Ceritasilat Novel Online

Pedang Medali Naga 17

Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 17


Sian-li ini Pendekar Gurun Neraka bertanya. "Benar yang
dikatakan gadis ini, Kun Houw" Kau terikat janji pertaruhan
dengan panglima itu?"
Kun Houw mengangguk, segan dan berat.
"Seumur hidup?"
"Tidak, hanya setahun."
"Dan kau tetap ingin menangkap aku?"
Kui Hoa melengking. "Itu adalah tugas utamanya, Pendekar
Gurun Neraka. Karena itu bersiaplah dan tak perlu banyak
bicara lagi !"
Tapi Bi Lan me lompat maju. "Setan perempuan, tak
gampang Kun Houw mau menangkap ayah. Masih ada aku
yang siap menghajar kalian!"
Kui Hoa terkejut. "Kalian mau mengeroyok?"
"Cih, siapa main keroyok" Seorang diri cukup bagiku
merundukkan kalian, siluman betina. Maju dan cabutlah
pedangmu!"
Kui Hoa melompat mundur. Mukanya merah mendengar
tantangan ini, tapi melirik adiknya yang ditangkap Sin Hong
dia menjadi ragu. Dan Bi Lan mengejek.
"Kau takut?"
Kui Hoa marah. "Siapa takut" Tapi supaya hatiku tenang
bebaskan dulu adikku itu. Kita bertanding agar yang lain tak
berbuat curang!"
Bi Lan tertawa melalui hidung. "Adikmu tertangkap karena
kepandaiannya masih rendah, siluman betina. Kalau minta
dibebaskan sebaiknya kau minta maaf dulu. Kami tak akan
menekan pihakmu dengan tertangkapnya adikmu itu di tangan
kami!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui Hoa naik darah. Dia tersinggung, dan tak sudi meminta
maaf tentu saja, dia mencabut pedang dan langsung maju ke
depan. "Bagus, kalau begitu biar kurobohkan kau dulu bocah
bermulut besar. Aku percaya kegagahan kalian yang tak akan
mempergunakan adikku sebagai alat mencapai kemenangan!"
Tapi Kun Houw yang berhasil menindas kegugupannya
menggoyang lengan. "Nanti dulu. Tahan, Kui Hoa....!" dan
menghadapi semua orang dengan sikap yang keras Kun Houw
memandang lawan utamanya. "Sebaiknya kau maju saja.
Pendekar Gurun Neraka. Aku siap menghadapimu dan yang
lain tak perlu ikut campur!"
Pendekar Gurun Neraka tersenyum, senyum pahit. "Kau
yakin anak isteriku tak akan membela, Kun Houw" Aku tidak
takut. Tetapi mereka tentu juga tak akan membiarkan!" dan Bi
Lan yang melintangkan pedang dengan gagah melindungi
ayahnya berkata,
"Benar, kau tak dapat menghadapi ayah sebelum
menghadapi aku. Kun Houw. Betapapun kami tak akan tinggal
diam melihat kau menantang ayah!"
Dan Sin Hong juga maju ke depan, mengerutkan
keningnya. "Dan kau tak mungkin menghadapi ayah kalau aku
di sini, Houw-ko. Kami semua tak akan membiarkan kau
menangkap sesuka hatimu. Sebaiknya kau minta ampun saja
atau pergi baik-baik."
"Hm!" Kun Houw gemetar. "Kalau begitu siapa maju dulu"
Kaukah Sin Hong?"
Sin Hong mengangguk. "Boleh, demi baktiku pada ayah,
Houw-ko. Kalau kau ingin kita bertempur aku siap
melayaninya!"
Tapi Bi Lan me lengking. "Sebaiknya kau mundur dulu,
Hong-ko. Masih ada aku di sini. Biar kuhajar dia!" dan Bi Lan
yang memasang kuda-kuda di depan Kun Houw dengan mata
berapi-api sudah siap untuk bertanding penuh kemarahan.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Kui Hoa sekarang menyentuh lengan kekasihnya.
"Houw-ko, setan perenpuan ini sebaiknya tak perlu kaulayani.
Tenagamu diperlukan untuk yang lain. Kau berikanlah dia
kepadaku dan mundurlah!" lalu, tak memberi kesempatan Kun
Houw membantah Kui Hoa sudah menerjang ke depan
menusuk tenggorokan lawan.
"Yap Bi Lan, kau terimalah seranganku!"
Bi Lan mendengus. Dia bermaksud menantang Kun Houw,
tapi melihat Kui Hoa menyerangnya dengan pedang menusuk
cepat mau tak mau dia mengelak dan menangkis dengan
pedangnya pula.
"Trang!"
Dua gadis itu terhuyung. Mereka sama-sama tergetar,
terbelalak dan marah memandang lawan. Tapi Kui Hoa yang
sudah memekik tinggi tahu-tahu me lompat dan menerjang
kembali, mainkan ilmu silat pedangnva yang disebut Jengging-toat beng kiam-sut (Silat Pedang Seribu Pelangi
Mencabut Nyawa), ilmu pedang yang dipelajari dari ayahnya
dan berasal dari nenek iblis Mo-li Thai houw, hebat dan
bergulung naik turun bagai pelangi yang berkelebatan
menyambar-nyambar. Dan Bi Lan yang harus berlompatan ke
sana ke mari membelalakkan matanya tiba-tiba terdesak
mundur. "Bi Lan, pergunakan Cui-mo Kiam-sut (Silat Pedang
Pengejar Iblis)....!"
Bi Lan mengangguk. Ia sudah membentak dan memutar
kakinya, menggeliatkan pinggang dan menangkis satu tusukan
yang mengarah dadanya. Dan ketika dua pedang terpental
dan sama mengeluarkan bunga api tiba-tiba Bi Lan balas
menyerang dan melengking tinggi. Dan begitu dia bergerak
memutar pedangnva tahu-tahu Jeng ging-toat-beng-kiam-sut
menghadipi satu gulungan sinar yang menyambar tak putusputusnya, bergerak bagai air yang mengalir tiada henti,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertubi-tubi mengimbangi Kui Hoa. Dan ketika Bi Lan
mengerahkan ginkangnya pula maka tiba-tiba saja bayangan
gadis ini lenyap dibungkus putaran pedangnya.
Kui Hoa terkejut. Dia melihat lawan mendesak dan
menekan, gencar melakukan serangan dan tak kalah hebat
dengan Jeng ging-toat-beng-kiam-sut yang dia miliki. Dan
karena lawan mengerahkan ginkang untuk mempercepat
putaran pedangnya hingga lenyap di balik gulungan
pedangnya terpaksa Kui Hoa membentak dan mengerahkan
pula ilmu meringankan tubuhnya. Puteri Ok-ciangkun ini tak
mau kalah. Dan begitu dia mengbentak dan menambah
kecepatannya tiba-tiba dua orang gadis itu sama lenyap di
balik gulungan pedang yang menyambar-nyambar.
"Bagus, kita mengadu kepandaian secara adil siluman
betina. Jangan beralasan lagi kalau aku berhasil merobohkanmu!"
Kui Hoa memekik. "Tak perlu cerewet, setan perempuan.
Aku mengharap kau tak dibantu orang tuamu kalau kalah!"
Keduanya sudah bertanding lagi dengan gencar. Kui Hoa
dan Bi Lan sama-sama menggerakkan pedang dengan hebat,
menusuk dan membacok dengan jurus-jurus terampuh. Dan
ketika pertandingan meningkat dan Bi Lan melancarkan satu
tikaman beranting dengan jurus yang disebut Sin-kiam-hoan
sin (Pedang Sakti Membalikkan Tubuh) tiba-tiba Kui Hoa
dibabat pundaknya oleh pedang yang tajam.
"Bret!"
Bi Lan terbelalak. Dia melihat lawan terhuyung mundur,
robek baju pundaknya namun tidak terluka. Dan ketika dia
membentak dan kembali menyerang dengan satu tusukan
cepat ke dada lawan dan pedang mental tak dapat menusuk
tiba-tiba Bi Lan terkejut dan sadar bahwa lawannya ini kebal.
"Hoat-lek kiam-ciong-ko.....!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui Hoa tertawa mengejek. Dia memang mempergunakan
ilmu kebalnya itu, melindungi diri hingga kebal terhadap
semua senjata tajam. Dan ketika lawan bertubi-tubi
menyerang dan semua serangannya mental bertemu
badannya tiba-tiba Bi Lan ganti terdesak oleh jurus-jurus
serangan pedangnya yang ganas dan berbahaya.
"Kau tak dapat mengalahkan aku, setan perempuan.
Pedangmu terlampau tumpul dan perlu diasah lebih tajam!"
Bi Lan marah. Dia melengking tinggi oleh ejekan ini,
melompat ketika pedang lawan menyambir tenggorokannya.
Dan ketika pedang lewat dan Kui Hoa belum memperbaiki
posisinya tiba-tiba dia menendang pedang di tangan lawan
dengan putaran tumitnya.
"Plak!"
Kui Hoa terkejut. Dia berseru keras ketika pedang terlepas
dari tangannya, terlempar di udara. Tapi berjungkir balik
mengejar senjatanya dia berhasil merebut kembali dan
membentak marah. Lalu berteriak dan balas menyerang Kui
Hoa mulai membantu serangan pedangnya dengan tamparantamparan tangan kiri, melakukan pukulan-pukulan Gin kong jiu
karena maklum akan kelihaian puteri Pendekar Gurun Neraka
ini, yang sudah didesak namun masih berbahaya dan mampu
melepaskan pedangnya. Dan begitu Kui Hoa membentak dan
membantu serangannya dengan pukulan pukulan tangan kiri
ini tiba-tiba Bi Lan mundur-mundur dan menggigit bibirnya.
Sebenarnya, kalau Kui Hoa tidak memiliki Hoat lek kim
ciong ko itu sudah sejak tadi ia dapat merobohkan lawannya
ini. Sejak pertama kali pedangnya membabat pundak
lawannya itu, yang ternyata hanya merobek baju saja dan tak
dapat melukai. Dan karena bingung dan gemas belum
mendapat jalan keluarnya akhirnya Bi Lan mundur-mundur
dan sengaja mengelak semua serangan lawan, memeras otak
mencari akal bagaimana dia dapat mengalahkan musuhnya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini. Dan Kui Hoa yang mengira lawan berhasil diteter berkalikali mengejek dengan muka girang.
Tapi Kun Houw justeru mengerutkan kering. Dia melihat
apa yang tak dilihat kekasihnya. Melihat bahwa sebenarnya Bi
Lan sengaja mengelak dan berlompatan ke sana ke mari untuk
mencari "lubang", bukan terdesak benar-benar karena kalah
pandai. Dan Kun Houw yang tertarik oleh pertandingan adu
pedang dua orang gadis ini tiba-tiba tersedot perhatiannya
untuk mengukur mana sebenarnya ilmu pedang mereka yang
paling hebat. Dan Kun Houw diam-diam tercekat. Dia melihat
Cui-mo Kiam-sut yang dima inkan Bi Lan memiliki teknik yang
lebih tinggi, lebih "bersih" dan lebih kuat. Sementara Jengging-toat beng kiam-sut yang dimainkan Kui Hoa lebih garang
tapi kalah tehnik dibanding Cui-mo Kiam-sut, jadi berarti
warisan Mo i T hai-houw itu kalah unggul. Tapi, karena Kui Hoa
memiliki Hoat-lek kim-ciong-ko yang hebat dan luar biasa itu
maka kelemahan pedang di tangan gadis ini tertutup oleh ilmu
kebal yang membuat lawan bingung tak dapat melukai. Dan
itu dialam i B i Lan.
Gadis ini memang bingung dan penasaran bukan main,
marah dan mendongkol harus berlompatan ke sana-sini,
seakan takut dan sepintas berada di pihak yang terdesak. Tapi
Bi Lan yang terus memutar otaknya mencari akal tiba-tiba
berseri dan girang ketika menemukan satu jalan keluar. Dan
jalan itu adalah.....
Bi Lan me lengking. Dia tak mau merenung lagi lebih jauh,
membentak dan menangkis tusukan pedang yang menyambar
lehernya, mengerahkan kekuatannya hingga pedang mengeluarkan bunga api mengejutkan lawan, mencrat dan
sama-sama tergetar, pedas telapak tangan masing-masing.
Dan sementara Kui Hoa terbelalak oleh benturan ini
sekonyong-konyong Bi Lan menyerang mata kanannya dengan
tikaman cepat, disusul totokan dua jari telunjuk dan tengah
menuju mata kirinya, jadi melupakan gerakan silang yang luar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biasa hebat dan berbahaya. Dan Kui Hoa yang tentu saja tak
dapat melindungi matanya dengan Hoat-lek-kim-ciang-ko tibatiba membentak dan kaget bukan main.
"Aih.....!"
Kui Hoa melempar kepala ke belakang. Dia tak sempat lagi
menggunakan pedangnya menangkis. Maklumi, kedudukan
mereka amat dekat dan serangan Bi Lan ini rupanya
merupakan serangan nekat, karena gadis itu tak melindungi
diri dengan konsentrasi penuh pada serangan ke depan. Jadi
ingin merobohkan lawan dengan menanggung resiko apapun.
Dan Kui Hoa yang tentu saja gusar oleh serangan ini tiba-tiba
menimpukkan pedangnya begitu totokan luput mengenai
matanya, menyambit pedang mengejutkan Bi Lan. Tapi B i Lan
yang rupanya sudah memperhitungkan semua resiko tiba-tiba
mengegos dan meneruskan totokannya ke bawah, ke jalan
darah Kiang-hu-hiat di pundak kanan. Dan begitu jari
menyentuh jalan darah di tempat ini tiba-tiba Kui Hoa roboh
tapi pedang menancap di pangkal lengan Bi Lan.
"Plak! Crep.....!"
Bi Lan terhuyung. Dia me lihat lawan berhasil ia robohkan,
tertotok tak berdaya di atas tanah, mendelik padanya. Dan Bi
Lan yang mencabut pedang yang melukai pundaknya tiba-tiba
membentak mengulang tusukannya, menyerang mata Kui
Hoa, karena tempat itulah yang tak dapat dilindungi
kekebalan. Dan Kun Houw yang tentu saja kaget oleh
serangan ini sudah membentak dan menangkis ke depan,
bersamaan dengan Pendekar Gurun Neraka yang juga
berteriak mencegah puterinya dengan mengebutkan ujung
lengan baju. Dan begitu dua orang ini menangkis pedang di
tangan Bi Lan sekonyong-konyong pedang itu mencelat
sementara Bi Lan sendiri terbanting roboh!
"Plak-dess!'"
http://dewi-kz.info/


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang itu sudah berdiri berhadapan. Kun Houw
terkejut melihat Pendekar Gurun Neraka turun tangan,
mencegah puterinya membunuh Kui Hoa. Dan tangkisannya
yang bertemu ujung baju ayahnya itu tiba-tiba membuat
keduanya terdorong mundur dan dipandang kagum pendekar
besar ini. "Hebat, sinkangmu luar biasa, Kun Houw. Inikah warisan
Bu-beng Sian-su yang kaudapatkan bersama Sin Houg?"
Kun Pouw tertegun. Dia tadi memang mempergunakan
tenaga saktinya itu untuk me lempar pedang Bi Lan, bertemu
dengan tenaga sakti Pendekar Gurun Neraka yang juga samasama menampar pedang paterinya, jadi berbenturan di badan
pedang membuat pedang mencelat dan membanting Bi Lan
yang tunggang-langgang. Dan mendengar Pendekar Gurun
Neraka bertanya tentang ilmunya itu yang didapat bersama
Sin Hong tahulah dia bahwa Sin Hong rupanva telah bercerita
dengan ayahnva itu tentang warisan Bu-beng Sian su yang
sama-sama mereka miliki. Maka, melirik dan me lihat Sin Hong
melompat maju diapun mengangguk dan tak perlu
menyembunyikan rahasia.
"Benar, itu adalah Jing-liong Sin-kang.
Mendapat kehormatankah kali ini untuk aku menghadapi kepandaianmu?"
Pendekar itu mengangguk. "Kalau ingin coba-coba. Kun
Houw. Boleh saja kalau kau suka."
Tapi Sin Hong menghalang ayahnya. "Tidak, biar aku yang
menghadapinya, ayah. Aku tak mau kau turun tangan kalau
aku masih di sini."
Namun Pendekar Gurun Neraka yang menggelengkan
kepalanya dengan mata bersinar mendorong puteranya.
"Tidak, aku ingin ma in-ma in sebentar dengannya, Hong ji.
Biarkan kulihat sampai di mana ilmu silatnya itu. Jangan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
khawatir, kalau kurasa cukup aku akan mundur dan boleh kau
maju." "Tapi..... "
Pendenar Gurun Neraka tertawa. "Jangan cemas, Hong-ji.
Jelek-jelek dia adalah puteraku. Tak mungkin membunuh
aku!" Sin Hong mengalah. Dia melihat Kun Houw merah
mukanya, tertampar oleh kata-kata ayahnya ini. Dan Pendekar
Gurun Neraka yang menggapai tenang sudah memasang
kuda-kudanya. "Kun Houw, majulah. Cabut pedangmu!"
Kun Houw tertegun. Dia melihat kegagahan luar biasa pada
sikap pendekar itu, merasakan kewibawaannya yang besar
namun lembut, halus dan kuat. Dan Kun Houw yang ragu ragu
menerima tantangan ini justeru terbelalak dan bengong di
tempat, tak. mencabut pedang. Ragu apakah pendekar itu
mampu menghadapi ketajaman Pedang Medali Naga! Dan
Pendekar Gurun Neraka yang tertawa melihat ini kembali
menggapaikan lengannya.
"Cabut pedangmu, Kun Houw. Bukankah kau ingin mainmain sebentar?"
Kun Houw menggigit bibir. Betapapun dia sangsi akan
kesanggupan ayah kandungnya itu menghadapi pedangnya,
pedang pusaka yang dulu tak dapat dilayani Hoat lek-kimciong-ko sekalipun, pembuat Panglima Ok terluka dan
terdesak. Bahkan nyaris kalah! Dan Kun Houw yang melihat
pedang Kui Hoa di atas tanah tiba-tiba memungut pedang ini
dan menjadi lega, menyambarnya dan memasang kuda-kuda
pula di depan lawannya itu. Dan me lihat Pendekar Gurun
Neraka tak mencabut senjata diapun berkata dengan suara
berat "Kau keluarkan senjatamu, Pendekar Gurun Neraka. Aku
tak biasa menyerang lawan dengan pedang di tangan."
Pendekar itu tertawa. Dia simpati oleh kegagahan yang
ditunjukkan pemuda ini, me lihat betapa garis-garis http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kegagahannya menurun pada Kun Houw, yakin bahwa anak
ini adalah benar keturunannya dari si iblis wanita Tok sim
Sian-li, yang meskipun lahir di luar kehendaknya namun tidak
mewarisi watak ibunya. Dan Pendekar Gurun Neraka yang
tertawa oleh permintaan Kun Houw lalu menggoyang lengan
dan ingin menguji lebih jauh.
"Tak perlu. Aku lebih senang mempergunakan kaki dan
tanganku untuk menghadapi lawan, Kun Houw. Sebaiknya tak
perlu ragu dan seranglah. Aku siap!"
Kun Houw mengerutkan kening. Kalau bukan Pendekar
Gurun Neraka yang bicara tentu dia akan menganggap lawan
merendahkan dirinya, menganggap sombong dan mungkin
membangkitkan kemarahannya. Tapi maklum akan kehebatan
lawannya ini dan nama besar Pendekar Gurun Neraka cukup
mengguncangkan dunia dia pun mengangguk dan menyimpan
pedangnya pula.
"Baik. aku akan bertangan kosong dulu, Pendekar Gurun
Neraka. Kalau tak mampu menghadapimu barulah kupergunakan pedang ini untuk memperoleh kemenangan
Awas .. !" dan Kun houw yang membentak menerjang ke
depan tahu-tahu menampar mempergunakan Jing-liong Sinkangnya itu, setengah bagian. tak tergesa-gesa untuk
mendapat kemenangan karena ingin mengukur dulu kekuatan
lawannya itu. Dan Pendekar Gurun Neraka yarg tersenyum
lebar sudah miringkan tubuh dan menangkis ke samping.
"Dukk!"
Dua lengan itu bergetar keras. Semua orang merasa betapa
tanah yarg mereka injak berderak bagai kejatuhan bangkai
gajah, mengejutkan dan membuat kaki mereka terpeleset.
Dan Kun Houw yang terbelalak oleh benturan tenaga ini tibatiba membentak dan kembali menyerang.
Dia mengayun lengan kirinya, melakukan pukulan dengan
telapak terbuka, bergerak lebih cepat dan melompat memukul
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
leher. Tapi Pendekar Gurun Neraka yang kembali tersenyum
lebar sudah merendahkan kepala dan manangkis dari bawah
ke atas. "Dukk!" Kun Houw kembali terbelalak. Dia merasa benturan
ke dua ini mementalkan lengannya, melihat Pendekar Gurun
Neraka menambah tenaga untuk menindihnya Dan Kun Houw
yang maklum akan kesaktian lawannya ini tiba-tiba
melengking dan berkelebat lenyap mainkan Tangan
Pedangnya. "Pendekar Gurun Neraka, hati-hati. Aku akan menyerangmu
lebih cepat!"
Pendekar Gurun Neraka tertawa. Dia melihat Kun Houw
melejit cepat berputaran mengitari dirinya, kedua lengannya
membacok dan menusuk bagai sebatang pedang, mendesing
dan mulai bersiutan dengan ganas dan mengerikan,
menyambar-nyambar mengancam seluruh bagian tubuhnya
tanpa sungkan-sungkan lagi. Namun pendekar sakti yang
tenang-tenang ini tak mengikuti gerakan Kun Houw. Dia
bersikap lamban, mengerahkan sinkang melindungi diri. Dan
ketika beberapa pukulan Kiam-ciang mengenai tubuhnya tibatiba Kun Houw terkejut karena pukulannya mental bertemu
kulit lawan yang atos. Kebal! Dan Kun Houw yang tentu saja
membentak keras tiba-tiba menjadi penasaran dan marah.
"Perdekar Gurun Neraka, jangan menerima pukulan saja.
Ayo membalas!"
Pendekar itu tersenyum. "Aku membalas kalau seranganmu
mulai berbahaya, Kun Houw. Kalau belum tentu saja aku tak
akan membalasmu. Ayo keluarkan semua kepandaianmul"
Kun Houw terbelalak. Dia melihat pendekar ini memang
betul-betul hebat sekali, sinkangnya kuat dan mampu
melindungi diri dari tamparan-tamparan Tangan Pedangnya
dengan baik. Bahkan kian lama dia merasa tangannya sendiri
sakit dan pedas. Mengejutkan! Dan ketika dia mulai bergerak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih cepat untuk me lancarkan serangan-serangan yang lebih
berbahaya tiba-tiba Kun Houw menambah sinkangnya untuk
melakukan pukulan lebih antep. Dan Pendekar Gurun Neraka
terbelalak. Dia merasa Tangan Pedang lawannya itu mulai
ganas. Setiap pukulan atau tamparannya membuat ia tergetar,
terhuyung. Dan ketika Kun Houw membentak dan
berkelebatan menyerang dirinya tiba-tiba angin yang tajam
mulai mengiris-iris bajunya.
"Bagus, ini baru istimewa, Kun Houw. Tapi kerahkan lagi
semua kekuatanmu. Jangan sungkan-sungkan."
Kun Houw membelalakan matanya. Dia membuat pendekar
itu mulai terkejut, baju di pundak dan dadanya robek. Tapi
lawan yang masih dapat menahan semua pukulannya dengan
tenaga yang kuat itu tetap saja tak terluka. Padahal, untuk
keadaan keadaan biasanya dia sanggup membacok putus
sebuah golok dengan Tangan Pedangnya itu, dengan angin
pukulannya saja. Dan Kun Houw yang kagum oleh kehebatan
lawannya ini mendadak melengking dan mainkan s ilat pedang
tangan kosongnya dengan sepenuh tenaga!
"Catt .....!"
Dan Pendekar Gurun Neraka terhentak. Dia melihat
serangan lawannya ini berobah, tidak lagi cepat melainkan
perlahan bergerak lamban namun diiringi tenaga yang
dahsyat, tajam dan dingin. Dan Pendekar Gurun Neraka yang
tiba-tiba terdesak mendadak terhantam lehernya oleh bacokan
Kun Kouw yang mempergunakan Tangan Padangnya itu.
"Plak!" dan.... Pendekar Gurun Neraka terputar tubuhnya.
Untuk pertama kali pendekar ini hampir terpelantimg, dan
ketika Kun Houw menyusul dan membentak keras tahu-tahu
pundaknya terbacok dan.... roboh terbanting !
"Dess!"
Semua orang terkejut. Mereka melihat Kun Houw mulai
menjadikan tubuh lawannya bulan-bulanan pukulan, http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membacok atau menusuk hingga Pendekar Gurun Neraka
jatuh bangun, kaget oleh serangan yang ganas ini. Dan ketika
Pendekar Gurun Neraka mulai tergores kulitnya oleh Tangan
Pedang yang tajam bersiutan ini mendadak pendekar itu
membentak dan balas menyerang.
"Kun Houw, hati-hati. Aku akan membalas!"
Kun Houw menggigit bibirnya. Dia tak menjawab seruan
itu, melihat lawan membalik dan menangkis pukulan Tangan
Pedangnya. Dan ketika banturan di antara mereka
membuatnya tergetar tahu-tahu dia melihat uap panas muncul
di permukaan lengan lawannya itu.
"Lui kong yang Siu-kang (Tenaga Sakti Inti Petir) !"
Kun Houw terkejut. Dia tiba-tiba melihat lawan mendorong
dorong, mengebut dan menangkis samua serangan Tangan
Pedangnya. Dan ketika pukulannya mulai tertahan dan Kun
Houw menghadapi tembok hawa yang panas dan mulai
membakar tubuhnya mendadak Kun Houw memekik dan....
membacok dengan dua tangan berbareng.
"Plak-dess!"
Kun Houw tergetar. Dia tertahan oleh tenaga yang dahsyat
dari lengan lawannya itu, merasa betapa tiba-tiba hawa panas
"mengiris" hawa dingin Tangan Pedangnya, menembus dan
membelah dua bacokannya yang dilancarkan berbareng. Dan
ketika lengan Pendekar Gurun Neraka semakin mengepul dan
uap panas itu menjadi tebal sekonyong-konyong Kun Houw
menjerit dan.... terlempar roboh, terdorong oleh hawa mujijat
Lui-kong-yang Sin-kang itu.
"Bress.....!"
Kun Houw terguling-guling. Dia kaget bukan ma in oleh
tenaga sakti lawannya ini, merasa dadanya ampek dan
terbakar. Tapi Kun Houw yang penasaran dan sudah
melompat bangun tiba-tiba membentak dan kembali
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyerang, menusuk dan membacok bertubi-tubi dengan
Kiam-ciangnya itu, bahkan menendang pula untuk memperoleh kemerangan. Tapi ketika Lui-kong-yang Sin-kang
melindungi lawannya itu dan uap panas menolak balik semua
serangannya tiba-tiba Kun Houw tertegun dan mengeluh.
Pendekar Gurun Neraka tak dapat didekati, pukulannya selalu
mental bertemu hawa yang kuat ini. Dan ketika pendekar itu
tertawa dan mulai menggerak-gerakkan lengannya mendorong
tiba-tiba Kun Houw terdesak dan mundur-mundur dengan
muka pucat. Tangan Pedangnya tak berdaya, lumpuh
menghadapi benteng hawa yang menbungkus lawannya itu.
Dan ketika Pendekar Gurun Neraka membatas dan beberapa
pukulan atau tamparan ganti menyengat tubuhnya tiba-tiba
Kun Houw terdesak dan jatuh bangun.


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aih, hebat sinkangmu. Pendekar Gurun Neraka. Aku
mengakui kepandaianmu yang luar biasa ini!"
Pendekar Gurun Neraka tersenyum. Dia melihat lawannya
itu memiliki kejujuran, tak malu memuji lawan dan terus
terdesak mundur-mundur, masih mencoba bertahan dengan
susah payah. Dan ketika satu tamparan kembali membuat Kun
Houw terbanting dan mencelat roboh barulah pemuda itu
memekik dan mencabut pedangnya.
"Pendekar Gurun Neraka, maafkan aku. Dengan tangan
kosong aku kalah....!"
Pendekar ini tertawa lebar. Dia melibat Kun Houw benarbenar sportif, mengakui kelemahan diri sendiri dan berjungkir
balik memutar pedang, melengking dan tiba-tiba menyerangnya dengan dahsyat, dari atas ke bawah, menusuk
ubun-ubun kepalanya dengan permainan pedang yang luar
biasa sekali. Dan maklum bahwa lawannya ini memang mahir
bermain pedang dari-pada bertangan kosong tiba-tiba
Pendekar Gurun Neraka menggerakkan tangan menangkis
dengan telapak terbuka,
"Plak!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan Pendekar Gurun Neraka terkejut. Dia melihat pedang
di tangan lawannya itu melejit, mental bertemu telapak
tangannya yang sudah dilindungi sinkang, menukik dan tibatiba menyerang dengan kecepatan luar biasa menusuk
hidungnya, ganas sekali. Dan karena masih bergetar dan siap
melanjutkan serangan menusuk matanya terpaksa pendekar
ini menangkap dan berseru keras, maklum dengan pedang
ditangan Kun Houw tak boleh dibuat main main, penuh gerak
tipu yang berbahaya karena pemuda itu adalah pewaris
tunggal si jago pedang Bu tiong-kiam Kun Seng. Dan begitu
membentak dan menampar dengan pukulan miring tiba-tiba
pedang lawan tertangkap dan terjepit di kedua jari tengah dan
telunjuknya. Tapi Kun Houw tertawa mengejek. Dia sengaja
membiarkan pedangnya dijepit, sedang melancarkan jurus
yang disebut Angin Gunung Membelai Dewi, membiarkan
lawan terkecoh dengan jepitannya itu, mengira gerak
pedangnya terhenti di tengah jalan. Dan begitu lawan tertawa
memandangnya tahu-tahu Kun Houw membetot dan ganti
menusuk bawah tenggorokan.
"Tak!"
Kun Houw berhasil. Pedangnya mengenai tenggorokan
lawan, melejit dan membuat Pendekar Gurun Neraka terkejut.
Tapi pedang yang mental bertemu leher lawan yang kebal
ganti membuat Kun Houw terbelalak. Kaget bahwa lawan
melindungi dirinya dengan Lui-kong-yang Sin-keng. Sinkang
yang tidak hanya membuat pendekar ini kebal terhadap
pukulan-pukulan berat tapi juga serjata tajam. Dan Kun Houw
yang tentu saja terkejut dan kagum bukan main tahu-tahu
meneruskan tikamannya ke dada Pendekar Gurun Neraka.
"Brett!"
Pendekar Gurun Neraka terdorong mundur. Dia kaget dan
terbelalak oleh kecepatan gerak pedang di tangan Kun Houw,
mengakui betapa ganas dan berbahayanya serangan itu. T api
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw yang lagi-lagi melihat pedangnya mental bertemu
dada lawan tiba-tiba tertegun dan berseru keras. Terbelalak
bahwa pedangnya hanya merobek baju, tak dapat melukai
pendekar itu. Dan Kun Houw yang melengking tinggi tahutahu membentak dan mainkan Bu-tiong Kiam-sutnya, Ilmu
Pedang Dalam Kabut.
"Pendekar Gurun Neraka, awas. Sekarang pedangku tak
akan mengenal mata lagi!"
Pendekar Gurun Neraka mengangguk. Dia sudah melihat
lawannya itu menyambar-nyambar dengan pedang di tangan,
hebat dan luar biasa, sebentar saja lenyap dalam gulungan
cahaya yang naik turun bagai gelombang samudera, ganas
dan menerjang dirinya dari segala arah, bertubi-tubi. Dan
ketika Kun Houw bergerak sambil mengerahkan ginkangnya
pula maka tiba-tiba saja pemuda itu sudah tak kelihatan lagi di
balik putaran pedangnya yang hebat dan mengagumkan.
"Bagus, silat pedangmu indah, Kun Houw. Tapi jangan
buru-buru, aku dapat bergerak mengimbanginya!" dan
Pendekar Gurun Neraka yang tertawa menyambut terjangan
lawan tiba-tiba mengerahkan Jouw-sang hui-tengnya (Terbang
Di Atas Rumput), berkelebatan mengimbangi gin-kang
pemuda itu untuk bertanding lebih sungguh-sungguh. Dan
begtu keduanya bergarak sama cepat tiba-tiba keduanya
sudah saling belit dan lenyap di balik gulungan pedang, yang
mulai me lebar dan membentuk asap atau kabut yang
bergulung-gulung naik turun. Indah tapi berbahaya. Dan
ketika Pendekar Gurun Neraka mulai menangkis dan mainkan
Khong-ji-ciangnya untuk menghadapi pedang di tangan Kun
Houw tiba-tiba pertandingan menjadi ramai dan menegangkan
sekali. Kun Houw harus memutar pedangnya dengan cepat.
Mengerahkan semua kepandaiannya untuk mainkan Bu-tiong
Kiam-sut sekuat tenaga. Dan ketika pedangnya bergulunggulung membentuk kabut yang naik-turun menyambarhttp://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyambar tiba-tiba lawan tak dapat melihat arah serangannya
lagi. Tusukan atau bacokan Kun Houw tersembunyi di balik
asap pedang ini, membuat Pendekar Gurun Neraka berkali-kali
terkejut karena menerima tusukan atau tikaman pedang itu,
luput menangkis karena pedang menyeleweng di sisinya. Dan
ketika berkali-kali pedang menyambar dan menusuk dirinya
maka Kun Houw menjadi penyerang tunggal yang ganas
sekali. Tapi Kun Houw membelalakkan matanya. Pedangnya yang
menikam atau membacok selalu mental, bertemu tubuh
Pendekar Gurun Neraka yang seperti karet. Atos dan kenyal.
Dan marah serta penasaran oleh kehebatan lawannya ini tibatiba Kun Houw memekik dan membabatkan pedangpya ke
pinggang lawan. Dia jadi teringat pada Ok-ciangkun, yarg juga
kebal dan sama seperti Pendekar Gurun Neraka ini. Diam-diam
membandingkan mana kiranya yang lebih hebat, panglima she
Ok itu dengan Hoat lek kim-ciong ko-nya ataukah pendekar ini
dengan Lui-kong-yang Sin-kangnya, yang sama-sama tahan
menghadapi senjata tajam. Dan ketika Pendekar Gurun
Neraka menangkis dan menggerakkan lengan kirinya
menampar tahu-tahu pedang bertemu dengan lengan
pendekar sakti ini.
"Pletak"
Kun Houw terkejut. Dia terlampau kuat membacokkan
pedangnya itu, pedang Kui Hoa, pedang biasa yang kini patah
ditangkis lawan. Putus menjadi dua. Dan Pendekar Gurun
Neraka yang melanjutkan tamparannya ke dada Kun Houw
tahu-tahu menyambar dengan sinkang mujijatnya itu, sin kang
berhawa panas yang membuat Kun Houw berseru keras. Dan
begitu tangan pendekar ini menyambar dengan kecepatan
kilat tiba-tiba Kun Houw membentak dan melempar pedang
buntungnya, mencabut Pedang Medali Naga dan terpaksa
menangkis dengan mata terbelalak, tak tanu apakah lawan
berani mengadu lengannya dengan pedang pusakanya itu,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang yang luar biasa tajam hingga Ok-ciangkun sendiri
gentar. Tapi Pendekar Gurun Neraka yang meneruskan
serangannya dan berani menghadapi Pedang Medali Naga
ternyata mengebut dan terus membuka kelima jari tangannya.
"Bret!"
Dan Kun Houw tertegun. Dia melihat pedangnya bertemu
kelima jari lawan, ditangkap dan langsung dicengkeram. Dan
sementara dia bengong oleh. keberanian pendekar itu tibatiba pedang dibetot dan Pendekar Gurun Neraka menendang
lututnya. Terpaksa, Kun Houw berkelit dan sayang
melepaskan pedangnya tentu saja Kua Houw menarik dan
berseru keras, tak mau menyerahkan pedang. Dan begitu dia
membanting tubuh bergulingan ternyata Pendekar Gurun
Neraka melompat mundur dan melepaskan pedangnya, kelima
jarinya tergores luka, tak dapat dilindungi kekebalannya yang
luar biasa itu. Masih kalah oleh Pedang Medali Naga! Dan Kun
Houw yang melompat bangun dengan mata terbelalak
mendengar lawan memuji sambil mendesis,
"Hebat, ilmu pedangmu benar-benar luar biasa, Kun Houw.
Kau seperti harimau tumbuh sayap dengan Pedang Medali
Naga di tangan!"
Kun Houw tertegun. Dia terkejut dan kagum bukan main
pada pendekar besar ini, yang hanya tergores dan berani
mencengkeram pedang pusakanya, perbuatan yang tak berani
dilakukan oleh Ok ciangkun, apalagi orang lain! Dan Kun Houw
yang menjublak memandang pendekar ini tiba-tiba melibat Sin
Hong melompat ke depan, penuh kekhawatiran.
"Kau tidak apa-apa, ayah" Sudah cukupkah permainan ini?"
Pendekar Gurun Neraka tertawa. "Aku hanya tergores
sedikit. Hong-ji. Aku tak apa-apa, jangan khawatir."
"Dan kau mau menyudahi pertandingan ini?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah. siapa bilang" Justeru pertandingan ini akan tiba pada
babak terakhir, Hong-ji. Kun Houw belum mengeluarkan
semua jurus-jurus terhebatnya. Dia masih menyimpan tujuh
jurus inti yang kudengar diciptakan Bu-tiong-kiam Kun Seng!"
Kun Houw terkejut. Dia kaget begaimana Pendekar Gurun
Neraka dapat mengetahui rahasia itu, tapi maklum bahwa
pendekar ini memang benar-benar luar biasa sekali maka
diapun tertegun dan melihat Sin Hong membelalakkan
matanya. "Kau masih mau meneruskan pertandingan, ayah?"
"Ya," pendekar itu tertawa. "Kau mundurlah, Hong-ji.
Biarkan kami main-main lagi dan tak perlu khawatir. Aku dapat
menjaga diri," lalu, menepuk kedua tangannya hingga
meledak mengejutkan Kun Houw pendekar ini melangkah
maju. "Kun Houw. permainan kita sudah tiba pada babak
penentuan. Keluarkanlah jurus jurus simpananmu untuk
kulihat!" Kun Houw tertegun.
"Eh, kenapa diam?" pendekar itu tersenyum. "Kau takut?"
Kun Houw menggigit bibir. "Aku tidak takut, Pendekar
Gurun Neraka. Tapi yakinkah kau dapat menghadapi tujuh
jurus intiku dengan selamat?"
"Ha-ha. itu kita lihat saja, Kun Houw. Tapi kuyakin dapat."
Kun Houw penasaran. "Dan dari mana kau tahu ilmu
simpanan suhuku ini?"
"Ah, tak perlu ditanyakan, Kun Houw. Sebaiknya kau mulai
saja dan majulah. Pergunakan Pedang Medali Nagamu itu!"
Kun Houw semakin penasaran. Dia melihat pendekar ini
sudah mengosok-gosok telapak tangannya, mengeluarkan uap
merah dan tampak bergetar, tanda mulai bekerjanya tenaga
sakti yang membuat buku-buku jari tangannya berkerokan.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan Kun Houw yang menghilangkan keraguannya dan
membentak keras tiba-tiba berjungkir balik dengan pedang di
bawah kepala, menamcapkannya di atas tanah dan
menungging dengan kaki lurus, tegak tak bergoyang karena
mulai dengan jurus pembukaannya, Tit-te-pai-seng (Menuding
Bumi Menyembah Bintang), jurus pertama dari tujuh inti ilmu
silat pedangnya. Dan maklum bahwa dia harus bekerja keras
dan pertandingan ini adalah pertandingan yang menentukan
dan paling berbahaya tiba-tiba Kun Houw menggigit bibirnya,
sedikit gelisah.
"Pendekar Gurun Neraka, ini adalah pertandingan yang
sungguh sungguh. Maaf jika ada sesuatu yang membuatmu
celaka." Pendekar ini memasang kuda-kuda. "Tak perlu sungkan,
Kun Houw. Aku dapat menjaga diriku dengan baik. Belum
tentu kau dapat mencelakai aku meskipun dengan Pedang
Medali Naga!"
"Baiklah." Kun Houw yang menggigil menahan marahnya
memusatkan konsentrasi, mendongkol mendengar lawan
bicara besar. Dan begitu melengking dan menggeliatkan
pinggangnya mendadak Kun Houw melejit dan mulai
menyerang, mencabut pedangnya dan "terbang" menusuk
perut lawan, cepat dan luarbiasa bagai, gerakan seekor elang,
menyambar dan tahu-tahu mencuit mirip rajawali menerkam
mangsanya. Tapi Perdekar Gurun Neraka yang sudah bersiap
dan meledakkan telapak tangannya tiba-tiba merendahkan
tubuh dan mengelak, sama cepat, mendengar pedang
mendesing di atas kepala dan lewat serambut saja di bawah
telinganya, tak berani menangkis karena kekebalannya tak
dapat dipergunakan untuk menghadapi pedang yang ampuh
itu. Dan begitu pedang lewat di pinggir kepalanya tiba-tiba
pendekar ini menampar pergelangan tangan Kun Houw.
"Plak!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw terputar. Dia tergetar dan rusak kuda-kudanya,
terpelanting. Tapi Kun Houw yang membentak tinggi sudah
membalik dan mengayun tubuh, berjungkir balik memutar
pedang dan berkelebatan menyambar-nyambar, melanjutkan
serangannya dengan jurus ke dua yang disebut Heng-hun-pouh (Awan Berarak Hujan Mencurah). Dan begitu Kun Houw
melengking dan mainkan jurus kedua ini tiba-tiba saja
tubuhnya lenyap berputaran di balik gulungan pedang yang
berseliweran naik turun bagai naga menari, indah dan luar
biasa cepat hingga bayangan pedangnya menutup rapat. Dan
ketika Kun Houw membentak dan melakukan satu gerakan
silang dari atas ke bawah tiba-tiba pedangnya "pecah" dan
meluncur bagai hujan yang dicurahkan dari langit.
"Bagus, hebat sekali!" Pendekar Gurun Neraka berseru


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kagum, terbelalak dan takjub menyaksikan gerak pedang yang
luar biasa ini, melihat ribuan mata pedang meluncur
menghujani dirinya. Tapi pendekar yang sudah siap dengan
segala kepandaiannya itu tiba-tiba membanting kakinya dan
meledakkan telapak tanganya. Kun Houw hanya melihat
sebuah cahaya menyambar dari telapak tangan lawan, lalu
ketika terjadi benturan yang memekakkan telinga sekonyongkonyong api keluar dari ledakan telapak Pendekar Gurun
Neraka itu. "Clap!"
Kun Houw terkejut. Dia melihat pedangnya terpental, kaget
melihat kilatan api yang meluncur dari telapak lawan. Tapi Kun
Houw yang ingat cerita gurunya tiba-tiba terbelalak dan
berseru keras. "Lui kong Ciang-hoat (Silat Tangan Petir)!"
Pendekar Gurun Neraka tak tertawa. Dia tak menanggapi
teriakan lawannya itu, karena ia memang telah mengeluarkan
ilmu silatnya yang hebat ini, maklum bahwa hanya dengan
ilmu silat itulah dia dapat menghadapi jurus-jurus Bu-tiong
Kiam-su yang dahsyat, jurus-jurus inti yang dikeluarkan lawan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk mengadu kepandaian secara sungguh-sungguh. Tak lagi
main-main seperti tadi, yang lebih bersifat "warming-up"
(pemanasan) dan saling mengukur kepandaian sebelum
memasuki puncak pertandingan seperti sekarang. Dan ketika
Kun Houw melengking dan kembali menyerang dengan jurus
berikutnya yang disebut Bu tiong-boan-seng (Bintang
Bertaburan Di Dalam Kabut) tiba-tiba pendekar ini meledakledakkan telapak tangannya untuk menghantam gulungan
pedang. Dan hebat sekali pertandingan itu. Pendekar Gurun
Neraka mulai bergeser maju mundur, tak berani secara
berdepan menerima Pedang Medali Naga. Dan ketika dua
orang ini mulai membentak dan saling mengerahkan
kepandaian masing-masing dengan jurus-jurus pilihan tibatiba pertandingan menjadi seru dan hebat bukan main.
Baik Kun Houw maupun Pendekar Gurun Neraka tak
tertawa-tawa lagi. Mereka serius, bersungguh-sungguh. Dan
ketika Pendekar Gurun Neraka meliuk-liukkan tubuh dan
menepuk kedua tangannya berkali-kali tiba-tiba telapaknya
sudah menjadi merah seperti besi dibakar, meledak dan
berkali-kali mengeluarkan kilatan api yang menahan serangan
pedang. Dia ketika Bu-tiong ban-seng juga terpental oleh
tangkisan Lui-kong Ciang-hoat yang berhawa panas ini tibatiba Kun Houw membentak dan mengeluarkan jurus ke empat.
Sebenarnya, dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya
menghadapi lawan-lawan tangguh belum pernah Kun Houw
mengeluarkan tujuh jurus intinya secara lengkap. Bahkan
terhadap Ok-ciangkun itupun tidak. Karena biasanya dalam
jurus ke tiga dia sudah dapat menundukkan lawan dan
memenangkan pertandingan, kecuali dengan Ok-ciangkun
yang karena satu dan lain hal karena dia mempergunakan
pedang biasa dia kalah, terpaksa menyerah karena
pertandingan pada waktu itu lebih bersifat pibu, bukan adu
jiwa atau pelampias dendam kesumat. Tapi sekarang,
menghadapi Pendekar Gurun Neraka yang jelas-jelas berani
mencengkeram Padang Medali Naganya dan benar-benar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hebat ini hingga tiga kali berturut-turut tiga jurus pertamanya
gagal tertolak balik Kun Houw menjadi penasaran dan kaget
juga, di samping kagum. Kagum dan terbelalak bahwa
pendekar sakti ini memang benar-benar hebat dan lihai bukan
main, rupanya masih di atas Ok-ciangkun! Dan Kun Houw
yang sudah meneruskan serangannya dengan jurus ke empat
yang disebut Jing-kiam-sia-ciok (Seribu Pedang Memanah
Batu) tiba-tiba memekik dan keluar dari gulungan pedangnya,
menusuk dan menikam bertubi-tubi ke seribu jalan darah di
tubuh lawan. Spektakuler! Tapi Pendekar Gurun Neraka yang
lagi-lagi meledakkan kedua tangannya dengan Silat Tangan
Petir itu sudah menangkis dan menjilatkan lidah apinya yang
lebih besar. "Clap!"
Kun Houw terlempar. Dia harus membanting tubuh
bergulingan mendapat pukulan petir itu, merasa pedangnya
disengat stroom tegangan tinggi hingga menyentak urat-urat
tubuhnya, kaku sejenak. Tapi Kun Houw yang penasaran dan
semakin marah sudah melompat dan kembali menerjang
dengan jurus ke lima, Hui-kiam-cui-liong (Pedang Terbang
Mengejar Naga). Dan ketika lawaa kembali meledakkan
Pukulan Petirnya untuk menangkis pedang tiba-tiba Kun Houw
sudah melakukan dua jurus terakhir y ing disebut Sin-lionghoan-eng dan Sin-liong-hom-kin, yakni jurus ke enam dan ke
tujuh, dua jurus gabungan yang harus dilakukan berturutturut dan tak boleh berhenti di tengah jalan. Dan begitu Kun
Houw membentak dan meluncurkan dua jurus inti yang paling
dahsyat ini tiba-tiba Pedang Medali Naga berkeredep dan
mengeluarkan cahaya menyilaukan. Secara aneh pedang
keramat ini mengaung, sekejap saja, karena sedetik kemudian
gaungnya lenyap dan meluncur tanpa bunyi, menyambar
pusar dan tenggorokan lawan dengan kecepatan luar biasa.
Dan ketika Pendekar Gurun Neraka menanckis dengan
Pukulan Petirnya yang mengeluarkan lidah api sekonyong
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
konyong secara ajaib api yang meledak di telapak pendekar
itu padam! Pendekar Gurun Neraka terkejut. Dia tak tahu kenapa lidah
apinya hilang, seolah mengikuti hilangnya gaung Pedang
Medali Naga. Tapi melihat pusar dan tenggorokannya diancam
pedang yang meluncur tanpa suara tiba-tiba pendekar ini
menggedruk bumi dan tanpa sadar mengeluarkan jurus Sinjiu-tong-tee (T angan Sakti Mengguncang Bumi ), yakni sebuah
dari tiga buah jurus intinya yang dahsyat dari ilmu s ilatnya Lui
kong Ciang-hoat, jurus inti yang dulu dipelajarinya dari
mendiang gurunya untuk persiapan menghadapi susioknya
(paman guru) yang berkhianat, yakni iblis diri Hek-kwi-to yang
menjadi ketua Gelang Berdarah dan sudah tewas bersama
gurunya, sampruh (mati bareng) di luar lembah Hwe-seng kok
(baca: Pendekar, Gurun Neraka dan Kepala Batu). Dan
Pendekar Gurun Neraka yang menggedruk bumi dan otomatis
melindungi diri dari serangan maut yang mengancam jiwanya
ini tiba-tiba membentak dan mendorongkan kedua lengannya,
melihat Padang Medali Naga meluncur lurus menuju pusar dan
tenggorokannya tanpa dapat dicegah, karena Pukulan Petirnya
mendadak lenyap dan hilang bersama dengan hilangnya
gaung Pedang Medali Naga, hal yang tak dimengerti dan
membuat pendekar ini terkesiap, Kaget bukan main. Dan Kun
Houw yang juga membelalakkan mata melihat pukulan
dahsyat itu menghantam dirinya tiba-tiba menggigit bibirnya
dan mengeraskan hati. sudah membayangkan bahwa
pedangnya kali ini akan manembus parut lawan, sementara
dia sendiri akan terlempar oleh dorongan Pendekar Gurun
Neraka yang menderu itu, menggantikan letikan petirnya yang
entah kenapa tiba-tiba juga hilang, bersamaan dengan
hilangnya gaung Pedang Medali Naga. Dan Kun Houw yang
sudah menusuk perut lawan disusul sontekan ke atas untuk
menikam tenggorokan tiba-tiba benar saja menerima
hantaman dahsyat itu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Kun Houw terkejut. Jurus terakhirnya yarg disebut Sinliong-hoan kin (Naga Sakti Memindahkan Tenaga), yang
merupakan kelanjutan dari jurus ke eram yang disebut Sinliong-hoan-eng (Naga Sakti Menukar Bayangan), mendadak
saja tanpa sebab membuat kakinya kecekluk. (keseleo). Kun
Houw mengaduh ketika tiba-tiba pergelangan kakinya terkilir,
salah urat. Kaget dan menjerit oleh "kecelakaan" yang tidak
disangka-sangka ini. Dan persis pedang menusuk tenggorokan
setelah menikam pusar tahu-tahu pukulan Pendekar Gurun
Neraka menghantam dadanya.
"Crat-blukk!"
Kun Houw mencelat terlempar. Dia tak tahan oleh
hantaman Sin-jiu-tong-tee itu, pukulan tangan sakti yang
benar benar sakti, mengguncang dan menggempur isi
dadanya seakan rontok dan hancur. Dan Kun Houw yang
langsung terbanting di atas tanah tiba-tiba melontakkan darah
segar dan.... pingsan. Roboh terjerembab! Sementara
Pendekar Gurun Neraka sendiri, yang terluka perutrya dan
nyaris tertikam tenggorokannya jutuh terpental
dan terhuyung. mendekap pusarnya dan meraba leher yang
tergores Pedang Medali Naga. Lalu, terbatuk dan terbelalak
memandang Kun Houw tiba-tiba pendekar ini jatuh terduduk
dan.... terguling roboh.
"Ayah.... !"
"Houw-ko...!"
Dua seruan itu meluncur berbareng. Sin Hong dan Kui Hoa
sudah meloncat ke depan, masing-masing menuju pada orang
yang mereka sebut. Dan Kui Hoa yang pucat menubruk Kun
Houw tiba-tiba menangis dan memeluk kekasihnya ini.
Keadaan menjadi ribut, dan ketika Ceng Bi serta Pek Hong
juga berkelebat ke depan setelah sadar dari akhir
pertandingan yang amat dahsyat ini tiba-tiba dua orang
nyonya itupun menangis dan menubruk suami mereka.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau terluka. Yap-koko?"
"Kau tak apa-apa, suamiku?"
Pendekar Gurun Neraka tersenyum. Dia bangkit duduk
dibantu Sin Hong, menghela napas dan terkejut oleh
kehebatan murid si jago pedang itu, yang entah kenapa dalam
jurus terakhir tadi berteriak dengan kaki terkilir, agaknya salah
langkah. Dan membayangkan bahwa hampir saja tenggorokannya tembus kalau Kun Houw tidak "kecelakaan"
dalam gebrakan terakhir itu tiba-tiba pendekar ini berdiri
dipapah dua isterinya, berkata gemetar, "Tidak, aku tak apaapa, Bi-moi. Hanya terluka kecil. Tapi dia itu.... masih
hidupkah?"
Ceng Bi melengking. "mampuspun aku tak pcrduli padanya,
Yap-koko! Untuk apa mengutusi bocah keparat itu?"
"Ah, tidak... jangan, Bi-moi. Dia hanya melaksanakan
tugas. Mari kita lihat!" dan Pendekar Gurun Neraka yang
tertatih menghampiri Kun Houw lalu d ikuti isterinya yang
tentu saja menjadi tidak senang. Terutama Ceng Bi. Tapi
melihat Kun Houw hanya pingsan dan pemuda itu tak tewas
menerima pukulannya mendadak pendekar ini menjadi lega
dan kagum bukan main. Kagum oleh daya tahan Kun Houw
yang luar biasa, yang hebat dan tentu berkat Jing-liong Sinkangnya itu. Sinkang (tenaga sakti) warisan Bu-beng Sian-su!
Dan menjejalkan obat untuk menyembuhkan Kun Houw tibatiba pendekar ini menepuk pundak Kui Hoa.
"Nona, sekarang pergilah. Bawa puteraku ini!"
Kui Hoa terbelalak. "Kau tak menangkap kami?"
"Ah, untuk apa?" Pendekar Gurun Neraka tertawa, tawa
yang pahit. "Kami tak merasa bermusuhan denganmu, nona.
Kalian hanya terlibat karena sepak-terjang ayah kalian
sendiri." http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui Hoa berdiri. Ia terkejut dan girang akan kata-kata ini,
juga kagum dan tiba-tiba hormat pada pendekar besar itu.
Pendekar yang hebat, sakti dan lihai bukan ma in. Dan Kui Hoa
yang tiba-tiba tunduk dan tergetar oleh budi kebaikan
pendekar ini mendadak terisak dan menyambar tubuh Kun
Houw. "Baiklah, kami berhutang budi padamu. Pendekar Gurun
Neraka. Tapi bagaimana dengan dia itu" Masihkah diperlukan
di s ini untuk menjadi tawanan kalian?"
Pendekar ini tersenyum lebar, memandang Sin Hong.
"Bagaimana pendapatmu, Hong Ji" Apakah tawananmu itu tak
boleh mengikuti kakaknya?"
Sin Hong terkejut. "Tidak, aku..... eh...... " Sin Hong gugup,
tak melanjutkan kata-katanya dan tampak jengah. Ingat
bahwa dia masih bertelanjang dada karena bajunya dipakai
Kui Lin. Dan Pendekar Gurun Neraka yang tertawa dengan
senyum ditahan akhirnya menepuk bahu puteranya ini.
"Kalau begitu bebaskan dia, Hong-ji. Biar tamu tamu kita ini
pulang ke tempat asalnya!"
Sin Hong mengangguk. Dia sudah berkelebat membebaskan totokan Kui Lin, yang sejak tadi tak dapat
berbuat apa-apa dan hanya mematung memandang semua
kejadian di depan matanya bagai orang tolol. Tapi begitu
bebas dan dapat menggerakkan tubuhnya tiba-tiba Kui Lin
berteriak dan... . menggaplok muka lawan. "Sin Hong, kau tak
malu memanggul gadis. Plak-plak.....!"
Sin Hong tertegun. Dia membuat semua orang terkejut,
dan Bi Lan yang marah melihat kakaknya ditampar tiba-tiba
membentak dan ganti menampar Kui Lin. "Siluman betina, kau
tak tahu adat. Diberi kebaikan membalas keburukan,
wuut.....!"
Namun Sin Hong menangkap lengan adiknya. Dia keburu
menyambar lengan Bi Lan yang hampir mengenai Kui Lin ini,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keserempet dan sedikit terhuyung. Lalu menghalang dan
menekan pundak adiknya Sin Hong berseru, "T ahan, tak perlu
melayani gadis itu, Lin-moi. Biarkan dia dan jangan digubris!"l
Bi Lan terbelalak. "Tapi dia......bocah kurang ajar itu...."


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sudahlah," Sin Hong memotong, "Dia biasa begitu. Lin
moi. Di perjalanan pun tangannya suka menggaplok. Itu
sudah wataknya."
"Tapi... ."
Sang ayah kali ini maju. "Sin Hong sudah melarangmu, Bi
Lan. Tentunya kakakmu ada alasan sendiri kalau mencegah.
Biarkan dia dan mundurlah."
Bi Lan melotot Dia mundur, tapi Sin Hong yang merah
mukanya oleh senyum ayahnya ini buru-buru membalikkan
rubuh menghadapi Kui Lin. "Nona, ayahku
sudah membebaskan kalian. Sebaiknya pergilah dan jangan ke mari
lagi." 'Cih, s iapa berani melarangku kalau aku suka datang" Pergi
atau tidak terserah diriku, Sin Hong. Tak perlu kau mengatur
atau menggurui aku!"
"Wah, kau berani ke sini lagi?"
"Kenapa tidak" Kau kira aku takut?"
"Hm...!" Pendekar Gurun Neraka akhirnya tertawa "Kau
boleh datang sesukamu ke mari kalau Sin Hong ada, nona.
Kalau tidak mungkin anakku yang lain yang akan marahmarah kepadamu!"
Kui Lin terkejut. Dia bingung sejenak oleh kata-kata ini, tapi
begitu sadar dan mengerti arah tujuannya tiba-tiba Kui Lin
membanting kaki dan.... memutar tubuhnya, terisak melihat
tawa Pendekar Gurun Neraka yang rupanya sadar akan "apaapa" yang terjadi di antara dua orang muda ini. Dan begitu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membalikkan tubuh melompat pergi segera Kui Lin
menyambar lengan encinya. "Cici, ayo turun.,..!"
Kui Hoa tertegun. Dia terbelalak dan melihat pula ada
sesuatu yang tidak "beres" pada diri adiknya ini. Tapi
menggigit bibir dan tersentak kaget diapun mengikuti adiknya
meloncat pergi. Lalu begitu dua orang kakak beradik ini turun
gunung segera Kui Hoa berseru dari bawah, "Pendekar Gurun
Neraka, terima kasih atas semua kebaikanmu hari ini. Kami
akan membayarnya kelak di lain hari!"
Pendekar Gurun Neraka tak menjawab. Dia tersenyum dan
menarik napas, tapi Bi Lan yang teringat baju kakaknya tibatiba berseru, "Hong-ko, bajumu ... !"
Namun Sin Hong menggeleng lemah. "Biarkan. Lin moi. Dia
tak memiliki baju pengganti setelah bajunya robek-robek. Itu
sengaja kuberikan padanya."
"Dan kau tak memintanya kembali?"
"Untuk apa?"
"Wah, justeru untuk apa memberi hati pada gadis macam
itu, Hong-ko" Bukankah percuma saja dan tak mungkin
dibalas" Ingat saja waktu kita tertangkap, dia sama sekali tak
mau menolongmu!"
Sin Hong tersipu. Dia semburat merah oleh kata-kata
adiknya ini, tapi sang ayah yang batuk dan pura-pura tersedak
menowel lengan puterinya ini. "Sudahlah, kakakmu menolong
karena sekedar kasihan, Bi Lan. Bukankah sudah sepantasnya
membantu musuh kalau dia tak berdaya" Kita masuk saja ke
dalam. Ambilkan obat luar untuk lukaku!" dan berbisik
memandang dua isterinya pendekar ini berkata, "Dua orang
putera Ok-ciangkun itu cukup hebat, isteriku. Tapi yang lebih
mengagumkan lagi adalah Kun Houw itu. Dia lawan berat
yang benar-benar mewarisi kepandaian gurunya. Dia nyaris
sempurna dan tidak berada di bawahku. Entah Sin Hong dapat
mengatasinya atau tidak!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek Hong terbelalak. "Tapi dia roboh olehmu, suamiku.
Bukankah.... "
"Nanti dulu," pendekar ini memotong. "Dia roboh karena
ketidaksempurnaan jurus terakhirnya, Hong-moi. Kun Houw
terkilir karena tampaknya ada sesuatu yang kurang beres
pada gerakannya tadi. Aku melihat pada jurus terakhirnya itu
Kun Houw tak menguasai kedudukan kakinya hingga salah
urat!" "Jadi maksudmu dia kurang mahir?"
"Bukan begitu. Yang kumaksudkan adalah Kun Houw
seakan belum menerima secara lengkap pelajaran dari
gurunya, Hong-moi. Mungkin jago pedang itu keburu tewas
sebelum muridnya menguasai secara penuh."
Pek Hong tertegun. Ia percaya akan ketajaman pandangan
suaminya ini, dan Ceng Bi yang juga mendengarkan dengan
kening berkerut tiba-tiba mendengus. "Biarlah, persetan
dengan bocah itu, Yap koko. Yang penting dia tak
mengganggumu lagi dan kita dapat mengatasinya!"
Pendekar ini diam. Dia sudah dipapah masuk dua orang
isterinya, mengobati lukanya dan beristirahat. Tapi Pek Hong
yang diam-diam merenungkan kata-kata suaminya ini tiba-tiba
menjadi kecut dan was-was juga. Kalau dugaan itu benar,
kalau Kun Houw memang belum sempurna mempelajari jurus
terakhirnya itu karena Bu-tiong-kiam keburu tewas, biarlah itu
sebagai keuntungan mereka. Sebab, kalau tidak, kalau Kun
Houw menguasai ilmunya secara sempurna agaknya pemuda
itu bisa mencelakai suaminya. Mungkin juga anaknya. Sin
Hong. Dan meskipun Kun Houw terbunuh juga dalam
pertandingan itu misalnya, betapa pun dia kehilangan seorang
dari dua orang yang ia cinta. Puteranya, atau suaminya!
Maka, ketika malam tiba dan semua orang istirahat diamdiam nyonya ini menemui suaminya. Dia baru dari kamar Sin
Hong ketika Ceng Bi menjaga suaminya. Maka ketika madunya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu ke luar menemui B i Lan segera saja Pek Hong menyatakan
isi hatinya. Dia ingin jurus Sin-jiu-tong-tee itu diwarisi Sin
Hong, sekedar untuk menghadapi Kun Houw kalau datang
mengganggu. Tapi Pendekar Gurun Neraka yang menarik
napas membelai rambut isterinya dengan hati berat.
"Itu adalah ilmu simpanan yang dimaksud untuk mati
bersama, Hong-moi. Tegakah kau meminta ini untuk Sin
Hong" Kalau sekedar pegangan aku tak keberatan. Tapi kalau
urtuk Kun Houw, ah.... tak tahukah kau bahwa diapun juga
darah dagingku sendiri, Hong-moi" Bukankah mereka anakanakku juga" Haruskah keduanya bertarung untuk mati
bersama" Aku ngeri. Aku belum berani memikirkannya, Hongmoi. Lebih baik aku saja yang berkorban bila Kun Houw
memang jahat!"
Pek Hong menghapus air matanya. Dia juga tahu ini. Maka
terisak dan menyerahkan segala sesuatunya pada suaminya
itu akhirnya wanita ini diam dan tak meminta lagi. Dan
Pendekar Gurun Neraka yang tahu akan kelembutan isteri
pertamanya ini lalu merangkul dan dipeluknya mesra,
membisikkan dan mengharap mudah-mudahan Kun Houw tak
menjadi iblis, hingga tak perlu dia berkorban untuk anak lakilaki itu, yang sesungguhnya merupakan anak sulung sebelum
Sin Hong dan B i Lan lahir. Dan begitu keduanya hanyut dalam
keharuan masing-masing maka malam itupun Ta-pie-san
tenggelam dalam kesunyian sendu. Seolah masih tertegun
oleh kedahsyatan pertandingan siang tadi. Antara Pendekar
Gurun Neraka dan putera kandungnya sendiri, putera sulung,
Kun Houw murid si jago pedang Bu-tiong-kiam Kun Seng. Dan
begitu keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing
maka jengkerik dan nyamuk pun seolah takut mengeluarkan
suara. Memang, apa yang dilihat pendekar besar ini tak me leset
sedikitpun juga. Ketidaksempurnaan Kun Houw dalam jurus
terakhirnya tadi bukan karena kurang hebatnya jurus itu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sendiri. Me lainkan semata kurang sempurnanya Kun Houw
menguasai jurus ini. Sin-liong-hoan-kin,
Naga Sakti Memindahkan Tenaga. Karena seperti yang telah kita ketahui
bersama sebelum Bu-tiong-kiam tewas sesungguhnya jago
pedang itu telah menyatakan pada muridnya bahwa gerakan
terakhir dari jurus itu memang masih harus diperbaiki. Dan
karena jago pedang itu tewas sebelum memberi tahu maka
"kunci" rahasianya adalah di Medali Naga. Benda yang kini
dibawa si Mayat Hidup yang menjadi musuh Kun Houw!
Malam itu, Kui Hoa dan adiknya sudah memasuki kota raja.
Mereka langsung ke istana, memanggul Kun Houw yang lukaluka. Tapi baru tiba di pintu gerbang sekonyong-konyong ayah
mereka muncul. "Hm. begini cara kalian pergi, Kui Hoa?"
Dua kakak beradik itu terkejut. Mereka menghentikan
langkah, melihat wajah orang tua ini bengis dan gelap. Dan
belum mereka menjawab tiba-tiba berkelebat tiga bayangan
wanita cantik yang berumur sekitar empatpuluhan.
"Hi hik, ini dua orang puterimu itu, Ok-ciangkun" Aih,
cantik-cantik mereka, tapi tampaknya kusut dan lelah."
Kui Hoa meletakkan pondongannya, menjatuhkan diri
berlutut. "Maaf, kami terpaksa pergi karena tak tega
membiarkan Kun Houw seorang diri, ayah. Dan kau lihat
bahwa sekarang dia terluka."
"Ya, aku tahu. Tapi tahukah kalian apa yang terjadi di
istana" Tahukah kalian bahwa kaputren geger gara-gara kalian
tinggalkan" Sri baginda marah-marah kepadaku, Kui Hoa. Selir
Shi Shih lenyap diculik orang. Dan kalian harus mempertanggungjawabkan kelalaian ini!"
"Apa?" Kui Hoa tersentak. "Selir Shi Shih terculik?"
"Ya, dan sri baginda marah-marah kepadaku, Kui Hoa. Kau
menyusahkan ayahmu dengan pergi tanpa pamit!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui Hoa tertegun. Dia terperanjat mendengar berita ini.
teringat selir yang dikatakan ayahnya itu. Selir baru. Selir
cantik yang belum dua bulan menjadi penghuni istana tapi
sudah di sayang kaisar melebihi selir-selir lain. Bahkan
permaisuri saja tergeser kedudukannya. Kalah oleh selir baru
yang luar biasa ini. Cantik dan pandai memikat pria. halus dan
menundukkan kaisar luar dalam! .Maka mendengar selir itu
tiba-tiba lenyap dan diculik orang pada saat ia meninggalkan
kaputren mendadak Kui Hoa menyesal dan merasa bersalah.
"Maaf, aku menerima dosa, ayah. Aku siap menghadap sri
baginda dan menerima hukumannya!"
Kui Lin menimbrung. "Tapi enci pergi bersamaku, ayah. Aku
juga akan menghadap kaisar dan siap menerima hukunan.''
"Hm, kalian memang terlalu, Kui Lin. Tahukah kalian
hukuman apa yang akan kalian terima dengan kelalaian tugas
ini" Sri baginda menyuruh aku membawa kepala kalian! Apa
sekarang jawaban kalian untuk ini?"
Kui Hoa dan adiknya terkejut bukan main.
"Apa" Kami....?"
"Ya, sri baginda menghendaki kalian dihukum mati, Kui
Hoa. Kalau tidak ada bibi kalian Sam hek bi-kwi ini tentu kalian
tak dapat kutolong!"
Kui Hoa tertegun. Kui Lin juga terbalalak, dan tiga wanita
cantik yang setengah umur itu tiba-tiba terkekeh dan
memegang pundak mereka berdua.
"Aih, ayah kalian terlalu menakut nakuti, anak-anak. Siapa
tega menghukum mati dua gadis begini cantik" Bangunlah.
Anggap omongan ayah kalian tak serius lagi!" dan seorang di
antara mereka yang berbaju hitam dan paling cantik
mendadak mengangkat Kui Lin dengan sentuhan perlahan. Kui
Lin merasa tenaga luar biasa kuat namun lembut menariknya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ke atas, dan sementara dia bengong oleh kata-kata ini tahutahu tubuhnya terangkat naik tanpa dapat dicegah.
"Ih! Kui Lin terkejut, membelalakkan matanya. Dan Kui Hoa
yang juga mendapat tepukan ringan, dari wanita berbaju ungu
tiba-tiba juga tersentak dan terangkat naik.
Tiga wanita itu terkekeh. "Kalian tak mengenalku, anakanak" Ayah kalian tak pernah menceritakannya?"
Kui Hoa menggeleng. "Kalian siapa?"
"Kami Sam hek-bi-kwi. Dulu sahabat dan pembantu
terdekat ayah kalian ini. Kami bekas ketua cabang dari
perkumpulan Hiat-goan pang (Perkiapuian Gelang Berdarah)
yang terkenal."
"Ah!" Kui Lin kaget. "Kalau begitu kalian juga murid-murid
dari mendiang guru ayahku?"
"Hi-hik, benar, anak baik. Itulah kami! Kau bernama Kui
Lin, bukan?"
"Ya."
"Dan ini kakakmu Kui Hoa?"
"Benar."
"Lalu siapa itu pemuda yang kalian bawa?"
"Dia adalah Kun Houw."
"Eh, murid mendiang si jago pedang itu?"
"Benar."
"Aih...!" wanita baju hitam ini tiba-tiba terkekeh,
memandang temannya. "Kalau begitu berarti dia pemuda yang
hebat itu, Gwat-cici. Kun Houw murid Bu-tiong-kiam Kun Seng
yang dulu puteranya kita ganggu, hi-hik!"
Kui Lin tak mengerti. Dia melihat tiga Sam-hek-bi-kwi ini
tiba-tiba tertawa, melirik Kun Houw yang pingsan dengan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pandangan genit, membuat Kui Hoa tiba-tiba panas dan ingin


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

marah. Tapi belum keduanya bicara mendadak ayah mereka
sudah membentak dengan, dingin, "Hoa-ji. Lin ji, cepat
haturkan terima kasih pada bibi kalian Sam-hek-bi-kwi ini.
Merekalah yang menyelamatkan kalian dari hukuman kaisar!"
Kui Hoa membelalakkan matanya. "Dalam hal apa, ayah?"
"Ah. kenapa tanya lagi" Merekalah yang mengembalikan
selir Shi Suih dari tangan penculik!"
Kui Hoa terkejut. Dia tiba-tiba menjatuhkan diri berlutut di
depan tiga wanita cantik ini, dan Kui Lin yang juga mengkuti
perbuatan kakaknya buru-buru brrkata gugup, "Maaf, kami tak
tahu, bibi. Terima kasih untuk pertolongan kalian yang berjasa
besar!' Sam-hek-bi-kwi tertawa lebar. Mereka membangunkan
kakak beradik yang masih terbelalak ini, lalu memandang Okciangkun yang berdiri dengan kening dikerutkan mereka
berseru, "Ok-ciangkun, beginikah sikapmu menyambut anak"
Mereka bisa kedinginan di luar, sebaiknya suruh masuk dan
biarkan mereka beristirahat!"
Ok-ciangkun mengangguk. "Baik," lalu memutar tubuh
mengebutkan lengannya panglima ini berkata, "Kui Hoa, bawa
masuk pemuda itu. Malam ini kalian langsung ke kaputren!"
Kui Hoa terkejut. "Tapi Kun Houw perlu perawatan, ayah,
Mana mungkin meninggalkannya" Dia terluka, perlu
pengobatan."
Panglima ini menggeram, berhenti memutar tubuh. "Kalian
kira aku tidak tahu" Ada Sam-hek-bi-kwi di sini. Hoa-ji.
Serahkan Kun Houw pada mereka dan biarkan dirawat sampai
sembuh. Kalian kembali melaksanakan tugas di kaputren!"
Kui Hoa tertegun. Dia kaget dan tentu saja tak rela. lapi
wanita baju hitam yang menepuk pundaknya dengan lembut
berkata dengan senyum penuh arti, "Tak perlu khawatir, anak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik. Kami juga dapat menyembuhkan luka-luka pemuda ini.
Kau cemburu, bukan?"
"Siapa cemburu?" Kui Hoa merah mukanya, tersentak dan
tiba-tiba semburat. Dan wanita baju hitam yang tertawa
dengan manis itu mendorong pundaknya.
"Nah, kalau begitu pergilah. Kalian beristirahat dan
kembalilah ke kaputren. Penuhi permintaan ayah kalian!" dan
Kui Hoa yang tentu saja tak dapat menolak lagi akhirnya
menggigit bibir dan diam-diam mengepal tinju oleh sikap
wanita baju hitam ini. Tapi, karena semuanya itu adalah atas
suruhan ayahnya sendiri terpaksa mau tidak mau Kui Hoa
meloncat dan meninggalkan Kun Houw di tempat itu, disusul
adiknya yang juga terbelalak tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Dan ketika Kui Lin serta kakaknya berkelebat ke kaputren
muka wanita baju hitam ini, yang bukan lain Bi Kwi adanya,
tokoh yang menjadi biang keladi tewasnya Kun Bok (baca :
Pendekar Kepala Batu) putera si jago pedang Kun Seng lalu
terkekeh dan menyambar Kun Houw. Dan begitu Ok-ciangkun
mempersilahken mereka ke dalam segera tiga orang wanita itu
melompat dan memasuki istana.
Demikianlah, Kun Houw berpindah tangan. Susah-payah
Kui Hoa membawanya dari Ta-pie-san tahu-tahu seenaknya
saja orang lain "merebut" kekasihnya itu. Tapi karena
semuanya itu atas permintaan Ok-ciangkun maka tentu saja
dua orang gadis ini tak dapat berbuat apa-apa. Hanya Kui
Hoa yang mendapat firasat tidak enak diam-diam khawatir
dan gelisah rcemikirkan kekasihnya itu. yang biarpun jatuh di
tangan pembantu ayahnya namun belum dikenal baik
bagaimana wataknya itu. Dan Kui Hoa yang memiliki naluri
tajam ini rupanya memang tidak banyak salah.
Sam hek bi-kwi adalah tiga wanita cabul. Bagi para
pembaca yang telah nengetahuinya lewat "Kepala Batu" tentu
mengenal baik siapa tiga wanita cantik ini, yang meskipun
telah menginjak umur tua namun sebenarnya masih "panas"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan cukup histeris kalau bermain cinta. Terutama Bi Kwi,
biang kerok yang paling centil itu, yang telah merobohkan
putera si jago pedang luar dalam dengan tipu dayanya yang
ampuh itu, hingga Kun Bok tewas dalam sakit hati yang
teramat besar. Sadar setelah semuanya terlambat. Dan Kun
Houw yang kini jatuh ke tangan tiga wanita cabul ini memang
tak mengherankan kalau membuat Kui Hoa khawatir.
Sebenarnya, apa yang terjadi dan bagaimana tiga wanita
cabul itu dapat datang ke istana" Benarkah terjadi penculikan
terhadap selir kaisar yang paling disayang dan tiga wanita ini
yang menyelamatkan Shi Shih"
Agaknya ini pertanyaan yang tak dapat dijawab oleh orang
awam. Istana mempunyai penjagaan kuat. Mengherankan
kalau terjadi peristiwa seperti itu. Tapi kalau benar,
bagaimana terjadinya" Dan siapa selir Sih Shih ini" Itu
pertanyaan menarik.
Dua bulan lalu, seperti biasa dalam hari upeti, Yueh
mengirimkan barang-barang berharga sebagai persembahan
untuk kaisar yang ditetapkan pada hari raya tahun baru. Dan
seperti biasa itu pula, sebagaimana umumnya tahun-tahun
yang lewat, di samping iutan permata dan sutera sutera halus
yang amat mahal "disisipkan" pula benda benda hidup
kesukaan Kaisar. Tapi tidak seperti tahun yang lalu, yang
mengirimkan wanita-wanita cantik sampai pulahan bahkan
ratusan untuk sri baginda adalah tahun ini Yueh hanya
mengirimkan dua "biji" saja benda hidup itu. Tapi benar-benar
luar biasa. Hebat dan istimewa sekali. Tanggung mulus dan
paling top. Sudah diseleksi di antara ratusan wanita cantik
yang tiap tahun diadakan di kerajaan Yueh, jadi semacam
kontes "ratu ayu" yang menetapkan juara satu dan juara dua.
Dan ketika pilihan itu muncul dan persembahan ini dikirimkan
kepada kaisar ternyata semuanya itu tak melesat jauh.
Shi Shih, sang juara pertama, sang ratu ayu yang paling
cantik dan sintal mendapat anugerah merebut gelar kejuaraan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu ternyata tak mengecewakan kaisar. Bersama rekannya,
sang "runner up", Ceng Tan, yang juga cantik jelita dan masih
berumur enembelas tahun keduanya diterima kaisar dengan
penuh kegembiraan. Memang mula-mula kaisar mengerutkan
alis, tidak senang dan hampir marah kepada Yueh kenapa
mengirimkan dua wanita saja. Tapi setelah Shi Shih dan
rekannya melayani kaisir itu tiba-tiba saja laki-laki setengah
tua ini tertawa bergelak.
Shi Shih dan Ceng Tan memang jempolan. Hebat luar
dalam. Di samping pandai me layani perma inan ranjang juga
mahir bersajak dan bernyanyi, membuat kaisar jatuh dan
"anjlog" seratus derajat. Maklum, pelayanan yang diberikan
dua wanita cantik itu memang istimewa dan khusus. Apalagi
mereka masih perawan. Perawan tulen yang asli dan belum
pernah diganggu kumbang-kumbang yang nakal. Belum
mengenal operasi selaput dara hingga keutuhan mereka tak
perlu diragukan lagi. Orisinil! Dan kaisar yang tentu saja
mabok dan segera tergila-gila pada dua wanita cantik ini
terlena dan terbuai oleh asmara yang belum pernah seumur
hidupnya dirasakan laki-laki tua itu!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 26 DAN kaisar semakin hanyut. Suara merdu dan lenggang
memikat yang diberikan Shi Shih dan rekannya itu semakin
membuat kaisar lupa daratan. Tak pernah lepas dan jauh diri
dua wanita cantik itu, yang memang sebelumnya telah
"digembleng" oleh ahli-ahli cinta dari kerajaan Yueh. Dan
ketika beberapa minggu kemudian Shi Shih dan temannya
"usul" agar sri baginda tak mengambil lagi selir-selir baru tibatiba secara spontan dan mengejutkan kaisar memenuhi
permintaan ini. Yueh tak perlu lagi mengirimkan selir-selir baru
tahun depan. Sudah cukup. Cukup dilayani Shi Shih dan Ceng
Tan! Dan Yueh tentu saja tercengang oleh keputusan si
baginda ini akhirnya menjadi girang dan lega bukan main.
Itu berarti berhasilnya usaha mereka. Suatu rencana yang
telah disiapkan bertahun-tahun. Rencana yang hanya dketahui
orang-orang atas dan ditutup rapat hingga tak sebuah telinga
luar pun mendengar. Apalapi tahu! Dan raja muda Kou Cien
yang tentu saja girang oleh gejala pertama keberhasilan ini
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera memonitor kelanjutan berita itu dergan harap-harap
cemas. Dan raja muda ini cukup kebat-kebit- Wea-taijin,
penasihat utamanya yang mengantar barang hantaran itu
merceritakan bahwa pengiriman Shi Shih dan Ceng Tan ini
hampir saja mengalami kegagalan di tengah jalan, tak berjalan
"semulus" seperti apa yang direncanakan. Karena Wu Yuan,
seorang menteri tua yang mendampingi kaisar waktu
menerima persembahan itu menyarankan pada junjungannya
agar pengiriman dua wanita cantik itu ditolak saja.
"Hamba kira persediaan di istana sudah cukup, sri baginda.
Sebaiknya dua orang wanita ini dikembalikan saja dan
dipulangkan kepada mereka. Tak perlu ditambah!" demikian
mula-mula menteri tua itu berkata, mengejutkan Wen-taijin
karena ini berarti kandasnya rencana yang sudah diatur! Tapi
sri baginda yang tersenyum memandang Shi Shih yang luar
biasa cantik dengan pipi bagai tomat masak tiba-tiba bangkit
dari kursinya dan menggelengkan kepala, terlanjur tergerak.
"Tidak, yang ini kukira lain, taijin. Tidakkah kau lihat sinar
gemilangnya yang menawan lembut itu" Ia menarik hatiku.
Siapa namanya?" kaisar sudah memegang dagu Shi Shih dan
mengangkatnya kagum, bersinar dan bangkit berahinya
melihat kecantikan gadis yang luar biasa ini. Dan Shi Shih
yang bentrok dengan pandangan kaisar telah menjatuhkan diri
berlutut dan berseru menggigil,
"Ampun, hamba.... hamba Shi Shih, sri baginda.... "
"Hm, dari mana kau berasal?"
Wen taijin mendahului menjawab, "Dia berasal dari dusun
Chu lo, sri baginda. Ampun kalau anak ini tak dapat menjawab
pertanyaan paduka."
Kaisar mengangguk-angguk, mengerutkan keningnya.
"Bukan dari kota?"
Pertanyaan ini mendebarkan. Semua orang melihat kaisar
tiba-tiba tersinggung Maklum Shi Shih bukan anak kota. Hanya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gadis desa yang mungkin terlalu rendah untuk sri baginda,
yang bisa dianggap penghinaan tidak langsung. Tapi Wentaijin yang buru-buru membenturkan, jidatnya sudah berkata
cepat, "Ampun, Shi Shih memang berasal dari desa, sri baginda.
Tapi hamba tanggung bahwa dia tak kalah dengan gedis kota.
Dia pandai menyanyi menari dan membaca sajak dengan baik.
Bahkan hebat pula menabuh alat-alat musik jenis apapun!"
Kaisar tertegun. "Dia pandai menyanyi?"
"Bukan melulu menyanyi, sri baginda. Shi Shih pandai pula
menari dan membaca sajak!"
"Ah, kalau begitu coba dia!" kaisar menjadi gambira. "Coba
kaubuktikan omonganmu, Wen-tajin. Aku ingin mendengar
suara dan cara dia mainkan alat-alat musik."
Shi Shih dicoba. Kaisar sudah menyuruh orang-orangnya
menyiapkan alat tetabuhan, duduk di kursi s inggasananya dan
tertarik. Ingin membuktikan apakah benar gadis desa ini
pandai menyanyi dan mainkan alat-alat musik seperti apa
yang dikata pembesar she Wen. Dan ketika Shi Shih mulai
melaksanakan permintaan kaisar maka terlebih dulu gadis itu
melirik temannya, menjatuhkan diri berlutut dengan sikap
tersipu-sipu. "Ampun.... " suara Shi Shih gemetar. "Hamba ingin
mengajukan usul, sri baginda. Bolehkah hamba main bersama
dengan rekan hamba ini" Hamba ingin menghibur paduka
dengan teman hamba agar dia mendapat perhatian paduka
pula ..." Kaisar tarkejut. "Kau takut main sendirian?"
"Tidak, hamba..... hamba ingin agar teman hamba ini tak
tersisih dalam pandangan paduka, sri baginda. Hamba tak
mau disebut lupa diri memegang kesetiaan kepada teman
hamba!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, rasa solider, Shi Shih" Baik, boleh saja. Tapi itu nanti.
Sekarang tunjukkan dulu kemampuanmu bernyanyi dan
mainkan alat musik."
Shi Shih tiba-tiba menangis. "Kalau begitu biar teman
hamba dulu yang menjalankan perintah paduka, sri baginda.
Hamba belakangan saja setelah teman hamba mendapat
perhatian paduka."
"Shi Shih....!" Wen-taijin kaget bukan main. "Kau berani
membantah ucapan sri baginda" Ah....!" dan pembesar yang
pucat membenturkan dahinya dengan ketakutan itu buru-buru
berkata dengan suara menggigil, tak berani mengangkat
mukanya di depan kaisar, "Ampun, hamba akan membawa
pulang saja anak ini, sri baginda. Biarlah dosa kelancangannya
ini hamba yang bertanggung jawab!"
Semua orang juga terkejut. Mereka menilai perbuatan Shi
Shih itu memang berani, terlampau berani malah. Bisa
dianggap kurang ajar. Dan semua mata yang terbelalak
memandang ke depan tiba-tiba menjadi tegang melihat kaisar
mengerutkan keningnya. Untuk sejenak kaisar juga terkejut,
sama seperti semua orang. Tapi kaisar yang melihat dasar dari
pemuatan itu tiba-tiba tersenyum lebar. Dia melibat perbuatan
Shi Shih dilakukan atas dorongan "solidaritas", rasa kesetiakawanan yang tinggi terhadap Ceng Tan. Hal yang justeru
membuat dia kagum dan semakin tertarik. Maka ketika kaisar
tertawa dan tidak tampak sama sekali kemarahannya seperti
yang diduga banyak orang tiba-tiba saja semua orang heran
dan tertegun dengan mata terbelalak.
"Ha-ha, Shi Shih tak melakukan dosa seperti yang kau
katakan, Wen-taijin. Ia menyatakan pendapatnya atas dasar
rasa setia kawannya belaka. Tak perlu dihukum!"
Wen-taijin bengong. Dia menduga

Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kaisar bakal menghukumnya dan marah-marah. Tapi melihat kaisar
bersikap sebaliknya dan justsru memuji Shi Shih kontan saja
pembesar ini tertegun dan tak habis mengerti. Dan kaisar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah menggoyang lengannya, berkata pada Shi Shih,
"Baiklah, kau boleh bawa temanmu itu bersama, Shi Shih.
Demonstrasikan sekarang kepandaianmu bernyanyi dan
menabuh alat-alat musik itu!"
Shi Shih tersenyum. Ia mengerling kaisar dengan sudut
matanya, gerak yang luar biasa manis dan indah mempesona,
membuat kaisar gemas dan ingin segera memboyongnya ke
kamar. Tapi Ceng Tan yang mendahului berlutut di depan kaisar
ganti mengejutkan semua orang, "Tidak, hamba belakangan
saja, sri baginda. Biarlah Shi Shih me laksanakan perintah
paduka seperti yang paduka inginkan!"
Kaisar terbelalak. "Kenapa begitu?"
"Semata untuk kegembiraan paduka, sri baginda. Bukankah
paduka ingin mendengarkan dulu suara Shi Shih" Hamba tak
merasa dikesampingkan. Biarlah Shi Shih main terlebih dahulu
dan hamba belakangan!"
"Ha-ha, kalian ini ada-ada saja, Ceng Tan. Apakah demikian
pula kehidupan kalian sehari-harinya" Wah, sebaiknya kalian
main bersama. Biar yang satu menyanyi dan yang lain
mainkan tetabuhan. Berganti-ganti!"
Ceng Tan tak dapat menolak. Shi Shih juga menerima.
Maka begitu keduanya saling pandang dan tersenyum satu
sama lain tiba-tiba Shi Shih berkata, "Baiklah, aku menyanyi
lebih dulu. Ceng Tan. Kau yang mainkan alat musiknya dan
nanti kau yang bernyanyi. Kita gantian."
Ceng Tan mengangguk. Ia sudah mengambil yang-khim
(alat musik Tiongkok), mulai memetik senar- senarnya dan
mengalunkan lagu yang indah, lagu cinta, dendang yang mulai
membuat semua yang hadir memasuki dunia yang sendu amat
romantis. Dan ketika Shi Shih mengatur napasnya dan ikut
"masuk" dengan suara yang merdu ke dalam alunan lagu cinta
ini tiba-tiba semua orang terbelalak dan ternina-bobok.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka mendengar suara yang luar biasa bagusnya dari mulut
Shi Shih ini. Suara yang empuk, juga lembut. Suara yang
membuat mereka hanyut dan serasa diayun di awang-awang.
Terbuai oleh getaran syahdu yang membuat bulu mereka
meremang setiap kali lagu merintih dalam alunan cinta,
mengeluh atau menyayat lirih dalam ritme yang rendah. Dan
ketika lagu menukik dan naik tajam untuk kemudian berobah
menjadi keriangan yang lincah gembira tiba-tiba tanpa sadar
kaisar dan semua orang menghentak-hentakkan kaki dan ikut
gembira mengikuti irama lagu.
Hebat sekali. Shi Shih dan Ceng Ten berhasil
meninabobokan setiap orang. Dan ketika lagu berakhir dengan
satu petikan nyaring hingga senar yang khim melampaui batas
suara dan Shi Shih menghentikan nyanyiannya yang merdu
tiba-tiba seluruh orang terkejut karera mereka seakan
disentakkan dari alam yang halus ke alam yang kasar.
"Aih....!" kaisar berteriak kaget, kagum bukan main. "Apa
judul lagu yang kalian mainkan ini, Shi Shih?"
Shi Shih tersipu malu. "Rembulan Memadu Cinta, sri
baginda." "Hah, Rembulan Memadu Cinta?"
"Ya."
"Memadu cinta dengan siapa?"
"Dengan Dewa Bintang, sri baginda. Sesuai isi syairnya tadi
yang telah hamba nyanyikan."
"Ooh sri baginda terbelalak takjub, mengangguk-angguk
dan teringat akan lirik lagu tadi. Tapi tertawa dan bertepuk
tangan tiba-tiba sri baginda memandang Ceng Tan. "Bagus,
sekarang coba kalian ganti berma in, Shi Shih. Biar kau yang
memetik yang-khim sementara Ceng Tan yang bernyanyi!"
Mereka mengangguk. Memang itu tadi sudah saling
dijanjikan. Maka begitu Cing Tan menyerahkan alat musiknya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan Shi Shih menjentik-njentikkan jarinya di tubuh yang-khim
tiba-tiba Shi Shih tersenyum dan mainkan alat musik ini dalam
irama sentimentalia. Masih berkisar pada lagu-lagu cinta tapi
tak ada lagi keriangan di situ, melulu irama sendu yang
menghanyutkan semua orang tapi tidak cengeng. Lebih
berbobot dan tampak lebih "dewasa". Dan ketika Ceng Tan
mulai masuk mengikuti irama lagu maka untuk kedua kalinya
kaisar dan semua yang hadir dibuat tertegun.
Mereka merasakan sentilan yang-khim yang dipetik Shi Shih
ini permainannya lebih terasa mantap. Dan kalau Ceng Tan
mainkan lagu pertama dengan alunan tinggi rendah yang
banyak rintihannya di akhiri dengan kenangan di belakang
lagu adalah sepenuhnya lagu yang dimainkan Shi Shih kali ini
lebih "artistik" dan tidak banyak rintihannya. Shi Shih mainkan
lagu yang bersifat tenang. Seolah percintaan gadis dewasa
yang sudah matang lahir batin, tidak seperti yanp dimainkan
Ceng Tan tadi yang m irip gadis manja yang baru pertama kali
mengenal cinta. Terlampau riang di akhir ceritanya karena
belum "masak" dan jiwanya juga labil (belum tetap). Dan
ketika perlahan namun pasti Shi Shih mengajak temannya
untuk menyertai irama lagunya maka perlahan namun pasti
pula semua orang dibuat mendelong.
Kaisar tak mengejapkan matanya, tertegun dan tampak
kagum oleh kepandaian Shi Shih mencarikan lagu yang "syur".
Dan begitu Ceng Tan mengisi dengan suaranya yang kalem
namun merdu tiba-tiba saja kaisar meram-melek bagai hanyut
di alam dewa-dewi. Tak hanya kaisar. Wu-taijin serdiri (Wu
Yuan), yang tadi menyuruh agar Shi Shih dan Ceng Tan
ditolak, yang agaknya curiga dan was-was, ternyata sekarang
juga terbuai oleh permainan yang-khim di tangan Shi Shih ini.
Terbelalak dan kagum oleh jari-jemari yang lentik halus
memainkan alat musik tradisional itu, tak bergerak dari tempat
duduknya dan meram-melek pula seperti kaisar. Dan ketika
lagu ke dua habis dan Shi Shih menyelesaikannya dalam satu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
getaran kuat hingga suara yang-khim mendentang di ruangan
itu tiba-tiba kaisar bertepuk tangan dan memuji keras,
"Bagus, indah sekali lagu yang kau mainkan ini, Shi Shih!
Apa pula nama lagunya?"
Shi Shih tersenyum. "Mutiara Di Laut Biru, sri baginda.
Lambang kejayaan cinta di tenpat yang teduh!"
"Ha-ha, kalau begitu kenapa judulnya tak menyinggung
cinta sama sekali?"
"Ah, siapa bilang, sri baginda" Justeru mutiara itu adalah
cinta. Dia lambang cinta yang hamba ujudkan dalam bentuk
mutiara. Sedangkan penerimanya, sang Dewa Laut yang arif
bijaksana adalah peneduh dan pelindung cinta yang hamba
umpamakan mutiara itu!"
Kaisar tertawa bergelak. Dia merasa gadis yang satu ini
puitis, tapi Shi Shih yang menjatuhkan diri berlutut
memperingatkannya, "Dan lagu hamba bisu nikmat didengar
karena bantuan suara Ceng Tan, sri baginda. Harap paduka
tak melupakan itu karena hamba tak bekerja sendirian!"
Kaisar tertegun. Dia lagi-lagi "lupa" pada Ceng Tan, yang
meskipun suaranya merdu tapi lupa dipuji. Dan kaisar yang
menganggut dan semakin kagum pada gidis ini tiba-tiba
tersenyum dan melihat bahwa Shi Shih memang betul-betul
setia kawan. Tak mau menerima kesenangan diri sendiri
sementara teman lain dilupakan. Dan kaisar yang tertarik
hatinya tentu saja segera memandang Ceng Tan.
"Maaf, aku lupa, Ceng Tan. Shi Shih memang benar. Kau
pun menunjang keindahan lagu ini dengan suaramu yang
baik. T ak kalah merdu dengan Shi Shih!"
Ceng Tan tersipu menundukkan mukanya. "Tak apa, sri
baginda. Bagi hamba sama saja. Memuji Shi Shih berarti
menyenangkan pula hati hamba."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kaisar tertawa. Dia melihat Ceng Tan bicara dengan
setulusnya hati, tak iri atau cemburu. Dan kaisar yang teringat
bahwa Shi Shih katanya juga pandai menari akhirnya
menggapaikan tangan, berkata gembira, "Baik, sekarang
tunjukkan gerak tarianmu, Shi Shih. Atau kalian berdua boleh
maju bersama!"
Shi Shih mengajak Ceng Tan. Dia sudah bangkit berdiri
menyambar temannya ini, meliuk dan menggeliatkan pinggang
memberi hormat, tak lupa dengan senyum manisnya itu,
memikat dan membuat kaisar terbelalak. Gemas. Lalu begitu
keduanya membungkuk dan musik dima inkan orang lain tibatiba keduanya sudah melenggak-lenggok dengan pinggang
yang patah patah. Baik Shi Shih maupun Ceng Tan mulai
mengikuti irama lagu, tak memilih, apa saja. Berarti mereka
sanggup menari dengan lagu apapun. Tanpa kecuali. Tanda
kalau keduanya sudah biasa dan mahir di luar kepala! Dan
ketika keduanya mulai bergerak-gerak mengikuti musik yang
mengiringi mereka akhirnya kaisar tertegun dan takjub bukan
main. Shi Shih dan Ceng Tan memang benar-benar melebihi gadis
kota. Mereka sanggup diadu dengan penari- penari istara yang
paling jempol sekalipun. Tak kalah dan lebih luwes dibanding
Yang-nio. Itu penari istana yang menjadi guru dan mengajar
ketrampilan menari dan menyanyi di keputren! Dan begitu
kaisar melihat Shi Shih menari tibatiba kaisar merasa mabok
dan tergila-gila pada gadis yang luar biasa cantik ini. Shi Shih
seolah membetot semangatnya.
Gerak pinggul dan pinggangnya yang mematah-matah itu membuat kaisar sering
menelan ludah. Terpikat oleh lemah gemulainya Shi Shih
melenggang. Dan begitu keduanya selesai memperlihatkan
kemahiran tiba-tiba saja kaisar tak tahan dan sudah tergopohgopoh memasuki peraduannya.
"Wen-taijin, dua gadis ini memang hebat. Bawa mereka ke
kamarku!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wen-taijin tersenyum. Dia mengerti apa arti isyarat itu.
Tapi pura-pura membungkuk di depan Menteri Wu dia
berkata, "Maaf, silahkan paduka yang mengantar, Wu-taijin.
Biarlah hamba mempercayakan keduanya pada paduka."
Wu Yuan menolak. "Tidak, kau yang diminta mengantarnya, taijin. Harap bawa mereka ke tempat sri
baginda!" Wen-taijin mengangguk. Dia memang hanya basa-basi
saja, memberi kesempatan pada Menteri Wu itu untuk mencari
muka. Maka melihat lawan menolak dan mereka tak mendapat
halangan lagi segera pembesar ini mengantar Shi Shih dan
Ceng Tan ke kamar sri baginda. Dan di tengah jalan Wentaijin berbisik-bisik. Minta agar Shi Shih berdua tak lupa pada
tugas rahasia dan jangan lengah. Dan begitu keduanya
memasuki kamar sri baginda segera pembesar ini
mencongklang keretanya dan kembali ke Yueh, melaporkan
keberhasilan tugas mereka yang hampir gagal di tengah jalan
ini. Dan karena Wu Yuan merupakan orang yang setia kepada
kaisar maka tentu saja gerak-gerik menteri ini diawasi dari
jauh dan dianggap sebagai "calon" musuh yang cukup
bebahaya. Begitulah, Shi Shih dan Ceng Tan lalu me layani kaisar.
Mereka resmi dipersembahkan, dan karena keduanya memiliki
keistimewaan-keistimewaan khusus yang mengalahkan
penghuni istana tentu saja dengan cepat kaisar tertarik pada
dua orang gadis ini, Terutama Shi Shih, yang lebih pandai
bicara dan membuat Kaisar dengan cara-caranya yang khusus.
Jauh lebih agresip dibanding Ceng Tan yang lebih pendiam.
Dan begitu dalam permainan ranjang mereka juga
menunjukkan kemahiran yang "lebih" dibanding selir-selir lain,
maka beberapa minggu kemudian kaisar tak mau lagi
menggauli wanita lain kecuali dua orang wanita ini.
Dan memang hebat kemajuan yang diperoleh Shi Shih
berdua. Ceng Tan mulanya sedikit malu-malu likat dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
canggung menghadapi kaisar. Tapi setelah Shi Shih
memperingatkannya bahwa yang mereka lakukan berdua itu
adalah demi tugas yang dibebankan negara (Yueh) barulah
Ceng Tan mengimbangi sepak terjang rekannya ini dengan
pelayanan yang sama agresip seperti Shi Shih melayani kaisar.
Akibatnya kaisar "jatuh bangun", benar-berar mabok dan
tergila-gila pada dua orang gadis ini. Dan ketika beberapa
minggu kemudian Shi Shih mengajukan usul agar sri baginda
tak menerima lagi selir-selir baru dari kerajaan Yueh spontan
pada saat itu juga kaisar mengangguk.
Semua orang tercengang, Mereka melihat bahwa
sedikitpasti Shi Shih mulai berhasil menguasai kaisar,
membuat laki-laki tua ini terbius dan mabok dalam
kelembutan tubuhnya. Ternina bobok oleh suaranya yang
merdu bagai kicau burung nuri. Dan ketika dua bulan
kemudian orang me lihat bahwa Shi Shih merjadi "kelangenan"
kaisar yang benar-benar amat diperhatikan dan suara kaisar
hampir sepenuhnya didorong suara Shi Sh h maka mau tidak
mau orangpun menjadi hormat dan segan pada selir baru ini.
Bahkan takut. Takut kalau mereka berbuat salah yang berarti
membuat selir itu marah. Karena kalau selir ini marah tentu
"backing" di belakangnya, kaisar, akan menghukum mereka


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sesuai permintaan selir itu! Dan Shi Shih yarg tentu saja tahu
akan segala keadaan ini tiba-tiba tersenyum dan mulai mengisi
kesempatan, bergerak mendekati menteri menteri istana yang
dirasa cocok untuk kelak membantunya menggoyahkan istana
dari dalam, membentuk semacam "kelone" khusus yang
menjadi pengikut-pengikut setianya. Menundukkan mereka
dengan cara halus dan cerdik. Dan karena dia sendiri sudah
memiliki "kewibawaan" yang diperolehnya dari kaisar tentu
saja beberapa minggu kemudian dia berhasil menggaet
menteri-menteri yang jahat.
Tapi Shi Shih bertindak amat hati-hati. Dia melihat bahwa
tidak semua menteri-menteri yang ada di sana dapat ditarik
untuk menjadi sekutunya. Terutama menteri Wu Cu Shu,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menteri yang amat dipercaya kaisar dan boleh dibilang
sebagai tangan kanannya dalam mengatur roda pemeritahan,
menteri tua saudara dari Menteri Wu Yuan, yang dulu
menolaknya ketika pertama kali dia dan Ceng Tan tiba di
istana. Dan karena melihat dua menteri ini cukup berbahaya
untuk dibujuk begitu saja maka Shi Shih berhati-hati sekali
menghadapi dua orang menteri tua itu, terutama Wu Cu Shu
yang tampaknya amat setia kepala kaisar, yang akhir-akhir ini
mulai mengerutkan kening me lihat dia menguasai kaisar,
disayang terlampau berlebih-lebihan dan menyolok mata
dengan dikabulkannya setiap permintaan yang dianggap Wu
Cu Shu tak begitu penting, seperti misalnya membangun
beberapa istana baru untuk Shi Shih dai Ceng Tan. Dan ketika
satu hari menteri itu menyatakan ketidaksenangan hatinya
akan hal ini, maka untuk pertama kalinya kaisar mendapat
nasihat. "Ampun, hamba tidak bermaksud mencampuri urusan
pribadi paduka, sri baginda, tapi bukankah peduka telah
membangun istana mungil di luar kota raja" Kenapa harus
ditambah lagi" itu pemborosan, sri baginda. Hamba khawatir
kas negara akan terhambur untuk hal-hal yang kurang perlu?"
Kaisar mengerutkan alis. "Ini permintaan selirku. taijin.
Haruskah kutolak untuk alasan pemborosan" Bukankah kita
memiliki kekayaan yang berlimpah dan tak mungkin habis
hanya untuk membangun lagi sebuah istana?"
"Betul, tapi sebaiknya pengeluaran-pengeluaran yang tak
begitu perlu dikurangi, sri baginda. Semata untuk penghematan kas negara agar tak terhambur sia-sia. Hamba
tidak menentang, tapi memperingatkan paduka agar tak
mengabulkan begitu saja setiap permintaan selir paduka yang
cenderung melakukan pemborosan!"
Kaisar tertegun. Dia mendengar nada keras dari pembantu
utamanya ini, dan Shi Shih yang menjatuhkan diri berlutut di
depamya tiba-tiba berkata. "Maaf. agaknya Wu-taijin menaruh
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hati iri kepada hamba, sri baginda. Kalau begitu benar
omongannya dan tak perlu lagi paduka memberikan hamba
istana baru."
Kaisar terkejut. Iri" Dia tersentak. Ucapan Shi Shih ini
membuat dia semakin mengerutkan alisnya, sementara Wutaijin sendiri yang terbelalak dan merah mukanya tiba-tiba
berseru, "Tidak, hamba tidak menaruh iri pada selir paduka,
sri baginda. Hamba semata memperingatkan paduka agar
memperhatikan pemborosan-pemborosan yang kurang perlu."
"Kalau begitu kau tak perlu mengucapkannya dengan nada
yang keras, Wu-taijin. Kaisar tak perlu diomeli dengan cara
protesmu yang seperti itu."
Wu-taijin terkejut. Dia merasa balasan Shi Shih ini
berbahaya sekali, langsung mengecamnya sebagsi orang yang
mengomeli kaisar. Seolah kaisar anak kecil yang bodoh dan
kurang bertanggung jawab. Dan karena betul cara
penyampaiannya dilakukan dengan nada yang keras dan
menunjukkan ketidaksenangannya tiba-tiba menteri ini pucat
dan menjadi gemetar. Untuk sejenak dia tak mampu bersuara,
dan kaisar yang melihat balasan Shi Shih memang benar tibatiba menjadi marah kepada pembantunya ini. Tersinggung,
merasa tidak dihargai!
"Wu-taijin. apa yang dikata selirku memang benar
Protesmu terlalu keras dan tidak bersahabat! Beginikah
caramu menasehati aku"!"
"Ampun....!" pembesar ini menjatuhkan dari berlutut.
"Hamba tidak bermaksud begitu, sri baginda. Hamba
sekedar memperingatkan paduka untuk tidak melakukan
pemborosan. Bukan mengomeli paduka!"
"Tapi caramu menunjukkan seolah biaya istana baru itu kau
yang mengeluarkannya, taijin. Kau tak menghargai kekayaan
sri baginda yang tak mungkin habis dipakai untuk membangun
seratus istana sekalipun ! Kenapa mencemaskan hal ini" Kau
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jelas iri kepadaku, taijin. Kau tak suka karena sri baginda
terlampau sayang kepadaku. Kau sirik. Kau dengki....!" dan
Shi Shih yang sudah berkaca-kaca memandang kaisar tiba-tiba
bangkit berdiri, "Sri baginda, hamba tak mau dikata
memboroskan uang negara. Biarlah istana baru itu tak usah
dibuat untuk menyatakan sayang paduka kepada hamba!" dan
Shi Shih yang menangis pergi meninggalkan ruangan itu lalu
membuat Wu-taijin dan kaisar tertegun.
Pembesar she Wu ini bingung, mukanya merah dan pucat
berganti ganti. Tapi melihat Shi Shih meninggalkan ruangan
dan kaisar tak memanggil selir yang cantik itu pembesar ini
bahkan merasa mendapat kesempatan, menggigil mengulang
seruannya, "Sri baginda, ampunkan hamba. Tapi selir paduka itu
benar-benar mau mencelakakan paduka. Hamba khawatir dia
sengaja menghambur-hamburkan
uang negara untuk melemahkan kas kerajaan!"
Tapi sambutan kaisar mengejutkan pembesar ini. "Kau
yang mau mencelakakan aku, taijin. Kau yang hendak
merusak hubunganku dengan selirku itu. Shi Shih benar. Kau
sirik dan dengki.. Kau yang iri dan tak senang melihat aku
menyatakan sayang kepada selirku itu!"
Wu-taijin kaget bukan main. Dia tentu saja menyatakan
ampun berulang-ulang, tapi kaisar yang pergi dengan marah
membuat pembesar ini tertegun di tempatnya, tersentak
pucat. Tak mampu bicara dan melhat pengaruh Shi Shih
memang benar-benar hebat sekali. Bermaksud ditodong malah
balik menodong! Dan Wu-taijin yang tentu saja gemetar
dengan keringat bercucuran akhirnya sadar bahwa Shi Shih
memang merupakan selir yang berbahaya. Cerdik dan amat
lihai sekali. Bisa memutar balik omongan orang untuk
menyudutkan orang tersebut. Dan Wu-taijin yang segera pergi
dari tempat itu lalu mengusap dua titik air matanya yang jatuh
tanpa sadar. Air mata kecewa dan penuh penyesalan. Dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketika beberapa hari kemudian dia melihat kaisar bersikap
dingin kepadanya maka tak pelak lagi pembesar ini menangis.
Menteri she Wu itu kecewa sekali. Dia sakit hati dan diamdiam marah kepada Shi Shih. Ingin berteriak lantang di depan
sri baginda bahwa perempuan itu akan menjatuhkan
junjungannya. Melihat dan merasa berdasarkan mata tuanya
bahwa Shi Shih merupakan "benalu" yang amat berbahaya
bagi kerajaan. Terbukti dari tindak-tanduk selir itu yang ingin
menguasai kaisar. Membius dan menina-bobok junjungannya
dengan kecantikan tubuhnya, yang semakin lama membuat
kaisar semakin mabok. T api karena tak ada bukti yang konkrit
untuk menjatuhkan dakwaannya ini maka Wu-taijin tak dapat
berbuat apa-apa dan memendam semua sakit hati dan
kekhawatirannya itu.
Sampai akhirnya, ketika dua hari yang lalu seseorang
datang padanya maka tiba-tiba Wu-taijin merasa mendapat
jalan keluar. Wu Yuan, saudara sepupunya yang menjabat
Kepala rumah tangga kaisar menyatakan keluhannya
tentang pemborosan yang terjadi akhir akhir ini di dapur
istana. Betapa kaisar mulai suka mengadakan pesta-pesta,
memesan makanan dan minuman yang di luar batas
kemewahan. Seperti misalnya daging naga yang harus dicari
di pegunungan Hima laya serta madu naga api yang sukar
didapat, yang konon katanya atas permintaan dua selirnya
tersayang itu, terutama Shi Shih. Dan karena pekerjaaan ini
dilakukan untuk pesta yang hampir tiap hari diadakan maka
tentu saja semuanya itu menelan pembiayaan yang tidak
sedikit. "Bayangkan, selir baru itu selalu minta yang aneh-aneh.
Shu-twako. Bahkan akhir-akhir ini dia minta pula agar semua
piring serta gelas yang ada di meja pesta dibuat dari emas
yang paling baik. Padahal, untuk piringnya saja ada seribu
buah. Belum gelas serta cawannya! Bagaimana ini bukan
suatu pemborosan" Dan yang mengherankan, begitu pesta
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
usai maka begitu pula piring dan gelas ini lenyap, Shu twako.
Kami harus membuatnya baru untuk pesta-pesta berikut!"
Menteri Wa terbelalak. "Hilang maksudmu" Dicuri?"
"Boleh dibilang begitu, twako. Tapi boleh juga dibilang
tidak!" "Eh, bagaimana itu?"
"Setengah dicuri setengah tidak, twako. Karena setelah
kuselidiki ternyata piring dan gelas-gelas yang terbuat dari
emas itu dibagi-bagikan begitu saja oleh dua orang selir mi
kepada tamu-tamu undangan!"
Wu-taijin terkejut. "Dibagi-bagikan". Diberikan cumacuma?" "Ya, begitu kenyataannya, twako Dan sri baginda yang
tertawa saja melihat perbuatan selirnya itu tak melarang sama
sekali dan menyuruh kami membuat yang baru!"
"Keparat!" Wu-taijin mengepal tinjunya. "Aku tak mengerti
sepak terjang selir iblis itu, Yuan-te. Apa kira-kira yang
mendorongnya berbuat seperti itu?"
"Tak tahu. Tapi mungkin sebagai taktik untuk mencari
teman, twako. Karena kudengar kabar beberapa menteri yang
ada di istana berhasil dipelet dua orang selir itu untuk menjadi
bawahannya."
"Hai, dan hadiah barang-barang berharga itu dijadikan daya
tariknya?"
"Kurang lebih begitu, twako. Tapi apa maksud sebenarnya
selir itu aku juga kurang tahu. Entahlah!"
Wu-taijin tertegun. Dia semakin merasa bahwa Shi Shih
rupanya mau merongrong kekayaan negara, sedikit demi
sedikit menggerogoti kekayaan istana untuk maksud
tersembunyi. Dan ingat bahwa selir itu bercsa l dan kerajaan
Yueh tiba-tiba pembesar ini tersentak dan seakan mendapat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
firasat mengejutkan tentang selir itu. Dan Wu-taijin
menggeram, "Jangan-jangan dia mata-mata musuh, Yuan-te.
Sri baginda harus kita beri tahu untuk memasang
kewaspadaan.'"
"Maksudmu?"
"Jangan-jangan dia merupakan musuh dalam selimut, adik
Yuan. Mungkin dua selir cantik itu membawa misi rahasia dari
kerajaan Yueh!"
Wu Yuan terkejut. "Tapi Yueh tak memiliki kekuatan apaapa twako. Mana mungkin mengemban misi rahasia?"
"Hm, siapa tahu" Aku semakin mendapat firasat tak enak
Yuan-te. Sebaiknya kita kisiki (beri tahu) sri baginda agar
menangkap saja selir keparat itu!"
"Ah, tapi ini perbuatan gegabah, twako. Kita tak memiliki
bukti-bukti apapun tentang itu. Ini baru dugaan!" Wu Yuan
membelalakkan matanya. "Dan lagi, tak ingatkah kau peristiwa
beberapa waktu yang lalu" Kau sendiri menceritakan kalau
selir itu amat cerdik dan berbahaya. Kau balas dituduh
sewaktu menuduhnya melakukan pemborosan dengan
membangun istana-istana baru!"
Menteri Wu tersentak. Dia ingat ini, tertegun dan
menjublak. Dan menarik napis sambil mengepal tinjunya
pembesar ini mendesis, "Benar, sri baginda tak lagi ramah
kepadaku, adik Yuan. Jangan-jangan laporanku inipun bakal
mencelakakan diriku sendiri. Bagaimana sebaiknya?"
Wu Yuan menjentikkan jarinya. "Sebaiknya kita culik saja
selir itu, twako. Kita lihat bagaimana reaksi kaisar kalau selir
itu kita culik!"
"Dan kita bunuh?"
"Tidak. Kita hanya menculiknya dulu, twako. Kalau reaksi
baginda tak begitu keras barulah kita bunuh selir keparat itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik, dan siapa yang akan melaksanakan tugas ini?"
"Pembnntuku, twako, Hui-pian Siang-houw (Sepasang
Harimau Pian Terbang) yang dapat kusuruh menculik selir itu."
Wu-taijin setuju. Tapi ingat bahwa selir itu tinggal di
kaputren dan tempat itu dijaga puteri-puteri Ok-ciangkun tibatiba diapun mengerutkan kening. "Hm. tapi bagaimana cara
menculiknya, Yuan-te" Shi Shih dan temannya itu selalu
mendampingi junjungan kita. Mereka tak pernah berpisah
kecuali malam ketika mereka sendirian di kaputren. Padahal
kaputren dijaga dua orang puteri Ok-ciangkun! Bagaimana
ini?" Wu Yuan tersenyum. "Hal itu sudah kupikirkan, twako. Saat
ini paling tepat karena Kui Hoa dan adiknya sedang keluar!"
"Maksudmu mereka meninggalkan pos penjagaannya?"
"Ya, kadengar dua gadis kembar itu menemani pembantu
ayahnya ke Ta-pie-san, twako. Kabarnya Ok ciangkun
mendapat pembantu baru yang amat lihai. Murid si jago
pedang Kun Seng yang bernama Kun Houw."
"Oh, pemuda yang malam-malam membuat ribut itu?"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Benar."
"Tapi ini berarti mencelakakan puteri-puteri Ok-ciangkun
itu, Yuan-te. Salah-salah maksud kita ini bisa mengorbankan
sepasang kakak beradik itu!"
Wu Yuan ganti mengerutkan kening. "Tapi ini resiko dari
perculikan itu, twako. Kalau tidak kita tak akan berhasil
menculik selir itu!"
"Baiklah," Wu-taijin agak berat. "Kuharap saja reaksi kaisar
tak begitu keras, Yuan-te. Kalau sampai kakak beradik itu
mendapat celaka dalam persoalan ini biarlah kita anggap
mereka sebagai tumbal. Demi menyelamatkan sri baginda dan
seluruh istana!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang menteri ini tak banyak bicara lagi. Mereka sudah
menentukan sikap, mengatur rencana untuk menculik Shi Shih
dan Ceng Tan. Dan ketika saat itu tiba dan Hui-pian Sianghouw melaksanakan pekerjaannya maka pada malam yang
ditentukan itu Shi Shih berdua diculik. Hui-pian Siang houw
tak mendapat banyak kesulitan. Maklum, kaputren dalam
keadaan kosong karena Kui Hoa dan adiknya mengejar Kun
Houw ke Ta-pie-san, seperti yang telah kita ketahui di depan.
Tapi ketika dua orang laki-laki ini membawa Shi Shih dan Ceng
Tan di sebuah tempat persembunyian di tempat Wu Yuan
mendadak tanpa disangka-sangga Sam-hek-bi-kwi muncul.
"Hei, apa yang kalian bawa itu?"
Bentakan mengejutkan ini membuat Hui-pian Siang-houw
kaget bukan main, tersentak dan otomatis membalikkan
tubuh, melihat tiga bayangan meluncur ringan di depan
mereka, bayangan tiga wanita cantik yang setengah umur dan
tampak galak! Dan Hui-pian Siang-houw yang tentu saja
menjadi marah tiba-tiba meletakkan korbannya dan mencabut
senjata mereka, pian atau ruyung emas yang diputar-putar di
atas kepala, mendengung dengan suara berkeritik bagai tikus
menggerogoti kayu.
"Kalian siapa" Ada apa lancang mencampuri urusan orang
lain?" Yang Lauw, orang pertama dari sepasang harimau itu
membentak, khawatir tapi juga marah melihat ada orang
mengetahui perbuatan mereka. Dan Bi Kwi yang terkekeh
dengan tangan bertolak pinggang tiba-tiba balas menghardik.
"Tak perlu tahu siapa kami, penculik busuk. Kau telah
membawa lari dua orang selir kaisar, bukan" Hayo menyerah,
ikat kaki tangan kalian dan ikuti kami menghadap sri baginda!"
Yang Lauw gusar. Dia terkejut bahwa orang telah
mengetahui siapa yang mereka culik, maka berteriak dan
memutar ruyungnya tiba-tiba dia telah menghantam lawan
dengan keprukan keras ke ubun-ubun. Tapi Bi Kwi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengus, dan begitu dia menggerakkan lengan kirinya ke
atas maka ruyung telah ditangkis dengan telapak terbuka.
"Plak!"
Yang Lauw tergetar. Dia kaget bahwa ruyungnya terpental,
tapi orang tertua dari Hui-pian Siang-houw yang melengking
ini tiba-tiba berkelebat maju dan kembali menyerang. Dengan
sengit dan penuh kemarahan dia menggerakkan ruyungnya
tertubi-tubi, menyabet dan membabat lawan yang terpaksa
berlompatan ke sana-sini. Dan ketika Yang Lauw membentak
dan ikut pula menggerakkan kakinya menendang maka Bi Kwi
terdesak dan mundur-mundur.
"Hebat, cecunguk; ini rupanya lihai juga, Hwa-cici. Dia
dapat dijadikan teman berlatih kalau kita ingin memanaskan
badan!" Bi Kwi tertawa, didesak gencar sementara ruyung dan
tendangan lawan berkelebatan menyambar dirinya, hal yang
membuat lawan terbelalak dan kaget sekali. Kaget serta
heran. Heran kenapa lawan yang sudah didesak seperti itu
masih dapat tertawa dan memuji. Pujian yang condong pada
ejekan karena lawan dapat mengelak cepat semua
serangannya. Dan Yang Lauw yang tentu saja gusar oleh
semuanya ini tiba-tiba menggeletarkan ruyungnya, membuat
satu gerakan aneh di mana ruyung tiba-tiba terlepas,
berputaran dan terbang mengelilingi lawan bagai ruyung
bernyawa. Dan ketika satu saat Bi Kwi "dipagut" mata ruyung
yang tepat mengenai pundaknya barulah Yang Lauw berteriak
dan menjadi gembira.
"Rasakan. Kau tak dapat mengelak lagi, siluman betina.
Hui-pian Siang-hauw akan membunuh dan mencabut nyawa
kalian!" "Ih!" Bi Kwi terkejut. "Jadi kalian ini Hui pian Siang-houw"
Bagus, jangan sombong, tikus busuk. Aku tak takut
menghadapi ruyung terbangmu. "Lihat....!" dan Bi Kwi yang
kali ini sengaja memasang diri untuk "dipagut" atau dipatuk
ruyung yang berterbangan itu tiba-tiba membentak dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengembangkan kedua lengannya ke kiri kanan. Dia
membuka dan, sengaja memasang tubuh untuk menerima
sambaran ruyung yang bertubi-tubi menyerangnya. Dan ketika
satu demi satu mata ruyung terpental seolah membentur
tubuh yang terbuat dari karet tiba-tiba Yang Lauw memekik
dan pucat mukanya.
"Tiat-po-san (Ilmu Kebal Baju Besi)...!"
"Hi-hik, kau tahu apa tentang ilmu kebal yang kupunyai,
manusia rendah" Inilah Hoat lek-kim ciong-ko, bukan Tiat-posan..... tak-tak-takkk.!" dan semua benturan ruyung yang balik
menyambar Yang Lauw sendiri tiba-tiba membuat lakilaki ini
terkejut dan membanting tubuhnya bergulingan, berteriak
menyuruh adiknya membantu. Tapi begitu Bi Kwi tertawa dia
mencabut gelang-gelang rahasianya yang merupakan senjata
ampuh untuk disambitkan ke tubuh lawannya ini tahu-tahu
Yang Lauw menjerit dan roboh terpelanting.
"Crep-crep.... !"
Yang Lauw menggeliat Dia menerima sambitan lima gelang
kecil yang tembus di tubuhnya, kecuali satu yang mengenai
pundak, yang menancap dan dapat dilihat sebagai gelang
berwarna merah dan berbau amis. Gelang yang membuat lakilaki ini terkejut dan ingat akan pertai Gelang Berdarah,
perkumpulan yang dulu dipimpin seorang tokoh iblis dari Hekkwi-to! Dan begitu mengenal serta mengeluh melihat ini tibatiba Yang Lauw merintih dan menudingkan jari telunjuknya
dengan gemetar.
"Kau.... kau dari Hiat-goan-pang (Perkumpulan Gelang
Berdarah).....!" lalu begitu melepas seruannya tiba-tiba lakilaki ini roboh dan tewas seketika.
"Lauw-ko.....!' Yang Khi, adiknya yang terbelalak sejenak
oleh kejadian itu berseru kaget. Terkejut oleh kematian
kakaknya yang demikian cepat. Tapi begitu sadar dan
berteriak marah tiba-tiba orang ke dua dari Hui-pian Sianghttp://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
houw ini mengamuk. Dia sudah mencabut ruyungnya dan
menerjang maju, menyerang dahsyat bagai harimau terluka.
Tapi Bi Kwi yang lagi-lagi mengelak dan siap mengeluarkan
gelang rahasianya mendadak diperingatkan kakaknya nomor
satu, B i Gwat,
"Sumoi, jangan bunuh dia. Kita perlu tahu siapa yang
menyuruh Hui-pian Siang-houw menculik selir kaisar!"
Bi Kwi mengsngguk. Ia sadar akan ini, maka tertawa
mengejek dan berlompatan cepat ia mengelak semua
serangan lawan, berputaran mengikuti gerakan ruyung. Dan
ketika satu saat ruyung meluncur di mukanya luput
menyambar mendadak Bi kwi menggerakkan dua jarinya
menotok siku lawannya.
"Tuk!"
Yang Khi menjerit. Dia merasa sakit bukan buatan,
ruyungnya terlepas sementara tubuhnya sendiri terhuyung.
Dan ketika Bi Kwi menggerakkan kaki menendang tiba-tiba
orang ke dua dari Hui-pian Siang-houw ini mencelat terlempar
Pendekar Super Sakti 9 Pedang Naga Kemala Karya Kho Ping Hoo Kait Perpisahan 1

Cari Blog Ini