Ceritasilat Novel Online

Pedang Abadi 2

Pedang Abadi Zhang Seng Jian Serial 7 Senjata Karya Khu Lung Bagian 2


tidak usah mempertimbangkan hal ini lagi. Jika kau punya uang
dan permata sebanyak ini, kau tidak akan menemui kesulitan
untuk mencari perempuan secantik bidadari lainnya."
Bai Yu-jing pelan-pelan memungut kantung permata miliknya,
dan mengembalikannya ke dalam sakunya. Lalu dia melangkah
pergi. Dia tidak perlu lagi berkata apa-apa, cuma pergi begitu saja.
Mata setiap orang tertuju padanya. Walaupun mereka merasa benci
padanya, tidak seorang pun yang berani bergerak.
Karena mereka juga harus menunggu seseorang yang bisa
menghadapi Pedang Abadi itu. Mereka merasa yakin pada orang
ini. Malam yang panjang sebentar lagi akan berakhir.
Itulah saat tergelap sebelum fajar tiba, tapi udara sudah terasa
dingin dan segar. Bai Yu-jing berjalan di atas tanah dan menarik napas panjang. Tibatiba
ia menyadari bahwa cahaya lampu di jendela paviliun mungil itu
telah tertutup oleh dua sosok bayangan.
Bayangan satunya ramping dan indah dipandang, Yuan Zi-xia.
Tapi yang seorang lagi" Bayangan kedua orang itu cukup jauh, tapi
tampaknya begitu dekat. Apakah mereka sedang membicarakan
sesuatu" Tuan Muda Zhu, Zhao Yi-dao, Miao Shao-tian, Kuda Putih
Zhang San, dan ketiga orang anggota Perkumpulan Naga Hijau
semuanya berada di lantai pertama dalam bangunan itu.
Lalu siapa yang berada di paviliun" Bai Yu-jing menggenggam
pedangnya erat-erat, tangannya terasa lebih dingin daripada gagang
pedang itu. Dia benar-benar tidak tahu apakah dia harus naik ke atas atau tidak.
Bab 4: Mayat Yang Kaku Malam itu bukanlah malam yang tidak pernah berakhir.
Angin membawa berita bahwa fajar telah menjelang. Udara pun
terasa lebih menyegarkan dan dingin. Bai Yu-jing berdiri dengan
tenang dalam tiupan angin dingin. Dia berharap, semakin dingin
hembusan angin itu, semakin jernih pula pikirannya. Ketika berusia
13 tahun, dia sudah mulai mengembara di dunia Kang-ouw. Kejadian
itu sudah berlalu 14 tahun.
Selama 14 tahun ini, dia selalu berpikiran jernih, karena itu dia tetap
bisa hidup sampai sekarang. Mengingat pengalaman, serangan dan
bahaya apa saja yang pernah dia alami dulu, jika dia ingin tetap
hidup, hal itu tidak akan gampang.
"Sang dewa membawaku terbang tinggi, hingga mencapai
keabadian." Di dalam hatinya, dia sedang menyeringai. Dia telah mendengar
cerita tentang dirinya di dunia persilatan. Dia merasa saat ini
persis seperti dalam cerita itu. Dia membutuhkan otaknya tetap
bekerja, sambil terus menjaga ketenangan dirinya. Sekarang dia
harus tenang. Di jendela, salah satu bayangan itu tampak berjalan mendekat. Dia
tidak mau menduga-duga siapa orang ini, karena dia tidak ingin
mencurigai temannya sendiri. Xiao Fang adalah temannya.
Karena orang-orang lainnya semua berada di lantai satu, siapa lagi
yang berada di dalam paviliun itu selain Fang Long-xiang"
Xiao Fang juga seorang laki-laki yang menarik. Mungkin dia memiliki
kekuatan yang lebih besar untuk melindunginya dibandingkan
dengan dirinya. Jika si dia pergi ke pelukan Xiao Fang, dia juga tidak perlu sedih.
Karena di antara mereka memang tidak ada kontrak tertulis.
"Jika keadaan berbalik arah, walau cuma sedikit, tidaklah perlu
terlalu dikhawatirkan."
Bai Yu-jing menghembuskan napas panjang dan memaksakan
dirinya untuk tidak lagi memikirkan urusan ini. Tapi hatinya
seperti tertusuk jarum, tertusuk amat dalam. Dia memutuskan
untuk melangkah pergi. Memang, pergi jauh adalah tindakan yang
bagus, karena tidak ada hal di dunia ini yang perlu dipikirkan begitu
bersungguh-sungguh. Dia pelan-pelan membalikkan badannya.
Tapi saat itulah tiba-tiba ia mendengar suara jeritan kaget Yuan Zixia.
Terkandung perasaan terkejutdan takut dalam jeritan itu, seperti
suara seseorang yang melihat ular berbisa.
Bai Yu-jing segera melesat seperti anak panah ke paviliun itu, dan
"brak!", ia telah mendobrak daun jendela. Di dalam kamar memang
ada dua orang manusia. Wajah Yuan Zi-xia benar-benar pucat, bahkan tampak lebih
ketakutan daripada cuma melihat ular berbisa. Dia sedang
memandang orang di seberangnya. Orang ini memang lebih
menakutkan daripada ular berbisa. Rambutnya panjang
menyeramkan, tubuhnya kaku kejang, wajahnya bersimbah
darah; dia amat mirip dengan sesosok mayat hidup.
Orang ini bukan Xiao Fang. Untuk sesaat Bai Yu-jing benar-benar
merasa menyesal di dalam hatinya. Seharusnya dia tidak
mencurigai sahabatnya itu. Tapi sekarang bukanlah waktunya untuk
merasa kesal terhadap dirinya sendiri.
Dia baru saja menerobos masuk lewat jendela ketika mayat itu
mengayunkan sebuah cambuk ke arahnya. Ujung cambuk itu
seperti ular yang bernyawa. Bergerak dengan amat cepat.
Kungfu 'mayat' ini ternyata tidak kalah dibandingkan dengan jagojago
ternama di dunia Kang-ouw. Tubuh Bai Yu-jing melayang
tinggi, tapi dia juga tidak bisa mundur. Agaknya dia tak akan
mampu mengelakkan serangan itu, cambuk itu sudah hampir
membelit tenggorokannya. Tapi tidak seorang pun di dunia ini yang mampu melilitkan cambuk
di tenggorokannya. Ketika tangannya diangkat, segera sarung
pedangnya terbelit erat-erat oleh cambuk yang panjang itu.
Tangannya yang lain telah menghunus pedang itu dengan kecepatan
seperti kilat. Sinar pedang berwarna perak, berkilauan begitu
terangnya sehingga orang hampir tidak bisa membuka matanya.
Dengan jari kaki menotol di ambang jendela, sinar pedang yang
berwarna keperak-perakan itu telah menusuk ke arah 'mayat'
tersebut. Cambuk 'mayat' itu telah melepaskan belitannya dan
ditarik kembali karena tidak berhasil dalam serangannya.
Tapi hawa dingin terasa menggigit ketika bintik-bintik bintang yang
dingin memenuhi angkasa, seperti hujan badai yang menerjang ke
arah Bai Yu-jing. Sinar pedang Bai Yu-jing bergerak ke sana ke
mari, bintik-bintik bintang yang dingin itu tiba-tiba
lenyap dari angkasa. Tapi saat itu 'mayat' tadi telah bergerak cepat ke arah jendela.
Bagaimana mungkin Bai Yu-jing melepaskannya pergi"
Ia melirik ke sekelilingnya, sudut matanya menangkap sosok tubuh
Yuan Zi-xia yang sudah pingsan karena ketakutan. Mengingat
orang-orang yang berada di lantai bawah, dia tidak boleh
membiarkan gadis itu sendirian di sini.
Apakah dia harus mengejar" Atau tidak"
Sejenak dia merasa sulit untuk memutuskan. Untunglah tiba-tiba
dia mendengar suara Xiao Fang: "Apa yang terjadi?"
"Kuserahkan dia......"
Ucapannya belum selesai tapi orangnya telah melesat keluar lewat
jendela seperti anak panah yang lepas dari busurnya. Siapa
sangka, walaupun tubuh 'mayat' tadi kaku seperti kayu,
gerakannya ternyata cepat seperti meteor.
Ketika Bai Yu-jing menjawab pertanyaan Xiao Fang tadi, tubuhnya
telah melesat keluar sejauh 70-80 kaki. Tapi bayangan 'mayat' tadi
pun sudah melayang pergi secepat kilat. Bai Yu-jing mengejarnya,
tapi dia telah menghilang.
Suara kokok ayam jantan terdengar bergema di kejauhan.
Apakah dia benar-benar sesosok mayat hidup" Saat ayam jantan
berkokok, maka dia pun menghilang secara gaib"
Di timur mulai muncul warna langit yang kebiru-biruan, cakrawala
pandangan pun mulai tampak.
Di sekeliling halaman yang luas itu terdapat hutan yang jauhnya
kira-kira 300 kaki. Tidak mungkin ada yang mampu menempuh
jarak 300-400 kaki dalam sekejap mata. Bahkan orang nomor
satu dalam ilmu ginkang di jaman dulu, Chu Xiang-shi, tidak
mempunyai kemampuan seperti ini!
Angin berhembus semakin dingin.
Bai Yu-jing berdiri di atas tanah yang agak tinggi, berpikir
dengan tenang. Tiba-tiba dia melompat pergi.
Di lantai bawah bangunan itu ada empat buah kamar. Kamar
ketiga adalah tempat di mana Miao Shaotian tinggal. Sekarang
kamar itu amat sepi, semua lampu telah dipadamkan.
Di kamar kedua terdapat lampu yang menyala.
Dalam sinar lampu yang suram, sosok tubuh seseorang tampak
membayang di jendela. Melihat bentuk tubuhnya, mungkin dia
adalah perempuan tua bungkuk yang kemarin menangis tersedusedu
itu. Dia jelas sedang berduka karena kematian anggota keluarganya.
Mungkin itulah sebabnya sejak malam tadi dia tidak bisa tidur.
Mungkin dia bukan berkabung karena kematian orang lain, tapi
sedang sedih memikirkan nasibnya sendiri.
Bila orang sudah tua, dia tentu sangat sensitif dan amat takut pada
kematian. Bai Yu-jing berdiri di luar jendela, mengawasi perempuan tua itu
dengan tenang. Tak terasa dia pun menghela napas dengan lembut.
Anehnya, bila seseorang sedang berduka, perasaannya biasanya
malah lebih tajam. Dari dalam kamar segera ada orang yang bertanya, "Siapa itu?"
"Aku." "Siapa kau?" Sebelum Bai Yu-jing menjawab, pintu sudah dibuka.
Perempuan tua ubanan itu, dengan tangan di pintu danpunggungnya
yang bungkuk di belakangnya, berdiri di ambang pintu. Dia
tampak curiga dan sorot matanya membayangkan perasaan
benci. Diabertanya: "Siapa kau" Apa yang kau inginkan?"
Bai Yu-jing bimbang sebentar, lalu dia berkata: "Tadi ada orang yang
agaknya lari ke arah sini. Aku tak tahu apakah dia telah
mengejutkan nyonya atau yang lain-lainnya?"
Sorot mata benci di mata perempuan itu semakin terlihat jelas,
"Ada orang ke sini" Ini kan sudah sangat larut. Di mana orang
itu, apa kau bukan sedang berkhayal?"
Bai Yu-jing tahu suasana hati perempuan ini sedang tidak baik,
karena itu pula perasaan bencinya itu timbul. Ia lalu tersenyum dan
berkata: "Mungkin aku yang keliru, maaf."
Dia pun tidak berkata apa-apa lagi. Ia menjura dan membalikkan
badan untuk pergi ke halaman. Detik itu terasa sangat lama, dia
seolah-olah sudah merasa teramat letih.
Saat itulah dia mendengar bunyi "bruk!".
Perempuan tua itu, karena lelahnya, wajahnya sudah menjadi
pucat dan kehijauan karena terlalu banyak berduka. Dia seperti
sebuah kotak yang penuh berisi mesiu. Tiba-tiba kotak itu meledak
dan dia pun terjungkal roboh.
Bai Yu-jing melayang balik untuk memapahnya. Nadinya masih
berdenyut, dan dia pun masih bernapas. Cuma napasnya sudah
amat lemah. Bai Yu-jing menghembuskan napas karena lega. Dia
segera memberikan pertolongan pertama. Setelah sekian lama,
wajahnya yang pucat mulai memerah. Denyut nadinya pun pelanpelan
kembali normal. Tapi mata dan mulutnya masih tertutup. Sudut mulutnya tidak hentihentinya
mengeluarkan air liur. Bai Yu-jing berkata dengan lembut, "Nyonya, bangunlah."
Perempuan tua itu tiba-tiba menghela napas panjang, matanya pun
terbuka. Dia lalu menatap Bai Yu-jing, tapi agaknya dia seperti tidak
melihat apa-apa. Bai Yu-jing berkata: "Tak apa-apa. Asal kau berbaring sejenak,
segalanya akan baik-baik saja."
Perempuan tua itu menarik napas dengan susah-payah. Dia
berkata: "Kau pergilah. Kau tidak usah memperdulikanku."
Dalam keadaan seperti ini, bagaimana mungkin Bai Yu-jing
meninggalkannya begitu saja"
Dia tidak bisa menghindar dari kesulitan dan segera membawanya
ke dalam. Mungkin inilah pertama kalinya dia membopong seorang wanita
yang usianya lebih dari 30 tahun. Peti mati itu berada di dalam
kamar, meja persegi empat dipenuhi oleh uang kertas, dengan
duabatang lilin bundar dan tiga buah dupa harum.
Asap dupa mengepul di udara, sinar lilin tampak suram, seluruh
kamar itu dipenuhi perasaan muram yang tebal. Tubuh bocah tadi
tampak meringkuk di atas meja, seperti sesosok mayat yang
sedang tidur. Bila seorang bocah sedang beristirahat, walau langit runtuh pun
dia akan sangat sulit untuk terbangun. Bai Yu-jing merasa ragu.
Dia tidak tahu di mana dia harus membaringkan perempuan tua ini.
Tiba-tiba tubuh perempuan tua itu bergerak dalam pelukannya,
dua buah tangannya yang kurus seperti cakar telah menjepit
tenggorokannya. Gerakannya bukan cuma cepat, tapi juga penuh
tenaga. Napas Bai Yu-jing segera berhenti, bola matanya seperti
akan melompat keluar dari kelopaknya.
Pedangnya tadi telah disisipkan di ikat pinggang. Saat ini,
seandainya pun dia bisa memegang gagang pedang itu, dia tidak
punya tenaga untuk menghunusnya.
Wajah perempuan tua itu memperlihatkan seringai seperti iblis.
Wajah tua yang sedih dan letih tadi tiba-tiba berubah menjadi wajah
serigala yang jahat. Jari-jarinya pelan-pelan menjepit semakin kuat.
Dia menyeringai seperti iblis sambil berkata: "Pedang Abadi, kau
matilah!........" Dia baru saja menyelesaikan ucapannya, ketika tiba-tiba dia
merasakan sebuah benda yang dingin seperti es menyentuh
rusuknya. Itulah gagang sebuah pedang.
Dia kembali memandang wajah Bai Yu-jing. Di wajah itu sama
sekali tak ada perasaan takut, tapi malah tersungging sebuah
senyuman. Tiba-tiba dia merasakan jepitannya seperti bukan
sedang mencekik leher orang, tapi kulit ular yang lunak. Lalu
terasa sebuah perasaan sakit yang teramat sangat, yang
menyebabkan jepitan kesepuluh jarinya pelan-pelan mengendur.
Pedang itu telah berada di tangan Bai Yu-jing. Ujung pedang
menusuk rusuknya, darahnya pun merembes keluar, menodai
pakaian yang baru saja dia ganti.
Bai Yu-jing memandangnya, tersenyum dan berkata: "Aktingmu
memang bagus. Sayangnya kau tidak bisa menyembunyikan
kebenaran dariku." Mata perempuan tua itu memperlihatkan perasaan takut. Dengan
gemetar dia berkata, "Kau.... kau sudah tahu?"
Bai Yu-jing berkata sambil tersenyum: "Seorang perempuan
yang sudah tua, tentu tidak bisa terbangun begitu cepatnya. Dia
juga tidak mungkin begitu berat."
Pedang yang berkilauan itu lalu menyingkap segumpal rambutnya.
Di bawah rambut ubanan itu, rambutnya ternyata masih hitam pekat
dan halus seperti sutera.
Perempuan tua itu menarik napas dan berkata: "Bagaimana kau
bisa tahu tentang seluk-beluk seorang perempuan tua?"
Bai Yu-jing berkata: "Tentu saja aku tahu."
Tentu saja dia tahu, sudah terlalu banyak perempuan yang


Pedang Abadi Zhang Seng Jian Serial 7 Senjata Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pernah dipeluk olehnya. Ketika dia membopong perempuan ini, dia
segera tahu bahwa usia perempuan ini tidak akan lebih dari 35
tahun. Otot-otot seorang perempuan tua tentu sudah lemah, tulangtulangnya
pun juga ringan. Seorang perempuan berusia 35 tahun, jika ia merawat dirinya,
tulang-tulang tubuhnya tentu akan tetap elastis.
Perempuan tua itu berkata, "Sekarang apa yang kau inginkan?"
Bai Yu-jing berkata: "Harus kulihat dulu dirimu."
Perempuan tua itu berkata, "Melihat diriku?"
Bai Yu-jing berkata: "Kulihat dulu apakah kau orang yang patuh."
Perempuan tua itu berkata, "Aku selalu patuh."
Sorot matanya tiba-tiba memperlihatkan ekspresi yang memikat
dan mempesona. Dia menggosok-gosokkan tangan di wajahnya,
dan semacam debu pun seperti rontok dari wajahnya.
Seraut wajah yang matang, cantik dan molek pun segera muncul.
Bai Yu-jing menghela napas dan berkata: "Kau memang masih
belum tua." Perempuan itu tersenyum memikat dan berkata: "Siapa bilang aku
sudah tua?" Tangannya beralih ke kancing bajunya, sebelum dia pelan-pelan
melepaskan bajunya. Di balik pakaian itu terdapat tubuh yang padat, lunak, matang
dan menarik. Bai Yu-jing menatap dadanya. Dua buah puting di
dada itu sudah sangat mengeras.
Wanita itu menggigit bibirnya dan berkata dengan suara yang
lembut: "Sekarang kau bisa melihat, aku orang yang selalu
penurut." Bai Yu-jing hanya bisa mengakuinya.
Perempuan itu tersenyum menawan dan berkata: "Aku bisa
melihat bahwa kau adalah orang yang berpengalaman. Mengapa
kau cuma berdiri di situ seperti anak kecil?"
Bai Yu-jing berkata: "Kau ingin melakukannya di sini?"
Perempuan itu tersenyum memikat dan berkata: "Apa kurangnya
tempat ini" Hantu tua itu sudah mati, bajingan kecil itu sudah tidur
seperti mayat. Asal kau tutup pintu itu...."
Pintu masih terbuka. Tatapan Bai Yu-jing masih tertuju ke wajah perempuan itu.
Tiba-tiba bocah yang tidur seperti mayat itu melompat bangkit.
Dia bangkit dengan cepat dan melemparkan sepuluh buah bintik
bintang. Bocah itu bertindak tak terduga-duga dan juga begitu
cepat. Yang paling menakutkan, tentu saja tidak ada yang bisa
menduga kalau seorang bocah akan bertindak begitu keji, apalagi
Bai Yu-jing sedang menghadapi seorang perempuan telanjang.
Di dunia ini tidak ada yang bisa menarik perhatian seorang laki-laki
seperti seorang perempuan cantik yang telanjang bulat!
Senjata rahasia yang disebarkan itu tentu saja sangat mematikan.
Tapi Bai Yu-jing agaknya sudah memperhitungkan hal ini. Dengan
sebuah kibasan pedang, senjata-senjata rahasia yang mematikan itu
telah lenyap dari pandangan.
Perempuan itu mengertakkan giginya dan berkata dengan geram:
"Anak yang baik, perempuan tua ini akan membantumu."
Bocah itu melompat dan secara tak diduga-duga mengeluarkan dua
bilah pisau yang runcing dari balik bantal. Yang satu dia lemparkan
pada perempuan itu. Dua bilah pisau yang runcing segera melesat
seperti kilat ke arah Bai Yu-jing.
Saat itulah tutup peti tadi tiba-tiba terangkat, sebuah cambuk
meliuk keluar seperti ular berbisa, meluncur ke arah pinggang Bai
Yu-jing. Serangan cambuk ini benar-benar mematikan!
Pinggang Bai Yu-jing terancam oleh cambuk, sementara dua
bilah pisau bergerak dengan cepat ke arahnya.
Dia benar-benar tidak diberi kesempatan untuk menghindar!
Tapi dia tidak menghindar, dia malah menyambut pisau-pisau itu.
Orang di dalam peti mati itu membawa angin tenaga yang kuat
luar biasa ketika dia bergerak. Ternyata dia adalah 'mayat' yang
menghilang tadi. Perempuan tadi melihat kedua bilah pisau itu menusuk ke
tubuh Bai Yu-jing, siapa tahu tiba-tiba terjadi keajaiban. Pisaupisau
itu seperti berhasil menembus kulit dagingnya, tapi tiba-tiba
terjatuh ke lantai. Dan mendadak mulut perempuan dan bocah itu sudah berlumuran
darah. Pedang Bai Yu-jing adalah keajaibannya.
Sinar pedang berkilauan, merontokkan dua bilah pisau yang
dilemparkan kedua orang itu. Pada saat yang bersamaan, pedang itu
bergerak lagi untuk memotong cambuk panjang itu.
Mayat itu semula berusaha untuk menarik kembali cambuknya.
Ketika cambuk putus, dia segera kehilangan keseimbangannya.
Dia pun terpental menabrak daun jendela.
Bocah dan perempuan itu berteriak dengan terkejut. Bai Yu-jing
mengepalkan tinjunya dan pada saatyang tepat berhasil memukul
perut bocah itu. Dalam suasana gelap, si bocah merasa kesakitan
dan akhirnya jatuh pingsan.
Wajah perempuan itu penuh dengan rasa takut. Dia membalikkan
badannya untuk melarikan diri.
Baru saja tubuhnya bergerak, gagang pedang Bai Yu-jing telah
memukul kepalanya " dia pun jatuh pingsan lebih cepat daripada si
bocah. 'Mayat' tadi berdiri membelakangi jendela. Dia menatap Bai Yu-jing
dengan sorot mata ketakutan.
Dia hampir tidak percaya kalau dia tidak melihat sendiri bahwa
dia sedang berhadapan dengan seseorang yang gerakannya begitu
cepat. Bai Yu-jing juga sedang memandangnya dengan dingin dan berkata:
"Kenapa kau tidak lari?"
Mayat itu tiba-tiba menghela napas panjang dan berkata: "Aku
tidak mengganggumu, kenapa aku harus lari?"
Bai Yu-jing berkata: "Memang kau tidak menggangguku. Kau cuma
menginginkan nyawaku."
Mayat itu berkata: "Hal itu terjadi karena kau yang memaksa kami."
Bai Yu-jing berkata: "Oh?"
Mayat itu berkata: "Yang kuinginkan cuma benda yang ditipu
perempuan itu dariku."
Bai Yu-jing mengerutkan kening dan berkata: "Benda apa yang
ditipunya darimu?" Mayat itu berkata: "Sebuah peta rahasia."
Bai Yu-jing berkata: "Sebuah peta rahasia! Peta rahasia apa" Peta
rahasia harta karun?"
Mayat itu berkata: "Bukan."
Bai Yu-jing berkata: "Bukan?"
Mayat itu berkata: "Peta itu sendiri merupakan harta yang terkubur.
Siapa pun yang mempunyai petaini, dia bukan cuma menjadi orang
terkaya di dunia, tapi juga orang yang paling tangguh di dunia ini."
Bai Yu-jing berkata: "Kenapa begitu?"
Mayat itu berkata: "Kau tidak perlu bertanya kenapa. Asal kau
lepaskan aku, aku akan membantumu untuk menemukan peta ini."
Bai Yu-jing berkata: "Oh."
Mayat itu berkata pula: "Aku hanya tahu peta itu ada padanya."
Bai Yu-jing merasa bimbang. Tiba-tiba dia tersenyum dan
berkata: "Karena peta itu ada padanya, kenapa aku membutuhkan
bantuanmu untuk menemukannya?"
Mayat itu berkata: "Karena dia tidak akan memberitahukan hal
sebenarnya kepadamu, dia tidak akan memberitahukannya pada
siapa pun. Tapi aku bukan hanya tahu rahasianya, tapi juga
tahu......" Suaranya tiba-tiba berhenti dengan sekonyong-konyong.
Sepasang gaetan besi tiba-tiba masuk lewat jendela.
Tenggorokannya tiba-tiba terjepit oleh gaetan itu tanpa bisa berkata
apa-apa lagi. Matanya melotot, darah pun mengalir dari sudut
matanya yang terbuka. Lalu seluruh tubuhnya pun lunglai, seperti pohon yang melayu. Jika
orang tidak melihat dengan mata kepala sendiri, dia tentu tidak akan
mengetahui betapa menakutkannya situasi seperti ini.
Sekali saja melihatnya, dia tidak akan pernah bisa melupakannya.
Bai Yu-jing merasakan perutnya seperti berontak. Dia harus
menahan diri untuk tidak muntah.
Dia menatap Fang Long Xiang yang pelan-pelan memasuki
kamar itu dalam pakaian sutera putih seperti salju. Dia lalu
mengusap darah dari gaetan besinya.
Bai Yu-jing berkata dengan tenang, "Seharusnya kau tidak
membunuhnya." Fang Long Xiang tersenyum dan berkata: "Mengapa kau tidak
melihat tangannya?" Mayat itu sudah roboh ke lantai, tapi kedua tangannya tetap
menggenggam sesuatu dengan erat.
Fang Long Xiang berkata dengan enteng, "Kau kira dia benarbenar
sedang bicara denganmu" Jika aku tidak membunuhnya,
aku khawatir kau sudah berubah menjadi sarang lebah."
Fang Long Xiang menggunakan gaetan besinya untuk membuka
tangan itu. Tangan itu pun akhirnya terbuka, penuh dengan senjata
rahasia. Di dalam genggaman tangan itu ada empat macam senjata rahasia
yang berbeda. Fang Long Xiang berkata: "Aku tahu Pedang Abadimu adalah musuh
utama senjata rahasia. Tapi apa kau tahu kenapa aku tetap merasa
tidak aman?" Bai Yu-jing berkata: "Kenapa?"
Fang Long Xiang berkata: "Karena aku juga tahu senjata rahasia
orang ini amat jarang meleset dari sasarannya."
Bai Yu-jing berkata: "Siapa dia?"
Fang Long Xiang berkata: "Ahli senjata rahasia nomor satu dari
sebelah selatan Sungai Yangtse, Gongsun Jing."
Bai Yu-jing berkata: "Gongsun Jing dari Perkumpulan Naga Hijau?"
Fang Long Xiang berkata: "Benar."
Bai Yu-jing menghela napas dan berkata: "Tapi seharusnya kau tidak
membunuhnya begitu cepat."
Fang Long Xiang berkata: "Mengapa?"
Bai Yu-jing berkata: "Ada banyak pertanyaan yang hendak kuajukan
padanya." Fang Long Xiang berkata: "Kau boleh bertanya padaku."
Dia lalu melangkah masuk, memandang ke sekelilingnya untuk
memeriksa keadaan. Dia melihatperempuan itu dan menghela
napas: "Aku tidak tahu kalau Gongsun Jing bukan hanya paham
senjatarahasia, tapi juga amat paham cara memilih perempuan."
Bai Yu-jing berkata: "Ini adalah perempuan miliknya?"
Fang Long Xiang berkata: "Ini adalah isterinya."
Bai Yu-jing berkata: "Bocah itu puteranya?"
Fang Long Xiang tersenyum dan berkata: "Bocah" ..... Kau benarbenar
mengira dia masih bocah?"
Bai Yu-jing berkata: "Memangnya bukan?"
Fang Long Xiang berkata: "Usia bocah ini setidaknya sepuluh tahun
lebih tua darimu." Dia menggunakan kakinya untuk menendang wajah 'bocah' itu
dan semacam debu pun rontok dari wajahnya. Tak disangkasangka,
ternyata muncul kerut-kerutan di wajah bocah itu.
Fang Long Xiang berkata: "Orang ini dijuluki si 'paku beracun'. Dia
telah berlatih kungfu sejak lahir. Dia juga pengikut setia Gongsun
Jing." Tak terasa Bai Yu-jing pun menghela napas. Dia lalu berkata
sambil tersenyum getir: "Orang mati ternyata bukan orang mati,
bocah bukan bocah, perempuan tua bukan perempuan tua "
semua ini benar-benar menakjubkan."
Fang Long Xiang berkata dengan enteng, "Bila kau bertemu
peristiwa menakjubkan seperti ini lagi, kau akan mati."
Bai Yu-jing berkata: "Pengaruh Perkumpulan Naga Hijau sudah
tersebar ke seluruh dunia, mengapa orang Perkumpulan Naga Hijau
ini bertindak begitu rahasia?"
Fang Long Xiang berkata: "Karena yang berusaha mereka hindari
justru adalah Perkumpulan Naga Hijau."
Bai Yu-jing berkata: "Kenapa begitu?"
Fang Long Xiang berkata: "Karena Gongsun Jing telah membuat
malu Perkumpulan Naga Hijau."
Bai Yu-jing berkata: "Urusan apa itu?"
Fang Long Xiang berkata: "Benda yang sangat penting itu diperdaya
orang dari tangannya. Dia tentu saja tahu bagaimana kebiasaan
Perkumpulan Naga Hijau."
Bai Yu-jing berkata: "Karena itu dia lalu menyaru bersama isteri dan
pengikutnya ini. Mereka berusaha mendapatkan kembali benda itu
secara diam-diam?" Fang Long Xiang berkata: "Benar."
Bai Yu-jing berkata: "Bagaimana kau tahu tentang urusan ini?"
Fang Long Xiang tersenyum dan berkata: "Kau sudah lupa siapa
aku?" Bai Yu-jing berkata: "Benda itu benar-benar ada pada Yuan Zi-xia?"
Fang Long Xiang berkata: "Ini harus kau tanyakan sendiri padanya."
Bai Yu-jing berkata: "Di mana dia?"
Bai Yu-jing segera pergi keluar, Fang Long Xiang mengikutinya dari
belakang. Tiba-tiba sebuah gaetan besi mengiris tangannya, Pedang
Abadi pun jatuh berdenting. Setelah itu, gaetan besi itu seperti tinju
besi yang memukul jalan darah Bai Yu-jing di bawah pinggangnya.
Sinar lilin bergoyang-goyang, seluruh kamar itu seperti bergoyanggoyang.
Bai Yu-jing tidak membuka matanya, tapi dia merasakan sebuah
gaetan besi sedingin es menggelitik tenggorokannya.
Akhirnya dia bangun. Mungkin dia tidak ingin bangun kembali,
karena dia benar-benar tidak mau melihat muka Fang Long Xiang
lagi. Wajah yang amat luar biasa itu sekarang tampak sangat jelek.
Wajah itu sedang tersenyum padanya. Dia berkata: "Kau tentu tidak
menduga!" Bai Yu-jing berkata: "Aku memang tidak menduga, karena aku
selalu memandang dirimu sebagai sahabatku."
Dia tetap berusaha memasang wajah yang tenang " karena dia
sudah kalah, kenapa dia harus bersikap kekanak-kanakan"
Fang Long Xiang tersenyum dan berkata: "Siapa bilang aku
bukan sahabatmu: aku selalu menjadi sahabatmu."
Bai Yu-jing berkata: "Sekarang?"
Fang Long Xiang berkata: "Sekarang hal itu tergantung padamu."
Bai Yu-jing berkata: "Jika aku tidak menurut?"
Fang Long Xiang berkata: "Kau bisa tunduk sedikit."
Bai Yu-jing berkata: "Jika aku tetap tidak menurut?"
Fang Long Xiang tiba-tiba menghela napas panjang. Dia menatap
gaetan besi di tangannya dan pelan-pelan berkata: "Aku orang
yang cacat, orang cacat biasanya sukar untuk terjun ke dunia Kangouw.
Jika aku tidak punya dukungan yang sangat kuat, walaupun
aku tidak mau terima, aku tak akan dapat hidup dengan nyaman."
Bai Yu-jing berkata: "Siapa yang mendukungmu?"
Fang Long Xiang berkata: "Kau tidak bisa menebaknya?"
Bai Yu-jing akhirnya paham dan berkata sambil tersenyum pahit:
"Jadi kau juga anggota Perkumpulan Naga Hijau."


Pedang Abadi Zhang Seng Jian Serial 7 Senjata Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Fang Long Xiang berkata: "Kepala cabang Perkumpulan Naga Hijau."
Bai Yu-jing berkata: "Tempat ini juga merupakan cabang
Perkumpulan Naga Hijau?"
Fang Long Xiang menghela napas: "Aku tahu lambat laun
pikiranmu akan jernih. Kau adalah orang yang cerdas."
Bai Yu-jing merasa seperti menelan pil yang pahit tapi tidak bisa
meludahkannya keluar. Fang Long Xiang berkata: "Tiga tahun yang lalu, aku juga
berada dalam posisi yang sama. Aku tergeletak di sebuah tempat,
dengan beberapa orang menodongkan pisau ke tenggorokanku."
Bai Yu-jing berkata: "Karena itu kau lantas masuk Perkumpulan
Naga Hijau" Kau tidak bisamenghindarkannya?"
Fang Long Xiang berkata: "Orang itu memang tidak memaksaku
masuk Perkumpulan Naga Hijau. Dia memberiku dua macam
pilihan." Bai Yu-jing berkata: "Dua pilihan seperti apa?"
Fang Long Xiang berkata: "Yang satu adalah masuk peti mati, yang
lain adalah masuk Perkumpulan Naga Hijau."
Bai Yu-jing berkata: "Tentu saja kau memilih yang kedua."
Fang Long Xiang tersenyum dan berkata: "Aku ingin banyak
orang yang memilih dengan cara yang sama sepertiku."
Bai Yu-jing berkata: "Itu bagus. Tidak ada yang bilang kau salah
memilih." Fang Long Xiang berkata: "Kita selalu bersahabat baik. Tentu
saja aku memberimu setidaknya dua macam pilihan!"
Bai Yu-jing berkata: "Terimakasih sudah mengatakannya, kau benarbenar
teman yang baik!" Fang Long Xiang berkata: "Yang pertama tidak jauh-jauh, di
dekatmu ada peti mati."
Bai Yu-jing berkata: "Peti mati ini terlalu tipis. Bagi orang
yang begitu ternama seperti diriku, seharusnya kau paling tidak
memberiku peti mati yang jauh lebih baik."
Fang Long Xiang berkata: "Tidak bisa. Kujamin kau bisa
berbaring di dalamnya, tapi tidak bisa membuat peti ini lebih
tebal." Gaetan besi di tangannya mulai bergerak. Sambil
tersenyum dia berkata: "Tapi, beristirahat di atas ranjang selalu
lebih enak daripada beristirahat di dalam peti mati. Kau pun boleh
membawa perempuan itu ke atas ranjang."
Bai Yu-jing mengangguk dan berkata: "Itu benar. Cuma, bila sedang
beristirahat di atas ranjang, aku tidak menginginkan perempuan."
Fang Long Xiang berkata: "Oh!"
Bai Yu-jing berkata: "Jika di atas ranjang ada seekor sapi
telanjang, aku lebih suka beristirahat di dalam peti mati saja."
Fang Long Xiang berkata: "Kau tentu tidak menganggap nona Yuan
itu sebagai seekor sapi."
Bai Yu-jing berkata: "Dia memang bukan sapi, dia seorang pelacur."
Fang Long Xiang tersenyum dan berkata: "Menurut pendapatmu
yang sejujurnya, katakanlah apayang dia bilang itu benar, siapa
yang mengira kalau seekor rubah tua seperti Gongsun Jing pun akan
terperdaya oleh pelacur itu?"
Bai Yu-jing menghela napas dan berkata: "Menurut pendapatku
yang sejujurnya, aku benar-benar sedikit bersimpati kepadanya."
Fang Long Xiang berkata: "Aku juga bersimpati kepadanya."
Bai Yu-jing berkata: "Karena itu kau membunuhnya."
Fang Long Xiang menghela napas: "Jika aku tidak membunuhnya,
mungkin dia akan mati sepuluh kali lebih mengerikan."
Bai Yu-jing berkata: "Oh."
Fang Long Xiang berkata: "Perkumpulan Naga Hijau
mempunyai seratus macam cara untuk menghukum orang seperti
dia, tiap cara akan membuatnya menyesali kenapa dia hidup di
dunia ini." Bai Yu-jing berkata: "Sebenarnya urusan memalukan apa yang telah
diperbuatnya?" Fang Long Xiang bimbang sejenak sebelum berkata: "Pernahkah kau
dengar tentang 'bulu merak'?"
Raut muka Bai Yu-jing segera berubah. Dia berkata: "Bulu merak
dari Perkampungan Burung Merak?"
Fang Long Xiang berkata: "Ternyata kau pernah mendengarnya."
Bai Yu-jing menghela napas: "Di dunia Kang-ouw, jika ada orang
yang belum pernah mendengar kedua patah kata itu, dia mungkin
belum pernah mendengar juga tentang Pedang Abadi."
Fang Long Xiang berkata sambil tersenyum: "Kau sangat rendah
hati." Bai Yu-jing juga tersenyum dan berkata: "Rendah hati adalah
salah satu sifat baikku yang paling utama."
Fang Long Xiang berkata: "Oh" Kau juga punya sifat baik lainnya?"
Bai Yu-jing berkata: "Aku tidak berjudi, tidak minum, tidak ambisius,
aku cuma punya satu masalah."
Fang Long Xiang berkata: "Masalah apa?"
Bai Yu-jing berkata: "Aku suka berdusta. Tapi cuma satu kali sehari."
Fang Long Xiang berkata: "Hari ini kau belum berdusta sekali pun?"
Bai Yu-jing berkata: "Belum, karena itu aku harus cepat-cepat
berdusta sekarang, agar nanti tidak kehilangan kesempatan lagi."
Dia tersenyum dan kemudian berkata: "Karena itu jika sekarang aku
mengatakan sesuatu, sebaiknya kau tidak mempercayainya."
Fang Long Xiang berkata sambil tersenyum: "Terimakasih
banyak karena sudah mengingatkanku, tentu saja aku tidak akan
mempercayaimu." Bai Yu-jing berkata: "Jika aku katakan bahwa Gongsun Jing
yang tadi dibunuh olehmu telah hidup kembali, kau tentu tidak
akan percaya padaku."
Bab 5: Pisau Kilat Fang Long Xiang berkata: "Tentu saja!"
Bai Yu-jing tersenyum dan berkata: "Jika kukatakan isterinya
telah datang dan akan menyerangmu, kau percaya padaku?"
Fang Long Xiang berkata: "Aku tidak akan mempercayainya."
Walaupun mulutnya mengatakan tidak percaya, tapi tak terasa
ia pun memalingkan kepalanya. Tangannya juga bergerak, gaetan
besi itu menjauh dari tenggorokan Bai Yu-jing.
Di belakangnya, Bai Yu-jing tiba-tiba berputar ke kiri dan bangkit.
Pedang Abadi terjatuh di dekat mayat Gongsun Jing.
Ketika dia membalikkan badan, tangannya telah menggenggam
gagang pedang itu. Tapi saat itulah kekuatannya yang baru terkumpul tiba-tiba lenyap.
Ia baru saja melayang sejauh tiga kaki, tapi sedikit demi sedikit
turun kembali. Lalu didengarnya suara tawa Fang Long Xiang yang puas pada
dirinya sendiri. Hatinya serasa karam. Karena dia tahu bahwa ini
adalah kesempatan terakhirnya. Sekarang kesempatan itu telah
hilang dan tak akan pernah datang lagi.
Dingin dan lembab. Bai Yu-jing meringkuk di lantai, seluruh tubuhnya tidak mau
bergerak lagi. Tapi gaetan besi itu telah mengangkat pinggangnya
dan membalikkan tubuhnya.
Fang Long Xiang sedang memandangnya sambil tersenyum.
Tersenyum seperti seekor kucing yang mencengkeramkan
kukunya pada seekor tikus. Bila kucing menangkap seekor tikus,
dia biasanya memberikan kesempatan sebanyak 12 kali bagi
tikus itu untuk minggat, karena dia tahu tikus itu tentu saja tidak
akan bisa melarikan diri.
Bai Yu-jing menghela napas dan berkata: "Aku tidak menyangka
ilmu totokanmu telah banyak maju, seharusnya kita merayakannya."
Fang Long Xiang berkata: "Sebenarnya saat kau menipuku
untuk memalingkan kepala, aku telah memberimu kesempatan
untuk mencoba." Bai Yu-ing berkata: "Oh."
Fang Long Xiang berkata: "Kau kira tadi kau benar-benar berhasil
menipuku?" Bai Yu-jing berkata: "Jika aku menjadi kau, aku pun tak akan
sanggup mencegah diriku untuk berpaling."
Fang Long Xiang berkata: "Tapi sebenarnya aku tidak perlu
melakukannya." Bai Yu-jing berkata: "Oh."
Fang Long Xiang tersenyum dengan gembira dan berkata:
"Karena aku tahu bahwa isteri Gongsun Jing telah mati."
Bai Yu-jing berkata: "Kau.... kau tadi telah membunuhnya?"
Fang Long Xiang berkata: "Aku tidak suka membiarkan orang
hidup di belakangku, karena itu walaupun saat ini aku
membutuhkan seorang perempuan, aku terpaksa harus
mengorbankan dirinya dengan berat hati."
Bai Yu-jing menarik napas: "Seingatku, kau dulu seorang yang
penuh kasih sayang."
Fang Long Xiang memperlihatkan kebencian yang luar biasa di
wajahnya dan berkata dengan dingin:
"Sebelumnya aku juga orang yang mempunyai dua tangan."
Bai Yu-jing berkata: "Karena kau tidak lagi punya tangan, kau
pun tidak percaya lagi pada perempuan?"
Fang Long Xiang berkata: "Aku hanya percaya pada satu jenis
perempuan, yaitu yang sudah mati."
Tiba-tiba tersungging sebuah senyuman gembira di wajahnya, ia
berkata: "Jadi sekarang kita bisa melanjutkan pembicaraan kita?"
Bai Yu-jing berkata: "Pembicaraan soal apa" Bulu merak?"
Fang Long Xiang mengangguk dan berkata: "Menurut kabar, ada
360 macam senjata rahasia di dunia ini, tapi bulu merak dapat
dipastikan sebagai senjata yang paling berhasil dan paling
menakutkan." Bai Yu-jing berkata: "Aku mengakui hal itu."
Soal ini memang tidak bisa dibantah oleh siapa pun.
Menurut cerita, bila senjata rahasia ini dilontarkan, dia terlihat
indah seperti seekor burung merak yang mengembangkan
ekornya. Bukan hanya tampak indah, tapi juga mempesona dan
cemerlang. Tentu saja tidak ada senjata lain di dunia ini yang bisa
dibandingkan dengannya. Tapi sekali bergerak, senjata ini akan membuatmu bingung dan
segera mencabut nyawamu. Fang Long Xiang berkata: "Yang paling menakutkan, selain
keturunan langsung dari Perkampungan Burung Merak, tidak ada
orang lain di dunia ini yang tahu rahasia dari senjata rahasia ini.
Tidak adayang tahu bagaimana cara senjata ini menyerangmu."
Bai Yu-jing berkata: "Memang tidak ada yang tahu."
Fang Long Xiang berkata: "Tapi sekarang seseorang sudah
mendapatkan rahasia itu."
Dengan mata berkilauan, dia berkata: "Peta rahasia Gongsun Jing
yang diperdaya darinya adalah petacara pembuatan bulu merak itu,
beserta cara menggunakannya."
Raut wajah Bai Yu-jing segera berubah. Dia berkata: "Bagaimana
peta ini bisa jatuh ke tangannya?"
Fang Long Xiang tersenyum dan berkata: "Jika Perkumpulan Naga
Hijau ingin memperoleh sesuatu, mereka biasanya punya banyak
cara." Bai Yu-jing berkata: "Apakah peta itu dicuri dari Perkampungan
Burung Merak?" Fang Long Xiang berkata: "Mungkin."
Dia tidak membiarkan Bai Yu-jing bertanya lagi tentang hal itu.
Dia berkata lagi: "KarenaPerkampungan Burung Merak
mempunyai senjata seperti itu, mereka telah menguasai dunia
Kang-ouw selama puluhan tahun. Tidak ada yang berani
menentang mereka, bahkan Perkumpulan NagaHijau tidak mau
mencari gara-gara dengan mereka."
Bai Yu-jing berkata: "Aku tahu Perkumpulan Naga Hijau sudah
lama merasa tidak puas dengan Perkampungan Burung Merak."
Fang Long Xiang berkata: "Tapi jika yang lain juga bisa
membuat bulu merak itu, kekuasaan dan pengaruh
Perkampungan Burung Merak akan berkurang secara drastis.
Selama bertahun-tahun ini mereka telah banyak membuat
permusuhan dengan orang lain."
Bai Yu-jing merenungkan informasi itu. Lalu dia berkata: "Kuda
Putih, Rambut Merah, Pisau Tajam, Gedung Sejuta Emas, mereka
semua mempunyai permusuhan yang amat mendalam dengan
mereka." Fang Long Xiang berkata: "Karena itu mereka tidak ragu untuk
mengorbankan segalanya dan bergegas hendak membeli peta
rahasia ini. Setidaknya, jika mereka berhasil membuat bulu
merak, mereka bisa membalas dendam dengan segera. Lebih
dari itu, mereka juga akan mendapat namadengan sangat cepat."
Bai Yu-jing berkata: "Benar. Amat penting bagi beberapa orang
di dunia Kang-ouw untuk membeli bulu merak, tidak perduli
betapa pun tinggi harganya."
Fang Long Xiang berkata sambil tersenyum: "Mungkin lebih banyak
daripada orang-orang yang ingin membeli Pedang Abadi-mu."
Bai Yu-jing berkata: "Kenapa Perkumpulan Naga Hijau tidak
membuat sendiri bulu merak itu" Kenapamereka harus menjualnya
pada orang lain?" Fang Long Xiang berkata: "Karena putera sulung Naga Hijau cuma
tertarik pada satu hal."
Bai Yu-jing berkata: "Emas."
Fang Long Xiang berkata: "Perak dan permata juga bagus."
Dia tersenyum amat misterius dan berkata: "Perkumpulan Naga
Hijau bisa memperoleh benda ini, tentu saja telah menghabiskan
banyak uang. Pengeluaran Perkumpulan Naga Hijau amat besar,
karena itu Naga Hijau tak sabar ingin melepaskan benda ini dengan
harga yang pantas." Bai Yu-jing juga tersenyum dan berkata: "Apalagi benda ini adalah
benda yang sangat panas, semakin cepat kau melepaskannya,
semakin cepat masalah akan berpindah kepada orang lain."
Fang Long Xiang berkata: "Itu benar."
Bai Yu-jing berkata: "Juga, ada banyak orang di dunia Kangouw
yang telah mati di bawah bulu merak. Jika kau
membunuhnya dengan bulu merak, anggota keluarganya tentu juga
ingin membalas dendam terhadap bulu merak."
Fang Long Xiang memperlihat penghargaannya atas analisa ini dan
berkata: "Itu tentu saja tak bisa dihindari."
Bai Yu-jing berkata: "Urusan seperti ini akan menyebabkan huruhara
di dunia Kang-ouw. Bila Kang-ouw semakin kacau,
Perkumpulan Naga Hijau bisa mengail di air keruh untuk mendapat
kesempatan lebih besar."
Dia menghela napas dan berkata: "Putera sulung Naga Hijau kalian
benar-benar orang yang berbakat. Semua orang tak punya pilihan
kecuali harus mengaguminya, termasuk aku."
Fang Long Xiang tertawa dan berkata: "Aku tidak menyangka
kau juga akan mengakui hal ini, aku juga mengagumimu."
Bai Yu-jing berkata pula dengan enteng: "Jika aku punya benda
seperti itu di tanganku, setidaknya aku tak akan terperdaya oleh
siapa pun." Fang Long Xiang berkata: "Gongsun Jing adalah orang yang
cakap. Dia mempunyai pengalaman menangani hal ini. Dia juga
orang ternama di Perkumpulan Naga Hijau, jadi sayang sekali
kalau ternyata dia juga punya masalah yang sama denganmu."
Bai Yu-jing berkata: "Dia juga suka berdusta?"
Fang Long Xiang tersenyum dan berkata: "Dia bernafsu besar,


Pedang Abadi Zhang Seng Jian Serial 7 Senjata Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bahkan lebih bernafsu darimu. Dia juga seperti dirimu, dia menyukai
gadis Yuan itu." Dia menghela napas dan berkata: "Dia benar-benar perempuan
yang tahu bagaimana cara menipu laki-laki. Laki-laki yang
bertemu dengannya, jika dia tidak menggantung diri sendiri,
mungkin sebaiknya dia terjun saja ke sungai."
Wajah Bai Yu-jing memperlihatkan perasaan yang menderita.
Dia tersenyum getir dan berkata: "Untunglah aku tidak sampai
menggantung diri, juga tidak terjun ke sungai, karena aku
punyaseorang sahabat baik yang mau menjagaku."
Wajah Fang Long Xiang tidak memerah. Dia tetap tersenyum
dan berkata: "Karena itu aku selalu berkata bahwa nasibmu
memang bagus." Dia melanjutkan perkataannya, "Bagaimana gadis Yuan itu bisa
mencuri benda itu, sampai sekarang aku juga tidak jelas.
Kecurigaanku adalah bahwa suatu waktu dia telah membuat
Gongsun Jing teramat letih, membuat cetakan kuncinya, lalu
membuat kuncinya. Kemudian dia menyuap orang yang menjaga
lorong itu untuk mencurinya."
Bai Yu-jing berkata: "Dugaanmu sangat beralasan."
Fang Long Xiang berkata: "Setelah memperhitungkan segalanya
dengan akurat, Gongsun Jing tentu berhasil melacak jejaknya. Tapi
dia telah diperdaya di bawah hidungnya sendiri. Dia sendiri tidak
bisalolos dari kejahatan itu, tentu saja dia tidak bisa mengungkapkan
urusan ini pada siapa pun."
Dia menghela napas dan berkata: "Gadis Yuan ini agaknya telah
mempertimbangkan segalanya. Sayangnya dia telah melupakan
satu hal." Bai Yu-jing berkata: "Oh!"
Fang Long Xiang berkata: "Dia lupa kalau Naga Hijau bisa membuat
siapa pun bicara, asalkan orang itu belum mati."
Bai Yu-jing berkata: "Apakah penjaga itu telah mengatakan
keberadaannya?" Fang Long Xiang mengangguk dan berkata: "Dia telah menyuap dua
orang penjaga. Saat pergantian petugas jaga, dia menyelinap ke
ruang rahasia bawah tanah dengan kunci duplikat itu, mencuri peta
bulu merak, dan kemudian pergi ketika mereka berganti petugas
jaga lagi." Bai Yu-jing berkata, "Kenapa dia tidak membunuh kedua penjaga itu
untuk menutup mulut mereka?"
Fang Long Xiang berkata: "Karena dia khawatir akan
mengejutkan yang lainnya, karena ilmu kungfunya tidak begitu
tinggi, dan karena dia tidak punya waktu yang cukup banyak."
Dia pun tersenyum dan berkata: "Karena itu, jika kau pikir hatinya
tidak cukup keji, kau keliru."
Bai Yu-jing berkata: "Aku melihat orangnya, dan seringkali salah
menebak sifatnya. Kalau tidak, bagaimana mungkin aku bisa
menganggapmu sebagai seorang teman baikku?"
Fang Long Xiang tidak memperdulikannya dan berkata: "Naga
Hijau mempunyai orang-orang yang tersebar di seluruh dunia.
Ketika mereka tahu tentang dia, mereka tentu akan dapat
menemukan keberadaannya."
Bai Yu-jing berkata: "Tentu saja."
Fang Long Xiang berkata: "Gongsun Jing tentu saja tidak mau begitu
saja menyerah pada nasib. Dia ingin mendapatkan kembali benda
itu. Tapi dia juga amat paham tentang cara-cara Naga Hijau
menangani anggotanya yang bersalah."
Bai Yu-jing berkata: "Karena itulah dia menyamar sebagai orang
mati dan bersembunyi di dalam peti mati."
Fang Long Xiang berkata sambil menyeringai: "Dia mengira cara
ini amat cerdik dan sangat aman. Tapi dia tidak pernah
menyangka, ketika dia membeli peti mati itu, toko tersebut juga
milik Perkumpulan Naga Hijau."
Bai Yu-jing menghela napas dan berkata: "Perkumpulan Naga Hijau
memang sangat memperhatikan segala sesuatunya. Begitu kau
memasuki Perkumpulan Naga Hijau, mereka telah mempersiapkan
segala hal yang harus dilakukan setelah kematianmu."
Fang Long Xiang berkata dengan enteng, "Cara mati seperti itu
setidaknya masih lebih baik daripada dilemparkan sebagai makanan
anjing." Bai Yu-jing berkata: "Kedua biksu itu" Mereka telah menjadi
makanan anjing?" Fang Long Xiang berkata: "Kedua biksu itu tentu saja kakitangannya
juga. Mereka menyamar sebagai biksu untuk sampai ke
sini." Bai Yu-jing berkata: "Sayangnya kepala mereka terlalu ringan,
pakaiannya terlalu baru, apalagi tatapan mata mereka saat melihat
gadis muda." Fang Long Xiang berkata: "Karena samaran mereka bisa terlihat
orang dengan jelas, maka jarum beracun lalu digunakan untuk
melenyapkan saksi-saksi, tapi juga untuk melemparkan dosa
kepada Miao Shaotian."
Bai Yu-jing berkata: "Siapa orangnya yang menggeledah kotak-kotak
nona Yuan itu" Bukan kau?"
Fang Long Xiang berkata sambil tersenyum: "Mengapa aku
melakukan hal seperti itu. Jika orang lain tidak mendapatkan benda
itu, aku pun akan tahu juga, bukan?"
Bai Yu-jing mengangguk dan berkata: "Jika bukan kau, tentu Zhang
San atau Zhao Yi-dao. Saat itu hanya mereka yang punya
kesempatan." Fang Long Xiang berkata: "Sayangnya kau mengirimkan sayursayuran
dan arak yang enak itu kepada mereka."
Bai Yu-jing berkata: "Walaupun Gongsun Jing tidak mau
mengambil resiko, tapi dia juga khawatir penundaan yang terlalu
lama akan menimbulkan lebih banyak masalah lagi. Karena itu
ketika kami semua berada di dalam bangunan itu, dia pun mencari
Yuan Zi-xia." Fang Long Xiang berkata sambil tersenyum: "Kukira, ketika dia
muncul, mulanya dia cuma hendak berdiskusi dengan Yuan Zi-xia.
Siapa tahu perempuan muda itu ternyata keras kepala, mungkin
karena dia tahu asalkan dia berteriak, kau akan bertindak bagai
pahlawan yang menyelamatkan perempuan cantik."
Bai Yu-jing berkata sambil tersenyum pahit: "Yang paling lucu,
aku malah menyerahkan dia kepadamu, karena aku ingin kau
melindunginya." Fang Long Xiang berkata: "Mengabulkan permintaan orang adalah
masalah kesetiaan. Aku tentu saja bisa melindunginya dengan
sangat baik." Bai Yu-jing berkata: "Sekarang tugas besarmu akhirnya selesai, apa
lagi yang kau inginkan?"
Fang Long Xiang berkata: "Jasa yang besar ini belum mendapatkan
keberhasilan, tapi hampir."
Bai Yu-jing berkata: "Hampir bagaimana?"
Fang Long Xiang berkata: "Peta merak itu masih berada di tangan
orang lain." Bai Yu-jing berkata: "Di tangan siapa?"
Fang Long Xiang berkata: "Kau."
Bai Yu-jing berkata: "Di tanganku?"
Wajah Fang Long Xiang menjadi muram dan ia berkata: "Kau tidak
mengakuinya?" Bai Yu-jing menghela napas dan berkata: "Perempuan... Oh, dia
jelas memintaku untuk mati sebelum memberitahukan rahasia ini,
siapa tahu dia malah mengungkapkannya terlebih dulu."
Fang Long Xiang tampak tersenyum puas dan berkata: "Sudah
kukatakan padamu, Perkumpulan Naga Hijau bisa memaksa siapa
pun untuk bicara, meskipun orang mati, apalagi cuma seorang
perempuan?" Bai Yu-jing menarik napas: "Jika kau ingin seorang perempuan
menyimpan rahasia, mungkin hal itu sama dengan meminta orang
mati untuk membuka mulutnya."
Fang Long Xiang berkata dengan santai: "Sudah kukatakan,
kau hanya punya dua pilihan, pilihan kedua menjamin lebih
banyak kebahagiaan daripada yang pertama."
Bai Yu-jing berkata: "Apa pilihan kedua?"
Fang Long Xiang berkata: "Bawa peta merak itu ke Perkumpulan
Naga Hijau, dan kau akan diberikan posisi yang ditinggalkan
Gongsun Jing di perkumpulan kami."
Bai Yu-jing tiba-tiba tersenyum.
Fang Long Xiang berkata: "Kenapa kau tersenyum?"
Bai Yu-jing berkata: "Aku sedang menertawakan diriku sendiri."
Fang Long Xiang berkata: "Menertawakan dirimu" Kenapa?"
Bai Yu-jing berkata: "Karena aku hampir mempercayai kata-katamu."
Fang Long Xiang berkata: "Kau tidak mempercayainya?"
Bai Yu-jing berkata: "Kau jelas sudah tahu bahwa aku mempunyai
peta merak itu. Karena kau punyacara untuk memaksaku buka
mulut, kenapa kau mengucapkan kata-kata yang menyenangkan
ini untuk menipuku agar merasa gembira?"
Fang Long Xiang berkata: "Karena kau orang yang berbakat,
Perkumpulan Naga Hijau membutuhkan semua orang yang berbakat
di dunia ini." Bai Yu-jing bimbang dan berkata: "Tapi aku tidak percaya."
Fang Long Xiang berkata: "Lalu bagaimana caranya supaya kau bisa
percaya?" Bai Yu-jing berkata: "Bebaskan aku dulu, lalu akan
menyerahkan peta merak itu. Aku tidak akan menipumu....."
Fang Long Xiang tersenyum. Dia berkata: "Untunglah tadi kau telah
mengingatkanku. Kalau tidak aku pun hampir mempercayaimu."
Bai Yu-jing menghela napas: "Aku tahu kita tidak akan berhasil
membicarakan transaksi ini. Tapi ada suatu urusan yang juga ingin
kukatakan padamu." Fang Long Xiang berkata: "Katakan saja."
Bai Yu-jing berkata: "Jika aku tidak mau bicara, tidak ada
orang di dunia ini yang bisa memaksaku buka mulut. Jika aku
tidak mengatakan di mana peta merak itu berada, maka tidak ada
orang di duniaini yang bisa menemukannya."
Mata Fang Long Xiang berkilauan. Dia lalu tersenyum dan
berkata: "Malam ini, kau belum pergi ke mana-mana. Jika aku
menggeledah tempat ini dengan teliti, kenapa aku tidak bisa
menemukannya?" Wajahnya menjadi masam dan ia pun berkata: "Jika aku harus
mencari, aku tentu akan mulai dari tubuhmu."
Bai Yu-jing berkata: "Silakan kalau begitu."
Fang Long Xiang menatapnya, matanya seperti mata seekor rubah
yang sedang memburu anjing.
Mata Bai Yu-jing melirik ke sekelilingnya, menghindari kontak
dengan mata lawan. Seolah-olah dia khawatir kalau matanya akan
mengungkapkan rahasianya.
Di kamar itu terdapat banyak barang.
Dia memandang semuanya, pada lukisan yang tergantung di
dinding, pada lilin putih di atas meja, pada peti mati dan pada
mayat di dalam peti. Dia tidak memandang pedangnya.
Dia tidak memasukkan pedang itu dalam pengamatannya ke
sekeliling tempat itu. Mata Fang Long Xiang tiba-tiba bersinar-sinar. Mendadak dia
berkata: "Jika aku menjadi kau, di manakuletakkan peta merak itu?"
Bai Yu-jing berkata: "Kau bukan aku."
Fang Long Xiang berkata sambil tersenyum: "Itulah bagus, aku
memang bukan kau. Tapi aku jugatidak mempunyai Pedang
Abadimu." Mimik muka Bai Yu-jing pun berubah seakan-akan darah telah
berhenti mengalir di wajahnya.
Fang Long Xiang tertawa. Dengan lembut dan cepat, "tring!",
dia mengangkat Pedang Abadi itu dengan gaetan besinya.
Sinar pedang itu gemerlap seperti perak, gagang pedang dililit
oleh kain sutera berwarna hitam keunguan.
Fang Long Xiang mengelus badan pedang dengan perlahan, sambil
melirik Bai Yu-jing dengan sudutmatanya. Dia pun bergumam:
"Pedang yang bagus. Benar-benar pedang yang bagus, tapi
sayangnya gagang pedang ini membuatnya tampak buruk."
Bai Yu-jing berkata sambil tersenyum dipaksa: "Nanti bila aku
punya kesempatan, aku tentu akan menggantinya."
Fang Long Xiang tiba-tiba berkata sambil tersenyum: "Bagus, aku
akan menggantinya untukmu."
Bai Yu-jing tersenyum dipaksa dan berkata: "Kau tidak usah
repot-repot. Aku terpaksa menolak maksud baikmu itu dengan rasa
terima-kasih." Fang Long Xiang berkata: "Karena kita adalah teman baik, kenapa
kau begitu sopan?" Pelan-pelan dibalikkannya pedang itu dan diayunkan. Dia
menggunakan kedua jarinya untuk mengetuk-ngetuk dan
mendengarkan. Lalu dia berkata: "Hei, kenapa bagian dalamnya
seperti kosong?" Dia menggunakan lidahnya untuk menjilat bibirnya yang kering.
Rasanya seperti ikan asin.
Fang Long Xiang pelan-pelan mengangguk dan berkata: "Mmm,
sebenarnya tidak kosong, tapi agaknya tersimpan segulung kertas
di dalamnya." Bai Yu-jing menghela napas panjang dan menutup matanya.
Fang Long Xiang tertawa. Dia menepuk-nepuk gagang pedang
itu dan memutarnya dengan ketiga jarinya " gagang pedang itu
benar-benar kosong karena bisa dibuka dengan putaran tersebut.
Cuma rahasia di dalam gagang pedang itu bukanlah segulung
kertas, tapi puluhan batang jarum. Jarum beracun Niu Mangpan.
Sambil berbunyi "sing!", puluhan jarum beracun Niu Mangpan
telah menancap di wajah dan mata Fang Long Xiang. Dia segera
menutup wajahnya dengan tangannya dan meraung-raung dengan
keras seperti orang gila. Dia lalu menubruk ke arah Bai Yu-jing,
seolah-olah ingin mati bersama Bai Yu-jing. Tapi begitu terjatuh, dia
tidak bisa bergerak lagi. Gaetan besi di tangannya telah merobek
wajahnya sendiri dan merusak raut mukanya.
Hawa terasa dingin dan lembab. Tapi tampak seberkas cahaya yang
menerobos lewat jendela. Malam yang panjang akhirnya berlalu. Bai
Yu-jing tergeletak di dalam kamar, di mana dia bisa merasakan
darah Fang Long Xiang yang mengalir dari wajahnya.
Darah itu telah membasahi baju atas dan bawahnya. Di dalam
hatinya timbul perasaan berduka. Orang ini selalu menjadi
sahabatnya. Jika ada pilihan lain, dia tidak akan melakukan apa yang
barusan telah terjadi. Tapi dia tahu tidak ada pilihan lainnya.
Walaupun dia menyerahkan peta merak itu, Xiao Feng tentu tidak
akan melepaskannya. Apalagi, dia memang belum pernah melihat
peta merak yang ajaib itu.
Xiao Fang tentu saja tidak akan melepaskannya, karena mereka
dulunya bersahabat. Jika kau mengkhianati sahabatmu, kau tidak
bakalan bisa melepaskannya karena kau tidak akan punya muka
untuk mengucapkan selamat tinggal padanya.
Jendela dan pintu semuanya masih tertutup, kokok ayam jantan
sayup-sayup terdengar dari kejauhan, sinar matahari pelan-pelan
menerobos masuk lewat jendela. Di luar pintu gerbang, mendadak
terdengar bunyi langkah kaki orang banyak.


Pedang Abadi Zhang Seng Jian Serial 7 Senjata Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bai Yu-jing menghela napas dalam hatinya: "Akhirnya mereka
datang juga." Dia tahu bahwa jerit kesakitan Xiao Fang tadi tentu akan
mengundang semua orang datang ke sini.
"Juragan, di mana kau?"
"Apa yang terjadi?"
"Kau yakin tadi mendengar suara juragan Fang?"
"Aku tidak mungkin keliru."
"Tapi kamar ini adalah tempat tinggal perempuan tua itu."
"Aku sudah curiga kalau perempuan tua itu punya sesuatu yang
disembunyikan." Tuan Muda Zhu, Miao Shaotian, Zhao Yi-dao, Kuda Putih Zhang San
dan ketiga anggota Perkumpulan Naga Hijau telah datang.
Bai Yu-jing cuma bisa berharap agar mereka berdiri di luar dulu
sambil berunding, agar jalan darahnya bisa pulih sementara itu.
Tapi sekarang di jendela telah muncul sebuah cahaya. Dengan
menggunakan retakan yang disebabkan gaetan besi tadi, mata
seseorang sedang mengamat-amati keadaan di dalam kamar "
mata yang seperti penuh dengan kobaran api yang menyala-nyala.
Kuda Putih Zhang San: "Siapa yang kau lihat?"
Miao Shaotian berkata: "Mayat, kamar yang penuh mayat."
Dia baru saja bicara sampai di situ ketika pintu kamar telah
didobrak orang. Ketiga anggota Perkumpulan Naga Hijau sudah
menghambur masuk. Tapi mereka cuma mengawasi keadaan di situ
sebentar sebelum mundur kembali.
Suasana di dalam kamar itu benar-benar terlalu menyedihkan, terlalu
menyeramkan. Setelah menunggu sekian lama, Zhao Yi-dao dan
Kuda Putih Zhang San pelan-pelan melangkah masuk.
Serempak kedua orang itu berteriak pelan.
Kuda Putih Zhang San: "Mereka benar-benar sudah mati."
Zhao Yi-dao berkata: "Kenapa si juragan bilang dia ini tua....." Dia
mendapatkan bahwa perempuan tua itu belumlah tua, dia tentu saja
tak bisa melanjutkan kata-katanya.
Kuda Putih Zhang San pun berkata: "Siapa pula orang ini" ......
Gongsun Jing" Kenapa bisa Gongsun Jing?"
Tiba-tiba Tuan Muda Zhu berkata sambil menyeringai: "Tidak ada
yang melihat kalau ada seorang yang hidup di sini."
Zhao Yi-dao berkata: "Siapa?"
Tuan Muda Zhu berkata pula: "Tentu saja orang keras kepala yang
pura-pura mati itu."
Memang Bai Yu-jing semula bermaksud untuk pura-pura mati buat
sementara waktu, tapi Tuan Muda Zhu berjalan mendekatinya. Dia
lalu duduk dan mengawasinya. Kemudian dia tersenyum dan
berkata: "Pendekar Bai sedang beristirahat?" Orang baju hitam
itu masih merupakan bayangan yang tak terpisahkan di
belakangnya. Kuda Putih Zhang San pun berseru: "Bai Yu-jing juga ada di sini! Dia
benar-benar belum mati."
Tuan Muda Zhu berkata dengan santai: "Kalian lupa kalau Pendekar
Bai adalah dewa." Kuda Putih Zhang San menggunakan sudut matanya untuk
melirik Zhao Yi-dao. Lalu dia berkata dengan dingin: "Sebenarnya
aku tidak tahu apakah sakit kepalanya tiba-tiba kambuh?"
Zhao Yi-dao berkata: "Kurasa memang kambuh. Mari kita
sembuhkan." Bai Yu-jing membuka matanya. Dia melihat sebilah pisau baja yang
berkilauan seperti salju menebas ke arah tenggorokannya. Pisau kilat
yang bagus dan gemerlapan!
Bab 6: Bayangan Wei Tian-ying
Pisau kilat yang bagus dan gemerlapan!
Pisau baja sedingin es itu meluncur dengan cepat ke arah
tenggorokan Bai Yu-jing. Tiba-tiba dia hanya bisa memandangnya
tanpa berkedip. Tapi pisau itu tidak menebas tenggorokannya. Pisau baja itu
tiba di tenggorokan dan mendadak berhenti.
Zhao Yi-dao menatapnya. Tiba-tiba ia berkata sambil tersenyum:
"Pendekar Bai tahu, bila pisau ini menggorok leher, maka leher
itu pun akan buntung?"
Bai Yu-jing berkata: "Aku tahu."
Zhao Yi-dao berkata: "Tapi kau tidak takut."
Bai Yu-jing berkata: "Aku tahu pisau ini tidak akan menebas
leherku." Zhao Yi-dao berkata: "Oh?"
Bai Yu-jing berkata: "Karena ada sesuatu yang tergantung di
leherku." Zhao Yi-dao berkata: "Apa itu?"
Bai Yu-jing berkata: "Peta burung merak?"
Mimik Zhao Yi-dao pun berubah dan dia berkata: "Kau tahu tentang
peta burung merak?" Kuda Putih Zhang San memotong dan berkata: "Kau tahu di mana
peta burung merak itu?"
Bai Yu-jing menutup mulutnya.
Wajah Zhao Yi-dao menjadi gelap dan dia berkata: "Kenapa kau
tidak buka mulut?" Tuan Muda Zhu berkata, "Jika ada sebilah pisau di leherku, aku juga
tidak akan mampu berkata apa-apa."
Zhao Yi-dao tertawa dan dengan bunyi "sret!", pisau itu telah masuk
ke dalam sarung. Tuan Muda Zhu kembali duduk dan berkata sambil tersenyum:
"Kami tadi telah mengabulkan permintaan Pendekar Bai.
Sekarang kau pun bisa menepati janjimu. Asal Pendekar Bai
membantu kami menemukan peta merak itu, kami akan
membebaskan Pendekar Bai dengan segera " kau bahkan boleh
membawa emas permata yang tak ternilai itu untuk dinikmati
seumur hidupmu." Bai Yu-jing tersenyum dan berkata: "Majikan Gedung Sejuta
Emas benar-benar tahu cara bicara enurut aturan."
Tuan Muda Zhu berkata pula, "Aku seorang pedagang. Tentu saja
aku paham cara bertransaksi yang adil atau bagaimana cara
merundingkannya!" Bai Yu-jing berkata: "Tentu saja kita bisa merundingkan transaksi
ini." Tuan Muda Zhu berkata lagi, "Aku bisa melihat bahwa Pendekar Bai
adalah orang yang bijak."
Bai Yu-jing berkata: "Peta burung merak itu tentu saja berada
di tangan gadis Yuan itu. Asal kau bebaskan jalan darahku, aku
akan membawa kalian mencari dia."
Baru saja Bai Yu-jing mengucapkan kata-kata ini, dia telah
menyesalinya dalam hati. Seharusnya dia tidak membiarkan orang
lain tahu bahwa jalan darahnya telah tertotok. Sekarang orang
lain pun bisa melihatnya. Jika seseorang merasa terlalu gelisah
ingin menyelesaikan suatu urusan, segalanya malah bisa menjadi
kacau. Siapa tahu Tuan Muda Zhu malah mengiyakan dengan amat cepat
dan segera berkata, "Bagus."
Baru saja mengucapkan kata "bagus", dia telah menepuknya "
bukan pada jalan darah Bai Yu-jing yang tertotok, tapi malah
pada jalan darah di sambungan lututnya.
Hati Bai Yu-jing terasa makin pahit, walaupun dia berusaha untuk
tetap terlihat tenang. Dia berkata dengan enteng: "Mungkin kau
tidak menginginkan peta merak itu?"
Tuan Muda Zhu tersenyum lirih dan berkata: "Tentu saja aku
menginginkannya. Tapi aku tidak berani membuat Pendekar Bai
capek sendiri." Bai Yu-jing berkata: "Tuan Muda Zhu terlalu sopan santun."
Tuan Muda Zhu berkata pula, "Asal Pendekar Bai katakan di mana
gadis Yuan itu berada, bila kami menemukannya, kami tentu akan
segera kembali untuk melepaskan Pendekar Bai. Dengan demikian,
kami tidak akan membuat lelah Pendekar Bai yang terhormat."
Bai Yu-jing berkata: "Bagus, cara ini memang amat bagus."
Zhao Yi-dao tak tahan untuk tidak memotong dan berkata: "Kau
sudah memikirkannya, kenapa kau tidak mengatakannya saja?"
Bai Yu-jing berkata: "Cuma sayang, walaupun aku tahu di
mana dia berada, aku tidak bisamengatakannya."
Zhao Yi-dao berkata: "Kenapa tidak?"
Bai Yu-jing berkata: "Aku lupa nama tempat itu."
Tuan Muda Zhu menghela napas dan berkata: "Teman-teman,
adakah yang bisa membuat Pendekar
Bai mengingat nama tempat itu?"
Miao Shaotian berkata dengan dingin: "Aku."
Tiba-tiba dia menerobos lewat, tangannya menyusup masuk ke
dalam kantung kain tunik di pinggangnya. Lalu di tangannya
telah tergenggam seekor ular belang berbisa yang amat
menyeramkan. Seekor ular rumput yang bercincin. Zhao Yi-dao tak terasa mundur
sejauh dua langkah. Miao Shaotian berkata sambil menyeringai: "Daging ular amat
bergizi, jika Pendekar Bai menelan ular ini, ingatanmu pun bisa
membaik." Tangannya tiba-tiba terulur ke arah Bai Yu-jing, lidah ular yang
merah sudah hampir menyentuh hidung Bai Yu-jing.
Bai Yu-jing merasa urat-urat di wajahnya pelan-pelan menegang,
keringat dingin membasahi telapak tangannya.
Mendadak terdengar suara yang amat merdu di halaman. Suara
itu berkata: "Apakah semua orang sedang mencariku?"
Pagi baru saja tiba, kabut masih berputar-putar seperti angin di
halaman sana. Kabut itu membentuk sebuah tirai kabut yang indah
dengan bunga fuji di atasnya
Yuan Zi-xia berdiri di bawah bunga fuji, berdiri tegak dalam
kabut yang pekat. Dia menggenggam sebatang lilin di tangannya.
Dia bahkan tampak lebih cantik, sejenis kecantikan lembut yang
mengandung hawa gaib, sehingga bunga fuji di dekatnya pun
seperti kehilangan warnanya.
Miao Shaotian dan Kuda Putih Zhang San hendak memburu ke
arahnya. Tapi Yuan Zi-xia berseru: "Berhenti!"
Tiba-tiba dia mengangkat tangannya yang lain dan berkata: "Jika
kalian berdua berani mendekat ke sini, aku akan membakar benda
ini." Sinar lilin berkilat-kilat dalam genggaman tangannya yang halus
dan indah seperti giok. Diamengangkat sehelai kertas tinggitinggi,
memisahkannya dari lilin hanya sejarak setengah kaki.
Miao Shaotian dan Kuda Putih Zhang San segera berhenti, sorot
mata mereka tak bisamenyembunyikan perasaan serakahnya.
Kuda Putih Zhang San tersenyum dipaksa dan berkata: "Nona
seharusnya tahu bahwa benda itu sama nilainya dengan segudang
emas. Kau tentu tidak akan membakarnya."
Yuan Zi-xia berkata: "Aku tentu saja tahu. Tapi jika aku mati, apa
gunanya segudang emas?"
Miao Shaotian dan Kuda Putih Zhang San saling berpandangan dan
pelan-pelan menarik diri.
Tuan Muda Zhu melangkah maju, membungkukkan tubuhnya dalamdalam
dan berkata: "Jejak Nonayang harum telah menghilang
dengan tiba-tiba, membuat semua orang merasa gelisah. Tak
disangka-sangka kalau Nona ternyata kembali ke sini."
Yuan Zi-xia berkata dengan gaya memikat: "Baik sekali kalau
ternyata Tuan selalu memperhatikan aku."
Tuan Muda Zhu berkata pula, "Terima kasih atas pujianmu."
Yuan Zi-xia berkata: "Kudengar Tuan Muda Zhu bukan hanya
seorang jutawan muda, juga lemah lembut dan sopan santun. Hari
ini aku bisa melihat sendiri bahwa nama itu memang tidak kosong."
Tuan Muda Zhu berkata, "Aku juga telah mendengar bahwa Nona
adalah seorang gadis yang cantik bagaikan bidadari. Hari ini aku bisa
melihatnya sendiri, aku merasa amat terhormat."
Miao Shaotian tak dapat menahan seringainya dan berkata: "Di sini
bukan ruang tamu Gedung SejutaEmas, di mana orang bisa bicara
omong kosong!" Yuan Zi-xia berkata sambil tersenyum: "Ketua Miao tidak paham,
yang paling suka didengarkan oleh perempuan adalah pujian yang
manis. Jika kalian ingin melunakkan hatiku, seharusnya kalian
lebih banyak mengatakan kata-kata pujian."
Miao Shaotian membelalakkan matanya dan berkata: "Kenapa aku
ingin melunakkan hatimu?"
Yuan Zi-xia berkata dengan santai: "Karena jika hatiku sudah
lunak, mungkin aku bisa memberimu benda ini."
Tuan Muda Zhu tiba-tiba berseru: "Itu tidak baik, tidak baik.
Benda ini tidak didapatkan oleh Nona dengan mudah, bagaimana
kau bisa memberikannya begitu saja kepada kami?"
Yuan Zi-xia tersenyum manis dan berkata: "Semula aku berpikir
begitu, tapi sekarang jalan pikiranku amat berbeda."
Tuan Muda Zhu berkata, "Oh?"
Yuan Zi-xia berkata: "Aku hanya seorang perempuan yang
kesepian dan terlantar. Jika aku membawa-bawa benda ini, cepat
atau lambat, suatu hari nanti aku pun akan mati di tangan
orang lain." Tuan Muda Zhu menarik napas, tampaknya dia sangat bersimpati,
dan berkata: "Di dunia Kang-ouw, setiap langkah demi langkah bisa
merupakan jalan yang sempit dan berbahaya. Nona memang harus
sangat berhati-hati."
Yuan Zi-xia berkata: "Tapi jika aku telah menyerahkan benda ini,
maka tidak ada lagi orang yang akan mencariku?"
Tuan Muda Zhu berusaha menyembunyikan kegembiraan di
wajahnya dan berkata: "Tentu saja begitu. Tapi jika Nona ingin
memberikan benda itu, tentu harganya pun harus sesuai."
Yuan Zi-xia mengedip-ngedipkan matanya dan terbelalak. Dia
berkata: "Kalau begitu, menurut Tuan Muda Zhu, berapa yang
seharusnya kuterima?"
Tuan Muda Zhu berkata: "Setidaknya cukup bagi seorang gadis
untuk menikmati kekayaan seumur hidupnya. Lagipula, imbalan itu
harus berupa emas dan permata, bukan yang lainnya."
Yuan Zi-xia menghela napas dan berkata: "Aku juga berpikir
begitu, tapi... kekayaan yang begitu besar, siapa yang bersedia
memberikannya padaku?"
Miao Shaotian tiba-tiba tertawa dengan keras: "Asal kau
memberi ijin, setiap orang di sini akan bersedia memberikannya
kepadamu." Yuan Zi-xia berkata dengan sangat gembira: "Bagus sekali,
cuma......" Miao Shaotian segera bertanya: "Cuma kenapa?"
Yuan Zi-xia berkata: "Di dalam sana juga ada seorang temanku,
bolehkah aku melihatnya dulu?"
Tiba-tiba tak seorang pun yang bicara lagi, tidak ada yang mau
menerima tanggung-jawab itu.
Yuan Zi-xia menghela napas: "Tanganku lelah mengangkatnya,
jika tidak hati-hati, dan benda ini terbakar, apa yang akan terjadi"
Walaupun cuma terbakar sedikit, tentu akan berabe."
Tuan Muda Zhu mendadak tersenyum dan berkata: "Karena
Pendekar Bai adalah teman Nona, Nona tentu mengkhawatirkannya.
Ini sungguh bisa dipahami. Nona, silakan."
Yuan Zi-xia menggelengkan kepalanya dan berkata: "Itu tidak baik,


Pedang Abadi Zhang Seng Jian Serial 7 Senjata Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku tidak berani." Tuan Muda Zhu berkata: "Mengapa?"
Yuan Zi-xia berkata: "Di sana terlalu banyak berdiri orang laki-laki
yang bertubuh besar. Aku sangat takut."
Tuan Muda Zhu berkata pula, "Nona ingin kami pergi?"
Yuan Zi-xia berkata: "Jika kalian bisa mundur ke samping, barulah
aku berani." Tuan Muda Zhu berkata, "Lalu?"
Yuan Zi-xia memonyongkan bibirnya dan berkata sambil
tersenyum: "Di luar sini ada begitu banyak orang, apa yang bisa
kuperbuat dengannya" Aku hanya ingin menyampaikan dua patah
kata, dan kemudian aku akan keluar dan menyerahkan benda ini.
Sementara itu, kalian bisa merundingkan dulu siapa yang akan
menerima benda ini."
Tuan Muda Zhu memandang Zhao Yi-dao, Zhao Yi-dao memandang
Kuda Putih Zhang San. Kuda Putih Zhang San tiba-tiba berkata, "Akan kutanya dia dulu
apakah dia mau bertemu denganmu."
Dia tidak menunggu yang lain menjawab, dan segera melesat ke
dalam kamar. Dia lalu menotok limajalan darah Bai Yu-jing, dan
kemudian berputar untuk membuka jendela.
Walaupun jalan darah yang ditotok tetap sama, tapi teknik totokan
setiap orang tidak sama. Jika jalan darah seseorang ditotok oleh
tigamacam teknik yang berbeda, walau seseorang ingin
membebaskannya, tentu hal itu akan sangat sukar.
Jika mereka melihat Yuan Zi-xia hendak membebaskan totokan itu,
mereka pun masih akan sempat bertindak.
Tuan Muda Zhu tersenyum samar dan berkata: "Pendekar Bai tentu
amat memandang Nona, kenapa aku tidak membolehkan kalian
bertemu?" Bai Yu-jing tergeletak di tempatnya, menatap Yuan Zi-xia ketika
gadis itu masuk. Dia seperti sedang memandang orang asing, di
wajahnya tidak ada ekspresi.
Yuan Zi-xia juga sedang menatapnya dengan raut muka yang
berubah-ubah, entah itu menunjukkan perasaan pedih atau sedih.
Bai Yu-jing berkata dengan dingin: "Apa yang hendak kau lakukan?"
Yuan Zi-xia tersenyum sedih. Dia berkata: "Kau.... kau benarbenar
tidak tahu apa yang hendak kulakukan?"
Bai Yu-jing berkata sambil menyeringai: "Kau tentu datang untuk
menolongku, karena kau baik hati. Kau punya maksud baik yang
sama dengan Fang Long Xiang, kalian semua adalah teman baikku."
Yuan Zi-xia menundukkan kepalanya dan berkata: "Aku bisa saja
menyelinap pergi dengan diam-diam. Jika aku tidak perduli
denganmu, kenapa aku harus datang?"
Matanya tampak merah, air mata pelan-pelan jatuh membasahi
pipinya. Tiba-tiba seorang anggota Perkumpulan Naga Hijau di luar berkata
dengan keras: "Benda ini semula adalah milik Perkumpulan Naga
Hijau, wajar kalau benda ini harus dikembalikan pada
Perkumpulan Naga Hijau. Tuan Muda Zhu dan ketua Zhao tadi telah
menyetujuinya." Walaupun kelopak mata Yuan Zi-xia dipenuhi air mata, tapi
sudut mulutnya mulai memperlihatkan ekspresi gembira.
Angin berhembus makin kencang. Anting-anting emas yang besar
milik Miao Shaotian berbunyi "ting-tang", kedua matanya membara
seperti api yang ditujukan ke arah tiga orang anggota Perkumpulan
Naga Hijau. Zhao Yi-dao berbaring di pojok sana, seolah-olah tidak perduli
dengan urusan itu. Tapi dia tidak pernah berhenti mengawasi
keadaan. Kuda Putih Zhang San menepuk-nepuk pilar bangunan itu dengan
jarinya. Dia tidak tahan terhadap kesunyian itu, dan sengaja
membuat suara yang gaduh.
Orang baju hitam berdiri tak bergerak di belakang Tuan Muda
Zhu. Wajahnya tidak menampilkan ekspresi. Urusan ini memang
tidak ada hubungannya dengan dia. Yang dia perdulikan adalah
delapan orang anggota keluarga yang menunggunya mencari
makan. Orang-orang Naga Hijau mengepalkan tinju mereka erat-erat,
sebelum salah seorang dari merekatiba-tiba berkata: "Tuan
Muda Zhu tadi mengucapkan kata-kata itu. Biasanya ucapanmu
selalu ditepati, kali ini kau tidak bisa menarik kembali kata-katamu
itu dan mengingkari janji."
Tuan Muda Zhu akhirnya tersenyum dan berkata: "Tentu saja
aku tidak bisa, tentu tidak bisa, cuma......"
"Cuma apa?" Orang ini bertubuh tinggi besar, dengan jenggot berwarna
tembaga. Sekilas pandang, bisa dilihatbahwa dia adalah orang
yang amat gampang naik darah.
Tuan Muda Zhu berkata pula, "Walaupun aku setuju dengan kalian,
tapi yang lain......"
Orang berjenggot naga itu segera memotong: "Kata-kata Tuan Muda
Zhu adalah yang paling efektif dan berpengaruh. Walaupun cuma
Tuan Muda Zhu yang setuju, saudara-saudaraku dan aku akan
merasa lega." Tuan Muda Zhu tersenyum dan berkata: "Asal aku setuju dengan
kalian, kalian bertiga benar-benar bisa merasa lega?"
Si jenggot naga berkata, "Tepat!"
Tuan Muda Zhu menghela napas dan berkata: "Bagus, aku berjanji
pada kalian." Si jenggot naga menjadi makin gembira. Wajahnya cerah dan
dia berkata: "Untuk ini, Perkumpulan Naga Hijau tidak akan
melupakan Tuan Muda Zhu....."
Tiba-tiba 'crep!", suaranya mendadak terputus.
Terdengar suara jeritan yang memilukan.
Jeritan itu dikeluarkan oleh teman-temannya, karena sebuah anting
emas tiba-tiba telah menancap di tenggorokannya.
Dia tidak melihat darah itu, tapi dia tidak perlu menjerit lagi karena
dia sedang menutupi wajahnya.
Dan kemudian, darah pelan-pelan mengalir keluar dari lehernya....
Dia berdiri di sisi kiri, sementara jeritan-jeritan yang memilukan
itu berasal dari orang-orang di sebelah kanannya.
Ketika Miao Shaotian bertindak, Kuda Putih Zhang San juga
mendadak bergerak. Dia meluncurkan telapak tangannya,
menghantam tulang hidung seorang anggota Naga Hijau lainnya.
Darah bercipratan ke mana-mana. Dia menjerit memilukan dan
menutupi wajahnya, Kuda Putih Zhang San lalu menendangnya.
Dia terjerembab di tanah seperti lumpur. Tubuhnya melingkar,
air mata dan lendir mengalir keluar bersama darah. Kemudian
tubuhnya mendadak kejang dan tidak bergerak lagi.
Orang yang di tengah mula-mula merasa senang, karena jika
mereka bisa memperoleh kembali peta merak itu, tentu akan diberi
imbalan yang besar. Perkumpulan Naga Hijau selalu memberikan
hadiah yang amat besar pada anggotanya tanpa ragu-ragu. Ketika
benaknya sedang membayangkan apayang akan diterima
olehnya: emas, perempuan cantik dan kejayaan, tiba-tiba kedua
rekannya telah terjungkal dan mati.
Zhao Yi-dao berdiri di hadapannya, dan menatapnya dengan dingin.
Dia merasakan perutnya berontak. Rasa takut menyergap dirinya
seperti tangan yang tidak terlihat, meremas-remas dan
memutar-balikkan perutnya. Dia hampir muntah sebelum
berkata: "Ketua Zhao.... Ketua Zhao, kukira kau tadi telah
setuju......" Zhao Yi-dao berkata dengan dingin: "Tadi tidak ada yang tahu
apakah peta burung merak itu bisadidapatkan atau tidak, juga
tidak ada yang pernah melihat peta itu, tapi sekarang......."
Dia memandang lubang di jendela sambil tersenyum dan berkata:
"Sekarang peta itu boleh dibilang sudah berada di tangan kami,
mengapa kami harus memberikannya ke Perkumpulan Naga Hijau?"
Orang itu berkata: "Perkumpulan Naga Hijau selalu
membedakan antara terima-kasih dan dendam, hari ini Ketua
Zhao membunuh kami, apa kau tidak khawatir dengan
pembalasan dari perkumpulan kami?"
Zhao Yi-dao berkata dengan tenang, "Kau jelas dibunuh oleh
Gongsun Jing, kenapa Perkumpulan Naga Hijau harus membalas
dendam?" Orang ini akhirnya paham. Perkumpulan Naga Hijau juga sering
melemparkan kesalahan pada orang lain.
Seluruh tubuhnya pun gemetar. Sambil mengertakkan giginya,
dia berkata: "Anggota Perkumpulan Naga Hijau siap mengorbankan
dirinya. Ketua Zhao tidak akan mendapatkan peta itu. Wei Tian-ying
dari Perkumpulan Naga Hijau juga akan segera datang....."
Baru saja menyebut nama "Wei Tian-ying", tiba-tiba
keberaniannya timbul kembali dan dia berkata dengan keras:
"Sekarang dia mungkin sudah tiba. Walaupun kami bertiga mati di
tangan kalian, kalian juga tidak usah berharap akan hidup terus."
Mendengar disebutnya nama "Wei Tian-ying", wajah Miao
Shaotian, Zhao Yi-dao dan Kuda Putih Zhang San pun berubah
secara drastis. Tak terasa mereka lalu melihat ke pintu depan
secaraserentak. Lampu lentera di pintu gerbang telah padam. Tidak terdengar
suara orang, juga tidak terlihat bayangan siapa pun.
Zhao Yi-dao berkata sambil menyeringai: "Tidak perduli apakah kami
mati atau hidup, kalianlah yang lebih dulu harus pergi."
Kuda Putih Zhang San: "Sekarang kepalanya tentu amat sakit."
Zhao Yi-dao berkata: "Aku akan menanganinya." Pantulan pisau itu
tampak berkilauan, pisau baja itu segera meninggalkan sarungnya
dan menebas ke leher orang itu.
Zhao Yi-dao dikenal sebagai 'Sebatang Pisau', sukar
membayangkan betapa cepat dan kejinyatusukan pedang pendek
itu. Tangan orang itu telah menggenggam gagang pisaunya, tapi dia
tidak bisa menghunus pisau itu. Dia terpaksa harus berusaha
menahan serangan itu. Siapa tahu gerakan Zhao Yi-dao mendadak berubah dalam sekejap,
sebuah tusukan horizontal malah langsung menghunjam ke
dadanya. Darah pun muncrat ke mana-mana. Orang itu menjerit memilukan
dengan suara berdesis: "Wei Tian-ying, tetua Wei, kau harus....
membalaskan dendam kami!"
Jeritan itu tiba-tiba terputus, karena dia sudah bersimbah darah.
Sunyi, dan makin sunyi. Walaupun tidak ada yang pernah melihat Wei Tian-ying, dia telah
berkembang menjadi sosok seperti monster yang gaib dan
menakutkan di dalam benak mereka.
Zhao Yi-dao mengeringkan darah di pisaunya dengan alas
sepatunya. Miao Shaotian juga memungut kembali anting emasnya
dari tenggorokan anggota Naga Hijau tadi.
Kuda Putih Zhang San membelai tinjunya dengan perlahan,
sementara kedua alisnya berkerut amatkencang.
Tuan Muda Zhu tiba-tiba menghela napas panjang dan berkata:
"Ketiga orang ini akhirnya sudah merasa lega, tapi giliran siapa
berikutnya?" Raut wajah Kuda Putih Zhang San pun berubah, dia menatap Miao
Shaotian. Miao Shaotian berkata sambil menyeringai: "Zhang San muda, kau
bisa yakin bahwa orang berikutnya bukanlah aku."
Zhao Yi-dao tiba-tiba terbatuk keras dan berkata: "Bagus. Aku
ingin kau tahu bahwa, perkumpulan pisau tajam dan
perkumpulan rambut merah telah terikat bagaikan saudara. Sejak
saat ini, urusan Ketua Miao adalah juga urusanku."
Miao Shaotian tertawa dengan keras dan berkata: "Bila sedang
memasak terong pedas, yang pertama memilih akan mendapatkan
yang terlunak. Kau paham kata pepatah ini?"
Zhang San berkata: "Aku paham."
Miao Shaotian berkata sambil tersenyum: "Aku khawatir, di
antara kalian bertiga, orang berikutnya adalah kau. Yang lebih
muda kan biasanya lebih pedas."
Wajah Kuda Putih Zhang San tampak berubah seperti bara api
yang hampir padam. Dia berkata: "Bagus. Aku tidak takut
padamu." Miao Shaotian: "Cobalah kalau begitu."
Anting emas tergenggam di tangannya dan dia pun bersiap-sedia.
Zhao Yi-dao berkata: "Ketua Miao seharusnya merasa lebih baik
karena aku akan berada di belakangmu."
Miao Shaotian berkata sambil tersenyum kejam: "Zhang San muda,
majulah." Kuda Putih Zhang San meraung, tiba-tiba dia menyerang dengan
tinjunya sebanyak tiga kali. Tak disangka-sangka, dia ternyata
telah mengeluarkan jurus tinjunya.
Miao Shaotian merasa yakin sembilan puluh persen bahwa dia sudah
menggenggam kemenangan di tangannya. Dia tentu saja tidak
mau beradu pukulan dengan lawan, takut akan merusak
wajahnya. Dia mundur tiga langkah, dan tertawa: "Walaupun kau
mengadu jiwa, itu tidak ada gunanya......"
Suara tawanya tiba-tiba berubah menjadi raungan yang memilukan.
Pisau Zhao Yi-dao telah menusuk punggungnya. Ujung pisau
terbenam ke dalam tulang sehingga terdengar suara gemeretak
yang keras. Tubuh Miao Shaotian terpental ke depan, tapi tinju besi Kuda
Putih Zhang San pun menghantam wajahnya dengan keras.
Terdengar suara tulang yang berpatahan.
Miao Shaotian terjatuh ke atas tembok rendah yang ada di
tempat itu, tangannya yang menggenggam anting emas itu pun
tertahan di atas dinding. Akibatnya tubuhnya tidak sepenuhnya
menyentuh ke lantai. Tetapi wajahnya yang berlumuran darah
tampak meringis dengan mata melotot yang mengandung perasaan
terkejut, takut dan murka. Dengan suara tak jelas dia berkata: "Zhao
Yi-dao, kau.... kau bang...., aku akan mati tapi aku tak akan
mengampunimu!" Zhao Yi-dao menggosok darah di pisaunya dengan alas sepatu. Dia
menarik napas dalam-dalam dan berkata: "Tak masalah.
Perkumpulan pisau tajam dan kuda putih telah terikat bagaikan
saudara. Kenapa kau tidak bisa melihatnya?"
Kuda Putih Zhang San tertawa dengan keras dan berkata:
"Orang lain membentuk persekutuan dengan minum darah, kita
malah minum bubuk semen."
Miao Shaotian mengertakkan giginya, kedua tangannya masuk ke
dalam kantung di pinggangnya. Zhao Yi-dao dan Kuda Putih Zhang
San segera mundur tiga langkah. Bahu membahu mereka berdiri di
sana, sambil menatap tangannya. Walaupun kondisi Miao Shaotian
sekarang tidak baik, tapi Perkumpulan Rambut Merah
mempunyai lima macam makhluk berbisa yang ditakuti setiap
orang...... Siapa tahu ketika dia baru saja memasukkan tangannya, tubuhnya
tiba-tiba melompat ke atas. "Brak!", dia menabrak langit-langit
serambi sebelum pelan-pelan merosot jatuh dan tak mampu
bergerak lagi. Tangannya terjulur dan memperlihatkan sebuah bekas gigitan
ular berbisa yang masih berlumuran darah di punggung
tangannya. Ternyata ular itu juga menyukai darah Miao


Pedang Abadi Zhang Seng Jian Serial 7 Senjata Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Shaotian, persis seperti Miao Shaotian yang selalu menyukai darah
ular. Tuan Muda Zhu menghela napas panjang. Dia berkata: "Bila
majikannya terluka, ular berbisa bisa melakukan tindakan yang
tak terduga........ Ular adalah ular, jika orang mengira dia bisa
berteman dengan ular seperti dengan manusia, maka dia pun akan
bernasib buruk." Kuda Putih Zhang San berkata dengan dingin: "Orang ini
memang tidak perlu berbicara tentang persahabatan."
Zhao Yi-dao berkata: "Benar."
Ucapan mereka itu ditujukan pada Tuan Muda Zhu.
Tuan Muda Zhu mengangkat kepalanya dan berkata: "Walaupun
Miao Shaotian telah mati, jangan lupa kalau 'Sembilan Siluman
Rambut Merah' juga sukar dihadapi."
Zhao Yi-dao berkata sambil menyeringai: "Walaupun 'Sembilan
Siluman Rambut Merah' sukar untuk dihadapi, kungfu mereka
masih berada di bawahnya, kau tidak usah mengkhawatirkan kami."
Tangannya menggenggam gagang pisau. Dengan mata berkilat-kilat
yang ditujukan pada Tuan MudaZhu, tiba-tiba sebuah tinju darinya
menghantam rusuk Kuda Putih Zhang San; pukulan itu benarbenar
keras. Kuda Putih Zhang San tidak menyangka pukulan itu sama sekali
dan terpental menabrak tembok rendah tadi.
Dia belum sempat membalikkan badan, tapi Zhao Yi-dao telah
menghunus pisaunya! Pisau kilat yang bagus. Darah pun bercipratan, darah yang lebih segar. Ular yang berada di
punggung tangan Miao Shaotian mencium darah itu dan tiba-tiba
meluncur ke arahnya. Zhao Yi-dao mengusap kedua sisi pisau itu dengan alas
sepatunya. Lalu dia berkata sambil menyeringai: "Seperti yang
kau bilang, orang ini tidak usah bicara tentang persahabatan.
Jika kau tidak ingin bicara tentang persahabatan, akulah orang
pertama yang tidak mau bicara tentang persahabatan."
Tuan Muda Zhu menambahkan: "Itu benar. Jika seseorang ingin
bicara tentang persahabatan, cara ini memang yang paling baik."
Zhao Yi-dao membalikkan badannya dan berkata: "Tapi kita
memang sedang bicara tentang persahabatan."
Tuan Muda Zhu berkata, "Tentu saja."
Zhao Yi-dao tertawa dan berkata: "Lucu sekali, mereka tidak
tahu kalau Gedung Sejuta Emas dan Perkumpulan Pisau Tajam
telah tiga tahun membentuk persekutuan."
Tuan Muda Zhu berkata, "Aku memang orang yang selalu menjaga
mulutku." Zhao Yi-dao berkata: "Aku juga."
Tuan Muda Zhu tersenyum dan berkata: "Karena itu tidak ada yang
tahu tentang urusan itu."
Jeritan-jeritan memilukan dari luar sana terdengar beruntun
seperti suara kokok ayam jantan di tempat kejauhan.
Raut muka Bai Yu-jing tampak pucat dan wajahnya tersenyum
ironis. Tapi dia tidak bisamenyembunyikan kesedihan di wajahnya.
Dia tentu saja tidak berduka untuk orang-orang itu.
Yang membuatnya berduka adalah tragedi kemanusiaan "
ketamakan dan kekejaman manusia.
Wajah Yuan Zi-xia juga pucat. Tiba-tiba dia menarik napas dan
berkata: "Kau akhirnya bisa menebak siapa orang yang terakhir
bertahan?" Bai Yu-jing berkata: "Yang jelas bukan kau."
Yuan Zi-xia menggigit bibirnya dan berkata: "Kau.... kau kira aku
sudah menipumu, karena itu kau berharap aku mati sedikit demi
sedikit di hadapanmu."
Bai Yu-jing menutup matanya. Seringai di sudut mulutnya sudah
menjadi amat memilukan. Dengan suara yang dalam, dia berkata:
"Tentu saja hal itu bukan kesalahanmu."
Yuan Zi-xia berkata: "Memang bukan."
Bai Yu-jing juga menghela napas dan berkata: "Orang yang terjun ke
dunia Kang-ouw memang harus dapat menipu orang lain agar tetap
hidup. Salahku sendiri kenapa tertipu olehmu. Aku tidak merasa
dendam padamu." Wajah Yuan Zi-xia tampak berubah. Dengan suara yang pilu dan
patah semangat, dia berkata: "Tapi aku......."
Bai Yu-jing tiba-tiba memotong ucapannya dan berkata: "Tapi kau
juga keliru." Yuan Zi-xia berkata: "Oh!"
Bai Yu-jing berkata: "Jika kau kira kau bisa menggunakan peta
merak di tanganmu itu untuk memaksa mereka menuruti
kemauanmu, kau keliru."
Yuan Zi-xia berkata: "Kenapa?"
Bai Yu-jing berkata: "Peta merak di tanganmu itu boleh
dianggap sudah berada di tangan mereka. Bila mereka mau,
mereka bisa merampasnya begitu saja."
Yuan Zi-xia berkata: "Kau kira aku tidak berani membakarnya?"
Bai Yu-jing berkata: "Kau tidak akan berani. Karena, jika kau
membakarnya, kau juga akan mati, dan mati dengan sangat cepat.
Apalagi, tidak sukar memadamkan lilin di tanganmu itu dengan
kungfu mereka." Yuan Zi-xia berkata: "Tapi tadi....."
Bai Yu-jing memotongnya lagi: "Tadi mereka sengaja
melakukannya, cuma karena mereka sedang mencari kesempatan
untuk saling membunuh lebih dulu. Bila tidak ada lagi yang
menghalangi, maka mereka akan merampas petamu." Pelan-pelan
dia berkata: "Tuan Muda Zhu selalu bekerja dengan sangat hatihati.
Dia telah membayar banyak untuk peta ini, karena itu dia tak
akan mengambil resiko lebih jauh."
Yuan Zi-xia tiba-tiba berpaling, karena sekarang dia telah mendengar
gelak tawa Tuan Muda Zhu. Lalu dia melihat si baju hitam dan Tuan
Muda Zhu. Tuan Muda Zhu telah melipat tangannya di depan dada, berdiri di
ambang pintu. Dia tersenyum: "Aku tidak sadar kalau Pendekar Bai
telah mengetahui sifat-sifatku."
Yuan Zi-xia berseru: "Keluar sekarang juga, kalau tidak aku......"
Dia tidak melanjutkan kata-katanya, karena lilin di tangannya tibatiba
telah terpotong oleh sambaran sebilah pisau. Tapi api lilin masih
belum padam. Pisau tersebut cuma berhasil memotong lilin hingga
setengahnya saja, tapi pisau itu selalu siap sedia.
Pemegang pisau adalah Zhao Yi-dao.
Dia mengangkat pisaunya dan menatap Yuan Zi-xia dengan dingin.
Wajah Yuan Zi-xia menjadi merah. Tiba-tiba dia menggigit bibirnya,
dan berusaha melemparkan peta itu pada Tuan Muda Zhu. Dia
berteriak dengan keras: "Ambillah!"
Zhao Yi-dao berkata: "Terima kasih banyak."
Dia menyemburkan kata-kata ini sambil melesat. Dengan
punggung pisaunya, dia telah merenggut peta itu dari udara.
Lilin pun padam karena kibasan pisau. Sementara itu, dia pun
berhasil mendapatkan peta itu.
Gerakan tangannya benar-benar cekatan dalam situasi yang genting
ini. Yuan Zi-xia tiba-tiba berkata dengan keras: "Kuberikan benda itu
pada Tuan Muda Zhu. Kau lihat, benda itu malah dirampas
seseorang!" Wajah Zhao Yi-dao segera berubah setelah sempat terlihat amat
gembira. Tuan Muda Zhu tertawa: "Kami bersaudara. Siapa pun yang
mengambil benda ini, itu sama saja."
Yuan Zi-xia berkata: "Kau tidak takut dia akan memilikinya sendiri?"
Tuan Muda Zhu berkata: "Kami telah membicarakan tentang
persahabatan kami." Zhao Yi-dao pun tersenyum: "Bagus. Kami memang telah
membicarakan tentang persahabatan kami. Jika ada yang ingin
memecah-belah, akulah yang lebih dulu akan mencabut nyawanya!"
Tuan Muda Zhu berkata: "Kalau begitu, tunggu apa lagi. Nona
Yuan sekarang sedang sangat sakit kepalanya."
Zhao Yi-dao tertawa dengan keras: "Akulah yang paling cekatan
dalam mengobati sakit kepala."
Tuan Muda Zhu berkata pula: "Kupikir lebih baik kau tangani
Pendekar Bai dulu. Dia adalah orang yang selalu
memperlihatkan perasaan yang penuh kasih sayang, dan
mungkin dia tak akan tahan melihat kepala Nona Yuan dipisahkan
lebih dulu." Zhao Yi-dao berkata: "Tidak masalah siapa yang pergi lebih dulu.
Terkadang pisauku bisa mengobati dua sakit kepala sekaligus."
Tuan Muda Zhu berkata sambil tersenyum: "Kurasa pisaumu itu
sangat menarik." Zhao Yi-dao tertawa dengan keras: "Dijamin memang amat
menarik." Yuan Zi-xia menundukkan kepalanya. Dia menatap Bai Yu-jing
dengan perasaan duka dan berkata: "Aku telah mempersulit
dirimu......" Bai Yu-jing berkata: "Tidak apa-apa."
Yuan Zi Xia berkata: "Aku hanya berharap kau paham sesuatu hal."
Bai Yu-jing berkata: "Katakanlah."
Yuan Zi-xia berkata: "Tidak semua yang kukatakan itu dusta. Tidak
perduli apa pun yang kukatakan tentang urusan lain, tapi tentang
kau dan aku........"
Bab 7: Jenis Senjata Pertama
Tuan Muda Zhu tertawa: "Aku tahu kau tulus hati padanya, karena
itu aku akan membantumu dengan membiarkanmu mati
bersamanya. Jika ada yang ingin kau katakan, kau harus menunggu
dulu sampai kau berada dalam perjalanan ke surga."
Ucapannya itu belum habis dikatakan, tubuhnya tiba-tiba
mengejang. Sudut matanya tiba-tibamengencang, seakan-akan
sebuah palu besi yang tak kelihatan tiba-tiba menghantamnya dari
udara. Dan wajahnya lalu tampak berkerut-kerut, sebelum tubuhnya
ambruk ke atas tanah. Orang baju hitam tentu saja tidak ikut bersamanya, dia masih
berdiri diam di sana tanpa ekspresi. Tapi di tangannya
tergenggam sebuah pisau, ujung pisau berlumuran darah......
Dia akhirnya tidak mengikuti Tuan Muda Zhu lagi. Pemuda itu
tentu tidak menyangka kalau dirinya akan berbuat seperti ini.
Fajar. Suara kokok ayam jantan tadi terdengar bersahut-sahutan, tapi
sekarang agaknya yang terdengar cuma suara napas Tuan Muda
Zhu yang berat. Dia meringkuk di atas tanah seperti seekor sapi
yang kehabisan napas. Darah mengalir tak henti-hentinya dari luka
di pinggangnya. Orang baju hitam itu menatapnya dingin dengan sorot mata yang
mengejek. Dia tentu saja bukan sedang mengejek dirinya sendiri,
tapi mengejek orang lain. Zhao Yi-dao menatapnya dengan mulut
ternganga. Jika dia tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri, dia tentu tidak
akan percaya pada kenyataan ini. Tiba-tiba bunyi napas yang berat
itu juga berhenti. Tubuh Tuan Muda Zhu telah menjadi bangkai, bangkai yang
berlumuran darah. Si baju hitam memandang tetesan darah di
ujung pisaunya, sebelum akhirnya berkata: "Kau tentu setuju
bahwa bila aku ingin membunuh orang, sebilah pisau juga sudah
cukup." Zhao Yi-dao mundur selangkah demi selangkah dan berkata: "Tapi
dia..... dia tidak segera mati."
Si baju hitam: "Itu karena aku tidak ingin membiarkan dia mati
terlalu cepat, dan juga untuk membiarkan dia merasakan
kejahatan yang telah dia lakukan pada orang lain."
Zhao Yi-dao berkata: "Sebenarnya siapa kau?"
Si baju hitam: "Kau tidak bisa menebak?"
Zhao Yi-dao memandang ekspresi wajahnya sebelum rasa takutnya
semakin mendalam. Akhirnya dia menghela napas: "Elang Langit...
kau Wei Tian-ying." Si baju hitam tersenyum. Sorot matanya memperlihatkan perasaan bahagia seperti ujung
pisau yang runcing, tapi di wajahnya sama sekali tidak muncul
ekspresi apa-apa. Zhao Yi-dao berkata: "Sejak semula kau sudah datang, kau sudah
ikut dengan kami selama ini."
Wei Tian-ying berkata: "Bukankah sekarang kau juga merasa hal itu
sangat lucu?" Zhao Yi-dao tiba-tiba berteriak dengan keras: "Nona Yuan, cepat
bebaskan totokan Bai Yu-jing. Aku akan menahan dia."
Yuan Zi-xia menghela napas dan berkata: "Kenapa kau harus
menunggu sampai sekarang baru mengijinkan aku membuka
totokannya" Sekarang sudah terlambat."
Dia berpaling dan tersenyum pada Wei Tian-ying. Lalu dia
berkata: "Kakak kedua, benar kan ucapanku, bukankah sekarang
sudah terlambat?" Ketika mendengar panggilan "kakak kedua" itu, Zhao Yi-dao
merasa seperti terjatuh dari udara ke dalam lubang es yang
teramat dalam. Kakak kedua. Ternyata Wei Tian-ying adalah kakak keduanya.
Mereka ternyata bersekongkol.
Zhao Yi-dao hampir tidak percaya. Kenyataan ini terlalu ganjil, terlalu
aneh. Yuan Zi-xia jelas telah mencuri "peta merak" Perkumpulan Naga
Hijau, Naga Hijau jelas bermaksud hendak membunuhnya.
Wei Tian-ying jelas merupakan orang Naga Hijau yang dikirim untuk
memburu dan membunuhnya. Bagaimana mungkin mereka bisa berada di pihak yang sama"
Siapa yang bisa menjelaskan hal ini"
Zhao Yi-dao menundukkan kepalanya. Dia sedang memandang
pisau dan peta di tangannya seperti ibu yang sekarat sedang
memandang pada puteranya.
Dia menjatuhkan pisaunya, lalu menyerahkan peta itu dengan kedua
tangannya pada Wei Tian-ying.
Jika peristiwa ini terjadi di lain waktu, mungkin dia bisa bertahan
untuk sementara waktu. Tapi sekarang, semua hal yang tak
masuk di akal telah terjadi, sehingga tiba-tiba dia menyadari
bahwa dirinya telah terjatuh ke dalam jebakan yang amat rumit,
amat cerdik dan amat menakutkan.
Yang paling menakutkan adalah, sampai saat ini dia bahkan
tidak tahu bagaimana dia bisa terperangkap.
Hal ini menyebabkan dia benar-benar kehilangan semangat
bertarungnya. Wei Tian-ying memandang peta di tangannya. Sorot matanya yang
mengejek tampak semakin jelas, dan dia berkata dengan enteng:
"Kau tidak ingin menyimpannya?"
Zhao Yi-dao berkata: "Kurasa tidak."
Wei Tian-ying: "Kurasa juga tidak."
Dia menerima peta itu, dan kemudian, tanpa melihat lagi, merobekrobek
peta itu dan membuangnya.
Angin berhembus, meniup terbang potongan-potongan peta itu
seperti kupu-kupu yang sedang beterbangan.


Pedang Abadi Zhang Seng Jian Serial 7 Senjata Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Zhao Yi-dao tercengang. Demi peta itu, ada orang yang telah mengkhianati rekan-rekannya,
teman-temannya. Demi peta itu, darah yang mengalir sudah dapat
memerahkan seluruh air danau di luar sana.
Tapi sekarang Wei Tian-ying tidak melihat, dan bahkan merobekrobeknya
begitu saja. Mengapa"
Zhao Yi-dao hanya bisa meringis getir, sebelum berpaling dan
memandang Yuan Zi-xia. Dia berkata: "Apakah peta itu palsu?"
Yuan Zi-xia berkata: "Benar, peta itu palsu."
Zhao Yi-dao berkata: "Benarkah?"
Yuan Zi-xia berkata: "Benar, yang asli ada di Perkampungan Burung
Merak." Zhao Yi-dao berkata: "Kau... apakah kau yang mencuri peta itu dari
tangan Gongsun Jing?"
Yuan Zi-xia berkata: "Memang akulah yang mencuri peta itu."
Zhao Yi-dao berkata: "Tapi peta itu palsu."
Yuan Zi-xia berkata: "Aku tahu."
Zhao Yi-dao berkata: "Kau tahu persis bahwa peta itu palsu, lalu
kenapa kau harus mengambil resiko dengan mencurinya?"
Yuan Zi-xia tersenyum dan berkata: "Karena semua ini adalah
jebakan." Dia tersenyum gembira dan menawan. Lalu dia meneruskan
dengan perlahan: "Yang paling cerdik dari jebakan ini adalah
kenyataan bahwa kami sudah tahu bahwa peta ini palsu. Jika
kami tidak menyebut hal ini, aku khawatir kau selamanya tidak
akam paham hal ini."
Zhao Yi-dao hampir saja jatuh pingsan.
Demi peta itu, mereka tidak ragu untuk pergi keluar, bergelimang
darah, bahkan tidak bimbang untuk 'menggigit' satu sama lain
seperti anjing liar. Tapi peta itu ternyata cuma barang palsu yang tidak berharga
sepeser pun. Demi peta itu, sudah tak terhitung jumlah kematian
tragis dalam gelimangan darah. Orang bukan hanya tidak bisa
tersenyum lagi, menangis juga tidak bisa.
Sesungguhnya dia tidak tahu 'obat apa' yang sedang berusaha
'dijual' oleh Wei Tian-ying dan Yuan Zi-xia.
Yuan Zi-xia berkata: "Peta itu semula dibeli oleh kakak keduaku
dengan menghabiskan banyak uang."
Zhao Yi-dao berkata dengan bibir yang kering: "Tapi setelah
membelinya, kalian lalu menyadari bahwa peta itu palsu."
Yuan Zi-xia berkata: "Benar."
Zhao Yi-dao berkata: "Kalian terpaksa harus menelan barang
busuk, tapi kalian tidak berani menyiarkannya. Karena siapa pun
yang menghabiskan uang Perkumpulan Naga Hijau hanya untuk
membeli barang palsu, tentu tidak akan dimaafkan oleh mereka."
Yuan Zi-xia menghela napas dan berkata: "Apalagi Kakak Kedua Wei
juga tidak berhasil menangkap orang itu, karena itu aku pun
menawarkan sebuah gagasan kepadanya."
Zhao Yi-dao berkata: "Gagasan seperti apa?"
Yuan Zi-xia berkata: "Aku harus melindungi Kakak Kedua dengan
memberikan peta ini pada Gongsun Jing. Aku adalah atasannya, jadi
bila aku menyuruhnya untuk mengurus penjualan barang milik Kakak
Wei, dia tentu tak berani mencurigai Kakak Kedua Wei."
Zhao Yi-dao berkata: "Kentang panas ini tiba di tangan
Gongsun Jing, maka tangannya pun harus dijulurkan keluar."
Yuan Zi-xia berkata: "Dia seharusnya tidak menerimanya, tapi
sayangnya dia tidak punya pilihan kecuali harus menerimanya."
Zhao Yi-dao berkata: "Tapi... kenapa kau harus mencuri kentang
panas itu dari tangannya?"
Yuan Zi-xia berkata: "Karena aku tentu saja ingin kalian percaya
bahwa peta ini asli."
Zhao Yi-dao berkata: "Aku tidak paham."
Yuan Zi-xia berkata: "Kalian semua adalah orang-orang yang
cerdik. Kalian tentu tidak akan mau berdagang kalau nantinya
menderita kerugian."
Zhao Yi-dao berkata: "Tentu saja tidak."
Yuan Zi-xia berkata: "Kalian juga tentu tahu tentang kebiasaan
Perkumpulan Naga Hijau yang tidak akan mengganggu sahabat
Kang-ouw." Zhao Yi-dao menghela napas dan tersenyum pahit: "Memang aku
mengetahuinya." Yuan Zi-xia berkata: "Karena itu, sebelum kalian menawar,
kalian tentu harus melihat dulu peta ini untuk mengetahui palsu
tidaknya. Menurut kebiasaan Perkumpulan Naga Hijau, hal ini tidak
menjadi masalah." Dia tersenyum menawan: "Setelah melihatnya dari sudut pandang
ini, kau sudah tahu di mana letak masalahnya?"
Zhao Yi-dao berkata: "Karena itu kau lalu mencuri peta itu,
orang lain tentu saja tidak curiga lagi kalau peta itu palsu."
Inilah salah satu kelemahan manusia. Perempuan ini bukan
hanya sangat memahami ilmu psikologi seperti ini, dia juga bisa
memanfaatkannya dengan amat baik.
Zhao Yi-dao menghela napas: "Ditambah lagi dengan kenyataan
bahwa Gongsun Jing segeramelarikan diri dari hukuman, kami
tentu saja tidak curiga akan adanya permainan."
Yuan Zi-xia berkata: "Karena itu kalian tentu saja segera memburu
dengan tergesa-gesa."
Zhao Yi-dao berkata: "Benar."
Yuan Zi-xia berkata: "Tapi jika aku bisa dikejar oleh kalian dengan
mudah, mungkin kalian akan mulai curiga."
Zhao Yi-dao berkata sambil tersenyum pahit: "Benar. Tidak
mendapatkan sesuatu dengan mudah memang selalu dipandang
lebih berharga." Yuan Zi-xia berkata: "Tapi aku harus berhasil dikejar oleh kalian."
Zhao Yi-dao tidak paham dan bertanya: "Kenapa?"
Yuan Zi-xia berkata: "Karena peta ini memegang kuncinya. Kami
ingin kalian percaya bahwa peta ini asli. Kami ingin kalian melihat
peta ini. Kami ingin kalian saling bunuh untuk mendapatkan
peta ini, lalu....."
Zhao Yi-dao berkata: "Lalu apa?"
Yuan Zi-xia berkata dengan enteng sambil tersenyum: "Sesudah
menunggu kematian kalian, kami bisa membawa pulang emas
dan permata. Kami tidak perlu susah-payah membawanya
pulang, apalagi kami tidak usah khawatir kalau ada orang yang akan
mencari masalah. Karena kalian sudah saling bunuh dan kami sama
sekali tidak tersangkut-paut."
Zhao Yi-dao berkata: "Jadi kalian melakukan hal ini, karena
kalian ingin kami membawa emas dan permata."
Yuan Zi-xia berkata: "Uang menggerakkan hati manusia, pepatah ini
tentu kau pun tahu."
Zhao Yi-dao berkata: "Kau melibatkan Bai Yu-jing, karena kau
juga menginginkan sesuatu pada orangnya."
Yuan Zi-xia berkata: "Dia membawa pedang bersamanya."
Tiba-tiba dia menghela napas dan berkata: "Tapi aku amat
berterima-kasih padanya. Jika bukan diayang melindungiku, mungkin
rencana ini tidak akan berhasil."
Zhao Yi-dao berkata: "Kenapa?"
Yuan Zi-xia berkata: "Karena jika kami ingin rencana ini berakhir
dengan sukses, Gongsun Jing tentu harus mati dulu, kalau tidak
Fang Long Xiang juga tidak akan mau terlibat."
Zhao Yi-dao berkata: "Mengapa?"
Yuan Zi-xia berkata: "Karena jika mereka tidak mati, peta ini tentu
tidak akan jatuh ke tangan orang-orang yang ingin
mendapatkannya." Zhao Yi-dao merenungkannya sejenak sebelum kemudian
berkata sambil tersenyum pahit: "Benar. Karena kami yakin bisa
memperoleh peta itu, barulah kemudian kami mau membunuh Miao
Shaotian dan Kuda Putih Zhang San."
Yuan Zi-xia juga menghela napas dan berkata: "Tapi jika bukan
karena Pedang Abadi milik Bai Yu-jing, bagaimana mungkin
Gongsun Jing dan Fang Long Xiang bisa mati begitu mudah?"
Zhao Yi-dao berkata: "Jadi Gongsun Jing juga meraba-raba dalam
gelap seperti kami?"
Yuan Zi-xia berkata: "Tentu saja."
Zhao Yi-dao berkata: "Apakah dia tidak mengenalimu" Apakah dia
tidak tahu bahwa kau juga anggota Perkumpulan Naga Hijau?"
Yuan Zi-xia berkata dengan enteng: "Dia hanya seorang pemimpin
aula yang kecil, bila dia bertemu dengan seorang anggota
Perkumpulan Naga Hijau lainnya, sembilan puluh persen dia
mungkin tidak akan mengenalinya."
Zhao Yi-dao berkata: "Bagaimana kau memperdayainya?"
Yuan Zi-xia tersenyum dan berkata: "Jika aku menginginkan
nyawanya, itu amat mudah, apalagi jika aku cuma ingin
memperdayainya." Zhao Yi-dao memandang wajahnya yang gembira dan
tersenyum menawan itu. Akhirnya dia tak tahan untuk
menghembuskan napas panjang dan berkata: "Jika aku adalah dia,
aku khawatir aku pun juga akan tertipu."
Yuan Zi-xia berkata dengan mempesona: "Aku khawatir kau pun
akan tertipu, malah bisa tertipu lebih hebat lagi."
Zhao Yi-dao berkata: "Tapi Fang Long Xiang juga anggota
Perkumpulan Naga Hijau, kenapa kau harus membunuhnya?"
..................... .................... .................... .................... Zhao Yi-dao berkata dengan heran, "Sekarang bukan waktu yang
tepat?" Yuan Zi-xia berkata: "Tentu saja bukan."
Dia tersenyum manis: "Sekarang setiap sen uang yang ada di sini
akan menjadi milik aku dan Kakak Kedua Wei."
Zhao Yi-dao terperangah sejenak. Lalu dia tersenyum pahit: "Aku
juga orang yang bijak. Aku sudah melihat banyak orang-orang
yang keji dan kejam, dan mendengar banyak tipuan yang
cerdik dan licik. Tapi dibandingkan denganmu, orang-orang itu
cuma anak kecil yang masih menyusu."
Yuan Zi-xia berkata sambil tersenyum: "Terima kasih atas pujianmu,
aku tentu saja tidak akan pernah melupakannya."
Wei Tian-ying tiba-tiba berkata sambil tersenyum: "Kau telah
menanyakan semuanya?"
Zhao Yi-dao berkata: "Ya."
Wei Tian-ying berkata: "Sekarang, bukankah kepalamu sudah sangat
sakit?" Zhao Yi-dao berkata: "Memang amat sakit."
Wei Tian-ying berkata: "Kau bisa mengobati sendiri sakit kepalamu?"
Zhao Yi-dao menghela napas dan berkata: "Untunglah aku juga bisa
mengobatinya, kalau tidak aku khawatirnya rasanya akan benarbenar
sakit." Dia benar-benar telah menyembuhkan sakit kepalanya sendiri.
- Jika kepala seseorang sudah dibacok putus, bukankah tidak timbul
sakit kepala lagi" Selama itu Bai Yu-jing terus-menerus mengawasi. Sambil
mendengarkan pembicaraan itu, wajahnyaseperti serupa dengan
wajah Wei Tian-ying, seolah-olah memakai topeng.
"Mudah berbaur" juga merupakan bagian dari "ilmu tahan derita".
Tapi Tuan Muda Zhu tidak pernah mengenalinya, tentu bukan
karena "ilmu tahan derita"-nya yang teramat bagus.
Hal itu terjadi karena Tuan Muda Zhu tidak pernah benar-benar
perduli akan peran orang ini yang cuma seorang pengawal yang
patuh. Di mata Tuan Muda Zhu, dia tidak lebih dari seekor
anjing, sangat tidak penting.
Jika dia mau perduli pada orang lain, mungkin dia tidak akan mati
begitu menyedihkan. Wei Tian-ying memandang pisau di tangannya, sebelum kemudian
dia berkata dengan dingin: "Zhao Yi-dao orang yang cerdik, dia
bertindak begitu cepat sehingga kepalanya tidak sakit sama sekali."
Yuan Zi-xia berkata: "Bila orang yang cerdik bertindak, dia tidak
akan membuat kesulitan bagi orang lain."
Wei Tian-ying berkata: "Bai Yu-jing?"
Yuan Zi-xia mengedip-ngedipkan matanya sebentar dan berkata:
"Agaknya kecerdikannya berada di bawah Zhao Yi-dao."
Wei Tian-ying berkata: "Karena itu dia akan memberi masalah
bagimu." Tiba-tiba dia mengulurkan tangannya dan menyerahkan pisau itu
pada Yuan Zi-xia. Yuan Zi-xia berkata: "Kau tahu, aku tidak suka memegang pisau."
Wei Tian-ying berkata: "Bila kau membunuh orang, kau tidak
menggunakan pisau?" Yuan Zi-xia berkata dengan gaya memikat: "Lagipula aku juga tidak
suka melihat darah."
Wei Tian-ying berkata: "Apa kau bisa membuat pengecualian kali
ini?" Yuan Zi-xia menghela nafas dan berkata: "Kau ingin aku melakukan
urusan ini, bagaimana aku bisa
menolak?" Dia menerima pisau itu dan berputar untuk memandang pada
Bai Yu-jing. Dia lalu berkata sambil bergurau: "Aku benar-benar
tidak tega membunuhmu, tapi jika aku tidak membunuhmu, Kakak
Kedua Wei akan marah, karena itu aku harus meminta maaf
padamu." Bai Yu-jing berkata: "Kau tidak perlu begitu bersopan santun."
Yuan Zi-xia berkata: "Aku jarang menggunakan pisau. Jika pisau
ini tidak bisa membunuhmu, mungkin rasanya akan sakit."
Bai Yu-jing berkata: "Tidak apa-apa."
Yuan Zi-xia berkata: "Baguslah kalau begitu."
Tiba-tiba dia membalikkan badan dan pisau itu pun ditusukkan pada
Wei Tian-ying. Pisau kilat yang amat bagus.
Selain dirinya, tentu tidak ada lagi orang yang bisa mengatakan
bahwa dia tidak bisa menggunakan pisau.
Mata Wei Tian-ying memperlihatkan ekspresi mengejek. Ketika pisau
itu ditusukkan, kedua tangannya pun bergerak dan mencengkeram
ujung pisau yang tajam. Wajah Yuan Zi-xia akhirnya berubah, benar-benar berubah.
Wei Tian-ying berkata sambil menyeringai: "Kau tahu kenapa
aku mau memberikan pisau ini kepadamu?"
Yuan Zi-xia menggigit bibirnya dan menggelengkan kepalanya.
Wei Tian-ying berkata: "Aku ingin kau mencoba membunuhku."
Yuan Zi-xia berkata: "Kenapa?"
Wei Tian-ying berkata: "Karena aku sepertimu, aku juga ingin
memiliki sendiri harta itu."
Yuan Zi-xia menarik napas dan berkata: "Kau ingin aku mencoba
membunuhmu dulu, agar kau bisa membunuhku?"
Wei Tian-ying berkata: "Benar, kalau tidak aku tak akan tega
melakukannya." Yuan Zi-xia menghela napas: "Agaknya aku sudah membuat sebuah
kesalahan." Wei Tian-ying berkata: "Setiap orang tak terhindar dari berbuat
salah." Yuan Zi-xia berkata: "Tapi kau juga keliru."


Pedang Abadi Zhang Seng Jian Serial 7 Senjata Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wei Tian-ying berkata: "Oh?"
Yuan Zi-xia berkata: "Aku harus membunuhmu bukan karena
menginginkan harta itu untuk diriku sendiri."
Wei Tian-ying berkata sambil menyeringai: "Apakah untuk
menyelamatkan dia?" Yuan Zi-xia berkata sambil tersenyum sedih: "Lihatlah aku. Jika
aku tidak tergugah oleh perasaan yang murni, bagaimana aku
bisa membuat sebuah kesalahan?"
Wei Tian-ying berkata dengan dingin: "Sayangnya dia tidak bisa
menyelamatkanmu." Tiba-tiba Bai Yu-jing juga menghela napas: "Kau keliru."
Ketika kata-kata itu diucapkan, Yuan Zi-xia sudah mencelat mundur
sejauh tujuh kaki, ujung ibu jari kakinya telah menjepit dan
melemparkan Pedang Abadi.
Bai Yu-jing melompat dan menangkap pedang itu.
Baru saja habis kata-katanya, dia telah melancarkan tiga kali
serangan pedang, sinar pedang seperti hujan bintang di luar
angkasa. Pisau Wei Tian-ying mungkin bisa menghalau tiga serangan
pedang itu. Cuma sayang, dia sedang menggenggam ujung pisau.
Jika tangannya kosong, mungkin dia juga bisa menangkisnya.
Sayangnya tangannya sedang mencengkeram ujung pisaunya
sendiri. Dia mundur sambil membalikkan ujung pisau dengan
tangannya. Perubahan ini amat cepat. Sayangnya Pedang Abadi Bai
Yu-jing lebih cepat lagi.
Merah dan putih berbaur bersama kilatan pedang. Tangan
berlumuran darah yang mencengkeram pisau itu pun jatuh secara
bersamaan. Tak ada yang tahu kapan, tapi matahari telah naik tinggi, sinarnya
menyorot masuk lewat jendela.
Di jendela tadinya ada gambar bunga plum yang sedang mekar,
yang sekarang berubah menjadi gambar sekuntum bunga plum
dengan hiasan darah. Bai Yu-jing berdiri dengan tenang menghadap jendela. Setelah
sekian lama, pelan-pelan dia berkata: "Kau tahu jalan darahku sudah
terbuka totokannya, karena itu kau tidak mencoba membunuhku."
Yuan Zi-xia menundukkan kepalanya dan tidak bicara.
Bai Yu-jing berkata: "Apakah kau tahu?"
Yuan Zi-xia tidak bicara.
Bai Yu-jing tiba-tiba berpaling kepadanya: "Sebenarnya kenapa kau
berada di sini?" Yuan Zi-xia tiba-tiba tersenyum dengan wajah yang gembira.
Dia berkata dengan sikap menawan: "Bisakah kau tebak?"
Dia tersenyum sungguh manis.
Bai Yu-jing menarik napas dan berkata: "Aku khawatir aku
tidak akan dapat menebak untuk selamanya."
Yuan Zi-xia membelalakkan matanya. Tiba-tiba dia menggaruk
kepalanya dengan jari-jarinya dan berkata: "Suatu hari kau tentu
akan tahu." Bai Yu-jing terdiam sekian lama sebelum tiba-tiba dia berkata:
"Bagus, sekarang kita pergi."
Yuan Zi-xia berkata: "Pergi ke mana?"
Bai Yu-jing berkata: "Tentu saja ke Perkumpulan Naga Hijau."
Yuan Zi-xia mengerutkan keningnya: "Kenapa harus pergi ke sana?"
Wajah Bai Yu-jing menjadi masam, dia pun berkata: "Kau benarbenar
tidak tahu siapa aku?"
Yuan Zi-xia berkata: "Siapa kau?"
Bai Yu-jing berkata dengan dingin: "Aku termasuk 12 dewa
Perkumpulan Naga Hijau, tetua Bendera Merah (Hong-qi-lao). Orang
berkedudukan rendah sepertimu tentu saja tidak mengenalku."
Mimik wajah Yuan Zi-xia mendadak berubah, berubah secara drastis.
Bai Yu-jing berkata dengan tenang: "Kau kira urusan ini bisa kalian
tutupi sehingga dewa-dewa pun tidak tahu. Tapi putera sulung Naga
Hijau sebenarnya sudah tahu, karena itu dia mengutusku untuk
menyelidiki hal ini secara diam-diam."
Yuan Zi-xia berkata: "Kau.... kau benar-benar hendak mengirimku
pulang?" Bai Yu-jing berkata: "Tentu saja."
Yuan Zi-xia berkata: "Kau tega?"
Bai Yu-jing berkata sambil menyeringai: "Menghadapi orang berhati
kejam, aku tidak pernah bersikap sopan."
Yuan Zi-xia menatapnya, sebelum tiba-tiba dia tertawa hingga
terbungkuk-bungkuk dan air mata mengalir di pipinya.
Bai Yu-jing menjadi terpana. Dia memandang gadis itu dengan
bingung dan tak tahan untuk tidak bertanya: "Kenapa kau
tertawa?" Yuan Zi-xia berkata: "Aku sedang menertawaimu."
Bai Yu-jing berkata: "Menertawaiku" Memangnya aku begitu lucu?"
Yuan Zi-xia menghentikan tawanya dengan susah-payah dan
berkata: "Kau bisa bersandiwara dengan baik, tapi, jika kau adalah
tetua Bendera Merah, lalu aku siapa?"
Bai Yu-jing terperanjat. Yuan Zi-xia berkata: "Sejujurnya kuberitahukan padamu bahwa
aku adalah salah satu dari 12 dewa Naga Hijau, tetua Bendera
Merah." Bai Yu-jing berkata: "Kau.... kau?"
Yuan Zi-xia berkata sambil tersenyum: "Wei Tian-ying kecanduan
berjudi dan sudah kalah 302.000 tael. Dia sengaja berkata bahwa
dia telah membeli peta merak yang palsu; Gongsun Jing
bernafsu besar, dia telah merayu banyak perempuan dari
keluarga terhormat; Fang Long Xiang tamak akan uang, dia
menggelapkan 162.000 buah aset. Urusan ini sudah diketahui oleh
tetua Naga Hijau, karena itu dia memanggilku khusus untuk
membersihkan perkumpulan."
Bai Yu-jing berkata: "Kau sendirian?"
Yuan Zi-xia berkata: "Aku biasa bekerja seorang diri."
Bai Yu-jing berkata: "Kau ingin membersihkan perkumpulan?"
Yuan Zi-xia berkata: "Seorang saja sudah cukup."
Bai Yu-jing berkata: "Tapi kungfumu......"
Yuan Zi-xia berkata dengan enteng: "Asal seseorang paham cara
menggunakan kelebihannya, diatidak perlu menggunakan kungfu
untuk menyerang orang."
Bai Yu-jing berkata: "Apa kelebihanmu?"
Yuan Zi-xia hanya tersenyum, tapi tidak bicara.
Dia tersenyum sungguh manis, sungguh cantik.
Amat cantik....... "Kau telah menipuku berulang kali, semula aku ingin menipumu juga
lalu membiarkan kau tahu sedikit demi sedikit. Aku tidak menyangka
kalau kau bisa mengetahuinya," kata Bai Yu-jing.
"Kapan aku menipumu?"
"Memangnya kau tidak menipuku?"
"Jika aku telah menipumu, kenapa aku mau pergi denganmu,
meninggalkan kedudukan tetua Bendera Merah dan segalanya?"
"Mungkin kau memang bukan tetua Bendera Merah yang
sebenarnya." "Hm....." "Bukankah begitu?"
"Kenapa tidak kau tebak saja?"
Bai Yu-jing tahu dia tak akan dapat menebak dengan benar
untuk selamanya, tapi hal ini tidak penting.
Yang lebih penting, si dia sekarang berdiri di sisinya. Lagipula
dia tak akan pernah bisa meninggalkannya lagi. Ini sudah cukup.
Inilah cerita pertama, cerita tentang senjata jenis pertama.
Pelajaran yang bisa kita dapatkan dari cerita ini adalah, tak
perduli betapa tajamnya pedang, tetap tidak bisa dibandingkan
dengan senyum menawan. Karena itu, menurutku, senjata jenis pertama bukanlah sebilah
pedang, tapi senyuman. Hanya senyuman yang bisa menaklukkan
hati manusia. Karena itu, bila kau memahami kebenaran ini, seharusnya kau
melepaskan pedangmu dan banyak-banyaklah tersenyum!
TAMAT Dilanjutkan dengan buku 2, Kait Perpisahan.
Tujuh Pedang Tiga Ruyung 15 Pendekar Sadis Karya Kho Ping Hoo Wanita Gagah Perkasa 1

Cari Blog Ini