Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H Bagian 6
perempuan yang bernama Ling koh maju berbisik dipinggir
telingannya. Baru sekarang laki laki baju hijau unjuk senyum lebar serta
menyahut. "Tak lama lagi gurumu pasti akan datang, harap
saudara sadar jangan banyak tanya supaya tidak mengganggu
jalannya acara." Dengan tercengang Koan San gwat berdiri diam, laki laki
baju hijau itu angkat tangan kembali bicara kepada semua
hadirin: "Silahkan saudara saudara sekalian menempati
tempat duduknya masing masing setelah perjamuan selesai
Thian gwat thian dan para pimpinan Sian, Mo dan Kui harap
naik kedepan pangung mulai mengadakan pembetulan serta
koreksi terhadap barisan masing masing."
Selesai bicara ia memberi tanda dengan lambain tangan,
maka terdengarlah irama musik mengalun pula, seluruh
barisan kembali menempati meja meja perjamuan kini tiada
perbedaan tinggi rendah kedudukan, tua muda bergaul dan
campur aduk menjadi satu, suasana mulai ramai dengan
percakapan dan senda gurau.
Barisan anak kecil diatas panggung masih ditempatnya,
sementara keempat Hwe cu sudah turun panggung dan
berpencar dalam perjamuan dibawah, tampaklah pelayan
pelayan kecil laki perempuan sibuk hilir mudik membawa arak
menambah hidangan. Lok Siau hong berada disamping Koan San gwat tak tahan
berteriak : "Koan toako, kemanakah ibuku?"
Tanya menanti jawaban sekali berkelebat cepat sekali ia
menyelinap kearah tempat Lok Heng kun tadi berada, baru
saja Koan San gwat hendak menyusul, tahu tahu sebuah
bayangan melayang di depannya, kiranya laki laki baja salah
satu dan Hwe cu tadi menghadang jalan, sapanya : "Siheng!
Jangan pergi, mari kita mengobrol!"
Memang Koan San gwat hendak tanya keadaan
gurunya, sudeh tentu ia setuju akan ajakan orang cepat ia
bersoja serta berkata : "Cianpwe silakan duduk, memang
wanpwe ingin mohon sedikit petunjuk!"
Sambil tertawa lebar si baju hijau duduk, dikursi batu
depannya, sementara Ling koh menghampiri sambil membawa
poci arak dan dua cangkir serta mangkok dan sumpit, katanya
berdiri disamping : "Hamba akan melayani!"
Laki laki baju hijau segera menjiwil pipinya serta katanya
tertawa "Budak kecil, kau selalu mengawasi gerak gerikku,
jangan kuatir, orang tua ini tidak akan sembarangan omong!"
Ling koh memicingkan mata, godanya: "Banyak bicara pasti
bisa terlanjur omong, apalagi bila Lyacu kebanyakkan air kata
kata (arak), mulut tentu usil, maka Liu Ih yu Sian cu
menyuruh aku kemari menemani kau, untuk mengontrol
mulutmu yang cerewet."
laki laki baju hijau kelihatan tertegun, "Siapa bilang tiada
hubungan, Koan kongcu adalah tamu agung undangan Ih yu
Sian cu, kalau tidak mana bisa dia duduk ditempat ini."
"O,jadi begitu duduk perkaranya. San dara kecil, benar
benar kejadian yang menggembirakan, selamanya Ih yu Sian
cu tidak pernah pandang mata terhadap orang, namun
kelihatannya begitu besar perhatian terhadap kau, betul
betul"." Ling koh segera mendengus, tukasnya "Lo yacu, kau
belum minum arak! Kenapa sudah mulai ngelantur!"
Laki laki baju hijau meleletkan lidahnya, katanya : "Maaf!
Kakek tua ini kelupaan."
Melihat sikap tua dan muda yang bebas tidak terikat ini
Koan San gwat jadi heran, tapi perhatiannya sedang tertarik
pada persoalan lain, karena Thio Hun cu yang duduk tidak
jauh berkumpul sama Kih Cu seng, mereka bicara menunduk
dan bisik bisik, kelihatannya sedang mendebak sesutu, laki laki
jubah merahpun ikutpun dalam perdebatan ini".
Laki laki baju hitam menarik bajunya serta berkata
"Saudara muda! Mari minum arak dan mengobrol, jangan kau
melihati kunyuk kunyuk iblis itu, ular tikus satu sarang kerjaan
apa pula yang mereka lakukan!"
Suaranya keras seperti sengaja biar didengar oleh pihak
sana. Laki laki tua jubah mereka hanya tersenyum geli tanpa
bersuara. Tapi Kih Ca seng marah, segera ia menanggapi : "It
ouwheng! Kalau bicara harap kenal sopan santun!"
Laki laki baju hijau terbahak bahak, serunya : "Kih Cu seng!
Jangan kau kira aku menghargaimu maka kuangkat kau
sebagai pejabat Hwe cu, ketahuilah dalam pandanganku kau
tidak lebih seperti anjing busuk yang sudah sekarat, jikalau Ui
ho tidak pesan wanti wanti, aku lebih suka mengundang Ouw
hay sibelut licin itu?"
Agakanya Kih Cu seng marah luar biasa, sambil
menggebrak meja ia berjingkrak bangun, hendak melaharak
kemari. Laki laki baju hijau segera mencegah : "Duduk, duduk,
sekarang bukan saatnya berkelahi, nanti masih ada waktu,
cuma aku kuatir kau tidak tahan pada detik terakhir, jangan
lupa kau cuma pejabat sementara, kalau orang lain ingin naik
tingkat dan melewati ujian harus berhadapn dulu dengan kau,
bila seseorang dari Kui pang dapat merobohkan dari panggung
akan kulihat kemana kau akan menyembunyikan mukamu
yang lonjong itu!" Kata kata "muka lonjong" diucapkan lebih keras, sehingga
seluruh hadirin tertawa ramai.
Soalnya bentuk muka Ki Cu seng memang panjang
menyerupai muka kuda, maka olok olokanya itu rada tepat
sesuai keadaan. Gusar Kih Cu seng bukan kepalang: "Plak" ia mengeprak
meja teriakanya: "Lo?"
"Cepat laki laki jubah merah menariknya serta menarik:
"Menghadapi urusan kecil tidak sabar dan menggagalkan
urusan besar, tempat ini terlalu berisik, mari kita pindah
tempat saja!" lalu ia tarik Kih Cu seng bersama Thio Hun cu
ketempat lain. "Kau tidak takut mereka berkelompok menghadapi kau !"
"Takut apa!" jengek laki laki baju hijau dengan sombong,
"Menang aku sudah lama ingin membuat perhitungnan deagan
para cecunguk iblis ini!"
Ling koh mengulurkan tangannya menekuk jari seperti
huruf delapan, katanya lirih, "Kau tidak takut dia mencari gara
gara kepada kau ?" Tergerak hati laki laki baju hijau setelah menghela napas, ia
berkata pelan pelan " Kau memang pintar mengolok "
memang, aku tak kuat melawan mereka tapi, para Sian?"
Berubah kereng sikap Ling koh, tukasnya "Loya Cu, hati
hatilah kau bicara!" walau nadanya kereng tapi suaranya lirih.
Laki laki baju hijau terkejut, sesaat ia menjublek kalau
katanya, " Yah tak perlu banyak mulut lagi. Setan kecil
tugasmu melayani kami makan minum, mana araknya,
makananpun tidak kau hidangkan apa kami harus tangsel
angin melulu?" Ling koh terawa geli, sahutnya "Lo yacu ! kau adalah
pentolan Sian pang, minum angin atau gegares batu adalah
kebiasannmu!" "Huh! pentotan Sian pang apa, Ui ho memang cerdik, ia
minggat diam diam, menyerahkan tugas dan tanggungjawab
ini kepada aku dan hwesio tua yang satu ngurus atas yang
lain ngurus bahwa, begitu letih seperti kuda "."
Ling koh cekikikan sambil mengisi cangkir mereka katanya:
"Ya, Lo yacu ! Silahkan minum, kenapa cerewet saja!"
Baru sekarang laki laki baju hijau sempat angkat cawan
mengajak Koan San gwat minum "Benar saudara muda, mari
minum, lebih baik minum sampai mabuk!"
Koan San gwat angkat gelasnya, tanyanya "Harap tanya
siapakah sebutan Cianpwe yang mulia?"
Sekali tenggak laki laki baju hijau habiskan araknya lalu
menepuk kepala sendiri serta sahutnya, "Benar benar konyol
aku ini, bicara sekian lama lupa perkenalkan diri! Aku bernama
"Sian yu cu kang sian It sah ouw" nama ini terlalu panjang
dan tidak enak diucapkan maka kalanya kusingkat menjadi
Sian yu it ouw, lebih gampang lagi boleh panggil It ouw?"
Dengan ramah Koan San gwat mengiakan, kantanya
tertawa : "Cianpwe setaraf dengan guruku mana boleh "."
Ling koh menimbrung "Lo yacu memang suka terus terang
tanpa ikatan. Apa yang dia katakan turuti saja, kalau kau
panggil dia Cianpwe, dia makin takkabur dan ponggah?"
It ouw terkekeh kekeh, ujarnya "Setan keparat, mulutmu
memang pandai mengoceh olok olokmu tepat menggaruk
jantungku yang gatal?"
Ling koh mengunjuk senyum penuh arti ejekanya : "Tempat
yang paling gatal ditubuh Lo yaco, kukira siapapun tiada yang
bisa menggarukanya?"
Merah muka It ouw, dengusnya merengut : "Setan kecil,
kau harus dihajar," sembari berkata tangannya menepuk pelan
dipundak Ling koh, Ling koh cekikikan kesenangan, hampir
saja ia terjatuh kedalam pelukan It ouw, tua muda berkelakar
bebas dan riang seolah olah tiada perbedaan tingkat
kedudukan. Orang orang sekelilingnya berpaling sambil tersenyum
manis dan geli mendengar banyolan yang lucu ini, tiada
orang yang berani menimbrung, agakanya kedudukan mereka
terpaut cukup jauh, diam diam Koan San gwat perhatikan
tingkah laku orang disekitarnya. lalu bertanya kepada Ling koh
: "Siapakah adik cilik ini?"
Ling koh menunduk kepala, sahutnya : "Hamba adalah
pelayan Sian cu saja."
"Gendut cilik kenapa sungkan!" olok It ouw, "Kenapa tidak
kau katakan sebagai lawan tangguh dari para malaikat."
Angkat kepala Ling koh angkat tangan seperti hendak
memukul kepala It ouw. Mendadak suara genta bertalu talu
diangkasa, begitu keras bunyi genta itu sampai menusuk
telinga dan menggetar hari semua hadirin, semua hadirin
melongo dan menghentikan makan minum serta percakapan
mereka, semua menengadah ke angkasa.
It ouw tertegun katanya : "Kenapa King sian ciong (tanda
bahaya) bisa bergema?"
Kedua lengan baju It ouw mengebas ke bawah laksana
burung kuntul badannya melejit menembus mega, disusul laki
laki tua jubah merah serta Kih Cu seng dan yang terakhir laki
laki kurus tua berpakaian hitam itu gerak badan mereka
enteng seperti meteor meluncur dengan gaya yang indah.
Kontan Koan San gwat berseru memuji : "Bagus ! Ling hun
sin hoat seperti itu sulit dicari tandingan dalam dunia ini".."
Ling koh juga keliharm gelisah dan was was, kepalanya
mendongak keangkasa dengan harap harap cemas, setelah
keempet Hwe cu itu naik keatas gema genta berhenti namun
orang orang di bawah lantas dicekam kesunyian yang
menekan sanubari setiap orang.
Melihat keadaan orang yang gugup itu, berkatalah Koan
San gwat "Adik cilik! Kenapa kau tidak ikut naik melihat
keadaan di sana ?" Ling koh memonyongkan mulut kata nya "Hari ini adalah
pembukann pertemuan besar, Thian gwat thian menjadi
daerah terlarang, hanya para Hwe cu yaag diijinkan naik
kesana?" Koan San gwat tahu aturan, aturan disini sangat keras
maka iapun tidak berkata lebih lanjut.
Setelah berpikir sebentar berkatalah Ling koh "Ah, Kau saja
yang bawa aku keatas mau tidak?"
Koan San gwat terkejut, katanya : "Kau sendiri tidak boleh,
apalagi aku?" Ling koh malah menggeleng, ujarnya "Tidak jadi soal kau
belum jadi anggota, jika kau naik belum terhitung melanggar
larangan, dan lagi Ih yu Sian cu pasti akan membela dan
melindungi kau. Kau boleh lari di muka aku pura pura
mengejar kau tentu kita bisa sama sama naik!"
Ling koh makin gopoh, katanya "Tentu bisa, tingginya cuma
dua puluh tombak, di balik awan ada tempat berpijak, walau
kau tidak mampu lompat setinggi itu nanti aku bantu kau !"
Mana Koan San gwat mau dibantu anak kecil, cepat ia
gentakkan kedua lengan laksana bangau melejit badannya
terbang menjulang tinggi ketengah awan, kontan terdengatlah
seruan ramai diseluruh lapangan.
Awan yang bergulung gulung itu ternyata hanya selapis
saja, begitu badan menembus masuk, maka ia dihadapi
sebuah puncak yang lebih tinggi, begitu kakinya berhasil
berpijak pada sebuah batu menonjol, sementara Ling kohpun
sudah menyusul tiba diatas ngarai dan tebing tinggi itu tiada
kelihatan bayangan seorangpun juga.
"Sebelah kanan " ajak Ling koh lirih sambil menarik
lengannya, "Ikut aku!"
Tubuh kecil itu meleset terbang bagaikan meteor dan
berloncatan segesit kera, Koan San gwat berkeringat mengintil
dibelakangnya hampir saja jantungnya copot dari rongga
dadanya saking tegang dan gugup.
Kiranya tempat berpijak Koan San gwat adalah puncak
runcing sebuah batu yang menonjol sendirian di tengah awan,
disebelah dengan mega tebal bergulung gulung, beruntun
berjajar dan tersebar tidak teratur puluhan puncak puncak
gunung ditengah awan itu, puncak runcing itu paling besar
hanya sebesar kepalan tangan, jarak satu dengan yang lain
kira kira ada puluhan tumbak.
Untung sejak kecil Koan San gwat sudah mendapat pupuk
dasar ilmu kepandaian yang cukup hebat dibawah
gemblengan gurunya, jangan kata harus berdiri dan
berloncatan ditempat tinggi dan gunung yang begitu
berbahaya, hembusan angin dahsyat di tengah ombak merah
yang bergelombang itu cukup melempar tubuh segede gajah
tanpa bekas. Karena Koan San gwat tidak sempat menikmati
pemandangan alam yang menakjupkan ini, yang terpikir
hanyalah mengatur napas menentramkan gejolak jantungnya,
belum lama ia berhenti, dilihatnya Ling koh sudah berdiri
dibawah sebuah pohon besar sambil meleletkan lidahnya
kearah dirinya, katanya "Maaf Koang kongcu! Aku terburu
napsu lupa memberitahukan kepada kau bahwa aku berada
dibelakangmu melindungi kau, untunglah aku dapat tiba disini
dengan selamat, bila sampai terpeleset dan jatuh kebawah
sana, wah aku bakal menjadi orang yang paling berdosa
didunia ini?"
Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Karena godaan ini muka Koan San gwat merah mau malu,
ujarnya tertawa "Adik cilik sungguh hebat kau, paling tidak
aku lebih lama belajar silat sepuluh tahun dari kau, tapi
meihat Ling khong hwe toh yang kau lakukan tadi, sungguh
aku harus malu diri?"
Ling koh mengedipkan mata, sahutnya : "Jangan kau
agulkan diriku, jalan ini setiap hari sudah biasa kulewati,
sudah tidak perlu dibikin heran atau aneh lagi, adalah kau
sendiri baru pertama kali ini, namun bisa bergerak begitu
lincah dan cekatan, para kakek tua dari barisan Sian pang itu
cuma beberapa orang saja yang berani naik kemari, tidak
kalah heran In yu Sian cu menghargai dirimu"."
Koan San gwat tidak ingin membuang waktu, cepat ia
bertanya "Dimana mereka berada?"
"Didepan itulah!" sahut Ling koh menunjuk kedepan, "Aku
sedang menunggu kau menunjuk jalan!"
Koan San gwat melengak, katanya. "Apa aku yang harus
menunjuk jalan?" Ling koh cekikikan, sahutnya: "Aku mengejar kau masa
yang mengejar lari didepan."
Baru sekarang Koan San gwat tahu bahwa sebenarnya
bocah ini takut dihukum karena melanggar larangan, maka
dengan tertawa ia berkata "Baiklah aku berada didepan
kuharap kau memberi petunjuk dari belakang, supaya aku
tidak kesasar jalan!"
"Tidak akan salah, didepan hanya terdapat sebuah jalan
datar!" Dilain saat Koan San gwat melesat kedepan, setelah
melewati beberapa puncak, tampak depan terdapat sebuah
hutan pohon siong tumbuh rimbun dan tinggi menembus
langit di tengah hutan ini terdapat sebuah jalan liku liku,
karena tiada jalan lain dia terus memerjang kerah sana, cukup
lama enam lompatan ia sudah menerobos masuk, tiba tiba
didengarnya Ling Koh berteriak memperingatkan dia: "Awas
atas ?" Koan San gwat segara menghentikan langkanya, namun
dari atas kepalanya terasa samplokan angin yang menindih
berat, dari dia sosok beyangan putri, dalan keadaan gawat
dan tidak siaga belum lagi ia melihat jelas benda apa secara
reflek kedua tangannya memukul kearah dua bayangan putih
itu. Siapa nyana kekuatan terjangan kedua bayangan putih itu
ternyata begitu bear dan dahsyat, kontan ia merasa telapak
tangannya luka kesakitan, kontan ia terdorong mundur dan
roboh terguling ditanah, maka terdengarlah bayangan putih
itu berpekik panjang terus melambung lebih tinggi ketengah
angkasa. Begitu melejit dan menjejakan kakinya cepat sekali Koan
San gwat sudah melompat berdiri, baru sekarang ia tahu
bahwa yang menyerang dirinya barusan adalah sepasang
burung bangau yan teramat besar, keduanya berputar putar
ditengah udara siap menukik dan menyerang dirinya pula.
Dari belakang terdengar Ling koh memaki bengis:
"Binatang kurang ajar! Dia adalah tamu agung undangan Ih
yu Sian cu, kalian sudah bosan hidup ya, berani melukai dia!"
Terdengar kedua burung bangau itu berpekik panjang
hinggap di pucuk pohon siong yang tertinggi. Lingkoh
menghampiri serta bertannya penuh perhatian "Koan kong cu,
kau tidak terluka bukan?"
Karena pertanyaan ini baru Koan San gwat sadar akan rasa
sakit di kedua telapak tangannya yang belepotan darah,
kiranya tangannya sudah berlobang besar dan darah mengalir
deras, tersipu sipu Ling koh membuka tali pinggangnya untuk
membalut luka luka itu, katanya dengan rasa menyesal :
"Maaf! Aku lupa beritahu kepada kau?"
Koan San gwat merasa heran dan aneh katanya : "Cuma
dua ekor binatangpun ternyata begitu lihay?"
Sahut Ling koh sambil membalut luka nya "Untung
lwekangmu cukup tangguh, kalau tidak dibawah serangan Lui
thing It kip besi bajapun dicakar hancur olehnya?"
Tengah mereka bicara, sesosok bayangan melayang tiba,
tahu tahu Ih yu Sian cu sudah berdiri dihadapan mereka,
begitu melihat Koan San gwat ia melengak dan katanya heran
"Bagaimana kau bisa naik kemari, terluka lagi?"
Bergegas Ling koh melangkah mundur sambil
membungkuk, sahutnya: "Koan kong cu terluka oleh cakar Lui
ji?" Lekas Liu Ih yu melangkah maju membuka balut, dengan
seksama ia periksa luka luka itu, lalu dari dalam kantong
bajunya mengeluarkan sebutir pil warna merah terus remas
hancur dan dipoleskan pada luka lukanya.
Koan San gwat tidak sabaran, katanya : "Sian cu luka
sekecil ini tidak menjadi soal! Bagaimana dengan guruku?"
Liu Ih yu tidak menjawab pertanyaan malah mendelik dan
berkata bengis kepaaa Ling koh "Goblok kau! Besar nyalimu
berani bawa dia naik kemari!"
Ling koh tidak berani menjawab, cepat Koan San gwat yang
bicara, sahutnya "Bukan urusannya, aku sendiri yang naik
kemari." Liu Ih yu mendengus hidung, katanya pula kepada Ling koh
: "Apa orang orang di bawah itu sudah mati semua, kenapa
tidak ada yang merintangi"."
Baru sekarang Ling koh menjawab dengan muka cemberut:
"Gema King sian ciong, terlalu mendadak, sehingga semua
orang tidak memperhatikan dia, gerakan Koan kongcu teramat
cepat lagi, terpaksa hamba mengejar di belakangnya, tapi tak
berhasil menyusulnya?"
Sekilas Liu Ih yu melirik ke arah Koan San gwat, katanya :
"Kau cukup hebat, bisa melesat terbang melewati lautan
mega"." Ling koh menimbrung "Kepandaian Koan kongcu amat
tingg, di bawah serangan Lui thing it kip ia hanya terluka
sedikit ditangan nya!"
"Apa gunanya!" dengus Lio Ih yu, "Kalau aku sedikit
terlambat tiba, jiwanya tidak akan tertolong lagi"."
"Mana mungkin" Hamba segera menyusul datang"."
"Kau mapu apa ?" semprot Lio Ih yu gusar, "Kau tahu cakar
Lui ji sudah dipolesi racun yang amat jahat."
"Kenapa?" Ling koh kelihatan lebih kaget. "Apa?"
"Banyak mulut lagi !" teriak Lio Ih yu gusar, "Kecil kecil
besar nyalimu, kau sangka permainanmu dapat mengelabui
aku" jelas kau sendiri yang ingin naik, kau seret Koan
kongcu kemari alasan belaka".!"
Ling koh berlutut dan minta ampun : "Harap Sian cu tidak,
hamba sangat kuatir?"
Tiba tiba Liu Ih yu menghela napas, ujarnya : "Sudahlah!
Kedatanganmu memang diperlukan, lekas kau putar
kebelakang, pergilah kekamar Toa suci dan ambillah Pek hong
kiam kemari, hati hati jangan sampai terlihat orang lain?"
Berubah hebat air muka Ling koh. Cepat Liu Ih yu
membentaknya pula "Masih ayal ayalan lagi, kalau terlambat
kita semua"!" Pucat muka Ling koh, tersipu sipu ia berlari bagai angin
lesus. Dengan heran Koan San gwat bertanya "Apakah yang telah
terjadi, apakah ada sesuatu ?"
"Bukan hanya perubahan belaka, huru hara telah terjadi,
semua gara gara guru mestikamu itu membuat celaka orang
lain" " Dengan berjingkrak kaget Koan San gwat bertanya
"Bagaimana dengan guruku?"
"Dia tinggal pergi habis perkara, malah menipu Toa suci
ikut dia pergi, perkara besar ini ditinggalkan untuk kami
hadapi sendiri?" Koan San gwat semakin heran dan kejut lekas Liu Ih yu
mengulapkan tanganya katanya : "Aku tiada tempo
menjelaskan, lekas kesana! Setindak terlambat mereka akan
menyergap dan mengeroyok Ji suci?"
Sambil menggosok tangan Koan San gwat berkata "Obat
Siancu sungguh mustajab, sekarang sudah tidak sakit lagi.."
Lega juga Liu Ih yu, katanya "Syukurlah. Mungkin nanti kau
harus menjaga keselamatan dirimu sendiri!"
"Sebetulnya apakah yang telah terjadi di atas?"
"Sebentar kau akan tahu dan jelas duduk perkaranya!"
Sembari bicara mereka melesat terbang kedepan, langkah
Lu Ih yu seperti berlenggang seenakanya, namun Koan San
gwat harus mengerahkan tenaga baru bisa mengejarnya,
setelah membelok dan melewati sebuah tanah lapang
berumput, didepan terlihat pintu bertuliskan "Ci bi sian hu"
tulisan warna kuning emas mengkilap, dari kejauhan sudah
terlihat jelas. Di depan deretan rumah gedung terdapat sebuah tanah
lapang luas, dua kelompok rombongan orang saling
berhadapan, rombongan disebelah kanan jumlahnya sedikit,
hanya seorang nenek tua beruban dan laki laki baju hijau yang
menyebut namanya sebagai Sian yu it ouw.
Kelompok lain terdiri berbagai bentuk manusia. Koan San
gwat hanya kenal Kih cu seng, laki laki tua jubah merah dan si
kurus berpakaian hitam, selain itu terdapat dua orang
berpakaian putih seorang tua muda dan seorang perempuan
jelek berpakian hitam. Ditengah kedua kelompok dua orang berpedang panjang
sedang beradu kepandaian, seorang perempuan pertengahan
masih kelihatan cantik molek, lawannya adalah laki laki
pertengahan umur berpakaian merah, mukanya kelihatan
cakap dan kedua matanya bersinar terang.
Melihat kedatangan Koan San gwat, It ouw memapak serta
bertanya : "Lui thing memberi peringatan, apakah yang
teijadi?" "Bukan apa apa!" Liu Ih yu menjelaskan "Dia ini naik
kemari." It ouw melirik Koan San gwat, lalu berkata sambil
menghela napas: "Ai! saudara kecil, sunguuh kebetulan
keributan disini dapat kau saksikan. Kalau terjadi sesuatu nanti
mungkin kau akan menjadi sahabatku di tengah memaju
akherat. Sebenarnya kuharap kau tidak kemari kali ini."
Koan San gwat heran, tanyanya "Lo ouw Sebenarnya
apakah yang telah terjadi" Katanya guruku sudah pergi apa
benar?" "Benar! Dia memang pintar, akhirnya ia insaf dan tahu
persoalannya kelana sesuka hati tanpa ada yang melihat
dirinya. Tapi tindakannya ini justru mempersulit orang lain,
entah kenapa dia pergi dalam detik yang gawat ini."
Liu Ih yu uring uringan, semprotnya : "Lo ouw kau cerewet
apa. Setelah aku pergi, beberapa gebrak sudah mereka
lewatkan?" It ouw menyahut:" Baru tiga jurus, kelihatannya masih
perlu makan waktu lama ?"
Liu Ih yu manggut mangut tanpa bersuara dengan seksama
ia ikuti jalannya pertempuran, sebetulnya masih banyak ingin
Koan San gwat tanyakan, lekas It ouw mencegah dengan
gerakan mulut keruan Koan San gwat melengek terpaksa ia
batalkan niatnya dan menonton pertempuran di tengah
lapangan. Gerak gerik kedua lawan sangat lambat, setiap tindak
langkah mereka sangat hati hati dan diperhitungkan kadang
kala sepihak melancarkan jurus ilmu pedang, sementara pihak
lain menangkis atau balas menyerang pula dengan tipu jurus
yang menakjubkan serangan menyerang dilakukan dengan
gerakan lambat namun penuh perhatian dan tumplek penuh
semangat. Bagi orang yang pasti anggap mereka sedang latihan atau
senda gurau belaka. Akan tetapi para penonton disekelilingnya
kelihatan lebih tegang dari kedua orang yang sedang
betempur. Malah Koan San gwat juga merasa gatal dan
berkesan. Bagi pandangan seorang akhli akan tahu bahwa
lawan ditengah gelanggang sedang mengadu jiwa dengan
mainan ilmu pedang tingkat tinggi, bagi tokoh mempalajari
ilmu pedang pasti tahu, semangkin lambat gaya pertempuran
berarti semangkin mantap dan tinggi kepandaian ilmu pedang
mereka, apa lagi adu kepandaian macam kerbau tua merusak
keren ini jauh lebih membuktikan bahwa kepandaian mereka
sudah mencapai tingkat tinggi.
Setiap jurus pedang yang dilancarkan pelan pelan itu
sebetulnya mengandung banyak perubahan yang tidak bisa
dihitung dan dilukis dengan kata kata, tapi cara mematahkan
serangan lawan ini pun tidak kalah pula lihai dan hebatnya.
Dati situasi yang dihadapi ini Koan San gwat menduga
perempuan itu pasti salah seorang suci Liu Ih yu, ini berarti
diapun salah satu dari Thian gwat thian yaitu dewa diantara
dewa ! Sebalikanya lawan itu kalau bukan iblis diantara ablis
tentu setan diantara setan namun ia lebih condong bahwa laki
laki pakaian merah itu adalah iblis diantara iblis, karena dalam
beberapa kejap saja ia menghadiri pertemuan besar ini ia
sudah dapat menyelami sampai dimana batas perbedaan
antara dewa, iblis dan setan dalam Liong hwa hwe ini. Para
anggota Sian pang mengadakan pakaian hijau, sebalikanya
Tokoh Kui pang mengenakan pakaian hitam. Hanya orang Mo
pang mengenakan warna merah atau putih.
Laki laki pertengahan ini mengenakan pakaian merah tentu
dia pimpinaan Mo pang kalau tidak masa ada harganya
berhadapan dengan tokoh tertinggi dari Thian gwat thian.
"Bukankah tujuh anggota dari Thian gwat thian adalah Suheng
moay" Bagaimana mereka, saling bentrok dan berkelahi
sendiri" Malah dari gaya serangan kedua pihak jelas diketahui
bahwa mereka bertempur mati matian?" Demikian Koan San
gwat menduga duga dan curiga, namun dengan seksama
matanya mengikuti jalannya perkelahian ini.
Dari pertempuran pedang yang hebat ini Koan San gwat
mencangkok banyak inti dari permainan mereka, hingga
lubang permainan ilmu silat sendiri bisa ia tambal dan
sempurnakan dengan menyeluruh, jelasnya dia dapat
menghayati kepandaian silat sendiri dari hasil serta
perkelahian orang lain. Sementara pertempuran sudah terjalan
kira kira setengah jam, tapi kedua pihak baru melancarkan
lima enam jurus serangan pedang.
Lambat laun Koan San gwat dapat memyaksikan bahwa laki
laki pakaian merah itu lebih unggul sedikit, karena setiap jurus
perubahan ilmu pedangnya lebih banyak menyerang dari pada
Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menjaga diri, akan tetapi pertahanan pihak perempuan itupun
cukup tangguh dan rapat, betapapun gencar dan hebat
rangsakan pedang lawan, sedikitpun tidak, berdaya
mengalahkan dia. Dengan gugup terdengar Lui In yu berseru : "Suci! Kenapa
kau tidak gunakan Tay lo jit sek saja?"
Belum sempat perempuan itu memberi jawaban, laki laki
pakaian merah itu menjawab tersenyum "Tay lo.jit sek adalah
inti dari ilmu pedang, tapi dibawah permainan ka lian, akupun
anggap sepele saja. Kecuali Lim Hiang ting, tidak pernah
memikirkan lawanku yang kedua!"
Liu Ih yu mendengus gusar, serunya marah marah : ?"Cia
Ling Im ! Jangan takabur, Siu lo su tay sek kebanggaanmu itu
kapan dapat menandingi kami "
Sekarang Koan San gwat tahu lebih lanjut bahwa laki laki
berpakaian merah itu bernama Cia Ling Im. Terdengar orang
itu menjawab sambil menyengir "Soalnya aku tidak ingin Lim
Hiang ting tahu titik kelemahanku maka tidak pernah
kumainkan sampai puncak kemampuanku, Lim Hiang ting
sudah merasa, kalau kalian penasaran boleh silahkan
lancarkan Tay lo jit sek, aku berani tanggung dalam tiga jurus
Siu lo su sekku, kalau dia tidak melepaskan pedangnya, aku
terima dipotong kepala, bagaimana" Li Sek hong! Kuanjurkan
kau menyerah dan serahkan Cu sian ling kepadaku!"
Perempuan lawannya itu bernama Li Sek hong, kelihatan
napasnya sudah memburu, dengan kertak gigi ia menjawab
"Cia Ling Im Bakan satu dua hari kau mengincar senata
pusaka itu. Kalau Cu sian ling terjatuh ketanganmu, apakah
kami bisa hidup aman?"
Cia Ling Im gelak gelak, serunya "Mengingat kita masih
terhitung saudara seperguruan, aku tidak akan bunuh kalian,
namun sedikit derita dan sengsara sih terpaksa kalian resapi
bersama," "Cis!" Li Sek hong berludah, makinya bengis : "Jangan
mimpi disiang hari bolong, lebih baik aku mati di bawah
pedangmu dari pada kau hina."
"Mana boleh hal ini dianggap menghina! Hubungan kita
sudah puluhan tahun, lagi bukan sekali ini saja bukan, dulu
sebelum ini bukankah kita baik baik saja" Begitu Suhu
meninggal, Lim Hian ting pegang kuasa, maka kaitan lantas
tumbuh diatas kepala"."
"Tidak malu kau menyinggung persoalan lama ".?" bentak
Li Sek hong gusar. "Kenapa malu menyinggungnya, dulu ada Suhu yang
menekan, sehingga aku tidak berdaya menghadapi kalian
dengan seluruh perhatian dan kekuatan, sejak detik ini aku
berjanji tidak akan bikin kalian kecewa".."
-oo0dw0oo- Jilid 12 KARUAN LI SEK HONG makin gugup dan gusar, pedang
ditangannya mendadak diputar kencang, laksana kepala ular
tiba tiba mematuk, cepat laksana kilat Cia Ling im memelintir
pedang, pedang menjurus keposisi Tiong king dan sedikit
digentak keatas kontan terdengar suara benturan nyaring,
pedang di tangan Li Sek hong terpental terbang dari
cekalannya, terdengar ia terloroh loroh, serunya : "Kenapa kau
begitu tidak becus, masa permainan membacok kayu juga
dipamerkan dihadapan seorang ahli?"." gerak pedangnya
membuncar, mulutnya menyeringai lebar, ujarnya pula : "Kini
tibalah saatnya kau menyerahkan Cu sian ling!"
Li Sek hong sudah tidak bersenjata lagi, badannya
terancam ujung pedang lawan, namun sikapnya masih begitu
tegas dan berani, katanya sambil angkat kepala "Tidak akan
kuserahkan! Meski kau bunuh aku juga tidak akan
kuserahkan!" Liu Ih yu dan It ouw sangat gugup, namun mereka tidak
berani maju. Sementara ujung pedang Cia Ling im masih
mengancam, seringainya makin sadis, desis nya : "Aku tidak
perlu harus mendapatkan Cu sian ling itu menurut situasi
sekarang, cukup mengandal pedangku ini, aku dapat
menguasai Sian pang, menempatkan diri dalam Thian gwat
thian?" Dengan ketus Li Sek hong menukas : "Tanpa memegang
Cu sian ling, paling sedikit separuh dari seluruh anggota tidak
akan tunduk kepada kau."
"Itupun tidak sulit! Yang menentang kebijaksinannku,
cakup sstu hukuman bagi mereka, mati!"
Li Sek hong tertawa dingin, jengekanya "Dapatkah kau
membunh nabi mereka?"
Dengan sombong Cia Ling im menjawab : "Asal aku dapat
menguasai separuh diantaranya, tak usah kuatir mereka
terbang kelangit." "Berani kau berbuat demikian" Meski Toa suci pergi
meninggalkan urusan duniawi ini, tapi bila kau bersimaharaja
secara kejam, akan datang suatu ketika dia akan meluruk
kepada kau?" Cia Ling im jadi tertegun, agakanya ucapan terakhir ini
memang menusuk perasaan hatinya, sejenak ia berdiam diri,
akhirnya berteriak dengan murka : "Asal kubunuh kalian,
memangnya Cu siang ling tidak menjadi milikku kalau Lim
Hiang ting berani datang, dia akan berlutut dihadapan Ci sian
ling!" "Tapi kau harus tahu Cu sian ling hanya lambang
kekuasaan tertinggi, bila orang tidak mau mematuhi aturan,
maka perintah atau undang undang itu tidak akan berguna
lagi, sekarang aku sebagai pejabat kekuasaan ini, kau berani
beri ku kurang ajar dan mentang mentang terhadap aku
Memangnya Lim Hiang ting takut pula menghadapi kau?"
Cia Ling im gelak gelak, ujarnya: "Analisamu salah. Cu sian
ling tidak membawa pengaruh bagi diriku, sebalikanya
terhadap dia yang sangat patuh itu, kau tahu ia paling benci
terhadp aku, tapi karena terkekang oleh undang unding Cu
sian liang kenapa, selanjut nya dia tidak akan tunduk pula"."
"Orang rendah hina dina, entah begaimana Suhu angkat
kau sebagai muridnya." demi kian maki Li Sek hong gusar.
Sikap Cia Ling im semakin pongah dan sombong, ujarnya
sambil terkekeh kekeh "Ucapanmu salah dan lebih payah lagi.
Ketahuilah bahwasanya guru kita sebenarnya seorang
sontoloyo, manusia keparat, kalau tidak tak mungkin
mendirikan perkumpulan sesat macam Liong hwa hwe ini,
mendirikan undang undang dan aturan aturan tengik, yang
lebih celaka dia suruh kalian mempelajari kepandaian hitam
yang makin menjerumuskan nurani dan nalar manusia
sehat". sebenarnyalah dia ialah kakek moyang dari
iblis durjana, setelah tiba hari tuanya entah bagaimana jalan
pikirannya, ia berangan angan gila ingin menetapkan dirinya
dalam kehidupan dasata, kuat nya dia Cau hwe jip mo dan
modar. Meski ia serahkan Cu sian ling kepada Lim Hiang ting
sebagai pegang kekuasaan, tapi ia menentukan sipaya Sian,
Mo dan kui tiga pang berdiri sejajar dari sini menandakan pula
bahwa jiwa iblisnya tersesat masih mendarah daging dalam
sanubarinya. Berubah hebat air mukanya Li Sek hong teriakanya
baringas : "Mau bunuh silahkan bunuh! Cu sian ling sudah
menyembunyikan pada suatu tempat yang cukup aman. aku
berani bertaruh selama hidupmu kau tidak akan berdaya
memperolehnya." Omong kosong! Kalau aku obrak abrik atau membongkor
seluruh Ci hi thian hu ini masa tidak bisa mendapatkannya."
Li Sek hong membusungkan dada jengekanya, "Kau tidak
percaya silahkan kau cari saja."
Cia Ling im jadi gusar dan beringas, teriakanya: "Kau tidak
mau serahkan !" "Tidak!" Sikap Cia Ling im semakin bengis dan buas, pedang
panjang ditangannya kontan bergetar mengeluarkan suara
medengung betapa hebat getaran ujung pedang ini, baju
didepan dada Li Sek hong koyak koyak tidak karuan dan
beterbangan dadanya yang montok segera mencelat keluar.
Seluruh hadirin menonton dengan perasaan cemas dan
mencelos hatinya, tapi mereka tidak berani berbuat apa apa,
Koan San gwat yang tidak tahan lagi segera tampil ke depan
seraya membentak "Nanti dulu! Begitu hina tidak tahu malu
dan caramu mempermainkan kaum hawa, terhitung orang apa
?" Dengan lirikkan mencemoohkan hina Cia Ling im melirik
kepadanya, dengusnya "Bocah keparat yang tidak mengenai
mati dari mana kau?"
Teriakanya Koan San gwat dengan lantang "Bing tho ling
cu, murid Ui ho itulah aku, hari ini ingin aku menggasak iblis
lakanat macam tampangmu ini,"
Sambil bicara ia membungkukkan tubuh, memungut
pedang panjang Li Sek hong yang tadi jatuh didepannya.
Sambil menenteng pedang dan mengangkat dada Koan San
gwat menerjang maju. Tindakan Koan San gwat ini benar benar diluar dugaan
semua hadirin, karuan semua orang heran dan terkejut yang
paling gugup justru Liu Ih yu, sambil memburu dibelakangnya
ia berseru "Hai jangan kau antar kematianmu!"
Tapi hati Koan San gwat sudah dibikin gusar, sedikitpun dia
tidak hiraukan seruan orang, setengah tombak dihadapan Cia
Ling im. Sedang ia tudingkan kemuka orang ia lalu memaki
dengan sikap gagah dan garang "Iblis lakanat! mungkin ilmu
silat aku orang she Koan tidak setanding melawan kau. Tapi
menghadapi manusia durjana macammu ini Tuhanpun tidak
akan memberi ampun kepadamu, sebadai seorang laki laki
sejati aku orang she Koan tidak mandah membiarkan
perbuatanmu yaag terkutuk ini, kupenggal kepalamu"."
Caci maki Koan San gwat cukup pedas dan menusuk
kuping, Cia Ling im melongo dan menjublek ditempatnya,
akhirnya ia berpaling dan bertanya: "Siapakah bocah liar ini?"
Orang orang di belakangnya itu tiada seorangpun yang
kenal Koan San gwat maka mereka hanya mendelong saja
tiada yang memberi jawaban, akhirnya Liu Ih yu yang
menjawab: "Dia adalah murid Ui ho Siang jin! Kalau kau
berani melukai dia hari hari suatu ketika Ui ho dan Toan suci
pasti akan membuat perhitungan terhadapmu!"
Cia Ling im bergelak tawa, ujarnya: "Ui ho orang itu
sebetulnya cakup cerdik dan seksama, kenapa bisa mengambil
murid dungu dan kurang ajar ini"."
Koan San gwat tidak kuasa menahan gejolak hatinya lagi,
semprotnya mendelik "Iblis lakanat! Jangan cerewet majulah
terima kematianmu." Cia Ling im masih gelak gelak seperti orang gla, ujang
pedangnya menunjang tubuhnya yang bergoyang goyang
melarikpun ia tak sudi kearah Koan San gwat.
"Iblis durjana, angkat pedangmu awas aku mulai."
Ciang Ling im menghentikan tawanya jengekanya dingin
"Bocah keroco! kuseratkam bocah ini kepada kau."
Terdengarlah Kih Cu seng mengankan lalu tampil kedepan,
Cia Ling im serahkan pedangnya kepadanya serta tertawa
dingin: "Kalau kau tidak mampu menundukan dia dilam tiga
jurus kedudukanmu sebagai Hwe cu terpaksa kucabut."
Dengan sikap acuh tidak acuh Kih Cu seng terima pedang
itu, sambil menyeringai serta pelirikan memandang rendah ia
menghadapi Koan San gwat, ejeknya "Bocah keparat silahkan
serang. Sin lo cun cia memberi batat tiga jurus padaku sudah
terlalu banyak, satu gebrak bila tetap bisa mempertahankan
batok kepalamu serta merta kuserahkan jiwa Lohu
kepadamu." "Tidak! Aku bukan menantang kau!" ujar Koan San gwat
menggeleng. Kih Bu seng menarik muka, gerungnya gusar: "Kau kira Siu
lo cun cia sudi menghadapi kau! Lohu saja rada merendahkan
derajat melawanmu." Berkilat mata Koan San gwat, tanyanya berpaling
kebelakang : "Apakah orang ini patut digasak?"
It ouw segera menyahut "Orang orang yang berdiri dipihak
sana patut dibunuh semua !"
Koan San gwat berpaling pula menghadapi Kia Cu seng,
jengekanya "Baik kubereskan kau dulu baru kuhadapi iblis
lakanat itu." Saking gusar muka Kih Cu seng sampai membesi hijau,
sambil melintangkan pedang didepan dada ia berteriak:
"Bocah keparat! Laporkan kematianmu kehadapan Giam lo
ong !" Tanpa banyak bicara Koan San gwat gerakkan pedangnya,
"Sret" pedang panjang tiba tiga kaki, namun sinarnya dapat
mulur sampai setengah rumbak. Kih Cu seng menjengek
dingin, pedangnyapun terangkat balas menyerang dengan
sebuah tebasan, kedua pihak sama menggukan jurus
serangan mematikan. Cepat sekali sambaran sinar pedang
kedua pihak, kontan keduanya surut mundur setindak. Semua
hadirin melongo, belum lagi batang pedang mereka saling
bentur kenapa bisa terjadi perubahan yang ganjil ini" Kejap
dilain saat semua hadirin bersuara kaget dan heran.
Bahwasanya cara permainan pedang Koan San gwat benar
benar di luar dugaan mereka sejurus pedang tadi dari jarak
yan masih cukup jauh namun sinar mencorong keluar dari
hawa pedangnya dapat mencapai jarak yang cukup jauh,
laksana sinar melampaui bayangan mantap dan tenang
laksana air rawa sekokoh dinding besi, sekali gerak
mengandung dua inti sari perubahan yang hebat antara
tenang dan aksi, kedua unsur ini dapat di satu padukan dalam
kilasan gerakan pedangnya itu.
Berubah hebat air muka Khi Cu seng waktu menunduk
tampak dadanya sudah tergores luka berdarah, jelas kena
tertabas oleh kilasan ujung pedang lawan. Seketika suasana
sangat hening. Akhirnya dia bersuara sambil membelalakan
mata. "Bagus bocah keparat jiwa Lohu kuserahkan kepada
kau!" begitu melintangkan pedang terus menusuk dada
sendiri. Cepat Cia Ling im melejit tiba seraya menjentik,
"Trang" pedang itu kena diselentik jatuh ditanah.
Sejenak Khi ca seng terlongong, lalu menjerit dengan
penuh derita : "Cun cia apakah Lohu tidak malu menyambung
jiwa ini?" "Kau tidak salah" ujar Cia Ling im menggeleng, "Akulah
yang pandang rendah bocah bagus ini!" lalu ia menggumam :
"Bocah ini menyembunyikan kepandaian, jurus serangannya
itu kalau aku sendiri yang menghadapi, mungkin juga tidak
Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
akan mampu?"." "Baik sekali, boleh kau mempersiapkan diri menyambut
jurusku yang kedua," tantang Koan San gwat.
Terpancar sinar aneh dari biji mata Cia Ling im, dengusnya:
"Anak muda jangan sombong, jurus pedangmu tadi cuma
untung untungan belaka, kalau kau berani melancarkan nya
sekali lagi, jangan kau kira bisa mempersulit Cun cia. Aku
cuma heran, kemampuan Ui ho belum setimpal dia
menciptakan ilmu pedang yang selihay itu, jurus seranganmu
tadi kau pelajari dari siapa?""
Koan San gwat tertawa besar, ujarnya: "Kalau dikatakan
mungkin kau tidak percaya, jurus tadi tercipta setelah
kucangkok dari permainan pedangmu dan Sek hong Sian cu."
