Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu Bagian 15
yang ia lihat, hatinya bergejolak dan berdebaran, menyaksikan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ dua insan yang berlainan kelamin bertempur. Sementara
nyonya Yap sudah sering mengalami pertempuran itu dengan
suaminya, hatinya tertarik dan merasa kagum melihat apa yang
dipraktekkan oleh kedua lawan itu dengan sengitnya, yang
olehnya sendiri belum pernah dialami.
Saling remas tangan, tanpa disadari oleh Kwee In dan
nyonya Yap. Si nyonya cantik meratap wajah Kwee In yang cakap,
hattinya melonjak penuh napsu, matanya bersorot aneh seperti
memohon, bibirnya yang mungil bergerak-gerak tanpa dapat
mengeluarkan suara. Kwee In menyaksikan itu, tiba-tiba saja hatinya menyala dan
keduanya jadi saling rangkul dengan mulut membisu. Dadanya
si nyonya berombak keras, turun naik bergerak-gerak kedua
buah dadanya yang besar, membuat Kwee In tak sabaran dan
meremasnya, hingga si nyonya menggeliat-geliat menahan
napsu rangsangan yang makin berkobar.
"Siauw-hiap bagaimana ini?" bisik si nyonya pelan ketika
bibirnya terlepas dari ciuman si anak muda yang mendadak jadi
kasetanan.. Kwee ln tidak menyahut, hanya ia merangkul pula si nyonya
dan menciumi. "Tidak bisa, kita harus cari tempat..," keluh si nyonya sudah
kewalaban menahan rangsangan napsunya yang berkobar.
"ToIong. . ! Tolong . !" tiba-tiba terdengar teriakan Yapchungcu,
kontan saja Kwee In dan nyonya Yap melepaskan
pelukannya. Napsu iblisnya telah lenyap tanpa bekas, keduanya
lompat memburu keruangan dimana Yap-chumtcu menunggu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee In melihat Yap chungca tengah dikurung oleh tiga
orang, satu imam dan dua orang lainnya adalah Ciauw Kui dan
Gouw In. Melihat Kwee In dan nyonya Yap muncul, tiga orang itu
melepaskan Yap- chungcu, dan berbalik menghadapi Kwee In
dan nyonya Yap. Imam itu perawakannya jangkung, hidungnya besar seperti
hidung singa, wajahnya menakutkan. Ia adalah Kie Leng Tojin,
guru dari Houw-nia Sam-kui. Ia yang telah melepaskan Ciauw
Kui dari totokan dan menolong Gouw In, hingga bisa jalan lagi.
"Suhu, ini dianya si bocah yang telah membunuh mati
Toako!" kata Gouw In, tatkala melihat Kwee In rruncul.
"Habaha... !" ketawa si imam. "Aku kira orang dengan
delapan tangan dan dua kepala, tidak tahunya hanya bocah
ingusan saja. Hei, bocah, mari sini!......... Kau yang telah
membunuh muridku?" Kwee In datang mendekat dengan tenang-tenang saja.
"Kalau benar, kau mau apa?" jawab Kwee In berani.
"Kau hatus mengganti jiwa, baru urusan beres!" kata si
imam, jumawa. "Apakah rencanamu dengan jiwaku?" tanya Kwee In.
"Aku akan mengambil kepalamu untuk dipakai
menyembahyangi rohnya muridku!"
"Bagus, kau cobalah ambil kepalaku!"
"Bocah totol!" bentak Kie Leng To jin. "Kau tidak mau
membunuh diri sendiri, apa kudu aku yang turun tangan?"
Kwee In tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan si
imam. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kau masih bisa kerawa, sedang kematian sudah ada
didepan mayamu"'' ,,Mengapa tidak boleh ketawa" Memangnya ada sangkutan
apa dengan kematianku?"
Kie Leng Tojin gemas melihat Kwee In seperti ngeledeknya.
"Lihat aku bikin terlepas kepalamu!" teriak Kie Leng Tojin,
seraya meloloskan pedangnya dan menyerang Kwee In.
Jago kita tidak berkelit, ia menanti ampai ujung pedang
datang dekat, dengan dua jarinya menjepit. Heran, begitu
ujung pedang dijepit oleh dua jarinya Kwee In, tampak tidak
bergerak. sekalipun Kie Leng Tojin menarik-narik keras dengan
mengerahkan seluruh tenaganya, sampai ia mengeluarkan
peluh sekujur badannya. "Kau keras-keras menarik, aku khawatir pedangmu nanti
patah!" Kwee In mengejek.
"Binatang!" sahut Kie Leng Tojin. "Pedangku terbikin dari
baja murni, mana bisa patah" Kau jangan jual lagak didepan
Toya!" "Ka!au kau tidak percaya, nah, tariklah keras sedikit!" kata
Kwee In. Kie Leng Tojin menurut. Takk! Tiba-tiba terdengar suara,
dan benar saja pedangnya si imam-kira-kira lima dim dari
ujungnya telah patah. Sambil memegangi pedang buntung, Kie Leng Tojin
mengawasi kepada Kwee In yang berseri-seri kearahnya. "Aku
kata apa barusan. kau tidak percaya, sekarang pedangmu yang
terbikin dari baja murni patah, siapa yang mau gantikan?"
Kwee In menggoda si imam.
Kie Leng Tojin mendengus hidunguya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Ia lemparkan pedang buntungnya, lalu menerjang dengan
tangan kosong. Dengan senjata pedang tak bisa menang,
apalagi ia bertempur dengan tangan kosong, maka Kwee In
seenaknya saja mempermainkannya. Melihat dirinya dipandang
sangat enteng oleh lawannya, si imam menjadi gusar sekali. Ia
keluarkan tipu-tipu silatnya yang mematikan.
Namun, Kwee In tidak kasikan dirinya kena diserang, malah
si imam lama-lama menjadi kecapean sendiri dan napasnya
ngos-rigosan. Melihat gurunya dipermainkan demikian, Gouw in turun
tangan. Ciauw Kui juga mau mengeroyok kalau tidak nyonya
Yap menghadang dan membentak: "Manusia hina! kau jangan
keterlaluan terhadap Kwee Siauw-hiap, lihat pedangku!"
Nyonya Yap berkata sambil memutar pedangnya menyerang
kepada Ciauw Kui. Dua orang tersebut jadi bertanding, sedang Kwee In
dikeroyok oleh dua orang, si imam dan muridnya, Gouw In.
Mereka mendesak keras, dengan pengharapan Kwee In dapat
didesak dan dibinasakan untuk membalas sakit hatinya sang
toako, Tak-kui Cia Sam. Kwee In lihat cara menyerangnya si imam sangat ganas,
maka hatinya tidak senang.
,,Kau rupanya adalah imam jahat, maka seranganseranganmu
sangat ganas," berkata Kwee In seraya berkelit
dari serangan si imam. "Orang seperti kau demikian ganas, aku
percaya kau bukannya orang baik-baik. Maka, terimalah
hukumanmu!" Menyusul badannya Kwee In berkelebat, tahu-tahu tubuh si
imam sudah terpental jauh dua tombak, jatuh untuk tidak
bangun lagi:......... Mati, kena tendangan maut Kwee In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sementara itu, Gouw In tampak berdiri bagaikan patung
kena ditotok. Kwee In melihat pertarungan nyonya Yap dan Ciauw Kui.
Si nyonya cantik rupanya memang ada ahli pedang. karena
Ciauw Kui tidak berkutik kena dikurung oleh pedangnya.
Nyonya Yap masih muda, usianya di-bawah empatputuhtahun,
sekalipun ia sudah punya dua gadis Siu Lian dan Siu Lin
yang berumur delapanbelas tahun dan tujuhbelas tahun. Ia
menikah dengan Yap-chungcu ketika usianya baru enambelas
tahun. Jadi, kalau dihitung dengan teliti, paling juga usia si
nyonya antara tigapuluhlima-tigapuluhenam tahun. Parasnya
masih sangat cantik dan tubuhnya serba padat menggiurkan, ia
selalu merawat dirinya untuk tetap awet muda. Kadang-kadang
Yap chungcu yang menjadi suaminya suka berkata: "Niocu, kau
selalu bersolek, kecantikanmu makin hebat saja, aku khawatir
nanti kehilangan kau. . ."
Sambil ketawa manis, si nyonya muda menjawab:
"Toanlong, kau mengkhawatirkan aku. apakah aku tidak
mengkhawatirkan kau"......... Hihihi. .."
,,Aku makin lama makin tua, sebaliknya, kau makin lama
makin muda. . ." "Tidak menjadi soal, asal kita masih sama-sama menyala. . ."
Yap-cungcu kewalahan mendengar bantahannya sang isteri
yang cantik. Kwee In melihat pertempuran si nyonya dan Ciauw Kui tidak
akan memakan tempo lama lagi, benar saja. satu kali si nyonya
berkata 'kena!' pedangnya Ciauw Kui terlepas dari tangannya
karena pundaknya terluka oleh tusukan pedang si nyonya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Nyonya Yap terkekeh-kekeh ketawa melihat lawannya berdiri
menjublak. "Bagus!" memuji Kwee In, hingga si nyonya hentikan
ketawanya dan memandang kearah si anak muda yang
bersenyum kepadanya. Nyonya muda itu balas senyuman Kwee
In dengan lirikan yang berarti, hingga Kwee In berdebaran
hatinya. Nyonya Yap lalu menghampiri suaminya, kepada siapa ia
menanyakan keselamatannya.
"Hampir saja aku binasa kalau kalian tidak keburu datang!"
kata Yap Chungcu. "Mereka ada sangat jahat, bagaimana kalau kita binasakan
saja?" tanya sang isteri kepada suaminya.
Yap-chungcu anggukkan kepalanya.
Nyonya Yap tidak banyak cingcong" lagi, lantas saja ia
merghampiri Ciauw Kui, sekali pedangnya berkelehat,
kepalanya si penjahat nomor ttga telah menggelinding jatuh
dilantai, demikian juga dengan kepalanya Gouw In.
Kwee In tidak merintangi perbuatannya si nyonya yang
telengas. sebab ia juga benci kepada Ciauw Kui dan Gouw In
yang jahat itu. "Bagaimana dengan yang didalam?" Tiba-tiba Kwee In
menanya. Si nyonya melengak sebentar, matanya melirik tajam pada
Kwee In. Ia lantas lari kedalam, maksudnya untuk
menghabiskan jiwanya dua orang yang sedang bergulat tadi. Ia
mengharap akan disusul oleh Kwee In, akan tetapi, beberapa
kali si nyonya menengok kebelakang, ternyata si pemuda tidak
mengikutinya. Hatinya sangat menyesal, karena dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ menyusulnya Kwee In, mereka dapat ketika untuk menuangkan
isi hatinya, tidak seperti barusan. hanya bibir dan hidung yang
bersentuhan, tidak mengeluarkan isi hati masing-masing bahwa
mereka ada cinta satu dengan lain.
Ketika nyonya Yap mengintai diri jendela, ia lihat didalam
sudah tidak kelihatan dua insan yang barusan
mendemonstrasikan cara bagaimana orang harus bergulat
sengit untuk mendapatkan kenikmatan berbareng.
Ia menyesal tidak menemukan dua orang yang entah
siapakah mereka itu"
Nyonya Yap menduga bahwa si wanita. adalah gula-gulanya
salah satu pemimpin dari Houw-nia Sam-kui, sedang si pria
adalah orang bawahannya si pemimpin yang telah menaruh
cinta satu dengan lain. Mereka telah menggunakan kesempatan
sang pemimpin tidak ada dimarkas, mereka telah. membuat
pertemuan dan melampiaskan rasa rindunya.
Seketika telah berbayang adegan hebat tadi di depan mata si
nyonya muda. Ia melihat bagaimana si wanita mainkan pinggulnya dengan
tangkas sekali, sedang si pria sembari bekerja, telah menghisap
buah dadanya si wanita. hingga menggellat-geliat merasakan
kenikmatan. Suatu pemandangan yang belum pernah dialami
sendiri olehnya, makanya juga saat itu, ia telah meremas-remas
tangannya Kwee In tanpa disadari, ia merasakan adegan yang
dilihatnya itu telah dialami sendiri. Napsunya berkobar dan ia
menatap kepada Kwee In yang cakap dengan sorot memohon,
rangkulan Kwee In dengan ciumannya yang hangat membuat
agak reda napsanya yang berkobar.
Kasihan si nyonya muda telah kecele mengharap Kwee In
datang mengikutinya tidak kesampaian. Kenapa Kwee In tidak
membuntuti si nyonya cantik pergi kebelakang" Itu karena
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee In masih hijau untuk menyelami apa yang dipikir oleh si
wanita cantik, lagi pula ia merasa menyesal untuk kejadian
barusan dengan nyonya Yap. Ia merasa bersalah terhadap Yap
changcu, maka ia tidak berani berkisar dari si orang she Yap. Ia
takut kesetanan, berabelah nanti urusan. Hek -bin Sin-tong
yang termasihur namanya telah berjinah dengan wamta yang
ada suaminya. Ketika nyonya Yap balik lagi, ia lihat Kwee In sedang
kongkow dengan suaminya, "Bagaimana Hujin, apakah kau sudah bereskan dna manusia
itu?" tanya Kwee In.
Nyonya Yap agak asam mukanya dan hendak menjawab
pertanyaan Kwee In. "Siapa itu dua manusia, Siauw-hiap?" tanya Yap-chunncu
yang tidak tahu apa-apa. "Orang jahat." nyonya Yap mendahului Kwee In menjawab.
"Bagaimana, apa niocu sudah membereskannya?"
,,Mereka sudah kabur ketika aku sampai disana."
Kwee In melengak. Ia mengawasi si nyonya muda, tapi
nyonya Yap belagak pilon, tidak membalas menatap si anak
muda. "Bagaimana, apakah kau sudah kuat jalan, Toanlong?" tanya
sang isteri. "Tunggu dulu, aku sedang cerita pada Kwee Siauw.hiap
tentang kita kena dijebak dalam sarangnya penjahat," sahut
sang suami, kemudian telah melanjutkan penuturannya kepada
Kwee In perihal mereka suami isteri telah jatuh ditangannya
Houwnia Sam-kui. Kwee In mendengarkan ceritanya Yap
chungcu tanpa berpaling kepada nyonya Yap.
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sekarang berbalik nyonya Yap yang gelisah seolah-olah tidak
dihiraukan oleh Kwee In. Lucu kelakuannya si nyonya muda, ia saban-saban berkata
ini dan itu untuk memperlengkap penuturan sang suami dengan
harapan si anak muda berpaling kepadanya, namun Kwee In
hanya anggukan kepala tanpa melihat kepadanya. Kesal si
nyonya nampak wataknya si anak muda yang aneh.
Kiranya Yap-chungcu dengan isterinya, dengan membawa
sepuluh orang pengantar, telah bikin kunjungan kepada
familienya yang mengadakan pesta perkawinan. Dalam
perjalanan pulang, mereka telah dihadang oleh orang-orangnya
Houw-nia Sam-kui. Mereka bertempur, Yap chungcu dan isteri
telah keuarkan ilmu pedangnia untuk mengusir anak buahnya
Houw-nia Sam-kui, namun, achirnya mereka kewalahan
lantaran lawan terlalu banyak dan mereka ditawan.
Ciauw Kui kegirangan teiah dapat menawan Yap-cungcu dan
isterinya. Anak buah Yap-chungcu yang masih hidup, telah digiring
kebelakang markas, sedang Yap-chungcu dan isterinya ketika
sampai dtmarkas, telah di masukkan kedalam sebuah ruangan
dibelakang.. Toa tauwnia Cia Sam tertarik oleh wajahnya
nyonya Yap yang cantik, maka ia telah dipisahkan dari
suaminya. Yap-chungcu melihat isterinya dibawa jadi sangat
gusar dan memaki-maki, hasilnya ia ditampar pergi datang dan
ditendang beberapa kali oleh anak buahnya Houw- nia Sam-kui,
hingga terluka parah dan tak dapat memaki pula.
Cianw Kai sementara itu telah keluar lagi dari markas, untuk
mencari korban lainnya orang-orang yang lewat diwilayahnya.
Nyonya Yap yang dipisahkan dari suaminya telah dijebloskan
dalam sebuah kamar yang indah dan serba bersih sekalipun
tidak mewah keadaannya, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Ia heran orang telah memisahkan ia dari suaminya. Ingin ia
berontak dan membasmi kawanan penjahat, namun, ia tidak
berdaya, kedua tangannya diikat kencang waktu dijebloskan
dalam kamar. Ia duduk menangis diatas ranjang memikirkan
nasibnya entah bagaimana nanti"
Kapan ia ingat pemisahan dirinya dengan suaminya, bukan
satu alamat baik, ia menjadi seram. la lihat keadaan kamar
yang indah dan serba resik dengan bau wangi yang menusuk
hidung. Sebagai orang yang sudah pengalaman. nyonya Yap
tahu maksud dirinya dipisahkan dari suaminya. Salah satu
pemimpin dari Houw-nia Sam-kui akan mengganggu dirinya, ini
tidak bisa salah, pikirnya.
Mengingat itu, maka menangisnya si nyonya muda makin
menjadi saja. Tengah ia menangis, tiba-tiba pintu terbuka dan masukIah
seorang laki-laki yang berperawakan tinggi kurus, usianya
diperkirakan lima puluhan. Sorot matanya tajam, menunjukkan
lweekangnya tinggi. Ia menghampiri si nyonya dengan tawa
haha hehe. "Kau mau apa datang kemari?" bentak nyonya Yap, melihat
orang unjuk sikap ceriwis sekali dan datang-datang duduk
didekatnya ditepi pembaringan.
"Aku Cia Sam. Toako dari Houw-nia Sam-kui." sahut orang
itu ketawa. Nyonya Yap terkejut. Dugaannya bakal menjadi kenyataan,
bahwa dirinya akan diganggu, tapi ia tidak mau unjuk
kelemahan, berkata pula: ..Aku tidak ada urusan dengan kau,
lekas kau keluar dari sini!"
"Aku sengaja datang hendak menemanimu dalam kesepian,
bagaimana kau mau mengusir aku, nyonya botoh"!" kata Cia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sam, seraya mengulur tangannya mengusap pipi orang.
Nyonya Yap pelengoskan mukanya, namun tidak urung, ia kena
di usap juga. Marah hatinya si nyonya dipermainkan orang, tapi ia tidak
berdaya, kedua tangannya diikat kencang. Ia tidak putus akal,
maka seketika ia berubah sikap. "Cia Toako." katanya dengan
suara empuk. ,.Aku sudah menjadi orang tawananmu,
bagaimana juga tak bisa kabur dari sini, Asal kau suka
meinbuka ikatan tanganku, kita nanti bisa ngobrol dengan
gembira, apa kau pikir itu tidak baik?"
Cia Sam kerutkan alisnya berpikir. "Senang hatiku kau
kelihatan mau menyerahkan tanpa kekerasan," katanya. "Tapi.
jangan kau tipu setelah aku lepaskan ikatanmu, kau nanti
mempersulit aku." "Tidak. tidak, masa begitu," jawab nyonya Yap lantas.
Cia Sam lantas mulai membuka ikatan si nyonya.
Setelah merasa dirinya sudah bebas nyonya Yap berkata:
"Nah, ini baru benar. . ."
Nyonya Yap kaget ketika tiba-tiba saja Cia Sam merangkul
dan hendak menciumi hingga perkataannya tadi terhenti. Ia
meronta-ronta dan memaki kalang-kabut.
Cia Sam tidak kesampaian mencium si nyonya cantik, karena
si nyonya sudah berontak dan mendorong ia dengan
menggunakan tenaga penuh, sehingga si orang she Cia mundur
melepaskan pelukannya. "Binatang!" maki nyonya Yap. "Kau berani menghina nyonya
mu?" "Kau kata mau menyerah, kenapa kau melawan
kehendakku?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Siapa yang bilang mau menyerah" Aku hanya berkata mau
mengobrol denganmu. tapi aku tidak mau kau berbuat kurangajar
seperti tadi!" "Bagus. Kau berani telan perkataanmu sendiri. . . " " kata Cia
Sam, berbareng ia menyergap si nyonya, tapi nyonia Yap sudah
dapat berkelit dengan bagus.
Cia Sam penasaran, ia menguber si nyonya, hingga dalam
kamar yang sempit itu mereka saling kejar. Nyonya Yap
kehabisan daya, ia gunakan kepandaiannya melawan Cia Sam,
namun, ilmu silatnya tangan kosong tidak bisa berbuat banyak
dihadapi kepada Cia Sam yang tinggi kepandaiannya dan
lweekangnya juga memang jauh dari si nyonya.
Nyonya Yap mandi keringat melayani si Setan Beracun Cia
Sam yang beringas hendak menerkam dirinya. Akhirnya, ia
kena dipeluk dan dipondong keatas ranjang, namun, nyonya
Yap dengan nekad masih berontak-rontak keras ketika dilucuti
pakaiannya. Tok-kui Cia Sam dongkol si nyonya tidak mau menyerah, ia
lalu menotok Hia-to si nyonya, sehingga nyonya Yap tidak
berkutik badannya, "Kau ter!alu banyak lagak nyonya manis"." berbareng ia
menciumi nyonya Yap yang sudah tidak berdaya, ia hanya bisa
melelehkan air matanya dipermainkan oleh si Setan Beracun,
yang dengan seenaknya saja kemudian telah meloloskan satu
demi satu pakaiannya si nyonya cantik sampai tidak sehelai
benangpun yang melintang di tubulnya.
Nyonya Yap sudah putus asa, pikirannya sebentar lagi ia
akan menjadi korban kebinatangannya Toako dari Houw-nia
Sam-kui. Sungguh mengenaskan dirinya akan dinodai oleh
orang yang baru dikenal dan ia sangat benci. Tapi apa daya" Ia
tidak berdaya, ia hanya akan menerima nasib dipermainkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ oleh Cia Sam, si Setan Beracun dari Houw-nia Sam.-kui yang
terkenal telengas kalau sudah permainkan korbannya.
Nyonya Yap hanya dapat melelehkan air matanya lebih deras
pula apabila memikirkan nasibnya yang malang, Nyonya Yap
ngeri melihat Cia Sam sudah bersiap-siap dengan membikin
tubuhnya juga seperti dirinya pada saat itu.
Apa mau, ketika si kepala berandal memeluk dan menindihi
si nyonya yang sudah tidak berdaya, tiba-tiba terdengar
ketukan gencar pada pintu. Cia Sam urung memasukkan
senjatanya kedalam pintu gerbang korbannya. Ia turun
ranjang. cepat berpakaian dan lari membuka pintu, ia menanya
pada anak buahnya ada apa yang telah terjadi"
Dengan gugup anak buahnya telah melaporkan ada orang
kuat yang menerjang masuk dan hanya si pemimpin kepala
saja yang dapat mengatasi kepandaiannya lawan, sebab dua
pemimpin lainnya telah tidak berdaya oleh orang yang datang
itu. Marah sekali Cia Sam, maka ia lantas pergi mengikuti anak
buahnya sebagai penunjuk jalan, dimana ia telah bertempur
dengan Kwee In, yang berkesudahan, malah jiwanya telah
dibikin melayang oleh jago kita.
Selanjutnya Kwee In telah menolong si nyonya ketika hendak
diperkosa oleh anak buahnya si pemimpin dan ia dibebaskan
dari totokan. Demikianlah penuturan Yap-chungcu yang sekali-sekali
dilengkapi oleh keterangan sang isteri.
"Sungguh jahat mereka itu. . . ," Kwee In menggumam.
"Menurut pikiranku, lebih baik kuilnya dibakar saja, supaya
tidak bersarang pula lain kawanan penjahat !" nyonya Yap
menyatakan pikirannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Yap chungcu dan Kwee In menyatakan persetujuannya.
Anak buah Yap-chungcu telah diketemukan disekap dalam
sebuah ruangan yang gelap. Mereka lalu dimerdekakan dan
diajak melakukan penggeledahan lebih jauh dalam kuil
tersebut. Ternyata semua orang-orang jahat sudah pada kabur.
Setelah membereskan barang-barang berharga, diangkut untuk
didermakan kepada orang:orang miskin, Yap-chungcu suruh
orang-orangnya membakar kuil itu.
Sang jago merah dengan lahapnya telah makan kuil yang
sudah kering itu dan dalam tempo pendek saja telah menjadi
rata dengan tanah. "Kwee Siauw-hiap, bagaimana kalau kau tinggal beberapa
hari dirumah kami sekedar lebih mempererat hubungan kita
dan ingin kami menyatakan terima kasih kami," berkata Yapchungcu
setelah kuil rata dengan tanah dan mereka hendak
berangkat. "Ya, Siauw-hiap; jangan menolak undangan dari suamiku,"
menimpali nyonya Yap, secara diam-diam diluar tahu sang
suami telah mengerlingkan matanya kearah si anak muda.
Kwee In ketawa nyengir, ketawa yang khas, yang tidak
gampang orang melupakannya.
"Terima kasih Chungcu dan Hujin," kata Kwee In kemudian.
.,Aku harus membereskan suatu urusan penting, maka tidak
berani aku menerima undangan kalian. Nanti, kapan urusanku
sudah selesai. pasti aku akan mampir dirumah kalian untuk
omong-omong." Yap-chungcu cemas mendengar jawaban Kwee In.
Sementara nyonya Yap, yang mempunyai maksud tertentu,
kalau Kwee In diam dirumahnya, merasa sangat kecewa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ dengan, jawaban si anak muda. Ia agak memberengut dan
mengawasi si anak muda dengan sorot mata menyesalkan.
Namun. Kwee In hanya gandakan ketawa saja melihat si
nyonya dongkol. "Kwee Siauw-hiap," kata Yap-chungcu pula, "kalau kita mau
terus menerus mematuhi urusan, memang juga kita tidak ada
tempo untuk berkumpul dengan teman teman sekedar
melepaskan rasa lelah, maka aku harap kau tidak menolak atas
undanganku ini. Aku hanya, minta kau tinggal dua-tiga hari saja
dirumahku, setelah itu, kau boleh meneruskan perjalananmu
1agi." Kwee In tidak menjawab, sedang, nyonya Yap mesem dan
kasi kode supaya si anak muda mau terima undangannya sang
suami. Kwee In tidak enak hatinya. Ia mengerti, kalau ia terima
undangan Yap-chungcu, pasti ia tidak bisa tenteram digoda
oleh nyonya Yap yang kelihatan bernapsu sekali mengajak ia
main cinta. Kalau umpamanya ia dapat mempertahankan
godaan si nyonya, tidak apa, tapi, kalau sebaliknya, berabe
juga ia, bernoda terhadap Yap-chungcu yang baik hati itu.
"Terima kasih, urusan ada sangat penting, tak dapat aku
menundanya," sahut Kwee In kemudian.
Kembali si nyonya merengut. "Kwee-Siauw-hiap rupanya
sedang ditunggu oleh nona cantik, makanya ia bersikeras
menolak undangan kita," ia berkata pada suaminya.
Yap-chungcu ketawa. ia pikir perkataan isterinya ada
kemungkinan, maka ia berkata: "Kalau demikian adanya,
biarlah pada lain kesempatan aku harap Kwee Siauw-hiap tidak
melupakan rumah kami di Coa-ke-cun.......... ."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee In melengak dan merah selebar mukanya karena
jengah. Diluar tahunya Yap chungcu, ketika Kwee In melirik pada
nyonya Yap, si nyonya cantik telah jebikan bibirnya yang
mungil dengan senyum dikulum. Kwee In kaget. sebab itu
adalah gaya chas Bwee Hiang, manakaia sang enci sedang
mengejek. Kwee In tidak mau lama-lama berkumpul dengan mereka,
khawatir hatinya nanti kena dijatuhkan oleh si nyonya cantik,
maka begitu mendapat kesempatan, ia telah pamitan kepada
Yap-chungcu dan isterinya. Dengan satu dua kali lompatan
tubuhnya lantas menghilang diantara pohon-pohon lebat.
Kwee In sudah pergi, hatinya nyonya Yap merasa hampa.
In tundukkan kepala berpikir, kenapa anak muda itu
demikian alot untuk menyambut cintanya yang berkobar-kobar"
Entah kapan dapat bertemu pula dengan si anak muda"
Yap-chungcu lihat isterinya murung, ia menyangka sang
isteri tidak puas dengan kepergiannya Kwee In, sebab ia belum
dapat melayani si anak muda sebagai tanda terima kasihnya si
pendekar muda telah menolongi mereka, maka ia telah
menghibur: "Niocu, jangan cemas dengan kepergiannya Kwee
Siauw-hiap, siapa tahu dalam, tempo pendek, ia kembali
kerumah kita dan disitulah kita dapat menyatakan perasaan
terima kasih kita dengan pelayanan kita yang istimewa...."
Nyonya Yap bersenyum. Diam-diam ia ketawa geli, sang
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
suami tidak bisa menebak perasaan hatinya yang kosong
ditinggal pergi oleh Kwee In. .
==oo0dw0oo== TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Bab 59 LAMHAY MOLIE dan Kwee Cu Gie menantikan Eng Lian
beberapa hari di lembah Tong-hong-gay, nyatanya si nona
tidak kelihatan munculkan diri, maka mereka pikir Eng Lian
tentu sudah pergi ke Coa-kok, mereka lantas meneruskan
perjalanannya. Kemana Eng Lian" Apakah si nona telah pergi ke Coa-kok"
Tidak, Eng Lian masih ada di lembah Tong-hong-gay dalam
goa tersembunyi disela-sela gunung. Ia tahu bahwa Sucouwnya
dan Kwee Cu Gie ada menantikan ia dalam rumahnya maka ia
tidak berani munculkan diri
Sementara itu, buntingannya sudah makin membesar saja.
Eng Lian menjadi kebingungan, bagaimana ia nanti kalau
melahirkan tidak ada yang bantu. Terkadang pikirannya ingin
pergi ke Coa-kok, namun ia merasa malu pada Sucouwnya
karena perbuatannya. Kalau disana ia melahirkan anak manusia
tidak apa, sebaliknya, kalau ia melahirkan anak gorilla, apa
katanya sang Sucouw nanti"
Oleh karena itu, Eng Lian nekad menghadapi kelahiran
anaknya dengan tidak mendapat bantuan siapa juga.
Demikian pada suatu malam, ia rasakan perutnya sakit ia
menduga akan melahirkan pada saat itu. Sambil memijit-mijit
perutnya sendIri, tampak Eng Lian berkaca-kaca matanya
menangis. Ia ingat akan cintanya Kwee In yang besar terhadap
dirinya, ingin ia bertemu dan ditemani oleh adik In-nya calam
saat yang gawat menghadapi kelahiran anaknya. namun, ia
merasa malu apabila ia ingat akan pengkhianatan cintanya
kepada Kwee In, ia berhubungan dengan Siauw hek, si gorilla,
sehingga ia bunting. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Dekat pagi, Eng Lian telah jatuh pingsan tidak tahan
menderita sakit perutnya.
Entah berapa lama ia jatuh pingsan, sampai sayup-sayup ia
mendengar suara bayi menangis. Hatinya Eng Lian berdebaran,
apakah yang menangis itn anak manusia atau anak gorilla"
Lebih heran lagi ia mendengar suara tangisan itu saling
bergantian, ia menduga bahwa ia telah melahirkan bayi
kembar. Cepat-cepat ia membuka matanya dan memeriksa
keadaan oroknya, benar saja ia telah melahirkan bayi kembar.
Ia adalah gadis Kang-ouw yarg kuat, mempunyai tenaga dalam
yang sempurna, maka dengan melahirkan sepasang anak
kembar tanpa pertolongan, tidak membuat ia menderita.
Malah seketika ia dapat bangun dan mengurus dua anaknya
yang berlepotan darah. Eng Lian dapat kenyataan bahwa anaknya itu adalah laki-laki
semua. bersyukur kapada Tuhan, bahwa bayinya berwujud
manusia. bukannya anak gorilla yang ia paling takuti. Yang
menarik perhatian, adalah keadaannya yang, tidak sama, satu
hitam dan yang lainnya putih, wajahnya sendiri tidak
terpengaruh oleh wajah gorilla. Alisnya tebal dan hidungnya
agak besar, namun itu semua tidak membuat Eng Lian merasa
cemas, diam diam ia bersyukur, mereka lahir dengan selamat.
Dalain hari-hari berikutnia, Eng Lian repot juga merawat dua
bayinya itu. la jarang keluar goa, khawatir ketemu musuh yang datang
hendak mencari Kwee In. Kalau toh, ia keluar goa, hanya sebentaran saja, namun, ia
membawa senjata lengkap. Disamping pedang pendek tanda
mata dari Kwee In, ia membekal tujuh buah hui-to kayu bikinan
Kwee In serta Ular Emasnya juga disembunyikan dibawah
lengan bajunya seperti biasa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Maskipun sembunyi-sembunyi, akhirnya Eng Lian ketemu
juga musuh yang datang hendak mencari It-sin-keng. Ia
kesomplokan dengan musuh itu yang terdiri dari tiga orang tua,
jauh dari luar goa tempat sembunyinya, habis ia mencari
hidangan untuk makannya. Biasanya Eng Lian paling gembira kalau ketemu musuh,
apalagi bertempur dengan dikeroyok banyak lawan, tapi kali ini
ia kerutkan alisnya dan merasa khawatir. Ia khawatir bukannya
takut melawan tiga musuh itu yang kuat, namun ia memikirkan
sepasang bayinya yang ia tinggalkan dalam goa yang dijaga
oleh dua ekor kera, Pek Gan dan Pek Tauw- (dua ekor kera
mata putih dan kepala putih), kesayangannya Kwee In, dan
mereka ternyata ada setia kepada Eng Lian.
Biasanya Eng Lian suka suruh dua ekor kera itu yang
memetik buah-buahan untuk ia makan, namun. hari itu, si nona
ingin ayam panggang, maka ia keluar sendiri untuk menangkap
ayam. Apa mau ia telah ketemu dengan tiga lawan yang bukan
sembarang:in lawan, mereka adalah jago-jago kawakan dari
sungai telaga (Kang-ouw) yang telah terkenal telengas. Mereka
bernama Coa Siang, Kam Leng dan Kwan Seng dari gunung
Kian-san, terkenal dengan julukannya Kian-san Sam-eng atau
Tiga benggolan dari Kian-san."
Tiga orang tua itu yang usianya masing-masing sudah lewat
setengah abad merasa heran berpapasan dengan wanita cantik
dalam lembah yang sunyi itu. Coa Siang yang menghadang
didepan si nona telah menanya: "Nona. kau berkeluyuran
dalam lembah. apa sendirian atau punya teman?"
"Aku keluyuran sendirian atau berteman, apa sangkutannya
dengan kamu," sahut Eng Lian dengan nada kurang senang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kami mau ketemu dengan Hek-bin Sin tong, tolong kau
antarkan kami kesana," berkata pula Coa Siang, yang tidak
hiraukan Eng Lian kelihatan tidak senang.
"Aku tidak kenal dengan Hek bin Sin-tong, mana bisa aku
antar kalian." "Hahaha. . !" tertawa Coa Siang "Nona kecil. kau jangan
mendustai orang tua, lekas antar kami kesana!"
"Memangnya aku budakmu. kau main perintah seenaknya
saja?" sahut Eng Lian.
"Budakku atau bukan, setelah kau ketemu dengan Kian-san
Sam-eng, harus menurut perintahnya, kau mengerti?"
"Aku tidak perduli Kian-san Sam-eng tau Cap eng (sepuluh
jagoan), aku tidak takut kau mau apa?"
Coa Siang melengak mendengar jawaban Eng Lian yang
tidak memusingkan julukannya yang sangat terkenal dalam
kalangan Kang-ouw. "Toako," nyeletuk Kam Leng. "Budak liar ini harus dikasi
rasa, baru kenal kelihayan kita, kalau tidak, ia mana mau
tunduk pada kita?" "Ya, betul. Toako," menimbrung Kwan Seng seraya
cengar.cengir kepada Eng Lian, hingga si nona merasa sebal
lihat tampangnya yang tidak enak dilihat.
..Boleh!" sahut Eng Lian. "Kalian mau maju semua atau satusatu,
boleh saja, nonamu layani satu dua jurus!"
Dari kata kata Eng Lian, terang si nona memandang enteng
kepada mereka. Tidak heran kalau Kwan Seng yang
berangasan adatnya sudah jadi naik hitam. Meskipun begitu, ia
tahan amarahnya karena melihat kecantikan si nona yang
mempesonakan hatinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Jite, kau maju layani satu jurus, biar ia tahu siapa Kian-san
Sam-eng!" berkata Coa Siang kepada Kam Leng.
Kam Leng maju tanpa banyak bicara pula telah bertempur
dengan si nona Eng Lian yang lincah dan gesit membuat Kam Leng jadi
keheranan. "Kau belajar dari mana nona kecil" Baik sekali ilmu silatmu!"
kata Kam Leng. "Belajar dari mana kau tak usah tahu," jawab si nona ketawa
ngikik. "Hm" mendengus Kam Leng. " Kau sangat jumawa, kalau
tidak ditangkap dan dikasi hajaran beberapa rotan memang kau
selalu memandang enteng kepada orang tua!"
"Hihihi...!" Eng Lian tertawa, berbareng tubuhnya si nona
berkelebat dan tahu-tahu jenggotnya Kam Leng kena dijambret
beberapa lembar. Tentu saja Kam Leng kesakitan jenggotnya kena dicabut
beberapa lembar. "Lihat, nona-mu sudah dapat ini!" kata Eng Lian seraya
angkat tangannya menunjukkan beberapa lembar jenggotnya
Kam Leng yang tercabut tadi.
"Budak liar!" bentak Kam Leng marah. "Lihat kakek-mu akan
bikin tulang keringmu remuk, supaya tidak bisa jalan.."
Berbareng dengan ditutupnya perkataan, badannya Kam
Leng mendak, kaki kanannya menyapu laksana angin topan,
hingga Eng Lian kaget dan cepat badannya mencelat untuk
mengbindarkan serangan lawan yang mengarah betis kakinya.
Kalau saja serangan itu mengenai sasaraanya, maka tulang
keringnya si nona bisa remuk Kam Leng telah menggunakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ tipu 'Thay-hong-hut-liu" atau 'Angin besar meuggempur pohon
liu' yang sangat libay. Begitu Eng Lian kakinya menotol tanah, ia telah mencelat
lagi dan menghajar kedadanya Kam Leng .yang belum keburu
perbaiki posisinya. Serangan datangnya laksana kilat, tidak
heran kalau pukulan si nona telah perdengarkan suara 'dukk"''
keras sekali bersarang didadanya Kam Leng.
Si orang she Kam berbareng telah sempoyongan dan jatuh
duduk, dari mulutnya memuntahkan darah segar, sehingga dua
saudaranya menjadi kaget.
Coa Siang menghampiri saudaranya yang luka, sedang Kwan
Seng telah maju menghadang didepan Eng Lian, bentaknya:
"Gadis liar! Kau sangat kejam telah melukai sandara'ku, maka
sekarang aku mau balas!"
"Hihihihi. !" si nona ketawa. "Kakakmu sudah keok,
bagaimana kau yang menjadi adiknya melawan aku" Hihi,
mana kena!" Eng Lian berkelit dan serangan Kwan Seng yang
sangat bernapsa hendak menjatuhkan si nona.
Kwan Seng merangsek, panas hatinya kena diejek Eng Lian
Ia menggunakan tipu "Hek-liong-tam-jiauw' atau 'Naga hitam
mengulurkan kukunya' hendak mencengkeram tenggorokan
Eng Lian. Serangan hebat dan dilakukan dengan tiba-tiba
sebenarnya dapat menemui sasarannya, namun, Eng Lian
adalah ex Kim-Coa Siancu yang mendapat didikan langsung
dari. Sucouwnya (Lamhay Mo Lie), maka tidak mudah menjadi
korban cengkeramannya Kwan Seng. Dengan seenaknya saja ia
berkelit. hingga kembali si orang she Kwan keheranan
serangannya kandas ditempat kosong.
Tiba tiba si nona berkelebat tubuhnya, membuat Kwan Seng
kaget dan ia memejamkan matanya untuk terima nasib dihajar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ dadanya seperti sang kakak. Terdengar suara 'dukk!".........
keras sekali, kiranya serangan Eng Lian yang bakal mendapat
sasaran tepat telah ditangkis oleh Coa Siang. Eng Lian lompat
mundur seraya merasakan kepelannya kesemutan saking
kerasnya beradu tadi dengan tangannya Coa Siang. Sebaliknya,
si orang she Coa juga merasakan tangannya yang dipakai
menangkis tadi seperti telah patah, ia rasakan sangat nyeri,
matanya mengawasi pada Eng Lian dengan parasaan kagum.
Eng Lian yang masih muda belia itu ada mempunyai tenaga
lweekang yang hebat, sesungguhnya ada diluar dari dugaannya
Coa Siang, maka juga ia mengawasi si gadis dengan bengong.
Eng Lian sebaliknya telah ketawa mesem. "Kalian berdua boleh
maju lawan aku!" tantang Eng Lian dengan tidak keder
sedikitpun. Coa Siang mengerti kalau satu lawan satu, mereka tidak ada
yang menang lawan si nona, maka ia ajak saudaranya maju
mengeroyok, Kam Leng yang sudah mulai pulih lukanya, juga
tidak mau ketinggalan dan ikut mengeroyok si nona dengan
gemas sekali. Eng Lian tangkas sekali menggunakan ginkangnya, hingga
tiga orang itu tidak bisa apa-apa menghadapi si nona yang
nakal dan binal. Selama bertempur, selalu mulutnya tidak bisa
diam naenggodai kepada tiga orang tua itu, sehingga Kian
Sam-eng menjadi sangat gusar dan kepingin menelan saja si
nona, hanya mereka tidak bisa lakukan.
Eng Lian sebenarnya dapat melayani tiga jago tua itu dengan
baik dan mungkin ia memperoleh kemenangan mutlak, cuma
sayang ia mendapat gangguan karena kondisi badannya.
Tenaganya belum pulih betul, setelah melahirkan. Pada hari itu
ia belum empatpuluh hari sejak melahirkan anak kembarnya.
Tidak heran, karena. pengaruh itu, membuat si nona lelah
dikeroyok tiga. orang tua jagoan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Celaka!" pikir Eng Lian, tatkala melihat kondisi badannya
tidak mengijinkan. Meskipun demikian, si nona, masih dapat menendang Kam
Lang jatuh mendeprok. Ia enjot tubuhnya, menjauhi dua
lawannya yang sedang bernapsu hendak menangkapnya.
"Budak liar, kau mau lari kemana" Lihat Coa Toaya akan
tangkap kau!" berkata Coa Siang ketika melihat Eng Lian
seperti hendak kabur. Eng Lian putar tubuhnya dan bengbareng menyambitkan
hui-tonya. "Kena!" seru si nona, benar saja Coa Siang terkulai jatuh
ditanah, hiatto pada pundak kirinya kena ditotok pisau terbang
dari kayu. Eng Lian memang pandai sekali menggunakan huitonya itu.
Kwan Seng melihat Toakonya roboh menjadi ketakutan.
Jikonya sudah tidak bisa bangun sekarang Toakonya kena
dirobohkan si nona, cara bagaimana ia sendiri dapat melayani si
nona" Eng Lian dilain pihak rasakan badannya sudah sangat letih,
mendadak kepalanya pusing dan matanya berkunang-kunang
tanpa diingini, badannya tiba-tiba saja terkulai dan roboh di
tanah. Hal mana membuat Kwan Seng yang barusan hentikan
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengejarnya, menjadi terheran-heran melihat sinona roboh
dengan tiba-tiba saja. Ia menduga si nona telah menggunakan akal memancing
dirinya datang mendekati Eng Lian. Namun, ketika diperhatikan
si nona diam saja, ia jadi penasaran untuk melihatnya.
Pelan-pelan ia beranikan hati mendekatinya. Kapan ia lihat
keadaan Eng Lian, hatinya kegirangan, si nona tengah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ memejamkan matanya dengan tidak tahu keadaan disekitarnya.
Untuk mendapat kepastian apakah Eng Lian masih sadar, Kwan
Seng telah menggoyang-goyangkan tangannya, namun Eng
Lian tinggal diam saja tidak bergerak.
Wajahnya Eng Lian yang tengah memejamkan matanya
mempesonakan pandangan si kakek yang masih menyala, pada
dahinya si nona banyak keringat bulu matanya yang lentik
menarik basah oleh peluh. Pelan-pelan Kwan Seng gunakan
satangannya untuk menyeka peluh pada dahi dan bulu
matanya si nona, wajahnya pun diseka bersih. Baru disitu ia
pesta merangkul dan menciumi si nona yang tidak berkutik
dalam pingsan. Bukit dadanya si nona yang menonjol besar, maklum ia
sedang neteki sepasang bayinya, padat dan kencang, membuat
Kwan Seng tidak puas kalau tidak membukanya.
Sepasang buah dada yang montok putih laksana kapas,
tampak keluar dari balik pakaiannya Eng Lian setelah dibuka
oleh Kwan Seng. Bukan main lahapnya Kwan Seng, ia
meremas-remas dan menghisapnya. Tiba-tiba ia kaget, karena
buah dada itu telah mengeluarkan air susu. Kwan Seng
mengerti bahwa si nona sedang neteki anaknya. Dimana
anaknya sekarang" la ingin melihatnya. Tapi, sementara itu
rangsangan napsunya bikin ia kewalahan, tangannya binal dan
coba melucuti pakaian Eng Lian, tapi batal, ketika ia ingat
bahwa disitu ia bukan sendirian, ada dua orang saudaranya
yang mengawasi kepadanya tentu. Ia melirik pada dua
saudaranya. Kam Leng masih duduk mendeprok, sedang Coa
Siang tengah berdiri tidak berkutik, semuanya pada mengawasi
kearahnya. Kwan Seng menjadi malu. Sekarang ia menghadapi dua
pilihan,apakah ia membebaskan Toakonya dari totokan dulu
atau ia kerjai si cantik dulu". Ia bingung memutuskannya. Kalau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ membebaskan totokan Coa Siang, ada kemungkinan
maksudnya untuk melampiaskan napsu binatangnya gagal,
karena dicegah sang Toako.
Dalam bingung untuk memutuskan pilihannya itu, ia melirik
pada Eng Lian. Wajahnya si nona yang cantik dengan sepasang
buah dada yang menantang membuat ia bernapsu benar untuk
menikmati kesenangan dengan si nona.
Akhiraya ia ambil putusan untuk bersenang-senang dulu
dengan si nona, urusan lainnya baru dipikirkan belakangan. Ia
malu kalau bekerja disitu, maka juga ia lantas pegang
lengannya Eng Liau dengan maksud mau dipondong dan
dibawa kelain tempat yang tidak. terlihat oleh dua saudaranya.
"Aduh!" tiba-tiba saja ia menjerit, matanya berbareng
melihat sepasang ular emas telah melompat pergi setelah
menggigit lehernya. Rupanya kotak Kim Coa kena ketekan alat rahasianya, maka
Kim Coa dengan lantas keluar untuk menolong majikannya..
"Kurang ajar, ular dari mana usilan mengganggu tuan besar,
mau senang-senang?" berkata Kwan Seng seraya menguber
pada sepasang Kim Coa yang sedang lugat legot mencari
kotaknya pula. Kakinya diangkat hendak menginjak dua ekor
ular itu, namun, belum kakinya dapat menginjak, sepasang ular
itu sudah melejit seperti menjauhkan diri.
Berbareng saat itu Kwan Seng rasakan tubuhnya lemas dan
ia jatuh duduk, kemudian rebah merasakan seluruh badannya
panas. la tidak bisa berteriak lagi memanggil dua saudaranya
yang saat itu tengah mengharap pertolongannya..
Coa Siang dan Kam Leng merasa heran melihat dengan tibatiba
saja adik bontotnya tidak jadi meraih Eng Lian dan tidur
didekatnya. Coa Siang tak dapat -\berteriak memanggil, karena
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ ia kena ditotok, sebaliknya, Kam Leng dapat meneriaki
saudaranya.: "Hei, Samte, kenapa kau enak-enakan tidur dekat si jelita"
Lekas kemari, tolong Toako dan aku, sebentar kalau si nona
siuman, sudah tidak ada tempo lagi untuk mengalahkannya.
Hayo, jangan main-main. Urusan kesenangan masih ada waktu
lain, bukannya disini tempatnya, kita sedang nielakukan tugas
mencari It-sin-keng.......... .!"
Tapi kata-kata Kam Leng tidak dihiraukan oleh Kwan Seng,
hingga Kam Leng dan Coa Siang menjadi dongkol sekali dan
menutuk perbuatannya sang adik ketiga itu.
Namun, pelan-pelan mereka merasa curiga, sebab Kwan
Seng kelihatan tidak berkutik.
Kam Leng coba teriaki lagi adik bontotnya, tapi Kwan Sang
tetap tidak menyahut, apalagi sekarang bekerjanya racun ular
emas sudah beredar dalam darahnya dan menantikan waktu
tubuhnya lumer menjadi air.
Kecewa hatinya Coa Siang dan Kam Leng melihat adiknya
tidak bergerak. Kira-kira limabelas menit kemudian tampak Eng Lian siuman.
Ia kaget nampak kedua buah dadanya sudah keluar dari
tempatnya dan meneteskan air susu, sementara pakaian
bawahnya telah teraduk aduk tidak, keruan. Ia kaget dan
menduga orang sudah mengotori dirinya, tapi kapan ia rasakan
tidak ada apa-apa yang mencurigakan pada badannya, ia
sangat bersyukur. Cepat-cepat ia merapikan pakaiannya dan bangkit berdiri, ia
nampak dua ular emasnya sedang melegat-legot. Lantas ia
tahu apa yang terjadi, apalagi ia melihat keadaannya Kwan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sang sudah tidak sadarkan diri dan tirggal menanti lumer
tubuhnya. Ia barusan tentu mau diganggu Kwan Seng, tapi dengan
cara kebetulan siorang she Kwan telah menyentuh alat rahasia
dari kotak Kim Coa, sehingga sepasang ular itu keluar
menolong majikannya yang bendak dicemarkan.
Eng Lian bersyukur kepada dua ularnya itu. dengan itu
sudah dua kali sepasang ular emas itu telah menolong dirinya
mau diganggu oleh Tiat Cie Hweshio, yang kedua adalah
sekarang, dimana Kwan Seng telah menemui ajalnya oleh
perbuatannya sendiri. Gemas hatinya si nona kepada Kwan Seng, namun melihat
keadaannya orang ada demikian menyedihkan, tidak tega ia
untuk menendangnya. Sebentar lagi ia nampak tubuhnya Kwan
Seng telah mati lumer. Eng Lian menghampiri Coa Siang ia menepuk sekali belakang
tengkuknya dan totokan dari si nona telah bebas. "Kau tidak
jahat, maka aku ampunkan, maka lekas kau pergi bawa
kawanmu itu yang sukar jalan (si nona sambil menunjuk pada
Kam Leng). Sedang kawanmu yang satunya boleh kau saksikan
kematiannya bagaimana berani-berani mau mengganggu aku
yang dalam keadaan pingsan. . ."
Eng Lian berkata sambil menunjuk kepada bangkainya Kwan
Song, yang sudah lumer. Coa Siang menghampiri adik bontotnya, hatinya sangat sedih
nampak keadaannya sudah lamer menjadi air. Sakit hatinya,
tapi apa ia bisa bikin" Ia tidak berani menuntut balas kepada
Eng Lian yang ia tahu sangat kosen dan mempunyai senjata
rahasia yang membuat lumer tubuh manusia.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Ia kemudian putar tubuhnya menghampiri Kam Leng, ia
membimbing si adik pergi dari situ dan disepanjang jalan Coa
Siang ceritakan hal tubuhnya Kwan Seng yang telah lumer
menjadi air. Entah dengan senjata rahasia apa, Kwan Seng
dapat dibinasakan dengan cara yang sangat mengenaskan itu"
Coa Siang dan adiknya keluar dari lembah dengan sangat
menyesal. Selain telah kehilangan saudara yang ketiga, juga
belum dapat menjumpai Hek-bin Sin-tong.
"Toako," kata Kam Leng. "Untuk apa kita mau serakahi Kitab
Mujijad. Jangankan kita ketemu dengan Hek-bin Sin-tong, baru
ketemu pelayannya saja tadi, aku percaya ia adalah
pelayannya, kita sudah dibikin kucar-kucir dan lenyaplah
jiwanya Samte. Kitab Mujijad itu bukannya membawa
kemukjijatan, malah membawa malapetaka, dari itu baiklah kita
jangan pikirkan lagi segala yang begituan."
Coa Siang tidak menjawab, ia hanya menghela napas
panjang. ==oo0dw0oo== Bab 60 BHEE HIANG setelah meninggalkan Lamhay Mo Lie dan
Kwee Tin Gie, tidak tahu kemana ia harus tujui" Mencari Kwee
In" Mencari Kim-Liong" Ah, dua orang itu cukup memusingkan
dirinya kalau didekati. Bwee Hiang tidak ingin jumpa pula dengan Kwee In selama
belum ada ketentuan bibit yang jadi pada dirinya. Kim Liong"
Anak muda itu juga ia tidak mau ketemukan pula. tidak tertarik
dengan janji Kim Liong yang hendak mengambil ia jadi
isterinya. meskipun sudah ternoda.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Terhadap Kim Liong tidak apa-apa tapi ia malu kepada orang
tuanya Kim Liong, kalau sampai ketahuan rahasia dirinya yang
sudah bukan perawan lagi ikut pada anaknya.
Pikirnya, paling baik ia mengasingkan diri.
Dimana" Pulang ke Kunhiang menyekap diri dirumah" Pasti
ia tidak mendapat kebebasan karena diganggu oleh urusan
paberik danlain-lain. Perusahaannya yang sekarang dikuasakan
pada pamannya Liu Keng Sin.
Ia ingin hidup tenteram, tapi dimana"
Tiba-tiba ia ingat akan sakit hatinya kepad Sucoan Sam-sat,
hatinya panas seperti dibakar, napsu membunuhnya bangkit
seketika. Ia harus menuntut balas membunuh tiga Algojo itu
dergan tangannya sendiri. Tapi, apa mungkin ia sendiri dapat
membunuh tiga orang jahat itu yang kepandaiannya sangat
tinggi" Hanya dengan Kwee In ia dapat menuntut balas kepada
mereka. Tapi Kwee In sekarang sudah berpisahan dengannya.
Ia sudah melarang Kwee In mencari dirinya. Iya menyesal
sudah berbuat demikian, karena waktu itu, ia lupa akan
urusannya Sucoan Sam-sat. Apakah Kwee In nanti mau
membantu padanya lagi untuk mencari Sucoan Sam-sat ini
adalah satu pertanyaan sebab ia sudah menyakiti hatinya si
anak muda dengan meninggalkan Kwee In begitu saja dan
melarang si anak muda mencari dirinya pula.
Dimana adanya Kwee In sekarang ia tidak tahu.
Kesal hatinya Bwee Hiang, semua-muanya ia timpahkan
kesalahan kepada si Naga Api Gan Lok yang telah
mencemarkan dirinya, sehingga ia tidak bisa mewujudkan citaciitanya
melayani Kwee In sepanjang hidupnya. Kalau tidak
gara-gara Gan Lok, si kepala banyak dari telaga Tong-teng,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ untuk Bwee Hiang memang sangat bahagia sekali hidup
bersama-sama dengan Kwee In, karena Eng Lian sudah
tersisihkan gara-gara gorilla dan Leng Siong sudah punya
suami, jadi ia sendiri saja melayani Kwee In. Oh, alangkah
bahagianya ia kapan mengalami yang demikian itu.
Tiba-tiba perutnya dirasakan lapar. Dipegunungan itu,
dimana ia dapatkan rumah makan untuk menangsel perutnya"
Ia celingukan, ternyata jauh kesana dan kesini. Ia cepatkan
langkahnya, disebelah depan, ia menemukan rimba kecil. Untuk
sarapan, ia petik beberapa buah-buahan, hingga ia merasakan
segar menempuh perjalannya.
Ketika baru saja ia menikung dan belum jalan beberapa
tindak, hidungnya membaui daging dipanggang, rasa 1apar
kontan saja telah dirasakan lagi oleh si nona.
"Sungguh enak baunya," ia mengguman pelan. "Mungkin
daging kelinci yang sedang dipanggang. Biarlah aku kesana
untuk minta dibagi......... ."
Ia menggumam sambil bertindak. Dengan hati-hati ia
mengintip pada orang yang sedang memanggang daging.
Hatinya tiba-tiba terkejut sampai ia mundur satu tindak, hampir
ia tidak percaya dengan penglihatannya kalau tidak dengar
salah satu orang berkakakan ketawa dengan suara keras dan
berkata: "Hahahaha...! Akhirnya perut kiti kenyang juga dengan
daging kelinci ini!"
Itulah suara yang Bwe Hiang tidak bisa lupakan, yalah
suaranya Lie Kui. si bontot dari Sucoan Sam-sat yang paling
senang menggodai Bwee Hiang.
"Samte, baiknya Toako tadi menggunakan kepandaiannya,
hingga dapat pula satu, jadi kita boleh makan kenyang seorang
satu ekor. Hahaha..."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Itu adalah suaranya Mo-jiauw Teng Cong si Ji-ko dari Sucoan
Sam-sat yang banyak akalnya dan paling tinggi kepandaiannya
diantara tiga algojo itu.
"Kepandaian menyentilkan batu, apanya yang dikagumi?"
terdengar jawaban orang, ternyata adalah Giam-ong Puy Teng,
Toako dari Sucoan Sam-sat.
Bwee Hiang diam-diam merasa heran. untuk apa mereka
datang pula" Musuh besarnya sudah ada didepan mata, tak usah lagi pergi
ke Sucoan, apa ia bisa bikin sekarang" Kecewa hatinya Bwee
Hiang dengan tidak adanya Kwee In disampingnya.
Bila ia sendiri munculkan diri didepan mereka cuma
mengantarkan jiwa saja, paling sedikit ia akan diperkosa
bergantian oleh mereka. Hatinya sudah kepingin berlalu dari situ, namun ia dengar
Mo Jiauw Teng Cong berkata: " Suhu perintahkan kita mencari
keterangan dimana adanya Kwee Cu Gie, kita harus berhatihati,
jangan bawa adat kita yang gila-gilaan. Menurut kabar
sudah beberapa tahun orang she Kwee itu menghilang dan
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekarang telah muncul kembali, guru mau tahu sampai dimana
sekarang kepandaiannya" Dulu ketika ketemu dengan suhu, ia
telah menang sejurus, hingga suhu merasa jengkel. Sekarang
kepandaiannya Suhu sukar diukur, maka ia mencari lagi Kwee
Cu Gie untuk diajak pibu (adu silat) lagi, untuk menetapkan
siapa unggul!" "Bukankah Kwee Cu Gie itu adalah satu Tay-hiap?" kata Lie
Kui. "Tidak sukar untuk mencari dirinya. Kita pancing dengan
suara gembar gembor kita, pasti dengan sendirinya ia akan
munculkan diri. Kita nanti tantang padanya. kalau ia dikalahkan
oleh kita bertiga, artinya ia tidak bisa menang pada Suhu kita.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ kalau sebaliknya, kita cepat-cepat pulang melaporkan kepada
Suhu." "Bagus, bagus!" nyeletuk Giam-ong Puy Teng. "Pikiranmu
cocok benar dengan pikiranku, Samte."
Lie Kui ketawa gelak-gelak, diikuti oleh dua saudaranya yang
merasa setuju dengan pikirannya si adik ketika itu.
"Sekarang, mari kita sikat dulu makanan yang sudah
matang!" mengajak Lie Kui.
Bwee Hiang diam-diam terkejut mendengar perundingan
mereka. Ia tidak mendengar kalau Tiga Algojo dari Sucoan itu
datang lagi untuk mencari keterangan di-mana adanya Kwee Ca
Gie, ayahnya Kwee In. Ia girang, sebab dengan bentroknya
Kwee Cu Cie dan Sucoan Sam-sat, berarti keuntungan
untuknya, untuk menuntut balas.
Ia percaya Kwee Cu Gie dapat menundukkan tiga algojo itu
seperti tempo hari si kerudung Merah (Kwee Cu Gie ) telah
merobohkan mereka dengan mudah.
Apalagi sekarang dibantu oleh Lamhay Mo Lie yang
kepandaiannya susah diukur, pasti Kwee Cu Gie akan berada
diatas angin. Ingin ia melaporkan kejadian ini kepada Kwee Cu Gie, akan
tetapi dimana dapat menjumpai Kwee Cu Gie suami isteri"
"Siapa disana?" bentak Mo-Jiauw-Teng Cong tiba-tiba hingga
si nona kaget. Benar-benar hebat kepandaiaannya Mo-Jiauw Teng Cong,
hanya terdengar sedikit saja berkerisik bajunya Bwee Hiang, ia
sudah lantas tahu ada orang yang mengintai.
Lie Kui cepat melompat kearah Bwee Hiang sembunyi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Hahaha. . . Toako dan Jiko, ia adalah si nona cantik dari
Kunhiang, biar-lah aku yang tangkap!" berkata Lie Kui, seraya
enjot tubuhnya melayang menyusul Bwee Hiang yang sudah
kabur ketakutan. Giam-ong Puy Teng dan Mo Jiauw Teng Cong ketawa
terbahak-babak mendengar perkataan si bontot tadi. Mereka
dapat menyelami perasaan rindu dari adik kecilnya itu, maka
mereka tidak ikut menyusul, sebalikuya telah mengganyang
daging kelinci dengan lahapnya sambil ngobrol menanti
kembalinya Lie Kui. Bwee Hiang gesit sekali meringani tubuhnya. tapi Lie Kai
lebih gesit pula sekalipun badannya kegemuk-gemukan apalagi
ia menyusul gadis yang ia rindukan, maka larinya seperti
kasetanan, sehingga si nona kewalahan meloloskan diri.
Ketika merasa dirinya tidak bisa lari lebih jauh dari
kejarannya si Setan Sakti Lie Kui, Bwee Hiang lalu hentikan
larinya. Ia menghunus pedangnya yang berkilauan kena sorot
matahari sore. "Hehe, adikku yang manis," kata Lie Kui tatkala sudah
datang dekat. ,,Siapa sudi menjadi adikmu, muka hitam! " semprot Bwee
Hiang. "Muka hitam tidak jadi soal, asal hatinya baik. Hahaha. . . .!"
..Hm!" mendengus Bwee Hiang. "Hatimu baik" Hatimu
seperti srigala kelaparan, untuk apa kau melakukan
pembunuhan massal di markas cabang Ceng-gee-pang.
kemudian seluruh rumah tanggaku kau habiskan juga?"
"Hahaha. . . .!" Lie Kui tertawa. "Adikku manis, kita jangan
ungkap-ungkap perkara yaag sudah lalu. Sekarang kita ketemu
pula satu dengan lain adalah jodoh, maka sebaiknya kita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ bergirang daripada menceritakan urusan yang sudah basi.
Hahaha, .......... .!"
Bwee Hiang hampir meledak dadanya saking menahan
amarah mendengar perkataan Lie Kui tadi. "Muka hitam, kau
jangan mimpi disiang bolong berjodoh denganku!"
"Kenapa harus mengimpi" Bukankah kita sudah bertemu"
Pertemuan kita kali ini tidak akan berpisahan lagi. Adikku. Kau
lama tidak kujumpai, makin manis saja.......... !"
Lie Kui berkata sambil tangannya mau mencolek pipi si nona.
Pedangnya Bwee Hiang bekerja, hingga Lie Kui tarik pulang
tangannya kalau ia tidak mau menjadi korban senjata tajamnya
Bwee Hiang. "Kau masih galak saja seperti dulu adikku!" kata si muka
hitam ketawa. Matanya bersorot tajam mengawasi si nona
botoh. Bwee Hiang sebaliknya melihat matanya Lie Kui yang lain
dari dahulu, lantas tahu bahwa lwekangnya si muka hitam
bertambah. Diam-diam ia mengeluh dalam hati, kalau sampai
sebentar ia dikalahkan oleh Lie Kui, pasti dirinya akan menjadi
korban perkosaan lagi. Ia percaya Lie Kui akan melakukan itu,
melihat wajahnya yang beringas dan bernapsu sekali hendak
menyergap dirinya. Seram rasanya Bwee Hiang, meski pun demikian, ia harus
menabahkan hatinya, karena orang yang dihadapinya itu
adalah musuh buyutannya yang siang malam ia tidak lupakan
untuk menuntut balas. "Terang, aku masih galak dan aku hendak membunuh kau
algojo kejam!" sahut si nona.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kau mau membanuhku atau mau jadi isteriku?" Lie Kui
menggodai. "Fei!" Bwee Hiang meludah. "Macammu mana ada rejeki
untuk jadi suamiku."
Lie Kui ketawa gelak-gelak. "Adikku, tidak apa kau tidak jadi
isteriku, asal hari ini kau kasi kepuasan kepada Sin-mo Lie Kui
dari Sucoan. Akur?" Sebal Bwee Hiang melihat tingkah lakunya Lie Kui, kembali ia
meludah: "Fui"."
Lie Kui tiba-tiba saja menyergap diwaktu si nona meleng
sedang meludah, hingga Bwee Hiang sangat kaget dan cepat
loncat mundur dua tindak, hingga sergapan Lie Kui tidak
dapatkan maksudnya. Berbareng pedangnya dibolang-baling.
Lie Kui melihat gerakanBwee Hiang lain dari dulu, ia percaya
si nona telah belajar ilmu silat yang lebih tinggi lagi, maka ia
ragu-ragu untuk melawan dengan tangan kosong, ia lalu
mencabut goloknya dan berkata: "Baiklah, adikku, kalau kau
mau lihat dulukelihayan bakal suamimu!"
"Siapa sudi jadi isterimu, binatang!" bentak Bwee Hiang,
menyusul pedangnya bekerja menyerang tenggorokan si muka
hitam. Lie Kui menangkis dengan goloknya yang berat. Bwee Hiang
tahu bahaya, tidak mau pedangnya bentrokan dengan
senjatanya Lie Kui, ia segera tarik pulang,, lalu diteruskan
menyodok dadanya si muka hitam.
Kembali golok Lie Kui melintang, untuk menangkis serangan
Bwee Hiang menarik pulang pedangnya dan menukar serangan
kearah rusuk kiri lawan. Lie Kui berkelit sambil berputar,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ kemudian goloknya membabat priggangnya si nona. Bwee
Hiang terkejut, sebab serangan itu dengan tiba-tiba saja dan
cepat sekali. Untung ia masih dapat lompat mundur untuk
menghindarkan serangan dahsyat itu. Kalau tidak, mungkin
pinggangnya sudah menjadi putus.
Mereka bertempur seru. Bwee Hiang mainkan ilmu
pedangnya dengan banyak variasi, sehingga Lie Kui kadangkadang
bingung menangkisnya, tapi ia adalah satu penjahat
ulung dan banyak kali bertempur, maka ia tidak keder dengan
ilmu pedangnya si nona yang hebat.
Lie Kui diam-diam memuji kepandaiannya si nona yang
berubah banyak. Ia bersyukur kepada gurunya yang telah menurunkau pula
beberapa jurus kepandaian baru kepadanya untuk
menggempur Kwee Cu Gie, kalau tidak, celakalah ia dimakan
pedangnya si nona. Makin lama bertempur tampak Bwee Hiang
makin lincah saja, tapi Lie Kui tidak keder, ia tahu dirinya
menang lweekang, lama-lama si nona toh kehabisan napas
kalau ia terus melayani dengan tenang.
Pertandingan boleh dikatakan berimbang, hanya Bwee Hiang
kalah tenaga, makanya ia tidak berani membentur goloknya Lie
Kui yang berat. Cuma. sayang, si nona terdorong oleh perasaan
gemas kepada si muka hitam, ingin ia lekas-lekas
menjatuhkannya dan menyembelih lehernya untuk
melampiaskan sakit hatinya, maka ia agak sembrono
melakukan penyerangannya. Lie Kui yang sudah mengerti
bahwa si nona sangat bernapsu ingin mengalahkan dirinya. Ia
berlagak seperti keteter, ia main mundur dirangsek oleh si
nona. "Nonaku yang manis, sebaiknya kita hentikan pertempuran,
untuk apa suami isteri mesti berkelahi mati-matian" Mari ikut
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ aku ke Sucoan saja untuk merasakan kesenangan dengan Sin
mo Lie Kui. Haha ha. . !" sengaja Lie Kui mennggoda si nona
supaya Bwee Hiang lebih bernapsu lagi dalam berkelahinya.
Nyata pancingan Lie Kui telah berhasil. Bwee Hiang sangat
marah mendengar perkataan Lie Kui yang kotor. Ia gemas
sekali Lie Kui menyebutkan ia dengan si muka hitam sudah
bersuami isteri. ..Fui! Bajingan tengik!" Bwee Hiang kembali meludah saking
muak melihat lagaknya si muka hitam yang haha hehe
kepadanya. ,,Kematian sudah didepan pintu, masih kau dapat
berkelakar cara demikian" Hm! Setan hitam, kalau hari ini
nonamu tidak bisa mencincang badan-mu, benar-benar aku
mati penasaran!" Lie Kui ketawa gelak-gelak. "Adikku, kau jangan terkebur !"
sahutnya. .,Apa kau kira engkomu kalah olehmu" Lihat
serangan balasan dari engkomu!"
Lie Kui berkata disusul oleh serangan membalasnya yang
hebat, hingga Bwee Hiang kaget dibuatnya. Ia lihat si muka
hitam sudah keteter, tapi sekarang ternyata ia dapat melakukan
serangan membalas demikian hebat. Ia lantas menduga bahwa
Lie Kui barusan hanya pura-pura saja keteter.
Bwee Hiang diam-diam mengeluh dalam hatinya menghadapi
lawan terlalu alot. Lantaran golok Kai dimainkan cepat sekali, maka mau tidak
mau sedikit. sedikit pedangnya kena kebentur juga, meskipun
seberapa bisa ia hindarkan benturan itu.
Satu ketika Bwee Hiang berkelit dari serangan musuh, ia
gunakan tipu 'Sin-kiam-coan-tah' atau 'Pedang sakti menembusi
pagoda', pedangnya berkelebat laksana kilat dan tahu-tahu
nyelonong ke jalanan nasi (tenggorokan) Lie Kui.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Trang".. !" suara nyaring terdengar,, menyusul pedangnya
si nona telah terbang keangkasa dibentur oleh golok beratnya
si muka hitam. Bwee Hiang rasakan tangannya yang mencekal
pedang tadi -kesemutan dan nyeri sekali.
Kiranya Lie Kui sudah waspada akan datangnya serangan
berbahaya dari Bwee Hiang, maka waktu pedang si nona
nyelonong ketenggorokannya, ia sudah menangkis dengan
keras sekali dengan jurus 'Tiat-so-heng ciu (Rantai besi
melintangi perahu). Dalam tertegunnya, Bwee Hiang alpa bikin penjagaan ketika
Lie Kui menggunakan gerakau 'Ok-miauw-pok-cie' atau: 'Kucing
galak menerkam tikus', ia menyergap Bwee Hiang berbareng
menotok Hiattonya, hingga si nona tidak berkutik jatuh dalam
pelukannya si muka hitam.
"Adikku manis, aku sudah kata, kita suami isteri tak usah
berkelahi lama-lama, nah, apa kau mau katakan setelah berada
dalam pelukan suamimu" Hahaha .... !" Lie Kui ketawa
kegirangan, menyusul dengan lahapnya ia menciumi Bwee
Hiang. Si nona tidak berdaya, ia menyerah dipermainkan Lie Kui.
hanya air matanya saja bercucuran menangis mengingat
nasibnya yang buruk. Tubuhnya yang montok menggairahkan membuat tangan si
hitam menjadi binal. Apa si nona bisa bikin meskipun ia sangat jijik diperlakukan
oleh Lie Kui demikian, menangispun tidak ada gunanya. Ia
membayangkan bagaimana hebatnya Lie Kui sebentar
melampiaskan napsunya terhadap dirinya yang tidak berdaya,
melihat Lie Kui tampaknya ada demikian beringas.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Adikku, tubuhmu yang hebat membuat aku siang malam tak
bisa tidur .... !" keluh si muka hitam, seraya tangannya
meremas-remas sepasang buah dadanya si nona yang padat
kencang, hingga menimbulkan perasaan aneh pada si nona
meskipun ia jijik kepada si muka hitam, musuh buyutannya.
"Adik'ku, mari kita bersenang-senang!" kata Lie Kui,
berbareng ia mendorong si nona dengan enteng sekali dibawa
kesuatu tempat yang sunyi.
-oo0dw0oo- Jilid-21 Bab 41 BWEE HIANG putus asa. Pertolongan siapa yang ia
harapkan" Kim Liong" Tak mungkin si Tangan Tunggal datang
kesitu, taruh kata ia datang, apa si Tangan Tuuggal dapat
berbuat melawan Lie Kui yang gagah perkasa" Kwee In" Tidak
mungkin ada Kwee In ditempat itu, anak muda yang patah
hatinya pasti sudah ada dilain tempat. Yang ia masih ada
harapan pertolongannya Kwee Cu Gie suami isteri, kalau-kalau
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan cara kebetulan datang kesitu menolong dirinya seperti
tempo hari ia hampir menjadi korbannya Kong Tek Hweehio.
Begitu Bwee Hiang direbahkan diatas rumput kering, Lie Kui
sudah menyerbu memeluki dan menciumi si nona akan
kemudian tangannya yang nakal telah melucuti satu persatu
penutup tubuhnya si nona botoh. Bwee Hiang kembali
menangis tanpa berdaya, matanya dipejamkan seperti berdoa.
Hatinya mencelos dan putus asa ketika Lie Kui menindihi
badannya, pintu gerbangnya telah terpentang untuk
menyambut tamu asing yang menerobos masuk. Namun cepat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ tamu asing itu keluar lagi, menyusul badannya Lie Kui juga
melejit bangun dan cepat-cepat berpakaian.
Bwee Hiang heran. Ia membuka matanya dan menatap pada
Lie Kui yang sudah siap dengan goloknya ditangan. Apa yang
sudah terjadi" Bwee Hiang tidak tahu dan ingin tahu.
Ia menduga akan pertolongan datang, maka diam-diam ya
sangat bersyukur pintu gerbangnya tak sampai dikacau oleh
tamu asing tadi. Kalau tidak, sedikitnya pintu kehormatan itu
akan menjadi lecet, lantaran tamu asing yang narobos masuk
tadi sangat galak dan kasar sekali.
"ManUsia usilan!" terdengar Lie Kui membentak. "Lekas
unjukkan diri untuk terima binasa ditangan Lie toaya!"
Apa yang telah terjadi " Kiranya, ketika Lie Kui sedang
napsunya hendak mengerjai Bwee Hiang yang tidak berdaia,
tiba-tiba ada batu kecil telah membentur sikutnya hingga ia jadi
kaget dan urungkan niatnya yang buas. Ia mengira akan
datangnya musuh. maka cepat-cepat ia telah mengenakan
pakaiannya pula. Sekarang ia menantang dengan golok ditangan, tapi orang
yang ditantang tidak kelihatan mata hidungnya. Kembali Lie Kui
bergembor: "Manusia hina! Lekas unjukkan diri, jangan sampai
tuan besarmu mencarinya dan akan membunuh kau menjadi
perkedel!" Kembali tidak ada jawaban. Tidak jauh darinya ada pohonpohon
yang bergoyang-goyang, Lie Kui menyangka ada orang
disitu yang sembunyi, maka dengan sekali enjot tubuhnya telah
melayang ke sana. Goloknya yang tajam luar biasa dipakai
membabat, tapi tidak ada orangnya. Makin mendongkol Lie Kui,
terus ia menerjang kedepan dan beberapa kali goloknya dipakai
membabat pohon-pohonan yang bergoyang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Namun, tidak juga ia menemukan orang yang usilan itu.
Ia pikir, ia terlalu curiga kepada orang, maka hidangan lezat
tadi ia urung makan, maka ia cepat balik lagi untuk
meneruskan niatnya yang buas. Tetapi, kapan ia sampai
ditempat Bwee Hiang, matanya terbelalak heran, ia tidak
melihat si nona terlentang dalam pakaian Hawa seperti barusan
ia tinggalkan, malah bayangannyapun tidak ada. Hatinya
sangat gusar 'makanannya disambar orang' maka ia berkaokkaok
seperti orang gila menantang kepada orang yang usilan
tadi. "Siecu, kau kenapa berkaok-kaok seperti orang gila?" tibatiba
Lie Kui dengar suara wanita menanya kepadanya tengah ia
berkaok-kaok menantang. Kapan ia balik tubuhnya, kiranya dibelakangnya sekarang
sudah berdiri seorang Nikouw (biarawati) setengah umur,
wajahnya welas asih, namun matanya bersorot tajam sekali
menandakan lweekangnya si pendeta perempuan itu sangat
tinggi. Lie Kui yang tidak takut langit dan bumi, tentu saja sangat
gusar kepada Nikouw itu, yang ia duga pasti si Biarawati
tersebucang telah mengganggu kesenangannya,
"Nikouw keparat?" bentaknya. "Apa kau tidak tahu dengan
siapa kau berhadapan" Hm! Sungguh besar nyalimu, berani
main gila kepada Lie-toaya! Lekas kau kembalikan si nona yang
kau tolongi, kalau kau masih ingin hidup!"
Nikouw itu ketawa lembut Masih tampak kecantikannya si
Biarawati, meski pun usianya sudah setengah umur,
"Lie siecu," katanya. "Perbuatanmu yang busuk tidak dapat
dibenarkan, maka aku telah menolong si nona yang lau hendak
cemarkan. . ." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Peduli amat dengan perbuatan yang busuk atau tidak
busuk. lekas kembalikan si nona !" potong Lie Kui dengan amat
gusar. "Hehe!" ketawa si Nikouw. "Pinto dengar diantara Sucoan
Sam-sat. Siecu yang paling kejam dan buas perbuatannya.
Dosamu sudah luber, maka sukar rasanya Siecu lolos dari
kematian!" "Kentut busuk, Nikouw gila!" bentak Lie Kui. "Kau ada
kepandaian apa berani datang pada aku si orang she Lie. Lekas
keluarkan senjatamu untuk main-main beberapa jurus. supaya
kau kenal dengan kelihayannya si bontot dari Sucoan Sam-sat."
Kembali si Nikouw bersenyum lembut.
"Pinnie tidak punya senjata apa-apa, hanya ini!" sahutnya,
seraya menunjukkan hudtim (kebutan).
Lie Kui lihat hudtim si Nikouw bukan sembarangan kebutan,
tampaknya terbuat dari bulu binatang yang kuat campur
dengan benang emas, hingga berkeredepan kapan di kebutkan
oleh Biarawati tersebut "Baiklah, kau boleh gunakan senjata hudtimmu, aku tidak
takut!" tantang Lie Kui.
"Siancay. siancay Omiohud!" si Nikouw memuji nama
Buddha, seakan-akan mohon ijin untuk menyingkirkan jiwanya
orang buas dari Sucoan Sam-sat.
Lie Kui sudah lantas mau menerjang, tapi urung, ia menatap
wajah si Nikouw dan menanya! "Aku Sin-mo Lie Kui tidak biasa
membunuh orang tidak bernama, maka sebutkan dulu kau
punya nama dan dari biara mana?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Si Nikouw ketawa mesem. "Pinnie adalah Pek In Suthay dari
Pek-in-am!" sahutnya.
"Hm!" mendengus Lie Kui. "Pek In Suthay. hari ini adalah
hari kematianmu, maka lain tahun pada hari seperti ini muridmuridmu
boleh sembahyangi arwahmu setahun. Hahaha. . .!"
Pek In Suthay tidak senang dengan perkataan Lie Kui tadi,
tampak alisnya yang lentik halus dikerutkan. "Siecu terlalu
memandang rendah kepada Pinnie. . ." sahutnya.
"Asal kau mau kembalikan si nona, urusan dapat dibereskan
sampai disini saja!" kata Lie Kui, yang masih mengharap Pek In
Suthay mengalah. "Si nona hanya dapat kembali pada Siecu, manakala Siecu
bisa kalahkan Pinnie!" berkata Pek In Suthay, yang tidak
senang atas sikap sombong dari si muka hitam.
"Baik, awas golok!" seru Lie Kui, menyusul ia menyerang
pinggang Pek-in Suthay. Serangan hebat dan cepat sekali, tapi Pek In Suthay dengan
seenaknya saja telah berkelit dengan apungkan badannya. Lie
Kui merangsek, kembali goloknya bekerja, kali ini tidak
menyabet, hanya ditusukkan pada dada si Biarawati.
Cepat Pek In Suthay egoskan dirinya, dari samping ia balas
menyerang dengan kebutannya yang mengeluarkan suara
angin menderu. Kaget Lie Kui melihat serangan membalas si Nikouw
demikian hebatnya. Tapi, ia adalah jago kawakan dan tidak
takut sama langit dan bumi. maka ia mainkan goloknya dengan
lincah sekali melayani Pek In Suthay. Beberapa kali kebutannya
si Nikouw kena ditabas goloknya Lie Kui yang tajam, tapi tidak
apa-apa, hingga Lie Kui diam-diam merasa heran. Goloknya ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ sangat tajam kenapa dipakai menabas hudkim Pek In Suthay
yang lembek itu tidak mempan" Sungguh aneh sekali.
Pek In Suthay dapat menyelami rasa heran Lie Kui, maka ia
berkata: "Siecu tak usah heran, kebutan Pinnie adalah kebutan
pusaka, yang diwariskan oleh guru Pinnie, ia terbikin dari bulu
binatang purbakala dicampur dengan emas murni. Nah, Pinnie
sudah terangi dengan jelas, supaya Siecu sebentar mati
dibawah kebutan Pinnie jangan sampai menyesal tidak tahu
kebutan Pinnie terbuat dari apa?"
"Kurang ajar, kepala gundul, kau berani mengolok-olok aku
si orang she Lie" Lihat golok'ku, akan ku'bikin terpental
kepalamu dari lehermu. Hahaha. . .!"
Pek In Suthay tidak menghiraukan tertawanya si muka
hitam, ia terus mendesak lawannya dengan ilmu kebutannya
yang istimewa. Hudtim Pek In Suthay tidak hanya dipakai
mengebut dengan lembek, tapi juga bulu-bulunya dapat berdiri
lurus dan bisa dipakai menotok Hiat-to (jalan darah) lawan,
maka itu sangatlah berbahaya sekali bagi lawan yang tidak
mahir mengelakkan serangan kebutan si Nikouw kosen.
Lie Kui tidak mengira pendeta perempuan itu sangat kosen,
maka diam-diam ia mengeluh dan agak jerih juga hatinya bakal
dikalahkau oleh si paderi perempuan.
Tidak terasa pertandingan sudah berjalan dua puluh jurus,
Pek In Suthay masih sangat tangkas, sebaliknya Lie Kui telah
mandi keringat dan sangat lelah. Ia jadi nekad, dengan
kecepatan kilat goloknya menusuk dada Pek In Suthay, namun
si Biarawati sangat lihay. Begitu golok sampai, ia gunakan
kebutannya dipakai melibat, kemudian dengan satu tarikan
enteng, cukup bikin golok Lie Kui terlepas dari cekalannyaLie Kui jadi kebingungan dan berdiri tertegun.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Suthay, biarkan aku yang habiskan jiwa keparat ini!"
Lie Kui mendengar suara perempuan berkata. Waktu ia
menoleh, kiranya Bwee Hiang yang muncul dengan tiba-tiba.
Lie Kui mengeluh dalam hatinya. Ia sudah sangat lelah,
bagaimana ia dapat melayani si nona yang kepandaiannya
hampir berimbang dengannya"
Sebelum ia dapat berkata-kata, Bwee Hiang sudah
menerjang sambil membentak: "Manusia hina ! Lihat nonamu
akan mampusi kau!" Terpaksa Lie Kui melayani si nona. Ia masih ada harapan,
karena Bwee Hiang menerjang dengan tangan kosong_
Tapi ia tidak menduga, dengan tangan kosong ilmu silatnya
Bwee Hiang tidak boleh dipandang ringan. Ia terdesak dan
hatinya sangat khawatir kalau sebentar dikalahkan, ia akan
menerima hinaan dari si nona. Menerima hinaan darinya tidak
apa, tapi kepalanya bisa copot karena si nona tentu tuangkan
amarahnya kepadanya. Dengan cermat ia melayani Bwee Hiang, namun, lantaran ia
sudah lelah, bagaimaia juga ia bertahan, akhirnya ia keteter
juga. "Kena!" terdengar Bwee Hiang berseru, benar saja Lie Kui
dibikin berdiri bagaikan patung, karena 'Thian coan-hiat' (jalan
darah di-iga) si muka hitam kena ditotok oleh si nona.
Girang bukan main Bwee Hiang melihat lawannya dapat
dirobohkan. Ia menghampiri Lie Kui yang tidak berkutik, "Binatang,
sekarang kau baru tahu nonamu punya lihay, ya" Manusia buas
seperti kau harus dipulangkan siang-siang kepada Giam-loTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ ong!" kata Bwee Hiang, seraya ia memungut goloknya Lie Kui,
dengan senjata mana ia mau menabas lehernya si muka hitam.
Lie Kui sudah terima nasib, ia memejamkan matanya.
Golok sudah diangkat oleh si nona, begitu berkelebat begitu
terdengar suara 'trang!' yang nyaring, golok ditangannya Bwee
Hiang terlepas kena dibentur oleh sebuah batu yang
dilontarkan orang. "Hehe, nona. kau jangan kejam-kejam mau membunuh
suami sendiri. . .!" terdengar orang mengejek Bwee Hiang.
Cepat si nona menoleh, kiranya yang datang adalah
kawannya Lie Kui, ialah Mo Jiauw Teng Cong dan Giam-ong Puy
Teng. Sebenarnya Giam ong Puy Teng matanya telah buta karena
lemparan piauw dari Kwee In. tempo hari (baca Bocah Sakti),
tapi berkat kepandaiannya sang guru Thie tauw-eng (si Elang
kepala besi) dan paman gurunya Hong-huew-liong (si Naga Api
dan angin) Hong Sin Siang, matanya Giam-ong Puy Teng urung
menjadi buta. Bwee Hiang terkesiap melihat dua algojo itu datang, hingga
urung ia memenggal kepala Lie Kui, musuh buyutannya. Ia
berkata pada Pek In Suthay:
"Suthay, mereka itu satu komplotannya si muka hitam.
kejahatannya juga sudah luber dari takaran, maka sebaiknya
mereka juga dibereskan!"
Pek In Suthay tidak menjawab, hanya anggukkan kepalanya.
Tatkala Mo jiauw Teng Cong hendak membebaskan totokan
Lie Kui, si Biarawati telah menghadang:
"Siecu, kau tak dapat membebaskan totokan orang ini,
karena ia sudah menjadi tawanan kami!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Nikouw gila, kau mau cari perkara dengan Sucoan Samsat?"
bentak Giam-ong Puy Teng.
"Pinnie tidak perduli tiga atau sepuluh algojo dari Sucoan.
asal diantaranya ada yang sudah menjadi tawanan Pinnie, tidak
gampang bisa lolos!" sahut Pek In Suthay.
Giam-ong Puy Teng mendelu hatinya imelihat si Biarawati
banyak lagak dalam pandangannya, maka tanpa berdamai lagi
dengan Teng Cong, ia sudah menerjang.
Si Raja Akherat Puy Teng terlalu andalkan ilmunya Mo-jiauwsinkang (Tenaga cengkeraman setan). maka ia pandang
rendah pada Pek In Suthay. Ia nmenyerang dengan bengis
kearah dada sang paderi perempuan.
Pek In Suthay tidak berkelit. sebaliknya ia menyambuti
kedua tangan Puy Teng yang hendak mencengkeram,
kemudian mendorong dan. . . Puy Teng telah terpelanting
sampai dua tombak jauhnya.
Suatu kejadian yang tidak disangka-sangka oleh Puy Teng
dan Teng Cong, sehingga Teng Cong sampai berdiri menjublak.
"Suthay, kau sangat kosen!" kata Teng Cong. "Aku ingin
coba-coba kepandaianmu yang rendah, harap kau suka berlaku
murah!"
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Teng Cong berkata disusul dengan serangan kearah iga, Pek
In Suthay mengegos kesamping, tapi Teng Cong tidak beri
kesempatan pada lawan, ia merangsak dan susulkan serangan
kearah muka. Teng Cong ada setingkat lebih tinggi
kepandaiannya dengan dua saudaranya yang lain, maka juga
dapat melayani Pek In Suthay.
Satu kali, setelah mengegos dari serangan lawan, tiba-tiba
badannya Pek In berputar dan tahu-tahu tangannya sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ menampar Teng Cong. hingga jago dari Sucoan sam-sat itu
terputar badannya seperti gasing terlepas dari talinya.
Ketika ia berhenti berputar, ia terkulai dan jatuh roboh.
Maklum ia berputaran darah dan ada beberapa giginya yang
copot, matanya terbelalak mengawasi kepada si Biarawati yang
tertawa lembut kearahnya.
Teng Cong ingat, bahwa kegesitan yang luar biasa dari Pek
In Suthay itu ia alami ketika bertempur dengan si Kerudung
Merah dan si Bocah Muka Hitam Lo In (Kwee In). Ia curiga
kalau tiga orang itu ada hubungannya. Kontan hatinya menjadi
jerih. Bwee Hiang sendiri keheran-heranan Pek In Suthay dengan
mudahnya saja dapat menjatuhkan dua musuh, sedang
barusan ia (Pek In Suthay) harus melayani Lie Kui sampai dua
puluh jurus. Kenapa" Bwee Hiang tidak mengerti. Sebenarnya untuk
menjatuhkan Lie Kui dalam tempo pendek tidak sukar untuk
Pek In Suthay, hanya ia bermaksud membikin Lie Kui letih
supaya Bwee Hiang sendiri yang bereskan si muka hitam yang
sangat jahat itu. Giam-ong Puy Teng yang biasanya suka omong gede,
melihat kepandaiannya si Nikouw ada demikian tingginya, tidak
berani membuka bacotnya lagi. Diam-diam ia main mata
dengan Teng Cong untuk angkat kaki dari situ.
Benar saja, begitu dapat kesempatan mereka coba melarikan
diri, namun Pek In Suthay tidak semudah yang diduga dapat
dikibuli oleh mereka. Belum berapa tindak mereka angkat kaki.
sesosok bayangan berkelebat dan menghadang didepan
mereka. Ia tidak lain adalah Pek In Suthay.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Mereka kaget berbareng lumpuh badannya karena ditotok
oleh si Biarawati yang kosen.
Bwee Hiang terbelalak matanya melihat kelihayan sang
Biarawati, cepat ia memburu dan jatuhkan dirinya berlutut.
"Suthay, sungguh aku berteiima kasih tidak habisnya atas
bantuan Suthay. . ." si nona tidak bisa melanjutkan katakatanya,
karena keburu menangis sesenggukan sangat
sedihnya. Bagaimana Bwee Hiang dapat berkenalan dengan Pek In
Suthay" Itu dengan cara kebetulan sekali.
Pek Tn Suthay sedang mencari daun obat-obatan, tiba-tiba
melihat dua bayangan saling kejar, kapan ia perhatikan,
ternyata seorang wanita muda tengah dikejar oleh seorang pria
muka hitam yang bengis romannya. Entah kenapa si nona
dikejar-kejar oleh si muka hitam itu, telah menarik perhatiannya
Pek In Suthay untuk mencari tahu.
Ia menyembunyikan diri ketikca Bwee Hiang dan Lie Kui
bertempur seru. Dari pembicaraan mereka, si Biarawati mendapat tahu,
bahwa si muka hitam bukan orang baik-baik, namun ia tidak
lantas turun tangan membantu Bwee Hiang, hanya ia biarkan
dulu mau melihat apa yang si muka hitam bikin terhadap Bwee
Hiang. Pertempuran yang berjalan seru membuat Pek In Suthay
heran ilmu silatnya Bwee Hiang seperti dari pintu
perguruannya. Siapa gurunya si nona" Ia menanya pada dirinya
sendiri. Melihat jalannya pertandingan, Pek In Suthay menyayangkan
Bwee Hiang kurang tenaga dalamnya, kalau tidak, ia bisa
menindih permainan golok si muka hitam. Apalagi kalau si nona
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ tahu ilmu meminjam tenaga musuh, tidak sukar untuk
menempel golok Lie Kui yang berat dengan pedangnya.
Ini, Pek Iu Suthay lihat, Bwee Hiang tidak berani mengadu
senjatanya, karena tidak tahu ilmu meminjam tenaga musuh.
Meskipun demikian, si Biarawati masih menaruh kepercayaan
bahwa si nona akan menang. Tetapi tidak tahu Bwee Hiang
terlalu bernapsu ingin menjatuhkan lawannya, sehingga ia
membuat kesalahan dan pedangnya kena dibentur terbang oleh
Lie Kui. Pada saat ia tidak berjaga-jaga telah kena ditotok dan
dipondong ketempat sunyi oleh Lie Kui.
Pek In Suthay tahu si muka hitam hendak berbuat tidak baik
terhadap si nona, maka ia terus menguntit. Saking sebatnya Lie
Kui bekerja, hampir-hampir saja Pek In Suthay terlambat
menolongi si nona yang tidak berdaya melindungi
kehormatannya. Dengan sebuah batu kecil, Pek In kasih peringatan pada Lie
Kui, yang segera urungkan maksudnya dan berpakaian pula. Ia
pancing Lie Kui menjauhi si nona, kemudian ia tolong Bwee
Hiang dan disuruh lekas berpakaian.
Pek In Suthay tidak kasi kesempatan Bwee Hiang
mengucapkan terima kasih, ia suruh si nona lekas sembunyi
ketika melihat Lie Kui kembali lagi.
Baru Bwee Hiang tahu si Nikouw gelarnya Pek In (Awan
putih) ketika ditanyi oleh Lie Kui. Ia tidak kenal Nikouw kosen
itu, karena ia baru saja ceburkan diri dalam dunia Kang-ouw.
Sebenarnya nama Biarawati yang gagah perkasa itu sudah
lama terkenal didalam Bulim (Rimba Persilatan) lantaran
kepandaiannya yang sangat tinggi. Orang segan berurusan
dengan Pek In Suthay yang adatnya rada-rada aneh. ialah
ramah tamah dan hormat kalau ia sedang senang hatinya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ sebaliknya kata-katanya menjadi ketus dan menusuk hati
manakala hatinya sedang tidak senang.
Dengan air mata bercucuran, sambil berlutut Bwee Hiang
telah menuturkan ke-kejiannya Sucoan Sam-sat melakukan
pembunuhan massal di markas cabang Ceng-gee-pang dan
dirumahnya sendiri. kecuali ia (Bwee Hiang) seluruh
keluarganya mati ditangan Sucoan Sam-sat. Bwee Hiang
menuturkan juga sedikit perihal pertolongan si Kerudung Merah
yang mengusir Sucoan Sam-sat, begini juga dengan Kwee In
yang membuat Sucoan Sam-sat lari terbirit-birit.
Pek In Sathay angguk-anggukkan kepalanya.
"Eei!, nona Hiang," tiba-tiba Pek In Suthay berkata. "Aku
lihat ilmu silatmu bagus sekali, siapa yang ajarmu?"
"Adik kecil yang ajariku," sahut si nona.
"Siapa itu adik kecil?"
"Kwee In yang terkenal dengan julukannya Hek-bin Sintong."
"Heh" Hek-bin Sin-tong?" tanya Pek In Nikouw kaget.
"Ya, adik In julukannya Hek-bin Sin-tong," menegaskan
Bwee Hiang. "Nona Hiang, kita bisa bicara banyak tentang Hek-bin Sintong,
sekarang kita tunda dulu dan bagaimana kau akan
memutuskan urusannya tiga penjahat itu?" berkata Pek In
Suthay seraya menunjuk kepada Sucoan Sam-sat.
"Menurut keinginanku, dengan tanganku sendiri aku
membunuh mereka. barulah sakit hati sekeluargaku yang
dibinasakan olehnya terlampias. Mohon Suthay suka memberi
ijin kepadaku untuk melakukannya itu. . ." kembali Bwee Hiang
menangis. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Pek In Suthay kasihan kepada si nona.
"Terserah kepada keputusanmu, nona Hiang," kata Pek In
Suthay seraya angguk-anggukkan kepalanya.
Bwee Hiang girang sekali mendapat ijin dari sang Biarawati
untuk membunuh Sucoan Sam-sat, maka yang pertama sekali
ia hampiri adalah si muka hitam Lie Kui.
Ia hadapi Lie Kui dengan penuh kegusaran, namun, tidak
urung mukanya merah jengah mengingat belum lama ia telah
diciumi dan dipale pergi datang, bukan itu saja, benda Lie Kui
yang istimewa telah menerobosi pintu terlarangnya.
"Manusia hina, akhirnya nonamu dapat melaksanakan
pembalasan untuk keganasan terhadap seluruh keluargaku
yang kau telah binasakan!" berkata Bwee Hiang, seraya
memungut goloknya Lie Kui yang tajam.
Si muka hitam ketakutan. Tidak biasanya ia unjuk rasa takut
menghadapi perkara apa juga, namun saat jiwanya tak dapat
ditolong pula bakal melayang dibawah tangannya si nona.
Ingin ia mengatakan apa-apa kepada Hwee Hiang, cuma
saja ia tidak dapat berkata-kata karena totokan Bwee Hiang
tadi. Si nona juga tidak mau kasi kesempatan kepada si muka
hitam, khawatir ada kejadian lagi yang tidak terduga dan Lie
Kui lolos dari tangannya. Maka, dengan sekali berkelebat golok
Lie Kui telah makan leher tuannya, kepalanya segera
menggelinding jatuh dan darah segar menyembur keluar
seperti pancuran dari lehernya Lie Kui.
Sungguh mengerikan kejadian itu, namun, Bwee Hiang tidak
merasa ngeri, malah ia ketawa cekikikan seperti orang gila
telah melampiaskan sakit hatinya.
Korban kedua si nona hampiri Giam-ong Puy Teng, padanya
ia tidak banyak omong, sekali tabas kembali satu kepala
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ menggelinding terlepas dari tempatnya. Lalu Bwee Hiang
menghampiri Mo-jiauw Teng Cong yang romannya pucat
ketakutan. "Mungkin kau tidak sejahat Lie Kui. namun, karena kau
adalah komplotan dari Sucoan Sam-sat, sedang kalau aku
ampuni juga, kau hanya akan membawa malapetaka, maka
ma'afkan aku kirim rokh'mu untuk menyusul dua saudaramu
yang sudah jalan lebih dahulu. . !" menyusul goloknya
berkelebat dan kembali kepala manusia menggelinding jatuh.
Puas hatinya Bwee Hiang sampai ia berjingkrakan seperti
anak kecil. Pembalasan kepada Sucoan Sam-sat ia telah tunaikan, tak
usah jauh-jauh ia pergi ke Sucoan mencari mereka, disini ia
sudah dapat melampiaskan sakit hatinya.
Ia tidak menduga sama sekali kalau pembalasan terhadap
Tiga Algojo dari Sucoan itu ada sangat mudah dilakukan
dengan pertolongannya Pek In Suthay sendiri saja.
Mula-mula ia ingin pergi ke Sucoan dengan diantar oleh
Kwee In, Kim Wan Thauto, Eng Lian dan Leng Siong. Sekarang,
ia tak usah menerima budi dari mereka, sebab ia sudah lakukan
pembalasan dengan bantuannya Pek In Suthay seorang. Oleh
karenanya, ia sangat berterima kasih kepada si Biarawati yang
kosen itu. Ia lalu jatuhkan dirinya pula berlutut didepan Pek In
Suthay mengucapkan terima kasihnya.
"Aku tidak tahu dengan apa aku harus mengucapkan
perasaan terima kasihku yang sangat besar kepada Suthay,"
kata Bwee Hiang. "Maka aku mohon, Suthay suka menerima
aku menjadi muridmu dan aku berjanji siang malam akan
merawati Suthay dengan penuh kasih. Cuma saja. . ."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Bwee Hiang tidak bisa melanjutkan perkataan, karena
merasa ragu-ragu untuk menuturKan.
"Cuma saja kenapa, nona Hiang?" tanya Pek In Suthay
ketawa. "Bolehkah aku bicara terus terang?" tanya si gadis raguragu.
"Bukan saja boleh. malah kau harus bicara terus terang
dihadapanku," sahutnya.
"Suthay, aku seorang wanita yang paling malang nasibnya
dalam dunia ini, maka juga aku mohon kemurahan Suthay
supaya mengangkat aku jadi murid Buddha."
Selanjutnya Bwee Hiang menuturkan kisah perjalanan
hidupnya kepada Pek In Suthay dengan tidak suatu hal pun
yang disembunyikan. Kisahnya sangat panjang, berkali-kali
lolos dari bahaya kehormatannya dicemarkan orang. akhirnya
kena dicemarkan juga oleh si Naga Api, kepala bajak dari telaga
Tong-teng, kemudian ia berhubungan kelamin dengan Kim
Liong dan Kwee In terdorong oleh kepingin punya turunan
salah satu dari dua orang itu, bukannya keturunan dari si bajak
laut. Jelas sekali Bwee Hiang cerita pada Pek In Sutbay, yang
tidak memotong pembicaraannya, hingga si nona dapat
bercerita dengan lancar, Pek In Suthay manggut-manggut dan menaruh simpati
kepada Bwee Hiang yang bernasib malang, ia tidak mengira
kalau Bwee Hiang adalah anaknya Lie Wangwee, seorang
hartawan di dusun Kunhiang yang sangat dihormati penduduk
karena kedermawannya. "Bangunlah nak?" kata Pek In Suthay, melihat Bwee Hiang
masih terus berlutut setelah bercerita tentang pengalamannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Bwee Hiang baru mau bangun tatkala Pek In Suthay
menyuruh untuk kedua kalinya!
Pek In Suthay menyilahkan Bwee Hiang duduk disisinya pada
sebuah batu besar. Ia menanya: "Apa kau benar-benar mau
masuk jadi muridnya Buddha?"
Bwee Hiang manggut. "Aku ingin menjadi muridnya sang
Buddha yang suci!" sahutnya.
"Sebenarnya aku terima jadi muridku, hanya mereka yang
belum bersuami. Mereka masih gadis, masih suci untuk
melayani sang Buddha."
Bwee Hiang putus harapan. "Aku masuk jadi murid Suthay,
adalah keinginanku untuk membalas kebaikan Suthay yang
sudah membantu aku melakukan pembalasan kepada Sucoan
Sam-sat. Disamping itu, ingin aku menebus dosaku untuk apa
yang aku telah perbuat dalam perjalanan hidupku!"
"Bagus, niatmu sangat besar, kalau tidak disalurkan mungkin
kau akan menyesal selama hidupmu, ini aku tidak mau
melihatnya. . ." Bwee Hiang diam saja dan sebentar-sebentar menatap
kepada Pek In Suthay. "Begini saja, anak Hiang," melanjutkan Pek In Suthay. "Kau
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menjadi murid akuan saja dari aku, bagaimana kau pikir?"
"Maksud Suthay bagaimana?" tanya Bwee Hiang kepingin
tahu. "Maksudku. tak usah dengan resmi melakukan upacara
mengangkat guru padaku dan kau berkumpul dengan lain-lain
muridku. Kau membangun kuil sendiri, disana kau boleh
bersujud dan setempo aku datang melongokkan kesana
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ sekedar pasang omong dan kalau perlu aku akan didik kau
lebih lanjut dalam ilmu silat."
Bwee Hiang girang mendengar perkataan Pek In Suthay.
"Terima kasih," katanya. "Asal aku sering-sering dapat
bertemu dengan Suthay, hatiku sudah merasa senang, apalagi
kalau aku ada punya rejeki untuk menerima pelajaran yang
sangat tinggi dari Suthay."
Pek In Suthay pun girang si nona setuju dengan usulnya.
Lalu dirundingkan tentang pembuatan satu kuil sederhana
Bwee Hiang adalah seorang kaya, untuk membangun sebuah
kuil sederhana sangatlah mudahnya baginya untuk ia
menggunakan uangnya. Demikianlah, setelah mereka berunding Bwee Hiang pamitan
dari Pek In Suthay untuk pulang ke Kunhiang berdamai dengan
pamannya. Dalam perundingan diantara Bwee Hiang dan Pek In Suthay
telah disetujui kalau kuil yang Bwee Hiang bakal tirikap.
letaknya di Pek-in-nia juga, tidak jauh dari kuilnya Pek In
Suthay berdiri, ialah Pek-in-am.
Ketika Bwee Hiang berlalu, Pek In Sathay tanpa mau bicara
lebih jauh tentang Hek-bin Sin-tong, rupanya ia saking
girangnya bakal mempunyai cabang kuil baru yang akan
dibangun dengan uangnya Bwee Hiang. Selainnya hendak
mendirikan kuil baru, Bwee Hiang juga ada berjanji akan
menderma pada Pek-in-am sekuatnya.
Pek In Suthay menduga Bwee Hiang akan menderma uang
dalam jumlah besar, mengingat si nona sangat berterima kasih
kepadanya. . . o o o OdwO o o o TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Bab 42 LAMHAY MO LIE yang bikin perjalanan dengan Kwee Cu Gie
sangat asyik. Ia merasakan seperti berbulan madu dengan
suaminya. Kwee Cu Gie sangat mencintainya, sebaliknya ia juga
mencintai suaminya, yang telah ia sia-siakan selama tujuh belas
tahun karena menuruti adatnya yang keras, ia suruh suaminya
mencari sampai dapat anaknya yang hilang barulah mereka
dapat berkumpul kembali. Si nyonya cantik jelita dapat menyelami rasa rindu suaminya,
maka sejak mereka berkumpul kembali, jarang kelihatan
mereka berpisahan. Meskipun agak kewalahan, Lam-hay Mo Lie
harus menyambut rindu kekasihnya sang suami yang
dituangkan dengan mesra. Dalam perjalanan Lam-hay Mo Lie berkata pada Kwee Cu
Gie: "Engko Gie halnya Eng Lian dan Bwee Hiang kita sudah tahu,
sekarang kita coba cari tahu halnya Leng Siong, bagaimana kau
pikir kalau kita pergi jalan-jalan ke Suyangtin?"
"Boleh juga," sahut sang suami ketawa.
"Siapa tahu kita di Suyangtin dapat kabar perihal anak kita
ada dimana?" berkata pula Lamhay Mo Lie, girang hatinya si
Hantu Wanita melihat suaminya setuju pergi ke Suyangtin.
Kwee Cu Gie ketawa. Ia kasihan isterinya demikian
merindukan anaknya. Sedang mereka mengobrol sambil jalan, tiba-tiba mereka
hentikan jalannya melihat ada tiga bayangan yang saling kejar.
Mereka itu adalah dua pria yang dikejar oleh seorang wanita
yang mengacung-acungkan tongkatnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Siapa mereka itu engko Gie?" tanya Lamhay Mo Lie.
"Aku belum kenali, mari kita sembunyi dan cari tahu apa
sebabnya mereka saling kejar. Aku rasa diantara mereka ada
permusuhan, jika melihat si wanita ada demikian marahnya
kepada dua pria yang dikejarnya."
Lamhay Mo Lie mengikuti suaminya yang sembunyikan diri
tidak jauh dari tiya orang itu yang telah bertarung dengan
hebatnya. Kwee Cu Gie pasang mata, pelan-pelan ia kenali mereka ini
adalah pecundangnya dulu.
"Adik Ing, sekarang aku kenali mereka," bisik Kwee Cu Gie
kepada isterinya. "Dua laki-laki itu adaiah saudara putusan
perut, cuma perawakannya aneh, yang satu pendek dan yang
lainnya tinggi. Yang pendek bernama Kong Kie Leng dan yang
cangkung namanya Kong Kie Ciang, keduanya adalah
pecundangku dahulu."
Lamhay Mo Lie mesem mendengar keterangan sang suami.
"Dan yang wanita, bagaimana?" tanyanya kepada sang suami
sepingin tahu. "Ia juga adalah pecundangku dulu," sahut Kwee Cu Gie.
yang lantas cerita dengan singkat ketika ia ketemu dengan
wanita itu dan bertempur.
"Siapa namanya ia?" tanya Lamhay Mo Lie.
"Usianya rasanya tidak berjauhan denganku, hanya
dandanannya seperti nenek-nenek dan ia dikenal dengan nama
Kim Popo." "Mari kita dengarkan bicara mereka," kata Lamhay Mo Lie.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Terdengar si pendek Kong Kie Leng berkata: "Kim Nio. kita
bertiga ada saudara misan, apa kau mau melupakan
persaudaraan dan tega membunuh kami?"
"Hehe!" tertawa Kim Popo. "Kalian orang-orang busuk mau
mengaku saudara denganku" Orang she Kong adalah orang
baik-baik, mana ada orang-orang busuk seperti kalian?"
"Kami memang bersalah apa kepadamu!" tanya Kong Kie
Ciang. "Bersalah apa" Hm!" mendengus Kim Popo. "Kalian sudah
mencampuri urusan rumah tanggaku, merampas barangbarangku
dan menjual rumahku diwaktu aku dalam
perantauan, apakah itu bukannya kesalahan?"
Dua saudara she Kong itu bungkam.
"Ya, kami kira kau sudah mati diperantauan, makanya kami
bertindak sepeiii itu," Kong Kie Leng membela diri.
"Hm!" Kim Popo keluarkan jengekan dihidung. "Taruh kata
aku mati, ada sangkutan apa kematianku dengan kalian"
Kenapa kalian rampas barang-barangku dan menjual
rumahku?" Kembali dua saudara she Kong itu membisu.
"Dulu, si Kie Liang juga aku tidak kasi ampun. Ia mati di
bawah jarum mautku, karena membandel perintahku untuk
menyerahkan buku ilmu menotok jalan darah. .."
"Ya, ya, aku ingat," memolong Kong Kie Leng. "Engko Liang
memang punya Tiam-hiat Pit-koat (buku ilmu menotok jalan
darah), ia sangat sayang pada buku itu yang ia telah
ketemukan entah dimana" ia ada berkata, buku itu akan
diserahkan kepada Kwee Cu Gie, sebagai tanda terima kasih,
Kwee Cu Gie telah menolongi iparnya dari tangannya orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ jahat. Selainnya itu, ia ada berkata, buku tersebut ada tepat
ditangannya Kwee Cu Gie, seorang pendekar besar pada jaman
ini. . ." "Hm! Kwee Cu Gie . ..!" mendengus Kim Popo, "Kenapa ia
sudah serahkan kepada itu manusia yang bernama Liok Sinshe"
Buku itu telah terjatuh ditangannya Liok Sinshe."
"Kami tidak tahu urusan itu," kata Kong Kie Leng. "Mungkin
engko Liang sangat berterima kasih kepada Liok Sinshe
makanya ia telah menyerahkan buku itu padanya."
"Memang si orang she Liok telah menolonginya, tapi,
terlambat karena jarum mautku yang mengandung racun telah
merengut jiwanya," kata Kim Popo bangga.
"Kenapa kau tidak merebut pulang Tiam-hiat Pit-koat dari si
orang she Liok?" tanya Kong Kie Ciang, yang dari tadi diam
saja. Kim Popo gugup menjawab pertanyaan itu, ia jengah dirinya
telah dikalahkan oleh Liok Sinshe yang kosen, mana ia berani
merebut pulang kitab ilmu menotok itu"
"Liok Sinshe tinggi ilmunya, aku dikalahkan olehnya. . ." Kim
Popo mengaku dengan wajar.
Meskipun adatnya angin-anginan, Kim Popo wataknya polos,
Kwee Cu Gie sekarang baru terang duduk perkara tentang si
orang she Kong yang sangat menghargai dirinya (Kwee Cu
Gie), ketika hendak menutup mata. telah menyerahkan Tiamhiat
Pit-koat kepadanya yang saat itu ia dikenal sebagai Liok
Sinshe. Kong Kie Liang merasa terima kasih lantaran iparnia ditolong
dari cengkeraman orang-orang jahat. Orang-orang jahat itu
sebenarnya adalah Kie Leng dan Kie Ciang yang hendak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ memperkosa iparnya sang Toako. Untung ada Kwee Cu Gie,
dimana mereka telah bertempur dan dikalahkan oleh si orang
she Kwee. Sang ipar yang hendak diperkosa bisa tutup rahasia.
ia mengatakan orang jahat itu telah diusir oleh Kwee Cu Gie
Tayhiap, ia tidak mengatakan bahwa orang orang jahat itu
adalah Kie Leng dan Kie Ciang.
Lantaran bentrokan itu, Kie Leng dan Kie Ciang menaruh
dendam kepada Kwee Cu Gie dan diam2 dia mencari jalan
untuk menuntut balas. Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie mendengarkan terus
mereka bicara. "Liok Sinshe ada demikian lihay, aku rasa ia tentu Kwee Cu
Gie. . ." terdengaf pula Kim Popo membuka mulut bicara.
"Kwee Cu Gie boleh lihay, tapi untuk mencari anaknya saja
tidak becus. nyeletuk Kong Kie Ciang seraya tertawa gelakgelak.
"Eh, kau apakan anaknya?" tanya Kim Popo heran.
"Ia sudah membuat kami sakit hati, maka kami sudah culik
anaknya, hahaha. . ." Kong Kie Ciang kembali ketawa
berkakakan. Terkesiap hatinya Lamhay Mo Lie dan Kwee Cu Gie.
Sekarang mereka baru tahu siapa penculik anaknya.
Menuruti hatinya, Lamhay Mo Lie sudah ingin keluar dari
tempat ia sembunyi dan menarik keluar jantungnya dua orang
she Kong itu yang membikin mereeka menderita tujuh belas
tahun lamanya, namun Kwee Cu Gie yang jauh lebih sabar dari
isterinya telah mencegah:
"Adik Ing, tunggu dulu, kita dengar dulu apa yang mereka
katakan lebih jauh tentang anak kita. Untuk membunuh mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ masih ada tempo, mereka toh tidak mempunyai sayap untuk
kabur keangkasa?" Lamhay Mo Lie dapat dibikin mengerti.
"Lantas kau bawa kemana anaknya?" tanya Kim Popo.
"Kami juga tidak bodoh, kalau anaknya ada pada kami.
terang Kwee Cu Gie akan mencekuk batang leher kami. Maka,
begitu ada kesempatan, kami telah serahkan anak itu kepada
wanita jembel yang barusan saja kematian anaknya. Entahlah,
sekarang anak itu ada dimana" Sebab, sejak kami serahkan
anak itu kepada si wanita jembel, ia telah menghilang entah
kemana tahu. Kami tidak memikirkan tentang menghilangnya si
wanita jembel, sebab sudah tidak ada kepentingan pula dengan
kami. Hahaha. . .!" demikian Kong Kie Ciang telah menutur
dengan bangga. "Kau harus membalas kepada Kwee Cu Gie," kata Kim Popo.
Kenapa kau membalas kepada anaknya yang tidak berdosa"
Kasihan tentu anak itu hidup terlantar dibawah asuhannya
perempuan jembel." "Menculik anaknya, sama juga kami membalas kepada Kwee
Cu Gie pribadi, sebab dengan hilang anaknya, rumah
tangganya berantakan, isterinya meninggalkannya, entah
kemana dan Kwee Cu Gie hidupnya seperti kehilangan
semangat. Apa ini tidak bagus, dari pada kita membalas
dengan kekerasan yang belum tentu kita menang" Hahaha. . .
!" sekarang Kong Kie Leng tertawa bergelak-gelak.
Panas hatinya Lamhay Mo Lie mendengar penuturan
tersebut. "EngKO Gie. mari kita keluar dan mampusi dua
manusia jahat itu!" bisik sang isteri.
"Tunggu dulu!" Kwee Cu Gie menahan isterinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Ini membuktikan kalian ada sangat jahat!" mencela Kim
Popo. "Maka kalian mana dapat lolos dari kematian ditanganku"
Orang-orang jahat seperti kalian untuk apa dikasi tinggal lamalama
dalam dunia?" "Jadi kau masih menghendaki jiwa kami berdua?"
menegaskan Kie Leng. "Benar," sahut Kim Popo. "Boleh kalian melawan aku, supaya
jangan mati penasaran!"
"Kim Nio, kau terlalu mendesak. apa boleh buat, kami
terpaksa harus membela diri!" sahut Kong Kie Leng seraya
menghunus golok pendeknya, disusul oleh Kong Kie Ciang yang
menghunus golok panjang tajam berkilat.
"Hehehe. . . !" tertawa Kim Popo.
Dengan menghunus senjata masing-masing, kalian tak usah
penasaran mampus dibawah tongkatku!"
"Jangan banyak bacot, lekas kau siapkan tongkatmu!"
bentak Kong Kie Leng, Kim Popo ketawa hi ha he he. "Mari maju." tantangnya.
Kong Kie Leng bergerak lebin dahulu dengan sepasang golok
tajamnya. Tahu bahwa tongkatnya Kim Popo berat, maka sebisanya
Kong Kie Leng tidak mau buat senjatanya beradu. Ia lihay,
meskipun menggunakan golok pendek melawan tongkacang
panjang. ia dapat bergerak leluasa dan mengurung musuhnya.
Kong Kie Ciang membantu saudara tuanya dengan golok
panjangnya. Ia juga tidak rendah kepandaiannya, maka tidak
heran mereka telah membikin repot Kim Popo.
Kalau barusan kedua manusia jahat itu melarikan diri diuber
Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
oleh Kim Popo, mereka tidak mau bentrok dengan saudara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ misan sendiri, tapi sekarang, setelah Kim Popo mendesak
menghendaki juga jiwa mereka. terang mereka telah membela
diri mati-matian. Kim Popo juga heran. Ia tidak menduga dua saudara itu
memiliki kepandaian yang sehebat itu.
Tadinya ia menduga hanya tiga-empat jurus saja ia dapat
mengalahkan dua saudara she Kong itu, tidak tahunya,
sekarang setelah bertempur malah ia jadi kedesak. Terpaksa ia
keluarkan ilmu tongkat saktinya, tampak tongkatnya yang berat
menari-nari menangkis serangan golok dari segala jurusan,
sambil balas menyerang. "Kim Nio, kau jangan banyak lagak!" jengek Kong Kie Leng,
melihat Kim Popo terdesak dan main mundur dicecar oleh
mereka. "Sekarang kau baru tahu kelihayannya kami berdua,
ya" Tadi kau begitu sombong, sekarang dikemanakan
kesombonganmu itu?" "Hehe, lihat saja nanti!" sahut Kim Popo tenang-tenang saja,
tapi hatinya rada khawatir juga pada akhirnya pertandingan
dirinya yang menjadi pecundang.
Lamhay Mo Lie dan Kwee Cu Gie menonton pertempuran itu.
"Engko Gie, mari kita keluar bantu Kim Popo!" bisik Lamhay
Mo Lie, tidak sabaran. "Jangan dulu, Kim Popo adatnya aneh, kalau dibantu ketika
ia sudah dekat kalah, ia tak mau mengerti!" sahut Kwee Cu Gie.
"Kenapa" Kalau tidak senang nanti aku yang layaninya!"
"Adik Ing, kau suka bawa adatmu yang keras, tunggu
sebentar lagi." Lamhay Mo Lie agak kecewa melihat suaminya mau main
sembunyi terus saja. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Pertandingan sementara itu telah memperlihatkan tandatanda
bahwa Kim Popo tidak bisa menang melayani dua
saudara she Kong ini. "Kim Nio," kata Kong Kie Leng bangga. "Kau menyerah juga
sudah terlambat, maka kau sedia sedia saja, aku kutungi
kepalamu!" "Binatang, kau berani menghinaku" Lihat tongkatku nanti
membikin remuk kepalamu!" teriak Kim Popo sangat gusar.
"Kau boleh berteriak-teriak seperti orang gila, tapi tetap
kepalamu akan menggelinding dibawah golok'ku. Hahaha. . .!"
jengek Kong Kie Leng. "Jiko, untuk apa banyak cakap-cakap dengannya, lekas
habiskan saja jiwanya!" menganjurkan sang adik, Kong Kie
Ciang yang terus imencecar Kim Popo hebat sekali.
Kim Popo kelihatan sudah tidak berdaya menghadapi dua
musuh alot. Pikirnya: "Celaka, aku Kong Kim Nio harus mati ditangan dua
keparat ini! Sungguh arwahku akan menjadi arwah
gentayangan karena penasaran. . ."
Tengah Kim Popo putus asa, tiba-tiba mencelat sesosok
bayangan dari semak-semak tidak jauh dari tempat mereka
sedang berkelahi. Itulah bayangannya Lamhay Mo Lie yang tidak sabar
menanti lebih jauh. Ia gerakkan tubuhnya enteng sekali
meninggalkan Kwee Cu Gie yang masih belum mau tongolkan
kepalanya. Melihat sang isteri sudah keluar, maka Kwee Cu Gie
juga apa boleh buat telah unjukkan dirinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kwee Cu Gie. . .?" kata Kong Kie Leng dan Kong Kie Ciang
berbareng dengan roman sangat ketakutan dan hentikan
serangannya pada Kim Popo.
"Liok Sinshe . . .?" seru Kim Popo dilain pihak, romannya
juga ketakutan. "Hahaha. . .! Kalian kenali juga aku si orang she Kwee dan si
orang she Liok," berkata Kwee Cu Gie. "Bagaimana kalian, baikbaik
saja, lama tak berjumpa denganku?"
Kim Popo menyelingkar dan berkelompok dengan dua
saudara she Kong. Mereka jadi satu, rupanya permusuhan mereka ditunda
dahulu untuk menghadapi Kwee Cu Gie yang muncul dengan
seorang wanita cantik. Meskipun hatinya ketakutan Kwee Cu Gie, diam-diam dua
orang she Kong itu ada perhatikan dirinya Lamhay Mo Lie yang
cantik jelita. Mereka sangat kagum melihat parasnya Lamhay
Mo Lie yang berseri-seri mempesonakan.
"Kim Nio. kau layani Kwee Cu Gie bersama Samte, aku layani
si wanita. .!" bisik Kong Kie Leng, seraya mengedipi adiknya.
Kong Kie Ciang tahu maksud dari engkonya yang mata
keranjang, ia hanya mendengus dan menghadapi Kwee Cu Gie
bersama Kim Popo. Kong Kie Leng telah menghampiri Lamhay Mo Lie sambil
cengar-cengir ketawa. Kau yang telah menculik anak'ku?" tanya si nyonya jelita
dengan suara empuk. Suara Lamhay Mo Lie seperti musik mengiyang ditelinganya,
tidak heran kalau si pendek menjadi gugup dan menjawab:
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Oo, anak'mu itu" Aku tidak sengaja telah menculiknya,
harap nona jangan marah!"
Lamhay Mo Lie bersenyum manis.
Si kate Kong Kie Leng menduga Lamhay Mo Lie 'naksir'
padanya. mukanya ketawa mesem, hatinya jadi berani. Ia kata:
Han Bu Kong 7 Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Pendekar Lembah Naga 12
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama