Ceritasilat Novel Online

Pedang Medali Naga 11

Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 11


kirinya tiba-tiba Kun Houw menggerakkan lengan menangkis.
Dan inilah kesalahannya. Kun Houw tak tahu bahwa tengkorak
di tangan Mu Ba amat berbahaya, menyimpan jarum jarum
halus yang akan menghambur bila ditangkis Maka begitu dia
menangkis dan Mu Ba tertawa bergelak oleh ketidaktahuannya
ini tiba - tiba saja tengkorak itu meledak dan menghamburkan
puluhan jarum yang berbau amis ketika menyentuh
tangannya. "Plak-crit crit....!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw terkejut. Dia me lihat puluhan sinar hitam
menyambar dirinya, persis di saat tengkorak mengeluarkan
ledakan nyaring. Dan Kun Houw yang tentu saja kaget bukan
main oleh kecurangan senjata di tangan lawannya itu tiba tiba. membentak keras dan membanting tubuh.
"Mu Ba, kau manusia curang!"
Tapi Kun Houw terlambat Dia masih diserang beberjpa
jarum yang mengenai dirinya, satu bahkan di tengah kening.
Dan Kun Houw yang sudah melompat bangun dengan mata
bersinar segera disambut ketawa bergelak oleh raksasa tinggi
besar itu. "Ha-ha, kau akan mampus, bocah. Jarum-jarumku itu
mengandung racun"
Tapi Kun Houw tertawa mengejek. Dia meniup ke atas, ke
tengah - tengah keningnya itu. Dan ketika lawan tertawa
dengan muka gembira karena mengira dia terkena jarum
beracun itu maka tiba tiba saja jarum itu runtuh. Dan keiika
Kun Houw menyebutkan bajunya tiga kali maka tiga jarum lain
yang, mengenai dirinya di bawah leher tiba-tiba juga runtuh
ketika disapu, hal yang membuat Mu Ba heran. Tapi, ketika
raksasa ini mengamati dengan seksama tiba-tiba tahulah dia
apa yang terjadi. Kiranya, jarum jarum yang mengenai tubuh
Kun Houw tadi tidak menusuk, melainkan menempel saja,
seolah melekat. Dan Mu Ba yang terhenyak oleh kejadian ini
seketika mengerti apa yang sesungguhnya terjadi. Bukan lain
adalah berkat sinkang pemuda itu yang sudah melindungi
seluruh kulitnya hingga tak mampu ditusuk. Kebal. Dan Mu Ba
yang sadar oleh kegagalannya itu tiba tiba menggereng dan
mulai gentar. "Bocah, kau memang benar-benar luar biasa sekali!'
Tapi Kun Houw tak dapat tersenyum. Dia melihat Mu Ba
membarengi seruannya itu dengan bentakan tinggi. Dan
begitu lawan menggerakkan kaki tiba-tiba raksasa ini kembali
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menerjang dengan tengkorak bayinya. Dan ketika Mu Ba mulai
memekik dan mengayun ayun senjatanya itu untuk
melampiaskan penasarannya tiba-tiba dua tengkorak ini telah
menvambar dan mematuk-matuk muka Kun Houw dengan
dahsyat! Kiranya, iblis tinggi besar ini tel a melancarkan taktiknya
dengan jitu. Dia tidak lagi menghujani bagian bawah tubuh
Kun Houw me lainkan semata mata bagian mukanya Di mana
kalau Kun Houw berani menangkis dan tengkorak akan
meledak tentu bagian muka pemuda itu akan menjadi
sasaran. Terutama kedua matanya yang tentu saja tidak dapat
dilindungi kekebalan! Dan Kun Houw yang tentu saja
mengumpat oleh serangan ini terpaksa berlompatan ke sana
ke mari tak berani menangkis. Cocok seperti yang diduga Mu
Ba. Dan raksasa tinggi besar yang beringas dengan sepak
terjangnya itu sudah memekik mekik dengan suara girang.
Kun How terdesak. Dia sekarang mundur-mundur,
berlompatan menghindari senjata Mu Ba yang berbahaya.
Maklum, dia tak berani menangkis, karena takut jarum
berhamburan mengancam mukanya Hal yang tentu saja
terlalu riskan. Dan Mu Ba yang gemas bahwa lawannya itu
masih juga dapat berlompatan ke sana ke mari tiba-tiba
membentak dan mainkan Sin-thouw-liong-kunnya pula,
membantu gerakan dua tengkoraknya di tangan kiri dan
kanan. Dan begitu raksasa merangsek lawan dengan
tengkorak di tangan dan kepala yang menumbuk-numbuk
bagai kerbau liar itu tiba-tiba saja Kun Houw terjepit
Pemuda ini mulai kebingungan. Mau menangkis tidak
berani tapi tidak menangkis justeru desakan Mu Ba semakin
hebat. Maka, ketika posisi dirinya semakin terjepit dan Kun
Houw tak dapat melompat lagi karena di belakannya terhalang
tembok ruangan tiba-tiba Kun Houw melengking dan
mengayun tubuhnya Saat itu dua tengkorak di tangan Mu Ba
menyambar kepalanya, sementara Mu Ba sendiri sudah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertawa bergelak dengan kepala menumbuk, menyusul dua
serangan tengkoraknya itu. Dan begitu Kun Houw mendapat
serangan bertubi - tubi yang amat dahsyat ini dan tengkorak
mengeluarkan angin pukulan yang menderu tiba - tiba Kun
Houw sudah mencibut pedangnya, Pedang Medali Naga!
"Singg...!"
Mu Ba terbelalak. Dia melihat sinar merah berkelebat, sinar
dari Pedang Medali Naga yang dicabut dari sarungnya. Dan
begitu pedang keluar disusul suara mendesimg yang
mendirikan bulu roma ini tahu-tahu dua tengkorak bayi di
tangan Mu Ba meledak pecah dan jarum-jarum, hitamnya
berhamburan keluar. Tapi aneh. Sesuatu yang luar biasa
terjadi di sini. Jarum jarum hitam itu yang keluar dari batok
tengkorak ternyata tidak menyerang Kun Houw seperti biasa.
Karena begitu tengkorak meledak dan Pedang Medali Naga
membabat pecah dua tengkorak ini mendadak jarum-jarum
yang berhamburan itu semuanya melayang naik dan...
hinggap di Pedang-Medali Naga, terhisap oleh sinar merah
yang mencorong di tubuh pedang! Kemudian, sementara Mu
Ba ternganga melihat kejadian ini tahu-tahu Kun Houw
mengibaskan pedangnya menusuk leher lawan!
"Suhu, awas...!"
Mu Ba membanting tubuh. Dia kaget bukan ma in oleh
serangan itu, dan Ceng Liong yang berteriak memperingatkan
guiunya tiba tiba berkelebat menimpukkan tiga senjata
rahasianya, masing-masing menuju kening. hidung dan
telinga. Tapi Pedang MeJali Naga yang membuat kejutan itu
ternyata mengulang kehebatannya. Tiga jaru'n Ceng L'ong
yang dilepas ke arah Kun Houw mendadak melenceng
arahnja, tersedot oleh sinar merah pedang yang ampuh ini.
Dan begitu tiga jarum ini me lekat di tubuh pedang dan Kun
Houw mengibasnya runtuh muka tiba tiba saja tiga senjata
rahasia itu membalik dan menyerang Ceng Liong sendiri!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Liong-ji, awas " Mu Ba ganti berteriak, memperingatkan
muridnya itu. Tapi Ceng Liong yang kalah cepat ternyata
masih terkena lengannya sebelah kiri. Pemuda ini menjerit,
membanting diri bergulingan. Dan ketika dia, melompat
bangun maka dilihatnya Kun Houw telah menyerang gurunya
dengan serangan pedang yang gencar, bergulung gulung naik
turun, membentuk kabut di tengah pegunungan yang dingin!
"Ilmu Pedang Bu tiong K iam sut (Pedang Dalam Kabut) ..!"
Ceng Liong tertegun, terbelalak melihat gurunya berkaok kaok
di tengah gulungan pedang, terbungkus sinar merah yang kian
dahsvat dan mengeluarkan suara bagai suling mengalun tapi
yang kian lama kian menjedi gurunya. Dan ketika Kun Houw
melakukan bentakan tinggi di antara gerakan pedangnya yang
berobah menjadi asap bergulung gulung itu tiba tiba terdengar
teriakan Mu Ba yang disusul terlemparnya raksasa tinggi besar
ini ke lantai ruangan kuil.
"Bret! Bluk...!"
Mu Ba terguling-guling. Lehernya berdarah, terluka oleh
pedang di tangan Kun Houw. Dan Kun Houw yang tampaknya
beringas memandang lawannya itu tiba-tiba berkelebat sambil
berseru menyeramkan, "Mu Ba, terimalah kematian mu....!"
Raksasa ini melotot. Dia ngeri sekali oleh sinar pedang
yang merah, yang menusuk lehernya dengan kecepatan kilat.
Tapi bukan tokoh sembarangan Mu Ba berhasil mengelak,
menggulingkan tubuh ke kanan dan melompat bangun. Tapi
ketika pedang Kun Houw kembali menyambar dan menikam
pundaknya tiba - tiba raksasa ini menjerit dan kembali
terlempar robohl
'Liong ji, bantu aku...!"
Ceng Liong pucat mukanya. Dia melihat sang guru
bergulingan menghindari serangan maut, hal yang sama sekali
tidak disangka! Tapi bteum Ceng Liong bergerik membantu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gurunya tiba-tiba dua bayangan berkelebat masuk. Bayangan
So-beng dan Kui Lin.
"Apa yang terjadi ini?"
Ceng Liong tertegun. Dia melihat So-beng dan Kui Lin
muncul, hal yang kembali di luar dugaannya. Dan sementara
Ceng Liong terbelalak dan bengong memandang dua orang itu
tiba-tiba Kui Lin menjerit dan menubruk encinya yang pingsan
di atas lantai Ceng Long gugup. Dia tak tahu apa yang harus
dikatakannya. Tapi ot.ak yang keji dan cerdik dari pemuda ini
tiba-tiba menumbuhkan akal busuk. Dan melihat gurunya
terus didesak dan kembali terluka ole goresan pedang di
tangan Kun Houw mendadak Ceng Liong berteriak dan
menuding Kun Houw,
"Dia menculik Kui Hoa, paman. Iblis keparat itu membawa
Kui Hoa ke sini dan hendak memperkosanya ketika kami
pergoki....!"
So-beng kaget. "Siapa dia?"
"Kun Houw, bocah yang dulu bersama Bu-tiong-kiam Kun
Seng itu!"
"Ah...!" dan So - beng yang terbelalak memandang
pertempuran tiba - tiba bersinar matanya. Sedetik ada kilatan
api di cahaya mata orang ini. Tapi melihat Mu Ba terdesak
hebat dan raksasa tinggi besar itu kembali berteriak ketika
tergores pedang sekonyong-konyong Iblis Penagih Jiwa ini
berkelebat menampar.
"Bocah, kau sungguh tak tahu malu!"
Kun Houw terkejut. Dia marah ketika Ceng Liong memutar
balik kenyataan tadi, mengatakan dia hendak memperkosa
gadis ini. Maka melihat lawan bertambah seorang sementara
dia menghajar Mu Ba tiba-tiba tamparan Iblis Penagih Jiwa itu
mengenai punggungnya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Plak!" Kun Houw terpelanting. Dia tentu saja kaget dan
gusar, bergulingan menjauh ketika melibat lawan kembali
menamparkan lengannya, menghantam leher dengan pukulan
sinkang. Maka melompat bangun dan berteriak memaki Ceng
Liong pemuda ini sudah menyambut tamparan So beng yang
menghantam lehernya.
"Ceng Liong, kau manusia hina. Kau... ah!" Kun Houw tak
dapat melanjutkan seruannya. Pukulan So-beng tiba, maka
menyambut dan mengerahkan sinkang Kun Houw langsung
menerima telapak lawannya itu, yang mengeluarkan ledakan
keras dan membuat iblis berpakaian merah itu berseru
tertahan ketika terhuyung setindak. Dan Mu Ba yang
sementara itu sudah menyelamatkan diri dan berada di
belakang Kun Houw tiba-tiba mendorongkan kedua lengannya
sambil membumbui teriakan Ceng Liong, "Benar, dia hampir
memperkosa keponakanmu, So-beng. Karena itu kita bunuh
saja jahanam cilik ini... dessl" dan Kun Houw yang terjengkang
oleh kecurangan Mu Ba tiba-tiba mencelat membentur
tembok. "Mu Ba, kau pemfitnah keji!" Tapi raksasa tinggi besar ini
tertawa bergelak. Dia sudah buas memandang Kun Houw.
yang saat itu terguling-guling oleh pukulan curangnya. Tapi
ketika Mu Ba menubruk dan pedang lawannya menyambut
tubrukannya tiba - tiba Mu Ba menjerit ketika lambungnya
terkena goresan pedang. Kiranya. Kun Houw masih terlalu
berbahaya meskipun bergulingan, mampu menyerang di balik
gulingan tubuhnya. Dan Mu Ba yang tentu saja marah oleh
serangan ini berteriak pada rekannya, "So-beng, tangkap
pemuda setan ini. Bunuh dan serang dia!"
So-beng mengangguk. Dia terkejut bahwa Mu Ba yang
sedemikian lihainya itu kalah oleh lawannya ini, lawan yang
masih muda. Lawan yang menjadi murid Bu tiong-kiam Kun
Seng. Tapi maklum bahwa mendiang jago pedang itu memang
hebat dan pernah mereka keroyok secara berempat dan jago
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang itu masih dapat bertahan tiba - tiba iblis ini
melengking dan menggerakkan kedua lengannya berturut turut. Dia menghantam pinggang Kun Houw, memukul dengan
pukulan sinkang, langsung dan tidak sungkan-sungkan lagi
untuk mengeroyok, menggencet Kun Houw dari depan
sementara Mu Ba duri belakang. Dan Kun Houw yang tentu
saja kaget oleh perbuatan dua orang iblis ini berseru keras
dan menangkis dari depan dan belakang.
"Des-dess!" Kun Houw mengeluh. Dia terlalu berat ditekan.
Maka ketika lawan kembali menyerangnya dan Mu Ba
terbahak melihat Kun Houw terdorong tiba-tiba pemuda ini
membentak dan memutar pedangnya.
"So-beng, Mu Ba, kalian iblis-iblis busuk!"
So-beng mendengus. Dia kagum dan heran Kun Houw
mampu menyelamatkan dirinya. Tapi melibat pemuda itu
lenyap dalam gulungan bayangan pedang vang mendesing
naik turun Iblis Penagih Jiwa ini terkejut juga. Dia tak melihat
lagi Kun Houw di situ, lenyap dalam gulungan pedangnya.
Pedang bersinar merah. Dan terbelalak menyadari pedang di
tangan lawannva adalah pedang yang luar biasa mendadak
iblis ini teringat.
"Pedang Medali Naga!" serunya, kaget dan baru tahu
bahwa pedang di tangan Kun Houw adalah pedang yang dulu
direbutnya bersama Mu Ba dan kawan - kawannya yang lain.
Dan Mu Ba yang terbahak oleh seruannya itu menendangkan
kakinya membenarkan.
"Benar, itu pedang yang dulu kita cari-cari, So-beng. Maka
bunuh dan rampas pedang pemuda ini untuk kita!"
Tapi Kun Houw melengking nyaring. Dia sudah mainkan


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bu-tong Kiam-sut yang hebat itu, warisan gurunya untuk
menghadapi dua orang ini. Dan ketika Kun Houw
mengerahkan pula tenaga saktinya Jing-liong Sin-kang untuk
memperkuat tenaga maka pemuda ini lenyap di balik cahaya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang yang mendesir-desir. Dia tak dapat begitu saja
diserang. Maklum, tubuhnya tak nampak dari luar. Dan Iblis
Penagih Jiwa yang mengerutkan kening melihat sinar pedang
di tangan pemuda itu melebar untuk "menggulung" mereka
tiba tiba sudah mengerotokkan buku-buku jarinya. Lalu begitu
membentak dan mendorongkan kedua lengan ke depan tiba
tiba dua s inar putih berkeredep menerobos cahaya merah dari
pedang di tangan Kun Houw.
"Gin-kong-jiu (Pukulan Sinar Perak)...!"
Kun Houw terbelalak. Dia tercekat oleh dua sinar putih
yang meluncur menerobos gulungan pedangnya itu Tapi
ketika lawan terpental oleh Jing-liong Sin-kangnya yang
semakin hebat memperkuat gerakan pedangnya tiba-tiba Kun
Houw besar hati. Dia terus memutar pedang, mainkan jurus
demi jurus untuk mengbadapi musuh-musuhnya yang tangguh
ini. Musuh yang dulu pernah mengeroyok gurunya di Bukit
Pedang. Dan So-beng yang kaget membentur hawa pedang
Kun Houw yang mementalkan Gin-kong-jiunya tiba-tiba
memekik dan menjejakkan kakinya. "Mu Ba, mainkan Sin thouw - liong-kunmu. Biar aku mencecarnya dengan Gin-kongjiu...!" Mu Ba mengangguk. Dia sudah mainkan Sin-thouw liongkunnya itu tanpa diperintah, menggereng dan mencengkeram
sana- sini. Dan So-beng yang tiba-tiba memekik dan mainkan
kedua lengan maju mundur mendadak sudah mengulang
kembali gerakan-gerakan atau pukulan Gin-kong-jiunya itu,
naik turun menyambar-nyambar dengan sinar putihnya yang
berkeredep menyilaukan mata. Sinar atau hawa pukulan yang
berhawa dingin. Tapi Kun Houw yang diserang dari dua
jurusan ternyata mampu bertahan dan belum terdesak.
"Hebat, bocah ini mirip gurunya, So-beng. Sebaiknya cabut
saja senjatamu itu. T engkorakku pecah!" Mu Ba mulai gemas,
menyerang dengan cengkeraman-cengkeraman dan tumbukan
kepalanya itu sambil berteriak pada rekannya, memberi saran
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
agar lawan dapat dirobohkan. Dan So-beng yang akhirnya
terbelalak juga oleh pertahanan Kun Houw yang selalu
mementalkan pukulan-pukulan sinar peraknya tiba-tiba
mengangguk dan mencabut senjatanya. Cakar baja yang
mengerikan itu.
"Baik, bocah ini berbahaya, Mu Ba. Sungguh malu kalau
kita tak dapat mengalahkannya!"
Mu Ba girang. "Memang begitu, So-beng. Dan sekali dia
roboh maka pedang di tangannya itu harus segera kita
rampasl" Tapi Kun Houw yang tetap memutar pedang dengan gencar
tertawa mengejek. Dia tak takut dikeroyok dua, karena dia
mulai mendapat kepercayaan diri bahwa dia sanggup melawan
dua orang musuhnya itu. Tapi ketika So-beng membentak dan
mainkan cakar baja dengan suara mendengung dan sinar
hitam tiba-tiba berkelebat menyambar pedangnya mendadak
Kuo Houw terkejut ketika dengan gerakan luar biasa
pedangnya sudah digaet.
"Crang!"
Kun Houw membetot. Dia terbelalak melihat pedangnya
terjepit di sela-sela cakar baja lawan, tertahan di udara. Dan
sementara dia berkutat untuk menarik atau melepas pedang
mendadak tangan kiri Iblis Penagih Jiwa itu menyambar
dengan aneh dan tahu-tahu mengenai dada kanannya.
"Plak!" Kun Houw tak merasa apa - apa. Dia tergetar
sedikit, heran kenapa lawan melakukan pukulan yang
tampaknya tidak bertenaga. Tapi ketika pedang berhasil
dilepas dan Kun Houw melompat mundur tiba-tiba pemuda ini
menjadi laget ketika merasa matanya menjadi "kepyur"
(melihat bayangan - bayangan keruh). Dan sementara dia tak
mengerti kenapa dirinya bisa begitu mendadak dada kanannya
panas dan tubuh gemetar bagai dibakar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, pukulan keji....I" Kun Houw tertegun, sadar bahwa dia
terkena putulan berbahaya yang tidak diketahuinya apa. Dan
ketika dia melotot memandang Iblis Penagih Jiwa itu maka
laki-laki ini tertawa dingin dan mengejek kepadanya.
"Ya, kau terkena Tok-hwe-ji (Hawa Api Beracun), bocah.
Ilmu pukulanku itu akan membuatmu mendidih dalam waktu
24 jam!" Kun Houw berteriak. Dia marah sekali mendengar kata-kata
ini, tapi ketika melompat dan menerjang lawannya itu
sekonyong konyong dadanya menyentak. Ada rasa nyeri dan
sakit yang hebat menyerang dirinya saat itu. Dan sementara
dia tertegun dan berhenti di tengah jalan tiba-tiba Mu Ba
menyerangnya dari bolakaig, tertawa bergelak.
"Bocah, mampuslah menyusul gurumu!"
Kun Houw berusaha mengelak. Dia terhuyung dan gemetar
kakinya. Tapi ketika kalah cepat karena dadanya kembali
menyerangnya dengan hebat maka pukulan itupun tak dapat
dihindarkannya dan telak menghantam punggung.
"Dess!" Kun Houw mencelat. Dia terguling-guling
membentur tembok, dan ketika Mu Ba kembali menyerangnya
dengan tawa menyeramkan Kun Houw tak dapat menghindar
lagi dan menjadi bulan-bulanan raksasa ini. Dan ketika Sobeng ikut pula me lancarkan serangannya dan pukulan Tokhwe ji menyentuh lehernya Kun Houw mengeluh dan tidak
dapat membalas!
Tapi Kun Houw mampu melompat bangun. Dia sekarang
diserang dua orang lawannya itu, yang melancarkan pukulanpukulan berat. Dan ketika Kun Houw mulai limbung dan
beberapa pukulan mendarat di tubuhnya hingga pemuda ini
melontakkan darah segar maka Kun Houw mengigit bibir dan
marah memandang lawannya, terutama Iblis Penagih Jiwa itu
yang melukainya dengan pukulan Tok-hwe-ji, pukulan yang
baru kali itu didengar namanya tapi hebat bukan ma in.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Membuat tubuh semakin dibakar dan benar-benar siap
"menindih". Tapi Kun Houw yang tak kenal menyerah ini
betul-betul hebat. Dia tetap mencekal Pedang Medali Naga
erat-erat, meskipun jatuh bangun dan terlempar bergulingan
oleh pukulan-pukulan lawan. Dan Mu Ba yang tentu saja
geram sekali oleh kekerasan hati pemuda ini tiba-tiba
melancarkan pukulannya ke pergelangan tangan pemuda itu.
Bocah, lepaskan pedangnu!" Kun Houw menggigit bibir. Dia
terang tak mau melepaskan pedangnya. Pedang yang saat itu
masih mampu melindungi dirinya. T api ketika pukulan Mu Ba
menghantam tangannya dan Kun Houw mendesis dan
terpelanting roboh tiba-tiba pedang tak dapat dikuasai lagi dan
mencelat dari pegangannya.
"Trang!" Kun Houw terbelalak. Dia melihat pedangnya jatuh
di lantai, pedang yang sudah di sambut ketawa bergelak oleh
Mu Ba dan yang sudah pula ditubruk raksasa itu untuk
merampasnya. Tapi sebuah biyangan yang luar biasa cepat
dari luar kuil mendadak berkelebat mendahului raksasa ini
menyambar pedang itu.
"Mu Ba, pedang ini bukan milikmu!"
Mu Ba terkejut. Dia melihat seorang pemuda tinggi besar
muncul di situ, berkelebat dan lari keluar menyambar pedtng.
Pemuda yang tampan dan gagah. Pemuda yang tak dikenal!
Dan Mu Ba yang tentu saja kaget bukan main langsung
saja membeutak, "Bocah, kau siapa?"
Tapi pemuda tinggi besar itu lenyap. Dia lari menghilang,
ginkangnya hebat sekali. Namun Mu Ba yang mengejar
pemuda ini melihat lawannya itu melompati tembok rumah
dan melayang turun di sebelah sana. Tapi ketika Mu Ba
mengejar sampai di sini mendadak Iawannya itu membalik
dan... kembali ke dalam kuil, memutar lewat belakang!
"Setan, kau siapa, bocah?" Pemuda di depan tertawa
mengejek. Dia mengejutkan Kun Houw dan orang-orang lain
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang ada di dalam kuil, kaget dan heran kenapa pemuda itu
kembali. Tapi Kun Houw yang terbelalak memandang pemuda
ini tiba - tiba terkejut bukan main ketika pemuda itu melempar
pedang kepadanya.
"Saudara Kun Houw, terimalah Pedang Medali Naga
memang warisan gurumu!" dan, sementara Kun Houw
menjublak bengong tiba-tiba pemuda tinggi besar yang gagah
itu berbisik padanya, mengerahkan ilmunya mengirim suara
dari jauh, "Saudara Kun Houw, kau larilah ke selatan. Masuk di
sebuah gua di dalam hutan. Kau-selamatkan dirimu, kau
terluka. Aku hendak mengacau perhatian mereka..,!" dan
sementara Kun Houw tertegun menerima pedangnya maka
pemuda tak dikenal itu menyerang Ceng Liong dan
menyambar Kui Hoa yang masih pingsan.
"Ceng Liong, kau manusia busuk Perbuatanmu sungguh tak
tahu malu!"
Ceng Liong terkejut. Dia sendiri sedang tercengang oleh
kejadian cepat di ruangan ini, kaget melihat pemuda gagah itu
datang-datang merampas pedang mendahului gurunya,
sementara So-beng juga tertegun melihat pemuda tak dikenal
itu. T api Ceng Liong yang terbelalak melihat lawan menyerang
dirinya tiba-tiba membentak dan menangkis.
"Siluman hina, kau siapa?"
Ceng Liong menggerakkan lengan. Dia sudah menangkis
pukulan itu, tapi ketika dua lengan bertemu dan Ceng Liong
terdorong tenaga yang luar biasa dahsyatnya mendadak
pemuda ini menjerit dan terpelanting roboh.
"Hei... blukk!"
Ceng Liong terguling-guling. Dia kaget dan memaki kalangkabut. Tapi ketika melompat bangun dan melotot pada
lawannya itu ternyata pemuda tinggi besar yang gagah ini
telah menyambar Kui Hoa dan melayang keluar.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saudara Kun Houw, kau larilah. Cepat..!"
Semua orang menjadi kaget. Kui Lin sudah membentak dan
mengejar bayangan pemuda itu. Semeniara So-beng yang
bingung memandang Pedang Medali Naga di tangan Kun
Houw dan tampaknya siap menyerang pemuda ini tiba-tiba
berteriak pada Mu Ba yang baru masuk ke ruangan itu, "Mu
Ba, kaubereskan murid Bu-tiong-kiam ini. Aku akan
menyelamatkan keponakanku!" dan So-beng yang lebih
mendahulukan nasib Kui Hoa dari pada pedang ditangan Kun
Houw mendadak melesat dan mengejar pemuda tinggi besar
itu, menyusul Kui Lin yang berteriak-tenak di depan. Dan Mu
Ba yang tentu saja terbelalak ke depan sekonyong-konyong
tertawa bergelak.
"Baik, aku akan membereskan lawanku ini, So-beng. Dia
sudah terluka dan mungkin sebentar lagi akan mampus!" dan
Mu Ba yang sudah menyerang Kun Houw yang masih tertegun
di tempatnya tiba-tiba menghantamkan pukulannya dengan
dahsyat. "Dess!" Kun Houw menangkis. Dia bermaksud tak mau
mundur. Tapi ketika tubuhnya mencelat dan tenaganya lemah
tak mampu menandingi kekuatan raksasa tinggi besar itu tibatiba Kun Houw sadar bahwa dia harus menyelamatkan dirinya
dulu. Apalagi ketika Ceng Liong juga ikut menyerang, sejenak
bingung mau mengejar pemuda tinggi besar yang gagah itu
atau membantu gurunya. Tapi Ceng Liong yang tahu Kun
Houw lebih berbahaya dari pada pemuda ke dua karena murid
Bu tong-kiam ini mengetahui rahasianya bahwa dia akan
memperkosa Kui Hoa dan kelak tentu menjadi ancaman
baginya kalau membuka rahasia maka Csng Liong sudah
memusatkan perhatiannya ke sini, menyerang daa membantu
gurunya untuk membunuh Kun Houw. Yang berarti juga
menghilangkan jejak! Tapi Kun Houw yang rupanya maklum
akan keadaan dirinya yang berbahaya itu ternyata melompat
kabur! http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mu Ba, lain kali saja kita bertemu...!"
Kun Houw mengerahkan ginkangnya. Dia menjejakkan kaki
keluar, hampir mengaduh karena dadanya tiba-tiba kembali
sakit. Enggan tapi terpaksa melarikan diri dengan hati berat.
Karena perbuatan itu sendiri sebenarnya bertentangan dengan
kegagahan wataknya dan dianggap pengecut! Tapi Kun Houw
yang tertarik hatinya untuk mengenal siapa pemuda tinggi
besar yang menolongnya itu dan tak mau mati sebelum
berkenalan tiba-tiba menguatkan dirinya dan menuruti
nasehat itu. berlari cepat menuju ke selatan sementara Mu Ba
dan Ceng Liong mengejarnya di belakang, berteriak-teriak,
bahkan memaki. Dan Ceng Liong yang rupanya pandai
memanaskan orang tiba-tiba mulai menghina, "Kun Houw,
mana kegagahan yang selama ini kaupunyai" Tidakkah kau
dapat menjunjung tinggi nama besar gurumu" Atau kau sudah
demikian ketakutan bertemu musuh tangguh?"
Kun Houw diam. Dia tak menggubris, meneruskan larinya
memasuki hutan di depan, yang kini sudah dekat dan siap
menyelamatkan dirinya dari ancaman dua orang itu Tapi Ceng
Liong yang tentu saja tak membiarkan Kun Houw melarikan
diri dan hilang di hutan itu sudah kembali menghina dengan
suara keras, kini mulai menyebut - nyebut nama Bu-tiongkiam Kun Seng. "Kun Houw, mana warisan kegagahan dari mendiang
gurumu itu" Ataukah Bu-tiong-kiam Kun Seng juga seorang
pengecut yang kini mengajarkan muridnya bersikap pengecut
pula kalau menghadapi bahaya" Ah, kalau begitu tak perlu kau
memakai nama jago pedang itu, Kun Houw. Sebaiknya buang
saja nama itu dan biar kau tetap sebagai Siauw-cut!"
Kun Houw mulai tak tahan. Dia coba menulikan telinga,
sekarang benar - benar sudah sampai di mulut hutan yang
gelap. Tapi makian Ceng Liong yang kian lama kian kurang
ajar dan menyebut-nyebut gurunya sebagai pengecut dan tak
pantas pula untuk hidup di alam baka segala mendadak


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membuat Kun Houw menghentikan larinya dan memutar
tubuh, menggigil penuh kemarahan, membentak, "Ceng Liong,
kau manusia keji. Tutup mulutmu...!" dan Kun Houw yang
langsung menggerakkan pedang membabat pemuda ini
disambut teriakan Ceng Liong yang terkejut tapi girang.
Terkejut karena serangan Kun Houw berkelebat menyambar
lehernya tapi girang bahwa pancingannya memanaskan
pemuda itu berhasil. Kun Houw berhenti!
"Sing-brett!"
Ceng Liong cepat membanting tubuhnya. Dia melihat Kun
Houw masih hebat, berbahaya dengan pedangnya yang ganas
itu. Tapi Ceng Liong yang sudah tertawa dan melompat
mundur diganti gurunya yang saat itu sudah tiba pula di situ
dan tertawa bergelak.
"Kun Houw, kau harus menyerahkan Pedang Medali Naga.
Menyerahlah!"
Kun Houw melengking. Dia dihantam raksasa tinggi besar
ini, yang menyuruh muridnya mundur karena Ceng Liong
dikhawatirkan tak mampu menghadapi Kun Houw, meskipun
Kun Houw terluka. Dan Mu Ba yang sudah menyerang Kun
Houw dengan dorongan Sin-thauw-liong-kangnya terbahak
gembira ketika melihat Kun Houw terdorong oleh hawa
pukulannya. "Plak!" Kun Houw terguling-guling. Dia kalah kuat oleh
pukulan lawan, terlempar dan mengeluh karena dadanya
semakin sakit, juga sesak. Tapi Kun Houw yang mencoba
menahan diri dengan putaran pedangnya sudah menerjang
iblis tmggi besar ini. Untuk beberapa saat Mu Ba didesak,
berlompatan mundur karena takut disentuh pedang. Namun
setelah Kun Houw menggigit bibir dan berkali-kali pemuda ini
mendekap dadanya yang sakit dan nyeri mendadak Mu Ba ber
teriak. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bocah, menyerahlah. Serahkan Pedang Medali Naga...
wuut!" Pukulan Mu Ba menyambar. Kun Houw mencoba mengelak,
tapi karena tubuhnya sudah kian memburuk dan kakinya
menggigil tak karuan akhirnya Kun Houw terkena pukulan
dahsyat ini dan roboh terpelanting.
"Huah!" Kun Houw muntah darah. Dia terguling-guling,
keadaan dirinya semakin membahayakan. Tapi Pedang Medali
Naga yang dicekal erat di tangan pemuda ini ternyata sama
sekali tak pernah dilepaskan, meskipun jari-jarinya sudah
gemetar! Dan Kun Huow yang mencoba bangkit untuk
melawan kembali tiba-tiba mengeluh ketika ambruk tak dapat
berdiri! "Ha - ha, kau sudah tak berdaya, bocah" Kau siap
menerima kematian?"
Kun Houw membelalakkan mata. Dia melihat raksasa tinggi
besar itu berkelebat maju, lima jarinya mencengkeram kepala.
Siap mencengkeram remuk. Dan Kun Houw yang maklum
kematian sudah membayang di depan matanya tiba-tiba
kecewa sekali akan kegagalan usahanya, mendelik pada
raksasa tinggi besar itu untuk menerima kematian secara
gagah. Sama sekali tak takut. T api persis pukulan menyambaj
ke depan mendadak seorang kakek bongkok muncul
menangkis serangan ini. Kedatangannya mengejutkan.
"Mu Ba, nanti dulu. Nyawa bocah itu masih panjang...
dukk!" dan Mu Ba yang tergetar oleh tangkisan ini tiba-tiba
berseru kaget dan melotot marah, melihat munculnya seorang
kakek yang terkekeh kepadanya, melindungi Kun Houw yang
saat itu mengeluh dan terguling pingsan karena hawa pukulan
Mu Ba masih menyerempet lehetnya, membuat pemuda ini tak
tahu lagi akan apa yang terjadi. Dan Mu Ba yang melotot
melihat pendatang baru itu tiba-tiba terkejut bukan main.
"Naga Bongkok...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kakek itu terkekeh. "Kau masih mengenalku, Mu Ba?"
Raksasa ini menggerene. Dia tertegun sejenak, tapi
berteriak keras tiba-tiba Mu Ba membalikkan tubuhnya dan...
melompat pergi. "Naga Bongkok, kau manusia jahanam.
Biarlah kuserahkan pemuda itu kepadamu!" dan Mu Ba yang
kabur meninggalkan tempat itu berteriak pada muridnya,
"Liong ji, mari pergi. Musuh terlalu kuat...!"
Ceng Liong terkejut. Dia heran dan kaget melibat gurunya
kabur, tapi penasaran dan ingin coba coba Ceng Liong tibatiba melancarkan pukulan Tok-hiat jiunya ke punggung kakek
ini. Tentu saja secara diam-diam. Tapi ketika kakek itu tertawa
dan mengibas ke belakang mendadak tubuh Ceng Liong
terangkat dan terlempar sepuluh tombak.
"Bocah, ikuti gurumu. Aku tak ada waktu untuk main-main
denganmu... bress!" dan Ceng Liong yang menjerit oleh
kenyataan ini tiba-tiba kaget dan terbanting keras. Dia
sekarang percaya kenapa gurunya nomor satu itu pergi,
kiranya kakek yang bernama Naga Bongkok ini memang
hebat! Maka Ceng Liong yang melompat bangun dan pucat
mukanya segera menjejakkan kaki melarikan diri, berkaok
kaok memaki kakek itu.
"Tua bangka, alu mengalah hari ini. Tapi awas kalau kita
bertemu kembali!"
Naga Bongkok tersenyum. Dia geli mendengar ancaman
itu. Tapi melihat Kun Houw menggeletak pingsan kakek ini
mengerutkan alisnya. "Bocah yang hebat. Sungguh patut
menjadi murid Bu - tiong - kiam Kun Seng!" dan Naga
Bongkok yang sudah menyambar Kun Houw lalu berkelebat
pergi setelah mendecah melihat keadaan Kun Houw yang
gawat, menggerakkan kaki dan lenyap meninggalkan tempat
itu memasuki hutan.
(Oo-dwkz-oO) http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana, suhu" Kau dapat menolong pemuda itu?"
Naga Bongkok menghela napas. Pertanyaan yang diajukan
oleh sebuah bayangan tinggi besar yang beru datang ini
disambut muka murung o-leh kakek ini, yang memandang
bayangan itu yang bukan lain adalah pemuda tinggi besar
yang menolong Kun Houw di kuil rusak. Dan kakek bongkok
yang bangkit berdiri ini menggelengkan kepalanya.
"Keadaannya berat, Hong-ji. Pemuda ini nengalami pukulan
beracun yang tak kupunyai obat penawarnya. Kau berhasil
membawa keponakan Iblis Penagih Jiwa itu?"
"Ya. kuletakkan di luar, suhu. Tapi Iblis Penagih Jiwa itu
hampir saja mengetahui jejakku. Aku menyembunyikannya di
sudut gua!"
"Hm, ambil ke mari, Hong-ji. Kita paksa gadis itu untuk
menolong murid Bu-tiong-kiam ini."
Pemuda tinggi besar itu mengangguk. Dia berkelebat
keluar, kembali lagi dengan Kui Hoa di atas pundaknya, gadis
yang sudah sadar tapi ditotok urat gagunya. Dan pemuda
tinggi besar ang melempar Kui Hoa di atas lantai dengan
gemas berkata pada gurunya, "Ini keponakan blis bertangan
keji itu, suhu. Apa yang hendak kita lakukan kepadanya?"
Naga Bongkok memandang. "Bebaskan dia, long-ji. Tak
perlu menotoknya lagi setelah kita ada di sini."
"Baik." dan pemuda tinggi besar yang su ah membebaskan
totokan Kui Hoa langsung lembuat gadis ini melompat bangun
dan... berterak memaki pemuda itu.
"Setan busuk, apa yang kaulakukan kepada diriku?" Kui
Hoa menyerang, menggerakkan lengannya menampar
pemuda ini. Dan pemuda itu yang tentu saja terbelalak marah
langsung menangkis.
"Siluman betina, kenapa kau menyerangku?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan begitu dua lengan bertemu maka Kui Hoa berteriak
kaget ketika lengannya terpental dan tubuhnya terbanting
roboh! Tapi, ketika Kui Hoa hendak menyerang kembali maka
kakek bongkok yang ada di sebelahnya mengebutkan lengan.
"Nona, tunggu dulu. Kami bukan musuh!"
Kui Hoa mendelikkan matanya. "Kalau bukan musuh
kenapa kalian membawaku ke sini, bongkok jahanam" Siapa
kalian?" Kakek itu tertawa. "Aku Naga Bongkok, nona. Sadang dia
ini adalah muridku, Sin Hong."
"Dan kenapa muridmu membawaku ke mari" Kenapa dia
menculikku dengan cara hina?"
"Hm, cara hina bagaimana, nona" Aku membawamu ke
mari terang - terangan diketahui adik dan pamanmu. Dengan
cara jantan! Siapa bilang hina?" pemuda tinggi besar yang
bukao lain adalah Sin Hong itu membentak, marah dan
melotot pada Kui Hoa yang dianggap kelewatan. Tapi Kui Hoa
yang juga marah karena mengira pemuda ini yang
menculiknya dari kamar sudahi pula membentak dengan
mencibirkan mulut.
"Cih, cara jantan bagaimana" Bukankah kau melepas
penyirepan di dalam kamarku" Apakah cara licik begini bisa
disebut jantan?"
Sin Hong terbelalak. "Penyirepan"
Siapa yang menyirepmu?"
"Tentu kaul Siapa lagi" Atau kau mau mungkir" Ah, dasar
penjahat...!" dan Kui Hoa yang berteriak marah mendadak
kembali menerjang lawannya dengan mata berapi. Tentu saja
Sin Hong tersinggung, dan mengira gadis ini melepas
omongan kurang ajar diapun mengelak ke kiri dan menangkis.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Plak!" Kui Hoa kembali terhuyung, kaget bahwa untuk
kedua kalinya lagi-lagi dia terdorong. Tapi belum dia
menyerang kembali tiba-tiba Naga Bongkok berseru melerai.
"Nona, tahan. Sin Hong, tahan! Ini kesalahpahaman
belaka!" dan kakek bongkok yang kembali mengebutkan dua
lengan bajunya itu mendadak membuat dua orang muda-mudi
itu terdorong mundur. Lalu tak memberi kesempatan Kui Hoa
menyerang Sin Hong Naga Bongkok sudah bertanya,
"Sekarang ceritakan kepada kami mengapa kau ada di kuil
rusak itu, nona. Dan kalau kau mau menceritakan dengan
jujur tentu kau akan melihat bahwa kami bukan musuhi"
Kui Hoa terbelalak."Di kuil rusak?"
"Ya, kau di kuil rusak, nona. Muridku membawamu dari
sana. Di sana banyak orang, di antaranya adalah Mu Ba dan
Iblis Penagih Jiwa yang katanya masih pamanmu itu!"
"Ooh, jadi...."
"Kau pingsan di sana, nona. Jadi kau tak tahu apa-apa
ketika kau di sana. Sebaiknya ceritakan saja bagaimana asal
mulanya." Kui Hoa mulai tertegun. "Aku berada di kamar ketika
kejadian ini mulai, Naga Bongkok. Dan aku terkejut ketika
melihat muridmu ini masuk!"
"Hm, bagaimana kau bisa menuduh aku?" Sin Hong
mendongkol. "Kenapa tak kau buka matamu baik-baik?"
"Karena kau laki - laki itu, pemuda setan Kaulah laki-laki
tinggi besar yang menyerangku di kamar itu!"
"Keparat, kau masih menuduhku juga?"
Naga Bongkok buru-buru mengulapkan lengan. "Nona,
jangan menuduh sembarangan. Muridku tak ada di kamarmu
seperti yang kautuduhkan. Kau keliru me lihat orang!" lalu
menegur muridnya kakek ini berkata, "Sin Hong, tahan dulu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemarahanmu. Kita harus melihat persoalan dengan jelas."
kemudian memandang Kui Hoa lagi kakek ini memberikan
tanda, "Nah, teruskan centamu, nona. Tapi ketahuilah, bukan
muridku yang masuk ke kamarmu meskipun sama-sama tinggi
besar. Tentu orang lain!"
Kui Hoa ragu. "Kalau begitu siapa" Bukankah...."
"Hm, mungkin Sin-thouw-liong Mu Ba, nona. Bukankah
raksasa itu juga tinggi besar" Tapi sebaiknya kauceritakan saja
lanjutan ceritamu." maka Kui Hoa yang mulai terbelalak
melanjutkan ceritanya.
"Aku dan adikku saat itu diserang orang. Kami berada di
dalam kamar. Dan karena sebelum-nya kami sudah diserang
sirep maka kami hanya mengetahui bahwa orang itu adalah
laki - laki tinggi besar. Persis seperti muridmu ini!"
"Hm, tapi bukan muridku yang masuk, nona. Sin Hong tak
kenal-mengenal denganmu. Uniuk apa mengganggumu?"
"Jadi s iapa kalau begitu?"
"Mungkin Mu Ba."
"Tapi Mu Ba adalah tamu kehormatan ayahku, Naga
Bongkok. Untuk apa menggangguku pula di tengah malam?"
Kui Hoa menangkis, masih kurang percaya dan memandang
Sin Hong penuh selidik. Dan Sin Hong yang tentu saja marah
oleh pandangan ini tiba-tiba membentak dengan gusar.
"Siluman betina, kami bukan orang orang pengecut yang
akan mengingkari perbuatan sendiri kalau benar kami lakukan.
Untuk apa menolak tuduhan kalau itu benar kami lakukan"
Aku Sin Hong bukan manusia hina. Aku cukup gagah untuk
mempertanggungjawabkan perbuatanku sendiri "
"Huh, siapa percaya omonganmu" Siapa bisa menjamin?"
"Aku yang menjamin, nona. Kau boleh tanya ayahmu kalau
kau belum pernah mendengar nama Naga Bongkok!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Naga Bongkok tiba-tiba berseru, menekan pundak Sin Hong
yang rupanya siap menampar gadis ini. Tapi Kui Hoa yang
belum mengenal kakek itu mendengus.
"Aku tak pernah mendengar namamu, kakek bongkok.
Karena itu tak perlu pula bertanya pada ayah. Dan lagi,
sebagai guru tentu saja kau membela muridmu!"
"Hm, kalau begitu nama Pendekar Gurun Neraka boleh
menjadi jaminan pemuda ini, nona. Karena muridku itu adalah
putera Pendekar Gurun Neraka!"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kui Hob terkejut. Sin Hong juga terkejut. Dan memprotes
gurunya pemuda itu berseru, "Tak perlu nama ayah kausebut
- sebut untuk membuat gadis ini percaya, suhu. Dia percaya
Itu baik tapi tidak percaya juga tidak apa. Aku tak perlu
menebeng nama orang lain untuk setiap perbuatanku!"
Kui Hoa terbelalak, merasa kegagahan dari pemuda tinggi
besar ini. Tapi mengerutkan kening dia masih mencoba
memperoleh keyakinan, "Jadi kau benar putera Pendekar
Gurun Neraka?"
"Hm, aku tak perlu mengaku-aku, siluman betina. Aku
memang Yap Sin Hong, putera ayahku itu!" dan Kui Hoa yang
tentu saja tertegun seketika bersinar matanya dan tampak
kaget. Tapi Naga Bongkok berseru, "Bigaimana nona" Kau percaya
kegagahan muridku" '
Kui Hoa membalikkan tubuh "Percaya atau tidak percaya
tak perlu itu kusebutkan. Naga Bongkok. Karena betapapun
juga Pendekar Gurun Neraka adalah musuh ayahku Jadi.
putera-nya inipun Juga adalah musuhku" dan Kui Hoa yang
melompat mundur dengan mata berapi tiba tiba memasang
kuda-kuda. "Sin Hong, majulah. Aku ingin bertanding
denganmu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Hong terkejut. Tapi Naga Bongkok yang terkekeh
tenang mengangkat lengannva. "Nona, kami membawamu ke
sini bukan untuk bertempur. Tapi semata-mata untuk
menolong pemuda ini. Tidak kaulihatkah dia terkena pukulan
keji"' Naga Bongkok menuding Kun Houw, yang saat itu baru
dilihat Kui Hoa yang menjadi heran. Dan Kui Hoa yang tentu
saja mengerutkan kening bertanya dingin,
"Apa yang kaumaksudkan, Naga Bongkok" Siapa pemuda
itu" Dan apa hubungannya denganku?"
Sin Hong kali ini tampil bicara, "Dia yang mula-mula
menolongmu, nona. Kau saat itu akan diperkosa Ceng Liong!"
"Apa?" Kui Hoa kaget. "Ceng..... Ceng Liong?"
"Ya, begitu kudengar sepintas lalu, nona Tapi bagaimana
duduk perkara sebenarnya aku kurang mengerti!"
Kui Hoa tiba-tiba pucat. Kakinya menggigil, karena
mendengar disebutnya nama Ceng Liong tiba-tiba darahnya
tersirap. Mulai mengerti apa yang kiranya terjadi. Mulai dapat
menyimpul-ny impulkan apa yang sebenarnya dia alami. Dan
mulai percaya pula bahwa Mu Ba ada hubungannya dengan
semuanya ini! Dan kaget serta tertegun bahwa Ceng Liong
ingin memperkosanya dan dia ditolong oleh pemuda yang
menggeletak pingsan itu tiba - tiba Kui Hoa berbisik lirih,
"Siapa dia?"
"Kun Houw."
"Murid siapa?"
"Hm, perlukah itu kauketahui, nona" Apakah hendak
memantapkan pula dia musuh atau bukan dan menentukan
sikap seperti terhadap muridku ini?" Naga Bongkok tiba-tiba
menukas, membuat Kui Hoa merah karena jengah, ma lu. Dan
Naga Bongkok yang tertawa pendek tiba-tiba menuding Kun
Houw, bicara sungguh-sungguh, "Kau lihat, dia terluka garagara ingin menyelamatkanmu, nona. Dan karena aku tak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempunyai obat penawarnya maka kaulah yang kuharapkan
untuk menyembuhkan pemuda ini. Aku telah menahan aliran
racun dengan sinkangku, tapi karena obat penawar masih
diperlukan maka kuserahkan dia padamu. Sekarang terserah,
kau mau menolongnya atau tidak!"
Kui Hoa tertegun. "Dia terluka karena apa?"
"Pukulan pamanmu, Tok-hwe ji!"
"Apa" Tok-hwe ji?" Kui Hoa terkejut.
"Ya, kau lihat, nona."
Dan ketika Kui Hoa meloncat menghampiri liba tiba gadis
ini tersentak dan kaget di tempat. "Benar. Tok-hwe-ji...!"
"Sekarang bagaimana, nona?" Naga Bongkok tersenyum
aneh. "Kau dapat menolongnya. bukan?"
"Ini.... ini...- Kui Hoa tampak gugup. "Aku tak mempunyai
obat penawarnva. Naga Bongkok Yang menyimpan obat
penawarnya hanya ayah atau pamanku itul"
"Nah, itulah sebabnya kami minta tolong padamu, nona.
Karena tahu bahwa obat penawar ada di tangan pemilik Tokhwe ji maka kuminta kau menyelamatkan pemuda ini."
Kui Hoa pucat mukanya. Ia bingung, tapi membelalakkan
mata tiba-tiba ia bertanya. "Nanti dulu, bagaimana pamanku
itu bisa metyerang pemuda ini?"
Sin Hong kali ini menjawab, "Karena dia dikira yang akan
memperkosamu, nona. Mu Ba dan muridnya memfitnah Kun
Houw hingga membuat pamanmu iiu turun tangan!"
Dan Kui Hoa yang terhenyak di tempatnva seketika
tertegun. Dia percaya omongan ini Percaya bahwa Sn Hong
bukanlah pembohong. Tapi Naga Bongkok yang sudah
menyambar lengan mundnva mendadak melompat pergi.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona, semuanya sudah kami ceritakan padamu. Sekarang
kami serahkan pemuda itu untuk kauselamatkan Ingat,
kehormatanmu telah ditebus mahal oleh pemuda itu. Selamat
tinggal..!" dan Naga Bongkok yang telah berkelebat lenyap
tahu-tahu tak tampak bayangannya lagi, pergi bersama Sin
Hong. Dan Kui Hoa yang sejenak terkejut sekonyong-konyong
mengejar. "Naga Bongkok, tunggu dulu..."
Kakek itu berKelebat datang. "Apa yang ingin kau
tanyakan, nona?"
Kui Hoa tertegun. Dia terkesiap melihat kehebatan ginkang
kakek ini, yang dapat pergi dan datang bagai iblis Tapi Kui
Hoa yang menggigit bibirnya sudah bertanya tegas. "Kau tidak
menipuku, bukan" Artinya apa yang kau omongkan ini dapat
kaupertanggungjawabkan"
"Ha-ha aku tak pernah menipu orang lain, nona. T api kalau
kau tidak percaya biarlah si tua bangKa ini bersumpah!
Perlukah sekarang aku bersumpah?"
Kui Hoa mengerutkan kening. Dia mantap sekarang, maka
menggelengkan kepala ia menjawab, "Baiklah, aku percaya
padamu, Naga Bongkok. Tapi sekali kau tak bicara benar
maka aku akan mencarimu untuk menuntut pertanggungjawabanmu!"
"Boleh, kau boleh cari aku di mana saja, nona. Dan sekali
aku menipumu biarlah kepalaku ini kuserahkan kepadamu. Haha..." dan Naga Bongkok yang memutar tubuhnya tiba - tiba
berkelebat lenyap dan tak kembali lagi.
Kui Hoa termangu, terbelalak ke depan tapi akhirnya
melompat masuk. Dan persis ia berjongkok di dekat Kun Houw
sekonyong-konyong adiknya muncul!
"Enci, kau tidak apa-apa?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui Hoa kaget. Dia tersentak dan melompat bangun, tapi
melihat Kui Lin muncul seorang diri dan sudah menubruk
dirinya tiba - tiba Kui Hoa girang dan berteriak tertahan. "Lin moi, kau tahu aku ada di sini?"
Kui Lin sudah terisak-isak. Ia gembira dan terharu bukan
main bahwa encinya ada di situ, selamat, saling berpelukan.
Tapi melihat seorang pemuda menggeletak di bawah encinya
tiba-tiba Kui Lin beringas, melepaskan diri. "Keparat, dia yang
menculikmu itu. enci" Ah, biar kubunuh dia....!" tapi ketika Kui
Lin melihat bahwa itu bukanlah Sin Hong melainkan Kun Houw
tiba-tiba gadis ini tertegun. "Eh, dia...?"
Kui Hoa heran, memandang adiknya. "Kau kenal dia, Linmoi?" "Ya, dia yang bertanding melawan Mu Ba, enci. Tapi
pemuda ini jahat, dia hendak memperkosamu!" dan Kui Lin
yang kembali me lepaskan diri dari pelukkan encinya tiba-tiba
berkilat matanya dan berapi-api memandang Kun Houw.
Tapi Kui Hoa melompat maju. "Lin - moi, tahan Dia yang
justeru menolongku!"
Kui Lin terkejut. "Menolongmu bagaimana, enci" Pemuda
ini yang merobohkan kita di dalam kamar. Dia manusia
Keparat itu!"
"Tidak, aku telah tahu persoalannya, Lin-moi. Yang
menyerang kita bukan pemuda ini melainkan Mu Ba. Raksasa
itu yang menyirep kita dan menotok secara curang!" dan
sementara adiknya membelalakkan mata maka Kui Hoa buru
buru memberi tahu, "Lin moi, kau tahu bahwa laki-laki yang
menyerang kita adalah bayangan tinggi besar, bukan" Dan
pemuda ini tidak tinggi besar, Lin-moi. Lihat saja bentuk
tubuhnya yang tidak sama dengan bentuk tubuh bayangan
yang menyerang kita itu. Aku sekarang tahu bahwa yang
menculik kita adalah Sin-thouw-liong Mu Ba!"
Kui Lin tentu saja kaget. "Bagaimana kau tahu, enci?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dari s i Naga Bongkok."
"Naga Bongkok" Siapa itu?"
"Dia kakek yang juga baru kukenal, Lin moi. Tapi dua orang
ini meyakinkan hatiku bahwa mereka orang-orang baik!"
"Dua orang" Bagaimana maksudmu, enci?" Kui Lin bingung.
"Ya, maksudku Naga Bongkok itu datang bersama
muridnya, Lin-moi. Pemuda tinggi besar bernama Sin Hong
itu!" "Ooh...!" Kui Lin semakin terbelalak. "Jadi kau tahu tentang
pemuda tinggi besar itu, enci" Di mana dia" Dialah yang
kukejar. Dia yang melarikanmu dari kuil rusak itu!"
Kui Lin jelalatan, memandang kiri kanan dengan marah.
Tapi Kui Hoa yang sekarang percaya sama Sin Hong rupanya
betul - betul yang membawanya dari kuil rusak dan bukannya
dan dalam kamar seperti apa yang baru didengarnya d.n
adiknya ini tiba tiba membuat Kui Hoa semakin percaya bahwa
Mu Ba yang memaog menjadi biang keladinya. Maka melihat
adiknya memutar - mutar mata mencari pemuda tinggi besar
itu Kui Hoa sudah menarik napas panjang dan mencekal
lengan adiknya.
"Dia tak ada lagi di sini, Lin - mo. Sin Hong sudah pergi
meninggalkan kita."
"Tapi bagaimana kau bisa tahu bahwa Mu Ba yang
menyerang kita, enci" Dan apa makasudnya" Apakah Naga
Bongkok justeru tidak menipumu"'"
"Hm, aku percaya kepada mereka, Lin-moi. Dan aku lebih
percaya lagi setelah mengetahui siapa sebenarnya pemuda
bernama Sin Hong itu "
"Siapa, enci?"
"Putera Pendekar Gurun Neraka!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bah?" Kui Lin membelalakkan matanya lebar - lebar.
"Putera Pendekar Gurun Neraka, enci" Jadi dia yang menolong
temannya ini" Ah, pantas demikian lihai! Tapi kenapa menjadi
murid Naga Bongkok" Siapa Naga Bongkok itu?"
"Entahlah, aku tak tahu, Lin-moi. Tapi melhat sikap dan
gerak-gerik mereka aku percaya bahwa mereka bukan orang
jahat!" dan Kui Hoa yang lalu menceritakan semua yang
didengarnya dari Naga Bongkok tentang semua dugaannya
bahwa Mu Ba yang berdiri di balik semua kejadian ini sudah
membuat adiknya berseru ah-ah-oh oh dengan kaget Terkejut
di samping heran, tidak mengerti. Maka ketika encinya selesai
bercerita dan Kui Lin mengepalkan tinju segera bertanyalah
gadis ini dengan kening dikerutkan,
"Tapi kenapa Mu Ba menyerang kita, erci" Apa yang
dikehendakinya"'
"Hm, tentu ada hubungannya dengan Ceng Lin g itu Linmoi. Bukankah menurut Sin Hong aku hendak digagahinya
ketika Kun Houw datang" Tentu pemuda ini memergoki Ceng
Liong ketika hendak mengganggu diriku. Dan karena Ceng
Long marah maka pemuda itu lalu diserang dan
memutarbalikkan kenyataan, dibantu gurunya!"
"Tapi apa yang dikehendaki Ceng Liong, enci?"
"Tentu ada hubungannya denganmu, Lin-moi. Bukankah
kau tahu pemuda itu tergila-gila padamu?"
"Maksudmu..."
"Benar, Ceng Liong hendak mendapatkan dirimu secara
paksa, Lin-moi. Tapi karena kita dapat mengalahkannya maka
pemuda itu minta bantuan gurunya. Lalu, karena kita saudara
kembar dan kebetulan kita mengenakan pakaian yang sama
karena saat itu kau mengganti bajumu dengan bajuku maka
Mu Ba salah ambil. Demikianlah kesimpulanku!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, keparat!" Kui Lin tiba - tiba berseru, marah sekali.
"Kalau begitu kita cari pemuda itu, enci. Kita bunuh Ceng
Liong dan melapor pada ayah!" Kui Lin menarik encinya, siap
meloncat keluar T api Kui Hoa yang menggelengkan kepalanya
justeru menekan pundak adiknya ini.
"Tidak, jangan dulu, Lin - moi. Meskipun kuat dugaanku
bahwa kejadian ini dibuat o'eh guru dan murid itu namun
betapapun kita tak mempunvai bukti-bukti. Naga Bongkok dan
muridnya telah pergi. Yang ada tinggal pemuda yang pingsan
ini. Dan karena dia telah menolongku maka kita harus
menolongnya, juga sekalian menanyainya betulkah dia
memergoki Ceng Liong ketika hendak memperkosa diriku!"
Kui Lin tertegun, teringat pada Kun Houw yang
menggeletak pingsan. Dan kagum bahwa pemuda ini mampu
mengalahkan Mu Ba Kui Lin tiba-tiba mendecah, "Hm, benar.
Pemuda ini hebat sekali, enci. Dia mampu menghadapi paman
dan iblis tinggi besar itu."
"Kau melihat perkelahiannya?"
"Ya, saat itu aku datang bersama paman, enci. Dan dia
hampir merobohkan Mu Ba dengan ilmu pedangnya yang luar
biasa." "Dan kau tahu siapa pemuda ini?"
"Katanya murid Bu-tiong-kiam, enci. Jago pedang yang


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tersohor kepandaiannya itu!"
"Ah...!" Kui Hoa tertegun. "Dia murid Bu-tong-kiam Kun
Seng?" "Begitu yang kudengar, enci. Dan paman serta Mu Ba
tampaknya benci sekali pada pemuda ini!"
"Hm. .!" Kui Hoa bersinar matanya. "Tapi dia telah
menyelamatkan kebormatanku. Linmoi. Dan sebagai wanita
kau tahu apa artinya itu. Kehormatan yang jauh lebih
berharga daripada nyawa!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, lalu sekarang bagaimana baiknya, enci?"
"Kita harus menolongnva, Lin-moi Aku hendak menyembuhkan pukulan Tok hwe-ji yang melukai dadanva.
Setelah itu, kalau dia sadar maka kita menanyai dia untuk
memantapkan bahwi apa yang kita duga adalah betul!"
"Tapi yang dapat menvembuhkan bekas pukulan ini hanya
ayah atau paman, enci. Karena merekalah yang mempunyai
obat penawarnya! Apakah mungkin mereka mau menolong?"
"Kau dapit membantuku, Lin-moi. Kita minta baik-baik atau
kita curi saja obat penawar itu dari tangan mereka."
"Ah. tak mungkin, enci. Ayah dan paman tentu tahu
Bagaimana kalau mencelakakan diri kita sendiri" Kita tentu
mendapat marah be-s ar!"
"Kalau begitu aku akan mencari jalan lain, Lin-moi. Kita
jalankan cara ke dua untuk menyembuhkan pemuda ini.'
"Astaga, kau akan menyedot hawa beracun itu, enci" Kau.."
'Ya, kalau obat penawar tak dapat kita peroleh mau tdak
mau aku harus menyedot hawa beracunnya. Lin moi. Dan
karena tak ada jalan lain dan pemuda ini sudah semakin
gawat maka lukanya harus segera disembuhkan!" Kui Hoa tiba
tiba menggigi bibir, suaranya serak dan tampak pucat, tibatiba basah kedua mata-nya dan berdiri menggigil. Dan Kui Lin
yang tertegun memandang sang kakak mendadak mengeluh
dan menubiuk encinya.
"Enci, kau akan menvedot diri mulut ke mulut" Kau akan
melakukan pengobalan dengan cara itu"'
"Karena tak ada jalan lain, Lin-moi. Dan aku akan
melakukan ini hitung - hitung sebagai pembalas budinya!" Kui
Hoa memejamkan mata, semakin menggigil dan tiba tiba
terisak, di peluk adiknya yang terbelalak memandang sang
kakak. Tapi Kui Lin yang mengeraskan dan tiba - tiba
melepaskan encinya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak. Kalau begitu biar aku yang melakukannya, erci! Kau
tak boleh mendapat malu kalau orang lain tahu!"
Kui Hoa terkejut. "Tapi ini urusanku sendiri, Lin-moi. Dan
tak ada orang lain tahu selain kau!"
"Benar, tapi kalau pemuda ini tahu kau yang akan
mendapat malu, enci. Karena itu biarkanlah aku saja yang
melakukan ini!"
"Tidak, yang diselamatkan kehormatannya bukan kau, Linmoi, tapi aku! Aku yang harus membalas budi pemuda ini dan
bukannya kaul"
"Tapi kalau dia tahu kau akan mendapat malu, enci. Dan
aku tak suka kalau pemuda itu akan menghinamu kelak!"
"Biarlah, hitung-hitung sebagai pembalas bu-dinya, Lin-moi.
Aku tak perduli dia akan menghinaku atau tidak. Sekarang
keluarlah, kau jaga di luar sementara aku akan menolong
pemuda ini!" Kui Hoa mendorong adiknya, menyuruh Kui Lin
keluar dan bersiap-siap menyelamatkan Kun Houw. Tapi Kui
Lin yang rupanya keras kepalai menolak. Akibatnya kakak
beradik ini bersitegang, tapi ketika Kui Hoa memaksa dan
mulai marahi akhirnya Kui Lin terisak dan melompat keluar.
'Baiklah, enci Kau selamatkanlah pemuda itu. Tapi, kalau
kelak dia berani menghinamu maka aku bersumpah untuk
membunuhnya!"
Kui Hoa menggigil. Sebenarnya dia berat melakukan
pengobatan cara ke dua, menyedot dari mulut ke mulut. T api
maklum keadaan Kun Houw semakin gawat dan mereka tak
ada waktu lagi untuk berpikir panjang maka gadis ini
mengeraskan hatinya. Pukulan Tok-hwe ji memang ganas.
Racun yang berupa hawa dari pukulan ini akan mengeram 24
jam penuh. Di mana bila korban yang bersangkutan tidak
segera ditolong maka perlanan-lahan tubuhnya akan
menggelembung dan akhirnya meledak setelah tubuh itu
mendidih, http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Persis dibakar Dan. Kui Hoa yang teringat bahwa
kehormatannya telah d tolong pemuda ini mau tak mau harus
menyelamatkan Kun Houw. Maka begitu adiknya, menjaga di
luar gua dan Kui Hoa berlutut di samping Kun Houw gadis ini
sudah menenangkan guncangan hatinya dan bersiap-siap.
Tapi betapapun Kui Hoa gemetar. Dia selamanya belumpernah bersentuhan dengan lelaki. Maka melihat Kun Houw
menggeletak pingsan dan dia harus menyedot lewat mulut ke
mulut Kui H?a tiba-tiba memejamkan mata. Dia merasa
"ngeri". Tapi ingat bahwa pemuda ini telah menyelamatkan
kehormatannya dari tangan-tangan kotor Ceng Liong
mendadak Kui Hoa mengeraskan hatinya dan menunduk. Lalu,
begitu dia memusatkan perhatian dan menarik napas dalamdalam tiba-tiba gadis im telah menyedot mulut Kun Houw
dengan jalan menempelkan mulutnya sendiri, menyedot dan
mengerahkan khikangnya untuk "menarik" semua hawa
berracun. Dan begitu Kui Hoa memusatkan segala
perhatiannya pada cara pengobatan yang aneh ini tiba-tiba
gadis itu sudah berjuang keras dan tidak tahu lagi akan apaapa yang ada di sekelilingnya!
Kui. Hoa sudah terus menyedpt dan menyedot. Berkali kali menghisap dan membuang keluar hawa beracun yang
mengeram di dada Kun Houw. Dan karena Kui Hoa sendiri
telah memiliki ilmu kebal Hoat lek im ciong-ko yang hebat itu
maka gsdis ini sama sekali tak takut akan racun dan T ok-hwe
ji. Dan itulah sebabnya mengapa Kui Hoa atau Kui Lin berani
menyembuhkan korban Toh hwe-ji dengan jalan menyedot.
Karena mereka yang sudah memiliki kekebalan aican segala
macam racun akibat perlindungan Hoat lek-kim-ciong-ko
memang membuat puten puten Ok-cangkun itu kebal
terhadap segala macam racun! Maka, ketika hampir satu jam
penuh Kui Hoa mengeluarkan racun dan dalam lubuh Kun
Houw tiba tiba muka Kun Houw yang tadinva kehjauan sudah
berobah merah. Dan, ketika warna merah ini berobah putih
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk akhir-nya kembali pada warna yang merah sehat tiba
tiba Kun Houw mulai mengeluh!
Tubuh pemuda ini tidak lagi terbakar. Dan ketika Kui Hoa
berjuang keras selama hampir satu jam lagi maka Kun Houw
sudah sadar dan mulai bergerak Namun kesadaran Kun Houw
belum sepenuhnya terisi. Kun Houw masih agak pening,
kesadarannya setengah melayang layang Tapi ketika kian
lama kesadarannya kian membaik dan Kun Houw mulai ingat
akan apa yang terjadi maka Kun Houw membuka mata. Dan..
Kun Houw tertegun. Dia mengira dia berada dialam mimpi.
Maklum, Kun Houw batu Saja sadar. Maka melihat seraut
wajah jelita sedang menyedot mulutnya dan tampak demikian
dekat di atas mukanya sendiri dengan kedua mata terpejam
tiba tiba Kun Houw terbelalak.
Apa ini" Di mana dia" Di kahyangankah" Kalau tidak, lalu
siapa gadis cantik yang sedang menyedot mulutnya ini" Apa
yang dilakukan"
Kun Houw tiba-tiba tergetar. Dia terbelalak dan tak dapat
menjawab semua pertanyaannya itu. Tapi ketika dia ingat
bahwa dia terkena pukulan Tok-hwe ji yang membuat seluruh
tubuhnya bagai terbakar dan kini dia merasa sehat dan dada
tidak sesak serta sakit lagi tiba-tiba Kun Houw sadar. Dia
sedang ditolong orang. Disedot racunnya oleh gadis ini! Dan
Kun Houw yang berguncang jantungnya mendadak terbengong dan memandang wajah yang ada di dekatnya itu
tanpa berkedip. Kun Houw terkesima.
Dia melihat wajah yang demikian halus berada amat dekat
sekali dengan mukanya.
Wajah yang halus dengan pipi kemerah-merahan. Wajah
yang cantik dan mempesona, wajah yang luar biasa baginya
bagai seorang dewi. Dan Kun Houw yang mencium pula
keharuman lembut dari wajah yang ada di dekatnya ini tiba "
tiba mabok. Kun Houw merasa di awang-awang yang
meninabobokkan dirinya. Dan ketika dia merasa betapa mulut
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang melekat di mulutnya itu menyedot-nyedot dan ia merasa
bibir yang lunak hangat menempel di bibirnya sendiri dengan
gerakan menghisap dan meniuh - niupkan hawa yang harum
dan wangi tiba-tiba Kun Houw tersedak dan batuk-batuk!
"Ah...!" Kui-Hoa-seketika membuka mata-nya. Gadis ini
kaget bahwa Kun Houw membuat gerakan, yang berarti
pemuda itu telah sadar. Dan Kui Hoa yang seketika
melepaskan sedotan-nya dan terbelalak memandang Kun
Houw tiba-tiba melompat mundur dengan muka merah
padam. "Kau... kau sudah sadar?"
Kun Houw melongo. Sekarang dia bangkit duduk dan
memandang Kui Hoa, bukan ke mata yang terbelalak
kepadanya itu melainkan ke bibir Kui Hoa yang merah basah
Dan Kun Houw yang mengejap-ngejapkan mata bagai orang
kehilangan kesadarannya ini tiba-tiba memejamkan matanya
dan tidak menjawab pertanyaan orang, membayangkan
kembali betapa nikmat bibir yang lunak hangat itu menghisap
dan menempel di bibirnya sendiri! Tapi ketika Kui Hoa
menampar pipinya dan Kun Houw terpelaoting roboh barulah
Kun Houw melonpai bangun dan berseru kaget. Apalagi ketika
gadis itu marah-marah kepada nya
"Orang tak tahu diri, apa yang kaupikirkan" Kenapa
memandang bibirku melulu?"
Kun Houw sadar sepenuhnya. Sekarang dia tak mabok lagi
seperti tadi. Maka tersipu merah dengan muka jengah buruburu Kun Houw menjura, membungkuk dalam-dalam. ''Maaf,
aku... eh, aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku, nona Tapi
melihat lukaku sembuh dan kau ada di s ini tahulah aku bahwa
kau yang menyelamatkan diriku. T erima kasih, nona. Aku Kun
Houw benar-benar menghaturkan terima kasih pada dewi
penolongku!" dan Kun Houw yang langsung menjatuhkan diri
berlutut di depan gadis ini membuat Kui Hoa terkejut dan
lenyap semua kemarahannya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh, jangan berlutut.... berdirilah, saudara Kun Houw. Kau
tak perlu mengucap terima kasih kepadaku seperti itu.
Kedudukan kita satu sama!"
Kun Houw mengangkat mukanya, heran. "Satu sama
bagaimana, nona" Apa yang kau maksudkan?"
"Hm, bukankah kau yang menolongku pula di kuil rusak?"
Kui Hoa melengos, merah mukanya karena lagi-lagi tanpa
sadar Kun Houw memandang bibirnya. "Bukankah kau yang
menolongku dari jahanam Ceng Liong?" dan Kun Houw yang
seketika teringat gadis ini tiba-tiba menganggukkan kepalanya
dan bangkit berdiri.
"Benar, dan di mana setan jahanam itu sekarang, nona" Di
mana dia?" Kun Houw terbelalak ke kanan kiri. kaget dan
marah ketika ingat bahwa Ceng Liong hendak melakukan
perbuatan terkutuk. Tapi Kui Hoa yang mengepalkan tinju
sudah berkata gemas,
"Dia tak ada di sini, saudara Kun Houw. Karena itu aku
ingin bertanya padamu apa yang sebenarnya terjadi dan kau
lihat di kuil rusak itu!"
"Ah, dia hendak mengganggumu, rona. Dia hendak
memberikan arak perangsang kepadamu agar kau mabok dan
dapat digagahinya!"
"Dari mana kau tahu?"
"Kebetulan saja, rona. Aku beristirahat di kuil itu sebelum
Ceng Liong dan gurunya tiba. Maka, melihat guru dan murid
itu membawamu ke situ dan aku mendengar apa yang
direncanakannya maka jahanam itu kuserang ketika kau siap
dicekokinya!"
Kui Hoa tergetar. Dia pucat mendengar ini, ngeri dan diamdiam mengutuk akal keji Ceng Liong yang diketahuinya
berbahaya dan culas.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena, meskipun secara sepintas dengan cara seperti itu
Ceng Liong tak dapat dibilang memperkosa karena dia akan
menyerahkan diri dengan suka rela tapi penyerahan dirinya itu
tak dapat dibilang sah karena dia sedang mabok dan dalam
penguasaan nafsu berahi. Nafsu yang ditimbulkan dari arak
perangsang, yang berarti menunjukkan betapa keji dan
liciknya Ceng Liong. Juga culas! Dan Kui Hoa yang tergetar
dengan muka ngeri tiba tiba memandang Kun Houw dengan
penuh rasa terima kasih dan haru, tiba tiba ganti menjatuhkan
diri berlutut di depan pemuda itu!
"Saudara Kun Houw, aku tak dapat menyampaikan apa-apa
kepadamu selain rasa syukur dan terima kasihku. Terima lah
hormat dan terima kasihku ini...l"
Kun Houw terkejut. "Eh-eh, jangan begitu, nona. Kau
bangunlah, jangan berlutut!' dan Kun Houw yang buru buru
mengangkat bangun gadis ini dengan menarik pundaknya
seketika beradu pandang dengan mata Kui Hoa yang bergetar
jernih, membuat Kun Houw dag dig-dug tidak karuan dan
merasa jungkir balik. Dan Kun Houw yang jadi gemetar


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

suaranya tiba-tiba bertanya, lirih seolah berbisik, "Maaf.
bolehkah kutanya siapa namamu, nona" Maksudku, aku ..
aku..." Kui Hoa tersenyum, menunduk malu-malu.
"Aku Kui Hoa, saudara Kun Houw. Dan karena kau telah
menyelamatkan kehormatanku biarlah kau buang sebutan
nona-nona itu. Kau panggil saja' aku Kui Hoa."
Kun Houw girang "Dan kau boleh sebut aku Houw-twako,
nona. Biarlah kau buang pula sebutan saudara itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 17 Jilid : XVII 'IH, tapi kau masih memanggilku nona, Houw twako
Begitukah sebulanmu setelah aku memanggilmu twako"'
Kun Houw tertawa, gembira stkali dan tiba - tiba merasa
bahagia! Dan Kun Houw yang tertawa bergelak oleh
kegembiraan hati yang meluap ini nendadak menyambar
lengan Kui Hoa dan seolah lupa diri, mencengkeram lembut
dengan wajah berseri seri!
"Kui Hoa, eh... Hoa moi, bolehkah kutanya lebih jauh
tentang keadaan pribadimu" Artinya siapakah guru atau orang
tuamu" Di manakah kau tinggal" Dan kenapa jahanam seperti
Ceng Liong itu dapat mengganggumu dengan demikian keji?"
Kui Hoa tersenyum, gemetar lengannya dan semburat
merah. Tapi tak me lepaskan diri dan pegangan Kun Houw ia
menjawab, "Guruku adalah ayahku juga, Houw-twako. Dan
aku tinggal di kota raja bersama ayah dan seorang adik
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perempuanku. Tentang Ceng Liong. hm... jahanam itu
memang, kurang ajar, Houw-twako. Kelak aku akan mencari
dan membunuhnya!"
"Dan siapa ayahmu itu?"'
Kui Hoa mengerutkan alis, sejenak terdiam. Tapi
memandang Kun Houw dengan tajam ia menjawab jujur, "Okciangkun. twako Aku adalah puteri Panglima Ok dari kota raja
dan So-beng adalah pamanku!"
"Hah ..?" Kun Houw kaget bukan main, melepaskan
pegangannya dan tiba tiba terbelak, mundur selangkah. "Kau.,
kau keponakan Iblis Penagih Jiwa itu, Hoa-moi" Kau puteri Okciangkun?"
"Ya, mereka adalah ayah dan pamanku, Houw-twako. Ada
apakah?" "Ooh...!" Kun Houw tiba-tiba menutupi mukanva. "Tidak...
tidak, Hoa - moi... kita tak dapat bersahabat kalau begitu. K ita
adalah musuh...!" dan Kun Houw yang beringas mukanya tibatiba melepaskan takupan jarinya dan berteriak, "Hoa-moi. So
beng adalah musuh besarku. Dia telah membunuh guruku!"
Kui Hoa terkejut. Tapi belum dia bertanya tahu-tahu Kun
Houw sudah memutar tubuhnya dan terbahak lalu menjerit.
"Kui Hoa. kita tak ditakdirkan sebagai sahabat. Kau dan aku
adalah musuh...!" dan begitu berteriak penuh kecewa tiba-tiba
Kun Houw berkelebat keluar meninggalkan gua.
Kui Hoi tertegun, pucat mukanya. Tapi Kui Lio yang
mendengar suara ribut ribut di dalam tiba-tiba melompat
masuk dan bertemu Kun Houw di tengah jalan. Dan melihat
Kun Houw meninggalkan encinya dengan muka beringas tibatiba gadis ini menyerang Kun Houw tanpa banyak bicara,
menduga pemuda itu mencelakai encinya!
"Jahanam, apa yang kaulakukan pada enciku?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw terkejut. Dia tak menyangka bahwa di luar gua
ada seorang gadis lain, tapi menangkis cepat dan membentak
marah dia sudah menyelinap di antara dua pukulan itu,
"Minggir...!" dan Kun Houw yang langsung memdorong
punggung Kui Lin hingga gadis itu terjerumus ke depan sudah
meneruskan larinya dan membuat Kui Lio menjerit kaget,
berjungkir balik mematahkan daya dorong.
"Heii.....!"
Tapi Kun Houw lenyap di luar. Dia sudah menghilang di
balik kerimbunan pohon - pohon besar, dan ketika Kui Lin
mengejarnya dengan marah-marah maka pemuda ini sudah
tak tampak bayangannya lagi dan lenyap entah ke mana. Dan
sementara Kui Lin membanting kaki sambil mengomel panjang
pirdek maka Kui Hoa muncul dengan bibir digigit kuat-kuat.
"Lin moi. sudahlah. Dia tak akan kembali menemui kita."
Kui Lin memutar tubuhnya. "Tapi dia menyerangku, enci.
Dan rupanya juga dia kurang ajar kepadamu!"
"Tidak. Dia tak melakukan apa apa, Lin-moi Dia hanya
kecewa dan marah setelah mendengar bahwa aku adalah
keponakan musuh besarnya. Mari kita kembali!"
Kui Lin terbelalak. Ia mau membantah, tapi Kui Hoa yang
sudah menarik lengannya tak membiarkan adiknya ini
memprotes, menyendal dan kembali ke kota raja di mana
ayah dan pamannya tentu mencari - cari. Dan Kui Lin yang
melihat betapi encinya ini terisak dan menggigit bibir akhirnya
tak cerewet lagi dan mengikuti encinya kembali ke istana Lalu
begitu membanting pintu kamar dan mereka berdua berada di
tempat sendiri Kui Lin memeluk encinya ini.
"Bagaimana, enci" Kita beri tahu ayah bahwa Ceng Liong
dan gurunya yang mengganggu kita?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak," Kui Hoa terisak. "Kita tak perlu memberi tahu dulu,
Lin moi. Biarkan ini sampai saatnya kelak kita menangkap
basah perbuatan mereka."
"Maksudmu?"
"Kita tak mempunyai bukti-bukti kuat, Lin-moi. Apa yang
kita dengar ialah keterangan dan Naga Bongkok dan
muridnya, juga Kun Houw. Tapi karena mereka adalah musuh
tentu ayah atau paman tak akan mempercayai ini. Salah sa lah
kita bisa dicurigai dan dianggap membela musuh!"
"Jadi bagaimana, enci?"
"Kita biarkan dulu, Lin-moi. Kita bersikap biasa dulu pada
Mu Ba dan muridnya itu seperti biasa. Aku sedang terguncang.
Kau berilah laporan pada ayah dan paman bahwa kita sudah
kembali dengan selamatl"
Kui Lin terbelalak. Ia melihat encinya melempar tubuh di
pembaringan, menutup muka dengan bantal dan rupanya
terpukul sekali oleh peristiwa dengan Kun Houw tadi. Teringat
bahwa encinya ini telah menolong Kun Houw dengan cara
yang luar biasa, menyedot racun Tok-hwe ji dari mulut ke
mulut. Dan maklum bahwa rupanya ada sesuata yang terjadi
di antara encinya dengan Kun Houw tadi maka Kui Lin lalu
mengangguk dan melompat keluar. Dan begiiu Kui Lin
menutup pintu kamar untuk memberi tahu bahwa mereka
telah kembali dengan selamat tiba-tiba Kui Hoa mengguguk
dan menangis diatas pembaringannya!
(OodwkzoO) Pagi itu Ceng Liong dilarang keluar oleh gurunva. Peristiwa
semalam atau tepatnya kegagalan semalam membuat Mu Ba
dan muridnya waswas. Karena itu, Ceng Liong yang
bersembunyi di kamar disuruh berjaga untuk menghadapi
segala kemungkinan. Dan Mu Ba bersiap-siap untuk menerima
tuduhan atau kedatangan Kui Hoa kakak beradik yang
mungkin tahu bahwa perbuatan semalam adalah mereka yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi biang keladinya. Tapi hari itu ternyata tenang. Kui
Hoa dan Kui Lin memang datang, bahkan bersama So-beng.
Tapi dua kakak beradik yang semula membuat raksasa ini
menjadi tegang ternyata datang untuk menyatakan terima
kasih. Hal yang membuat Mu Ba girang karena menganggap
Kui Hoa dan Kui Lin tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi.
Tapi ketika kakak beradik ini minta berjumpa Ceng Liong
untuk mengucapkan terima kasih pula Mu Ba mengelak. Dia
menyatakan Ceng Liong tak enak badan. Biarlah ucapan itu
dia sendiri yang menyampaikannya. Dan karena Kui Hoa dan
adiknya tak enak mendesak maka dua kakak beradik itu
kembali mengucap terima kasih dan pergi. Dan Mu Ba lega
bukan main. "Liong-jj, kita selamat. Dua, kakak beradik itu tak menaruh
curiga pada kita dan mengucap terima kasih'
Ceng Liong tersenyum kecut. "Tapi bagaimana sikap
mereka, suhu" Benarkah tidak menaruh curiga pada sikap
atau gerak - gerik mereka?"
"Ha-ha, sama sekali tidak, Liong-ji. Dan Naga Bongkok
rupanya tidak menghasut mereka!"
"Hm, tapi keinginanku gagal, suhu.. Dan di tempat itu tibatiba saja muncul si bocah hina Bu-beng Siauw-cut. Keparat!"
Ceng Liong mengepalkan tinju, berkerot giginya tapi nampak
gentar. Dan Mu Bayang diingatkan pada peristiwa semalam
dan mengerutkan alisnya oleh kelihaian murid Bu tiong-kiam
itu juga nampak gentar di samping marah.
Tapi Mu Ba menghibur muridnya. Dia menyatakan Kun
Houw tak mungkin dapat hidup lama. Pukulan Tok-hwe-ji
telah me lukai pemuda itu. Dan Ceng Liong yang
menganggukkan kepalanya oleh kata-kata ini segera teringat
pada pemuda tinggi besar yang menyelamatkan Kun Houw.
Dan Ceng Liong lagi - lagi mengerutkan kening.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suhu, tahukah kau siapa pemuda tinggi besar yang
merampas Pedang Medali Naga itu"'
Mu Ba menggeleng. "Aku tak tahu, Liong ji. Tapi
kepandaian pemuda itu cukup mengejutkan hatikul'
"Dan bagaimana bila dibanding Kun Houw?"
"Wah, aku tak tahu persis, Liong-ji. Tapi kuakui keduanya
sama hebat!"
"Dan dibanding dengan kepandaianku?"
Mu Ba mengerutkan alis. "Kenapa kau tanyakan itu. Liong
ji" Apa perlunya?"
"Hm, aku tiba-tiba merasa kecewa akan kepandaian yang
kumiliki, suhu. Rupanya apa yang kupelajari selama ini masih
kalah dibanding dua orang pemuda itu!"
Mu Ba terkejut Tapi, Licng ji. Kun Houw memang pewaris
tunggal Bu tong kiam Kun Seng. Dan kau tahu bahwa jago
pedang itu pernah kami keroyok secara berempat!"
"Ya, dan kalian baru berhasil merobohkannya, suhu. Tapi
bagaimanapun secara jujur harus kuakui bahwa satu lawan
satu tentu kau tak dapat menandingi jago pedang yang sudah
mampus itu. Dan kini muncul pemuda lain yang menolong si
Bu-beng Siauw-cut itu. Pemuda yang rupanya juga lihai dan
bukan tandinganku!"
Mu Ba semburat merah. "Kun Houw memang hebat, Liongji. Tapi bocah itu juga akan mampus menyusul gurunya"
"Tapi bagaimana dengan pemuda tinggi besar itu, suhu"
Haruskah menjadi ancaman bagiku kelak kalau kepandaianku
tak dapat melawan kepandaiannya?"
"Hm . " Mu Ba menggeram jengkel. "Apa maksudnu
sebenarnya, Liong ji" Kenapa kau tiba-tiba membicarakan
masalah kepandaian?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Karena aku tak puas padamu, suhu. Aku ingin menambah
kepandaian lagi yang hebat. Kalau bisa yang jauh lebih hebat
dibanding Bu-beng Siauw cut si bocah hina itu!"
Mu Ba terkejut. "Kau merendahkan gurumu sendiri?"
"Tidak! kalau kau memang hebat, suhu. Tapi nyatanya
untuk menghadapi Kun Houw yang sudah terluka itu saja kita
harus maju ber-sama!" "
"Hm "!" Mu Ba marah "Tapi itu kulakukan demi untukmu,
Liong-ji. Kenapa-sekarang memaki gurumu sendiri?"
"Karena kau tidak becus, suhu. Kepandaianmu ternyata
masih rendah dan tidak memuaskan hatiku!"
"Hah?" Mu Ba terbelalak. "Apa kau bilang?"
"Aku bilang kepandaianmu masih rendah, suhu. Kau tidak
becus dan tidak memuaskan hatiku!"
"Keparat!" Mu Ba berkelebat ke depan, mencengkeram
pundak muridnya ini. Dan marah oleh kata-kata Ceng Liong
mendadak pemuda itu diangkat dan dibanting di depan
kakinya. Brukk...!"
Ceag Liong merasa remuk. Dia dicengkeram dan diangkat
lagi, siap dibanting. T api Ceng Liong yang berani memandang
gurunya berseru, "Suhu, biar kaubunuh sekalipun diriku ini
tetap saja kau tak dapat membantah kenyataan itu. Kau
bukan tand'ngan Kun Houw atau Naga Bongkok misalnya!"
Mu Ba tertegun Dia mendelik penuh kemarahan, tapi
melihat kebenaran dan keberanian muridnya itu tiba-tiba Ceng
Liong dilempar membentur tembok. "Liong - ji, kau murid
jahanam. Kau tidak tahu berbakti!"
Ceng Liong melompat bangun. Dia menyeringai, menahan
sakit. Tapi tetap bersikap tenang dan memandang gurunya itu
dengan berani dia menjawab, "Ya, aku memang tidak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berbakti, suhu. Aku murid jahanam Tapi bukankah semuanya
itu kau yang mengajariku juga?"
Mu Ba terbelalak. Dia mengerot gigi penuh kemarahan, siap
menubruk dan membanting muridnya lagi. Tapi melihat Ceng
Liong demikian berani dan tenang-tenang memandangnya
mendadak iblis tinggi besar ini tertawa bergelak dan
mencengkeram muridnya itu. "Liong ji, kau menang jahanam
besar. Tapi keberanianmu ini sungguh mengagumkan hatiku.
Keparat....!"
dan jari-jari Mu Ba yang berkerotok mengguncang tubuh muridnya itu disambut senyum Ceng
Liong yang tertawa. Tahu bahwa gurunya ini tidak jadi
membunuhnya. "Suhu, kau yang kelewat emosi. Kau tak mau melihat
kebenaran dari apa yang kuomong-kan!"
"Ya-ya, dan kau selamanya benar, bocah siluman. Kau tidak
perduli kata-katamu menyakiti atau tidak!"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ah. itu karena kau emosi, suhu. Kalau tidak tentu juga
kata-kataku tidak akan menyakitimu. Kenapa marah?"
Mu Ba melepas cengkeramannya. "Liong-ji, apa yang
kaumaui dari omonganmu itu" Hayo bicara saja. Aku sudah
mengenal segala tipu muslihatmu dalam menyembunyikan
sesuatu!" Ceng Liong melangkah maju, bersikap sungguh-sungguh.
"Kau tidak marah lagi, suhu?"
"Tidak."
"Baik, kalau begitu dengarkan ini," dan Ceng Liong yang
tersenyum memandang gurunya bertanya, "Suhu, siapakah di
dunia ini yang kiranya dapat mengalahkan Bu tiong-kiam Kun
Seng atan Naga Bongkok?"
Mu Ba mengerutkan alis. "Bu-tong-kiam Kun Seng sudah
mati. Liong ji. Sebaiknya..."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya ya, kalau begitu si Naga Bongkok saja, suhu," Ceng
Liong memotong. 'Siapakah kiranya yang dapat mengalahkan
kakek bongkok itu satu lawan satu!"
Mu Ba tertegun "Kenapa diam, suhu" Yang jelas bukan kau, bukan?"
Raksasa ini mengangguk, merah mukanya. "Ya. dan jisuhumu (Mayat Hidup) juga tak dapat mengalahkan kakek
bongkok ini jika harus satu lawan satu, Liong-ji. Tapi kukira
ada dua orang yang dapat menandingi kakek bongkok itu,
bahkan mungkin tiga kalau So-beng mahir mainkan Tok-hweji!" "Hm, Iblis Penagih Jiwa ini tak mungkin mau memberikan
kepandaiannya kepadaku, suhu. Coba kausebutkan saja siapa
dua orang yang mungkin dapat menandingi kepandaian Naga
Bjngkok itu!"
Mu Ba menarik napas. "Pertama mungkin Pendekar Gurun
Neraka, Liong ji. Dan ke dua adalah ketua Beng-san pai itu!"
"Ciok-ihouw T aihiap S?lw K i Beng?"
"Mungkin."
Ceng Liong berkilat matanya. "Tidak ada lainnya lagi,
suhu?" Mu Ba menggeleng ragu. "Kukira hanya dua orang itu,
Liong-ji. Tak ada lainnya lalu Ada apakah?"
Ceng Liang tak menjawab. Matanya berubah aneh, tapi Mu
Ba yang rupanya tahu tindak-tanduk muridnya ini tiba tiba
bertanya, "Kau mau mempelajari kepandaian dari orang yang
dapat menandingi Naga Bongkok, Liong ji?"
"Hm..." Ceng Long terpaksa menganggukkan kepalanya.
"Memang betul, suhu T api kalau Pendekar Gurun Neraka jelas
tak mungkin!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu ketua Beng-san pai itu saja, Liong-ji.
Kudengar dia memiliki ilmu baru yang disebut Soan-hoan
ciang!" Ceng Liong berkedip matanya. "Kau bisa membantu, suhu"'
"Kalau kau mau, bocah. Dan kebetulan sekali kudengar
bahwa saat ini ketua Beng-san-pai itu dilanda kecewa!"
"Kecewa apa, suhu?"
"Tentang pewaris ilmu silatnya, Liong - ji. Katanya
kudengar Soan-hoan-ciang yang dimilikinya tak mendapat
sambutan baik di hati ketiga cucunya!"
"Eh, bagaimana itu, suhu?" Ceng Liong tertarik.
"Bagaimana ilmu silat Soan-hoan-ciang itu tak mendapat
sambutan di hati cucunya" Dan siapa mereka?"
"Puteri Pendekar Gurun Neraka - dan anak dari puteranya
pertama Souw Ceng Han, Liong-ji. Katanya tiga orang muda
itu tak berlatih sungguh sungguh umuk menguasai Soanhoan-ciang ini. Akibatnya ketua Beng san-pai itu frustrasi dan
mulai mabok - mabokan melepas kecewai"
"Hm," Ceng Liong girang bukan main. "Kalau begitu aku
akan ke sana, suhu. Aku akan membujuk dan mempelajari
Soan-hoan ciang itu dari Pendekar kepala Batu!"
"Kau seorang diri?"
"Ya, kenapa suhu" Aku tidak takut!"
"Tapi ilmu silatmu tentu mencurigakan ketua Beng-san-pai
itu, Liong-ji. Kau tentu diketahui sebagai murid golongan
hitam!" "Ah, itu mudah kuatur, suhu. Yang jelas aku akan berhatihati mendekati ketua Beng-san-pai itu dan mencuri ilmunya!"
Mu Ba terbelalak. Dia kembali kagum akan keberanian dan
jiwa petualang muridnya ini. Tapi tertawa bergelak dia justeru
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merasa girang. "Bagus, kalau begitu aku juga punya siasat
untuk mengadu keluarga pendekar itu, Liong - ji. Sebaiknya jisuhumu diberi tahu!" dan baru menyelesaikan kata - katanya
mendadak iblis tinggi besar ini berkelebat lenyap. Ceng Liong
terkejut. Tapi belum dia mengejar tiba-tiba ibunya muncul
memasuki kamar.
"Liong-ji, apa yang kalian ributkan" Kenapa twa-subumu itu
tertawa bagai orang gila?"
Ceng Liong tertegun. Dia melihat ibunya muncul
membelalakkan mata, memandang dirinya dengan kening
berkerut. Cantik dan masih tampak muda. Dan Ceng Liong
yang ganti terbelalak memandang ibunya itu tiba-tiba tertawa.
"Ibu, kau benar-benar cantik sekali. Sungguh hebat!"
Tok-sim Sian-li me lotot. "Apanya yang hebat" Kau tidak
dengar pertanyaan ibu?"
"Ah, nanti dulu, ibu. Kenapa marah - marah?" Ceng Liong
menyambar lengan ibunya ini, mendudukkannya di atas kursi.
Lalu tersenyum memandang ibunya itu pemuda ini bertanya,
'Ibu di mana ji - suhu" Apakah di tempat Ok-ciangkun?"
"Ya, dan kenapa seharian penuh kau tidak keluar, Liong-ji"
Kudengar semalam twa-suhumu mengejar penculik. Katanya
bertempur dengan murid Bu-tong Kiam Kung Sen yang amat
lihai benarkah ?"
"Benar, ibu. Tapi.."
Toksin, Sian-li tiba-tiba berdiri, membenting kakinya. "Jadi,
benar yang diculik adalah Kui Hoa siocia?"
Ceng Liong terkejut. "Dari mana kau tahu, ibu?" tapi belum
dia mendapat jawaban tahu-tahu ibunya ini sudah melompat
dan mencengkeram batang lehernya, kuat sekali dan tampak
marah besar http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Liong ji, kalau begitu kau yang menjadi biang keladinya.
Kau bermain api dengan mengganggu puteri Ok ciangkun itu!
Tidak tahukah kau bahwa perbuatanmu ini bisa mencelakakan
kami semua?"
Ceng Liong kaget. "Dari mana kau tahu, ibu?"
"Keparat, tak perlu kau menipu ibumu Liong-j, Aku tahu
dan dapat menduga semuanya itu dari tindak-tandukmu
sendiri!" 'Tapi..." "Tak ada tetapi. Liong-ji Kau yang melakukan semuanya
itu, bukan?"
"Tidak, aku... eh!"
Ceng Liong menghentikan kata - katanya. Dia sudah
diangkat dan ditendang ibunya ini, mencelat keluar. Dan Toksim Sian-li yang marah dan mengejar puteranya itu tahu-tahu
kemudian sudah mencengkeram leher Ceng Liong.
"Kau tidak mengaku, Liong ji" Kau masih menyangkal di
depan ibumu sendiri?"
Ceng Liong akhirnya menyerah. Dia kesakitan oleh jari-jari
ibunya itu, maka begitu nengangguk dan ibunya melepas
cengkeraman itu Ceng Liong mengeluh dan menyeringai
penaaran, "Ibu, kau terlalu. Kenapa mengancam dan
memperlakukan anakmu seperti ini?"
"Karena kau yang kelewatan. Liong-ji. Kau tak menghiraukan keselamatan orang tuamu yang bisa terancam!"
Ceng Liong tertegun. Dia tahu bahwa perbuatannya itu
memang berbahaya sekali. Salah-salah membuat dua orang
guru dan ibunya ini diusir dari istana. Tapi penasaran
bagaimana ibunya itu bisa tahu Ceng Liong bertanya,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ibu, sesungguhnya dari manakah kau tahu bahwa
perbuatan semalam adalah aku yang melakukannya"
Kaulihatlah kejadian itu dengan mata kepaia sendiri?"
Ibunya mendengus. "Aku tak perlu melihat perbuatan mu
dengan mata kepala sendiri, Liong-ji. Tapi kecerobohanmu
yang di luar perhitungan cukup membuat aku mengerti bahwa
semuanya itu adalah kau yang menjadi biang keladinya!"
Ceng Liong terbelalak. "Kecerobohan yang mana, ibu?"
"Kecerobohanmu dengan melempar kesalahan di atas
pundak orang lain, Liong-ji. Karena bagiku tak mungkin murid
Bu-tiong kiam itu akan memperkosa puteri Ok-ciangkun'"
"Eh?" Ceng Liong heran. "Dari mana kau bisa menarik
kesimpulan itu, ibu?"
"Bagiku mudah, Liong-ji. Murid Bu-tong-kiam itu tak kenalmengenal dengan puteri Ok ciangkun Bagaimana tahu - tahu
menculik gadis itu dan hendak memperkosanya" Kau ceroboh,
Liong-ji. Kau dan gurumu gegabah sekali melakukan
perbuatan itu. Kau harus menahan nafsumu!"
Ceng Liong tertegun. "Tapi, ibu..."
"Tapi apalagi?"
"Aku tertarik pada Kui Lin. Twa - suhu tadi ma lam salah
ambil dan keliru membawa Kui Hoa."
"Ya, dan kau tidak memperhitungkan kecerdikan Iblis
Penagih Jiwa, Liong-ji. Setan itu berbahaya dan terlampau
gegabah bagimu untuk melakukan sesuatu di dalam istana
ini!" "Jadi aku tak boleh melaksanakan maksudku, ibu?"
"Maksudrn'ii yang mana?"
"Aku ingin gadis itu menjadi kekasihku, ibu. Aku jatuh cinta
dan tergila - gila pada adik Kui Lin!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak. Sementara ini kau tidak boleh mengganggu puteri
Ok ciangkun itu, Long-ji Kau harus menahan diri dan jangan
sekali - kali mendulang perbuatanmu yang lancang itu!"
"Hm!" Ceng Liong kecewa. "Kalau begtu tolong kau saja
yang menghibur diriku, ibu. Kau berilah obat pelipur lara
padaku untuk pengganti kekecewaanku itu!"
Tok-sim S an li terkejut. "Apa maksudmu?" .
"Maksudku kau hiburi aku seperti kalau kau menghibur jisuhu, ibu. Aku ingin merasakan kehangatan kasih sayangmu
luar dalam!" dan Ceng Liong yang tersenyum memandang
ibunya itu tiba-tiba melangkah maju dan memeluk ibunya ini,
langsung mencium mulut ibunya penuh nafsu dan penuh
gairah. Dan Tok sin Sian li yang sejenak tertegun oleh
perbuatan puteranya itu sedetik terbelalak dan tidak
memberikan reaksi. Tapi, begitu ia sadar dan kaget bukan
main tiba tiba wanita ini me lengking dan menampar
puteranya, melepaskan diri.
"Liong-ji, kau bocah keparat.. plak plakkl" dan Ceng Liong
yang terbanting roboh oleh tamparan ibunya ini sudah
melompat bangun dengan mulut berdarah. Dia terkejut dan
membelalakkan matanya, tapi sang ibu yang tampaknya
marah oleh perbuatan Ceng Liong ini tiba - tiba kembali
membentak dan melompat maju, melancarkan pukulan dan
tendangan bertubi-tubi menghajar Ceng L ong
"Liong - ji, kau anak durhaka. Kau bocah siluman., plak des
dess " dan Ceng Liong yang bertubi tubi rrendapat tamparan
dan tendangan ibunya akhirnya jatuh bangun di atas lantai.
Ceng Liong mengaduh, berteriak dan menabrak meja kursi
yang berantakan ditimpa tubuhnya. Tapi ketika ibunya
mendesis desis dan menghajarnya kalang kabut tak mau
sudah mendadak pintu kamar terbuka dan Mayat Hidup
muncul. "Sian - li. apa yang terjadi" Kenapa Ceng Liong kau hajar?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok sim Sian li menghentikan amukannya. Dia terbelalak
dan berapi-api memandang putera-nya itu, terengah dengan
dada naik turun, marah bukan main. Tapi melihat Mayat Hidup
muncul dan tubuh Ceng Liong babak - belur oleh semua
pukulan dan tendangannya tiba - tiba wanita ini terisak dan
melompat keluar.
'Ceng Liong hendak kurang ajar kepadaku. Mayat Hidup.
Dia berani minta yang tidak-tidak kepada ibunya!"
"Heh?"
Mayat Hidup terkejut, tidak menyangka. "Kaumaksudkan anak ini ingin bermain cinta denganmu, Sianli"' Tapi Tck sim Sian li sudah lenyap Ia meninggalkan kamar
dengan napas sesak dan penuh kemarahan Dan persis wanita
itu lenyap di luar kamar maka Mu Ba si raksasa tinggi besar
muncul. "Liong-ji, benarkah yarg dikatakan ibumu itu?"
Ceng Liong menarik napas. Dia berdebar dan terkejut
melihat gurunya nomor dua muncul, karena gurunva itulah
yang biasa galang-gulung dengan ibunya, menjadi kekasih
tetap Tapi melihat guiunya pertama muncul dan berdiri
mendampingi gurunya nomor dua tiba - tiba Ceng Liong
tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Ya, aku ingin ibu menghibur kekecewaanku, twa-suhu Tapi
ibu marah-marah dan menghajarku jatuh bangun!"
Dua orang iblis itu terbelalak. Ceng Liong bersiap menanti
kemarahan gurunya, terutama Mayat Hidup. Tapi melihat
Mayat Hidup menyeringai dan tiba-tiba terkekeh dengan suara
aneh tiba - tiba Ceng Liong menjadi heran dan tidak mengerti.


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Apalagi ketika gurunya nomor dua itu melompat dan
menepuk-nepuk bahunya. "Heh - heh, murid kita yang. satu
ini benar-benar luar biasa, Mu Ba. Siapa sangka dia lebih tak
tahu aturan dan kurang ajar dibanding kita" Ceng Liong
benar-benar hebat. Dia akan melebihi kita dalam soal
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kejahatan!" dan Mayat Hidup yang batuk-batuk sambil
terkekeh itu tampak bersinar dan girang bukan main
memandang muridnya. Tidak marah dan bahkan memuji! Dan
Ceng Liong yang tentu saja tak menyangka oleh sikap gurunya
itu tertegun. Dan Mu Ba juga tiba-tiba tertawa bergelak.
"Benar, murid kita yang satu ini memang luar biasa, Mayat
Hidup. Dan hal itu memang sudah kuketahui sejak pertama
aku bertemu dengannya!"
Ceng Liong akhirnya menyeringai, tersenyum kecut. Tapi
melihat kedua gurunya betul - betul tidak marah dan
tampaknya gembira bahwa dia bisa melakukan sesuatu yang
di luar kewajaran akhirnya menjadi tenang dan ikut tertawa
juga, merasa mendapat, "dukungan". Dan ketika kedua
gurunya melompat keluar meninggalkan dia Ceng Liongpun
tiba-tiba teringat dan memanggil gurunya nomor-satu, "Twasuhu, nanti dulu! Bagaimana dengan rencanaku semula"'
Mu Ba membalikkan tubuhnya. "Kau boleh pergi, Liong ji.
Aku dan ji-suhumu setuju. Tapi sebaiknya besok saja kau
berangkat!"
Ceng Liong girang. "Kalau begitu tak perlu bespk. suhu.
Nanti malam saja aku berangkat. Ibu ingin kutemui sekali
lagi!" "Ha-ha, terserah, bocah. Tapi hali-hati...!"
Ceng Liong kembali masuk ke kamarnya. Dia girang bahwa
kedua suhunya memberi ijin, maka beristirahat sehari penuh
dia lalu menyiapkan buntalannya dan bertekad bahwa dia
akan menyelidiki ketua Beng-san pai itu untuk mendapatkan
ilmunya. Dan ketika ma lam tiba dan Ceng Liong berkemas
untuk meninggalkan kamarnya maka yang dituju pertama kali
adalah kamar ibunya!
Ceng Liong tersenyum aneh. Dia melangkah hati-hati
mendekati kamar ibunya itu. Dan melihat pintu kamar tertutup
rapat Ceng Liong lalu mengintai dari kertas jendela. Dan Ceng
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong tertegun. Dia melihat ibunya menangis di atas
pembaringan, terisak-isak. Rupanya masih marah oleh
peristiwa tadi pagi. Tapi Ceng Liong yang terbelilak melihat
ibinya mengenakan gaun tipis hingga menembus ke seluruh
lekuk liku tubuhnya yang indah menggairahkan tiba tiba
menahan napas dan bangkit nafsu berahinya!
Ibunya itu memang hebat, Ceng Liong mendesis kagum.
Dan melihat ibunya terisak isak dengan pundak berguncang
tampak sedih Ceng Liong bukannya terharu melainkan
tertawa. Pemuda ini menyeringai aneh, dan begitu nafsu
berahinya bangkit dan dia tak tahan lagi oleh kemolekan
tubuh ibunya tiba tiba Ceng Liong sudah membuka jendela
dan melompat masuk!
"Ibu, maaf. Aku sedikit mengejutkarmu ..!"
Tok-sim Sian li berseru kaget. Ia benar benar terkejut oleh
seruan Ceng Liong, dan ketika ia me lompat turun dengan
mata terbelalak dari atas pembaringannya maka d lihatnya
Ceng Liong sudah berdiri di depannya dengan mata penuh
nafsu memandang tubuhnya.
"Ih, kau., ada apa kau kemari, anak setan?"
Ceng Liong tersenyum. "Aku mau pamitan, ibu. Juga
sekaligus minta maaf kalau kau masih marah kepadaku!"
Tok-sim Sian li tertegun. Dia rupanya terkeejut mendengar
kata kata ini, tapi me lihat Ceng Liong menyeringai dan
menelusuri tubuhnya dari atas ke bawah menembus pakaian
tipis yang dikenakannya itu tiba tiba Tok sim Sian-li
membentak dan menampar puteranya itu, "Liong-ji, keluar
dula. Aku mau salin pakaian'"
Ceng Liong me lompat mundur. Dia mengelak timparan
ibunya itu, tapi menggelengkan kepala sambil tertawa dia
berkata. "Tak perlu, ibu. Aku sudah biasa melihatmu seperti ini
berulang kali. Kenapa malu atau marah"'
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tok-sim Sian-li menggigil. "Liong - ji, apa maksudmu?"
Ceng Liong tersenyum, menutup jendela dan kembali
menghampiri ibunya itu. Semua sikap dan gerak-geriknya
tenang. Lalu berkata dengan pandang mata penuh gairah
pemuda ini tertawa memegang lengan ibunya, "Aku mau
pamitan, ibu. Aku datang untuk memberitahumu dan sekalian
minta maaf "
Tok-sim Sian-li ngeri. Dia melihat puteranya itu tiba-tiba
saja bukan seperti manusia, tersenyum dan menyeringai aneh
kepadanya. Masih tenang tapi menyembunyikan sesuatu yang
buas di dalam pandang matanya. Dan marah serta ng ri oleh
sikap puteranya ini tiba - tiba Tok - sim Sian-li menghentakkan
tangannya melepas diri. "Liong ji, aku tak mau bergurau
denganmu. Ha-yo keluar dan kembali ke kamarmu!*'
Tapi Ceng Liong tersenyum, tidak keluar dan ma lah
menangkap pundak ibunya ini. Dan menekan pundak ibunya
dengan mata besinar-sinar tiba-tiba pemuda itu mendudukkan
ibunya-di atas pembaringan. "Ibu, aku tidak bergurau. Aku
malam ini hendak pergi dan sungguh-sungguh mau pamitan
kepadamu!"
Tok-sim Sian-li terkejut. "Kau mau ke mana?"
"Ke Beng-san ibu. Menemui Ciok-thouw Taihiap dan
mempelajari hebatnya Soan-hoan-C!ang..l"
"Apa" Kau...."
"Ya, aku mau ke sana, ibu. Aku telah membicarakan ini
dengan ji-wi suhu dan mereka berdua setuju!"
"Ah...!" T ok - sim Sian-li bangkit berdiri, berobah mukanva
dan tiba-tiba lupa akan kemarahannya pada Ceng Liong atas
peristiwa siang tadi.
Dan terbelalak serta khawatir
memandang puteranya itu wanita ini bertanya, "Kau sadar
akan maksudmu itu. Liong ji" Kau tahu akan bahayanya
bertemu Ciok - thouw T aihiap Souw K i Beng?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, kalau pendekar itu mengetahui siapa diriku, ibu. Tapi
Ciok - thouw Taihiap tak akan mengenal aku karena
selamanya belum pernah kita saling bertemu muka!"
"Dan maksudmu itu, kenapa berani mati mendekati
Pendekar Kepala Batu?"
"Karena aku ingin mempelajari Soan-hoan-cisng yang
dimiliki ketua Beng-san-pai itu, ibu. Aku tak puas pada
kepandaian twa - suhu dan ji-suhu yang tidak dapat
mengalahkan Naga Bongkok dan Bu-beng Siauw-cut Kun
Houw!" Tok-sim Sian-h, tertegun. Dia kaget tapi juga kagum akan
keberanian puteranya ini. Berani mendatangi ketua Beng-sanpai itu yang terkenal keras dan ganas sepak terjangnya,
terutama kebengisan sikapnya terhadap penjahat. Kaum
golongan hek-to yang menjadi musuh nomor satu pendekar
itu. Bahkan gurunya tewas di tangan pendekar ini. Ketua Beng
san pai yang kebal dan memiliki kesaktian tinggi! Dan
mendengar puteranya ini mau mendatangi ketua Beng-san-pai
itu dan mempelajari ilmunya tiba-tiba Tok sim Sian li menjadi
heran dan tidak mengerti.
"Liong ji. bagaimana caramu meminta Soan-hoan-ciang
'tu?" Ceng Liong tertawa. "Tentu saja menjadi muridnya, ibu.
Kenapa tidak mengerti?"
"Apa?" sang ibu terbelalak. "Kau menjadi muridnya?"
"Ya, dan aku akan membujuk pendekar itu. ibu. Ini saat
yeng tepat karena Ciok-thouw Taihiap sedang kecewa. Dia
dirundung kekesalan karena cucu - cucunya tidak ada yang
becus menguasai ilmu barunya itu. Dan aku akan
menunjukkan pada pendekar itu bahwa aku sanggup mewarisi
Soan-hoau-ciang!"
Tok-sim Sian-li kembali tettegun. "Dan mana kau tahu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Twa suhu yang memberi tahu, ibu. Dan aku akan
berangkat malam ini juga "
"Ah, dan kau seorang diri"'
"Ya."
Dan Tok-sim Sian li yang terkejut memandang puteranya
itu tiba-tiba terisak. "Liong ji, itu amat berbahaya. Tidakkah
kau tahu keganasan Ciok-thouw T aihiap?"
"Aku hanya mendengar sepak terjangnya saja, ibu. Tapi
aku tidak takut menghadapinya. Paling-paling mati!"
"Liong-ji..!" ibunya berteriak, terbelalak memandang
puteranya. Tapi Ceng Liong yang tertawa memandang ibunya
itu tiba-tiba memeluk dan mencium pipi ibunya.
"Ibu, kenapa kau cemas" Tanda cintakah ini?"
Tok-sim Sian-li melepaskan diri. Dia meronta dan
menggerakkan tangan untuk menampar Ceng Liong, yang
berani mencium dan memeluk dirinya, meskipun hanya
ciuman di pipi Tapi me lihat Ceng Liong menyeringai dan
menahan tamparannya Tok-sim Sian li tiba-tiba tertegun
"Liong-ji, apa yang kaumaui dari ibumu" Kau mau kurang ajar
dan menghinaku?" suara wanita ini menggigil, ngeri tapi juga
marah memandang puteranya itu, yang mendengus dan mulai
terkekeh dengan suara aneh. Dan Ceng Liong yang
tampaknya bergairah memandang ibunya ini tiba-tiba
melempar buntalan dan merayu,
"Ibu, aku ingin mengulang permintaanku tadi pagi. Aku
ingin kasih sayangmu luar dalam. Mumpung aku masih hidup
dan belum menemui bahaya di tangan Ciok thouw Taihiap
Souw K i Beng!"
Tok-sim Sian-li terbelalak pucat. "Kau mau kurang ajar,
Ceng Liong?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, tidak. Aku minta secara baik-baik padamu, ibu. Aku
tidak kurang ajar atau memaksa Aku hanya ingin kau
menghiburku seperti kalau kau menghibur ji-suhu!"
"Keparat!" Tok-sim Sian-li marah. "Kalau begitu terima lah
ini, anak durhaka. Mampus dan enyahlah kau... dess!" dan
Ceng Liong yang terpelanting ditendang ibunya seketika
mencelat dan mengaduh membentur tembok. Ceng Liong
menyeringai, cepat melompat bangun tapi tidak kelihatan jera.
Karena begitu terhuyung dan berdiri memandang ibunya
pemuda mi tiba-tiba tertawa dan memprotes,
"Ibu, kau pilih kasih. Kau bersikap berat sebelah antara aku
dengan ji-suhu!"
Tok-sim Sian-li semakin marah. "Kau ingin kuhajar lagi
hingga babak - belur, anak setan" Kau ingin kubunuh?"
Ceng Liong tidak takut. "Aku hanya ingin pelayananmu, ibu.
Ji - suhu tidak marah dan mengijinkan aku untuk..."
"Plak-plak!" Ceng Liong tak dapat meneruskan katakatanya. Dia kembali menjerit dan terpelanting roboh ketika
ibunya menampar, dua kali menyerang di pundak dan leher
puteranya ini. Dan ketika Ceng Liong bangkit berdiri dan
kembali mengeluarkan kata-kata yang tidak tahu aturan
mendadak T ok-sim Sian-li me lengking dan menghujani tubuh
Ceng Liong dengan pukulan bertubi-tubi.
Akibatnya Ceng Liong tunggang-langgang, jatuh bangun
dan berteriak - teriak mengaduh, menabrak meja dan
membentur kursi hingga jungkir balik, tak keruan tempatnya
lagi. Tapi ketika ibunya mendesis dan melakukan pukulan Tokhiat-jiu tiba-tiba pemuda ini meloncat jauh membanting diri
'bergulingan. "Ibu, kau telengas. Lain kali saja kita berjumpa.... brakk'"
Ceng Liong sudah keluar melewati jendela. Dia sempat
menyambar buntalannya, mendengar jendela hancur http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkeping - keping dihantam pukulan ibunya itu. Dan berteriak
penuh kecewa dan penasaran pemuda ini me larikan diri
menyelinap di kegelapan malam. Dan ketika ibunya mengejar
dan melompat keluar maka yang dilihatnya adalah bayangan
Ceng Liong yang sudah jauh kabur di depan.
"Jahanam!"
Tok-sim Sian-li membanting kakinya. "Bagaimana keturunan Pendekar Gurun Neraka bisa seperti
itu" Ah, keparat kau, Liong-ji.... terkutuk kau.!" dan baru
wanita ini melepaskan makiannya dengan gusar tiba-tiba
berkesiur angin dingin di belakang punggungnya.
"Niocu, anak itu anak iblis. Dia kemasukan roh Kalapatil"
Tok-sim Sian-li terkejut, langsung memutar tubuh. "Siapa
kau?" dan Tok sim Sian-li melihat munculnya seorang kakek
tinggi kurus yang serasa dikenal. Kakek itu muncul begitu saja
di belakangnya, tidak diketahui. Mungkin karena perhatiannya
tercurah pada Ceng Liong. Tapi wanita yang terlanjur marah
ini jadi semakin geram ketika kakek itu tidak segera
menjawabnya. "Niocu, anak itu berbahaya sekali. Sebaiknya dia
kaubunuh!"
"Keparat!" Tok-sim Sian-li memekik. "Kau siapa, tua
bangka" Kenapa tidak menjawab pertanyaan orang dan masih
saja memaki anakku" Kau ingin mampus" Nah, terimalah..!"
dan Tok-sim Sian li yang menusukkan jarinya tahu-tahu
menotok jalan darah di leher laki laki iiu dengan kecepatan
luar biasa. "Tuk...ihh!"
Tok-sim S'an-li terkejut. Dia merasa jari telunjuknya
mental, meleset dan bertemu segumpal hawa yang licin,
membuat totokannya tergelincir dan luput total! Dan
sementara ia berjung-kir balik mematahkaa daya tolak dan


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tenaga yang membalik maka laki-laki itupun terdorong
mundur dan menancapkan tongkatnya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Niocu, aku Vijananda. Kita bertemu pada duapuluh tahun
yang lalu ..!"
Tok-sim Sian-li me layang turun. Ia terbelalak dan kaget
oleh seruan itu. Tapi setelah mengingat-ingat dan tahu siapa
lawannya ini tiba-tiba Lie Lan atau wanita vang kini berjuluk
Tok-sim Sian-li itu tertegun "Hm, kau kiranya, tua bangka"
Ada apa kau datang ke mari?"
Vijananda mencabut tongkatnya. "Aku datang untuk
menperingatkanmu, niocu. Anakmu itu berbahaya dan
sebaiknya dibunuh sebelum dia membunuhmu!'
"Keparat, jadi kau datang hanya untuk itu, Vijananda" Kau
kembali menyuruh untuk membunuh anakku sendiri?"
"Ya, sebelum mencelakakan dirimu, niocu. Mumpung
kepandaiannya masih di bawah tingkatmu dan belum
berbahaya!"
"Jahanam!" Lie Lan melengking. "Kau tampaknya benci
sekali pada anakku, Vijananda. Kalau begitu terimalah ini dan
mampuslah... wutt!" Lie Lan atau Tok-sim Sian-li yang sudah
berkelebat dengan pekik kemarahannya itu tahu-tahu
menyambar dan menghantam muka lawannya ini, ganas
dengan pukulan Tok-hiat-jiunya. Tapi Vijananda yang berasal
dari T hian-tok (India) itu menangkis.
"Niocu, nanti dulu... aku, ah... plak-brett!" Vijananda
menghentikan seruannya. Tongkatnya mental bertemu lengan
wanita itu, tertolak dan hampir mengemplang kepalanya
sendiri. Dan sementara dia melompat mundur untuk menarik
kepalanya itu maka bajunya tiba-tiba disambar robek oleh
tangan kiri wanita itu yang bergerak menyusul!
"Ah...!" Vijananda menjatuhkan diri bergulingan. Dia ingat
dan mencelos oleh keganasan lawannya ini. Tapi melompat
bangun dan buru-buru menggoyangkan lengan pendeta ?ni
berseru, "Niocu. nanti dulu. Dengarkan dulu omonganku.
Aku..." http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Vijananda kembali menghentikan seruannya. Dia melihat
Lie Lan memekik dan mengejarnya tak perduli, sama sekali tak
menghiraukan seruannya itu. Dan melihat wanita ini
menampar dan bertubi-tubi melakukan pukulan Tok hiat jiu
akhirnva vijananda mengeluh dan menangkis menggerakkan
tongkatnya, berlompatan ke sana ke mari menghindari
pukulan lawan yang berbahaya. Terutama telapak wanita itu
yang berobah kemerah-merahan dan berbau amis. Dan begitu
dua orang ini berkelebatan saling sambar-menyambar maka
ptrtandingnrpun tak dapat dihindari lagi.
Vijananda bertahan dengan tongkatnya. Mati-matian
menangkis dan balas menyerang. Tapi karena pukulan Tokhiat-jiu adalah pukulan beracun yang membawa bau amis
akhirnva pendeta ini sesak napas dan batuk - batuk. Dia
mundur-mundur, kewalahan oleh serangan lawan yang gencar
dan bertubi tubi. Terutama oleh bau sengak yang mulai
meracuni paru-parunya itu. Dan ketika dirinya semakin
terdesak dan Tok - sim Sian-li melancarkan pukulan pukulan
maut yang siap merenggut nyawanya tiba - tiba Vijananda
melirik ke sana ke mari untuk me larikan diri. Tapi Tok-sim
Sian-li rupanya tahu. Wan'ta ini me lihat gerak-gerik lawan
yang mercurigakan, selalu mencari tempat gelap. Maka ketika
lawan kembali mundur oleh tamparan lengannya dan
Vijananda melompat jauh untuk melarikan diri tiba-tiba Lie Lan
membentak dan mencabut Bendera Iblisnya.
"Vijananda, ke mana kau lari?" Vijananda terkejut. Dia
sudah memutar tubuh untuk melarikan diri, tapi ketika sebuah
benda hitam menyambar tubuhnya dan kain bendera menderu
dengan dahsyat tiba - tiba pendeta ini berteriak dan
menggerakkan tongkat. "Tok-sim Sian-li, kau
wanita telengas...!"
Lie Lan tertawa mengejek. Dia terus menge-lebatkan kain
benderanva itu, bertemu tongkat dan diputar menggubat diri
lawannya. Dan ketika Vijananda berteriak kaget karena tubuh
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terbungkus bendera maka saat itulah untuk pertama kalinya
Vijananda memekik ketika pukulan Tok-hiat-jiu yang
dilancarkan tangan kiri Lie Lan mengenai lehernya. "Plak!"
Vijananda menjerit. Dia terlempar dan terbanting roboh,
bergulingan tapi masih tetap dilihat bendera. Dan kaget serta
marah oleh desakan lawan yang tak mengampuninya tiba-tiba
pendeta ini menjadi nekat. Dia msuubruk ke depan,
sekenanya. Dan tongkat yang mencuat dari sela-sela bendera
sudah ditusukkan dengan penuh kemarahan.
"Tok-sim Sian-li, kau culas!"
Lie Lan mendengus, la mengelak ke kiri, membuat tongkat
mengenai tempat kosong. Dan begitu jarinya menampar maka
untuk kedua kalinya Vijananda menerima pukulan Tok-hiat-jiu.
Kontan pendeta itu menjerit, dan sementara dia tergulingguling dengan tubuh masih dibungkus bendera maka saat
itulah Lie Lan melancarkan serangan ke tiga.
"Vijananda, mampuslah menghadap Giam-lo-ong!"
Vijananda tak dapat mengelak. Dia hanya menjerit sekali
ketika pukulan terakhir itu dalang, persis mengenai kepalanya.
Dan begitu terdengar suara "prak" yang cukup keras maka
pendeta inipun mengeluh dan roboh tak berkutik. Tewas!
Lie Lan membuka libatan benderanya. Dia melihat pendeta
itu terkapar, tengkoraknya pecah dan mendelik dengan mata
melotot. Rupanya panasaran akan kematiannya itu. Tapi Lie
Lan yang tak perduli akan semuanya ini sudah menendang
mayat pendeta itu ke dalam semak-semak. Dan saat itulah
tiba- tiba terdengar suara.
"Tok-sim Sian-li, kau tak dapat diberi tahu orang. Anakmu
itu kelak akan membunuhmu seperti kau membutuh aku!"
Lie Lan terkejut. Dia merirding oleh kata-kata ini, seruan
dari roh Vijanarda yang seolah mengutuknya. Tapi tak perduli
den tertawa mengejek oleh ancaman yang dianggaprya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kosong itu Lie Lan sudah membalikkan tubuhnya dan
terkelebat kembali memasuki kamar.
(Oo-dw-oO) Seperti biasa, pagi itu dalam kekecewaannya yang berlarutlarut Pendekar Kepala Batu duduk di belakang rumahnya. Dia
menenggak arak dengan guci besar, tidak mempergunakan
cawan melainkan menggelogok langsung dari mulut guci ke
dalam mulutnya sendiri. Suasana pagi itu sepi. Tidak ada
orang, karena Ceng Ban dan dua puteranya pergi turun
gunung ke Ta-pie-san. Dan Ciok-thouw Taihiap yang sudah
bertahun-tahun dilanda kekecewaan pribadi ini a-khirnya
bicara seperti orang mabok sambil menenggak araknya.
"Han Ki, Han Bu... kalian dua bocah tolol yang tidak tahu
hebatnya Soan-hoan-ciang Kenapa tidak berlatih sungguhsungguh dan mengecewakan aku" Ah, kalian anak-anak
bodoh, Han Ki. Kau dan adikmu itu goblok me lebihi kerbau!
Ha-ha, Soan-hoan ciang harus kuwariskan pada siapa" Kepada
angin lalukah" Atau kepada setan yang gentayangan di muka
bumi?" Ciok-thouw Taihiap tertawa-tawa. Dia menenggak dan
raenggelogok kembali araknya itu, tapi menggebrak meja tibatiba dia menyemprotkan araknya itu. Arak yang berobah beku
dan menyambar ke kiri di mana seseorang bersembunyi!
"Siapa di situ?"
Seseorang terdengar mengaduh. Ciok-thouw Taihiap
melihat seorang pemuda muncul dengan tiba-tiba, melompat
keluar dari tempat persembunyiannya tadi. Pemuda tak
dikenal yang langsung menjatuhkan diri berlutut. Dao Ciok Amanat Marga 12 Kisah Dewi Kwan Im Karya Siao Shen Sien Kemelut Blambangan 11

Cari Blog Ini