Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 12
mengerti kelakuan Fu Ke-wei tadi semuanya hanya bersandiwara,
tujuannya adalah memaksa meminta obat penawar, "keponakanku
Ying-ying, dulu di vila teratai telah berlaku tidak sopan pada tuan muda He, dengan ini Lenggang menyatakan mohon maaf."
"Tidak perlu." Sikap dia yang keras belum hilang, "makanlah obat penawarnya, di dalam hati menghitung sampai seratus dengan
kecepatan normal, maka racun kalian dengan sendirinya akan hilang, aku akan membantu kalian mempertahankan waktu."
Dia mengambil pedang Mi-hun-tai-sui berikut sarungnya,
menyelipkan dipinggangnya, lalu berjalan menuju pintu kamar.
"Orang ini, kalian jangan membunuhnya, paling sedikit kali ini tidak boleh membunuhnya." Dia berhenti didepan pintu, membalikan tubuh menunjuk pada Mi-hun-tai-sui, "perbuatanku juga tidak lurus, tapi tetap harus menepati janji, juga, harap jangan mengganggu gerakanku di kota Wuchang."
"Tunggu......" Jin Wen-wen buru-buru berteriak.
Tapi Fu Ke-wei dengan cepat sudah melangkah naik
ketangga batu, tidak mendengarkan.
Diatas, Nie-sha-yin-hoa Chao Yung Ling sedang menunggu
dengan gelisah. "Tuan, kenapa lama sekali." Nie-sha-yin-hoa mengeluh, "aku mendengar ada derap kaki, ada orang turun dari loteng."
"Jika tidak menggunakan siasat tipuan, apakah bisa memaksa
setan tua gila sex itu mengeluarkan obat penawarnya" Kau kira
mudah menipu seorang persilatan tua yang sudah tahu pasti mati?"
dia menarik tangannya Nie-shayin-hoa, dengan santainya jalan
menuju pintu ruangan, "datang satu bunuh satu, lalu naik keatas tangkap Yu-shu-xiushi si brengsek itu, dia pasti tahu tempat
sembunyinya ketua benteng Xi dan anaknya. Aku berani bertaruh, dia juga datang ke Wu-chang untuk mencari ketua benteng Xi."
"Tidak mungkin, tuan." Nie-sha-yin-hoa menggelengkan
kepalanya dengan keras, "orang-orangnya keluarga Guan sudah
memastikan diri tidak terlibat dalam masalah ini, jika benar ketua benteng Xi bersembunyi dikeluarga Guan, seharusnya sudah dari
dulu berhubungan!" "Tidak lama lagi akan ketahuan kebenarannya, tuh
orangnya sudah datang, siap."
Dia membuka pintu ruangan, dua orang itu berdiri disisi pintu
menunggu musuh. Mereka berdua mengira orang yang turun adalah pesilat tinggi
perkumpulan Cun-qiu, siapa tahu perkiraannya ternyata salah, yang
datang ternyata adalah Du Lan-yin dan dua orang pengawalnya.
Seorang pengawal dari jauh segera mendahului, lari
kekamar kecil diluar ruangan.
"Celaka!" tiba-tiba terdengar teriakan pengawal, "dua orang kita dan lima orang mereka telah dibunuh orang, cepat keluarkan
peringatan tanda bahaya......"
Nie-sha-yin-hoa cepat menerjang keluar, kecepatannya
menakutkan orang. Tubuh dan pedang menjadi satu seperti pelangi dilangit, lebih
cepat lima kali lipat dibanding dengan gerakan pengawal, pedangnya menusuk tembus punggung pengawal itu, setelah bayangan terhenti,
pedang segera dicabut dari tubuh.
Kepandaian Du Lan-yin masih jauh dibawah dua pengawalnya,
begitu melihat bayangan pedang yang seperti kilat, dia sudah
ketakutan sampai seluruh tubuhnya dingin. Pengawal yang terkena
pedang, juga ketakutan, mereka membalikan tubuh melarikan diri,
sambil berteriak tanda bahaya.
Seorang pengawal lagi tidak bisa melarikan diri, setelah
Nie-sha-yin-hoa tiba, dalam keadaan tergesa-gesa mencabut
pedang melindungi diri. "Traang!" terdengar satu suara, tangkisan pedang terhadap serangan dari Nie-sha-yin-hoa, dia berteriak terkejut, terbang
terlontar kekiri, buum... menabrak dinding jatuh ketanah.
Gerakan Nie-sha-yin-hoa jadi terhenti, hilang kesempatan
mengejar Du Lan-yin. "Jangan mengejar jauh-jauh." Fu Ke-wei keluar dari ruangan pelan berteriak, "belum sampai waktu hitungan seratus, jangan meninggalkan tempat."
Setelah melumpuhkan dua pengawal, di gedung Wang-yue hanya
tinggal tidak sampai dua puluh orang.
Karena Mi-hun-tai-sui yang memimpin tidak muncul, Yushu-xiu-shi yang ada diatas loteng tentu saja jadi pemimpinnya.
Dia pintar dan banyak akal, tahu keadaan mengerti kuat dan lemah,
seperti seekor burung yang ketakutan panah. Begitu orang-orang diruang rahasia dibawah dibunuh orang, Mi-hun-tai-sui juga tidak ada kabar beritanya, maka dia sudah tahu pasti sudah dilumpuhkan orang, jelas empat orang laki perempuan dari Jin-she-dong tidak benar-benar telah dilumpuhkan, sehingga terjadi hal diluar dugaan.
Terbayang jika orang-orangnya Jin-she-dong tidak benarbenar
terlumpuhkan, wakil ketua perkumpulan ini hanya merasakan aliran
dingin timbul dari bokong menerjang keatas sampai keatas kepala, dalam sekejap seluruh tubuhnya jadi dingin.
Fu Ke-wei dan Nie-sha-yin-hoa menjaga pintu masuk jalan bawah
tanah, mereka menunggu orang, tapi malah situasinya tenang,
seluruh gedung seperti tidak ada orang.
Karena tidak ada orang datang mereka lalu naik keatas loteng,
mereka baru mengetahui tidak ada seorang pun manusia tampak,
dua puluh orang perkumpulan Cun-qiu dan keluarga Du, ternyata
sudah dari tadi meninggalkan gedung.
0-0-0 Sore telah tiba, penginapan tua Jiang-han ramai seperti pasar.
Para tamu berdatangan menginap, didepan pintu hilir mudik
kereta kuda. Dikamar atas, Fu Ke-wei tetap menyamar sebagai putra
terhormat He Xian-wei, Nie-sha-yin-hoa tetap sebagai pelayannya.
Para pelayan walau merasakan ada sesuatu yang tidak biasa, tapi
juga tidak berani menanyakan, karena semua para pelayan
penginapan tahu mereka berdua adalah tamu agungnya keluarga Du
dan Guan. Keluarga Du sedang bersiap menghadapi bahaya yang akan
menimpa dirinya, tidak mengurusi urusan luar.
Keluarga Guan juga sedang bersiap siaga penuh, menutup pintu
tidak berani keluar, hatinya tidak tenang.
Makan malam Fu Ke-wei berdua diantar kedalam
kamarnya, dua orang ini sambil makan malam sambil
merundingkan rencana. "Gara-gara kau!" kata Fu Ke-wei sedikit menyesal, "karena menolong orang-orang Jin-she-dong, membuat Yu-shu-xiu-shi jadi
waspada dan melarikan diri, sungguh sayang."
"Benarkah?" Nie-sha-yin-hoa tertawa balik bertanya, "tuan, membunuh sampai keatas loteng, itu bukankah sama dengan
perampok" Aku ini tidak mau membunuh siapa itu Du Lan-yin, apa kau bisa?"
"Jangan membantah."
Fu Ke-wei juga tidak tahan tertawa, mana bisa dia
membunuh Du Lan-yin"
"Apalagi, sasaran tuan bukan pada Yu-shu-xiu-shi," Niesha-yin-hoa mengerti tujuan isi hatinya, "aku selalu merasakan orang-orang Jin-she-dong walau tidak menyenangkan orang, tapi bagaimana pun
dengan adanya angkatan muda dari para perguruan ternama ini, jadi
sedikit bisa menekan keganasannya para penjahat. Jujur saja, aku
merasa kakak beradik Jin sangat feminim, bagaimana menurutmu?"
"Putri perguruan ternama yang hidupnya dimanja, aku tidak berani menghadapinya, apalagi .Jin Ying-ying yang sombong dan selalu ingin menang sendiri......"
"Tapi kau telah membuat kerepotan, nanti jika kau ingin
menyangkal juga tidak bisa," Nie-sha-yin-hoa tertawa berkata.
"Kerepotan apa?"
"Apa kau sudah lupa tentang Jin Wen-wen yang rela ikut
padamu?" "Kau jangan sembarang omong?" Wajah Fu Ke-wei jadi tegas, "Itu hanya untuk mendukung aku memaksa Mi-hun-taisui mengeluarkan
obat penawar, hanya sandiwara bohongan, bagaimana bisa dianggap
serius?" "Sandiwara bohongan kadang juga bisa jadi benaran." Niesha-yin-hoa berkata, "aku sendiri seorang wanita bisa melihat dia, perasaanku sembilan puluh persen lebih benar, didalam hati kau harus ada persiapan dulu, supaya pada saatnya tiba tidak sampai tidak bisa diselesaikan, dan menjadi kacau."
Fu Ke-wei jadi tertegun, Nie-sha-yin-hoa tidak seperti sedang
berkelakar. "Tidak mungkin terjadi hal seperti itu?" dia berguman sendiri, juga seperti sedang bertanya pada Nie-sha-yin-hoa.
"Pasti mungkin." Nie-sha-yin-hoa dengan nada sangat pasti,
"Jin-she-dong adalah keluarga persilatan ternama turun temurun, aturan keluarganya sangat keras. Jin Wen-wen adalah orang yang menonjol dari generasi ketiga keluarga Jin. Dia bukan saja cantik tiada duanya, juga orangnya sangat pintar, malah pendeta dao Zi-xu juga sering menerima pendapat dia.
Wanita yang mempunyai syarat demikian, pasti seorang yang sangat
tenang, bisa mengendalikan diri dan percaya diri, walau bersandiwara, pasti bisa mengendalikan diri dengan semestinya, tapi dihadapan adiknya dan seniornya dia malah mengatakan kata-kata demikian, apakah kau
tidak merasa heran" Dia tidak sadar menyatakan, sesungguhnya adalah keluar dari
pikiran dalam dirinya. Maka-nya, kau harus hati hati
menghadapinya, supaya kedua belah pihak tidak terluka."
"Sungguh hal yang tidak diduga, baik hati menolong orang malah mendapatkan kerepotan, sungguh sial!" kata Fu Ke-wei menaruh
mangkuk dan sumpit, mengeluh.
"Tuan merasa repot, aku malah merasa ini hal yang bagus."
Kata Nie-sha-yin-hoa dengan serius.
"Bagus" Ini bisa dianggap bagus?"
"Asal kau menerima dia, bukankah bagus?" Nie-sha-yin-hoa berkata, "dari silsilah keluarga, wajah dan kepintaran dia, seharusnya pantas untukmu. Kecuali dihatiku ada ganjalan, tidak mau menerima
dia." "Mungkin masalahnya tidak seperti dugaanmu, mungkin ini
hanyalah pandangan sepihakmu saja." Kata Fu Ke-wei tertawa pahit.
"Aku harap perkataanmu benar, jika benar timbul masalahnya,
harap tuan bisa dengan sadar menghadapinya."
Pintu kamar tiba-tiba terdengar tiga kali ketukan pelan, Niesha-yin-hoa menanyakan dengan sorot mata.
Fu Ke-wei mengangguk menyatakan boleh membuka pintu, sambil
memberi isyarat tangan supaya hati hati.
Nie-sha-yin-hoa pelan-pelan membuka palang pintu, lalu
mendadak membuka pintu kamar.
Seorang setengah baya yang seperti orang mabuk, saat masuk
langsung jatuh kelantai " merintih, meronta dua kali lalu diam
tidak bergerak lag. Diikuti Xie-shen yang menyamar sebagai orang tua, Hoafei-hoa
dan Ouw Yu-zhen, mereka melangkah masuk kedalam kamar.
"Ih...! Dimana orangnya?" Xie-shen heran berteriak
perlahan. Api lampu bergoyang-goyang, Fu Ke-wei dan Nie-sha-yinhoa
mendadak muncul, berkelebat keluar dari kamar dalam, karena
terlalu cepat seperti roh yang mendadak muncul.
"Ternyata kalian," Kata Fu Ke-wei tertawa, "Kenapa kalian bisa bersama-sama?"
"Kami seperti merpati dilepas, untung masih ada kaki, makanya tanpa janji dulu bersama sama datang kekota Wuchang." Kata
Hoa-fei-hoa sedikit marah.
"Kapan kalian tiba, kenapa tidak segera memakai wajah asli?"
Nie-sha-yin-hoa buru-buru memotong, sambil mempersilahkan
Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen duduk.
"Tuanmu tidak suka bersama dengan kami, makanya kami tidak
enak menampakan diri!" Hoa-fei-hoa melihat Fu Ke-wei dengan mata putih, "apa lagi dia sedang memikat wanita baikbaik, makanya......"
0-0-0 Bab 25 "Kau ampunilah aku!" kata Fu Ke-wei sambil menarik Xieshen duduk,
"kalian bertiga datang mengikuti Yu-shu-xiu-shi" Hari ini aku dengan Xiao Ling pergi ke taman Qing-feng, sayang hanya menghabiskan waktu saja, Yu-shu-xiu-shi si penakut itu sudah melarikan diri."
"Dia diam-diam melarikan diri dengan naik perahu. Orang ini adalah mata-mata yang di tempatkan perkumpulan Cunqiu, kita telah
menangkapnya, harus menanyakan dia kemana arah perginya si brengsek itu, orang ini tulangnya keras sekali, mati pun tidak mau mengatakan, memang orang yang teguh." Xie-shen menendang sekali orang setengah baya yang berada di lantai, "Xiao Ji mengatakan kau bukan dewa, tidak bisa mengetahui sebelum meramal, tidak mungkin datang dulu kesini menunggu Yu-shu-xiu-shi tiba. Din dengan Xiao Zhen terus mengikuti di belakangnya kelompok Yu-shu-xiu-shi, mengikuti sampai dikota kabupaten Wu-chang baru melepasnya."
"Aku sama sekali tidak perduli masalah perkumpulan Cunqiu."
"Lalu kau datang ke kota......"
"Ketua benteng Xi," Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "jika belum mendapatkan dia dan anaknya aku tidak akan berhenti, jika tidak
bagaimana bisa tahu dimana Tian-long-jian Lu-zhao" Di Shou-yang,
kita mendapatkan teman dan famili dia, mengetahui dia dan anaknya
sembunyi dipusat negara, sangat mungkin menunggu setelah
situasinya aman, diam-diam mengirim kembali harta bendanya yang
disembunyikan dipusat negara. Aku dengan Xiao Ling sudah
mengejarnya sampai setengah negara, terakhir baru mengetahuinya,
saat ini dia sedang bersembunyi di keluarga Guan."
"Di keluarga Guan?" Hoa-fei-hoa baru mengerti, "ternyata kau memikat putrinya keluarga Guan, ada tujuan lain. Tapi, keluarga Guan mungkin tidak ada hubungannya dengan Benteng Zhang-feng. Guan Tian-fu dulunya
adalah penjahat kelas tiga, setelah kaya berhubungan dengan orang
pemerintah, berusaha legal di bidang pertanian dan pelayaran, diam-diam melindungi para penjahat teri, sebisanya tidak berhubungan dengan
orang-orang yang ternama, tapi terhadap ketua benteng Xi yang mempunyai kekuasaan besar, dia tidak bisa menghindar juga tidak keburu!"
"Belum tentu begitu!" kata Fu Ke-wei, "begitu dia mendengar Yu-shu-xiu-shi dari perkumpulan Cun-qiu bersembunyi di taman
Qing-feng keluarga Du, dia langsung mengutus orang mengusirnya,
bisa dinilai dia tidak berhubungan dengan orang-orang yang punya
nama besar, tapi tidak takut pada para penjahat besar itu. Aku jadi bingung oleh situasi ini."
"Apa maksudnya?" tanya Ouw Yu-zhen. "Tadinya aku curiga Yu-shu-xiu-shi datang untuk mencari ketua benteng Xi, tapi keluarga Guan mengutus orang ke taman Qing-feng mengusir orang-orang
perkumpulan Cun-qiu, tindakannya karena gelisah, tidak seperti
sandiwara untuk dilihat orang, tindakannya sungguh sungguh.
Makanya, mungkin ketua benteng Xi tidak sembunyi disini, atau aku
terlambat datang satu langkah, dia sudah pergi jauh."
"Kau tetap ingin bergerak dari diri Guan Mei-yun?" tanya Hoa-fei-hoa penuh perhatian.
"Ini......" "Kakak, lepaskanlah dia!" kata Hoa-fei-hoa dengan tulus, "aku sudah menyelidiknya, wanita jalang ini tidak terlalu jahat, seorang gadis hartawan yang manja dan berkuasa, bertindak seenaknya,
tidaklah berdosa......"
"Aku berpikir ingin menggunakan dia menyusup ke dalam rumah
Guan," Fu Ke-wei dengan merah, "Keluarga Guan rumahnya besar penghuninya bermacam-macam, penjagaannya sangat ketat, jika
beberapa orang bersembunyi disana, walau membiarkan aku
memeriksanya, juga harus menghabiskan waktu sepuluh hari atau
setengah bulan, baru bisa selesai memeriksa seluruhnya. Sudahlah, aku telah melepasnya."
"Memeriksa perumahan banyak kesulitannya, taman Qingfeng adalah contoh yang paling bagus." Nie-sha-yin-hoa menggelengkan kepala tertawa pahit, "setiap bangunan ada dinding lapis dan ruang bawah tanah, bersembunyi satu tahun atau setengah tahun didalamnya, dewa pun tidak akan tahu, kesulitannya adalah tuan bukan perampok, tidak bisa menggunakan cara kejam melibatkan orang tidak berdosa."
"Guan Tian-fu bukan seorang bodoh, dia tidak akan
menyembunyikan orang yang dia lindungi didalam tempat tinggalnya
sendiri, supaya jika musuh datang mencari tidak mendapatkan bukti,"
Ouw Yu-zhen dengan tenang berkata, "menurut kabar di dekat
Dong-hu dia mendirikan sebuah yayasan An-yang yang dipuji oleh
masyarakat, khusus menampung orang sakit yang lumpuh dan orang
tua yang sendirian hidupnya susah. tempat itu jika menyembunyikan
buronan penting, mungkin sangat tepat! Perlu diselidiki."
"Itu adalah tempat yang semua orang tahu..."
"Justru karena itu, baru bisa mengelabui orang! Kita semua
berusaha menggunakan cara menyamar, memakai cara keras atau
lembut menyelidiknya. Jika ketua benteng Xi dan anaknya benar
sembunyi disana, dibakar sampai jadi abu juga kita bisa mengenali
dia." "Baik, kita putuskan begitu saja." Fu Ke-wei dengan
gembira menyetujuinya. "Bagaimana dengan mata-mata ini?" Xie-shen menunjuk pada orang setengah baya yang setengah pingsan.
"Ditanya lagi juga tidak ada gunanya?" kata Fu Ke-wei, "mereka sudah naik perahu berlayar kebawah, pasti buru buru pulang ke
Zhen-jiang. Sasaran aku bukan perkumpulan Cunqiu, juga tidak punya alasan menantang mereka, suruh saja dia pergi."
"Biar aku yang urus." Xie-shen mengapit orangnya, "tunggulah aku kembali, baru merencanakan cara masuk ke yayasan An-yang,
aku harap bisa segera melakukannya."
Xie-shen membawa pergi orang yang ditawan.
Sebutan Xie-shen bukanlah sebutan sembarangan.
Tentu saja dia tidak akan membangunkan orang dan
melepaskannya dengan selamat, setelah sampai dipinggir sungai
dia mengubur orangnya kedalam tanah dan selesailah tugasnya.
Penjagaan pintu yayasan An-yang tidaklah terlalu ketat, ada
beberapa bangunan malah sifatnya terbuka untuk umum,
mempersilahkan orang luar datang melihat-lihat, orang yang
bertugas melayaninya juga ramah-ramah.
Fu Ke-wei menyamar seorang tuan muda yang berbaju
mewah, sikapnya angkuh, membawa empat orang pelayan yang
tampangnya seperti pengawal, nruncul di ruang penerima tamu
Yayasan An-yang. Xie-shen menyamar sebagai kepala pengawal.
Tampang dia dan golok besar di pinggangnya, sungguh ada hawa
yang menakutkan orang. Dua orang petugas pelayanan yang wajahnya kurus bersih, dengan
sedikit tampang orang suci, melihat Fu Ke-wei yang tampangnya angkuh, dengan sendirinya merasakan orang yang datang ini ada maksud
tertentu, buru-buru mereka merubah wajah, tersenyum menyambut
tamu. "Silahkan duduk tuan." Petugas berusia setengah baya
dengan tersenyum mempersilahkan tamunya, "aku adalah
petugas penyambut tamu yayasan An-yang, aku marga Wang."
Dua orang pelayan kecil menyuguhkan teh pada tamunya, dan
dua petugas pintu berjaga jalan bolak-balik diluar pintu.
"Petugas Wang apa kabar, sudah lama mendengar nama besar anda."
Fu Ke-wei dengan angkuhnya duduk dikursi tamu utama, empat
pengawalnya berpencar berdiri seperti dewa pintu, "aku marga Wei, datang dari Nan-jing. Aku dengan yayasan ada usahanya cukup bagus, sengaja datang kesini untuk melihat-lihat, apakah diterima?"
Jauh-jauh ribuan li dari Nan-jing datang ke kota Wu-chang, khusus
datang melihat-lihat yayasan An-yang, setan pun tidak akan percaya, tapi orang yang melayani malah percaya.
"Tuan Wei jauh-jauh datang berkunjung ke yayasan kami, selamat datang." Lalu petugas Wang memperkenalkan rekan kerjanya, "ini wakilku, marga Wu, hafal segala sesuatu tentang yayasan, dia bisa
membawa tuan Wei melihat-lihat ke berbagai tempat di yayasan kami.
Tuan Wei perlu apa, silahkan saja memberi tahukannya."
"Bagus bagus sekali, justru aku ingin melihat-lihat ke berbagai tempat. Jika kabar tentang yayasan anda benarbenar bagus, aku
akan mengantarkan dua temanku beristirahat di yayasan anda."
Jauh-jauh ribuan li datang hanya melihat-lihat, sulit membuat
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
orang percaya, apalagi mengatakan akan mengantar dua temannya
untuk istirahat disini, ini sungguh terlalu tidak masuk akal.
"Ooo! Teman tuan Wei adalah......"
"Hilang ingatan, setengah idiot. Petugas Wang tidak perlu khawatir, orang semacam ini tidak akan menimbulkan kerepotan, jika ada
kerepotan juga aku percaya yayasan anda pasti bisa menanganinya.
Apakah ketua yayasan ada ditempat, siapa marganya?"
"Ketua yayasan bermarga Li, sekarang sedang pergi ketempat
tinggalnya majikan mengurus sesuatu. Tuan Wei ada pesan apa,
titipkan saja pada wakil Wu, dia akan menyampaikannya pada
ketu a yayasan." "Bagus bagus." Kata kebiasaan Fu Ke-wei, ini dikatakan dengan lancar cukup anggun, "aku ini orangnya tidak sabaran, apakah wakil Wu bisa segera membawa kami melihat-lihat"
Pertama-tama aku ingin melihat-lihat tempat untuk para
pesakitan." Wajah petugas Wang berubah, wakil Wu tanpa sadar
mengepalkan sepasang tangannya.
"Sungguh menyesal." Kata petugas Wang berusaha tenang, wajannya ada tawa kaku, "karena ada beberapa yang tinggal bersama keluarganya, dan juga ada keluarga wanita atau pesakitan wanita, maka tempat
pesakitan tidak ingin diganggu orang, sehingga jadi tempat yang tidak bisa dikunjungi tamu luar, harap tuan Wei maklum.''
"Apa?" Fu Ke-wei menampilkan tingkah seorang tuan besar, suaranya dipertinggi tiga kali lipat, "maksudmu, melarang aku melihatnya?"
"Harap tuan Wei mengerti, ini aturan yayasan ini......"
"Tuan besarmu juga ada aturan sendiri, sungguh tidak masuk
diakal!" Fu Ke-wei berteriak sambil memukul meja, wajahnya marah,
"kota istana di Nan Jing luar maupun dalam, aku tuan besar juga bisa keluar masuk dengan bebas. Coba kau katakan sekali lagi" Hemm...!"
Xie-shen juga mengeluarkan suara "Hemm...!" menggerakgerakan golok besar yang menakutkan orang ingin menerjang.
Wakil Wu mengulurkan tangan mencegah petugas Wang
bangkit berdiri karena akan marah.
"Tuan ini siapanya perkumpulan Cun-qiu?" Wakil Wu berkata dengan suara dalam, "kau harus tahu, kami tidak takut pada
perkumpulan anda, naga kuat tidak bisa menekan ular setempat, jika naga kuat Zhen-jiang yang jauh mau bikin masalah di kota
Wu-chang, rasanya tidak gampang!"
"Brengsek! Apa kau perduli siapa aku ini?" Fu Ke-wei kembali memukul meja memaki orang, meja yang kuat itu tiba-tiba
kaki-kakinya patah mejanya hancur, buum... jatuh kelantai, "aku tidak tahu siapa naga kuat perkumpulan Cunqiu yang kau katakan
itu, aku juga bukan naga kuat, aku adalah aku. Aku tuan besar Wei
mengunjungi yayasan Anyang ini, tidak boleh melihat juga harus
melihat, walau aku akan membakar yayasan setan Ini, juga harus
melihat dulu isinya, baru membakarnya. Pantas mati! Kau berani
tidak sopan pada aku tuan besar" Qing-shuang!"
"Aku disini." Hoa-fei-hoa yang menyamar sebagai pengawal membungkuk menjawab.
"Kau mau apa?" tanya petugas Wang meloncat buru-buru.
"Aku mau menghancurkan dulu ruang penerima tamu ini, kau
tidak rela?" Fu Ke-wei bangkit berdiri sambil menendang kursi, kursi segera
hancur berantakan. "Aku tidak mengijinkan."
Wakil Wu berkata sambil menggigit gigi, jari menotok dari
kejauhan, suara tenaga dalamnya membelah udara tajam, menusuk
telinga, dari jarak satu zhang lebih menyerang jalan darah besar Jiu Wei.
"Kong-kong-zhi (jari kosong), mainan apa ini?" Fu Ke-wei tertawa dingin, sambil menjentikan jari.
Hawa jari pecah menyebar, sisa tenaganya seperti
gelombang hawa kembali berbalik.
Wakil Wu ketakutan, buru-buru menghindar kesamping delapan Che
lebih, wajahnya berubah, sepertinya masih belum percaya dengan
kenyataan didepan matanya, kesempatan tenaga jari kedua belah pihak bentrok, hampir sama dengan nol, tapi nyata-nyata telah bersentuhan.
Jika tidak pernah bersentuhan, pasti tidak akan
menimbulkan terluka kedua belah pihak.
Melihat penampilannya Fu Ke-wei, Kong-kong-zhi mungkin tidak
bisa melukai dirinya, sedangkan wakil Wu sangat mungkin dibuat
satu lubang didadanya, kesempatan hidupnya tinggal satu bagian
saja. "Bicaralah baik-baik!" teriak Petugas Wang terkejut, "wakil Wu, jangan sembrono dan tidak sopan pada tamu......"
"Aku hanya tahu dirimu." Jari telunjuk dan jari tengah Fu Ke-wei, dari jauh menunjuk pada petugas Wang, "dia telah berbuat tidak sopan pada ku, Kong-kong-zhi nya sudah sampai tingkat kesembilan,
dia menginginkan nyawa aku, kau yang harus bertanggung jawab."
Jelas, dia sudah menampilkan seorang naga kuat yang
melewati sungai. Mengambil kesempatan lawan membuat kesalahan kecil dia
melampiaskan amarah, orang yang mengerti sekali melihat sudah
tahu orang ini khusus datang untuk membuat masalah, alasan yang
keras atau lembut semua seperti benar tapi sebenarnya salah,
memaksa orang bersangkutan berjalan kejalan yang buntu.
Ular setempat benar-benar takut pada naga kuat yang
menggunakan kekerasan. Diluar pintu, tidak tahu kapan telah muncul seorang
setengah baya dengan wajah dingin.
"Petugas Wang, kau tidak akan mampu menghadapi
mereka." Orang setengah baya yang berkata dingin diluar pintu, mata
elangnya dengan dingin memperhatikan Fu Ke-wei berlima, sorot
matanya tajam dan dingin, seperti ada kekuatan menakutkan orang.
"Apakah kau mampu menghadapinya?"
Fu Ke-wei sedikit pun tidak merasa terganggu oleh sorot mata
lawannya, dengan angkuhnya balik bertanya.
"Aku ada cara lain menghadapinya."
"Apa betul" Coba lakukan biar aku melihatnya."
"Perkumpulan anda bertindak begini, apakah tahu
akibatnya?" "Aku tuan besar melakukan apa saja tidak pernah
memikirkan akibatnya."
Fu Ke-wei tidak mengaku juga tidak menyangkal jati dirinya,
membiarkan lawan salah menebak sebagai orangnya perkumpulan
Cun-qiu. Dia bertindak keras dari pertama sampai akhir, tidak ada yang
ditakuti. Orang yang tidak perdulikan akibatnya, adalah penjahat yang
paling menakutkan, siapa pun ular setempat itu, semua paling takut pada orang yang tidak takut langit tidak takut bumi seperti ini.
"Mungkin kau punya modal membuat masalah."
"Mau tidak coba-coba kekuatanku?"
"Jurus jarimu, dengan mudah mengalahkan Kong-kong-zhi wakil Wu, maka aku sudah tahu kemampuanmu, tidak aneh kau jauh-jauh berani
datang ke kota Wu-chang kami membuat masalah. Baiklah! Kau
masuklah sendiri melihatnya. Aku nyatakan terlebih dulu, para keluarga pesakit itu, sedikitpun tidak bisa diajak bicara, anda memaksa masuk akan mengganggu mereka, akibatnya tanggung sendiri."
"Tuan besarmu justru menunggu kata-kata ini." Fu Ke-wei
mengangkat tangan melayangkan, melangkah keluar, "kita sekarang masuk."
Dia melangkah keluar pintu, orang setengah baya mengatakan
silahkan, lalu berdiri dipinggir mempersilahkan tamunya lewat.
Begitu tangan diulurkan, gelombang dingin yang aneh timbul
mengikuti tangannya, bergabung dengan hawa hangat matahari diluar
membentuk gelombang, mengeluarkan suara yang aneh, tenaga
tersembunyi ini membentuk sebuah dinding hawa yang lembut tapi
dorongannya sangat besar sekali.
Fu Ke-wei mengibaskan lengan bajunya, angin lengan baju yang
dahsyat beradu dengan gelombang dingin tenaga tersembunyi,
menimbulkan aliran tenaga yang lebih dahsyat, seperti suara geledek samar-samar.
"Xian-yin-gui-shou mu (tangan setan sesat dingin) latihannya
sudah cukup, mungkin kau ini Yin-sha (pembunuh dingin) Yin
Wu-chen yang ada dihadapanku." Fu Ke-wei menatap orang
setengah baya tertawa dingin, "kalian satu jari, satu tangan
menjaga pintu Yayasan, pesilat tinggi hebat di dunia persilatan juga jangan harap bisa keluar masuk seenaknya, tidak aneh berani
menyembunyikan kotoran. Usaha di Wu-chang nya tuan besar Guan
kokoh seperti gunung Tai, jasa kalian berdua pasti tidak kecil."
Wajah orang setengah baya berubah, dia cepat mundur dua
langkah, didesak oleh gelombang dingin yang menerjang kembali,
dia terpaksa mundur untuk mengurangi tekanan.
"Sudahlah! paling bagus kau jangan masuk," Kata orang
setengah baya putus asa. "Apa masih ada orang yang kemampuannya lebih tinggi
sepuluh kali lipat dari kau yang terlibat?"
"Tidak ada." "Walau ada orang yang menghalangi dan lebih hebat sepuluh
kali lipat dari kau, tuan besar mu juga tetap akan masuk," kata Fu Ke-wei dengan sombong.
"Itu akan sia sia."
"Apa betul?" "Karena orang yang kalian cari, kemarin malam telah
meninggalkan tempat."
"Kau tahu orang yang tuan besar mau cari?"
Fu Ke-wei sepertinya tidak percaya lawan berkata yang benar,
menurut logika tidak mungkin ada orang yang tahu maksud
kedatangannya. "Yayasan kami tidak perduli akan perselisihan orang lain, tapi tidak bisa menghindar kesulitan yang terjadi oleh orang yang
menginap. Orang yang kalian cari, sebenarnya harus minta
pertanggungjawaban perkumpulan anda, perkumpulan anda malah
sebaliknya mencari dia, itu rasanya sedikit keterlaluan."
"Apa betul" Itu adalah kata-kata sepihak."
"Keadilan ada didalam hati orang, tuan." Kata orang setengah baya marah, "kejadian benteng Zhang-feng dihancurkan, sudah lama
tersiar ke dunia persilatan. Perkumpulan anda kali ini mengejar
sampai ke Wu-chang, orang-orang di dunia persilatan tidak akan
tinggal diam. Kemarin malam sebelum dia pergi, dia pernah
bersumpah akan melawan perkumpulan anda sampai akhir, dia di
Zhongyuan masih punya banyak teman, dan ada harta yang besar
sekali sebagai pendukung. Kalian kejarlah! Dia mungkin sudah berada seratus li lebih! Disini, kalian sama sekali tidak akan mendapatkan sedikit pun informasi, yayasan kami tidak pernah menanyakan tujuan kepergian pasien."
Sekarang sudah dengan jelas bahwa ketua benteng Xi telah
meninggalkan tempat, juga dengan jelas menyatakan orang yayasan
An-yang, memandang rendah tindakannya perkumpulan Cun-qiu,
dengan tidak langsung mengatakan peringatan.
Fu Ke-wei terbengong, kali ini dia sia-sia datang kesini!
Orang setengah baya sudah menyatakan ketua benteng Xi telah
pergi, ditanyakan lagi juga tidak ada gunanya.
Ketua benteng Xi tidak akan begitu bodoh memberitahukan arah
perginya pada orang orang yayasan An Yang, memang bersembunyi
dari kejaran orang bagaimana bisa meninggalkan pesan arah
perginya. "Baiklah! Anggap saja aku kalah kali ini, telat satu langkah datang kemari." Fu Ke-wei terpaksa mendorong perahu mengikuti arus
memukul genderang mundur, "maaf telah merepotkan, aku pamit.
Setelah kami pergi, kau boleh menyebarkan berita."
"Aku tidak perlu menyebarkan berita," kata orang setengah baya dingin, "orang-orang perkumpulan anda, selanjutnya paling baik bertindak pintar sedikit, setelah pergi maka jangan kembali lagi, supaya kami tidak bertindak keras pada perkumpulan anda dipihak pribadi mau pun umum. Jika perkumpulan anda merasa yayasan kami mudah
diserang, lain kali kau akan melihat kami bagaimana membetulkan
kesalahanmu. Hati-hati dijalan."
Kembali kekota jaraknya masih ada empat li, hal apa pun bisa
saja terjadi. Tuan besar Guan bukanlah orang yang takut masalah, dia adalah
penguasa besar setempat, dulunya seorang jagoan di dunia
persilatan, makanya dia berani diam-diam melindungi buronan
seperti ketua benteng Xi, berusaha menyediakan tempat untuk
berlindung, ditantang orang terus-menerus, dengan wajah
penguasa menjajah masuk kewilayah kekuasaan, siapa yang bisa
tahan, tidak diragukan lagi dia akan melakukan tindakan.
Dia berani mengutus orang ke taman Qing-feng mengusir Yu
shu-xiu-shi, itu telah menyatakan dia punya kekuatan untuk tidak
takut pada perkumpulan Cun-qiu.
Tentu saja, dia tidak bisa menggunakan kekerasan di
yayasan An-yang. Tidak perduli menang atau kalah, semuanya akan
mempengaruhi kedudukan dia di Wu-chang.
Karena semua orang tahu, yayasan An-yang hanyalah tempat
untuk menampung para pesakitan khusus, bagaimana bisa
mengutus pengawal berkelahi disini"
Dan juga jika orang tahu dia adalah pemiliknya yayasan Anyang,
orang-orang setempat bukankah akan terkejut setengah mati, dan
mencurigai kedudukannya sebagai hartawan besar"
Fu Ke-wei menyamar jadi seorang naga kuat menggunakan
kekerasan, memang telah memukul kekepentingannya tuan besar
Guan. Empat orang itu berjalan dengan tenang.
Sebenarnya diam-diam siap-siaga menjaga segala
kemungkinan. "Jika Guan Ji-zhong bersaudara, membawa orang menantang
bertarung, bagaimana rencanamu menghadapinya?" Hoa-fei-hoa
mendekati Fu Ke-wei, nampak sedikit gelisah, "mereka kakak beradik sulit bisa melihat wajah aslimu, pasti akan melakukan serangan
dengan sekuat tenaga. Kita berempat juga tidak bisa bergerak bebas, tapi juga tidak mau begitu saja menerima serangan, sekali
bertarung......" "Biar aku yang bertarung, kalian berempat sementara jangan
terlibat, aku bisa membuat mereka mundur karena tahu
kesulitannya," Fu Ke-wei sepertinya sangat yakin, sedikit pun tidak takut tidak bisa menyelesaikannya, "juga, aku tidak mengharapkan kalian membocorkan jati diri kalian, Jarum Dewa Tanpa
Bayanganmu, Bunga Peraknya Xiao Ling dan Jarum Ekor Lebahnya
Xiao Zhen, sama sekali tidak boleh digunakan. Ilmu silatnya dua
orang penjaga pintu itu sudah sangat sulit dihadapi, orang yang
diutus menghadang jalan pasti hebat sekali, kalian akan dipaksa
mengerahkan keunggulan kalian menghadapinya."
"Bawahan maju duluan itu adalah aturan!" Hoa-fei-hoa berkata,
"mereka sudah menganggap kau orang perkumpulan Cun-qiu, demi
menjaga kehormatan perkumpulan Cun-qiu orang yang tingkatnya
tinggi, menurut aturan adalah orang bawahan yang maju duluan."
"Aku tidak ingin menggunakan bendera perkumpulan Cunqiu,
makanya tidak berharap mereka menganggap aku adalah orang
penting dari perkumpulan Cun-qiu, supaya mereka tidak ragu-ragu
bermusuhan pada perkumpulan itu. Jika perlu, aku akan membuat
mereka mengerti aku bukan orangnya perkumpulan Cun-qiu. Mmm!
Sudah datang..." Didalam hutan sebelah kanan jalan didepan, berturut turut
melangkah keluar tujuh orang.
Benar saja Guan Ji-zhong bersaudara termasuk diantaranya, dia
membakai baju ringkas membawa pedang dan kantong senjata gelap,
tingkah tuan mudanya seperti hilang tersapu, sekarang mereka menjadi seorang laki-laki dan perempuan pesilat dunia persilatan sejati.
Lima orang lagi adalah tiga orang pendeta dao tua dan dua orang
setengah baya yang wajahnya bengis.
Dua orang semua membawa golok.
Tiga pendeta dao tua membawa pedang antik, jelas sebuah senjata
pusaka. Sikap Guan Ji-zhong tidak seperti putra hartawan yang manja
lagi. Penampilannya jantan pemberani.
"Beritanya sudah sampai, kota kami sudah tidak ada matamata
perkumpulan anda." Guan Ji-zhong menghadang ditengah jalan
sambil tertawa dingin, "jalan ini dari ujung ke ujung, sudah sama sekali ditutup. Kalian terlalu menghina orang, jangan salahkan kami kejam bertindak keterlaluan. Tuan, sebutkan julukanmu, aku mau
lihat anda mengandalkan apa berani datang ke Wu-chang
merajalela?" "Julukanku tidak akan menakutkan kalian, buat apa kalian tahu julukanku?" Fu Ke-wei maju seorang diri, dia tidak membawa senjata, pembawanya tetap menakutkan orang, "pertama yang harus benar benar didengar adalah, aku bukan orangnya perkumpulan Cun-qiu, malah adalah musuhnya perkumpulan Cun-qiu, aku tidak berharap kalian salah mencari lawan, juga menghindar supaya orang tidak salah paham aku menimpakan bahaya pada perkumpulan Cun-qiu, mengira aku adalah seorang penakut yang tidak bertanggung jawab. Sekarang, aku malah ingin melihat, kalian ini bagaimana bertindak. Kau masih keburu jika segera pergi, bawa anak buahmu balikan tubuh jangan menghadang."
Guan Ji-zhong sebenarnya tidak perlu melakukan sendiri, segala hal juga ada anak buahnya yang melakukan, dia hanya ingin gagah gagahan sebagai seorang majikan, makanya dengan angkuhnya tampil sebagai
seorang majikan berbicara dengan lawan, menambah kebanggaan
dirinya. Tapi, dua kalimat terakhir Fu Ke-wei sangat menghina
kehormatan dirinya. Bara amarah mendadak menerjang, maka dia lupa jati dirinya,
lupa supaya anak buahnya seharusnya maju duluan, menggigit gigi
dengan kecepatan yang paling cepat dia mencabut pedang.
"Tuan muda tenang......"
Seorang pendeta dao tua buru-buru berteriak, meloncat maju.
Teriakannya sedikit terlambat, Guan Ji-zhong telah mencabut
pedang, dengan marah menyerang dengan pedangnya, hawa
pedang sudah keluar saat pedang dicabut dari sarungnya,
tenaganya sangat kuat sekali, seperti ingin dengan satu jurus
menusuk mati Fu Ke-wei. Fu Ke-wei sudah memperhitungkan tuan muda yang jahat ini tidak
bisa menahan amarahnya, maka dia menggali lubang memanjing
lawan masuk kedalam perangkap, tubuhnya tidak mundur malah
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
maju, dengan kecepatan membuat mata orang jadi salah pandang,
dari sisi pedang lawan memotong masuk, telapak kiri perlahan
mengayun, tenaga telapak yang amat dahsyat melontarkan pedang
kesisi luar, kaki kanan masuk selangkah, tangan kanan dengan tepat inenotok jalan darah di lengannya.
Pendeta dao tua telah sampai, sinar kilat yang seperti memotong
langit, menyerang dada kanannya Fu Ke-wei, dia ingin mendesak
mundur, mengepung Wei menolong Zhao untuk menolong Guan
Ji-zhong. Tapi pendeta dao tua itu mimpi pun tidak menduga Guan
Ji-zhong dalam satu jurus pun tidak bisa menahan serangan
lawannya, karena terlalu ingin menolong dia tidak tahu
kemampuan Fu Ke-wei, dia hanya konsentrasi menyerang saja,
hingga tidak bisa melihat jelas kejadian yang sebenarnya.
Tangan kiri Fu Ke-wei mengangkat pergelangan tangannya Guan
Ji-zhong, tangan kanan mengikuti arah merampas pedangnya Guan
Ji-zhong, sekalian dikibaskannya, mendadak timbul angin disegala
arah, sinar kilat berkelip, traang... pendeta dao tua orang dan
pedangnya terbang terlontar sejauh satu zhang lebih, dengungan
pedang menggetarkan telinga, hawa pedang yang keluar
mengeluarkan suara samar samar dan gelombang angin.
Sekejap Guan Ji-zhong lebih dulu didorong jatuh tersungkur dua
zhang lebih, tadi dia menyerang lebih dulu, tapi hanya dapat
menyerang sejurus, langsung jatuh tersungkur dengan pedang
terlepas sungguh mengenaskan sekali.
"Siapa lagi yang mau maju?" Fu Ke-wei sambil mengibaskan perlahan pedangnya berteriak dingin, "akan kulayani semuanya, orang yang berani berusaha melindungi orang, tentu saja mempunyai kekuatan
menghadapi musuh yang ingin membalas dendam, pasti punya tidak
sedikit pengawal berilmu tinggi dan ternama, harap orang yang maju sedikitnya punya ilmu silat yang benar benar hebat, hayo!"
Pendeta dao tua yang dilontarkan Fu Ke-wei dengan satu jurus
pedang saja, wajahnya jadi hijau, rasa gentarnya jelas terlihat.
"Kakak seperguruan kedua, hati-hati tenaganya seperti iblis." Pendeta dao tua buru-buru berteriak pada pendeta dao tua lainnya yang sedang maju sambil mencabut pedang, "seperti Liang-yi-da-zhen-li (gabungan dua tenaga besar), nya sudah sampai taraf berubah jadi tenaga lembut, diluar tidak terlihat tenaganya, tapi bisa membuyarkan Tai-qing-yi-ju-shen-gong (Ilmu dewa bunga ju yang suci) aku."
"Liang-yi-da-zhen-li tidak terhitung ilmu hebat, tidak ada
hebatnya." Kata kakak seperguruan kedua nadanya keras, pedangnya sekali digerakan timbul halimun putih tipis, "lihat Tai-qing-shen-gang (ilmu dewa suci) ku mengendalikan pedang......"
Begitu Fu Ke-wei tertawa panjang, pedangnya menjelma menjadi
sinar listrik, menuju kearah dada kakak seperguruan kedua,
menyerang dengan aktif, penampilannya lebih dahsyat.
Traang....! Pedangnya kakak seperguruan kedua menangkis pedang yang
masuk menusuk, angin kencang seperti ombak besar menerjang,
hawa tenaganya mencapai satu zhang lebih.
Sinar beraliran listrik kembali keluar, kakak seperguruan kedua
kembali menangkis pedang kedua Fu Ke-wei, lalu pedang ketiga
meluncur lagi dengan kecepatan dan tenaganya bertambah satu kali
lipat, pedang keempat lebih gila lagi tusukan pedang bertambah
tekanannya, membuat kakak seperguruan kedua tidak bisa
mengambil nafas. Terakhir begitu Pendeta dao tua menangkis dia terdorong mundur
dua langkah, dengan tergesa-gesa sekuat tenaganya dia menangkis,
setiap serangan pedang walau bisa menangkis tiinar listrik yang
menyerang titik kematian, tapi tidak mampu menangkis sinar listrik keluar lingkaran, juga tidak bisa mendapatkan kesempatan balas
menyerang, kecuali mundur, tidak ada lalan lain lagi.
Tidak bisa merebut kesempatan membalas serangan,
menjadikan hanya bisa bertahan saja, setelah menangkis
serangan pedang keempat, dia sudah mundur satu zhang lebih,
tetap tidak bisa lolos dari sinar listrik yang datang semakin kuat dan semakin cepat.
Suara kelima benturan senjata terdengar, kakak seperguruan
kedua yang kepayahan berteriak keras, mundur meloncat miring
satu zhang lebih, ditanah melayang jatuh sehelai lengan bajunya
pendeta dao tua. Sebuah serangan cepat menggila yang hanya sepihak yang
menyerang! Orang yang menonton disisi hanya bisa melihat sinar listrik
menerjang, sinar pedangnya seperti kilat, pertarungan yang hanya
dalam waktu sekejap, lima serangan pedang Fu Ke-wei telah
membungkam kesombongan kakak seperguruan kedua pendeta dao
tua. "Pendeta dao tua, kau boleh juga." Diwajah Fu Ke-wei tampak sedikit keringat, tapi nafasnya lancar semangatnya tenang, sambil
mengibaskan pedang dengan pelan mundur kembali ketempat asalnya,
"kau bisa bertarung imbang dengan Satu Pedang Utara Chen Ruo-yi, salah satu dari sembilan jago pedang terbesar didunia yang berada
diurutan pertama. Kau pergilah! Kau sudah mati sekali."
"Kau......kau siapa se......sebenarnya?" kata kakak seperguruan kedua pendeta dao tua, wajahnya pucat, tangan yang memegang
pedang tidak bisa diam, "katakan julukanmu, supaya... supaya aku mesti kalah ada sedikit bangga."
"Pendeta dao tua, kau adalah orang yang memperdalam ilmu
dialiran dao, kenapa masih belum mengerti rahasia aliran Dao, buat apa meributkan kalah menang apakah membanggakan atau tidak"
Pergilah dan cari tempat untuk memperdalam aliran dao! Harap kau
selanjutnya tinggalkan pedang pembunuh orang, lain kali aku tidak
akan memberi ampun, kali ini hanya memotong lengan baju sebagai
tanda hukuman ringan, lain kali kau tidak akan seberuntung ini."
Seorang pendeta dao tua lainnya menggeleng-gelengkan kepala,
pedang yang sudah keluar dari sarungnya dimasukkan lagi kedalam
sarungnya. "Mari kita pergi! Anak muda ini darah membunuhnya cukup berat, hari ini dia tidak membunuh orang, mungkin ada kecualian." Pendeta dao tua berkata pada dua orang temannya yang telah kalah, "ilmu mengendalikan pedangnya, bukanlah Liang-yi-da-zhen-li, jika lain kali bertemu dia, kita paling baik mengaku kalah dan menghindar dia.
Tuan muda Guan, sangat menyesal! Kami tidak bisa melawan dia,
kalian pergilah!" "Tapi dia......"
Guan Ji-zhong seperti ayam jago yang telah kalah
bertarung, maksudnya adalah jika Fu Ke-wei tidak
membiarkan mereka pergi, bagaimana"
"Jika dia tidak melepaskan kalian kakak beradik pergi, kami berlima akan bersatu menghadang dia, ayo kalian pergi!" pemimpin pendeta dao tua berkata dengan nada dalam, tangannya kembali memegang
pegangan pedang. "Aku tidak ada urusan dengan keluarga Guan kalian, pergilah." Fu Ke-wei melemparkan pedang kebawah kaki Guan Ji-zhong, "yayasan Anyang jika tidak segera ditutup, keluarga Guan kalian lambat atau cepat pasti akan mendapatkan mala petaka. Kekuatan benteng
Zhang-feng lebih besar sepuluh kali lipat dari kalian, mengandalkan keuntungan waktu, posisi dan manusia juga akan hancur. Berusaha
melindungi buronan semacam itu, uang yang didapat juga berbau
amis darah akan mencelakakan keturunan, buat apa berbuat
demikian?" Kakak beradik itu membalikan tubuh segera meninggalkan
tempat, tingkahnya tampak mengenaskan, membuat orang merasa
iba. "Aku sangat berterima kasih."
Pemimpin pendeta dao tua mengangguk kepala memberi hormat,
bersama dengan dua orang pendeta dao tua dan dua laki-laki besar
pergi masuk kedalam hutan.
Nie-sha-yin-hoa memandang bayangan belakang tiga pendeta dao
tua menghilang kedalam hutan, dia menggelenggelengkan kepala
menghembus nafas panjang, tampak jelas seperti telah
menanggalkan beban berat.
"Tuan, apakah kau tahu asal-usulnya tiga pendeta dao tua ini?"
dia bertanya pada Fu Ke-wei.
"Seharusnya mereka lah." Fu Ke-wei berkata, "makanya aku memberi mereka satu pukulan keras, dengan kekuatan yang dahsyat
menghancurkan mereka. Mereka sangat sombong dan percaya diri,
hanya dengan mengeluarkan kemampuan sebenarnya, baru bisa
menekan mereka." "Mereka adalah......"
"Dua puluh tahun yang lalu, Gong-men-san-ba (Tiga pintu Gong
Men) pernah mengacaukan dunia, terhadap mereka aku cukup
mengenalnya, tidak sulit menghadapi mereka."
"Jika mereka bertiga bergabung......" tanya Hoa-fei-hoa.
"Aku tidak akan memberi mereka kesempatan bergabung" Fu
Ke-wei sangat yakin, wajahnya tenang, "jika diganti kau, apakah kau akan seperti seorang tolol, berdiri ditempat membiarkan mereka
membentuk barisan bersama-sama menyerang?"
0-0-0 "Tentu saja tidak." Hoa-fei-hoa menggeleng kepala, "tapi aku tahu diri, satu lawan satu, aku juga bukan tandingan salah satu dari
pendeta dao tua, mana ada kesempatan mempersilahkan mereka
bersama-sama menyerang?"
"Bertarung dengan lawan, jika didalam hati ada perasaan tidak bisa melawan, itu pasti kalah." Kata Fu Ke-wei sambil melangkah, "Ilmu silatnya ketua benteng Xi, sebenarnya sangat hebat, tapi dia malah tidak berani bertarung denganku, tidak berani bertatap muka
denganku, membuat benteng Zhang-feng mempercepat
kehancurannya, mengapa begitu" sebabnya adalah aku berturut turut
menghabisi banyak anak buahnya, didalam hati dia ada rasa
kengerian. Tiga orang ternama ini walau ilmu silatnya mengejutkan
orang, tapi jika kau dalam keadaan tenang, satu lawan satu kau pasti bisa bertahan sampai tiga-lima ratus jurus, dan juga setiap saat bisa meloloskan diri, penilaian aku terhadap ilmu silat meringankan
tubuhmu tinggi sekali, tahu tidak?"
"Aku harap aku sebaik yang kau ucapkan." Hoa-fei-hoa meloncat gembira, "aku benar-benar harus giat berlatih, dulu aku juga
sombong dan percaya diri, sekarang akhirnya aku tahu tingginya
langit tebalnya bumi, sungguh beruntung sekali!"
"Gejala yang bagus, kau akan terus beruntung." Jarak ke kota tinggal kurang lebih dua li, meieka berbelok masuk ke jalan kecil berjalan memutar. 0oo0
Bab 26 Keberanian dan kejalangan Guan Mei-yun, di kota sangat
mencolok mata. Sebagian anak muda yang pendidikan keluarganya baikbaik,
melihat dia pun tidak berani, sehingga tidak ada orang yang merasa aneh jika dia keluar masuk penginapan Jianghan.
Ketika dia datang ke penginapan, Fu Ke-wei merubah
kebiasaannya, tidak mempersilahkan dia masuk ke dalam
kamar, tapi mengobrol dengannya di ruangan kecil di
pekarangan. Di ruangan kecil sering ada pelayan berlalu lalang, maka dia
pun tidak berani terlalu bebas.
"Setelah sadar dari mabuk arak kau pergi tanpa pamit, aku jadi khawatir sekali, aku pernah datang ke penginapan mencarimu tapi tidak berhasil." Wajah yang penuh perhatiannya, secara tulus muncul dari dalam hati, "untungnya langit melindungimu selamat, dua hari ini kau pergi kemana saja?"
"Aku takut wanita gila yang mengacau di taman Qing-feng itu
mencari aku lagi, maka aku bersembunyi dua hari di rumah
penduduk." Sikap Fu Ke-wei tampak jelas sudah berubah, sudah tidak
mengatakan kata-kata yang bersifat menggoda, sikapnya juga tidak
tampak romantis lagi. "Dia tidak akan datang lagi, dia sudah pergi!" dia sedikit merasa bangga dan tampak gembira sekali, "semuanya sudah pergi,
Wu-chang akhirnya bisa aman kembali, orang gila itu bukan karena
mencari kau jadi mengacau, juga bukan benarbenar gila."
"Betul?" "Tentu saja betul!"
"Aku tidak percaya dia benar-benar sudah pergi,
makanya......" "Maksudmu......"
"Aku harus pergi, menghindar dulu kembali ke ibu kota,
makanya aku tidak berani mengikuti mu menemui kakakmu, aku
sudah suruh Yung-ling membayar sewa kamarnya!"
"Aduh! Xian-wei, kau jangan takut......" wajah dia berubah begitu mendengar orang yang dicintai mau pergi, bagaimana hatinya tidak
gelisah" Tanpa mempedulikan sorot mata orang lain, dia memegang
tangan Fu Ke-wei, katanya, "Wanita itu bukan orang gila, dia adalah pesilat tinggi yang mencari musuhnya yang sembunyi di rumahnya
keluarga Du, tidak ada hubungannya dengan kau dan aku, dia tidak akan mencari kau lagi. Xian-wei, dengar aku......"
"Mei-yun, kau tenang sedikit, dengarkan kata-kataku." Fu Ke-wei memotong kata-kata dia, sambil menepuk-nepuk punggung tangannya
dengan serius berkata, "aku pasti harus pulang, aku tahu kau suka padaku, beberapa hari ini kita bersama-sama aku tahu perasaanmu,
tapi......" "Xian-wei, aku tahu kau sudah menerima perasaan
aku......" Fu Ke-wei dengan lembut mendorong tangan nya, dia
menjaga jarak. Tadinya dia memperalat Guan Mei-yun untuk mendekati keluarga
Guan, rencananya sudah diputuskan sebelum tiba di Wu-chang,
menurutnya sebelum menyelidiki ketua benteng Xi dan anaknya, dia
ingin mengetahui dulu dengan jelas keadaan kota Wu-chang,
makanya Fu Ke-wei melaksanakan dengan memperalat wanita
jalang ini, dia tidak pernah menggunakan perasaannya, kalau tidak
ada perasaan bagaimana bisa ada rasa cinta"
Cinta dan harapannya Guan Mei-yun telah ditujukan pada orang
yang salah. "Aku tentu harus pergi." Wajah Fu Ke-wei sedikit pun tidak tersenyum,
"hanya dipercepat saja. Nona Guan, harap kau selanjutnya tidak menyia-nyiakan hidupmu lagi, seorang wanita, tidak henti-hentinya
mencari kepuasan tidak akan ada ujungnya."
"Iii...!Kau......"
Guan Mei-yun merasa melihat sikap Fu Ke-wei tidak biasa, melihat
sorot mata Fu Ke-wei yang dingin, tidak tahan dia berteriak heran.
"Keluargamu sangat kaya dan berkuasa, mungkin kau masih belum merasakan, kekayaan dan kekuasaan yang diperoleh dengan cara ini,
mudah mendapatkannya tapi habisnya pun sangat cepat. Kau sangat
cantik, sangat memikat orang. Muda dan cantik adalah kekayaanmu,
tapi waktu adalah musuhmu. Kekayaan bisa hilang, sedang musuh
selamanya akan mengikutimu. Sekali kecantikanmu luntur, yang
tinggal hanya sebuah lagu penyesalan yang dinyanyikan pelan. Aku
adalah orang ibu kota, tidak akan menikmati kenikmatan asmara
disini, hal yang mencelakakan orang merugikan diri sendiri semacam ini, jika kulakukan pasti aku akan menyesal."
"Aku tidak ingin mendengar kata-kata ini. Nasihat tua yang
merontokan gigi ini, murni adalah omong kosong." Teriak Guan Mei-yun keras, seperti akan meledak, "Bagaimana jika aku tidak mengizinkan kau pergi" Aku pasti bisa melakukannya."
"Kau tidak akan bisa melakukannya, makanya kau biarkan
baik-baik aku datang dan biarkan baik-baik aku pergi."
"Kau......" Guan Mei-yun dari gelisah berubah menjadi marah,
mengulurkan tangan dengan cepat mengunci pergelangan
tangan dia. Fu Ke-wei tahu maksud hatinya, segera dia menarik tangan
mendorong kursi bangkit berdiri.
"Kau kurang pintar." Dia tersenyum berkata, "wanita gila yang berilmu tinggi itu, juga tidak bisa berbuat apa-apa padaku, jangan menggunakan kekerasan pada laki-laki, pulanglah! Hati-hati,
orang-orang perkumpulan Cun-qiu bisa menculikmu, mereka bisa
membawamu Zhen-jiang, mengirim kau ke dunia hiburan."
"Iii..! Kau... bagaimana kau bisa tahu perkumpulan Cunqiu."
Guan Mei-yun terkejut, mulutnya jadi gagap seperti kesurupan.
"Makanya aku katakan kau tidaklah begitu pintar!"
"Aku......aku benci kau!" Guan Mei-yun tiba-tiba menjerit keras, membalikan kepala lari keluar, "Ternyata kau dari perkumpulan Cun-qiu......" Suaranya gemetar, semakin jauh.
"Tuan, apakah siap berangkat?" kata Xie-shen yang
menyamar seorang pria tua, dengan nada aneh minta
petunjuk, "tuan sudah membuat dia lari ketakutan?"
"Ah...perempuan." Fu Ke-wei menggeleng kepala tertawa pahit lalu melangkah keluar ruangan, "apakah ada kabar?"
"Kelompok benteng Qang-feng berangkat naik perahu, Yushu-xiu-shi juga pergi dengan naik perahu." Kata Xie-shen, "sebagian orang-orangnya Jin-she-dong mengejar Yu-shu-xiushi, tapi tidak ada hubungannya dengan kita."
"Kita juga kejar mereka." Fu Ke-wei telah memutuskan, "jika orang-orang perkumpulan Cun-qiu juga pergi dengan naik
perahu, walau tidak berjalan bersama sama, diantara keduanya
pasti ada hubungan."
"Jika mereka bertarung ditengah jalan, bisa menghemat
beberapa hal pada kita."
"Tapi mungkin juga di tengah jalan dari musuh berubah jadi
kawan. Ketua benteng Xi adalah ulat berkaki seratus, matinya tidak kaku, di Zhong-yuan kekuatan dia tidak cukup, dia bisa
mengesampingkan permusuhannya pada Yu-shu-xiushi, malah dia
berbalik meminjam kekuatan perkumpulan Cunqiu untuk
mendukungnya. Hingga jika kita mengejarnya, sangat mungkin akan
bertarung mati-matian dengan mereka berdua, kita harus
berhati-hati sekali."
Jiu-jiang dekat danau Po-yang adalah pasarnya hasil bumi,
tempat berkumpulnya para pedagang, keadaan pasarnya sangat
ramai, juga merupakan tempat penting di daerah itu, pusat lalu lintas darat dan air.
Di sini mencari jejak beberapa orang persilatan sangat sulit, apalagi tempat dan orangnya tidak dikenal, lebih sulit lagi.
Hoa-fei-hoa, Nie-sha-yin-hoa dan Xie-shen adalah orang yang
berpengalaman di dunia persilatan, tapi tidak pernah datang ke
daerah danau Po-yang. Buat Fu Ke-wei sebagai pemburu dunia persilatan yang cekatan,
meski pengalamannya lebih banyak, juga merasa asing di daerah
danau Po-yang, disini dia tidak punya kenalan untuk diminta
bantuannya. Ouw Yu-zhen dulu pernah datang ke daerah Jiu-jiang, sebab
daerah ini adalah markasnya perkumpulan Qing-lian, dia sering
melaporkan hasil kerjanya tapi sebagai seorang pembunuh
bayaran, dia jarang berhubungan antar manusia.
Sehingga, dia juga tidak punya teman yang bisa
membantu. Terakhir Fu Ke-wei terpikir pada Pedang Setan Zhuo-liang
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seorang persilatan yang hebat. Ketika dia bertarung dengan ketua
perkumpulan Qing-lian, Pedang Setan pernah jadi wasitnya.
Walau Pedang Setan Zhuo-liang sudah berkeluarga dan hidup
senang, tapi terhadap masalah dunia persilatan dia tetap
menaruh perhatian. Fu Ke-wei akhirnya mendapatkan kabar jejak ketua benteng
Xi, Yu-shu-xiu-shi dan orang-orang Jin-she-dong.
Tiga kelompok orang itu semua naik perahu berlayar ke
bawah. Hari ini saat waktu makan malam, lima orang itu makan di
ruangan makan penginapan, situasinya tampak tidak biasa.
Di ruang makan, tamu yang makan sangat sedikit, para pelayan
dengan tenang bersantai ria, tidak ada pelayan yang melayani tamu
makan, tamu yang menginap di penginapan ini semuanya orang yang
punya kedudukan, masing-masing makan di kamarnya, di ruang
makan jarang orang datang berkunjung.
"Sekarang ketua benteng Xi dan anaknya tentu akan lebih hati-hati bersembunyi, bukan hal yang mudah mencari dia, tapi aku tetap harus mendapatkannya." Kata Fu Ke-wei memecah keheningan, "Aku tidak berburu-buru, begitu jaring langit menutup, dia tidak akan bisa bersembunyi lagi. Besok kita berpisah disini, Xiao Ji dan Xiao Zhen rumahnya ada di Hang-zhou, bisa bersama-sama pulang kerumah menunggu berita. Xiao Ling yang seorang diri, berkelana di Jiang-hu juga bukan hal yang baik, lebih bagus bersama-sama mereka pergi ke Hang-zhou, tinggal dulu beberapa hari, mengenai......"
"Kelihatannya, kau juga tidak akan membawa aku." Xieshen merasa putus asa.
"Tidak, aku akan......"
Hoa-fei-hoa buru-buru menyela menolak-keinginan Fu kewei.
"Kau harus kembali ke Hang-zhou." Kata Fu Ke-wei dengan tegas,
"Kepergianku sekarang, mungkin setahun atau setengah tahun tidak mendapatkan hasil, aku tidak mengharap kalian ikut mencarinya,
sekali lagi jika anginnya bocor, mungkin selamanya tidak bisa
mendapatkan belasteran yang harus mati ini. Kau adalah satu-satunya keturunan guruku, Xiao Zhen dan Xiao Ling, aku juga menganggapnya
sebagai saudaraku, tetua Du seperti seniorku, aku tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diduga pada kalian, jika tidak hatiku tidak akan bisa tenang."
"Bagaimana kau mau menanggung sendiri masalahnya?" kata
Hoa-fei-hoa gelisah dan marah, "Ketua benteng Xi dan anaknya
juga hutang nyawanya dengan kami yang belum diperhitungkan,
kau tidak ada alasan tidak mengizinkan kami ikut mencarinya."
"Tujuan tuan sebenarnya, aku mengerti." Ouw Yu-zhen mengulur tangan di bawah meja menarik bajunya Hoa-fei-hoa, dan juga
mengedipkan mata pada Nie-sha-yin-hoa dan Xieshen, "Pertama dia menyayangi kita, kedua orang yang mencarinya terlalu banyak, maka
gerakannya akan sedikit tidak bebas, dan juga mudah membocorkan
keberadaannya, seharusnya kita mengerti hati baiknya tuan, supaya
tidak mengganggu gerakannya dia. Paman Du, kau juga seorang yang
tidak berkeluarga, kenapa tidak bersama kami saja pulang ke
Hang-zhou" Disana pemandangannya indah, tepat untuk tempat
beristirahat!" Hoa-fei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa adalah orang pintar, Xieshen
juga banyak pengalamannya, mana mungkin tidak mengerti isyarat
Ouw Yu-zhen, di dalam hati tahu Ouw Yuzhen mengatakan
kata-kata ini pasti ada tujuan khusus.
"Baiklah! Aku menurut kau saja, tapi setiap saat kau harus
memberi tahukan keberadaan kau pada kami, supaya kami tidak
khawatir." Hoa-fei-hoa dengan wajah terpaksa menyetujui.
"Tidak jadi soal, aku pasti akan mengabarkan
keberadaanku." Hati Fu Ke-wei jadi lega, dia tidak melihat Ouw Yu-zhen
memberi isyarat pada tiga temannya.
"Baguslah kalau begitu, aku bisa istirahat di Hang-zhou, siapa tahu sebutanku juga ikut hilang karenanya. Ha ha ha......"
Xie-shen dengan gembira tertawa terbahak-bahak.
Pepatah mengatakan, orang banyak kekuatannya besar, anjing
banyak menggigit mati kambing.
Maka buat orang-orang yang berambisi besar menganggap
kekuasaan sangat penting.
Kelompok kecil, mendirikan perkumpulan, mengumpulkan
sekelompok orang yang satu pandangan, hingga bisa bertindak
sekehendak hati. Kelompok besar, membeli kuda mendirikan
pasukan, mundur selangkah bisa berkuasa di satu daerah, maju
terus bisa merebut negara, menjadi penguasa dunia.
Perkumpulan Cun-qiu belum lama mengangkat nama di dunia
persilatan, tapi ketua perkumpulan Shen-li-jin-gang Liu Shi-jie,
berpandangan luas dan ambisinya besar, dia punya pandangan jauh,
mengembangkan kekuatan dengan bendera setengah terbuka satu
terang dan satu gelap, memberikan perintah dengan lancar, sehingga banyak pesilat tinggi dengan senang ikut bergabung, dalam waktu
singkat perkumpulannya berkembang pesat, dia menyebut dirinya
sebagai penguasa Jiang-hu yang akan datang, keberhasilannya
menyolok sekali. Setelah perkembangannya berjalan lancar, dia juga menjaga
kehormatan setiap anggotanya, makanya terhadap peristiwa yang
tidak menguntungkan perkumpulan Cun-qiu, tidak perduli masalahnya
besar atau kecil, semua harus dibereskan dengan sekuat tenaga,
sampai masalah sekecil bulu ayam pun dibereskan tuntas, supaya
jangan ada efek membunuh 'ayam' memperingati 'kera'.
Sehingga ketika wakil ketuanya dikejar-kejar orang sampai harus
melarikan diri lewat tempat yang sulit, dia merasa tercoreng sekali gengsi perkumpulannya!
Memang banyak pesilat tinggi ternama tidak berani mengusik
orang-orang Jin-she-dong, tapi dia mempunyai banyak orang,
mengapa harus takut pada orang-orang Jinshe-dong" Apa lagi dia
ingin ternama, menjatuhkan pesilat tinggi ternama sebagai sasaran
dengan tujuan mempertinggi posisinya, tidak perduli menang atau
kalah, posisinya tetap akan naik, kenapa dia tidak mau
melakukannya" Kabar telah sampai ke markas di Zhen-jiang, ketua perkumpulan
Cun-qiu, Shen-li-jin-gang Liu Shi-jie mula-mula merasa heran, tapi karena tidak tahan oleh desakan dari anak buah yang merasa paling
hebat. Akhirnya dia merasa ini adalah kesempatan bagus, dia
mengeluarkan perintah berkumpul seadanya, bertekad
menyerang orang-orang Jin-she-dong, dan bertekad
menghancurkannya. Jika bisa menghancurkan Jin-she-dong, atau bisa memaksa
Jin-she-dong mengajukan permintaan damai, maka kedudukan
perkumpulan Cun-qiu pasti seperti geledek di siang hari menggetarkan dunia persilatan, sama dengan mengangkat kedudukannya sebagai
penguasa dunia persilatan di kemudian hari.
Kedudukan dan nama besarnya Pendeta dao Zi-xu, di bandingkan
dengan ketua Empat Perumahan Besar Dunia saat ini, dan Sembilan
Pago Pedang terbesar, masih lebih terhormat beberapa lipat, sampai ketua Shao Lin dan Wu Dang juga sangat menghormati pendeta dao
ini. Perkumpulan Cun-qiu berani menghadapi pendeta dao Zixu.
Walau pun kalah, namanya juga bisa melambung, tidak aneh ketua
perkumpulan Liu tidak memikirkan lagi akibatnya, segera
mengumpulkan tenaga inti dan melakukannya dengan sekuat
tenaga. Ketua benteng Xi tidak tahu Fu Ke-wei sudah sampai di
Wu-chang dengan nama samaran He Xian-wei mencari dia.
Yu-shu-xiu-shi juga sedikit pun tidak tahu, kedua orang ini tanpa
sadar telah lolos dari mala petaka.
Niat Ketua benteng Xi sebenarnya hanya ingin bersembunyi
dengan melarikan diri, juga kalau bisa kabur ke perbatasan menjadi perampok padang pasir.
Dia meminjam tempat keluarga Guan di kota Wu-chang
menyembunyikan diri, menjadikan yayasan keluarga Guan sebagai pusat komando, diam-diam mengutus orang ke berbagai tempat temannya
untuk mengurus harta benda yang banyak yang dia simpan di
Zhong-yuan, juga diam-diam mencari tahu keberadaannya Fu Ke-wei, dia dendam atas hancurnya benteng dia, dan bersumpah akan
membalasnya, setiap saat dia siap bergerak.
Tapi di Zhong-yuan, temannya sama sekali belum pernah
mendengar orang yang namanya Fu-jiu, siapa pun tidak tahu siapa
Fu-jiu. Setelah Yu-shu-xiu-shi membuat kacau, ketua benteng Xi
ketakutan dan keluar dari rumah keluarga Guan. Setelah
kejadian terbukti Yu-sbu-xiu-shi datang bukan untuk
menghadapi dia, maka timbulah niatnya ingin menggunakan
kekuatan perkumpulan Cun-qiu.
Perkumpulan Cun-qiu anggotanya banyak, tidak sulit
menyelidik asal usul Fu-jiu.
Yu-shu-xiu-shi juga ingin memperalat ketua benteng Xi. Hal yang
paling mendesak sekarang tentu saja menghadapi orang-orang
Jin-she-dong. Mengenai Fu-jiu, itu adalah masalah di kemudian hari.
Maka saat kedua kelompok ini tanpa diduga bertemu di atas
sungai, mula-mula hampir saja terjadi bentrokan, bagusnya
Yu-shu-xiu-shi cekatan, dia menceritakan masalah yang terjadi di
Wu-chang, sehingga bukan saja tidak terjadi bentrokan, malah
sebaliknya mereka jadi bersatu dalam menghadapi bahaya. Tidak
mudah jika ingin menghadapi mereka, tentu saja mungkin harus
banyak berkorban dulu. Di hari kedua setelah perahu meninggalkan Wu-chang,
mereka sudah merasa ada orang yang mencurigakan mengikuti.
Saat ini orang-orang kedua belah pihak tidak banyak, sulit bisa
menghadapi orang-orang Jin-she-dong, sehingga mereka tidak berani
merapat di daerah Jiu-jiang, tapi sebelumnya di tempat yang sepi
mereka mengutus anak buah, menyewa perahu lain lagi untuk memberi
kabar. Anak buah yang diutus oleh ketua benteng Xi, berjalan menuju
Hu-guang, menelusuri sungai besar berlayar ke atas, di kota
sepanjang perjalanan memberitahukan pada anggotanya segera
pergi ke Nan-jing untuk berkumpul.
Sedang utusan Yu-shu-xiu-shi berjalan menuju timur laut, dan juga
mengutus anak buah lainnya pergi dulu ke kantor cabang di Nan-jing, dari Nan-jing mengirimkan kabar pada markas pusat di Zhen-jiang,
dalam satu hari satu malam sudah bisa tiba.
Hujan badai akan terjadi, gelombang gelap bergulung
dahsyat. Fu Ke-wei yang pintar malah jadi korban kepintarannya, dia mengira ketua benteng hanya ingin bersembunyi. Orang yang bersembunyi pasti tidak akan aktif, tidak ada kekuatan untuk menyerang, sehingga dengan tenang dia meninggalkan temannya berjalan sendiri, berjalan seorang diri mencari jejak musuh akan lebih mudah, orang nya sedikit juga bisa
menghindar kebocoran berita.
Perkiraan salah ini, harus dibayar sesuai dengan harga
kesalahan itu. Dia lupa akan nasihat kuno serangga seratus kaki, mati pun tidak
akan kaku, mengira setelah bentengnya hancur, ketua benteng Xi dan anaknya tentu ingin bersembunyi saja, disampingnya tidak mungkin
ada orang yang berguna. Dia juga tidak menduga, ketua benteng Xi telah bergabung dengan
perkumpulan Cun-qiu. Karena hanya seorang diri, jadi berita yang diperoleh kurang
banyak itu adalah hal yang pasti.
Di Jiu-jiang dia mengantar pergi Xie-shen berempat, dan
mengucap hati-hati, sampai jumpa.
Tapi mereka berempat malah pergi berlayar pada hari itu juga.
Dia masih tinggal satu hari di Jiu-jiang, hari kedua baru naik
perahu berlayar ke bawah.
Sekarang, tiba-tiba dia merasakan perasaan yang sepi.
Di Wu-chang, dia menggunakan Guan dan Du dua orang nona,
mendekati keluarga Guan, berharap bisa mendapatkan tempat
persembunyian ketua benteng Xi, dia seperti berada di dalam
kampung romantis, putra romantis, nona cantik jelita, hidup
beromantika, menikmati kehidupan yang bahagia. Namun sekarang,
kembali telah seorang diri lagi, dia kembali berkelana di Jiang-hu, sibuk dalam urusan dirinya mengejar musuh.
Hoa-fei-hoa juga adalah seorang nona muda yang cantik, cantik
alami, lebih cantik dari pada dua nona Guan dan Du, cantiknya entah melebihi kecantikan kedua nona itu beberapa kali lipat, malah dia
masih ada hubungan seperguruan.
Tapi, dia selalu mengambil jarak pada Hoa-fei-hoa, perasaannya
selalu tidak bisa ada kemajuan, walau dia sudah merasakan
perasaan Hoa-fei-hoa pada dirinya.
Mungkin, di dalam lubuk hatinya, terpendam perasaan tidak cocok
akan sifat Hoa-fei-hoa yang angkuh, yang merasa dirinya benar.
Mengenai Ouw Yu-zhen dan Nie-sha-yin-hoa, setelah selama
mengikut dia, sifatnya yang dulu dingin angkuh sudah hilang tidak
berbekas, mereka seperti berubah jadi orang lain, segalanya
menjadikan Fu Ke-wei sebagai idolanya.
Mereka sangat cantik juga penurut sehingga, Fu Ke-wei
memandang mereka sebagai adik, merasa sayang juga kasihan.
Walau usia mereka berdua tidak jauh berbeda dengan dia.
Dengan emosi yang tidak stabil, dia juga menyewa perahu
berlayar ke bawah. Hari ini, di sore hari, Fu Ke-wei muncul di kabupaten Jiangning.
Ini adalah salah satu kabupaten besar dari tiga kabupaten besar di luar jangkauan Nan-jing, berjarak ke Nan Jing sekitar enam puluh li, disana ada kantor pemerintah pemeriksaan, satu kabupaten yang
cukup ternama. Dua puluh li lebih sebelah utara, adalah Da-sheng-guan yang
mencekek leher perairan utara Nan-jing.
Tadinya Da-sheng-guan tidak ada kantor pemerintah bagian
pajak, kota Jiang-ning juga tidak ada.
Tapi sepuluh tahun lalu setelah dari pusat mengirim petugas
pajak untuk mengambil pajak, dua tempat ini jadi di dirikan kantor pajak. Satu batang bambu satu batang pohon pun harus di kenakan
pajak yang berlipat. Akibatnya perahu penumpang dan barang tidak berani berlabuh
lagi di pelabuhan Da-sheng dan kota Jiang-ning, pasar jadi sepi,
sumber daya manusia mengalir keluar dengan jumlah banyak, para
penduduk pada pergi ke Nan-jing mencari makan, sehingga
sekarang yang tinggal di Jiang-ning kebanyakan hartawan.
Akibatnya, di daerah sekitar Jiang-ning menjadi tempat
beraksinya penyelundupan dan petualangan.
Fu Ke-wei berdandan seorang pengelana Jiang-hu, dia
menginap di penginapan Yue-lai.
Di buku daftar tamu nama yang di pakai Fu-xian.
Toko di seberang penginapan, adalah satu rumah makan kecil,
tamu yang makan sedikit sekali.
Seorang laki-laki besar yang berdandan awak perahu, masuk ke
dalam rumah makan kecil, iatang ke satu meja yang sudah ada tiga
orang tamu makannya, langsung duduk, di atas meja sudah ada
mangkuk sumpit yang dipakainya.
"Bagaimana?" tanya seorang laki-laki besar yang duduk
disebelah atas. "Seorang yang berbisnis satu kali jalan." awak perahu berkata,
"Tampak sangat tegap badannya, tapi tidak terlihat ada yang
mencolok." "Apakah perlu diselidiki lebih lanjut?" laki-laki besar sangat hati hati.
"Aku rasa tidak perlu, bagaimana kita bisa nenguntip dan menyelidik satu persatu pada setiap orang asing yang masuk ke Jiang-ning, kalau sampai begitu harus mengutus berapa banyak orang melakukannya" kata laki-laki besar yang jaru datang, "perusahaan pelayaran Jiang-ning majikan tuan Fan sudah menyanggupi membantu perkumpulan kita, jika menemukan ada yang mencurigakan, segera memberitahukan pada
kita." "Itu sih belum tentu!" laki-laki besar lainnya tidak setuju dengan pandangan laki-laki yang baru datang, "menyelidiki perahu walau itu biasa, tapi orang di atas perahu harus terlibat di dalamnya, jadi itu tidak biasa. Orang-orang Jin-shedong juga bukan orang biasa. Jika
majikan Fan tahu perahu yang akan diselidiknya, penumpangnya
orang-orang Jin-shedong, dia pasti tidak ada keberanian
mengusiknya." "Aneh!" seorang pria besar lainnya yang duduk disebelah kanan membelokan pembicaraan, Sudah beberapa hari, dengan
pergaulan majikan Fan yang luas, menyelidik arah tujuan sebuah
perahu cepat tipe menengah, seharusnya mudah seperti
membalikan telapak tangan, apa lagi ciriciri yang kita berikan
sangat banyak, mengapa sampai sekarang masih belum ada
kabarnya?" "Perahu itu pasti sembunyi di suatu teluk sungai yang sangat ke dalam, bagaimana menyelidiknya." Seorang pria besar lainnya yang giginya besar besar berkata dingin, "ku duga mereka juga sedang menyelidiki keberadaan wakil ketua Gao, tentu saja mereka akan
bersembunyi dengan sangat hati-hati."
"Ooo! Dua hari yang lalu dari pusat perkumpulan mengabarkan,
supaya kita semua menyelidiki lima orang yang muncul di yayasan
Anyang di Wu-chang, siapa yang tahu asal usulnya lima orang ini?"
"Sungguh tidak ada kerjaan." Kata Laki-laki yang baru datang dengan tampang tidak senang, "sekelompok orang-orang wakil ketua Gao ini, sama sekali tidak ada hubungannya dengan yayasan Anyang
di Wu-chang, dengan dasar apa menginginkan kami menyelidiknya"
Apa lagi ciri ciri lima orang ini sangat sedikit sekali, kalau benar-benar bertemu kita juga tidak akan kenal, bagaimana menyelidikinya"
Sungguh sungguh tidak ada kerjaan."
"Apakah kau tadi pernah memeriksa buku daftar tamunya
penginapan di kasir?" tiba-tiba seorang laki-laki besar bertanya.
"Tidak." Jawab laki-laki besar yang baru datang.
"Sekarang karena sedang tidak ada kerjaan, coba kau pergi
memeriksanya." Laki-laki besar itu memerintah.
Laki-laki besar yang baru datang dengan sangat tidak senang
mendorong kursi bangkit berdiri, keluar dari rumah makan.
Ketika bertemu dengan kasir penginapan, dengan cerdiknya
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membaca catatan Fu Ke-wei yang ada di buku tamu.
Buntalan Fu Ke-wei tidak dititipkan, laki-laki besar ini jadi tidak bisa memeriksa buntalan-nya.
Setelah dua jam lewat, di penginapan Yue-lai telah
bertambah empat orang pelayan asing.
Ketika seorang laki-laki besar berjalan menuju pintu
penginapan Yue-lai, lapangan parkir diluar penginapan, ada dua
orang tukang tandu sedang duduk mengobrol.
"Apakah kau kenal orang itu?" tanya seorang laki-laki besar yang beralis tebal pelan pada temannya sambil menunjuk belakang laki-laki besar yang di depannya dengan mulutnya.
"dia Tangan Setan Qin hao." Seorang tukang tandu lainnya juga dengan pelan menjawab, "ku dengar dia telah bergabung dengan
organisasi lain, dan sangat diperhatikan. Orang ini sangat pintar dan cekatan, paling baik kita jangan bertemu muka dengan dia, orang ini adalah orang yang sangat sulit dihadapi."
"Betul tidak dari perkumpulan Cun-qiu?"
"Tidak tahu." "Jika benar, seharusnya dia masih orang kita......"
"Saudara Li, kau harus mengerti." Kata laki-laki besar beralis besar memperingati, "berdasarkan aturan Jiang-hu, bekerja untuk ketua benteng Xi, tidak ada hubungannya dengan perkumpulan Cun-qiu, kita tidak ingin berhubungan dengan penguasa yang mengandalkan banyak orang ini. Ketua benteng Xi sudah jelas menyatakan, dia bergabung dengan perkumpulan Cun-qiu hanya berdasarkan untung rugi yang bersifat sementara, jika kita memandang perkumpulan itu sebagai orang sendiri, selanjutnya aku jamin kita tidak akan bisa hidup tenang, tahu tidak?"
"Tuan kita mengurusi masalah ketua benteng Xi, itu kan hanya
melihat pada lima ribu liang perak?" Seorang tukang tandu lainnya tertawa dingin, "yang disebut aturan Jiang-hu, di dalam hatimu dan aku semua tahu bagaimana masalahnya. Jika sama-sama tahu berdiri
di tempat yang sama, bukankah akan lebih mudah mengerjakannya.
Ketua benteng Xi mengerti cara menggunakan siasat, mengapa kita
tidak" Tuan seharusnya tahu masalah mereka kedua belah pihak, juga seharusnya memberitahukan keadaannya."
"Tuan besar punya pendiriannya sendiri, kita hanya
melaksanakan tugas yang di berikan pada kita, jangan urus yang
masalah lainnya baik tidak" Diam...! Incaran kita sudah keluar."
Dua orang itu dengan santai melangkah keluar dari
penginapan, berjalan menuju utara.
Seorang sastrawan setengah baya berbaju hijau berjalan di depan.
Di sebelah kirinya ada sastrawan muda yang tampan.
Dua tukang tandu itu saling memberi isyarat tangan,
mengikuti dari belakang. Sastrawan setengah baya berbaju hijau sedang berjalan santai
dengan sastrawa muda. Di jalanan orangnya sedikit sekali, ada setengah toko yang sudah
tutup. "Mereka mengikuti kita." Kata sastrawan setengah baya dengan suara yang hanya orang di sisinya bisa mendengar, "ku duga,
mereka sudah mengetahui jati dirimu, jadi begitu masuk
penginapan sudah menguntit kita."
"Tidak mungkin." Sastrawan muda berkata, "Aku sudah merubah penampilannya."
"Masalahnya karena kau menyamar jadi laki-laki, susah lolos dari matanya seorang pakar." Sastrawan setengah baya berkata, "Jangan memandang lawan terlalu rendah, itu tidak akan ada gunanya."
"Bi, kau malah memandang lawan terlalu tinggi."
"Masa..." Setelah mengalami kecelakaan di Wu-chang,
keberanian bibi semakin kecil, lebih baik aku memandang musuh
sangat berat, tidak memandang musuh terlalu rendah daripada
mengalami kembali kejadian yang sulit." Sastrawan setengah baya berkata lagi, "Ying-ying tingkahnya belum mantap, mengerjakan sesuatu dengan terburu-buru, maka dengan alasan kembali ke
Chuan-xi mencari bantuan, dia kembali pulang ditemani oleh paman
Yi-ming kau dan lainnya biasanya bersikap mantap dan kepala
dingin, jangan sampai melakukan perbuatan bodoh!"
"Maksud bibi adalah......"
"Kata-kata sandiwara dari anak muda itu." kata bibi Leng mengeluh perlahan, "saat di dalam ruang bawah tanah, bagaimana kau bisa menganggap serius" Kau tahu berapa banyak tentang dia"
Dia membawa sekelompok pelayan lakilaki dan perempuan,
menyembunyikan jati dirinya, berkelana di dunia persilatan, apa
tujuan dia sebenarnya" Saat ini, dia kembali menyamarkan namanya
menjadi Fu-xian, menyamar menjadi seorang pengelana datang ke
Jiang-ning, siapa yang tahu dia akan melakukan kegiatan apa yang
tidak bisa dilihat orang, aku khawatir......"
"Dia dengan para pelayannya, pernah dua kali menolong kita, bibi tidak menyangkal itu kan?" sastrawan muda itu balik bertanya.
"Ini......" "Jika dia punya tujuan terselubung pada orang Jin-shedong, buat apa di saat bahaya dia muncul menolong, malah bisa saja dengan alasan telah menolong minta balasan." Kata sastrawan muda dengan serius,
"Pengalaman hidup bibi lebih banyak dari padaku, tapi pengalaman hidup di dunia persilatan tidak sebanyak aku. Aku menyamarkan wajah berkelana di dunia persilatan selama empat tahun, telah menjelajah setengah negeri, bertemu dengan bermacam-macam orang, melihat bermacam macam
kelakukan orang-orang persilatan. Aku berani memastikan orang ini tidak berbahaya bagi Jinshe-dong. Penampilan luar yang dia tunjukan, hanya untuk menyembunyikan rahasia hatinya. Dari cara dia melihat wanita tapi tidak tergoda, dan juga menepati janji pada Mi-hun-tai-sui tidak mau membunuhnya, itu bisa diketahui dia adalah seorang laki-laki sejati yang sulit ditemukan di dunia."
"Sebenarnya aku juga sudah tahu dia bukan orang jahat, tapi
pandangan pamanmu berbeda, pamanmu merasa dia adalah
pengelana yang licin susah di baca, hari itu di dalam ruang bawah
tanah di gedung Wang-yue, tindakan dia di lihat orang hingga
terpaksa berbuat demikian." Kata bibi Leng tertawa pahit.
"Dia jika tidak bersandiwara seperti itu, mana bisa berhasil
mengambil obat penawar racun" Mi-hun-tai-sui lebih pintar dari pada setan......"
"Makanya kau mendukung bersandiwara dengan dia" Tidak tahu
malu!" maki bibi Leng sambil tertawa.
"Sebenarnya aku sudah tidak termasuk orang Jin-she-dong, dan
juga......" "Dan juga seorang janda. Aku pernah berkata dengan Yingying, dia paling suka janda, maka kau mengikuti kesukaan dia?" bibi Leng tertawa memotong, "pamanmu demi masalah ini, sampai geregetun setengah harian lho!"
"Aku......" "Saat bantuan kita belum tiba, kita diam diam
menyelidiknya, lihat bocah ini sebenarnya mau apa?"
Dua orang tukang tandu yang mengikuti dari belakang, tentu
saja tidak bisa mendengar perbicaraan mereka.
Jalan kecil itu menelusur pantai menjulur ke selatan, ini adalah
jalan penghubung kampung di pantai, sedikit sekali orang luar
berjalan disini, tempat yang dilalui semuanya tempat yang disebut
tempat tertutup yang sepi.
Kampung Lu-wan berada di dalam teluk sungai, adalah
kampung nelayan kecil yang hanya di huni dua-tiga puluh
keluarga. Di pantai barat tidak ada pelabuhannya, perahu nelayan semua
ditambatkan di pantai, saat air pasang maka mengapunglah di atas
air, kalau saat air surut, perahu harus ditarik masuk ke sungai
dengan tenaga manusia. Di pantai tumbuh dengan lebat rumput ilalang lebih tinggi dari
manusia. Tumbuh kerap seperti sabuk hijau, ke atas sampai ke kota
Jiang-ning, ke bawah sampai ke Tai-ping tidak terputus-putus, satu pemandangan yang menakjubkan, juga telah membentuk tidak
sedikit rawa yang tidak ada jejak manusia.
Di tengah sungai juga sering terlihat pulau kecil, ada beberapa
sudah menjadi pulau abadi, ada beberapa saat air pasang pulaunya
menghilang, saat air surut muncul kembali, tempat ini adalah
tempat peristirahatannya burung air, juga tempat sembunyinya
para penjahat. Pulau pasir yang telah jadi abadi, tidak saja tumbuh rumput ilalang yang lebat, juga tumbuh pepohonan, bukan saja tempat bertelurnya
burung air, juga tempat bergeraknya para penyelundup.
Kadang-kadang patroli pemerintah dari kedua sisi pantai, naik ke
pulau jecil itu melakukan pemeriksaan. Tapi, tidak pernah
terdengar, berhasil menangkap penjahat.
Alasannya mudah, sebelum perahu patroli yang mendarat di
sebelah timur pulau, para penjahat sebelumnya sudah lari dulu dari sebelah barat pulau, sebaliknya juga sama, siapa pun tidak akan
bisa berbuat apa apa terhadap tindakan ini.
Perahu yang datang, semuanya jenis perahu cepat tipe kecil,
setelah menepi di tarik ke darat di sembunyikan di dalam rumput
ilalang, walau pun berjalan kedekatnya juga tidak akan
menemukannya. Kampung Lu-wan adalah pos penghubung para penyelundup.
Bermacam-macam, berbagai aliran, semua bisa keluar masuk di
pantai sepanjang sepuluh li lebih, perahu cepat berbagai jenis semua bergerak di malam hari, di siang hari ditarik kedarat disembunyikan di dalam rumput ilalang tanpa bekas, siapa pun tidak mau mengurusi prilaku orang lain, masing-masing punya pelanggan sendiri, tidak
saling menyerang. Tentu saja tidak terhindar, terjadi peristiwa berdarah.
Tiga li di timur kampung, adalah jalan raya yang menuju
Tai-ping. Ke utara bisa sampai ke Nan-jing, sangat mudah untuk berlalu
lalang. Barang selundupan pengirimannya menggunakan jalan raya,
dibacking oleh orang yang berkuasa, naga dan ular bercampur aduk,
organisasinya cukup sempurna.
Hari ini, setelah lewat tengah hari, di bawah sebuah pohon besar di timur laut kampung, dua orang laki-laki besar berjalan bolak-balik di tempat nya dengan tidak tenang, tampak gelisah.
Salah satu laki-laki itu adalah Er-lang-shen (dewa putra kedua)
Yang-jun, orang penting dari benteng Zhang-feng.
"Perkumpulan Cun-qiu mengutus orang minta bertemu, sepertinya sikapnya tidak bersahabat." Kata laki-laki besar lainnya mengerutkan alis dan sedikit tidak tenang, "mereka juga tidak mengatakan
alasannya, nadanya tampak keras apakah terjadi sesuatu" Saudara
Yang apakah kau bisa menebaknya, apa kemauan mereka
sebenarnya?" "Siapa yang tahu" Setelah bertemu nanti baru kita bisa tahu." Kata Er-lang-shen dengan garang, "sekarang ini pengaturan mereka sangat tidak perdulikan orang lain, segala sesuatunya tidak dirundingkan dulu dengan kita, kita seperti jadi pesuruh mereka saja, kita hanya bisa menuruti perintah mereka. Sialan... aku akan membawa orang ke
Da-shengguan berkumpul dengan ketua benteng, tidak ingin tinggal
disini lagi melihat wajah mereka."
"Ketua benteng telah menyanggupi, akan mengurusi masalah mereka dulu." Kata laki-laki besar dengan putus asa sambil mengeluh, "kau membawa pergi orang, ketua benteng akan menyalahkanmu. Mereka
akan menekan ketua benteng, dan menolak membantu ketua benteng
mencari si anjing kecil marga Fu sebagai balasan."
"Kau kira mereka benar-benar berniat menuruti perjanjian"
Hmmm...!" Tidak jauh tampak dua bayangan orang mendatangi, mereka
adalah Mi-hun-tai-sui dan Du-xin-lang-jun Ji Yu-lang.
Mi-hun-tai-sui Huang-ji lukanya sudah sembuh, wajah yang dipukul
oleh Fu Ke-wei hingga berubah bentuk juga sudah kembali ke asal,
hanya saja semangatnya sedikit tidak bagus, sikap angkuhnya sudah
tidak tampak lagi. Mimik wajah kedua orang ini kurang bersahabat, dengan
langkah besar mereka mendekat, sepertinya amarahnya sedang
tinggi. Er-lang-shen berdua sudah tahu kedudukan Mi-hun-tai-sui dua
orang itu, yang satu adalah tamu terhormat, yang satu adalah ketua cabang, mereka orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi di
perkumpulan Cun-qiu, mereka merasa diluar dugaan.
Dengan kedudukannya Er-lang-shen, tingkatnya terlalu jauh,
sungguh tidak pantas berhubungan dengan orang tua ini.
"Tetua Huang datang sendiri kesini, aku merasa tersanjung."
kemarahan Er-lang-shen sudah hilang, ada perasaan terhormat,
dengan hormat dia buru-buru menyapa, "aku adalah pimpinan di
daerah Jiang-ning, menurut janji datang menunggu perintah, tapi
tidak tahu......" "Dimana ketua benteng Xi?" Mi-hun-tai-sui tidak membalas hormat, dengan wajah ditekan dia bertanya, "Ketua benteng anda seharusnya berada di sekitar ini, mengutus orang penting untuk
bekerja sama." "Ketua benteng kami ada di sekitar Da-sheng-guan, beliau
bergerak bersama dengan wakil ketua Gao dari perkumpulan anda,
seharusnya tetua tahu akan hal itu."
Er-lang-shen jadi naik tidak senang, dia tidak bisa menerima
penghinaan ini, "kedudukanku, tentu saja tidak bisa di bandingkan dengan tetua, tapi di benteng Zhangfeng, kedudukanku tidak
rendah." "Baik, anggap saja kau orang kepercayaan ketua benteng Xi, apa kau bisa memutuskan?"
"Menghadapi masalah yang mendadak, aku boleh berkuasa penuh
memutuskannya." "Baik, apakah kau tahu peristiwa yang terjadi di Wuchang?"
"Ini......aku sembunyi di Huang-shi-gang menunggu perintah,
peristiwa yang terjadi di kota, di beritahukan oleh ketua benteng
sendiri." "Kalau begitu kau tidak bisa memutuskannya." Mi-hun-taisui sedikit pun tidak sungkan, "lebih baik kau beritahukan pada ketua benteng, suruh dia cepat bertemu dengan ketua
perkumpulanku." "Kenapa?" Er-lang-shen tertegun, sudah merasakan ada yang tidak beres,
mungkin sudah terjadi peristiwa besar yang tidak diduga.
"Kenapa" Hm...! Wu-chang memberikan kabar, lima orang yang
mendatangi yayasan Anyang di Wu-chang yang menyebut dirinya
marga Wei, menyamar menjadi orang perkumpulan kami telah
membuat keonaran, itu memang cara kebiasaan orang orang
bentengmu menimpahkan kesalahan pada orang lain. Hm...! Hanya
orang-orang benteng anda, yang tahu rahasianya yayasan An-yang."
"Tetua harap jangan sembarangan menuduh orang......"
"Tutup mulut!" teriak Mi-hun-tai-sui marah, "orang-orang keluarga Guan pertama kali mendatangi taman Qing-feng untuk mengusir orang-orang perkumpulan kami, setelah tahu kekuatan musuh, pura-pura pergi
meninggalkan taman Qingfeng. Lalu mengutus kekasih nona kedua Guan, kembali menyusup masuk ke taman Qing-feng menghinaku, merampas
orang-orangnya Jin-she-dong yang dijadikan sandera oleh perkumpulanku, jelas itu juga atas usulannya ketua benteng anda. Walau masalahnya telah lalu, tidak perlu diusut kembali, tapi masalah menyerang perkumpulan kami adalah hal yang sangat serius, perkumpulan kami mana bisa membiarkan begitu saja" Ketulusan kalian untuk bekerja sama jelas ada tujuan lain, tidak bisa dipercaya."
"Sembarangan bicara." Er-lang-shen tidak mau mengalah lagi, dia berteriak marah, "Kau sudah melihat setan yaa, ketua benteng kami begitu mendengar wakil ketua Gao dari perkumpulan anda mendadak
tiba di Wu-chang, buru-buru meninggalkan tempat, untuk
menghindar, buat apa menimpahkan kesalahan pada orang lain"
Tuan, lebih baik bawa barang bukti yang kongkrit baru mencari ketua benteng kami, silahkan buktinya kalian cari sendiri, pamit."
"Berhenti!" Mi-hun-tai-sui berteriak menghentikan Er-langshen yang membalikan tubuh ingin pergi, sambil tertawa dingin
membentak, "Ketua bentengmu sama sekali tidak ada di
Da-sheng-guan, tadi seharusnya dia dengan wakil ketua Gao, di
temani oleh ketua setempat, memimpin di Da-shenggang, menunggu
laporan dari teman-teman diperairan. Tapi dia pagi ini membawa
orang, diam-diam sudah pergi, sampai sekarang masih tidak tahu
keberadaannya, aku kira dia sudah sampai di daerah ini! Kau adalah kepercayaan dia, seharusnya tahu dimana dia, paling baik kau bawa
aku temui dia, jika tidak......"
"Jika tidak, kau akan memakan aku?" Er-lang-shen berkata sambil menggigit gigi.
"Bila perlu, aku akan melakukannya." Mi-hun-tai-sui tertawa keji, maju mendesak.
Orang yang bersatu dengan tujuan untung rugi, akhirnya akan
berpisah karena perselisihan untung rugi.
Kedua belah pihak yang merasa diri kuat ini, di muka bersepakat
bekerja sama, sebenarnya masing-masing mempunyai siasat,
masing-masing mencari keuntungan sendiri, jadi masing-masing
bertindak sendiri-sendiri, kau berbohong aku menipu, jika di dalam siasat jika terjadi perselisihan maka wajah asli masing-masing baru kelihatan.
Mendadak amarah Er-lang-shen membara, tapi bagaimana pun di
dalam hatinya masih ada perasaan takut, dia meloncat miring satu
zhang lebih, merebut posisi angin dan mencabut pedangnya.
Puder Xiao-yao Mi-hun-tai-sui, keampuhan-nya menakutkan
orang, merebut posisi angin adalah cara bagus untuk melindungi diri, racun yang menyebar mengikuti angin, tidak mungkin melukai orang
yang berada diatas angin.
"Majulah! racunmu yang hina ini, hanya segitu saja." Erlang-shen mengangkat tangan kiri, di ujung jarinya tampak satu
sinar dingin, "kau menggunakan racun, aku gunakan senjata
gelap, kedua belah pihak bertaruh nyawa, kalah
menang masih belum tahu. Aku berani bertaruh nyawa
denganmu, cuma takut kau tidak bisa menerima kekalahan."
"Senjata gelapmu hanya untuk menggaruk gatalku juga masih
belum pantas." Mi-hun-tai-sui dengan sombongnya
menggetarkan lengan baju, siap menerjang.
Dari kejauhan terdengar satu teriakan, seorang laki-laki besar
datang dengan terburu buru.
"Lapor pada tuan tamu, ada laporan kilat." Laki-laki besar sambil terengah-engah berlari sambil berteriak, "segera."
Mi-hun-tai-sui mundur ketempat semula.
Er-lang-shen pada temannya memberi aba aba, cepat-cepat
mengundurkan diri. "Laporan kilat apa?" Mi-hun-tai-sui buru buru tanya.
"Dari kota mengantarkan laporan kilat, telah menemukan
seseorang yang mencurigakan." Laki-laki besar sambil
terengah-engah buru-buru melapor.
"Brengsek! Seorang yang mencurigakan, itu bisa dianggap
laporan kilat?" kata Mi-hun-tai-sui dengan marah, "Setiap hari juga bisa menemukan ratusan orang yang mencurigakan, mungkin kalian
akan mati karena gelisah."
"Orang itu marga Fu, dipanggil Fu-qi." Kata laki-laki besar cepat-cepat.
"Fu-qi, lalu apanya yang mencurigakan?"
"Orang yang menghancurkan benteng Zhang-feng
namanya Fu-jiu, Qi dan Jiu adalah angka ganjil."
"Di dunia ini orang yang bermarga Fu banyak sekali! Apa perlu mengkhawatirkan keselamatan ketua benteng Xi?"
"Yang ini paling mencurigakan, jika benar-benar adalah orang ini, dia bukan saja mempunyai harta benda jutaan dari ketua benteng
Xi, juga ada ratusan ribu perak, teman-teman sealiran, siapa yang
tidak ingin mencari dia minta bagian" Orang di kota telah mengutus orang melapor pada ketua perkumpulan, berharap orang-orang
disini sementara meninggalkan dulu pencarian para wanita
Jin-she-dong, segera ke kota membantu, supaya tidak di rebut dulu
oleh orang yang serakah, lebih-lebih harus mewaspadai ketua
benteng Xi......" "Aduh..! kalau begitu hayo jalan!" Mi-hun-tai-sui sekali loncat sejauh dua zhang, sekali bilang jalan langsung jalan.
Fu-jiu telah mengosongkan gudang pusaka bawah tanah
benteng Zhang-feng, jumlahnya lebih dari jutaan. Selain itu gosip di Jiang-hu dari Sepasang Cantik Jiang-nan, dia merampas ratusan
ribu harta rampokannya. Satu liang perak saja mungkin babak belur memperebutkannya,
apalagi uang jutaan liang perak, cukup menimbulkan satu
peperangan.
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ketua benteng Xi sedang menebarkan besar-besaran uangnya,
dengan uang banyak menyewa orang-orang persilatan untuk
mencari keberadaan Fu-jiu, tinggi hadiahnya mengejutkan orang
dan sudah menjadi sasaran para orang serakah. Hampir seluruh
orang persilatan yang bermarga Fu, akhir-akhir ini tidak berani
terang terangan mengenalkan dirinya, supaya tidak mendapat
kecelakaan yang tidak diinginkan.
Manusia mati karena harta, burung mati karena makanan.
Orang-orang yang bekerja untuk ketua benteng Xi,
kebanyakan bekerja demi uangnya.
Perkumpulan Cun-qiu bekerja sama dengan ketua benteng Xi, alasan
dipermukaannya sangat bagus, di dalam tulangnya tetap demi ratusan ribu liang perak itu. Tentu saja, jika bisa mendapatkan pusaka jutaan perak yang tadinya milik ketua benteng Xi, itu lebih bagus lagi.
Ingin mendapatkan harta jutaan perak itu, maka jangan sampai
diketahui oleh ketua benteng Xi, lebih-lebih harus bertindak lebih dulu jangan sampai ketinggalan, mendapatkan orangnya terlebih dulu,
maka keadaannya sudah pasti!
Makanya orang-orang perkumpulan Cun-qiu tidak memandang
ketua benteng Xi dan anaknya sebagai orang sendiri, ada banyak
hal dilakukan dengan diam-diam, tidak diketahui oleh ketua
benteng Xi. Di pelabuhan di Da-sheng-guan, di sebuah gudang kosong,
Yu-shu-xiu-shi menemui orang yang membawa laporan yang diutus
dari kota Jiang-ning. Gudang adalah pos pusat komando sementara perkumpulan
Cun-qiu, setelah membaca laporan yang telah dijaga ketat,
Yu-shu-xiu-shi tidak seratus persen percaya, reaksinya tidak
sehebat Mi-hun-tai-sui, dia tidak segera melakukan tindakan.
"Pemimpin, harap cepat memutuskan.'' Seorang setengah baya
melihat kecurigaan dia, dipinggir mendesak.
"Tidak bisa karena satu orang yang mencurigakan, lalu buru buru ke kota Jiang-ning membuktikannya." Alasan yang dia ajukan cukup beralasan, "Jika saat ini dari Nan-jing juga melaporkan hal yang sama, bukankah aku harus membagi orang untuk mengurusnya" Kecuali
sudah pasti orangnya adalah si anjing kecil Fu, aku tidak ingin
orang-orang disini keluar."
"Pemimpin......"
"Jika salah, bukankah kedua tempat ini akan mengacaukan
tindakan selanjutnya?"
Di ruang kamar seberang melangkah keluar Liu Fei-yan, dia
menyamar seperti seorang wanita kampung yang mirip sekali.
"Biarku bawa beberapa orang pergi menyelidiknya." Kata Liu Fei-yan, jelas dia telah mendengar laporannya, "aku kenal dia, sekali melihat aku bisa tahu benar atau salah."
Dari rak kosong tidak jauh dari sana, berdiri menyander seorang
setengah baya yang wajahnya dingin seperti setan.
"Wakil ketua Gao pasti tidak mau pergi, dia ingin menunggu
laporan dari orang-orang di perairan, dia tidak mau gagal, dia percaya tidak lama lagi pasti ada laporan orang-orang Jin-she-dong, hati dia seluruhnya sudah ditaruh diatas tubuh kakak beradik dari
Jin-she-dong itu." Kata orang setengah baya dingin, perkataannya mengandung sindiran, "nona Liu, kau pergilah! Walau benar si anjing kecil Fu itu muncul, dia juga tidak akan mau pergi."
"Ketua cabang Liu, mengapa kau berkata begitu?" Yu-shuxiu-shi dari malu jadi marah, seperti akan meledak.
Orang ini adalah salah satu ketua cabang dari tiga cabang luar,
ketua cabang Yin-guai (dingin aneh) Liu Qing-shi.
Ketua cabang luar kedudukannya lebih tinggi dari pada ketua
cabang dalam, tapi tentu saja lebih rendah posisinya dari wakil
ketua perkumpulan. Ketua cabang ini sangat percaya diri, tidak menganggap pada
Yu-shu-xiu-shi sebagai wakil ketua perkumpulan, karena mengangap
dirinya lebih tua, perkataannya mengandung sindiran, tidak sopan
sekali. "Jujur saja." Yin-guai tertawa dingin, "kegemaran wakil ketua Gao terhadap harta benda, lebih tipis banyak dibandingkan terhadap
wanita. Jika diganti aku, aku juga tidak akan pergi, terhadap wanita aku juga sedikit tidak bisa melepasnya, aku lebih setuju menggunakan satu gunung mas, bisa menukar seorang wanita yang cantik dan
muda. Dua wanita cantik dari Jin-she-dong itu, lebih berharga
diperebutkan dari pada jutaan liang perak."
"Kau......" "Nona Liu, aku temani kau pergi." Yin-guai melangkah keluar. Segera ada orang yang mengikutinya. Bagaimana Yu-shuxiu-shi bisa tidak ikut pergi" 0-0-0
Bab 27 Berita yang disebarkan oleh perkumpulan Cun-qiu, sama
dengan perintah berkumpul dengan segera.
Tapi sama sekali tidak diberitahukan pada orang-orang
benteng Zhang-feng, orang-orang benteng Zhang-feng
sebenarnya tidak bergerak bersama dengan orang-orang
perkumpulan Cun-qiu, juga tidak tahu pengaturannya
perkumpulan Cun-qiu. Orang-orang penting perkumpulan Cun-qiu, segera pergi ke kota
Jiang-ning. Tentu saja tidak bisa mengelabui orang yang ada
kepentingan. Masalah menyelidiki orang-orang Jin-she-dong tanpa
disengaja jadi tertunda. Orang-orang perkumpulan Cun-qiu cukup banyak, anak buah
yang jadi pesuruh lebih banyak lagi, orang yang menyampaikan
berita lari kemana-rriana mengirim berita, jadi beritanya sangat
lancar. Tapi ada beberapa orang pembawa berita tidak sampai, tanpa
alasan yang jelas orang-orang itu menghilang.
Situasi di ruangan sangat tegang, setiap orang tampak gelisah
tidak tenang. Yu-shu-xiu-shi juga merasa duduk salah berdiri pun salah, tidak
bisa konsentrasi. Disini kedudukan dia sudah tidak begitu penting. Tamu agung
Mi-hun-tai-sui juga sudah tidak mau mendengarkan dia.
Wakil ketua di perkumpulan Cun-qiu, di bagian yang terang
kekuasaannya lebih tinggi dari pada yang di bagian gelap, sekarang orang yang berada di ruangan ini, tidak saja ada dua orang wakil ketua di bagian terang, masih ada tiga orang tamu agung, semua kedudukannya lebih tinggi dari pada Yushu-xiu-shi.
Dia dengan kekasihnya Liu Fei-yan duduk berdampingan di sisi
ruangan, duduk atau berdiri pun tidak tenang, sering berdiri berjalan bolak balik.
Hati Yu-shu-xiu-shi sama sekali tidak ada disini, tidak ada di Fu-xian yang berada di penginapan Yue Lai.
Dia sama sekali tidak percaya Fu-jiu bisa muncul di kota
Jiang-ning. Siapa pun orangnya setelah berhasil mendapatkan harta sampai
jutaan, pasti akan menyembunyikan diri beberapa waktu untuk
menghindarkan pengejaran, bagaimana orang ini masih bisa muncul
disini" Dan melancong seorang diri.
Hati Yu-shu-xiu-shi melayang pada dua wanita cantik Jinshe-dong. Dia yakin jika menunggu di Da-sheng-guan beberapa waktu lagi,
majikan Fan dari perusahaan pelayaran, pasti tidak akan
mengecewakannya, pasti memperoleh jejak perahu orang-orang
Jin-she-dong, disini menunggu kedatangan ketua perkumpulan untuk
menghadapi Fu-jiu, dia akan kehilangan kesempatan bagus tidak bisa menangkap wanita cantik dari Jin-she-dong.
Alasan gelisahnya orang lain, sama sekali berbeda dengan dia.
Yang mereka gelisahkan adalah: mengapa ketua
perkumpulan sampai sekarang masih belum tiba"
"Celaka!" ketua cabang Du-xin-lang-jun dengan kecewa berkata,
"Jika ketua perkumpulan tidak bisa datang, takutnya ada perubahan, jika orang-orang ketua benteng Xi juga datang kemari, mengetahui si anjing kecil Fu ada disini, bukankah akan jadi rusak gerakan?"
"Sudah tidak bisa menunggu lagi." Kata wakil ketua pertama Wu-chang-yi-jian Shen Yin-de dengan nada dalam sambil berdiri.
(Wu-chang = setan yang mengambil arwah orang saat akan mati,
Yi-jian = satu pedang), "Ketua perkumpulan pasti tertunda
kedatangannya oleh sesuatu hal penting, jadi tidak keburu datang kesini mengatur, jika ditunggu terus bisa terjadi perubahan. Aku
mengkhawatirkan ketua benteng Xi dan anaknya mendapat kabar
datang kemari, kita sudah terlalu lama menunggu."
"Hm...! Aku malah tidak khawatirkan ketua benteng Xi dan
anaknya datang, orangnya ditemukan oleh kita." Kata Mi-huntai-sui dengan sombongnya tertawa dingin, "aku rasa dia tidak akan berani sembarangan bergerak, aku akan membuat dia mengerti aturan siapa
majikan siapa pelayan."
"Bukan begitu, tuan Huang." Wu-chang-yi-jian adalah seorang yang mengerti, seorang pemimpin pemikirannya luas, "bagaimana pun kita sudah sepakat membantu dia mencari si anjing kecil Fu, apa lagi benteng Zhang-feng dihancurkan orang, dia mengalami kerugian
jutaan, apakah kita bisa menghadang dia mengambil langkah yang
dahsyat" Dia bisa tidak memperdulikan segala akibatnya,
menyembelih si anjing kecil Fu untuk membalas dendam, tapi kita
tidak bisa tidak harus memaksa si anjing kecil Fu mengeluarkan harta ratusan ribu liang perak, si anjing kecil Fu yang mati sepeser pun tidak berharga."
"Makanya, kita tidak bisa terus menunggu kedatangan ketua
perkumpulan." Kata Seruling Damai Xiao Tai-ping dengan keras,
"masalahnya tidak bisa ditunggu, ditunggu lagi mungkin akan terjadi perubahan, jika si anjing kecil Fu menemukan gejala bahaya, melihat penampilan dia di benteng Zhang-feng yang hebat itu, kita mungkin
harus membayar dengan harga yang sangat menakutkan, apakah bisa
menangkap dia juga masih sulit di duga!"
"Memang tidak bisa menunggu lagi, menunggu lagi matahari
akan terbenam di barat, waktu tidak menunggu kita." Wakil ketua dua Shen-shou-tian-jun Lai Chang-wen mengangkat tangan sambil
berdiri, "kita ini tidak bisa dalam gerakan permulaan langsung menggunakan kekerasan, perkumpulan kita tidak sanggup
membayar harga seharga yang dibayar oleh benteng Zhang-feng."
Yu-shu-xiu-shi membawa lima puluh lebih pesilat tinggi, jauh
pergi ke benteng Zhang-feng meminta orang, menyaksikan
penampilan Fu Ke-wei yang begitu hebat, dia hampir saja mati
ketakutan. Hingga, seluruh anak buah perkumpulan Cun-qiu. Siapa pun
tidak berani menepuk dada menjamin bisa menghadapi Fu-jiu, ini
juga alasan mengapa orang-orang ini menunggu kedatangan ketua
perkumpulan datang memimpin.
Jika segera melakukan tindakan, dan tidak beruntung mengalami
kegagalan, bagaimana tanggung jawab pada ketua perkumpulan"
Waktu tidak menunggu, jika di tunda terus, siapa pun tidak berani
memperkirakan akan terjadi perubahan apa, di tunda lebih lama,
kesempatan bocor beritanya juga semakin besar.
"Baiklah! kita tidak bisa menunggu lagi." Wu-chang-yi-jian menggigit gigi, dengan tegas memutuskan akan bertindak, "Sialan Xian-feng-tui (tendangan angin berputar), seharusnya dia tahu keadaannya
mendesak sekali, harus segera mengundang ketua datang, sekarang
kita sudah bersiap-siap bergerak, melakukan menurut rencana, tidak boleh ada kesalahan sekecil apa pun."
Mereka tidak tahu, pembawa berita Xian-feng-tui tidak saja tidak
menyampaikan beritanya, juga tidak tahu Xian-feng-tui selamanya
tidak akan bisa menyampaikan berita, karena dia sudah dibunuh oleh sekelompok orang misterius.
Beberapa orang masih merasa ragu, masih berharap ketua bisa
tiba pada tepat waktunya.
Di luar ruangan terdengar suara derap kaki yang tergesagesa,
masuk seorang laki-laki besar.
"Lapor pada wakil ketua." Laki-laki besar terengah-engah cepat-cepat melapor, "kami menemukan beberapa orang yang patut dicurigai, mereka berturut-turut masuk ke penginapan Yue-lai, harap beri petunjuk harus bagaimana menghadapinya?"
"Celaka!" Wu-chang-yi-jian meloncat, "mungkin kita telat selangkah, segera lakukan tindakan."
Orang yang ragu-ragu jadi tidak ragu-ragu lagi, dengan
gerakan menyatakan mendukung.
Fu Ke-wei beristirahat di dalam kamarnya, malam hari ini dia
berencana menemui beberapa ular setempat mencari berita, dia
tidak memperhatilan gerakan yang terjadi di luar sana.
Di penginapan juga tidak terjadi perubahan yang
mencurigakan. Dia mengira tidak mungkin ada musuh yang muncul di kota
Jiang-ning, kota yang sudah tertinggal ini, orang-orang persilatan mana ada semangat mengunjunginya"
Seharusnya dia berjalan-jalan di kota, saat ini dia jadi kurang
hati-hati, sehingga kewaspadaannya hilang, dia tinggal terus di dalam kamar beristirahat, tidak tahu dewa kematian sedang perlahan
mendekati dirinya, mengulurkan tangan mau mengambil nyawanya.
Hari sudah tidak pagi lagi, tamu-tamu mulai berdatangan
menginap. Di luar terdengar ada derap kaki, ada orang mengetuk pintu.
"Masuk." Dia sudah tidur sejenak, tampak wajahnya bersemangat, dia
membuka pintu kamar. "Mengantarkan air minum." Pelayan dengan wajah yang polos membawa teko besar, sebelah tangannya lagi membawa baki, berdiri di luar sambil tawa berkata, "apakah sarapan malam mau diantarkan ke kamar" Atau mau makan di rumah makan" Di seberang jalan ada satu
rumah makan kecil yang cukup bagus, masakannya cukup enak, tuan
boleh mencobanya kesana" Memang lebih enak di bandingkan dengan
makanan penginapan kami."
Pelayan sambil bicara, sambil mengambil alat minum yang lama,
diganti dengan yang baru, dengan telitinya membereskan rak lampu,
memeriksa jendela, tampak sekali dia adalah pelayan yang
bertanggung jawab juga rajin dan jujur.
Pelayan memperkenalkan rumah makan adalah hal biasa, makanya
dia tidak curiga. Jika pelayan memaksa menyatakan dia harus makan
di penginapan, mungkin dia akan timbul rasa curiga dan menolaknya.
"Tolong antarkan aku sarapan malam ke kamar, setelah makan
aku ingin jalan-jalan ke kota!" dia dengan santai minum satu gelas teh.
"Tunggulah sebentar tuan, aku segera antarkan."
Setelah menyalakan api lampu pelayan itu lalu berjalan keluar
sambil menutup pintu. Fu Ke-wei tanpa sengaja menyalakan lagi satu sumbu lampu.
Begitu dinyalakan tampak percikan api muncrat, mendadak ada
asap hijau bersinar sangat terang lalu padam.
Wajah dia segera berubah, timbul perasaan merinding.
Menambah nyala satu sumbu lampu, apinya tidak mungkin
muncrat begitu, seharusnya sinar lampu pelan-pelan bertambah, juga tidak mungkin timbul asap hijau yang bersinar sangat terang lalu
padam. Seorang yang kewaspadaannya tinggi, sangat sensitif pada hal-hal
yang tidak normal, dia juga tidak terkecuali, dengan sendirinya dia merasakan ada bahaya. Segera dia meniup memadamkan lampu, tapi dia sudah merasakan bumi terasa berputar.
Tiga orang pelayan sedang membersihkan koridor di kedua ujung,
memperhatikan terus jendela kamar Fu Ke-wei.
Pelayan yang mengantar teh mendekati seorang pelayan yang
ada di ujung koridor, memberikan isyarat tangan.
"Keadaannya tidak normal, jangan sembarangan bertindak."
Pelayan yang ada di ujung koridor dengan tegang berteriak perlahan.
"Kenapa" Aku melihat sendiri dia minum air tehnya." Pelayan yang mengantar teh juga perlahan berkata, "lampunya sudah
dinyalakan beberapa saat, baru aku keluar. Saat ini seharusnya
racunnya sudah bereaksi, dia seharusnya sudah......"
"Kau lihat, lampunya telah padam."
Disana bisa terlihat sinar yang menembus jendeka kamar, dengan
mudah bisa melihat lampu kamar menyala atau padam.
"Iii...! Bagaimana mungkin!" kata pelayan yang mengantar teh, "kita sudah memperhitungkan tanpa kesalahan, aku berani mengatakan siapa pun orang persilatan meski sangat waspada, tidak mungkin bisa
merasakan ada kelainan. Mmm! Aku pergi periksa lagi......"
"Jangan." Pelayan yang mengawasi menarik temannya, "jika dia menyadari ada bahaya dan sekarang kau masuk kesana,
padahal racun Puder Xiao-yao di dalam tubuhnya bereaksi lamban,
kau hanya punya satu jalan, mati."
"Ini......kau kira dia dewa......"
"Jangan lupa kehebatan dia di benteng Zhang-feng,
asalkan dia mengulurkan tangannya, kau pasti mati."
"Ini.." "Kita tunggu wakil ketua perkumpulan bertindak, aku tidak ingin mati sia-sia." Kata pelayan yang mengawasi, "jika dia masih ada tenaga melarikan diri, aku tidak bisa tanggung resikonya. Aku tahu diri, kita sama sekali tidak bisa menghadang dia."
"Baiklah! harap saja Shen-xian-gao (salep dewa-dewi) nya
Lian-hun-yi-shi (melebur arwah Yi Shi = pendeta dao.) bisa berguna, menunggu sebentar lagi kita akan tahu hasilnya."
Begitu menunggu, sama dengan menunggu timbulnya
masalah. Ketika itu seorang asing seperti tamu penginapan berbaju hijau
muncul di ujung koridor, dengan langkah cepat dia mendekati kamar, gerakannya segera menimbulkan perhatian empat pelayan palsu,
rupanya satu pertarungan sengit berbau amis darah segera akan
terjadi, penginapan Yue-lai telah menjadi tempatnya pertarungan
berdarah. Yang pertama bereaksi adalah pelayan yang membersihkan lantai,
dia maju mengejar orang yang menyamar tamu penginapan berbaju
hijau itu, sapunya dengan kuat menyapu miring.
Tamu itu dengan waspada merendahkan pinggang membalikan
tubuh, lengan baju besarnya dikibaskan, terdengar suara geledek,
buum... suara keras terdengar, dia menangkis sapu, telapak tangan
kanannya bersamaan memukul dari kejauhan.
Pelayan kedua sudah tiba, teriakannya seperti petir:
"Siapa.." Berani sekali!"
Sambil berteriak, dia juga maju menerkam.
Badannya lincah seperti kera, dengan keji menghantam punggung
tamu berbahu hijau, saat sudah menempel, tangan dan kakinya
mendadak di buka, dari sebelah atas mencoba memiting kepala, dari
bawah menekan pinggang, sekali terkena segera menentukan hidup
atau mati. "Heek......" Pelayan yang menyerang dengan sapu, dadanya terkena pukulan
telapak yang mengerikan, menengadah ke belakang, lalu waaa...
berteriak sekali, memuntahkan darah segar, mundur lagi dua
langkah lalu jatuh ke belakang.
Dari atas atap terdengar teriakan dengan cepat turun
beberapa bayangan orang.
Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tamu berbaju hijau yang pertama itu hanya menperhatikan pelayan
yang menyerang dengan sapu, begitu mendengar teriakan, seorang
pelayan lainnya sudah tidak keburu mehadangnya, begitu tenaga
telapaknya menyerang, segera telapaknya sudah di belakang punggung sudah tiba.
Pelayan yang datang menyerang yang mencoba memiting kepala
tamu berbaju hijau pertama, sepasang kakinya mencoba menginjak di
pinggang tamu berbaju hijau, si tamu menggunakan tenaga miring,
tubuhnya berputar ke samping, bergeser mundur, terdengar suara
tulang patah! Kepala tamu itu berputar ke belakang, dia melihat dan
mendengar suara tulang leher patah.
Di kedua ujung koridor, bayangan orang datang seperti
gelombang, wakil ketua pertama Wu-chang-yi-jian akhirnya tiba
dengan membawa sekelompok besar anak buah.
Tapi beberapa orang berbaju hijau yang turun dari atap, sudah
lebih dulu satu langkah mendobrak pintu masuk ke dalam kamar,
masuk ke dalam kamarnya Fu Ke-wei.
Dua orang pelayan mati di depan pintu kamar, setelah di pukul
mati oleh orang berbaju hijau, serangannya dahsyat sekali tiada
lawan! Penampilan Yu-shu-xiu-shi kali ini sangat berani, mengambil
kesempatan dua orang berbaju hijau melemparkan senjata gelapnya
tiga kali berturut-turut, saat sepuluh orang lebih yang di bawa oleh Wu-chang-yi-jian tunggang-langgang di pekarangan menghindar
senjata gelap, dengan berani Yushu-xiu-shi menempel dinding
menerobos masuk ke kamar tamu.
Hina Kelana 13 Dendam Membara Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama