Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 11
"Aku tadi sudah menerangkan kepadamu bahwa aku tidak
membunuh orang2 golonganmu, keterangan itu kuberikan
dengan se-sungguh2nya, apakah masih belum cukup" Aku
bukan orang dari golonganmu, sudah tentu tidak perlu
menjumpai Pangcumu."
Karena satu sama lain tidak ada yang mau mengalah,
hingga suasana menjadi gawat, Koan Sam Seng setelah
berpikir sejenak, ia berkata dengan nada suara dingin, "Jikalau saudara Ong kukuh tidak mau menjumpai Pangcu kami,
terpaksa aku harus menggunakan kekerasan."
Ong Khian segera menjawab sambil tertawa dingin,
"Dengan demikian saudara Koan mendesak aku, apakah perlu memaksa aku ikut kehendakmu?"
Koan Sam Seng lalu berkata kepada semua orang sambil
memberi hormat, "Persoalan siaotee dengan saudara Ong ini, harus diselesaikan selekas mungkin, terpaksa siaotee hendak berjalan lebih dulu?".."
Kemudian berpaling dan berkata kepada Ong Khian, "Mari kita jalan."
"Baiklah! Apakah kau anggap aku takut kepadamu?" jawab Ong Khian sambil tertawa dingin dan berlalu meninggalkan rombongan itu berjalan ber-sama2 Koan Sam Seng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak lama kemudian, mereka tiba di sebuah rimba, Koan Sam Seng lalu berpaling dan berkata, Saudara Ong benarkah kau tidak mau memberitahukan pembunuh sebenarnya?"
"Saudara Koan kau ajak aku datang kemari, apakah
maksudnya hanya ingin menanyai soal itu saja?"
"Perkara kematian empat anak murid golongan kami,
selama ini masih menjadi pikiran kita semua, sehingga ketua kita sering menanyakan urusan ini, kalau selama ini kita masih belum bertindak itu se-mata2 masih belum mengetahui jelas duduknya perkara, dan sekarang urusan ini nampak ada
sedikit titik terang, dalam waktu yang dekat sekali, ketua kami pasti akan mengutus orang2nya yang terkuat untuk
menyelidiki urusan ini, apabila saudara Ong dapat
memberitahukan nama pembunuhnya, bukan saja golongan
kami akan mengalami banyak keringanan tetapi juga akan mengurangi kerewelan rimba persilatan daerah selatan."
"Apabila saudara Koan coba berdiri dipihakku dan coba memikirkan dengan tenang, mungkin tidak sampai demikian mendesak aku." Ia berhenti sejenak, "Bagi sahabat2 yang hidup dalam rimba persilatan sebagai aku ini, tidak pantang merampok, juga tidak segan membunuh jiwa orang, tetapi paling pantang menjual sahabat, apalagi aku sudah mendapat bagian enam butir dari pada dua puluh empat butir mutiara itu, baik dipandang dari sudut umum maupun sudut pribadi, tidaklah pantas kalau aku mengumumkan namanya pembunuh itu. Kalau aku tadi memberi sedikit keterangan tentang urusan ini, pertama karena aku merasa simpati terhadap kematian empat murid golonganmu itu dan aku merasa benci terhadap cara yang keji dan rendah pembunuhnya itu, maka aku tidak segan untuk memberi sedikit keterangan, ini bukan berarti aku takut golongan kalian membuat perhitungan terhadap diriku."
Koan Sam Seng setelah berpikir sejenak, baru berkata,
"Apabila ucapan saudara Ong ini benar, hanya kami perlu selidiki lebih dulu, bukanlah soal siapa pembunuhnya, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melainkan soal dengan cara bagaiman anak murid golongan kami bisa mendapatkan duapuluh empat butir mutiara itu.
Dalam golongan rimba persilatan dareah selatan, saudara Ong namanya sangat kesohor, meskipun tindakanmu hanya
mengutamakan pandangan dan perasaan sendiri, tetapi
penilaian rimba persilatan terhadap saudar Ong masih
terhitung baik, maka ketika aku mendengar bahwa pembunuh empat anak murid kami itu adalah saudara, aku merasa agak heran."
"Saudara Koan tidak perlu menjunjung tinggi diriku, tidak peduli bagaimana, tidaklah mungkin kalau saudara Koan suruh aku memberitahukan nama pembunuhnya."
"Begini saja, apabila saudara Ong sanggup melawan aku sampai seratus jurus, maka aku tidak akan menanyakan soal ini lagi."
"Kalau saudara Koan berkukuh hendak memaksa aku turun tangan, aku juga tidak bisa berbuat apa2, tetapi di waktu pertempuran satu sama lain mengutamakan mencari
kemenangan, dengan demikian pasti akan menimbulkan
pertumpahan darah?".."
"Kau mempunyai kepandaian apa keluarkan saja
seluruhnya, apabila malam ini saudara Ong bisa mengalahkan aku, walaupun aku harus menerima teguran Pangcu, juga akan membela kau dalam urusan kematian anak murid
golongan kami ini, untuk selanjutnya, orang2 golongan kami tidak akan mencari kau untuk membuat perhitungan lagi?".."
"Saudara Koan bisa berpegang janji, aku percaya
sepenuhnya?".."
Ia lalu mengeluarkan senjatanya dan berkata pula,
"Silahkan saudara Koan keluarkan senjatamu!"
Di mulutnya meskipun Koan Sam Seng sangat galak, tetapi dalam hatinya mengerti benar bahwa Ong Khian ini
merupakan salah seorang kuat dalam rimba hijau daerah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selatan, hingga sedikitpun tidak mempunyai pikiran
memandang tingan, diam2 ia mengerahkan seluruh kekuatan tenaganya.
"Saudara Ong boleh menyerang sesukanya, siaotee hanya hendak menggunakan sepasang tangan kosong ini untuk
menyambut seanganmu."
Selagi Ong Khian hendak melakukan serangannya, tiba2
terdengar suara jeritan ngeri kemudian disusul oleh suara ribut2.
-odwo- Bab 31 KEDUA ORANG yang hendak bertempur itu dengan
serentak menoleh ke arah datangnya suara itu, jelas bahwa perobahan yang mendadak itu, telah mengurangi rasa
permusuhan kedua pihak. Koan Sam Seng lalu berkata, "Apabila saudara Ong tidak keberatan, bagaimana kalau pertandingan kita undurkan sampai lain waktu" Mari kita pergi melihat dulu ke sana apa sebenarnya yang telah terjadi."
Ong Khian yang juga ingin tahu urusan apa itu, maka
segera menyetujui usul Koan Sam Seng itu.
Keduanya lalu bergerak menuju ke asalnya tadi.
Ketika dua orang itu tiba di tempat di mana orang banyak tadi berkumpul, orang-orang itu ternyata sudah tidak ada semuanya, di situ hanya terdapat empat sosok bangkai
manusia. Koan Sam Seng lompat melesat ke atas sebuah pohon
besar, dari atas pohon itu ia memandang keadaan sekitarnya, tetapi orang banyak itu sudah tidak tampak bayangannya entah ke mana perginya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebaliknya dengan Ong Khian ia berjongkok memeriksa
keadaan empat bangkai itu, agaknya hendak mencari sebab2
kematiannya dari bekas luka2 bangkai itu, tetapi ia memeriksa beberapa lama, ternyata tidak dapat menemukan apa2,
hingga dalam hati merasa heran.
Koan Sam Seng yang ingin juga bertanya tetapi masih
belum dapat kesempatan, ketika menampak Ong Khian
terheran-heran ia segera bertanya, "Apakah saudara Ong telah menemukan tanda-tanda yang mencurigakan?"
"Tidak, apakah saudara Koan dapat melihat ke mana
perginya orang-orang itu?"
"Tidak." "Empat orang ini badannya tidak terdapat luka apa-apa, tidak terdapat tanda tertotok jalan darahnya, kematiannya ini mungkin disebabkan bekerjanya racun dalam tubuhnya."
"Mati karena racun, bukankah kita semua juga sudah kena racun" Mengapa tidak terdapat tanda atau perasaan apa-apa."
"Kematiannya empat orang ini sekarang masih susah
dipastikan, lebih dulu kita harus berusaha mencari Tiat Bok Taysu dan rombongan orang banyak itu, untuk mencari
keterangannya?".."
Bicara sampai di situ, tiba-tiba bungkam, matanya
ditujukan kepada salah seorang dari empat bangkai itu, kemudian menghunus senjatanya digunakan untuk
membalikan badan bangkai itu.
Sebagai seorang Kang-ouw ulung, ia takut badan bangkai itu mengandung racun sangat berbisa, maka tidak mau
menyentuh dengan tanganya.
Koan Sam Seng yang menyaksikan perbuatan orang she
Ong itu, sudah tahu bahwa orang itu telah menemukan
sesuatu, hingga matanya ditujukan kepaka bangkai itu dengan tidak berkata apa-apa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ong Khian memperdengarkan suara helahan napas
perlahan, kemudian berkata, "Ap,akah saudara Koan kenal dengan orang ini?"
"Tidak," menjawab Koan Sam Seng sambil menggelengkan
kepala. Orang ini adalah salah satu daripada tiga pembunuh yang membinasakan empat murid golongantmu itu, jikalau saudara Koan tidak percaya, boleh memeriksa badannya."
Koan Sam Seng memandang Ong Khian sejenak, tidak
berkata apa-apa. Ong Khian tahu bahwa orang she Koan itu timbul rasa
curiganya, maka ia menggunakan senjataaya untuk memukul-mukul badan bangkai itu, kemudian mengulur tangannya, dan dari dalam sakunya bangkai itu rnengeluarkan enam buah mutiara, ia lalu tersenyum dan berkata, "Apabila enam butir Mutiara ini ia simpan di lain tempat, hari ini orang2 golongan kalian pasti menambah kesalah pahaman terhadap siaotee.
Tetapi dalam hati Koan Sam Sang berpikir, "Sekalipun
semua mutiara itu diketemukan, juga tidak dapat dibuktikan kalau kau tidak terlibat dalam peristiwa itu."
Meskipun dalam hati berpikir demikian, tetapi mulutnya tidak berkata apa-apa.
Ong Khian yang menyaksikan sikap Koan Sam Seng, segera mengetahui bahwa rasa curiganya masih belum lenyap. Ia lalu memberikan enam butir mutiara itu seraya berkata, "Barang ini adalah barang golongan kalian enam butir mutiara ini, harap saudara Koan terima kembali."
"Mutiara ini meski barang yang sangat berharga, tetapi bagi orang-orang golongan pengemis kita sedikitpun tidak ada harganya, untuk sementara siaote mengambil sebutir saja, untuk membantu dalam usaha penyelidikan kematian empat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anak murid kami itu, sisanya lima butir, tolong saudara Ong simpan baik-baik.
Ong Khian menerima dan menyimpan lima butir mutiara itu dalam sakunya seraya berkata, "Siaote boleh tolong simpan dulu, di kemudian hari nanti siaote kembalikan kepada kalian lagi."
Ia membalikan badan bangkai itu lagi, matanya tiba-tiba mendapat lihat bahwa kepalan tangan kiri bangkai itu dikepal erat-erat, tergeraklah hatinya, ia segera bertanya, "Saudara Koan, orang setelah mati, lima jari tangannya itu lurus atau dikepal?"
"Kita harus lihat keadaan diwaktu menemukan
kematiannya, jikalau ia mati dalam keadaan tidak terkejut, ketakutan atau dalam penderitaan, sudah tentu lima jari tangannya diluruskan, tapi apabila dalam keadaan
ketakutan?".." Ong Khian menyambungnya dengan mengguman, "Kalau
begitu, orang ini mati dalam penderitaan hebat."
Kemudian ia mengawasi tangan kanan bangkai itu, lima jari tangan bangkai itu nampak setengah bengkok, seolah-olah urat-urat dari jari tangan itu tiba-tiba mengkerut.
Koan Sam Seng agaknya juga sudah dapat melihat bahwa
keadaan sepasang tangan bangkai itu agak berlainan, maka ia juga timbul rasa curiganya, ia lalu berjongkok dan memeriksa dengan teliti keadaan bangkai itu, kemudian berkata sambil menganggukkan kepala, "Kematian orang ini seperti urat-urat sekujur badannya mengkerut, dan tangan kiri orang ini, agaknya sedang menggenggam barang."
Ong Khian tiba-tiba menggerakkan senjata di tangannya, untuk nabas dua jari tangan yang dikepal dari bangkai orang itu, ketika memeriksanya, ternyata tidak terdapat barang2
yang mencurigakan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng memeriksa potongan jari tangan itu, lalu berkata dengan nada suara dingin, "Saudara Ong sudah
potonng jari ini, sekalipun ada barang apa2, juga sulah diambil orang, bagaimana kita dapat temukan lagi?"
Ong Khian mengawasi Koan Sam Seng sejenak, dengan
tidak berkata apa2 ia berjalan menghampiri salah satu bangkai lagi.
Dengan beruntun ia memeriksa tiga bangkai yang lainnya, setiap bangkai mengepal erat kepalan tangan kirinya hingga menimbulkan perasaan herannya.
Koan Sam Seng juga merasa bahwa keadaan itu sangat
luar biasa, ia berjongkok lagi, hendak membuka kepalan tangan itu.
Ong Khian tiba2 menggerakkan senjatanya seraya berkata,
"Saudara Koan lekas menyingkir."
Ketika Koan Sam Seng berpaling, senjatanya Ong Khian
sudah dekat badannya, hingga ia merasa gusar, ia lalu melompat bangun dan menyerang dengan tangan tangannya.
Ong Khian lompat menyingkir lalu berkata sambil tertawa dingin, "Apabila kematian orang2 ini disebabkan karena racun berbisa, kepalan tangan kiranya yang dikepal itu, barangkali mengandung akal jahat, saudara Koan bersifat tinggi hati, apabila siaote memperingatkan dengan kata2 saja mungkin saudara Koan tidak mau dengar, apalagi keadaan sangat mendesak, saudara Koan pasti tidak mau dengar."
Koan Sam Seng membenarkan keterangan Ong Khian itu
maka ia tidak berkata apa2 lagi.
Ong Khian dengan menggunakan kaki menginjak tangan
kiri bangkai itu kemudian membuka kepalan tangan yang terkepal itu dengan senjata gaitannya.
Ia memandang dengan seksama, dalam kepalan tangan itu, tampak tanda hitam sebesar biji kacang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ong Khian mengeluarkrn korek api, sambil memasang
korek api ia memeriksa dengan berjongkok, tanda hitam itu ternyata adalah darah matang yang sudah beku. Dengan
beruntun ia memeriksa kepalan tangan yang lainnya,
semuanya serupa keadaannya, hanya otaknya saja yang
berlainan. Dengan perasaan ter-heran2 ia bertanya, "Saudara Koan banyak pengetahuan, tahukah adat hubungan apa kematian mereka ini dengan tanda darah matang dalam kepalan
tangannya?" "Siaote juga tidak mengerti, mungkin saudara Ong sudah tahu."
Ong Khian berpikir sejenak, tiba2 berjongkok lagi dengan menggunakan ujung senjata gaitannya, menjuntik bagian tanda darah matang itu, karena darah orang2 itu sudah berhenti mengalir, sudah tentu luka itu tidak mengucurkan darah.
Ia mengorek lebih dalam, benar saja dari bekas luka itu ia telah menemukan sebatang jarum perak yang halus sekali, di bawah sinar korek api, menimbulkan sinar berwarna biru.
Dengan sangat hati2 Ong Khian mengeluarkan sebuah
kotak yang terbikin dari batu giok, ia meletakkan jarum itu di atas kotak lalu berkata, "Sekarang teranglah sudah, barang inilah yang membuat kematian mereka."
Koan Sam Seng dengan sangat hati2 memeriksa jarum itu, kemudian berkata, "Ini adalah jarum racun yang pernah direndam dalam air racun sangat berbisa, kematian empat orang ini pasti disebabkan karena jarum beracun ini?".."
"Celaka?".."
Koan Sam Seng dikejutkan oleh perbuatan Ong Khian itu, lalu bertanya, "Ada apa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita harus lekas dapat menemukan Tiat Bok Taysu dan
rombongannya, apabila terlambat, ini berarti menambah bahaya bagi mereka."
Koan Sam Seng agaknya masih belum mengerti maksud
perkataan Ong Khian itu, maka ia lalu bertanya dengan heran,
"Mengapa?" "Dalam kepalan tangan orang-orang ini semua ada jarum perak halus ini, kematian orang-orang ini pasti disebabkan karena jarum perak ini."
Koan Sam Seng meng-angguk2kan kepala dan berkata, "Itu benar, hal ini siaote juga sudah memikirkan."
"Dengan cara biagaimana jarum ini bisa berada dalam
kepalan tangan orang-orang ini, sebetulnya merupakan suatu kunci rahasia yang terpenting. Dalam malam gelap gulita ini, betapa pun pandainya orang menggunakan seajata rahasia, juga tidak mungkin dapat rnengenakan dengan jitu pada sasarannya yang berada sejauh setombak lehih, apalagi orang kuat seperti Tiat Bok Taysu, Hui Kong Leang dan lain-lainnya, betapa tajam daya melihat dan daya pendengaran rnereka, dalam jarak satu tombak apabila ada orang hendak
membokong, pasti tidak terluput dari pendengaran dan
penglihatan mereka, dari sini kita dapat menduganya bahwa serangan ini tidak mungkin?".."
Koan Sam Seng segera memberi pujian, "Sauadara Ong
betul pendapatmu." "Saudara Koan terlalu memuji?".." menjawab Ong Khian
sambil tertawa hambar sejenak, ia berpikir lalu berkata pula,
"Tetapi kematian orang2 ini yang disebabkan karena jarum beracun ini memang sudah tidak salah lagi, berdasarkan atas ini, orang yang melancarkan serangan jarum beracun itu, pasti berada dalam rornbongan orang banyak itu, ia melakukan serangan gelap selagi orang2 itu tidak ber-jaga2."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng melompat dan berkata, "Benar, mari kita lekas cari mereka."
"Oleh karena itu, apabila kita terlambat setindak, itu berarti menambah?".." Berbicara sampai di situ, tiba2 bungkam, setelah berpikir lama ia baru berkata lagi, "Tidak perlu mencari mereka lagi."
Koan Sam Seng tercengang, tanyanya, "Ada apa lagi?"
"Tiat Bok Taysu dan Ki Bok Taysu adalah orang2 beribadat tinggi, dalam segala hal dan dalam keadaan bagaimanapun juga, mereka bias berlaku tenang, akal muslihat semacam ini masih tidak dapat menipu kita, sudah tentu juga tidak dapat menipu mereka, apalagi Hui Kong Leang, ia adalah seorang yang banyak akalnya pada dewasa ini, kalau kita bisa
menyadari, dua paderi itu dan Hui Kong Leang juga pasti bisa mengetahui."
Koan Sam Seng yang mempunyai kedudukan tinggi dalam
tingkatan pengemis, dalam perjalanannya kali ini, ternyata menemukan rupa2 kejadian yang tidak terduga lebih dulu olehnya, ketenangannya masih kalah dengan Tiat Bok Taysu dan Ki Bok Taysu, kecerdikannya tidak sebanding dengan Hui Kong Leang, dan kepandaian menafsir sesuatu perkara
ternyata masih kalah dengan seorang penjahat dalam rimba hitam, dari situ bisa ditarik kesimpulan bahwa seorang yang ingin mendapat kedudukan baik dan lama terkenal,
sesungguhnya bukanlah soal yang mudah, kecuali
berkepandaian sangant tinggi, kecerdikan, akal muslihat dan ketenangan harus melebihi orang biasa?"..
Karena pengalamannya malam itu, membuat Koan Sam
Seng yang biasanya beradat tinggi itu, seketika merasa seperti mendapat kekalahan hebat.
Ong Khian yang menyaksikan Koan Sam Seng
menundukkan kepala dan berpikir keras, dikiranya sedang memikirkan keadaan di hadapan matanya, maka ia juga tidak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengganggunya, per-lahan2 ia membuka kotak batu gioknya, ia masukkan jarum perak ke dalamnya lalu disimpannya ke dalam saku.
Koan Sam Seng setelah mengalami semua kejadiaan itu,
hatinya mulai sabar, ia berpaling dan berkata kepada Ong Khian, "Hui Kong Leang meskipun cerdik, tetapi dalam
rombongan itu, banyak terdapat mukanya yang masih asing, sesungguhnya juga tak mudah hendak mencari tahu
penghianat yang nyusup ke dalam orang banyak itu.
"Apabila hanya Hui Kong Leang sendiri yang melakukan
pernyelidikkan sesungguhnya juga tidak susah, dengan adat yang aneh dan tindakannya yang tegas, apabila ia telah marah, semua orang yang ada di situ barang kali tak luput semua dari tangannya, kesulitannya adalah pada Tiat Bok dan Ki Bok Taysu."
"Siaotee tak mengerti maksud saudara Ong?"
"Kedua paderi beribadat tinggi itu, merupakan orang2 yang penuh kasih sayang, apabila Hui Kong Leang menggunakan tangan besi untuk mencari penjahat itu, sudah pasti mendapat rintangan dari dua paderi itu."
"Tidak perduli mereka dapat menemukan penjahat yang
menyusup dalam rombongan orang banyak itu atau tidak, kita juga harus memberitahukan tentang penemuan kita ini,
dengan adanya bahan ini, agak mudah untuk melakukan
penyelidikan." Ong Khian berpikir sejenak, lalu berkata, "Yang
mengherankan ialah, entah ke mana jejak mereka."
"Kita berlalu belum seberapa lama, apalagi setelah
mendengar suara jeritan segera mengejar kemari betapapun cepat perginya mereka, juga tidak mungkin tidak dapat dicari jejaknya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mata Ong Khian tiba2 ditujukan kepada kuil tua yang
berdiri di atas tanah belukar itu, kemudian berkata,
"Mungkinkah mereka berada di dalam kuil tua itu?"
"Bagaimana kalau kita masuk melihatnya?"
"Baik," berkata Ong Khian dan lebih dulu melompat melesat ke dinding tembok yang mengitari kuil tua itu.
Di dalam dinding itu terdapat banyak tanaman pohon tua dan rumput serta alang2 yang sangat lebat.
Koan Sam Seng yang bergerak belakangan lebih dulu
melayang turun ke dalam pekarangan yang penuh alang
alang. Ong Khian yang turun belakangan, ketika berada di sisi Koan Sam Seng segera memberi peringatan, "Saudara Koan hati2 sedikit, jangaan meninggalkan bekas bagi orang lain untuk mencari kita, dengan pengalaman siaote di kalangan Kang-ouw selama beberapa puluh tahun ini, siaote berani memastikan bahwa Tiat Bok Taysu, Hui Kong Leang dan
lain2nya, tidak masuk ke dalam kuil ini."
"Siaote juga berpendapat demikian."
"Tetapi kuil tua ini bukanlah merupakan satu kuil yang sudah lama tidak diambah oleh jejak manusia, harap saudara Koan tetap terpisah sejarak satu tombak, dengan demikian kita mudah menyembunyikan diri, juga mudah saling
membantu." Pada saat itu, permusuhan dua orang sudah lenyap, Koan Sam Seng benar saja menurut perkataan Ong Khian, ia
mundur lima langkah. Sebentar kemudian, Ong Khian memasukkan senjatanya ke dalam sarungnya, ia lalu menekan, dengan teliti sekali ia memeriksa jalanan untuk masuk dan keluar kuil itu, kemudian baru bergerak melompat turun ke samping pintu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng dengan menggunakan alang2 rumput
sebagai perlindungan berjalan maju, lalu berhenti di belakang Ong Khian sejarak kira2 enam kaki.
Dengan cara demikian mereka merayap maju, setelah
melalui dua pekarangan, tibalah di dalam pendopo.
Dengan sangat hati2 Ong Khian berjalan ke depan meja
sembahyang, ia mengulur tangannya hendak meraba patung di belakang meja, tiba2 mendapat suatu pikiran, ia segera berpaling dan berkata kepada Koan Sam Seng dengan suara perlahan, "Saudara Koan, mari kita sembunyi di belakang patung ini."
"Maksud kita dalam perjalanan ini ialah hendak mencari rombongan Tiat Bok Taysu, mereka tidak berada di sini, seharusnya kita pergi."
"Malam gelap, juga tidak tahu ke mana mereka pergi,
bagaimana kita harus mencari" sebaiknya kita tunggu sampai terang tanah baru pergi mencari lagi."
"Sekalipun tidak dapat menemukan mereka, kita juga tidak boleh duduk berdiam dalam pendopo ini."
Ia lalu memutar tubuhnya dan berjalan keluar.
Kiranya tadi waktu Ong Khian mengulur tangannya meraba ke meja sembahyang, meja itu bersih tidak terdapat debu sedikitpun juga, maka tergeraklah hatinya, sebab sekalipun tempat itu ada orang yang dating untuk membersihkan juga tidak mungkin setelah satu malaman tidak terdapat tanda debu, ini ternyata bahwa tadi baru saja dibersihkan oleh tangan orang. Oleh karena itu, maka ia segera timbul
pikirannya hendak mengintai.
Dengan pengalamannya berpuluh-puluh tahun di kalangan kang-ouw, ia yakin bahwa dugaannya tidak salah, tetapi ia tidak mau menjelaskan kepada Koan Sam Seng, sebab apabila dugaannya salah, pasti akan menimbulkan tertawaan orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu Koan Sam Seng berlalu, ia juga tidak merintangi, selagi berada dalam kesulitan, Koan Sam Seng mendadak balik lagi ke sampingnya, bahkan menarik dirinya untuk sembunyikan diri ke belakang patung itu.
Melihat sikapnya yang cemas dari Koan Sam Seng, ia tahu bahwa orang she Koan itu pasti telah melihat sesuatu, maka ia juga tidak bertanya.
Baru saja dua orang itu menyembunyikan dirinya, di dalam pendopo itu terdengar suara tindakkan kaki orang.
Cuaca gelap, ditambah dengan terhalangnya meja sehingga mereka tidak dapat melihat tegas berapa banyak orang yang masuk dalam pendopo itu, hanya dari suara tindakan kaki, mereka dapat menduga bahwa orang-orang itu jumlahnya
tidak sedikit. Tiba-tiba terdengar suara orang yang nada suaranya dingin bertanya, "Benarkah mereka sudah pergi semua?"
Seorang dengan suara dalam menjawab, "Sudah pergi
semua." Terdengar pula pertanyaan orang yang nada suaranya
dingin itu, "Sudahkah diadakan pemeriksaan di dalam
pendopo ini?" Terdengar jawaban dari seorang yang suaranya kasar,
"Sudah." Orang yang nada suaranya dingin itu bertanya pula,
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apakah sudah diadakan penjagaan di luar kuil ini?"
Satu suara yang halus tetapi nyaring menjawab, "Tempat-tempat sekitar empat ratus tombak dari kuil ini, sekalipun burung terbang juga tidak terluput dari pengawasan kita."
Nada suara dingin itu terdengar pula, "Kalau begitu boleh menyalahkan api penerangan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebentar kemudian, tampak bekerjanya korek api, keadaan dalam ruangan pendopo itu menjadi terang benderang.
Ong Khian mengintip, di bawah penerangan empat batang lilin besar yang terletak di atas meja sembahyang, ia dapat melihat orang-orang yang berada di situ kira-kira berjumlah beberapa puluh orang.
Orang itu nampak bergerak mondar mandir, kemudian
mendadak berhenti, orang orang itu seolah-olah mempunyai tempat tertentu, setelah berdiri di tempat masing-masing, lalu bagaikan tiang yang menancap di tanah, sedikitpun tidak bergerak.
Koan Sam Seng menarik ujung baju Ong Khian, selagi
hendak bicara dengannya dengan menggunakan ilmu
menyampaikan suara ke dalam telinga orang yang diajak bicara, Ong Khian menggoyangkan tangannya melarang Koan Sam Seng buka mulut.
Tiba2 terdengar pula suara orang yang bernada dingin itu,
"Kalian masih ada urusan apa, lekas ceritakan, aku akan segera berangkat ke utara, tidak bisa berdiam lama di sini."
Terdengar jawaban dari seorang yang nada suaranya
tenang dan rapi, "Sekarang ini Tiat Bok Taysu dan lain2nya sudah berada di tangan kita, dalam.waktu tiga atau lima hari dapat dibereskan seluruhnya."
Terdengar suara di hidung dari orang yang bernada dingin itu, "Tiat Bok Taysu dan Ki Bok Taysu dua paderi tua itu, adalah tokoh terkuat dalam partai Siao-lim-pay, apabila kau pandang ringan, pasti mereka dapat lolos, di kemudian hari barangkali tidak akan dapat menemukan kesempatan baik seperti hari ini."
Oranp yang suaranya tenang itu berkata, "Ong-ya,
rombongan orang2 itu sudah terjatuh dalam pesawat jebakan kita, kita telah bergerak serentak dengan secara terang dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggelap, betapapun tingginya kepandaian dua paderi tua itu, juga tidak mungkin lolos dari tangan kita."
Orang bernada dingin yang disebut Ong-ya itu terdengar pula suaranya, "Apabila kali ini kita berhasil, tindakan kita selanjutnya akan ditujukan kepada golongan pengemis,
kabarnya dalam golongan pengemis itu, dua jago tua si budak dan si gagu sudah muncul lagi, dua orang tua itu meskipun bercacat tetapi kepandaianny tinggi luar biasa, apabila ingin membasmi golongan pengemis mau tidak mau dua orang itu harus disingkirkan lebih dulu."
Orang yang bernada tenang itu berkata, "Ong-ya dapat
berpikir secara cermat, hamba sangat kagum, golongan
pengemis mendapat kedudukan seperti sekarang, itu hanya mengandalkan dua orang, satu ialah penasehatnya yang
pandai, dan kedua ialah pahlawannya yang mempunyai
kekuatan luar biasa, tetapi kekuatan orang itu tidak seberapa dikhawatirkan, hanya penasehatnya yang terdiri dari seorang di belakang itu kabarnya sangat cerdik dan banyak akal muslihatnya orang itulah yang kita tidak boleh pandang ringan, asal kita bisa menyingkirkan lebih dulu orang itu, sehingga golongan pengemis tidak ada orang yang bisa
mengatur lagi." Orang yang disebut Ong-ya itu setelah mendengar
perkataan itu, tiba2 berjalan mondar-mandir dalam ruangan itu.
Di bawah penerangan sinar lilin itu, Koan Sam Seng dan Ong Khian hanya dapat melihat ujung jubah berwarna hijau orang itu.
Tiba2 terdengar pula suara tindakan kaki, lalu disusul oleh suaranya seorang perempuan yang berkata, "Ong-ya selamat malam."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara itu sudah tidak asing bagi Koan Sam Seng dan Ong Khian, mereka segera dapat mengenali bahwa suara itu
adalah suara nona Pan. Orang berjubah hijau itu tiba2 berhenti berjalan, lalu terdengar suara tertawanya yang nyaring, kemudian disusul dengan kata2nya, "Kedatanganmu sangat kebetulan sekali."
Nona Pan itu nampak berjalan maju, kemudian dengan
tiba2 ia berlutut di hadapan orang berbaju hijau itu.
Koan Sam Seng yang saat itu sedang mengintai, matanya telah tertatap dengan sepasang mata, tetapi mata nona itu setelah tertatap dengan sinar mata Koan Sam Seng dengan cepat menundukkan kepala.
Kali ini Koan Sam Seng dapat melihat dengan tegas bahwa perempuan itu benar2 adalah nona Pan.
Gadis itu juga agaknya ssudah dapat melihat Koan Sam
Seng dan Ong Khian yang bersembunyi di belakang patung, sebentar2 menunjukkan matanya ke bawah meja
sembahyang. Kini terdengar suara orang berjubah hijau itu, "Selama beberapa tahun ini kau berada di gedung keluarga Pan, meskipun belum berhasil menemukan di mana adanya tiga barang pusaka itu, tetapi asal situa bangka she Pan itu belum mati, tentu tidak sanggup menerima siksaan hebat, urusan selanjutnya, aku sudah mengatur orang lagi untuk mengurus, kau boleh beristirahat tiga bulan, setelah habis waktu istirahatmu, nanti akan mendapat perintah lagi."
Nona Pan yang berlutut di hadapannya Nampak
mengangkat kepalanya dan berkata, "Hamba ada beberapa permintaan yang barang kali tidak pantas, entah Ong-ya dapat menerimanya atau tidak?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang berbaju hijau itu tiba2 tertawa dingin kemudian berkata, "Apa" Kau hendak berunding tentang syarat
denganku?" Si gadis memperdengarkan jawabannya, "Mana hamba
berani, hamba hanya ingin mohon kepada Ong-ya."
Orang berjubah hijau itu Nampak berpikir kemudian
berkata, "Baik, kau ceritakan dahulu."
Gadis itu berkata, "Mohon Ong-ya agar supaya beberapa orang kepercayaan yang hamba dapatkan dari keluarga Pan ini, Ong-ya ijinkan bekerja kepada hamba."
Orang berjubah hijau dengan sikapnya yang kaku perlahan2 menyapu orang2nya gadis itu, kemudian berkata,
"Kecuali Touw Thian Gouw, yang lainnya untuk sementara boleh membantu kau."
Touw Thian Gouw yang mendengar itu nampaknya
terkejut, dan dalam hatinya berpikir, "Orang ini belum pernah kukenal, bagaimana ia tahu namaku?"
Orang berbaju hijau itu tiba2 berkata, "Tunggu dulu,
tentang Pan kongcu ini apabila dibiarkan dia hidup, mungkin akan membawa bencana di kemudian hari, aku bekerja
selamanya tidak suka meninggalkan bibit bencana lebih baik dibunuh saja."
Gadis itu nampaknya sangat gelisah ia lalu berkata, "Pan koncu sifatnya lemah, ia tidak bias menjadi seorang besar, apalagi ia tidak mempunyai bakat baik untuk mempelajari ilmu silat, sekalipun mendapat guru yang pandai, juga tidak bias berbuat apa2, hamba telah bergaul beberapa tahun
dengannya, tahu benar keadaannya, mohon keampunan Ong-ya, ampunilah jiwanya."
Orang berjubah hijau itu diam saja nampaknya sedang
berpikir keras. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itu berkata pula, "Apalagi sudah lama ia merasa tidak puas terhadap kelakuan dan sepak terjang ayahnya, hamba pernah berkata bahwa ayahnya itu dosanya sudah terlalu banyak, maka apa yang telah terjadi sekarang ini, boleh dikata merupakan suatu pembalasan untuk dirinya sendiri.
Orang berjubah hijau itu, masih tetap diam tidak
menjawab, agaknya merasa sulit terhadap permintaan gadis itu.
Gadis itu kembali berkata, "Selama beberapa tahun ini, orang tua she Pan itu telah beberapa kali hendak
mencelakakan diriku, tetapi berkat bantuan Pan Ceng Leang yang diam-diam member kabar kepadaku, sehingga hamba
bias selamat dan memenuhi tugas yang Ong-ya berikan."
Orang berjubah hijau itu nampaknya telah tergerak hatinya oleh ucapan gadis itu, ia berkata dengan nada suara tetap dingin, "Kalau begitu biarlah kau berikan kepadanya obat bikinanku, kuserahkan dia kepadamu!"
Orang berjubah hijau itu berjalan ke depan meja
sembahyang kemudian berkata pula, "Kalian masih ada
permintaan apa lagi?"
Dalam ruangan tampak sunyi, lama tidak terdengar suara orang berbicara.
Orang berjubah hijau itu tiba2 berjalan keluar kemudian berkata dengan suara nyaring, "Kalau sudah tidak ada urusan apa2, rencana kita jalankan menurut garis yang semula, setengah tahun kemudain kalian berkumpul di lembah Tiat-hun-kok di gunung Hok-bu-san."
Selagi orang berjubah hijau itu hendak berlalu, gadis she Pan itu memburu dan berkata, "Ong-ya tunggu sebentar!"
Orang berjubah hijau itu berpaling dan bertanya, "Kau masih ada urusan apa lagi?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itu berkata, "Tugas hamba masih belum selesai
semuanya, tetapi sudah menanam permusuhan dengan
musuh2 tangguh maka untuk selanjutnya setiap gerak gerik hamba pasti di bawah pengawasan orang2 rimba persilatan daerah Tionggoan, maka hamba memberanikan diri mohon
kepada Ong-ya, agar Touw Thian Gouw itu Ong-ya berikan kepada hamba, supaya dapat menambah kekuatan hamba."
Orang berjubah hijau itu berpikir kemudian berkata, "Kau masih hendak mencari tiga barang pusaka itu, sudah
selayaknya harus memdapat bantuan orang2 kuat, Tiat Bok Taysu dan Ki Bok Taysu dua paderi itu merupakan orang2
yang sulit dihadapi, sedapat mungkin harus dihindarkan, jangan sampai timbul bentrokan secara langsung dengan partai Siao-lim-pay, paling baik harus dikalahkan dengan menggunakan akal. Touw Thian Gouw, meskipun tinggi
kepandaiannya, tetapi dalam rimba persilatan daerah
Tionggoan namanya masih belum cukup untuk mempengaruhi musuh tangguh." Ia berdiam sejenak, lalu berkata pula, "Aku sebetulnya hendak membawa dua jago pedang Ceng Sia Pay ke lembah Tiat-hun-kok, tapi karena memikirkan keadaanmu ini, baiklah dua orang itu juga kutinggalkan di bawah perintahmu, dengan kekuatan mereka dalam rimba persilatan daerah selatan, jarang orang yang mampu melawannya."
Touw Thian Gouw melirik kepada Siang-koan Kie dan dua jago pedang dari Ceng Sia Pay, mereka pada berdiri sambil memejamkan matanya, maka ia juga meniru sikap tiga orang itu, jangan sampai menimbulkan curiga.
Gadis itu menghaturkan terima kasih kepada orang yang berjubah hijau itu.
Orang yang berjubah hijau itu berkata pula sambil tertawa ter-bahak2, "Dengan ditambahnya kekuatan dari dua orang Ceng Sia Pay ini, dapat menambah kekuatan, tetapi juga akan menimbulkan kesulitan banyak bagimu, orang2 Ceng Sia Pay tentu tidak senang melihat kau memerintah sesukanya kepada Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dua sesepuhnya, mereka pasti akan menggunakan segala
daya supaya untuk menyulitkan kau."
Gadis itu berkata, "Ramalan Ong-ya belum pernah meleset, kalau sudah mengetahui adanya bahaya ini pasti sudah
mempunyai rencana untuk menghindarkannya."
Orang berjubah hijau itu berkata, "Apabila Ceng Sia Pay tidak berpikir demikian, itulah yang paling baik, tetapi apabila mereka benar2 berpikir demikian, itu berarti suatu kehancuran bagi mereka sendiri, untuk selanjutnya sudah tentu aku mengirim beberapa orangku yang pandai menggunakan racun, diam2 untuk membantumu, maka kau tidak usah khawatir."
Gadis itu kembali mengucapkan terima kasihnya.
Orang berjubah hijau itu bergerak sebentar sudah
menghilang, kemudian disusul oleh bergeraknya beberapa orang yang lari keluar dari ruangan itu, hingga sebentar saja dalam ruangan itu hanya tinggal beberapa orang saja.
Setelah orang berjubah hijau itu berlalu, gadis baju putih itu dalam rombongan orang2 itu kedudukannya paling tinggi sehingga semua orang member hormat padanya.
Tiba2 terdengar suara serak, "Tadi Ong-ya telah
menyerahkan dua jago pedang dari Ceng Sia Pay di bawah perintah Khiun-cu hendak menerima dua orang itu?"
Gadis berbaju putih berkata sambil tertawa, "Dewasa ini pengaruh dan kekuatan di dunia Kang-ouw cukup kuat, kalau aku dapat menundukkan dua jago pedang dari Ceng Sia Pay ini, bukankah berarti menunjukkan kelemahan pada partai itu?".."
Orang suara serak itu berkata sambil tertawa, "Khiun-cu tidak usah khawatir, dua jago pedang Ceng Sia Pay itu sudah makan obat mabuk buatan Ong-ya, Ong-ya yang selalu tidak gagal dalam perhitungannya, sudah memikirkan kekuatan dua orang itu, maka dosis yang diberikan oleh Ong-ya kepadamu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu, yang dapat memerintah mereka, sekalipun Cowsu dari Ceng Sia Pay hidup lagi, mereka juga tidak akan mau dengar perintahnya."
Gadis itu tiba2 tertawa nyaring dan berkata, "Kepandaian Ong-ya tidak dapat diukur betapa tingginya, juga pandai menggunakan segala urusan, hamper semuanya jitu, pedang utusan yang diberikan oleh Ong-ya itu, sesungguhnya sangat mengherankan, sebilah pedang yang pendek yang biasa saja, mengapa bias membuat orang terpengaruh demikian rupa, sehingga menuruti segala perintahnya?"
Orang suara serak itu berkata, "Ong-ya untuk mendapat pedang utusan itu, pernah bertapa sepuluh tahun lamanya di dalam gunung yang jarang didatangi oleh manusia, selama itu telah berhasil membuat lima buah pedang, sebilah yang dinamakan pedang agung, dan empat bilah dinamakan
pedang utusan dan kabarnya pedang agung itu, kegaibannya jauh di atasnya empat pedang utusan ini, tentang empat bilah pedang utusan itu, dewasa ini hanya ada dua orang yang membawa, Khiun-cu sudah lama membawa pedang itu,
apakah masih belum tahu kegaibannya?"
Gadis yang disebut Khiun-cu itu menjawab, "Kegaibannya aku sudah tahu, apa yang aku tidak mengerti ialah apa sebabnya pedang ini bisa menimbulkan kekuatan gaib itu?"
-odwo- Bab 32 ORANG yang suaranya serak itu, agaknya tak berani
membuka rahasia pedang itu, ia hanya memperdengarkan
suara ketawanya dan kemudian berkata, "Khiun-cu merupakan orang kesayangan Ong-ya, mengapa tidak menanyakan
sendiri kepada Ong-ya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis itu Nampak berpikir sejenak lalu berkata, "Aku hanya iseng2 menanya saja, tiada maksud untuk mengetahui
rahasianya?".. dua jago pedang Ceng Sia Pay itu, sekarang ada di mana?"
Suara orang serak itu berkata, "Mereka berada di luar kuil ini, apakah Khiun-cu ingin mencoba kegaiban pedang utusan?"
Gadis itu berkata, "Ya, bawa mereka masuk."
Koan Sam Seng dan Ong Khian tertarik oleh perasaan
heran, mereka memasang mata.
Tidak lama kemudian, tiga laki2 membawa masuk dua jago pedang dari Ceng Sia Pay.
Dua jago pedang itu sikapnya seperti orang bodoh, mereka agaknya mengalami perobahan secara mendadak.
Gadis berbaju putih itu menghampiri dengan tindakan
perlahan, lalu mengeluarkan sebilah pedang pendek.
Touw Thian Gouw yang pura2 bodoh menyipitkan matanya, ia telah dapat melihat bahwa pedang pendek di tangan gadis itu, adalah pedang pendek yang telah digunakan untuk
memerintah Siang-koan Kie malam itu.
Gadis berbaju putih itu berdiri di hadapan dua jago pedang itu, per-lahan2 mengangkat pedang pendeknya, lalu membuat lingkaran di depan dua orang itu.
Sungguh heran, mata kedua jago pedang itu terus
berputaran di atas pedang pendek itu.
Gadis berbaju putih itu tiba2 menggerakkan pedang
pendeknya ditujukan pada meja sembahyang.
Mata kedua jago pedang it uterus mengikuti pedang
pendek itu, tiba2 menggeram, kemudian mengangkat
tangannya dan melakukan serangan kepada meja
sembahyang itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Serangan kedua jago pedang itu ternyata sangat hebat, sehingga meja dan patung dalam kuil itu menjadi hancur berantakan.
Koan Sam Seng dan Ong Khian yang sembunyinya di
belakang patung sekujur badannya teruruk oleh runtuhan batu dan kayu, tetapi mereka tidak berani bergerak, hanya
menutup mata dan pernapasannya jangan sampai kemasukan debu.
Mereka mendengar suara tertawanya dan kata2nya gadis
itu, "Kekuatan dua orang ini sesungguhnya hebat sekali."
Orang yang suaranya serak itu menyahut, "Nama dua jago pedang Ceng Sia Pay di kalangan Kang-ouw sudah
empatpuluh tahun lebih lamanya belum pernah luntur, sudah tentu tidak boleh dibandingkan dengan orang biasa, Khium-cu mendapat tenaga bantuan dua orang kuat itu dan ditambah lagi dengan kepandaian Khiun-cu yang luar biasa, tidak perduli betapa tangguhnya musuh juga tidak perlu merasa takut."
Gadis berbaju putih itu tersenyum, kemudian berpaling dan berkata sambil menunjuk kepada Siang-koan Kie, "Kepandaian orang itu juga tak jelek, dan Touw Thian Gouw yang
mendapat gelar "pecut sakti" itu, pernah malang melintang di daerah luar perbatasan juga merupakan seorang tokoh terkuat daerah itu?"?"
Matanya lalu ditujukan kepada Wan Hauw, untuk sesaat ia diam agaknya sedang mengenangkan kepandaian Wan Hauw, setelah berpikir agak lama, baru terdengar pula perkataannya,
"Orang yang mukanya seperti monyet ini, meskipun belum pernah ia turun tangan menghadapi musuh, tetapi dari
kegesitan dan kelincahannya, aku sudah dapat mengukur kepandaiannya, mungkin tak di bawah dua jago pedang ini."
Orang yang suaranya serak itu agaknya tidak percaya
perkataan gadis itu, ia menggelengkan kepala dan tersenyum, tetapi tidak membantah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keheningan kembali meliputi suasana dalam ruangan
pendopo itu. Setelah hening cukup lama, baru terdengar suara tarikan napas gadis itu, kemudian terdengar kata2nya, "Selama aku berada di gedung keluarga Pan, suami isteri Lui Beng Wan perlakukan aku baik sekali, apabila jiwa mereka tak
terganggu, boanpwee sangat berterima kasih."
Setelah berkata demikian, gadis itu lalu member hormat kepada orang yang suaranya serak itu.
Orang yang suaranya serak itu buru2 membalas hormat
seraya berkata, "Ucapan Khiun-cu ini terlalu berat bagaimana aku sanggup menerimanya."
Gadis itu berkata pula, "Ong-ya selalu dengar nasihat Kunsu, asal kau mengatakan sepatah dua dengan perkataan baik, untuk menolong jiwa dua orang itu sesungguhnya
mudah sekali." Orang suaranya serak itu agaknya merasa senang
mendapat pujian gadis itu, ia tertawa ber-gelak2 dan berkata,
"Perintah Khiun-cu bagaimana aku berani menolaknya, apabila ada kesempatan, aku pasti melakukan seperti apa yang Khiun-cu kehendaki."
Gadis berbaju putih itu lalu menyatakan terima kasih, dan orang bersuara serak itu juga lalu minta diri.
Lama setelah orang itu berlalu, baru terdengar pula
suaranya gadis itu, "Kim congkoan kepal sudah disediakan atau belum?"
Lalu terdengar suara jawaban dari Kim siaoho, "Sudah lama tersedia, tinggal menunggu perintah Khiun-cu."
Gadis itu berkat, "Baik, mari kita berangkat."
Setelah itu terdengar ramai tindakan kaki orang, yang perlahan2 menjauh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suasana dalam pendopo itu kembali sunyi senyap.
Koan Sam Seng per-lahan2 menyingkirkan reruntuhan batu dan kayu yang menguruk badannya, ia melongok keluar,
tetapi sudah tidak melihat bayangan manusia satupun juga.
Ong Khian bertanya dengan suara perlahan, "Apakah sudah pergi semuanya?"
"Sudah bersih."
Setelah itu ia bangkit dan berjalan keluar.
Ong Khian juga keluar dari tempat persembunyiannya,
setelah mengawasi keadaan di sekitarnya sejenak lalu berkata,
"Apakah saudara Koan tadi melihat wajah orang berjubah hijau itu?"
"Sesungguhnya sangat memalukan, kecuali nona Pan yang disebut Khiun-cu itu, wajahnya orang2 yang lainnya, aku tidak melihatnya."
"Saudara Koan tidak perlu sesalkan diri sendiri, siaote sendiri juga tidak melihat."
Koan Sam Seng berpikir lama, kemudian berkata, "Saudara Ong sudah lama berkelana di dunia Kang-ouw, tahukah orang rimba persilatan golongan mana, ada yang menggunakan
sebutan yang aneh itu, apa Ong-ya, Khiun-cu segala, se-olah2
benar dari golongan kerajaan."
"Urusan di dunia Kang-ouw banyak yang aneh umpama
saudara Koan disebut orang sebagai pahlawan bagian
kekuatan, apakah betul sebagai menteri dalam kerajaan?"
"Nama julukan siaote ini, adalah pemberian dari golongan kita, tetapi itu hanya semata-mata sebutan dalam golongan pengemis saja."
"Itulah, mereka sengaja menggunakan sebutan Raja atau Puteri, maksudnya tentu hendak membikin kabur mata dan telinga orang saja, mengapa tidak boleh?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah beberapa puluh tahun siaote berkecimpung dalam dunia Kang-ouw, belum pernah mendengar orang cerita ada orang2 yang mempunyai gelar yang aneh2 itu."
Pada saat itu, cuaca sudah mulai terang, Ong Khian
mendongakkan kepala dan berkata, "Saudara Koan, ada suatu hal kita harus lekas selesaikan, supaya siaote bisa menentukan tindakan selanjutnya."
"Urusan apa?" "Saudara Koan hendak paksa aku menjumpai Pangcumu,
bolehkah kiranya kalau hal ini ditunda untuk sementara waktu?"
"Tidak usah pergi lagi, setelah siaote nanti pulang menemui Pangcu, akan menceritakan semua ucapan saudara Ong ini dan minta keputusan Pangcu sendiri, apabila Pangcu masih memerlukan bantuan saudara Ong, sudah tentu ia bias
mengutus orang untuk mencarimu?".."
"Maksud saudara Koan, apakah tidak akan menceritakan
cara pertemuan dengan siaote kali ini?"
"Benar, harap saudara Ong menentukan tindakan
selanjutnya sendiri, siaote juga ingin pulang."
Ia memberi hormat dan memutar tubuhnya hendak berlalu.
Ong Khian memanggilnya, "Saudara Koan jangan pergi
dulu!" "Saudara Ong masih ada urusan apa?"
"Saudara Koan hendak kemana?"
"Siaote ingin lekas pulang untuk menjumpai Pangcu, siaote hendak memberitahukan kepada Pangcu apa yang siaote lihat tadi, supaya mengadakan persiapan."
"Golonganmu mempunyai pengaruh sangat besar, anak
muridnya tersebar di mana2, untuk menyelidiki asal-usul Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang itu sudah tentu sangat mudah, tetapi yang penting sekarang ini ialah harus mencari Tiat Bok Taysu dan
rombongannya, kita beritahukan lebih dulu kepada mereka apa yang telah kita saksikan tadi, dan kita juga harus berusaha untuk menyingkirkan lebih dulu penghianat yang nyelundup dalam rombongan itu, lalu berusaha lagi untuk menyelidiki gadis berbaju putih dan orang berjubah hijau, apabila urusan ini dapat mempersatukan partai2 besar dunia Kang-ouw, ber-sama2 melawan musuh tangguh, juga
merupakan suatu hal yang sangat menguntungkan bagi
semua orang." "Kita berdiam dalam kuil ini sudah cukup lama, mereka yang pergi sudah tentu sudah terlalu jauh, kemana kita harus mencari mereka?"
"Dengan terus terang, siaote seorang saja bukannya tidak bias mencari mereka, tetapi di sepanjang jalan mungkin akan dicegat atau dirintangi oleh orang2 mereka, ini bukan kekuatan tenaga siaote seorang saja yang dapat
menghadapinya?".. soal kematian bagi siaote tidak terlalu dipentingkan, tetapi apabila berita ini tidak bisa disampaikan kepada Tiat Bok Taysu dan lain2nya, akan merupakan suatu sesal besar.
Koan Sam Seng setelah berpikir sejenak lalu berkata,
"Baiklah! Mari kita segera berangkat jangan sampai
terlambat." Ong Khian menganggukkan kepala sambil tertawa,
kemudian berjalan dulu dengan tindakan lebar.
Kedua orang itu setelah keluar dari kuil, terus menuju ke tepi sungai.
Berjalan kira2 tiga atau empat pal, tiba2 menemukan
sebuah bangkai manusia yang menggeletak di tepi jalan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng menghampiri, ia memeriksa kedua tangan
bangkai itu, benar saja kepalan tangan kiri bangkai itu masih terkepal.
Ong Khian berkata dengan suara perlahan, "Arah kita
mengejar tidak salah, mari kita lekas jalan."
Dua orang itu lalu menggunakan ilmu lari pesat, lari
menuju ke tepi sungai. Berjalan lagi kira2 tiga pal, di tepi jalan mereka
menemukan dua bangkai manusia lagi.
Waktu diperiksa oleh Koan Sam Seng, kematian dua orang itu sama dengan yang diketemukan duluan.
Ong Khian berkata sambil menghela napas, "Orang yang
mati jumlahnya sudah tidak sedikit!"
Koan Sam Seng juga mersakan gawatnya soal itu, ia
berkata dengan cemas, "Nampaknya kita harus lekas dapat menemukan mereka."
"Saudara Koan, siaote teringat sesuatu hal," berkata Ong Khian sambil menghela napas perlahan.
Melihat sikap agak aneh Ong Khian, Koan Sam Seng diam2
merasa heran, tanyanya, "Urusan apa?"
"Mengenai urusan kita mendaftar nama dalam buku
kematian, hal ini mungkin bukan gertakan saja."
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tetapi siaote tidak merasakan apa2 yang aneh."
"Itu memang benar, waktu siaote menulis nama juga
pernah ber-jaga2, tetapi seandai gadis itu menaruh racun yang tidak berwujud atau berbau di atas alat tulis atau kertasnya, maka kita yang menuliskan nama dalam buku itu, mungkin sudah terkena racun semuanya."
"Saudara Ong terlalu banyak berpikiran."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siaote juga sebetulnya tidak menghiraukan soal ini, tetapi tadi di dalam ruangan pendopo ketika menyaksikan pedang di tangan gadis itu, tiba2 siaote timbul perasaan bahwa urusan ini sesungguhnya sangat gawat.
Koan Sam Seng agaknya merasa tertarik dengan ucapan
Ong Khian itu, sehingga wajahnya juga berubah, katanya,
"Benar, hanya sebilah pedang saja, entah dengan cara
bagaiman bias membuat dua jago pedang Ceng Sia Pay yang sudah malang melintang beberapa puluh tahun di dunia Kangouw sampai begitu dengar perintah?"
"Apa yang siaote khawatirkan juga soal ini, pikiran dan sifat dua jago pedang itu disebabkan oleh pengaruh obat yang gaib, hal ini tidak mengherankan, yang mengherankan adalah pedang pendek itu, mengapa mempunyai pengaruh
memperbudak orang" Siaote selalu tidak percaya kepada segala ilmu hitam, tetapi sejak menyaksikan pengaruh ajaib pedang pendek itu?".." mendadak ia berhenti, setelah
berpikir sejenak, ia mengangkat muka mengawasi Koan Sam Seng dan berkata pula, "Apakah saudara Koan percaya bahwa di dalam dunia ini ada kekuatan ilmu gaib?"
"Siaote meskipun pernah dengar, tetapi belum pernah
menyaksikan, hanya aku tidak percaya dengan segala ilmu begituan."
"Siaote juga percaya bahwa dalam dunia ini ada ilmu
mujijat, tetapi kecuali ilmu gaib itu, satu2nya pengertian yang dapat digunakan untuk menerangkan pengaruh kekuatan aneh dari pedang itu hanya satu jalan."
Koan Sam Seng tiba2 menarik kesimpulan, bahwa berandal besar ini, bukan saja berkepandaian tinggi sekali, tetapi juga mempunyai kecerdikan luar biasa, kalau ia bisa mendapat nama besar di dalam kalangan Kang-ouw, sesungguhnya
bukan kebetulan saja, ia lantas berkata, "Siaote ingin mendengar pendapatmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Di atas pedang pendek itu pasti dipolesi dengan semacam obat yang susah didapat oleh orang biasa, dan obat ini dapat digunakan untuk menundukkan orang2 yang makan obat
beracun yang lainnya, obat yang dimakan orang dapat
mempengaruhi sifat dan pikirannya orang yang makan,
sedangkan obat yang dipoleskan di atas pedang, dapat
mengendalikan atau mempengaruhi obat yang dimakan oleh orang itu dengan demikian pedang itu lalu timbul kekuatan gaib yang bisa memerintah orang."
"Pendapatmu ini memang benar siaote merasa sangat
kagum." "Apabila dugaanku ini tidak keliru, maka besar
kemungkinan obat racun itu sudah berada di badan kita.
Orang yang menggunakan obat itu, apabila mempunyai
kepandaian semacam ini dapat menggunakan obat2nya di
atas alat tulis atau kertas, bukanlah satu hal yang
mengherankan lagi. Berdasarkan atas pemikiran ini, maka kemungkinan adanya obat racun di dalam badan kita lebih besar lagi."
Koan Sam Seng berpikir sejenak, lalu berkata, "Keterangan saudara Ong ini, sesungguhnya membuka pikiranku?".."
"Saudara Koan terlalu merendahkan diri, siaote sudah lama mendengar kabar tentang advisir golongan Teng Soan, bukan saja merupakan satu ahli pemikir yang luar biasa, tetapi juga hampir mengerti segala sesuatu, pengetahuannya banyak sekali, benarkan ucapanku ini?"
"Siucai miskin itu, memang benar mempunyai kepandaian yang berarti, sampai di mana kepandaiannya, karena ia tidak suka menyombongkan diri, siaote tidak dapat mengetahui dengan pasti, tetapi urusan dalam golongan kita, hampir semuanya direncanakan olehnya, selama beberapa puluh
tahun ini, ia belum pernah membuat kesalahan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah perjalanan saudara Koan kali ini juga atas
perintahnya?" "Dalam golongan kita baru2 ini telah terjadi perkara besar, si siucai itu turun tangan sendiri, ia membawa duabelas anggauto terkuat dalam golongan kita, untuk mengurus soal itu, waktu siaote dating kemari, ia masih belum kembali."
"Menurut apa yang siaote tahu, Teng Soan itu bukan saja seorang terpelajar yang dalam sekali pengetahuannya dalam ilmu silat, tetapi juga mengerti ilmu bintang segala, bahkan terhadap segala jenis racun berbisa, ia juga dapat
memunahkan atau menggunakan. Apabila saudara Koan bisa kembali ke markasmu dalam waktu empat hari, sekalipun saudara terkena racun juga tidak apa, orang she Teng itu pasti dapat memusnahkannya."
"Tentang pengertiannya menggunakan racun atau
memunahkan racun si siucai itu, siaote sendiri belum pernah mendengarnya."
"Bagaimana saudara mengetahui demikian jelas?"
"Dalam soal ini panjang sekali ceritanya, saudara sering berkumpul bersama dia, paling baik menanyakan sendiri kepadanya."
Koan Sam Seng tidak bertanya lagi, ia berkata sambil
tertawa hambar, "Sekarang apakah kita masih perlu mengejar rombongan Tiat Bok Taysu?"
"Ya! Mengapa tidak" Beberapa puluh lembar jiwa orang
kuat rimba persilatan, bagaimana kita boleh pandang seperti mainan anak2?"
Tanpa menunggu bergeraknya Koan Sam Seng, ia sudah
angkat kaki lari menuju ke tepi sungai.
Sambil mengejar Koan Sam Seng berkata, "Nampaknya hati saudara Ong lebih banyak welas asihnya dari pada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekejamannya, menyebutkan sebagai berandal besar,
sebetulnya keterlaluan."
"Tidak perduli dalam pekerjaan apa saja, selamanya ada yang baik dan yang jahat, apakah saudara tidak ingat ucapan banditpun mempunyai kebijaksanaannya sendiri?"
"Siaote sebelum bertemu dengan saudara, sering dengar orang berkata bahwa perbuatan saudara terlalu terlengas dan kejam, sehingga ini siaote baru tahu bahwa omongan orang itu hanya omongan kosong belaka."
"Siaote tidak seperti saudara yang terikat oleh ketua dan peraturan perkumpulan, hingga setiap gerak-geriknya tidak boleh sembarangan. Siaote hanya seorang sebatang kara yang mengembara ke mana saja, tidak perduli urusan apa, apa yang siaote anggap baik, siaote lalu melakukannya, tidak ada yang mengikat, sehingga tidak perlu untuk memikirkan baik atau tidak pada anggapan umum, siaote juga tidak perduli dengan undang2 negara, asal perbuatan itu tidak
bertentangan dengan hati nuraniku?".."
Ong Khian mengucapkan kata2nya itu dengan semangat
ber-api2, sehingga membuat Koan Sam Seng diam2
memujinya, "Ditilik dari sepak terjangnya, orang ini namanya saja berandal besar, tetapi perbuatannya itu kecuali agak menuruti perasaannya sendiri, sedikit banyak masih
mengandung kebajikan, nampaknya antara garis orang
budiman dan penjahat besar, tidak mudah dibedakan?".."
Selagi masih terbenam dalam lamunannya, Ong Khian tiba2
menarik bajunya dan berkata dengan suara perlahan,
"Saudara Koan, lekas kita sembunyikan diri."
Dengan cepat ia melompat ke suatu tempat yang terdapat banyak rumputnya.
Koan Sam Seng mengandalkan kedudukan sendiri, tidak
mau sembunyi seperti Ong Khian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi ia masih belum tahu apa yang telah terjadi, kakinya dapat menangkap suara tindakan kaki kuda.
Suara itu datangnya sangat cepat, sebentar saja sudah berada di tempat sejauh beberapa tombak.
Pada waktu itu, matahari sudah menunjukkan diri di ufuk timur, hingga cuaca gelap per-lahan2 mulai terang.
Koan Sam Seng yang tidak ingin sembunyikan diri, segera berpaling ke arah suara itu, ia dapat melihat di atas seekor kuda tinggi besar, duduk seorang berpakaian baju panjang, kepalanya memakai kerudung topi bambu lebar.
Baju panjangnya gerombongan, menutupi sepasang paha
dan pelana kudanya. Kuda itu berjalan dengan mendongakkan kepala, liwat di samping Koan Sam Seng, kepala orang di atas kuda itu tidak menoleh, agaknya tidak melihat ada orang berdiri di tepi jalan.
Setelah kuda itu berlalu, Koan Sam Seng mendadak seperti orang kebingungan, ia merasa bahwa ia tadi sangat
memperhatikan kuda dan penunggangnya, tetapi sedikitpun tidak dapat melihat dengan tegas wajahnya atau bentuk tubuhnya yang dapat digunakan untuk mengenalnya kembali.
Kecuali kuda tinggi besar yang berjalan sambil
mendongakkan kepala itu, bagaimana macamnya itu orang yang duduk di atasnya, sama sekali tidak dilihat dengan tegas.
Tiba2 terdengar suara elahan napas Ong Khian, kemudian disusul dengan perkataannya, "Saudara Koan, apakah saudara sudah melihat tegas orang itu tadi?"
"Tidak, tetapi aku tadi benar2 pernah memperhatikannya,"
menjawab Koan Sam Seng sambil menggelengkan kepala.
"Ya, siaote juga begitu, orang itu se-olah2 sebentar2
bergerak dan merubah sikap duduknya sehingga orang tidak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat mengingat sikap duduknya. Ia berhenti sebentar. "Di atas kuda itu agaknya tidak ada pelananya?".."
Koan Sam Seng tiba2 seperti ingat sesuatu katanya,
"Benar, aku juga tidak melihat kedua pahanya yang menurun ke bawah."
"Emmm! Orang itu seperti duduk bersila di atas punggung kuda."
Dua orang itu hanya saling men-duga2, tetapi tidak
mendapat gambaran yang nyata.
Dua orang itu sama2 tidak mendapat lihat tegas
keadaannya orang di atas kuda itu, sampai sikap dan cara duduknya, juga sudah tidak ingat lagi. Tetapi heran, dalam otak kedua orang itu, sama2 mempunyai kesan yang dalam namun juga samar2, mereka tidak dapat mengenalinya. Segala2nya yang mengenai orang itu, se-olah2 berlainan dengan orang biasa.
Dari jauh terdengar suara ombak sungai. Lamunan Koan
Sam Seng segera dibuyarkan oleh suara ombak itu, tiba2 ia ingat perkataan gadis berbaju putih di dalam kuil itu, katanya hendak pergi dengan menggunakan kapal?"..
Apabila hendak mencari jejak Tiat Bok Taysu dan
rombonganya, paling baik harus dapat menemukan sebelum gadis itu berlalu dari sini.
Ia berpaling mengawasi Ong Khian, orang she Ong itu
ternyata masih berdiri melamun sambil mendongakkan kepala.
Koan Sam Seng menghampiri dan berkata dengan suara
perlahan, "Saudara Ong, mari kita lekas cari mereka."
"Orang tua itu duduk bersila di ats kudanya," jawaban Ong Khian ternyata menyimpang dari perkataan Koan Sam Seng.
Sebelum Koan Sam Seng menyahut, tiba2 menampak dua
bayangan orang dengan cepat lari mendatangi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ong Khian angkat muka, ia lihat dua orang itu
dandanannya serupa, semua mengenakan baju panjang warna abu2 yang terdapat banyak tambalan, tetapi perawakan
mereka tegap, di atas punggung membawa bungkusan warna kuning, sekilas lintas, segera dapat mengenali bahwa orang2
itu dari golongan pengemis.
Dua orang itu dari jauh sudah member hormat kepada
Koan Sam Seng seraya berkata, "Koan-ya."
"Apa" Apakah Pangcu sudah tiba?" demikian Koan Sam
Seng balas menanya. Seorang gendut berwajah hitam yang berdiri di kiri segera menjawab, "Pangcu dan Teng-ya sudah datang semua."
"Si siucai juga sudah dating, bagus sekali!" berkata Koan Sam Seng sambil tersenyum.
"Saudara Koan, bolehkah aku bertanya, dua saudara ini apakah bukan si pengawal besi dan si kaki sakti dari golongan pengemis?" bertanya Ong Khian dengan suara perlahan.
"Saudara Ong benar2 seperti tahu se-galanya, siaote
sangat kagum sekali," menjawab Koan Sam Seng. "Apakah saudara pernah melihatnya?"
"Belum, tetapi nama is Pengawal besi dan si Kaki sakti sangat kesohor dalam dunia Kang-ouw, meskipun siaote
belum pernah melihat, tetapi sudah lama mendengar
namanya." "Kalau begitu, marilah kuperkenalkan," berkata Koan Sam Seng sambil bersenyum, kemudian menunjuk kepada si
gendut yang bermuka hitam itu.
"Ini adalah saudara Ciu Tay Cie yang mempunayi nama
julukan si pengawal besi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ong Khian lalu berkata sambil mengangkat tangan member hormat, "Aku yang rendah merasa beruntung bisa bertemu dengan tuan."
Koan Sam Seng menunjuk lagi kepada orang yang bermuka sawo matang, "Dan ini adalah Pek Kong Po si Kaki sakti yang namanya sangat kesohor itu."
Ong Khian segera berkata, "Dalam kalangan Kang-ouw
tersiar kabar luas, bahwa saudara Pek dalam satu hari bisa berjalan sejauh delapan ratus pal, sudah lama siaote ingin bertemu, sungguh beruntung hari ini bias berjumpa di sini."
Koan Sam Seng lalu menunjuk Ong Khian dan berkata
kepada dua orang itu, "Ini adalah saudar Ong Khian yang namanya sangat kesohor dalam rimba persilatan daerah
selatan." Si gendut Ciu Tay Cie tiba2 melembungkan perutnya dan berkata, "Bukankan Ong Khian yang membinasakan empat
anak murid golongan kita itu?"
Ong Khian yang menyaksikan sikap tolol dan lucu si gendut itu, dalam hati berpikir, "Orang ini agaknya ada seorang tolol, aku tidak boleh bersikap seperti dia."
"Saudara Ciu tidak perlu banyak curiga, siaote sudah
menjelaskan semua duduk perkaranya kepada saudara Koan."
Ciu Tay Cie tiba2 maju setindak dan berkata, "Pangcu kita sudah mengumumkan kepada anak buahnya, supaya
menangkap kau, sekarang aku terpaksa minta kau menemui Pangcu kita sebentar."
Wajah Ong Khian segera berubah katanya, "Saudara Ciu
mengundang siaote, ataukah hendak memaksa siaote pergi?"
"Tidak perduli mengundang atau memaksa, tuan harus ikut aku ke sana." Menjawab Ciu Tay Cie.
"Bagaimana andaikata aku tidak mau?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terpaksa aku menangkapmu." berkata Ciu Tay Cie dengan suara keras dan mata mendelik.
Ong Khian mengawasi Koan Sam Seng sejenak, lalu
berkata, "Siaote sudah lama mendengar nama besar Pengawal besi, katanya hebat sekali kepandaiannya?".."
Koan Sam Seng lalu berkata sambil mengulapkan
tangannya, "Saudara jangan berpikiran seperti dia, ada siaote di sini, dia pasti tidak berani berlaku kasar terhadapmu."
"Saudara Ong ini sekarang sudah menjadi sahabatku, kalau kalian berani berlaku kurang ajar, aku terpaksa menghukum kalian dengan menurut peraturan perkumpulan."
Ciu Tay Cie tercengang, sambil mengangkat tangan
member hormat ia berkata kepada Ong Khian, "Siaote tidak tahu bahwa tuan sudah bersahabat dengan Koan-ya, harap tuan maafkan kesalahanku ini."
Ong Khian yang menyaksikan perubahan sikap si gendut
itu, dalam hati memuji peraturan keras golongan pengemis, tetapi juga merasa geli. Ketika itu ia lalu membalas hormat seraya berkata, "Ah, mana boleh saudara berlaku demikian, adalah siaote yang berlaku kasar terhadap saudara, harpa saudara suka maafkan se-besar2nya."
Koan Sam Seng lantas berkata, "Pangcu kita sudah datang, siaote perlu menjumpainya, sekalian memberitahukan apa yang terjadi selama beberapa hari ini, kalau saudara Ong masih ada urusan lain, silahkan."
Ong Khian tersenyum dan berkata, "Bolehkah siaote ikut saudara untuk menjumpai Pangcumu?"
"Jikalau saudara suka ikut, sudah tentu siaote merasa sangat girang sekali," menjawab Koan Sam Seng.
Si gendut tertawa ter-bahak2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau kau tadi mengatakan demikian, tidak sampai aku berbuat kesalahan terhadapmu."
"Kepergianku kali ini, sangat berbeda dengan cara saudara yang mendesak tadi, kepergian siaote ini, se-mata2 hanya atas nama persahabatan dengan saudar Koan untuk
menjumpai Pangcumu, sekalian menjelaskan kesalah pahaman di waktu yang lalu."
Koan Sam Seng khawatir mereka akan timbul perselisihan lagi, maka buru2 menyela, "Di mana sekarang Pangcu berada, lekas ajak menjumpainya."
Ciu Tay Cie menjawab sambil menunjuk rimba, "Dalam
rimba itu ada sebuah gubuk yang tidak ada penghuninya, dalam gubuk itulah Pangcu berdiam."
"Sekarang ini justru ada urusan penting, mari kita lekas menjumpai Pangcu, supaya dapat minta keputusannya,"
berkata Koan Sam Seng yang segera bergerak lebih dulu ke rimba yang ditunjuk oleh si gendut tadi.
Tidak lama kemudian, rombongan Koan Sam Seng itu
sudah tiba di rimba itu, Pek Kong Po telah mendahului yang lainnya, berjalan lebih dulu ke dalam rimba untuk memberi kabar.
-ooodwooo- Jilid 9 Bab 33 NAMA BAIK dan pengaruh perkumpulan orang2 pengemis,
sudah terkenal dalam golongan rimba persilatan, tetapi Ong Khian hanya mendengar namanya saja, belum pernah melihat pemimpinnya, ketika itu ia diam di tepi rimba tidak maju lagi.
Koan Sam Seng lalu berkata sambil tertawa, "Silahkan
saudara Ong!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sebaiknya saudara Koan yang masuk lebih dulu,"
menyahut Ong Khian. Koan Sam Seng menggandeng tangan Ong Khian seraya
berkata sambil tertawa, "Mari kita berjalan ber-sama2."
Berjalan kira2 empat atau lima tombak, benar saja di dalam rimba lebat itu berdiri sebuah gubuk yang bertutup atap.
Dari dalam gubuk itu terdengar suara orang tertawa
bergelak, kemudian disusul oleh kata2nya, "Kedatangan tamu agung dari tempat jauh, siaotee tidak bisa menyambut sendiri, kelalaian ini harap saudara Ong suka maafkan."
Dari dalam gubuk itu muncul orang pertengahan umur
kurus kering, mengenakan pakaian kuning yang terdapat banyak tambalannya.
Orang itu ramah tamah, tetapi nampaknya sangat
berwibawa. Ong Khian lalu maju menghampiri, memberi hormat seraya berkata, "Saudara ini tentunia Auw-yang pangcu, pemimpin golongan pengemis yang namanya tersohor di dunia Kangouw?"
Orang kurus kering itu berkata sambil tertawa, "Hanya nama kosong belaka, bagaimana siaotee berani terima
pujianmu." "Pangcu adalah seorang ramah yang berpengaruh,
kabarnya berlaku budiman terhadap orang2 bawahan, kini setelah bertemu muka siaotee baru percaya kabar yang sudah lama itu."
Pada saat itu Koan Sam Seng juga menghampiri kepada
Pangcunya untuk memberi hormat.
Orang kurus kering itu tersenyum, sambil berkata, "Kau tentunya sudah letih."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng menjawab dengan sikap menghormat,
"Terima kasih atas kecintaan Pangcu."
Orang berbaju kuning itu berkata kepada Ong Khian,
"Silahkan saudara Ong masuk ke dalam gubuk untuk beromong2." Ong Khian merasa bersyukur mendapat perlakuan begitu
baik dari seorang pemimpin yang mempunyai pengaruh begitu besar di dalam rimba persilatan, segera memberi hormat seraya berkata, "Siaotee mengucapkan terima kasih atas perlakuan Pangcu yang manis budi ini."
Rumah gubuk yang sudah lama tidak didiami itu, kini sudah dibersihkan, dan diperlengkapi dengan perabot rumah tangga, di depan pintu berdiri berbaris beberapa anggota golongan pengemis, di depan barisan itu ada berdiri seorang sastrawan pertengahan umur yang menyambut kedatangan Ong Khian.
"Saudara Ong, salama kita berpisah apakah keadaan
saudara baik2 saja" Masih ingatkah saudara kepada siaotee?"
demikian sastrawan itu berkata kepada Ong Khian sambil memberi hormat.
Sambil memegang kedua tangan itu Ong Khian berkata,
"Saurlara Teng, apakah kau baik" Sudah sepuluh tahun lebih kita tidak berjumpa."
Sastrawan pertengahan umur itu, adalah Teng Soan yang mempunyai nama julukan Siao-yaow Siucai, penasehat dan organisatoris yang membuat golongan pengemis itu mendapat kedudukan kuat dan nama baik rimba persilatan.
Koan Sam Seng juga mengucapkan selamat bertemu
kembali dengan kawan sejawat itu.
Teng Soan mengawasi muka Ong Khian kemudian berkata,
"Kalian berdua apakah mendapat perasaan tidak enak dalam diri kalian?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng diam2 terperanjat, sebab ia tahu benar
bahwa kawannya itu selamanya sangat ber-hati2 kalau
berbicara, apabila tidak yakin benar, ia tidak mau berkata sembarangan, maka ia lantas berkata, "Apa" Apakah kau sudah melihat ada tanda2 bahwa aku keracunan?"
"Benar, bukan saja sudah keracunan, bahkan racun itu
tidak ringan." menjawab Teng Soan sambil menganggukkan kepala.
"Menurut penglihatanmu apakah kiranya aku masih bias
hidup sepuluh hari lagi?"
"Siaotee tidak bisa meramalkan apa yang belum terjadi, bagaimana berani sembarangan, mengatakan soal mati hidup orang" Tetapi dari muka dan kulit kalian berdua, dalam tiga hari racun itu masih belum bekerja, marilah kita bicara dulu hal2 yang mengenai urusau kita setelah kita berpisahan, barulah menceritakan soal racun itu."
Siucai ini benar2 mempunyai kepandaian yang melebihi
manusia biasa. Teng Soan mempersilahkan Ong Khian duduk.
Ong Khian menurut, kemudian berkata kepada Pangcu
golongan pengemis itu, "Sedikit kesalahan paham siaote dengan golonganmu, mau tidak mau siaote perlu memberi sedikit keterangan kepada Pangcu"."
Aow-yang Pangcu tertawa hambar seraya berkata, "Siaotee sudah mencari keterangan tentang kejadian itu, yang salah adalah orang2 golongan kita sendiri, sedikitpun tidak ada hubungannya dengan saudara Ong."
Koan Sam Seng lalu berkata, "Siaote telah melalaikan
perintah Pangcu, di sini siaote ingin menerima hukuman menurut peraturan perkumpulan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Soan berkata sambil mengibaskan kipasnya, "Yang
salah adalah siaote karena kurang tepat mengaturnya,
bagaimana saudara Koan bisa disalahkan?"
"Apa artinya perkataanmu ini?" bertanya Koan Sam Seng.
"Aku salah hitung tentang kematian Pan Lo Enghiong yang ternyata demikian gawat, karena kesalahanku terlalu
memandang ringan musuh, sehingga harus menelan pel pahit ini."
Koan Sam Seng menundukkan kepala tidak menjawab.
Teng Soan agaknya dapat melihat sikap kurang senang dari sahabatnya itu, sambil mengibas-ngibaskan kipasnya ia berkata pula, "Maksud perkataan siaote tadi, bukan sengaja memandang rendah saudara Koan, yang siaote maksud
sebetulnya adalah rencana siaote yang kurang sempurna, tidak menduga akan terjadinya perobahan ini, sejak saudata Koan berlalu, tidak lama siaote mengadakan pertemuan
dengan Pangcu, ketika itu siaote sudah tahu bahwa dalam hal ini siaote sudah melakukan kesalahan, meskipun saudara Koan berkepandaian sangat tinggi, tetapi apabila pihak musuh tidak mau menghadapi dengan kekuatan, dan saudara Koan tidak ada persiapan, sudah pasti akan mengalami kerugian, oleh karena itu, maka siaote segera minta kepada Pangcu untuk bertindak sendiri, sehingga datang kemari, kesatu untuk turut berduka cita kepada sahahat lama dan kedua hendak mencari keterangan dalam persoalan ini, tak menyangka setelah kita tiba di sini baru tahu bahwa urusan ini ternyata jauh lebih gawat dari apa yang aku duga semula! Ini bukan hanya aku Teng Soan seorang yang menjumpai musuh tangguh yang
belum pernah kujumpai seumur hidupku, tetapi seluruh rimba persilatan, juga akan terlibat dalam urusan ini."
Koan Sam Seng yang mendengarkan uraian sahabatnya itu, sahabat itu agaknya sudah mengetahui semua apa yang
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terjadi dalam rumah keluarga Pan, maka ia segera bertanya, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa" Apakah kau sudah mengirim orang untuk mengadakan penyelidikan?"
"Belum, tetapi begitu kita masuki daerah terlarang, aku segera merasakan gelagat tidak beres, aku dengan Pangcu juga pernah menyaru dan menyusup tempat dekat gedung
keluarga Pan, suasana kedukaan itu ternyata diikuti oleh hawa pembunuhan hingga aku segera mengetahui bahwa dalam
urusan ini telah terjadi banyak perobahan".
"Suasana ini bagaimana kau bisa mengetahui" Apakah kau benar-benar mempunyai kepandaian meramalkan dan
mengetahui lebih dulu semua yang belum terjadi?"
"Tentang ini, bukan saja siaote tidak bisa, menurut
pikiranku, dalam dunia ini barangkali juga tidak seorangpun yang mempunyai kepandaian semacam ini, apa yang
dikatakan oleh orang tentang pengetahuan yang bisa
mengetahui segala kejadian sebelum terjadi, tidak lain hanya suatu kesan sesudah diadakan suatu analisa yang sangat cermat"." Ia berhenti sejenak, "Namun demikian, dalam dunia ini memang benar ada kepandaian yang didasarkan dari pengetahuan tersendiri, yang dapat meramalkan perobahan cuaca dan nasib manusia, hal ini kedengarannya memang sangat aneh, tetapi itu bukanlah suatu pengetahuan yang bisa mengetahui lebih dulu semua kejadian yang belum terjadi, melainkan suatu pemikiran dengan berdasar atas
pengetahuannya, sementara sampai di mana jitu
perhitungannya, harus ditilik dari orang yang mempunyai pengetahuan itu sampai di mana tingginya, mengenai
pengetahuan atau ilmu baik yang lain-lainnya, itu semua hanya semacam ilmu pengetahuan yang terlalu dalam asal kita pelajari dengan tekun, tidak susah untuk mendapatkan ilmu itu."
"Kalau begitu, apakah kau juga sudah masuk ke gedungnya keluarga Pan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan hanya aku seorang saja, Pangcu juga sudah masuk ke gedung keluarga itu, tetapi aku Cuma bisa memeriksa kasarnya saja dan menduga apa yang telah terjadi, duduk perkara yang se-jelas2nya, masih perlu mendapat keterangan dari saudara Koan."
Koan Sam Seng menghela napas dan berkata,
"Perkataanmu tidak salah, kali ini benar2 aku telah terjungkal, satu2nya yang masih dapat menghibur perasaanku, yang
terjungkal kali ini bukan hanya golongan pengemis saja, dalam hal ini termasuk beberapa tokoh kuat pada dewasa ini, seperti Tiat Bok Taysu, Ki Bok Taysu dari Siao-lim-sie, dua jago pedang dari Ceng Sia Pay dan Hui Kong Leang dari gunung Hui-san yang namanya sudah terkenal itu"."
"Bagaimana kalau saudara Koan menceritakan kepada kita semua apa yang kau telah melihat, mendengar dan kau alami sendiri?"
Koan Sam Seng setelah mengumpulkan semua ingatannya
lalu menceritakan apa yang telah terjadi di gedung keluarga Pan itu.
Teng Soan setelah mendengarkan penuturan itu,
nampaknya tidak segera mengambil keputusan, ia hanya mengibas2kan kipasnya.
Orang pandai itu setiap menjumpai persoalan penting,
selalu melakukan perbuatan semacam itu, hingga selama itu suasana dalam gubuk itu nampak sunyi, agaknya tiada
seorangpun yang berani menggangu pikiran Teng Soan.
Tiba2 di luar gubuk terdengar suara tindakan kaki orang, sebentar kemudian suara itu sudah tiba di depan pintu, bersama dengan itu, segera muncul tiga orang berpakaian ringkas yang banyak tambalannya.
Tiga orang itu memberi hormat kepada Pangcunya, lalu
berdiri di luar pintu dengan sikap menghormat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aow-yang Pangcu mengawasi tiga orang itu kemudian
bertanya dengan suara perlahan, "Kalian dapat melihat apa?"
Seorang yang berdiri di sebelah kiri menjawab, "Sewaktu tecu mengadakan pemeriksaan di tepi sungai telah menjumpai serombongan orang yang mencurigakan."
"Orang bagaiman?"
"Dalam rombongan itu terdiri dari orang laki2 dan
perempuan, semuanya berjumlah tujuh atau delapan orang, karena tecu tidak ingin menimbulkan perasaan curiga mereka, maka tidak berani terlalu dekat"."
Teng Soan tiba2 bertanya, "Ke mana perginya mereka?"
"Naik ke sebuah kapal layar besar yang berlabuh di tepi sungai."
Teng Soan terus berdiam sambil berpikir. Seorang yang berdiri di tengah2 lalu berkata, "Hunjuk beri tahu kepada Pangcu, teecu tidak melalaikan perintah Pangcu, sudah berhasil menemukan jejek rombongan Tiat Bok Taysu.
"Mereka sekarang berada di mana?" bertanya Auw-yang
Pangcu. "Mereka berada di dalam sebuah kuil terpisah kira2 belasan pal dari sini."
Orang yang berdiri di sebelah kanan lalu menyambung,
"Kuda dan kereta kaldi, semua sudah siap, hanya tunggu perintah Pangcu, lalu segera berangkat."
Auw-yang Pangcu berpaling dan berkata kepada Teng Soan dengan suara perlahan, "Kita perlu berangkat sekarang?"
Teng Soan berpikir sejenak, lalu menjawab, "Dalam rimba persilatan pada dewasa ini, belum pernah terdengar ada seorang berpakaian jubah hijau yang mempunyai kepandaian sedemikian tinggi, apakah orang itu adalah Kun-liong-ong yang lama didesas desuskan itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng lalu berkata sambil mengacungkan ibu
jarinya, "Benar, karena kau nyebutkan orang itu, kini aku ingar, orang itu menyebut dirinya sendiri Ong-ya,
kemungkinan besar dia adalah Kun-liong-ong."
"Kun-liong-ong hanya nama julukan saja, apa yang kita perlu selidiki adalah nama aslinya dan tempat tinggalnya."
Berkata Teng Soan. Ong Khian yang sejak tadi diam saja, kini mendadak
membuka mulut, "Menurut pendapatku yang rendah,
sebaiknya kita bersatu dengan rombongan Tiat Bok Taysu langsung mencari gadis yang menyebut dirinya Khiun-cu, yang menyaru jadi nona Pan, gadis itu usianya masih sangat muda, tetapi merupakan orang yang sangat penting, asal kita dapat menangkapnya, segala urusan kita bisa mendapat keterangan dari mulutnya."
"Sewaktu nama Kun-liong-ong mulai terkenal aku sudah
merasakan bahwa orang itu sangat misterius, hingga aku perlu menyuruh empat orang pilihan dari dalam golongan pengemis, sesudah makan waktu hampir sebulan, baru
berhasil menangkap dua orang bawahannya, tetapi belum sampai satu jam dua orang itu sudah mati semua, sepatah katapun aku belum berhasil mengorek dari mulut mereka"., mereka tidak mau menghadapi lebih dulu dua partai besar yang paling kuat dalam rimba persilatan, mungkin mereka membenci terhadap tindakan kita ini, juga merupakan salah satu sebab dari tindakan itu."
Auw-yang Pangcu tersenyum dan berkata, "Musuh berada
di tempat gelap, sedangkan kita berada di tempat terang, dari sini saja pihak kita sudah dirugikan lebih dulu. Yang paling penting dewasa ini, ialah kita lebih dulu harus berusaha untuk mengetahui keadaan mereka, supaya kita mengetahui
keadaan sendiri dan keadaan sana, barulah ada harapan untuk mendapat kemenangan. Kun-liong-ong hanya merupakan
nama samaran, yang maksudnya tidak lain untuk mengelabui Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mata orang, orang ini mungkin hanya seorang, tetapi mungkin juga ada beberapa puluh orang yang hendak menyilaukan mata kita, supaya tidak dapat membedakan mana yang tulen mana yang palsu," berkata Auw-yang Pangcu sambil
berssenyum. "Pendapat Pangcu memang tepat, aku sudah menyuruh
dua orang cerdik dari golongan kita untuk nyelundup ke-orang2nya Kun-liong-ong, yang mengherankan adalah dua orang itu pergi sudah tiga tahun, ternyata tidak ada kabar berita apa apa, hal ini membuat aku menarik kesimpulan bahwa dalam soal ini bukaulah soal biasa, mereke kalau bukan diketahui oleh musuh sehingga dibinasakan, tentunya sudah berubah pikirannya dan menyerah kepada musuh"." Berkata Teng Soan.
Per-lahan2 mengalihkan pandangannya kepada Koan Sam
Seng dan Ong Khian, kemudian berkata sambil tersenyum,
"Tetapi sekarang mengingatkan kepadaku, kecuali dua sebab itu, mungkin masih ada sebab yang ketiga."
Auw-yang Pangcu memerintahkan tiga orang yang berdiri di luar itu supaya menunggu di luar rimba.
Tiga orang itu setelah memberi hormat lalu mengundurkan diri.
Auw-yang Pangcu setelah tiga orang itu pergi, baru berkata kepada Teng Soan, "Kau pikir sebab ketiga itu, apakah yang kau maksudkan?"
"Mereka mungkin sudah dipaksa makan racun, sehingga
pikirannya berubah dan melupakan asal-usulnya sendiri."
Auw-yang Pangcu berpikir sejenak, lalu berkata, "Dewasa ini apakah kita perlu menggabungkan diri dulu dengan
rombongan Tiat Bok Taysu untuk merundingkan rencana
melawan musuh ber-sama2 atau dengan suatu gerakan cepat yang tidak akan ter-duga2, langsung menuju ke tepi sungai untuk menangkap gadis keluarga Pan itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dari penuturan saudara Koan tadi, nona Pan yang belum diketahui asal-usulnya itu, kedudukannya agaknya tidak rendah, apabila kita berhasil menangkapnya, itulah yang paling baik, soalnya, apabila serangan kita ini tidak berhasil, bukan saja akan mengejutkan mereka akan tetapi juga akan menunjukkan jejak Pangcu."
"Dalam golongan kita sekarang ada sepuluh orang pilihan yang berada di sini, apabila dikerahkan semuanya, sekalipun tidak dapat menangkap gadis itu, tetapi juga tidak sampai dikalahkan oleh mereka."
Ong Khian ber-gerak2 bibirnya, tetapi tiada sepatah
katapun yang keluar dari mulutnya.
Teng Soan berkata, "Tiat Bok Taysu, Ki Bok Taysu dan Hui Kong Leang, meskipun semuanya adalah pendekar2
kenamaan, tetapi bagaimanapun juga mereka bukanlah
orang2 yang berkedudukan sebagai ketua partai, apabila Pangcu pergi mengunjungi sendiri, hal ini merupakan suatu perbuatan yang menurunkan derajat, sebaliknya aku dan saudara Koan, yang mewakili Pangcu untuk menjumpai
mereka". aku hendak menasehati mereka supaya menjumpai Pangcu untuk berunding ber-sama2, Pangcu boleh mengutus orang, berusaha untuk merintangi berangkatnya nona Pan itu, menurut perhitunganku urusan ini dapat diselessikan dalam waktu satu jam, asal bisa mencegah mereka lambat satu jam sudah cukup."
"Kedua pembantuku yang terkuat pergi ber-sama2,
bagaimana aku boleh duduk berdiam, kita boleh kerja
masing2, kalian pergi menemui Tiat Bok Taysu, sedang aku sendiri akan membawa duabelas orangku, pergi ke tepi sungai untuk merintangi perjalanan nona itu, kita nanti bertemu di tepi sungai," berkata Auw-yang Pangcu.
"Pangcu se-kali2 jangan turun tangan sendiri, untuk
menghadapi musuh kuat, Nanti setelah aku tiba di sana, kita berunding lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak perduli kau bertemu Tiat Bok Taysu atau tidak, harap lekas ke tepi sungai."
"Harap Pangcu jangan khawatir."
Setelah member hormat, Teng Soan bersama Koan Sam
Seng berjalan keluar gubuk.
Di luar pintu, sudah disediakan sebuah kuda dan sebuah kereta keledai, Koan Sam Seng naik ke atas kuda, sedangkan Teng Soan naik ke atas kereta.
Kereta yang ditarik oleh keledai itu merupakan kereta istimewa yang dibuatnya sendiri, rodanya besar tetapi awaknya kecil, hingga nampaknya luar biasa, dalam kereta itu hanya dapat muat dua orang, di bagian depan terdapat
sebuah pintu, dari jauh seperti sebuah perahu, pembuatannya kereta itu sangat istimewa, awak kereta dapat digerakan ke sana ke mari.
Kereta itu ditarik oleh dua ekor keledai pilihan, dikendalikan oleh seorang laki2 yang memakai kerudung lebar. Setelah Teng Soan sudah berada di dalam kereta, kusir kereta segera melarikan keledainya.
Tiga orang berbaju kelabu yang berdiri di pintu
menghampiri kepada Teng Soan sebelum Teng Soan
berangkat, lalu berkata sambil membongkokkan badan, "Teng-ya , apakah teng-ya hendak mencari rombongan Tiat Bok Taysu?"
"Benar, marilah kau tunjukan jalannya."
Menjawab Teng Soan sambil menganggukkan kepala.
Orang itu menerima baik, dan lari lebih dulu.
Teng Soan bertanya kepada Ong Khian, "Saudara Ong
hendak naik kuda ataukah hendak duduk ber-sama2
denganku?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siaotee ingin mencoba kereta saudara Teng ini."
Menjawab Ong Khian, lalu lompat k eats kereta dan duduk di belakang Teng Soan.
Berada di atas kereta, Ong Khian baru bias melihat bahwa di sekitar tempat duduk kereta itu, diperlengkapi dengan alat2
besi, sehingga dalam hati merasa heran.
"Saudara Teng, apa gunanya alat2 besi ini?"
Sementara itu keledai yang menarik kereta itu sudah lari pesat yang ternyata tidak kalah dengan larinya kuda.
Ong Khian diam2 memuji keledai itu.
Teng Soan tiba2 berpaling dan berkata kepada Ong Khian dengan suara perlahan, "Tentang urusan siaotee yang tidak pernah belajar ilmu silat, bukankah saudara Ong sudah tahu?"
"Kekuatan tenag seseorang terbatas, kalau kau hendak
bertekun mempelajari ilmu silat, sudah tentu tidak akan mendapat pengetahuan dari buku sampai begitu banyak,"
berkata Ong Khian sambil tertawa.
"Seandainya ada orang menyerang keretaku ini,
bagaimana?" Ong Khian tercengang, se-olah2 bangun dari sadarnya, lalu ia berkata, "Oh ya, aku sekarang mengerti, alat2 besi di sekitar tempat duduk ini, tentunya pesawat yang digunakan untuk menahan serangan musuh."
"Saudara Ong sesungguhnya tidak kecewa menjadi seorang Kang-ouw, yang banyak pengetahuan, dugaanmu itu memang jitu."
"Aku harap aku mendapat kesempatan untuk menyaksikan
bagaimana bekerjanya pesawat ini."
"Ini tergantung kita akan berjumpa dengan musuh atau
tidak, dengan terus terang, semua pesawat yang kupasang di atas kereta ini, semua bukan hasil ciptaan sehari dua hari saja, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tetapi apabila pesawat ini bekerja, cukup dengan waktu satu jam saja sudah dapat"."
Bicara sampai di sini, ia berpaling dan tertawa kemudian berkata pula, "Maka itu, saudara Ong tdi menggunakan
perkataan kesempatan itu memang tepat, aku tidak paham ilmu silat, apabila ada musuh menyerang, terpaksa meminjam kereta ini untuk melindungi dir."
Ong Khian tidak bertanya lagi, ia melongok keluar, kini baru tahu bahwa kereta itu lari sangat pesat.
Ketika ia menengok kea rah Teng Soan, orang cerdik
pandai ini Nampak sedang berpikir keras, agaknya sedang memikirkan satu soal sulit, hingga ia tidak berani membuka mulut lagi untuk mengganggu pikirannya.
Orang yang lari ke depan sebagai orang yang menunjuk
jalan itu tiba2 berhenti dan berkata, "Teng-ya Koan-ya, kita sudah tiba di luar kampung, kuil itu berada di dalam kampung ini."
Koan Sam Seng menghentikan kudanya, lalu berkata, "Tiat Bok Taysu, Ki Bok Taysu dan Hui Kong Leang, semua adalah tokoh2 kenamaan pada dewasa ini, kita tidak boleh tidak menggunakan aturan."
Teng Soan sudah turun dari kuda keretanya, lalu berkata kepada kusir kereta itu, "Kau tunggu di luar kampong."
Orang itu menerima baik, ber-sama2 dengan kusir kuda
berhenti di luar perkampungan.
Orang yang bertindak sebagai penunjuk jalan itu, setelah mengeringkan keringat di dahinya lalu berkata, "Mari teecu yang menunjukkan jalan kepada Teng-ya dan Koa-ya."
Itu adalah sebuah perkampungan yang cukup besar,
penghuninya kira2 ada tiga atau empat ratus keluarga. Orang yang bertindak sebagai penunjuk jalan itu, seudah kenal baik Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keadaan perkampungan itu, ia ajak tiga orang itu melalui jalan2 dalam perkampungan, tibalah di depan sebuah kuil.
Orang itu berpaling dan bertanya, "Teng-ya, perlukah teecu memberikan kabar lebih dulu?"
"Tidak usah, kau tunggu saja di luar," menjawab Teng
Soan yang segera berjalan masuk ke dalam kuil sambil
mengibaskan kipasnya. Koan Sam Seng menyertai kawannya itu dengan jalan
berendeng, supaya dapat melindungi kawannya.
Teng Soan berkata dengan suara perlahan, "Tiat Bok Taysu dan Hui Kong Leang, mungkin sedang kesal mencari tahu adanya mata2 yang nyelundup dalam rombongannya"."
Ketika tiba di ruangan tengah, pintu ruangan itu Nampak tertutup, tidak terdengar suara apa2.
Koan Sam Seng mengerutkan alisnya, ia berkata dengan
suara perlahan, "Aku hendak masuk lebih dulu untuk melihat keadaan di dalam, kau mundur dulu."
Selagi hendak berjalan, pintu itu tiba2 terbuka, Hui Kong Leang berjalan keluar matanya mengawasi Teng Soan dan Koan Sam Seng lalu bertanya, "Apakah saudara Koan baru dating" Saudara ini tentunya adalah saudara Teng Soan."
Teng Soan tersenyum lalu berkata, "Saudara tentunya
adalah Hui Kong Leang tayhiap dari gunung Oey-san?"
Dua orang itu satu sama lain belum pernah kenal, tetapi begitu bertemu muka, mereka hamper sama2 dapat
menyebutkan namanya. Ini suatu bukti bahwa mereka sama2 ingat baik apa yang telah didengar dalam rimba persilatan.
Teng Soan dalam hati merasa heran, pikirnya, "Mengapa orang2 ini sembunyi di dalam ruang pendopo kuil dan
menutup rapat pintunya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berpikir demikian ia bertindak masuk.
Dalam ruangan itu terdapat banyak orang yang berlainan pakaiannya dengan membawa senjata masing2, orang2 itu duduk bersila sambil memejamkan matanya, di tengah2
rombongan orang2 itu, tampak dua paderi berjubah kelabu.
Koan Sam Seng berkata dengan suara perlahan, "Siucai
dan paderi itu adalah Tiat Bok Taysu dan Ki Bok Taysu."
Dengan tenang Teng Soan mengawasi Tiat Bok dan Ki Bok taysu kemudian mengalihkan pandangan matanya ke setiap wajah semua orang yang ada di situ, ia mengawasi dengan sangat teliti kepada wajah semua orang itu.
Hui Kong Leang yang menyaksikan perbuatan teng Soan,
lalu bertanya sambil tertawa, "Saudara Teng, apakah kau kenal dengan mereka semua?"
"Siaote jarang sekali berkelana di dunia Kang-ouw,
kenalanku tidak banyak, aku hanya ingin mencari mata2 yang menyelundup ke dalam rombongan orang2 ini."
Hui Kong Leang terkejut mendengar jawaban itu, pikirnya,
"Siucai ini mengoceh, aku harus membuatnya malu di
hadapan orang banyak."
Ia lalu pura2 terkejut lalu berkata, "Urusan ini siaote dan kedua taysu dari Siao-lim-sie itu sudah menggunakan banyak waktu untuk mencari, tetapi masih belum berhasil
menemukan, apakah saudara Teng dapat menunjukkan siapa mata2nya itu.
Teng Soan tersenyum, per-lahan2 ia mundur dua langkah, lalu berkata dengan suara perlahan kepada Koan Sam Seng dan Ong Khian, setelah itu ia berdiri serentak dengan Hui Kong Leang.
Koan Sam Seng diam2 mengerahkan kekuatan tenaganya,
dengan tindakan lambat berjalan kea rah Tiat Bok Dan Ki Bok Taysu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ong Khian berjalan di belakangnya terpisah kira2 tiga langkah.
Orang2 itu di luarnya nampak duduk bersila sambil
memejamkan mata, tetapi sebagian besar sebetulnya pasang telinga memperhatikan kejadian di sekitarnya, ketika
mendengar suara tindakan Koan Sam Seng, semua mata
terbuka untuk menyaksikan perbuatan orang she Koan itu.
Koan Sam Seng setelah berada dekat dengan Tiat Bok dan Ki Bok Taysu lalu berkata sambil member hormat, "Tidak kusangka, taysu berdua"."
Tiba2 tangannya balik menyambar, dengan kecepatan luar biasa ia menyambar badan seorang laki2 berpakaian ringkas berwarna biru yang ada di sampingnya.
Laki2 itu ternyata sangat gesit, meskipun tindakan Koan Sam Seng itu dilakukan di luar dugaan orang, tetapi masih dapat dielakkan dengan baik, bahkan masih dapat
menggunakan kakinya, untuk melakukan tendangan kepada Koan Sam Seng.
Setelah kedua orang itu bertarung, Ong Khian segera
bertindak, tangannya menyambar pergelangan tangan kiri orang berbaju biru itu.
Semua mata orang banyak ditujukan kepada orang berbaju biru itu, tetapi semua agaknya tidak mengenal orang itu.
Orang berbaju biru itu ternyata sangat lincah, dengan gayanya yang bagus ia berhasil mengelakkan sambaran
tangan Ong Khian, kemudian balas menyerang dada orang she Ong itu.
Dengan cepat Ong Khian mundur dua langkah,
mengelakkan serangan orang itu.
Koan Sam Seng mengeluarkan geraman hebat, tangan
kanan dengan cepat melancarkan satu serangan, sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan kirinya dengan menggunakan ilmu Tang-kin-na-chiu-hoat, menyambar pergelangan tangan orang baju biru.
Tetapi orang berbaju biru itu sangat tinggi kepandaiannya, kedua serangan Koan Sam Seng ternyata dapat dielakkan dengan baik.
Koan Sam Seng terkejut, tanpa ayal lagi ia melancarkan serangannya yang kedua.
Baik di dalam golongannya sendiri, maupun dalam
kalangan Kang-ouw, Koan Sam Seng mempunyai nama baik, di bawah mata orang banyak, ia tidak mampu membekuk
seorang yang tidak pernah dikenal oleh orang banyak, dalam hati merasa mendongkol maka serangannya itu ia sudah
menggunakan kekuatan tenaga sepenuhnya, dapat diduga
betapa hebatnya serangan itu.
Laki2 berbaju biru itu menyambut serangan Koan Sam
Seng, tetapi segera terpental mundur tiga langkah.
Koan Sam Seng yang sudah berhasil dengan serangannya
itu ia terus maju mendesak, dengan beruntun melancarkan serangannya sampai tiga kali.
Laki2 berbaju biru itu sangat repot, sementara itu serangan Koan Sam Seng terus dilancarkan semakin gencar.
Laki2 berbaju biru itu ber-putar2an bagaikan gangsing, dalam satu serangan yang hebat, orang itu sudah tidak dapat mengelakkan lagi, sehingga menggunakan tangannya untuk menyambut serangan Koan Sam Seng.
Tak disangka serangan Koan Sam Seng tiba2 berobah,
tangannya itu bukannya digunakan untuk menyerang, tetapi untuk memegang pergelangan tangan.
Laki2 baju biru itu ketika pergelangan tangan kanannya tercekal, tangan kirinya mendadak bergerak, tetapi sebelum tercapai maksudnya yang hendak melakukan serangan,
segumpal jarum perak jatuh dari genggamannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari sinar matahari yang menyorot masuk melalui pintu, nampak tegas bahwa jarum perak itu memancarkan sinar
berwarna biru, jelaslah bahwa jarum yang halus itu semua sudah direndam dengan air berbisa.
Koan Sam Seng diam2 juga bergidik, apabula ia tidak
keburu menambah kekuatannya untuk menekan pergelangan tangan orang itu, sehingga tidak bertenaga melancarkan serangannya dengan jarum perak, dalam jarak yang demikian dekat, pasti sulit untuk menghindarkan serangan itu.
Pada saat itu tiba2 terdengar seruan Teng Soan, "Lekas totok jalan darahnya"."
"Ia sudah tidak ada kemampuan melawan, tidak perlu
lagi"." menjawab Koan Sam Seng, tetapi sebelum habis
ucapannya wajah laki2 berbaju biru itu tiba2 berubah, air keringat membasahi jarinya.
Teng Soan yang menyaksikan keadaan itu, berkata sambil menghela napas perlahan, "Tersia-sia semua usaha kita."
Koan Sam Seng seolah-olah baru tersadar, dengan cepat ia menotok jalan darah orang berbaju biru itu, saying sudah terlambat, racun di badan orang itu sudah bekerja, ketika jari tangannya menyentuh badan orang itu, wajah orang itu sudah pucat pasi, jiwanya sudah melayang.
Koan Sam Seng berdiri ter-mangu2, katanya, "Ini racun apa, mengapa bekerjanya demikian cepat?"
Hui Kong Leang menghampiri ia memerikasa bangkainya
orang itu, lalu berkata sambil menghela napas perlahan,
"Orang ini sedikitpun sudah tidak mendapat kesempatan menelannya racun yang berada dalam sakunya, entah
bagaimana ia bisa binasa?"
Teng Soan juga menghampiri, hanya sebentar saja ia
melihat bangkai itu, lalu berkata, "Racun itu berupa pel yang diraruh dalam mulutnya, waktu hendak menggunakannya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah cukup dengan menggigit bungkus luarnya, kemudian ditelannya ke dalam perut, setelah racun itu berada dalam perut segera bekerja dengan cepat."
Hui Kong Leang tersenym dan berkata, "Dalam dunia Kangouw sudah lama tersiar kabar mengenai kepandaian Siao-yao-suicai, hari ini setelah kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri, benar2 aku merasa kagum."
"Seorang kutu buku yang lemah, apa gunanya bagaimana
aku berani menerima pujian Hui tayhiap." Menjawab Teng Soan.
"Ada suatu hal yang siaotee masih belum mengerti, entah berdasar atas apa saudara Teng bias mengetahui bahwa
orang ini adalah mata2 musuh?"
"Soal ini sesungguhnya sangat mudah sekali tidak perduli siapa, asal memperhatikan sikap setiap orang, tidak susah untuk mengetahuinya."
"Siaotee ingin dengan uraianmu."
"Meskipun sangat mudah, tetapi yang penting harus
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mempunyai kepandaian untuk membedakan perobahan sikap orang, tadi waktu siaotee memasuki ruangan ini, sudah melihat sendiri bahwa pada dahi setiap orang, semua diliputi oleh kesedihan, hanya orang ini, sebaliknya diliputi oleh hawa rasa kebencian atau hawa napsu membunuh?". Siaotee kala itu masih khawatir salah lihat dengan pandangan mataku, maka kemudian minta bantuan tenaga saudara Koan, untuk turun tangan sebagai percobaan, apabila ia bukan seorang mata2, sudah tentu tidak akan mengerahkan tenaga secara diam2 untuk siap siaga, saudara tahu sendiri betapa cepat saudara Koan bertindak, apabila orang itu tidak berjaga, sudah tentu tidak dapat mengelakkan serangannya itu, tetapi nyatanya ia sudah ada persiapan"."
-odwo- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bab 34 TIBA-TIBA terdengar suara Tiat Bok Taysu berkata,
"Omitahud, lolap justru diraisaukan hati lolap oleh perasaan ini, apabila Teng sicu tidak menggunakan akal untuk
membukka rahasia itu, perbuatan mata2 ini mungkin tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat."
Teng Soan member hormat, kemudain berkata sambil
tertawa, "Siaotee diutus oleh Pangcu dating kemari untuk menengok tuan2 sekalian."
"Apakah Auw-yang Pangcu juga sudah dating" Itu bagus, entah di mana sekarang ia berada?"
"PAngcu kita sebetulnya hendak dating sendiri untuk
menengok tuan2, tetapi karena baru saja menerima berita nona Pan itu tampak di tepi sungai, bahkan sudah siap hendak berlayar di dalam kapalnya, Pangcu kita ada bersahabat erat dengan Pan loya, apa lagi belakangan ini sangat ramai tersiar kabar yang mengatakan bahwa nona Pan itu mungkin yang melakukan pembunuhan terhadap ayahnya sendiri, karena Pangcu khawatir ia merat, susah dicari lagi, maka buru2
menyusulnay, hendak mencegah suapaya jangan sampai
berlalu, setelah dilakukan pemeriksaan, barulah akan
dilapaskan." Hui Kong Leang menegur, "Apa" Apakah budak perempuan
itu sudah berlalu dari gedung kelurarga Pan?"
"Ucapan siaotee tadi, semua menurut laporan yang
diberikan oleh anak murid golongan kita yang sudah tidak berani membohong."
Hui Kong Leang tiba2 berpaling dan berkata kepada Tiat Bok dan Ki Bok Taysu dengan suara nyaring, "Paderi tua, urusan sudah menjadi begini, apa masih perlu dengan
pikiranmu yang selalu hendak mengikuti pelajaran Budha yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkasih sayang terhadap kepada manusia" Kalian tidak ingin membunuh, tetapi se-tidak2nya juga jangan coba merintangi usaha kita, hem! Apabila waktu itu menuruti pikiranku, nona Pan itu sudah lama tertangkap oleh kita, masa ia masih mendapat kesempatan untuk kabur"."
Tiat Bok Taysu per-lahan2 bangkit dengan sikap yang
agung ia berkata, "Ada satu hal lolap perlu memberitahukan kepada tuan2, tadi waktu lolap mengatur pernapasan telah merasakan bahwa dalam diri lolap sudah kemasukan racun"."
Mendengar perkataan itu, wajah orang2 yang berada di situ segera berubah, semua mata ditujukan kepada paderi tua itu.
Tiat Bok Taysu menarik napas panjang, kemudian berkata pula, "Tadi waktu lolap bersemedi diri lolap merasakan adanya sedikit perasaan aneh, agaknya sebagai tanda2 kemasukan racun."
Teng Soan tiba2 berkata, "Memang benar, bukan saja
losiansu sudah kemasukan racun, tetapi juga yang lainnya semua sudah kemasukan racun yang sangat berbisa."
Tiat Bok Taysu berpaling dan berkata kepada Hui Kong
Leang, "Saudara Hui, kalau begitu apa yang dikatakan oleh gadis itu ternyata benar."
Hui Kong Leang mendadak memperdengarkan suara
tertawa dingin kemudian berkata, "Saudara Teng coba
saudara lihat apakah siaotee juga kemasukan racun?"
Teng Soan menunjukkan sunyumnya yang simpatik,
kemudian berkata, "Saudara Hui mempunyai kekuatan tenaga dalam yang sempurna, sekalipun kemasukan racun tetapi mungkin agak lambat bekerjanya."
Hui Kong Leang tertawa ter-bahak2, "Waktu siaotee
menulis nama di dalam buku kematian itu, sebelumnya sudah makan obat untuk menghindarkan racun."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak perduli bagaimana, Hui tayhiap juga sudah
kemasukan racun, mungkin obat yang saudara makan itu tidak sanggup menolak racun yang lebih berbisa."
"Dari mana saudara Teng mendapat lihat tanda2 siaotee kemasukan racun, sedangkan siaotee sendiri sedikitpun tidak merasa."
"Bukanlah siaotee hendak omong besar, dalam waktu satu bulan, racun dalam diri saudara, pasti akan bekerja."
Hui Kong Leang yang mendengar keterangan itu setengah percaya setengah curiga, ia coba mengatur pernapasannya lagi, masih tidak merasakan tanda apa2, hingga dalam hati merasa tidak senang, pikirnya, "Siucai ini karena berhasil menemukan mata2 nampak semakin sombong."
Seketika itu ia perdengarkan suara ketawa dingin dan
berkata, "Apabila dalam waktu satu bulan racun itu tidak bekerja bagaimana?"
"Apakah saudara Hui hendak bertaruh dengan siaotee?"
"Siaotee selamanya tidak percaya segala ilmu gaib, apabila saudara Teng ingin bertaruh denganku, sudah tentu siaotee suka mengiringi kehendakmu."
"Dengan cara bagaimana kita harus bertaruh?"
"Terserah." "Bagaimana kalau siaotee mempertaruhkan batok kepala
siaotee" Apabila dalam waktu satu bulan racun dalam tubuh saudara Hui tetap tidak Nampak bekerja, saudara boleh dating keperkumpulan pengemis minta kepala siaotee kepada
Pangcu, siaotee pasti akan berikan."
Hui Kong Leang tidak menduga bahwa pertaruhan ini
demikian hebat, hingga seketika itu berdiri melongo.
Koan Sam Seng tiba2 menghampiri dan berkata kepada
Teng Soan dengan suara perlahan, "Kepandaian orang ini Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sangat tinggi sekali, saudara Teng jangan banyak bergaul dengannya."
Ia sebetulnya ingin mengatakan jangan bergaul dengan
orang2 semacan ini yang akhirnya membawa kerugian, tetapi sebelum mengutarakan maksudnya, tiba2 dirubah
perkataannya. Hui Kong Leang lalu berkata, "Baiklah, kalau saudara Teng berani mempertaruhkan kepalanya, siaote terpaksa menurut."
Tiat Bok Taysu yang menyaksikan dua orang itu bertengkar sendiri, lalu berkata, "Tuan2 berdua perlu apa harus
bertengkar sendiri, lolap sudah lama tidak bertemu dengan Auw-yang Pangcu, sebaiknya kita lekas pergi ke tepi sungai, bukan saja dapat menjumpai sahabat lamaku, tetapi juga dapat membantunya untuk mencegah kaburnya anak
perempuan itu." Mendadak ia berhenti, matanya menyapu kea rah orang
banyak sejenak, kemudian berkata pula, "Anak perempuan itu sudah dapat meracuni kita secara licin dan tidak disangka sangka, tentu juga mempunyai obat pemunah racunnya,
apabila kita dapat menangkap hidup2, tidak susah bagi kita untuk memaksanya supaya memberikan obat pemunah."
Orang2 yang ada di situ semua adalah orang2 Kang-ouw
ulung, pengetahuan dan pengalamannya sudah lulus, ketika mereka menulis nama di dalam buku kematian, semua sudah waspada, maka mereka semua merasa heran mendengar
omongan bahwa diri mereka sudah kemasukan racun.
Sebab keadaan fisik, jasmani dan kepandaian tiap2 orang sangat berlainan, maka racun yang masuk dalam diri mereka juga ber-beda2 pengaruhnya. Namun demikian, mereka juga tidak berani mengabaikan diri sendiri begitu saja, maka ketika mendengar Tiat Bok Taysu hendak mengejar gadis itu untuk memaksanya supaya menyerahkan obat pemunah racun, lalu bangkit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Soan tersenyum, kemudain berkata kepada Hui Kong Leang, "Apa yang dikatakan oleh Tiat Bok Taysu memang benar, kita tidak perlu bertengkar sendiri, supaya tidak meretakkan perhubungan kita."
"Tidak perduli bagaiman siaote tetap tidak percaya bahwa diri siaote kemasukan racun."
Maksud Teng Soan mengeruhkan suasana itu, sebetulnya
ingin supaya Tiat Bok Taysu yang mengusulkan sendiri untuk pergi menjumpai Auw-yang Pangcu, usaha itu ternyata
berhasil, maka ia lalu berkata sambil tersenyum, "Jikalau saudara Hui tidak percaya perkataan siaote, siaote juga tidak bisa berbuat apa2"."
Ia berhenti sejunak kemudian berkata pula, "Apabila kita bisa menangkap hidup2 gadis berbaju putih itu, mungkin bisa ditanya benar atau tidak diri saudara Hui sudah kemasukan racun"."
Hui Kong Leang tertawa terbahak-bahak dan berkata,
"Siaote sudah hamper duapuluh tahun belum pernah bertemu dengan Auw-yang Pangcu, dalam hati juga sudah lama ingin bertemu, maka kalau mau pergi, marilah kita lekas pergi."
Dengan mendahului yang lainnya, ia berjalan keluar.
Perbuatan itu segera diikuti oleh yang lainnya.
Orang2 golongan pengemis beberapa di antaranya sudah
menunggu di luar, ketika melihat Teng Soan dan Koan Sam Seng, segera member hormat, Koan Sam Seng segera
bertanya kepada mereka, "Di mana sekarang Pangcu berada?"
Jejak Di Balik Kabut 34 Golok Sakti Karya Chin Yung Pisau Terbang Li 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama