mengenai tubuhnya, baru lengan kanannya bergerak
dengan cepat, memutarkan pedang tulang ikannya
kebelakang, kemudian diteruskan menyerang telapak
lengan musuh. Pedang ikan dari Ong Hie Ong ini bergerak dengan luar
biasa, tidak seperti yang dimainkan oleh sekalian Thai Ouw
Tjap Go Sat. Kecepatan bergerak dari lengannya, sukar
dilihat dengan tegas. Sesudah pedangnya menyerang,
kakinya ditekuk, lengan kirinya melindungi dada, tubuhnya
berputar ke kiri. sehingga tubunnya berhadap hadapan
dengan lawan sejauh beberapa kaki. Tubuhnya yang
berputar itu membuat pukulan Kie Sau lewat, saja. lengan
kanannya berganti arah dari hulu ke hilir, sikutnya ditekuk,
623 membuat pedang tulang ikannya ditarik gerakan ini
membuat tangan Kie Sau hampir di gergaji hancur!
Tidak kalah cepat dari lawan, Kie Sau menarik lengan
kanannya, menghindarkan diri dari gergajian musuh.
Lengan yang di tarik ini bukan saja melulu mundur,
melainkan diteruskan menyerang lawannya dengan ujung
balu. Gerak yang indah ini bernama Tiau In Tjut Hiu (Awan
pagi ke luar dari celah celah gunung). Serangan ini
menjurus ke mata lawan, dan mengancam untuk
membutakan! "Heminm," kata Ong Hie Ong, dehemannya ini seolah
olah berkata : "Ah. kau memang lihay!" Sedangkan
tubuhnya, lengan cepat mencelat jauh. Sedangkan Kie Sau
pun mencelat ke belakang sesudah melancarkan
serangannya. Dua jago bertarung, cukup dengan dua jurus
sudah menimbulkan saat saat penuh bahaya maut. Sesudah
saling berpisah, masing masing saling pandang dengan
kedua mata bersinar, agaknya masing masing berpikir :
"tak kukira kau mempunyai kepandaian yang begini lihay!"
Sesudah Ong Hie Ong berdiri dengan baik, segera
melakukan serangan berangkai dengan dahsyat untuk
mendesak lawannya. Adapun permainan pedang dari Raja
Sungai ini berlainan sekali dengan ilmu pedang yang
kebiasaan. Ilmu pedang yang umum menitik beratkan
dengan, tusukan maut, sabetan ganas dan tabasan kilat, ia
menitik beratkan untuk menggergaji tubuh lawan dari
bagian samping. Walaupun Kie Sau tidak bersenjata, ia
tetap seorang jago kelas utama, semua gerakan tautannya
mengandung tenaga besar, sehingga pertarungan berjalan
secara seimbang Sekali.
Pergumulan antara kedua orang ini berlangsung semakin
seru. dalam waktu sekejap kembali empat lima jurus yang
penuh bahaya berlalu, perkutatan menjadi renggang
kembali sesudah saling mencelat menghindarkan maut. tak
lama kemudian merapat kembali, membuat pertarungan
berlangsung kembali, delapan sembilan jurus kembali
624 benalu tanpa ada yang menang atau kalah. Dalam gerak
gerik yang serba cepat ini. sewaktu waktu tampak Ong Hie
Ong yang bersenjata aneh berada di atas angin, tapi
keadaan menjadi berbalik sesudah Kie Sau memunahkan
serangannya dan berganti menyerang, keadaan buruk dan
baik dari kedua belah pihak silih berganti. Akan jalan
pertarungan masih tetap seimbang saja.. Kembali beberapa
jurus berlalu, tiba tiba Ong Hie Ong pura pura memberikan
lowongan kepada lawannya secara sengaja. Kie Sau maju
menyerang. Dengan cepat ia berbalik dengan ilmu gabus
berbalik badan, meletik ke sebelah kiri dan tubuh musuh,
pedangnya bekerja menggergaji kaki kanan lawan. Dalam
perkiraannya serangannya ini akan membawa hasil yang
diharapkan, sehingga tenaga yang digunakanpun cukup
besar. Ilmu Bokit Berantai dari Kie Sau banyak sekali
perubahannya, tipu kosong berisi atau sebaliknya berubah
ubah dan tak habis habisnya dipergunakan. Begitu melibat
pedang datang, kaki kirinya bergeser ke Sebelah kaki kiri
lawan, kemudian deigan satu gerakan mutar. tubuhnya
hilang daii pandangan musuh. Saat ini pedang lawan yang
tengah derasnya menyerang, kehilangan sasaran, dengan
didahului suara 'praaak' keras menghantam salju, sehingga
percikan es muncrat ke empat penjuru. Ketika inilah Kie Siu
melancarkan tipu Bukit Aneh Terbang Mendatang,
menyergap dada lawan. Ong Hie Ong memiringkan
tubuhnya memberi lewat serangan, terkecuali itu hatinya
memikir untuk menyabetkan pedangnya yang berada di
lengan kanan, tapi niatnya ini menjadi batal, karena duriduri dan pedang tulang ikannya, menancap di dalam es?
sehingga pedangnya tidak dapat dengan segera dicabut
bebas. Ia menjadi gugup. kalau kalau pedangnya tidak bisa
di cabut, sehingga kehilangan sebuah senjata Yang menjadi
andalannya. Kie Sau mengetahui Kekuatiran musuhnya,
dengan senyum yang penuh welas asih. ia loncat mundur ke
samping sambil berkata; '"Cabutlah dahulu pedangmu!"
Ong Hie Ong tanpa malu-malu lagi segera mencabut
pedangnya dengan sekuat tenaga, kemudian tubuhnya
625 berguling agak jauh. hal ini dilakukan karena takut
dibokong lawan. Perkelahian berlangsung lagi sesudah
berhenti sebentar, sementara itu Tnian Hong yang
menyaksikan perkelahian ini hatinya menjadi tergerak
sesudah melihat bagaimana pedang Ong Hie Ong menancap
di dalam es. Tubuhnya Segera lari ke bawah gunung,
kebetulan sekali di situ diketemuinya sebatang kayu pohon
yang menggeletak, kayu itu entah siapa yang
membuangnya di situ, mungkin juga lebih lebihan dari
orang yang membuat rumah di atas gunung. Thian Hong
tidak memperdulikan panjang lebar lagi dari mana
datangnya kayu itu, dengan cepat dibawanya kembali ke
tempat di mana sedang berlaku perkelahian seru.
Saat ini Oag Hie Ong dan Kie Sau seperti berkelahi di
dalam sebuah kuali yang sangat besar, karena es di bawah
kaki mereka lama kelamaan sudah menjadi legok
terinjakinjak. Thian Hong menantikan ketika baik kemudian
dengan luar biasa hebatnya, di serangnya Ong Hie Ong dan
belakang dengan didahului bencakan keras:
"Ong Hie Ong, kematianmu sudah tiba!" Dengan cepat
Hie Hong membalik badan menanskis benda besaryang
kehitam hitaman, begitu pedang dan kayu bentrok segera
menjadi satu dan tidnk terlepas.
lagi, karena duri-duri pedang vang tajamtajam itu
semuanya menancap dengan kokohnya.
Wan Thian Hong melepaskan cekalannya. dan bertepuk
tandan kegirangan. Lengan Ong Hie Ong yang mercekal
pedang menjadi kaku keberatan, sehingga pedangnya tidak
bisa dikerahkan dengan cepat seperti biasa Untunglah ia
bertenaga besar, sehingga kayu dan pedang itu dapat
diangkat ke atas.
Kemudian dikebaskan dengan maksud melepaskan
pedangnya dari kayu. Tak kira duri itu menancap terlalu
keras sehingga tak berhasil untuknya meloloskan
pedangnya dari kayu itu. Pada saat inilah Ong Hie Ong baru
626 merasa menyesal menggunakan pedang vang berdiri
dikedua belah pinggirnya, sedangkan pada hari har i yang
lalu ia menganggap senjatanya ini adalah yang paling luar
biasa hebatnya, dan merasa bangga sekali, sekarang baru
ia merasa pedangnya yang dipuja puja ini berbalik
menyusahkan dirinya.
Karena hal inilah membuatnya dalam keadaan serba
salah Sementara itu lawannya tidak memberi ketika
untuknya lama lama berpikir, serangan hebat yang
bernama Di luar Bukit Terdapat Bukit, menghantam keras
seperti gada pada dadanya!
Keadaan sudah demikian mendesak Ong Hie Ong dengan
terpaksa melemparkan senjatanya, dengan kedua
lengannya, serangan Kie Sau disambutnya, dengan berbuat
begitu ia bermaksud menindih dan menggencet lengan
lawan. Siapa tahu lengan Kie Sau itu mengandung tenaga
yang bukan main kerasnya, begitu sepasang lengan bentrok
Ong Hie Ong kena dibikin,terpental sejauh dua tumbak.
Baru ia'berdiri dengan baik, serangan berangkai dari Kie
Sau yang masing masing bernama Bukit Aneh' Terbang
Mendatang. Dua Gunung Aubruk, Gunung Bersusun Tindih
membuat lawannya berguling menggelinding, tanpa
berdaya untuk membalas, Secepat kilat Kie Sau membidik
dada lawan yang sudah kosong dengan ilmu Kapak Langit
Membelah Gunung. Lengannya yang terbuka seperti kapak
turun dengan hebat agaknya nasib dari Si Raja Sungai
tinggal ditentukan saja.
Pada saat inilah Ong Hie Ong menolong dirinya dengan
seruan keras: "Sabar! Kau tidak boleh memukul aku. Sekali
kali tidak boleh!" Agaknya perkataan ini lucu
kedengarannya. pikir saja dalam perkelahian seru mana ada
aturan yang melarang untuk memukul. Tapi kata kata ini
diucapkan Ong Hie Ong dengan serius sekali, mau tak mau
Kie Sau menunda juga tangannya, sedangkan kedua
matanya terus mengawasi dengan tajam.
627 "Hemm, Kie Sau! Sebenarnya kau datang untuk
menyerang barisan bukan?" tegur Ong Hie Ong dengan
nada kasar. "Untuk apa banyak bicara" Terang terang-aku
menyerang barisan, apa lagi yang mau dikatakan!"
Didahului dengan tertawa dingin Ong Hie Ong kembali
berkata: "Tidak mungkiri! Sang siang kutahu kau tidak
mempunyai kemampuan untuk menerjang barisan!
Sungguh tak punya malu!"
"Apa artinya dengan kata kata kotormu ini!" seru Kie Sau dengan dongkol.
"Bukankah aku sudah menerangkan bagaimana
seharusnya menyerang barisan" Yakni harus seorang diri
lawan seorang Tidak boleh main keroyok, kau lihat
bagaimana cara kau memperoleh kemenangan barusan,
semata mata berkat bantuan bocah itu! Kau tidak sanggup
untuk menyerang barisan, pintu untuk melarikan diri masih
terbuka lebar!"
Kie Sau tertegun mematung hilang pendapat di bawah
sinar mata menatap menanti jawaban dari sekalian pemuda
kita. Agaknya usia lanjut dan kedudukan tinggi dirinya di
dunia Kang ouw mempengaruhi sekali jalan pikirannya.
Tetapi tidak demikian dengan darah panas dari jiwa muda
anak buahnya, mereka tidak kuasa mengekang kegusaran
dari segala penghinaan yang di lontarkan musuh, ingin hati
mereka sekali terjang menghancur luluhkan tubuh sang
musuh, tapi apa daya"
Maju menyerang seorang diri adalah kelakuan yang tolol
penuh bahaya, mundurkah" Agaknya tidak terpikir oleh
mereka perkataan itu! Suasana gawat .yang membuat
setiap orang serba salah ini menjadikan keadaan penuh
keheniman untuk berpikir secara masak.
Gwat Hee memecahkan ketegangan yang berselimut di
setiap hati orang dengan berbisik kepada Tjiu Piau,
teralihkanlah. Pandangan mata heran pada mereka secara
628 tak wajar guna menanti sesuatu dari kandungan hati
saudaranya itu.
"Moy tju pendapat apakah sudah mengilhamkan dirimu?"
tanya Djie Hat.
"Piau Su ko, tolonglah aku untuk menerangkan hal ini
pada mereka." pinta Gwat Hee kepada Tjiu Piau.
"Sebaiknya engkau saja adikku." tolak Tjiu Piau dengan halus.
Didahului senyum dikulum sang gadis menggerakkan
bibirnya: "Saudara saudara menurut hematku, tak
pantaslah kita mematuhi peraturan mereka" Sebaliknya kita
pun menyusun sebuah peraturan berdasarkan keuntungan
pihak kita. dengan demikian berarti kita dapat buat sesuatu
berdasarkan peraturan kita sendiri!" Sesudah- berdiam
sejenak ia menambahkan lagi perkataannya: "Di da'am
kitab - kitab peninggalan Yauw Lo-tjan pwee tertera sebuah
kalimat yang bermakna sekali, entah saudara saudara
mengetahui apa tidak?"
"Aku mengetahui kalimat yang kau maksud itu," kata
Thian Hong dengan cepat serta mengerlingkan e
berkata lagi mendahului:
"Kalimat itu berbunyi: Peraturan demi peraturan di dunia
persilatan banyak ragamnya, tetapi sifatnya sama yakni,
menguntungkan kepada si pembuat sendiri, karenanya
teramat bodohnya kalau kita mematuhi peraturan yang
tidak keruan itu. pokoknya kita boleh bertindak sesuka kita
asal tidak melanggar perikebejikan dan keadilan! Barang
siapa bisa berbuat demikian berarti sudah menjalankan
peraturan hidup sesama manusia dengan terpuji!"
"Benar, kalimat inilah yang kami maksud," kata Tjiu Piau,
"camkanlah Ong Hie Ong membuat aturan ini melulu
untuk keuntungan dirinya kini kalau kita langgar sedikit pun
tidak melanggar kebajikan atau memperkosa keadilan,
629 karena kita bertindak atas kebenaran. Marilah kita terjang
sarang jahanam jahanam penghianat bangsa ini!"
"Setuju!" seru mereka beramai ramai. Tju Hong
mengangguk anggukkan kepalanya tanda setuju sedangkan
Kie Sau belum bisa mengambil ketetapan dplam seketika,
tapi keraguannya tidak berjalan lama. ia pun sependapat
dengan yang lain: "Benar! Mari kita terjang barisan setan
mereka!" Kegirangan anak anak muda tidak dapat dibendung lagi,
dengan dulu mendahului mereka berlarian dengan keras
maju ke depan sambil mengeluarkan bentakan bentakan
keras: "Ong Hie Ong jangan lari!" Suara ribut ribut yang
membisingkan telinga membuat Ong Hie Oig menoleh ke
belakang, tampak olehnya rombongan musuhnya tengah
mengejar datang. Dengan cepat ia membalik badan
menghadang jalan, didahului senyum dinginnya ia berkata:
"Bagaimana?"
Pahlawan Harapan Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Rombongan Kie Sau melakukan pengurungan di delapan
penjuru angin, membuat musuhnya bertambah heran,
sesudah beres Kie Sau berkata: "Ong Hie Ong kini hanya
tinggal dua jalan yang harus kau pilih!"
"Dua jalan?" tanya Ong Hie Ong mencemooh.
"Ya, satu jalan hidup kalau kau menunjukkan di mana
letaknya kediaman Louw Tiau, dan bertobatlah tidak
berbuat jahat lag! Satu lagi adalah jalan kematian!"
Ong Hie Ong tidak menjawab pertanyaan itu, matanya
bersinar sinar menyapu kesekeliling, tiba - tiba pedangnya
diputar dengan keras dan menerjang ke jurusan Wan Thian
Hong seperti harimau luka.. Dalam perkiraannya gadis kita
yang kecil ini pasti ilmunya paling lemah di antara yang
lain, ia yakin dalam sekali gebrak bisa mengantar jiwa sang
gadis ke dalam neraka, tapi tak terkira olehnya bahwa
perhitungannya ini meleset seratus persen.
630 Bukan saja kepandaian silat Thian Hong tidak lemah,
bahkan lebih unggul dari pada saudara-saudara lainnya
terkecuali kakaknya, lebih-lebih dalam kelincahan dapat
dikatakan ia jagonya. Begitu pedang tulang ikan dari
lawannya memapas datang, tubuhnya menggeliat secara
tenang ke sebelah kanan, membuat pedang lawan
menyerang angin, sedangkan tubuhnya kini berada di
sebelah sisi tubuh penyerang, terkecuali itu Pedang
cendrawasihnya yang ampuh ditarik dari tugas melindungi
dada dan dipakai menyerang Ia tahu bahwa musuh selihay
yang dihadapinya tidak mungkin kena dilukai bagian
berbahayanya, karena itu serangannya hanya menyerang
tubuh musuhnya.
Ong Hie Ong yang tak berhasil dengan serangannya
menjadi terkejut tidak alang kepalang, lengannya yang
terjulur panjang tidak dapat d'tarik dalam seketika,
sehingga kedudukannyapun tidak mungkin dapat diPerbaiki
dalam sekejap, untunglah ia berkepandaian tinggi dan
berpengalaman sehingga mengetahui ke mana larinya
serangan lawan, untuk mengimbangi ia mengubah lengan
kanannya secara halus menyabet ke belakang.
Kelihayannya ini membuat Thian Hong terdesak dan hilang
posisinya, kemudian Jatuh di bawah angin. Pedang tulang
itu sangat aneh sekali, begitu akan mengenai sasarannya
bergerak mundur maju seolah-olah ingin menggergaji
lengan gadis kita!
Secepat kilat Thian Hong bergerak dengan lincah secara
sempoyongan dan di luar dugaan, sehingga dapat
menghindarkan maut secara meyakinkan.
Begitu Thian Hong berpisah dengan musuhnya Tjiu Piau
tidak membuang waktu untuk mengisi kekosongan ini,
kakinya bekerja dengan cepat melepaskan potongan
potongan es menuju lutut musuh. Serangan kilat mendadak
ini membuat Ong Hie Ong tidak dapat melihat dengan tegas
permainan apa sebenarnya yang dilakukan pihak lawan, ia
hanya mengetahui suatu serangan aneh yang
membahayakan terasa datang, untuk menyelamatkan diri ia
loncat merapung ke udira. Baru kakinya meninggalkan
631 permukaan bumi terdengar suara menderu deru dari
senjata tambang Tju Sie Hong, andaikata ia berada di atas
tanah sedikitpun" tidak sukar untuknya menghindarkan diri,
tapi kakinya kini berada di udara yang kosong!
Dalam keadaan terdesak ia memukul mukulkan
pedangnya dengan maksud meminggirkan tambang yang
sudah berhasil melibat kakinya, usahanya dari pada berhasil
berbalik lilitan tambang semakin erat. Ia berseru kaget
sambil mengangkat kakinya melangkah lkeluar lingkaran
sayang gerak tipunya agak terlambat, kaki kanannya
terhindar dari jeratan, akan kaki kirinya sudah kena dililit
dengan eratnya.
Begitu kakinya yang sudah terikat senjata lawan
mencapai bumi, ilmu Tjian Kin Tjui (ilmu memberatkan
tubuh ribuan kati) dipergunakan untuk menancapkan
tubuhnya. Sie Hong mencoba menarik dengan keras, tapi
usahanya ini tidak berhasil, tubuh musuh sedikitpun tidak
bergeming. Dua saudara Wan serentak maju dengan kedua pedang
naga dan cendrawasihnya menyerang kepada bagian kepala
lawan. Untuk menyelamatkan diri dari sekalian
penyerangnya ini Ong Hie Ong memutarkan pedangnya,
malang baginya begitu bentrok pedang tulang ikannya
patah menjadi tiga potong, dua potong jatuh ke tanah
sepotong lagi masih tetap dipegangi terus. Berbareng
dengan itu dua saudara Ong maju menyerang tanpa
memberi kelonggaran barang sedikit dengan ilmu Kong Sim
Tjiang, satu dari kanan satu dari kiri secara bengis
menghimpit lawannya Ilmu telapak tangan kosong diri dua
saudara Ong sudah terkenal kelihayannya, tak heran musuh
yang lihay sering sering masih kena terpedaya oleh mereka.
Lebih-lebih kini Djie Hai sudah faham ilmu Ini Yang Kang,
sehingga kedua ilmu ini d gabung menjadi satu waktu
dipakai menyerang, tak heran kelihayan ilmu bergabung
mereka semakin maju kalau dibanding dengan dahulu.
Gwat Hee melakukan serangan bertenaga keras. Djie Hai
pun kelihatan melancarkan serangan keras pula, padahal
632 kosong Akal mereka ini'sedikitpun tak disadari musuhnya,
mau tak mau yang tersebut belakangan menangkis dengan
tenaga delapan puluh bagian pada Djie Hai sedangkan sisa
tenaganya dipergunakan menyambut serangan Gwat Hee,
ia mengira Djie Hai tentu lebih lihay dan serangannya lebih
dahsyat dari adiknya karenanya ia membagi tenaganya
secara tak sama. tapi malang baginya dugaanuya salah
sedangkan serangan dahsyat datangnya Jari pihak sang
gadis, Ia kena perangkap dua saudara Ong secara tak sadar, ia
hanya merasakan suatu dorongan keras mendesak dari
pihak sang gadis, sedangkan serangannya yang delapan
puluh bagian tenaga menyerang tempat kosong, tubuhnya
sudah menjorok ke sebelah Djie Hai. tambahan ditolak lagi
oleh Gwat Hee tentu saja keseimbangan tubuhnya jadi
bergoyang goyang. Tju Sie Hong mengetahui
sudah'waktunya menarik senjatanya, tangannya bekerja
cepat pada waktunya. *bruk' tubuh Ong Hie Onp kena
ditarik ambruk!
Tanah di Peng San adalah salju, dengan sendirinya
sangat licin sekali, untuk berdiri saja sudah sukar apa lagi
sudah jatuh. Mau-mau Ong Hie Ong jatuh pada tempat
yang menurun, tubuhnya secara otomatis menggelesar
turun. Me Hong memasang kuda- kudanya sekuat mungkin,
"naik!" serunya dengan keras seraya menarik senjatanya.
Tubuh besar dari Ong Hie Ong menurut perintahnya kena
tertarik ke udara, dengan cepat pemuda kita mengerjakan
kedua lengannya. tambangnya berputar - putar berikut
tubuh musuhnya seperti kitiran!
Perputaran itu membuat Ong Hie Ong merasa agak
pening, sungguhpun demikian ia tetap seorang jago yang
lihay, dengan memeramkan mata dan mengumpulkan
semangat otaknya menjadi terang kembali, perlahan lahan
lengannya melepaskan tambang yang membelit kakinya, ia
berhasil dalam., usahanya itu, hatinya menjadi girang dan
berkata di dalam hati secara dongkol:
633 "Hemmm sekalian cucu kura kura yang masih bau susu,
lihatlah pembalasanku!" Hatinya sudah tetap untuk meletik
dengan ilmu ikan mas membalik badan, tangannya
dilepaskan dari cekalan saat itu juga!
Kesialan karma sang raja sungai rupanya belum berakhir
sampai di sini. tubuhnya yang terlepas dari putaran bukan
saja berhasil mencapai bumi, malahan terpental ke tempat
jauh seperti tertiup angin puyuh yang dahsyat! (inilah
akibat terlepas dari pada sentripugal yang kita kenal pada
ilmu alam jaman sekarang).
Semangat dan ruhnya Ong Hie Ong seperti hilang dari
nyawanya sewaktu ia membuka mata. karena kini ia berada
di atas sebuah jurang yang dalam sekali, hawa dingin dari
pegunungan es agaknya memberikan kesadaran pada
dirinya, tampak ia menggeliat geliat untuk menghindarkan
hancur badan dari maut yang sudah terbayang di depan
mata, untunglah ia berhasil mencapai ke tepian jurang,
akan tetapi kemalangan yang belum habis menimpa lagi
dirinya. Permukaan es itu licin sekali, tambahan di tepian
jurang tiada rumput rumputan untuk dipegang, tubuhnya
menggeleser lagi turun, semakin lama semakin cepat dan
masuk permukaan jurang dan hilang !
Sayup-sayup terdengar suara jeritan yang mengenaskan
dan terakhir dari Ong Hie Ong, pastilah ia menemui ajal
secara hancur luluh diparut cadas-cadas es yang tak
mengenal kasian itu.
Tju Sie Hong sedikitpun tidak bermimpi dapat
menamatkan riwayat seorang jago Kang ouw yang
kenamaan secara demikian mudah, atas hal ini ia dan
sekalian saudara saudaranya boleh merasa beruntung dan
syukur, kalau tidak sedikit banyak lawan itu cukup
memberabekan juga pada diri mereka.
Apakah yang dimaksud dengan kata kata terakhir dari
kalimat di atas" Kita sudah mengetahui makna dari barisan
sembilan puluh persen mati itu bukan" Yakni barisan ini
teratur rapi, seorang demi seorang menjaga pintu yang
tidak tertentu banyaknya. Kalau penjaga pertama sudah
634 kalah penjaga kedua baru ke luar dan demikian seterusnya.
Menurut peraturan perkelahian berlangsung satu lawan
satu. sebenarnya tidak, sebab kalau penjaga pintu pertama
dapat dikalahkan, si penyerang harus menghadapi penjaga
pintu kedua dan seterusnya. Peraturan lain yang perlu
diketahui dari Kiu Sie Tin ialah setiap penjaga barisan,
harus bertekad mengadu jiwa dan berkelahi sampai mati,
kalau tidak orang kedua tidak akan ke luar untuk
bertanding. Andaikata penjaga itu menghadapi lawan yang
tangguh, ia harus berusaha sekuat mungkin agar dapat
melukakan penyerang besar atau kecil.
Akibat dari peraturan ini sang penyerang lama lama akan
kalah juga kalau sampai di pintu terakhir. Ong Hie Ong dan
sekalian kawannya sebenarnya paling mementingkan
keuntungan pribadi dan tidak mau sesungguh hati untuk
menghadapi musuh tangguh seorang diri, tapi ia tak
berdaya karena yang menantangnya adalah Pang Kim Hong
andaikata secara mengeroyok pun tidak ada gunanya,
tersebab inilah mereka mengambil kebutusan untuk
membuat Kiu Sie Tin. Sesudah diundi dengan jujur, Ong Hie
Ong harus menjaga pintu pertama. Setiap penjaga barisan
sudah bertekad bulat mati matian mempertahankan
barisannya, karena itu dapat dikatakan mujur untuk
sekalian pemuda kita. karena dapat melempar Ong Hie Ong
secara mudah dan berarti menghilangkan penjaga barisan
yang pertama, kalau tidak demikian pasti di antara anak
mudi kita ada yang kena dirugikan Siraja Sungai yang
terkenal lihay.
Kie Sau. Tju Hong dan sekalian anak-anak muda
mendekati jurang es dan memandang ke bawah dengan
hati-hati. Ong Gwat Hee memungut sebuah potongan es. dan
melemparkannya ke bawah, lama kemudian masih belum
terdengar suara balikannya. nyatalah kedalaman jurang itu
tidak alang kepalang! Sehingga setiap orang melelerkan
lidah bahna seramnya!
635 Tiba tiba pada detik ini di belakang rombongan Kie Sau
terdengar suara kaki yang sangat ringan sekali.
Pendengaran setiap jago kita sudah cukup lihay, dengan
serentak mereka menoleh kebelakang, di aias salju yang
putih tampak segulung bayangan merah yang menyolok
mata. Kiranya adalah seorang tinggi besar yang berusia
pertengahan, memakai baju merah membara, dan
beperhiasan menabur tubuhnya. Orang ini bukan lain dari
pada si Pangeran berbaju Emas Kim Dju Kie adanya.
Dengan berdirinya ia dihadapan rombongan Kie Sau
beiarti menghadang jalan, sedangkan jalan mundur adalah
celah es yang berbahaya, sehingga memaksa mereka harus
maju. Dengan cengar cengir yang memuakkan Kim Dju Kie
memandang pada Gwat Hee dan Thian Hong. Knanya
Pangeran Berbaju Emas ini adalah salah seorang hidung
belang, tak heran begitu melibat ke dua gadis kita yang
berwajah cantik, hatinya terpikat mabuk rindu ingin
menjangkau. Adapun Kim Dju Kie sebenarnya seorang hartawan yang
paling kaya untuk daerah Hoo Pak, keluasan dari sawahnya
sampai tidak habis diterbangkan burung. Akan tabiatnya
senang sekali menpelajari ilmu silat, dan kekayaan yang
berlimpah limpah, mudah saja untuknya mencari seorang
guru silat yang pindai, sehingga ia dapat mempelajari silat
dengan baik. Berkat rajin dan keuletannya pelajaran
pelajaran yang sudah diperoleh diolahnya sendiri dan
terciptalah semacam ilmu lihay yang lain dari yang lain.
beri
melebihinya kegemarannya belajar silat, dengan
mengandalkan kekayaan dan kelihiyannya tambahan
berkomplot dengan Louw Tiau, seningga enak saja
untuknva melakukan perbuatan yang tidak senonoh secara
sewenang wenang.
Tak heran banyak sekali gadis gadis yang suci menjadi
korbannya. Barang siapa berani merintangi perbuatannya
636 yang terkutuk pasti pada malam harinya menemui ajal.
Lebih lebih sekalian orang orang bayarannya yang
mengerjakan sawahnya lebih celaka lagi diperbuatnya,
karena itulah untuk di Hoo Pak orang she Kim inidijuluki
sebagai Kim Tjian Wo ( Biang malapetaka ).
Saat ini Kim Dju Kie bulak-balik memandang pada Gwat
Pahlawan Harapan Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hee dan Thian Hong dengan lagak yang tidak sopan sekali,
dengan dibuat-buat ia berkata : "Djie-wie Sio-tjia, yang
rendah adalah Kim Dju Kie terimalah hormatku!" Ong Gwat
Hee dan Wan Thian Hong dengan serentak membuang
ludah 'cueh!' Dengan menebalkan muka Kim Dji Kie seperti tidak
melihat. Ekor matanya melirik pada Kie Sau dan berkata:
"Hei! Tukang Catur lagi lagi kau datang untuk menggerecok
gerecok urusan orang" Sedangkan orang mengatur barisan
kau datang ke sini, kalau kau sendiri tidak mengapa,
kenapa kau bawa bawa juga gadis yang manis manis"
Andaikata mendapat kecelakaan sungguh sayang bukan!
Sudahlah sekarang kau jangan, menerjang barisan lagi
tinggalkan ke dua gadis ini, sedangkan kau sendiri boleh
pulang ke Hoa San untuk main catur, sekalian bawa pergi
bocah-bocah gila yang tidak kubutuhkan!"
"Kim Dju Kie! Tahukah bahwa kau sudah mendapat gelar
Biang malapetaka dari rakyat" Biang penyakit yang
merajale'a! Ubahlah tabiat busukmu itu, kembali menjadi
orang benar, mungkin umurmu bisa bertambah panjang.
Jawablah pertanyaanku, di mana bersembunyinya Louw
Tiau" Segeralah beri petunjuk kepada kami. agar kau bisa
hidup terlebih lama, kalau tidak . . ."
"Kalau tidak bagaimana?" tanya Kim Dju Kie dengan
wajah mangkal. "Kau jangan mengandalkan jumlah besar, untuk
menghina orang. Ong Hie Ong menemui ajal, tersebab
kelalaiannya. sehingga kena perangkap dan akal bulusmu!
Aku Kim Dju Kie bukan seperti Ong Hie Ong yang bisa
diperdayakan!"
637 Sehabis berkata, lengannya berputar seiring dengan itu
terdengar bunyi meretek beberapa kali. senjata cambuk
yang terbuat dari emas. panjangnya dua depa disabetkan di
depan muka Kie Sau sejauh beberapa jengkal. Djie Hai
berseru "Hari hati Situ!" Kiranya rantai emas yang, di kedua tangga Kim Dju Kie sudah membuat suatu retakan pada
salju. Hoa San Kie Sau berdiri tidak seberapa jauh dari jurang,
sedangkan es yang dipijak tidak kuat, sesudah dipijak agak
lama,mungkin akan gugur. Kim Dju Kie adalah manusia
pintar, tambahan sudah lama juga ia berdiam di Peng San.
sehingga ia sudah mempelajari banyak sekali tentang
keadaan es dari Bok Tiat Djin. Kini begitu melihat Kie Sau
berdiri dekat celah es. cambuk emasnya segera menyabet
kesalju dengankeras, pecutnya terbenam sebanyak satu
meter. Sedangkan ia sudah menyabet nyabet beberapa kali,
keruan saja di atas salju itu terdapat retakan yang dalam
juga. Kie Sau selalu memperhatikan cambuk lawan sekali
kali tidak memperhatikan apa yang terjadi di bawah
kakinya. Untunglah Dji Hai memperingatinya, kalau tidak
tentu dirinya akan menderita kerugian besar. Kini kakinya
dipertahankan dengan menggunakan tenaga dalam, dan
berniat melompat kesamping. Tapi saat ini telinganya sudah
mendengar meluruknya dari suara es ke dalam jurang,
yang susul menyusul semakin banyak gugur ke dalam
mulut jurang. Akhirnya ia mendapat akal juga, kakinya dirapatkan
dengan baik, kemudim ia mencelat setinggi satu tumbak ke
atas. sedangkan es yang bekas diinjaknya sudah hilang dan
merupakan bagian tebing yang menyambung dengan mulut
jurang yang sudah ada, hal ini sungguh menyeramkan
sekali. "Tju Hong Lo tee!" seru Kie Sau. Berikutnya tambang
dari Tju Hong dan anaknya sudah terbang membelit
tubuhnya kemudian ditarik kembali oleh sipemiltk. sehingga
Kie Sau tertolong dengan selamat.
638 Kim Dju Kie mundur sebanyak tiga tombak secara tiba
tiba. sedangkan kedua cambuknya dipukulkan ke kiri dan ke
kanan pada salju dengan kerasnya, selanjutnya ia lari
berputar sambil mengerjakan terus cambuk emasnya.
Dalam waktu sekejap di atas salju sudah terbentang sebuah
retakan yang panjangnya sepuluh depa dan dalamnya satu
meter, langsung mengurung delapan orang. Inilah
keganasan dari si Pangeran Berbaju Emas. Ia hendak sekali
pukul membelesaki musuh-musuhnya masuk kejurang dan
binasa. Kie Sau mengetahui es yang sudah retak itu mudah
menjadi gugur, dengan segera berseru: "Sekalian jangan
gugup dan jangan bergerak! Pergunakanlah ilmu
mengentengkan tubuh dan kalian, bentuk dua barisan
mengejar ke kiri dan kanan pada jahanam itu!" Delapan
orarg susul menyusul seperti walet yang ringan melintasi
celah lubang yang dibuat oleh sang musuh.
Saat ini Kira Dju Kie sudah berada didepan mereka dan
sudah mengerjakan lagicambuknya untuk meretakkan salju.
Waktu sekalian pengejarnya berhamil melewatkan lubang
yang pertama, di muka mereka sudah terbentang lagi
lubang buatan yang kedua, Sedangkan lubang lubang yang
ketiga dan keempat sedang dikerjakan.
Gerak pukulan rantai cambuk emas dari Kim Dju Kie.
kelihatannya sudah terlatih baik. begitu pecat emasnya
menghantam salju, segera tampak tanda yang dalam,
terkecuali itu iapun membuat setiap lubang dengan lubang
lain berjarak rapat satu sama lain, asal saja salju yang
retak retak ini kena pijak agak keras segera akan gugur
Saat ini Kim Dju Kie sudah menghentikan tangannya
cambuknya digoyangkan perlahan lahan, sambil menghadap
kepada Kie Sau sekalian dengan senyuman yane dibuat
buat, ia diam tenang menantikan setiap orang yang akan
mencoba menyerang dengan suatu hajaran yang dahsyat.
Untuk mengadu otak tentu saja Kie Sau tidak berada di
sebelah bawah musuh, dengan tenang tukang catur melibat
keadaan, tampak olehnya lubang-lubang retakan yang
639 dibuat kedua cambuk musuh berbentuk bulatan, yang tidak
menyambuns. Karena ini di bagian yang tidak menyambung
itu keadaan es lebih agak kukuh Demi melihat keadaan ini.
Kie Sau mendapat pendapat yang baik, dengan perlahan
lahan ia membisiki Tju Hong, kemudian mereka
memisahkan orang-orangnya menjadi dua rombongan. Kie
Siu membawa dua saudara Ong dan Tiu Sie Hong.
sedangkan Tju Hong membawa Tjiu Piau dan dua saudara
Wan. dengan serentak din tiba tiba kedua regu berpencar
ke kiri dan kanan dengan cepat. Melihat perubahan musuh
ini. Kim Dju Kie masih tetap tenang. Sambil tertawa dingin.
ia mengerjakan kedua cambuk rantai emasnya dengan cara
lama. Kie Sau dan rombongannya sewaktu sampai tiga
empat tumbak di depan lawannya, lagi lagi sudah terhalang
tiga empat garis retakan es yang dalam. Kim Dju Kie
merasa senang sekali, hatinya berpikir: "Asal saja es yang
dekat jurang gugur, pasti es es yang sudah diretakkan susul
menyusul akan turut gugur pula dan merupakan es longsor,
pemandangan ini indah sekali. Saat itu gadis mana yang
harus kutolong, yang sebelah kirinya atau yang sebelah
kanan" Keduanya sama cantik dan manis, kalau bisa
sekaligus menolong dua duanya bukan main enaknya!"
Ia melamun dengan seenaknya, dan tidak mengetahui
bahwa Kie Sau menggunakan akal untuk melawan akalnya,
tampak olehnya lengan dari Kie Sau dilambaikan sesali,
pengikut pengikutnya yang dari kiri dan kanan, segera
membentangkan ilmu mengentengkan badan dan lari
secepat-cepatnya ke depan tanpa menghiraukan lagi pada
dirinya. Saat ini baru ia mengerti, bahwa musuh ingin
merebut tempat di belakang dirinya, dengan cara begini
musuh bisa berada di atas, berbalik membuat dirinya
berada di sebelah bawah.
"Celaka," keluh hatinya, "biar bagaimana aku harus menghadang mereka dan mendesak mereka ke tempat es
yang akan gugur!'' Tapi pikirannya menjidi berbalik lagi:
"Mereka menjadi dua rombongan, aku bisa menghadang
yang serombongan, pasti tidak bisa menghalangi kemajuan
yang serombongan lagi." Akhirnya dengan cepat ia
640 mengambil keputusan lagi. "aku pun harus Jari ke atas
bukit, siapa yang cepat dialah yang menang." Pada salju yang putih mengkilap tampak titik titik.hitam
dari manusia yang berlerot Seperti semut, dulu mendahului
naik ke atas. dengan sekuat tenaga untuk meninggalkan
musuhnya di belakang. Tampaknya lambat lambatan!
sebenarnya setiap orang itu sedang mengadu tenaga
mati matian. Kita mengetahui bahwa di atas gunung
menyesakkan napas, karena itu setiap gerakan meminta
tenaga yang lebih banyak dari pada biasa. Walau pun
tempat di mana mereka berada tidak terlalu tinggi, tapi air
sudah membeku dan salju tak lumer, sehingga gerakan
mereka tidak bisa bebas seperti biasa. Lebih lebih untuk
mereka adalah pertama kali mendaki gunung es, mau tak
mau keletihan ini lebih terasa beberapa kali. Masing masing
mengeluarkan kepandaian yang dimilikinya untuk membawa
tubuhnya secepat mungkin, walaupun kelihatannya lambat,
tapi cepat juga kalau dibanding dengan orang biasa.
Dalam suasana yang demikian hebat ini dengon cepat
kekuatan setiap orang dapat terlihat. Ilmu Kie Sau'paling
dalam, kalau mau ia dapat lari paling dahulu, tapi ia
sengaja meninggalkan diri di belakang untuk melindungi
anak buahnya kalau kalau ada yang jatuh. Sedangkan yang
lain terus mempercepat langkahnya dengan ngotot.
Saat ini dari regu Kie Sau, Ong Djie Hai berada di paling
maka, di tempat yang semacam inilah Im Yang Kang cocok
untuk dipergunakan. Dongan langkah enteng dan berat silih
berganti napasnya tetap terpelihara baik, sehingga
tenaganya tetap kuat. Orang ke dua adakah Tjiu Piau, ke
dua kakinya sudah terlatih baik, tak heran ia pun bisa lari
dengan cepat. Orang yang ke tiga adalah Wan Thian Hong,
kalau dari ilmunya ia tidak melebihi ilmu saudara saudara
lainnya, tapi gerak lincah dan gesitnya sangat luar biasa,
karenanya ia dapat menduduki tempat ke tiga. Selanjutnya
adalah Tju Sie Hong, Ong Gwat Hee. Wan Djin Liong yang
diikuti oleh Tju Hong dan Kie Sau.
641 Sedangkan Kim Dju Kie yang sedang kuatnya dapat naik
dengan cepat, tambahan ia sudah lama juga diam di Peng
San sehingga agak berpengalaman. Baju merah yang
membara seperti gulungan api mencelat naik ke atas.
Kendati ia terlambat start beberapa tindak dari Ong Djie
Hai. lama kelamaan tampak keunggulannya.
Kesembilan orang ini mendaki dari tiga jurusan yang
berlainan, tapi keadaan bukit semakin ke atas semakin kecil
dan menjadi semakin lama orang mendaki semakin dekat
satu sama lain. Kini Kim Dju Kie sudah menduduki tempat
lebih tinggi dari Ong Djie Hai sebanyak dua langkah!
Sambil membalik badan Kim Dju FCie membentak pada
Djie Hai: "Hei bocah, kuperintah kau menggelinding ke
bawah lagi!" sedangkan kedua lengannya berbareng dilepas
menghajar pada kedua bahu pemuda kita, Djie Hai siang
siang sudah sedia untuk menyambut serangan lawan,
dengan kedua lengan melindungi dada ia berdiri dengan
tegak, sedangkan Im Yang Kang digunakan secara diam,
asal saji lawannya tidak hati hati pasti akan kena akalnya
dan bisa jatuh ke bawah.
Ilmu pelajaran yang dimiliki Kim Dju Kie beraneka ragam
ilmu dalam dan luar sudah dipelajarinya sampai sempurna
dan mahir, kedua lengannya yang dipergunakan menyerang
lawan tidak menggunakan tenaga seratus persen. Ini adalah
kebiasaan untuk orang orang yang berilmu tinggi, pertama
bergerak, selalu menggunakan tiga bagian tenaga, untuk
menyelidiki ilmu Lawan itu sampai bagaimana lihaynya.
sedangkan tenaga selebihnya siap menyusul kalau merasa
lawannya tidak kuat.
Kini ia merasa kedua bahu lengan lawan luar biesa
anehnya ia menjadi terkejut. dengan cepat pergerakan
perubahan dari lengannya mengikuti keadaan lawan,
lengannya berubah seperti kuku garuda untuk mencakar
dan melukakan kedua bahu musuhnya. Demi Djie Hai
melihat kelihayan lawan, iapun sudah mengira bahwa
musuhnya tidak mungkin kena diperdayakan, tentu saja ia
boleh berdiam diri terus. Lengannya yang melindungi dada,
642 segera berubah, satu menyabet ke atas satu lagi menolak
ke bawah, lengan kirinya yang naik ke atas menuju ke
kerongkongan lawan, sedangkan lengan kanannya yang
menuju ke bawah menyerang bagian perut orang dengan
ilmu Bukit Aneh Terbang Mendatang.
Bagian atas adalah alat pemappsan yang penting,
sedangkan bawah adalah pusar, kalau sampai Kim Dju Ke
merasakan dua hajaran ini pasti akan mati seketika. Gerak
gerik yang lincah dan luar biasa indahnya dari Djie Hai
membuat lawaknya tidak berani bergerak secara
serampangan. sehingga memaksa lawannya menarik
serangan kedua lengannya yang seperti kuku garuda, untuk
melindungi bagian tubuh yang serangan Lengan kanannya
dengan cepat berputar melindungi kerongkongannya.
sedangkan lengan kirinya menghajar lengan kiri Djie Hai.
Dengan demikian seluruh serangan Djie Hai kena
dikandaskan. TerKecuali dari itu serangan balasan dari Kim
Dju Kie serentak dilancarkan, langsung menyerang bagian
ulu hati dari pemuda kita.
Sambil berteriak: "Lihay!" Djie Hai mengubah
kedudikanuya agak ke belakang, sedangkan perutrya
disedot, sambil memiringkan tubuhnya, inilah salah satu
gerak dari ilmu Bukit Berantai yang bernama Teguh Seperti
Gunuug Thai San, suatu tipu gerakan menyerang yang
berubah menjadi bertahan, tampaknya tidak menunjukkan
keistimewaan sama sekali tapi dapat membuat si pemakai
tidak menderita kerugian apa apa. Terkecuali dari itu
dilancarkan Im Yang Kang. Tak heran waktu serangan Kim
Dju Kie mengenai sasarannya, sekait sekali tidak berhasil
mencelakakan, bahkan berbalik membuat dirinya agak
terhuyung sedikit.
Sewaktu Djie Hai memiringkan tubuhnya sudah berhasil
Pahlawan Harapan Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membuat serangan ganas dari tenaga lawan hilang pergi,
kemudian lengan lawan itu dibuang dengan tenaga keras
dan lunak sehingga lengan itu meleset pergi, "tenaga yang
sudah terlepas itu tak mudah 'untuk dikendalikan lagi,
demikianJan memaksa si penyerang berbalik berada di
bawah angin. Untunglah serangan ini tidak menggunakan
643 tenaga seratus persen kalau tidak dapat dipastikan
tubuhnya sudah terguling-guling turun ke bawah.
Djie Hai sudah lama menantikan ketika ini, walaupun
musuhnya tidak telak kena perangkap akalnya, tak irung
harus terhuyung agak sedikit. Dalam sekejap inilah, ia
berbalik badan memutari lawannya seninya tubuhnya
berada di atasan, tanpa membuang waktu lengannya
dikerjakan dengan serentak, menggecek kepala lawannya.
Saat ini kedudukan sudah berubah. Kim Dju Kie yang
tadinya berada di sebelah atas. berbalik jatuh disebelah
bawah. Kalau mengukur kekuatan masing masing.
sebenarnya ilmu Kim Dju Kie berada di sebelah atas dari
lawannya, hanya saja ia tidak mengetahui kelihayan dari Im
Yang Kang. sehingga kedudukan dirinya kena digeser.
Waktu melihat serangan datang, dengan cepat ia
mengeluarkan ke dua lengannya untuk menangkis, empat
lengan bentrok dengan keras, Djie Hai agak tak kuat
menahan tenaga lawan, tapi masih tetap berdiri di sebelah
atasan dari musuh.
Semenara itu tujuh kawan dari Ong Djie Hai sudah
berada di tempat paling atas, mereka berbaris sejajar
menghadang jalan maju Pangeran Berbaju Emas, Saat
inilah Kim Dju Kie baru merasa gugup, ia tahu jalan mundur
sudah diretakkan olehnya sendiri. Walaupun kini belum
menunjukkan perubahan yang aneh, tapi ia mengetahui
tabiat d&ri es, tampaknya tenang tidak bersuara, tapi dalam
waktu sekejap saja es es itu akan gugur dan menimbulkan
bahana guruh yang membisingkan telinga dan
menghilangkan sukma seseorang. Ia tahu dirinya berada
dalam bahaya, karenanya tidak boleh berlambat lambat
barang sedikit, dengan cepat rantainya dikeluarkan, lagi
Ong Djie Hai ditinggalkan begitu saja. ia melangkah dengan
lebar menuju kesebelan, kanan, di mana Ong Gwat Hee
sudah menantikan untuk menghajarnya.
Demi melihat gadis cantik ini, Kim Dju Kie segera
membuka mulut : "Nona, kalau kita tidak berkelahi mana
644 bisa menjadi kenal!" sambil berkata lengannya memutarkan
cambuk rantai emasnya, Siuuuut.......
ciuuut menyapu datang. Dengan lengan baju yang
dilengkapi tenaga dalam gadis kita menangkis serangan,
inilah salah satu ilmu Bukit Berantai yang bernama
Penjagaan Awan dan Kabut, dengan lengan bajunya yang
berkelebaran dirinya, tak ubah seperti dilindungi kabut
rapatnya. Sedangkan lengan baju kanannya mengeluarkan
ilmu Mengebut Pergi Lengan Baju, dengan cepat menyerang
pada mata musuh.
Untunglah Kim Dju Kie berilmu lihay sehingga matanya
tidak menjadi buta kena serangan lengan baju lawan itu.
Dengan demikian Pangeran ini tidak berani naik ke atas dan
mundur setindak, ia memperkuat kuda kudanya, saat inilah
matanya melihat benda tajam yang menyilaukan mata
menuju pada dirinya. Tak perlu diterangkan, tentu dua
saudara Wan datang menyerang. Kim Dju Kie menjadi
gugup. bukan karena takut pada sekalian anak muda ini,
melainkan ia takut dengan keadaan bahaya dan gugurnya
es. Dengan secara menggila ia memutarkan cambuk rantai
emasnya dengan lengan kanan, sehingga tubuhnya hilang
di bawah lindungan sinar emas kuning.
Sedangkan lengan kiiinya perlahan lahan bergerak,
menerbangkan semacam benda kecil ke jurusan Wan Thian
Hong. Sedangkan mulutnya mengoceh tidak keruan: "Nona
yang manis, terimalah intan ini sebagai tanda miita
terikatnya perjodohan kita!"
Benda itu kiranya adalah rantai intan yang panjang dm
begemerlapan Taian Hong yang lincah tentu saja dapat
menghindarkan diri dari benda itu. Dengan tiba tiba Tjiu
Piau memperingati yang lain. "Hati hati!" Kiranya rantai intan itu hanya semacam benda untuk menyilaukan mata
dan mengalihkan perhatian orang, dan tidak
memperhatikan senjata rahasia berikutnya yang dilepaskan
demikian banyak, sehingga tak ubahnya seperti bintang
645 dilangit berkeredep keredep Sebesar besar kacang hijau,
berputar putar ke kanan dan kiri menyerang dengan lihay!
Bahwasanya senjata gelap itu sangat aneh sekali, karena
terbuat dari intan, sebab itu bisa menimbulkan sinar yang
begemerlapan seperti bintang. Sewaktu terbang senjata itu
berputar putar sehingga sinarnya bu lak balik dari sudut
satu ke lain sudut, kelihatannya seperti kunang kunang
yang bisa lari sana lari sini dan membuat orang terkesiap
heran.Karena keanehan inilah senjata ini sering-sering
berhasil mengenai musuh. Sekalian erang orang yang
diserang sudah siap sedia, berkat peringatan dari Tjiu Piau
Ada yang memakai senjata untuk melindungi tubuh, ada
pula yang menyambut dengan lengan, pokoknya segala
macam kebiasaan dipergunakan untuk menyelamatkan diri.
Tjiu Piau berpikir akan menggulingkan badan umuk
menggelinding ke samping tubuh lawannya, berikutnya ia
akan melepaskan senjata rahasianya yang ampuh.
Tapi entah bagaimana, niatnya itu menjadi batal waktu
matanya melihat benda benda putih yang seperti
disebarkan dari langit memenuhi pandangannya Menyusul
telinganya mendengar suara ting tang ting tang beruntun,
seluruh senjata dari Kim Dju Kie kena dihajar jatuh. Tak
sebutirpun yang berhasil melukai orang. Sekalian orang
banyakpun keheranan seperti Kim Dju Kie. dan tidak
mengetahui siapa yang sudah membantunya secara gaib
itu. Siat ini lengan Kim Dju Kie perlahan lahan tengah
menuju ke dalam saku, siap melepaskan lagi senjata
rahasianya". Tapi untuk seka1i ini perbuatannya siang siang sudah diawasi Tjiu Piau. dengan tersenyum dingin pemuda
kita membentak dengan keras: "Orang she Kim, lihailah
Bwee Hoa Tok Tju keluarga Tjiu!" Serentak melayang
sebuah mutiara emas berkilau menuju ke bawah sikut Kim
Dju Kie. Mutiara ini dilepas demikian cermat dan tepat pada
waktunya, membuktikan bahwa cara melepas dari senjata
rahasia dari keluarga Tjiu sudah sampai ditilik sempurna.
Demi mendengar nama 'Bwee Hoa Tok Tju' Kim Dju Kie
sudah mengetahui kelihayannya senjata rahasia ini dari
Louw Tiau, hatinya -semakin takut dengan cara anjing kena
646 pentung dan tak ayal lagi ia menggeliatkan pinggangnya
daa membuat suatu jungkiran ying tergesa fesa, dirinya
selamat tapi kedudukan dirinya sudah merosot lagi ke
bawah beberapa langkah.
Begitu ia bangun kedua matanya segera mengeluarkan
sinar jahat yang luar biasa tajamnya bercampur cemas dan
geram. Ia tahu kalau semakin lama berdiam di situ semakin
besar pala bahaya untuk dirinya. Untuk menghindarkan diri
dari bahaya maut ini ia mengeluarkan lagi rantai cambuk
emasnya, diputarnya dengan cepat dan keras sedangkan
tubuhnyapun semakin lama semakin dikataikan agaknya
seperti mau jongkok. Cambuk emas itu memutari dirinya
dengan erat, menjadikan ia sebuah gulungan yang
merupakan bola emas. Inilah salah situ tipu silatnya yjng
luar biasa, sesudah tubuhnya berbentuk bulat ia dapat
menggelinding seperti bola dengan tangkasnya.
Cara demikian untuk menyerang agaknya kurang
dahsyat, tapi kilau untuk memecahkan kurungan dan
merat, sering-sering berhasil dengan biik. Kini Kim Dju Kie
yang sudah merupakan bola emas menerjang ke jurusan
antara Djie Hai dan Gwat Hee, mengetahui ke dua orang ini
tidak menggunakan senjata, kalau ramainya di gerakkan
mana berani mereka menangkis dengan ke dua lengannya"
Tapi saat ini terdengar bunyi sreet yang bergelombang
datang, semakin lama semakin besar, tiba tiba
menggelugur seperti geledek membelah bumi, sampai es
yang berada di sekalian kaki mereka terasa tergetar sedikit.
Waktu mata memaudang mengawasi kearah bawah, di atas
tanah yang putih memercik hancuran es yang berwarna
perak memenuhi tepian jurang, kiranya sebidang es yang
besar sudah longsor dan gugur turun ke bawah jurang, Kie
Sau dan kawan-kawannya mengetahui bahwa es yang
gugur itu adalah bekas mereka berada di situ, mau tak mau
mereka mengucapkan: "berbahaya!" Di dalam hati. Saat ini Kim Dju Kie menoleh ke belakang mukanya mendadak
menjadi pucat pasi seperti kertas, dengan tergesa gesa
tubuhnya digerakkan untuk mencelos di antara Gwat Hee
dan Djie Hai. 647 Bidang bidang es yang sudah kena diretakkan oleh Kim
Dju Kie, sepotong demi sepotong saling susul melongsor ke
bawah jurang. Kejadian ini berlangsung dengan cepat. Kie
Sau mengetahui bahaya dengan cemat menitahkan sekalian
anak buahnya menyingkir mencari tempat yang aman.
Sementara itu Kim Dju Kie yang berada di tempat
berbahaya itu menjadi gugup, tanpa banyak pikir lagi
kakinya dikerahkan dengan seluruh tenaganya biar
bagaimana tidak ada yang berani merintangi sepak
terjangnya yang ganas ini! Seorang yang sangat ganas dan
kejam, biasanya ia tidak mengenal takut melulu
mengandalkan ilmunya yang tinggi, terkecuali itu ia
mempunyai harta dan pengaruh.
Tapi ia takut menjejak es untuk melompat.. .kalau di
tanah biasa jejakannya ini pasti dapat membuat tubuhnya
mencelat sejauh beberapa tumbak. Tapi sekali ini Kim Dju
Kie tidak dapat mencelat pergi!
Tanpa diketahuinya es yang berada di bawah kakinya,
menjadi retak dan goyang kena tenaga yang demikian
besar itu. Begitu potongan es gusur hatinya terkejut dan
lemas. Mukanya semakin pucat, sedargkan matanya
memandang kepada delapan orang dengan penuh perasaan
minta tolong, wajah yang harus dikasihani ini dalam waktu
sebentar saja tampak dari balik muda menghadapi maut.
Hukuman pengadilan dan manusia dapat ia elakkan atas
kelakuan jahatnya tetapi ia tak dapat mengelakkan hukum
alam yang menuntut atas perbuatannya. Sesudah demikian
Kim Dju Kie ini tak ubahnya sepeiti cacing yang lemah
berada di atas abu. Akhirnya ia mengeluarkan jeritan yang
melengking serta membuat bulu roma berdiri, berbareng
dengan suaranya yang menyedihkan itu potongan potongan
es yang diretakkannya sendiri gugur dan melongsor ke
bawah jurang dengan cepatnya. Dalam waktu sekejap alam
sudah membenamkan dua orang Ok pa susul menyusul ke
dalam celah celah es yang dalam ini.
Kie Sau dan rombongan yang berada di sebelah atas,
semakin naik ke atas untuk menjauhkan tempat yang
648 berbahaya itu, kemudian baru menghampiri tempat yang
longsor sesudah kejadian berlalu seketika. Mereka merasa
terkejut dan meleletkan lidah karena es yang retak dan
gugur itu bekas didiami mereka, coba kalau mereka tidak
menyirgkir tak dapat disangkal lagi mereka pun pasti
terbenam juga. Untung bahaya sudah berlalu dan dapatlah
mereka lega, sehingga semangat mereka menjadi berlebih
baik lagi sesudah memperoleh kemenangan kedua kalinya.
Langkah langkah mereka maju ke depan semakin tenang
penuh keyakinan.
Tjiu Piau sambil jalan sambil berpikir, otaknya tak henti
hentinya merenungkan dan mengingat ingat pada penolorg
tadi yang membuat senjata rahasia bintang bertaburan, Kim
Dju Kie jatuh semuanya, la tidak melihat dengan tegas
wajah sang penolong, lebih lebih senjata rahasia yang
dilepaskannya. padahal dal3m ilmu melepas senjata rahasia
ia termasuk salah seorang yang terpandai untuk angkatan
muda pada jamannya. Tapi seiikitpun ia tak dapat menduga
senjata rahasia tadi berwujud bagaimana, ia hanya
menghela herai! Adapun hal yang membuatnya heran,
pertama senjata rahasia itu datang tanpa menerbitkan
angin, sifatnya ini tidak terdapat pada senjata rahasia lain,
kedua senjata Kim Dju Kie sudah demikian banyak dan
rapat, tapi senjata itu lebih rapat lagi, entah dengan cara
apa digunakannya, ketiga senjata yang demikian banyak
menghilang sesudah mengenai salju! --- Tju Piau terbenam
terus dalam herannya tiba tiba telinganya mendengar
seruan dari Gwat Hee.
"Kau lihat, tegas terlihat dua telapak kaki dua orang
yang berkejar kejaran!"
Telapak itu demikian cetek, menyatakan kedua orang itu
mempunyai ilmu mengentengi tubuh yang sudah tinggi
sekali. Terkecuali itu kedua macam telapak itu mempunyai
perbedaan yang nyata sekali, yang satu langkahnya sama
jauh dan teratur dengan baik. sedangkan yang semacam
lagi sewaktu waktu rapat sewaktu waktu renggang, seperti
lari saja. 649 Kie Sau berpikir sebentar, kemudian baru berkata :
"Penolong tadi sudah terang menyatakan dirinya adalah
sahabat kita.. mengikuti jejak ini terus, barangkali saja
berguna untuk membantu penolong kita itu!"
Sambil mengikuti telapak kaki mereka terus naik ke atas
tanpa pikiran lain, ditengah perjalanan sedikitpun tiada
suatu hal yang mengherankan mereka, sedangkan telapak
kaki itu tetap demikian terang, tapi tidak terlihat bayangan
orang, entah ke mana ke dua orang itu pergi.
Mereka terus mengikuti tanpa berputus asa, sesudah
berjalan seketika lamanya, jalanan berbelok ke suatu
lingkaran yang besar, sehingga perputaran ini membuat
mereka sampai di tempat semula, bedanya ialah lebih tinggi
sedikit dari tadi. sehingga tampak dengan tegas di mana
tadi Ong Hie Ong dan KLim Dju Kie terbenam, hal ini kalau
dibayangkan sekarang agaknya lebih menyeramkan dari
pada tadi. demikian pikir mereka semua. Tapi mereka
menjadi bertanya sendiri, ke manakah ke dua orang itu
Pahlawan Harapan Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
meninggalkan jejak pergi" Kenapa orang orang dari Kiu Sie
Tin tidak ke luar lagi untuk meneruskan perkelahian"
Mereka tidak mempunyai daya lain terkecuali mengikuti
terus jejak yang nyata di hadapan mereka. Makin lama
makin tinggi mereka mendaki, tapi secara mendadak sekali
di suatu belokan tampak dengan tegas sebuah dinding es
menggadang jalan dan menjulang ,ke angkasa seperti
sebuah tembok kota raksasa, yang beda, tembok kota
terbuat dari bata sedangkan ini terbuat dari pada es yang
mengkilap seperti permata indah.
Jejak kaki itu hilang sampai di sini dan menyambung
kepada dinding es itu, tapi tanda yang terdapat di dinding
bukan telapak dari kaki, melainkan liang liang yang
melukiskan bekas tertotok jari tangan, dan berbentuk
gambaran bunga berhelai lima. Tanda tanda ini mulai dari
bawah terus ke atas puncaknya. Kie Sau memperhatikan
dengan teliti keadaan dinding es itu sekali lagi, sambil
mengangguk angguk kepalanya ia berkata secara menghela
napas: "Liang liang ini adalah tanda dari lima jeriji P'eng 650
San Hek Pau Bok Tat Djin! Sungguh seekor macan tutul
yang lihay. seluruh kepandaiannya dipamerkan di dalam
sarangnya sendiri!"
Sekalian anak muda menjadi kaget barang mengetahui
bahwa liang liang itu adalah tanda dari jeriji jeriji Bok Tiat
Djin, hatinya bertanya sendiri mungkinkah dengan ke dua
lengan kosong ia dapat merayap pada dinding yang
tingginya belasan tumbak" Tapi tanda bekasnya terbentang
di depan mata, biar brgaimana tak dapat disangkal lagi.
KieSiu memperhatikan ke sekeliling tapi tidak melihat
tanda dari seorang lagi, dengan demikian ke manakah
perginya orang itu "
Tanpa banyak pikir lagi Kie Sau mengeluarkan
perintahnya. "Naik!" Sekalian anak muda dengan ilmu
Cecak Merayap Ditembok susul menyusul naik ke atas,
sedangkan Tju Hong dan anaknya sampai paling dahulu
karena menggunakan senjatanva yang lihay! Kiranya di atas
dinding es yang mengkilap itu kembali terdapat dataran
lagi, di sinilah mereka mendapatkan lagi tanda tanda dari
telapak kaki dua orang! Kie Sau kini baru tahu bahwa orang
tadi pasti naik ke atas menggunakan cara yang sama
dengan Bok Tiat Djin. bahkan menggunakan liang liang
bekas jari Bok Tiat Djin, sehingga di dinding hanya terlihat
semacam tanda saja.
Di aras dataran itu terlihat salju salju yang menonjol
tinggi tinggi dan terlihat pula liang liang yang tidak rata,
tegas terlihat bahwa pemandangan ini bukan buatan alam
semua, mungkin sebagian adalah pemandangan buatan.
Kedua telapak kaki itu berputar putar memasuki tumpukan
tumpukan es. sewaktu waktu telapak itu menjadi satu dan
berpisah, berputar-putar tidak keruan, seolah-olah sedang
main petak lari. Tiba tiba semacam suara 'set . . . set'yang
halus terdengar di belakang tubuh mereka, sekalian orang
menoleh ke belakang, tapi sepotong bayangan orangpun
tidak terlihat.
Sebenarnya Ong Gwat Hee berada di paling depan, tapi
begitu mereka menoleh secara serentak, membuat dirinya
651 di paling belakang. Secara aneh ia merasakan di bagian
kepalanya mendapat semacam serangan yang hebat,
untung ia dapat mengegos dan menangkis dengan lengan
bajunya, sehingga serangan mendadak dan membokong itu
kena dipunahkan, kemudian ia mencelat ke samping sambil
memasang kuda-kudanya.
Telinganya mendengar suara memberebet. karena
lengan bajunya kena disobek sebagian, menyusul terdengar
suara tertawa "ke ke ke" di atas kepalanya. Sekalian
kawannya berpaling, tampak oleh mereka di sebuah
gundukan es yang agak tinggi terdapat seorang laki laki
yang berpakaian serba hitam berdiri dengan tenangnya,
orang ini bukan lain dari Bok Tiat Djin adanya!
"BoKTiat Djin kenapa kau main lari-larian tidak keruan?"
ejek Kie Siu "Jangan banyak mulut lagi! Kau sudah mencelakakan dua
saudaraku, atas ini aku mencari kalian untuk menuntut
balas! Hayo maju!.." Belum suaranya habis diucapkan, ia
menoleh secara tiba tiba ke sebelah kiri, di mana terdapat
tumpukan tumpukan es yang tinggi, ia lari ke sana secara
gugup sehingga menghilang masuk dalam waktu sekejap.
Sekalian orang merasa heran, kemudian mereka melihat
dari sebelah kanan sebuah gulungan berwarna abu abu
yang seperti angin puyun bergulung datang melewati
sekalian orang sambil menoleh tapi tidak berkata kata,
terus mengejar di mana tadi Bok Tiat Djin hilang, Ong Djie
Hai menjadi girang dengan cepat ia membuka mulut:
"Pang Suhu!'* tubuhnya mencelat mengejar, tapi
usahanya menjadi sia sia karena orang yang berada di
depan sudah hilang tidak berbekas.
Waktu Djie Hai akan melanjutkan usahanya untuk
mengejar, terdengar angin dari jauh membawa suara dan
kata kata dari gurunya; "Kalian tidak boleh usilan. Kiu Sie Tin diatur untuk aku, karenanya harus aku yang
menghancurkan!"
652 Sekalian mata saling pandang dengan penuh pertanyaan,
teruskan atau tidak" Dalam keadaan demikian menemui hal
yang serupa ini benar membuat mereka menjadi serba
salah. Siapapun mengetahui bahwa Pang Kim Hong adalah
seorang Lo tjian pwee yang berkedudukan tinggi di dunia
persilatan, tentu saja hati kecilnya berkeras untuk
menghancurkan Kiu Sie Tin seorang diri, memang hal ini
mudah untuk dimengerti orang luar.
Jilid 21 TAPI dengan demiKian mestikah rombongan Kie Sau
mundur" Temu saja tidak terdapat aturan ini!
Kie Sau memandang sekalian wajah anak muda, tanpa
bertanya iapun mengetahui apa yang dikandung oleh
mereka semua, untuk menyuruhnya mereka mundur tentu
saja tidak bisa. Kie Sau yang lihay dengan cepat
menggunakan akal dan berkata: "Untuk sementara kita
diam dahulu di sini!"
"Suhu, kini hampir malam..." kata Gwat Hee.
Kie Sau mengerti apa yang dikatakan muridnya berarti,
sampai kapankah kita bisa menanti, berapa lamakah kita
bisa menunggu" Dengan didahului senyumannya sang guru
berkata. "Orang berilmu semacam Pang Kim Hong mana
bisa dilawan lama-lama oleh musuhnya! Nantikanlah
sebentar, kau bisa melihat kenyataan serdiri."
Sesudah merasa letih setengah harian penuh,
sebenarnya dapat istirahat adalah hal yang menguntungkan
juga. demikianlah sekalian anak muda berduduk duduk di
atas salju, melepaskan lelahnya sambil menikmati
pemandangan dan menangsal perutnya yang sudah lapar.
perkiraan Kie Siu tepat adanya, tidak lama berselang
sekalian mereka segera mendengar suara saling bentak
yang lapat lapat terdengarnya. Menyusul terdengar suara
menggila dari Bok Tiat Djin yang tegas terdengar.
"Pang Kim Hong! Kau keluarlah, keluarlah leKas!"
653 "Aku Bok Tiat Djin menantangmu berkelahi!"
Dua suara yang satu dekat dan satu lagi jauh, agaknya
tengah saling tautan. Sesaat kemudian terdengar kembali
sUara Pang Kim Hong yang marah marah, tapi kata katanya
tidak tegas terdengar Karena trrlalu jauh.
Tanpa menunggu perintah lagi dari Kie Sau, sekalian
anak anak muda bangkit serentaK. Djie Hai maju berKata.
"Suhu kita harus melihat apa yang sudah terjadi! Bok
Tiat Djin agaknya dekat sekali dengan kita!"
"la tapi harus hati hati," kata Kie Sau sambil
menganggukkan kepalanya melulusi permintaan muridnya.
Menurut dari mana ditangnya suara, mereka menuju
ketempat itu baru dia kali melewati belokan. tampak Bok
Tiat Djin menghadap jalan dengan angkernya: Demi ia
melihat Kie Sau, segera berkata, "Tamu datang untuk
memesan kamar pula marilah ikut denganku!'"
Lengannya menunjuk kesebuah dinding es putih bening,
sedangkan tawa gelinya tidak berhenti henti.
Mereka tidak mengerti apa yang sudah terjadi disitu dan
tidak mengerti maksud perkataan yang tidak keruan itu,
tengah mereka bingung, tiba tiba terdengar suara dari
dalam dinding es yang bening, sekali ini terdengar dengan
nyata suara Pang Kim Hong berkata.
"Bok Tiat Djin jangan kau mengharap benda macam ini
dapat merintangi aku, lihatlah aku segera keluar!" Sekalian orang menjadi kaget waktu memandangkan mata mereka
kedalam. Kiranya Pang KJin Hong kena dimasukan
kedalama baloKan es dan tidak bisa ke luar, Pada es yang
bening itu tercat dengan nyata bagian belakangnya yang
kasong, dlsinilah beradanya Pang Kim Hong Es ini
ukurannya lebih lima meter persegi, tak kira dibelakangnya
mtsih terdapat suatu ruangan yang muat orang, seperti
dewa saja yang membuatnya. Melihat hal ini Djie Hai
merasa terbakar hatinya. ia maju kemuka dan berkata:
654 "Bok Tiat Djin kau jangan main gila, kalau kau jantan
mari berkelahi denganku!"
"Mari mari sebelum mengadu kekuatan, sebaiknya kita
meringankan tubuh dahulu, kalau kau berhasil mengejar
aku baru boleh menjadi lawanku, kalau tak terkejar kau
tidak mempunyai derajat barang sedikit untuk menandingi
diriku!" Kie Sau memandang Djie Hai dan melihat lihat Pang Kim
Hong, ia sudah dapat mengira yang tersebut belakangan
kena diejek sehingga naik darah dan mengejar ngejar Bok
Tiat Djin. Adapun kepandaian meringankan tubuh dari Pang
Kim Hong bukan menjadi lawan dari BokTiat Djin, tapi yang
tersebut belakangan mengerti dan mengetahui benar
keadaan gunung salju ini.
bahkan iapun membuat berbagai tempat UTtuk
menjebak orang berilmu yang menjadi musuhnya.
Karena kedua orang itu berkejar kejaran terus menerus,
tapi entah bagaimana Kie Sau tidak mengetahui Pang Kim
Hong kena terjebak dan masuk kedalam es, sehingga tidak
dapat keluar. Misalkan orang biasa , siang siang sudah
menjadi beku dan mati jengkiT! Memikir sampai disini Kie
Sau meneriaki muridnya.
"Djie Hai kau tak boleh mengejarnya!"
Bok Tat Djin menjadi tertawa mendengar perkataan iri. ia
berdiri terus ditempatnya seperti menganggur sekali,
sedangkan mulutnya tidak henti hentinya mengejek.
Mendengar larangan dari gurunya Djie Hai tersadar
dengan segera, ia tahu dirinya tidak boleh kena terpedaya
muslihat licin lawannya, saat itu pula hatinya menjadi
tenang dan tidak menggubris ejekan dan perkataan keji
yang dilancarkan tak henti hentinya oleh sang lawan.
Kie Sau tidak berhenti disitu. ia menyerukan sekalian
anak buahnya untuk menolong Pang Kim Hong, Dergan
serentak senjata- senjata terhunus dan dihajarkan pada
655 dinding es Pang Kim HoTg yang berada di dalam menjadi
bulat matanya melotot, dengan cepat membuka mulut:
"Kalian tidak boleh bergerak!"
Suaranya nyata terdengar. mau tak mau sekalian
menghentikan tangan untuk melihat ke dalam, sekali lihat
ini membuat semua orang menganga keheranan!
Kiranya Pang Kim Hong yang sudah berilmu tinggi.
dengan tubuhnya nenyandar pada dinding es; mencairkan
es yang mengurung dengan suhu pants tubuhnya. Tegas
terlihat balokan es yang besar mengepul ngepul menjadi
uap. sedangkan tubuh Pang Kim Hong sedikit demi sedikit
menembus es yang lumer Kalau dilihat caranya yang luar
biasa ini ia akan berhasil menembus dalam waktu
sepemasangan batang hio.
Ilmunya yang luar biasa ini membuat Bok Tiat Djin
bengong terpaku, tapi ia tidak diam terus, otaknya segera
bergerak dan mendapat akan akal jahat lain pula untuk
menghadapi musuhnya. Dengan cepat tubuhnya berkelebat
dan tak tampak lagi bayangannya Tahu tabu bayangan
hitam sudah berada dibagian atas baloken es yang besar,
entah dari mana ia bisa naik ke atas tiada yang tahu.
Tampak ia jongkok diatas entah apa yang sedang
dilakukannya. Kie Sau dan lain lain mengikuti terus gerak
geriknya dengan siap sedia.
Tiba tiba mengepul asap hitam mem bumbung
keangkasa, kiranya orang &he Bok tengah menjalankan api.
Ia sudah lama tinggal di gunung es ini. tentu saja
mengetahui dan mempunyai cara sendiri yang luar biasa,
tak heran dalam waktu sekejap api sudah berkobar kobar!
Es yang kena panas segera ,menjadi air, mengalir dari
tempat tinggi ketempat yang rendah. Air itu mengalir
kedepan dinding ada pula yang ke belakang dinding.
Kiranya dibelakang dinding terdapat sebuah liang, dari
sanalah air mengalir masuk ke dalam dimana Pang Kim
Hong berada. Bahkan liang itu adalah penjebak yang
membuat tubuh Pang Kim Hong masuk ke dalam.
656 Hawa d gunung es sangat dingin, air yang mengalir
belum berapa lama segera membeku lagi. Cair es yang
berada didepak dinding es mempertebal dan memperkokoh,
sedangkan yang kebelakang membeku dan nyumbat jalan
hawa. Walaupun Pang Kim Hong mempunyai kepandaian dalam
yang dapat mencairkan es tapi tidak secepat api yang
digunakan musuhnya. dengan begini perkelahian menjadi
tidak langsung kepalan ketemu kepalan melainkan akal
melawan akal. Pang Kim Hong dapat menembus bungkusan
es sebanyak satu dim, sedangkan Bok Tiat Djin dapat
mempertebalnya sebanyak- dua dim. Kalau cara ini
berlangsung terus, sudah pasti yang celaka adalah Pang
Kim Hong. Nyatanya kalau seorang diri saja untuk menyerang
barisan Kiu Sie Tin berbahaya dan kebinasaan diri dari
sipenyerang sudah pasti terjadi. Walaupun kini sudah dalam
Pahlawan Harapan Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keadaan mati dan hidup Pang Kim Hong tetap angkuh dan
sombong, ia tidak mau minta todong kepada sekalian orang
yang di anggap hou pwee, bahkan tidak mau dirinya
dikatakan tidak mampu mendobrak Kiu Sie Sin seorang diri,
Tambahan iapun sudah mendongkol yang Kiie Sau sudah
mendahului menerjang pintu kesatu dan kedua dari barisan
yang sedianya akan diselesaikannya sendiri itu, karena ini
ah mana mau ia membuka mulut untuk minta bantuan!
"Dengan cara apakah aku dapat menolong tanpa
merusak ramanya?" pikir Kie Sau tanpa berdaya, Gwa Hee
yang pintar mengetahui maksud gurunya, dengan cepat
membisiki gurunya secara perlahan. Kata kata muridnya
mengenai benar di hati sang guru denpan demikian mereka
dapat menolong tanpa menodai namanya orang berilmu itu.
serentak Kie Sau berkata,
"Baik, marilah kita kerjakan!"
Tampak Kie S u menunjuk ke barat dan ketimur sambil
menerangkan kepada anak buahnya, hal ini membuat
sekalian orang merasa girang, yang besar itu. Tju Hong dan
anaknya melopori barisan dan menerbangkan senjatanya
657 pating pertama. Dua tambang berkaitan dengan tepat
menyantel diatas es, Tju Hong menarik ke kiri sedangkan
Tju Sie Hong menarik ke sebelah kanan, percikan es
berhamburan sambil bercampur dengan suara crek crek,
dengan cepat diatas es itu tergaris dua garis besar yang
merupakan huruf Y.
Tju Hong dan anaknya berkali kali menggunakan
senjatanya memperdalam goresan yang dibuatnya,
sedangkan yang lain menggunakan senjatanya mencungkil
pada dinding es. sehingga cungkilan mereka menyambung
dengan garis yang dibuat Tju Hong dan anaknya.
Pekerjaan mereka ini membingungkan Bok Tiat Djin yang
berada di atas. kalau mereka ingin menolong orang kenapa
tidak langsung menghancurkan dinding es dari bawah"
Kalau ingin naik tidak perlu melakukan pekerjaan macam ini
ia bingung sebentar saja, seknjutnya ia mengerti maksud
yang diakukan orang banyak itu, Kiranya sesudah
mendapat dua garisan yang berbentuk huruf Y dan
menyambung lagi dibawahnya, air yang dicairkannya tidak
lari ke depan atau kebelakang semuanya mengalir
menggunai garisan huruf Y itu. Dengan cara demikian
cairan es tidak mempertebal bagian depan, sehingga
membuat sia sia usaha dirinya yang berada dibagian atas.
Pang Kim Hong yang berada d bawah huruf Y
melangsungkan terus usahanya, perlahan lahan dan pasti
sudah nyata tubuhnya itu sudah dapat bergerak terlebih
cepat dari semula, andaikata Bok Tiat Djin tidak
mempertebal lapisan es siang siang dirinya sudah ke luar.
Bok Tat Djin menjadi gugup melihat keadaan ini. api
tidak dinyalahkan lagi, tubuhnya berkelebat menghilang,
entah kemana ia bersembunyi, tahu tahu ia ke luar lagi
dihadaam dinding es. Matanya membarah dan gusar
menyapu pada Kie Sau sekalian yang sudah
menghancurkan tipu dayanya, sedangkan hatinya diam
diam berkata, "Kau lihat, sebentar lagi kalian kumusnahkan"
658 "Kalau sudah demikian baru kamu mengetahui kelihayan
Pang San Hek Pau" Sambil berpikir ia mengeluarkan
sebatang toya pendek yang besar, dengan senjatanya ini ia
berpikir untuk membarengi menghajar Pang Kim Hong yang
baru ke luar Karenanya belum belum ia sudah menjadi
girang dan berkata di dalam hati.
Benar saja tidak lama kemudian Pang Kim Hong hampir
berhasil ke luar dari dalam es, sedangkan es yang
mengurung dirinya lebih kurang tinggal dua tiga dim. Saat
ini Bok Tiat Djin siap sedia akan mementungkan toya
pendeknya, tapi malang baginya sebelum usahanya tercapai
ia melihat Pang Kim Hong mengeluarkan lengannya terlebih
dahulu tahu tahu orang she Bok ini menjerit;
"Celaka! Sialan!" kiranya lengan Pang Kim Hong yang
sudah menembus dinding es, bergerak secara perlahan,
tanpa terlibat tegas dari lengannya melayang beberapa
benda rahasia menyerang lawannya.
Ketenangan selalu berada pada orang yang menyaksikan
dari samping, demikianlah Tjiu Piau yang menjadi penonton
melihat dengan tegas senjata yang dipergunakan Pang Kim
Hong. Senjata itu terlepas dari lengan tanpa terwujud atau
berwarna agaknya, mendadak berubah secara perlahan
lahan sehingga warnanya yang putih dapat terlihat dengan
tegas! Pang San hawanya dingin begitu air yang dilepas oleh
Pang Rim Hong terbang segera berubah menjadi butiran
butiran es. Butiran butiran es itu tidak sama besarnya ada
yang sebesar biji kacang kedelai ada pula yang seperti
jarum kecilnya. Yang kecil membeku lebih dulu dari yang
besar, sehingga paling dulu dapat dilihat, sedangkan yang
besar agak terbelakang membekunya, sehingga sering
sering baru terlihat sesudah sampai di depan mata,
membuat orang tidak sempat mengegos lagi. Inilah caranya
Pang Kim Hong yang menciptakan melepas senjata rahasia
dengan mengepret air yang ditiru oleh muridnya sewaktu
Djie Hai naik ke Oey San untuk kedua kalinya. Tak heran ia
dapat melepaskan senjatanya dengan cermat dan baik
659 karena sudah terlatih betul betul sebelum ia mendaki Peng
San. Walaupun Bok Tiat Djin tidak menderita luka terlalu
besar dari serangan lawannya, berkat bajunya yang tebal
dan jarak pendek yang membekukan air itu kalau tidak saat
ini pula tubuhnya sudah tak dapat bergerak lagi.
Ia menggelinding bangun, tampak olehnya asap
mengepul dari balok es, tubuh Pang Kim Hong sudah ke
luar, sehingga tertinggal sebuah tanda yang berbentuk
orang pada dinding es itu Kejadian yang aneh ini membuat
sesuatu orang merasa kagum.
Bok Tiat Djin mengetahui bahwa dirinya bukan lawan dari
musuhnya kalau benar- benar mengadu kekuatan secara
berhadap-hadapan, dengan cepat ia melarikan diri. Pang
Kim Hong yang sudah keluar, mendelikkan matanya ke arah
Kie Sau, seolah-olah menyesali mereka sudah membantu
dirinya, sehingga ia merasa "Rugi" ditolong bangsa Siau pwee. padahal hal itu tidak dibutuhkannya. Sebaliknya
kalau Pang Kim Hong tidak dibantu oleh mereka, entah apa
jadinya. Ong Djie Hai sedianya akan maju kemuka untuk
memberi hormat kepada gurunya, tapi sang guru sudah
pergi mengejar pada Bok Tiat Djin. Dalam waktu sekejap
kedua orang itu sudah saling kejar kembali dan pergi
ketempat jauh. "Langkah-langkah kita sudah demikian maju, karenanya
kita harus menyerang terus! Mari maju mengejar mereka!"
Perintah Kie Sau. Tanpa disuruh dua kali, sekalian anak
buahnya membentangkan kepandaian larinya mengejar dua
titik hitam yang berada dimuka.
Dua titik hitam itu. yanc satu adlah Hek Pau Tju yang
sudah mengenal keadaan dan dapat melompat lompat
dengin gesit seperti harimau kumbang, sedangkan yang
satu lagi adalah seorang brrilmu silat tertinggi untuk
jamannya, mereka dapat berlarian saling kejar secara
mengarumkan dan tak mungkin kena dikejar oleh lain
660 orang. Karenanya dalam waktu sekejap saja rombongan Kie
Sau sudah tertinggal semakin jauh.
Pengejaran berlangsung terus tiba tiba kedua bayangan
hitam itu mencelat celat dan hilang dalam pandangan,
Entah hal apa yang sudah terjadi pada mereka belum dapat
diketahui Rombongan pengejar hanya dapat menpercepat
langkah kaki mereka, mereka naik turun dari bukit bukit
akhirnya merekja mendaki sebuah bukit yang besar,
sedangkan puncaknya tidak terlalu curam dan berbahaya,
melainkan rata dan lebar. Telapak kaki Bok Tiat Djin dan
Pang Kim Hong tampak tidak keruan dan acak acakan,
mungkin disinilah terjadi perkelahian beberapa gebrakan.
Tapi telapak ini kalau diikuti terus sampai ke lereng
gunung sudah hilang tak terlihat sebagai gantinya terlihat
dua garis yang sejajar dari atas gunung terus kebawah
tanpa banyak pikir sekalian orang mengetahui garis itu
adalah bekas Bok Tiat Djin meluncur kebawah seperti main
sky,sedangkan Pang Kim Hong tentu mengikuti dengan cara
yang sama. Tjiu Piau mempunyai ilmu kaki yang baik dengan cepat ia
melompat dan memasang kedua kakinya pada garis
mengkilap itu, sesaat kemudian tubuhnya segera
menggelesar Jalan dan meluncur kedepan. Dengan girang ia
berteriak "Mari, pergunakanlah cara ini untuk mengejar
mereka!" Belum suaranya habis, tubuhnya sudah berada
demi kian jauh Ong Gwat Hee menuruti jejak pacarnya
menerjunkan diri pada garis itu, sehingga, meluncur
menyusul yang didepan.
Dalam waktu sekejap sekalian orang sudah meluncur
dengan cepatnya ditempat yang menurun itu, mereka
merasakan semakin lama semakin cepat, sampai tidak
dapat melihat keadaan dengan terang, hanya telinga saja
mendengar menderu derunya dari angin yang menyampok
muka mereka. Tiba tiba Ong Gwat Hee menteriak.
'Awas di deran ada lubang!" Tjiu Piau menyambung
perkataan pacarnya.
661 "Bukan lubang tapi jurang, bukan satu tapi banyak!"
Dalam keadaan yang gawat itu. Wan Djin Liong dan Wan
Thian Hong menteriak dengan keras.
"Lihatlah kami!"Sekalian yang melihat menjadi kaget,
tanpa terasa mengeluarkan jeritan jeritan ngeri, tapi
sebelum bilang kaget mereka dua saudara Wan sudah dapat
melewati jurang penghalang itu seperti terbang saja
Seterusnya penghalang kedua pun dapat dilalui mereka
secara mudah. Sesudah mereka berhasil melalui celah celah itu terasa
gaya luncurnya sudah agak kurang, dengan cepat mereka
mengeluarkan pedangnya masing masing, dan ditancapkan
ke dalam es. sehingga mereka dapat berhenti dengan aman
kemudian berdiri dengan perlahan lahan. Hal ini terjadi
dalam waktu sekejapan mata saja.
Kawan kawannya yang berada dibelakang mengikuti
perbuatan mereka seolah - olah seperti beterbangan satu
persatu melewat rintangan demi rintangan dengan
mudahnya. Tengah dua saudara Wan girang, atas hasil
kawan-kawannya tiba tiba terdengar suara jeritan yang
tajam dari belakang. Suara itu bukan lain dan suara Tjiu
Piau dan Gwat Hee.
Sekalian orang memalingkan matanya kepaua arah
suara, tampak oleh mereka Tjiu Puu dan Gwat Hee berada
ditepian celah jurang pertama. Sebenarnya mereka adalah
yang paling dulu meluncur, tapi waktu melihat rintangan
yang berupa celah jurang dihadapan mereKa. segera
mereka ingin menghentikan kakinya dengan berbelok. Tapi
salju ini terlampau licin, tak mudah untuK mereka berdiri
dengan baik, lebih - lebih peLucuran ini terjadi dan tempat
yang tinggi ketempat yang rendah, sebati mereka
membelok mana bisa berhenti Karena terlambat sedikit
inilah, sedangKan jarak antara mereka dan celah jurang
sudah sedemikian dekat, agaknyu tak ada obat lagi untuk
mengelakkan diri tidak masuk Kedalam jurang yang dalam
itu. 662 Tiba-tiba sekalian orang melihat, Tjiu Piau mengulurkan
kedua lengannya untuk menarik Gwat Hee. Kalau dilihat
dari geraknya, ia bermaksud menggunakan ketika sebelum
tubuhnya jatuh kedalam jurang, menarik lengan Gwat Hwee
dengan tenaga, agar yang tersebut belakangan dapat
meminjam tenaga balikan dapat naik ketepian celah,
jurang, agar jangan sampai terjadi mati berdua. Ong Gwat
Hee menyambut ke dua lengan kiwannyi: tapi kemudian
menggunakan sepenun tenaga untuk mendoiong pada
saudaranya itu,
Dengan demikian kejatuhan Tjiu Piau kedalam jurang
kena tertahan, sedangkan tubuhnya sang gadis sendiri
semakin cepat turun kebawah dan masuk kedalam celah
jurang dengan cepat. Sekalian orang kesima tidak dapat
berbicara, dalam keadaan yang demikian sunyi ini hanya
terdengar suara jeritan Tjiu Piau yang menyayatkan sukma.
Ia selamat tidak sampai jatuh kedalam jurang, lapi harus
melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana jatuhnya
sang kekasih. perasaan inilah yang membuat jiwanya sukar
untuk menerima Sekalian yang lain masih tetap tidak
mengeluarkan sepatah katapun, diam berdiri dengan mata
mendelong. Sungguh sunyi dan seperti dunia mati, sampai
angin halus yang berkesiur meniup ujung baju dapat
terdengar dengan nyata.
Agaknya sedetik dan semenit dalam keadaan sesunyi ini.
berjalan semakin lambat saja . Tjiu Piau ingai bagaimana
tadi, yakni pertolongannya tidak berhasil sebaliknya dirinya
yang kena ditolong. Ah kini ia sudah jatuh, entah apa yang
terjadi pada dirinya" Kalau barusan ia dapat berhasil
menarikrya. tentu saat ini sang kekasih itu masih dapat
berdiri di tempat ia sekarang, sedangkan yang jatuh adalah
dia. Tjiu Piau berpikir.
"Kalau terjadi begitu sungguh baik sekali, kalau aku
jatuh sedikitpun tidak menjadi apa . .
Tapi segalanya itu kini sidah tak dapat berubah. Ia
memandang ke dalam celah jurang dengan mendelong,
tampak olehnya kedalaman dari jurang itu tidak terkatakan
663 sedangkan sedalam seratus tumbak lebih sudah menjadi
hitam dan gelap tak tampak apa apa. Tanpa terasa ia duduk
numpra di atas salju, lengannya memegangi kedua
telinganya, dengan sukar ia mengucilkan air matanya. Saat
ini Ojg Djie Haipun tidak terkecuali dan pada bengong
sambil mengucurkan air mata tanpa dapat berkata kata.
Pahlawan Harapan Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Di antara celah jurang yang lebarnya tidak seberapa, ini
sering sering terjadi jembatan alam, Kini Kie Sau menampik
sebuah jambatan salju tak seberapa jauh diri mereka,
dengan perlahan lahan ia berjalan ke sana Ia berniat untuk
menasehati atau menghibur Tjiu Piau, tapi ia sendiri pun
sangat sedih sehingga dalam waktu sekejap tiada kata kata
yang dapat dikeluarkan dari mulutnya, hanya tangannya
saja yang penahan lahan menepok nepok kedua bahu Tjiu
Piau silih berganti. kemudian ia pun menekuk lututnya
nongkrong disisi sang murid dan diam bengong memandang
ke daJam jarang.
Begitu tubuhnya jatuh ke dalam jurang ia masih sempat
melihat Tjiu Piau terlepas dan bahaya maut. Sehingga
hatinya agak terhibur dan merasakan senang sekali,
sampaipun tubuhnya yang sudah masuk ke mulut jurang
masih tidak dirasakan. Tapi dalam sekejap mata saja ia
sudah jatuh sedalam tiga empat puluh tumbak. kemudian
matanya merasakan sekelilingnya menjadi gelap gulita,
sedangkan tubuhnya merasakan dingin juga Dengan
perasaan seratus persen tentu mati. ia memeramkan kedua
matanya, untuk menantikan ajal Dalam keadaan yang luar
biasa ini. ia tidak mengetahui sudah berapa ?ama terjatuh.
ia hanya mengetahui sudah lama sekali. dan sudah berada
puluh meter dalamnya, seolah olah jurang ini tidak
mempunyai dasar. Mungkinkah hanya suatu impian"
Tengah ia dalam keadaan setengah sadar secara tiba tiba
pangkal lengannya seperti diregang orang. Tenaga
pemegang itu demikian besar! Gwat Hee menjadi kaget,
pikirnya di dalam tempat yang sangat aneh begaimana bisa
ada orang" Tenaga itu membuat dirinya tertarik ke sebelah
samping, dengan cepat kakinya sudah memijak tanah..
Dengan penuh rasa heran yang tidak terhingga ia membuka
664 mata, sedangkan pikirnya terhadap hal yang di alami secara
sungguh sungguh ini seperti imoian belaka. Didepan
matanya berdiri seorang wanita tua. orang ini bukan lain
dari Pang Kim Hong adanya.
Dengan rasa heran sang gadis menatapkan matanya
yang penuh keheranan kesekeliling!. Kiranya ia berada di
celah celah jurang es. tapi dua dinding celah yang
ditempatkan kini. agak lekuk kedalam, sehingga merupakan
dua buah goa. yang berhadap hadapan. Pang Kim Hong
berdiri disebuah goa! sedangkan disatu goa lagi terdapat
seorang yang berbaju hitam.
Dengan penuh perhatian ia mengawasi pada orang yang
berbaju hitam, sedangkan hatinya mengatakan. bukankah
ia Bok Tiat Djin" Pang Kim Hong kenapa bisa jatuh di sini."
Bok Tiat Djin menyandarkan tubuhnya ketebing es
dengan kaku, sedikitpun tidak bergerak gerak sedangkan
macamnya sangat lucu sekali, tegas melukiskan gerak jatuh
dari atas celah celah tapi sudah kaku sehingga macamnya
gerakan melompatnya tetap Seperti apakah macamnya itu"
Tak ubahnya seperti patung Tiat Lo Han yang terdapat di
kelenteng kelenteng berhala. Pang Kim Hong melihat wajah
sang gadis yang penuh rasa aneh, segera berkata. "Ia kena
kutotok," Perkataan yang singkat ini membuat Gwat Hee
mengerti dan hilang rasa anehnya. Ia pernah melihat Pang
Kim Hong melepaskan senjata rahasianya yang berupa air
karena itu ia tidak heran Bok Tiat Djin kena dibuatnya
demikian macam. Walaupun bagaimana ia merasa heran
kenapa dua orang ini bisa jatuh dan berkelahi dibawah
jurang" Ong Gwat Hee yang cerdik, otaknya segera berpikir.
"Pang kim Hong yang lihay bisa turun pasti bisa naik
pula. kalau bukan kepadanya minta tolong harus kepada
siapa lagi"w Dengan segera ia memberi hormat dan
mengucapkan terima kasih atas pertolongannya. kemudian
ia melanjutkan berkata:
665 "Dengan sangat Teetju minta petunjuk kepada Lo tjian
pwee untuk meninggalkan tempat ini."
Pang Kim Hong menatap sang gadis dengan tajam dan
lemah lembut ia berkata:
"Ingin naik ke atas" Hal ini agaknya tidak mudah
dilakukan "
Gwat Hee tertegun tidak mengerri., Sebelum ia
membuka mulut untuk mengutarakan ketidak
percayaannya, Pang Kim Hong sudah berkata lagi sambil
menepok-nepok bahunya.
"Jangan tergesa gesa. duduklah terlebih dahulu dan
istiahat sebentar."
Sehabis berkata ia kemak kemik sendii dengan suara
perlahan. "Sukar kiranya mendapat tempat yang demikian sunyi
dan sepi. dalam tempat yang demikian cocok sekali untuk
duduk sambil merenungkan akan kehidupan yang lalu."
Dengan penuh keheranan Gwat Hee duduk dan
mendekat pada tubuh Pang Kim Hong, sehingga masing
masirg merasakan hangat dan nyaman. Dengan penuh
kasih sayang orang berilmu itu mengusap ngusap sang
gadis dan berkata.
"Hai tju (anak) kau masih muda dan mempunyai hari
kemudian yang cemerlang karena itu kau berpikirlah dan
berdaya untuk naik ke atas!"
Mendengar suara orang yaug demikian penuh kasih
sayang, Gwat Hee memberikan diri membuka mulut.
"Lo tjian pwee apakah kau jatuh ke sini dikarenakan tipu
Bok Tiat Djin"
"Haa . . . ha," ia tertawa, "walaupun aku kena akinya, tapi iapun tidak dapat hidup dengan selamat. Kau dengar
baik-baik. saat itu bocah she Bok meluncurkan diri dari
lereng gunung. aku membuntuti dari belakang. Ia dapat
melintasi celah jurang dengan baik. kemudian ia membalik
666 kelakang dan melepaskan dua pukulan yang hebat, saat itu
aku tengah melintasi celah ini, dengan sendiri serangan
mendadak di atas udara itu sukar untuk diegosi atau di kelit
agaknya kejatuhan diri tuaku kedalam jurang sudah
menjadi pasti, Hemm aku tidak menangkis serangannya itu.
sebaliknya aku menjulurkan lenganku dengan ilmu kuku
garuda ( Eng Djia Kang ) dan berhasil menangkap dirinya,
demikianlah kami jatuh berdua dua. Sesudah melayang
layang agak lama dicelah celah jurang, kulihat tempat ini
yang dapat dipaksa menaruk kaki. dengan cepat tubuhnya
kulempar, dengan tenaga balikan yang kuterima aku dapat
kesini dengan selamat, sedangkan iapun terdorong jatuh di
sana tidak mati,"
Gwat Hee menatapkan matanya "memandang tubuh Bak
Tiat Djin yarg kaku dan lucu itu. Sedangkan Pang Kim Hong
sudah melanjutkan lagi kata katanya: "Aku mengetahui
bahwa bocah she Bok ini mengetahui dan mengenal baik
keadaan di Peng San, aku kuatir ia dapat melarikan diri,
karenanya sebelum tubuhnya berdiri baik aku sudah
menotoknya." Sambil berkata orang berimu ini menggosok
gosokkan sepotong es di kedua lengannya, kemudian air es
itu dikepretkan pada tubuh Bok Tiat Djin. Sekali ini ia tidak
menotok melainkan membebaskan totokan gagu dari
lawannya. agar sang lawan dapat berkata kata.
"Hai bocah she Bok. adakah jalan untuk naik ke atas"
Katakanlah lekas! Asal kau dapat berkata dengan baik kau
dapat selamat dan kubebaskan dari kematian."
Bok Tiat Djin memutar mutar kedua biji matanya, sesaat
kemudian ia menarik napas dan berkata: "Daya apa yang
dapat menolong kita" Terkecuali tumbuh sayap dan terbang
ke atas!" "Bocah tidak tahu diri! Nantikanlah kematian dengan
menutup mulutmu rapat rapat."
"Pang Kim Hong sepuluh tahan berselang kau berhasil
mengalahkan Peng San Pai dengan Im Yang Kangmu, kami
tidak mencarimu untuk menuntut balas sebaliknya, kau
mencari kami untuk menyusahkan, hal apakah yang
667 membuatmu demikian" Kematian kita bersama sudah pasti
dan tak perlu diragukan lagi karena itu aku mohon agar kau
dapat menceritakan sebab musababnya, agar aku tidak
rnati secara penasaran."
Pang Kim Hong tertawa tidak menjawab pertanyaan
orang Sebaliknya Gwat Hee ingin benar mendengar jawaban
dari pertanyaan itu, dengan perlahan-lahan ia berbisik:
"Pang Locian pwee, katakanlah perlahan-lahan kepadaku,
dan jangan kasih binatang itu mendengarnya."
Pang Kiai Hong melihat sang gadis yang demikian lincah
dan penuh hasrat, tak tega untuK menolak. Sesudah ia
berpikir sebentar: "Kalau kau ingin tahu boleh kututurkan.
Sebenarnya dalam hal ini tiada hal yang luar biasa,
melainkan waktu aku mengobati luka dari Yauw Tjian Su,
orang tua she Yauw ini berbalik menyembuhkan
penderitaan hatiku.
Aku tak berhasil menyembuhkannya, tapi hatiku kena
dibikin tergerak. Aku pernah melulusinya suatu hal yang
membebani dirinya ia memesan agar aku suka membantu
kalian guna melenyapkan penghianat penghianat bangsa.
Karenanyalah aku mengirim surat menantang sekalian
orang jahat itu, untuk sekalian menyapu bersih diri
permukaan bumi.
Tapi tak kuduga bahwa kalianpun bisa datang ke Peng
San-ya hanya begini saJa!" Sehabis berkata orang tua
berilmu ini tidak hentinya tertawa, agaknya diri suara
tawanya itu mengandung suatu rahasia hati yang tidak
diketahui orang. ARaknya tidak tertahan lagi untuk
membendung suatu perasaan yang mendiam didalam
sanubarinya, ia berkata kemak kemik seorang diri:
"Ya. akhirnya aku daoat berbuat sesuatu yang
dimintanya---" Ia berkata kata dan sedangkan gerak
gerikaya demikian sayu, wajahnya membayangkan suatu
perasaan pilu yang tidak alang kepalang, perubahan yang
demikian cepat ini entah disebabkan apa"
668 Dengan penuh rasa tanda tanya tidak mengeri Gwat Hee
menatapkan matanya tanpa mengedip-ngedip, lapi ia tak
dapat menduga apa artinya dari sekalian pandangan yang
dilihatnya ini. Ya tak perlu diragukan lagi, perubahan yang
mendadak dari Pang Kim Hong ini hanya ia sendiri yang
mengetahuinya. Kiranya sewaktu ia remaja puteii, Yauw Tjian Su
mengutarakan kandungan hatinya kepada pendekar wanita
yang cantik ini. sayang saat itu ia sangat tawar
memperlakukan orang yang mengasihinya. SedangKan
hatinya terpikat pada Hek Liong Lo Kuay. Tapi akhirnya ia
mengetahui perjalanan hidup dari orang yang dikasihinya
itu jauh dari rel kebenaran, dengan penuh rasa rindu
dendam dan putus asa, ia mengasingkan ketempat yang
sunyi dan putus pergaulannya dengan dunia umum.
Demikianlah bertahun-tahun sudah berlalu, perlahanlah.tn hatinya berbalik menyesal dan merasa tidak enak
pada Yauw Tjia Sun yang baik hati dan luhur peribudinya.
tapi hal itu sudah berlalu dan sudah terlalu telat untuk
dibicarakan! Perihal cinta kasih dan rindu dendam dari kisah hidupnya
Pang Kim Hong hanya sedikit orang saja yang tahu,
mungkin untuk sekarang hanya dirinya saja yang
mengetahui Dengan perabaan hati yang jemu mengenang
nasib yang malang, orang tua ini memeramkan matanya
untuk mengalihkan pikirannya kejurusan lain.
Tapi biar bagaimana ia berusaha, bayangan dari Yauw
Tj'mn Su seolah-olah masih Terlihat dikelopak matanya Tiba
tiba ia ingat kata kata dari mendiang yang sering
memujikan kecerdasan dan kepandaian anak anak, bahkan
pernah pula menceriterakan kepandaian Gwpt Hwee.
Dengan segera ia bertanya: 'Hay-cu, adakah kau yang
dipanggil Ong Gwat Hee"
"Lo cian pwee kenapa mengetahai namaku?" kata Gwat
Hee dengan heran.
669 "Kalau kaU Ong Gwat Hee sudahlah, kau bisa
meninggalkan tempat ini sekarang juga, tapi aku heran
kenapa kau belum berpikir untuk keluar?"
"Maaf." kata Gwat Hee. 'Tetju tidak mengerti apa yang
dimaksud."
"He ... ha ha." Pang Kim Hong tertawa besar, "mungkin sewaktu kau jatuh dari atas. semangatmu itu kabur karena
takut, sehingga ilmu yangkau punyai itu lupa untuk
digunakan, pikirlah Yauw Tjian Su memberikan pelajaran
apa kepada mu?"
Gwat Hee yang cerdik sesera ingat pelajaran melompat
diatas pohon yang pernah dipelajarinya di bawah petunjuk
Yauw Tjian Su. Dengan cepat ia melongok keluar dari liang
goa, tampak olehnya tebing es yang demikian tinggi dan
putih licin tidak terhingga. belum belum hatinya merasa
gentar "Aku kuatir ilmuku tidak berjalan pada tebing es yang
licin!" "Apa yang kau takuti" Cobalah kau naik. kalau tidak
berhasil tentu kau jatuh lagi sedangkan aku masih berada di
sini perlu apn kau merasa kuatir!"
Gwat Hee masih tetap ragu ragu. tanpa sabar lagi Pang
Kim Hong mencekal dan melemparkannya keatas sambil
berseru "Coba!" Tenaga lemparan dari orang tua ini bukan main hebatnya, kalau dibanding dengan tenaga mencelat
Gwat Hee mendiri mungkin kekuatannya lebih sepuluh tikal.
Belum sempat untuk sang gadis mengucak ngucak
matanya, tubuhnya sudah merapung lebih kurang sepuluh
tambak dan hampir membentur tebing. Pada saat ini tiada pilihan lain
untuknya, dengan cepat ilmunya yang tiada keduanya
dikolong langit di pergunakan nada tempatnya. Begitu
kedua kakinya menjajak tebing tubuhnya dengan cepat
berbalik hadapan, demisiaan ia bulak balik menggunakan
kedua kakinya. Es yang licin itu tidak sedikit mengganggu
670 dan mengurangi tenaga balikan dari Kedua kakinya. Karena
kakinya sering melejit waktu menjejak. Terkecuali itu,
jurang itu cukup dalam, sesudah itu berkerut demikian
Pahlawan Harapan Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lamanya belum juga berhasil sampai di tempat tujuan, mau
tak mau tenaganya kian lama kian mengurang, berikutnya
hatinya merasa gentar dan cemas, ia berpikir, kalau tidak
berhasil naik ke atas pasti jatuh lagi. betul dibawah ada
Pang Kim Hong. lapi kalau tubuhnya tidak capat disangga
bagaimana jadinya"
Dalam keadaan yang maha genting, umumnya manusia
bisa mengembangkan daya pikirnya lebih tajam dari hari
hari biasa, demikian dengan Gwat Hee tanpa banyak pikir
lagi. ia menggigit gigi dan menggunakan tenaganya sekuat
kuatnya. Mulailah ia meloncat lagi dengan mati matian,
sesudah melompat lagi beberapa balik, jarak dirinya dengan
nemukaan jurang lebih kurang tinggal tiga empat tumbak.
Dengan tenaga yang hampir habis tubuhnya dienjot la^ri.
Saut ini ia berhasil mendeKat pada permukaan liang, asal
saja ia bulak balik satu kali lagi tubuhnya pasti berhasil ke
luar dari nulut jurang, tapi bolen boleh tenaganya habis
pada saat itu. sedangkan kaki tangan sudah tidak
mendengar perintahnya lagi. Berbareng dengan initelinganya mendengar suara panggilan Tjian Piau "Gwat
Hee! Gwat Hee!" Heran bin ajaib suara itu seperti juga
bunga wijayakusuma. membuat gadis kita yang hampir
semaput bisa membuka matanya lagi, tampak olehnya
lengan Tjiu Piau yang terjulur, dengan kekuatan gaib lengan
sang gadis menjambret pada lengan pemuda, kedua tangan
saling pegang dengan erat, Gwat Hee segera pingsan pada
detik itu. Dengan cepat sang gadis dikerumuni oleh saudara
saudaranya, sedangkan Kie San berusaha mengurut dan
membantu muridnya mebgatur pernapasannya yang Sanin
Kamis kelelahan. Secara cepat Gwat Hee pulih lagi
kesehatannya. dengan terburu buru. ia membuka mulut
menceritakan bagaimana pengalamannya, kepada sekalian
saularanya. Biarlah kita tinggal dulu Gwat Hee yang tengah
bercerita untuk menengok Pang Kim Hong yang masih
671 berada di bawah. Pang Kim Hong merasa kagum melihat
kepandaian Gwat Hee yang dapat bulak-balik dengan
lincahnya diantara kedua tebing secara meyakini, tanpi
terasa'lagi kepalanya manggut-manggut. sedangkan
hatinya merasa girang sekali, karena ia tahu bahwa -sang
gadis pasti akan berhasil keluar dari dalam jurang. Sambil
memperhatikan gerak -dan cara Gwat Hee.. hatinya
berpikir: "Bisakah nenek nenek sebigai aku meniru caranya bocah
itu untuk keluar dari jurang" Ai, mana mungkin" Ilmu ita
harus menggunakan kelincahan, aku yang sudah tua tentu
saja tidak selincah anak muda. kalau kupaksakan kuatir
sampai ditengah jalan, jatuh, tentu hal ini membuat
tertawaan saja untuk orang orang Kang Ouw."
habis berpikir ia diam bersemedi, pikirnya orang hidup
harus mati karenanya mati ditempat yang demikian indah,
sedikitpun tidak perlu merasa menyesal.
Tiba tiba ia merasakan sesuatu benda, terjuntai dari atas
dan bergerak gerak didepan matanya. Ia membuka mata,
kiranya benda itu adalah seutas tambang yang dipilin dan
baju yang disobek sobek. Ia tahu bahwa Gwat Hee sudah
berhasil sampai diatas dengan selamat dan ingin menolong
dirinya. Tapi 0rang tua iri sungguh beradat aneh, tambang
itu sedikitpun tidak diladeni, tubuhnya tetap diamtidak
bergerak. Ia berkata didalam hati "Aku adalah golongan Lo
tjian pwee kelas Satu, mana boleh menerima pertolongan
segala bocah yang masih ingusan" Lelucon ini terlalu gila.
bisa bisa dunia tertawa!" Hal muka irilah yang sangat
memberatkan pendekar wanita ini, ia terus diam sambil
bersemedi, untuk terus menanti kematian.
Tapi orang yang berada di atas, sengaja memutar
mutarkan tambang itu, mau tak mau gangguan ini
menjengkelkan juga hatinya, dengan geram tambang itu di
tangkap selanjutnya untuk diputuskan dan dibuang, tapi hal
ini menjadi batal waktu matanya melihat dua baris kalimat
Kiranya diatas tambang itu tertera huruf huruf yang
berbunyi.. "Seumur hidupku aku melakukan pekerjaan,
672 tanpa banyak pikir, pokoknya asal benar! Untuk apa
membodohkan diri disebabkan hal malu." Kita kata ini
mengserakkan lubuk hati Pang Kim Hong. sehingga ia
seperri melihat Yauw Tjian Su berdiri dihadapainya
menuding dirinya,
"Orang yang menolong dirimu adalah kawan sendiri,
kenapa mementingkan sekali soal kedudukan dan muka"
Kau harus tahu kalau kau seorang diri saja yang
menggempur Kiu Sie Tin siang siang jiwamu sudah
melayang. Jangankah kau berbuat bodoh, aku tidak senang
dengan cara yang luar biasa dungunya itu!" Pang Kim Hong
terdiam tenang, otaknya terkenang waktu ia mengobati
Yauw Tjian Su, pernah satu kali mendebatkan hal ini saat
itu kedua pihak tidak mau mengalah sekarang dua baris
kata kata itu kembali tampak di hadapannya.
'Yauw Tjian Su. Kata ketamu itu benar. aku menurut"
katanya dengan suara perlahan, dengan cepat lergannya
mencengkal kembali tambang dan menggoyang goyangkan
agar orang yang berada diatas menjadi tabu.
Adapun surat itu tulisanya ya Hoa San Kie Sau, yang
didapatnya dari baju Yauw Thian Su, ia sudah memastikan
bahwa orang sbe Pang itu tidak mungkin menerima
bantuannya, demikianlah ia ingat dengan dua baris kata itu,
karenanya diujurg tambang itu digantung sobekan kain
yang berhuruf, dan benar benar berhasil menggerakkan hati
Pang Kim Hong..
Bok Tiat Djin yang berada dihadapan Pang Kim Hong
menjadi iri hati melihat lawannya akan berhasil,
menyelamatkan diri. dei gan cara mengejek ia berkata
memanas manasi; "Pang Kim Hong! Kita belum bertarung
secara sungguh sungguh, kau harus tahu bahwa Im Yang
Kang itu biar bagaimana bukan tandinganku!"
Pang Kini Hang hatinya tergerak ingin menolong
musuhnya tapi bayangan Yauw
Tian Su seolah berada didepan mukanya lagi: 'Jangan
kau tolong manusia bangsat ini! Biarlah ia meninggal,
673 karena dosanya sudah teilalu banyak. Kau harus tahu,
ingatlah jangan sekali kau menolong serigala buas di atas
gunung!** Ping Kim Hong tiada pilihan lain terkecuali menuruti kata*ata itu. ia tersenyum dingin sambil memandang pada
musuhnya dan membicarakannya berdiam disitu.
sedangkan ia sendiri sudah mulai memegang tampang dan
menggunakan cara Gwat Hee naik keatas. sedangkan orang
orang yang berada diatas membantu menariknya, tak lama
kemudian tertolonglah jago wanita ini keluar dari dalam
jurang, sedangkan lawannya yang bergelar Peng San Hek
Pau terus dam didaiam jurang yang dingin itu seperti arca
dirumah berhala, sampai ia sudah mati tubuhnya masih
tetap utuh dan segar seperti belum mati saja, karena es
yang dingin. Begitu Pang Kim Hong sampai diatas.. ia diam tidak
mengucapkan terima kasih, hanya kepalanya saja
mengangguk-angguk kecil kepada Kie Sau, kemudian ia
melangkah pergi tanpa menoleh lagi. Jago wanita ini sudah
mempunyai ketetapan hati untuk menolong sekalian anak
muda untuk menghancurkan Kiu Sie Tin. Diam diam ia
berkata sendiri "Menurut kebiasaan dari barisan maut ini.
kalau tiga pintu sudah di dobrak, musuh akan semakin
kuat. Kalau saat itu dua musuh menggabungkan diri untuk
menyerang, entah di mana dua orang itu menunjukkan
dirinya" Dengan membungkukkan badan Pang Kim Hong
mencomot salju, dan membiarkannya menjadi cair dikedua
telapak lengannya. Tubuhnya teras maju ke muka. sehingga
Kje Sau dan rombongannya tertinggal beberapa tombak di
belakang. Dengan secara tiba tiba telinganya yang tajam,
menangkap suara berdesis di kedua tepian tanah es. Ia
berdiam sambil memperhatikan, belum rasa herannya
hilang, matanya melihat berkelebat dua bayangan orang
Dua orang itu berhasil menyembunyikan diri mengandal
pada keadaan es beranjal berjudul tidak rata, mereka
merosot terus dan memperlihatkan dirinya sesudah berada
dekat dengan musuh, Kedua orang ini memakai baju
674 berwarna abu abu yang serupa, seorang laki laki dan
seorang wanita. Yang laki laki berpakaian To djir (orang
pertapaan ) lengannya mencekal sebilah pedang yang
panjang dan berkeredep-keredep mengkilat. Orang ini
adalah salah satu dari Pendekar pedang Go Bie Pay yang
bernama Lauw Tiiok Sim sedangkan pedangnya yang
berkilauan itu adalah pedang mustika yang bernama Tjai In
Kiam, yang seorang lagi adalah seorang bikuni. yakni Kuan
Tong it Kuay Bu Beng Mie. {lengannya menggenggam
rantai mutiaranya. Kedua orang ini sudah berusia diatas
lima puluh tahun, sedangkan ilmunyapun lihay dan berdiri
tersendiri. Mereka berdiri dihadapan Pang Kim Hong sejauh satu
depa. asal pedang Lauw Tjiok Sim yang panjang maju
selangkah, pasti akan mengenai pada musuhnya. Sudah
mereka saling bersenyum dingin dan molotot, segera
menggerakkan lengannya, sehingga Pertarungan dua lawan
satu berkobar dengan dasyatnya.
Dengan ilmu pedang Go Bie Kiam Hoat she Lauw itu
menerjang dengan tusukan maut kebagian kanan tubuh
musuhnya. Jurus ini bernama "Pek Houw Lo Peng
yang(memaksa harimau galak turun ketanah datar)
Sedangkan Bu Bang Nie tidak mau ketinggalan, rantai
mutiaranya dengan cepat berputar dan menjurus keulu hati
orang. Dua serangan yang demikian ampuh dan lihai ini
dibiarkan Peng Kim Hong begitu saja. tubuhnya tidak
kelihatan bergerak barang sedikit. Dimenantikannya ke dua
lawannya sesudah dekat benar, ilmunya baru dikeluarkan,
tampak kedua lengannya mengepretkan butiran butiran air
kejurusan muka musuhnya. Berbareng dengan itu,
tubuhnya tetap tidak bergerak, sedangkan serangan lawan
sudah sampai, tubuhnya baru bergerak sedikit, menyusul
terdengar suara teriakan menjerit dari ke dua musuh yang
saling bentur satu dengan lain.
Pedang Lauw Tjiok Sim yang datang memapas dengan
dahsyat seyogyanya akan dijepit oleh Bu Beng Nie'densan
675 kedua jenjinya, malang baginya bukan saja usahanya gagal
bahkan tiga jerijinya kena dipapas pedang lawannya yang
kenamaan. Detik itu pulalah darah segar muncrat dengan
deras memerahi salju putih!
Sementara itu rantai Bu Beng Nie seperti jeriji saja
lakunya, tak heran dada Lauw Tjiok Sim kena ditotok habis
habisan Sehingga membuatnya yang disebut belakangan
meragakan dadanya sesak dan kaku, luka yang hebat ini
pasti tidak bisa sembuh dalam sekejap, bahkan dalam
waktu setahun pun tidak akan pulih seperti biasa kalau
tidak dirawat dengan hati hati.
Agaknya suatu lelucon besar kalau terjadi saling gebuk
diantara orang yang kenamaan dirimba persilatan semacam
Lauw Tjiok Sim dan Bu Beng Nie. Tapi hal ini tidak bisa
disangkal, memang terjadi dengan sesungguhnya--Kiranya
di dalam perkelahian ini mengandung sebab yakni kedua
mata dari mereka sudah menjadi buta kena senjata rahasia
yang luar biasa dari Pang Kim Hong. Terkecuali itu serangan
mereka yang dilancarkan dari kiri dan kanan kena
diegoskan oleh Im Yang Kang yang luar biasa lihaynya. Saat
itu Dikiran kedua orang mergira orang yang dilukai adalah
Pang Kim Hong, mereka tidak mengira sama sekali orang
yang dilukakan dengan serargan maut mereka adalah
kawan sendiri. Tak heran mereka merasa kaget sekali
waktu musuhnya membuka-mulut. "Manusia busuk yang
tidak mengenal selatan dan berari mati melawan Ku Nay
Nay mu (nenekmu). Hidup matimu kini berada di lenganku,
Kalau ingin mati kupersilahkan maju bertanding sebaryak
duajurus! Kalau ingin hidup lekas bertekuk lutut! Aku
bertanya sepatah kau jawab sepatah"
Bertekuk lutut dihadapan musuh, adalah suatu
penghinaan besar yang tiada bandingannya, karenanya
Lauw Tjiok Sim dan Bu Beng Nie tetap diam mematung dan
tidak menjawab. Perubahan yang terjadi dengan sekejap
mata ini. membuat kedua orang yang menganggap dirinya
lihay dan berpikir pasti berhasil mengalahkan Pang Kim
Hong dengan bergabung, mereka menjadi heran begitu
bergebrak matanya menjadi buta, sedangkan mukanya
676 terasa perih dan berliang liang bopeng. Sebali-kali mereka
tidak pernah berpikir bahwa uap putih yang dilepaskan
lawannya membeku kena dingin, berubah seperti ratusan
jarum putih melukakan matanya.
Pukulan ini membuat mereka gusar tidak alang kepalang,
tapi yang terlebih hebat terPukul adalah kegarangannya.
Kini mereka sudah buta dan mengetahui bukan lawan dari
lawannya lagi. Tapi untuk berlutut mereka enggan
melakukannya. "Masih membangkang tidak berlutut" Sehingga jalan
hidup kau tutup rapat! Terus terang kukatakan sebenarnya
aku masih merasa sayang kepada kalian, seorang murid
kelas satu dari Go Bie Pay dan seorang kenamaan dari Kuan
Tong, walaupun kalian berbuat jahat, melulu hanya
mengekor kepada orang lain dan tidak terhitung oiang
keladi dari kejahatan. karenanya aku meringankan kamu
dari hukuman mati asal saja mau berlutut dan tidak akan
melakukan kejahatan lagi di hari kemudian. Pilihlah lekas
mau mati atau hidup! Tekuk lututmu! Segera!"
Lauw Tjiok Sim dan Bu Beng Nie tetap berdirii dengan
tegak seperti patung, sedangkan mukanya yang berdarah
menunjukkan gusar atau sedih tidak dapat dibedakan,
"Lauw Tjiok Sim!" bentak Pang Kim Hong.
Pahlawan Harapan Karya Tang Fei di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"apa kau mau mati!" Bentakan ini membuat Lauw Tjiok
Sim kaget dan pecah nyalinya, kakinya seperti kena ilmu
sinir. tertekuk dan berlutut secara patuh, mulutnya berkata:
"Aku Lauw Tjiok Sim. sejak saat ini akan mengubah
kelakuan buruk menjadi baik!"
"Bu Beng Nie. bagaimana dengan kau!" Tanpa disuruh
untuk kedua kalinya, bikuni ini menekuk lututnya. Pang Kim
Hong mulai bertanya.
"Cernakan dengan jelas keadaan diatas Peng San!"
Dengan cepat Lauw Tjiok Sim menjawab dengan jujur.
"Di atas Peng San terdapat sebuah rumah. Sedangkan
Louw Toako berada di sana!"
677 "Terkecuali ia siapa lagi yang berada di sana?" Bu Beng Nie menjawab dengan cepat:
"Louw Toa ko pernah mengundang tujuh saudara
angkatnya, tapi mereka tidak datang demi mendengar
bahwa Lo Djie ke akan datang ke sini. Terkecuali itu lainnya
aku tidak tahu"
"Terhitung bahwa kalian bersungguh-sungguh akan
merubah perbuatanmu, karenanya kudoakan kalian panjang
umur, dan kupersilahkan kalian turun gunung. Ingati Sekali
lagi kutahu kalian berbuat sesat, jiwa kecilmu segera
kuhabiskan. Kupersiiahkan! Dengan cepat Louw Tjiok Sim
dan Bu Beng Nie berbangkit bangun, tubuhnya berputar,
dengan raba sana raba sini ia berjalan menuju kebawah
gunung secara menyedihkan. Walaupun demikian mereka
tetap adalah jago jago kelas utama karenanya walau pun
buta dan menderita parah tetap dapat turun dengan baik.
Menurut orang yang tahu dihari tuanya Lauw Tjiok Sim dan
Bu Beng Nie betul betul tobat dan berdiam diri dikailnya
menjadi orang suci yang sejati .
Pang Kim Hong yang sudah berhasil mengalahkin
lawannya, hatinya merasa agak terhibur, biar bagaimana
tugasnya sudah kesampaian untuk membereskan hal yang
diberikan oleh Yauw Tjian Su. Perasaan orang memang
selalu aneh, waktu dulu Yauw Tjian Su sediKitpun tidak ada
lagi, membuatnya berpikir waktu ia menolak kebaikan
orang, menyesal ia tidak bisa perbuat sesuatu untuk orang
yang sudah meninggal guna menghiburkan dirinya yang
penuh penyelesaian.
Saat itu rombongan Kie Sau sudah sampai dengan
tenang Pang Kim Hong berkata kepada Ong Djie Hai dan
saudara saudaranya :
"Anak anak Louw Eng berada diatas gunung. segeralah
kalian naik keatas. aku yakin tiga Louw Eng pun bukan
menjadi tandingan kalian .sedangkan aku tidaK mau turut
campur lagi soal kalian, kalian boleh naik kesana untuk
memperhitungkan hutang piutang." begitu suaranya selesai
678 diucapkan tubuhnya terus berputar dan berlalu dengan
cepat tanpa pamit lagi.
Sekalian anak muda mengetahui Louw Eng yang
dimaksud Parg Kim Hong adalah Louw Tiau adanya. Mereka
serentak lari memburu sambil berteriak teriak waktu
melihat Pang Kim Hong mengangkat kaki.
"Pang Lo tjian pwee!" Pang Lo tjian pwee!" Suara
teriakan ini seolah-olab mengandung suatu perasaan cinta
dan sayang untuk berpisah Sesudah mereka mengejar
beberapa langkah, Pang Kim Hong menghentikan kakinya
sambil terkata;
"Djie Hai. sesudah selesai dengan urusanmu, kuharap
kau datang ke Kiu Liang Pa menemukan aku. Seluruh dari
ilmu yang kumiliki akan kuturunkan kepada dirimu.
Sedangkan soal dan peraturan yang kusebutkan dahulu
sejak sekarang tidak berlaku lagi. kau boleh belajar dengan
bebas dan tak perlu menjadi pertapa!"
Sehabis berkata tubuhnya seperti terbang turun ke
bawah gunung. Sekalian anak muda tak berdaya untuk
mencandaknya. hanya mata mereka saja menghantar
kepergian orang dengan mendelong sebuah orang berilmu
itu berbelok ditikungan, mereka hanya melihat es yang
putih saja. sesudah itu baru mereka berbalik badan Kie Sau
memandang Djie Hai sambil menepok nepok pundak sang
murid. "Djie Hal, aku mengucapkan sukur atas
keberuntungan dirimu yang akan dijadikan ahli waris Im
Yang Kangnya. Kapan waktu kau menuntut ilmu itu kuharap
kau dapat berlatih dengan giat, agar harapan darinya itu
tidak menjadi sia sia."
"Apa yang Suhu katakan Tecu mengerti semua," jawab
Djie Hai sambil tersenyum girang.
Saat ini udara sudah hampir malam. Sesudah terjadi
ribut hampir seharian, semua orang merasakan sudah lebih
sekali, ditambah udara dingin yang menusuk sumsum,
membuat keadaan malam di Peng San bertambah gelap dan
pekak. 679 "Anak anak sekalian, hari sudah menjadi malam, marilah
kita mencari tempat untuk istirahat, besok baru mendaki
kertas gunung atau sekarang juga kita naik" Aku kuatir
kalau kita tidak berhasil pada malam ini juga sampai
ditempat tujuan, aku kuatir Louw Tiau (sedangkan Lauw
T'iok Sim dan kambratnya serta Pang Kim Hong masih
belum mengetahui bahwa Louw Eng itu sebenarnya adalah
Louw Tiau, karenanya didalam percakapan selalu
mengatakan Louw Eng) melihat keadaan buruk, segera
berlalu secara diam diam. dengan demikian capai lelah kita
menjadi cuma cuma saja bukan" Terkecuali itu pada malam
hari lebih banyak bahayanya untuk kita yang belum
mengenal keadaan tempat!"
Belum suara jawaban dari sekalian anak muda terdengar,
Kie Sau melihat dengan heran pada Thian Hong yang
sedang jalan Sehilir mudik sambil menundukkan kepalanya
Kemudian sang gadis itu berkata."Koko dan Tiitji kemarikah
lekas, kau lihat telapak kaki siapa ini!" Dengan cepat
langkah langkah kaki memburu ke tempat yang d tunjuk,
benar saja tampak oleh mereka tapak kaki orang berjalan
cepat menuju keatas gunung. Dengan geram Djie Hai
berkrta. "Kita kena terjerak Bu Beng Nie, Ia mengatakan
bahwa di ataS gunung tiada siapa siapa terkecuali Louw
Tiau. tapi telapak kaki ini terang terarg bukan telapak sang
Jahanam" Karena agak kecil."
Sebenarnya sekalian orang ini akan berdamai untuk naiK.
atau tidaknya keatas gunung tapi dengan adanya telapak
kaki itu pembicaran itu dihilangkan sedangkan pertanyaan
Kie Sau dibatalkan dan tak perlu dijawab lagi.
Kie Sau mengeluarkan perintah untuk mendaki gunung,
detik itu pulalah kelelahan yang berkecamuk disetiap dada
pemuda kita menjadi hilang, sebagai gantinya, semangat
yang berapi api merangsang mereka. Mereka melangkahkan
kakinya dengan cepat menuju ke atas gunung!
Rahasia 180 Patung Mas 7 Panji Sakti Karya Khu Lung Kisah Sepasang Rajawali 10