Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 6
penuh bulu diulurkan ke mukanya telinganya mendengar
suara Wan Hauw yang berkata setengah bahasa binatang
setengah bahasa manusia, "Kau makanlah buah ini."
Siang-koan Kie mengawasi Wan Hauw, ternyata di
tangannya membawa sebuah buah alkohol yang besar
diletakkan ke mulutnya. Perutunya tiba-tiba merasa lapar, ia membuka mulut, tetapi giginya nampak susah digerakkan baru makan dua kali giginya sudah dirasakan sakit sehingga tidak bisa makan lagi.
Sekalipun ia hanya bicara beberapa kata saja dengan Wan Hauw, tetapi sudah merasa letih sekali terpaksa ia berdiam lagi, hanya dalam hati mengerti, bahwa pada saat itu sedikit gerakan saja yang menimpa dirinya segera membuat jiwanya akan melayang.
Satu jam dilewatkan dengan cepat, orang tua itu setelah bersemedi selama satu jam itu, tiba-tiba membuka matanya mengawasi dirinya, kemudian berkata dengan suara perlahan,
"Apakah kau tahan dengan penderitaan itu" Jikalau kau tidak tahan, sekarang ini masih keburu, liwat enam jam lagi setelah melalui proses yang kedua, bagian2 urat dan jalan darah akan mulai menyesuaikan diri dengan darah yang mengalirnya berlawanan arahnya itu, sehingga perlahan-lahan mulai berubah, kalau kau ingin kembali ke asalnya lagi sudah terlambat!"
Dengan susah payah Siang-koan Kie menganggukkan
kepala, hanya dari sinar matanya menunjukkan keteguhan hatinya.
Orang tua itu tersenyum, lalu menotok jalan darah "Hian-kie-hiat" di badan Siang-koan Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekujur badan Siang-koan Kie merasa kesemutan,
kemudian pingsan lagi. Sang waktu berlalu sangat cepat sekali, dengan tidak dirasa dua bulan sudah berlalu.
Selama enam puluh hari itu, Siang-koan Kie kecuali pada jam2 yang tertentu berada dalam keadaan jernih pikirannya, sebagian besar waktunya berada dalam keadaan setengah pingsan. Tetapi kesengsaraan yang timbul dari akibat
berlawanan mengalirnya jalan darah dalam tubuhnya, semakin lama semakin berkurang. Urat2 nadi dan jalan darah dalam tubuhnya, agaknya sudah mulai dapat menyesuaikan keadaan yang baru dalam perobahan mengalirnya darah.
Hari itu, di waktu tengah hari, setelah Siang-koan Kie sadar, oranq tua itu tiba-tiba berkata, "Proses pertama telah berhasil dengan baik, mulai sore nanti, aku hendak
menyalurkan kekuatan tenaga dalamku, untuk membantu
kekuatan tenaga dalammu. Satu bulan lagi kau boleh
melakukan sendiri latihanmu menurut ajaranku; setengah tahun kemudian sudah harus melatih ilmu pelajaran serangan tangan dan senjata tajam. Nampaknya tidak usah tiga tahun, kau sudah akan berhasil menyelesaikan pelajaranmu dan boleh berlalu dari sini."
"Budi suhu yang sudah memberi didikan teecu tidak akan melupakan?".." berkata Siang-koan Kie sambil tersenynm.
"Kau menjadi muridku, dan aku menurunkan kepandaianku kepadamu, ini adalah suatu hal sudah semestinya. Sebaliknya aku dapat membuktikan penemuanku tentang mempelajari
ilmu silat dengan jalan singkat di atas dirimu, aku merasa sangat girang."
Sejenak ia berdiam, kemudian ia berkata pula, "Jikalau eksperimenku menurunkan kepandaianku atas dirimu kali ini berhasil dengan baik dalam rimba persilatan, akan merupakan suatu kejadian yang sangat menggemparkan?".."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapannya itu meski belum selesai, tetapi mendadak diam, kepalanya mendongak ke atas, matanya mengawasi langit di luar jendela, bibirnya tersungging senyum puas, agaknya sedang memikirkan suatu kejadian yang menggembirakan.
Mendengar keterangan orang tua itu. Siang-koan Kie tahu bahwa saat2 yang paling kritis sudah lewat, maka dalam hati juga sangat girang, sambil tersenyum ia bertaka, "Suhu, kapankah teecu boleh duduk melatih pernapasan sendiri?"
"Sudah akan tiba waktunya, nampak hanya memakan
waktu duapuluh hari saja lagi, kau boleh duduk melatih pernapasan sendiri."
"Apakah hanya tinggal duapuluh hari saja?"
"Ya." Orang tua itu tiba-tiba membimbingnya duduk seraya
berkata, "Lekas duduk, aku hendak menyalurkan kekuatan tenaga dalamku untuk membantu kekuatan tenags dalammu."
Dengan tangan kiri memegang pundaknya, tangan kanan
menunjang punggung, orang tua itu lalu mengerahkan
kekuatan tenaga dalam, hawa panas tiba-tiba dirasakan mengalir ke dalam tubuh Siang-koan Kie.
Hawa panas itu perlahan-lahan mengalir menyusuri seluruh tubuhnya.
Kali ini bukan saja tidak merasakan sakit, sebaliknya merasakan segar dan nyaman.
Selagi dalam keadaan demikian, tiba-tiba terlentar suara mengaungnya binatang bukan binatang, manusia bukan
manusia, tetapi bagi Siang-koan Kie, segera dapat mengenali bahwa itu adalah suara Wan Hauw.
Wajah orang tua itu segera berobah, ia berkata kepada Siang-koan Kie dengan suara perlahan, "Suara itu terdengar Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aneh sekali, kalau bukan karena Wan Hauw menjumpai musuh tangguh, tentunya menemukan jejak orang baru?".."
Suara Wan Hauw itu kedengarannya tidak terputus2, tetapi suara itu tetap dari suatu tempat yang tidak jauh dan tidak dekat dari kuil tua itu.
Tidak berapa lama, suara itu mendadak berhenti, kemudian disusul oleh munculnya Wan Hauw yang melompat masuk ke dalam loteng.
Siang-koan Kie membuka matanya mengawasi Wan Hauw
sejenak, kemudian memejamnya pula.
Tangan Wan Hauw membawa sebuah benda yang mirip
pedang, golok bukan golok, dengan sangat gembira melompat masuk. Biji matanya bergerak2, tetapi matanya segera
dipejamkan. Kemudian seperti teringat apa-apa, diletakkannya senjata di tangannya itu di sisi Siang-koan Kie, lalu melompat keluar lagi.
Wan Hauw sangat jujur dan setia, dalam hatinya cuma ada Siang-koan Kie seorang, apa yang diperintahkan oleh Siangkoan Kie, ia harus melakukan sebaik-baiknya.
Terhadap orang tua aneh itu, ia juga tidak menghiraukan, maka ketika melihat Siang-koan Kie sedang bersemadi, tidak boleh diajak bicara, kegembiraannya lenyap seketika,
sehingga ia keluar lagi. Entah berapa lama telah berlalu, telinga Siang-koan Kie samar2 mendengar suara pertempuran.
Ketika ia membuka matanya, di luar jendela nampak
berkelebatnya bayangan orang yang sedang bergerak2
ternyata itu adalah Wan Hauw yang sedang bertempur
melawan seorang memegang golok tanto. Pertempuran itu narnpaknya sangat sengit sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kali ini Wan Hauw agaknya tidak mau mengganggu Siangkoan Kie, maka tidak mengeluarkan suara jejeritan seperti tadi.
Orang tua itu berkata dengan suara perlahan, "Wan-jie ini agaknya paham ilmu silat, gerak kaki dan serangan
tangannya, semuanya menunjukkan gerak gerik orang yang sudah belajar ilmu silat. Apakah kau pernah mengajarkan ilmu silat?"
"Tidak!" jawab Siang-koan Kie singkat.
"Ini sungguh aneh, apakah sejak dilahirkan ia sudah
mengerti ilmu silat" Ini agaknya sangat mustahil."
Orang tua itu berkata pula sambil menghela napas
perlahan, "Sudah lama aku tidak pernah berkelahi, tetapi hari ini aku terpaksa harus turun tangan sendiri, jikalau aku membiarkan orang itu kabur lagi, barang kali ia akan balik lagi dengan membawa kawan2nya, lekas kau suruh Wan-jie
masuk!" Siang-koan Kie menurut, ia lalu memanggil Wan Hauw
masuk ke dalam. Wan Hauw yang sedang bertempur sengit dengan orang
itu, tetapi ketika mendengar suara panggilan Siang-koan Kie, ia segera meninggalkan musuhnya dan melompat masuk ke dalam loteng itu.
Orang bersenjatakan benda aneh itu ketika mendengar
dalam loteng ada suara orang yang memanggil Wan Hauw, segera berkata dengan suara keras, "Siapa dalam kamar?"
Setelah itu, ia lalu melompat masuk sambil melintangkan senjatanya di dada.
Orang tua itu mengayunkan tangan kanannya, satu
serangan tenaga dalam yang keluar dari jari tangannya menyebabkan orang itu roboh di atas genting.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie terkejut, ia berpaling dan bertanya kepada siorang tua, "Suhu, ini ilmu kepandaian apa?"
"Ilmu ini dinamakan "Thian-ceng-cie", kalau sudah mahir sekali, dapat menyerang jalan darah musuh dari jarak jauh.
Ilmu ini dapat dilatih dengan menggunakan waktu tiga hingga lima tahun, nanti aku juga akan menurunkan kepadamu, asal kau mempelajari dengan sungguh-sungguh, pasti akan
berhasil. Lekas kau suruh Wan-jie mengangkat orang itu, aku hendak menanyakan kepadanya, dengan maksud apa ia
datang kemari?" Siang-koan Kie menyampaikan maksud orang tua itu
kepada Wan Hauw. Wan Hauw agaknya sudah mengerti banyak bahasa
manusia, ia segera melakukan seperti apa yang diperintahkan oleh Siang-koan Kie.
Orang tua itu mengamat2i orang yang sudah dibawa masuk oleh Wan Hauw, ternyata adalah seorang bertubuh tinggi besar, usianya kira-kira empat puluh tahun, berpakaian ringkas, agaknya orang dari golongan rimba hijau.
Orang tua itu mengerutkan keningnya, kemudian
mengangkat tangannya, menotok jalan darahnya untuk
menyadarkan dirinya. Orang tinggi besar itu mengeluarkan suara tarikan napas panjang, kemudian melompat bangun dan melancarkan
serangan kepada Siang-koan Kie.
Selagi Siang-koan Kie hendak berkelit, tiba-tiba melihat satu tangan diulur dari belakangnya, menyambut serangan kepalan tangan orang itu.
Tatkala kepalan tangan orang itu beradu dengan tangan itu, orang tinggi besar itu tiba-tiba mengeluarkan suara jeritan, kemudian roboh terjengkang, sambil memegangi kepalan tangannya, orang itu bergulingan di tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie kini baru dapat melihat bahwa kepalan
tangan orang itu ternyata sudah bengkak sehingga dalam hati diam-diam merasa terkejut. Ia sangat kagum menyaksikan kepandaian orang tua itu, entah dengan menggunakan ilmu apa, orang tinggi besar itu sampai terluka demikian hebat"
Telinganya pada saat itu mendengar suara orang tua aneh itu, yang menegur kepada orang tinggi besar yang masih bergulingan di tanah.
"Kau siapa" Dengan maksud apa kau datang kemari" Kau
ceritakan terus terang, mungkin aku masih memberi jalan hidup bagimu, tetapi apabila kau berani main gila coba membohongi aku, jangan sesalkan aku nanti akan berlaku kejam kepadamu."
Orang itu setelah bergulingan beberapa lama, nampaknya rasa sakitnya mulai berkurang, tetapi kepalan tangan
kanannya semakin membengkak.
Sambil memegangi kepalan tangannya yang bengkak,
orang itu kemudian duduk, dengan sinar mata beringas ia mengawasi keadaan sekitar ruangan kamar di atas loteng itu.
Orang tua itu berkata pula sambil tertawa dingian, "Apa yang kau lihat" Apakah kau ingin coba dengan tangan kirimu lagi?"
Orang tinggi besar itu tiba-tiba berdiri dan melompat ke jendela.
Orang tua itu tertawa terbahak-bahak, kemudian berkata,
"Kau sudah datang kemari, apa masih hendak lari?"
Tangannya bergerak menepuk bagian lutut orang tinggi
besar itu, hingga orang itu segera memperdengarkan suara seruan tertahan, kemudian roboh ke lantai, karena tulang-tulang bagian belakang lututnya telah patah.
Orang tinggi besar itu kini memegangi kedua lututnya
sambil bergulingan, badannya basah dengan keringat dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang tua itu menekan lantai dengan sebelah tangan,
kemudian melesat ke depan orang tinggi besar itu dan
bertanya kepadanya dengan nada suara dingin, "Bagaimana rasanya patah tulang dan urat2?"
Orang tinggi besar itu dengan airmata berlinang-linang dan napas memburu menahan rasa sakitnya, sehingga tidak dapat menjawab pertanyaan siorang tua.
Orang tua itu lalu mengulur kedua tangannya, membetot kedua kaki orang tinggi besar itu. Nampaknya orang itu kesakitan setengah mati, setelah memperdengarkan suara jeritan, lalu pingsan.
Orang tua itu menepok jalan darahnya, sehingga orang
tinggi besar itu sadar lagi.
Agaknya rasa sakitnya sudah lenyap, orang itu memandang orang tua itu dengan perasaan takut, sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya. Sinar matanya yang semula begitu galak beringas, kini telah berobah seperti minta dikasihani.
Kiranya orang tua itu kini sudah menyambung lagi tulang lututnya yang dipatahkan.
Siang-koan Kie merasa kasihan, ia berkata kepada suhunya dengan suara perlahan, "Suha, asal ia suka menjawab baik-baik pertanyaan kita, sudahlah jangan dibunuh!"
Hemm! mana begitu enak suruh ia mati" Aku hendak
menyiksa dirinya perlahan-lahan, lebih dulu aku hendak memutuskan semua urat dan otot dalam tubuhnya, supaya ia menderita selama delapan atau sepuluh hari."
Orang tinggi besar itu yang mendengar perkataan orang tua itu nampaknya bergidik, keringat dingin mengucur keluar, badannya gemetaran.
Orang itu ternyata juga sebangsa orang yang keras kepala, meski dalam hati merasa takut, tetapi tidak sudi minta ampun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan sinar tajam, orang tua itu memandang kepadanya, kemudian berkata, "Kalau kau berani membohongi aku, kau nanti akan merasakan bagaimana siksaan itu!"
Orang tinggi besar itu menganggukkan kepalanya.
Orang tua itu lalu bertanya kepadanya, "Bagainiana kau bisa datang kemari" Kau datang seorang diri atau berkawan?"
Orang tinggi besar itu memperdengarkan suara batuk2
sebentar, baru menjawab, Kita berkawan tiga orang, datang kemari atas perintah untuk mencari seorang sahabat
pemimpin kita." "Di mana kedua kawanmu yang lain itu sekarang?"
Orang itu menjawab sambil menggeleng2kan kepala,
"Setelah kita memasuki daerah pegunungan, lalu berjalan berpencaran, kemana sekarang kedua kawanku itu" Aku
sendiri juga tidak tahu."
Tiba-tiba matanya dapat melihat senjata aneh yang berada di samping Siang-koan Kie, sejenak tampak ia terkejut, kemudian berkara pula, "Senjata itu adalah senjata salah satu kawanku?"?"
Wan Hauw tiba-tiba berkata dengan bahasa manusia yang masih mengandung bahasa binatang.
Orang ini sudah binasa di tanganku."
Orang itu tidak mengerti betul perkataan Wan Hauw,
hingga memandangnya dengan sinar mata terheran2.
Siang-koan Kie lalu berkata sambil menghela napas,
"Sahabatmu itu sudah binasa."
"Pantas aku tidak dapat menemukannya lagi." jawab orang itu.
Orang tua itu setelah berpikir sejenak, lalu bertanya pula,
"Siapa nama pemimpinmu itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nama asli pemimpin kita dalam dunia Kang-ouw sedikit sekali yang tahu, semua hanya menyebutnya Kun-liong-ong?".."
"Apakah kau sendiri juga tidak tahu namanya?" bertanya Siang-koan Kie sambil mengerut keningnya.
"Tidak tahu. Kita hanya melakukan segala perintahnya
melalui suaranya, maka hanya mendengar suara dan
mengenali panjinya yang ada tanda seekor naga, itu saja sudah cukup."
"Panji naga apa?"
"Panji bergambar naga itu adalah tanda bagi pemimpin kita untuk menyampaikan perintahnya, asal kita melihat panji itu, tidak perduli siapa yang membawa panji itu, kita harus mendengar dan menurut perintahnya?".."
"Oh kiranya begitu!"
Orang tinggi besar itu agaknya membanggakan
pemimpinnya, tanpa menantikan Siang-koan Kie bertanya lagi, ia sudah melanjutkan penuturannya, "Panji itu dewasa ini di kalangan Kang-ouw sudah mempunyai pengaruh besar sekali, sedangkan pada dua tahun berselang panji itu pengaruhnya hanya terbatas pada daerah sekitar sungai Tiang-kang utara, tetapi sekarang sudah sampai ke daerah selatan?".."
"Sebuah panji kecil saja, bagaimana begitu besar
pengaruhnya?" "Kau jangan memandang rendah panji naga itu, sekalipun kau bukan orang rimba persilatan tetapi asal kau membawa panji itu, kau boleh tanpa menemukan rintangan di seluruh daerah utara dan selatan sungai Tiang-kang?".."
Ia berdiam sajenak, matanya memandang ke atas,
kemudian ia berkata, "Orang2 dari golongan hitam, barang kali tiada orang yang tidak tahu tentang panji Naga itu, asal mereka lihat panji itu, bukan saja tidak berani mengganggu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seujung rambutmu, bahkan hendak melindungimu secara
diam-diam?"?" Siang-koan Kie nampaknya sangat tertarik, katanya,
"Sebuah panji kecil saja, sudah mempunya pengaruh begitu besar di kalangan Kang-ouw, Kun-liong-ong juga patut merasa bangga!"
Orang itu tiba-tiba tertawa besar dan berkata, "Tetapi untuk mendapatkan panji susah sekali."
Orang tua itu sejak tadi mendengarkan dengan tenang, dan ia lalu berkata, "Apakah kau pernah melihat Kun-liong-ong?"
Di luar dugaan orang itu melengak setelah berpikir agak lama, baru ia menjawab, "Sudah sih sudah, hanya terpisah sangat jauh, aku tidak dapat melihat dengan tegas."
"Apa" Pemimpinmu sendiri kau tidak dapat melihat dengan tegas?" bertanya Siang-koan Kie.
"Orang kuat dunia Kang-ouw yang ingin berkenalan
dengannya, jumlahnya tidak sedikit tetapi yang dapat melihat wajah aslinya, kecuali beberapa orang dan pengawalnya yang terdekat, jumlahnya sedikit sekali."
Orang tua itu agaknya sangat tertarik oleh pemimpin rimba hijau yang bergelar Kun-liong-ong itu, ia sangat
memperhatikan penuturan orang.
"Kalau begitu, kau benar-benar sudah pernah melihat Kun-liong-ong itu?" demikian ia bertanya.
"Sudah pernah melihat dua kali," jawabnya sambil
menganggukkan kepala. "Bagaimana macamnya?"
"Setiap kali kita berdiri terpisah kira-kira lima tombak, kita hanya dapat lihat bentuk tubuhnya yang tinggi besar,
wajahnya yang penuh berewok mengenakan pakaiannya
panjang, warnanya kuning yang disulam dengan gambar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seekor Naga emas. Tetapi kedua kalinya aku melihatnya agaknya?".. agaknya?"?"
"Agaknya bagaimana?"
"Agaknya berobah macamnya."
Orang tua itu tidak bertanya lagi, agaknya tidak mau peduli tentang terjadinya perobahan rupa itu.
Sebaliknya dengan Siang-koan Kie, ia merasas heran
dengan soal itu, maka lalu bertanya, "Apa" Apakah Kun-liong-ong bisa menyulap dirinya, mendadak berobah menjadi
seorang muda belia?"
"Kedua kalinya aku melihatnya, ia agaknya jauh lebih muda dari pada yang pertama aku melihatnya, bahkan berewok di mukanya juga sudah tidak tampak lagi," jawab orang itu sambil menganggukan kepala.
"Omong kosong, di mana ada kejadian seperti ini?"
"Aku selamanya tidak pernah membohong, kalau kau tidak percaya, sudah saja!" jawab orang itu gusar.
"Bagi seorang yang pandai ilmu mengganti rupa, sebentar bisa berobah menjadi orang tua sebentar lagi bisa berobah seperti anak muda, ini bukan soal yang aneh," berkata orang tua itu sambil tertawa.
-odwo- Bab 16 SIANG KOAN KIE sebetulnya masih ingin bertanya lagi,
tetapi ketika mendengar ucapan orang tua itu, ia lalu terdiam.
Orang tua itu setelah berpikir sejenak lalu bertanya pula kepada orang tinggi besar itu, "Kun-liong-ong mengutus kalian memasuki daerah pegunungan Pek-ma-san ini, entah siapa yang dicari?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang itu memandang wajah orang tua aneh itu sejenak, baru berkata, "Untuk mencari seorang?"..," tiba-tiba ia menggelang2kan kepala, kemudian berkata pula, "Aku tak dapat menyebutkan nama orang itu, tetapi wajah dan
bentuknya aku ingat baik, asal aku melihatnya, segera dapat kukenali!"
Orang tua itu tiba-tiba melototkan matanya, ia menatap wajah orang itu, kemudian berkata, "Apa kau hendak mencari aku?"
"Bukan, aku di sini membawa gambarnya," jawab orang itu smabil menggeleng2kan kepala.
Orang tua itu mengambil sebuah lukisan dari badan orang itu, di atas kain sutera putih itu ada terlukis sebuah gambar seorang lelaki tegap dan tinggi besar mengenakan pakaian warna biru.
Siang-koan Kie yang menyaksikan gambar itu, hatinya
tergerak, dalam hatinya berkata, "Orang lelaki itu aku ingat seperti mayat laki2 yang aku pernah lihat di dalam goa di atas gunung belukar itu?".."
Oleh karena mayat itu kulit dan dagingnya sudah kering, wajahnya sudah susah dikenali, tetapi pakaian orang dalam lukisan itu serupa benar dengan pakaian mayat laki2 itu.
Orang tua itu setelah memandang gambar lukisan itu
sebentar, wajanya tiba-tiba berobah, katanya, "Apa" Apakah ia juga berada di dalam gunung Pek-ma-san ini?"
"Belum tentu, orang2 yang diutus oleh pemimpin kita
bukan hanya rombongan kita bertiga saja, kecuali di gunung Pek-ma-san ini, masih ada lain tempat lagi."
Sikap orang tua itu pulih seperti biasa lagi, ia meletakan gambar lukisan itu di lantai dekat dirinya, lalu bertanya pula,
"Rombongan kalian yang memasuki daerah pegunungan Pek-ma-san ini, bukankah hanya bertiga saja" Betul tidak?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Betul." Orang tua itu mengawasi Wan Hauw, lalu berkata sambil tertawa, "Satu sudah binasa di tangan Wan Hauw, dank au tertangkap hidup2, sekarang yang berada di dalam gunung ini hanya tinggal seorang saja."
Mendengar suara orang itu, laki2 tinggi besar itu merasa ada gelagat tidak beres, tetapi ia tidak berani bertanya, terpaksa menganggukkan kepala dan menjawab, "Ya."
"Kawanmu yang masih hidup itu, entah ia tahu kau dating ke kuil ini atau tidak?"
Orang itu berpikir lama, baru menjawab, Waktu kita
memasuki daerah pegunungan ini, masing-masing berjalan berpencaran, tetapi sudah berjanji, tujuh hari kemudian, kita berjumpa di salah satu tempat di daerah pegunungan ini, entah mereka tahu aku datang ke kuil tua ini atau tidak, aku sendiri juga tidak tahu."
Orang tua itu mengawasi Siang-koan Kie sejenak, lalu
berkata, "Jikalau kita tidak membunuh orang ini, kemudian membebaskannya, dia nanti pasti akan membocorkan rahasia dalam kuil tua ini, selanjutnya akan menimbulkan banyak kerewelan."
Siang-koan Kie diam-diam membenarkan pikiran orang tua itu, setelah menghela napas perlahan, lalu berkata, "Meskipun ucapan suhu ini benar, tetapi dia dengan kita tidak ada permusuhan apa-apa, dengan tanpa sebab kita
membunuhnya, sesungguhnya kurang pantas."
"Tetapi jika kita tidak membunuhnya, di kemudian hari kita tidak bisa tenang lagi."
Laki2 itu dengan sinar mata meminta-minta, mengawasi
Siang-koan Kie. Siang-koan Kie berpikir, kemudian berkata kepada suhunya,
"Suhu, apakah kita tidak dapat mencari akal, supaya dia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jangan menceritakan kejadian atau keadaan dalam kuil
ini?"..?" Belum habis ucapan Siang-koan Kie, orang tua itu sudah berkata, "Orang2 golongan rimba hijau paling palsu dan berbahaya hatinya, aku tidak dapat memkirkan suatu cara yang baik untuk menghadapi mereka, kau pikirlah sendiri."
Kemudian ia memejamkan matanya untuk bersemedi,
agaknya tidak mau menghiraukan soal itu lagi.
Laki2 itu tiba-tiba menarik napas, kemudian berkata,
"Kalian bunuh saja aku! Walaupun aku bisa pergi dari sini, tetapi jikalau tidak memberitahukan apa yang aku lihat dan dengar kepada pemimpinku, juga tidak luput dari kematian, bahkan kematian itu bertambah mengerikan, maka sebaiknya mati di sini sekarang juga."
Siang-koan Kie terkejut mendengar perkataan orang itu, katanya, "Kau memasuki daerah pegunungan ini toh bukan akan mencari suhu?"
"Bukan, meski aku tidak tahu siapa namanya orang yang harus kucari itu, tetapi aku membawa gambarnya, suhumu sedikitpun tidak mirip dengan orang yang kucari."
"Itulah, justru kau tidak mempunyai sangkut paut dengan kita, kau tidak mengatakan apa yang kau tahu di sini juga tidak melanggar peraturan, mengapa pemimpinmu harus
membunuhmu?" "Setiap anak buah Kun-liong-ong, tidak boleh mengelabui sedikitpun terhadapnya, apalagi jaringan mata-matanya sangat luas, sekalipun hendak mengelabuinya juga tidak mungkin. Di kemudian hari apabila diketahui olehnya, sulit untuk lolos dari hukuman. Daripada menerima siksaan hebat, lebih baik mati sekarang juga. Aku hanya meminta supaya kalian jangan menyiksa diriku, aku sudah merasa bersukur."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie semakin heran, ia bertanya, "Dunia begini luas, di mana saja kau toh bisa menghindarkan diri. Asal kau tidak menuntut penghidupan dalam golongan rimba hijau, bagaimana ia dapat mencarimu?"
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dia tidak perlu mencari kita, setahun kemudian kita akan mati sendiri secara mengerikan." berkata laki2 itu sambil tersenyum getir.
"Perkara semacam ini aku belum pernah mendengarnya,
aku semakin tidak mengerti."
Mata laki2 itu berputaran mengawasi orang tua aneh itu, tetapi orang tua itu sedang memejamkan kedua matanya, seolah-olah paderi yang sedang bersamedi, napasnya saja tidak kedengaran. Kemudian mengalihkan pandangan
matanya ke arah Siang-koan Kie, lalu berkata, "Jikalau suhumu mendengar keterangan ini, mungkin mengerti?".."
Dengan susah payah ia menggerakan badannya, kemudian
berkata pula, "Barang siapa yang ingin menjadi anak buahnya, sebelum masuk menjadi anggauta, lebih dulu harus
melakukan upacara sumpah berat, seumur hidupnya tidak boleh berkhianat?".."
"Mungkin kau takut sumpahmu sendiri, maka tidak berani berkhianat?"
"Kecuali melakukan sumpah berat, masih diharuskan
minum beberapa cawan arak, justru arak itulah yang
merupakan penyakitnya."
Siang-koan Kie masih tidak mengerti, ia bertanya lagi kepadanya, "Apa penyakitnya arak itu?"
"Dalam arak itu dicampur semacam racun, tetapi pada
waktu itu tidak diketahui namun bagi siapa yang sudah masuk ke pintunya, berarti kita sudah menyerahkan nasib kita untuk dikendalikan olehnya, seumur hidup menjadi budak."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia diam sejenak, kemudian berkata pula, "Meskipun kita sudah minum arak yang ada racunnya, tetapi wakru itu tidak mengetahui sehingga racun itu bekerja dan kau menderita siksaan beberapa hari, dia baru mengirim orang untuk
memberi obat pemunahnya. Penderitaan itu bukan berupa rasa sakit atau gatal, tetapi sudah cukup membuat orang sangat menderita.?"
"Waktu pertama kali racun itu bekerja didalam tubuhmu, apakah kau tidak berusaha untuk memanggil tabib."
"Racun dia itu tiada rasanya dan tiada warnanya, waktu masuk ke dalam perut, juga tidak menimbulkan perasaan apa-apa. Tetapi diwaktu sedang bekerja, dalam tubuh kita seolah-olah ada banyak semut, merayap menyusup ke seluruh tulang, sekalipun orang yang sangat membandal, juga tidak tahan penderitaan serupa itu. Sekalipun tabib yang bagaimana pandainnya, juga tidak dapat mencari di mana letak
penyakitnya, kecuali minum obat pemunah pemberiannya, kita tidak bisa menenangkan diri."
"Racun apakah yang dimasukan ke dalam arak, bagaimana begitu hehat?"
"Racun kutu." Di waktu mengikuti berkelana suhunya yang terdahulu,
Siang-koan Kie pernah mendengar cerita tentang orang2 suku Biaw yang memelihara kutu beracun, maka ia sangat terkejut ketika mendengar keterangan itu.
Laki2 itu berdiam sejenak, kemudian berkata pula, "Kutu beracun yang dipelihara itu sangat luar biasa, setelah masuk ke dalam perut kita, bisa bekerja pada waktu yang ditentukan, di waktu bekerja meskipun orangnya menerima penderitaan hebat, tetapi keadaannya masih seperti biasa. Jikalau orang itu tidak berkhianat kepadanya, setiap setengah tahun, dia akan memberikan obat pemunahnya untuk dimakan, sehingga keadaan orang itu tidak mendapat gangguan apa-apa."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah semua orang yang mendiadi anggautanya, harus
diberi makan racun itu?"
"Kecuali beberapa sahabatnya yang paling akrab, siapapun tidak suka membicarakan soal itu. Menurut dugannku,
mungkin semua sudah pernah meminum arak beracun itu.
Sementara beberapa pengawalnya yang terdekar, aku tidak tahu benar mereka minim arak semacam itu atau tdak?"
Siang-koan Kie rnendadak timbul rasa simpatiknya
terhadap laki2 di hadapannya itu, ia menghela napas,
kemudian berkata, "Sekarang kau coba hitung2, kira-kira masih berapa lama racun dalam tubuhmu itu akan bekerja?"
"Tidak perlu dihitung, barang kali masih tinggal setengah bulan. Hanya, dalam badanku kini ada membawa obat
pemunahnya, kalau saatnya sudah tiba, aku akan minum obat pemunah itu, dengan demikian berarti dapat diperpanjang bekerjanya racun itu setengah tahun lamanya. Tetapi
setengah tahun kemudian, kalau aku tidak pulang, racun itu akan bekerja lagi."
"Apakah kau tidak bisa menyerahkan obat pemunah itu
kepada seorang tabib yang pandai, supaya membuatnya
beberapa butir, bukankah kau akan terlepas dari hukuman?"
"Obat pemunahnya itu, entah terdiri dari beberapa jenis obat2an yang dicampur menjadi satu, obat itu sangat sulit didapatkannya, sekalipun kau membayar dengan harga sangat tinggi, juga tidak dapat beli."
Orang tua itu tiba-tiba membuka matanya dan berkata,
"Kutu ada berapa jenis, setiap jenis mempunyai pembawaan racunnya tersendiri. Kecuali orang yang memelihara, orang lain sulit untuk mencari obat pemunahnya. Ada sejenis kutu yang diberi makan darah orang yang memelihara kutu itu, berarti sudah bersatu dengan orang yang memeliharanya, tidak perduli kau kabur kemana, asal kau menemukan bahaya, ia segera akan mandapat firasat?".."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pengetahuan suhu sangat luas, apakah juga tidak
mengetahui caranya untuk menolong dia?" bertanya Siangkoan Kie.
"Kecuali orang yang pandai sekali dalam ilmu itu, tiada orang lagi yang mampu menolong, aku sendiri juga tahu sedikit saja," jawab gurunya.
Laki2 itu tiba-tiba berkata dengan suara nyaring, "Nanti setelah aku mati, harap kalian membuatkan aku lobang yang dalam sekali untuk mengubur jenazahku, supaya tidak
menyusahkan orang lain!"
"Sebaiknya jenazah itu dibakar menjadi abu, baru dapat mencegah bahaya untuk selama2nya, berkata orang tua itu.
Laki2 itu berpikir sejenak lalu berkata, "Baiklah! Tetapi aku masih ada sedikit waktu untuk hidup?".."
Agaknya ia merasa bahwa permintaannya itu sangat
keterlaluan, mungkin tidak akan diterima maka ia lalu bungkam.
Orang tua itu seolah-olah tidak dengar perkataannya, ia berpaling dan berkata kepada Wan Hauw, "Di mana
bangkainya orang yang kau bunuh?"
"Aku lempar ke dalam lembah, barang kali sudah dimakan oleh binatang buas." jawab Wan Hauw yang sudah berkata dalam bahasa manusia agak lumayan.
"Jikalau racun dalam tubuhnya itu mempunyai kekuatan
yang bisa menyalar, binatang2 yang memakan dagingnya, barang kali akan terkena racun semuanya.
Siang-koan Kie yang menyaksikan sikap masgul laki2 itu, hatinya merasa tidak enak, ia melongok keluar jendela, dalam hatinya berpikir, "Orang2 dunia Kang-ouw ternyata ada banyak yang begitu jahat dan berbahaya, bukan hanya saling membunuh saja, bahkan saling berebut pengaruh dengan
rupa2 akal keji dan jahat. Kalau aku sudah berhasil dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ilmu silatku, di kemudian hari sudah tentu akan berkelana di dunia Kana-ouw. Andaikata aku makan racun orang itu,
kemudian diperbudak seumur hidupku bukankah berarti
siksaan batin seumur hidup?"..?"
Orang tua itu menyaksikan sikap Siang-koan Kie seperti orang bingung dan berkata kemak kemik seorang diri segera menegurnya dengan suara perlahan, "Kie-jie, kau sedang memikirkan apa?"
"Suhu, teecu sedang memikirkan apakah teecu perlu
melanjutkan pelajaran ilmu silat teecu?"
"Kenapa?" "Kalau kepandaian teecu semakin tinggi, bukankah nama teecu di kalangan Kang-ouw semakin terkenal betul tidak?"
"Betu1. Apakah kau tidak ingin menjauhi seorang yang
terkenal" Apakah kau tidak ingin dihormati oleh sahabat2
rimba persilatan?" "Apakah gunanya berkepandaian tinggi" Jangan kata sudah tidak sanggup melawan orang seperti Kun-liong-ong yang menggunakan pengaruhnya kutu beracun, dan orang seperti si Tangan beracun Ang Thian Gee, juga susah dijaganya?".."
Orang tua itu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Bocah, apakah kau anggap bahwa orang2 dunia Kang-ouw yang
pandai menggunakan racun sudah bisa malang melintang"
Apakah orang berkepandaian sangat tinggi sudah tidak ada gunanya sama sekali?"
Siang-koan Kie mengawasi laki2 itu sejenak, lalu berkata,
"Umpama dia ini, dia mempunyai kepandaian cukup tinggi, tetapi apa gunanya" Bukan saja tidak bisa menjamin jiwanya sendiri, bahkan diperbudak orang seumur hidupnya, nasibnya lebih buruk dari pada kuda atau kerbau?".."
Orang tua itu kembali tertawa terbahak-bahak, lalu
memotong ucapaa muridnya, "Kau harus mengetahui bahwa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepandaian ilmu silat itu tidak terbatas, sangat luas sekali, jikalau kau sudah melatih ilmu kepandaianmu sampai taraf tinggi tertentu, sekalipun terkena racun bagaimana
berbisapun, juga tidak apa-apa?".."
"Keterangan suhu ini teecu tidak mengerti, satu orang, biar bagaimana terdiri dari darah dan daging, tidak perduli sampai batas mana tinggi kepandaian ilmu silatnya, isi perutnya toh tidak mungkin bisa keras bagaikan batu atau besi, sehingga tabu terhadap racun."
"Bagi orang yang sudah melatih ilmu kekuatan tenaga
dalam sampai kebatas tertentu semua gerakan dalam
tubuhnya juga dapat dikendalikan menurut keinginannya. Asal kau segera mengetahui bahwa dirimu kemasukan racun, atau waspada pada sebelumnya, kau dapat mengeluarkan racun dalam perutmu, ini bukanlah mudah."
"Tetapi jika racun itu tidak menunjukkan tanda atau
menimbulkan perasaan apa-apa apalagi belum berjaga2 pada sebelumnya, bukankah sangat membahayakan?"
"Dalam hal membedakan jenis racun, banyak sekali
caranya. Pada saat ini kurang tepat bagimu untuk membagi perhatianmu kepada persoalan lain, nanti setelah pelajaranmu selesai seluruhnya aku akan mengajarmu bagaimana caranya membedakan racun. Siang-koan Kie merasa bahwa saat itu sudah tiba waktunya untuk melakukan latihannya, sehingga ia tidak mau membuang temponya lagi. Ia menghela napas dan berkata, "Harap suhu mengasihani sesama mahluk,
tolonglah?".." sebelum ucapan "orang ini" keluar di mulutnya, orang tua itu tiba-tiba sudah bergerak tangannya, menotok jalan darah "Thian-leng-hiat" Siang-koan Kie.
Siang-koan Kie merasa sedikit menggetar, semua
pikirannya lalu dipusatkan, dengan menurut ajaran orang tua itu, ia mulai bersemedi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sewaktu ia tersadar lagi, laki2 tinggi besar itu sudah tidak ada, sedangkan orang tua itu tengah duduk dengan
tenangnya sambil memejamkan mata.
Sementara itu, Wan Hauw yang selalu menjaga di
sampingnya, juga tidak tahu ke mana sudah pergi.
Dua kali ia memanggil suhunya dengan suara perlahan,
tetapi orang tua itu agaknya tidak mendengarnya sama sekali.
Cuaca sudah gelap, di langit tidak terdapat sebuah
bintangpun juga, angin gunung meniup keras, sehingga
menimbulkan suara keresekan pada loteng itu.
Siang-koan Kie yang duduk beberapa lama seorang diri, hatinya merasa kesepian, selagi hendak membuka jendela, sebuah tangan kurus kering tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya, telinganya mendengar suara suhunya, "Pada saat ini selagi pelajaranmu sudah akan selesai, kalau pikiranmu bercabang, pasti akan mempengaruhi kemajuanmu, lekas kau pejamkan mata dan duduk bersemadi lagi, pusatkan seluruh pikiranmu."
Siang-koan Kie merasakan bahwa genggaman tangan
suhunya itu sangat kuat sekali, seketika sekujur badannya dirasakan kesemutan, jalan darahnya agak kencang, sehingga hatinya merasa cemas. Ia lalu membuka mulutnya memanggil,
"Suhu?".."
Tetapi beberapa bagian jalan darah di atas dadanya ditotok oleh suhunya, sehingga ucapan selanjutnya tidak dapat dikeluarkan lagi.
Telinganya terdengar pula suara suhunya, "Sekarang aku telah menotok tiga bagian jalan darahmu yang terpenting, sebentar lagi kau akan mengalami suatu proses berputarnya urat nadi dan otot2 dalam tubuhmu?".."
Siang-koan Kie hanya merasakan dadanya sesak susah
bernapas agaknya hendak meledak; bibir dan lidahnya seolah-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
olah sudah tidak bisa digerakkan lagi, sehingga tidak dapat mengeluarkan suara dari mulutnya.
Sebentar kemudian, benar saja Siang-koan Kie merasakan darah di urat nadi dan otot2nya berputaran, tetapi pikirannya malah lebih tenang.
Sekalipun dalam hatinya mengerti, tetapi mulutnya tidak dapat mengeluarkan perkataan apa-apa, apalagi sikap orang tua pada saat itu tiba-tiba berobah demikian dingin, walaupun ia bisa bicara, barang kali juga tidak berani membuka mulut.
Sikap dingin orang tua itu, telah menimbulkan reaksi dari sifat Siang-koan Kie yang keras kepala, sehingga pikirannya dipusatkan, ia bersedia menerima segala penderitaan.
Maka ia segera memejamkan matanya, memusatkan semua
kekuatan tenaganya. Dalam keadaan demikian, ia merasakan kedua tangan
suhunya tidak berhentinya bergerak di sekujur bagian jalan darahnya, menurut urat dan otot seluruh tuhuhnya.
Siang-koan Kie perlahan-lahan kehilangan tenaganya untuk mempertahankan dirinya, kekuatan tenaga dalam yang sudah dipusatkan, perlahan-lahan telah lenyap setelah diurut oleh tangan suhunya.
Tetapi dalam hatinya selalu memikirkan penderitaan dan siksaan yang akan dialaminya, pengalaman yang sudah2 telah membuktikan bahwa penderitaan itu sesungguhnya bukan
segala orang yang sanggup menahannya.
Tetapi kenyataannya ternyata di luar dugaan. Ia merasa tempat dan bagian di mana tangan suhunya sampai, darah mengalir dengan baik tanpa menimbulkan rasa sakit apa-apa.
Kekhawatiran dan kekuatannya perlahan-lahan mulai
lenyap, dari tegang pulih menjadi tenang dengan tanpa dirasa ia telah tidur pulas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Entah berapa lama telah berlalu, waktu ia sadar lagi, matahari sudah naik tinggi, orang tua itu sedang duduk di pinggir jendela, matanya memandang keluar entah apa yang sedang dipikirkan.
Siang-koan Kie menggerakkan tubuhnya, kemudian duduk, kini ia merasakan badannya ringan, kekuatan dan kepandaian agaknya sudah pulih kembali?"..
Sinar matahari menyorot masuk melalui jendela yang
terbuka, sehingga keadaan dalam loteng itu segar hangat.
Dengan suara agak gemetar orang tua itu bertanya kepada Siang-koan Kie, "Kie-jie, apakah kau sudah sadar?"
Perasaan kurang senang yang timbul dalam hati Siang-koan Kie, tiba-tiba telah lenyap, ia hanya merasakan bahwa suara orang tua itu penuh kasih sayang, ia menjawab sambil
menundukkan kepala, "Sudah!"
"Coba kau sodorkan lengan tanganmu, lihat tangan dan
kakimu bisa bergerak atau tidak?"
Siang-koan Kie menurut, ia melakukan seperti apa yang diminta oleh suhunya.
Orang itu matanya masih tetap ditujukan keluar jendela, sedikitpun tidak menengok, ia berkata dengan suara perlahan,
"Kie-jie, kau coba jalan pernapasanmu, apakah urat nadi dan jalan darah dalam tubuhmu sudah merasa seperti biasa"
Anak, kau jangan membohongi aku, apabila ada merasa
sedikit halangan, kau harus memberitahukannya kepadaku."
Siang-koan Kie menurut, ia merasakan bahwa jalan
darahnya sudah seperti biasa, tidak merasakan ada halangan apa-apa maka lalu betkata sambil menggelengkan kepalanya,
"Suhu, teecu tidak merasakan ada halangan apa-apa."
Orang tua itu agaknya masih tidak percaya, katanya
dengan suara perlahan, "Kie-jie, apakah perkataanmu ini benar?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perlu apa teecu harus membohongi suhu?"
Mata orang tua itu menatap wajah Siang-koan Kie, ia
menghela napas panjang. "Kie-jie, kau benar tidak halangan suatu apa-apa!"
Demikian orang tua itu berkata dengan suara terharu, ia menghapus airmatanya yang berlinang-linang membasahi
pipinya. Siang-koan Kie tiba-tiba merasakan bahwa orang tua yang aneh ini sebetulnya mempunyai perasaan yang sangat halus dan berhati baik. Menyaksikan kecintaannya yang begitu besar terhadap dirinya, hatinya merasa terharu, maka ia lalu berjongkok dan duduk di samping suhunya.
Orang tua itu mengulur tangannya membelai ramhut Siangkoan Kie, katanya sambil tertawa, "Kie-jie, aku tadinya mengira kau tidak bisa tersadar lagi, aku juga takut setelah kau tersadar, kau akan menjadi orang cacad?".."
"Mengapa?" "Aku lihat kau membagi perhatianmu terhadap laki2 tinggi besar itu, aku takut selagi pelajaranmu hendak selesai, akan menemukan kegagalan, atau karena pikiranmu memikirkan keselamatan dirinya, sehingga tidak bisa dipusatkan maka aku terpaksa menggunakan kekuatan tenaga dalamku membantu kau mengusir segala pikiran yang mengganggu hatimu itu.
Aku hanya memikirkan supaya kau lekas selesai pelajaranmu melalaikan bahayanya. Setelah aku melakukan usaha itu, tiba-tiba ingat bahwa di bawah pengaruh kekuatan paksaan
demikian, apabila dalam hati timbul reaksi perlawanan, tidak mau menjalankan pernapasanmu maka darah dan hawa yang mengalir dalam tubuhmu akan berhenti tidak bergerak dengan demikian akan menimbulkan luka dalam yang sangat parah, sekalipun tabib yang betapapun tinggi kepandaiannya, juga tidak sanggup menyembuhkan. Akibatnya kalau tidak cacad tentunya binasa?".."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie diam-diam berpikir, "Sungguh berbahaya, untung reaksi perlawanan yang timbul dalam hatiku tadi tidak terlalu kuat, jikalau ketika itu aku mengadakan perlawanan hebat, kini aku tentunya sudah menjadi orang bercacad dan binasa."
Orang tua itu berkata pula sambil menghela napas panjang,
"Ketika aku memikirkan itu, sayang sudah terlambat, jalan darah dalam tubuhmu sudah mengalir seperti biasa, jikalau kau tidak mau mengatur pernapasanmu untuk mengimbangi, aku juga tidak berdaya sama sekali."
"Mati atau hidup sudah ditakdirkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, andaikata teecu sudah ditakdirkan mati atau menjadi orang cacad, juga tidak menyesalkan suhu."
"Waktu itu pikiranku sangat bingung, setengah malam aku memikirkan itu, masih belum berhasil menemukan caranya untuk menolong."
"Suhu memperlakukan teecu demikian baik sesungguhnya
teecu sangat berat untuk membalas budi suhu ini."
"Aku takut apabila kau sadar dan dapat melihat orang 1agi, kau akan terganggu pikiranmu maka kusuruh Wan-jie
membawanya keluar untuk mengurungnya di tempat yang
aman." Ia berdiam sejenak, kemudian berkata pula, "Sudah
setengah malam aku duduk di pinggir jendela ini, tidak berani menengok ke arahmu, supaja jangan sampai menyaksikan
bagaimana keadaanmu yang menderita kesakitan dari akibat darah yang berhenti dalam tubuhmu tidak mengalir seperti biasa."
Siang-koan Kie sangat terharu, airmata mengalir turun, ia hanya dapat memanggil "Suhu!" sudah tidak dapat
mengatakan apa-apa lagi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang tua itu berkata pula, "Sungguh tidak kusangka kau ternyata tidak terluka, hal ini benar-benar di luar dugaanku!"
Siang-koan Kie mengawasi ke udara bebas, pikirannya
melayang jauh. Tiba-tiba ia bertanya, "Suhu, teecu masih harus menggunakan waktu beberapa lama, baru berhasil
mempelajari kepandaian yang suhu akan ajarkan?"
"Sekarang kau sudah berhasil menyelesaikan dasar
pertamamu yang cukup baik, ini merupakan satu sukses besar bagimu, sehingga di kemudian hari kau tidak usah khawatir akan terganggu pengaruh jahat yang akan merusak tubuhmu, selama beberapa bulan ini, kau belum pernah keluar dari loteng ini, hari ini kau boleh keluar pesiar satu hari, besok pagi aku akan mulai memberi pelajaran ilmu pukulan tangan
kosong." "Siang-koan Kie sangat girang mendengar ucapan suhunya, ia bangkit dan selagi hendak melompat keluar melalui jendela, tiba-tiba hatinya berpikir, "Aku berada di dalam loteng ini baru baberapa bulan saja, sudah merasa kesepian, apalagi suhu yang sudah berdiam bertahun2, sudah tentu sangat rindu akan keadaan di luar kuil ini. Hari ini udara sangat baik, sebaiknya aku gendong suhu untuk keluar pesiar, supaya ia juga merasa gembira.
Karena berpikir demikian, maka ia berkata, "Suhu, mari teecu gendong suhu, bagaimana kalau kita keluar pesiar bersama-sama?"
"Aku sudah biasa dengan penghidupan menyendiri yang
sunyi seperti ini, kau pergilah sendiri!" jawab sang suhu sambil menggelengkan kepala. "Sebelum malam tiba, kau harus
sudah kembali." Siang-koan Kie menerima baik pesan itu, lalu melompat keluar melalui jendela. Tiba di tanah ia berjalan perlahan-lahan menuruti keinginan sang hati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kuil yang sudah tua sekali usianya itu, keadaannya masih tetap seperti biasa seperti pertama kali ia datang ke situ, namun demkian, di tanah pegunungan yang sepi sunyi itu, sudah pernah mengalami dua kali pertumpahan darah yang sangat mengerikan?"..
Mengingat akan pertempuran dahsyat yang mengakibatkan melayangnya banyak jiwa itu, otaknya tiba-tiba timbul suatu pikiran, "Suhu dan empat susiok, mengapa mengadakan
pertemuan di dalam kuil yang terpencil ini" Mengapa tidak mencari tempat lain?".."
Apa sebabnya pula In Kiu Liong dan paderi Tibet juga
memilih tempat ini sebagai tempat untuk mengadakan
pertandingan ilmu silat" Apakah itu hanya secara kebetulan saja"
Pikiran itu terus berkecamuk dalam otaknya, tiba-tiba ia mendapat suatu kesan bahwa hal yang sangat kebetulan itu, pasti ada sebabnya.
Lagi pula orang tua aneh yang kini telah menurunkan
kepandaian kepada dirinya itu, dengan kepanpaiannya seperti sekarang, meskipun kedua paha kakinya sudah buntung,
tetapi toh tidak merintangi pergerakannya, apakah ia akan berdiam dalam kuil tua yang sepi sunyi ini untuk seumur hidupnya" Benarkah semata-mata karena bertaruhan dengan orang saja" Dengan siapa ia bertaruh" Pertaruhan soal apa"
Berbagai kecurigaan timbul dalam pikirannya, sehingga menimbulkan perasaan heran.
Tertarik oleh perasaan ingin tahu, maka ia mengambil
keputusan hendak mengadakan penyelidikan dengan cermat keadaan dalam kuil tua itu.
Angin gunung meniup keras, daun alang2 yang panjang
dan lebat bergerak2, menimbulkan suara berisik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika ia berpaling, ternyata sudah tidak melihat loteng kediaman orang tua itu, sementara dirinya sedang berdiri di suatu perkarangan terbuka.
Kuil tua ini meskipun sudah banyak bagian yang hancur dan rusak, tetapi masih ada bekasnya kemegahan bangunan tua ini, dahulu tentu merupakan satu kuil yang ramai dengan banyak pengunjungnya.
Sebelah timur dan utara kuil itu, masing-masing terdapat sebuah kamar, pintunya yang sudah berobah warnanya,
nampak tertutup rapat. Kuil itu ternyata banyak terdapat pekarangannya, meski waktu pertama kali ia datang ke tempat itu sudah pernah melihatnya, tetapi ia tidak menaruh perhatian. Kali ini karena ingin menyelidiki keadaan tempat itu, baru merasa bahwa pekarangan2 yang tersendiri2 itu juga terdapat kamar2 yang tertutup rapat pintunya.
Ia tertegun sejenak, kemudian berjalan menuju ke kamar sebelah utara.
Semua pekarangan dalam kuil itu meski banyak tumbuh
rumput atan alang2 yang lebat, tetapi kemegahan bentuk bangunan di masa yang lampau masih tampak tegas jejaknya.
Depan kamar sebelah utara itu, masih terdapat tangga batu empat tingkat yang terbuat dari batu warna hijau, tetapi karena sudah lama tidak ada orang yang mengurus, batu2 itu sudah ditumbuhi lumut.
Siang-koan Kie mendaki tangga batu itu, menuju ke pintu kamar dan mendorongnya.
Dalarn dugaannya, pintu yang umurnya sudah tua sekali itu, tentunya sudah lapuk, asal didorong barangkali segera terbuka, tak disangka kenyataannya tidak demikian, pintu itu ternyata masih utuh kokoh dan kuat, tiada terdapat tanda-tanda sudah lapuk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie yang tidak berhasil membuka pintu itu, dalam hati merasa heran, pikirnya, "Dalam kuil ini sudah tidak ada yang meninggali, pintu juga tidak terkunci dari luar, bagaimana susah didorong" Apakah dikunci dari dalam?"
Kecuali ini, sudah tidak ada alasan lagi, apa sebabnya pintu tidak bisa dibuka.
Beberapa saat lamanya ia mengawasi pintu itu, tiba-tiba berkata dengan suara nyaring, "Apakah di dalam ada orang?"
Meskipun ia tahu bahwa dalam kamar itu tidak mungkin
ada orangnya, tetapi karena tidak bisa didorong, dianggapnya dikunci dari dalam, maka ia mencoba menegurnya.
Apa yang didengarnya hanya suaranya sendiri yang mantul balik, lama menggema tidak hentinya.
Siang-koan Kie lalu mengerahkan kekuatan tenaganya,
kemudian mendorong sekuat tenaganya, pintu yang tertutup rapat itu tiba-tiba terbuka, bau tidak enak menyerang hidungnya.
Ia berhenti di ambang pintu beberapa lama, baru
melangkah masuk. Perlengkapan dalam kamar itu sangat sederhana, kecuali sebuah dipan itu, sudah tidak terdapat apa-apa lagi.
Di atas dipan itu nampak menonyol, entah barang apa yang tertutup kain putih.
Lama Siang-koan Kie mengawasi dipan itu, tertarik oleh perasaan ingin tahu, ia berjalan menghampiri, tangannya memegang ujung kain putih itu, selagi hendak ditarik, kain itu segera hancur berkeping-keping.
Di bawah kain yang sudah hancur itu, terdapat tulang
tengkorak yang tidur terlentang di atas dipan itu.
Siang-koan Kie mengawasi keadaan tengkorak itu, ternyata terdapat rambut di atas kepalanya, sehingga ia menduga Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa tengkorak itu pasti adalah tengkoraknya seorang paderi, entah sudah berapa lama meninggal di dalam kamar"
Di satu sudut dipan, terdapat sebuah tempat dupa, di
dalamnya penuh abu yang masih menhembuskan bau harum, mungkin ada dupa yang dinyalakan oleh paderi itu selagi hendak menutup mata.
Dengan penemuannya itu, Siang-koan Kie berpikir dalam kamar lainnya yang tertutup pintu dan jendelanya itu, mungkin terdapat keadaan yang serupa.
Karena menyaksikan sikap tenang paderi yang meninggal dunia itu, suatu bukti kematiannya bukan karena terbunuh.
Ia lalu keluar dari kamar itu, dan mengadakan pemeriksaan kamar lainnya.
Apa yang dilihatnya dalam kamar yang dibuka, adalah
serupa dengan keadaan kamar yang pertama, tetapi
tengkorak yang terdapat di atas dipan bukanlah satu,
melainkan dua! Tengkorak itu rebah berdampingan, nampak keadaannya,
kedua paderi itu tentunya meninggal dalam sangat tenang.
Di bagian kepala kedua tengkorak itu, terdapat sebuah pendupaan, dalamnya masih berbau harum, tetapi sudah tidak ada bekas dupa, hanya tinggal abunya saja.
Suatu pertanyaan yang sulit dijawab terlintas dalam
otaknya, "Bangkai2 para paderi ini hanya tinggal tulang-tulangnya saja, semua kulit dan dagingnya sudah tidak terdapat tanda bekasnya, waktunya tentu sudah terlalu lama sekali. Tetapi selama itu, mengapa tidak ada kawanan tikus atau sebangsanya yang mengganggu" Apalagi kain yang
menutup bangkainya itu, meskipun sudah temoh, tetapi
nampaknya masih seperti keadaan baru, sedikitpun tidak ada tanda bekas lalat atau nyamuk di atasnya?"?"
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semakin memikir semakin tidak mengerti, akhirnya cuma bisa menghela napas dan berjalan keluar dengan tindakan lesu.
Sambil berjalan sambil berpikir, dengan tanpa dirasa sudah tiba di sebuah pekarangan lain lagi.
Keadaan pekarangan itu agak berlainan, meski tumbuh
banyak rumput, tetapi di antar tumbuhan rumput itu terdapat banyak bunga beraneka warna. Tangga batunya juga terbuat dari batu kumala putih, dinding temboknya terdapat banyak lukisan.
Melihat keadaan tempat itu, ia mau menduga bahwa
tempat itu tentunya adalah tempat kediamannya paderi kepala atau paderi yang tertua dalam kuil itu.
Ia mendaki tangga batu kumala itu, di depan matanya
terbentang sebuah pintu warna merah yang tertutup rapat.
Lama ia berpikir, kemudian mendorong dengan tangannya.
Tetapi pintu ternyata sangat kokoh, sekalipun ia sudah menggunakan enam bagian kekuatan tenaganya, masih belum berhasil membuka pintu itu.
Perlahan-lahan ia menambah kekuatannya, selagi hendak menggunakan sepenuh tenaganya, baru terdengar suara kayu patah, dan pintu itu lalu terbuka lebar.
Kamar itu diperlengkapi dengan meja dan kursi yang
sangat rapi, di atas sebuah meja persegi delapan, terdapat sebuah tempat bunga yang sangat indah dan empat buah
cangkir porselin. Di sebelah kamar itu tertutup oleh tirai kain sutra berwarna kuning.
Dengan sangat hati-hati Siang-koan Kie menyingkap tirai itu, tetapi kain itu lalu hancur berantakan.
Dalam kamar itu terdapat sebuah dipan besar, di atas dipan terdapat tengkorak seorang paderi yang mati dalam keadaan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
duduk bersemedi. Meski sudah berubah menjadi tengkorak, tetapi sikapnya masih tidak berobah.
-ooodwooo- Jilid 5 Bab 17 SIANG-KOAN KIE mengadakan pemeriksaan sebentar
dalam kamar itu, lalu keluar lagi sambil menutup kembali pintunya, kemudian lari pulang ke loteng penyimpan kitab di bagian belakang kuil tua itu.
Tiba di loteng, ia melihat orang tua aneh itu sedang
beristirahat di satu sudut sambil memejamkan matanya.
Ia tiba di atas loteng itu menimbulkan suara cukup keras, tetapi orang tua itu agaknya tidak mendengar sama sekali.
Siang-koan Kie tidak berani mengganggu, ia duduk di
sampingnya, matanya mengawasi wajah orang tua itu, dalam hatinya berpikir, "Selama beberapa hari ini, oleh karena ingin membantu kepandaianku supaya mendapat kemajuan, entah berapa banyak tenaga telah dikeluarkannya, budi sebesar ini, entah bagaimana aku harus membalasnya?".."
Sinar matahari masuk melalui lobang jendela, dalam
ruangan loteng itu terasakan hawa hangat, orang tua itu yang duduk menyender di satu sudut sedang beristirahat, hampir tidak kedengaran suara bernapasnya.
Siang-koan Kie memperhatikan sikap orang tua itu, seolah-olah bukan sedang bersemedi, melainkan seperti orang tidur nyenyak.
Siang-koan Kie mengamat-amati wajah orang tua itu, pipi dan dahinya yang penuh keriput, nampak pucat pasi, alisnya dikerutkan agaknya sedang memikirkan persoalan rumit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semakin dipandang semakin kurang enak pikirannya,
terpaksa memanggil, "Suhu!"
Orang tua itu membuka matanya, memandang Siang-koan
Kie sejenak, lalu bertanya, "Apakah kau tidak keluar pesiar?"
"Suhu, teecu telah menyaksikan suatu pemandangan yang sangat ganyil, teecu ingin minta keterangan suhu."
"Apakah kau menyaksikan jenazah2 manusia dalam kamarkamar itu?" Siang-koan Kie tercengang.
"Apa" Apakah suhu sudah lama tahu?"
"Para padri itu semuanya mati dengan jalan membunuh
diri." "Mengapa mereka harus membunuh diri?"
"Urusan ini terlalu panjang ceritanya, nanti perlahan-lahan akan kuceritakan kepadamu, hanya apa yang aku ketahui tidak banyak, Kie-jie! Kecuali jenazah dalam kamar-kamar itu, apakah kau menemukan barang lain?"
"Tidak!" Orang tua itu mendadak melempangkan tubuhnya dan
berkata, "Tahukah kau bahwa dalam kuil ini ada sebuah benda yang sedang dicari oleh setiap orang rimba persilatan?"
"Benda apa?" "Aku sebetulnya ingin menunggu sampai benda itu sudah masak, hendak kugunakan untuk menolong diri seseorang, tetapi aku sudah menunggu hampir duapuluh tahun lamanya, benda itu masih tetap belum masak benar."
Dalam hati Siang-koan Kie setelah berpikir sejenak lalu berkata, "Benda itu tentunya berharga, entah siapa yang suhu hendak tolong" Apakah teecu boleh mencurahkan tenaga
untuk memberi bantuan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemuda itu karena merasa berhutang budi terlalu besar, kepada orang tua itu, tiba-tiba teringat bahwa itulah sebabnya untuk membantu orang tua yang baik budi itu.
Orang tua itu tertawa hambar, lalu berkata, "Nanti saja kita bicara lagi!"
Karena melihat suhunya tidak suka menceritakan, Siangkoan Kie juga tidak bertanya lagi, setelah keduanya hening sejenak, orang tua itu tiba-tiba tertawa dan berkata, "Kie-jie!
Jikalau kau sudah memahami kepandaianku, di kemudian hari apabila kau berkelana di dunia Kang-ouw, pasti akan
menjumpai banyak kesulitan yang terjadi di luar dugaanmu."
Siang-koan Kie tercengang.
"Mengapa?" "Sebab apabila mereka mengetahui kepandaian yang kau
gunakan, pasti menganggapnya bahwa aku masih hidup di dalam dunia, banyak orang takut aku tidak mati! Mereka bisa memikirkan darimu untuk mencari jejakku, dengan demikian pasti akan berusaha dengan rupa-rupa akal keji menyusahkan dirimu."
"Kalau begitu musuh suhu tentunya banyak sekali."
Demikian Siang-koan Kie dalam hati berpikir.
Orang tua itu melihat muridnya diam saja, lalu bertanya sambil tersenyum, "Mengapa kau tidak bicara" Apa yang kau pikirkan kau ceritakan! Sekalipun salah juga tidak apa."
Siang-koan Kie ragu-ragu, kemudian ia berkata, "Suhu, mengapa orang lain setelah mengetahui aku menggunakan kepandaian yang suhu turunkan, lalu berusaha menyulitkan diri teecu?"
Orang tua itu tertawa terbahak-bahak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau bocah ini bicara denganku juga perlu memutar,
mengapa kau tidak bertanya terus terang bahwa musuhku itu terlalu banyak sekali."
Muka Siang-koan Kie merah, jawabnya agak ke-malu2an,
"Dalam hati teecu memang berpikir demikian, hanya tidak berani mengeluarkan."
"Dalam hatimu pasti berpikir tentang sepak terjangku di dunia Kang-ouw pada masa yang lampau, mungkin karena
membunuh orang terlalu banyak, sehingga banyak sekali musuhnya, maka orang lain setelah mengetahui kepandaian itu dari pelayaranku, lalu berusaha mencelakakan dirimu, bukankah demikian maksudmu?"
"Teecu, teecu?".."
Pemuda itu selamanya tidak membohong, apabila berkata terus terang, ia khawatir akan melukai hati suhunya, maka ia tidak dapat memikir suatu jawaban yang tepat, sehingga hanya mengucapkan teecu, teecu saja, tidak dapat
melanjutkan lagi. Orang tua itu tiba-tiba mendongakkan kepalanya
memandang ke atas, ia berkata kepada diri sendiri, "Sebelum kedua kakiku cacad, di dalam kalangan Kang-aow, memang benar aku sudah membunuh orang yang tidak sedikit
jumlahnya, kala itu usiaku masih muda, darahku masih panas dengan sendirinya dapat melakukan apa saja menurut hatiku, memang juga tidak sedikit jumlahnya musuh2ku, tetapi ini bukan merupakan sebab yang utama?"
"Kalau begitu apakah sebabnya?"
Di wajah orang tua itu tiba-tiba terlintas senyuman girang.
"Ini suatu kejadian yang sudah lalu, suatu masa yang
sangat indah, tetapi sangat pendek untuk selama-lamanya, kalau tidak salah hanya dalam waktu tiga tahun saja, aku telah menikmati suatu kehidupan yang senang dan bahagia, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
walaupun waktunya sangat singkat sekali, bahkan kemudian mentakdirkan aku harus hidup merana selama beberapa puluh tahun, tetapi menurut hukum alam setelah siang hari, tentu akan diganti malam hari yang gelap dan cukup panjang, inilah merupakan hukum alam yang tidak dapat ditentang oleh
siapapun juga, apalagi aku hanya manusia biasa saja?".."
Siang-koan Kie meskipun tidak mengerti maksud dan
ucapan suhunya itu, akan tetapi ia dapat mendengarkan nada suara orang tua itu merupakan gabungan perasaan antara suka dan duka, ia menduga dalam hidup orang tua ini, pasti pernah mengalami suatu masa berbelit2.
Orang tua itu tiba-tiba menarik napas panjang, lalu berkata pula, "Kie-jie, tahukah kau bahwa dalam hidup manusia apakah yang paling indah dan paling menggembirakan?"
"Ini agak sulit untuk dikatakan, ada orang yang gemar ilmu silat, orang demikian yang paling menggembirakan adalah bisa menjadi orang terkuat dalam rimba persilatan, juga ada orang suka harta kekayaan, orang semacam ini akan merasa senang apabila dalam hidupnya diuruk oleh banyak emas dan barang perhiasan; ada pula orang yang senang mengumpulkan
barang2 kuno atau lukisan?".."
Orang tua itu tersenyum. "Tidak benar, jangan kau katakan lagi, sebaiknya aku saja yang memberitahukan kepadamu. Dalam penghidupan
seseorang, yang paling menyenangkan ialah mendapat cinta kasih dari orang yang dicintai."
Ia tertawa terbahak-bahak, kemudian berkata pula,
"Tetapi, dalam penghidupan manusia ini, berapa gelintir jumlahnya yang dapat menikmati kesenangan macam itu, aku seharusnya merasa puas, walaupun masa yang penuh
keindahan itu hanya tiga tahun saja, tetapi rasa tiga tahun itu, di dalam hatiku telah tergores kesan yang sangat dalam yang tidak akan kulupakan untuk selama-lamanya. Setiap kali kalau Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aku sudah tidak sanggup menahan kesengsaraan yang
kuderita, apabila mengingat dan mengenangkan
penghidupanku yang indah itu, segala kesengsaraan di dunia yang menimpa atas diriku, seolah-olah lupa semuanya, semua penderitaan tidak kuhiraukan lagi."
Siang-koan Kie yang mendengarkan setengah mengerti
setengah tidak. "Suhu, benarkah di dalam dunia ini ada kejadian semacam itu?"
"Sudah tentu ada, apakah perlu aku membohongimu?"
Siang-koan Kie diam-diam berpikir, "Kejadian serupa ini, aku belum pernah mendengarnya agaknya susah dipercaya."
Orang tua itu agaknya sedang mengenangkan kembali
masa yang indah itu, wajahnya terlintas senyuman yang jarang tampak, kemudian berkata yang seolah-olah
ditunjukkan kepada diri sendiri, "Beberapa puluh tahun berselang, kala itu aku masih muda belia, baru kira-kira dua tiga tahun menerjunkan diri dalam dunia Kang-ouw, tetapi sudah cukup menggemparkan, bersama kawanku yang tidak berbudi itu, hampir bersamaan kita muncul, bersamaan pula mendapat nama, tetapi ia terkenal karena pandainya
menggunakan racun berbisa, sedang aku sendiri terkenal karena kepandaianku yang telah menjagoi di daerah selatan dan utara sungai Tian-kang?".."
Siang-koan Kie yang tidak mengerti apa yang diucapkan oleh suhunya, segera bertanya, "Suhu, siapakah orang yang suhu maksudkan kawan tidak berbudi itu?"
Orang tua itu bersenyum getir.
"Dia adalah saudara angkatku, meskipun kita muncul di dunia Kang-ouw pada waktu yang sama, tetapi dahulu tidak saling mengenal, kami telah berjumpa secara tidak disengaja, tetapi satu sama lain merasa cocok, hanya dalam hati masing-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masing timbul perasaan ingin menguji kepandaian yang kami miliki, akhirnya kita telah mengadakan perjanjian mengadakan pertandingan persahabatan, kita bertanding dari pagi hingga malam, pertandingan berlangsung seribu jurus lebih, waktu hari sudah mulai gelap, ia terkena pukulan tanganku. Kala itu aku sudah merasa sangat kagum terhadap kepandaiannya dan kecerdasannya, maka aku tidak menurunkan tangan kejam.
Akh! Seandainya waktu itu aku tahu ia berhati jahat, aku membunuhnya mati dan aku sendiri juga tidak akan
mengalami nasib menyedihkan seperti sekarang ini."
Berkata sampai di situ, di wajah orang tua itu nampak tegas rasa dendamnya yang sangat dalam.
"Kalau ia sudah kalah di tangan suhu, kepandaiannya
sudah tentu tidak setinggi suhu?"
"Jikalau ia menggunakan kepandaian membuat aku cacat, aku juga tidak akan begitu benci terhadapnya?".."
Orang tua itu agaknya menyadari bahwa kata-katanya itu seperti tiada ujung pangkalnya, maka setelah menarik napas panjang ia lalu berkata pula, "Setelah ia terkena pukulanku, pertandingan segera berhenti, ia juga menyerah kalah, sikapnya pada waktu itu sesungguhnya menunjukkan seperti sikapnya seorang berjiwa besar, maka aku bukan saja sudah membantunya menyembuhkan lukanya, bahkan kemudian aku telah tertarik oleh budi bahasa yang manis, sehingga
menganggapnya sebagai seorang baik, demikian kami
akhirnya telah mengangkat saudara. Siapa menduga, sejak hari itu sudah menanam bibit bencana sehingga aku
mengalami nasib buruk seperti sekarang ini."
"Apakah ia merasa iri hati atau dengki kepada suhu, karena kepandaian suhu lebih tinggi darinya, sehingga timbul pikiran jahatnya hendak mencelakakan suhu?"
"Meskipun ini juga merupakan salah satu sebab, tetapi bukanlah faktor utama."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lalu sebab apa?"
"Sebabnya ialah suniomu, seorang perempuan cantik yang tiada keduanya?".."
Ia menarik napas panjang, lama baru melanjutkan lagi,
"Setelah kita angkat saudara, pengaruh kita semakin besar, nama kita di kalangan Kang-ouw semakin terkenal, tetapi pandangan terhadap segala urusan dan orang antara kita berdua, menunjukkan perbedaan makin lama makin jauh.
"Tetapi oleh karena kita satu sama lain menghendaki
kepandaian masing-masing, siapapun tidak ingin berpisah. Kita terpaksa tinggal bersama, kira-kira satu tahun lamanya, pada suatu hari di kota Ce lam kita telah menolong seorang gadis dari keluarga seorang kaya, gadis itu bukan saja berparas cantik sekali, tetapi juga sangat cerdik, karena menolong gadis itu kita telah timbul perselisihan dengan Tauw Tay Kang, satu kepala berandal yang pada waktu itu namanya sangat
terkenal." "Kita bertempur satu malam suntuk, karena Tauw Tay Kang bertempur dengan pembantunya yang kuat, pertempuran itu berlangsung sengit, menyelang pagi hari kita baru berhasil membasmi Tauw Tay Kang bersama dengan pembantunya
yang berjumlah dua puluh delapan orang?".."
"Dalam satu malam telah membasmi duapuluh delapan
orang, ini sesungguhnya hebat sekali, hanya agak sedikit kejam?".."
Tiba-tiba pemuda itu teringat kematian yang menyedihkan beberapa saudara seperguruannya dan pembunuhan ganas
yang dilakukan oleh orang berbayu hijau itu, kalau teringat itu masih bergidik, mungkin demikianlah sifat kejam di dunia Kang-ouw.
Orang tua itu kembali menarik napas panjang kemudian
berkata pula, "Sejak pertempuran malam itu, namaku dan nama adik angkatku semakin terkenal, dalam rimba persilatan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
barang siapa yang mendengar nama kita berdua, semua
merasa ngeri, tetapi juga sejak hari itu, perhubungan antara kita semakin renggang. Sementara itu gadis yang telah tertolong itu, karena keluarganya sudah terbasmi habis oleh kawanan berandal itu, sehingga menjadi seorang piatu yang tiada rumah tinggalnya lagi, terpaksa ia berdiam dengan kita.
Pada suatu hari tiba-tiba aku merasa bahwa di antara kita, aku dengan saudara angkatku, kecuali sifatnya yang berlainan, masih ada mengeram suatu bahaya yang lebih besar sekali, apabila tidak lekas disingkirkan, mungkin akan berbalik menjadi musuh besarnya?".."
Berkata sampai di situ tiba-tiba berdiam, sikapnya nampak murung.
Siang-koan Kie yang sedang mendengarkan dengan penuh
perhatian, ketika suhu itu tidak melanjutkan ceritanya lagi, segera bertanya, "Bahaya apakah?"
"Aku telah merasa bahwa antara kita berdua sama-sama
jatuh cinta kepada gadis itu, walaupun masing-masing tidak pernah mengutarakannya, tetapi dalam hati merasa susah karena urusan ini."
"Aaaaa! Kiranya begitu."
"Ketika aku merasa bahwa urusan ini semakin gawat,
dalam hati aku mengerti bahwa keadaan yang semacam itu, tidak bisa berlangsung terus, aku berpikir satu malam, kemudian aku pergi secara diam-diam meninggalkan rumah itu sambil meninggalkan surat menerangkan duduk perkara itu."
Siang-koan Kie menarik napas dan berkata, "Tindakan suhu ini benar!"
Orang tua itu berkata pula sambil tersenyum, "Kala itu meskipun aku juga cinta kepada gadis itu, tetapi sampai di mana dalamnya cintaku kepadanya, aku sendiri juga tidak tahu, aku hanya memikir entah berapa banyak perempuan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cantik dalam dunia, bagaimana karena satu perempuan
sampai merenggangkan perhubungan saudara" Setelah aku meninggalkan rumah tersebut, baru aku merasa urusan tidak semudah seperti apa yang aku pikirkan, parasnya cantik dan senyumnya yang sangat mengiurkan itu, sering terbayang dalam otakku, sering mengganggu pikiranku, semakin keras aku ingin melupakannya, semakin tegas bayangan itu tergores dalam otakku, seolah-olah bayangan itu sendiri yang
mengikuti setiap jejakku, biar bagaimana tidak dapat kuusir pergi bayangan itu."
"Aih! Penderitaan batinku pada waktu itu, sesungguhnya lebih hebat dari pada ditikam oleh sebilah pedang tajam.
"Kalau benar demikian halnya, suhu seharusnya balik
mencarinya lagi?"..!" Tiba-tiba ia merasa bahwa ucapannya itu terlalu gegabah, maka buru-buru menutup mulutnya.
"Meskipun aku merasa tidak mampu mengusir
bayangannya dalam hatiku, tetapi apabila aku mengingat ikatan persaudaraan dengan saudara angkatku bagaimana aku boleh berlaku gegabah hanya karena seorang perempuan
saja, sehingga kita harus saling membunuh" Aku merasa serba salah, maka mulailah aku merantau ke seluruh pelosok untuk menikmati pemandangan alam yang terdapat di negara kita, dalam waktu dua tahun aku sudah menjelajahi habis semua gunung2 ternama di daerah Tiong-goan, memang
benar pemandangan alam yang indah itu pernah meringankan penderitaan hatiku, bayangan gadis cantik perlahan-lahan juga mulai luntur.
"Bukankah itu sudah baik?"..?"
Orang tua itu menarik napas panjang.
"Apabila urusan itu berakhir demikian, niscaya aku tidak akan mengalami nasib seperti ini?".."
Tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak lama baru berkata,
"Tuhan hanya memberikan aku waktu tiga tahun lamanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk menikmati manisnya penghidupan, apakah aku boleh tidak merasa puas" Apakah artinya penderitaan semacam ini saja."
"Apa" Apakah suhu mencari gadis itu lagi?"
"Tidak, selagi penderitaanku mulai kurang, aku telah
berjumpa lagi dengannya dengan tidak disengaja?".."
"Dunia begini lebar, apabila suhu tidak sengaja mencarinya, bagaimana bisa berjumpa secara kebetulan sekali?"
Orang tua itu matanya memandang keluar jendela, ia
menjawab dengan lambat-lambat, "Apabila tidak ada
pertemuan waktu itu, juga tidak akan berjumpa denganmu di tempat ini?".."
Ia menarik napas perlahan, lalu melanjutkan lagi, "Setelah aku pesiar ke seluruh tempat yang terkenal, di daerah Tionggoan, tiba-tiba aku merasa bahwa manusia hidup di dalam dunia, hanya beberapa puluh tahun yang sangat singkat saja, perlu apa kita berebut mencari nama, mencari kedudukan, menumpuk kekayaan?"
"Di dalam daerah pegunungan banyak terdapat tempat
yang indah untuk berdiam, hal itu telah membuka hatiku, sehingga pikiranku yang ingin menjagoi dunia rimba persilatan mulai merasa tawar, begitu pula pikiranku terhadap gadis itu, aku ingin pergi berlayar jauh dari tempat kelahiranku, untuk mencari suatu pulau yang tidak didiami manusia, aku ingin berdiam di sana, aku ingin coba menuntut penghidupan
bagaikan orang suci yang katanya seperti dewa, siapa tahu Tuhan tidak mengijinkan keinginanku, selagi aku timbul pikiran hendak mengasingkan diri, di tepi telaga Tay-beng-ouw dekat kota Ce-lam, akn berjumpa lagi dengannya?".."
"Apakah suhu kembali ke kota Ce-lam lagi?"
"Kedatanganku itu tidak disengaja, aku hanya ingin
mengunjungi untuk penghabisan kali sebagai kenangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
kenangan tempat di mana dahulu aku menolong dirinya,
tempat itu terpisah kira-kira sejarak lima pal dengan telaga Tay-beng-ouw, tempat itu merupakan tanah belukar, kecuali tanah ladang yang luas, masih ada berapa tanaman pohon besar. Waktu itu kira-kira permulaan musim semi, pohon2
baru tumbuh daunnya yang segar, pemandangan alam sangat indah, selagi aku menikmati pemandangan alam itu, di
belakang diriku tiba-tiba terdengar suara lembut, "Aku tahu kau akan kembali lagi, aku sudah menantimu satu tahun lebih!
Ai, apabila kau tidak datang, ia pasti juga bisa mencari kemari?".."
"Siapakah orang itu?"
"Kie-jie benarkah kau tidak dapat menduga siapa orang itu?"
Siang-koan Kie sebetulnya memang seorang cerdik, hanya kekurangan pengalaman, ketika ditanya kembali oleh orang tua itu, ia lalu berpikir, kemudian baru berkata, "Ah! Orang itu tentunya adalah Sun-nio."
"Benar, ia telah membuat rumah gubuk kecil di bawah
salah satu pohon besar yang terdapat di situ, ia berdiam di dalam gubuk itu, sudah satu tahun lamanya menunggu
kedatanganku, ia telah yakin bahwa aku pasti akan kembali ke tempat di mana dahulu kita telah bertemu itu.
"Apakah Sun-nio mengerti ilmu silat?"
"Tidak paham." "Kalau begitu dengan seorang diri berdiam di tempat
belukar semacam itu, apakah ia tidak takut akan gangguan binatang buas?"
Rambut dan kumis orang tua bergerak-gerak, air mata
mengalir turun, katanya dengan suara duka, "Oleh karena itu sekalipun aku hidup merana, tetapi asal aku teringat akan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara dan tertawanya, aku tidak menghiraukan segala
penderitaan hatiku."
"Setelah Sun-nio berjumpa kembali dengan suhu, tentunya girang sekali."
Orang tua itu menghela napas perlahan, lalu berkata,
"Setelah kita bertemu kembali, tidak dapat dilukiskan betapa terkejut dan girangnya pada saat itu, aku bertanya
kepadanya, mengapa ia menunggu aku di sini" Bagaimana ia tahu aku pasti akan datang" Dan seandainya aku tidak
datang, bagaimana?"..?"
Siang-koan Kie dalam hati berpikir, "Seorang perempuan yang tidak mengerti ilmu silat berdiam seorang diri di tempat belukar semacam itu, sesungguhnya memang sangat
berbahaya?".." Orang tua itu kembali mendengarkan suara tarikan
napasnya, kemudian berkata pula, "Untuk menyesuaikan diri dengan keadaan tempat itu, ia sengaja merobek2 pakaiannya; ia berdandan sebagai seorang pengemis, meskipun
pakaiannya compang-camping, tetapi tidak dapat menutupi sikapnya yang agung, maka ketika aku menoleh, segera
mengenalinya siapa dirinya?".. Gubuk itu dibangun sangat sederhana sekali, hanya menggunakan atap dan bambu,
kecuali di dalamnya ada pembaringan dan selimut, sudah tidak ada barang apa-apa lagi?".."
"Aaaaa! Apakah ia tidak makan?"
"Di salah satu sudut dalam gubuk itu, ada sebuah kuwali yang diletakkan di atas tiga potong batu bata, dengan alat itulah ia memasak bubur atau ubi merah untuk menangsal perutnya, meskipun hidupnya menderita, sungguh
mengherankan ia bisa bertahan sampai satu tahun" Jikalau aku tidak melihat dengan mata kepala sendiri aku juga tidak percaya?".."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kejadian serupa ini, teecu belum pernah
mendengarnya?".."
"Kie-jie! Tahukah kau apa sebabnya ia dengan badannya yang begitu lemah, sanggup menderita hidup demikian rupa tanpa mengeluh sedikitpun juga?"
"Teecu tidak tahu!"
"Sebab ia yakin benar bahwa pasti aku akan kembali ke tempat itu, keyakinannya itu telah memberikan dorongan semangat baginya untuk menahan segala penderitaan dengan hati tabah. Malam itu setelah aku berjumpa dengannya, ia lalu jatuh sakit di dalam gubuk itu?".."
"Apabila suhu terlambat dua malam lagi, dan Sun-nio sakit di dalam gubuk itu, tiada orang yang tahu dan merawat, kejadian itu benar-benar terjadi sangat menyedihkan."
"Tidak mungkin, sekalipun kedatanganku terlambat satu minggu, atau sepuluh hari, ia tetap baik-baik saja tidak bisa jatuh sakit."
"Hal ini benar-benar teecu tidak mengerti."
Orang tua itu tiba-tiba menatap wajah Siang-koan Kie, dengan mata terbuka lebar, lalu berkata, "Kie-jie! bagi kita orang-orang yang melatih ilmu silat, semua pernah menjalani latihan berat dalam waktu cukup lama, karena kemajuan yang didapatkan dari latihan yang dilakukan tiap hari, akhirnya menghasilkan suatu hasil yang demikian besar."
"Kau harus tahu bahwa kehendak manusia meskipun tiada terbatas, tetapi badan manusia sebaliknya tidak dapat menempuh atau melewati batas tertentu. Maka setiap ilmu silat apabila sudah mencapai sesuatu batas tertentu, sukar untuk mendapat kemajuan lagi, dan orangnya dapat mencapai ke taraf demikian, jumlahnya hanya beberapa gelintir saja, apabila hendak melampaui batas yang ditentukan oleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekuatan tenaga manusia, maka cara latihannya, harus
diadakan suatu perombakan mutlak?".."
"Suhu, bolehkah kiranya teecu mendapatkan keterangan
rahasianya?" "Aku ceritakan kepadamu juga tidak ada gunanya, biar
bagaimana dalam hidupmu ini, sudah tidak bisa mencapai ke taraf demikian."
"Sekalipun teecu tahu sudah tidak ada harapan, tetapi untuk dengar saja rasanya toh tidak halangan?"
Orang tua itu menganggukkan kepala dan berkata,
"Tahukah kau bahwa golongan budha dan imam, kita sering mendengar soal bertapa apakah sebetulnya itu?"
"Teecu tidak mengerti?".."
"Seorang paderi yang beribadah tinggi, kebanyakan suka duduk tenang untuk bersemedi, sebab dalam ketenangan bisa menimbulkan keinsafan, insaf akan semua pelayaran suci yang dianutnya, insaf dirinya sendiri mengapa harus menyucikan diri. Demikian pula dengan pelayaran ilmu silat, apabila sudah berhasil melatih diri mencapai ke suatu batas, badannya sudah tidak dapat menyesuaikan lagi terhadap pengaruh lain
kekuatan yang lebih tinggi, maka orang itu harus duduk bersemadi menenangkan pikirannya, berlatih dengan cara demikian untuk membersihkan semua gangguan pada hati dan pikirannya, sehingga mencapai ke taraf yang sangat tinggi.
Melatih secara demikian mudah sekali dikatakannya, tapi sulit untuk dilakukan, apabila kurang berhati-hati, bisa membawa rusak dirinya sendiri, seringan-ringannya semua
kepandaiannya akan musnah atau menjadi seorang cacat
seumur hidup, kalau berat sudah tentu binasa seketika itu juga. Tetapi apabila berhasil melakukan latihan itu, akan membawa dirinya seolah-olah mengganti badan, badan itu selamanya tidak bisa rusak, demikianlah maka ada orang mengatakan bahwa orang yang berhasil melatih ilmu demikian Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikatakan dewa, pada hal masih tetap manusia, hanya
bedanya orang itu akan mencapai umur panjang selalu sehat dan awet muda, mungkin bisa hidup sampai tiga ratus tahun, bukanlah suatu hal yang mustahil?".."
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ia berdiam sejenak, kemudian tertawa terbahak-bahak dan berkata pula, "Tetapi, sehingga dewasa ini, aku masih belum melihat ada seorang yang berhasil seperti itu, itu hanya berupa dongengan yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita sebagai bahan dorongan bagi setiap orang yang ingin
mendapat kepandaian tinggi. Oleh karena itu, maka terhadap cerita semacam ini, aku masih setengah percaya setengah tidak, karena meskipun banyak yang bercerita, tetapi belum ada buktinya."
"Sayangnya teecu masih mempunyai ayah bunda, apabila
teecu hidup seorang diri, pasti ingin mencoba ilmu yang merupakan cerita dongengan itu."
"Selama beberapa tahun ini aku berdiam di atas loteng ini, karena setiap hari tidak ada pekerjaan, maka aku selalu mempelajari rahasia kepandaian ilmu silat, di samping itu aku juga mempelajari ilmu bintang, menurut pandangan kau
bukanlah orang dari golongan budha, orang semacam kau tidak dapat mencapai kepandaian seperti orang-orang dari golongan budha, sebaliknya dengan tulang-tulangmu dan bakatmu serta kecerdikanmu, sebetulnya merupakan bahan sangat baik untuk melatih ilmu silat?".."
Ia berhenti sejenak dan menghela napas perlahan,
kemudian berkata pula, "Apabila kau tidak mempunyai bakat dan bahan baik, aku juga tidak bisa memaksa kau menjadi muridku, apakah kau merasakan bahwa tempat yang sepi
sunyi ini, benarkah merupakan satu tempat yang jarang dikunjungi oleh manusia?"
"Hal ini teecu kurang jelas."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dalam kuil tua ini benar tumbuh suatu benda ajaib, entah apa sebabnya, urusan ini kemudian tersiar begitu luas di kalangan Kang-ouw, hal ini dapat dibuktikan, setiap tahun pasti banyak orang-orang rimba persilatan yang mencari dan berkunjung ke kuil ini, apabila aku ingin menerima murid, sebetulnya merupakan soal yang sangat mudah, selama
sepuluh tahun lebih ini, meski sudah banyak orang yang aku temui, tetapi orang-orang itu jikalau bukan orang-orang yang tidak jujur hatinya, tentunya orang yang tidak mempunyai bakat baik, untuk mencari bahan yang benar-benar baik, sesungguhnya susah didapat."
Siang-koan Kie jadi teringat pada diri Wan Hauw, meskipun ia terdiri dari darah campuran antara manusia dengan orang hutan, tetapi mempunyai kecerdasan luar biasa, maka lalu berkata, "Suhu, teecu ingat diri seseorang, harap suhu menyempurnakan dirinya?".."
"Apakah yang kau maksudkan adalah Wan Hauw si bocah
itu?" "Benar!" "Kie-jie, kau hanya melihat dari bentuk luarnya saja, di dalam dunia ini meskipun banyak jumlahnya orang yang
mengerti ilmu silat, juga banyak jumlahnya yang
berkepandaian sangat tinggi, tetapi ada yang mengerti benar pengertian ilmu silat sampai ke dalam2nya, mungkin
jumlahnya tidak seberapa. Kie-jie, seseorang jikalau hanya mengandalkan waktu saja, ingin mendapatkan kepandaian yang tinggi sekali itulah tidak mudah, bagi orang yang mengerti ilmu silat yang paling penting ada dua soal, tahukah kau apa itu?"
"Teecu pernah dengar suhu berkata, untuk melatih ilmu silat, pertama harus mendapat pimpinan guru yang pandai dan baik, kedua harus mempunyai kecerdasan dan
kecerdikan." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itulah, tentang guru pandai, untuk sementara kita tidak usah bicarakan, tentang kecerdasan dan kecerdikan, tahukah kau apa yang dimaksudkan?"
"Teecu pernah dengar orang berkata, tulang, fisik dan mental serta pengertian, merupakan faktor penting bagi orang belajar ilmu silat."
"Pelayaran ilmu silat meskipun bisa dicapai ke taraf yang tertinggi, tetapi juga ada yang mudah dimengerti, bagi seorang yang bodoh, asal mendapat petunjuk dari seorang guru pandai asal rajin melatih menurut petunjuk yang
diberikan, lama kelamaan juga bisa berhasil baik, hanya hasil yang didapatkan itu terbatas serupa saja, sulit untuk mengerti lebih banyak, dan lagi kepandaian yang didapat dengan latihan demikian kebanyakan merupakan suatu kepandaian mati, susah untuk mencapai terlalu tinggi."
"Bolehkah kiranya suhu menyebutkan satu dua macam
kepandaian ilmu silat semacam ini, untuk menambah
pengertian teecu?" "Kataku bagi seorang yang bodoh tetapi jujur, ia dapat melatih kepandaian tinggi yang sifatnya mati, tetapi bukan dimaksudkan kepandaian semacam itu, hanya orang yang
sifatnya bodoh boleh melatih, kepandaian yang serupa dengan guru yang serupa, tetapi hasil dari murid yang mempelajari bisa berbeda2, kepandaian serupa ini, kebanyakan
mengutamakan latihan keras, misalnya ilmu yang
mengkekarkan badan sehingga tidak mempan dimakan
senjata atau pukulan tangan keras yang dapat
menghancurkan batu, semua ini merupakan kekuatan tenaga mati asal mengerti caranya berlatih lama kelamaan pasti berhasil. Tetapi kepandaian ilmu silat yang betul-betul tinggi, harus dimulai dari latihan pernapasan untuk menyempurnakan kekuatan tenaga dalam, tenaga murni disalurkan ke-urat-urat dan otot-otot supaya kekuatan tenaga dalam badan lebih sempurna?".."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berkata sampai di situ, wajahnya terlintas suatu perasaan bangga, ia tertawa girang sejenak lalu berkata pula, "Sudah sepuluh tahun lebih aku berdiam di dalam kuil yang sepi ini, karena tidak ada hiburan apa-apa kecuali duduk tenang mengatur pernapasan, adalah memikirkan soal2 yang pelik dalam kepandaian ilmu silat, banyak hal yang dahulu aku tidak mengerti, semua telah kupahami, harus kau ketahui bahwa dalam tenaga manusia semua mempunyai kekuatan yang
tersembunyi, yang susah dipercaya, seorang yang biasa saja, apabila menjumpai keadaan bahaya, kadang-kadang dapat mengunjukkan kekuatannya yang diluar dugaan sendiri,
tindakan yang sedemikian ini adalah berkat kekuatan yang tersembunyi, di dalam dadanya, hanya kekuatan yang
tersembunyi semacam ini, perlahan-lahan bisa musnah
berhubungan degan meningkat usianya, bagi kita orang
belajar ilmu silat seharusnya memperkembangkan kekuatan tenaga tersembunyi itu, bahkan harus bisa menggunakan sebaik-baiknya. Apabila usaha itu berhasil, itulah merupakan orang yang berkepandaian tinggi sekali, yang dapat
melakukan setiap gerakan menurut kehendaknya, Kie-jie! Apa yang dinamakan kecerdasan, itu adalah semacam kekuatan tersembunyi dari pembawaan seorang, pada umumnya, boleh dikata hanya soal tulang-tulang dan pengertian, sementara mengenai mental dan fisiknya, itu tergantung kepada
orangnya sendiri. Tulang-tulangmu meskipun termasuk yang paling baik, tetapi sukar untuk mencapai ke puncak yang tertinggi, maka hasilmu di kemudian hari juga sukar untuk mencapai ke taraf yang tertinggi."
"Teecu tahu bahwa teecu sulit untuk mencapai yang baik, maka harap suhu sudi memberi petunjuk kekurangan yang ada pada diri teecu.
Orang tua itu tertawa terbahak-bahak, memutuskan ucapan Siang-koan Kie yang masih belum habis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie merasa bingung, maka segera menanya,
"Suhu, apakah ucapan teecu ada yang salah?"
"Tidak!" "Kalau benar tidak ada yang salah, mengapa suhu
tertawakan?" "Aku tertawa karena pertanyaanmu ini kecuali aku, dalam dunia ini barangkali tidak ada orang kedua yang bisa
menjawab." Orang tua itu kemudian berpikir lama, baru berkata lagi,
"Bocah itu meskipun tulang-tulangnya luar biasa tetapi pengertiannya tidak seperti kau, seandainya tenaga manusia bisa menangkan kemampuan Thian, hasilnya dikemudian hari bukan saja akan melampaui kepandaianmu, bahkan ada
kemungkinan bisa jadi seorang pendekar luar biasa yang jarang ada dalam dunia?".."
Matanya kembali memandang keluar jendela, lalu berkata kepada diri sendiri, "Sementara itu, tenaga manusia apakah dapat memenangkan Tuhan Allah, hal ini aku tidak dapat menduganya.
"Harap suhu berusaha sedapat mungkin untuk
menyempurnakan dirinya."
"Baiklah," berkata orang tua itu sambil tersenyum dan menganggukkan kepala, "akan tetapi ia dengan kau terdapat perbedaan."
"Di mana perbedaannya?"
"Ditilik dari sudut tulangnya, dia memang benar-benar merupakan satu bahan sangat baik untuk belajar ilmu silat, tetapi biar bagaimana dia bukan manusia seratus prosen, entah bagaimana hatinya, kecerdasannya dan sifatnya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah suhu sudah belajar ilmu bintang, apakah suhu yang bisa melihat watak teecu, tidak dapat melihat watak saudara Wan?"
"Mukanya tertutup oleh bulu hitam, bagaimana aku dapat melihatnya?"
Dia wataknya sangat jujur, dalam dunia ini mungkin susah dicari bandingannya, teecu hanya mengharap agar suhu tidak mensia-siakan satu bahan yang sangat baik ini."
Lama orang tua itu berpikir, tiba-tiba mendongakkan
kepala, badannya agak gemetar, jelas pikirannya tergoncang hebat.
"Suhu, mengapa?" tanya Siang-koan Kie heran.
"Dalam kuil tua ini ada semacam tanaman ajaib yang
jarang ditemukan di dalam dunia, tanaman itu dapat
membuatnya berubah dari keadaannya seperti sekarang?"..
tetapi sungguh sayang, tanaman ajaib itu aku sudah
mengambil keputusan hendak kugunakan untuk
menyembuhkan racun orang lain."
"Siapa yang suhu hendak sembuhkan luka racunnya?"
"Orang itu adalah suniomu sendiri. Sudah sepuluh tahun lebih aku berduaan di dalam kuil tua ini, maksudku ialah hendak menunggu sampai tanaman itu masak, kemudian aku hendak mengambilnya untuk menyembuhkan racun yang
mengeram dalam tubuh suniomu."
"Di mana sekarang sunio berdiam?"
"Sekarang ia berdiam di tempat saudara angkatku yang
tidak berbudi itu?".. Aih! Srpuluh tahun lebih telah berlalu, masa itu dalam penghidupan manusia tidak terhitung pendek!"
Ia menghela napas panjang, kemudian berkata pula, "Aku setelah berjumpa lagi dengan suniomu, kemudian memang benar pernah mengecap hidup yang penuh bahagia, kita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdua pesiar hampir seluruh tempat, kemudian balik lagi ke kota Cee-lam dan berdiam di tepi telaga Tay-beng-ouw. Sejak waktu itu, dengan tanpa kusadari aku sudah mengundurkan diri dari dunia Kang-ouw, tidak mau tahu urusan rimba persilatan lagi. Setiap hari aku pesiar di telaga Tay-beng-ouw dengan suniomu, adakalanya memancing ikan, penghidupan yang penuh kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, setahun kemudian, dia tiba-tiba dapat mencari tempat kediaman kita."
"Orang itu apakah saudara angkat suhu?"
"Siapa lagi kalau bukan dia" Aih! Dengan secara tiba-tiba dia muncul di hadapan kita, sesungguhnya membuat kita agak gugup dan bingung, walaupun antara kita satu sama lain sudah tidak dapat menyesuaikan diri lagi, tetapi di luarnya, kita belum pernah terjadi perselisihan faham. Kita, tiga orang enam mata, saling berpandangan cukup lama, tiada sepatah kata tercetus keluar dari mulut masing-masing, dalam hati masing-masing tidak tahu jelas hubungan itu apakah bersifat lawan ataukah kawan" Semua berdiri terpaku hampir satu jam lamanya?".."
"Kemudian?" Orang tua itu agaknya mengenangkan semua kejadian di
masa yang lampau, lama nampak berpikir, kemudian berkata lagi, "Selanjutnya adalah suniomu yang menuangkan teh untuknya, sehingga memecahkan keheningan yang sangat
tidak enak itu. Ia lebih dulu menjura dalam2, kemudian barulah berkata kepadaku, katanya, sejak aku berlalu, ia sangat menyesal, ia pergi mengembara mencari aku."
"Apakah suhu percaya obrolannya itu?"
-odwo- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bab 18 ORANG TUA ITU dengan cepat menjawab, "Pada waktu itu
ia mengunjukkan sikap yang sungguh2 mengharukan, air
matanya mengalir deras, mau tak mau aku harus percaya.
Aih! Andaikata pada waktu itu aku tak percaya kepadanya, dan menyingkir saja jauh2, juga tak akan berpencaran dengan isteriku?".."
Ia berhenti sejenak, setelah menarik napas panjang, ia berkata pula, "Semula aku diam-diam masih menjaga dan memperhatikan segala tindak tanduknya, tetapi selama itu ia mengunjukkan sikap sungguh2, sehingga aku perlahan-lahan mulai kendor menjaganya."
"Kepandaian suhu tinggi sekali, lagipula mengetahui dia seorang ahli dalam hal racun, sekalipun penjagaan agak kendor, juga tidak sampai tak waspada sama sekali. sehingga ia dapat kesempatan menaruhkan racun dalam makanan?"
Mata orang tua itu menatap wajah Siang-koan Kie baru
berkata, "Racun yang ia gunakan, tiada warna juga tiada rasanya, juga memilih waktunya amat tepat, sehingga orang susah menjaganya?".."
Orang tua itu agaknya mengenangkan kembali kejadian
menyedihkan pada masa yang lampau itu, sehingga dengan tanpa dirasa sudah mengucurkan air mata. Ia menarik napas panjang, baru melanjutkan penuturannya, "Itu adalah suatu malam di musim kemarau, dia tiba-tiba pamitan kepada kita, bahkan berangkat pada malam itu juga. Waktu itu aku juga tak tahu perasaanku entah girang atau khawatir. Karena selama dia berada satu hari saja, berarti tambah kekhawatiran dalam hatiku, tetapi anehnya, ketika ia hendak pergi, aku mendadak merasa seperti kehilangan satu saudara."
"Aku dan Suniomu meskipun coba menahannya, tetapi ia
tetap dengan maksudnya, satu haripun tak mau tinggal lagi.
Terpaksa malam itu juga kita adakan sedikit perjamuan arak Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk memberi selamat jalan padanya, Suniomu repot
membuatkan sedikit hidangan dan memanasi arak, sedang aku sendiri terus menemaninya sambil mengobrol di ruangan tengah?".."
Orang tua itu berhenti sejenak untuk memesut kering air matanya yang membasahi kedua pipinya, kemudian
melanjutkan kisahnya, "Mungkin waktu itu sangat terpengaruh perasaanku karena sikapnya yang sungguh2, sehingga tidak tahu sejak kapan ia menaruhkan racun ke dalam arak. Malam itu aku minum agak banyak, kira-kira jam dua tengah malam, aku sudah mulai agak sinting. Dalam keadaan demikian, aku antar dia berangkat pergi?".."
"Suhu begitu baik perlakukan dirinya, toh dia masih tega hati mencelakakan diri suhu, benar-benar lebih buas dan jahat daripada binatang."
Orang tua itu bersenyum getir, lalu melanjutkan ceritanya,
"Aku mengantar sampai sejauh lima pal, baru berpisahan, waktu itu angin malam meniup kencang sehingga rambutnya tak teratur aku masih ingat waktu itu ia membereskan
rambutnya itu, aku doakan kepadanya supaya baik-baik
menjaga diri, aku masih ingat aku memberitahukan
kepadanya, meskipun aku sudah mengundurkan dari kalangan Kang-ouw, tetapi apabila ia memerlukan bantuanku, aku tidak akan menolak. Aih! waktu itu ia malah masih berkata
kepadaku bahwa dalam rimba persilatan dewasa ini, kecuali aku, tidak ada orang lain yang dihormati dan ditakuti, aku lihat setelah ia berkata demikian, tiba-tiba mengucurkan air mata, ini adalah untuk pertama kali aku melihat ia mengalirkan air mata selama kita tinggal bersama-sama, mungkin ia tiba-tiba ingat perbuatannya yang menaruh racun ke dalam arakku, sehingga hatinya timbul perasaan menyesal?".."
Peristiwa menyedihkan yang terjadi di masa yang lampau itu, menyebabkan orang tua itu tidak dapat mengendalikan kedukaan dalam hatinya, air mata mengalir deras, sehingga Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak dapat melanjutkan ceritanya, lama sekali ia baru dapat melanjutkannya, "Aku lihat dia menangis, hatiku merasa tidak enak, aku hendak mengejar untuk menjelaskan urusan
suniomu, akan tetapi ia mendadak sudah lari jauh, setelah tidak kelihatan bayangannya aku baru pulang ke rumah. Tiba di rumah aku merasa letih sekali, dalam keadaan seperti orang mabuk aku lalu tertidur, waktu itu aku mengira itu adalah pengaruh arak, tetapi kemudian setelah aku berpikir, baru tahu bahwa itu ternyata adalah pengaruh obat racun di dalam arak. Aku tidur seperti mati, hingga esok hampir tengah hari baru tersadar, siapa tahu setelah aku sadar keadaan rumah tangga sudah berantakan, kebahagiaan di masa yang lampau semua telah berubah menjadi kenang-kenangan yang
menyedihkan?".."
"Apa" apakah ia kembali lagi, ataukah racun dalam arak yang diminum oleh suhu juga telah bekerja?"
"Waktu aku membuka mataku, pertamanya aku lihat adalah saudara angkatku yang tidak berbudi itu, pada saat itu wajahnya sudah diliputi oleh napsunya membunuh, aku
menanyakan padanya mengapa ia balik kembali, tetapi ia terus berdiri di depan pembaringan, tidak menjawab
pertanyaanku, meskipun aku merasakan gelagat tidak beres, tetapi waktu itu aku masih belum memikirkan bahwa diriku sudah kemasukan racun, aku melompat bangun, suniomu
waktu itu hanya mengenakan pakaian dalam, duduk di atas kursi yang menyandar di dinding?".."
"Apakah sunio juga sudah diracuni?"
"Setelah aku melihat suniomu, perasaanku malah lebih
tenang, perlahan-lahan aku duduk di pembaringan dan
berkata kepadanya, betapapun hendak perlakukan diriku, aku hanya minta melepaskan suniomu, segala sesuatunya, kita boleh rundingkan.
"Kepandaian suhu toh masih di atasnya mengapa tidak
segera turun tangan membinasakannya, terhadap seorang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang tidak berbudi seperti itu perlu apa masih ingat
persaudaraannya?" "Aku tahu ia seorang kejam dan telengas, juga tahu
kepandaiannya tidak dapat menangkan kepandaianku, apabila tidak diadakan persiapan sempurna, tidak nanti ia berani sembarangan bertindak terhadapku, benar saja ketika ia melihat aku tenang, ia lalu berkata sambil ketawa dingin.
"Toako benar-benar seorang cerdik, segera menyadari
keadaan diri sendiri, aku sudah memberikan racun padamu melalui arak yang kau minum tadi malam, apabila kau benar-benar hendak berkelahi denganku, tidak sampai seratus jurus racun itu lalu bekerja?".."
"Orang itu benar-benar terlalu jahat dan kejam hatinya!"
"Aku menanyakannya mengapa meracuni diriku" Dengan
terus terang dia mengatakan bahwa sebabnya ada dua soal."
"Apakah sebabnya?"
"Ia berkata menurut apa yang ia ketahui, pada dewasa itu orang-orang rimba persilatan yang berkepandaian lebih tinggi dari pada dirinya, jumlahnya bisa dihitung dengan jari tangan, dan aku adalah satu di antaranya, jikalau ia sudah meracuni aku sehingga binasa, itu berarti kurang satu lawannya yang kuat baginya. Masih ada satu sebab lagi ialah soal suniomu, ia berkata seumur hidupnya belum pernah jatuh cinta kepada seorang perempuan, entah apa sebabnya, terhadap suniomu ia telah timbul rasa cinta, karena melihat kita hidup penuh bahagia ia merasa iri hati, maka ia hendak memisahkan kita?".."
"Dalam dunia ternyata ada seorang yang begitu jahat dan kejam, tetapi cinta kasih sunio yang begitu besar terhadap suhu, mana sudi menurut kehendaknya?"
"Kala itu aku juga telah menyatakan demikian, minta
supaya ia membatalkan niatnya, tak kusangka ia bahkan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertawa terbahak-bahak, katanya ia sudah lama mengadakan persiapan, sebetulnya tidak ingin memberitahukan kepadaku, ia suruh aku menyaksikan perbuatan yang mesra dengan
suniomu, supaya aku panas hati, tetapi ia tiba-tiba teringat hubungan persaudaraan kita, ia anggap tindakkan itu
keterlaluan, supaya aku binasa tidak penasaran, dia telah menaruh semacam racun di dalam arak suniomu, racun itu setelah diminum, orang yang minum bisa berobah menjadi orang linglung, tidak tahu apa lagi yang dilakukan, sehingga seperti patung hidup. Ia berkata meskipun ia jatuh cinta kepada suniomu, tetapi ia tahu bahwa suniomu itu tidak jatuh cinta kepadanya, apabila suniomu dibuatnya seperti orang gendeng, setelah aku binasa, suniomu tentu tidak mau hidup lagi, tetapi jikalau ia minum racun itu, keadaannya akan berlainan karena pikirannya sudah kalut, sudah tentu akan menurut segala kehendaknya, kala itu meskipun amarahku memuncak, tetapi aku menindasnya, diam-diam aku mengatur pernapasanku, benar saja aku merasakan ada perobahan
dalam diriku, hingga aku tahu bahwa ucapannya itu tidak bohong, jikalau waktu itu tidak dapat menahan sabar, lalu berkelahi dengannya selanjutnya sudah tidak ada harapan lagi untuk menuntut balas, maka waktu itu aku terus bersabar menindas perasaan sendiri."
"Orang itu demikian jahat dan kejam, apakah ia benarbenar mau membiarkan suhu begitu saja?"
"Ia mengira bahwa racun itu sifatnya keras sekali, di dalam dunia ini sukar dicari obat pemunahnya, sekalipun ia tidak membunuhku, aku juga susah hidup lebih lama lagi, tetapi ia tidak tahu kekuatan tenaga dalamku sudah mendapat banyak kemajuan, kala itu aku diam-diam juga mengerahkan
kekuatan tenaga dalam, pelahan-lahan mengeluarkan racun yang berada dalam perutku."
"Apabila orang itu tahu bahwa suhu masih, hidup dalam dunia, pikirannya pasti tidak tenang, orang semacam dia itu, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau didiamkan hidup dalam dunia, entah berapa banyak orang yang dicelakakan olehnya?".."
Orang tua itu menarik napas panjang.
"Keadaan pada waktu itu agaknya ia sudah menduga
bahwa aku masih bisa hidup lama, tetapi ia agaknya juga yakin akan kekuatan racunnya kalau ia tidak membunuhku dalam hati merasa tidak tenang, tetapi hendak membunuhku agaknya tidak bisa turun tangan; kita berhadapan lama sekali dalam kamar itu, akhirnya ia baru mengundurkan diri sambil membawa suniomu, aku tahu ia seorang licik tidak nanti akan pergi begitu saja, ia pasti sembunyi di tempat gelap untuk memperhatikan diriku sudah mati atau masih hidup, maka setelah ia berlalu, aku segera pura-pura tidak tahu, sebab di pembaringan sambil merintih-rintih, aku menanti sampai jauh malam barulah aku mengambil belatiku memotong kakiku
sendiri, kemudian lari melalui jendela belakang rumah?".."
Siang-koan Kie terheran-heran mendengar penuturan
suhunya, maka segera bertanya, "Setelah suhu memotong kedua kaki sendiri, dengan cara bagaimana bisa melarikan diri?"
"Aku menggunakan dua batang tongkat untuk menahan
diriku, dan kugunakan sebagai ganti kedua kakiku, lebih dulu aku mengerahkan kekuatan tenaga dalam untuk
menghentikan mengalirnya darah, karena waktu itu aku
bertekad hendak mempertahankan jiwaku, supaya di
kemudian hari bisa menuntut balas, maka aku tidak mengenal sakit atau takut, dengan tekadku yang bulat aku bisa lari sejauh sepuluh pal, sehingga tiba di rumah satu keluarga petani, di sana aku beristirahat beberapa hari untuk
menyembuhkan luka di kakiku, setelah lukaku sembuh aku melanjutkan perjalanan lagi?".."
Tiba-tiba ia menghentikan penuturannya, lama baru
berkata pula, "Urusan selanjutnya tidak perlu kututurkan lagi, sampai di sini saja aku akhiri ceritaku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hati Siang-koan Kie merasa panas, karena kemarahannya sudah memuncak, sehingga tidak pikir keadaan dirinya sendiri, ia berkata kepada suhunya, Orang itu sedemikian jahatnya, nanti setelah teecu berhasil mendapatkan kepandaian cukup ingin menuntutkan balas dendam untuk suhu?".."
Orang tua itu berkata sambil tertawa, "Pada sepuluh tahun berselang, kepandaiannya sudah berimbang denganku, selama duapuluh tahun ini, mungkin ia sudah mendapat banyak
kemajuan, bagaimana kau mampu menandinginya" Aih!
Cita2ku untuk membalas dendam ini, mungkin dalam hidupku ini sudah tidak ada harapan lagi."
Siang-koan Kie berpikir bahwa ucapan suhunya itu memang benar, maka ia tidak banyak bicara lagi.
Orang tua itu setelah menceritakan kisah riwayat dirinya yang menyedihkan itu, agaknya sudah merasa lelah, ia
memejamkan kedua matanya duduk bersemedi, Siang-koan
Kie tidak berani mengganggu, diam-diam ia bangkit, dengan sangat hati-hati ia melompat keluar dari lobang jendela.
Setelah mendengar cerita suhunya, ia baru tahu bahwa di dalam kuil tua yang letaknya di atas daerah pegunungan yang sepi sunyi ini, ternyata mengandung banyak rahasia, orang tua aneh itu mungkin tahu lebih banyak, tetapi tidak mau memberitahukannya.
Kini ia mulai mencurahkan perhatiannya terhadap kuil yang sudah tua itu, dengan tindakan lambat-lambat ia berjalan menyusuri jalanan sepanjang kuil itu.
Dalam pekarangan kuil itu, penuh tumbuhan rumput liar, tetapi di antara gerombolan rumput liar itu kadang-kadang tampak tumbuhan atau bunga2 aneh yang jarang terlihat di lain tempat.
Ia berjalan seenaknya, tanpa disadari, ia sudah tiba lagi di dalam pekarangan kecil yang keadaannya sunyi itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pintu kamar di sekitar pekarangan itu tertutup rapat sama seperti keadaannya di lain kamar, bedanya ialah di ruangan pekarangan yang tidak terlalu luas itu tidak tumbuh rumput liar demikian lebat seperti apa yang terdapat di lain tempat pekarangan.
Terhadap keadaan di dalam kuil itu, karena pada saat itu sudah berbeda pandangannya, maka terhadap tempat2 yang keadaannya agak berlainan, segera menimbulkan
perhatiannya, ia mulai mengadakan penyelidikan yang sangat cermat terhadap barang2 yang berada di situ.
Ia telah mendapat kenyataan bahwa rumput dan bunga
yang tumbuh di situ, semua merupakan tanaman yang jarang dilihatnya.
Pekarangan itu kamarnya nampaknya lebih besar dari pada yang lainnya, masih ada semacam keanehan, pintu2 dan
jendela semua masih dalam keadaan baik, hanya pintu2 yang terdapat di situ ada tanda-tanda kerusakan.
Siang-koan Kie memeriksa keadaan kamar itu sebentar
tiada terdapat tanda-tanda yang mencurigakan, ruangan kecil yang sunyi itu, agaknya merupakan sebuah tempat untuk memelihara tanaman rumput dan bunga.
Bunga2 dan tanaman aneh yang tumbuh di antara rumput
liar itu, semuanya merupakan itu tanaman yang jarang dilihat, Siang-koan Kie meskipun tidak gemar tanaman bunga, tetapi karena bunga2 itu bentuknya bagus dan menarik, sehingga menimbulkan perasaan senang.
Tiba-tiba ia melihat bahwa di antara tanaman itu ada
sebuah pohon kecil yang sangat aneh, pohon itu batangnya tidak tinggi besarnya hanya sebesar telur saja, warnanya merah jingga, akan tetapi tidak ada daunnya, tingginya tidak cukup dua kaki, dilihat sepintas lalu seperti sebatang kayu merah jingga yang menancap di tanah, ia merasa heran, mengapa pohon itu tidak berdaun"
Mayat Kesurupan Roh 2 Pedang Berkarat Pena Beraksara Karya Tjan I D Pendekar Pemetik Harpa 26
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama