Ceritasilat Novel Online

Putera Sang Naga Langit 3

Kisah Flarion Putera Sang Naga Langit Karya Junaidi Halim Bagian 3


Lyrian bermaksud mencari Flivia, The Healer untuk menyembuhkan Hawkins tetapi tiba?tiba di hadapannya telah berdiri seorang manusia yang besar dengan membawa kapak bajanya. Ia menghadang di depan Lyrian sementara Goblin hitam telah membidik dari belakang. Gnorr melemparkan kapak raksasanya dan Lyrian segera menjatuhkan dirinya ke bawah bersama dengan Hawkins dalam pelukannya. Kapak Gnorr melayang ke udara dan tepat menghajar Goblin hitam yang sedang membidik. Sang pemanah terluka parah dan terjatuh. Sang Goblin hitam kemudian mengucap mantera dan tiba?tiba saja tubuhnya menjadi tidak terlihat. Dari derap langkahnya, sang Goblin melarikan diri dari hadapan Gnorr yang perkasa.
Bangsa Goblin berhenti sesaat dan terpana memandang Gnorr. Hati mereka mencitu melihat mantan pemimpin mereka yang telah berdiri di hadapan mereka sebagai lawan. Walau kini ia tidak ditemani oleh ular besarnya namun kekuatan Gnorr dalam menggunakan kapak besar sama sekali tidak diragukan. Hal ini dimanfaatkan Bangsa Peri untuk kembali mengatur barisan pertahanan dan mulai bergerak maju menyerang Bangsa Goblin.
?Bawa wanita itu ke dalam benteng, penyihir kecil! Aku akan menggantikan dirimu menjaga dan menghajar goblin?goblin itu,? Kata Gnorr kepada Lyrian. Gnorr pun bergerak maju menghajar Pasukan Goblin yang kocar?kacir karena tidak memiliki pemimpin dan harus menghadapi mantan pemimpinnya sendiri yang kuat perkasa. Lyrian tidak percaya dengan penglihatannya sendiri.
Kemenangan telah di depan mata. Bangsa Goblin maupun Vampir banyak yang tewas. Bahkan sebagian besar dari mereka memutuskan untuk mundur dan melarikan diri karena ketakutan. Maka hari itu, Benteng WhiteStone berhasil dipertahankan dan pasukan penyerbu dipukul mundur.
?Kau masih di sini" Bukankah aku sudah membebaskanmu dan kau bebas untuk pergi sebagai orang merdeka"? Tanya Flarion heran ketika melihat Gnorr bertempur di bawah benteng.
?Aku bukan Gnorr yang dulu. Gnorr, The Ice Serpent Master telah mati di tangan Flarion. Aku sekarang Gnorr yang baru. Gnorr yang tidak ada hubungannya dengan Pasukan Kegelapan dan tidak ada hutang budi dengan Garanox. Gnorr yang sekarang adalah Gnorr yang memilih bertempur untuk kebenaran!? Jawab Gnorr sambil terus mengayunkan kapak raksasanya memenggal kepala goblin?goblin yang berusaha melarikan diri.
Flarion tersenyum,? Kalau begitu, Selamat Datang kembali di dunia kami, Gnorr yang perkasa.? Gnorr membalas senyuman Flarion.
Saat itu di penjara bawah tanah, Flarion mengayunkan pedangnya ke Gnorr dan memutuskan rantai yang membelenggunya sambil berkata,? Kau sekarang sudah bebas, Gnorr. Gnorr yang berhutang kepada Garanox telah kubunuh dan sekarang kau adalah Gnorr yang baru. Gnorr yang bebas untuk pergi dan hidup sebagai orang merdeka. Sekarang pergilah!? Gnorr tidak pernah melupakan kenangan ini. Kenangan pertama kalinya ia hidup sebagai orang yang telah dihidupkan kembali dalam kebebasan.
Bab 40. The Black Orb Gadis kecil itu menangis.Iaberlari terus sambil memegang erat bungkusan benda bulat seperti bola yang dibungkus oleh kain sutera.Gadis itu tidak tahu benda apa yang berada di dalam bungkusan itu. Yang ia ketahui benda itu sangat keras dan berat seperti bola yang terbuat dari batu permata atau mungkin logam yang sangat halus. Namun yang paling penting benda ini sangat berharga dan harus disembunyikan dari para penjahat yang telah menghancurkan desanya. Air mata mengalir dari kedua matanya yang indah saat mengenang peristiwa mengerikan itu. Tubuhnya menggigil kedinginan karena malam yang semakin larut dan kelelahan menghajar tubuhnya yang kecil mungil. Namun ia terus berlari karena mamanya berpesan ia harus terus berlari hingga bertemu dengan prajurit Bangsa Manusia dan mereka dapat melindungi isi bungkusan ini.
Langkah gadis kecil itu terhenti. Segerombolan makhluk seram yang disebut goblin oleh penduduk desanya memblokir jalan di hadapannya. Gadis kecil itu dengan cepat segera bersembunyi di semak belukar yang terdapat di tepi jalan. Hatinya ketakutan dan merintih minta tolong kepada siapa saja. Ia mulai menagis kecil dan berusaha menahan suaranya agar tidak terdengar oleh gerombolan goblin di dekatnya. Sementara Para Goblin masih sibuk mencari?cari dirinya atau lebih tepat benda yang berada dalam pelukannya. Beberapa di antara mereka mulai naik ke pohon?pohon dan melakukan pengintaian.
?Dia ada di sini!? Seru seorang wanita yang bersuara serak. Semua goblin terdiam dan gemetar mendengar suara sang wanita tua. Wanita itu turun dari kuda hitam yang ditungganginya dan melangkah maju. Para Goblin tidak ada yang berani mengangkat wajahnya dan segera membuka jalan bagi sang wanita. Wanita itu melangkah seringan angin dan penuh kengerian seperti hembusan nafas Sang Maut sendiri. Ia berjalan mendekati tempat persembunyian si gadis kecil yang kini sedang menahan nafasnya karena ketakutan yang luar biasa.
Namun tiba?tiba seorang goblin berkuda datang dan mendekati wanita tersebut. Goblin itu bertubuh besar dan berwarna hitam. Sebuah busur dan anak panah hitam tergantung erat di punggung kudanya. Sebuah balutan kasar melekat di dadanya dan noda darah terlihat jelas di tubuhnya yang kotor. ?Salam, yang mulia, Garanox,? sapa Sang Goblin kepada wanita tersebut dengan nada penuh ketakutan,? Kami mengalami kesulitan dalam menghadapi Pasukan Peri. Ada beberapa hal yang menghalangi kami, salah satunya pengkhianatan yang dilakukan manusia jelek bernama Gnorr dan...?
?Cukup!? Teriak Garanox marah,? Aku tidak mau mendengar alasan busukmu itu lagi. Aku sudah tahu semuanya. Pembalasan akan tiba bagi si pengkhianat dan sekutunya. Manusia, Peri, Kurcaci dan Mermaid akan segera jatuh di tanganku. Naun sekarang yang aku butuhkan hanyalah benda yang berada dalam pelukan seorang gadis yang sedang bersembunyi di semak belukar itu.? Garanox tersenyum sambil menunjuk ke arah semak?semak di sang gadis kecil sedang gemetar ketakutan. Goblin hitam segera menghampiri tempat yang ditunjukkan Garanox dan menyeret keluar gadis kecil tersebut tanpa perlawanan sama sekali. Sang gadis terlalu takut untuk membela diri.
Garanox segera mengambil bungkusan dari pelukan sang gadis tanpa mempedulikan rintihan ataupun tubuhnya yang gemetar. Garanox dengan cepat membuka bungkusan itu dan terlihatlah sebuah bola hitam yang berkilatan. Bola itu terbuat dari batu atau semacamnya yang sangat halus namun ada sesuatu yang mengerikan tersimpan di dalamnya. Suatu kekuatan maha dashyat yang sangat kuno dan tua, yang usianya mungkin sama tuanya dengan dunia ini. Aura kekuatan tersebut membuat para goblin bahkan Garanox sendiri menggigil karena ngeri. Namun senyum menghiasi wajah puas Garanox yang merasakan kekuatan yang begitu besar terletak di telapak tanagnnya. ?The Black Orb... The Black Orb yang legendaris telah berada di tanganku,? bisik Garanox sambil memandangi Bola hitam itu.
?Bagaimana dengan gadis kecil ini"? Tanya Goblin hitam memecah suasana. Tangan kasarnya masih mencengkram sang gadis dengan kuat.
Garanox memandang gadis kecil yang manis itu dan tersenyum. ?Aku tdak peduli kepadanya,? kata Garanox,? Kalian boleh bersenang?senang dengannya malam ini.? Garanox tertawa lebar dan disambut oleh teriakan gembira para goblin.
Malam itu teriakan histeris sang gadis kecil terdengar sepanjang malam. Bulan pun tengelam di balik awan hitam.
Kisah Flarion : Putera Sang Naga Langit
Bab 41. Orb Bangsa Peri Bola berwarna putih itu memantulkan cahaya ke seisi ruangan. Flarion dapat merasakan kekuatan besar yang tersimpan di dalamnya. Namun permukaan bola ini sangat keras, bahkan lebih keras daripada baja maupun kristal apapun juga, tanpa diketahui terbuat dari bahan apa. Yang jelas permukaan yang keras itu dibutuhkan untuk melindungi kekuatan apapun di dalamnya keluar dari bola hijau tersebut.
?The White Orb!? Seru Fleric,? Jadi benda ini yang menjadi tujuan dari Garanox menyerbu Kota WhiteStone. Orb ini memang merupakan pusaka dari Peri Langit yang diwariskan turun temurun dari nenek moyang kami. Bahkan sebenarnya Kota whiteStone diberi nama karena pusaka ini, bukan hanya karena dibangun dari batu putih.?
Gnorr masuk ke dalam ruangan rapat sambil membawa bungkusan bulat lainnya dan ia pun segera membukannya di hadapan Flarion, Fleric dan yang lainnya. Cahaya Hijau segera memenuhi ruangan, berbaur dengan warna putih yang telah muncul sebelumnya. Keindahan yang terpancar sungguh tidak dapat dilukiskan. ?The Green Orb!? Seru Gnorr,? Ini adalah pusaka dari Bangsa Peri Hutan. Aku merebutnya ketika meruntuhkan Istana Peri Hutan. Kurasa sekarang saatnya aku mengembalikan ini ke tangan pemilik yang sesungguhnya, seandainya saja ia tidak tewas dalam pertarungan terkutuk ini.? Suasana menjadi hening. Mereka semua teringat akan Elrica, Sang Raja Peri Hutan yang telah gugur. Bahkan Flivia meneteskan air matanya yang indah.
?Sudahlah, tidak ada yang dapat kita lakukan selain membiarkan Elrica berisitirahat dengan tenang dalam keabadiannya. Semoga Yang Maha Kuasa menjaga rohnya,? Kata Flarion memecah keheningan.
?Oke, sekarang bagaimana dengan kedua benda ini" Adakah yang tahu kekuatan apa yang mampu dilakukan kedua benda ini sehingga Garanox amat sangat menginginkannya"? Tanya Merry kebingungan sambil terus memperhatikan kedua orb tersebut.
?Aku juga tidak tahu. Yang kutahu benda ini adalah warisan dari para leluhur kami namun tak ada yang pernah tahu kegunaan dari benda?benda tersebut kecuali keindahannya. Namun ada perintah keras secara turun temurun yang mengharuskan Bangsa Peri untuk menjaga kedua benda ini baik?baik,? Jawab Fleric,? namun aku juga tidak tahu apa alasannya.?
Flarion menggaruk kepalanya kebingungan. ?Aku dapat merasakan kekuatan yang luar biasa dari dalam kedua orb ini dan aku yakin kalian juga dapat merasakannya. Apakah itu berarti benda berharga yang dicari Garanox ada di dalamnya" Haruskah kita menghancurkannya untuk mendapatkan kekuatan di dalamnya"? Tanya Flarion meminta pendapat.
?Siapa pun yang membuat kedua orb ini pasti menginginkan kekuatan yang terdapat di dalamnya tetap berada di dalam. Itulah sebabnya ia membuat orb (bola) yang begitu kuat dan menyimpan apapun itu di dalamnya agar tidak bisa keluar atau dipecahkan oleh siapapun,? Lyrian mencoba mengambil kesimpulan.
?Kemungkinan itu ada. Mungkin ada sesuatu yang luar biasa berbahaya di dalamnya sehingga siapapun yang membuat orb ini menyerahkan kepada Bangsa Peri untuk dijaga dengan sebaik?baiknya secara turun temurun. Kekerasan orb itu juga luar biasa. Sudah ratusan musuh dalam sejarah Bangsa Peri berhasil mengambil atau mencuri orb ini dan berusaha membukanya secara paksa namun mereka gagal. Senjata apapun belum pernah ada yang berhasil menggores sedikitpun permukaan dari benda ini. Demikian juga dengan peneliti Bangsa Peri tidak pernah berhasil menemukan kunci kekuatan dari orb?orb ini,? renung Fleric,? Lalu untuk apa Pasukan Kegelapan dan Garanox mengincar orb ini"?
?Bolehkah aku berbicara dan mengajukan pendapat"? Tanya Gnorr ragu?ragu. Semua yang hadir di sana saling berpandangan dan tersenyum geli.
?Tentu saja, Gnorr. Tidak perlu terlalu sopan untuk mengajukan pendapat,? Jawab Fleric memberi kesempatan kepada Gnorr.
?Mungkin ini semua ada hubungannya dengan kebebasan Lord Of Darkness,? Jawab Gnorr,? Aku lebih mengenal Garanox dibanding kalian semua dan setahuku Garanox hanya mempunyai satu tujuan akhir yaitu membebaskan tuannya itu dari penjara kekal dimensi Sang Waktu. Garanox pernah mencoba membebaskan tuannya sekali setelah membantai Bangsa Mage, bangsanya sendiri dan menggunakan energi sihir yang terkumpul dari hasil pembantaian itu namun ia gagal. Garanox hanya berhasil membuka kunci Lingkaran Waktu, tepi dari Dimensi Waktu dan saat itulah ia membebaskan Mistyx, Sang Naga Kabut beracun sekaligus mendapat sebagian roh kejahatan sang Master kegelapan yang tertinggal di Lingkaran Waktu. Aku juga sering mendengar desas?desus di antara Pasukan Kegelapan bahwa Garanox dapat berkomunikasi dengan Lord of Darkness pada saat?saat tertentu.?
?Jika itu benar maka orb?orb ini menjadi sangat berbahaya. Apakah mungkin orb?orb ini menyimpan kekuatan yang mampu membebaskan Lord Of Darkness" Kita harus segera mencari tahu semua hal ini! Namun di mana kita harus mencari tahu dan membongkar rahasia kuno tersebut sebelum semuanya terlambat"? Tanya Flarion.
Tak seorang pun dapat memberi jawaban. Semuanya terdiam kebingungan
Bab 42. Pegunungan Putih Badai yang hebat melanda 3 orang yang sedang dalam perjalanan memanjat Pegunungan Putih, tepat di utara sekitar 10 mil dari Kota WhiteStone. Konon Kota WhiteStone dibangun dengan mengambil batu?batuan dari Pegunungan ini.
Flarion, Fleric dan Gnorr memutuskan untuk pergi mencari informasi mengenai orb?orb tersebut di Ancient Temple. Tempat yang mereka tuju ini dulunya adalah markas besar Para Guardian, semacam tempat pertemuan. Namun sejak pecahnya persatuan Para Guardian, tempat ini terlupakan dan terkubur begitu saja. Tidak banyak orang pada zaman ini yang mengetahui dengan pasti di mana tempat ini berada. Pegunungan maupun hutan yang tumbuh dan runtuh silih berganti ditempa waktu menyebabkan tempat penuh sejarah Para Guardian hilang begitu saja. Flarion dan yang lainnya memutuskan untuk mencari tahu karena di tempat itu konon terdapat gulungan kitab?kitab sejarah dari zaman ke zaman yang pastinya ada keterangan mengenai asal mula orb?orb Para Peri. Hanya saja perjalanan yang harus ditempuh serba tidak pasti, jauh dan penuh rintangan seperti halnya badai yang menghadang mereka kini.
?Mengapa kau tidak menggunakan teleport, Flarion"? Tanya Gnorr yang berteriak keras?keras agar suaranya dapat terdengar, mengalahkan suara deru angin yang kencang,? Bukankah kita semua dapat tiba dengan lebih cepat"?
?Aku tidak bisa menggunakan teleport ke tempat jauh yang belum pernah kuketahui sebelumnya. Informasi yang kita dapat dari para dewan tetua Bangsa Peri hanya sedikit. Mereka mengatakan The Ancient Temple berada jauh di sebelah Utara dari Kota WhiteStone namun tidak ada keterangan sejauh apa,? Balas Flarion sambil berteriak pula karena suara angin yang terus menderu?deru.
?Kita harus mencari tempat untuk berteduh dan beristirahat!? Seru Fleric,? tidak mungkin meneruskan perjalanan dan memanjat Pegunungan Putih dalam keadaan seperti ini. Aku tahu tempat yang bagus untuk beristirahat.?
Fleric pun memandu jalan dan mereka menemukan tempat yang nyaman di bawah ceruk batu yang besar. Angin dan hujan badai tidak dapat menerpa mereka di sini karena terhalang oleh batu?batuan yang kokoh. Flarion hanya kuatir batu?batu besar itu runtuh dan menimbun mereka namun Fleric memastikan batu?batu tersebut cukup kokoh karena sejak ia kecil batu?batu tersebut tidak pernah bergeming sedikit pun.
?Di Pegunungan Putih ini kau harus berhati?hati. Jika kau salah memilih jalan maka kau dapat menemui kesulitan dan kematian. Pegunungan ini sama sekali tidak ramah karena selain badai dan batu yang dapat runtuh secara tiba?tiba, ada banyak makhluk?makhluk kuno yang menghuni gunung?gunung batu tersebut,? Cerita Fleric sambil berusaha menyalakan api untuk menghangatkan badan,? Saat aku kecil, ayahku sering bercerita tentang Stone Golem, Monster yang terbuat dari batu yang menghuni Pegunungan Putih dan juga Phoenix yang tinggal di Puncak Gunung Api, salah satu gunung yang membentuk pegunungan putih ini. Dan masih banyak monster?monster lain namun Golem dan Phoenix adalah makhluk yang paling mengerikan di sini. Jangan berharap bisa lolos dari mereka berdua.?
Flarion tersenyum. Fleric belum mengetahui bahwa Flarion pernah berhadapan dengan Phoenix sebelumnya dan memang itu bukan pengalaman yang menyenangkan. Flarion tidak mau mengulangi pengalaman itu lagi. Seandainya saja Rajawali masih hidup maka mereka dapat melintasi Pegunungan mengerikan ini dengan cepat.
?Phoenix, Si Penguasa Api memiliki kekuatan yang sangat dashyat. Semburan api nya dapat melelehkan Pintu gerbang WhiteStone sekalipun. Phoenix dapat terbang tinggi dan seluruh tubuhnya terbuat dari api abadi. Aku tidak tahu bagaimana cara mengalahkan makhluk yang terbuat dari api yang tak dapat padam. Golem juga tidak kalah berbahayanya. Pukulannya bahkan lebih kuat daripada pukulan kapakmu, Gnorr dan ia dapat melemparkan batu?batu besar dari dalam tanah. Tubuhnya besar dan kuat karena terdiri dari batu?batu alam yang keras. Yang paling berbahaya dari golem adalah ia dapat menyamar menjadi tumpukan batu dan sebelum kau sadar akan keberadaannya, Ia sudah memukulmu dengan keras maka tamat sudah riwayatmu,? Fleric terus berceloteh tanpa lelah. Flarion dan Gnorr tersenyum mendengarkannya bercerita.
Tengah malam pun tiba dalam keheningan. Gnorr mengambil giliran jaga pertama kali sementara Flarion dan fleric terlelap. Malam di pegunungan putih memang berbeda dengan malam di tempat lain. Selain suasana yang hening dan udara yang lembab di dalam gua, langit juga amat suram tanpa bintang setelah badai berlalu. Gnorr merasa ada sesuatu hal yang tidak nyaman mengganggunya. Ia merasa mereka sedang diintai oleh seseorang atau sesuatu.
Bab 43. Ancaman Golem The Giant Stone
Gnorr mengambil langkah menuju ke mulut gua tempat mereka bermalam. Ia mencengkram erat kapak raksasanya dengan kedua tangan dan matanya mengawasi keadaan sekitar. Namun seberapa jauh pun Gnorr menajamkan penglihatannya, ia tidak dapat melihat banyak. Kabut yang terbal dan gelapnya malam menghalangi pengawasannya. Akhirnya Gnorr menyerah dan berbalik masuk ke dalam gua. Di saat itulah kilat menyambar dengan keras dan Gnorr melihat bayangan besar di lantai. Seseorang atau sesuatu yang besar telah berdiri di belakangnya.
Gnorr segera menjatuhkan diri dan bergulingan ke depan. Tanah tempat Gnorr berada sebelumnya telah hancur dengan sekali pukul oleh makhluk besar itu. Guncangan besar terjadi dan Flarion maupun Fleric segera terbangun kemudian dengan sigap berdiri dengan posisi bertempur. Mata mereka semua terbelalak melihat makhluk besar di hadapannya yang terbuat dari batu?batu yang kasar. Golem, The Giant Stone telah berdiri di hadapan mereka, menutupi jalan masuk ke dalam gue. Flarion dan Fleric memandang tidak percaya sementara Gnorr masih gemetar mengingat nyawanya hampir melayang.
Golem segera mengambil langkah lebar untuk masuk ke dalam gua tetapi Fleric menghalangi dengan mengayunkan Pedang Rembulan yang diwariskan oleh Elrica dan seketika itu juga terciptalah dinding es yang memisahkan mereka dari Golem. Halangan tersebut tidak bertahan lama. Sebuah pukulan keras memecahkan dinding es tersebut. ?Phoenix Flare!? Seru Flarion sambil mengeluarkan api dashyat dan tangan kanannya bersamaan dengan Gnorr yang melemparkan kapaknya sekuat tenaga ke arah Golem. Namun Golem tidak menghiraukan panas api Flarion sementara Kapak Gnorr hanya menggores tubuhnya sedikit. Golem sama sekali tidak merasa sakit. Flarion segera maju dan menghantamkan tinjunya ke kaki Golem yang besar. ?Iron Fist!? Seru Flarion dan tinju cahaya segera menghantam Golem telak pada kakinya. Tinju itu berhasil membuat retakan yang besar namun Flarion kembali dikejutkan oleh makhluk yang satu ini. Retakan itu pulih dengan sendirinya hanya dalam hitungan detik dan sebelum Flarion sempat menghindar, Golem mengayunkan kakinya dan menyepak Flarion hingga menghantam dinding.
Jubah Flarion melindungi tubuhnya agar tidak hancur berkeping?keping. Tetapi kekuatan tendangan Golem itu sungguh luar biasa. Ratusan kali lebih kuat daripada Pukulan Kapak Gnorr dan untuk pertama kalinya Flarion memuntahkan darah segar saat mengenakan The Faith Armor. Fleric segera mengayunkan pedangnya ke tanah dan berhasil membekukan kaki Golem dan untuk beberapa waktu menghalanginya mendekati Flarion yang terluka parah. Gnorr segera mengambil kesempatan untuk menggendong Flarion mundur lebih jauh ke dalam gua. Namun mereka semua tahu bahwa gua itu buntu dan jalan satu?satunya telah diblokir oleh makhluk besar yang luar biasa menyeramkan. Hati ketiganya mulai cemas luar biasa karena kekuatan mereka tidak sebanding dengan makhluk besar ini.
Flarion menggerakkan tangan kanannya dan berkonsentrasi untuk melakukan teleport. Hanya ini satu?satunya jalan yang tersisa. Golem yang telah berhasil membebaskan diri segera memburu mereka. Dan ketika tangan kanan Flarion bersinar dan membentuk gerbang Portal, sebuah batu besar yang tajam menghantam Flarion. Golem yang menyadari mangsanya hendak melarikan diri melemparkan serpihan tubuhnya yang keras dan tajam kepada Flarion. Kali ini Flarion tidak lagi dapat menahannya dan jatuh pingsan. Portal untuk melakukan teleport pun menghilang dalam sekejap. Golem sudah siap mengayunkan pukulan penghabisannya.
Gnorr tidak menyerah. Ia segera mengayunkan kapaknya yang besar dan menghantam kaki Golem karena hanya bagian itu yang bisa digapai Gnorr dengan pukulan langsung. Kaki Golem kembali retak dan pulih dalam sekejap, kemudian ia mengambil aba?aba untuk menendang Gnorr sama seperti yang telah dilakukannya kepada Flarion. Gnorr yang sudah pernah melihat serangan ini segera menghindar tepat pada waktunya. Sedetik saja ia terlambat maka tubuhnya pasti sudah hancur lebur karena ia tidak memiliki The Faith Armor seperti Flarion. Fleric mengambil kesempatan untuk menyeret Flarion lebih jauh ke dalam gua hingga ke ujungnya yang terdalam dan menemui jalan buntu.
Gnorr dan Fleric sudah kehabisan akal. Mereka tidak punya pilihan lain selain mengerahkan semua kekuatan untuk mengalahkan Golem walaupun semua itu mustahil. Golem sudah tiba di hadapan mereka dan siap melakukan serangan. ?Akhirnya, aku tidak pernah menyangka, kita akan mati bukan di tangan Pasukan Kegelapan melainkan di tangan sebuah monster batu yang jelek,? Kata Fleric,? Tapi aku senang dapat bertarung bersama ksatria?ksatria pemberani seperti kalian.? Setelah itu Fleric maju tanpa keraguan dengan jurus bayangannya. Golem menghantamkan tinjunya yang keras ke arah Fleric tetapi hanya mengenai bayangannya saja. Tinju Golem meleset dan menghantam tanah. Lantai gue bergetar keras dan mulai retak. Saat itulah Fleric kembali mundur ke sisi Gnorr dan Flarion, memandang tajam kepada Gnorr. Gnorr menganggukkan kepalanya dan segera menghantamkan kapak raksasanya ke lantai. Retakan di lantai gue berubah menjadi lubang kecil yang cukup untuk 2 orang manusia dewasa.. Fleric segera menyeret Flarion dan menjatuhkan diri ke dalam lubang yang terbentuk di lantai. Gnorr menyusul kemudian. Yang tersisa hanya raungan Golem yang tidak dapat ikut masuk ke dalam karena ukuran tubuhnya yang besar. Lubang itu sangat dalam dan lebih mirip seperti terowongan namun mereka tidak tahu di mana ujungnya.
Bab 44. Menuju Kota Allastar
?Ayo Lyrian, kita harus bergegas menyampaikan berita ini kepada Raja Allastar,? Kata Merry sambil terus memacu kudanya sambil diikuti Lyrian di belakangnya. Mereka sudah berkuda dengan kecepatan penuh 5 hari lamanya namun perjalanan yang harus ditempuh masih sangat jauh. Merry yang merupakan Penjaga Hutan memang tidak cepat untuk merasakan lelah namun tidak demikian dengan Lyrian. Mage yang masih sangat muda itu tidak begitu pandai berkuda dan sangat kelelahan. Seandainya saja berita yang disampaikan Gnorr dalam rapat dewan Peri tidak begitu penting maka Lyrian pasti tidak akan mau menempuh jarak yang begitu jauh dari WhiteStone menuju Allastar yang konon membutuhkan waktu 7 hari penuh dengan kuda yang cepat. Hawkins dan Flivia tidak ikut dalam perjalanan ini karena Flivia masih terluka akibat serangan Val?ark, The BloodHunter, pemimpin vampir yang telah membunuh Elrica dan tewas di tangan Flarion. Hawkins tetap tinggal di WhiteStone untuk menjaga kedua orb Bangsa Peri agar tidak jatuh ke tangan yang salah. Jadi hanya kedua wanita pemberani ini yang mengambil keputusan untuk menyampaikan berita ke Kota Allastar, satu?satunya kerajaan manusia.
Malam berganti dengan malam. Merry dan Lyrian sudah tidak lagi menghitung hari yang telah mereka lalui selama perjalanan. Pegunungan Putih yang berada di sekeliling Kota WhiteStone tidak lagi terlihat dan The ?Unicorn Lake? semakin terlihat jelas. Unicorn Lake (Danau Unicorn) adalah sebuah danau yang sangat luas. Bahkan jika dipandang dari darat akan lebih menyerupai sebuah lautan yang luas tanpa tepian. Kerajaan Allastar berada di sebelah barat dunia di mana dikelilingi oleh Unicorn Lake dan sungai besar ?River of Tears?yang menghubungkan Unicorn Lake dengan lautan di utara maupun di barat. Ada sejarah kuno mengapa kedua tempat ini dinamakan begitu aneh. Namun sekarang bukan saatnya untuk membahas kedua hal itu karena Merry dan Lyrian baru saja tiba di ?North Star Bridge? (Jembatan Bintang Utara). Kota Allastar hanya dapat dicapai oleh jalur darat dengan melewati jembatan karena dikelilingi oleh sungai yang besar dan panjang, ?River of Tears?. Sementara hanya ada 2 jembatan penghubung yang dibangun oleh manusia dan kurcaci pada zaman Guardian, yaitu: The North Star Bridge di Utara dan The South Star Bridge di selatan.
Suasana yang mencekam pun berada di depan mata Merry dan Lyrian ketika mereka melihat jalur darat melalui North Star Bridge telah diblokade oleh Pasukan Goblin dan Troll. Tampaknya penyerangan besar?besaran terhadap Bangsa Manusia di kerajaan Allastar telah dimulai, seperti yang telah diinformasikan oleh Gnorr. Tujuan utama Pasukan Kegelapan adalah The Yellow Orb yang berada di tangan Raja Allastar. Merry dan Lyrian segera menghentikan derap langkah kuda mereka dan masuk ke dalam semak?semak, berharap tidak ada Goblin ataupun Troll yang melihat mereka. Sepertinya perjalanan menuju Kota Allastar tidak semudah yang mereka pikirkan. Pasukan Kegelapan yang mengetahui pengkhianatan dari Gnorr pasti telah mempercepat waktu penyerangan terhadap Allastar dibandingkan rencana sebelumnya.
Mata Merry dan Lyrian terbelalak ketika menoleh ke jembatan yang tidak jauh lagi dari tempat persembunyian mereka. Sekitar 5000 Pasukan Tengkorak muncul di tepi jembatan dalam barisan panjang dan teratur, bersiap menyebrang menuju Kota Allastar. Derap langkah mereka terdengar keras dan menggetarkan bumi. Lalu tanpa menunggu perintah Pasukan Goblin segera membuka blokade dan membiarkan Pasukan Tengkorak itu lewat. Jembatan North Star memang luar biasa. Panjangnya mencapai 400 - 500 meter dan lebarnya mencapai 10 meter. 5000 Pasukan Tengkorak membentuk barisan rapat dan bersama?sama menyebrangi jembatan itu. Merry berharap dalam hatinya agar jembatan itu seketika roboh dan menjatuhkan sebagian besar Pasukan Tengkorak itu ke dalam Sungai besar ?Tears? hingga tenggelam di sana. Namun jembatan itu begitu kokohnya hingga mampu menopang ribuan Pasukan Tengkorak yang berbaris di atasnya.
Merry tiba?tiba merasa berada dalam bahaya. Tak lama kemudian suara gemerisik semak?semak memberitahu Sang Penjaga Hutan Merry bahwa persembunyian Lyrian dan dirinya telah diketahui. Maka dengan segera Merry menarik tangan Lyrian yang kebingungan untuk segera masuk ke dalam semak?semak yang lebih dalam, menjauhi jalan utama. Namun Sang Pengintai, siapa pun dia mengejar dengan sangat cepat. Bahkan Lyrian yang tidak memiliki pendengaran setajam Merry dapat mendengar derap langkah kaki si pengejar dengan jelas. Dia semakin dekat dan terus mendekat. Dia sudah berada tepat di belakangan mereka berdua. Lyrian berbalik. Tangannya terkepal dengan kilatan petir. Ia mengarahkan tangannya ke belakang dan.... Lyrian tidak melihat seorang atau sesuatu pun di sana. Sepi! Suara langkah itu tidak terdengar lagi. Sang pengejar hilang begitu saja seperti hantu. ?Lyrian! Awas!? Seru Merry sambil melompat ke depan.
Lyrian jatuh tertimpa Merry dan saat itu juga sebuah pedang api membelah udara, tempat di mana sedetik sebelumnya Lyrian tengah berdiri di sana. Lyrian dan Merry segera berguling menjauhi si penyerang. Sebuah hantaman pedang api kembali menghajar tanah tempat mereka berada sebelumnya. Merry yang gesit segera berlutut dan dalam sekejap telah meluncurkan anak panah dari busurnya. Namun sungguh di luar dugaan, anak?anak panah tersebut terbakar begitu saja di udara ketika mendekati makhluk yang menyerang mereka. Merry dan Lyrian terkejut menyaksikan lawan yang dihadapinya adalah Tengkorak besar berwarna kemerahan dengan nyala api di sekelilling tubuhnya. Dia adalah Kullnor, The Hellstar. Tengkorak legendaris, terkenal karena reputasi kejahatannya yang menggetarkan dunia. Tengkorak yang benar?benar berasal dari neraka. Hidup hanya untuk menghancurkan dunia.
Lyrian segera melontarkan kutukan sihirnya. ?Stone Cast!? Seru Sang Mage muda. Serangan itu menghentikan Kullnor untuk sementara dengan berubah menjadi batu. Namun api yang menyelimuti sekujur tubuh Kullnor membara dengna hebat dan melelehkan batu yang menahannya. ?Thunder Cast!? Seru Lyrian lagi sambil meluncurkan Kilat dari telapak tangannya. Namun Kullnor dengan sigap menahan kilat tersebut dengan pedang apinya dengan begitu mudahnya. Sementara anak panah yang diluncurkan Merry tidak satupun yang berhasil mengenai sasaran karena semuanya hangus terbakar sebelum sempat menyentuh Kullnor. Merry dan Lyrian telah kehabisan akal menghadapi makhluk mengerikan ini.
?Luar biasa! Seorang wanita cantik dan mage muda berani menghadapiku. Tidak banyak ksatria yang berhasil lolos dari serangan pedangku ketika aku dalam keadaan tak terlihat,? Sahut Kullnor dengan suara menggelegar,? Kalian hanya beruntung. Namun kita lihat apakah kalian dapat beruntung terus menerus"? Kullnor berdiam dan kemudian lenyap begitu saja.
?Perhatikan rumput di tanah, Lyrian!? Seru Merry kepada Lyrian,?Rumput yang terinjak menandakan di sanalah ia berdiri.? Suara gemerisik rumput terdegar di mana?mana. Lyrian maupun Merry tidak selangkah pun berani bergerak. Mereka terus berusaha mendengar sebaik?baiknya. Menghadapi musuh yang tidak terlihat sangatlah tidak mudah. Mereka seperti berhadapan dengan hantu. Suara gemerisik rumput berada di belakang Merry. Merry berbalik sambil mengambil posisi bertahan. Merry melihat tanda bekas pijakan namun tidak ada tanda lainnya. Suara hembusan angin terdengar di atasnya. Merry tahu dirinya dalam bahaya besar. Kullnor melompat ke udara dalam keadaan tak terlihat sehingga pijakan pada rumput tak lagi dapat diandalkan. Pedang sudah diarahkan pada Merry entah dari mana arah datangnya namun kematian sudah begitu dekat dan... Brakk! Pedang Api Kullnor kembali menghantam tanah tempat Merry berada sepersekian detik sebelumnya. Kullnor tak percaya hal ini. Ia menoleh ke samping dan terkejut. Seekor kuda bertanduk tunggal dan bercahaya seperti bintang telah menyelamatkan Merry di punggungnya dan kini sedang berusaha menaikkan Lyrian juga. Kullnor segera menerjang namun belum sempat ia bergerak lebih dari satu langkah, kuda tersebut telah berlari jauh secepat angin dan menghilang dari pandangan. Kullnor menggeram dengan amat sangat kesal dan hatinya terkejut dengan kemunculan makhluk tersebut. ?Unicorn!? Desisnya.
Bab 46. Kong, Manusia dari Timur
Gnorr masih terus memanggul Flarion di pundaknya yang besar. Ia mengayunkan kapaknya yang besar dan berusaha menghancurkan batu besar di hadapannya sementara manusia yang sekujur tubuhnya dibalut kain hitam terus melemparkan bola?bola seukuran kepalan tangan. Dari bola?bola itu keluar asap tebal dengan bau tidak sedap yang sangat dibenci serangga, termasuk di dalamnya Pasukan Laba?Laba yang mengejar mereka. Fleric berulang kali menciptakan lapisan es dari Pedang Rembulannya untuk menghambat pasukan pengejar semakin mendekati mereka.
Pada akhirnya batu di hadapan Gnorr pun hancur dan seketika itu juga cahaya matahari meluncur masuk ke dalam lubang. Para Laba - Laba memekik ketakutan dan mengambil langkah mundur. Fleric berteriak kegirangan. Cahaya matahari yang masuk menandakan mereka akan segera keluar dari lubang yang mengerikan itu.
?Akhirnya kita selamat juga!? Seru Gnorr yang segera berlutut kelelahan begitu keluar dari terowongan penuh dengan Laba?Laba tersebut. Flarion masih belum sadar. Luka yang dideritanya dari pukulan Golem belum sembuh benar bahkan semakin diperparah karena memaksakan diri mengeluarkan jurus. Fleric dan Gnorr mengamati keadaan Flarion dengan rasa penuh kuatir.
?Kita harus mengobati temanmu itu jika ingin nyawanya selamat. Kemah kami tepat berada di balik Pegunungan Putih ini. Jaraknya jauh lebih dekat daripada kalian kembali ke Kota WhiteStone,? Kata orang asing berpakaian hitam itu yang perlahan?lahan mulai melepaskan penutup wajahnya,? Perkenalkan namaku Kong. Aku dan rakyatku berasal dari Negeri Timur yang jauh, kira?kira 100 malam perjalanan menggunakan kapal besar dan jika angin berhembus kencang.?
Kong berkulit coklat kehitaman, tidak putih seperti kebanyakan manusia yang pernah dilihat Fleric maupun Gnorr. Sudah jelas Kong adalah sekelompok pendatang asing dari timur. Para pendatang biasanya berayar dari negeri yang jauh untuk mencari kehidupan baru di tanah?tanah asing. Mereka berlayar dalam kelompok?kelompok besar dari satu negeri ke negeri lain dan akhirnya membangun sebuah desa di perhentian terakhirnya. Tak lama lagi Fleric, Gnorr dan Flarion akan tiba di desa sebuah Bangsa asing.
Flarion sadar tak lama ketika mereka memulai perjalanan menuju tempat kediaman Kong namun tubuh Flarion masih sangat lemah dan kehabisan tenaga. Mereka berjalan dengan hati?hati karena tidak mau berhadapan dengan Golem maupun terperosok ke liang serangga untuk kedua kalinya. Fleric kemudian bertanya kepada Kong,? Apa yang kau lakukan di terowongan serangga, Kong" Itu bukan tempat yang nyaman bagi manusia manapun apalagi orang asing sepertimu.?
Kong tersenyum dan menjawab,? Untuk mencari sebuah bola hitam. Sebuah Bangsa jelek yang menamakan dirinya Goblin mengatakan kepada kami bahwa mereka bersedia membayar mahal untuk bola berwarna hitam yang berada di dalam Pegunungan Putih. Sebuah Bayaran yang mampu menghidupi seluruh desa selama sepuluh tahun tentu tidak dapat aku tolak. Kira?kira 7 hari yang lalu aku berhasil mencuri sebuah bola hitam di dalam liang serangga dan menyerahkannya kepada saudaraku untuk dibawa ke desa sementara aku tetap diam di liang serangga mencari bola yang lainnya. Kami semua akan kaya raya sebentar lagi.? Kong pun tertawa gembira.
Flarion mendelik terkejut. Fleric menganga tidak percaya sementara Gnorr juga mengepalkan kedua tangannya. ?Apa yang kau lakukan!? Seru Fleric,? Kau akan menyerahkan benda yang sangat berbahaya itu kepada Bangsa terkutuk seperti Bangsa Goblin"? Kau akan menghancukan dunia ini!?
?Kita harus bergegas, teman?teman!? Seru Flarion,? Desa Kong berada dalam bahaya besar. Bangsa Goblin tidak pernah dapat dipercaya!? Maka ke empatnya segera tergesa ?gesa menuju desa Kong. Selama perjalanan Fleric menjelaskan segala sesuatu mengenai Pasukan Kegelapan, Bangsa Goblin maupun perihal orb kepada orb dengan sedikit terengah?engah sementara Flarion menahan sakit agar tidak menjadi hambatan bagi teman?temannya yang diburu waktu. ?Semoga masih ada waktu untuk mencegah The Black Orb jatuh ke tangan musuh. Semoga masih ada waktu sebelum desa itu dihancurkan,? batin Flarion.
Asap hitam tipis mengepul dari kejauhan. Firasat Flarion mengatakan hal yang buruk namun ia tetap diam karena dilihatnya Kong sudah amat sangat gelisah. Ia berlari lebih cepat lagi dan maju ke depan sendirian. Fleric dan Gnorr mencabut senjatanya untuk berjaga?jaga. Tak lama kemudian suara jeritan terdengar. Jeritan Kong. Flarion, Fleric dan Gnorr tiba di desa Kong dan melihat tidak satu pun yang tersisa. Semuanya telah habis terbakar. Mayat?mayat bergelimpangan di mana?mana dalam keadaan tercabik?cabik dan mulai membusuk. Kong berlutut dan tertunduk sambil menangis. Flarion juga ikut menangis. Flarion teringat kembali akan Venetta.
Bab 47. Istana Dalam Danau
Unicorn berlari lebih cepat daripada tiupan sang angin dan sapuan sang badai. Lyrian memegang erat leher kuda yang berwarna putih bersih itu sementara Merry memeluk pinggang Lyrian. Mereka berdua tidak dapat melihat jelas akan dibawa kemana karena semuanya terlihat samar?samar akibat begitu cepatnya sang Unicorn berlalu. Akhirnya Sang Unicorn berhenti dan tiba di tepi danau, jauh dari hutan maupun dari jembatan yang menuju Kota Allastar. ?Oh, Tidak, dimana kita berada"? Tanya Lyrian yang ketakutan dan kebingungan. Belum sempat pertanyaan itu terjawab, sang unicorn telah meringkik keras dan tanduknya berkilauan terang. Tiba?tiba saja air danau di hadapan mereka terbelah ke kiri dan ke kanan, membuka jalan menuju sebuah istana yang semula tertutup oleh air. Lyrian dan Merry tercengang menyaksikan hal itu sementara unicorn bergerak masuk ke dalam istana tersebut. Lyrian dan Merry mengikutinya sementara air mulai kembali ke posisi semula, menutupi istana tersebut. Namun sungguh ajaib, air danau itu sama sekali tidak dapat masuk ke dalam istana. Seakan?akan ada sihir yang begitu kuat menahan air untuk membanjiri dalam istana.
Istana itu begitu sunyi. Tidak ada suara yang menandakan adanya kehidupan. Lumut dan rumput laut menempel di dinding dan memenuhi lantai. Pintu?pintu istana terbuka lebar dan terlihat kusam. Lyrian dan Merry ikut masuk ke dalam istana dan unicorn membawa mereka masuk hingga ke aula utama. Di sanalah terlihat Raja dan ratu sedang duduk di singgasana nya yang terbuat dari emas yang telah pudar warnanya. Di sekelilingnya terlihat 20 ksatria berpakaian perang memegang senjatanya masing?masing. Para Ksatria itu sedang dalam posisi berusaha melindungi raja dan ratu. Namun satu hal yang sungguh mengejutkan adalah mereka semua telah berubah menjadi batu kristal berwarna biru. Jika dilihat dari lumut dan ganggang yang menempel di sekujur tubuh mereka maka kutukan ini telah menimpa seluruh istana selama beratus?ratus tahun.
Unicorn terus membawa mereka ke dalam istana dan semakin banyak mereka menemukan manusia?manusia yang telah dikutuk menjadi batu kristal biru. Para pelayan, koki istana, prajurit?prajurit hingga anak?anak kecil. Semuanya telah berubah menjadi kristal. Hingga mereka tiba di sebuah kamar yang besar dan terdengar suara,? Sayangku, apakah itu engkau"? Seorang wanita cantik tampak di hadapan mereka dengan tubuh bagian pinggang ke bawah telah berubah menjadi kristal namun bagian pinggang ke atas tetap dalam rupa manusia normal. Dalam keadaan seperti itu tentu saja ia tidak dapat bergerak.
?Oh! Siapa kalian"? Tanya wanita cantik itu terkejut ketika melihat Lyrian dan Merry,? Apakah kalian adalah para ksatria yang ingin mencoba membebaskan kutukan yang telah berumur ratusan tahun ini"? Wanita itu mulai menangis sedih dan unicorn itu pun mendekatinya sambil mengusap?usapkan kepalanya ke wajah wanita itu. Sang wanita kemudian membalasnya dengan membelai?belai kepala unicorn. Wanita itu berkata,? Yah, untunglah aku masih memilikimu, kekasihku tersayang. Aku tidak bisa membayangkan melalui satu hari tanpa kehadiranmu di sisiku.?
?Maaf, nona, tapi sungguh kami tidak tahu apa yang sedang terjadi di sini. Bahkan sejujurnya kami tidak sengaja ikut ke tempat ini. Namun kerena kami telah diselamatkan oleh unicorn mu maka mungkin sudah kehendak Yang Kuasa untuk mempertemukan kita semua di sini. Ceritakan pada kami yang telah terjadi dan mungkin kami bisa membantu,? Kata Merry.
?Terima kasih. Kalian memang orang yang baik. Perkenalkan namaku adalah Puteri Uriel dan unicorn ini sebenarnya adalah kekasihku, Asthar. Istana ini telah dikutuk oleh penyihir kuno yang iri oleh kecantikkan ku ratusan tahun yang lalu. Seisi istana ini berubah menjadi patung batu Kristal dan hanya aku yang tersisa dengan keadaan seperti ini.?
Lyrian kemudian bertanya,? Mengapa hanya kau yang berubah setengah saja" Lalu bagaimana dengan Asthar" Bagaimana ia bisa berubah menjadi seekor unicorn"?
Uriel menghela nafas,? Sebaiknya aku menceritakan semua kisah ini dari awalnya.?
Bab 48. Kisah Puteri dan Unicorn
Kerajaan Quarasia. Sebuah Kerajaan ini berdiri pada zaman lampau ketika Para Bangsa masih berada dalam satu bendera sebagai Pasukan Guardian. Saat itu Bangsa Manusia dan Peri berada dalam masa keemasaannya. Manusia memiliki 3 kerajaan yang berbeda. Kerajaan Allastar di sebelah barat, Quarasia berada tepat di sebelah timur kerajaan Allastar dan Amroth di sebelah selatan. Sementara Bangsa Peri hidup damai di sebuah Kerajaan besar di sekeliling Pegunungan Putih.
Raja Quarasia berada di puncak keemasan di bawah pimpinan Raja Alqar yang memiliki seorang putri yang teramat cantik bernama Uriel. Kecantikan Uriel membuat Alqar semakin bangga melebihi kebanggannya akan kemashyuran kerajaan nya yang besar. Uriel menjadi legenda hidup dan harta yang tak ternilai bagi Kerajaan Quarasia. Kecantikkan Uriel selain menuai pujian juga mengundang iri hati dari berbagai kalangan, termasuk di antaranya Sang Dewi Penyihir, penguasa Menara Zerithen yang menjadi pemimpin dari Bangsa Penyihir.
Bencana yang menimpa Kerajaan Quarasia bermula dari seorang Ksatria Legendaris dari Kerajaan Amroth di selatan bernama Asthar. Asthar adalah ksatria terhebat di zaman nya dan sangat tampan. Dari begitu banyak ksatria maupun pangeran yang telah datang dan pergi ke negeri Quarasia untuk memikat hati Uriel, hanya Asthar yang berhasil. Cinta bersemi di kedua insan ini. Namun bencana telah mengintai perjalanan cinta dari keduanya karena ternyata Dewi Penyihir juga mencintai Asthar secara sembunyi - sembunyi. Cemburu dan iri hati membuat akal sehat melayang dan kebencian menyergap jiwanya yang malang. Dewi Penyihir menyatakan perang antara Bangsa Penyihir dengan Kerajaan Quarasia.
Tidak semua penyihir menyetujui tindakan sang Dewi. Sebagian dari mereka menolak untuk bertempur demi kepentingan yang tidak benar ini namun Sang Dewi yang telah diliputi kebencian begitu mendalam tidak lagi dapat bertindak bijaksana. Ia menyebut penyihir yang tak mau bertempur itu sebagai pengkhianat dan memburu mereka bagai binatang. Maka penyihir yang terbuang dari kelompoknya ini memilih melarikan diri dan bersembunyi ke dalam hutan. Kelak mereka mendirikan sebuah kelompok sendiri yang dikenal dengan Bangsa Mage.
Pertempuran tidak dapat dielakkan lagi antara Bangsa Penyihir dengan Kerajaan Quarasia. Para Penyihir menyerang dengan kekuatan penuh dan Kerajaan Quarasia hanya memiliki kesempatan kecil untuk menang. Namun untungnya, Kerajaan Allastar dan terlebih lagi Kerajaan Amroth beserta Ksatrianya yang paling perkasa, Asthar memberikan bantuan. 15.000 Pasukan berpedang datang dari Allastar dan 25.000 Pasukan tombak dan pemanah menuju Quarasia dari Amroth. Sementara di Quarasia sendiri telah siaga 40.000 pasukan yang siap bertempur. Namun yang paling melegakan bagi Raja Alqar, pemimpin Kerajaan Quarasia adalah hasil pertemuan Dewan Guardian yang menyatakan akan mendukung mereka melawan Bangsa Penyihir jika Bangsa tersebut tidak berhenti melakukan serangan kepada Quarasia.
Di Pihak lain, Sang Dewi penyihir mendapat tekanan yang sangat besar dalam perang ini. Kemenangan yang telah dipastikan di awal peperangan menjadi bumerang pada akhirnya. Bangsa Manusia yang bersatu dalam satu bendera mempersulitnya langkahnya menghancurkan Quarasia dan kini Para Guardian yang merupakan dewan perwakilan Bangsa?Bangsa dunia juga menentangnya. Ini berarti Bangsa Penyihir harus bertempur melawan seluruh Bangsa lainnya. Kebencian, merasa diperlakukan tidak adil, dan terdesak begitu hebat membuat Sang Dewi Penyihir melakukan tindakan bodoh dan begitu keji yang pernah dilakukan oleh siapapun. Sang Dewi Penyihir mengumpulkan kelima orb yang dipercayakan kepada Bangsa Penyihir untuk dijaga dan dipelajari. Kemudian ia mengorbankan 54 penyihir pria, 36 penyihir wanita dan 27 anak?anak dalam sebuah ritual kegelapan, menggunakan darah mereka untuk memanggil esensi kegelapan dari semesta melalui perantaraan kelima orb tersebut. Dan saat itulah merupakan kelahiran bagi orb keenam, The Black Orb. Black Orb yang berisi esensi kegelapan mampu mengubah esensi kelima orb lainnya menjadi kegelapan juga dan memakai semua energinya untuk membuka Pintu Dimensi Waktu yang memenjarakan Sang Penguasa Kegelapan, The Lord of Darkness. Namun pada saat itu energi yang terkumpul tidak cukup untuk membuka seluruh Gerbang Dimensi sang Waktu. Sang Dewi hanya dapat meminjam kekuatan Sang Master Kegelapan untuk sementara waktu dan dengan bayaran yang sangat mahal.
Sang Dewi melakukan kutukan dashyat yang dalam sekejap memusnahkan seluruh Kerajaan Quarasia. Seluruh wilayah Kerajaan Quarasia amblas ke dalam tanah dan berubah menjadi danau sementara seluruh rakyatnya berubah menjadi patung Kristal untuk selamanya. Namun Energi Kegelapan yang harus dikeluarkan Sang Dewi Penyihir begitu besar dan hal ini menjadi bumerang bagi seluruh Bangsanya sendiri. Seluruh Bangsa Penyihir yang berperang bersamanya berubah menjadi makhluk yang mengerikan dengan kulit hitam, keriput dan berlendir akibat menyerap energi kegelapan terlalu banyak. Mereka berubah menjadi Bangsa terkutuk yang disebut dengan The Wizard. Para Guardian tidak dapat melakukan apa?apa selain menjatuhkan hukuman dengan membasmi seluruh Wizard yang tersisa agar kegelapan tidak meracuni dunia ini. Sang Dewi Penyihir yang juga telah berubah menjadi Wizard melarikan diri bersama dengan beberapa wizard lainnya. Mereka bersembunyi untuk waktu yang lama entah dimana. Menara Zerithen berubah menjadi Menara yang begitu mengerikan dan merupakan markas utama bagi Para Wizard.
Asthar, Ksatria dari Amroth yang terlambat datang untuk menyelamatkan kekasihnya, Uriel, puteri cantik dari Quarasia menjadi sangat berduka. Asthar memutuskan untuk berhenti menjadi Ksatria dan hidup sederhana di dekat Danau Quarasia. Hal ini dilakukannya agar dapat dekat dengan kekasinya yang telah berubah menjadi patung Kristal di dalam istana Quarasia, tenggelam di dasar danau. Namun hati Asthar tetap sedih luar biasa karena tidak dapat berjumpa maupun berbicara dengan kekasihnya. Hingga akhirnya ia memberanikan diri pergi ke istana Bangsa Mermaid di Lautan Utara untuk meminta Pusaka ?Unicorn Horn? (tanduk Unicorn) milik Bangsa Mermaid. Ia berhasil menjumpai Raja Bangsa Mermaid setelah berlutut 3 hari 3 malam di tepi pantai dan mengajukan keinginan hatinya.
Bangsa Mermaid adalah Bangsa yang unik karena mereka hidup di dalam air dan lautan. Mereka dapat merayap di darat seperti ular namun tidak untuk waktu yang lama. Mereka membutuhkan air yang sangat banyak untuk dapat bertahan di darat. Oleh karena itu Raja Bangsa Mermaid mengajukan syarat agar Asthar menggali tanah dan membuat sebuah sungai yang panjang dimana dapat menghubungkan Lautan Utara dengan Lautan di selatan, membelah daratan. Dengan demikian Bangsa Mermaid dapat bepergian dari utara ke selatan maupun sebaliknya melalui sungai buatan ini. Ini adalah syarat yang mustahil bagi seorang manusia mana pun juga. Membutuhkan waktu bertahun?tahun dan ribuan orang untuk dapat membuat sebuah sungai besar yang menghubungkan lautan utara dan selatan. Namun kata mustahil tidak berarti di hadapan cinta. Asthar menerima persyaratan itu.
43 Tahun berlalu. Asthar membuka mata seluruh makhluk akan kedashyatan cinta. Dengan air mata dan cinta yang mendalam ia membuat sebuah sungai besar yang menghubungkan Lautan utara dan selatan, menembus danau Quarasia. Sungai ini kemudian dinamakan Sungai air mata, River of Tears. Akhirnya Asthar mendapatkan benda pusaka Bangsa Mermaid, Unicorn Horn. Di dalam tanduk Unicorn terdapat cairan gaib yang sangat kuat. Dapat digunakan untuk memberi kehidupan dan membebaskan kutukan. Namun jika bagian luar tanduk tersebut tersentuh oleh kulit secara langsung maka cairan itu akan terserap dan hilang, menjadikan makhluk yang menyerapnya menjadi seekor Unicorn. Ini adalah fenomena gaib agar setiap pembunuh unicorn membayar dengan menjadi unicorn pula seumur hidupnya sampai akhirnya mereka juga dibunuh oleh orang yang menginginkan tanduknya. Tanduk Unicorn menjadi sangat berharga karena kekuatan gaibnya dan juga dapat menjadi kutukan bagi pemakainya.
Asthar bergegas menuju Kerajaan Quarasia yang berada di dasar Danau. Ia menemukan Patung Kristal kekasihnya dan dengan perlahan mengeluarkan tanduk Unicorn yang dibalut kain. Dengan dilapisi kain, Asthar mengeluarkan cairan mistik dari dalam tanduk dan mulai mengolesi setiap bagian dari patung kekasihnya mulai dari kepala. Ajaibnya, cairan gaib membuat air tidak dapat masuk ke dalam istana Quarasia karena seluruh istana diliputi energi sihir yang luar biasa. Namun sungguh malang, ketika Asthar mengolesi patung Kristal Uriel sampai ke bagian pinggang, sebuah kilat sihir menyambarnya dari belakang. Ia terjatuh namun tangannya dengan sigap menangkap tanduk unicorn dan mencegah cairannya tumpah.
Uriel yang telah kembali menjadi manusia dari kepala sampai pinggang menyaksikan kekasihnya memegang tanduk unicorn dengan tangan telanjang karena kainnya terlepas saat terlempar ke udara. Uriel menitikkan air mata ketika melihat secara perlahan tanduk beserta cairan itu meleleh dan meresap ke dalam tubuh Asthar dan mengubahnya menjadi seekor unicorn. Asthar meringkik marah dan memandang orang yang menyerangnya. Di hadapan Asthar berdiri Wizard wanita yang dulunya adalah Sang Dewi Penyihir. Unicorn Asthar menyerangnya. Sang Dewi berusaha meluncurkan sihir mematikan namun tanduk unicorn mampu menangkal sihir tersebut. Akhirnya Sang Dewi Penyihir pun mati di ujung tanduk Unicorn Asthar.
Sebagai Unicorn, Asthar terus menemani Uriel di istananya. Kekuatan mistik tanduknya menjaga agar air danau tidak masuk ke dalam istana. Lama kelamaan air danau pun tersentuh akan cinta mereka berdua dan bersumpah tidak pernah membanjiri Istana Quarasia. Bahkan Air danau selalu memberi jalan bagi Sang Unicorn jika ia mau keluar ke darat mencari makanan bagi kekasihnya. Sejak itu danau itu disebut dengan The Unicorn Lake.
Bab 49. Serangan Dalam Gelap
Perjalanan selama 7 hari membuat Flarion, Fleric bahkan Gnorr yang perkasa pun menjadi lelah. Setelah membantu menguburkan keluarga dan sahabat?sahabat Kong yang menjadi korban pembantaian Bangsa Goblin, Flarion meneruskan perjalanan menuju Ancient Temple. Sementara Kong memutuskan untuk melacak jejak pembantai keluarganya. Kong sudah berjanji untuk tidak melakukan tindakan gegabah dengan menantang Pasukan Goblin yang jumlahnya jauh lebih besar. Kong hanya ingin agar tidak kehilangan jejak pembunuh kerabatnya dan jika ada kesempatan mengambil kembali The Black Orb yang jatuh ke tangan Bangsa Goblin. Flarion juga segera bergegas menuju ke Ancient Temple untuk mencari tahu rahasia apa yang tersimpan dalam orb?orb pembawa bencana itu. ?Apa ang membuatnya menjadi begitu berharga sehingga layak untuk diperebutkan"? Pikir Flarion di dalam hatinya.
?Astaga! Kita sudah berjalan sejauh ini tanpa istirahat tapi tetap saja belum menemukan The Ancient Temple seperti yang dikatakan Dewan Peri. Hal ini membuatku lelah dan menjadi lapar,? Gerutu Gnorr yang kelelahan.
?Bukan hanya kau yang merasakan begitu, Gnorr. Aku juga merasakan lelah dan lapar. Namun kita harus terus berusaha mencari tahu rahasia di balik Orb?Orb itu sebelum pihak lawan merebutnya. Setidaknya jika benda?benda itu begitu berbahaya, kita harus mencari cara untuk memusnahkannya,? Balas Fleric yang juga sudah begitu letih.
?Ada baiknya kita beristirahat terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan. Tak ada gunanya mencari sesuatu yang tersembunyi selama ratusan tahun dalam keadaan lelah. Mari kita mencari tempat yang aman untuk beristirahat sejenak,? Ajak Flarion kepada teman?temannya.
Sebuah Pohon besar di dalam hutan menjadi pilihan tiga sekawan ini untuk beristirahat di bawahnya. Gnorr mendengkur pelan menandakan ia telah tertidur pulas setelah memakan sedikit roti yang tersedia. Flarion juga terlelap sementara Fleric mengambil giliran berjaga. Malam pun semakin larut.
Flarion terjaga dari tidurnya. Tubuhnya basah oleh keringat. Ia baru saja bermimpi buruk disergap oleh Pasukan Kegelapan. Malam masih begitu gelap namun Flarion merasa ia telah tertidur terlalu lama dari seharusnya. Sudah saatnya untuk mengambil giliran jaga dan membiarkan Fleric beristirahat. Namun betapa terkejutnya Flarion yang tidak melihat Fleric di tempatnya semula. Flarion segera berdiri dan mengambil senjatanya dengan panik. Temannya telah menghilang tanpa jejak. Flarion membuka mulutnya untuk membangunkan Gnorr tetapi tiba?tiba cahaya menghantam belakang tubuhnya dengan keras.
Flarion terjatuh ke depan dengan berlutut. Cahaya itu telah melumpuhkannya. Ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya ataupun berbicara apalagi bangkit berdiri. Flarion merasa tubuhnya seperti sedang dipenggangi oleh puluhan orang, mulutnya dibungkam dan kedua tangannya terikat dengan kuat. Seseorang tiba?tiba saja muncul tanpa suara dan mengendap?endap mendekati Gnorr yang masih tertidur pulas. Flarion tidak dapat melihatnya dengan jelas karena ia begitu mahir bersembunyi dalam bayang?bayang. Ia memandang sekilas kepada Flarion dan kemudian bergerak lagi semakin dekat dengan Gnorr. Flarion berusaha berkonsentrasi mengerahkan kekuatan dari Faith Armor nya namun tidak ada yang terjadi. Entah kenapa Faith Armor tidak bereaksi terhadap sihir yang satu ini tidak seperti sihir lainnya yang selama ini dihadapi Flarion. Orang yang tidak dikenal itu membaca mantera dan tongkat emas di tangan kananya mulai bersinar redup. Tampaknya ia akan segera melontarkan sihir kepada Gnorr yang masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Flarion tidak dapat melakukan apa?apa.
Sebuah anak panah meluncur dan tepat menancap di tangan kanan orang yang tak dikenal itu. Ia menjerit pelan dan sihirnya pudar begitu saja. Flarion segera bisa menggerakkan tubuhnya lagi. Tanpa membuang waktu, Flarion dengan sigap menyergap orang asing itu tetapi ia hanya menangkap bayangannya saja. ?Jurus Bayangan,? Desis Flarion. Ia pernah menghadapi jurus ini sebelumnya ketika berhadapan dengan Elrica ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya. Orang asing itu menghilang sama cepatnya ketika ia datang. Flarion mendengar langkah kaki yang lainnya. Ia segera menajamkan kewaspadaannya dan mengandalkan pendengarannya. Namun Gnorr yang telah terbangun menimbulkan suara berisik yang membuyarkan semuanya. Tiba?tiba muncul 3 orang lainnya di belakang Flarion. Gnorr yang melihat itu segera melemparkan kapak raksasanya. Flarion segera menunduk namun kapak itu tidak berhasil mengenai siapa pun. Orang?orang itu bergerak dengan sangat cepat berasil menghindari serangan Gnorr.
?Hentikan!? Seru salah seorang asing itu,? Kami tidak bermaksud jahat.? Flarion dan Gnorr pun menahan serangan. 3 Orang itu pun muncul kembali sambil memegang busur di tangannya. Melihat itu Flarion baru sadar bahwa orang?orang inilah yang memanah dan menyelamatkan Gnorr dari serangan sihir. Pada saat itu juga Fleric keluar dari semak?semak sambil berjalan terhuyung?huyung. Sepertinya ia juga baru saja terkena sihir dari orang misterius itu. Namun Flarion tidak habis pikir mengapa orang itu menyerang mereka. Apakah dia adalah utusan Pasukan Kegelapan" Jika ya, mengapa ia tidak langsung membunuh Fleric dan dirinya ketika ada kesempatan" Mengapa hanya menggunakan sihir melumpuhkan bukan mematikan"
Bab 50. The Triplycan Ketiga orang kembar itu menyebut diri mereka sebagai Triplycan. Flarion tidak mengerti mengapa mereka mengambil nama itu. Namun ia juga tidak berhak untuk memprotes nama orang lain bukan" Apalagi namanya juga bukan sebuah nama yang indah. Flarion yang terdiri dari unsur Api (Flare) dan Besi (Iron). Flarion tidak pernah mengetahui asal usul namanya tersebut. Namun nama itulah yang diberikan kepadanya dan kemungkinan juga dengan nama ke-3 Tryplican itu adalah pemberian yang tidak dapat ditolak. Yang paling besar bernama Tryplycan ke-1, sedangkan adiknya bernama Tryplican ke-2 dan ke-3. Seperti halnya anak kembar yang lain mereka begitu mirip satu sama lain sehingga menyulitkan bagi Flarion untuk membedakan mereka bertiga. Untuk mudahnya, Flarion hanya menyebut mereka semua dengan Triplycan.
The Triplycan berasal dari perkampungan manusia di dekat hutan itu. Menurut pengakuan mereka, akhir?kahir ini sering muncul seorang pembunuh yang meneror desa. Untuk mengakhiri teror ini, The Triplycan diutus oleh Kepala Desa untuk mencari The Ancient Temple dan menemukan sebuah senjata rahasia yang mampu mengusir iblis pembunuh ini. Mereka percaya di dalam Ancient Temple tersimpan senjata warisan Para Guardian yang dapat mengembalikan kedamaian di desa mereka. Mengingat Triplycan juga memiliki tujuan yang sama yaitu menemukan The Ancient Temple maka Flarion tidak berkeberatan The Triplycan bergabung dengan mereka. Apalagi setelah apa yang dilakukan mereka semalam dengan menyelamatkan Gnorr dari serangan makhluk misterius yang kemungkinan besar adalah pembunuh yang meneror desa Triplycan.
Flarion mengendus?endus tanah di sekitarnya untuk melacak jejak orang misterius yang menyerang mereka semalam. Dari tetesan darah orang tersebut akibat luka yang ditimbulkan oleh anak panah Triplycan menimbulkan jejak yang mampu dilacak oleh Forest Watcher seperti dirinya. Tak sia?sia Flarion berlatih dan tinggal selama setahun sebagai Forest Watcher bersama Merry dan Hawkins. Triplycan beranggapan sosok misterius itu juga sedang menuju Ancient Temple untuk merebut senjata warisan Para Guardian untuk menjadikan dirinya semakin kuat. Oleh karena itu dengan mengikuti jejaknya akan menuntun mereka langsung ke Ancient Temple.
Seminggu lamanya Flarion dan teman?teman seperjalanannya melacak jejak. Semakin hari hal ini semakin sulit dilakukan karena darahnya semakin sedikit yang jatuh ke tanah menandakan bahwa lukanya sudah mulai sembuh. Dan pencarian jejak itu pun berakhir di sebuah bukit batu yang besar, tidak jauh dari pantai Lautan Utara. Sebuah jalan buntu.
?Jejak nya menghilang di sini,? Gumam Flarion,? Tapi bagaimana mungkin" Ini jalan buntu. Apakah ia menghilang begitu saja dengan menggunakan teleport"?
?Tidak mungkin dengan teleport,? Jawab Fleric,? Jika ia dapat menggunakan teleport pasti sudah dilakukan sebelumnya. Mengapa ia harus menempuh perjalanan jauh hingga ke sini"?
?Jalan Rahasia. Kita harus menemukan Jalan Rahasia untuk menuju Ancient Temple,? Kata Triplycan sambil memandang Flarion.
Kisah Flarion : Putera Sang Naga Langit
Bab 51. Permintaan Terakhir Sang Kekasih
Pintu Istana Quarasia bergetar hebat. Entah sampai kapan pintu istana yang terbuat dari baja dan dilapisi emas itu dapat bertahan menghadapi gempuran yang demikian dashyat. Bangsa Goblin yang mengejar Lyrian dan Merry berhasil menemukan istana di dalam danau dan kemudian menggempurnya. Mereka mendapat perintah dari Kullnor untuk menangkap Lyrian dan Merry hidup atau mati. Hal ini ikut menyeret Puteri Uriel dari kerajaan Quarasia yang tenggelam di dasar danau dan kekasihnya Ksatria Asthar yang telah berubah menjadi unicorn. Merry dan Lyrian berusaha mati ? matian bertahan di pintu istana. Mereka sedikit beruntung karena Bangsa Goblin tidak begitu mahir bertempur dalam air namun pemimpin pasukan mereka sangat ahli bahkan dapat dikatakan menguasai pertarungan dalam air. Penyerangan ini dipimpin oleh Cephril, The Haunt Mermaid. Yah, Cephril memang berasal dari Bangsa Mermaid namun ia memilih untuk menjadi pemimpin Pasukan Kegelapan. Dapat dikatakan Cephril mengkhianati bangsanya sendiri. Sebagai Mermaid, tentu saja pertarungan dalam air adalah keahliannya.
Merry dan Lyrian mengusulkan agar Asthar segera meninggalkan istana melalui jalan belakang sementara mereka berusaha mengalihkan perhatian Pasukan Kegelapan. Tetapi Asthar tidak mau meninggalkan kekasihnya, Uriel yang terkena sihir di dalam istana Quarasia. Uriel tidak dapat melarikan diri karena dari pinggangnya ke bawah telah berubah menjadi batu Kristal. Hal ini membut Merry dan Lyrian menjadi merasa sangat bersalah kepada pasangan yang saling mencintai ini. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk bertarung sampai mati membela mereka. Namun hal yang diucapkan tidak semudah yang harus dilakukan. Pasukan Goblin berjumlah sangat banyak dan dipimpin oleh mermaid yang sangat kuat. Hal ini menjadikan kemenangan adalah hal yang mustahil bagi Merry dan Lyrian.
Pertarungan pun tidak dapat dielakkan lagi. Merry terus meluncurkan anak panah untuk menahan Para Goblin menghancurkan pintu gerbang istana. Lyrian juga meluncurkan halilintar karena memang serangan itu yang paling efektif karena air menyalurkan gelombang listrik dan dapat mematikan banyak Pasukan Goblin. Sementara mereka berdua tidak kuatir akan ikut terkena serangan listrik karena air tidak dapat memasuki dalam istana. Oleh Karena itu Merry dan Lyrian terus mempertahankan agar Pasukan Goblin tidak masuk ke dalam istana. Jika mereka berhasil masuk maka serangan mereka berdua dapat dengan mudah dipatahkan.
Menahan Pasukan Goblin di dalam air jauh lebih mudah dibandingkan menahan Cephril yang jauh lebih kuat dalam pertarungan air. Ayunan tombak trisula maupun sihir Cephril berulang kali menghantam telak dinding dan pintu istana, membuat retakan besar yang mengkuatirkan. Serangan Halilintar Lyrian hanya sedikit menyengat bagi Cephril yang bertambah kuat di dalam air. Sementara baik Merry maupun Lyrian sudah semakin lemah karena kelelahan. Dan tiba ? tiba sebuah pukulan telak Trisula Cephril menghantam engsel pintu dengan kekuatan penuh dan menyebabkan pintu istana Quarasia menjadi miring, membuka celah yang cukup lebar. Merry yang menyadari itu segera menahan pintu di posisinya semula dengan menggunakan punggungnya. Namun itu tidak mudah karena ribuan Goblin mendorong agar pintu itu semakin miring dan berusaha berebut masuk melalui celah yang dibuatnya.
?Root Cast!? Seru Lyrian merapal mantera dan sekejap kemudian tumbuh akar dari lantai istana yang membantu Merry menahan pintu istana untuk tidak semakin miring. Namun sungguh sial bagi Merry, Cephril yang melihat kesempatan segera menusukkan Tombak Trisula nya melalui celah kecil yang terbuka. Tusukkan itu tepat menembus bahu Merry. Teriakan Merry bergema di seluruh istana dan ia pun jatuh ke tanah sambil bersimbah darah dari bahunya yang terluka.
Ketika Merry jatuh, pintu istana sempat menjadi miring dan membuka celah lebar untuk sekian detik sebelum akhirnya tegak kembali akibat terdorong akar mantera dari Lyrian. Namun sekian detik itu memberi waktu yang cukup bagi Cephril untuk menyelinap masuk sebelum celah itu kembali tertutup pintu istana yang kembali tegak. Menyadari musuh telah masuk ke dalam istana, Lyrian segera maju menyerang. ?Thunder Cast!? Seru Lyrian sambil menghantamkan Halilintar ke arah Cephril.
Cephril yang sigap segera melemparkan Trisula nya ke arah Lyrian. Halilintar dan Trisula saling menghantam di udara menimbulkan suara ledakan yang keras dan kemudian jatuh ke lantai istana. Lyrian segera mempersiapkan matera lainnya tetapi gerakan Cephril lebih cepat. Sebelum Lyrian mengumpulkan energi sihirnya, tangan kanan Cephril sudah mencekik tenggorokannya dan menghantamkan tubuh Lyrian ke dinding istana. Tangan kiri Cephril mengambil sebuah pisau pendek dan diarahkan ke dahi Lyrian. ?Matilah kau, Penyihir!? Seru Cephril dengan ganas.
Derap langkah terdengar cepat menuju Cephril. Sebelum ia sempat menoleh dan mengetahui apa yang terjadi, tubuhnya telah ditabrak oleh seekor kuda dengan kecepatan kilat. Tanduk kuda itu menancap tepat di pinggang Cephril yang menjerit kesakitan luar biasa. Cephril terdorong begitu kuat tanpa bisa melepaskan diri maka satu ? satunya cara ia pun menusukkan pisaunya ke leher Sang Unicorn. Ringkikan keras terdengar dan Cephril segera melepaskan diri dari tikaman tanduk sang Unicorn sambil berusaha menjauh. Namun Asthar, Sang Unicorn yang kesakitan tidak mau melepaskan Cephril begitu saja. Asthar menggunakan kedua kaki belakangnya untuk menyepak Cephril sekuat tenaga. Akibatnya Cephril segera terlempar tinggi ke atas hingga menghantam tingkap atas istana dan kembali jatuh menghantam lantai istana dengan begitu kerasnya. Setelah itu Cephril tidak lagi dapat bergerak. Pingsan.
Unicorn Asthar berusaha bertahan namun darah di lehernya mengalir semakin deras. Dengan usaha terakhirnya, ia berusaha menaikkan Merry dan Lyrian di punggungnya dan berlari menjauh, naik ke atas istana menuju kamar Uriel. Samar ? samar didengarnya suara pintu istana roboh akibat serbuan Pasukan Goblin. Lyrian yang telah sadar segera menggunakan ramuan untuk membalut luka Merry dan leher Asthar sementara mereka mendengar Pasukan Goblin mulai semakin mendekat. Situasi mereka sudah sangat buruk dan sepertinya mereka semua akan mati di tempat ini. Saat itulah Asthar meringkik lemah kepada Lyrian dan Merry yang disusul dengan tangis Uriel. Awalnya Merry dan Lyrian menyangka Sang Unicorn mengucapkan selamat tinggal akibat luka ? lukanya namun ternyata Asthar, Sang Unicorn sedang meminta Merry melakukan sesuatu untuknya.
?Dia ingin kau membunuhnya untuk...,? Uriel tidak dapat melanjutkan kata ? katanya. Dia menangis dengan hati yang hancur. Namun Merry sudah menangkap tujuan dari pembicaraan ini. Ia pun dengan berat hati dan air mata yang berlinang mencabut pedangnya lalu berlutut di sebelah Asthar yang telah berbaring. ?Selamat tinggal, wahai Ksatria yang gagah berani. Ceritamu akan menjadi legenda yang tidak akan pernah terlupakan,? Kata Merry lirih dan ia pun menghujamkan pedangnya ke leher Asthar dan menghabisi nyawanya. Merry kemudian memotong tanduk unicorn Asthar dan mengambilnya dengan sehelai kain. Dengan cepat ia pun mengoleskan cairan sihir dari tanduk unicorn itu untuk membebaskan kutukan Uriel. Namun langkah kaki Pasukan Goblin terdengar makin jelas dan nampaknya mereka sudah berada di balik pintu. Pintu kamar Uriel pun didobrak dengan keras hingga jatuh dan puluhan Goblin masuk ke dalam dengan wajah ganas.
Cahaya bersinar terang membuat para Goblin menutup matanya selama sekejap. Ketika mereka membuka matanya, terlihat seorang Puteri yang sangat cantik berdiri dengan anggun, terbebas dari kutukannya. Namun bukan hanya itu saja yang membuat Para Goblin semakin terkejut. Sisa cairan tanduk unicorn yang tidak terpakai jatuh ke lantai ketika Merry hendak memungut pedangnya dan tanpa sengaja menyiram jasad Asthar. Keajaiban pun kembali terjadi, Asthar yang telah tewas tiba ? tiba bersinar terang dan dari jasad fisiknya muncul bayangan tembus pandang namun tetap terlihat jelas berwujud sebagai unicorn. Jiwa Sang Ksatria telah dibangkitkan untuk menyelamatkan kekasihnya. Lalu Jiwa Unicorn Asthar segera menaikkan Uriel, Merry dan Lyrian ke atas punggungnya dan terbang menembus tingkap atas istana seperti hantu dan membawa mereka pergi jauh ke dalam hutan. Merry dan Lyrian tidak dapat percaya bahwa mereka dapat terbang menembus tingkap istana dan air danau tanpa cedera ataupun basah sedikit pun.
Bab 52. Pintu Gerbang dan Jembatan
Atas petunjuk ke-3 Triplycan, Flarion memasukkan tangan kanannya ke dalam sebuah lubang pada dinding bukit batu di hadapan mereka. Tiba ? tiba saja muncul cahaya yang membentuk sebuah gerbang kecil pada bukit batu tersebut dan juga muncul tulisan ? tulisan kuno yang tidak mereka mengerti artinya. Flarion, Fleric dan Gnorr terpana melihat semua itu. Mereka telah menemukan pintu masuk rahasia markas besar para Guardian. Tapi Triplycan tidak menunjukkan ekspresi terkejut sama sekali seakan ? akan dia sudah mengetahui apa yang akan terjadi sebelumnya. Triplycan pun berseru,?Entreashpoam!? dan pintu itu pun terbuka. Triplycan segera masuk ke dalam dan memberi kode kepada yang lain untuk mengikutinya.
Flarion menarik tangan kanannya dari dalam lubang batu dan hendak mengikuti Triplycan ? Triplycan itu. Namun Fleric segera memegang bahu Flarion sambil memberikan kode melalui tatapan matanya. Flarion mengganggukkan kepalanya sebagai tanda ia sudah mengerti maksud Fleric. Maka mereka bertiga pun masuk ke dalam bukit batu dan mengikuti ketiga bersaudara Triplycan itu. Terowongan panjang itu menuntun mereka kepada Ancient Temple yang ternyata terletak jauh di bawah tanah.
The Ancient Temple, markas besar Guardian adalah sebuah bangunan berbentuk Piramida yang terbuat dari emas murni. Untuk dapat tiba ke sana harus melalui sebuah jembatan yang juga terbuat dari emas namun di bawahnya terdapat jurang tanpa dasar. Flarion melemparkan sebuah batu ke dalamnya namun tidak suara atau gema yang menandakan batu itu telah tiba di dasarnya. Jurang itu benar ?benar tidak berdasar. Di sisi sepanjang jembatan itu berdiri puluhan patung pahlawan ? pahlawan Guardian masa lampau yang juga terbuat dari emas. Pandangan mereka menjadi silau karena begitu banyaknya emas yang memantulkan cahaya dari obor yang dibawa 3 bersaudara Triplycan. Akhirnya mereka telah tiba di pinggir jembatan tersebut.
?Flarion, kau berjalanlah lebih dahulu menyeberangi jembatan ini dan setibanya kau di ujung sana segera berlutut di hadapan Patung Ksatria Cahaya Suci,? Kata Triplycan,? Setelah itu baru kami yang akan menyeberang.?
Flarion menganggukkan kepalanya dan segera melangkahkan kakinya.
?Aku akan ikut denganmu!? Seru Gnorr tiba ? tiba dan ikut melangkahkan kakinya ke jembatan.
?Jangan!? Raung ke-3 Triplycan bersamaan. Dan mereka semua segera tersadar mengapa Triplycan meraung seperti itu. Begitu Gnorr menjejakkan kakinya, jembatan bergetar hebat dan seluruh patung emas yang berada di sisi ? sisi sepanjang jembatan menjadi hidup dan menuju ke arah mereka. Flarion yang berada di atas jembatan terjebak. Patung ? patung itu mengeluarkan senjata masing ? masing dengan sikap mengancam. Flarion segera melancarkan serangan dashyat berupa tinju cahaya dan api Phoenix secara bersamaan namun patung ? patung itu tergores pun tidak. Selain terbuat dari emas ada cahaya pelindung yang sangat kuat melapisi tubuh dari patung ? patung hidup ini.
Flarion menyangka hidupnya akan segera berakhir ketika patung ? patung itu sudah ada di depan hidungnya namun siapa yang akan menyangka patung ? patung itu melewatinya begitu saja seakan dia tidak terlihat. Mereka menuju ke belakang Flarion, menuju kawan ? kawannya. ?Ice Frost!? Seru Fleric dan serangan es pun dimulai bersamaan dengan lemparan kapak raksasa Gnorr maupun panah ketiga Triplycan. Tapi tak satu pun senjata ? senjata itu dapat melukai bahkan menggores sedikit saja patung ? patung emas tersebut.
?Flarion! Apa lagi yang kau tunggu! Cepat lari dan berlutut di hadapan Holy Light!? Seru Triplycan panik. Flarion segera menjawab seruan itu. Ia segera berlari menuju patung yang berada paling ujung jembatan. Patung itu besarnya 3-4 kali patung emas yang lain dan bercahaya paling terang. Dia tidak bergerak seperti yang lain namun tetap berdiri tenang. Flarion mendengar jeritan teman ? temannya namun Flarion tidak sempat memandang ke belakang. Ia segera menjatuhkan diri dan berlutut di hadapan Holy Light dan seketika itu juga keributan berhenti. Flarion terengah ? engah mengatur nafasnya dan melihat ke belakang. Patung ? patung emas secara ajaib sudah kembali ke tempatnya semula. Teman ? temannya sedang berjalan gontai ke arah Flarion. Tubuh mereka mengalami sedikit memar ? memar ringan.
?Nyaris saja! Patung ? patung itu telah mendesak kami semua ke pinggir jurang,? Kata Fleric gemetar,? Mereka sangat kuat bahkan Gnorr pun tidak dapat bertahan oleh dorongan tenaga mereka!?
?Ayo, kita teruskan perjalanan!? Seru salah seorang Triplycan.
Bab 53. Rahasia Triplycan
?Bagaimana kalian bisa kesini!? Seru seorang anak gemetar ketakutan. Tangannya dibalut oleh secarik kain dan jelas sekali ia tampak kesakitan. Ia menggenggam erat tongkat emas dan memeluk bungkusan dari kain. Flarion menatap tajam manusia yang kurang lebih baru berumur 8-9 tahun itu. Sudah jelas dia lah orang yang menyerang Fleric dan dirinya dengan mantera pembeku yang kuat bahkan sangat kuat sehingga Faith Armor pun tak berdaya. Namun mungkinkah anak sekecil ini manajdi pembunuh seperti yang diceritakan Triplycan"
?Darah Guardian... Salah satu dari kalian pasti memiliki darah Guardian, keturunan dari Para Guardian yang perkasa pada zamannya, sama sepertiku. Oleh karena itu kalian bisa membuka Gerbang dan melewati penjaga Jembatan Para Ksatria,? Celoteh anak itu sambil berkeringat dingin. Tubuhnya nampak begitu lemah.
?Sudah, jangan banyak bicara!? Bentak Triplycan,? Berhenti bersandiwara, kau, pembunuh jahat. Hari ini kami akan membantaimu dan pusaka Guardian akan diambil dari tangan kotormu itu. Flarion, apa lagi yang kau tunggu" Bunuh anak itu dan ambil benda pusaka yang ada di dalam pelukannya! Triplycan memandang kepada Flarion yang tidak bergeming.
Flarion balas menatap Triplycan dengan tatapan curiga dan berkata,? Bagaimana kau bisa tahu kalau aku adalah keturunan Guardian, bahkan diriku sendiri pun tidak tahu hal ini" Bagaimana kau bisa tahu cara ? cara memasuki Ancient Temple dengan begitu akurat" Kalian bertiga tentu bukan orang biasa. Katakan terlebih dahulu siapa kalian dan mengapa tidak berterus terang pada kami sebelumnya"?
?Apa ? apaan ini" Lupakah kau kalau aku yang menyelamatkan kalian dari pembunuh jahanam ini di hutan" Bagaimana mungkin sekarang kau mencurigai aku"? Tanya Salah seorang Triplycan itu dengan marah,? Anak kecil itulah musuh kalian! Dia adalah pembunuh jahat dari Pasukan Kegelapan!?
?Aku bukan pembunuh!? Jawab Anak kecil itu membela diri,? Aku adalah pelindung Ancient Temple seperti yang diperintahkan ayahku. Oleh karena itu aku dapat masuk ke dalam Ancient Temple dan mengetahui rahasia ? rahasianya. Makhluk itulah yang merupakan Pasukan Kegelapan. Dia sendiri yang menyerang kalian dengan sihir hitam untuk melumpuhkan kalian dan melimpahkan fitnah itu kepadaku. Saat itu aku mendekat malah untuk menolong kalian membebaskan kutukan itu. Sudah berhari ? hari mereka bertiga mengejarku untuk menemukan Ancient Temple.?
?Pembohong! Tutup mulutmu!? Seru Triplycan dengan marah.
?Hei, para Triplycan! Katakan padaku nama desa tempat kalian berasal! Jika perlu katakan juga nama ketua desa yang memerintahkan kau kemari!? Perintah Fleric,? Jika ia bisa mengetahui sejarah tempat ini dengan begitu baik bahkan jauh lebih baik dari para dewan Bangsa Peri tentu dia bukan orang sembarangan bukan" Atau namamu ada hubungan dengan Bangsa Manusia Serigala... bukan kah begitu, Triplycan atau Triple Lycan (Lycan: Manusia Serigala)"
Triplycan terkejut dan kemudian tersenyum. ?Tak kusangka penyamaranku dapat secepat ini terbongkar oleh kalian. Ternyata kalian memang tidak sebodoh yang kukira,? kata seorang Triplycan dengan senyum jahatnya,? Nama orang yang menyuruhku adalah Garanox.?
Bab 54. WolfHunt, The Triple Lycan
?Namaku adalah WolfHunt, The Triple Lycan. Salah satu Jenderal Besar Pasukan Serigala. Hari ini tak kusangka aku memiliki kesempatan untuk membalaskan dendam saudaraku yang terbunuh dalam pertempuran di WhiteStone. Tentunya kau masih ingat serigala yang kau bunuh dengan tangan kotormu, Flarion!? Kata WolfHunt dengan tatapan mata penuh dendam. Lalu tiba ? tiba ia melolong keras dan wujud manusia Triplycan berubah menjadi 3 Manusia Serigala yang besar. Namun bukan hanya itu, ketiga serigala itu pun bergabung menjadi satu dan berubah menjadi Manusia Serigala yang jauh lebih besar lagi. Ukurannya mencapai 3 kali ukuran Gnorr dengan 3 kepala, 6 lengan atas lengkap dengan cakarnya dan 6 kaki yang panjang.
?WolfHaunt, The Cerberus!? Seru Flarion,? Jadi kau adalah kakak dari Cerberus yang dapat membelah diri menjadi 3 itu.?
?Benar sekali! Namun jurusku lebih hebat dari Cerberus yang bodoh itu. Jurusku ini tidak memiliki kelemahan maka terimalah kematianmu, Flarion!? WolHunt berseru sambil menerjang Flarion. Kecepatannya sangat luar biasa. Dengan 6 kaki, ia dapat bergerak 3 kali lebih cepat dari manusia serigala yang paling cepat sekalipun. Maka sebelum Flarion dapat menggerakan satu otot pun, ia sudah diterkam dengan ganas dan jatuh ke lantai. Kedua tangannya diinjak oleh 2 tangan WolfHunt dan demikian juga dengan kedua kakinya diinjak dengan 2 kaki WolfHunt. Namun celakanya WolfHunt masih memiliki 4 tangan dan 4 kaki yang bebas, belum termasuk 3 kepala penuh taring. Semua kelebihan organ tubuh itulah yang digunakannya untuk mencakar dan menggigit Flarion yang terjepit tanpa bisa bergerak. Jika tidak ada Faith Armor, Flarion pasti telah tewas seketika.
Gnorr dan Fleric tentu saja tidak tinggal diam. Pedang Rembulan dalam sekejap telah membelah udara dan mengarah ke leher WolfHunt. Kapak Gnorr diayunkan kuat ? kuat ke punggung manusia serigala itu. Keduanya mengenai telak tubuh WolfHunt namun tidak ada yang terjadi bahkan keduanya terpental oleh pantulan senjatanya masing - masing. Gnorr yang tidak percaya akan hal ini segera menyerang kembali dengan kekuatan penuh namun serangannya ditangkis oleh Pedang Rembulan. ?Lihat Flarion!? Seru Fleric dengan panik. Tubuh Flarion menggigil karena membeku dan mulutnya memuntahkan darah. Flarion terluka bukan hanya oleh serangan cakar dan gigitan WolfHunt tetapi juga oleh serangan Pedang Rembulan maupun Kapak Gnorr. Menghadapi serangan beruntun seperti ini, Faith Armor pun tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
Wolfhunt tertawa puas. ?Bagaimana" Apakah kalian masih mau menyerang" Tubuhku kebal akan senjata. Untuk hal ini aku harus berterima kasih kepada Flarion yang memberikan kekebalan melalui energi Faith Armor yang sedang kuhisap melalui gigitanku. Selagi aku menghisap habis darahnya, kekuatan Faith Armor menjadi pelindung tubuhku. Jika kalian menyerang maka serangan kalian akan kuteruskan ke tubuh temanmu ini. Dengan kata lain Flarion lah yang akan terluka oleh serangan kalian. Sekarang apa lagi yang dapat kalian lakukan" Tanya WolfHunt mengejek.
Flarion yang hampir kehabisan tenaga karena diserap oleh WolfHunt malah tersenyum. ?Siapa bilang jurusmu tidak memiliki kelemahan!? Seru Flarion,? Kelemahanmu adalah terlalu banyak bicara! Phoenix Flare!? Flarion mengeluarkan energi apinya tapi bukan untuk dikeluarkan melalui telapak tangan seperti biasa, tetapi ia menahannya dalam setiap pembuluh darahnya. Akibatnya darah Flarion mendidih dan tubuhnya terbakar hebat seakan ? akan hendak meledak menjadi seekor Phoenix. WolfHunt terkejut akan perubahan ini dan ia tidak dapat lagi menghisap darah sepanas lava itu. Kesempatanbaik itu digunakan Gnorr untuk menghantam tubuh Wolfhunt sekuat tenaga. WolfHunt pun berteriak dan jatuh di samping Flarion dengan luka lebar di punggungnya. ?Iron Fist!? Teriak Flarion mengeluarkan energi terakhir yang tersisa di tubuhnya dan tubuh WolfHunt yang berlum sempat bangkit berdiri telah terlempar kembali menghantam dinding emas hingga retak. Dari ketiga mulutnya yang bau menyemburkan darah hitam. Flarion pun tumbang kehabisan tenaga.
Fleric segera mencabut Pedang Rembulan dan berlari untuk menghabisi musuhnya. Namun sungguh tak disangka WolfHunt bangkit kembali dan dengan kecepatan penuh menerkam Fleric. Fleric tidak sempat menghindar dan ditembus oleh WolfHunt. Lebih tepatnya bayangan Fleric yang ditembus oleh WolfHunt. Sebuah Kapak besar dengan sigap membelah salah satu kepala WolfHunt yang tidak waspada karena panik ketika magsanya hilang begitu saja seperti hantu. Lengkingan serigala terdengar mengerikan di Ancient Temple.
?Jurus Bayangan dari Pedang Rembulan!? Seru Fleric dan belasan bayangan nya kembali bermunculan di sekeliling WolfHunt,? Kekuatanmu berasal dari hasil menyandera seseorang dan menghisap energi kehidupannya sehingga kau menjadi sulit untuk diserang tanpa melukai sanderamu. Sungguh jurus yang sangat pengecut. Tetapi sekarang bagaimana kau bisa menyerangku jika kau tidak dapat membedakan mana diriku yang asli atau hanya sekedar bayangan" Siapa lagi yang mau kau jadikan sandera"?
WolfHunt yang kehilangan satu kepalanya berubah bentuk. Tubuhnya menciut menjadi hanya memiliki 2 kepala, 2 pasang lengan dan 2 pasang kaki. Dia semakin panik karena tidak dapat menjadikan Fleric sebagai sanderanya maka satu ? satunya cara ia melompat ke arah Gnorr. Gnorr yang bertubuh besar tidak dapat menghindari serangan kilat itu tetapi tiba ? tiba aura dingin sudah berada di dekat WolfHunt dan di depannya muncul sebuah tembok es. Terjangan WolfHunt yang kuat dapat menembus dinding es itu tetapi serangannya menjadi melambat dan memberi Gnorr waktu untuk menghindar ke samping sambil kembali mengayunkan kapaknya. Lengkingan kembali terdengar dan sebuah kepala serigala terjatuh ke lantai. WolfHunt kini berubah bentuk menjadi seekor manusia serigala pada umumnya yang hanya memiliki 1 kepala, sepasang lengan dan sepasang kaki. Ia terlihat lemas tanpa semangat juang. Tubuhnya mulai ketakutan dan gemetar. WolfHunt telah kalah dalam pertempuran ini.
Bab 55. Trexien, The Spirit Protector
WolfHunt tertunduk lesu seperti seekor anjing tua rapuh yang sudah kehilangan kekuatannya ketika Fleric mengikat tangan dan kakinya dengan rantai sementara Gnorr mengalungkan kapak tepat di lehernya. Mereka tidak membunuh WolfHunt agar dapat mengorek keterangan berharga dari mulut baunya. Dan jika dilihat dari tindak ? tanduk dan cara bertempurnya yang pengecut maka sedikit teror dan ketakutan akan membuatnya membuka mulut.
?Katakan, Hai serigala busuk, mengapa Garanox menyuruhmu mengejar anak kecil ini"? Tanya Gnorr dengan kasar.
WolfHunt tersenyum sinis,? Bukankah kau dulu juga pengikut Garanox yang setia. Tentu kau lebih banyak tahu daripada aku, bukan"?
Sebuah tinju langsung menghajar WolfHunt sebelum dia lebih banyak bicara dan berkata ? kata. ?Cepat katakan! Jangan membuang ? buang waktu kami untuk berurusan dengan makhluk rendah seperti dirimu! Atau kami terpaksa memenggal kepalamu yang tinggal tersisa satu itu!? Ancam Fleric dengan dingin.
WolfHunt dengan gemetar menceritakan apa yang dia ketahui. Memang tidak banyak informasi yang didapat karena sepertinya Garanox tidak terlalu mempercayai para anak buahnya. Namun yang pasti Garanox memiliki tujuan untuk merebut 6 orb yang ada di dunia dan memerintahkan WolfHunt menemukan Kunci di Ancient Temple. Letak dan segala rahasia Ancient Temple juga diberitahukan Garanox kepada WolfHunt termasuk di dalamnya rencana menjebak Flarion dan menggunakannya sebagai pembuka jalan menuju Ancient Temple. Semuanya ini dilakukan Garanox untuk membebaskan Sang Master, Lord of Dakness.
?Kunci" Orb" Ada apa semuanya ini" Aku tidak mengerti!? Dengus Gnorr dengan marah dan kesal,? Bagaimana semuanya ini bisa membebaskan Master Kegelapan" Sebenarnya ada rahasia apa dengan orb ? orb itu"?
?Kunci yang dimaksud adalah Hati The Holy Light yang kusimpan dalam kotak ini,? Jawab Sang anak kecil dengan tiba- tiba,? Orb itu sebenarnya adalah darah ke-5 Naga yang mewakili unsur alam. Hati Holy Light dapat menghubungkan Dimensi Waktu dengan dunia. Darah ke-5 Naga dapat membebaskan ke-5 rantai unsur yang membelenggunya. Namun masih dibutuhkan 1 hal lagi, yaitu: Sang Pewaris. Lord of Darkness sekarang hanya berupa roh dan jiwa tanpa tubuh. Ia membutuhkan seorang pewaris untuk menjadi tubuhnya.?
?Siapa kau" Bagaimana kau bisa mengetahui semuanya ini"? Tanya Fleric.
?ke-5 orb" Tapi menurut keterangan yang kudapat telah muncul 6 orb termasuk The Black orb" Bagaimana mungkin hanya ada 5 orb"? Tanya Gnorr kebingungan.
?Aku adalah Trexien, The Spirit Protector. Tugasku saat ini hanya satu yaitu menjaga agar Ancient Temple tetap menjadi tempat rahasia yang tidak pernah diketahui dunia. Hal ini agar tidak ada musuh yang datang dan mencuri hati Holy Light. Aku sudah berada sangat lama di sini. Umurku sudah ribuan tahun dan ketika Guardian dalam masa keemasan, aku yang bertugas menjaga membuat patung ? patung emas dan menjaga kondisi Ancient Temple agar tetap baik,? Kata Trexien memberi penjelasan,? Mengenai The Orb, ada cerita sendiri bagaimana orb yang berjumlah 5 dapat bertambah menjadi 6, yaitu The Black Orb. Semua ini terjadi karena ulah Para Wizard dan ratuya yang terkutuk itu.?
?Trexien, bagaimana kau bisa mengetahui tentang mantera jahat maupun orb, hati atau apalah itu. Bisakah kau ceritakan pada kami semua"? Tanya Fleric.
Trexien menghela nafas panjang.
Bab 56. Zaman ? Zaman Dunia
Perang Akbar Dunia terjadi jutaan tahun yang lalu di mana hampir tidak ada seorang pun yang dapat mengingat kejadian ini dengan pasti. Namun tidak bagi Bangsa Trex yang memang dicipta untuk menjadi penyimpan sejarah ? sejarah agung dunia. Dunia mengenal Bangsa Trex sebagai bangsa abadi yang sangat langka dan cinta damai. Namun sebenarnya Bangsa Trex tidak abadi hanya saja umur hidupnya memang begitu panjang, mencapai 8000 ? 10.000 tahun. Karena itu mereka memiliki pengetahuan yang begitu dalam dan ingatan yang amat sangat kuat untuk diwariskan turun temurun sepanjang masa. Setiap Trex wanita hanya dapat melahirkan 2 anak sekaligus sepanjang hidupnya, yaitu pada saat hari ulang tahun yang 3000. Jika sehari saja lewat masa itu maka Trex perempuan itu tidak akan pernah memiliki seorang anak pun. Itulah sebabnya Bangsa Trex sangat langka dan berharga dengan kemampuan uniknya. Walau mereka tidak memiliki sihir, kemampuan teknologi mereka maupun pengetahuan mereka sudah seperti sihir yang sangat kuat.
Zaman pertama, The Creation Age. Kelahiran Langit, Dunia, The Holy Light, The Darkness, The 5 element Dragon yang kemudian disusul dengan makhluk ? makhluk magis dan kuno lainnya yang namanya tidak dikenal dunia baru saat ini. Bangsa ? bangsa yang ada di masa sekarang adalah bangsa ? bangsa yang terbilang paling muda dan paling akhir terbentuk.
Zaman kedua, The Ancient War. Darkness mengangkat dirinya sebagai penguasa dunia dan disebut Lord of Darkness dengan membentuk Pasukan Kegelapan. Perang besar pun terjadi antara Holy Light dan pasukannya dengan Pasukan Kegelapan. Zaman ini berakhir dengan dikalahkannya Lord of Darkness dan dipenjara dalam dimensi waktu. Holy Light mengunci dimensi itu dengan hatinya sendiri.
Zaman ketiga, The Dragon Age. Bangsa Naga penguasa unsur ditunjuk menjadi penjaga dunia. Saat itu hanya tersisa 4 element Dragon karena gugurnya Agair, The Sky Dragon di tangan anaknya sendiri Mistyx, The Fog Terror. Zaman ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya keseimbangan di antara ke-4 naga tersebut tanpa kehadiran Sky Dragon. Masa ini penuh dengan kecurigaan dan kecemburuan.
Zaman keempat, The War of Dragon. Pecahnya Bangsa Naga untuk saling memperebutkan kekuasaan di antara ke-4 element Dragon. Hal ini melibatkan seluruh Bangsa di dunia dan menyebabkan perpecahan besar ? besaran.
Zaman kelima, Dark Age. Masa ? masa penuh perang dan kesuraman melanda dunia. Bangsa yang satu menghancurkan yang lain. Saling membentuk sekutu dan menyusun kekuatan untuk saling bertempur. Banyak bangsa dan makhluk yang musnah pada zaman ini, termasuk di antaranya Bangsa Trex yang semakin langka. Pada zaman ini pula, banyak makhluk kegelapan yang terhilang sekian lama kembali muncul dan mengacaukan dunia.
Zaman keenam, Hero Age. Munculnya pahlawan ? pahlawan besar yang terpanggil dari masing ? masing bangsa untuk menghancurkan makhluk ? makhluk kegelapan. Pahlawan ? pahlawan ini kadang bersatu padu tanpa melihat perbedaan Bangsa maupun perselisihan di antara mereka. Masa sering juga disebut sebagai: Hope Age.
Zaman ketujuh, The Guardian Age. Bangsa ? bangsa dipersatukan oleh satu kekuatan besar, The Guardian yang lahir dari persahabatan dan persaudaraan pahlawan ? pahlawan besar di zaman itu. Jumlah pahlawan ? pahlawan itu semakin bertambah dan bersumpah untuk menjaga kedamaian dunia. Pada masa ? masa ini hampir tidak terjadi perselisihan ataupun perang.
Zaman kedelapan, The Guardian End. Makhluk ? makhluk dunia memang memiliki kegelapan di dalam hatinya. Setelah lama mengalami masa damai mereka semua mulai sombong dan merasa hebat. Lambat laun kesombongan dan harga diri menyebabkan perpecahan. The Guardian mengalami perpecahan dan membubarkan diri. Dunia pun kembali mengalami perpecahan. Kegelapan mulai menunjukkan kekuatan nya kembali.
Bab 57. Kembali ke WhiteStone
Sebuah terowongan terbuka begitu saja di udara dan dari dalamnya muncul Flarion, Fleric, Gnorr dan pada akhirnya Trexien yang melangkah keluar dengan ragu ? ragu. Mereka cepat ? cepat kembali ke WhiteStone begitu Flarion siuman dan menggunakan Phoenix teleport. Dengan kembali ke WhiteStone Fleric berharap dapat segera mendiskusikan sejarah yang diceritakan Trexien dengan para Dewan Peri yang bijaksana. Apalagi Orb ? orb dunia berada dalam bahaya karena menyimpan suatau rahasia yang dapat membebaskan belenggu Lord of Darkness. Namun mereka semua tidak dapat berbicara banyak karena sebagian besar WhiteStone telah hangus terbakar hingga hanya tersisa puing ? puing dan reruntuhan saja. Teriakan sedih dan marah Fleric pun terdengar memantul dari satu dinding putih ke dinding lain yang masih tersisa di WhiteStone.
?Hawkins! Flivia!? Teriak Flarion. Ia berusaha mencari Hawkins dan Flivia di antara mayat ? mayat peri yang bergelimpangan. Selain peri ada begitu banyak mayat Orc, Tengkorak dan Manusia Serigala. Jumlahnya mencapai ribuan bahkan mungkin puluhan ribu. Sepertinya penyerbuan puncak untuk menghancurkan WhiteStone justru terjadi ketika mereka telah pergi meninggalkan istana. Namun pencarian itu tidak lama. Beberapa tiang baja berdiri dengan kokoh di tengah aula istana WhiteStone. Beberapa sosok tubuh tergantung di sana dengan keadaan telah membusuk. Flarion jatuh berlutut dan menangis. Fleric yang tiba kemudian juga tidak dapat menahan perasaan sedihnya. Gnorr menundukkan kepalanya dan Trexien pun tidak berani melihat lebih lama lagi. Mayat Hawkins yang telah membusuk digantung bersama ? sama dengan beberapa pahlawan dan dewan peri yang terbunuh dalam perang.
Trexien bergerak sedikit menjauh ke belakang aula utama. Mungkin ia tidak tahan menyaksikan kengerian dan kekejaman yang dilakukan pasukan kegelapan. Trexien memeriksa keadaan istana dan tiba ? tiba ia berlutut. Ia mengetuk lantai beberapa kali dan menggaruk ? garuk kepalanya yang mungil. ?Terowongan! Bangssa Serangga!? Desisnya penuh keterkejutan. Bangsa Serangga telah menghilang beberapa zaman lamanya sejak Hero Age. Berhubung sebagian besar serangga berwajah buruk, beracun mematikan dan mengerikan maka tidak heran mereka dianggap sebagai Bangsa terkutuk yang berbahaya bagi mahluk lainnya. Terlebih lagi dalam perang akbar zaman Ancient War, leluhur Bangsa Serangga adalah pembela Lord of Darkness. Oleh karena itu kehadiran mereka selalu dianggap sebagai ancaman. Bangsa serangga akhirnya dipaksa oleh bangsa ? bangsa lainnya untuk mengasingkan diri dalam kegelapan dunia bawah tanah dan menghilang selama beberapa zaman. Bahkan yang terkuat di antara Bangsa ini banyak yang terbunuh di tangan para Pahlawan ? pahlawan Bangsa lain yang hidup di dunia atas. Oleh karena itu tidak heran kunjungan Flarion dan teman ? teman nya ke liang serangga beberapa waktu lalu mendapat sambutan yang menyakitkan.
Temuan Trexien tentang terowongan rahasia yang berada di bawah lantai sangat menarik perhatian Flarion dan yang lainnya. Terowongan besar itu tertutup begitu rapi dan padat oleh batu ? batuan. Jika bukan kaena kekuatan Kapak Gnorr mungkin sangat sulit membuka pintu terowongan tersebut. Memang Bangsa Serangga terkenal dalam membuat terowongan rahasia di dalam bumi.
Walau jumlah korban yang jatuh begitu banyak namun Fleric yakin bahwa seharusnya masih banyak peri yang berhasil selamat atau kemungkinan besar ditawan. Menurut perkiraan Fleric, jumlah prajurit dan rakyat peri yang tewas hanya mencapai 30% saja. Bahkan tidak semua Dewan Peri maupun pahlawan ? pahlawan nya ditemukan tewas di antara tumpukan jenazah yang ada. Hal ini membangkitkan semangat juang Fleric untuk membebaskan rakyatnya yang ditawan. Namun mereka juga menyadari bahaya yang harus mereka tempuh di bawah sana. Satu ? satunya cara untuk membebaskan tawanan adalah dengan cara sembunyi ? sembunyi. Namun itu tidak mudah jika tawanan yang harus dibebaskan berjumlah ribuan orang.
Bab 58. Kembali di Terowongan Serangga
Pertahanan Bangsa Peri di WhiteStone sangat kokoh. Namun jika serangan itu dilakukan dari dalam tentu akan menimbulkan bencana yang sangat besar. Ketika melihat terowongan serangga yang berada di lantai belakang aula utama menjadi sebuah petunjuk bahwa Bangsa Serangga telah bersekutu dengan Pasukan Kegelapan yang terdiri dari Goblin, Tengkorak dan Manusia Serigala untuk menyerang WhiteStone. Bangsa Serangga pasti telah melakukan serangan licik dari dalam istana melalui terowongan ini. Maka Flarion, Fleric dan Gnorr mengambil resiko untuk masuk ke dalam terowongan demi membebaskan tawanan. Itu jika mereka semua belum dimusnahkan atau dimakan hidup ? hidup oleh Bangsa Serangga di bawah sana.
Flarion dan teman ? temannya pernah memasuki Terowongan Serangga sebelumnya sehingga mereka tidak begitu asing lagi dengan suasana dalam terowongan dan dapat dengan lebih mudah menguasai rasa takut akan kegelapan dan bau yang menyengat. Di Terowongan Serangga, fungsi indera pendengaran dan perasaan adalah hal yang sangat penting dan menentukan hidup matinya mereka. Flarion tidak berani menyalakan obor atau cahaya Faith Armor karena itu artinya sama saja dengan memberitahu musuh keberadaan mereka yang sedang menyusup.
?Flarion! Ada derap langkah mendekat!? Desis Fleric di dekat telinga Flarion. Pendengaran Bangsa Peri memang lebih baik daripada kebanyakan manusia biasa. Tak lama kemudian Flarion mendengar bunyi langkah sepasang kaki tersebut. Namun sungguh mengherankan. Hanya sepasang kaki" Kebanyakan serangga memiliki 3-4 pasang kaki. Flarion berhenti dan menahan nafas. Fleric juga melakukan hal yang sama. Namun sungguh suatu kecerobohan, mereka berdua lupa memberitahu Gnorr apa yang sedang terjadi. Gnorr yang memang pada dasarnya tidak memiliki pendengaran yang cukup baik seperti Flarion yang pernah menjadi Forest Watcher atau Fleric si Raja Peri tetap bernafas normal bahkan terus berjalan maju sampai Flarion menahan bahunya. Namun sudah terlambat!
Sepasang langkah kaki misterius itu menghilang begitu saja. Ia pasti telah menyadari kehadiran penyusup sehingga melangkah dengan pelan dan menahan nafasnya. Ada 2 kemungkinan yang benar ? benar buruk bagi mereka bertiga. Pertama, orang misterius itu adalah Pasukan Kegelapan yang akan menyerang mereka dari belakang atau kedua, ia telah pergi melaporkan posisi mereka kepada Bangsa Serangga. Maka Flarion memberi kode kepada kedua temannya untuk mundur dengan hati ? hati. Tapi sebelum mereka bergerak, sebuah jaring yang lengket telah menyerang mereka bertiga. Gnorr berusaha mengoyak dengan tenaganya yang kuat tetapi sia ? sia saja. Maka Flarion pun segera berteriak,? Phoenix Flare!?
Api berkobar mememnuhi ruangan dan memberi cahaya yang cukup untuk dapat melihat. Mereka bertiga terkejut melihat seorang manusia telah berada di depan mereka dengan posisi menyerang. Yang lebih mengejutkan beberapa peri dengan senjata busur dan anak panah mengarah kepada mereka berdiri di belakang seorang manusia berkulit agak gelap itu.
?Kong" Apa yang aku lakukan di tempat ini"? Tanya Fleric dengan keheranan. Di belakangnya Flivia muncul sambil tersenyum melihat Flarion dan yang lainnya.
Bab 59. Musuh atau Sekutu"
Kong terus menyusuri dan melacak jejak Pasukan Goblin yang telah membantai seluruh penduduk desanya hanya karean sebuah orb hitam yang dia sendiri tidak tahu kegunaannya. Pencarian itu berakhir di sebuah camp perang yang besar. Kong bahkan tidak dapat mempercayai penglihatannya sendiri. Ia dengan hati ? hati mengintip dari balik bukit kecil tepat di atas camp perang Pasukan Kegelapan. Ribuan Pasukan Goblin, Tengkorak dan Pasukan Serigala tengah bersiap untuk mengadakan perang besar. Kong juga tahu satu ? satunya tujuan mereka pastilah Istana WhiteStone yang menurut informasi dari Fleric menyimpan 2 orb yaitu putih milik istana WhiteStone dan hijau milik Peri Hutan. Menghadapi kekuatan seperti ini, Istana WhiteStone pasti akan jatuh apalagi ketika Fleric, sang Raja tidak berada di istananya. Kong pun segera berpikir dan mencari akal.
Kong berlari dan menempuh perjalanan tanpa istirahat selama 3 hari. Ia menuju ke gua ? gua batu di Pegunungan Putih dan masuk ke dalam sebuah lorong. Lorong yang terkenal sangat berbahaya karena dihuni makhluk ? makhluk kegelapan, yaitu Bangsa Serangga. Lorong itu disebut Terowongan Serangga. Kali ini Kong tidak bersembunyi seperti seorang pencuri tetapi ia masuk dengan gagah berani seperti seorang ksatria dari timur. Ia maju tanpa rasa takut dan meminta bertemu dengan pimpinan Bangsa Serangga.
Bangsa Serangga selama berabad ? abad tidak pernah kedatangan tamu. Dan baru ? baru ini mereka kehilangan mestika berharga yang menjadi simbol Bangsa mereka yaitu The Black Orb. Tentu saja suasana hati Bangsa Serangga tidak dalam keadaan yang baik. Apalagi setelah mendengar pangakuan Kong yang berani bahwa dialah orang yang telah mencuri orb tersebut. Suara desis dan dengung kemarahan terdengar. Beberapa serangga bahkan sudah maju dan siap memenggal kepala Kong tetapi ada suatu mukjizat terjadi. Suatu mukjizat yang bahkan tidak diketahui dunia di atas sana. Sang Ratu Laba ? Laba, penguasa Bangsa Serangga dengan bijaksana menghentikan situasi kemarahan itu dan meminta penjelasan Kong. Cerita Kong tentang kematian keluarga dan rencana busuk Bangsa Goblin membuat suasana menjadi hening. Kebijaksanaan! Hal yang bahkan belum tentu dimiliki setiap penguasa dunia atas yang diterangi matahari ternyata dimiliki oleh seorang penguasa Bangsa yang buruk rupa seperti serangga.
Ratu Laba ? Laba itu bernama Arachea, The Web Master. Dengan bijak ia berdiskusi dengan Kong dan memutuskan bahwa menghukum Kong sekarang tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, ia memutuskan Bangsa Serangga akan berusaha merebut kembali The Black Orb dari tangan Goblin. Kong dihukum untuk menjadi Jenderal Bangsa Serangga dalam mengemban misi mengembalikan The Balck Orb. Jika ia gagal dalam misinya maka Kong bersedia memenggal kepalanya sendiri di hadapan Bangsa Serangga.
Saat itu juga Arachea memimpin ribuan Pasukan Serangga untuk berperang di bawah komando Kong, seekor kalajengking besar bernama RedTail, The Poison Spike dan Kumbang besar bernama Agarach, The Thousand Sting. Pasukan yang terbagi menjadi Pasukan Laba ? laba, Kalajengking dan Kumbang itu pun bergerak dan siap untuk berperang. Mereka menggali terowongan dengan kecepatan yang sangat mengagumkan.
Bab 60. Selamat Tinggal Hawkins...
?Bertahan! Pertahankan pos kalian masing ? masing!? Seru Hawkins memberi semangat kepada Pasukan Bangsa Peri. Ribuan panah berterbangan di udara, berdesingan, bertabrakan dan menutup langit seperti sekerumunan besar lebah. Pasukan Peri terus memanahi Pasukan kegelapan dari atas Benteng WhiteStone dengan komando dari Hawkins. Pasukan Kegelapan yang terdiri dari Goblin dan Tengkorak balas memanah atas komando Goblin hitam yang selalu membawa busur dan anak panah. Namanya adalah Brakar, The Black Arrow, Si Pemanah Hitam dari Bangsa Goblin yang terkenal. Dia telah kembali dengan pasukan yang lebih mengerikan daripada sebelumnya dan kini menunggang seekor naga mengerikan yang bernama Mistyx, The Fog Terror. Sementara itu di bawah Benteng WhiteStone, Pasukan Manusia Serigala berkerumun seperti semut dan sibuk mendobrak Benteng di bawah komando Maxira yang selalu disertai roh Harimau hitam nya. Hawkins benar ? benar kewalahan menghadapi ketiga monster ini, apalagi tanpa adanya Rajawali yang telah gugur dalam pertarungan.
Gerbang WhiteStone pun jatuh. Pertahanan Bangsa Peri semakin kacau balau karena Pasukan Serigala kini dapat melakukan serangan ganas melalui serangan jarak dekat. Pasukan Peri akhirnya dipaksa mundur dan masuk ke dalam istana untuk bertahan di sana. Saat ini hanya keajaiban yang dapat menyelamatkan Bangsa Peri dari kemusnahan. Hawkins ingat bahwa ada kekuatan besar yang mengatur kehidupan setiap makhluk dan ia pernah diajarkan Flarion untuk meminta keajaiban kepada -Nya. Hawkins juga pernah melihat Ksatria Jeff melakukan ritual yang sama. Hawkins pun mulai mencoba berlutut dan menundukkan kepalanya. Ia hanya berharap Sang Penguasa Semesta mendengarkan dan segera memberi pertolongan yang ajaib. Dan ternyata benar, Ia menjawab permohonan Hawkins!
Lantai aula utama amblas ke dalam bumi dan menyisakan sebuah terowongan besar. Kong keluar dari dalam sana beserta beberapa serangga. Bangsa Peri yang sedang terdesak dan panik segera balik menyerang Bangsa Serangga tetapi untunglah Kong segera berteriak,? Kami adalah teman Flarion! Kami adalah sekutu!? Awalnya Hawkins masih tidak percaya karena Bangsa Serangga dikenal sebagai Bangsa Kegelapan yang tidak dapat dipercaya. Tetapi Pasukan Kegelapan telah mendesak masuk sehingga Hawkins dan Bangsa Peri tidak punya pilihan lain selain mempercayai mereka dan menerima bantuan beruap apapun juga.
Namun jumlah Pasukan Serangga belum tiba seluruhnya. Sebagian besar masih tertahan di tempat lain dan sibuk menggali terowongan sebagai jalan utama. Hal ini karena serangga tidak dapat bertarung di bawah sinar matahari. Kekuatan mereka lemah terhadap cahaya sehingga mereka perlu membuat terowongan yang panjang sebagai jalan utama pasukannya. Tidak ada kemungkinan menang jika mereka secara terang ? terangan balik melawan Pasukan Kegelapan dengan kekuatan yang terkumpul sekarang. Kong hanya menawarkan satu solusi yaitu mundur untuk sementara waktu dan menyerang balik ketika Pasukan Serangga telah terkumpul secara utuh. Bangsa Peri akan dilarikan melalui terowongan serangga.
Melarikan diri juga bukan pekerjaan yang mudah apalagi ada ribuan rakyat peri yang harus diselamatkan. Membutuhkan waktu yang lama untuk memasukkan peri ? peri ini ke dalam terowongan. Walau terowongan itu cukup besar namun tetap memerlukan komando yang baik agar Bangsa Peri tidak berebutan masuk dan saling injak mengingat kepanikan telah melanda dengan begitu hebatnya. Hawkins dan beberapa parajurit Peri yang berani terus menahan Pintu Istana agar tidak jatuh. Namun serangan demi serangan terus diluncurkan dan korban prajurit peri semakin banyak yang berjatuhan.
Tinggal sedikit lagi rakyat Peri yang tersisa untuk dilarikan melalui terowongan namun pintu istana telah terlebih dahulu jatuh. Maxira sangat marah melihat terowongan yang dibuat Bangsa Serangga dan meloloskan banyak magsanya. Ia segera menyerbu masuk dan diiringi ribuan Pasukan Kegelapan. Tapi dari dalam tanah muncul seekor kumbang yang besar dan terdengar suara serak berseru, ?Thousand Sting!? Agarach mengeluarkan jurus andalannya dan tiba ? tiba dari dalam tubuhnya mengeluarkan ribuan jarum yang mengarah ke Pasukan Kegelapan. Puluhan Goblin, Tengkorak dan Manusia Serigala tumbang seketika tertusuk jarum ? jarum beracun Agarach. Namun seekor harimau hitam segera maju dan menyerang Agarach. Untunglah sebelum cakarnya sempat menyentuh Agarach, Hawkins telah memukul mundur sang harimau dengan tombaknya. Ledakan besar terjadi di atap istana dan Seekor Naga menyerang masuk. Sialnya, saat itu juga cahaya matahari ikut masuk dari lubang yang terbuat di atap. Agarach menjerit silau dan segera mundur masuk ke dalam terowongan.
Kong yang menyadari Hawkins dalam bahaya segera melemparkan bom asap yang dalam waktu singkat memenuhi ruangan. ?Ayo cepat masuk!? Teriak Kong kepada Hawkins,? Aku akan meledakkan ruangan dan menutup lubang ini!? Hawkins segera berlari menuju suara Kong. Tetapi ketika ia sudah berhasil memegang pinggang Kong, sebuah cemeti membelit kakinya hingga terjatuh. Kong mati ? matian mempertahankan Hawkins tetapi suara kepak sayap naga terdengar semakin dekat. Hawkins tahu dirinya tidak akan selamat. Oleh karena itu ia mendorong Kong hingga jatuh ke dalam terowongan dan membiarkan dirinya ditangkap oleh Maxira.
Maxira segera mendekat dan mencabut sebilah pisau dari pinggangnya untuk menghabisi Hawkins yang terikat cemeti. Namun mata Maxira terbelalak ketika melihat Hawkins. Di tangan Hawkins terdapat beberapa peledak yang sudah siap diaktifkan. Hawkins menggerakkan tangannya dan menggesekkan peledak tersebut. Percikan api terlihat dan Maxira berteriak keras. Ledakan besar menghancurkan aula utama istana WhiteStone dan mengubur Terowongan Serangga. Di dalam reruntuhan itu terbaring Hawkins, The Forest Watcher yang berani dalam keadaan sekarat. Pada akhirnya ia gugur dengan senyum kemenangan. Harimau hitam meraung kuat dan menyeret Maxira keluar dari reruntuhan namun tidak lama kemudian Harimau itu pun mulai pudar, menandakan bahwa roh tuannya mulai melemah. Pada akhirnya Maxira pun tewas. Harimau Hitam yang merupakan penjelmaan dari kebencian Maxira pun lenyap seketika. Mistyx, The Fog Terror dan Brakar si goblin hitam sangat marah karena tidak berhasil menemukan kedua orb dan Bangsa Peri berhasil melarikan diri. Ia melampiaskan kekesalannya dengan menggantung Hawkins di atas sebuah tiang.
Kisah Flarion : Putera Sang Naga Langit
Bab 61. Enam Jenderal Bangsa Manusia Serigala
WolfHunt berlari kencang. Ia menyadari nyawanya berada dalam bahaya besar. Tidak ada seorang makhluk pun pada masa ini dapat luput dari kematian setelah mengkhianati Garanox dan Pasukan Kegelapan. Gnorr juga pasti akan mati cepat atau lambat atas pengkhianatannya itu. WolfHunt yang telah menceritakan semua informasi yang diketahuinya kepada Fleric dan Gnorr mengenai susunan Pasukan Kegelapan terutama Bangsa Manusia Serigala tentu juga akan dianggap berkhianat pula. Hukuman mati bahkan siksaan berat akan segera diterimanya. Walau saat itu Fleric tidak membunuhnya namun ia yakin Pasukan Kegelapan tidak akan pernah semurah hati seperti yang dilakukan Fleric.
Di bawah ancaman Kapak Gnorr yang besar, WolfHunt menceritakan bahwa Pasukan Kegelapan dibentuk dan disatukan oleh Garanox meliputi 4 Bangsa Terkutuk, yaitu Bangsa Manusia Serigala, Bangsa Goblin, Bangsa Tengkorak dan Bangsa Vampir yang tentunya dipimpin oleh Jenderal besarnya masing ? masing. Bangsa Manusia Serigala memiliki 6 Jenderal Besar. Sementara WolfHunt tidak mengetahui jumlah jenderal Bangsa yang lainnya.
Badai Laut Selatan 5 Pahlawan Padang Rumput Karya Liang Yu Sheng Pedang Asmara 9

Cari Blog Ini