Ceritasilat Novel Online

Ikat Pinggang Kemala 8

Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung Bagian 8


It Hoei segera berangkat kegunung im-san, dimana secara
bebas dan tanpa takut apapun melanjutkan hubungan cinta
dengan Mo Yen- Yauw. Kejadian ini berlangsung dua tahun lamanya tanpa
mengalami sesuatu apapun mendadak suatu malam in Tiong
Kian munculkan diri dalam kamar mereka, kemunculannya
yang secara mendadak ini bukan saja mengejutkan sepasang
kekasih yang sedang menikmati sorganya dunia bahkan yang
lebih mengejutkan lagi adalah kemunculannya yang lain
daripada yang lain, bukan saja hanya dia memakai sebuah
mantel hitam yaug memancarkan cahaya gemerlapan, dari
sepasang matanya pun menyorot keluar sinar hijau yang
menggidikkan hati. Dalam kesempatan itu in Tiong Kian sama sekali tidak
membinasakan Khong It Hoei yang "Melalap" istrinya itu,
sebagai gantinya dia ajukan syarat yaitu memerintahkan dia
untuk berusaha menarik kedua orang suhengnya, sikepalan
sakti tanpa bayangan Tio Keng Cuan serta sitelapak jagat Poei
Seng masukjadi anggota perkumpulan.
Dalam keadaan demikian tentu saja Khong it Hoei
menyanggupi syarat tadi, malam itu juga dia pulang kegunung
Kiong Lay, dimana dengan gertak sambal ia paksa Tie Keng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cuan serta Poei Seng untuk menyanggupi masuk jadi anggota
perkumpulan im Yang Kauw.
Dengan kembalinya in Tiong Kian maka semua kekuasaan
atas perkumpulan im yang Kauw punjatuh kembali
ketangannya, dari markas besarnya digunung Imsan dipindah
semua, kekuatannya kedalam gua setan Yoe Leng Keei Hoe
ditengah tebing Pek Yan Gay berada digunung Im Boe san
dalam bilangan propinsi Keei- cioe, perkumpulan lm-yang
Kauw JILID 12 HAL. 14 S/D 15 HILANG
maka secara diam2 ia campurkan racun jahat yang
dibawanya itu kedalam air minum mereka.
Menanti Tie Keng cuan serta Poe seng menyadari dirinya
kena diracuni oleh sutenya yang keji, keadaan sudah
terlambat. Dalam keadaan begitu, sekali lagi Khong it Hoei
bersandiwara dengan alasan2 yang dirasakannya masuk
diakal, ia berkata: "suheng berdua harap maapkan perbuatan siauwte, aku
berbuat demikian adalah disebabkan dirikupun kena diracuni
mereka. Asal suheng berdua mau berangkat mendiri
keperkumpulan Yoe- Leng- Kauw dan menjelaskan sendiri
didepan Kauwcu, aku rasa dia tidak nanti akan paksa kalian
untuk menuruti kemauannya dengan berbuat begitu bukan
saja racun yang mengeram dalam tubuh kalian bisa
dipunahkan akupun bisa ikut selamat pula dari bencana
kematian." setelah mendengar perkataan tersebut Tie- Keng cuan
serta Poei seng dua orang tak bisa berkata lagi kecuali
menghela napas dan mengikuti sutenya berangkat keselatan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah perjalanan Tie Keng cuan telah bersinggah
dirumah seorang sahabat lamanya, itu Khong it Hoei tidak
senang hati namun dalam hati ia lantas berpikir:
"Dengan susah payah aku baru berhasil memancing dua
orang tua bangka ini turun gunung, kenapa aku tidak bersabar
beberapa hari daripada "karena urusan kecil mengakibatkan
kegagalan dari rencana ini"..."
Maka ia pun bersabar diri dan mengikuti terus kemauan
suheng2nya. Ketika mereka memasuki wilayah ouw lam, jejak
Gong Yu serta Lie Wan Hingga yang menunggang kuda
jempolan segera ditemukan mereka.
suatu ingatan berkelebat dalam benak Khong it Hoei,
pikirnya didalam hati. "Kenapa aku tidak berusaha merampas kedua ekor dua
jempolan itu untuk dihadiahkan kepada Yoe- Leng -sin- Keen
In Tiong Kian serta kekasih Pia uw- Biauw- Hujien Yn
Yau?"".... Ketika ia sampaikan maksud hatinya ini kepada kedua
orang suhengnya, mula2 T ie Keng Guan serta-Poei Seng tidak
setuju, maka Khong- it Hoei segera membentangkan rencananya. Dia bilang seandainya kedua orang suhengnya mau
membantu dia untuk merampas kedua kuda jempolan tadi
sebagai kado, maka dihadapan Yoe Leng siu-Keeh nanti bisa
berbicara lebih leluasa, dikatakan perbuatan macam itupun
bukan pekerjaan membakar api membunuh orang, lagi pula
binatang ajaib semacam itu tidak pantes ditunggangi bocah
umur belasan, dari pada mereka kehilangan jiwa lebih baik
kedua ekor kudanya dirampas saja. bukan saja perbuatan ini
sama artinya menyelamatkan jiwa kedua orang muda mudi itu
bahkan sekali panah dapat dua burung.
Mendengar penjelasan itu dan dirasakan masuk diakal,
maka kedua orang itu tidak menampik setelah tiba dikota
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siang Hiang, dengan susah payah akhirnya ditemukan juga
rumah penginapan yang dihuni Gong Y u serta Lie Wan Hiang.
siapa tahu ilmu meringankan tubuh yang diperlihatkan Lie
Wan Hiang tanpa sengaja tadi telah mempertingkat
kewaspadaan Kiong-Lay sam Kiat, sebagai jagoan lihay tentu
saja mereka mengerti sampai dimanakah taraf kepandaian
yang dimiliki pihak lawan
Karena itu maka akhirnya dibuatlah satu siasat, yaitu KanKeen- Ciang Poei-seng mendapat tugas memancing perginya
musuh dan Khong it Hoei serta Tie Keng cuan mendapat tugas
mencuri kuda. seperti telah diketahui dalam kejar mengejar tersebut
hampir saja Poei seng sitelapak jagad modar diujung pedang
Lie Wan Hiang kalau bukan dia secara kebetulan tercebur ke
dalam sungai, sedang kedua ekor kuda tadi adalah kuda
mustika, Khong it Hoei serta Tie Kean cuan harus
mengeluarkan banyak tenaga baru berhasil melarikan kedua
ekor kuda itu menuju To-Hoa Peng.
siapa tahu kuda itu meringkik terus sepanjang perjalanan,
hal ini menggusarkan Khong It Hoei yang segera mencambuki
kuda itu se-jadi2nya, atas kejadian itu sang kuda bukannya
lari menuruti jalan yang benar sebaliknya malah lari menuju
kearah jembatan baru. Pada ketika itulah secara lapat2 terdengar suara suitan
nyaring berkumandang datang dari kejauhan, begitu
mendengar suitan tadi sang kuda meringkik panjang tiada
hentinya. Dengan hati kaget buru2 Khong It Hoei berpaling kearah
berasalnya suara tadi, dibawah sorot sinar rembulan
tampaklah sesosok bayangan manusia laksana sambaran kilat
sedang meluncur datang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buru2 ia cambuk kuda itu sikeras-kerasnya bukan jalan
lurus yang diambil sebaliknya di larikan kuda2 itu kebawah
kaki gunung Hong san sin Keen Bu-Tek sikepalan sakti tanpa bayangan Tie Keng
cuan merasa amat bersedih hati, ia tidak mengira kalau nama
besarnya yang dipupuk dengan susah payah selama ini harus
hancur berantakan ditangan sutenya.
Belum habis ia berpikir, tampak sesosok bayangan manusia
laksana sambaran kilat melayang turun dihadapan kedua ekor
kuda tersebut, orang itu adalah seorang pemuda berbaju
hijau. Dengan pandangan tajam itu menyapu sekejap wajah
kedua orang itu kemudian berseru:
"oouw..... aku kira siapa yang sedang mengajak bergurau
kami berdua, tak tahunya adalah Kiong Lay sam Kiat
cianpwee" Merah jengah selembar wajah Tie Keng cuan, dengan cepat
ia melayang turun dari kudanya, lalu dengan pandangan gusar
ia melototi Khong It Hoei sekejap tegurnya: "sute kenapa kau
belum juga menyerahkan kembali kuda itu kepada diri sauwhiap?" Menyaksikan kelihayan orang, diam2 si setan gantung putih
Khong it Hoei pun merasa terperanjat, ia terkenal dalam dunia
persilatan sebagai jago yang lihay dalam ilmu meringankan
tubuh, namun bila haus dibandingkan dengan pemuda ini jelas
dia masih ketinggalan satu tingkatanBagaimanapun juga dia adalah manusia licik yang banyak
akal, mendengar teguran suhengnya dia lantas tertawa terbahak2. "Haaah....haa....toako, bukankah tadi kita sudah berjanji
hanya hendak menjajal kepandaian silat yang dimiliki
sauwhiap ini saja?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kapan aku pernah mengucapkan kata2 seperti itu?" Pikir
Tie Keng cuan dalam hati.
sebelum benaknya sempat berputar lebih jauh, siadik
seperguruan yang licik dan banyak akal itu telah berkata lebih
jauh. "Tak usah diragukan lagi ilmu kepalan yang dimiliki
sauwhiap ini pasti lihaynya luar biasa Toako aku rasa kaupun
tak perlu berlagak sungkan lagi"
sin Roen Boe Tek menyadari bahwasanya sang sute
kembali sedang mengatur permainan namun dihadapan orang
luar dia merasa kurang leluasa untuk menegur, lagi pula
dalam situasi yang serba kikuk ini memang hanya bertanding
ilmu s ilat saja yang dapai menolong dia lepaskan diri dari rasa
malu. Jagoan yang berhati jujur ini terpaksa harus keraskan
kepala pura2 berlagak pilon, ia tersenyum hambar.
Gong Yu bukanlah anak muda yang goblok dengan otaknya
yang encer dia lantas mengerti apa yang sebenarnya telah
terjadi didepan matanya, dengan tanpa sadar timbul pula rasa
ant ipatiknya terhadap sikepalan sakti tanpa bayangan dan
membenci sisetan gantung putih Khong it Hoei.
la tersenyum manis, kemudian menyahut:
"Cianpwee kau tak usah berlaku sungkan2 lagi, Cayhe Gong
Yu bisa memperoleh beberapa petunjuk ilmu kepalan sakti
dari cianpwe sepanjang hidup akan selalu merasa bangga,
Nah siiahkan-" sembari berkata ia pusatkan seluruh tenaganya keatas
pusar, kemudian berdiri tegak bagaikan batu karang ditengah,
diantara berkibarnya, ujung baju pemuda ini kelihatan keren
dan gagah. Sebaliknya T ie Keng Cuan sendirian menaruh rasa simpatik
terhadap pemuda itu, namun berada dalam keadaan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serba sulit bagaikan menunggang diatas punggung harimau,
terpaksa ia elus jenggotnya yang terurai sepanjang dada dan
mengangguk. "Kalau begitu loolappun tidak akan berlaku
sungkan2 lagi " Kepalannya didorong kemuka, desiran angin tajam segera
memancar keempat penjuru.
Karena takut pemuda she Gong ini tidak sanggup
menyambut datangnya serangannya, maka dalam penyerangannya barusan dia cuma menggunakan lima bagian
tenaga saja. siapa sangka pihak lawan sama sekali tidak mengeluarkan
kepalannya untuk melawas, tampak ia cuma mengebaskan
telapaknya kedepan angin pukulannya sendiri yang begitu
dahsyat seketika lenyap tak berbekas.
sekarang Tie Keng Cuan, baru mengerti bahwasanya
pemuda tersebut memiliki ilmu s ilat yang maha dahsyat, tanpa
terasa memancing pula kegembiraannya untuk melayani
musuh, ia tertawa ter-bahak2, angin pukulan semakin dahsyat
mengurung tubuh musuh, bagaikan hembusan taupan
menggulung dan menghantam tiada hentinya.
JILID 12 HAL. 24 S/D 25 HILANG
"Sekalipun kepandaian silat yang dimiliki keparat cilik itu
sangat lihay, akhirnya kecundang juga ditangan aku siorang
tua haaah ... baaah .... haaah ...."
Belum habis ia berbangga diri, mendadak terdengar gelak
tertawa yang nyaring berkumandang datang dari atas pohon
besar dihadapannya. Gemetar seluruh tubuh Khong it Hoei begitu mendengar
suara gelak tertawa tadi, sukma terasa telah melayang dari
raganya. Buru2 ia putar kudanya dan lari balik me lalui jalan
semula dengan kecepatan yang luar biasa, namun gelak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertawa tersebut berkumandang tiada hentinya dari arah
belakang. setelah melewati Yong-Hong serta Gie-Tong, akhirnya
Khong it Hoei tiba kembali diluar kota siang- Hiang, sisetan
gantung putih ini mulai sangsi harus masuk kedalam kota?"
ataukah berputar menuju kejalan raya ouwlam dan Keei-cioe
?"" Belum sempat dia ambil keputusan, mendadak gelak
tertawa merdu tadi telah bergema dari belakang tubuhnya.
Lemas sekujur badan Khong it Hoei mendengar suara
tertawa itu, dia tidak mengira kalau kecepatan lari orang itu
bisa menyamai larinya seekor kuda jempolan Cian- Li- KiangKeuw dan diapun tak paham jagoan Bulim dari manakah yang
memiliki kepandaian sehebat itu.
Dengan hati kebat-kebit cepat2 ia menoleh kebelakang,
tampaklah kurang lebih beberapa tombak dibelakang
tubuhnya berdiri seorang dara berbaju hijau, walaupun
dibawah sorotan cahaya rembulau yang redup hingga susah
melihat jelas raut wajahnya, namun dia yakin bawah gadis itu
adalah pemilik kuda jempolan yang dicurinya ini.
Sebagai pencuri yang telah mencuri barang orang lain,
setelah tertangkap basah sedikit banyak berubah juga air
muka orang itu sekalipun Khong it Hoei punya muka yang
tebal. Dengan wajah dingin kaku Lie Wan Hiang mencibirkan
bibirnya yang kecil, pedang Muni Kiam diputar sehingga
memancarkan selapis cahaya merah lalu tegurnya:


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Anjing bajingan rupanya kau sudah makan hati beruang
nyali macan hingga berani mencuri kuda Cay-Ya-Giok-say-Cu
milik nona mu, dimana yang seekor lagi?"
JILID 12 HAL.30 S/D 31 HILANG
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu Lie Wan Hiang telah mendengus dingin,
denganalis berkerut mendadak ia maju selangkah kedepan.
pedang pendeknya diayun keluar segera terlihatlah serentetan
cahaya pedang berwarna merah memancar sejauh dua depa.
Merasakan hebatnya babatan pedang musuh, nenek tua itu
tak berani bertindak gegabah, buru2 ia meloncat kebelakang
untuk menghindarkan diri...
"Hiiii hiiii ... .," Lie Wan Hiang segera tertawa cekikikan,
"Manusia macam gentong nasi seperti kaupun ingin merampas
pedang ku, apakah tidak takut ditertawakan orang hingga
giginya pada terlepas semua" ayoh cepat enyah dari s ini kalau
sampai urusan nonamu terganggu, awas,akan kugunakan kau
perempuan bungkuk sebagai tumbal?"
Hinaan ini seketika merubah air muka si nenek bungkuk
jadi merah pa dam, dengan penuh kegusaran ia menghardik:
"Budak sialan, rupanya kau Sudah bosan hidup didunia., ",
"Weeees,.... tanpa banyak cakap lagi tongkat berkepala
burungnya segera dikemplang kedepan, ang in sera ngan
sebera men-deru2, bayangan hitam menyelimuti sekujur
badan gadis itu dan keadaannya benar2 ganas luar biasa.
Pedang Muni Kiam memang sebilah pedang mustika yang
sangat tajam, walaupun begitu Lie Wan Hiang tidak mengadu
senjatanya dengan tongkat kepala burung lawan.
Kakinya segera melayang kesamping menggunakan ilmu
gerakan tubuh Tay-Nah It-Chiet Cit Sinhoat ia berputar
kebelakang punggung nenek itu lalu membenturnya keras2.
Dasar Lie Wan Hiang masih muda usia, sifat kekanak2annya belum hilang, menggunakan kesempatan dikala
badannya menumbuk bungkuk lawan, jari tangan kirinya
segera menutul keatas gundukan punggung tersebut.
Sekujur badannya Loe Peng Sim gemetar keras saking
kagetnya, bagaikan seekor rase yang ketakutan mendadak ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
putar badan lalu perdengarkan tertawa anehnya yang seram
mengandung rasa gusar bercampur malu.
Rambut putihnya dikebas kemuka, tongkat kepala
burungnya dengan memakai jurus IHeng Sauw Cian Kim atau
Menyapu Rata selaksa Prajurit, dengan diiringi desiran angin
tajam langsung menyapu kearah pinggang nona Lie Wan
Hiang. Seandainya gebukan ini mengenai sasaran, niscaya gadis
itu akan hancur berantakan jadi beberapa bagian.
Lie Wan Miang bukanlah manusia lemah, sebelum tongkat
musuh menyambar tiba dia sudah enjotkan badannya
melayang ketengah udara, kemudian menggunakan kesempatan dikala nenek bungkuk itu tidak sempat memutar
balik tongkatnya, dengan tangannya, ia cengkeram rambut
putih orang. sekali lagi nenek bungkuk itu menjerit kaget, terasa
kepalanya amat sakit seperti di tusuk2 dengan be-ribu2
batang jarum, tahu-tahu belasan lembar rambut putihnya
sampai ke-akar2nya telah dicabut Lie Wan Hiang dan
berkibaran ditengah angkasa terhembus angin.
Nenek bungkuk ini memang sedang apes, sejak
menginjakkan kakinya di daratan Tiong goan dia telah
menderita kekalahan total ditangan sijago minum Teh dari
gunung Pak-Gak san sewaktu ada diperkampungan Pek-Insan- Cung. Harus menelan pil pahit ditangan lima manusia aneh dari
kolong langit, bagi nenek tua ini tidak begitu memalukan,
sebab bagaimana pun juga mereka adalah golongan tua yang
sudah punya nama dan terkenal akan kelihayannya, tapi
sekarang dia harus menelan pil lagi ditangan seorang budak
ingusan, sedikit banyak dalam hati ia merasa tidak puas, malu
bercampur gusar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka ilmu silat aliran Hoe song (Jepang) yang dimiliki pun
segera dikerahkan hingga mencapai pada puncaknya,
Weeee.... Weeeess angin pukulan bagaikan hembusan taupan
menyapu menggulung dan melanda tiada hentinya keseluruh
tubuh lawan, bayangan tombak menyelimuti seluruh angkasa
membuat suasana jadi seram dan menegangkan. Menyaksikan
kehebatan lawan, dalam hati Lie Wan Hiang segera berpikir:
"Kau sinenek tua sialan benar2 tidak tahu diri, seandainya
tadi aku bermaksud memenggal batok kepalamu, sudah
kulakukannya sejak tadi tak mengalami kesulitan apapun
Hmm benar2 tak tahu gelagat..."
Berpikir demikian timbul rasa gusar dalam hati kecilnya,
ilmu pedang Muni-Kiam-Hoat-nyapun lantas dimainkan dengan
hebat. setelah ilmu pedang Muni-Kiam-Hoat dikerahkan tampaklah
cahaya merah menyelimuti seluruh jagad, cahaya pedang
memancar hingga mencapai lingkungan seluas dua depa,
sungguh tidak malu disebut ilmu pedang mustika yang
digunakan untuk menundukan iblis.
sementara itu bayangan tombak berseliweran dengan
hebatnya hingga suasana berubah makin terang, hawa sedang
membumbung tinggi keangkasa mengimbangi desakan lawan,
kedua belah pihak sama2 kerahkan segenap perhatian serta
tenaganya untuk melangsungkan suatu pertempuran yang
maha dahsyat dan seru. Khong It Hoei si setan gantung putih yang menyaksikan
jalannya pertarungan dari sisi kalangan makin lama merasa
hatinya semakin bergidik, diam2 pikirnya.
"Jikalau aku harus menunggu sampai salah satu diantara
mereka memperoleh kemenangan, mungkin sulit bagiku untuk
meloloskan diri dari pada nanti kenapa2 aku tidak ngeloyor
pergi sekarang juga?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka diam2 ia putar kudanya kemudian me larikannya
kearah jalan raya Guw lam Keei-cie.
Cay-Ya-Giok-say Cu tidak malu disebut seekor kuda
jempolan, walaupun dia berada dibawah kekuasaan seorang
jago Bu-lim yang sangat lihay, namun tidak lupa untuk
mengirim kabar kepada majikannya guna mohon bantuan.
Ia mendongak lalu meringkik panjang, suaranya nyaring
dan membumbung tinggi keangkasa.
Mendengar ringkikan kuda kesayangannya, Lie Wan Hiang
jadi gelisah. Ia bersuit nyaring . . . sreeeet sreeeet sreeeet
secara beruntun ia lepaskan tiga buah tusukan hebat.
Tiga tusukan sembilan susulan menggetarkan dua puluh
tujuh buah jalur cahaya merah yang menyilaukan mata,
keseluruhan serangan itu mengancam jalan darah penting
disekujur badan lawan. "Dalam keadaan yang serba membingungkan ini sulit, bagi
si- nenek bungkuk untuk menentukan jalur pedang manakah
merupakan tusukan pedang yang sebenarnya, ditengah
kekagetan serta kebingungannya mendadak terdengar suara
kain robek tersambar pedang, tahu2 sepasang ujung bajunya
telah terbabat putus oleh pedang, Muni-kiam lawan.
Gemetar sekujur badan si nenek bungkuk. sukmanya terasa
melayang keluar dan raganya sambil membuang tongkat
kepala burungnya keatas tanah ia berdiri termangu-mangu ditempat semula. sekalipun Lie Wan Hiang memiliki tabiat yang kasar,
berangasan dan gampang naik darah tapi dasar hatinya halus
dan penuh welas kasih, dia tidak ingin melukai nenek bungkuk
tersebut tanpa alasan yang kuat, maka setelah dilihatnya
pihak lawan berdiri menjublak ditempat semula tanpa
mengucapkan sepatah katapun, diapun lantas tarik kembali
pedangnya . Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil jejakkan kakinya keatas udara, dia berseru:
"Nonamu harus berangkat selangkah lebih dulU karena
masih ada Urusan lain yang harus segera diselesaikan, untuk
kali ini nyawamu kuampuni. Nah cepat2lah enyah dari daratan
Tiong goan dan kembali kenegerimu sendiri"
Ucapan itu berkumandang datang makin lama makin lirih,
jelas Lie Wan Hiang sudah pergi jauh.
Menyaksikan hal tersebut nenek bungkuk berambut putih
ini cuma bisa menghela napas sedih, dengan rasa kecewa
bercampur putus asa ia seret tongkat berkepala burungnya
yang berat selangkah demi selangkah memasuki kota siangHiang. 0000000000 UNTUK sementara kita tinggalkan dahulu nona Lie Wan
Hiang yang mengerahkan ilmu meringankan tubuh menunggang angin membonceng awannya berlarian dijalan
raya antara ouwlam dan Kioe-cioe untuk mencari kuda
kesayanganrya Cay-Ya-Giok-say-Cu.
sementara itu Gong Yu yang berada dikaki gunung Hengsan untuk menolong jiwa mereka Keng cuan yang keracunan
telah mendapatkan ucapan kata terima kasih yang tak
terhingga dari siorang tua itu, bahkan sikepalan sakti ini
sampai jatuhkan diri berlutut dihadapannya.
sudah tentu saja Gong Yu tidak berani menerima
penghormatan besar dari siorang tua itu, buru2 ia
membimbingnya bangun. sikap Goog Yu yang merendah dan amat simpatik ini
segera menambah rasa kagum Tie Keng Cuan sikepala sakti
tanpa tandingan ini terhadap dirinya, ia merasa bukan saja
pemuda tersebut memiliki ilmu silat yang maha sakti bahkan
berbudi luhur dan halus terpelajar,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Atas bujukan Gong Yu, maka akhirnya naiklah Tie Keng
cuan diitas punggung kuda Cau Ya Giok cay yu untuk kembali
kedalam kota. Ditenguh perjalanan, orang tua itupun lantas menceritakan
secara bagaimana ia beserta sute-nya sitelapakjagat Poei seng
diancam oleh Khong it Hoei untuk menjadi anggota Y oe- Leng
Kauw kemudian bagaimana mereka sampai diracuni dan
akhirnya apa sebabnya pula mereka sampai mencuri kuda
jempolan tersebut. Mendengar penuturan tersebut Gong Yu segera kerutkan.sepasang alisnya rapat2, serunya
"oooouw sungguh tak nyana hati manusia memang benarbenar sukar diukur, cianpwee tak usah terlalu menyesali diri
sendiri karena persoalan tersebut. Haruslah diketahui bahwa
tiada manusia di kolong langit ini yang tak pernah berbuat
salah, yang penting adalah bisakah dia menyadari akan
kesalahan yang pernah dilakukan untuk kemudian disesali"
apalagi cianpwee bertindak begitu salah disebabkan oleh
karena keadaan yang memaksa "
Ketika mereka berdua tiba diluar kota siang Hiang,
kebetulan belum lama berselang Lie Wan Hiang telah
berangkat mengejar Khong it Hoei.
siapa tahu justru karena kesalahan ini dikemudian hari akan
terjadi suatu peristiwa yang tragis.
Tiga hari lamanya Gong Yu berdiam dirumah penginapan
Hoat-Iay dalam kota siang- Hiang untuk menunggu
kedatangan Lie Wan Hiang, namun tiada kabar berita apapun
yang berhasil ia dapatkan.
Kejadian ini membuat Tie Keng cuan si kepalan sakti tanpa
tandingan merasa semakin malu.
Akhirnya Gong Yu meninggalkan pesan kepada pengurus
rumah penginapan itu sekalian dibeberkan rencana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perjalanannya, apabila Lie Wan Hiang telah kembali dia
diminta untuk menyampaikannya .
Dengan senang hati pengurus rumah penginapan itupun
menyanggupi. Begitulah setibanya dikota Gak Yan, si kepalan sakti tanpa
tandingan segera terpisah dengan pemuda kita untuk
berangkat ke gunung Keen-san guna mengunjungi sahabatnya. sebenarnya Gong Yu punya rencana untuk mengajak Lie
Wan Hiang berpesiar keselat Tong-Wu-shia disebelah utara,
siauw siang di sebelah selatan kemudian kegunung Wan-sanmenyeberangi sungai Tiang-kang, telaga Tong Ting dan
tempat2 lain yang indah. Tetapi sekarang, dalam keadaan seperti ini ia sudah tiada
minat lagi untuk menikmatinya .
Maka diapun me larikan kudanya, per-lahan2 dijalan raya
antara ouwlam dan Keei-cioe, dan berharap setelah Lie W ie
Hiang berhasil mendapatkan kembali kudanya lantas bisa.
menyusulnya dengan cepat.
Begitulah diluar Gak-yang dia berputar melalui Pouw-kie
serta Ham-leng dan akhirnya tiba dikota Boe-ciang.
Dikota tersebut ber-turut2 dia menginap dua hari
dimanapun ia berada tanda2 rahasia, segera ditinggalkan tapi
bayangan Lie Wan Hiang belum kelihatan juga, akhirnya


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pemuda kita menyeberangi sungai T iangkang dan meneruskan
perjalanannya keutara dengan hati tidak gembira.
selama dalam perjalanan pelbagai kejadian yang
menjengkelkan hati sering kali dijumpai dan karena kuda
jempolannya sering kali pula muncul manusia2 rakus yang
mengincar serta hendak merampasnya.
Lama kelamaan kejadian ini menjengkelkan hatinya juga,
walaupun dasarnya dia adalah seorang pemuda yang berhati
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
luhur namun menyaksikan betapa rakus dan rakus dan rendah
martabat orang2 kangouw itu naik pitam juga sianak muda ini.
Ditambah pula dia sedang uring2an karena Lie Wan Hiang
belum berhasil juga ditemukan, setiap serangannya tentu
hebat dan akibatnya banyak sekali jago2 lihay dari kalangan
hitam terjungkal ditangannya.
Dengan wajahnya yang ganteng, gagah dan seringkali
memakai baju warna hijau, dalam waktu singkat dalam dunia
persilatan segera berdengung santar gelar sijago ganteng ber
baju hijau. seluruh propinsi Hoolam telah dijelajahi semuanya. namun
sipendekar berbaju hijau Gong Yu belum juga menemukan Lie
Wan Hiang. JILID 12 HAL. 44 S/D 45 HILANG
sementara itu dalam benak Gong Yupun terbayang sekali
wajah Lie Wan Hiang yang cantik, hatinya terasa gembira
sebab sebentar lagi bakal berjumpa dengan kekasihnya yang
sudah lama dirindukan ini.
Banyak persoalan terasa mengganjel dalam dadanya, ia
ingin mencurahkan semua persoalan itu kepadanya setelah
berjumpa nanti, tapi... secara tiba2 ia bertemu dengan satu
masalah yang mencurigakan hatinya, hal ini membuat ia
kelihatan tidak tenang. Masalah itu adalah: Kenapa ia tidak berangkat ke utara
untuk mencari dirinya"
sebaliknya malah ambil arah yang berlawanan" apakah
selama ini dia merasa gusar terhadap diri ku?""
suara ringkikkan kuda disebelah depan kedengaran
semakin nyata hal ini membuktikan apabila jarak antara kedua
ekor kuda tunggangannya itu kian lama kian bertambah dekat.
Dalam dadanya segara bermunculan pelbagai perasaan
aneh, dia merasa heran, dirinya yang berada dipunggung kuda
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Giok Liong pun bisa mendengar ringkikan dari kuda GiokCong mengapa sebaliknya dia tidak mendengar akan suara
ringkikan itu?""
Apa sebabnya ia berlagak pilon tiap kali dia sengaja hendak
menghindari perjumpaan dengan dirinya ?""
Kejadian2 lampau semasa masih berada di dalam lembah
Leng Im Kek pun segera terbayang kembali dalam benaknya,
dia merasa walaupun tabiat Lie Wan Hiang radaan berangasan
dan seringkali mengumbar amarahnya terhadap dia, namun
tidak sampai seperminum teh la manyahawa gusarnya telah
lenyap tak berbekas, bahkan mereka segera rujuk kembali.
Dalampada itu jarak antara kedua ekor kuda itu sudah
tinggal setengah lie, ketika dia angkat kepalanya memandang
kearah depan, tampaklah seekor kuda putih laksana angin
sedang lari kencang kemuka, jelas kuda itu adalah kuda Giok
Cong sedang orang yang ada diatas pelana bukan lain adalah
Lie Wan Hiang. Cambuknya segera dikebaskan ketengah udara sehingga
berbunyi nyaring. Giok Liong meringkik panjang kemudian lari
sekencangnya kearah muka. Dalam sekecap mata kedua ekor
kuda itu telah berlari saling susul menyusul.
"Adik Wan " tanpa bisa dicegah lagi sipendekar ganteng
berbaju hijau berseru lantang.
Mendengar seruan itu gadis yang berada di atas cunggung
kuda sebelah depan itu menoleh kebelakang dan me lotot
sekejap kearah Gong Yu. Alisnya, matanya, hidungnya serta raut wajahnya yang
bulat telur jelas merupakan ciri khas dari Lie Wan Hiang,
namun nona itu sama sekali tidak menunjukkan reaksi.
Bukan begitu saja, dari sorot matanya jelas dia
menunjukkan suatu perasaan asing yang aneh.. se-akan2 dia
sama sekali tidak kenal dengan pemuda kita.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebelum sianak muda itu sempat berpikir lebih jauh, sang
kuda telah tiba disuatu persimpangan jalan, disitu sang kuda
Giok Ciong segera mengambil jalan kearah Eng-Kee-Wan yang
langsung menuju ke sin-Kio ketika tiba dijalan Tiang-Lok
kembali kuda tadi membelok kearah sungai Loo-kang dimana
dengan mengikuti teci sungai berlari terus menuju ke arah
Timur... "Adik Wan Adik Wan..." Teriak Gong Yu tiada hentinya
sepanjang jalan. Dara cantik yang berada didepan tetap berlagak pilon dan
sama sekali tidak memperdulikan teriakan orang.
Untung orang yang berlalu lalang diatas jalan raya itu
sangat jarang, kalau tidak tentu banyak orang yang akan
cedera tertumbuk kuda yang berlari dengan kencangnya ini.
Menyaksikan Lie Wan Hiang sama sekali tidak menggubris
teriakan2nya. bisa dibayangkan betapa sedihnya hati Gong Yu
ketika itu. segera pikirnya didalam hati:
"Apakah aku seorang lelaki sejati selamanya harus tunduk
terus dibawah telapak kakinya?"
Ingin sekali ia putar les kudanya untuk mengambil jalan
lain, tapi sebelum niatnya itu dilaksanakan kembali pikirnya.
"Bagaimanapun juga dia masih kecil, lagi pula sebelum
turun gunung suhu telah berpesan wanti2 kepadaku agar
menjaga dirinya baik2, baiklah aku akan mengalah terus
kepada-siapa suruh aku harus menjadi engkohnya"
Karena berpikir begitu hawa gusar yang telah membara
dalam dadanya pun segera lenyap ia berpikir lebih jauh:
"Akan kubuntuti terus dirimu secara begini akan kutunggu
sampai rasa gusarmu hilang."
Sementara sianak muda ini putar otak membayangkan hal
yang bukan2, gadis yang berada didepan mendadak lenyap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak berbekas begitu memasuki daerah Peng-Kung. "Bagus....bagus sekali, rupanya dia hendak mengajak aku
bermain petaka.." batinnya.
Maka sipendekar ganteng berbaju hijau inipun berputar2
diseluruh kota Peng Kang sambil setiap kali mencari kabar
berita dari orang disekitar sana mengenai jejak adik
kesayangannya ini. Sungguh kasihan pemuda kita, ini tapi pun tidak
menyangka kalau gadis yang ada di depannya tadi telah
menggunakan siasat licin untuk menipu dirinya, menggunakan
kesempatan tatkala Gong Yu sedang melamun, mendadak ia
larikan kuda Glok cong nya masuk kedalam semak belukar
yang lebat. Menunggu sianak muda itu sudah memasuki kota, sambil
tertawa geli dara itu munculkan diri kembali dan larikan
kudanya cepat2 menjauhi daerah tersebut.
Peng Kang walaupun merupakan sebuah kota keresidenan
namun jalan raya yang terdapat dalam kota amat terbatas
sekali tak selang beberapa saat kemudian Gong Yu telah
berhasil mendapatkan keterangan bahwasanya tiada seorang
gadis berkuda putih pernah memasuki kota itu.
"Mungkinkah dia naik ke langit atau turun kebumi?" pikir
Gong Yu dengan hati tercengang.
Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia
segera berseru tertahan, sambil menghantam batok kepala
sendiri gumamnya. "Kurang ajar budak ingusan itu tentu sudah main gila
dengan diriku, kenapa sejak tadi tidak kupikirkan sampai
kesitu." Bagaimanapun juga sebagai seorang pemuda yang cerdik
ia hanya tertipu sebentar saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekeluarnya dari kota sianak muda itu segera mencari
berita dari seorang petani yung ada disawahnya, sedikit pun
tidak salah ia berhasil mendapatkan keterangan yang
menyatakan bahwa nona itu sudah berangkat menuju kekota
Tiang Iok. Cepat2 kudanya dilarikan se-kencang2nya, ketika senja
telah menjelang dia baru tiba di kota Tiang Lok.
Begitu masuk kota cepat2 sianak muda ini mencari berita
lagi mengenai jejak adiknya.
Yang dipikirkan sekarang hanyalah menemukan kembali Lie
Wan Hiang, tentu saja rasa laparnya terlupakan olehnya.
Menanti keluar dari kota lagi tengah malam telah tiba, suasana
sunyi senyap bagaikan dikuburan.
Untung malam itu adalah malam bulan lima belas disaat
bulan purnama, cahaya terang rembulan menerangi seluruh
jagad membuat suasana yang sunyi kelihatan lebih semarak.
Tengah pemuda itu berjalan dengan hati duka, mendadak
dari tempat kejauhan terdengar suara ringkikan kuda
berkumandang datang, jelas suara tadi berasa l dari tepi
sungai B ie LOO. Dari ringkikan kuda yang mengenaskan, sianak muda ini
dapat mengambil kesimpulan bahwasanya majikan kuda tadi
telah menemui peristiwa yang ada diluar dugaan.
Teringat akan keselamatan dari Lie Wan Hiang. Gong Yu
segera melarikan kudanya cepat2 menuju kearah mana
berasalnya suara ringkikan tadi.
Ditengah kegelapan malam yang sunyi terdengar suara
derap kaki kuda Giok Liong melaju dengan cepatnya kedepan.
JILID 12 HAL. 53 S/D 56 HILANG
Gong Yu segera gertak giginya kencang2, dengan mata
yang terpejam rapat pusatkan seluruh perhatiannya jadi satu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hawa sinkang Thay si Hiat Thian pun disalurkan tiada
hentinya, sedikit demi sedikit... dengan susah payah akhirnya
jarum lembut yang mengeram dalam tubuh gadis itu berasal
dihisapnya keluar. Melihat pertolongannya telah berhasil, dengan cepat ia
lepaskan tempelannya pada dada gadis itu, dan menggunakan
kain selimut yang telah dipersiapkan sejak semula ia tutup
tubuh sang gadis yang polos.
Perlahan2 ia menghembuskan napas panjang, seraya
menyeka keringat yang membasahi tubuh nya ia berdiri
termangu mangu, suatu perasaan nyaman seolah-olah dari
neraka menyelimuti hatinya.
Benar memang manusia menolong merupakan suatu tugas
yang berat, apalagi orang yang harus ditolong adalah seorang
gadis muda yang cantik dan berada dalam keadaan polos
tanpa busana, bagi seorang pemuda berdarah panas macam
Gong Yu bukan saja dirasakan berat bahkan amat menyiksa
batinnya, sebab sedikit salah bertindak bisa mengakibatkan
dia mengalam i jalan api menuju neraka.
sementara itu setelah jarum lembut yang bersarang dalam
tubuhnya telah dihisap keluar aliran darah dalam tubuh gadis
itupun berjalan lancar kembali, semua rasa sakit segera
tersapu lenyap dan diapun sadar dari pingsannya.
Menjumpai pemuda ganteng yang mengejar dirinya terus
menerus tadi sekarang sedang duduk ditepi pembaringan
bahkan seluruh badannya basah oleh keringat, dara itu
berseru kaget, ia membentak keras diikuti . . Ploook , . . .
ploook beberapa buah gaplokan keras dengan telak bersarang
diatas pipi s ianak muda itu.
Gong Yu sendiri mimpipun tidak menyangka kalau gadis itu
bisa cepat mendusin, semakin tidak mengira kalau dia bakal
digaplok keras, kendati ilmu Thay-si-Hian Thian-sinkang nya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempunyai suatu daya pental yang kuat, tak urung pipinya
terasa panas pedas dan sakit juga.
Belum sempat dia berseru kesakitan, kembali terdengar
gadis manis itu berteriak kaget, tangannya cepat menyambar
selimut dan menyusupkan badannya keujung pembaringan.
Kiranya secara tiba2 dia baru menyadari bahwa badannya
telanjang bulat tanpa busana.
Melihat tingkah laku sang gadis, Gong Y upun lantas paham
apa sebenarnya yang telah terjadi, ia menggerutu terhadap
diri sendiri kemudian membuka pintu dan berjalan keluar,
matanya tak berani menarik lagi kearah tubuh gadis itu
kendati hanya sekejappun.
Ketika ia tiba diluar kamar, waktu telah menunjukkan
kentongan ketiga tengah malam. Tidak lama kemudian
terdengar pintu kamar terbuka dan muncullah seraut wajah
yang cantik jelita. Kepada Gong Yu ia tersenyum manis lalu menggape s ianak
muda itu agar masuk kedalam. Dengan hati ragu2 dan penuh
kesangsian Gong-Yu berjalan masuk kedalam, ia saksikan
gadis ayu itu sedang duduk di atas pembaringan dengan
wajah penuh air mata. Ia tiada kegembiraan untuk menikmati
tangisan sang dara sapaya lirih. "Adik wan".
Bukannya berhenti menangis, gadis itu malah menangis
semakin sedih hingga terdengar senggukan yang mengenaskan. Cepat2 GongYu meraih tubuhnya dan dipeluk kencang2. ia
cium bibir dara itu lalu panggilnya lagi dengan suara penuh
kasih sayang: "Adik Wan ..."
Belum habis ia berseru, mendadak gadis iiu meronta keras
dan melepaskan diri dari pelukan anak muda itu, sekali
melayang tahu2 ia sudah duduk diatas sebuah kursi. "siapakah
yang kesudian jadi adik Wan-mu ?" teriaknya penuh
kegusaran. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perbuatan dara manis yang luar dugaan ini kontan
membuat Gong Yu jadi tidak habis mengerti, dengan ter

Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mangu2 dipandangnya wajah gadis itu tanpa mengucapkan
sepatah kata pun. Pandang punya . . .pandang lama sekali ..... akhirnya dia
berhasil membuktikan bahwa gadis cantik yang berada,
dihadapannya sekarang benar2 bukan Lie Wan Hiang yang diidam2kan, kiranya diantara alis adik kesayangannya sama
sekali tidak terdapat tahi lalat merah yang begitu besar.
Rasa kaget yang menyelimuti hatinya saat ini benar2 sukar
dilukiskan dengan kata2, matanya terbelalak besar mulutnya.
melongo dan ia jadi gelagapan setengah mati, untuk beberapa
saat sianak muda ini tidak mengerti apa yang harus
dilakukannya. Melihat anak muda itu kaget, tercengang bercampur
bingung, nona berbaju putih itu tidak dapat menahan rasa
gelinya-lagi, ia-segera tertawa cekikikan.
"Bagaimana" sudah kau lihat lebih jelas lagi bahwa aku
bukanlah adik Wan yang kau idam2kan?"
Merah jengah selembar wajah pendekar ganteng berbaju
hijau ini. dia tahu bahwa dirinya sudah melihat orang
bagaimanakah diriku dan jengahnya pemuda tersebut tak
usah disebutpun sudah lah jelas.
Namun, bagaimanapun juga dia merasa peristiwa ini rada
aneh dan mengherankan tanpa terasa pikirnya dalam hati.
"Benarkah dikolong langit terdapat kejadian yang demikian
aneh ?"" bukan saja mereka berdua memiliki raut waiah yang
tak berbeda, bentuk badan maupun usianya pun persis sama,
benarkah didunia ini terdapat manusia kembar yang bagaikan
pinang dibelah dua...?"
sementara ia masih berpikir dengan pikiran kacau, tampak
nona berbaju putih itu telah mengeluarkan sapu tangan untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyeka air mata yang mengalir keluar dengan derasnya, perlahan2 ia berjalan kehadapannya lalu berkata lirih:
JILID 12 HAL. 62 S/D 64 HILANG
Jilid 13 NADA suaranya walaupun jauh lebih berpengalaman
daripada Lie Wan Hiang, tetapi kehalusan serta kemerduannya
tiada berbeda sama sekali.
Kalau bukan karena ada persamaan yang begini banyak
mana mungkin Gong Yu sampai salah melihat orang ?" maka
sekali lagi ia terjerumus dalam lamunan yang mendalam.
Tiba2 nona berbaju putih itu berseru:
"Hey, kenapa sih kau ?" urusan hati melulu yang dipikirkan,
masa kau tidak sudi menjawab pertanyaanku ?"".
"oouw..." dengan kaget Gong Yu tersentak bangun dari
lamunannya, sekarang dia baru ingat akan pertanyaan yang
diajukan gadis tersebut. Maka diapun lantas memberikan sedikit perkenalan
mengenai dirinya pribadi, tentu saja ia kesampingkan masalah
ikatan perkawinan antara dia dengan Lie Wan Hiang sejak
masih ada dalam perguruan.
Ia tidak ingin mengatakannya adalah disebabkan sebagai
seorang pemuda, Gong Yu merasa sungkan dan malu untuk
mengutarakan nya keluar. Denga tenang dan kalem nona berbaju putih itu
mendengarkan semua penuturan sianak muda itu, alisnya
kadang2 nampak berketut sedang biji matanya mengerling
bening, wajah nya ber-seri2 dan senyuman menghiasi
bibirnya. Menanti Gong Y u selesai bercerita, ia lantas berseru sambil
tertawa manis: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"oooh betapa beruntungnya aku Hoan Pek Giok. ternyata
bisa berkenalan dengan pendekar ganteng berbaju hijau yang
menjadi ahli waris dari Bu- lim Jie seng ".
Gong Yupun lantas memuji tiada henti- nya akan
kecantikan wajah nona Hoan yang di katakan bagaikan
bidadari yang baru turun dari kahyangan, namanya yang
indah serta pakaiannya yang serasi dan menambah
keagungannya itu. Pujian2 setinggi langit tersebut tentu saja menggembirakan
hati Hoan Pek Giok. suara tertawa cekikikan yang merdu
berkumandang tiada hentinya, sepasang sujen yang menghiasi
pipi pun menambah kecantikan wajahnya.
Tentu saja, mencari manusia yang berwajah tampan,
berkepandaian silat lihay serta berbudi luhur macam Gong Yu
bukanlah suatu urusan gampang, sekarang dirinya dipuji
setinggi langit oleh pemuda tampan itu, mana mungkin dia
tidak merasa kegirangan ?"
Apalagi gadis itu sedang berada dalam usia remaja, di-puji2
oleh lawan jenisnya yang menarik sudah tentu tidak
mengherankan kalau ia kesenanganHoan Pek Giok merasakan jantungnya ber-debar2 keras,
dengan wajah jengah dan ke-malu2an ia berbisik,
"Aku... mungkin aku tidak ada seperseribu dari adik Wan
mu itu ?"...". Dibalik ucapan tersebut kedengaran begitu mengenaskan
dan mengandung rasa cemburu yang besar. Namun Gong Yu
yang berhati jujur sama sekali tidak merasakan hal itu, bahkan
ia menyahut lagi dengan nada bersungguh2:
"Nona, ucapanmu tadi terlalu memuji dan merendahkan
dirimu sendiri, terus terang saja kukatakan bahwa kecantikan
wajahmu kalau dibandingkan dengan adik Wan ku boleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibilang seimbang, bahkan tiada bedanya bagaikan kakak
beradik yang kembar ".
Dengan wajah sangsi Hoan Pek Giok Sinona berbaju putih
itu meraba raut wajah sendiri, lalu pikirnya dalam hati:
"seringkali ibu berkata bahwa kecantikan wajahku tiada
tandingannya dikolong langit, kenapa sekarang muncul pula
seseorang yang bukan saja mempunyai kecantikan yang sama
dengan diriku, bahkan kembar seperti pinang di belah dua,
benarkah itu" aneh...aneh...". Maka dengan alis berkerut
segera tegurnya: "sauw-hiap. bukankah apa yang kau
ucapkan tidak sejujurnya ?"".
si pendekar ganteng berbaju hijau ini dasar nya memang
seorang pemuda yang cerdik, namun ia tidak dapat
memahami perasaan hati seorang gadis, maka mendapat
pertanyaan itu dengan jujur ia segera menjawab:
"Apabila dalam ucapanku barusan ada hal2 yang bohong,
biarlah sekarang juga aku ber sumpah dihadapanmu ".
selesai berkata benar2 dia lantas angkat sumpah.
Menggunakan kesempatan itu Hoan Pek Giok menubruk
kedalam pelukan sianak muda itu, dengan tangannya yang
halus laksana kilat ia tutupi bibir lawan, pinggangnya meliuk
dan dengan manja serunya:
"Hmm. siapa suruh kau sungguh2 angkat sumpah?" aku
percaya sudah akan perkataan mu...".
Dengan manja dan aleman ia makin menggeliat dalam
pelukan Gong Yu, serentetan bau harum gadis perawan
bagaikan arak yang memabokkan segera menyerang kedalam
tubuh si anak muda itu Terangsang oleh bau aneh tadi, Gong Yu tak dapat
menguasai diri lagi. ia segera tarik pinggang HoanPek Giok
dan dipeluknya kencang2. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bagaikan kena aliran listrik, dengan lemas dan pasrah
HoanPek Giok rebahkan diri dalam pelukan lawan, bibirnya
yang basah diangkat keatas siap menerima bibir lawan
sementara sepasang matanya terpejam rapat2. Gong Yu
merasakan sekujur darah panas dalam tubuhnya bergolak
kencang, suatu perasaan untuk melakukan ha12 yang
melanggar susila menyelimuti seluruh benaknya, tangan yang
kosong per- la han2 mulai bergeser keatas gundukan daging
montok yang ada didepan dada nona itu kemudian diremas2nya dengan penuh kenikmatan.
Dikala kesadarannya hampir hilang tertelan oleh napsu
birahi itulah...tiba2 .satu ingatan berkelebat dalam benaknya,
dengan cepat ia mendusin dari rangsangan napsu dan serunya
d idalam hati: "oooh Gong Yu Gong Yu macam begitukah murid dari Bu
lim Jie-seng?"" dimanakah akal budimu ?"?"" pantaskan kau
lakukan perbuatan mesum yang terkutuk dan melalukan itu
?"?".....".
Begitu ingatan tadi berkelebat dalam benaknya, golakan
napsu dalam dadanya pun seketika tertekan kembali, ia jadi
tenang dan sadar seratus persenHoan Pek Giok yang telah menyerahkan dirinya bulat2
kedalam pelukan sang pemuda untuk diperlakukan apapun
jua, tatkala lama sekali menunggu belum nampak juga sianak
muda itu melakukan suatu gerak gerik yang diinginkan dia jadi
tercengang, maka ia lantas buka mata dan menatap wajah
Gong Yu tajam2. Si anak muda itu tersenyum melihat gadis mana
memandang kearahnya, justru karena senyuman inilah tiba2
Hoan Pek Giok tak dapat menguasai diri, ia peluk s ianak muda
itu kencang2 kemudian menghantarkan bibirnya yang kecil
mungil dan panas membara tadi ke atas bibir lawanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
sentuhan bibir yang halus dan merangsang tadi tak bisa
ditolak oleh Gong Yu dengan begitu saja, se-olah2 bendungan
yang bobol si-anak muda itu balas memeluk lawan jenisnya
lalu menciumnya ber-tubi2.....
Angin taupan men-deru2 dan melanda seluruh jagad....
lama sekali baru kedengaran suara dengusan napas yang
memburu per-lahan2 reda kembali... suasanapun jadi tenang
kembali. Dibawah sorotan cahaya lampu yang redup, nampak Hoan
Pek Giok bersandar dalam pelukan Gong Yu dengan wajah tersipu2. "Adik Giok" bisik sianak muda itu dengan nada lirih. Hoan
Pek Giok menyahut. " Engkoh Yu, perutku sudah lapar, bagaimana kalau kita
mencari makan dulu untuk menangsal perut ?"?"
Demikianlah sambil bergandengan tangan keluarlah mereka
berdua dari rumah penginapan itu untuk menangsal perut
disuatu rumah makan, setelah itu barulah kembali lagi
kerumah penginapan- Karena menyaksikan sikap Hoan Pek Giok yang begitu Hot
dan bernapsu besar, Gong Yu tidak berani tidur sekamar
dengan gadis itu sebaliknya malah minta sebuah kamar yang
tersendiri untuk beristirahat.
Keesokan harinya, sebelum Gong Yu mendusin dari
tidurnya Hoan Pek Giok telah muncul d idalam kamarnya,
sambil duduk disisi pembaringan la berseru lirih:
"Engkoh Yu hari sudah siang... coba lihat sang surya telah
berada di-awang2. ayoh cepat bangun. Apa semalam kau
telah mimpi bertemu dengan nona Wan Hiang mu itu ?"?".
Gong Yu menggeliat bangun, menanti si anak muda itu
telah cuci muka dan membersihkan badan. Hoan Pek Giok
menyandarkan diri kembali dalam pelukan orang, dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merasakan bahu pria ganteng ini mengeluarkan suatu
perasaan yang aneh dan menggoncangkan imannya. Nona itu
tak dapat menahan diri lagi.
ia lantas peluk tubuh sang pemuda kencang2, bibirnya
kembali dihantar keatas bibir orang dan menciumnya dengan
penuh napsu. Gong Yu tidak ingin sia2kan kesempatan baik ini dengan
begitu saja, apalagi terangsang oleh tingkah laku sang dara
yang "Hot", merasakan ciuman yang panas dan penuh daya
rangsang ia lantas peluk pinggang orang, bibirnya balas
dikecup dan dadanya yang montok dan menonjol besar itu
ditekankan keatas dada sendiri
seketika itu juga dia merasakan suatu kenikmatan yang
sukar dilukiskan dengan kata2...badai kembali mengamuk
dalam kamar itu... Lama sekali...akhirnya terdengar Gong Yu berkata
memecahkan kesunyian yang mencekam ruangan tersebut:
"Nona Hoan, bukankah kau menunggang seekor kuda
jempolan Cay-Ya-Giok-say-Cu ?" darimana kau dapatkan kuda
hebat semacam itu ?"..."
Hoan Pek Giok tersenyum manja, ia bersandar dalam
pelukan orang dan sambil mempermainkan jari tangan sianak
muda itu. sahutnya: "Aku berlalu dari rumah secara diam-diam
JILID 13 HAL. 12 S/D 13 HILANG
ataukah lari kuda itu terlalu kencang, setelah saling kejar
mengejar beberapa saat lamanya aku masih juga tertinggal
dalam suatu jarak yang cukup jauh dibelakang ". Dia bereskan
rambutnya yang kalut terhembus angin, kemudian melanjutkan- "Setelah melewati s iang-Tek orang itu menuju ke ouw-Han,
rupanya dia sangat hapal dengan jalanan didaerah sekitar
sana. Pada suatu ketika mendadak perjalanannya dihadang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang, seseorang muncul dari tempat kegelapan seraya
memutar pedangnya yang memancarkan cahaya kuning,
kepada pencuri kuda tadi bentaknya: "sahabat, tinggalkan
kudamu itu kalau pingin selamat".
Mendengar bentakan tadi, dengan hati mendongkol
sipenunggang kuda tersebut tertawa dingin, balasnya:
"Bangsat keparat yang bermata picik, tahu kah kau siapa
aku ?"?". "Hmm perduli amat siapakah d irimu" jawab sipembegal
dengan suara bengis, tingkah lakunya garang dan buas.
Kembali sipenunggang kuda itu tertawa dingin- "Hmm.
segala macam bangsat tak bermodal pun berani cari gara2
dengan diriku tahukah kau bahwa aku adalah sisetan gantung
putih dari perkumpulan Yoe-Leng-Kauw " Hm kalau tidak
kuhabisi jiwa anjingmu, kau tentu tidak akan mengerti
tingginya langit dan tebal nya bumi ".
Habis mengucapkan kata2 tersebut sipenunggang kuda itu
loncat turun dari kudanya dan segera mencabut keluar
sepasang Poan-Koan-Pit yang diselipkan dipunggungnya.
Ternyata sang pembegal sedikitpun tidak jeri, bukan saja


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak gentar ma lahan mendongak dan tertawa ter-bahak2.
meminjam sorotan sinar rembulan aku temukan wajah orang
itu suram dan matanya ber-api2 seperti menahan dendam.
sesudah tertawa seram beberapa saat lamanya, orang itu
lantas bergumam seorang diri:
"Yoe Leng Kauw Yoe Leng Kauw Him Toako saksikanlah
kau dari akhirat bahwa ini hari adikmu akan menuntut balas
bagi kematian mu yang mengenaskan itu ".
selesai bergumam orang itu membentak keras, badannya
segera menubruk kedepan sambil me lancarkan serangan
mematikan, pedangnya diputar sedemikian rupa sehingga
membentuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
JILID 13 HAL. 16 S/D 17 HILANG
"Huuu.....enaknya kalau ngomong kalau bukan gara2
dikejar dirimu terus menerus hingga aku terdesak. tidak nanti
aku sampai berjumpa dengan iblis terkutuk itu Kalau kudanya
yang hilang sih masih mendingan, hampir saja selembar
jiwaku yang berhargapun ikut melayang. Coba katakan apakah
kau bisa mengganti jiwaku?"
Mendadak pendekar ganteng berbaju hijau itu teringat
akan sebuah kata untuk menggoda maka ia lantas berseru:
"Dan sekarang..... "
Sengaja ia tarik nada suaranya panjang2 sementara
matanya melirik penuh arti:
"Sekarang kenapa?" ayoh cepat jawab" karena tidak
mengerti apa yang sedang ditertawakan oleh Gong Yu, maka
Hoan Pek Giok segera menjewer telinga pemuda itu.
"Aduuuh, ampun-,... adikku sayang ampun-" Teriak Gong
Yu kesakitan- "Baiklah biar aku Jawab.. biar aku Jawab"
Melihat Si anak muda itu sudah menyerah, dengan wajah
berseri2 Hoan Pek Giok pun segera melepaskan jewerannya.
"Aduuh mak" goda sang pemuda seraya menjulurkan
lidahnya. "Sungguh lihay, siapa yang sudi jadi suamimu kalau
kau begitu galak....."
Kembali Hoan Pek Giok ayun telapaknya memperlihatkan
gerakan mau memukul, cepat2 Gong Yu ayun tangan kirinya,
dengan jurus "Naga sakti mengaduk Lam-Hay" ia cengkeram
pergelangan gadis tersebut.
"Adikku sayang, jangan marah jangan marah.....dengarkan
dulu perkataanku..."
Hoan Pek Giok tidak mau menyerah begitu saja, walaupun
tangan kanannya dicekal Gong Yu secara mendadak tangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kirinya mencubit paha sianak muda tersebut membuat
pemuda kita kesakitan dan menierit.
Begitulah, setelah saling bergurau dan bermesraan
beberapa saat lamanya mereka baru keluar dari kamar untuk
mencari sarapan- Baru saja sarapan selesai dihidangkan, mendadak dari
depan pintu ruangan berhenti sebuah kereta kuda.
Menjumpai kereta tersebut, air muka Hoan Pek Giok segera
berubah hebat. cepat2 ia tarik tangan sianak muda itu untuk
diajak kabur dari sana dan menyingkir jauh2.
siapa sangka belumjauh ia menyingkir, mendadak dari balik
kereta berkumandang keluar suara panggilan yang nyaring
dan lantang: "Giok-jie, ayoh kembali".
Hoan Pek Giok tidak berani berkutik, terpaksa ia putar
badan dan lari kedalam pelukan seorang nyonya cantik yang
sedang melangkah keluar dari keretanya. "lbu " serunya.
Dengan penuh kasih sayang nyonya cantik itu memeluk
putrinya kedalam pelukan, setelah melototi diri Gong Yu
sekejap ia dorong tubuh gadis itu masuk kedalam kereta.
Taar... diiringi suara cambuk berderai, dengan meninggalkan debu yang beterbangan diangkasa kereta itu
meluncur kedepan meninggaikan kota Bie-Loo....
000000 LAMA sekali s i pendekar ganteng berbajuh hijau berdiri termangu2 disisijalan, kemudian ia baru mendusin dan tersentak
kaget. Ketika matanya melirik sekejap kesekeliling tubuhnya, ia
jumpai banyak pasang mata sedang memandang kearahnya
dengan sinar mata tercengang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hal ini adalah jamak, seorang kongcu-ya yang tampan dan
gagah semacam dia berdiri ter-mangu2 ditengah jalan raya,
tentu saja segera akan menarik perhatian banyak orang.
Apa yang masih tertinggal dalam hati Gong Yu saat ini
hanyalah kemurungan dan kesedihan, ia menghela napas
panjang. "Aaai... ternyata mereka, mereka begitu mirip satu sama
lainnya..." Yang ia maksudkan dengan "Mereka" bukan lain adalah Lie
Wan Hiang serta Hoan Pek Giok.
Dengan membawa perasaan berduka Gong Yu balik
kembali kekamarnya, ia segera perintahkan pelayan untuk
persiapkan pelana diatas kuda Giok- Liong, setelah
membereskan rekening berangkatlah dia menuju kearah
Tiang-sah. selama dalam perjalanan walaupun ia tidak larikan kudanya
cepat2, namun bagi "Giok Liong" seekor kuda jempolan yang
biasa menempuh seribu li dalam sehari tentu saja lari nya jauh
lebih cepat daripada lari kuda2 biasa.
Ketika tengah hari sudah menjelang tiba dan jaraknya
dengan Kiauw-Tauw tinggal belasan li, kudanya telah berhasil
menyusul kereta berkerudung yang ditumpangi Hoan Pek Giok
beserta ibunya. Dengan seksama diperhatikannya sekejap kereta tersebut,
ia jumpai kereta ini tiada bedanya dengan kereta2 kuda biasa,
tidak aneh kalau larinya begitu lambat.
Dia merasakan suatu ketidak serasian antara kereta
berkerudung serta sang nyonya cantik yang jadi saisnya,
tanpa terasa dalam hati dia berpikir:
JILID 13 HAL. 23 s/D 24 HILANG
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengintip sedikit saja isi karena tadi, maka keadaannya
tentu akan berubah sama sekali.
Namun dia tidak bertindak begitu, dia telah membuang
suatu kesempatan baik dengan sia2.
Pendekar ganteng berbaju hijau yang jujur dan berbudi
luhur ini bukan saja tidak jadi menyingkap penutup kereta
tersebut, bahkan untuk menghindari segala kecurigaan orang,
sengaja ia larikan kudanya lima tombak dibelakang kereta
tersebut. Tidak lama kemudian sampailah kereta itu diluar kota
Kiauw-Tauw, menggunakan kesempatan tatkala melewati
jalan yang ramai dengan lalu lintas, diam2 sianak muda itu
membedal kudanya melampaui kereta tersebut.
Dia tidak ingin memancing rasa sedih dalam hati Hoan Pek
Giok serta kesalahan paham ibunya, maka selama ini dia tak
berani berpaling barang sekejappunRupanya "Qiok Liong" sang kuda jempolan mengerti akan
maksud hati majikannya, dengan suatu gerakan yang cepat
namun tanpa mengeluarkan sedikit suarapun ia berlari
melampaui kereta dan berlari cepat kemuka.
Walaupun begitu Hoan Pek Giok yang duduk diujung kereta
berhasil me lihat juga Gong Yu yang sedang melampaui
keretanya, maka ia berseru kaget dan teriaknya: "Engkoh Yu
". Gong Yu adalah seorang lelaki yang romantis, mendengar
teriakan itu dengan cepat dia berpaling, dari kejauhan ia
saksikan Hoan Pek Giok sedang memandang kearahnya
dengan wajah sedih bercampur murung.
sebenarnya dia hendak hampiri dara itu untuk dihibur
dengan beberapa patah kata,
namun ingatan lain segera berkelebat dalam benaknya, dia
merasa seandainya dirinya bertindak begitu bukan saja telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghianati cinta kasih Lie Wan Hiang terhadap dirinya
bahkan kemungkinan besar akan semakin menyeret gadis itu
semakin salah paham terhadap dirinya.
Maka dia menghela napas panjang dan meneruskan
perjalanannya menuju kedepan.
setelah melewati Tiang-sah, ditengah senja yang sudah
menjelang tiba ia sampai dikota siang Hiang.
Pelayan rumah penginapan Hoat Lay yang telah mengenali
keloyoran Gong Yu situan muda yang ganteng ini segera
menyambut kedatangannya dengan penuh rasa hormat. Ia
maju menyambut tali les siauak muda dan serunya
"Kongcu-ya, selama dalam perjalanan kau tentu sangat
lelah bukan, kemarin malam nona Lie telah datang kemari dan
menginap semalam disini, dia bertanya juga tentang diri
kongcuuya serta kapan berangkat meninggalkan tempat ini,
keesokan harinya dia telah berangkat ke- Utara."
"oooouw...." seru Gong Yu, ia serahkan kudanya kepada
pelayan dan segera beristirahat dalam kamarnya.
semalaman tak terjadi sesuatu apapun, keesokan harinyaia melanjutkan kembali perjalanannya menuju keutara.
Kali ini dia melakukan perjalanan siang ma lam tiada
hentinya, setelah keluar dari Han- Kouw dikota Cam Keesie ia
berhasil peroleh keterangan yang mengatakan belum
seharian- lamanya lie Wan Hiang melewati kota tersebut.
Kembali si pendekar tampan berbaju hijau Gong Yu
melakukan perjalanan cepat menuju kedepan, akhirnya di
Uoe-seng-Koan ia berhasil menyusul Lie Wah Hiang.
Perjumpaan yang sangat diharap2kan ini menggirangkan
hati kedua belah pihak, bahkan kuda Giok Liong serta GiokCong pun meringkik tiada hentinya tanda kegirangan.
JILID 13 HAL. 28 S/D 29 HfLANG
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ke arah jalan raya diluar hutan pohon Liu, mendengar
suara derap kaki kuda sudah menjauh Lie Wan Hiang segera
munculkan diri dari tempat persembunyiannya sambil tertawa
ia tarik kudanya untuk berjalan keluar dari balik pepohonan
bambu. siapa tahu belum habis dia tertawa, mendadak tampak
sesosok bayangan hitam meluncur keatas Giok Cong dengan
kecepatan laksana kilat. Perubahan yang terjadi sangat mendadak ini seketika
mengejutkan hati Lie Wan Hiang, ia berseru kaget Kembali
putar telapaknya melancarkan sebuah babatanTerhadap jurus serangannya ternyata orang itu sangat
hapal, sebelum bahunya bergerak dan lengan diayun,
sepasang tangannya yang kuat bagaikan jepitan baja telah
memeluk tubuhnya kencang2.
Dengan penuh kegusaran Lie Wan Hiang membentak.
sekuat tenaga ia coba meronta dan melepaskan diri dari
pelukan orang, siapa tahu orang itu mempunyai tenaga sakti
yang luar biasa besarnya, kendati ia sudah meronta dengan
sekuat tenaga belum berhasil juga melepaskan diri
Sekarang dia baru merasa menyesal kenapa telah
mempermainkan Gong Yu hingga mengakibatkan dia
digerayangi orang tanpa bisa melawan dalam keputus asaan
dia lantas menjerit "Engkoh Y u..."
Pada saat itulah serentetan suara yang sangat dikenali
olehnya berkumandang dari sisi telinganya.
"Adik Wan adik Wan. ..aku berada disini "
setelah mendengar suara itu Lie Wan Hiang baru tahu
kalau Gong Yu lah yang sedang menggoda dirinya, hatinya
jadi lega dan ia segera pejamkan mata sambil merebahkan diri
kedalam sang pelukan kekasih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan memuat dua orang, kuda Giok-Cong per-lahan2
berjalan kedepan, sementara Giok Liong telah menanti kurang
lebih dua puluh tombak dikejauhan, ekornya bergoyang tiada
hentinya menandakan diapun ikut kegirangan.
Rupanya kuda itu merasa bangga dan senang karena kerja
samanya dengan sang majikan berhasil peroleh kemenangan
mutlak. Dengan gemas Lie Wan Hiang mencibir ke arah kuda Giok
Liong, diikuti cambuknya segera menyambar ketengah udara.
Melihat perbuatan dara itu Gong Yu enjotkan badannya
melayang balik keatas punggung Giok Liong, kemudian dia
tujukan muka setan kearah Lie Wan Hiang dan kaburkan
kudanya kemuka. Mimpipun Lie Wan Hiang tak pernah menyangka engko Y u
nya yang jujur dan polos, hanya terpisah dalam beberapa hari
saja telah berubah jadi makin cerdik hingga diri sendiri
terjatuh kedalam perangkapnya.
Hati gadis memang selamanya susah diduga, kalau
mengikuti adatnya pada hari2 biasa dia tentu sudah kalap.
namun keadaan singa betina yang kalah bertarung hari ini
bukan saja tidak marah sebaliknya malahan merasakan
sesuatu yang aneh pada diri engkoh Yu-nya, dia merasa
sesuatu yang baru, merangsang dan menyenangkan.
Tanpa sadar suatu senyuman yang amat manis tertera
diatas wajahnya, dibawah sorotan cahaya sang surya gadis itu
semakin menawan hati. Gong Yu membedal kudanya cepat2, dia mengira Lie Wan
Hiang tentu akan mengampuni dirinya dengan begitu saja.
siapa tahu, sekalipun Giok Liong sudah lari sejauh dua li
belum kelihatan juga ada kuda lain yang me lewati dirinya,
maka terpaksa ia tahan tali les.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gong Yu kuatir Lie Wau Hiang main setan lagi, cepat dia
berpaling kebelakang. setelah dilihatnya gadis itu membuntut
dibelakang barulah hatinya jadi lega.
sementara itu tampak serombongan burung gagak terbang
melintasi kepala mereka dan kembali kesarang, Gong Yu
segera berseru sambil menuding keatas:
"Adik Wan, hari hampir ma lam, ayoh cepat sedikit
berangkat ke Siauw-Lim, kisah pengalaman kita masing2 nanti
saja baru dituturkan".
Lie Wan Hiang mengangguk tanda setuju, maka diapun
lantas mencemplak kudanya mendahului s ianak muda itu.


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gong Yu diam2 merasa tercengang, heran dan tidak habis
mengerti melihat gadis itu begitu menurut dan lain daripada
biasanya. Padahal tiada yang perlu diherankan, goda menggoda
sudah merupakan bumbu dan suatu cinta asmara yang bisa
menggembirakan hati kaum gadis.
Begitulah kendati dalam hati sianak muda itu tercengang
dan tidak habis mengerti namun ia tak berpikir panjang,
kudanya segera dilarikan untuk menyusul sang dara yang
telah menjauh. Ketika rembulan sudah berada di-awang2, mereka
berduapun telah memasuki kota Liauw- Lim-TinDisebuah rumah penginapan mereka pesan satu kamar
untuk beristirahat, apa yang kemudian dilakukan oleh
sepasang kekasih yang telah lama berpisah ini kiranya tak
usah diterangkan pun sudah jelas, mereka diliputi oleh
kemesraan, rindu dan kehangatanBeberapa saat kemudian Lie Wan Hiang mulai ber-kaok2
karena lapar, ia paksa Gong Yu untuk ajak dia bersantap
disebuah rumah makan, disitu mereka pesan beberapa macam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sayur dan arak. kemudian sambil ber-cakap2 mereka
menikmati santapan- Mula2 Gong Yu lah yang harus memberikan laporannya
lebih dulu, dimana tentu saja ia rahasiakan sebagian dari
pengalamannya yang berhubungan dengan Hoan Pek Giok
yang harus disembuhkan olehnya dalam keadaan telanjang
bulat. Gong Yu bertindak demikian bukanlah disebabkan karena
dia punya maksud tertentu, hal ini dilakukan karena dia sadar
bagaimanakah reaksi yang akan diperlihatkan sang nona
setelah mendengar hal tersebut, maka untuk menghindari
sebala kemungkinan untuk sementara peristiwa itu tetap
dirahasiakan dulu. Setelah Gong Yu menyelesaikan penuturannya, maka
sekarang tibalah giliran Lie Wan Hiang untuk mengisahkan
pengalaman. Tampak gadis itu membasahi dahulu bibirnya dengan arak.
kemudian berkata. "sejak kita berpisah untuk mencari sepasang kuda
kesayangan kita pada malam itu aku berlari disepanjang
perjalanan dengan menggunakan ilmu ginkang Menunggang
angin membonceng mega. akhirnya di Pek Ma Boe aku
berhasil menghadang jalan pergi sisetan gantung putih Khong
it Hoe, siapa kira bajingan itu cukup licik, melihat keadaan
tidak menguntungkan dia segera putar kudanya balik kearah
desa sing Hiang. sebetulnya dia sudah tak mampu untuk melarikan diri lebih
jauh, tapi justru pada saat itulah aku telah bertemu dengan
nenek bongkok berambut putih dari Hoe seng yang pingin
merampas pedang Muni kiam milikku hingga terjadi
pertarungan, menggunakan kesempatan itulah kembali dia
melarikan diri Menanti aku menyadari akan hal ini, sayang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
JILID 13 HAL. 36 S/D 37 HILANG
"setelah aku berhasil mendapatkan kabar berita mengenai
dirimu maka sedikit banyak rasa cemas dan kuatirku terhadap
dirimu bakalnya berkurang.
Maka dengan melalui To G wan, siang T ek. Hati sioe, Goan
Kang, siang- Hiang kemudian lewat sim swie kembali lagi
kerumah penginapan Hoat Lay dikoca sing Hiang. disana aku
mendapat kabar dari pemilik rumah penginapan yang
mengatakan engkau sudah berangkat keutara, maka aku
segera menyusul kekota Gak Yang."
Ia mengerling dalam2 kearah Gong Yu dengan sinar mata
penuh rasa cinta dan sayang, setelah merandek sejenak
terusnya. "Bukankah kita sudah berjanji akan berpesiar kegunung
Keen san serta telaga Tong Ting" tetapi pada saat itu aku
sudah tidak bergairah lagi untuk memikirkan persoalan itu,
malam itu juga aku berangkat menuju keutara".
Gong Yu merasa sangat terharu setelah menyaksikan
betapa suci murninya cinta kasih Lie Wan Hiang terhadap
dirinya, ia tangkap tangannya yang halus dan digenggamnya
keras-keras. "Wan Moay " serunya lirih.
sang Nona berpaling dan tersenyum manis.
"Belum sampai sepuluh li aku tinggalkai kota Gak-yang"
terusnya lebih jauh. "Mendadak kudengar suara ringkikan
kuda berkumandang diangkasa, suara itu merupakan suara
ringkikan yang kucari dan kukejar selama beberapa waktu ini,
tentu saja sekali didengar lantas kukenali dengan cepat, dalam
hati aku segera berpikir:
"Bagus sekali kiranya bajingan anjing itu berada disini,
malam ini juga akan ku tangkap dirimu, aku tidak percaya
kalau kau berhasil melarikan diri lagi dari genggamanku".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena berpikir demikian maka aku segera menyusul
kemuka, siapa sangka ketika itulah, mendadak tampak
sesosok bayangan putih laksana kilat menyambar datang. Bisa
dibayangkan betapa gusarnya aku ketika itu, segera aku
membentak dengan suara yang keras bagaikan geledek:
"Bajingan anjing berhenti ".
Rupanya kuda "Giok-Chong" dapat kenali suara bentakan
majikannya, begitu aku menghardik dia lantas meringkik
panjang dan angkat kedua kaki depannya keatas.
Lihay juga ilmu menunggang kuda yang dimiliki orang itu,
meskipun kuda itu berdiri namun dia tidak sampai terlempar
dari atas pelana, dicambuknya kuda "Giok-Chong" itu berulang
kali dengan maksud menerjang kearah muka.
Tapi pada saat ini kuda "Giok-Chong" sudah susah
dikendalikan lagi, bukannya lari ke depan sebaliknya dia malah
angkat kaki depan nya berulang kali.
sementara itu meminjam cahaya rembulan yang menyoroti
jagad aku dapat melihat jelas wajah orang itu, dia adalah
seorang kakek yang kurus kecil tinggal kulit pembungkus
tulang, matanya sipit dan alisnya tipis, mulutnya menjorok
kemuka sehingga tampak prongos. pakaian yang dikenakan
berwarna kuning telur dan sebuah kantung kulit terbuat dari
kulit macan tergantung di pinggangnya.
Tatkala kakek itu menyaksikan aku menghadang jalan
perginya, napsu membunuh segera memancar keluar dari
matanya, sambil tertawa seram teriaknya:
"Budak ingusan, sewaktu ada ditepi sungai Pek-Loo-Kiang
ternyata kau tidak sampai modar terhajar jarum sakti
pencabut sukma milikku. ..Hmm hitung2 nasibmu memang
bagus sekali tapi malam ini Loohu akan hantar sendiri
sukmamu kembali keakhirat".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapan ini membuat hatiku tercengang, segera pikirku:
"Aaah. bujingan tua ini tentu sudah salah melihat orang...".
Maka segera tanyaku: "Anjing tua begal kuda sebut namamu untuk terima
kematian ". Kakek tua kurus kering itu kelihatan rada tertegun, namun
dengan cepat dia sudah tertawa seram lagi.
"Budak ingusan, bukankah malam itu sudah kukatakan
kepadamu ?" Loohu adalah "ciang-Bie-Sioe" sikakek beralis
eodet Tong Yong yang berasal dari propinsi Soe-coan ?""
rupanya kau adalah seorang pelupa".
Sewaktu masih kecil aku pernah dengar ayahku
menceritakan akan kelihayan dari jarum sakti pencabut sukma
dari sikakek beralis codet, mendengar ucapan itu diam2 aku
jadi terperanjat, hawa sakti "Koe-Lie-Sinkang" segera
kusalurkan me lindungi seluruh badan, kemudian sambil
tertawa nyaring jengekku:
"Haah...haah...haah...sungguh tak kusangka s ikakek beralis
codet yang punya nama besar dalam dunia persilatan ternyata
bukan lain adalah bajingan pembegal kuda yang memalukan,
hmm. sungguh bikin orang jadi kecewa dan menggelikan ".
JILID 13 HAL42 S/D 43 HILANG
tua itu kena kukecundangi, bisa dibayangkan betapa
gusarnya dia waktu itu hingga berulang kali kakek tadi berkaok2 aneh." sepasang lengannya mendadak mulur semakin panjang,
dari antara persendian tulangnya terdengar suara gemerutukan serta ledakan2 yang keras dan nyaring, dalam
keadaan gusar dia sudah kerahkan hawa murninya hingga
mencapai dua belas bagian, alisnya yang codet melentik, dari
balik matanya yang sipit memancar keluar sorot mata yang
tajam dan dingin, mulutnya yang prongos mengkeret
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebelakang, wajahnya berubah jadi hijau membesi. keadaannya betul2 mengerikan, selangkah demi selangkah ia
maju mendekati diriku. Meskipun dalam hati aku tidak takut menyaksikan
wajahnya, namun rasa tegang membuat hatiku jadi bergidik
dan bulu roma sama2 bangun berdiri. Pikirku d idalam hati: "
Kenapa aku tidak menyerangnya lebih dulu".
Belum habis ingatan tersebut berkelebat dalam benakku,
bajingan tua tadi telah memutar sepasang telapaknya didepan
dada masing2 membentuk gerakan setengah lingkaran, lalu
bentaknya: "Budak ingusan, serahkan nyawamu".
sungguh dahsyat serangan yang dilancarkan bajingan tua
ini, segulung angin pukulan yang maha dahsyat bagaikan
gulungan ombak ditengah samudra menghantam dadaku,
sebelum angin serangan tiba desiran tajam telah menderu2
lebih dahulu. Mungkin dia menganggap aku pasti tak akan berhasil lolos
dari serangan mautnya, siapa sangka aku tertawa nyaring,
dengan ilmu gerakan "chiet-Ciat-Tay-Nah-it" aku menyusup ke
belakang punggungnya lalu meniupkan segulung hawa panas
diatas tengkuknya, perbuatan ini tentu saja membuat hatinya
jadi terperanjat dan hampir saja sukmanya terasa terbang
melayang dari raganya. Pada saat yang berbarengan, serangan dahsyat yang ia
lancarkan telah mengenai sasaran kosong dan menghantam
diatas tanah. Bluuum... pasir dan tanah beterbangan hingga mencapai
empat lima tombak tingginya ditengah udara, sebuah liang
yang besar dan dalam muncul diatas permukaan tanah.
Ditinjau dari hasil hantamannya ini bisa kubayangkan
sampai dimanakah taraf kepandaian silat yang dimiliki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bajingan tua itu, aku tak berani pandang enteng dirinya dan
kuanggap dia sebagai jagoan kelas wahid dalam dunia
persilatan. setelah dua serangan mautnya menemui sasaran kosong
apalagi tengkuknya kena kutiup dengan hawa panas,
keberanian sikakek beralis codet itu kontan jadi hancur dan
buyar, buru2 ujung kakinya menutul tanah dan segera loncat
delapan depa kemuka. Baru saja kakinya menempel diatas tanah, aku telah
menyusul kebelakang tubuhnya, sekali lagi kutiup tengkuknya
dengan hawa panas. Rasa kaget dan takutnya kali ini benari
tercermin diatas wajahnya, hampir saja ia jadi semaput.
Namun bagaimanapun juga dia adalah manusia yang sudah
lama tersohor dalam Bu-lim, ketenangan batinnya jauh
melebihi orang lain. sekalipun nyalinya sudah pecah namun
dia masih sanggup mengeluarkan ilmu ginkang Yan-ChingCap-Pwee-Hoan nya untuk bergelinding sejauh tiga tombak
dari tempat semula. Bajingan tua ini boleh dikata siluman tua yang sudah punya
umur, meskipun telah bergelinding sejauh tiga tombak namun
dia tidak lantas bangkit berdiri, bagaikan roda kereta ia
berputar kencang hingga akhirnya berdiri dengan bersandar
disisi dinding tebing. Dengan sikap berdirinya ini maka ilmu Chiti Ciat-Tay-Nah-It
ku kehilangan kemanjurannya aku tak bisa mempermainkan
dirinya lebih jauh. saat itulah dia telah berkata kembali:
"Walaupun loohu tahu bahwasanya nona memiliki ilmu s ilat
yang maha sakti dan lihay namun loohu masih belum puas.
kau harus tahu bahwa aku angkat nama karena senjata
rahasiaku yang lihay, entah maukah nona memberi petunjuk
dalam hal ilmu melepaskan senjata rahasia ?"".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gong Yu yang mendengar kisah tersebut hingga sampai
disini tak bisa menahan diri lagi, dengan alis berkerut ia
menimbrung: "Wan-moay, kau tentu tak sanggupi permintaannya
bukan?"" jarum sakti pencabut sukmanya lembut bagaikan
bulu kerbau, siapa yang terkena dalam tiga hari pasti mati "
Menggunakan kesempatan itu Lie Wan Hiang menghirup
kuah ayam dalam mangkuknya, tatkala menyaksikan betapa
kuatir dan cemasnya Gong Yu atas keselamatan jiwanya, ia
jadi kegirangan setengah mati.
"Engkoh Yu "sahutnya. "Apa kau sudah lupa ?" bukankah
aku mempunyai ilmu sakti Ku Lie sin-kang yang melindungi
badan terhadap serangan senjata rahasia ?".
"oooh .." Gong Yu berseru tertahan dan garuk2 kepalanya
yang tidak gatal, gumamnya lebih jauh:
"Kenapa aku jadi begitu tolol dan goblok ?""...". Lie Wan
Hiang tersenyum, sambungnya kembali:
"sikakek beralis codet Tong Yong betul2 manusia yang
sangat licik, begitu selesai dia berkata sepasang tangannya
diayun berulang kali, dalam sekejap mata belasan bilah golok
terbang diiringi pula dengan Tok Ci-Lie yang durinya sangat
berbisa menyambar datang bagaikan hujan gerimis.
Kau tahu, cara melepaskan golok terbang serta Tok Ci-Lie


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang ia gunakan betul2 keji. Golok terbang tipis bagaikan
daun sedang Tok Ci-Lie beratnya mencapai setengah kati, dua
macam senjata rahasia yang berbeda bobotnya ini me luncur
datang dengan getaran yang berbeda, membuat orang sukar
untuk berjaga2. Ditambah pula cara melepaskan senjata rahasia dari kakek
beralis codet sudah begitu mahir dan lihay, datangnya laksana
sambaran kilat hingga membuat akujadi tertegun dan
melongo, diantaranya ada yang menyambar datang dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerakan lurus dan kelihatan lambat, namun setelah ada
ditengah jalan mendadak berubah jadi cepat dan miring
kesamping. Aaai seandainya bukan jago lihay Bu-lim yang dihadapi
mungkin segera akan roboh binasa ditangannya. tetapi aku..."
Bicara sampai disitu ia merandek. kegembiraannya
memuncak. sambil angkat cawan arak segera diteguknya
sampai habis, kemudian terusnya:
"Kusalurkan hawa sakti Koe-Lie sin Kang menyelimuti
seluruh badan, begitu senjata rahasia itu menyambar tiba
kurang lebih satu tombak didepan badan, tanpa keluar sedikit
suarapun segera rontok semua keatas tanah.
Melihat kelihayanku kakek bajingan itu putar biji matanya
yang sipit, mendadak badannya kedepan sejauh lima depa,
bayangan hitam berkelebat lewat dan.... sreeet berpuluh
puluh desiran tajam membanjir datang, bagaikan hujan
gerimis entah berapa jumlahnya jarum lembut bagaikan bulu
kerbau menyelimuti sekitar badanku.
Benda-benda halus itu dilepaskan dari sebuah tabung yang
diberi per kuat, meski kecil bentuknya namun mempunyai
daya serang yang aneh dan dahsyat, dalam keadaan begini
hampir saja hawa khiekang pelindung badanku tertembusi.
Pada saat itulah mendadak ia loncat ke tengah udara
kemudaan melayang keatas pelana kuda Giok Chong.
Aku jadi dongkol bercampur kheki, sambil membentak
keras pedang Muni Kiam yang kusembunyikan dibalik baju
diluncurkan kedepan, ilmu pedang terbang yang baru saja
kuyakinkan segera kugunakan. Tampak cahaya merah
meluncur keluar bagaikan bianglala, dikelilingi hawa pedang
yang menggidikkan hati pedang tadi berputar diatas batok
kepala kakek beralis codet, diikuti suara jeritan ngeri
berkumandang memecahkan kesunyian....".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus tepat sekali caramu untuk membunuh bajingan tua
tadi " teriak Gong Yu sambil mendeprak meja keras2.
saking kerasnya dia hantam permukaan meja sampai meja
yang kuat itu ambrol dan muncul sebuah lubang besar.
Untung tenaga serangannya, sebagian besar telah ditarik
balik begitu tangannya menghantam meja tadi, sehingga
meskipun kepalannya mencium permukaan meja namun sama
sekali tidak menimbulkan suara apapun, bahkan mangkuk
serta cawan yang ada dimejapun tidak sampai tergetar.
"Engkoh Yu, kenapa sih kau begitu benci dan mendendam
terhadap bajingan tua itu " ?" mendadak Lie Wan Hiang
menegur. Merah jengah selembar wajah Gong Yu, untung pada saat
ini dia sudah dipengaruhi oleh air kata2 sehingga kejengahan
tersebut tidak sampai diketahui orang. Diluar ia tak berbicara,
dalam hati pikirnya: "Bajingan tua itu sangat keji dan telengas bukan saja dia
sudah lukai nona Hoan Pek Giok sehingga selembar jiwanya
hampir saja melayang, bahkan letak serangan pada tubuh
nyapun sangat terkutuk".
Namun satu ingatan aneh segera berkelebat dalam
benaknya, pikirnya lebih jauh:
"Sungguh aneh sekali bukankah jarum sakti pencabut
sukma itu dipancarkan lewat tabung yang diberi per, kenapa
justru letak luka dari nona Pek Giok adalah diatas kedua tetek
serta dibawah pusar antara kedua belah pahanya ?"?"".
Padahal kejadian itu tidak aneh, sebab dalam tabung besi
itu terdapat dua macam penutup tabung, yang satu bisa
digunakan untuk menembakkan jarum dalam jumlah satu per
satu, sedangkan pada penutup tabung yang lain bisa
ditembakkan jarum dalam jumlah yang banyak sekaligus.
Dan Hoan Pek Giok terkena oleh tembakan yang pertama.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu ketika Lie Wan Hiang me lihat kekasihnya
tak dapat mengemukakan alasan apa sebabnya dia begitu
membenci kakek beralis codet. dalam hati segera pikirnya:
"Aaah, benar, engkoh Yu amat mencintai dan menyayangi
diriku, tentu saja karena hati bajingan tua itu terlalu kejam
dan telengas terhadap diriku maka dia begitu mendendam dan
membenci dirinya " setelah berpikir demikian rasa cinta dan kasih sayang nona
ini terhadap Gong Yupun tanpa terasa semakin mendalam,
tanpa terasa dicekalnya tangan pemuda itu dengan hangat
lalu berkata: " Karena aku tak mau terlalu banyak terbitkan pembunuhan
yang tak berguna maka hanya sebuah telinga kiri kakek beralis
codet Tong Yong saja yang kutebas kutung, kalau kau tahu
betapa benci dan mendendamnya engkoh Yu terhadap dirinya,
sebutir batok kepalanya tentu akan kutebas sekalian hingga
kutung. Namun tak apalah, untuk sementara waktu biarlah
kutitipkan dahulu diatas lehernya, suatu hari pasti akan
kuambil kembali batok kepala itu bila dia masih meneruskan
perbuatan jahat serta terkutuknya " .
Berbicara sampai disitu tak tahan lagi dia tertawa cekikikan.
Terhadap sikakek beralis codet ini sebetul- nya Gong Yu
mendendam dan membencinya hingga ingin sekali membinasakan dirinya, namun bagi orang yang berbudi luhur
macam dia tentu saja lebih suka mengampuni jiwanya bila
orang itu memang ada niat untuk bertobat.
Pada saat itulah, tiba2...Tok Tok Tok dari balik anak tangga
muncul dua orang manusia, seorang tinggi kurus dan yang
lain gemuk pendek. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang tinggi kurus memakai jubah warna hitam dengan
sebilah pedang tersoren dipunggungnya, dia sudah berusia
lima puluh tahunan. Sedang yang gemuk pendek punya dandanan yang sama
dengan rekannya, sedang diatas punggung menggembel
sebuah buntalan panjang, mungkin isinya adalah sepasang
senjata aneh, usianya pun diantara lima puluh tahunan.
Setibanya diatas loteng mereka berdua segera memilih
tempat duduk dekat dinding tembok, sesudah memesan arak
dan sayur segera melahapnya dengan bernapsu.
Karena dandanannya yang menyolok, tanpa terasa Gong Yu
menaruh perhatian terhadap mereka.
Terdengar sikakek gemuk pendek itu berkata dengan suara
yang serak dan kasar: "Toako bajingan itu masih muda belia, kenapa Jiak-CioeKiam-Khek loocianpwee dari laut Timur pun mengalami
kerugian besar ditangannya ?" apakah dia benar2 ahli waris
dari Bu-limJie-Seng ?"" .
"Siapa yang bilang bukan ?"?" jawab sikakek kurus tinggi
sambil mengelus jenggotnya yang putih. "Ilmu jari Kian-Goan
eie merupakan ilmu rahasia dari Lam-Hay ".
Mendengar percakapan itu Lie Wan Hiang gerakkan
bibirnya mau bicara namun dengan cepat Gong Yu menyikut
lengannya sambil mengerdip. nona itu mengerti apa yang
dimaksud kan, maksudnya untuk berbicarapun segera
diurungkan. Terdengar kakek gemuk pedek itu bicara lagi.
"Bajingan itu dari perkampungan Pa In-San-Cung menuju
ke propinsi Ouw Pak, kemudian memeriksa dan menyelidiki
kesana kemari seakan-akan sedang mencari sesuatu, gerakgeriknya amat mencurigakan sekali, bahkan aku dengan lima
manusia aneh dari kolong langit telah menulu ke selatanjangan2 mereka mau bikin kacau markas besar kita".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mungkin saja memang demikian keadaannya" jawab kakek
tinggi kurus itu setelah meneguk araknya. "oleh sebab itulah
dari pihak markas besar telah kirim surat perintah ular terbang
untuk panggil pulang Tiga Roh-Bengis, enam sukma ganas
serta dua puluh empat sukma gentayangan untuk perlahanlahan mengundurkan diri, mereka diwajibkan menemukan
orang itu diwilayah selatan dan berusaha membasmi atau
menawannya". kakek gemuk pendek angkat cawannya
meneguk araknya berulang kali, sesudah cukup puas seraya
menyeka mulutnya yang basah ujarnya kembali:
"Rombongan pertama serta rombongan kedua yang kita
kirim telah berkunpul semua digunung Kee-Kong-san, kalau
rombongan ketiga tak bisa keburu pulang dari propinsi Ciatkang, aku lihat rencana kita malam nanti bakal gagal total."
Kakek tinggi kurus itu tidak langsung menjawab, dengan
matanya yang tajam bagaikan burung elang dia sapu sekejap
para tetamu yang ada diatas loteng, setelah dirasakan
disekitar tempat itu tidak ditemukan orang kangouw, dia
lantas menyahut: "Aaaah hal itu belum tentu, asalkan sin-koen berhasil
menahan Jiak loocianpwee agar jangan berlalu dan malam ini
juga bisa tiba disini, sekalipun rombongan ketiga belum
sempat kembali, sama saja kita masih sanggup untuk turun
tangan, bahkan kemungkinan besar usaha kita malam nanti
bakal memperoleh kesuksesan besar ". Mendengar perkataan
itu sikakek gemuk pendek tertawa.
Rupanya sikakek tinggi kurus itu tahu kalau rekannya
kurang percaya, kembali katanya:
"Jangan kau anggap dalam pertarungan tempo dulu,
bangsat muda itu yang menang, kejadian yang sebenarnya
adalah Pa-Gak Teh-Khek dari lima manusia aneh telah bikin
lelah lebih dulu Jiak Loocianpwee sehingga tenaga murninya
banyak berkurang. Dalam kenyataan pertarungan itu hanya
bisa dianggap seri, sebab meskipun jalan darah Jiak cianpwee
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertotok namun bangsat keparat she-Hoo itupun tidak berhasil
peroleh kebanggaan apa2. Dan kini keadaan situasi telah
berubah, keparat itu tinggal seorang diri tanpa teman, cukup
melihat jumlah kita yang banyakpun dia bakal keder lebih
dahulu, tenaga Iweekangnya tentu mengalami kemunduran
dan kekalahan pasti ada ditangannya" Kakek gemuk pendek
itu mendongak dan tertawa ter-bahak2.
"Toako jadi maksudmu dengan meminjam kesempatan
yang sangat baik ini kita bunuh saja harimau itu. bukan
begitu?"". Berbicara sampai disini, segera, teriaknya lantang:
"Pelayan- ambil dua kati arak Kao-Liang"
sementara itu Lie Wan Hiang yang mendengar kedua orang
manusia itu sedang merencanakan siasat busuk untuk
mencelakai suhengnya si sastrawan berbaju biru Hoo Thian
Heng, hatinya jadi mendongkol dan tanpa terasa dia
mendengus dingin. Gong Yu takut kedua orang penjahat itu menaruh curiga,
mendengar dengusan tadi buru2 ia tunjukkan sikap se-olah2
sedang mohon maaf karena kurang hati2.
sedikitpun tidak salah, mendengar dengusan dingin itu
kakek kurus tinggi itu segera berpaling kearah sudut loteng,
namun setelah dilihatnya dua orang muda-mudi sedang
bercekcok. rasa curiga pun seketika lenyap tak berbekas.
sementara itu pelayan telah datang menghidangkan dua
poci arak serta beberapa macam sayur.
Kedua orang kakek tua itupun tidak bicara lagi, masing2
sibuk dengan pekerjaannya sendiri untuk menyikat sayuran
serta arak tersebut. Dari keadaan itu Gong Yu bisa menebak bahwasanya kedua
orang kakek itu sebentar lagi tentu akan berlalu, maka
dipanggilnya pelayan untuk bereskan rekening, kemudian
menarik tangan sigadis untuk diajak turun ke-bawah loteng
dan bersembunyi ditempat kegelapan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum lama setelah kedua orang muda mudi itu
menyembunyikan diri, turunlah kedua orang kakek tinggi
pendek itu. tanpa sangsi ataupun curiga barang sedikitpun
langsing menuju kearah Timur, gerakan tubuh mereka cepat
dan enteng. Gong Yu cepat2 menarik tangan Lie Wan- Hiang untuk
menguntit dari tempat kejauhan, tampaklah disuatu tempat
yang sunyi kedua orang kakek tadi ambil keluar sebuah
mantel hitam serta sebuah kain kerudung hitam daribuntalannya kemudian dikenakan dibadan masing- masing .
setelah itu bagaikan dua ekor burung elang dalam dua tiga
kali loncatan tubuh mareka sudah berada dua puluh tombak
lebih dari tempat semula, jelas mereka jago jago lihay dari
dunia pesilatan. sekalipun Gong Yu serta Lie Wan Hiang memiliki ilmu
meringankan tubuh yang amat sempurna, dalam keadaan
begini tak berani bertindak gegabah, dengan sangat hati2 dan
waspada mereka meluncur dari belakang menguntit mereka
berdua. Terlihatlah empat sosok bayangan manusia laksana bintang
yang menyambar dilangit berlarian d iba wah sinar rembulanJarak dari Liuw-Lim menuju ke Kioe-Li-Kwan hanya dua
puluh li, dalam sekejap mata mereka telah tiba ditempat itu
Dari tempat kejauhan sipendekar ganteng berbaju hijau
Gong Yu serta Lie Wan Hiang telah dapat menangkap suara
pembicaran orang serta bentrokan senjata yang berkumandang datang secara lapat2, hati mereka jadi cemas
bercampur gelisah. Dalam keadaan begitu tanpa menghiraukan akibatnya lagi,
sepasang muda mudi itu bersuit nyaring, badan mereka
berkelebat keangkasa bagaikan dua gulung asap hitam segera


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melayang lewati batok kepala dua orang berkerudung itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mimpipun sikakek gemuk serta sikakek kurus tak pernah
menyangka kalau pembicaraan mereka sewaktu ada dirumah
makan Liuw-Lim bakal mengundang bencana besar bagi pihak
mereka. Dalam sekejap mata kedua orang itu sudah melewati
belasan pos penjagaan dan tiba didalam kota.
Memandang kearah depan tampaklah diatas sebuah bukit
yang ada didalam kota tadi telah penuh dengan bayangan
manusia yang ber jejal2, bayangan kipas cahaya pedang
menggulung dan menyambar dengan hebatnya.
Gong Yu sipendekar ganteng berbaju hijau amat
menguatirkan keselamatan suhengnya, ia tak mau buang
tempo lebih banyak lagi. sepasang lengan dipentangkan
dengan ilmu meringankan tubuh Menunggang Angin
Membonceng mega yang dikerahkan hingga mencapai pada
puncaknya ia melayang ke muka lalu bagaikan seekor burung
elang meluncur kearah kalangan pertempuran.
Dalampada itu dari tengah kalangan tiba2 berkumandang
suara jeritan kaget. Dari tengah udara Gong Yu dapat disaksikan dengan jelas
betapa kaki suhengnya Hoo Thian Heng telah tertusuk oleh
pedang jiak-Kioe-Khek sipendekar bola daging dari Tang Hay
dengan jurusnya "Hoan Toan-Bong-In" atau Nyawa Putus
dipulau dewata, dimana suhengnya mundur sempoyongan dan
roboh keatas tanah. Melihat lawannya roboh makhluk aneh berbentuk bulat
seperti bola itu kebaskan jenggot nya dan tertawa dingin
pedangnya digetarkan dan kembali menyerang dengan jurus
"Ci-To-Hu ang-Liong" atau Naga Kuning Membabi buta"
serangannya ganas dan langsung mengancam dada Hoo Thian
Heng. -0000- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
GONG YU terperanjat menyaksikan suheng nya terancam
mara bahaya, dengan gusar dia membentak keras, tangan
kirinya didorong kemuka melancarkan sebuah serangan
dengan hawa sakti Tay-si-Hian-Thian sinkang.
sreet..... diiringi deruan angin pukulan yang maha dahsyat,
tubuh makhluk aneh bulat bola itu seketika tergulung dan
mencelat sampai sejauh empat lima tombak.
Bersamaan dengan itu tangan kanannya menghisap keluar,
tubuh Hoo Thian Heng yang- hampir mencium tanah itu
seketika terhisap oleh segulung tenaga yang maha dahsyat
dan tertahan ditengah angkasa, ambil kesempatan itu Gong
Yu putar tangannya menyambar pinggang sang suheng
kemudian dibawanya turun keatas permukaan
--ooo00ooo- Jild 14 LIE WAN HIANG sendiri setelah melihat suhengnya Hoo
Thian Heng berhasil ditolong Gong Yu, pedang pendek MuniKiamnya langsung disapu keluar.
sreeet... menyongsong datangnya tubuh Jiak-Kioe KiamKhek yang mental balik pedangnya segera menebas kemuka
mengancam batok kepalanya.
Ketika itu puluhan orang berkerudung hitam yang hadir
dikalangan sedang ber-siap2 menyambut kemenangan yang
bakal jatuh di tangan mereka, sungguh tak nyana secara tiba2
muncul panglima langit dari angkasa, tampak bayangan
manusia berkelebat lewat, cahaya pedang serta hawa
serangan dengan cepat memenuhi angkasa.
Jiak Kiot Kiam Kfaek menarikan sekilas cahaya keperak2an, menggunakan daya pental tubuhnya yang mencelat
balik secara mendadak ia lancarkan serangan mematikan
kearah musuhnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siapa sangka sebelum serangannya mencapai pada
sasarannya mendadak muncul sekilas bianglala berwarna
merah, diikuti tangan kanannya jadi sangat ringan, kejadian
ini membuat hatinya kaget dan terkesiap.
Makhluk tua ini jadi amat terperanjat, sambil meraung
gusar buru2 badannya bergelinding sejauh dua tombak dari
tempat semula dan segera loncat bangun.
Menanti ia berpaling kearah kalangan, tampaklah sepasang
muda mudi dengan gagah nya telah berdiri keren disana.
sang pemuda mengenakan baju berwarna hijau, dadanya
lebar dan punggungnya berotot, wajahnya sangat ganteng
sekali, pada saat itu dia sedang membalut luka ditubuh Hoo
Thiaa Heng, sikapnya hambar dan jumawa sama sekali tidak
pandang sebelah matapun terhadap orang disekelilingnya.
Sedangkan sang nona cantik jelita bagaikan bidadari dari
kahyangan, ditangannya mencekal sebilah pedang pendek
sepanjang satu depa, cahaya merah memancar keluar dari
senjata tersebut. Ketika diperiksanya kembali pedang lemas yang dimilikinya.
ia bertambah kaget sebab senjatanya tahu2 sudah terpapas
kutung separuh bagian. Tiba tiba ... ia teringat akan sesuatu, dia teringat
bahwasanya pada beberapa ratus tahun berselang dalam
dunia persilatan pernah muncul sebilah mustika penakluk iblis
dari kalangan Budha. Pedang sakti Muni Kiam, ia lantas sadar
bahwa senjata yang ada ditangan gadis itu pasti pedang
mustika itu. Lalu iapun teringat akan hantaman sang pemuda yang
membuat badannya mencelat jauh hatinya bergidik dan
tercengang. Dia merasa heran darimana pemuda itu bisa memiliki
kepandaian sedahsyat itu ?" sian Thian Khiekang apakah yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dimiliki pemuda tersebut ?""... Mungkinkah Tay sie Hiat T hian
sing kang?" Wajahnya yang gemuk dan penuh dengan daging itu
bekerut kencang, susah bagi orang untuk mengetahui
perasaan hatinya saat itu, entah sedang gusar atau
terkesiap?" seketika itu juga suasana diatas tebing ciat Liong sia jadi
sunyi senyap tak kedengaran sedikit suara, semua orang
dibikin tertegun dan kaget oleh ilmu sakti serta kecantikan
wajah Gong Yu serta Lie Wan Hiang.
Dikala para jago sedang berdiri tertegun itulah, angin tajam
menyambar lewat, sikakek kurus kering serta sikakek gemuk
pendek tadi laksana kilat telah melayang, turun ditengah
kalangan- Begitu berjumpa dengan sepalang muda mudi yang saat ini
sedang berdiri ditengah kalangan, hati mereka kontan
terkesiap, pikirnya hampir, berbareng:
"Eeeeh... rupanya pembicaraan kami sewaktu ada diloteng
rumah makan Liuw lim tadi secara tidak sengaja telah
kedengaran mereka... aduuuh... celaka sekarang bukan sukses
malahan memancing hadirnya musuh tangguh..."
Kendati didalam hati mereka berpikir demikian namun
perasaan tersebut tak berani di utarakan keluar, sementara
keringat dingin mengucur keluar tiada hentinya membasahi
baju mereka. Lie Wan Hiang pun dapat menangkap kehadiran dua orang
Lee Pok nomor lima dan dan enam ini, dia tersenyum, biji
matanya berputar memancarkan cahaya tajam.
"Siang Pek Siang Hiong dua jagoan gunung Pek-san
merupakan gembong2 iblis yang membunuh orang tak
berkedip^ dalam keadaan begini hati mereka bergidik juga
sampai bulu roma pada bangun berdiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apa sebabnya kedua orang iblis itu secara tiba2 merasa
begitu jeri terhadap Lie Wan Hiang " "
Alasannya pertama karena kehadiran nona gagah ini adalah
keteledoran mereka berdua.
Dan kedua mereka takut nona itu buka suara hingga
rahasianya terbongkar dihadapan rekan-rekannya .
Seandainya sampai begini keadaannya dan rahasia mereka
terbongkar, maka tak ampun lagi mereka tentu akan disiksa
sampai mati oleh pembakaran api Yoe-Hoe dari perkumpulannya . Untung Lie Wan Hiang hanya tersenyum hambar dan tidak
mengucapkan apapun, untuk sementara waktu mereka dapat
berlega hati. Dalam pada itu dengan gerakan yang tercepat si pendekar
ganteng berbaju hijau Gong Yu telan selesa i membalut luka
suhengnya Hoo Thian Heng, kemudian dia lantas bangkit
berdiri sebetulnya paras muka Hoo Thian Heng si sastrawan
berbaju biru ini boleh dikata ganteng dan tampan, namun kini
setelah berdiri dihadapan suteenya ia jadi tersingkir,
ketampanannya bagaikan cahaya kunang2 dibandingkan
dengan cahaya rembulan. Tampak biji matanya berputar tajam, setelah menyapu
sekejap wajah semua orang yang hadir dikalangan, ujarnya
dengan suara lantang: "Aku lihat cuwi sekalian merupakan jago2 pilihan dalam
kalangan Hek-to, ditinjau dari kehadiran kalian dalam jumlah
yang besar serta tak berani menemui orang dengan wajah
sebenarnya terutama sekali ber-cita2 menangkap suheng
kami, aku duga persoalan ini pasti bukanlah disebabkan
persoalan dendam atau sakit hati pribadi, bukankah begitu
"...". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berbicara sampai disitu dia merandek sejenak, sepasang
matanya per-lahan2 beralih dari satu wajah kewajah lain.
kemudian sambung nya lebih jauh.
"Terlepas dari persoalan bagaimanakah tingkah laku serta
perbuatan cuwi sekalian dimasa yang lampau. Berbicara
mengenai peristiwa yang telah terjadi pada malam ini dimana
kalian mengerubuti suhengku dengan jumlah yang lebih
banyak hingga dia terluka, aku berharap kalian semua segera
pulang kemarkas dan katakan kepada pemimpin kalian, bahwa
didalam satu bulan kemudian perkumpulan yang diselenggarakan harus dibubarkan, kalau tidak...... Hmm inilah
contohnya...". Berbicara sampai disitu sepasang lengannya segera
menggape dan menarik kearah belakang, seketika itu juga
tubuh Jiak-Kioe Kian Khek sibola daging dari Tang-Hay yang
bulat dan padat berisi itu tanpa terasa telah bergelinding
kearah depan- Gong Yu tekuk kaki kanannya kebelakang, setelah
mengincar tepat pada arahnya dan salurkan hawa sakti Taysie-Hian Thian sinkang kearah kaki, tiba2 ia lantas
melancarkan sebuah tendangan kilat.
Bluuuk..: diiringi suara yang amat keras Jiak Kioe KiamKhek dari laut Tang-hay menjerit ngeri, tubuhnya mencelat
ketengah udara dan bergelindingan hingga sejauh dua puluh
tombak lebih, dengan keras badannya terbanting dibawah
tebing Cian-Liong-Nia dan menggelinding terus sampai
kedasar tanah. Tendangan maut ini bukan saja telah melumpuhkan tenaga
daya pental yang terpancar ke luar dari tubuhnya yang bulat,
bahkan membuat tulang serta tubuhnya jadi sakit sekali seakan2 tulang belulangnya telah patah semua, untuk
sementara waktu ia tak sanggup berkutik dan sukmanya seolah2 melayang dari raganya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sepanjang hidup belum pernah tiga Roh Bengis, tujuh
sukma ganas serta dua puluh empat orang sukma
gentayangan menyaksikan ilmu s ilat yang demikian sakti serta
anehnya, saking kaget dan takutnya mereka sampai menjerit
dan kabur ter-birit2 dari s itu.
Menyaksikan musuh2nya pada kabur setelah melihat
betapa lihaynya tendangan Gong Yu, Lie Wan Hiang
kegirangan setengah mati, sambil acungkanjempoinya ia
berseru memuji. Hoo Thian Heng sendiri setelah lukanya dibubuhi obat, rasa
sakit yang merasuk ketulangpun sudah banyak berkurang,
menjumpai sute nya Gong Yu serta sumoaynya Lie Wan Hiang
telah berhasil mengusir mara bahaya yang mengancam
jiwanya serta melihat pula tenaga dalam yang mereka miliki
jauh melebihi keberhasilan dirinya, dalam hati merasa malu
bercampur menyesal, katanya:
"Gong sute, Lie sumoay. dari mana kalian bisa tahu kalau
Hoo- heng sedang terkurung dikota Kloe-Li Kwan?""
"Sewaktu ada dirumah makan Liuw Lim secara tidak
sengaja kami telah mendengar kabar yang mengatakan
suheng terjebak disini, maka sepanjang perjalanan kami
menguntit sampai kesini "jawab Gong Y u dengan alis melentik.
"Hoo subeng " ujar Lie wan Hiang pula." Ada urusan apa
kau datang kekoka Kioe Li Kwan ini ?"?".
Hoo Thian Heng sisastrawan berbaju biru berseruling
kumala serta berkipas emas ini menghela napas panjang,
dihadapan sumoay-nya yang selalu riang gembira dan polos
ini dia merasa tidak tega untuk menceritakan peristiwa tragis
yang telah menimpa keluarga nya.
Tetapi diapun sadar bahwa rahasia ini tak bisa disimpan
lama2, maka dengan alis berkerut katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aaaai .... kalau dibicarakan kisah ini panjang sekali
ceritanya, lebih baik kita kembali dulu kekota Liuw Lim Ceng,
disana akan kuceritakan perlahan lahan-"
"Suheng luka dikakimu belum sembuh, tidak leluasa
bagimu untuk me lakukan perjalanan, lebih baik biarlah
siauwte yang membopong dirimu untuk melanjutkan
perjalanan ini ".

Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aaaah, cuma luka sekecil ini apa artinya." tampik Hoo
Thian Heng sambil gelengkan kepalanya dan tertawa.
"Lagipula sudah dibubuhi obat mustajab bikinan suhu, dalam
waktu singkat lukanya tentu akan menutup dan sembuh
kembali, ayoh berangkat".
Bersama dengan selesainya ucapan itu tampak cahaya biru
berkelebat lewat, tanpa menanti jawaban dari sute serta
sumoaynya lagi ia lari turun lebih dahulu dari tebing Ciat-Liong
Nia. Melihat kakak seperguruannya telah berangkat terpaksa
sipendekar Ganteng berbaju hijau Gong Yu dengan
menggandeng tangan Lie Wan Hiang diajaknya menyusul dari
belakang, bayangan hijau segera berkelebat lewat turun dari
tebing itu. Ditengah jalan beberapa kali Hoo Thian Heng berpaling
kebelakang, menjumpai sate serta sumoaynya sanggup
menyusul dibelakangnya tanpa ngotot dan mengeluarkan
banyak tenaga, dalam hati segera pikirnya:
"Sungguh lihay tenaga dalam yang dimiliki sute serta
sumoay, rupanya kesempurnaan tenaga Iweekangnya jauh
berada diatas diriku "
sebagai orang yang mempunyai sifat ingin menang, ia tak
mau unjukan kelemahannya di hadapan orang, maka segenap.
tenaganya segera disalurkan untuk bisa berlari jauh lebih
cepat lagi. bagaikan segulung asap tipis laksana kilat
badannya meluncur kemuka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena suhengnya secara tiba2 percepat larinya terpaksa
Gong Yu berduapun harus kerahkan tenaganya yang lebih
besar untuk menyusul dibelakangnya.
Jarak antara Kioe Li Koan dengan kota Liuw Lim terpaut
hampir dua puluh li, namun bagi tiga orang yang memiliki ilmu
meringankan tubuh amat sempurna ini, dalam sekejap mata
jarak yang demikian jauhnya telah tertempuh. setibanya
dalam penginapan Liuw Lim mereka loncat balik kekamarnya
lewat tembok pekarangan, kemudian setelah memasang
lampu dan meneguk air teh kata Lie-Wan Hiang denjian nada
bergurau: "Hoo suheng, apakah kau diusir oleh suci serta Tonghong
cici" kalau tidak kenapa ngeluyur seorang diri ditempat
luaran?" Berbicara sampai disitu tak tahan lagi ia tertawa
sendiri Hoo Thian Heng menghirup seteguk air panas, kemudian
kepada Gong Yu ujarnya dengan memberi nasehat.
"Maka dari itu suteku kau harus menggunakan sunengmu
sebagai contoh dan janganlah sekali2 main2 perempuan
ditempat luaran, daripada mencari penyakit buat diri sendiri"
Air muka Gong Yu kontan berubah hebat, rupanya ucapan
yang diutarakan tanpa mengandung maksud apa2 ini dengan
tepat telah mengena dilubuk hatinya.
Dalam pada itu Lie Wan Hiang sedang memungut cambuk
kuda yang terletak diatas meja mendengar perkataan tadi
pergelangan tangannya kontan digetarkan ketengah udara,
Tar diiringi suara ledakan cambuk yang nyaring serunya.
"Hmmm dia berani ?"
suara ledakan cambuk yang amat nyaring ini seketika
mengejutkan Gong Yu yang sedang memikirkan Hoan Pek
Giok, hatinya terkesiap dan tanpa sadar serunya berulang kali:
" Hamba tidak berani,.,. hamba tidak berani"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menjumpai kekasihnya ketakutan setengah mati, Lie Wan
Hiang jadi senang dan tertawa cekikikan.
Terutama sekali Hoo Thian Heng s i sastrawan berbaju biru,
ia tertawa terbahak2 sampai sakit perutnya .
Merah jengah selembar wajah Gong Yu, dia jadi kikuk dan
malu sekali, katanya. "Suheng, lebih baik bicarakan persoalan pokok yang
penting, sebenarnya karena persoalan apa sampai kau tiba di
kota Kioe-Li Kwan ini.."
senyuman yang menghiasi sastrawan bersuling kuma la
berkipas emas ini seketika lenyap tak berbekas, wajahnya jadi
suram dan kesal. Dengan alis berkerut pikirnya:
"Eeeh, tak mungkin aku bisa ceritakan semua peristiwa
yang telah terjadi secara demikian langsung dan blak2an,
lebih baik ku pertimbangkan lebih dahulu masak " Berpikir
demikian ia lantas pura2 unjukkan senyumannya dan berkata.
"Aku rasa lebih baik kalian yang menceritakan lebih dulu
kisah perjalanan kamu berdua sejak keluar dari lembah Leng
im Kok." Lie Wan Hiang cibirkan bibirnya kearah Gong Yu dengan
maksud agar sianak muda itulah yang menceritakan
pengalaman mereka. Tentu saja pemuda ganteng ini tak berani menolak. diapun
lantas menceritakan kisah perjalanan mereka selama ini
terkecuali kisah perjumpaan serta perkenalannya dengan
Hoan Pek Giok, selama beberapa hari ini Hoo Thian Hongpun telah
memperoleh cara untuk mengatasi kesulitannya, maka begitu
Gong Yu menyelesaikan ceritanya dia lantas menghirup air teh
Panji Wulung 8 Iblis Dan Bidadari Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gila 2

Cari Blog Ini