Ceritasilat Novel Online

Pendekar Penyebar Maut 11

Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono Bagian 11


Panglima Pasukan Pengawal Istana, Siang-houw Nio nio, ibu
pemuda itu, juga bukan orang sembarangan pula. Beliau
masih terhitung bibi dari mendiang Kaisar Chin Si Hongte......" "Ohh......!" Toat beng jin dan Chin Yang Kun mengeluarkan suara
kaget hampir berbareng, meski kekagetan mereka mempunyai
dasar yang berbeda. Tokoh lm yang-kauw itu agak kaget karena tak mengira
bahwa pemuda gagah yang ia taksir tentu berkepandaian
sangat tinggi itu, mempunyai latar belakang keluarga demikian hebat. Sementara di dalam hati kakek itu juga merasa heran, kalau benar ibu pemuda itu masih keluarga kaisar lama,
mengapa kini pemuda itu bersama adiknya malah menjadi
pembantu dari Kaisar Han"
Sedangkan kekagetan Chin Yang Kun lebih dititikberatkan
pada kenyataan bahwa pemuda itu masih mempunyai
hubungan keluarga dengan Kaisar Chin Si, sehingga berarti
masih ada hubungan keluarga puIa dengan dirinya. Tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seperti juga dengan Toat-beng-jin, pemuda ini juga merasa
heran, apa sebabnya pemuda gagah itu dikatakan sebagai
"anjing kaisar" oleh Ceng-ya-kang" Apakah pemuda gagah itu mengkhianati keluarga ibunya dan membantu pihak musuh,
yaitu pihak Kaisar Han"
Tiba-tiba Hong lui-kun Yap Kiong Lee tampak bangkit dari
kursinya dengan tiba-tiba. Wajahnya berubah menjadi dingin dan kaku ketika matanya menatap Iblis Gundul yang sedang
menikmati ayam gorengnya.
"Ayohlah Ceng ya-kang! Dimana saudara-saudaramu yang
lain?" lblis Gundul itu berhenti mengunyah. Matanya yang Iicik
berwarna kehijau-hijauan itu mendelik seperti mata ular
sanca. Lalu dengan geram ia berdiri dan membanting sisa
tulang yang dipegangnya ke atas meja.
"Bah ! Jadi..... engkaulah orang yang selalu membayang bayangi kami itu !" desahnya.
"Benar! Aku tahu bahwa kau dan saudara-saudaramu
menginginkan pula Cap Kerajaan itu ! Kalian telah aku curigai sejak kalian ikut menguber-uber keluarga Chin setahun yang IaIu. Hanya yang belum aku ketahui sampai sekarang, untuk
siapa kalian bekerja kali ini. Aku cuma mendengar bahwa kau dan saudara-saudaramu selalu bersama-sama dengan orang
aneh yang selalu menutupi mukanya dengan kerudung. Orang
aneh itu bergelar Hek-eng-cu"..!"
Tak terasa jari-jari Yang Kun mencengkeram lengan Toat
beng jin yang berdiri di sampingnya. Setiap perkataan yang diucapkan oleh Hong lui kun Yap Kiong Lee tadi bagai suara petir yang menggetarkan dadanya. Dan getaran getaran itu
seakan-akan membuka simpul kegelapan yang selama ini
menutupi rahasia kehancuran keluarganya. "Jadi....benarbenar tidak salah lagi ! Iblis Gundul ini adalah salah seorang dari para pembunuh yang selama berbulan bulan telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menguber uber keluarga itu." Yang Kun bergumam di dalam hati. Dan pemuda ini semakin yakin kalau pembunuh ibu, adik dan para pemikul tandu itu tentulah iblis ini pula !
Tapi lapat lapat Yang Kun masih teringat akan kata-kata
pamannya, bahwa musuh keluarganya tidak hanya satu
golongan saja. Musuh yang menginginkan Cap Kerajaan
tersebut lebih dari satu kelompok.
"Hmm. Kini semakin terang bagiku".Secara tak sengaja
aku bisa memperoleh kepastian bahwa orang berkerudung itu
benar-benar terlibat dalam peristiwa keji tersebut," Yang Kun menggeram.
"Yang hiante, kau....... kau kenapa?" Toat-beng-jin yang merasa dicengkeram oleh Yang Kun tersebut berbisik perlahan di kuping pemuda itu.
Tapi Yang Kun seperti tidak mendengar bisikan tersebut.
Matanya yang dingin itu kini beralih menatap Hong lui kun Yap Kiong Lee. Mulutnya berkemak kemik, seakan-akan mau
mengucapkan sesuatu, tapi tak jadi sehingga yang terdengar hanyalah suara gumam yang tak jelas.
"Dan pemuda gagah yang disebut sebagai anjing kaisar
oleh Ceng-ya-kang ini tentulah dari kelompok lain yang
menjadi saingan kelompok Hek eng cu. Hmh!!" geramnya.
Sebenarnyalah, secara tak sengaja kabut gelap yang
semula menutupi rahasia pembantaian keluarga Chin Yang
Kun mulai terungkap di muka pemuda itu sendiri. Yang terang, motif atau latar belakang semua kejadian itu hanya berkisar pada perebutan "Cap Kerajaan". Semua pihak berbondong bondong mendesak keluarga Chin Yang Kun, karena keluarga
itulah yang selama ini memegang kunci rahasia dari benda
pusaka tersebut. Hanya yang masih harus diselidiki oleh
pemuda itu sekarang adalah siapa atau kelompok mana yang
telah membunuh paman bungsu, ayah serta pamannya yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lain itu " Kelompok Hek eng-cu ataukah kelompok Hong lui
kun" Ataukah masih ada kelompok yang lain lagi "
"Heh-heh heh... !" Ceng ya-kang tiba-tiba terdengar tertawa panjang,
"Apa yang kautertawakan"'' Hong-lui-kun membentak.
"Heh heh, selama ini kami memang telah menduga bahwa
orang she Liu itu (Kaisar Han) tentu menghendaki pula benda pusaka tersebut. Tanpa memegang Cap Pusaka Kerajaan itu
kedudukannya tidak akan abadi. Maka begitu aku melihat Kim-sute (Yap Tai-ciangkun) ikut mengintai para pelarian keluarga Chin setahun yang lalu, aku juga sudah yakin kalau Liu Pang telah mengirimkan pula orang-orangnya....... heh heh.....Tapi kalau sekarang kalian masih membayang bayangi kami dan
beranggapan bahwa kami telah memperoleh benda pusaka
itu...... heh-heh". Kalian benar-benar salah besar!" Ceng-ya-kang tertawa lagi terkekeh-kekeh.
Tak terduga Hong-Iui-kun tetap tenang dan tidak
tersinggung oleh ejekan iblis gundul tersebut. Wajahnya tetap tak berubah. Dingin dan kaku.
"Kami juga telah lama mengetahui, bahwa kalian belum
menemukan Cap Kerajaan itu ! Begitu pula para peminat yang lain ! Kalau toh dalam beberapa hari ini aku selalu
membayang bayangi kalian, hal itu disebabkan karena harta
karun yang disembunyikan oleh bekas Perdana Mentri Li Su
itu.....! Siapa tahu cap yang hilang itu ikut terbawa dan
tercampur menjadi satu dengan harta karun yang telah kalian temukan petanya itu ?"
"Hah " Apa?" Ceng ya kang berseru kaget. Jari-jarinya yang berkuku panjang itu mencengkeram pinggiran meja sehingga
hancur. ?"..Dari mana kau tahu rahasia itu ?"
Memang tidak mengherankan jikalau iblis gundul itu
tersentak kaget dan tercengang mendengar ucapan Hong lui
kun yang terakhir tadi. Tak seorangpun tahu bahwa secara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak sengaja mereka mendapatkan peta yang tergambar pada
potongan emas itu. Potongan yang pertama mereka dapatkan
secara tak sengaja dari saku Chin Yang Kun, ketika pemuda
itu dapat mereka jebak di kota Tie-kwan setahun yang lalu.
Sedang potongan yang lain, yaitu potongan kedua, baru
mereka dapatkan........ sehari yang lalu ! Maka sungguh
sangat mengherankan sekali jika rahasia itu sudah dapat
dicium oleh orang. Dan agaknya Hong Iui Kun sangat puas melihat keheranan
lawannya. Sambil mempermainkan jari-jari tangannya ia
memandang ke atas, ke arah atap bangunan warung yang
kecil itu. "Janganlah heran ! Secara kebetulan aku melihat apa yang
dikerjakan oleh kedua temanmu ketika merampas barang itu
dari tangan Tung hai Nung jin. Aku menjadi curiga saat itu, karena salah seorang dari temanmu itu pandai
mempergunakan Ilmu Silat Mayat Mabuk, ilmu mana pernah
kulihat di gedung Si Ciangkun di kota Tie-kwan setahun yang lalu, yaitu ketika aku bersama Yap Tai Ciangkun menggerebeg gedung tersebut, karena Si Ciangkun telah terbukti mau
berkhianat terhadap Kaisar Han !"
"Oh ! Jadi kau melihatnya?""
"Benar ! Dan selanjutnya akupun dapat mengintai
pertemuan antara kalian itu. Aha, sungguh suatu pertemuan
yang lengkap, sehingga aku dapat melihat semuanya." Honglui kun Yap Kiong Lee menjawab. Sekejap matanya yang
berkilat tajam itu menatap Ceng ya-kang untuk mencari
kesan. Lalu sekejap kemudian ia melanjutkan keterangannya,
?"..Dan penemuanku sekali ini benar-benar amat berharga
sekali ! Setelah setahun aku bersama Yap Tai-ciangkun
berusaha mencari biang keladi kerusuhan di gedung Si
Ciangkun itu baru kali inilah peristiwa itu agaknya mulai akan terungkap. Hmm, sayang aku hanya seorang diri"."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jadi ... jadi kau sudah mengetahui semuanya ?" Dengan
bibir agak tersenyum Hong-lui kun menggelengkan kepalanya.
"Tahu semuanya sih". belum ! Tapi setidaknya aku sudah dapat mengira-ira, hubungan apakah yang ada antara
pengkhianatan Si Ciangkun yang kalian dalangi tersebut
dengan kubu kalian mencari Cap Kerajaan. Semuanya tentu
berkisar soal tahta singgasana kerajaan! Dan kini secara
kebetulan kalian mendapatkan peta harta karun yang
disembunyikan oleh mendiang Perdana Menteri Li Su?""
"Bangsat ! Kalau begitu engkau harus kubunuh lebih
dahulu...!!" tiba-tiba Ceng ya-kang meloncat menerkam Hong lui kun Yap Kiong Lee.
"Ha. . kau bermaksud membungkam mulutku, agar aku
tidak membocorkan rahasia ini" Hmm, jangan harap kau bisa!
Biar inti ludah kelabang hijaumu sudah mencapai
kesempurnaan, tapi ilmu itu takkan dapat mengalahkanku."
Hong-Iui-kun meloncat ke samping dengan sigap. Lengan
bajunya yang sebelah kiri ia pakai untuk mengebut ke depan, sehingga hawa beracun yang menyertai pukulan Ceng ya-kang
tersapu ke samping. "Huh! Boleh kaucoba! Cuh! Cuh! Cuh!"
Ceng ya-kang yang gagal dalam serangan pertamanya itu
berputar ke sebelah kiri, lalu tangan kanannya dengan jari-jari terbuka menghantam ke depan. Wuut!! Angin pukulan yang
mengandung racun ular hijau berhembus menerjang Hong-lui
kun. Dari sela sela bibirnya melesat gumpalan-gumpalan air ludahnya yang terkenal, Ludah Inti Kelabang Beracun!
Anak buah Iblis Gundul itu saling berloncatan keluar
menyelamatkan diri. Mereka tidak ingin mati konyol seperti temannya tadi. Begitu pula para penonton yang berada di luar warung. Tak terasa mereka juga melangkah surut, seakan
akan takut kena percikan ludah yang ampuh luar biasa itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata Hong-lui kun sendiri juga tidak berani
memandang rendah percikan ludah beracun yang melesat
bagai peluru itu. Dengan lincah dan gesit tubuhnya melayang kesana kemari menghindarinya. Gerakannya cepat luar biasa, sementara ujung lengan bajunya yang longgar itu mengebut
beberapa kali menghalau hawa beracun yang menyerangnya.
Pertempuran antara dua tokoh persilatan itu makin lama
makin seru. Masing-masing mengeluarkan ilmunya yang hebat
dan langka, melesat kesana kemari, berputar putar di antara meja dan kursi, sehingga rasa-rasanya warung yang kecil itu tidak bisa memuat lagi untuk pertarungan mereka.
Mereka hanya berdua, tapi pertempuran yang mereka
lakukan rasa rasanya lebih dahsyat dan lebih hebat dari
pertempuran beberapa orang tadi.
Yang amat mengherankan ialah meskipun mereka berputar
putar dan melesat kesana kemari serta disertai angin pukulan yang menderu-deru, ternyata tak sebuah meja, bangku
ataupun kursi yang berpindah dari tempatnya. Pukulan
maupun tendangan mereka seolah-olah tak mengandung
tenaga. Padahal Lam Hui dan kawan-kawannya yang berada
di luar pintu melihat dengan jelas betapa gumpalan-gumpalan ludah beracun itu melesat menghantam meja, tiang rumah
dan dinding hingga berlubang. Sementara hawa pukulan
beracun yang luput tampak mengotori udara di dalamnya.
Tapi sudah sekian lamanya mereka berkelahi, Hong lui-kun
masih saja bertahan dan belum terlihat serangan serangannya yang berarti. Anak murid keturunan Sin-kun Bu-tek yang
sangat terkenal itu hanya melejit saja kian kemari dengan gin kangnya yang amat hebat!
"Lelaki gundul itu memang hebat ! Demikian sempurnanya dia mengatur dan mengontrol tenaga dalamnya, sehingga
racun dalam setiap pukulannya dapat ia atur dan ia hemat
dengan cermat sesuai dengan kebutuhan yang ia kehendaki.
Dengan cara demikian ia tidak menghambur-hamburkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
begitu saja tenaga racunnya!" Toat-beng jin menggelenggelengkan kepalanya saking kagum. ?""Dan caranya dia
menghimpun racun inti Kelabang Hijau dalam kelenjar
ludahnya benar-benar tidak masuk akal ! Begitu sempurna,
sehingga tidak membahayakan dirinya sendiri. Padahal racun itu demikian ganas dan mematikan ! Coba lihat, Tong-hiante !
Serangga dan semut yang berada di jendela dan tiang itu !
Mereka semua mati hanya karena di dekat mereka ada
percikan ludah lelaki gundul itu. Padahal sedikitpun mereka tidak terkena air ludah tersebut ..."
Tong Ciak tersenyum mengiyakan. "Lo-jin ong benar?"!
Tapi meskipun begitu iblis itu takkan dapat mengalahkan
pemuda itu. Khabarnya mereka sudah beberapa kali bertemu
dan berkelahi ., tapi belum pernah satu kalipun iblis gundul tersebut keluar sebagai pemenang! Jangankan baru Ceng-ya
kang sendiri, sedang kakak kakak seperguruannya seperti Tee tok-ci dan mendiang Tiat-siang-kwi saja takkan menang
melawan pemuda itu."
Toat-beng-jin mengerutkan dahinya, sehingga alisnya yang
putih tebal berjuntai itu bertemu satu sama lain.
"Benarkah...." Mengapa gerakan pemuda itu tampak biasa biasa saja ?"
"Ah, dia sama sekali belum merasa perlu untuk unjuk gigi !
Boleh Lo jin ong lihat, kalau dia nanti mengeluarkan ilmu silat andalan keluarganya......! Kutanggung tidak lebih dari sepuluh jurus, iblis gundul itu sudah akan lari terbirit-birit."
"Hah "!?" "Lo-jin-ong tak percaya ?"
"Ah, tentu saja lo-hu percaya!" Toat beng jin tersenyum tersipu-sipu. "Aku percaya, kalau sampai Tong Cu-si berkata begitu....hal itu tentu benar adanya!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siauw te memang tidak berbohong. Silahkan saja nanti Lojin-ong melihatnya! Siauw-te percaya, begitu Lo-jin-ong
melihat". Lo-jin-ong tentu akan segera berpikir, bahwa Im
yang-kun kita yang tertulis dalam lembaran kulit domba itu bukan satu-satunya ilmu yang tidak terlawan di dunia ini!"
"Ah, Tong hiante ini bisa saja.... Dari dulupun aku tak pernah mempunyai pendapat seperti itu."
Pertempuran kedua orang itu semakin lama semakin seru,
Ceng-ya kang yang merasa telah mengeluarkan semua
pukulan beracunnya dan ternyata belum dapat juga
menundukkan lawannya, menjadi marah sekali. Tiba-tiba
tangannya merogoh buntalan yang berada di balik bajunya
yang longgar dan sekejap kemudian ia telah memegang
bumbung bambu berwarna hijau.
Belum juga Hong-lui kun dapat menebak apa isi dari
bumbung bambu tersebut, mendadak benda itu telah
dilemparkan oleh Ceng ya kang kepadanya. Selain kaget,
Hong-lui-kun menjadi curiga sekali ! Tak berani ia menangkis, apalagi menerimanya. Dengan tangkas ia melejit ke samping
untuk menghindari. Tak terduga bumbung bambu itu meledak tepat di
sebelahnya. Bummmm! Asap hijau tebal bergulung gulung
menerjang dirinya. Baunya amis memuakkan !
Sedetik kemudian kepala Hong-lui-kun Yap Kiong Lee
terasa pusing. "Kurang ajar!" umpat pemuda gagah itu sambil melompat jauh ke belakang.
Tapi bersamaan dengan saat kakinya menginjak tanah di
luar rumah, sekali lagi sepotong bumbung bambu yang lain
meledak pula di dekatnya. Bumm! Sekali lagi tubuh pemuda
itu seakan-akan terbungkus asap hijau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng ya-kang meloncat pula keluar memburu lawannya.
Para penonton yang sebagian besar adalah penduduk di
sekitar tempat itu menjadi ketakutan dan berlari cerai-berai menyelamatkan diri. Sehingga sekejap kemudian hanya
tinggal Yang Kun berempat saja yang masih berada di sana.
"Gila!" Hong lui kun mengumpat sambil terhuyung-huyung keluar dari gumpalan asap tebal tersebut.
Tetapi belum juga kaki pemuda itu dapat berdiri tegak,
Ceng-ya-kang telah keburu datang dengan pukulan
berikutnya. Suara pukulan itu mencicit tajam, pertanda bahwa pukulan itu mengandung kekuatan lwee-kang yang maha
dahsyat! Apalagi di antara hawa pukulan yang meluncur tiba tersebut lapat-lapat tercium bau amis yang memuakkan!
Hong Iui-kun sekali lagi mengumpat. Kepalanya terasa
berat sekali. Semua yang dilihatnya seperti bergoyanggoyang. Dan kakinya seperti lengket dengan tanah dan sukar untuk melangkah. Padahal serangan lawan telah datang
kembali dengan dahsyatnya!
"Hiyaaaat!!!" Hong lui-kun berteriak dan meloncat tinggi ke atas,
mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya untuk
meloloskan diri dari pengaruh racun lawan. Dengan kecepatan yang mengagumkan tubuhnya melenting tinggi bagai
jengkerik raksasa yang marah. Meskipun begitu ternyata ia
belum dapat juga menghindari pukulan Ceng-ya-kang yang
menerjang tiba. "Desss!" "Ouwghhh!!" Tubuh yang tegap gagah itu meluncur semakin cepat dan
terlontar sampai sepuluh tombak jauhnya. Berjumpalitan
sebentar di udara, lalu mendarat dengan kaki terlebih dahulu di atas tanah. Ternyata biarpun terkena pukulan lawan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pemuda lihai itu masih bisa menunjukkan bahwa ia memang
bukan tokoh sembarangan. Beberapa kali Hong lui kun menggoyang-goyangkan


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepalanya kekiri dan kekanan seolah-olah ingin
menghilangkan sisa sisa rasa pening yang menggayuti dirinya.
Setelah itu diambilnya sebutir obat anti racun yang selalu dibawanya dan ia telan dengan cepat, biarpun dia tahu
obatnya itu hanya sekedar dapat menunda pengaruh racun
lawan. Sebab racun-racun hebat hasil ramuan jago racun
seperti iblis-iblis Ban-kwi to itu tentu hanya bisa diobati oleh mereka sendiri dengan obat-obat penangkal khusus buatan
mereka pula. Sementara itu Ceng ya-kang tampak sangat puas atas
kemenangannya, meskipun di dalam hati ada terselip juga
sedikit perasaan heran dan kagum atas kekuatan lawannya.
Pemuda yang sejak dahulu selalu menjadi musuh
bebuyutannya itu telah terkena Pukulan Kelabang Hijaunya,
sehingga Iapisan baju bagian dadanya telah berlobang dan
kelihatan kulit dadanya yang bertanda telapak tangan
berwarna hijau. Tetapi tidak seperti kebanyakan para korban pukulannya,
tubuh pemuda itu tidak berubah menjadi kehijau-hijauan.
Tubuh yang tegap itu masih tetap tampak bersih dan segar.
Hanya noda bekas pukulan itu saja yang berwarna kehijauhijauan. Malah kulit muka pemuda itu tampak semakin
menjadi merah, sejalan dengan kemarahan yang agaknya
sudah mulai terangkat didalam dadanya.
"Heh heh-heh ,.. jangan harap kau bisa mengobati pukulan beracunku dengan segala obat obatan yang kaumiliki! Di dunia ini hanya aku sendiri yang mempunyai obat pemunah racun
kelabang hijau. heh he.....! Kautunggulah, sebentar lagi kau akan mati perlahan lahan dengan bibir tersenyum....." Iblis Gundul itu tertawa terkekeh-kekeh untuk menutupi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekhawatirannya melihat Hong lui kun tidak segera binasa
oleh racun yang diandalkannya itu.
"Wah, Tong-hiante kali ini salah perhitungan rupanya".!"
Toat-beng-jin yang melihat hasil pertempuran itu menggamit kawannya. "Lihat! Pemuda yang hiante jagoi itu telah terkena pukulan Ceng-ya-kang!"
"Ah, Lo-jin ong jangan buru-buru menilai duIu! Pemuda itu
kan masih berdiri tegak di tempatnya."
"Yaa.... tapi...."
"Alaaa..... Io jin ong ini suka benar berolok-olok! Pura pura tak mengetahui hal yang sebenarnya," Tong Ciak Cu-si lekas lekas memotong.
"Waah !"!" orang tua itu tersenyum kecut. Sebenarnyalah, dengan luka yang dideritanya itu hati Hong-lui kun Yap Kiong Lee tampak mulai panas. Apalagi begitu mengetahui obatnya
tidak mungkin bisa menolong dirinya. Satu-satunya jalan yang harus dilakukannya hanyalah merebut obat pemunah lawan.
Dan usaha tersebut harus cepat-cepat ia laksanakan, sebelum racun yang mengeram dalam tubuhnya bobol dan
melumpuhkan seluruh urat-uratnya.
"Ceng ya-kang! Kauligatlah yang jelas! Seperti yang terjadi sejak dahulu, pukulan beracunmu tidak pernah bisa
membinasakanku. Sekarang kau bersiaplah ! Tumpahkanlah
segala ilmu kepandaianmu, keluarkanlah semua racunmu! Kini giliranku untuk membunuh engkau".!"
Terdengar suara gemeretak tulang beradu ketika Hong-lui
kun mengerahkan Iwee kangnya melalui urat-urat di
tubuhnya. Kedua lengan yang bergantung bebas di samping
tubuh itu perlahan-lahan diangkat ke depan, sejajar dengan tulang pundak, lalu lengan yang sebelah kanan ditarik ke
belakang hingga menempel pundak. Kemudian, dengan
disertai hentakan yang keras penuh tenaga, lengan itu kembali lurus ke depan, sementara lengan yang sebelah kiri ganti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditarik ke belakang. Dua buah kepalan tampak bergetaran di udara, dan?"terdengar suara letupan kecil yang disertai
kilatan cahaya terang, seakan-akan ada kilatan petir yang
meledak di sana ! "Ohh " Apa itu ?" Yang Kun dan Souw Lian Cu berseru
hampir berbareng. Begitu pula dengan Toat-beng jin. Orang
tua itu tampak takjub pula melihatnya.
"Itulah Thian lui-gong-ciang ! Karena ilmu itu pulalah pemuda itu memperoleh julukan Hong-lui kun (Si Tinju Petir dan Badai) !" Tong Ciak cepat menerangkan.
Ceng ya kang melangkah mundur dua tindak. Agaknya iblis
berkepala gundul itu menyadari pula kehebatan Thian-luigong-ciang. Dengan badan sedikit terbungkuk ke depan, iblis itu menyiapkan pula ilmu simpanannya.
Sekejap kemudian keduanya telah bertempur dengan
hebatnya, Hong lui kun yang telah menyiapkan seluruh tenaga dalamnya itu meluncur ke depan dengan dahsyatnya. Mula
mula gerakan pemuda itu sangat cepat, tapi lambat laun
menjadi lambat. Tetapi sejalan dengan menurunnya
kecepatan itu ternyata disertai meningkatnya kekuatan tenaga dalam yang tersalur pada setiap gerakan, sehingga Yang Kun dan ketiga orang temannya yang berada lima enam tombak
jauhnya dari tempat itu ikut pula merasakan angin pukulan itu.
Tapi untuk beberapa saat Iblis Gundul dari Ban-kwi to itu
tampak masih bisa mengimbangi ilmu silat lawannya. Dengan
gerakan gerakan aneh, seperti layaknya seekor kelabang yang sedang marah, iblis itu berguling, melejit, meringkuk dan
berlenggak-lenggok di atas tanah ! Sepasang kaki dan
tangannya bergantian menyerang dan melontarkan segala
macam racun untuk membunuh lawannya. Kadang-kadang
dari sela sela bibirnya yang tebal itu meluncur gumpalangumpalan air ludah beracun yang sangat mematikan. Dilihat
sepintas lalu ilmu kepandaian iblis gundul tersebut memang sangat hebat dan mengerikan. Halaman depan warung yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak begitu luas itu kini penuh dengan bermacam-macam
racun yang bertebaran di mana-mana, sehingga Yang Kun dan
teman-temannya terpaksa menyingkir pula ke halaman
samping di mana kuda orang-orang yang sedang bertempur
tersebut ditambatkan. "Wah, untuk beberapa waktu lamanya warung ini akan
menjadi tempat yang berbahaya!" Toat-beng jin bergumam.
"Benar! Racun yang berceceran itu dapat membunuh orang jika terinjak." Tong Ciak menyahut.
"Duuaaaar!!" Tiba-tiba terdengar suara ledakan keras yang sangat
mengagetkan, dan jambangan besar, tempat menyimpan air
di dekat pintu masuk warung pecah berantakan terkena angin pukulan Thian lui-gong ciang Hong-lui-kun Yap Kiong Lee !
Airnya sampai berhamburan membasahi dan menggenangi
sekitarnya. Ceng-ya-kang yang sebenarnya menjadi sasaran
pukulan sakti tersebut, tampak basah kuyup pula meskipun
lolos dari bahaya. Iblis berkepala gundul itu berguling guling menjauh dengan pakaian kotor penuh debu dan lumpur. Dan,., hal ini benar
benar membuat iblis itu naik pitam! Kedua tangannya
merogoh saku celananya dan keduanya telah menggenggam
berpuluh-puluh ..... kelabang hijau ! Lalu dengan menjerit keras iblis tersebut menggelundung cepat ke arah lawannya.
Dan dua tiga langkah dari tempat lawan, tubuh gemuk bulat
itu melenting tinggi bagaikan katak menerkam lalat.
Hong lui kun tidak tinggal diam pula. Melihat lawan telah
menyerbu ke arah dirinya, tangannya segera menyongsong ke
depan. Serangkum udara panas meluncur dari telapak
tangannya yang terbuka, menerjang ke arah tubuh Ceng yakang ! Dalam keadaan kritis ternyata ilmu Silat Kelabang Hijau dari tokoh kelima Ban-kwi to itu menunjukkan pula kehebatannya !
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Merasakan angin pukulan lawan menerjang ke arah perutnya,
iblis itu segera menggeliat di udara beberapa kali. Sehingga dari bawah gerak tubuh yang dia perlihatkan itu seperti
gerakan seekor kelabang yang terkena sentuhan api panas !
Dan gerakan itu ternyata dapat membebaskan dia dari
serangan Thian-Iui gong ciang ! Malah justru dalam saat yang demikian itu ia mampu membalas serangan tersebut dengan
taburan kelabang hijau yang berada di telapak tangannya !
Bagai hujan lebat binatang melata berkaki banyak itu
menyerbu ke arah Hong lui-kun Yap Kiong Lee. Bau amis yang amat keras membuat pemuda tegap itu semakin merasakan
pening yang amat sangat. Tapi untuk menarik lengan dan
sekali lagi melepaskan Thian lui-gong ciangnya sudah tidak ada waktu lagi. Satu satunya jalan hanyalah mengerahkan
Iwee-kangnya yang kuat untuk menahan dan sekaligus
mengatasi serangan tersebut.
Seperti juga Ceng ya kang tadi, dalam keadaan kritis
seorang jago silat berkepandaian tinggi secara otomatis tentu mengeluarkan kehebatannya ! Begitu pula halnya dengan
Hong lui kun Yap Kiong Lee! Karena tak punya kesempatan
lagi untuk melepaskan pukulannya yang ampuh, maka dengan
dilandasi oleh tenaga dalamnya yang kuat tubuhnya berputar seperti gasing dalam jurus Koai hong-hok tee (Angin Aneh
Menaklukkan Bumi), yaitu salah satu jurus dari Tai hong ciang hoat (Ilmu Silat Angin Puyuh) ciptaan Sin-kun Bu tek.
Tubuh tegap itu berdiri dengan satu kaki, yaitu bertumpu
pada tumit kaki kanannya. Lalu sekejap kemudian berputar
cepat sekali seperti gasing ! Dan secara tiba-tiba dari badan yang berpusing bagai kitiran itu keluar angin pusaran yang amat kuat, yang menghembus balik semua kelabang hijau
tadi. Bukan hanya itu saja ! Demikian kuatnya angin pusaran yang ditimbulkan oleh
ilmu sakti tersebut sehingga bukan hanya binatang binatang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kecil itu saja yang terdorong pergi, tapi tubuh gemuk dari Ceng-ya kang itu pun tampik terpental ke samping dengan
kerasnya. Dan sebelum iblis gundul itu dapat memperbaiki
posisinya, Hong lui kun telah menyusuIi dengan pukulan Thian lui gong ciangnya.
"Bummm!!!" "Aduhh.....!" Ceng ya-kang tampak terjengkang dan berguling guling
sambil mendekap dadanya. Dari mulutnya, menetes darah
segar. "Bangsat! Cacing busuk.....!" Iblis itu mengumpat tak habis-habisnya.
"Nah ! Apa kataku ! Kau masih tetap bukan lawanku......!
Sekarang berikan obat pemunah racun kelabang hijaumu !"
Hong-lui kun membentak. Tangan kanannya masih tetap
bersiap siaga untuk melepaskan pukulan Thian lui gong ciang ke arah muka lawannya.
"Heh heh heh ...! Kaukira aku anak kecil yang mudah
dibujuk" Huh, jangan kau harap! Lebih baik mati dari pada
memberikan obat itu kepadamu. Kaupun akan mati bersamaku
... " "Ooh .... itu yang kauinginkan " Baik! Kaukira aku tidak bisa mencari seorang tabib sakti yang dapat mengobati pengaruh
racunmu ini" Hmm, agaknya kau tidak mengetahui kalau aku
dengan mudah dapat menghubungi ahli waris Bu eng sin Yok
ong dan minta obat pemunah racunmu ini." Hong Iui kun tersenyum penuh kemenangan. ?"Dan sementara itu kau
telah kubunuh. Sehingga Hek-eng cu, saudara-saudara
seperguruanmu, serta kawan kawanmu yang lain, tidak usah
membagi harta karun serta kedudukan yang mereka peroleh
denganmu. Haha... Sebab kau telah mati."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong lui-kun Yap Kiong Lee mengangkat tangan kanannya
tinggi tinggi. Siap untuk melancarkan pukulan Thian-lui-gong-ciangnya yang ampuh! Matanya yang tajam mencorong
seperti mata harimau marah itu menatap buas ke arah Cengyang-kang! "Tunggu ,.!" Iblis Gundul itu tiba-tiba mengangkat tangannya tanda menyerah.
"Huh, kau merubah pendirianmu" Engkau mau
menyerahkan obat pemunah itu?" Hong-lui-kun menggeram sambil menurunkan kembali tangannya.
"Benar! Asal kau melepaskan aku pergi dari sini ...."
Memang, sebenarnya tak ada maksud sedikitpun di dalam
hati Hong-lui-kun untuk membinasakan lawannya itu. Kalau
semula pendekar itu mengancam dengan geram untuk
membunuh Ceng ya kang, hal itu hanyalah sebagai taktik saja agar iblis tersebut menyerahkan obatnya.
Dan taktik itu tampaknya benar-benar berhasil. Terbukti
iblis tersebut lalu menyerahkan obat pemunahnya. Agaknya
kata-kata Hong-lui kun yang terakhir, yang menyinggung soal harta karun dan kedudukan tadi benar-benar tepat mengenai
Iubuk hati Ceng-ya-kang! Bagi seorang Iblis yang serakah dan gila kedudukan seperti Ceng-ya-kang itu, kenikmatan duniawi adalah di atas segala galanya. Semuanya itulah yang selalu ia kejar selama ini. Oleh karena itu apalah gunanya jerih
payahnya selama ini jikalau ia harus mati dalam
mempertahankan obat pemunahnya itu.
"Bagaimana?" Iblis Gundul itu menegaskan lagi.
"Baik! Lekas kauserahkan obat itu....!"
Ceng ya-kang mengerahkan sebuah pundi pundi kecil dari
balik bajunya yang sebelah dalam. Dengan hati-hati ia lalu mengambil sebotol pil berwarna putih dan menyerahkannya
kepada Hong-lui kun Yap Kiong Lee.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kebetulan isi botol ini persis tinggal tiga butir saja.
Telanlah satu persatu setiap tiga jam dan racun yang
mengeram di dalam tubuhmu akan lenyap." Ceng ya-kang
menerangkan. Hong-lui-kun menerima botol itu dan menelitinya beberapa
saat lamanya sebelum memasukkannya ke dalam kantong
bajunya. Ceng ya kang yang sudah akan beranjak pergi itu tampak
mengerutkan keningnya. "Mengapa tidak segera kautelan agar racun dalam tubuhmu lekas lenyap?" tanyanya ragu-ragu.
"Kenapa mesti harus terburu-buru" Toh racunmu ini takkan bisa membunuhku sampai besok pagi....." Hong-lui-kun
menjadi curiga malah. "Yaa..... kau telah menelan pil buatanmu sendiri. Tapi siapa tahu.....?"
"Ha ha....... siapa tahu obat yang kau berikan ini adalah palsu" Dan kau berharap agar aku lekas lekas menelannya
sehingga racun yang kutelan justru bertambah banyak dan.....
aku cepat mati" Hehe....." Pendekar gagah itu tersenyum cerdik.
"Ceng-ya kang..... akupun bukan anak kecil yang lekas-lekas percaya kepada ucapan seorang iblis dari Ban kwi to
seperti engkau ini."
''Lalu..... lalu a-apa maksudmu.. .?" Iblis Gundul itu
kelihatan pucat dan takut.
"Jangan cepat-cepat pergi dari tempat ini ! Akupun akan melukai tubuhmu dulu dengan jarum ulatku....."
"Jarum ulat...... " Apakah itu?" Ceng-ya-kang berbisik tak mengerti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 15 "YA, Jarum ulat! Aku mempunyai Jarum yang sangat
lembut. Ayahku memberi nama jarum ulat, karena bentuknya
yang melengkung kecil seperti ulat. Besarnya tak lebih dari pada ujung duri bunga mawar, tapi kemampuannya benar-benar hebat! Jarum lembut itu akan kumasukkan ke dalam
salah sebuah dari urat darahmu. Karena bentuknya yang
lentur dan melengkung, jarum tersebut akan bergerak
mengikuti aliran darahmu menuju ke jantung. Semakin banyak dan keras engkau bergerak, semakin cepat pula jarum
tersebut tiba di pusat jantungmu ! Dan itu berarti saat
kematianmu telah tiba. Tapi"."
".. ." Tapi"..bagaimana. .. ?" Ceng-ya-kang ketakutan, seakan akan jarum yang mengerikan itu telah menyusup di
daIam aliran darahnya. Sekali lagi Hong lui kun tertawa.
"Tapi pada saat yang tepat aku dapat mengambilnya
kembali !" akhirnya pendekar muda itu meneruskan.
"Asalkan.....ah, sudahlah ! Bersiaplah sekarang ! Aku akan menyerangmu dengan jarum itu......"
"Tungguu.........!!" Ceng-ya-kang menjerit.
"Baiklah! Akan kuberikan obat pemunah yang asli !"
Dengan tergesa-gesa iblis itu mengeluarkan pundi pundinya
lagi dan mengambil sepotong akar kering sebesar jari tangan, warnanya putih bersih.
"Rebuslah akar ini dengan segelas air sampai mendidih, lalu minumlah ! Ulangi lagi hal itu setiap hari, sampai yang ke lima, dan racun itu akan lenyap !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong-lui kun menerima potongan akar obat itu sambil
berkata, "Terima kasih ! Tapi aku tetap meminta maaf
kepadamu, sebab..... besok pagi jam enam persis aku tetap
meminta padamu untuk menemui aku di tempat ini,
karena...... jarum ulatku itu telah terlanjur kumasukkan ke dalam pembuluh darahmu !"
"Hah" Kau .... ! Bangsat! Kapan kau. .?"" Ceng-ya kang berjingkrak kaget.
Hong lui kun Yap Kiong Lee mengebut ngebutkan lengan
bajunya yang longgar. Dengan sikap acuh tak acuh ia berkata,
"Lihatlah pergelangan tangan kirimu ! Ingatkah kau ketika engkau menangkis pukulan Thian lui gong-ciangku tadi ?"
Tergesa-gesa Ceng ya kang menyingsingkan lengan
bajunya dan meneliti pergelangan tangannya dengan cermat.
Bukan main kagetnya ketika ia melihat setitik noda berwarna merah, tepat di atas pembuluh nadinya !
"Kau"." Bangsat kejam!" Iblis Gundul itu naik pitam.
Tubuhnya yang gemuk tambun menerjang ke arah Hong lui
kun. Tapi dengan mudah pendekar gagah itu
mengelakkannya. "Sabarr.... ! Apakah kau ingin agar jarum itu lekas lekas
sampai di jantungmu?" Hong lui-kun berteriak
memperingatkan. Sambil menggeram marah iblis itu menghentikan
gerakannya. Dengan mata menyala menahan geram ia
menatap ke arah lawannya. "Apa.... apa maksudmu ?"
tanyanya serak. "Jangan panik ! Asal aku masih hidup besok, jiwamu juga akan tertolong."
"Kau masih tidak percaya kalau aku telah memberi obat pemunah yang asli ?"
Lagi-lagi Hong lui-kun tersenyum penuh arti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentu saja, bung ! Setiap orang memang harus berhati hati apabila berhadapan dengan penghuni Ban kwi to. Tapi ,"
jangan khawatir ! Akupun takkan mengingkari janji ! Asal aku masih bisa kemari besok pagi, kau tentu juga akan selamat."
"Hmmmh!!"

Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Nah, sekarang kalian pergilah dari tempat ini dicium para penduduk itu melampiaskan kemarahannya kepadamu!"
"Baiklah ! Besok pagi jam enam aku akan menunggu
engkau di tempat ini."
Dengan tertatih-tatih Iblis Gundul itu mengajak anak
buahnya pergi meninggalkan warung bubur yang porak
poranda itu. Sepeninggal kawanan iblis itu Hong-Iui-kun kembali
meneliti akar obat yang diperolehnya. "Kukira iblis gundul itu takkan berani main main denganku kali ini." gumamnya pelan.
Lalu dimasukannya akar itu ke dalam saku bajunya.
Sambil menghela napas Hong-lui kun Yap Kiong Lee
menatap ke sekelilingnya. Dipandangnya para penduduk yang
menonton dengan takut-takut di luar halaman. Lalu matanya
menebar lagi ke samping warung dan di tempat itu matanya
bentrok dengan beberapa pasang mata tajam yang tidak lain
adalah Chin Yang Kun dan kawan-kawannya. Sekejap dahi
Hong lui-kun tampak berkerut. Salah seorang dari orang itu seperti pernah dikenalnya, tapi ia lupa!
Oleh karena orang itu, yang tidak lain adalah Tong Ciak Cu-si, diam saja tak bereaksi, maka Hong-lui kun juga tidak
memikirkannya lagi. Ah ..... mungkin aku salah mengenali
orang, gumamnya dalam hati.
Dengan hati hati Hong Iui kun melangkah kembali ke dalam
warung. Di mana mana terlihat sisa-sisa racun yang
berceceran. Racun yang tadi telah dipergunakan oleh Cengya-kang ketika bertempur melawan dirinya. Kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendekar itu mendekati mayat Hao Chi dan anak buah Ceng
ya-kang yang masih terlentang di atas lantai. Kedua sosok
mayat itu telah mulai membusuk.
Perlahan lahan kedua mayat itu ditarik dan diseret keluar
dengan tali, lalu dibawa ke tempat yang bebas dari tebaran racun. Seorang kakek tua berperawakan gagah tampak
memasuki halaman diiringi oleh empat orang pembantunya.
Hong-lui-kun segera dapat menerka, bahwa orang tua
tersebut tentulah salah seorang pemimpin desa itu. Dan
ternyata dugaannya memang benar!
"Maaf, tai-hiap! Lo-hu adalah kepala dusun ini ! Bolehkah lo hu bertanya sedikit?"
"Oh .... tentu saja." Hong lui-kun menjawab tak kalah sopannya.
"Apakah yang telah terjadi di tempat ini" Dan...... itu mayat siapakah" Hei! itu mayat Hao Chi, pemilik warung ini!" kakek tua itu kaget sekali.
"Maaf, cung-cu (kepala kampung) ! Saya tak bermaksud
membuat keonaran di tempat ini. Saya sebenarnya kemari
hanya untuk makan bubur, tapi ... begitu datang kulihat telah terjadi suatu pembunuhan di warung ini. Seorang penjahat
berkepala gundul telak membunuh si pemilik warung ini dan
berkelahi dengan tamu lainnya. Terpaksa aku turun tangan
untuk mengenyahkan orang itu." pendekar itu memberi
keterangan. "Tanyalah kepada para penduduk yang
menyaksikan peristiwa tadi!"
Kepala kampung itu mengangguk-angguk, percaya karena
ia juga telah mendapat laporan dari para pembantunya.
"Kalau begitu kami sangat berterima kasih kepada taihiap.
Biarlah kami yang akan menyelesaikan kedua mayat itu"."
"Terima kasih, cung-cu. Tapi perbolehkan aku memberi
pesan sedikit. Yaitu, tutuplah tempat ini barang satu bulan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jangan sekali kali diperbolehkan penduduk masuk pekarangan ini, karena tempat ini telah penuh dengan racun racun yang berbahaya. Dan". apabila membawa kedua mayat ini nanti,
lakukanlah seperti yang telah kulakukan ini. Jangan sekali-kali menyentuh tubuh mayat ini .... Nah, aku akan meneruskan
perjalananku." "Taihiap, tunggu dulu.....! Mengapa taihiap begitu tergesa-gesa" Kami persilahkan taihiap untuk singgah lebih dahulu di rumahku....."
Hong lui kun menyatakan rasa terima kasihnya sambil
meminta maaf karena ia tak dapat menerima undangan
tersebut. Pemuda itu mengatakan bahwa ia masih mempunyai
banyak urusan lain yang harus ia selesaikan. Lalu sambil
menjura pemuda itu berjalan meninggalkan tempat tersebut.
Dengan tenang ia mengambil kudanya dan pergi ke arah
barat. Setelah kuda beserta penunggangnya itu telah lenyap di
kelokan jalan, kepala dusun tersebut segera memerintahkan
anak buahnya untuk menyeret kedua sosok mayat itu ke jalan raya. Kemudian dengan suara lantang orang tua itu
memperingatkan penduduknya, agar untuk sementara waktu
tidak menginjakkan kaki mereka di halaman tersebut. Kepada para keluarga Hao Chi dan pelayannya dipersilahkan untuk
mengosongkan warung itu, dan mengungsi ke rumah saudara
atau tetangga mereka. Rumah dan pekarangan itu dinyatakan
sebagai daerah berbahaya dan terlarang, sampai pengaruh
racun yang berceceran di tempat tersebut dianggap telah
hilang. Sementara itu Toat-beng-jin dan teman-temannya diamdiam keluar halaman, lalu meninggalkan tempat itu. Sambil
melangkah Tong Ciak Cu-si menggerutu tak habis-habisnya.
"Wah, hampir saja Hong-lui-kun tadi mengenal aku. Untung perawakan serta caraku berpakaian sudah banyak sekali
perubahannya, sehingga ia tak mengenalku lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi kulihat dia tadi memandang Tonghiante agak lama,"
Toat-beng-jin menyahut. "Kelihatannya memang demikian. Agaknya orang itu seperti mengenali Tong-lo-cianpwe, hanya mungkin dia belum bisa
memastikan siapa sebenarnya Tong-lo-cianpwe ini......" Souw Lian Cu ikut menyatakan pendapatnya.
"Yaa......tapi omong-omong kali ini akulah yang paling sial
!" "Eh, mengapa lo-cianpwe bilang paling sial ?" Yang Kun bertanya.
"Habis, kalian semua sudah dapat menghabiskan bubur
panas itu...... sedang aku belum ! Jadi sekarang perutku masih keroncongan, nih !"
Yang lain tersenyum menahan geli.
"Eh, omong-omong.,.. mau ke mana kita sekarang?" Toat-beng jin mengalihkan pembicaraan.
"Tadi Tong-lo-cianpwe telah berjanji akan ke tempat
mendiang kakek Piao-Liang !" Yang Kun mengingatkan.
".....ya, tapi yang aku butuhkan sekarang adalah pengisi
perut terlebih dahulu," Tong Ciak Cu-si masih menggerutu ?".
Kalian telah melahap satu mangkuk bubur, sedang aku tidak !
Padahal jatahku setiap pagi harus lima mangkok bubur...."
"Wah, Tong-hiante ini yang dipikirkan cuma makan saja.
..!" Toat beng jin berkelakar.
"Tentu saja ! Itu kan sumber tenaga buat kita,.." jago Im-yang-kauw itu membela diri. "Dengan perut kosong,
bagaimana kita bisa memainkan lm-yang kun.... ?"
"Wah, kalau begitu kita harus masuk rumah makan lagi, nih
!" Souw Lian Cu yang sudah merasa kenyang itu
memberengut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Toat beng jin tertawa, sementara Yang Kun hanya
tersenyum saja melihat hal itu.
"Ha-ha ha... kelihatannya Tong hiante ingin makan gratis lagi, ya" Tadi di warung Hao Chi kita belum sempat
membayar, sekarang sudah mau masuk restoran lagi! Wah!"
"Eh, benar ! Kita tadi belum membayar harga bubur yang kita makan...." Souw Lian Cu terkejut.
"Benar ! Tapi keadaan demikian ributnya. Kepada siapa kita harus membayarnya,..,,,.?" tak terasa Chin Yang Kun
menyahut. Sesaat ia lupa bahwa ia dan gadis itu masih dalam keadaan "perang dingin"! Baru setelah Souw Lian Cu mengerling tajam kepadanya, Yang Kun menyadari
ketelanjurannya. Otomatis muIutnya menjadi terdiam kembali, mukanya merah.
Di tikungan jalan mereka melihat rumah makan yang agak
besar. Meskipun hanya sebuah dusun, karena mempunyai
bandar air sungai yang ramai, tempat itu tak ubahnya seperti sebuah kota kecil saja keadaannya. Ada penginapan, pasar
dan toko-toko kelontong yang berjajar-jajar di sepanjang jalan utamanya.
"Nah, sekarang lo-hu benar-benar mau makan di sini..."
Tong Ciak membelok ke arah rumah makan itu.
Toat-beng-jin tersenyum mengikuti. "Coba, ingin kulihat !
Apakah Tong-hiante dapat melaksanakan niat itu, hehehe,, "
Tokoh sakti bertubuh pendek itu berhenti melangkah.
"Wah! Apakah Lo jin-ong bermaksud bahwa di tempat
inipun akan terjadi keributan sehingga aku tak bisa makan
pula kembali?" "Ah, siapa tahu"." Kesialan itu sering kali datang dengan beruntun. Kalau sudah mendapatkan satu, yang lain segera
menyusul......" Toat-beng jin tersenyum lebar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tong Cu-si tampak termangu-mangu sebentar. Tapi sesaat
kemudian dengan dada tengadah ia telah melangkah kembali
ke restoran itu. "Uh ! Uh ! Perduli amat! Biarlah kalau mau sial lagi ..,..
Lebih baik kuhabiskan saja sekalian semua kesialan itu pada hari ini. Itu lebih baik dari pada harus menunggu sampai lain hari," ucapnya keras.
Dan tanpa mengucapkan permisi lagi tokoh sakti bertubuh
pendek itu melompati tangga yang berada di depan pintu,
terus menerobos masuk. Tapi belum juga selangkah ia
masuk........ "Siiiing! Siuttt !"
Sebatang tombak dengan mata yang berkilau saking
tajamnya, tiba-tiba tampak melesat ke arah dadanya. Begitu kuat dan cepat daya luncurnya, membuat jago sakti dari Im-yang-kauw itu terkejut bukan main.
Untunglah, sebagai seorang jago silat berkepandaian tinggi, Tong Ciak tak pernah kehilangan ketenangannya. Apalagi
sepanjang hidupnya, selama ini tokoh itu telah kenyang
dengan segala macam pengalaman yang hebat-hebat. Jadi
biarpun merasa terkejut, tapi rasa terkejut itu tidak terlalu lama. Hanya dalam waktu sedetik tokoh itu telah bereaksi
dengan hebatnya. Dengan sedikit merendahkan tubuhnya, Tong Ciak bergeser
ke kiri, sementara tenaga sakti Soa-hu-sin kang yang berada di dalam tubuhnya secara otomatis bergerak melindungi
badan. Kemudian dengan jari-jari terbuka telapak tangan
kanannya menepis ujung tombak yang telah berada di depan
hidungnya! "Taasss !" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
KepaIa tombak itu patah seketika dan tangkainya terlempar
ke atas dengan kekuatan yang bertambah menjadi berlipat
ganda ! "Braaaak ! Gedubraaaaak ! Brooooll!!"
Tangkai tombak yang terbuat dari besi pilihan itu
menghajar tiang penglari yang menyangga genting dan atap
restoran bahagian depan. Terdengar suara kayu patah dan
sekejap kemudian bangunan depan yang kokoh kuat itu
runtuh ke bawah dengan hebatnya. Padahal di sana
berdiri....... Toat-beng jin, Chin Yang Kun dan Souw Lian Cu !
"Yang hiante! Souw kouw-nio....! Awasss.... !" Toat-bengjin berteriak memperingatkan kedua orang temannya itu.
Bencana itu datang begitu mendadak, sehingga orang tua
tersebut tidak sempat untuk memikirkan keselamatan mereka.
Beberapa orang penduduk yang saat itu kebetulan lewat
atau kebetulan berada di sekitar tempat itu serentak menjerit panik. Mereka ngeri membayangkan nasib ketiga orang asing
yang hampir tertimpa reruntuhan atap tersebut! Tak ayal lagi mereka tentu akan menyaksikan tubuh-tubuh berserakan yang
tertimbun oleh remukan bangunan yang runtuh itu.
"Gempa bumi lagi......!" seorang nenek tua menjerit ngeri sambil menutupi mukanya. Agaknya perasaan ngeri yang dia
alami ketika terjadi gempa bumi beberapa waktu yang lampau masih sangat membekas dalam hatinya.
Tetapi sekejap kemudian rasa kaget dan ngeri yang ada di
dalam benak orang orang itu menjadi lenyap seketika dan
diganti oleh perasaan kagum dan tak percaya. Ternyata ketiga orang yang mereka khawatirkan itu dalam waktu yang hampir
bersamaan mampu meloloskan diri dari bencana tersebut.
Orang pertama yang mereka sangka tentu akan menjadi
korban reruntuhan itu, yaitu Toat beng jin, ternyata.... justru menjadi orang pertama yang bisa lolos dari bencana itu
malah! Ternyata kakek tua renta tersebut bukan main
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangkasnya. Bagaikan mempunyai sepasang per baja di bawah
telapak kakinya, orang tua yang mereka anggap jompo itu
melenting mundur dengan cepat sekali. Begitu cepat gerak
refleks kakinya, sehingga tubuh tuanya yang kurus kecil itu dalam tempo singkat telah berada dua-tiga tombak jauhnya
dari tempat semula. Sedang orang kedua yang mereka khawatirkan adalah
Souw Lian Cu. Selain Souw Lian Cu adalah seorang wanita,
gadis itu ternyata telah cacat tangannya. Ternyata
kekhawatiran mereka kali inipun telah salah pula. Gadis cantik yang buntung lengannya itu ternyata mampu bergerak lincah
seperti burung camar di lautan. Dengan tangkas gadis itu
menjatuhkan diri pada telapak tangannya, dan di lain saat
sepasang kakinya melenting ke atas cepat sekali, sehingga
sekejap kemudian tubuhnya berputar menjauh seperti kincir
angin yang tersapu badai !
Orang ketiga, Chin Yang Kun yang mereka anggap paling
kuat, sehingga tentu dapat bergerak paling tangkas, ternyata justru tidak bisa bergerak dari tempatnya malah! Luka dalam yang diderita oleh pemuda itu ternyata sangat mengganggu
gerakannya, sehingga berbeda dengan kedua temannya yang
bergerak gesit meloloskan diri, pemuda itu justru hanya bisa berdiri diam saja di tempatnya.
Tapi apa yang dipertunjukkan oleh Yang Kun selanjutnya
benar-benar membuat semua orang ternganga dan tak habis
mengerti ! Karena tak bisa berbuat lain selain bertahan, pemuda itu
dengan nekad mengerahkan tenaga sakti Liong-cu-i-kangnya!
Ia tak menghiraukan lagi rasa sakit di dadanya. Sedetik
kemudian terasa berhembus angin dingin yang memancar dari
badannya, dan di lain saat baju longgar yang dikenakan oleh pemuda tersebut menggembung seperti balon yang mau
meletus. Pada saat itu pula atap gedung yang runtuh itu jatuh menimpa tubuhnya. Suaranya menggelegar mengerikan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Debu, pasir dan patahan-patahan kayu berhamburan
memenuhi tempat itu sehingga untuk sesaat udara menjadi
gelap! "Yang-hiante.....!" Toat-beng-jin dan Tong Ciak berseru hampir berbareng.
''Yang Kunnnn. . !" tak terasa Souw Lian Cu ikut berteriak khawatir.
Baru beberapa saat kemudian debu yang memenuhi tempat
reruntuhan itu hilang ditiup angin. Dan..... semua orang yang tadi merasa khawatir, kini menjadi ternganga mulutnya !
Suatu pemandangan yang sungguh-sungguh tidak masuk akal
telah terjadi di depan mata mereka!
Di depan mereka, di tengah-tengah tumpukan kayu dan
genting yang menggunung, mereka melihat Chin Yang Kun
masih berdiri tegak seperti semula. Tak sebutir kotoran
maupun sepotong kayupun yang mengotori pakaiannya! Dari
sepatu sampai ujung rambutnya tampak bersih dan Iicin
seperti semula. Bagaimana hal itu bisa terjadi" Sesungguhnyalah, tenaga
sakti Liong-cu-i kang yang dikerahkan oleh Chin Yang Kun tadi memang bukan main hebatnya ! Buktinya, pakaian yang
dikenakan oleh pemuda itu sampai menggembung seperti
balon yang ditiup karena ikut terisi oleh Liong-cu-i kang!
Begitu ampuhnya tenaga sakti itu sehingga tubuh pemuda
tersebut seperti ulat yang terlindung dalam kepompongnya!
"Yang-hiante, kau tidak apa-apa, bukan....?" Toat-beng jin bertanya sambil menarik si pemuda keluar dari reruntuhan itu.
"Siauw te tidak apa-apa....... Cuma, lukaku mungkin telah terbuka kembali....." Yang Kun menjawab agak tersipu.
Sekejap matanya melirik ke arah Souw Lian Cu. Dalam
suasana yang hiruk-pikuk tadi ia masih dapat mendengar
teriakan khawatir dari gadis yang cantik tersebut. Tapi ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi sangat kecewa ketika gadis itu tampak acuh tak acuh kembali.
"Sesungguhnya Yang-hiante memang belum boleh
menggunakan tenaga terlalu besar. Tapi tak apalah.....! Yang terpenting Yang-hiante sekarang selamat. Tentang luka dalam itu.,... biarlah kami yang mengurusnya nanti." Toat-beng jin menghibur.
Sementara itu tanpa memperdulikan para penduduk yang
datang ke tempat itu, Tong Ciak mendahului kawan-kawannya
memasuki restoran. Dengan mata merah tokoh sakti dari lm
yang-kauw tersebut mencari orang yang melepas tombak
maut tadi. Ternyata Tong Ciak tidak mendapatkan kesukaran untuk
mencarinya. Begitu masuk tokoh itu telah dihadang oleh
belasan orang lelaki di depan pintu. Mereka berpakaian
ringkas dan bersenjata lengkap, seperti layaknya jago-jago silat dari dunia kang ouw. Salah seorang di antaranya, yang berdiri di tengah, tampak memegang tombak panjang yang
bentuk dan bahannya persis dengan tombak yang tadi hampir
saja membunuh dia. "Atas nama Tuan Tan kami mengucapkan selamat datang
kepada cu wi semua.....!" orang bertombak panjang itu menjura, diikuti oleh kawan-kawannya yang lain.
Tong Ciak cuma mengangguk dingin. Sebentar dia
menoleh, melirik ke arah teman temannya yang mengikutinya
masuk, setelah itu matanya kembali menatap ke depan


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan kaku. Peristiwa yang baru saja terjadi, yang hampir saja membunuh dia dan kawan kawannya, benar-benar
membuat hatinya marah bukan main.
Beberapa orang tamu tampak bergegas meninggalkan
kursinya. Dengan tergesa-gesa mereka membayar
makanannya dan keluar dari pintu samping. Mereka seakanakan sudah mencium bahaya yang akan terjadi di restoran itu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
! Sudah beberapa kali mereka menyaksikan peristiwa
perkelahian antara orang-orang asing yang baru datang di
dusun mereka dengan para pengawal Tan wangwe.
Melihat lawannya cuma berdiri diam dan tidak menjawab
ucapan selamat datangnya, orang bertombak panjang itu
menyeringai. Sekali lagi ia memberi hormat, seolah-olah tidak terpengaruh oleh sikap lawannya.
"Ah, maafkanlah kami......! Mungkin tata cara kami dalam menyambut tuan tadi agak sedikit keterlaluan ! Tapi..... itu memang tata cara kami. Kami hanya bermaksud untuk
mengetahui dan membuktikan, dengan siapa kami sekarang
sedang berhadapan. Sehingga untuk selanjutnya kami dapat
bersikap serta menempatkan diri di hadapan tamu kami....."
"Huh !" Tong Ciak mendengus dan masih tetap berdiam diri.
Tokoh sakti dari Im-yang kauw itu menatap kaku ke arah
lawan lawannya. Dipandangnya mereka satu persatu,
bagaikan seekor ayam jago yang sedang menilai kekuatan
lawan sebelum bertanding di medan laga.
Lelaki bertombak panjang, yang tadi mengucapkan kata
selamat datang, berusia sekitar empatpuluhan tahun.
Berperawakan sedang, berkumis dan berjenggot tipis serta
mengenakan baju longgar berkembang-kembang. Dilihat dari
sikapnya sejak tadi, dapat diduga kalau dialah yang memimpin rombongan itu.
Di sebelah kanan dan kirinya berdiri dua orang yang
wajahnya sangat mirip satu sama lain. Sama-sama berwajah
bengis dan kejam. Hanya kulit tubuh mereka yang agak
berbeda, yang satu lebih gelap dari pada yang lain. Mereka berdua sama-sama membawa sebuah tongkat besi yang diberi
kaitan baja di sebelah ujungnya.
Lalu di sebelah kiri dari ketiga orang itu tampak berdiri
seorang laki laki gundul tak berbaju, sehingga otot-otot kekar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang bertonjolan di badannya kelihatan dengan nyata.
Sepasang mata yang terlindung oleg alis mata yang tebal dan lebat itu kelihatan hampir terpejam saking sipitnya. Sementara bentuk tulang pipi dan rahangnya yang kokoh persegi itu
mengingatkan orang pada bentuk tulang pipi Bangsa Mongol
atau Manchu, jari jari tangannya yang kokoh seperti penjepit baja itu memegang cambuk dari kulit ular. Dilihat sepintas lalu dapat diduga bahwa raksasa gundul ini adalah jago gwa kang yang sangat kuat!
Sedangkan belasan orang yang berdiri menebar di belakang
keempat jagoan itu adalah pembantu-pembantu yang mereka
bawa. Tak ada yang kelihatan menonjol di antara orang orang tersebut, biarpun wajah mereka rata-rata tampak ganas dan
kejam. Beberapa saat kemudian Tong Ciak kelihatan mengambil
napas panjang sekali, lali menghembuskannya kembali kuatkuat. Setelah itu dengan wajah sedikit lebih cerah, ia
mengangguk. "Baiklah ! Selamat berjumpa!" akhirnya tokoh Im yang kauw yang amat sakti itu menjawab.
"Tapi........ terus terang saja, kami berempat ini belum
merasa mengenal cu wi semua. Oleh karena itu dapatkah cu
wi mengatakannya kepada kami" Siapakah cu-wi ini" Dan
siapakah Tuan Tan yang cu-wi sebut tadi?"
Orang bertombak itu saling berpandangan dengan kawankawannya, seolah olah merasa aneh mendengar pernyataan
Tong Ciak tersebut. Tapi beberapa saat kemudian orang
bertombak itu tersenyum geli.
"Ah, tuan tak perlu berpura-pura di depan kami. Mungkin tuan memang benar-benar belum mengenal kami semua
secara pribadi, tapi mengenal Tuan Tan..". dan apakah
kedudukan kami di dusun ini, kukira tuan telah bisa
menebak.."." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tuan Tan......." Menebak......." Apakah maksudmu......?"
Tong Ciak semakin tak mengerti kata-kata lawannya. Dengan
dahi berkerut jago sakti bertubuh pendek ini menoleh ke arah Toat beng-jin yang berdiri di belakangnya.
Toat-beng-jin juga mengangkat pundaknya tanda tak
mengerti pula. "Mungkin orang-orang ini telah salah mengenali kita,"
bisiknya perlahan. "Baiklah, kami akan memperkenalkan diri kepada cu-wi.....
" akhirnya orang bertombak itu memutuskan, setelah
beberapa saat lamanya pihak Tong Ciak Cu-si tetap belum
mau mengakui kalau mengenal mereka.
"Silahkan.......! Kami akan mendengarkannya dengan baik."
"Kami semua ini adalah para pembantu Tuan Tan yang
menjadi penguasa tak resmi di dusun Ho-ma-cun ini".saya
adalah Tu Seng".." orang bertombak itu memperkenalkan
diri. "Ah, Hui chio (Si Tombak Terbang) kiranya.... !" Tong Ciak yang mempunyai banyak pengalaman itu berseru.
"Benar! Agaknya tuan sudah pula mendengar gelar yang
diberikan oleh teman-teman kepadaku."
"Tentu saja. Nama saudara pernah menggetarkan kota Kiciu ketika saudara masih menjabat sebagai Kepala Pasukan
Kerajaan di kota itu." Tong Ciak yang dahulu adalah Kepala Pasukan Pengawal Istana itu mengenali orang tersebut.
"Heh"!?" Hui Chiu Tu Seng tersentak kaget. "Tuan siapa"
Mengapa tuan mengenal masa laluku?"
"Sudahlah! Saudara belum memperkenalkan nama temanteman saudara yang lain kepada kami..." Tong Ciak Cu-si
memotong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik! Tapi setelah itu kami juga ingin mengetahui nama
tuan yang terhormat...." Tong Ciak tersenyum dan saling
pandang dengan Toat-beng-jin.
"Yang berada di sampingku ini adalah dua orang
bersaudara dari lembah sungai Hoang-ho. Kalangan persilatan menyebut mereka Huang-ho Heng te (Dua Saudara dari
Sungai Huang-ho). Sedang kawanku yang gundul ini datang
dari daerah Mongol, namanya Togu. Dia biasa membunuh
beruang hanya dengan memuntir kepalanya, maka orang kang
ouw memanggilnya Si Pembunuh Beruang !" Tu Seng
memperkenalkan semua pembantu-pembantunya. Kemudian
dengan rasa ingin tahu ia melanjutkan, "Nah, sekarang beritahukan kepada kami! Siapakah nama serta gelar tuan"
Siapa pula teman-teman tuan itu?"
"Hei! Saudara ini aneh benar! Saudara telah menyambut kami di sini. Tentu saja saudara sudah mengenal kami dengan baik...." Tong Ciak balik berkata kepada Tu Seng.
"Ya, tapi....." orang bertombak itu menjawab dengan
gagap. "Sudahlah...! apa sih sebenarnya maksud kalian menanti
dan menyambut kami disini" Kita toh belum saling mengenal
dan berhubungan satu sama lain?" akhirnya Toat-beng-jin ikut pula berbicara.
Tu Seng berpaling dan menatap Toat-beng-jin dengan dahi
berkerut. "Siapa pula tuan ini?" tanyanya penasaran.
"Meski kusebutkan namaku, kalian juga takkan mengerti!
Lebih baik katakan saja maksud kalian yang
sebenarnya....atau....kita tak usah saling mengurus
kepentingan kita masing-masing."
"Huh!" tiba-tiba raksasa Mongol yang bernama Togu itu
menggeram. "Saudara Tu, tak usah bicara berbelit-belit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan mereka! Membuang waktu saja ! Tuan Tan sudah
memberi wewenang kepada kita, jikalau mereka datang, kita
diperintahkan untuk menyuruh mereka pulang ! Kalau mereka
membangkang dan tetap ingin mengganggu keluarga Tuan
Tan, kita diperbolehkan menyikat mereka !"
"Saudara Tugu benar! Lenyapkan saja orang orang ini!
Habis perkara!" salah seorang dari Huang-ho Heng te yang berkulit gelap ikut berteriak.
"Baiklah ! Tapi biarlah mereka memilih, melanjutkan
maksud mereka atau membatalkan niat mereka....dan
meninggalkan tempat ini." Tu Seng cepat-cepat menenangkan
kawan-kawannya yang mulai marah itu.
Lalu dengan wajah kaku Tu Seng berkata ke arah Tong
Ciak. Suaranya keras dan penuh ancaman.
"Nah! Tuan telah melihat sendiri kemarahan temantemanku. Oleh karena itu untuk menyingkat waktu, kami
takkan bertanya lagi tentang cu-wi semua. Kami tak perduli lagi...! tapi demi keselamatan cu-wi, kuminta cu-wi segera meninggalkan dusun kami ini!"
"Dan....ingatlah! jangan sekali-kali kalian menampakkan diri di hadapan kami! Sekali lagi aku melihat kalian....huh! jangan harap kaitan di ujung tongkatku ini mau mengampuni jiwa
kalian!" salah seorang dari Huang-ho Heng-te turut
membentak. "Lekas pergi! Mau tunggu apa lagi?" Togu berteriak pula
sambil melangkah maju. Sepasang alis Tong Ciak berkerut sehingga bertemu satu
sama lain. Begitu pula dengan Yang Kun dan Lian Cu!
Malahan....kedua remaja itu telah menjadi merah padam
mukanya! Mereka benar-benar tersinggung karena mendapat
perlakuan seperti itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh! Ada apa pula ini" Sabar....! sabarlah....!" Toat-beng-jin melangkah maju, berusaha mendinginkan suasana yang telah
meruncing itu. Tapi maksudnya yang baik itu ternyata telah diartikan salah oleh lawannya. Togu menyangka bahwa orang tua itu
bermaksud untuk melawannya. Maka kedatangannya langsung
disambut oleh raksasa gundul tersebut dengan ayunan
lengannya yang sebesar paha orang itu.
"Whuuut!" "Eeit! Lhoh" Bagaimana, nih....." Sabarrrr.....!"
Toat-beng jin mengangkat kedua lengannya ke depan
dengan telapak tangan terbuka untuk memberi tahu kepada
Togu bahwa dia tak ingin berkelahi.
Tapi dengan tangkas raksasa Mongol itu berputar ke
samping,lalu cambuk yang dipegangnya sejak tadi ia sabetkan ke arah lengan yang terjuIur ke depan itu. Lagi-lagi raksasa ini telah salah mengartikan maksud Toat-beng Jin ! Raksasa ini mengira lawannya telah melancarkan pukulan jarak jauh
kepadanya! "Wuuuttt ! Thaaar !"
Cambuk yang digerakkan dengan tenaga raksasa itu
menghantam, lalu membelit sepasang lengan Toat-beng jin
yang kurus. Suara ledakan ujung cambuk itu sangat keras
sekali, sehingga gedung itu seperti bergetar karenanya. Dan di lain saat tubuh Toat-beng-jin yang kecil itu tampak terangkat dari tempatnya. Kemudian seperti anak panah yang terlepas
dari busurnya, tubuh kecil kurus yang terlontar oleh daya
sentak ujung cambuk itu terlempar ke atas dan ....
menghantam genting dengan dahsyatnya !
"Brraak!!" Genting itu jebol dan berlobang besar sekali sedang tubuh
Toat-beng-jin yang menabraknya terus meluncur keluar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lubang dengan derasnya. Pecahan kayu dan genting
berhamburan ke bawah membuat beberapa orang di antara
anak buah Tu Seng berloncatan menghindar.
"Lo cianpwe !" "Lo-cianpwe.... !"
Yang Kun dan Souw Lian Cu berteriak hampir berbareng.
Hampir saja mereka meloncat pula ke arah genting yang
berlobang itu untuk menolong Toat-beng-jin yang lenyap dari pandang mata mereka.
Tapi dengan tangkas Tong Ciak segera menahan lengan
mereka. "Yang-hiante! Souw-kouwnio! Biarlah! Jangan hiraukan Lojin ong! Beliau tidak apa-apa....." Pengurus Agama itu berbisik di dekat telinga mereka. "Marilah kita layani saja orang-orang ini....!"
Togu tampak amat puas dengan apa yang baru saja ia
lakukan itu. Dengan tertawa lebar ia memandang Tong Ciak
yang masih tertegun mengawasi lobang genting di atas
ruangan itu. "Nah ! Sudah kalian lihat nasib tua bangka yang bermaksud melawanku itu, bukan" Memang amat kasihan sekali !
Tubuhnya tentu sudah remuk dan sukar dikenal lagi apabila
mayatnya kita ambil dari atas genting itu....."
"Haha....." Yang Kun terpaksa tertawa perlahan, tak kuasa menahan kegelian hatinya.
"Kurang ajarr.....!!" raksasa itu mengumpat keras sekali.
"Monyet kecil, apa yang kau tertawakan?"
Selanjutnya tanpa memberikan suatu peringatan lagi Togu
menerjang ke arah Chin Yang Kun dengan ganasnya. Kepalan
tangannya yang sebesar periuk nasi itu menghajar ke arah
mulut yang mentertawakan dirinya tersebut. Terdengar suara Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengaung akibat kerasnya kepalan itu terayun. Tong Ciak dan Souw Lian Cu cepat-cepat meIoncat ke samping untuk
menjaga agar tidak ikut terkena sasaran pukulan itu.
"Awas, Yang-hiante! Hati-hatilah sedikit dalam
mengerahkan tenaga saktimu! Jangan sampai kekuatanmu
yang aneh itu membunuhnya.....!" tokoh bertubuh pendek itu berteriak keras. Tokoh Im-yang-kauw itu ternyata tidak
mengkhawatirkan kesehatan Yang Kun, tetapi justru khawatir kalau pemuda itu sampai kesalahan tangan membunuh
lawannya malah! Tapi Yang Kun hampir tidak mendengar seruan itu. Dia
yang masih belum sembuh dari sakitnya itu sedang berusaha
keras menghindari pukulan lawan. Kakinya yang panjang itu
menjejak lantai, sehingga tubuhnya yang jangkung terlontar ke atas dengan cepatnya.
Pukulan Togu lewat dengan deras di bawah kaki Yang Kun,
sehingga tubuh raksasa itu nyelonong lewat pula. Keadaan itu benar-benar tidak disia-siakan oleh Yang Kun. Dengan
memutar badannya di atas udara Yang Kun berbalik
mengulurkan tangan ke arah tubuh Togu yang lewat di
bawahnya. Hawa yang sangat dingin terasa memancar dari
lengan yang terulur itu, sementara lapat-lapat terdengar suara mendesis dari bibir diatasnya.
"Cuuuusssss"..!"
"Yang-hiante, jangan"..!" Tong Ciak berseru kaget.
"Saudara Togu"..awas dibelakangmu!" Huang-ho Heng-te
berteriak bersama-sama, dan di lain saat tubuh dua
bersaudara itu tampak melesat ke arena pula.
Ternyata Togu sendiri telah mencium bahaya itu pula. Maka
tanpa menoleh lagi, ia mengayunkan cambuknya ke belakang
dengan kekuatan penuh. "Wuuutt! Thaaarr!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Kun buru-buru menarik tangannya, ia takkan
membiarkan cambuk itu membelit lengannya seperti Toatbeng-jin tadi. Kemudian sambil mengerahkan Liong cu I-kang ke arah lengan kiri, Yang Kun melompat ke depan lagi untuk memburu lawannya.
Tapi pada saat itu pula sepasang tongkat berkait dari
Huang-ho Heng-te telah datang menyerbu, dari belakang.
Tongkat itu memukul ke arah pangkal lengannya, sementara
kaitan baja yang dipasang pada ujungnya itu kelihatan
meringis seperti taring yang siap menggigit pundaknya.
Sedang tongkat yang kedua datang beberapa detik lebih
lambat. Tongkat itu menyapu ke arah pinggang dari arah
samping. Keduanya digerakkan oleh tenaga dalam yang amat
kuat. Sebenarnya kalau Yang Kun mau meneruskan
serangannya, yang ia tujukan ke arah Togu, dia pasti berhasil.
Tapi jikalau hal itu ia lakukan, ia tentu akan mendapat
kesukaran dalam mengelakkan serangan Huang-ho Heng-te.
Oleh karena itu dengan amat terpaksa pemuda itu
mengurungkan serangannya. Lengan kirinya yang telah terulur ke depan itu ia tarik kembali, kemudian sambil bergeser ke samping dia memainkan Panglima Yi Po Mengatur Barisan,
jurus ke tujuhbelas dari Hok-te Ciang-hoat!
Sambil menarik lengan kirinya tadi, Yang Kun
menundukkan tubuhnya, sehingga ayunan tongkat yang
pertama melayang lewat di atas kepalanya. Setelah itu
tubuhnya bergeser ke samping dengan cepat sekali, sehingga tongkat yang kedua juga lewat di depan perutnya. Tapi ketika badannya mau tegak kembali, tiba-tiba luka di dalam dadanya terasa menyengat kembali dengan hebatnya.
"Oouwghh......!" pemuda itu berdesah sambil
mencengkeram dadanya. Kejadian di atas, sejak penyerangan Togu ke arah Yang
Kun sampai kedua orang bersaudara Huang-ho Heng-te
menyerbu dengan tongkatnya berlangsung dalam tempo yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sangat cepat sekali. Sehingga dipandang sepintas lalu, seolah-olah serangan tongkat Huang-ho Heng-te tadi dapat mengenai sasarannya.


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Yang Kun.....!" tanpa terasa Souw Lian Cu berdesah
perlahan. "Hei"!?" Tong Ciak Cu-si tersentak kaget pula. Tokoh itu
merasa kalau Yang Kun tadi bisa menghindari seranganserangan lawannya dengan baik, tapi kenapa pemuda itu kini mengaduh kesakitan" Apakah pemuda itu terkena serangan
gelap dari salah seorang musuhnya"
Hampir berbareng Tong Ciak dan Souw Lian Cu melesat
datang menghampiri Chin Yang Kun. Tetapi pemuda itu
segera menolak ketika tokoh Im-yang-kauw tersebut
bermaksud menolong dia. Dengan air muka kesakitan, tetapi
sinar matanya menunjukkan perasaan bahagia pemuda itu
mengawasi Souw Lian Cu yang ikut datang di dekatnya. Sudah dua kali gadis yang amat membencinya itu menunjukkan
perasaan khawatir terhadap keselamatannya.
Sementara itu Souw Lian Cu yang tidak merasa kalau
sedang diperhatikan oleh Chin Yang Kun, masih melihat
dengan sibuk ke arah dada dan perut Yang Kun, mencari cari bagian mana dari tubuh pemuda itu yang terluka. Tampaknya
gadis itu amat bernafsu sekali untuk mengetahui dan
memeriksa badan Yang Kun, tapi terhalang oleh perasaan
malu di hatinya. Oleh karena itu dengan tegang gadis tersebut hanya bisa meremas-remas tangannya sambil berulang-ulang
menoleh kepada Tong Ciak Cu-si.
"Yang hiante, apakah engkau terluka?" Tong Ciak bertanya.
"Hahahaha...... anak ingusan ! Kau tahu sekarang bahwa tidak mudah melawan kami," salah seorang dari Huang ho Heng-te tertawa menghina. "Pulang saja kembali ke pangkuan ibumu! Lihatlah ! Kawan-kawanmu juga amat
mengkhawatirkan keselamatanmu !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Kun menoleh dengan cepat. Serasa ada bara api di
dalam bola matanya yang mencorong bagai mata harimau itu.
Kulit mukanya yang putih juga berubah menjadi kemerahmerahan. Kehadiran Souw Lian Cu di dekatnya membuat ia
cepat sekali tersinggung oleh olok-olok tersebut. Maka ketika sekali lagi Tong Ciak mengulurkan tangnnya untuk menolong
dia, Yang Kun segera menolaknya dengan tegas.
"Tong Lo-cianpwe, siauw-te tidak terluka oleh senjata monyet-monyet itu! Sungguh !"
"Lalu........ apakah luka dalam itu terasa sakit lagi?"
Chin Yang Kun mengangguk. "Tapi sekarang sudah tidak
terasa lagi". " sambung pemuda itu sambil melirik Souw Lian Cu.
"Kalau begitu kau beristirahatlah saja agar luka itu tidak semakin parah! Biarlah aku dan Souw kouwnio yang akan
mengurus orang-orang itu....."
"Tidak ! Saya tidak akan mundur. Monyet itu telah
menghina aku......."
"Babi busuk yang mau mampus!" tiba-tiba Togu memaki keras sekali. Raksasa ini benar-benar tak tahan melihat
pemuda yang tadi sudah hampir termakan oleh cambuknya itu
masih dapat membual dan sangat meremehkan dia dan
kawan-kawannya. Apalagi kata makian "monyet" itu benar-benar menyinggung perasaannya.
"Anak ini memang ingin lekas-lekas menghadap Giam-loong (Dewa Kematian)!" Huang-ho Heng-te berteriak.
Sepasang tongkat berkaitnya menyambar ke depan disertai
hembusan angina yang kuat, suatu tanda kalau tenaga yang
mereka pergunakan juga bukan tenaga sembarangan.
"Tong-Locianpwe! Souw kouwnio! Silahkan minggir! Biar
kuhadapi sendiri orang-orang ini!" Chin Yang Kun berseru.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam sekejap pemuda itu telah mengerahkan Liong-cu-ikangnya yang ampuh. Kemudian sambil meloncat ke samping
pemuda itu mengibaskan lengannya yang penuh terisi tenaga
sakti. "Whuuussss!!" hembusan udara dingin yang bukan main kuatnya menerpa kearah lawan, sehingga senjata Huang-ho
Heng-te yang terayun ke depan tadi melenceng ke samping
dibuatnya. Sementara kedua orang bersaudara itu tampak
gelagapan seperti anak kecil yang terbenam di dalam air.
Ternyata bukan hanya para pengawal Tan wangwe itu saja
yang terpengaruh oleh keampuhan Liong-cu-i-kang! Ternyata
Tong Ciak Cu-si dan Souw Lian Cu yang berada di dekatnya
juga merasakan kehebatan tenaga sakti tersebut.
Tong Ciak yang bermaksud mendekati Chin Yang Kun juga
merasakan hembusan angin dingin yang mendorong ke arah
tubuhnya, sehingga tokoh sakti itu menjadi terkejut sekali.
Otomatis Soa-hu-sin-kangnya menebar melindungi tubuh.
Udara yang sama-sama dinginnya keluar dari badan Tong Ciak Cu-si, menyongsong hembusan udara dingin yang berasal dari tangan Chin Yang Kun!
"Cesssss!" Untuk sesaat Souw Lian Cu yang juga ikut terdorong oleh
tenaga Yang Kun tampak menggigil menahan dingin.
Pertemuan antara Liong-cu-i-kang dan Soa-hu-sin-kang yang
sama-sama bersifat dingin itu menciptakan suasana yang luar biasa dinginnya, sehingga gadis yang belum sembuh dari
sakitnya itu sangat menderita karenanya. Untunglah keadaan itu hanya berlangsung dalam sekejap mata saja. Bersamaan
dengan tergempurnya kuda-kuda Tong Ciak Cu-si, serangan
hawa dingin itu lenyap pula.
Tanpa terasa Tong Ciak dan Souw Lian Cu telah terdorong
mundur beberapa langkah ke belakang! Begitu sadar, tokoh
sakti dari Im-yang-kauw itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
Hatinya kagum bukan main! Biarpun tokoh sakti itu juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belum mengerahkan seluruh tenaganya, tetapi pemuda itu
juga belum pulih kesehatannya.
Sedang Souw Lian Cu yang terpaksa tidak dapat bertahan
dari kekuatan yang dikeluarkan oleh Chin Yang Kun, menjadi semakin tidak senang dengan pemuda itu. Dalam hati ia
menganggap Yang Kun terlalu sombong dan bermaksud
memamerkan kehebatannya! Oleh karena itu sambil menggigit
bibirnya keras-keras, gadis itu menatap ke depan dengan
wajah keruh. Sementara itu Huang-ho Heng-te tampak berdiri termangumangu di tempatnya. Mereka hampir tidak mengerti apa
sebenarnya yang telah terjadi. Tahu-tahu tongkatnya seperti terdorong ke samping dengan kuatnya. Seolah-olah baru saja ada badai setan yang melanda mereka berdua.
Tapi beberapa saat kemudian, setelah kedua orang
bersaudara itu menyadari apa sebenarnya yang terjadi,
mereka menjadi pucat dan gemetar. Sekarang mereka baru
memaklumi bahwa terhindarnya pemuda itu dari reruntuhan
tadi bukanlah sekedar hanya suatu kebetulan saja, tapi
memang disebabkan oleh kepandaian dan kesaktian pemuda
itu pula! Mendadak saja keberanian mereka menjadi surut,
apalagi ketika Yang Kun memandang mereka dengan bengis.
Serasa ada jilatan api dalam bola mata itu yang akan
membakar mereka. Togu dan Hui chio Tu Seng tercekat pula di dalam hati
mereka. Seperti juga dengan Huang ho Heng-te, sekarang
mereka menyadari bahwa lawan yang mereka hadapi
sekarang bukanlah lawan yang enteng! Tanpa terasa mereka
menatap kedua orang kawan si pemuda yang berdiri tenang di pinggir. Rasa-rasanya mereka mengenal orang tua bertubuh
pendek kekar itu pula! Tapi mereka berjumlah banyak, dan hal ini membangkitkan
kembali keberanian mereka. Apalagi mereka berada di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kandang sendiri. Masih banyak teman-teman mereka yang
akan menolong apabila mereka mendapat kesukaran.
"Tangkap mereka".!" Hui-chio Tu Seng akhirnya berteriak ke arah anak buahnya.
Belasan orang bersenjata itu serentak berloncatan
menyerang Yang Kun dan kawan-kawannya. Ruangan
restoran yang tidak begitu luas itu menjadi sesak dan riuh oleh perkelahian mereka yang tidak beraturan. Segala macam
senjata tajam yang berkilat-kilat saking tajamnya, tampak
bersiutan mencari mangsa di antara keributan itu.
Hui-chio Tu Seng segera menghambur kearah Tong Ciak.
Tombaknya yang tajam itu meluncur ke depan, seolah terbang dari pegangannya. Dia memilih Tong Ciak sebagai lawannya
karena ia menganggap bahwa orang tua itulah yang terlihai
diantara ketiga orang lawannya. Dan di dalam hati ia juga
ingin mengetahui siapa sebenarnya orang itu.
Tong Ciak menghindar dengan cepat ke kiri, lalu membalas
pula dengan tidak kalah hebatnya! Sepasang lengannya yang
kuat itu berkelebat cepat menyerang dan menangkis gerakan
tombak Tu Seng yang lincah dan cepat itu.
Di tempat lain Souw Lian Cu tampak bertempur melawan
lima orang anak buah Tu Seng. Meskipun kelima orang itu
berkelahi dengan bersemangat dan ganas, apalagi mereka
berlomba-lomba untuk segera mengakhiri perlawanan si gadis, tapi tampak dengan jelas bahwa mereka bukan lawan yang
seimbang bagi gadis cantik tersebut. Biarpun hanya berlengan sebelah, tapi lengan yang putih mulus itu ternyata mampu
melayani mereka dengan baik. Malahan kadang-kadang
lengan itu mampu menangkis senjata tajam lawannya.
Yang paling hebat dan seru adalah arena dimana Chin Yang
Kun berkelahi! Seluruh anak buah Tu Seng yang masih tersisa menghambur semua kearah pemuda itu. Selain Togu dan
Huang-ho Heng-te, ternyata lebih dari duabelas orang lagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyerbu dan mengeroyoknya. Terpaksa pemuda itu
menggerakkan lagi segala kekuatannya untuk melayani
mereka. Beberapa kali tampak pemuda itu berdesis dan
mendekap dadanya, terutama bila ia terpaksa harus
menangkis senjata lawannya.
Luka yang diderita oleh Yang Kun itu memang sangat
mengganggu perlawanannya. Beberapa kali pemuda itu harus
menarik atau mengurungkan serangannya hanya karena luka
itu tiba-tiba saja terasa menyengat dadanya. Atau kadangkadang tenaga yang telah ia persiapkan menjadi buyar ketika harus melewati daerah yang terluka. Atau kadang-kadang
pemuda itu harus mengurungkan serangannya, karena apabila
ia teruskan justru akan sangat berbahaya bagi kesehatannya.
Oleh karena itu, biarpun berkepandaian sangat tinggi, Yang Kun kali ini benar-benar mengalami kerepotan. Padahal
musuh yang mengeroyoknya demikian banyaknya ! Untuk
meminta tolong kepada Souw Lian Cu atau Tong Ciak,
pemuda ini merasa malu. Apalagi tadi ia sudah menolak ketika Tong Ciak bermaksud menolong dia.
Dalam keadaan terpepet Yang Kun menjadi nekad ! Tanpa
memperdulikan lagi pada mati hidupnya, ia mengerahkan
tenaga sakti Liong-cu-i-kang sepenuh penuhnya ! Dan
bersamaan dengan suara desis ular dari bibirnya, badannya
memancarkan gelombang udara yang luar biasa dinginnya.
Begitu dingin sehingga untuk sekejap lawan lawannya seperti membeku tak bisa bergerak di tempat masing-masing !
Tapi sekejap kemudian Togu dan Huang-ho Heng te segera
dapat melepaskan diri dari pengaruh itu. Selanjutnya, dengan berseru keras mereka melompat ke depan, menerjang Yang
Kun dengan hebatnya. Sepasang tongkat berkait dari dua
bersaudara itu menghantam ke arah Yang Kun dengan
kekuatan penuh. Sedangkan Togu juga tidak mau kalah
dengan temannya, cambuk kulit ularnya tampak melayang ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
arah pinggang Yang Kun dengan ganas sekali. Suaranya
mengaung bagaikan suara angin topan bertiup.
Yang Kun memang sudah tidak memikirkan lagi mati
hidupnya ! Ia telah merasa bahwa kekuatannya takkan dapat
bertahan untuk beberapa lama lagi. Oleh karena itu sebelum kekuatan itu habis ia ingin melumpuhkan dahulu lawan-lawannya !
Selagi yang lain belum mampu mengatasi pengaruh Liongcu-i-kangnya, Yang Kun mengumpulkan seluruh kekuatan
tenaga saktinya ke arah lengan! Dan berbareng dengan
datangnya serangan Togu dan Huang ho Heng-te, pemuda itu
melontarkan serangan ke depan. Badai angin beracun yang
luar biasa hebatnya terasa menghantam ke arah lawanlawannya! Suaranya menderu menggiriskan !
"Wuuuussss !!" "Dheeesss !" "Huuaaaakk!" "Aduuuuuh !" Seperti diterjang oleh hembusan badai topan yang ganas,
belasan anak buah Tu Seng yang mengeroyok Chin Yang Kun
terpental kesana kemari. Sekejap mereka berkelojotan sambil menggaruk-garuk tubuhnya yang gatal, lalu mati!
Tapi Yang Kun juga tidak bisa mengelakkan serangan Togu
dan Huang ho Heng te yang menghantam tubuhnya ! Dengan
disertai suara keras tiga buah senjata itu menghajar dengan telak pada tubuhnya, sehingga di lain saat dari mulutnya
tampak menyembur darah segar yang berwarna kehitamhitaman! Dan......Huang ho Heng te yang berada di dekatnya tak mampu menghindarkan diri lagi dari semburan darah
tersebut. Leher dan dadanya basah oleh darah Yang Kun!
"Waduh! ToIonnggg....!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil mencengkeram leher dan dadanya Huang-ho Hengte berguling-guling di atas lantai. Jari jarinya sibuk mencakar-cakar kulitnya yang terkena darah beracun dari Chin Yang
Kun. Akhirnya setelah kulit itu terkoyak-koyak, keduanya mati dengan wajah mengerikan !
Togu yang berada di sebelah belakang Yang Kun terbelalak
ngeri menyaksikan nasib kawan-kawannya itu. Dengan tubuh
gemetar raksasa yang biasanya sangat pemberani itu
melepaskan tangkai cambuknya yang membelit pinggang
Yang Kun kemudian dengan wajah ketakutan raksasa Mongol
itu meloncat melarikan diri!
Yang Kun yang telah terluka parah itu menggeram. Ia tak
mau kehilangan musuhnya itu. Tapi kakinya terasa kaku dan
sukar untuk bergerak lagi. Oleh karena itu dengan
kekuatannya yang terakhir ia mengerahkan ilmu
pamungkasnya, Kim-coa-ih-hoat !
"Hiyaaat!" Sambil membalikkan tubuh pemuda itu mengulurkan
lengannya ke arah lawan yang telah berlari sejauh tiga meter dari tempatnya berdiri.
"Aughh....!!" raksasa itu berteriak mengerikan. Badan yang sebesar kerbau itu tertarik kembali ke belakang dan di lain saat terlontar ke atas ke arah lobang genting yang tadi dibuat oleh tubuh Toat-beng-jin !
"Hei ! mengapa kau menyusul aku di ke sini?" tiba-tiba
Toat-beng-jin muncul dari lobang itu seraya menangkap tubuh Togu, lalu dengan ringan orang tua itu melayang turun sambil membawa Togu ke bawah.
"Ohh......kau!"! K-kau belum m......mati" Auwghh......!"
raksasa itu terbelalak begitu melihat siapa yang
memondongnya, tapi sesaat kemudian tubuhnya tampak
meronta, lalu mati. Cengkeraman jari tangan Yang Kun tadi
ternyata telah mematahkan tulang lehernya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi pada saat yang bersamaan Yang Kun juga jatuh
terkulai dan menggeletak pingsan di atas lantai. Dari mulutnya masih mengalir darahnya yang berbahaya itu.
"Yang-hiante !"
"Oh, Yang Kun.....!"
Tong Ciak dan Souw Lian Cu menjerit berbareng. Keduanya
bergegas datang, dan lawan yang mereka hadapi mereka
tinggalkan begitu saja. "Awasss! Jangan sentuh darahnya !!" Toat-beng-jin
berteriak memperingatkan kedua orang itu.
Toat-beng-jin lalu bergegas menotok beberapa jalan darah
di badan Yang Kun dengan sebatang ranting, sehingga tidak
berapa lama kemudian darah yang mengalir keluar itu
berhenti. Lalu bersama dengan Tong Ciak Cu-si, orang tua itu menyalurkan tenaga sakti yang mereka miliki ke tubuh Yang
Kun. Dan lima menit kemudian Yang Kun telah siuman
kembali. Sementara itu Tu Seng yang telah kehilangan banyak
teman itu cepat-cepat meninggalkan restoran tersebut
bersama anak buahnya yang tersisa. Ia bermaksud
melaporkan kejadian itu kepada Tuan Tan dan
memperingatkan majikannya agar berhati-hati. Ternyata
lawan yang mereka tunggu adalah lawan yang sangat
berbahaya. Tu Seng tidak tahu bahwa dia telah salah alamat kali ini.
Sepeninggal Tu Seng dan kawan-kawannya, Toat-beng-jin
memanggil pemilik restoran dan meminta tolong agar
mengurus mayat-mayat yang berserakan di tempat itu.
?".. saudara telah menyaksikan sendiri, bahwa orang
orang yang mengaku sebagai pembantu Tuan Tan itulah yang
memulai peristiwa ini. Untunglah kami semua tak kurang
suatu apa. Oleh karena itu, kalau saudara tidak terima dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keadaan restoran yang rusak ini, saudara harap meminta ganti rugi kepada Tuan Tan......."
?"" dan jangan sekali-kali kau menyentuh darah itu !"


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tong Ciak menyambung perkataan Toat-beng jin seraya
menunjuk ke arah ceceran darah yang tadi keluar dari mulut Yang Kun.
Kemudian bersama-sama Souw Lian Cu dan Chin Yang Kun,
kedua tokoh Im yang kauw itu keluar meninggaIkan tempat
berdarah tersebut. "Sekarang kita langsung ke rumah mendiang Su-couw
saja." Tong Ciak bersungut-sungut.
"Lo-hu memang benar-benar sial hari ini. Ingin menikmati
sarapan pagi saja tidak kesampaian"."
"Hahaha.... apa kataku! Kesialan itu memang sering datang
dengan beruntun...." Toat-beng-jin tertawa. "Ini saja tentu belum selesai. Aku percaya sebentar lagi Tuan Tan tentu akan menemui kita bersama seluruh kekuatannya...."
"Heh"!?" Tong Ciak berhenti melangkah. "Ah, biar sajalah!
Kuhabiskan sekalian mereka kalau berani datang."
"Ah !" Toat-beng-jin berdesah, tapi tak berkata lebih lanjut.
Rumah kuno itu benar-benar sangat menyedihkan
keadaannya. Selain kotor bangunan itu sudah banyak yang
rusak. Genting dan dindingnya banyak yang telah pecah dan
longsor. Begitu pula dengan kayu-kayunya, telah banyak yang lapuk dan patah. Bagian yang agak utuh hanyalah bangunan
yang berdiri di pojok halaman belakang, yaitu bangunan yang dahulu merupakan bangunan yang diperuntukkan sebagai
gudang, dapur maupun kandang binatang piaraan.
Biarpun juga tidak boleh dikatakan bersih, tapi bangunan
yang disebut belakangan ini sedikit tampak kalau sering
dijamah orang. Daerah di sekitarnya tampak bekas-bekas
tangan manusia yang menjamahnya. Bekas-bekas goresan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sapu tampak di atas tanah di sekitarnya, sementara di
samping bangunan itu tampak terlihat sebuah lobang tempat
sampah yang besar. Malahan pada saat itu gundukan sampah
kering yang berada di dalamnya tampak mengeluarkan asap
tipis, agaknya baru saja dibakar orang.
Di depan rumah terdapat tali panjang yang direntang dari
pohon kecil ke tiang kayu yang berada di pojok bangunan.
Beberapa buah baju dan celana tua tampak tergantung di
atasnya. Sedang di halaman sumur terlihat sebuah jambangan penuh terisi air, sementara ember untuk mengambil air yang terletak di dekatnya masih basah bekas dipakai orang.
"Hmm.......sepi benar kelihatannya." Tong Ciak Cu-si
bergumam di antara langkahnya. "Kemanakah kakek Kam
itu......?" "Mungkin sedang menyiapkan makanan di belakang. Lihat
dapurnya berasap!" Toat-beng-jin menunjuk ke arah dapur.
Dengan diikuti oleh ketiga orang kawannya Tong Ciak
menyeberangi halaman tengah yang amat luas itu, menuju ke
bangunan belakang, dimana kakek penunggu rumah tersebut
tinggal. Mereka melewati pohon-pohon rindang yang banyak
bertebaran tak terurus di tempat itu. Mereka langsung menuju ke arah dapur, dimana tadi mereka telah melihat asap yang
mengepul di sana. Tiba tiba mereka berhenti melangkah. Ada sesuatu yang
membuat hati mereka merasa curiga. Mereka seperti
mendengar suara orang bertempur di tempat itu.
"Lo jin ong.... ! Apakah Lo-jin ong mendengar suara itu?"
Tong Ciak menoleh. Toat-beng-jin mengangguk. "Yaa .,. .. seperti orang
bertempur dengan tangan kosong."
Tiba-tiba"... "Braaak! Bluk!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Salah satu sisi dari dinding dapur yang terbuat dari
anyaman bambu itu terlepas dari tempatnya, dan dari dalam
melayang sesosok tubuh terjatuh keluar. Tapi dengan sigap
orang itu melenting tegak kembali, sebelum beberapa orang
tampak berloncatan keluar dari lobang dinding dan
mengepungnya. "Hong-lui-kun Yap Kiong Lee".!" Tong Ciak berseru
tertahan begitu melihat siapa yang terjatuh keluar itu tadi.
"Tiat-tung Lo-kai !" Souw Lian Cu tanpa terasa juga
menjerit lirih begitu matanya memandang kearah orang-orang yang mengepung pemuda itu.
Tapi meskipun perlahan, ternyata seruan mereka itu telah
terdengar oleh orang-orang yang sedang berkelahi tersebut.
Bergegas mereka menoleh kearah rombongan Toat-beng-jin
yang baru tiba. Hong-lui-kun menatap dengan pandang mata asing, karena
pemuda itu telah lupa sama sekali dengan Tong Ciak. Telah
lebih dari lima tahun mereka tidak saling bertemu, apalagi Tong Ciak sekarang memelihara kumis dan jenggot pula.
Sementara itu salah seorang dari para pengepung Hong-luikun yang berbadan bongkok dan memegang tongkat besi,
tampak terkejut ketika melihat Souw Lian Cu. Orang tua yang kira-kira berumur enampuluh tahun itu mengibaskan lengan
bajunya yang penuh tambalan.
"Hei, Souw kouwnio !" sapanya ramah, meskipun matanya
masih tetap tegang melirik ke arah Hong-lui-kun Yap Kiong
Lee. Souw Lian Cu melangkah tiga tindak ke depan. Dengan
wajah heran gadis itu memandang kakek pengemis yang ia
panggil Tiat-tung Lo-kai (Pengemis Tua Bertongkat Besi).
"Lo-cianpwe".. ada apa ini" Mengapa lo-cianpwe
mengepung dia?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Souw kouwnio, kau beristirahat sajalah di pinggir! Biarlah orang ini kubereskan terlebih dahulu. Dia berani menghalang-halangi perintah Keh sim Siauw-hiap....."
"Omong kosong! Kalian hanya berbohong didepanku. Tak
mungkin seorang pendekar ternama seperti Keh sim Siauwhiap memberi perintah untuk merampok harta benda orang
lain." Hong lui kun Yap Kiong Lee menangkis tuduhan
tersebut. "Huh ! Kau tahu apa tentang perjuangan kami!" Tiat tung Lo-kai membentak.
"Perjuangan?" Hong-lui-kun tersenyum. "Ah, kalian ini
benar-benar sudah terbalik jalan pikirannya. Perjuangan
macam apa perbuatan merampok milik orang-orang lain itu?"
"Persetan! Kau memang mau menghina kami"..!" Tiat tung
Lo-kai berteriak. Tongkat besi yang mengkilap kehitam-hitaman itu terayun
ke depan dengan derasnya, lalu diikuti oleh para pengepung yang lain. Mereka menyerang dengan senjata mereka masing-masing, yaitu tongkat besi yang bentuk maupun warnanya
sama dengan kepunyaan Tiat tung Lo-kai! Hanya besar
kecilnya yang berbeda. Mungkin hal itu untuk menunjukkan
tinggi rendahnya kedudukan mereka masing-masing di dalam
perkumpulan. Dan tongkat Tiat tung Lo kai yang lebih kecil dan lebih pendek dari tongkat kawan-kawannya itu
menunjukkan bahwa kedudukannya lebih tinggi daripada
kedudukan mereka. Hong lui-kun menghindar dengan cepat, lalu tanpa sungkan
ia membalas pula dengan tak kalah kerasnya. Sehingga
beberapa saat kemudian di halaman kosong yang sepi itu
terjadi pertarungan yang hebat. Masing-masing tak mau
mengalah, meskipun masing masing menyadari bahwa lawan
yang mereka hadapi kali ini adalah lawan yang amat sakti.
Baik Hong-lui-kun maupun Tiat tung Lo kai dan kawan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kawannya sama-sama terkejut di dalam hati, masing-masing
tidak menyangka bahwa lawan yang berada di depan mereka
demikian kuatnya ! Terutama bagi Tiat tung Lo-kai dan kawan-kawannya !
Mereka sungguh terkejut setengah mati ketika menyadari
betapa hebatnya kepandaian pemuda yang berani
menghalangi rencana mereka itu. Tiat tung Lo kai yang
menjabat sebagai ketua Tiat tung Kai pang itu hamper tidak mau mengerti kenapa dirinya yang telah dibantu oleh empat
orang pembantu utamanya belum juga bisa menundukkan
lawan yang hanya seorang itu" Mungkinkah kesaktian pemuda
tersebut melebihi kesaktian Keh sim Siauw hiap yang pernah mengalahkan mereka"
Sedang rasa terkejut di hati Hong-lui-kun lebih
dititikberatkan kepada bayangannya tentang tokoh yang
bergelar Keh-sim Siauw hiap, yang mampu mengendalikan
jago-jago sakti seperti kelima pengemis yang mengepungnya
itu. Kalau untuk menundukkan kelima orang yang menjadi
anak buahnya saja demikian sukarnya, bagaimana pula
kehebatan orang yang disebut dengan Keh-sim Siauw-hiap
itu" Sementara itu Toat-beng-jin dan kawan-kawannya hanya
dapat berdiri diam saja di tempat masing-masing. Mereka
tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, karena keduaduanya tidak mereka kenal. Dan persoalan yang mereka
perdebatkanpun juga tidak mereka ketahui.
"Souw kouwnio".! Kau mengenal para pengemis itu?"
akhirnya Tong Ciak membuka mulut untuk bertanya kepada
Souw Lian Cu. "I-i-i".ya!" gadis itu mengangguk dengan gugup.
"Siapakah mereka?"
"Aaa"..mereka adalah sahabat-sahabat Keh-sim Siauwhiap. Mereka adalah orang-orang dari Tiat-tung Kai-pang!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Orang Tiat-tung Kai-pang?" Yang Kun menyela dengan
kaget, sehingga Tong Ciak dan Toat-beng-jin menatapnya
dengan tajam. Yang Kun memang amat kaget. Ia menjadi teringat
peristiwa di tempat pengungsian dulu, ketika ia secara tidak sengaja membunuh tiga orang Tiat-tung Kai-pang yang
bermusuhan dengan orang Kim-liong Piauw-kok. Pemuda ini
selalu teringat akan peristiwa itu, karena pada saat itu pulalah ia bertemu dengan Souw Lian Cu untuk pertama kalinya dan
pada saat itu pulalah ia menyadari kehebatan ilmu yang
diturunkan oleh nenek buyutnya.
"Wah, urusannya tentu akan bertambah runyam kalau
orang-orang ini mengetahui kalau aku yang telah membunuh
teman-temannya".." pemuda itu membatin.
Tak terasa Yang Kun menoleh kearah Souw Lian Cu.
Kebetulan gadis cantik itu juga baru memandang Chin Yang
Kun sehingga kedua pasang mata mereka bentrok satu sama
lain dan "..keduanya buru-buru memalingkan mukanya
dengan cepat. Sementara itu Tong Ciak dan Toat-beng-jin yang sedari tadi mengawasi Souw Lian Cu tampak melangkah maju dengan
tegang. "Sahabat-sahabat Keh-sim Siauw-hiap".." Eh, jadi.......
Souw-kouwnio, kau..... apakah kau juga datang dari Meng
to?" Tong Ciak bertanya.
Souw Lian Cu melirik sekejap kepada Yang Kun, kemudian
mengangguk. "Ooh !" Tong Ciak dan Toat beng jin berdesah perlahan.
Di dalam arena, pertempuran semakin bertambah seru.
Hong-lui kun yang dikeroyok lima orang tokoh pimpinan Tiat-tung Kai pang itu tidak menjadi kendor, bahkan semakin
tampak bertambah garang malah! Beberapa kali gerakan kaki
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan tangannya yang selalu diikuti oleh tiupan angin yang
menderu-deru itu membobol kepungan lawan yang rapat,
meskipun sesaat kemudian kepungan itu menjadi rapat pula
kembali. Kelima tokoh puncak Tiat tung Kai-pang itu memang bukan tokoh tokoh sembarangan.
Diantara banyak perkumpulan pengemis yang tumbuh di
dunia persilatan, perkumpulan pengemis Tiat tung Kai pang
adalah perkumpulan yang paling tersohor dan paling banyak
pengikutnya. Mereka tersebar di mana-mana, di seluruh kota kota besar, baik di daerah selatan yang padat penduduknya
maupun di daerah utara yang dingin dan kering tanahnya.
Begitu hebat dan besarnya, perkumpulan itu sehingga untuk
mengurusnya terpaksa dibagi menjadi dua daerah, yaitu
daerah selatan dan daerah utara. Tiat tung Kai pang daerah selatan diketuai oleh Tiat tung Lo kai yang kini sedang
bertempur itu sedangkan daerah utara diketuai oleh Tiat tung Hong-kai (Pengemis Sinting Bertongkat Besi) !
Masing-masing daerah mempunyai jago-jago yang
berkepandaian tinggi. Seperti keempat tokoh yang kini
membantu Tiat tung Lo-kai tersebut! Mereka adalah para
pembantu utama dari Tiat-tung Lo kai, pengurus harian
perkumpulan Tiat tung Kai pang daerah selatan. Keempat
orang itu lebih dikenal orang dengan sebutan Tiat-tung Su-lo (Empat orang tua dari perkumpulan tongkat besi). Setiap
orang dari Tiat-tung Su lo mempunyai kepandaian sangat
tinggi dan hanya berselisih sedikit dengan ketuanya, Tiat tung Lo-kai !
Oleh karena itu dapat dibayangkan betapa hebatnya
kepandaian Hong-lui kun Yap Kiong Lee yang mampu
melayani keroyokan kelima tokoh sakti tersebut, tanpa
sedikitpun kelihatan lelah ataupun terdesak!
"Gila! Sungguh gila ! Pemuda ini memang keturunan
iblis...!" Tiat tung Lo-kai mengumpat-umpat di antara ayunan tongkatnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi tongkat besi dari kakek bongkok tersebut
menyabet ke arah kaki Hong-Iui kun dalam Jurus Mengorek
Sampah Mencari Tulang, sebuah jurus yang selalu dibanggabanggakan oleh orang tua itu karena sangat luar biasa
keampuhannya. Selama hidupnya belum pernah ada seorang
tokohpun yang mampu menghadapi jurus tersebut selain Kehsim Siauw-hiap! Tongkat itu bergetar seolah-olah menjadi
beberapa buah tongkat saking kuatnya tangan yang
menggerakkannya. Lalu setelah sampai pada sasarannya,
tongkat tersebut berputar dengan kencang dalam genggaman,
seakan-akan tongkat itu benar-benar mengorek sampah untuk
mencari tulang yang tertimbun di dalamnya.
Kali ini Hong-lui kun agaknya tak mungkin bisa mengelak
lagi, apalagi ketika keempat tongkat Tiat tung Su-lo ikut
menghantam ke arah dada dan kepalanya. Semua jalan untuk
menghindar telah ditutup oleh tongkat lawan ! Dan kelima
orang jago Tiat tung Kai-pang itu sudah mulai
mengembangkan senyumnya, mereka telah membayangkan
lawan yang ulet itu jatuh terkapar di depan kaki mereka.
"Nah, sekarang hatimu tentu menyesal sekali...... mengapa dirimu sampai ikut campur dalam urusan ini, haha.... Tapi
penyesalan itu takkan berguna lagi! Sebentar lagi tubuhmu
akan tergeletak di atas tanah tak berdaya." Tiat tung Lo-kai tertawa gembira.
"Huh! Jangan bermimpi! Kaulihatlah baik-baik .. hiyaaat !"
tiba tiba Hong Iui-kun menggeram bagai singa marah.
Entah dari mana pemuda itu mengambilnya, tahu tahu
tangannya telah menghunus sepasang pedang pendek. Dan
cara memegangnyapun sangat aneh! Tangkai pedang itu
dipegang secara terbalik, sehingga mata pedang yang tajam
itu melengket sejajar dengan lengannya dan terlindung oleh lengan bajunya yang lebar. Cara memegangnya persis orang
memegang belati! Sepintas lalu seperti tak memegang apaapa. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di lain saat pemuda itu meloncat ke atas, menghindari
sabetan tongkat Tiat-tung Lo kai, sambil mengerahkan tenaga untuk menangkis keempat tongkat lainnya yang menerjang ke
arah tubuh atasnya. Terdengar suara gemerincing yang amat
keras ketika sepasang pedang yang terlindung di balik lengan baju itu menghantam tongkat lawan, sehingga keempat
tongkat itu terpental lepas dari genggaman para pemiliknya.
"Traaaang....!!!"
"Ochh.... "!"
"Ahhh ...."!?"
Keempat Tiat-tung Su-lo itu terbelalak seperti orang
kehilangan akal. Kejadian itu benar-benar mengejutkan
mereka dan sedikitpun tidak terlintas dalam pikiran mereka bahwa kemenangan yang telah berada di depan mata tersebut
berubah menjadi kekalahan yang amat memalukan. Tenaga
gabungan empat orang Tiat-tung Sulo yang selama ini amat
ditakuti orang, kini ternyata telah ditaklukkan oleh seorang pemuda!
Bergegas keempat orang pengurus Tiat tung Kai-pang
daerah selatan itu meloncat mundur. Dengan mulut melongo
mereka mengawasi tongkat mereka yang jatuh berserakan di


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

atas tanah. Di pihak lain, Tiat-tung Lo kai yang telah kehilangan
sasaran tongkatnya, menjadi marah bukan main. Tongkat
yang berputar dalam genggamannya itu segera meluncur
keatas mengejar lawan. Gerakannya sangat enteng dan
sederhana, tapi ternyata mengandung tenaga yang hebat
sekali. Itulah jurus Mencongkel Tanah Mencari Sisa-sisa
Makanan yang ampuh! Tapi Hong-lui-kun yang berada di atas dan baru saja
mementalkan tongkat lawan itu tak berdiam diri begitu saja !
la tak ingin selangkangannya dihajar ujung tongkat Tiat tung Lo kai! Maka sebelum senjata itu menyentuh pakaiannya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hong Iui kun cepat berjumpalitan dan menukik ke bawah.
Sepasang pedang yang dipegangnya terayun menyilang,
memapaki tongkat Tiat-tung Lo kai!
"Traanng !" Tubuh bongkok dari Tiat tung Lo kai terpental dan
terjerembab ke depan, sedang Hong-lui-kun tampak
terhuyung-huyung sedikit setelah mendarat di atas tanah. Dan di dekat mereka tampak potongan ujung tongkat besi Tiat-tung Lo-kai yang baru saja tergunting oleh sepasang pedang Hong-lui kun Yap Kiong Lee.
Lagi-lagi semua orang dikejutkan oleh kehebatan ilmu silat pedang warisan Sin-kun Bu tek yang jarang diketahui orang, tak terkecuali Toat-beng-jin dan Tong Ciak ! Yang mereka
ketahui selama ini, Sin-kun Bu-tek sangat terkenal dengan
tangan kosongnya. Dan tokoh sakti itu tak pernah
mempergunakan senjata selama hidupnya !
"Tong-hiante, agaknya selain mempelajari ilmu warisan leluhurnya, pemuda itu juga belajar kepada orang lain....."
Toat-beng jin bergumam. "Mungkin..... juga."
Setelah dapat mengalahkan lawannya, Hong lui-kun segera
menyarungkan pedang pendeknya kembali. Ternyata pedang
itu disembunyikan di bawah lengan bajunya.
"Nah ! Apa kata kalian sekarang?" katanya datar.
"Hmh! jangan sombong dahulu ! Kami memang mengaku
kalah sekarang. Tapi bagaimanapun juga kami tidak akan
mengurungkan rencana kami semula. Kami tidak datang
sendirian ke desa ini. Keh-sim Siauw-hiap telah mengirim
beberapa orang untuk mengawani kami. Tunggulah.....!" Tiat-tung Lo kai menjawab dengan penasaran. Kemudian dengan
terbungkuk-bungkuk orang tua itu mengajak Tiat-tung Su lo
meninggalkan tempat tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lo-cianpwe....,." Souw Lian Cu berlari mendekati ketua pengemis itu.
"Ooh....iya! Souw-kouwnio!" Tiat-tung Lo-kai menghentikan langkahnya. Ia benar benar telah lupa bahwa di situ ada Souw Lian Cu, gadis yang selama ini sering kali ia lihat di Pulau Meng-to. Gadis yang ia tahu sangat lihai dan sangat dekat
hubungannya dengan Keh-sim Siauw-hiap.
Tapi kakek bongkok itu segera mengerutkan dahinya.
"Souw kouwnio, pemuda itu telah menghina kita. Dan ia telah berusaha menggagalkan rencana Keh-sim Siauw hiap.....
Mengapa engkau berdiam diri dan tak mau membantu kami?"
Souw Lian Cu tersentak kaget. la tak menyangka
mendapatkan pertanyaan demikian.
"Lo- lo " cianpwe.... aku..... aku sedang terluka dalam ....."
katanya gagap. "Oh ?"!" kini orang tua itu yang terkejut. "Luka dalam........" Mengapa nona tidak lekas-lekas pulang untuk berobat?"
"Lukaku bukan luka biasa. Hanya beberapa orang tertentu yang bisa mengobatinya. Dan di antaranya adalah kedua
orang yang datang bersama aku itu......" Souw Lian Cu menunjuk ke arah Toat beng-jin dan Tong Ciak. "Mereka
adalah tokoh-tokoh tingkat atas dari Im-yang kauw !"
"Im.... yang...... kauw ?" kakek itu semakin kaget, kemudian bergegas meninggalkan Souw Lian Cu dengan
tergesa-gesa. Souw Lian Cu menghela napas berat, lalu berjalan kembali
ketempatnya semula. "Nona, apa katanya" Rencana apakah sebenarnya yang
akan dilakukan oleb Keh sim Siauw hiap di sini?" Tong Ciak menyongsong Souw Lian Cu. "Merampok Tan wangwe !" tiba Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba Hong-lui- kun menjawab pertanyaan tersebut. "Tapi aku tak mempercayainya. Tak mungkin pendekar ternama seperti
Keh sim Siauw-hiap mempunyai rencana seperti itu."
Ketika semuanya memandang dirinya, Hong-lui kun segera
tersadar bahwa ia belum saling mengenal dengan mereka.
"Oh, maaf ... Cu wi ini siapa " Apa keperluan cu-wi datang ke tempat kakek Kam ini?" tanyanya agak tersipu.
Chin Yang Kun yang sangat mengagumi sepak-terjang
Hong-lui-kun sejak melihatnya pertama kali di warung Hao Chi itu cepat melangkah ke depan. Dengan tenang pemuda itu
menunjuk ke arah Tong Ciak Cu-si.
"Beliau itu adalah pemilik dari rumah dan pekarangan
peninggalan Kim-mou Sai-ong ini. Oleh karena kebetulan
sedang lewat di dusun ini, maka beliau bermaksud singgah
sebentar untuk menemui penjaganya."
"Pemilik rumah ini....." Benarkah" Si-siapa...." hei, Tong Tai ciangkun rupanya!" tiba-tiba pemuda itu memekik kaget serentak mengenali wajah Tong Ciak Cu-si.
"Yap-kongcu......!" Tong Ciak terpaksa balas menyapa pula.
"Ah, Tong Tai ciangkun. Siauw te benar-benar tak
mengenalmu tadi. Coba saudara ini tak mengatakan bahwa
engkau adalah pemilik rumah, aku sungguh takkan
menyangkanya..... Oh! Mari silahkan masuk ! Kam-Lo-jin
(kakek Kam) sedang keluar mencari obat untuk mengobati
racun yang mengeram dalam badanku... ." dengan amat
ramah pendekar muda itu mempersilahkan mereka masuk
ruangan dapur yang jebol dindingnya tersebut.
"Ah, Yap-kongcu....... lo-hu sekarang tidak menjabat
sebagai Tai ciangkun lagi." Tong Ciak membetulkan sebutan yang diucapkan oleh Hong lui kun kepadanya.
"Ah, benar.,... maaf...... maaf!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena tak ada kursi yang dapat mereka gunakan untuk
duduk, maka masing masing mencari tempat duduk sendiri
seadanya. Sementara Hong-lui-kun sambil membersihkan
bekas-bekas dinding dapur yang jebol, mempersilakan Tong
Ciak beserta teman temannya untuk duduk menunggu Kam Lo
jin. "Silahkan duduk.....! Kukira sebentar lagi Kam Lojin tentu akan segera datang. Biarlah kubersihkan dahulu tempat
ini......" "Ah, Yap-kongcu kuperkenalkan dulu dengan kawan
kawanku ini !" Tong Ciak menarik lengan pemuda tersebut.
"Wah, siauw-te menjadi tidak enak hati terhadap Tong Lo cianpwe. Siauw-te telah menyebabkan dinding bambu ini
roboh....." "Alaa.... biarlah, Yap-kongcu tak perlu merasa sungkan.
Toh bangunan rumah ini memang sudah lapuk."
Kemudian tokoh Im-yang kauw bertubuh pendek itu
memperkenalkan teman-temannya kepada pemuda ahli waris
Sin kun Bu-tek tersebut. MuIa mula Souw Lian Cu, lalu Chin Yang Kun dan kemudian yang terakhir Toat-beng-jin!
"Oh.... jadi Lo-cianpwee yang berada di mukaku ini adalah Algojo dari perkumpulan Im-yang kauw yang sangat terkenal
itu" Ah, Lo cianpwe.....siauw-te sungguh amat beruntung
sekali dapat berkenalan dengan Lo cianpwe." Hong lui-kun
cepat-cepat menjura dengan hormat. "Nama besar lo-cianpwe
sudah lama terdengar sampai di kota raja."
"Ah, penghormatan Siauw taihiap ini justru membuat lo-hu menjadi malu malah. Seharusnya aku yang tua inilah yang
harus mengagumimu. Siauw-taihiap masih sangat muda tetapi
telah mempunyai nama yang demikian cemerlang. Setiap
orang mengatakan bahwa Kaisar Han sekarang mempunyai
pembantu seekor singa yang garang. Tak sebuah kekuatanpun
di dunia ini yang mampu meruntuhkan kekuasaan Kaisar Han
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selama singa itu masih hidup. Dan kata orang singa itu adalah
.....Yap Kongcu !" "Hahahah...... khabar itu juga terlalu dibesar-besarkan pula.
Seekor singa yang garang" Haha". dahsyat benar ! Mana kuat aku mengenakan nama sehebat itu?" pemuda sakti itu tertawa terbahak-bahak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Lo-cianpwe....." tiba-tiba Hong-lui-kun menghentikan
tertawanya, wajahnya menjadi serius. "Lo-cianpwe tahu" Apa sebabnya siauwte berada di sini.....?"
Dahi Toat-beng jin tampak berkerut sebentar dan matanya
yang tajam menatap secara aneh. Tapi sesaat kemudian
kepalanya mengangguk tegas, bibirnya tersenyum.
"Tahu! Mau berobat, bukan?"
"Hei ! Lo cianpwe sudah tahu?"
"Haha"..bukankah Yap Kongcu tadi pernah mengatakan
bahwa Kam Lojin sedang pergi mencari obat untuk mengobati
badannya yang keracunan?" Tong Ciak menyela. "Kenapa Yap
Kongcu terkejut?" "Wah, pikun benar aku ini." Hong lui-kun mengetuk-ngetuk
jidatnya dengan jari. Lalu sambil membuang napas berat
pemuda sakti itu melanjutkan perkataannya. "Benar! Siauw-te memang terkena racun. Dan Siauwte kemari ini mau berobat
kepada Kam Lojin"..Nah".siapa bilang siauwte tak
terkalahkan" Siapa bilang siauwte ini seekor singa yang
garang" Hehe"..bukankah berita tersebut terlalu dibesarbesarkan orang" Lo-cianpwe"."
Lalu tanpa diminta lagi Hong lui-kun Yap Kiong Lee
menceritakan semua kejadian yang baru saja dia alami, yang sebagian diantaranya juga telah disaksikan sendiri sendiri oleh Toat-beng-jin dan kawan-kawannya.
ooOoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seperti telah diceritakan di bagian depan, Kaisar Han yang cerdik itu telah memerintahkan orang-orang kepercayaannya
untuk mencari cap kerajaan yang hilang. Selain itu Baginda juga menyebar para anggota Sha cap-miwi yang terkenal
kehebatannya, untuk mengadakan penyelidikan ke seluruh
negara. Sejak peristiwa penangkapan Si Ciang kun di kota Tie kwan setahun yang lalu, dimana telah terbukti bahwa ada
kekuatan tersembunyi yang bermaksud memberontak
terhadap negara. Apalagi ketika sebulan yang lalu terjadi
serbuan besar-besaran ke istana kaisar, yang hampir saja
berhasil menguasai kota raja, Baginda semakin yakin bahwa di dalam negara masih banyak golongan yang tidak menyukai
kekuasaannya. Kaisar Han sebenarnya bukanlah seorang yang haus
kekuasaan ataupun kehormatan. Kaisar Han yang dahulu
adalah seorang petani dusun itu juga bukan seorang yang
berambisi besar untuk menjadi seorang raja diraja. Kaisar Han adalah seorang manusia yang sangat sederhana, dan tak suka pada sesuatu yang berbau gemerlapan. Baginda hampir tak
Seruling Samber Nyawa 16 Petualang Asmara Karya Kho Ping Hoo Bunga Ceplok Ungu 8

Cari Blog Ini