Ceritasilat Novel Online

Tangan Berbisa 16

Tangan Berbisa Karya Khu Lung Bagian 16


Yang mengejutkan Suma siu Khim bukan itu Saja,
dibelakang Kiat Hian dan Yo In-jie mengejar dua orang,
mereka berambut merah, dengan gesit mengintil
dibelakang. Dua orang berambut merah yang mengejar Kiat Hian
dan Yo In-jie adalah Hamid dan Sulek.
Kim Hong lebih terkejut kepada dua orang dibelakang
In-jie, dia berteriak kaget:
"Aaaa.......rombongan Hamid"
Suma Siu Khim berkata: "Mari kita sembunyikan diri, menyaksikan dan melihatlihat
apa yang mereka kerjakan di tempat ini."
Tanpa bisa dibantah, Kim Hong harus mengiKuti
petunjuk ibunya. Yo In-jie menarik-narik tangan Kiat Hian, napasnya
sudah Sengal-sengal, menudingkan jarinya kearah batu
cadas yang terdapat tulisan, dia berkata: "Nah Diatas situ
Disebelah tulisanmu. Lihat sendirilah....."
Kakek gelandangan Kiat Hian melepaskan pegangan Injie,
tubuhnya meletik, merambat dan menaiki keatas batu
cadas yang terdapat tulisan itu.
Dibacanya beberapa baris, tiba-tiba dia berteriak aneh,
berjumpalitan balik kembali, memandang kearah
sekelilingnya, sikapnya seperti yang mencari sesuatu, ia
berguman: "Bwee Kun Bwee Kun Dimana kau berada?" Suara yang
terakhir menanriakan suara kesedihan, dia menangis.
Disaat itu, dua orang berambut merah Hamid dan sulek
yang mengejar sudah tiba, mereka mendekati Kiat Hian
yang mempunyai pikiran yang kurang waras itu, dan
menoleh kearah Yo In-jie yang nakal berandalan-Yo In-jie
merepeti Kiat Hian dan berkata:
"Hee, mengapa menangis seperti anak kecil" Kongsun
Bwee Kun cianpwe sekarang sudah pergi."
Kiat Hian mana bisa diberi mengerti dengan cara yang
seperti itu" Sebentar ia menangis, sebentar ia tertawa,
penyakit gilanya kambuh pula. disaat ini, Hamid sudah
mendekati mereka, dengan dingin bertanya: "Kiat Hian, apa
kau mau bertemu dengan Kongsun Bwee Kun?"
Suara Hamid disalurkan dengan tenaga dalam, sepatah
demi sepatah memekakan telinga Kiat Hian- sikakek
gelandangan terkejut. ia terlompat.
Matanya yang sudah sayu memancarkan cahaya,
berdongak dan memandang kearah Hamid. Kiat Hian
membentak: "Siapa kau?"
Hamid menganggukan kepala, tersenyum dan berkata:
"Kita pernah mengadu kekuatan didalam rumah penjara
Tay-pa-san bukan" Kau sudah lupa?"
Mata Kiat Hian tersipit panjang, memperhatikan Sikakek
berambut merah beberapa saat, akhirnya dia menundukan
kepala dan berkata: "Betul Aku masih ingat Kau kenal
Kongsun Bwee Kun?" "Tentu saja kenal." berkata Hamid,
"Bohong" Bentak Kiat Hian. Hamid berkata:
"Kongsun Bweee Kun adalah istri dari saudaraku, tentu
saja aku kenaL" "Istri saudaramu?" Kiat Hian tertegun"Ya. Nama saudaraku itu adalah jooss. ia mempunyai
seorang istri cantik, namanya Kongsun Bwee Kun."
"Bohong" Kiat Hian menggelengkan kepala, "Tentu
bukan Kongsun Bwee Kun milikku. Kongsun Bwee Kun
tidak mungkin mau diperistri oleh orang dari daerah luar."
Wajah Hamid diteKuk masam, dengan dingin ia berkata:
"tidak percaya" Ha Kongsun Bwee Kun yang kau Cinta
itu sudah kawin dengan orang. Percuma saja kau uberuber."
"Bohong... Bohong....Bohong ...." Berulang kali Kiat
Hian mengucapkan kata-kata yang sama itu.
"Aku tidak percaya.....Aku tidak percaya. Lihat Apa
yang sudah ditulis diatas batu itu.....dia sudah menyucikan
diri, Bohong orang yang sudah menyucikan diri mana mau
kawin" Hendak menipu orang" Huh"
Dengan dingin Hamid berkata:
"Apa guna menipu dirimu" Urusan kita pun belum
selesai, tahu" Kalau bukan gara garamu Kongsun Bwee
Kun juga belum tentu kawin dengan Jooss, Hamid adalah
juara silat dari daerahnya. Belum tentu terjadi tragedi
seperti ini. Inilah sebab dari kesalahanmu."
"Betul- betul Kongsun Bwee Kun sudah kawin?"
"Tentu saja sudah kawin, kini melarikan diri, suteeku
mengejar istrinya, mau ditangkap pulang. Kau tahu aturan
daerah kami" Setiap istri yang menyeleweng harus
digantung mati tahu?"
Kiat Hian menjadi marah ... hutt.. dia memukul kearah
Hamid, bentaknya keras: "Gantung kepalamu.. Pergi!!!
Semua pergi" Dengan enak Hamid mengelakkan semua serangan Kiat
Hian, dan membalas serangan itu memewekkan mulut dan
berkata: "Bagus Menurut berita orang Sebagai putra si Dewa
persilatan, kau si Kiat Hian ini memiliki ilmu silat tinggi"
Mari kita mengadu kekuatan Siapa yang kalah tidak boleh
lari" Kiat Hian tidak mengoceh lagi, kedua jubah lengannya
digibrik-gibrikkan, menyerang diri beruntun.
Hamid adalah juara silat dari daerahnya, dia menyerang
dan menangkis luar biasa manisnya, sangat indah kedua
jago silat dari dua daerah itu bergebrak.
Masing-masing jago kelas satu, satu dari daerah Tay wan
kok, satu dari daerah Tionggoan, yang berambut merah
kuat, yang berambut putih tidak lemah, gerakan mereka
cepat dan cekatan, gesit bagaikan kilat, laksana guntur,
pertarungan itu berjalan seimbang, setanding. Debu
bergolak, batu berhamburan, kekuata mereka telah
menghancurkan apa saja yang berani merintangi di tengah
jalan- Sulek menatap pertandingan itu beberapa waktu, tibatiba
menghampiri kearah Yo In-jie, memandang dan
berkata: "Numpang tanya, bagaimana nama dan sebutan nona,
bukankah murid si kakek Kiat Hian?"
Yo In-jie mengirim satu lirikan mata pula, dia berkata:
"Namaku Yo In-jie. Guruku bukan Kiat Hian, nama
guruku adalah Thian San Soat Po-po."
"ouW......." Sulek menganggukkan kepala memberi
hormat dan berkata: "Ternyata murid jago ternama dari daerah Tionggoan,
selamat bertemu," Yo In-jie membentak: "Sesudah bertemu, mau apa lagi?"
Sulek mengangkat pundak, dengan enak berkata:
"Menurut cerita orang gadis-gadis di daerah Tionggoan
sangat cantik dan jelita, melebihi dan menyaingi bidadari.
Hari ini aku bertemu dengan nona Yo In-jie, betul-betul
cerita mereka itu bukan cerita bohong, sangat cantik,
Sungguh menarik." Yo In-jie menyebulkan mulutnya, ia membentak:
"Sesudah cantik mau apa" Kalau menarik berani apa?"
Sulek mengerlingkan mata dan berkata:
"Bisakah kita menjadi kawan" Namaku sulek, nama
guruku ialah Jooss. Jooss itu adalah suami dari Kongsun
Bwee Kun- Mereka dari dua daerah yang tidak sama, tokh
bisa kawin menjadi satu, aku sangat iri hati, hari ini kalau
saja kita....." "Tutup mulutmu" bentak Yo In-jie.
"hahahahahaha......" Sulek tertawa.
Mendelikkan mata, Yo In-jie membentak: "Apa yang kau
tertawakan manusia bodoh"
"Ha ha ha....." Sulek masih tertawa. "Melihat
kelakuanmu seperti itu, bagaimana aku tidak tertawa?"
"Kau masih belum melihat kekuatanku yang lebih galak
lagi" berkata Yo In-jie. "Nah Terima serangan"
Yo In-jie menyerang dan memukul kearah sulek.
Sulek tertawa ringan, tangannya diangkat menangkiS
datangnya serangan itu, begitu kedua tangan itu terbentur,
"kreek" hampir saja tangannya patah, ia termundur dua
langkah, wajahnya berubah.
Sulek terlalu memandang rendah sebagai jago-jago dari
Tay-wan-koK, Sesudah mendatangi golongan kalong,
mereka mendapat pujian dan sanjungan. Dikatakan,
mereka bisa menandingi tiga jago ajaib dari daerah
Tionggoan- Itulah satu jago istimewa itu adalah guru Yo-Injie
yang bernama Thian-San Soat Po-po mengetahui kalau
Yo In-jie murid Thian San Soat Po-po, ia memandang
ringan, sesudah betul-betul merasakan kekuatan Yo in-jie,
baru dia terkejut. Tentu saja, kalau Yo In-jie itu bukan hanya murid Thiansan
Po-po seorang, tidak mungkin bisa memenangkan
Sulek. Berianya Yo In-jie sudah mendapat petunjuk hebat
dari kakek gelandangan Kiat Hian, sebagai putra dari Dewa
Persilatan- Kiat Hian memiliki ilmu kepandaian tinggi,
walau pikirannya kusut dan sinting, ilmu silatnya itu belum
pernah lengah, tetap hebat seperti sedia kala. Pelajaran yang
diberikan kepada Yo In-jie pelajaran-pelajaran kelas satu,
kemajuan ilmu silat Yo In-jie tidak bisa di-ukur dengan
kepandaian biasa. Berhasil memukul pergi lawannya, giliran Yo In-jie yang
menjadi tinggi hati, sangkanya musuh itu musuh biasa, dia
yakin sekali pukul bisa mengusir pergi. Dia menjadi tinggi
hati, serangan yang memukul itu berubah menjadi
lingkaran, ia menotok kejalan darah Sulek.
"Ha ha ..." Yo In-jie tertaWa, "dengan ilmu silat yang
seperti ini juga hendak menjagoi daerah Tionggoan" Nah
Terima serangan ini"
Jurus yang digunakan oleh Yo In-jie adalah jurus Huhoacio-hoan, yang berartj menyiram bunga harum
semerbak, ilmu silat ini adalah ilmu silat luwes, sangat
lincah dan cekatan, kalau saja menghadapi jago biasa, tentu
bisa mempermainkan, tapi yang dihadapi adalah Sulek
murid dari Jooss yang ternama. Inilah kesalahan Yo In-jie
Sulek sudah bisa memperhitungkan sampai dimana
kekuatan lawan itu, kini tangannya diangkat pulang,
dengan mengerahkan kekuatan tenaga dalam dengan
disertai kekuatan Tay-yang menangkis dan menyerang.
Sejurus hawa panas menyerang kearah Yo In-jie, hal ini
membuat ia terkejut, ia menyingkir sedikit.
Betapa cepatpun gerakkan Yo In-jie, masih cepat
gerakkan Sulek, kekuatan hawa panas Tay-yang Sin-kang
berhasil mengenai kulit gadis itu,
"Akh" Yo In-jie mundur kesamping, ia tak menjadi
gentar. Dia lebih senang menghadapi musuh yang ternyata
kuat itu. "Salah dugaan, kalau ternyata bukan jago biasa, kau juga
jago ketas satu Eee"
"sama-sama" berkata Sulek. "Kita terlalu memandang
tinggi diri sendiri, kita sama-sama jago kelaS satu.
Kekuatanmu juga tidak rendah"
Mengetahui musuh yang dihadapi jago kelaS satu Yo Injie
tidak berani lengah lagi, dia menempurnya dengan
gencar, melawannya dengan berhati-hati.
Masing2 telah bisa menyelami dasar kekuatan lawan,
mereka harus cepat menempurnya agar tidak dikalahkan.
Terjadi kancah pertempuran pada gelanggang yang
kedua. Digelanggang pertempuran yang pertama, Kiat Hian dan
Hamid telah bergebrak dengan sangat cepat, orang yang
tersebut belakangan semakin kuat, perlahan-lahan tapi pasti
Hamid bisa mnnguasai situasi.
Betapa cepatpun gerakkan Yo In-jie, masih cepat
gerakkan Sulek, kekuatan hawa panas Tay-yang Sin-kang
berhasil mengenai kulit gadis itu,
"Akh" Yo In-jie mundur kesamping, ia tak menjadi
gentar. Dia lebih senang menghadapi musuh yang ternyata
kuat itu. "Salah dugaan, kalau ternyata bukan jago biasa,
kau juga jago ketas satu Eee"
"sama-sama" berkata Sulek. "Kita terlalu memandang
tinggi diri sendiri, kita sama-sama jago kelaS satu
Kekuatanmu juga tidak rendah"
Mengetahui musuh yang dihadapi jago kelaS satu, Yo
In-jie tidak berani lengah lagi, dia menempurnya dengan
gencar, melawannya dengan berhati-hati.
Masing2 telah bisa menyelami dasar kekuatan lawan,
mereka harus cepat menempurnya agar tidak dikalahkanTerjadi kancah pertempuran pada gelanggang yang
kedua. Digelanggang pertempuran yang pertama, Kiat Hian dan
Hamid telah bergebrak dengan sangat cepat, orang yang
tersebut belakangan semakin kuat, perlahan-lahan tapi pasti
Hamid bisa menguasai situasi.
Hal ini bukan berarti ilmu silat daerah Tay-wan-kok lebih
tinggi dari ilmu silat daerah Tionggoan, hal itu disebabkan
karena kesalahan sikakek gelandangan Kiat Hian, karena
ditinggal kabur oleh kekasihnya, karena siang malam
memikirkan Kongsun Bwee Kun pikirannya juga tidak
mantap, pikirannya kurang mantep pikirannya kurang
tetap, agak sedikit linglung, sakit ingatan, dan karena itulah
dia tidak melatih ilmu silat lagi.
ilmu silat yang tidak dipakai bisa mengalami
kemunduran demikian juga keadaan Kiat Hian, bila
dibandingkan dengan tahun yang lalu, ilmu silat Kiat Hian
jauh lebih rendah, tidak ada kemajuan
Berbeda dengan Kiat Hian, berbeda pula dengan
keadaan Hamid, Hamid telah menjurai ilmu Silat
didaerahnya, sebagai juara pertama, dia tak pernah lengah.
Setiap hari melatih dengan rajin karena itu, ilmu silatnya
semakin hebat dan semakin kuat.
Diperbandingkan dan diperselisihkan dengan adanya
kedudukan dari dua orang tersebut keadaan Kiat Hian agak
terjepit, tambah umur yang sudah tua, tentu akan saja Kiat
Hian harus main mengelak.
Hamid mendesak dengan hebat, dia ingin menjatuhkan


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Satria dari Kongsun Bwee Kun itu.
Kejadian tadi tidak lepas dari penilaian Kim Hong dan
Suma Siu Khim, membentur lengan ibunya, Kim Hong
bertanya perlahan: "Kita hendak membantu ?"
Suma Siu Khim menganggukkan kepala dan berkata:
"Tapi jangan beritahu kepada mereka aku ini adalah
penguasa rumah penjara digunung Tay-pa San."
Kim Hong menganggukkan kepala.
Suma Siu Khim dan Kim Hong sudah keluar dari tempat
persembunyian mereka Kalau Kiat Hian terdesak oleh Hamid, keadaan didalam
pertempuran kedua terbalik, itu waktu Yo In-jie mendesak
lawannya dengan ringan dan lincah, matanya lebih jeli,
adanya geseran angin yang datang membuat ia lebih
cekatan, melirik kesana, dan tampaklah wajah
yang tak asing baginya, itu Kim Hong.
Hal ini sangat menggirangkan Yo In-jie dia berteriak
girang: "Kim Hong koko.. Ayo bantu, kita mengusir dua
orang dari luar daerah"
Mendapat terlakan itu, Sulek lebih terkejut. Dia pernah
merasakan kehebatan Kim Hong tentu saja tak mau
menderita kekalahan yang berikutnya. Saat ini dia sudah
kejepit, satu Yo In-jie saja sudah tak bisa dia menang,
bagaimana bila datang bala bantuan lagi" Tentu saja ia pasti
kalah. Melihat keadaan Kim Hong, iapun menghentikan
pertempuran, bergabung dengan Hamid.
Hamid juga tak lengah, dia mundur teratur, berdampingdampingan
dengan Sulek, memandang dan memperhatikan
kearah kehadiran Suma siu Khim.
"Aha" berkata Hamid,"Ternyata goa itu mempunyai
lubang tembusan" Aha.. Kita pernah berkenalan bukan"
Kukira aku sedang berhadapan dengan penguasa rumah
penjara digunung Tay-pa-san"
Suma Siu Khim berkata dengan dingin:
"Dengan dasar apa kau memberi merek aku sebagai
penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa
San?" "tidak perlu alasan-" berkata Hamid. "Aku bertanya kau
harus menjawab." "Kalau tidak mau menjawab, bagaimana?" berkata Suma
Siu Khim. "Kukira dugaanku tak salah," berkata Hamid. "Lebih
baik kau pulang saja kegunung Tay-pa San, tiga hari
kemudian, tunggu kehadiranku disana. aku hendak
menempurmu diatas tenur, menurut peraturan yang kau
tentukan, sesudah seratus jurus tidak dikalahkan olehmu,
aku hendak menduduki rumah penjara Tay pa-San."
Suma Siu Khim melirik dengan sinis, dengan dingin
berkata "Kau sudah pergi kerumah penjara digunung Tay-pasan"
Disana sudah terpasang papan pengumuman
penundaan perang" Satu bulan kemudian, kau boleh
datang, selama itu lebih baik kau mengaso saja."
"Kau takut kepadaku?" bertanya Hamid.
"Ha-ha ... Siapa yang takut kepadamu?"
"Mengapa kau tak berani menerima tantanganku?"
bertanya Hamid. "Siapa yang tidak berani, kehadiranmu untuk bersiapsiap
bertempur." "Kukatakan tiga hari lagi." berkata Hamid. "Tiga hari
lagi aku bersama dua saudaraku akan mengunjungi gunung
Tay-pa-san- Secara rermi menerima sayembara rumah
penjara rimba persilatan gunung Tay-pa-san"
"Itu kebebasanmu." Berkata Suma Siu Khim.
Hamid memberi hormat, dan dia berkata tertawa:
"Selamat berjumpa lagi pada tiga hari kemudian- Aku
meminta diri" Suma Siu Khim membalas hormat dan berkata:
"silahkan" Mengajak Sulek. Hamid meninggalkan tempat itu.
Disini letak kepintaran Hamid, mengetahui tidak
mungkin bisa mengalahkan penguasa rumah penjara di
gunung Tay-pa-san, hanya dengan kekuatan seorang, dia
menentukan waktu tiga hari kemudian Ber-sama2 dengan
JooSS, dan Mobilson, kekuatan mereka lebih keras.
Suma siu Khim tidak pernah gentar, terhadap apapun
juga, sebagai iblis wanita yang ugal-ugalan, dia lebih berani
dari pria manapun. Dibiarkan kepergian Hamid itu.
Berlompat-lampatan Yo In-jie menghampiri Suma Siu
Khim, menarik-narik bajunya dan berkata:
"Bibi, bagaimana kau bisa dianggap sebagai penguasa
rumah penjara rimba persilatan di gunung Tay-pa-san?"
suma Siu Khim menganggukkan kepala, berkata:
"Sudah bisa diduga olehnya. maka aku tidak ingin
mengelabuimu. BibimU ini adalah penguasa rumah
penjara." "ooh...." Yo In-jie memutar-mutarkan sepasang biji
matanya yang jeli, hal itu betul2 berada diluar dugaanSuma Siu Khim menoleh mencari jejaknya Kiat Hian,
dengan dingin dia bertanya "Kemana larinya orang
tawananku itu?" Kim Hong menoleh dimana Kiat Hian tadi berada,
disana betul-betul sudah tidak ada bayangan manusia. Kiat
Hian telah meninggalkan tempat itu tanpa diketahui orang.
Hal ini bisa menggembirakan Kim Hong, dengan tertawa ia
berkata: "Sudah lama Kiat Hian cianpwee pergi, ini waktu
mungkin sudah berada sejauh ratusan lie."
Sesudah itu, dengan sungguh-sungguh ia bertanya
kepada sang ibu: "Ibu, tiga hari kemudian bagaimana kau
menghadapi orang-orang itu?"
Suma siu Khim berkata: "Kalau saja aku berhasil
menemukan kotak ajaib, hal ini mudah saja dilakukanTidak berhaSil mendapatkan obat pel Tiang-san-pu-lo-tan
tentu saja aku tidak bisa menghadapi serangan mereka
berbareng. Apa boleh buat, dengan mengajak sepuluh
Giam-ong, aku bersiap mengadu jiwa."
Yang diartikan dengan sepuluh Giam-ong adalah
sepuluh raja akherat, sepuluh Giam-ong adalah sepuluh
jago utama dari rumah penjara digunung Tay-pa-san.
Kim Hong terharu, dia berkata
"Baik Mari kita mengambil kotak ajaib didasar telaga
Tay-pek tie." Maka, Suma Siu. Khim serta Kim Hong dan Yo In-jie
menuju kearah telaga Tay-pek-tie.
Ditengah perjalanan, mulut Yo In-jie nyerocos terus,
diceritakan pengalaman-pengalamannya selama bertemu
dengan Kim Hong, diceritakannya juga pada empat hari
yang lalu bagaimana golongan Kalong berkomplot dengan
jago-jago dari luar daerah menumpas dua belas partay
besar, menghancurkan jago-jago dua belas partay besar
yang berkunjung ditelaga Tay-pek tie, itu waktu Yo In-jie
juga turut serta dalam pertempuran tersebut kewalahan, dua
belas jago dari dua belas partay besar sudah murat-marit
mayat bergelimpangan disana-sini, mengetahui tidak
mungkin bisa meneruskan pertempuran itu. Yo In-jie
melarikan diri. Dengan kelincahan Yo In-jie, ia berhasil mengelakkan
pengejaran-pengejaran anak buah golongan Kalong, mutar
kepuncak gunung Tay-pek tie.
Betul saja, disana ada tulisan, karena itulah dia kembali
kerumah penjara di gunung Tay-pa-san, diceritakan semua
urusan itu dan juga diceritakan yang tertera pada batu cadas
tinggi inilah pesan sikakek gelandangan Kiat HianMengetahui kalau orang yang diCintainya sudah
ketempat yang mereka tentukan, ingatan Kiat Hian pulih
kembali, walau belum baik seratus persen. Toch dia
mengerti keadaan, mencak-mencak dan melarikan diri dari
rumah penjara gunung Tay-pa San. Semua kejadian
diceritakan secara terperinci, singkat tapi jelas
Sesudah itu, Yo In-jie bertanya kepada Kim Hong, dan
meminta penuturan pengalaman Si pemuda. Kim Hong pun
menceritakan pengalamannya.
Bercerita pada rumah penjara di gunung Bu San, Yo Injie
meleletkan lidah, ia berkata: "Begitu hebatkah penguasa
rumah penjara di gunung Bu-San?"
Hal ini sangat menyinggung dan menusuk perasaan
Suma Siu Khim, dia berkata: "Nona Yo, bisakah kau
mengurangi sedikit kata-katamu?"
"oh....ya....ya.." Yo In-Jie maklum akan keadaan
penguasa rumah penjara yang lama itu. Dia berkata: "Ya,
betapa lihaypun ilmu kepandaian si penguasa rumah
penjara rimba persilatan yang baru, mana mungkin bisa
menandingi ilmu kepandaian bibi...."
Disaat itu mereka sudah tiba di telaga Tay-pek tie.
Disana bergelimpangan dua belas mayat tanpa kepala.
Darah itu baru saja mengering, bau amis masih merangsang
menusuk hidung, drama yang paling sadis yang pernah
mereka saksikan. Kim Hong sangat terharu, dengan penuh kebencian dan
kemarahan dia berkata: "Jie Hiong Hu-Jie Biauw Kow
ketua golongan Kalong itu harus di bunuh" Suma Siu Khim
berkata "Di dalam anggapanmu, hanya ibumu sajalah yang
bersalah. Mungkin sudah dianggap sebagai iblis betina.
Lihat...Bila dibandingkan dengan keadaan Jie Hiong Hu,
kesalahanku itu hanya seupil."
Kim Hong berkata: "Kalau saja ibu bisa menyingkirkan Jie Hiong Hu, orangorang
rimba persilatan bisa mengganti pandangan yang
lama." "Aku berjanji," berkata Suma Siu Khim. "Aku akan
menumpas kejahatan Jie Hiong Hu. sekarang yang penting
kau harus mengambil kotak ajaib didasar telaga Tay-pektie."
Kim Hong membuka pakaian luarnya, lalu terjun,
plung.... ia menyelami dasar telaga Tay-pek tie. Mengayuh,
semakin lama semakin dalam.
Air telaga Tay-pek tie sangat bening, dingin meresap
tulang. Bagi Kim Hong yang memiliki kekuatan tenaga
dalam hebat, serangan dingin itu tidak bisa dirasakan, ia
mengayuh tangannya menyelam lebih dalam. Memelekkan
sepasang mata, rumput-rumput telaga berseliweran disanasini,
batu-batupun banyak. telaga itu berbelok-belok, cukup
dalam. Kadang-kadang juga ada beberapa ekor ikan liwat
didepannya, Kim Hong menyelam terus, kini keadaan mulai menjadi
suram, dia sudah mendekati dasar telaga.
Terpikir olehnya, Dewa Persilatan menyimpan kotak
ajaib di dasar telaga ini, tentunya di tempat yang terdalam,
maka ia menyelam terus, tampak juga dasar telaga itu,
disana terdapat lima batu, berbentuk bunga Bwee, batu itu
agak menceng sedikit. Kim Hong berenang menuju kearah
batu- batu itu, otaknya berpikir
"Mana mungkin ada batu telaga berbentuk bunga Bwee,
kalau tidak diatur oleh manusia" Pasti disini tersimpan
kotak ajaib, agar kotak ajaib itu tidak diombang-ambingkan
air. Pada empat hari yang lalu, dan dari mana Kie Hoa Hong
supek mendapatkan kotak ajaib" Tentu dari salah satu batu
yang tergeser itu, kalau kotak ajaib itu kotak yang palsu,
dimana pula tempatnya kotak ajaib yang asli.
Disaat ini tangan Kim Hong sudah berhasil menyentuh
lima buah batu yang berbentuk bunga Bwee itu, ia
menggeser yang sudah tidak berada di tempatnya, disana
betul-betul sudah kosong.
Satu persatu, digesernya empat buah batu itu, masih tak
ada hasil Dengan adanya pergolakkan didasar air itu, dengan
membongkar-bongkar batu seperti itu, air telaga menjadi
keruh, pandangan mata Kim Hong mulai kabur.
Dia sudah membongkar-bongkar semua batu- batu itu.
tidak berhasil menemukan sesuatu penemuan baru. Kini
Kim Hong mengayuh keatas, hendak mencari tempat lainTiba tiba..... Kaki Kim Hong terasa dipegang sesuatu Aaa.... itulah
pegangan tangan orang Siapa" Hati Kim Hong tercekat. Hampir dia berteriak.
Tapi berteriak didasar telaga tidak memungkinkan mulut
terbuka. Ia memukul kebawah, pegangan itu lebih keras
lagi, ditendang kebawah juga tidak berhasil, kakinya masih
belum bebas dari belenggu.
KIM HONG sedang berusaha bergulat dengan makhluk
didasar air itu. Samar-samar tampak satu bayangan hitam,
dan bayangan itu menjulurkan sesuatu, iga Kim Hong
tertotok lenyap seluruh kekuatannya, ludeslah semua
harapannya, Didalam keadaan tidak berdaya, Kim Hong
digusur kedalam telaga lagi.
Terdengar suara kroak, keroak kroak, kroak air telaga
yang bergerak cepat, Kim Hong tertarik kedasar telaga.
Siapa" Siapa" Pikiran Kim Hong sedang mengutik-utik pertanyaan ini,
siapa yang membawanya kedasar telaga" Makhluk telaga
Tay-pek tie jejadian, Hantu" Penunggu telaga" "Aha...."
Dari cara-caranya makhluk hitam itu bergerak pasti
seorang manusia. Siapa yang telah mendahuluinya terjun kedalam dasar
telaga Tay-pek-tie" orang ini terjun terlebih dulu atau
belakangan" " Kalau terjun terlebih dulu, tentu memiliki kepandaian
ilmu silat yang sangat tinggi.
Kalau terjun belakangan dari Kim Hong, mana mungkin
bisa mengelakkan pandangan mata sang ibu" Dengan ilmu
kepandaian penguasa rumah penjara, Suma Siu Khim
memiliki kekuatan pandanggan mata yang liehay, mana
mungkin membiarkan putranya diganggu orang" Karena
itu, orang ini tidak mungkin terjun di-belakang Kim Hong.
Kalau terjun duluan bagaimana dia mempunyai itu
kekuatan" Aaaa ...bukan manusia Pasti jejadian
Kim Hong tidak percaya dengan segala makhluk
jejadian, tapi dia dihadapi oleh kenyataan- Kejadian ini


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

betul-betul sangat ajaib dan misterius, terpikir bayangan
makhluk jejadian hatinya hampir lompat keluar dari
tempatnya. otaknya tersendat, Kim Hong jatuh pingsan
TIDAK menceritakan bagaimana keadaan Kim Hong
didasar telaga. Kita melihat kepermukaan telaga Tay-pek
tie. Sesudah Kim Hong menerjunkan diri, Suma Siu Khim
dan Yo In-jie memperhatikan keadaan telaga itu.
Telaga Tay-pek tie sangat dalam, apa yang terjadi di
dasar telaga tidak bisa dilihat dari permukaan air.
Mata hari telah naik tinggi, satu jam telah berlalu. . . .
Suma Siu Khim menantikan munculnya sang Putra
dengan hati berdebar-debar. Yo In-jie menantikan
munculnya Kim-Hong dengan hati kebat-kebat. Satu jam
lagi berlalu ... MaSih tidak ada gerakan, belum tampak Kim Hong
muncul dari permukaan air.
Yo In-jie kurang Sabar, dia mulai menangis sedih,
menggerung-gerung. "oh, Tuhan Tentu sudah terjadi
sesuatu Tentu sudah terjadi sesuatu"
Suma Siu Khim berusaha menguasai ketenangannya,
berkata: "Jangan takut kepada bayangan sendiri. Tenaga
dalamnya cukap kuat. Kukira dia masih dapat bertahan
Setengah jam lagi. Mari kita tunggu....."
Dengan kedua tangannya, Yo In-jie mengkucek-kucek
mata yang bendul, dan katanya:
"Walau ia bisa bertahan setengah jam lagi, seharusnya ia
memberi laporan, mengapa dia tidak timbul" Tentu telah
terjadi sesuatu oo Kalau saja sudah terjadi sesuatu,
bagaimana aku bisa...."
Suma Siu Khim semakin uring-uringan, membentak
keras: "Bisakah kau tidak menangis" Kim Hong adalah anakku.
Anak yang kulahirkan dengan susah payah seorang ibu,
penuh tanggung jawab kepada kehidupan- Bergelut dengan
maut. Apa hubungan dengan dirimu" Kau begitu khawatir,
sebagai ibunya mungkinkah aku tidak khawatir?"
Yo In-jie menghentikan isak tangisnya, mengangkat
kepala memandang kearah penguasa rumah penjara itu, ia
menjebikan bibirnya, marah juga, membalikan badan
dudUk disebUah batu besar, menengkurapkan kepala, dia
menangis lagi, menangis sesUnggUkkan-Suma Siu Khim
menunggu dengan sabar, Satu jam lagi sudah dilewatkan.
........ Belum tampak kehadiran Kim Hong didepan mereka.
la mengambil sebuah batu besar, dicemplungkannya
kedasar telaga. Inilah isyarat, agar sang putra naik
kepermukaan air. Batu besar itu menyemplung membuat satu putaran
lingkaran air. Pusaran air itu semakin lama gemakin besar, akhirnya
luas bergelombang. perlahan-lahanpun lenyap. permukaan
air telaga tenang seperti sedia kala. Suma Siu Khim
menunggu, menunggu dengan tidak sabar.
Kini bisa disaksikan, sudah terjadi sesuatu didasar telaga.
Karena itu ia menepok pundak Yo In-jie yang masih
menangis, berkata kepada sigadis:
"Hei, aku ingin terjun kedasar telaga mencari jejaknya,
baik-baik kau menjaga disini ya, jangan menangis lagi,
Perhatikan kalau ada orang datang, lekas tenggelamkan
batu kedasar telaga, beritahu kepadaku."
Yo In-jie juga harus bisa mengatasi kesulitan itu, kecuali
membiarkan sang pengaasa rumah penjara terjun kedasar
telaga, tidak lain jalan dia bangkit berdiri memperhatikan
keadaan sekeliling mereka
Disaat Suma Siu Khim sudah siap terjun kedasar telaga,
tiba-tiba terdengar suara berteriak Yo In-jie "Bibi, Lihat
Disana ada seseorang"
Suma Siu Khim batal terjun kedasar telaga, menengok
kearah yang ditunjuk oleh Yo in-jle, betul saja tampak satu
bayangan yang melencur dengan cepat.
Bayangan itu sangat langsing, bayangan seorarg wanita,
gerakannya gesit, langkahnya cepat sebentar kemudian ia
sudah berada disana langsung menghadapi Suma Siu Khim
dan bertanya: "IHei, kau penguasa rumah penjara digunung Tay-pasan?"
Su-ma Siu Khim memandang orang itu dan berteriak:
"oh Kau nona Bok Siu?"
orang yang datang adalah murid Tamu Tidak Diundang
dari luar daerah yang palsu cie Hoa Hong, nama gadis ini
adalah Phiao Peng Kiam-khek Bok siu, biasanya dia
mengenakan pakaian pria,jarang orang yang tahu. kalau
Phiao Peng Kiam-khek adalah seorang gadis. sesudah
kedok penyamarannya diketahui Kim Hong, Bok Siu
berpakaian wanita, inilah wajah aSlinya,
Bok Siu memandang Suma Siu Khim dan bertanya lagi:
"Betul- betulkah kau yang menjadi penguasa rumah
penjara gunung Tay-pa San" Kau ibu Kim Hong?"
Suma Siu Khim menganggukkan kepala dan berkata:
"Kau tahu semua ini dari gurumu bukan ?"
"Bibi...." Phiauw Peng Kiam-khek Bok Siu menangis,
bolehkah aku memanggil bibi kepadamu?"
Suma Siu Khim menganggukkan kepala, dia berkata:
"Jangan menangis Apa yang telah terjadi?"
Bok Siu menangis semakin keras, berkata: "Bibi ..suhuku
sudah mati. . suhengmu sudah mati...."
Suma Siu Khim menundukan kepala, ia turut bersedih,
katanya perlahan: "Gurumu itu sudah meninggal dunia. Beberapa jam yang
lalu, aku yang mengebumikan jenasahnya...."
Dengan air mata berlinang-linang, Bok Siu berkata:
"Belum lama kulihat mereka menggusur jenasah suhu
dan juga mayat Lam-kek-sin-kun im Liat Hong, demikian
juga mayat Lim Keng Hee, mereka menggeledah ketiga
mayat itu, semua orang berteriak, kotak ajaib sudah lenyap.
Kemudian Hamid kembali dan mencari tahu, kalau katak
ajaib itu sudah dibawa oleh lari, maka mereka sedang
berkumpul untuk mencari jejak bibi"
"Mereka?" Bertanya Suma Siu Khim "Berapa orang kah
rombengan orang yang datang?"
Dengan jarinya Bok Siu menghitung-hitung dia berkata:
"Hamid, Mobilson, murid-murid mereka tiga orang anak
muda berambut merah, kemudian datang ketua golongan
Kalong Jie Hiong Hu, nyonya-nyonya Jie Hiong Hu, dua
iblis Lo-hu suami istri, jumlah mereka dua belas orang."
Wajah Suma Siu Khim berubah, ditatapnya air telaga
beberapa saat, ia harus mengambil putusan- Terjun kedasar
telaga Tay-pek-tie didalam keadaan keritis seperti ini, Sudah
tentu tak mau lagi. Berbahaya...
Sebagai penguasa rumah penjara yang hebat Suma Siu
Khim sudah tetap mengambil putusan, memandang kearah
Yo In-jie, ia berkata: "In-jie, bersama-sama dengan Bok Siu lekas kau pulang
kerumah penjara, beritahu kepada Tay-giam-ong, tiga hari
kemudian kalau aku tidak balik kedalam rumah penjara,
bubarkan saja rumah penjara itu. Suatu tanda bahwa aku
didalam bahaya." Yo In-jie menangis sesunggukan, ia berkata: "Tidak Aku
tidak mau, aku mau menunggu munculnya Kim Hong
Koko." Bok Siu juga tidak melihat kehadiran Kim Hong, ia
sedang berpikir-pikir, kemanakah kepergian sipemuda"
Mendengar kata-kata In-jie yang seperti itu hatinya terkejut,
cepat- cepat ia bertanya: "Bibi, kemana kepergian Kim
Hong ?" Menudingkan jarinya kearah telaga, Suma Siu Khim
berkata, "Akulah yang menjeremuskan dirinya, kupaksa ia
mencari jejak kotak ajaib yang asli. Kini dia telah
tenggelam. Tidak timbul lagi. Akulah yang mencelakan
jiwanya." Wajah Bok Siu juga berubah, mendelikan mata ia
berkata: "Menurut keterangan Suhu, kotak ajaib sudah diambil,
mengapa kau harus mencari lagi?"
Suma Siu Khim berkata: "Kotak ajaib yang diambil oleh gurumU adalah kotak
ajaib kosong, itulah yang palsu, Lekaslah kalian berdua
lekas pergi..." Menunjukan jarinya kearah Jauh In-jie berkata: "Mereka
sudah datang" Wajah Suma Siu Khim semakin berubah, tentu saja
Hamid, Jie Hiong Hu dan rombongan Tay-wan-kok yang
berjumlah dua belas orang sudah mengurung telaga Taypektie, Tidak mungkin in-jie dan Bok Siu melarikan diri
lagi Selama sepuluh tahun Suma Siu Khim mendirikan
rumah penjara, belum pernah ia dikalahkan orang, satu
persatu ia telah memasukkan kedalam kamar tahanannya,
tokoh-tokoh golongan sesat atau golongan ksatria, tak
satupun yang berani melawannya. Atau ada juga orang
berani melawan, satu persatu jatuh kedalam kamar tahanan
rimba persilatan- Karena adanya ketangguhan istimewa ini benar-benar
menjadikan Suma Siu Khim sebagai seorang iblis terkenal,
iblis wanita yang belum pernah terkalahkanSifat-sifat Suma Siu Khim sangat angkuh, binal dan tak
bisa dilunakkan, dia hanya berada diatas orang. tak
mungkin berada dibawah orang. Pada Wajahnya yang
cantik, tertera hawa pembunuhan, giginya gemeretuk,
dengan gemas ia berkata: "Datanglah.... Datanglah... Bagaimana kalian
membunuh dua belas partay besar satu persatu, akupun bisa
memotes batok kepala kalian, potes, potes.. .."
Yoh In-jie memesut air matanya dan berkata
"Ya, biar bagaimana, akupun tak kepingin hidup lagi.
Biar kita mengadu jiwa, matipun rela, kalau bisa menabas
beberapa batok kepala mereka."
Bok Siu mengeluarkan pedang dari kerangkanya, siap
menghadapi rombongan golongan kalong dan jago-jago
berambut merah, dia berkata:
"Aku berjanji mengambil empat batok kepala, dua batok
kepala disajikan kepada arwah Suhuku, dua batok kepala
untuk disajikan kepada arwah Kim Hong kongcu."
Yo In-jie menoleh kearah Bok siu, berkata: "Empat batok
kepala korbanmu itu kau persembahkan kepada arwah
gurumu semua, tidak perlu menyembahyangi arwah Kim
Hong koko, batok-batok kepala yang kupotes boleh
dipersembahkan kepada arwah Kokoku."
Wajah Bok Siu tertegun, pipinya menjadi merah, dengan
dia berkata "Baik. Sebetulnya hubunganku biasa. Tak ada hubungan
istimewa, tak perlu menyembahyangi arwahnya."
Disaat ini, rombongan yang datang sudah mengurung
tepian telaga. Jie Hiong Hu dikanan Hamid dikiri,
menghadapi Suma Siu Khim membuka suara:
"Lauwcu, aku tidak tahu bila kau sudah mengambil
kotak ajaib, maka menjanjikan tiga hari menempurmu lagi,
lain tadi lain sekarang, ternyata kau sudah merampas kotak
ajaib itu. Maka tiga hari kemudian, aku baru menempur
rumah penjara Tay-pa-san-"
Suma Siu Khim tidak meladeni teguran Hamid, langsung
menghadapi Jie Hiong Hu dia berkata
"Jie Hiong HU, nyalimu cukup besar, he?"
Mendapat backing dari Hamid cs, nyali Jie Hiong Hu
memang sudah berani, ia mengangkat pundak. melempar
pandangan mata kearah Hamid, baru berkata kepada Suma
Siu Khim "Golongan kalong telah mendapat dukungan kuat
Hamid cianpwee sekalian, keadaannya berbeda dengan
keadaan yang dahulu. Lebih baik Lauwcu serahkan kotak
ajaib itu agar tidak mengganggu ketata tertiban."
Dengan dingin Suma Siu Khim berkata
"Majulah lima langkah ke depan nanti kuberikan kotak
ajaib itu." Jie Hiong Hu adalah salah satu bekas pecundang Suma
Siu Khim, mana berani mengulangi kejadian lama, ia hanya
berdehem ditempat, tanpa bergeser kaki dia berkata:
"Mengapa Laucu tidak menantang Hamid cianpwee,
kedatangan Hamid cianpwe kedaerah Tionggoan yang
utama adalah hendak menempur dirimu."
Pandangan Suma Siu Khim dialihkan ketempat Hamid,
ia mendengus dan berkata: "Baiklah Kau juga boleh maju"
Hamid tertawa-tawa, memajukan langkah kakinya, tapi
hanya lima langkah, sampai sana berhenti, mangut jenggot,
mengulurkan tangan dan berkata: "Lauwcu, serahkan kotak
ajaib itu kepadaku" "Terima ini dahulu" Suma Siu Khim memukul kearah
Hamid. Hamid sudah bersiap sedia, tapi gerakan Suma Siu Khim
terlalu cepat dari apa yang diduga, yang berada diluar
dugaan wanita itu berani menempur dengan tenaga dalam
untuk melawan dengan tenaga dalam pula, ia akan kalah
cepat, dalam keadaan terdesak. Hamid membungkukkan
setengah badan dan lompat kesamping empat tapak dari
sana dia menjulurkan tangan direntangkan, dengan cakarcakar
jari, menotok jalan-jalan darah Suma Siu Khim.
Disaat mana Hamid berkata
"Tidak kusangka, kau juga bisa menggunakan ilmu oeycong
pan-jo-sin-ci Hehehehe... Kau rasakan cakar setanku"
Suma Siu Khim lompat kedepan lima langkah, tangan
kirinya dibacokan kedepan. memotong kearah pergelangan
tangan Hamid yang menjurus datang.
Serangan kedua Suma Siu Khim dibarengi juga dengan
serangan ciok-ko thian-keng. Salah satu dari jurus tiga
pukulan maut. Lagi- lagi Suma Siu Khim main dengan
Cara keras. Hamid salah menduga, apa boleh buat, ia harus terpaksa
mengadu kekerasan, walau tanpa kekuatan Tay-yang sinkang,


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia harus melawan juga. Tangan Hamid diayun,
memapaki pukulan serangan tangan Suma Siu Khim.
"Pang...." sesudah terjadi benturan kekuatan itu, Hamid terpukul
empat langkah. Suma Siu Khim tidak memberi kesempatan, dia maju
dua langkah menyerang lagi.
Disaat Hamid sedang berdaya upaya, dengan cara apa
harus menghadapi penguasa Tay-pa-san ini, tiba-tiba
terdengar suara Mobilson: "Hamid toako, gunakan tipu
ilmu Liong-hui-kiu-cong-thian-"
Mendapat petunjuk baru, Hamid memekik panjang,
tubuhnya melejit tinggi, dan ia berada ditengah udara, dari
sana menjulurkan tangan, kini menggunakan kekuatan Tayyang
Sin-kang, meluncur dan melawan Suma Siu Khim.
Terjadi pertempuran yang hebat dan setanding. Penguasa
rumah penjara Tay-pa-san Suma Siu Khim menempur juara
silat daerah Tay-wan-kok Hamid. Yo In-jie menudingkan
jarinya kearah Sulek dan membentak:
"Hei, rambut merah, datang kau kemari. Tadi, kita
belum berhasil meneruskan kemenangan- Lekas serahkan
jiwa." Sulek tertawa dingin, mencabut kelewang. langsung
menempur Yo in-jie. Disaat yang sama, Bok Siu juga menudingkan
pedangnya kearah Dokucan dan membentak, "Hei,
serahkan batok kepalamu"
Dokucan masih mengenali pemuda berbaju putih yang
pernah membantu Kim Hong menempur mereka dahulu
itu, kini dia ditantang terang-terangan, timbul rasa
tertariknya, mengeluarkan kelewangnya, menghampiri Bok
Siu dan berkata: "Nona mari kita mengadakan perjanjian, kalau kau
kalah, kau harus menjadi istriku. Kalau aku kalah, aku
bersedia menjadi lakimu. setuju?"
Kemarahan Bok Siu sedang meluap-luap. tanpa kata ia
menjulurkan pedangnya, menyerang kearah Dokacan.
Suma Siu Khim kontra Hamid, Yo In-jie kontra Sulek.
Bok Siu lawan Dokucan, Tiga arena pertandingan ini
berkutat dengan keadaan seimbang.
Berselang berapa saat, masih belum ada seorang yang
berhasil mengalahkan lawannya.
Pertempuran berlangsung beberapa waktu, Hamid
lompat keluar lapangan, dengan tertawa terbahak-bahak, ia
berkata "Lauwcu, sudah lebih dari seratus jurus bukan" Boleh
dibayangkan, kalau kita menempur diatas garis tenurmu
dirumah penjara Tay-pa-san, bukanlah rumah penjara itu
harus diserahkan kepadaku?"
Suma Siu Khim tidak banyak mulut, beruntun ia
menyerang sampai tiga kali.
Hamid dipaksa bergebrak pula, mengerahkan Tay-yang
Sin-kangnya, memukul kearah Suma Siu Khim.
Bentrokan keras lawan keras tidak dapat dielakkan,
pang..... Kedua orang itu terpisah, Hamid mundur lima langkah,
Suma Siu Khim mundur tiga langkah.
Kekuatan penguasa rumah penjara Tay-pa-san memang
betul- betul mengagumkan. tanpa mundur pula ia
menggerakkan jari, Sreet, mengenai sedikit kulit daging
Hamid. Hamid berteriak marah, menerkam pula,
menyerang dengan kekuatan Tay-yang Sin-kang.
Suma siu Shim tidak takut kepada datangnya serangan
hawa panas, dia mendorong kedua tangan, menemrur
kekuatan itu. Lagi-lagi keras dilawan keras Pang.......
Sesudah terjadi benturan ini, kedudukan Hamid semakin
payah ia mundur enam langkah, Suma Siu Khim hanya
mundur empat langkah. Sebagai seorang wanita, Suma siu Khim memiliki
kekuatan yang berada diatas kaum pria, hal ini betul- betul
mengejutkan semua orang. Tidak memteri kesempatan kepada Hamid bergerak lagilagi
Suma siu Khim menyerang, dia membentak:
"Terima lagi serangan ini. Kalau betul kau bisa
memenangkanku, rumah penjara Tay-pa-san boleh kau
ambil" Suara itu begitu menggelegar, seolah-olah hendaK
menelan dunia yang ada. Mereka hampir tidak percaya
kalau orang itu adalah seorang wanita biasa.
Hamid adalah juara pertama dari daerah Tay-wan-kok,
seumur hidupnya belum pernah dikalahkan. Kali ini dia
harus bertemu dengan batu keras, tidak mungkin bisa
memenangkan pertandingan tersebut.
Gerakan Suma Siu Khim cepat, disaat ini sudah
menyerang datang. Hamid mulai ketakutan, dan totokan Suma Siu Khim
tadi mulai dirasakan sangat sakit, apa boleh buat, serangan
sudah datang, dia mendorong kedua tangannya. "Pang....."
Sesudah berakhirnya letupan, tubuh Hamid terdorong
kebelakang sampai delapan langkah numprah ditanah,
mulutnya dibuka sebentar oak. dari mulut muntah
gumpalan darah merah. Suma Siu Khim juga termundur sampai enam langkah
tubuhnya ber-goyang2 mau jatuh. Wajahnya pucat pasi,
tapi masih dipertahankannva sedapat mungkin, ternyata
luka dalamnya juga tidak ringanMelihat keadaan yang seperti itu betul- betul Mobilson
terkejut, berjalan kearah Hamid memayangnya bangun
bertanya: "Hamid toako, bagaimana keadaanmu?"
Hamid menggeleng-gelengkan kepala perlahan-lahan ia
bangkit sendiri menyusut darah yang berlepotan
dimulutnya, dengan wajah yang bengis ia berkata
"Dia banyak akal tipunya, sebentar begini sebentar
begitu. Sehingga aku kena diakali."
Mobilson berkata "Hamid toako, istirahalah sebentar. Serahkan kepadaku,"
sepasang mata Hamid seperti mau memancarkan api, dia
berkata: "Aku masih kuat bertempur. Tapi ....ada lebih baik kita
bersama-sama menyingkirkan siiblis betina."
"Baik." Mobilson menyahut girang usul itu, dari kanan
dan kiri mereka mendekati Suma siu Khim,
Kedua kakek berambut merah ini adalah jago-jago
terbesar dari daerah Tay-wan-kok, Hamid adalah jago
pertama. Mobilson adalah juara ketiga, kini boleh
dibayangkan sampai dimana kekuatan mereka, sekarang
bergerak bersama-sama untuk mengurung Suma Siu Khim.
Inilah takdir yang apes kepada sipenguasa rumah penjara
rimba persilatan digunung Tay-pa-san.
Suma siu Khim masih berdiri, ia hanya memejamkan
mata mengatur peredaran darah, berdiri keras, kokoh dan
mantap seolah-olah tidak mengetahui kalau maut itu sudah
diambang pintu. Yo in-jie bisa melihat situasi itu, cepat- cepat ia berteriak:
"Bibi, awas.. Mereka sudah berada didekatmu."
Bok siu juga bingung dan repot tapi dia tidak berdaya,
untuk menghadapi seorang Dokucan saja, dia tidak bisa
memenangkan pertandingan itu, bagaimana mempunyai
kelebihan tenaga untuk membantu Suma Siu Khim"
Hamid dan Mobilson sudah berada didekat Suma siu
Khim, disaat itu si iblis betina masih berdiam tidak
bergerak, hal ini betul- betul membingungkan kedua jago
dari daerah Tay-wan-kok masing-masing membungkukkan
kepala tanda setuju dan mengepung dari kanan dan kiri.
Secepat kilat pula, tiba-tiba terdengar pekikan nyaring
dari Suma Siu Khim tubuhnya mencelat bangun berdiri,
Seperti seekor burung alap-alap yang terbang keatas, kedua
tangan direntangkan kekanan dan kekiri memukul kearah
batok kepala Hamid dan MobilsonKeadaan ini berada diluar dugaan semua orang, mereka
tahu Suma siu Khim sudah dalam keadaan luka parah,
mereka tidak menyangka kalau si iblis betina itu massih
kuat menempur dua jago istimewa.
Serangan Hamid dan Mobilson mengenai tanah, tapi
secepat itu pula serangan Suma Siu Khim mengarah batok
kepala mereka. Mobilson dipaksa meluncur kesamping dan
mengelakkan datangnya pukulan Suma Siu Khim.
Kasihan bagi juara nomor satu si Hamid, untuk menjaga
keagungan namanya, apa lagi dia sudah menderita luka
tenagannya hanya sisa saja, dia maju berbereng dengan
mengharapkan bantuan Mobilson, kini bantuan itu
mengenai tempat kosong, dia malah diserang oleh Suma
Siu Khim. Lebih kasihan lagi adalah kedudukan Mobilson, dia
salah duga, kiranya Suma Siu Khim sudah tiada tenaga,
maka berani main comot. Maut mengintai, untuk bertahan
sedapat mungkin dia mengangkat tangan memukul tangan
Suma siu Khim, berbareng tubuhnya bergulingan,
berguling-guling beberapa kali, baru bisa mengelakkan
datangnya kekuatan tadi. Tubuh Mobilson hanya menyingkir beberapa tapak, kini
dia memukul kearah tubuh Suma siu Khim yang mulai
menubruk kembali. Suma siu Khim sudah menderita luka, baru saja dia
mengerahkan tenaga banyak pula, datangnya serangan
Mobilson tidak bisa dielakan. Bek....serangan panas itu
mengenai pundaknya, dia juga terguling-guling jatuh.
Bibir Mobilson tersungging senyuman iblis, mengangkat
kaki, menuju kearah menggeletaknya Suma Siu Khim,
tangannya diangkat siap mengirim satu pukulan yang
terakhir. "Winnng "..... Tiba-tiba saja, berdesing suatu suara yang memecahkan
kesunyian ditempat itu membelah angkasa disekitar telaga
Tay-pek tie. Berbareng, ditengah -tengah mereka entah kapan
datangnya menancap sebilah pedang. jawitan pada ujung
gagang pedang masih Berkibar-kibar, pedang itu masih
tertancap dan bergoyang-goyang, masih menguang-nguang.
Datangnya lemparan pedang yang disertai tenaga dalam
ini memecahkan kesunyian, menghentikan pertempuranJuga menolong selembar jiwanya Suma Siu Khim
Pusat perhatian semua orang beralih kearah tebing telaga
Tay-pek tie, disana berdiri puluhan orang berbaju putih juga
berkerudung putih, mengenakan seragam pakaian berwarna
putih, Salah seorang dari rombongan berbaju dan berkerudung
itu adalah seorang biarawati yang berambut putih, dialah
yang menjadi pemimpin rombongan ini, kecuali dia
seorang, tidak ada tokoh kedua yang tidak mengenakan
kerudung. hanya dia seorang yang tidak mengenakan kain
penutup kepala, memperlihatkan rambut yang berwarna
putih. Bierawati tua berambut putih ini memegang kebutan,
sepasang matanya memancarkan cahaya keberanian.
Kejayaan, wajahnya welas asih, seolah-olah manusia yang
hendak menjadi setengah dewa,
Rombongan golongan Kalong terkejut, tak mereka duga
kalau rombongan berbaju dan berkerudung putih itu sudah
mengepung mereka. Datangnya orang-orang berbaju putih ini adalah suatu
tanda, bahwa mereka telah tertipu dan terjebak, mereka
telah terperangkap. Mobilson menghentikan serangannya, menoleh dan
memperhatikan keadaan orang-orang berbaju putih itu,
Pertempuran Bok Siu dan in-jie juga terhenti, ditengahtengah
kerungan kecil adalah Suma Siu Khim, Bok Siu dan
Yo in-jie, mengurung mereka adalah dua belas jago silat
golongan kalong dan jago daerah Tay-wan-kok.
Diluar lingkungan besar masih mengupurung lagi lain
rombongan, jumlah mereka jauh lebih besar, lima orang
berseragam putih berpakaian putih dan berkerudung putih
mengurung. Semua siap dengan aneka senjata, Senjatasenjata
itu tidak sama. Mobilson memandang kearah
pemimpin rombongan orang berbaju putih itu, dia
membentak.: "He Jawab pertanyaanku, dari mana kalian
datang?" Biarawati tua berambut putih berkata "Lembah Patah
Hati" Mobilson menyeringai dan membentak: "Apa maksud
kalian?" "Menyapu kekotoran manusia yang hidup didalam
dunia" "Siapa yang diartikan dengan kekotoran manusia yang
hidup didalam dunia?" bertanya MobilsonBiarawati tua menjawab "Golongan Kalong beserta sembilan orang berambut
merah daerah Tay-wan-kok."
"Hua, hua ha ha ha...." Mobilson menengadahkan
kepala dan tertawa besar. "Kalian jago-jago dari Lembah
Patah Hati" Ha-ha. tahukah, Siapa jago terkuat dari daerah
Tionggoan?" BiaraWati tua itu balik bertanya: "Menurut hematmu,
siapa jago terkuat dari daerah Tionggoan?"
Mobilson menunjuk kearah Suma Siu Khim yang masih
jatuh terduduk dan berkata:
"Dua jago terkuat untuk daerah Tionggoan adalah dua
penguasa rumah penjara rimba persilatan- Lihat salah
seorang diantaranya sudah berhasil aku jatuhkan. Pikirlah
baik-baik, kau mempunyai ilmu silat yang lebih tinggi dari
penguasa rumah penjara?"
"Tidak bisa disangka." Jawab biarawati tua itu.
"Diantara kamu. tidak ada satupun yang bisa melawan
kekuatan penguasa rumah penjara rimba persilatan- Tapi
kalian bisa menjatuhkannya, tentu saja dengan cara
pengeroyokan. orang yang berjumlah besar bisa
memenangkan yang berjumlah sedikit. Walau ilmu
kepandaian orang itu agak lemah. Dari sini sudah kau
praktekkan. Lihat Karena jumlah yang banyak. kalian


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengalahkannya. Kini giliran kalian-Jumlah kamu semua
dua belas orang, Tapijumlah kami lima puluh orang,
pikirlah baik-baik, siapa yang akan lebih unggul?"
Mobilson masih belum mengerti akan sikap kata-katanya
orang dari Lembah patah hati ini, dengan dingin ia berkata:
"Tentera belum tentu menang dengan jumlah yang besar,
siapa yang kuat. Dialah yang menang."
"Masih membuat perlawanan?" Ejek Biarawati tua itu.
Mobilson mendatangi kearah Jie Hiong Hu serta kawankawan
dan berkata: "Awas Biar aku yang menempurnya terlebih dahulu."
Kemudian, memandang rombongan Patah hati dan
membentak: "Turun "
Biarawati tua itu melayang turun dari kedudukannya
semula, dimana sebelah kakinya tertancap pada batu tepian
tebing tinggi, gerakkannya sangat ringan, indah.
Kini si biarawati tua sudah berada didepan Mobilson,
dengan kebutan ditangan kanan di-pindahkan ketangan kiri,
menganggukkan kepala dan dengan gagah dia berkata:
"Baik Biar kuterima pelajaran ilmu pelajaran ilmu Tayyang
Sin-kang. Terlebih dahulu silahkan mulai."
Mobilson menyedot napasnya dalam-dalam, kekuatan
Tay-yang Sin-kang yang berupa kekuatan hawa panas
digerakan dan disalurkan, membentak keras dan menyerang
kearah biarawati tersebut.
Dia sedang bingung dan tidak mengerti, darimana
biarawati tua ini bisa mengetahui asal-usulnya
"omitohud" Biarawati tua itu menyebut nama Buddha
dan dirapatkannya sepasang tangan menerima serangan
kekuatan Tay-yang Sin-kang Mobilson.
cara- cara ini tidak jauh berbeda dengan cara- cara yang
digerakan oleh Mobilson, inipun salah satu dari tipu Tayyang
Sin-kang. Terdengar satu suara benturan yang keras, masingmasing
bergoyang dan termundur tiga langkah.
Wajah Mobilson berubah, matanya didelikkan besarbesar,
ia berteriak gugup: "Kau... kau... juga bisa
menggunakan kekuatan Tay-yang Sin-kang?"
Sebelumsi biarawati tua menjawab pertanyaannya,
Hamid yang terbaring luka sudah menoleh kan kepala,
dengan getaran jiwa yang besar dia berteriak: "Mobilson
sutee, dia adalah Kongsun-Bwee Kun"
Biarawati tua yang mengenakan seragam putih itu
adalah Kongsun Bwee Kun. Mobilson juga terkejut.
"Aaa...." diperhatikannya beberapa waktu
menganggukkan kepala dan berkata: "Betul- betul enso
KongsunBwee Kun, mulai kapan kau mensucikan diri?"
Biarawati tua itu berkata dingin: "Mungkin kau salah
lihat orang. Kongsun Bwee Kun sudah lama mati. Namaku
adalah Pan-su Loonie. Lebih baik kalian jangan berteriakteriak
seperti itu." Mobilson tertawa menyeringai, dia berkata: "Enso
Kongsun Bwee Kun, meng apa mempunyai kekerasan hati
yang seperti itu" Apa kau tahu, kalau Jooss sedang ubekubekkan
mencari jejakmu" Lima hari yang lalu dia menuju
kegunung Lu-san, sehingga saat ini dia belum kembali.
Hem.... biar bagaimana kesalahan atas langkahmu sendiri,
mana boleh....." Biarawati itu Pan-su Lonnie mengebutkan kebutannya.
memotong pembicaraan itu dan berkata
"cukup Kalian beberapa saudara berbuat kejahatankejahatan,
kini datang pula kedaerah Tionggoan hendak
mengaCau lagi" Lekas kembali kedaerah Tay-wan-kok.
Kalau tidak hmm-hmm......"
Wajah Mobilson ditekuk, sepasang matanya
memancarkan sinar kebuasan, ia berkata dinging.
"Apa betul begitu" Enso Kongsun Bweee Kun?"
"Tidak salah" berkata Pan-su Lonnie. "Siapa yang tidak
mau enyah dari tempat ini. orang itu akan segera menjadi
tulang belulang." "Termasuk aku?" Mobilson menantang.
"Ya Termasuk juga dirimu." kata Pan-su Lonnie.
Mobilson menengok kearah orang-orang berseragam
putih yang mengurung mereka, ia ber-deham2 dan berkata
"Entah bagaimana kepandaian ilmu silat orang-orang
yang dibawa oleh enso itu" Berkepandaian silat tinggikah
mereka itu" Beranikah mengutus dua diantaranya untuk
bermain-main beberapa jurus dengan Jie Hiong Hu atau
keponakan muridku?" Mobilson pandai menilai situasi, didalam keadaan yang
seperti itu, kekuatannya hanya bertahan kepada
kemenakan-kemenakan murid dan Jie Hiong Hu, dengan
jumlah terbatas hanya beberapa orang, kalau saja dipihak
lawan tidak bisa mengalahkan Jie Hiong Hu dan sang
kemenakan murid, maka mereka masih mempunyai
kesempatan dan menang. tetapi kalau dua diantara
rombongan orang berbaju putih itu bisa mengimbangi Jie
Hiong Hu dan sang kemenakan murid, hehehe..... untuk
mengurangi kekuatan dirinya sendiri.
Disini letak kepintaran Mobilson, dia tak mau
melakukan peperangan yang tidak menguntungkan.
Dengan dingin Pan-su Lonnie berkata: "Mengapa tidak"
Hoong Jie Biauw Kow boleh ditakuti dan disegani orang,
tapi untuk pihakku, hmm..... aku masih bisa mengeluarkan
empat jago kuat yang bisa merendengi dirinya."
"Keluarkanlah" berkata Mobilson. "Hendak kulihat, jago
Tionggoan mana lagi yang betul-betul kuat."
PanSu Loonie memandang kearah orang-orang
berseragam putih itu dan berkata: "Nomor tiga dan nomor
empat kalian boleh kedepan"
Maka, dari rombongan orang berseragam putih tampil
dua orang, seorang berbadan kurus kecil tidak membawa
senjata, seorang lagi berbadan tinggi besar, juga bertangan
kosong. inilah nomor tiga dan nomor empat dari jago-jago
Lembah Patah Hati. Mereka mengenakan tutup kerudung muka berwarna
putih, tapi bagian mata dari kerudung itu dilubangkan, dari
sana mencorong cahaya-cahaya kemilauan, suatu tanda dan
bukti berapa hebat ilmu kekuatan tenaga dalam kedua jago
silat itu. Mobilson agak heran atas perintah perlawanan Pan-su
Lonnie, ia mengajukan pertanyaan
"Eh, meng apa tidak mengeluarkan jago nomor satu dan
jago nomor dua?" "Kalau kau biSa memenangkan nomo tiga dan nomor
empat masih boleh menantang dan meminta nomor satu
dan nomor dua." berkata Pan Su Lonnie, Mobilson
menganggukkan kepala, menoleh kearah rombongannya
dan berkata "Kuat majU kedepan, bersama-sama dengan Jie Hiong
Hu kalian boleh memandingi mereka." Kuat adalah salah
satu dari murid Hamid, Wajahnya galak,
Mendapat perintah tadi, bersama-sama dengan ketua
golongan kalong Jie Hiong Hu. Kuat segera tampil
kedepan. Kini dua dari rombongan Mobilson dan dua jago dari
Lembah Patah Hati berhadap-hadapan,
Jie Hiong Hu berhadapan dengan jago Lembah patah
Hati yang mempunyai perawakan kurus kecil itu. Jago Taywankok, Kuat berhadapan dengan Si tinggi besar. Kuat
memperhatikan lawannya, dan dia bertanya "Kau yang
disebut nomor tiga?"
Sitinggi besar menggelengkan kepala dan berkata:
"Bukan- Aku nomor empat."
Suaranya agak serak tapi masih gagah. suatu bukti
bahwa dibalik kerudUng mUkanya adalah wajah seorang
tua rimba persilatan yang galak. Kuat tertegun, sengaja ia
memilih yang tinggi besar, dengan harapan bisa menempur
jago nomor tiga dari Lembah Patah Hati Ternyata si tinggi
besar hanya nomor empat. Hal ini membuat dia tidak puas,
ia menganggap dirinya jago hebat, karena itu menoleh
kearah Jie Hiong Hu dan berkata: "Jie Hiong Hu, kita
berganti lawan-" Jie Hiong Hu cengar-cengir, dia lebih senang memilih
yang kurus kecil ini dari pada yang tinggi besar, mendapat
perkataan Kuat yang seperti itu, ia berkata: "Mengapa "
Sama saja bukan?" Kuat berkata tegas: "Tidak mungkin. Aku harus menempur yang nomor
tiga." Maka si nomor tiga, orang yang berkerudung putih yang
mempunyai dada perawakan yang kurus dan kecil itu
membuka suaranya seperti kacang garing, enak dan merdu:
"Jangan sok takabur, sesudah kau memenangkan nomor
empat, boleh juga meminta nomor yang lain "
Dari suara dan logat si nomor tiga, suatu bukti bahwa
orang berkerudung dari Lembah Patah Hati ini masih muda
belia, dia seorang gadis remaja,
Kuat lebih terkejut, dia memilih nomor tiga dengan
harapan memilih kekuatan yang lebih hebat, ternyata
sinomor tiga hanya seorang gadis remaja, karena itu dia
mengedip-ngedipkan mata, heran dan terkejut, katanya "Eh,
seorang Wanita" Sial tujuh turunan, Aku tidak mau
menempurmu." Jago nomor tiga dari Lembah Patah Hati tertawa girang,
dengan lincah dia berkata:
"Jangan suka memanding rendah kaum wanita, lihat
GUrumU sudah dikalahkan oleh Lauwcu rimba persilatan
dari gunung Tay-pa-san. Sampai disaat ini masih belum bisa
bangun, tahu?" Suma Siu Khim mengikuti pembicaraan tadi, dia
menderita sedikit luka dan semUa perhatian dicurahkan
kepada Pan-su Lonnie, kini munculnya sinomor tiga yang
kurus kecil, cara-cara dan lagu-lagunya itu mengingatkan
sang murid, menudingkan jari ia membentak: "Nona kecil
siapa kau?" Sinomor tiga memberi hormatnya, dengan lincah dan
nakal sekali ia berkata "Sebelumnya kami meminta maaf atas pertanyaan
Lauwcu. Kami adalah nomor tiga dari Lembah Patah
Hati." Suma Siu Khim bertanya lagi: "Aku hendak mengetahui
namamu" Si nomor tiga menggelengkan kapalanya, Tertawa
cekikikan dan berkata: "Kalau aku bersedia memberitahu, buat apa
menggunakan tutup kerudung lagi" Percuma saja, bukan"
Hi-hi-hi......" "Huh" Suma Siu Khim mengeluarkan suara dari hidung.
Menudingkan jarinya kearah si nomor tiga, ia berkata.
"Suaramu sangat mirip dengan suaranya muridku yang
nakal itu, tapi kau lebih berandalan lagi darinya......"
suara sinomor tiga adalah suara yang juga mirip dengan
Leng Bie Sian. Wajah pemimpin jago Lembah Patah Hati Pan-su
Lonnie menekuk segera dia memberi perintah:
"Nomor tiga Jangan banyak main lidah Lekas bergerak"
Mendapat teguran sang pemimpin, nomor tiga dari
Lembah Patah Hati, cepat-cepat menghadapi Jie Hiong Hu,
segera dia membentak: "Jie Biauw Kow, mengapa kau mematung ditempat,
lekas kau keluarkan ilmu simpanan Kiu-im-hek-kut-cianglekmu
itu. " Hoong adalah sebutan rangkap dari Jie Biauw Kow dan
Jie Hiong Hu, ia menjadi ketua golongan Kalong yang
ternama, karena bisa memegang peranan yang hebat.
DiSiang hari ia menjadi lelaki, dimalam hari ia menjadi
wanita. Nyonya rumah setan adalah jelmaannya, dia
menghisap sari lelaki dimalam hari, menyedot sari wanita
disiang hari, karena itu. semakin lama semakin gagah.
Jie Hiong Hu adalah panggilan disiang hari, dan Jie
Biauw Kow adalah panggilan nama untuk malam hari.
Hari masih ada sinar matahari. mendapat panggilan Jie
Biauw Kow itu Jie Hiong Hu menjadi marah, pantangan
besar menyebut salah satu namanya, kalau bukan pada
iklim-iklim tertentu, dengan satu geraman dia mengayun
tangan dan memukul kearah si nomor tiga. Inilah ilmu
kepandaian yang bernama Kiu-im-hek-kut-ciang-lek yang
berarti sembilan hawa dingin menghitamkan tulang.
Ilmu Kiu-im-hek-kut-ciang-lek didapat dari inti wanitawanita
yang disedot, siapa yang terkena pukulan ini, segera
menggeletak tulang-tulangnya akan Segera menjadi hitam,
mati tidak tertolong. Ilmu kepandaian jahat Ilmu yang jarang ada pada rimba
persilatan. Ilmu yang kenamaan dari Jie Hiong Hu sinomor
tiga dari Lembah Patah Hati tak merasa gentar, ia tertawa
cekikikan, mengangkat tangan dan dengan seenaknya saja
menyambuti serangan itu, cara penyambutan dari sinomor
tiga agak mirip dengan tipu silat yang bernama Jie-bengbianbiat, salah satu dari tiga pukulan maut dari Lauwcu
Rumah penjara digunung Tay-pa-San. Terdengar suara
beradunya kedua pukulan Jie Hiong Hu termundur
beberapa langkah. Kekuatan sinomor tiga dari Lembah Patah Hati betulbetul
menakjupkan, dia berhasil mendorong seorang jago
yang seperti Jie Hiong Hu, Tapi dirinya juga terpukul
kebelakang, Mereka sama kuat.
Mobilson mengerutkan alisnya, dia heran jago seperti Jie
Hiong Hu ini tidak bisa mengalahkan seorang wanita kecil.
Mobilson menoleh kearah Pan Su Lonnie, dan dia
bertanya "Enso Kongsun Bwee Kun, menurut ingatanku, kau
memiliki baju keras dari kulit landak?"
Tanpa perobahan Wajah Pan-su Lonnie menjawab.
"Kau kira aku menyerahkan baju ajaib itu kepadanya,
maka baru dia bisa menerima serangan jie Hiong Hu?"
"Kalau tidak," berkata Mobilson menganggukkan kepala.
"Dengan umurnya yang begitu muda belia, bagaimana
mempunyai kekuatan hebat ?"
Pan-su Lonnie berkata

Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Pikirlah baik-baik, kalau kuserahkan baju ajaib itu
kepada nomor tiga berarti orang jago Lamhah Patah Hati
tiada arti, maka si nomor empat bisa mati" Nomor empat
tidak mungkin memakai baju ajaib lagi bukan" Boleh lawan
nomor empat" Mobilson berkata "Siapa tahu, kalau hanya tipu muslihat. orang nomor
empat lebih hebat dari nomor tiga?"
Pan-su Lonnie berkata: "Kau kira kemenakanmu itu lebih hebat dari Jie Hiong
Hu ?" Kuat sangat marah, dia menghadapi nomor empat dan
membentak "Hei, apalagi yang ditunggu"
sepasang sinar mata si nomor empat berkilat-kilat,
dengan dingin dia berkata. "Aku sedang menunggu
seranganmu " Kuat berteriak seperti serigala melolong, tiba-tiba dia
memukul lawannya. Nomor empat dari Lembah Patah Hati menggeser kaki
kekanan setengah tapak. tangan terayun, seolah-olah dukun
yang berjampi-jampi. Disaat dia mengeluarkan tenaganya. Jarak mereka
sangat dekat, terjadi benturan kekuatan, dan terdengar
letupan keras, tanah-tanah disekitar itu berputar, seolaholah
angin topan, dan saat ini sibaju putih sinomor empat
bersaingan, terhuyung empat langkah. Di saat yang sama.
Kuat juga terdorong mundur kebelakang dua tumbak.
Didalam tanggapan si Kuat, dia mendapat kemenangan
atas hasil gemilang itu. Maka dia tertawa berkakakan.
Tiba-tiba suara tertawa sikuat lenyap mendadak
tubuhnya bergoyang-goyang, terlempar seperti gangSingan,
hampir Saja dia jatuh. Menyaksikan jalannya pertempuran itu, wajah Mobilson
berubah, dia berkata keras: "Hah, itulah tipu silat angin
puyuh dari si pengemiS Lu Bong Kong."
Seperti apa yang masih kita ingat, sipengemis Sakti Lu
Bong Kong sudah mengeram didalam rumah penjara rimba
persilatan yang baru digunung Bu SanMunculnya permainan tipu silat Lu Bong Kong sangat
mengejutkan semua orang. Siapa jago nomor empat dari
lembah Patah Hati itu"
Mendapat perawa nan tipu silat Lu Bong Kong, Si Kuat
tak bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.
Mobilson sendiri menimbang-nimbang kekuatan sendiri
dan kekuatan lawan. Hamid menderita luka. Dia pribadi
hanya bisa menandingi Pan-su Lonnie, Jie Hong Hu hanya
bisa menandingi jago nomor tiga dari rombongan baru itu.
Kuat hanya bisa menandingi jago nomor empat.
Maka, jago lain hanya yang berupa jago biasa, tak
mungkin bisa menghasilkan kemenangan,
Menyaksikan lagi beberapa saat, Mobilson mengangkat
bangun Hamid yang terbaring, bertanya sedih
"Hamid toako mari kita pulang saja. Daerah Tionggoan
bukan daerah kita." Sesudah itu ia berkata lagi "Kuat,Jie Hong Hu, hentikan
pertempuran segera. Mari kita kembali,"
Maka, iring-iringan rombongan Hamid itu ngeloyor
pergi. orang-orang berseragam baju putih dari Lembah Patah
Hati tidak menahan kepergian rombongan Hamid dan
kawan-kawan, membuka satu jalan. membiarkan
keberangkatan mereka. Yo In-jie segera berteriak kearah
Pan-su Lonnie: "Hei, jangan kau biarkan mereka pergi begitu saja, Katakatanya
bohong semua. Mereka tidak mungkin kembali
kedaerah Tay-wan-kok"
Dengan tersenyum Pan-su Loonie berkata "Kita tidak
boleh sembarang membunuh orang. mengapa nona kecil ini
galak?" Yo In-jie terkejut, ia berkata: "Kau mensucikan diri
sebagai biarawati, apa anak buahmu semua sudah
mensucikan diri?" Pan Su Loonie berkata: "Tepat. Mereka adalah orang-orang yang sudah patah
hati. Sudah waktunya mensucikan diri."
"Bohong" Bok Siu nyeletuk keras. "orang-orang yang
mau mensucikan diri mengapa mengerudungi wajahnya?"
Pan-su Lonnie berkata: "Semua orang dari lembah Patah Hati diwajahnya
mengenakan tutup kerudung muka berwarna putih."
Yo In-jie bertanya "Dimana letaknya Lembah Patah Hati?"
"Rahasia?" Berkata Pan-su Lonnie. "Tapi... kalau kau
mau mensucikan diri, aku bisa memberitahu kepadamu."
Sepasang mata Yo In-jie masih bendul merah, melirik
kearah telaga Tay-pek tie. Disana tenggelam seorang
pemuda yang dikasihi, tenggelam untuk selama-lamanya.
Hatinya bergoyah, ia tidak mempunyai kesan perasaan
hidup, tidak mempunai pegangan hidup, mendapat bujukan
yang seperti ini, hatinya semakin bergelombang keras.
Lirikan Yo In-jie kearah permukaan air telaga Tay-pek
tie membawa akibat lain-disana belum timbul kepala Kim
Hong, tidak mungkin Kim Hong bisa bertahan hidup
didasar telaga Tay-pek tie. Kecuali menjadi bangkai.
Yo In-jie putus harapan, air matanya bercucuran turun
deras pula, ia menggerutuk gigi dan berkata:
"Baik, Aku juga rela mensucikan diri."
"omitohud." Pan-su Lonnie menyebut nama Buddha.
"Semua orang boleh mensucikan diri, Silahkan kemari"
Sesudah itu, ia menoleh kearah Bok Siu dan bertanya:
"Bagaimana dengan keadaanmu" Bersedia mensucikan
diri juga ?" Bok Siu menggeleng-gelengkan kepala berkata:
"Terima kasih, Aku harus menuntut balas atas kematian
suhu." giliran Suma Siu Khim yang haruS dibujuk Pan-su
Loonie, memandang kearah Lauwcu rumah penjara itu dan
berkata: "Ilmu silat Lauwcu tiada tandingan, tapi bukan berarti
tiada kesusahan, ada lebih baik mensucikan diri dan-...."
Dengan geram Suma Siu Khim berkata.
"Jangan kau mencoba kau untuk membujuk wanita,
Seorang yang sudah mendapat julukan iblis betina yang
seperti aku. Wanita penuh dosa yang tak mungkin naik
sorga." Dengan tenang Pan-su Lonnie berkata:
"Jangan Lauwcu berkata seperti itu, Lauwcu bukanlah
iblis betina. Lauwcu bukanlah wanita penuh dosa yang
tiada bisa masuk sorga, setiap orang yang sudah bertobat
bisa saja kami terima, setiap orang bcerhak untuk
mensucikan dirinya."
Suma Siu Kim berkata: "Mengapa aku bukan menjadi iblis betina" Mengapa
tidak menjadi wanita yang penuh dosa" Banyak orang
kukurung didalam rumah penjara sehingga mereka berpisah
dengan anak dan istri. Sesudah itu, aku menganiaya putra
sendiri.... kukatakan kepadamu, aku adalah wanita terjahat
didalam dunia." "Dengan adanya kata-kata yang seperti ini sudah
membuktikan bahwa hati Lauwcu masih cukup Suci.
Mengapa tidak bisa bersama-sama...."
"Pergilah sendiri" Berkata Suma siu Khim. "Aku tidak
bisa bertobat Lebih-lebih dari pada yang dahulu, kalau
dahulu, aku hanya mengurung orang dan tidak menyiksa,
mulai saat ini orang yang menentang diriku akan dibunuh. .
.kubunuh.....kuhancurkan .... kubunuh dan kuhancurkan
....." Pan-su Lonnie menghela napas dan berkata:
"Pantas saja dia tidak mau menemuimu. Ternyata kau
sudah kehilangan sifat-sifat seorang wanita .,.,."
Dengan dingin Suma Siu Khim berkata
"Apa kau masih mempunyai sifat-sifat wanita?"
Pan Su Lonnie berkata "Yang penting aku tidak
mencerai-beraikan dan tidak mengganggu kesenangan
orang." "Tidak mengganggu kesenangan orang" Ha-ha...." Suma
Siu Khim tertawa. "Kau sudah membuat seseorang sudah
menjadi gila,...Nah, Lihat Siapa yang datang itu ?"
Mengikuti jari yang ditunjuk. Pan Su Lonnie
menolehkan kepala, jauh disana terdapat bintik hitam,
sebentar kemudian mendatangi kearah mereka, pakaiannya
compang camping, itulah Si kakek gelandangan Kiat Hian.
Seketika itu pula wajah Pan-su Lonnie berubah menjadi
pucat pais, segera dia mengumpulkan orang-orang berbaju
putihnya, dan berkata kepada mereka:
"Lekas membubarkan diri Sebelum matahari terbenam
kita berkumpul ditempat yang sudah ditentukan."
Sesudah berkata seperti itu, menarik Yo In-Jie meloncat
kearah selatan, Gerakannya cepat sekali. Didalam sekejap
mata, orang-orang berseragam putih berpencaran lari
serabutan, mereka menghilang secara terpisah.
Disaat ini, sikakek gelandangan sudah terbang datang,
menghampiri Suma Siu Khim. seperti lagunya seorang anak
kecil yang nakal, seorang anak kecil yang bhndak
memamerkan suatu hasil karyanya, dia terteleng-teleng
didepan suma Siu Khim, sebentar menggeleng-gelengkan
kepala kekanan, sebentar kekiri, matanya dikerlip-kerlipkan
membuat suatu sikap yang agak lucu.
Suma Siu Khim tidak menggubris adanya lagu tengik
Kiat Hian itu, seolah-olah tidak ada orang, tidak dianggap
Ssma sekali. sikakek gelandangan Kiat Hian memperhatikan Suma
siu Khim, mata Suma Siu Khim masih bendul merah.
Sebentar dia loncat kesamping, mempermainkannya dari
belakang. Mendongak keatas dan ditundukkan kebawah.
Ditatapnya terus wajah wanita kuat itu. suma Siu Khim jadi
naik darah, dia membentak :
"Apa yang dilihat" Jangan kira aku sudah tak bisa
bergebrak. Hari ini betul-betul aku menderita luka, Tapi tiga
hari kemudian aku masih kuat untuk menangkap dirimu,
dibekuk dan dimasukan kedalam rumuh penjara Tay-pasan.
tahu" Kiat Hian melebarkan mulutnya. tertawa. haha-hihi,
loncat- loncatan didepan Suma Siu Khim seolah-olah Kiat
Hian hendak memberitahu hasil kerjanya yang paling
memuaskan-Suma Siu Khim semakin sengit,ia membentak:
"Hai apa kau sudah tidak mau bertemu dengan Kongsun
Bwee Kun" "Kong sun Bwee Kun?" Wajah Kiat Hian berubah. dia
terjengkit dan loncat. "Ya Dimana dia berada ?"
Suma Siu Khim menudingkan jarinya arah selatan, dan
dia berkata: "Baru saja dia disini, melihat kedatanganmu,
dia lari kearah itu. Kalau kau mau menemuinya. lekas
kejar" "Kau tidak bohong?" Kiat Hian mendelikkan matanya,
kurang percaya dan tidak yakin.
"Mengapa harus bohong?" berkata Suma Siu Khim.
"Baru saja dia berkata kepadaku. Kalau kau berhasil
menyandaknya dia bersedia kawin denganmu,"
Sikakek gelandangan Kiat Hian mengeluarkan suara
lengkingan panjang, meluncur kearah selatan- Bagaikan
anak panah terlepas dari busurnya, kecepatan itu tiada bisa
dilukiskan- Maka, bubarlah sudah keramaian ditepi telaga Tay-pektie,
rombongan golongan Kalong sudah pulang, rombongan
Hamid tidak bisa memenangkan pertandingan, diapun
pergi, rombongan orang-orang berbaju putih dari Lembah
Patah Hati membubarkan diri, Pan-su Lonnie melarikan
diri. Kiat Hian mengejar kearah tempat yang ditunjuk oleh
Suma Siu Khim, ia mengejar kekasih semasa mudanya.
Ditempat itu, keadaan sudah menjadi sunyi dan sepi
kembali. Rombongan golongan Kalong sudah pergi. Rombongan
Tay-wan-kok juga turut pergi Rombongan Lembah Patah
Hati sudah membubarkan diri. Kiat Hian yang muncul
belakangan juga lenyap kembali,
Di tepian telaga Tay-pek-tie hanya tertinggal Sum Siu
Khim berhasil mengelakan gangguan Kiat Hian, dia tertawa
terbahak-bahak tibi tiba ..."oahk". . dia memuntahkan
darah, tubuhnya bergoyang-goyang dan hampir jatuh.
cepat-cepat Bok Siu memayang tubuh Suma Siu Khim
bertanya: "Bibi, lukamu parah?"
Suma Siu Khim menggelengkan kepala berkata."Aku
muntah darah bukan karena luka tadi kekesalan hatiku ..."
"Istirahatlah sebentar." berkata Bok Siu. "Biar aku yang
menyelam kedasar telaga mencari Kim Hong kongcu."
"Tidak." berkata Suma Siu Khim, "Aku hendak mencari
sendiri." Bok Siu menolah kearah kepergiannya Yo in-jie, ia
berkata dingin: "Tidak kusangka, ia begitu enak angkat kaki
berangkat." Suma Siu Khim menghela napas dan berkata
"Jangan kau menyalahkannya, Kim Hong terlalu lama
didasar telaga, tidak mungkin mempunyai kesempatan lagi.
Hati In-jie aku tahu jelas, dia meninggalkan kita karena
tidak ada harapan." "Apa betul-betul dia bisa menjadi orang suci?" bertanya
Bok Siu, "Mungkin saja." ucapSuma Siu Khim, "Seorang wanita
mengalami penderitaan semacam ini, hanya ada dua jalan
yang terbentang didepannya, jalan kesatu jalan mensucikan
diri menjadi biarawati, jalan lain adalah seperti jalan yang
kutempuh, mengacak-acak dunia..."
Bok Siu mengucurkan air mata, tak bicara. Bok Siu
bersedih dan menghela napas panjang, dia juga termasuk
salah seorang gadis yang kena jaring asmara Kim Hong.
Apa guna" Apa guna melekatkan diri kedalam asmara Kim
Hong. Apa guna" Apa guna melekatkan diri kedalam asmara


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang berbelit-belit. Mengingat Kim Hong masih ada Yo InJie, masih ada Leng Bie Sian"
oh... Bok Siu bersedih atas nasibnya.
Membarengi helaan napas panjang Bok Siu, Suma Siu
Khim juga menghela napas, menghembuskan kekesalan
hatinya, tiba-tiba ia berkerut alis dan berkata: "Eh, ada
sesuatu yang kita lupakan."
"Buh. .." Bok Siu memandang kearah Lauwcu rimba
persilatan dari gunung Tay-pa-san itu.
Suma Siu Khim berkata: "Kim Hong tenggelam dan tidak timbul kembali.
dimisalkan bertemu dengan ikan besar atau binatang yang
galak. dimisalkan Kim Hong terluka, tentunya timbul
percikan darah. tapi telaga Tay-pek-tie masih tetap jernih.
Tidak ada cedera-cedera merah. Mengapa begitu jernih dan
tetap bersih?" Bok Siu berpikir sebentar dan berkata: "Mungkin dibelit
oleh rumput-rumput telaga?"
sepasang mata Suma Siu Khim bercahaya,
"Betul" la membenarkan dugaan itu. "Tolong kau jaga,
aku mau masuk memeriksa."
Sesudah itu betul- betul Suma Siu Khim menerjunkan
diri masuk ketelaga Tay-pek-tie, menyelidiki kemisterius
kehilangan puteranya . Air telaga berombak sebentar,
bergenang, kemudian tenang kembali.
Dengan tenang Bok Siu menantikan ditepian telaga Taypektie. Kadang-kadang celingukan kekanan dan kekiri
takut kalau golongan Kalong itu balik kembali, inilah yang
dikuatirkan. Tidak lama kemudian, keragu-raguan Bok Siu itu
menjadi kenyataan, hatinya berdebar-debar keras. Satu
bayangan bintik hitam meluncur dengan cepatnya menuju
ketempat dia berada, Memperhatikan betul-betul kearah bayangan tersebut,
didepan Bok Siu sudah berdiri seorang pengemis berambut
kusut, bermata besar, bermulut lebar, orangnya
mengenakan pakaian compang- camping yang sangat kotor
tubuhnya juga cukup rumit. Bok Siu mengeluarkan pedang
melintangkan didepan dadanya sambil membentak: "Hei,
apa maksud kedatanganmu?"
Melihat cara-cara Bok Siu yang bermusuhan, pengemis
yang baru datang itu mundur tiga langkah. Matanya
terbelalak dan berkata keras: "Eh. nona dari mana yang
begini galak" "Kalau tidak mau digalaki lekas menyingkir dari tempat
ini." Bentak Bok siu.
Pengemis itu memonyongkan mulutnya lebar- lebar dia
terawa menyeringai dan berkata: "daerah telaga Tay-pek-tie
ini sudah menjadi hak warisanmu?"
Mendapat tegoran yang seperti itu, Bok Siu bingung juga
. Tapi secepat itu pula ia membentak:
"Walaupun bukan hak milikku. tapi aku berhak untuk
mengusirmu pergi dari tempat ini."
"Ha ha .... " Berkata pengemis itu. "Aku can Sa Jie
berkelana dirimba persilatan belum pernah menemukan
seorang gadis galak yang seperti ini."
orang yang datang, adalah sipengemis kecil, can Sa Jie.
Nama itu tidak asing bagi Bok Siu, sikapnya yang
bermusuhan agak mereda. ia bertanya: "oo.. Kau yang
bernama canSa-jie" Murid ketua perkumpulan pengemis ?"
Dengan bangga can Sa Jie menganggukkan kepala dan
berkata: "Ya Kau tidak kenal kepadaku. tapi aku bisa menduga
asal usul dirimu, kau adalah seorang jago baru yang baru
terjun saja kedalam rimba persilatan- Tidak mempunyai
pengalaman-pengalaman terang ."
Bok Siu menyimpan pedangnya, dimasukan kedalam
kerangka, tertawa kecil dan berkata:
"Jangan sombong Kita belum pernah bertemu muka, tapi
masing-masing sudah mengetahui dan mengagumi nama
masing-masing, ilmu kepandaianmu belum tentu berada
diatasku." "Apa betul?" berkata can Sa Jie. "coba sebutkan
namamu. Kalau betul namamu lebih harum dan berada
diatas kedudukanku, aku can Sa Jie memberi tiga anggukan
kepala sebagai tanda penghormatan."
"IHei, apa kau belum pernah dengar disebutnya nama
seorang jago baru yang bernama Phiauw-peng Kiam-kek
Bok Siu?" "Phiauw-peng Kiam-khek Bok Siu" Aha?" can Sa Jie
tertawa, "Phiauw-peng Kiam-khek Bok Siu adalah jago
ternama baru, ilmu pedangnya memang luar biasa, memang
dia lebih hebat dari namaku. Tapi Phiauw-peng Kiam-khek
Bok Siu tidak mempunyai sangkut paut denganmu, lebih
baik nona jangan menggunakan nama orang menakutnakuti
can Sa Jie." Bok Siu tertawa berkikikan, dia berkata:
"Bagus Kau sudah mengakui keunggulan Phiauw-peng
Kiam-khek Bok Siu?" "Tidak bisa disangkal, ilmu kepandaian Bok Siu mungkin
lebih tinggi dari pad aku tapi kau bukan Phiauw-peng
Khiam-khek Bok Siu. Mengapa harus menggunakan
namanya?" "Terima kasih, nonamu inilah yang bernama phiauwpeng
Kiam-khek Bok Siu." can Sa Jie berlompat, ia berteriak:
"Bohong Phiauw-peng Kiam-khek Bok sia adalah
seorang pria, sedangkan kau wanita."
Dengan wajah merah Bok Siu berkata:
"Apakah tidak pernah mendengar ada seorang wanita
yang mengenakan pakaian pria?"
"Maksudmu," berkata can Sa Jie. "Phiauw-peng Kiamkhek
Bok Siu itu adalah jelmaanmu?"
"sangat tepat," berkata Bok Siu menganggukan kepala.
"Aku tidak percaya," berkata can Sa Jie menggelenggelengkan
kepala. "Aku tidak bisa masuk kedalam
perangkapmu." "Bagaimana kau bisa perCaya kalau aku ini betul- betul
Phiauw-peng Kiam-khek Bok Siu?" berkata sigadis.
can Sa Jie mengkerut-kerutkan jidatnya, ia bingUng juga
. "bagaimana aku bisa perCaya?"
Bok Siu menunjuk kearah permukaan air telaga Tay-pektie,
ia berkata: "Sebentar lagi Lauwcu rimba persilatan dari gunung Taypasan bisa membuktikan keteranganku, kaupercaya kepada
keterangan Lauwcu rimba persilatan, bukan?"
Bersamaan dengan ditunjukkan permukaan air telaga itu,
disana muncrat beberapa percikan air, kepala Suma Siu
Khim menongol diatas permukaan, dan menggayuh ketepi.
Wajah Suma Siu Khim pucat pasi, dengan berat dan
payah, dia merambat kesebuah batu naik kedaratan
membaringkan dirinya. dengan napas sengal-sengal dan
dada berombak, dia terbaring putus asa.
Mudah diduga Suma Siu Khim tidak berhasil
menemukan jejak putranya.
Bok Siu lompat kearah penguasa rumah penjara rimba
persilatan itu, mengurut-urutnya dan bertanya
"Bibi, bagaimana keadaannya?"
"Nihil" Suma Siu Khim menggelengkan kepala dengan
lemah. "Biarkanlah aku istirahat sebentar."
can Sa Jie mendekati Bok Siu, dengan suara perlahan
bertanya "Dia itukah yang menjadi Laucu Penjara rimba
persilatan?" Bok siu menganggukkan kepala, berkata:
"Bibiku ini adalah Lauwcu rumah penjara rimba
persilatan digUnung Tay-pa San?"
Lagi- lagi can Sa Jie terlompat hampir dia berteriak
"Lauwcu rumah penjara rimba persilatan di gunung Taypasan- Lauwcu rumah penjara juga seorang Wanita?"
"Dia adalah ibu Cin Hong" berkata Bok Siu perlahan"Kenal kepada Cin Hong?" can Sa jie
lebih terkejut lagi, matanya direntangkan lebar-lebar dan
berkata: "Cin Hong" Mengapa tidak kenal" Kami adalah kaWan
lama. Dahulu, aku ditugaskan olehnya pergi ke gunung
Kun-lun, Go-bie, cong-lay, Swat-San dan Tian-peng,
memberitahu kepada mereka akan datangnya penyergapan
golongan Kalong, siapa sangka mereka sudah dapat berita
ini. membuat aku lari ubek-ubekan seCara perCuma. Kini
aku sedang mencari jejaknya, kemarin tiba di bawah
gunung, disaat aku membaringkan diri istirahat di sebuah
ranting pohon, banyak suara berisik datang kearahku, siapa
mereka" o.. ..mereka adalah rombongan golongan Kalong
ketua golongan Kalong, dan beberapa orang berambut
merah. Mereka berada di bawahku dan membicarakan sesuatu
yang sangat rahasia, dikatakan kalau mereka itu sedang
berusaha menyerang rumah penjara Tay-pa-san- Dan
rencana berikutnya mereka hendak menyerang rumah
penjara di gunung Bu-san, diceritakan bagaimana kejadian
ditelaga Tay-pek-tie, seolah-olah ada yang terluka. Wah
Tidak bisa main-main, nah, maka begitu mereka berangkat
pergi, aku menuju kemari, hendak mengecek kebenarannya.
Apa kau tahu, dimana Cin Hong berada?"
Mata Bok Siu menjadi basah, mulutnya menjebir ke arah
telaga Tay-pek-tie, ia berkata sedih:
"Dia terjun kedasar telaga, mencari kotak ajaib, dan
sehengga saat ini dia belum muncul kembali.
Kukira.....kukira dia sudah mati...."
"Aha Apa betul ada kejadian yang seperti ini?" berkata
can Sa Jie teriak. "Belum kuperiksa....."
Tanpa buka pakaian lagi, can Sa Jie lompat dan terjun
ketengah telaga Tay-pek-tie, menyelam dan mencari jejak
Kim Hong. Bok Siu tidak menyangka sifat-sifat can-Sa Jie yang
begitu mementingkan persahabatan, ternyata can Sa Jie
mempunyai hubungan baik dengan Kim Hong. Mendengar
berita buruk dari keadaan sang kawan, ia segera terjun
kedasar telaga. Bok siu malu kepada diri sendiri, disini dia bisa
membuktikan jiwa kepatriotan dari golongan pengemis, dia
malu kepada diri sendiri untuk berpegang dengan nama
harum. Suma Siu Khim beristirahat sebentar, perlahan-lahan dia
bangkit menuju kearah Bok Siu, dia berkata
"Heran Betul- betul heran"
"Apa yang mengherankan?" bertanya Bok Siu. "Bibi
tidaK menemukan sesuatu?"
Suma Siu Khim menggeleng-gelengkan kepala, berkata
"Sudah kujelajahi seluruh dasar telaga Tay-pek-tie, tidak
ada selembar bajUpUn yang menyangkut disana."
"Mungkinkah dimakan ikan besar?" tanya Bok Siu.
Lagi- lagi Suma Siu Khim menggelengken kepala, dia
menjawab: "Tidak mungkin. Di dalam telaga ini tak ada ikan yang
besar. Batu cadas banyak, tapi tak ada yang mencurigakan"Bagaimana hal ini bisa terjadi?" Berkata Bok Siu heran.
"Ya" Berkata Suma Siu Khim. "Bagaimana hal ini bisa
terjadi kecuali hanya satu jawaban, kecuali Tuhan Yang
Maha Esa sudah merebut jiwa Kim Hong. Kecuali ini, tidak
ada lain kemungkinan-"
"Aku tidak percaya."Berkata Bok Siu. .Bagaimana kalau
Yang Maha Esa menjatuhkan hukuman ini kepada Kim
Hong?" "Inilah yang kubingungkan- Tuhan Yang Maha Esa
mengapa harus menghukum Kim Hong" Semua kesalahan
adalah hasil Karya kedua tanganku, tidak boleh dia
menghukum Kim Hong. Apapun yang terjadi biar kupikul
tanggung iawab sendiri. Tidak ada hubungan dengan Kim
Hong, mengapa Tuhan Yang Maha Esa menjatuhkan
hukuman kepada anakku" Huh Tuhan tidak adil Mulai saat
ini, aku akan melakukan pembunuhan yang besar-besaran,
aku akan mengadakan banjir darah yang lebih hebat,
hendak kulihat Hukuman apa pula yang bisa dilakukan atas
diriku?" Bok siu bungkam dalam seribu bahasa. Disinilah letak
perbedaan Bok siu dan Yo In-jie, kalau Yo In-jie itu nakal
dan sering membantah, Bok siu lebih jinak dan lebih mudah
dikuasai. Suma Siu Khim bangun berdiri, dia mengajak Bok siu
dan berkata "Mari Kita pulang kerumah penjara, Biar bibimu
memberi pelajaran ilmu silat, sesudah itu kita hancurkan
semua anggota golongan Kalong. Sesudah itu, ah ... . kukira
telaga Tay-pek-tie ini adalah tempat bersemayam untuk
selama-lamanya ." Bok Siu berkata: "Bibi, biar kita tunggu dia lagi sebentar. Dia baru
menyelam kedasar telaga."
"Dia bisa apa" Sedangkan akupun tidak ada hasilnya."
Disaat ini, air telaga bergolak. kepala can Sa Jie nongol
keluar, dia berenang ketepi dan lompat naik.
Bok Siu lari menghampirinya dan bertanya: "Saudara
can Sa Jie, bagaimana keadaannya Ada penemuan?"
can Sa Jie menggelengkan kepala, dengan sedih berkata:
"Habislah sudah...."
Bok Siu menyusut air matanya, dia bertanya kepada can
Sa Jie: "Hei, kau adalah salah satu temannya, mengapa kau
tidak menangis?" can Sa Jie mendongakkan kepala, memandang Bok siu
dan berkata: "Aku can Sa Jie pernah berjanji kepada diri sendiri,
seumur hidupku tidak akan menangis."
Suma Siu Khim mengeluarkan kotak ajaib yang sudah
kosong beserta dengan dua belas kunci-kunci emasnya,
dilempar ketelaga Tay-pek-tie, menggapaikan tangan kearah
Bok Siu dan berkata "Mari Tidak perlu dicari lagi?"


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

can Sa Jie memberi hormat kepada Suma Siu Khim, ia
berkata "Liuweu boanpwe ada satu pengharapan."
"Urusan apa?" bertanya Suma Siu Khim.
"Sudan lama boanpwe tak bertemu dengan suhu
boaopwee... . ." "Aku tahu." Suma Siu Khim menganggukkan kepala.
"Kau ingin menemuinya?"
can Sa Jie menganggukkan kepala berkata:
"sebelumnya, boanpwee mengucapkan banyak terima
kasih." "Itulah" berkata Suma siu Khim. "Kau bebas bertemu
dengannya. Didalam krisis dan kehancuran rumah penjara
rimba persilatan, semua tidak kupikirkan lagi."
Bertiga meninggalkan telaga Tay-pek tie, menuju kearah
gunung Tay-pa-san. Ditenguh jalan, Bok Siu menceritakan dengan lebih jelas,
dan mulai saat itulah can Sa Jie mengetahui duduknya
perkara. Disaat waktu sudah menjadi gelap. mereka tiba disuatu
dusun kecil, saat ini luka Suma Siu Khim tidak tertahan
lagi. Luka penderitaan bathin dan luka bekas pukulan
Mobilson- Hamid sudah membuktikan keunggulannya.
Setelah Suma siu Khim melakukan perjalanan satu hari
penuh yang terus menerus, ia tidak bisa bertahan lagi.
Memuntahkan beberapa gumpal darah, jatuh ditepi jalanBeruntung Bok Siu membawa obat-obatan,
dihadiahkannya beberapa butir obat kuat sehingga banyak
membantu usahanya Suma siu Khim,
Mereka tidak meneruskan perjalanannya itu, mencari
sebuah rumah penginapan untuk bermalam.
Bok siu adalah seorang gadis yang penuh open dan
telaten, dengan penuh prihatin, ia merawat kesehatan Suma
Siu Khim. biasanya dia berkelana dengan memegang
pedang, ia mengenakan pakaian pria, belum pernah
melakukan sesuatu yang sangat kecil itu. Hanya beberapa
waktu, Bok siu sudah memecahkan beberapa cangkir dan
menumpahkan air keduanya sangat canggung sekali.
Atas ketidak becusan Bok siu melayaninya Suma Siu
Khim tidak bisa jadi marah, malah ia terharu atas kesediaan
Bok Siu, teringat bagaimana dia telah menolak rara Cinta
Suhu Bok siu. dia semakin terharu.
"Bok Siu," dia memanggil pelahan. "Aku mempunyai
satu permintaan, entah bagaimana usulmu "
"Perintah sajalah," berkata Bok siu.
"Kau bersedia?" Bertanya Suma Siu Khim.
"Segala sesuatu akan kulakukan-" jawab Bok siu.
"Baik, Aku memberi perintah agar kau segera istirahat."
Bok siu tertegun, Sangkanya permintaan apa, tidak tahu
hanya kata-kata yang seperti itu. dia berkata:
"Bibi, keadaan badanmu belum baik betul."
"Eh, kau tidak mendengar perintah?" Suma siu Khim
jadi kewalahan- "Baiklah." Bok siu menghela napas, "Aku menggunakan
kamar disebelah, kalau bibi membutuhkan sesuatu, panggil
sajalah." Betul-betul Bok Siu meninggalkan kamar Suma Siu
Khim. masuk kedalam kamarnya. Malam berlarut.......
Disaat kentongan sudah dipukul tiga kali, keadaan sudah
semakin sepi. Suma siu Khim duduk bersila, mengatur peredaran jalan
darahnya. Ia membenarkan letak-letak tempat jalan darah
yang sudan tergetar. Tiba-tiba telinga Suma siu Khim yang tajam bisa
menangkap sesuatu, hatinya tergerak, memasang kuping
lebih tajam. Suara itu sirap untuk beberapa saat, dan tiba-tiba
terdengar lagi suara bletak......
Suara itu keluar dari kamar sebelah, itulah kamar Bok
siu. Suma siu Khim memanjangkan kuping, tidak terdengar
suara lain- Maka timbul kecurigaannya, dia mengetok
papan dan bertanya, "Bok Siu, apa kau sudah tidur?"
Sangat sepi, tak terdengar jawaban Bok siu.
Ini lebih mencurigakan suma Siu Khim, sebagai seorang
jago silat, seharusnya Bok siu bisa melatih diri. Walau
dalam keadaan tidur pulaspun, mendapat tegoran itu
seharusnya dia bangun. Tapi tak ada jaWaban- Mungkinkah sudah terjadi
sesuatu," Suma Siu Khim meninggalkan pembaringannya, lompat
dan menuju kekamar Bok Siu. Mengetok beberapa kali,
masih tidak terdengar jaWaban, dia menggebrak pintu dan
menerjang masuk. "Bias .....".
Diatas pembaringan sudah tiada orang, kain sprei agak
kusut, disana sudah kehilangan jejak Phiauw-peng Kiamkhek
Bok Siu "Huh" Suma Siu Khim mengeluarkan suara dari hidung
seperti apa yang sudah diduga, betul- betul terjadi sesuatu.
Apa yang sudah terjadi" Suma Siu Khim mempunyai
pengalaman yang luas, daya pikirannya cepat dan tubuhnya
melejit, mendorong jendela dan melesat keluar.
Secepat itu pula, mata Suma Siu Khim yang lihay bisa
menangkap sesuatu, lantas mengurangi gerakannya dia
menunjukkan tangan, pada dinding jendela tampak secarik
kertas begitu tubuhnya melesat keluar, tangannya sudah
meraih kertas tersebut dan diseretnya keluar pula. Dia
berada diluar pekarangan, membaca tulisan yang ditarik
tadi yang berbunyi: "Kalau ingin menemukan keponakan muridmu, lekas
pergi kerumah penjara yang baru digunung Bu-san."
Aaaah Tindak tanduk rumah penjara Bu-san semakin
misterius, semakin berani, lagi- lagi menculik wanita.
Kalau wanita biasa, mungkin tidak menjadi soal, yang
penting yang diculik itu adalah keponakan murid Suma Siu
Khim, penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung
Tay-pa-san yang gagah perkasa, iblis betina yang tidak
pernah menemukan tandinganKemarahan Suma siu Khim meluap-luap. dia lompat
keatas genteng, memeriksa sekelilingnya, sunyi senyap.
tiada bayangan dan tiada sesuatu yang mencurigakan. Dia
sedang memikir-mikir, kemana larinya arah penculikan itu"
Hah Gunung Bu-san terletak didaerah tenggara, pasti
mereka menuju kearah itu.
Disaat Suma siu Khim hendak meluncurkan kakinya
menuju kearah tenggara, tampak suatu bayangan lompat
keluar dari salah satu kamar rumah penginapan, itulah
bayangan can Sa Jie, can Sa Jie mendatangi Suma siu
Khim, dia bertanya: "Lauwcu, apa yang terjadi?"
Dengan uring-uringan Suma siu Kim berkata:
"Bok Siu diculik oleh orang-orang dari gunung Bu-san-"
"Aaaa" can Sa Jie berteriak. "Bagaimana baiknya?"
Suma Siu Khim tidak perlu menjawab pertanyaan can Sa
Jie, kakinya melejit diarahkan tenggara. Ia meluncur
dengan keCepatan tiada tara, menuju kearah gunung dan
mengejar orang yang berani menculik Bok Siu itu."
can Sa Jie mengintil dibelakangnya, tentu saja dengan
memforsir semua kekuatan yang ada. Di dalam sekejap
mata lima puluh lie telah dilewatkan-Jaraknya dengan
Suma Siu Khim aemakin lama semakin jauh, akhirnya
kehilangan bayangan iblis betina itu,
Di saat ini, Waktu sudah menjadi pagi, can Sa Jie tak
bisa mengikuti keCepatan Suma siu Khim. Dia duduk
istirahat, untuk mencari sesuatu dengan lebih teliti. Suma
siu Khim tidak menemukan jejak dari orang-orang yang
menculik Bok siu, begitu juga keadaan canSa Jie tidak
berhasil menemukan orang-orang yang sudah menculik
Piauw-peng Kiam-khek Bok Siu. Mereka sudah berada di
tempat yang tidak jauh dari gunung Tay-pa-sanDi saat can Sa Jie Celingukkan kekanan dan kekiri, tibatiba
tiga bayangan meluncur datang. keCepatannya luar
biasa, seolah-olah bintang yang jatuh dari langit, mereka
datang dari arah timur. Itulah jago-jago silat tiada
tandingancan Sa Jie bersiap siaga kedatangan musuh, dia
menyembunyikan diri di balik pohon, pikirannya
bergumam "Jago silat dari mana yang datang?"
can Sa Jie sedang memikir-mikir, jago dari mana pula
yang memiliki kepandaian hebat seperti ketiga bayangan
ini" Mengingat semua jago rimba persilatan sudah
dijebloskan kedalam kamar tahanan rumah penjara Tay-pa
San dan rumah penjara Bu San, mana mungkin ada jago
yang begitu hebat pula"
sepintas lalu, gerakkan ketiga bayangan itu tidak kalah
dari gerakan Sang Suhu Sam-kie-hui-sian-to tiga tokoh ajaib
itu. Sebentar kemudian, ketiga bayangan sudah berada di
depan can Sa Jie. Mereka terdiri dari dua kakek dan seorang
nenek, wajah itu tidak asing bagi can Sa Jie. Karena wajah
itu adalah wajah It-hu Sianseng To Lok Thian, wajah can
Sa Sian Sie Koan dan wajah Thian-san Soat Po-po Sie siong
In- Mereka adalah tiga tokoh ajaib yang terkurung dalam
kamar tahanan rumah penjara Tay-pa-sancan
Sa Jie berteriak girang, keluar dari tempat
persembunyiannya, memberi hormat kepada sang suhu dan
barkata "Suhu, bagaimana kau bisa bebas dari kamar tahanan
Tay-pa San?" It-hu Sianseng, Thian San Soat Po-po dan can Sa Sian
juga terkejut atas hadirnya si pengemis kecil di tempat itu.
Terlebih- lebih can Sa sian, rasa girangnya tidak kepalang,
diangkatnya pundak sang murid digoyang-goyangkannya
dan berkata: "Ha-ha-ha-haa.... bagaimana kau bisa berada
di tempat ini?" Dikocok pulang pergi seperti itu, kepala can Sa Jie
pusing tujuh keliling, keadaan murid dan guru can Sa Jie
dan can Sa sian memang agak luar biasa, agak kekonyolkonyolanTentu saja ia menjadi kebingungan. It-hu
Sianseng tertawa dan berkata:
"Saudara can Sa Sian, lepas dahulu peganganmu itu. Biar
muridmu bisa beri jawaban-"
can-sa sian terCengang, dilepaskannya pegangan yang
menggoyangkan tubuh melewekan mulut dan bertanya:
"Ya can Sa Jie, bagaimana kau bisa berada disini"
Sesudah perpisahan kita, apa saja yang kau lakukan?"
Baru sekarang can Sa-jie mempunyai kesempatan
bernapas, pertama-tama ia memberi hormat kepada It-hu
Sianseng dan Thian San Soat Po-po. Sesudah itu baru ia
menghadapi gurunya, dengan tertawa cekakak-cakikik
berkata "Suhu, adanya teeCu berada ditempat ini tidak begitu
mengherankan- Apa saja yang teeCu lakukan, juga kurang
penting, yang heran bagaimana Suhunya sekalian bertiga
bisa melarikan diri dari rumah penjara Tay-pa-san?"
Mendapat pertanyaan itu, can Sa Sian agak marah,
karena itu membentak pada sang murid:
"Kau kira gurumu ini mau melarikan diri?"
Dengan tertawa can Sa-jie bertanya: "Apa suhu bertiga
berhasil memenangkan sayembara?"
Dengan wajah geram can Sa sian berkata.
Betul-betul can Sa Jie terkejut. dia hanya hendak
mencemoohkan guru itu dan menggoda, atau mengilik
ngilik, ternyata betul-betul terjadi.
"Bila tahu memenangkan sayembara?" Ia bertanya. cansa
sian berkata: "Baru saja kemarin sore, kita Sam-kie-hui-sian-po tiga
orang yang mendapat panggilan tiga tokoh ajaib dari rimba
persilatan berhasil memenangkan sayembara itu, masingmasing
bisa menerima sepuluh jurus penyerangan penguasa
rumah penjara rimba persilatan- Dengan gagah dan gilang
gemilang, kita keluar dari rumah penjara Tay-pa San-"
can Sa Jie menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal,
memiringkan tubuh memandang sang Suhu dengan penuh
kecurigaan, bertanya: "Suhu kalau mau membuaL membualah dihadapan lain
orang. Mengapa membual dihadapan murid sendiri"
Kebohonganmu itu segera bisa terbuka. Lebih baik terus
terang saja berkata, baru saja Suhu melarikan diri dari
rumah penjara. Lebih enak bukan?"
Dengan marah can Sa-sian membentak,
"Kurang ajar Siapa yang membual, siapa yang mau
melakukan kebohongan" Siapa yang mengatakan, kalau aku
can-sa-sian melarikan diri dari rumah penjara Tay-pa San" "
can Sa Jie melompat, ia berteriak kaget:
"Suhu menempur penguasa rumah penjara digunung
Tay-pa-San?" "Tentu saja." Berkata can sa sian "Kami bertiga
memenangkan sayembara itu juga berhasil menerima
sepuluh jurus pukulannya, maka bebas keluar
meninggalkan rumah penjara,"
"Bila hal itu terjadi?" Bertanya can Sa Jie.
"Dengar baik-baik. inilah keterangan yang kedua kali.
"Kemarin sore." berkata can-sa-sian, "Kemarin sore kita
telah memenangkan Sayembara Tay-pa San-"
Betul-betul can Sa Jie menjadi bingung. ia bertanya
"Kemarin sore" Kemarin sore Lauwcu rumah penjara
Tay-pa-san mana bisa berada ditempatnya" "
Dengan menekuk mukanya mesem-mesem, can-sa-sian
membentak: "Siapa yang bilang tidak ada, kemarin pagi dia pulang
kerumah penjara, sesudah itu mendatangi kamar naga.
menyemoohkan dan menghina kita, dikatakan, apa guna
tiga manusia ajaib Sam-kie-cui sian-po" Nyalinya kecil
seperti tikus, dikasih kesempatan menantang sayembara
sampai tiga kali, satu kalipun tidak berani menantang....
Karena itu aku marah. Segera aku kirim tantangan perang.
Betul saja Rejekiku sangat baik, Aku bisa menerima
serangannya sampai cukup sepuluh jurus. Kalau diingatingat
kembali, pertempuranku itu adalah pertempuran yang


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terbesar. Prestasi yang terhebat. Itulah pertempuran yang
mengandung sejarah. Kemenangan yang paling gemilang."
can Sa Jie masih ragu-ragu, menoleh kearah It-hu
Sianseng dan bertanya: "It-hu Cianpwee, apa betul-betul
ada kejadian yang seperti ini ?"
It-hu Sianseng menganggukkan kepala, dengan tertawa
berkata: "Tentu saja betul. Mana ada kata-kata yang main-main,
eh, can sa-jie, mengapa tidak perCaya kepada keterangan
guru sendiri?" can-Sa jie lagi-lagi dipaksa menggaruk kepalanya sendiri,
berkata: "Dua jam yang lalu. aku can Sa-jie bersama-sama dengan
Lauwcu rimba persilatan digunung Tay-pek san. Dari
kemarin hingga hari ini. Belum pernah berpisah
dengannya." Thian San Soat Po-po segera mengeluarkan suara
bentakan: "Bocah kurang ajar. Bohong. Betapapun hebatnya ilmu
kepandaian Lauwcu rimba persilatan tidak mungkin bisa
lari begitu cepat. Didalam satu hari, dari puncak gunung
Tay-pek San-" "Betul heran," berkata can-sa-jie. "Sebentar berada
dipuncak gunung Tay-pek-san, sebentar berada di gunung
Tay-pa-san- Apa mungkin ada dua Lauwcu rumah penjara
rimba persilatan Tay-pa San?"
can Sa-sian mendelikkan matanya, membentak sang
murid: "Bagaimana kau tahu, kalau orang yang mendampingmu
itu adalah Lauwcu rimba persilatan Tay-pa San?"
can Sa Jie menceritakan kejadian kemarin, diceritakan
juga bagaimana Kim Hong terjun kedalam telaga Tay pek
tie dan lenyap It-hu Sianseng, Thian San Soat Po-po dan can Sa Sian
terjengkit kaget, mereka saling pandang, dan disaat
mendengar Cerita Yo in-jie yang mengikuti Pan-su Lonnie,
bersedia mencukur rambut, siap menerima anugrah
biarawati. Thian san Soat Po-po keluarkan lengkingan"Bohong......,Bohong.........Budak itu betul-betul sedang
main gila......Satu hari tidak makan ikan saja, cukup
membuatnya kelojoran, bagaimana dia bisa jadi orang
suci?" It-hu Sianseng tertawa berkakakan, seperti tertawa orang
gila, digoyang-goyangkannya pundak can Sa Sian dan
berkata: "Saudara can-sa sian, coba kau katakan apa betul
muridku begitu pendek umur" Didalam telaga Tay-pek-tie"
Ha hua ha ha ha ...."
can Sa-sian membentak: "Jangan Cepat menjadi gila Kalau betul-betul tidak ada
jenazahnya. Mana boleh dikatakan mati. Aku sipengemis
tidak perCaya." It-hu Sianseng berkata: "Mari kita bersama-sama ketelaga Tay-pek-tie."
"Tunggu dulu" berkata can sa-sian- "Kita harus kembali
kerumah penjara, menyelidik kebenaran dan kemisteriusan
Lauwcu rimba persilatan kalau saja orang yang menempur
kita pada kemarin itu bukan Lauwcu rumah penjara Taypasan, bagaimana akibatnya" Didalam tanggapan
pertempuranku yang kemarin itu adalah tandingan hebat,
kini, setelah kupikir pulang pergi banyak sekali kecurigaankecurigaannya...."
"Ya," Thian-san Soat Po-po turut bicara, "Siapa Lauwcu
rimba persilatan itu?"
Thian-san Soat Po-po mengerang dan mengulang
jalannya pertempuran, orang berkerudung itu memang
memiliki ilmu kepandaian Lauwcu rimba persilatan, tapi
tidak segesit yang dahulu, tidak sehebat Lauweo rimba
persilatan yang lama, siapa orang yang memalsukannya?"
It-hu sianseng. Thian-san Soat Po-po, dan can-sa sian tak
bisa menduga-duga siapa tokoh misterius yang berani
memalsukan Lauwcu rimba persilatan"
Ketiga jago tua itu berembuk. masing-masing
mengajukan pendapat, bagaimana rencana selanjutnya.
It-hu sianseng masih terkenang kepada Kim Hong, dia
mengusulkan untuk ber-sama2 menuju ketelaga Tay-pek-tie
mencari bangkai Sang murid,
Thian San Soat Po-po lebih sayang kepada murid sendiri,
dia mengusulkan mencari tempat yang bernama lembah
patah Hati, mencari Yo in-jie, maksudnya untuk ditarik
kembali. can-sa-sian mempunyai usul lain, diajaknya mereka
pulang kerumah penjara Tay-pa-san, menyelidiki asal usul
Sitokoh misterius. Tidak ada kesepakatan yang sama, masing-masing
ngotot dengan usul sendiri, pertandingan itu menjadi
tegang. Can Sa-sian hanya bisa mengikuti jalannya
pertandingan, demi perdamaian, dia memberi usul lain,
katanya: "Lebih baik kita menuju kegunung Tay-pa-San, setelah
itu balik ketelaga Tay-pek tie. harus mencari tempat yang
bernama lembah Patah Hati."
Dia menyatakan ketiga usul, dengan urutan yang tidak
sama. "Aku tidak setuju.?" berkata Thian-san Soat Po-po.
"Lebih dahulu lembah Patah Hati, baru urutan yang lain-"
"Dimana lembah Patah Hati?" bertanya can Sa Jie.
"Kalian tahu tempat itu?"
Thian-san Soat Po-po mendelikkan mata. Nama lembah
Patah hati baru pertama kali didengar, bagaimana bisa
memberi petunjuk" Kalau dia tahu letak tempat nama itu,
tanpa bilang Ba atau Bu, tanpa kompromi lagi tanpa
bantuan orang keduapun, dia bisa pergi seorang diri. can Sa
Jie berkata: "Bukan saja kita harus membongkar rahasia
kemisteriusan orang yang memalsukan Lauweu rimba
persilatan Tay-pa-san, kita juga harus membantu rumah
penjata itu mengusir musuh yang akan menyerbu datang,
Maka, Cara pertama harus kegunung Tay-pa San"
"Mengapa harus membantu rumah penjara Tay-pa-san?"
bertanya Thian San Soat Po-po. can Sa Jie berkata:
"Penguasa rumah penjara Tay-pa-san adalah lbu Kim
Hong. orang-orang golongan Kalong hendak menyerbu dan
mengambil alih tempat itu, tentu saja kita tidak bisa
berpeluk tangan-" Diceritakannya jalan bertandingan yang pernah
diceritakan oleh Bok Siu, bagaimana Hamid itu hendak
mengambil alih rimba penjara Tay-pa-san."
It-hu Sianseng bisa diberi mengerti, ia menganggukan
kepala berkata, "Baiklah, tapi apakah tidak lebih baik kita menyelidiki
kemisteriusannya kematian Kim Hong?"
can Sa Sian berkata "Kuberi tanggung. Kim Hong itu belum mati, coba saja
pikir, kalau seseorang yang mati didasar telaga bagaimana
tidak ada bekas2nya" Bagaimana mayatnya tidak terapung"
Tentu dasar telaga itu ada jalan rahasianya entah kemana
jalan rahasia itu menembus."
It-hu Sianseng memandang kearah can Sa Jie dan
bertanya "Menurut Ceritamu, golongan kalong bersatu padu
dengan sembilan jago dari daerah Tay-wan-kok, hendak
menyerbu rumah penjara rimba persilatan?"
"Mungkin hal ini terjadi pada enam hari lagi." berkata
canSa-sian, "Kaena pemimpin mereka yang bernama
Hamid itu sedang menderita luka."
"Aha" It-hu sianseng berteriak girang. "Kalau betul saja
enam hari lagi, aku masih mengusulkan pendapatku, kita
menuju ketelaga Tay-pek-tie dahulu mencari Kim Hong."
Usul ini hampir mendapat persetujuan, Thian-san Soat
Po-po terdiam. can-sa sian tak membuka suara. Terlebihlebih
can Sa Jie, ia juga bungkam.
Tiba-tiba.... Dari balik rimba muncul seorang berbaju
putih, berperawakan keCil dan mungil, orang itu adalah
salah satu anggota dari lembah Patah Hati.
"Usul yang tepat Tapi Telaga Tay-pek tie tak perlu
dijelajahi lagi, Kim Kong tidak mati"
"Aha...." It-hu Sianseng berteriak girang,
"Kau?" can Sa Jie berteriak lebih girang.
"Hooo......" can Sa sian juga terlompat.
Kita tinggalkan It-hu sianseng. Thian-san Soat Po-po.
can sa-sian, can Sa Jie dan orang berkerudung putih dari
Lembah Patah Hati itu. -oo0dw0oo- Tiga hari kemudian-.... Waktu menjelang musim rontok. hari sudah menjadi
sore, matahari condong dibagian barat.
Seorang wanita setengah umur menampilkan dirinya
dibawah kaki puncak gunung Bu-san, berdiri didepan
kelenteng Sin- li- hong. Wanita ini sangat Cantik,
mengenakan ikat kepala berwarna hijau. Inilah iblis betina
yang pernah meringkus semua jago rimba persilatan, ibu
dari Kim Hong yang ugal-ugalan, Suma Siu Khim yang
hendak menemukan Bok siu didalam penculikkan orangorang
rumah penjara Bu-san, sekalian menemukan
beberapa rahasia penting, termasuk aCara siapa yang berani
memalsukan dirinya melepas It-hu Sianseng bertiga"
Tidak lama dari kehadirannya Suma Siu Khim ditempat
itu, seorang kakek bopengan tampil kedepan. Inilah bagian
pendaftaran Bwee Houw An,
Dengan merendah diri, Bwee Houw An menyakslkan
wajah Suma siu Khim, hati Bwee Houw An tercekat, wajah
ini tidak asing lagi, Wajah ini adalah yang dinanti-nantikan
olehnya, segera ia menyongsong menyambut kehadiran
Suma siu Khim dan berkata: "Apa lihiap juga hendak
mengikuti Sayembara?"
Suma Siu Khim menganggukkan kepalanya, dengan
dingin berkata "Tepat Menurut cerita orang para pengikut sayembara
diwajibkan membikin pendaftaran disini, adakah kejadian
yang seperti itu?" Bwee Houw An menyilahkan Suma Siu Khim masuk.
dia berkata: "silahkan lihiap masuk."
Suma Siu Khim diberi buku pendaftaran, ia membuka
buka beberapa lembar, menoleh kearah Bwee Houw An,
dengan dingin berkata: "ohJalannya perdagangan cukup ramai ya" Rumah
penjara kalian hanya dibangun dalam waktu dua bulan,
ternyata sudah berhasil menyekap dan mempenjarakan
enam puluh lebih orang tawanan."
Dengan merendah diri, Bwee Houw An berkata
"Hanya satu pernyataan diri keCintaan para jago
persilatan. Tentu saja rumah penjara kami tak bisa
disamakan dengan rumah penjara digunung Tay-pa-san......" "Ya Keistimewaan rumah penjara kalian adalah
menculik kaum. wanita dan gadis2," memotong Suma siu
Khim dengan nada sangat tidak puas.
Bwee Houw An berkata dengan rendah diri "Kami kira
penilaian yang kurang tepat. Menurut apa yang kami
ketahui. rumah penjara Bu-san belum pernah menganiaya
seorang wanita. Nah Silahkan lihiap membikin
pendaftaran." Suma Siu Khim masih belum mencatat namanya,
memeriksa beberapa waktu menunjuk di nama Tamu Tidak
Diundang dari luar daerah, dengan dingin ia berkata: "Apa
betul orang ini tidak kuat menerima satu jurus serangan
Lauwcumu?" "Tentu saja," berkata Bwe Houw An- "Kedudukan Tamu
Tidak Diundang dari luar daerah adalah orang tawanan
nomor dua belas." Suma Siu Khim membalik-balik lagi, menunjuk nama
Oey Ceng dan bertanya "Bagaimana keadaan orang ini?"
Bwee Houw An menjawab, "Dia adalah orang tawanan nomor lima puluh enam."
suma Siu Khim bertanya "Apakah rumah penjara kalian tidak menentukan batasbatas
Sayembara?" Dengan tidak mengerti, Bwee Houw An bertanya "Batasbatas
sayembara yang bagaimana?"
"Dimisalkan aku berhasil memenangkan Sayembara, apa
boleh terus menerus mengulangi sayembara itu?"
"Tentu saja boleh." berkata Bwee Houw An- "Asal saja
lihiap bisa memenangkan sayembara pertama. Tapi
menurut sejarah kami, belum pernah ada orng yang bisa
memenangkan sayembara."
"Hendak kucoba" berkata Suma Siu Khim. "Jumlah
orang tawanan Bu-san berjumlah enam puluh empat orang.
Aku harap saja, aku bisa mengulang sayembara hingga
enam puluh empat kali."
"o." berkata Bwee Houw An- "Adakah jago silat yang
seperti itu" Kukira tak mungkin, dimisalkan penguasa
rumah penjara dari gunung Tay-pa-san datang sendiri,
belum tentu dia juga bisa mengikuti sayambara sehingga
enam puluh empat kali."
Suma siu Khim mulai mengambil alat tulis dan
mendaftarkan dirinya. disana dia menulis:
Nama: Wan Nie Taa Umur: 35 tahunWalau pendaftaran tgl, 2 bulan 8,
Barang yang rela diserahkan: Tidak ada barang yang
tidak rela diserahkan. Karena aku segera memenangkan
sayembara ini" Sesudah menulis kata-kata yang seperti itu, dibacanya
lagi sekali, agaknya Suma Siu Khim menjadi puas, dia
berkata: "Pendaftaranku yang seperti ini, kuharap saja tidak
mengganggu ketenangan kalian-"
Bwee Kcuw An membaca tulisan-tuliSan tadi, dengan
tenang berkata: "Tentu saja tidak. Yang penting, kalau saja tidak bisa


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melaksanakan janji itu sungguh memalukan,"
Suma Siu Khim berkata: "Tidak mungkin bisa terjadi,
kecuali, apa yang kalian proklamirkan kepada orang itu
adalah tipu muslihat kosong"
Dugaan Suma Siu Khim yang dikatakan mungkin ini
betul2 terjadi karena itulah dia terperosok.
Apa yang digembar-gemborkan Rumah Penjara Bu San
adalah tipu muslihat Gatot kaca Kembar
Bwee Houw An tidak banyak bicara. diterimanya
kembali buku pendaftaran, membuat suatu pose
mempersilahkan maju. ia berkata:
"Dari tempat ini menuju ketempat pertandingan tidak
terlalu jauh, di tengah jalan ada panah-panah yang memberi
petunjuk. diharap saja Wan Nie Taa lihiap bisa mengikuti
petunjuk itu tiba di tempat pertandingan Sayembara."
suma Siu Khim menggunakan nama samaran Wan Nie
Taa Suma siu Khim menganggukkan kepala, tidak banyak
bicara lagi meninggalkan Bwee Houw An. Mengikuti
petunjuk-petunjuk panah, menuju kearah tempat
pertandingan, ia menuju kearah puncak Sie- lie- hong.
Sebentar saja, gerakkan Suma Siu Khim yang cepat itu
sudah lenyap dari pandang Bwee Houw AnBwee Houw An tertawa dingin, tampak senyumnya
puas, dia bergumam seorang diri.
"Wan Nie Taa" Hahahaa....Wan Nie Taa Siapa yang
tidak tahu, kalau kau adalah seorang wanita" Kau adalah
penguasa rumah penjara gUnung Tay-pa-san, Kiramu, tidak
Pendekar Sakti Dari Lembah Liar 2 Pedang Ular Mas Karya Yin Yong Memburu Iblis 11

Cari Blog Ini