Ceritasilat Novel Online

Irama Seruling Menggemparkan 16

Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 16


Orang berjubah hijau itu tertawa hambar dan berkata:
"Jikalau kau tidak kehilangan pedang yang sangat berharga itu, sekalipun Tang Peng Kauw mempunyai alat hukum
pemberianku, juga tidak berani menghukum kau secara
lancang." Nie Suat Kiao tiba-tiba mengangkat mukanya, ia berkata sambil mengucurkan air mata:
"Kalau pedang itu memang demikian penting anak bersedia balik lagi ke markas golongan pengemis bersama orang yang anak baru terima ini, tidak perduli secara terang atau menggelap, biar bagaimana anak akan ambil kembali pedang itu."
Orang berjubah hijau itu menggelengkan kepala, tetapi tidak menjawab, matanya ditujukan kepada Siang-koan Kie.
Ia merasa seperti sudah kenal dengan pemuda itu, agaknya pernah melihat entah dimana, tetapi sesaat itu ia malah tidak ingat lagi, ia memandang beberapa lama, namun tetap tidak ingat,
Siang-koan Kie karena pengaruh obat mujijat sudah
berobah seperti orang linglung, ia tidak merasa gembira, juga tidak mempunyai rara takut.
Orang berjubah hijau itu menatap dirinya tajam2 ia juga mengawasi orang berjubah hijau itu dengan mata melotot.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao diam-diam pasang mata, ia memperhatikan setiap perubahan sikap ayah angkatnya, tetapi ia hanya menyaksikan sang ayah itu mengkedip-kedipkan matanya.
Meskipun mukanya seperti bangkai hidup, tidak melihat adanya perubahan yang aneh, tetapi sepasang matanya yang bergerak-gerak, mengesankan kepadanya bahWa dalam hati ayah itu telah berguncang hebat, hingga ia diam-diam merasa heran, pikirannya: 'ayah selamanya bisa berlaku tenang, tidak perduli menghadapi persoalan apa, ia selalu dapat
menghadapi dengan tenang, setidak-tidaknya belum pernah di unjukan dimuka, tetapi kali ini keadaannya jauh berbeda dari biasanya, apakah pemuda ini ada sangkut pautnya
dengannya?" Sementara itu orang berjubah hijau itu sudah menghampiri Siang-koan Kie.
Hati Nie Suat Kiao tiba-tiba berdebar keras, dengan tanpa sadar matanya ditujukan kepada ayah angkatnya.
Ia mengerti ayah angkatnya itu mungkin dapat mengambil jiwa Siang-koan Kie dengan hanya satu gerakan tangan saja, biasanya ayah itu kalau membunuh orang seperti memintas satu semut, sedikitpun tidak mengunjukan tanda tanda lebih dulu.
Tiada seorangpun dapat melihat dari sikapnya bahwa ia mengandung maksud akan membunuh atau tidak, mukanya
yang dingin bagaikan muka orang mati, gembira atau marah tidak ada perbedaannya.
Hati dan pikiran Siang-koan Kie meskipun sudah
dipengaruhi oleh pengaruhnya obat, tetapi panca indranya masih dapat digunakan, sepasang matanya juga ditujukan kepada orang berjubah hijau itu.
Hati Nie Suat Kiao mulai timbul pertentangan hebat, ia tidak berani melawan kekuasaan ayahnya, tetapi ia juga tidak ingin Siang-koan Kie terbinasa ditangan ayahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba ia merasa bahwa pemuda muka kuning berbadan kekar itu, sudah mendapat tempat penting dalam hatinya, diwaktu biasa ia tidak berasa, tetapi setelah menghadapi bahaya maut, tiba-tiba menimbulkan penderitaan batin yang sangat dalam.
Asal ia mau mengangkat tangannya saja, segera dapat
memerintahkan Siang-koan Kie melawan ayah angkatnya.
Menurut sifatnya, dalam seumur hidup, ia belum pernah mencurahkan perhatiannya begitu besar tehadap diri orang lain, tidak disangka bahwa perhatian itu telah menimbulkan penderitaan bathin bagi dirinya sendiri.
Sementara itu Orang berjubah hijau itu pelahan2
mengangkat tangan kanannya diletakkan keatas pundak
Siang-koan Kie, kemudian berkata dengan nada suara dingin:
"Apakah kau kenal aku?"
Saat itu asal ia mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya, seketika itu juga dapat membinasakan diri Siang-koan Kie, tetapi ia tidak berbuat demikian.
Siang-koan Kie yang diperlakukan demikian hanya
menggelengkan kepala dan tertawa kering.
Orang berjubah hijau itu tiba2 berpaling mengawasi Nie Suat Kiao sejenak kemudian bertanya:
"Apakah ia makan obat agak berat?"
Nie Suat Kiao buru2 menenangkan pikirannya dan berkata.
"Orang ini tinggi sekali kepandaiannya, tidak mudah dikendalikan, anak tidak berani berlaku gegabah, maka anak berikan obat kepadanya yang agak berat."
"Kau suruh dia coba main2 beberapa jurus denganku, aku hendak melihat bagaimana kepandaiannya?"
Nie Suat Kiao sangat cerdas, mendengar perkataan orang berjubah hijau itu, segera mengerti maksudnya, dalam hati Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berpikir: "ayah setelah melihat pemuda ini, dalam hati lalu timbul curiga, oleh karena pemuda itu memakai obat
pengganti warna dimukanya, hingga ayah tidak dapat
mengenali, kalau ayah hendak menggunakan kesempatan ini, dari gerakan ilmu silatnya untuk membuktikan dugaannya, tidak sulit bagi ayah untuk mengenalnya, kalau begitu pemuda ini pasti pernah bertemu muka dengan ayah."
Ia ingat ketika banyak tamu datang melawat dirumah
keluarga Pan, ada seorang yang mukanya mirip dengan
monyet dan Touw Thian Gouw ingatan itu telah membuka
hatinya untuk mengingat kembali bahwa disamping dua orang itu, masih ada seorang pemuda tampan dan gagah ber-sama2
mereka. Karena ia sedang melamun mengenangkan kejadian yang sudah lalu itu, sehingga lupa menjawab perkataan ayah angkatnya.
"Apakah kau takut aku akan melukai dirinya." demikian ayah angkat itu bertanya dengan nada suara dingin.
Nie Suat Kiau terkejut, buru2 menjawab, "Bagaimana anak berani menyuruh orang baWahan anak bertanding dengan
ayah?" "Tidak halangan, aku hanya ingin mencoba kepandaiannya, juga ingin mengetahui dari gerakan pukulannya, untuk
membuktikan dugaanku."
Nie Suat Kiao diam2 mengeluh, ia tahu benar kepandaian ayahnya luar biasa tingginya dan keganasannya, barang siapa yang bertanding dengannya, kalau tidak binasa se-tidak2nya juga terluka parah, ada orang yang mengundurkan diri dalam keadaan selamat, meskipun kepandaian Siang-koan Kie sangat tinggi, tetapi juga sulit menandingi kepandaian ayahnya.....
Meskipun dalam hati mengerti apabila ia perintahkan Siangkoan Kie bertanding dengan ayahnya, tidak ubahnya bagaikan mengantarkan kambing kedepan harimau tetapi ia tidak berani Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menentang perintah ayah angkatnya, maka ia pura2 berlaku tenang, sambil tersenyum ia berkata:
"Kepandaian orang ini, dalam orang2 yang berada dibawah perintah anak, terhitung paling tinggi, sebetulnya merupakan suatu tenaga yang berharga bagi anak, semoga ayah menaruh belas kasihan jangan turun tangan terlalu berat."
"Aku tahu, kau suruh lekas turun tangan!"
Nie Suat Kiao menatap wajah Siang-koan Kie, kemudian
mengacungkan tangan kanannya.
Gerakan gadis itu merupakan suatu perintah bagi Siangkoan Kie, dengan cepat pemuda itu bergerak menyerbu orang berjubah hijau dan menyerang dengan satu gerak tipu
Harimau kumbang menerkam mangsanya.
Gerak itu meskipun biasa saja, tetapi dilakukan oleh
pemuda itu dengan disertai oleh kekuatan tenaga yang sangat hebat.
Orang berjubah hijau itu bergerak sangat gesit, cepat sekali ia sudah melompat mundur ketengah ruangan.
Tidak berhasil dengan serangannya itu, Siang-koan Kie merobah gerak tipunya, dengan kedua tangan melindungi dadanya ia mengejar keluar.
"Ilmunya meringankan tubuh bagus sekali," demikian suara pujian menerus keluar dari mulut orang berjubah hijau itu, tidak menantikan sampai Siang-koan Kie tancap kaki
tangannya telah bergerak melakukan serangan.
Suatu kekuatan tenaga dalam luar biasa, meluncur keluar dari serangan orang berjubah hijau itu kearah Siang-koan Kie.
Nie Suat Kiao yang menyaksikan orang berjubah hijau itu melancarkan serangan demikian dahsyat, dalam hati merasa takut pikirnya: 'barang kali ia tidak sanggup menyambut serangan itu.'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak disangka kesudahannya diluar dugaan, Siang-koan Kie ternyata berani menyambut serangan itu. Kedua kekuatan saling beradu, dalam ruangan itu timbul getaran hebat.
Orang berjubah hijau itu kembali mengeluarkan pujian:
"Cukup kuat tenagamu."
Tiba-tiba memutar tubuhnya menggeser kaki lima langkah.
Bagaikan bayangan yang mengikuti jejak, Siang-koan Kie terus mengejar, kedua tinjunya melancarkan serangan
bertubi-tubi, dalam waktu singkat dengan beruntun ia sudah menyerang delapan kali. Serangannya itu demikian seru dan rapat, sedikitpun tidak terdapat peluang lagi bagi lawannya, sehingga orang berjubah hijau itu terdesak tidak mendapat kesempatan untuk balas menyerang, tetapi sebagai seorang sudah sempurna kekuatan tenaga dalamnya dan luas
pengetahuannya tentang segala ilmu silat, meskipun tidak sanggup mematahkan serangan pemuda itu, tetapi ia masih dapat menangkis dengan baik.
Nie Suat Kiao yang menyaksikan ketangkasan dan
kegagahan Siang-koan Kie, dalam hati bahkan merasa sangat khawatir, sebab semakin tinggi kepandaian Siang-koan Kie, semakin besar keinginan sang ayah angkat untuk
menyingkirkan pemuda itu, nampaknya Siang-koan Kie tiada harapan lagi dapat menghindarkan nasibnya dari tangan ganas ayah angkatnya itu.
Kini ia tiba-tiba merasakan betapa penting kedudukan
Siang-koan Kie, dalam penghidupannya, tetapi ia tidak dapat membedakan perasaan apakah itu, apakah karena mengagumi kepandaian dan kegagahannya, apakah Karena ia butuh
tenaganya untuk melindungi dirinya sendiri"
Pada saat itu, orang berjubah hijau dan Siang-koan Kie sudah menghentikan pertempurannya yang mengadu
kekuatan tenaga dalam, dua orang itu berdiri terpisah sejarak beberapa kaki, masing-masing. melancarkaa serangan dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gerak tipunya yang aneh2, untuk dapat merebut posisi lebih baik.
Wajah yang tidak berperasaan dari orang berjubah hijau itu, tidak tampak apakah ia merasa heran, girang, ataukah marah, sedangkan Siang-koan Kie juga sudah dikendalikan perasaannya oleh pengaruh obat berbisa, wajahnya cuma nampak dingin, maka dua orang itu meskipun bertempur
sengit, tetapi dari wajah mereka sedikitpun tidak tampak adanya perasaan bermusuhan.
Gerak tipu aneh-aneh yang digunakan oleh dua orang itu, membuat tertegun Nie Saat Kiao yang menyaksikannya.
Tiba-tiba terdengar suara orang berjubah hijau yang
berkata kepada Nie Suat Kiao:
"Suruh dia hentikan serangannya!"
Nie Suat Kiao segera mengacungkan tangannya dan
berseru: "Berhenti!"
Siang-koan Kie yang seluruh pikirannya sudah dikendalikan oleh Nie Suat Kiao, benar saja lalu mengundurkan diri.
Orang berjubah hijau itu per-lahan2 menarik kembali
serangannya dan berkata dengan nada suara dingin:
"Orang ini bernama siapa?"
"Anak sendiri masih belum tahu namanya," menjawab Nie Suat Kiao.
"Kepandaian ilmu silatnya sangat aneh, kalau dibiarkan dia akan merupakan bencana bagi kita."
Nie suat Kiao terkejut, katanya: "Apakah perlu dibunuh sekarang juga?"
Orang berjubah hijau itu berpikir, kemudian berkata:
"Sekarang kita sedang membutuhkan tenaga, kepandaiannya sudah cukup untuk menghadapi musuh tangguh, untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sementara biarkan saja, tapi dalam waktu sepuluh hari, ia harus disingkirkan untuk mencegah bahaya dikemudian hari."
"Meskipun anak tertangkap oleh orang-orang golongan pengemis, tetapi untung masih tidak mengalami kecelakaan apa-apa, harap ayah memberi tugas baru lagi."
"Aku sudah mengirim beberapa orang memasuki daerah Tiong-goan, kuharap dapat mengaburkan mata-mata
golongan pengemis, supaya mereka mengerahkan semua
orang-orangnya yang kuat sehingga markasnya digunung
Kun-san dikosongkan, dan kita diam-diam mengerahkan
kekuatan tenaga, sekaligus memusnahkan pusat gerakannya, tindakan ini meskipun tidak sampai menghancurkan kekuatan golongan pengemis yang pengaruhnya sudah kuat dibeberapa propinsi daerah Tiong-goan, tetapi terhadap nama baiknya dikalangan Kang-ouw, akan merupakan suatu pukulan hebat."
"Perhitungan ajah, sulit diselami oleh pikiran manusia biasa."
"Nama Kun-liong Ong, didalam kalangan dunia rimba persilatan pada dewasa ini, meskipun sudah diketahui oleh semua orang, tetapi yang tahu keadaan kita sebenarnya, jumlahnya terlalu sedikit sekali, dalam hal ini sudah tentu berkat khasiatnya obat mujijatku yang dapat melupakan diri orang yang makan, sehingga orang2 itu tidak berani timbul pikiran untuk memberontak. Selain dari pada itu, tindakan2
tegas yang kuambil terhadap orang2 yang berniat jahat, juga merupakan salah satu factor penting. Empat raja muda Timur, Selatan, Barat dan Utara, meskipun kedudukannya penting, tetapi mereka tidak turut ambil bagian dalam urusan yang benar2 rahasia. Mereka hanya bertindak menurut perintahku saja..... Sudah beberapa tahun lamanya kau berada dalam gedung keluarga Pan, tentunya mengalami banyak
kesulitan......" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Inilah tugas dan kewajiban anak, budi ayah yang sudah membesarkan dan mendidik anak sehingga dewasa, meskipun anak mati juga belum dapat membalasnya....."
"Kau mempunyai pikiran demikian, itulah baik sekali, Tetapi aku selamanya berpendirian dari pada aku dikecewakan
orang, lebih baik aku mengecewakan orang sedunia. Sekalipun terhadap ayah sendiri dan anak sendiri, juga serupa....."
Hati Nie Suat Kiao mendadak bercekad, keringat dingin mulai keluar. Ia berusaha untuk menenangkan perasaannya, Supaya suaranya tidak berubah, dengan berpura-pura
tersenyum dan berkata dengan suara lemah lembut;
"Ayah masih ada perintah apa, sekalipun disuruh mati anak juga tidak menolak."
"Aku ingin minta kau makan sedikit barang makanan."
"Sekalipun racun yang sangat berbisa, anak juga akan memakannya."
"Itu bagus," berkata sang ayah, tiba2 mengambil sebuah botol kecil dari dalam sakunya, dari dalam botol kecil itu mengeluarkan dua butir pil yang warnanya biru, sambungnya:
"Dua buah pil ditanganku ini, warnanya biru, kau ambil sendiri untuk menentukan nasibmu."
Nie Suat Kiao mengawasi dua butir pil itu, kemudian
mengambilnya semua. "Letakkan kembali." perintah sang ayah angkat itu.
Nie Suat Kiao meletakkan kembali dua butir pil itu kedalam tangan orang berjubah hijau katanya: "Ayah masih ada pesan apa?"
"Dua butir pil ini, semua telah kubuat sendiri, yang satu sifat bekerjanya racun sangat perlahan, setelah dimakan, pelahan2 menyusup kedalam perut dan usus, barangkali satu tahun racun itu baru bekerja dan yang akan makan mati. Yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lain adalah obat pil mukjijat yang dapat menambah kekuatan tenaga dan umur setelah dimakan, besar sekali faedahnya bagi orang yang makan. Sekarang dua butir pil kuletakkan diatas meja, kau boleh pilih salah satu diantaranya."
"Anakmu menurut."
Orang berjubah hijau itu benar2 meletakkan pilnya diatas meja, kemudian ia berjalan kesatu sudut dan berkata:
"Kau jangan melihat aku, pilihlah sendiri."
Nie Suat Kiao terima baik perintah ayahnya, matanya
mengawasi dua butir pil itu.
Pil itu satu berwarna hijau, yang lain berwarna putih perak, dan memancarkan cahaya gemerlapan.
Dengan cepat ia mengingat-mengingat kembali warnawarna yang biasa digunakan olah ayahnya kalau membikin obat, setelah berpikir sejenak, ia merasa bahwa warna2
seperti ini jarang dipakainya.
Lama otaknya bekerja, kemudian secepat kilat tangannya mengambil salah satu diantaranya yang diambil ialah yang berwarna hijau.
"Anak, mengapa kau tidak mengambil yang berwarna putih perak?" Demikian sang ayah angkat tiba2 berkata dengan nada suara dingin.
Hati Nie Suat Kiao merasa pilu, air mata bercucuran,
dengan suara perlahan ia menjawab:
"Pil yang berwarna hijau ini, apakah pil yang mengandung bisa?"
Orang berjubah hijau itu mendadak tertawa terbahakbahak, katanya: "Kau harus dapat membedakan dari warna."
Nie Suat Kiao mengeringkan air matanya, tiba2 memutar tubuhnya dan berkata dengan suara gemetar:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayah telah membesarkan anak, maafkan anakmu tidak bisa mambalas budimu yang besar ini!"
Sang ayah hanya memperdengarkan suara dari hidung,
tidak berkata apa2. Nie Suat Kiao berkata pula: "Anak tidak perlu lagi makan obat ini, karena ayah sudah timbul perasaan curiga terhadap anak, maka anak hanya dengan jalan Kematian saja untuk mengunjukkan hati anak....."
Sejenak ia berdiam, kemudian berkata pula:
"Sebelum anak meninggalkan dunia ini, ada beberapa perkataan anak ingin katakan kepada ayah......"
"Baiklah! Kau katakan!"
"Ayah terhadap kita empat saudara, meskipun sama2 cinta dan sayangnya, tetapi banyak orang mengatakan anakmu
yang paling disayang oleh ayah......."
"Emm! Itu memang benar, aku juga dengan orang berkata demikian!"
"Oleh karenanya, sehingga menimbulkan rasa iri hati atau dengki dua adikku, sering timbul pikiran hendak
menyingkirkan diri anak."
Dengan sinar mata dingin orang berjubah hijau itu
memandang Nie Suat Kiao, kemudian berkata: "Apa kau merasa tidak puas dengan keputusanku?"
"Betapapun besar keheranan anak, juga tidak berani menentang keputusan ayah, tetapi kedua adikku itu,
sesungguhnya terlalu kejam, hanya disebabkan hendak
mendapat kasih sayang ayah saja, telah anggap aku sebagai musuh besar, yang harus disingkirkan barulah merasa puas."
Sejenak ia berdiam, "Anak telah mendapat perintah ayah untuk menyusup kerumah kediaman keluarga Pan beberapa tahun lamanya, meskipun tidak banyak berjasa, tetapi juga Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak melakukan kasalahan besar. Pengaruh dan kekuatan golongan Pengemis besar sekali, banyak orangnya yang
berkepandaian sangat tinggi, selama beberapa tahun anak berada dirumah keluarga Pan melakukan tugas yang ayah berikan, menghadapi segala perubahan dan bahaya, syukur semuanya telah dapat anak lakukan dengan sebaik-baiknya, tak disangka pada detik terakhir, telah kalah ditangan orang2
golongan Pengemis." Orang berjubah hijau itu agaknya sudah bosan mendengar penuturan itu, ia berkata sambil menggulapkan tangannya:
"Jangan kau bicarakan lagi!"
Nie Suat Kiao tertawa sedih, matanya mengawasi pel dalam tangannya, kemudian per-lahan2 dimasukan kedalam
mulutnya. Siang-koan Kie masih tetap seperti orang linglung berdiri disampingnya, dengan ter-mangu2 mengawasi paras Nie Suat Kiao.
Selagi pel dalam tangannya hendak ditelannya, tiba-tiba terdengar suara bentakan orang berjubah hijau itu:
"Tahan!" Betapapun juga Nie Suat Kiao masih sayang terhadap
jiwanya sendiri, ketika mendengar suara itu, segera
membatalkan maksudnya hendak menelan pel itu.
"Berikan pel itu kepadaku!" demikian orang berjubah hijau itu berkata, lalu mengulurkan tangannya dan mengambil pel itu dari tangan Nie Suat Kiao, kemudian berkata pula:
"Pilihanmu tidak salah, pel berwarna hijau ini, nampaknya seperti beracun, tetapi sebetulnya tidak, ini adalah pel yang berhasiat menambah kekuatan dan umur Manusia, jikalau kau tadi ragu-ragu dan segera menelannya, terhadap dirimu banyak paedahnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berkata demikian, lalu ia menelan pel itu kedalam mulutnya.
Nie Suat Kiao sejak kanak2 hidup dalam kalangan rumah tangga yang penuh rahasia dan kejahatan, dengan sendirinya mempunyai kebiasaan berlaku pura2, ia dapat menangis atau tertawa dengan mendadak, bahkan dapat melakukan dengan mirip. Orang berjubah hijau itu mengambil pil di atas meja seraja berkata:
"Sebelum aku mengetahui keadaan sebenarnya, sulit untuk memutuskan jasa atau kesalahanmu, maka urusan ini untuk sementara ditunda dahulu, tunggu setelah aku mengetahui jelas duduknya perkara kita bicarakan lagi....."
Sejenak ia berdiam, kemudian berkata pula sambil
mengawasi Siang-koan Kie:
"Kepandaiannya memang boleh diandalkan untuk
menghadapi lawan tangguh, tetapi sayang kita tidak dapat memakai tenaganya keliwat lama. Dewasa ini kita sedang butuh tenaga, setelah rencanaku selesai, kita membunuhnya masih belum terlambat. Sekarang bawalah dia kesuatu
tempat......" tiba2 ia perlahankan suaranya.
Nie Suat Kiao tahu benar adat ayah angkat, banyak curiga, kejam, maka ia buru2 memasang telinga.
Benar saja sang ayah itu lalu berkata lagi dengan
menggunakan ilmu menyampaikan suara kedalam telinga
orang yang diajak bicara:
"Aku sudah mengerahkan tenaga banyak orang kuat, dipusatkan kedaerah Tiong-goan, memancing orang
terpenting golongan pengemis masuk perangkap......"
Sesaat tiba2 terdengar suara tindakan kaki, seorang laki2
tegap dengan membawa golok ditangannya masuk kedalam
ruangan, kemudian berdiri ter-mangu2 didepan pintu, sejenak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengawasi orang berjubah hijau, kemudian dengan sikap tergesa2 berkata kepada Nie Suat Kiao:
"Khuncu ada seorang sastrawan berkendaraan kereta datang kemari, ia menyebut dirinya orang dari golongan pengemis, yang khusus datang untuk berkunjung."
Laki2 itu termasuk anak buahnya Kun-liong Ong, tetapi belum pernah melihat pemimpinnya itu, maka ia tidak
mengenali orang berjubah hijau itu.
"Mereka ada berapa orang?" bertanya Nie Suat Kiao.
"Termasuk kusir kereta, semuanya ada empat orang."
jawab laki2 itu. "Baik! Undang mereka masuk."
Laki2 itu setelah menerima baik pesan itu kemudian
mengundurkan diri. "Sudah lama aku mendengar Siao-you Siucay Teng Soan dari golongan pengemis itu katanya cerdik dan banyak
akalnya, ia datang kemari untuk menengok kau pasti ada maksudnya." berkata orang berjubah hijau itu.
"Apakah ayah hendak menjumpai dia?"
"Tidak usah, aku akan sembunyikan diri dalam kamar, akan kudengar apa yang hendak dibicarakan denganmu."
"Menurut apa yang anak tahu, orang she Teng itu belum pernah belajar ilmu silat, orang2 yang mengawal dirinya, pasti ada orang2 kuat golongan pengemis."
"Temuilah dia lebih dulu, aku lihat apa yang hendak dibicarakan."
Orang berjubah hijau itu setelah berkata demikian lalu masuk kedalam kamar.
Nie Suat Kao diam-diam menghela napas, lambat-lambat
berjalan keluar, dari ambang pintu ia melihat Teng Soan yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berpakaian seperti sastrawan, ia berjalan dimuka, dibelakang dirinya diikuti oleh dua pemuda menyoren pedang.
Dari jauh Teng Soan sudah memberi hormat kepada Nie
Suat Kiao, kemudian berkata dengan suara lantang:
"Kunjungan secara tiba-tiba ini, tentunya mengganggu kesenangan Khuncu."
"Keberanianmu terlalu besar sekali," jawab Nie Suat Kiao dingin.
"Sekalipun negara yang sedang berperang, juga tidak akan mengganggu utusannya, kunjunganku ini sedikit pun tidak bermaksud jahat," berkata Teng Soan sambil tersenyum.
Nie Suat Kiao mempersilahkan tetamunya masuk sambil
menggeser kakinya. Teng Soan masuk kedalam ruangan tamu dan duduk diatas sebuah kursi.
Dua pemuda menyoren pedang itu berdiri didua sisi kursi.
Nie Suat Kiao mengawasi kedua pemuda itu sambil tertawa dingin, katanya: "Dengan mengandalkan tenaga dua pemuda ini kau berani memasuki sarang Harimau, nyalimu benar-benar besar sekali hee."
"Kedatanganku bukan untuk mencari setori," berkata Teng Soan sambil tertawa hambar.
Biji mata Nie Suat Kiao yang bundar jeli nampak
berputaran, lalu berkata sambil tertawa: "Kalau begitu kunjunganmu ini dengan maksud baik?"
Teng Soan tidak mau menjawab pertanyaan itu, dengan
mata mengawasi Siang-koan Kie, ia mengajukan pertanyaan kelain soal:
"Apakah ia kemasukan racun terlalu berat?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao juga tidak mau menjawab pertanyaan orang she Teng itu, sebaliknya berkata kepada Siang-koan Kie dengan suara perlahan:
"Jaga pintu." Serta merta Siang-koan Kie lompat melesat kedepan pintu, kemudian berdiri disitu.
Dua pemuda disamping Teng Soan, dengan berbareng
mengawasi gerakan Siang-koan Kie, tetapi masih tetap berdiri ditempatnya.
Teng Soan mengambil kipas dari punggungnya kemudian
berkata sambil tertawa: "Percayakah nona Nie bahwa aku bisa menempuh bahaya masuk kedalam gua harimau?"
"Betapapun kau pandai bersilat dengan lidah, hari ini barangkali tidak mudah lagi kau bisa keluar dari sini dalam keadaan hidup!"
Teng Soan tertawa menyeringai, katanya:


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Empatpuluh delapan pengawal pilihan dari golongan pengemis, sudah mengurung gedung ini asal aku
mengeluarkan perintah, mereka segera akan menyerang
tempat ini berbagai penjuru."
Nie Suat Kiao bercekat, tetapi diluarnya masih tetap
bersikap tenang, katanya: "Barangkali kau sudah sulit untuk mendapat kesempatan untuk mengeluarkan perintah......"
Ia berhenti sejenak, sambungnya: "Terangkan dulu apa maksud kunjunganmu ini, nanti kita mancoba lagi untuk bertanding siapa yang akan unggul?"
"Aku hanya ingin minta keterangan diri seseorang darimu."
"Siapa?" "Kun-liong Ong."
Alis Nie Sut Kiao berdiri. "Kau hendak menjumpainya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, aku hendak menjumpainya, karena aku ingin membuktikan suatu hal."
"Hal apa?" "Entah dia adalah itu orang berkepandaian luar biasa yang seperti dalam terkaanku atau bukan?"
"Tahukah kau peraturan sebagai syarat untuk menjumpai Kun-liong Ong?" berkata Nie Suat Kiao sambit tertawa terbahak2.
"Aku harap nona suka memberikan petunjuknya."
"Barang siapa yang ingin menemui Kun liong ong, hanya ada dua jalan."
"Dua rupa jalan apa yang nona maksudkan?"
"Jalan pertama ialah menjadi murid dan mengabdi kepada kita selama2nya."
"Dan yang kedua?"
"Jalan kedua lebih mudah, cukup dengan satu istilah ialah MATI!"
Teng Soan tersenyum. "Dalam hal ini, barang kali nona tidak dapat mengambil keputusan sendiri, dua rupa jalan itu tidak kusukai semua."
"Kalau kau tak suka sebaiknya jangan menemuinya."
"Tetapi aku pasti hendak menemuinya ."
Nie Suat Kiao tercengang, katanya dengan nada gusar:
"Kau kira Kun-liong Ong itu manusia macam apa" Bagaimana boleh ditemui oleh sembarang orang?"
"Nona jangan marah dulu, apabila dugaanku tidak salah, sekarang ini Kun-liong Ong berada justru berada didalam kamar itu......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan tanpa menoleh Nie Suat Kiao bersikap acuh tak
acuh, kemudian berkata sambil tertawa hambar: "Dikalangan Kang ouw banyak tersiar kabar bahwa kau adalah seorang cerdik yang banyak akalnya, tetapi aku belum pernah dengar orang mengatakan bahwa kau mempunyai kepandaian ilmu
silat?" "Baik kepandaian ilmu siasat maupun kepandaian ilmu silat, masing2 ada kegunaannya sendiri2, urusan didalam dunia, belum tentu dapat dibereskan hanya dengan ilmu silat saja."
Nie Suat Kiao menggapaikan tangannya kepada Siang-koan Kie seraya berkata: "Kemari, berikanlah sedikit hajaran kepadanya."
Siang-koan Kie berjalan lambat2 menuju kearah yang
ditunjuk oleh Nie Suat Kiao. Dua pemuda yang berdiri dikedua samping Teng Soan, mendadak melompat maju dua langkah, menghadang dihadapan Teng Soan dengan pedang terhunus.
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara yang dingin sekali:
"Tahan." Tanpa menoleh Nie Suat Kiao juga sudah tahu suara siapa itu, maka ia lalu perintahkan Siang-koan Kie kembali.
Siang-koan Kie memandang Nie Suat Kiao sejenak, lalu
balik kembali ketempatnya.
Teng Soan mengangkat muka, dipintu kamar berdiri
seorang berjubah hijau dengan paras dingin tanpa
berperasaan. Orang itu berdandan dengan pakaian biasa, begitu pula jejak dan potongan mukanya juga biasa, hanya mukanya yang seperti bangkai hidup, memberikan kesan tidak enak bagi orang yang melihatnya."
Teng Soan bangkit perlahan-perlahan, ia berkata kepada dua pemuda disampingnya dengan suara rendah:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalian tunggu aku diluar saja."
Dua pemuda itu sejenak nampak ragu-ragu, tetapi akhirnya menurut dan mengundurkan diri keluar ruangan.
Orang berjubah hijau itu juga memerintahkan Nie Suat Kiao dan Siang-koan Kie keluar ruangan. Nie Suat Kiao menurut, dengan mengajak Siang-koan Kie ia keluar dari ruangan.
Sebentar kemudian dalam ruangan itu hanya tinggal Teng Soan dan orang berjubah hijau itu berdua.
Teng Soan per-lahan2 menutup kipasnya, ditaruhnya lagi diatas punggungnya, kemudian mengeluarkan sebilah pedang pendek dan berkilat sambil membongkokkan badan: "Suheng, apakah sejak ber-pisah baik2 saja" Disini siaotee hendak kembalikan pedang suheng."
Orang berjubah hijau itu mengawasi pedang pendek
ditangan Teng Soan sejenak, dengan tindakan perlahan
berjalan manuju kesebuah kursi, per-lahan2 ia duduk dan berkata: "Siapa suhengmu?"
"Kun-liong ong." menjawab Teng Soan sambil tertawa,
"Kecuali suheng, siaotee sudah tidak dapat menduga lagi kepada lain orang bahwa dalam dunia ini ada orang yang sanggup menciptakan kekuasaan yang demikian misterius."
Orang berjubah hijau itu tertawa tetapi tiada suara
terdengar dari mulutnya, setelah itu ia berkata: "Aku juga sudah lama dengar bahwa digolongan pengemis ada seorang bernama Teng soan, aku merasa bersyukur hari ini bisa bertemu muka."
"Meskipun suheng bisa menggunakan kedok kulit manusia yang sempurna untuk menutupi wajah asli suheng, tetapi tidak merubah suara yang biasa siaotee dengar sejak muda."
Orang berjubah hijau itu diam tidak menjawab.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Soan tertawa hambar dan berkata pula: "Suheng harap terima dulu pedang ini, nanti siaotee akan memberi hormat selajaknya kepada suheng."
Orang berjubah hijau itu mendadak mendelikkan matanya, napsunya membunuh berkobar seketika, katanya dengan nada suara dingin:
"Kalau aku hendak bunuh kau, aku dapat melakukan dengan sangat mudah sekali."
"Apabila suheng membunuh aku, niat dan usaha suheng hendak menguasai rimba persilatan, baik dengan
menggunakan racun kekuatan tenaga, atau akal muslihat, sudah tiada orang yang sanggup menandingi lagi, hingga usaha suheng itu pasti akan berhasil, akan tetapi kau nanti akan merasa menyesal karena tidak menemukan tandingan, ini berarti mensia-siakan kepandaian yang luar biasa itu."
"Pantas nama dan pengarah golongan pengemis dalam waktu belakangan ini sangat terkenal dikalangan Kangouw, kiranya kaulah yang merencanakan segala sesuatunya."
"Biar bagaimana siaote masih kalah satu set dalam percaturan ini, tidak seperti suheng yang namanya
menggemparkan rimba persilatan....."
"Kau tidak usah memikirkan untuk membangkitkan
perasaan persahabatan yang lama, betapapun pandainya kau mainkan lidah, juga tidak dapat menggerakkan hatiku yang keras bagaikan baja. Untuk dewasa ini, hanya kau seorang yang dapat menandingi aku dalam menggunakan segala akal, setelah aku membunuhmu, aku pasti dapat menguasai rimba persilatan."
Setelah berkata demikian orang berjubah hijau itu
berbangkit mendekati Teng Soan.
Teng Soan dengan sikap tenang mengibas-ngibaskan
kipasnya, kemudian berkata sambil tertawa:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suheng jangan marah dulu, dengarlah keterangan siaote, nanti baru kau membunuh juga belum terlambat."
Orang berjubah hijau itu perlahan-lahan mengangkat
tangan kanannya seraya berkata:
"Katakanlah!" Mata Teng Soan mengawasi tangan orang berjubah hijau
itu, lalu berkata sambil tertawa: "Kita sama-sama keluaran dari satu perguruan, suheng tentunya sudah tahu bahwa siaotee tidak bertenaga, kalau kau hendak membunuhku, mudah sekali seperti mematahkan, ranting kayu."
"Kau datang sendiri untuk mengantarkan jiwamu,
bagaimana dapat menyesalkan aku berhati kejam?"
"Suheng tahu benar adat siaote, dalam hidup siaote, selamanya belum pernah melakukan pekerjaan yang harus menempuh bahaya, kalau aku sudah berani datang
menjumpai suheng, sudah tentu sudah memperhitungkan
lebih dulu kemungkinannya, bahwa kau akan membunuh
aku......" "Sekalipun kau menggerakkan seluruh kekuatan golongan pengemis, apa yang kau bisa perbuat terhadap aku?"
Teng Soan tiba-tiba membentak dengan sikap serius:
"Harap suheng mundur dua langkah, pada diri siaute ada sebuah alat yang melindungi, hendak siaote
memperlihatkannya kepada suheng."
Orang berjubah hijau itu yang menyaksikan sikap dan kata-kata Teng Soan yang serius, tanpa sadar sudah mundur satu langkah.
Teng Soan berkata dengan nada suara dingin: "Harap suheng mundur dua langkah lagi......"
Ia berdiam sejenak, kemudian berkata pula: "Apabila siaotee mati bersama suheng, dalam waktu sepuluh tahun Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam dunia Kang-ouw tidak akan ada orang lagi yang ingin menguasai rimba persilatan."
Orang berjubah hijau itu menurut mundur dua langkah,
tetapi tangan kanannya yang diangkat tinggi2 masih belum diturunkan, katanya:
"Seranganku dari jarak jauh, dalam jarak sepuluh langkah pasti dapat menghancurkan batu, aku kira tubuhmu yang terdiri dari darah dan daging, sudah pasti tidak sanggup menahannya, sekarang aku sudah pusatkan sepenuh
tenagaku, bagaikan anak panah yang sudah dipasang
dibusurnya, mau tidak mau harus dilepaskan......"
"Sebelum suhu menutup mata, pernah meninggalkan kata2
kepada siaotee bahwa keadaan dalam dunia rimba persilatan selama dua puluh tahun yang akan datang, akan merupakan suatu pertentangan antara kita berdua suheng dan sutee, aih!
Tak disangka ramalan suhu itu ternyata benar akan terbukti'"
"Jikalau benar ia mempunyai kepandaian dapat mengetahui segala kejadian yang belum terjadi, tidak seharusnya ia menerima aku menjadi murid."
"Kepandaian suhu seolah-olah manusia keturunan dewa, apa yang dikatakan siaote, semua telah terbukti
kebenarannya......" "Kau mengoceh....."
"Suhu berkata bahwa suheng berjiwa kecil berhati sempit, diatas kepalanya terdapat tulang pemberontak, selama
hidupnya mudah berubah, tangan panas hati kejam, pasti akan menjadi seorang buas yang tidak ada taranya, asal usahamu agak berhasil, orang yang pertama kau hendak
bunuh pastilah aku sendiri......"
-OoodwooO- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 13 Bab 49 ORANG BERJUBAH HIJAU itu tertawa dingin dan berkata:
"Ramalan suhu tidak salah...."
Ia berhenti sejenak kemudian berkata pula:
"Kepintaranmu, sudah lama sudah merupakan duri dalam
mataku, niatku hendak membunuhmu, bukan baru timbul hari ini. Sayang kau bersembunyi digolongan pengemis, hingga selama itu aku tidak dapat mencarimu untuk melaksanakan niatku, kebetulan hari ini kau datang sendiri."
"Meskipun siaote tiada berniat mencelakakan suheng,
tetapi sudah lama siap siaga, apabila aku tidak mempunyai perhitungan dan rencana yang pasti tidak nanti aku berani datang sendiri menjumpai kau"
"Dalam rimba persilatan dewasa ini, kau terhitung sebagai rintangan terbesar dalam usahaku untuk menguasai rimba persilatan, kalau aku tidak menyingkirkan kau niscaya aku tidak akan enak makan enak tidur, tidak perduli diluar rumah ini kau sudah memasang jaring atau ranjau, juga tidak dapat menghalangi maksudku ini. Kita pernah belajar bersama-sama dalam satu perguruan, maka aku memberikan sedikit
perlakuan baik terhadapmu, aku mengijinkan kau untuk
mengeluarkan semua isi hatimu dan memilih cara
kematianmu" Ia membuka ikat pinggang sutera hijau, dengan cepat
cepat digantungkan diatas panglari dan membuat satu
lingkaran, kemudian menggeser sebuah kursi diletakkan di bawah gantungan tali ikat pinggang itu. Setelah itu
mengeluarkan sebilah pedang pendek, diletakan diatas meja.
Setelah selesai semua, lalu berkata:
"Kau ingin menggantung diri atau menggunakan pedang,
boleh pilih sendiri. Pedang ini ada racunnya yang sangat berbisa. Begitu mengenai daging, orang akan binasa dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera. Apabila kau mempercayai aku, mati dengan
menggunakan pedang akan mengurangi banyak penderitaan"
Lambat-lambat ia mundur dua langkah berkata pula: "Aku menunggu sebentar. Setelah waktu itu lewat dan kau masih belum turun tangan sendiri, terpaksa aku harus bertindak."
Teng Saan mengawasi tali ikat pinggang dan pedang
pendek itu sebentar. Sambil mengerutkan alisnya kemudian berkata: "Bolehkah suheng membuka kedok kulit muka,
supaya siaote dapat melihat wajahmu untuk penghabisan kali."
Orang berjubah hijau itu barpikir lama sekali, baru berkata
"Baiklah!" Kemudian membuka kedok kulit manusia yang menutupi
mukanya. Dibalik kedok itu ternyata merupakan seraut muka berwarna merah matang. Di antara kedua pelipisnya tampak dua bekas tanda goresan sehingga membuat mukanya yang memang sudah buruk nampak semakin buruk.
Tang Soan tiba-tiba berlutut dan berkata: "Siaote dengan suheng bersama-sama berguru sudah sepuluhi tahun
lamanya. Dengan kali ini baru dua kali melihat wajah suheng yang sebenarnya."
"Ini juga merupakan yang penghabisan kali bagimu"
demikian terdengar suara yang dingin dan seram sebagai jawaban.
Ketika Teng Soan mengangkat muka, potongan wajah jelek bewarna merah matang itu sudah tidak tampak. Orang
berjubah hijau itu sudah mengenakan kedok kulit manusia kembali.
Tang Soan perlahan2 bangkit. Sambil mengawasi orang
berjubah hijau itu, tangannya mengambil pedang pendek yang diletakkan di atas meja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hunus pedangmu" berkata orang berjubah hijau sambil
tertawa. Teng Soan menghunus pedang dari sarungnya. Pedang itu memancarkan sinar biru berkilauan. Lalu berkata: "Suheng, racun diatas pedang ini tampaknya sangat berbisa."
"Bukan saja sangat berbisa, pedang ini juga sangat tajam sekali. Cukup dengan ujung pedang, kau goreskan di daging, kematian dengan cepat mengakhiri hidupmu dengan cepat"
"Menurut apa yang siaote tahu, racun sangat berbisa serupa itu memang tidak menimbulkan rasa sakit bagi orang"
Orang berjubah hijau itu agaknya sudah tidak sabar lagi, katanya dengan suara galak "kau sebetulnya mau mati atau Tidak?"
Teng Soan dengan tangan kiri memegang pedang berbisa, tangan kanannya dari dalam saku mengeluarkan sebuah kotak berwarna putih.
Mata orang berjubah hijau itu mengawasi kotak putih itu, kemudian berkata: "Dalam kotak itu bukankah terisi kitab lanjutan dari kitab Thian-kan peninggalan suhu?"
"Dugaan suheng tidak salah."
"Letakkan kotak itu dan mundur tiga langkah".
Teng Soan menurut, ia meletakkan kotak putih itu seraya berkata: "Sesaat sebelum suhu menutup mata, kotak ini diberikan kepada siaotee dengan disertai pesanan, apabila suatu waktu kita suheng dan sutee bertengkar menjadi
musuh, suruh aku buka kotak ini. Dalam lanjutan dari kitab Thian-kan ini, semua sudah ditulis bagaimana caranya harus menghadapi suheng..."
"Sudahkah kau membuka kotak itu?"
"Meskipun suheng seorang yang tidak mempunyai perasaan persaudaraan, tetapi siaote tidak boleh berlaku tidak menurut Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aturan selayaknya. Maka selama itu juga belum pernah
membuka..." berkata Teng Soan sambil menggelengkan kepala. "Lapi pula siaotee juga menganggap tidak perlu membuka kotak ini."
"Apakah kau mengandalkan kepintaranmu sendiri dan
bertanding denganku dengan mengandalkan kepintaranmu
sendiri?" "Pertempuran antara saudara sendiri nampaknya sudah
tidak dapat dielakkan, maka... siaotee terpaksa keluar sendiri."
"Kau sungguh berani.'' berkata orang berjubah hijau itu sambil melancarkan totokan jari tangan dari jarak jauh.
Teng Soan mengeluarkan seruan tertahan, badannya
mundur dua langkah, kipas ditangan kirinya terjatuh ditanah, lengan tangan kirinya itu sudah diturunkan kebawah. Keringat dingin mengucur keluar, tetapi ia paksakan diri untuk bertahan, kemudian berkata: "Kepandaian suheng kian hari kian meningkat. Totokan jari tangan dari jarak jauh ini sudah melumpuhkan lengan kiriku."
"Aku hendak melumpuhkan kedua tanganmu dan
memotong kedua pahamu."
Teng Soan agaknya sudah tidak sanggup lagi perlahan2 ia menggeser dua langkah menjatuhkan dirinya diatas kursi.
Orang berjubah hijau itu agaknya timbul perasaan tidak tega menyaksikan keadaan sutenya itu, tangan kanannya perlahan2 diturunkan kembali.
Teng Soan mengeluarkan suara batuk2, kemudian
menghapus keringat di jidatnya dan berkata: "Dalam kotak ini, entah isinya benar lanjutan kitab Thian kan atau bukan, siaotee kurang jelas, sebab selama itu siaotee belum pernah membukanya juga berat untuk membacanya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mata orang berjubah hijau itu tampak pula napsunya ingin membunuh, katanya sambil tertawa dingin. "Apapun katamu, juga sudah tidak dapat menggerakkan hatiku"
Tangan kanannya bergerak, lagi satu serangan totokan
meluncur keluar dari tangannya.
Teng Soan cepat sekali kedua kakinya menjejak tanah,
sehingga orang berikut kursinya menjeblak kebelakang.
Dengan denikian, serangan orang berjubah hijau tadi
mengenai tempat kosong, tetapi kemudian dengan cepat
melompat, kaki kanannya menginjak dada Teng Soan, lalu berkata dengan nada suara dingin: "Meskipun kita mempunyai perikatan persaudaraan sepuluh tahun sebagai saudara dalam satu perguruan, tetapi keadaan pada dewasa ini jauh
berlainan. hari ini jika aku tidak membinasakanmu,
dikemudian hari pasti akan meninggakan suatu bahaya
besar..." "Jikalau suheng melancarkan serangan dari jarak jauh lagi, siaote mungkin hanya dapat duduk menunggu kematian.
Tetapi dengan perbuatan suheng yang menyerbu diriku ini, sesungguhnya merupakan suatu perbuatan yang sangat
bodoh." "Apa kesalahanku?".
"Sewaktu kau mendekati diriku, aku sudah turun tangan diam2 terhadap dirimu"
"Kau mengoceh."
"Siaotee selamanya tidak berkata sembarangan, bukankah suheng sudah tahu adatku?"
"Dengan apa kau dapat membuktikan bahwa aku sudah
terkena serangan bokonganmu?"
"Harap suheng menggulung lengan bajumu yang kiri. Coba kau lihat sendiri"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang berjubah hijau itu berpikir sejenak. Benar saja, ia mengangkat tangan kirinya menggulung lengan jubahnya.
Lama ia periksa dengan cermat, tetapi sedikitpun tidak tampak adanya tanda apa2, hingga seketika itu ia menjadi marah.
Selagi hendak bertindak lagi, kaki kanan yang menginjak dada Teng Soan tiba2 terasa kesemutan.
"Bukankah suheng sudah tahu bahwa siaotee tidak pandai ilmu silat?" demikian Teng Soan berkata sambil tertawa terbahak-bahak.
"Sudah sepuluh tahan lebih kita tidak bertemu muka, siapa tahu selama itu kau sudah belajar."
"Anggaplah aku sudah belajar, juga masih belum sanggup menandingi suheng.''
"Kau masih mempunyai pengertian mengetahui keadaanmu
sendiri" "Tetapi dalam soal mengadu otak dan siasat. Seperti juga dengan main catur, suheng selalu kalah terhadapku"
Orang berjubah hijau memperdengarkan suara dihidung,
tidak menjawab. Dengan menahan rasa sakitnya, Teng Soan berkata pula:
"Kalau tadi suheng tidak turut perkataan siaotee, menggulung lengan jubah tangan kirinya, biar bagaimana siaote tidak mampu menyerang paha kananmu."
Orang berjubah hijau itu per-lahan2 mengangkat kaki
kanan yang menginjak dada Teng seraya berkata: "Dengan senjata apa kau membokong aku?"
"Aku tidak paham ilmu silat, tidak tahu bagaimana caranya mengatur jalan pernapasan dan menyembuhkan luka, harap suheng sembuhkan dulu tangan kiriku, sudikah suheng
berbuat demikian"'' Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang berjubah hijau itu kembali memperdengarkan suara dihidung, namun ia menerima baik permintaan Teng Soan, dengan tangannya ia mengangkat tangan kiri Teng Soan.
Teng Soan mengeluarkan suara keluhan tertahan, air
keringat membasahi sekujur badannya.
"sekarang kau harus terangkan" berkata si orang jubah hijau
Teng Soan berkata sambil mengibas-ngibaskan kipasnya
"kita dua saudara dalam perguruan sudah banyak tahun tidak bertemu. Hari ini kita bisa bertemu muka, juga terhitung suatu kejadian menggembirakan, mana kita boleh lewatkan cuma-cuma"
"Kau mau apa?" "Siaote ingin minum beberapa cawan arak dengan suheng"
"Kau tidak takut aku menaruh racun dalam arak?"
"Siaote tidak ingin hidup sendirian maka senang turut mati bersama suheng"
Dua orang itu mengadu lidah, masing2 mengeluarkan
perkataan tajam. Oleh karena satu sama lain merupskan saudara dalam satu perguruan, maka kejadian yang sudah lalu masih meninggalkan kenangan yang sangat dalam lubuk hati mereka. Kesan yang agak tidak menyenangkan di masa lalu menambah rasa curiga bagi mereka.
Orang berjubah hijau berpikir sejenak, lalu berkata:
"Mungkin suhu mewariskan kau pelajiaran rahasia yang belum pernah diberikan kepadaku"
"Suheng berguru kepada Suhu dengan membawa
kepandaian yang suheng sudah punyai. Karena suhu sayang dengan bakat dan kepandaianmu, maka ia memberi pelajaran kepadamu. Dalam hal ilmu silat, kau sudah mendapat warisan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepandaian suhu seluruhnya. Dalam rimba persilatan dewasa ini, sulit dicari tandingannya."
"Tetapi dalam hal menggunakan racun berbisa,
menggunakan siasat pertempuran, kau barang kali sudah mewariskan kepandaian suhu yang masih dirahasiakan
bagiku" Teng Soan tersenyum misterius, katanya: "Sepuluh tahun berselang sewaktu nama Kun Liong Ong baru mulai terkenal, siaotee sudah merasa curiga bahwa orang itu adalah kau. Hari ini, sepuluh tahun kemudian, telah terbukti bahwa dugaan ku itu tidak salah"
"Jikalau kau bisa terjun di kalangan kangouw pada sepuluh tahun berselang, keadaan dunia mungkin akan terbagi dua bagian. Sayang kau terlambat sepuluh tahun, beberapa
tokoh2 kuat yang berkepandaian tinggi dalam kalangan kang ouw dewasa ini, beruntun sudah binasa dibawah tanganku, baik secara terang maupun secara menggelap. Sekarang ini di dalam rimba persilatan sudah tiada seorangpun yang sanggup melawan aku"
"Dua orang sesepuh Tuli dan Gagu dari golongan
pengemis, mereka berdua berkepandaian agak sangat tinggi, cukup untuk menandingi suheng. Apalagi selama ini aku sudah berhasil memilih tenaga2 baik membentuk pasukan delapan orang hulu balang dan empatpuluh delapan orang pasukan berani mati. Meskipun kedudukan suheng sudah kokoh kuat, tetapi sayang kau mempunyai adat yang banyak curiga dan tidak suka orang berkepandaian tinggi darimu sehingga sulit untuk mendaparkan bantuan orang kuat yang benar2 dapat kau gunakan. Kau hanya menggunakan tangan besi,
perbuatan tangan kejam dan pengaruhnya obat2an untuk


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membangun kekuatan besar. Tetapi apabila obat yang kau gunakan kepada mereka tidak berguna, orang2 itu tidak akan suka menjualkan tenaganya untukmu lagi "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pada dewasa ini, orang yang dapat menggunakan obat
racunku hanya kau seorang saja. Tetapi kau sudah berada dalam genggamanku. Hari ini kau tidak mungkin lagi bisa berlalu dari sini dalam keadaan hidup"
"Itu memang benar, apabila suheng hari ini hendak
membunuh aku, sudah cukup dengan gerakan tangan saja.
Tetapi setelah kau membunuh aku, dalam waktu duabelas jam kau akan menyusul aku ke alam baka"
"Aku tidak percaya kau sudah berhasil membokong diriku, apalagi aku sudah menggunakan kekuatanku untuk menutup semua jalan darah dipaha kananku. Paling2 aku hanya
kehilangan sebuah paha saja."
"Apa bila siaotee tidak mempunyai cara untuk menaklukkan suheng, tidak nanti aku berani datang kemari seorang diri.
Sekarang hanya ada dua cara untuk menyelesaikan persoalan antara kita berdua"
"Cara bagaimana?"
"Siaotee telah memenuhi undangan Auw yang Thong,
pemimpin golongan pengemis untuk memberikan bantuan
golongan pengemis dalam waktu sepuluh tahun. Sekarang waktunya tinggal satu bulan sudah akan habis. Jikalau kau mau lepas tangan tidak mau mencampuri dunia persilatan lagi, lalu mengasingkan diri ke tempat yang tenang, bukan saja dapat mempertahankan hubungan tapi aku sendiri juga suka mendirikan sebuah bangunan mewah untuk kediamanmu"
"Apabila suheng bersedia mengasingkan diri bersama
siaote, tidak campur tangan lagi dalam urusan rimba
persilatan sekalipun berdiam diri didalam rumah gubuk juga sudah merasa puas"
Orang berjubah hijau itu tiba-tiba tertawa dingin,
memotong ucapan Teng Soan, katanya: "Tampaknya diantara kita berdua, harus ada salah satu yang mati"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mungkin akan merupakan suatu tragedi yang tragis,
meskipun kematiannya ada yang lebih dulu dengan
belakangan sudah tentu siaote akan berangkat lebih dulu, Tetapi sebelum mayatku dingin, suheng juga akan merasakan rasanya kematian"
Teng Soan menarik napas panjang, kemudian berkata pula:
"Siaote tidak bermaksud akan bermusuhan dengan suheng..."
"Kalau kau benar tidak akan bermusuhan denganku, itu
berarti kau masih segan meninggalkan kekuasaanmu dan
pengaruhnya. Apabila kau mau mengkhianati golonhan
pengemis, aku akan memberikan tugas penting bagimu dan kita berdua bisa bekerja sama. Untuk menguasai rimba
persilatan, sangat mudah sekali"
"Sejak dahulu kala, walaupun sudah banyak muncul orang kuat, tetapi belum pernah terjadi ada orang yang mampu menguasai rimba persilatan dengan seorang diri. Sebelum suhu menutup mata, telah meninggalkan pesan kepada siaote berwanti-wanti sekali sekali tidak boleh berpeluk tangan.
Menyaksikan perbuatan suheng yang hendak melakukan
kekejaman dikalangan Kang ouw...."
"Tutup mulut!" bentak orang berjubah hijau itu dengan suara bengis "kau masih menyebut aku suheng. Kau harus tahu bahwa antara golongan tua dan golongan muda itu ada tingkatannya. Orang-orang rimba persilatan paling
mengutamakan tingkatan. Apakah kau yang menjadi suteku berani memberikan pengajaran kepadaku tanpa memandang kepada orang yang lebih tua"
"Bagaimana siaote berani melanggar peraturan itu,
sebetulnya karena siaote tidak berani melanggar pesan suhu"
"Terserah apa katamu, tetapi bagaimana aku bisa
percaya?" "Apabila siaote membawa pesan tertulis suhu, apakah
suheng suka bertindak menurut pesan suhu itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tidak percaya ada kejadian serupa itu!"
Teng Soan tertawa hambar, dari dalam sakunya ia
mengeluarkan sebuah sampul yang tertutup rapat dan
diberikan kepada suhengnya.
Orang berjubah hijau itu membaca sebentar lalu
dimasukkan kedalam sakunya dan berkata, dengan nada suara dingin: "Hanya dengan sepucuk surat ini susah membuat aku percaya. Rasanya suhu masih meninggalkan barang bukti lain"
"Meskipun ada barang bukti, sayang siaote tidak
mambawanya. Sekalipun suheng membunuh akum juga tidak akan menemukan barang itu"
"Kau berani datang seorang diri menjumpai aku tentunya sudah ada persiapan. Apakah kau percaya aku tidak akan membunuhmu?"
"Dengan tekad mengorbankan jiwa jikalau aku datang
kemari" "Itu bagus, aku pasti akan memuaskan keinginanmu"
Teng Saan tiba2 menarik papas, air mata berlinang2 di matanya, dengan suara sedih dia berkata: "Siaote hendak datang kemari, memang sudah tahu susah sekali untuk
menginsafkan suheng, tetapi tali persaudaraan dalam
seperguruan selama sepuluh tahun lebih, siaote sesungguhnya tidak tega berdiam berpeluk tangan.''
Orang berjubah hijau itu tertawa besar, lalu berkata "Air mata sangat berharga bagi seorang laki2 jantan, bagaimana boleh sembarangan dikeluarkan. Apabila kau sudah tahu diri tidak ada harapan untuk hidup lagi, bukankah lebih lekas kau bebaskan jiwamu sendiri. Biarlah aku kehilangan sebuah paha, hari ini pasti kau akan kubunuh."
Wajah Teng Soan berubah, ia menghapus kering air
matanya, lalu berkata: "Demikian rupa suheng mendesak siaote, terpaksa siaote akan melaksanakan pesan suhu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekalipun semua tokoh kuat golongan pengemis
dikerahkan diluar gedung ini, apa mereka bisa berbuat terhadap aku?"
"Suheng jangan omong besar, kau adalah orang yang
mengerti ilmu silat, cobalah dulu pernapasanmu. Didalam tubuhmu kau merasakan perobahan apa-apa atau tidak?"
"Tidak perlu dicoba, aku sudah tahu, paha kananku
terbokong olehmu, tetapi kau melalaikan kecerdikanku. Ketika aku merasa paha kananku terluka, aku sudah menutup jalau darahku... Apakah kau pikir hendak menyuruh aku mencoba menyelidiki racun dalam tubuhku supaya racun didalam paha kananku itu terbawa masuk kedalam jantung. Kau ternyata keliru, kau juga tidak pikir dulu aku orang macam apa, bagaimana dapat kau tipu?"
"Suheng menang seorang sangat cerdik, siaute sangat
kagum." Mata orang berjubah hijau itu ditujukan kepada kotak putih itu, kemudian berkata: "Benarkah lanjutan kitab Thian-kan berada didalam kotak itu?"
"Suheng boleh buka periksa sendiri, nanti akan tahu bahwa siaote tidak berbohong."
"Perhitungan manusia tidak bisa melawan perhitungan
TUHAN, barang yang suhu turunkan kepadamu untuk
menundukkan aku, telah kau antarkan sendiri kepadaku...
Tetapi sekarang aku masih belum sempat membuka kotak itu.
Kau matilah dengan perasaan tenang. Tidak perduli, apa isi kotak itu, aku pasti akan membukanya. sekalipun barang yang ada dalam kotak itu bisa membawa celaka pada diriku, aku juga akan membukanya"
"Suheng jangan coba2 berlaku pintar sendiri. Kalau kau merusak kotak itu, kau nanti akan menyesal sendiri."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau harus tahu bahwa aku berbuat segala hal belum
pernah menyesal." "Rahasia uutuk menundukkan kau yang suhu turunkan
kepadaku tersimpan dalam kotak itu. Suheng hendak simpan atau merusaknya, terserah kepada suheng sendiri. Siaote tidak percaya dengan tidak adanya rahasia yang diturunkan oleh suhu, suheng benar2 bisa malang melintang tanpa ada tandingan"
"Bagus sekali. Adakah kau bermaksud supaya aku
menghentikan usahaku?"
"Suhebg adalah orang yang tidak berperasaan sudah tentu tidak boleh sesalkan siaotee akan berlaku tidak sopan lagi!"
"Sayang kau tetap masih belum mendapat kesempatan
menyingkir dari sini."
"Belum tentu." "Kecuali kau sudah belajar ilmu masuk ke dalam tanah."
Teng Soan mengangkat tinggi2 kipas ditangannya, asap
tebal tiba2 mengepul keluar dari kipasnya, dalam waktu sangat singkat sudah menutupi diri Teng Soan sekitar delapan kaki.
Orang berjubah hijau itu perdengarkan suara dihidung, katanya dengan sikap sombong: "Permainan anak kecil, kau juga berani pertunjukkan dihadapanku!"
Tangannya lalu bergerak melancarkan serangan kepada
gumpalan asap tebal itu. Serangan itu hebat sekali, di tengah2 gumpalan asap tebal itu terbuka satu lobang.
Tetapi Teng Soan se-olah2 sudah merat selagi asap tebal mengepul keluar, tidak kelihatan bayangannya, juga tidak terdengar suaranya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang berjubah hijau itu meskipun mulutnya tidak berkata apa2, tetapi dalam hatinya sangat terkejut pikirnya: "Apabila ia sampai kabur, terhadap rimba persilatan dikemudian hari, sesungguhnya membawa efek besar sekali"
Selagi masih berpikir, tiba-tiba terdengar suara Teng Soan:
"Suheng lekas tutup pernapasanmu. Asap ini mengandung racun sangat berbisa"
Orang yang berjubah hijau itu memang sejak tadi sudah munutup pernapasannya. Kerahkan pandangan kedalam
gumpalan asap itu, mencari jejak Teng Soan. Tangan
kanannya sudah siap, begitu melihat Teng Soan segera
diserangnya. Dengan Teng Soan ia sudah sama2 berguru sepuluh tahun lebih. Ia tahu sutenya yang belajar lebih dahulu dari pada dirinya. Kecuali pelajaran ilmu silat, pelajaran berbagai ilmu kepandaian suhunya suhunya, sudah diwariskan oleh suhunya semua. Kecerdasan dan keberaniannya masih jauh lebih
menang daripada ia sendiri. Dalam segala hal, ia sangat hati2, tidak akan menempuh bahaya. Maka saat itulah barangkali kesempatan satu2nya untuk menyingkirkan jiwa sutenya itu.
Apabila kesempatan ini dilewatkan, untuk selanjutnya
barangkali sudah tidak akan mendapat kesempatan lagi untuk membunuhnya..."
Suasana dalam ruangan itu mendadak menjadi sunyi, tetapi asap tebal yang mulai membuyar memenuhi ruangan,
sedikitpun tidak tampak berkurang, bahkan sebaliknya, asap itu mulai meluap, tidak lama kemudian, hampir seluruh ruangan itu sudah dipenuhi oleh asap.
Orang berjubah hijau itu meskipun mempunyai pandangan mata melebihi manusia biasa, namun juga tidak berhasil menemukan jejak Teng Soan, maka disamping mencari-cari dengan matanya, ia juga melancarkan serangan jarak jauh dengan cara membabi buta.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena serangan hebat yang membabi buta itu hingga
semua barang termasuk meja dan kursi diruangan itu menjadi korban sasaran kemarahannya sehingga hancur berantakan.
Apa yang mengherankan, asap tebal itu meskipun nampak bergelombang atau terbuka ruangan akibat hembusan angin yang keluar dari tangan orang yang berjubah hijau itu, tetapi itu hanya sebentar saja dan kemudian menutupi lagi bahkan makin tebal asapnya.
Diantara gumpalan asap itu, terdengar suara Nie Suat Kiao yang sangat nyaring: "Ayah jangan kuatir. Aku sudah menjaga pintu ruangan. Ia tidak akan bisa lolos lagi"
Orang berjubah hijau itu berkata, "kau lemparkan api
kedalam ruangan." Nie Suat Kiao menurut, sebentar kemudian, benar saja
dalam ruangan itu tampak sinar api. Tetapi penerangan yang keluar dan api itu lemah sekali, sinarnya hanya dapat menerangi tempat itu sekitar tiga kaki saja.
Sinar api itu bagi mata orang biasa mungkin tidak ada gunanya, tetapi orang berjubah hijau tu dapat menggunakan matanya untuk melihat dengan tegas barang-barang sekitar setombak persegi.
Tetapi apa yang dilihatnya hanya meja kursi yang sudah hancur berantakan ditanah, sedangkan Teng Soan tidak
tampak bayangannya entah kemana
Asap tebal yang memenuhi ruangan itu, pada akhirnya
perlahan-lahan mulai menipis dan buyar. Barang-barang didalam ruangan kini mulai tampak nyata.
Hancuran meja kursi nampak berantakan di tanah, tetapi tidak tampak bayangan Teng Soan. Nie Suat Kiao yang
menggunakan gaun berwarna putih perlahan-lahan berjalan masuk, ia memanggil ayah angkatnya dengan suara perlahan.
"Ayah" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang berjubah hijau dengan mata penasaran,
memperdengarkan suara di hidung kemudian bertanya:
"Kemana larinya sastrawan tadi?"
"Anak sejak tadi terus menjaga di pintu namun tidak
nampak orang keluar dari ruangan"
Orang berjubah hijau berpikir sejenak, ia melompat masuk kedalam kamar dengan menggunakan satu kaki. Kini ia baru tahu bahwa jendela dalam kamar terbuka lebar. Dengan
penuh kemarahan ia berkata "Sungguh gila mengapa aku
tidak memikirkan ini"
"Semua ini ada salah anak yang kurang waspada, sehingga ia dapat lari dari jendela itu, tetapi rasanya ia belum pergi teralu jauh, mungkin masih keburu dikejar.''
Orang berjubah hijau itu menggelengkan kepala, perlahan2
ia berjalan menghampiri sebuah bangku, dan duduk diatasnya
"Paha kananku telah terserang secara mene gelap
olehnya." Nie Suat Kiao buru2 berjongkok dan memeriksa kaki ayah angkarnya. Dipaha kecil kaki kanan menancap sebuah jarum mas yang ada kepalanya.
Nie Suat Kiao berkata sambil mengangkat muka mengawasi ayahnya: "Ayah, apakah jarum itu perlu dicabut?"
"Aku sudah menutup jalan darah paha kananku, sekalipun jarum itu mengandung racun juga tidak halangan. Kau cabut saja."
Nie Suat Kiao lalu mencabut jarum mas itu.
Jarum mas itu panjangnya kira2 dua cun. Agak ganjil
jarum mas itu mempunyai kepala, Apabila tidak ada kepalanya mungkin masuk semua ke dalam daging, sehingga tidak
mudah mencabutnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao agaknya merasa heran mengapa jarum itu
bukan jarum biasa, melainkan jarum pentul tapi perasaannya itu tidak berani menyatakan kepada ayahnya.
Orang berjubah hljau itu setelah menyambut jarum mas
dari tangan anaknya, diperiksanya dengan teliti. Jarum itu memancarkan sinar yang gemerlapan. Bobotnya cukup berat, jelas terbuat dari emas murni, bahkan tidak seperti
mengandung racun. Tiba2 terdengar suara Nie Suat Kiao yang memperlihatkan keterkejutan. Dari bawah jendela mendapatkan sepotong kertas putih.
Orang berjubah hijau itu menyambuti kertas itu. Diatasnya terdapat tulisan:
"Inilah sebuah jarum mas yang khusus kubuat untuk
melarikan diri. Siaote sudah menduga suheng pasti curiga jarum mas ini mengandung racun yang sangat berbisa...."
Orang berjubah hijau itu sangat mendongkol, ia memaki kepada dirinya sendiri: "jikalau aku tadi segera turun tangan membinasakan dirinya, sudah tentu dia tidak bisa kabur...."
Ia baca lagi lanjutan surat itu yang berbunyi:
"Sebetulnya jarum pentol mas itu, sedikitpun tidak
mengandung racun, biar bagaimana, kita masih mempunyai hubungan persaudaraan sepuluh tahun lebih, bagaimana
siaote tega hati menggunakan tangan ganas teehadap
suheng. Pada dewasa ini berbagai partay besar rimba
persilatan semua sudah menaruh perhatian atas perbuatan suheng. Apabila semua partay besar tergabung dengan
golongan pengemis, ber-sama2 menghadapi suheng,
bahayalah kedudukkan suheng! Harap suheng pikir masak2!?"
Orang berjubah hijau itu sehabis membaca surat itu, lalu drobeknya dan dilemparkan ditanah, sambil menengadah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keatas ia berpikir, kemudian berkata: "Ia tidak paham ilmu silat. Untuk lari, bukan soal mudah."
"Selagi asap tebal mengepul, ada orang menggunakan
kesempatan itu masuk kedalam ruangan dan kemudian
membawa kabur ia melalui jendela itu." Berkata Nia Suat Kiao.
Orang berjubah hijau itu mengawasi Nie Suat Kiao sejenak, lalu berkata: "Kejarlah segera, ia datang dengan mengendarai kereta, sudah tentu pulang dengan kereta itu juga"
Nie Suat Kiao menurut, ia lompat keluar melalui jendela.
-odwo- Bab 50 ORANG BERJUBAH HIJAU itu menutup daun jendela dan
duduk lagi dibangku memeriksa paha kanannya.
Bekas jarum itu, sedikitpun tidak terdapat warna matang biru. Ia tahu bahwa ucapan Teng Soan yang mengatakan
jarum mas itu tidak mengandung racun rasanya memang
benar. Ia coba mengatur pernapasan, benar saja tubuhnya juga tidak terdapat tanda keracunan.
Mari kita mengikuti perjalanan Nie Suat Kiao. Setelah keluar dan gedung itu, ia balik ke depan memanggil Siang-koan Kie kemudian pergi mengejar bersama-sama.
Mendadak ia seperti merasa bahwa Siang Koan Kie itu kini sangat penting artinya bagi dirinya. Dua orang itu sekeluarnya dari pekarangen, benar saja mereka dapat menemukan
sebuah kereta yang sedang lari kearah barat.
Nie Suat Kiao lebih dulu lari mengejar kereta itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang koan Kie yang setiap gerak geriknya terpengaruh oleh obat, ketika melihat Nie Suat Kiao lari ia juga ikut lari.
Gerakan dua orang itu sama cepatnya. Kereta itu meskipun dilarikan sangat cepat, tidak urung dapat dikejarnya dalam waktu yang singkat saja.
Selagi Nie Suat Kiao hendak suruh berhentikan kereta itu, tiba2 merasakan hembusan angin lewat disampingnya.
Sedang telinganya mendengar suara orang tertawa dingin, sementara itu kereta yang sedang lari kencang itu mendadak berhenti.
Pada saat itn ia baru dapat lihat bahwa ayah angkatnya dengan tangan kiri menahan kereta sedangkan dua ekor kuda yang menarik kereta itu sudah roboh ditanah.
Nie Suat Kiao dengan cepat mengulur tangannya membuka tutup kereta, orang berjubah hijau itu buru2 melarangnya.
Nie Suat Kiao yang dilarang oleh ayahnya segera balik mundur.
Orang berjubah hijau itu perlahan2 melepaskan tangannya dan mundur lima langkah, kemudian berkata dengan nada suara dingin: "Kau sudah tidak bisa kabur lagi, lekas keluar."
Sementara itu ia sudah mengerahkan kekuatan tenaganya hendak melancarkan serangan dari jarak jauh.
Kereta itu yang mengalami getaran hebat, tirai yang
menutup kereta masih nampak bergoyang-goyang tetapi tidak terdengar suara jawaban orang.
Orang berjubah hijau itu sudah akan melancarkan
serangannya, tiba2 dibatalkan dan berkata dengan nada suara dingin: "Karena mengingat jarum emasmu itu tidak
mengandung racun, maka hari ini aku membebaskan kau dari kematian, lekas keluar!".
Tetapi dari dalam kereta tetap tidak mendapat jawaban.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao berkata dengan suara dingin, "mungkin kita telah tertipu, harap ayah melindungi, anak hendak membuka tirai kereta itu"
Orang berjubah hijau itu agaknya juga merasa gelagat
tidak beres, setelah berpikir sejenak, lalu berkata: "Baiklah...
coba kau buka!" Dengan cepat Nie Suat Kiao bergerak, ia mengulur
tangannya membuka tirai kereta, begitu tirai terbuka, ia segera melompat kesamping.
Orang berjubah hijau itu terus memasang mata, saat itu baru dapat melihat bahwa didalam kereta itu duduk dua orang. Yang satu adalah seorang kurus kering pertengahan umur dan seorang lainnya adalah seorang padri berjubah putih yang usianya sudah lanjut.
Padri itu yang turun keluar lebih dulu dari dalam kereta Orang laki2 pertengahan umur kurus kering itu, gerakannya gesit sekaii. Ia melompat keluar rnengikuti jejak padri tua itu, dua pasang mata lalu ditujukan kepada orang berjubah hijau itu.
"Tuan adalah orang yang dapat nama julukan Kun-liong
Ong, yang merupakan orang sangat misterius dalam rimba persilatan dewata ini?" bertanya padri tua itu.
Tetapi orang berjubah hijau itu tidak menjawab, ia hanya mengkedip-kedipkan sepasang matanya.
Padri tua itu berkata pula sambil merangkapkan kedua
tangannya diatas dada "Lolap Tiat-bok, anak murid gereja Siao Lim-sie, di gunung siong-san."
"Sudah lama aku dengar nama besarmu" jawab orang berjubah hijau itu dingin.
Orang pertengahan umur kurus kering itu turut berkata:
"Siaote Auw-yang Thong..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pemimpin golongan pengemis yang kenamaan" berkata
orang berjubah hijau itu.
"Terimakasih atas pujianmu" berkata Auw-yang Thong Tiat-bok taysu lalu berkata: "Nama tuan menggetarkan
dunia Kang ouw tetapi jejakmu bagaikan naga sakti dalam kabut. Lolap merasa beruntung hari ini dapat ketemu
denganmu" Orang berjubah hijau itu tertawa dingin, kemudian berkata
"Nama kuil Siao Lim-sie sudah terkenal jejaknya beberapa ratus tahun berselang, sedangkan golongan pengemis
merupakan satu golongan yang sedang berpengaruh pada
saat ini. Apabila bisa bergabung, ini akan merupakan suatu kejadian besar di dalam dunia Kang-ouw"
"Kekuatan tuan yang sangat misterius, sudah pentang
sayap ke daerah selatan dan utara sungai Tian-kang, hari ini aku bisa bertemu, sesungguhnya...." berkata Auw-yang Thong sambil tersenyum. "Sayang tuan pakai kedok kulit manusia sehingga orang tidak dapat melihat wajah aslimu"'
"Tuan-tuan berdua kenalkah siapa aku ini?"
"Kun-liong Ong" berkata Auw-yang Thong
"Kun-liong Ong bisa berubah rupa menjadi ratusan, tuantuan setelah melihatnya, barangkali juga susah mengenalinya"
"Sayang kali ini kau salah hitung, sehingga menunjukkan dirimu sendiri, hari ini setelah bertemu muka mau tidak mau aku ingin melihat wajah aslimu!", berkata Auw-yang Thong sambil tertawa hambar.
Orang berjubah bijau itu tertawa terbahak dan berkata:
"Apakah dalam hati tuan2 juga merasa pasti menang dalam menghadapi persoalan dunia Kang ouw pada saat ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok taysu yang paling tidak pandai bicara, menghadapi pertanyaan tajam dari lawannya, tidak tahu harus bagaimana menjawab.
"Pertarungan di medan perang, bagaimana nasib kita,
siapapun susah menduganya" berkata Auw-yang Thong sambil tertawa hambar "Bebeerapa propinsi daerah Tionggoan, sudah tersebar orang2 golongan pengemis. Asal aku mengeluarkan tanda, dalam waktu sangat singkat, sudah tigapuluh lebih bala bantuan yang segera datang"
Orang berjubah hijau itu berkata dengan nada suara
dingin: "Ada Teng Soan yang membantumu membuat
rencana. Perkataanmu ini mungkin bukan merupakan gertak sambal..."
Orang berjubah hijau itu mengedipkan mata, tiba2 berkata sambil tertawa: "Karena kealpaanku, kembali aku telah tertipu oleh akal liciknya. Hemm! Tapi ia juga mengabaikan empat orangku yang kuat yang kusiapkan di sekitar ruangan itu. Rasanya ia juga su.... (ngga bisa dibaca) diri dari penjagaan orangku itu. mungkin saat ini ia sudah terbinasa dalam ruangan."
Wajah Auw-yang Thong berubah, tetapi hanya sebentar
saja sudah tenang kembali, katanya sambil tertawa:


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Meskipun tuan seorang cerdik, tetap saja dalam permainan catur dengan penasehatku, kau selalu kalah satu set.
Orang2mu yang kau siapkan disekitar ruangan itu, sudah diduga lebih dulu olehnya"
Tiat Bok taysu agaknya mendadak teringat suatu perkara besar, ia berkata dengan suara nyaring: "Kun-liong Ong, lolap teringat suatu perkara, ingin minta keterangan darimu".
"Coba kau ceritakan." berkata orang berjubah hijau.
"Selama sepuluh tahun ini, banyak tokoh rimba persilatan telah lenyap tanpa bekas, apakah semua itu atas
perbuatanmu?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ini ada hubungan apa denganmu?"
"Lolap ingin mencari keterangan jejak seseorang"
"Coba ceritakan, mungkin aku dapat memberitahu kau"
"Lima orang gagah daerah Tiong-goan?"
"Sudah mati.'' "Pemimpin rimba persilatan In Kiu Liong?"
"Juga sudah mati"
"Ceng-bok Taysu dari kuil Siao Lim sie apakah sudah mati di tanganmu?"
"Kalau iya, mau apa?"
"Murid murtad!" berteriak Tiat-bok Taysu, ia melancarkan serangannya kepada orang berjubah hijau itu.
Orang berjubah hijau itu memperdengarkan suara
dihidung, masih tetap berdiri ditempatnya tanpa berserak, hanya dengan satu gerakan tangan, hembusan angin kuat meluncur dari tangannya itu.
Dengan demikian, hingga serangan Tiat bok Taysu tadi
terbentur dengan kekuatan tenaga dalam orang berjubah hijau itu.
Auw-yang Thong terkejat, ia segera berkata kepada Tiat bok Taysu: "Taysu jangan bertindak dulu."
Tiat bok Taysu serangannya kebentur dengan kekuatan
tenaga dalam orang berjubah hijau itu, diam-diam juga merasa terkejut.
Ketika mendengar ucapan Auw yang Thong, segera
melompat kesarnping serata bertanya: "Pangcu ada urusan apa?"
Orang berjubah hijau itu tiba2 mendahului menyahut sambi tertawa dingin: "Satu adalah padri dari kuil Siao Lim sie dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang lain adalah pemimpin golongan pengemis. Apabila kalian Ini bisa bergandengan tangan melawan aku, tidak perduli bagaimana kesudahannya, juga akan menjadi buah tutur
ramai di kalangan Kang-ouw."
Setelah itu molancarkan serangan dari jarak jauh, Tangan kiri ditujukan kepada Tiat-bok Taysu, sedang jari tangan kanan menotok Auw yang Thong. Dua2nya melompat
kesamping. "Kalian takut?" bertanya orang berjubah hijau itu dingin.
"Biar aku menanyakan dulu kepada Tiat Bok taysu, setelah itu nanti bertempur lagi"
Orang berjubah hijau itu berpikir sejenak, lalu berkata:
"Karena kalian sudah mengenal diriku, bolehlah aku berlaku royal sedikit, kau lekas bertanya kepadanya"
Auw-yang Thong berpaling mengawasi Bok Tiat taysu, ia menampak wajah Tiat Bok taysu dingin sekali, tubuhnya agak gemetar. Agaknya sedang berusaha menindas getaran dalam hatinya.
Orang berjubah hijau itu mendongakkan kepala, sikapnya sangat tenang, seolah-olah tidak memperhatikan keadaan Tiat Bok taysu.
"Bok taysu jangan marah dulu, dihadapan musuh tangguh, kita harus tetap berlaku tenang" berkata Auw-yang Thong dengan suara perlahan.
Tiat Bok taysu seorang beribadat tinggi, mendengar ucapan itu, segera dapat menenangi hatinya, sebentar kemudian sudah tenang kembali.
"Harap Pangcu suka menolong menjaga lolap. Hari ini lolap hendak membuat perhitungan dengan murid yang murtad ini"
demikian paderi itu berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Harap taysu jangan bertindak dulu" berkata Auw-yang
Thong. "Pangcu masih ada urusan apa?"
"Dari ucapan taysu, siaote dapat menarik kesimpulan
bahwa taysu agaknya sudah mengetahui asal usulnya orang ini?"
"Dia adalah murid murtad kuil kita," menjawab Tiat Bok taysu sambil menghela napas panjang.
Auw-yang Thong terperanjat, "Apa" Dia murid murtad Siao Lim Sie?"
"Benar..." menjawab Tiat Bok taysu. Lalu berdiam sejenak, katanya pula tandas: "Harap Pangcu menahan pengikut2nya.
Murid murtad yang jahat ini, biarlah lolap yang menghadapi sendiri. Lolap hendak menangkapnya hidup2 dan
membawanya pulang kekuil Siao Lim Sie"
Orang berjubah hijau itu tiba2 tertawa terbahak2 dan
berkata: "Barangkali engkau bukan tandinganku, mengapa kau berani2 mengucapkan perkataan sesombong itu"
"Aku ingin lihat kau sebetulnya sudah dapat mencuri
berapa macam ilmu silat simpanan Siao Lim sie". Mengapa kau berani tidak pandang mata kepada orang tua?"
Orang berjubah hijau itu agaknya sudah mengakui bahwa dirinya memang benar keluaran Siao Lim-sie, sebab terhadap semua teguran Tiat Bok taysu, ia selalu tidak menjawab secara langsung. Sinar matanya dingin menatap Tiat Bok taysu dan Auw-yang Thong sejenak, lalu berkata: "Tidak perduli siapa diantara kalian yang maju terlebih dulu, itu tidak menjadi soal. Tetapi sebaiknya kalian maju berbareng"
Ia berhenti sejenak, "Selama tiga puluh tahun, aku belum pernah bertempur dengan orang lebih dari sepuluh jurus, dalam sepuluh jurus, pasti ada orang binasa ditanganku"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong terus memperhatikan sepasang matanya
orang itu, sebab hanya sepasang matanya itulah yang dapat digunakan untuk mengukur perasaan hatinya.
Auw yang Thong tahu bahwa padri itu menduduki tempat
tinggi dalam gereja Siao Lim Sie, maka juga ia tak merintang lagi. Ia hanya berdiri sebagai penonton untuk menyaksikan pertempuran dahsyat yang akan berlangsung itu.
Orang berjubah hijau itu, sikapnya tetap tenang, agaknya tidak manghiraukan terhadap segala tuduhan Tiat Bok taysu.
Tiba2 terdengar suara yang amat merdu: "Ayah,
bagaimana kalau anak yang menghadapi padri tua itu?"
"Padri tua ini, adalah salah satu orang kuat dari Siao Lim Sie, kepandaiannya tinggi. Anak jangan memandang ringan musuh"
Nie Suat Kiao melompat maju berdiri dihadapan orang
berjubah hijau. Tiat Bok taysu sudah mengerahkan kekuatan tenaganya
sudah siap hendak melancarkan serangannya, tak disangka dirintangi oleh Nie Suat Kiao maka ia lalu berkata kepadanya:
"Lolap bendak menangkap murid murtad Siao Lim Sie, tidak ingin turun tangan terhadap kau seorang wanita, lekas menyingkir!"
"Kalahkan dulu aku, nanti kau boleh melanjutkan
tindakanmu." jawab Nie Suat Kiao dingin,
"Kalau nona benar2 ingin berkelahi, aku bersedia melayani beberapa jurus, bagaimana"'' kata Auw-yang Thong.
Dengan tanpa menoleh Nie Suat Kiao menjawab dengan
rada suara dingin: "Tidak perduli siapa diantara kalian yang turun tangan, itu sama saja"
Kemudian ia berkata kepada Siang-koan Kie: "Kau tahan padri tua ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie dengan cepat sudah bertindak juga sudah bergerak, menotok jalan darah depan dada Auw yang Thong.
Tiat Bok taysu segera bergerak menangkis serangan Siangkoan Kie.
Padri tua yang jarang menggunakan tangan besi itu,
agaknya berusaha menindas kegusaran dalam hatinya. Namun demikian, ia terpaksa, menggunakan tangan agak keras untuk menghadapi serangan Siang-koan Kie yang hebat itu.
Tak disangka, serangan Siang koan Kie itu, meskipun agak keras, tetapi ia dapat menghadapi segala reaksi lawannya dengan cepat. Ketika menyaksikan Tiat Bok taysu juga
menggunukan kekerasan, dengan cepat menarik kembali
serangannya, sebaliknya menggunakan tangan kiri untuk menotok.
Tiat Bok taysu juga menggunakan tangan kiri menyambar pergelangan tangan Siang-koan Kie.
Dua orang itu meskipun baru bertempur dua jurus, tetapi sama2 gesit tincah, keduanya sama-sama menggunakan gerak tipu serangannya yang banyak mengandung perubahan.
Siang-koan Kie dengan cepat mengelakkan serangan Tiat Bok taysu kemudian kakinya menendang perut Tiat Bok taysu.
Tendangan itu meskipun nampaknya biasa saja tetapi
menimbulkan kesan di luar dugaan bagi lawannya, seolah2
tendangan itu tidak seharusnya diakukan pada saat demikian.
Tiat Bok taysu mengerutkan alisnya, dengan cepat
melompat mundur tiga langkah, kemudian melancarkan satu serangan dari jarak jauh.
Serangan itu sangat hebat, kekuatan tanaga dalamnya
meluncur keluar dari tangannya itu.
Siang-koan Kie sejak makan obat yang merupakan
simpanan kuil Siao-lim Sie, telah melupakan dirinya sendiri. Ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak perduli siapa lawannya. Ia sedikitpun tidak merasa takut, juga tidak perduli betapa hebat serangan lawannya, belum pernah ia coba menyingkir. Ketika menyaksikan Tiat Bok taysu melancarkan serangan yang hebat itu, ia segera menyambut dengan kekerasan.
Tiat Bok taysu yang mempunyai latihan lebih lama,
membuat Siang-koan Kie terpental, sehingga badannya
tergoyang-goyang. Tetapi Siang-koan Kie yang gagah perkasa, hanya sebentar bergoyang badannya, kemudian maju lagi dan balas
menyerang. Semua mata orang-orang yang ada disitu ditujukan kepada mereka, seolah-olah sangat tertarik oleh pertempuran yang jarang terlihat itu.
Orang berjubah hijau itu agaknya menaruh perhatian
istimewa terhadap setiap gerakan Siang-koan Kie. Sepasang matanya terus ditujukan kepadanya.
Dalam pertempuran sengit itu. tiba-tiba terdengar suara memuji nama Budha keluar dari mulut Tiat Bok Taysu
kemudian disusul oleh satu serangan dengan totokan jari tangan.
Totokan yang digunakan oleh padri tua itu adalah ilmu totokan Kim-kong-cie, salah satu ilmu simpanan ampuh dari tujuhpuluh dua macam ilmu simpanan kuil Siao-lim Sie.
Tiat Bok Taysu mempunyai kekukuatan sudah sempurna.
Ilmunya itu itu sudah dilatih selama tiga puluh tahun.
Kekuatan serangan jari tangan itu dapat menembus batu atau legam.
Nie Suat Kiao yang menyaksikan itu, tanpa dirasa sudah berdiri alisnya, bibirnya bergerak-gerak, tetapi tiada perkataan yang keluar dari mulutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia mendadak kuatirkan diri pemuda itu, sehingga hampir mengeluarkan jeritan.
Tetapi sejak kanan-kanak, ia hidup dalam suasana penuh rahasia, sehingga mempunyai kekuatan mengendalikan
perasaannya melebihi manusia biasa. Suara jeritan
menghambur keluar dari mulutnya dapat dicegah lagi.
Siang-koan Kie gesit sekali lompat kesamping dengan
badan setengah memutar, ia berhasil mengelakkan serangan tersebut.
Nie Suat Kiao yang tadi merasa khawatir kini diam-diam memuji kepandaian pemuda itu.
Wajah orang berjubah hijau nampak sedikit berubah, jelas ia telah dikejutkan oleh kepandaian Siang-koan Kie yang luar biasa itu.
Tiat Bok taysu yang tak berhasil dengan serangannya,
segera bergerak maju satu langkah. Ia tidak memberikan kesempatan bagi Siang-koan Kie balas menyerang dengan beruntun ia lancarkan dua kali serangan.
Siang-koan Kie yang harus mengelakkan serangan hebat
tadi, terpaksa kehilangan kesempatannya untuk merebut posisi, sehingga hanya selalu bisa mengikuti gerakan
lawannya, ketika diserang secara beruntun ia terpaksa menangkis dengan kedua tangannya.
Padri tua yang biasanya tidak menggunakan tangan besi, agaknya sudah marah benar2. Setiap gerangannya tidak
menaruh belas kasihan lagi.
Auw-yang Thong yang sudah lama mendengar nama dan
kedudukan Tiat Bok Taysu didalam gereja Siauw-lim-sie maka ia menaruh perhatian besar terhadap kepandaiannya.
Dalam waktu yang sangat singkat pertempuran itu sudah berlangsung hampir lima puluh jurus. Serangan Tiat Bok taysu yang hebat memang mengagumkan Auw-yang Thong, tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepandaian Siang-koan Kie yang sangat aneh dan gerak
badannya yang sangat gesit lincah terutama usianya yang masih muda sekali, lebih menarik perhatiannya.
Tiat Bok taysun yang sudah berhasil merebut posisi baik, tetapi masih belum berhasil memaksa Siang-koan Kie
menyerah atau terluka, lama kelamaan sebaliknya posisi perlahan2 direbut oleh Siang-koan Kie.
Orang berjubah hijau itu yang agaknya sudah tidak sabar menghentikan pertempuran itu.
Tiat Bok taysu yang lebih dulu menghentikan serangannya, melompat keluar dari kalangan.
Siang-koan Kie hendak mengejar, tetapi dicegah oleh Nie Suat Kiao dan menyuruh mengundurkan diri kesampingnya.
Gadis itu agaknya sudah melihat gelagat tidak baik. Orang berjubah hijau itu agaknya sudah bertekat hendak membunuh Siang-koan Kie, sebab sepasang matanya terus ditujukan kepada pemuda itu.
Gadis itu sudah lama mengikuti Kun-liong Ong, mengetahui benar watak dan tabiatnya. Hanya dari sepasang matanya itulah yang dapat dikelabui apa yang sedang dipikirkan ayahnya.
Orang berjubah hijau itu ketika menyaksikan Siang-koan Kie berdiri dibelakang Nie Suat Kiao, untuk sementara benar2
tidak berdaya turun tangan, maka ia alihkan pandangan mata ke arah Tiat Bok taysu.
Tiat Bok taysu berkata sambil tertawa dingin "Murid murtad yang durhaka, apakah kau ingin bertempur dengan lolap?".
"Kau masih belum dapat menandingi aku. Kalau tidak
percaya kau beleh coba menyerang aku beberapa jurus."
jawab orang berjubah hijau itu dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Betulkah ada kejadian serupa itu?" berkata Tiat Bok taysu gusar dan segera melompat melancarkan dua kali serangan dengan beruntun.
Orang berjubah hijau itu memperdengarkan suara dari
hidungya. Badannya dimiringkan, tangan kiri diletakkan di depan dada, tangan kanan menyanggah keatas.
Serangan tangan kiri Tiat Bok taysu yang di lancarkan lebih dulu. Ketika berada didekat badan orang terjubah hijau itu, tiba2 merandek dan kekuatan tenaga dalam yang terkandung di jari tangannya itu dengan cepat meluncur keluar dan menyerang depan dada orang berjubah hijau itu. Sedangkan tangan kirinya bergerak dari samping menyerang pergelangan tangan lawan.
Tangan kiri orang berjubah hijau dengan mendadak diputar menjambat tangan kiri Tiat Bok taysu, sedang lima jari tangan dipentang juga menyambar jalan darah lawan.
Gerakan dua orang itu benar2 menggunakan taktik dan
kekuatan serta tipu2 yang aneh. Agiknya keduanya sama2
mengandung maksud hendak mengadu kekerasan. Tangan kiri Tiat Bok taysu yang mengandung kekuatan hebat itu
kemudian didorong maju. Terlebih dulu terasa beradunya dua kekuatan kedua
kalinya. Kuda2 Tiat Bok taysu agak tergoncang. Badannya tergoncang dua kali.
Orang berjubah hijau itu hanya tergoncang pundaknya,
tetapi kedua pihak masih sama2 dapat mempertahankan
kedudukannya masing2. Ketika mengadu kekuatan untuk kedua kalinya, tempat
dimana dua lawan itu berpijak, nampak melesak sedalam satu chun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tangan kiri kedua orang itu menempel satu sama lain,
hingga badan dua orang yang berhadapan itu dengan
sendirinya nampak miring.
Karena pengaruh tangan kirinya yang saling menempel,
mengadu kekuatan tenaga dalam itu sehingga tangan kanan masing2 hendak menyambar pergelangan tangan sudah tidak berhasil semuanya.
Ini kembali ada suatu pertempuran luar biasa yang jarang tampak. Dengan tangan kiri kedua pihak saling menempel tetapi tangan kanan saling dengan segala gerak tipu yang aneh2
Karena jarak pertempuran dekat sekali, serangan tangan kedua pihak dapat menjangkau jalan darah penting lawannya, hingga dapat menambah bahaya bagi mereka.
Auw-yang Thong dan Nie Suat Kiao semua, menunjukkan
perhatiannya kepada dua orang itu.
Serangan tangan kanan kedua pihak, perlahan-lahan mulai lambat gerakannya. Agaknya dua orang itu sama2 merasakan hampir kehabisan tenaga.
Sebentar kemudian hanya terdengar suara nafas mereka
yang sudah mulai memburu. Di atas kepala Tiat Bok taysu yang licin, juga sudah mulai keluar keringat.
Sebaliknya dengan orang berubah hijau itu, meskipun
tampaknya juga memburu, tetapi tidak tampak mengeluarkan keringat.
Jelaslah sudah bahwa dalam pertempuran mengadu tenaga dalam itu, orang berbaju hijau itu sudah berada diatas angin.
Keringat diatas kepala Tiat Bok taysu makin mengucur
deras, wajahnya juga sudah berubah pucat.
Auw yang Thong yang menyaksikan keadaan itu diam-diam merasa cemas. Pikirnya: "Tiat Bok taysu adalah seorang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kenamaan. Kalau aku turun tangan menggantikan dia,
mungkin dia tidak akan menerima, tetapi keadaannya sudah jelas. Apabila tidak diganti, nampaknya ia sudah tak sanggup bertahan lagi"
Otaknya bekerja keras, tetapi untuk sementara ia tidak dapat mengambil keputusan.
Tiba-tiba orang berjubah hijau itu badannya mendoyong kedepan, tangan kirinya yang menempel dengan tangan Tiat Bok taysu juga di dorong maju setengah kaki.
Badan Tiat Bok taysu bergerak sebentar tapi badan itu akhirnya terdesak mundur dua kaki oleh lawannya.
Keadaan semakin jelas. Tiat Bok taysu kedudukannya
bertambah buruk. Apabila tidak di ganti dengan segera, setiap saat bisa kehabisan tenaga dan mungkin dapat membawa
akibat kematian. Menghadapi kejadian yang sangat gawat itu, Auw-yang
Thong sudah tidak dapat memikirkah nama baik Tiat Bok taysu lagi. Sambil mengeluarkan suara batuk2 ia menghampiri Tiat Bok taysu.
Orang berjubah hijau yang tadi memperhatikan perubahan wajah Tiat Bok taysu, tiba2 alihkan perhatiannya kewajah Auw-yang Thong. Dengan mengeluarkan suara dari hidung, tangan kirinya tiba-tiba mendorong lagi.
Tiat Bok taysu yang sudah payah keadaannya, bagaimana sanggup menerima pukulan itu. Ia mengeluarkan seruan
tertahan, darah hidup menyembur keluar dari mulutnya, badannya rubuh kebelakang.
Untung Auw-yang Thong tiba pada saat tepat. Ia mengulur tangan kanannya menekan belakang punggung Tiat-bok
Taysu. Hawa panas meluncur keluar terus masuk ketubuh Tiat-bok Taysu melalui jalan darah Beng-bun-hiat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat-bok Taysu yang memang sudah sempurna kekuatan
tenaga dalamnya, begitu mendapat Auw-yang Thong ia bisa bangun lagi.
Orang berjubah hijau menampak korban ditolong oleh Auwyang Thong, seketika itu naik darah. Katanya sambil tertawa dingin: "Tadi aku sudah suruh kalian berdua maju berbareng.
Tak disangka kalian hendak mempertahankan derajat sendiri.
Apakah sekarang tidak agak terlambat?"
Auw-yang Thong tidak menghiraukan hinaan itu. Dengan
perlahan tangannya menepok jalan darah Beng bun hiat Tiat Bok taysu dan berkata dengan suara perlahan: "Losiancu paling penting jagalah kesehatan badanmu baik2. Jangan sampai terpancing oleh mulut jahat, sehingga siancu
menggunakan banyak tenaga"
Setelah itu dia maju dua langkah berada dimuka Tiat bok taysu.
Orang berjubah hijau itu mengulur tangan kanannya.
Dengan dua jari tangan menotok kedepan dada Auw-yang
Thong. Auw-yang Thong sudah menyaksikan kekalahan Tiat bok
taysu, mana ia berani gegabah, dengan mengebaskan tangan kiri, ia membacok pergelangan tangan orang berjubah hijau itu.
Orang berjubah hijau itu tarik kembali tangan kirinya.
Sambil tertawa dingin, kemudian menyerang lagi.
Karena gerakan itu dilakukan demikian cepat, sehingga Auw-yang Thong terpaksa melompat mundur tiga langkah.
Serangan orang berjubah hijau itu mendadak berubah. Ia melancarkan serangan hebat dengan kedua tangannya.
Serangan itu dilakukan dengan beruntun, Auw-yang Thong tidak berhasil menemukan tempat luang dari serangan yang cepat itu, maka ia hanya dapat menangkis saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok Taysu yang masih mengatur pernapasannya,
diam-diam telah berpikir: "kepandaian yang digunakan oleh murid durhaka ini ternyata tidak menggunakan kepandaian golongan Siao-lim-sie. Tetapi semua gerak tipu yang
digunakan sangat aneh. Entah dia dapat belajar dari mana"
Apakah aku salah melihat orang?"
Ketika ia angkat muka, orang berjubah hijau itu kembali sudah bertarung dengan Auw-yang Thong. Pertarungan itu sengit sekali. Serangan kedua pihak semua merupakan
serangan ganas yang setiap saat bisa minta korban.
Auw-yang Thong yang berkepandaian tinggi dan berotak
cerdas, ditambah dengan pengalaman menghadapi musuh
tangguh. Dalam pertimbangan dan perhitungannya untuk
menilai kekuatan lawan, mempunyai pandangan yang cepat.
Tadi ia sudah menyaksikan kepandaian orarig berjubah hijau yang sudah dapat menjatuhkan Tiat-bok Taysu. Ia mengerti apabila ia menggunakan seluruh kekuatan tenaganya untuk mengadu kekerasan dengan orang itu, mungkin dapat
menghabiskan tenaga lawan yang tadi sudah digunakan untuk menghadapi Tiat Bok taysu, tetapi itu bukanlah suatu siasat yang paling baik, sebaiknya ia terus bertahan untuk
mengetahui gerak tipu ilmu silat yang digunakan oleh orang itu. Dari ilmu silatnya mungkin dapat diketahui asal-usul golongannya.
Pikiran itu meskipun baik, tetapi perhitungannya terhadap kekuatan lawannya ternyata meleset. Orang berjubah hijau itu terus menghujani dirinya dengan berbagai serengannya yang hebat dan aneh-aneh. Serangan itu termasuk serangan ilmu silat Siao-lim-sie, Bu-tong pay, Kun-luu-pay dan lain2...
Gerakan tipu serangan aneh yang tidak hubungan satu
sama lain ini, ternyata dapat digunakan oleh orang berjubah itu dengan sebaik-2nya
Jelaslah sudah bahwa orang itu mahir betul berbagai ilmu silat dari berbagai golongan itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong yang semula hendak menyelidiki asal usul dari kepandaian ilmu silat itu sebaliknya telah didesak oleh serangan lawannya sampai sedemikian rupa, sehingga mau tidak mau memberikan perlawaaan dengan sepenuh tenaga.
-odwo- Bab 51 DUA ORANG ita sudah bertempur kira2. Meski diluarnya
masih belum diketahui siapa yang lebih unggul, tetapi itu berarti si Pangcu sudah terdesak. Dia bukan saja tidak berhasil menemukan ciri ilmu silat yang digunakan oleh orang itu, bahkan sudah disibukkan oleh serangan aneh-aneh yang
dilancarkan oleh orang itu.
Selama hidupnya entah berapa banyak orang kuat yang
sudah dihadapi oleh Auw-yang Thong tetapi belum pernah menghadapi musuh tangguh seperti hari ini. Ia merasa bahwa setiap serangan musuhnya seolah olah menggunakan bahyak tenaga dan pikirannya untuk menghadapinya. Ada kalanya karena terpaksa, ia harus menggunakan taktik keras lawan keras.
Tetapi orang berjubah hijau itu agaknya bermaksud hendak mempermainkan dirinya. Kalau dilihat melawan kekerasan, segera kembali serangannya. Sebaliknya menyerang dengan tangan yang lain selalu tidak memberi kesempatan baginya untuk beristirahat.
Pertempuran berlangsung limapuluh jurus lagi. Auw-yang Thong telah menemukan musuh tangguh yang belum pernah dihadapinya. Ia juga mengerti apabila pertempuran itu berlangsurg terus, baginya tidak ada kesempatan untuk merebut kemenangan.
Tetapi dia adalah seorang sangat cerdik. Tidak seperti Tiat Bok taysu yang jujur, ketika mengetahui musuhnya tidak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dapat ditundukkan dengan kekuatan, segera merubah
siasatnya. Ia menutup rapat dirinya dan tidak melakukan serangan terhadap musuhnya.
Nie Suat Kiao meskipun sudah tahu bahwa ayah angkatnya itu berkepandaian sangat tinggi tetapi selama itu belum pernah menyaksikan ayahnya berkelahi dengan orang. Maka hari ini mi ketika menyaksikan ayahnya, benar saja memang luar biasa. Apabila pertandingan dilangsungkan, tidak sampai seratus jurus, Auw-yang Thong pasti kalah.
Orang berjubah hijau itu, meskipun sudah membayangkan kemenangannya, tetapi Auw-yang Thong yang mempunyai
kekuatan tenaga dalam yang sempurna, lagi pula sudah
banyak pengalamannya menghadapi musuh kuat, meskipun
menghadapi musuh seperti ia, namun gerak tipunya
serangannya sedikitpun tidak kalut. Apalagi setelah merubah siasat, dirinya tertutup sangat rapat.
"Kau sudah tidak berdaya. kalau tidak mau menyerah,
segera terluka dibawah tanganku." Berkata orang berjubah hijau itu dingin.
Tetapi Auw-yang Thong tidak menghiraukan ejekan orang itu, ia ganda dengan satu senyuman hambar.
Orang berjubah hijau itu lalu berkata kepada Nie Suat Kiao:
"Selagi padri itu masih belum pulih kembali kekuatan
tenaganya, kau bawa ia menyerang. Tidak perduli dengan cara apapun yang penting kau harus berhasil
menjatuhkannya. Lekas bertindak."
Nie Suat Kiao terima baik perintah ayah angkatnya, sambil menggapaikan Siang-koan Kie, ia menyerbu Tiat Bok taysu.
Siang-koan Kie yang bergerak belakangan, tetapi
serangannya sampai lebih dulu. Dengan satu gerak tipu mendaki gunung melangkah laut menyerang dada Tiat Bok taysu. Sedangkan Nie Suat Kiao yang menyerang dari
samping, serangannya ditujukan kebagian iga kanan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok taysu yang sedang mengatur pernapasan, ketika melihat serangan hebat kedua orang itu, terpaksa
menghentikan usahanya dan menyambut serangan dua orang itu.
Siang-koan Kie masih tetap dengan serangannya yang
ganas. Serangan itu seolah olah gempuran barang berat.
Gempuran dirasakan hebat sekali oleh Tiat Bok taysu.
Serangan dua orang itu, kekuatannya tidak di bawah orang berjubah hijau itu. Tiat Bok tay su yang belum pulih kembali kekuatannya, baru sepuluh jurus, sudah merasa berat.
Pada saat itu tiba2 terdengar suara seruling mengalun di udara.
Siang-koan Kie yang sedang menyerang hebat, ketika
mendengar suara seruling itu, tiba-tiba terkejut dan
menghentikan serangannya.
Nie Suat Kiao yang menyaksikan Tiat Bok tay sudah akan jatuh, mendadak Siang koan Kie menghentikan serangannya, maka ia segera perintahkan supaya ia menyerang lagi.
Mata sayu Siang-koan Kie berputaran dua kali, menatap wajah Nie Suat Kiao, sebentar kemudian ia menggeleng-gelengkan kepala, tiba-tiba memutar tubuhnya dan lompat menerjang orang yang berjubah hijau itu. Tinjunya digunakan menyerang orang itu.
Dengan sangat marah orang berjubah hijau itu membentak sambil menangkis serangan tersebut.
Siang-koan Kie yang tidak berhasil dengan serangannya, segera menggunakan kaki dan tangannya untuk melancarkan serangannya lagi.
Auw-yang Thong dengan kedudukannya sebagai seorang
pemimpin, ketika menyaksikan Siang-koan Kie menyerbu dan menyerang hebat orang berjubah hijau itu, terpaksa
menghentikan serangannya dan mundur kebelakang....
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam alam pikirannya, Siang-koan Kie terang bukanlah tandingan orang berjubah hijau itu, maka ia masih tetap waspada untuk turun tangan setiap waktu diperlukan.
Setelah Siang-koan Kie berbalik menyerang orang berbaju hijau itu, bahaya yang mengancam Tiat Bok taysu, seketika lalu berkurang. Meskipun tenaganya belum kembali
seluruhnya, tetapi karena kesempurnaan keadaan fisiknya, ia masih bisa bertempur dengan Nie Suat Kiao sambil mengatur jalan pernapasannya. limabelas jurus kemudian, ia sudah berhasil memperbaiki kedudukannya dan melakukan serangan pembalasan. Padri tua yang biasanya berlaku kasih sayang agaknya sudah memahami situasi pada hari itu. Jikalau ia tidak menggunakan tangan kejam untuk menjatuhkan
musuhnya, pasti dirinya sendiri yang akan dirobohkan, maka ia tak berlaku sungkan lagi terhadap lawannya. Tangan kanannya menggunakan ilmu silat Lo-han Ciang dari golongan Siao-lim sie yang terkenal kerasnya, tangan kirinya
menantikan kesempatan untuk melancarkan serangan dengan jari tangannya Kim Kong-cie, dua tiga jurus lagi. Keadaa telah terbalik, ia sudah berhasil mendesak Nie Suat Kiao hampir tak bisa berkutik.
Dilain pihak orang berjubah hijau yang bertempur dengan Siang-koan Kie, perlahan juga mulai seru.
Orang berjubah hijau meskipun banyak pengetahuannya
tentang ilmu silat barbagai golongan. Tetapi ilmu silat yang digunakan olah Siang-koan Kie terdiri dari ilmu silat campuran berbagai golongan, terutama kelincahan gerak badannya, disesuaikan begitu rupa dengan setiap serangan. Setiap melancarkan serangan badannya juga bergerak, sehingga sang lawan menjadi repot untuk menghadapi serangan yang aneh itu.
Auw-yang Thong yang menyaksikan dua orang itu
bertempur sudah tiga puluh jurus tetapi masih tetap dalam keadaan begitu juga, tiada yang menang dan yang kalah, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hingga diam2 merasa heran. Pikirnya entah dari golongan mana pemuda ini, mengapa dapat mengimbangi kepandaian orang berjubah hijau ini.
Suara seruling yang mengalun di udara, tiba2 berubah, dari perlahan berubah menjadi cepat, seolah-olah mengandung irama dalam medan pertempuran.
Serangan Siang-koan Kie juga berubah cepat mengikuti
irama seruling itu, serangan itu nampak semakin hebat.
Sejak saat itu keadaan pertempuran telah mengalami
perubahan besar. Siang-koan Kie meskpun belum ada tanda2
bisa menjatuhkan lawan, tetapi untuk menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah, masih memerlukan waktu yang sangat panjang. Sebaliknya dengan Tiat Bok taysu, karena dengan beruntun, menggunakan ilmu simpanan golongan
Siao-lim-sie, ia telah berbasil menguasai keadaan.
Selagi pertempuran berjalan dengan sengitnya, orang
berjubah hijau itu tiba2 lompat mundur sambil berseru:
"Tahan...!" Siang-koan Kie hanya mengunjukkan sikap tak wajar,
kemudian menyerang lagi Orang berjubah hijau itu dengan satu serangan yang
mengandung kekuatan tenaga dalam sangat hebat menahan serangan Siang-koan Kie, kemudian berseru kepada Nie Suat Kiao: "Kiao jie, lekas mundur!".
Nie Suat Kiao meskipun sudah keteter, tetapi ia masih bisa memberi perlawanan. Ketika mendengar seruan orang
berjubah hijau itu, segera ia melompat mundur kesamping orang berjubah hijau itu.
Tiat Bok taysu meskipun sudah berhasil menguasai
keadaan, tetapi belum berhasil menjatuhkan lawannya, maka ia juga tak mengejar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hanya Siang-koan Kie yang tetap galak, dengan secara
ganas ia menyerbu orang berjubah hijau itu.
Nie Suat Kiao yang menyaksikan keadaan demikian, segera mengerutkan alisnya dan menahan Siang-koan Kie seraya berseru:
"Tahan!" Tetapi Siang-koan Kie yang sedang melancarkan
serangannya, bagaikan seorang gila, tidak menghiraukan seruan Nie Suit Kiao, sehingga mau tidak mau Nie Suat Kiao terpaksa menyambut serangan pemuda itu.
Tak disangkanya serangan Siang-koan Kie demikian hebat.
Nie Suat Kiao yang menyambut serangan itu terpental mundur tiga langkah.
Orang berjubah hijau itu mundur selangkah dan berkata dengan suara perlahan: "Kau pancing dia melakukan
serangan" Nie Suat Kiao tahu benar keganasan ayah angkatnya itu. Ia perintahkan dirinya memancing Siang-koan Kie turun tangan, terang sekali sudah bermaksud hendak melukai pemuda itu dengan menggunakan kesempatan itu. Maka seketika itu ia terkejut, tidak tahu bagaimana harus berbuat.
Siang-koan Kie yang sudah lama berada bersama2 dengan Nie Suat Kiao. Meskipun pengaruh obat sudah melupakan dirinya, tetapi dalam pikirannya, dengan tanpa dirasa, terbayang suara dan senyuman Nie Suat Kiao. Ketika
menyaksikan Nie Suat Kiao terpental mundur oleh
serangannya, seketika itu juga tertegun.
Pada saat itu, suara seruling itu mendadak berhenti.
Dengan berhentinya suara seruling itu, pikiran Siang-koan Kie yang mulai agak jernih, balik kembali seperti orang linglung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang berjubah hijau itu karena Nie Suat Kiao tidak
menurut perintahnya, kekuatan tenaga yang telah disiapkan untuk membinasakan Siang-koan Kie, tidak dapat dilancarkan.
Ia hanya mengawasi Nie Suat Kiao sejenak dengan perasaan gemas....
Pada saat itu, itu, dari beberapa pohon besar, sawah
ladang dan gerombolan alang2 yang ada disekitar itu, muncul beberapa puluh orang. Orang2 itu membawa berbagai jenis senjata tajam. Dibelakang punggungnya masing terdapat sebuah bungkusan kuning yang mungkin juga menyimpan
senjata. Orang berjubah hijau itu melihat orang2 itu tidak segera maju, sebaliknya masing2 berdiri ditempat masing, merupakan suatu jaring mengurung dirinya. Mereka itu ternyata
berjumlah Empat puluh deiapan orang.
Auw-yang Thong lalu berkata sambil tertawa, "Kun-liong Ong..."
Orang berjubah hijau itu hanya memperdengarkan suara
dihidung, tidak memberi jawab.
Auw-yang Thong yang agaknya hendak meneriaki Kunliong Ong, melanjutkan perkataannya: "Kududukan tuan
sudah jelas. Sekalipun tuan berlagak tuli berpura2 gagu, juga tidak dapat menutupi kedudukanmu."
Mata orang berjubah hijau itu berputaran memperhatikan keadaan sekitarnya. Terhadap ucapan Auw yang Thong seolah2 tidak mendengar.
Auw-yang Thong tersenyum dan berkata pula: "Sekarang
ini kau sudah berada dalam kepungan rapat, tidak perduli kau siapa, juga sulit meloloskan diri.''
"Barangkali kau belum tentu dapat menyulitkan aku,"
menjawab orang berjubah hijau dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nama empatpuluh delapan pasukan berani mati golongan pengemis, kiranya kau juga sudah pernah dengar bukan?"
"Itu hanya pasukan dari segala manusia-manusia kecil yang tidak ada namanya, bagaimana kalau mereka dibandingkan dengan kepandaianmu"
"Jikalau mereka disuruh melawan kau satu lawan satu, aku juga tahu mereka bukan tandinganmu. Tetapi apabila empat puluh delapan orang menghadapi dengan bersama, kau
barangkali juga tidak sanggup melawan mereka".
"Merubuhkan satu diantaranya dapat mempengaruhi
seluruh pasukan, mereka turun tangan semua juga belum tentu dapat menggertak aku"
"Empatpuluh delapan orang gagah pasukan berani mati ini, mereka selalu bertempur berbareng. Dengan cara mereka bertempur itu juga bukan terhitung mengerubut musuh
dengan jumlah banyak "
Dalam hati orang berjubah hijau itu agaknya hanya merasa khawatir terhadap Siang-koan Kie. Dengan sinar mata dingin mengawasi kepadanya sejenak, lalu berkata kepada Nie Suat Kiao: "Apabila ia melancarkan serangan dengan berbareng, kau hadapi sendiri padanya, yang lainnya biarlah aku yang menghadapi sudah cukup"
"Ia biasa menurut perintah anak, entah apa sebabnya,
sekarang mendadak tidak dengar perintah lagi?" berkata Nie Suat Kiao.
"Itu adalah gara-garanya suara seruling tadi. Kau harus berlaku hati-hati. Aku khawatir kena pengaruh suara seruling itu, barangkali ia tidak akan mengenal kau lagi."
"Anak mengerti."
Pada saat itu lingkaran empatpuluh delapan orang pasukan berani mati, per-lahan2 dipeketat mengurung dua orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang berjubah hijau itu berkata kepada Nie Suat Kiao dengan menggunakan ilmu menyampaikan suara kedalam
telinga: "Pertempuran hari ini, tidak perduli siapa yang kalah dan siapa yang menang, akan merupakan pembunuhan hebat.
Jika kau membawa senjata, boleh kau gunakan untuk
menghadapi musuh. Bala bantuan kita paling cepat satu jam lagi baru bisa sampai. Selama waktu harus bertahan terus untuk melewati masa yang sulit ini. Jikalau kau membekal senjata berbisa, kau boleh gunakan sesukamu, biar
menentukan kekuatan kedua pihak."
"Anak menurut!"
Orang berjubah hijau itu mengawasi keadaan sekitarnya, tiba2 ia mundur dua langkah seraya berkata:
*Pa hari ini akan merupakan suatu hari,rjtuk
"Lekas cari tempat yang dibelakangnya ada dibuat
sandaran. Barisan yang mereka gunakan ini dinamakan
barisan Kiu-kiong-tin yang mengandung banyak perubahan2
aneh" "Jalan mundur sudah terpegat oleh mereka" berkata Nie Suat Kiao.
Orang berjubah hijau itu agaknya sudah di kejutkan barisan itu. Ia tidak berani berlaku gegabah dan sombong seperti dulu lagi. Biji matanya terus berputaran, agaknya sedang mencari bagian yang paling lemah dari barisan itu, supaya mudah diserangnya.
Auw-yang Thong berkata dengan suara nyaring: "Kecuali empat puluh delapan orang pasukan berani mati, masih ada lagi ratusan anak buah kita yang terdidik baik, yang
Tusuk Kondai Pusaka 14 Pusaka Negeri Tayli Karya Can I D Heng Thian Siau To 7

Cari Blog Ini