Ceritasilat Novel Online

Rahasia Istana Terlarang 4

Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen Bagian 4


gadis, dia bukan lain adalah putri kesayangan dari si Raja Obat Bertangan keji,
Siauw Ling segera memburu kedepan, jatuhkan diri berlutut dan berseru, "Anak yang
tidak berbakti Siauw Ling menghunjuk hormat buat ayah dan lbu!"
Bangunlah nak"." kaia Siauw thayjien sambil memandang sekejap wajah putranya.
Dsngan air mata bercucurau Siauw Ling bangun berdiri.
"Berulang kali ananda menyusahkan kalian berdua, kejadian ini membuatku merasa
amat sedih"." "Kisah yang telah nyata sudah kudengar dari mutut nona ini, dalam peristiwa ini kau
tidak bisa disalahkan"." bisik Siauw thayjien sambil menggeleng, setelah merandek
sejenak tambahnya, "Hanya saja pendekar Siang telah menderita L_ka parah, mati
hidupnya tak diketahui. Aaai pertempuran yang trrjadi waktu itu benar benar mengerikan
sekali. "Dengan segala kemampuan yang ananda miliki, ananda pasti akan menuntut balas
bagi dendam sakit hati ini."
"Masih ada lagi seorang pendekar she Be" sela Siauw hujian pecara mendadak.
"Seluruh tubuhnya telah dipeuuhi bacokan-bacokan senjata tajam, darah segar telah
menodai seluruh tubuhnya namuu ia tetap bertempnr mati-matian. namun akhirnya aaai!
ia pun tak kuat dan roboh keatas tanah."
?"Budi kebaikan mereka yang sedalam lautan ini akan ananda ukir didalam hati kecil
dikemudian hari ananda pasti akan berusaha membalasnva."
"Bagaimana dengan keadaan situkang ramal dari lautan Timur Suma Kan" tanya Sang
Pat. "Mungkin dia pun terluka. berpuluh-pulnh orang boesu dari perkampungan Pek Hoa-san
cang menyerang secara serentak, mereka beberapa orang terpaksa harus sekuat tenaga
untuk menghadapi mereka. pertarungan waktu itu amat kalut sekali, loohu hanya sempat
menyaksikan pendekar Siang serta pendekar Be menderita luka parah kemudian kami
berdua digusur keperkampungan Pek Hoa-san-cung. sehingga bagaimana kejadian
selanjurnya tak kami ketahui,"
Sambil menuding kearah Tok Chiu Yok Ong. mendadak Siauw hujien menyela kem-bali,
"Saudara inilah tuan penolong yang telah menyelamatkan aku serta ayahmu dari tangan
penjahat laknat itu."
"Budi ini akan ananda ingat terns."
"Loohu ayah dan anak sudah berulang kali mendapat budi kebaikan dari Siauw
thayhiap, perbuatanku kali ini pun hitung-hitung sebagai pembalasan kami terhadap
dirinya" seru Yok Ong.
Baru saja ia habis berbicara mendadak terdengar suara burung dara berkelebat lewat di
atas gubuk petani ini, suaranya nyaring dan cepat, "Burung dara dari perkampungan Pek
Hoa san cung?" seru Soen Put-shia dengan alis berkerut.
"Ditinjau dari situasi dewasa ini, rnpanya suatu pertarungan sengit tak akan bisa
dihindari lagi, kemungkinan besar orang-orang perkampungan Pek Hoa-san-cung telah
menantikan kedatangan kita diluar gubuk." Yok Ong memberikan pendapatnya.
"Ketika berada diatas perahu panca warna tadi Shen Bok Hong mengalami nasib yang
mengenaskan sekali, sekembalinya kedalam perkampungan ia pasti akan mengumpulkan
segenap tenaganya untuk menyerang kita semua."
"Tidak salah, oleh sebab itulah sebelum hujan harus sedia payung, sebelum terjadi
suatu peristiwa yang tidak diinginkan kita harus bikin persiapan lebih dahulu.
"Apakah loocianpwee punya akal bagus?" tanya Siauw Ling.
"Lebih baik kita atur kekuatan kita lebih duhulu, beberapa orang harus melindungi
keselamatan Siauw tahjien serta Siauw hu jien dan beberapa orang harus membendung
serangan musuh." "Apakah loocianpwee sudah punya rencana didalam pembagian ini?"
"Tentang soal ini loohu sih belum berpikir sampai disitu" sinar matanya beralih keatas
wajah Soen Put-shia kemudian menambahkan. "Hey pengemis tua. apakah kau
mempunyai akal untuk menghadapi serangan musuh."
"Haaa". haaaaa". aku si pengemis tua selamanya tidak pernah main akal-akalan, lebih
baik saudara siauw saja yang bikin persiapan.
Belum habis ia berbicara, mendadak telapaknya diputar melancarkan sebuah pukulan
dahsyat. Segulung angin pukulan yang maha dahsyat laksana gulungan ombak ditengah
samudra meluncur keluar dari dalam gubuk.
Siauw Ling enjotkan badannya melayang keluar dari gubuk
"Tak usah cari lagi," cegah Soen Put-shia sambil tersenyum. "Ada seorang penjahat
yang coba berjalan mendekati gubuk kita, namun aku sekarang sipengemis tua telah
mengirim sukmanya kedunia barat."
Kiranya Soen Put-shia berdiri sambil bersanding didepan pintu, meskipun dimulutnya
bercakap-cakap dengan siraja obat bertangan keji namun sepasang matanya memperhatikan
terus gerak gerik diluar ruangan.
"Mereka sudah datang." bisik Tok chiu Yok Ong.
"Setelah pasukan pembuka jalan tiba, mungkin pasukan induk merekapun akan segera
menyusul tiba pula"." sahut Siauw Ling sambil balik kembali kedalam ruangan.
Sinar matanya berputar keatas wajah Tiong-chiu Siang Ku serta siraja obat berta-ngan
keji, pintanya. "Harap saudara berdua beserta Yok Ong suka melindungi kedua orang tuaku serta nona
Wan." "Biarlah aku sipengemis tua membantn dirimu menghadapi musuh!"
"Cayhe memang bermaksud demikian."
"Kekuatan kalian berdua terlalu lemah sekali," sela Yok Ong." Lebih baik biarkanlah
Tiong chiu Siang Ku membantu kalian berdua, sedang Loo-hu dengan dibantu oleh Kim
Lan serta Glok Lan rasanya masih sanggup untuk melindungi keselamatan kedua orang
tuamu. "Ilmu silat yang Yok Ong miliki amat lihay kalau memang anda berbicara demikian aku
rasa kan pasti sudah punya rencana ter tentu, baiklah cayhe akan menuruti
perkataanmu." Dari arah luar terdengar suara gonggongan anjing yang santer berkumandang datang
tiada hentinya "Musuh tangguh telah tiba. aku rasa tidak sempat lagi bagi kita untuk berlalu dari sini,"
kata Sang Pat. Siauw Ling cabut keluar pedangnya serunya.
"Aku dengan Soen Loocianpwe akan menyongsong lebih dahulu kedatangan mereka.
semoga hian te berdua harap untuk sementa-ri waktn membantu diri Yok Ooug untuk
melindungi keselamatan kedua orang tuaku"."
"Jangan gegabah." seru Yok Ong sambil mengeleng." Apa pasukan induk". pihak
lawan telah menyerang datang kita harus berusaha pukul mundur diri mereka lebih
dahulu, kemudian baru berangkat meninggalkan tempat ini."
"Mengapa" "Baik ayahmu maupun ibumu bukanlah orang-orang yang mengerti akan ilmu silat
seandainya mereka menyerang dengan menggunakan senjata rahasia maka kita akan
mengalami kesulitan dalam melindungi keselamatan mereka, dari pada menerjang keluar
bukankah jauh lebih bertahan untuk sementara waktu dirumah bobrok ini selain pihak
musuh berhasil kita pukul mundur barulah melanjutkan perjalanan kembali."
"Jumlah jagoan dari perkampungan Pek Hoa-san cung tiada terhingga banyaknya." kaia
Soen put shia memberikan pendapatnya. "Apabila jumlah bala bantuan yang mereka kirim
datang makin lama semakin banyak dan orang yang harus kita bunuh tidak habis
habisnya, bukankah sepanjang masa kita ba-kal terkurung terus ditempat ini?"?"
"Masih ada satu hal yang kurang menguntungkan," Sang Pat menambah." Seadai-nya
mereka melancarkan serangan dengan menggunakan api. dan kita harus tetap ber-tahan
terus didalam rumah gubuk ini, bukankah kerugian yang bakal kita peroleh akan semakin
besar?" Jilid 8 Perkataan tersebut memang tidak salah. tapi menurut pendapat lohu tetap bertahan
ditempat ini jauh lebih baik dari pada mengungsi pergi. dalam melakukan pertarungan hari
bukan menang kalah yang kita cari, melainkan bagaimanakah caranya kita selamatkan
Siauw thayjin dan Siauw hujin dari mala bahaya. semisal kita bisa bertahan ditempat ini
sampai malam tiba nanti, loohu bisa mengundurkan musuh tangguh dengan menyebarkan
bubuk racun." "Seandainya kalau ingin menggunakan racun, apa bedanya antara pagi hari dan malam
hari" batin Siauw Ling
Meski dalam hati ia curiga namun perkataan tersebut tidak dapat diutarakan keluar.
Mendadak terdengar suara seruan seseorang yang amat berat berkumandang datang.
"Dewasa ini gubuk yang kalian huni telah kami kurung rapat. tiga puluh pucuk gendewa
serta dua puluh pucuk anak panah otomatis telah kami sebar disekeliling rumah gubuk ini.
Jangan dibilang manusia sekalipun burung yang terbang diangkasa pun jangan harap bisa
berlalu dari tempat ini dalam keadaan selamat "
"Aaaaah, suara dari Tan Hong Ciang!"seru Kim lan tiba-tiba.
"Murid tertua dari Shen Bok Hong?"?"
"Tidak salah itulah orangnya ".
"Harap cuwi sekalian berhati hati mengawasi gerak gerik mereka terutama sekali kalau
mereka akan menyerang dengan api!" pesan Siauw Ling dengan langkah perlahan ia
berjalan keluar dari dalam ruangan.
Sepeninggalnya anak muda Itu. Tok chin Yok Ong memperhatikan sekejap situasi
dalam gubuk itu, lalu dengan suara lirih katanya.
"Siauw thay jin. harap kau bergeser kesudut rumah sebelah kiri, dinding disebelah sana
terbuat dari tembok yang kuat. Rasanya hujan anak panah tidak akan sampai melukai
dirimu ". Siauw tayjien serta Sianw hujien mengatakan mereka akan pindah". keujung
rumah bagian kiri. "Yok Ong. rupanya kau tidak merasa leluasa untuk membunuh orang-orang
perkampungan Pek Hoa-san-cung secara langsung, bukankah begitu?" tanya Soen Put
Shia, "KaLau begitu silahkan bertahan didalam rumah gubuk ini. Aku sipengemis tua akan
keluar untuk membantu diri Siauw thayhiap!".
"Rasanya cukup aeorang saja bertahan didalam ruangan ini. biarlah kami berdua
berjaga diluar ruangan saja" seru Tiang-chiu Siang ku hampir berbareng.
"Silahkan kalian berdua mengawasi dua arah saja" Kim Lan serta Giok Lan dengan
pedang terhunus menambahkan. "kami berdua akan kerahkan segenap tenaga yang
dimilikinya uutuk membantu kalian".
"Tak usah, lebih baik kalian berdua tetap bertahan didalam ruangan ini saja, jumlah
kekuatan kita amat sedikit, mungkin penjagaanpun akan jauh lebih lemah, kemungkinan
besar ada satu dua orang musuh yang berhasil menerjang masuk kedalam ruangan. Dikala
Yok-ong turun tangan menghadapi musuh nanti, lebih baik kalian berdua baik-baik
melindungi keselamatan Looya serta hujien." Pesan sang Pat
Kim Land an Giok Lan saling bertukar pandang sejenak kemudian mereka tidak
memaksa lagi. Sang Pat serta Tu Kioe pun dengan mengikuti dibelakang Soen Put Shia berjalan ke luar
dari gubuk tersebut beberapa tombak diluar bangunan. matanya dengan tajam
mengawasi ke empat penjuru.
Sang surya telah condong kebarat dan bersembunyi dibalik gunung, senjapun telah
menjelang tiba. Angin musim gugur yang dingin bertiup-tiup kencang menggoyangkan rumput-rumput
kering disekelillng sana.
Para jago jago lihay dari perkampungan Pek Hoa san-cung yang mengejar datang tidak
kelihatan batang hidungnya, mungkin mereka pada bersembunyi dibalik alang-alang
disekitar sini. "Tan Hong Chang?" hardik Sianw Ling dengan nada keras. "Hmmm! kau cuma berani
main sembunyi macam cucu kura-kura, be-gitukah yang disebut kegagahan seorang
Bersamaan dengan selesainya ucapan itn mendadak dari balik alang yang lebat muncul
tiga orang lelaki lekar berpakaian ringkas.
Salah satu diantara mereka berusia dua puluh lima, enam tahunan, sebilah pedang
tersoren di punggungnya dan dia bukan lain adalah murid tertua dari Shen Bok Hong,
yaitu Tan Hiong Chang. Disebelah kiri kanan Tan Hiong Chang masing-masing berdiri satu orang, mereka
memakai baju ringkas berwarna abu-abu, yang disebelah kiri berjanggut hitam sedang
orang yang berada disebelah kanan berwajah bersih.
Mereka bukan lain dalah Kiam Boen Siang si pengejar angin Pei Pek Li serta sipedang
tanpa bayangan Than Tong.
"Tan Hiong Chang menghunjuk hormat buat Sam-cengcu!" seru orang she Tan itn
seraya memberi hormat. "Tak usah banyak adat," tukas Siauw Ling dingin "Hubungan persaudaraan ku dengan
Shen Bok Hong telah putus sejak dulu, kini aku sudah bukan anggota perkampangan Pek
Hoa sancung lagi, jadi tak perlu banyak adat terhadap diriku"
"Sebelum mendapat perintah dari suhu bagaimanapun juga penghormatan seorang
boanpwee terhadap angkatan yang lebih tua tak berani kami hilangkan."
"Hmm! bila kau masih anggap diriku sebagai Sam Cung-cu dari perkampungan Pek Hoa
sancung segeralah buyarkan jago jagomu yang mengurung sekeliling tempat ini."
"Tentang soal ini?". tentang soal ini".
"Ooaow". jadi kammu tidak berani buyarkan orang orangmu. kalau begitu kau
pandang sebelah mata terhadap aku orang she Siauw?"
"Boanpwe datang membawa perintah, sebelum mendapat hasil boanpwe tidak berani
pulang dengan tangan kosong belaka, bagai-mana pertanggungan jawabku nanti?"
"Jadi apa maksudmu yang sebenarnya?"
"Menyambut kedua orang tua sam Cung-cu dan menghantar mereka kembali ke dalam
perkampnngan Pek Hoa san-cang."
"Kau merasa yakin punya kekuatan untuk mengalahkan dirika " jengek Siauw Ling
pelan. "Perintah yang diturunkan perkampungan Pek Hoi sau-cung selamanya berat bagaikan
batu karang, cayhe datang dengan membawa perintah, maka sudah menjadi kewajiban
boanpwe untuk berusaha dengan kemampuan yang kumiliki. Sedangkan mengenai kalah
menangnya, hal ini tidak termasuk didalam perhitungan."
"Hubunganku dengan pihak perkampnngan Pek Hoa san cung telah putus, bila kalian
berani bertindak kurang ajar, jangan salah kan kalau aku orang she Siauw akan bertindak
telengas." 000O000 TAN HIONg CHiaNG sebagai murid ter-tua dari Shen Bok Hong tidak kalah licik dan
uletnya jika di bandingkan dengan guru-nya sendiri. meski ia diejek terus menerus namun
hawa gustrnya masih sanggup ditekan terus dalam dada. ia tersenyum hambar dan
berkata, "Siauw thayhiap, kalau memang berulang kali, kau Sudah menjelaskan bahwa
hubungan dengan pihak perkampungan Pek Hoa San cung telah putus, aku orang she Tan
pun tidak punya muka untuk mengaku saudara lagi dengan dirimu."
Ia merandek sejenak kemudian lanjutnya, "Telah lama aku orang she Tan mendengar
akan kelihayan iLmu silat yang dimi-liki Siauw thayhiap, cayhe sadar bahwa kekuatanku
masih bukan tandingan anda."
"Seandainva kau sudah tahu akan kekuat-an sendiri, cepat cepatlah angkat kaki dari
sini. daripada darah segar membasahi bumi maka menyesal pun terlambat." tukas Siauw
Ling. Tan Hiong Chiang tetap tersenyum.
"Cayhe masih ada beberpa kata yang ingin kusampaikan terlebih dahulu kepadamu "
katanya "Ada urusan apa" cepat katakan."
Siauw Ling sendiripun tidak ingin melangsungkan pertarungau dengan plhak lawan apa
bila keadaan tidak terlalu memaksa. sebab ia kuatir akan keselamatan kedua orang
tuanya. "Cayhe ingin memperingatkan kepada diri Siauw Thayhiap," ujar Tan Hiong Chang.
"Kecuali Cayhe serta Kim Boen Siang In, ditempat ini telah hadir pula empat puluh orang
boe su utama Pek hoa-san-cung yang bersembunyi disekeliling gubuk ini, mereka semua
membawa alat gendewa otomatis yang sebagian besar anak panahnya telah dipolesi
dengan racun keji, barang siapa yang terkena dia pasti akan mati Kami percaya dengan
kepandaian silat Siauw thayhiap yang lihay gendewa gendewa otomatis tersebut tidak
akan mampu melukai dirimu, tapi ayah ibu-mu bukan anggota Bulim, seandainya sampai
terjadi pertempuran darah segar tentu akan menggenangi seluruh permukaan bumi kami
takut apa bila kedua orang tuamu pun ikut terluka ditangan kami. sebab seandainya
Sampai terjadi peristiwa tragis macam Itu, cay-hepun tidak mampu untuk menolong
mereka." "Hmm! cayhepun ingin memperingatkan dirimu pula" sahut Siauw Ling dengan nada
dingin. "Didalam rumah gubuk ini kecuali aku siauw Ling masih ada pula beberapa orang
jago Bn-Lim yang nama besarnya telah menggetarkan seluruh dunia persilatan, apa bila
kalian ingin coba turun tangan Itu men cari kematian buat diri seudiri. Perkataan aku
orang she Siauw pun hanya sampai di-sini bila kau tidak percaya, silahkan untuk tnrun
tangan men^oba." Tang Hiong ChaTig berpalisg memandang seksjap kearah Kim Boen Si&ng log.
kemudian sambil menjura kearah Siauw Liag katanya, "Kecuali kami sekalian serta para
boe su perkampungan Pek Hoa san-cung yang ber-sembuuyi disekeliling tempat ini, bala
bantuan dari perkampungan lainnyapun dengan cepat akan tiba disini."
"Saudara Siauw, tak usah kita bersitegang lebih jauh dengan mereka, biarlah aku
sipengemis tua membereskan mereka bertiga lebih dahulu" Teriak Soen Put Shia dengan
suara lantang. Ditengah bentakan yang keras, tubuhnya meloncat kedepan langsung menerjang
kearah Tang hiong Chang sekalian.
Kiam Boen Siang Ing serentak membentak berbareng, serta pedang sama-sama berkelebat
keluar dari sarung dan melancarkan sebuah tangkisan.
Dua bilah pedang berkelebat menciptakan Selapis cahaya tajam yang menyilaukan mata.


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

serangan dari Soen Put-shia segera terbendung ditengah jalan.
Soen Put shia mengempos tenaga mengerem tubuhnya yang sedang menerjang
kedepan secara mendadak. telapak diayun dan kembali ia melancarkan sebuah pukulan.
Tatkala pengemis tua ini masih berkelana didalam dunia persilatan tempo dulu, ia
mempunyai julukan sebagai si telapak baja kehebatan ilmu pukulannya telah
menggetarkan Sungai sebelah utara maupun sebelah selatan. Meskipun selama banyak
tahun ia mengasingkan diri dari permainan Bu lim, namun ilmu silatnya sama sekali tidak
di-tinggalkan, bahkan kehebatannya jauh melebihi tempo dulu.
Bisa dibayangkan betapa hebatnya angin pukulan yang terpancar keluar dari balik
telapak Soen Put-shia kali ini ketika ia mengirim serangan dengan tenaga penuh
Rupanya baik Tan Hiong Chang manpun Kiam Boen Siang lng sama-sama menyadari
akan kelihayan Soen Put Shia, ketika merasakan datangnya angin pukulan maha dah-syat.
buru-buru mereka loncat kesamping untuk menghindar. Tak seorang manusiapun yang
berani menyambut pukulan itu dengan keras lawan keras.
"Hasa". haa. haa". kalian hendak ngacir kemana?" jengek Soen Put Shia sam-bil
tertawa terbahak bahak, tubuhnya meloncat kedepan langsung menubruk kearah Tan
Hiong Chang. Murid tertua dari Shen Bok Hong ini tidak berani bertindak gegabah buru-buru
badannya bergeser kedepan smbil tanganya berputar secepat kilat ia cabut keluar
pedangnya dan mengirim sebuah sapuan kedepan.
ilmu silat yang dimiliki lelaki ini langSung dibawah didikan Shen Bok Hong, gerakan
pedangnya aneh, serangannya bergerak dari arah bawah langsung mengancam keatas,
arah yang dituju jalan darah "Jiet Gwa hiat" diatas iga kanan Soen Put Shia.
Meskipun ilmu silat yang dimiliki Soen Put Shia sangat lihay, namun berhubung ujung
pedang lawan mengancam jalan darahnya, ia tidak berani bertindak gegabah, tubuhnya
segera miring kesamping menghindarkan diri dari ancaman setelah itu tangan kanannya
bertukar mencakar bagian depan Tan Hong Chang.
Pedang orang she Tan itu berubah, sreeet sreet sreeet! secara beruntun ia melepaskan
tiga buah serangan berantai sementara tubuhnya berpindah. posisi melepaskan diri dari
cengkeraman lima jari Soen Put shia.
Semua serangan yang ia lancarkan tak sebuahpun yang lepas dari jalan darah penting
ditubuh pengemis tua itu. hingga memaksa Soen Put Shia mau tak mau harus
menghindarkan diri dari mala bahaya.
Secara beunntun Soen Put Shia mengirim dua serangan berantai namun semuanyu
berhasil dihindari Tan Hiong Chang dengan gerakan yang lincah. orang itu tak sudi
menyambut datangnya angin pukulan itu dengan keras lawan keras kejadian ini memaksa
pengemis itu harus berpikir dalam hatinya, "Ilmu silat yang dimiliki keparat ini benar-benar
tidak lemah, bila aku tidak berhasil menundukkan dirinya ini hari, bukankah nama baik aku
si pengemis tua yang telah kupupuk dengan susah payah selama ini bakal hancur
berantakan ditangannya?"
Gerakan telapaknya tiba -tiba berubah, dalam sekejap mata saja bayangan telapak
memenuhi angkasa menyelimuti daeerah diseki-tar beberapa tombak dari tempat itu. tidak
ampun Tan Hiong Chang pun terkurung di-bawah angin serangannya.
Tan Hiong Chang tak malu disebut murid tertua dari Shen Bok Hong, meskipun
tubuhnya terkurung oleh angin pukulan dari Soen Put-shia namun gerak " geriknya sama
sekaii tidak menunjukkan kegelisahan mau-pun kegugupan. badannya berkelit kekiri
menghindar kekanan setiap kali ia selalu menghindarkan diri dari bentrokan kekerasan
dengan telapak Soen Put shia, sementara tangany disamping melindungi badan, setiap
kali melancarkan serangan balasan pula.
Dengan cara beginilah ia mempertahankan diri sebanyak puluhan gerakan tanpa
menderita luka oleh pukulan Soen Put-shia sedikitpun jua Kiam Boen-siang-ing masing
masing dengan melantjarkan pedangnya, empat mata mengawasi terus situasi ditengah
kalangan, namun tak seorangpun diantara mereka yang turun tangan terlebih dahulu.
Sedangkan Siauw Ling sendiri sebenarnya ingin turun tangan namun setelah menyaksi
kan pertempuran satu lawan satu antara Soen Put-shia melawan Tan Hiong Chang, ia
merasa seandainya dirinya turun tangan membantu maka kejadian itu mungkin akan
mendatangkan rasa tidak senang bagi sang pengemis tua, maka ia pun berpeluk tangan
belaka Dalam pada itn pertempuran yang berlangsung di tengah -tengah kalangau kian lama
bertambah seru, angin pukulan dari Soen Put-shia pun makin lama makin dahsyat. daerah
sekitar beberapa tombak seketika terbungkus didalam deruan angin pukulannya, membuat
baju Tan Hiong Chang berkibar tiada hentinya.
Yang aneh meskipun Tan Hiong Chang terjerumus dalam keadaan yang amat
berbahaya namun Kiam Boen-siang ing belum juga mau turun tangan membantu. bahkan
para boesu yang bersembuuyi disekitar rumah gubuk itupun tak ada munculkan diri
membantu. Tiba-tiba Soen Put-shia menunjukkan kelihayannya, ia membentak keras dan
melancarkan sebuah pukulan kilat.
Kedahsyatan angin pukulannya ini luar biasa sekali bagaikan gulungan ombak raksasa
ditengah samudra, buruburu Tan Hiong Chang meloncat ke kiri untuk menghindar.
Kendati gerakannya cuknp cepat namun ia tak sanggap untuk menyingkirkan tubuh-nya
sama sekali. bahu kirinya tersambar oleh deruan angin pukulan membuat badan-nya
mundur dua langkah kebelakang dan terjatuh kedalam semak.
Menyaksikan musuhnya keok, Soen Put-shia tartawa terbahak-bahak.
-Haaa". haaa". kau sanggup menerima puluhan jurus serangan dahsyatkn, meski kini
kalah namun kau cukup kalah dengan bangga."
Sinar matanya berputar memandang kearah Kiam Boen siang Ing, lalu tambahnya.
"Ayoh, kalian berdua maju serentak!" Kiam Boen siang ing saling bertukar pandangan
sekejap, kemudian pedangnya, serentak dicabut keluar.
Kedua orang jago pedang ini paling mengandalkan kerja sama ilmu pedangnya, setelah
menyaksikan kehebatan ilmu silat Soen Put-shia, mereka sadar bila diantara mereka
berdua harus turun tangan sendirian maka tak akan sanggnp menyambut lima gebrakan
seja. Oleh sebab inilah tanpa sungkan sungkan lagi serentak Kedua orang itu maju
berbareng. Soen Pui-shia mengempos tenaga. telapak kanannva perlahan-laban diayun ketengah
udara dan serunya, "Hati hatilah! Nih, terima saja sebuah pukulan dari aku sipengemis
ini".!" Baru saja tangan akan didorong keluar tiba-tiba terdengar suara gelak tertawa yang
keras berkumandang datang
Dengan cepat pengemis tua itu angkat kepalanya, terlihatlah nyonya cantik berbaju
hijau dengan sulaman sekuntum bunga emas didepan dadanya laksana hembusan angin
puyuh meluncur datang, dalam sekejap mata ia telah berada kurang lebih empat lima
depa dihadapan Soen Put-shia.
Perempuan itu mengulapkan tangannya yang putih halus mengundurkan Kiam Boon
Siang-ing. setelah itu dengan nada genit tegurnya pada diri Soen Put shia.
"Apakah kau yang disebut Soen Put-shia. Tiang-loo dari perkumpulan Kaypang?"
"Sedikitpun tidak salah, itulah diri loohu."
"Kenalkah kau dengan diriku"
"Bila dugaan loohu tidak salah, kau pasti lah Kim Hoa Hujien yang berasal dari wilayah
Biauw!" "Heoeh heeeh. sedikitpun tidak salah, eeeoi meski kau Sudah tua bangka ternyata
matamu masih tajam juga, sekali tebak lantas benar"."
"Telah lama aku si pengemis tua mendengar akan nama besarmu, ini hari aku akan
bisa mendapatkan kesempatan untuk mohon petunjuk darimu, kejadian ini benar-benar
merupakan suatu peristiwa yang menggembirakan bagiku."
"Tak usah gugup dan tak usah camas, aku ingin menyapa saudaraku terlebih dulu,
rasanya kita bertarung nantipun belum terlambat bukan?"
Sinar matanya perlahan beralih keatas wajah Siauw Ling, seraya ulapkan tangannya ia
menegur. "Saudara Siauw, setelah bertemu dengan cicimu, kenapa kau tidak menegur maupun
menyapa?" "Bukankah kau datang kemari atas perintah dari Shen BoK Hong?" tanya Sianw Ling
Sambil tertawa hambar. "Sedikitpun tidak salah."
"Apa maksudmu datang kemari?"
"Bantu dia untuk menangkap orang."
"Tahukah kau hendak menangkap buronan dari perkampungan Pek Hoa -san cung!"
"Omong kosong!" hardik Siauw Ling gusar. "Yang hendak mereka tangkap adalah kedua
orang tuaku!" "Heeeh". heeeh siapa yang tidak tahu dia tidak berdosa. sekalipun mereka adalah
orang tuamu, tidak pantas kalau kau ngambek padaku!"
"Hemmm! selama masih didalam wilayah Biauw kaupnn terhitung seorang jago kawakan.
buat apa kau sudi mendengarkan perintah dari Shen Bok Hong dan rela jual nyawa
bagi diriya" Bila kau suka mendengarkan nasehatku. lebih baik cepat-cepatlah kembali ke
wilayah Biauw dan hidup baik-baik di sana I"
"Sandaraku," Kim Hoa Hujin tertawa sedih. "Beberapa patah katamu memang baik
sekali untuk dituruti, namun sayang sekali terlalu lambat kau utarakan perkataan itu."
"Mengapa?" Kim Hoa Hujin tidak menjawab. ia alihkan pokok pembicaraan kesoal lain, serunya,
"Kalau memang benar mereka adalah kedua orang tuamu, sudah sepantasnya kalau kau
bawa aku untuk mengunjungi mereka.
Siauw Ling termenung berpikir sejenak, kemudian menjawab, "Cuma ada satu jalan
saja yang bisa di-tempuh yaitu kau harus menangkan dulu pedang panjang ditangan aku
orang she Siauw." "Apakah kecuali jalan ini, tiada jalan lain yang lebih bagus lagi yang bisa kutem-puh?"
"Hanya satu jalan ini saja, jadi musuh atau jadi teman keputusannya tergantung pada
sepatah katamu!" "Aku tidak ingin memusuhi dirimu, namun akupun tidak bisa membangkang perintah
dari Shen Bok Hong. Aaaai sungguh membuat orang serba salah".
Belum habis dia berkata, terdengar suara berkeleningan nyaring berkumandang datang
Cioe Cau Liong dengan memakai baju perlente dan menunggang seekor kuda jempolan
berjalan mendekat. Menyaksikan kehadiran dari Jie cungcu tersebut, Siauw Ling kerutkan dahinya, diamdiam
ia berpikir, "Baik Kim Hoa Hujin maupun Cioe Cau Liong sama-sama telah datang ke
tempat ini rupanya seluruh jago lihay dari perkampungan Pek Hoa san-cung telah
dikerahkan kemari semua."
Tampak Cioe Cau Liong menarik tali les kudanya dan menyapa, "Sam-te, baik-baikkah
keadaanmu selama kita berpisah?"
"Aku telah memutuskan hubungan persaudaraanku dengan Shen Bok Hong, tidak
berani kuterima sebutan semacam itu dari Cioe Jie cung cu
"Haaah". haaa". barusan aku telah bertemu dengan Shen toako, apa sebabnya aku
tidak mendengar ia menyebut-nyebut tentang persoalan itu?"
"Apa yang cayhe ucapkan adalah keadaan yang sebenarnya, mau percaya atan tidak
terserah pendapatmu sendiri."
Sinar mata Cioe Can Liong perlahan-lahan menyapu sekejap ke sekeliling tempat itu
kemudian sambil menuding ke arah rumah gubuk itu, katanya, "Seandainya aku
memerintahkan anak buahku untuk melancarkan serangan anak panah berapi, mungkin
didalam sekejap mata rumah gubuk itu akan hancur punah menjadi abu"
"Keparat busuk. Kau tak usah berlagak sok, aku si pengemis tua ingin kasih sedikit
pelajaran kepadamu!" teriak Soen Put-shia
Meudadak tubuhnya meloncat ke depan langsung menubruk kearah Cioe Cau Liang
"Tahan!?" bentak Kim Hoa Hujin.
Tangan kanannya diayun, sebuah benda laksana kilat meluncur kearah diri Soen Put
Shia. "Hati-hati ia melepaskan binatang berbisa" teriak Sianw Ling memperingatkan
Telah lama Soen Put Shia mendengar bahwa Kim Hoa Hujien adalah seorang ahli racun,
dalam hati secara diam-diam ia sudah pertinggi kewaspadaannya, apalagi setelah
mendengar peringatan dari Siauw Ling, maka dengan cepat ia mengempos tenaga, tubuh
yang sedang menubruk kearah Cioe Cian Liong secara mendadak melayang lima enam
depa lebih tinggi, setelah itu berjumpalitan diudara dan mundur kurang lebih satu tombak
lebih kearah belakang. Tampak benda yang dilepaskan Kim Hoa Hujien tadi secara tiba-tiba menyusuri dengan
sendirinya ditengah udara dan melingkar jadi satuTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
Soen Put shia tertegun pikirnya
"Ia menggunakan ular beracun sebagail senjata rahasia. benar-benar suatu peristiwa
yang aneh sekaii." Sementara itu terlihatlah Kim Hoa Hujien msmbungkukan pinggangnya melayang
kedepan, tidak menanti ular berbisanya jatuh ke atas tanah tangan kanannya bergerak
cepat menyambutnya kedalam genggaman.
Soen Put-shia merasa amat mendongkol dengan perbuatan perempuan itu, tangannya
diayun, segulnng angin puknlan yang amat santer langsung menghantam tubuh Kim Hoa
Hujien. Kim Hoa-hujien tarik kemball tangan kanannya yang mencekal ular. sedang telapak: kiri
diayun kedepan mengirim sebuah pukulan.
Blunum". " sepasrng telapak saling beradu ditengah udara, tak kuasa tubuh Kim Hoa
hujien terdesak mundur satu langkah ke belakang, air mukanya serta berubah hebat
"Tenaga dalam yang anda miliki sungguh tidak lemah, beranikah kau layani diriku untuk
berduel satu lawan satu?"
"Tentu saja aku sipengemis tna berani." Siauw Ling sadar bahwasannya Kim Hoa-hnjien
menggembol banyak sekali makhluk-makhluk berbisa, ia takut Soen Put shia kena
dipecundangi oleh perempuan tersebut, maka buru-buru tubuhnya berkelebat
menghadang dihadapan pengemis itu sembari berkata, "Locianpwee. kau telah
menangkan satu kali pertarungan biarlah pertampuran kali ini serahkan pada aku orang
she Siauw saja!" Kim Hoa-hujien menatap wajah Siauw Ling tajam-tajam, akhirnya ia menghela napas
panjang. "Oooh saudaraku! benarkah kan ingin bergebrak melawan diriku?" keluhnya.
"Bila kau tidak sudi mendengarkan nasehatku maka cepat atau lambat kita pasti akan
saling bergebrak. Tiada berguna banyak bicara. Nah, cepatlah cabut keluar senjatamu!"
"Cici berbuat demikian karena terpaksa apakah kau tak dapat memahami keadaanku!"
"Kau membantu manusia laknat untuk bertindak sewenang-wenang, siapa bilang kau
berbuat karena terpaksa"!"
"Aaaaai".! saudara cilikkn yang bodoh, bila kau memaksa diriku terus menerus.
terpaksa aku harus menyalahi dirimu "
"Bila kau punya kepandaian keluarkan saja keseluruhannya. dalam periempuran nanti
siapa menang siapa kalah kedua belah pihak tak usah sungkan sungkan "
"Cici ada beberapa perkataan yang ingin kujelaskan lebih dulu." Seru Kim Hoa Hnjin lagi
dengan alis berkernt. "Apa yang ingin kau ucapkan lagi?"
"Aku rasa saudara cilik tentu sudah tahu kan, bahwa seluruh tubuh cici penuh dengan
makhluk berbisa" "Sedikitpun tidak salah.
"Seandainya cici berhasil menangkap diri mn, tentu saja tak ada urusan tapi kalau aku
tak bisa menangkap dirimu, terpaksa keadaan mendesak diriku untuk menggunakan
makhluk-makhluk berbisa?"
"Terima kasih atas pemberitahuanmn itu!"
"Baiklah saudaraku, silahkan turun tangan." kata Kim Hoa-hujien sambil merogoh
keluar dua kuntum bunga emas.
"Terima kasih atas kebaikan hatimu selama ini, cayhe akan turuti perintahmu!"
Pedang diayun dan si anak muda itupun melancarkan sebuah tusukan kilat.
Setelah menyaksikan keadaan situasi yang terbentang saat ini, Siauw Ling sadar, meski
jago jago libay dari perkampungan Pek-boa-sau-cung tidak sampai dikerahkan semua
namun jago yang hadir ditempat tersebut dewasa ini amat banyak sekali, bahkan bala
bantuan mereka tiada hentinya mengalir datang
seandainya ia turun tangan lebih cepat berarti merebut pula satu bagian kesempatan
untuk mendapatkan kemenangan
Dalam pada Itu Kim-hoa-hujin yang mencekal sekuntum bunga emas ditangan kiri
kananya, tatkala menyaksikan kedatangan ujung pedang Siauw Ling segera mengayunkan
tangan kanannya menyongsong ancaman tersebut.
Melihat perbuatan perempuan itu, Siauw Ling segera berpikir didalam hatinya
"Panjang dari kedma kuntum bunga emas lima coen belaka, sungguh luar biasa kalau ia
gunakan benda sekecil Itu sebagai senjata. Mungkinkah dibalik bentuknya yang mini itn
masih tersimpan kegunaan lain yang mengerikan
" Berpikir akan hal itu. gerakan secara tiba-tiba berubah, pedangnya yang sedang
menusuk tubuh Kim HOa hnjien berubah arah di tangah jalan dengan gerakan
menjirat tangan, ia babat pergelangan kanan perempuan cantik dari wilayah Bianw itu.
Pergelangan kanan Kim Hoa Hujien menekuk kebawah menghindarkan diri dari
ancaman ujung pedangnya.bunga emas ditangan kirinya meluncur tiba-tiba kemuka
menotok dada Siauw Ling. Dengan pandangan tajam Siauw Ling memperhatikan kuntum bunga emas itu, tangan
kirinya diayun laksana kilat mencengkeram bunga emas tersebut.
Kim Hoa Hujien segera menarik kebelakang tangan kirinya serta tarik kembali bunga
emasnya, lalu ia berkata dingin, "Bunga emasku menganduttg racun yang amat ganas,
mungkin kau Sudah bosan hidup?"
"Cayhe si pingin sekali coba menjajal sampai dimanakah kebebatan racunmu itu"
"Hm! sampai dimanakah kelihayan ilmu silat yang kau miliki, kendati tenaga Iweekang
yang kau miiiki sempurnapun, setelah kena racun keji diujung bunga emasku, jangan
harap nyawamu bisa tertahan lama."


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendadak terdengar Cioe Cau Lioag tertawa terbahak-bahak dan menjengek dari luar
kalangan, "Ooouh". sungkan benar pertarungan yang kalian jalankan. Aku lihat tingkah
laku kalian tidak mirip dengan dua orang yang sedang bertarung, tapi lebih mirip dengan
dua orang lahabat karib yang sudah lama tidak saling berjumpa "
Sreet! Sreet! Sreet! secara beruntun Siauw Ling melancarkan tiga buah serangan
berantai hlngga menciptakan selapis bunga pedang yang tebal. seluruh tubuh Kim HoaHujien segera terkurung didalam serangannya, sementara itu mulutnya mendesis dingin,
"Cioe Ciau Liong hubungan persaudaraan diantara kita berdua telah putus janganlah kau
timbulkan kembali hawa gusarku. Hmm, bila kau tidak tahu diri, terpaksa aku akan cabut
dulu selembar jiwamu. "Sam-te, kok serins benar ucapanmn. kau harus tahu bahwa siauw heng bukanlah
seorang manusia yang gampang dibuuah orang, jago kangouw yang mampu
membinasakan diri siauw-heng dewasa Ini cuma beberapa orang belaka, coba kau lihat,
bukankah siauw-heng hingga detik ini masih dapat hi-dap.dengan baik dikolong langit?"
"Siauw-heng berjiwa budiman dan penuh welas kasih, mengingat hubungan
persaudaraannya dengan dirimu tempo dulu, mungkin dia tidak akan membinasakan diri
mu." sela Soen Put-shia dingin. "Namun aku sipengemis tua tidak ada hubungan apapun
dengan dirimu, ini hari aku tidak akan melepaskanmu dengan begitn saja."
Ditengah bentakan keras, badannya berputar satu lingkaran ditengah udara kemudian
langsung menubruk kearah Cioe Cau Liong.
Ketua dari perkampungan Pek Hoan-san-cung ini buru buru menarik tali les kudanya
binatang tunggangannya yang jempolan tadi tiba-tiba bergeser kekiri dan lari kedepan.
"Heee". heee". kau coba melarikan diri kemana"." jengek Soen Put shia Sambil
tertawa dingin. Belum habis ia bersuara, mendadak tampaklah bunga pedang berkilauan diseluruh
angkasa, dua sosok bayangan manusia laksana kilat meluncur kearah pengemis tua itu.
Ditengah kilatan cahaya tajam. dua jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang
memecahkan kesunyian. Dua orang lelaki kekar berbajn hitam yang menyongsong kedatangan Soen Put shia itu
kena disampok senjata tajamnya oleh tenaga pukulan pengemis tua itu kelima jarinya
menancap didepan dada mereka dan putuslah yawa kedua orang itu seketika juga.
Soen Put shia membentak keras. begitu ke dua belah kakinya menginjak tanah
sepasang tangannya bergerak serentak, dua sOsok ma-yat yang berada ditangannya
dengan cepat disambit kearah Cioe Cau Liong.
Cung-cu kedua dari perkampnngan Pek Hoa~san-cung sedang merasa bergidik meski ia
berbasil meloloskan jiwanya dari ancaman, dalam hati pikirnya.
"Sunggnh hebat ilmu silat yang dimiliki pengemis tua ini, seandainya tiada mereka berdua
yang menghadang serangan tersebut, niscaya aku sudah modar ditangannya."
Menyaksikaa dua sosok mayat meiuncur kearahnya buru-buru ia ayun telapaknya
menghajar rontok mayat tersebut.
Setelah serangan gagal, Soen Put-Shia tidak meneruskan gerakannya kemuka. ia berdiri
keren sementara sinar matanya yang tajam menatap diri Cioe Can Liong tak berkedip
rupanya ia sedang mempersiapkan diri untuk melancarkan serangan yang kedua
Meudadak "Cioe Ji Cung cu!" dari ballk semak kurang lebih satu tombak diluar kalangan berkumndang
keluar suara peringatan yang bernada amat dingin dan menyeramkan. "Ilmu
Chioe Sat Coan in Chin morupakan kepandaian yang paling diandalkan pengemis tua itu,
kemungkinan besar Jie-cungcu masih bukan tandingannya!"
Bersamaan dengan munculnya suara tersebut, muncul pula seorang kakek tua
berperawakan pendek gemuk yang memakai baju serba hijau menghadang dihadapan
Soen Put shia. Menjumpai kehadiran orang tua itu. sepasang kening Soen Put-shia langsung berkerut.
" sam Koay! kiranya kau masih hidup dikolong langit" peristiwa ini benar-benar ada di
luar dugaan aku si pengemis tua," serunya.
"Heee". heee". kau sendiripun rasanya panjang usia"."
"Hmm! semestinya kau harus mati namun sekarang masih hidup, bilamana kejadian In
berlangsung ditempat yang terasing masih tidak mengapa. sungguh tak nyana kau
malahan menggabungkan diri dengan perkampungan Pek Hoa-san-cung menjual nyawa
bagi Shen Bok Hong. Perbuatanmu ini
benar-benar membuat aku si pengemis tua merasa gemas"."
"Pertempuran kita pada tiga pulnh tahuu berselang diatas gunung Huang-san belum
sampai menetapkan siapa menang siapa kalah aku rasa sudah sepantasnya kalau kita
lanjutkan pertempuran tersebut pada saat ini hingga salah satu diantara kita tersingkirkan
dari muka bumi" "Kau anggap aku sipengemis tua jeri kepadamu"."
Tiba-tiba terdengar Siauw Ling yang berdikalangan lain membentak keras, "Hujien! bila
kau tidak mau juga mengaku kalah, jangan salahkan kalau aku orang she Siauw terpaksa
turun tangan keji terhadap dirimu!"
Tatkala semua orang berpaling maka terlihatlah senjata pedang ditangan si anak muda
itu laksana seekor naga sakti yang muncul dari balik mega, menyambar kesana kemari
menerjang sambil menciptakan berkuntum bunga pedang, seketika itu juga seluruh tubuh
Kim Hoa-hujien terkurung didalam lapisan cahaya pedangnya.
Dua kuntum bunga emas ditangan Kim-hoa-hu jien telah kena dikurung oieh pedang
lawan sehingga sukar dikembangkan besar ia bakal terluka ditangan pemuda itu
"Lepas tangan".!" ditengah berlangsungnya pertempuran yang amat seru mendadak
Siauw Ling membentak keras.
Plaaaak.! pedangnya diayun kemuka menghantam pergelangan kanan Kim-hoa-hujien.
Sekuntum bunga emas seketika tersampok rontok keatas tanah. Sebetulnya babatan
pedang dari Siauw Ling barusan dapat memotong pergelangan kanan Kim-hoa-hujien,
namun dengan wataknya yang penuh welas kasih, tatkala pedangnya hampir menyentuh
pergelangan kanan perempuan itu, mendadak ia putar pedangnya. bukan membabat
malahan menghantam pergelangan tangannya belaka.
Laksana kilat Kim-hoa-hujien meloncat mundur kebelakang, tangannya merogoh saku
lalu diayun kemuka, seekor ular kecil dengan cepat melayang kemuka!
Siauw Ling tertawa dingin, telapak kirinya diayun dan ia tangkap ular kecil itn erat erat.
"Kau cari mati?" teriak Kim-hoa-hujien dengan air mnka berubah hebat. "Hmmm, belum
tentu!" Pergelangan kiri diayun, ular kecil yang berada dalam genggamannya mendadak
meluncur kearah Shen sam Koay.
Tatkala Sam Koiy manyaksikan mnnculnya sesosok bayangan hitam mengancam
tubuhnya. ia bertindak sebat. Meski tak diketahui olehnya senjata rahasia macam apakah
yang mengancam tubahnya namun dengan kepandaian silat yang dimilikinya masih
sanggup untuk menghadapi ancaman tersebut, maka tanpa berayal lagi ditangkapnya
benda tersebut. Menanti benda itu sudah berada ditangan dan terasa amat licin. ia baru merasakan
sesuatu yang tidak beres, buru-buru tangannya diayun melepaskan kembali benda tadi
dari genggaman, namun sayang usahanya ini telah terlambat.
Terasa pergelangan tangannya jadi sakit tahu-tahu ia sudah terpagut oleh ular berbisa
Ular ini meski badannya kecil namun bisanya luar biasa kejinya kendati ilmu silat Shensam
Koay amat lihay ia tak sanggup mempertahankan diri, seketika lengan kanan nya jadi
kaku. Dengan cepat Kim Hoa Hujiea loncat kedepan dipungutnya lebih dahulu ular kecil yang
dibanting Shen-sam Koiy keatas tanah itu kemudian dari sakunya ambil keluar sebutir pil
dan dilemparkan kearah kakek tua itu sambil berseru, "Cepat telan pil tersebut"
Shen-sam Koay bukanlah seorang jago kemarin sore, separoh dari umurnya ia gunakan
untuk berkelana dalam dunia persilatan, bukau saja pengalamannya luas. pengetahuan
pun amat luas. Ia sadar pada saat Ini jiwa-nya telah berada diambang pintu kematian.
Oleh sebab itu ia tidak berani membangkang perintah Kim Hoa Hujien, setelah
menerima pil tadi langsung ditelan kedalam perut.
"Shen-heng, bagaimana keadaan lukamu?" buru-buru Cioe Cau Liong bertanya
"Pada saat Ini ia tidak mempunyai kemampuan untuk bertempur lagi, ia harus
beristirahat paling sedikit dua hari," sambung Kim-hoa Hujien dengan cepat.
Cioe-cau Liong segera menarik tali les kudanya dan melarikan kuda tunggangan
tersebut meninggalkan tempat itu.
"Ayoh cepat berlalu dari sini!" serunya.
"Cioe-cau Liong, kau hendak lari kema-na" hardik Soen Put-shia sambil loncat kedepan,
laksana segulung angin puyuh ia kejar Jie-cng-cu tersebut.
"Cioe-cau Liong mengempos tenaga, tubuhnya secara tiba-tiba meninggalkan pelana
kuda dan melayang turun kebalik semak belukar.
Babatan yang dilepaskan Soen Put-shia benar-benar luar biasa sekali, terdengar
ringkikan yang menggema ditengah kesunyian. kuda tunggangan miiik Cioe can Liong tadi
telah hancur kehantam oleh babatan pengemis tua itu.
Namun dalam sekejap mata Itu pula Kim-hoa Hujien maupun Shen-sam Koay,
semuanya telah lenyap dibalik kegelapan.
Soen Put-shia benar-benar naik pitam, makinya kalang kabut, "Cioe cau Liong, cepat
atau lambat aku ipengemis tua pasti akan membabat tubuh-mu jadi beberapa bagian."
Sekonyong-konyong". suara detiran tajam memecahkan kesunyian, serentetan hujan
anak panah berluncuran mengarah tubuh Soen Put-shia.
Menyaksikan datangnya ancaman, pengemis tua itu tidak menjadi gugup, ia sambar
bangkai kuda tersebut dari atas tanah lalu dipergunakan sebagai tameng", dalam sekejap
mata sebagian besar hujan panah tadi telah bersarang semua diatas tubuh bangkai kuda
tadi. "Malam yang gelap sulit bagi kita untuk menembusi kepungan." hardik Siauw Ling
keras. "Locianpwe, harap kau cepat kembali, kita harus merundingkan persoalan ini lebih
jauh " Soen Put-shia tidak membangkang, ia buang bangkai kuda itu keatas tanah lalu
meloncat mundur kebelakang. Setibanya disisi Siauw Ling bisiknya lirih, "Mengapa tidak
kita gunakan kesempatan yang baik ini untuk menerobos keluar dari kepungan" mumpung
beberapa orang pemimpin mereka sedang menderita luka"."
"Aaaaai".! kedua orang tuaku tidak pernah belajar ilmu silat. ditengah kegelapan
malam yang mencekam seperti ini, seandai-nya para jago perkam pungan Pek Hoasancung
yang bersembunyi disekitar gubuk secara tiba-tiba menghujani kita dengan anak
panah serta sanjeta rahasia bukankah kedua orang tuaku bakal konyol?"
"Seandainya kita harus menunggu sampai terang tanah "nanti, mesti senjata rahsia
pihak lawan bisa kita lihat jalas, namun bukankah pihak musuhpun dapat melihat keadaan
kita dengan jelas pula" untung dalam hal ini lebih baik saudara pikirkan sekali lagi."
"Aaaaai". kalau menurut pendapat boanpwee lebih baik kita sapu dahulu semua
musuh yang bersembunyi disekeliling tempat ini, setelah itu barulah kita bawa kedua
orang tuaku untuk menerobos keluar dari kepungan!"
"Baiklah! aku turut pendapat saudara!"
"Cayhe akan mengitari gubuk ini lewat sebelah kiri sedang loocianpwee harap mengitari
gubuk ini lewat sebelah kanan. kita berjumpa dibelakang rumah gubuk ini," ujar Siauw
Ling sambil mengayunkan pedang panjangnya. "Meskipun berbuat demikian belum tentu
bisa melenyapkan seluruh musuh yang bersembunyi disekitar sini, namun asal kita dapat
membasmi sebagian besar dari mereka saja, berani kita telah mengurangi sebagian besar
marabahaya yang Soen Put shia putar badan hendak berlalu tapi secara tiba-tiba ia ingat akan sesuatu
hal, segera tanya dengan suara lirih, "Saudara Siauw,ada satu persoalan yang tidak
kupahami, dapatkah aku mohon petunjuk darimu?"
"Soal apa?" "Kim hoa Hujien menggunakan ular racun sebagai senjata rahasia, biasanya amat keji
dan tiada tandingan. apa sebabnya saudara Siauw berani menyambut ular itu dengan
tangan?" "Boanpwe telah menggunakan sarung tangan yang terbuat dari kulit naga. golok
maupun pedang tidak akan mempan, apalagi ular berbisa tentu saja tidak kupikirkan
didalam hati." "Oooow, kiranya begitu" ia merandek sejenak, kemudian terusnya. "Ilmu silat yang
dimiliki Shen-sam Koay sangat lihay sekali, tatkala aku sipengemis tna melangsungkan
pertarungan sengit satu bari diatas gunung Hoa-san tempo dahulu, sulit bagi Kami
menetapkan siapa menang siapa kalah. Setelah terjadi peristiwa itu aku dengar katanya ia
terluka ditangan seorang padri sakti dari partai Siauwiim yang bergelar Boe Ngo Thaysu,
sejak itulah kabar beritanya lenyap tak berbekas, dari peredaran Bu-lim, sungguh tak
nyana kiranya ia bersembunyi didalam perkampungan Pek Hoa san-cung. Nama besar
Shen sam Koay dimasa silam amat menggetarkan sungai telaga. pamornya tidak be-rada
dibawah Shen Bok Hong sendiri, entah apa sebabnya kini ia masih sudi diperalat oleh
gembong iblis Itu." Secara tiba iba Sianw Ling teringat kembali mata mata dari Shen Bok Hong yang
tersebar diberbagai partai serta pergu-ruan besar, ia sadar bahwa setiap garak gerik
partai besar itn telah diketahui semua dengan jelas oleh Shen Bok Hong, seandainya mata
mata tersebut ikut ambil bagian dalam perasaan partai. maka keadaan dari partai partai
besar mungkin tidak lama lagi dalam keadaan seperti ini pihak Shen Bok Hong akan
menduduki posisi yang tak terkalah lagi.
Tatkala Soen Put-shia menyaksikan Siauw Ling bungkam diri tak berbicara tidak tahan
ia lantas menegur, "Saudara Siauw, apa yang sedang kau pikirkau?"
"Panjang untuk membicarakan persoalan ini, dikemudian hari akan boanpwe jelaskan
lebih seksama lagl kepada diri locianpwe!"
Berbicara sampai disitu ia lantas bergerak lebih dahulu kearah kiri.
Soen Put-shia tidak berani berayal. diam-diam dia mengempos tenaga lain". wnuut".
ia mengirim sebuah babatan kearah semak dihadapannya
Dengusan berat berkumandang keluar dari balik alang alang, seorang lelaki kekar berbaju
hitam terpental dari tempat persembu-nyiannya setelah termakan oleh hantaman
pengemis tua itu. Pedang Siauw Ling Berkelebat mengirim sebuah sapuan kearah semk belukar itu.
Cahaya tajam, berkilat dari balik alang-ilang meuyongsong datang sebilah golok baja
menyambut kedatangan pedang si anak muda Itu.
Sianw Ling segera salurkan hawa murninya kedalam pedang. dengan keras lawan keras
ia sambut benturau golok itu". Trang".! ditengah bentrokan nyaring yang menimbulkan
percikan api. golok tadi terpental jatuh dari semak setelah terhajar oleh pedang Siauw
Ling. Dalam pada itu Soen Put shia telah berteriak lantang, "Cioe Cau Liong serta Kim Hoa
Hujien telah melarikan diri terbirit-birit, bila anda semua masih tetap ngotot berada disini
terus, berarti kalian mencari kematian buat diri sendiri.
Ditengah bentakan keras, sepasang telapak berputar serentak wuunt wuuut".!
berpuluh puluh desiran tajam meluncur kearah semak kedua orang jagoan lihay ini turun
tangan, dalam sekejap mata tujuh delapan orang ja-goan yang bersembunyi dibalik alangalang
mencelat keangkasa dan menderita luka pa-rah.
Tetapi dengan adanya perisitwa ini maka para jago dari perkampungan Pek Hoa-sancung
yang bersembunyi didalam semakpun jadi marah. mereka melancarkan serangan
balasan yang tak kalah gencarnya. hujan anak panah serta senjata rahasiapun melanda
diseluruh tempat. Siauw Ling putar pedangnya menjadi segulung hawa pedang yang sangat kuat,
dibaawah hujan senjata rahasia yang deras ia teruskan terjangannya kemuka.
Dimana ujung pedangnya menyambar. Jeritan ngeri yang menyayatkan hati menggema
memenuhi angkasa, hujan darah menyelubungi seluruh semak. kutungan tangan serta
kaki mencelat dan menyebar keempat penjuru.
Soen Put-shia yang berada di pihak lain-pun tidak kalah hebatnya, angin pukulan yang
ia lepaskan dahsyat laksana gulungan ombak ditengah samudra, semua babatan di
arahkan kebalik semak. Demikianlah, dibawah serangan dahsyat nya orang jago lihay ini meski jago-jago per
kampungan Pek Hoa-san-cung yang bersembunyi disekitar semak amat banyak sekali
namun mereka tak sanggup membendung terjangan kedua orang itn.
Dalam sekejap mata separuh dari mereka sudah tewas atau luka parah, sisanya segera
mengundurkan diri terbirit-birlt dari situ sebab siapapun sadar bahwa mereka bukan
tandingan dari kedua orang jagoan tersebut.
Tidak sampai sepertanak nasi kemudian, kedua orang itu telah berhasil menyapu bersih
seluruh jago perkampungan Pek Hoa-san cung yang bersembunyi dibalik semak.
Sambil mencekal pedangnya Siauw Ling melayang kehadapan Soen Put-shia, kemudi-an
tegurnya dengan suara lirih, "Locianpwue, kau tidak kekurangan sesuatu bukan?"
"Haaa". haaa haaa". sunggah beruntung Thian masih melindungi selembar jiwa ku.
Nah, mumpung mereka sedang lari terbirit birit mari kita cepat cepat tinggalkan tempat
ini. "Perkataan Loocianpwee sedikitpun tidak salah." merekapun segera lari balik kedalam
gubuk. "Apakah semua jago dari perkampungan Pek Hoa san cnng telah menguudurkun diri
Sementara Si raja obat bertangan keji seger menegur.
"Berkat bantuan Soen Locianpwee, sungguh beruntung semua musuh berhasil kami
pukul mundur!" "Niat Shen Bok Hong untuk menangkap dirimu amat besar sekaii, untuk itu tak boleh
terlalu lama berdiam disini "
"Baik! biar locianpwe sudi menggendong putri kesayanganmu, sekarang juga kita berangkat."
Berbicara sampai disitu, dengan langknh lebar ia lantas menghampiri Siauw thay-jien,
berjongkok dan berkata, "Tia, harap kau suka memberi kesempatan bagi ananda untuk
menunjukkan kebaktian-ku kepada kau orang tua, mari kugendong!"
"Toako!" Sie-poa emas Sang Pat segera menyela dari samping. "Dewasa ini urusan
yang paling penting bagi kita. adalah pukul mundur musuh tangguh yang menghalangi
jalan pergi kita, Loo-pek serahkan saja kepadaku, tentu kau tidak keberatan bukan?"
"Tapi". hal ini akan merepotkan dirimu."
"Situasi yang kita hadapi sekarang amat kritis sekali, harap toako tak usah menampik
lebih jauh!" seraya berkata ia lantas berjongkok menggendong Siauw Thay-jien.
Begitulah dengan Kim Lan menggendong Siauw Hujien. Sang Pat menggendong Sianw
Thayjien, Siraja obat bertangan keji menggendong putrinya.


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siauw Ling segera membnka jalan dipaling depan diiringi Tn Kioe serta Giok Lan
bertahan dibarisan paling belakang mereka menerjang keluar dari dalam gubuk.
setibanya dimuka rumah. terlihatlah caha-ya api berkobar diarah sebelah Utara, cahaya
itu bergerak amat cepat sekali. dalam sekejap mata telah berada dekat sekali dengan
rombongan. Menyaksikan cahaya tersebut, Soen Put-shia mendekati pemuda kita dan berbisik,
"Kemungkinan benar cahaya obor itu di-bawa oleh bala bantuan dari perkampungan Pek
Hoa San cung, mereka datang dengan membawa lampu dus berarti jagoan yang datang
pastilah jagoan yang terpilih!"
Jilid 9 "Dalam keadaan serta situasi seperti ini tidak beruntung bagi kita untak melakukan
pertarungan melawan mereka, lebih baik kita menghindar saja".
Mereka semua sadar bahwa situasi yang dihadapan saat ini sangat berbahaya sekali.
maka tak seorangpun berani berayal. dengan gerakan paling cepat mereka lari terus ke
muka, dalam sekejap mata empat lima li telah dilalui.
Tiba-tiba terdengar suara derap kaki kuda yang santar berkumandang disisi mereka.
seekor kuda dengan cepatnya berkelebat menuju kearah jalan raya dari sisi beberapa
orang itu. Orang itu pasti adalah mata mata perkam-pungan Pek Hoa San cung yang bersembunyi
disini," seru yok Ong cepat.
Siauw Ling segera berjongkok mengambil sebutir batu cadas, kemudian hawa murninya
disalurkan kearah kepergelangan seraya membentak
"Siapa itu" ayoh cepat berhenti!" Orang itu berlagak pilon, ia tetap membandel,
kudanya lari menjauhi tempat itu.
Siauw Ling segera melayang kedepan, di dalam dua tiga kali loncatan tubuhnya sudah
berada dibelakang knda itu, tangan kanan di ayun maka pecahan batu cadas itupun
segera meluncur kedepan. Orang itu mendengus berat tubuhnya jatuh bergelindingan dari atas pelana dan
menggeletak disisi jalan,
Sementara Siauw Ling hendak maju kedepan untuk memeriksa lebih jelas lagi raut
wajah orang itu, tiba-tiba dari sisi tubuh orang itn rneluncur keluar segulung cahaya api
dimana langsung menerjang keangkasa dan meledak dengan kerasnya, terciptalah
serentetan bunga-bunga api berwarna perak menerangi jagad yang gelap
"Hmm! keparat cilik ini belum modar!" seru Tn Kioe sambil mendengus dingin,
tubuhnya segera meloncat kedepan.
Menanti ia periksa orang itu lebih seksa-ma terlihatlah lelaki kekar tadi sudah
menggeletak diatas tanah tak berkutik. dari mulut serta lubang hidangnya mengeluarkan
darah segar berwarna hitam, jiwanya telah putus
Rupanya serangan yang dilancarkan Siauw Ling teramat berat, setelah punggung orang
terhajar telak tubuhnya langsung terjatuh ke tanah, namun sebelum putns nyawa ia masih
sempat melepaskan bom udara untuk memberi kabar kepada rekan rekannya.
Tu Kioe amat kheki, sekali tendang ia melemparkan mayat orang itn hingga mencelat
enam tujuh depa dari tempat seniula.
"Jejak kita sudah konangan," seru Yok Ong sambil memandang sekejap kearah bunga
api diangkasa. Arah perjalanan kita harus dirubah."
"Mari kita lari kearah timur."
Para jago tidak membuang tempo lagi, mereka sama-sama berlari menuju kearah
timur. Emapt lima li kembali dilalui, sampailah rombongan jago teresbut tiba disisi hutan.
Dalam pada itu Siauw hujien yang digendong oleh kim Lan, meski tidak bisa berjalan
sendiri namun setelah berlari-lari lama tubuhnya tidak tahan, dengan suara lirih pintanya,
"Ling jie bagaimana kalau kita beristirahat dulu, kemudian baru melanjutkan perjalanan
kembali." Ucapan Mama tidak salah sedikitpun, sekarang kita sudah keluar dari daerah yang
berbahaya memang sepantasnya kita beristirahat terlebih dahulu.
Tiba-tiba dari empat arah delapan penjuru bermunculan boesu-boesu yang telah
mengurung rapat sekeliling tempat itu dengan bersenjatakan gendewa dan pedang.
Sinar mata Siauw Ling berputar, terlihat olehnya dibelakang setiap batang obor
berdirilah sepuluh orang lelaki berbaju hitam, dua orang mencekal gendewa otomatis dari
delapan orang yang mencekal senjata tajam.
Rupanya orang-orang itu telah berdiri pada posisi yang telah teratur rapi, meskipun
mengurung datang dari empat arah delapan penjuru namun posisinya sama sekali tidak
menjadi kacan. Tampak cahaya api berkilauan. dalam sekejap mata rombongan Siauw
Ling telah terkurung rapat rapat.
Kepungan yang dibuat orang orang. bukan saja ketat bahkan berlapis-lapis, setiap
gendewa didampingi oleh empat orang boe-su berbaju hitam yang bersenjata lengkap".
DiAM-DIAM Siauw Ling menghitung jumlah obor yang ada disana, semuanya berjumlah
dua puluh empat buah. itupun belum termasuk Shen Bok Hong serta para jagonya yang
belum munculkan diri. Cukup para boe-su berbaju bitam yang hadir pada saat itu saja, semuanya telah ber
jumlah dua ratus empat puluh- orang, ditam-bah dengan lelaki berbaju hitam yang
mencekal obor, semuanya berjumlah dua ratui enam puluh empat orang lebih.
Sewaktu beraada didalam perkampungan Pek Hoa-san-cung tempo dulu, Siauw Ling
pernah merasakan kelihayan dari para bos-su berbaju hitam itu. meski ilmu silat yang
mereka miliki belum dapat terhitung sebagai seorang jagoan kelas satu, namun setiap
boe-su boe-su itu rata -rata tidak takut mati, sewaktu turun tangan gerak gerik mereka
mendekati kalap, depan rontok belakang menyusul datang tiada hentinya, cara bertarung
macam begitu betul-betel mengerikan sekali. Dalam situasi seperti ini dengan cepat Tiong
chiu Siang Ku, Kim Lan, Giok Lan serta Tok Chiu Yok Oag menurunkan Siauw Thay-jien
suami istri serta Wan-jie keatas tanah, kemudian mereka bentuk sebuah barisan yang
mengelilmgi ketiga orang itu guna berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan.
Dibawah sorotan cahaya obor yang terang benderang". tidak mungkin lagi bagi si Raja
Obat bertangan keji untuk menyembunyikan tubuhnya lebih jauh. terpaksa dengan
busungkan dada ia tampil kedepan. Sementara itu para boe-su berbaju hitam yang
sedang bergerak maju, tiba-tiba menghentikan gerakan mereka kira kira beberapa tombak
dari beberapa orang itu. Terdengar suara Shen Bok Hong yang serak-serak sember berkumandang datang,
"Saudara Siauw, siauw-heng mengerti bahwa boe-su ku yang berjumlah dua ratus orang
tidak akan berhasil mengurung dirimu, tetapi di bawah hujan anak panah yang dilepaskan
dari empat puluh lembar gendewa otomatis, aku rasa bukan pekerjaan yang gampang
bagimu untik melindungi kedua orang tuamu lolos dari kepungan dalam keadaan
selamat." Air muka Siauw Liag berubah jadi hijau membesi, ia bungkam dalam seribu bahasa.
"Hmmm! Kawan Bu-lim semua mengatakan bahwa Shen Bok Homg adalah seorang
manusia yang tidak mengindahkan sahabat, namun hubungan persaudaraan mereka itu
dengan dirinya amat akrab, perkenalan kamipun sudah berlangsung lama sekali, aku rasa
asal loohu munculkan diri niscaya persoalan yang terjadi pada saat ini segera dapat
diselesaikan"."
Ia merandek sejenak, kemudian teriakaya lantang, "Shen-heng, apakah kau dapat
menjumpai diri siauwte. "Sudah kulihat sejak tadi "
Tak menanti Shen Bok Hong melanjutkan kata-katanya lebih jauh, Si raja bertangan
keji menyela lebih jauh ;
"Shen-heng, kau terlalu mengerti tentang keadaan siauwte, jiwa Wanjie putri kesayanganku
lebih jauh berharga dari pada jiwa siauw-te sendiri. Setelah Siauw Ling menolong
dirinya berulang kali, bagaimanapun juga siauwte harus membalas budi kebaikan-nya
ini." "Heee". heee.heee". aku rasa penyakit dari keponakan perempuanku itu sudah
merasuk kedalam tulang, sekalipun Siauw Ling ada niat menolongnya belum tentu
sanggup melaksanakannya."
"Peristiwa yang terjadi sungguh kebetulan sekali dan merupakan kebalikan dari dugaan
Sheng-heng, dengan menempuh bahaya Siauw Ling telah berhasil mendapatkan obat
muja-rab untuk menyembuhkan penyakit siauwli. kini penyakit yang ia derita sudah mulai
sembuh mungkin setelah beristirahat sepuluh sampai setengah bulan, ia akan sehat
kembali seperti orang biasa "
"Kalau begitu Siauw-heng harus mengha-turkan Kiong hie kepadamu!"
"Persahabatan kita erat melebihi saudara, selama banyak tahun siauwte pun sudah banyak
mencurahkan tenaga uutuk membantu usahamu. Perkampungan Pek Hoa san-cung
dapat jaya seperti sekarang. bisa memiliki Boe su Boe-su yang tidak takut mati sehingga
menakutkan hati para jago Kangouw, meski siauwte tidak berani merebut pahala, namun
hitung2 tenagaku yang kusumbangkan kepadamu tidaklah sedikit".
"Sedikit pun tidak salah, kau bantu aku dalam perkampungan Pek Hoa san-cung,
apakah kau sekarang hendak membantu orang lain untuk menghancurkan kembali
kesemua itu. "Siauwte tidak berani berbuat demikian cuma saja siauwte mempunyai satu
permohonan hendak di ajukan kepada diri Shen-heng!"
"Katakanlah!" "Siauw Ling telah menyelamatkan jiwa siauwli, sudah sepantasnya kalau siauwte
menolong orang tua dari Siauw Ling. Seandainya Shen-heng suka memberi muka kepada
diriKu. bubarkanlah para boasu berbaju hitam yang mengurung disekeliling tempat itu,
lepaskanlah Siauw Ling dari sini. Sete-lah hutang budi siauwte terhadap Siauw Ling
dibayar lunas, dikemudian hari kita masih tetap merupakan saudara karib. Menanti
kelemahan tubuh siauwli telah pulih, siauwte akan mendidik dirinya menjadi seorang
jagoan yang tak terkalahkan didalam Bu-Iim. Saa itulah kami ayah dan anak pasti akan
sumbangkan seluruh tenaga kami buat Shen-heng guna mencapai cita-cita merajai
kangouw." "Hna. haa". meskipun tiga liima tahun tidak terhitung panjang, dan aku orang si Shen
bisa menunggu dirimu. Tetapi aku takut partai-partai besar yang ada dikolong langit
dewasa ini tidak sudi menanti lebih jauh. Menurut pandangan aku orang she Shen.
didalam tiga tahun mendatang, dunia persilatan pasti akan terjadi sesuatu penyeIcsaian
secara besar-besaran, tatkala saudara turun gunung kembali pada tiga lima tahun
mendatang, mungkin kalau bukan siauwte telah menjagoi seluruh Bu-lim, tulang
belulangku mungkiu sudah jadi dingin!"
"Kalau begitu Shen-heng tidak sudi memberi muka buat siauwte untuk membayar
hutang budiku mi?" "Haaa". haaa". haha"haaaaa.haaaaaaaa". lain dulu lain sekarang, lain belalang
lainpadangnya,dahulu kau siraja obat bertangan keji adalah air untuk memelihara ikan,
rumput untuk memelihara kuda bagi perkampungan Pek Hoa san-cung, kini bunga telah
bersemi indah bunga harum semerbak telah menyebar keempat penjuru, kau siraja obat
bertangan keji sudah tak berguna lagi bagi mereka, keadaanmu sekarang bagaikan
kotoran kuda yang disisikan.
Ecee Yok Ong, terpaksa aku sipengemis tua harus memakai dirimu, lebih baik sedikitlah
tahu diri dari pada mendapatkan malu yang tak berguna," seru Soen Put shia sembari
tertawa terbahak-bahak, "Hmmm!" Yok Ong mendengus dingin. "Persoalan diantara kami dua persaudaraan
lebih baik tak usah kau Campuri!"
Terdenqar Shen Bok Hong telah berbicara: "Siauw Ling telah menoloug selembar ji-wa
keponakan perempuanku, saudarapun telah menolong jiwa orang tuanya bahkan
meracuni sampai mati kedua belas orang boe-su ku, kalau dihitung-hitung rasanya kau
sudah tidak berhutang budi lagi terhadap diri-nya.?".
"Kalau mau tolong orang harus menolong sampai akhir, siauwte ada maksud menolong
kedua orang tua Siauw Ling, sudah tentu aku tidak logis menyaksikan mereka dita-wan
kembali kedalam perkampungan Pek Hoa san-cung oleh diri Shen-heng. Aku harap Shenheng
suka membubarkan para boe-su berbaju hitam yang ada disekeliling tern-pat ini,
bukalah jaring untuk malam ini sa-ja dan melepaskan mereka semua pergi dari sini.
Setelah peristiwa ini siauwte tidak akan mencampuri urusan mengenai diri Siauw Ling
lagi." "Saudaraku kau memiliki gelar sebagsi si Raja Obat bertangan keji, mengapa tabiatmu
pada malam ini kok berubah jadi begitu welas kasih"." sungguh mengherankan".
bagaimana mungkin sifatmu bias berubah dratis begitu"!"
"Harimau yang ganaspun tidak akan mencaplok anaknya sendiri masa siaw-te sebagai
seorang manusia jadi lebih bejad moralnya dari pada seekor binatang" Kendati siauwte
disebut orang Raja obat bertangan keji, namun aku terhadap siauw-heng tak bisa
dibanding-bandingkan dengan apapun. Siauw ling telah menyelamatkan jiwa putriku,
dalam perasaan siauwtem budi yang telah ia lepaskan kepadaku jauh lebih besar dari
pada menolong jiwaku sendiri. Aku tetap berharap agar Sianw heng suka memberi muka
kepada siauwte dan lepaskanlah mereka"."
" Siauw Ling yang berada disisi kalangun sebenarnya ingin menukas perkataan dari si
raja obat tersebut, tapi teringat akan keselamatan kedua orang tuanya terpaksa ia telan
penghinaan tadi dan pasrah.
"Dengan hubungan persahabatan kita yang akrab, sepantasnya siauw-heng kabulkan
permintaanmu itu," sahut Shen Bok Hong "Tetapi"."
"Tetapi kenapa?"
"Melepaskan harimau pulang gunung. meninggalkan bencana bagi kemudian hari
bukanlah tindakan dari seorang lelaki sejati dalam menghadapi situasi seperti ini kita tak
boleh berhati lemah seperti wanita, maka".
"Shen heng!" sela Tok-chlu Yok-Ong dengan wajah berubah hebat. "Selama hidup
belum pernah aku memohon kepada siapa-pun juga, apabila Shen-heng begitu keras
kepala dan tak sudi memberi muka kepada siauwte, hal ini sama arti kau hendak paksa
siauwte untuk memutuskan hubungan persaudaraan kita."
Mendadak, para boe su berbaju Mtam yang berada disebelah timur sama-sama
menyingkir kesamping, shen Bok Hong dengan membawa kedelapan lelaki kekar berbaju
merah perlahan-lahan muculkan diri dari balik pohon.
Pada punggung kedelapan orang lelaki berbaju merah itu menyoren sebilah pedang
yang amat besar, wajah mereka dingin kaku dan sama sekali tiada perubahan apapun,
seolah-olah kedelapan orang itu merupakan delapan sosok mayat hidup yang baru saja
keluar dari dalam peti mati.
"Hmm! Delapan orang bayangan berdarah!" jengek Yok Ong sambil tertawa sinis.
"Sedikitpun tidak salah, aku rasa kau pun seharusnya mengerti bahwa kedatangan ku
kesini telah disertai dengan susunan rencana yang sempurna"."
Ia merandek sejenak, kemudian sambil tersenyum tambahnya, "Bila kau hendak
berubah niat, mungkin pada saat ini masih belum terlambat!"
Raut wajah si Raja obat bertangan keji yang kaku itu berkerut kencang. tangan kirinya
perlahan-lahan menyingkap ujung jubahnya kemudian laksana kilat tangan kanannya
merampas pedang Poo-kiam dari tangan Kim Lan
"Sreei! ia babat putus ujung jubahnya seraya berseru, "Sejak saat ini hubungan
persaudaraan kita telah putus "
Pedangnya membabat kebawah, sebuah babatan yang amat panjang muncul diatas
tanah lapang yang berlumpur itu, tambahnya, "Menggurat tanah memutuskan hubungan
sejak kini siapapun tak usah lagi mempunyai perasaan persaudaraan!"
Senyuman yang menghiasi wajah Shen Bok hong lenyap tak berbekas, dengan wajah
serius, serunya "Saudaraku.apakah kau tidak memikirkan lagi keputusanmu itu?"
"Telah loohu pikirkan berulang kali, mulai Saat ini, aku tak berani lagi saling menyebut
saudara dengan diri Shen Toa Cung cu"
Haaa". haaa". haa apabila Yok Ong memang bersikeras hendak memutuskan
hubungan persaudaraan dengan aku orang Shen, akupun tidak memaksa lebih mengingat
hubungan kita selama belasan tahun, aku orang she Shen ingin memperingatkan lebih
dulu satn persoalan padamu."
"Silahkan Shen Toa Cungcu utarakan."
"Dalam pertarungan nanti, golok dan panah tak bermata, seandainya sampai melukai
jiwa putrimu, jangan menyalahkan aku orang she Shen turun tangan terlalu telengas."
Selembar wajah Tok Chiu Yok Ong yang sudah jelek sekali, kini bertambah semakin
jelek saja, sahutnya sepatah demi sepatah, "Barang siapapun yang berani melukai jiwa
siauw li, looou tidak akan mengampuni jiwanya"."
" Hmm" orang lain mungkin takut dengan racunmu. sedang aku orang she Shen takutkah
kepada racunmu, rasanya dalam hati kecilmu sudah ada perhitungan sendiri bukan."
tukas gembong iblis itu dengan tertawa hambar.
Racun ada beribu-ribu jenis banyaknya, aku yakin kau oranh she Sben belum sampai
kebal terhadap segala jenis racun.
Dalam hubungan kita selama belasan tahun. aku orang she Shen sudah memahami
caramu menggunakan racun."
.heee heheee heeeeeeee". kau anggap aku si raja obat bertangankeji tak dapat
menyimpan beberapa macam kepandaian untuk berjaga diri.
- Kini kita berdua telah betdiri dalam posisi saling bermusuhan, aku orang she Shenpun
tidak akan mengelabui dirimu lagi. Sebelum hujan sedia pajung, jauh hari sebelum
kejadian ini secara diam-diam aku telah
meracuni dirimu, agar tubuhmu menderita luka parah, asal di dalam setahun
mendatang aku tidak berjumoa muka dengan dirimu, maka racun yang mengeram pasti
akan kambuh dan mulai bekerja.
"Loohu sudah menduga kau bisa meracuni diriku secara diam-dam, maka akupun
secara diam-diam telah meracuni pula dirimu, tidak sampai setengah tahun racun dalam
tubuhmu akan mulai bekerja.
Dari tanya jawab kedua orang ini, terlihatlah dengan jelas betapa keji dan
berbahayanya dunia persilatan.
Diam-diam Siauw Ling menghela napas panjang, pikirnya, "Aaaai meskipun mereka
telah saling bersahabat selama belasan tahun lamanya sungguh tak nyana nmsing-masing
pibak telah saling meracuni pihak yang lain peristiwa ini benar-benar membuat diri bulu
roma orang"." Sementara Itu terdengar shen bok hong mendongak tertawa terbahak-bahak. lalu


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkata kembali, "Anggap Saja perkataanmu tidak salah dan kau benar-benar telah
menanamkan racun keji kedalam tubuhku, namun aku masih punya kesempatan hidup
selama setengah tanun lamanya. Sedang kau kau si raja obat ber-tangan keji tidak akan
bisa lolos pada malam hari ini juga "
"Hmmmm, dewasa ini menang kalah masih belum bisa ditentukan, lebih baik Shen-toacungcu tak usah bicara sumbar lebih duln."
Siauw Ling yang meninjau situasi dari sisi kalangan mulai menyadari bahwa
keadaannya sudah bagaikan anak panah diatas busur menunggang diatas punggung
harimau pertempuran antara mati dan hidup diantara merekapun tak bisa dihindari lagi,
maka sambil ayunkan pedangnya ia berseru lantang, "Shen Bok Hong, nama besarmu
telah belasan tahun bersemayam dalam dunia persilatan sebagai seorang lelaki sejati
tunjukanlah kejantananmu sebagai seorang lelaki dan jang-an bicarakan lebih dulu hasil
dari pertem-puran ini hari. Aku Siauw Ling dengan bilah pedang ditangan ingin menantang
dirimu untuk berduel, aku rasa Shen Toa Cung-cu sebagai lelaki tulen tidak akan menolak
tantanganku ini bukan?"
Sepasang mata Shen Bok Hong yang tajam bagaikan pisau perlahan-lahan menatap
wajah Siauw Ling, kemudian ia menjawab ;
"Berbicara dari situasi yang ada dewasa ini, aKulah yang memegang posisi untuk
menang. bila aku layani tantanganmu untuk berduel, bukankah tindakan ini merupakan
tindakan seorang tolol?"
Siauw Ling tertawa dingin, ia berpaling memandang sekejap kearah Soen Put-shia serta
si Raja Obat bertangan Keji, kemudian katanya
"Aku orang she Siauw ada beberapa- patah perkataan hendak kuutarakan kepaada
kalian, aku mohon loocianpwe berdua suka bertin-dak mengikuti permintaanku ini."
"Haas". haaa haaa". sekalipun pada malam ini kita tak dapat menerjang keluar dari
kepungan, paling sedikit jumlah jagoan perkampungan Pek Hoa-san ong yang mati pun
ada separuhnya, bila dibicarakan menurut cara dagang, bukan saja modal sudah di dapat
kembali bahkan mendapat untung pu-la, Siauw thay-hiap apa perintahmu katakan lah
segera, suruh terjun keair aku akan terjun ke air, suruh ke api aku akan terjun ke api!"
seru Soen Put-shia. "Kalau begitu eayhe ucapkan banyak teri-ma kasih lebih dulu" seraya berkata ia lan-tas
menjura dalam-dalam, sementara sinar matanya berputar kearah si raja obat menantikan
jawabannya. Si Raja Obat Be tangan Keji mendehem ringan, lantas berkata, "Loohu telah
memutuskan persaudaraanku dengan Shen Bok Hong, dalam hati kecilpun tiada hal yang
patut kutakuti lagi. perduli apa perintahmu segeralah perintahkan."
"Tatkala cayhe turan tangan menghadapi Sheu Bok Hong nanti, aku minta kalian
berdua tak usah turun tangan membantu diriku"Ujar Siauw Ling dengan wajah serius. aku
berharap agar kalian sudi membawa sepasang pedagang dari Tiong-ciu serta Kim Lan,giok
Lan sekalian untuk menerjang keluar
dari kepungan. Dengan kepandaian yang dimiliki locianpwee berdua rasanya para
boesu dari perkampungan Pek Hoa san cung tidak nanti biSa menghalangi kepergian
kalian, harapan untuk menerjang keluar kepunganpun besar sekali.
"Apa" kau hendak melayani Shen Bok Hong serta kedelapan orang bayangan berdarah
seorang diri".?" tanya Soen put-shia dengan wajah tertegun
"Ditambah pula dengan dua ratus orang boe su berbaju hitam yang tidak tatut mati."
Yok Ong menambahkan. Siauw Ling menggeserkan tubuhnya dan mengambil sebuah posisi menguntungkan
yang kebetulan sekali menghalangi Shen Bok Hong serta kedelapan orang bayangan
berdarahnya lalu menjawab perlahan, "Cayhe yakin aku masih mempunyai kemampuan
untuk meloloskan diri dari kepungan, aku mohon agar locianpwee suka mengabulkan
permiutaan cayhe ini".
"Kalau begitu biarlah Yok Ong yang memimpin rombongan untuk menerjang keluar dari
kepungan, sedang aku sipengemis tua akan tinggal disini untuk membantu dirimu."
"Tidak bisa jadi," tampak Yok Ong seraya geleng kepala. "Tenaga pukulan yang kau
miliki sangat libay, justru kepandaianmu itulah yang paling diandalkan untuk melindungi
mereka menerjang keluar dari kepungan, biarlah aku yang tetap tinggal membantu Siauwheng
menahan serbuan mereka "
Saking gelisahnya sepasang mata Siauw Ling pada waktu itusudah berubah jadi merah,
segera teriaknya lantang, "Loocianpwee berdua, apabila kalian berdua tidak mau
mendengarkan perkataan dari akuorang she siauw, mulai hari in kita putus hubungan"
"Sam-te, kau tak usah marah-marah," ejek shen bok Hong sambil tertawa seram,
mungkin si pengemis tua serta si raja obat itu menyadari bahwa kekuatan mereka tidak
sanggup uatuk melindungi kedua orang tuamulolos dari kepungan maka mereka tak
berani mengabulkan permintaan itu."
Tak usah anda ikut cerewet!" teriak -Sianw Ling". naik pitam
Sinar matanya berputar, ia lihat para lelak berbaju hitam yang berada disekeliling
tempat itu sudah mulai mencabut keluar senjata tajamnya dan mempersiapkan gendewa.
Kiranya Shen Bok Hong yang diluaran membiarkan musuhnya berunding, padahal
secara diam-diam ia telah mempersiapkan orang-orangnya dengan menggunakan kesempatan
itu. Dari antara delapan orang lelaki berbaju merah yang berada dibelakang Shen Bok Hong
secara tiba-tiba ada empat orang meninggal-kan tempatnya dan menyebarkan diri kearah
utara, Barat dan Selatan Siauw Ling yang menyaksikan Shen Bok Hong telah mengatur
orang-orangnya sedemikian rupa sehingga kian lama kian bertam-bah rcpat, diam-diam ia
menghela napas panjang, pikirnya, "Mengulur waktu terus tidak akan menda-tangkan
keuntungan bagiku, malahan akan merugikan, ditinjau dari situasi yang terbentang
dewasa ini terpaksa. aku harus melaku-kan serangan secara kejam. bila beruntung aku
bisa membinasakan Shen Bok Hong, peristiwa ini akan merupakan suatu keberuntungan
bagi umat Bu-lim, kalau aku harus mati dalam pertempuran tersebut, akupun mati tanpa
menyesal." Berpikir sampai disitu, ia lantas mengem-pos napas, pedangnya perlahan-lahan diangkat
siap turun tangan. Mendadak". "Jangan bertindak gegabah!" suara seorang yang merdu namun lemah sekali
berkuman-dang datang. Tatkala semua orang berpaling, maka tampaklah putri Yok Oeg yang berpenyakitan itu
secara tiba-tiba meronta bangun, seraya mencekal pergelangan tangan Kim Lan seru-" ya,
"Ooooh ayah! bukankah kau selalu memuji putrimu adalah seorang gadis yang pintar,Aku
ingin memohon kepada empek agar ia suKa melepaskan diri kita.
Aku mempunyai hubungan persaudaraan selama belasan tahun dengan dirinya.
membantu pula usahanya membangun perkampungan Pek hoa-san-cungv namun ia sama
sekali tidak mau memberi mnka kepadaku." katanya. "Mulai detik ini hubunganku dengan
dirinya telah putus, mana ia sudi mendengarkan perkataanmu".
"Tentang soal ini harap tia tak usah ikut campur, putrimu yakin mempunyai akal yang
bisa memaksa ia untuk membuyarkan boe-su-boe-su berbaju hitam itu." sahut Wan jie
sambil bersandar dibahu Kim Lan. kemudian lambat lambat ia berjalan kearah Shen Bok
Hong. "Kematian merupakan suata kejadian yang maha besar. dan kematian bukanlah suatu
permainan. Nona cepat mundur".!" teriak Siauw Ling.
Wan Jie berpaling, dengan sepasang matanya yang bulat besar ia pandang sekejap
wajah si anak muda itu lalu tersenyum manis.
"Kenapa, apakah kau takut kalau aku sampai".serunya.
Dalam situasi yang amat gawat serta mengancam selembar jiwanya, bukannya takut
gadis in malah menunjukan senyuman serta tingkah laku yang yang tenang, peristiwa
in membuat siauw ling khaki bercampur jengah akhirnya ia menghela napas dan
membungkam Si Raja Obat Bertangan Kejilah yang paling gelisah. keringat dingin mengucur ke luar
membasahi seluruh tubuhnyaTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
"Wan-jie!" serunya cemas. "Ucapan Siauw Ling sedikitpun tidak salah, kematian adalah
suatu peristiwa yang besar, janganlah kau gunakan kematian sebagai bahan lelucon-ayoh
cepat mundur!" "Anak buah empek Shen amat banyak," bisik Wau jie dengan nada yang lembut setelah
rnemandang sekian para boesu yang mengurung disekeliling tempat itu. "Sulit bagi kalian
untuk lolos dari kepungan dalam keadaan selamat"."
"Sekalipun mereka berhasil menerobos keluar dari kepungan, nona serta kedua orang
tua Siauw Ling pun tak dapat lolos dalam keadaan hidup," sambung Shen Bok Hong
sambil tertawa berat. Wan-jie tidak berbicara lagi, ia dorong tu-buh Kim Lan sambil berbisik, "Ayoh Jalan."
Tatkala menjumpai Shen bok hong tadi saking takutnya seluruh tubuh kimlan teal
berubah jadi lemas, untuk maju melangkah ke depan rasanya berat sekali, namun ketika
teringat akan keadaan wan jie yang lemah dan tidak mengerti ilmu silat namun tidak takut
mati, terpukullah hati kecillnya, sambil gertakan giginya dan keraskan hatinya ia berjalan
menuju kearah shen bok hong.
Keadaan siRaja Obat Bertangan Keji lebih lebih mengenaskan iagi, saking cemasnya
keringat dingin mengucur keluar tiada henti-nya membasahi seluruh tubuhnya.
Siauw Ling yang menyaksikan tingkah laku kedua orang gadis tersebut dari kejauhan,
diam-diam mengempos tenaga guna melakukan persiapan, pedang dicekal kencangkencang
lalu berseru dengan dingin dengan keras, Shen Bok Hong, dia adalah seorang
gadis lemah yang sama sekali tidak mengerti akan ilmu silat, bila kau berani melukai
dirinya, maka namamu akan jatuh pamor, kau tidak akan punya muka lagi untuk unjuk
muka lagi untuk berjumpa dengan enghiong di kolong langit ini.
Keadaan S Raja Obat bertangan keji lebih mengenaskan lagi, saking cemasnya keringat
dingin mengucur keluar tiada hentinya membasahi seluruh tubuhnya.
"Shen Bok Hong!" iapun berseru. "Kalau kau lukai siauwli. maka aku akan meracuni
pula seluruh penghuni perkampungan Pek Hoa san-cung mu, anjing ayam tak akan kubiarkan
hidup!" "Tia, Siauw-ling, harap kalian legakan hatimu. Empek Shen tidak nanti melukai di-riku."
seru Wanji sambil berpaling.
"Haapa."haa". jangan terlalu yakin dengan jalan pikiranmu sendiri," seru Shen Bok
Hong tertawa terbahak-bahak. "Ayahmu telah memutuskan persaudaraan dengan diriku
sedang empek Shen mu bukan seorang manusia yang berjiwa besar, kemungkinan besar
akan melukai dirimu."
Semeutara pembicaraan berlangsung. Wan jie dengan Kim Lan telah berada dihadapan
tubuhnya. Wan jie tersenyum. "Empek Shen. Boanpwe tidak dapat menggunakan racun, kau tak usah jeri padaku."
Katanya. "Hmm! sekalipun kau dapat menggunakan racunpun. aku tidak nanti jeri kepadamu "
"Kalau begitu bagus sekali, silahkan Em-pek Shen tempelkan telingamu ke tepi bibirku,
hendak membisikkan sesuatu kepadamu."
"Persoalan apa?" tanya sben Bok Hong rada tertegun. "Silahkan nona utarakan begitu
saja." "Tidak bisa, apa yang akan kuucapkan merupakan suatu rahasia yang amat besar, aku
tidak ingin merekapun ikut mendengar."
"Apakah ayah mu sendiripun tak boleh ikut mendengarkan?"
"Bila ia tahu, mungkin aku akan di caci-maki habis-habisan, tentu taja ia tak bolch ikut
mendengarkan." Shen Bok Hong termenung berpikir seben-tar, akhirnya ia bongkokkan tubuhnya yang
tinggi besar itu dan ditempelkan telinganya disisi biblr gadis tersebut.
Tampak Wan-jie kasak kusuk membisikan sesuatu ketelinga Shen Bok Hong, diikut air
muka gembong lblis itu berubah hebat.
"Sungguh?" tanyanya sambil bangun ber-diri.
"Banyak perkataan telah kuucapkan, badan ku terasa amat lelah sekali, kalau kau tidak
mau percaya, akupun tak dapat berbuat apa-apa."
Sekilas eahaya penuh napsu membunuh berkelebat diatas mata Shen Bek Hong lalu ia
berseru, "Budak cilik, aku harus menghancur lumatkan tubuhmu terlebih dahulu!"
Wan jie tersenyun. "Janganlah disebabkan urusan kecll ini hingga mengakibatkan masalah besar jadi
terbengkelai. apa gunanya kau bunuh seorang gadis lemah yang tidak mengerti ilmu silat
macam aku?" Seandainya aku kabulkan permintaanmu dan membuyarkan para boe-su yang mengurung
disekelillng tempat ini?" perlahan-lah napsu membunuh diatas wajah gembong iblis
itu menyusnt. "Tentu saja kupenuhi janjiku tadi itu!"
"Seandainya kau membohongi aku?"
"Lepaskan dulu mereka agar berlalu dari sini, akn akan tetap tinggal disini sebagai
sandera." Para jago tidak tahu apa yang telah di-ucapkan gadis tersebut kepada Shen Bok Hong
namun setelah mendengar kesanggupan gembong iblis itu untuk membnyarkan para
boesu yang berada disekitar tempat itu, mereka sama sama tercengang dan tidak habis
mengerti. "Baik! kita tetapkan demikian saja," seru Shen Bok Hong, ia ulapkan tangannya dan
menambahkan. "Buka sebuah jalan buat mereka!
sekitar tempat itu sama-sima mengiakan, dari arah Tiraur. Barat. utara maupun Selatan
terbukalah sebuah jalan untuk Icwat.
"Empat pintu telah kubuka semua. terserah kalian hendak berlalu dengan lewati arah
mana!" ujar gembong iblis itu kembali.
Wan-jie segera berpaling dan memandang sekejap kearah Sianw Ling, pintanya,
"Siauw.ling, aku mohon kepadamu sudi-lah msndengarkan perkataanku, mau bukan?"
"Nona Wan, katakanlah permintaanmu itu!"
"Oawaiaii kedua orang tuamu serta para jago. berangkatlah menuju kearah Selatan."
"Bagaimana dengan nona sendiri?"
"Aku akan tetap berada disini sebagai sandera."
"Tidak bisa, aku Siauw Ling sebagai seorang lelaki sejati tidak sudi melakukan
perbuatan seperti itu, lebih baik aku bertempur sampai tiiik darah penghabisan
daripada mendengarkan permintaan nona"."
"Aaaa! kau, sebagai seorang enghiong memang sepantasnya bartempur sampai titik
darah penghabisan tetapi bagaimana nasib ke dua orang tuamu" apakah merekapun
harus menemani kau untuk bertempur sampai mati".?"
Siauw Ling tertegun, untuk beberapa saat lamanya ia tak sanggup mengungkapkan
sepatah katapun. "Shen-heng!" Tiba-tiba si Raja obat ber-tangan keji berseru sambil menjura. "Sianw-te
akan tetap tinggal disini sebagai sandera, bagaimana kalau kau bebaskan siauw-li."
"Percuma aku menahan dirimu!"
"Oooh Tia!" Seru Wan jie. "Detik ini pu-trimu berada disisi empek Shen. seandainya ia
membabatkan telapak tangannya niscaya putrimu segera akan mati binasa, sekalipun Tia
ada maksud menolong akupun percuma.
"Anaku, siapa suruh kau hantarkan diri kemulut harimau?"
"Kini putrimu telah berada diambang mulut harimau, banyak bicarapun tak ada
gunanya " Mendadak gadis itu tersenynm, tambahnya
"Tapi aku percaya bahwa empek Shen tidak akan melukai diriku"sinar matanya
beralih keatas wajah Shen Bok Hong "Benar bukan empek Shen?"
"Asal kau tidak membohongi aku, tentu saja ttdak nanti kulukai dirimu".!"
"Nah, sudah kalian dengar perkataannya itu" kenapa belum juga pergi?"seru Wanjie
sambil menyeka air keringat diatas kepalanyaMendadak Sianw Ling menggertak gigi, kepada si Raja obat serta sepasang pedagang
cerunya, "Aku minta agar cuwi sekalian dengan membawa serta kedua orang tuaku
segera berlalu dari sini, aku orang she Siauw akan tetap berada disini mendampingi nona
Wan." "Begitupun balk juta." Wan jle mengang-guk sambil membenahi rambutnya yang kusut,
meski situasi amat gawat namun gadis lemah tersebut sama sekali tidak gentar,
malahan ia kelihatan begitu tenang.
"Meskipun tabiat empek Shen rada licik dan jahat, namun otaknya amat pintar,
tidak nanti membinasa diri kita karena mengikuti napsu sehingga merusak cita-cita
untuk menjagoi dunia persilatan"."
Sinar matanya menyapu sekejap wajah Shen Bok Hong, tanyanya, "Benar bukan Empek
Shen?" "Hmm, anggap saja benar!"
Wan-jie.tersenyum, sinar matanya kembali beralih keatas wajah Siauw Ling dan
menambahkan "Anakku jangan bunuh diri," seru Raja obat bertangan keji dengan air mata bercucuran.
"Nah. Kalan begitu kalian harus segera pergi dari sini!"
Kim Lan tidak berani membangkang, ber-sama-sama si Raja Obat Bertangan Keji
mereka segera berlalu kearah Selatan.
Menanti semua orang telah berlalu. wanjie jadi lemas karena mengeluarkan banyak tenaga
untuk bicara, kakinya lemas dan badannya roboh keatas tanah.
Untung Siauw Ling berada didekatnya, dengan cepat si anak muda itu menyambar
tubuhnya dan dipeluknya erat-erat.
Wan-jie menghembuskan napas panjang, dengan sikap yang tenang ia bersandar
didada Siauw Ling lalu ujarnya sambil tertawa, "Aku masih ingat bahwa aku pernah
memberitahukan namaku kepadamu, kau tentu masih ingat bukan?"
"Tentu saja masih ingat?"
"Coba katakan siapa namaku?"
"Bukankah nona bernama Lam-kong Giok?"
"Ehmm, sedikltpun tidak salah."
Selama ini Shen Bok Hong hanya berdiri mematnng disisi kalangan, sejak para jago
meninggalkan tempat itu tak sepatah kata-pun yang diucapkan, kini kesabarannya telah


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

habis, dengan suara dingin segera tegurnya, "Perkataan semacam itu lebih baik dibicarakan
nanti saja, meski kesabaran loohu baik, namun kalian harus tahu bahwa bahwa
kesabaran seseorang itu terbatas!"
Siauw Ling menoleh, setelah dilihatnya bayangan para jago lenyap tak berbekas, ia
lantas berseru sambil busungkan dada, "Shen Toa Cungcu, kau ingin ajak aku orang she
Shiauw berdue!?" Seluruh tubuh Shen Bok Hong tergetar keras saking marahnya, dengan paksa ia menahan
hawa marahnya itu, katanya, "Shen Toa Cung-cu sangat berharap bisa menawan aku
serta kedua orang tuamu kembali keperkampungan Pek Hoa-san-cung, kini harapannya
susah terwujud, aku tebak dalam hati ia tentu merasa mendongkol sekali."
Siauw Ling segera berpikir setelah mende-ngar perkataan itu, "Bocah ini rupanya
sedang cari gara-gara, dalam keadaan serta situasi seperti ini sudah untung kalau Shen
Bok Hong tak mau turun tangan melukai dirinya. apa gunanya sih mengolok olok dia
sehingga membangkitkan hawa amarahnya" jaraknya dengan dia begitu dekat seumpama
kata gembong iblis itu berubah pikiran, mungkia tidak sempat bagiku untuk menolong
jiwamu"." Dalam hati ia berpikir demikian, dimulut ia mengiakan.
"Ucapan nona sedikitpun tidak salah"
Lam kong giok tersenyum. "Tapi". sayang seribu kali sayang," kata-nya kembali. "Sepandai-pandainya tupai
melompat akhirnya jatuh juga, sepintar- pintarnya seseorang akhirnya kena dipecundangi
pula oleh orang lain, disebabkan hendak membinasakan kita berdua, cita-citanya untuk
menguasai dunia kangouw akan beran-takan."
Siauw Ling tidak mengerti apa yang sedang dimaksudkan gadis tersebut, namun ia
rnenjawab juga sekedarnya.
"Sedikitpun tidak salah!"
"Selama ini aku selalu menyebut ShenToa Cung-cu sebagai empek, tapi kini ia telah
memutuskan hubungan persaudaraan dengan ayahku. apa boleh buat". akupun tak bisa
me nyebut dia sebagai empek lagi!"
Tidak malu Shen Bok Hong disebut sebagai seorang pemimpin dunia kangouw, ken-dati
Larn Kong Giok mengejek, menyindir maupun mengolok-olok dia dengan kata apa pun, ia
tetap membungkam dalam seribu bahasa, sikapnya tetap serius dan tubuhnya sama sekali
tidak berkutik dari tempat semula.
Kurang lebih seperminum teh kemudian gembong iblis ini baru buka suara menegur,
"Nona, waktunya sudah habis!"
"Ehmm. benar, waktunya memang sudah habisl"
"Sekarang kau harus penuhi janji yang telah kau katakan pada diri loohu itu!"
"Begini saja, seru Lam-kong Giok sambil menyapu sekejap sekeliling tubuhnya.
"Buyarkan dulu para boo-su berbaju hitam itu, dengan demikian aku bisa segera
melarikan diri setelah barang itu kuserahkan kepadamu".
Sinar mata Shen Bok Hong berputar, ia termenung dan membungkam.
"Sudahlah, tak usah mencari akal setan lagi," tegur Lam-kong Ciok tersenynm. "Peta
tersebut telah kubagi menjadi beberapa ba-gian dan kusembunyikan dibeberapa tempat
yang berbeda pula, sekalipun kau berhasil membinasakan diriku dan mendapatkan
sebagian dari peta itupun percuma saja, tidak nanti kau mendapat sesuatu dari peta yang
tak lengkap." "Heeeh". heeeh nona, apakah kau tidak merasa terlalu banyak syarat yang kau ajukan."
"Kau telah menyetujui untuk tidak mencelakai kami, apa bedanya kalau cuma
membuyarkan para boe-su disekeliling tempat ini?"
"Dengan cara apa kau hendak membukti-kan kepadaku bahwa kau bukan lagi
membohongi diriku -?"
"Aku tidak nanti membohongi dirimu, kalau kau tetap banyak curiga, yah". apa boleh
buat"." Sinar matanya berputar menyapu sekejap tempat itu, lalu tambahnya, "Paling banter
kau cuma dapat membinasa kan diriku seorang, Siauw Ling pasti berhasil meloloskan diri
dari kepungan. Eeeei orang she Shen, pada saat ini kau berdiri pada posisi yang tidak
menguntungkan, mengapa tidak mau mengalah satu tindak?"
"Budak cilik." seru Shen Bok Hong sambil menarik napas panjang. "Kalau kau bohongi
aku, maka sekalipun kau bersembunyi diujung langitpun akan kucari sampai ketemu dan
akan kusuruh kau mencicipi bagaimanakah rasanya siksaan yang terhebat dikolong la-ngit
ini." "Sebaliknya kalau aku tidak membohongi dirimu?"
"Timbal balik yang loohu berikan kepadamu rasanya tidak terhitung kecil"." ia
ulapkan tangannya. "Buyarkan semua orang disekitar tempat ini!"
Tampak para boe-su yang berada disekitar tempat itu sama-sama mengundurkan diri,
dalam sekejap mata mereka telah bubar semua.
"Nona, para boesu disekeliling tempat ini Sudah pada bubar, dan loohu-pun sudah
berulang kali mengalah kepadamu, harap kau sedikit tahu diri"." Shen Bok Hong
memperingatkan. Lam kong Giok tidak langsung menjawab, ia menyapu sekejan para lelaki berbaju
merah yang berada dibelakang gembong iblis itu, kemudian berkata, "Toa-cung-cu,
setelah kau membubarkan para boe-su berbaju hitam yang berada disekeliling tempat ini.
rasanya kau tak perlu menahan pula lelaki berbaju merah itu."
"Nona, janganlah membangkitkan hawa gusar dalam hati loohu, kalau kau mendesak
diriku terus menerus, kemungkinan besar aku akan berubah pikiran."
Siauw Ling yang selama ini membungkam terus, tiba-tiba mencela dari simping ;
"Peluang bagimu untuk menghalangi perjalanan aku orang she-siauw kian lama kian
bartambah kecil. kalau Toa-chung-cu tidak percaya silahkan coba sendiri."
"Perjalanan sejauh seratus li telah kau le-wati sembilan puluh li. ini merupakan
langkahmu yang terakhir. Kalau kau tetap keras kepala maka usahamn selama ini akan
menemui kegagalan total," Lam Kong Giok menambahkan.
Tiba-tiba Shen Bok Hong angkat kepala dan tertawa terbahak-bahak
"Haaa". haaa haaa". sungguh tak kunyana aku Shen Bok Hong sebagai seorang
pemimpin kangouw harus tunduk dan kecun-dang ditangan seorang gadis lemah yang
ber-penyakitan!" "Toa cung-cu, kau terlalu memiji!" Shen Bok Hong berpaling kearah lelaki berbaju
merahnya dan menitahkan, "Kalian mundurlah sejauh setu tombak" Lelaki-lelaki berbaju
merah yang berdiri dibelakang gembong iblis itu tidak membangkang. dengan mulut
tertutup mereka sama-sama mengundurkan diri kebelakang.
Menanti orang-orang Itu telah lenyap di-tengah kegelapan, Shen Bok Hong baru
berkata kembali, "Nona, apakah kau masih ada syarat lain?"
"Tidak ada " ia merogoh saknnya ambil keluar sebuah bungkusan kain kuning lain
melanjutkan. "Padahal peta ini ada didaiam saku bajuku dalam keadaan komplit, perduli
dengan cara apapun kau tawan atau bunuh aku. benda ini dapat kan peroleh dengan
gampang sekali." Shen Bok Hong siap meayambut bungkusan itu, tapi secara tiba-tiba Siauw Ling
membentak keras, "Tunggu sebentar!"
"Saudara Siauw, apa maksudmn?"
Pedang ditangan si anak mnda itu memben-tuk gerakan satu lingkaran, bunga pedang
berkelebat melindungi tubuh Lam Kong Giok, kemudian menjawab
Memandang kearah dimana Siauw Ling melenyapkan diri, gembong iblis ini
menghembuskan napas panjang, perlahan-lahan ia putar badan berlalu dari situ.
Ditiujau dari gerakan tubuh Siauw Ling kala meninggalkan tempat Itu, ia sadar bahwa
ilmu meringankan tubuhnya masih rada rendah jika dibandingkan dengan si anak muda
tersebut, tapi justru karena hal inilah niataya untuk membunuh Siauw Ling semakin tebal.
Dalam pada itu Siauw Ling dengan menggendong Lam Kong Giok melakukan
perjalanan cepat meninggalkan tempat yang sangat berbahaya itu. dalam sekejap mata
puluhan li telah dilewatkan. menanti dirasakannya Shen Bok Hong tidak mengejar datang
ia baru berhenti. "Nona, perlukah kita beristirahat sejenak?"
"Oooh; sungguh cepat larimu. angin di-ngin yang menyabok wajahku hampir hampir
saja membinasakan dirikul"
"Aaaah nona maaf seribu kali maaf ber-hubung keadaan kita pada waktu itu amat
berbahaya, maka cayhe cuma sempat berpi-kir bagaimana caranya membawa nona
melarikan diri dari situ, cayhe telah lupa kalan nona baru saja sembuh dari sakit."
Lam-kong Giok tersenyum. ?"Sebenarnya aku sudah pingsan sejak tadi."
"Apakah disebabkan cayhe keburu ber-henti."
"Bukan. berhubung kau membopong aku maka seandainya aku jatuh tidak sadarkan
diri, bukankah tak dapat kurasakan keha-ngatan tubuh yang bisa kurasakan hanya
sejenak ini saja?" Siauw Ling tertegun, ia bungkam dalam seribu bahasa
"Masih ingatkah kau" ketika ayahku hendak menjodohkan diriku sebagai binimu, tapi
kau menolak dengan tegas".
000O000 SIAUW LING menghela napas panjang.
"Aiii. nona Giok, kejadian yang sudah lampau lebih baik tak usah diungkap lagi. kita
harus cepat-cepat menemukan kembali ayahmu."
Perlahan-lahan Lam-kong Giok memejam-kan kembali sepasang matanya dan
membungkam, dua titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya yang pucat.
Menyaksikan gadis itn melelehkan air mata, ingin sekali Siauw Ling menghibur dirinya
dengan beberapa patah kata, namun ia sadar sepatah kata lebih banyak ia ucap kan
berarti akan mendatangkan pula kere-potan bagi dirinya, maka ia berlagak pilon dan purapura
tidak melihat. Sambil membopong gadis itu cepat cepat Siauw Ling me lanjutkan
kembali perjalanannya, Kurang lebih beberapa li kemudian, mendadak tampak dua sosok bayangan manusia
laksana sambaran kilat cepat meluncur da-tang, Siauw Ling ingin menghindari na-mun
tidak sempat lagi, terpaksa dengan tangan kiri ia menyambar Lam Kong Giok, tangan
kanannya segera mencabut keluar pe-dang poo-kiamnya.
Ketika tiba dihadapan si anak muda itu kedua sosok bayangan manusia tadi secara
mendadak berhenti, kiranya mereka bukan lain adalah Soen Put-shla serta si Raja obat
Bertangan Keji. Tatkala si Raja obat Itu menyaksikan Siauw Ling telah kembali membopong putri
kesayangannya, hati yang semula gelisah kini jadi tenang kembali, tanyanya sambil
menghembus napas panjang, "siauw thayhiap apakah Siauwli terluka "
"Putrimu dalam keadaan sehat walafiat."
Perlahan-lahan Tok chiu Yok ong mende-kati putrinya dan berbisik lirih
"Wan-jie, apakah kau baik-baik saja?"
"Tia, aku baik-baik saja " sahut Lam-kong Giok sambil membuka matanya dan
memandang sekejap ayahnya.
Seolah-olah mendapatkan harta karun, cepat-cepat siraja obat itu membopong putrinya
dari tangan Siauw Ling. "Anakku sayang. dengan cara apakah kau berhasil mengundurkan Shen Bok Hong?"
Rupanya Lam Kong Giok merasakan amat lelah sekali, dengan nada lemah ia
menyahut, "Oooo ayah! aku sudah tiada tenaga lagi untuk berbicara!"
"Baik baik, jangan bicara, jangan bicara, kau benar-benar putri si Raja Obat, mes-ki
baru sembuh diri penyakit parah namun kehebatannya luar biasa!"
Wajahnya penuh rasa gembira yang sukar dilukiskan dengan kata-kata, hal ini bisa dibayangkan
betapa bangganya ia memiliki seorang anak yang cerdik.
"Kecerdikan serta keberanian putrimu benar-benar tidak berada dibawah seseorang
enghiong hoohan, cayhe merasa sangat ka-gum,"seru Siauw Ling memuji.
"Haaaa". haaa". pujian semacam ini muncul dari mnlut Siauw-thayhiap, tentu saja
kenyataannya tak bisa ditambah iagi."
"Aku sipengemis tua benar-benar tidak mengerti dengan cara apakah nona Lam Kong
Giok berhasil mengundurkan musuh tang-gnh?" tanya Soen Put-shia.
"Tentu saja ia selalu menggunakan suatu siasat yang amat lihay sekali!"
Kiranya ia sendiripun tidak tahu dengan akal apakah putri kesayangannya berhasil
menaklukkan Shen Bok Hong yang terkenal akan kelicikan serta kekejiannya itu, bahkan
dapat membuyarkan pula para boe-su yang mengurung mereka.
Jilid 10 Soen Put-shia yang berada disisi kalangan pun ikut putar otak berpikir keras, "Putrinya
selalu berada dalam keadaan tidak sadarkan diri, selama belasan tabun hanya beberapa
hari saja berada dalam keadaan sadar: Dengan kejadian seorang gadis lemah tak
bertenaga ternyata berhasil menaklukkan seorang gem bong iblis kenamaan, hal ini
memang merupakan suatu peristiwa yang patut digirangkan, namun ditinjau sikapnya
yang latah". apakah kegembiraan ini tidak sedikit berlebihan"."
Suatu ingatan berkelebat lewat dalam bona nya, kepada Siauw Ling segera ia bertanya,
"Saudara Siauw, tahukah anda dengan cara apakah nona Lam kong mengundurkan
musuh tangguh?" "AKU kurang begitu jelas" sahut Siauw Ling seraya geleng kepala. "Yang cayhe ketahui
hanyalah nona Lam kong te-lah menyerahkan sebuah bungkusan kuning kepada Shen Bok
Hong." "Saudara Sianw. tahukah kau benda apakah yang ada di dalam bungkusan kain kuning
itu?" "Agaknya sejenis peta rahasial"
"Peta rahasia tersebut tentu penting artinya. bahkan jauh lebih penting daripada
kematian kita beberapa orang "
"Sungguh aneh! sunggub mengherankan," tiba-tiba si Raja Obat bsrtangan keji
menimbrung dan samping. "Selama ini putriku selalu berada dalam keadaan tidak
sadarkan diri. darimana ia dapatkan peta rahasia tersebut.
"Si makhluk beracun paling suka memuji ke pintaran putrinya," pikir Soen Put shia
"Sampai-sampai dimasa tuanya ia rela melepaskan kejahatan kembali kejalan yang benar,
kenapa aku sipengemis tua tidak memuji-muji putrinya agar ia merasa gembira" dengan
berbuat demikian mungkin ia bisa merasakan banyak perbedaan antara manusia yang
ber-ada digolongan sesat serta manusia yang berada didalam golongan kaum lurus."
Berpikir akan hal itn, ia lantas tersenyum dan berkata, "Kecerdikan putrimu tiada
tandingnya di kolong langit, perhitungannya selalu masak dan tepat, mana bisa kita duga
semua jalan pikirannya Tidak salah lagi, si Raja Obat Bertangan Keji kontan jadi kegirangan setengah mati
setelah mendengar pujian itu.
"Soen-heng, terlalu berat ucapanmu itu." serunya "Pada saat putriku muncul kembali
dalam dunia persilatan dikemudian hari, ma-sih sangat mengharapkan perhatian serta
bimbingan dari Soen-heng."
"Dengan senang hati akan kulaksanakan permintaanmu itu."
"Pada saat ini kedua orang tua Siauw thayhiap sedang menantikan kehadiran putra
kesayangannya, silahkah Soen-heng memba-wa Siauw thayhiap untuk berjumpa dengan
ayah ibunya, rasa cinta seorang ayah dan ibu terhadap putra putrinya akulah yang tau
paling jelas!" "Bagaimana dengan loocianpwe"."
"Untuk sementara waktu loohu hendak berpisah dulu dengan cuwi sekalian."
"Kemana kau akan pergi?" tanya sipengemis tua.
Keadaan putriku dalam kondisi penyembuhan, bila knbiarkan dia berada dalam keadaan
begini terus. bukankah tindakanku ini meru-pakan suatu tindakan yang patut disesalkan
sepanjang masa" Aku hendak mencari suatu tempat ditengah pegunungan yang sunyi dan
terpencil untuk mengasingkan diri, aku akan menggunakan seluruh kepandaian yang kumiliki
untuk mencari bahan obat mujarab, membuat pil mustajab dan dengan meminjam
kasiat obat obatan tersebut akan kugunakan untuk menutupi kekurangan kekurangan tubuh
putriku, aku hendak menggunakan tempo selama tiga tabun untuk menciptakan
sekuntum bunga aneh bagi dunia persilatan."
"Entah dimana terdapat obat mujarab, di-mana kau hendak mencarinya"."
"Tentang sosl ini harap Soen-heng tak usah kuatirkan, tatkala siauw te sedang mencari
obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit putriku tempo dulu, hampir seluruh puncak
serta lembah gunung yang tersohor telah ku jelajahi, meski obat mujarab untuk
menyembuhkan penyakit putriku tak berhasil kuda-patkan namun secara sambil lalu aku
berhasil mengumpulkan beberapa jenis bahan obat obatan yang sukar didapat, kini
benda-benda itu telah ditimbun di dalam suatu tempat yang rahasia sekali letaknya."
Ia tarik napas dalam dalam memandang bintang yang bertaburan diangkasa,
sambungnya lebih jauh, "Aku selalu bercita cita, setelah penyakit putriku sembuh aku
akan membuat obat mujarab untuk menguatkan tubuhnya, kemudian mewariskan seluruh
kepandaian silatku kepadanya, agar ia berhasil melampaui batas waktu untuk belajar silat,
aku hendak menggunakan tempo?sesingkat mungkin untuk memperoleh hasil sebesar
mungkin, dan kini apa yang kucita citakan semula hampir menjadi kenyataan."
"Apabila Yok Ong memang memiliki semangat sebesar itu, aku sipengemis tua tak akan
menahan dirimu lebih jauh."
"Waktu dikemudian hari masih panjang, selama gunung masih hijau dan air masih
mengalir kesempatan bagi kita untuk berjnmpa dikemudian hari masih banyak. Nah.
selamat berpisah dan sampai jumpa lagi."
Berbicara sampai disitu, ia putar badan dan berkelebat pergi, dalam sekejap mata
bayangan tubuhnya telah lenyap.
Memandang bayangan punggung si raja obat bertangan keji yang menjauh, Soen Put
Shia menghela napas panjang.
"Aaai".! Selama ini perbuatan serta tindak-tanduknya selalu keji dan telengas, sungguh
tak nyana ia begitu besar cinta kasih nya terhadap putrinya sendiri."
"Sejak jamnn dahulu kala yang ada hanya lah anak yang tak berbakti, selamanya tiada
orang tua yang tak menyayangi putra-putri-nya."
"Aaai kini Lam-kong telah pergi, kitapun harus berangkat pula."
Seolah-olah terperanjat Siauw Ling memandang sekejap kearah Soen Put-shia, bibir
nya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu namun akhirnya dengan mulut
membungkam ia nunyusul di belakang pengemis itu.
Ditengah kegelapan malam yang mencekam kedua orang itu melakukan perjalanan


Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cepat, dalam sekejap mata empat lima li telah dilewati.
Mendadak Soen Put-shia berhenti, dengan kepala tertunduk ia meneliti sejenak
permukaan tanah, kemudian berbelok kearah sawah dan melanjutkan perjalanannya.
Siauw Ling pun tidak banyak bertanya mengikuti dibelakang Soen Put shia kembali
mereka lakukan perjalanan sejauh beberapa li.
Tiba-tiba". dari balik semak belukar dihadapan mereka berkumandang keluar suara
bentakan seseorang, "Siapa disana "
"Aku sipengemis tua!"
Sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, si siepoa emas Sang Pat telah melon-cat
keluar dari dalam semak! "Dimana ayah ibuku?" Siauw Ling segera menegur.
"Siauwte menganggap tempat ini kurang aman dan sangat berbahaya, maka aku telah
memerintahkan Tu Kioe serta Kiem Lan, Giok Lan dengan membawa kedna orang tua
meninggalkan tempat ini lebih dahulu, sedangkan siauwte menanti kedatangan toako
berdua disini." Sepasang alis Sianw Ling langsung berkerut namun mulutnya membungkam, dalam
hati ia berpikir ; "Kekuatan Tu Kioe; serta kedua orang dayang itu minim sekali, seandianya ditengah
jalan mereka berjumpa dengan para jago dari perkampungan Pek Hoa San-cung, entah
bagaimana jadinya?" Rupanya Sang Pat dapat menebak apa yang dirasakan dalam hati Siauw Ling, buru
buru ia menyambung kembali, "Kami menggunakan kedua ekor anjing raksasa tersebut
sebagai penuajuk jalan, mereka dapat menghindari setiap mata-mata perkampungan Pek
Hoa San-cung!" "Mereka sudah berangkat berapa lama?" tanya sang pengemis tua.
"Belum sampai sepertanak nasi lamanya."
"Kalau begitu mari kita susul mereka!"
"Siauwte akan membawa jalan!" sambil menyimpan sie-poa emasnya mereka segera
lari kearah Tenggara. Malam amat gelap, pemandangan disekeliling mereka susah dilihat jalas. Siauw Ling
takut mereka telah salah ambil jalan maka dengan suara berat segera tegurnya, "Saudara
Sang, kita jangan lari terlala cepat, jangan sampai kita salah jalan"."
?Tak usah toako kuatirkan, siauwte punya perhitungan!"
Siauw Ling tak dapat berbuat apa-apa lagi, terpaksa ia mengintil dibelakangnya.
Kurang leblh satu li kemudian mendadak tamnak sesosok bayangan hitam laksana kilat
meluncur datang. Siauw Ling segera mengempos tenaga telapaknya diangkat keatas siap melancarkan
serangan, tapi secara tiba-tiba ia saksikan Sang Pat membentangkan sepasang tangannya,
bayangan hitam tadi langsung menubruk kedalam pelukan Sang Pat.
Kiranya bayangan hitam yang meluncur datang tadi bukan lain adalah salah seekor
anjlngnya. Soen Put-shia memiliki pengetahuan amat luas, meski ia tak paham dengan gerak-gerik
anjing tersebut, namun ia merasakan keada-an kurang menguntungkan, tak tahan segera
serunya, "Aaaah, rupanya telah terjadi peristiwa diluar dugaan!"
Beberapa patah kata tersebut berat bagai-kan martil yang menggoda hati Siauw Ling,
sekujur tabuhoya gemetar keras.
"Peristiwa apa yang telah terjadi ayoh cepat kita lari kesana!"
Mengikuti dibelakang anjing tersebut, mereka lari kedepan dengan segenap tenaga.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Siauw Ling sekalian amat lihay dan sem-purna
sekali, lari anjing raksasa itupun laksana sambaran kilat, maka dalam sekejap mata
mereka telah melakukan perjalanan sejauh enam tujuh li.
Pendekar Remaja 17 Rumah Judi Pancing Perak Pendekar 4 Alis Karya Khu Lung Keris Pusaka Sang Megatantra 6

Cari Blog Ini