Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung Bagian 2
tubuh perguruannya" "Tui-hong Hwie" atau sutera Terbang Mengejar angin.
Dengan adanya kejadian ini, kasihan keempat orang
dayang tersebut, dalam sekejap mata mereka sudah
ketinggalan beberapa tombak jauhnya.
"Hebat juga nona ini !" pikir Si kakek Huncwee dari gunung
Bong san sewaktu melihat Tonghong Beng Coe berhasil lari
mendampingi dirinya dengan wajah tak berubah, kakek tua itu
merasa sangat kagum, Inilah yang dinamakan ombak
belakang sungai Tiang kang mendorong ombak didepannya,
orang2 generasi Muda menggantikan generasi Tua, aku rasa
dunia persilatan memang sudah sepantasnya jadi milik tunggal
kaum muda mudi !" Dalam kenyataan jago tua ini tidak tahu, kepandaian silat
yang dimiliki Tong-hong Bong Coe bukan saja sudah
mendapat warisan dari semua ilmu silat yang dimiliki ayahnya
Tongbong Koen, bahkan iapun merupakan anak murid
kesayangan dari Soat-san Sin-nie atau Nie-kouw sakti dari
gunung Es salah satu diantara lima manusia aneh dari Kolong
langit. Menanti sikakek Huncwe dari gunung Bong-san angkat
kepala memandang pula Hoo Thian Heng yang ada didepan, ia
temukan pakaian warna hijau yang dikenakan pemuda itu
masih berkibar terus tiada hentinya, sang badan bergerak
laksana awan diangkasa, meskipun ilmu meringankan tubuh
yang dimilikinya telah digunakan hingga mencapai puncaknya,
namun sia2 belaka usahanya untuk menyusul sianak muda
tadi, ia tetap ketinggalan satu tombak lebih lima enam
dibekang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Meskipun mulut selat itu amat sempit, namun makin
kedalam selat tadi makin luas, dalam seperminum teh
kemudian medan dihadapannya sudah amat luas dan sama
sekali terbuka. Hoo Thian Heng yang lari didepan mendadak berhenti,
sepasang matanya dengan tajam memperhatikan kearah
sebuah rimba yang rimbun dan banyak pepohonan kurang
lebih beberapa puluh tombak dihadapannya.
Menjumpai pemuda itu berhenti, sikakek Huncwee dari
gunung Bong san segera mengerti, si anak muda itu tentu
sudah menjumpai sesuatu segera ia mengepos napas dan
meloncat kesamping Hoo Thian Heng.
"Sauw hiapl adakah yang telah kau jumpai?""
Hoo Thian Heng mengangguk.
"Dibalik pepohonan yang lebat dan rimbun berdiri sebuah
rumah gubuk, kemungkinan besar disanalah sepasang
malaikat itu berdiam !"
Sembari berkata ia menuding kearah hutan lebat beberapa
puluh tombak dihadapannya.
Si kakek Huncwee dari gunung Bongsan segera pusatkan
perhatiannya dan menengok kearah mana dituding oleh Hoo
Thian Heng tersebut. Ketika itu dari tengah udara mendadak melayang lewat
segumpal awan hitam yang segera menutupi sorotan cahaya
putih keperak perakan dari putri malam, seketika itu juga
suasana di sekeliling tempat itu jadi sangat gelap, saking
gelapnya hampir2 apapun tak kelihatan.
Dengan segenap kemampuannya si kakek Huncwee dari
gunung Bong san memandang kemuka namun sia2 belaka
usahanya ini, sebab kecuali benda disekitar sepuluh tombak
yang terlihat juga pepohonan yang lebat-lebat lagi gelap,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jangan dikata rumah gubuk dimaksudkan, hanya tiang pun
sama sekali tidak kelihatan.
Haruslah diketahui, bilamana tenaga dalam seorang belum
berhasil mencapai puncak kesempurnaan, tidak mungkin
ketajaman matanya bisa menembusi kegelapan dan melihat
jelas benda sejauh sepuluh tombak dalam keadaan semacam
itu. Meskipun si kakek Hun-cwee dari gunung Bong san sendiri
memiliki tenaga murni hasil latihan se lama puluhan tahun dan
ia boleh disebut jago kangouw nomor wahid, namun
bagaimanapun juga ia masih belum bisa menandingi bakat
Hoo Thian Heng, ia kalah jauh kalau dibandingkan sianak
muda ini. Lagipula Hoo Thian Heng telah menelan pil mutiara dari
Pek tok Giok Tiat" atau sepasang Cecak kumala, meski baru
lewat beberapa hari ia sudah mengalam i banyak perubahan,
tenaga dalamnya bertambah lipat ganda, matanya tambahtajam, tubuhnya tambah ringan dan gesit, benda sejauh dua
puluh tombak dapat ia lihat dengan jelas dan nyata.
Sementara itu Tong-hong Beng Coe pun telah menyusul
datang, apa yang sedang dibicarakan si kakek Huncwee dari
gunuug Bong-san dengan Hoo Tnian Heng bisa ia dengar
semua dengan nyata, karena itu habis mendengar perkataan
itu dara inipun alihkan s inar matanya mengawasi kedepan:
Namun... seperti halnya sikakek Hun-cwee dari gunung
Bong-san iapun tak berhasil menemukan sesuatu apapun
kecuali kegelapan yang mencekam seluruh jagad.
Tak kuasa dengan suara lirih Tong hong Beng Co bertanya
kepada sianak muda itu. "Hoo Sauw-hiap! kenapa aku tidak temukan sesuatu
apapun ?"?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dasar watak seorang bocah perempuan, tabiat nya angkuh,
sombong dan tinggi hati, ia anggap ilmu silat yang dimilikinya
melebihi orang lain dan tak pernah pandang sebelah mata
kepada orang lain, namun sejak melihat betapa dahsyatnya
tenaga lweekang serta ilmu meringankan tubuh dari Hoo
Thian Hong terhadap kesempurnaan ilmu silat anak muds ini,
dara tersebut menaruh rasa kagum dan memuji tiada
hentinya. Ditambah lagi Hoo Thian Hong memiliki wajah yang
ganteng, gagah dan mempesonakan hati setiap gadis..
Dicari sesungguhnya, ia sudah jatuh cinta terhadap lelaki
sombong, lelaki tinggi hati ini.
Hanya yaa, memang dasar watak umum dari setiap gadis,
ia memiliki s ifat congkak dan suka menjaga gengsi diri sendiri,
meski dalam hati amat mnyintai lelaki itu, namun ia merasa
kurang enak untuk mengutarakan serta memperlihatkan rasa
cinta dan sayangnya . . .
perempuan tetap perempuan, memang makhluk paling
aneh dikolong langit. Ingin menunjukkan rasa cintanya namun
tak berani melakukan, dalam hati sayangnya bukan main
namun mulut tetap membungkam, apa sebabnya perempuan
bisa begitu?" sungguh membuat orang tak paham, mungkin
inilah sudah sifat alam setiap gadis?"" entahlah ...
Demikianlah, ditengah bisik lirih dari Tong hong Beng Coe
barusan, bukan saja suaranya lirih, bernadakan manis dan
merdu bahkan membawa kemanjaan yang merupakan ciri
khas seorang perempuan. Meskipun begitu, Hoo Thian Heng tidak ambil pusing,
sianak muda itu tetap berlagak pilon. Mungkin pemuda ini
memang tak tahu akan sifat2 aneh kaum gadis, mungkin juga
ia tahu hanya pura2 berlagak tak mengerti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebab pada waktu itu, seluruh perhatiannya sedang
dipusatkan kedepan mengawasi gerak-gerik rumah gubuk
dihadapannya. Haruslah diketahui, sepasang Malaikat dari gurun Pasir
merupakan salah satu diantara sepuluh manusia sesat yang
menggetarkan sungai telaga, bukan saja ilmu silat yang
dimiliki sangat lihay tiada tandingannya. bahkan merekapun
merupakan gembong2 iblis yang tersohor paling licik, paling
kejam diantara sepuluh manusia sesat lainnya.
Pepatah kuno mengatakan, "Naga sakti yang tangguh tak
akan melawan ular setempat." Lembah Kan- Tjie Kok
merupakan sarang dari sepasang malaikat, kedua iblis itu
menguasai daerah kekuasaannya bagai melihat jari2 tangan
sendiri, sedangkan diantara mereki beberapa orang itu baru
mula pertama menginjak lembah tersebut, terhadap daerah
disekelilingnya tidak begitu menguasai, dalam hal ini Sepasang
Malaikat sudah menang posisi lebih dahulu.
Dengan andalkan kepandaian silat serta tenaga murni yang
dimiliki, meskipun tidak jeri terhadap segala macam bokongan
atau perangkap2 yang sengaja dipasang sepasang Malaikat,
namun musuh dalam posisi gelap dan diri sendiri dalam
keadaan terang, bagaimanapun juga posisinya kurang
menguntungkan. Bukan begitu saja, keselamatan si Kakek Hun-cwee dari
gunung Bong-san bertujuh pun merupakan jaminan serta
kewajibannya untuk melindungi, seumpama ia sedikit teledor
sehingga sa lah satu diantara mereka berhasil dilukai sepasang
Malaikat, bukankah kejadian ini akan sangat memalukan
dirinya?"?""
Musuh tangguh ada didepan mata, mana berani ia
cabangkan pikiran dan menjawab pertanyaan nona itu?""
Oleh sebab itu, sehabis mendengar pertanyaan tadi sianak
muda tersebut tertawa sombong, sahutnya sembarangan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jaraknya amat jauh nona, mana dapat kau lihat
tegas.?"?""
Meskipun perkataan ini diutarakan tanpa mengandung
maksud apapun, namun jelas siapapun akan merasa dibalik
ucapan tadi tersembunyi arti tak pandang sebelah matapun
terhadap si nona. Inilah yang dikatakan pepatah sebagai "Yang berbicara
tiada maksud, yang mendengar mendapat arti"
Kontan air muka Tong-hong Beng Co berubah hebat,
sepasang alisnya menjungkat, gengsinya benar2 tersinggung,
nona ini merasa terhina dan dipandang enteng oleh pihak
lawan. "Hmmm! kau terlalu sombong dan jumawa" pikirnya
didalam hati. "Kalau tidak kuperlihatkan satu dua jurus
kepandaian silatku, kecewa aku jadi ahli waris Soat san Sin-nie
salah seorang diantara Lima orang manusia aneh dari kolong
langit!" Karena dalam hati berpikir demikian, ia segera mendengus
dingin, sang badan berkelebat cepat,
dengan ilmu meringankan tubuh "Tui-Hong Hwie-sie" atau Sutera Terbang
mengejar Angin, ia berkelebat kearah depan.
Walaupun dara itu menguasahi ilmu s ilat dari dua keluarga,
apa yang dikuasahi telah mencapai puncak kesempurnaan,
namun Hoo Thian Heng pun bukan manusia biasa, ketika
merasa dari sisi tubuhnya menyamber lewat desiran tajam ia
lantas sadar. Baru saja Tong-hong Beng coe melejit kede pan, lengan
kanan sianak muda itu laksana kilat telah diulur dan
menyambar pergelangan nona tersebut.
"Kau ingin mencari mampus ?" hardiknya lirih.
Secara tiba2 pergelangan tangannya dicekal, sebagai
makhluk manusia yang memiliki daya refleks tanpa disadari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gadis itupun memberikan perlawanan ilmu Boe-siang Siankang" ajaran gurunya Soat san Sin-Nie yang telah dipesan
wanti2 jangan digunakan bilamana tidak perlu segera
disalurkan mengelilingi seluruh badan kemudino meronta
keras. Baru saja jari tangan Hoo Thian Heng menempel diatas
pergelangan Tong-hong Beng Coe secara tiba2 ia merasakan
dari lengan nona itu memancarkan suatu daya pantul yang
kuat membuat seluruh lengannya menjadi kesemutan.
Hoo Thian Hang amat terperanjat, buru2 hawa murni "Kan
Goan Ceng Khie Sin Kang" nya disalurkan menembusi lengan
kanan kemudian menyebar kelima jari, dengan paksakan diri
ia pertahankan cengkeraman nya.
Tonghong Beng Coe amat terkesiap, ia sudah menggunakan tenaga murni "Boe Siang Sinkang" untuk coba
meronta, nyatanya bukan saja gagal meloloskan diri dari
cekalan tangan Hoo Thian Heng, bahkan ia merasa ada
segulung tenaga tekanan yang sangat berat menerobos keluar
melalui jari2 tangan sianak muda itu.
Sementara ia bersiap menambahi tenaga lwekangnya
menjadi dua lipat ganda, mendadak terdengar Hoo Thian
Heng menghardik dengan suara lirih namun tajam:
"Simpan kembali tenaga murnimu nona, atau nanti kau tak
dapat menahan tenaga Kian Goan Ceng khie Sin-kang ku
sehingga salah tangan melukai dirimu!"
"Kian Goan Ceng-khie Sin-kang" enamn patah kata begitu
nyelonong masuk kedalam telinganya
Tong-hong Beng Coe terperanjat buru2 ia menurut dan
membuyarkan kembali tenaga Sian-kangnya.
Kiranya gadis itu pernah mendengar suhunya Soat-sin Sinnie mengungkapkan tentang persoalan itu, ilmu sakti "Boe
Siang Sian-kang" merupakan kepandaian istimewa dari kaum
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendeta yang tiada tandingan dalam dunia persilatan dewasa
ini kecuali semacam ilmu yaitu "Kian Goan Ceng-khie Sinkang." Menurut suhunya, ilmu sakti "Kian Goan Ceng khie Sinkang." memiliki daya pukulan yang lebih besar daripada ilmu
sakti "Boe Siang Sian kang" cuma ilmu sakti "Kian Goan Khie
sin-kang" ini merupakan ilmu mujijat yang sudah ribuan tahun
lamanya lenyap dari permukaan bumi.
Ratusan tahun berselang, dalam dunia persilatan memang
pernah dikabarkan ada seorang manusia aneh yang berhasil
menguasai ilmu sakti yang telah lenyap ribuan tahun
berselang ini, cuma tak seorangpun pernah menjumpai
manusia aneh tersebut. Berpikir sampai disitu, tak kuasa ia lantas berpikir:
"Mungkinkah dia adalah anak murid si manusia aneh dari
Bu-lim yang pernah diberitakan pada seratus tahun
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berselang?" 0leh sebab itu tidak aneh kalau Tong hong Beng Coe amat
terperanjat setelah mendengar di sebutkannya ilmu sakti "K ian
Goan Ceng Khi Sin-kang" tentu saja tanpa banyak cincong
hawa murninya dibuyarkan.
Menanti T onghong Beng Coe telah menarik kembali seluruh
hawa murninya tenaga tekanan yang muncul dari balik jari2
tangan Hoo Thian Heng semakin lemah dan akhirnya lenyap
sama sekali. "Nona! apa hubunganmu Soat san Sin-nie?" tiba2 Hoo
Thian Heng bertanya. Tonghong Beng Coe tertegun, ia lantas tahu tentu Hoo
Thian Heng bisa menebak asal-usulnya karena kenal dengan
ilnu "Boa Siang kang" tersebut.
Sementara itu sianak muda tadi telah melepaskan cekalan
pada pergelangan tangan kanan sang dara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia adalah guruku?" terpaksa nona itu menjawab dengan
serius. Meskipun tanya jawab yang dilakukan kedua orang itu
amat lirih, tapi si Kakek Huncwee dari gunung Bong san yang
ada beberapa depa disisi mereka dapat menangkap semua
pembicaraan itu dengan jelas, segera ia berpikir dalam
hatinya: "Tidak aneh kalau ilmu meringankan tubuh yang dimiliki
budak cilik ini amat lihay dan bisa mengimbangi kecepatan
kakiku yang sudah kulatih selama puluhan tahun dengan
susah payah, kiranya dia adalah ahli waris dari si Niekouw
sakti dari Gunung Es".
Mendadak ucapan "Kian Goan Ceng Khie Sinkang"
berkelebat kembali didalam benaknya, kontan si orang tua ini
terkesiap. "Aaaah----mungkinkah sianak muda ini adaliah anak murid
manusia aneh itu "---- tapi mustahil kalau manusia aneh itu
masih hidup dikolong langit" pikirnya kembali.
Sementara sikakek Huncwee dari Gunug Bong san dibuat
tercengang, kaget dan ter-heran2 terdengar Hoo Thian Heng
telah berkata kembali dengan suara lirih:
"Tabiat sepasang malaikat dari gurun pasir amat licik, buas,
keji dan sadis, tak boleh terlalu enteng kita pandang mereka,
lagipula musuh ada ditempat gelap sedang kita ada ditempat
terang, setiap penjuru sangat tidak menguntungkan posisi
kita, aku minta nona jangan bertindak sembrono lagi, agar
supaya kita bisa terhindar dari bahaya pembokongan" .
Nada ucapan Hoo Thian Heng kali ini walaupun masih
bernada berat dan rendah namun tidak lagi dingin serta
hambarnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja hal ini disebabkan sianak muda itu sudah tahu
apa hubungan sebenarnya antara Tong hong Beng Coe
dengan Soat-san Sin-nie. Bukan saja tak kedengaran dingin atau hambar, bahkan
mengandung maksud memperhatikan keselamatannya.
Tonghong Beng Cue merasa hatinya nyaman, manis dan
hangat, segera ia mengangguk tanda mengerti.
Dalam pada itu keempat orang dayang Tonghong Beng
Coe-pun secara beruntun telah tiba disana.
Dengan sepasang matanya yang tajam Hoo Thian Hong
menyapu sekejap kearah si Kakek Huncwee dari gunung
Bong-san, lalu ujarnya kembali:
"Yu thay-hiap, kalian beberapa orang bersembunyi saja
disekitar pepohonan yang lebat ini, aku serta nona Tonghong
akan berangkat kesana untuk melihat2"
Habis berkata tanpa menanti jawaban dari si kakek dari
gunung Bong san lagi ia segera menarik ujung baju sang dara
sambil berseru: "Ayoh berangkat!"
Bersamaan dengan itu, badannya mencelat sejauh tujuh
delapan tombak, jaraknya dengan gubuk tinggal sepuluh
tombak. Buru2 Tonghong Beng Coe menggerakkan badannya
menyusul dari belakang, selama ini gadis tersebut bungkam
terus dalam seribu bahasa.
Hoo Thian Heng benar2 bernyali besar, badannya bergerak
terus untuk kemudian berhenti kurang lebih dua tombak di
depan gubuk tersebut. Dipandang sepintas lalu wajahnya kelihatan tenang
sedikitpun tak ada perubahan namun kenyataan ia merasa
sangat tegang, seluruh perhatiannya dipusatkan jadi satu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sikapnya tenang dan hawa murni disiap siagakan, asal dari
balik gubuk itu menunjukkan tanda2 mencurigakan, ia akan
segera melancarkan serangan.
Lama sekali Hoo Thian Heng serta Tonghong Beng Coe
menanti diluar gubuk, menjumpai disekitar sana tidak
menunjukkan gerak-gerik atau pertanda apapun, timbul rasa
curiga dalam hati mereka berdua, pikirnya:
"Sepasang malaikat dari Gurun Pasir bukan sembarangan,
tenaga lwekang yang mereka miliki sangat lihay, mustahil
dengan kedatangan nona T onghong sampai jarak dua tombak
dari gubuk mereka masih belum diketahui, apalagi kamipun
tidak menyembunyikan jejak, tidak mungkin sepasang
malaikat itu tak tahu. Mungkinkah kedua orang gembong iblis ini sudah kena
dicelakai orang?" mengapa tidak kujajal keadaan yang
sebenarnya?"... "
Karena punya pikiran yang demikian, ia lantas membungkuk dan memungut dua biji batu sebesar telur
kemudian dianggap sebagai senjata rahasia segera ditimpuk
kearah gubuk. "Plaaak! Plaaaaak" dua kali bentrokan keras bergema
memecahkan kesunyian yang mencekam malam gulita itu.
Namun setelah dua suara itu tadi lewat, bukan saja
suasana disekeliling tempat itu pulih kembah dalam
keheningan, bahkan dari dalam gubuk itupun tidak
menunjukkan adanya suatu pertanda ataupun gerak gerik.
"Sungguh aneh, mengherankan" pikir sianak muda itu
setelah melihat percobaannya tidak menimbulkan reaksi.
"Tidak selayaknya sepasang malaikat itu membiarkan orang
asing mengganggu ketenteraman sarangnya, atau mungkin
mereka tak ada dirumah dan kebetulan sedang pergi
meninggalkan sarangnya ". . . "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berpikir sampai disitu, Hoo Thian Heng segera berpaling
dan pesannya kepada Tong hong Beng Coe yang ada
disisinya. "Nona! coba kau tunggu sebentar disini, aku hendak maju
kedepan untuk melakukan pemeriksaan lebih teliti!"
Habis bicara, tanpa menanti jawaban dari gadis itu lagi,
badannya segera berkelebat kedepan, kipasnya disentak
terbuka kemudian dari tangan kanan dipindahkan ketangan
kiri sementara hawa murninya disalurkan ketangan kanan s iap
menghadapi segala kemungkinan.
Setibanya didepan gubuk, sianak muda itu merandek
sejenak, setelah ragu2 sesaat akhirnya ia me langkah masuk
kedalam. Melihat pemuda itu melangkah masuk kedalam gubuk,
Tong hong Beng Coe sangat kuatir, ia merasa perbuatan Hoo
Thian Heng sama artinya menempuh mara bahaya.
Tanpa menghiraukan pesan pemuda itu lagi, ia segera
menghunus pedangnya kemudian meloncat kedepan pintu
gubuk dan langsung menerjang kedalam
Namun.. ketika ia tiba dalam gubuk itu, seketika Tong-hong
Beng Coe berdiri terpaku.
Suasana dalam ruangan itu sunyi senyap tak terdengaran
sedikit suarapun, bahkan saking heningnya mendatangkan
suasana seram, ngeri dan menakutkan.
Diatas lantai rebah terlentang dua sosok tubuh yang kurus
kering, kedua orang itu adalah kakek tua yang sudah berusia
enam puluh tahunan, mulut mereka penuh berlepotan darah.
Salah satu diantara kedua kakek itu sudah putus nyawa,
sedang yang lainnya masih hidup meskipun napasnya sudah
amat lemah dan tinggal satu2nya, sementara Hoo Thian Heng
berdiri disisi mayat dengan wajah tercengang bahkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelihatan begitu tertegun sampai tak kedengaran sedikit
suarapun. Tong-hong Beng Coe tak dapat menahan diri sehabis
melihat peristiwa itu, ia maju menghampiri sianak muda itu
dan berseru: "Hoo Sauw hiap, apa artinya semua ini " bukankah mereka
adalah sepasang malaikat dari gurun pasir ?"?"
Hoo Thian Heng mengangguk.
"Dipandang dari dandanannya tak bakal salah lagi mereka
adalah sepasang malaikat dari Gurun Pasir, Ia menjawab.
"Agaknya kedatangan kita orang sudah terlambat satu
langkah, entah mereka telah roboh ditangan siapa.. ."
Dugaan pemuda itu sedikitpun tidak salah, kedua orang
kakek tua yang roboh menggeletak di atas lantai adalah
Sepasang Malaikat dari Gurun Pasir, yang sudah mati adalah
Toa sat atau si kakak dan yang masih kempas kempis menanti
ajalnya adalah Jie-sat atau sang adik.
Hoo Thian Heng segera menghampiri sikakek atau Jie sat
yang belum mati itu, kepadanya segera ia menegur.
"Eeeeiii... Setan tua, siapa yang mencelakai dirimu ?"?"
Mendengar ada suara teguran, kakek tua itu lambat2
membuka matanya, setelah memandang wajah pemuda itu
sejenak lalu sahutnya. "Peng Pok Sin Mo! ..."
Meski telah menjawab, suaranya lirih dan lemah sekali.
"Apa?" Peng Pok Sin Mo?"" seru Hoo Thian Heng
tercengang se-akan2 berita tersebut tak masuk dalam
akalnya. Peng Pok Sin Mo atau si Iblis Sakti Bayangan Es adalah
pemimpin dari Boe lim Sip Shia atau Sepuluh manusia sesat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari rimba persilatan, kepandaian silatnya lihay dan
merupakan manusia paling ditakuti di kolong langit dewasa
itu. Kini dikabarkan ia telah membinasakan Sepasang malaikat
dari Gurun Pasir, dua anggota di antara sepuluh manusia sesat
dari dunia persilatan, suatu keanehan yang tak mungkin
terjadi. Apa sebabnya gembong iblis itu membunuh
anggotanya sendiri?"" suatu kejanggalan yang tak masuk
diakal. Tong-hong Beng Coe yang selama ini membungkam
disamping gelanggang, saat ini tak dapat menahan sabar lagi,
ia bermaksud cepat2 balaskan sakit hati mendiang ayahnya.
Karena tidak ingin me-nyia2kan waktu sehingga keburu
Malaikat kedua inipun menemui ajalnya, sang badan segera
maju kedepan sembari membentak.
"Setan tua, sebenarnya apa kesalahan yang telah dilakukan
ayahku sehingga kalian berdua memusuhi ayahku?"" mengapa
kalian membokong ayahku sampai menemui ajalnya?""
bangsatl!!! ayoh cepat jawab!"
Dari bentakan ini, Jie-sat segera mendapat tahu sepasang
muda mudi yang didepannya saat ini tentu musuh2nya ia tidak
takut, sebab kakek iblis ini sadar jiwanya sebentar lagi bakal
habis. Karena itu kena dibentak, bukannya terjelos, malahan ia
balas mengawasi gadis itu tajam2.
"Nona! siapa sih ayahmu itu?" ia bertanya.
"Tonghong Koen!"
Tiba2 dari kelopak mata Jie sat yang sudah keriput
mengembang air mata, sementara wajahnya berobah hebat
dan kelihatan semakin bengis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oooou.. jadi Nona adalah keturunan dari Tonghong
Koen?" Serunya lirih, suaranya makin lemah "Aaaai--.! nona,
memang kuakui terus terang, ayahmu mendiang telah
menemui ajalnya di tangan kami dua bersaudara, kemudian
mustika yang ia simpanpun berhasit kami rampas ..... tapi..
tapi---justru karena perbuatan kami itulah sekarang kami dua
bersaudara harus menemui ajalnya pula ditangan Peng Pok
Sin-mo, inilah kesalahan yang kami perbuat dan harus kami
tanggung jawab sendiri resikonya, karena tamak dan ada niat
jahat untuk mengincar barang milik orang lain, akhirnya
kamipun harus menerima nasib seperti ini..."
Memang sudah jamak, di-saat2 menjelang kematiannya,
barang siapapun perduli dia manusia yang paling jahat, paling
kejipun tentu akan menunjukkan penyesalannya.
Tidak luput hal inipun menimpah diri Jie-sat meskipun
semasa hidupnya banyak perbuatan keji yang telah dilakukan,
namun setelah malaikat elmaut akan mencabut jiwanya, iapun
memperlihatkan rasa sesal yang amat mendalam.
"Apa kau bilang ?" Seru Tong-hong Beng Coe dengan nada
tercengang, "Mustika apa yang berhasil kalian rampas dari
tangan ayahku ?" "Bukankah bukankah nona tahu akan pedang panjang m ilik
mendiang ayahmu... ?" Seru Jie-sat. "Bukankah diujung
gagang pedang itu terdapat ronce atau pita panjang yang
ditaburi dengan kumala Hoeit T joe ?"
"Ehmmm ! benar ...." Tong-hong Beng Coe segera
mengangguk membenarkan perkataan itu. "Memang benar
diujung gagang pedang ayahku terdapat kumala seperti itu
...." "Nah, itulah dia, bencana tersebut datangnya dari pita
bertaburkan kumala tersebut..." katanya . . . katanya didalam
Giok Pei atau kumala itu tersimpan sebuah peta lukisan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ada hubungan ....ada hubungan dengan kitab ilmu silat maha
sakti yang terpendam disuatu tempat ...."
"Aaaaah . . !" tak tahan Tong-hong Beng Coe berseru
tertahan, sambil menatap Malaikat kedua ini tajam2, serunya:
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dimana kumala giok-pei itu " sekarang benda itu ada
dimana ?" Jie-sat menyeringai seram:
"Telah dirampas Peng Pok Sin-mo!" "sahutnya.
Dari dalam sakunya tiba2 Tonghong Beng Coe
mengeluarkan pisau belati milik si kakek Hun-cwee dari
gunung Bong-san, kemudian tanyanya lagi:
"Bagaimana dengan pisau belati ini " sebenarnya apa yang
telah terjadi ?" Sementara Jie-sat siap menjawab, tiba2 seluruh badannya
berkelejet keras, ia tahu saat kematiannya telah tiba, namun
kakek tua itu coba mempertahankan diri, sambil mengempos
tenaga terakhirnya ia hendak menjelaskan duduknya perkara
namun sayang seribu kali sayang, walaupun ia ada maksud
takdir tidak mengijinkan ia berbuat demikian.
"Nona.. nona ...loolap...suuu....sudah tak tak bertenaga
untuk me... menerangkan duduknya per. . . perkara, kaaa..
kalau ingin taaa ....tahu yang le ..lebih jelas,. per-pergi dan
cari.lah.. Peng ,. .. Peng Pok-. . ."
Belum sempat ia menyelesaikan kata2nya, takdir telah
menentukan sukmanya terus berangkat sepasang kaki
menjejak kejang, dan nyawa pun melayang keluar dari
raganya untuk kemudian menghadap Raja Akherat.
oooo0oooo HOO THIAN HENG merasa pasti, setelah Peng Pok Sin-mo
berhasil membinasakan sepasang malaikat dan merampas
peta petunjuk dimana terpendam kitab mustika "Yoe Leng Pit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kip", tak mungkin ia kembali ke pulau Thian Bun T o dimana ia
menjadi T o cu pemilik pulau tersebut.
Pastilab iblis sakti Bayangan Es atau Peng Pok Sin-mo ini
langsung mengikuti petunjuk tersebut berangkat ke tempat
yang dimaksudkan sebagai tempat terpendamnya kitab
mustika kemudian menggali, menemukan dan bersembunyi
disebuah hutan yang jauh terpencil untuk mempelajari isinya.
Sepasang Malaikat dari Gurun pasir telah mati, kemana
Peng Pok Sin Mo pergi" tak seorangpun yang tahu, mungkin
untuk mencari jejaknya saja harus membuang banyak waktu
dan tenaga. Kepandaian silat yang dimiliki Iblis bayangan es ini bukan
main dahsyatnya, terutama sekali ilmu Peng Pok Mo-kang nya
amat lihay, dahsyat dan menyeramkan, karena keunggulan
inilah ia berhasil merampas kedudukan sebagai pemimpin
sepuluh manusia sesat dari dunia persilatan dan angkat diri
sebagai gembong iblis paling lihay dalam dunia persilatan
dewasa ini. Seumpama kitab mustika "Yoe Leng Pit Kip" kena
ditemukan oleh gembong iblis ini, kemudian menyembunyikan
diri dipegunungan terpencil dan mempelajarinya, lama
kelamaan kepandaian silat yang sudah lihay akan jauh lebih
dahsyat sampai terjadi keadaan seperti itu tokoh Bulim
manakah yang bisa mengalahkan dan menaklukkan dirinya" ..
Kalau gembong Iblis itu tidak cepat2 dicari dan peta
mustika itu buru2 dirampas, mungkin akibat yang bakal terjadi
sukar dibayangkan mulai sekarang.
Dalam hati sianak muda itu segera berpikir:
"Giok-pei kuma la tersebut berhasil dirampas Sepasang
Malaikat dari gurun pasir dari tangan Tonghong Koen dus
berarti peta mustika itu pernah mereka lihat. Kemungkinan
juga mereka pun tahu dimana letak disimpannya kitab mustika
tersebut. Mengapa tidak kutanyakan saja di mana kitab
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pusaka tersebut terpendam" bukankah dengan begatu lebih
gampang buat kami untuk mengejar dan merampas kembali
mustika itu!" Ingatan ini laksana kilat berkelebat dalam benak Hoo Thian
Heng. Pada saat ingatan tadi berkelebat lewat, pada saat itulah
Jie sat lagi pejamkan matanya sambil berkelejat, segumpal
hawa akhirnya belum sempat tersebar buyar.
Laksana kilat sianak muda itu mengulur sepasang
tangannya dan menempelkan diatas tubuh Jie-sat, sebelah
tangan ditempelkan pada Jin-tiong Jie-sat sementara tangan
yang lain ditempelkan keatas dadanya, hawa murni segera
disalurkan melalui telapak tangan menembusi ulu hati Jiesat
dan lambat2 meluncur kedalam tubuh melindungi hawa akhir
dari Jie-sat agar jangan, keburu buyar.
Dengan tindakan ini, Hoo Thian Heng berhasil memaksa
sukma Jie-sat tertahan untuk sementara waktu dalam rongga
badan kasarnya. "Hey apakah kau pernah melihat sendiri peta mustika itu?"
dengan sepasang mata berkilat dan menatap Jie sat tajam2,
teriaknya lantang. "Tahukah kau dimana kitab pisaka itu terpendam ?"
Sebenarnya hawa akhir dalam tubuh Jie sat sudah hampir
buyar, secara tiba2 menyusup datang segulung aliran panas
dari telapak sianak muda menembusi ulu hatinya, hawa akhir
segera terlindung dan mengumpul kembali, semangatnya
kembali berbangkit dan sekilas rasa kejut melintas diatas
wajahnya. Namun dalam keadaan seperti ini, tiada kesempatan
baginya untuk berpikir banyak, ia tak sempat untuk berpikir
siapakah sianak muda yang berada dihadapannya, iapun tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat membatin secara bagaimana seorang anak muda bisa
memiliki tenaga lwekang demikian dahsyat ....
Mendengar pertanyaan itu, sima laikat kedua segera
berpaling kearah Hoo Thian Heng,
tersenyum dan mengangguk. "Meuurut catatan diatas peta petunjuk tersebut, kitab
pusaka itu terpendam dilembah Pek Yan Gay gunung In Boe
san yang termasuk di Propinsi In lam. kemungkinan besar
pada saat ini Peng Pok Sin-Moo telah berangkat menuju
kesana jikalau sauw hiap ada maksud mengejar iblis tua itu,
berangkatlah sekarang juga. seumpama kata siblis tua itu
yang berhasil dapat menemukan kitab pusaka itu, ia pasti jauh
menyingkirkan dari suatu tempat yang terpencil, dimana ia
akan berlatih rajin, kalau sampai terjadi begitu sulitlah buat
kalian untuk menemukaa jejaknya kembali "
Setelah peroleh keterangan yang dibutuhkan, Hoo Thian
Hong pun menarik kembali sepasang telapaknya.
Seketika itu juga ma laikat kedua muntah darah segar,
badannya berkelejit, sepasang mata melotot dan putus nyawa,
kali ini sukmanya benar2 meninggalkan raganya untuk
melaporkan diri pada raja Akhirat.
Dalam pada itu sikakek Huncwee dari Gunung Bong san,
murid kesayangannya Gong Yu, beserta keempat dayangnya
Tong hong Bong Coe secara beruntun telah menyusul ke
dalam gubuk. "Kini, urusan sudah tertera amat jelas, bagai mana menurut
pendapat kalian berdua ?" Tanya Hoo Thian Hong sambil
menatap wajah sikakek Hunewee dari Gunung Bong-san serta
Tong hong Beng Coe dua orang.
"Meskipun ayahku bukan mati ditangan Peng Pok Sin-mo"
jawab Tong hong Beng Coe tanpa berpikir panjang lagi.
Namun kalau bukan dia yang menganjurkan sepasang
malaikat dari gurun pasir untuk merampas mustika milik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ayahku, tidak nanti ayahku bisa dibunuh oleh sepasang
malaikat itu, mengingat pula diantara ayahku dengan
Sepasang Malaikat dari Gurun Pasir tidak terikat dendam
ataupun sakit hati. Maka dari itu bicara pulang pergi iblis tua
itulah penyebab kematian ayahku, walaupun bukan ia yang
turun tangan namun sama saja ayahku terbunuh ditangannya!" Bicara sampai disitu, sepasang matanya mendadak
memandarkan cahaya tajam, sambil gertak gigi terusnya
sengit: (OodwoO) Jilid 3 "WALAUPUN ilmu iblis Pek Mo-kang yang jauh dimiliki iblis
tua itu menjagoi seluruh kolong langit, nama besarnya
terderet sebagai pemimpin Sepuluh Manusia Sesat dan
kepandaian silatnya sukar dilukiskan dengan kata2, meskipun
ilmu silat aku Tong hong Beng Coe cetek, tak becus dan
bukan tandingan iblis tua itu, namun dendam berdarah atas
kematian ayahku lebih dalam dari samudra aku bersumpah
akan menuntut balas meski badan harus hancur lebur, dengan
andalkan kepandaian yang ku miliki, aku hendak ada jiwa
dengan iblis tua itu."
Tidak malu gadis ini menyebut dirinya sebagai akhli waris
tokoh kenamaan, walaupun cuma seorang gadis namun
keberanian, kebaktian, kegagahannya serta kekerasan hatinya
tidak kalah dibandingkan dengan kaum pria.
Si kakek Huncwee dari gunung Bong san yang mendengar
ucapan itu, hatinya betul2 terharu. Diam2 ia ambil keputusan
untuk membantu usaha nona itu dalam membalaskan dendam
kematian ayahnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Haruslah diketahui, walaupun ilmu silat yang dimiliki si
kakek Huncwee dari gunung Bong san amat lihay, dan-la
termasuk tokoh nomor wahid dalam cincin persilatan dewasa
ini, namun kalau dibandingkan dengan Peng Pok Sin mo
pemimpin sepuluh manusia sesat, ia masih ketinggalan jauhsiorang tua itu saeiar1 bahwa dia masih bukan tandingannya.
Tetapi keadaan pada saat ini jauh berbeda. Tong hong
Beng Coe hanya seorang nona yang masih muda, meskipun
tahu bahwa kepandaiannya bukan tandingan lawan, namun ia
memiliki keberanian untuk adu jiwa dengan iblis tua itu.
Apalagi dia adalah seorang tokoh silat yang sudah tersohor
puluhan tahun lamanya, masa ia harus kalah dengan seorang
nona. oleh sebab itulah ditengah kobaran semangat Tong hong
Beng Coe muncul juga semangat jantan dalam benak sikakek
Hun cwee dari gunung Bong san, ia bulatkan tekad untuk
membantu sang dara itu dan memusuhi Peng Pok sin mo yang
tersohor. Tentu saja, dibalik persoalan ini masih tersembunyi alasan
lain, yaitu menyangkut golok emas sisik ikannya, ia berniat
mencari Peng Pok sin-mo untuk menanyai persoalan ini
sampai jelas dan menuntut keadilan darinya.
Baru saja Tong bong Beng Coe menyelesaikan kata2nya,
dari sepasang mata sikakek Hun cwee dari gunung Bong-san
memancarkan cahaya tajam, sambil menatap gadis itu ia
tertawa ter-bahate. "Haa - - haa - - haa - - tidak malu nona menyebut dirinya
sebagai ahli waris perguruan kenamaan, cukup andalkan
keberanian serta kebaktianmu ini sudah cukup membuat
orang merasa amat kagum " Ia merandek sejenak, lalu
terusnya: "Sepanjang hidup ayahmu gagah dan mulia hatinya,
meskipun loohu belum pernah saling jumpa dan saling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkenalan, namun sudah lama aku mengaguminya, kini
ayahmu mati dalam keadaan kecewa, berdiri diatas keadilan
yang ditegakkan dalam Bu-lim, tidak pantas kalau loohu
berpeluk tangan belaka, disamping itu untuk mencari jelas
duduknya perkara akan golok emas sisik ikan yang digunakan
mereka kejantanan tersebut, loohu pun tak boleh bungkam
diri. seandainya nona tidak merasa keberatan bagaimana
kalau sekarang juga kita berangkat ke gunung Im Boe san
untuk mengejar iblis tua itu dan menjajal kehebatan ilmu iblis
Peng Pok Mo kang dari setan tua itu ?"
"Nona Tong-hong " Hoo Thian Heng yang ada disamping
mendadak menimbrung dengan nada dingin.
"Dendam sakit hati ayahmu memang termasuk persoalan
penting, namun masih ada satu masalah yang jauh lebih
penting daripada urusan membalas dendam "
Tong-hong Beng Coe maupun sikakek Huncwee diri gunung
Bong-san terperanjat, sambil menatap wajah sianak muda itu
tanyanya hampir berbareng: "Persoalan apakah itu sauw
hiap?" Hoo Thian Heng tertawa angkuh.
"Tahukah kalian berdua apa sebabnya Tong-hong Tiiay
hiap dibunuh ?" ia bertanya.
"sebab dalam Giokpei kuma la yang tergantung digagang
pedang ayahku tersimpan peta mustika yang menyangkut
kitab pusaka yoe Lan pit Kip " jawab sang nona.
"Nah, itulah dia " seru Hoo Thian Heng sambil
mengangguk- "Kitab pusaka yoe Leng pit Kip adalah kitab kuno yang
sakti, dalam kitab tersebut tercatat ilmu silat serta sin kang
maha sakti yang tiada tandingan dikolong langit dewasa ini,
asalkan seseorang berhasil mempelajari salah satu saja
diantara ilmu sakti yang tercantum dalam kitab itu, sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cukup bagi orang itu untuk malang me lintang dalam dunia
persilatan dan sulit menemukan tandingan. Jikalau kita
biarkan kitab tadi diperoleh Peng Pek Stn-mo untuk kemudian
berhasil ia latih salah satu diantara ilmus sakti itu, bukan saja
sakit hati nona T onghong tak bisa terbalas, bahkan badai yang
maha dahsyatpun segera akan melanda seluruh kolong langit"
Berbicara sampai kesitu mendadak air muka Hoo Thian
Heng berubah, agaknya ia sangat memperhatikan perubahan
wajah kedua orang itu, terdengar ia meneruskan:
"oleh sebab itu, peta petunjuk yang amat berharga ini
harus cepat" kita rebut kembali dari tangannya."
selesai mendengar ucapan itu, dalam hati kakek Huncwee
dari gunung Bongsan serta Tang hong Beng Coe berpikir"Sungguh kecewa kenapa tak terpikir olehku sampai kesoal
itu ?"?" Padahal bukannya kedua orang itu tak pernah berpikir
sampai kesitu, berhubung Tong -hong Beng Coe sedang
bersedih hati mengingat kematian ayahnya, apa yang
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berkecamuk dan memenuhi benaknya hanyalah bagaimana
cara membalas dendam, sama sekali tak berpikiran olehnya
sampai kesoal itu. sedangkan sikakek Huncwee dari gunung Bong san, ia
terpengaruh oleh sikap gagah, bersemangat dari Tong-hong
Beng Coe- tanpa sadar semangat jantannya ikut berkobar dan
sedikit teledor. Namun kini, setelah disadarkan oleh Hoo Thian Heng, baik
Tong hong Beng Coe maupun sikakek Hun-cwee dari gunung
Bong-san merasa masalah ini jauh lebih penting dan serius.
Dihati kecilnya kedua orang itu sama-sama punya
perhitungan, mereka tahu dengan andalkan ilmu silat yang
mereka miliki tak mungkin bisa menandingi Peng Pok s in-Mo.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pembalasan dendam inipun dilakukan dengan andalkan
semangat jantan belaka berhasil atau tidak?" boleh di kata
tiada pegangan yang meyakinkan, apalagi merampas mustika
itu ?"" Mendadak dari sepasang mata Hoo Thian Heng
memancarkan cahaya tajam, sambil menatap kedua orang itu
ujarnya. "Walaupun belum lama cayhe terjunkan diri kedalam dunia
persilatan, dan selama ini memegang semboyan, siapa tidak
melanggar aku. akupun tidak melanggar dia- namun
berhubung keadaan ini hari jauh berbeda, meskipun Peng Pok
sin-mo tidak mengganggu diriku, namun kitab ilmu silat yang
maha sakti seperti itu tak boleh sekali terjatuh ketangan iblis
tua itu kalau tidak keadaannya bagaikan harimau tumbuh
sayap, demi ketenteraman serta keamanan seluruh umat Bulim, terpaksa cayhe akan melanggar kebiasaan dan mengikuti
kalian berdua berangkat kegunung In Boe-san"
Pada dasarnya sejak semula sikakek Hun-cwee dari gunung
Bong san memang ada maksud hendak mengundang Hee
Thian Heng berangkat ber-sama2, namun berhubung
wataknya yang ku koay dan sebentar panas sebentar dingin,
sukar ditentukan untuk beberapa waktu ia rada ragu2 untuk
buka suara. Kini mendengar sianak muda itu menawarkan diri ia jadi
kegirangan setengah mati, seraya menjura serunya:
"seandainya sauw hiap suka berangkat ber-sama2 kami,
inilah keberuntungan buat umat Bulim"
Hoo Thian Heng berpaling menatap siorang tua itu dan
tertawa angkuh. "yu Thay hiap, harap kau jangan memandang masalah ini
terlalu enteng. Haruslah kau ketahui Peng Pok sin mo adalah
pemimpin sepuluh manusia sesat dari dunia persilatan dewasa
ini, terutama sekali ilmu sakti Peng Pok Mo kang nya sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjagoi kolong langit, bukan saja amat beracun dan ganas
bahkan lihaynya luar biasa, meskipun ilmu Hian bun Kian Goan
ceng Khie yang cayhe latih masih bisa digunakan untuk
mempertahankan diri, namun.... kalau sampai terjadi suatu
kekerasan, siapa menang siapa kalah sukar diramalkan mulai
saat ini" sikakek Huncwee dari gunung Bong san percaya sianak
muda itu tidak mendustai dan apa yang dikatakan merupakan
kenyataan, ia lantas mengangguk"Apa yang sauw hiap ucapkan sedikitpun tidak salah"
sahutnya membenarkan. "Kepandaian silat yang dimiliki Peng Pok sin mo serta ilmu
iblis Peng Pok Mo kang nya memang tak boleh dipandang
enteng namun kau harus ingat sejak jaman dahulu kala kaum
sesat tak bisa menang kan kaum lurus, dengan ilmu sakti yang
dimiliki sauw-hiap saat ini, jikalau terjadi pertarungan
melawan iblis tua itu, menurut pendapat loohu meskipun
belum tentu menang asalkan kau suka berlaku hati2, belum
tentu sauw hiap menderita kalah"
"Ucapan yu Loocianpwee sangat tepat sekali" tiba2 Tong
hong Beng Coe menimbrung dengan nada manja.
"Walaupun tenaga Iweekang iblis tua itu amat sempurna,
ilmu iblis Peng Pok Mo-kang nya keji dan sangat beracun,
asalkan kita ber-hati2, belum tentu bisa menderita kalah"
Mendengar perkataan itu Hoo Thian Heng menatap wajah
TOng-hong Beng Coe dan tersenyum.
"Berhubung masalah ini menyangkut masa depan seluruh
umat Bulim, mau tak mau cayhe terpaksa mengerahkan
segenap tenaga yang kumiliki dan berusaha menurut takdir"
sahutnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bicara sampai disitu, ia merandek dan menatap sekejap
kearah sikakek Hun-cwee dari gunung Bong-san, kemudian
tambahnya. "Persoalan tak boleh diundur lagi, aku takut kalau diundur
lebih lama bakal terjadi diluar dugaan, sekarang cayhe akan
berangkat selangkah duluan, harap kalian berdua segera
menyusul datang sampai jumpa lagi dikaki gunung InBoe-san
lembah Pek yan Cay" selesai bicara badannya melejit dan diiringi dengan angin
tajam ia melayang keluar dari dalam gubuk.
Tampak tubuhnya mendadak menyusut kemudian melejit
ditengah udara setinggi puluhan tombak, setelah itu bagaikan
sambaran kilat melesat ke mulut lembah.
Buru2 Tong-heng Beng Coe serta sikakek Hun-cwe dari
gunung Bong-san menyusul keluar dari dalam gubuk, menanti
sinar mata mereka di alihkan kearah mulut lembah, bayangan
Hoo Thian Heng sudah lenyap tak berbekas.
Dari tempat kejauhan terdengar suara derap kaki kuda
bergema memecahkan kesunyian yang mencekam malam hari
itu, mengikuti hembusan angin sepoi berkumandang datang
suara senandung yang nyaring dan lantang: "selapis gunung,
dua lapis bukit. Kali ini kalau maksud tercapai. Menyapu iblis,
mengusir siluman, dengan bangga menguasai hutan dan
bukit. Dunia persilatan jadi milikku pribadi-.."
Suaranya keras, lantang, kuat dan penuh bersemangat,
seluruh lembah penuh dengan suara pantulan yang bergema
memekikkan telinga. sikakek Hun cwee dari gunung Bong San yang dapat
memahami arti dari senandung itu, hatinya kontan terjelos,
pikirnya: "sungguh besar ambisi orang ini. bukan saja dia merupakan
Malaikat elmaut bagi kawanan iblis, dikemudian hari besar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesempatannya untuk menjagoi seluruh kolong langit,
bilamana sampai terjadi begini, aai...entah kebahagiaan atau
bencana ang menimpa seluruh umat Bu-lim"
sementara sikakek Huncwee dari gunung Bong san sedang
melamun, mendadak Tong-hong Beng Coe yang berdiri
disisinya telah buka suara dan bertanya dengan nada manja:
"yu Loo cianpwee, menurut pendapatmu kepandaian silat
yang dimiliki Hoo sauw-hiap mungkinkah bisa mengungguli
Peng Pok sin-mo ?""
sikakek Hun cwee dari gunung Bong san berpaling dan
memandang sekejap wajah dara itu, kemudian jawabnya:
"Ilmu silat yang dimiliki orang ini tinggi dan lihay sukar
diukur, terutama sekali tenaga sakti Hian-bun-Kian-goanCeng-kienya, bukan saja merupakan ilmu sakti tingkat teratas
dari kaum pendeta bahkan termasuk ilmu sakti yang sudah
lenyap dari muka bumi hampir mendekati seratus tahun
lamanya dia memang termasuk salah seorang jagoan aneh
yang sukar dijumpai dalam dunia persilatan seratus tahun
mendatang " Berbicara sesungguhnya, walaupun sikakek Huncwee dari
gunung Bong-san merasa ilmu silat yang dimiliki Hoo Thian
Heng amat luar biasa sukar diukur, namun sanggupkah sianak
muda itu menandingi kepandaian silat dari Peng Pok sin-mo
pemimpin dari sepuluh manusia sesat, baginya masih sulit
untuk ditentukan, siapa menang siapa kalah masih merupakan
teka-teki- Oleh karena itu mendapat pertanyaan dari T ong-hong Beng
coe ia tidak memberikan jawaban siapa yang lebih unggul
diantara mereka berdua, sebaliknya hanya memuji kehebatan
ilmu silat dari Hoo Thian Heng yang sukar dilukiskan dengan
kata2 dan merupakan seorang jago yang sulit ditemukan
keduanya dalam seratus tahun ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebelum ia mendapat keyakinan siapa lebih unggul diantara
mereka berdua, orang tua ini tidak mau menebak secara
sembarangan, sebab ia tahu sedikit saja ia salah berkata bisa
mempengaruhi nama baik serta kedudukannya dalam dunia
persilatan. Karena itulah, terhadap pertanyaan yang diajukan Tonghong Beng coe ia tidak berani menjawab secara langsung dan
terangkan. Agaknya Tong hong Beng coe merasa sangat tidak puas
dengan jawaban tersebut, sepasang alisnya seketika melentik,
"yu Loocianpwee" serunya.
"Yang kutanya kan apakah ia bisa menangkan Peng Pok sin
mo mengapa kau orang tua mengelindur sampai sejauh itu?"
"ooouw" Sengaja sikakek hun-cwee dari gunung Bong san
memperdengarkan seruan tertahan se-akan2 ia baru sadar
apa yang dijawab tidak tepat, sementara otaknya berputar
kencang untuk mencari jawaban yang lebih tepat.
Mendadak satu ingatan cerdik berkelebat lewat ia segera
menatap wajah gadis itu dan menyahut:
"Nona kepandaian silat yang dimiliki kedua orang sama2
lihay dan boleh terhitung tokoh kelas wahid dewasa ini,
sebelum mereka bergebrak memang sulit untuk menduga
siapakah lebih unggul diantara kedua orang itu, lohu tak
berani menebak secara sembarangan."
Tong hong Beng Coe segera menyadari apabila sikakek
Huncwee dari gunung Bong san menjumpai kesulitan dalam
memberikan Jawa bannya justru karena soal ini ia jadi
memikirkan keselamatan sianak muda itu. Tidaklah mungkin
Hoo Thian Heng bakal menjumpai mara bahaya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba2 terdengar sikakek Hun cwee dari gunung Bong san
berkata kembali. "Nona keledai dari Hoo sauw hiap bisa lari sangat cepat,
waktupun sekarang sudah tidak pagi lagi, mari Lebih baik kita
segera menyusul dirinya, dari pada nanti ia menjumpai mara
bahaya seorang diri"
Begitu ucapan sikakek huncwee dari gunung Bong san
diutarakan, hati kecil Tong bong Beng Coe bagaikan
menjumpai sampan kecil ditengah samudra luas, segera ia
mengangguk. "Benar, kalau begitu mari kita segera menyusul Hoo sauw
hiap" Habis bicara, sepasang pundaknya bergerak cepat bagaikan
seekor burung walet yang meleset ditengah udara, ujung gaun
berkibar tertiup angin laksana sambaran kilat ia meluncur
kearah mulut lembah- Jelas nona ini telah mengeluarkan ilmu meringankan tubuh
perguruannya Tui Hong Hwie sie atau sutera terbang
Mengejar angin hingga mencapai pada puncaknya.
Cukup ditinjau dari hal ini bisa ditarik kesimpulan betapa
risau dan cemasnya hati nona ini.
sudah lama sikakek Hun cwee dari gunung Bong san
mendengar akan kebebatan ilmu meringankan tubuh Tui hong
Hwie sie dari soat-san sin-nie, setelah ini hari me lihat dengan
mata kepala sendiri, dan membuktikan bahwa apa yang
diberitahukan dalam Bu lim merupakan kenyataan, dalam hati
ia merasa amat kagum. Leng. La n, TJoei, Giok. empat dayang sewaktu melihat
siorjia mereka berlalu dari sana. mereka berempat tak berani
berlaku ayal lagi, buruR ilmu meringankan tubuhnya
disalurkan dan menyusul dari belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja sikakek Hun cwee dari gunung Bong san pun tak
berani berlaku ayal, menatap murid kesayangannya ia
berseru: "yu-ji, ayoh cepat kita susu mereka berlima".
Sembari berseru tangannya dengan cepat menyambar
tangan Gong yu kemudian laksana awan di angkasa, bagaikan
anak panah terlepas dari busurnya meluncur kemulut lembah
menyusul T ong hong Beng Coe sekalian....
-ooo00000ooo- Sang surya mulai condong kesebelan Barat, senja hari telah
tiba, burung- berkicauan dan beterbangan kembali kesarangnya, suasana ketika itu amat sunyi dan suram.
Suasana setengah gelap setengah terang, angin Barat laut
berhembus kencang meninggalkan bawa dingin yang menusuk
tulang, dalam keadaan seperti ini bagi kaum pelancong
maupun pedagang hanya ada satu pilihan yaitu:
"Hari sudah gelap, cepat" mencari tempat pemondokan"
Dalam keadaan seperti itulah didusun Ma-tiang-peng kira2
seratus lie dari gunung In-boe-san secara tiba2 muncul tujuh
orang manusia, lima orang gadis dandua orang pria.
Debu yang melekat dimuka serta pakaian mereka bertujuh
menandakan bahwa beberapa orang ini baru saja habis
melakukan perjalanan jauh.
Meskipun begitu, dari sepasang mata mereka bertujuh
masih memancarkan cahaya tajam, wajah mereka sama sekali
tidak menunjukkan keletihan, siapakah bertujuh orang itu?"
Tak usah ditanya lagi, mereka adalah sikakek Hun-cwee diri
gunung Bongsan, murid kesayangannya Gong yu. T ong hong
Beng Coe serta ke empat orang dayangnya.
Dusun Mi Tiang Peng adalah sebuah dusun besar yang
terletak diantara dua kecamatan yaitu kecamatan Louw-san
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan Koci T eng, disini letak tempat peristirahatan dari kaum
pedagang maupun para pelancong yang datang dari Barat
maupun Timur. suasana ramai meliputi seluruh dusun, tamu berlalu lalang
tiada hentinya, meskipun pada saat itu musim dingin telah
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tiba, namun keadaannya masih tetap seperti sedia kala.
Terutama sekali selama beberapa hari ini, suasana dalam
dusun itu kelihatan rada luar biasa dan berbeda sekali dengan
keadaan pada hari2 biasa.
Kiranya selama beberapa hari ini, dalam dusun tersebut
secara mendadak kedatangan berpuluh-puluh bahkan beratus2 rombongan orang2 kangouw, walaupun mereka tidak
terlalu lama berdiam didusun itu namun tingkah laku maupun
gerak-gerik orang2 itu aneh dan misterius, setiap kali tokoh2
Bu lim itu selesai beristirahat didusun itu tentu berangkat
menuju kearah yang sama yaitu kearah selatan.
Ditinjau diri gerak gerik serta sikap orang2 Bulim itu,
siapapun dalam sekali pandang akan sadar dan tahu, bahwa
disekitar sana tepatnya arah selatan telah terjadi sesuatu
peristiwa yang luar biasa, kalau tidak tak mungkin demikian
kebetulan, setiap jago kangouw, rombongan demi rombongan
melewati tempat itu dan berangkat ke arah selatan.
Jahe makin tua makin pedas keadaan seperti inipun tak
lolos dari pandangan mata si kakek Hun-cwee dari gunung
Bong-san. ia sadar kehadiran para jago kangouw disekitar
tempat itu tentu disebabkan telah terjadinya suatu persoalan
yang maha besar-Tapi, apa sebenarnya telah terjadinya "
tentu saja ia tak tahu Disebabkan soal itulah, secara diams tanpa menimbulkan
kecurigaan si orang tua ini memperhatikan gerak gerik orangitu. 'Hoo siang Kie' adalah rumah makan rangkap rumah
penginapan yang terbesar dalam dusun itu, dalam setahun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
empat musim selalu penuh sesak dengan tamu yang
berkunjung, terutama sekali pelayan rumah makan 'Hoo Siang
Kie' yang ramah tamah terhadap para tetamu, pelayanan yang
memuaskan membuat usaha mereka memperoleh kemajuan
yang amat pesat. Ketika senja hari menjelang, lampus lentera sudah
menerangi seluruh ruangan rumah makan 'Hoo Siang Kie'
pada saat itu baik rumah makan maupun rumah penginapan
sudah ada tujuh delapan bagian terisi oleh para tamu maupun
pelancong. seperti halnya tamus lain, si Bong-san yen shupun
mengajak Tong hong Beng Coe berenam singgah disana,
setibanya didepan pintu rumah makan 'Hoo Siang Kie' orang
tua itu melongok sejenak kedalam ruangan, mendadak hatinya
rada bergerak, segera pikirnya"Rumah makan ini amat ramai, kenapa aku tidak mengajak
mereka untuk beristirahat disini sekalian mencari berita, apa
sebabnya jago jago kangow itu bermunculan disekitar daerah
ini?"?" Karena punya pikiran begitu, ia lantas menengok sekejap
kearah Tong-hong Beng coe sambil berkata:
"Nona bagaimana kalau kita bermalam dan bersantap
ditempat ini saja " sembari berkata ia langsung melangkah masuk kedalam
ruangan. Tong hong Beng Coe, Gong y u beserta keempat
orang dayang pun secara beruntun mengikuti dari belakang.
Tujuh orang itu langsung naik keatas loteng, kebetulan ada
beberapa tempat yang masih luang, tanpa menanti pelayanan
dari jongos lagi, mereka ambil tempat duduknya masing2.
seorang pelayan lantas membawakan handuk untuk
membersihkan muka serta sepoci air teh panas dengan ramah
ia memandang sekejap beberapa orang itu lalu bertanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Loo ya, siocia, kalian hendak bersantap apa?"
si Bong san yenshu memilih beberapa macam sayur
kemudian memesan juga nasi untuk bersantap.
"Loo ya" sambil tertawa pelayan itu berkata kembali.
"Ditempat kami sedang tersedia arak Moay Tay yang paling
bagus, hawa udara amat dingin, apakah kau orang tua tidak
ingin memesan arak untuk menghangatkan badan "
sebetulnya Bong-san yen shu tak ada minat untuk minum
arak. namun setelah mendengar tawaran itu ia termenung
sejenak dan akhirnya mengangguk"Baiklah sediakan sepoci arak bagus untukku disamping itu
tambah lagi dua macam sayur sebagai peneman minum arak-"
"Baik, baik?" dengan wajah penuh senyuman pelayan
itupun mengundurkan diri untuk menyiapkan pesanan
tetamunya. sepeninggal pelayan itu. Tong hong Beng Coe berpaling
kearah sikakek Hun cwee dari gunung Bong san dan berbisik
lirih. "Loocianpwee sepanjang perjalanan kita menyusul kemari,
kenapa masih belum kelihatanjuga bayangan tubuhnya " apa
mungkin keledainya jauh lebih cepat daripada lari kaki kita ?"
Bibir kakek Hun cwee bergerak mau menjawab, atau secara
tiba2 dari anak tangga berkumandang datang huaru langkah
kaki yang amat berat dan santar.
sebentar kemudian muncullah dua orang kakek tua yang
berbadan sangat aneh, satu berpakaian warna kuning dan
yang lain berwarna hijau.
Melihat munculnya dua orang kakek berdandan luar biasa
ini, sikakek Hun cwee dari gunung Bong-san terkesiap, segera
pikirnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eeeei kenapa kedua orang siluman tua inipun datang
kemari " mereka bersaudara tiga dan selamanya tidak pernah
saling berpisah, sekarang si Loojie dan Lao sam sudah tiba
disini, sembilan puluh persen si Loo-toa pun pasti berada
disekitar tempat ini"
Kiranya dua orang kakek tua berdandan luar biasa yang
baru muncul dari bawah loteng bukan lain adalah Tiga
manusia aneh yang namanya terderet diantara sepuluh
manusia sesat dunia persilatan, yang memakai baju kuning
adalah Loojie sedang yang pakai baju hijau adalah Loosam.
Tiga manusia aneh ini berasal dari Liauwtong tepatnya Kota
Liauw yang, tiga bersaudara adalah saudara kandung asal
pemburu. Lootoa bernama Toan Liong, Loojie bernama yoan
Hauw sedang Loo sam bernama Toan Pa, kepandaian silat
yang berhasil mereka miliki amat lihay dan luar biasa.
Berhubung bakat tiga bersaudara ini amat bagus, sejak
kecil mereka mendapat didikan ilmu silat maha sakti dari
seorang manusia aneh tanpa nama, sejak munculkan diri
kedalam dunia persilatan lima puluh tahun berselang, nama
besarnya telah menggetarkan dunia persilatan dan ditakuti
jago lain. sejak muncul dalam dunia kangouw, anehnya ketiga orang
bersaudara ini tak pernah saling berpisah, kemana saja
mereka pergi tentu bertiga, perduli menjumpai musuh
tangguh atau tidak, musuh berjumlah banyak atau sedikit tiga
bersaudara tentu turun tangan berbareng oleh sebab itulah
orang2 kangouw menyebut mereka bertiga sebagai " Liauw
Tong sam koay" atau tiga manusia aneh dari Liauw-tong.
Walaupun nama besar Liauw-tong sam Koay berderet
diantara sepuluh manusia sesat, namun sepanjang hidup
malang melintang dalam dunia persilatan kecuali melakukan
perbuatan2 keji, ganas dan tindak tanduknya telengas, meski
kejam namun tak sesat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang secara tiba2 Liauw-tong sam Koay munculkan diri
disitu, tentu saja kehadirannya membuat Bongsan yenshu
amat terperanjat. Karena dari kehadiran iblis kejam ini, ia dapat menarik
kesimpulan bahwa disekitar tempat itu pasti sudah terjadi
suatu peristiwa yang maha besar, kalau tidak tiga manusia
aneh dari Liauw tong tak mungkin jauhs datang kemariKarena berpikir demikian, jari tangannya segera dicelupkan
kedalam air air teh dan menulis beberapa patah kata diatas
meja. "Kakek2 aneh berbaju kuning dan hijau itu adalah sang
Loojie serta Loosam dari Liauw-tong sam Koay, kita harus
lebih ber hati2 dalam hal berbicara maupun gerak gerik" Habis
menulis ia mengusap kembali tulisan tadi dengan tangan.
Tong hong Beng Coe mengangguk, sinar mata nya yang jeli
langsung melirik kearah dua siluman tersebut.
Dalam pada itu Loojie serta Loo sam dari Liauw-tong sam
Koay telah ambil tempat duduk dan pesan arak serta sayur.
Terdengar sikakek berbaju kuning berpaling ke arah
sikakek berbaju hijau dan berkata:
"samte aku rada sangsi dengan andalkan kepandaian ilmu
silat yang dimiliki gembong iblis tua itu masa ia bisa jatuh
kecudang ditangan seorang budak ingusan bahkan peta
rahasianya kena dirampas sekalian, aku pikir persoalan ini
rada sedikit mengherankan. Menurut pendapat In heng,
kemungkinan besar sigembong iblis tua itu sedang main gila,
dia pakai akal muslihat untuk menipu kita semua, sedangkan
sendiri ia meloloskan diri Bagaimana menurut pendapatmu" "
"Dugaan serta katakmu sangat beralasan jie-ko" jawab
sikakek berbaju hijau yang disebut- samte itu sesudah
termenung sejenak- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi khabarnya budak itu sangat lihay, ilmu silat serta
tenaga Iwekang yang dimilikinya sukar diukur dengan kata2,
terutama sekali sabuk kencananya yang ada satu tombak dua
kaki panjangnya itu, Waah katanya lihay sekali dan memiliki
perubahan jurus sukar diukur, gembong iblis tua itu sudah
biasa malang melintang dalam dunia persilatan dengan
angkuh serta jumawa, kapan ia pernah dikecundangi"
seandainya ia benar-2 bukan roboh ditangan budak ingusan
itu kenapa ia harus ceritakan kisah yang memalukan ini
sehingga merusak pamor serta nama baik sendiri "
Bicara sampai disitu si Loo sam merandek sejenak untuk
tukar napas, kemudian tambahnya:
"Menurut dugaan siauwte persoalan ini memang benar2
telah terjadi dan bukan kabar isap jempol belaka, kalau tidak
buat apa ia sebar luaskan rahasia tempat penyimpanan kitab
pusaka tersebut kepada seluruh umat Bu lim?"
"Mungkin kau benar samte, hanya heran kenapa
sigembong iblis tua itu tidak mengundang seorang dua orang
pembantu untuk membantu usahanya menyusul budak
ingusan tadi kegunung in Bong-san dan merampas kembali
kitab pusaka itu"... kenapa justeru ia sebar luaskan berita ini
keseluruh dunia persilatan" karena itu bagaimanapun juga aku
rasa dibalik masalah ini tentu terselip akal muslihat, kalau
tidak mengapa si gembong iblis tua itu begini tolol ?"?"
"Kecurigaan jie ko memang benar dan sangat beralasan"
kata Sam Koay sambil mengangguk, beberapa saat lamanya ia
termenung dengan mulut membungkam.
Ketika ia angkat kepala kembali, selintas rasa girang
berkelebat diatas wajahnya, sambil menatap jie-koay segera
tanyanya: "Jie-ko, apa kau masih ingat dengan dongeng burung
bangau berebut mutiara ?""
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Burung bangau berebut, sang nelayan yang pungut hasil",
dongeng ini amat populer sekali pada masa itu, jangan dikata
orang dewasa, anak kecilpun tahu kisah tersebut dengan jelas.
oleh karena itu setelah mendengar perkataan tadi jie-koay
jadi teringat akan sesuatu.
"samte, maksudmu sigembong iblis tua itu sedang
menjalankan siasat nelayan cerdas yang mendapat hasil ?".?"
"Tidak salah " Sam Koay mengangguk"Sepanjang hidup sisetan tua itu berkepala besar dan
jumawa, bukan saja tak pernah pandang sebelah matapun
kepada orang lain, iapun jarang sekali bergaul dengan jago
lain, kali ini ia jatuh ke-cundang ditangan seorang budak
ingusan, peristiwa ini merupakan peristiwa yang paling
memalukan buat dirinya dalam keadaan seperti ini tak
mungkin dia masih punya muka untuk mohon bantuan orang
lain. Kini peta rahasia itu kena dirampas orang, kau anggap ia
mau sudahi persoalan itu sampai disini saja " setan tua itu
adalah manusia kawakan, ia tahu kitab pusaka yoe Leng Pit
Kip adalah kitab mustika yang diincar dan di idam2kan oleh
jago-golongan sesat maupun golongan lurus dalam dunia
persilatan, asalkan kabar ini disebar luaskan, para tokoh Bulim baik dari golongan lurus maupun golongan sesat tentu
saling berdatangan untuk ikut memperebutkan kitab tadi,
sementara ia sendiri bersembunyi disamping kalangan,
menanti para jago sudah saling bertarung, saling membunuh
dan kehabisan tenaga ia baru munculkan diri untuk melakukan
pembunuhan dan merampas kembali kitab pusaka itu. coba
jie-ko pikir, benar tidak begitu?"
Apa yang diucapkan Sam koay dari permulaan sampai akhir
sangat beralasan semua, membuatjie koay yang mendengar
mengangguk dan memuji tidak hentinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"sa mte Penjelasanmu amat tepat sekali, Ih heng jadi
kagum dibuatnya, tidak aneh kalau toako selalu memuji dirimu
sebanding dengan Coe-Kat Liang..."
"AaahJie ko kenapa kaupun ikutkan memuji diri siauwte"
kata Sam Koay merendah meskipun begitu karena bangga
sikakek berbaju hijau inipun tak tahan tertawa ter kekeh2,
lagak nya tengik membuat orang merasa perutnya jadi mual.
sejak kakek berbaju kuning dan hijau itu munculkan diri
diatas loteng, perhatian semua tetamu sudah ditujukan
kepada mereka, sekarang begitu jie koay gelak tertawa,
seluruh perhatian para tamu makin dicurahkan kepada kedua
orang itu. Dalam pada itu pelayan telah menghidangkan sayur
dan arak- Walaupun Bong-san yen shu serta Tong-hong Beng coe
bersantap, tetapi sepasang telinga ke dua orang itu dipentang
lebar- dan memperhatikan terus apa yang dibicarakan kedua
orang siluman itu- Beberapa patah kata yang barusan mereka dengar,
membuat Bong san yen shu maupun Tong hong Beng Coe
mengucurkan keringat dinginMeskipun mereka tidak menyangka dalam belasan hari
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang singkat, peristiwa ini sudah tersebar luas keseluruh dunia
persilatan, hati mereka diliputi rasa kaget, girang, keheranan
dan cemas- Kaget, karena di lembah Pek yan Gay gunung In boesan
bakal terjali pertarungan >engit dalam memperebutkan
mustika, entah berapa banyak jago-Bu lim kenamaan yang
bakal berguguran diatas lembah tersebut.
girang, karena peta rahasia tersebut kembali kena dirampas
orang, usaha Peng Pok sin mo selama inipun menjumpai
kegagalan total. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keheranan, karena ditinjau dari pembicaraan dua siluman
ini, orang yang berhasil merampas peta rahasia tersebut dari
tangan Peng Pok sin mo adalah seorang nona muda.
seorang nona yang masih muda belia ternyata berhasil
merampas sebuah peta mustika dari tangan seorang gembong
iblis yang menamakan dirinya pemimpin sepuluh manusia
sesat dunia persilatan kehebatan serta kelihayan Ilmu silat nya
tentu luar biasa. Dalam dunia persilatan dewasa ini jangan dikata dari
generasi angkatan muda, meninjau dari generasi tuapun
kecuali oe Lwee Ngo Khei atau lima manusia aneh dari kolong
langit jarang ada yang bisa menandingi kepandaian silat Peng
Pok sin-mo. Meskipun dikata nona itu adalah ahli waris dari oe-lweeNgo-khie- meninjau usianya yang masih muda, tidak mungkin
ilmu silatnya bisa lebih lihay diri si setan tua. Lalu siapakah
nona muda itu ?""
Kecuali rasa kaget, girang, keheranan dan cemas
merekapun tercengang, Cemas, karena rencana mereka untuk
merampas kembali peta rahasia tersebut jadi berantak-kan.
harapanpun semakin tipis.
Ditengah gelak tertawa sam Koay yang amat menusuk
telinga, tiba2 dari s isi sebelah kiri Bong-san yenshu menggema
datang suara dengusan dingin yang amat nyaring.
Dengusan itu kaku dan mengandung arti memandang hina
pihak lawan. Jelas dengusan tadi sengaja diperdengarkan buat
dua siluman tersebut, kalau tidak mengapa dengusan tadi
menggema disaat Sam Koay sedang tertawa seram ?"
Dikarenakan dengusan dingin itu nyaring namun rendah,
jaraknya dengan kedua siluman itu pun jauh, apa lagi samkoay sedang tertawa keras, orang lain tak mendengar kecuali
Bong-san yen shu seorang, sikakek Huncwee dari gunung
Bong san terkejut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"siapkah orang itu ?"?" pikirnya- sungguh bernyali, kalau
sampai dengusan tersebut kedengaran kedua siluman itu,
waaaah?" meskipun bukan sengaja diperdengarkan, keonaran segera bakal terjadi"Karena tercengang, tanpa kuasa siorang tua itu berpaling
kesebelah kiri dimana berasalnya dengusan tadiTengokan ini membuat Bong-san yen shu yang menyapu
kesebelah kiri, kecuali menemukan serombongan kaum
pedagang serta pelancong, hanya seorang pemuda ganteng
berbaju putih yang paling menarik perhatian.
Pemuda sastrawan itu mempunyai raut muka bulat telur,
alisnya bagaikan semut beriring, matanya bagaikan bintang
timur, hidungnya mancung dan bibirnya kecil merekah, ia
betul2 seorang pria tampan yang amat mempersonakan hati
siapa pun. sayang bibirnya kecil lagi tipis, biji matanya bening dan jeli.
tingkah lakunya kurang gagah dan kurang menampakkan jiwa
seorang lelaki sejati. Mungkin dikarenakan dia adalah seorang pelajar, maka
tingkah lakunya terlalu halus sehingga lebih mirip dengan
seorang gadis perawan. sementara Bongsan yen shu sedang memperhatikankan
pemuda sastrawan itu, raut muka yang pada mulanya penuh
dihiasi senyuman mengejek tiba2 berubah, senyuman
menghina lenyap tak berbekas dan sebagai gantinya,
sastrawan itu berpaling kearah Tong-hong Beng Cu serta
Bong-san yen shu sambil tersenyum manis.
Kiranya sewaktu mendengar dengusan dingin tadi. Tong
hong Beng Cupun alihkan sinar matanya kearah pemuda
sastrawan itu, kebetulan pemuda tadi tersenyum, sedang
mata segera bentrok jadi satu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kontan Tong hong Beng Cu merasakan jantungnya
berdebar keras-"Sungguh tampan pemuda ini"pikirnyaPemuda menyukai kecantikan, sedang pemudi menyukai
ketampanan, sejak jaman dahulu kala hingga sekarang tak
berubah- Kendati T ong hong Beng Cu gagah dan merupakan seorang
pendekar wanita dalam dunia persilatan, namun tak terlepas
dari siIat asalnya sebagai wanita, menjumpai pemuda tampan
hatinya segera tertarik, Rasa suka yang timbul dalam keadaan seperti ini tentu saja
bukan dikarenakan rasa cinta namun menunjukkan kenormalan nya, bahwa dia benar-perempuan sejatiDalam hati Tong hong Beng Cos berpikir demikian, lain
halnya dengan Bong-san yen shu, iapun mempunyai jalan
pikiran sendiri. Ia merasa pemuda sastrawan ini kecuali
kekurangan siIat pria, ia tampan dan berbakat bagus untuk
melatih silat- "seumpama sastrawan ini bisa diterima sebagai murid oleh
seorang tokoh lihay dan dilatih tiga-lima tahun, tidak sulit
menjadi seorang pendekar luar biasa dalam dunia persilatan"
pikirnya. Tapi dengan cepat ia merasa jalan pikirannya tidak benar,
tadi terangkan ia melihat senyuman mengejek menghiasi bibir
sastrawan itu, di atas wajahnya yang ganteng terlintas
pandangan menghina, walaupun sekarang telah lenyap namun
keadaan tersebut belum terlupakan olehnya.
Hal ini jelas membuktikan kalau dengusan dingin tadi
berasal dari pemuda sastrawan itu.
Berpikir sampat kesitu, kembali Bong-san yen shu
terperanjat. "siapakah pemuda sastrawan ini?" berani benar ia pandang
enteng tokoh lihay dari sepuluh manusia sesat-Jelas ia tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pandang sebelah matapun terhadap Loo jie serta Loo-sam dari
Liauw-tong sam Koay, kalau tidak mana ia berani berbuat
begitu" tapi mengapa pula ia tersenyum manis kepada kami"
apakah ia kenal dengan kami ?"..."
oleh sebab itulah dalam hati kecil Bong san yen shu penuh
diliputi rasa kaget, heran dan tercengang...
Menanti ia memandang kembali kearah pemuda sastrawan
itu, sementara sianak muda sedang menempelkan cawannya
ke ujung bibir, air mukanya tenang tanpa perubahan, seakan2 dengusan dingin serta senyuman manis tadi hanya
terjadi karena kebetulan dan sama sekali tak terpikirkan dalam
hatinya. Benarkah hanya suatu kebetulan belaka".....
Ooooo0oooooO TiBA-tiba dari mulut loteng berkelebat lewat sesosok
bayangan merah diikuti munculkan seorang kakek tua berbaju
warna merah darah, dandanannya aneh dan luar biasa tiada
berbeda dengan dandanan Toan Hauw serta T oan Pa kecuali
warna baju yang berbeda. siapakah orang itu " tak usah disebut siapa pun akan tahu.
sikakek tua berbaju merah ini bukan lain adalah Loo toa dari
Liauw-tong sam koay. Toan Liong adanya.
sementara Toan Liong baru saja munculkan diri dimulut
loteng, Toan Hauw serta Toan Pa sama2 bangun berdiri
sambil menyapa: "Toako, kau sudah datang "
"Ehmmm Hian te berdua sudah lama menunggu ?" Toan
Liong mengangguk,- seraya berkata dengan langkah lebar ia berjalan mendekati
meja dan duduk diantara dua saudaranya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pelayan dengan cepat menyiapkan sumpit dan cawan jie
koay Toan Hauw segera memenuhi cawan toakonya dengan
arak dan diangsurkan di hadapannya.
"Toako selama ini kau tentu susah dan kecapaian" ujarnya
sambil tertawa lebar. "Mari kita keringkan dulu secawan arak untuk menghangatkan badan kita"
siluman pertama Toan Liong tertawa keras, ia sambuti
cawan arak itu dengan sekali teguk menghabiskan isinya.
setelah meletakan cawan keatas meja, dengan sepasang
mata melotot galak ia menyapu sekejap ke seluruh ruangan
loteng dengan sinar mata tajam.
Bong-san yen shu tidak ingin dirinya dikenali oleh ketiga
siluman dari Liauw-tong ini terutama sekali oleh siluman
pertama, b urus ia tundukkan kepalanya melengos dari
pandangan mata Toan Liong.
"Toako bagaimana keadaannya?" terdengar sam-koay,
Toan Pa bertanya memecahkan kesunyian.
"Hmmm-" Toan Liong mendehem.
"samte dugaanmu ternyata tidak salah, bukan saja jago2
dari kalangan sesat maupun lurus pada berdatangan kemari,
bahkan ciangbunjin dari partai Kiong lay Pay yang menyebut
dirinya "sin-Koen Boe tek" atau kepala sakti tanpa tandingan
Tie Kong beserta kedua orang adik seperguruannya "Kian
Koen cian" atau sitelapak jagad Pek seng serta "Ia Tiong Gan"
atau siwalet ditengah mega Khong It Hoei, kemudian Kauwcu
dan Hu Kauw cu perkumpulan Im yang Kauw yang menyebut
dirinya Im yang siauw su atau sipelajar Im yang. TJi Tiong
Kian dengan "Im Tong siauw-sur atau Dewi Im Tong, mo yoe
yauw dengan membawa puluhan jago lihay perkumpulannya
telah berkumpul didusun ini, disamping itu masih banyak jago
dari partai2 lain berdatangan kemari, aku lihat gunung In Boe
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
san bakal jadi gelanggang terbuka dalam perebutan mustika
tersebut. Wah-- tentu bakal ramai sekali "
si Bong-san yen shu serta Tong-hong Beng Coe yang
mendengar perkataan Toan Liong ini sama2 terperanjatLebih2 Tonghong Beng Coe, ia merasa hatinya seperti
tertindih dengan batu cadas yang sangat beratKitab pusaka "YOE LENG PIT KIP" sudah jadi incaran semua
jago dunia persilatan, untuk merebut benda itu kecuali ia
berhasil mengalahkan tokoh-tokoh lihay dari partai kenamaan,
kalau tidak- maka sulitnya seperti mendaki ke angkasaDisamping menguatirkan soal kitab pusaka, gadis inipun
menguatirkan keselamatan Hoo Thian Heng, sejak perpisahan
dilembah Kan TJi-kok sepanjang perjalanan ia menyusul
kemari, namun sampai sekarang jejaknya masih belum juga
kelihatan, entah pemuda itu sudah tiba lebih dahulu digunung
InBoe san atau... si Bong-san yen shu serta Tong hong Beng Coe dibikin
terperanjat, pemuda sastrawan yang ada disisi mereka jauh
lebih terperanjat lagi- Tampak pemuda ganteng itu kerutkan dahi, sepasang alis
melentik sedang sepasang matanya memancarkan cahaya
tajam, sekilas hawa membunuh berkelebat di atas wajahnyaDalam keadaan seperti ini, seandainya Bong-san yen shu
memperhatikan, ia pasti akan terkesiap dan bergidik,
Ketika Toa koay, Toan Liong menyelesaikan kata-katanya,
sam koay Toan Pa melanjutkan:
"Kitab pusaka "YOE LENG PIT KIP" merupakan kitab ilmu
silat yang amat menarik perhatian banyak orang, setelah
kabar berita itu tersiar, tidak heran para jago baik dari
kalangan Pek to maupun Hek-to saling berdatangan untuk ikut
dalam perebutan itu, menurut dugaanku, bukan saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perebutan mustika digunung In-boe-san ini bakal sangat ramai
bahkan hebat dan mengerikan"
Ia merandek sejenak untuk tukar napas, setelah itu
terusnya: "sepanjang masa Peng Pot sin mo terkenal akan licik serta
banyak akal, makin tua ia semakin bahaya, setelah peti
rahasianya dirampas mengapa ia tidak rebut kembali mustika
itu secara diams sebaliknya malah menyiarkan berita ini
keseluruh Bu lim sehingga mengakibatkan para jago
berdatangan untuk ikut merebutkan benda mustika itu" apa
sebenarnya maksud yang di kandung" " tak usah dijelaskan
sudah amat terang, karena ia sudah menyusun suatu akal
muslihat yang licin. Barusan siauwte telah membicarakan soal
tingkah laku setan tua itu denganjie ko, menurut kesimpulan
yang berhasil siauw te kumpulkan, bukan saja tipu muslihat
yang disusun setan tua ini amat berbahaya bahkan keji dan
telengas. oleh sebab itu ikut sertanya kita bersaudara dalam
perebutan mustika ini, harus bertindak terlalu berhati-hati,
jangan sampat akhirnya bukan saja gagal merampas mustika
itu bahkan jatuh kecundang ditangan Iblis tua itu. Kalau
sampai terjadi hal begini, waduh " pamor kita bisa hancur
berantakan" sepanjang hidup, Toa koay Toan Liong terlalu percaya
dengan apa yang diucapkan oleh sam-te nya yang dianggap
sejajar dengan TJoe-kat Liang, atau dengan perkataan lain,
selama Liauw tong sam koay malang melintang dalam dunia
persilatan, kendati diluaran semua pucuk pimpinan dipegang
Toan Liong, dalam kenyataan Toan Pa lah yang pegang
peranan, terutama sekali setiap kali menjumpai persoalan
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang penting bagaimana cara menghadapi dan menanggulangi, Toan Liong tentu bertanya dulu kepada Toan
Pa untuk kemudian siluman ketiga inilah yang susun rencanaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleh karena itu, sehabis Toan Pa mengutarakan kataknya,
Toan Liong kelihatan tertegun, sepasang matanya terbelalak
buas- sambil menatap sang adik, ia berseru.
"sam-te jadi kalau begitu sisetan tua itu sengaja
menyiarkan kabar kosong yang mengatakan peta mustika itu
kena dirampas orang" jadi ia sengaja menyebar kabar
kosong?"?" "Itu sih tidak mungkin, aku rasa kabar itu ada benarnya "
"Tadi bukankah kau mengatakan bangsat tua itu sedang
menyusun akal muslihat ?"?"
"siauw te merasa dibalik persoalan ini masih terdapat
banyak hal yang patut dicurigakan" kata Toan Pa dengan
wajah serius. " untuk sementara waktu tak usah kita bicarakan benar
atau tidaknya peta mustika itu dirampas orang, ditinjau dari
kelihayan ilmu silat yang dimiliki budak ingusan itu, bisa kita
tinjau betapa kejamnya tipu muslihat setan tua itu, sengaja ia
umumkan berita ini keseluruh kangouw agar para jago
berdatangan, inilah siasat pinjam golok membunuh orang
yang pasti ia hendak menciptakan pembunuhan masai yang
mengerikan diatas tokoh silat golongan Pek-to serta golongan
Hek to, setelah mereka saling membunuh saling tusuk hingga
jumlahnya makin sedikit, dan semasa orang kehabisan tenaga.
Nah" pada saat itulah setan tua itu akan munculkan diri dan
membasmi sisa jago yang sudah kehabisan tenaga, kemudian
merampas kitab pusaka itu, menyembunyikan diri dan melatih
sin-kang tadi selama tiga lima tahun kemudian ia munculkan
diri lagi dalam dunia persilatan, sampai waktunya jago dari
mana yang bisa menandingi dirinya.
"Kalau begitu, apa yang harus kita bertiga lakukan?" tanya
Toan Liong dengan sepasang alis berkerut, agaknya ia dibikin
sadar oleh ucapan saudaranya ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimanapun toh kita tidak akan berpeluk tangan melihat
kitab pusaka itu berada di depan hidung kita"
"Heee". heeee" heee?" Toan Pa tertawa kering.
"Apa yang dimuat dalam kitab pusaka tersebut merupakan
ilmu silat maha sakti yang tiada keduanya dikolong langit,
asalkan seseorang bisa berlatih semacam saja sudah cukup
untuk menjagoi seluruh jagad. tentu saja kita tiga bersaudara
harus mendapatkan mustika itu, hanya saja ?"
Bicara sampai disitu ia merandek sejenak, setelah
termenung terusnya: "Kali ini, kita bersaudara harus bekerja sangat hatia, jangan
sembrono dan musti waspada sebelum mendapat kesempatan
yang menguntungkan jangan sekali2 turun tangan, lebih baik
menyembunyikan diri lebih dahulu disisi kalangan menanti
situasi telah memuncak, barulah kita main serobot saja"
"Usulmu ini amat bagus sekali samte" Toan Liong
mengangguk dan memuji. "Baiklah, kalau begitu kita bekerja menurut rencana ini
saja." "sebelum ada kesempatan bagus jangan turun tangan
secara sembrono" Bong-san Yen Shu yang secara tidak sengaja mencuri
dengar rencana yang disusun Liauw-tong Sam Koay, dalam
hati segera mempunyai pandangan lain terhadap ketiga orang
siluman ini, ia merasa ketiga orang siluman tersebut bukan
saja memiliki ilmu silat yang aneh dan sukar diukur, terutama
sekali kecerdasan Tean Pa liauw-tong ketiga, sungguh tak
boleh dipandang enteng. Karena punya pandangan begini, hatinya rada bergerak dan
segera pikirnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Telah terjadi banyak perubahan dalam masalah ini, aku
harus berusaha secepat mungkin menemukan kembali Hoo
Thiang Heng dan menceritakan perkembangan yang telah
terjadi, agar iapun hisa secepatnya menyusun rencana kerja
sama kita selanjutnya."
Sementara ia masih melamun, mendadak dari telinganya
berkumandang datang suara yang halus, lembut tapi nyaring
nyelonong masuk ke telinga.
"Dewasa ini Gunung In-Boe san sudah dipenuhi dengan
jago2 kangouw yang berkepandaian lihay, berhasilkah
perjalanan kita kali ini untuk merampas mustika itu masih
sukar dikatakan, pada keadaan biasa siauw-seng selalu
anggap usaha manusia dapat menangkan takdir, namun
sekarang terpaksa aku harus mengubah caraku berpandang,
kerja mengikuti garis2 takdir"
Kendati suara itu halus dan lembut namun nyaring dan
jelas sekali, Sikakek Huncwee dari gunung Bong-san sadar
tentu ada seseorang telah mengirim berita kepadanya dengan
ilmu menyampaikan suara. siapakah orang itu" tentu saja dari nada suaranya Bong-san
Yen shu bisa mengerti dia bukan lain adalah Hoo Thian Heng
yang sedang dinanti2kan kehadirannya. Mendengar bisikan
itu, Bong-sanYen-shu amat terperanjat.
"Apa" iapun berada diatas loteng ini" mengapa aku tidak
menemukan dirinya?" ia berpikir.
Karena punya pikiran demikian, sepasang biji matanya
segera berputar menyapu keadaan di sekeliling loteng.
siapa sangka baru saja ia mengerling suara dari Hoo Thian
Heng kembali nye lonong masuk kedalam telinganya.
"Tak usah kau cari lagi jejakku, saat ini aku sedang
menyaru dan kau tak akan mengenali diriku walaupun telah
kau lihat dengan mata kepalamu, hati-hati dengan ketiga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siluman itu. Jangan sampai jejakmu konangan, aku rasa jejak
kita semakin rahasia semakin baik Apa yang mereka bicarakan
tadi aku pikir kaupun bisa menangkap bukan" tak usah aku
banyak bicara lagi, sejak detik ini tingkah lakumu serta nona
TOnghong sekalian harus lebih ber hati2, berusahalah
menyembunyikan asal-usul, lebih baik lagi menirukan cara
mereka, cari suatu tempat yang baik untuk menyembunyikan
diri dan jangan bertindak secara sembrono"
saat ini Bong san Y en shu baru tahu, kiranya sianak muda
itu telah menyaru, tidak aneh kalau selama ini ia tak berhasil
temukan dimana pemuda she Hoo itu berada.
Tiba2 teringat olehnya akan sisastrawan berbaju putih yang
ada disisi kirinya, mungkinkah Hoo Thian Heng menyaru
sebagai pemuda tampan berbaju putih ini?"
Karena punya pikiran demikian, tanpa sadar sepasang
matanya mengerling sekejap kearah pemuda tampan berbaju
putih itu. urusan aneh kembali terjadi, se-akan2 Hoo Thian Heng
adalah cacing pita didalam perutnya apa yang hendak ia
lakukan berhasil dibade oleh sianak muda itu
Baru saja ia berpaling kearah sastrawan berbaju putih itu,
suara Hoo Thian Heng kembali menggema datang.
"Tak usah kau tengok dirinya (Nya dalam hal ini berarti dia
wanita), bukan saja Dia adalah sastrawan tetiron dialah
manusia yang berhasil merampas peti mustika dari tangan
Peng Pok sin-mo, Dia pula yang secara diam2 merampas salah
sebuah cecak kumala sewaktu ada digunung Pak Bong san
tempo dulu, meskipun aku tidak kenal Dia, namun perguruan
kami ada hubungan yang erat sekali" Kembali Boog san Yen
shu terperanjat. Ia tak berani percaya, sastrawan ganteng yang kelihatan
lemah gemulai tidak seharusnya mengatakan dia adalah
seorang nona yang lemah lembut, ternyata berhasil merampas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peta mustika kitab ilmu silat dari tangan seorang gembong
iblis, pemimpin sepuluh manusia sesat dariBu-lim, dan
menghancurkan Peng Pok sin-mo yang menggetarkan seluruh
jagad. ia tak berani percaya seratus persen, karena kejadian
ini tak masuk diakal. Terutama sekali, Dia adalah seorang nona muda, bukan
saja tak masuk diakal bahkan merupakan kejadian langka
dalam dunia persilatan. suasana makin lama makin gelup, awan semakin menutupi
seluruh jagad. angin Barat- laut berhembus makin lama makin
kencang bukan saja membuat napas orang jadi sesak, bahwa
hawa dingin serasa menembusi tulang belulang dan meresap
kesumsum. Dalam keadaan seperti ini. Bong-san Yen shu serta TOnghong Beng Coe sekalian tak ingin membuang banyak tempo
lagi, ketika banyak tetamu yang mulai meninggalkan rumah
makan tersebut, merekapun segera bereskan rekening,
meninggalkan rumah makan "Hoo siang K ie", keluar dusun dan berangkat kegunung InBoe san. Walaupun angin dingin berhembus kencang, tua, muda
tujuh orang yang memiliki ilmu s ilat tinggi tidak merasa terlalu
dingin, dengan tenang mereka lanjutkan perjalanan.
sekeluarnya dari dusun Ma-Tiang-Peng hanya terpaut
seratus li, dengan kecepatan lari ketujuh orang itu, tidak
sampai setengah harian tempat yang dituju dapat dicapai.
Ketika mereka sudah melakukan perjalanan sejauh belasan
li, mendadak Bong-san-Yen-shu memperlambat langkahnya,
sambil berjalan ia menuding kearah depan.
"Nona" serunya kepada TOng-hong Beng-coe.
"Tidak jauh disebelah depan sana ada sebuah jalan kecil
yang langsung menghubungkan tempat ini dengan kaki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gunung In Boe-san, melewatijalan kecil ini kita melewati
kecamatan Hee-Koei disitu kita bisa beristirahat sambil
mempersiapkan rangsum kering, kemudian ditengah malam
buta kita berangkat kelembah Pek Yan Hay dan cari tempat
yang strategis untuk bersembunyi, bagaimana menurut
pendapatmu ?"?"
"Boan-pwee belum lama menerjunkan diri ke dalam dunia
persilatan" sahut Tong hong Beng Coe seraya mengangguk.
"segala macam persoalan diputuskan sendiri oleh Loocianpwee" "Baiklah, kalau begitu harap nona suka mengikuti
dibelakang Loohu " sambil berkata ia mempercepat langkahnya, berangkat
lebih dahulu kearah depan sana.
Tiba2... suara kelenengan kuda yang amat merdu dari
nyaring berkumandang dari arah belakang. Mendengar adanya
suara nyaring, beberapa orang itu berpaling, tampaklah
seekor kuda merah yang tinggi besar dengan membawa
sesosok bayangan putih, laksana sambaran kilat berkelebat
lewat. sungguh cepat sekali pertama kali mendengar suara itu,
kuda tadi masih ada di tempat yang jauh, mungkin ada
beberapa li, dalam sekejap mata telah berada didepan mata.
Buru-buru Bong san Y en shu beserta Tong hong Beng Coe
sekalian tujuh orang menyingkir kesamping.
mereka bermaksud meneruskan perjalanan lagi setelah kuda tadi
lewat. Baru saja mereka bertujuh menyingkir, kuda tadi sudah
berada didepan mereka semua.
Pada waktu itu tentu saja semua orang dapat kenali
siapakah penunggang kuda merah itu, sebab dia bukan lain
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
adalah sisastrawan ganteng yang pernah dijumpai diloteng
"Hoo siang Kie" kemaren malam.
Tepat sampai dihadapan ketujuh orang itu, kuda merah
tadi mendadak meringkik keras, sepasang kaki depannya
berdiri untuk kemudian di turunkan kembali dengan tenang,
agaknya kuda itu tidak menyangka disaat ia lari cepat,
majikannya secara tiba2 bisa menahan tali les. Untung kuda
itu adalah kuda jempolan.
"Kuda bagus" tak kuasa lagi Tong- hong Beng-Coe berseru
memuji. Bukan saja kuda itu gagah dan keren, kecuali petak kecil
warna putih diatas jidatnya, seluruh tubuh kuda tadi berwarna
merah darah dari atas hingga keekor tak ada warna campuran
lain. seandainya dalam keadaan seperti ini kita bertanya pada
nona Tong hong, di manakah letak kebagusan kuda itu
sehingga ia keterlepasan memuji " maka sebagai jawaban ia
pasti menggeleng dengan mata terbelalak
" Entahlah.... "
Mendengar kudanya dipuji sebagai "Kuda bagus", pemuda
sastrawan berbaju putih itu kelihatan sangat gembira,
sepasang biji matanya yang jeli dan bening memancarkan
cahaya berkilat, sebaris giginya yang putih bersih menghiasi
bibirnya yang tersungging senyuman manis.
senyuman manis ini kontan membuat Tong hong Beng Coe
merasa amat jengah pipinya terasa panas sehingga tak kuasa
ia tundukkan kepalanya rendah2, untung rasa jengah ini
tersembunyi dibalik topengnya yang tebal. Meskipun
kepalanya tertunduk. dalam hati ia berpikir.
"Bukan saja tampan sekali sastrawan ini, sepasang giginya
pun rajin dan putih, senyuman nya menawan hati, bahkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
boleh dikata gemas dan menggiurkan, ia tidak mirip seorang
pria " Berbeda dengan sinona, Bongsan Yen shu adalah seorang
jago kawakan yang sudah lama berkelana dalam dunia
persilatan, pengetahuannya sangat luas, begitu melihat kuda
berwarna merah dengan sedikit titik putih itu ia kenalinya
sebagai Hwee Lioe Kie seekor kuda Tjian lian Kie yang sehari
dapat menempuh perjalanan sejauh ribuan lle.
Walaupun demikian, iapun heran, menurut kabar berita
yang tersebar dalam dunia persilatan, Kuda Hwee Lioe Kie
telah lenyap banyak tahun bersama2 lenyapnya seorang
cianpwee seorang manusia gagah, tidaklah aneh kalau secara
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tiba2 bisa muncul kembali pada hari ini" lagipula peristiwa itu
sudah terjadi puluhan tahun berselang, seharusnya kuda
Hwee Lioe Kie itu sudah tua dan mati.
"Mungkinkah kuda Hwee Lioe Kie yang dipakai si anak
muda ini adalah keturunan dari kuda Hwee Lioe Kie dulu
hari"." saking herannya tak tahan sijago tua ini segera maju
memberi hormat pada sang muda berbaju putih, sembari
tersenyum ia bertanya: "Aku siorang tua numpang bertanya nona, bukankah kuda
nona ini adalah kuda Hwee Lioe Kie?".
Penunggang kuda itu rada melengak, hanya sejenak untuk
kemudian ia jadi tenang kembali seperti sedia kala.
Tampak sepasang alisnya berkerut, kemudian sambil
tersenyum ia mengangguk. "Tidak salah kudaku ini memang kuda Hwe Lioe Kie"
jawabnya tenang namun mantap,
"Yu Thay-hiap, tajam benar penglihatanmu, tak kecewa
thay hiap disebut orang sebagai seorang lo cianpwe yang
tersohor dikolong langit."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kata2 ini mempunyai dua arti, secara terangkan ia memuji
ketajaman mata Bong san Yen shu yang berhasil kenali
kudanya sebagai kuda jempolan Hwee Lie Kie, dalam
kenyataan ia sedang memuji akan kehebatan siorang tua itu
berhasil menebak penyaruannya..
" Nona itu sungguh amat nakal cerdik namun menarik hati."
"Bagaimana ia bisa tahu kalau aku adalah seorang nona
yang sedang menyaru seperti seorang pria" apakah
penyaruanku masih kurang sempurna?"
sementara nona berbaju putih itu masih dibuat keheranan,
Tong hong Beng coe yang berdiri di samping dengan kepala
tertundukpun tiba2 angkat kepala dan berseru tertahan,
sepasang matanya yang jeli terbelalak besar, sebentar ia
memandang Bong-san Yen sho kemudian memandang pula
sastrawan nampan berbaju putih itu, iapun dibuat keheranan.
Tentu saja ia heran sebab Bong sen Yen shu menyapa
sastrawan ganteng itu dengan sebutan "Nona "
Mendadak terdengar Bong san Yen shu tertawa ter bahak2.
"Ha ha ha ha mana, mana loohu cuma sembarangan
menduga saja, tak disangka dugaanku sama sekali tidak
meleset " Habis bicara kembali ia tertawa ter-bahak2. ucapannyapun
mengandung dua arti yang berbeda.
Dalam pada itu si sastrawan gadungan sudah melayang
turun dari kudanya dan berdiri tegak diatas permukaan.
Mendadak air mukanya berubah serius, sepasang biji
matanya dengan tajam menatap wajah Bong-san Yen shu.
"Yu thayhiap " katanya sungguh-sungguh
"Didepan orang budiman tidak bicara bohong di depan
Khong Hu-cu tak selalu berbicara jujur, dari mana kau bisa
memecahkan rahasia penyamaranku ini" apakah dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penyaruanku ini terdapat bagian yang mencurigakan" harap
kau suka bicara terus terang, kalau tidak..."
Ia terdiam sejenak. sementara sepasang matanya dengan
memancarkan cahaya yang menggidikkan me lototi Bong san
Yen shu tak berkedip. sikakek Huncwee dari gunung Bong san terkesiap, dengan
ter mangu2 ia balas menatap sastrawan ganteng yang berdiri
dihadapannya, dalam keadaan gelisah tak sepatah katapun
berhasil ia utarakan. Tong hong Beng Coe tak tahu kesulitan orang bukannya
membantu siorang tua itu, malahan dengan manja iapun ikut
menimbrung. "Benar Yu Locianpwee dari mana bisa kau temukan
penyamarannya" Ayoh cepat katakan, kenapa aku gagal
menemukan penyaruannya itu"
Bong san Yen su termenung sejenak. setelah melirik
sekejap kearah Tong hong Beng Coe, ia baru menatap
sastrawan gadungan itu sembari menjawab.
"Nona bicara terus terang, penyaruanmu amat sempurna
kecuali wajah serta raut muka mu terlalu halus, lembut dan
ayu sehingga mengejutkan orang lain, boleh dikata tiada titik
kelemahan apapun, sesungguhnya orang lain sulit untuk
mengetahui, bahwa nona sedang menyaru sebagai seorang
pria" Bicara sanpai disitu ia merandek.
sebetulnya siorang tua ini tak ingin bicara terus terang,
namun berhubung si sastrawan gadungan itu mendesak. lagi
pula Tong hong Beng Coepun ikut menimbrung terus, dalam
keadaan apa boleh buat terpaksa ia buka suara. Karena itu,
setelah merandek sejenak sambungnya lebih jauh.
"sebenarnya ditengah jalan tadi loohu telah berjumpa
dengan seorang sahabat, bukan saja orang itu tahu bahwa
nona adalah seorang gadis yang sedang menyaru sebagai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pria, bahkan ia-pun mengetahui asal usul perguruan nona,
bahkan..." Belum habis Bong san Yen shu menyelesaikan kata2nya,
hati sastrawan gadungan itu sudah tercekat.
"siapakah orang itu?" pikirnya.
"Bagaimana mungkin dia bisa tahu akan perguruanku"
suhu dia orang tua sudah lama mengasingkan diri di
pegunungan yang terpencil, selama hampir seratus tahun tak
pernah ketemu dengan siapapun juga meskipun tokoh paling
lihay dalam dunia persilatan dewasa ini, Ci Lwee Ngo Khie
atau Lima Manusia Aneh dari Kolong Langit pun tak tahu."
Karena tak kuat menahan diri, tidak menunggu Bong san
Yen shu menyelesaikan kata2nya dengan cepat ia menukas:
"siapakah orang itu ?"
"Hoo Thian Heng " karena tidak ingin mendusta, Bong-san
Yen shu berterus terang. "Hoo Thian Heng ?"
Dengan termangu2 pemuda gadungan itu ikut mengulangi
nama tersebut, kemudian dengan pandangan mendelong ia
pandang wajah Bong-san Yen shu.
"Yu, Thay-hiup, macam apakah Hoo Thian Heng itu ?"
kembali ia bertanya. Kali ini tiba giliran Bong san Yen shu yang
berdiri tertegun, pertanyaan ini terlalu sulit untuk menjawab.
Hoo Thian Heng, macam apakah Hoo Thian Heng itu" lalu
suruh ia menjawab apa. Lagi pula ia sendiri kurang begitu tahu tentang Hoo Thian
Heng, siapakah sebenarnya dia orang tua inipun tak tahu.
Mulut Bong san Yen shu tidak menyahut, di atas wajah
pemuda gadungan itu segera perlihatkan rasa kurang puas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Macam apakah Hoo thian Heng itu" apakah Yu Thay hiap
hendak merahasiakan asal usulnya?" ia menegur dengan nada
dingin. Ucapan dari pemuda ini sungguh kasar dan tidak sungkan2
membuat telinga orang terasa tertusuk oleh jarum.
Merah padam selembar wajah Bongsan Yen shu, ia didesak
hingga serba salah oleh ucapan pemuda tersebut.
"Yu Loocianpwe" secara tiba2 Tong hong Beng coe pun ikut
menimbrung dari samping. "Kapan kau telah berjumpa dengan dia" kenapa aku tidak
tahu"." sepanjang perjalanan Tong hong Beng coe selalu
berdampingan dengan Bongsan Yen shu dan tak pernah
meninggalkan siorang tua ini barang setapakpun, kapan si
kakek Huicwee dari gunung Bongsan ini berjumpa dengan Hoo
Thian Heng" kenapa ia sama sekali tak tahu"
Bukankah peristiwa ini sangat aneh, dengan perasaan
heran dan tercengang pikirannya terasa terpelosok ditengah
awang-. Melihat orang tercengang, Bong-san Yen shu sebera
tertawa tergelak. "Sewaktu ada didusun Ma Tiang Peng, di loteng rumah
makan Hoo siang Kie" sahutnya.
Tonghong Beng Coe semakin keheranan.
"Kau telah berjumpa dengan dirinya?" kembali ia bertanya.
"Tidak " "Lalu secara bagaimana ia beritahu kepadamu bahwa enci
ini sebetulnya adalah seorang gadis yang sedang menyaru
sebagai pria ?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"la mengirimkan beritanya melalui ilmu menyampaikan
suara." "Jadi dia berada diloteng tersebut pada saat yang
bersamaan dengan kita ..."
"Tidak salah " "Lalu mengapa kami tidak menemukan dirinya " bukankah
loteng rumah makan itu tidak terlalu luas ?"
"sekalipun kita berjumpa deagan diapun, belum tentu bisa
mengenali kembali " "Apa sebabnya ?"
"Karena ia telah menyamar sebagai orang lain."
"oouw" sekarang Tong hong Beng coe baru mengerti
duduknya perkara. "Dalam pada itu sipemuda gadungan masih berdiri disisi
kalangan, separuh harian lamanya ia mendengar pembicaraan
itu tanpa berhasil mengetahui siapakah yang dimaksudkan, ia
masih belum tahu siapakah sebenarnya "Dia" itu Mungkinkah
dia adalah seorang yang pernah dikenal"... Tetapi nama "Hoo
Thian Heng" terlalu asing baginya, dalam benak maupun
ingatannya sama sekali tak terlintas bayangan apapun
terhadap nama itu. Lagipula belum sampai dua hari ia turun
gunung boleh dikata tak seorang manusiapun yang dikenal.
sungguh suatu teka-teki...
Ia memandang sekejap wajah Tong- hong Beng Coe, tiba2
hatinya bergerak sang badan bergeser kesisi gadis itu,
tangannya segera menarik pergelangannya dan menegur
dengan nada ramah. "Adik cilik, kau she apa?"
Dimana pemuda gadungan tadi berdiri berjajaran kurang
lebih delapan depa dari Tong-hong Beng Coe, hanya dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekali kelebatan saja ia sudah berada disisi gadis itu, dapat
dibayangkan betapa cepatnya gerakan tubuh yang dimiliki,
sungguh mengejutkan. Bong san Yen shu terkesiap2 kecuali ia merasakan
pandangan matanya jadi kabur, sama sekali tak telihat
olehnya gerakan tubuh apakah yang telah digunakan pemuda
gadungan itu dan bagaimana caranya ia berkelebat ?"?"
Kalau dibicarakan, iapun termasuk seorang tokoh silat
kawakan yang sudah puluhan tahun berkelana dalam dunia
persilatan, bukan saja kepandaian silat yang dimilikinya sangat
lihay, bahkan pengetahuannya sangat luas dan pengalamannya matang... Tetapi, siapa nyana ini hari harus kecundang ditangan
seorang pemuda gadungan. orang tua ini gagal untuk melihat
jelas gerakan apa yang digunakan orang itu dalam bergerak,
bukan saja tak pernah lihat, bahkan mendengarpun belum
pernah. sejak berjumpa diatas loteng rumah makan, Tong hong
Beng Coe sudah menaruh kesan baik terhadap pemuda
gadungan ini, hanya ketika itu ia belum tahu kalau anak muda
ini adalah pemuda gadungan, ia mengira dia adalah lelaki
sejati, meskipun waktu itu menaruh kesan baik namun antara
lelaki dan wanita ada batasavnya, ia tak dapat mengutarakan
perasaan hatinya. Kini, melihat pemuda gadungan itu mencekal tangannya
dengan penuh kemesraan dan ajak dia berbicara, sang hati
merasa amat kegirangan. "siauw-moay bernama Tong-hong Beng Coe dan cici ?"
balas tanyanya sambil tertawa.
"oooouw . . .jadi kau adalah nona Tong-hong, puteri
kesayangan dan sipeluru sakti Tonghong Thay hiap?"?" seru
pemuda gadungan itu seraya menatap sang nona tajam2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tong hong Beng Coe kegirangan setengah mati ketika
mendengar orang mengungkap soal ayahnya.
"Cici, jadi kau kenal dengan ayahku ?" serunya. Tapi
dengan cepat hatinya kembali berduka terusnya:
"sayang, ayahku sudah dibunuh mati oleh sepasang
Malaikat dari Gurun Pasir..." Tak tahan, titik2 air mata jatuh
berlinang membasahi pipinya.
"Aaaai... dalam peristiwa ini bukan sepasang Malaikat dari
Gurun Pasir saja yang harus disalahkan, Peng Pok sin-mo
siiblis tua inipun harus ikut menanggung seluruh dosa" kata
pemuda gadungan itu sambil menghela napas panjang.
"seandainya bukan dia yang mengikat hati sepasang
Malaikat, tak mungkin ayahmu bisa menemui ajalnya ditangan
sepasang Malaikat itu"
"cici jadi kaupun tahu latar belakang dari peristiwa ini "
Pemuda gadungan itu mengangguk.
"Akupun dengar dari mulut orang lain" kata nya.
"Moay2, orang yang sudah mati tak akan bisa hidup
kembali, bersedih hatipun tak ada gunanya, kau harus segera
berangkat untuk mencari Peng Pok Loo mo biang keladi dari
pembunuhan ini, kemudian menuntut balas buat kematian
ayahmu" "Terima kasih atas nasehatmu cici, aku mengerti?" sahut
Tong hong Beng Cu sambil mengangguk. mendadak ia
menatap wajah pemuda gadungan itu tajam2.
"cici" kau masih belum beritahukan she serta namamu."
Pemuda gadungan itu tertawa.
"Aku she Poei bernama Hong" sahutnya.
"Adikku siapa sih sebenarnya Dia yang barusan kau
bicarakan dengan Yu Thay hiap" dapatkah kau beritahukan
kepadaku?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
-ooo^ooo- Jilid 4 TONG-hong Beng Coe mengangguk. sementara siap
Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menjawab tiba2 dari jalan kecil dimana mereka datang tadi
muncul tiga sosok bayangan manusia yang meluncur datang
dengan kecepatan bagaikan kilat.
gerakan tubuh ketiga sosok bayangan manusia itu amat
cepat, dalam sekejap mata mereka sudah berada
dihadapannya. Ditinjau dari gerakan tubuh mereka yang begitu cepat
melebihi hembusan angin, siapapun bisa menarik kesimpulan
bilamana ilmu meringankan tubuh dari ketiga orang ini telah
mencapai puncak kesempurnaan, bahkan ilmu silat yang
mereka milikipun tidak lemah.
sementara bayangan orang- itu baru berkelebat lewat
dalam benak TOng-hong Beng coe sekalian, ketiga sosok
bayangan manusia itu telah berhenti dan berdiri mengejar
beberapa tombak di hadapan mereka.
Bong-san Yen shu terperanjat, segera pikirnya.
"Eeeei.... kenapa tiga manusia beracun ini pun sudah
berdatangan semua didaerah T ionggoan."
Kiranya ketiga orang ini adalah Bu-lim su T ok yang disebut
pula Biauw kiang su Tok atau Empat manusia Beracun dari
Wilayah Biauw. mereka terdiri dari "Pek sie Tok-shu" atau si
Kakek seratus Bangkai Kiang Tiang Koei, "Hian im Tok-shu"
atau si Kakek Bisa Dingin Cia Ie Chong. "Han Peng Tok-shu"
atau si Kakek Racun Es Chin Tin san beserta "Giak-Kang Tokshu" atau sikakek kelabang Beracun Nao Hiong Hoei.
saudara mereka yang terakhir sikakek kelabang beracun
telah menemui ajalnya digunung Bong-san terhajar ilmu jari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kian Goan Tjikang dari Hoo Thian Heng, maka dari itu
sekarang tertinggal tiga manusia beracun saja.
Membicarakan soal ilmu silat sejati dari keempat manusia
beracun ini, sebenarnya tiada keistimewaan yang mengejutkan, kepandaian mereka hanya terhitung sebagai
tokoh silat biasa dalam Bu-lim atau kira2 seimbang dengan
kepandaian Bong-san Yen shu.
Namun dalam ilmu beracunnya mereka sangat lihay,
bahkan buas, ganas dan telengas dalam menghadapi
mangsanya mereka tak kenal ampun dan tak tahu apa yang
disebut peri kemanusiaan oleh sebab keganasan mereka inilah
nama-nama iblis itu tercantum diantara Bu-lim sip shia atau
sepuluh manusia sesat dari dunia persilatan.
Berdiri berbareng ditengah jalan, ketiga orang manusia
beracun itu mengawasi Bong-san Yen shu sekalian dengan
sinar mata buas, jelas kedatangan mereka mengandung
maksud tertentu. Mendadak terdengar Pek Sie Toksu atau si Kakek Seratus
Bangkai tertawa seram dan menjengek.
"Aku kira sipelajar rudin itu manusia macam apa, tak tahu
kiranya kenalan dari Bong-san si setan tua ".
sambil bicara sepasang matanya melotot buas kearah
Bong-san Yen shu serunya kembali.
"Eeeei setan tua she-Su. apakah kau berasal dari satu
rombongan dengan pelajar rudin ini ?"?".
Walaupun dalam hati Bong san Yen shu mengeluh atas
kehadiran ketiga orang manusia beracun itu, namun
bagaimanapun juga dia adalah jago kawakan dari dunia
persilatan, melihat keangkuhan serta penghinaan dari Pek sie
Tok-shu timbul rasa gusar dalam hati kecilnya.
"Kalau benar kenapa" dan kalau tidak benar mau apa?"
Matanya segera mendelik besar kemudian mendengus.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"setan tua dari gunung Bong-san kau berani bersikap
kurang ajar terhadap loohu?" teriak Pek sie Tok shu teramat
gusar. "Agaknya kau sudah bosan hidup lebih jauh?"
"Kiang Tiang Koei" Tegur Bong san Yen-shu dengan suara
gusar. "Ditempat liar seperti wilayah Biauw kau boleh ma lang
Perjodohan Busur Kumala 8 Keris Pusaka Sang Megatantra Karya Kho Ping Hoo Pendekar Remaja 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama