Pedang Keadilan Karya Tjan I D Bagian 19
1627 mustahil baginya untuk bisa merobohkan mereka dalam
sekali pukulan saja. ini berarti secara diam-diam ketua
Hian-hong-kau telah bertindak untuk membantunya.
Kini kemenangan telah berhasil diraih dengan
mengandalkan kekuatannya seorang, padahal di antara
para jago yang hadir saat ini tak sedikit yang berotak
pintar, bila ia harus berlarut-larut dalam keadaan
demikian niscaya rahasia "macan kertas" nya bakal
terbongkar. Berpikir begitu, buru-buru dia memberi hormat kepada
ketua Hian-hong-kau sambil katanya:
"Terima kasih banyak atas kesediaan kaucu menjadi
juri, aku Phang Thian-hua mengucapkan banyak terima
kasih, bila di- kemudian hari kaucu berkesempatan lewat
di perkampungan pit-tim-san-ceng, mampirlah dan aku
pasti akan menyambut kedatanganmu dengan segala
hormat sifatku paling tak suka segala keramaian, aku
rasa berdiam lebih lama disinipun tak ada gunanya maka
aku hendak mohon diri lebih dulu."
Tanpa menunggu jawaban dari ketua Hian-hong-kau
lagi, ia membalikkan badandan berlalu dari situ.
"omintohud...." Tiba-tiba Coat-pin taysu berseru, "
Harap Phang cengcu tunggU sebentar "
1628 "Ada Urusan apa taysu?" Pelan-pelan Phang Thian-hua
membalikkan tubuhnya. "Bagaimana kalau kotak kemala itu ditinggalkan
sebelum Phang cengcu pergi dari sini?"
"Hmmm" Phang Thian-hua mendengus dingin, "Garagara
kotak ini aku harus melangsungkan serangkaian
pertempuran, tujuanku tak lain adalah agar kabut
beracun bunga tho tak sampai mencelakai orang banyak.
taysu toh tidak mengerti ilmu pengobatan apa gunanya
benda semacam ini bagimu?"
"Bukannya aku tidak percaya kepada Phang cengcu,
tapi berhubung Pemilik bunga bwee telah
menghadiahkan kotak kemala itu kepadaku, maka
sebagai pemilik barang itu sudah sepantasnya bila aku
pun ikut melihat sekejap. kalau tidak semua rekan
persilatan tentu akan mentertawakan diriku."
"Jadi taysu bersikeras untuk melihatnya?"
"Benar, apa pun yang terjadi"
"Baiklah," kata Phang Thian-hua kemudian sambil
merogoh sakunya, tapi air mukanya segera berubah
hebat, untuk berapa saat lamanya dia tak sanggup
mengucapkan sepatah kata pun.
"Phang cengcu, apa yang terjadi?" tanya coat-pin
taysu keheranan. 1629 "Kotak itu sudah lenyap...."
"Hebat benar sandiwaramu... hebat betul lakonmu...."
jengek Pemilik bunga bwee sambil tertawa dingin.
Dengan penuh amarah Phang Thian-hua
menghentakkan tongkatnya ke atas tanah, teriaknya:
"Aku berani menyimpan kotak itu, kenapa tidak berani
untuk mengakuinya...." Pemilik bunga bwee tertawa
terbahak-bahak. "Hahahaha... apabila kotak kemala itu tidak berada di
tangan phang cengcu, berarti pasti ada di tangan empat
manusia buas dari sin-ciu atau ketua Hian-hong-kau,
sebab di arena hanya ada kalian beberapa orang, tak
mungkin kotak itu bersayap dan bisa terbang sendiri ke
angkasa." Bagaimanapun juga Phang Thian-hua adalah seorang
tokoh kawakan yang banyak pengalaman, setelah
termenung sebentar, dia berusaha mengendalikan
kobaran hawa amarahnya kemudian berkata:
"Padahal kau hendak menggunakan benda itu sebagai
pancingan untuk mengadu domba kami semua, agar
para jago saling gontok-gontokan sendiri, aku yakin
kotak kemala itu pasti sudah kau simpan kembali...."
Ia memandang sekejap seluruh arena, kemudian
melanjutkan: 1630 "Mungkin apa yang kuucapkan tak akan dipercaya
para jago, tapi aku pun bersedia bersama-sama pemilik
bunga Bwee digeledah seluruh badannya, asal pemilik
bunga bwee setuju untuk digeledah sakunya, aku pun
bersedia digeledan pertama-tama" Ucapan ini sangat
berterus terang, mau tak mau para jago harus
mempercayainya. Tiba-tiba Li Bun-yang berbisik:
"saudara Hongpo, kau sudah menemukan titik
terangnya?" "Belum, apa kau sudah tahu?" Lin Bun- yang tertawa,
katanya: "Phang Thian-hua memang tak malu disebut seorang
tokoh sejati, tampaknya ia sudah mengetahui tujuan
pemilik bunga bwee dengan siasat liciknya itu hendak
mengadu domba para jago, agaknya dia berniat
mengandalkan beberapa macam benda mestika untuk
memancing pertikaian antara pihak siau-lim-pay dengan
phang Thian-hua, tapi tampaknya usaha itu telah gagal
total, Phang Thian-hua sudah menyadari apa yang
terjadi, kini dia malah berbalik menghadapi Pemilik
bunga bwee." "Aku masih ada satu persoalan yang kurang jelas,
dapatkah saudara Li memberi penjelasan?"
"soal apa?" 1631 "Aku tak habis mengerti apa sebenarnya isi kotak
kemala itu sehingga Phang Thian-hua rela bentrok
dengan Siau-lim-pay bahkan tak segan-segan bertikai
dengan empat manusia buas dari Sin-ciu?"
Lin Bun yang termenung sambil berpikir sesaat,
ujarnya kemudian: "Aku rasa kecuali pemilik bunga bwee serta Phang
Thian-hua, orang lain tak akan tahu benda apa yang
tersimpan dalam kotak kemala itu, tapi aku yakin benda
tersebut pasti tak ternilai harganya...." Mendadak
terdengar pemilik bunga bwee berseru sambil tertawa
dingin: "Semua orang menyaksikan bahwa aku tak pernah
bergeser dari posisiku barang selangkah pun, mana
mungkin aku bisa menarik balik kotak kemala itu?"
Ketua Hian-heng-kau yang selama ini membungkam,
tiba-tiba menyela pula dengan suara yang merdu:
"Saat ini, kotak kemala tersebut tidak berada di saku
Phang Thian-hua atau empat orang manusia buas dari
sin-ciu...." Beratus-ratus pasang mata para jago serentak
dialihkan ke wajah ketua Hian-hong-kau, sejak itu
bersama Phang Thian-hua berhasil menangkan
pertaruhannya dengan ke-empat manusia buas dari SinTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
1632 ciu, ketua Hian-hong-kau yang serba misterius ini
kembali menambah bobot kedudukannya dalam
pandangan kawanan jago tersebut.
oleh karena itulah begitu ia berbicara, suasana
menjadi hening seketika, semua perhatian para jago
dialihkan ke arahnya. Terdengar ketua Hian-hong-kau melanjutkan kembali
perkataannya: " Kotak kemala itu memang betul-betul sudah ditarik
kembali pemilik bunga bwee...."
"Kaucu dapat membuktikan kalau kotak itu sudah
kutarik kembali?" tugas Pemilik bunga bwee cepat.
Inilah masalah yang paling diperhatikan para jago,
juga merupakan suatu masa percobaan yang paling
serius bagi ketua Hian-hong-kau. Apabila ketua Hianhongkau benar-benar dapat membuktikan bahwa kotak
kemala tersebut telah ditarik kembali pemilik bunga
bwee, maka para jago yang hadir di seputar arena
sekarang tentu akan semakin takluk atas kepintarannya.
Tiba-tiba Hongpo Lan menghela napas, katanya:
"Selama ini aku hanya tahu perkumpulan Hian-hongkau
sebagai suatu organisasi kaum sesat yang jahat, licik
dan bejad moralnya, suatu perkumpulan sampah
masyarakat yang dicemooh orang banyak. tapi setelah
1633 menyaksikan tingkah laku serta perbuatan ketuanya hari
ini, aku dapat merasakan bahwa dia sesungguhnya
adalah seorang tokoh persilatan yang pintar dan luar
biasa...." "Pandangan saudara Hongpo sangat tepat, ketua
Hian-hong-kau memang benar-benar seorang tokoh silat
yang mengandalkan kecerdasan otaknya untuk
mengatasi setiap masalah, bila para jago bersedia
mendengarkan rencana serta pengaturannya, aku yakin
kita semua dapat lolos dari siasat busuk pemilik bunga
bwee kali ini." Mendengar perkataan itu, Hongpo Lan segera berpikir:
"Pamor serta kedudukan keluarga persilatan bukit
Hong-san dalam dunia persilatan amat terhormat jauh
melebihi partai-partai besar, heran, kenapa generasi
penerus dari keluarga persilatan bukit Hong-san ini bisa
menaruh kesan yang luar biasa baiknya terhadap ketua
Hian-hong-kau" Bila dibahas dari keadaan umum, sekalipun pihak
keluarga persilatan bukit Hong-san tidak bermusuhan
dengan ketua Hian-hong-kau, sepantasnya posisi mereka
ibarat api dan es yang tak mungkin duduk
berdampingan, tapi kenyataannya sekarang Li Bun-yang
selalu menyanjung kehebatan ketua Hian-hong-kau itu,
sungguh aneh...." Dalam pada itu ketua Hian-hong-kau
telah berkata lagi dengan suara lantang:
1634 "Bila aku dapat membuktikan bagaimana kau menarik
kembali kotak kemala tersebut lantas bagaimana?"
Pemilik bunga bwee tertawa tergelak.
"Hahahaha... tampaknya kaucu memang seorang yang
gila bertaruh, jadi kau ingin bertaruh juga denganku?"
"Dalam suatu pertaruhan meski ada menang juga ada
yang kalah, aku rasa jauh lebih baik daripada harus
melakukan suatu pertarungan dengan kekerasan, bila
kau berniat tentu saja aku pun bersedia untuk
mengimbangi." "Lalu apa yang menjadi bahan taruhan?"
"Tentu saja tak dapat terlalu merugikan dirimu...."
"Kaucu tak usah kelewat percaya diri" tukas Pemilik
bunga bwee dingin, "Kau anggap siapa diriku ini
sehingga mau mencari keuntungan darimu dengan cara
begini" sekarang kau boleh sebut dulu apa taruhan-nya,
percayalah barang taruhanku tak bakal di bawah dirimu."
"Bila aku kalah bertaruh, segera kububarkan
perkumpulan Hian-hong-kau, kemudian aku akan
mencukur rambut jadi nikou dan selama hidup tak akan
muncul lagi di dalam dunia persilatan-"
sambil mengelus jenggotnya pemilik bunga bwee
termenung sampai lama sekali, kemudian ia baru
berkata: 1635 "Baik, jika aku yang kalah di tanganmu, aku bersedia
menjadi anak buah perkumpulanmu dan selama hidup
mentaati perintahmu."
Begitu dua orang tokoh persilatan yang penuh misteri
ini mengutarakan bahan taruhannya, suasana di seputar
arena segera berubah jadi amat gaduh, masing-masing
jago pada membicarakan masalah ini.
Tak ada yang bisa menduga siapa pemenang
pertaruhan ini, juga tak ada yang berani percaya
akankah mereka mentaati janjinya, tapi kalau dilihat
kedudukan mereka berdua dalam dunia persilatan, tak
mungkin taruhan tersebut akan dihapus begitu saja.
Tiba-tiba saja Hongpo Lan merasakan Li Bun-yang
yang berada di sampingnya sedang berdiri dengan tubuh
gemetar, ia jadi sangat keheranan, ketika berpaling
tampak pemuda itu berdiri dengan peluh sebesar kacang
kedele bercucuran membasahi jidatnya. Dengan
perasaan terkejut ia segera menegur: "saudara Li, apa
kau sakit?" "oooh, aku tidak apa-apa hanya sedikit masuk angin"
sahut Li Bun-yang sambil menyeka keringatnya, "Mari
kita menonton dari depan sana" Hongpo Lan berkerut
kening, diam-diam pikirnya:
"Pikirannya tidak tenang mendekati panik, mungkinkah
ia sedang menguatirkan keselamatan ketua Hian hong
1636 kau" Waah... jangan-jangan hubungan di antara mereka
berdua sangat akrab.... sementara dia masih termenung, Li Bun-yang sudah
menerobos maju ke depan, Dengan perasaanpenuh
tanda tanya, Hongpo Lan segera menyusul di belakang Li
Bun-yang. Dalam pada itu ketua Hian- hong kau sudah menuding
ke arah bangku yang diduduki Pemilik bunga bwee
sambil berseru: " Kotak kemala itu sudah kau sembunyikan di bawah
bangkumu?" Begitu perkataan tersebut diucapkan,
suasana dalam arena kembali menjadi gempar, sebagian
besar jago menunjukkan sikap setengah percaya
setengah tidak. Rupanya selama ini pemilik bunga bwee belum pernah
bergeser dari tempat duduk-nya, di bawah pengawasan
para jago, dia pun belum pernah mendekati Phang
Thian-nua,jadi kalau dibilang kotak kemala tersebut telah
disembunyikan di bawah bangku- nya, hal ini betul-betul
sukar dipercayai oleh siapa pun. sambil tertawa pemilik
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bunga bwee berkata: "Bila di bawah bangkuku ini tak ada kotak kemala, aku
segera akan membuka kain kerudung mukamu serta
menggunduli rambutmu"
1637 Tanpa menunggu jawaban dari ketua Hian- hong kau
lagi ia segera melompat bangun sambil mengangkat
bangkunya. Perhatian beratus-ratus pasang mata para jago pun
serentak dialihkan ke bawah bangku.
Tapi begitu dipandang semua jago sama-sama
tertegun, apalagi pemilik bunga bwee, dengan sikap
yang berubah hebat ia berdiri tertegun dan tak mampu
mengucapkan sepatah kata pun.
Ternyata di bawah bangkunya betul-betul terdapat
sebuah kotak kemala. seruan kaget dan helaan napas
bergema memecahkan keheningan, sekali lagi perhatian
semua jago dialihkan ke arah ketua Hian hong kau.
Wajah Li Bun-yang yang semula tegang pun seketika
berubah jadi lega, bahkan sekulum senyuman segera
tersungging di ujung bibirnya.
Hongpo Lan sendiri pun sangat terkejut, dia tidak
mengira ketua Hian hong kau mampu menunjukkan
tempat persembunyian kotak kemala tersebut dalam
sekali tudingan saja. sementara itu Pemilik bunga bwee telah berseru
sambil tertawa dingini "siapa yang berani
mempermainkan aku?" 1638 Dengan sorot matanya yang tajam dia sapu sekejap
sekeliling arena, Dari sekian ratus jago yang hadir dalam
pertemuan hari ini, sebagian besar di antara mereka
adalah tokoh-tokoh termashur dalam dunia persilatan,
sebelum memperoleh bukti, sudah barang tentu Pemilik
Bunga bwee tak berani sembarangan menuduh.
setelah memandang sekejap kawanan jago di seputar
arena, ketua Hian hong kau menegur:
"sekarang terbukti kotak kemala itu berada di bawah
bangkumu, apakah kau bersedia mengaku kalah?"
"Hmmn, aku bukan manusia yang mau dipermainkan
orang seenaknya," kata pemilik bunga bwee dingin,
"sudah jelas kaucu telah mengutus orang untuk secara
diam-diam sembunyikan kotak kemala itu di bawah
bangkuku." sambil bicara dia ayunkan tangannya
menghajar kotak kemala itu hingga hancur, betul juga,
ternyata kotak itu kosong.
"Hmmm" Ketua Hian hong kau mendengus, "Kau
dapat menarik kembali kotak itu, kenapa tak bisa
menyembunyikan isi kotak itu ke tempat lain?"
"Dapatkah kau terangkan dengan cara apa kuambil
kembali kotak kemala itu" Lagipula seandainya aku
benar-benar mengambilnya kembali, tak nanti akan
kusembunyikan di bawah bangku ku, hmmm Tak heran
1639 kaucu berani bertaruh dengan aku, rupanya kau sudah
punya niat jahat terhadapku?"
Ketua Hian hong kau termenung sebentar, kemudian
katanya: "Tadi, Phang Thian-hua mengira kotak kemala itu
sudah diambil olehnya, padahal di saat ia hendak
menyimpan kotak tersebut, kau telah mengambilnya
kembali." "Benar-benar suatu alasan yang menarik" Tiba-tiba
sekulum senyuman tersungging di wajah Pemilik bunga
bwee yang dingin, "Jika aku dapat menunjukkan di mana
kotak kemala yang asli disembunyikan bersediakah kaucu
untuk mengaku kalah?" Tantangan balik yang diucapkan
olehnya ini kembali membuat para jago jadi gempar.
Kawanan jago yang sudah banyak tahun berkelana di
dalam dunia persilatan ini, sepanjang sejarah mereka
sudah banyak menyaksikan peristiwa aneh dan
menegangkan tapi belum pernah menjumpai situasi
serumit dan sekacau hari ini, mereka rasakan banyak
kejadian aneh yang bermunculan secara tiba-tiba dengan
perubahan yang tak terhingga banyaknya, membuat
pandangan mata jadi silau dan tak mampu untuk
mengikuti secara jelas. Tak seorang pun dapat menyaksikan perubahan mimik
wajah ketua Hian hong kau di balik kain kerudungnya,
1640 tapi kalau ditinjau dari sikapnya yang termenung sambil
membungkam lama sekali, dapat diduga bahwa dalam
benaknya saat ini sedang memikirkan suatu persoalan
yang sangat menyulitkan jelas tantangan balik dari
Pemilik bunga bwee membuat ia sangsi dan tak berani
mengambil keputusan. sikap Li Bun-yang kembali dicekam rasa tegang,
mukanya jadi murung dan amat gelap.
Tiba-tiba Hongpo Lan menemukan pancaran sinar
mata yang amat tajam dari balik kain kerudung muka
ketua Hian hong kau, sorot mata itu seakan-akan
ditujukan ke wajah Li Bun-yang, hal ini membuat
perasaannya segera bergetar keras.
"Ternyata dugaanku betul juga" Demikian ia berpikir,
"Antara dia dengan ketua Hian hong kau memang
mempunyai hubungan yang luar biasa..."
sementara dia masih berpikir, terdengar pemilik bunga
bwee telah mengejek sambil tertawa nyaring:
"Bagaimana Kaucu" Kau takut?" Ketua Hian hong kau
tertawa dingin- "Bila anda bisa membuktikan bahwa kotak kemala
yang lain berada di suatu tempat, gebrakan yang
pertama ini kita anggap seri, tapi bila anda ada minat
untuk bertaruh lagi, dengan senang hati pasti akan
kulayani keinginanmu itu."
1641 sesungguhnya perasaan hati para jago waktu itu
sudah kebat kebit lantaran menguatirkan keselamatan
ketua Hian hong kau, siapa pun tidak mengira ia dapat
menghindarkan diri dari tantangan tersebut dengan
begitu mudah sekalipun sedikit mencari menangnya
sendiri, tapi bagaimanapun juga ia tetap berhasil
melepaskan diri dari jebakan itu.
Pemilik bunga bwee tertawa hambar.
"Pandai amat kau mencari pasal untuk melepaskan
diri, apa boleh buat, rupanya aku harus menerima
keadaan." Li Bun-yang berpaling ke arah Hongpo Lan, lalu
bisiknya: "Pemilik bunga bwee betul-betul manusia yang
susah dihadapi." "saudara Li, nampaknya kau sangat menguatirkan
keselamatan ketua Hian hong kau?" tegur Hongpo Lan
sambil mendehem Li Bun-yang cuma tersenyum tanpa menjawab
sepatah kata punsementara
itu Pemilik bunga bwee telah menuding ke
arah Coat-pin taysu seraya berseru:
"Tadi ketua Hian hong kau telah memfitnah aku
dengan tuduhannya, padahal si pencuri kotak kemala
yang sebenarnya adalah pendeta agung dari siau-lim pay
1642 yang selama ini dianggap sebagai tonggak dunia
persilatan-..." "Apa?" teriak Coat-pin taysu tercengang, "Kotak
kemala itu berada di sakuku?"
"Kau bisa saja mengelabui para jago dari seluruh
kolong langit serta ketua Hian hong kau, tapi jangan
harap bisa mengelabui sepasang mataku...."
"Kau jangan memfitnah orang seenaknya sendiri...."
"Sejak tadi aku telah menghadiahkan kotak kemala itu
untuk taysu" tukas pemilik bunga bwee cepat, "Jadi
sebetulnya hilang tidaknya kotak itu sudah tiada
hubungannya lagi denganku, tapi berhubung ketua Hian
hong kau sok pintar dengan pamer kemampuannya tadi,
mau tak mau terpaksa aku harus membongkar juga
rahasia taysu" Baginya ucapan tersebut diutarakan amat santai dan
ringan, namun bagi Coat-pin taysu, paras mukanya
segera berubah hebat, badannya gemetar karena
menahan emosi, teriaknya tak tahan"Aku toh tak akan menelan kotak itu ke dalam perut,
kau bisa menunjukkan di mana aku sembunyikan kotak
kemala itu?" "Seandainya aku menjadi taysu, kotak tersebut tentu
tak akan kusembunyikan dalam saku sendiri..." ujar
1643 Pemilik bunga bwee santai, kemudian sambil menuding
seorang pendeta di samping kanan coat-pin taysu
serunya lagi: " Kenapa kau tidak segera keluarkan kotak kemala itu"
Kau hendak paksa aku untuk mengambilnya sendiri?"
Pendeta itu melirik Coat-pin taysu, sekekejap lalu
memandang pula Pemilik bunga bwee, akhirnya dari balik
sakunya yang lebar ia keluarkan sebuah kotak kemala
yang segera diangkat tinggi-tinggi.
Perubahan ini sama sekali diluar dugaan para jago,
perubahan aneh yang datang ber-tubi-tubi ini membuat
kawanan jago itu jadi bingung, seruan kaget dan helaan
napas panjang bergema di sekeliling arena, tidak
diketahui mereka sedang memuji kehebatan pemilik
bunga bwee atau merasa kecewa atas kelakuan pendeta
dari siau-Iim pay itu. Dengan wajah penuh amarah Coatpin
taysu segera berseru: "Kau tahu bukan menurut peraturan siau- lim pay kita,
siapa pun dilarang mengambil barang milik orang lain?"
"Tecu tahu" jawab pendeta itu.
"Kau sudah tahu kenapa kau curi kotak kemala
tersebut" Bukankah tindakanmu itu sengaja melanggar
peraturan?" 1644 " Kotak kemala ini sudah dihadiahkan pemilik bunga
bwee kepada siau- lim pay kita, kenapa kita tak boleh
mengambilnya?" bantah pendeta itu cepat.
Coat-pin taysu tertegun, tapi kemudian dengan nada
serius katanya lagi: "Khong- hoat, meskipun kau menjadi
pelindung hukum di ruang Lo-han-tong, tapi
kedatanganmu kali ini adalah atas ajakanku, jadi
seharusnya kau tunduk pada perintahku"
"soal ini tecu mengerti"
"Di hadapan umum kau berani membantah
perkataanku tahukah kau perbuatan ini telah melanggar
peraturan nomor berapa?" Paras muka coat-pin taysu
berubah semakin serius. Khong-hoat taysu tertawa
hambar. " Kalau soal ini mah tecu kurang jelas" katanya.
"Kau masih berani membangkang, ayoh cepat
berlutut" Khong-hoat taysu berpaling memandang dua saudara
seperguruannya sekejap. kemudian berkata:
"sekalipun pinceng (saya) bersalah, sepantasnya tiang
lo kami yang membicarakan kesalahan tersebut sebelum
menjatuhkan hukuman, maaf tecu tak bisa menerima
perlakuan seperti ini."
1645 setiap jago dari kolong langit tahu bahwa kuil siaulims i mempunyai peraturan perguruan yang sangat
ketat, tapi siapa pun tidak mengira Khong-hoat taysu
berani membangkang perintah coat-pin taysu di hadapan
orang banyak. Berkilat sinar mata coat-pin taysu karena gusar,
setelah memandang sekejap dua pendeta lainnya dia
berseru: "Khong tin, Khong jin, cepat tangkap murid durhaka
itu" Meskipun Khong-tin taysu dan Khong-jin taysu
merupakan pelindung hukum juga di ruang Lo-han-tong
bersama-sama Khong-hoat taysu, namun mereka tak
berani membangkang perintah coat-pin taysu gara-gara
hubungan pribadi, segera mereka menyahut dan maju ke
depan mencengkeram pergelangan tangan saudara
seperguruannya itu. Khong-hoat taysu segera mengerahkan tenaga
murninya untuk bergegas mundur sejauh tiga depa dari
posisi semula, begitu lolos dari serangan kedua orang itu
serunya dingin- "Suheng berdua benar-benar sudah melupakan
hubungan persaudaraan di antara kita selama belasan
tahun-..." 1646 Dengan wajah kaku bagaikan besi tukas Khong-tin
taysu: "Hubungan pribadi tak bisa menghalangi tugas resmi,
perintah paman guru coat pin terpaksa harus
kulaksanakan tegas."
"Lebih baik sute segera berlutut." sambung Khong-jin
taysu, "Terima saja hukuman dari coat pin susiok, aku
dan Khong tin suheng tentu akan mohonkan keringanan
untukmu." Khong-hoat taysu tertawa terbahak-bahak
"Hahahaha... silahkan suheng berdua takut dengan
kepandaian silat coat pin, tapi aku tak bakal jeri...."
" Kurang ajar, kau berani bicara sembarangan?" hardik
Khong-tin taysu gusar. sebuah pukulan yang amat kuat
dilontarkan ke depan. Khong-hoat taysu segera memutar badan meloloskan
diri dari serangan itu, ejeknya: "Jadi suheng berdua
betul-betul ingin bertarung melawanku?"
"sute, kau sudah memberontak jangan salahkan jika
aku lupakan hubungan persaudaraan kita dulu" bentak
Khong-jin taysu sambil melepaskan sebuah pukulan pula.
"Tahan" teriak Khong-hoat taysu sambil berkelit dari
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
serangan itu. Khong-jin taysu menarik kembali
serangannya lalu berseru:
1647 "samudra penderitaan tiada bertepi, berpaling akan
mencapai daratan, apakah sute telah menyesal?"
" Kalau sute sudah tahu salah cepatlah berlutut minta
ampun kepada coat-pin susiok" sambung Khong-tin taysu
pula, Dengan cepat Khong-hoat taysu menyimpan kotak
kemala itu ke dalam sakunya, setelah itu jengeknya
dingin: "Aku harap suheng berdua tahu diri, kalian bukan
tandinganku" "Bagus" teriak Khong-tin taysu gusar. "Kau benarbenar
sudah tersesat, tampaknya kau ingin menjadi
murid durhaka dari siau- lim pay?"
"Hehehehe... jika kalian mendesakku terus menerus,
apa boleh buat, kita tak usah bicara lagi."
"Hmmm Tampaknya kau memang sudah berniat untuk
berkhianat" bentak Coat-pin taysu penuh amarah, "Tak
usah berdalih lagi, Khong tin, Khong jin, cepat tangkap
murid murtad ini, apa lagi yang kalian nantikan?"
Khong-tin taysu tidak banyak bicara lagi, ia segera
turun tangan melepaskan satu pukulanKali ini Khong-hoat taysu tidak menghindar lagi, dia
mengayunkan telapak tangannya menyambut datangnya
ancaman itu dengan keras melawan keras.
Khong-tin taysu tidak menyangka lawannya akan
melancarkan serangan balasan, padahal ia cuma
1648 menggunakan tenaganya sebesar empat bagian,
sebaliknya Khong-hoat taysu yang sudah punya rencana
jahat justru mengerahkan tenaganya mencapai sepuluh
bagian- Begitu sepasang tangan saling beradu, Khong-tin
taysu baru menyadari kalau gelagat tidak beres, sayang
dia tak sempat menghadapi perubahan itu lagi.
Terasa segulung tenaga pantulan yang maha dahsyat
meluruk ke dadanya, seketika itu juga ia merasa hawa
darahnya bergolak keras, secara beruntun tubuhnya
mundur sejauh empat lima langkah sebelum jatuh
terjerembab dan muntahkan darah segar. sambil tertawa
tergelak Khong-hoat taysu segera mengejek:
"Hahahaha... sedari tadi aku toh sudah bilang, suheng
berdua masih bukan tandinganku tapi kalian justru tak
mau percaya...." Khong-jin taysu sangat gusar, dengan menghimpun
tenaganya ia lepaskan satu pukulan sambil menerjang ke
muka. Khong-hoat taysu segera memainkan jurus
"Membendung langit pintu selatan" untuk menangkis
serangan Khong jin, sementara tangan kanannya secepat
kilat melepaskan sebuah totokan.
Ia licik dan banyak akal, ketika melihat Khong- jin
taysu melancarkan serangan dalam keadaan gusar, ia
sadar bahwa serangan tersebut tentu disertai tenaga
1649 dalam mencapai sepuluh bagian hingga susah ditandingi
dengan kekerasan. Maka dia pun mengubah sistim pertarungannya,
dengan menggunakan tangan kirinya membendung
serangan dari Khong-jin taysu, ia keb askan ujung
bajunya yang lebar untuk menutupi pandangan mata
lawannya, sementara tangan kanannya secara diam-diam
mengeluarkan ilmu jari Kim-kong-ci untuk melancarkan
sebuah totokan. Di antara tiga orang pendeta itu Khong-jin taysu
paling polos dan jujur, mimpipun dia tak menyangka
Khong-hoat taysu bakal melepaskan serangan jahat
secara diam-diam, tahu-tahu lengan kirinya terasa sakit
sekali dan terkulai lemas, ternyata totokan Khong-hoat
taysu yang diluar dugaan itu telah mematahkan
persendian tulangnya. Dengan penuh amarah Coat-pin
taysu menghardik: "Murid murtad, berani amat kau
kasar...." sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan ke depan
memukul mundur Khong-hoat taysu sejauh selangkah,
juga menyelamatkan jiwa Khong-jin taysu dari serangan
mematikan berikutnya. Khong-hoat taysu tahu bahwa ilmu silat yang dimiliki
Coat-pin taysu sangat hebat, apabila membiarkan
pendeta itu merebut posisi di atas angin niscaya dia
1650 bakal menderita kekalahan hebat, karena itu buru-buru ia
tarik kembali serangan totokan jarinya.
setelah melepaskan pukulan tadi Coat-pin taysu ikut
mendesak maju ke muka, dua jari tangannya bagaikan
tombak langsung menyodok jalan darah Hian ki hiat di
tubuh Khong-hoat taysu. Dengan amat cekatan pendeta dari ruang Tat-mo-wan
ini berkelit ke samping untuk meloloskan diri dari
sergapan lawan, kemudian secara beruntun ia lancarkan
empat buah pukulan berantai
Pada dasarnya kecerdasan maupun ilmu silat pendeta
ini jauh melebihi kedua orang kakak seperguruannya,
ditambah lagi ia menyerang secara licik, tidak aneh jika
dalam tiga gebrakan ia sudah berhasil melumpuhkan
Khong-tin taysu serta Khong-jin taysu, sebaliknya
keadaan coat-pin taysu jauh berbeda sekali, kehebatan
ilmu silatnya mustahil bisa ditandingi Khong-hoat taysu,
maka dari itu selesai melancarkan empat pukulan cepat
ia menarik diri sambil melompat mundur dari arena.
"Parahkah luka kalian?" tanya Coat-pin taysu sambil
memandang kedua orang pendeta itu sekejap.
"Tecu berdua masih sanggup mempertahankan diri"
sahut Khong-tin taysu cepat, "Lebih baik susiok
membekuk murid murtad itu lebih dulu." Coat-pin taysu
1651 menghela napas panjang, setelah berpaling lagi ke arah
Khong-hoat taysu katanya:
"Murid murtad, kenapa tidak segera berlutut untuk
minta ampun" Kau memaksa aku untuk turun tangan
sendiri?" Dia tak ingin memainkan peranan saling membunuh
antar sesama seperguruan di hadapan para jago dari
seluruh kolong langit, maka sambil menahan hawa
amarahnya ia berharap Khong-hoat taysu bisa segera
menyadari kesalahannya serta menyerah.
Khong-hoat taysu tertawa dingin- "Hehehehe... bukan
tecu sengaja memandang enteng paman guru, tapi
seandainya betul-betul terjadi pertarungan tecu yakin
dalam seratus gebrakan pertama aku tak bakal kalah di
tangan susiok." Bagaimana pun kuatnya hati Coat-pin taysu, tapi kali
ini ia tak sanggup menahan diri lagi, nardiknya:
"Murid durhaka, ingin mampus rupanya kau"
sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan ke depan,
Khong-hoat taysu tak mau kalah, dia mengayunkan
telapak tangan kanannya juga untuk menerima
serangan tersebut. Dalam gusarnya tadi Coat-pin taysu
telah mengerahkan tenaga dalamnya mencapai delapan
bagian, akibatnya begitu kekuatan saling bertemu, tubuh
1652 Khong-hoat taysu terlempar mundur sejauh dua langkah,
hawa darahnya bergolak dan wajahnya berubah jadi
merah padam. Diam-diam Pemiiik bunga bwee mengayunkan jari
tangannya, segulung desingan angin tajam segera
meluncur ke depan menotok jalan darah Mia- bun- hiat di
tubuh Khong-hoat taysu. Termakan totokan itu, paras muka Khong-hoat taysu
yang semula merah membara kontan pulih kembali
menjadi sedia kala, napasnya yang ngos-ngosan juga
mereda kembali. semua kejadian ini berlangsung dalam sekejap mata,
sementara serangan kedua dari Coat-pin taysu telah
dilepaskan Dalam serangannya ini coat-pin taysu telah
menggunakan tenaganya mencapai sepuluh bagian, ia
berniat melukai murid durhaka itu dalam serangan
tersebut. siapa sangka apa yang kemudian terjadi sama sekali
diluar dugaannya, meski Khong-hoat taysu sudah
menerima serangannya yang kedua, ia tetap tenang saja
seakan-akan tak pernah terjadi sesuatu apa pun. sambil
tersenyum Khong-hoat taysu mengejek: "Bagaimana
susiok dengan pukulan tecu ini" Lebih hebat daripada
pukulanmu bukan?" 1653 Sebetulnya Coat-pin taysu sudah curiga, betapa pun
hebatnya ilmu silat Khong-hoat taysu mustahil dia
mampu menerima serangannya tanpa merasa, karena itu
dia berhasrat melakukan penyelidikanNamun sikap serta ejekan Khong-hoat taysu barusan
membuat kobaran hawa amarahnya tak terbendung lagi,
sebuah pukulan kembali dilontarkan ke depanDiam-diam Pemilik bunga bwee kembali mengebutkan
tangan kanannya, mendadak semangat Khong-hoat
taysu bangkit kembali, lagi-lagi dia berhasil menerima
pukulan tersebut tanpa kekurangan sesuatu apapunPadahal di dalam serangannya terakhir ini, Coat-pin
taysu telah menggunakan segenap tenaga dalam yang
dimilikinya, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya
serangan tersebut Tapi Khong-hoat taysu kembali berhasil menghadang
pukulan itu, bahkan tidak menunjukkan gejala apa punKontan saja Coat-pin taysu menjadi tertegun, kali ini
dia melancarkan sebuah cengkeraman.
Dengan cekatan Khong-hoat taysu berkelit ke samping
sambil melepaskan serangan balasan- .
Setelah keberhasilannya menerima ketiga pukulan
tadi, keberanian Khong-hoat taysu makin menjadi-jadi,
1654 dengan andalkan pukulan yang dahsyat ia melibatkan diri
dalam pertarungan yang seru melawan Coat-pin taysu.
Setiap orang mengerti bahwa peraturan perguruan
dari Siau-lim pay paling ketat di seluruh kolong langit,
sejak didirikan boleh dibilang belum pernah ada murid
yang berani melawan atasannya di hadapan umum, tak
heran kalau peristiwa ini memancing perdebatan sengit
di antara para jago yang hadir di seputar arena.
Di tengah berlangsungnya pertarungan itu, tiba-tiba
terdengar ketua Hian-hong-kau berseru keras:
" Harap taysu hentikan serangan, bila pertarungan
dilangsungkan macam begini, biar bertarung delapansepuluh
tahun pun kau tak bakalan mampu mengungguli
murid murtad itu." seakan-akan memahami sesuatu Coat-pin taysu
menarik kembali serangannya sambil melompat mundur.
sebaliknya Khong-hoat taysu segera mengejek sambil
tertawa dingin: "Jika kaucu tak puas, aku bersedia
melayani tantanganmu?"
Ketua Hian hong kau mendengus dingin- "Hmmm
Apabila Pemilik bunga bwee tidak secara diam-diam
membantumu dengan ilmu penyaluran tenaga dalamnya,
sejak-tadi kau sudah terluka di tangan Coat-pin taysu,
1655 sekarang kenyataan sudah di depan mata, kau masih
ingin berlagak terus?"
"Hahahaha... rupanya begitu" seru Coat-pin taysu tibatiba
sambil tertawa tergelak, " Hampir saja aku tertipu
olehmu." Begitu boroknya dibongkar oleh ketua Hian hong kau,
seketika itu juga Khong-hoat taysu dibuat tersipu-sipu
karena malu, untuk sesaat dia tak mampu mengucapkan
sepatah kata pun selain memandang ke arah pemilik
bunga bwee. Mendadak kakek tinggi besar berbaju serba kuning itu
menggerakkan lengan kirinya, dua ekor burung aneh
berwarna abu-abu yang semula bertengger pada
kerangka besi di lengan tersebut segera terbang ke
udara dan meluncur ke atas kepala ketua Hian hong kau.
Kakek bermata satu yang berdiri di belakang ketua
Hian hong kau mendengus pelan, ia lihat burung aneh itu
sekejap kemudian pelan-pelan mengangkat tongkatnya
ke udara. Dari kerumunan para jago segera muncul empat lelaki
bergolok yang segera mengelilingi seputar ketua Hian
hong kau dengan senjata terhunus, perhatian mereka
ditujukan ke arah burung-burung aneh itu.
1656 Dalam pada itu Phang Thian-hua sudah merasa segar
kembali setelah mengatur napas berapa saat dan
menelan obat mestika ramuan sendiri, ketika menengok
ke arah empat manusia buas, ia menjumpai mereka
masih duduk melingkar sambil mengatur napas, sifat
buas mereka telah lenyap sama sekali.
Melihat kesemuanya itu, dengan perasaan kaget
bercampur keheranan Dewa jinsom ini berpikir:
"Heran, obat apa yang telah digunakan ketua Hian
hong kau sehingga empat manusia buas ini bisa hilang
sifat buasnya dan menurut sekali,..?"
sementara itu situasi dalam arena pun telah menjadi
tegang kembali, sekarang bentrokan langsung terjadi
antara ketua Hian hong kau melawan Pemilik bunga
bwee. Terdengar ketua Hian hong kau berkata dengan suara
lantang: "Tujuanmu mengundang para jago dari seluruh kolong
langit untuk berkumpul di sini tak lain karena ingin
meringkus mereka semua dengan siasat busukmu, mulamula
kau gunakan kitab pusaka Tat-mo-ie-cin-keng
untuk mengadu domba, dengan harapan sifat tamak
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
manusia akan menimbulkan badai saling membunuh di
antara para jago, sedang kau akan menjadi nelayan yang
1657 beruntung, aku yakin tanpa kujelaskan pun setiap orang
sudah memahami hal tersebut karena kenyataan sudah di
depan mata...." BAB 49. Asal Usul Pemilik Bunga Bwee
Pemilik bunga bwee mendengus dingin, tukasnya:
"Hmmm, sekalipun kalian turun tangan bersama pun
jangan harap bisa lolos dari bencana kali ini."
"Bagus, kau sudah mengaku sendiri sekarang, berarti
orang-orang yang semula masih sangsi pun sekarang
sudah yakin benar dengan tujuan jahatmu itu"
"Hmmm, sebetulnya aku hanya ingin menyaksikan
sedikit keramaian di mana kalian saling membunuh,
kalau dibilang aku hendak memanfaatkan kesempatan ini
untuk membasmi kalian, hahahaha... kau kelewat
memandang enteng kemampuanku"
"Kau sudah berterus terang sekarang, rasanya segala
sesuatu pun tak perlu dirahasiakan lagi, aku percaya kau
memiliki kemampuan tersebut, aku pun tahu barang
siapa ingin lolos dari bencana hari ini maka ia harus
mengandalkan kepandaian serta nasib sendiri, meski
1658 begitu ada sedikit hal yang kurang kupahami,
bersediakah kau memberi penjelasan" "
"Hahanaha... kalau ingin bertanya, tanyakan saja"
pemilik bunga bwee tertawa nyaring, "Kematian kalian
sudah di ambang pintu, aku tak ingin kalian menjadi
sukma pikun setelah kematian nanti."
"Sebenarnya apa dendam sakit hati umat persilatan
dengan dirimu" Kenapa kau bersikeras ingin
memusnahkan kami semua?"
Pemilik bunga bwee termenung sambil berpikir berapa
saat lamanya, kemudian katanya: "Soal ini panjang sekali
untuk diceritakan lebih baik tak usah dibicarakan...."
"Paling baik kalau kau terangkan dulu sejelas-jelasnya,
setelah kau persiapkan rencana yang begitu matang
untuk memusnahkan semua jago yang hadir hari ini, aku
rasa kau tak akan mempersoalkan cepat sedikit atau
lebih lambat turun tangan bukan?"
"Jadi kalian benar-benar ingin tahu?" tanya Pemilik
bunga bwee dengan nada serius.
"Betul" sambung Li Bun-yang, "Meski-pun kau telah
mempersiapkan segala sesuatunya untuk membantai
para jago yang hadir dalam pertemuan hari ini, namun
kami semua tak akan menyerah dengan begitu saja, aku
1659 percaya pertempuran yang bakal berlangsung pasti luar
biasa hebatnya." "Hmmmm... kalian jangan berpikir segampang itu,"
sela Pemilik bunga bwee angkuh, "Ketahuilah, begitu aku
turunkan perintah, dalam sekejap mata kalian akan
hancur menjadi abu."
"Aaah, belum tentu, kau tak usah kelewat yakin
dengan kemampuanmu itu."
"Bila kalian tak percaya, kenapa tidak dibuktikan
sendiri?" "Tunggu sebentar" seru ketua Hian hong kau tiba-tiba,
"Lebih baik kau terangkan dulu apa sebabnya sampai
memusuhi seluruh jago di kolong langit, paling tidak
kalau diharuskan mati pun kami akan mati dengan
perasaan puas," "Aku yakin bisa menangkan pertarungan hari ini"
"Sekalipun kau dapat membinasakan semua orang
yang hadir dalam sekejap. namun kami ingin mati
dengan perasaan jelas, kami ingin tahu apa yang
menyebabkan kematian kami...."
"Ehmmm... benar juga perkataan ini... benar juga
perkataan ini.,." gumam Pemilik bunga bwee lirih.
Terdengar ketua Hian hong kau berkata lebih jauh:
1660 "Kau sengaja membuang nama aslimu dengan
menyebut diri sebagai pemilik bunga bwee, aku pikir
dendam kesumat ini pasti ada hubungannya dengan
bunga bwee bukan?" Pemilik bunga bwee agak tertegun,
tapi ia segera berseru: "Sebagai seorang wanita, kau mampu memimpin
beribu anggota Hian hong kau yang terdiri dari manusia
aneka ragam, terbukti sekarang kau memang memiliki
kemampuan yang luar biasa."
"Terima kasih atas pujian anda, aku percaya
kemampuanmu juga tidak berada di bawah
kemampuanku. " Tiba-tiba Pemilik bunga bwee berseru dengan nada
serius: "Kalau toh kalian ingin mengetahui duduknya
persoalan secara jelas, baiklah, akan kukabulkan
permintaan kalian yang terakhir kali ini."
"Sekalipun kami tidak menyinggung aku percaya kau
tentu akan menjelaskan juga kepada kami."
"Betul, lagi-lagi kau berhasil menebak secara benar,
sayang sekali bila seorang wanita cerdik macam kau
harus mati sia-sia di sini hari ini."
"Asal kau dapat membuat aku mati dengan perasaan
puas, biarpun harus mati juga tak perlu disayangkan."
1661 Pemilik bunga bwee berpaling ke arah kakek berjubah
kuning ini, kemudian perintahnya:
"Tarik dulu burung-burung itu" Kakek berbaju kuning
itu menyahut dan berpekik aneh, suara pekikannya tinggi
melengking amat menusuk pandangannya.
Dua ekor burung aneh berwarna abu-abu itu segera
meluncur balik dan hinggap di atas sangkar besi pada
tekukan lengan kakek itu.
Pemilik bunga bwee segera mengangkat tangannya
memberi tanda sambil memperdengarkan suara pekikan
rendah. Dalam waktu singkat bergemalah suara musik yang
berkumandang datang dari kejauhan.
irama musik yang dibawakan amat memilukan hati,
membuat siapa pun yang mendengar merasakan hatinya
bergetar keras. Empat orang gadis memakai baju berkabung dengan
membawa lilin berwarna putih pelan-pelan berjalan
masuk ke dalam arena. irama musik yang membawakan
lagu sedih makin lama semakin dekat, nada irama-nya
juga makin memedihkan hati, seakan- akan para pemain
musik itu mempunyai perasaan sedih yang luar biasa
sehingga semua perasaan hatinya itu disalurkan keluar
melalui nada-nada lagunya.
1662 Menyusul di belakang keempat gadis berbaju putih itu
menyusul delapan orang gadis muda berbaju sutera
dengan ikat pinggang warna putih, setiap empat orang
membentuk satu rombongan yang menggotong keluar
sebuah meja, di atas meja itu tertutup kain warna putih
hingga tidak diketahui benda apa di balik kain itu.
Disusul kemudian enam belas orang gadis berbaju
hijau membentuk sebuah barisan musik, walaupun
jumlah alat musiknya tidak banyak namun berhubung
dimainkan oleh para ahli musik yang hebat, maka irama
lagu yang dimainkan pun kedengaran luar biasa.
Dua puluh delapan orang gadis cantik dengan
dandanan pakaian yang berbeda pelan-pelan berjalan
masuk ke dalam arena, mereka membentuk sebuah
barisan yang serius, aneh dan penuh misteri.
Tampaknya para jago sudah terpengaruh oleh irama
lagu sedih yang dibawakan rombongan pemusik itu,
serentak mereka menyingkir ke kedua belah sisi untuk
memberi sebuah jalan lewat.
Ketika tiba di depan pemilik bunga bwee, kedua puluh
delapan orang gadis itu serentak menggerakkan
badannya membentuk sebuah barisan bulat, delapan
gadis berbaju sutera itu dengan cepat meletakkan kedua
buah meja yang digotongnya di tengah arena, sedang
keempat gadis yang memakai baju berkabung
meletakkan lilin putih yang dibawanya ke atas meja.
1663 Enam belas gadis berbaju hijau dari rombongan pemusik
mengelilingi kedua buah meja itu dan sama-sama
berlutut. Dengan langkah lebar pemilik bunga bwee berjalan
menuju ke depan meja kemudian menjatuhkan diri
berlutut serta melakukan penghormatan besar sebanyak
tiga kali. Menyaksikan kesemuanya ini, di hati kecil para jago
sesungguhnya sudah terbentik setitik jawaban, hanya
saja tak seorang pun di antara mereka yang mau
berbicara. selesai memberi hormat di depan meja itu, Pemilik
bunga bwee bangkit berdiri, ditatapnya para jago sekejap
lalu berseru: "Bila kalian ingin mengetahui duduk persoalan pada
hari ini, silahkan membaca tulisan pada meja abu itu."
Bersamaan dengan selesainya ucapan tersebut, dua
orang gadis berbaju sutera yang berdiri di samping meja
itu segera membuka penutup kain putih tersebut.
serentak para jago mengalihkan perhatiannya ke atas
dua meja itu, ternyata pada masing-masing meja
terdapat sebuah papan nama kecil Pada papan nama. di
sebelah kiri tertulis: 1664 "Tempat abu dari ketua angkatan ketiga perguruan
bunga Bwee." sedangkan pada papan nama di sebelah
kanan bertuliskan- "Tempat abu dari istri ketua angkatan ketiga
perguruan bunga bwee, shen siok-giok."
Begitu selesai membaca tulisan itu, seketika itu juga
para jago menjadi mengerti siapa gerangan pemilik
bunga bwee sekarang ini, ternyata dia adalah keturunan
dari see bun Hong, ketua dari perguruan bunga bwee.
peristiwa ini menyangkut suatu tragedi besar yang terjadi
pada belasan tahun berselang, dan melibatkan banyak
sekali jago-jago tangguh dari dunia persilatan-...
Sementara itu Pemilik bunga bwee telah berseru
lantang: "Setelah kalian membaca tulisan pada meja abu itu,
tentunya kamu semua sudah tahu bukan alasan dari
terjadinya peristiwa hari ini." coat-pin taysu menghela
napas panjang, sahutnya: "Aaaai... walaupun kejadian ini sudah lama
berlangsung, namun tragedi yang menimpa perguruan
bunga bwee rasanya masih baru saja dalam
ingatanku...." 1665 "Apakah taysu termasuk salah seorang saksi mata
yang hadir dalam peristiwa itu?" tegur Pemilik bunga
bwee dengan suara dalam. "Benar, sejak awal sampai akhir aku mengikuti terus
dengan mata kepala sendiri...." Dia memandang sekejap
sekeliling arena, kemudian melanjutkan
"Adakah di antara kalian yang hadir hari ini ikut hadir
pula dalam peristiwa tempo dulu" Kalau ada, harap
segera tampilkan diri untuk menjadi saksi bersamaku"
Suasana di sekeliling arena amat hening, tak seorang
manusia pun memberi jawaban. Sambil tertawa dingin
pemilik bunga bwee berkata:
"Sudah banyak tahun aku menyelidiki peristiwa ini
namun gagal untuk menemukan mereka yang hadir di
arena saat peristiwa itu berlangsung, meskipun ada di
antara mereka yang berhasil kulacak, namun mereka
tetap belum mau mengakuinya...."
"Aaai... hal ini tak bisa salahkan mereka" kata coat-pin
taysu sambil menghela napas panjang, "Siapa sih yang
mau mengakui perbuatan sendiri yang jelas-jelas
merupakan suatu tindakan keliru yang tak bisa
dimaafkan?" Tiba-tiba Pemilik bunga bwee berseru keras:
"Locianpwee... selama banyak tahun, baru kali ini
kudengar ada orang yang mengatakan bahwa kedua
orang tuaku almarhum tidak bersalah, selama ini aku
1666 benci umat manusia bukan karena kematian tragis kedua
orang tuaku, tapi aku benci dengan sikap munafik
mereka, tahu kalau perbuatannya salah tapi tak berani
mengakuinya" "Jadi maksudmu mengundang para jago berkumpul di
sini hanya ingin menanyakan peristiwa masa lampau?"
"Benar, aku hendak menyelidiki kesalahan apa yang
telah diperbuat orang tuaku almarhum sehingga
mengundang keroyokan para jago lihay dari kolong
langit" Dengan sinar mata berkilat Coat-pin taysu menatap
wajah Pemilik bunga bwee lekat-lekat, kemudian
katanya: "Sebelum kita membicarakan soal peristiwa tragis
yang menimpa sebun Hong suami istri, terlebih dulu aku
ingin mengajukan beberapa buah pertanyaan yang
membingungkan hatiku."
"Silahkan locianpwee bertanya" ucap pemilik bunga
bwee sambil memberi hormat, sikap angkuhnya hilang
sama sekali. setelah termenung berapa saat coat-pin taysu baru
berkata lagi: "Bila dihitung dengan jari, paling banter peristiwa
tragis itu baru terjadi pada dua puluh tahun berselang
1667 andaikata sebun Hong suami istri masih hidup pun paling
tinggi usianya sebanding dengan dirimu. padahal kau
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bilang sebun Hong suami istri berdua sebagai almarhum
orang tuamu, berarti kau adalah anak kandungnya...."
"Wajah pemilik bunga bwee yang kau saksikan
sekarang memang bukan wajah asliku, aku bosan dan
kecewa melihat kebuasan serta kemunafikan manusia di
dunia ini, karenanya aku segan menjumpai mereka
dengan wajah asliku."
"salah besar bila kau berpendapat demikian" ucap
Coat-pin taysu dengan wajah serius, "setelah peristiwa
tragis yang menimpa perguruan bunga bwee tersiar
dalam dunia persilatan dulu, banyak sekali mereka yang
sesungguhnya tidak terlibat dalam kejadian itu berkoarkoar
dengan mengatakan mereka terlibat, tujuannya
hanya ingin menaikkan pamor mereka saja, sebaliknya
kawanan jago yang sesungguhnya betul-betul terlibat
justru berusaha menyangkal kalau mereka terlibat dalam
kejadian tragis itu."
"Apakah mereka sadar kalau perbuatannya salah
hingga malu terhadap diri sendiri dan tidak berani
mengakuinya?" "sebenarnya juga tidak begitu, hanya saja kau tidak
berhasil menemukan orang yang berani mengakui
saja...." setelah berhenti sejenak, lanjutnya:
1668 "seandainya sedari dulu kau mencari aku atau Thianhong
tootiang dari pondok Lian-im-lu, atau si Hakim
berwajah besi Ciu Huang, ketua keluarga persilatan bukit
Hong-san generasi kedua...."
"Aku pernah naik ke bukit Hong-san, sayang ahli waris
generasi kedua keluarga persilatan bukit Hong-san telah
wafat,.,." tukas Pemilik bunga bwee. Kembali Coat-pin
taysu menghela napas panjang.
"Aaaai... sejak menyaksikan peristiwa tragis yang
menimpa perguruan bunga bwee dulu, selama dua puluh
tahun terakhir aku tak pernah terjun lagi ke dalam dunia
persilatan, aku tidak tahu kalau ahli waris generasi kedua
dari keluarga persilatan bukit Hong-san telah berpulang
ke alam baka... misalnya Ui sicu masih hidup, mungkin
pertemuan puncak hari ini tak bakal terselenggara...."
Mendadak Hongpo Lan teringat kembali dengan
suratnya, dia masih ingat bahwa sampul surat itu tertulis
ditujukan kepada seebun tayhiap. ini membuktikan
bahwa ayahnya telah mengetahui latar belakang dari
peristiwa tersebut. sementara itu ketua Hian hong kau
telah bertanya: "Apa sih sangkut paut ahli waris generasi kedua
keluarga persilatan bukit Hong-san dengan kejadian ini"
Kenapa bila ia masih hidup maka pertemuan puncak hari
ini tak akan terselenggara?"
1669 "semisalnya ahli waris generasi kedua dari keluarga
persilatan bukit Hong-san masih hidup, ketika seebun
siangkong ini mengunjungi bukit Hong-san ia pasti akan
mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya atas
peristiwa tragis yang menimpa perguruan bunga bwee,
otomatis dia pun tak usah mengundang para jago dari
seluruh kolong langit untuk mengadakan pertemuan
puncak di sini." "oooh... rupanya begitu" Mendadak pemilik bunga
bwee menyela: "Taysu, aku mempunyai sebuah
permintaan harap taysu bersedia untuk mengabulkan"
Nada pembicaraannya kali ini kembali telah berubah.
"Asal dapat kulakukan dan permintaanmu tidak
menyalahi hukum aku pasti akan mengabulkan. "
"Sesungguhnya bukan suatu permintaan yang luar
biasa, aku hanya ingin mendengar kisah nyata yang
sesungguhnya dari peristiwa tragis itu, taysu tak perlu
menutupi kesalahan almarhum ayah ibuku, juga tak perlu
menutup,nutupi kesalahan yang telah dilakukan mereka
yang telah mengurung mendiang orang tuaku, untuk itu
aku tentu merasa berterima kasih sekali."
Coat-pin taysu termenung sambil berpikir juga
beberapa saat, kemudian katanya:
"Aku pun mempunyai satu permintaan entah
bersediakah seebun sicu untuk mengabulkan?"
1670 "Katakan taysu" Pemilik bunga bwee berkerut kening.
"Demi melacak peristiwa tragis ini sicu tak segansegan
mengundang para jago untuk berkumpul di tempat
ini, bisa dibayangkan betapa mendalamnya rasa
dendammu dan betapa hebatnya niatmu untuk
membalas dendam, tapi sembilan puluh persen dari
mereka yang hadir saat ini sesungguhnya tak ada kaitan
maupun sangkut pautnya dengan peristiwa tersebut, oleh
sebab itu aku berharap seebun sicu bersedia
membebaskan mereka lebih dulu, entah bagaimana
menurut pendapatmu" "
"Maksud taysu mereka yang hadir di arena saat ini tak
ada sangkut pautnya dengan peristiwa itu?"
"sepuluh tahun berselang, hampir separuh bagian di
antara mereka yang hadir hari ini belum punya nama di
dalam dunia persilatan, oleh sebab itu aku simpulkan
mereka yang berusia empat puluh tahun ke bawah
seharusnya tidak tersangkut dalam peristiwa itu."
"Taysu berani menjamin orang tua atau saudara
mereka tidak terlibat dalam peristiwa itu?"
"Walaupun disebutkan mereka yang mengeroyok
perguruan bunga bwee adalah para jago dari kolong
langit, padahal seingatku mereka hanya terdiri dari
delapan belas orang."
1671 "Masa kurang cukup" Kalau anak buah mereka atau
saudara dan familinya dihitung semua maka jumlahnya
akan mencapai berapa ratus orang."
"Maksud Seebun sicu... apakah kau hendak
mengalihkan sakit hatimu atas terbunuhnya kedua orang
tuamu itu ke pundak semua jago dari kolong langit?"
"Andaikata dalam sekali gebrakan aku bisa membunuh
habis semua orang jahat yang berhati kejam, maka
dikemudlan hari dunia persilatan akan aman dan tenang
selalu, salahkah tindakanku ini?" coat-pin taysu
menghela napas panjang. "Aaaai... bila kita harus menuruti pandangan Seebun
suci, antara guru dan murid berkaitan, antara ayah dan
anak, antara saudara sekaum, sekelompok berhubungan
satu sama lainnya, bukankah berarti semua manusia
yang ada di kolong langit pasti dibunuh untuk
membalaskan dendam atas kematian orang tuamu?"
"Jadi menurut pendapat taysu" " tanya pemilik bunga
bwee setelah termenung berpikir sejenak.
"Kau sudah memendam rasa dendam selama belasan
tahun, jadi aku pun tak ingin berbicara soal belas kasihan
atau peri kemanusiaan lagi, tapi kalau kita berbincang
tentang peraturan dunia persilatan, seharusnya hutang
ditagih kepada si penghutang, jangan mereka yang ada
sangkut pautnya dengan si penghutang ikut teriibat
1672 dalam tanggung jawab, Menurut pendapatku lebih baik
seebun sicu membalas dendam langsung kepada mereka
yang tersangkut saja, jangan merempet ke orang lain...."
"Oooh, mengerti aku sekarang," tukas Pemilik bunga
bwee, "Jadi maksud locian-pwee bila aku tidak bersedia
maka kau pun enggan menceritakan kembali peristiwa
tragis tersebut?" "Bila aku punya kesempatan untuk selamatkan jiwa
seribu orang, kenapa tidak kumanfaatkan kesempatan
ini?" jawab Coat-pin taysu dengan wajah serius.
Pelan-pelan pemilik bunga bwee mengalihkan sorot
matanya menyapu sekejap para jago di arena, kemudian
dengan suara dalam katanya:
"Baiklah, memandang di atas wajah lo-siansu aku
bersedia memberi satu keuntungan buat mereka, selewat
peristiwa hari ini secara terpisah aku hendak melakukan
pertemuan dengan masing-masing peserta, asal mereka
dapat menghindar dari godaan perempuan, pahala dan
kedudukan, aku pasti akan memberi satu jalan kehidupan
buat mereka," Mendengar janji itu Coat-pin taysu pun
berpikir di dalam hati: "Bila seseorang yang sudah tahu bahwa jiwanya
terancam tapi tak berhasil mengendalikan diri terhadap
godaan wanita, ia memang pantas untuk menerima
kematian." Berpikir begitu dia pun manggut-manggut
1673 seraya menjawab: "Aku percaya apa yang telah seebun
sicu katakan pasti akan dipegang teguh"
"Lo-siansu tak usah kuatir, apa yang telah kusanggupi
tak akan kusesali kem-bali, sampai waktunya lo-siansu
bisa membuktikan sendiri"
"Baiklah, kita tetapkan saja dengan ucapan itu.,.,"
Setelah berhenti sejenak. terusnya lagi: "Tentang
peristiwa tragis yang menimpa perguruan bunga bwee,
seingat diriku...." "Mengenai latar belakang peristiwa ini aku telah
mengerti sebagian besar setelah melakukan pelacakan
selama banyak tahun, hanya beberapa bagian yang
belum kupahami saja harap lo-siansu memberi
penjelasan secukupnya."
"Bagian mana yang tidak kaupahami" Tanyakan saja,
aku pasti akan menjawab dengan sejujurnya."
"selain lo-siansu, siapa lagi yang ikut hadir dalam
peristiwa berdaran itu?"
"peristiwa ini merupakan suatu kejadian besar yang
cukup menggemparkan dunia persilatan pada dua puluh
tahun berselang, bukan hanya pemilik bunga bwee saja
yang ingin tahu," bahkan para jago yang hadir dalam
pertemuan itu pun ikut menaruh perhatian maka
perhatian semua orang pun ditujukan ke arah pendeta
1674 siau-lim pay itu. sesudah menghembuskan napas
panjang Coat-pin taysu berkata:
"selain diriku, yang utama ada tiga orang yaitu ketua
generasi kedua dari keluarga persilatan bukit Hong-san,
si Hakim sakti Ciu Huang serta Thian hok sangjin dari
pondok Lian-im-lu...."
Ketiga tokoh silat ini terhitung pendekar-pendekar
sejati yang mewakili kekuatan kaum lurus dalam dunia
persilatan, baik golongan putih maupun golongan hitam
mereka selalu memuji ketiga orang tersebut sebagai
pendekar sejati yang berjiwa luhur. Terdengar pemilik
bunga bwee bertanya lagi: " Kecuali mereka bertiga
masih ada siapa lagi?"
"Masih ada Bok-tok taysu dari Siau-lim pay, Hian-hokcengcu dari Bu-tong pay, si pedang hijau Pek siang, si
pedang sakti dari Lam-Kiang Hongpo Tiang-hong, ketua
lembah Hong-yap-kok-Tan Ceng-po, Kim-hud totiang dari
Kun-lun-pay, sepasang manusia aneh dari Thian-lam
yakni si naga botak siang Co dan nenek naga berambut
putih serta si Gadis Naga Berbaju Hitam"
setiap nama yang disebut pendeta ini rata-rata
merupakan tokoh persilatan yang bernama besar, kontan
saja para jago yang ikut mendengar menjadi gempar,
pikir mereka tanpa terasa:
1675 "Kesalahan apa yang telah dilakukan seebun Hong
suami istri sehingga dikero-yok begitu banyak jago
lihay...?" Tiba-tiba pemilik bunga bwee berteriak keras
memotong ucapan coat-pin taysu, serunya:
"sebetulnya apa kesalahan mendiang orang tuaku
sehingga begitu banyak jago tangguh datang
mengerubutinya?" sebab musabab terjadinya tragedi yang menimpa
perguruan bunga bwee memang tetap menjadi misteri
hingga kini, meski peristiwa berdarahnya sendiri banyak
diketahui umum, jadi apa yang dipertanyakan Pemilik
bunga bwee sekarang justru merupakan tanda tanya
dalam hati kecil para jago itu. Pelan-pelan coat-pin taysu
berkata: "sesungguhnya peristiwa berdarah ini terjadi gara-gara
berapa jilid kitab pusaka ilmu silat, keserakahan ayah dan
ibumu membuat situasi ibarat api bertemu air, kendati
pun aku turut menyaksikan sendiri peristiwa itu, namun
aku pun dibuat serba salah...."
"Apakah orang-orang itu berniat merampas kitab
pusaka yang ditemukan mendiang orang tuaku, karena
ditolak maka mereka dianggap telah melanggar
peraturan dunia persilatan?"
1676 "Ahli waris dari bukit Hong-san serta si hakim sakti Ciu
Huang bukan manusia tamak, mustahil mereka bertindak
begitu gara-gara kitab pusaka itu."
"Lantas karena apa?"
"salah satu buku yang ditemukan kedua orang tuamu
dulu memuat sejenis ilmu sesat yang amat keji dan
jahat, konon ilmu sesat itu gampang sekali dipelajari tapi
begitu berhasil maka kehebatannya tiada tandingan
hanya saja selama latihan dibutuhkan beratus-ratus
lembar nyawa manusia sebagai tumbal, sebagai tokoh
silat yang menjunjung tinggi keadilan ciu tahiap dan
Thian-hok sangjin berusaha membujuk kedua orang
tuamu agar membatalkan niatnya mempelajari ilmu sesat
itu demi kesejahteraan manusia, tapi bujukan ini ditolak
mentah-mentah oleh kedua orang tuamu, akibatnya
suasana menjadi kaku."
Pemilik bunga bwee termenung sesaat, kemudian
katanya: "Bukankah kitab pusaka itu ditemukan oleh mendiang
orang tuaku" semestinya menjadi hak mereka untuk
menentukan pilihannya, mau dilatih atau tidak
merupakan urusan pribadi kedua orang tuaku, kenapa
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
orang lain, harus mencampuri urusannya?"
" Walaupun alasanmu itu benar, tapi gara-gara ingin
melatih ilmu sesat itu kedua orang tuamu telah menculik
1677 empat puluh orang bocah lelaki dan perempuan,
penculikan tersebut berhasil dilacak oleh ahli waris dari
bukit Hong-san, sebagai pendekar sejati yang
menjunjung tinggi kebenaran, sudah barang tentu
keluarga persilatan bukit Hong-san tak bisa berpangku
tangan saja...." "Jadi Ciu Huang dan Thian-hok sangjin juga datang
mencari kedua orang tuaku gara-gara usaha penculikan
keempat puluh orang bocah lelaki dan perempuan itu
terbongkar?" "ciu Huang serta gedang sakti dari Lam-kiang datang
gara-gara kitab asli Delapan jurus pedang naga sakti,
sipedang beracun Pek siang serta Gadis Naga Berbaju
Hitam juga datang untuk meminta berapa macam kitab
pusaka dari mendiang orang tuamu...."
"Bukankah kitab pusaka itu ditemukan oleh mendiang
orang tuaku" Atas dasar apa si pedang beracun Pek
siang dan Gadis Naga Berbaju Hitam meminta kitab
tersebut?" seru Pemilik bunga bwee gusar.
"Panjang untuk menceritakan kisah ini, dulu ayahmu
adalah sahabat karib dari pedang racun Pek siang,
tempat penyimpanan kitab pusaka itu pun ditemukan
bersama oleh mereka berdua, gara-gara ingin
mengangkangi sendiri kitab pusaka itu, ayahmu telah
mendorong Pek siang masuk kejurang, siapa tahu Pek
siang tidak tewas, ia bertemu dengan Gadis Naga
1678 Berbaju Hitam yang membantunya mengobati luka yang
diderita, setelah sembuh dia pun melacak jejak orang
tuamu, bayangkan sendiri masa ia tidak berhak untuk
berbuat begitu?" "Aaaai... seandainya memang begitu kejadiannya,
berarti ayahku yang salah" ucap Pemilik bunga bwee
sambil menghela napas. "setelah mendapat kitab pusaka tersebut di samping
merasa pamornya semakin menanjak, kedua orang
tuamu juga tahu bahwa mereka telah menjadi musuh
umum seluruh umat persilatan, maka mereka berusaha
keras untuk merahasiakan jejaknya, dunia begitu luas,
sesungguhnya amat sulit untuk melacak jejak mereda
berdua, sayang mereka tak bisa menahan diri untuk tidak
melatih ilmu yang diperolehnya, gara-gara menculik
empat puluhan orang bocah lelaki dan perempuan inilah
jejak mereka baru ketahuan, tapi saat itu ilmu silat yang
dimiliki kedua orang tuamu sudah mengalami kemajuan
pesat, bahkan di sekitar tempat persembunyiannya telah
dipersiapkan juga aneka alat jebakan yang mematikan."
Mencorong sinar tajam dari balik mata Pemilik bunga
bwee, ditatapnya wajah Coat-pin taysu lekat-lekat,
kemudian tegurnya dingin:
"Apakah kehadiran taysu serta Bok-tok taysu juga
dikarenakan kitab pusaka itu?"
1679 "Aku bersama Bok-tok suheng menghadiri kejadian itu
lantaran hendak minta kembali kitab pusaka Ta-mo-iecinkeng kami yang hilang."
"Taysu ikut dalam pengeroyokan mendiang orang
tuaku hingga mengakibatkan terjadinya peristiwa
berdarah itu?" "Tatkala melewati pos-pos penjagaan yang ada di situ
aku telah melukai dua orang, tapi belum pernah ikut
serta dalam pengeroyokan terhadap ayah ibumu."
"Lalu siapa yang turun tangan paling dulu?" tanya
Pemilik bunga bwee sambil menghela napas panjang.
"Kim-hud totiang dari Kun-lun-pay melancarkan
serangan lebih dulu, ia bertarung hampir tiga puluh
gebrakan melawan ayahmu tapi sebuah pukulan keras
membuatnya kalah dan mundur, kemudian Hakim sakti
Ciu Huang tampil kembali dengan mengajak ayahmu
berunding, ia tetap berharap ayahmu melepaskan
niatnya dengan membakar kitab pusaka berisi ilmu sesat
itu di depan umum, selain itu juga berjanji tak akan
melatih ilmu sesat itu lagi di samping membebaskan para
bocah lelaki dan perempuan menyerahkan kitab Tat-moiecin-keng kepada siau-lim-pay serta tidak melakukan
kejahatan lagi. 1680 Ciu Huang dan ahli waris dan bukit Hong-san
menjamin untuk seterusnya tak akan ada orang yang
mencari gara-gara dengan mereka lagi,"
"Apakah mendiang ayahku bersedia?"
"Walaupun ayahmu tidak langsung menyanggupi tapi
nampaknya sangat setuju dengan usul tersebut, sebab
dalam kitab pusaka yang ditemukan ayahmu termuat
tujuh jenis silat yang tangguh, selain ilmu pertabiban,
ilmu racun serta ilmu barisan, kitab yang khusus memuat
ilmu silat ada empat macam, yaitu sim hoat dari ilmu Mokang,
Tat-mo-ie-cin-keng dan dua macam ilmu sakti
lainnya yang telah lama punah, asal berhasil mempelajari
setengah saja dari kepandaian itu, sudah cukup bagi
ayah ibumu untuk menjagoi dunia persilatan...." Pemilik
bunga bwee segera tertawa dingin.
" Kalau toh mendiang ayahku sudah setuju, kenapa
kalian masih mengeroyok mereka hingga terjadi peristiwa
tragis itu?" "Aaai... nasib manusia memang di tangan takdir, di
saat ayahmu masih termenung itulah si pedang racun
Pek siang serta Gadis Naga Berbaju Hitam muncul di
tempat tersebut dengan membeberkan dosa ayahmu,
kejadian tersebut dengan cepat mengobarkan kembali
amarah para jago yang sebetulnya sudah mulai mereda,
ayahmu juga dibuat gusar oleh peristiwa ini, dia tolak
1681 mentah-mentah syarat yang diajukan ciu tayhiap yang
berakibat suasana pun kembali jadi kaku dan tegang,"
Jadi kalian semua yang hadir waktu itu percaya penuh
dengan apa yang dikatakan si pedang racun Pek siang?"
"semua yang dikatakan disertai dengan bukti
membuat orang lain susah untuk membantah, apalagi
ayahmu telah mengakui semua perbuatannya."
"Waaah, kalau begitu mendiang ayahku gagah
sekali..." Coat-pin taysu menghembuskan napas panjang,
setelah termenung sejenak terusnya:
"Ayahmu segera bertarung melawan si pedang racun
Pek siang, pertarungan berjalan amat seru tapi tiga
puluhan gebrakan kemudian Pek siang sudah
menunjukkan gejala akan kalah, demi menyelamatkan
jiwa pek siang, si gadis naga berbaju hitam pun terjun ke
arena melibatkan diri dalam pertempuran, tentu saja
ibumu tak ingin menyaksikan ayahmu dikerubuti maka ia
pun turut terjun ke dalam arena bertempur melawan
Gadis Naga Berbaju Hitam. Kendatipun ilmu pedang yang
dimiliki ibumu jauh lebih hebat ketimbang kepandaian
silat Gadis Naga Berbaju Hitam, tapi berhubung senjata
yang dipakai lawan adalah pedang usus ikan yang amat
tajam, akibatnya betapa pun hebatnya ilmu silat ibumu,
1682 susah juga untuk meraih kemenangan dalam waktu
singkat." "Aku yakin si pedang racun Pek siang serta Gadis
Naga Berbaju Hitam bukan tandingan ayah ibuku."
"Dugaan seebun sicu memang tepat, ketika Pek siang
melihat Gadis Naga Berbaju Hitam melibatkan diri dalam
pertempuran, semangatnya langsung bangkit kembali,
pertarungan lagi-lagi berlangsung hampir dua gebrakan
lebih, tapi akhirnya ia toh terluka juga oleh sabetan
pedang ayahmu yang membuat darah membasahi
seluruh tubuhnya, jelas luka yang dideritanya cukup
parah. "Melihat Pek Siang teriuka, Gadis Naga Berbaju Hitam
merasa hatinya bergetar keras, ibumu segera melihat
adanya kesempatan baik, peluang itu digunakan sebaikbaiknya
dengan melukai lengan kiri Gadis Naga Berbaju
Hitam" "Andaikata setelah berhasil melukai lawannya kedua
orang tuamu segera menghentikan pertarungan,
mungkin hal mana tak sampai menimbulkan kemarahan
orang banyak, sayang sekali setelah berhasil melukai
kedua orang musuhnya kedua orang tuamu tak mau
menghentikan serangan, bahkan berniat membunuh Pek
Siang serta Gadis Naga Berbaju Hitam, tusukan pedang
mereka langsung ditujukan ke arah jalan darah penting
di tubuh Pek Siang berdua...."
1683 Setelah menghela napas panjang, terusnya:
"Tindakan semacam ini seketika mengobarkan hawa
amarah para jago, Li Tong- yang ahli waris kedua dari
bukit Hong-san serta si Hakim sakti ciu Huang segera
turun tangan bersama memukul pental pedang yang ada
di tangan ayah ibumu.,.,"
"Selanjutnya para jago pun turun tangan bersama
mengerubuti kedua orang tuaku?" sela pemilik bunga
bwee. "Tidak, ketika kedua orang tuamu melihat Li Tongyang
serta ciu Huang turun tangan bersama, segera
mereka merogoh keluar dua genggam pasir beracun dan
segera disambit ke depan...."
"Berhasil melukai orang?"
"Tatkala pasir beracun beterbangan di udara, jeritan
ngeri dan teriakan gusar segera bergema silih berganti,
banyak di antara para jago yang menonton di tepi arena
terluka oleh pasir beracun itu Li Tong-yang ahli waris
kedua bukit Hong-san turut terluka juga oleh sambaran
pasir beracun itu. Kejadian inilah yang sesungguhnya
merupakan sumbu yang menyulut terjadinya pengeroyokan
atas diri ayah ibumu berdua."
"Apakah luka yang diderita Li Tong-yang dari bukit
Hong-san teramat parah?"
1684 Tampak seluruh tubuh ketua Hiang hong kau yang
berkerudung hitam itu bergetar keras, agaknya ia baru
saja mendengar suatu kejadian yang mengagetkan, tapi
berhubung perhatian semua orang sedang tertuju ke
arah Pemilik bunga bwee serta Coat-pin taysu, maka
perubahan tersebut tidak diketahui siapa pun. Terdengar
Coat-pin taysu menyahut: "seingatku, meski luka yang diderita Li Tong-yang,
Litayhiap cukup parah, tapi oleh karena tenaga dalam
yang dimilikinya cukup sempurna maka luka tersebut
tidak sampai mempengaruhi jiwanya, ia segera terlibat
dalam suatu pertarungan yang amat seru melawan
ayahmu...." "Kalau begitu, pembunuh utama dari kematian ayah
ibuku adalah Li Tong-yang dari bukit Hong-san?"
" itu pun tidak. waktu itu ayah ibumu dikeroyok empat
belasan orang jago tangguh, jadi siapa yang berhasil
melukai kedua orang tuamu aku sendiri juga kurang
jelas. Pokoknya kedua orang tuamu tewas dalam
pertarungan sengit itu"
"Dari delapan belas orang jago tangguh yang hadir
waktu itu, selain lo-siancu apakah masih ada orang lain
yang tidak turun tangan?"
"Ada, sipedang racun Pek siang serta Gadis Naga
Berbaju Hitam." 1685 "Tentu saja mereka tidak ikut mengerubut sebab
sudah terluka parah, coba kalau tetap sehat, masa
mereka akan berpeluk tangan belaka"jadi dari delapan
belas orang yang hadir, kecuali taysu berdua masih ada
satu orang lagi yang tidak ikut menyerang, siapakah
orang itu?" "Tan Ceng-poo, ketua lembah Hong- yap- kok"
" Kenapa ia tidak ikut turun tangan?"
"Apa sebab yang sebenarnya aku sendiri pun tidak
tahu, tapi bisa jadi dikarenakan ia kenal baik dengan
kedua orang tuamu, jadi hubungan persahabatan masih
dipertahankan." Pemilik bunga bwee kembali berpikir sejenak^
kemudian serunya: "sudahlah, kita tak usah
mempersoalkan hal tersebut...." setelah menghela napas
panjang, tambahnya: " Kalau mengikuti kisah dari taysu tadi, berarti kedua
orang tuaku memang tak punya jalan lain lagi" Tapi
kemudian taysu pernah berkata bahwa setelah kejadian,
mereka yang ikut mengeroyok kedua orang tuaku mulai
menyesal dengan perbuatannya, apa yang taysu
maksudkan?" "Penyakitnya justru muncul pada si pedang racun Pek
siang serta Gadis Naga Berbaju Hitam, setelah kematian
1686 kedua orang tuamu, Pek siang dan Gadis Naga Berbaju
Hitam berhasil tertolong jiwanya oleh obat mestika yang
dibawa Li Tong- yang, kemudian para jagopun
menggunakan waktu selama sehari semalam
menggeledah seluruh tempat tinggal kedua orang tuamu,
meski tidak sampai menggali semua tanah, tapi hampir
setiap sudut tempat telah diperiksa dengan seksama,
alhasil kibat pusaka itu tidak ditemukan juga, maka para
jago pun bersepakat untuk membakar ludas tempat
tinggal orang tuamu, kendatipun kitab pusaka tak
berhasil ditemukan, mereka berharap kitab itu ikut
terbakar habis." "setelah membunuh lalu membakar, apa bedanya
perbuatan semacam ini dengan perbuatan perampok"
Hmmm, apakah kawanan jago yang menganggap diri
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sebagai pendekar sejati itu tidak merasa bahwa tindakan
mereka ini kelewat keji?"
"sampai seluruh bangunan sudah hancur menjadi abu,
dan para jago melakukan pemeriksaan sekali lagi,
mereka baru membubarkan diri turun gunung" sambung
coat-pin taysu. "Dari mereka yang terkena pasir beracun, apakah tak
seorang pun yang tewas?"
" Racun dari pasir besi yang dilancarkan orang tuamu
memang amat jahat, tapi ber hubung Li Tong-yang
membekali diri dengan banyak obat mestika, ditambah
1687 lagi dia pun pandai ilmu pertabiban, atas pertolongan
serta usahanya, beberapa orang yang terkena pasir
beracun itu berhasil diselamatkan jiwanya."
"Penyakit apa pula yang ditimbulkan pedang racun Pek
siang serta Gadis Naga Berbaju Hitam?"
"Dua tahun berselang, tanpa disengaja si Hakim sakti
Ciu Huang berhasil mendapat kabar yang mengatakan
bahwa Pek siang memiliki banyak sekali kitab pusaka
ilmu silat" "Aaaah, masa ada kejadian itu?" seru Pemilik bunga
bwee tercengang. BAB 50. Ketua Persekutuan
"Benar" sahut Coat-pin taysu, "sebagai pendekar sejati
yang berhati lurus ciu tayhiap sangat gusar setelah
mendapat tahu kejadian tersebut, ia naik ke bukit Hongsan
untuk merundingkan persoalan ini dengan Li Tongyang,
akhirnya disimpulkan bahwa si pedang racun Pek
siang adalah manusia licik yang amat berbahaya, maka
mereka berdua mengarungi dunia persilatan untuk
melacak jejak Pek siang, peristiwa itu dengan cepat
tersebar luas dalam dunia kangouw, semua yang
menghadiri peristiwa berdarah tempo hari pun ber-duyun
duyun datang untuk menggabungkan diri..."
1688 "Taysu juga turut serta?"
"Berhubung ada urusan penting aku tak bisa
meninggalkan kuil siau-lim-si, oleh ketua perguruan
diutuslah seorang jago kami bersama Bok-tok sUheng
untuk terjun ke dunia persilatan melacak jejak Pek siang,
sepuluh bulan kemudian Pek siang bersama istrinya baru
berhasil ditemukan" " Ketika ditanyakan soal kitab ilmu silat ternyata Pek
siang menyangkal maka suatu perta ruangan sengit pun
kembali terjadi. Dalam waktu tiga tahun yang amat singkat, ternyata
ilmu silat yang dimiliki Pek siang suami istri mengalami
kemajuan yang luar biasa pesatnya, kerja sama sepasang
pedang mereka sanggup menandingi para jago sampai
ratusan gebrakan tanpa menunjukkan Kekalahan,
malahan empat orang jago berhasil dilukai kedua suami
istri itu. Gara-gara kejadian itu Li Tong-yang serta Ciu Huang
jadi naik darah, mereka berdua turun tangan
menggempur Pek siang suami istri habis-habisan
walaupun ilmu silat mereka telah mengalami kemajuan
pesat namun masih belum mampu untuk membendung
gempuran dua orang pendekar besar ini.
seratus gebrakan kemudian Pek siang kena dihajar Li
Tong-yang, sedangkan Gadis naga berbaju hitam dilukai
1689 pula oleh Ciu Huang, tampaknya dua orang suami istri ini
bakal terkena musibah, pada saat itulah tiba-tiba Thianhok
sangjin muncul disertai ketua dari istana panca racun
yang membantu Pek siang suami istri kabur dari
kerubutan para jago...."
"Aneh" seru Pemilik bunga bwee, "Bu-kankah Thianhok
sangjin termasuk juga salah satu tokoh silat yang
mengerubuti mendiang orang tuaku?"
"Benar, Thian-hok sangjin amat mahir dalam
permainan pedang, kehebatan ilmu silatnya mungkin
tidak berada di bawah kepandaian Li Tong-yang maupun
ciu Huang, hanya saja ia tak suka berkelana dan
sepanjang tahun hidup menyepi dipondok Lian-im-lu nya,
setelah keberhasilannya mengalahkan jago pedang dari
negeri timur, nama besarnya baru menonjol dalam dunia
kangou...." "Aku hanya ingin tahu orang serta masalah yang
berkaitan dengan kematian orang tuaku" tukas pemilik
bunga bwee tiba-tiba, "sedang mengenai soal nama dan
pamor orang lain lebih baik tak usah kita bicarakan-"
"Sekalipun begitu, paling tidak aku mesti menerangkan
dengan sejelas-jelasnya...." setelah berhenti sejenak.
kembali pendeta itu melanjutkan
"Ketua istana panca racun muncul dengan membawa
beratus jenis makhluk beracun untuk membantunya,
1690 ditambah pula dengan kemahiran Thian-hok sangjin
dalam permainan pedang, setelah melepaskan Pek siang
berdua dari ancaman maut, mereka menghadang para
jago yang mengejar Pek siang berdua di sebuah mulut
selat. pertarungan sengit pun berkobar, Li Tong- yang
serta Ciu Huang harus dibantu dua orang jago lagi untuk
menggembur mundur Thian-hok sangjin pada seratus
gebrakan kemudian, tapi tatkala mereka berhasil
menembusi mulut selat itu, sipedang racun Pek siang
berdua sudah kabur entah ke mana."
" Kenapa Thian-hok sangjin membantu sipedang racun
Pek siang suami istri ber-dua?"
" Ketika terjadi peristiwa tersebut waktu itu semua
orang dibuat tercengang dan tidak habis mengerti,
Thian-hok sangjin termasuk seorang tokoh yang amat
dihormati dalam dunia persilatan, nama besarnya nyaris
tidak berada di bawah nama Li Tong- yang maupun ciu
Huang, tapi mengapa ia bertindak begitu" setelah
dilakukan penyelidikan dan penelusuran yang amat teliti
oleh Ciu tayhiap akhirnya baru diketahui ternyata Thianhok
sangjin adalah kakak kandung sipedang racun Pek
siang." "oooh, rupanya begitu."
"sejak melarikan diri dari maut, sipedang racun Pek
siang serta Gadis Naga berbaju Hitam tak pernah muncul
lagi di dalam dunia persilatan, entah mereka telah
1691 bersembunyi di mana, hampir tiga tahun lamanya Hakim
sakti Ciu Huang berusaha melacak jejak mereka tapi
usahanya tetap gagal total..."
"Kalian pernah mencari di tempat tinggal Thian-hok
sanjin?" "ciu Huang telah mengirim mata-mata untuk menjaga
di sekitar jalan menuju ke pondok Lian-im-lu, tiga tahun
lamanya pelacakan dilakukan tanpa henti namun jejak
mereka tidak ditemukan juga . "
"Kenapa tidak mencari Thian-hok sangjin untuk
membuat perhitungan?"
"Sebab ilmu silat yang dimiliki Thian-hok sangjin amat
tangguh, pamor serta nama besarnya amat cemerlang,
sebelum diperoleh bukti yang menunjukkan bahwa dialah
yang sembunyikan si pedang racun Pek siang serta Gadis
Naga Berbaju Hitam, tak mungkin mereka akan
menyerang secara gegabah,"
"Aku ingin tanya sekarang, kalian bisa memaafkan
Thian-hok sangjin yang telah menyelamatkan jiwa Pek
siang berdua, juga bisa memaklumi perbuatan Pek siang
suami istri berdua menyimpan kitab pusaka, kenapa
terhadap mendiang orang tuaku kalian justru bertindak
keji" Bukankah hal ini menunjukkan bahwa kalian
memang takut terhadap Thian-hok sangjin?"
1692 "Aaaai... begitulah kisah sesungguhnya yang dialami
kedua orang tuamu, mungkin di sana sini masih ada
sedikit kekurangan, tapi pada garis besarnya begitulah
cerita." setelah menghembuskan napas panjang pendeta
itu berkata lagi: "Sekarang aku pun ada masalah yang tidak kupahami,
semoga seebun sicu bersedia untuk menjawab."
"Soal apa?" "Bukankah kitab pusaka Tat-mo-ie-cin-keng telah
diperoleh Pek siang suami istri berdua, darimana seebun
sicu bisa peroleh sejilid lagi?"
"siapa bilang kitab pusaka Tat-mo-ie-cin keng diambil
Pek siang" Kau anggap barang peninggalan mendiang
orang tuaku bisa disentuh orang lain seenaknya?" Coatpin
taysu tertegun. "Jadi kalau begitu sipedang racun Pek Siang tidak
merampas barang peninggalan orang tuamu?" serunya
tertahan. "Ayahku bukan orang tolol, ia sudah mempersiapkan
segala sesuatunya sejak awal."
"Aaa." lagi-lagi sebuah tragedi yang ditimbulkan
karena salah paham." keluh Coat-pin taysu sambil
menghela napas panjang, "Ini semua tak lain disebabkan
orang persilatan yang kelewat memandang tinggi soal
1693 nama dan kedudukan- sehingga sering kali banyak
persoalan yang sebetulnya bisa dijelaskan tapi tak mau
diterangkan agaknya si pedang racun Pek siang juga
terjangkit penyakit ini, sudah berulang kali Li Tong- yang
serta Ciu Huang menanyai dia, tapi ia selalu menyangkal
hingga akibatnya terjadi peristiwa ini, bahkan nyaris
tragedi berdarah kembali terulang."
"Apakah kau merasa kasihan bagi nasib sipedang
racun Pek siang dan istrinya?"
"Yaa, aku kasihan terhadap orang-orang di dunia ini,
terutama terhadap para jago yang sok menjaga nama
baik..." "Pek siang berdua sedikit pun tidak menyesal kenapa
kalian tidak membunuhnya" Bukankah kelewat enak
baginya?" "seebun sicu, bila kau bukan bicara karena emosi, aku
bersedia mendengarkan pendapatmu."
"sebetulnya kejadian ini sederhana sekali, ketika
mendiang ayahku menemukan tempat penyimpanan
kitab pusaka itu, sebenarnya sipedang racun Pek siang
sudah mengetahuinya lebih dulu, bahkan telah melarikan
sebagian dari kitab itu dan disembunyikan oleh sebab itu
ketika mendiang ayahku menyuruh dia berjaga-jaga di
luar, karena ia sudah berbuat curang lebih dulu maka ia
menurut saja tanpa membantah...."
1694 "omintohud Tak nyana hati manusia begitu licik dan
keji, aku belum pernah membayangkan ada kejadian
seperti ini." "Setelah berbuat curang, Pek siang mengira ayahku
telah mengetahui perbuatan-nya, padahal ayahku sama
sekali tidak tahu." Coat-pin taysu manggut-manggut.
"Seebun sicu memang amat cerdik, meskipun hanya
dugaan namun pendapatmu ini sangat beralasan-"
"Hmmm... dia tamak lebih dulu dengan melarikan
sebagian kitab pusaka, tapi kemudian menuntut bagian
yang sama dari ayahku, ketika ayahku sadar bahwa
sebagian kitab itu sudah dicuri lebih dulu tentu saja
amarahnya memuncak..." kata Pemilik bunga bwee
sambil tertawa dingin. "Darimana sicu mengetahui hal ini?" tukas Coat-pin
taysu dengan kening berkerut.
"Aku hanya berpendapat begitu, kau anggap salah?"
"Baiklah, harap seebun sicu melanjutkan pendapatmu"
"Karena gusarnya maka mendiang ayahku segera
mendorong sipedang racun itu ke dalam jurang."
"Aaaai... seandainya ayahmu tahu bahwa dorongan itu
tidak mematikan Pek siang, mungkin dia tak akan
mendorongnya ke dalam jurang."
1695 Pemilik bunga bwee tidak perduli dengan ucapan
pendeta itu, kembali lanjutnya:
"ia tak sampai mati di dasar jurang, anggap saja hal
ini karena nasibnya yang baik, semestinya setelah
peristiwa itu ia sembunyikan diri baik-baik, siapa tahu
sifat tamaknya kembali muncul dan ia mencari orang
tuaku lagi untuk menuntut pembagian, coba kalau ia
tidak munculkan diri, kedua orang tuakujuga tak bakal
mati dikeroyok para jago persilatan, sehingga kalau
disimpulkan kembali sekarang, seharusnya biang keladi
dari kematian kedua orang tuaku tak lain adalah si
pedang racun Pek siang serta Gadis Naga Berbaju
Hitam." "Setahuku, Pek siang dan ayahmu adalah sobat karib
yang baik sekali hubungannya, tak disangka hanya garagara
tamak dan iri berakibat terjadinya peristiwa tragis
itu." "Dalam soal ini ayahku tak bisa disalahkan kalau ingin
mencari penyebab kesemuanya ini maka kita mesti
menyalahkan ketamakan Pek siang suami istri, sudah
mencuri kitab pusaka lebih dulu masih minta bagian
orang lain, jadi tidak salah bila ia mesti terluka parah di
ujung pedang ayah-ku."
"Tak bisa menyalahkan ayahmu tapi harus salahkah
Pek siang, adilkah pendapat seperti ini?" pikir Coat-pin
1696 taysu di dalam hati. sementara itu pemilik bunga bwee
telah berkata lagi: "Sekarang aku sudah mengetahui dengan jelas sebab
kematian orang tuaku yang tragis, maka selanjutnya
adalah bagaimana caraku membalas sakit hati ini."
"Seebun sicu, dengan cara apa kau hendak menuntut
balas?" seru Coat-pin taysu dengan perasaan terkesiap.
"Hutang uang bayar uang, hutang nyawa bayar
nyawa, sejak ratusan tahun berselang peraturan dan
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tradisi inilah yang dipegang teguh umat persilatan, maka
mula-mula aku hendak membantai habis semua orang
yang terlibat dalam pengeroyokan terhadap orang tuaku,
kemudian baru menghabisi tiga generasi anak muridnya."
"Sekalipun hutang nyawa bayar nyawa, itu hanya
terbatas satu nyawa dibayar satu nyawa, mana ada
ratusan lembar jiwa manusia dicabut untuk membayar
satu nyawa...." tukas Coat-pin taysu cemas.
"Sudah hampir dua puluh tahun lamanya orang tuaku
meninggal, masa aku tak pantas menerima sedikit
bunganya?" "Terlepas mampukah seebun sicu melaksanakan
niatmu itu, tapi yang pasti tindakan semacam ini tidak
menurut aturan-" 1697 "Mengingat kau telah menerangkan semua duduknya
persoalan maka kuampuni jiwamu, tapi kau tidak
berusaha menolong ketika melihat orang tuaku dibantai,
karena dosa tersebut maka sepasang matamu harus
kucongkel keluar, tentu kau tidak keberatan bukan?"
"Bila selembar nyawaku bisa ditukar dengan
keselamatan para jago lainnya, aku bersedia mati di
tanganmu." "sebagai umat persilatan, kita wajib membedakan
mana budi mana dendam, dulu kau tak ikut mengerubuti
orang tuaku, sekarang kau pun membantu aku untuk
mengetahui duduk perkara yang sebenarnya, tentu saja
dosamu tak perlu ditebus dengan kematian-"
Bicara sampai di situ, ia berpaling memandang sekejap
ke arah kakek tinggi besar berbaju kuning itu, lalu
menegur: "Apa waktunya sudah tiba?"
"sudah lewat sejak tadi, namun berhubung Tongcu
sedang menyelidiki kejadian lampau, maka hamba tak
berani menimbrung." "Kalau waktunya sudah lewat, mari kita segera turun
tangan" Para jago sama-sama tercengang setelah mendengar
pembicaraan itu, pikir mereka:
1698 "Sekali pun kau telah mencampuri arak dan sayur
dengan arak, namun kami tidak menyentuhnya sama
sekali, ada racun pun apa gunanya" Masa kau betul-betul
hendak mengandalkan kepandaian silat untuk beradu
kekuatan dengan kami" Pihak kami ada ratusan orang,
sekali pun ia sanggup membunuh seorang musuh dalam
tiga gebrakan, mana mungkin ratusan jago bisa dihabisinya
sama sekali..." Belum habis ingatan tersebut melintas, mendadak
terdengar suara terompet yang memilukan hati bergema
di udara, kawanan gadis pemusik, penggotong meja abu
serta pembawa lilin itu serentak bangklt berdiri dan
mengelilingi meja abu. Sebetulnya sifat kawanan jago yang hadir di situ ibarat
sebaskom pasir halus yang tak mungkin dipersatukan
siapa pun enggan tunduk kepada orang lain, tapi setelah
melihat sikap pemilik bunga bwee yang berniat
membasmi mereka semua, tanpa terasa timbul perasaan
bersatu padu di hati kecil masing-masing. Entah siapa
yang berteriak dulu, terdengar seseorang berseru:
"Kalau memang pemilik bunga bwee hendak
membasmi kita, kenapa kita tidak bersatu padu untuk
melawannya bersama-sama...."
"Sayang tiada orang yang mampu memimpin kita
semua..." sambung yang lain-Seseorang dengan suara
yang kasar tapi nyaring segera menyela:
1699 "Seandainya ciu tayhiap ciu Huang berada di sini,
semua jago tentu bersedia tunduk di bawah
pimpinannya." Tampak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat,
seorang lelaki berbaju hijau melompat naik ke atas meja
dan sambil mengacungkan goloknya berseru keras:
"Menurut pendapatku lebih baik kita pilih Dewa Jinsom
Phang Thian-hua menjadi pemimpin kita sementara
waktu, ia punya nama besar yang sejajar dengan nama
Ciu Huang, aku rasa kita pantas mengangkatnya menjadi
pemimpin...." Belum selesai perkataan itu, teriakan lain
telah berkumandang: "Tidak bisa, tidak bisa, Phang Thian-hua selalu
menyendiri dan tidak akrab dengan umat persilatan,
mana mungkin ia bisa memimpin kita semua?" seseorang
dengan suara parau segera berteriak:
"Aku rasa lebih cocok Coat-pin taysu saja, kuil siaulimsi selama ratusan tahun terakhir selalu dianggap
sebagai tonggak dunia persilatan, jadi paling patas jiwa
taysu yang memangku jabatan tersebut." seseorang
yang lain sambil tertawa dingin menjengek:
"Yang sedang kita hadapi sekarang adalah musuh
dengan akal muslihat yang amat banyak, kita butuhkan
seorang pemimpin cerdik yang bisa menghadapi segala
akal busuk lawan. betul Coat-pin taysu berasal dari
1700 perguruan kenamaan tapi ia kelewat polos dan jujur,
tidak mengerti tipu muslihat bagaimana mungkin bisa
memimpin para jago" Menurut pendapatku lebih baik kita
undang ketua Hian- hong- kau saja menjadi pemimpin
kita untuk menghadapi Pemilik bunga bwee."
seketika itu juga suasana dalam arena berubah jadi
hening, sampai lama sekali tak kedengaran sedikit suara
pun, padahal dalam hati kecilnya para jago sedang
berpikir: "Kalau bicara soal kecerdasan, ketua Hian- hong- kau
memang paling cocok menjadi pemimpin kita, tapi nama
besarnya kurang tenar dan lagi hanya seorang wanita,
bila kita sebagai lelaki sejati mesti mengikuti perkataan
kaum wanita, waaah.,, hilang mUka rasanya, tapi bila
berbicara dari situasi sekarang, ketua Hiang- hong- kau
memang rasanya paling cocok menjadi Ketua
Persekutuan." seperminum teh lewat tanpa terasa, di tengah
keheningan yang mencekam seluruh arena mendadak
terdengar suara tiupan terompet yang dibunyikan
bersahut-sahutan. Dengan suara lirih Hongpo Lan segera
berbisik kepada Li Bun-yang
"sekarang para jago sudah tak segaduh tadi,
nampaknya mereka berpendapat bahwa ketua Hianhongkau memang paling cocok memang ku kedudukan
1701 sebagai Ketua Persekutuan, entah bagaimana menurut
pendapat saudara Li?"
"Menurut pendapatku, satu-satunya kemungkinan
hidup bagi kita hanya terletak pada pundaknya, selain dia
mungkin sulit untuk menemukan orang kedua yang
mampu menandingi kehebatan Pemilik bunga bwee."
"Nama besar serta kedudukan saudara Li cukup tenar,
asal kau diusulkan aku yakin para jago pasti akan
mendukungmu." Li Bun- yang tertawa getir, katanya:
"Dengan kemampuanku sekarang, mana mungkln bisa
memimpin umat persilatan dari seluruh kolong langit?"
"saudara Li adalah ahli waris generasi ketiga dari
keluarga persilatan bukit Hong-san, apa salahnya jadi
ketua Persekutuan?" Buru-buru Li Bun- yang goyangkan tangannya
berulang kali serunya: "Aku menyadari bahwa kemampuanku tak sampai
separuhnya kemampuan ketua Hian- hong- kau, aku
betul-betul tak mampu membawa para jago lolos dari
bencana kali ini...."
"Baiklah, kalau begitu biar aku yang mengusulkan
ketua Hian-hong-kau menjadi Ketua Persekutuan,"
"Bila saudara Hongpo bersedia, hal ini lebih baik lagi."
1702 sambil tersenyum Hongpo Lan segera melompat naik
ke atas meja seraya berseru lantang:
"Sekarang pemilik bunga bwee sudah menggerakkan
pasukannya untuk mengepung kita empat penjuru,
namun kita belum berhasil menemukan seorang jago pun
yang cocok menjadi Ketua Persekutuan, daripada situasi
bertambah runyam dan nasib kita terancam bahaya,
kuusulkan bagaimana kalau ketua Hian-hong-kau saja
yang kita pilih menjadi Ketua Persekutuan" Menurut
pendapatku selain dia mungkin tiada orang lain yang
sanggup membendung kebrutalan pemilik bunga bwee
lagi." Mendadak terjadi kegaduhan yang luar biasa di tepi
arena pertemuan itu, disusul kemudian terdengar
seseorang berseru: "Cepat lolos kan senjata, pasukan Pemilik bunga bwee
sudah mulai bergerak untuk menyerang"
Ketika Hongpo Lan berpaling, terlihatlah dari empat
penjuru telah bermunculan pasukan manusia aneh
berdandan nyentrik, setiap dua orang manusia berambut
panjang dan berbaju serba hitam, terselip seorang
manusia aneh berbaju merah darah. Kawanan manusia
berbaju merah itu membungkus seluruh tubuhnya
dengan kain berwarna merah darah, bahkan rambutnya
ikut terbungkus pula, sebaliknya manusia berbaju hitam
itu mempunyai wajah yang kaku, sama sekali tiada hawa
1703 kehidupan, kaku pada sepuluh jari tangannya kelihatan
amat panjang dan runcing.
Meskipun kemunculan rombongan manusia aneh itu
terjadi di tengah siang bolong, namun cukup membawa
segulung suasana dingin yang menyeramkan dan
menggidikkan hati. Dengan suara lantang Hongpo Lan
segera berseru: "Ular tanpa kepala tak bisa jalan, burung tanpa sayap
tak bisa terbang, bila kalian belum juga menetapkan
siapa yang menjadi Ketua Persekutuan, bila bencana
keburu tiba kalian bakal menyesal sepanjang sejarah."
suasana kembali jadi gaduh dan hiruk pikuk,
tapisesaat kemudian terdengar kawanan jago itu
berseru: "Baik Kita angkat ketua Hian-hong-kau menjadi Ketua
Persekutuan kita" Tampaknya setelah melalui pemikiran yang tenang
berapa saat, kawanan jago itu mulai menyadari bahwa
cuma kepintaran ketua Hian-hong-kau saja yang mampu
menghadapi kehebatan Pemilik bunga bwee, Di tengah
teriakan dan seruan mendukung itulah, bergema datang
beberapa kali jeritan ngeri yang memilukan hati, di
tengah muncratnya darah segar keempat sosok tubuh
manusia robeh ke tanah dalam keadaan tak bernyawa
lagi. 1704 Rupanya kawanan jago yang berdiri di garis terdepan
telah bentrok dengan kawanan manusia berbaju hitam
itu, tapi begitu bertempur empat sosok tubuh telah
berubah jadi mayat. Tiba-tiba pemilik bunga bwee
memberi tanda, kakek berbaju kuning itu segera bersuit
panjang, kawanan manusia berbaju hitam yang sedang
mendesak maju itu seketika menghentikan langkahnya.
Dalampada itu para jago telah meloloskan senjata
masing-masing, didesak oleh situasi dan kebutuhan
bersama, secara otomatis mereka telah bersatu padu
untuk menghadapi serangan musuh bersama.
Dengan pandangan tajam pemilik bunga bwee
menyapu sekejap wajah para jago kemudian serunya:
" orang yang kalian pilih sebagai Ketua Persekutuan
memang cocok sekali, dewasa ini memang hanya ketua
Hian-hong-kau seorang yang mampU menandingi
kecerdasanku" situasi yang gaduh dan riuh tiba-tiba saja menjadi
hening, tapi keheningan tersebut hanya permulaan
datangnya badai, tampaknya suatu pertempuran paling
berdarah akan segera tergelar di tempat tersebut.
Dengan langkah pelan ketua Hian-hong-kau berjalan
menuju ke depan Pemilik bunga bwee, setelah diangkat
menjadi Ketua Persekutuan, kedudukan maupun
pamornya saat ini jauh berbeda, di mana dia lewat para
1705 jago sama-sama menyingkir untuk memberi jalan lewat.
sambil menghela napas panjang coat-pin taysu
bergumam: "Dosa, dosa,., suatu pembantaian berdarah
tampaknya tak bisa dihindari lagi...." sementara itu ketua
Hian-hong-kau sudah memberi hormat sambil berkata:
"Terima kasih banyak atas pujianmu, aku rasa kau
pasti sudah ada persiapan matang sebelum mengundang
kehadiran kami di tempat ini bukan?"
"Betul, kecuali Coat-pin taysu, siapa saja yang ikut
hadir dalam pertemuan hari ini jangan harap bisa
tinggalkan tempat ini dalam keadaan selamat"
"Tapi kau bilang hendak mengorek sepasang matanya,
dalam keadaan buta, bukankah keadaannya jauh lebih
tersiksa ketimbang mati?"
"Aku sudah persiapkan tindakan berikut yang bisa
membuat ia tidak menyesal meski harus kehilangan
penglihatan. " "Tampaknya situasi hari ini sudah ibarat air bertemu
api" ucap ketua Hian-hong-kau kemudian setelah
memandang sekejap sekeliling arena, "Aku lihat mustahil
ada peluang untuk berbicara secara baik-baik lagi...."
Pemilik bunga bwee tertawa.
"Dendam kematian orang tuaku lebih dalam daripada
samudra, bila kau berniat membujukku dengan mulutmu
1706 yang manis itu, aku nasehati lebih baik jangan bermimpi
di siang bolong lagi, usahamu itu bakal sia-sia belaka."
"Baiklah, meskipun kita harus langsungkan
pertempuran habis-habisan, sepantasnya bila kita
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bicarakan soal peraturan, entah bagaimana menurut
pendapatmu?" "Katakan maksudmu" jawab Pemilik bunga bwee
setelah termenung dan berpikir sejenak,
"Bila dugaanku tidak keliru, dalam radius puluhan li
seputar arena pertempuran ini sudah kau persiapkan
kekuatan yang luar biasa, di mana tak mungkin buat
kami untuk melarikan diri bukan?"
"Tampaknya bila aku berhasil menarikmu menjadi
dayang kepercayaan, kepintaranmu akan banyak
membantu pekerjaanku."
"Sayang sekali kita sudah berhadapan sebagai musuh
bebuyutan sekarang, kalau bukan kau yang mampus
tentu aku yang mati."
Pemilik bunga bwee segera mengalihkan pembicaraan
kesoal lain, katanya: "sebelum menang kalah diketahui, kau tak bakal
percaya dengan perkataanku, baiklah, perjanjian apa
yang ingin kau sampaikan katakan saja secepatnya"
1707 "Melihat situasi saat ini sudah tak mungkin diredakan
dengan suatu perundingan, maka aku rasa daripada
pertarungan berlangsung secara massal, bagaimana
kalau kita tentukan dalam sepuluh babak pertarungan
saja untuk melihat siapa yang lebih unggul?"
"Jika kami yang menang lantas bagaimana"Jika
mereka bersedia menggorok leher sendiri untuk menebus
dosanya, cara seperti ini mah bisa saja kita lakukan."
"saudara seebun, tampaknya kau masih bisa berpikir
bila kemenangan dipihakmu, semisalnya kami yang
beruntung dan menang, lantas apa pula yang hendak
kau perbuat?" "Setelah aku hitung punya hitung, rasanya
kesempatan bagi kalian untuk meraih kemenangan kecil
sekali, oleh sebab itu aku belum sempat untuk berpikir
masalah bila kami yang kalah."
"Apakah kau tidak menganggap keyakinanmu
berlebihan?" "Aku sudah melatih diri selama empat lima tahun,
kalau tidak mempunyai keyakinan yang luar biasa
mustahil akan kuundang kalian untuk berkumpul semua
di sini." "sekalipun kau mempunyai persiapan yang matang
namun situasi yang kau hadapi hari ini sangat berbeda,
1708 ada beberapa orang tokoh silat yang jarang muncul
dalam dunia persilatan, hari ini ikut berdatangan pula ke
mari, perubahan yang mungkin terjadi bisa jauh di luar
dugaanmu semula." "siapa yang kau maksud?"
"Usiamu paling banter baru dua puluhan tahun, sekali
pun kusebut namanya belum tentu kau akan mengenal."
"oooh, kau maksudkan si Hakim berwajah besi Ciu
Huang" Hmmm, mungkin selama hidup ia tak bakal bisa
muncul lagi di dalam dunia persilatan."
"Kecuali Ciu Huang, dalam dunia persilatan masih
terdapat beberapa orang tokoh silat lain yang memiliki
ilmu silat dahsyat, kau mengenali mereka?"
"Kau maksudkan si Datuk sepuluh penjuru siang Lamciau?"
"selain siang Lam-ciau masih ada lagi Dewa cebol Cu
Gi si pendekar cu, pernah mendengar namanya?"
Pemilik bunga bwee termenung sambil berpikir berapa
saat lamanya, kemudian bertanya:
"Kau maksudkan si cebol yang berlagak bisu tuli dan
menunggang keledai putih kecil itu?"
Dalam hati kecil ketua Hian-hong-kau bersorak
gembira, pikirnya: 1709 "Aku memang berniat untuk memancingmu agar
mengumpat dia, bila babak pertama ditangani si cebol
itu, niscaya kau akan merasakan kehebatannya." sekali
pun dalam hati kecilnya merasa girang, tapi di mulut ia
tetap berkata dengan suara dingin:
"sejak puluhan tahun berselang Cu tayhiap sudah
termashur dalam dunia persilatan, kalau bicara soal
tingkatan maka semua yang hadir di sini sekarang adalah
angkatan muda, kini kau bersikap kurang-ajar
kepadanya, rupanya kau memang pingin merasakan
kehebatannya?" Rupanya Cu Gl mempunyai sifat yang aneh dan
nyentrik, ia paling tak suka kalau dikatai orang lain, ia
sedang ke Timur dan orang mengatakan dia hendak ke
Timur, maka tiba-tiba saja dia akan mengubah arahnya.
Ketua Hian-hong-kau sadar, dengan cara biasa mustahil
baginya untuk memohon bantuan manusia nyentrik ini,
maka ia sengaja memancing pemilik bunga bwee agar
mengeluarkan kata-kata yang kurang hormat terhadap
pendekar itu hingga memancing hawa amarahnya.
Benar juga, sambil tertawa dingin pemilik bunga bwee
mengumpat: "Si cebol itu beriagak bisu tuli dengan niat menakutnakuti
orang lain, boleh saja orang takut kepadanya, tapi
aku tak bakal jeri menghadapi si cebol itu."
1710 Li Bun- yang mencoba memperhatikan sekeliling
tempat itu, ketika tidak melihat Cu Gi munculkan diri,
juga tidak mendengar Dewa cebol itu mengumpat, diamdiam
hatinya jadi gelisah, pikirnya:
"Jangan-jangan orang tua itu sudah pergi" Kalau ia
masih di sini, mana mungkin bisa menahan diri?"
Belum habis dia berpikir, tiba-tiba terdengar seseorang
mengumpat dengan nyaring:
"Budak busuk, budak ingusan, perempuan jelek,
berani amat mengumpat aku si orang tua."
Para jago sama-sama tertegun, maka tak tahu siapa
yang sedang dimaki orang itu. Terdengar pemilik bunga
bwee membentak lagi dengan gusar: "Hey si cebol, kalau
punya nyali ayo cepat menggelinding keluar"
Diiringi suara derap kuda yang ramai, tampak seekor
keledai putih kecil berlari masuk ke dalam arena dengan
kecepatan tinggi, Gerak gerik keledai itu sangat lincah,
meski harus menerobos di antara kerumunan orang
banyak namun gerak geriknya tetap cepat dan lincah,
dalam waktu singkat telah tiba ditengah arena.
Pemilik bunga bwee segera berpaling ke arah kakek
berbaju kuning sambil serunya: "Jangan biarkan dia
kabur" 1711 Kakek berbaju kuning itu mengiakan dan menghampiri
si Dewa cebol Cu Gi dengan langkah lebar.
si Dewa cebol Cu Gi betul- betul tahan uji, biarpun
melihat kakek berbaju kuning itu datang menghampirinya
dengan langkah lebar, ia tetap berbaring di atas
punggung keledainya tanpa bergerak.
Ketika mencapai enam tujuh langkah dari keledai kecil
itu, kakek berbaju kuning tadi menghentikan langkahnya
seraya menegur "Kau benar-benar Dewa cebol Cu Gi?"
"Hmmm, kau tidak berhak bicara denganku, suruh
budak kecil itu maju ke muka" Kakek berbaju kuning itu
agak tertegun sejenak. lalu serunya lagi penuh amarah:
"Kau rasakan dulu kehebatan ilmu jari pencabut
nyawaku" Tiba-tiba tangan kanannya menyambar ke wajah
Dewa cebol Cu Gi dengan kecepatan luar biasa.
Mendadak keledai putih kecil itu melompat maju
sejauh empat lima depa, dengan lompatan tersebut
serangan maut dari kakek berbaju kuning pun terhindar.
Menyaksikan kejadian tersebut diam-diam para jago
merasa hormat bercampur kagum, pikirnya:
"Tak nyana keledai kecil ini pun pandai ilmu berkelit"
1712 sementara itu si kakek berbaju kuning tadi sudah
mendesak maju lebih ke depan, dalam waktu singkat ia
lancarkan empat buah pukulan berantai yang maha
dahsyat. Di tengah angin pukulan yang menderu-deru,
serangan itu segera mengurung keledai kecil tadi hingga
jalan mundurnya ke empat penjuru tertutup sama sekali.
selama pertarungan berlangsung si Dewa cebol Cu Gi
masih tetap berbaring dipunggung keledainya tanpa
bergerak. kali ini dia pun belum bergerak juga, bahkan
tatkala serangan dari kakek berbaju kuning itu hampir
menyentuh tubuhnya ia masih belum merasa juga.
Kejadian ini kontan saja mengejutkan para jago, pikir
mereka: "Tenaga pukulan orang ini amat kuat dan hebat, bila si
Dewa cebol Cu Gi tak mau membalas juga, ia pasti rugi
besar." Dalam pada itu si kakek berbaju kuning itu sedang
keheranan ketika melihat Dewa cebol Cu Gi belum juga
melepaskan serangan balasan kendatipun secara
beruntun ia sudah melepaskan empat lima buah pukulan,
tanpa terasa ia menghentikan serangannya sambil
berjalan mendekat. Baru saja iaakan mencengkeram tubuh lawannya,
mendadak Cu Gi yang berbaring di punggung keledainya
1713 itu menggerakkan tangan kanannya seraya menghardik:
"Jangan sentuh aku si orang tua."
Kakek berbaju kuning itu segera membalikkan tangan
kirinya langsung mencengkeram pergelangan kiri Cu Gi.
Mendadak terlihat Cu Gi menggerakkan kaki kirinya,
seperti sebuah ruyung lemas saja tahu-tahu kaki itu
berputar balik menendang sikut kakek berbaju kuning
tadi. Lengan kanan si kakek berbaju kuning yang hendak
mencengkeram itu kontan saja terkulai lemas.
Menyaksikan kejadian ini para jago sama-sama
merasa terkejut, pikirnya:
"Tak disangka si Dewa cebol Cu Gi mampu melatih
ilmu lemasnya hingga mencapai taraf sedemikian tinggi,
andaikata tidak menyaksikan sendiri, sungguh membuat
orang sukar untuk percaya.":
Tiba-tiba terlihat si Dewa cebol Cu Gi melejit bangun,
kemudian dengan suara dingin berseru:
"Budak tua, sudah kubilang jangan bikin malu diri
sendiri tapi kau tak mau percaya, sekarang cepat
gelinding pergi, suruh si budak busuk itu yang maju
mencoba kehebatanku."
Kembali para jago dibuat tertegun, kalau didengar
pembicaraan itu tampaknya si "budak busuk" yang
1714 dimaksud adalah pemilik bunga bwee, tapi jelas si
Pemilik bunga bwee adalah seorang kakek berjenggot
panjang, sedang orang yang diumpat Cu Gi adalah Budak
busuk yang jelas menunjukkan seorang gadis muda, lalu
siapa yang dimaksud dan apa artinya"
Pemilik bunga bwee sendiri hanya menengadah ke
atas pura-pura tidak mendengar seakan-akan perkataan
si Dewa cebol itu bukan ditujukan kepadanya.
Dalam pada itu si kakek berbaju kuning yang sikut
kanannya kena ditendang cu Gi, seluruh lengan kanann
yakini sudah lumpuh dan sama sekali tak berfungsi, tentu
saja ia tak mampu melanjutkan pertarungan dalam
keadaan begini terpaksa ia harus mengundurkan diri dari
arena. sambil tertawa dingin kembali si Dewa cebol Cu Gi
berseru: "Hmmm Budak busuk. kau tak usah berlagak lagi,
mungkin saja orang lain tidak mengetahui latar
belakangmu, tapi jangan harap bisa membohongi aku si
orang tua." Mendadak sorot mata si pemilik bunga bwee yang
tajam dialihkan ke wajah Dewa cebol, kemudian
menegur: 1715 "Hey, kau ngomel melulu, sebetulnya siapa sih yang
kau umpat?" "Hehehehe... siapa yang sedang kumaki, tentunya kau
lebih jelas daripada orang lain."
Pelan-pelan Pemilik bunga bwee melangkah maju ke
muka, di bawah sinar matahari tampak di antara
sepasang matanya lamat- lamat terpancar keluar cahaya
putih yang mirip selapis kabut.
Mendadak Dewa cebol Cu Gi menarik kembali sikap
ugal-ugalannya, dengan mata terpejam ia duduk bersila
dipunggung keledainya, sikapnya amat serius,
tampaknya ia sedang mengerahkan tenaga dalamnya
untuk melawan datangnya serangan dari luar, hanya saja
kekuatan tersebut tidak terlihat dengan mata telanjang.
setibanya di hadapan Dewa cebol Cu Gi, dengan suatu
gerakan yang amat lambat pemilik bunga bwee
menggerakkan tangan kirinya mencengkeram lengan
lawan. Mendadak ketua Hian-hong-kau membentak
keras: "Tahan" sambil membentak, tubuhnya meluncur ke hadapan
pemilik bunga bwee. menghadapi kejadian ini Pemilik bunga bwee tidak
mengubah gerak tangan kirinya yang mencengkeram
1716 lengan cu Gi, sementara tangan kanannya diayunkan ke
belakang menghantam tubuh ketua Hian-hong-kau.
Tubuh ketua Hian-hong-kau yang sedang menerjang
ke muka itu mendadak tertahan, buru-buru ia menarik
kembali gerak maju badannya.
Terasa segulung desingan angin dingin melesat tiba,
buru-buru dia himpun tenaga dalamnya sambil
melepaskan satu pukulan untuk menahan datangnya
sergapan tersebut Walaupun beberapa desingan angin dingin itu tertahan
Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
juga oleh pukulannya, namun tak kuasa tubuhnya
terdesak juga mundur selangkah, melihat itu ketua Hianhongkau segera berpikir "Untung sekali aku bertindak cepat, coba kalau tidak,
niscaya aku akan menderita kerugian besar, tampaknya
ilmu silat yang dimiliki Pemilik bunga bwee sungguh luar
biasa, meski digencet dari muka dan belakang namun
kekuatan serangannya tetap begitu hebat.."
sementara ingatan tersebut melintas lewat, tangan kiri
Pemilik bunga bwee sudah hampir menyentuh
pergelangan tangan si Dewa cebol Cu Gi.
pada detik yang terakhir inilah mendadak Dewa cebol
Cu Gi membuka matanya lebar-lebar, dengan sinar tajam
ditatapnya wajah pemilik bunga bwee itu, sementara
1717 tangan kanannya menyodok ke samping untuk
menghindari ancaman lawan, lalu dengan memancarkan
tenaga pukulan yang maha dahsyat berbalik menumbuk
tubuh Pemilik bunga bwee itu.
Tenaga dalamnya memang amat sempurna, bukan
saja bisa digunakan sekehendak hati, bahkan orang lain
tidak menyangka sama sekali akan kedahsyatan tenaga
serangan itu, Tampak pemilik bunga bwee menarik
tangan kirinya ke belakang lalu menyentil sementara
tubuhnya mundur dua langkah.
Pakaian yang dikenakan Dewa cebol Cu Gi seketika
menggelembung dan bergetar keras, keledai putih itu
pun tiba-tiba menekuk lutut depannya nyaris terjungkal
ketanah. Dalam waktu yang amat singkat inilah kedua orang
tersebut sudah saling bertarung satu gebrakan, kedua
belah pihak sama-sama telah menggunakan seluruh
kemampuan yang dimilikinya untuk membinasakan
lawan, hanya saja para jago yang menyaksikan peristiwa
itu tidak mengetahuinya sama sekali.
Kakek bermata satu yang berdiri di belakang ketua
Hian-hong-kau segera bersorak memuji:
"llmu silat hebat, kepandaian hebat, harap kaucu
mundur, biar aku coba beberapa jurus ilmu silatnya."
1718 Ketua Hian-hong-kau menyingkir kesamping, Kakek
Bermata satu itu segera melejit ke depan, tongkat bambu
di tangan kanannya segera ditekan dan dibenamkan ke
atas tanah, setelah itu ia berdiri bersiap sedia.
Pelan-pelan pemilik bunga bwee membalikkan
badannya menatap kakek itu sekejap. lalu tegurnya
dingin: "siapa kau?"
"Aku sudah melupakan namaku, jadi tak perlu ditanya"
sahut kakek bermata satu itu sambil tertawa hambar.
Pemilik bunga bwee memperhatikan sekejap seluruh
badannya, lalu jengeknya dingin: "silahkan turun tangan"
"Aku siap melepaskan segenap kekuatanku untuk
menghadapi kau yang sudah lelah tidak sepantasnya bila
aku melepaskan serangan terlebih dulu."
"Bagus" seru Pemilik bunga bwee, tangan kirinya
segera diayun ke muka melancarkan sebuah pukulan.
Tangan kanan kakek bermata satu yang disilangkan di
depan dada itu segera ditolak pula ke muka, tapi dengan
cepat tangan itu ditarik kembali yang mana persis
menangkis tangan kanan Pemilik bunga bwee yang
sedang menyodok dadanya. begitu bentrok satu gebrakan, masing-masing pihak
mundur dua langkah dari posisi semula.
1719 Pemilik bunga bwee segera mendengus dingin:
"Hmmm sungguh tak nyana di antara para jago yang
hadir hari ini masih terdapat seorang jago sehebat kau,
aku benar-benar salut"
"Terima kasih, terima kasih,"
Tiba-tiba kakek bermata satu itu menyodok tangan
kanannya ke muka lalu kiri kanan atas bawah masingmasing
melepaskan satu pukulan, sedemikian cepat
gerak tangannya ini membuat orang lain tak sempat
mengikuti semua gerakan secara jelas,
Bagi kawanan jago itu, mereka mengira tangan itu
hanya disodok ke muka lantas ditarik kembali, mimpipun
mereka tak bisa membayangkan bahwa dalam sodokan
Kisah Si Rase Terbang 12 Kisah Bangsa Petualang Karya Liang Ie Shen Hina Kelana 12
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama