Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi Bagian 6
Di dalam hati Tian-ya-koay merasa sulit, dia tidak tahu harus berbuat bagaimana"
Menghadapi ketua perumahan Chen yang marah, dia juga tidak berani mengatakan ilmu silat Fu Ke-wei yang begitu menakutkan, dia tidak ingin menimbulkan rasa tidak senang pada ketua perumahan Chen.
Tian-ya-koay jadi tinggal di perumahan.
Bersamaan itu, ketua perumahan segera melakukan pemeriksaan, dengan teliti memeriksa wanita yang masuk perumahan dalam sepuluh tahun ini, diantaranya termasuk istri tuan muda ketiga yang baru menikah, walau menantu ketiga ketua perumahan Chen baru berusia enam belas tahun, dan Yun-sang-nie adalah wanita yang hampir berusia empat puluh tahun.
Tidak bisa disalahkan kalau ketua perumahan Chen terlalu hati-hati, karena menurut kabar, ilmu penyamarannya Yun-sang-nie sangat hebat, di dunia persilatan ada cara ilmu penyamaran ratusan malah ribuan, tidak sulit mengatur pemalsuan yang masuk akal.
Pekerjaan ini sangat lamban garakannya.
Karena selama sepuluh tahun, jumlah pegawai yang keluar masuknya pegawai sangat banyak dan keluarganya juga banyak sekali, jumlah keponakannya keluarga Chen juga tidak sedikit, memperkerjakan wanita pembersih, menantu sangatlah banyak, ingin memeriksanya dengan akurat sungguh bukan hal yang dalam waktu singkat bisa menyelesaikannya.
Malam itu jam sembilan, satu bayangan hitam merayap keluar perumahan dari parit pembuangan air kotor di sebelah timur perumahan, dan menghilang di kegelapan sawah.
Dan satu bayangan hitam yang bersembunyi di pinggir parit sebelah timur perumahan, juga diam-diam menghilang.
Bayangan hitam ini sudah tiga malam datang, setiap malam bersembunyi di tempat yang sama.
Di luar perrumahan berjarak lima-enam li, adalah kota An-ping.
Jalan di sebelah barat adalah daerah pertokoan, ada seratus toko lebih, barang-barangnya komplit.
Bayangan hitam yang menyusup keluar perumahan Qing-yun, menghilang di pekarangan belakang penginapan Dong-chang.
Di ujung jalan barat, adalah pelabuhan sungai buatan.
Daerah ini semakin hari semakin dangkal karena sungai yang mengalir setiap tahun membawa banyak pasir, dulu perahu garam dan perahu pelabuhan menggunakan pelabuhan kota ini sebagai tempat berlabuh dan berangkat.
Sekarang perahu yang berlabuh semakin menurun, perahu garam dan perahu pelabuhan yang singgah, semua pindah berlabuh ke pelabuhan Dong-he.
Qiu-jiang sudah kehilangan keramaiannya, tapi perahu kecil yang berlayar di sungai buatan juga kadang-kadang masih berlabuh disini.
Sebuah perahu kecil berlayar keatas melawan arus, pada hampir tengah hari berlabuh di pelabuhan Qiu-zhang.
Seorang sastrawan tampan, mengipas perlahan kipas tilap yang di sepuh mas dengan santai melangkah naik ke pelabuhan.
Di belakangnya ada seorang tua setengah baya membawa seorang bocah, seorang lagi menggendong bungkusan pakaian dan seorang menggendong kotak buku, mengikuti sastrawan dari belakang berjalan menuju kota.
Perahu kecil itu setelah satu jam kembali berlayar pulang, perahu di sebelahnya mendapat kabar perahu ini datangnya dari Ji-nan, setelah penumpang sampai ditujuan dengan perahu kosong kembali ke Ji-nan, tidak menunggu sastrawan itu kembali dari kota.
Penginapan Dong-zhang adalah penginapan tua yang cukup ternama di kota ini, pemilik penginapan Luo-hai-zhao mendekor penginapannya dengan bagus, tamunya kebanyakan orang yang punya kedudukan.
Begitu sastrawan ini masuk ke penginapan, sudah membuat para pelayan merasa senang.
Karena sastrawan yang menyebut dirinya Yu Qin-yu ini bukan saja ramah, tidak ada tingkah sombong, tidak memandang orang seperti putra bangsanwan biasanya, dan juga sangat royal memberi tip sepuluh liang perak pada pelayan pembersih kamar.
Penginapan ini mempunyai kamar dobel dan kamar atas, biaya menginap satu hari berikut makan satu liang perak, itu pun paling mahal di kota ini.
Kasir penginapan Dong-zhang dipanggil Wu-feng, wakil kasirnya adalah istrinya Wu-feng, Qiu-niang, khusus melayani wanita.
Usia Qiu-niang sudah lebih empat puluh tahun, putrinya Wu Yu-zhu usianya dua puluh tahun, kadang-kadang mewakili ibunya, di kota ini kecantikan nya tersebar luas.
Gadis cantik usia dua puluh masih belum ada calon, tidak terhindar mendapat gosip.
Tapi Wu-feng adalah orang jujur, usianya sudah setengah abad sudah terlihat tua, sehari hari tidak banyak bicara, dibandingkan dengan istrinya yang lincah dan masih tampak cantik itu, seperti bumi dan langit. Sehingga, terhadap kabar-kabar burung itu, tidak pernah ditaruh di dalam hati, terhadap para kelompok pemuda yang mengejar putri kesayangannya, dia tidak pernah mengeluh.
Di depan penginapan ada tiga ruangan, sebelah kanan adalah ruang makan dan minum teh, bukan saja menjual arak dan teh, juga sering didatangi oleh pengamen dari Ji-nan yang meramaikan, tamunya lebih banyak dari pada tamu yang menginap, tempat ini menjadi tempat paling bagus untuk bersantai di kota ini. Qiu-niang ibu dan putri selain melayani tamu penginapan, sering melayani di ruang makan, mereka berkata sedikit kasar, mereka sepertinya sedang menarik lebah dan kupu-kupu.
Begitu sastrawan Yu Qin-yu muncul pertama kali di ruang makan, telah menimbulkan kegaduhan kecil, penampilannya yang menakjubkan, menarik sorot mata seluruh tamu makan.
Lewat tengah hari, setelah lewat waktu makan, terhadap tamu penginapan ini pelayan tampak lebih ramah, mereka mengantarkan sastrawan ke meja di sisi jendela.
"Tuan muda, silahkan duduk." Kata pelayan menarik sebuah kursi dengan ramah.
"Seduhkan satu teko teh dulu."
Pelayan membungkuk menjawab 'ya'.
Begitu teh nya datang, suara orang jadi hening.
Wu Yu-zhu muncul di pintu ruangan, bajunya biasa, tapi tidak menutup kecantikannya, mata dan alisnya seperti gambar, dadanya berisi, pinggang sekecil satu genggaman, dia tersenyum.
Tangannya membawa baki teh, satu teko dengan dua gelas, berjalan melenggok menghampiri, seperti wanita naga memegang bunga, menjadi titik sorotan mata seluruh dua puluh lebih tamu minum.
"Tuan muda silahkan minum teh." katanya sambil tertawa, suaranya seperti kicau burung, sambil menumpahkan teh untuk sastrawan, "aku dipanggil Wu Yu-zhu."
"Ahh! Bunga Mu dan yang cantik sekali." Sastrawan tidak tahan memujinya, "nona, terima kasih."
"Yoo! Tuan muda Yu, kau ramah sekali." Wu Yu-zhu tertawa genit laksana bunga, matanya tampak memancing asmara, duduk di kursi sisi meja, "tuan muda, kau memujiku" Atau mengejekku?"
"Tentu saja memuji! Nona disini sudah berapa lama?"
"Tiga tahun." Wu Yu-zhu tanpa pikir, "ikut ayah dan ibu dari Ji-nan datang kesini, pemilik penginapan tuan Luo adalah teman baik ayahku. Apa tuan muda juga datang dari Ji-nan?"
"Betul." "Sedang belajar?"
"Belajar surat tidak jadi, belajar pedang juga tidak berhasil, bagusnya aku tidak berniat jadi sarjana, tidak perlu tengah malam menyalakan lampu sampai fajar menusuk pantat. Nona pernah dengar gang Tie-fu di Ji-nan yang ada keluarga Yu ?"
"Ooo! Pernah dengar, di Ji-nan ada enam orang jadi kaya berkat kerja di sungai, keluarga Yu adalah salah satunya."
"Betul, di dunia ini ada dua macam orang yang bisa disebut kaya, pengawas sungai yang mengatur Huang-he, dan departemen garam yang mengurus garam. Jika nona pulang ke Ji-nan, aku pasti akan laksanakan kewajiban sebagai tuan rumah."
"Tuan muda datang ke kota ini, ada keperluan apa?"
"Hanya melancong saja, saat pulang dari Dong-he sekalian aku ingin membeli He-jiao asli. Ada teman yang memerlukan He-jiao untuk mengobati luka bengkak, di Yang-gu aku tidak dapat membeli yang asli, aku dengar di Dong-he bisa membelinya dengan harga tinggi."
"Di Dong-he juga tidak bisa membeli yang asli, kebanyakan terbuat dari kulit kuda mati. Tahun lalu telah terjadi bencana kekeringan, air sumur untuk membuat He-jiao tidak sampai satu chi, tidak sedikit orang karena berebut air sumur sampai kepalanya terluka, dari mana datangnya He-jiao asli" Setelah di makan bukan saja penyakitnya tidak bisa sembuh, mungkin malah akan mengantarkan nyawa. Tuan muda jika ingin membeli, aku carikan akal buatmu, bagaimana?"
"Sungguh" Kalau begitu terima kasih!"
"Tapi.. .tuan muda, barang asli, harganya..."
"Aku tahu, barang asli satu liang di tukar dengan satu liang mas, aku bersedia dengan lima liang mas di tukar satu liang He-jiao." sambil bicara, dia sambil mengeluarkan dompet lapis mas, dibuka lalu ditumpahkan ke atas meja, "Ditukar perak adalah satu banding enam, tolong nona belikan lima puluh liang He-jiao."
Semua tamu yang makan di sana, tertegun oleh banyaknya perhiasan di atas meja.
Enam butir mutiara bulat sebesar jari, beberapa batu pusaka lapis emas, beberapa buah perhiasan kecil giok, tujuh delapan lembar cek.
Dia mengambil satu lembar, mulutnya berguman, "Seribu liang."
Selesai membaca ditaruhnya kembali, mengambil lagi satu lembar, sambil tertawa memberikan pada Wu Yu-zhu.
"Cukup. Nona, apakah bisa ada dalam waktu tiga hari?"
"Dua ribu liang, cek kontan dari bank Chang-feng." Wu Yu-zhu membaca angka yang tertera, dia tidak merasa terkejut, "tiga hari waktunya cukup. Ooo...! Tuan muda percaya padaku?"
"Percaya, juga percaya pada penginapan tua Dong-zhang." Dia membereskan dompetnya, "lima ratus liang lainnya untuk biaya nona. Ooo! Mutiara ini kualitasnya sangat bagus, asli dari Nan-hai, kehebatannya mutiara ini bulat tidak ada cacat."
Dia memberikan sebutir mutiara pada Wu Yu-zhu, maksudnya supaya dia memeriksanya.
"Bagus." Wu Yu-zhu menganggukan kepala, matanya sedikit pun tidak terlihat terkejut, sepertinya sudah terbiasa, "bila mendapatkan orang yang tahu barang, bisa berharga tiga puluh ribu jin."
"Nona Yu-zhu, kau tidak kenal barang." Dia tertawa, "para istri beberapa pejabat tinggi di ibu kota, sering menggunakan bubuk mutiara untuk sarapan pagi, mutiara yang digunakan untuk membuat bubuk mutiara besarnya tidak ada setengah mutiara ini, harganya adalah dua puluh ribu jin, orang yang menyediakan mutiaranya adalah seorang marga Shi di Shu-zhou, satu tahun paling sedikit dia mendapat laba diatas satu juta jin. Nama nona adalah Yu-zhu, mutiara ini sangat kecil, nona bawalah untuk bermain!"
Para tamu yang makan menjadi gaduh, entah siapa, diantaranya ada yang mengatakan, "iblis penghancur keluarga!"
Tapi Yu Qin-yu tidak memperdulikan, sambil menjejalkan mutiara ketangan Wu Yu-zhu, sampai kantong dari sutra pun diberikan.
Sesaat, dia melihat Wu Yu-zhu, lalu menatap pada orang yang mengucapkan kata-kata itu, di matanya tampak satu kilatan dingin sekelebat lalu menghilang.
Tamu makan yang berkata itu cepat-cepat membayar bon lalu pergi.
"Tuan muda, terima kasih!" sorot mata Wu Yu-zhu kembali normal, wajahnya tampak tersenyum genit memikat, "lain hari, aku siapkan arak tanda terima kasih padamu. Mari, aku tambahkan masakan."
"Terima kasih." Dia minum satu teguk teh lalu bangkit berdiri, "aku akan jalan-jalan ke Ji He-si, mau melihat apakah rumput Gua-jian telah habis dicabuti oleh para pelancong?"
"Sebenarnya khasiat rumput Gua-jian terbatas, aku bisa memberi kau beberapa rumput Liu-jin dari Qing-zhou, ini baru obat hebat yang berkhasiat bisa menghidupkan orang! Mari jalan, aku temani kau jalan-jalan ke Ji-he-si."
Begitu dua orang ini pergi, ruang makan tiba-tiba menjadi gaduh, makian timbul disana-sini.
Di dalam perumahan Qing-yun, keadaan sedang sibuk, menyelidiki asal-usul wanita yang di ceritakan, membuat ayam dan anjing pun tidak bisa tenang.
Seiring dengan berjalan waktu, setelah malam tiba penjagaan semakin diperketat, keluar masuk perumahan sudah tidak seperti biasa lagi.
Keesokan harinya sahabat-sahabat ketua perumahan Chen berturut-turut tiba, sahabat dari pemerintahan juga diam-diam membantu, mata-mata disebar dimana-mana mencari jejaknya Lang-ye dan Xie-jian-xiu-luo, tentu saja juga menyelidiki wanita yang dicurigai sebagai Yun-sang-nie.
Di perumahan Qing-yun telah berkumpul para pesilat, jaring telah diatur dengan rapih.
Pemuda yang mirip Xie-jian-xiu-luo jangan harap bisa masuk, Yun-sang-nie juga jangan harap bisa keluar, walau ketua perumahan Chen tidak percaya Yun-sang-nie benar-benar sembunyi didalam perumahannya.
Kota Qiu-zhang tentu saja ikut diawasi dengan ketat, orang persilatan yang lewat disini jika tidak mengatakan dengan jelas asal-usulnya, maksud kedatangan dan kepergiannya, pasti diterima di depan ramah, tapi diam-diam diselidiki dengan keras, orang yang menolak bekerja sama, pasti dirinya akan repot sendiri, orang yang asal usulnya tidak jelas, sama sekali tidak berani berdiam lama di kota itu.
Topan sedang terbentuk, tekad ketua perumahan Chen menghadapi pemuda yang di curigai seperti Xie-jian-xiu-luo tampak dengan jelas sekali, kerja keras menyelidiki Yun-sang-nie untuk menyatakan dirinya bersih, mendapat dukungan penuh dari para pendekar, teman-teman yang berada jauh berturut-turut datang membantu.
Hari ketiga, yaitu hari terakhir Fu Ke-wei berjanji pada Tian-ya-koay mengundurkan hari penyerangannya, Di dua tempat Yang-gu dan Qiu-zhang, teman-teman perumahan Chen menyebar kemana-mana, diantaranya ada beberapa pesilat tinggi yang dulunya pernah berhubungan dengan Xie-jian-xiu-luo, mereka berharap bisa bertemu dengan Xie-jian-xiu-luo terlebih dahulu dan bernegosiasi.
Nama ketua perumahan Chen cukup disegani, sedang nama Xie-jian-xiu-luo tidaklah begitu bagus.
Di antara para pendekar yang pendiriannya teguh, dengan tulus berharap Xie-jian-xiu-luo jangan menginjakan kaki ke wilayah kekuasaan perumahan Qing-yun, supaya tidak menimbulkan gejolak dunia persilatan yang susah dibereskan.
Penginapan Dong-zhang tenang seperti sedia kala, tamu yang datang dari pelabuhan sungai buatan, tetap seperti biasa, keluar masuk, orang yang biasa bepergian, biasanya tidak akan mendapat gangguan dari orang dunia persilatan.
Tidak lama setelah lewat tengah hari, dua orang polisi membawa dua orang setengah baya, masuk ke penginapan Dong-zhang. Tamu penginapan banyak yang keluar masuk, ruang makan di sebelan sudah ada tamu yang makan, beberapa masih sedang minum teh sambil mengobrol.
Pemilik penginapan Luo dan suami istri kasir Wu, dengan hormat maju menyambut.
Mereka tidak takut pejabat, hanya takut urusan.
Jika orang dari kepolisian berkunjung, orang yang membuka penginapan mana berani tidak menyambut.
"Tuan Zhang tuan Li apa kabar." Istri Wu sambil tersenyum menyambut, "silahkan duduk di dalam, silahkan!"
Polisi Zhang tidak memperdulikan, sekali melihat ke ruang makan.
Di dalam ruang makan, di atas meja sastrawan marga Yu penuh dengan masakan dan minuman, ada sepuluh macam lebih masakan, ada beberapa yang masih belum dimakan. Setiap kali dia memesan sepuluh macam lebih masakan, tapi makannya seperti kucing kecil, makan sangat sedikit sekali.
"Kalian tidak perlu melayani." Polisi Zhang mengayunkan tangan, "aku membawa dua orang teman untuk melihat-lihat, jika ada perlu baru mencari kalian. Ooo! Pagi ini penginapan anda kedatangan dua orang laki-laki satu orang wanita, yang turun dari atas perahu."
"Benar, tuan Zhang." Jawab pemilik penginapan Luo sambil membungkuk, "dua tamu laki-laki yang satu marga Jie, yang satu marga Peng, tamu wanitanya adalah adiknya tamu marga
Peng, sekarang......"
"Dimana mereka?" Polisi Zhang menyela.
"Di pekarangan kedua.....Ooo! mereka datang, pasti ingin makan siang."
Di pekarangan melangkah keluar dua orang pemuda usia sekitar dua puluh lima-enam tahunan, tinggi besar dan sangat gagah. Di belakangnya ada nona kecil yang cantik berbaju ringkas, kuat dan langsing.
Tiga orang ini tidak tahu di ruang penginapan telah terjadi masalah apa, hanya melirik sekali pada dua orang polisi yang berbaju seragam, melangkah menuju ke ruang makan.
"Kalian berhenti." Polisi Zhang mengulurkan tangan, sorot matanya dengan tajam menatap nona kecil, "kalian berasal dari mana, datang ke kota ini ada urusan apa?"
"Kami berasal dari He-nan, datang kesini untuk mengunjungi teman." Kata pemuda marga Peng itu dengan tenang, "ada masalah apa?"
Polisi Zhang dengan sorot matanya, bertanya pada dua orang setengah baya, dua orang setengah baya bersamaan menggelengkan kepala, menandakan bukan orang yang dicari.
"Nona kecil memakai baju putih." Polisi Li tidak tahu diri menyela, "apakah bermarga Bai?"
"Kenapa, kau merubahkan margaku?" Nona kecil dengan tidak senang balik bertanya.
"Iii! Kau malah lebih galak dari padaku" Menyebalkan!" Polisi Li jadi marah.
"Adik, jangan kurang ajar." Pemuda Peng sambil tersenyum mencegah adiknya mencari masalah, "mungkin mereka menyangka kau adalah Yun-sang-nie!"
"Apakah bukan?" Polisi Li tidak mau berhenti.
"Matamu buta." Nona kecil marah, "aku marga Peng, dari Zhong-zhou, He-nan."
"Iii! Nona dari keluarga Peng di Zhong-zhou?" seorang setengah baya merasa aneh, "apakah nona tahu Tian-ya-koay?"
"Setengah bulan yang lalu, aku pernah bersama tetua Jie melakukan satu hal di Shan-xi......"
"Aduh! Ternyata benar nona Peng, keponakannya pendekar besar Jie. Tetua Jie sekarang ada di perumahan Qing-yun, tidak diduga nona juga datang kesini. Jika di bicarakan bukan orang luar, kalian buat apa menginap di penginapan" Di sebelah barat kota ada perahu, apa kalian mau pindah ke perumahan Qing-yun?"
"Paman ini adalah......"
"Aku Che-yi, sepuluh tahun lalu pernah melihat wajah asli Yun-sang-nie, sehingga menawarkan diri membantu ketua perumahan Chen."
"Ooo! Ternyata Tamu Tangan Dewa (Khe-shen-shou) pendekar besar Che." Pemuda marga Jie melanjutkan, "aku Jie-xian."
"Ooo! Putra sulungnya pendekar besar Jie." kata Tamu Tangan Dewa dengan gembira, "pergi ke perumahan Qing-yun tidak akan lama, kalian kesana saja sekarang, baik tidak?"
"Baik, memang seharusnya berkunjung ke perumahan Chen." Jie-xian dengan gembira menyetujui.
Kemudian mereka sambil mengobrol keluar dari penginapan.
Sastrawan Yu yang berada di dalam ruang makan tersenyum pada Wu Yu-zhu yang sedang menambahkan araknya sambil tidak sungkan memegang tangannya yang putih halus.
"Terima kasih. He he he! Bahaya sekali benar tidak?" dengan berani dia memegang tangan Wu Yu-zhu, "mereka telah pergi."
"Apa yang bahaya?" Yu-zhu menggunakan tangan lainnya memukul pelan tangan besar yang berani itu, "siapa saja mereka itu?"
"Mereka itu siapa, aku satu pun tidak ada yang kenal, dua orang yang berbaju seragam itu adalah polisi, tidak akan salah, mereka sepertinya sedang mencari orang, mencari orang yang dikenal, melihat tingkah mereka, tentu bukan mencarimu bukan?"
"Cari aku" Waah! Kau kira aku ini siapa" Sembarangan!" Yu-zhu memonyongkan bibir kecil merahnya, melihat dia dengan mata putihnya, "Jika kau juga mengangap aku ini gampangan, paling baik jangan mengusikku, supaya tidak merendahkan harga dirimu, tuan muda Yu."
"Iii! Yu-zhu, pikiranmu kemana?" katanya setengah serius setengah main-main, "maksudku adalah orang yang pernah melihat kau sangat banyak, seperti seorang teman bertemu berbincang, itu bukankah hal yang sangat normal" Apakah kau mau membuat masalah antara hubungan laki-laki dan perempuan" Aku tidak menyangkal aku sedikit gampangan, tapi gampangan itu ada batasnya, bagaimana pun tidak boleh berkelakuan jelek di muka umum, betul kan" Kau dan aku beberapa hari ini berhubungan, apakah aku pernah mengatakan kata-kata yang tidak hormat" Apakah pernah berlaku kasar......"
"Kau ini! Jangan pura-pura suci, tadi saja kau memegang tanganku." Satu jari Yu-zhu menunjuk pada kening dia, gigi putihnya menggigit bibir bawah seperti marah seperti senang, tingkah genitnya sungguh membuat hati melayang, "pokoknya, kau juga tidak suci. Jangan minum terlalu banyak, malam ini akan ada orang mengantarkan He-jiao, aku sudah menyiapkan arak mengundangmu, aku sendiri yang turun kedapur, bagaimana?"
"Aku disini mengucapkan terima kasih dulu." Wajahnya tampak gembira, "nanti aku suruh pelayan menyewa perahu, besok kembali ke Ji-nan."
"Ooo! Langsung pulang" Tidak main beberapa hari lagi?" Yu-zhu mengerutkan alisnya, "begini saja, malam ini kita bicarakan baik-baik, masalah menyewa perahu aku yang atur."
0-0-0 Bab 12 Seluruh sore hari itu, orang-orang perumahan Qing-yun, para polisi dan serse pemerintah, keluar masuk di kota Qiu-zhang, wajah tidak tenangnya di masyarakat semakin kentara, dimana-mana terlihat orang yang sorot matanya tajam berlalu lalang.
Pengawasan terhadap perumahan Qing-yun semakin ketat, gejala perhatiannya seperti dipusatkan ke kota Qiu-zhang.
Sore hari, di pelabuhan terjadi pertengkaran kecil, antara empat orang persilatan yang tidak jelas asal-usulnya dengan teman baiknya ketua perumahan Chen, Walet Menembus Awan Zhao-yi, terjadi pertarungan sengit yang seimbang, akhirnya empat orang persilatan itu mengalami kekalahan, dengan marah empat orang itu menyewa satu perahu kecil lalu pergi.
Semua orang yang mengawasi keluar masuknya pengunjung adalah pesilat ternama di dunia persilatan, dengan pengalaman dan sorot mata yang tajam, sepenuh hati mencari orang yang dicurigai.
Sastrawan Yu adalah putra bangsawan dari Ji-nan, dengan tiga puluh liang perak, dia membeli satu liang He-jiao, juga menghadiahkan mutiara seharga empat-lima puluh ribu liang jin, telah menjadi berita yang menggemparkan.
Orang-orang dari kepolisian tidak saja tidak berani menanyakan perbuatannya, malah sebaliknya diam-diam melindungi keselamatannya, sebab jika terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki, itu bukanlah hal yang nyaman, bangsawan dan pejabat keluarga, selapis-selapis akan memeriksa, siapa yang bisa lolos" kawan persilatan di perumahan Qing-yun, juga tidak berani mengganggu dia.
Tempat tinggalnya Wu-feng di belakang pekarangan penginapan, adalah sederetan rumah untuk tinggal para pelayan, tidak lama setelah hari gelap, Sastrawan Yu menjadi tamu agungnya suami istri Wu-feng.
Dua ruangan di belakang masih ada ruang dalam, di depan ruangan dalam ada pekarangan terbuka, di kedua sisi ada jalan, pesta makan diadakan di ruang dalam, bisa dilihat suami istri Wu-feng tidak menganggap sastrawan Yu sebagai orang luar.
Pengaturan begini menentang aturan sangat jarang terjadi.
Kasir Wu setelah menghormat tamu tiga gelas arak, lalu dengan alasan harus mengurus tamu penginapan, dia pamit pergi, hanya ibu dan anak berdua yang menemani tamunya.
Di keluarga biasa, ini adalah hal yang amat melanggar aturan.
Nyonya Wu adalah wanita setengah tua yang masih seksi, Wu Yu-zhu adalah gadis berusia dua puluh tahun, dan sastrawan Yu adalah putra bangsawan, apa yang akan terjadi"
Jelas, ibu dan putrinya bukanlah orang baik-baik, mereka berniat buruk, ingin menggaet putra orang baik-baik.
Setelah minum lagi dua gelas, nyonya Wu juga mencari alasan pergi meninggalkan. Wu Yu-zhu sudah sedikit mabuk. Ini adalah saat yang paling menggairahkan buat gadis seksi, gerak geriknya tampak menggiurkan, pipi yang lembut memerah, mengerut atau senyumnya membuat orang tergila-gila.
"Tuan muda Yu, dulu saat kau pergi ke ibu kota, tinggal hampir seratus hari." Yu-zhu menggulung lengan baju, tampak lengannya yang seputih giok menumpahkan arak untuk dia, "tidak sangka keinginanmu melancong begitu tinggi, sampai meninggalkan seorang istri dengan dua selir di rumah, apa kau ada masalah?"
"Iii.....! Bagaimana kau bisa tahu aku melancong ke ibu kota?" Dia seperti sangat terkejut, "aku baru pulang ke rumah bulan lalu, sampai sekarang baru dua belas hari, sampai teman dan famili di Ji-nan juga sedikit yang tahu aku datang ke Qiu-zhang, bagaimana kau bisa tahu?"
"Dari Ji-nan kemari naik perahu hanya perlu dua hari." Kata Yu-zhu sambil mengeser tempat duduknya mendekat, "peristiwa baik tidak akan keluar rumah, tapi yang buruk akan tersebar ribuan li."
"Kau memang lihay." Dia tertawa, "Kali itu aku pergi ke ibu kota, sebenarnya untuk membeli barang terlarang Ginseng tua dari Zhang-bai. Kau tahu, ini adalah makanan istana raja, tidak mudah bisa membelinya, di timur laut sedang terjadi perang, pos penjagaan keluar masuk pemeriksaannya sangat ketat, pengumpul ginseng semuanya tidak berani pergi mencari."
"Sudah mendapatkan belum?"
"Dapat dua dus isi enam buah ginseng tua yang telah berbentuk, semuanya menghabiskan uang lima belas ribu liang perak. Ooo! Yu-zhu, He-jiao......"
"Malam ini mungkin tidak akan bisa sampai, mungkin besok pagi tiba, tenang saja! Tuan muda. Jika kau tidak bisa tenang, malam ini kau bisa menginap di rumahku menunggu."
"Menginap di rumahmu" Keluar dari pintu sudah pekarangan belakang penginapan......"
"Kau ini sapi sayur." Yu-zhu sambil tertawa genit mencubit, "jujur saja, ada satu hal aku ingin minta bantuanmu."
"He he he! Masalahmu adalah masalahku, tidak perlu mengatakan bantuan segala." Dia sedikit pun tidak ragu memegang tangannya Yu-zhu, dengan lembut mengusap-usapnya, "asalkan kau buka mulut, jika aku bisa melakukannya, menempuh air mendidih lewat api......"
"Iii! Lihat kau pandai sekali bicara." Karena Yu-zhu ditarik mendekat, sekalian tubuhnya dimiringkan sampai menyander dibahu dia, tawanya sangat genit, "kau mudah sekali melakukannya, aku mana mau kau menempuh air mendidih melewati api..."
"Sebenarnya masalah apa?" Tangan dia telah merangkul pinggangnya yang kecil itu, memeluk tubuh yang harum dan hangat itu, "dengan uang tentu bisa menyuruh setan mendorong gilingan, ada kekuasaan bisa menyuruh orang mati, buat keluarga Yu di Ji-nan tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan."
"Ini kau yang mengatakannya." Yu-zhu setengah menolak setengah menerima pura-pura mendorong tangan yang ada di pinggang yang bergerak ke atas, "aku akan melancong ke Ji-nan dengan ayah ibuku sekitar sepuluh hari atau setengah bulan, tapi kami di Ji-nan tidak ada famili juga asing, apakah kau bisa mengaturnya?"
"Ha ha ha! Kau senang bergurau." Dia tertawa keras, dan tangannya akhirnya mendarat di daerah terlarang, "di dalam kota dan di luar kota, meski keluargaku tidak sampai punya seratus rumah, kau suka tinggal di mana pergilah kemana, tinggal seumur hidup juga tidak apa-apa, ada masalah apa lagi yang harus dibicarakan?"
"Iii! Kau enteng saja berkata, kami tidak ada hubungan famili atau teman, tinggal di rumahmu, bagaimana mengatakan pada ayah ibu dan keluargamu?" Kening Yu-zhu yang merah seperti api, menempel di bahunya, hembusan nafasnya berbau bunga anggrek, "kata orang lain sangat menakutkan......."
"Itu kata-kata setan! Apa yang menakutkan" Ayah dan ibuku tidak pernah mengurus masalahku, istri dan selirku lebih-lebih tidak berani banyak bertanya. Begini saja! Katakan kau adalah... adalah famili dari ibu, bagaimana pun famili jauhnya banyak sekali!"
"Famili dari ibumu" Bagus......"
"Kalau begitu, kau pura-pura jadi adik misanku! Kita sudah janji! Begitu akan berangkat, asal kau mengutus orang mengirim kabar, aku segera menyuruh orang membawa perahu menjemputmu."
"Tidak, aku tidak ingin berangkat besok, tunggu setelah orang yang mengantarkan He-jiao datang, baru kita berangkat."
"Ini...aku mendengar para polisi mengatakan, orang di kota ini sepertinya sementara tidak boleh meninggalkan kota......"
"Ooo! Kau takut mereka, baiklah! Jika kau ada kesulitan......"
"Kata-kata apa ini?" dia menepuk-nepuk dadanya, "bapak Bupati Ke-zhou walau berkuasa, juga tidak akan berani mengusik masalahku, asalkan kartu nama ayahku dikirimkan ke kantor kepolisian, dijamin dia bakal dicopot jabatannya, ditambah lagi masuk penjara. Baik, besok kita pergi bersama, lihat siapa yang berani menghalangi, Hm! Aku ingin dia kerepotan."
0-0-0 Musim semi memenuhi ruang dalam, pemandangan indah tidak perlu dibicarakan pada orang luar, pokoknya arak bisa mengacaukan pikiran, laki-laki berniat wanita bermaksud, begitulah masalahnya.
Di kamar timur, dua pasang mata aneh mengawasi gerak-gerik di dalam kamar dari lubang rahasia, lalu dua orang itu pergi dengan puas.
Minum arak terus diperpanjang hingga tengah malam, dua orang itu bajunya sudah tidak rapi, baju dan roknya kusut.
Paling akhir, sastrawan Yu mabuk seperti mayat, dompet, kantong selipan, sepatu dan lain lain semua tempat untuk menyimpan barang pusaka, telah diperiksa semua oleh Yu-zhu ibu dan anak, selain perhiasan berharga puluhan ribu, tidak ditemukan barang yang mencurigakan.
Ibu dan anak mengembalikan semua barang ke tempat asalnya, Wu-feng menggendong sastrawan Yu kembali kepenginapan.
Saat fajar, di pelabuhan datang satu perahu, seorang laki-laki setengah baya dengan dua orang awak perahu, membawa satu keranjang Liu naik ke darat.
"Hi hi hi! Aku tahu kau bisa diandalkan." Yu-zhu mencium pipinya, sehingga dia lupa akan tanggal lahir, lupa diri."
Dengan tanpa sungkan dia memeluk erat Yu-zhu, bibir yang panas, menutup mulut kecil merah yang memancing orang berbuat dosa, tangannya naik turun, gerakannya tidak beraturan.
Diam-diam melangkah keluar dua orang polisi, dua orang setengah baya, menghadang di depan.
"Berhenti! Siapa itu?" seorang polisi teriak pelan.
Hari masih belum terang benar, sulit melihat jelas wajah seseorang.
Laki-laki setengah baya yang menjadi pemimpin memberi hormat, berkata, "aku Duan-yi dari keluarga Duan di Yang-gu, mendapat pesan dari kasir Wu di penginapan Dong-zhang, mengantar lima puluh liang He-jiao murni.''
Peristiwa sastrawan Yu membeli He-jiao, bisa dikatakan semua orang sudah tahu.
Hingga polisi sedikit pun tidak berani mempersulit mereka, dengan melayangkan tangan, menandakan mereka boleh berlalu.
Dalam kegelapan di mulut jalan juga ada dua orang yang mengawasi, tapi juga tidak keluar mempersulit.
Sesaat, setelah perahu penyeberangan dari seberang merapat, naik ke darat dua belas orang, diantaranya ada nona Peng bersaudara, Tamu Tangan Dewa Che-yi yang membawa pedang.
Dua orang polisi dan dua orang setengah baya segera datang menyambut.
"Kabar dari Qian-zhou mengatakan, pemuda marga Fu yang dicurigai adalah Xie-jian-xiu-luo pernah tinggal di Gang-zhou, menurut perkiraan, hari ini atau besok dia bisa tiba." Kata Tamu Tangan Dewa Che-yi cepat, "masalah penyelidikan di dalam perumahan masih belum ada hasilnya, Lang-ye yang malam itu masuk ke perumahan dan meninggalkan surat dengan pisau, mungkin adalah siasat licik mengeluarkan suara di timur menyerang di barat, dia dengan wanita iblis sangat mungkin sembunyi di dalam kota, ketua perumahan telah menambah orang dengan ketat mengawasi, lalu satu persatu memeriksa orang yang dicurigai, kalian harap lebih waspada. Nona Peng kenal dengan pemuda marga Fu dan Lang-ye, kami persilahkan dia melukiskan wajah dan tanda khusus mereka pada orang orang yang mengawasi kota."
"Kalau begitu persilahkan nona Peng datang ke toko Hong-ji untuk bertemu dengan orang dan membicarakannya, biar aku yang mengantar." Kata orang setengah baya, sehabis bicara, langsung berjalan didepan.
Ketika baru berjalan dua-tiga puluh langkah, dihadapan datang tujuh orang.
Mereka adalah tiga orang yang tadi mengantarkan He-jiao, empat orang lainnya adalah sastrawan Yu, Wu-feng sekeluarga tiga orang.
Sepertinya Sastrawan Yu belum sepenuhnya sadar dari mabuknya, dia berjalan sambil di papah oleh Wu Yu-zhu. Wu-feng membawakan bungkusan baju sastrawan Yu, sambil berkata dengan Duan-yi yang mengantarkan He-jiao, mengikuti dari belakang.
Kedua belah pihak itu berpapasan, tapi tidak bisa melihat dengan jelas wajah masing-masing orang itu, jalan masih gelap, masih satu jam lagi baru bisa terang.
Dua orang polisi dan satu orang setengah baya yang tinggal di pelabuhan, dengan sangat bertanggung jawab menghadang dan memeriksa, setelah melihat dengan jelas semua orang itu, polisi tertegun, berkata, "Iii...! Kasir Wu, kenapa tuan muda Yu jadi begini?"
"Aku tidak mabuk!" sastrawan Yu berkata dengan keras, "He-jiao itu palsu semua, yang asli hitam bersinar, bisa untuk bercermin, asal di tepuk pelan langsung hancur. Hemm! Tiga ribu liang perak hanya membeli barang palsu, kasir Wu, kau anggap aku ini apa" Berani sekali kau, aku lihat kau ingin mati."
"Tuan muda, bukan aku yang melakukannya, aku juga belum memeriksanya." Wu-feng cepat-cepat menjelaskan, "tidak terpikir oleh ku orang-orang keluarga Duan berani menipu......"
"Aku hanya tahu kau, dan juga Yu-zhu." Suara sastrawan Yu lebih keras lagi, "kalian hari ini juga harus ke Yang-gu, jika tidak mendapat-kan barang asli, aku akan antar kau masuk penjara, aku berani bicara pasti bisa melakukan-nya. Marga Duan, dimana perahumu?"
"Tu......tuan muda......"
Duan-yi gemetaran, perkataannya tidak karuan.
"Tuan Duan-yi!" Polisi menggelengkan kepala tawa pahit, "kalian keluarga Duan di Yang-gu adalah pengusaha yang jujur, tahun lalu dan tahun ini sungai pun tidak keluar air, makanya tidak muncul Jiao, tidak ada barangnya, kenapa karena ingin untung besar sampai menipu orang" Dan yang ditipu adalah tuan muda Yu dari Ji-nan yang sekali mengulurkan jari, bisa membuat kau mati seratus kali, buat apalah" Jalanlah! Cepat pulang cari orang tua kalian untuk menyelesaikannya, jika tidak......"
"Jika tidak, aku akan membuat mereka keluarga Duan menyesal delapan turunan." Sastrawan Yu berteriak marah.
"Ini......tuan muda, Perahu......perahunya ada di pelabuhan."
Duan-yi dengan tergesa-gesa menunjuk ke pelabuhan, dan tujuh orang itu lalu naik keatas perahu, perahu mengikuti arus air berlayar meninggalkan pelabuhan.
Pada tengah hari, sekelompok besar pesilat tinggi datang ke pelabuhan, naik ke atas dua perahu cepat, yang pertama naik ke atas perahu adalah ketua perumahan Chen, bersama Tian-ya-koay, dan juga Peng bersaudara.
"Ih...! Ada apa ini?" seorang polisi bertanya pada temannya.
"Kasir Wu sekeluarga melarikan diri dengan mengancam tuan muda Yu." Polisi itu berkata, "mereka telah bersekongkol dengan tiga awak perahunya, salah satunya adalah Duan-yi, mereka semua awak perahu yang jahat yang disewa di Dong-he. Ini artinya, tiga awak perahu yang mengantar tuan muda Yu juga palsu. Jika diantaranya ada Lang-ye, habislah tuan muda Yu, hukum karma, semoga saja ketua perumahan Chen dapat mengejarnya."
Hari terang sekali, perahunya ringan, airnya deras, perahu dengan cepat melewati Dong-he, berlayar dengan cepat mengikuti arus.
Di dalam ruang perahu Duan-yi, tuan muda Yu dan Yu-zhu bergumul menjadi satu, adanya wanita cantik dalam pelukan, membuat tuan Muda Yu lupa segalanya.
Hampir tengah hari, perahu tiba di Dong Liu-dian di utara Ping-yin, disini daerahnya pemerintah daerah Dong-zhang.
Tiga empat li sebelah utara, tuan muda Yu tiba-tiba melihat keluar ruangan, berkata:
"Perahu berlayarnya cepat sekali. Yu-zhu, apakah kau pernah dengar Ping-sha-ji (Selat)?"
"Tahu, tepat duali didepan."
"Ooo! Apa lebih baik masuk ke Ping-sha-ji" Lima-enam li di dalamnya, ada satu vila Wang-xia, vila keluargaku, ada beberapa pegawai menjaga-nya, di dalamnya tersimpan enam ratus ribu liang perak lebih, itu adalah keuntungan yang didapatkan ayahku saat bertugas di perairan Huai-an."
"Bagus!" kata Yu-zhu dengan gembira, "menginap dua hari di vila Wang-xia bukankah bagus sekali" Ayah, perahunya arahkan ke Ping Sha-ji."
"Baik." Kata kasir Wu yang duduk di depan ruangan.
Lebar Ping-sha-ji hanya lima enam zhang, tapi perahu kecil masih bisa berlayar dengan leluasa.
Masuk kurang lebih lima li, sungainya semakin sempit, airnya semakin dangkal, rumput alang-alang di dua sisi yang ujungnya telah putih tumbuh subur. Sungai membelok, pantai utara di depan adalah bukit yang datar, tertambat dua perahu terpal hitam tapi tidak terlihat orang.
Sastrawan Yu telah keluar dari ruangan, memeluk pinggang langsingnya Yu-zhu tampak sangat mesra.
"Menepi!" dia teriak, "di seberang bukit ada satu jalan besar, bisa langsung menuju vila Wang-xia, dengan berjalan kaki sekitar dua li."
Perahu telah menepi, semua orang turun dari perahu.
Dari ruang belakang keluar tiga awak perahu yang menamakan dirinya Duan-yi.
Saat ini Duan-yi tidak memakai topi, jadi wajahnya tampak jelas, wajahnya cukup tampan, hanya sayang gigi taringnya merusak wajah yang tampan itu.
Setelah naik ke bukit datar, di belakang tiba-tiba terdengar dua jeritan mengerikan!
Semua orang membalikan kepala melihat, dan tampak terkejut sekali!
Dari dua perahu terpal hitam, tiba-tiba muncul delapan orang laki-laki besar setengah baya, dan juga seorang yang perawakannya kecil seperti anak muda yang tampan, dengan kecepatan yang tinggi naik ke atas perahu keluarga Duan, dengan cepat memukul jatuh dua orang awak yang menjaga perahu.
Kasir Wu dari dalam bajunya mencabut sebuah belati yang bersinar, saat ingin membuka mulutnya, tiba-tiba merasa punggungnya bergetar, lalu dia jatuh ke depan dengan tubuh kaku.
"Iii! Kau......" Yu-zhu terkejut teriak.
Orang yang memukul jatuh Wu-feng adalah tuan muda Yu, tidak aneh Yu-zhu sangat terkejut.
"Aku marga Fu, dipanggil Fu-xian." Kata Tuan muda Yu tertawa, "Yun-sang-nie, kau sangat pintar bersembunyi."
"Kau......kenapa bisa kau?" Yu-zhu terkejut,
"Kau......kau......"
"Aku tiba lebih dulu satu hari dari Lang-ye." Dia dengan tenang berkata, "malam-lama Lang-ye masuk ke perumahan Qing-yun memperingatkanmu, malam keesokannya mengantarkan Wu Yu-zhu yang asli ke perumahan Qing-yun, berpura-pura sakit menggantikanmu, sebenarnya kau bisa melarikan diri pergi jauh, tapi terhalang karena mengatur pengiriman barang curianmu, setelah Tian-ya-koay datang dan menutup kota Qiu-zhang, kau sudah tidak bisa pergi lagi! Seharusnya kau bisa merasakan bahaya dan sebenarnya Lang-ye tidak mengirim surat meninggalkan pisau, tapi itu adalah siasatku untuk menggunakan ketua perumahan Chen memaksa kau menampakan dirimu, tapi kau malah tidak terpikir. Sekarang jangan pergi ke bawah merebut perahu, delapan orang saudara itu adalah pesilat tinggi anggota dari perkumpulan pembunuh bayaran dunia persilatan, tujuan mereka datang adalah untuk menyelidiki beberapa perampokan besar di Jiang-ning yang kau lakukan dengan Sepasang Cantik Jiang-nan, jika jatuh ke tangan mereka, maka kau akan habis!"
Lang-ye dan istri Wu yang tadinya ingin turun ke bawah merebut perahu, seperti terkena geledek, mereka jadi terdiam berdiri.
"Ada apa kau mencari aku" Apakah kau juga orang yang memburu hadiah?" kata Yu-zhu sudah sedikit tenang.
"Aku bukan orang mereka, tapi sering melakukan bisnis dengan mereka." Fu Ke-wei tertawa tenang, "aku hanya ingin menanyakan jejak seseorang padamu."
"Siapa?" "Ketua benteng Naga Langit, Tian-long-jian Lu -zhao, yaitu suami kakak misanmu, kau jangan mengatakan tidak tahu!"
"Kau......kau ini Xie-jian-xiu-luo?" Yun-sang-nie kembali terkejut.
"Betul, aku mendapat berita yang dapat dipercaya, setelah dia menghancurkan bentengnya, dia pernah mencarimu, asalkan kau bisa memberi-tahu tempat sembunyinya, aku segera pergi, tidak akan menanyakan padamu tentang beberapa perampokan besar itu."
"Tidak ada orang yang akan memberitahu." Kata Yun-sang-nie, "matilah kau!"
Kakinya diangkat, suara per mendadak terdengar!
Ternyata di kaki kanan sebelah luarnya tersembunyi sebuah per, tapi tidak ada anak panah yang keluar.
Fu Ke-wei mengulurkan tangan kirinya, menjatuhkan tiga buah anak panah besi sepanjang delapan cun.
"Setiap tempat di tubuhmu aku pernah merabanya." Dia tertawa aneh, "selongsong pelontar di lengan bajumu juga telah berubah bentuk, tidak akan bisa melontarkan apa-apa lagi."
Begitu Yun-sang-nie meloncat tiga zhang, tiba-tiba dia berteriak, buum... lalu jatuh ke bawah lagi.
Rupanya Fu Ke-wei telah melayangkan sepasang tangannya, dan tiga buah senjata rahasia berupa mata uang mas telah membuat Yun-sang-nie roboh.
Lang-ye yang meloncat ke pinggir empat zhang, juga terkena sebuah mata uang dan ikut roboh.
Seorang lagi yang berdandan awak perahu, baru saja meloncat sudah terkena sebuah uang mas.
Delapan orang laki-laki besar dari perkumpulan pembunuh bayaran, pelan-pelan mengurung istri Wu......
Anak muda tampan yang perawakannya pendek kecil, loncat maju ke depan, mengempit Yun-sang-nie berjalan menuju pepohonan pendek..
Saat itu dua perahu muncul dengan cepat, dayungnya memecah air, dengan cepat mendekat.
Delapan orang laki-laki besar seperti sudah tahu siapa yang datang, mereka segera mengurung dan menangkap empat orang yang tidak berdaya.
Seorang laki-laki besar maju ke depan, memberikan dengan hormat sebilah pedang berikut sarungnya kepada Fu Ke-wei.
"Kalian tunggu saja di samping, tidak perlu perdulikan mereka." Katanya sambil menerima pedang, "Ini masalah aku, harus aku sendiri yang menyelesaikannya."
Tiga puluh lebih pesilat tinggi, berdatangan di atas bukit datar.
"Saudara Fu, benar saja dirimu!" Nona Peng merasa aneh berteriak, "bisakah perlahan berunding dengan ketua perumahan Chen?"
Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tidak ada yang harus dirundingkan."
Ketua perumahan Chen naik pitam, "dia melakukan semua ini terlalu menghina orang, anda Xie-jian-xiu-luo?"
"Benar itu aku." Kata Fu Ke-wei dingin, "aku telah cukup menghormati anda, tidak saja menuruti perjanjian dengan tetua Jie, juga memancing orang keluar dari daerah kekuasaanmu sepuluh li lebih baru bertindak......"
"Tutup mulutmu! Kau telah masuk keperumahanku mengirim surat meninggalkan pisau......"
"Itu untuk menjaga mukamu, apa kau tidak mengerti?" Dengan nada dalam Fu Ke-wei berkata, "Yun-sang-nie menyamar sebagai putri keluarga Xian di Ji-nan, menjadi istrinya kepala pengurus perumahan mu Shang Yung-ping, sebelumnya telah mengatur siasat pertukaran, begitu ada bahaya dia digantikan dulu oleh Wu Yu-zhu yang telah diatur di penginapan Dong-zhang, istrinya kepala pengurus Shang apakah telah terkena sakit mendadak" Muntah-muntah dan buang air terus, selain itu orangnya telah berubah rupa" Suami istri yang sudah hidup bersama tiga tahun, seharusnya kepala pengurus Shang tahu ciri-ciri di tubuh istrinya, anda boleh kembali pulang memeriksanya dan segera akan tahu. Cara aku walau sedikit tidak terang-terangan, tapi......"
"Bagus kau telah mengakui kurang terang-terangan." Kata ketua perumahan Chen memotong, lalu mencabut pedangnya, "ini adalah penghinaan paling besar yang kuterima seumur hidupku, aku tidak bisa terima, kau harus berikan keadilan padaku. Dihadapan teman-teman dunia persilatan ini, aku menantangmu, bertarung dengan adil, kau dan aku harus ada seorang yang terbaring."
"Saudara Chen." Tian-ya-koay merentangkan tangan menghadang, "sabar sedikit, perbuatan saudara Fu, pasti ada alasannya, kenapa tidak tanyakan dulu alasan dia menangkap Yun-sang-nie, baru......"
"Kakak tua, jangan terpengaruh oleh gelaran Xie-jian-xiu-luo." Kata ketua perumahan Chen keras, "orang yang berkelana di dunia persilatan dan misterius seperti dia, jika tidak baik-baik mengajarnya, di kemudian hari entah akan menimbulkan mala petaka sebesar apa, kakak kau jangan ikut campur!"
"Anda dijuluki Satu Pedang Utara." Fu Ke-wei juga jadi naik darah, "di dunia persilatan sangat terhormat dan punya kekuatan, di dunia persilatan bisa berbuat sekehendak hati, sudah sejak dulu memandang sebelah mata pada orang kecil macam aku. Alasan aku menangkap Yun-sang-nie, tidak mungkin kuberitahukan padamu, sekarang kau sudah mengerti, lalu mau apa" Apakah akan membelanya" Terus terang, dengan kemampuanmu, kau masih belum cukup menjaminnya. Majulah! Aku mau lihat apakah kepandaianmu cukup layak dengan julukannya."
Yang dia katakan memang kenyataan.
Perkumpulan Qing Lian yang mengatur banyak sekali pembunuh bayaran, merupakan salah satu tiga perkumpulan besar pembunuh bayaran yang menggemparkan dunia, masih bisa runtuh ditangannya, ketua perumahan Chen yang hanya punya rumah, punya perusahaan, mana bisa bertarung dengan dia seorang pengelana dunia persilatan yang misterius"
Kata-kata dia membuat para pendekar yang mendengarnya, menjadi berubah wajahnya.
Orang yang sensitif, di dalam hati timbul perasaan dingin.
Tapi ketua perumahan Chen malah tidak mau mengerti, dia mengira lawannya hanya menggertak, di dalam hati dia semakin marah.
"Marga Fu, kau sangat sombong! Kau akan menyesal." Ketua perumahan Chen menggigit gigi melangkah maju dengan langkah besar.
Fu Ke-wei tidak bicara lagi, dia mencabut pedangnya, membuang sarung pedang, lalu melangkah berdiri di bawah, dengan wajah serius mengangkat pedang bersiap.
Sekejap saat ujung pedang turun ke bawah, wajahnyaa telah berubah, seluruh tubuhnya seperti ditutup oleh hawa yang misterius, yang dingin, aneh, angin bertiup di depannya, lengan bajunya berkibar, pohan yang tidak jauh, daunnya berjatuhan melayang-layang ke arah lapangan, sinar matahari yang tadinya menyilaukan tiba-tiba seperti ditutup oleh awan tebal.
Pedangnya pelan-pelan menunjuk kearah ketua perumahan Chen yang berada sepuluh langkah lebih, seluruh otot di tubuh tampak lemas, tangan yang memegang pedang seperti tidak bertenaga.
Sepasang mata dia yang tadinya jernih, terang, damai, berubah jadi dingin, keji, mata hitamnya lebih hitam, lebih besar, menyorot sinar yang hanya dimiliki oleh binatang buas, hawa pembunuhnya menakutkan hati orang, hawanya semakin menguat seperti gelombang menerjang lawan.
Sinar di badan pedang juga mengeluarkan hawa dingin.
Ketua perumahan Chen bersikap tenang, berdiri tegak seperti gunung, rasa percaya dirinya kuat, merasa yakin bisa menahan tekanan apa pun dari luar.
Dengan tenaga dalam dia mengendalikan pedangnya, julukannya Satu Pedang Utara pasti bukan di dapat dengan pura-pura.
Fu Ke-wei melangkah satu langkah, dua langkah......
Ketua perumahan Chen kedudukannya terhormat, berdiri tegak menunggu musuh.
Jaraknya tinggal kurang lebih dua zhang, di udara tersebar hawa pembunuhan yang pekat.
Ujung pedang berhadapan dari jauh, kedua belah pihak tidak bergerak dan mencari kelemahan lawan, tidak ada niat membuat kesempatan menyerang.
Ini artinya, kedua belah pihak adalah pesilat pedang yang amat tinggi tingkatnya, tidak menyerang tidak apa-apa, sekali menyerang ada musuh tidak ada aku, dengan serangan yang dahsyat, akan memecahkan pertahanan lawan yang tidak ada celahnya, karena kemampuan ilmu silatnya seimbang, tidak mungkin bergerak akan membuka kesempatan, bergerak malah akan menampakan kelemahan sendiri yang mungkin menimbulkan kekalahan atau kematian.
Kedua belah pihak sudah siap melakukan pertarungan antara hidup dan mati, jika semangat salah satu pihak melemah, maka pasti dia akan bernasib kalah.
Tian-ya-koay mengeluh panjang, berkata pada nona Peng dan lain yang ada disampingnya:
"Keponakan Peng, gabungkan tiga pedang kalian, dan keponakan Jie sebagai pemimpinnya, coba satukan tenaga kalian, mungkin bisa melerai mereka, supaya tidak terjadi keadaan kedua belah pihak sama-sama terluka, sama-sama kalah, keadaan ini akan menyedihkan."
"Tetua Jie, kau menyuruh mereka bertiga maju, bukan saja tidak akan bisa melerai, malah sebaliknya mengantarkan nyawa mereka." Di-depan hutan tiba-tiba terdengar suara yang lembut dan merdu, "Tuan, si wanita iblis telah mengaku, lebih baik kita kerjakan hal penting, jangan memancing orang-orang yang menyebut dirinya pendekar ini bertarung, betul tidak?"
Semua orang melihat kearah suara, jadi tertegun.
Di depan hutan berdiri Ouw Yu-zhen yang telah berganti baju, memakai baju warna putih bulan, dan tampak cantik sekali, dia sedang melambaikan tangan kepada Fu Ke-wei. Disisinya ada dua laki-laki besar sedang mengikat Yun-sang-nie.
"Baiklah! Aku segera datang." Kata Fu Ke-wei, hawa pembunuhan yang menakutkan jadi hilang, "mutiaraku masih berada padanya!"
"Telah aku ambilkan kembali." Kata Ouw Yu-zhen sambil tertawa.
Dalam kesempayan sekejap ini, ketua perumahan Chen tiba-tiba melakukan serangan dahsyat, hawa pedang tiba-tiba muncul, pedang keluar laksana guntur, ujung pedang menuju dada Fu Ke-wei.
Hal yang aneh telah terjadi!
Tampak lengan baju kiri Fu Ke-wei dikibaskan, dan pedang ketua perumahan Chen bergerak mengikuti lengan baju itu melenceng ke samping, kuda-kudanya jadi goyah, dan ujung pedangnya Fu Ke-wei seperti tidak bertenaga telah menempel di dadanya ketua perumahan Chen.
"Pohon besar memancing angin besar, ketua perumahan Chen! seharusnya kau tahu." Dia telah menarik pedangnya, "untungnya aku percaya kau tidak akan sampai menyembunyikan wanita iblis itu, makanya, hati-hati dalam bertindak, untuk menjaga kehormatan anda, cara ku mungkin kurang terang-terangan, aku minta maaf."
Wajah ketua perumahan Chen pucat, wajah nya berkeringat dingin, tiba-tiba dia menghela napas panjang dan membuang pedangnya.
"Saudara kecil, Satu Pedang Utara segera dihapus dari dunia persilatan." Ketua perumahan Chen mengeluh panjang, "aku Chen Ruo-yi sia-sia berlatih silat seumur hidup, kepandaianku hanya digunakan untuk mencari nama saja di dunia persilatan, di bandingkan dengan orang yang usahanya tidak benar tidak jauh berbeda. Saudara kecil, di hadapanmu, aku merasa menyesal, tindakan mu benar, sangat kasih, sangat adil, kau sebenarnya bisa membuat perumahan Qing-yun hancur lebur, aku sangat berterima kasih. Saudara kecil bisa dengan cepat datang dari Shan-xi, namun teman-temanmu juga aneh, kenapa mereka juga bisa dengan cepat datang kemari?"
"Aku perkirakan wanita iblis itu pasti bersembunyi di tepi sungai buatan, makanya saat di Shan-xi aku sudah mengirim pos merpati mengabarkan pada teman-temanku. Jujur saja pada ketua, tujuh-delapan hari sebelum tetua Jie tiba, di daerah tersebut sudah diawasi dengan ketat."
"Teman-teman saudara kecil ini......" Ketua perumahan Chen menunjuk pada delapan laki-laki besar yang menjaga tawanan.
"Harap jangan ditanyakan, mereka adalah temanku berbisnis, maaf tidak bisa memberi tahukan."
"Oo...Aku telah banyak bertanya." Kata ketua perumahan Chen bagaimana pun tidak bodoh.
"Tetua Jie, Lang-ye juga salah satu pelaku perkara perampokan di Jiang-ning, makanya aku memberanikan diri memutuskan menyerahkan pada temanku membawanya pergi, harap tetua mengizinkannya." Kata Fu Ke-wei dengan tulus.
"Saudara kecil terlalu sungkan! Sebaiknya kau saja yang putuskan."Kata Tian-ya-koay tertawa.
"Tuan, kau masih belum mau pergi?" Ouw Yu-zhen mendesak.
"Cerewet!" kata Fu Ke-wei sambil tertawa, "tiga aliran besar ilmu pedang di dunia persilatan, keluarga Peng ganas, keluarga Jie banyak variasi, keluarga Xi gagah, saat ini dua keluarga Peng dan Jie ada disini......"
"Saudara Fu, kami tidak akan menemani kau berlatih pedang lagi." Nona Peng sambil tertawa menyela, "aku tidak akan tertipu olehmu, hari itu sebelas orang pesilat tinggi kelas satu dunia persilatan dan para perampok gunung Tai Hang, sebelas buah pelontar bunga Mei mengurungmu, tapi tidak ada seorang pun yang punya kesempatan menyerang, satu persatu dibawah tekananmu, jadi seperti orang bengong. Meski Peng dan Jie dua keluarga bersatu, apa masih bisa menang?"
"Belum tentu!" Fu Ke-wei mengepal tangan pada semua orang, "tuan-tuan, hal yang tidak menyenangkan ini, harap bisa dimaafkan."
Fu Ke-wei melayangkan tangan, delapan laki-laki besar mengangkat tawanannya dan berjalan ke bawah.
Wajah delapan orang itu tidak ada perasaan, sekali melihat sudah jelas, mereka tidak ingin berhubungan dengan para pendekar ternama ini.
Fu Ke-wei kembali memberi hormat pada ketua perumahan Chen dan minta maaf, lalu dengan Ouw Yu-zhen berjalan ke bawah, naik ke atas perahu, dengan cepat berlayar menjauh.
Setelah empat jam, perahu cepat menepi di pantai yang liar.
"Saudara Guo, harap cepat laporkan pada ketua anda tuan besar Jin, selidiki dengan jelas benarkah Lu-zhao dan Sepasang Cantik bersembunyi di benteng Zhang-feng, aku akan menunggu beritanya di penginapan Yung-an di tempat yang disebut Lin-jia-gou sebelah selatan Jie-zhou, tanggal hari ini bulan depan sore hari." Fu Ke-wei berpesan pada pemimpin laki-laki besar.
"Aku akan segera melapor dengan menggunakan merpati pos, pendekar besar Fu harap tenang." Kata pemimpin laki-laki besar dengan hormat.
"Kalau begitu terima kasih, aku pamit sekarang."
Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen masing-masing menjinjing satu bungkusan yang tidak besar tapi berat, meninggalkan perahu naik kedarat.
Dua perahu dengan cepat segera berlayar mengikuti arus air kebawah.
"Hm! Tidak diduga Pedang Naga Langit (Tian-long-jian) Lu-zhao malah bisa minta perlindungan benteng Zhang-feng yang namanya setara dengan benteng Tian-long." Ouw Yu-zhen berkata, "siapa sebenarnya yang dijuluki Kail Dewa Cakar Elang Huang Yung-sheng itu, kemungkinan besar dia yang menyembunyikan jejak Lu-zhao, sehingga kita mengejar dari Shan-xi sampai ke Shan-dong, dan sekarang harus kembali lagi, begitu banyak kita berjalan dengan sia-sia, setelah kembali nanti, aku harus mencari dia minta tanggung jawabnya."
"Sudahlah, Xiao Zhen." Fu Ke-wei tertawa, "Huang-jit-ye mungkin saja benar-benar tidak tahu, sahabatnya Yun-sang-nie sangat banyak sulit dihitung, bagaimana dia bisa tahu adik seperguruannya pernah dua tahun tinggal bersama dengan Lu-zhao" Apa lagi dia sama sekali tidak tahu aku sedang mencari Tian-long-jian Lu-zhao."
"Apa kali ini kita harus menempuh jalan semula mendaki gunung pergi ke Shan-xi?" tanya Ouw Yu-zhen.
. "Tidak, kita ganti, sekarang melalui air." Kata Fu Ke-wei menggelengkan kepala, "saudara Ji Zhao-chen akan mengatur penyelidikan, itu memerlukan waktu yang cukup lama. Dan lagi, melalui di air bisa menyembunyikan jejak.
"Setelah mengalami beberapa peristiwa, wajah asli Xie-jian-xiu-luo sudah banyak di ketahui orang, dalam perjalanan ke Shan-xi bisa saja kita mendapatkan kerepotan. Makanya, aku putuskan tidak akan menggunakan pedang dulu, ganti menggunakan golok, tampil dengan wajah berbeda, supaya tidak menimbulkan perhatian benteng Zhang-feng dan membuat Lu-zhao melarikan diri kembali."
"Ini......ini bukankah akan merusak nama baik tuan?"
"Aku tidak pernah perdulikan sebutan kosong, aku hanya mementingkan kenyataan, sebutan Xie-jian-xiu-luo bukan dipersembahkan oleh orang ternama dunia persilatan, tapi teman teman persilatan yang sembarangan memanggilnya demi mencapai tujuan, aku malah bisa menyamar sebagai induk semang, aku tidak perduli orang lain mengatakan apa, cukup merasa diri tidak salah sudah bagus." Fu Ke-wei sambil tertawa, mata macannya bersorot yang sulit ditebak.
Sambil berjalan dua orang itu sambil mengobrol, bayangannya semakin menghilang di ujung jalan kecil.
Setelah lewat penyeberangan Feng-ling, sampailah mereka di daerah Jin-nan.
Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berdua memakai dua ekor kuda menelusuri jalan raya naik ke utara.
0-0-0 Hampir tengah hari. Di depan satu li lebih adalah kota kecil Lin-jia-gou.
Dijalan utama, pejalan kakinya jarang, hari sudah tengah hari sudah waktunya jam makan, makanya di jalanan tidak banyak orang berjalan, semua orang telah mencari tempat untuk istirahat.
Dua orang itu tidak terburu-buru waktu, mereka terus berjalan dengan santainya, membiarkan kuda berjalan sendiri, kuda mereka juga jalannya bermalas-malasan, selangkah-selangkah berjalan, sampai dipenginapan Yun-an.
Ruang makan itu tidak terlalu luas, ruangannya hanya tersedia tujuh meja.
Setengah lebih meja makannya telah penuh tamu, ada laki-laki ada wanita, ada tua ada muda, dilihat dari tingkahnya, paling sedikit setengah lebih adalah orang-orang persilatan.
Fu dan Ou kedua orang itu tidak tampak seperti orang persilatan, mereka tidak membawa senjata, juga tidak membawa kantong senjata gelap.
Dua orang itu memesan makanan, dengan santainya menyantap makan.
Ketika mereka sedang makan, terdengar suara gelinding roda kereta, dari jauh terdengar mendekat.
Sebuah kereta angkutan orang datang dari utara jalan, berhenti di depan pintu penginapan Yue-lai di seberangjalan.
Penginapan Yue-lai lebih besar dari pada penginapan Yung-an, lapangan di depan penginapannya juga sangat luas, disediakan tempat parkir kereta dan tempat mengikat kuda, memudahkan tamu memarkir kereta atau mengikat kuda.
Ini adalah perusahaan angkutan kereta keledai Tai-an di Tai-yuan, kereta angkutan orang mempunyai rute utara-utara.
"Di sini adalah pos istirahat." Kusir utama memberitahu pada penumpang di dalam terpal kereta, "di sini kita istirahat satu jam, para penumpang bisa makan dulu, menambahkan isi kantong airnya, pos berikutnya kira-kira tiga puluh li, baru ada persediaan air minum."
Penumpang kereta semuanya ada enam belas orang, diantaranya ada tiga orang wanita.
Semua penumpang telah masuk ke ruangan makan penginapan Yue-lai.
Ruang makannya sangat luas, tadinya ada sembilan tamu makan, setelah ditambah enam belas orang yang baru datang, hanya memenuhi setengah lebih.
Fu Ke-wei tidak sengaja mengangkat kepala nya, alisnya mengerut, menatap beberapa tamu yang baru datang yang berada di tenda peneduh di luar penginapan Yue-lai, samar-samar terdengar derap telapak kaki kuda yang berlari cepat!
Sepertinya ada sekelompok besar kuda datang dari utara, seperti bukan melakukan perjalanan jauh, tapi ingin cepat-cepat sampai di tujuan.
Kali ini tamu yang baru datang di depan pintu penginapan Yue-lai semuanya ada empat orang.
Seorang memakai rok putih, dengan jubah seputih es, wanita muda yang cantik, dua orang pelayannya laki dan perempuan setengah baya, dan satu orang pelayan wanita kecil yang juga berbaju pendek putih bulan, usia tiga-empat belas tahun.
Wanita muda memakai rok putih itu membawa pedang, sedang pelayan laki-laki dan perempuan membawa golok.
Karena empat orang ini membawa pecut kuda yang bagus, jadi datangnya pasti naik kuda.
Empat orang itu sepertinya tidak berniat masuk ke penginapan Yue-lai, dari luar penginapan mereka memandang kearah utara, seperti tertarik oleh sekelompok besar kuda yang sedang mendatangi, dengan perasaan ingin tahu dia berhenti mengawasi.
"Kenapa dia datang ke daerah Shan-xi?" Fu Ke-wei berguman, juga seperti bertanya pada Ouw Yu-zhen, "apakah sudah bosan melihat pemandangan indah di Jiang-nan?"
Baru saja Ouw Yu-zhen akan menjawab, terdengar suara gemuruh telapak kuda, tiga puluh lebih kuda sudah tiba di luar penginapan Yue-lai, tiga puluh dua penunggang kuda itu membagi jadi dua kelompok, turun dari kuda dengan cepat dan menutup gerbang penginapan.
Setengah lainnya, memenuhi lapangan parkir.
"Hayo masuk!" Pemimpin penunggang kuda itu berkata pada kelompok wanita muda memakai rok putih yang berada diluar penginapan, dengan suara dalam memerintahkan, sikapnya sangat kasar.
"Apa..." Kau memerintah aku?" Wanita cantik itu mengangkat alis hitamnya, matanya menyorot galak, "kalian ini, perampok Jin-nan mana..." Berani sekali!"
Kata-katanya angkuh, tajam dan berani. Wajah sepuluh lebih penunggang kuda itu berubah, mereka merasa diluar dugaan!
Orang yang berkelana di dunia persilatan harus hati hati terhadap tiga macam orang, adalah para pendeta, wanita anak kecil, orang cacat, bertemu dengan orang macam ini, jangan sembarangan berselisih, sebab akibatnya bisa merepotkan.
Para penunggang kuda itu tentu saja tahu akan hal ini, tapi ibarat telah menunggang macan, sulit buat turun kembali, di hadapan orang banyak mendapat umpatan seorang wanita, mau ditauh dimana wajahnya"
Tentu saja, mereka tidak tahu asal-usul wanita ini, lebih-lebih tidak tahu wanita cantik ini adalah pesilat tinggi di antara pesilat tinggi generasi muda. Jadi mereka menganggap wanita yang tidak punya nama ini, mudah untuk menghadapinya.
Amarah telah menghilangkan pikiran sehatnya, laki-laki penunggang kuda itu tanpa berpikir panjang sebelah tangannya diayunkan menampar.
Tapi reaksi wanita ini cepat laksana kilat, dia juga melayangkan sebelah tangannya. Buug... terdengar satu suara keras!
Laki-laki penunggang kuda itu mundur tiga langkah.
"Kau cari mati!"
Wanita itu berteriak dingin, sekelebat sudah sampai, tangannya kembali melayang, lalu seperti ada tenaga air bah yang mendorong, samar-samar terdengar suara geledek!
Laki-laki penunggang kuda tidak ada pilihan lain, dia meningkatkan kewaspadaannya, menggunakan teknik menghindar pukulan dan menyerang begitu ada kesempatan, sekejap berturut-turut menangkis tujuh serangan telapak lawannya, berganti sembilan kali kedudukan, terakhir lengan kanannya terkena sekali pukulan telapak, mengambil kesempatan ini dia meloncat keluar satu zhang lebih, wajahnya menjadi hijau dingin, jari tangan kanannya terasa tidak bisa digerakan lagi.
Serangan cepat dalam sekejap ini, sepuluh lebih penunggang kuda yang menonton di pinggir sama sekali tidak bisa melihat dengan jelas gerakannya, semua menjadi bengong, sepertinya masih tidak percaya pemimpinnya telah dikalahkan orang.
Walau jarak Fu Ke-wei dua puluh zhang lebih, malah melihatnya dengan jelas, tidak tahan diam-diam dia menganggukan kepala.
"Kau telah berlatih tenaga dalam Putaran Hawa Murni, tidak aneh bisa menerima pukulan-ku." Wanita itu juga tidak memburu menyerang lebih lanjut, tadi dia menyerang sepenuh tenaga, telah menghabiskan tenaga dalam tidak sedikit, "bersiaplah, aku akan menggunakan jurus hebat lainnya supaya kau tidak menyesal seumur hidup."
"Aku juga akan menggunakan kepandaian-ku menghajarmu!" kata laki-laki penunggang kuda menggigit gigi, dia tidak menggunakan telapaknya lagi, sepuluh jarinya di tekukan, keluar bunyi tulang buku seperti batu beradu, "siapa yang menyesal akan segera ketahuan."
Wanita itu juga menggunakan cakarnya menyerang, tangan dia seperti cakar kucing atau seperti cakar rase.
Pertarungan segera akan terjadi lagi, puluhan penunggang kuda yang ada di luar lingkaran tiba-tiba membagi dua, keluarlah dua orang, seorang pendeta dao dan seorang biasa, keduanya sudah setengah baya lebih, lagaknya sangat sombong sekali.
"Keponakan jangan gegabah!" Pendeta tua dao itu mencegah, suaranya keras sekali, jelas sedang memamerkan kepandaiannya, setiap kata terdengar di telinga seperti pukulan palu, "tenaga dalam hawa pelindung tidak akan bisa menahan tenaga dalam Langit Besar wanita muda ini."
"Sungguh generasi penerus yang pantas di acungi jempol!" kata orang tua yang berbaju biasa, mata elangnya bersinar sambil tertawa dingin, "ketua vihara Mei-hoa sungguh beruntung, telah berhasil mendidik murid sehebat ini, tujuh tahun ternama di dunia persilatan, nona jarang datang ke daerah tengah, tidak diduga malah muncul di Shan-xi, membuat orang tidak bisa berpikir."
Dilihat dari wajahnya, murid kesayangan ketua vihara Mei-hoa ini, memang seperti gadis dua puluh tahun, tapi jika telah ternama selama tujuh tahun, tidak mungkin usianya dua puluh tahun.
"Tuhan maha besar!" Pendeta dao tua itu juga berpura-pura, "Hoa-fei-hoa (Bunga bukan bunga) Hoa Yu-ji, jangan ikut campur masalah benteng Zhang-feng" Walau kau ada kemampuan membalikan dunia, bagaimana pun kau seperti naga bermain di air dangkal. Jika kau benar-benar mau ikut campur, aku akan menggunakan tenaga dalam Hawa Setan, mencoba tenaga dalam Langit Besar mu, aku ingin tahu, apakah benar kemampuanmu bisa menghancurkan bumi."
Wajah Hoa Yu-ji berubah, kesombongannya jadi hilang setengah.
"Kiranya pendeta dao adalah Shan-xian-tai-yi dari Zhong-tiao." Kata Hoa Yu-ji, tangannya pelan-pelan telah memegang pegangan pedang, setiap saat mungkin akan mencabutnya, "aku tidak pernah mengurusi masalah orang lain, aku Hoa Yu-ji tidak ada keinginan jadi seorang pendekar. Aku tidak perduli, tapi orang lancang ini siapa dia, dia lah yang bodoh berani menantang dan menghina aku. Kau Shan-xian-tai-yi dari Zhong-tiao tidak bisa menakuti aku, benteng Zhang-feng di gunung Li-liang juga hanya bisa menakuti orang Shan-xi. Hari ini dalam hal kebenaran, aku harus minta keadilan, hm...!"
Nadanya tetap tegas, dan juga penuh dengan perasaan tidak rela.
Di dunia persilatan, banyak bermunculan pesilat tinggi.
Setiap aliran dan setiap perguruan selalu muncul pesilat berbakat, pesilat ternama dan generasi baru, masing-masing berebut nama, setiap orang menyebut dirinya jagoan, padahal orang yang benar-benar berilmu tinggi, julukannya malahan tidak setenar orang yang berani membunuh sembar angan.
Hoa Yu-ji, adalah salah satu dari pesilat generasi muda, pesilat hebat yang julukannya sangat terkenal dan ilmu silatnya juga sangat menonjol. Dia bukan saja tidak ingin jadi pendekar, malah khusus menantang kepada para pendekar, beberapa orang yang sumber beritanya luas, malah tahu dia adalah perampok besar yang kejam.
Di mata orang persilatan, Hoa Yu-ji bukan saja tidak mudah dihadapi, juga sangat kejam, sambil tertawa dia bisa membunuh orang, iblis jahat ini pandangannya berbeda terhadap baik buruknya kebanyakan orang, wanita aneh ini namanya sangat tidak bagus, orang yang berani menentang dia akibatnya akan sangat menyedihkan.
Benteng Zhang-feng di gunung Li-liang di Shan-xi namanya sangat besar.
Ketua benteng itu adalah Satu Pedang Dunia Xi Zhang-feng, menempati urutan kedua dari sembilan jago pedang terbesar, dia sering berkelana dimana-mana, tempat yang dilewatinya, sering terjadi peristiwa perampokan besar dengan seluruh keluarganya mati, tapi karena tidak ada saksi hidup, dan di tempat perkara tidak ada jejak, siapa pun tidak bisa menuduh dan berbuat apa-apa padanya.
Tentu saja Hoa Yu-ji tahu kebesaran nama benteng Zhang-feng, tapi nama dirinya di dunia persilatan juga tidak kalah, tapi keadaannya tidak mengizinkan dia mundur, dia bukanlah penjahat kecil yang bisa bertindak tidak tahu malu, tapi dia adalah wanita ternama di dunia persilatan.
Jika jagoan sudah bertemu, akan menuju ke jalan buntu, jika bukan kau yang mati pasti aku yang mati.
Orang tua berbaju biasa itu melihat pertarungan tidak bisa di hindari, maka sudah waktunya dia harus tampil mendamaikan!
"Ha ha ha ha......" Orang tua berbaju biasa itu tertawa, "Nona, tuan muda Xi tidak ada niat menantang nona, dia memang sedikit ceroboh, mohon dimaafkan. Permusuhan ini harus dicegah, jangan di perkeruh, tuan muda Xi! kau yang memulai, minta maaf lah pada nona Hoa, bukankah semua orang akan jadi senang" Pendeta dao tua, kau jangan mengungkit lagi, baik tidak?"
"Masalahnya bukan dari aku, saudara Yin." Pendeta dao tertawa dingin, "tenaga dalam Langit Besar ketua vihara Mei-hoa, disebut kepandaian hebat, bisa menaklukan setan dan iblis, murid dia dijuluki Hoa-fei-hoa, di dunia persilatan selalu berganti-ganti wajah, julukannya tersebar kemana-mana, disini kebetulan kita bertemu secara tidak sengaja dan membuat dia marah, mana dia mau selesai begitu saja" bagaimana pun aku tidak bisa tinggal diam, melihat anak teman baikku di bunuh orang?"
"Kalau begitu biarlah aku yang mendamaikannya! Aku Dewa Dingin percaya masih punya nama, bagaimana pun aku dengan ketua vihara Mei-hoa masih satu generasi, dan juga tidak asing, nona Hoa tidak akan tersinggung padaku mendamaikannya, bukan begitu nona Hoa?"
Wajah Hoa Yu-ji berubah, dia gelisah.
Dewa Dingin (Yin-shen) Yin Wu-ji, termasuk satu dari tiga sesat, ilmu silatnya malah lebih tinggi dari pada Sastrawan Tiga Dingin, orang nomor satu dari tiga sesat.
Orang ini arogan, melakukan sesuatu tidak ada pantangan.
Pendeta dao juga ditakuti oleh orang-orang persilatan, tapi begitu bertemu dia juga seperti bertemu dengan ular berbisa, seperti juga Dewa Dingin, begitu orang mendengar namanya sudah ketakutan.
Seorang pendeta dao dan orang ini, jelas datang bersama-sama dengan orang-orang benteng Zhang-feng.
Ketua benteng Zhang-feng adalah Satu Pedang Dunia Xi Zhang-feng, termasuk satu dari sembilan jago pedang terbesar.
Walau Hoa Yu-ji merasa dirinya hebat, dan telah terkenal di dunia persilatan, tapi dibandingkan dengan tiga orang angkatan tua ini, meski ilmu silatnya tinggi, tetap saja nama dia masih kalah sedikit, apa lagi dia berada di daerah kekuasaan lawan, naga kuat tidak bisa menekan ular setempat, jika dia bersikukuh, akibatnya sukar dibayangkan.
Tidak diragukan lagi, dia akan sulit menghadapi satu pendeta dao, dan satu orang biasa ini.
"Tuan, kau bukan sedang mendamaikan, tapi kalian satu kelompok." Hoa Yu-ji menggigit gigi, "Baik, aku mengalah. Shan-xi adalah daerah kekuasaan benteng Zhang-feng, sekarang aku segera akan kembali ke He-nan tidak jadi keutara lagi. Gunung dengan gunung tidak akan bertemu, tapi orang dengan orang lambat atau cepat bisa bertemu lagi, di lain hari kita akan bertemu lagi di dunia persilatan."
Ketua muda benteng Xi tahu dirinya telah salah melihat orang, memandang seorang macan betina yang ternama sebagai gadis yang baru turun gunung, kesalahannya akan berakibat panjang di kemudian hari.
"Nona Hoa," Ketua muda benteng Xi tentu saja tidak mau mendapat musuh besar, di-kemudian hari dia masih harus berjuang mengangkat namanya! maka dia maju mengepal tangan, "aku telah membuat nona marah, harap maafkan, karena situasinya mendesak, aku juga tergesa-gesa hingga kurang perhatian, sekali lagi, maaf."
Akhirnya si nona telah mendapat kembali mukanya, sebenarnya dia bisa saja bersikukuh, karena situasinya menguntungkan dia, asalkan dia memberikan sedikit ejekan lagi, pendeta dao dan orang biasa pasti bisa mengalahkan kelompok Hoa Yu-ji berempat.
Di dalam hati Hoa Yu-ji tahu betul, saat ini dia di pihak yang lemah, ada tiga puluh lebih pesilat tinggi dari benteng Zhang-feng, menghadapi mereka dia akan kesulitan, walau pendeta dao dan Dewa Dingin tidak turun tangan, dia juga akan mengalami pengorbanan besar.
"Baiklah, aku terima permintaan maafmu." Hoa Yu-ji sangat senang bisa mengembalikan harga dirinya lagi, "jika situasinya mendesak, aku tidak akan mengganggumu, silahkan lakukan urusanmu."
"Terima kasih nona, pamit."
Ketua muda benteng dengan sopan menghormat, tangannya diangkat dilayangkan.
Empat orang penumpang kuda itu segera mengambil jalan lain melalui pintu belakang penginapan Yue-lai.
Ketua muda benteng membawa delapan orang, dengan gagahnya masuk keruang makan.
Fu Ke-wei mengerutkan alis, menundukan kepala berpikir, 'Apa yang telah terjadi di benteng Zhang-feng"' dia berkata sendiri, "mereka menggerakan begitu banyak pesilat tinggi, pasti ada sesuatu yang tidak boleh diketahui pada orang luar."
"Mungkin sedang mengejar seseorang," Ouw Yu-zhen memotong, "dan orang ini pasti bercampur dengan para tamu penginapan."
"Jika orang ini bercampur dengan para tamu penginapan, kenapa mereka tidak pedulikan penginapan Yung-an, hanya fokus pada penginapan Yue-lai?"
0-0-0 "Mungkin mereka sudah tahu orang itu menginap di penginapan Yue-lai." Kata Ouw Yu-zhen mengira dirinya benar.
"Alasan ini terlalu dipaksakan." Fu Ke-wei menggeleng kepala.
"Kenapa?" "Misal mereka sudah tahu orang itu di penginapan Yue-lai. Sudah dari tadi mereka akan masuk kedalam menangkap, kenapa masih memaksa Hoa Yu-ji dan orangnya masuk ke penginapan?"
"Ini......" "Ini hanya ada satu penjelasan." Fu Ke-wei dengan tenang menganalisa, "mereka mungkin mendapat kabar orang itu berada di dalam kereta penumpang menuju selatan itu, para penumpang di kereta itu semua makan di penginapan Yue-lai, makanya mereka mengurung penginapan Yue-lai. Sebabnya ketua muda benteng memaksa Hoa Yu-ji masuk kedalam penginapan, karena mengira mereka berempat juga penumpang kereta itu."
"Ah......tuan tidak salah mengatakannya..."
"Dan ini membuktikan satu hal lagi, orang-orangnya benteng Zhang-feng pasti tidak mengenal wajah sebenarnya orang itu......"
sebuah teriakan dingin, memutus kata-kata Fu Ke-wei.
Fu Ke-wei dengan Ouw Yu-zhen mengangkat kepala memandang kearah penginapan yang di seberang jalan, terlihat dari penginapan Yue-lai keluar dua puluh lima orang penunggang kuda, seorang penunggang kuda menggendong seorang penumpang, naik keatas kuda pergi ke arah utara.
0oo0 Bab 13 Memandang orang-orang benteng Zhang-feng yang pergi menjauh dengan membawa dua puluh lima orang tamu makannya, Hoa Yu-ji tertawa dingin di belakang kelompok orang itu!
"Mari kita kembali ke penyeberangan Feng-ling dan pulang ke He-nan." Kata Hoa Yu-ji pada tiga temannya dengan keras, "Jangan mencari keributan. Orang benteng Zhang-feng tidak biasa memaafkan orang, disini adalah daerah kekuasaan mereka, ketua muda benteng itu adalah orang pintar, dalam melakukan tindakan dia tidak ingin menjadikan aku musuhnya, tapi dia bisa mengerahkan kekuatan penuh menghadapi kita. Ayo jalan!"
Kusir utama kereta angkutan dari perusahaan angkutan Tai-an tampak lemas, semua penumpangnya telah dibawa pergi, bagaimana dia bisa bertanggung-jawab pada keluarga mereka" Bagaimana perusahaannya bisa menghadapi benteng Zhang-feng"
Beberapa pelayan yang diusir keluar penginapan juga tampak lesu, marah tapi tidak berani bicara.
"Nona, kalian jangan pergi ke utara." Seorang pelayan menasihati, "di luar perbatasan utara Jie-zhou, orang sering melakukan kejahatan, orang-orang benteng Zhang-feng bertindak semena-mena, tukang pukulnya juga banyak sekali, tadi nona telah mengatakan kata-kata yang keras, para tukang pukul itu......"
"Aku tahu." Hoa Yu-ji tertawa tawar, "walau ketua muda benteng itu tidak mau mencari urusan, tapi para tukang pukulnya tidak akan tinggal diam. Aku tahu, aku tidak akan memberikan mereka kesempatan bertindak seenaknya lagi."
"Nona, setelah makan siang, berangkat kembali keselatan juga masih keburu."
"Tidak usah, kudanya tidak lelah, jalan dulu saja, aku takut mereka berubah pikiran balik kembali melakukan kejahatan."
Empat orang itu segera naik kuda pergi.
"Wanita iblis ini entah sedang merencanakan apa?" kata Fu Ke-wei dengan penuh curiga, "empat kuda tunggangannya masih segar bugar, sama sekali tidak seperti datang dari penyeberangan Feng-ling, kalau tidak kuda dia pasti sudah kelelahan setelah berlari sejauh lima-enam puluh li, ini pasti ada apa-apanya."
"Bukan hanya itu! Warna kulit kedua orang pelayan laki-laki dan perempuan itu sedikit tidak cocok dengan kenyataan usianya, mungkin mereka telah merubah wajahnya." Kata Ouw Yu-zhen melanjutkan, "tuan, aku berani bertaruh, dia pasti ada maksud datang kesini, dan juga mungkin ada hubungannya dengan benteng Zhang-feng."
"Paling baik dia jangan datang dan berhubungan dengan benteng Zhang-feng, jika tidak dia bisa mengacau di tengah-tengah, itu akan mempengaruhi pekerjaan kita, bagusnya dia sudah pergi."
"Aku pikir dia tidak akan pergi, dia berkata kembali ke selatan, itu hanya untuk pura-pura saja."
"Jika dia tidak pergi, aku akan mengusirnya."
"Buat apa" jika dia mengacau, malah bisa menarik perhatian benteng Zhang-feng, dan terhadap pekerjaan kita, bukankah akan lebih menguntungkan?" Ouw Yu-zhen tertawa, "apa lagi lebih satu teman lebih baik dibandingkan lebih satu musuh......Iii! Tuan kau kenapa?"
Saat ini wajah Fu Ke-wei tampak aneh. "Aku sedang berpikir tentang gerak-gerik benteng Zhang-feng, apakah ada hubungannya dengan orang yang akan kita temui" Karena hari ini tepat waktunya kita janji bertemu dengan dia." kata Fu Ke-wei dengan mengerutkan alis.
"Seharusnya tidak!" kata Ouw Yu-zhen, tapi di dalam hati dia ikut tergetar, dengan nada tidak menentu berkata, "tempat pertemuannya adalah penginapan Yung-an ini, orang itu mana mungkin ada di penginapan Yue-lai?"
"Cara kerja seperti mereka, ada satu aturan yang tidak tertulis, jika waktunya belum sampai tidak akan muncul ditempat perjanjian. Aku tetap merasa khawatir, dari sekarang sampai waktu janji pertemuan masih ada empat jam, cepat bereskan pesanan penginapan, aku ingin mengikuti jejak mereka."
0-0-0 Di sana ada daerah bukit berjarak kira-kira sepuluh li dari Lin-jia-gou, sebelah utara bukit ada satu bangunan kuil Dewa Tanah.
Di depan kuil ada lapangan rumput seluas dua puluh zhang, ujungnya ada satu hutan pinus tuayangluas.
Dua puluh lima penumpang itu semua diikat tangannya, dan digantung di atas cabang pohon, jari kakinya pas mengenai tanah. Kebanyakan bajunya sudah sobek-sobek, tubuhnya pun banyak terluka, malah ada beberapa yang tidak berbaju.
Di sudut lain lapangan, terbaring dua mayat penunggang kuda benteng Zhang-feng.
Walau Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen sering menempuh bahaya, juga tidak tahan menarik nafas berat.
Pertama-tama Fu Ke-wei melihat dulu dua mayat penunggang kuda, tampak dua orang ini mati dipukul, yang satu kepalanya pecah, satu lainnya lehernya putus dipotong.
Timbul banyak pertanyaannya, siapa orang yang memukul mati dua penunggang kuda ini" Di mana orang-orang benteng Zhang-feng"
Paling akhir, dia memeriksa satu persatu para penumpang yang digantung diatas pohon, saat dia melihat penumpang yang ke sembilan, wajahnya mendadak berubah.
Begitu tubuhnya bergerak, dia sudah sampai di sisi pohon.
Dia mengulurkan tangan akan memutuskan tali gantungan, tapi mendadak ditarik kembali.
"Tuan, orang ini adalah......"
"Adik angkat ketiga saudara Jin, Qian Nian-zhu, juga adalah pemimpin ketiga mereka." Kata Fu Ke-wei mengeluh, "tidak diduga saudara Jin bisa mengutus dia datang ke Lin-jia-gou memberi kabar, aku salah telah telat datang satu langkah, sehingga dia mati disini."
"Mana bisa menyalahkan tuan" Buat apa tuan menyalahkan diri sendiri!" Ouw Yu-zhen menghibur, "Tapi dengan demikian, berita yang ingin kita peroleh jadi tidak tercapai?"
"Sekarang ada atau tidak adanya kabar sudah tidak penting." Mata Fu Ke-wei bersinar-sinar, "sebab aku telah minta saudara Jin mengutus orang menyelidiki, memastikan apa benar Lu-zhao bersembunyi di benteng Zhangfeng, maksudnya hanya untuk mendapatkan bukti yang pasti, supaya ada alasan meminta orang pada benteng Zhang-feng. Dan sekarang benteng itu telah membunuh Qian Nian-zhu, aku jadi lebih beralasan mencari mereka. Sekarang hal terpenting adalah mengetahui apa tujuan mereka menangkap dan memeriksa orang, apakah saat Qian Nian-zhu menyelidik dirinya ketahuan sehingga dia dikejar" Atau benteng Zhang-feng punya tujuan lain" Dan Qian Nian-zhu hanya terkena getahnya saja" Kita periksa lagi yang lainnya, lihat apakah masih ada yang hidup."
Dua orang segera memeriksa, terakhir menemukan dua orang yang bajunya masih utuh, tidak mengalami siksaan, tapi seperti terkena obat bius.
Setelah memutuskan talinya, dua orang itu masing-masing didudukan menyandar dipohon.
Dua orang itu adalah seorang laki-laki dan seorang wanita, yang laki-laki usianya kira-kira lima puluh tahunan, memakai mantel hitam, tubuhnya tinggi besar, seperti seekor sapi besar, wajahnya galak, tampak menyeramkan.
Yang wanita kebalikannya, wajahnya cantik memakai baju hijau giok, berusia sekitar dua puluh tiga-empat tahun.
Saat ini walau pingsan tidak sadarkan diri, tapi lekuk tubuhnya yang aduhai, tetap bisa membuat setiap laki-laki tergila-gila dan membayangkan yang tidak-tidak.
Lama, dua orang itu berturut-turut sadar, menyadari dirinya duduk bersandar pada pohon dan tidak bertenaga, mereka melihat Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berdiri di depannya, mereka merasa aneh, tidak tahu dirinya berada dimana.
"Iii...! Tempat apa ini" Kenapa diriku lemas tidak bertenaga?" Orang bermantel hitam yang wajahnya buruk galak berubah warna, "bocah, kalian yang mencelakakan aku" Dimana orang-orang benteng Zhang-feng?"
"Disini adalah tempat orang-orang benteng Zhang-feng memeriksa dan membunuh saksi." Kata Fu Ke-wei dengan nada dingin, "kalian di ruang makan penginapan Yue-lai, satu persatu seperti mayat binatang digotong oleh orang-orang benteng Zhang-feng dan dibawa ke tempat ini. Aku yang mengejar dan mengikuti jejaknya, sudah terlambat satu langkah. Di atas pohon di sisi masih tergantung dua puluh tiga mayat, kalian berdua ini bisa dikatakan telah lolos dari maut."
"Para bajingan itu kenapa hatinya begitu kejam" Menggunakan obat bius membuat kami yang tidak berdosa ini pingsan, dimana mereka sekarang?"
"Bagaimana aku bisa tahu" Sebenarnya apa yang terjadi pada kalian ketika di ruang makan penginapan?" tanya Fu Ke-wei dingin.
"Para bajingan benteng Zhang-feng itu sedang mengejar dua orang perampok besar misterius, Sepasang Bintang Perak, menurut keterangan ketua muda benteng Xi Wen-xin, Sepasang Bintang Perak telah merampok barang berharga benteng itu, mereka menyamar jadi orang lain dan melarikan diri dengan menumpang kereta penumpang Tai-an, mereka mengikuti jejaknya dan mengejar sampai di penginapan Yue-lai, tapi tidak bisa mengenali Sepasang Bintang Perak itu, hingga diam-diam menggunakan obat bius membuat semua tamu penginapan pingsan tidak sadarkan diri......"
"Bukan obat bius, itu adalah racun penghilang ingatan dari Lelaki Seratus Racun."
Kata wanita yang berbaju hijau giok memotong, "racun ini sangat jahat, walau telah menggunakan obat penawar menyadarkannya dan kesadarannya telah kembali, tapi sisa obatnya masih tertinggal hingga lama sekali baru bisa benar-benar hilang, dalam waktu singkat tenaganya tidak akan pulih kembali, kaki dan tangannya akan lemas dan sulit digerakan. seperti keadaanku sekarang, mungkin mereka telah memberikan obat penawarnya siap memeriksa, yang aneh adalah kenapa mereka malah pergi?" Fu Ke-wei berpikir sebentar katanya: "Sebelum aku datang, rupanya sudah ada orang persilatan yang datang kemari, dan juga telah membunuh dua orang penunggang kuda mereka, kemungkinan yang datang adalah musuhnya benteng Zhang-feng, sekarang mereka mungkin sedang mengejar musuhnya, kalian berdua sungguh beruntung sekali."
Sekarang Fu Ke-wei baru tahu tujuannya benteng Zhang-feng menangkap orang, berarti masalah penyelidikan Lu-zhao masih belum terbongkar, hatinya jadi merasa tenang.
Sepasang Bintang Perak adalah perampok besar misterius yang ternama di dunia persilatan, yang laki-laki Niu Lang-xing, yang perempuan Zhi Nu-xing, mereka adalah suami istri, mereka berkelana secara misterius di dunia persilatan sudah dua puluh tahun lebih, khusus merampok para orang kaya aliran putih maupun hitam. Orang yang tahu wajah asli mereka sedikit sekali. Mereka berani merampok benteng Zhang-feng yang sangat berkuasa, tidak aneh benteng itu mengerahkan begitu banyak orang, dari jauh gunung Li-liang mengejar sampai disini, tanpa takut di hadapan umum menangkap orang dan memeriksanya, jelas niatnya harus berhasil.
"Bocah, terima kasih kau telah menolong aku." Kata orang bermantel hitam berwajah galak dengan suara serak.
"Aku tidak sengaja datang menolongmu, hanya kebetulan bertemu karena searah jalan, aku tidak bisa melihat kematian tidak menolong, dan juga butuh saksi hidup, maka walau tahu kau ini bukan orang baik, tapi terpaksa juga menolongnya." Kata Fu Ke-wei dingin.
"Kau tahu siapa aku?"
"Kau adalah Xie-shen (Dewa Sesat) menempati urutan ke pertama dari empat penjahat besar, orangnya kejam, sadis, bertindak seenaknya di dunia persilatan selama tiga puluh tahun lebih, dosanya sangat berat, nama busuknya tersebar tiga ribu li, di dunia persilatan siapa yang tidak tahu" Mengetahui namamu tidak akan menambah kebanggaanku."
"Nie-sha-yin-hoa (Wanita Jahat Bunga Perak) juga bukan orang baik, tapi kau menolong dia juga!"
Xie-shen melirik pada wanita baju hijau, wajahnya ada penyesalan.
"Di bandingkan dengan kau, dia masih terhitung lumayan. Sudahlah! Kalian cepat istirahat, coba mengatur napas untuk mengembalikan tenaga, jika orang-orang benteng Zhang-feng kembali lagi kemari, paling sedikit kalian bisa menahan serangannya, tidak sampai melotot melihat orang berbuat seenaknya."
"Siapa margamu?"
"Margaku Fu, Fu-jiu."
"Bagaimana kepandaianmu?"
"Biasa-biasa saja, lumayan."
"Kau......kau dan teman wanitamu bisakah menunggu sampai kami pulih baru pergi?"
Mungkin seumur hidupnya Xie-shen belum pernah minta bantuan orang, makanya dia berkata dengan terbata-bata.
"Bukankah kami berdua sedang menunggu kalian berdua mengembalikan tenaga dalam, kau masih mau bicara apa lagi....?"
Kira-kira lewat waktu satu bakaran hio, Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa berturut-turut berdiri, setelah menggerak-gerakan kaki dan tangan, mereka berterima kasih pada Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berdua.
Nie-sha-yin-hoa adalah spesialis hitam makan hitam yang sangat ternama, dia sering membawa sembilan pelayannya yang cantik berilmu tinggi melancong, kecantikannya tersebar di dunia persilatan, membuat banyak laki-laki tergila-gila, tapi dia wanita bersifat bebas yang tidak gampang menanggalkan baju naik ranjang dengan laki-laki.
Diam-diam dia sedang memperhatikan Ouw Yu-zhen, dalam matanya yang genit penuh dengan pertanyaan.
"Namaku Chao Yung-ling, tidak tahu nama kakak siapa?" kata Nie-sha-yin-hoa dengan tulus.
"Aku marga Fu, dipanggil Fu-zhen, pelayan tuanku." Kata Ouw Yu-zhen tertawa.
"Nona Chao, jangan dengar kata-katanya, dia adalah temanku." Kata Fu Ke-wei tertawa pahit.
Mata Chao Yung-ling tampak mengandung banyak pertanyaan, dan dengan penuh arti melihat pada Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berdua.
"Tuan, diantara semua orang-orang ini, paling sedikit ada delapan orang lebih adalah penumpang biasa." Ouw Yu-zhen menunjuk pada mayat yang tergantung diatas pohon, matanya menyorot hawa dingin, "demi mengejar dua orang yang tidak dikenal, benteng Zhang-feng telah melibatkan masyarakat yang tidak berdosa, sungguh tidak bisa diampuni."
"Inilah prilaku para penguasa, di seluruh dunia para penguasa semua sama, membunuh beberapa orang buat mereka tidak menjadi soal?" kata Fu Ke-wei tertawa dingin.
"Aku Xie-shen walau telah banyak membunuh orang, tapi tidak pernah melakukan perbuatan yang hina seperti itu, apalagi melibatkan masyarakat yang tidak berdosa." Xie-shen dengan galak berkata lagi, "aku pasti akan mengambil kembali hutang nyawa ini pada para anjing campuran benteng Zhang-feng, aku akan menunggu mereka di dunia persilatan, menggunakan segala cara mengantarkan mereka masuk ke neraka."
"Aku juga akan mengumpulkan saudara saudaraku, dan minta tanggung jawab pada mereka." Kata Chao Yung-ling dingin, "menunggu di dunia persilatan kurang leluasa, lebih baik langsung mendatangi benteng Zhang-feng minta tanggung jawabnya, tidak datang ke sarangnya mana bisa minta tanggung jawabnya?"
"Kau bicaranya seenaknya saja, benteng Zhang-feng sangat angker, di dalam benteng penuh dengan jebakan rahasia, pesilat tingginya banyak sekali, mengandalkan kita beberapa orang ini melabraknya, itu sama saja dengan Shao-mai melempar anjing, ada pergi tidak ada kembali." suara Xie-shen terasa ada sedikit gentar.
"Kau Xie-shen biasa berbuat seenaknya di dunia persilatan, juga sudah terhitung kelas atas, selalu membunuh orang seperti menyembelih anjing, kenapa sekarang jadi penakut begini?" Chao Yung-ling mengolok, "Satu Pedang Dunia Xi Zhang-feng kalau berkelana di dunia persilatan, selalu membawa banyak sekali anak buahnya, kau bisa berbuat apa terhadapnya" Apa lagi dunia ini begitu luas, dimana kau mau menunggu dia" Jika dia seumur hidup sembunyi didalam benteng dan tidak keluar, bukankah kau akan menunggu dia hingga kepala jadi putih"
"Kau dengan saudara-saudaramu, apa benar berani melabrak benteng Zhang-feng?" tanya Xie-shen tidak percaya.
"Tentu saja berani." Chao Yung-ling mengangkat dadanya yang subur itu, "bukan langsung melabraknya, tapi menggunakan siasat, memaksa mereka keluar benteng, menunggu kesempatan mengirim mereka ke neraka satu-persatu."
Fu Ke-wei yang mendengar diam-diam menganggukan kepala.
Tapi Xie-shen dengan mata tajam menatapnya.
"Kau pergi ke benteng Zhang-feng, selain minta keadilan, apakah ada tujuan lain?" tanya Xie-shen tiba-tiba.
Chao Yung-ling dengan terus terang berkata:
Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tidak salah! Di gudang bawah tanahnya benteng Zhang-feng, di tumpuk perhiasan berharga seperti gunung, semua harta yang haram ini aku akan membawa pulang beberapa, mewakili mereka menyebarkan harta untuk menembus dosa. Kau pergi bagus tidak?"
"Aku harus pikir-pikir dulu." Kata Xie-shen tertawa pahit, "hey! Bocah, apakah kau mau ikut pergi?"
"Mungkin." Jawab Fu Ke-wei tidak pasti. "Tuan, haruskah beritahukan penduduk kampung melaporkan ke polisi" Memperbesar dulu masalahnya, setelah polisi terlibat, kita di luar jadi ada kesempatan." Kata Ouw Yu-zhen.
"Melapor ke polisi" sungguh satu pendapat yang bodoh sekali." Kata Xie-shen tertawa dingin, "penguasa di seluruh dunia, mana ada yang tidak bersekongkol dengan pemerintah" Besarnya kekuasaan benteng Zhang-feng di Shan-xi, sampai pemerintah juga takut padanya, salah-salah malah kita yang jadi tersangka, aku tidak ingin terlibat hukum!"
"Kau......" Ouw Yu-zhen marah hingga tidak bisa bicara.
"Xiao Zhen, kata-kata Xie-shen tidak salah, siasat ini tidak berlaku untuk benteng Zhang-feng." Kata Fu Ke-wei sambil tertawa.
"Masih si bocah ini yang tahu keadaan." Xie-shen memuji.
"Kalian jangan terus bicara." Kata Fu Ke-wei tidak sabar, "orang-orangnya benteng Zhang-feng setiap saat bisa kembali kesini membereskan tempat kejadian ini, aku dengan temanku mungkin tidak bisa melindungi kalian berdua yang masih belum bisa menggunakan tenaga sepenuhnya, makanya, kalian lebih baik mencari tempat lain untuk istirahat, cepat tinggalkan tempat berbahaya ini demi keamanan."
"Kita memang tidak bisa berlama-lama disini." Kata Chao Yung-ling buru-buru, "cepat mastik kedalam hutan......wah celaka! Mungkin sudah tidak keburu......"
Terdengar suara telapak kuda seperti hujan, ada sekelompok kuda datang dari arah barat, tanah bergetar karenanya.
Kuil dewa tanah hanya berjarak kurang dari dua li, kuda bisa dengan cepat mencapainya.
"Mari kita bertarung mati-matian dengan mereka!" teriak Xie-shen sambil menggigit gigi, dan dari pinggang dua mayat penunggang kuda dia mengambil dua bilah pedang panjang.
"Bocah, ini untukmu!" Dia menyodorkan sebilah pedang.
"Sementara aku tidak memerlukannya, kau berikan dulu pada nona Chao!" Fu Ke-wei menggelengkan kepala.
Kelompok kuda sudah sampai di bawah bukit, sembilan orang laki-laki dan perempuan meloncat turun dari kuda, menyusuri jalan kecil, berjalan seperti terbang, sekejap sudah sampai di depan kuil.
Mereka terdiri tiga laki-laki dan enam wanita.
Yang tiga laki-laki, dua diantaranya adalah orang setengah baya berbaju ringkas di pinggangnya menggantung pedang panjang, wajahnya serius, matanya bersinar, tampang luarnya tampak mengesankan orang, sekali lihat saja langsung bisa menilai dia orangnya cekatan, telah banyak asam garamnya di dunia persilatan, seorang persilatan yang ternama.
Seorang lagi adalah seorang sastrawan yang baju putihnya yang melambai-lambai, masih muda, tampan, tegap, sepasang matanya terang seperti bintang di tengah malam, di pinggangnya terselip sebilah pedang antik.
Enam orang wanita, empat orang diantaranya wanita cantik berbaju ringkas membawa pedang, di luarnya memakai baju besar, yang satu lebih cantik dari yang satunya lagi.
Dua orang lainnya adalah nyonya setengah baya, dandanannya seperti pelayan, masih nampak bekas kecantikannya yang matang, waktu mudanya tentu sangat cantik, pakaiannya sederhana tapi bagus, sikapnya mantap.
Setelah sembilan orang itu melihat mayat yang tergantung diatas pohon, langsung mengepung Fu Ke-wei dan lainnya dari tiga arah, tampangnya seperti akan menyerang.
"Hati hati, jangan ceroboh!" kata salah satu orang yang di depan, orang setengah baya yang berada di belakang wanita berbaju ringkas warna biru, mencegah wanita berbaju ringkas biru maju lagi, "sobat yang hawa pembunuhannya tinggi itu, adalah Xie-shen Tu-ba salah satu dari empat penjahat besar yang ternama, aneh! Kenapa dia tidak menggunakan golok malah menggunakan pedang, dan tampak sedang marah, rupanya peristiwa penangkapan orang disiang hari bolong di penginapan Yue-lai itu, benar adanya."
"Yang wanita itu aku kenal." Seorang lagi orang setengah baya dengan nada dalam berkata, "Nie-sha-yin-hoa, Chao Yung-ling yang termasyur, spesialis hitam makan hitam, wanita tomboy yang sangat keji."
"Tangkap dulu mereka baru periksa." Sastrawan baju putih menarik kembali sorot matanya yang berkeliaran di tubuh Ouw dan Chao, dengan beraninya dia mencabut pedang maju mendesak, "Xie-shen serahkan padaku."
Tindakannya tidak dipikir lagi, tidak ada orang yang mau bicara tentang keadilan.
Xie-shen adalah penjahat keji, Chao Yung-ling ada wanita tomboy yang bertangan keji, ini sudah cukup.
"Tunggu dulu! Kau mau apa?" Xie-shen berteriak.
"Kalian melakukan kejahatan yang tidak bisa diampuni, hari ini aku akan lakukan kewajiban sebagai ksatria membasmi kejahatan." Sastrawan berbaju putih dengan sombongnya melangkah.
"Kau pendekar besar dari mana?" Nada bicara Xie-shen penuh ejekan, "kau belum juga tahu duduk persoalannya, sudah langsung mencabut pedang, apa ingin jadi pendekar?"
"Aku termasuk Tiga Sastrawan angkatan muda dunia persilatan dari golongan putih, Sastrawan Baju Putih (Bai-yu-shu-sheng) Zhou Xing-jian, sudah tiga tahun melaksanakan kependekaran di dunia persilatan, mengurus ketidak-adilan di dunia. Sekarang bukti kejahatan ada di depan mata, apa kau masih ingin menyangkal?" kata Zhou Xing-jian angkuh.
"Kau melakukan darma pendekar hanya mendengar dari orang." Xie-shen sangat kesal sekali, "tidak menanyakan dulu dengan jelas, sudah langsung mengangkat pedang melakukan tindakan, huruf pendekar ini jadi tidak berharga, sungguh menyedihkan orang-orang aliran putih!"
"Tunggu, setelah aku menangkapmu, kau akan tahu dengan jelas." Kata Zhou Xing-jian dingin.
Xie-shen menggigit gigi: "Bocah, karena kau melihat aku belum pulih, kau berani menyombongkan diri di hadapan aku" Kau ingatlah baik-baik, lewat hari ini, aku akan membuat kau mati dan hidup keduanya sangat sulit!"
"Kau tidak mungkin masih ada hari esok."
Dengan sebuah teriakan dingin, Shou Xing-jian seperti angin topan, mendadak menerjang maju, ujung pedangnya pecah menjadi empat buah sinar pelangi, menuju kearah dada dan perut Xie-shen.
Xie-shen berteriak dingin menyambut sinar pedang yang menyerang, pedang panjangnya seperti kilat menerjang.
"Trang!" terdengar sebuah suara keras, pedang Xia-shen menangkis serangan lawannya, tubuhnya memutar masuk membalas menyerang, secepat kilat, sinar pedang dengan ganasnya melayang kearah pinggang kanan Zhou Xing-jian.
Reaksi Zhou Xing-jian ternyata cepat sekali, dia melangkah satu langkah kekiri, tangannya membalik langsung membalas menyerang.
Pedangnya lebih cepat dan hebat, pedangnya sudah tidak terlihat bentuknya, menjelma menjadi sinar, begitu muncul sinarnya sudah sampai di pinggang kanannya Xie-shen.
Tenaga Xie-shen belum pulih seluruhnya, dia sama sekali tidak bisa menghindar serangan pedangyang sangat cepat ini.
Tiba-tiba di sampingnya muncul satu bayangan orang.
Orang yang menonton disamping melihat jelas, delapan orang laki-laki dan perempuan lainnya berteriak terkejut!
Hawa pedang itu menusuk tubuh, hati Xie-shen sudah jatuh ke bawah, mimpi pun tidak menyangka begitu gagal menyerang, malah sebaliknya pedang lawan dari arah yang tidak mungkin balas menyerang ke tubuhnya, tenaga dalamnya tidak mungkin dapat menahan serangan yang amat dahsyat ini, maka begitu menyadari, dia tidak bisa lolos dari kematian, reaksi apa pun dia tidak mampu melakukan, dia hanya tinggal menunggu pedang menusuk ke dalam tubuhnya!
Mendadak Zhou Xing-jian melihat sebuah bayangan orang, dia juga tidak keburu bereaksi, hanya merasakan sebuah tangan besar mengenai sikutnya, tangan yang memegang pedang terangkat keatas oleh satu tenaga aneh yang tidak dapat ditahan, bersamaan itu dada kiri bawahnya bergetar, dipukul oleh tangan besar lainnya, dalam putarannya di udara, dia sudah dipukul mundur satu zhang lebih.
Ternyata orang yang menolong adalah Fu Ke-wei, kecepatannya sungguh diluar dugaan orang, dari diam hingga mendadak muncul, dia sudah bergerak dalam jarak lima zhang lebih, delapan orang laki-laki dan perempuan yang menonton, buat Ouw Yu-zhen serta Chao Yung-ling, juga saat dia mendadak muncul disamping Zhou Xing-jian, baru melihat yang bergerak itu adalah Fu Ke-wei, semua jadi terkejut!
Wanita baju ringkas berwarna biru bereaksi cepat, begitu Zhou Xing-jian dipukul mundur, dia segera meloncat maju, pedangnya laksana sinar kilat membelah langit, menyerang ke arah Fu Ke-wei, suara siulan pedang samar-samar seperti suara geledek.
Fu Ke-wei menangkap tangan kiri Xie-shen, lalu meloncat menghindar sejauh tiga zhang lebih, merebut pedang di tangannya dan mendorong dia ke pinggir.
Dengan satu siulan panjang! Fu Ke-wei menyambut sinar pedang yang terus datang mengikutinya, pedang panjangnya mengeluarkan suara aneh, di ujung pedangnya muncul samar-samar hawa putih.
"Keponakan hati-hati!"
Terdengar teriakan keras!
Tiga suara siulan wanita bersamaan waktu terdengar jelas!
Tiga wanita berbaju ringkas lainnya, satu dari kiri dua dari kanan, bersamaan bergerak, bersamaan tiba, mengimbangi pedang wanita berbaju biru, empat pedang menjadi satu, hawa pedang seperti ombak mengamuk, melakukan satu serangan dahsyat yang mematikan.
Hawa pedang yang putih bertemu dengan empat sinar kuat.
Hawa kuat itu meledak, titik-titik api seperti kembang api memenuhi langit, kali ini terdengar suara sentuhan logam, siutan suara senjata tajam membelah udara, membuat hati orang menjadi dingin ketakutan.
Angin ribut menerbangkan pasir batu, rumput gugur, seperti asap hijau kuning, mengaburkan pandangan orang yang menyaksikan di pinggir, termasuk orang yang terlibat di depan rumput dan batu berterbangan.
Empat wanita itu mundur satu zhang lebih, mundur ketiga arah, sinar pedang di tangannya berkilat-kilat, tapi tangan yang mengangkat pedang tampak tidak mantap, kuda-kudanya pun mengambang.
Angin kencang mereda, pasir dan rumput sudah turun kebawah.
Ditengah lapangan tertinggal satu pegangan pedang.
Badan pedang telah hancur berkeping-keping, mengikuti angin menyebar keluar lima enam zhang, memukul pada badan pohon dan tembok kuil, mengeluarkan suara yang mengerikan!
Tubuh Fu Ke-wei sulit dibayangkan, telah muncul disamping Chao Yung-ling.
"Oh langit!" Wajah Xie-shen pucat, tubuhnya gemetar, dengan pelan berguman,
"Ini......ini adalah ilmu pedang Langit Semesta dari Setan Terbang Langit Semesta, tiga puluh tahun lalu aku pernah melihatnya sekali. Dia......dia ini bukan orang gampangan, aku......aku punya mata tapi tidak......tidak mengenal orang hebat."
Fu Ke-wei mengambil pedang ditangan Zhou Xing-jian, melangkah kembali ke tengah lapang.
"Aku salah perhitungan, sehingga pedangnya hancur." katanya dingin, "sungguh sulit menemukan pesilat tinggi, aku memberi kalian satu kesempatan lagi, silahkan empat pedang kalian maju bersamaan, lihat siapa yang akan berlumuran darah di lapangan!"
"Kalian tunggu dulu!" teriak orang setengah baya berbaju ringkas dari sebelah kiri, mencegah empat wanita yang akan maju menyerang kembali, "sahabat muda ini punya ilmu hebat dengan tenaga dalam mengendalikan pedang, dia bukan lawan kalian, biar kami yang menghadapinya."
"Kalian Sepasang Pedang Langit Selatan termasuk dalam sembilan jago pedang terbesar, seharusnya banyak pengalamannya, apakah juga sama dengan Sastrawan Baju Putih itu, tidak menanyakan dulu duduk perkaranya, secara membabi buta ingin melakukan darma pendekar?" Xie-shen berteriak diluar lingkaran.
"Kejadiannya sudah sampai disini, kau masih ingin katakan apa lagi?" kata orang setengah baya berbaju ringkas dingin.
"Orang yang melakukan kejahatan dan menangkap orang-orang ini adalah tuan muda benteng Zhang-feng Xi Wen-xin dengan anak buahnya, aku dengan Nie-sha-yin-hoa adalah korbannya. Dan saudara kecil Fu ini dengan temannya kebetulan saja lewat dan menolong kami......"
"Kau ingin aku percaya kata-katamu?" Orang setengah baya berbaju ringkas menyela kata-katanya.
"Kau tidak percaya?"
"Tentu saja tidak percaya!" orang setengah baya berbaju ringkas tertawa dingin, "pelaku kejahatan di seluruh dunia, tidak akan mengakui kejahatannya sendiri."
Dia memberi aba-aba tangan, orang setengah baya berbaju ringkas yang satunya lagi dengan dua orang pelayan setengah baya, segera mencabut pedang melangkah maju.
"Kentut anjing ibumu!" Xie-shen memaki, "walau perbuatanku kejam, membunuh orang seperti menyembelih anjing, tapi tidak pernah bohong, kalian Sepasang Pedang Langit Selatan jantan dan betina empat orang kedudukannya di dunia persilat sangat terhormat dan tinggi, malah tidak tahu malu bersatu melawan seorang anak muda. Puuh! Anjing pun lebih tinggi dari kalian tiga kelas kali. Hari ini asalkan saudara kecil Fu mendapat luka, dan aku masih hidup, aku pasti mengumpulkan semua teman baik, baik terang-terangan atau diam-diam semua akan bergerak, menghancurkan sarang tua kalian."
"Xie-shen tua, jangan bicara lagi, kau adalah penjahat kejam ternama di dunia, mereka mana mungkin percaya kata-katamu?" kata Fu Ke-wei dingin.
"Kakak Zhen, kenapa kau tidak maju membantu tuan muda Fu?" kata Nie-sha-yin-hoa dengan gelisah.
"Tuan mudaku dapat menghadapinya, mereka berempat sedang menggali makamnya sendiri, kau lihat saja." Kata Ouw Yu-zhen tertawa dingin.
"Baik, jika kalian tidak mau menurut aturan, aku juga tidak ingin bicara lagi." Mata Fu Ke-wei timbul sorot membunuh, dengan wajah dingin, satu kata persatu kata berkata, "kalian sendiri yang membuka lebar-lebar pintu kematian, tidak bisa salahkan orang lain!"
Suami istri Sepasang Pedang Langit Selatan begitu mendengar jadi tertegun, tapi situasinya sudah tidak mengizinkan mereka mundur.
Empat orang dengan wajah serius pelan-pelan maju mendesak, empat bilah pedang bersinar terkena sorot matahari, suara siulan pedang samar-samar terdengar, hawa pedang mulai muncul, kekuatannya membuat orang takut.
Fu Ke-wei berdiri tegak seperti gunung, mata macannya menatap pada suami istri Sepasang Pedang Langit Selatan, sorot matanya berubah, retina mata sepertinya pelan-pelan membesar, lebih hitam, lebih terang, lebih dalam, menjelma menjadi sinar aneh, semacam sinar aneh yang membuat musuh ketakutan.
Dia perlahan menggerakan pedangnya, pedang panjang yang sangat biasa itu disaat di gerakan, muncul pemandangan yang tidak bisa dijelaskan.
Sepertinya tubuh pedang telah hilang, hanya terlihat sinar yang tidak jelas dan berkilat-kilat, didalam telinga bisa mendengar suara mengiang-ngiang seperti siulan naga langit!
Jaraknya sudah tinggal kurang lebih dua zhang, di udara terasa ada hawa kematian.
Di saat titik meledak......
"Tenaga mengendalikan pedang! Sepasang Pedang Langit Selatan cepat mundur!" terdengar teriakan gelisah yang mengandung tenaga dalam.
"Saudara kecil Fu, mohon belas kasihan!"
Suara kuat seorang tua lain lagi hampir bersamaan terdengar.
Sepasang Pedang Langit Selatan begitu mendengar suara itu, segera mundur dua zhang lebih.
Begitu suaranya hilang, orangnya sudah muncul, ternyata orang yang datang adalah Tian-ya-koay dan seorang tua yang usia enam puluh tahun lebih, rupanya kering, tubuhnya kurus tinggi, rambutnya acak-acakan.
Fu Ke-wei melihat sekali pada orang yang baru datang, lalu menghembus nafas panjang dan melemparkan pedangnya ke tanah.
"Ah...! Ternyata adalah Tian-ya-koay dan Arwah Sepi, kalian telah datang...bagus sekali!" orang tertua Sepasang Pedang Langit Selatan dengan gembira berteriak.
"Baik kentut!" Tian-ya-koay memelotot dengan mata kecilnya, "kalian sedang apa" Apa merasa umurnya terlalu panjang" Dengan kemampuanmu yang hanya bisa menggambar, juga berani menyodorkan pedang pada dia" Sampai didunia......"
"Tetua Jie, kapan kau jadi begitu cerewet?" Fu Ke-wei segera memutus kata-kata Tian-ya-koay, "kau tidak masalah berkata sembarangan, tapi hari-hari selanjutnya aku akan sulit."
"Baik, baik, aku tidak mengatakannya." Tian-ya-koay tahu Fu Ke-wei tidak mau identitasnya diketahui, "kalian ini sebenarnya kenapa" Saudara kecil, kau malah bersemangat bertarung pedang menghabiskan waktu dengan mereka" Sungguh hebat!"
"Kenapa kau tidak tanya dulu pada mereka. Apa lagi Sastrawan Baju Putih yang merasa dirinya benar, dan sangat sombong, dia dengan teman-temannya mencabut pedang ingin menegakkan kebenaran, mau menangkap kami berempat yang katanya melakukan kejahatan dan berniat menangkapnya!" kata Fu Ke-wei dingin.
Pendekar Jembel 17 Pendekar Sadis Karya Kho Ping Hoo Kedele Maut 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama