Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 1
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karya Batara Pedang Medali Naga
DJVU by Orang Stress Dimhader
Convert : Dewi KZ
Editor di Dimhad : Raharga, MCH, Dewi KZ, aaa, Budi S
Ebook pdf oleh : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz. info/
http://kang-zusi.info/ http://cerita-silat.co.cc/
Jilid : I TEE-KONG-BIO (Kuil
Dewa Bumi), pagi itu
tampak sepi. Ketua kuil,
yang bernama Hok Sim
Cinjin saat itu masih
duduk bersamadhi di
kamar belakang. Dia hanya mempunyai empat
orang pembantu untuk
melayani kuilnya ini, terutama melayani penduduk yang hendak
bersembahyang atau membayar kaul. Dan masing-masing tosu yang berjumlah empat
orang itu sudah melaksanakan pekerjaan masing - masing
untuk membersihkan kuil. Ada yang menyapu halaman, ada
yang menambah hio (dupa) yang habis di meja altar dan dua
yang lain sedang mengisi tempayan (gentong) raksasa di
kamar mandi. Semuanya pagi itu sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.
Maklum, hari baru saja terang tanah. Tapi ketika semua orang
sedang melaksanakan tugasnya masing-masing mendadak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang bocah muncul dengan tiba-tiba. Bocah ini berumur
sekitar sepuluh tahunan. Mukanya tampan, tapi sinar matanya
yang redup sayu membayangkan sebuah himpitan batin
sedang menekan jiwanya. Dia langsung menghampiri It Yang
Tosu, yakni tosu yang membersihkan halaman itu. Dan begitu
sampai di muka orang bocah inipun berhenti memberi hormat.
"Totiang, bolehkah aku bertanya di mana tempat tinggal
Pendekar Gurun Neraka?"
It Yang Tosu terkejut. Dia menghentikan sapuannya,
terbelalak dan terheran-heran melihat datangnya bocah itu.
Namun melihat sikap yang halus dan sopan dari anak laki laki ini diapun tertuwa dan merangkapkan tangannya.
"Siancai. siapa kau, tuan kecil" Dan kenapa datang-datang
minta alamat Pendekar Gurun Neraka?"
"Aku Bu-beng Siauw-cut, totiang. Bocah yatim yang tidak
memiliki tempat tinggal."
"Hah, Bu beng Siauw-cut?" It Yang Tosu tercengang.
"Kenapa kau memiliki nama demikian aneh, bocah. Siapa yang
memberimu nama itu?"
Namun anak laki - laki ini tak menjawab. Dia membiarkan
tosu itu tercengang sendirian, karena Bu-beng Siauw-cut
artinya adalah 'kerucuk", alias orang tak berharga. Lalu
mengulang pertanyaannya dia memandang tajam tosu itu,
"Kau tahu di mana tempat tinggal Pendekar Gurun Neraka,
totiang" Kau dapat menolong aku memberi tahu di mana
alamat pendekar itu?"
It Yang T osu akhirnya menarik napas. Dia tentu saja tahu
di mana tempat tinggal pendekar itu, karena Pendekar Gurun
Neraka bukanlah nama yang tidak dikenal. Tapi tertarik dan
terheran-heran mendengar anak laki - laki ini mau menemui
pendekar itu tosu ini ma lah jadi curiga Dia mengerutkan
kening, dan tidak menjawab pertanyaan lawan dia justru
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertanya, "Ada apakah kau hendak ke sana, bocah" Bolehkah
pinto tahu?"
"Hm, beginikah watak tosu Tee-kong-bio, totiang" Kau
ingin mengetahui urusan pribadi orang lain dan tidak
memberikan jawaban" Kalau begitu sudahlah, aku tidak
bertanya lagi padamu dan kita masing-masing tak perlu
tahu..!" lalu, begitu memandang marah tosu ini anak laki-laki
itupun memutar tubuh berangkat pergi! Dia membuat It Yang
Tosu terbelalak, merah mukanya. Tapi tosu yang tertampar
oleh jawaban ini tiba-tiba menjadi marah.
"Bocah, kau menghina pinto"-" It Yang Tosu melompat,
menghadang di depan anak laki-laki yang aneh itu. Dan anak
lelaki yang menjadi terkejut melihat tosu Tee kong-bio ini
menghadang di depannya mendadak gelap mukanya.
"Totiang, apa yang hendak kaulakukan?"
"Kau menghina pinto, bocah. Kau tak boleh pergi kalau
belum menerima ganjaran!"
"Hm, ganjaran apa yang kau maksud?" bocah ini
mengedikkan kepala. "Siapa yang lebih dulu bersalah?"
It Yang Tosu tertegun. Dia melihat bocah ini berani sekali,
tak segan kepadanya yang bersikap garang. Dan It Yang Tosu
yang menjadi penasaran oleh sikap itu tiba-tiba membentak,
"Bocah, kau harus menyelesaikan pekerjaan pinto. Kau harus
menyapu halaman ini sebagai hukuman atas kekurangajaranmu!"
Bocah itu mengepal tinju. "Siapa yang kurang ajar,
totiang?" "Kau!"
"Tapi bukankah baik-baik aku bertanya kepadamu" Kenapa
justeru kau menyalahkan aku?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Karena kau menghina pinto, bocah. Karena kau tak tahu
adat di depan orang yang lebih tua!" lalu mencengkeram
bocah ini mendadak tosu itu telah melemparkan sapunya
menyuruh bocah itu memenuhi permintaannya. Tapi anak laki
- laki ini berontak, dan begitu dia mengayun tinjunya
mendadak perut It Yang Tosu sudah ditonjok!
"Tosu tua, kau yang tidak tahu adat....Buk!" dan It Yang
Tosu yang kontan terdorong mundur beringas mukanya
dengan mata mendelik.
"Kau berani memukul pinto, bocah siluman?"
"Kalau kau menyakiti aku lebih dulu, to-tiang!"
"Ah..!" dan membentak dengan penuh kemarahan It Yang
Tosu tiba - tiba menerjang ke depan. Ia mengulurkan
tangannya, lalu menjambak dengan cepat tahu-tahu rambut
anak laki-laki itu telah dicengkeram dan digaplok pipinya.
"Anak setan, kau harus diujar adat..plak-plak-plak!" dan
muka lawan yang tergeleng pulang balik oleh tamparan tosu
itu tiba-tiba bengap pipi-nya dan matang biru. Kontan, anak
ini marah dan begitu dia berteriak panjang tiba-tiba lututnya
bergerak menendang selangkangan tosu itu. Lalu begitu It
Yang Tosu berteriak kesakitan mendadak mulutnyapun
menggigit lengan lawan, yang tidak mau melepaskan
jambakannya! "Ah, ad....aduhh. !" It Yang Tosu menjerit, terpaksa
melepaskan cengkerampnnya. Dan tosu yang sudah tergulingguling sambil mendekap bawah perutnya yang ditendang lutut
kecil bocah itu tiba-tiba sudah berkaok - kaok bagai kerbau
disembelih. Tosu ini marah bukan main, dan tiga orang
saudaranya yang cepat muncul mendengar keributan di depin
tahu-tahu terbelalak melihat it Yang Tosu yang tergulingguling! "Suheng, ada apa?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sute, siapa bocah ini?"
It Yang T osu bangun dengan mata melotot. Dia jadi malu
dan gusar melihat dirinya berkaok-kaok akibat tendangan
yang "fatal" itu. Dan marah melihat tiga orang saudaranya
muricu! di situ melihat dirinya terguling-guling menghadapi
seorang bocah mendadak tosu ini menyambar sapunya, sapu
bergagang panjang yang terbuat dari rotan. Lilu, mendesis
dengan muka beringas It Yang Tosu membentak, "Bocah ini
anak siluman, suheng. Dia menyerangku setelah menanyakan
alamat Pendekar Gurun Neraka...!"
Dan melompat ke depan tiba-tiba It Yang-Tosu menyerang
bocah itu. Dia memutar sapunya dengan cepat, dan begitu
angin bersiut menderu-deru tiba-tiba saja tubuh anak laki-laki
itu telah digebuk berulang-ulang. Anak laki - laki ini
terjengkang, terpukul gagang sapu yang menghantam berat di
pundak kirinya. Dan begitu lawan menghajar pulang balik
tubuh yang kecil ini tiba-tiba kulit anak laki - laki itu pecah
berdarah dan robek-robek pakaiannya!
"Ah, hentikan, sute. Tahan kemarahanmu itu...!' seorang
tosu di sebelah kanan tiba - tiba me lompat, mencegah
serangan It Yang Tosu ini. Dan begitu tangan kanannya
bergerak tiba-tiba sapu di tangan It Yang Tosu telah dirampas
dengan cepat. It Yang Tosu terkejut. Dia berteriak kaget, tapi bocah yang
luka-luka tubuhnya itu mendadak melompat bangun. Dia
sekarang bebas, dan melihat It Yang Tosu tidak menghajarnya
lagi mendadak dia menubruk tosu ini dan menggigit lehernya!
"Tosu tua, kau jahat....!"
It Yang Tosu terpekik. Lehernya tahu-tahu digigit mulut
anak laki-laki itu. sakit sekali. Dan It Yang Tosu yanp marah
serta kaget langsung mengipatkan tubuhnya bermaksud
melempar anak itu agar me lepaskan gigitannya. T api It Yang
Tosu mencelos hebat. Dia merasa gigitan si anak semakin
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghurjam. dan begitu dia membentak sambil memutar
tubuhnya tiba-tiba dia sendiri yang terguling roboh dengan
leher terkuak lebar. Pecah berdarah!
"Ah, lepaskan pinto, bocah siluman..!"
Tapi anak laki-laki ini tak mau sudah. Dia terus
menancapkan giginya, bahkan menghisap darah It Yang Tosu.
Dan baru setelah It Yang Tosu menangkap dan membanting
anak itu di atas tanah barulah tosu ini me lompat bangun
dengan leher terluka lebar, terkuak dagingnya dan masih
digigit anak 'aki laki itu, seolah seekor anak harimau yang
mendapat daging segar!
It Yang Tosu marah bukan main. Dia tentu saja gusar
setengih mati, tapi sebelum dia membalas serangan itu tibatiba tosu yang merampas sapunya memalangkan kaki.
"Sute, jangan siksa anak ini. Dia tak bersalah...!"
It Yang tosu tertegun. Dia terbelalak memandang
suhengnya itu, Su Yang Tosu. Dan kaget serta penasaran oleh
ucapan ini tiba-tiba It Yang Tosu berteriak, "Suheng, omongan
apa yang kauucapkan ini" Siapa bilang dia tidak bersalah?"
Tapi Su Yang Tosu menegakkan punggung. "Dia kulihat tak
bersalah, sute. Dan itu jelas dari sepak terjangmu yang kasar.
Kau tentu mendahuluinya bersikap tak baik, kalau tidak tentu
bocah ini tak akan menyerangmu!"
It Yang Tosu terbelalak, dia jadi marah kepada suhengnya
ini. Tapi sebelum dia mendamprat melampiaskan kemarahan
tiba-tiba seorang tosu lain muncul, seorang kakek yang
rambutnya digelung ke atas dan membawa tongkat.
"Siancai, ada apa kalian ribut - ribut, Su Yang Tosu"
Kenapa It Yang Tosu terluka?"
Empat orang tosu itu sercrtak menjauhkan diri berlutut.
Yang datang kaii ini adalah Hok Sim Cinjin, guru dan juga
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketua mereka. Maka Su Yang Tosu yang merupakan pembantu
tertua dari kuil T ee-kong-lio ini langsung bicara,
"Teecu melihat It Yang sute berkelahi dengan bocah ini,
suhu. Teecu sendiri belum tahu apa yang sebenarnya terjadi!"
"Hm, siapa anak itu, It Yang" Kenapa ribut-ribut di pagi
hari?" It Yang T osu genetar. Dia pucat mukanya, tapi menjawab
apa adanya dia berkata, "Teecu didatangi bocah siluman ini,
suhu. Dia datang menanyakan alamat Pendekar Gurun
Neraka. Tapi belum teecu menjawab tahu-tahu dia menonjok
perut teecu....!"
"Hm, siapa kau, bocah" Kenapa datang-datang membuat
ribut di tempat kami?"
Anak laki-laki ini tertatih menghampiri Dia baru saja
dibanting It Yang Tosu. Membuat tulangnya seakan remuk.
Tapi melihat wajah Hok Sim Cinjin yang ramah diapun
bsrsikap baik. "Maafkan aku, totiang. Aku Bu-beng Siauw-cut, datang ke
sini dan bertanya baik - baik tentang tempat tinggal Pendekar
Gurun Neraka. Tapi sebelum pertanyaan itu mendapat
jawaban tosu ini telah bersikap tak pantas kepadaku dan
menjambak rambutku dengan kasar!"
Hok Sim Cinjin tercengang. "Bu-beng Siauw-cut.. ..?"
"Ya, itu namaku, totiang."
"Ah, di mana tempat tinggalmu, bocah?"
"Aku tak memiliki tempat tinggal, totiang. Bagiku langit dan
bumi adalah naungan hidupku."'
"Siancai, kalau begitu boleh pinto bertanya, anak baik"
Apakah maksudmu mencari Pendekar Gurun Neraka?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mendadak, seperti tadi ketika It Yang Tosu bertanya
tentang ini tiba-tiba muka anak laki-laki itu menjadi gelap. Dia
kelihatan marah, dan Hok Sim Cinjin yang dipandang tajam
tiba tiba ditanya, "Totiang, pantaskah pertanyaan itu
kauajukan" Pantaskah orang lain mengetahui urusan pribadi
seseorang?"
Hok Sim Cinjin tertegun. Ketua Tee-kong-bio ini juga
nampak tersentak, merah mukanya mendengar pertanyaan
itu. Tapi tosu yang menarik napas ini tiba-tiba mergetrukkan
tongkatnya. "Maaf, pinto rupanya kelepasan omong, bocah.
Agaknya kau benci sekali mendengar orang bertanya tentang
maksudmu itu. Baiklah, boleh pinto mengundangmu ke dalam
kalau begitu" Kita bicara baik-baik dan menjadi sahabai?"
Namun anak laki-laki ini menggeleng. "Aku tak ada waktu,
totiang. Maaf. Aku kemari hanya untuk menanyakan alamat
Pendekar Gurun Neraka. Kalau totiang tidak dapat menjawab
sudalah, aku akan pergi sekarang juga...!' lalu memutar tubuh
anak laki-laki itu betul betul meninggalkan Hok Sim Cinjin, tak
bertanya sepatah lagi!
Tentu saja Hok Sim Cinjin terkejut, dan terbelalak melihat
bocah itu meninggalkan dirinya tiba-tiba ketua Tee-kong-bio
ini berkelebat ke depan.
"Koai-tong (Anak Aneh), tunggu dulu. Pinto dapat
menjawab pertanyaanmu...!"
Bocah itu berhenti. Dia memandang ketua Tee-kong-bio ini
dengan muka berseri, dan tersenyum girang dia bertanya.
"Kau betul dapat menolongku, totiang" Kau tahu di mana
tempat tinggal Pendekar Gurun Neraka?"
Hok Sim Cmjin mengelus jenggotnya. "Tentu saja, Koaitong. Tapi kau berani memberi imbalan untuk jasa pinto ini,
bukan?" Bocah itu mengerutkan kening. "Hm, imbalan apa, totiang"
Mana dapat aku memberimu sesuatu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Hok Sim Cinjin tertawa. "Aku tak msminta balas jasa
yang berat, Koai tong. Pinto hanya mengharap tenagamu
seminggu di s ini. Bagaimana kalau kau membantu pinto di kuil
ini untuk jasa pinto memberitahumu alamat Pendekar Gurun
Neraka?" Bocah itu terhenyak. Tapi berpikir bahwa sudah
sepantasnya dia memberi imbalan sebagai balas jasa kebaikan
orang diapun mengangguk.
"Boleh, aku menerimanya, totiang. Tapi kalau satu minggu
terus terang saja aku keberatan!"
"Hm, berapa hari yang kau sanggup, Koai-tong?"
"Tiga hari saja. Kalau totiang setuju hari inipun aku akan
membantu di kuilmu!"
Tapi Hok Sim Cinjin menggeleng. "Pinto menawarnya, Koaitong. Jangan tiga hari tapi enam hari! Kau sanggup, bukan?"
Namun si bocah menggeleng. "Maaf. aku tak mau terlalu
lama, totiang. Aku sanggup hanya tiga liari saja!"
"Hm, bagaimana kalau lima hari, Koai-tong?"
"Tidak, tak bisa, totiang."
"Empat hari?"
Si bocah tiba-tiba mengeraskan sikap "Totiang, kalau kau
dapat menerimanya tiga hari bolehlah kita berkumpul selama
itu. Tapi kalau totiang keberatan akupun akan bertanya pada
orang lain saja!" dan si bocah yang sudah siap untuk memutar
tubuh itu tiba-tiba disamout ketawa Hok Sim Cinjin.
"Siancai, kau benar-benar keras hati, Koaitong. Baiklah,
kalau pinto tak dapat memaksamu untuk tinggal lebih dari tiga
hari apa boleh buat. Pinto akan mengalah padamu!" dan Hok
Sim Cinjin yang melangkah maju tiba-tiba menepuk pundak
anak laki-laki ini. Dia kagum dan tertarik bukan ma in pada
bocah yang dianggapnya luar biasa ini. Seorang bocah yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keras hati dan berani! Tapi si bocah yang melangkah mundur
bertanya curiga.
"Tapi kapan kau akan memberi tahu alamat itu. totiang"
Apakah setelah selesai waktu tiga liari itu?"
Hok Sim Cinjin tersenyum. "Maksud pinto memang begitu,
Koai-tong. Apakah kau keberatan?"
"Hm, kalau begitu perjanjian batal, totiang. Aku tidak
setuju kalau kau memberi tahu belakangan!"
"Ah, apa sebabnya, Koat tong" Kau kira pinto menipumu?"
"Aku tidak menuduhmu begitu, totiang. Tapi aku harus
berhati-hati agar tidak sampai tertipu!"
Hok Sim Cinjin tertawa lebar. "Koai-tong. kau benar - benar
aneh. Lalu bagaimana kalau ganti kau yang menipu pinto jika
ini diberitahukan duluan?"
Bocah itu tiba - tiba mengedikkan kepala.
"Aku akan memberikan jaminan, totiang. Aku akan
menitipkan benda ini kepadamu!"
Hok Sim Cinjin terbelalak. Dia melihat si bocih
mengeluarkan sebuah benda berkilauan, semacam medali
sebesar tutup mangkok. Dan Hok Sim Cinjin yang terkejut
melihat benda itu tiba-tiba berseru tertahan.
"Medali Naga...!"
Bocah ini tertegun. "Kau mengenalnya, totiang?"
"Ah ..!" Hok Sim Cinjin menggigil pucat. "Dari mana kau
mendaratkannya, Koai - tong" Siapa yang memberimu benda
itu..."' Anak ini terheran. "Aku mendapatkannya di tengah jalan,
totiang. Kenapakah?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Hok Sini Cinjin tiba - tiba telah menyambar medali itu.
"Benda ini berbahaya untukmu. Koai-tong. Kau dapat dibunuh
dan diancam orang-orang jahat!" lalu memandang jelalatan ke
sana ke mari tiba - tiba ketua Tee-kong-bio itu berbisik, serak
suaranya, "'It Yang, Su Yang, tutup kuil hari ini. Kita tak
menenma tamu....!" dan menyambar tubuh Bu beng Siauwcut tiba-tiba Hok Sim Gmj.n memasuki ruang belakang.
Dengan cepat ketua kuil yang tampak gelisah itu menuju ke
kamarnya sendiri, kamar pribadi yang ada di sebelah taman
bunga. Lalu menurunkan anak itu bergegas dia menutup
pintu. "Koai-tong, sesungguhnya siapakah kau ini" Dan di
mana kau dapatkan medali itu?"
Anak laki - laki ini mengerutkan alis. Dia terkejut dan
terheran melihat sikap ketua kuil itu demikian gugup, bahkan
nampaknya cemas. Tapi tersenyum
kecil dia coba menenangkan hati.
"To-tiang, sudah kubilang bahwa aku adalah Bu-beng
Siauw-cut. Aku anak lola yang tidak mempunyai sanak-kadang
Kenapa kau tampaknya gelisah dan tidak enak hati"'
Tosu ini gemetar. "Tapi benda ini.....kapan kau
mendapatkannya, Koai-tong" Dan di mana?"
"Aku mendapatkannya sebulan yang lalu, totiang. Di
bukit.." "Tengkorak Hitam?" Hok Sim Cinjin memotong, membuat
anak laki-laki itu tertegun.
"Eh, bagaimana kau tahu, totiang" Apakah kau ke sana
waktu itu?" bocah ini ma lah terbelalak, heran mendengar
ucipan tosu itu. Tapi Hok Sim Cinjin yang mendengar
pengakuan ini tiba-tiba mengeluh dan memegangi kepalanya.
"Sobat, bagaimana kau bisa mendapat benda ini, Koaitong" Kenapa tidak kau buang saja jauh-jauh?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Anak Ini terkejut. "Aku tertarik me lihat benda itu, totiang.
Aku suka karena bentuknya bagus! Kenapa malah harus
dibuang?" "Hm, tapi tidak ada seseorang yang membuntuti
perjalananmu, Koai-tong" Kau tidak melihat orang lain diamdiam mengejarmu?"
Anak ini tak nyaman juga. "Totiang, kenapa kau tampaknya
demikian takut" Ada apakah sebenarnya dengan benda ini?"
Hok Sim Cinjin mengusap keringatnya. "Benda ini dapat
mencelakakan orang lain, Koai-tong. Terutama pembawanya
dan rumah di mana dia masuk!"
"Ah, jadi juga mengancam keselamatan kuilmu, totiang?"
"Kalau tidak salah. Aku mendapat firasat bahwa seseorang
selama ini telah membuntutimu secara diam - diam. Dan, kau
hendak menemui Pendekar Gurun Neraka atas keinginan
pribadimu, bukan" Artinya, kau tidak diperalat seseorang
untuk menemui pendekar itu. Koai-tong?"
Anak ini bersinar mukanya. "Aku datang atas kemauanku
sendiri, totiang. Aku datang bukan diperalat seseorang!"
"Bagus, pinto percaya. Tapi bukankah kau selamat lewat di
bukit Tengkorak Hiram, Koai-tong" Tidakkah seseorang
menghadangmu di tengah jalan?"
"Hm, apa maksudmu, totiang" Dan kenapa dengan bukit
Tengkorak Hitam itu?"
"Ah, kau memang masih terlalu hijau Koai-tong. Kau
agaknya tidak tahu bahwa siapapun tak bakalan selamat jika
lewat di bukit itu. Seseorang menjadi penunggunya. Maka
aneh sekali kalau kau tetap hidup setelah melalui bukit itu!"
Anak ini terkejut. "Bukit Tengkorak Hitam ada penunggunya, totiang" Apakah iblis gentayangan yang kau
maksud?" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah...!" Hok Sim Cinjin, mengeluh. "Kau tidak tahu, Koaitong. Iblis itu bukan iblis sembarang iblis, bukan iblis
gentayangan. Tapi iblis pembunuh yang kejam sekali terhadap
setiap korbannya!"
Anak ini tergetar ngeri. "Masa begitu, totiang?"
"Ya, dan orang tidak tahu bagaimana rupanya iblis ini,
Koai-tong. Karena setiap korban yang bertemu dengannya
pasti binasa. Dia tidak meninggalkan jejak, kecuali tanda bagi
setiap korban yang akan dibunuh!"
"Ih!" anak itu mengerutkan kening. "Lalu kenapa dia harus
membunuh orang, totiang?"
"Pinto tidak tahu, Koai-tong. Tapi pinto dengar berita
selentingan bahwa dia membunuh untuk melampiaskan nafsu
dendamnya. Dia jahat, kejam sekali. Dan siapapun yang lewat
di bukit Tengkorak Hitam biasanya tak ada yang dapat berlalu
dengan tubuh masih bernyawa!"
Anak laki-laki ini berobah. Sekejap mukanya pucat, tapi
bibir yang tiba-tiba menyungging senyum mengejek itu
tersembul sinis. "T api aku tak kenal iblis itu, totiang. Juga aku
tak melakukan kesalahan kepadanya."
"Ya, semua korban yang tewas di tangannya mula-mula
juga tak ada kesalahan dengan iblis itu. Koai-tong. Tapi
akhirnya mereka dibunuh juga!"
"Hm, lalu kenapa dia harus bersikap sekejam itu?"
"Karena nafsu dendamnya, Koai-tong. Dendam terhadap
seseorang yang tidak diketahui s iapa!"'
"Lalu tanda yang dia tinggalkan?"
"Berupa tapak jari merah. Berapa yang akan dibunuh
biasanya dapat dibaca dari jumlah tapak jari itu!"
Anak ini tertegan. Dia melihat Hok Sim Cinjin memandang
seluruh dinding kamar, mukanya pucat dan dahinya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkeringat. T api melihat dinding kamarnya bersih-bersih saja
tosu itu sedikit tenang. Tapi anak laki-laki ini tiba tiba
menunjuk ke atas, dan suaranya yang tersentak kaget
menunjukkan rasa herannya yang hesar, '"Ah, seperti itukah
tapak jarinya, totiang?"
Hok Sim Cinjin kaget bukan main. Dia mengikuti tudingan s i
anak, dan begitu pandangannya membentur langit-langit
kamar sekonyong-konyong tosu ini mengeluarkan keluhan
tertahan dengan mata terbelalak.
"Ah, benar.. benar, Koai-tong. Dia datang dan itulah
tandanya...!"
Anak ini terkejut. "Jadi benar itu tanda si iblis dari
Tengkorak Hitam, totiang?"
Hok Sim Cinjin tak menjawab. Dia sudah menyambar
tongkat, dan baru tosu ini membuka pintu tiba-tiba terdengar
pekik ngeri susul-menyusul di depan kelenteng. Hok Sim Cinjin
pucat mukanya, dan begitu dia menjejakkan kaki ketua Tee
kong-bio ini telah berkelebat ke asal suara.
"Koai tong, larilah. Iblis itu mengancam pinto....!"
Tapi anak laki-laki ini justeru mengejarnya. Dia mengikuti
Hok Simi Cinjin, menuju ke depan kuil. Dan begitu dia tiba di
tempat ini mendadak bocah itu menjublak dengan mata tak
berkedip. Hok Sim Cinjin ada di situ, terbelalak dan berdiri
mematung. Tapi empat sosok mayat yang terkapar malangmelintang di halaman kuil ternyata sudah terpotong dua
bagian dengan kepala dan kaki terpisah!
"Ah, keji...!" anak itu melompat marah. "Empat orang
pembantumu binasa semua, totiang!"
Hok Sim Cinjin menggigil. Dia memang melihat empat
pembantunya itu terkapar binasa, tewas dengan mengerikan.
Tapi ketua kuil yang gemetar ini tiba-tiba beringas mukanya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia me lompat mendekati anak laki-laki ini, lalu begitu
tongkatnya bergerak tiba-tiba dia menusuk dadanya sendiri!
"Koai-tong, cari Pendekar Gurun Neraka. Laporkan pinto
tewas oleh kekejaman So-beng (Penagih Nyawa)....!" lalu
begitu tongkat menghunjam dadanya tahu-tahu ketua Teekong-bio ini telah terkapar mandi darah dan roboh
terjengkang! "Totiang...!" anak laki-laki itu menjerit. "Kenapa kau
lakukan ini?"
Namun Hok Sim Cinjin sudah tergolek. Tosu ini tak
mungkin diselamatkan nyawanya, karena tongkat sudah
menembus jantungnya. Tapi ketika bocah itu mengguncang guncang tubuhnya tiba-tiba ketua kuil ini masih dapat
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membuka matanya.
"...ad...ada apa, Koai-tong...?"
Anak itu menggigil. "Aku belum tahu alamat Pendekar
Gurun Neraka, totiang! Mana bisa mencari pendekar itu?"
"Ah..." Hok Sim Cinjin menggeliat. Dia sukar bicara, tapi jari
tangannya yang menuding ke barat bicara gemetar, "...dia....
dia ada di sana, Koai - tong... pendekar itu tinggal di Ta-piesan...!" "Di puncak gunung itu, totiang?"
Tapi Hok Sim Cinjin mengeluh. Dia tak dapat menjawab,
karena begitu dia kejang-kejang mendadak tosu ini sudah
terguling dan tak dapat bicara lagi untuk selama - lamanya.
Ketua Tee-kong - bio itu tewas, dan anak lelaki yang tertegun
dengan muka pucat ini tiba tiba mencucurkan air mata dengan
penuh kesedihan. Dia tak menyangka kedatangannya
membawa malapetaka bagi orang lain. Tapi ketika dia
tersedu-sedu menangisi mayat ketua Tee-kong-bio ini
mendadak tiga buah bayangan berkelebat menghampiri.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hei, apa yang terjadi di sini, ibu" Kenapa keledai - keledai
gundu! ini mampus semua?"
Bocah itu terkejut. Dia melihat tiga orang muncul di situ,
dua wanita dan seorang lagi adalah seorang anak laki-laki
yang seumur dengannya, bocah yang berteriak nyaring
dengan suara kasar. Dan melihat mayat malang-melintang di
tempat itu mendadak wanita yang ada di depan dan yang
paling cantik mencengkeram bahunya.
"Bocah, apa yang terjadi di sini" Siapa yang membunuh
tosu-tosu itu?"
Anak laki laki ini tertegun. Sinar matanya bentrok dengan
sepasang mata yang bening indah, mata seorang wanita
cantik, mata yang tajam tapi menyimpan kedukaan besar. Dan
tertegun oleh sinar mara wanita cantik itu yang mirip dengun
matanya sendiri mendadak anak lelaki ini bengong.
"Hei, kau tak menjawab pertanyaan ibu?"
Bocah itu tersentak. Dia dihardik oleh anak lelaki yang
berteriak pertama kalinya itu, anak lelaki yang agaknya
merupakan putera wanita cantik ini. Maka terkejut dan kaget
oleh bentakan itu tiba-tiba dia menarik dirinya, melepaskan
pundak dari cengkeraman wanita ini.
"Kouwnio, kau siapakah dan mengapa datang-datang
anakmu yang kasar itu memaki-maki mayat yang sudah tak
bernyawa?"
Wanita cantik ini mengerutkan kening, la juga tertegun
melihat wajah anak laki-laki ini, wajah yang tampan dan
memiliki sinar mata yang pemberani gagah. Tapi melihat
lawan tak menjawab pertanyaannya malah bertanya padanya
tiba-tiba wanita cantik ini tersenyum dingin.
"Bocah, kau siapakah dan kenapa balik bertanya duluun
padaku" Siapa tosu-tosu ini?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Anak laki-laki itu menegakkan kepalanya. "Aku Bu-beng
Siauw-cut. kouwnio. Dan mereka adalah penghuni Tee-kongbio ini!" "Bu-beng Siauw cut?" wanita cantik itu membelalakan
matanya. "Kenapa kau memiliki nama demikian aneh, bocah''
Siapa orang tuamu dan apa hubunganmu dengan tosu-tosu
ini" Kacungnyakah?"
Anak laki-laki itu memandang marah. "Aku bukan kacung
kuil ini. kouwnio. Aku perantau bebas yang tidak terikat
dengan seseorang!"
"Hm, dan namamu itu, siapa orang tuamu?"
Bocah ini mengedikkan kepalanya. "Kouw-nio, siapakah kau
ini hingga datang-datang ingin mengetahui diri pribadi orang
lain" Tidakkah kau tahu bahwa itu tak pantas kaulakukan?"
"Keparat!" bocah di samping tiba - tiba membentak. "Kau
berani bicara kasar pada ibuku, setan cilik" Kau tidak tahu
bahwa ibuku adalah Tok-sim Sian-li yang bisa membunuhmu
tanpa mengejapkan mata?"
Anak ini terkejut. "Kau orang jahat, kouwnio" Kau dewi
berhati racun (Tok-sim)?"
Bocah di samping tiba-tiba melompat maju. "Keparat, kau
semakin kurang ajar, setan buduk. Kalau begitu belum jera
jika belum kutampar... plak!" dan pipi Bu-beng Siauw-cut yang
tiba - tiba digampar membuat anak laki - laki ini terpelanting
roboh dengan bibir pecah berdarah!
Bu-beng Siauw-cut terkejut. Dia terbelalak marah
memandang bocah di samping wanita cantik itu, tapi
melompat bangun dia mendesis pada wanita ini, "Kouwnio,
kau tidak dapat mengajar adat pada anakmu itu" Kau
membiarkan saja dia menampar orang yang bukan sanak
bukan kadangnya?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bocah di samping wanita ini tertawa geli. "Ibu dia rupanya
anak tolol. Bagaimana kalau kuhajar lagi?"
Tapi wanita cantik ini mendengus. "Cengg Liong, diam
kau!" lalu memandang anak yang pecah bibirnya itu wanita ini
bertanya. "Bu-beng Siauw-cut, berani kau melawan anakku"
Kau tidak ingin membalas pukulannya kepadamu?"
Anak ini terbelalak. "Kau justeru mengadu kami, kouwnio"
Kau menyuruh kami berkelahi?"
"Kalau kau berani, Bu-beng Siauw-cut. Juga kalau kau
penasaran oleh tamparan anakku tadi."
"Ah...!" dan melangkah maju tiba-tiba anak laki-laki itu
mengepalkan tinjunya. "Kouwnio, aku tak takut padi
puteramu. Juga aku tak gentar padamu! Kenapa mesti jerih
menghadapi orang-orang macam kalian?"
"Kalau begitu kau berani melawan putera-ku ini?"
'Tentu saja. Bahkan kalau kau ingin membelanya sekalian!"
Wanita itu tersenyum. Ia tak dapat menahan gelinya,
terkekeh mendengar kata - kata itu. Tapi menoleh ke kiri ia
menggapaikan lengannya. "A-cheng, bagaimana pendapatmu
dengan anak ini" Tidakkah dia menarik untuk menjadi teman
Ceng Liong?"
Wanita ke dua yang ada di samping wanita itu berseri.
"Agaknya wawasanmu tepat. hujin. Anak ini pemberani dan
cocok sekali untuk dijadikan teman Liong-siauwya!"
"Nah, kalau begitu dia akan kuambil sebagai muridku. Ceng
Liong, hajar lawanmu ini dan kita lihat sampai kapan dia akan
menyerah!" lalu mundur dengan mata bersinar - sinar wanita
cantik yang berjuluk Tok-sim Sian-li itu menyuruh puteranya
maju. Anak lelaki yang bernama Ceng Liong melompat ke depan.
Dia gembira sekali mendengar perintah ibunya itu, tapi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memandang ke kanan dia bertanya, "Dan dia boleh
kupatahkan kakinya. ibu" Bagaimana kalau dia tak mau
menyerah?"
"Hm, tak perlu sejauh itu, Liong-ji. Kau robohkan saja
lawanmu itu dan himpit lehernya ajar dia tak berdaya." .
"Kalau dia nekat, ibu?"
"Tak mungkin. Pencet saja jalan darah Pi-kang-hiatnya!"
Anak bernama Ceng Liong ini tertawa. Dia berseri-seri
memandang lawannya, sementara si bocah tanggung yang
bernama Bu-beng Siauw-cut iiu bersiap-siap. Dia mengerutkan
kening mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, tapi melihat
anak bernama Ceng Liong sudah maju menghampirinya
diapun tak banyak cakap lagi.
"Berapa jurus kau ingin kurobohkan, Siauw-cut?"
"Hm. tak perlu sombong, Ceng Liong. Kau boleh robohkan
aku dalam berapa jurus saja, asal kau bisa!"
"Baik, kalau begitu tiga jurus saja aku akan merobohkinmu.
Nah, bersiaplah..!" dan baru ucapan ini diselesa ikan tahu-tahu
lengan putera wanita cantik itu menjulur maju, menangkap
leher lawan. Dan begitu Bu-beng Siauw-cut tersentak tiba-tiba
kakinya sudah dijegal dan diangkat di atas punggung lawan,
dibanting di atas tanah!
"Brukk...!"
"Ha-ha, satu jurus. Siauw-cut. Kau roboh dalam satu jurus
saja!" si anak bernama Teng Liong terbahak, gembira melihat
lawannya roboh demikian mudah. Tapi Bu-beng Siauw cut
yang beringas oleh bantingan ini tiba - tiba melompat bangun.
"Aku belum kalah, bocah kurang ajar. Aku masih dapat
bangun dan akan membalasmu. Awas...!" dan anak laki-laki
yang sudah medekatii lawannya itu mendadak bertubi-tubi
melancarkan serangan. Dia memukul dan menonjok, bahkan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menendang dengan kedua kakinya yang kecil pendek. Tapi
Ceng Liong yang lincah gesit ternyata dapat menghindari
semua serangan itu. Anak ini tertawa - tawa, geli melihat
lawan berkali-kali luput menghantam tubuhnya, terhuyung
dan bahkan hampir terjerembab sendiri. Dan ketika suatu saat
kembali pukulan lawan meleset di sisi tubuhnya mendadak
anak ini berseru nyaring.
"Siauw-cut, hati-hati. Aku akan merobohkanmu kembali
...... dess!" dan kakinya yang tahu-tahu mendupak pantat
lawan tiba-tiba membuat Bu-beng Siauw-cut terlempar
bergulingan. Bocah ini marah bukan ma in. dan Ceng Liong
yang tertawa bergelak oleh hasil serangannya itu mengejek.
"Ha-ha, dua kali kau roboh, Siauw-cut. kau harus menyerah
kalah!" Tapi Bu-beng Siauw-cut melompat bangun. Dia menggigil
dan mengerot gigi penuh kemarahan, lalu begitu berteriak
keras tahu - tahu diapun nienyerang kembali. "Aku tak akan
mengaku kalah padamu, bocah kurang ajar. Aku yang
bertarung sampai mati... !"
Putera Dewi Hati Racun ini terbelalak. "Kau nekat, Siauwcut?" "Tak perlu banyak cakap!"
Maka bocah bernama Ceng Liong itu marah. Dia beringas,
dan ketika Bu-beng Siauw-cut menubruknya dengan tangan
terulur mendadak dia berkelit ke samping. Sekali geserkan
kaki tahu-tahu dia sudah berada di belakang orang, dan
begitu dia membentak sambil mencengkeram sekonyongkonyong Bu-beng Siauw-cut sudah di tangkap tangannya.
Lalu, menyentak dan membanting lawan yang berteriak
tertahan itu tiba-tiba Bu-beng Siauw cut sudah roboh
tersungkur dengan lengan ditelikung ke belakang!
"Brukk.....!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bu-beng Siauw-cut tak berdaya kini. Dia roboh di atas
tanah, mengeluh dan menggigit bibir menahan sakit. Tapi
anak yang coba berontak ini tiba-tiba diinjak punggungnya
oleh putera Dewi Berhati Racun.
"Kau tidak menyerah kalah, Siauw-cut?"
Tapi Bu-beng Siauw-cut mendesis. Dia tidak menjawab,
dan Ceng Liong yang marah oleh sikap lawan yang dirasa
bandel tiba-tiba menekuk tangan lawannya ke atas, siap
mematahkan lengan yang ditelikung itu!
"Kau tidak menyerah, Siauw-cut?"
Tapi Bu-beng Siauw-cut menggigit bibirnya kuat-kuat. Dia
mendesis menahan rasa sakit yang amat sangat, lalu
membentak marah dia menggelengkan kepalanya tegas, "Aku
tak akan mengaku kalah, Ceng Liong! Aku boleh kau bunuh
tapi jangan harap terlontar permintaan ampunku kepadamu...!'' "Hm, meskipun kupatahkan tangasmu ini?"
"Boleh kau coba!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan baru ucapan ini dikeluarkan mendadak Ceng Liong yang marah
mendapat tantangan itu tiba-tiba menyendat tangannya ke
atas. Dia menekuk telikungannya ke depan, dan begitu lawan
menjerit tiba-tiba lengan Bu-beng Siauw-cut sudah dia
patahkan benar-benar!
"Krek!"
Bu-beng Siauw-cut roboh pingsan. Dia tak kuat menahan
rasa sakit yang amat sangat itu, Bu-beng Siauw-cut roboh
pingsan. "Kenapa kaupatahkan lengannya" Kurang ajar.... plak!" dan
anak laki-laki yang ganti terpelanting roboh oleh tamparan
ibunya itu menjerit dengan tubuh terguling-guling.
"Ibu, kenapa kau memukul aku?"
Tok-sim Sian-li merah padam mukanya. Ia benar-benar
marah, dan melihat puteranya berdiri menegur tanpa rasa
takut sedikirpun juga mendadak wanita ini naik pitam. Entah
kenapa ia gusar sekali oleh sikap puteranya itu. Maka begitu ia
melangkah maju tiba-tiba rambut anaknya sudah dijambak!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Liong ji, kau tidak dengar larangan ibumu" Kau selalu
membantah dan ingin melawan ibumu?"
Anak ini terbelalak. "Tapi bocah itu menantangku, ibu. Dia
perlu dihajar dan kalau perlu dibunuh!"
"Plak...!" Tok-sim Sian-li kembali menampar anaknya, la
marah sekali oleh bantahan itu, dan jengkel serta gusar oleh
semuanya ini tiba-tiba ia membanting anaknya dan mengayun
kaki menendang.
"Liong-ji. kau anak keparat! Kau bocah tak dapat diatur....
des-dess!" dan anak laki-laki yang tiba-tiba dihujani tamparan
dan pukulan oleh ibunya ini mendadak mengaduh dan
terlempar bergulingan. Bocah bernama Ceng Liong itu
menjerit jerit, dan ketika dia me lompat bangun tahu - tahu
ibunya kembali sudah mencengkeram pundaknya.
"Kau masih mau membantah lagi. Liong-ji" Kau ingin
kuhajar sampai babak belur?"
Bocah ini menggigil. "Ampun...ampun, ibu... aku tidak
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bermaksud melawanmu. Siauw-cut sendiri yang menantangku
untuk dipatahkan lengannya....!"
"Tapi kau tahu pesanku, bukan?"
"Ya...ya, tapi....tapi..."
"Tak perlu banyak omong, Liong-ji. Aku akan mengambil
bocah ini untuk teman sepermainanmu.
Ibu akan mengambilnya sebagai murid!" T ok-sim Sian-li membentak.
Dan bocah bernama Ceng Liong itu tertegun. "Kau akan
membawa anak tolol ini untuk teman sepermainanku, ibu?"
"Ya. Kenapa?"
Bocah itu tak menjawab. Dia rupanya takut, dan wanita
bernama A cheng yang sejak tadi terbelalak di belakang tiba tiba menyahut, "Hujin, rupanya Liong-siauwya kurang setuju
Bagaimana kalau bocah itu nanti dendam padanya" Bu-beng
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauw-cut ini rupanya keras hati dia berbahaya kalau dibiarkan
kumpul bersama dengan Liong-siauwya!"
Wanita cantik itu mendengus. "Tapi aku suka padanya, Acheng. Anak ini gagah dan berani!"
"Tapi bagaimana kalau se lalu bermusuhan dengan siauw-ya
(tuan muda), hujin" Bukankah bisa runyam" Apalagi kalau
hujin mengambilnya sebagai murid!"
"Hm..." wanita ini tertegun. "Kalau begitu dia akan
kujadikan kacung saja, membantu Ceng Liong!"
Tapi wanita bernama A-cheng itu menjawab. "Kalau dia
mau, hujin. Tapi bagaimana kalau anak itu menolak" Lihat,
wataknya keras sekali. Dia tak mau menyerah meskipun
kalah!" "Hm, karena itulah, A-cheng. Aku suka anak semacam ini.
Dia persis orang yang kucintai"
"Pendekar Gurun Neraka, ibu?" Ceng Liong, anak laki-laki
itu tiba-tiba menyahut, membuat muka ibunya bersinar tapi
kemudian muram kembali.
"Ya, seperti ayahmu itu, Liong-ji. Tapi heran sekali kau tak
memiliki kegagahan bapakmu!"
Anak laki - laki ini semburat merah. Dia mendongkol dan
marah oleh dampratan ibunya, tapi bocah yang takut digaplok
lagi itu diam saja tak menjawab. Dia menunduk, tak berani
mengadu pandang dengan ibunya. Tapi sinar matanya yang
diam - diam melirik ke bawah memandang benci ke arah si Bu
beng Siauw-cut!
"Hm, Kalau ibu menyuruhmu menjadi kacungku awas kau,
kerucuk hina. Aku benar-benar akan menjadikan kamu Bubeng Siauw-jin (manusia hina) yang tidak ada harganya lagi!''
anak ini membatin, mengancam di dalam hati untuk kelak
membalas sikap ibunya yang menyakitkan itu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi T ok sim Sian-li menoleh ke kiri. "Bagaimana, A cheng"
Apa yang sebaiknya kita lakukan pada diri bocah ini?"
"Sebaiknya kita tanya kalau dia sudah sadar, hujin. Kalau
dia menolak kita tinggalkan saja dia di s ini!"
"Hm, kalau begitu obati dia. Beri obat penyembuh tulang
dan sadarkan anak itu!"
A-cheng mengangguk. Ia sudah berjongkok di dekat anak
laki-laki ini, dan wanita yang sudah mengurut sambil menotok
beberapa jalan darah itu sebentar saja membuat anak laki laki
iin siuman. Bu-beng Siauw-cut bangkit duduk, tertegun
sejenak. Tapi melihat Ceng Liong ada di situ tiba-tiba dia
melompat bangun dan memandang beringas.
"Bocah she Ceng, aku akan membalas ke-kejamanmu hari
ini!" Ceng Liong tersenyum mengejek. "Aku bukan she Ceng,
Bu-beng Siauw-cut. Aku orang she Yap.., Yap Ceng Liong
namaku!" Bu-beng Siauw - cut terkejut. "Kau she Yap?"
"Ya, aku she Yap, Siauw-cut. Aku putera orang terkenal di
dunia ini, Pendekar Gurun Neraka Yap Bu Kong!"
"Ah..!" Bu-beng Siauw-cut tiba-tiba menggigil. Sinar
matanya penuh kebencian hebat, tapi baru dia mau maju
menyerang mendadak A cheng menotoknya roboh.
"Bocah hina, kau tak boleh kurang ajar di sini. Hujin akan
bertanya kepadamu!"
Anak itu mendelik. "Apa yang hendak di tanyakan, wanita
iblis" Bukankah kalian tahu aku takkan tunduk pada bocah
itu"'"
Namun Tok-sim Sian-li membebaskan totokannya. "Siauwcut. aku suka padamu. Kau berani dan gagah. Bagaimana bila
ikut kami"'
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm..." anak ini mendesis "Kau nyonya Pendekar Gurun
Neraka, hujin" Kau betul isteri pendekar itu?"
Wanita itu mengerutkan kening. "Aku isterinya atau bukan
ada apa kautanyakan ini, Siauw-cut" Apa hubungannya itu
dengan pertanyaanku?"
Namun bocah ini mengedikkan kepala. "Pendekar Gurun
Neraka adalah musuhku, hu-jin. Aku tak suka ikut apalagi
tunduk pada pendekar itu dan keluarganya!"
"Ah, kau memusuhi pendekar itu?" T ok-sim Sian-li terkejut,
membelalakkan matanya yang bening indah. Dan terheran
serta hampir geli oleh ucapan lantang itu wanita ini tiba-tiba
terkekeh. "Bu-beng Siauw-cut. siapa kau ini hingga mendendam pada
pendekar itu" Apa salah dirinya hingga kau yang sekecil ini
berani memusuhi Pendekar Gurun Neraka?"
"Karena dia menyengsarakan ibuku, Tok-sim. Karena aku
dibuat terlunta - lunta oleh perbuatannya yang tidak
bertanggung jawab itu!"
Tok-sim Sian-li terkejut, la tersentak oleh seruan keras ini,
kaget dan tercengang oleh bicara Bu beng Siauw-cut yang
penuh kebencian. Tapi terkekeh nyaring tiba-tiba wanita cantik
ini mengebutkan lengannya.
"Bu-beng Siauw-cut, siapa kau ini hingga menaruh sakit
hati pada Pendekar Gurun Neraka" Siapakah ibumu yang
dibuat sengsara itu?"
Anak ini hampir menjawab. Tapi teringat bahwa wanita
yang bertanya kepadanya itu adalah "musuh" tiba - tiba dia
mengatupkan mulut. "Tak perlu kau tahu, Tok-sim. Pokoknya
kalau benar kau isteri Pendekar Gurun Neraka berarti aku tak
mau bersahabat denganmu!"
"Dan kau mau membalas dendam pada pendekar itu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentu saja!"
"Hi-hik, kau lucu, Siauw-cut! Menghadapi Ceng Liong saja
kau tak menang, mana mungkin menghadapi suamiku itu"
Hm, kau gila. Rupanya di samping tolol kau juga memiliki otak
yang tidak waraa. Eh, anak menarik, bagaimana kalau kau
hapus saja api dendammu itu dan ikut baik-baik denganku"
Aku akan mendidikmu ilmu silat. Dan kau tidak akan roboh
lagi bila menghadapi lawan sepeiti anakku ini!" Tok-sim Siin-li
semakin tertarik, berseri matanya memandang bocah yang
luar biasa itu. Tapi Bu - beng Siauw - cut yang mengangkat
kepalanya ini menggeleng tegas.
"Tak perlu kau membujukku, Tok-sim. Aku benci pada
nama dan keluarga Pendekar Gurun Neraka"
"Dan kau ingin menjadi gelandangan seumur hidup?"
"Apa maksudmu?" anak itu membentak. "Kau kira nasib
orang akan tetap begitu saja selama hidup"
"Hm, tetap tidak tetap tergantung nasib baiknya, Siauw cut.
Dan kau jelas bernasib baik kalau mau ikut denganku!"
'Cih, kau kira dengan menjadi muridmu aku akan gembira.
Tok sim" Kau keliru, aku tak suka dan tak akan ikut
denganmu'" anak ini meludah.
Tok-sim Sian-li semburat merah. Ia tersinggung benar oleh
sikap dan kata-kata bocah itu, tapi ketika tangannya terangkat
siap menggaplok muka orang tiba-tiba matanya membentur
sinar mata yang tajam penuh keberanian dari bocah ini Tak
ayal Tok-sim Sian-li tertegun dan wanita yang kaget serta
marah itu mendadak mengulurkan jirinya, mencengkeram
lengan Bu-beng Siauw-cut yang baru disambung!
"Kau berani menghinaku seperti itu, bocah setan?"
Anak ini mendesis. Terang dia kesakitan, tapi bibirnya yang
dikatup rapat tidak membuat dia mengeluh. "Kau beraninya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya dengan anak kecil, Tok sim Sian-li" Kau tidak malu
memaksa ssorang anak yang tidak mau ikut dengarmu?"
Wanita ini terkejut. Ia marah sekali, hampir mencengkeram
remuk lengan yang patah. Tapi membentur mata yang penuh
keberanian itu mendadak ia melepaskan tangannya ganti
mencengkeram leher baju si anak. Lalu, membentak geram
tiba tiba ia membanting Bu-beng Siauw-cut di atas tanah.
"Bocah hina, kau benar-benar kelewatan. Kalau tidak
menyadari kau seorang anak tak berguna tentu sudah
kuhancurkan kepalamu ini.... brukk!" dan Bu-beng Siauw-cut
yang terguling-guling mengaduh ketika tulang lengannya yang
patah membentur tanah.
Tapi anak ini sudah bangun kembali. Dia siap memaki maki wanita itu. tapi ketika dia mendengar isak tertahan dari
wanita cantik ini mendadak dia tertegun. Dia melihat Tok - sim
Sian-li menangis, menggigit bibirnya. Dan warita cantik yang
tiba-tiba memutar tubuhnya itu berkelebat pergi.
"A-cheng, Liong - ji, tinggalkan setan ini. Biar dia kelaparan
di s ini... dan T ok-sim Sian li yang terisak dengan muka merah
itu meninggalkannya seorang diri di kuil Tee kong-bio
Bu-beng Siauw-cut benar-benar tertegun. Dia mengira
wanita itu akan menghajarnya habis-habisan, mungkin bahkan
membunuhnya. Tapi melihat wanita itu malah berangkat pergi
diapun tadi bengong dan terlongong-longong. Dan anak
bernama Ceng Liong itupan tiba-tiba menghamparinya,
"Bu-beng Siauw-cut, kau benar-benar anak siluman Kau
membuat ibu berduka.....plak!" seruanak yang sudah njeloyor
pergi setelah menampar kepalanya itu dipandang bingung
oleh anak lam-laki ini. Dia tak tahu kenapa wanita itu
menangis. Tapi melihat Ceng Liong sudah jauh mengejar
ibunya disusul wanita bernama A - cheng itupun termangu
dengan mata tidak berkedip. Dan sesosok bayangan tiba-tiba
muncul. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, apa yang kau pikir, anak baik" Kenapa kau tidak mau
ikut wanita itu?"
Ba-beng Siauw-cut tersentak. Dia kaget melihat seorang
kakek muncul di situ, kakek ber-wajah gagah tapi muram dan
melihat kakek ini muncul seperti iblis tiba - tiba. diapun
melangkah mundur dengan alis berkerut.
"Locianpwe, kau siapakah" Teman wanita itukah?"
Kakek ini menghela napas. "Bukan, aku pengelana
sebatangkara, bocah. Namaku Kun Seng. Secara kebetulan
saja aku tiba di sini dan melihat gerak-gerikmu yang aneh!"
"Hm kalau begitu sudah lama kau di sini locianpwe?"
"Baru saja datang, anak baik. Aku melihat jejak So-beng di
sini! Para tosu itu terbunuh o-ehnya, bukan?"
Bu-beng Siauw-cut tiba-tiba mengetukkan giginya. "Ya,
para tosu ini terbunuh, locianpwe. Kecuali yang tua itu. Dia
membunuh diri begitu melihat empat pembantunya tewas
terbunuh!"
"Hm, aku terlambat. Sayang sekali..." kakek itu bergumam.
Lalu menghampiri mayat Hok Sim Cinjin tiba-tiba dia berseru
kaget, "Ah, dia membawa Medali Naga?" dan begitu dia
berjongkok di samping mayat ketua Tee-kong-bio ini
mendadak kakek itu menyambar medali yang tergulir dari baju
Hok Sin Cmjin. Dia tampak terkejut, tapi Bu beng Siauw cut
yang tercekat melihat benda miliknya diambil kakek ini tiba
tiba melompat ke depan.
"Locianpwe, jangan ambil benda itu. Medali itu aku yang
punya....!"
Si kakek tertegun. "Kau yang punya benda ini, anak baik?"
"Ya, aku yang mempunyainya, locianpwe. Tadi benda itu
dibawa tosu ini sebelum tewas membunuh diri!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm.." kakek itu memandang tajam. Dia-ragu sejenak,
menatap penuh selidik bocah yang mengaku memiliki benda
itu. Tapi melihat mata yang jujur bening tiba-tiba dia menarik
napas dan menimang-nimang benda ini.
"Aneh sekali Kau mendapatkannya di mana, bocah?"
Bu beng Siauw-cut mengulurkan lengan.
"Aku mendapatkannya di bukit Tengkorak Hitam, locianpwe
Kebetulan ketika aku menemukannya di tengah jalan."
"Dan kau tidak bertemu penunggu bukit itu?"
"Si Setan Penagih Nyawa?"
"Ya. Dari mana kau tahu?"
"Kakek ini. Tosu tua itulah yang memberi tahu padaku
bahwa bukit Tengkorak Hitam katanya dijaga iblis bernama
So-beng!" Bu-beng Siauw-cut menuding mayat Hok Sim Cinjin,
masih belum menerima medalinya dan karena itu maju dua
tindak untuk meminta benda miliknya. "Locianpwe, kenapa
tidak segera kauberikan benda itu kepadaku?"
Kakek ini tersenyum berat. "Anak baik, aku tidak akan
merampas benda milikmu ini dengan iktikad buruk Tapi
tahukah kau benda ini berbahaya untukmu" Tidakkah kau
tahu bahwa benda ini milik kerajaan?"
Bocah itu terkejut. "Milik kerajaan, locianpwe" Kerajaan
mana?" "Hm, aku tidak mendustaimu, bocah Tapi harap kauketahui
saja bahwa siapa yang memegang Medali Naga ini berarti dia
menjadi kurir (utusan) Kerajaan Yueh! Bagaimana kau bisa
mendapatkan benda ini dan bisa lolos dari bukit Tengkorak
Hitam" Apakah tidak ada seseorang yang kau lihat di sekitar
tempat penemuanmu itu?"
Bocah ini tertegun. "Tidak, locianpwe."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan kau tidak menjumpai jejak-jejak atau suara seseorang
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
di sekitar lokasi itu?"
"Tidak, locianpwe."
"Hm, aneh kalau begitu. Baiklah, boleh kutanya siapa
namamu, bocah" Apa tujuanmu mendatangi kuil T ee-kong-bio
ini?" "Aku Bu beng Siauw cut, locianpwe. Datang ke sini secara
kebetulan saja untuk menanyakan alamat seseorang "
"Siapa?"
"Pendekar Gurun Neraka!"
"Ah, untuk apa kau mencari pendekar sakti itu" Kau utusan
Ho-han-hwe?" kakek ini terbelalak, heran dan terkejut
mendengar anak itu mencari Pendekar Gurun Neraka. Tapi Bubeng Siauw-cut yang ganti tercengang mendengai kakek ini
menyebut nyebut nama Ho-han-hwe (perkumpulan para
patriot) tiba-tiba bersinar matanya dengan muka berseri.
"Locianpwe, di mana itu pusat perkumpulan Ho-han-hwe"
Dan apa pekerjaan mereka?"
Kakek ini ganti terbelalak. "Jadi kau tidak tahu tentang
nama perkumpulan ini, bocah" Dan kau, siapa namamu tadi?"
"Bu-beng Siauw-cut, locianpwe."
"Bu-beng Siauw-cut....?" kakek itu tertegun. "Kenapa
namamu demikian aneh, anak baik" Siapakah orang tuamu
dan di mana mereka tinggal?"
"Hm, aku anak Iola, locianpwe. Aku perantau jalanan yang
tidak mempunyai orang tua dan tempat tinggal!".
"Jadi kau sebatangkara?"
"Ya."
"Ah, sama kalau begitu," kakek ini menarik napas.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sama apanya, locianpwe?" anak itu bertanya.
"Sama sebatangkaranya ini, anak baik. Aku juga hidup
tanpa sanak tanpa kadang!"
"Ah, masa begitu" Bukankah kau tentunya punya anak
punya isteri?"
Kakek itu tiba tiba sedih. "Itu dulu, Bu-beng. Tapi sekarang
semuanya telah musnah."
"Locianpwe, panggil saja aku Siauw-cut, jangan Bu-beng!"
"Hm, Siauw - cut artinya hina, anak baik. Tidak berharga.
Padahal, kau kulihat berharga sekali. Gagah dan berani. Mana
bisa aku menyebutmu begitu" Tidak, aku akan memanggilmu
Bu-beng saja. Tampaknya ini lebih manis dan - bersahabat
daripada panggilan yang lain. Kau tentunya menyimpan
kepahitan hidup, bukan" Hm, aku tahu, anak baik. Rupanya
kita mengalami persamaan dalam hal ini. Kau dan aku yang
jelas sama-sama sebatangkara! Ha-ha, bagaimana kalau kau
ikut denganku, Bu-beng" Kita bersama-sama menghadapi
hidup yang keras ini?"' kakek itu tertawa, mencoba tersenyum
dan memandang si bocah.
Tapi Bu - beng yang mengeras dagunya ini tiba-tiba
mengepal tinju. "Tidak, maafkan aku, locianpwe. Aku ingin
hidup sendiri dan tidak mau tergantung pada orang lain!"
"Ah, ikut bersamaku bukan berarti tergantung, Bu-beng.
Kita bersama - sama menghadapi hidup ini dengan
mengerjakannya bersama."
"Tapi aku masih mempunyai pekerjaan sendiri, locianpwe.
Tugas yang belum kulaksanakan hampai hari ini."
"Menemui Pendekar Gurun Neraka itu?"
Anak ini tertegun. Tapi akhirnya dia mengangguk. "Ya."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, kilau begitu aku dapat mengantarmu Bu-beng. Aku
akan membawamu pada pendekar itu dan minta dia
mengabulkan apa yang kau minta!"
"Ai....!" anak ini terkejut. "Tak mungkin kau dapat
melaksanakan keinginanmu, locianpwe. Tak mungkin kau
dapat memaksa pendekar itu untuk memenuhi permintaanku!"
"Hm, permintaan anak kecil saja
kenapa sukar melakukannya. Bu-beng?" kakek ini tertawa. "Bukankah kau
meminta yang tidak kelewat berat?"
Anak itu termangu. Dia mengepal tinju, tapi menggelengkan kepala tiba - tiba dia berkata, "Tidak, tak
perlu kau bantu aku. locianpwe Aku ingin melaksanakan
tugasku ini seorang diri!"
"Wah. apa yang kauinginkan dari pendekar itu, anak baik?"
"Aku ingin membunuhnya, locianpwe! Aku ingin membalas
dendam atas kematian ibuku!"
"Hah.."!" kakek itu terkejut bukan ma in. "Kau ingin
membunuh Pendekar Gurun Neraka, Bi-beng" Jadi ini maksud
hatimu mencari pendekar itu?" lalu sadar dari kekagetannya
tiba-tiba kakek ini tertawa bergelak sampai terbatuk-batuk.
Dia tampaknya geli bukan main mendengar kata-kata bocah
itu. Tapi melibat Bu-beng Siauw-cut memandangnya berapiapi tiba " tiba dia menghentikan tawanya.
"Maaf....maaf, Bu-beng. Aku agaknya menyinggung
perasaanmu!" dan buru-buru memperbaiki sikap kakek ini
memasang muka serius, menarik napas dan menepuk-nepuk
pundak si himk. "Bo-beng, kau rupanya benci sekali pada
pendekar itu. Tapi tahukah kau siapa pendekar ini" Dia
seorang pendekar sakti, nak. Pendekar besar yang memiliki
kepandaian tinggi. Bahkan guru-nyapun tak sanggup
mengalahkan muridnya ini. Begitu pula denaan mertuanya.
Ciok-thouw Tai-hiap Souw Ki Beng itu. Mana munskin kau
dapat membunuh pendekar ini" Dan, mengherankan sekali
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kau membenci pendekar itu. Bu beng Karena Pendekar Gurun
Neraka adalah pendekar sejati yang gagah perkasa, tidak
jahat sepak terjangnya dan selalu membela kebenaran.
Bagaimana kau bisa memusuhinya" Apakah ibumu seorang
golongan hek-to (hitam)?"
Anak ini memandang marah. "Ibuku orang baik - baik,
locianpwe. Dia bukan wanita iblis hingga boleh dibilang jahat!"
"Hm, kalau begitu siapa ibumu itu?"
Anak ini menolak. "Tak bisa kuberitahukan sekarang,
locianpwe. Itu rahasia pribadiku yang orang lain tak boleh
dengar!" "Ah, maaf....!" kakek ini terpukul, sedikit merah mukanya.
Tapi tersenyum pahit dia menganggukkan kepalanya. "Baiklah,
kau rupanya tak suka orang lain mendengar riwayatmu, Bubeng. Kalau bigitu bagaimana jika kuulang permintaanku tadi"
Maukah kau ikut bersamaku"'
Anak ini menggeleng. "Aku tak mau bergantung pada orang
lain,, locianpwe. Aku tak mau ikut denganmu atau siapapun
juga!" "Tapi kau seorang diri, anak baik. Miana mungkin tak
menjalin hubungan dengan orang-lain?"
"Hm, lebih baik begitu daripada berkumpul tapi mendapat
teman yang jahat, locianpwe. Aku lebih baik hidup sendiri
daripada berkawan!"
"Tapi tidak semua orang jahat, Bu-beng. Mana bisa kau
pertahankan pendapatmu itu?"
"Ya, tapi berkali-kali aku mendapat kekecewaan, locianpwe.
Bahwa sebagian besar manusia yang kutemui banyak yang
tidak baik daripada yang baik!"
"Hm..." kakek ini manggut-manggut. "Memang itu benar,
Bu-beng. Aku si tua bangka ini juga mendapat kenyataan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa dunia kita ini lebih banyak berisi orang jahat daripada
yang baik. Itu kualami sendiri. Tapi tidakkah kita dapat
memilih teman, Bu-beng" Kita mestinya tahu siapa yang boleh
kita jadikan sahabat yang sebenarnya atau siapa yang harus
kita jauhi karena sifatnya yang membahayakan diri kita. Kau
tentu dapat mengerti ini, bukan?"
"Ya."
"Dan bagaimana pandanganmu terhadap aku si tua bangka
ini" Termasuk orang jahatkah aku ini?"
Bn-beng Siauw-cut terkejut. "Aku belum mengenalmu
secara baik, locianpwe. Bagaimana bisa bilang kau ini orang
jahat atau tidak?"
"Nah, itulah...!" kakek ini tertawa. "Karena itu aku ingin
mengajakmu hidup bersama, Bu-beng. Aku ingin kau ikut aku
dan melihat sepak terjangku,!"
Anak ini mengeratkan kening. "Kau membujukku dengan
cara berputar, locianpwe?"
"Ha-ha, karena aku tertarik padamu, Bu-beng!"
"Hm, tapi aku sudah bilang tak mau ikut siapapun juga,
locianpwe. Aku tak mau ikut denganmu meskipun kau paksa!"
Kakek ini tertegun Dia melihat si bocah bicara sungguh
sungguh, menonjol sekali kekerasan hatinya saat itu. T api tak
kurang akal tiba tiba dia menyeringai pahit, "Bu-beng, kau
rupanya benar-benar tak mau ikut orang lain. Kalau begitu
bagaimana jika kubalik dengan aku yang ikut dirimu" Kau
tentu tak keberatan, bukan?"
Anak ini terkejut. "Kau ikut aku, locianpwe"
"Ya" kakek ini tersenyum. "Dan kau boleh memerintah apa
saja kepadaku si tua banaka ini, anak baik. Tapi tentu saja
yang tidak melanggar tans kebenaran!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Ah." anak itu mengeluh, bingung. Tapi tertawa masam
diapun tiba tiba mendesis, "Lo-cianpwe, kau cerdik. Kau
rupanya benar-benar ingin mengganggu dan menggodaku!"
Kakek ini tertawa. 'Tidak begitu. Bu-beng. Aku tidak
mengganggumu kalau kau menolak. Mana bisa aku ikut
denganmu kalau yang diikuti tidak senang?"
'Hm, ba'klah ..." anak ini menyerah. "Tapi itu terbatas,
locianpwe. Artinya kau boleh ikut aku sampai di gunung itu
saja. Setelah itu kita masing masing berpisah!"
"Jadi kau akan ke Ta-pie-san, anak baik?"
"Benar."'
"Baiklah, kalau begitu aku siap mengantarku!" kakek ini
gembira. "Tapi sebelumnya kita harus mengubur mayat mayat ini dulu. Bu-beng. Kau boleh bantu aku kalau mau...!'
dan kakek yang sudah berseri mukanya isi tiba-tiba
mengambil tongkat di tangan mayat Hok Sim Cinjin. Lalu,
begitu dia menggerakkan tangannya tahu tahu tanah sudah
ditusuk dan dicongkel hingga sekejap saja mengangalah
sebuah lubang besar. Cukup untuk lima mayat sekaligus!
"Ah, kau hebat sekali, locianpwe!' Bu-beng Siauw-cut
berseru kagum, terkejut sekali. "Kesaktian apakah yang
kautunjukkan ini?"
Si kakek tertawa tak acuh. "Ini bukan sesuatu yang luar
biasa, Bu-beng. Pendekar Gurun Neraka bahkan dapat
melakukan sesuatu yang jauh lebih hebat dari aku si tua
bangka ini!"
"Hm...." Bu beng Siauw-cut tertegun. Dia melihat kakek itu
telah memasukkan mayat Hok Sim Cinjin, disusul yang lain.
Dan dia yang cepat membantu kakek ini mengubur lima mayat
itu sebentar saja sudah menyelesaikan tugasuya dengan baik.
Kini kakek itu menguruk tanah, membuat gundukan besar
Lalu mengibaskan bajunya dari debu yang menempel di
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuhnya dia bergumam, "Semua orang akhirnya akan
mengalami hal seperti ini, Bu-beng. Tak ada bedanya antara
yang bodoh dan yang pintar. Antara yang jahat dan yang baik.
Kau tahu, bukan"'"
"Ya" "Dan apa yang akan kaulakukan kalau kau mengetahui hal
ini?" Si bocah termangu.
"Kau harus banyak melakukan kebaikan, Bu-beng. Agar
kelak kalau kita meninggal maka bukan kisah buruk yang kita
wariskan pada anak cucu kita melainkan nama harum dan
kebijaksanaan yaug kita berikan pada mereka! Kau setuju
pada pendapatku, bukan?"
Bu-beng Siauw-cut mengangguk. "Ya, itu benar, locianpwe."
"Dan sekarang, bagaimana pendapatmu tentang pembunuhan ini?"
"Itu perbuatan jabat, locianpwe. Kekejian yang tidak dapat
dibenarkan!"
Kakek ini tertawa. "Bagus. Tapi nyatanya pernyataanmu
kontras dengan isi hatimu, Bu-beng. Kau menyatakan
pembunuhan adalah keji tapi kau sendiri justeru ingin
melakukan pembunuhan terhadap Pendekar Gurun Neraka!"
"Ah, tapi itu lain, locianpwe. Aku membunuh karena
Pendekar Gurun Neraka berhutang dua jiwa kepadaku!"
"Ayah ibumu itu?"
"Ya. Mereka tewas gara-gara pendekar itu. Dan aku akan
menuntut balas untuk kekejamannya, itu!"
Kakek itu tertawa "Bu - beng, kau masih terlalu muda
untuk mengetahui inti sari hidup. Apapun alasannya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membunuh adalah sesuatu yang mengerikan, sesuatu yang
sebenarnya tak patut dilakukan sesama manusia. Tapi karena
kita mempunyai pendapat sendiri-sendiri maka terjadilah,
semuanya itu. Yang jelas, kalau kau mempuriyai cita-cita
membunuh Pendekar Gurun Neraka maka cita-citamu itu
salah, anak baik. Karena pendekar itu bukanlah seorang jahat
yang sepantasnya dimusuhi orang baik-baik macam dirimu
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ini?" Anak itu menggeleng. "Tapi aku ingin membalas dendam,
locianpwe. Dan tak perlu kau meredakan kebencianku dengan
nasihat-nasihat kosong!"'
"Tapi, tak mungkin kau berhasil, anak baik Pendekat Gurun.
Neraka adalah laki - laki tiada bandingnya yang gagah
perkasa!" "Betul, aku sudah mendengarnya, locianpwe. T api sebelum
berhadapan sendiri tak puas rasanya hati ini?"
"Hm...." kakek itu menganggukkan kepalanya. "Baiklah itu
urusanmu sendiri. Bu - beng. Aku si tua bangka ini tak akan
mencampurinya. Tapi satu nasihatku, kau akan menemui
banyak kegagalan jika tak memiliki kepandaian tinggi?"
Si bocah terbelalak. "Aku akan mencari ilmu sebanyak
mungkin, locianpwe. Dan aku tak mau sudah jika belum
berhasil!"
"Dan kau sudah mendapatkan calon gurumu itu?"
Bu-beng Siauw-cut tertegun. "Ini... hem, belum, locianpwe.
Aku belum berpikir sampai sejauh itu!"
"Lalu bagaimana caramu dengan membaiat dendam itu?"
"Aku akan datang ke T a-pie-san. akan kutantang Pendekar
Gurun Neraka itu. Dan aku telah mempersiapkan pisau belati
ini untuknya!" '
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si kakek terkejut . Dia melihat anak laki laki itu mencabut
sebuah pisau dari balik pinggang kirinya, rupanya sudah lama
mempersiapkan benda itu di situ Tapi tersenyum geli tiba tiba
ketawanya meledak terbahak.
"Ha-ha. kau lucu. Hu-beng. Kau benar benar menggelikan
sekali! Kaukira dengan benda sekecil itu kau dapat membunuh
Pendekar Gurun Neraka" Kaukira dia dapat terbunuh oleh
pisau kecilmu ini?"
"Tapi aku akan mencobanya, locianpwe. Aku tidak takut,
aku siap membunuh atau dibunuh!"
"Ah, bukan begitu, Bu-beng. Tapi Pendekar Gurun Neraka
orangnya kebal, tak mempan terhadap semua bacokan senjata
tajam. Mana mungkin kau dapat membunuh lawanmu itu.
Sedang melawan putera si iblis betna Tok-sim Sian-li sija kau
tak dapat menang, mana bisa merobohkan Pendekar Gurun
Neraka" Ha-ha, kau tak tahu tingginya langit dalamnya bumi,
Bu-beng. Kau tak tahu betapa hebatnya kesaktian Pendekar
Gurun Neraka itu!"
Anak ini marah. "Tapi aku tak takut, locianpwe. Aku tak
gentar meskipun kepandaiannya melebihi setan!"
Si kakek tertegun. Dia melihat mata anak itu berkilat-kilat,
tak dapat dicegah. Dan maklum bahwa anak ini harus
"dibentur" dengan kenyataan maka diapun tersenyum dan
menghela napas. "Baiklah... baiklah, Bu-beng. Aku tak akan
mengecilkan arti perjuanganmu. Kau boleh bunuh musuhmu
itu dan lihatlah apa yang terjadi!" lalu, memandang ke depan
kakek ini bertanya sambil menepuk pundak si bocah,"Sekarang kita akan melanjutkan perjalanan bukan"
Nah, aku siap mengikutimu, Bu-oeng. Aku akan ikut
denganmu sampai di kaki gunung itu!''
Bu-beng Siauw-cut mengangguk. "Ya. aku ingin menemui
pendekar itu, locianpwe. Aku tak sabar dan ingin segera
melaksanakan tugasku ini. Mari....!" dan si bocah yang sudah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memutar tubuh itu tiba-tiba mengayun langkah meninggalkan
kuil Tee-kong-bio. Dia tak tahu betapa si kakek di sebelahnya
tersenyum menyeringai, mukanya kecut. Tapi kakek yang
menggelengkan-kepala dengan mata penuh kagum ini sudah
mengikuti anak laki-laki itu tanpa banyak-bicara.
Dan aneh. Keduanya tidak banyak Cakup. Baik Bu-bertg
Siauw-cut maupun si orang tua tak menyinggung-nyinggung
masalah pribadi mereka. Terutama si bocah laki-laki ini. Dia
tak menanya siapa kakek tua itu, umpamanya. Di mana
tempat tinggalnya dan.apa pula julukannya. Dan si kakek yang
diam tertegun loleh^si-kap anak laki laki ini jadi mendesis
sendirian, dengan mata terbelalak.. Tapi ketika anak itu
teringat tentang Ho-han-hwe sekonyong-konyong
dia membuka percakapan,
"Locianpwe, siapakah Sebetulnya orang-orang Ho-han-hwe
itu" Dan di mana markas besar mereka?"
Kakek ini tersenyum. "Ho-han-hwe perkumpulan orangorang gagah, Bu-beng. Mereka itu merupakan simpatisan
Pangeran Kou Cien dari Kerajaan Yueh."
"Dan markas besar mereka?".
"Kau akan tahu sendiri Bu-bebg. Tak perlu kujawab. Hanya
barangkali ketua perkumpulan ini akan mengejutkan dirimu."
"Siapa, locianpwe?"
"Pendekar Gurun Neraka!"
"Hah?" si bocah! terkejut. Tapi menoleh sejenak tiba-tiba
diapun telah meneruskan langkah, tak bertanya apa-apa 'lagi
sampai mereka tiba di kaki gunung T a-pie-san!
Pagi itu Ta-pie-san memang masih malas. Kabut di atas
gunung berarak ayal - ayalan, sementara kicau burung yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biasa ramai kali ini sedikit hening. Maklum, hawa pegunungan
masih terlampau dingin untuk disambut. Dan sinar matahari
yang menerobos celah-celah dedaunan tampak melorong
(membentuk lorong) yang kuning keemasan ke kaki bukit.
Pagi itu dua bocah memasuki hutan cemara. Mereka terdiri
dari seorang anak laki - laki yang tampah gagah dengan usia
sembilan tahun dan seorang anak perempuan cantik yang
usianya delapan tahunan. Mereka hampir sebaya, tampaknya
kakak beradik. Dan wajah mereka yang terang jernih dengan
mata yang tajam bening jelas menunjukkan bahwa mereka
bukanlah anak-anak sembarangan. Dan ini diperkuat oleh
gerak-gerik langkah kaki mereka yang ringan geSiapakah mereka itu" Bukan lain Sin Hong dan Bi Lan.
Mereka adalah putera-puteri Pendekar Gurun Neraka. Yang
laki - laki dan isteri pertamanya bernama Pek Hong sedang
yang perempuan itu adalah puteri mereka dan isteri kedua
Ceng Bi, puteri pendekar besar Ciok thouw Taihiap Souw Ki
Beng itu, gak-hu atau ayah mertua Pendekar Gurun Neraka.
Dan seperti diketahui bersama dalam cerita "Pendekar Kepala
Batu" dulu pendekar muda ini bersama dua orang isterinya
tinggal bersama di Pegunungan Ta-pie-sin.
Pek Hong telah melahirkan anak laki-lakinya itu, sembilan
tahun yang lalu, yang diberi nama Sin Hong atau Yap Sin
Hong oleh Pendekar Gurun Neraka. Sedang Ceng Bi yang
melahirkan anak perempuan delapan tahun yang lalu kemud'an memberi nama Bi Lan atau Yap Bi Lan pada anak mereka
yang nomor dua itu.
Baik Pek Hong maupun Ceng Bi tak ada perasaan saling
cemburu dalam memiliki orang yang mereka cinta, yakni
Pendekar Gurun Neraka atau yang pada belasan tahun yang
silam lebih dikenal orang sebagai Yap-goanswe itu, jenderal
muda Yap yang gagah perkasa pada Kerajaan Yueh. Tapi
karena bekas jenderal muda ini telah mengundurkan diri dari
jabatannya maka dia lebih dikenal dengan nama barunya itu,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
julukan yang membuat dia tersohor. Baik di dalam maupun di
luar Tiong-goan ( pedalaman ).
Dan pagi itu, apa yang akan dilakukan dua orang anak lakilaki dan perempuan ini" Bukan lain latihan. Latihan ilmu silat
yang sudah diajarkan kepada mereka oleh sang ayah sejak
mereka baru belajar merangkak! Memang Pendekar Gurun
Neraka keras sekali dalam mendidik putera puterinya ini. Dia
tak kenal siang maupun ma lam, dingin ataupun panas.
Pokoknya kalau waktu latihan sudah tiba saatnya maka Sin
Hong dan Bi Lan harus berlatih, biarpun saat itu hawa
pegunungan masih dingin. Seperti saat itu misalnya!
Dan Sin Hong serta Bi Lan lama-lama akhirnya terbiasa
juga. Sikap ayah mereka yang keras dan amat berdisiplin
dalam mendidik ilmu silat membuat mereka tak cengeng
seperti anak-anak kebanyakan. Mereka sudah terbiasa untuk
berlatih keras, melawan dingin dan panas di alam terbuka.
Tapi ketika mereka baru memasuki hutan cemara dimana
mereka biasanya berlatihit?u mendadak tiga buah bayangan
muncul di depan mereka
"Ha-ha, kalian siapa, tikus-tikus kecil?" Sin Hong dan Bi Lan
terkejut. Mereka melihat dua wanita cantik muncul di situ,
sementara orang ke tiga yang, merupakan seorang anak lakilaki yang usianya sepuluh tahunan dan bicara congkak di
depan mereka membuat Sin Hong dan Bi Lan mengecutkan
alis. Jilid 2 http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
BI LAN, sesuai denpan
watak ibunya yang keras
dan galak sudah mendahului maju. Dia menudingkan jarinya, dan
membentak nyaring dengan suaranya yaag merdu halus anak perempuan ini ganti bertanya, "Bocah kurang
ajar. kau siapakah dan
mengapa datang - datang
bertanya pada tuan rumah?" Anak laki - laki itu
tertegun. Dia berseri memandang Bi Lan, tapi
tersenyum menyeringai dia bertolak pinggang. "Aku Ceng
Liong, adik manis Kau siapakah dan mengapa ada di tempat
wilayah ayahku ini?"
Bi Lan mengangkat keningnya, ia terkejut mendengar anak
laki - laki bernama Ceng Liong itu menyebut daerah itu milik
"ayahnya". ayah lawan. Dan mengira anak itu tidak waras Bi
Lan-pun membentak. "Bocah gila siapa ayahmu itu hingga
berani benar kau datang-datang mengaku ini wilayah
bapakmu" Tidak tahukah kau bahwa ini adalah wilayah
Pendekar Gurun Neraka" '
Ceng Liong tertawa. "Itulah. Ayahku memang Pendekar
Gurun Neraka, nona manis. Dan mengherankan sekali kau
jalan-jalan di sini!"
"Apa?" Bi Lan melotot. "Kau mengaku anak ayahku" Tidak
malu kau mengaku diri anak orang lain?"
Bocah itu terkejut. "Apa maksudmu" Siapa itu ayahmu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayahku Pendekar Gurun Neraka, bocah sinting! Aku adalah
puteri ayahku itu."
"Ah...!" Ceng Liong terbelalak. T api sebelum dia menjawab
tahu-tahu wanita cantik y?mg ada di sebelah kanannya
berkelebat maju. Ia adalah Tok-sim Sian-li, ibu dari anak laki laki ini. Dan mendengar anak perempuan itu adalah puteri
Pendekar Gurun Neraka tiba-tiba wanita cantik ini mendengus.
"Bocah, kau siapakah dan siapa ibumu itu"'
Bi Lan mengedikkan kepala. "Aku adalah Bi Lan, wanita
pengganggu. Ibuku adalah Ceng Bi puteri Ciok - thouw
Taihiap Souw Ki Beng. Kau siapakah dan anakmukah dia ini?"
Tok-sim Sian-li tertawa mengejek. "Ya, dia anakku. Aku
adalah Tok-sim Sian-li yang datang ke sini untuk menyerahkan
Ceng Liong pada ayahnya! Di mana bapakmu itu sekarang?"
Bi Lan terbelalak kaget. "Apa" Kau hendak menyerahkan
bocah sinting ini pada ayah" Kau bilang dia anakmu?"
"Ya, dia anaKku, bocah cerewet. Dan juga anak bapakmu
itu yang tidak bertanggung jawab. Mana sekarang ayahmu
itu?" Bi Lan tertegun. Tapi Sin Hong yang sejak tadi tak
membuka suara tiba - tiba melangkah maju. Anak ini bersikap
tenang, tapi sinar matanya yang tajam penuh selidik
menggetarkan wanita cantik ini ketika dia mulai bicara,
"Tok-sim Sian-li, kami sesungguhnya tak kenal kalian dan
merasa heran sekali datang - datang kalian membuat ribut.
Siapakah sebetulnya kau ini dari tidak tahukah bahwa
Pendekar Gurun Neraka hanya mempunyai dua orang anak
yakni kami berdua" Darimana anak laki-laki itu dan kenapa dia
kausebut sebagai ,putera ayah"''
"Hm, kau siapakah, bocah?"
"Aku Sin Hong, T ok-sim Sian-li. Kakak adikku B i Lan ini."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, jadi putera ibumu Souw Ceng Bi itu"'
"Bukan, ibuku adalah Pek Hong. Tapi kami tak ada masalah
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk menentukan siapa sebenarnya ibu kami!"
"Apa?" Tok-sim Sian-li terkejut, "ibumu adalah murid si
keledai gundul dari T ibet itu?"
Sin Hong menjadi tidak senang. "Benar, Tok-sim Sian-li.
Tapi tak perlu kiranya kau melontarkan kata-kata kasar
begini!" "Hi-hik, aku mau bicara apa saja apa pedulimu, bocah"
Bukankah kalau begini ayahmu itu benar-benar seorang mata
keranjang" Mendapat cinta seorang wanita saja tak becus tiba
tiba sekarang beristeri dua! Cis, macam apa laki laki seperti
itu?" Sin Hong menjadi marah Tapi Bi Lan yang tak kuat
menahan gusar tiba-tiba melejit ke depan menampar mulut
wanita itu. "Tok-sim Sian-li. kau iblis tak tahu malu. Mampuslah..-.!"
Tok-sim Sian-li terkejut. Dia kaget melihat ginkang yang
luar biasa ini, melejit secepat kijang disambar panah. Tapi
wanita lihai yang mendengus ini tiba-tiba menggerakkan
tangan kirinya, menangkis tamparan Bi Lan.
"Plak!"
Dan Bi Lan mengeluh tertahan. Ia terpelanting roboh,
mendesis sakit melihat lengannya kebiruan. Tapi Tok-sim
Sian-li yang marah melihat anak perempuan itu berani
menamparnya mendadak melompat maju. Dia tahu - tahu
sudah mencengkeram pundak Bi Lan, menggaplok si anak.
Dan Bi Lan yang tak sempat mengelak tahu-tahu sudah
menerima tiga tamparan di kedua pipinya pulang balik.
"Anak setan, berani kau bersikap kurang ajar pada orang
tua" Nah, terimalah... plakplak-plak!" dan B iLan yang kontan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
digampar mulutnya tiba-tiba menjerit dan pecah bibirnya!
Anak perempuan ini terkejut, juga marah sekali. Tapi Sin Hong
yang kaget melihat adiknya dihajar sekonyong-konyong
menubruk ke depan menotok pergelangan tangan wanita itu.
"Tok-sim Sian-li, lepaskan adikku... plak!" dan Tok-tim Sianli yang terkejut menerima totokan ini mendadak melompat
mundur dengan mata terbelalak. Ia merasa tangannya
lumpuh, gringgingen (kesemutan) ditotok jari si bocah yang
halus lembut tapi mengandung getaran s inkang mujijat! Maka
terkejut oleh serangan ini tiba-tiba wanita itu menjadi
beringas. "Ceng Liong, robohkan mereka dan ikat keduanya menjadi
satu..!" Ceng Liong mengangguk. Dia menjadi girang disuruh maju,
tapi Sin Hong dan Bi Lan yang bersiap-siap tentu saja tak mau
mandah begitu saja dirobohkan lawan. Mereka berdiri
berdampingan, tapi Sin Hong yang melihat Ceng Liong maju
sendirian sudah mendorong adiknya.
"Lan-moi, hadapi bocah itu. Aku akan menjaga dan
melindungimu dari yang lain!"
Ceng Liong tertawa sombong. "Tak perlu, satu-satu, Sin
Hong. Kau boleh maju sekalian untuk menghadapi aku. Ibu
tidak akan membantuku dalam hal ini!"
Sin Hong tak menjawab. Dia terang tak percaya kata - kata
itu, dan Bi Lan yang marah melihat kesombongan anak laki laki ini sudah melompat ke depan memasang kuda-kuda.
"Bocah sinting, tak perlu kau pentang bacot. Hayo majulah
dan hadapi aku. Hong ko baru maju kalau aku kalah!"
Ceng Liong bersinar mukanya. "Wah, kau benar - benar
gagali, adik Bi Lan. Dan kau cantik sekali! Aku tak akan
melukaimu kalau kau mau menyerah baik-baik!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bi Lan marah. Ia memekik tinggi, dan begitu lawan
menyeringai padanya mendadak bocah ini telah melancarkan
dua pukulan cepat ke dada dan muka Ceng Liong, berkelebat
dengan kedua kakinya yang ringan itu. Dan begitu dia
menggerakkan kedua tangannya bertubi-tubi mendadak kedua
tangan anak perempuan ini telah berobah menjadi sepuluh
banyaknya hingga membuat Ceng Liong terkejut!
"Ah, Cap-jiu-kun (Silat Sepuluh Kepalan)..!"
Dan seruan itu memang benar. Ceng Liong telah
mendengar dari ibunya bahwa Pendekar Gurun Neraka
memiliki bermacam-macam ilmu silat, satu di antaranya
adalah Cap-jiu-kun itu, Silat Sepuluh Kepalan yang membuat
kedua tangan benar-benar berobah menjadi sepuluh buah
banyaknya, saking cepat dan hebatnya ilmu silat ini. Maka
begitu melihat Bi Lan menyerangnya bertubi-tubi dengan ilmu
silat itu tiba-tiba Ceng Liong melompat mundur dan berjungkir
balik, menendangkan kakinya.
"Des-dess!"
Dua pasang tangan dan kaki tiba-tiba bertemu. Ceng Liong
untuk pertama kalinya menangkis, tapi bocah yang tergetar
dengan tubuh terhuyung itu mendadak menjadi marah. Dia
merasa kakinya ngilu, sakit bertemu tangan Bi Lan yang kecil
ampuh. Dan begitu membentak sambil berteriak keras tibatiba bocah ini mengeluarkan ilmu sifatnya yang ganas, warisan
tunggal dari sang ibu yang bernama Tok-hiat-jiu ( Pukulan
Darah Beracun )!
"Ah, awas, Lan-moi! Hindari bentrokan tangannya yang
beracun....!"
Bi Lan tercekat. Dia mendengar sesuan kakaknya itu,
karena Sin Hong yang memperhatikan pertempuran ini tibatiba melihat kedua lengan Ceng Liong merah bagai darah. Dan
kaget serta khawatir oleh bau amis yang memancar dari
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua lengan anak laki - laki itu Sin Hong segera memberi
peringatan pada adiknya.
Tapi Bi Lan sudah mengerti. Ia lebih dulu terkejut melihat
lengan lawan yang berobah ke-merahan. juga memancarkan
bau amis. Maka begitu lawan menangkis kedua pukulannya
yang bertubi-tubi tiba. tiba Bi Lan merobah ilmu silatnya
dengan cepat. Dia mainkan kedua kakinya, bertubi - tubi
menyerang dan menendang, selalu mengarah bagian bawah
tubuh lawan. Dan Tok-sim Sian ii yang terkejut melihat anak
perempuan itu juga mahir ilmu silat yang banyak
mengandalkan kecepatan gerak kaki ini tiba-tiba mendesis,
"Tong-tee-kun (Silat Guncangkan Bumi) ..!"
Dan itu kembali benar. Bi Lan memang telah mainkan ilmu
silatnya ini, ilmu silat lain yang disebut Tong tee kun. Ilmu
Silat Mengguncang Bumi. Dan Sin Hong yang tertegun
mendengar wanita cantik itu mengenal setiap permainan
adiknya jadi kaget di dalam hati. Tapi anak laki-laki ini
bersikap tenang. Dia melihat Bi Lan dan Ceng Liong sudah
saling sambar - menyambar, masing-masing bergerak cepat
Tapi Bi Lan yang lebih cepat ternyata dua kali berhasil
menendang lutut lawan. Ceng Liong dua kali roboh, dan anak
laki - laki yang marah serta penahan ini mendesak dengan
pukulan-pukulan Tok - hiat-jiunya
Tapi Bi Lan mematuhi pesan sang kakak. Ia tak mau
beradu lengan, takut hawa beracun dari pukulan itu menjalar
ke lengannya. Dan Bi Lan yang selalu menyerang bagian
bawah lawan dengan tendangan-tendangan kakinya membuat
Ceng Liong kalanc-kabut. Ternyata dari pertempuran ini
bahwa Bi Lan masih menang dibading lawannya itu,
kemenangan mutlak karena ilmu silatnya memang lebih hebat
dan lebih bersih. Dan Ceng Liong yang marah melihat dirinya
semakin terdesak dan mundur ke belakang tanpa sempat
membalas tiba tiba mengeluarkan suara tinggi. Bocah ini
menggereng, dan begitu satu saat kaki lawan kembali
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghantam dadanya mendadak anak laki-laki ini membentak. "Bi Lan, kakimu berat tak dapat menendang aku...!"
Bi Lan terkejut. Saat itu ia sedang menendang dada Ceng
Liong, hampir menyentuh sasarannya. Tapi begitu bentakan
ini dikeluarkan dan pandang matanya bentrok dengan mata
Ceng Liong tiba-tiba kakinya turun tak dapat diangkat, berat
seperti yang dikotakan lawan! Dan begitu Bi Lan terbelalak
dengan muka kaget tahu-tahu kaki Ceng Liong ganti telah
menyambar lututnya, menendang dari bawah.
"Dess...!" Bi Lan terguling - guling. Ia kaget sekali kenapa
kejadian demikian cepat berobah, dan Bi Lan yang terpekik
oleh tendangan ini tiba-tiba sudah ditubruk Ceng Liong
dengan pukulan Tok-hiat-jiunya.
"Bi Lan, kau tak dapat mengalahkan aku. Robohlah...!"
Bi Lan kaget bukan main. Ia terang tak mau menerima
serangan itu, pukulan berbahaya yang mengeluarkan bau
amis. Maka menggulingkan tubuh Bi Lan sudah menjerit dan
melompat bangun, jauh dari lawan. Tapi baru ia berdiri tahutahu Ceng Liong tertawa mengejarnya dan kembali
membentak, mengeluarkan suaranya yang aneh itu, disertai
pandangan tajam berpengaruh.
"Bi Lan. kau tak dapat bergerak lagi. Tubuhmu kaku...!"
dan Bi Lan yang benar benar terhenyak dengan tubuh kaku
tiba-tiba tak dapat mengelak ketika jari Ceng Liong
mencengkeram pundaknya.
"Plak!" Bi Lan roboh pingsan, la menerima tamparan Ceng
Liong yang ganas dan jahat. Dan Sin Hong yang terkejut oleh
gebrak terakhir itu tiba-tiba sadar dan melengking tinggi
"Ceng Liong, kau anak iblis...!" Ceng Liong memutar rubuh.
Dia terkejut mendengar bentakan Sin Hong yang http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggetarkan udara. Tapi tersenyum menyeringai dia
menyambut pukulan Sin Hong dengan mulut mengejek.
"Plak-dess!"
Ceng Liong berseru tertahan. Dia terpelanting roboh, dan
pukulan Sin Hong yang membuat pundaknya luka terbakar
menjadikan anak ini kaget bukan main. "Ah, kau pandai
mainkan pukulan Lui-kong Ciann-hoat (Pukulan Petir), Sin
Hong?" Sin Hong tak menjiwab. Dia sudah marah sekali melihat
adiknya roboh pingsan oleh pukulan pemuda ini. Maka
menerjang ke depan diapun bertubi-tubi me lancarkan
serangan ke arah lawan. Dan Ceng Liong terbelalak. Dia harus
berteriak berkali-kali mendapat serangan Sin Hong yang jauh
lebih hebat daripada adiknya dan lebih berbahaya. Dan Ceng
Liong yang melihat pukulan Sin Hong mengeluarkan deru
angin lebih mantab dibanding Bi Lan tiba-tiba saja berseru
keras ketika jari Sin Hong menampar lehernya, tak dapat
dielak. "Plak!" Ceng Liong terguling-guling. Dia kaget dan marah
menerima pukulan itu, yang membuat lehernya panas dan
luka bakar! Dan Ceng Liong yang memekik pendek dengan
penuh kemarahan itu tioa-tiba membalas.
"Sin Hong, jangan sombong kau. Terimalah pukulanku..!"
dan Ceng Liong yang sudah menubruk ke depan menghantam
dada Sin Hong dengan pukulan Tok-hiat-jiunya. Dia mengira
Sin Hong mengelak, tak berani menerima pukulan itu, sama
seperti Bi Lan yang dicegah kakaknya. Tapi Sin Hong yang
berapi-api matanya im tiba - tiba menerima pukulan itu,
menangkis sambil mengerahkan sinkangnya.
"Plakk ..!" dan Ceng Liong mencelat dua tombak! Anak lakilaki itu berteriak, kaget sekali. Dan Sin Hong yang sudah
memburu ke depan tiba-tiba mengangkat kakinya menendang
dada lawan. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dess...!" tak ampun lagi Ceng Liong terlempar
bergulingan. Anak laki-laki ini lompat bangun dengan cepat.
Tapi ketika menendang dadanya lagi tiba-tiba dia
mengeluarkan bentakannya yang aneh itu. suara yang penuh
pengaruh dengan pandang mata tajam menusuk,
"Sin Hong, kau tak dapat menendang aku. Kakimu berat
diangkat!"
Tapi Ceng Liong kaget setengah mati. Dia melihat Sin Hong
tak terpengaruh bentakannya, lain dengan Bi Lan. Tanda
sinkang pemuda ini jauh lebih kuat diband.ng adiknya! Dan
belum dia mengelak kaget tahu-tahu kaki Sin Hong telah
meluncur ke depan menendang dadanya,
"Blek!!"
Ceng Liong muntah darah Dia langsung terpental, dan
bocah yang terpekik dengan mata terbelalak itu tahu-tahu
roboh terjungkal tak dapat bangun lagi. Tapi ketika Sin Hong
hendak menyusulnya lagi dengan pukulan terakhir mendadak
ibu sang anak berkelebat ke depm.
"Bocah, jangan kurang ajar kau....tuk!" dari jari Tok-sim
Sian-li yang telah memapak tendangan Sin Hong membuat
anak laki-laki ini mengeluh dan terguling di atas tanah. Sin
Hong terkejut, siap memaki. Tapi baru dia membuka mulut
tahu-tahu tangan kiri Tok sim Sian-li menampar lehernya,
keras sekali. Dan begitu jari wanita ini mengepret dirinya tahu
tahu Sin Hong telah terguling roboh di atas tanah, pingsan!
"Prat!" Sin Hong tidak ingat apa-apa lagi. Dia roboh disitu
bersama adiknya. Dan Tok-Sim Sian-li yang sudah menendang
tubuhnya memberikan anak Laki - laki ini pada pembantunya.
"A-cheng terima dia ...!"
A-cheng menangkap . Dia terbelalak melihat putera-puteri
Pendekar Gurun Neraka yang dapat mengalahkan Cheng Liong
dalam pertandingan jujur. Tapi baru dia menggerakkan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangannya menyambar tubuh anak laki-laki yang pingsan itu,
sekonyong-konyong sebuat cambuk menjeletar disampingnya.
"Orang-orang hina, apa yang kalian lakukan terhadap anak
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
- anakku?"
Tok sim Sian-li dan A-cheng terkejut. Mereka melihat
sesosok bayangan berkelebat di dekat mereka, menotok dan
menyambar tubuh Sin Hong yang hampir disentuh A-cheng.
Dan begitu A-cheng mundur ke belakang dengan muka kaget
tahu-tahu di s itu telah berdiri seorang wanita cantik yang sinar
matanya keras! Itulah Ceng Bi, isteri ke dua Pendekar Gurun Neraka yang
galak tapi lihai, puteri sang pendekar besar Ciok-thouw
Taihiap yang menjadi ketua Beng-san-pai. Dan Tok-sim Sian-li
yang baru kali ini berhadapan muka dengan puteri Pendekar
Kepala Batu itu tertegun, la tak tahu siapa wanita ini, tapi
mendengar wanita itu menyebut Sin Hong dan Bi Lan sebagai
anak-anaknya segeralah ia dapat menduga bahwa wanita itu
pasti Ceng Bi. Maka ibu Ceng Liong ini tertawa mengejek.
"Kau Souw Ceng Bi, setan betina?" Tok-sim Sian-li
mendengus, karena untuk Pek Hong sudah ia kenal. Dan Ceng
Bi yang bersinar matanya mendengar pertanyaan kasar itu
ganti mendengus.
"Ya, aku Ceng Bi. Siapakah kau, wanita iblis" Ada apa
datang datang mengacau di tem-pat tinggal orang lain?"
"Hi-hik, aku kekasih suamimu, setan betina. Aku datang ke
sini untuk menyerahkan puteraku ini pada ayahnya!"
Ceng Bi terbelalak. "Siapa kau" Dan kau gila mengaku-aku
kekasih suami orang lain?"
"Hm, jangan sombong, setan she Souw. Aku benar kekasih
suamimu itu jauh sebelum kau merebutnya dari aku! Aku T oksim Sian-li. wanita malang yang mendapat perlakuan tidak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertanggung jawab dari suamimu itu. Aku datang ke sini
untuk menyerahkan anakku pada bapaknya!"
Ceng Bi pucat dan kaget. "Kau Lie Lan murid Cheng-gan
Sian-jin itu?"
"Ya!"
"Ah.... "
Dan Ceng Bi yang melangkah mundur dengan muka kaget
ini segera disambut ketawa mengejek wanita iblis itu. "Kau
terkejut, setan betina" Aku datang memang untuk
mempertemukan anakku ini dengan bapaknya! Di mana
suamimu yang hidung belang itu?"
Ceng Bi menggigil. Ia marah dan terkejut melihat murid
Cheng-gan Sian jin ini tiba - tiba datang, muncul sete lah
sepuluh tahun tidak ada kabar beritanya. Dan melihat Tok-sim
Sian-li datang mengganggu rumah tangganya tiba - tiba Ceng
Bi naik darah. "Tok sim Sian-li, kau wanita iblis berhati cabul! Siapa
percaya anakmu itu anak suami-ku yang berhati mulia" Tidak
malu kau melimpahkan dosa dan mencari kambing hitam
untuk menanggung perbuatanmu yang hina?"
"Hm. tak perlu memaki, setan betina. Panggil saja suamin.u
itu dan kita dengar bersama, apakah betul dia tidak pernah
menggauliku sepuluh tahun yang lalu!"
"Keparat!" Ceng Bi tak tahan, dan marah serta gusar oleh
sengatan kata-kata ini tiba-tiba Ceng Di mencabut pedang.
"Tok-sim Sian-li, sebelum semuanya berlanjut cepat pergilah
tinggalkan tempat ini Kalau tidak aku tak segan-segan
membunuhmu!"
"Hi-hik, kau mau menutupi dosa suamimu, setan betina"
Aku dalang dengan kenyataan segan benarnya. Anakku
memang dari benih suamimu itu. Majulah aku tak takut
ancamanmu...!' dan Tok-sim Sian-li yang sudah mencabut
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bendera iblisnya tertawa mengejek dengan mata bersinarsinar. Dia juga marah dan cemburu melihat isteri Pendekar Gurun
Neraka ini. Seorang nyonya muda yang cantik dan
menggairahkan, seorang wanita gagah yang patut benar
menjadi pendarnping bekas jenderal muda itu. Orang yang ia
cintai mati-matian! Maka mendengar Ceng bi mengancamnya
dan akan membunuh tiba - tiba Tok-sim Sian-li beringas dan
marah. Kini Ceng Bi dan wanita iblis itu sudah saling berhadapan.
Mereka sama - sama belum mengetahui kepandaian lawan
Tapi Ceng Bi yang maklum bahwa Tok-sim Sian-li adalah
bekas murid Cheng-gan Sian-jin yang memiliki ilmu-ilmu sesat
tak berani bersikap enteng. Sementara Lie Lan sendiri yang
tahu bahwa nyonya muda ini adalah puteri Pendekar Kepala
Batu yang gagah perkasa juga tak berani memandang rendah.
Maka keduanya sudah saling melompat maju, dan begitu Ceng
Bi melihat wanita ini menyambut tantangannya tiba - tiba
membentak. "Tok-sim Sian-li, jaga nyawamu...!"
Dan isteri Pendekar Gurun Neraka ini mulai menyerang.
Gerak pedangnya cepat menusuk, mendesing meneeluarkan
angin tajam. Dan begitu pedang berkelebat ke depan tahu
lahu leher, dada dan perut lawan sudah disambar bertubi-tubi
dengan kecepatan kilat Tok-sim Sian-li terkejut, mundur
setindak. Tapi begitu pedang masih mengejarnya juga tahutahu dia membalik gagang benderanya, menangkis.
"Trang...!" dan Tok-sim Sian-li terkejut. Ia terdorong
mundur, merasa getaran sinkang menggempur kudakudanya. Maka kaget dan marah oleh gebrakan pertama ini
tiba-tiba murid Cheng-gan Sian jrn itu melengking tinggi.
"Souw Ceng Bi, jangan sombong, aku juga akan
membunuhmu..........!" dan wanita iblis yang tiba - tiba
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memutar, benderanya itu nelancarkan serangan bertubi - tubi
ke arah lawan Ia mencecar dan menyodok, sepak terjangnya
galak dan ganas. Dan Lie Lan yang sudah membarengi
serangannya ini dengan pengerahan ginkangnya tiba - tiba
berkelebat lenyap berlindung di balik bendera. Wanita itu
mengeluarkan ginkangnya yang disebut Cui-beng Gin-kang
(Ginkang Pengejar Roh), dan Ceng Bi yang terbelalak melihat
lawan lenyap di balik gulungan kain bendera tiba-tiba juga
berteriak melengking.
Puteri Ciok-thouw Taihiap ini mengerahkan pula ginkangnya. mainkan pedang dalam jurus-jurus Cui-mo Kiamhoat ( Ilmu Pedang Pengejar Iblis ). Maka begitu keduanya
bergerak dan serang-menyerang tiba-tiba saja masing-masing
lenyap dalam gundukan sirar hitam dan putih. Hitam dari kain
bendera Tok Sim Sian-li sedang putih dari kilatan pedang Ceng
Bi yang menyambar naik turun dengan amat hebatnya. Dan
pertandingan segera menjadi seru
Baik Lie Lan maupun Ceng Bi tak mau mengalah. Masingmasing sama bernafsu, ingin menang dan membunuh lawan.
Tapi ketika pertandingan berjalan duapuluh lima jurus
ternyatalah di sini bahwa permainan pedang Ceng Bi lebih
unggul dibanding ilmu silat lawannya. Lie Lan terdesak,
mundur-mundur dan pucat muka-nya. Dan ketika satu saat
pedang Ceng Bi menyambar ulu hatinya tiba-tiba bendera Lie
Lan robek ketika menangkis, tertusuk pedang.
"Bret"
Lie Lan benar-benar kaget. Ia menjerit kecil, membanting
tubuh bergulingan ketika pedang masih mengejarnya. Dan
ketika ia bangun berdiri dengan mata terbelalak tahu-tahu
tangan kirinya menampar ketika kembali Ceng Bi menyerangnya dengan pukulan sinkang.
"Plak...!" Lie Lan tergetar, la sudah mengerahkan T ok hiatjiunya, pukulan Darah Beracun. Tapi Ceng Bi yang sama sekali
tak terpengaruh oleh tangkisan lengan beracunnya ini
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membuat Lie Lan terpekik ketika kaki Ceng Bi tahu-tahu
menendang pinggangnya.
"Dess!"
Lie Lan terlempar bergulingan. Ia menjerit kaget, pucat
bukan main. Dan ketika Ceng Bi memburunya dengan
bentakan tinggi murid Cheng-gan Sian jin ini berteriak, "Acheng, bantu aku .!" dan Lie Lan yang menggerakkan gagang
bendaranya tahu tahu menangkis dan menghamburkan lima
jarum hitam ke muka Ceng Bi.
"Cet-cet-cet..!"
Ceng Bi mendengus. Ia terpaksa menangkis serangan
jarum gelap itu, membuat Lie Lan berkesempatan melompat
bangun. Dan baru ia mementalkan semua jarum gelap itu
mendadak A-cheng yang ada di sebelah kirinya berkelebat
maju. Pembantu Tok-sim Sian-li ini menyerang dengan
sebatang pedang pendek membantu majikannya agar lolos
dari ancaman pedang di tangan Ceng B i. Maka begitu Ceng B i
membalik dan memutar pedangnya segera dia menangkis
pedang di tangan pelayan wanita itu. Tapi Tok-sim Sian-li
sudah menerjang marah. Ia memekik nyaring ketika Ceng Bi
menangkis pedang pembantunya, dan begitu dia memutar
gagang bendera dan melakukan tamparan-tampiran keras
dengan pukulan Tok-hiat-jiunya segera Ceng Bi dikerubut
secara berbareng.
"Setan betina, kau akan mampus di tanganku.....!"
Ceng Bi terkrjut. Ia mendapat tekanan berat sekarang,
karena baik Lie Lan maupun pembantunya yang mengeroyok
di kiri kanan membuat ruang geraknya berkurang. Dan ketika
Lie Lan melihat Ceng Bi kewalahan menerima serangan
pedang dan bendera dari mereka berdua tiba-tiba wanita
cantik ini terkekeh dan mengeluarkan ilmu hitamnya Sm gan-ihun-to itu, ilmu perampas semangat melalui mata!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hi-hik, kau tak dapat menahan serangan-serangan kami,
Ceng Bi. Tenagamu lemah dan pedangmu berat. Hayo. lempar
pedangmu itu dan menyerahlah... kau harus menyerah dan
lemparkan pedangmu yang berat itu..!"
Ceng Bi mengeluh. Ia pucat sekali, gemetar tangannya
yang memegang pedang. Karena pedang yang dipegang
tangannya itu tiba-tiha saja benar menjadi berat. Persis
seperti apa yang dikata lawannya itu. Tapi ketika ia
membentak dan mengusir pengaruh aneh itu tiba-tiba saja, ia
Sadar dan marah bukan ma in. Pundak kanannya terlanjur
robek tergores pedang, pedang di tangan A-cheng. Dan begitu
bendera mengebut di mukanya diiringi kekeh si iblis wanita
mendadak Ceng Bi menjejakkan kakinya berjungkir balik di
udara. "Tok-sim Sian-li, kau tak dapat mempengaruhi aku...!"
Lie Lan tersentak. Ia melihat Ceng Bi benar-benar "lolos"
dari pengaruh Sin-gan-i-hun-tonya. Lolos berkat bentakannya
yang nyaring penuh getaran khikang. Dan begitu lawan
berjung-kir balik dengan pedang diputar mendadak A-cheng
menjerit ketika lengannya disambar pedang.
"Crat...aduh!"
Lie Lan jadi semakin kaget. Ia melihat pembantunya
terguling, dan sementara A-cheng mengeluh dengan muka
pucat tiba-tiba Ceng Bi sudah meluncur turun dengan ujung
pedang menyambar dada kirinya, deras sekali. Dan Lie Lan
yang terkejut oleh serangan dari udara ini serentak
melengking sambil menggerakkan bendera dan tangan kirinya.
"Plak-brett....!"
Cepat sekali kejadian itu. Lie Lan tahu-tahu mendesis,
patah gagang benderanya. Dan Ceng Bi yang melihat lawan
terhuyung dengan mata terbelalak tiba-tiba sudah meloncat
sambil menikamkan pedangnya, menusuk perut wanita iblis
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini. Dan Lie Lan yang kaget oleh serangan maut itu tiba - tiba
menjerit ketika ujung pedang menyentuh kulit perutnya!
Tapi dua buah bayangan tiba-tiba berkalebat. Seorang di
antaranya menyentil sebutir kerikil hitam, membentur pedang
Ceng Bi. Dan begitu bayangan ini muncul terdengarlah
seruannya yang nyaring berwibawa, "Bi-moi, tahan... tring!"
dan pedang Ceng Bi yang mencelat dari tangan seketika jatuh
berkerontung di atas tanah, sedikit menggores perut Tok-sim
Sian-li yang hampir dicoblos binasa!
"Ah...!"
Dan kini berdirilah seorang laki-laki gagah perkasa dengan
seorang wimta cantik berbaju hijau di situ. Laki-laki ini
ramping, tinggi besar dengan muka yang sedikit kemerahan.
Sinar matanya tajam berkilat penuh wibawa, bagai mata
seekor naga sakti. Dan Ceng Bi yang terbelalak melihat
pedangnya gagal membunuh sawan tiba - tiba membanting
kaki begitu melihat laki - laki ini datang.
"Yap-koko, kenapa kau cegah aku" Siluman betina ini jahat,
la hampir membunuh Hong - ji dan Bi Lan!"
Laki-laki gagah itu menarik napas. Dia ternyata Pendekar
Gurun Neraka adanya, bekas
jenderal muda yang
menggemparkan dunia kang-ouw itu. Dan melihat Ceng Bi
membanting kaki dengan sikap marah diapun melangkah
maju, mengelus pundak isterinya ini, penuh sayang.
"Bi-moi, kenapa kau harus membunuh seseorang"
Bukankah kita harus belajar sabar dan tidak menuruti nafsu
amarah?" "Hm, bagaimana sabar kalau ada orang datang hendak
membunuh anak kita. Yap - koko" Aku tidak mau sabar, dan
aku juga tidak bisa Sabar"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lie Lan tertegun. Ia sekarang melihat betapa matang dan
jauh lebih bijaksana laki-laki itu orang yang dia cinta setengah
mati namun gagal tak pernah mendapatkan kasih sayangnya
Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Maka melihat bekas jenderal muda ini muncul menyelamatkannya dari pedang Ceng Bi yang ganas dan
berbahaya tiba-tiba murid Ceng gan Sian-jin itu terisak.
"Yap-koko,
aku....aku datang untuk menyerahkan anakmu....!"
Pendekar Gurun Neraka atau Y ap Ru Kong ini terkejut. Dia
mengangkat kening, sekejap saja. Tapi menarik napas dia
melepaskan pelukannya pada Ceng Bi.
"Lie Lan. bocah mana yang kaumaksud itu" Anak laki-laki
inikah?" Lie Lan terisak, penuh harap dan cemasnya dia.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Koko Anak kita yang kuberi nama Ceng Liong itu..!" dan
menarik lengan anaknya buru-buru wanita ini menyuruh Ceng
Liong berlutut. "Liong-ji, dialah ayahmu. Hayo beri hormat dan
cium kakinya...!"
Tapi Ceng Liong mengerutkan nlis. Dia membuat empat
pasang mata memandangnya bersinar dengan penuh galut
(kacau) Dan anak laki-laki yang tidak segera menjatuhkan diri
berlutut ini justeru memandang ibunya. "Tapi kenapa ayah
beristerikan wanita lain, ibu" Bukankah kau bilang ayah
seorang hidung belang" Mestikah aku berlutut pada laki-laki
macam ini?"
Hebat sekali kata-kata itu. Pendekar Gurun Neraka sendiri
sampai tertegun, berobah mukanya. Dan Lie Lan yang tidak
menyangka puteranya bicara seperti itu tiba-tiba saja terkejut.
"Liong ji, kutampar mututmu nanti! Hayo berlutut dan beri
hormat pida ayahmu...!"
Ceng Liong tetap tegak. Dia mau menolak, tapi melihat
mata ibunya bengis memandang mendadak anak ini
menjatuhkan diri berlutut, memberi hormat dengan terpaksa.
Tapi belum dia bicara sesuatu tiba-tiba Pendekar Gurun
Neraka mendorongkan tangannya. "Ceng Liong, tak perlu kau
berlutut. Aku bukan ayahmu.."
Seruan itu bagai geledek di musim panas bagi Tok-sim
Sian-li. Wanita iblis ini tersentak, kaget bukan main. Dan Ceng
Liong yang tiba-tiba sudah terangkat tubuhnya oleh dorongan
Pendekar Gurun Neraka mendadak mencelat terlempar ke
arah ibunya! "Ah, apa..... apa kau bilang, Yap-koko....?"
Lie Lan menangkap anaknya, menggigil memandang
Pendekar Gurun Neraka itu. Tapi Bu Kong yang mengernyitkan
kening mengangguk, bersikap dingin.
"Ya, dia bukan anakku, Lie Lan Bocah ini lain dari garis
keturunanku!' http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi...tapi.... dulu itu, bukankah kita telah menjadi suam i
isteri, koko" Kau dan aku... kita di kamar itu...."
"Hm, tak perlu diterangkan lagi, Lie Lan. Kau menjebakku
untuk melakukan perbuatan terkutuk itu! Aku tidak tahu benar
apakah selama itu kau tidak berhubungan dengan laki laki
lain. Tapi kalau benar kau melahirkan anak dari garis
keturunanku maka sinar matanya tidak akan seperti anak laki laki yang kaubawa ini. Ini bukan anakku, dia bukan garis
keturunanku!"
"Tapi aku tidak berhubungan lagi dengan laki-laki lain
semenjak malam itu, koko!" Lie Lan mulai histeris. "Aku berani
sumpah demi nenek moyangku!"
"Hm, sumpahmu dikotori nafsu pribadi, Lie Lan. Kau
tersesat jauh dan tidak dapat dipercaya!"
"Jadi kau tidak mengakui Ceng Liong sebagai anakmu?"
"Tidak. Karena sinar mukanya sama sekali tidak
membayangkan garis keturunanku!"
"Ah...!" dan Lie Lan yang tiba-tiba tertawa beringas
menjerit maju. "Pendekar Gurun Neraka, kau memang laki-laki
jahanam. T erkutuk kan... mampus kau...!" dan Lie Lan .yang
melontarkan pikulan Tok niat jiunya tiba-tiba menghantam
leher pendekar ini.
Tapi Ceng Bi melompat maju. "Setan betina, jangan kurang
ajar kau!" dan Ceng B i yang siap menangkis pukulan ini sudah
menggelarkan sinkang di lengannya untuk melindungi
suaminya. Namun Pendekar Gurun Neraka menangkap lengan
isterinya, dan membentak perlahan dia berseru, "Bi moi,
biarkan..!" dan pukulan Lie Lan jang menghantam lehernya
tahu-tahu sudah diterima dengan penuh ketenangan oleh
pendekar sakti ini,
"Plak!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lie Lan terpelanting roboh. Ia serasa menggempur sebuah
leher baja, keras dan Kuat bukan main. Tapi memekik
penasaran wtmta ini sudah melompat bangun dan menyerang
laui, kali ini menusuk perut lawan denjan jari jarinya yang
merah berbau anyir.
"Pendekar Gurun Neraka, manusia laknat kau... cess!" dan
Lie Lan yang kembali menjerit roboh terguling guling ketika
jarinya hampir patah ketika menusuk perut Pendekar Gurun
Neraka yang seperti papan besi!
"Ah...!" Lie Lan marah bukan main. Dan gusar serta
terbelalak penuh kebencian tiba-tiba dia bangun kembali dan
menyerang untuk ketiga kalinya, menendang selargkangan
pendekar ini sambil menghambuikan sebelas jarum hitam, dua
di antaranya menyambar mata! Dan Pendekar Gurun Neraka
yang menarik napas panjang tiba tiba mendahului maju
menampar ke depan.
"Lie Lan, pergilah. Aku tak ada waktu untuk main-main
denganmu ..!" dan begitu pendekar ini menggerakkan kedua
tangannya tiha-tiba Lie Lan menjerit ketika tubuhnya
terlempar bergulingan sementara jarum jarumnya runtuh
semua dikebut angin pukulan pendekar itu!
"Pendekar Gurun Neraka, jahanam kau... bress!" dan Lie
Lan yang terbanting di atas tanah menangis ketika pinggulnya
menghantam sebuah batu besar yang membuat dia kesakitan
dan menggigit bibir. Tapi sebetulnya bukan sakit di tubuh itu
yang ia rasakan, melainkan sakit yang jauh lebih hebat di
dalam hatinya. Dan Lie Lan yang maklum tiga kali pukulannya
tak dapat membawa hasil untuk membunuh lawannya itu tiba
tiba bangun terhuyung dan tersedu-sedu, memandang penuh
kebencian pada pendekar muda ini.
"Yap-koko. kau laki-laki keji... kau manusia tak berjantung!
Ingatlah, semenjak hari ini aku akan mendidik Ceng Liong
untuk membunuhmu. Aku tak akan sudah sebelum kau
terbunuh... sumpah demi iblis!" dan Lie Lan yang tiba-tiba
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terkekeh di antara tangisnya mendadak menyambar tubuh
anaknya dan meluncur turun gunung.
"A-cheng, hayo pergi..!" dan A-cheng yang gentar serta
pucat memandang semuanya itu tiba-tiba tak banyak bicara
lagi dan mengikuti jejak majikannya, meluncur turun dengan
penuh rasa takut. Tapi Ceng Bi yang rupanya tak mau
membiarkan musuh pergi mendadak berteriak mengejar.
"Tok-sim Sian-li, tunggu. Aku ingin membunuhmu...!"
Namun Pendekar Gurun Neraka tiba-tiba menyambar
lengan isterinya. "Bi-moi, biarkan, kita tak perlu takut akan
ancamannya!"
"Tapi aku ingin membunuhnya, koko. Ia mengganggu
Hong-ji dan Bi Lan. Lepaskan aku ...!" Ceng Bi meronta.
Namun pendekar ini mempererat cekatannya. "Tak perlu, Bi
moi. Kautekanlah amarahmu itu dan dengarkan aku!"
Tapi Ceng Bi meronta-ronta. Ia menjerit, bahkan terisak.
Dan ketika Pendekar Gurun Neraka tetap mencekal lengannya
tak mau membiarkan ia pergi mendadak nyonya muda ini
menampar muka suaminya!
"Yap-koko, kau mencintai wanita iblis itu. Kau sengaja
melindunginya dari tanganku... plak-plak!" dan Pendekar
Gurun Neraka yang terkejut serta bengap pipinya ini tiba-tiba
melepaskan cekatannya dan tertegun memandang Ceng Bi.
"Apa... apa, Bi-moi..,?"
"Kau mencintai wanita iblis itu, koko. Kau sengaja
melindunginya jika aku ingin membunuh....!" dan Ceng Bi
yang menjerit sambil membanting kakinya ini memandang
penuh kemarahan pada sang suami, yang terhenyak oleh
kata-kata-nya yang nyaring, melengking itu. Tapi Pek liong,
wanita baju hijau yang semenjak tadi tak bersuara
memandang semuanya itu tiba-tiba melompat maju dan
menegur halus, http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bi-moi, apa yang kaulakukan ini" Kenapa kau menampar
suami kita tercinta?"
"Aku... aku, ah..!" Ceng Bi mengguguk. "Aku panas melihat
wanita iblis itu, enci. Aku ingin membunuhnya tapi kecewa
dihalangi Y ap-koko...!"
"Ah, tapi Yap-koko tentu punya alasan, Bi-moi. Dan tak
sepatutnya kau menampir mukanya seperti itu. Bagaimanapun, dia adalah suami kita dan orang yang kita
cinta..,.!"' lalu memeluk Ceng Bi yang tersedu - sedu di
dadanya Pek Hong berbisik "Bi-moi, hayo minta maaf. Tak
boleh kita menyakitinya seperti itu. Kau mencintainya, bukan"'
Ceng Bi mengeluh. "Tapi aku kecewa sekali, enci. Aku sakit
hati benar melihat Yap - koko membiarkan iblis wanita itu
pergi!" "Hm, tapi itu bukan berarti Yap koko cinta padanya, Bi-moi
Suami kita tentu melihat sesuatu yang tidak kita lihat. Kau
terlampau cemburu, dibakar perasaan yang tidak pada
tempatnya. Padahal kau tahu keteguhan jiwa suami kita.
bukan" Kau tahu betapa dia tak roboh oleh godaan
sembarang wanita cantik?"
Ceng Bi tersedu-sedu.
"Nah, mari kuantar minta maaf, Bi - moi. Atau kalau tidak
biarlah aku yang mewakili dirimu minta maaf pada suami
kita!" dan Pek Hong yang sudah melepaskan dirinya dari
pelukan Ceng Bi tiba tiba memutar tubuh dan menghampiri
suaminya yang terbelalak di tempat, memandang mereka
dengan mata berkerut - kerut, jelas menindas kedukaan yang
tiba-tiba datang menghimpit. Dan Ceng Bi yarg terbelalak
melihat Pek Hong menghampiri suami mereka sekonyong
konyong menggigit bibir, la melihat muka suaminya yang
berkerut-lerut itu, kedukaan besar yang tiba-tiba datang
menghimpit. Dan melihat Pendekar Gurun Neraka tiba - tiba
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meneteskan dua titik air mata memandang penuh kesedihan
kepadanya tiba tiba Ceng Bi menjerit dan menubruk suaminya.
"Yap-koko, maafkan aku...!"
Bu Kong sesak dadanya. Dia hampir roboh ditubruk
isterinya itu. Ceng Bi yang tampak penuh sesal menyadari
kekeliruannya itu. Dan Ceng Bi yang sudah tersedu-sedu
memeluknya ketat dengan dada turun naik ini tiba-tiba
menjatuhkan diri berlutut mencium kaki suaminya!
"Koko, maafkan aku...!"
Bu Kong terkejut. Dia cepat mengingkat bangun istennya
ini. yang menangis mengguguk di bawah kakinya. Dan terharu
serta tergetar oleh sikap Ceng Bi yang demikian tulus tiba tiba
pendekar ini mendekap kepala isterinya penuh rasa sayang
yang besar. "Bi-moi, sudahlah... , tak perlu minta rnaaf. Aku tak pernah
marah padamu, bukan?" pendekar itu menjawab, lembut
sekali sambil mencium kening sang isteri. Mesra. Dan Ceng Bi
yang semakin tersedu-sedu oleh sikap suam inya yang
demikian penuh kebijaksanaan ini tiba-tiba tak tahan dan
balas menciumi pipi suaminya yang bengap kecerahan.
"Koko, kau maafkan aku, ya" Kau .. pipimu itu... ah,
kenapa aku menamparmu...?"
"Hm karena kau dibakar cemburu, moi-moi. Karena kau
panas melihat murid Cheng-gan Sian-jin itu datang
mengganggu."
"Dan kau diam saja tak mengelak ketika kutampar, koko?"
"Hm, tamparan seorang isteri tak kalah nikmatnya dengan
sebuah ciuman, Bi-moi. Aku tahu kenapa kau melakukan itu!"
"Tapi..."
"Sudahlah," Bu Kong tersenyum. "Bukankah sepuluh tahun
yang lalu kau juga pernah menamparku, Bi-moi" Malah tiga
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kali banyaknya. Bukan dua! Dan itu semua kaulakukan karena
cinta kasihmu kepadaku, bukan?"
"Ooh. ..!" Ceng Bi mengeluh. Dan terisak sambil masih
menangis tiba - tiba nyonya muda ini menarik muka suaminya,
mencium pipi yang bengap itu kembali dua kali lalu tiba-tiba
mencium mulut suaminya sambil mengerang dan merintih!
"Koko. maafkan aku...!"
Pendekar Gurun Neraka memejamkan matanya. Dia merasa
diayun ke sorga yang paling tinggi oleh ciuman isterinya ini,
mabok dan hampir hanyut dalam kebahagiaan tak terkendali.
Tapi ketika Pek Hong batuk - batuk kecil dan melengos ke
Payung Sengkala 10 Persekutuan Pedang Sakti Lanjutan Pedang Karat Pena Beraksara Karya Qin Hong Payung Sengkala 10
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama