Ceritasilat Novel Online

Pedang Keadilan 12

Pedang Keadilan Karya Tjan I D Bagian 12


jalan darah dipunggung nona tersebut, sampai lama
kemudian baru kedengaran gadis berbaju putih itu
menghembuskan napas panjang sambil menggerakkan
kaki tangannya. 991 Kakek ceking itupun mendehem ringan, katanya: "Kau
tak perlu takut bocah perempuan, asal kau bersedia
menuruti perkataanku aku tak bakalan menyakitimu."
Gadis-berbaju putih itu segera bangkit dan duduk
dipembaringan, teriaknya agak kaget: "siapa kau?"
"Sstt...jungan keras-keras" seru kakek ceking itu
sambil menggoyangkan tangannya berulang kali, "Dua
orang dayangmu sudah ku totok jalan darahnya, jadi tak
usah berharap mereka datang menolongmu."
Walaupun gadis berbaju putih itu sudah duduk. tapi
karena terhadang oleh tubuh kakek ceking berbaju abuabu
itu, maka sulit bagi Lim Han-kim untuk melihat raut
wajah gadis berbaju putih itu dengan jelas, sebaliknya
gadis berbaju putih itupun susah melihat kehadiran Lim
Han-kim. "Mau apa kau?" Kedengaran gadis berbaju putih itu
menegur lagi, "Aku hanya ingin minta petunjuk satu masalah, asal
nona bersedia menerangkan secara gamblang, aku pun
tak akan menyakiti nona. sebaliknya jika nona menampik
permintaanku, hmmmm jangan salahkan kalau aku
bersikap kejam kepadamu."
Lim Han-kim sangat keheranan setelah mendengar
perkataan itu,pikirnya dalam hati: "Totokan jalan darah
992 nona itu sudah dibebaskan tapi ia tak memiliki
kemampuan untuk melawan, Hal tersebut membuktikan
kalau gadis ini tak pandai bersilat, paling tidak ia sudah
menyadari kalau bukan tandingan lawan, maka tak
berani bertindak secara gegabah,., Kakek itu bilang ingin
minta petunjuk satu masalah, entah masalah apa yang
dimaksudkan?" Sementara itu si kakek ceking telah menarik selimut
dan diselimutkan ke tubuh gadis berbaju putih itu sambil
berkata: "Kesehatan badan nona kurang baik, jangan
sampai kedinginan-" "Apa yang ingin kau tanyakan kepadaku?" Kakek
ceking itu tertawa. "Ilmu jari siu-lo-sam-si dan ilmu pedang naga langit"
Satu ingatan segera melintas dalam benak Lim Hankim,
pikirnya: "Aneh betul, menurut penuturan ciutayhiap.
hanya dia dan si pedang sakti dari Lam-kiang
yang mengerti ilmu pedang naga langit, itu pun masingmasing
mengerti separuh, kenapa kakek ceking ini bisa
menanyakan masalah tersebut kepada gadis berbaju
putih ini.,.?" Sementara dia masih termenung, kakek ceking
berbaju abu-abu itu telah berkata lebih jauh: "Nona
jangan mencoba menipu atau membohongi aku sebelum
menyelidiki kemampuanmu secara jelas, tak nanti aku
993 berani turun tangan secara gegabah, jika kau berniat
membohongi aku sama artinya mencari penyakit buat diri
sendiri, akhirnya kita berdua sama-sama tak peroleh
manfaat apa pun." Gadis berbaju putih itu termenung dan berpikir
sejenak, kemudian jawabnya: "Tidak setiap orang
mampu mempelajari ilmu jari siu-lo-sam-si serta ilmu
pedang naga langit, Apabila kau tidak memiliki bakat
serta dasar yang kuat, meski berhasil memaksa aku
untuk menerangkan secara teori pun tak banyak
manfaatnya bagimu...."
"Nona tak usah mengkhawatirkan persoalan ini," tukas
kakek ceking berbaju abu-abu itu cepat, "Cukup sudah
kalau nona mau menjelaskan teorinya kepadaku."
"Aaaai... aku nasehati kamu lebih baik jangan pelajari
kedua macam ilmu tersebut," kata nona berbaju putih itu
sambil menghela napas. "Kenapa?" Kakek itu mulai gusar
"Sebab walaupun aku sudah mewariskan teori ilmu jari
siu-lo-sam-si dan ilmu pedang naga langit kepadamu, toh
aku tetap tak bisa menyelamatkan selembar nyawa-ku, di
kala kau sudah hapal dengan teori ilmu- ilmu tersebut
berarti itulah saatnya kau akan membunuh aku...."
994 Kakek ceking itu tertawa serak. "Nona betul-betul
amat cerdik, ternyata apa yang menjadi rencana ku
berhasil kau tebak secara jitu"
Setelah menghela napas panjang, 1anjut-nya:
"Padahal kecantikan nona bagaikan bidadari dari
kahyangan, siapa saja yang berjumpa denganmu tentu
akan menaruh rasa simpatik, bahkan manusia berhati
sekeras baja pun tak akan tega turun tangan
terhadapmu tapi aku... aku dipaksa oleh keadaan
sehingga mau tak mau...."
"Kau tak lebih hanya takut aku wariskan lagi ilmu jari
siu-lo-sam-si dan ilmu pedang naga langit itu kepada
orang lain setelah mewariskannya kepadamu...."
"Benar, jika setiap orang mengetahui rahasia ilmu
tersebut, maka kedua macam kepandaian itu sudah
bukan terhitung ilmu langka dari dunia persilatan lagi...."
"Sayang sekali usahamu itu bakal sia-sia belaka...."
"Hmmmmm jika kau berani menipu aku barang
sepatah kata saja, akan kubuat dirimu tersiksa siang
malam..." teriak kakek ceking itu semakin gusar.
"Meskipun kau mengenakan topeng kulit sehingga sulit
bagiku untuk menyaksikan wajah aslimu, namun kalau
ditinjau dari perawakan serta susunan tulangmu, aku
995 yakin kau tidak berbakat untuk mempelajari ilmu siu-losamsi dan ilmu pedang thian-liong-pat-kiam."
BAB 30. Kereta Hitam Di Depan Kuburan
Kakek ceking berbaju abu-abu itu mendengus dingin,
baru saja dia hendak membantah, gadis berbaju putih itu
sudah bicara lagi: " Kenapa kau mendengus" Memang
betul setiap orang dapat mempelajari ilmu silat, tapi
bukan berarti setiap orang mampu mempelajari ilmu
silatnya hingga mencapai kesempurnaan yang luar biasa.
Di sinilah pentingnya bimbingan guru pandai, tapi
bakatlah yang sesungguhnya menempati faktor nomor
wahid, Jika kulihat dari susunan tulangmu, meski bukan
termasuk kelas rendah, paling banter kau cuma
menempati urutan menengah. Dengan bakat seperti ini
tak mungkin kau bisa mempelajari ilmu silat tingkat
tinggi.,, apa lagi ilmu silat macam Siu-lo-sam-si serta
ilmu pedang naga langit...."
Suara bicaranya sangat rendah dan lemah, tapi sama
sekali tidak teriintas perasaan takut atau ngeri, Setelah
menghembuskan napas panjang kembali dia melanjutkan
"Apalagi kulihat usiamu sudah tidak terlalu muda, Bila
dugaanku tak keliru usiamu pasti jauh di atas empat
puluh tahunan, aku rasa agak terlambat untuk
mempelajari ilmu Siu-lo-sam-si."
996 Tampaknya manusia berbaju abu-abu itu dibuat takluk
oleh penjelasan gadis tersebut, setelah lama termenung
ia baru ber-kata: "Tapi paling tidak aku toh bisa
mempelajari delapan jurus ilmu pedang naga langit."
"Tidak mungkin-..."
Jawaban si nona yang begitu tegas seketika membuat
manusia berbaju abu-abu itu tertegun, "Jadi menurutmu
usaha ku selama ini sia-sia belaka...?" teriaknya penuh
amarah. "Inti kehebatan ilmu pedang naga saktijustru terletak
pada jurus yang terakhir, yaitu melukai musuhnya dari
jarak ratusan langkah dengan pedang terbang, jangan
lagi kau, si penciptanya sendiri Lim locian-pwee pun
sampai akhir hayatnya belum pernah berhasil menguasai
jurus kedelapan dari ilmu pedang naga langit ini secara
sempurna, Bayangkan saja sendiri, bakatnya beratus kali
lipat lebih bagus dari bakatmu tapi ia gagal menguasai
inti kehebatan ilmu pedang tersebut. Jadi, kalau kubilang
kau tidak berbakat tentunya jangan kau artikan aku
memandang rendah kemampuanmu"
Dengan termangu- mangu dan penuh perhatian
manusia berbaju abu-abu itu mendengarkan semua
penuturan si nona berbaju putih itu dengan serius.
Menunggu sampai gadis itu selesai bicara, dia baru
bertanya: "Masa tujuh jurus yang lainpun aku tak
sanggup mempelajari?"
997 Sementara itu Lim Han-kim menghela napas di dalam
hati, pikirnya: "Ternyata pencipta delapan jurus ilmu
pedang naga langit berasal satu marga dengan aku...."
Terdengar gadis berbaju putih itu menyahut sambil
menggeleng "Tidak mungkin, jangankan tujuh jurus, satu
jurus pun tidak mampu."
"Aaaah, masa iya?" Manusia berbaju abu-abu itu ma
kin penasaran "Aku tidak percaya, cobakau terangkan
dulu jurus yang pertama."
"Baik jika kau tak percaya silahkan saja dicoba, jurus
pembuka ilmu pedang naga langit disebut "Naga sakti
Terbang Ke Langit", Angkat pedang tinggi-tinggi
menuding ke langit, tubuh bergerak mengikuti gerak
pedang, langkah kaki mengikuti posisi Pat- kwa yang
dikombinasikan dengan posisi Kio-kiong. Dalam posisi
demikian paling sedikit kau mesti melompat satu tombak
tingginya ke udara, dengan demikian di saat meluncur
turun ke bawah jurus seranganmu baru bisa dirubah
menjadi jurus "Naga Air Menyeberangi samudra". Nah,
sekarang bayangkan sendiri kemampuan ilmu
meringankan tubuhmu, sudahkah mencapai taraf seperti
itu di mana tubuh harus melambung ke udara tanpa
bantuan benda pijakan tapi Cukup mengandalkan tenaga
getaran dari pedang sendiri, Asal kau merasa mampu
berbuat demikian kita bisa bicara lebih lanjut."
998 Selama ini manusia berbaju abu-abu itu selalu berdiri
menghadang di depan gadis berbaju putih itu, sehingga
meski mereka berdua berdiri saling berhadapan namun
Lim Han-kim hanya bisa melihat celana si nona berbaju
putih itu sebaliknya si nona malah tak pernah tahu akan
kehadiran Lim Han-kim di tempat tersebut, Maka
sewaktu Lim Han-kim mendengar nama-nama jurus ilmu
pedang naga langit yang disebutkan gadis berbaju putih
itu ternyata benar, ia jadi terkejut bercampur kaget,
pikirnya tanpa terasa: "Ternyata gadis ini bukan bicara
ngawur, semuanya memang kenyataan"
Terdengar orang berbaju abu-abu itu bicara lagi: "Aku
yakin ilmu meringankan tubuh yang kumiliki sanggup
berbuat demikian, sekarang terangkan teori jurus
tersebut." "Kau benar-benar ingin belajar?"
"Salah satu saja dari dua jenis ilmu langka ini sudah
cukup membuat setiap orang rela mengorbankan apa
pun untuk mendapatkannya, apalagi dua macam ilmu
langka tersebut sudah di depan mata, kau anggap aku
orang bodoh yang bersedia melepaskan kesempatan baik
dengan begitu saja?"
Gadis berbaju putih itu termenung sebentar, katanya
kemudian- "Kalautoh kau sudah menduga aku pasti
ajarkan ilmu silat ini kepadamu, aku percaya kau tentu
sudah membuat persiapan yang matang bukan?"
999 "Nona ada petunjuk apa, katakan saja"
"Kau membawa pedang mestika tidak" Keanehan,
keruwetan serta kesaktian delapan jurus ilmu pedang
naga langit ini tak mungkin bisa dipelajari hanya dengan
mendengarkan saja." "Lalu mesti bagaimana?"
"Pegang pedangmu dan berdiri di tengah ruangan,
Aku bicara apa kau harus praktekkan sesuai dengan
ucapanku." Dari dalam sakunya orang berbaju abu-abu itu
mengeluarkan sebilah pisau belati, kemudian tanyanya:
"Bagaimana kalau kita gunakan belati ini" Aku tak pernah
membawa pedang panjang."
"Yaa apa boleh buat, terpaksa harus terima keadaan,
sekarang berdirilah di tengah ruangan sambil perhatikan
ko-koat nya" Tiba-tiba orang berbaju abu-abu itu tertawa dingin,
jengeknya: "He he he he... sebelum tengah malam nanti,
jangan harap ada orang tiba di sini. Bila kau hendak main
gila denganku, maka kaulah yang mencari penyakit buat
diri sendiri" "Kalau kau tak percaya dengan ucapanku yaa
sudahlah, toh akupun tidak memiliki kekuatan untuk
1000 melawan, bila kau ingin membunuhku lakukan saja
segera." Tiba-tiba orang berbaju abu-abu itu mundur tiga
langkah ke belakang sambil mempersiapkan senjata
belatinya, katanya kemudian- "Bukankah jurus pertama
bernama Naga sakti Terbang Ke Langit?"
Karena dia mundur secara tiba-tiba, maka penghalang
antara pemuda itu dengan si nona pun menjadi hilang,
Lim Han-kim tak sempat lagi menyembunyikan diri ke
balik pintu, empat mata segera saling beradu pandang,
Lim Han-kim amat terkesiap. pikirnya: "Eeh, bukankah
nona ini adalah si nona yang pernah berjumpa dipondok
Lian-im-lu tempo hari?"
Ia kuatir nona itu menjerit secara tiba-tiba sehingga
jejaknya ketahuan manusia berbaju abu-abu itu, hawa
murninya segera dihimpun ke dalam telapak tangannya


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan siap melancarkan serangan.
Rupanya gadis berbaju putih itu cukup tahu situasi,
bukan saja tidak menunjukkan sesuatu reaksi, malah
dengan tenangnya ia berkata: "Betul, jurus pertama
bernama Naga sakti Membumbung Ke Langit, cuma
posisi kakimu keliru."
"Posisi kuda-kudaku ini bernama Cu-bo-cun, bisa
dipakai untuk semua ilmu silat yang ada di dunia ini, di
mana letak kesalahannya?"
1001 Gadis berbaju putih itutertawa, "Kau mesti
mendengarkan dengan serius, inilah kesempatan baik
yang sukar kau jumpai lagi di kemudian hari."
Tergerak hati Lim Han-kim setelah mendengar
perkataan itu, diam-diam pikirnya: "Kalau didengar nada
bicaranya, jelas akulah yang sedang dimaksudkan-..."
Sementara anak muda itu masih berpikir, manusia
ceking berbaju abu-abu itu telah mendengus dingin:
"Hmmmm Kau sudah terjatuh ke tanganku, kesempatan
apa lagi yang bisa kau tunggu...?"
"Bila ilmu silat yang ada di dunia ini mampu
berbanding dengan delapan jurus ilmu pedang naga
langit ini. ilmu pedang tersebut bukan ilmu sakti lagi
namanya." "Sudah, sudahlah, cepat kau jelaskan di mana letak
kesalahanku?" "Yang terang memakai Pat-kwa, yang gelap
mengandung Kio-kiong, sudah mengerti kau?"
"Tapi bagaimana cara melangkahnya?"
"Huuuuh, kau begini bodoh, sampai kapan ilmu ini
baru bisa kau pelajari...."
"Buat apa kau terburu napsu?" jengek orang berbaju
abu-abu itu dengan ketus.
1002 "Sebulan belum berhasil, kita latih dua bulan. Dua
bulan belum berhasil juga kita latih setengah tahun"
"Aku kuatir umurmu tak bisa mencapai setengah
tahun lagi, Kalau sampai begini bukankah sayang sekali?"
"Hmmm, sebetulnya kau hendak menjelaskan atau
tidak?" hardik orang itu gusar.
"Baiklah, aku segera jelaskan, Kaki kiri mengambil
posisi Kan, sedang kaki kanan berdiri pada posisi Tiongkiong."
Manusia berbaju abu-abu itu menurut, setelah berdiri
pada posisi yang dimaksud tanyanya: "sudah betul
belum?" "Betul" Gadis berbaju putih itu tersenyum, "sekarang
dengarkan aba-abaku, geser posisi kakimu ke
samping...." Dengan pelahan-lahan dia jelaskan sekali lagi posisi
langkah Pat-kwa yang mengandung unsur Kio-kiong ini.
Dengan penuh semangat orang berbaju abu-abu itu
mengikuti aba-aba dan berjalan sesuai petunjuk. Pada
mulanya ia bergerak sangat lancar tapi lama kelamaan ia
tak menguasai diri lagi, posisinya makin lama semakin
kacau. Dalam gelisah dan cemasnya, peluh mulai bercucuran
membasahi seluruh tubuhnya. Akhirnya ia hentikan
1003 latihan sambil menyeka peluh yang membasahi jidatnya
itu. Belum sempat berganti napas, dengan suara keras
gadis berbaju putih itu sudah berteriak lagi: "Hey,
kenapa kau cuma berdiri melulu?"
"Posisi kakiku belum mantap bagaimana mungkin bisa
bergerak?" jawab orang berbaju abu-abu itu
Sementara Lim Han-kim segera berpikir: " Kalau kau
berteriak seperti ini bukankah jejakku segera akan
ketauan...." Terdengar gadis berbaju putih itu berkata lagi sambil
tertawa: "Baiklah, sekarang kita mulai berlatih jurus,
Pada jurus yang pertama kita harus berdiri tegak dengan
semua pikiran dan perhatian terpusat jadi satu...."
Manusia berbaju abu-abu itu benar-benar menuruti
petunjuk. Dengan wajah serius dan mata terpejam dia
angkat pisau belatinya menghadap ke atas, dengan hawa
murni terhimpun ia berdiri tegak. walaupun dia
mengenakan topeng kulit pada wajahnya sehingga sukar
untuk melihat mimik mukanya, namun ditinjau dari
sikapnya yang berdiri serius, bisa disimpulkan bahwa ia
memang benar-benar berniat untuk belajar.
"Tangan kiri membuat gerak pancingan dengan
pedang di tangan kanan bergerak ke atas menusuk pada
posisi empat puluh lima derajat" perintah gadis berbaju
putih itu lebih lanjut. 1004 Lim Han-kim yang mendengarkan petunjuk tersebut
diam-diam merasa terperanjat pikirnya: "Betul sekali,
memang inilah perubahan jurus dari ilmu pedang naga
langit, darimana gadis ini mempelajarinya?"
Dalam saat itu si nona berbaju putih itu sudah
terengah-engah dan mandi peluh ketika selesai memberi
petunjuk jurus pertama ilmu pedang naga langit itu
sebaliknya si manusia berbaju abu-abu itu meski berlatih
mengikuti petunjuk nona berbaju putih itu, namun
karena posisi kakinya kurang sesuai maka permainan
pedangnya ikut kalut pula.
Perlu diketahui, delapan jurus ilmu pedang naga langit
merupakan ilmu maha sakti yang aneh dan rumit dengan
perubahan yang tak terhingga, Dengan bakat serta
kecerdasan macam si Hakim sakti Ciu Huang pun tak
berhasil memahami perubahan gerak jurusnya meski
sudah berlatih puluhan tahun, apalagi jika ilmu ini
dipelajari orang yang tidak berbakat, otomatis jurus
tersebut mustahil bisa dipelajari dalam waktu singkat.
Tampaknya orang berbaju abu-abu itu mulai sadar
akan kemampuan sendiri yang terbatas dan tak mungkin
bisa menghapal teori jurus itu. Meski dapat diingat pun
mustahil jurus itu bisa dipelajarinya dalam waktu singkat
. Maka sambil menarik kembali pisau belatinya ia
berkata: "Sebetulnya aku berniat mempelajari delapan
jurus ilmu pedang naga langit dalam waktu tiga hari
1005 kemudian mempelajari ilmu Siu-lo-sam-si dalam empat
hari sehingga dalam waktu singkat kepandaian silatku
berlipat ganda, tapi kalau dilihat keadaannya saat ini,
rasanya tak mungkin aku akan berhasil dalam waktu
tujuh hari saja." "Yaa, salahmu sendiri, kenapa kau begitu goblok"
Orang berbaju abu-abu itu tertawa dingin.
"Sekarang penilaianku telah keliru, mau tak mau aku
mesti merubah taktikku, sekarang juga aku akan siapkan
sebuah kereta kuda dan membawamu pergi
meninggalkan tempat ini. Kita cari sebuah tempat yang
terpencil dan sepi untuk mempelajari kedua macam ilmu
sakti tersebut, dengan begitu meski membutuhkan
banyak waktu pun tak menjadi masalah."
"Kalau mampu, sekali coba pasti ada hasilnya, Tapi
kalau gagal, selamanya tetap gagal, biar kau belajar
sampai mati pun jangan harap kau berhasil menguasai
kedua jenis ilmu tersebut"
"Sudah, kau jangan banyak bicara lagi" tukas orang
berbaju abu-abu itu naik darah. "Sekalipun hanya
mempelajari kulit luarnya saja, aku tetap akan berusaha
mengetahui rahasia ilmu ini."
Selesai bicara ia segera menotok jalan darah nona
berbaju putih itu dan berlalu dari situ dengan langkah
1006 lebar, Ketika mendengar orang itu akan keluar
mempersiapkan kereta, Lim Han-kim segera menyelinap
ke belakang pintu dan menyembunyikan diri rapat-rapat,
Menunggu hingga orang berbaju abu-abu itu sudah
pergi, ia baru munculkan diri dengan langkah pelahan.
Waktu itu si nona berbaju putih itu masih berbaring di
atas pembaringannya dengan mata terbelalak lebar
mengawasi Lim Han-kim tanpa berkedip. Walaupun jalan
darahnya tertotok sehingga ia tak mampu bicara, tapi
matanya mengawasi terus pemuda itu lekat-lekat.
Lim Han-kim mencoba memperhatikan nona berbaju
putih itu sekejap. ia merasa betapa cantiknya nona itu,
dari atas sampai ke bawah tak ada cacad sedikitpun.
Satu-satunya cacat yang dimiliki hanya paras mukanya
yang pucat pasi serta badannya yang agak kurus.
Setelah memperhatikan secara teliti jalan darah si
nona yang tertotok. Ia pun mengayunkan tangannya
menepuk bebas totokan nadi itu, Gadis berbaju putih itu
segera menghembuskan napas panjang dan bangun
terduduk. Lim Han-kim dapat melihat peluh yang lamatlamat
membasahi wajahnya, untuk bangkit dari tidurnya
itu rupanya si nona telah menggunakan segenap tenaga
yang dimilikinya. Melihat kejadian itu segera pikirnya di dalam hati:
"Kesehatan nona ini sangat jelek. tubuhnyapun amat
1007 lemah, tapi heran, kenapa ia bisa menguasai ilmu
pedang naga langit yang begitu sakti dan ruwet itu?"
Karena ada yang dipikirkan, untuk sesaat pemuda itu
hanya berdiri termangu-mangu tanpa bicara, sambil
tersenyum nona berbaju putih itu segera menegur: "Kau
benar-benar tak tahu aturan"
Lim Han-kim kembali pikirnya: "Yaa... caraku
memperhatikan dia memang amat tak sopan...." Buruburu
dia mundur dua langkah sambil serunya: "Aku...
aku...." Setelah menyeka peluh dijidatnya nona berbaju putih
itu menyela: "Sebentar lagi orang itu bakal muncul
kembali di sini, Kalau kau tidak segera pergi, jejakmu
tentu akan segera ketahuan."
"Nona jangan salah paham, aku tidak ada niat berdiam
lebih lama lagi di sini...."
Sesudah berhenti sejenak. kembali lanjutnya: "Situasi
nona saat ini amat kritis dan berbahaya, perlukah
bantuan dariku...." "Kenapa kau ingin menolongku" setelah menolong,
imbalan apa yang kau minta dariku?" tukas si nona
cepat. 1008 "Menolong karena kebetulan melihat bukan suatu
pekerjaan yang amat mulia. Kau tak perlu memberi
imbalan kepadaku atas pertolongan ini."
"Selama hidup aku paling segan hutang budi kepada
orang lain,jika kau enggan terima imbalan, aku pun tidak
berani mengharapkan pertolongan dan bantuanmu."
Kembali Lim Han-kim berpikir: "Nona ini amat tinggi
hati, bertolak belakang sekali dengan kondisi tubuhnya
yang begitu lemah, tapi aku telah melihat sendiri
kejadian ini, masa aku mesti berpeluk tangan belaka...?"
Untuk berapa saat pemuda itu jadi kebingungan dan
tidak tahu apa yang mesti diperbuat Di saat ia masih
berdiri sangsi itulah, mendadak terasa segulung tenaga
pukulan yang amat tajam menyergap tiba dari belakang,
sergapan itu datang tanpa menimbulkan suara, namun
kekuatan penghancurnya maha dahsyat.
Ketika Lim Han-kim merasakan datangnya ancaman
tersebut, tenaga penghancur telah berada dekat sekali
dengan tubuhnya. Berbicara soal ilmu silat yang dimiliki
Lim Han-kim saat ini, kendati pun dia mesti menghadapi
serangan dadakan, namun bukan hal yang sulit baginya
untuk menghindarkan diri, paling tidak ia masih mampu
meloloskan diri dari serangan telak sergapan maut itu.
Tapi sebelum ia menggeserkan tubuhnya, tiba-tiba
satu ingatan melintas di dalam benaknya, ia merasa
1009 berdirinya saat ini persis di hadapan si nona berbaju
putih itu, artinya apa bila ia menghindari diri kesamping,
maka tak ampun sergapan maut itu pasti akan
menghajar tubuh gadis berbaju putih itu dengan telak.
Begitu ingatan tersebut melintas, hawa murninya
segera dihimpun untuk menyongsong sergapan tersebut
dengan keras lawan keras. "Blaaammmm. . . "
Benturan yang kemudian terjadi amat memekikkan
telinga, Lim Han-kim merasakan pandangan matanya
berkunang-kunang, tak kuasa lagi ia terjerumus maju ke
muka sambil muntahkan darah segar. Begitu kerasnya
tumpahan itu hingga darah segar tersebut menodai
badan si nona. Tampak sesosok bayangan manusia melompat masuk.
disusul kemudian tangannya diayunkan ke bawah
menghajar jalan darah Mia-bun-hiat dipunggung anak
muda tersebut. Di saat ujung telapak tangan orang itu hampir
menyentuh punggung, Lim Han-kim, mendadak pemuda
itu menekan permukaan ranjang dan tiba-tiba badannya
jumpalitan ke udara, menggunakan kesempatan tersebut
tangan kanannya melepaskan satu pukulan balasan.
"Blaaammmm. . . "
Sekali lagi terjadi benturan keras yang memekikkan
telinga, sambil sempoyongan Lim Han-kim mundur
1010 beberapa langkah sebelum berdiri tegak. sebaliknya
tubuh sipenyerang tergetar mundur sejauh tiga langkah
oleh tenaga benturan lawannya.
Agaknya dalam bentrokan terakhir ini masing-masing
pihak telah menggunakan seluruh kekuatan yang
dimilikinya sehingga untuk sesaat mereka sama-sama tak
sanggup melancarkan serangan berikut. Beberapa saat
lamanya mereka hanya mampu berdiri berhadapan saja.
Lim Han-kim memaksakan diri untuk mengatur napas
dan mengendalikan gejolak hawa darah di dalam
dadanya, setelah itu ia mencoba memperhatikan
sipenyerang itu dengan lebih seksama, perasaan hatinya
segera bergetar keras.

Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Orang itu adalah seorang lelaki kekar berusia empat
puluh tahunan, alis matanya tebal dan matanya besar,
ternyata orang ini bukan manusia berbaju abu-abu yang
ceking dan kecil itu. Kedua belah pihak pun saling berhadapan tanpa
mengucapkan sepatah kata. Masing-masing sedang
berusaha memanfaatkan waktu dan kesempatan yang
ada untuk secepatnya memulihkan tenaga dan kekuatan.
Dalam suasana yang amat tegang inilah, mendadak Lim
Han-kim merasa punggungnya ditotok orang, tenaga
totokan itu lemah sekali tapi tempat yang tertotok justru
merupakan jalan darah yang mematikan.
1011 Apa bila tenaga yang dipakai untuk menotok itu sedikit
lebih kuat, niscaya Lim Han-kim akan menderita luka
parah padahal pemuda itu tahu di belakangnya tiada
orang lain kecuali gadis berbaju putih itu, hawa
amarahnya kontan saja berkobar.
Baru saja dia hendak mengumbar hawa amarahnya,
mendadak terdengar gadis berbaju putih itu berbisik:
"Cepat turun tangan, ia sudah terluka."
Lim Han-kim segera berpikir: "Mungkin luka yang
kuderita jauh lebih parah ketimbang dia, tapi aku percaya
ia tentu tak mampu membendung gempuranku dengan
tenaga penuh." Berpikir begitu, dia segera maju menghampiri lelaki
kekar itu Dalam saat itu lelaki kekar tersebut telah
mengangkat telapak tangan kanannya siap melancarkan
serangan, dengan sepasang matanya yang tajam dia
awasi lawannya tanpa berkedip.
Terdengar gadis berbaju putih itu berteriak lagi:
"Masuk posisi Tiong-kiong menerjang ke muka, paling
tidak kau bisa memaksakan keadaan seimbang atau
sama-sama luka" "Bagus sekali" batin Lim Han-kim. "Kau sudah tahu isi
perutku luka parah dan keadaanku kritis, tapi kau
memaksa aku beradu nyawa, Hati perempuan paling
jahat, tampaknya ucapan ini memang benar."
1012 Meski ia memaki, keadaan sudah terlanjur. Berhubung
telapak tangannya sudah diangkat siap melancarkan
serangan, sedang pihak lawanpun sudah mempersiapkan
serangan balasan, mau tak mau dia harus mengikuti
petunjuk gadis itu dengan mendesak masuk. ke posisi
tengah lalu melepaskan satu pukulan dengan jurus
"Mengancam Langsung Pada Sasaran"
Tangan kanan si lelaki kekar yang sudah diangkat
secepat kilat ditolak pula ke depan-..."
"Blaaammmm. . . "
Sekali lagi dua orang itu saling beradu kekerasan
hingga menimbulkan suara yang memekakkan telinga,
Waktu itu Lim Han-kim berada dalam kondisi luka parah,
setelah terjadinya bentrokan ini, ia merasakan hawa
panas di dalam tubuhnya menggelora keras, pandangan
matanya berkunang-kunang dan tubuhnya mundur
dengan sempoyongan sebaliknya lelaki kekar itu pun
mendengus tertahan, dengan langkah sempoyongan
cepat-cepat ia putar badan dan melarikan diri dari situ.
Lim Han-kim memaksakan diri menghimpun tenaga
murninya untuk menenangkan hawa darahnya yang
menggelora, setelah itu ia berpaling, Tampak olehnya
gadis berbaju putih itu masih berdiri dengan wajah
terkejut, namun sekulum senyum telah menghiasi ujung
bibirnya. 1013 "Tak nyana hasil bentrokan ini jauh lebih baik daripada
apa yang kuduga semula." katanya lembut.
"Hmmm,.. hmmm... kau anggap luka yang kuderita
kelewat ringan?" seru Lim Han-kim sambil tertawa
dingin. Gadis berbaju putih itu menghela napas panjang.
"Aaaai.,. Kau terluka parah lebih dulu bahkan isi
perutmu yang terluka, sebaliknya orang itu hanya
menderita gejolak hawa darahnya lantaran tenaga
pukulan balasanmu kelewat kuat dan dahsyat. Meskipun
taraf tenaga dalam yang dia miliki sedikit agak seimbang
dengan kemampuanmu tapi luka yang kau derita akibat
menerima pukulan tadi dengan kekerasan demi
keselamatan jiwaku cukup parah. Dalam situasi macam
begini, pertarungan kilat justru lebih menguntungkan
posisimu, sebaliknya jika mengulur waktu, maka
keadaanmu semakin tidak menguntung kan sekali kau
kehilangan tenaga dalam yang terhimpun maka kita
hanya menanti saat datangnya ajal saja...."
Diam-diam Lim Han-kim merasa terperanjat pikirnya:
"Jika orang melihat tubuhnya yang lemah dan wajahnya
yang pucat pasi, Siapa saja tak akan percaya kalau dia
memiliki ilmu silat, tapi kenapa ia menguasai benar
rahasia ilmu pedang naga langit serta rahasia ilmu
mengatur pernapasan..."
1014 Terdengar gadis berbaju putih itu berkata lebih jauh:
"orang itu hanya membutuhkan sedikit waktu untuk
mengatur pernapasan maka kondisi tubuhnya akan pulih
kembali seperti sedia kala, lain dengan keadaanmu, isi
perutmu terluka parah yang mustahil bisa disembuhkan
dalam waktu singkat. Menunggu sampai hawa murnimu
sudah buyar baru ia melepaskan sergapan, maka waktu
itu kau tak akan memiliki kekuatan lagi untuk menangkis
atau melawan dan sudah pasti jiwamu akan celaka.
Daripada menanti kematian kan lebih baik kita
manfaatkan peluang sebelum hawa murninya pulih
kembali, kita ambil resiko adu nyawa dengannya. Betul
lukamu cukup parah tapi untuk menghadapi orang yang
berada dalam kondisi labil akibat hawa amarah yang
bergejolak. dalam dugaanku hasil akhir tentu sama-sama
terluka, tapi kenyataannya sekarang kondisimu jauh lebih
baik daripada apa yang kuduga, kau masih mampu
mempertahankan diri..."
Lim Han-kim menghembus kan napas panjang, ia
mundur beberapa langkah dan sandarkan tubuhnya pada
dinding sambil pejamkan mata. Hawa murninya mulai
diatur untuk menekan gejolak hawa darah di dalam
dadanya, lukanya saat ini parah sekali, ia sudah tak
mampu mendengarkan perkataan gadis berbaju putih itu
dengan seksama. Dengan sinar mata yang tajam gadis berbaju putih itu
mengawasi Lim Han-kim lekat-lekat, berapa saat
1015 kemudian ia menyeka peluh yang membasahi jidatnya
lalu pelan-pelan turun dari pembaringan dan langsung
menghampiri anak muda tersebut, Lim Han-kim tetap
memejamkan matanya rapat-rapat, dia seakan-akan
tidak menyadari atas kehadiran gadis tersebut.
Setelah berada dekat dengan Lim Han-kim, tiba-tiba
gadis berbaju putih itu mengayunkan tangan kirinya
langsung menotok jalan darah Tiong-ji-hiat di tubuh anak
muda itu. Dalam kondisi terluka parah, Lim Han-kim sudah tak
sanggup mengerahkan tenaga untuk melawan, ditambah
lagi serangan tersebut sangat mendadak dan sama sekali
di luar dugaan-tak ampun jalan darahnya langsung
tersodok secara telak, seketika itu juga ia merasa sekujur
badannya kaku dan roboh terjungkal ke atas tanah.
Agaknya totokan itu sudah menggunakan seluruh
tenaga yang dimiliki gadis berbaju putih itu, maka di saat
Lim Han-kim roboh tertotok. dia sendiri pun dibuat
kecapaian hingga peluh jatuh bercucuran, badannya
mundur empat-lima langkah dengan sempoyongan dan
baru berhenti setelah bersandar pada pembaringan.
Kalau berada dalam kondisi biasa, totokan sepenuh
tenaga ini pasti akan memelantingkan badannya ke
tanah, tapi situasi saat ini berbeda sekali. Dalam keadaan
kritis dan berbahaya, otomatis timbul tenaga ekstra
dalam tubuhnya hingga dia cuma terpental mundur saja.
1016 Begitulah, setelah mengatur pernapasan sejenak
kembali gadis itu melangkah maju ke muka. Kedua orang
dayang kecilnya masih berbaring di ruang tengah dengan
mata terpejam rapat. Dengan teliti gadis berbaju putih itu memeriksa
sekujur badan dayang-dayangnya, lalu secara tiba-tiba ia
lepaskan satu tendangan keras. Dayang kecil yang kena
tendangan itu segera menggerakkan tubuhnya dan tibatiba
melompat bangun. "Cepat totok bebas jalan darah Siok-bwee" titah gadis
berbaju putih itu sambil menyeka air keringatnya.
Dayang kecil berbaju hijau itu mengiakan, tangan
kanannya segera bergerak cepat menotok bebas jalan
darah rekannya. Melihat dua orang dayangnya sudah sadar, tiba-tiba
saja nona berbaju putih itu merasakan semangat yang
menopang badannya menjadi buyar, ia segera mundur
dengan tubuh sempoyongan.
"Nona..." Dua orang dayang berbaju hijau itu menjerit
kaget sambil menubruk ke muka dan masing-masing
memayang lengan majikannya.
Gadis berbaju putih itu menghembus kan napas
panjang, katanya kemudian- "Mari kita segera
berangkat." 1017 "Nona" seru dua orang dayang kecil itu dengan wajah
tertegun, "Kita sudah berjanji dengan nyonya untuk
berjumpa di tempat ini, kita tak boleh sembarangan
meninggalkan tempat ini."
"Jejak kita sudah ketahuan musuh saat ini kalau kita
ngotot tinggal di sinu maka sedetik lebih lama di tempat
ini sama artinya sedetik lebih banyak menghadapi
bahaya." Kemudian setelah berhenti sejenak. lanjutnya: "Siokbwee,
cepat siapkan kereta, tunggu aku di lorong kecil
pintu belakang" Dayang berbaju hijau yang bernama siok-bwee segera
menyahut dan berlalu dari situ.
Setelah beristirahat sebentar dengan bersandar pada
dinding, semangat dan tenaga nona berbaju putih itu
sudah jauh lebih baik, dia menghela napas panjang,
"Hiang-ian" ujarnya, "Tahukah kalian, kita sudah hidup
untuk kedua kalinya di dunia ini?"
"Budak sekalian pantas mati, gara-gara
ketidakbecusan kami membuat nona harus tersiksa
batin," sahut Hiang-lan dengan wajah menyesal. Kembali
nona berbaju putih itu menghela napas.
1018 "Kalian belum pernah berkelana di dalam dunia
persilatan, darimana kalian bisa tahu akan tipu muslihat
orang-orang dunia persilatan?"
Usia Hiang-lan tidak lebih cuma lima-enam belas
tahunan, sifat kekanak-kanakannya belum hilang, sampai
detik itu pun ia masih belum tahu secara jelas apa yang
telah terjadi hingga menyebabkan ia jatuh pingsan. Maka
setelah memperhatikan sekeliling tempat itu sekejap.
katanya: "Tadi, budak dan adik siok-bwee sedang
bergurau di ruang tamu, tiba-tiba saja kami mengendus
bau yang harum sekali, setelah itu kesadaran kami
hilang, tapi sesaat sebelum pingsan aku seperti
mendengar adik siok-bwee menjerit keras."
"ltulah yang dinamakan dupa pemabuk" Gadis berbaju
putih itu menjelaskan sambil menghela napas.
"Nona amat pintar, tiada persoalan di dunia ini yang
tak bisa kau lakukan, budak yakin nona juga bisa
membuat dupa pemabuk bukan?"
Nona berbaju putih itu tidak menggubris Hiang-Lan
lagi, sambil bersandar pada dinding ia mulai pejamkan
mata sambil beristirahat.
Walaupun sifat kekanak-kanakan Hiang-lan belum
lenyap, namun sikapnya terhadap gadis berbaju putih itu
sangat menghormat Ketika melihat majikannya sudah
pejamkan mata beristirahat dia pun tak banyak bicara
1019 lagi, Dengan penuh ketekunan ia menguruti punggung
dan dada nona berbaju putih itu.
Tak selang beberapa saat kemudian, Siok-bwee telah
muncul dengan langkah tergesa-gesa, kepada gadis
berbaju putih itu bisik-nya: "Kereta telah disiapkan, kita
bisa segera berangkat."
"Cepat kalian bereskan semua perbekalan kita."
perintah si nona sambil membuka matanya.
Siok-bwee lari masuk ke ruang dalam, tapi sekejap
kemudian sudah muncul kembali dan berseru dengan
keheranan: "Nona, dalam ruangan tergeletak seorang
pemuda...." "Aku sudah tahu, sekalian bawa dia pergi. Bungkus
dulu badannya dengan kain kemudian naikkan ke atas
kereta." Siok-bwee tak berani bertanya lagi dan masuk kembali
ke ruang dalam, Dengan kain ia bungkus tubuh Lim Hankim
lalu digotong keluar dari ruangan itu, sedang Hianglan
dengan tangan sebelah membawa buntalan yang
ringkas, tangan kiri menggandeng tangan nona berbaju
putih itu berangkat meninggaikan rumah makan Kunenglo. 1020 Pintu belakang rumah makan Kun-eng-lo adalah
sebuah lorong kecil yang sepi dan terpencil, sebuah
kereta berkerudung kain hitam sudah siap di sana.
Siok-bwee segera masukkan tubuh Lim Han-kim ke
dalam kereta, kemudian setelah menaikkan tubuh
majikannya, tirai kereta segera diturunkan, sementara
dia sendiri segera mengenakan jubah panjang dan


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

topeng kulit sebelum melarikan kudanya meninggalkan
tempat tersebut. Dengan cepat kereta itu lari ke luar dari lorong menuju
kejalan raya yang ramai, tampak manusia berlalu lalang
amat ramai, di situ, banyak di antaranya berdandan
sebagai jagoan dari dunia persilatan.
"Nona, kita hendak ke mana?" bisik Siok-bwee tibatiba.
" Larikan kereta ke luar dari kota, langsung menuju ke
tanah pekuburan Liat-hu-bong"
Siok-bwee tercengang, pikirnya tanpa terasa: "Tanah
kuburan Liat-hu-bong" Mau apa ke sana" Tempat itu
sepi, terpencil dan menyeramkan...." walaupun pelbagai
kecurigaan menumpuk dalam hatinya namun dayang ini
tak berani banyak bertanya, cambuknya segera
diayunkan dan membawa kereta itu menuju ke tempat
pekuburan Liat-hu-bong. 1021 Tanah pekuburan itu terletak tujuh delapan li dari kota
besar si-ciu, dan merupakan sebuah tanah pekuburan
yang besar sekali. Konon pada ratusan tahun berselang
seorang nyonya dari keluarga Tong yang cantik sekali,
suatu hari suaminya mati karena menderita sakit parah
dan meninggalkan harta kekayaan dalam jumlah amat
banyak. Para familinya mulai mengincar kekayaan
tersebut dan menfitnah nyonya cantik ini menyeleweng
dengan orang lain, karena itu si nyonya dipaksa untuk
kawin lagi. Dalam gusarnya nyonya itu segera mendirikan sebuah
kuburan besar di depan kuburan suaminya dan
mengubur diri hidup-hidup di situ, sejak kematian nyonya
cantik itu, setiap menjelang tengah malam konon dari
balik kuburan itu selalu terdengar suara tangisan
perempuan yang amat memedihkan hati. Karena takut
dan ngeri akhirnya para famili nyonya itu mendirikan
sebuah kuburan yang besar dan megah di tempat
tersebut dan setiap tanggal satu serta lima belas, selalu
datang menyambangi dan mendoakan arwahnya. sejak
itu pula suara tangisan di tengah malam konon tak
pernah kedengaran lagi. Gara-gara peristiwa itulah, kuburan perempuan suci ini
menjadi amat termashur sampai ratusan li dari kota siciu,
tapi kemudian karena terjadi banyak peperangan dan
lagi para familinya mulai bubar satu persatu, pada
1022 akhirnya kuburan itu jadi terbengkalai dan tak terawat
lagi. Begitulah, kereta itu berjalan makin mendekati
kuburan perempuan suci. suasana di sekitar tempat itu
pun mulai sepi dan liar, orang yang berpapasan dijalan
pun makin jarang sampai akhirnya kereta itu mulai
menelusuri jalan setapak yang amat sempit.
Lebih kurang dua li kemudian sampailah kereta itu di
komplek tanah pekuburan Liat-hu-bong, Siok-bwee
menghentikan keretanya sambil melompat turun, dia
coba mengawasi keadaan di sekeliling sana. Tampak
semak belukar tumbuh liar dan lebat, sebuah kuburan
yang tinggi besar mencuat, menyolok di antara
kerumunan rumput ilalang serta pepohonan cemara.
Tak kuasa lagi Siok-bwee bergidik, bulu kuduknya
tanpa terasa pada bangun berdiri, setelah
menghembuskan napas panjang bisiknya pelan: "Nona,
kita sudah sampai di kompleks tanah pekuburan Liat-hubong"
sambil berkata ia menyingkap tirai pintu kereta.
Hiang-lan melongok ke luar lebih dulu, tapi ia segera
bergidik setelah menyaksikan keadaan di sekelilingnya,
tanpa terasa ia berseru: "Aaduh... sungguh sepi dan
menyeramkan tempat ini"
Pelan-pelan nona berbaju putih itu menggeser
tubuhnya, setelah memperhatikan sekejap sekeliling
1023 tempat itu, ia menuding ke arah sebelah kanan kompleks
tanah pekuburan itu sambil berkata: "Mari kita ke sana"
Di luar Siok-bwee mengiakan, padahal dalam hati
kecilnya bergidik, dia segera mengayunkan cambuknya
lagi melarikan kereta kudanya ke arah yang ditunjuk.
Tampaknya tanah pekuburan Liat-hu-bong ini sudah
lama tak pernah dijamah manusia, rumput ilalang
tumbuh sambung menyambung setinggi dada. selama
menelusuri padang ilalang tersebut kuda penarik kereta
itu meringkik panjang tiada hentinya. Di tengah suasana
hening dan menyeramkan yang mencekam tanah
pekuburan tersebut, ringkikkan kuda yang
berkepanjangan ini membuat suasana di tempat itu
terasa lebih mengerikan. Jarak antara pekuburan dengan tempat di mana
kereta itu berhenti pertama kali tadi hanya berjarak tujuh
delapan kaki, namun mereka membutuhkan waktu
sampai sepeminuman teh lamanya untuk mencapai
tempat tujuan. setelah mendekat, semua orang baru
melihat adanya sebuah bangunan rumah batu yang
dibangun persis di sisi kuburan tersebut.
Bangunan rumah batu itu kokoh sekali, meskipun
sudah berusia lama namun tidak sampai roboh dimakan
usia, Kecuali pintu serta jendela yang lapuk karena
terbuat dari kayu, dinding maupun atap rumah masih
1024 tetap utuh dan kokoh, hanya saja pada lantai ubin sudah
dipenuhi lumut sedang kamar pun ditumbuhi rumput liar.
"Sepi dan hening benar tempat ini," bisik nona berbaju
putih itu setelah menghembuskan napas panjang.
Siok-bwee yang berusia agak tua segera dapat
menangkap maksud ucapan gadis berbaju putih itu. ia
tahu majikannya punya rencana untuk tinggal di rumah
batu di sisi kuburan ini. Diam-diam ia jadi ngeri
bercampur seram, pikirnya: "Tempat ini sepi dan
menyeramkan, tak ubahnya macam kota setan, masa
nona bermaksud tinggal di sini dalam jangka waktu
panjang...." Sementara ia masih termenung, gadis berbaju putih
itu sudah berkata lagi dengan suara rendah: " Cepat
gotong orang ini menuju ke ruang batu"
"Aduh celaka" Kembali Siok-bwee berpikir,
"Tampaknya ia benar-benar berniat tinggal di sini." Tapi
dayang ini tak berani membantah, segera dibopongnya
tubuh Lim Han-kim dan masuk ke ruang batu.
"Nona, apakah kita hendak berdiam di sini?" tanya
Hiang-lan kemudian agak bimbang.
"Ehmmm. Cepat bimbing aku turun dari kereta."
1025 Dengan termangu-mangu Hiang-lan membimbing
gadis berbaju putih itu turun dari kereta dan masuk ke
dalam ruangan. Sambil berjalan tanyanya lagi lirih: "Tempat ini
menyeramkan sungguh menakutkan tinggal di rumah
setan seperti ini, nona... apakah kita hendak tinggal di
sini?". "Apa yang kau takuti?" tegur si nona sambil
tersenyum. "Setan.." Saat itulah segulung angin dingin berhembus lewat
mengibarkan ujung baju mereka berdua, tanpa terasa
Hiang-lan bergidik. "Nona benarkah, di dunia ini ada
setan?" bisiknya. "Aaah, siapa bilang" Tidak ada" sementara
pembicaraan masih berlangsung, mereka sudah masuk
ke dalam ruangan. Nona berbaju putih itu memperhatikan Lim Han-kim
sekejap. lalu sambil duduk di sisinya ia, berbisik kepada
Siok-bwee: "Cepat lepaskan kuda-kuda itu dari ikatan
kereta, hancurkan kereta dan giring masuk kuda itu ke
dalam ruangan." "Bagaimana dengan barang-barang dalam kereta?"
tanya Siok-bwee dengan, bulu kuduk pada berdiri
1026 "Sekalian bawa masuk ke dalam ruangan ini."
Siok-bwee mengiakan dan melangkah ke luar,
melepaskan kuda dari kereta, mencabut pedangnya dan
menghancurkan kereta. Gadis berbaju putih itu segera menitahkan kedua
orang dayangnya mengumpulkan kayu-kayu bekas
kereta dan diangkut masuk ke dalam ruangan, setelah
memandang kuda itu sekejap katanya lagi: "Kuda ini
tetap hewan, kalau dibiarkan tetap tinggal di sini
mungkin malah akan mengacau urusan kita, lebih baik
dilepas saja" "Nona, kita bermaksud tinggal berapa lama di sini?"
seru Hiang-lan dengan perasaan terkejut.
"Sukar dikatakan, mungkin cuma tiga sampai lima
hari, tapi mungkin juga sepuluh hari sampai setengah
bulan." Sekali lagi Hiang-lan mengawasi sekejap sekeliling
tempat itu, lalu katanya lebih jauh: "Apa bagusnya
tempat ini, mana terpencil sepi, menyeramkan lagi,
sekalipun nona tak takut setan, masa kita tak perlu
makan?" "Apa salahnya kita masak sendiri?"
Hiang-lan merasa tempat itu amat menyeramkan
hawa setan seolah-olah menyelimuti semua tempat,
1027 kalau suruh dia tinggal berapa hari berapa malam saja
sudah susahnya setengah mati, apalagi sampai setengah
bulan, tak kuasa lagi hawa bergidik menyelinap ke dalam
dadanya. "Tapi... mana kualinya" Mana dapurnya" Mana
beras, kecap. gula, garam dan peralatan makan..?"
Tapi tiba-tiba ia merasa ucapannya kelewat batas,
maka cepat-cepat mulutnya membungkam kembali
Gadis berbaju putih itu benar-benar memiliki jiwa yang
besar, ia tidak mau ribut dengan dayangnya itu, malah
katanya sambil tersenyum: "Sebetulnya barang-barang
macam itu bukan barang aneh yang susah dibeli,
sebentar pergilah bersama Siok-bwee ke dusun terdekat
membeli barang-barang keperluan itu."
Hiang-lan tak berani membantah lagi, dia alihkan
pandangannya ke arah lain, kebetulan yang dilihat
adalah gundukan tanah kuburan yang tinggi besar
dengan rumput ilalang yang tumbuh liar, tak kuasa lagi
hatinya semakin bergidik, diam-diam ia mengomel dalam
hati: "Di kota si-ciu toh banyak rumah penginapan,
kenapa mesti memilih tempat setan macam ini...?"
Usia Siok-bwee jauh lebih tua daripada rekannya,
meski dalam hati kecilnya merasa takut, namun dia tak
ingin banyak bicara, Rupanya gadis berbaju putih itu
dapat menebak isi hati dua orang pembantunya ini,
sambil tersenyum ujamya: "Aku lihat wajah kalian sangat
1028 murung dan susah, apakah kamu berdua benar-benar
takut setan?" "Kalau nona tidak bertanya, budak pun tak berani
banyak bicara, Tapi sejujurnya kukatakan, tempat ini
kelewat terpencil dan seram. Rasanya kurang sesuai bagi
kita kaum wanita, ditambah lagi kesehatan nona amat
lemah dan tak tahan angin dingin, kenapa kita mesti
menyiksa diri tanpa guna.,.?" Gadis berbaju putih itu
segera tersenyum. "Rasanya lebih baik jatuh sakit bukan ketimbang
ditangkap orang dan melewati kehidupan tanpa
kepastian mati hidupnya..."
Setelah mengatur napasnya yang tersengal-sengal,
lanjutnya: "Kalian tak usah banyak bicara lagi, sudah
kuputuskan untuk tinggal di sini"
Dua orang dayang itu benar-benar tak berani banyak
bicara lagi, mereka membungkam diri dalam seribu basa.
Pelan-pelan nona berbaju putih itu bangkit berdiri
dengan tangan kanan memegangi bahu Hiang-lan dia
awasi kuburan raksasa itu seraya bergumam sendiri:
"Aaai... seandainya kita bisa membuka sebuah tempat
persembunyian di tengah lingkaran rumah ilalang yang
amat tinggi dan lebat itu, persembunyian kita pasti akan
lebih hebat." 1029 "Nona, apakah kita akan tinggal di dalam lubang
tanah?" tanya Hiang-lang semakin bergidik,
Sambil tertawa nona berbaju putih itu menggelengkan
kepalanya berulang kali, ujarnya: "Tentu saja tidak.
Maksudku kalau kita bisa membangun sebuah rumah
pondokan di tengah lingkaran rumput ilalang itu, maka
susahlah orang lain menemukan jejak kita."
Hiang-lan mengiakan berulang kali sementara hati
kecilnya benar-benar merasa bergidik, pikirnya: "Berdiam
di ruang batu ini saja sudah menggidikkan hati, masa
kami benar-benar harus tinggal di liang kubur...?"
Sementara itu si nona berbaju putih itu sudah
mengangkat kepalanya melihat waktu, lalu kepada Siokbwee
katanya: "Waktu sudah makin larut, cepat
bebaskan kuda itu..."
Siok-bwee menyahut dan berlalu sambil menggiring
kudanya, Dengan suara keras nona berbaju putih itu
berteriak lagi: "Ingat, jejakmu mesti rahasia, jangan
rampai orang lain mengetahui tempat persembunyian
kita" Memandang Siok-bwee yang semakin menjauh, Hianglan
merasa hatinya tak tentram, ia berpaling memandang
Lim Han-kim yang tergeletak di tanah sekejap. lalu
berpaling pula ke arah si nona berbaju putih yang masih
1030 tersengal-sengal, dalam hatinya ia tak bisa
membayangkan bagaimana perasaannya sekarang,
Tiba-tiba terdengar nona berbaju putih itu berseru
lagi: "Cepat buka buntalan dan baringkan orang itu di
atas selimut"

Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bagaikan baru tersadar dari impian, Hiang-lan segera
membuka buntalannya, menyiapkan selimut dan
membaringkan tubuh Lim Han-kim di atas lapisan selimut
itu, sebagai seorang gadis yang selamanya belum pernah
bersentuhan dengan kaum pria, saat ini dayang tersebut
merasakan jantungnya berdebar keras, apalagi harus
merangkul seorang pemuda tampan dalam pelukannya,
ia mencoba memperhatikan pemuda itu, tampak
matanya terpejam rapat dan mulutnya terkatup, meski
menderita luka parah, namun tidak mengurangi
ketampanan wajahnya. Tak kuasa lagi satu ingatan melintas dalam benaknya,
ia berpikir " Entah orang ini seorang musuh atau teman"
Hukuman apa yang bakal dijatuhkan nona kepadanya..?"
Mendadak terdengar nona berbaju putih itu berseru
lagi: "Cepat baringkan ke tanah"
Hiang-lan terkesiap. rasa malu segera menyelimuti
perasaan hatinya, dengan wajah semu merah cepatcepat
dia baringkan tubuh Lim Han-kim ke atas tanah.
Dengan langkah perlahan nona berbaju putih itu berjalan
1031 mendekati Lim Han-kim, duduk di sisinya dan mengawasi
wajah pemuda itu dengan seksama, setelah itu baru ia
berseru: " Hiang-lan, ambilkan jarum emasku"
Hiang-lan menyahut, dari dalam buntalan ia
mengeluarkan sebuah kantung kain.
Dari kantung itu ia keluarkan sebuah kotak kemala
yang isinya berbagai macam jarum yang terbuat dari
emas. Mula-mula gadis berbaju putih itu mengambil dulu
sebatang jarum emas pendek dan ditusukkan kejalan
darah siau-lok-hiat di lengan kanan sendiri kemudian ia
pejamkan mata dan duduk tak berbicara, selang berapa
saat kemudian, di wajahnya yang pucat pelan-pelan
muncul selapis cahaya merah, semangatnya kelihatan
lebih segar, saat itulah ia cabut keluar jarum pada
lengannya, lalu dengan kecepatan paling tinggi ia tusuk
sembilan buah jalan darah penting di tubuh Lim Han-kim
dengan sembilan batang jarum emas.
Ketika pekerjaan itu selesai dilakukan, ia
menghembuskan napas panjang, semangatnya yang
semula tampak amat segar seketika lenyap tak berbekas,
wajahnya kembali pucat pasi, sementara peluh sebesar
kacang kedelai jatuh bercucuran membasahi dadanya.
1032 Buru-buru Hiang-lan berjongkok di sisi majikannya
sambil menguruti dadanya, sambil bekerja bisiknya
pelan: "Nona, siapa sih lelaki ini?"
"Dia telah menyelamatkan jiwa kita bertiga, sudah
sewajarnya bila kita membalas budi kebaikannya."
"Benar, apakah nona hendak mengobati luka dalam
yang dideritanya?" "Walaupun luka yang dideritanya cukup parah namun
dengan mengandalkan tenaga dalamnya yang amat
sempurna, aku percaya dia masih mampu untuk
mengobati lukanya sendiri"
"Tapi kau telah menusuk jalan darahnya dengan jarum
emas, kalau bukan sedang mengobati lukanya, apa yang
hendak nona lakukan?"
"Aku hendak membantu memajukan ilmu silatnya,
agar dalam waktu yang amat singkat ia bisa peroleh
kemajuan yang luar biasa."
"Kenapa kita harus membantunya?"
"Membantu dia sama artinya dengan membantu loya
serta nyonya..." BAB 31. Melawan Musuh Dengan Hipnotis
1033 Hiang-lan segera menghela napas panjang "Aaaai,.,
semakin kudengar rasanya pikiranku makin bingung,
lebih baik tak usah bertanya lagi...."
Mendadak terdengar ujung baju terhempas angin
berkumandang datang dan memecah keheningan yang
mencekam kuburan itu. Dengan perasaan terkesiap
Hiang-lan segera mencabut pedangnya sambil bersiap
sedia. Tampak bayangan manusia berkelebat lewat, sesosok
bayangan manusia telah menerjang masuk ke dalam
ruangan itu. Baru saja Hiang-lan hendak menegur, ia
segera mengenali orang itu sebagai rekannya Siok-bwee.
Dari mimik wajah dayangnya, si nona berbaju putih itu
segera mengetahui bahwa Siok Bwee telah bertemu
dengan kejadian yang mengejutkan hati.
Belum sempat ia bertanya, Siok-bwee telah berseru
lebih dulu: "Nona, tampaknya jejak kita sukar
dirahasiakan lagi.,."
"Enci Bwee, kau telah bertemu dengan kejadian apa?"
timbrung Hiang-lan ingin tahu.
"Aku melihat ada tiga ekor kuda sedang dilarikan ke
arah kuburan ini dengan kecepatan tinggi, maka aku
segera putar balik untuk memberi laporan, nona, kita
harus...." 1034 "Terlambat" tukas si nona sambil menghela napas.
"Tak mungkin kita bisa bebenah dalam waktu singkat
tanpa meninggalkan jejak. daripada bersembunyi lebih
baik kita buat persiapan yang hebat."
"Persiapan yang bagaimana" Kita harus segera turun
tangan-" Tiba-tiba paras muka nona berbaju putih itu berubah
menjadi sangat serius, di antara mukanya yang pucat
muncul sikap keren dan serius yang penuh wibawa,
pelan-pelan ujarnya: "Kalian harus menuruti semua
perkataanku. Barang siapa bertindak sekehendak hati
sendiri dan tidak mengikuti arahanku, akan kusuruh dia
berlutut di hadapan kuburan raksasa ini dan bunuh diri"
Kalau di hari-hari biasa ia kelihatan sangat lembut,
lemah dan menimbulkan perasaan kasihan bagi yang
melihat, maka setelah bersikap serius sekarang,
wajahnya benar-benar memantulkan kewibawaan yang
luar biasa dan menggetarkan sukma.
"Budak sekalian tidak berani," Buru-buru dua orang
dayang itu menyahut cemas.
"Bagus, sekarang keluarkan kain hitam untuk
kerudung mukaku." Hiang lan menyahut, buru-buru dia ambil kain hitam
dari buntalan dan diangsurkan ke depan, Nona berbaju
1035 hitam itu menyambut kain hitamnya dan dikerudungkan
pada wajah sendiri, kemudian katanya lagi: "Sekarang
duduklah kalian di sampingku sebelum mendapat
perintah, siapa pun dilarang bergerak atau melancarkan
serangan" "Bagaimana dengan orang ini?" tanya Hiang lan sambil
berpaling memandang Lim Han kim sekejap. "Apakah
perlu disembunyikan sementara waktu?"
Dengan mata yang berkilat nona berbaju putih itu
memandang Hiang lan sekejap. lalu sahutnya sambil
tertawa: "Tutup seluruh badannya dengan kain selimut
merah itu" Selintas warna merah tiba-tiba saja menghiasi pipi
Hiang lan. Namun ia tak banyak bicara, diambilnya
selembar kain merah lalu ditutupkan ke tubuh Lim Han
kim, kemudian ia duduk kembali di samping nona
berbaju putih itu. Dalam ruang batu yang terbengkalai di samping
kuburan kuno itu duduk berjajar tiga orang gadis remaja,
Dua orang berparas cantik, seorang berkerudung kain
hitam ditambah seseorang yang berkerudung kain merah
dan tak diketahui mati hidupnya, membuat tempat yang
pada dasarnya sudah menyeramkan, kini semakin seram
dan mengerikan hati. 1036 Belum lama beberapa orang itu selesai dengan segala
persiapannya, tiba-tiba terdengar seseorang berkata
dengan nada nyaring: "Saudara Long, cukup rahasiakah
tempat ini?" "Saudara Ciu, julukan tikus tanahmu memang benarbenar
bukan nama kosong belaka,"
Suara lain yang dingin menyeramkan segera bergema
pula, sementara itu Hiang lan maupun Siok bwee telah
mendapat instruksi dari nona berbaju putih itu agar
pejamkan matanya rapat-rapat, karena itu meski si
pendatang telah sampai di muka ruang batu, mereka
berdua tak berani membuka matanya untuk melihat.
Hanya gadis berbaju putih itu saja yang bisa
memandang situasi di luar dari balik kain kerudung
hitamnya, ia saksikan dua orang lelaki berpakaian
ringkas, dan seorang manusia berperawakan kecil
pendek munculkan diri dari balik pintu.
Agaknya ketiga orang itu pun dibuat terkejut oleh
pemandangan yang mereka saksikan dalam ruangan
misterius itu, serentak mereka menghentikan
langkahnya. Setelah melihat jelas keadaan di sana, dua orang lelaki
berpakaian ringkas itu segera menggenggam gagang
golok masing-masing siap melancarkan serangan lalu
setelah saling bertukar pandang sekejap mereka loloskan
1037 goloknya setengah inci sambil serentak menerjang masuk
ke ruang dalam. Tapi belum sempat mereka bertindak lelaki
berperawakan kecil pendek itu sudah mencekal lengan
mereka berdua sambil membetot ke belakang, hal ini
membuat kedua orang lelaki itu terbetot mundur sejauh
beberapa langkah dari posisi semula, salah seorang lelaki
yang beralis mata tebal menggerakkan bibirnya seperti
hendak mengucapkan sesuatu, tapi kerdipan mata lelaki
kecil pendek itu segera mengurungkan niatnya.
Tak lama kemudian ketiga orang itu bersama-sama
mengundurkan diri dari ruangan sejauh beberapa kaki
dan mulai berunding dengan suara lirih. Tak seorang pun
dapat mendengar apa yang mereka rundingkan terutama
para gadis yang ada dalam ruangan itu
Tampaknya dua orang lelaki berpakaian ringkas itu
amat bernapsu untuk menerjang masuk ke dalam
ruangan, sebaliknya manusia berperawakan pendek kecil
itu berusaha membujuk mereka untuk mengurungkan
niatnya. Dari sikap mereka bertiga itu bisa disimpulkan bahwa
dua orang lelaki berpakaian ringkas itu mempunyai watak
berangasan, kasar dan tidak berakal, sedangkan lelaki
kecil pendek itu mempunyai akal yang cukup panjang
dan cerdik, dia takut persiapan yang disaksikan dalam
ruangan itu hanya umpan untuk memancing mereka
1038 bertiga masuk jebakan, karena itulah dia ragu-ragu
bertindak dan berusaha mencegah kedua orang rekannya
bertindak secara gegabah.
Waktu itu, walaupun Hiang lan dan Siok bwee
memejamkan matanya rapat-rapat, namun paras muka
mereka berubah tiada hentinya, jelas gejolak perasaan
mereka pun tidak menentu.
Nona berbaju putih itu melirik sekejap ke
sekelilingnya, tiba-tiba ia berbisik: "Tak ada salahnya
kalian memejamkan mata rapat-rapat, tapi mimik muka
kalian harus menunjukkan sikap yang tenang dan seolaholah
tak pernah terjadi pun di sini."
"Nona," kata Siok bwee dengan suara lirih pula,
"Dapatkah kau mencarikan akal untuk mencegah orang
yang ada di luar sana agar tidak jadi menerjang masuk
ke mari?" Ucapan itu nyaris tidak terutarakan keluar lewat bibir,
jangankan beberapa orang di luar ruangan sana, bahkan
si nona berbaju putih itu pun tidak mendengar jelas apa
yang dikatakan "Baiklah," kata si nona berbaju putih itu kemudian
sambil tersenyum, "Akan kucarikan akal agar mereka
tidak masuk ke mari."
1039 Tanpa terasa Siok bwee dan Hiang lan sama-sama
menghembuskan napas lega, katanya setengah
bersyukur: "Akal yang nona miliki pasti...."
Belum selesai perkataan itu diutarakan, mendadak
terdengar gadis berbaju putih itu berseru dengan suara
keras: "Tiga orang sahabat di luar, bagaimana kalau
masuk kemari dan duduk di sini...."
Siok bwee dan Hiang lan kontan saja merasa amat
terperanjat, mereka benar-benar dibuat tak habis
mengerti oleh sikap majikannya ini, bukankah nona
mereka tak ingin ketiga orang musuhnya itu masuk ke
dalam ruangan" Kenapa ia justru mengundang mereka
masuk untuk duduk" Dalam terperanjatnya tak kuasa lagi
kedua orang dayang ini membuka sedikit matanya untuk
mengintip. Tampak tiga orang lelaki itu kembali mundur beberapa
langkah tanpa sadar setelah mendengar ucapan tersebut,
tak seorang pun berani melangkah maju ke depan lagi.
"Bukankah kalian bertiga sudah sampai di sini" Kenapa
tidak masuk untuk duduk sejenak sambil minum teh
sebelum pergi?" Kembali gadis berbaju putih itu berseru, Walaupun
suaranya lembut dan merdu, namun nada ucapannya
begitu rapat seakan-akan tak buyar oleh hembusan
anginTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
1040 Sekali lagi tiga orang lelaki itu merasa terperanjat dan
mundur beberapa langkah lagi dari posisi semula, sedang
dua orang lelaki berpakaian ringkas itu setelah saling
bertukar pandang sekejap. segera mundur lebih jauh lagi


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ketimbang lelaki kecil pendek itu.
"Apa yang kalian bertiga takuti?" kata nona berbaju
putih itu sambil tertawa ringan, " Walaupun di tempat
kami ini tak tersedia arak wangi dan daging kambing
untuk menjamu kalian, tapi percayalah di sini pun tidak
ada segala alat jebakan atau perangkap yang bakal
mencelakai kalian, silahkan masuk dengan perasaan
lega." Sekali lagi dua orang lelaki berpakaian ringkas itu
mundur selangkah ke belakang, lelaki yang berada di
sebelah kiri segera berseru: "Gadis itu suruh kita masuk.
lebih baik kita jangan melangkah masuk ke sana,
saudara Long, saudara Ciu, bagaimana menurut
pendapat kalian berdua?"
"Benar, benar sekali," Lelaki disebelah kiri segera
manggut berulang kali, "Ia bilang dalam ruangan
tersebut tak ada alat jebakan dan perangkap. ini berarti
tempat itu sudah dilengkapi dengan segala alat jebakan
yang paling menyeramkan, saudara Long, bagaimana
pendapatmu?" Lelaki kecil pendek itu termenung dan berpikir
beberapa saat lamanya, kemudian katanya: "Karena dia
1041 mengatakan begitu, kita malahan boleh masuk dengan
aman dan bebas." "Apa maksudmu?" Tanpa sadar dua orang lelaki
berpakaian ringkas itu berseru dengan wajah tertegunLelaki kecil pendek itu tertawa hambar.
"Semisalnya di dalam ruangan batu ini benar-benar
telah disiapkan alat jebakan yang mematikan,
seharusnya mereka bertiga tidak bicara ataupun
bergerak sehingga membuat kita tak bisa meraba
keadaan yang sesungguhnya. Kenyataannya sekarang
dia malah berkata demikian, jelas sudah mereka sedang
menerapkan siasat benteng kosong untuk menipu kita"
Sekali lagi dua orang lelaki berpakaian ringkas itu
saling bertukar pandang sekejap. kemudian sambil
bertepuk tangan se-runya: "Betul...Betul sekali, rupanya
bocah perempuan ini hendak menipu kita dengan siasat
benteng kosong, jelas sekarang dalam ruangan batu itu
tidak ada jebakan apapun"
"Walaupun demikian, lebih baik kita bertindak lebih
berhati-hati," pesan lelaki kecil pendek itu dengan suara
dalam. "Kalau memang hanya siasat benteng kosong, kenapa
kita mesti berhati-hati lagi?" tanya lelaki di sebelah kiri
dengan kening berkerut golok panjang berbentuk aneh
1042 yang tersoren di pinggangnya segera diloloskan,
kemudian tanpa banyak bicara lagi menerjang maju ke
muka. Lelaki yang lain tak mau ketinggalan, golok
panjangnya segera diloloskan pula dari sarungnya dan
melompat sejauh dua kaki di muka.
Kalau ditinjau dari gerakan tubuh mereka yang begitu
lincah dan cekatan, jelas sudah membuktikan bahwa sifat
mereka meski kasar dan berangasan, gerak geriknya
meski agak bebal namun kepandaian silat yang mereka
miliki terhitung cukup tangguh.
Sambil tertawa getir lelaki kecil pendek itu
menggelengkan kepalanya berulang kali, terpaksa dia
menyusul dari belakang, sementara senjatanya juga
segera diloloskan. Ternyata senjata andalan lelaki pendek ini adalah
sebuah ruyung tulang hitam Jit sat wu kut pian yang
terhitung senjata langka dalam dunia persilatanMelihat ketiga orang lawannya benar-benar menerjang
masuk ke dalam ruangan, wajah tiga orang nona yang
ada di dalam ruangan seketika berubah karena kaget.
Sambil menghela napas panjang nona berbaju putih
itu bergumam: "Aaai... kali ini aku malah termakan oleh
jebakanku sendiri" 1043 "Kalau ditinjau dari ilmu silat yang dimiliki ketiga orang
itu, tampaknya kepandaian mereka cukup tangguh," kata
Siok bwee sangsi. "Aku takut kita...."
Mendadak terdengar suara bentakan keras bergema
memecahkan kesunyian, dua orang lelaki berpakaian
ringkas itu tahu-tahu sudah menerjang masuk ke dalam
ruangan, Lelaki yang ada di sebelah kiri segera
menghardik: "Siapa kalian bertiga" Mau apa berada di
sini" Apa yang kalian perbuat dalam ruangan terpencil
ini?" Gadis berbaju putih itu segera tertawa ringan.
"Aduuuh... dengan maksud baik kami mengundang
kalian untuk masuk dan minum teh, kenapa kalian malah
bersikap begini garang" Toh di antara kita tak ada ikatan
dendam atau permusuhan" "
Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu seketika
tertegun dibuatnya, sambil berpaling melirik ke lelaki
kecil pendek itu sekejap. pikirnya: "Betul juga perkataan
ini, toh tiada permusuhan apa-apa antara kami dengan
mereka, kenapa pula kita meski mencari gara-gara
dengan mereka bertiga?" Tanpa sadar golok panjang
mereka diturunkan ke bawah.
Dalam saat itu si lelaki kecil pendek tadi sudah
melompat masuk ke dalam ruangan sambil memutar
ruyungnya untuk melindungi badan, ia sama sekali tidak
mengucapkan sepatah kata pun. Dengan membawa
1044 suara desingan angin tajam ruyungnya langsung
disodokkan ke tubuh nona berbaju putih itu.
Siok bwee tahu bahwa majikannya belum pernah
belajar ilmu silat, padahal serangan ruyung itu datangnya
sangat garang dan mematikan, andaikata terhajar
niscaya korbannya akan tewas seketika. Dalam keadaan
cemas bercampur kuatir, ia tak ambil perduli lagi dengan
pesan wanti-wanti majikannya tadi, pedangnya segera
dicabut keluar dan langsung diayunkan ke depan untuk
membendung ancaman ruyung tersebut.
Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu seketika dibikin
tertegun, mimpi pun mereka tidak mengira kalau seorang
gadis remaja ternyata mampu melancarkan serangan
dengan kecepatan luar biasa, Mendadak terdengar lelaki
kecil pendek itu membentak keras: "Hey, apa yang kalian
berdua saksikan" Ayo cepat turun tangan menyerang
beberapa orang budak itu, jangan lupa periksa di bawah
kain merah itu, coba lihat benda aneh apa yang disimpan
di situ." Hiang lan sangat terkejut, tak tahan lagi ia pun
meloloskan senjatanya sambil melompat bangun.
Menyaksikan perbuatan kedua orang dayangnya itu, si
nona berbaju putih tersebut gelengkan kepalanya
berulang kali sambil menghela nafas, keluhnya: "Budakbudak
dungu, kenapa kalian selalu tak mampu menahan
diri..." 1045 Belum selesai keluhan itu diucapkan, tiba-tiba tampak
lelaki kecil pendek itu meninggalkan dirinya dan
mengayunkan ruyung menyambar kain merah yang
menutupi tubuh Lim Han kim.
Dalam terperanjatnya Siok bwee dan Hiang lan segera
mengayunkan senjata masing-masing menghadang di
hadapan Lim Han kim, bersamaan waktunya mereka
melancarkan lima jurus serangan berantai yang segera
menciptakan selapis jaring jaring cahaya yang memaksa
siapa pun susah untuk maju barang selangkah pun.
Sesungguhnya ilmu silat yang dimiliki lelaki kecil
pendek itu sangat hebat, tapi setelah ruyung panjangnya
melancarkan serangkaian serangan gencar, ia tetap juga
tak berhasil menembusi lapisan jaring pedang yang
berbentuk di hadapannya, Tak kuasa lagi teriaknya
dengan suara keras: "Benda yang tertutup di balik kain merah ini pasti
suatu benda penting yang tak ternilai harganya, kalau
tidak, mereka tak bakal menghadang dengan matimatian,
Kenapa kalian berdua belum turun tangan juga,
apakah tidak membuang kesempatan baik dengan
percuma?" Walaupun mulutnya berbicara, gerak serangannya
sama sekali tidak berhenti, lagi-lagi ruyung panjangnya
melancarkan beberapa jurus serangan.
1046 Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu segera
merasakan semangatnya bangkit kembali, sahut lelaki di
sebelah kiri: "Betul juga ucapanmu, benda di bawah kain
merah itu tentu barang penting, hari ini kita harus
periksa dengan teliti" Golok panjang mereka segera
digetarkan dan siap melancarkan serangan dahsyat.
Tiba-tiba terdengar nona berbaju putih itu berseru
sambil tertawa ringan: "Saudara berdua, bagaimana
kalau tunggu sejenak lagi?"
Suara itu manis, merdu dan sangat lembut, bagaikan
bisikan kekasih yang sedang dibuai asmara. Tak kuasa
dua orang lelaki berpakaian ringkas itu menghentikan
langkahnya seraya berpaling.
Pelan-pelan nona berbaju putih itu menggerakkan jari
tangannya yang lentik untuk membuka kain hitam yang
mengerudungi wajahnya, maka muncullah raut wajahnya
yang cantik jelita bak bidadari yang turun dari kahyangan
itu. Selama hidup boleh dibilang dua orang lelaki
berpakaian ringkas itu belum pernah bertemu dengan
gadis secantik ini, tak kuasa lagi mereka memandang
dengan termangu dan untuk sesaat tak tahu apa yang
mesti diperbuatnya. Sambil tertawa ringan nona berbaju putih itu kembali
berkata: "Kalian berdua begitu gagah, jujur, tampan dan
1047 berjiwa ksatria, buat apa mesti meniru perbuatan si setan
cebol yang ingin menganiaya kami kaum wanita
lemah...." Suaranya begitu lembut dan merayu, apalagi setelah
selesai mengucapkan perkataan tersebut napasnya jadi
tersengal-sengal dengan dada yang naik turun
bergelombang, hal ini membuat gadis itu semakin
menawan dan mengenaskan Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu saling bertukar
pandangan sekejap. pelan-pelan senjatanya diturunkan
kembali ke bawah sementara empat buah mata mereka
terbelalak lebar-lebar tanpa berkedip, jelas sudah
beberapa patah kata si nona yang lembut merayu itu
telah menggetarkan perasaan hati dua orang lelaki kekar
ini. Diam-diam lelaki kecil pendek itu merasa amat
terkejut setelah menyaksikan mimik muka serta keadaan
kedua orang rekannya, dengan suara menggeledek
kembali bentak-nya: " Hati- hati dengan siluman
perempuan itu, jangan termakan oleh rayuan gombalnya
sehingga kalian termakan oleh siasat busuknya"
Bentakan yang menggeledek ini segera menyadarkan
kembali dua orang lelaki tersebut dari lamunannya, meski
begitu sorot mata mereka masih terasa berat untuk
meninggaikan wajah si nona berbaju putih itu.
1048 Melihat gelagat yang tidak menguntungkan sekali lagi
lelaki kecil pendek itu membentak "Jangan melamun
terus macam patung, coba kalian lihat perempuan itu,
dia begitu lemah seperti tak punya tenaga, kenapa tidak
dicoba untuk membekuknya dulu kemudian baru pelanpelan
ha ha ha ha... pelan-pelan dinikmati secara
bergantian" Siok bwee maupun Hiang lan sama-sama terperanjat
dibuatnya, dalam keadaan sekarang mereka kuatirkan
keselamatan nonanya, tapi juga tak bisa meninggalkan
Lim Han kim dengan begitu saja, sehingga untuk berapa
waktu kedua orang dayang ini tak tahu apa yang mesti
diperbuatnya. Tampaknya dua orang lelaki berpakaian ringkas itu
sudah termakan oleh perkataan lelaki kecil pendek itu,
tanpa terasa mereka mulai bergerak menghampiri gadis
berbaju putih itu. Siok bwee dan Hiang lan semakin gugup bercampur
kaget, begitu perhatiannya bercabang, jurus serangan
mereka, pun ikut kalut, seketika itu juga ruyung maut
lelaki kecil pendek itu bagaikan seekor ular berbisa
mengurung mereka rapat- rapat, jangan lagi
memisahkan diri untuk menolong majikannya, untuk
bertahan pun setengah mati rasanya.
Gadis berbaju putih itu sama sekali tidak menjadi
gugup atau panik menghadapi keadaan ini, malahan
1049 sambil tersenyum manis dan mengawasi dua orang lelaki
itu lekat-lekat katanya lagi: " Kalian berdua begitu kuat
dan gagah, masa tega bersikap begitu kasar terhadap
seorang gadis macam aku?"
Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu tertegun,
tanpa sadar wajah mereka berubah jadi merah padam
lantaran jengah. Lelaki yang ada di sebelah kiri segera
ber-seru: " Lebih baik kita pergi memeriksa isi di bawah
kain merah itu, coba lihat barang apakah yang disimpan
di sana" "Benar" jawab lelaki di sebelah kanan, Dua orang itu
benar-benar tidak turun tangan lagi terhadap gadis
berbaju putih itu, sebaliknya malahan menerjang ke arah
Siok bwee serta Hiang lan.
Kerja sama antara Hiang lan dan Siok bwee selama ini
dalam menghadapi permainan ruyung lelaki cebol itu
sebetulnya hanya berhasil memaksakan kedudukan
seimbang. Ketika melihat dua orang lelaki kekar itu menerjang
pula ke arah mereka, diam-diam dua orang dayang itu


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jadi terkesiap. sadarlah mereka, pertarungan kali ini lebih
banyak bahayanya bagi mereka ketimbang selamat.
Perlu diketahui bahwa ruangan batu itu amat sempit,
sementara serangan ruyung si lelaki cebol itu makin lama
semakin gencar sebelumnya Siok bwee berdua boleh
1050 dibilang sudah terkepung di balik lingkaran bayangan
ruyungnya, menang kalah pun sesungguhnya tinggal soal
waktu, Dengan ikut terjunnya dua orang lelaki kekar
tersebut mengerubuti mereka, dua orang dayang
tersebut merasa semakin keteter hebat.
Tiba-tiba lelaki di sebelah kiri itu berseru lantang
sambil mengayun golok panjangnya.
"Saudara Ciu, permainan ruyung mu susah
dikembangkan lagi kehebatannya di dalam ruangan
sempit ini, lebih baik minggir sajalah, biar kami yang
menggantikan kedudukanmu"
Lelaki cebol itu segera berpaling, tapi begitu melihat
gadis berbaju putih itu sudah bangkit berdiri sambil
menggenggam sebatang jarum emas, dengan perasaan
terkejut segera ia berpikir: "Ruangan batu ini kecil lagi
sempit, apabila ia menggunakan jarum emas sebagai
senjata rahasia, susahlah buat kami untuk
menghindarkan diri" Berpikir sampai di situ, dengan
perasaan cemas segera teriaknya: " Kalian berdua tak
usah membantu aku, yang penting tangkap dulu nona
berbaju putih itu" "Saudara Ciu, apakah kau menyuruh kami berdua
menghadapi seorang gadis lemah yang tak
berkepandaian silat itu?" seru lelaki di sebelah kanan
dengan nada dingin. Karena harus memecah perhatian
untuk berbicara, lelaki cebol itu segera kehilangan
1051 posisinya yang menguntungkan sergapan pedang dari
Siok bwee dengan cepat memaksa lelaki itu harus
menarik kembali ancamannya untuk melindungi diri.
Memanfaatkan kesempatan yang sangat baik itu Hiang
lan melepaskan dua tusukan berantai yang memaksa
lelaki cebol itu harus mundur selangkah lagi, tak ampun
permainan ruyungnya jadi kacau balau.
Keadaan yang amat mendesak ini memaksa dia mau
tak mau harus pusatkan kembali perhatiannya untuk
menghadapi lawan- Dengan kepandaian silatnya yang
tangguh, dua jurus serangan berikut yang dilancarkan
amat gencar segera mengembalikan kembali posisinya
yang mulai terdesak tadi saat itulah dia berteriak lagi
dengan suara cemas: " Hati- hati kalian, bocah
perempuan itu hendak menggunakan senjata rahasia"
Dua orang lelaki kekar itu terperanjat serentak mereka
berpaling. Benar juga tampak nona berbaju putih itu
sudah berdiri sambil menggenggam jarum emas. Apa
yang mereka duga kemudian ternyata keliru besar, nona
berbaju putih itu tidak mengayunkan jarum emasnya
sebagai senjata rahasia, sebaliknya ia malah menusuk
bahu sendiri Tak lama kemudian cahaya merah yang bersinar
segera menghiasi wajah nona berbaju putih itu, sinar
mata tajam mencorong keluar menggidikkan hati.
1052 Terdengar gadis itu berseru sambil tersenyum: "Bantulah
aku menangkap si cebol itu"
"Apa?" Dua orang lelaki itu tertegun"Aku minta kalian menangkap si cebol itu" Dalam
waktu singkat inilah enam mata saling beradu satu sama
lainnya, Tiba-tiba saja dua orang lelaki kekar itu
merasakan hatinya bergetar keras dan pikirannya jadi
kabur. Dengan langkah yang amat lembut gadis berbaju putih
itu berjalan menghampiri kedua orang lelaki tadi, sinar
mata yang memancar keluar kelihatan semakin jeli dan
tajam. Seketika itu juga kedua orang lelaki kekar itu
merasakan hatinya semakin kalut, Mereka merasa di
balik senyuman gadis itu seakan-akan tersimpan daya
pengaruh serta kekuatan yang tak terbantahkan, makin
lama kesadaran mereka makin memudar lalu pikiran jadi
kosong dan tak tahu apa yang mesti diperbuatnya.
Pelan-pelan gadis berbaju putih itu menuding lelaki
cebol itu, kemudian perintahnya lagi:
" Cepat tangkap si cebol itu"
Dengan pandangan kosong dua orang lelaki itu
mengiakan Tiba-tiba saja golok panjang mereka
diayunkan menusuk tubuh lelaki cebol itu.
1053 Jarak antara mereka berdua dengan si cebol
sesungguhnya dekat sekali, ditambah pula serangan
tersebut dilepaskan secara mendadak tanpa
pemberitahuan lebih dulu, dan lagi dilancarkan secara
berbarengan bisa dibayangkan betapa dahsyatnya
ancaman tersebut. Kendati pun lelaki cebol itu memiliki ilmu silat yang
amat hebat pun sulit baginya untuk meloloskan diri
dalam keadaan utuh, Tak ampun sambaran golok lelaki
di sebelah kiri membabat rontok rambutnya, sementara
bacokan golok lelaki di sebelah kanan melukai lengan
kanannya. Lelaki cebol itu betul-betul terperanjat dibuatnya,
cepat-cepat dia menarik kembali ruyungnya sambil
menghindar sejauh lima depa dari posisi semula, lalu
sambil berpaling mengawasi kedua orang rekannya,
umpatnya keras-keras: "Kalian berdua sudah gila?"
Dua orang lelaki kekar itu melotot besar-besar,
pancaran sinar api penuh rasa benci dan dendam
mencorong keluar dari balik matanya sementara biji mata
kedua orang itu berhenti bergerak, keadaan mereka tak
ubahnya seperti orang kesurupan setan.
Dari cerita orang, si cebol pernah mendengar bahwa
dalam dunla persilatan terdapat sejenis ilmu sakti yang
bisa membetot sukma orang, semacam ilmu hipnotis,
namun selama ini belum pernah ia menyaksikan sendiri.
1054 Sekarang setelah melihat keadaan dua orang rekannya
itu seakan-akan tak sadar dan sukmanya seperti terbetot,
dengan suara keras segera teriaknya lagi: "saudara Long,
saudara siang, apakah kalian berdua sudah tidak
mengenali diriku lagi?"
Mendadak terdengar gadis berbaju putih itu berseru
lagi dengan suara merdu: "Cepat tangkap si cebol itu"
Dua orang lelaki berpakaian ringkas itu sama sekali tak
perduli teriakan lelaki cebol itu, sebaliknya ucapan si
nona berbaju putih tersebut didengar dengan jelas,
Tanpa banyak omong, golok mereka berdua digetarkan
menerjang dari kiri dan kanan.
Tampaknya lelaki cebol itu cukup mengetahui
kehebatan ilmu silat kedua orang ini. Apabila harus
bertarung satu lawan satu tentu saja dia tak perlu takut
sebab mereka masih bukan tandingannya, tapi kini kedua
orang itu menyerang bersama-sama dengan sikap
garang, terpaksa senjata ruyungnya diayunkan ke muka
untuk membendung ancaman golok panjang mereka.
Siapa yang tahu begitu bentrokan terjadi serangan
yang dilancarkan dua orang lelaki kekar itu semakin
gencar dan garang, sepasang golok mereka berputar
sambil membacok berulang kali, semua jurus serangan
yang digunakan adalah jurus-jurus beradu jiwa.
1055 Dalam ruangan batu yang kecil dan sempit ini banyak
sekali jurus serangan ampuh yang dimiliki lelaki cebol itu
susah dikembangkan keluar. sebaliknya serangan golok
dua orang lelaki kekar itu justru banyak menggunakan
cara pertarungan jarak dekat, apalagi kerja sama kedua
orang itu sangat tangguh, sepuluh jurus kemudian
seluruh tubuh lelaki cebol itu sudah terkurung dalam
lapisan golok mereka dan semakin keteter hebat.
Lelaki cebol itu memaksakan diri bertahan beberapa
gebrakan lagi. Sekarang dia mulai sadar bahwa bila ia
tidak berusaha meloloskan diri, niscaya dirinya akan
terluka di ruangan tersebut hari ini, Akan tetapi
permainan golok kedua orang itu makin lama semakin
bertambah cepat, kebetulan sekali mereka berdua pun
persis menghadang di depan pintu, hal mana membuat
dia tak gampang untuk meloloskan diri.
Dalam suasana yang amat tegang itulah mendadak
lelaki di sebelah kiri menggunakan jurus "Semangka
manis dibelah tiga" untuk memutar goloknya dan
mengancam tiga jurusan di tubuhnya.
Lelaki cebol itu cukup mengenal gerak serangan golok
ini, yaitu membacok ke tiga arah di bawah lawan lalu
menyambar searah dengan dada, maka dengan
menyerempet bahaya dia himpun hawa murninya untuk
kemudian melepaskan satu pukulan guna mendesak
mundur gerakan golok lawan.
1056 Menggunakan kesempatan itu, ia segera melompat ke
udara dan menerjang keluar dari ruangan tersebut
melewati atas kepala kedua orang rekannya.
Walaupun gerakan tubuhnya ini cukup cepat, tak
urung pahanya termakan juga oleh babatan golok
rekannya itu. Darah segar segera jatuh bercucuran
membasahi lantai Kedua orang lelaki kekar itu sendiri pun tak bisa
bergerak lebih lincah karena kesadaran mereka
terkendali Saat ini tak seorang pun di antara mereka
yang bertindak untuk menghadang perjalanan lelaki
cebol tersebut. Sambil menuding ke arah mana lelaki cebol itu
melarikan diri, gadis berbaju putih itu kembali berseru:
"Cepat kejar, bunuh orang itu"
Dua orang lelaki kekar itu nampak agak tertegun, tapi
kemudian meluncur keluar dari ruangan untuk melakukan
pengejaran. Gerakan tubuh ketiga orang itu sungguh cepat, dalam
waktu singkat bayangan tubuh mereka sudah lenyap dari
pandangan. Memandang hingga ketiga orang itu pergi jauh, Hiang
lan baru berseru dengan wajah penuh rasa kagum:
"Nona, ilmu silat apakah itu, sungguh hebat...."
1057 Tapi begitu sorot matanya saling beradu dengan sorot
mata gadis berbaju putih itu, tiba-tiba saja perasan
hatinya bergetar keras. Nona berbaju putih itu segera
mencabut keluar jarum emas dari bahunya, Cahaya
merah di wajahnya pun makin menyusut hilang, dengan
napas terengah-engah keluhnya: "oooh... aku sungguh
lelah...." Peluh dingin kelihatan bercucuran amat deras, tibatiba
tubuhnya roboh terjengkang ke belakang, Cepatcepat
Siok bwee menyambar tubuh majikannya sambil
berseru: "Nona... Nona..."
Tanpa membuang waktu, sepasang tangannya bekerja
keras menguruti dadanya. "Enci Bwee, apakah penyakit
nona kambuh lagi?" Hiang lan yang sudah sadar kembali
buru-buru bertanya. "Aku rasa nona kelewat capai." Pada saat itu dalam
hati kecilnya Hiang lan sedang memikirkan terus ilmu
silat aneh yang digunakan gadis berbaju putih itu, yang
bukan saja bisa menguasai lawan bahkan bisa memaksa
lawan mengikuti perintahnya.
Kini dia sedang berusaha mengatur perkataan agar
bisa membujuk majikannya mewariskan kepandaian
tersebut kepadanya. Kendatipun dalam hati kecilnya dia berpikir terus,
sepasang tangannya tidak ambil diam. Seperti juga Siok
1058 bwee, dia menguruti seluruh tubuh gadis berbaju putih
itu dengan seksama. Sejak kecil gadis ini sudah mengidap sejenis penyakit
yang sangat aneh, Pelbagai tabib kenamaan sudah
diundang namun tak seorang pun berhasil
menyembuhkan penyakitnya itu, maka baik pikiran
maupun tubuhnya tak boleh kelewat capai, sekali
kelelahan maka dia akan segera jatuh tak sadarkan diri
Kedua orang dayang ini sudah cukup lama mengikuti
majikannya, mereka pun sudah sering menjumpai
majikannya jatuh pingsan, oleh sebab itu meski perasaan
hatinya agak tegang, namun tindak tanduk mereka tak
sampai gugup dibuatnya. Setelah diuruti beberapa saat, pelan-pelan gadis
berbaju putih itu sadar kembali, sambil membuka
matanya dia menghembuskan napas panjang dan
bangkit untuk duduk. Siok bwee segera berkata sambil menghela napas:
"Nona, kesehatan badanmu belum pulih kembali. jangan
kelewat banyak bergerak, bagaimana kalau beristirahat
sejenak lagi?" Sambil menghela napas panjang gadis berbaju putih
itu menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya:
"saat ini keadaan kita amat berbahaya dan kritis sekali,
aku tak punya waktu untuk beristirahat lagi...."
1059 Setelah bangkit berdiri, dia berjalan menghampiri Lim
Han kim, lalu perintahnya: "sekarang buka kain merah
yang menyelimuti tubuhnya"
Siok bwee menurut dan segera menanggalkan kain
merah yang menutupi tubuh pemuda itu. Tiba-tiba gadis
berbaju putih itu menarik napas panjang-panjang,
kemudian dengan gerakan cepat ia mencabut keluar
kesembilan batang jarum yang menancap di tubuh
pemuda itu, kemudian perintahnya lagi pelan: "siok
bwee, cepat tepuk jalan darah sin kwan hiat, Ki kun hiat


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan ngotong hiat di tubuhnya."
Siok bwee mengiakan dan segera menepuk ketiga
buah jalan darah penting di dada pemuda itu.
Pelan-pelan Lim Han kini tersadar kembali sambil
duduk dia awasi sekeliling tempat itu sekejap lalu
tanyanya: "Di mana kita berada sekarang?"
"Kuburan Liat hu bong"
"Kuburan Liat hu bong.,." Kuburan Liat hu bong.,.?"
"Yaa, sebuah kuburan besar yang terpencil letaknya,
cerita kesetiaannya pada suami sudah lama dilupakan
orang." Diam-diam Lim Han kim mencoba mengatur
pernapasannya. Dia merasa semua urat nadi di dalam
tubuhnya telah lancar kembali, maka sambil bangkit
1060 berdiri katanya lagi: "Kalau betul tempat ini disebut
kuburan Liat hu bong, aku percaya letaknya pasti di luar
kota si ciu bukan?" "Tentu saja kuburan Liat hu bong tak mungkin
dibangun di dalam rumah makan Kun eng lo"
Mengenang kembali kejadian lampau yang menimpa
dirinya, Lim Han kim segera tahu bahwa gadis inilah
yang telah menolongnya dan membawa dirinya ke sana,
maka katanya kemudian seraya menjura "Terima kasih
banyak atas pertolonganmu nona."
"Kau telah menyelamatkan kami bertiga, sekalipun aku
telah menyelamatkan jiwa-mu, namun kami tetap masih
berhutang dua nyawa kepadamu."
Lim Han kim tak tahan lagi untuk tersenyum, katanya:
"Saling tolong menolong dalam dunia persilatan
merupakan suatu kejadian yang sangat lumrah, nona tak
periu menganggap serius...."
Kemudlan setelah berhenti sejenak, dia mengalihkan
pokok pembicaraan ke soal, lain, katanya lagi: "Berapa
sih jarak tempat ini dengan kota Siu ciu?"
"Tak lebih sepuluh li di luar kota Si ciu"
Lim Han kim segera membungkukkan badannya
memberi hormat, 1061 "Ilmu silat yang dimiliki ayahmu sangat hebat dan
jarang sekali jagoan dalam dunia persilatan dewasa ini
yang dapat menandinginya. Apabila nona bisa berjalan
seiring dengan ayahmu, maka kau tak periu takut
gangguan para cecunguk dunia persilatan lagi."
Membayangkan kembali pertarungannya melawan
ayah gadis baju putih itu tempo hari di kuil awan hijau,
tanpa terasa pemuda itu bergidik sendiri.
"Kenapa?" tanya nona berbaju putih itu keheranan
"Apakah kau pernah bertarung melawan ayahku?"
"Kepandaian silat yang dimiliki ayahmu benar-benar
luar biasa hebatnya, aku bukan tandingannya...."
"Asal kau mampu menerima satu dua jurus
serangannya, kepandaianmu terhitung sudah hebat
sekali," timbrung Hiang lan tiba-tiba.
"Kalau hanya satu sampai dua puluh jurus, aku yakin
masih sanggup untuk melayaninya."
"Waaah... kalau begitu kau memang luar biasa sekali."
"Harap kalian bertiga baik-baik menjaga diri," ucap
Lim Han kim kemudian seraya menjura, "Aku harus
segera kembali ke kota siu ciu, semoga berjumpa lagi
lain saat." Habis berkata ia segera tinggalkan ruangan itu
dengan langkah lebar. 1062 "Berhenti" Mendadak gadis berbaju putih itu
menghardik Lim Han kim sudah melangkah keluar dari ruangan itu,
tapi ia berpaling juga sambil bertanya: "Apakah nona
masih ada petunjUk di dalam kota?"
"Benar." Gadis berbaju putih itu menggerakkan bibirnya hendak
mengucapkan sesuatu, tapi niat tersebut segera
diurungkan sebaliknya Hiang lan sudah menegur lebih
dulu: "Dia itu seorang lelaki atau perempuan?"
"Dia adalah seorang locianpwee dari dunia persilatan,
tentu saja seorang pria"
Tiba-tiba gadis berbaju putih itu menghela napas
panjang, katanya: "Rumah makan Kun eng lo sudah tak
sesuai untuk ditinggali lagi. jika kau percaya kepadaku,
ajaklah kawanmu itu dan sama-sama tinggal disini."
"Kenapa?" tanya Lim Han kim dengan perasaan
tergerak, "Dewasa ini kota si ciu sudah menjadi tempat
pertemuan segala jenis jagoan dari seluruh dunia
persilatan, baik partai besar maupun perguruan
kenamaan hampir rata-rata mengirimkan jagoannya yang
terbaik untuk hadir di sana, ibarat datangnya hujan
badai, saat ini rumah makan Kun Eng lo sudah menjadi
1063 ajang segala pertikaian, segala siasat busuk dan akal licik
akan kau hadapi di tempat semaCam itu."
Diam-diam Lim Han kim merasa keheranan, dari mana
seorang gadis yang lemah lembut tanpa ilmu silat bisa
mengetahui pelbagai macam masalah dalam dunia
persilatan" Tiba-tiba ia teringat kembali dengan peristiwa
kepergian Thian hok sang jin tempo hari, agaknya
kepergiannya juga menyangkut suatu rahasia besar
dunia persilatan begitu rahasianya masalah tersebut
sampai Ciu Huang, pendekar nomor wahid dari kolong
langit pun tidak mengetahuinya. Tapi kenyataannya
gadis lemah ini tahu secara pasti rahasia tersebut, ini
menunjukkan bahwa gadis ini memang penuh diliputi
kemisteriusan. "Hei, apa yang sedang kau pikirkan?" Tiba-tiba gadis
berbaju putih itu menegur sambil tersenyUm "Merasa
heran karena aku mengetahui begitu banyak persoalan
dunia persilatan?" Sesungguhnya memang itulah masalah yang
mencurigakan hati Lim Han kim, tapi setelah disingkap
sendiri oleh si nona berbaju putih itu, dia malahan
merasa rikuh untuk menanyakan lebih jauh. Tanpa terasa
dia berpaling dan mengawasi wajah gadis itu lekat-lekat,
tampak wajahnya penuh diliputi perasaan penderitaan
seakan-akan orang yang baru mendusin dari tidurnya,
1064 tapi seperti juga belum sembuh dari penyakit ringan,
Badannya begitu lemah tak berkekuatan, namun
sepasang matanya yang bulat besar justru penuh
mengandung kecerdasan yang luas bagaikan samudra
dan sukar diukur dalamnya.
Sambil tersenyum manis kembali gadis berbaju putih
itu bertanya: "Kau baru pertama kali terjun ke dalam
dunia persilatan?" Tanpa sadar Lim Han kim mengangguk sekali lagi
gadis berbaju putih itu tersenyum, katanya lebih lanjut:
"Bila dugaanku tak meleset, kau semestinya sedang
memikul suatu tanggung jawab yang berat sekali, kalau
bukan dendam berdarah tentu benci karena kehilangan
keluarga." Lim Han kim termangu, pikirnya cepat:
"Walaupun ucapannya tidak benar secara keseluruhan
tapi asal-usulku memang masih merupakan satu teka
teki, Baik ibu maupun guruku tak pernah menyinggung
asal usulku, nama Lim Han kim pun hanya pemberian
dari ibuku. Benarkah aku dari marga Lim" Mungkinkah
ayah kandungku masih hidup di dunia ini" Kalau memang
sudah mati sudah menjadi kewajibanku sebagai putranya
untuk menyambangi kuburannya. Tapi sejak aku tahu
urusan, belum pernah ibu menyinggung masalah ayah
denganku, juga tak pernah melihat beliau pergi
1065 menyambangi kuburannya, lalu... apa yang sebenarnya
telah terjadi?" Kumpulan kecurigaan ini bagai gumpalan awan
melintas dan mengapung di dalam benaknya, selama
belasan tahun ini belum pernah hilang sekejappun. Kini
setelah disinggung kembali oleh gadis berbaju putih itu,
kecurigaannya semakin terpancing keluar sehingga untuk
berapa saat dia jadi gelagapan dan tak tahu apa yang
mesti diperbuatnya. Sambil membenarkan rambutnya yang kusut nona
berbaju putih itu menegur lagi: "Benarkah dugaanku
itu?" "Belum tentu benar seratus persen^."
"Tapi sinar matamu memancarkan rasa terkejut dan
tercengang yang amat tebal, ini membuktikan bahwa kau
telah mengakui bahwa apa yang kukatakan memang
betul, kenapa" Buat apa kau membantah terus?"
Diam-diam Lim Han kim menghela napas panjang,
pikirnya: "Aaai.,, walaupun tidak tepat sekali, selisih pun
tidak terlalu jauh."
Sebetulnya perkataan itu hanya melintas di dalam
benaknya, tapi gadis berbaju putih itu seakan-akan
sudah mendengarnya secara jelas, Tiba-tiba ia berseru
1066 sambil tertawa cekikikan: "Duduklah, bila ada masalah
yang sukar dipecahkan, tanyakan saja kepadaku"
"Benar" sela Hiang lan cepat. "Nona kami pandai ilmu
perbintangan, ilmu meramal maupun pengetahuan
lainnya. Apa bila kau ada masalah yang menyulitkan,
utarakan saja kepada nona kami, agar dia mencoba
menghitungkan nasibmu."
"Selama hidup aku tak pernah percaya dengan
perhitungan nasib." "Memang tak boleh percaya seratus persen, tapi kau
pun tak boleh tidak mempercayainya," sela si nona
berbaju putih itu. "Perkataan nona sangat mengejutkan hati, tampaknya
pengetahuanmu benar-benar amat luas."
"Kau terlalu sungkan," nona berbaju putih itu tertawa,
"Kau adalah tuan penolongku, sudah sepantasnya apa
bila aku berusaha membantumu dengan sepenuh tenaga,
membebaskan persoalanmu sudah menjadi kewajibanku
bagiku...." Lim Han kim segera, berpikir: "Gadis ini lemah sekali,
tapi perkataannya tajam seperti pisau. setiap patah
katanya seperti langsung menghujam hatiku, benarbenar
luar biasa...." 1067 BAB 32. Bunga Bwee Putih Dengan cepat pemuda itu memberi hormat, lalu
ujarnya: "Aku merasa berterima kasih sekali dengan
maksud baik nona, tapi aku benar benar tidak
mempunyai persoalan yang menyusahkan diriku,
Tentang pertolonganku atas diri nona, aku telah
menerima balasannya dengan penyembuhan lukaku.
Nah, aku mohon diri lebih dulu."
"Tolong tunggu sebentar" seru gadis berbaju putih itu
sambil menghela napas. "Perkataanku belum selesai
kuutarakan." Sambil berhenti dan berpaling Lim Han kim bertanya:
"Nona, apa yang hendak kau sampaikan" cepat katakan
sebab aku harus secepatnya pergi dari sini."
"Kepandaian silat yang kau miliki jauh lebih tangguh
daripada kepandaian kami, untuk melindungi
keselamatan kami bertiga memang lebih dari cukup, Tapi
kau belum sanggup menandingi kehebatan ilmu silat
para jago yang sekarang berkumpul di rumah makan Kun
eng lo..." Setelah mengatur napasnya yang tersengal, kembali
lanjutnya: "situasi pada saat ini sudah jelas sekali Kita
sudah berada dalam posisi harus bersatu padu, dalam
hal ini aku yakin kau tentu sudah mengerti bukan."
1068 Lim Han kim tertegun, serunya cepat: "Tolong
dijelaskan Lebih jauh."
"Dengan mengandalkan kepandaianmu dan
kecerdasanku tidak susah bagi kita berdua untuk
melakukan suatu pekerjaan besar di kota si ciu.
Kesempatan semacam ini jarang sekali dijumpai Aku
harap kau berpikir tiga kali sebelum mengambil
keputusan." "Tujuanku kemari hanya ingin mencari orang, bukan
berniat mencari nama besar dalam dunia persilatan"
"Beritahu kepadaku, siapa yang sedang kau cari?"
"Adikku" "Kalau kulihat dari alis matamu yang berkerut,
rupanya kau sudah tak sabar lagi melayani
pembicaraanku" "Aku kuatir temanku menunggu lama, maka aku mesti
secepatnya kembali ke tempat semula."
"Kalau kulihat dari niatmu yang begitu besar untuk
pergi, tampaknya susah bagiku untuk menahanmu lagi.
Aaai... Kita memang belum pernah berkenalan
sebelumnya, tapi atas budi kebaikanmu yang telah
selamatkan jiwa kami, baiklah, kuputuskan untuk
menunggumu selama tiga hari di tanah kubur Liat hu
bong ini. Dalam tiga hari ini, apabila kau menjumpai
1069 masalah yang sulit dipecahkan, atau mungkin rindu
kepadaku, datanglah setiap saat kemari"
Ia berbatuk-batuk sejenak. kemudian setelah
mengatur napas tambahnya: "Selewatnya tiga hari kau
tak usah datang kemari lagi, sebab selama hidup
mungkin kita tak ada kesempatan lagi untuk saling
berjumpa." Sesungguhnya dalam benak Lim Han kini terdapat
banyak sekali persoalan rumit yang ingin ditanyakan
kepadanya, hanya saja ia selalu didahului gadis tersebut
yang menyebabkan dia merasa harga dirinya telah


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dilangkahi. Dengan wataknya yang tinggi hati. tentu saja timbul
kekuatan membangkang yang sangat kuat yang
membuat pemuda ini segan banyak bertanya, Ditambah
lagi ia menguatirkan keselamatan Han si kong, hal mana
membuat niatnya untuk kembali ke kota si ciu semakin
kuat, Dia segera memberi hormat sambil ujarnya:
"Akan kuingat baik- baik pesan nona ini,jika
menjumpai masalah pelik, dalam tiga hari mendatang
aku tentu datang lagi kemari untuk minta petunjuk."
selesai bicara dia tinggalkan ruangan itu dan berlalu
dengan langkah lebar. Setelah keluar dari kompleks tanah pekuburan Liat hu
bong sejauh dua tiga li, dari kejauhan ia saksikan dua
1070 orang lelaki bersenjata golok panjang yang aneh sekali
bentuknya sedang mengerubuti seorang lelaki cebol
bersenjata ruyung. pertarungan berlangsUng sengit
sekali. Di bawah keroyokan dua bilah golok panjang itu, si
lelaki cebol tersebut benar-benar keteter hebat dan tak
sanggup lagi melancarkan serangan balasan, posisinya
berbahaya sekali. Sambil memutar ruyungnya dengan sekuat tenaga
untuk membendung serangan dua orang itu, si cebol
berteriak tiada hentinya: "Hei, sudah gilakah kalian
berdua" Masa akupun sudah tidak kau kenal lagi?"
Lim Han kim mencoba memperhatikan mereka dengan
seksama. Betul juga ia menjumpai dua orang lelaki
bersenjata golok aneh itu melototkan matanya tanpa
berkedip. gerak geriknya macam orang yang kehilangan
kesadaran. Agaknya mereka sudah terkena obat
pemabuk atau kesurupan setan.
Sesungguhnya gerak gerik kedua orang lelaki itu tidak
terlalu lincah, tapi berhubung serangan gabungan
mereka begitu ketat dan hebat, kerjasama sepasang
golok mereka pun amat rapat sehingga mendatangkan
kekuatan yang maha dahysat, maka si cebol yang
terkurung di tengah lapisan cahaya golok itu tak sanggup
meloloskan diri. 1071 Lim Han kini mencoba memperhatikan situasi ia
percaya tak sampai sepuluh gebrakanvlagi lelaki cebol
ituvpasti akan terluka di tangan kedua orang lelaki kekar
itu. Diam-diam ia pun berpikir: "Mimik muka dua orang
lelaki kekar itu menunjukkan gelagat tidak beres, kalau
kudengar dari teriakan si cebol itu, jelas kedua orang itu
sangat dikenal, tapi tempat mereka menyerang terus
secara membabi buta...."
Berpikir sampai di sini, tubuhnya menerjang ke muka
secara tiba-tiba, Sebuah pukulan langsung dilontarkan
menghajar golok panjang di tangan lelaki kekar itu.
Kebasan yang amat kuat ini seketika memaksa gerak
golok lelaki itu miring ke samping. Namun sebelum
pemuda itu berhasil merontokkan senjata dari
genggamannya, Tiba-tiba dari sisi lain telah menyambar sebuah
bacokan yang langsung membabat pergelangan
tangannya. Ternyata kerjasama permainan golok dua orang lelaki
ini sangat ketat dan hebat, Mereka saling membantu dan
saling menolong, Ketika serangan Lim Han kim mendesak
permainan golok lelaki itu, lelaki yang, lain secara
otomatis melancarkan sergapan untuk menolong
rekannya. 1072 Lim Han kim segera merendahkan lengannya ke
bawah untuk menghindari bacokan tersebut, kemudian
sebuah tendang an dilontarkanLelaki itu mengegos ke samping, sebuah bacokan kilat
kembali dilepaskan ke tubuh lawan.
Walaupun beberapa jurus serang dari Lim Han kim ini
belum berhasil merampas senjata dua orang itu, namun
serangannya berhasil membuyarkan kerja sama kedua
orang itu yang sangat ketat Menggunakan kesempatan
inilah si cebol itu menarik kembali senjata ruyungnya dan
mundur dari arena pertempuran.
Dengan mundurnya lelaki cebol itu, serangan dari dua
orang lelaki kekar itu segera tertuju seluruhnya ke tubuh
Lim Han kim, permainan golok mereka berdua memang
tangguh sekali, terutama cara kerja-sama mereka,
Ditambah lagi serangan dari Lim Han kim bukan
bermaksud mencelakai lawan lawannya, hal ini justru
membuat posisinya menjadi sangat tidak
menguntungkan. Dalam waktu singkat cahaya golok yang berkilauan
seperti cahaya saiju itu telah membentuk selapis jaring
golok yang mengurung Lim Han kim di tengah arena,
Dalam kesempatan itu si cebol yang berhasil
meloloskan diri dari kepungan segera berdiri pada jarak
dua tiga kaki dari sisi arena sambil mengatur pernapasan
1073 Ternyata ia tidak berniat turun tangan membantu Lim
Han kim dalam menghadapi dua orang lelaki kekar itu.
Begitulah ketika serangkaian serangan gencar dari dua
orang lelaki itu sudah ber-lalu, tiba-tiba saja Lim Han kim
melancarkan serangan balas an secara beruntun dia la
ncarkan tiga jurus ancaman yang segera merebut
kembali posisinya. Kini ia sudah cukup merasakan kelihaian ilmu golok
dua orang lelaki itu, maka ia tak berani bertindak
gegabah lagi. Jurus- jurus maut segera dilontarkan untuk
mendesak lawan lawannya. Setelah bertarung cukup lama, kondisi fisik dua orang
lelaki itu sudah lemah sekali, tentu saja mereka tak
sanggup membendung serangkaian serangan Lim Han
kim yang maha dahsyat itu, Tak selang berapa saat
kemudian jalan darah kedua orang itu sudah ditotok oleh
anak muda kita dan roboh terjengkang ke atas tanah.
Berhasil merobohkan kedua orang lawannya, Lim Han
kim berpaling memandang si cebol itu sekejap. Tampak
napasnya masih tersengal-sengal, Tampaknya sicebol itu
belum berhasil memulihkan kembali tenaganya.
Melihat itu sambil mendengus dingin Lim Han kim
menegur: "Lebih baik kau tak usah berlagak pilon"
1074 Merah jengah selembar wajah lelaki cebol itu, buruburu
katanya: "Saudara ada petunjuk apa?"
Rupanya lelaki cebol itu sudah berhasil mengatur
pernapasannya semenjak tadi, tapi karena dia licik maka
lelaki itu segan turun tangan untuk membantu, Maka
ketika dilihatnya Lim Han kim berhasil merobohkan dua
orang lelaki kekar itu lalu berpaling ke arahnya, karena
takut Lim Han kim menegurnya lantaran tidak
membantu, maka dia pura-pura berdiri dengan napas
tersengal, maksUdnya agar pemuda itu mengira kondisi
tubuhnya belum pulih kembali sehingga tak sanggup
memberi bantuan Dengan ketajaman mata Lim Han kim, sudah barang
tentu ia mengetahui kelicikan orang ini, diam-diam
umpatnya di dalam hati: "Sialan benar orang ini, tahu dia
licik dan tak tahu aturan, tak nanti aku turun tangan
membantunya...." Dasar masih muda dan kurang pengalaman tanpa
sadar perasaan tak senangnya itu segera terlintas di
wajahnya. Sebaliknya si cebol itu meski licik, bagaimanapun
antara mereka berdua tak pernah saling kenal sementara
orang lain telah membantunya lolos dari bahaya maut
Maka setelah rahasianya ketahuan, tak kuasa lagi
wajahnya berubah jadi merah jengah. Bagaimana pun ia
sudah cukup berpengalaman dia lam dunia persilatanTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
1075 Untuk melenyapkan situasi yang serba rikuh itu, buruburu
dia mengalihkan pembicaraan ke masalah lain"Apakah kedua orang itu adalah sahabat-mu?" tanya
Lim Han kim dengan nada ketus.
Si cebol tertawa paksa, sahutnya: "Aku bernama si
tikus tanah ciu Sut, sedang dua orang ini adalah lo liok
dan lo jit dari tujuh sesat Leng pat jit sat. Kami sudah
lama saling berteman."
Lim Han kim segera berpikir lagi: "Entah kejadian
besar apa yang tengah beriangsung di kota Si ciu,
kenapa begitu banyak tokoh persilatan berkumpul di
sini...." Di luar ia mendesak lagi dengan dingin:
"Kalau memang sahabat karib, kenapa kalian saling
beradu jiwa?" Sejak kepura-puraannya terbongkar tadi, si tikus tanah
ciu Sut tak berani bicara bohong lagi, segera menjawab:
"Mereka berdua sudah kena ilmu sesat dari siluman
perempuan itu,sehingga tanpa perduli aku adalah
sahabat karibnya, ingin membunuhku."
"Aaah, mungkin terkena obat pemabuk, mana
mungkin di dunia ini ada ilmu sesat?" ciu Sut segera
menggelengkan kepalanya berulang kali,
"Aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri semua
peristiwa itu, Ketika sorot mata mereka beradu bertemu
1076 dengan pandangan siluman perempuan itu, kesadaran
mereka seketika kalut dan tidak terkontrol, bahkan
menyerangku secara habis-habisan, Kalau bukan terkena
ilmu sesat, lantas apa "
Satu ingatan segera melintas dalam benak Lim Han
kim, kembali tanyanya: "Lalu berada di manakah siluman
perempuan itu sekarang?"
"ltu dia, dalam ruang batu di samping kuburan Liat hu
bong." "Aaaah, pasti nona berbaju putih itu yang
dimaksudkan," pikir Lim Han kim dalam hati.
Ketika ia membayangkan kembali ucapannya yang
tajam dan setiap katanya yang menggetar sukma, tibatiba
saja pemuda itu merasa agak percaya bahwa gadis
itu betul-betul bisa meramal nasib. Tapi di luar ia
bertanya seolah-olah tak percaya: "Aah, masa ada
kejadian seperti itu?"
Waktu itu si Tikus tanah Ciu sut sudah dapat menilai
keadaan Lim Han kim. Meskipun ilmu silat yang
dimilikinya amat tangguh namun pengalamannya dalam
dunia persilatan masih sangat minim, maka dia pun
mengibul: "Kalau kulihat Cara yang dipergunakan
siluman perempuan itu, rasa-rasanya mirip sekali dengan
ilmu hipnotis atau ilmu pembetot sukma. Kepandaian
semaCam ini bersumber dari Tibet dan tidak banyak yang
1077 menguasai kepandaian tersebut di daratan Tionggoan ini,
Kebetulan sekali aku justru memiliki ilmu untuk
memunahkan pengaruh ilmu iblis tersebut."
Dari Cerita gurunya, Lim Han kim pernah juga
mendengar tentang ilmu pembetot sukma ini, tapi karena
tak banyak orang persilatan yang menguasai kepandaian
tersebut sehingga dunia persilatan jarang dijumpai jago
silat yang menggunakan ilmu ini.
Gurunya tak pernah menjelaskan lebih dalam, maka
ketika ia mendengar Cui sut mempunyai ilmu
penangkalnya, tak kuasa lagi tanyanya: "Bagaimana
Caranya me-nangkal ilmu itu?"
Ciu sut tidak langsung menjawab. Dalam hati ia
berpikir "setelah totokan jalan darah kedua orang itu
bebas nanti, aku tak tahu apakah kesadaran mereka
akan pulih atau tidak. Lebih baik jawabanku agak berhatihati...." Karena berpikir begitu, maka sahutnya: "llmu
penangkal ini sangat aneh dan sakti, tidak gampang
untuk mempelajarinya.."
Melihat orang itu jual mahal, rasa ingin tahu Lim Han
kim lenyap seketika, tak tahan lagi katanya: "Yaa
sudahlah, aku hanya bertanya tanpa maksud apa-apa."
1078 Ciu sut memandang sekejap dua orang lelaki yang
tergeletak di tanah itu, kemudian pintanya: "Coba kau
bebaskan totokan jalan darah mereka, coba kita lihat
apakah kesadarannya bisa pulih atau tidak."
Rupanya Ciu sut telah melihat cara totokan Lim Han
kini yang sangat aneh, Karena kuatir totokannya gagal
membebaskan totokan kedua orang itu, maka dia
sengaja menghasut dengan ucapan sehingga dirinya tak
perlu turun tangan sendiri
Tanpa banyak bicara Lim Han kim mengayunkan
sepasang tangannya berulang kali menutuk bebas
pengaruh totokan pada tubuh kedua orang lelaki kekar
itu. Ciu sut kuatir Lim Han kim mendesaknya lebih lanjut,
buru-buru dia mengalihkan pembicaraan ke soal lain,
tegurnya: "saudara Long, saudara siang, apakah kalian
berdua sudah merasa agak baikan?"
Dengan membelalakkan matanya dua orang lelaki
kekar itu memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu,
lalu sambil menjura kepada Ciu sut, tanyanya: "Saudara
Ciu, mana nona itu?"
Ciu sut tertawa dingin, "Hmmm.. hmmmm... masih
bisa menanyakan nona itu" Tahukah kalian serangan
gabungan kamu berdua nyaris membinasakan diriku,
1079 hingga kini aku masih bisa hidup dengan segar bugar,
Hal ini sudah merupakan suatu keberuntungan besar."
Tampaknya dua orang lelaki kekar itu sama sekali tak
memiliki ingatan terhadap peristiwa barusan, Mereka
saling bertukar pandang sekejap. lalu lelaki yang ada di
sebelah kanan berseru: "Aaaah, masa ada kejadian


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seperti itu" Aku benar-benar tidak habis mengerti, Tapi
setelah saudara Ciu menyinggung kembali, aku jadi
teringat pula tatkala kucabut golokku tadi...."
Mereka berdua sama-sama berusaha mengumpulkan
kembali semua pikiran dan ingatannya untuk mengenang
kembali apa yang telah terjadi satu demi satu.
Setelah menyaksikan tingkah laku kedua orang ini,
kecurigaan dalam hati Lim Han kim lenyap seketika,
pikirnya: "Kalau ditinjau dari kejadian ini, rasanya apa
yang diucapkan si nona tadi bukan isapan jempol belaka,
Kalau betul di dunia ini terdapat ilmu semacam itu, ada
baiknya aku harus belajar ilmu penangkalnya, sehingga
dengan begitu bila bertemu kejadian yang sama, aku
bisa menggunakan untuk melindungi diri sendiri..."
Berpikir sampai di situ ia pun mendesak: "Hei,
bukankah kau mengatakan tadi mengerti ilmu penangkal
dari ilmu pembetot sukma itu" Bagaimana sih
menangkalnya?" 1080 Setelah melihat kesadaran kedua orang rekannya pulih
kembali, keberanian ciu sut ikut membesar pula .
"Oooh... soal itu?" katanya, "Kau anggap aku boleh
mewariskannya kepada sembarang orang?"
Berubah paras muka Lim Han kim. ingin sekali dia
mengumbar hawa amarahnya, namun tiba-tiba saja satu
ingatan melintas, lewat, pikirnya: "Yaa, ilmu semacam itu
biasanya ilmu rahasia, tentu saja aku tak boleh memaksa
dia untuk mewariskan kepadaku"
Dia pun tidak bertanya lebih lanjut, Tanpa banyak
cakap lagi ia berlalu meninggalkan tempat tersebut ia
kuatir Han si kong menjadi panik karena lenyapnya dia,
maka sepanjang jalan ia berlari cepat sekali menuju ke
rumah makan Kun eng lo. Benar juga, waktu itu Han si kong sedang panik sekali
Pendekar Gelandangan 1 Pendekar Cengeng Karya Kho Ping Hoo Pendekar Cacad 15

Cari Blog Ini