis. "
" Setan kau " geram Panembahan itu pula " seharusnya aku menemukan kau sebelumnya, dan menghabiskan sisa tikus-tikus busuk dari padepokan kita, sehingga akulah satu-satunya orang yang masih hidup. Tetapi kau bersembunyi dengan rapat. "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Seandainya kita bertemu sebelumnya, belum tentu jika kau akan menjadi orang satu-satunya yang hidup. Mungkin aku yang akas-i tetap hidup. " berkata si Bongkok itu.
Panembahan itu menggeram. Sekali lagi, tangannya
bergetar. Sebuah serangan tiba-tiba telah menghantam tebing. Namun sekali lagi, si bongkok terlepas dari serangan itu. Ia telah berdiri di atas batu padas, beberapa langkah dari tempat berdirinya semula.
Sekali lagi. Panembahan itu mengumpat. Sementara itu, pertempuran telah berlangsung semakin sengit. Manggada, Laksana dan Ki Wiradadi tidak lagi harus berjuang sendiri.
Mereka kini bersama-sama dengan dua cane berilmu sangat tinggi, serta sepasukan prajurit Pajang yang kuat.
Karena itu, hati Ki Wiradadi menjadi besar. Ia semakin berharap bahwa Yang Maha Agung akan melindungi anaknya dengan lantaran kekuatan yang sangat besar itu. Sekaligus untuk menumpas kekuatan yang beralaskan ilmu sesat.
Sebenarnyalah, bahwa para prajurit Pajang telah
menemukan landasan yang kokoh untuk memecahkan
perlawanan orang-orang berilmu sesat itu. Mereka telah berhasil memecah kekuatan para pengikut Panembahan menjadi kelompok-kelompok kecil yang terpencar. Terutama mereka yang masih berada di seberang tanggul sempit, yang telah dipecahkan oleh Panembahan itu.
Dengan demikian, prajurit Pajang nampaknya mulai
menguasai medan. Perlawanan orang-orang berilmu sesat itu, menjadi semakin terdesak. Tetapi mereka adalah orang-orang yang seakan-akan tidak berjantung. Meskipun sudah terdesak, dan terpecah-pecah, namun mereka masih saja bertempur tanpa mengenal menyerah. Bahkan rasa-rasanya, mereka http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukan lagi orang-orang yang mengenal takut, tetapi benar-benar tidak berperasaan.
Orang-orang yang terluka, bahkan yang parah sekalipun, sama sekali tidak terdengar mengaduh. Hanya sekali-sekali terdengar berdesis, dan menyeringai menahan sakit.
Panembahan itupun akhirnya' melihat juga, bahwa orang-orangnya semakin lama menjadi semakin tidak berdaya.
Sementara itu sangat mengganggu perasaannya. Karena itulah, Panembahan Lebdagati berkata lantang " Kalian memang tidak mempunyai pilihan. Aku terpaksa membunuh kalian dengan caraku. "
Orang bongkok itu termangu-mangu. Sementara Ki Ajar yang berdiri di hadapan Panembahan itu, berkata "
Panembahan. Kau sudah tidak mempunyai pilihan lain kecuali menyerah. Para prajurit Pajang, dengan kekuatan besar, celah menguasai seluruh medan. Orang-orangmu telah terdesak dan terpecah-pecah. Sfeorang demi seorang mereka telah terbunuh dan terluka parah. Jika kau berkeras untuk bertempur terus, maka kematian akan bertambah, sehingga kaulah yang harus bertanggungjawab. "
" Persetan. Kenapa tiba-tiba saja kau menggurui aku" "
sahut Panembahan itu " bersiaplah untuk mati. Kau dan orang-orangmu. Jika orang-orangku ikut mati, itu adalah salah mereka sendiri. "
Ki Ajar termangu-mangu sejenak. Tiba-tiba saja dilihatnya Panembahan itu bergeser surut. Namun kemudian
Panembahan itu telah mengambil sesuatu dari dalam kantong yang tergantung pada ikat pinggangnya yang besar.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata sebuah bumbung yang agak panjang. Dengan
serta merta, Panembahan itu telah membuka tutup bumbung itu dan kemudian memutar bumbung itu di udara.
Dari dalam bumbung itu, keluar asap,berwarna kekuning-kuningan. Asap yang mengepul dan'kemudian menghambur ke sekitarnya, semakin lama semakin meluas ke seluruh medan.
Dengan cemas, orang bongkok itu berteriak " Tahan pernafasan kalian, sejauh dapat kalian lakukan. Serbuk racun itu dapat membunuh kalian perlahan-lahan. "
Sebenarnyalah, serbuk itu akan dapat membuat orang menjadi lemas. Serbuk yang berwarna kekuning-kuningan itu akan terhisap beserta tarikan nafas, dan meracuni bagian dalam tubuh.
Panembahan, itu kemudian tertawa berkepanjangan sambil berkata " Kalian tidak akan dapat menahan nafas untuk waktu yang terlalu lama. Serbuk racunku akan bekerja sehari semalam. "
Dalam pada itu, orang bongkok di lereng bukit itu berteriak
" Pergunakan kain apa saja untuk menutup hidungmu, setidak-tidaknya mengurangi racun yang masuk lewat pernafasanmu. "
Orang yang mendengar teriakan itu telah mempergunakan kain apa saja. Kain panjangnya, ikat kepalanya, atau bajunya untuk menutupi hidung mereka. Setidak-tidaknya akan mampn memperpanjang daya tahan mereka.
Tetapi dalam pada itu, Ki Ajar tidak saja membiarkan hal itu terjadi. Ia sendiri tidak menutup hidungnya dengan apapun.
Namun justru bergeser surut serta memusatkan nalar budinya.
Bahkan Ki Ajar itu telah menyilangkan tangan di dadanya.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Satu pertempuran ilmu yang menggetarkan. Ternyata tanpa ada mendung dan tanpa ada angin, tiba-tiba saja telah bertiup angin pusaran. Angin pusaran yang bagaikan tumbuh dari arah rumah kecil yang di huni oleh Ki Ajar itu, dan mengalir berputaran. Asap yang kuning itupun terhisap dan ikut berputar membumbung tinggi ke langit.
Sejenak kemudian, udara di medan itu menjadi bersih kembali. Angin pusaran itu kemudian lenyap mengalir hilang.
" Racun yang berbahaya " berkata Ki Ajar " aku tidak dapat meniup racunmu begitu saja, karena jika racunmu itu mengalir ke hutan, maka binatang-binatangpun akan mati. Karena itu, aku harus mengangkatnya dan menebarkannya di udara yang tinggi. Dengan demikian, jika racun itu turun dalam tebaran yang luas, maka bahayanya telah susut, karena kadarnya menjadi jauh lebih kecil. "
" Gila kau Ki Ajar " geram Panembahan yang menjadi sangat marah itu " seharusnya aku membunuhmu lebih dahulu. "


Menjenguk Cakrawala Seri Arya Manggada 1 Karya S H Mintardja di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ki Ajar masih akan menjawab. Tetapi tiba-tiba saja Panembahan itu telah menyerangnya, sehingga keduanya terlibat dalam pertempuran yang sengit.
Keduanya ternyata adalah orang-orang yang berilmu sangat tinggi. Panembahan itu berloncatan sambil menyerang dengan tenaga raksasa. Sementara Ki Ajar, telah mengerahkan tenaga cadangannya, sehingga ayunan tangannya rasa-rasanya akan dapat memecahkan batu hitam.
Dengan demikian, pertempuran antara kedua orang itu semakin lama menjadi semakin sengit. Keduanya mampu bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, sehingga keduanya bagaikan beterbangan di arena pertempuran yang dahsyat itu.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang bongakok itu masih berada di lereng yang agak tinggi. Dengan seksama, ia mengikuti pertempuran antara kedua orang tua yang semakin lama menjadi semakin seru itu.
Sebagai saudara seperguruan dengan Panembahan itu, ia tahu kekuatan dan kelemahan dari Panembahan yang ternyata telah menempuh jalan sesat untuk meningkatkan ilmunya, karena ingin jadi orang terbaik di seluruh muka bumi.
Tetapi ternyata. Ki Ajar mempunyai landasan ilmu luar biasa. Meskipun Panembahan itu telah mengerahkan segenap kemampuannya, ia tidak mampu mendesak, apalagi
mengalahkan Ki Ajar.
Akhirnya, Panembahan itu merambah ilmunya yang
menggetarkan. Ketika keduanya sedang bertempur dengan serunya, . tiba-tiba saja Panembahan itu meloncat mengambil jarak.
Dengan segera Ki Ajar menyadari, apa yang akan dilakukan Panembahan itu. Karena itu, Ki Ajar pun bersiap dengan landasan ilmunya pula.
Sebenarnyalah, sejenak kemudian Panembahan itu telah meluncurkan serangannya dengan mengacungkan kedua
tangannya ke depan dengan telapak tangan terbuka
menghadap ke arah Ki Ajar.
Namun Ki Ajar sudah bersiap sepenuhnya. Dengan tanpa meloncat mengerahkan tenaga, Ki Ajar telah bergeser dari tempatnya. Seakan-akan tubuhnya terdorong menyamping beberapa langkah dengan sikap yang tidak berubah.
Serangan Panembahan yang tidak mengenai sasaran itu, meluncur dan menghantam rumpun bambu di sebelah rumah Ki Ajar. Rumpun bambu itu bagaikan telah meledak, dan pohon-pohon bambu tumbang berserakan.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Luar biasa " bagaimanapun juga Ki Ajar mengakui betapa dahsyatnya ilmu Panembahan itu. Demikian pula orang bongkok yang menyaksikannya.
Karena itu, ia pun meloncat semakin rendah. Jika terjadi sesuatu, ia akan dapat segera membantu Ki Ajar. Mungkin ia akan dapat membantu dalam serangan bersama-sama, untuk mematahkan perlawanan Panembahan berilmu tinggi itu.
Meskipun pada suatu saat tacaran ilmu Panembahan itu sama tingginya dengan orang bongkok itu, tetapi justru dengan jalan sesat, ilmu Panembahan jtu telah semakin meningkat, meskipun belum dapat dikatakan terbaik.
Tetapi Panembahan itu harus melihat kenyataan, bahwa serangannya tidak mampu membunuh orang yang menyebut dirinya Ki Ajar Pangukan itu. Dengan mudah, Ki Ajar Pangukan mampu menghindari serangan ilmunya yang dahsyat,
sebagaimana orang bongkok di lereng tebing itu.
Panembahan itu mengumpat kasar. Darahnya yang telah dialiri ilmu sesat, bagaikan mendidik. Karena itu, yang membayang di angan-angannya tidak ada lain kecuali membunuh.
Karena serangan-serangannya tidak mampu membunuh Ki Ajar dan orang bongkok itu, serta racunnya sudah terhambur dan tidak berarti sama sekali, maka Panembahan berilmu sesat itu mencabut kerisnya. Keris yang setiap purnama menghisap darah gadis-gadis. Keris yang akan dijadikan pusaka untuk mendukung nafasnya menjadi orang terkuat di seluruh muka bumi.
Ki Ajar menjadi berdebar-debar melihat keris yang dilekati dengan darah yang telah membeku. Darah yang semakin lama menjadi semakin tebal itu.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Kau akan menjadi pengganti gadisku yang hilang semalam
" geram Panembahan yang berilmu sesat itu " mudah-mudahan darahmu juga punya arti bagi kerisku ini. Meskipun keris ini belum sepenuhnya puas minum darah gadis-gadis, tetapi kekuatannya sudah melampaui semua keris di seluruh dunia. Karena itu, di hadapan keris ini, semua kekuatan dan kemampuanmu akan menjadi beku. Kau akan tunduk
kepadaku dan membiarkan aku menikam dadamu. Kau akan berlutut dan tidak mampu melakukan perlawanan. "
Ki Ajar termangu-mangu. la mendengar kata-kata
Panembahan itu. Suara itu rasa-rasanya melingkar-lingkar di dadanya. Sementara Panembahan itu telah mengangkat kerisnya di atas dahinya.
" Ki Ajar " berkata Panembahan itu " dengar kata-kataku.
Tidak ada orang yang mampu melawan kerisku. Kaupun tidak.
Kau akan diam membeku dan membiarkan aku membunuhmu.
" Suara itu begitu tajam menusuk telinga Ki Ajar. Kemudian, jantungnya terasa berdebar semakin cepat. Suara itu, adalah bagian dari ilmu Panembahan, yang mampu mempengaruhi dan membuat lawannya seakan-akan menjadi beku.
jSelangkah demi selangkah Panembahan itu mendekat
dengan keris yang masih diangkat di atas dahinya. Sementara itu, pertempuran di sekitarnya menjadi semakin seru, mendekati saat-saat terakhir. Orang-orang berilmu sesat yang putus asa, telah bertempur seperti orang mabuk, tanpa menghiraukan pengamatan-pengamatan yang diberikan oleh para prajurit Pajang.
Dalam pada itu, orang bongkok itu memperhatikan sikap Ki Ajar dengan cemas. Seakan:akan Ki Ajar telah terbius oleh http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ilmu Panembahan yang kemudian mengangkat kerisnya
semakin tinggi.
Bahkan selangkah demi selangkah. Panembahan yang
jantungnya bagaikan terbakar oleh kemarahan itu menjadi semakin dekat.
Orang yang bongkok
itu tiba-tiba saja telah
meloncat ke atas
sebongkah batu.
Dilekatkannya serulingnya di bibirnya.
Ia tidak mempunyai cara
tertentu untuk membangunkan Ki Ajar
dari kebekuannya.
Dengan mengguncang
jantungnya, ia berharap
Ki Ajar akan terbangun.
Namun sebelum orang
bongkok itu sempat
meniup seruling, ia
terkejut. Kedua orang
berilmu tinggi itu
ternyata telah menentukan bagian terakhir dari pertempuran itu. *
Pada saat Panembahan itu berdiri dua langkah diha-dapan Ki Ajar yang nampaknya benar-benar telah membeku itu, maka diangkatnya kerisnya tinggi-tinggi. Panembahan itu sudah siap untuk membunuh lawannya dengan
menghujamkan keris itu dijantung'lawannya.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun yang terjadi adalah sebaliknya. Sebelum
Panembahan itu menyarungkan kerisnya kedada lawannya, maka tiba-tiba saja Ki Ajar telah melemparkan beberapa paser kecil justru keleher Panembahan Lebdagati yang telah siap membunuhnya.
Panembahan itu benar-benar terkejut. Ia tidak mengira bahwa Ki Ajar yang disangkanya telah membeku itu masih mampu menyerangnya. Sehingga karena itu, maka
Panembahan yang sudah berdiri terlalu dekat itu tidak sempat mengelak.
Dua buah paser kecil menancap dilehernya. Satu lagi di dadanya dan satu dipundaknya.
Selangkah Panembahan itu bergeser surut. Wajahnya
menunjukkan kemarahan yang luar biasa. Dendam dan
kebencian mewarnai sorot matanya.
" Kau licik Ajar gila " gerum Panembahan Lebdagati itu "
Kau telah mencoba meracuniku. "
Ki Ajar itu berdiri termangu-mangu. Ia melihat Panembahan itu terhuyung-huyung beberapa langkah surut.
" Aku tidak mempunyai pilihan lain Panembahan " jawab Ki Ajar.
Tetapi Ki Ajar itu terkejut. Dengan tangan kirinya Panembahan Lebdagati telah mencabuti paser-paser kecil yang memang mengandung racun itu. Sejenak Panembahan itu seakan-akan memusatkan kekuatan lahir dan batinnya.
Kemudian, Panembahan Lebdagati telah menghentakkan kekuatannya.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari luka-lukanya yang beracun oleh paser-paser kecil itu telah memancar darah yang berwarna kehitam-hitaman.
Namun kemudian darah itu telah berubah menjadi merah.
Panembahan Lebdagati itupun kemudian telah meraba daun kerisnya yang bergetar. Seakan-akan sesuatu telah mengalir dari kerisnya itu ke tubuhnya.
Sejenak kemudian darah yang mengalir itu telah berhenti dengan sendirinya. Racun didalam darahnya yang masuk lewat jarum-jarum paser itu ternyata telah dapat dihentakkan keluar.
Panembahan itu tersenyum. Katanya " Usahamu yang licik itu tidak akan berarti Ki Ajar. Akan datang saatnya, aku membalasnya. Aku akan menusukmu tidak dengan paser-paser kecil. Tetapi dengan ujung kerisku. "
Tetapi Ki Ajar telah menjawab " Kau memang mampu memusnahkan racun itu dari dalam tubuhmu Panembahan.
Tetapi sebagaimana kita ketahui, darah kita sangat terbatas.
Kita tidak dapat membuat darah dalam waktu sekejap. Karena itu, sebanyak darahmu keluar, sebanyak itu pula kekuatanmu berkurang. "
?"Kau tidak dapat membuat aku beku seperti yang kau maksudkan, Panembahan. Jika aku diam, bukan berarti bahwa kekuatanmu mampu mencengkam jantungku. " berkata Ki Ajar.
" Aku tahu " jawab Panembahan itu " kau sengaja berdiam diri sambil menunggu aku mendekat. Itu termasuk cara licikmu untuk membunuhku. Tetapi kaupun gagal. "
" Aku memang gagal Panembahan. Tetapi dalam
keseluruhan kami berhasil. Kami telah dapat menghancurkan seluruh kekuatanmu. Kekuatan sesatmu. Sebentar lagi kau http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan tahu sendiri. Sudah tentu kau tidak akan mampu melawan kami. Aku, orang bongkok yang ternyata saudara seperguruanmu meskipun kemudian kau meningkatkan
ilmumu dengan cara yang sesat. Kemudian para perwira Pajang dan anak-anak muda yang baru mengasah ilmunya itu.
Disamping itu, si Bongkok itu mempunyai dua ekor harimau yang akan dapat mengoyak kulitmu. Kau tidak dapat
mempengaruhinya dengan ilmu sihirmu seandainya kau memiliki, karena harimau itu tidak mampu menangkap getaran yang mengganggu otaknya " jawab Ki Ajar.
" Persetan dengan igauanmu " jawab Panembahan itu.
Namun Panembahan itu masih juga belum menyerang. Ia masih juga berkata " Kau boleh percaya atau tidak* percaya; bahwa aku sendiri akan dapat menaklukkan kalian semuanya tanpa orang-orangku. "
" Kau mimpi " berkata Ki Ajar.
" Mimpi daradasih " jawab Panembahan Lebdagati " kau tahu artinya mimpi daradasih. Sebagai seorang Ajar kau tentu mengetahui. Juga tanda-tanda mimpi daradasih itu. "
Ki Ajar mengerutkan keningnya. Panembahan itu memang sudah mempersiapkan diri. Tetapi masih belum ada tanda-tanda untuk menyerang.
Namun akhirnya Ki Ajar mengetahui bahwa Panembahan itu memang berusaha -memperpanjang waktu. Dengan demikian, maka luka-lukanya akan benar-benar menjadi pampat.
Karena itu, maka Ki Ajarlah yang kemudian bergeser mendekat sambil berkata " Kita akan menguji, siapakah diantara kita yang terbaik. Kau dengan ilmu sesatmu atau aku.
" http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Panembahan Lebdagati tertawa. Ia masih akan berbi-:ara lagi. Tetapi Ki Ajar tidak memberinya kesempatan. Dengan tangkasnya Ki Ajarpun telah menyerangnya.
" Iblis kau " geram Panembahan sambil mengelakkan serangan itu " dengar. Aku masih akan memberimu beberapa penjelasan. "
" Aku tidak memerlukan penjelasan " jawab Ki Ajar. Namun iapun telah meloncat sekali lagi menyerang Panembahan Labdagati.
Panembahan itu memang dengan mudah dapat
mengelakkan serangan Ki Ajar. Namun serangan-serangan berikutnya adalah serangan kekuatan yang menggetarkan jantung. Selain kecepatannya yang sulit diimbangi, maka Ki Ajar juga mempunyai kekuatan bukan saja wadagnya. Tetapi kekuatan ilmu yang luar biasa besar.
Panembahan Lebdagati harus berloncatan menghindar, meskipun setiap saat pada kesempatan Panembahan itu telah mengajak berbicara. Tetapi Ki Ajar yang mengetahui maksud Panembahan itupun justru telah menyerang semakin cepat.
Akhirnya Panembahan itu I ei paksa melayaninya. Iapun bergerak semakin cepat. Bahkan ketika ia tidak lagi melihat kemungkinan untuk memperpanjang waktu, maka
Panembahan itu telah mengambil kesimpulan, bahwa ia harus menyelesaikan lawannya itu secepatnya, sebelum darahnya mengucur lagi dari lukanya atau justru akan menghabiskan tenaganya.
Tetapi Ki Ajar ternyata mampu mengimbangi kecepatan gerak Panembahan Lebdagati. sehingga serangan-serangan Panembahan Lebdagati sama sekali tidak berhasil
mengenainya. http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu. Panembahan Lebdagati yang marah itupUn menjadi bimbang. Jika ia memaksa diri untuk melepaskan ilmunya, termasuk Gelap Ngampar. maka hentakan kekuatan ilmunya akan dapat mendorong darahnya mengalir lagi dari luka-lukanya. Sementara itu, orang bongkok itu akan dapat menangkalnya dengan suara serulingnya. Sedangkan ilmunya yang lain,- ternyata tidak mampu mengikat Ki Ajar dalam kebekuan. Karena itu. maka ia telah memikirkan kemungkinan yang lain. Ia dapat menyerang Ki Ajar dari jarak jauh. Namun hal itupun pernah dicobanya dan gagal. Bahkan orang bongkok itupun tidak dapat dikenainya dengan ilmunya itu.
Namun Panembahan itu harus berbuat sesuatu jika ia Lidak mau mati kehabisan darah.
Untuk beberapa saat Panembahan Lebdagati masih
bertempur melawan Ki Ajar Pangukan.Keduanya saling menyerang. Namun seperti yang dicemaskan oleh Ki Ajar itu sendiri, darah dilukanya itu mulai mengalir lagi. Ia tidak sempat menutup luka-lukanya dengan kemampuan ilmunya, karena ia harus mengerahkannya untuk melawan Ki Ajar.
Dalam pada itu, para pengikut Panembahan itu telah benar-benar dilumpuhkan. Beberapa orang yang seperti orang kehilangan akal telah terbunuh. Beberapa orang yang lain terluka. Namun jarang sekali diantara mereka yang menyerah.
Apalagi mereka yang sudah berada pada tataran yang cukup tinggi di lingkungan Panembahan Lebdagati.
Beberapa orang pengikut Panembahan Lebdagati yang
memiliki ilmu yang tinggi terpaksa dihadapi oleh beberapa orang sekaligus.
Dalam pada itu Manggada dan Laksanapun telah bertemu dengan dua orang Putut dari padepokan raksasa yang tersembunyi itu. Untunglah keduanya telah membawa bekal http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang cukup sehingga keduanya mampu bertahan untuk
beberapa lama. Namun kemudian beberapa orang prajurit Pajang telah datang membantu.
Dalam keadaan itu, maka Panembahan Lebdagati benar-benar telah tersudut. Orang-orangnya yang justru terpercaya sekalipun tidak mampu menghadapi para perwira dari pasukan Pajang serta para petugas sandi yang memiliki kemampuan yang mampu mengimbangi kemampuan orang-orangnya.
Karena itu, maka sejenak kemudian Panembahan Lebdagati itu telah mengambil keputusan untuk sekali lagi mencoba menyerang lawannya dengan ilmunya yang dapat
dilontarkannya dari jarak jauh.
Tetapi ternyata Panembahan Lebdagati tidak menghadapi keadaan itu dengan dada tengadah. Ketika ia menyerang Ki Ajar dengan lontaran ilmu, serta Ki Ajar bergeser menghindar, maka dengan mengerahkan tenaga cadangan didalam dirinya.
Panembahan itu telah meloncat jauh-jauh surut.
Ki Ajar terkejut. Ia sadar, bahwa Panembahan Lebdagati akan menghindar dari medan. Karena itu, maka Ki ajarpun telah melakukan hal yang sama. Dengan menghentakkan tangannya, maka sebuah serangan yang dahsyat telah meluncur ke arah Panembahan yang memang mencoba
menghindar dari pertempuran. Tetapi Panembahan Lebdagati mampu mengelak. Bahkan sekali lagi ia meloncat menjauhi Ki Ajar dengan loncatan panjang.
Orang Bongkok yang pernah menjadi saudara seperguruan Ki Lebdagati itupun tidak tinggal diam. Iapun memiliki ilmu sebagaimana dimiliki oleh orang yang menyebut dirinya Panembahan Lebdagati itu. Sebagaimana dilakukan oleh Ki Lebdagati, maka orang bongkok itupun mampu menyerangnya dari jarak jauh.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi Panembahan itu masih mampu mengelakkan diri.
Meskipun serangan datang dari dua orang yang memiliki atas perguruan yang berbeda, tetapi memiliki ilmu yang ujudnya hampir sama, namun Panembahan Lebdagati itu ternyata mampu melepaskan diri. Ia meloncat semakin jauh dan semakin tinggi pada tebing pebukitan yang seakan-akan menjadi dinding tempat terpencil itu. Bahkan akhirnya Panembahan Lebdagati itu telah menghilang.
Orang Bongkok beserta kedua ekor harimaunya telah
mencoba mengejarnya. Tetapi ketika mereka sampai, ke panggung pebukitan, mereka sudah tidak melihat lagi, ke-maria Panembahan itu melarikan diri.
Orang bongkok itu merasa kecewa sekali. Sumber
malapetaka itu ternyata luput dari tangan orang-orang yang berusaha menghancurkannya.
Dengan menyesal ia telah kembali menemui Ki Ajar dan beberapa perwira prajurit Pajang. Merekapun merasa menyesal pula, bahwa buruan mereka berhasil melepaskan diri.
" Apaboleh buat " berkata Senapati prajurit Pajang yang memimpin pasukannya datang ketempat terpencil itu
" kita sudah berusaha sejauh mungkin. Tetapi kita ternyata kehilangan jejak. "
" Aku minta maaf " berkata Ki Ajar.
" Ki Ajar sudah banyak sekali membantu " jawab Senapati itu. Tetapi katanya kemudian " Namun sebaiknya kita memasuki padepokan induk Panembahan Lebdagati. Mudah-mudahan ia singgah ke padukuhan induk itu. "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang bongkok itu menggeleng. Katanya " Tentu tidak.
lapun tahu bahwa kita tentu akan kesana. Tetapi sebaiknya kita mencobanya. "
Demikianlah para prajurit Pajang telah dikumpulkan oleh Senapatinya. Para pemimpin kelompok telah melaporkan keadaan orang-orangnya. Beberapa orang "korban memang telah jatuh.
Senapati itu telah membagi pasukannya. Sebagian dari mereka harus tetap berada di tempat itu untuk merawat kawan-kawannya yang teriuka dan mengumpulkan yang gugur di medan pertempuran. Sebagian yang lain akan dibawa ke padukuhan induk padepokan raksasa itu.
Namun tiba-tiba Ki Ajar berkata kepada Ki Wiradadi "
Marilah. Sebaiknya Ki Wiradadi dan anak gadismu ikut bersama kami. Ada beberapa alasan. Mungkin Panembahan itu akan kembali mencari korbannya jika ia tahu, gadis itu kami tinggalkan disini. Kedua, anak gadis Ki Wiradadi pernah berada di padukuhan induk. Mungkin ia dapat serba sedikit menceriterakan lingkungan padukuhan untuk itu, khususnya istana Panembahan Lebdagati. "
Ki Wiradadi mengangguk-angguk. Sementara itu, anak gadisnyapun setuju untuk ikut serta.
" Aku takut " berkata gadis itu " jika orang itu kembali, maka aku akan mati disini. "
Ki Wiradadipun mengangguk-angguk. Iapun sadar,
meskipun ada kelompok prajurit yag akan tinggal ditempat itu untuk merawat kawan-kawannya, tetapi jika Panembahan yang luput dari tangan mereka itu kembali, maka agaknya sulit bagi mereka untuk dapat melindungi anak gadis itu.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena itu, sejenak kemudian, maka sebuah iring-iringan telah meninggalkan tempat terpencil itu. Tiba-tiba saja mereka tidak lagi melihat burung elang diudara. Demikian orang-orang padepokan itu dihancurkan serta Panembahan Lebdagati meninggalkan medan, maka sisa-sisa burung elang itupun telah lenyap pula.
Beberapa saat mereka berjalan menyusuri jalan yang sulit.
Mereka kadang-kadang harus menuruni tebing yang rendah, kemudian menyusuri tanggul sempit, sehingga akhirnya mereka sampai ketempat' yang diperuntukkan bagi upacara penyerahan korban itu.
Gadis itu tiba-tiba saja menjerit kecil ketika ia melihat tatanan batu di tengah-tengah padang rumput yang tidak terlalu luas itu. Ia menjadi ngeri mengingat saat ia telah terbaring ditempat itu. Hampir saja nyawanya direnggut oleh keris Panembahan Lebdagati sebagai korban yang kesekian kalinya dibawah cahaya bulan bulat.
Ki Wiradad' mendekap anaknya Bisiknya " Kau aman sekarang anakku. Kau lihat, orang-orang berilmu tinggi itu telah menolongmu. Bahkan sepasukan prajurit Pajang telah datang pula. Bagi para prajurit itu, tujuan utamanya adalah menghancurkan sekelompok orang beraliran sesat disini.
Adalah kebetulan sekali mereka hadir sekarang, sehingga jiwamu telah diselamatkan. Yang Maha Agung masih
melindungimu. "
Gadis itu ternyata telah terisak. Namun Ki Wiradadi berkata
" Tugasmu sekarang, membalas kebaikan orang-orang berilmu tinggi itu. Tunjukkan padepokan induk itu dan apa saja yang kau lihat ada didalamnya. "
" Semuanya mengerikan " desis gadis itu.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Tetapi kau harus melakukannya " berkata ayahnya. Gadis itu mengangguk. Ia. memang menyadari, apa yang sedang dialami. Karena itu, maka penalarannya memang mengatakan kepadanya, bahwa ia harus langsung melibatkan diri bukan saja bagi keselamatan dirinya, tetapi gadis-gadis lain di masa mendatang.
Sesaat, iring-iringan itu singgah di padukuhan yang menghadap ke padang rumput yang tidak terlalu luas itu.
Mereka masih melihat beberapa macam benda upacara
selain yang berserakan di dekat tempat upacara untuk menyerahkan korban itu.
" Kita harus menghancurkannya " berkata orang bongkok itu.
" Ya " desis Ki Ajar - supaya tidak menimbulkan rangsangan untuk melakukannya lagi bagi para pengikut Panembahan Lebdagati yang luput dari tangan kita. "
Senapati prajurit Pajang itupun ternyata sependapat.
Karena itu, maka para prajuritpun telah mengumpulkan benda-benda upacara dan dikumpulkan diatas tatanan batu yang dipergunakan untuk menyerahkan korban. Dari berjenis-jenis bokor dari tembaga, pakaian yang khusus yang ada di tempat penyimpanan benda-benda upacara. Rontek, umbul-umbul dan berbagai macam senjata khusus yang hanya dipakai dalam upacara, yang dikumpulkan oleh para prajurit karena benda-benda itu sebagian berserakan di padang rumput kecil itu.
" Kita akan membakarnya " desis Senapati prajurit Pajang.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Ajar dan orang bongkok itu sependapat. Karena itu, maka merekapun segera menyalakan api. Benda-benda
upacara itupun segera telah menyala termasuk beberapa buah obor yang masih lengkap dengan sumbunya serta sisa minyak yang ada didalamnya.
" Ketika api menyala dengan asap yang membumbung
tinggi, Manggada dan Laksana sempat berbincang dengan Ki Ajar. Dengan nada ragu Manggada bertanya " Kita tidak menemukan sesosok mayatpun. Bukankah beberapa orang telah terbunuh disini" " ?
Ki Ajar mengangguk-angguk. Katanya " Agaknya ada orang-orang khusus disamping para pengikut yang bersenjata dan telah bertempur melawan kita. "
" Tetapi tidak hanya satu dua orang yang telah terbunuh.
Juga ada diantara mereka yang telah dikoyak oleh harimau Ki Pandi itu " berkata Laksana.
" Mungkin kita akan menemukan jawabnya jika kita sempat memasuki induk padepokan Panembahan Lebdagati nanti "
jawab Ki Ajar. Demikianlah, maka setelah api berkobar bagaikan menjilat langit menelan setumpuk benda-benda upacara itu, maka iring-iringan itu telah melanjutkan perjalanan, menuju ke induk padepokan raksasa yang berada di lereng Gunung itu.
Ketika iring-iringan itu melalui sebuah padukuhan, maka nampak padukuhan itu begitu sepi. Semua pintu rumah tertutup rapat. Tidak ada seorangpun yang nampak
dihalaman, apalagi di jalan-jalan.
Manggada dan Laksana memang ingin tahu, apakah orang-orang padukuhan itu telah pergi mengungsi atau mereka telah http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melakukan sesuatu yang lain berhubungan dengan upacara yang telah dilakukan oleh Panembahan Lebdagati itu.
Karena itu, tiba-tiba saja kedua orang anak muda itu telah menyelinap masuk sebuah
regol halaman yang sedikit
terbuka. Dengan berlari-lari
kecil keduanya naik
kependapa rumah itu dan
langsung menuju ke pintu
pringgitan. " Apa yang akan mereka
lakukan" " bertanya
Senapati prajurit Pajang.
Ki Ajar menarik nafas
panjang. Katanya " Mereka
ingin tahu apa saja.
Agaknya mereka ingin tahu,
apakah di-dalam rumah
yang pintunya tertutup itu
ada orangnya. "
Senapati itu mengangguk-angguk. Katanya " agaknya aku juga akan berbuat begitu jika umurku masih semuda mereka."
Namun demikian, Ki Ajar tidak meninggalkan kedua orang anak muda itu. Bersama orang bongkok itu, keduanya berhenti diluar halaman.
Ternyata Manggada dan Laksana telah mengetuk pintu pringgitan keras-keras. Beberapa kali keduanya menyapa jika ada orang didalam rumah itu.
Tetapi sama sekali tidak ada jawaban, sehingga Manggada Hari Laksana telah mengguncang-guncang pintu.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Buka pintu atau aku akan menghancurkannya " tiba-tiba Laksana berkata lantang.
Sesaat keduanya menunggu. Namun ternyata ketajaman telinga mereka mampu menangkap desir lembut di-dalam rumah itu. Karena itu. keduanya yakin, bahwa tentu ada seseorang atau lebih didalam rumah itu.
" Aku akan menghitung sampai sepuluh " geram Laksana "
jika sampai kehitungan kesepuluh pintu tidak dibuka, maka aku akan menghancurkan pintu itu. "
Sejenak kemudian maka Laksunapun telah mulai
menghitung, sementara itu, keduanya telah bersiap-siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi, jika ia benar-benar: harus memecahkan pintu itu.
Manggada pun telah bersiap. Ia yang mengenal Laksana dengan baik, percaya jika hitungannya sampai sepuluh dan pintu itu tidak dibuka, maka ia benar-benar akan
memecahkannya. Ketika hitungan sampai keenam, dan tidak terdengar langkah mendekati pintu, Manggada jadi berdebar-debar.
Tujuh, delapan, sembilan, masih juga tidak terdengar langkah.
Pada hitungan kesepuluh. Laksana benar-benar melakukan apa yang dikatakannya. Dengan kekuatannya yang sangat besar, ia menendang pintu itu.
Pintu itu berderak dan terbuka. Bahkan daun pintunya yang retak, terpelanting lepasjdarf uger-ugernya.
.Manggada pun bersiap untuk menghadapi segala
kemungkinan, karena demikian pintu terbuka. Laksana yang masih belum mapan akan dapat diserang dengan cepat.
Karena itu ia harus bersiap menghadapinya.
http://ebook-dewikz.com/


Menjenguk Cakrawala Seri Arya Manggada 1 Karya S H Mintardja di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi kedua anak muda itu terkejut. Mereka memang melihat beberapa orang di dalam rumah itu, tapi tidak lebih dari seorang laki-laki tua, tiga orang perempuan dan dua orang anak-anak yang masih remaja, menggigil ketakutan.
Manggada dan Laksana saling berpandangan. Namun
kemudian, Manggada bertanya " Kenapa kau tidak mau membuka pintu, he" "
" Kami takut anak-anak muda. Perang sedang berkecamuk di luar " jawab laki-laki tua itu dengan suara gemetar.
" Tetapi kau tahu akibatnya jika kau menolak perintah kami" " berkata Laksana.
" Kami tidak berniat menolak. Tetapi kami tidak berani melakukannya " suara orang itu semakin gemetar karena ketakutan.
Laksana menarik nafas dalam-dalam. Laki-laki tua itu kembali berkata " Marilah anak-anak muda. Aku persilah-kan kalian duduk. "
" Tidak " jawab Manggada " kami akan meneruskan perjalanan kami. "
Keduanyapun tidak lagi menaruh banyak perhajtian kepada mereka. Karena keduanya telah melangkah meninggalkan ruang dalam itu.
Tetapi mencapai pintu, seseorang telah mendorong mereka dengan kuatnya, sehingga Manggada dan Laksana jatuh terguling di lantai. Namun dengan sigapnya, mereka melenting berdiri.
Baru keduanya, menyadari, bahwa mereka hampir saja terjebak. Demikian keduanya keluar dan membelakangi pintu, orang tua yang dianggap menggigil ketakutan itu telah http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyerangnya. Seperti terbang, orang itu meluncur dengan kedua tangan mengembang, siap menerkam tengkuk
Manggada dan Laksana, dan membentur kepala kedua anak muda itu. Tapi Ki Ajar dapat membaca apa yang akan terjadi.
Ia yang tidak sampai hati meninggalkan anak-anak muda belum banyak pengalaman itu, kemudian memasuki halaman bersama si bongkok.
Orang tua yang kehilangan sasaran itu menggeram marah.
Tapi ia terkejut melihat si bong"kok yang berdiri beberapa langkah di sebelah anak-anak muda itu.
" Kau demit bongkok" " geram orang tua itu.
" Jadi kau bersembunyi disini" " berkata orang bongkok itu
" satu firasat yang sangat tinggi telah memanggil anak-anak muda itu untuk membuka pintumu.
Adalah satu kebetulan yang barangkali juga bukan
kebetulan, bahwa keduanya akan menemukan tempatmu
bersembunyi. Kau terlalu bodoh dengan sedikit membuka regol halamanmu, sehingga menarik perhatian mereka, atau memang sengaja kau lakukan untuk menarik perhatian, kemudian menjebak.dengan licik seperti yang telah terjadi" "
" Kau iblis " geram orang tua itu " kenapa kau ikut campur dalam persoalan ini" "
?" Aku kira, dari perguruan kita yang tinggal hanya aku dan orang yang menyebut dirinya Panembahan Lebdagati itu. Tapi ternyata kau ada di sini juga untuk mengabdi pada orang berilmu sesat dan menodai nama perguruan kita itu. " berkata orang bongkok itu.
Orang tua itu tertawa., Katanya " Kau tidak perlu mencela orang lain. Jika hal itu sudah menjadi satu keyakinan, maka takarannya adalah maut. "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Tidak " jawab orang bongkok itu " seseorang memang dapat memegang satu keyakinan, tapi keyakinan itu dapat berubah jika suatu saat ia menyadari bahwa ia melakukan kesalahan dengan keyakinannya itu. Ia dapat berpaling untuk mencari kebenaran. "
" Nampaknya kau adalah jenis orang yang keyakinannya goyah. He, orang bongkok. Serahkan anak-anak muda itu kepadaku. Aku akan membunuh mereka, kemudian
membunuhmu dan membunuh orang tua itu. Siapapun orang itu " geram orang tua itu.
Tetapi orang bongkok itu seakan-akan tidak mendengarnya.
Ia masih juga bertanya " Apa alasanmu ikut bersama Panembahan yang gila itu, yang menganggap kerisnya telah berharga dari jiwa seseorang" "
" Persetan " geram orang itu " kaulah yang telah berkhianat atas perguruan kita. Panembahan Lebdagati adalah orang yang memiliki hak yang sah untuk memimpin padepokan kita.
" " Kenapa" Apakah aku pernah menentang" Yang aku tentang adalah ilmu gilanya itu, yang di setiap bulan purnama harus mengorbankan seorang gadis untuk keris dan
kepercayaannya itu. " berkata orang bongkok itu.
" Kau sudah terlalu banyak berbicara " geram orang tua itu
" sudah saatnya aku membunuhmu. "
Tetapi orang bongkok itu berkata " Kau ternyata memang bodoh. Kenapa kau tidak bergabung bersama Panembahan Lebdagati" Berdua, kalian akan menjadi kekuatan yang sulit dipatahkan. Tetapi sendiri-sendiri, kau tidak berarti apa-apa.
Kita pernah berguru bersama, sebagaimana Panembahan Lebdagati. Dan kita tahu perbandingan ilmu kita, sehingga http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanpa bertandingpun kita sudah dapat menentukan, siapa diantara kita yang kalah dan menang. "
" Cara berpikirmu sangat sederhana " berkata orang tua itu
" kau kira perbandingan ilmu seseorang akan tetap sama berpuluh tahun sekalipun" "
" Aku tahu bahwa kau telah terbius dengan ilmu sesat saudara seperguruan kita yang menyebut dirinya Panembahan Lebdagati itu, sehingga kau merasa bahwa ilmumu telah jauh meningkat. Tetapi kaupun harus memperhitungkan bahwa akupun telah meningkatkan ilmuku tanpa mengotori tanganku dengan darah gadis-gadis di saat bulan purnama. " berkata orang bongkok itu.
" Tutup mulutmu " geram orang tua itu " Kau kira ilmu siluman harimaumu itu menakutkan aku" "
" Aku tidak pernah berhubungan dengan siluman yang manapun juga. Aku mencoba untuk bersikap lurus. Tetapi aku memang memelihara dua ekor harimau. Kau ingin melihatnya"
" bertanya orang bongkok itu.
" Jangan kau kira aku tidak tahu " berkata orang itu
" Aku memang tidak tahu bahwa kau telah memelihara harimau sesungguhnya, tapi kau sendiri adalah seekor harimau jadi-jadian sejak kau berada di perguruan kita. Nah, sekarang kita akan berhadapan. Jika kau sebut ilmuku ilmu sesat, maka ilmumu adalah ilmu siluman. "
Orang bongkok itu mengerutkan keningnya. Katanya
" Ternyata pengetahuanmu tentang berbagai macam ilmu sangat picik. Tapi baiklah. Sekarang menyerahlah. Kau tidak akan berarti apa-apa di hadapan Ki Ajar. Tetapi kau tidak usah berhadapan dengan Ki Ajar, karena kau tidak cukup berharga http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk melayaninya. "
" Anak iblis " geram erang itu " bersiaplah untuk mati.
Semua orang akan mati. "
" Sudah aku katakan, bahwa kau ternyata sangat bodoh tidak bergabung dengan Panembahan Lebdagati. karena berdua kalian sulit untuk dikalahkan. Tetapi sekarang, kau tidak berarti lagi " sahut orang bongkok itu.
Orang itu tidak menunggu lebih lama lagi. Tiba-tiba ia telah menyerang orang bongkok itu dengan garangnya.
Si Bongkok sudah bersiap menghadapi serangan itu.
Karenanya, demikian serangan datang ia telah meloncat menghindar. Bahkan ia bergeser dan meloncat turun ke halaman.
Sejenak kemudian, terjadi pertempuran sengit. Keduanya adalah orang-orang yang berilmu tinggi. Dengan
meningkatkan ilmu mereka, keduanya telah bertempur semakin lama semakin cepat dan keras.
Ki Ajar bersama kedua anak muda itupun turun pula ke halaman. Melihat Manggada dan Laksana berdiri terpaku, Ki Ajar berdesis " Si bongkok akan dapat mengatasinya. "
Tapi tiba-tiba Manggada bertanya " Apakah benar Ki Pandi dapat menjelma menjadi seekor harimau, seperti yang dikatakan orang tua itu" Apakah benar ilmunya dapat disebut ilmu siluman" "
" O " Ki Ajar tersenyum " sama sekali bukan. Ki Pandi itu tidak dapat menjelma menjadi seekor harimau, apalagi harimau putih sebesar kerbau. Ia tidak memiliki ilmu siluman seperti yang dikatakan- orang tua itu. Mungkin kau pernah http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibayangi ujud seekor harimau lain, kecuali kedua ekor harimau yang dipelihara oleh si bongkok itu, tapi yang kalian lihat itu adalah sekedar bayangan angan-anganmu. Bentuk-bentuk semu. Memang Ki Pandi mampu melontarkan getaran semu, sehingga kedua ekor harimaunya itu seolah-olah dapat menjadi lebih banyak. Menjadi tiga, empat atau lebih.
Manggada dan Laksana mengangguk-angguk. Hampir tidak terdengar Manggada bergumam " Ternyata Ki Pandi adalah orang yang berilmu tinggi. "
" Ya. Ia memang berilmu tinggi. Bahkan ternyata lebih tinggi dari yang aku duga. Ketika kita bertemu dengan orang yang menyebut dirinya Panembahan Lebdagati, orang
bongkok itu telah menunjukkan kemampuannya yang
sebenarnya, yang sebelumnya tidak pernah aku ketahui.
Agaknya selama ini, orang bongkok itu sempat memperdalam ilmunya bersama dengan kedua ekor harimaunya " jawab Ki Ajar.
Manggada dan Laksana tidak menyahut. Perhatian mereka sepenuhnya terhisap pertempuran yang sengit, antara Ki Pandi melawan orang tua yang disebutnya saudara seperguruan itu.
Bahkan beberapa saat kemudian, keduanya telah
merambah ke ilmu puncak mereka. Tiba-tiba saja lawan Ki Pandi mengeluarkan dua potong belahan bambu kecil dari dalam bajunya. Kemudian dengan serta merta, ia memukul-mukulkan kedua potong belahan bambu itu satu dengan lainnya. Semakin lama semakin cepat, sehingga suaranya melengking mengetuk-ngetuk dada.
Ki Ajar tiba-tiba saja bergumam " Hati-hatilah. Kekuatan ilmu yang terlontar dari suara itu, sama dengan kekuatan ilmu yang dilontarkan Panembahan Lebdagati. Kalian harus berusaha untuk mengatasinya dengan pemusatan nalar budi, http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengerahkan daya tahanmu. "
Manggada lan Laksana memang harus melakukannya.
Suara kedua potong belahan bambu itu bagaikan telah menghentak-hentak jantungnya, sehingga rasa-rasanya jantung mereka akan terlepas dari tangkainya.
Meskipun keduanya adalah anak-anak*muda yang telah menempa diri lahir dan batin, menguasai ilmu kanuragan serta mempertinggi tenaga cadangan dalam dirinya, namun
keduanya mengalami kesulitan untuk bertahan mengatasi serangan yang menyusup ke dalam bagian tubuh mereka melalui indera pendengaran itu. Meskipun keduanya telah menutup telinga rapat-rapat, tetapi suara itu masih juga menghentak-hentak isi dada mereka semakin keras.
Namun sejenak kemudian, Ki Pandi telah mengambil
serulingnya. Sejenak kemudian, terdengar suara mengalun dari seruling itu membentur getar udara yang menghentak-hentak oleh bunyi ketukan dua potong belahan bambu cii tangan lawannya.
Keduanya ternyata memiliki ilmu yang sangat tinggi. Dua kekuatan yang ternyata seimbang, sehingga yang satu berhasil menyerap kekuatan yang lain, sehingga kedua-duanya justru seakan-akan tidak berdaya.
Orang tua yang ternyata adalah saudara seperguruan Ki Pandi itu, telah menghentikan serangannya, dengan
mengetuk-ketukkan kedua belahan bambunya. Serangan itu dianggapnya tidak banyak berarti bagi lawannya. Demikianlah.
Tiba-tiba saja ia telah menyerang Ki Pandi dengan
mengibaskan tangannya. Serangan yang ternyata dahsyat sekali, sebagaimana dilakukan oleh Panembahan Lebdagati.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Pandi yang mendapat serangan itu meloncat ke samping, secepat sambaran sinar yang seakan-akan meluncur dari telapak tangan lawannya itu.
Ki Ajar pun bersiap-siap pula menghadapi kemungkinan buruk. Jika lawan,Ki Pandi itu tiba-tiba saja menyerangnya.
Bahkan, ia pun telah bergeser dan berdiri dimuka Manggada dan Laksana.
Ketika beberapa kali Ki Ajar sempat melihat orang itu berpaling sekilas kepadanya, dan kedua anak muda itu, maka fapun menjadi semakin curiga. Karena itu, ia berdesis "
Berhati-hatilah. Orang itu dapat dengan curang menyerang kita. "
Namun orang itu masih juga memusatkan perhatiannya kepada Ki Pandi. Agaknya Ki Pandi kemudian tidak saja ingin berloncatan menghindar, tetapi iapun memiliki ilmu serupa.
Karena itu, Ki Pandi pun ingin segera mengakhiri pertempuran itu, apapun yang terjadi.
Karena itu, ketika lawannya sekilas dilihatnya bersi ap menyerangnya, Ki Pandi tidak lagi berniat untuk menghindar.
Ia telah bersiap menghadapi kemungkinan yang paling buruk, dengan membenturkan ilmunya yang serupa.
Sebenarnyalah, sejenak kemudian saudara seperguruan Ki Pandi itu telah menyerang dengan ilmunya. Tetapi Ki Pandi sudah bertekad bulat. Karena itu yang dilakukannya kemudian adalah melontarkan serangan serupa.
Sejenak kemudian, terjadi benturan dahsyat. Ilmu yang bersumber dari mata air yang sama, yang mengalami tempaan dan pengembangan untuk waktu yang lama. sehingga ilmu kedua orang itupun telah menjadi masak.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata akibatnya mengejutkan. Kedua orang itu terpental beberapa langkah. Ki Pandi jatuh terguling beberapa kali di tanah. Namun kemudian, ia sempat bangkit berdiri tegak dan bersiap menghadapi segala kemungkinan, meskipun dadanya terasa nyeri sekali. Rasa-rasanya, nafasnya menjadi sesak dan menyumbat kerongkongannya.
Lawannyapun mengalami keadaan yang sama. Bahkan
lawannya tidak lagi mampu bergerak setangkas Ki Pandi.
Ketika ia sempat bangkit, terasa sendi-sendi tulangnya bagaikan terlepas.
Untuk beberapa saat, Ki Pandi menunggu. Namun Ki Pandi masih harus berusaha mengatasi rasa sakitnya, sebagaimana lawannya.
Namun agaknya, kecurigaan Ki Ajar beralasan. Dalam keadaan yang belum mantap, lawan Ki Pandi itu tiba-tiba sudah mempersiapkan serangannya. Demikian cepatnya. Tidak diarahkan kepada Ki Pandi, tetapi diarahkan kepada Ki Ajar dan dua orang anak muda yang berdiri agak dibela-kangnya.
Serangan itu ternyata datang begitu cepatnya. Namun Ki Ajar yang telah menjadi curiga sejak orang itu setiap kali memandang kearahnya, ternyata telah bersiap pula. Meskipun ia tidak memiliki ilmu yang sama, tetapi Ki Ajar-pun mampu melontarkan ilmunya pula, mirip dengan ujud dan ungkapan ilmu orang itu, meskipun sumber ilmu dan kekuatannya berbeda.
Karena itu. demikian saudara seperguruan orang bongkok itu menyerangnya, ia melontarkan serangannya pula dengan sepenuh kekuatan dan kemampuan ilmunya.
Sekali lagi terjadi benturan dahsyat. Bahkan Ki Pandi yang terkejut melihat serangan yang curang itu, telah melepaskan http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serangannya pula kearah lawannya. Demikian tiba-tiba, didorong oleh kemarahan yang semakin membakar jantung, melihat kecurangan itu.
Benturan yang dahsyat itu ternyata telah menghancurkan bagian dalam saudara seperguruan Ki Pandi yang masih dalam keadaan belum siap benar, serta tubuhnya yang masih belum mapan setelah membentur ilmu Ki JPan-di. Sementara itu, kecuali keadaan Ki Ajar yang masih tegar dan utuh, juga karena Ki Ajar sudah bersiap sepenuhnya untuk melontarkan segenap kemampuan ilmunya. Kecuali itu, ilmu Ki Ajar memang lebih tinggi dari ilmu orang iru.
Dalam keadaan yang demikian, serangan Ki Pandi, yang meskipun dengan tiba-tiba dan tidak sempat mengerahkan segenap sisa kekuatannya, ternyata ikut menentukan.
Saudara seperguruan Ki Pandi yang terlempar oleh
benturan ilmu yang tidak seimbang dengan ilmu Ki Ajar itu, telah pula dikenai serangan orang bongkok itu. Karena itu, demikian orang itu terjatuh ditanah, maka ia hanya sempat menggeliat. Mati.
Manggada dan Laksana yang menyaksikan pertempuran itu, menjadi berdebar-debar. Ternyata apa yang diketahuinya selama mereka berada di perguruan, baru sebagian kecil dari dunia olah kanuragan. Ketika kemudian mereka sempat menjenguk cakrawala, maka yang dilihatnya adalah raksasa-raksasa yang belum pernah terbayang-kan sebelumnya.
Sejenak kemudian, keduanya masih saja termangu-mangu.
Ki Ajar telah melangkah dengan tergesa-gesa mendekati orang bongkok yang nampak menjadi sangat lemah, setelah ia menghentakkan sisa tenaganya.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Duduklah " berkata Ki Ajar sambil menolong orang bongkok yang terhuyung-huyung kehabisan tenaga, sehingga sulit baginya untuk mempertahankan keseimbangannya.
Orang bongkok itupun kemudian telah duduk bersila.
Sementara Ki Ajar berkata " Pergunakan kesempatan yang pendek ini untuk memperbaiki keadaanmu.
Ki Pandi mengangguk. Iapun kemudian telah menyilangkan kedua tangannya di dada, memusatkan nalar budi serta berusaha mengatur jalan pernafasannya.
Sementara itu, Ki Ajar melangkah mendekati saudara seperguruan Ki Pandi yang terbaring diam.
Manggada lan Laksana dengan ragu-ragu mendekat pula.
Sementara Ki Ajar berbisik " Orang ini telah mati. "
Kedua anak muda itu memang melihat tubuh saudara
seperguruan Ki Paridi menjadi agak kehitam-hitaman.
Benturan ilmu yang tidak seimbang melawan ilmu Ki Ajar, telah membuat bagian dalam tubuhnya bagaikan terbakar.
" Ia termasuk orang yang berilmu tinggi " desis Ki Ajar "
tetapi ia tidak mempergunakan ilmunya untuk maksud-maksud yang baik. Ia telah terdampar kedalani padepokan yang mengagungkan ilmu sesat. "
Manggada dan Laksana mengangguk-angguk. Mereka harus mengakui bahwa orang yang terbunuh itu memang orang berilmu tinggi, sebagaimana orang yang bongkok itu, yang ternyata disamping ilmunya yang telah disaksikannya, ia mampu membuat ujud-ujud semu.
" Anak-anak muda " berkata Ki Ajar kemudian " ter-nyatS
kalian telah mendapat kesempatan untuk menyaksikan dari dekat, betapa kasarnya dunia olah kanuragan itu. "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Manggada dan Laksana bagaikan terbangun dari angan-angannya yang melambung dalam putaran pengenalannya itu, ketika Ki Ajar berkata " Lihatlah, siapakah yang masih ada di dalam. Hati-hatilah.
Kedua anak itu kemudian bergerak memasuki pintu rumah itu. Yang ada di ruang dalam adalah beberapa orang perempuan dan kanak-kanak yang ketakutan.
Tetapi Manggada dan Laksana tidak mau terjebak di dalam rumah itu. Karena itu maka katanya " Silahkan semua orang keluar. Rumah ini harus dikosongkan. "
Orang-orang yang ada di dalam rumah itu masih gemetar ketakutan. Tetapi Laksanalah yang kemudian membentak "
Cepat keluar. Jika tidak, rumah ini akan aku bakar habis. "
Bagaimanapun juga, betapa mereka gemetar dan
ketakutan, akhirnya perempuan-perempuan dan kanak-kanak itu keluar dari ruang dalan? dan berkumpul di pendapa.
Mereka terkejut ketika kemudian mengetahui bahwa orang tua yang bersembunyi di antara mereka telah terbunuh di halaman rumah itu.
" Orang itu sangat berbahaya " berkata Manggada.
" Orang itu. " desis seorang perempuan.
" Katakan " desak Manggada. Perempuan-perempuan dan kanak-kanak itu justru terdiam. Sementara Ki Ajar Pangukan telah mendekati mereka pula.
" Jangan takut. Kami tidak akan berbuat jahat " berkata Ki Ajar.
Namun seorang perempuan sambil gemetar berkata
perlahan " Tetapi kau bunuh orang itu. "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Orang itu adalah salah seorang dari mereka yang memimpin aliran sesat ini " berkata Ki Ajar.
" Tetapi ia tidak pernah berbuat jahat kepada kami " sahut perempuan itu.
" Mungkin. Tetapi jika orang-orang sejahat orang itu tidak disingkirkan, maka dunia ini tidak akan menjadi tenang "
jawab Ki Ajar. Perempuan-perempuan dan kanak-kanak itu terdiam.
Sementara itu, Ki Ajar memberikan beberapa penjelasan kepada mereka untuk merelakan laki-laki itu pergi.
" Apakah laki-laki itu mempunyai sahabat dan kawan-kawan dekatnya yang tinggal di sekitar tempat ini" " bertanya Ki Ajar.
Tidak seorang pun yang menjawab.
" Yang akan kami lakukan adalah untuk kepentingan kalian semuanya. Untuk kepentingan seluruh padukuhan.
bahkan kepentingan seluruh daerah seberang hutan Jatimalang. " berkata Ki Ajar.
Perempuan-perempuan itu saling berpandangan. Namun kemudian seorang di antara mereka berkata " Ia bukan penduduk padukuhan ini. Ia datang dari padepokan induk dan tinggal di sini untuk bersembunyi. "
" Apakah kau kenal oang itu sebelumnya" " bertanya Ki Ajar.
" Kami belum mengenalnya. Tetapi kami pernah
melihatnya. Namun selama ia berada di sini, ia tidak menunjukkan sikap jahatnya " berkata perempuan-perempuan itu.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
K i Ajar termangu-mangu. Apapun yang dikatakan mereka, masih harus diteliti latar belakang kehidupan perempuan-perempuan itu. Agaknya, mereka berada dalam pengaruh kepercayaan yang sesat itu. Sehingga dengan demikian, ia tidak akan dapat dengan mudah memberikan penjelasan tentang peristiwa yang baru saja terjadi. "
Karena itu, maka Ki Ajar pun kemudian berkata kepada Manggada dan Laksana " Kita memang memerlukan waktu.
Lebih baik kita tinggalkan dahulu tempat ini. "
" Bagaimana dengan tubuh itu" " bertanya Manggada.
" Kita letakkan saja di pendapa. Nanti, kita akan minta para prajurit menyelesaikannya. " berkata Ki Ajar.
Manggada dan Laksana pun mengangguk-angguk. Namun
mereka hafus mengangkat tubuh itu dan meletak-kanrfya di pendapa.
" Orang ini tidak akan dapat berbuat apa-apa lagi. " berkata Ki Ajar " biarlah ia di sini. Nanti kami akan mengambilnya dan menguburkannya. Tugas kami belum selesai. "
Demikianlah, maka Ki Ajar, orang bongkok itu, Manggada dan Laksana, meninggalkan tempat itu. Mereka dengan tergesa-gesa menuju ke induk padepokan dengan mengikuti jejak para prajurit Pajang.
Namun ketika mereka sampai ke padukuhan induk, tempat itu telah bersih. Tidak terjadi pertempuran dan tidak terjadi kekerasan. Agaknya para penghuni padepokan induk itu sempat melarikan diri.
" Tetapi sebagian besar dari mereka tentu sudah ada di tangan para prajurit, ketika kita bertempur melawan mereka di sekitar rumah Ki Ajar " berkata pemimpin prajurit Pajang itu.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Ajar mengangguk-angguk. Katanya kemudian "
Bagaimana dengan padepokan induk ini" Kita tentu tidak menghendaki lambang kehadiran kepercayaan yang sesat ini.
" Pemimpin prajurit Pajang itupun mengangguk-angguk.
Katanya " Kita akan menghancurkannya, sebagaimana kita menghancurkan tempat dan peralatan upacara itu. "
Ki Ajar mengangguk-angguk. Katanya " Aku sependapat.
Padepokan induk ini harus dihancurkan. Di dalam padepokan ini, masih juga terdapat alat-alat upacara dari kepercayaan sesat itu. Sanggar dan beberapa macam kelengkapannya. "
Demikianlah. Sejenak kemudian, pemimpin prajurit Pajang itupun memerintahkan kepada prajurit-prajuritnya untuk menghancurkan padepokan itu.
" Tidak boleh ada satu jenis benda upacara yang boleh dimiliki oleh siapapun juga " perintah Senopati itu.
Para pemimpin kelompok telah diperintahkan untuk
mengadakan pengawasan yang ketat. Di dalam beberapa ruang khusus, memang terdapat beberapa benda upacara yang mahal nilainya. Ada yang dibuat dan tembaga, perak dan bahkan ada yang dibuat dari logam yang berlapis emas.
Seorang prajurit yang sudah siap dengan obor ditangap, justru membeku diam ketika ia melihat sebuah patung kecil yang berwarna kuning mengkilap di sebuah bilik yang tertutup.
" Patung itu tentu terbuat dari emas " desisnya. Prajurit itu termangu-mangu sejenak. Namun tiba-tiba
saja Senopati prajurit Pajang telah berdiri di belakangnya.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nampaknya bilik tertutup di ruang yang paling dalam itu, telah menarik perhatiannya pula.
" Patung itu emas " desis prajurit itu.
" Ya " berkata Senopati itu " tetapi itu adalah lambang dari kesesatan. Kau lihat wajah dari patung yang mengerikan itu"
Meskipun dari emas, tetapi memancarkan cahaya kegelapan.
Emas itu sendiri adalah logam yang berharga. Tetapi patung itu adalah benda yang harus dimusnahkan. Patung yang oleh orang-orang berkepercayaan sesat ini telah disembah dan diagungkan. Seolah-olah patung itu mampu memberikan sesuatu kepada Panembahan Lebdagati dan penganut-penganutnya. Patung itu adalah berhala. "
Prajurit itu termangu-mangu. Sementara Senopati itu berkata " Kau lihat landasan patung itu" "
Prajurit itu ternyata tidak memperhatikan sama sekali landasan patung yang terbuat dari emas itu. Baru kemudian ia sadar, bahwa landasan patung itu adalah sebuah tengkorak yang telah dibalut dengan tembaga sehingga yang nampak sepintas adalah sebuah landasan patung yang bagus
buatannya. " Tengkorak " desis prajurit itu.
" Ya. Agaknya lambang dari kepercayaan ini adalah tengkorak " berkata Senopati itu.
" Bukan " terdengar suara dibelakang mereka. Senopati itupun berpaling. Ki Ajar dan orang bongkok
itu tejah berdiri di belakang mereka, di luar pintu.
Senopati itu menarik nafas dalam-dalam. Ruang itu terasa pengab. Sementara sebuah lampu minyak menyala di atas http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
patung kecil itu. Bayangan di wajah patung itu, memang membayangkan cahaya hitam dari dunia kegelapan.
" Jadi, apakah lambang dari kepercayaan ini" " bertanya Senopati itu.
" Kegelapan itu sendiri. Seperti yang nampak pada wajah patung itu. Tengkorak bagi mereka adalah lambang kekuatan.
Mereka percaya bahwa dengan menyimpan tengkorak yang khusus, mereka akan mendapatkan kekuatan baru di dalam dirinya. Aku justru menjadi curiga, bahwa tengkorak yang ada di ruang ini tidak hanya satu, landasan patung itu - berkata Ki Ajar.
Senopati itu mengangguk-angguk. Sementara Ki Ajar ilan orang bongkok itu masuk ke dalam. Ternyata Manggada dan Laksana pun telah ada di situ pula. Tetapi mereka Li-tap berdiri di luar bilik yang tidak terlalu luas itu. Semen-lara itu, Ki Ajar minta agar ia tidak memasuki bilik itu.
Beberapa saat Ki Ajar meneliti isi ruangan itu. Kemudian ia mulai meraba kain putih yang menjadi alas tempat landasan patung itu diletakkan. Kain putih itu telah menyelubungi semacam peti yang besar yang nampaknya tidak pernah disentuh oleh orang lain kecuali Panembahan sendiri.
Dengan hati-hati. Ki Ajar telah menyibakkan selubung itu.
Ternyata isi dari kotak yang besar itu sangat mengejutkan.
Beberapa buah tengkorak.
Ki Ajar segera melepaskan selubung itu. Sambil berdiri ia berdesis " bukan main. Tengkorak itu mengingatkan aku kepada korban-korban yang telah terbunuh oleh keris Panembahan yang diharapkannya akan dapat menjadi pusaka terbaik di dunia ini. "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang bongkok itu kemudian berjongkok dan sekali lagi membuka selubung itu. Bahkan ia telah mengambil "ebuah di antara tengkorak-tengkorak itu dan menerangi-nya dengan lampu yang terdapat di ruang itu. Tetapi nampaknya orang bongkok itu tidak puas. Katanya kemudian " Bawa obor itu kemari. "
Prajurit yang sudah siap dengan obor untuk membakar seluruh isi padepokan induk itupun mendekat. Dengan nyala obor yang kemerah-merahan itu diteranginya tengkorak yang diambil dari balik selubung di dalam kotak yang besar, yang menjadi alas landasan patung itu.
Terdapat beberapa'goresan pada dahi tengkorak itu, yang ternyata adalah sebuah nama " Pranti. "
Ketika orang bongkok itu mengambil lagi yang lain, maka di dahinya terdapat pula nama " Warsi. "
Orang bongkok itu menarik nafas dalam-dalam. Katanya "
Ya. Tengkorak itu adalah tengkorak gadis-gadis yang dikorbankan untuk kepentingan kepercayaan sesat ini. "
Ki Ajar mengangguk-angguk kecil sambil mengusap
dadanya. -oo0dw0oo- Jilid 6 NAMUN dengan demikian, Ki Ajar mengambil keputusan bersama Senapati prajurit Pajang bahwa padepokan induk itu akan dimusnahkan seluruhnya.
Karena itu, merekapun segera keluar dari bangunan itu, dan seorang prajurit telah menyulutnya dengan obor.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sejenak kemudian, setelah tengkorak-tengkorakitu
diselamatkan untuk dikuburkan, apipun telah berkobar bagaikan menjilat bintang-bintang di langit. Bukan hanya sebuah bangunan, tetapi beberapa buah bangunan telah menjadi onggokan api yang semakin lama semakin besar.
Asappun membubung tinggi, kemudian pecah ditiup angin.
Mereka berharap, bahwa lambang dari kepercayaan sesat itu telah dimusnahkan, meskipun dengan kecewa mereka harus menghadapi kenyataan, bahwa Panembahan Lebdagati sendiri ternyata luput dari tangan mereka. Sementara itu, mereka menyadari bahwa Panembahan Lebdgati adalah orang yang memiliki ilmu tinggi, yang akan dapat berbuat banyak untuk kepentingan diri sendiri, tanpa menghiraukan kepentingan orang lain. Bahkan jika perlu, mengorbankan bukan saja kepentingan orang lain, tetapi orang lain itu sendiri.
Namun dalam pada itu, dari kejauhan, seorang dengan geram melihat asap yang membubung tinggi itu. Giginya gemeretak. Sementara, dari matanya memancar kemarahan yang tiada taranya. Dari sela-sela bibirnya terdengar ia menggeram " Aku tidak akan membiarkan itu terjadi"
Sebenarnyalah bahwa terlepasnya Panembahan Lebda-gati adalah pertanda bahwa ilmu yang sesat itu belum mati.


Menjenguk Cakrawala Seri Arya Manggada 1 Karya S H Mintardja di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Padepokannya dapat dihancurkan, bahkan kemudian menjadi abu. Tetapi orang yang menumbuhkan kepercayaan sesat itu masih tetap hidup. Bahkan hatinya bagaikan membara oleh dendam yang tiada taranya. Apa yang telah dirintisnya, ternyata telah dihancurkan menjadi abu.
Panembahan Lebdagati memang tidakingin kembali ke
padepokannya yang telah dihancurkan. Tetapi itu bukan berarti ia tidak akan bangkit lagi dengan sebuah padepokan http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baru untuk mengembangkan aliran sesatnya. Bahkan seperti, yang dikatakannya, kegagalannya menikam korban di saat terang bulan yang baru saja lewat, maka ia harus
mengulanginya dengan mengorbankan gadis-gadis lebih banyak lagi.
Ki Ajar Pangukan berkata kepada Senapati dari Pajang
"Pajang tidak boleh berhenti memburu orang itu. Jika ia sempat bangkit lagi, maka ia akan dapat menimbulkan malapetaka yang lebih besar lagi"
Senapati itu mengangguk-angguk. Katanya "Orang itu berilmu sangat tinggi. Meskipun sekelompok prajurit terpilih, tidak akan dapat menangkapnya. Harus ada orang pilihan yang menyertai para prajurit itu"
"Jika salah seorang dari dua Panglima Wira Tamtama Pajang turun langsung menanganinya, Panembahan Lebdagati tentu akan dapat diselesaikan. Apakah Ki Gede Pemanahan atau Ki Penjawi." berkata Ki Ajar.
"Apabila keadaan memaksa, keduanya tentu tidak akan berkeberatan" berkata Senapati itu.
"Panembahan Lebdagati tentu tidak akan dapat lepas dari tangan mereka, jika mereka berhasil menemukannya, Ki Gede Pemanahan maupun Ki Penjawi, adalah orang-orang yang memiliki ilmu yang sulit dicari duanya di muka bumi ini."
berkata Ki Ajar.
"Apalagi jika Ki Juru Martani, saudara tua seperguruan mereka, ikut pula mencampuri persoalan ini." sahut orang bongkokitu. Lalu katanya "Persoalan ini adalah persoalan yang sangat pelik"
Senapati itu mengangguk. Katanya "Aku akan
melaporkannya kepada para Panglima Wira Tamtama. Aku kira http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka akan mengambil kebijaksanaan yang sebaik-baiknya atas persoalan ini"
Demikianlah. Orang-orang yang tengah menghancurkan padepokan itu, ternyata tidak segera meninggalkannya.
Mereka masih berada di tempat keesokan harinya mereka mempergunakan kesempatan itu untuk berhubungan dengan orang-orang yang tinggal di padukuhan-padukuhan, yang untuk beberapa lama, berada di bawah pengaruh Panembahan Lebdagati. Orang-orang yang tidak tahu menahu tentang jalur kekuasaan Pajang, karena mereka mengira bahwa pemimpin mereka yang tertinggi di dunia ini adalah Panembahan Lebdagati.
Dengan demikian, Senapati itu berkesimpulan bahwa
daerah itu harus dibuka.
"Lingkungan ini tidak boleh terus-menerus tertutup seperti ini, sehingga orang yang tinggal di belakang hutan Jatimalang mengira, dunia ini hanya seluas padukuhan-padukuhan yang ada di lereng gunung ini." berkata Senapati itu.
"Jika Pajang dapat membuka jalan menembus hutan Jatimalang, daerah ini tentu akan menjadi daerah yang terbuka. Daerah ini akan dapat berhubungan dengan daerah-daerah lain, sebagaimana seharusnya." berkata Ki Ajar.
Senapati Pajang itu mengangguk-angguk. Katanya "Aku akan menyampaikannya kepada pimpinan pemerintahan di Pajang. Kemungkinan seperti itu tentu selalu terbuka, meskipun diperlukan waktu dan tenaga yang sangat besar.
Tetapi menyangkut satu lingkungan yang cukup luas di lereng gunung ini"
Demikianlah. Senapati Pajang itu melakukan pengamatan dalam waktu singkat. Senopati itu sempat pula berhubungan http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan orang-orang yang berpengaruh di padukuhanpadukuhan untuk memberikan penjelasan.
Ternyata bahwa pengenalan orang-orang di daerah itu atas diri mereka sendiri, dalam hubungannya dengan mereka di seberang hutan Jatimalang, adalah sangat sedikit.
Dalam pada itu, Ki Wiradadi yang telah berhasil mengambil anaknya, meskipun harus bertaruh nyawa, telah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya.
Namun dalam pada itu, Ki Ajar menjawab " Kita mempunyai kepentingan yang sama. Sebagaimana para prajurit Pajang yang berhasil aku hubungi sebelumnya, sehingga kita dapat melakukan tugas ini bersama-sama." .
"Tetapi bagaimanapun juga, aku merasa berhutang budi kepada semua pihak" berkata Ki Wiradadi "ternyata bahwa anakku telah dapat diselamatkan"
"Tetapi hati-hatilah Ki Wiradadi" berkata orang bongkokitu
"Panembahan Lebdagati masih belum tertangkap. Untuk beberapa lama, Panembahan itu tentu tidak akan melakukan kegiatan apapun juga. Tetapi pada suatu saat, ia akan mengejutkan banyak orang. Karena itu, segala pihak harus berhati-hati. Ki Wiradadi harus menghimpun semua orang yang mungkin dapat menjaga ketertiban padukuhan, karena tidak ada orang secara pribadi akan mampu menghadapi Panembahan Lebdagati. Namun bagaimanapun juga, untuk melawan orang sepadukuhan, Panembahan Labdagati tentu juga harus berpikir beberapa kali"
"Aku akan menghubungi Ki Bekel dan Ki Demang" berkata Ki Wiradadi.
Namun ketika Ki Wiradadi mohon diri, Ki Ajar berkata
"Jangan berjalan seorang diri"
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Arya Manggada berkata "Kami berdua akan menyertainya sampai ke padukuhannya. Kami berangkat bersama-sama.
Maka kami pun akan kembali bersama-sama"
Ki Ajar tersenyum. Katanya "Kalian adalah anak-anak muda yang luar biasa. Tetapi sebaiknya, kalian tidak saja berpegang kepada gelora yang menyala di dalam dada kalian, tetapi sebaiknya kalian harus mulai mengetrapkan perhitungan-perhitungan di setiap langkah kalian"
Manggada dan Laksanapun mengangguk-angguk. Dengan
nada rendah, Manggada berkata "Kami akan selalu mengingat pesan Ki Ajar"
"Bagus anak-anak muda" berkata Ki Ajar. Tetapi ia berkata selanjutnya "Tetapi kami masih ingin memper-silahkan Ki Wiradadi dengan anak gadisnya, serta anak-anak muda berdua, untuk singgah di rumahku. Beberapa orang prajurit Pajang masih ada di sana. Sebaiknya kalian berangkat dari rumahku itu."
Ki Wiradadi, anak gadisnya serta kedua orang anak muda itu, tidak dapat menolak. Demikian pula Senapati prajurit Pajang. Mereka semuanya telah dipersilahkan singgah di rumah Ki Ajar, yang tidak cukup besar untuk menampung semua orang. Apalagi semua prajurit Pajang yang datang ke seberang hutan Jatimalang itu.
Tetapi ternyata, orang bongkokitu sempat menyuguhi mereka dengan makan dan minuman, meskipun Senapati itu berkata, bahwa mereka telah membawa bekal sendiri-sendiri.
"Bukankah sudah ada di antara orang-orang kami yang bertugas untuk menyediakan makan dan minuman kami dalam keadaan yang bagaimanapun juga?" berkata Senapati itu.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi orang bongkokitu berkata sambil tersenyum "Aku akan bekerja bersama dengan mereka."
Namun dalam pada itu, ternyata Ki Ajar telah sempat membawa Manggada dan Laksana ke tempat yang
tersembunyi. Keduanya memang menjadi berdebar-debar, karena Ki Ajar tidak mengatakan apakah maksudnya
membawa keduanya menyendiri.
Ketika mereka bertiga telah berada di balik sebuah gumuk kecil, Ki Ajar mempersilahkan kedua orang anak muda itu untuk duduk di atas batu hitam yang seakan-akan memang sudah disediakan.
"Anak-anak muda" berkata Ki Ajar "kalian memang sangat menarik perhatianku. Dalam usia kalian yang masih sangat muda, kalian telah memiliki bekal yang tinggi"
Kedua orang anak muda itu masih saja termangu-mangu.
Sementara itu, Ki Ajar berkata selanjutnya "Karena itu, anak-anak muda, aku ingin ikut menitipkan bekal bagi kalian berdua. Tetapi waktu yang pendek sekali, tidak akan mungkin dapat aku pergunakan untuk meningkatkan ilmu kalian dengan kemampuan yang berarti. Karena itu, aku akan
mempergunakan cara lain untuk membantu kalian."
Manggada dan Laksana saling berpandangan sejenak.
Keduanya tidak tahu pasti apa yang akan terjadi. Tetapi menilik kata-kata Ki Ajar, serta sorot matanya yang terang, naka Ki Ajar bermaksud baik bagi kepentingan mereka berdua.
Karena itu, keduanya berharap bahwa mereka akan
mendapatkan sesuatu, setidak-tidaknya petunjuk bagi kepentingan ilmu mereka.
Beberapa saat kemudian, Ki Ajar Pangukan menuntun
keduanya melakukan gerak-gerak langkah tertentu, selagi http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka masih duduk di atas batu hitam. Kemudian, pada gerak-gerak tertentu, mereka harus menarik nafas dalam-dalam, memusatkan nalar budi, sehingga pernafasan mereka berjalan sesuai dengan kehendak.
Demikianlah. Kedua anak muda itu telah melakukan
beberapa kali dengan kesungguhan hati. Pemusatan perhatian sepenuhnya dengan lambaran kemampuan yang ada di dalam diri mereka.
Ketika hal itu sudah dilakukan beberapa kali, Ki Ajar mengajari anak-anak muda itu melakukannya dengan gerakan yang lebih sederhana, namun mencapai daya kemampuan yang sama. Demikian dilakukan beberapa kali, sehingga akhirnya, keduanya dapat mengatur pernafasan mereka hanya dengan satu gerak yang paling sederhana.
"Luar biasa" berkata Ki Ajar kemudian "kalian memang memiliki kelebihan dari orang-orang lain. Agaknya kalian pernah menempuh masa-masa latihan yang sangat berat sebelumnya, sehingga kalian dapat melakukan satu cara pernafasan dengan latihan-latihan yang terhitung singkat."
Kedua anak muda itu termangu-mangu. Mereka memang
merasakan semacam udara baru yang terhembus di dalam tubuh mereka, membawa kesegaran tersendiri. Darah mereka pun menembus urat-urat yang paling lembut di dalam tubuh mereka.
Ki Ajar yang nampak tersenyum-senyum itu berkata
"Lakukanlah dalam latihan-latihan olah kanuragan. Tetapi aku masih belum berani membiarkan kalian berdua berlatih bersama. Karena itu, sebaiknya kalian berdua berlatih bersamaku."
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Manggada dan Laksana pun kemudian diminta bersiap.
Demikian pula Ki Ajar Pangukan. Dengan isyarat, mereka segera mulai dengan latihan-latihan olah kanuragan. Kedua anak muda itu harus menghadapi Ki Ajar dalam latihan olah kanuragan.
Kedua anak muda itu berloncatan, ketika Ki Ajar mulai menyerang. Dengan lantang Ki Ajar berkata "Lakukanlah dengan sungguh-sungguh, agar kalian dapat menilai arti pengaturan nafas bagi kesiagaan tenaga cadangan di dalam dirimu"
Kedua anak muda itu mengerahkan kemampuannya, karena mereka menyadari tataran kemampuan Ki Ajar. Apalagi Ki Ajar memang mendorong anak-anak muda itu mengerahkan
kemampuan mereka dengan cara yang paling singkat. Sesuai dengan laku yang telah di ajarkan oleh Ki Ajar dengan landasan pengaturan pernafasan.
Ternyata kedua anak muda itu dapat merasakan dorongan kekuatan yang terasa lebih besar. Bukan karena. mereka dengan tiba-tiba mendapat kekuatan baru, tapi Ki Ajar telah mengajarkan kepada mereka untuk mempergunakan tenaga cadangan sebaik-baiknya, sehingga kekuatan dari dalam seakan-akan menjadi lebih besar, mendorong kekuatan kewadagan mereka.
Dengan demikian, kedua anak muda itu mampu bergerak lebih cepat. Loncatan mereka lebih panjang. Sedangkan ayunan kekuatan mereka, menjadi lebih deras. Seakan-akan keduanya telah berlatih untuk waktu yang panjang, sehingga ilmu mereka meningkat.
Tetapi keduanya menyadari, bahwa bukan landasan ilmu merekalah yang meningkat, tapi kemampuan mereka untuk mempergunakan tenaga cadangan yang telah menjadi
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semakin baik, karena tuntunan Ki Ajar dalam
menyempurnakan pernafasan mereka.
Beberapa saat, kedua anak muda itu masih bertempur melawan Ki Ajar. Setiap kali, Ki Ajar masih berteriak "
memberikan aba-aba kepada kedua anak muda itu, sehingga .
petunjuk apa yang paling baik harus mereka lakukan.
Ternyata Ki Ajar pun semakin lama menjadi semakin cepat bergerak. Dalam benturan-benturan yang terjadi, Ki Ajar telah meningkatkan kekuatannya. Dengan demikian,
kedua anak muda itu harus mengerahkan tenaga cadangan, sejauh dapat mereka lakukan.
Ki Ajar akhirnya melihat hasil yang sangat baik, dari waktu yang sangat singkat itu. Ilmu kedua anak muda itu memang tidak meningkat, tapi mereka dapat memanfaatkan kekuatan di dalam dirinya dengan lebih baik.
Beberapa saat kemudian, Ki Ajar mengambil jarak dan memberikan isyarat bahwa latihan telah berakhir.
Manggada dan Laksana pun kemudian telah mengekang
kekuatan di dalam dirinya. Kemudian perlahan-lahan mengendapkannya kembali, sehingga akhirnya keduanya telah menyimpan tenaga cadangannya sepenuhnya.
Ki Ajar berdiri di atas sebuah onggokan batu padas sambil tersenyum. Namun dalam sekilas, Ki Ajar melihat perbedaan di antara kemampuan kedua anak muda itu. Nampaknya
Manggada mampu menyerap lebih banyak petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Ki Ajar. Tetapi perbedaan itu agaknya terlalu kecil, sehingga dapat diabaikan.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika kedua anak muda itu telah berdiri tegak, sambil memandang Ki Ajar yang berdiri diatas onggokan batu padas itu, Ki Ajar pun berkata
"Bagus sekali anak-anak muda. Aku tidak mengira bahwa dalam waktu yang pendek, kalian mampu menyerap petunjuk-petunjukku sedemikian dalamnya, sehingga tenaga cadangan kalian, yang dapat kalian pergunakan, bukan saja meningkat tapi berlipat. Dalam tataran ilmu yang sama, maka kalian telah menjadi -lebih berarti bagi dunia kanuragan. "
Kedua anak muda itu mengangguk hormat. Dengan nada berat, Manggada berkata" Kami mengucapkan beribu terima kasih Ki Ajar. Kami juga merasakan bahwa arus kehendak kami lebih cepat terungkap dalam gerak. Unsur naluriah telah terpacu pula karenanya. Darah kami rasa-rasanya mengalir semakin lancar, sesuai dengan tingkat gerak tubuh kami.
Kekuatan tenaga cadangan kami, seakan-akan memang
meningkat dengan cepat. Bahkan seperti yang Ki Ajar katakan, justru berlipat.
Ki Ajar tertawa. Katanya "Tidak semua orang dapat berbuat sebagaimana kalian lakukan. Pintu kemampuan kalian telah terbuka sebelumnya, dengan latihan-latihan yang berat, sehingga tidak akan terlalu sulit untuk menerima unsur-unsur baru, dan bahkan dorongan kekuatan dari dalam tubuh kalian.
Karena itu, kalian jadi semakin dewasa dalam olah
kanuragan." Ki Ajar berhenti sejenak, lalu katanya "Dengan landasan penyempurnaan pernafasan kalian, maka kalian akan mampu mengembangkan ilmu kalian semakin tinggi. Aku yakin, ketajaman penalaran kalian akan'dapat membawa kalian ke jenjang yang lebih tinggi. "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih Ki Ajar" sahut Laksana sambil membungkuk hormat" mudah-mudahan semuanya itu menjadi bekal bagi kami untuk menyongsong masa depan.
"Bagus" jawab Ki Ajar "apa yang kalian saksikan di sini, adalah satu peristiwa yang barangkali tidak pernah kau bayangkan sebelumnya. Perjalanan kalian kali ini, dari padepokan kalian, adalah perjalanan yang sangat berarti, meski taruhannya sangat berat. Yaitu nyawa kalian. Namun dengan demikian, kalian telah berhasil menguak cakrawala dari satu dunia yang ternyata tidak sebersih keinginan kita.
Kenyataan ini harus kita terima dan kita hadapi sebagai satu tantangan bagi kehidupan orang-orang yang ingin
menegakkan tatanan kehidupan yang lurus. "
Kedua anak muda itu mengangguk-angguk. Sementara Ki Ajarpun berkata " Sudahlah. Marilah kita kembali. Ki Wiradadi dan para prajurit Pajang tentu sudah menunggu. Agaknya mereka tentu sudah selesai makan. "
Ketiga orang itupun kemudian meninggalkan tempat yang terlindung oleh sebuah gubuk kecil, dan kembali ke rumah Ki Ajar. Ternyata seperti yang diduga oleh Ki Ajar, jika ketika mereka meninggalkan tempat itu, orang bongkokitu mulai menyiapkan makan bersama prajurit Pajang yang bertugas, maka para prajurit dan bahkan para perwiranyapun sudah selesai makan.
Melihat Ki Ajar dan kedua anak muda itu, Senapati Pajang bertanya " Darimana saja Ki Ajar selama ini. Kami telah mendahului makan hidangan yang diberikan oleh Ki Pandi.
Ternyata Ki Pandi adalah juru masak yang paling baik. Buah kates yang masih mentah itu, dapat dibuatya menjadi sayur yang nikmat. "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah" desis Ki Ajar" agaknya hanya itu yang dapat disuguhkan oleh si Bongkok. Seandainya kalian tidak tergesa-gesa, kami dapat mengeringkan sebuah belumbang dan menyiapkan gerameh yang besar-besar bagi kalian. "
"Berapa puluh gerameh yang Ki Ajar butuhkan untuk menyuguhi kami?" bertanya Senapati itu.
Ki Ajar tertawa. Namun kemudian katanya " Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan kalian
menghancurkan kekuatan hitam di seberang hutan yang masih pepat itu, sehingga seakan-akan daerah ini merupakan daerah yang terpisah dari kehidupan sewajarnya. "
"Bukan Ki Ajar yang harus mengucapkan terima kasih. Kami yang mengemban tugas dari Kangjeng Sultan Pajang lah yang mengucapkan terima kasih atas bantuan Ki Ajar dan Ki Pandi.
Tanpa kalian berdua, maka aku kira kita masih belum berhasil dengan tugas yang berat ini. "
"Ternyata kita mempunyai kepentingan yang sama."
berkata Ki Ajar.
Demikianlah, Pasukan Pajang kemudian bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Ki Wiradadi dan anak gadisnya, pernyata akan berada di antara para prajurit itu, agar perjalanan mereka tidak terganggu. Demikian pula Manggada dan Laksana akan meninggalkan tempat itu pula.
"Makanlah dahulu. Semuanya sudah makan" berkata Senapati itu.
Ternyata Manggada dan Laksana sempat makan lebih
dahulu, sebelum mereka meninggalkan lingkungan terpencil yang dihuni oleh Ki Ajar Pangukan dan orang bongkok yang bernama Ki Pandi itu. Orang-orang yang ternyata memiliki ilmu yang sangat tinggi.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikianlah, beberapa saat kemudian para prajurit Pajang telah meninggalkan tempat yang terpencil itu. Beberapa orang yang terluka, juga dibawa bersama. Bahkan ada yang terpaksa dibawa dengan usungan yang disiapkan dengan tergesa-gesa, namun cukup memadai.
Ki Wiradadi dan anak gadisnya, juga menyertai iring-iringan itu, karena Ki Wiradadi tidak mau anaknya dirampas kembali oleh Panembahan Lebdagati yang ternyata berhasil lolos dari tangan Ki Ajar Pangukan dan Ki Pandi.
Manggada dan Laksana pun ikut pula dalam iring-iringan itu. Ki Ajar Pangukan dan Ki Pandi, yang nampaknya menaruh perhatian besar pada anak-anak muda itu, sempat bertanya kemana anak-anak muda itu akan pergi.
"Mudah-mudahan kita dapat bertemu lagi" berkata Ki Pandi.
"Senang sekali bertemu lagi dengan Ki Ajar dan Ki Pandi satu saat nanti" berkata Manggada.
"Bagaimana jika suatu saat kami datang ke tempat ini lagi?"
bertanya Laksana.
Ki Ajar tertawa. Katanya " Sebaiknya kalian tidak usah datang kemari. Kami tidak selalu ada di rumah ini. Bahkan kadang-kadang kami pergi untuk waktu yang cukup lama.
Sepuluh hari atau bahkan lebih. "
"Jadi, bagaimana jika kami ingin bertemu lagi dengan Ki Ajar dan Ki Pandi?" bertanya Laksana.
"Kamilah yang akan menemui kalian" jawab Ki Ajar.
"Kapan?" bertanya Laksana.
Ki Ajar tertawa. Katanya" Sudah tentu kami belum dapat menyebut waktu yang paling baik untuk menemui kalian. "
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Manggada dan Laksana berada di paling belakang, di belakang Ki Wiradadi yang berjalan bersama anak
perempuannya. Perjalanan keluar dari tempat itu, memang pekerjaan yang sulit. Ki Ajar dan Ki Pandi sempat mengantar mereka sampai keluar dari batas liku-liku yang rumit. Kemudian, keduanya terhenti di atas batu-batu padas.
"Berhati-hatilah anak-anak muda" desis Ki Ajar.
"Terima kasih Ki Ajar" sahut keduanya hampir berbareng.
"Aku yakin kita akan bertemu lagi" berkata Ki Pandi.
"Kami pun sangat mengharapkannya" desis Manggada.
Sementara, Laksana berkata" Semakin cepat, tentu semakin menggembirakan hati kami. "
Ki Pandi tersenyum. Tetapi ia tidak berbicara lagi.
Sementara, iring-iringan prajurit Pajang bersama Ki Wiradadi dan anak gadisnya sudah berjalan menjauh.
Sebelum kedua orang anak muda itu meninggalkan 'Ki Ajar dan Ki Pandi, mereka sempat melihat dua ekor harimau yang berjalan melingkar agak jauh dari mereka. Keduanya segera mengenali, bahwa kedua ekor harimau itu adalah harimau peliharaan Ki Pandi.
Perjalanan keluar dari hutan Jatimalang, ternyata tidak sesulit perjalanan memasukinya. Mereka juga tidak dibebani oleh ketegangan yang mencengkam, sebagaimana saat-saat mereka dengan meraba-raba kemungkinan yang bakal mereka hadapi di saat mereka menyeberangi hutan itu.
Tetapi kedua orang anak muda itu tidak berhasil
menemukan kembali kerangka seseorang yang pernah dilihat ketika mereka memasuki hutan itu.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikianlah. Beberapa saat kemudian, mereka telah
melintasi hutan itu. Meskipun perjalanan itu merupakan perjalanan yang cukup berat, tetapi mereka telah
menempuhnya dengan hati yang tidak tertekan.
Ki Wiradadi memang tidak dapat berjalan secepat para prajurit. Namun ternyata pemimpin prajurit Pajang itu dapat mengerti kesulitan Ki Wiradadi yang harus menuntun anak gadisnya. Karena itu, sang Senapati memerintahkan
pasukannya untuk memperlambat perjalanan mereka.
Dengan demikian, perjalanan kembali menjadi lebih lama, tapi tidak ada hambatan jiwani sama sekali.
Demikianlah, Manggada dan Laksana telah menyelesaikan satu perjalanan yang mendebarkan. Mereka sempat melihat satu segi kehidupan yang belum pernah dibayangkannya sebelumnya, bahwa ada orang yang sampai hati
mengorbankan orang lain dengan cara yang sangat keji untuk kepentingan kepuasan diri.
Namun pengalaman yang pernah dijalaninya itu,
merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi keduanya.
Keduanya sempat memperbandingkan ilmu yang telah mereka pelajari dengan gejolak dunia olah kanuragan. Jika sebelumnya mereka merasa telah memiliki bekal yang cukup, sehingga mereka tidak pernah merasa gentar menghadapi apapun juga, mereka kemudian harus mengakui bahwa
mereka adalah bagian yang sangat kecil dari kerasnya dunia olah kanuragan.
Bahkan mereka harus mengakui, bahwa apa yang telah mereka lakukan tidak ubahnya seperti seorang bayi yang memegang bara api. Hal itu dilakukannya bukan karena bayi seorang yang sangat berani, tetapi dilakukan karena tidak tahu bahwa api itu panas dan berbahaya bagi kulitnya.
http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua anak muda itu memang menjadi ngeri jika
mengingat kembali apa yang telah terjadi. Mereka sama sekali tidak memperhitungkan bahwa mereka akan bertemu dengan kekuatan ilmu, sebagaimana dimiliki Panembahan Lebdagati dan saudara seperguruannya. Bahkan beberapa orang
pengikutnyapun, memiliki ilmu yang tinggi pula.
Seandainya di lereng Gunung itu tidak ada Ki Ajar Pangukan dan Ki Pandi, serta prajurit-prajurit Pajang yang" memang telah membuat hubungan lebih dahulu dengan Ki Ajar, mereka berdua tentu sudah menjadi debu.
Pengalaman itu ternyata merupakan pengalaman yang
sangat berharga bagi kedua orang anak muda itu. Mereka akan dapat menilai setiap langkahnya di kemudian hari.
Apakah mereka memiliki bekal yang cukup untuk
melakukannya. Namun ketika keduanya berbicara tentang hal itu, Laksana masih juga berkata" Tetapi seandainya kita tidak memberanikan diri memasuki tempat itu, gadis Ki Wiradadi tentu sudah menjadi korban. "
"Belum tentu" jawab Manggada" nyawa seseorang berada di tangan Yang Maha Agung. Bukankah Ki Ajar telah bersiap pula untuk melakukannya. Bahkan Ki Ajar telah berhubungan dengan para prajurit di Pajang. "
Laksana mengangguk-angguk. Katanya" Ya. Agaknya memang demikian. "
Manggada tidak berkata apa-apa lagi. Ia justru sedang merenungi dirinya sendiri. Bekal yang diberikan Ki Ajar ternyata sangat berarti baginya, karena ia akan mampu mengungkapkan tenaga cadangannya lebih meningkat, lagi.
Bahkan Ki Ajar telah memberikan petunjuk bagaimana ia http://ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat mengembangkannya sendiri dengan latihan-latihan yang teratur dan semakin rumit, sehingga seakan-akan dapat membuka seluruh jalur-jalur nadinya sampai yang sekecil-kecilnya. Dengan demikian, ia akan dapat mempergunakan tenaga cadangannya sebanyak-banyaknya.
Dalam pada itu, ternyata perjalanan pasukan Pajang dan Ki Wiradadi pada satu saat memang harus berpisah. Padukuhan Ki Wiradadi tidak berada di pinggir jalan me-nuju ke Pajang.
Namun jalan yang harus ditempuh oleh Ki Wiradadi dan anak gadisnya, tidak terlalu jauh lagi.
Sementara itu, anak gadis Ki Wiradadi sudah menjadi sangat letih. Bahkan hampir tidak dapat melanjutkan perjalanan lagi. Karena itu, Ki Wiradadi menyampaikannya kepada pemimpin prajurit Pajang itu, bahwa ia dan anaknya akan beristirahat. Selanjutnya, mereka akan memisahkan diri mengambil jalan terdekat menuju ke rumahnya.
Pemimpin prajurit Pajang menjadi ragu-ragu. Dengan nada rendah, ia bertanya" Apakah tidak ada kemungkinan buruk dapat terjadi atas anak gadis Ki Wiradadi" "
"Mudah-mudahan tidak. Tetapi sudah barang tentu bahwa kami tidak mempunyai pilihan lain, karena kami tidak akan mungkin ikut bersama pasukan ini ke Pajang" berkata Ki Wiradadi.
"Jika Ki Wiradadi menghendaki, kami akan mengantar Ki Wiradadi sampai rumah" berkata pemimpin prajurit itu.
"Terima kasih. Kami tidakingin terlalu merepotkan para prajurit" berkata Ki Wiradadi.
"Soalnya bukan itu" jawab pemimpin prajurit itu" tetapi jika Ki Wiradadi bertemu dengan Panembahan Lebdagati yang http://ebook-dewikz.com/
Hati Budha Tangan Berbisa 8 Istana Yang Suram Karya S H Mintardja Pukulan Naga Sakti 4

Cari Blog Ini