"Anak muda! Jangan kau main lidah, baru hari ini kulihat
tampangmu"." "Bukankah tadi kalian bertanding pedang, ilmu pedang
kalian memang tiada tandingan nya, tapi jangan kau anggap
tiada lubang kelemahannya aku hanya mengombinasikan inti
sari dari kedua unsur ini?"
Berubah air muka Cia Ling im, tanyanya : "Apa benar
ucapanmu?" "Menitik beratkan pada ucapanmu ini, dapat kusimpulkan
bahwa latihan dan pengetahuan didalam ilmu pedang ternyata
masih cetek, cobalah kau periksa dan layangkan kembali
pikiranmu pada permainan jurus pedang tad i, pasti kau dapat
memperoleh jawaban dari pertanyaanmu sendiri?"
Cia Ling im terlongong sebentar, akhir nya ia berkata pula.
"Bagus, anak muda. Ingin aku lihat berapa banyak hasil curian
mu ini !" "Sekali kau mengucapkan perkataan bodoh, ilmu pedang
yang tinggi dan bebat itu, mana bisa ditiru dan dipelajari
sepersis mungkin, sedikit banyak pendapatan dari sekilas
pandang orang itu hanya tergantung dari bakat dan
kecerdikan orang, mana kau melansir dengan istilah mencuri
belajar! Jurus yang sama bila dilancarkan oleh orang lain,
dalam taraf dan tingkatan tertentu ada batas dan
perbedaannya, apalagi permainanku tadi sudah
kukombinasikan dengan permainan ilmu pedang lain?"
Beruntun kena dicemooh dan diolok begitu rupa bocah ini
memberi kuliah pula dalam pelajaran ilmu pedang, dari malu
ia menjadi gusar, entah bagaimana tangannya menggape
pedang yang terjatuh diatas tanah melejit naik dan kembali
ketangannya, lalu dengan suara keras dan bengis ini mendesis
: "Anak muda mulutmu manis, pintar putar lidah lagi. Aku
akan menggunakan Siu lo su sek supaya kau dapat
memperoleh pelajaran lebih banyak."
Liu Ih yu menjadi gelisah, teriakanya. "Siu lo" Apa kau tidak
mulu, mana boleh kau gunakan keempat jurus permainan itu
menghadapi dia "."
Cia Ling im menyeringi ia sadis, ejekanya dingin : "Adikku
cilik, selamanya belum pernah kulihat kau begini prihatin
terhadap pemuda, hari ini diluar biasanya, jangan lupa dia
murid Ui ho, apa kau tak takut menyungsang sumbel aturan
dan tingkat kedudukan"."
Muka Lu Ih yu seperti melebar saking marah dan berubah
pucat, giginya berkerutukkan, namun sepatah katapun tidak
kuasa diucapkan saking menahan gusar.
Cia Ling im terkekeh dingin pula, ujanya "Selama beberapa
tahun ini ingin aku melawan sesuatu yang membuat hatimu
menderita sedih, tak duga hari ini aku memperoleh
kesempatan ini?" Mendengar kata kata orang makin menusuk perasaan,
Koan San gwat merasa sebal sambil membentak pedang
berputar mengikuti gerak badannya terus merangsak maju,
sekali ujung pedangnya melancarkan lima serangan tipu tipu
pedang yang cukup berat kuat dan aneh perubahannya.
Meskipun Cia Ling im bisa mematahkan dan menangkis
seluruh serangan ini, namun gerak geriknya kelihatan rada
runyam, saking gugup ia berteriak keras "Anak muda
permainan pedang apa pula ini?"
Permainan pedang Koan San gwat tidak ubahnya seperti
main sulapan belaka, namun mulutnya menyahut : "Kau
punya mata, masa kau sendiri tak bisa melihat jelas?"
Tiba tiba Cia Ling im membacok pedang memuntahkan
jurus rangsakan Koan San gwat seraya berteriak : "Bocah
keparat! Kau gunakan Kim sin cap pwe lun ciptaan Ui ho untuk
menggertak dan mengelabui orang!"
Tergerak hati Koan San gwat, diam diam ia kagum akan
pandangan dan kecerdikan otaknya. Karena serangan yang
sesungguhnya serabutan tidak beraturan itu memang Kim sin
cap pwe lun (delapan belas jurus ilmu gada mas) ciptaan
Tokko Bing, Kim in (patung mas) adalah senjata berat, setiap
tipu tipu serangannya dilandasi kekuatan hebat dengan
ayunan yang kuat pula, yang berbeda dengan permainan
pedang yang berintikan kelincahan itu.
Soalnya Koan San gwat tahu bahwa kepandaian silat lawan
sudah mencapai tingkat hampir sempurna keseluruhannya.
Walaupun diam menonton dua pedang tadi ia dapat
mencangkok satu dua jurus ilmu pedang, tapi bila orang
menaruh sedikit perhatian dan menyelami dengan cermat hasil
kombinasi ilmu pedangnya itu tidak akan ada gunanya.
Maka jalan satu satunya ia harus main gertak, sehingga
lawan ciut nyalinya namun betapa sulit untuk menggertak dan
main ancam terhadap seorang ahli dalam bidangnya ini.
Setelah ia pikir bolak balik akhirnya baru dia berkeputusan,
yaitu menggunakan permainan gada masnya yang berat itu
dialancarkan secara lucu dan aneh dalam permainan ilmu
silatnya. Maka permainan gada dan senjata pedang harus
menghayati permainan yang betul betul bisa di selami oleh
akal sehat. Kim sin cap pwe lun adalah ilmu gada ciptaan Tokko bing,
tiap kali dimainkan laksana kuda sembrani terbang diangkat,
seperti cahaya surya pagi yang cemerlang, sekitar tubuhnya
diliputi cahaya terang yang menyilaukan mata. Sekali gebrak
usaha Koan San gwat ternyata berhasil, namun baru sampai
jurus ketujuh sudah konangan oleh lawan. Meski ia terkejut,
namun lahirnya masih berlaku tenang jengekanya dingin
"Berani kau mengagulkan diri sebagai seorang ahli, ternyata
mengeluarkan kata kata yang memalukan!"
Cia Ling im melengak, serunya: "Masa ucapanku salah.
Dengan Cap pwe lun, dua puluh tahun yang lalu, Ui ho
mampu melawan Kui thing sam ki dalam ujian masuk Liong
hwa hwe, maka dia diangkat jadi salah satu Hwe cu, adegan
waktu itu masih segar dalam ingatanku?"
"Melakukan perjalanan berapapun jauhnya, pasti ada titik
permulannnya, perubahan segala tindak tanduk terletak di
paling belakang. Silahkan kau belajar kenal keseluruhan
permainanku dulu baru nanti memberi keririk atau boleh
kemukakan analisamu."
Digoda sedemikian rupa merah padam muka Cia Ling im,
gerungnya gusar: "Anak muda! Berapa jurus permainan ilmu
pedangmu ini?" "Sembilan jurus, tadi sudah kulancarkan tujuh jurus, inti
sari dan kehebatannya terletak pada jurus terakhir!"
"Sebetulnya sejak tadi aku dapat balas menyerang,
mengingat ucapanmu ini terpaksa aku harus menunggu dua
jurus yang terakhir, setelah itu baru aku gunakan Siu lok su
sek untuk menghadapi kau!"
"Boleh! Setelah kau menyaksikan permainanku, menjadi
giliranku menonton permainanmu. Tapi lebih baik kau berlaku
waspada kedua jurus terakhir ini mengandung banyak
perubahan yang tak mungkin dapat kau selami dalam waktu
singkat, aku kuatir kau tidak akan mampu meloloskan
jiwamu!" Lahirnya Cia Ling im bersikap marah marah dan menghina
serta tak acuh, padahal dalam hatinya sudah terpengaruh oleh
gerakan orang, pengetahuan dan kepandaian serta keberanian
anak muda ini jauh melebihi kemampuan gurunya, Ui ho Siang
jin tidak boleh dibuat mainan, anak muda ini kelihatannya jauh
lebih unggul lagi. Karena timbulnya rasa kuatir ini, serta merta
dengan tekun dan seksama ia perhatikan gerak gerik musuh
mudanya ini. Koan San gwat mandah tersenyum, lagi lagi pedangnya
terayun kedepan dengan jalan melingkar dan meliuk seperti
sedang menulis satu huruf tulisan, benar benar aneh dan sulit
diraba, tergerak hati Cia Ling im, dia tahu separuh dari
permainan lawan mencangkok ilmu pedangnya sendiri, sedang
separuh yang lain entah hasil curian dari mana, tapi kombinasi
kedua ilmu pedang ini ternyata hebat perbawanya, cepat ia
melejit menghindar, tapi otakanya seperti terkuras untuk
menyelami permainan pedang yang lucu ini. Serangan pedang
Koan San gwat ini bukan saja cepat juga tepat, dalam
permainan pedang ia campur adukan permainan cambuk
lemas Liok Siau hong yang bergerak seperti ular sakti,
ternyata hasilnya amat mengesankan sekali karena Cia Ling im
di desakanya mundur berulang ulang untuk menyelamatkan
diri. Diam diam Cia Ling im bersyukur dalam hati. "Untung aku
tidak kena, kalau tidak pasti sudah cidera oleh serangan lihay
ini." Bahwasanya permainan Koan San gwat tidak dilandasi inti
sari ilmu pedang, dia cuma bermodal kecerdikan otak dan
bakatnya saja, sewaktu waktu mengkombinasikan satu jurus
ilmu pedang orang lain yang pernah di lihat dan sudah apal
dalam ingatannya, ingat satu tipu melancarkan satu jurus
begitu seterusnya. Maka terdengarlah It ouw berteriak memuji : "Bagus sekali
anak muda! Sungguh menyenangkan dan berarti."
"Hanya sejurus kau bisa mendesak Sin lo cua cia seperti
kera joget, cukup setimpal kau bercokol dalam barisan Siang
pang"." Cia Ling im mendengus dongkol mendengar olok olok itu,
dalam hati ia berharap supaya lawan mudanya ini cepat
melancarkan jurus permainan yang terakhir. Bagi seorang ahli
pedang yang benar benar sudah mencapai tingkat yang paling
tinggs setiap kali menghadapi dengan semangat yang ber
gelora, gairahnya luar biasa, sambil mecari akal untak
mengatasi dan mematahkan serangan musuh, disamping
iapun ingin mencangkok kelebihan ilmu lawan untuk
menambah perbendaharaan ilmu pedangnya sendiri.
Sebetulnya tidak petlu dibikin heran bahwa permainan gado
gado Koan San gwat tiada dilandasi aturan, tapi waktu
menghadapi Kih Cu seng tadi, dibanding permainan terakhir
itu betul betul terpaut amat jauh dan berbeda besar.
Untuk selanjutnya Koan San gwat harus memeras otakanya
baru pedang panjangnya terulur kedepan dan lambat lambat
menusuk Cia Ling im terlongong. Besar harapan nya terhadap
jurus paling terakhir ini, di luar dugaan Koan San gwat
melancarkan sejurus ilmu pedang yang paling umum, yaitu Ka
ceng jit hou. Sembari menerawang, diam diam kedua mata Cia Ling im
menatap layu pedang lawan dengan seksama.
Tapi pedang panjang Koan San gwat tetap maju lambat
lambat, kira kira satu dim didepan dadanya, keadaan tetap
semula tanpa menunjukan sesuatu perubahan. Cia Ling im jad?
sulit mengambil keputusan dan menentukan tindakan dirinya,
maka dia diam saja namun sudah ia kerahkan hawa murninya
sehingga tubuhnya sekeras basa, diam diam ia
memperhitungkan andai kata lawan menusukan pedang nya,
dirinya tentu tidak luka.
Setelah ujung pedang Koan San gwat menyentuh dadanya,
baru dengan suara tegas ia berkata: "Kau sudah kalah!
Pedangku sudah menusukmu!"
Dengan tertegun Cia Ling im bertanya: "Jurus apa ini?"
"Ka ceng jit hou ( Ka ceng menusuk harimau)!"
Hampir saja Cia Ling im berjingkrak saking gusarnya,
teriakanya beringas : "Apa! Jadi benar Ka ceng jit hou, kenapa
kau gunakan jurus yang paling umum ini".."
"Meskipun jurus ini terlalu umum, tapi besar manfaatnya
untuk menundukan musuh."
"Kentut! Bila tahu kau menggunakan jurus bau ini,
sekaligus aku bisa melancarkan dua belas perubahan serangan
pedang menggasakmu, kau akan mampus dengan badan
hancur tercerai berai?"
"Aku percaya kau mampu melakukan, tapi kau tidak berani,
karena kau sendiri tidak punya keyakinan, pengetahuan ilmu
pedang amat luas dan tinggi, seseorang tak dapat memyelami
keseluruhannya meski orang melancarkan jurus biasa yang
paling umum, bila penggunannya tepat pada kondisi dan
situasinya merobah yang biasa menjadi sesuatu yang ajaib
dan hasilnya pasti biasa dan tanpa disadari oleh pihak lawan."
Terdengar It ouw memuji berteriak memuji: "Hebat!
Saudara cilik! Aku orang tua betul betul tunduk lahir bathin
terhadap kau." Maka berkatalah Koan San gwat lebih lanjut: "Kehebatan
setiap jurus ilmu pedang tergantaung pada orang yang
menggunakan nya, jurus tadi kalau di lancarkan orang lain,
melirikpun kau t?dak sudi melayani, tap? di saat ini di tempat
seperti ini dalam keadaan seperti ini pula, kau sulit bertindak
meletakkan keputusan hatimu. Bukan sedikit tokoh kosen
yang berhadapan di medan laga, yang terjungkal oleh tipu
permainan musuh karena dia lena memperhatikan titik yang
paling tidak menyolok pandangan, seumpama naga besar
terbenam mati dalam air kubangan. Meski yang kuuraian ini
hanya pengetahuan cetek yang paling umum, namun
merupakan suata kenyataan pula yang tidak bisa disangkal."
Bukan kepalang berang C?a Ling im, teriakanya mencak
mencak "Bocah busuk! Kau memang cerdik. Kau sudah
memperoleh kesempatan yang baik, kenapa kau tidak
menusuk aku?" "Tidak"!" ujar Koan San gwat tertawa. "Tadi sudah
kukatakan aku hendak memenggal kepalamu, jadi bukan
menusuk jantungmu." "Kau kira mudah melaksanakan ancaman mu ?"
"Aku tahu, hawa murni pelindung badan mu sudah kau
latih begitu hebat, maka aku tidak akan ambil keuntungan,
kau tahu kapan aku menggunakan tenaga dalam batang
pedang ku" Tindakanku ini merupakan peringatan saja,
supaya kau tidak selalu mengagulkan diri sebagai tokoh atau
ahli pedang, begitu picik pandanganmu merendahkan kaum
Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
persilatan!" Merah padam muka C?a Ling im, lekas ia kendorkan tenaga
serta membubarkan pertahanan hawa murninya, sebagai
orang yang mempunyai kedudukan dan tingkat kepandaian
tinggi, keadanannya yang runyam menghadapi anak muda ini
sudah memalukan, kalau dia tetap keras kepala bisa
meruntuhkan gengsi dan menjatuhkan nama belaka.
Mendadak Koan San gwat menegakkan pergelangan tangan
dan menyarung pedang, kontan ujung pedang amblas
menembus sela sela, tulang iganya. Cia Ling im menjerit
ketakutan, badanay meacelat terbang jumpalitan kebelakang,
begitu besar daya kekuatan kedua kakinya, Koan San gwat
ikut terseret maju beberapa langkah hingga pedang yang
dipegang nyapun terlepas.
Dengan badan tertancap pedang Cia Ling im berputar satu
lingkaran di tengah udara, di kala kakinya menginjak tanah
dan berdiri tegak pula, raut mukanya berubah kaku dan
membesi hijau, suaranya seperti binatang buas "Bedebah!
Perbuatanmu rendah hina dina?"
Hadirin ikut kaget dan berubah air mukanya, mereka tidak
menduga Koan San gwat bakal bertindak begitu memalukan.
Dengan tenang Koan San gwat berkata. "Aku orang she
Koan selamanya tak pernah berbuat curang, aku bertindak
dengan hati nurani polos, aku tidak kenal apa yang dinamakan
licik atau picik, tapi menghadapi raja iblis macam tampangmu
ini"." Cia Ling im menjublek, mematung oleh caci maki itu.
Berkata pula Koan San gwat sambil tertawa, "Kudengar
gelarmu adalah Siu lo cun cia, dari julukan ini aku tahu bahwa
kau pentolnya lingkungan iblis laknat, kenapa dinamakan iblis
karena tindak tanduk dan sepak terjangmu nyeleweng dari
jalan kemanusiaan, salahmu sendiri megendorkan
pertahananmu kalau aku bertindak karena adanya
kesempatan baik ini merupakan perbuatan iblis untuk
menundukkan iblis pula, kenapa kau memaki tindakan aku
rendah atau hina dina segala?"
Dengan kedua tangannya Cia Ling im lalu mencabut
pedang yang menancap didadanya menutup lubang lukanya
dengan telapak tangan, bentakanya keras "Kalau keparat ini
tidak dilenyapkan, Mo pang kita tidak akan angkat diri dan
menjagoi Kangouw!" Orang orang dibelakangnya serempak bergerak dan siap
bertindak, mereka berpencar mengepung Koan San gwat Li
Sek hong dan Liu Ih yu menghadapi bersama, sarentak
mereka menyerbu ketengah demikian juga It ouw tidak mau
ketinggalan ikut menerjang kedepan merintangi aksi mereka.
Cia Ling im menuding seraya berteriak: "Kau sudah terluka,
anak buahmu mampu menghadapi kami."
Berubah air muka Cia Ling im, mulutnya bungkam seketika,
situasi tidak menguntungkan pihakanya kecuali dirinya anak
buahnya tiada yang boleh diketengahkan, meski mereka main
keroyak, belum tentu bisa mengalahkan Li Sek hong dan Liu
Ih yu berdua, apalagi pihak musuh ada Koan San gwat dan It
ouw adalah lawan yang paling tangguh.
Suasana tegang melingkup sanubari setiap hadirin, sesaat
saling berhadapan dengan kaku akhirnya Cia Ling im buka
suara: "Li Sek hong! Anggaplah kau beruntung hari ini aku
ditipu oleh keparat ini, tapi kau harus waspada, lukaku ini
dalam tiga hari pasti bisa kusembuhkan, datang pada
waktunya akan kulihat bagaimana cara kau hendak
menyembunyikan diri."
"Tiga hari lagi, aku pun punya cara untuk menghadapi
kau," Li Sek hong dengan berani.
Dingin muka Cia Ling im, jengekanya. "Baik kau tunggu
saja! mundur!" Orang orang yang mengepung diluar lingkaran itu
serempak mengundurkan diri, berbondong bondong mereka
mengintil dibelakang Cia Ling im menuju kepuncak luar,
setelah mereka puluhan tumbak jauhnya, baru Koan San gwat
bicara, "melenyapkan kejahatan harus tegas dan secepat
mungkin, kenapa Sian cu menanam bibit bencana ini?"
"Kau tidak tahu!" sahut Li Sek hong seraya geleng kepala
dan menghela napas. Tengah mereka bicara bayangan Ling koh tampak
menerobos keluar dari bawah loteng, teriaknya dengan tangan
kosong "Sian cu! Celaka, Pek "."
Li Sek hong segera menghardikanya dengan gusar. "Setan
Cilik! Kenapa kaupan naik kemari?"
Karena dampratan yang keras ini Ling koh menghentikan
langkah dan tidak berani melanjutkan kata katanya.
Lekas Ih yu bicara dengan nada berat. "Suci! Urusan
agakanya makin runyam, Toa suci agakanya pergi membawa
Pek heng kiam pula."
Berkatalah Li Sek hong prihatin : "Sejak tadi sudah kutahu,
maka aku bertahan mati matian, kalau tidak?"
Lekas Liu Ih yu angkat jarinya kedepan mulut sambil
mendesis : "Jangan keras keras, supaya tidak kedengaran
mereka! Sekarang bagaimana kita bertindak?"
Li Sek hong berpikir sebentar lalu katanya: "Bekerja
menurut situasi saja. Yang penting sekarang lekas selesaikan
urusan dibawah! Mari kita pun turun kesana, jangan terlambat
supaya mereka tidak bertindak diluar batas?"
Liu Ih yu manggut sambil mengiakan, ia lepas baju luarnya
diserahkan kepada Li Sek hong, mereka berlari lari kecil
menuju keluar, Ling koh mengintil di belakang mereka.
Berkatalah It ouw sambil menepuk pundak Koan San gwat :
"Saudara kecil, untung kau ikut memburu keatas, kalau tidak
entah bagaimana akibatnya?"
Koan San gwat berdiri terlongong katanya "Lo ouw, aku
masih merasa heran!"
"Nanti kami bicara lagi! Liong hwa hwe tiada rahasianya
lagi, nanti bila ada waktu biar aku tua bangka ini memberi
perjelasan kepadamu, kini tugas kita masih banyak dibawah
sana!" lalu ia gandeng tangan Koan San gwat memburu
keluar. Mereka berloncatan pula dilautan mega setelah keluar dari
lapisan awan, mereka melayang turun diatas panggung batu,
tampak orang orang dibawah panggung sudah terbagi dalam
dua kelompok, kedua kelompok berhadapan.
Keadaan sudah morar marit tidak terbagi atas barisan Sian,
Mo atau Kui lagi mereka berkumpul tercampur baur tanpa
teratur. Kelihatannya Li Sek hong belum lama turun ke bawah, ia
heran dan melengak akan keadaan yang dihadapinya ini, sunyi
sebentar lalu dengan muka dingin Li Sek hong membuka
suara. "Maksud siapa yang menyuruh kalian membagi diri
dalam dua kelompok ini?"
Segera Go hay ci hang tampil dari kelompok sebelah kiri,
sahutnya sambil merangkap tangan : "Lolap lah yang
mengatur demikian:" Li Sek hong melengak, katanya : "Dari mana kau tahu?"
Wjah Go hay ci hang menunjuk rasa iba yang
menyedihkan, katanya : "Sebulan yang Lolap sudah mendapat
petunjuk Ui ho dan Hiang ting Sian cu, aku tahu bahwa Liong
hwa hwe hari ini pasti bubar?"
"Apa!" hardik Li Sek hong, "Jadi kalian sudah berunding
sebelumnya!" Bersabdalah Go hay ci hang : "Derita tiada ujung
pangkalnya, kembali mencapai tepian. Hian ting Sian cu sudah
menyadari segala kebejatan duniawi ini, Sian cu kenapa kau
sendiri malah belum menyadari akan hal ini?"
"Sudah berantakan bagaimana aku harus bertanggung
jawab dan membereskan persoalan ini "."
"Yang bijaksana memperoleh keberuntungannya, yang
jahat pasti terhukum sesuai dengan perbuatannya, bajik atau
jahat hati nurani manusia, terletak pada kepribadian orang itu
sendiri, untuk membaurkan bijak dan jahat itu harus dalam
suatu godokan, memang tekad Hoat hoa Seng cia harus
dipuji, sayang sepak terjangnya keluar batas kehendak yang
kuasa. Lolap sudah menjelaskan pada para sahabat, untuk
selanjutnya Dewa, Iblis dan Setan boleh mengambil jalan
hidupnya sendiri, kalau Sian cu punya minat menyadarkan
pikiran sesat mereka, Lolap dan sekalian sahabat yang
sehaluan rela menghambakan diri"."
Lalu ia menghampiri kearah Cia Ling im serta menudingnya,
ujarnya "Selama puluhan tahun Lolap berjerih payah, baru
hari ini terhitung berhasil usahaku, bila Cun cia memilih jalan
benar menempuh jalan suci, kemana pun kau berada
bukankah bisa bertindak bebas dan hidup laksana dalam dunia
kedewaan. Atau sebalikanya kau akan tenggelam dalam
kebejadan iblis"."
"Keparar gundul! Tidak kukira bila kau punya angan angan
begitu besar, mencerai beraikan Liong hwa hwe yang besar
dan berwibawa dalam sekejap mata belaka. Kau tunggu saja,
cepat atau lambat aku akan membuat perihitungan dengan
mu?" Go hay ci hang menghela napas, sahut nya "Selama hayat
masih dikandung badan, sebelum ajal, Lolap tidak akan
menyia nyia kan setiap kesempatan, harapan masih ada untuk
menyadarkan Cun cia dari kesesatan dan mengambil pada
jalan suci"." "Boleh kau tunggu dan buktikan! Mungkin akulah yang
akan menarik kau kedalam dunia iblis!"
Go hay ci hang merangkap kedua telapak tangan kedepan
dada. tiba tiba badannya memancarkan cahaya kuning mas
yang cemerlang menyilaukan mata, serunya lantang "Kalau
aku tidak masuk neraka, siapa yang masuk neraka?"."
"Omong kosong !" sentak Cia Ling im naik pitam, "Siapa
sehaluan ikut aku pergi!"
Sambil angkat tangan ia beranjak pergi kamrat kamratnya
berbondong bondong berderap mengikuti jejakanya. Kejap
lain suasana hening lelap mencekam sanubari mereka yang
berdiri menjublek tanpa bergerak.
Setelah bayangan Cia Ling im para begundalnya lenyap dari
puncak Sin li bong, Koan San gwat alihkan pandangannya It
ouw, sorot matanya mengunjuk pertanyaan tentang seluk
beluk dan lantaran belakang Liong hwa hwe ini.
Beruntun pandangan matanya menyapu raut wajah
beberapa orang, rona wajah mereka tampak hampa dan
mendelu, seperti seseorang yang kehilangan sesuatu, gegetun
dan sayang pula. Sulit dilukiskan satu persatu mimik mereka
yang berlainan. Akhirnya It ouw menghela napas dan membuka kesunyian:
"Sungguh tidak nyana, organisasi yang jaya dan digdaya ini,
akhirnya bubar demikian saja?"
Go hay ci kang tertawa, ujarnya "Bubar lebih baik. Dalam
kolong langit ini tiada perjamuan yang tidak akan bubar,
apalagi perkumpulan macam ini, naga dan ular atau sarang
baik yang jahat sulit dibedakan. Dua tiga ratus tokoh tokoh
silat Bulim, membawa dendam sakit hati serta budi pekerti
mereka dalam suatu wadah yang sulit diselesaikan, kalau
pertikaian dilanjutkan, entah apa pula yang bakal terjadi, ada
lebih baik sebulum terlanjur dibubarkan saja, demikian kita
semua bebas dari belenggu dan ikatan!"
"Kepala gundul!" seru It ouw sambil mendelik, "Pandai kau
menyembunyikan diri, bila tahu aku sehebat ini keduduken
Hwe cu segala tak pecuma ku jabat, sejak kapan kau berhasil
menyempurnakan Kong cing sin hoat!"
"Sejak lama Lolap sudah berhasil melatihnya!" sahut Go
hay ci hang tertawa, "Karena kuatir kebentur kesulitan maka
tidak pernah kukembangkan ilmu itu, kalau tidak mana bisa
aku berlenggang bebas, mana ada kesempatan mengatur
segala rencana ini?"
It ouw mendengus katannya "Keparat gundul! agakanya
sejak lama kau berniat membubarkan Liong hwa hwe, kenapa
kau tidak mau merebut kedudukan Hwe cu, bukankah
mengandal kedudukanmu itu kau lebih bebas bergerak
mengatur segala rencanamu."
"Bukankah sudah Lolap katakan tadi, dengan segala
kebebasan dari ikatan dan dinas aku bisa bekerja lebih
banyak! apalagi meski Lolap tidak menghambat Hwe cu sepak
terjang orang orang Liong hwa hwe tidak lepas dari
pengawasan Lolap." Seperti tertawa It ouw berkata "Aku tahu, sejak lama
memang kau sudah sekongkol dengan Ui ho?"
"Bukan Ui ho saja," sela Go hay," Hiang ting Siau cu juga
punya maksud yang sama, cepat atau lambat Liong hwa hwe
harus bubar, soalnya kekuatan iblis makin lebar dan kuat,
jalan kesucian bakal terdesak bila kekuatan dan pengaruh
mereka sudah besar makin kuat, untuk membubarkannya
tentu tidak mudah lagi. Titik tolak persoalan ini kukira kau
cukup jelas, tak perlu Lolap banyak mulut lagi!"
Baru sekarang Li hong menimbrung bicara "Cia Ling im
manusia serigala berhati harimau, diam diam ia menumpuk
kekuatan dan mengincar senjata pusaka, tindak tandukanya
sebagai bukti. Sudah lama Toa suci menyinggung hal ini
kepada aku dan Ih yu. Sayang sekali dalam saat yang
menentukan dia justru pergi meniggalkan tugas berat ini"."
Go hay menjelaskan "Sebetulnya Hian ting Sian cu sudah
mengatur segalanya, demikian juga Lolap sudah mengatur
rencana untuk mengadakan akibat ini, cuma kami tidak
mengira ambisi Cia Ling im sedemikian besar dan bertindak
sedemikian cepat, belum lagi pertemuan besar dibuka dia
sudah bertindak lebih dulu, hingga Lolap tidak sempat
melaksanakan rencana semula, untunglah Koan suheng
cukup cerdik"."
Li Sek hong mengulapkan tangan, ujarnya . "Omong
kosongku tak usah kau bicarakan lagi. Kemana Toa suci dan
Ui ho memyembunyikan diri?"
"Hal ini Lolap kurang jelas, yang terang mereka sudah
mendapatkan kemurnian hidup jiwa manusia, mungkin mereka
tidak akan muncul pula dalam masyarakat."
Li Sek hong melenggong, lalu katanya dengan hambar
"Memang mereka merupakan pasangan yang setimpal" cuma
tidak seharusnya ia membawa Pek hong kiam, hampir aku
mati konyol oleh perbuatan Cia Ling im."
"Kiranya Sian cu marah kerena hal ini, kalau begitu
pengertianmu terhadap Hiang ting Sian cu salah, ketahuilah
justru untuk membantu dan menyelamatkan jiwa kalian maka
dia bawa serta Pek hong kiam itu!"
Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Omong kosong!" sentak Li sek hong muring, "Pek hong
kiam merupakan barang pantangan peninggalan guru, justru
karena takut menghadapi kehebatan senjata pusaka itu maka
Cia Ling im dan begundalnya takut berontak!"
"Itu hanya tipu daya peninggalan Hoa Seng cia belaka,
ketahuilah Pek hong kiam tidak lebih seperti senjata tajam
umumnya, jangan kalian percaya bahwa pedang itu digjaya
atau sakti seperti kabar angin itu. Hal ini baik kujelaskan
sekarang, tapi bila sampai di ketahui oleh gerombolan iblis itu,
tanggung dunia ini, bakal geger?"
"Apa benar?" tanya Li Sek hong dan Ih yu melengak.
"Sedikitpun tidak salah, sebelum Hiang ting Sian ca pergi
beliau ada memberi tahu rahasia ini, maka diapun membawa
serta, supaya gembong gembong iblis itu merasa jeri dan was
was, hingga mereka tidak berani bersimaharaja"."
Sek hong menjublek ditempatnya, sekian lama baru
bersuara sambil menghela napas: "Payah kalau begitu, tiga
hari lagi bila Cia Ling im meluruk datang, cara bagaimana kita
menghadapi mereka?" "Sian cu tidak usah kuatir, Lolap punya cara untuk
memukul mundur mereka!"
Li Sek hong ingin bertanya lebih lanjut namun Go hay ci
hang menggoyang tangan ujarnya "Harap Sian cu percaya
pada Lolap cara ini belam bisa kuumumkan!"
"Sungguh sulit untuk dipercaya bahwa Pek ho kiam hanya
tipuan belaka," kata Li sek hong "Karena terpaksa Seng cia
(guru Li sek hong dll) melakukan hal itu, dulu waktu dia
menerima lima murid, sebetulnya paling sayang pada Sin lo
cun cia, maka dia turunkan seluruh kepandaiannya,
maksudnya akan mendidikanya sebagai ahli waris"."
"Hal itu aku sudah tahu" ujar Li Sek hong tidak sabar,
"Buktinya Suhu memang menurunkan Siu lo su sek kepadanya
saja !" "Rencana semula memang demikian, tapi akhirnya dalam
usaha mencapai Dewa melalui jalan iblis Seng cia melihat
tindak tanduk serta angan angannya yang berambisi besar,
baru beliau sadar dan insyaf bahwa tidak mungkin murid laki
laki ini dapat memperoleh sukses besar. Soalnya Seng cia
sendiri saat mana sudah Cau hwe jip mo, tak mampu
menundukkan dia, terpaksa ia ciptakan ilmu lain yaitu Tay lo
jit sek, diturunkan kepada Sian cu bertiga, tujuan untuk
mengekang dan memundukkan Siu lo su sek itu, alhasil Tay lo
jit sek sebetulnya merupakan ilmu yang mengandung
kekerasan, harus dilandasi dengan tenaga positip, jauh
berlainan dengan kondisi badan Sian cu bertiga maka sulitlah
dilatih sampai puncak yang sempurna"."
"Hal itu memang benar, Toa suci mendapat anugrah yang
begitu besar dengan paksa ia gunakan tiga macam hawa
murni dalam tubuhnya untuk meleburnya kedalam hawa
pedang, paling hanya dapat mengembangkan tujuh bagian
perbawanya saja, aku dan Ih yu jauh ketinggalan malah".."
"Bahwa Hiang cing Sian cu memperoleh ajaran asli dari Tay
lo jit sek adalah kjadian terakhir, tapi latihannya itu paling
paling hanya berimbang melawan Cia Ling im. Dikala Seng cia
mangkat dulu, dengan tenaga kalian bertiga mungkin juga
belum tandingannya!"
Li Sek hong menunduk bungkam, mungkin ia mengakui
akan apa yang dikatakan ini.
Berkata pula Go hay ci hang : "Setelah Seng Cia Ling im
tidak setimpal menerima warisan itu, maka Hiang ting Sian cu
lah yang di pilih, namun beliau masih kuatir kalian tidak akan
mampu menundukkan dia, bukan mustahil selalu
dipermainkan olehnya, maka ia menggunakan akal bulus atas
Pek hong kiam itulah, waktu menganugrahkan pedang dulu,
Sian cu juga hadir, kukira masih segar dalam ingatan kalian
adegan waktu itu." Li Sek hong menunduk lebih dalam orang di sekitarnya jadi
gelisah ingin mendengar seluk beluk persoalan ini namun
mereka tidak berani minta penjelasan. Terutama sikap Koan
San gwat paling menyolok, melihat kelakuan ini terpaksa Liu
Ih yu menjelaskan. "Tatkala itu akupua hadir?"
"Aku dan Sian Cu sudi memberi penjelasan?" pinta Koan
San gwat: Liu Ih yu mulai bercerita, "Waktu itu aku berusia enam
belas, baru beberapa tahun belajar kepandaian dari Suhu.
Suatu hari mendadak Suhu mengumpulkan kami beramai
dengan tegas dan hikmat mengumumkan :
"Aku tahu ajalku tidak lama lagi, sayang Ling hwa hwe
belum lama kudirikan, tokoh tokoh kosen yang ditarik masuk
anggotapun belum sempurna, tanggung jawab dan tugas
berat ini terpaksa kalian harus pikul bersama. Cu sian ling
merupakan lambang kekuasaan tertinggi dari Liong hwa hwe,
dengan memegang lencana sebesar ini, tentu mati hidup jiwa
seluruh anggota tergenggam ditangannya, maka aku harus
menyerahkan kepada seorang ahli waris yang benar benar
pilihan! tatkala itu kami menduga pilihan yang dimaksud Suhu
pasti Cia Ling im, demikian pula sikapnya waktu itu sangat
pongah dan takabur, seolah olah jabatan tertinggi sudah bakal
menjadi milikanya?" sampi disini ia bementi untuk ganti
napas, semua orang mendengar dengan perasaan tegang.
Maka Liu Ih yu melanjutkan "Siapa tahu akhirnya Suhu
justru memilih Toa suci waktu Toa suci bertutur menerima
lencana kebesaran itu, berubah hebat air muka Cia Ling im,
kedua biji matanya melotot keluar saking gusar, hampir saja
dia menerjang maju merebutnya. Soalnya guru sudah Cau
hwe jip mo, badannya sudah cacad dan lumpuh separuh, apa
lagi Se bun Bu yam sekelompok dengan dia, sungguh kami
sangat kuatir mereka bisa berontak, tak nyana Suhu sudah
tahu maksud mereka setelah begitu menyerahkan Cu sian ling,
lalu beliaupun mengeluarkan sebatang pedang, itu lah Pek
hong kiam adanya" sambil menyoren pedang itu guru berkata
lantang "Walau cu sian ling sebagai lambang kekuasaan
tertinggi, namun tidak lebih medali itu cuma bersipat simbolis
belaka, tidak punya kekuatan mengekang sesama mausia
supaya Cu sian ling dapat mengembangkan hak
kekuasaannya, aku anugrahkan pula Pek hong kiam sebagai
dasar kekuasan itu. pedang ini teramat manjur dan sakti,
sesuai dengan namanya, setiap kali pedang keluar dari
serangkanya harus mendapatkan korban darah yang setimpal,
sekarang biar kucoba kekuatan pedang pusaka ini. Sembari
berkata Suhu melolos pedang cahaya putih kemilauan
menyilaukan mata, Suhu melemparkan pedang kedepan
tampak tertarik sinar terang mencorong kedepan, kontan
gugusan gunung batu puluhan tombak didepan nya terbutuk
bolong delapan sembilan kaki lebarnya, akhirnya pedang itu
terbang kembali sendiri ketangan Suhu. Pertunjukan hebat
inilah yang menindas sikap pedang Cia Ling im, Suhu
menyerahkan Pek hong kiam kepada Toa suci, kata beliau:
Hian ting dengan memegang medali dan pedang ini, kau
adalah orang pertama dalam Liong hwa hwe kuharap kau
dapat pegang setiap kesempatan baik dan menyebar luas
kekuasan Liong hwa hwe yang digjaya tak peduli siapa saja
bila tidak tundukan petunjuk atau perintahmu, bunuh saja
habis pekara." "Sambil berlutut Toa suci menerima pedang, selanjutnya
Suhu suruh kita berlutut dan menyembah kepada Toa suci,
kami sama bersumpah menerima dan patuh akan pimpinan
nya. Mesti dalam hati merasa tidak senang, namun takut
menghadapi wibawa Pek hong kiam yang luar biasa itu,
terpaksa Cia Ling im dan Sebun Bu yam juga berlutut! Suhu
tertawa senang dan riang, beliau mangkat begitu saja"."
bercerira sampai disini suaranya rada tersendat haru, semua
pendengarnyapun menghela napas pendek, mengendor rasa
tegangnya. Berkatalah Go hay ci heng pelan pelan. "Apa yang diuraikan
Sian cu jauh lebih lengkap dan jelas dari apa yang telah Lolap
ketahui"." Li Sek hong menimbrung: "Kekuatan Pek hong kiam sudah
kami saksikan bersama, mana bisa merupakan tipuan belaka?"
"Kecuali Hian ting Sian cu mungkin hanya Lolap yang tahu
akan hal ini. Dan lagi memperoleh pedang itu Hiang ting Sian
cu sendiri masih belum tahu, di luar tahu orang diam diam ia
mencobanya, baru ia sadar jerih payah dan maksud Seng cia."
"Bagaimaaa penjelasan hal itu?" tanya Li Sek hong.
Kini ganti Go hay ci hang yang menutur "Setelah Hiang ting
Sian cu pegang kuasa, sesuai dengan janji dan tugas tugas
yang diterimanya, dia mengembang luaskan liong hwa hwe,
waktu itu Lolap dan Ui ho belum masuk anggota. Suatu ketika
dia bersua dengan lolap di Lu ling sub, sungguh harus dipuji
pandangan Hiang ting Sian cu, dia tahu bahwa Lolap
membekal kepandaian silat, maka dia paksa aku masuk
anggota, sudah tentu Lolap keberatan dan menolak, karena
tidak sepakat, akhirnya berkelahi dengan Kong bing hoat sin
untung Lolap kuat menandingi Tay lo ju sek sudah tentu
lwekang Hiang ting waktu itu masih belum setinggi sekarang,
sampai akhirnya saking kewalahan ia mengeluarkan Pek hong
kiam hendak membunuh Lolap, semula Lolappun merasa
keder melihat pancaran sinar Pek hong kiam yang mencorong
benderang itu agakanya Hiang ting Sian cu sudah dipengaruhi
oleh kemarahan hatinya, hendak menunjukkan wibawa
pedang itu menundukkan Lolap, alhasil sekali gebrak malah ia
memperlihatkan kelemahan sendiri"."
"Bagaimana kejadiannya?" tanya Li Sek hong terkejut.
"Watu itu Hiang ting Sian cu ingin mencoba pedangnya itu
pada batu gunung akibat nya batu itu memang tertusuk
bolong, tapi bukan karena kedigjayaan pedang itu sendiri, tapi
karena kekuatan lwekang Hiang ting Sian cu yang
melandasinya, pedang itu amblas sampai satu kaki lebih,
dinilai dari kekuatan lwekang seseorang, hasil pertunjukkan ini
boleh dikata merupakan suatu kejadian yang cukup hebat"."
"Kau ngelantur kemana, bagaimana kesudahannya?" desak
Li Sek hong tak sabar. "Kwalitet besi untuk membuat pedang itu agakanya kurang
baik dan terlalu keras ujung pedang ternyata, putus !"
"Putus!" teriak Li Sek hong dan Liu Ih yu berjingkrak.
"Ya, ujung pedang putus kira kira satu dua dim, ternyata
pedang itu terbikin dari semacam tembaga pilihan yang bisa
mengeluarkan cahaya bila digosok halus" maka sejak
kejadian itu Hiang ting Sian cu tidak pernah meninggalkan Pek
hong kiam, dan sejak itu pula ia tontonkan permainan kepada
yang lain!" "Tak heran Toa suci selalu menolak bila membicakan
pedang itu, malah dia lebih giat berlatih memperdalam ilmu
silatnya"." demikian ujar Li Sek hong lesu.
"Bakat dan kecerdikan Hiang ting Sian cu melebihi orang
lain, sukses yang bakal dicapainya kelak jauh lebih besar dari
perhitungan Lolap semula."
"Kepala gundul!" tiba tiba It ouw menimbrung, "Bahwa
Hing ting Sian cu tidak kuasa menundukan dengan ilmu
pedangnya, cara bagaimana pula dia berhasil mengajak kau
jadi anggota?" "Hebat memang Hiang ting Sian cu, akhir nya Lolap tundak
akan bujukannya." "Percakapan kalian itu tentu sangat berkesan, bolehkah Lo
siansu mengisahkan kejadian masa lalu itu, supaya kami
beramai tambah pengalaman."
Go hay ci hang berpikir sebenrar, lalu katanya dengan sikap
serius "Untuk ini Lolap tidak bisa melulusi!"
Koan San gwat tahu ia tak bisa memaksa, maka dengan
hambar ia menghela napas, semua orang berdiri diam, semua
dicekam rasa kuatir dan gelisah, sepeminum teh kemudian
baru Koan San gwat membuka kesunyian "Kini aku masih
setengah mengerti tentang seluk beluk Liong hwa hwe, siapa
diantara kalian yang sudi memberi penjelasan selengkap nya?"
"Seluk beluk Liong hwa hwe tidak akan habis dijelaskan
dalam dua tiga patah kata saja." demikian ujar Go hay
tertawa, "Kalau Koan si heng ingin tahu segala asal usul dan
seluk beluk Liong hwa hwe, serta cara bagaimana gurumu
masuk menjadi anggota, cuma kedua Sian cu dan Lolap saja
yang tahu paling jelas."
"Hwesio tua," seru Liu Ih yu, "Apa yang kau tahu juga
terbatas biar aku yang manjelaskan kepadanya.!"
"Kalan Sian cu sudi mencapaikan diri lebih baik, Lolap tidak
berani banyak mulut?"
Mata Li Sek hong mendelik, lekas Liu Ih yu menambahkan :
"Suci, aku hanya mengatakan beberapa persoalan yang bisa
dibicarakan saja." Mendad k Li Sek hong tertawa getir, katanya: "Kalan mau
bicara tidak usah pakai tedeng aling, buat aku tidak menjadi
soal." Agakanya Liu Ih yu cukup prihatin, kata nya lirih "Mari kita
bicara diatas"! banyak persoalan yang tidak boleh didengar
orang banyak." Berpikir Koan San gwat, ini betul betul suatu pertemuan
rahasia, tempat yang misterius, dibelakang misterius itu ada
pula rahasia nya, maka makin besar hasratnya untuk
membuka tabir rahasia ini, cepat ia menganggukkan kepala.
Baru saja Liu Ih yu bergerak, Go hay berkata "Sian cu,
kuharap kalian jangan bicara lama Lolap masih ada urusan
yang perlu dirundingkan dengan Ciheng."
"Hwesio tua," seru Liu Ih yu mendelik "Tak usah kau
bertingkah, siapa pun yang hendak kau temui, pasti bukan
urusan baik." "Ui ho ada pesan sesuatu kepadaku supaya disampaikan
kepada Koan siheng, urusan ini persoalan besar, kalau tidak
Lolap tidak akan minta minta kepada kau. Lolap kuatir Sian
cu?" "Hwesio tua, coba kau bicara sekejap lagi!" demikian
ancam Lin Ih yu dengan gusar.
"Aku merendah diri demi jiwa ratusan orang yang hadir ini.
Harap Sian cu maklum?"
?"Apa katamu?" "Sarat peninggalan Hiang ting Sian cu untuk kalian, sudah
menjelaskan secara terang tak perlu Lolap banyak bicara lagi
!" Dengan rasa tidak percaya Liu Ih yu mendesak "Benarkah
dia! Jangan kau salah duga! Tadinya untung untungan
belaka?" Segera Go hay bicara dengan sikap serius "Tiada untung
untungan yang terjadi dalam dunia ini, setiap kerja yang
Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membawa hasil tentu ada sebab musababnya, waktu Lolap
mendapat petunjuk Hiang ting Sian cu pun tidak percaya,
kini"." Liu Ih yu mengertak gigi, katanya : "Sudahlah, tak perlu
kau cerewet lagi, dua jam kemudian boleh kau menyusul
keatas, ku tanggung"."
"Sepatah kata Sian cu laksana ribuan karat mas beratnya,
Lolap mengucapkan terima kasih. Sebetulnya hal ini tidak
merugikan Sian cu, sesuatu hal yang ingin diselesaikan biarlah
terjadi menurut hukum alam, kelak pasti akan membawa
kekuatiran. Pandangan Sian cu cukup lihay dan tahu
persoalan, seperti Ui ho dan Hiang ting Sian cu, betapa
bahagia dan gembira mereka hidup sekarang."
Merah muka Li Ih yu ujarnya malu malu "Omong kosong,
kau tidak usah cerewet !"
Koan san gwat bingung dibuatnya, lekas Go hay berkata
padanya : "Si heng boleh silahkan. Dua jam lagi Lolap akan
menyusul ke atas, waktu itu ada beberapa persoalan mohon
petunjukmu"." lalu ia membalik tubuh mengajak seluruh
hadirin mengundurkan diri.
"Adik Ih yu," ujar Li sek hong, "Kau dengar nasehatnya!
dulu kami salah mata, tidak tahu bahwa kepala gundul ini
punya kemauan besar. Ambilah diriku sebagai contoh kerena
ceroboh dan bertindak keluar batas ak hirnya aku mengalami
impian buruk belaka."
Liu Ih yu termenung sebentar baru memgangguk dan
berkata kepada Koan San gwat "Marilah keatas!" lalu ia
mendahului melejit ke dalam gumpalan mega, Li sek hong ikut
dibelakangnya lekas Liong koh menarik lengan Koan San gwat
terus diseretnya melompat tinggi meleset kedalam awan.
-oo0dw0oo- Jilid 13 SETELAH MELAMPAUI lautan mega yang bergulung gulung,
mereka beranjak didalam hutan pohon siong, kedua ekor
bangau besar itu masih bertengger dipucuk pohon. Akhirnya
mereka tiba dilapangan pertemuan yang menegangkan tadi
terus memasuki pintu gerbang Ci hi sian hu yang megah dan
agung. Beberapa kejap lalu Liu Ih yu dan Li Sek hong sudah
menghilang dibalik pintu, Ling koh terus menarikanya masuk,
sembari berjalan Koan San gwat berkata "Dipuncak yang
tinggi mendirikan gedung besar nan megah ini, sungguh
merupakan jerih payah yang tidak ternilai!"
"Jangan kau tertipu oleh keadaan luarnya yang megah ini,
setelah didalam nanti mungkin kau akan kecewa."
Tanpa kuasa Koan San gwat mengikuti langkah orang
memasuki sebuah pendopo besar, baru saja ia heran kemana
juntrungan kata Liong koh, sementara Liong koh masih
menyeretnya terus kesebelah dalam.
Setelah melewati pendopo besar itu mereka menyelusuri
serambi panjang yang belak belok, akhirnya Ling koh
menyingkap kerai terus menarikanya masuk kedalam.
Begitu berada di dalam betul juga seketika Koan San gwat
melongo dibuatnya, baru sekarang ia paham kenapa Ling koh
berkata demikian. Bahwasanya bentuk bangunan gedung
besar ini adalah sedemikian megah dan angker dilihat dari
sebelah luar, namun keadaan dalam justru sangat jorok dan
bobrok sekali, kapur dinding sudah luntur dan ngelotok sarang
gelegasi bertaburan dimana manana debu diatas lantai tebal
beberapa mili, rasanya lembab dan basah lagi, didalam
ruangan ini, kosong melompong, disebelah samping sana
terletak anyaman kasur dari rumput.
Liu Ih yu dan Li Sek hong masing masing menduduki
sebuah kasur rumput bersimpuh dengan tenang dan
menunggu, berita ia masuk Liu Ih yu segera menunjuk sebuah
kasur rumput yang lain dibadannya, katanya "Silakan duduk!"
Menurut gaya duduk orang pelan pelan Koan San gwat
duduk menurut permintaan orang, namun wajahnya
mengunjuk rasa heran dan tidak mengerti, Liu Ih yu
tersenyum simpul, katanya "Mungkin merasa tempat ini terlalu
bobrok bukan?" Koan San gwat merandek sebentar, lalu sahutnya "Kata
kata bobrok sulit diberikan penilaian, cuma keadaan di sini
jauh berbeda dengan keadaan luarnya, seperti bumi dan langit
layakanya!" Li Sek hong tersenyum, selanya : "Kau tahu tempat apakah
ini" " Koan San gwat menggeleng, Kata Li Sek hong tertawa :
"Disinilah tempat Suci moay berlatih kepandaian, setahun ada
tiga ratus enam puluh hari, sedikitnya tigi ratus lima puluh
sembilan hari kami menghabiskan waktu ditempat ini".."
"Kenapa begitu!" ujar Koai San gwat tidak paham, "Banyak
tempar diluar yang lebih bagus, disana lebih nyaman dan
bersih untuk berlatih ilmu, tidak perlu mengurung diri disini,"
"Itulah jalan menjadi dewa, dalam ke royalan mengajar
kemiskinan diantara "Ke" dan "Ke" itu, baru kita dapat
menggembleng diri kearah kesempurnaan hidup, dan biasa
dalam ketenangan nan sepi lelap."
Seperti paham tapi kurang mengerti, Koan San gwat
manggut manggut. "Bukan kau saja yang tak mengerti," demikian sambung Li
Sek hong, "Seluruh manusia di kolong langit ini tiada
seorangpun yang paham kecuali Nabi, karena hal hal seperti
itu tidak menjadi suatu dalil yang tetap, sesuatu yang indah
didalam dunia ini tidak akan tetap bertahan dimakan waktu,
demikianlah seperti bentuk rumah ini, indah diluar keropos
didalam. Dewa itulah palsu, itulah dalil yang benar, dalil dalil
lapuk itulah yang merupa kehidupan manusia"." ia terloroh
loroh rawan nadanya sedemikian sedih dan hampa. Koan San
gwat terlongong mematung.
Enam puluh tahun yang lalu, tengah malam Pekli Put ping
si sastrawan Rudin yang gagah menempuh ujian memanjat
puncak Sin li hong. Tatkala itu ia berusia tiga puluhan, sastra
dan ilmu silat yang diyakinkan kepalang tanggung, setelah
gagal ujian ia mengembara menghabiskan waktu.
Konon kabarnya di puncak Sin li hong pernah terjdi suatu
legenda Dewi bertemu dengan raja, maka besar hasiatnya
naik keatas puncak untuk menikmati impian yang muluk muluk
dikalangan dewata. Dikala dia kehabisan tenaga dan napas ngos ngosan, tiba
diatas puncak, dilihatnya seorang perempuan sedang berdiri
diujung batu yang menjorok keluar sedang menikmati cahaya
rembulan, karuan hatinya girang dan kejut pula, sebab
ditengah malam buta rata, seorang perempuan berani tinggal
sendirian di puncak gunung yang sepi dan di tempat
ketinggian yang berbahaya lagi, kecuali bidadari siapa lagi"
Prempuan itu berdiri membelakangi dirinya, perawakan
tubuhnya kelihatan ramping langsing, seperti bidadari dari
khayangan, karena kedatangannya memang ingin bertemu
dengan bidadari, segera ia menghampiri dan menyapa dengan
rasa hormat. Begitu perempuan itu membalik tubuh, seketika dia
berjingkrak kaget setengah mati. Karena beda dengan bentuk
tubuhnya yang elok, raut muka perempuan ternyata begitu
jelek, lebih buruk dari wajah setan.
Karena dia yang menyapa lebih dulu, tidak enak tinggal
pergi begitu saja maka setelah sekedar basa basi, akhirnya
tahu bahwa perempuan itu bernama Oen Kiau. Sejak lahir
bentuk mukanya memang sudah teramat buruk maka orang
tuanya lantas membuangnya dibawah gunung, untung ketemu
oleh seorang sakti, lalu mengasus, membimbing serta
mendidikanya sampai besar, orang aneh itu she Oen, dia
diangkat menjadi putri angkamya, Oen Kiau adalah asma yang
diberikan oleh tokoh aneh yang sakti itu.
Setelah orang aneh itu meninggal belia meninggalkan
pelajaran ilmu silat yang amat tinggi dan hebat sekali, tahu
bahwa bentuk mukanya yang buruk maka Oen Kiau tidak
berani muncul didunia ramai, dia mengasingkan diri di
pedalaman gunung nan sepi dan tenang.
Sudah tentu Pekli Put ping tidak tertarik kepada Oen Kiau,
namun ia sangat takjub dan mengiri akan kepandaian ilmu
silatnya, maka dia berdiam cukup lama dipuncak gunung itu
orang mengobrol panjang lebar, sebesar itu Oen Kiau belum
pernah berdekatan dengan laki laki muda apa lagi dengan
sikap yang mesra pula, sudah tentu mati matian ia mencintai
laki laki pujaan hatinya ini. Beginikah akhirnya mereka menjadi
suami istri, mereka lebarkan hari hari bahagia itu beberapa
bulan lamannya. Hasrat Pekli Put ping untuk mempelajari berbagai ilmu
kepandaian itu teramat besar, dengan tekun ia merangkai
semua peninggalan orang aneh itu, alhasil diketemukan
olehnya beberapa buku catatan mengenai ilmu silat, Oen Kiau
sendiri tidak pandai membaca ia tidak tahu akan rahasia
peninggilan ayah angkatnya itu, sebalikanya Pek Put ping
seperti memperoleh lotre jutaan besarnya, girang bukan main,
namun timbul rasa tamaknya untuk mengangkangi sendiri.
Dengan tekun ia pelajari ilmu ilmu yang tercatat didalam
buku peninggalan itu tanpa memberi tahu atau menurunkan
pula kepada istrinya. Sampai akhirnya setelah kepandaian
silamya jauh melampaui kemampuan istrinya, lama kelamaan
ia menjadi sebal dan muak melihat tampang istrinya mesrapun
menjadi kasar dan ketus. Oen Kiau tahu sebab musababnya dan perubahan sikap
suaminya itu, semula ia masih berlaku manis diri selalu
mengalah saja tapi orang sabar ada batasnya, suatu ketika
terjadi perang mulut yang sengit, suami istri berkelahi dan
saling serang tidak kenal kasihan lagi, dengan nekad Pekli Put
ping melancarkan ilmu ilmunya yang ganas, tujuannya hendak
membunuh Oen Kiau. Untunglah orang sakti yang aneh itu
sebelumnya meramal bakal terjadi tragedi yang memalukan
ini, sebelum ajal dan lumpuh dan semua ilmu peninggalannya
yang dipelajari Pekli Put ping, akhirnya Pokli Put ping dibekuk
oleh Oen Kiau, namun betapapun hati perempuan rada lemah,
apalagi kehidupan suami istri sudah berlangsung sekian lama,
maka ia tidak hendak melukai atau menyakiti suaminya,
setelah memakinya kalang kabut terus tinggal pergi begitu
saja. Setelah Oen Kiau pergi, pengan ilmu yang dipelajarinya,
Pekli Pua ping melakukan perbuatan kotor dan jahat, namun
selama ia malang melintang sekian lama menjelajah seluruh
dunia tidak pernah menemui seorang lawan yang tangguh,
lama kelamaan ia jadi bosan sendiri akan kehidupan Kangouw,
setelah puas akhirnya ia kembali ke Sin li hong dan menetap
disana melanjutkan pelajaran ilmunya yang masih belum
sempurna keseluruhannya. Buku pelajaran silat peninggalan orang aneh itu terdiri tiga
jilid, meski apa yang tercatat didalamnya kurang lengkap dan
tidak berurutan, namun setelah dipelajari serta diraba raba
lambat laun terjadilah suatu rumus yang dapat dijadikan
landasan. Tay lo sian kip mencatat pelajaran sara menjadi dewa.
Thian mo po lok adalah merupakan inti sari dari kumpulan
segala macam ilmu sesat. Sedang Yu Oing hian ki adalah
pelajaran cara herlatih mengawasi mayat serta setan yang
serba ganjil dan magik. Ajaran yang tercatat didalam Thian mo po lok dan Yu bing
hian king rada gampang dipelajari, rapi bagian Tay lo sian kip
lebih su kar diselami. Setelah mengasingkan diri beberapa tahun memperdalam
ilmunya Pekli Put ping menjadi bosan dan kesepian, lalu ia
menerima empat murid, yaitu Lim Hiang ting, Cia Ling im Li
Sek hong dan Sebun Bu yam, diantara mereka hanya Cia Ling
im saja murid laki kaki. Lim Hiang ting dan Li Sek hong berparas cantik dan
berbentuk elok lagi, sebalikanya paras Sebun Bu yam jelek
sekali, bahwa Pekli Put ping mau menerima dia sebagai murid
mungkin timbul kenangannya terhadap sang istri Oen Kiau.
Diantara keempat murid ini Cia Ling im paling cerdas,
berbakat lagi, tapi sifatnya suka ugal ugalan, maka
kepandaian yang dipelajari dari Thian mo pok lok pun maju
teramat pesat, adalah Sebun Ba yam paling bodoh, terpaksa
dia hanya mempelajari ajaran yang ada di Yu bing hian kiang,
ilmu rendahan belaka. Pekli Put ping sendiri belum banyak memahami pelajaran
Tay lo sian dip, maka pelajaran yang dia turunkan kepada
muridnya hanya terbatas pada Thian mo pok lok dan Yu bing
hian kiang saja, karena pelajaran jalan iblis itu mengutamakan
kombinasi antara negatif dan positif, maka setiap kali latihan
perlu adanya campur baur, begitulah diantara mereka guru
dan murid terjadi sesuatu hubungan yang sulit diketahui orang
luar, Pekli Put ping tertarik pada Lim Hiang ting, maka Cia Ling
im terpaksa gaul dengan Li Sek hong dan Sebun Bu yam,
karena itulah Sebun Bu yan sangat setia terhadap Cia Ling im,
dan patuh lahir batin. Sudah tentu tidak pernah timbul hasrat Cia Ling im
terhadap Sebun Bu yam, karena ia sudah terpincut pada Lim
Hiang ting dan Li Sek hong, tapi Lim Hiang ting adalah idaman
gurunya, ia tidak berani menjamahnya, boleh dipandang tidak
boleh disentuh, bagi Li Sek hong karena ada tekanan dan
perintah sang guru, meski sering latihan bersama, namun
hatinnya teramat benci sekali, biasanya ia bersikap adem dan
dingin. Demikian juga keadaan Lim Hiang ting, karena
perintah dan kehendak sang guru sulit dibangkang ia dipaksa
untuk menyerahkan kesuciannya, sudah tentu iapun sangat
bermusuhan terhadap Cia Ling im.
Begitulah dalam hubungan yang ruwet diantara kelima
murid itu, mereka hidup bersama beberapa lamanya, lambat
laun terjadi tiga kelompok didalam kehidupan mereka, Lim
Hiang ting dan Li Sek hong satu pihak, Cia Ling im dan Sebun
Bu yam pihak kedua, sementara Pekli Put ping merupakan
pihak yang lain pula, tapi ia suka memberi angin dan membela
kepentingan Cia Ling im, kecuali dilarang menyentuh Lim Kian
ting, apapun yang diinginkan tentu disokong, maka Li Sek
hong lah yang dijadikan kambing hitamnya, betapa derita
hatinnya, tak perlu dikatakan lagi.
Sampai itu Pekli Put ping terus memperdalam Tay lo sian
kip, sampai hari tuanya, tiba tiba tumbuh sebuah pikiran aneh
dalam benakanya diselaminya bahwa jalan kedewaan tiada
harapan ditempuh dengan kekuatan manusia oleh karena itu
timbullah hasratnya untuk menghimpun dan mendirikan Liong
Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hwa hwe. Maka mulailah dia menyebar muridnya dia sendiripun
bekerja menarik dan menciduk para tokoh tokoh persilatan
diseluruh kolong langit puncak Sin li hong mereka ganti
bernama Sian se thian, sebagai tempat tinggal dan tempat
pertemuan para orang orang gagah jelasnya sebagai markas
besar, setelah berjerit payah setengah tahun, akhirnya Liong
hwa hwe berdiri secara resmi, dan saat itupun ia mengadakan
pertemuan besar yang pertama.
Pertama kali mereka berhasil mengumpulkan sembilan
puluh delapan tokoh tokoh kosen, namun pertemuan kali ini
kurang begitu meriah, karena waktunya yang terlalu pendek
dan kurang persiapan lagi, lebih banyak orang orang gagah
diseluruh dunia ini belum empat ditarik menjadi anggota. Di
antara sembilan puluh delapan kosen itu terdiri berbagai
golongan dan aliran, kerbau setan serta ular dan malaikat
berkumpul bersama, sudah tentu keadaan menjadi kurang
serasi dan tidak cocok satu sama lain. Pekli Put ping
memempatkan diri di Thian gwat thian sebagai pimpinan
dalam dewa diantara dewa, namun ia merasa masih belum
puas akan hasilnya ini, maka, kesembilan puluh delapan orang
itu di uji dan dipilih, lwekangnya yang hebat dan tinggi ada
tujuh belas orang, mereka masuk dalam barisan Siang pang,
dia sendiri yang menjadi pimpinan Tingkat kedua adalah Mo
pang tanggung jawab pimpinan diserahkan kepada Cia Ling
im. Dan yang paling rendah tingkatannya ada empat lima
orang yang dimasukkan dalam barisan Kui pang Sebun Bu
yam sebagai pimpinan, sementara ketiga pang ini di bawah
pengawasan dan petunjukanya pula.
Kesembilan puluh delapan tokoh tokoh kosen itu
merupakan tokoh Bu lim yang cukup tinggi kedudukan dan
kepandaiannya, namun Pekli Put ping berpendapat tokoh
kosen yang betul betul tulrn belum tentu punya nama diluar,
dirinya sebagai contoh, maka ia mengeluarkan perintah, lima
tahun yang akan datang membuka pertemuan lagi ia tugaskan
semua orang mengumpulkan dan menarik sebanyak mungkin
kaum cendikia dan kaum persilatan, kalau sejak itu ia
membuat aturan aturan dan tara tertib yang ketat dan keras.
Pertemuan besar dihadiri sembilan puluh delapan orang,
banyak diantaranya mareka hasil kerja berat Cia Ling im dan
Sebun Bu yam menarikanya menjadi anggaota, malah tidak
sedikit yang datang sendiri tanpa diundang. Sementara kaum
lurus karena terdesak oleh keadaan ancaman terpaksa terjun
dalam kanca organisasi yang tak benar ini. Tapi Cia Ling im
merasa punya sandaran yang cukup kuat tindak tandukanya
semakin berani dan mengembangluaskan kekuasaannya,
lambat laun ia pun berani menentang atau tak mau dengar
semua perintah Pekli Put ping lagi.
Lim Hiang ting dan Li Sek hongpun menyadari situasi yang
gawat ini, kalau mereka tinggal diam dan tidak mencari bala
bantuan, tentu kelak mereka terdesak dan disudutkan oleh Cia
Ling im, maka merekapun giat menarik dan mengumpulkan
anggota. Memang jerih payah mereka tidak sia sia, beruntun
mereka berhasil mencari beberapa tokoh kosen, yang lama
mengasingkan diri, umpamanya Sian yu ti ouw, Ban li bu in, It
lun bing gwat dan lain lain.
Sudah tentu Cia Ling impun tidak berpeluk tangan, demi
menyebar luas kekuasaan dan wibawanya, tanpa mengenal
tata dan menggunakan segala pengorbanan dia menarik entah
secara suka rela atau paksa kamrat kamratnya, beruntung
usahanya tidak sia sia, iapun berhasil memperoleh bantuan
yang cukup tangguh pula, umpamanya Thian mo kun Ki Thian
ting dan lain sebagainya"."
Pada hari tuanya Pekli Put ping menerima murid
perempuan lagi, itulah Liu Ih yu adanya waktu masuk
perguruan ia baru berusia empat belas tahun, terhadap murid
kecilnya ini Pekli Put ping termasuk teramat sayang dan
memanjakannya, malah dianggapnya sebagai putri sendiri,
dalam tempo yang pendek kira kira dua tahun, dengan segala
jerih payah sendiri, ia gembleng gadis kecil ini, karena usianya
masih kecil, banyak ilmu yang tertera didalam Thian mo pok
lok, dimana ilmu yang harus dilatih secara gabungan antara
pria dan wanita tidak diturunkan kepadanya, paling hanya
diajarkan ilmu yang memperkuat kondisi badan dan ilmu
bagian luar yang cukup lihay, oleh karena itu sampai detik ini
Liu Ih yu masih gadis suci bersih .
Sementara itu Pak Put ping sudah sedikit demi sedikit
menyelami pelajaran Tay lo sian kip, waktu dan perangainya
banyak berubah timbul hasratnya meninggalkan jalan iblis
yang sesat ini. Tapi karena ajaran iblis sudah mendalam
daging dalam tubuhnya, apalagi antara jalan dewa dan iblis itu
sendiri saling bertentangan, latih punya latih akibatnya ia
tersesat dalam latihan, bagian bawah badannya menjadi
lumpuh. Setelah latihannya tersesat dan menjadi cacad itulah baru
dia menyadari bahwa akibat hakikatnya jalan iblis itu tidak
mungkin bisa ditempuh dengan sempurna, diinsyafinya pula
Cia Ling im kini tidak bisa dipercaya lagi karena kesesatan
ilmunya itu. Sayang sekali ia sadar dan bertobat setelah
terlambat, tak mungkin lolos dari belenggu kesesatan yang
dilandasi oleh nafsu nafsu iblis itu. Oleh karena itu dalam taraf
terakhir ia lebih giat menciptakan Tay lo jit kiam yang khusus
menundukan Sian to su sek kebanggaan Cia Ling im, Li Sek
hong Liu Ih yu bertiga dan tak lupa ia serahkan Cu sian ling
kepada Lim Kiang ting. Kuatir Cia Ling im tidak terima patuh ia berlaku nekad
meski jiwa sendiri akhirnya sulit dipertahankan, dia tunjukan
kehebatan Pek hong kiam. Sebetulnya jerih payahnya ini
merupakan tipuan belaka, karena kejadian itu melulu
mengandal kekuatan tenaga dalamnya untuk mengelabui
semua orang. Memang Cia Ling im kena digertak dan diapusi
mentah mentah, namun dia sendiri mampus tak lama
kemudian karena kehabisan tenaga.
Setelah mendengar kisah panjang lebar ini, sekian lama
Koan San gwat duduk terlongong, betapapun ia sudah paham
asal usul dan seluk beluk Liong hwa hwe tapi asal mula
terbentukanya organisasi liar yang mengandung kekuatan
besar ini betul betul aneh dan sulit dipercaya".
Setelah termenung sekian lama, akhirnya Koan San gwat
bertanya: "Go hay ci hang menyebut Pekli Put ping Ciangwe
sebagai Hoat hoa Sing cia?"
"Itu nama gelar luhi sudah dalam Liong hwa hwe," sahut Li
Sek hong. "Untuk seraresahan dengan nama organisasi, setiap
anggota dalam Liong hw hwe diharuskan mengganti nama
aslinya dengan gelar atau julukan, dilarang keras
menggunakan nama aslinya, yang melangsir hukumannya
amat berat?"" "Oleh karena itu guruku lantas dinamakan Ui Sianjin."
Li Sek hong manggut. Tanya Koan San gwat pula "Lalu
bagaimana dengan Oen lo ci?npwe ?"
"Entah selanjutnya beliau tidak pernah muncul lagi,
dihitung usianya mungkin sekarang sudah hampir seratus
tahun, kemungkinan besar beliau sudah wafat "
Koan San gwat merasa kasihan pada pengalaman Oen Kiau
yang menyedihkan itu, di saat kemudian dia berkata pula
"Bagaimana Hoe hoa Seng cia menyelesaikan ketiga jilid Pit
kip itu ?" Li Sek hong menjelaskan: "Yu bing cin king dan Thian mo
pok lok masih ada, tetapi ilmu yang tertera didalamnya sudah
kami pelajari semua, tak ada manfaatnya lagi, sedang Tay lo
sian kip sudah dibakar oleh Suhu."
"Bagus sekali, kalau buku itu sampai terjatuh ditangan Cia
Ling im dunia akan geger diobrak abrik olehnya."
"Tapi kalau jatuh ketangan kami, bukankah dapat
mengekang dan menundukkan dia?" sanggah Li Sek hong.
"Tay lo itu hanya namanya saja sebagai dewa bukan
mustahil merupakan ilmu sesat pula, bagi yang
mempelajarinya bakal tersesat."
Bercekat hati Li Sek hong, tanyanya "Darimana kau tahu?"
Berpikir sebentar barulah Koan San gwat menjawab
"Secara tiba tiba timbul keinginan Pekli canpwe untuk
mendirikan Liong hwa hwe kuduga ia mendapat ilham dari Tay
lo sian kip itu, karena kedua buku setan dan iblis itu tak
mungkin mencatat hal hal macam ini!"
"Uraianmu memang tidak salah, setelah Subhu
memperdalam Tay lo sian kip itu baru timbul pikiran anehnya
itu." Koan San gwat tertawa tawa tanyanya "Cara bagaimana
pula guruku menjadi anggota".."
"Ui ho adalah undangan Toa suci, bagaimana kejadannya
kami tidak tahu. Dua puluh tahun yang lalu Liong hwa hwe
dibuka untuk kedua kalinya jauh lebih ramai, tokoh tokoh
kosen berkumpul jadi satu, tatkala itu kami bertiga sudah naik
pangkat sebagai dewa diantara dewa, sementara Cia Ling im
sebagai iblis diantara iblis, pimpinan barisan Mo pang adalah
Thian ki mo kun, Sebun Bu yam sebagai ketua setan diantara
setan, dan kami jarang mengurus tugas dalam organisasi dari
para tokoh yang tercantum dalam Hong sin pang dipilih pula
empat Hwe cu, Yi ho adalah salah satu diantaranya, bernama
Sian yu it ouw dia termasuk dalam barisan Sian pang dan dua
orang yang lain adalah Se gak mo sin dan Pak hong kui si?"
Koan San gwat manggut, ujarnya "Kedua orang inipun
pernah kulihat!" Li Sek hong menjelaskan lebih bnjut : "Semula mereka
adalah pimpinan dari berbagai Pang itu, dinaikkan pangkatnya
menjadi Hwe cu, oleh karena itu pimpinan Sian pang terjatuh
pada Go hay ci hang, begitu pula pimpinan Mo pang dijabat
oleh Thian ki mo kun, sementara Kui pang di pimpin oleh Im
hong kui si. Jumlah anggota Sian pang ada tiga puluh enam,
Mo pang tujuh puluh dua, paling banyak Kui pang harus
lengkap seratus orang, boleh dikata merupakan wadah dari
kumpulan tokoh tokoh silat yang amat besar."
"Cara bagaimana pula memilih nama nama yang
dicantumkan pada tiap tiap barisan itu ?"
"Semula ditentukan oleh kepandaian silat masing masing,
tapi tidak semua dilaksanakan dalam cara yang sama, ada
kalanya seseorang yang berkepandaian tinggi, tapi dia rela
menempatkan dirinya dibarisan kedua, umpamanya Thian ki
moi kun?" "Aku malah paham akan maksud tujuannya, kalau berada
dalam urutan Sian pang paling dia terhitung kelam dua, kalau
menempatkan diri di Mo pang, maka dia dapat malang
melintang main kuasa!"
"Itu hanya salah satu sebab saja," ujar Li Sek hong, "Yang
penting karena tunduk pada Cia Ling im. Melihat pertemuan
Liong hwa hwe kedua Toa suci dapat mengudang tokoh tokoh
silat tingkat tinggi, dibanding kekuatannya tidak lebih asor dari
dirinya maka dia meneggakkan banyak aturan dan undang
undang, kekuasaan dari pertemuan besar ia serahkan pada
Mo pang meski kedudukan orang orang dari barisan, Sian
pang cukup tinggi, namun hanya bernama kosong begini
adalah salah satu perbutan sewenang wenangnya setelah
pegang kekuasaan, karena Thian ki mo kun adalah tangan
kanannya yang paling setia!"
"Kenapa Lim siancu diam saja?"
"Begitu juga pikiranmu," Li Sek hong kertak gigi, "Semula
akupun tidak paham kenapa Toa suci diam saja mengumbar
segala perbuatannya yang keluar batas, baru sekarang aku
paham, meski waktu itu ia memegang Pek hong kiam, tapi ia
tidak kuasa menundukkan Cia Ling im terpaksa ia tinggal diam
tidak tahu menahu!" Sampai sekarang baru Koan San gwat paham seluruh seluk
beluk Liong hwa hwe, segala rahasia dan kecurigaan hatinya
gusar sirna, cuma masih ada persoalan yang mengganjel
dalam hatinya, yaitu hubungan antara gurunya dengan Lim
Hiang ing. Li Sek hong mengerti akan ksangsiaannya ini, sambil
menghela napas ia berkata : Liong hwa hwe pada waktu itu
betul betul merupakan pertemuan besar amat meriah, Ui ho
siangjin dapat mengalahkan beberapa lawan lawannya, hanya
dia saja yang mampu bertahan dari rangsakan Liu thing sam
ki tanpa cidera." "Apa yang dinamakan Lu thing sam ki itu?" tanya Koan San
gwat, "Ujian ilmu silat, Lui thing pertama adalah menerima
sergapan kedua burung bangau dari tengah udara, kedua
burung itu sudah terlatih, baik kekuatannya luar biasa
"." Li Sek hong mengunjuk rasa heran dan percaya. Cepat Liu
Ih yu menyela "Memang dia pernah menghadapi rangsakan
bersama dari Toa pek dan Ji pek, tapi lebih asor dibanding Ui
ho, telapak tangannya tercakar bolong, untung aku tiba tepat
pada waktunya memberi obat pemunahya kalau tidak sejak
tadi jiwanya sudah melayang"
"Kau tahu apa?" dengan Li Sek hong dengan sikap serius,
"Untuk menghadapi Cia Ling im selama dua puluh tahun
mendatang Toa suci sudah berjerih payah mendidik dan
mengasuhnya, kemauan Toa suci membubuhi racun Poh Pang
san di kedua cakar masing masing tujuan untuk melenyapkan
beberapa begundal Cia Ling im. Koan lote bisa melawan
sekali sergapannya terbukti bahwa lwekangnya unggul
dibanding Ui ho dulu. Koan San gwat merasa kikuk, cepat ia menyela, "Harap
tanya apa pula kedua ujian yang lain?"
"Yang lain menghadapi Siu lo it kiam Sek Cia Ling im dan
Tay lo it kiam sek Toasuci. Kedua ujian terakhir ini kukira
paling sulit dihadapi!"
"Sudah tentu Meski keempat Hwe cu dapat menghadapi
ketiga ujian itu, hanya Ui ho seorang yang dapat lulus dengan
gemilang, oleh karena itu bukan saja dia memperoleh
kedudukan istimewa dalam Liong hwa hwe, diapun sudah
mencuri sanubari Toa Suci!"
Terbayang betapa gagah dan perwiranya sepak terjang
gurunya dulu, tak urung Koan San gwat merasa bangga dan
senang, namun sampai disini Li Sek hong lantas bungkam
tidak mau bicara lagi, setelah menunggu sekian saat, terpaksa
Koan San gwat bertanya : "Bagaimana keadaan selanjutnya?"
"Mengadu kepandaian serta mengatur tingkat, setelah
Golok Sakti 8 Pedang Kayu Cendana Karya Gan K H Kesatria Baju Putih 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama